HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13....
Transcript of HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13....
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN
KOMITMEN ORGANISASI PADA SUPIR TAKSI BERBASIS
KONVENSIONAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas
139114123
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi
kekuatan kepadaku”
Filipi 4:13
“Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang”
Amsal 23:18
“Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil”
(Unknown)
“Setiap orang mempunyai zona waktunya masing-masing, mungkin bukan
sekarang atau besok atau lusa. Percaya semuanya akan dijadikanNYA
indah pada waktunya”
(Unknown)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tuhan Yesus yang tidak pernah sedikitpun meninggalkanku selama proses
pembuatan karya ini. Tuhan Yesus yang selalu memberi harapan, kesehatan,
kelancaran dalam setiap langkahku untuk menyelesaikan karya ini.
Mama Suyanti yang sudah bahagia di surga bersama Bapa , Mama yang selalu
memotivasiku dan pengingat untuk tidak pernah menyerah.
Gervasius Damario Petra Wasiso anakku yang membuatku semangat
menyelesaikan karya ini.
Aloysius Yuni Tri Purnomo suamiku yang tiada hentinya menemaniku disaat
senang ataupun susah untuk menyelesaikan karya ini.
Papa, Adik, dan sahabat terkasihku yang selalu memberikan energi positif
disaat mulai menyerah.
Semua mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi sekaligus menjadi ibu
untuk anaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN KOMITMEN
ORGANISASI PADA SUPIR TAKSI KONVENSIONAL
Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Adversity Quotient dan
komitmen organisasi pada Supir Taksi Berbasis Konvensioal. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah ada hubungan positif signifikan antara Adversity Quotient dan komitmen
organisasi pada Supir Taksi Berbasis Konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan metode analisis korelasi two tailed menggunakan program SPSS for Windows 22. Alat
ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Adversity Quotient dan skala komitmen
organisasi. Skala Adversity Quotient memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,816 dan skala
komitmen organisasi memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,772. Penelitian ini tidak memenuhi
uji asumsi karena data penelitian tidak linier sebesar (0,070, p>0,05). Namun, penelitian ini
menggunakan analisis data tambahan. Teknik analisis data tambahan menggunakan uji korelasi
Spearman’s Rho antar dimensi Adversity Quotient dan aspek komitmen organisasi karena sebaran
data bersifat tidak normal. Hasil analisis tambahan penelitian ini adalah dimensi daya tahan pada
Adversity Quotient berkorelasi tetapi lemah dengan aspek afektif pada komitmen organisasi (r=
0,28). Selain itu, dimensi daya tahan pada Adversity Quotient berkorelasi tetapi lemah dengan
aspek normatif pada komitmen organisasi (r= 0,23).
Kata Kunci : adversity quotient, komitmen organisasi, supir taksi berbasis konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
CORRELATION BETWEEN ADVERSITY QUOTIENT AND
ORGANIZATIONAL COMMITMENT IN CONVENTIONAL TAXI
DRIVER
Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas
ABSTRACT
This research was aimed to determine the correlation between Adversity Quotient and
organizational commitment in conventional taxi driver. The hypothesis in this research was there
is a positive and significant correlation between Adversity Quotient and organizational
commitment in conventional taxi driver. This research use quantitative method with two-tailed
correlation analysis method using SPSS for Windows 22. The Data collecting measurement used
on this research was Adversity Quotient scale and organizational commitment scale. The
Adversity Quotient scale alpha cronbach reliability coefficient was 0,816, and organizational
commitment scale alpha cronbach reliability coefficient was 0,772. This research doesn’t fulfill the
assumption test because the data was not linear (0,070, p>0,05). However, this research use
Spearman’s Rho correlation as additional data analysis between each of Adversity Quotient
dimension and aspect of organizational commitment. The result of the additional data analysis was
the endurance dimension of Adversity Quotient had low correlation with affective aspect of
organizational commitment (r=0,28). This additional data analysis also found that endurance
dimension of Adversity Quotient had low correlation with normative aspect of organizational
commitment (r=0,23).
Keywords: adversity quotient, organizational commitment, conventional taxi driver.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas yang telah memberikan berkatnya sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui adanya
hubungan positif signifikan antara Adversity Quotient dan komitmen organisasi
pada Supir Taksi Berbasis Konvensional. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu, membimbing,
serta mendoakan saat proses penyelesaian karya ini. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yesus yang menjadi kekuatan dan penolong dalam proses penulisan
skripsi ini.
2. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M. Psi., Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma.
3. Ibu Monica Eviandaru M., M. Psych., Ph.D., Ketua Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Passchedona Henrietta Puji Dwi Astuti Dian Sabati S.Psi., M.A.selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah mendampingi, membimbing dengan
sabar, dan memberi masukan dengan penuh empati dalam proses penulisan
skripsi. TERIMAKASIH MBAK ETHAK
5. Bapak Drs. Hadrianus Wahyudi M.si., selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dukungan selama menjalani
masa studi.
6. Seluruh karyawan dan staff di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Mama Suyanti yang sudah bahagia bersama Bapa di surga yang selalu
membuatku tidak pernah menyerah dengan kesulitan apapun demi anak.
Terimakasih mama sudah memberikan segala apa yang mama punya untuk
kuliah ini.
8. Anakku Mario yang selalu memotivasi aku untuk menyelesaikan karya ini
tanpa mengeluh. Love u so much!
9. Suamiku Luis yang selalu setia mendampingi dan mendorongku dikala
menemui kesulitan. I Love u pa! Terimakasih pa.
10. Sahabatku Kevin Irwanto yang mendampingi dari awal sampai akhir karya ini
diselesaikan. Terimakasih sudah mau meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan
uang untuk membantuku.
11. Keluargaku Shinta, Papa Heri, Pakde Yudi, Mbak Warti, Mbah Giman, Ibu
mertua, Bapak mertua, Mbak Lani, Mbak Meli yang selalu menyemangati,
menasehati, dan mendoakanku tiada henti. Terimakasih semuanya.
12. Sahabatku Elizabeth, Adininta, Redita, Sofia, Sekar, Caca, Chila, mbak Reka,
mas Bimo, mas Edo. Terimkasih kalian sudah memberiku dukungan yang
luar biasa, tempatku berbagi kesedihan, kebahagiaan, tempat curhat dan
selalu perhatian denganku.
13. Seluruh supir taksi yang menjadi responden dalam penelitian ini dan yang
membantu menyebarkan skala. Terutama mas Pardi, terimakasih waktunya
dalam meluangkan waktu untuk mengisi dan menyebarkan skala. Skripsi
tidak akan selesai tanpa kalian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
14. Untuk semua wanita disekelilingku yang sudah menjadi seorang ibu.
Terutama mahasiswi yang sekaligus menjadi ibu. Terimakasih sudah
menginspirasiku, menjadi contoh betapa harus kuatnya seorang ibu karena
anaknya, pintar membagi waktu dan panjang sabar.
15. Untuk semua orangtua yang sedang berjuang untuk anaknya dalam
keterbatasannya. Keteguhan dan ketelusan orangtua untuk menjamin masa
depan anaknya menjadi teladan bagiku.
Yogyakarta, 15 Desember 2018
Penulis,
Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT .......................................................................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................. ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 9
2. Manfaat Praktis .................................................................................. 9
BAB II DASAR TEORI ...................................................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
A. Komitmen Organisasi................................................................................ 11
1. Pengertian Komitmen Organisasi ....................................................... 11
2. Dimensi Komitmen Organisasi ........................................................... 13
3. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi ............................ 16
B. Adversity Quotient ..................................................................................... 17
1. Pengertian Adversity Quotient ............................................................ 17
2. Dimensi Adversity Quotient ................................................................ 19
3. Tiga Tingkat Kesulitan pada Adversity Quotient ............................... 23
4. Manfaat Adversity Quotient ............................................................... 25
C. Supir Taksi Berbasis Konvensional ......................................................... 28
D. Dinamika Adversity Quotient dengan Komitmen Organisasi pada
Supir Taksi Berbasis Konvensional .......................................................... 31
E. Skema Penelitian ...................................................................................... 34
F. Hipotesis ................................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 36
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 36
B. Identifikasi Varabel Penelitian ................................................................. 36
C. Definisi Operasional.................................................................................. 36
1. Adversity Quotient ............................................................................... 36
2. Komitmen Organisasi ......................................................................... 37
D. Subjek Penelitian ...................................................................................... 37
E. Metode dan Pengumpulan Data ................................................................ 38
1. Adversity Quotient .............................................................................. 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Komitmen Organisasi ......................................................................... 39
F. Vaiditas dan Realibilitas .......................................................................... 41
1. Validitas ............................................................................................. 41
2. Seleksi Item ........................................................................................ 42
a. Skala Adversity Quotient .............................................................. 44
b. Skala Komitmen Organisasi ......................................................... 45
3. Realibilitas ......................................................................................... 45
G. Analisis Data ............................................................................................ 47
1. Uji Asumsi ......................................................................................... 47
a. Uji Normalitas .............................................................................. 47
b. Uji Linearitas ................................................................................ 47
2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 49
A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 49
B. Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................................... 49
C. Deskripsi Data Penelitian ......................................................................... 51
D. Hasil Penelitian ........................................................................................ 54
1. Uji Asumsi ......................................................................................... 54
a. Uji Normalitas .............................................................................. 54
b. Uji Linearitas ................................................................................ 56
2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 57
E. Analisis Data Tambahan .......................................................................... 57
F. Pembahasan .............................................................................................. 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 82
A. Kesimpulan ............................................................................................... 82
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 82
C. Saran ......................................................................................................... 82
1. Bagi Subjek Penelitian ....................................................................... 82
2. Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sebaran Item Skala Adversity Quotient .................................................. 39
Tabel 2. Skor Respon Pada Variabel Adversity Quotient .................................... 40
Tabel 3. Sebaran Item Skala Komitmen Organisasi ............................................. 40
Tabel 4. Skor Respon Pada Variabel Komitmen Organisasi ................................ 41
Tabel 5. Sebaran Item Skala Adversity Quotient Setelah Seleksi Item ................. 44
Tabel 6. Sebaran Item Skala Komitmen Organisasi Setelah Seleksi Item ............ 45
Tabel 7. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ............................................................ 50
Tabel 8. Deskripsi Usia Subjek ............................................................................ 50
Tabel 9. Deskripsi Data Empirik Adversity Quotient............................................ 52
Tabel 10. Deskripsi Data Empirik Komitmen Organisasi .................................... 53
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Adversity Quotient .............................................. 55
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Komitmen Organisasi ......................................... 55
Tabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56
Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient .. 58
Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Aspek Afektif dan Komtmen Organisasi ........... 58
Tabel 16. Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient
terhadap Aspek Afektif dari Komitmen Organisasi ............................ 59
Tabel 17. Hasil Uji Korelasi Sperman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari
Adversity Quotient terhadap Aspek Afektif dari Komitmen
Organisasi ............................................................................................ 60
Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient ... 60
Tabel 19. Hasil Uji Normalitas Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi ...... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 20. Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient
terhadap Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi ......................... 62
Tabel 21. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari
Adversity Quotient terhadap Aspek Normatif dari Komitmen
Organisasi ............................................................................................ 63
Tabel 22. Hasil Uji Normalitas Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient ..... 63
Tabel 23. Hasil Uji Normalitas Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi ...... 64
Tabel 24. Hasil Uji Linearitas Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient
terhadap Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi ......................... 65
Tabel 25. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Jangkauan dari Adversity
Quotient terhadap Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi .......... 66
Tabel 26. Kategori Komitmen Organisasi pada Supir Taksi Berbasis
Konvensional ........................................................................................ 67
Tabel 27. Kategori Dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi pada Supir
Taksi Berbasis Konvensional ............................................................... 68
Tabel 28. Kategori Dimensi Kontinum dari Komitmen Organisasi pada
Supir Taksi Berbasis Konvensional ...................................................... 69
Tabel 29. Kategori Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi pada
Supir Taksi Berbasis Konvensional ...................................................... 70
Tabel 30. Kategori Adversity Quotient pada Supir Taksi Berbasis
Konvensional ........................................................................................ 71
Tabel 31. Kategori Dimensi Kendali dari Adversity Quotient pada Supir
Taksi Berbasis Konvensional ............................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel 32. Kategori Dimensi Asal-Usul dan Pengakuan dari Adversity
Quotient pada Supir Taksi Berbasis Konvensional .............................. 73
Tabel 33. Kategori Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient pada Supir
Taksi Berbasis Konvensional ............................................................... 74
Tabel 34. Kategori Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient pada
Supir Taksi Berbasis Konvensional ...................................................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Scatterplot Hubungan antara Adversity Quotient dan Komitmen
Organisasi .......................................................................................... 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Penelitian ................................................................................ 91
Lampiran 2. Reliabilitas Skala Adversity Quotient dan Skala Komitmen
Organisasi ........................................................................................ 102
Lampiran 3. Hasil uji Mean Teoritik dan Mean Empirik ..................................... 107
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas Adversity Quotient dan Komitmen
Organisasi ....................................................................................... 110
Lampiran 5. Hasil Uji Linearitas ........................................................................... 112
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Analisis Data Tambahan ................................ 114
Lampiran 7. Hasil Uji Linearitas Analisis Data Tambahan .................................. 116
Lampiran 8. Hasil Uji Korelasi Analisis Data Tambahan ................................... 119
Lampiran 9. Gambar ............................................................................................ 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu dampak dari perkembangan tekonologi yang semakin canggih
terlihat dari munculnya layanan transportasi umum berbasis online ini mulai
masuk di Indonesia sejak tahun 2014. Go-Jek merupakan aplikasi pertama yang
memprakarsai layanan transportasi umum berbasis online yang diikuti dengan
adanya aplikasi Grab dan Uber (Pratama, 2017). Gejolak adanya layanan
transportasi umum berbasis online ini membuat semakin ketatnya persaingan antar
perusahaan transportasi di Indonesia.
Persaingan ini semakin memanas saat adanya taksi-taksi berbasis aplikasi
online yang terjun dalam industri jasa layanan transportasi umum (Agustian,
2017). Kehadiran taksi berbasis aplikasi online ini sudah mencapai 11.000 armada
dan mengancam keberadaan perusahaan taksi berbasis konvensional. Padahal
persaingan pada perusahaan penyedia jasa transportasi taksi berbasis konvensional
sendiri sudah sangat terlihat. Ketua DPD Organda Daerah Istimewa Yogyakarta
mengatakan bahwa jumlah armada taksi berbasis konvensional yang beroperasi di
Yogyakarta sudah sebanyak 1.025 dengan 20 perusahaan taksi berbasis
konvensional (Widiyanto, 2018).
PT. Express Transindo Utama Tbk. mencatat kerugian perusahaan taksi
berbasis konvensional ini mencapai Rp. 81.805 miliar pada tahun 2016
(Mohammad, 2016). Sedangkan, kerugian juga dialami perusahaan taksi berbasis
konvensional di Yogyakarta yang ditunjukkan dengan menurunnya pendapatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
operasional taksi. Data pendapatan operasional taksi berbasis konvensional di
Yogyakarta menurun dari 330 juta rupiah pada tahun 2016 menjadi 150 juta
rupiah pada tahun 2018 (Razak, 2019). Salah satu penyebab kerugian perusahaan
taksi berbasis konvensional berasal dari turunnya jumlah setoran uang dari supir
taksi berbasis konvensional di Yogyakarta. Hal ini dipertegas oleh pernyataan
Alex Bendahara Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY, yang melaporkan
bahwa supir taksi berbasis konvensional yang biasanya dapat menyetorkan uang
sebanyak Rp.275.000 sekarang hanya Rp.110.000 bahkan Rp.100.000 dengan
rentang waktu kerja selama sehari semalam (Saraswati, 2019).
Selain itu, supir taksi berbasis konvensional juga merasa dirugikan dengan
adanya taksi berbasis aplikasi online karena menggunakan kendaraan pribadi.
Penggunaan kendaraan pribadi ini menyebabkan tarifnya lebih murah karena tidak
menanggung biaya pajak sebagai kendaraan umum yang dibebankan kepada
konsumen (Sabadar, 2017). Akibat adanya kerugian-kerugian yang dirasakan oleh
supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta, mereka melakukan aksi demo
menolak adanya taksi berbasis online di Yogyakarta. Alex Bendahara Organisasi
Angkutan Darat (Organda) DIY juga menyatakan bahwa tujuan aksi ini agar
mengontrol jumlah taksi berbasis online di Yogyakarta yang jumlahnya semakin
banyak sehingga perusahaan taksi berbasis konvensional tetap hidup (Saraswati,
2019).
Ditengah situasi yang mendesak supir taksi berbasis konvensional ini,
terdapat supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta yang enggan beralih
menjadi supir taksi berbasis aplikasi online. Hal ini dibuktikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
wawancara terhadap beberapa supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta
yakni J dan D yang menyatakan bahwa mereka tidak mau beralih menjadi supir
taksi berbasis aplikasi online (Zamzami, 2016). Sikap supir taksi berbasis
konvensional di Yogayakarta yang memilih enggan beralih bekerja dari taksi
berbasis konvensional ke taksi berbasis online ini karena mereka mempunyai
alasan tertentu. Hal ini dibuktikan melalui wawancara yang dilakukan pada
tanggal 15 Maret 2017 di Hartono Mall Yogyakarta dengan beberapa supir taksi
berbasis konvensional berisinial H, W, N, J, K.
Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa supir taksi berbasis
konvensional enggan beralih disebabkan karena perusahaan taksi berbasis
konvensional di Yogyakarta sangat mempermudah seseorang bergabung menjadi
supir dengan syarat mempunyai pengalaman menyupir dan sim A umum saja.
Selain itu, perusahaan taksi berbasis konvensional di Yogyakarta menyediakan
kendaraan mobil, menyediakan jasa asuransi untuk kerusakan kendaraan mobil,
mendapatkan komisi setiap setoran, mempunyai pelanggan tetap, dan dibantu oleh
operator untuk setiap melakukan pelayanan dengan pelanggan. Sedangkan hasil
wawancara yang dilakukan pada tanggal 27 Mei 2017 di Ambarukma Plaza
Yogyakarta dengan supir taksi berbasis online, mereka harus menyediakan
kendaraan mobil dengan kriteria keluaran terbaru minimal tahun 2012, tidak
mendapat bantuan operator untuk melakukan pelayanan dengan pelanggan, dan
mendapatkan bonus saat mencapai point tertentu saja.
Keengganan seseorang untuk beralih ke perusahaan lain atau keinginan
seseorang untuk bertahan dalam suatu perusahaan disebut dengan komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
organisasi. Meyer & Allen (1997) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai
kondisi psikologis yang menunjukkan adanya hubungan antara pegawai dengan
organisasi dan mempengaruhi keputusan pegawai untuk tetap menjadi anggota
organisasi. Bathaw & Grant (dalam Sopiah, 2008) menyatakan komitmen
organisasi sebagai keinginan karyawan untuk tetap mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia melakukan usaha yang tinggi demi
pencapaian tujuan organisasi. Hal ini sejalan dengan definisi dari Robbins dan
Judge (2017) yang mendefinisikan bahwa komitmen organisasi merupakan sejauh
mana seorang karyawan mengidentifikasikan diri dengan organisasi tertentu
dengan tujuan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam suatu organisasi.
Meyer dan Allen (1997) menjelaskan bahwa terdapat tiga dimensi yang
dapat membentuk komitmen organisasi yaitu komitmen afektif, komitmen
kontinum dan komitmen normatif. Komitmen afektif berkaitan dengan kelekatan
emosi karyawan terhadap organisasi, mengidentifikasikan dirinya, dan
menunjukkan keikutsertaan mereka terhadap organisasi. Karyawan yang memiliki
komitmen afektif yang tinggi cenderung untuk menlanjutkan pekerjaannya dengan
organisasi karena mereka menginginkan hal tersebut. Mereka akan merasa
bahagia ketika bekerja, menikmati pekerjaan, terikat secara emosional, dan
merasa terikat dan menjadi bagian dalam perusahaan.
Komitmen kontinum berkaitan dengan kesadaran yang dimiliki karyawan
mengenai kerugian yang akan dihadapi apabila mereka meninggalkan organisasi.
Karyawan yang memiliki komitmen kontinum yang tinggi akan mempertahankan
komitmen tersebut karena mereka akan mengalami kerugian jika meninggalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
perusahaan, mendapatkan fasilitas dari perusahaan, dan belum tentu akan
mendapatkan perusahaan yang lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti terhadap supir taksi berbasis konvensional, dapat disimpulkan
bahwa supir taksi berbasis konvensional ketika meninggalkan perusahaan tidak
akan mendapatkan pemasukan komisi yang pasti didapat saat bekerja. Selain itu,
supir taksi berbasis konvensional belum tentu mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik dari supir taksi, karena hanya memiliki keterampilan menyupir dan sim A
saja. Hal ini menyebabkan supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta
memiliki komitmen kontinum yang tinggi sehingga tetap bertahan didalam
perusahaan taksi berbasis konvensional di Yogyakarta. Komitmen normatif
berkaitan dengan perasaan mengenai kewajiban untuk tetap melanjutkan
pekerjaan mereka. Karyawan yang memiliki komitmen normatif tinggi cenderung
merasa bahwa mereka harus tetap bersama dengan organisasi dan memiliki
loyalitas terhadap perusahaan.
Komitmen organisasi memiliki beberapa dampak positif bagi perusahaan.
Menurut Riggio (2008) seseorang yang mempunyai komitmen tinggi akan
menunjukkan tingkat absen dan turnover rendah dan sikap pegawai yang positif
terhadap pekerjaan dan organisasinya. Fitriastuti (2013) menunjukkan bahwa
komitmen organisasi yang tinggi menunjukkan performansi kerja yang optimal,
sehingga dapat memberikan kontribusi kepada organisasinya. Kontribusi tersebut
berupa pegawai akan tetap menjadi anggota organisasi dengan terus meningkatkan
performasi kerjanya dengan tujuan untuk kemajuan organisasi. Selain itu,
komitmen yang tinggi memunculkan perilaku kerjasama antar karyawan dan sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sosial karyawan, sehingga menambah kekompakan dan kenyamanan dalam
bekerja (Pareke, 2004).
Penelitian Mathieu dan Zajac (1990) bertujuan untuk mengkaji hasil
penelitian secara empirik tentang anteseden, korelasi dan dampak komitmen
organisasi menggunakan metode meta-analisis. Penelitian Mathieu dan Zajac
(1990) ini menyatakan bahwa terdapat empat anteseden komitmen organisasi.
Salah satu anteseden komitmen organisasi tersebut yaitu karakteristik pekerjaan.
Karakteristik ini menjelaskan adanya hubungan positif antara komitmen
organisasi dengan tantangan atau kesulitan kerja. Tantangan kerja penting untuk
dihadapi karena memicu karyawan memiliki karakteristik rasa ingin tahu,
berkompeten dan jeli terhadap permasalahan.
Karyawan yang memiliki karakteristik tersebut akan berfokus pada
penyelesaian masalah sehingga karyawan akan melihat bahwa tantangan kerja
merupakan kesempatan untuk memiliki kemampuan baru dan berkembang dengan
menunjukkan kemampuan baru tersebut dalam menghadapi permasalahan serta
bertahan di dalam perusahaan (Broeck et all, 2010). Sedangkan, karyawan yang
tidak mampu menghadapi tantangan kerja akan cenderung kehilangan kesempatan
untuk memiliki kemampuan dan berkembang karena karyawan memandang
tantangan kerja sebagai penghambat dalam bekerja sehingga karyawan merasa
kelelahan dan burnout akan pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa komitmen
organisasi seseorang dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menghadapi
tantangan atau kesulitan di tempat kerja. Menurut Stoltz (2007) Tantangan atau
kesulitan terdiri dari tiga tingkatan yaitu tantangan atau kesulitan di masyarakat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
tempat kerja dan individu. Kemampuan yang dimiliki seseorang dalam
menghadapi tantangan atau kesulitan di tempat kerja disebut Adversity Quotient.
Adversity quotient adalah kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mengatasi dan menghadapi kesulitan, sekaligus bagaimana ia
dapat bertahan di tengah kesulitan (Stoltz, 2007). Selain itu, Agustian (2011)
mendefinisikan Adversity Quotient sebagai kecerdasan yang dimiliki seseorang
dalam mengatasi kesulitan dan sanggup bertahan hidup. Contoh dari Adversity
Quotient pada supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta yaitu munculnya
teknologi digital didunia transportasi yang cara pengoperasian aplikasi onlinenya
dianggap sulit untuk dipelajari namun mereka masih sanggup bertahan. Hal ini
didukung dengan masih adanya supir taksi berbasis konvensional yang beroperasi
sebanyak 1.025 taksi serta berupaya untuk membuat aplikasi online dan pelatihan
penggunaan untuk taksi berbasis konvensional.
Seseorang yang memiliki Adversity Quotient tinggi dalam konteks
perusahaan maka ia akan memiliki kepuasan kerja yang tinggi pula, sehingga
tingkat burnout pada karyawan rendah (Robbins, 2002). Selain itu, Adversity
Quotient yang tinggi akan membantu individu memperkuat kemampuan dan
ketahanan kerja karyawan dalam menghadapi permasalahan dan tantangan hidup
sehari- hari dengan memegang prinsip dan impian yang dimiliki tanpa
menghiraukan apapun yang terjadi, sehingga kemungkinan karyawan keluar dari
organisasi tempat ia bekerja bisa diminimalisir (Stoltz, 2007).
Berbeda dengan seseorang yang memiliki Adversity Quotient yang rendah
maka ia akan mempunyai karakteristik sebagai pribadi yang pesimis sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
cenderung melarikan diri dari permasalahan yang ditemui dan berakhir pada
keluarnya karyawan dari perusahaan (Stoltz, 2007). Seseorang dengan Adversity
Quotient yang rendah dalam hal bekerja menunjukkan sedikit ambisi dan
semangat kerja yang minim sehingga keinginan untuk memberikan tenaga dan
tanggungjawab yang lebih tinggi dalam menyokong kesejahteraan dan
keberhasilan tujuan organisasi perusahaan rendah (Steers & Porters, 1983). Selain
itu, seseorang dengan Adversity Quotient yang rendah mempunyai kreativitas
yang sempit sehingga sulit menemukan cara atau metode untuk meraih
kesuksesan yang berdampak turunnya tanggungjawab karyawan mengerjakan hal-
hal diluar tugas (Stoltz,2007). Karakter yang ditunjukkan pekerja dengan
Adversity Quotient yang rendah ini justru menjadi beban perusahaan.
Melihat kelebihan dan kekurangan Adversity Quotient yang berdampak
pada beberapa aspek kehidupan dalam bekerja, maka Adversity Quotient menjadi
hal yang penting untuk dimiliki karyawan. Seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya, Adversity Quotient berperan penting untuk mencapai keberhasilan
tujuan perusahaan. Hal itu menunjukkan bahwa Adversity Quotient yang tinggi
akan membuat seseorang memiliki ketahanan seseorang dalam mengahapi
masalah di suatu perusahaan sehingga enggan beralih ke perusahaan lain (Mathieu
dan Zajac,1990). Keengganan beralih ke perusahaan lain inilah yang menjadi
prinsip utama dari komitmen organisasi (Bathaw & Grant dalam Sopiah, 2008).
Selain itu, penelitian Brickman, Dunkel-Schetter, dan Abbey (1987) menyatakan
bahwa Adversity Quotient sarana pengembangan komitmen dan mendorong
seseorang untuk mencari dan memperoleh dasar untuk berkomitmen. Oleh sebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
itu, penelitian yang dilakukan akan melihat hubungan antara komitmen organisasi
dengan Adversity Quotient pada supir taksi berbasis konvensional.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti merumuskan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara Adversity Quotient dan
komitmen organisasi pada supir taksi berbasis konvensional ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan Adversity Quotient dan
komitmen organisasi pada supir taksi berbasis konvensional.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memiliki kontribusi dalam menambah wawasan
dalam bidang psikologi industri organisasi terutama tentang Adversity
Quotient dan komitmen organisasi.
2. Manfaat Praktis
2.1. Bagi perusahaan
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberikan
wawasan sebagai bahan evaluasi permasalahan yang dihadapi pada
perusahaan yang bergerak di bidang jasa, khususnya masalah yang terkait
Adversity Quotient dan komitmen organisasi karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2.2. Bagi subjek penelitian
Dari sudut pandang karyawan, manfaat praktis dari penelitian ini
adalah sebagai dasar untuk melakukan evaluasi dan refleksi diri terkait
dengan Adversity Quotient karyawan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
DASAR TEORI
Dalam bab ini, peneliti akan membahas mengenai variabel komitmen
organisasi dan Adversity Quotient. Kedua variabel tersebut akan dijabarkan mulai
dari definisi, dimensi, faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi dan
manfaat Adveristy Quotient. Kemudian peneliti akan menjelaskan mengenai
dinamika hubungan antara komitmen organisasi dan Adversity Quotient pada supir
taksi berbasis konvensional. Setelah itu, peneliti akan meringkas dari keseluruhan
pembahasan dan menyertakan bagan untuk membantu mempermudah pembaca
memahami isi ringkasan. Terakhir, peneliti menuliskan hipotesis yang akan diuji
pada penelitian ini.
A. Komitmen Organisasi
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai komitmen organisasi yang terdiri
dari pengertian, dimensi, dan faktor dari komitmen organisasi.
1. Pengertian Komitmen Organisasi
Meyer dan Allen (1997) menjelaskan komitmen organisasi
merupakan karakteristik hubungan antara anggota organisasi dengan
organisasinya serta memiliki pengaruh pada keputusan individu untuk
melanjutkan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Pendapat yang
serupa dikemukakan oleh O’Reilly (1986) yang mengatakan bahwa
komitmen karyawan pada organisasi sebagai ikatan psikologis individu
terhadap organisasi yang mencakup keterlibatan kerja, kesetiaan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
perasaan percaya terhadap nilai-nilai organisasi. Selain itu, Luthans (1995)
juga mendefinisikan komitmen organisasi adalah sebuah sikap mengenai
loyalitas seorang karyawan terhadap organisasi dan hal tersebut
merupakan proses yang berlangsung terus-menerus. Luthans menyatakan
bahwa karyawan yang memiliki komitmen terhadap perusahaannya akan
mempunyai keinginan menuju level keahlian yang lebih tinggi atas nama
organisasi, mempertahankan keanggotaannya, dan memiliki kepercayaan
serta penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
Riggio (2008) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai
perasaan dan sikap yang dimiliki pekerja terhadap organisasi secara
keseluruhan. Pendapat yang serupa dikemukakan oleh Hui dan Lee (2000)
memaparkan bahwa komitmen organisasi mencerminkan sejauh mana
responden merasa setia, peduli, dan bangga pada organisasi yang diikuti.
Selain itu, Robbin dan Judge (2017) mendefinisikan komitmen organisasi
merupakan sejauh mana seorang karyawan mengidentifikasikan diri
dengan organisasi tertentu dengan tujuan untuk mempertahankan
keanggotaannya dalam suatu organisasi. Komitmen organisasi menurut
Mowday, Steers dan Porter (1982) adalah keinginan anggota organisasi
untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan
bersedia berusaha keras untuk mencapai tujuan organisasi. Kreitner dan
Kinicki (1991) menyatakan bahwa komitmen organisasi sebagai tingkat
dimana individu memihak kepada organisasi dan mengikatkan diri pada
tujuan organisasi. Rogg, Schmidt, Shull dan Schmidt (2000) menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
bahwa komitmen organisasi mengacu pada sejauh mana pegawai akan
mendukung tujuan dan kesejahteraaan organisasi. Wiener (1982)
mengungkapkan bahwa komitmen organisasi di definisikan sebagai
dorongan dari dalam individu untuk melakukan sesuatu agar dapat
menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
komitmen organisasi merupakan ikatan psikologis karyawan terhadap
organisasi yang ditandai dengan menerima tujuan-tujuan organisasi,
adanya kesetiaan serta kepercayaan, dan bersedia mempertahankan
keanggotaannya di dalam organisasi.
2. Dimensi Komitmen Organisasi
Meyer & Allen (1997) menjelaskan bahwa komitmen organisasi
yang terdiri dari dimensi afektif, kontinum dan normatif sebagai ini satu
kesatuan yang utuh atau disebut dengan multidimensi. Meyer & Allen
(1997) membedakan komitmen organisasi menjadi 3 dimensi, yaitu:
a. Komitmen Afektif
Komitmen afektif merupakan keinginan untuk tetap menjadi
anggota organisasi karena keterikatan emosi dan keterlibatan
dengan organisasi tersebut. Karyawan yang memiliki
komitmen afektif yang tinggi akan mengidentifikasi dirinya
dengan organisasi, menerima tujuan dan nilai- nilai yang
organisasi, dan lebih bersedia untuk mengerahkan usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ekstra atas nama organisasi (Mowday et al dalam Colquite, Le
Pine & Wesson, 2015). Melalui identifikasi dirinya dengan
organisasi, pegawai akan melihat keanggotaan organisasi
sebagai penting untuk diri mereka. Komitmen afektif juga
mencerminkan ikatan emosional untuk organisasi, maka secara
natural mempengaruhi ikatan emosional antara rekan kerja
(Mathieu & Zajac dalam Collquite, Le Pine & Wesson,
2015). Selain itu, komitmen afektif ini ditandai dengan
keyakinan kuat dan penerimaan akan tujuan dan nilai-niai
organisasi, kemauan untuk melakukan usaha atas nama
organisasi, dan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi
bagian dari organisasi (Levy, 2010). Komitmen afektif ini
dapat terbentuk dari pengalaman pegawai di organisasi tersebut
sehingga menghasilkan perasaan yang nyaman dan sesuai
dengan dirinya.
b. Komitmen Kontinum
Keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi karena
kesadaran yang berkaitan dengan biaya meninggalkan
organisasi tersebut. Komitmen kontinum terjadi ketika ada
keuntungan terkait dengan tetap tinggal dan biaya yang
terkait dengan meninggalkan organisasi (Kanter dalam
Collquite, Le Pine & Wesson, 2015). Namun, karyawan
yang memiliki komitmen kontinum tinggi dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
menimbulkan kesulitan untuk mengubah organisasi karena
adanya hukuman yang terkait dengan hal mengganti
(Stebbins dalam Collquite, Le Pine & Wesson, 2015).
Salah satu faktor yang meningkatkan komitmen kontinum
adalah jumlah total investasi (dalam hal waktu, tenaga,
energi, kesempatan dll), dimana pegawai telah dibuat
menguasai peran pekerjaan mereka atau menjalankan tugas
organisasi mereka (Becker dalam Collquite, Le Pine &
Wesson, 2015). Karyawan yang memiliki komitmen
kontinum ini memiliki prinsip “apa yang terbaik untuk saya”
bukan karena rasa tertarik bekerja di organisasi tersebut.
c. Komitmen Normatif
Keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi karena
adanya suatu perasaan wajib. Komitmen normatif muncul
ketika ada perasaan tetap tinggal adalah hal yang "benar" atau
"moral" untuk dilakukan. Seorang pegawai merasa harus
tetap tinggal dengan atasan mereka saat ini karena penilaian
pribadi yang dikategorikan sebagai rasa benar dan salah. Rasa
benar dan salah ini dikembangkan melalui pembelajaran
selama mereka bekerja di dalam perusahaan. Karyawan
dengan komitmen normatif yang tinggi akan merasa bahwa
mereka harus tetap berada di organisasi. Komitmen normatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
ini juga dipengaruhi oleh sosialisasi dan budaya yang dimiliki
karyawan.
3. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi
David (dalam Minner, 1997) mengemukakan beberapa faktor yang
mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu :
a. Faktor personal, misalnya jenis kelamin, usia, pengalaman
kerja, tingkat pendidikan, dan kepribadian.
b. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, konflik
peran, tingkat kesulitan, dan tantangan dalam pekerjaan.
Tantangan dalam pekerjaan mempunyai hubungan yang
positif dengan komitmen kerja (Mathieu dan Zajac,1990).
c. Karakteristik struktur, misalnya besar atau kecilnya
organisasi, bentuk organisasi seperti sentralisasi atau
desentralisasi, kehadiran serikat pekerja dan tingkat
pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan.
d. Pengalaman kerja merupakan suatu hal yang sangat
berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada
organisasi. Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan
karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja tentunya
memiliki tingkat komitmen yang berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
B. Adversity Quotient
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai Adversity Quotient yang terdiri dari
pengertian, dimensi, tingkat kesulitan pada Adversity Quotient dan manfaat
dari Adversity Quotient.
1. Pengertian Adversity Quotient
Stoltz (2000) mengatakan bahwa Adversity Quotient adalah
suatu bentuk kecerdasan yang mengukur kemampuan seseorang
untuk bertahan dalam kesulitan dan mengatasinya. Adversity
Quotient dapat menjelaskan bagaimana seseorang berperilaku dalam
situasi sulit, apakah ia dapat mengendalikan situasi, menemukan
sumber permasalahan, mempunyai rasa memiliki dalam situasi
tersebut, membatasi efek dari kesulitan, dan bagaimana seseorang
tersebut optimis bahwa kesulitan akan segera berakhir (Phoolka &
Kaur, 2012). Adversity Quotient j uga dapat memprediksi siapa
yang akan berhasil mengatasi kesulitan, dan siapa yang akan gagal
dan menyerah. Adversity Quotient menggabungkan teori ilmiah dan
penerapan di dunia nyata dalam setiap konsepnya, sehingga Adversity
Quotient tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga peralatan
yang secara praktis dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas
pribadi demi tercapainya kesuksesan di berbagai bidang kehidupan
(Stoltz, 2000). Abdilah (2006) juga mengemukakan bahwa Adversity
Quotient adalah kecerdasan mengelola hidup dan mampu melihat
kemalangan menjadi peluang. Markman (2005) menyatakan Adversity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Quotient adalah pengetahuan tentang ketahanan individu, individu
yang secara maksimal menggunakan kecerdasan ini akan menghasilkan
kesuksesan dalam menghadapi tantangan, baik tantangan besar atau
kecil di dalam kehidupan sehari-hari.
Song dan Woo (2015) mendefinisikan Adversity Quotient
adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan mengatasi kesulitan
yang dialami. Pendapat serupa dikemukakan oleh Selain itu, Hidayat
(2001) mendefiniskan Adversity Quotient adalah cara individu
merespon dan menjelaskan kesulitan yang dihadapinya. Surekha
(2001) menyatakan bahwa Adversity Quotient merupakan cara
mengukur seseorang dalam menghadapi dan merespon hambatan yang
muncul dalam kehidupannya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
Adversity Quotient adalah bentuk kecerdasan yang mengukur
kemampuan seseorang untuk menghadapi dan mengatasi suatu masalah,
sehingga mampu bertahan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2. Dimensi Adversity Quotient
Stoltz (2000) mengatakan bahwa Adversity Quotient terdiri atas
empat dimensi, yaitu Control, Origin-Ownership, Reach, dan Endurance
(CO2RE):
a. C = Control (Kendali)
Dimensi control ingin mengukur dua hal, yang
pertama sejauh mana seseorang merasa mampu
mengendalikan dan mempengaruhi sebuah situasi sulit secara
positif, yang kedua sejauh mana seseorang mampu
mengendalikan tanggapannya sendiri terhadap sebuah situasi
sulit. Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi
control merasakan kendali yang kuat atas peristiwa-peristiwa
yang buruk. Besarnya pengendalian yang dirasakan akan
membawa individu pada usaha penyelesaian masalah dengan
mengambil sebuah tindakan. Selain itu, individu yang
memiliki skor tinggi pada dimensi control memiliki
kemampuan untuk bertahan menghadapi kesulitan dan tetap
teguh dalam mencari penyelesaian masalah.
Sebaliknya, individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi control memiliki keyakinan bahwa apapun yang
mereka kerjakan tidak akan merubah keadaan. Individu
yang kemampuan pengendaliannya rendah sering merasa
tidak berdaya dan berhenti berusaha saat dihadapkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kesulitan. Mereka juga akan cenderung bereaksi dengan cara
yang negatif pada saat kesulitan melanda, seperti
mengumpat, menghina, bahkan mengucapkan kata-kata yang
kemudian mereka sesali. Hal tersebut dapat terjadi karena
individu yang memiliki skor rendah pada dimensi control
tidak mampu mengendalikan ataupun merubah reaksi
internal yang ada dalam pikiran mereka sehingga terlepas
begitu saja dalam wujud kata-kata dan tindakan.
b. O2 = Origin-Ownership (Asal-usul dan Pengakuan)
Dimensi origin-ownership ingin mengukur dua hal,
yang pertama sejauh mana seseorang menemukan penyebab
dari suatu kesulitan dengan tepat, yang kedua sejauh mana
seseorang mengakui dan bertanggung jawab atas suatu
kesulitan tanpa mempedulikan penyebabnya. Individu yang
memiliki skor tinggi pada dimensi origin-ownership mampu
memandang perasaan bersalah sebagai sebuah umpan balik
untuk melakukan perbaikan. Rasa bersalah yang sewajarnya
akan menggugah mereka untuk belajar dari kesalahan untuk
menghindari kesalahan yang sama terulang lagi. Selain itu,
individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi origin-
ownership akan menghindarkan diri dari sikap menyalahkan
orang lain, mengambil tindakan bertanggung jawab tanpa
mempedulikan penyebabnya, dan tetap menghadapi masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dengan berpikir positif.
Individu yang memiliki skor rendah pada dimensi
origin-ownership cenderung tidak mampu menimpakan suatu
kesalahan pada tempat yang semestinya. Terkadang mereka
melihat dirinya sendiri sebagai satu-satunya penyebab
terjadinya peristiwa-peristiwa yang buruk. Hal ini yang
membuat mereka mudah sekali dilanda perasaan bersalah
yang terlampau besar. Rasa bersalah memang tidak selamanya
berdampak negatif, namun rasa bersalah yang terlampau
besar akan menjadi destruktif dan menempatkan individu
pada penyesalan yang tidak sewajarnya. Di sisi lain,
seringkali mereka sibuk untuk mencari-cari sumber
permasalahan dan menimpakan kesalahan kepada orang
lain. Hal ini yang membuat individu dengan skor rendah
pada dimensi origin-ownership menghindarkan diri dari
pengakuan dan tindakan bertanggung jawab atas sebuah
situasi sulit. Selain itu, dimensi origin-ownership yang rendah
akan membuat seseorang cepat menyerah, kinerja berkurang
dan sulit mengidentifikasi masalah.
c. R = Reach (Jangkauan)
Dimensi reach mengukur sejauh mana seseorang
mampu membatasi kesulitan agar tidak menjangkau bidang
kehidupanya yang lain. Individu yang memiliki skor tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pada dimensi reach akan merespon kesulitan sebagai sesuatu
yang spesifik dan terbatas. Sebagai contoh, kesalahpahaman
dengan orang yang dikasihi adalah sebatas
kesalahpahaman, bukan pertanda bahwa suatu hubungan
akan berakhir. Membatasi jangkauan kesulitan
memungkinkan individu untuk berpikir jernih dalam
mengambil tindakan sehingga seseorang akan lebih berdaya
dan perasaan putus asa atau kurang mampu akan berkurang.
Sebaliknya, individu yang memiliki skor rendah pada
dimensi reach akan menganggap suatu kesulitan sebagai
bencana. Sebagai contoh, hasil penilaian kinerja yang
buruk dianggap sebagai sesuatu yang menghambat karir
dan pada akhirnya melemahkan motivasi kerja.
Membiarkan kesulitan menjangkau bidang-bidang
kehidupan yang lain hanya akan menguras tenaga dan
membuat seseorang menjadi semakin tidak berdaya untuk
mengambil sebuah tindakan penyelesaian.
a. E = Endurance (Daya Tahan)
Dimensi endurance mengukur seberapa lama
seseorang menganggap sebuah kesulitan dan penyebab
kesulitan akan berlangsung. Individu yang memiliki skor
tinggi pada dimensi endurance akan menganggap kesulitan
dan penyebab-penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sementara, cepat berlalu, dan kecil kemungkinannya akan
terjadi lagi. Anggapan seperti ini akan meningkatkan
optimisme dan dorongan untuk bertindak. Sebaliknya,
individu yang memiliki skor rendah pada dimensi endurance
akan menganggap kesulitan dan penyebab-penyebabnya
sebagai sesuatu yang sifatnya permanen dan berlangsung
lama. Anggapan seperti ini kan menyebabkan hilangnya
harapan dan dorongan untuk bertindak.
3. Tiga Tingkat Kesulitan pada Adversity Quotient
Stoltz (2000) mengatakan bahwa ukuran dan frekuensi kesulitan
yang harus dihadapi setiap orang semakin besar dari hari ke hari.
Kesulitan hidup terus meningkat dan tidak pernah berhenti. Untuk
membantu menjelaskan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh manusia,
Stoltz (2000) memperkenalkan model “Tiga Tingkat Kesulitan”. Model
ini hendak menggambarkan suatu kenyataan bahwa kesulitan
merupakan bagian dari hidup yang ada di mana-mana, nyata, dan
tidak terelakkan. Selain itu, model ini juga hendak memperlihatkan
bahwa perubahan positif yang dapat terjadi pada ketiga tingkatnya
berawal dari individu yang mengalami kesulitan.
a. Kesulitan di Masyarakat.
Pada zaman sekarang ini, masyarakat dihadapkan pada
banyak kesulitan, misalnya: tindakan kejahatan yang meningkat
secara drastis, kondisi perekonomian yang tidak kunjung stabil,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kerusakan lingkungan yang semakin parah, krisis moral yang
melanda generasi muda, perubahan pandangan terhadap
kehidupan rumah tangga, dan hilangnya kepercayaan terhadap
lembaga-lembaga pemerintah. Stoltz (2000) menyebut perubahan
tersebut sebagai kesulitan masyarakat.
b. Kesulitan di Tempat Kerja.
Stoltz (2000) mengatakan bahwa situasi sulit di tempat
kerja semakin meningkat, hal ini menyebabkan frustrasi yang
dialami kaum pekerja semakin menumpuk. Mengerjakan
banyak hal dengan upah yang sedikit merupakan salah satu
dari sekian banyak kesulitan yang dapat ditemukan di tempat
kerja. Tuntutan-tuntutan dan ketidakpastian yang harus
dihadapi seringkali membuat kaum pekerja berangkat ke
tempat kerja dengan perasaan cemas setiap harinya.
c. Kesulitan Individu.
Phoolka dan Kaur (2012) menyebutkan beberapa
contoh kesulitan yang terjadi pada tingkat individu,
diantaranya adalah rasa kesepian, kurang percaya diri,
kehilangan semangat, kelelahan, dan kesehatan yang buruk.
Namun, sesuai dengan penjelasan sebelumnya mengenai model
“Tiga Tingkat Kesulitan”, pada tingkat inilah individu dapat
memulai perubahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
4. Manfaat Adversity Quotient
Adversity Quotient mempunyai banyak manfaat yang baik bagi
seseorang untuk menghadapi kesulitan di pekerjaannya. Saat seseorang
mempunyai Adversity Quotient yang tinggi maka ia akan mampu untuk
mengatasi keadaan frustasi atas permasalahan dalam organisasinya
sehingga masih tetap menjaga komitmen organisasi terkhusus pada
komitmen afektif pada organisasi (Bukhari, Tazeem A.S., Saeed,
Muhammad M., Nisar, Muhammad, 2011). Selain itu, seseorang yang
memiliki Adversity Quotient tinggi akan memiliki kemampuan beradaptasi
dengan masalah yang sedang dihadapi perusahaan. Keadaan yang sedang
banyak mengalami permasalahan tersebut justru meningkatkan komitmen
organisasi seseorang (Sitompul, Cynthia M, 2016). Peran Adversity
Quotient bagi karyawan dalam bidang pekerjaan menurut Stoltz (2000),
yaitu :
a. Memiliki daya saing
Satterfield dan Seligman (dalam Stoltz, 2000)
menemukan bahwa karyawan yang merespon kesulitan secara
optimis bersikap lebih produktif dan berani untuk melakukan
pekerjaan yang lebih banyak resikonya. karyawan yang
pesimis terhadap kesulitan menimbulkan lebih banyak sikap
pasif dan hati- hati dalam melakukan pekerjaannya serta mudah
putus asa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b. Memiliki produktivitas kerja yang baik
Para pemimpin perusahaan mempunyai persepsi bahwa
karyawan dengan adversity quotient yang tinggi akana unggul
dibandingkan karyawan dengan adversity quotient yang
rendah. Selligman (dalam Stoltz, 2000) membuktikan bahwa
karyawan yang tidak merespon kesulitan dengan baik akan
kurang produktif, dan kinerjanya lebih buruk daripada
karyawan yang merespons kesulitan dengan baik.
c. Memiliki kreativitas yang luas
Joel Barker (dalam Stoltz, 2000) menyatakan bahwa
kreativitas dapat muncul dari sebuah keputusasaan.
Kreativitas menuntut kemampuan untuk mengatasi kesulitan
yang ditimbulkan oleh hal-hal yang tidak pasti.
d. Memiliki motivasi kerja
Penelitian yang dilakukan pada perusahaan farmasi,
tentang pengukuran adversity quotient dari para pekerjaan harian
ataupun jangka panjang didapatkan hasil bahwa mereka yang
memiliki adversity quotient tinggi dianggap sebagai karyawan
yang paling memiliki motivasi (Stoltz, 2000).
e. Memiliki keberanian untuk mengambil resiko
Seseorang yang memiliki kemampuan dalam memegang
kendali, sebenarnya berani mengambil resiko dalam hidupnya,
bahkan resiko-resiko yang dinilai tidak masuk akal untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dipikirkan. Sebagaimana telah dibuktikan oleh Satterfield dan
Selligman (dalam Stoltz, 2000), orang- orang yang merespon
kesulitan secara lebih konstruktif, bersedia mengambil lebih
banyak resiko karena resiko dianggap sebagai hal yang esensial
dalam proses mendaki.
f. Memiliki kemampuan dalam melakukan perbaikan
Pada zaman sekarang, karyawan harus mampu
melakukan perbaikan untuk dapat bertahan hidup. Karyawan harus
dapat melakukan perbaikan untuk mencegah agar tidak ada orang
yang ketinggalan oleh zaman baik dalam karier maupun dalam
hubungan sosial. Ditemukan bahwa karyawan yang memiliki
adversity quotient yang tinggi menjadi lebih baik dalam
kehidupannya.
g. Memiliki ketekunan
Ketekunan merupakan inti dari proses mendaki seseorang.
Ketekunan adalah kemampuan untuk terus menerus berusaha,
bahkan saat seseorang dihadapkan dengan sebuah kemunduran
ataupun kegagalan. Selligman (Stoltz, 2000) membuktikan
bahwa karyawan yang merespon kesulitan dengan baik akan
cepat pulih dari kekalahan dan mampu untuk terus bertahan.
karyawan yang responnya buruk saat berhadapan dengan
kesulitan akan mudah untuk menyerah. Adversity Quotient dinilai
dapat menentukan keuletan yang dibutuhkan untuk menciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
ketekunan.
h. Memiliki keinginan untuk terus belajar
Pada abad ini, mengumpulkan dan memproses ilmu
pengetahuan tidak pernah berhenti. Hal ini dibuktikan oleh Carol
Dweck (Stoltz,2000), bahwa anak- anak dengan respon- respon
yang pesimistis dalam menghadapi kesulitan tidak akan banyak
belajar dan berprestasi. Sedangkan anak-anak yang memiliki
respon-respon yang optimistis akan jauh lebih baik dalam belajar
menghadapi kesulitan.
i. Memiliki kemampuan untuk dapat merangkul perubahan
Saat individu mengalami perubahan yang tidak pernah
berhenti dalam hidup, maka kemampuan individu dalam
menghadapi ketidakpastian dan pijakan yang berubah menjadi
hal yang penting. Individu bisa sukses apabila memiliki
keefektifan dalam mengatasi dan merangkul perubahan tersebut.
Individu harus menghindari pemikiran bahwa akan dikalahkan dan
dilumpuhkan dengan adanya perubahan tersebut, hal ini
berdampak pada individu cenderung menyerah dalam menghadapi
arus perubahan tersebut.
5. Supir Taksi Berbasis Konvensional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sopir adalah pengemudi
mobil. Sedangkan Angkutan Taksi adalah angkutan dengan menggunakan
mobil penumpang umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dengan argometer yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dengan
wilayah operasi dalam kawasan perkotaan (Republik Indonesia, 2017).
Febriany (2014), Taksi adalah angkutan umum yang menggunakan
mobil untuk mengangkut penumpangnya dengan tarif layanan jasa
angkutan yang dihitung dengan dua cara yaitu penghitungan tarif secara
otomatis sesuai jarak yang ditempuh dengan menggunakan argometer,
kemudian dengan cara kesepakatan penumpang dan pengemudi dalam
menentukan tarif. Setyanto (2017) menjelaskan bahwa taksi konvensional
adalah salah satu alternatif alat transportasi darat dilengkapi dengan
argometer yang banyak diminati oleh masyarakat. Cara menggunakan jasa
taksi berbasis konvensional ini cukup mudah hanya dengan memesan
melalui menelpon operator ataupun memanggil langsung saat dijalan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengemudi yang salah satu alternatif alat transportasi darat menggunakan
mobil untuk mengangkut penumpangnya dengan tarif layanan jasa
angkutan yang dihitung dengan dua cara yaitu penghitungan tarif secara
otomatis sesuai jarak yang ditempuh dengan menggunakan argometer,
kemudian dengan cara kesepakatan penumpang dan pengemudi dalam
menentukan tarif.
Rosenbloom (2007) menyatakan bahwa supir taksi merupakan
kelompok yang unik. Keunikan ini terlihat dari karakteristik supir taksi
yang memiliki kepribadian berani mengambil resiko tinggi dengan
mengemudi kendaraan pada kecepatan tinggi dan tidak berhati-hati dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mengubah jalur jalan kendaraan (Botes, 1997). Selain itu, supir taksi
mempunyai jam kerja selama 27,35 hari dalam sebulan dan hanya
beristirahat selama 2,65 hari dalam sebulan (Tseng,2012). Supir taksi
dalam melakukan pekerjaannya sudah menggunakan teknologi internet
seperti Google Maps, Ruby on Rails yang dikombinasikan dengan
perangkat bergerak berbasis Android sehingga meningkatkan efisien dari
pelayanan pengoperasian armada taksi (Emanuel & Salim, 2015). Namun,
adanya perkembangan teknologi internet menyebabkan munculnya taksi
berbasis internet seperti uber taksi dan grab taksi sehingga ada penolakan
besar besaran oleh supir taksi berbasis konvensional karena taksi online
jauh lebih murah (Oktavianti & Fridha, 2016).
Supir taksi mempunyai durasi duduk dalam menyetir selama 18 jam
perhari dan menjadi perokok sedang (Firmanita, Rosdiana & Indrayani,
2015). Supir taksi mempunyai usia rata-rata 21-30 tahun dengan
pengalaman kerja antara 5-10 tahun, mendapat 3-7 orang penumpang
dalam sehari, dan mendapat penghasilan antara Rp. 3.000.000-Rp.
4.000.000 perbulan (Nazaruddin, 2017). Selain itu, jenis operasi supir
taksi yaitu mangkal karena dapat menghemat pemakaian bahan bakar dan
menekan biaya perawatan mobil. Jam operasi supir taksi dapat mencapai
24 jam per hari (Artana, Winarto & Setijowarno, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
6. Dinamika Adversity Quotient dengan Komitmen Organiasi pada Supir
Taksi Berbasis Konvensional
Adversity Quotient adalah kemampuan seseorang dalam
menghadapi dan mengatasi suatu masalah sehingga mampu bertahan hidup.
Adversity Quotient dapat menjelaskan bagaimana seseorang berperilaku
dalam situasi sulit, apakah ia dapat mengendalikan situasi, menemukan
sumber permasalahan, mempunyai rasa memiliki dalam situasi tersebut,
membatasi efek dari kesulitan, dan bagaimana seseorang tersebut
optimis bahwa kesulitan akan segera berakhir (Phoolka & Kaur, 2012).
Terdapat empat dimensi yang membentuk Adversity Quotient yaitu
kontrol (Control), asal-usul dan pengakuan (Origin-Ownership), jangkauan
(Reach), daya tahan (Endurance). Seseorang yang memiliki dimensi kontrol
yang tinggi akan menunjukkan sikap mampu bertahan dalam mengatasi
masalah serta dapat gigih dalam menyelesaikan masalah. Seseorang yang
memiliki dimensi asal-usul dan pengakuan yang tinggi akan bertanggung
jawab atas kesulitan yang terjadi dan tetap menghadapi masalah dengan
berpikir positif. Seseorang yang memiliki dimensi jangkauan tinggi akan
berpikir jernih untuk menyelesaikan masalah. Seseorang yang memiliki
dimensi daya tahan yang tinggi akan optimis dalam menyelesaikan masalah
(Stoltz, 2000). Karakteristik karyawan tersebut yaitu saat menghadapi
tantangan akan muncul rasa ingin tahu, berkompeten dan jeli terhadap
permasalahan. Karyawan yang memiliki rasa ingin tahu, berkompeten dan
jeli terhadap permasalahan ini akan berfokus pada penyelesaian masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
sehingga karyawan akan melihat bahwa tantangan kerja merupakan
kesempatan untuk memiliki kemampuan baru dan berkembang dengan
menunjukkan kemampuan barunya dalam menghadapi permasalahan serta
bertahan di dalam perusahaan (Broeck et all, 2010). Hal tersebut akan
membuat karyawan dapat menghadapi tantangan kerja sehingga
memunculkan komitmen organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen
organisasi akan menunjukkan keterlibatan emosional terhadap perusahaan
sehingga dapat menerima tujuan dan nilai perusahaan (komitmen afektif).
Selain itu, karyawan juga akan memiliki keinginan untuk bertahan
(komitmen kontinum) dan muncul perasaan benar saat bertahan di dalam
perusahaan (komitmen normatif) sehingga karyawan mempunyai komitmen
tinggi (Meyer & Allen, 1997).
Karyawan yang memiliki dimensi kontrol yang rendah maka ia akan
merasa tidak berdaya dalam menghadapi permasalahan. Selain itu,
karyawan yang memiliki dimensi asal-usul dan pengakuan yang rendah
menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab atas permasalahan yang
terjadi. Karyawan yang memiliki dimensi jangkauan yang rendah akan
menganggap permasalahan menjadi bencana dan karyawan yang memiliki
dimensi daya tahan yang rendah akan pesimis dalam menyelesaikan
masalah (Stoltz, 2000). Karakteristik karyawan tersebut yaitu ketika
menghadapi tantangan tidak muncul rasa ingin tahu, berkompeten dan jeli
terhadap permasalahan. Karyawan yang tidak memiliki rasa ingin tahu,
berkompeten dan jeli terhadap permasalahan ini tidak berfokus pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
penyelesaian masalah sehingga kehilangan kesempatan untuk memiliki
kemampuan baru dan berkembang dengan menunjukkan kemampuan
barunya dalam menghadapi permasalahan serta bertahan di dalam
perusahaan.
Selain itu, karyawan melihat bahwa tantangan kerja merupakan
penghambat dalam bekerja sehingga karyawan merasa kelelahan dan
burnout akan pekerjaannya (Broeck et all, 2010). Hal tersebut akan
membuat karyawan tidak dapat menghadapi tantangan kerja sehingga tidak
memunculkan komitmen organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen
organisasi akan menunjukkan sikap tidak mempunyai keterlibatan
emosional sehingga kurang dapat menerima tujuan dan nilai perusahaan
(komitmen afektif). Selain itu, karyawan akan memiliki keinginan untuk
keluar dari perusahaan (komitmen kontinum) dan merasa bertahan dalam
perusahaan itu tidak diharuskan (komitmen normatif) sehingga karyawan
mempunyai komitmen organisasi yang rendah (Meyer & Allen, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
7. Skema Penelitian
Adversity Quotient
- Mempunyai keterikatan secara
emosional sehingga dapat
menerima tujuan dan nilai
perusahaan (Komitmen afektif).
- Memiliki keinginan untuk bertahan
dari dalam perusahaan (Komitmen
Kontinum).
- Memiliki perasaan benar saat
bertahan dalam perusahaan
(Komitmen Normatif).
Adversity Quotient Tinggi:
- Kontrol : Mampu bertahan dalam
menghadapi masalah.
- Asal Usul dan Pengakuan :
Bertanggung jawab atas permasalahan
yang terjadi.
- Jangkauan : Dapat berfikir jernih
untuk mencari penyelesaian masalah.
- Daya Tahan : Mempunyai sikap
optimis dalam menyelesaikan masalah.
Adversity Quotient Rendah:
- Kontrol : Tidak berdaya untuk
menyelesaikan permasalahan.
- Asal Usul dan Pengakuan : Tidak
bertanggung jawab atas permasalahan
yang terjadi.
- Jangkauan : Menganggap
permasalahan menjadi bencana.
- Daya Tahan : Hilangnya harapan untuk
menyelesaikan masalah.
- Tidak mempunyai keterikatan secara
emosional sehingga kurang dapat
menerima tujuan dan nilai perusahaan
(Komitmen afektif).
- Memiliki keinginan untuk keluar dari
dalam perusahaan (Komitmen
Kontinum).
- Tidak merasa bahwa bertahan dalam
perusahaan itu diharuskan (Komitmen
Normatif).
Saat menghadapi tantangan akan
berfokus pada penyelesaian masalah dan
melihat tantangan kerja merupakan
kesempatan untuk berkembang sehingga
dapat menghadapi tantangan kerja.
Saat menghadapi tantangan tidak berfokus
pada penyelesaian masalah dan melihat
tantangan kerja merupakan penghambat
untuk memiliki kemampuan untuk
berkembang sehingga tidak dapat
menghadapi tantangan kerja.
Karyawan mempunyai komitmen organisasi
rendah.
Karyawan mempunyai komitmen
organisasi tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
8. Hipotesis
Berdasarkan dinamika hubungan antar variabel yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka peneliti menarik hipotesis penelitian yaitu:
Terdapat hubungan yang positif signifikan antara Adversity Quotient dengan
komitmen organisasi pada supir taksi berbasis konvensional. Hal ini berarti
bahwa semakin tinggi Adversity Quotient maka akan semakin tinggi
komitmen organisasi pada supir taksi berbasis konvensional. Sebaliknya,
semakin rendah Adversity Quotient maka akan semakin rendah komitmen
organisasi pada supir taksi berbasis konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional.
Penelitian kuantitatif korelasional menggunakan data berbentuk angka yang
dapat dianalalisis dengan teknik perhitungan statistik dan bertujuan untuk
menguji teori secara objektif yaitu mengetahui hubungan antara variabel
(Supratiknya, 2015).
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari variabel
tergantung dan variabel bebas, yaitu:
1. Variabel X : Adversity Quotient
2. Variabel Y : Komitmen Organisasi
C. Definisi Operasional
1. Adversity Quotient
Adversity Quotient adalah bentuk kecerdasan yang mengukur
kemampuan supir taksi berbasis konvensional untuk menghadapi dan
mengatasi suatu masalah, sehingga mampu bertahan hidup. Dalam
penelitian ini, Adversity Quotient akan diukur dengan menggunakan skala
Adversity Quotient dari Adhimulya Nugraha Putra (2016). Skala ini terdiri
dari 4 dimensi yaitu, kontrol, asal-usul dan pengakuan, jangkauan, dan daya
tahan. Skor total pada skala Adversity Quotient akan memperlihatkan
tinggi atau rendahnya Adversity Quotient supir taksi berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
konvensional , sehingga semakin tinggi jumlah skor total per dimensi
Adversity Quotient yang didapat dari penjumlahan skor tertinggi pada tiap
dimensi menunjukkan semakin tinggi Adversity Quotient pada supir taksi
berbasis konvensional .
2. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi adalah ikatan psikologis supir taksi berbasis
konvensional terhadap organisasi yang ditandai dengan menerima tujuan-
tujuan organisasi, adanya kesetiaan serta kepercayaan, dan bersedia
mempertahankan keanggotaannya di dalam organisasi. Dalam penelitian
ini, komitmen organisasi akan diukur dengan menggunakan skala
komitmen organisasi dari Maria Endah Rusnindita Puspitasari (2017).
Skala ini terdiri dari 3 dimensi yaitu, komitmen afektif, komitmen
kontinum dan komitmen normatif. Hasil pengukuran dari komitmen
organisasi ditunjukkan dari skor total skala komitmen organisasi. Semakin
tinggi skor total komitmen organisasi yang diperoleh menunjukkan supir
taksi berbasis konvensional memiliki komitmen organisasi yang tinggi.
Akan tetapi, jika skor total komitmen organisasi rendah menujukkan bahwa
supir taksi berbasis konvensional memiliki komitmen organisasi yang
rendah.
D. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah supir taksi berbasis konvensional.
Supir taksi berbasis konvensional adalah pengemudi yang menggunakan
mobil untuk mengangkut penumpangnya dengan tarif layanan jasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
angkutan yang dihitung dengan dua cara yaitu penghitungan tarif secara
otomatis sesuai jarak yang ditempuh dengan menggunakan argometer
serta kesepakatan antara penumpang dan pengemudi dalam menentukan
tarif. Proses seleksi sampel pada penelitian ini menggunakan
nonprobability sample atau convenience sample yaitu pemilihan sampel
berdasarkan kemudahaan dan ketersediaan akses (Supratiknya, 2015).
E. Metode dan Pengumpulan Data
1. Adversity Quotient
Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data Adversity
Quotient supir taksi berbasis konvensional adalah skala Adversity Quotient
dari Adhimulya Nugraha Putra (2016) yang telah memperoleh ijin dari
Adhimulya Nugraha Putra untuk digunakan. Skala Adversity Quotient
merupakan skala yang berbentuk model Likert.
Tabel 1.
Sebaran Item Skala Adversity Quotient
No. Dimensi
Nomor Item Jumlah Bobot
Favourable Unfavourable
1. Control 2, 3, 4, 15,
30 8, 17 7 20%
2. Origin
O2
10, 14, 24 12,13, 26, 34 7 20%
Ownership 5, 6, 16 7, 20, 25, 27 7 20%
3. Reach 19, 28, 31,
33 11, 29, 35 7 20%
4. Endurance 1, 9, 21, 22 18, 23, 32 7 20%
Jumlah 19 16 35 100%
Skala Adversity Quotient ini terdiri dari 35 item. Skala yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pernyataan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak
Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Tabel dibawah ini
menjelaskan sistem pemberian skor pada skala Likert yang digunakan
dalam penelitian ini.
Tabel 2.
Skor Respon Pada Variabel Adversity Quotient
Tingginya skor respon pada skala ini menunjukkan tinginya nilai
Adversity Quotient pada subjek.
2. Komitmen Organisasi
Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data komitmen
organisasi supir taksi berbasis konvensional adalah skala Komitmen
Organisasi dari Maria Endah Rusnindita Puspitasari (2017) yang telah
memperoleh ijin dari Maria Endah Rusnindita Puspitasari untuk digunakan.
Skala komitmen organisasi merupakan skala yang berbentuk model Likert.
Respon Skor
Favourable
Skor
Unfavourable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak
Setuju 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3.
Sebaran Item Skala Komitmen Organisasi
Skala komitmen organisasi ini terdiri dari 18 item. Skala yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pernyataan dengan
alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak
Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Tabel dibawah ini
menjelaskan sistem pemberian skor pada skala Likert yang digunakan
dalam penelitian ini.
Tabel 4.
Skor Respon Pada Variabel Komitmen Organisasi
Tingginya skor respon pada skala ini menunjukkan tinginya nilai
komitmen organisasi pada subjek.
No. Komponen Nomor Item
Jumlah Bobot Favourable Unfavourable
1. Komitmen
Afektif 1, 2, 12 9, 14, 18 6 33,3%
2. Komitmen
Kontinyu 3, 4, 8 10, 15, 17 6 33,3%
3. Komitmen
Normatif 7, 11, 13 5, 6, 16 6 33,3%
Jumlah 9 9 18 100%
Respon Skor
Favourable
Skor
Unfavourable
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak
Setuju 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
F. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Supratiknya (2014) mengatakan bahwa validitas adalah kualitas
suatu alat tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak
diukur. Saifuddin Azwar (2009) berpendapat bahwa validitas mengacu
pada sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan
fungsi pengukurannya. Alat ukur dengan validitas yang tinggi akan
menghasilkan eror pengukuran yang kecil, yang berarti bahwa skor setiap
subjek yang diperoleh oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dari skor
yang sesungguhnya (Azwar, 2007). Validitas merupakan syarat utama
untuk menentukan standar suatu tes, secara umum ada tiga jenis validitas,
yaitu isi, kontrak, dan kriteria (Periantalo, 2015). Validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi dapat diuji
melalui analisis rasional oleh expert judgement (Azwar, 2017). Pengujian
validitas isi alat tes dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi sebagai
expert judgement. Kedua skala yang digunakan yaitu skala Adversity
Quotient (Adhimulya Nugraha Putra, 2016) dan komitmen organisasi
(Maria Endah Rusnindita Puspita, 2017) telah diuji validitas isi oleh dosen
yang ahli di bidang psikologi. Penggunaan kedua skala ini karena
mempunyai skor reliabilitas yang tinggi. Selain itu, kedua skala ini
mempunyai tata bahasa yang cukup mudah dimengerti oleh supir taksi
konvensional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2. Seleksi Item
Kualitas item dilihat melalui uji daya beda item dengan
bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22. Seleksi
item betujuan untuk memilih item-item yang akan membentuk skala
yang bersifat homogen dan memiliki daya deskriminasi yang baik
(Supratiknya, 2014). Proses seleksi item dilakukan melalui komputasi
koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala
itu sendiri. Cara tersebut dapat menjamin homogenitas skala sebagai
satu kesatuan dan sekaligus dapat mengukur daya diskriminasi item
(Supratiknya, 2014). Hasil dari komputasi akan menghasilkan koefisien
korelasi aitem total (rix) (Azwar, 2017). Koefisien korelasi item total
bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif.
Semakin baik daya diskriminasi item maka koefisien korelasinya
semakin mendekati angka 1,00. Sedangkan, daya diskriminasi item
dikatakan tidak baik bila koefisien korelasi mendekati angka 0 atau
yang memiliki tanda negatif. Pemilihan item berdasarkan korelasi item
total menggunakan batasan rix ≥ 0,30. Maka, semua item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dapat dikatakan daya
diskriminasinya baik (Azwar, 2017).
Item yang memiliki indeks daya diskriminasi sama atau lebih
besar dari 0,30 dan apabila jumlahnya melebihi jumlah item yang
direncanakan, maka dapat memilih item-item yang indeks daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
diskriminasinya tinggi. Namun, jika jumlah item yang lolos masih
tidak mencukupi jumlah yang direncanakan, maka dapat
mempertimbangkan untuk menurunkan indeks daya diskriminasi
menjadi 0,20 (Supratiknya, 2014).
Try out terpakai adalah uji coba yang hasilnya langsung
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Dengan kata lain, subjek
yang dijadikan uji coba juga dipakai sebagai subjek penelitian.
Kelebihan dari try out terpakai adalah pengambilan data yang hanya
sekali dan hasil uji coba yang langsung digunakan untuk menguji
hipotesis. Sedangkan kelemahan dari Try out terpakai adalah saat
ditemukan banyak item yang memiliki kualitas item kurang, maka
diperlukan penyebaran ulang (Hadi, 2000)
Pada penelitian ini, kedua alat ukur skala Adversity Quotient dan
komitmen organisasi memiliki kualitas yang cukup baik, karena semua
item pada kedua skala ini memiliki korelasi lebih 0,20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
a. Skala Adversity Quotient
Berdasarkan hasil try out, peneliti menemukan 20 item dari 35
item yang diujikan dengan kualitas baik dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 5.
Sebaran Item Skala Adversity Quotient Setelah Seleksi Item
Keterangan :
1. Item yang dicetak tebal dan diberi tanda bintang (*) adalah
item yang tidak lolos atau gugur.
2. Item di dalam tanda kurung adalah nomor item yang
digugurkan untuk meratakan jumlah item pada tiap dimensi.
No. Dimensi
Nomor Item Jumlah Bobot
Favourable Unfavourable
1. Control (2), 3*, 4*,
15, 30 8, 17 4 20%
2. Origin
O2
10, 14*, 24 12*,(13), 26,
34 4 20%
Ownership (5),(6), 16 7, 20, 25, (27) 4 20%
3. Reach 19*, 28*,
31, 33 11, 29*, 35 4 20%
4. Endurance 1*, 9, 21,
22 18, (23), 32* 4 20%
Jumlah 10 10 20 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Skala Komitmen Organisasi
Berdasarkan hasil try out, peneliti menemukan 18 item dari 12
item yang diujikan dengan kualitas baik dengan rincian sebagai
berikut :
Tabel 6.
Sebaran Item Skala Komimen Organisasi Setelah Seleksi Item
Keterangan :
1. Item yang dicetak tebal dan diberi tanda bintang (*) adalah
item yang tidak lolos atau gugur.
3. 3. Reliabilitas
Supratiknya (2014), salah satu syarat alat ukur yang baik
adalah memiliki reliabilitas yang tinggi. R eliabilitas adalah
konsistensi dari hasil pengukuran ketika prosedur pengetesan
dilakukan berulang kali terhadap suatu populasi individu maupun
kelompok. Sedangkan menurut Azwar (2009), alat ukur yang reliabel
mampu menghasilkan skor yang sama ketika digunakan untuk
mengukur atribut yang sama pada subjek yang sama.
Kerlinger (1986) mengemukakan reliabilitas dapat diukur dari
No. Komponen Nomor Item
Jumlah Bobot Favourable Unfavourable
1. Komitmen
Afektif 1, 2, 12 9, 14, 18 6 50%
2. Komitmen
Kontinyu 3*, 4, 8 10, 15, 17* 4 34%
3. Komitmen
Normatif 7, 11, 13* 5*, 6*, 16* 2 16%
Jumlah 7 5 12 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
tiga kriteria, yaitu stability, dependability, dan predictability. Stability
menunjukkan kestabilan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama
pada waktu yang berbeda. Dependability menunjukkan kemantapan
suatu tes atau seberapa jauh tes dapat diandalkan. Predictability
menunjukkan kemampuan tes untuk meramalkan hasil pada
pengukuran gejala selanjutnya. Namun dalam penelitian ini,
reliabilitas diukur dalam bentuk koefisien konsistensi internal.
Koefisien konsistensi internal adalah koefisien yang didasarkan pada
hubungan antar skor pada tiap item dalam tes. Data koefisien
konsistensi internal diperoleh melalui 1 kali pengetesan. Reliabilitas
pada penelitian ini diukur dengan program IBM SPSS Statistic 22
Mengukur reliabilitas dengan melihat konsistensi internalnya dapat
diukur dengan menggunakan Alpha Cronbach. Koefisien Reliabilitas
berkisar antara angka 0.00 – 1.00. Semakin skor reliabilitas
mendekati angka 1.00 menunjukkan bahwa skala tersebut semakin
reliabel, sebaliknya apabila skor mendekati angka 0,00 maka, skala
tersebut tidak reliabel (Azwar, 2009). Skala dapat dikatakan memiliki
reliabilitas baik apabila memiliki nilai r > 0.60 (Noor, 2011).
Setelah melakukan uji reliabilitas didapat bahwa skala Adversity
Quotient pada penelitian ini memiliki skor koefisien Alpha Cronbach
yang cukup tinggi, yaitu 0,816. Sedangkan, skor koefisien Alpha
Cronbach Adversity Quotient pada penelitian Adhimulya Nugraha Putra
(2016) yaitu 0,964. Skala komitmen organisasi pada penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
memiliki skor koefisien Aplha Cronbach 0.772. Sedangkan, skor
koefisien Alpha Cronbach Adversity Quotient pada penelitian Maria
Endah Rusnindita Puspitasari (2017) yaitu 0,837.
G. Analisis Data
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk
mengetahui apakah data variabel Adversity Quotient sebagai
variabel independen dan komitmen organisasi sebagai variabel
dependen mempunyai sebaran normal. Uji ini perlu dilakukan
karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi
normalitas sebaran. Jika taraf signifikansi (p) > 0,05 maka data
terdistribusi normal sedangkan, jika (p) <0,05 maka sebaran data
tidak terdistribusi normal (Santoso, 2010). Uji normalitas dalam
penelitian ini menggunakan teknik Kolmogrov-Smirnov dengan
alat SPSS versi 22.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk melihat apakah hubungan
antarvariabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau
tidak (Santoso,2010). Hal ini berarti bahwa peningkatan atau
penurunan kuantitas pada suatu variabel akan diikuti secara linear
oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya. Uji
linearitas perlu dilakukan agar tidak terjadi underestimasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kekuatan hubungan antar variabel. Jika taraf signifikansi lebih
kecil dari 0,05 (p<0,05) maka dapat dikatakan linier, atau
sebaliknya. Pada penelitian ini uji linearitas menggunakan test
for linearity dalam SPSS versi 22.
2. Uji Hipotesis
Teknik korelasi merupakan teknik analisis yang melihat
kecenderungan pola dalam suatu variabel berdasarkan kecenderungan
pola dalam variabel yang lain (Santoso, 2010). Uji hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan teknik korelasi untuk melihat hubungan
antara adversity quotient dengan komitmen organisasi pada supir taksi
berbasis konvensional. Teknik korelasi pada penelitian ini
menggunakan formula korelasi Pearson Product Moment jika asumsi
terpenuhi. Jika uji asumsi tidak terpenuhi, maka peneliti akan
menggunakan formula korelasi Spearman’s Rho. Pengujian hipotesis
akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan 21 September 2018 hingga 5 Oktober 2018. Data
penelitian diperoleh dengan menyebar skala dalam bentuk paper and pencil
kepada supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta. Penelitian
dilaksanakan dengan menyebarkan skala ke tempat-tempat pangkalan taksi di
Yogyakarta. Peneliti menyebarkan 150 skala, namun 20 skala dinyatakan
gugur karena tidak memenuhi syarat penelitian sehingga terkumpul 130 skala.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini menampilkan beberapa informasi demografis dari subjek
penelitian. Penyajian data demografik ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana karakteristik subjek dalam penelitian ini. Subjek pada penelitian ini
adalah supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta dari berbagai usia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 7.
Deskripsi Jenis Kelamin Subjek
Berdasarkan data Tabel 7 mengenai deksripsi jenis kelamin subjek
penelitian ini dapat diketahui bahwa dari total 130 subjek, terdapat 126
pria (96,93%) dan 4 subjek wanita (3,07%). Hal ini berarti bahwa
mayoritas subjek berjenis kelamin pria.
Tabel 8.
Deskripsi Usia Subjek
Berdasarkan data Tabel 8 mengenai deksripsi usia subjek
penelitian, dapat diketahui bahwa subjek dengan rentang usia 21-40 tahun
berjumlah 62 subjek (47,69%) sedangkan, subjek dengan rentang usia 41-
60 tahun berjumlah 64 subjek (49,23%). Subjek dengan rentang usia ≥61
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Pria 126 96,93%
Wanita 4 3,07%
Total 130 100%
Usia Jumlah Subjek Persentase
21-40 tahun 62 47,69%
41-60 tahun 64 49,23%
≥61 tahun 4 3,08%
Jumlah 130 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
tahun berjumlah 4 subjek (3,08%). Subjek penelitian mayoritas masuk
dalam rentang usia 41-60 tahun.
C. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dapat mengetahui gambaran skor teoritik dan skor
emipiris pada skala Adversity Quotient dan skala komitmen organisasi
dengan menggunakan perhitungan manual untuk mendapatkan mean
teoritik.
MT = (Skor terendah x Jumlah item) + (Skor tertinggi x Jumlah item)
2
Sedangkan, mean empirik merupakan rerata dari skor yang dimiliki
oleh subjek penelitian. Perhitungan mean empirik didapatkan dari hasil uji
One-Sample Test dengan menggunakan program SPSS for Windows Versi
22.
Berdasarkan data penelitian, maka diperoleh hasil perhitungan mean
teoritik sebagai berikut:
1. Adversity Quotient
Jumlah item : 20
Nilai minimum : 20 x 1 = 20
Nilai Maksimum : 20 x 4 = 80
Rentang nilai : 20– 80
Jarak : 80+20 = 100
Mean teoritik :(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙)2 =
20+802 = 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Komitmen Organisasi
Jumlah item : 12
Nilai minimum : 12 x 1 = 12
Nilai Maksimum : 12 x 4 = 48
Rentang nilai : 12– 48
Jarak : 48+12 = 60
Mean teoritik :(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙)2 =
12+482 = 30
Tabel 9.
Deskripsi Data Empirik Adversity Quotient
One-Sample Statistic
One-Sample Test
Test Value= 50
T df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
TOTAL
AQ 20.999 129 .000 12.315 11.16 13.48
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Total AQ 130 62.32 6.687 .586
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 10.
Deskripsi Data Empirik Komitmen Organisasi
One-Sample Statistic
One-Sample Test
Test Value= 30
T df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
TOTAL
KO 10.611 129 .000 3.892 3.17 4.62
Berdasarkan dari tabel data empirik pada skala Adversity
Quotient (Tabel10) hasil yang diperoleh dari uji beda mean One-
Sample Test menggunakan SPSS for Windows versi 22 diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,00. Hal tersebut berarti bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empirik
pada skala Adversity Quotient. Hasil mean teoritik pada skala
Adversity Quotient sebesar 50 sedangkan hasil mean empirik pada
skala tersebut sebesar 62,32 dengan standar deviasi sebesar 6,687.
Data ini menunjukkan bahwa mean empirik secara signifikan lebih
tinggi dibandingkan dengan mean teoritik. Dapat disimpulkan subjek
dalam penelitian ini cenderung memiliki tingkat Adversity Quotient
yang tinggi.
N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
Total KO 130 33.89 4.182 .367
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pada skala komitmen organisasi, berdasarkan tabel data
empirik (Tabel 11) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00 yang
berarti ada perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean
empirik. Hasil mean teoritik pada skala komitmen organisasi sebesar
30 sedangkan hasil mean empirik pada skala tersebut sebesar 33,89
dengan standar deviasi sebesar 4,182. Data tersebut menunjukkan
bahwa mean empirik secara signifikan lebih tinggi dibandingkan
mean teoritik, dan dapat disimpulkan subjek dalam penelitian ini
cenderung memiliki komitmen organisasi yang tinggi.
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Penelitian ini akan melihat hubungan antara Adversity
Quotient dengan komitmen organisasi. Uji normalitas dilakukan
untuk melihat sifat sebaran data dari subjek, yaitu bersifat normal
atau tidak. Distribusi dikatakan normal apabila probabilitas (p)
>0,05 (Santoso, 2010). Untuk menguji normalitas, penelitian ini
menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan
SPSS for windows versi 22. Hasil uji normalitas dapat dilihat
pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Tabel 11.
Hasil Uji Normalitas Adversity Quotient
Test Of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL
AQ .089 130 .013 .989 130 .419
Tabel 12.
Hasil Uji Normalitas Komitmen Organisasi
Test Of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL
KO .076 130 .060 .987 130 .231
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
melalui program SPSS for Windows versi 22, berdasarkan data
dalam tabel 12, hasil uji normalitas data variabel Adversity Quotient
sebesar 0,013 (p<0,05) dengan asumsi bahwa data Adversity
Quotient tidak terdistribusi normal. Akan tetapi pada tabel 13, data
komitmen organisasi sebesar 0,060 (p>0,05) artinya bahwa data
komitmen organisasi terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Uji Lineartitas
Uji linearitas dilakukan dengan teknik test of linearity
menggunakan SPSS from windows versi 22. Data dikatakan linear
apabila nilai sig. linearity lebih kecil dari 0,05 (Santoso, 2010).
Hasil uji linearitas adalah sebagai berikut:
Tabel 13.
Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen
Organisasi
ANOVA Table
Berdasarkan hasil uji linearitas ini menunjukkan tidak ada
hubungan yang linear antara data Adversity Quotient dan data
komitmen organisasi dengan taraf signifikansi p<0,05, yaitu p =
0,070 (p>0,05) dengan F = 3.348. Selain itu, dalam tabel 14 juga
menunjukkan nilai deviation from linearity. Hal ini berarti bahwa
sebagian lain variasi hubungan antar variabel ini tidak mengikuti
garis linier atau disebut juga penyimpangan dari pola linier sebesar
0,283 (p>0,05).
Sum of
Square df
Mean
Square F Sig.
TOTAL
AQ
TOTAL
KO
Between
Groups
Combined 643.084 31 20.454 1.236 .216
Linearity 55.425 1 55.425 3.348 .070
DeviationFrom
Linearity 578.659 30 19.289 1.165 .283
Within Groups 1622.408 98 16.555
Total 2256.492 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini terdapat uji asumsi yang tidak terpenuhi sehingga
tidak dapat dilakukan uji hipotesis.
E. Analisis Data Tambahan
Peneliti memberikan analisis tambahan yang bertujuan memperkaya
data penelitian mengenai hubungan antara Adversity Quotient dan
komitmen organisasi supir taksi berbasis konvensional. Analisis tambahan
yang dilakukan yaitu Uji Korelasi antar dimensi Adversity Quotient
terhadap dimensi Komitmen Organisasi. Setelah dilakukan Uji Korelasi
didapatkan hasil bahwa hanya dimensi daya tahan dari Adversity Quotient
terhadap dimensi Afektif dari komitmen organisasi, dimensi jangkauan
dari Adversity Quotient terhadap dimensi normatif dari komitmen
organisasi, dan dimensi daya tahan dari Adversity Quotient terhadap
dimensi normatif dari komitmen organisasi yang mempunyai hubungan
linier. Selain dimensi tersebut, masing-masing dimensi dari Adversity
Quotient terhadap dimensi komitmen organisasi tidak mempunyai
hubungan yang linier. Berikut hasil uji korelasi pada dimensi Adversity
Quotient terhadap dimensi komitmen organisasi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 14.
Hasil Uji Normalitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient
Kolmogorov-
Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL
Daya
Tahan
.139 130 .000 .962 130 .001
Tabel 15.
Hasil Uji Normalitas Dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi
Kolmogorov-
Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL
Afektif .145 130 .000 .948 130 .000
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov melalui
program SPSS for Windows versi 22, berdasarkan data dalam tabel 15, hasil
uji normalitas data variabel dimensi daya tahan dari Adversity Quotient
sebesar 0,000 (p<0,05) dengan asumsi bahwa data variabel dimensi daya
tahan dari Adversity Quotient tidak terdistribusi normal. Begitu juga dengan
data dimensi afektif dari komitmen organisasi tabel 16, menunjukkan 0,000
(p<0,05) artinya bahwa data dimensi afektif dari komitmen organisasi juga
tidak terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 16.
Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient terhadap
Dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi
ANOVA Table
Berdasarkan hasil uji linearitas ini menunjukkan ada hubungan yang
linear antara data dimensi daya tahan dari Adversity Quotient terhadap
dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi dengan taraf signifikansi p<0,05,
yaitu p = 0,018 (p>0,05) dengan F = 5.742.
Sum of
Square Df
Mean
Square F Sig.
TOTAL
Daya
Tahan
TOTAL
Afektif
Between
Groups
Combined 60.563 8 7.570 1.107 .363
Linearity 39.262 1 39.262 5.742 .018
DeviationFro
m
Linearity
21.302 7 3.043 .445 .872
Within Groups 827.313 121 6.837
Total 887.877 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 17.
Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari Adversity
Quotient terhadap Dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi
Total
Afektif
Total
Daya
Tahan
Spearmanꞌs
rho
Total
Afektif
Correlation
Coefficient 1.000 .192
N 130 130
Sig. (2-tailed) .028
Total
Daya
Tahan
Correlation
Coefficient .192 1.000
N 130 130
Berdasarkan tabel hasil uji korelasi, dapat dilihat Spearman's rho
sebesar 0,028 dan nilai signifikansi (2tailed) sebesar 0,192 (p<0,05). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan dimensi daya tahan dari Adversity
Quotient berkorelasi terhadap dimensi Afektif dari komitmen organisasi.
Tabel 18.
Hasil Uji Normalitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient
Kolmogorov-
Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL
Daya
Tahan
.139 130 .000 .962 130 .001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 19.
Hasil Uji Normalitas Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi
Kolmogorov-
Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL
Normatif .259 130 .000 .857 130 .000
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov melalui
program SPSS for Windows versi 22, berdasarkan data dalam tabel 19, hasil
uji normalitas data variabel dimensi daya tahan dari Adversity Quotient
sebesar 0,000 (p<0,05) dengan asumsi bahwa data variabel dimensi daya
tahan dari Adversity Quotient tidak terdistribusi normal. Begitu juga dengan
data dimensi normatif dari komitmen organisasi tabel 20, menunjukkan 0,000
(p<0,05) artinya bahwa data dimensi normatif dari komitmen organisasi juga
tidak terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 20.
Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient terhadap
Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi
ANOVA Table
Berdasarkan hasil uji linearitas ini menunjukkan ada hubungan yang
linear antara data dimensi daya tahan dari Adversity Quotient terhadap
dimensi normatif dari Komitmen Organisasi dengan taraf signifikansi
p<0,05, yaitu p = 0,005 (p>0,05) dengan F = 8.159.
Sum of
Square df
Mean
Square F Sig.
TOTAL
Daya
Tahan
TOTAL
Normatif
Between
Groups
Combined 11.084 8 1.385 1.584 .136
Linearity 7.136 1 7.136 8.159 .005
DeviationFro
m
Linearity
3.947 7 .564 .645 .718
Within Groups 105.839 121 .875
Total 116.923 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 21.
Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari Adversity
Quotient terhadap Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi
Correlations
Total
Daya
Tahan
Total
Normatif
Spearmanꞌs
rho
Total
Normatif
Correlation
Coefficient 1.000 .199
N 130 130
Sig. (2-tailed) .023
Total
Daya
Tahan
Correlation
Coefficient .199 1.000
N 130 130
Berdasarkan tabel hasil uji korelasi, dapat dilihat Spearman's rho
sebesar 0,028 dan nilai signifikansi (2tailed) sebesar 0,192 (p<0,05). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan dimensi daya tahan dari Adversity
Quotient berkorelasi terhadap dimensi normatif dari komitmen organisasi.
Tabel 22.
Hasil Uji Normalitas Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient
Kolmogorov-
Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL
Jangkauan .133 130 .000 .960 130 .001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 23.
Hasil Uji Normalitas Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi
Kolmogorov-
Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL
Normatif .259 130 .000 .857 130 .000
Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov melalui
program SPSS for Windows versi 22, berdasarkan data dalam tabel 19, hasil
uji normalitas data variabel dimensi jangkauan dari Adversity Quotient
sebesar 0,000 (p<0,05) dengan asumsi bahwa data variabel dimensi daya
tahan dari Adversity Quotient tidak terdistribusi normal. Begitu juga dengan
data dimensi normatif dari komitmen organisasi tabel 20, menunjukkan
0,000 (p<0,05) artinya bahwa data dimensi normatif dari komitmen
organisasi juga tidak terdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 24.
Hasil Uji Linearitas Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient terhadap
Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi
ANOVA Table
Berdasarkan hasil uji linearitas ini menunjukkan ada hubungan yang
linear antara data dimensi jangkauan dari Adversity Quotient terhadap
dimensi normatif dari Komitmen Organisasi dengan taraf signifikansi
p<0,05, yaitu p = 0,037 (p>0,05) dengan F = 4.432.
Sum of
Square df
Mean
Square F Sig.
TOTAL
Jangkauan
TOTAL
Normatif
Between
Groups
Combined 6.392 9 .710 .771 .643
Linearity 4.083 1 4.083 4.432 .037
DeviationFro
m
Linearity
2.310 8 .289 .313 .960
Within Groups 110.531 120 .921
Total 116.923 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Tabel 25.
Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Jangkauan dari Adversity
Quotient terhadap Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi
Total
Daya
Tahan
Total
Normatif
Spearmanꞌs
rho
Total
Normatif
Correlation
Coefficient 1.000 .135
N 130 130
Sig. (2-tailed) .125
Total
Jangkauan
Correlation
Coefficient .135 1.000
N 130 130
Berdasarkan tabel hasil uji korelasi, dapat dilihat Spearman's rho
sebesar 0,023 dan nilai signifikansi (2tailed) sebesar 0,125 (p>0,05).
Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan dimensi jangkauan dari
Adversity Quotient terhadap dimensi normatif dari komitmen organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 26.
Kategori Komitmen Organisasi pada Supir Taksi Berbasis Konvensional
Berdasarkan tabel kategorisasi komitmen organisasi pada supir taksi
berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130 subjek terdapat 18 subjek
(13,8%) memiliki komitmen organisasi yang rendah, 97 subjek (74,6%)
memiliki komitmen organisasi sedang serta 15 subjek (11,5%) yang
memiliki tingkat komitmen organisasi yang tinggi. Hal ini berarti mayoritas
subjek memiliki tingkat komitmen organisasi yang sedang.
Kategori
Komitmen
Organisasi
Rentang Jumlah (%)
Rendah X < 29,707 18 13,8
Sedang 29,708 ≤ X ≥
38,072 97 74,6
Tinggi X > 38,072 15 11,5
Total 130 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel 27.
Kategori dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi pada Supir Taksi
Berbasis Konvensional
Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi afektif dari komitmen
organisasi pada supir taksi berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130
subjek terdapat 14 subjek (10,8%) memiliki komitmen organisasi yang
rendah, 103 subjek (79,2%) memiliki komitmen organisasi sedang serta 13
subjek (10,0%) yang memiliki tingkat komitmen organisasi yang tinggi. Hal
ini berarti mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi afektif dari komitmen
organisasi yang sedang.
Kategori
Dimensi
Afektif
Rentang Jumlah (%)
Rendah X < 14,945 14 10,8
Sedang 14,945 ≤ X ≥
20,194 103 79,2
Tinggi X > 20,194 13 10,0
Total 130 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel 28.
Kategori dimensi Kontinum dari Komitmen Organisasi pada Supir Taksi
Berbasis Konvensional
Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi kontinum dari komitmen
organisasi pada supir taksi berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130
subjek terdapat 32 subjek (24,6%) memiliki komitmen organisasi yang
rendah, 87 subjek (66,9%) memiliki komitmen organisasi sedang serta 11
subjek (8,5%) yang memiliki tingkat komitmen organisasi yang tinggi. Hal
ini berarti mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi kontinum dari
komitmen organisasi yang sedang.
Kategori
Dimensi
Kontinum
Rentang Jumlah (%)
Rendah X < 9,01 32 24,6
Sedang 9,02 ≤ X ≥ 12,08 87 66,9
Tinggi X > 12,08 11 8,5
Total 130 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 29.
Kategori dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi pada Supir Taksi
Berbasis Konvensional
Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi normatif dari komitmen
organisasi pada supir taksi berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130
subjek terdapat 5 subjek (3,8%) memiliki komitmen organisasi yang rendah,
102 subjek (78,5%) memiliki komitmen organisasi sedang serta 23 subjek
(17,7%) yang memiliki tingkat komitmen organisasi yang tinggi. Hal ini
berarti mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi normatif dari komitmen
organisasi yang sedang.
Kategori
Dimensi
Normatif
Rentang Jumlah (%)
Rendah X < 4,897 5 3,8
Sedang 4,898 ≤ X ≥ 6,802 102 78,5
Tinggi X > 6,802 23 17,7
Total 130 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Tabel 30.
Kategori Adversity Quotient pada Supir Taksi Berbasis Konvensional
Berdasarkan tabel kategorisasi Adversity Quotient pada supir taksi
berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130 subjek terdapat 18 subjek
(13,8%) memiliki Adversity Quotient yang rendah, 93 subjek (71,5%)
memiliki Adversity Quotient sedang serta 19 subjek (14,6%) yang memiliki
tingkat Adversity Quotient yang tinggi. Hal ini berarti mayoritas subjek
memiliki tingkat Adversity Quotient yang sedang.
Kategori
Adversity
Quotient
Rentang Jumlah (%)
Rendah X < 55,632 18 13,8
Sedang 55,633 ≤ X ≥
69,007 93 71,5
Tinggi X > 69,007 19 14,6
Total 130 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 31.
Kategori dimensi Kendali dari Adversity Quotient pada Supir Taksi
Konvensional
Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi Kendali dari Adversity
Quotient pada supir taksi konvensional, terlihat bahwa dari 130 subjek
terdapat 17 subjek (13,1%) memiliki tingkat dimensi Kendali dari Adversity
Quotient yang rendah, 83 subjek (63,8%) memiliki tingkat dimensi Kendali
dari Adversity Quotient sedang serta 30 subjek (23,1%) yang memiliki
tingkat dimensi Kendali dari Adversity Quotient yang tinggi. Hal ini berarti
mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi Kendali dari Adversity Quotient
yang sedang.
Kategori
dimensi
Kendali
Rentang Jumlah (%)
Rendah X < 10,620 17 13,1
Sedang 10,621 ≤ X ≥
13,879 83 63,8
Tinggi X > 13,879 30 23,1
Total 130 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 32.
Kategori dimensi Asal-Usul dan Pengakuan dari Adversity Quotient pada
Supir Taksi Berbasis Konvensional
Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi Asal-Usul dan Pengakuan
dari Adversity Quotient pada supir taksi berbasis konvensional, terlihat
bahwa dari 130 subjek terdapat 20 subjek (15,4%) memiliki tingkat dimensi
Asal-Usul dan Pengakuan dari Adversity Quotient yang rendah, 89 subjek
(68,5%) memiliki tingkat dimensi Asal-Usul dan Pengakuan dari Adversity
Quotient sedang serta 21 subjek (16,2%) yang memiliki tingkat dimensi
Asal-Usul dan Pengakuan dari Adversity Quotient yang tinggi. Hal ini
berarti mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi Asal-Usul dan Pengakuan
dari Adversity Quotient yang sedang.
Kategori
dimensi
Asal-Usul
dan
Pengakuan
Rentang Jumlah (%)
Rendah X < 21,892 20 15,4
Sedang 21,893 ≤ X ≥
28,247 89 68,5
Tinggi X > 28,247 21 16,2
Total 130 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 33.
Kategori dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient pada Supir Taksi
Berbasis Konvensional
Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi jangkauan dari Adversity
Quotient pada supir taksi berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130
subjek terdapat 21 subjek (16,2%) memiliki tingkat dimensi jangkauan dari
Adversity Quotient yang rendah, 78 subjek (60,0%) memiliki tingkat
dimensi jangkauan dari Adversity Quotient sedang serta 31 subjek (23,8%)
yang memiliki tingkat dimensi jangkauan dari Adversity Quotient yang
tinggi. Hal ini berarti mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi jangkauan
dari Adversity Quotient yang sedang.
Kategori
dimensi
Jangkauan
Rentang Jumlah (%)
Rendah X < 10,463 21 16,2
Sedang 10,464 ≤ X ≥
13,976 78 60,0
Tinggi X > 13,976 31 23,8
Total 130 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 34.
Kategori dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient pada Supir Taksi
Berbasis Konvensional
Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi daya tahan dari Adversity
Quotient pada supir taksi berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130
subjek terdapat 31 subjek (23,8%) memiliki tingkat dimensi daya tahan dari
Adversity Quotient yang rendah, 77 subjek (59,2%) memiliki tingkat
dimensi daya tahan dari Adversity Quotient sedang serta 22 subjek (16,9%)
yang memiliki tingkat dimensi daya tahan dari Adversity Quotient yang
tinggi. Hal ini berarti mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi daya tahan
dari Adversity Quotient yang sedang.
Kategori
dimensi
Daya Tahan
Rentang Jumlah (%)
Rendah X < 11,00 31 23,8
Sedang 11,001 ≤ X ≥
14,55 77 59,2
Tinggi X > 14,55 22 16,9
Total 130 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
F. Pembahasan
Penelitian ini tidak memenuhi uji asumsi karena data penelitian tidak
linear (0,070, p>0,05). Data yang tidak linear juga ditunjukkan pada scatter plot
hubungan Adversity Quotient dan komitmen organiasi (Gambar 1.) yaitu data pada
penelitian ini tidak mengikuti satu garis lurus dan tidak membentuk pola
hubungan. Dengan demikian, teknik analisis berupa korelasi produk momen dan
turunannya (Spearman’s Rho) akan cenderung melakukan underestimasi karena
korelasi produk momen dan turunannya (Spearman’s Rho) mengasumsikan data
bersifat linear sehingga kekuatan hubungan antara dua variabel yang sebenarnya
memiliki hubungan yang kuat menjadi tidak ada hubungan atau memiliki
hubungan yang lemah (Santoso, 2010).
Selain itu, dimensi dan item dari skala Adversity Quotient tidak mendukung
terwujudnya komitmen organisasi supir taksi berbasis konvensional. Item pada
Adversity Quotient menyangkut 5 dimensi utamanya yaitu kendali, asal-usul serta
pengkuan, jangkauan dan daya tahan tidak berpengaruh langsung terhadap
komitmen seorang individu (Langvardt,2007). Hal ini akan membuat individu
merasa tidak terlibat secara afektif terhadap organisasinya, merasa tidak adanya
keuntungan yang didapat karena memilih tinggal pada organisasi serta tidak
merasa bersalah saat meninggalkan organisasi sehingga akan mengurangi
keinginan seseorang untuk bertahan dalam organisasi.
Penelitian Langvardt (2007) mengemukakan bahwa Adversity Quotient
berkorelasi tetapi lemah dengan komitmen kerja (r=0,387). Hasil ini dibuktikan
dengan dimensi dalam Adversity Quotient yaitu, Kendali (r=0,567), asal-usul dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
pengakuan (0,501), jangkauan (0,236) serta daya tahan (r=0,343) berkorelasi tetapi
lemah dengan komitmen kerja. Hasil dalam penelitian ini Adversity Quotient tidak
berkorelasi dengan komitmen kerja yang ditunjukkan dengan dimensi Kendali
(r=0,893), asal-usul (r=0,183), dan jangkauan (r=0,120) tidak berkorelasi terhadap
komitmen organisasi. Namun, setelah dilakukan analisis tambahan uji korelasi
antar dimensi Adversity Quotient dan dimensi komitmen organisasi ditemukan
bahwa dimensi daya tahan (r=0,28) berkorelasi tetapi lemah dengan dimensi
afektif pada komitmen kerja. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seorang supir
taksi berbasis konvensional membutuhkan daya tahan untuk berkomitmen secara
afektif dengan organisasinya. Stoltz (2000) mengatakan bahwa individu yang
memiliki daya tahan tinggi akan mempunyai dorongan untuk bertindak ekstra atas
nama organisasi sehingga membuat individu lebih mempunyai kemauan yang
tinggi untuk berusaha bertahan dalam organisasi.
Selain itu, dimensi daya tahan dari Adversity Quotient (r=0,23) berkorelasi
tetapi lemah dengan dimensi normatif pada komitmen kerja. Hasil ini
menunjukkan bahwa seorang supir taksi berbasis konvensional membutuhkan daya
tahan untuk berkomitmen secara normatif dengan organisasinya. Stoltz (2000)
mengatakan bahwa individu yang memiliki daya tahan tinggi akan mempunyai
perasaan salah saat meninggalkan organisasinya sehingga individu akan cenderung
mengerahkan seluruh kemampuannya untuk bertahan menghadapi permasalahan
yang dihadapi.
Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa dimensi Kendali dari
Adversity Quotient (r=0,893) tidak berkorelasi dengan komitmen kerja. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
menyatakan bahwa komitmen seorang supir taksi berbasis konvensional tidak
berhubungan dengan dimensi Kendali pada Adversity Quotient. Stolz (2000)
mengatakan bahwa individu yang memiliki kendali yang rendah akan merasa apa
yang mereka kerjakan tidak akan merubah apapun dan berhenti melakukan usaha
saat dihadapkan pada permasalahan. Pada dimensi asal-usul (r=0,183)
menunjukkan tidak berkorelasi dengan komitmen kerja, yang berarti bahwa
komitmen seorang supir taksi berbasis konvensional tidak berhubungan dengan
dimensi asal-usul pada Adversity Quotient. Stolz (2000) mengatakan bahwa
individu yang memiliki dimensi asal-usul yang rendah akan cepat menyerah dan
memiliki kinerja yang menurun saat berhadapan dengan masalah. Selain itu,
dimensi jangkauan (r=0,125) menunjukkan tidak berkorelasi dengan dimensi
normatif pada komitmen kerja. Dengan demikian, bahwa komitmen seorang supir
taksi berbasis konvensional tidak berhubungan dengan dimensi jangkauan. Stolz
(2000) mengatakan bahwa individu yang memiliki dimensi jangkauan rendah akan
membiarkan kesulitan menjangkau bidang-bidang kehidupan lainnya yang
menyebabkan terkurasnya tenaga. Rendahnya dimensi jangkauan juga akan
menyebabkan seseorang merasa tidak berdaya untuk mengambil tindakan
penyelesaian.
Selain itu, berdasarkan hasil kategorisasi supir taksi berbasis konvensional
memiliki tingkat komitmen organisasi yang sedang sebesar 74,6% dengan subjek
97. Pada masing-masing dimensi dari komitmen organisasi supir taksi berbasis
konvensional juga menunjukkan tingkat yang sedang. Hasil kategorisasi dimensi
afektif dari komitmen organisasi supir taksi berbasis konvensional menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
tingkat yang sedang yaitu sebesar 79,2% dengan subjek 103. Hal ini berarti bahwa
supir taksi berbasis konvensional memiliki keinginan untuk tetap menjadi anggota
organisasi, namun tidak mempunyai keterlibatan emosi dan keterlibatan dengan
organisasi yang cukup tinggi Stolz (2000). Pada dimensi kontinum dari komitmen
organisasi supir taksi berbasis konvensional menunjukkan tingkat yang sedang
yaitu sebesar 66,9% dengan subjek 87. Sedangkan pada dimensi daya tahan dari
komitmen organisasi supir taksi berbasis konvensional menunjukkan tingkat yang
sedang yaitu sebesar 78,5% dengan subjek 102. Hal ini berarti bahwa supir taksi
berbasis konvensional merasa ingin terikat dengan perusahaan, wajib dan butuh
terikat dengan perusahaan, namun saat ada tawaran yang lebih menarik terkait
dengan keuntungan pada perusahaan lain, supir taksi berbasis konvensional
tersebut akan keluar dari perusahaan (Purba & Seniati, 2004).
Hasil kategorisasi supir taksi berbasis konvensional memiliki tingkat
Adversity Quotient yang sedang sebesar 71,5% dengan subjek 93. Pada masing-
masing dimensi dari Adversity Quotient supir taksi berbasis konvensional juga
menunjukkan tingkat yang sedang. Hasil kategorisasi dimensi kendali dari
Adversity Quotient supir taksi berbasis konvensional menunjukkan tingkat yang
sedang yaitu sebesar 63,8% dengan subjek 83. Hal ini berarti bahwa supir taksi
berbasis konvensional mampu mengendalikan masalah dan mempengaruhi situasi
yang sulit. Namun, saat menemukan kesulitan yang dianggap terlalu sulit bagi
supir taksi berbasis konvensional akan berhenti berusaha menyelesaikan masalah
tersebut dengan mencari-cari alasan yang kuat atas tindakannya (Stoltz, 2000).
Pada dimensi asal-usul dan pengakuan dari Adversity Quotient supir taksi berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
konvensional menunjukkan tingkat yang sedang yaitu sebesar 68,5% dengan
subjek 89. Hal ini berarti bahwa supir taksi berbasis konvensional mampu
menemukan penyebab kesulitan yang mereka alami. Namun, supir taksi berbasis
konvensional cenderung menyalahkan oranglain atas masalah yang terjadi, cepat
menyerah sehingga menyebabkan kinerja turun (Stoltz, 2000).
Pada dimensi jangkauan dari Adversity Quotient supir taksi berbasis
konvensional menunjukkan tingkat yang sedang yaitu sebesar 60,0% dengan
subjek 78. Hal ini berarti bahwa supir taksi berbasis konvensional mampu
membatasi masalah yang mereka hadapi tidak menjangkau bidang kehidup
lainnya. Namun, masalah yang dialami supir taksi berbasis konvensional
cenderung menghambat pekerjaan, melemahkan motivasi dalam bekerja sehingga
tidak berdaya dalam menyelesaikan masalah (Stoltz, 2000). Selain itu, pada
dimensi daya tahan dari Adversity Quotient supir taksi berbasis konvensional
menunjukkan tingkat yang sedang yaitu sebesar 59,2% dengan subjek 77. Hal ini
berarti bahwa supir taksi berbasis konvensional mempunyai energi yang cukup
tinggi dalam proses penyelesaian masalah. Namun, supir taksi berbasis
konvensional cenderung menganggap bahwa masalah yang mereka hadapi akan
berlangsung lama sehingga menyebabkan hilangnya harapan untuk bertindak
(Stoltz, 2000).
Berdasarkan katagorisisasi dari komitmen organisasi dan Adversity
Quotient supir taksi berbasis konvensional tergolong sedang. Selain itu juga,
karakteristik supir taksi berbasis konvensional yang merasa apa yang dikerjakan
sia-sia, cepat menyerah dan tidak berdaya terhadap permasalahan merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
individu yang tidak mampu menyelesaikan tantangan kerja dan cenderung juga
dapat bertahan karena mereka hanya menampilkan perilaku yang sesuai standar
dan menghindar dari resiko (White, A., 2017). Perilaku supir taksi berbasis
konvensional yang hanya sedang-sedang saja atau sesuai standar ini cenderung
merasa cukup dengan apa yang telah diperoleh, tidak menggunakan seluruh
kemampuannya tetapi apa yang dilakukannya cukup untuk membuat mereka
dipekerjakan dan mau melakukan pekerjaan yang penuh resiko, namun memilih
ancamannya paling rendah untuk dirinya sehingga tidak ada pengembangan diri
(Stoltz, 2000).
Namun, jika dilihat dari segi daya tahan yang dimiliki supirt berbasis
konvensional membuat individu mempunyai dorongan untuk bertindak atas nama
organisasi sehingga membuat individu lebih mempunyai kemauan yang tinggi
untuk berusaha bertahan dalam organisasi. Selain itu, supir taksi berbasis
konvensional juga mempunyai perasaan bersalah saat meninggalkan organisasinya
sehingga individu akan cenderung mengerahkan seluruh kemampuannya untuk
bertahan menghadapi permasalahan yang dihadapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini tidak memenuhi uji asumsi karena data penelitian tidak
linier (0,070, p>0,05). Namun, peneliti melakukan analisis data tambahan
menggunakan teknik uji korelasi Spearman’s Rho antar dimensi dari Adversity
Quotient dan dimensi dari komitmen organisasi. Hasil analisis tambahan
penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi daya tahan pada Adversity
Quotient berkorelasi tetapi lemah dengan dimensi afektif pada komitmen
organisasi (r= 0,28). Selain itu, dimensi daya tahan pada Adversity Quotient
berkorelasi tetapi lemah dengan dimensi normatif pada komitmen organisasi
(r= 0,23).
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu tidak mencantumkan
lama bekerja supir taksi berbasis konvensional sehingga kurang lengkap
dalam membahas bagaimana komitmen organisasi supir taksi berbasis
konvensional dari segi lamanya bekerja.
C. Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi daya tahan pada
Adversity Quotient berkorelasi tetapi lemah dengan dimensi afektif dan
normatif pada komitmen organisasi. Berdasarkan hal ini, supir taksi
berbasis konvensional sebaiknya lebih meningkatkan dan mempertahankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
daya tahan yang dimiliki supir taksi terhadap permasalahan yang sedang
dihadapi sehingga mempunyai komitmen terhadap perusahaan taksi
berbasis konvensional.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian, data yang ditemukan tidak
terdistribusi dengan normal sehingga peneliti harus menggunakan formula
korelasi Spearman’s Rho. Hal ini berarti bahwa penelitian selanjutkan
dianjurkan untuk mencari data penelitian yang lebih banyak. Penambahan
data dapat memperbesar kemungkinan data terdistribusi dengan normal
sehingga dapat mewakili data komitmen organisasi yang lebih luas. Selain
itu, pada penelitian ini pembahasan komitmen organisasi kurang lengkap,
terutama dalam pembahasan mengenai lama bekerja supir taksi berbasis
konvensional yang merupakan faktor dari komitmen organisasi. Hal ini
berarti bahwa peneliti selanjutnya dianjurkan untuk mencari lamanya
bekerja subjek, sehingga data dan pembahasan lebih lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritual– ESQ, Jakarta: Penerbit Arga.
Abdilah, S. (2006). Cerdas dan Cermat Kelola Hidup. http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/2006/112006/10/00jumat.htm.
Artana, F., Winarto, Y., Setijowarno, D. (2017). Analisis Operasional Angkutan
Taksi Di Kota Semarang. Jurnal Simposium III FSTPT, 979, 1-8.
Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2017). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Botes G. (1997). A systemic Study of Attitudes of Minibus Taxi Drivers Towards
Traffic Law Enforcement as a Basis for the Formulation of a Management
System for the South African Minibus Taxi Industry. Dissertation-
Abstracts-International-Section-B:The Sciences-and-Engineering, 58 (3-B).
Bukhari, T. A. S., Saeed, M. M., & Nisar, M. (2011). The effects of psychological
contract breach on various employee level outcomes: The moderating role
of Islamic work ethic and adversity quotient. African Journal of Business
Management, 5(21), 8393-8398.
Brickman.,Dunkel-Schetter., & Abbey, A. (1987). The Development of
Commitment. In C.B. Wortman & R. Sorrentina (Eds.), Commitment,
Conflict, and Caring (pp. 145-221). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.
Broeck, Anja Van Den., Cuyper, Nele De., Witte, Hans De., Vansteenkiste,
Maarten. (2010). Not All Demands Are Equal : Differentiating Job
Hindrances and Job Challenges in the Job Demands-Resourse Model.
European Joural of Work and Organizational Psychology, 19 (6), 735-759.
Colquitte, Jason A.; Le Pine, Jeffery A & Wesson, Michael J. (2015).
Organizational Behavior: Improving Perfomance and Commitment in the
Workplace Fourth Edittion. New York: McGraw-Hill Education.
Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta. (2015). “Data Taksi Reguler
dan Taksi Eksekutif DKI Jakarta”. Retrieved from
http://data.jakarta.go.id/sq/organization/dinas-perhubungan?page=8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Emanuel, A. W. R., & Salim, A. (2015). 2. Pembuatan Sistem Pelayanan Taksi
dengan Menggunakan Android, Google Maps, dan Ruby on Rails. Jurnal
Sistem Informasi, 8(1).
Febriany, W. E. (2014). Pengaruh Keberadaan Taksi untuk Transportasi
Masyarakat di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Firmanita, S. D., Rosdiana, I., & Indrayani, U. D. (2015). The Correlation
between Duration of Employment, Body Posture and Smoking Habit on
Low Back Pain Incidence An Analytic Observational Study Among Taxi
Driver in Semarang Municipality. Sains Medika, 6(1), 17-20.
Fitriastuti, Triana. (2013). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Komitmen
Organisasional dan Organizatonal Citizenship Behavior terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal Dinamika Manajemen, 4 (2), 103-114.
Ginanjar, D.(2017, Maret 22). Masyrakat Suka Tarif Murah, YLKI Sentil
Keselamatan Taksi Online. Diunduh dari
https://www.jawapos.com/read/2017/03/22/117916/masyarakat-suka-tarif-
murah-Ylki-sentil-keselamatan-taksi-online.
Hadi, S. (2000). Panduan Manual Seri Program Statistik (SPS-
2000). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Hidayat, S. (2001). Adversity Quotient. MDI News. Vol.VII. July 2001.
Hui, C & Lee, C. (2000). Moderating Effect of Organization-Based Self-Esteem
on Organizational Uncertainly: Employee Response Relationship. Journal
of Management, 26 (2).
Kerlinger, P., & Lein, M. R. (1986). Differences in winter range among age-
sex classes of Snowy Owls Nyctea scandiaca in North America.
Ornis Scandinavica, 1-7.
Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo (1991). Organizational Behavior (ed. 2).
Boston : Richard D. Irwin, INC.
Langvardt, G. D. (2007). Resilience and commitment to change: a case study of a
nonprofit organization (Vol. 68, No. 03).
Levy, P. E (2010). Industrial Organizational Psychology. 3th ed. New York:
Worth Publisher.
Luthans, F (1995). Organizational Behavior : Seventh Edition. Singapore :
McGraw-Hill International Edition.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Markman, Gideon D., Baron, & Robert A., Balkin, David B. (2005). Are
Perseverance and Self-Efficacy Costless? Assessing Enterpreneurs regretful
Thinking, Journal of Organizational Behavior, 26, 1-19.
Mathieu, John E., & Zajac, Dennis M. (1990). A Riview and Meta-Analysis of
the Antecedents, Correlates, Consequences of Organizational Commitment.
Journal of American Psychological Association, 108 (2), 171-194.
Meyer, J. & Allen, N. (1997). Commitment in the workplace: Theory, research,
and application. Thousand Oaks, CA: Sage.
Minner, John B (1997). Industrial and Organizational Psychology. Mc. Graw Hill
International Edition.
Mohammad, Y. (2016, Desember 03). Taksi Konvensional Terdesak Taksi
Berbasis Aplikasi. Retrieved September 08, 2017, from
https://beritagar.id/artikel/berita/taksi-konvensional-terdesak-taksi-berbasis-
aplikasi.
Mowday, R. T., Porter, L., W., & Seers, R. M (1982). Employee Organization
Linkages: The Psychology of Commitment, Absenteesism, and Turnover.
London: Academic Press Inc.
Nazaruddin, M. (2017). Competotion of Taxi Driver in Pekanbaru City. Jom
Fisip, 4(2), 1-15.
Ngafifi,Muhamad.(2014).Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia Dalam
Perspektif Sosial Budaya.Jurnal Pembangunan Pendidikan : Fondasi dan
Aplikasi, 2(1), 33-47. Diunduh dari https://salamadian.com/cara-penulisan-
daftar-pustaka-dari-jurnal/.
Noor,J. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta : Prenada Media Group.
Oktavianti, M., & Fridha, M. (2017). Penggunaan Aplikasi Zello Walkie Talkie di
Kalangan Sopir Taksi Online di Kota Bandung, Prosiding Komunikasi, 1(2).
O'Reilly, C. A., & Chatman, J. (1986). Organizational commitment and
psychological attachment: The effects of compliance, identification, and
internalization on prosocial behavior. Journal of applied psychology, 71(3),
492.
Pareke Fahrudin Js. (2004). Dimensionalisasi Perilaku di Luar Peran Kerja (Extra-
Role Behavior). Universitas Bengkulu. Jurnal Bisnis dan Ekonomi
September 2004.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Perintalo, J. (2015). Penyusunan Skala Psikologi : Asyik, Mudah & Bermanfaat.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Phoolka, E. S., & Kaur, N. (2012). Adversity Quotient: A New Paradigm to
Explore. International Journal of Contemporary Business Studies, 3(4), 67-
77.
Pratama, H.A. 2017. Kilas Balik Perkembangan Layanan Transportasi Online di
Tahun 2016. Diunduh dari https://id.techinasia.com/kilas-balik-
perkembangan-transportasi-online-sepanjang-tahun-2016.
Purba, E.D & Seniati, A.N. (2004). Pengaruh Kepribadian dan Komitmen
Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior. Jurnal
Makara.3(8), 105-111.
Puspitasari, Rusnindita. 2017. Hubungan Antara Komitmen Organisasi, Sikap
Terhadap Perubahan Organisasi Dan Performansi Kerja Pada Pegawai
Negeri Sipil. Skripsi. Tidak di terbitkan. Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma : Yogyakarta.
Putra, Nugraha. 2016. Hubungan Antara Adversity Quotient Dan Employability
Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Skripsi. Tidak di terbitkan. Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia,
Nomor PM 108 Tahun 2017. Penyelenggaraan Angkutan Umum Tidak
Dalam Trayek. Jakarta.
Razak, Hamied Abdul. (2010, 22 Januari). Makin Terdesak, Unit Taksi Argo
Berkurang. Diunduh dari
https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2019/01/22/510/966671/makin-
terdesak-unit-taksi-argo-berkurang
Riggio, Ronald E (2008). Industrial / Organizational Psychology (ed. 5). USA:
Prentice-Hall Inc.
Riyandi, S. (2016, Maret 27). 5 Bukti Taksi Konvensional Kalah Jauh dari
Grbacar dan Uber. Retrieved August 26, 2017, from
https://www.merdeka.com/uang/5-bukti-taksi-konvensional-kalah-jauh-dari-
grabcar-dan-uber.html.
Robbins. P.S. (2002). Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Robbins, S. & Judge, T. (2007). Organizational behavior. (12th Ed.). Upper
Saddle River, NJ: Prentice Hall.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Rogg, K. L., Schmidt, D. B., Shull, C., & Schmitt, N. (2001). Human resource
practices, organizational climate, and customer satisfaction. Journal of
management, 27(4), 431-449.
Rosenbloom, T., & Shahar, A. (2007). Differences between taxi and
nonprofessional male drivers in attitudes towards traffic-violation
penalties. Transportation research part F: traffic psychology and
behaviour, 10(5), 428-435.
Sabadar, S. (2017, Feb 17). Jeritan Hati Sopir Taksi Argo di Kota Gudeg.
Diunduh dari https://www.liputan6.com/regional/read/2858949/jeritan-hati-
sopir-taksi-argo-di-kota-gudeg.
Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Setyanto, A.R & Rizky, B.S. (2016). Kajian Determinan Biaya Transaksi Tkasi
Konvensional dengan Taksi Online, Universitas Terbuka, Indonesia.
Sitompul, C. M. (2016). Hubungan antara Adversity Quotient dengan Komitmen
Organisasi pada Medical Representative di Kota Medan (Skripsi tidak
diterbitkan), Universitas Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia.
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif
dalam psikologi. Yogyakarta: USD Publishers.
Saraswati, Bernadheta D. (2017, 9 Oktober). Tantangan Taksi Konvensional.
Diunduh dari
ttps://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2017/10/09/510/858279/di-
jogja-jumlah-taksi-konvensional-kalah-banyak-dengan-taksi-online.
Surekha. (2001). Adversity Intellengence. Jakarta: Pustaka Umum.
Song, J. H., & Woo, H. Y. (2015). A study on AQ (Adversity Quotient), job
satisfaction and turnover Intention according to work units of clinical
nursing staffs in Korea. Indian Journal of Science and Technology, 8(S8),
74-78.
Sopiah, M. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Steers, R. M., & Porter, L. W. (1983). Employee commitment to
organizations. Motivation and work behavior, 99, 441-451.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Stoltz, P. G. (2000). Adversity quotient: Mengubah hambatan menjadi
peluang. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Stoltz, P.G. (2007). Adversity Quotient. Jakarta : Grasindo.
Tseng, M.C. Operating Styles, Working time and Daily Driving Distance In
Realtion To a Taxi Drivers Speding Offenses in Taiwan. (2012). Journal of
Accodent Analysis And Prevention Elsevier, 1-8. doi:
http//dx.doi.org/10.1016/j.aap.2012.11.020.
Widiyanto, Danar. (2018, 1 Februari). Jumlah Taksi Reguler Terjun Bebas.
Diunduh dari
https://krjogja.com/web/news/read/56685/Jumlah_Taksi_Reguler_Terjun_B
ebas
White, A. (2009). From comfort zone to performance management. White &
MacLean Publishing.
Wiener, Y., (1982). Commitment in Organization: A Normativer View. Academy
of Management Review, 7, 414-428.
Zamzami, Fitriyan. (2016, Maret 17). Mereka Terdesak Transportasi Daring.
Diunduh dari
http://www.republika.co.id/berita/koran/publik/16/03/17/o46h4923-mereka-
terdesak-transportasi-daring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
LAMPIRAN 1
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
SKALA PENELITIAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas
139114123
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Yogyakarta, September 2018
Kepada:
Yth. Saudara/i yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.
Dengan hormat, saya :
Nama : Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas
Fakultas : Psikologi
Universitas : Sanata Dharma Yogyakarta
Memohon bantuan dan kesedian saudara/i untuk membantu saya mengisi skala
penelitian ini guna menyelesaikan tugas akhir saya sebagai seorang mahasiswa.
Oleh karena itu, saya mohon saudara/i untuk memberikan tanggapan terhadap
pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini. Semua tanggapan
yang saudara/i berikan tidak ada yang salah dan sangat dijamin kerahasiaannya.
Oleh sebab itu, saya mengharapkan agar jawaban yang diberikan sesuai dengan
diri saudara/i yang sesungguhnya.
Atas waktu dan kesediaannya untuk menjawab setiap pernyataan berikut, saya
ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini
dengan sukarela dan tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu, demi
membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan
adalah murni dari apa yang saya alami dan bukan berdasarkan pada pandangan
masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan penggunaan jawaban yang saya
berikan tersebut sebagai data untuk memperlancar penelitian ilmiah ini.
………..,…………………………….2018
Menyetujui
………............
(ttd)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
IDENTITAS DIRI
Inisial :
Jenis Kelamin :
Usia :
Lama bekerja :
PETUNJUK PENGISISAN
Baca dan pahami pernyataan-pernyataan yang tersedia dengan seksama.
Nyatakanlah sikap atau tanggapan Anda terhadap setiap pernyataan dengan
memberikan tanda Checklist (√) pada kolom yang sesuai. Kemungkinan Jawaban
yang tersedia adalah:
SS : bila keadaan Anda Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut
S : bila keadaan Anda Sesuai dengan pernyataan tersebut
TS : bila keadaan Anda Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut
STS : bila keadaan Anda Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut
Skala penelitian ini tidak ada pilihan jawaban yang salah, semua jawaban
dianggap benar. Hasil dari skala penelitian ini tidak akan mempengaruhi nilai atau
apapun terkait pekerjaan Anda.
Apabila Anda telah selesai mengerjakan seluruh soal, silahkan memeriksa dan
memastikan agar tidak ada pernyataan yang terlewatkan untuk dijawab.
Contoh cara pengisian:
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Saya yakin dengan pilihan hidup
saya
√
Jika Anda ingin mengganti jawaban, silahkan memberikan tanda 2 garis vertikal
pada jawaban Anda sebelumnya, lalu memberikan tanda Checklist(√) pada
jawaban yang menurut Anda sesuai dengan keadaan diri Anda saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Contoh cara penggantian jawaban:
No.
Pernyataan
SS
S
TS
STS
1.
Saya yakin dengan pilihan hidup
saya
√
√
~Selamat Mengerjakan~
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAGIAN PERTAMA
No.
Pernyataan
SS
S
TS
STS
1.
Saya yakin bahwa dengan bekerja keras, Saya
mampu mengatasi permasalahan hidup saya.
2.
Saya mampu mengatasi kesulitan dalam
pekerjaan saya.
3.
Saya mampu mengatasi setiap kesulitan di
dalam hidup saya.
4.
Saya mampu mengatasi masalah saya tanpa
harus menunggu pertolongan dari orang lain.
5.
Saya siap menerima konsekuensi atas kegagalan
saya dalam pekerjaan.
6.
Saya bertanggung jawab atas setiap kesulitan
yang saya hadapi.
7.
Saya merasa gagal melaksanakan tanggung
jawab saya sehingga saya ingin orang lain
menyelesaikan tanggung jawab tersebut.
8.
Ketika saya berada dalam kesulitan saya tidak
mampu mengatasinya.
9.
Saya merasa kesulitan yang saya lalui ini hanya
sementara dan mampu membantu saya sukses di
masa depan.
10.
Saya mampu menganalisa serumit apapun
masalah saya hingga dapat mengatasinya.
11.
Pertemanan saya berakhir apabila teman kerja
saya tidak membalas pesan singkat yang saya
kirim berulang kali.
12.
Perilaku yang saya lakukan selama ini akan
membawa saya pada kesulitan.
13.
Saya merasa kesulitan mencari penyebab
masalah saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
No.
Pernyataan
SS
S
TS
STS
14.
Saya merasa mampu menemukan sumber
masalah yang mengganggu saya.
15.
Saya mampu berinisiatif untuk menyelesaikan
masalah yang saya hadapi.
16.
Saya sadar akan kesalahan yang telah saya
lakukan dan saya bersedia belajar dari kesalahan
tersebut.
17.
Ketika saya menghadapi kesulitan, saya hanya
bisa menunggu hingga keadaan menjadi lebih
baik.
18.
Saya merasa pesimis karena masalah yang
berlarut-larut.
19.
Kesulitan saya dalam melayani penumpang
tidak akan mempengaruhi pekerjaan saya di
masa depan.
20.
Saya menghindari mengakui kesalahan yang
saya lakukan dalam mengerjakan pekerjaan
saya.
21.
Saya yakin bahwa saya mampu mengatasi
masalah walaupun membutuhkan waktu yang
lama.
22.
Saya yakin dengan menyesuaikan diri maka
saya mampu mengatasi kesulitan yang saya
hadapi.
23.
Saya merasa kesulitan yang saya hadapi
mustahil untuk diselesaikan karena masalah
tersebut berasa dari diri saya sendiri.
24.
Setiap pekerjaan memiliki kesulitan yang
berbeda-beda.
25.
Saya takut memperbaiki kesalahan karena saya
takut membuat situasi semakin buruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No.
Pernyataan
SS
S
TS
STS
26.
Masalah yang rumit membuat saya sulit untuk
mencari sumber permasalahannya.
27.
Saya kesulitan melaksanakan tanggung jawab
yang besar, sehingga saya menghindarinya.
28.
Hari buruk yang terjadi pada saya kemarin tidak
mempengaruhi kondisi saya di hari ini.
29.
Suasana hati saya buruk sepanjang hari apabila
teman saya melakukan kesalahan.
30.
Saya mampu melakukan hal yang hebat dan
penuh rintangan.
31.
Saya yakin teman saya punya alasan yang tepat
apabila ia tidak ingin menemui saya.
32.
Saya merasa tidak berdaya dalam menyelesaikan
masalah karena sifat saya.
33.
Saya mampu membedakan masalah yang di
dalam pekerjaan dan masalah yang ada di dalam
rumah.
34.
Setiap masalah di dalam paguyuban yang saya
ikuti adalah hasil kesalahan saya.
35.
Saya gelisah akibat masalah-masalah yang saya
hadapi.
BAGIAN KEDUA
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Selama saya bekerja di perusahaan ini, saya
merasa nyaman
2. Semakin lama bekerja di perusahaan ini, saya
semakin menyukai perusahaan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No. Pernyataan SS S TS STS
3. Saya tidak memiliki pilihan lain sebagai
pertimbangan selain bekerja di perusahaan ini
4. Saya merasa selalu ada kesempatan untuk
berkembang di perusahaan ini
5. Saya memiliki hak untuk keluar dari perusahaan
ini meskipun saya memiliki tanggungjawab
terhadap pekerjaan saya
6. Bagi saya sah-sah saja untuk meninggalkan
perusahaan ini
7. Saya tetap menjadi bagian dari perusahaan ini
karena saya memiliki tanggungjawab untuk
menyelesaikan tugas-tugas saya dengan baik
8. Saya akan menyesal meninggalkan perusahaan ini
karena saya sudah mendapat keuntungan dari
perusahaan ini
9. Selama saya bekerja di perusahaan ini, saya
merasa tidak nyaman
10. Saya merasa tidak ada kesempatan untuk
berkembang di perusahaan ini
11. Bagi saya, berkorban untuk mencapai tujuan
perusahaan ini merupakan suatu keharusan
12. Perusahaan ini memiliki rasa kekeluargaan yang
tinggi
13. Saya tetap bekerja di perusahaan ini karena aturan
tidak memungkinkan saya untuk keluar
14. Semakin lama bekerja di perusahaan ini, saya
semakin tidak menyukai perusahaan ini
15. Saya tidak akan menyesal meninggalkan
perusahaan ini meskipun saya sudah mendapat
keuntungan dari perusahaan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
No. Pernyataan SS S TS STS
16. Bagi saya, berkorban untuk mencapai tujuan
perusahaan ini bukan merupakan suatu keharusan
17. Saya memiliki pilihan lain sebagai pertimbangan
selain bekerja di perusahaan ini
18. Saya merasa bukan bagian dari perusahaan ini
~Terimakasih~
Semoga hari ini diberi kelancaran rejeki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
LAMPIRAN 2
RELIABILITAS SKALA ADVERSITY QUOTIENT DAN
SKALA KOMITMEN ORGANISASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN RELIABILITAS SKALA
A. SKALA ADVERSITY QUOTIENT
1. Reliabilitas Skala Adversity Quotient Sebelum Seleksi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.793 35
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
AQ1 3.41 .643 130
AQ2 3.20 .548 130
AQ3 3.18 .607 130
AQ4 2.68 .828 130
AQ5 3.25 .558 130
AQ6 3.32 .546 130
AQ7 2.99 .831 130
AQ8 3.14 .656 130
AQ9 3.30 .722 130
AQ10 3.09 .616 130
AQ11 3.28 .707 130
AQ12 2.97 .622 130
AQ13 2.86 .691 130
AQ14 2.88 .768 130
AQ15 3.16 .568 130
AQ16 3.44 .597 130
AQ17 2.84 .963 130
AQ18 3.17 .672 130
AQ19 2.85 .867 130
AQ20 2.97 .777 130
AQ21 3.07 .695 130
AQ22 3.25 .585 130
AQ23 3.02 .787 130
AQ24 3.39 .577 130
AQ25 3.10 .796 130
AQ26 2.92 .764 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
AQ27 3.02 .777 130
AQ28 2.97 .871 130
AQ29 2.83 .759 130
AQ30 3.11 .626 130
AQ31 2.82 .656 130
AQ32 2.83 .738 130
AQ33 3.26 .604 130
AQ34 3.16 .776 130
AQ35 2.85 .836 130
2. Reliabilitas Skala Adversity Quotient Setelah Seleksi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.816 20
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
AQ8 3.14 .656 130
AQ15 3.16 .568 130
AQ17 2.84 .963 130
AQ30 3.11 .626 130
AQ24 3.39 .577 130
AQ10 3.09 .616 130
AQ26 2.92 .764 130
AQ34 3.16 .776 130
AQ7 2.99 .831 130
AQ16 3.44 .597 130
AQ20 2.97 .777 130
AQ25 3.10 .796 130
AQ11 3.28 .707 130
AQ31 2.82 .656 130
AQ33 3.26 .604 130
AQ35 2.85 .836 130
AQ9 3.30 .722 130
AQ18 3.17 .672 130
AQ21 3.07 .695 130
AQ22 3.25 .585 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
A. SKALA KOMITMEN KERJA
1. Reliabilitas Skala Komitmen Kerja Sebelum Seleksi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.699 18
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KO1 3.05 .639 130
KO2 2.79 .723 130
KO3 2.60 .764 130
KO4 2.96 .652 130
KO5 2.05 .674 130
KO6 2.02 .590 130
KO7 3.15 .515 130
KO8 2.35 .701 130
KO9 3.03 .570 130
KO10 2.78 .638 130
KO11 2.70 .700 130
KO12 2.92 .743 130
KO13 2.38 .662 130
KO14 2.88 .552 130
KO15 2.47 .684 130
KO16 2.21 .744 130
KO17 2.13 .627 130
KO18 2.81 .672 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2. Reliabilitas Skala Komitmen Kerja Setelah Seleksi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.772 12
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KO1 3.05 .639 130
KO2 2.79 .723 130
KO9 3.03 .570 130
KO12 2.92 .743 130
KO14 2.88 .552 130
KO18 2.81 .672 130
KO4 2.96 .652 130
KO8 2.35 .701 130
KO10 2.78 .638 130
KO15 2.47 .684 130
KO7 3.15 .515 130
KO11 2.70 .700 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
LAMPIRAN 3
HASIL UJI MEAN TEORITIK DAN MEAN EMPIRIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
LAMPIRAN HASIL UJI MEAN TEORITIK DAN MEAN EMPIRIK
A. SKALA ADVERSITY QUOTIENT
Jumlah item : 20
Nilai minimum : 20 x 1 = 20
Nilai Maksimum : 20 x 4 = 80
Rentang nilai : 20– 80
Jarak : 80+20 = 100
Mean teoritik :(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙)2 =
20+802 = 50
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
TOTAL_AQ 130 62.32 6.687 .586
One-Sample Test
Test Value = 50
T df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
TOTAL_AQ 20.999 129 .000 12.315 11.16 13.48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
B. SKALA KOMITMEN KERJA
Jumlah item : 12
Nilai minimum : 12 x 1 = 12
Nilai Maksimum : 12 x 4 = 48
Rentang nilai : 12– 48
Jarak : 48+12 = 60
Mean teoritik :(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙)2 =
12+482 = 30
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
TOTAL_KO 130 33.89 4.182 .367
One-Sample Test
Test Value = 30
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
TOTAL_KO 10.611 129 .000 3.892 3.17 4.62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
LAMPIRAN 4
HASIL UJI NORMALITAS ADVERSITY QUOTIENT DAN
KOMITMEN ORGANISASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
LAMPIRAN HASIL UJI NORMALITAS
A. ADVERSITY QUOTIENT
B. KOMITMEN ORGANISASI
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL_AQ .089 130 .013 .989 130 .419
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL_KO .076 130 .060 .987 130 .231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN 5
HASIL UJI LINEARITAS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMPIRAN HASIL UJI LINIERITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
TOTAL_KO *
TOTAL_AQ
Between
Groups
(Combined) 634.084 31 20.454 1.236 .216
Linearity 55.425 1 55.425 3.348 .070
Deviation from
Linearity 578.659 30 19.289 1.165 .283
Within Groups 1622.408 98 16.555
Total 2256.492 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
LAMPIRAN 6
HASIL UJI NORMALITAS ANALISIS DATA
TAMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LAMPIRAN HASIL UJI NORMALITAS ANALISIS DATA
TAMBAHAN
A. DIMENSI DAYA TAHAN DARI ADVERSITY QUOTIENT
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL_E .139 130 .000 .962 130 .001
a. Lilliefors Significance Correction
B. DIMENSI JANGKAUAN DARI ADVERSITY QUOTIENT
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL_R .133 130 .000 .960 130 .001
a. Lilliefors Significance Correction
C. ASPEK AFEKTIF DARI KOMITMEN ORGANISASI
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL_AF .145 130 .000 .948 130 .000
a. Lilliefors Significance Correction
D. ASPEK NORMATIF DARI KOMITMEN ORGANISASI
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
TOTAL_NOR .259 130 .000 .857 130 .000
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN 7
HASIL UJI LINEARITAS ANALISIS DATA
TAMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN HASIL UJI LINEARITAS ANALISIS DATA
TAMBAHAN
A. Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient
terhadap Aspek Afektif dari Komitmen Organisasi
B. Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient terhadap
Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
TOTAL_AF *
TOTAL_E
Between
Groups
(Combined) 60.563 8 7.570 1.107 .363
Linearity 39.262 1 39.262 5.742 .018
Deviation from
Linearity 21.302 7 3.043 .445 .872
Within Groups 827.313 121 6.837
Total 887.877 129
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
TOTAL_NOR *
TOTAL_E
Between
Groups
(Combined) 11.084 8 1.385 1.584 .136
Linearity 7.136 1 7.136 8.159 .005
Deviation from
Linearity 3.947 7 .564 .645 .718
Within Groups 105.839 121 .875
Total 116.923 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
C. Hasil Uji Linearitas Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient terhadap
Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
TOTAL_NOR *
TOTAL_R
Between
Groups
(Combined) 6.392 9 .710 .771 .643
Linearity 4.083 1 4.083 4.432 .037
Deviation from
Linearity 2.310 8 .289 .313 .960
Within Groups 110.531 120 .921
Total 116.923 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
LAMPIRAN 7
HASIL UJI KORELASI ANALISIS DATA
TAMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
LAMPIRAN HASIL UJI KORELASI ANALISIS DATA
TAMBAHAN
A. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari
Adversity Quotient terhadap Aspek Afektif dari Komitmen Organisasi
B. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari
Adversity Quotient terhadap Aspek Normatif dari Komitmen
Organisasi
C
,
C
.
Correlations
TOTAL_AF TOTAL_E
Spearman's rho TOTAL_AF Correlation Coefficient 1.000 .192*
Sig. (2-tailed) . .028
N 130 130
TOTAL_E Correlation Coefficient .192* 1.000
Sig. (2-tailed) .028 .
N 130 130
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
TOTAL_NOR TOTAL_E
Spearman's rho TOTAL_NOR Correlation Coefficient 1.000 .199*
Sig. (2-tailed) . .023
N 130 130
TOTAL_E Correlation Coefficient .199* 1.000
Sig. (2-tailed) .023 .
N 130 130
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
C. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Jangkauan dari Adversity
Quotient terhadap Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi
Correlations
TOTAL_NOR TOTAL_R
Spearman's rho TOTAL_NOR Correlation Coefficient 1.000 .135
Sig. (2-tailed) . .125
N 130 130
TOTAL_R Correlation Coefficient .135 1.000
Sig. (2-tailed) .125 .
N 130 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN 8
GAMBAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
LAMPIRAN GAMBAR
Gambar 1. Scatter Plot Hubungan Antara Adversity Quotient dan komitmen
organisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI