HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13....

144
HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA SUPIR TAKSI BERBASIS KONVENSIONAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas 139114123 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13....

Page 1: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN

KOMITMEN ORGANISASI PADA SUPIR TAKSI BERBASIS

KONVENSIONAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas

139114123

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

iv

HALAMAN MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi

kekuatan kepadaku”

Filipi 4:13

“Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang”

Amsal 23:18

“Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil”

(Unknown)

“Setiap orang mempunyai zona waktunya masing-masing, mungkin bukan

sekarang atau besok atau lusa. Percaya semuanya akan dijadikanNYA

indah pada waktunya”

(Unknown)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tuhan Yesus yang tidak pernah sedikitpun meninggalkanku selama proses

pembuatan karya ini. Tuhan Yesus yang selalu memberi harapan, kesehatan,

kelancaran dalam setiap langkahku untuk menyelesaikan karya ini.

Mama Suyanti yang sudah bahagia di surga bersama Bapa , Mama yang selalu

memotivasiku dan pengingat untuk tidak pernah menyerah.

Gervasius Damario Petra Wasiso anakku yang membuatku semangat

menyelesaikan karya ini.

Aloysius Yuni Tri Purnomo suamiku yang tiada hentinya menemaniku disaat

senang ataupun susah untuk menyelesaikan karya ini.

Papa, Adik, dan sahabat terkasihku yang selalu memberikan energi positif

disaat mulai menyerah.

Semua mahasiswi yang sedang mengerjakan skripsi sekaligus menjadi ibu

untuk anaknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

vii

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN KOMITMEN

ORGANISASI PADA SUPIR TAKSI KONVENSIONAL

Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Adversity Quotient dan

komitmen organisasi pada Supir Taksi Berbasis Konvensioal. Hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah ada hubungan positif signifikan antara Adversity Quotient dan komitmen

organisasi pada Supir Taksi Berbasis Konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

dengan metode analisis korelasi two tailed menggunakan program SPSS for Windows 22. Alat

ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Adversity Quotient dan skala komitmen

organisasi. Skala Adversity Quotient memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,816 dan skala

komitmen organisasi memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,772. Penelitian ini tidak memenuhi

uji asumsi karena data penelitian tidak linier sebesar (0,070, p>0,05). Namun, penelitian ini

menggunakan analisis data tambahan. Teknik analisis data tambahan menggunakan uji korelasi

Spearman’s Rho antar dimensi Adversity Quotient dan aspek komitmen organisasi karena sebaran

data bersifat tidak normal. Hasil analisis tambahan penelitian ini adalah dimensi daya tahan pada

Adversity Quotient berkorelasi tetapi lemah dengan aspek afektif pada komitmen organisasi (r=

0,28). Selain itu, dimensi daya tahan pada Adversity Quotient berkorelasi tetapi lemah dengan

aspek normatif pada komitmen organisasi (r= 0,23).

Kata Kunci : adversity quotient, komitmen organisasi, supir taksi berbasis konvensional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

viii

CORRELATION BETWEEN ADVERSITY QUOTIENT AND

ORGANIZATIONAL COMMITMENT IN CONVENTIONAL TAXI

DRIVER

Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas

ABSTRACT

This research was aimed to determine the correlation between Adversity Quotient and

organizational commitment in conventional taxi driver. The hypothesis in this research was there

is a positive and significant correlation between Adversity Quotient and organizational

commitment in conventional taxi driver. This research use quantitative method with two-tailed

correlation analysis method using SPSS for Windows 22. The Data collecting measurement used

on this research was Adversity Quotient scale and organizational commitment scale. The

Adversity Quotient scale alpha cronbach reliability coefficient was 0,816, and organizational

commitment scale alpha cronbach reliability coefficient was 0,772. This research doesn’t fulfill the

assumption test because the data was not linear (0,070, p>0,05). However, this research use

Spearman’s Rho correlation as additional data analysis between each of Adversity Quotient

dimension and aspect of organizational commitment. The result of the additional data analysis was

the endurance dimension of Adversity Quotient had low correlation with affective aspect of

organizational commitment (r=0,28). This additional data analysis also found that endurance

dimension of Adversity Quotient had low correlation with normative aspect of organizational

commitment (r=0,23).

Keywords: adversity quotient, organizational commitment, conventional taxi driver.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas yang telah memberikan berkatnya sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui adanya

hubungan positif signifikan antara Adversity Quotient dan komitmen organisasi

pada Supir Taksi Berbasis Konvensional. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu, membimbing,

serta mendoakan saat proses penyelesaian karya ini. Pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus yang menjadi kekuatan dan penolong dalam proses penulisan

skripsi ini.

2. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M. Psi., Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma.

3. Ibu Monica Eviandaru M., M. Psych., Ph.D., Ketua Program Studi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Passchedona Henrietta Puji Dwi Astuti Dian Sabati S.Psi., M.A.selaku

dosen pembimbing skripsi yang telah mendampingi, membimbing dengan

sabar, dan memberi masukan dengan penuh empati dalam proses penulisan

skripsi. TERIMAKASIH MBAK ETHAK

5. Bapak Drs. Hadrianus Wahyudi M.si., selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan bimbingan, arahan dan dukungan selama menjalani

masa studi.

6. Seluruh karyawan dan staff di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

xi

7. Mama Suyanti yang sudah bahagia bersama Bapa di surga yang selalu

membuatku tidak pernah menyerah dengan kesulitan apapun demi anak.

Terimakasih mama sudah memberikan segala apa yang mama punya untuk

kuliah ini.

8. Anakku Mario yang selalu memotivasi aku untuk menyelesaikan karya ini

tanpa mengeluh. Love u so much!

9. Suamiku Luis yang selalu setia mendampingi dan mendorongku dikala

menemui kesulitan. I Love u pa! Terimakasih pa.

10. Sahabatku Kevin Irwanto yang mendampingi dari awal sampai akhir karya ini

diselesaikan. Terimakasih sudah mau meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan

uang untuk membantuku.

11. Keluargaku Shinta, Papa Heri, Pakde Yudi, Mbak Warti, Mbah Giman, Ibu

mertua, Bapak mertua, Mbak Lani, Mbak Meli yang selalu menyemangati,

menasehati, dan mendoakanku tiada henti. Terimakasih semuanya.

12. Sahabatku Elizabeth, Adininta, Redita, Sofia, Sekar, Caca, Chila, mbak Reka,

mas Bimo, mas Edo. Terimkasih kalian sudah memberiku dukungan yang

luar biasa, tempatku berbagi kesedihan, kebahagiaan, tempat curhat dan

selalu perhatian denganku.

13. Seluruh supir taksi yang menjadi responden dalam penelitian ini dan yang

membantu menyebarkan skala. Terutama mas Pardi, terimakasih waktunya

dalam meluangkan waktu untuk mengisi dan menyebarkan skala. Skripsi

tidak akan selesai tanpa kalian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

xii

14. Untuk semua wanita disekelilingku yang sudah menjadi seorang ibu.

Terutama mahasiswi yang sekaligus menjadi ibu. Terimakasih sudah

menginspirasiku, menjadi contoh betapa harus kuatnya seorang ibu karena

anaknya, pintar membagi waktu dan panjang sabar.

15. Untuk semua orangtua yang sedang berjuang untuk anaknya dalam

keterbatasannya. Keteguhan dan ketelusan orangtua untuk menjamin masa

depan anaknya menjadi teladan bagiku.

Yogyakarta, 15 Desember 2018

Penulis,

Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

ABSTRACT .......................................................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................. ix

KATA PENGANTAR ......................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9

1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 9

2. Manfaat Praktis .................................................................................. 9

BAB II DASAR TEORI ...................................................................................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

xiv

A. Komitmen Organisasi................................................................................ 11

1. Pengertian Komitmen Organisasi ....................................................... 11

2. Dimensi Komitmen Organisasi ........................................................... 13

3. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi ............................ 16

B. Adversity Quotient ..................................................................................... 17

1. Pengertian Adversity Quotient ............................................................ 17

2. Dimensi Adversity Quotient ................................................................ 19

3. Tiga Tingkat Kesulitan pada Adversity Quotient ............................... 23

4. Manfaat Adversity Quotient ............................................................... 25

C. Supir Taksi Berbasis Konvensional ......................................................... 28

D. Dinamika Adversity Quotient dengan Komitmen Organisasi pada

Supir Taksi Berbasis Konvensional .......................................................... 31

E. Skema Penelitian ...................................................................................... 34

F. Hipotesis ................................................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 36

A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 36

B. Identifikasi Varabel Penelitian ................................................................. 36

C. Definisi Operasional.................................................................................. 36

1. Adversity Quotient ............................................................................... 36

2. Komitmen Organisasi ......................................................................... 37

D. Subjek Penelitian ...................................................................................... 37

E. Metode dan Pengumpulan Data ................................................................ 38

1. Adversity Quotient .............................................................................. 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

xv

2. Komitmen Organisasi ......................................................................... 39

F. Vaiditas dan Realibilitas .......................................................................... 41

1. Validitas ............................................................................................. 41

2. Seleksi Item ........................................................................................ 42

a. Skala Adversity Quotient .............................................................. 44

b. Skala Komitmen Organisasi ......................................................... 45

3. Realibilitas ......................................................................................... 45

G. Analisis Data ............................................................................................ 47

1. Uji Asumsi ......................................................................................... 47

a. Uji Normalitas .............................................................................. 47

b. Uji Linearitas ................................................................................ 47

2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 49

A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 49

B. Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................................... 49

C. Deskripsi Data Penelitian ......................................................................... 51

D. Hasil Penelitian ........................................................................................ 54

1. Uji Asumsi ......................................................................................... 54

a. Uji Normalitas .............................................................................. 54

b. Uji Linearitas ................................................................................ 56

2. Uji Hipotesis ...................................................................................... 57

E. Analisis Data Tambahan .......................................................................... 57

F. Pembahasan .............................................................................................. 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

xvi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 82

A. Kesimpulan ............................................................................................... 82

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 82

C. Saran ......................................................................................................... 82

1. Bagi Subjek Penelitian ....................................................................... 82

2. Bagi Penelitian Selanjutnya ............................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 84

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sebaran Item Skala Adversity Quotient .................................................. 39

Tabel 2. Skor Respon Pada Variabel Adversity Quotient .................................... 40

Tabel 3. Sebaran Item Skala Komitmen Organisasi ............................................. 40

Tabel 4. Skor Respon Pada Variabel Komitmen Organisasi ................................ 41

Tabel 5. Sebaran Item Skala Adversity Quotient Setelah Seleksi Item ................. 44

Tabel 6. Sebaran Item Skala Komitmen Organisasi Setelah Seleksi Item ............ 45

Tabel 7. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ............................................................ 50

Tabel 8. Deskripsi Usia Subjek ............................................................................ 50

Tabel 9. Deskripsi Data Empirik Adversity Quotient............................................ 52

Tabel 10. Deskripsi Data Empirik Komitmen Organisasi .................................... 53

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Adversity Quotient .............................................. 55

Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Komitmen Organisasi ......................................... 55

Tabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient .. 58

Tabel 15. Hasil Uji Normalitas Aspek Afektif dan Komtmen Organisasi ........... 58

Tabel 16. Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient

terhadap Aspek Afektif dari Komitmen Organisasi ............................ 59

Tabel 17. Hasil Uji Korelasi Sperman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari

Adversity Quotient terhadap Aspek Afektif dari Komitmen

Organisasi ............................................................................................ 60

Tabel 18. Hasil Uji Normalitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient ... 60

Tabel 19. Hasil Uji Normalitas Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi ...... 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

xviii

Tabel 20. Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient

terhadap Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi ......................... 62

Tabel 21. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari

Adversity Quotient terhadap Aspek Normatif dari Komitmen

Organisasi ............................................................................................ 63

Tabel 22. Hasil Uji Normalitas Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient ..... 63

Tabel 23. Hasil Uji Normalitas Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi ...... 64

Tabel 24. Hasil Uji Linearitas Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient

terhadap Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi ......................... 65

Tabel 25. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Jangkauan dari Adversity

Quotient terhadap Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi .......... 66

Tabel 26. Kategori Komitmen Organisasi pada Supir Taksi Berbasis

Konvensional ........................................................................................ 67

Tabel 27. Kategori Dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi pada Supir

Taksi Berbasis Konvensional ............................................................... 68

Tabel 28. Kategori Dimensi Kontinum dari Komitmen Organisasi pada

Supir Taksi Berbasis Konvensional ...................................................... 69

Tabel 29. Kategori Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi pada

Supir Taksi Berbasis Konvensional ...................................................... 70

Tabel 30. Kategori Adversity Quotient pada Supir Taksi Berbasis

Konvensional ........................................................................................ 71

Tabel 31. Kategori Dimensi Kendali dari Adversity Quotient pada Supir

Taksi Berbasis Konvensional ............................................................... 72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

xix

Tabel 32. Kategori Dimensi Asal-Usul dan Pengakuan dari Adversity

Quotient pada Supir Taksi Berbasis Konvensional .............................. 73

Tabel 33. Kategori Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient pada Supir

Taksi Berbasis Konvensional ............................................................... 74

Tabel 34. Kategori Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient pada

Supir Taksi Berbasis Konvensional ...................................................... 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Scatterplot Hubungan antara Adversity Quotient dan Komitmen

Organisasi .......................................................................................... 123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Penelitian ................................................................................ 91

Lampiran 2. Reliabilitas Skala Adversity Quotient dan Skala Komitmen

Organisasi ........................................................................................ 102

Lampiran 3. Hasil uji Mean Teoritik dan Mean Empirik ..................................... 107

Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas Adversity Quotient dan Komitmen

Organisasi ....................................................................................... 110

Lampiran 5. Hasil Uji Linearitas ........................................................................... 112

Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Analisis Data Tambahan ................................ 114

Lampiran 7. Hasil Uji Linearitas Analisis Data Tambahan .................................. 116

Lampiran 8. Hasil Uji Korelasi Analisis Data Tambahan ................................... 119

Lampiran 9. Gambar ............................................................................................ 122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu dampak dari perkembangan tekonologi yang semakin canggih

terlihat dari munculnya layanan transportasi umum berbasis online ini mulai

masuk di Indonesia sejak tahun 2014. Go-Jek merupakan aplikasi pertama yang

memprakarsai layanan transportasi umum berbasis online yang diikuti dengan

adanya aplikasi Grab dan Uber (Pratama, 2017). Gejolak adanya layanan

transportasi umum berbasis online ini membuat semakin ketatnya persaingan antar

perusahaan transportasi di Indonesia.

Persaingan ini semakin memanas saat adanya taksi-taksi berbasis aplikasi

online yang terjun dalam industri jasa layanan transportasi umum (Agustian,

2017). Kehadiran taksi berbasis aplikasi online ini sudah mencapai 11.000 armada

dan mengancam keberadaan perusahaan taksi berbasis konvensional. Padahal

persaingan pada perusahaan penyedia jasa transportasi taksi berbasis konvensional

sendiri sudah sangat terlihat. Ketua DPD Organda Daerah Istimewa Yogyakarta

mengatakan bahwa jumlah armada taksi berbasis konvensional yang beroperasi di

Yogyakarta sudah sebanyak 1.025 dengan 20 perusahaan taksi berbasis

konvensional (Widiyanto, 2018).

PT. Express Transindo Utama Tbk. mencatat kerugian perusahaan taksi

berbasis konvensional ini mencapai Rp. 81.805 miliar pada tahun 2016

(Mohammad, 2016). Sedangkan, kerugian juga dialami perusahaan taksi berbasis

konvensional di Yogyakarta yang ditunjukkan dengan menurunnya pendapatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

2

operasional taksi. Data pendapatan operasional taksi berbasis konvensional di

Yogyakarta menurun dari 330 juta rupiah pada tahun 2016 menjadi 150 juta

rupiah pada tahun 2018 (Razak, 2019). Salah satu penyebab kerugian perusahaan

taksi berbasis konvensional berasal dari turunnya jumlah setoran uang dari supir

taksi berbasis konvensional di Yogyakarta. Hal ini dipertegas oleh pernyataan

Alex Bendahara Organisasi Angkutan Darat (Organda) DIY, yang melaporkan

bahwa supir taksi berbasis konvensional yang biasanya dapat menyetorkan uang

sebanyak Rp.275.000 sekarang hanya Rp.110.000 bahkan Rp.100.000 dengan

rentang waktu kerja selama sehari semalam (Saraswati, 2019).

Selain itu, supir taksi berbasis konvensional juga merasa dirugikan dengan

adanya taksi berbasis aplikasi online karena menggunakan kendaraan pribadi.

Penggunaan kendaraan pribadi ini menyebabkan tarifnya lebih murah karena tidak

menanggung biaya pajak sebagai kendaraan umum yang dibebankan kepada

konsumen (Sabadar, 2017). Akibat adanya kerugian-kerugian yang dirasakan oleh

supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta, mereka melakukan aksi demo

menolak adanya taksi berbasis online di Yogyakarta. Alex Bendahara Organisasi

Angkutan Darat (Organda) DIY juga menyatakan bahwa tujuan aksi ini agar

mengontrol jumlah taksi berbasis online di Yogyakarta yang jumlahnya semakin

banyak sehingga perusahaan taksi berbasis konvensional tetap hidup (Saraswati,

2019).

Ditengah situasi yang mendesak supir taksi berbasis konvensional ini,

terdapat supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta yang enggan beralih

menjadi supir taksi berbasis aplikasi online. Hal ini dibuktikan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

3

wawancara terhadap beberapa supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta

yakni J dan D yang menyatakan bahwa mereka tidak mau beralih menjadi supir

taksi berbasis aplikasi online (Zamzami, 2016). Sikap supir taksi berbasis

konvensional di Yogayakarta yang memilih enggan beralih bekerja dari taksi

berbasis konvensional ke taksi berbasis online ini karena mereka mempunyai

alasan tertentu. Hal ini dibuktikan melalui wawancara yang dilakukan pada

tanggal 15 Maret 2017 di Hartono Mall Yogyakarta dengan beberapa supir taksi

berbasis konvensional berisinial H, W, N, J, K.

Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa supir taksi berbasis

konvensional enggan beralih disebabkan karena perusahaan taksi berbasis

konvensional di Yogyakarta sangat mempermudah seseorang bergabung menjadi

supir dengan syarat mempunyai pengalaman menyupir dan sim A umum saja.

Selain itu, perusahaan taksi berbasis konvensional di Yogyakarta menyediakan

kendaraan mobil, menyediakan jasa asuransi untuk kerusakan kendaraan mobil,

mendapatkan komisi setiap setoran, mempunyai pelanggan tetap, dan dibantu oleh

operator untuk setiap melakukan pelayanan dengan pelanggan. Sedangkan hasil

wawancara yang dilakukan pada tanggal 27 Mei 2017 di Ambarukma Plaza

Yogyakarta dengan supir taksi berbasis online, mereka harus menyediakan

kendaraan mobil dengan kriteria keluaran terbaru minimal tahun 2012, tidak

mendapat bantuan operator untuk melakukan pelayanan dengan pelanggan, dan

mendapatkan bonus saat mencapai point tertentu saja.

Keengganan seseorang untuk beralih ke perusahaan lain atau keinginan

seseorang untuk bertahan dalam suatu perusahaan disebut dengan komitmen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

4

organisasi. Meyer & Allen (1997) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai

kondisi psikologis yang menunjukkan adanya hubungan antara pegawai dengan

organisasi dan mempengaruhi keputusan pegawai untuk tetap menjadi anggota

organisasi. Bathaw & Grant (dalam Sopiah, 2008) menyatakan komitmen

organisasi sebagai keinginan karyawan untuk tetap mempertahankan

keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia melakukan usaha yang tinggi demi

pencapaian tujuan organisasi. Hal ini sejalan dengan definisi dari Robbins dan

Judge (2017) yang mendefinisikan bahwa komitmen organisasi merupakan sejauh

mana seorang karyawan mengidentifikasikan diri dengan organisasi tertentu

dengan tujuan untuk mempertahankan keanggotaannya dalam suatu organisasi.

Meyer dan Allen (1997) menjelaskan bahwa terdapat tiga dimensi yang

dapat membentuk komitmen organisasi yaitu komitmen afektif, komitmen

kontinum dan komitmen normatif. Komitmen afektif berkaitan dengan kelekatan

emosi karyawan terhadap organisasi, mengidentifikasikan dirinya, dan

menunjukkan keikutsertaan mereka terhadap organisasi. Karyawan yang memiliki

komitmen afektif yang tinggi cenderung untuk menlanjutkan pekerjaannya dengan

organisasi karena mereka menginginkan hal tersebut. Mereka akan merasa

bahagia ketika bekerja, menikmati pekerjaan, terikat secara emosional, dan

merasa terikat dan menjadi bagian dalam perusahaan.

Komitmen kontinum berkaitan dengan kesadaran yang dimiliki karyawan

mengenai kerugian yang akan dihadapi apabila mereka meninggalkan organisasi.

Karyawan yang memiliki komitmen kontinum yang tinggi akan mempertahankan

komitmen tersebut karena mereka akan mengalami kerugian jika meninggalkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

5

perusahaan, mendapatkan fasilitas dari perusahaan, dan belum tentu akan

mendapatkan perusahaan yang lebih baik. Berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti terhadap supir taksi berbasis konvensional, dapat disimpulkan

bahwa supir taksi berbasis konvensional ketika meninggalkan perusahaan tidak

akan mendapatkan pemasukan komisi yang pasti didapat saat bekerja. Selain itu,

supir taksi berbasis konvensional belum tentu mendapatkan pekerjaan yang lebih

baik dari supir taksi, karena hanya memiliki keterampilan menyupir dan sim A

saja. Hal ini menyebabkan supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta

memiliki komitmen kontinum yang tinggi sehingga tetap bertahan didalam

perusahaan taksi berbasis konvensional di Yogyakarta. Komitmen normatif

berkaitan dengan perasaan mengenai kewajiban untuk tetap melanjutkan

pekerjaan mereka. Karyawan yang memiliki komitmen normatif tinggi cenderung

merasa bahwa mereka harus tetap bersama dengan organisasi dan memiliki

loyalitas terhadap perusahaan.

Komitmen organisasi memiliki beberapa dampak positif bagi perusahaan.

Menurut Riggio (2008) seseorang yang mempunyai komitmen tinggi akan

menunjukkan tingkat absen dan turnover rendah dan sikap pegawai yang positif

terhadap pekerjaan dan organisasinya. Fitriastuti (2013) menunjukkan bahwa

komitmen organisasi yang tinggi menunjukkan performansi kerja yang optimal,

sehingga dapat memberikan kontribusi kepada organisasinya. Kontribusi tersebut

berupa pegawai akan tetap menjadi anggota organisasi dengan terus meningkatkan

performasi kerjanya dengan tujuan untuk kemajuan organisasi. Selain itu,

komitmen yang tinggi memunculkan perilaku kerjasama antar karyawan dan sifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

6

sosial karyawan, sehingga menambah kekompakan dan kenyamanan dalam

bekerja (Pareke, 2004).

Penelitian Mathieu dan Zajac (1990) bertujuan untuk mengkaji hasil

penelitian secara empirik tentang anteseden, korelasi dan dampak komitmen

organisasi menggunakan metode meta-analisis. Penelitian Mathieu dan Zajac

(1990) ini menyatakan bahwa terdapat empat anteseden komitmen organisasi.

Salah satu anteseden komitmen organisasi tersebut yaitu karakteristik pekerjaan.

Karakteristik ini menjelaskan adanya hubungan positif antara komitmen

organisasi dengan tantangan atau kesulitan kerja. Tantangan kerja penting untuk

dihadapi karena memicu karyawan memiliki karakteristik rasa ingin tahu,

berkompeten dan jeli terhadap permasalahan.

Karyawan yang memiliki karakteristik tersebut akan berfokus pada

penyelesaian masalah sehingga karyawan akan melihat bahwa tantangan kerja

merupakan kesempatan untuk memiliki kemampuan baru dan berkembang dengan

menunjukkan kemampuan baru tersebut dalam menghadapi permasalahan serta

bertahan di dalam perusahaan (Broeck et all, 2010). Sedangkan, karyawan yang

tidak mampu menghadapi tantangan kerja akan cenderung kehilangan kesempatan

untuk memiliki kemampuan dan berkembang karena karyawan memandang

tantangan kerja sebagai penghambat dalam bekerja sehingga karyawan merasa

kelelahan dan burnout akan pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa komitmen

organisasi seseorang dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menghadapi

tantangan atau kesulitan di tempat kerja. Menurut Stoltz (2007) Tantangan atau

kesulitan terdiri dari tiga tingkatan yaitu tantangan atau kesulitan di masyarakat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

7

tempat kerja dan individu. Kemampuan yang dimiliki seseorang dalam

menghadapi tantangan atau kesulitan di tempat kerja disebut Adversity Quotient.

Adversity quotient adalah kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk mengatasi dan menghadapi kesulitan, sekaligus bagaimana ia

dapat bertahan di tengah kesulitan (Stoltz, 2007). Selain itu, Agustian (2011)

mendefinisikan Adversity Quotient sebagai kecerdasan yang dimiliki seseorang

dalam mengatasi kesulitan dan sanggup bertahan hidup. Contoh dari Adversity

Quotient pada supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta yaitu munculnya

teknologi digital didunia transportasi yang cara pengoperasian aplikasi onlinenya

dianggap sulit untuk dipelajari namun mereka masih sanggup bertahan. Hal ini

didukung dengan masih adanya supir taksi berbasis konvensional yang beroperasi

sebanyak 1.025 taksi serta berupaya untuk membuat aplikasi online dan pelatihan

penggunaan untuk taksi berbasis konvensional.

Seseorang yang memiliki Adversity Quotient tinggi dalam konteks

perusahaan maka ia akan memiliki kepuasan kerja yang tinggi pula, sehingga

tingkat burnout pada karyawan rendah (Robbins, 2002). Selain itu, Adversity

Quotient yang tinggi akan membantu individu memperkuat kemampuan dan

ketahanan kerja karyawan dalam menghadapi permasalahan dan tantangan hidup

sehari- hari dengan memegang prinsip dan impian yang dimiliki tanpa

menghiraukan apapun yang terjadi, sehingga kemungkinan karyawan keluar dari

organisasi tempat ia bekerja bisa diminimalisir (Stoltz, 2007).

Berbeda dengan seseorang yang memiliki Adversity Quotient yang rendah

maka ia akan mempunyai karakteristik sebagai pribadi yang pesimis sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

8

cenderung melarikan diri dari permasalahan yang ditemui dan berakhir pada

keluarnya karyawan dari perusahaan (Stoltz, 2007). Seseorang dengan Adversity

Quotient yang rendah dalam hal bekerja menunjukkan sedikit ambisi dan

semangat kerja yang minim sehingga keinginan untuk memberikan tenaga dan

tanggungjawab yang lebih tinggi dalam menyokong kesejahteraan dan

keberhasilan tujuan organisasi perusahaan rendah (Steers & Porters, 1983). Selain

itu, seseorang dengan Adversity Quotient yang rendah mempunyai kreativitas

yang sempit sehingga sulit menemukan cara atau metode untuk meraih

kesuksesan yang berdampak turunnya tanggungjawab karyawan mengerjakan hal-

hal diluar tugas (Stoltz,2007). Karakter yang ditunjukkan pekerja dengan

Adversity Quotient yang rendah ini justru menjadi beban perusahaan.

Melihat kelebihan dan kekurangan Adversity Quotient yang berdampak

pada beberapa aspek kehidupan dalam bekerja, maka Adversity Quotient menjadi

hal yang penting untuk dimiliki karyawan. Seperti yang telah dipaparkan

sebelumnya, Adversity Quotient berperan penting untuk mencapai keberhasilan

tujuan perusahaan. Hal itu menunjukkan bahwa Adversity Quotient yang tinggi

akan membuat seseorang memiliki ketahanan seseorang dalam mengahapi

masalah di suatu perusahaan sehingga enggan beralih ke perusahaan lain (Mathieu

dan Zajac,1990). Keengganan beralih ke perusahaan lain inilah yang menjadi

prinsip utama dari komitmen organisasi (Bathaw & Grant dalam Sopiah, 2008).

Selain itu, penelitian Brickman, Dunkel-Schetter, dan Abbey (1987) menyatakan

bahwa Adversity Quotient sarana pengembangan komitmen dan mendorong

seseorang untuk mencari dan memperoleh dasar untuk berkomitmen. Oleh sebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

9

itu, penelitian yang dilakukan akan melihat hubungan antara komitmen organisasi

dengan Adversity Quotient pada supir taksi berbasis konvensional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti merumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara Adversity Quotient dan

komitmen organisasi pada supir taksi berbasis konvensional ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan Adversity Quotient dan

komitmen organisasi pada supir taksi berbasis konvensional.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memiliki kontribusi dalam menambah wawasan

dalam bidang psikologi industri organisasi terutama tentang Adversity

Quotient dan komitmen organisasi.

2. Manfaat Praktis

2.1. Bagi perusahaan

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk memberikan

wawasan sebagai bahan evaluasi permasalahan yang dihadapi pada

perusahaan yang bergerak di bidang jasa, khususnya masalah yang terkait

Adversity Quotient dan komitmen organisasi karyawan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

10

2.2. Bagi subjek penelitian

Dari sudut pandang karyawan, manfaat praktis dari penelitian ini

adalah sebagai dasar untuk melakukan evaluasi dan refleksi diri terkait

dengan Adversity Quotient karyawan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

11

BAB II

DASAR TEORI

Dalam bab ini, peneliti akan membahas mengenai variabel komitmen

organisasi dan Adversity Quotient. Kedua variabel tersebut akan dijabarkan mulai

dari definisi, dimensi, faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi dan

manfaat Adveristy Quotient. Kemudian peneliti akan menjelaskan mengenai

dinamika hubungan antara komitmen organisasi dan Adversity Quotient pada supir

taksi berbasis konvensional. Setelah itu, peneliti akan meringkas dari keseluruhan

pembahasan dan menyertakan bagan untuk membantu mempermudah pembaca

memahami isi ringkasan. Terakhir, peneliti menuliskan hipotesis yang akan diuji

pada penelitian ini.

A. Komitmen Organisasi

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai komitmen organisasi yang terdiri

dari pengertian, dimensi, dan faktor dari komitmen organisasi.

1. Pengertian Komitmen Organisasi

Meyer dan Allen (1997) menjelaskan komitmen organisasi

merupakan karakteristik hubungan antara anggota organisasi dengan

organisasinya serta memiliki pengaruh pada keputusan individu untuk

melanjutkan keanggotaannya dalam organisasi tersebut. Pendapat yang

serupa dikemukakan oleh O’Reilly (1986) yang mengatakan bahwa

komitmen karyawan pada organisasi sebagai ikatan psikologis individu

terhadap organisasi yang mencakup keterlibatan kerja, kesetiaan, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

12

perasaan percaya terhadap nilai-nilai organisasi. Selain itu, Luthans (1995)

juga mendefinisikan komitmen organisasi adalah sebuah sikap mengenai

loyalitas seorang karyawan terhadap organisasi dan hal tersebut

merupakan proses yang berlangsung terus-menerus. Luthans menyatakan

bahwa karyawan yang memiliki komitmen terhadap perusahaannya akan

mempunyai keinginan menuju level keahlian yang lebih tinggi atas nama

organisasi, mempertahankan keanggotaannya, dan memiliki kepercayaan

serta penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.

Riggio (2008) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai

perasaan dan sikap yang dimiliki pekerja terhadap organisasi secara

keseluruhan. Pendapat yang serupa dikemukakan oleh Hui dan Lee (2000)

memaparkan bahwa komitmen organisasi mencerminkan sejauh mana

responden merasa setia, peduli, dan bangga pada organisasi yang diikuti.

Selain itu, Robbin dan Judge (2017) mendefinisikan komitmen organisasi

merupakan sejauh mana seorang karyawan mengidentifikasikan diri

dengan organisasi tertentu dengan tujuan untuk mempertahankan

keanggotaannya dalam suatu organisasi. Komitmen organisasi menurut

Mowday, Steers dan Porter (1982) adalah keinginan anggota organisasi

untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan

bersedia berusaha keras untuk mencapai tujuan organisasi. Kreitner dan

Kinicki (1991) menyatakan bahwa komitmen organisasi sebagai tingkat

dimana individu memihak kepada organisasi dan mengikatkan diri pada

tujuan organisasi. Rogg, Schmidt, Shull dan Schmidt (2000) menyatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

13

bahwa komitmen organisasi mengacu pada sejauh mana pegawai akan

mendukung tujuan dan kesejahteraaan organisasi. Wiener (1982)

mengungkapkan bahwa komitmen organisasi di definisikan sebagai

dorongan dari dalam individu untuk melakukan sesuatu agar dapat

menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan

dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

komitmen organisasi merupakan ikatan psikologis karyawan terhadap

organisasi yang ditandai dengan menerima tujuan-tujuan organisasi,

adanya kesetiaan serta kepercayaan, dan bersedia mempertahankan

keanggotaannya di dalam organisasi.

2. Dimensi Komitmen Organisasi

Meyer & Allen (1997) menjelaskan bahwa komitmen organisasi

yang terdiri dari dimensi afektif, kontinum dan normatif sebagai ini satu

kesatuan yang utuh atau disebut dengan multidimensi. Meyer & Allen

(1997) membedakan komitmen organisasi menjadi 3 dimensi, yaitu:

a. Komitmen Afektif

Komitmen afektif merupakan keinginan untuk tetap menjadi

anggota organisasi karena keterikatan emosi dan keterlibatan

dengan organisasi tersebut. Karyawan yang memiliki

komitmen afektif yang tinggi akan mengidentifikasi dirinya

dengan organisasi, menerima tujuan dan nilai- nilai yang

organisasi, dan lebih bersedia untuk mengerahkan usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

14

ekstra atas nama organisasi (Mowday et al dalam Colquite, Le

Pine & Wesson, 2015). Melalui identifikasi dirinya dengan

organisasi, pegawai akan melihat keanggotaan organisasi

sebagai penting untuk diri mereka. Komitmen afektif juga

mencerminkan ikatan emosional untuk organisasi, maka secara

natural mempengaruhi ikatan emosional antara rekan kerja

(Mathieu & Zajac dalam Collquite, Le Pine & Wesson,

2015). Selain itu, komitmen afektif ini ditandai dengan

keyakinan kuat dan penerimaan akan tujuan dan nilai-niai

organisasi, kemauan untuk melakukan usaha atas nama

organisasi, dan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi

bagian dari organisasi (Levy, 2010). Komitmen afektif ini

dapat terbentuk dari pengalaman pegawai di organisasi tersebut

sehingga menghasilkan perasaan yang nyaman dan sesuai

dengan dirinya.

b. Komitmen Kontinum

Keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi karena

kesadaran yang berkaitan dengan biaya meninggalkan

organisasi tersebut. Komitmen kontinum terjadi ketika ada

keuntungan terkait dengan tetap tinggal dan biaya yang

terkait dengan meninggalkan organisasi (Kanter dalam

Collquite, Le Pine & Wesson, 2015). Namun, karyawan

yang memiliki komitmen kontinum tinggi dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

15

menimbulkan kesulitan untuk mengubah organisasi karena

adanya hukuman yang terkait dengan hal mengganti

(Stebbins dalam Collquite, Le Pine & Wesson, 2015).

Salah satu faktor yang meningkatkan komitmen kontinum

adalah jumlah total investasi (dalam hal waktu, tenaga,

energi, kesempatan dll), dimana pegawai telah dibuat

menguasai peran pekerjaan mereka atau menjalankan tugas

organisasi mereka (Becker dalam Collquite, Le Pine &

Wesson, 2015). Karyawan yang memiliki komitmen

kontinum ini memiliki prinsip “apa yang terbaik untuk saya”

bukan karena rasa tertarik bekerja di organisasi tersebut.

c. Komitmen Normatif

Keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi karena

adanya suatu perasaan wajib. Komitmen normatif muncul

ketika ada perasaan tetap tinggal adalah hal yang "benar" atau

"moral" untuk dilakukan. Seorang pegawai merasa harus

tetap tinggal dengan atasan mereka saat ini karena penilaian

pribadi yang dikategorikan sebagai rasa benar dan salah. Rasa

benar dan salah ini dikembangkan melalui pembelajaran

selama mereka bekerja di dalam perusahaan. Karyawan

dengan komitmen normatif yang tinggi akan merasa bahwa

mereka harus tetap berada di organisasi. Komitmen normatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

16

ini juga dipengaruhi oleh sosialisasi dan budaya yang dimiliki

karyawan.

3. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Organisasi

David (dalam Minner, 1997) mengemukakan beberapa faktor yang

mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi, yaitu :

a. Faktor personal, misalnya jenis kelamin, usia, pengalaman

kerja, tingkat pendidikan, dan kepribadian.

b. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, konflik

peran, tingkat kesulitan, dan tantangan dalam pekerjaan.

Tantangan dalam pekerjaan mempunyai hubungan yang

positif dengan komitmen kerja (Mathieu dan Zajac,1990).

c. Karakteristik struktur, misalnya besar atau kecilnya

organisasi, bentuk organisasi seperti sentralisasi atau

desentralisasi, kehadiran serikat pekerja dan tingkat

pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan.

d. Pengalaman kerja merupakan suatu hal yang sangat

berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada

organisasi. Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan

karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja tentunya

memiliki tingkat komitmen yang berbeda-beda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

17

B. Adversity Quotient

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai Adversity Quotient yang terdiri dari

pengertian, dimensi, tingkat kesulitan pada Adversity Quotient dan manfaat

dari Adversity Quotient.

1. Pengertian Adversity Quotient

Stoltz (2000) mengatakan bahwa Adversity Quotient adalah

suatu bentuk kecerdasan yang mengukur kemampuan seseorang

untuk bertahan dalam kesulitan dan mengatasinya. Adversity

Quotient dapat menjelaskan bagaimana seseorang berperilaku dalam

situasi sulit, apakah ia dapat mengendalikan situasi, menemukan

sumber permasalahan, mempunyai rasa memiliki dalam situasi

tersebut, membatasi efek dari kesulitan, dan bagaimana seseorang

tersebut optimis bahwa kesulitan akan segera berakhir (Phoolka &

Kaur, 2012). Adversity Quotient j uga dapat memprediksi siapa

yang akan berhasil mengatasi kesulitan, dan siapa yang akan gagal

dan menyerah. Adversity Quotient menggabungkan teori ilmiah dan

penerapan di dunia nyata dalam setiap konsepnya, sehingga Adversity

Quotient tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga peralatan

yang secara praktis dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas

pribadi demi tercapainya kesuksesan di berbagai bidang kehidupan

(Stoltz, 2000). Abdilah (2006) juga mengemukakan bahwa Adversity

Quotient adalah kecerdasan mengelola hidup dan mampu melihat

kemalangan menjadi peluang. Markman (2005) menyatakan Adversity

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

18

Quotient adalah pengetahuan tentang ketahanan individu, individu

yang secara maksimal menggunakan kecerdasan ini akan menghasilkan

kesuksesan dalam menghadapi tantangan, baik tantangan besar atau

kecil di dalam kehidupan sehari-hari.

Song dan Woo (2015) mendefinisikan Adversity Quotient

adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan mengatasi kesulitan

yang dialami. Pendapat serupa dikemukakan oleh Selain itu, Hidayat

(2001) mendefiniskan Adversity Quotient adalah cara individu

merespon dan menjelaskan kesulitan yang dihadapinya. Surekha

(2001) menyatakan bahwa Adversity Quotient merupakan cara

mengukur seseorang dalam menghadapi dan merespon hambatan yang

muncul dalam kehidupannya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Adversity Quotient adalah bentuk kecerdasan yang mengukur

kemampuan seseorang untuk menghadapi dan mengatasi suatu masalah,

sehingga mampu bertahan hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

19

2. Dimensi Adversity Quotient

Stoltz (2000) mengatakan bahwa Adversity Quotient terdiri atas

empat dimensi, yaitu Control, Origin-Ownership, Reach, dan Endurance

(CO2RE):

a. C = Control (Kendali)

Dimensi control ingin mengukur dua hal, yang

pertama sejauh mana seseorang merasa mampu

mengendalikan dan mempengaruhi sebuah situasi sulit secara

positif, yang kedua sejauh mana seseorang mampu

mengendalikan tanggapannya sendiri terhadap sebuah situasi

sulit. Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi

control merasakan kendali yang kuat atas peristiwa-peristiwa

yang buruk. Besarnya pengendalian yang dirasakan akan

membawa individu pada usaha penyelesaian masalah dengan

mengambil sebuah tindakan. Selain itu, individu yang

memiliki skor tinggi pada dimensi control memiliki

kemampuan untuk bertahan menghadapi kesulitan dan tetap

teguh dalam mencari penyelesaian masalah.

Sebaliknya, individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi control memiliki keyakinan bahwa apapun yang

mereka kerjakan tidak akan merubah keadaan. Individu

yang kemampuan pengendaliannya rendah sering merasa

tidak berdaya dan berhenti berusaha saat dihadapkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

20

kesulitan. Mereka juga akan cenderung bereaksi dengan cara

yang negatif pada saat kesulitan melanda, seperti

mengumpat, menghina, bahkan mengucapkan kata-kata yang

kemudian mereka sesali. Hal tersebut dapat terjadi karena

individu yang memiliki skor rendah pada dimensi control

tidak mampu mengendalikan ataupun merubah reaksi

internal yang ada dalam pikiran mereka sehingga terlepas

begitu saja dalam wujud kata-kata dan tindakan.

b. O2 = Origin-Ownership (Asal-usul dan Pengakuan)

Dimensi origin-ownership ingin mengukur dua hal,

yang pertama sejauh mana seseorang menemukan penyebab

dari suatu kesulitan dengan tepat, yang kedua sejauh mana

seseorang mengakui dan bertanggung jawab atas suatu

kesulitan tanpa mempedulikan penyebabnya. Individu yang

memiliki skor tinggi pada dimensi origin-ownership mampu

memandang perasaan bersalah sebagai sebuah umpan balik

untuk melakukan perbaikan. Rasa bersalah yang sewajarnya

akan menggugah mereka untuk belajar dari kesalahan untuk

menghindari kesalahan yang sama terulang lagi. Selain itu,

individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi origin-

ownership akan menghindarkan diri dari sikap menyalahkan

orang lain, mengambil tindakan bertanggung jawab tanpa

mempedulikan penyebabnya, dan tetap menghadapi masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

21

dengan berpikir positif.

Individu yang memiliki skor rendah pada dimensi

origin-ownership cenderung tidak mampu menimpakan suatu

kesalahan pada tempat yang semestinya. Terkadang mereka

melihat dirinya sendiri sebagai satu-satunya penyebab

terjadinya peristiwa-peristiwa yang buruk. Hal ini yang

membuat mereka mudah sekali dilanda perasaan bersalah

yang terlampau besar. Rasa bersalah memang tidak selamanya

berdampak negatif, namun rasa bersalah yang terlampau

besar akan menjadi destruktif dan menempatkan individu

pada penyesalan yang tidak sewajarnya. Di sisi lain,

seringkali mereka sibuk untuk mencari-cari sumber

permasalahan dan menimpakan kesalahan kepada orang

lain. Hal ini yang membuat individu dengan skor rendah

pada dimensi origin-ownership menghindarkan diri dari

pengakuan dan tindakan bertanggung jawab atas sebuah

situasi sulit. Selain itu, dimensi origin-ownership yang rendah

akan membuat seseorang cepat menyerah, kinerja berkurang

dan sulit mengidentifikasi masalah.

c. R = Reach (Jangkauan)

Dimensi reach mengukur sejauh mana seseorang

mampu membatasi kesulitan agar tidak menjangkau bidang

kehidupanya yang lain. Individu yang memiliki skor tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

22

pada dimensi reach akan merespon kesulitan sebagai sesuatu

yang spesifik dan terbatas. Sebagai contoh, kesalahpahaman

dengan orang yang dikasihi adalah sebatas

kesalahpahaman, bukan pertanda bahwa suatu hubungan

akan berakhir. Membatasi jangkauan kesulitan

memungkinkan individu untuk berpikir jernih dalam

mengambil tindakan sehingga seseorang akan lebih berdaya

dan perasaan putus asa atau kurang mampu akan berkurang.

Sebaliknya, individu yang memiliki skor rendah pada

dimensi reach akan menganggap suatu kesulitan sebagai

bencana. Sebagai contoh, hasil penilaian kinerja yang

buruk dianggap sebagai sesuatu yang menghambat karir

dan pada akhirnya melemahkan motivasi kerja.

Membiarkan kesulitan menjangkau bidang-bidang

kehidupan yang lain hanya akan menguras tenaga dan

membuat seseorang menjadi semakin tidak berdaya untuk

mengambil sebuah tindakan penyelesaian.

a. E = Endurance (Daya Tahan)

Dimensi endurance mengukur seberapa lama

seseorang menganggap sebuah kesulitan dan penyebab

kesulitan akan berlangsung. Individu yang memiliki skor

tinggi pada dimensi endurance akan menganggap kesulitan

dan penyebab-penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

23

sementara, cepat berlalu, dan kecil kemungkinannya akan

terjadi lagi. Anggapan seperti ini akan meningkatkan

optimisme dan dorongan untuk bertindak. Sebaliknya,

individu yang memiliki skor rendah pada dimensi endurance

akan menganggap kesulitan dan penyebab-penyebabnya

sebagai sesuatu yang sifatnya permanen dan berlangsung

lama. Anggapan seperti ini kan menyebabkan hilangnya

harapan dan dorongan untuk bertindak.

3. Tiga Tingkat Kesulitan pada Adversity Quotient

Stoltz (2000) mengatakan bahwa ukuran dan frekuensi kesulitan

yang harus dihadapi setiap orang semakin besar dari hari ke hari.

Kesulitan hidup terus meningkat dan tidak pernah berhenti. Untuk

membantu menjelaskan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh manusia,

Stoltz (2000) memperkenalkan model “Tiga Tingkat Kesulitan”. Model

ini hendak menggambarkan suatu kenyataan bahwa kesulitan

merupakan bagian dari hidup yang ada di mana-mana, nyata, dan

tidak terelakkan. Selain itu, model ini juga hendak memperlihatkan

bahwa perubahan positif yang dapat terjadi pada ketiga tingkatnya

berawal dari individu yang mengalami kesulitan.

a. Kesulitan di Masyarakat.

Pada zaman sekarang ini, masyarakat dihadapkan pada

banyak kesulitan, misalnya: tindakan kejahatan yang meningkat

secara drastis, kondisi perekonomian yang tidak kunjung stabil,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

24

kerusakan lingkungan yang semakin parah, krisis moral yang

melanda generasi muda, perubahan pandangan terhadap

kehidupan rumah tangga, dan hilangnya kepercayaan terhadap

lembaga-lembaga pemerintah. Stoltz (2000) menyebut perubahan

tersebut sebagai kesulitan masyarakat.

b. Kesulitan di Tempat Kerja.

Stoltz (2000) mengatakan bahwa situasi sulit di tempat

kerja semakin meningkat, hal ini menyebabkan frustrasi yang

dialami kaum pekerja semakin menumpuk. Mengerjakan

banyak hal dengan upah yang sedikit merupakan salah satu

dari sekian banyak kesulitan yang dapat ditemukan di tempat

kerja. Tuntutan-tuntutan dan ketidakpastian yang harus

dihadapi seringkali membuat kaum pekerja berangkat ke

tempat kerja dengan perasaan cemas setiap harinya.

c. Kesulitan Individu.

Phoolka dan Kaur (2012) menyebutkan beberapa

contoh kesulitan yang terjadi pada tingkat individu,

diantaranya adalah rasa kesepian, kurang percaya diri,

kehilangan semangat, kelelahan, dan kesehatan yang buruk.

Namun, sesuai dengan penjelasan sebelumnya mengenai model

“Tiga Tingkat Kesulitan”, pada tingkat inilah individu dapat

memulai perubahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

25

4. Manfaat Adversity Quotient

Adversity Quotient mempunyai banyak manfaat yang baik bagi

seseorang untuk menghadapi kesulitan di pekerjaannya. Saat seseorang

mempunyai Adversity Quotient yang tinggi maka ia akan mampu untuk

mengatasi keadaan frustasi atas permasalahan dalam organisasinya

sehingga masih tetap menjaga komitmen organisasi terkhusus pada

komitmen afektif pada organisasi (Bukhari, Tazeem A.S., Saeed,

Muhammad M., Nisar, Muhammad, 2011). Selain itu, seseorang yang

memiliki Adversity Quotient tinggi akan memiliki kemampuan beradaptasi

dengan masalah yang sedang dihadapi perusahaan. Keadaan yang sedang

banyak mengalami permasalahan tersebut justru meningkatkan komitmen

organisasi seseorang (Sitompul, Cynthia M, 2016). Peran Adversity

Quotient bagi karyawan dalam bidang pekerjaan menurut Stoltz (2000),

yaitu :

a. Memiliki daya saing

Satterfield dan Seligman (dalam Stoltz, 2000)

menemukan bahwa karyawan yang merespon kesulitan secara

optimis bersikap lebih produktif dan berani untuk melakukan

pekerjaan yang lebih banyak resikonya. karyawan yang

pesimis terhadap kesulitan menimbulkan lebih banyak sikap

pasif dan hati- hati dalam melakukan pekerjaannya serta mudah

putus asa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

26

b. Memiliki produktivitas kerja yang baik

Para pemimpin perusahaan mempunyai persepsi bahwa

karyawan dengan adversity quotient yang tinggi akana unggul

dibandingkan karyawan dengan adversity quotient yang

rendah. Selligman (dalam Stoltz, 2000) membuktikan bahwa

karyawan yang tidak merespon kesulitan dengan baik akan

kurang produktif, dan kinerjanya lebih buruk daripada

karyawan yang merespons kesulitan dengan baik.

c. Memiliki kreativitas yang luas

Joel Barker (dalam Stoltz, 2000) menyatakan bahwa

kreativitas dapat muncul dari sebuah keputusasaan.

Kreativitas menuntut kemampuan untuk mengatasi kesulitan

yang ditimbulkan oleh hal-hal yang tidak pasti.

d. Memiliki motivasi kerja

Penelitian yang dilakukan pada perusahaan farmasi,

tentang pengukuran adversity quotient dari para pekerjaan harian

ataupun jangka panjang didapatkan hasil bahwa mereka yang

memiliki adversity quotient tinggi dianggap sebagai karyawan

yang paling memiliki motivasi (Stoltz, 2000).

e. Memiliki keberanian untuk mengambil resiko

Seseorang yang memiliki kemampuan dalam memegang

kendali, sebenarnya berani mengambil resiko dalam hidupnya,

bahkan resiko-resiko yang dinilai tidak masuk akal untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

27

dipikirkan. Sebagaimana telah dibuktikan oleh Satterfield dan

Selligman (dalam Stoltz, 2000), orang- orang yang merespon

kesulitan secara lebih konstruktif, bersedia mengambil lebih

banyak resiko karena resiko dianggap sebagai hal yang esensial

dalam proses mendaki.

f. Memiliki kemampuan dalam melakukan perbaikan

Pada zaman sekarang, karyawan harus mampu

melakukan perbaikan untuk dapat bertahan hidup. Karyawan harus

dapat melakukan perbaikan untuk mencegah agar tidak ada orang

yang ketinggalan oleh zaman baik dalam karier maupun dalam

hubungan sosial. Ditemukan bahwa karyawan yang memiliki

adversity quotient yang tinggi menjadi lebih baik dalam

kehidupannya.

g. Memiliki ketekunan

Ketekunan merupakan inti dari proses mendaki seseorang.

Ketekunan adalah kemampuan untuk terus menerus berusaha,

bahkan saat seseorang dihadapkan dengan sebuah kemunduran

ataupun kegagalan. Selligman (Stoltz, 2000) membuktikan

bahwa karyawan yang merespon kesulitan dengan baik akan

cepat pulih dari kekalahan dan mampu untuk terus bertahan.

karyawan yang responnya buruk saat berhadapan dengan

kesulitan akan mudah untuk menyerah. Adversity Quotient dinilai

dapat menentukan keuletan yang dibutuhkan untuk menciptakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

28

ketekunan.

h. Memiliki keinginan untuk terus belajar

Pada abad ini, mengumpulkan dan memproses ilmu

pengetahuan tidak pernah berhenti. Hal ini dibuktikan oleh Carol

Dweck (Stoltz,2000), bahwa anak- anak dengan respon- respon

yang pesimistis dalam menghadapi kesulitan tidak akan banyak

belajar dan berprestasi. Sedangkan anak-anak yang memiliki

respon-respon yang optimistis akan jauh lebih baik dalam belajar

menghadapi kesulitan.

i. Memiliki kemampuan untuk dapat merangkul perubahan

Saat individu mengalami perubahan yang tidak pernah

berhenti dalam hidup, maka kemampuan individu dalam

menghadapi ketidakpastian dan pijakan yang berubah menjadi

hal yang penting. Individu bisa sukses apabila memiliki

keefektifan dalam mengatasi dan merangkul perubahan tersebut.

Individu harus menghindari pemikiran bahwa akan dikalahkan dan

dilumpuhkan dengan adanya perubahan tersebut, hal ini

berdampak pada individu cenderung menyerah dalam menghadapi

arus perubahan tersebut.

5. Supir Taksi Berbasis Konvensional

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sopir adalah pengemudi

mobil. Sedangkan Angkutan Taksi adalah angkutan dengan menggunakan

mobil penumpang umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

29

dengan argometer yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dengan

wilayah operasi dalam kawasan perkotaan (Republik Indonesia, 2017).

Febriany (2014), Taksi adalah angkutan umum yang menggunakan

mobil untuk mengangkut penumpangnya dengan tarif layanan jasa

angkutan yang dihitung dengan dua cara yaitu penghitungan tarif secara

otomatis sesuai jarak yang ditempuh dengan menggunakan argometer,

kemudian dengan cara kesepakatan penumpang dan pengemudi dalam

menentukan tarif. Setyanto (2017) menjelaskan bahwa taksi konvensional

adalah salah satu alternatif alat transportasi darat dilengkapi dengan

argometer yang banyak diminati oleh masyarakat. Cara menggunakan jasa

taksi berbasis konvensional ini cukup mudah hanya dengan memesan

melalui menelpon operator ataupun memanggil langsung saat dijalan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

pengemudi yang salah satu alternatif alat transportasi darat menggunakan

mobil untuk mengangkut penumpangnya dengan tarif layanan jasa

angkutan yang dihitung dengan dua cara yaitu penghitungan tarif secara

otomatis sesuai jarak yang ditempuh dengan menggunakan argometer,

kemudian dengan cara kesepakatan penumpang dan pengemudi dalam

menentukan tarif.

Rosenbloom (2007) menyatakan bahwa supir taksi merupakan

kelompok yang unik. Keunikan ini terlihat dari karakteristik supir taksi

yang memiliki kepribadian berani mengambil resiko tinggi dengan

mengemudi kendaraan pada kecepatan tinggi dan tidak berhati-hati dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

30

mengubah jalur jalan kendaraan (Botes, 1997). Selain itu, supir taksi

mempunyai jam kerja selama 27,35 hari dalam sebulan dan hanya

beristirahat selama 2,65 hari dalam sebulan (Tseng,2012). Supir taksi

dalam melakukan pekerjaannya sudah menggunakan teknologi internet

seperti Google Maps, Ruby on Rails yang dikombinasikan dengan

perangkat bergerak berbasis Android sehingga meningkatkan efisien dari

pelayanan pengoperasian armada taksi (Emanuel & Salim, 2015). Namun,

adanya perkembangan teknologi internet menyebabkan munculnya taksi

berbasis internet seperti uber taksi dan grab taksi sehingga ada penolakan

besar besaran oleh supir taksi berbasis konvensional karena taksi online

jauh lebih murah (Oktavianti & Fridha, 2016).

Supir taksi mempunyai durasi duduk dalam menyetir selama 18 jam

perhari dan menjadi perokok sedang (Firmanita, Rosdiana & Indrayani,

2015). Supir taksi mempunyai usia rata-rata 21-30 tahun dengan

pengalaman kerja antara 5-10 tahun, mendapat 3-7 orang penumpang

dalam sehari, dan mendapat penghasilan antara Rp. 3.000.000-Rp.

4.000.000 perbulan (Nazaruddin, 2017). Selain itu, jenis operasi supir

taksi yaitu mangkal karena dapat menghemat pemakaian bahan bakar dan

menekan biaya perawatan mobil. Jam operasi supir taksi dapat mencapai

24 jam per hari (Artana, Winarto & Setijowarno, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

31

6. Dinamika Adversity Quotient dengan Komitmen Organiasi pada Supir

Taksi Berbasis Konvensional

Adversity Quotient adalah kemampuan seseorang dalam

menghadapi dan mengatasi suatu masalah sehingga mampu bertahan hidup.

Adversity Quotient dapat menjelaskan bagaimana seseorang berperilaku

dalam situasi sulit, apakah ia dapat mengendalikan situasi, menemukan

sumber permasalahan, mempunyai rasa memiliki dalam situasi tersebut,

membatasi efek dari kesulitan, dan bagaimana seseorang tersebut

optimis bahwa kesulitan akan segera berakhir (Phoolka & Kaur, 2012).

Terdapat empat dimensi yang membentuk Adversity Quotient yaitu

kontrol (Control), asal-usul dan pengakuan (Origin-Ownership), jangkauan

(Reach), daya tahan (Endurance). Seseorang yang memiliki dimensi kontrol

yang tinggi akan menunjukkan sikap mampu bertahan dalam mengatasi

masalah serta dapat gigih dalam menyelesaikan masalah. Seseorang yang

memiliki dimensi asal-usul dan pengakuan yang tinggi akan bertanggung

jawab atas kesulitan yang terjadi dan tetap menghadapi masalah dengan

berpikir positif. Seseorang yang memiliki dimensi jangkauan tinggi akan

berpikir jernih untuk menyelesaikan masalah. Seseorang yang memiliki

dimensi daya tahan yang tinggi akan optimis dalam menyelesaikan masalah

(Stoltz, 2000). Karakteristik karyawan tersebut yaitu saat menghadapi

tantangan akan muncul rasa ingin tahu, berkompeten dan jeli terhadap

permasalahan. Karyawan yang memiliki rasa ingin tahu, berkompeten dan

jeli terhadap permasalahan ini akan berfokus pada penyelesaian masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

32

sehingga karyawan akan melihat bahwa tantangan kerja merupakan

kesempatan untuk memiliki kemampuan baru dan berkembang dengan

menunjukkan kemampuan barunya dalam menghadapi permasalahan serta

bertahan di dalam perusahaan (Broeck et all, 2010). Hal tersebut akan

membuat karyawan dapat menghadapi tantangan kerja sehingga

memunculkan komitmen organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen

organisasi akan menunjukkan keterlibatan emosional terhadap perusahaan

sehingga dapat menerima tujuan dan nilai perusahaan (komitmen afektif).

Selain itu, karyawan juga akan memiliki keinginan untuk bertahan

(komitmen kontinum) dan muncul perasaan benar saat bertahan di dalam

perusahaan (komitmen normatif) sehingga karyawan mempunyai komitmen

tinggi (Meyer & Allen, 1997).

Karyawan yang memiliki dimensi kontrol yang rendah maka ia akan

merasa tidak berdaya dalam menghadapi permasalahan. Selain itu,

karyawan yang memiliki dimensi asal-usul dan pengakuan yang rendah

menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab atas permasalahan yang

terjadi. Karyawan yang memiliki dimensi jangkauan yang rendah akan

menganggap permasalahan menjadi bencana dan karyawan yang memiliki

dimensi daya tahan yang rendah akan pesimis dalam menyelesaikan

masalah (Stoltz, 2000). Karakteristik karyawan tersebut yaitu ketika

menghadapi tantangan tidak muncul rasa ingin tahu, berkompeten dan jeli

terhadap permasalahan. Karyawan yang tidak memiliki rasa ingin tahu,

berkompeten dan jeli terhadap permasalahan ini tidak berfokus pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

33

penyelesaian masalah sehingga kehilangan kesempatan untuk memiliki

kemampuan baru dan berkembang dengan menunjukkan kemampuan

barunya dalam menghadapi permasalahan serta bertahan di dalam

perusahaan.

Selain itu, karyawan melihat bahwa tantangan kerja merupakan

penghambat dalam bekerja sehingga karyawan merasa kelelahan dan

burnout akan pekerjaannya (Broeck et all, 2010). Hal tersebut akan

membuat karyawan tidak dapat menghadapi tantangan kerja sehingga tidak

memunculkan komitmen organisasi. Karyawan yang memiliki komitmen

organisasi akan menunjukkan sikap tidak mempunyai keterlibatan

emosional sehingga kurang dapat menerima tujuan dan nilai perusahaan

(komitmen afektif). Selain itu, karyawan akan memiliki keinginan untuk

keluar dari perusahaan (komitmen kontinum) dan merasa bertahan dalam

perusahaan itu tidak diharuskan (komitmen normatif) sehingga karyawan

mempunyai komitmen organisasi yang rendah (Meyer & Allen, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

34

7. Skema Penelitian

Adversity Quotient

- Mempunyai keterikatan secara

emosional sehingga dapat

menerima tujuan dan nilai

perusahaan (Komitmen afektif).

- Memiliki keinginan untuk bertahan

dari dalam perusahaan (Komitmen

Kontinum).

- Memiliki perasaan benar saat

bertahan dalam perusahaan

(Komitmen Normatif).

Adversity Quotient Tinggi:

- Kontrol : Mampu bertahan dalam

menghadapi masalah.

- Asal Usul dan Pengakuan :

Bertanggung jawab atas permasalahan

yang terjadi.

- Jangkauan : Dapat berfikir jernih

untuk mencari penyelesaian masalah.

- Daya Tahan : Mempunyai sikap

optimis dalam menyelesaikan masalah.

Adversity Quotient Rendah:

- Kontrol : Tidak berdaya untuk

menyelesaikan permasalahan.

- Asal Usul dan Pengakuan : Tidak

bertanggung jawab atas permasalahan

yang terjadi.

- Jangkauan : Menganggap

permasalahan menjadi bencana.

- Daya Tahan : Hilangnya harapan untuk

menyelesaikan masalah.

- Tidak mempunyai keterikatan secara

emosional sehingga kurang dapat

menerima tujuan dan nilai perusahaan

(Komitmen afektif).

- Memiliki keinginan untuk keluar dari

dalam perusahaan (Komitmen

Kontinum).

- Tidak merasa bahwa bertahan dalam

perusahaan itu diharuskan (Komitmen

Normatif).

Saat menghadapi tantangan akan

berfokus pada penyelesaian masalah dan

melihat tantangan kerja merupakan

kesempatan untuk berkembang sehingga

dapat menghadapi tantangan kerja.

Saat menghadapi tantangan tidak berfokus

pada penyelesaian masalah dan melihat

tantangan kerja merupakan penghambat

untuk memiliki kemampuan untuk

berkembang sehingga tidak dapat

menghadapi tantangan kerja.

Karyawan mempunyai komitmen organisasi

rendah.

Karyawan mempunyai komitmen

organisasi tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

35

8. Hipotesis

Berdasarkan dinamika hubungan antar variabel yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka peneliti menarik hipotesis penelitian yaitu:

Terdapat hubungan yang positif signifikan antara Adversity Quotient dengan

komitmen organisasi pada supir taksi berbasis konvensional. Hal ini berarti

bahwa semakin tinggi Adversity Quotient maka akan semakin tinggi

komitmen organisasi pada supir taksi berbasis konvensional. Sebaliknya,

semakin rendah Adversity Quotient maka akan semakin rendah komitmen

organisasi pada supir taksi berbasis konvensional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional.

Penelitian kuantitatif korelasional menggunakan data berbentuk angka yang

dapat dianalalisis dengan teknik perhitungan statistik dan bertujuan untuk

menguji teori secara objektif yaitu mengetahui hubungan antara variabel

(Supratiknya, 2015).

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari variabel

tergantung dan variabel bebas, yaitu:

1. Variabel X : Adversity Quotient

2. Variabel Y : Komitmen Organisasi

C. Definisi Operasional

1. Adversity Quotient

Adversity Quotient adalah bentuk kecerdasan yang mengukur

kemampuan supir taksi berbasis konvensional untuk menghadapi dan

mengatasi suatu masalah, sehingga mampu bertahan hidup. Dalam

penelitian ini, Adversity Quotient akan diukur dengan menggunakan skala

Adversity Quotient dari Adhimulya Nugraha Putra (2016). Skala ini terdiri

dari 4 dimensi yaitu, kontrol, asal-usul dan pengakuan, jangkauan, dan daya

tahan. Skor total pada skala Adversity Quotient akan memperlihatkan

tinggi atau rendahnya Adversity Quotient supir taksi berbasis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

37

konvensional , sehingga semakin tinggi jumlah skor total per dimensi

Adversity Quotient yang didapat dari penjumlahan skor tertinggi pada tiap

dimensi menunjukkan semakin tinggi Adversity Quotient pada supir taksi

berbasis konvensional .

2. Komitmen Organisasi

Komitmen organisasi adalah ikatan psikologis supir taksi berbasis

konvensional terhadap organisasi yang ditandai dengan menerima tujuan-

tujuan organisasi, adanya kesetiaan serta kepercayaan, dan bersedia

mempertahankan keanggotaannya di dalam organisasi. Dalam penelitian

ini, komitmen organisasi akan diukur dengan menggunakan skala

komitmen organisasi dari Maria Endah Rusnindita Puspitasari (2017).

Skala ini terdiri dari 3 dimensi yaitu, komitmen afektif, komitmen

kontinum dan komitmen normatif. Hasil pengukuran dari komitmen

organisasi ditunjukkan dari skor total skala komitmen organisasi. Semakin

tinggi skor total komitmen organisasi yang diperoleh menunjukkan supir

taksi berbasis konvensional memiliki komitmen organisasi yang tinggi.

Akan tetapi, jika skor total komitmen organisasi rendah menujukkan bahwa

supir taksi berbasis konvensional memiliki komitmen organisasi yang

rendah.

D. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah supir taksi berbasis konvensional.

Supir taksi berbasis konvensional adalah pengemudi yang menggunakan

mobil untuk mengangkut penumpangnya dengan tarif layanan jasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

38

angkutan yang dihitung dengan dua cara yaitu penghitungan tarif secara

otomatis sesuai jarak yang ditempuh dengan menggunakan argometer

serta kesepakatan antara penumpang dan pengemudi dalam menentukan

tarif. Proses seleksi sampel pada penelitian ini menggunakan

nonprobability sample atau convenience sample yaitu pemilihan sampel

berdasarkan kemudahaan dan ketersediaan akses (Supratiknya, 2015).

E. Metode dan Pengumpulan Data

1. Adversity Quotient

Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data Adversity

Quotient supir taksi berbasis konvensional adalah skala Adversity Quotient

dari Adhimulya Nugraha Putra (2016) yang telah memperoleh ijin dari

Adhimulya Nugraha Putra untuk digunakan. Skala Adversity Quotient

merupakan skala yang berbentuk model Likert.

Tabel 1.

Sebaran Item Skala Adversity Quotient

No. Dimensi

Nomor Item Jumlah Bobot

Favourable Unfavourable

1. Control 2, 3, 4, 15,

30 8, 17 7 20%

2. Origin

O2

10, 14, 24 12,13, 26, 34 7 20%

Ownership 5, 6, 16 7, 20, 25, 27 7 20%

3. Reach 19, 28, 31,

33 11, 29, 35 7 20%

4. Endurance 1, 9, 21, 22 18, 23, 32 7 20%

Jumlah 19 16 35 100%

Skala Adversity Quotient ini terdiri dari 35 item. Skala yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan pernyataan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

39

alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak

Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Tabel dibawah ini

menjelaskan sistem pemberian skor pada skala Likert yang digunakan

dalam penelitian ini.

Tabel 2.

Skor Respon Pada Variabel Adversity Quotient

Tingginya skor respon pada skala ini menunjukkan tinginya nilai

Adversity Quotient pada subjek.

2. Komitmen Organisasi

Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data komitmen

organisasi supir taksi berbasis konvensional adalah skala Komitmen

Organisasi dari Maria Endah Rusnindita Puspitasari (2017) yang telah

memperoleh ijin dari Maria Endah Rusnindita Puspitasari untuk digunakan.

Skala komitmen organisasi merupakan skala yang berbentuk model Likert.

Respon Skor

Favourable

Skor

Unfavourable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak

Setuju 1 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

40

Tabel 3.

Sebaran Item Skala Komitmen Organisasi

Skala komitmen organisasi ini terdiri dari 18 item. Skala yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan pernyataan dengan

alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak

Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Tabel dibawah ini

menjelaskan sistem pemberian skor pada skala Likert yang digunakan

dalam penelitian ini.

Tabel 4.

Skor Respon Pada Variabel Komitmen Organisasi

Tingginya skor respon pada skala ini menunjukkan tinginya nilai

komitmen organisasi pada subjek.

No. Komponen Nomor Item

Jumlah Bobot Favourable Unfavourable

1. Komitmen

Afektif 1, 2, 12 9, 14, 18 6 33,3%

2. Komitmen

Kontinyu 3, 4, 8 10, 15, 17 6 33,3%

3. Komitmen

Normatif 7, 11, 13 5, 6, 16 6 33,3%

Jumlah 9 9 18 100%

Respon Skor

Favourable

Skor

Unfavourable

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak

Setuju 1 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

41

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Supratiknya (2014) mengatakan bahwa validitas adalah kualitas

suatu alat tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak

diukur. Saifuddin Azwar (2009) berpendapat bahwa validitas mengacu

pada sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan

fungsi pengukurannya. Alat ukur dengan validitas yang tinggi akan

menghasilkan eror pengukuran yang kecil, yang berarti bahwa skor setiap

subjek yang diperoleh oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dari skor

yang sesungguhnya (Azwar, 2007). Validitas merupakan syarat utama

untuk menentukan standar suatu tes, secara umum ada tiga jenis validitas,

yaitu isi, kontrak, dan kriteria (Periantalo, 2015). Validitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi dapat diuji

melalui analisis rasional oleh expert judgement (Azwar, 2017). Pengujian

validitas isi alat tes dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi sebagai

expert judgement. Kedua skala yang digunakan yaitu skala Adversity

Quotient (Adhimulya Nugraha Putra, 2016) dan komitmen organisasi

(Maria Endah Rusnindita Puspita, 2017) telah diuji validitas isi oleh dosen

yang ahli di bidang psikologi. Penggunaan kedua skala ini karena

mempunyai skor reliabilitas yang tinggi. Selain itu, kedua skala ini

mempunyai tata bahasa yang cukup mudah dimengerti oleh supir taksi

konvensional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

42

2. Seleksi Item

Kualitas item dilihat melalui uji daya beda item dengan

bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22. Seleksi

item betujuan untuk memilih item-item yang akan membentuk skala

yang bersifat homogen dan memiliki daya deskriminasi yang baik

(Supratiknya, 2014). Proses seleksi item dilakukan melalui komputasi

koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala

itu sendiri. Cara tersebut dapat menjamin homogenitas skala sebagai

satu kesatuan dan sekaligus dapat mengukur daya diskriminasi item

(Supratiknya, 2014). Hasil dari komputasi akan menghasilkan koefisien

korelasi aitem total (rix) (Azwar, 2017). Koefisien korelasi item total

bergerak dari 0 sampai dengan 1,00 dengan tanda positif atau negatif.

Semakin baik daya diskriminasi item maka koefisien korelasinya

semakin mendekati angka 1,00. Sedangkan, daya diskriminasi item

dikatakan tidak baik bila koefisien korelasi mendekati angka 0 atau

yang memiliki tanda negatif. Pemilihan item berdasarkan korelasi item

total menggunakan batasan rix ≥ 0,30. Maka, semua item yang

mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dapat dikatakan daya

diskriminasinya baik (Azwar, 2017).

Item yang memiliki indeks daya diskriminasi sama atau lebih

besar dari 0,30 dan apabila jumlahnya melebihi jumlah item yang

direncanakan, maka dapat memilih item-item yang indeks daya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

43

diskriminasinya tinggi. Namun, jika jumlah item yang lolos masih

tidak mencukupi jumlah yang direncanakan, maka dapat

mempertimbangkan untuk menurunkan indeks daya diskriminasi

menjadi 0,20 (Supratiknya, 2014).

Try out terpakai adalah uji coba yang hasilnya langsung

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Dengan kata lain, subjek

yang dijadikan uji coba juga dipakai sebagai subjek penelitian.

Kelebihan dari try out terpakai adalah pengambilan data yang hanya

sekali dan hasil uji coba yang langsung digunakan untuk menguji

hipotesis. Sedangkan kelemahan dari Try out terpakai adalah saat

ditemukan banyak item yang memiliki kualitas item kurang, maka

diperlukan penyebaran ulang (Hadi, 2000)

Pada penelitian ini, kedua alat ukur skala Adversity Quotient dan

komitmen organisasi memiliki kualitas yang cukup baik, karena semua

item pada kedua skala ini memiliki korelasi lebih 0,20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

44

a. Skala Adversity Quotient

Berdasarkan hasil try out, peneliti menemukan 20 item dari 35

item yang diujikan dengan kualitas baik dengan rincian sebagai

berikut :

Tabel 5.

Sebaran Item Skala Adversity Quotient Setelah Seleksi Item

Keterangan :

1. Item yang dicetak tebal dan diberi tanda bintang (*) adalah

item yang tidak lolos atau gugur.

2. Item di dalam tanda kurung adalah nomor item yang

digugurkan untuk meratakan jumlah item pada tiap dimensi.

No. Dimensi

Nomor Item Jumlah Bobot

Favourable Unfavourable

1. Control (2), 3*, 4*,

15, 30 8, 17 4 20%

2. Origin

O2

10, 14*, 24 12*,(13), 26,

34 4 20%

Ownership (5),(6), 16 7, 20, 25, (27) 4 20%

3. Reach 19*, 28*,

31, 33 11, 29*, 35 4 20%

4. Endurance 1*, 9, 21,

22 18, (23), 32* 4 20%

Jumlah 10 10 20 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

45

b. Skala Komitmen Organisasi

Berdasarkan hasil try out, peneliti menemukan 18 item dari 12

item yang diujikan dengan kualitas baik dengan rincian sebagai

berikut :

Tabel 6.

Sebaran Item Skala Komimen Organisasi Setelah Seleksi Item

Keterangan :

1. Item yang dicetak tebal dan diberi tanda bintang (*) adalah

item yang tidak lolos atau gugur.

3. 3. Reliabilitas

Supratiknya (2014), salah satu syarat alat ukur yang baik

adalah memiliki reliabilitas yang tinggi. R eliabilitas adalah

konsistensi dari hasil pengukuran ketika prosedur pengetesan

dilakukan berulang kali terhadap suatu populasi individu maupun

kelompok. Sedangkan menurut Azwar (2009), alat ukur yang reliabel

mampu menghasilkan skor yang sama ketika digunakan untuk

mengukur atribut yang sama pada subjek yang sama.

Kerlinger (1986) mengemukakan reliabilitas dapat diukur dari

No. Komponen Nomor Item

Jumlah Bobot Favourable Unfavourable

1. Komitmen

Afektif 1, 2, 12 9, 14, 18 6 50%

2. Komitmen

Kontinyu 3*, 4, 8 10, 15, 17* 4 34%

3. Komitmen

Normatif 7, 11, 13* 5*, 6*, 16* 2 16%

Jumlah 7 5 12 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

46

tiga kriteria, yaitu stability, dependability, dan predictability. Stability

menunjukkan kestabilan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama

pada waktu yang berbeda. Dependability menunjukkan kemantapan

suatu tes atau seberapa jauh tes dapat diandalkan. Predictability

menunjukkan kemampuan tes untuk meramalkan hasil pada

pengukuran gejala selanjutnya. Namun dalam penelitian ini,

reliabilitas diukur dalam bentuk koefisien konsistensi internal.

Koefisien konsistensi internal adalah koefisien yang didasarkan pada

hubungan antar skor pada tiap item dalam tes. Data koefisien

konsistensi internal diperoleh melalui 1 kali pengetesan. Reliabilitas

pada penelitian ini diukur dengan program IBM SPSS Statistic 22

Mengukur reliabilitas dengan melihat konsistensi internalnya dapat

diukur dengan menggunakan Alpha Cronbach. Koefisien Reliabilitas

berkisar antara angka 0.00 – 1.00. Semakin skor reliabilitas

mendekati angka 1.00 menunjukkan bahwa skala tersebut semakin

reliabel, sebaliknya apabila skor mendekati angka 0,00 maka, skala

tersebut tidak reliabel (Azwar, 2009). Skala dapat dikatakan memiliki

reliabilitas baik apabila memiliki nilai r > 0.60 (Noor, 2011).

Setelah melakukan uji reliabilitas didapat bahwa skala Adversity

Quotient pada penelitian ini memiliki skor koefisien Alpha Cronbach

yang cukup tinggi, yaitu 0,816. Sedangkan, skor koefisien Alpha

Cronbach Adversity Quotient pada penelitian Adhimulya Nugraha Putra

(2016) yaitu 0,964. Skala komitmen organisasi pada penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

47

memiliki skor koefisien Aplha Cronbach 0.772. Sedangkan, skor

koefisien Alpha Cronbach Adversity Quotient pada penelitian Maria

Endah Rusnindita Puspitasari (2017) yaitu 0,837.

G. Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk

mengetahui apakah data variabel Adversity Quotient sebagai

variabel independen dan komitmen organisasi sebagai variabel

dependen mempunyai sebaran normal. Uji ini perlu dilakukan

karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi

normalitas sebaran. Jika taraf signifikansi (p) > 0,05 maka data

terdistribusi normal sedangkan, jika (p) <0,05 maka sebaran data

tidak terdistribusi normal (Santoso, 2010). Uji normalitas dalam

penelitian ini menggunakan teknik Kolmogrov-Smirnov dengan

alat SPSS versi 22.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk melihat apakah hubungan

antarvariabel yang hendak dianalisis mengikuti garis lurus atau

tidak (Santoso,2010). Hal ini berarti bahwa peningkatan atau

penurunan kuantitas pada suatu variabel akan diikuti secara linear

oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya. Uji

linearitas perlu dilakukan agar tidak terjadi underestimasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

48

kekuatan hubungan antar variabel. Jika taraf signifikansi lebih

kecil dari 0,05 (p<0,05) maka dapat dikatakan linier, atau

sebaliknya. Pada penelitian ini uji linearitas menggunakan test

for linearity dalam SPSS versi 22.

2. Uji Hipotesis

Teknik korelasi merupakan teknik analisis yang melihat

kecenderungan pola dalam suatu variabel berdasarkan kecenderungan

pola dalam variabel yang lain (Santoso, 2010). Uji hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan teknik korelasi untuk melihat hubungan

antara adversity quotient dengan komitmen organisasi pada supir taksi

berbasis konvensional. Teknik korelasi pada penelitian ini

menggunakan formula korelasi Pearson Product Moment jika asumsi

terpenuhi. Jika uji asumsi tidak terpenuhi, maka peneliti akan

menggunakan formula korelasi Spearman’s Rho. Pengujian hipotesis

akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 22.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan 21 September 2018 hingga 5 Oktober 2018. Data

penelitian diperoleh dengan menyebar skala dalam bentuk paper and pencil

kepada supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta. Penelitian

dilaksanakan dengan menyebarkan skala ke tempat-tempat pangkalan taksi di

Yogyakarta. Peneliti menyebarkan 150 skala, namun 20 skala dinyatakan

gugur karena tidak memenuhi syarat penelitian sehingga terkumpul 130 skala.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini menampilkan beberapa informasi demografis dari subjek

penelitian. Penyajian data demografik ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana karakteristik subjek dalam penelitian ini. Subjek pada penelitian ini

adalah supir taksi berbasis konvensional di Yogyakarta dari berbagai usia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

50

Tabel 7.

Deskripsi Jenis Kelamin Subjek

Berdasarkan data Tabel 7 mengenai deksripsi jenis kelamin subjek

penelitian ini dapat diketahui bahwa dari total 130 subjek, terdapat 126

pria (96,93%) dan 4 subjek wanita (3,07%). Hal ini berarti bahwa

mayoritas subjek berjenis kelamin pria.

Tabel 8.

Deskripsi Usia Subjek

Berdasarkan data Tabel 8 mengenai deksripsi usia subjek

penelitian, dapat diketahui bahwa subjek dengan rentang usia 21-40 tahun

berjumlah 62 subjek (47,69%) sedangkan, subjek dengan rentang usia 41-

60 tahun berjumlah 64 subjek (49,23%). Subjek dengan rentang usia ≥61

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Pria 126 96,93%

Wanita 4 3,07%

Total 130 100%

Usia Jumlah Subjek Persentase

21-40 tahun 62 47,69%

41-60 tahun 64 49,23%

≥61 tahun 4 3,08%

Jumlah 130 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

51

tahun berjumlah 4 subjek (3,08%). Subjek penelitian mayoritas masuk

dalam rentang usia 41-60 tahun.

C. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dapat mengetahui gambaran skor teoritik dan skor

emipiris pada skala Adversity Quotient dan skala komitmen organisasi

dengan menggunakan perhitungan manual untuk mendapatkan mean

teoritik.

MT = (Skor terendah x Jumlah item) + (Skor tertinggi x Jumlah item)

2

Sedangkan, mean empirik merupakan rerata dari skor yang dimiliki

oleh subjek penelitian. Perhitungan mean empirik didapatkan dari hasil uji

One-Sample Test dengan menggunakan program SPSS for Windows Versi

22.

Berdasarkan data penelitian, maka diperoleh hasil perhitungan mean

teoritik sebagai berikut:

1. Adversity Quotient

Jumlah item : 20

Nilai minimum : 20 x 1 = 20

Nilai Maksimum : 20 x 4 = 80

Rentang nilai : 20– 80

Jarak : 80+20 = 100

Mean teoritik :(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙)2 =

20+802 = 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

52

2. Komitmen Organisasi

Jumlah item : 12

Nilai minimum : 12 x 1 = 12

Nilai Maksimum : 12 x 4 = 48

Rentang nilai : 12– 48

Jarak : 48+12 = 60

Mean teoritik :(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙)2 =

12+482 = 30

Tabel 9.

Deskripsi Data Empirik Adversity Quotient

One-Sample Statistic

One-Sample Test

Test Value= 50

T df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

TOTAL

AQ 20.999 129 .000 12.315 11.16 13.48

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Total AQ 130 62.32 6.687 .586

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

53

Tabel 10.

Deskripsi Data Empirik Komitmen Organisasi

One-Sample Statistic

One-Sample Test

Test Value= 30

T df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

TOTAL

KO 10.611 129 .000 3.892 3.17 4.62

Berdasarkan dari tabel data empirik pada skala Adversity

Quotient (Tabel10) hasil yang diperoleh dari uji beda mean One-

Sample Test menggunakan SPSS for Windows versi 22 diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0,00. Hal tersebut berarti bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empirik

pada skala Adversity Quotient. Hasil mean teoritik pada skala

Adversity Quotient sebesar 50 sedangkan hasil mean empirik pada

skala tersebut sebesar 62,32 dengan standar deviasi sebesar 6,687.

Data ini menunjukkan bahwa mean empirik secara signifikan lebih

tinggi dibandingkan dengan mean teoritik. Dapat disimpulkan subjek

dalam penelitian ini cenderung memiliki tingkat Adversity Quotient

yang tinggi.

N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

Total KO 130 33.89 4.182 .367

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

54

Pada skala komitmen organisasi, berdasarkan tabel data

empirik (Tabel 11) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00 yang

berarti ada perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean

empirik. Hasil mean teoritik pada skala komitmen organisasi sebesar

30 sedangkan hasil mean empirik pada skala tersebut sebesar 33,89

dengan standar deviasi sebesar 4,182. Data tersebut menunjukkan

bahwa mean empirik secara signifikan lebih tinggi dibandingkan

mean teoritik, dan dapat disimpulkan subjek dalam penelitian ini

cenderung memiliki komitmen organisasi yang tinggi.

D. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Penelitian ini akan melihat hubungan antara Adversity

Quotient dengan komitmen organisasi. Uji normalitas dilakukan

untuk melihat sifat sebaran data dari subjek, yaitu bersifat normal

atau tidak. Distribusi dikatakan normal apabila probabilitas (p)

>0,05 (Santoso, 2010). Untuk menguji normalitas, penelitian ini

menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan

SPSS for windows versi 22. Hasil uji normalitas dapat dilihat

pada tabel berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

55

Tabel 11.

Hasil Uji Normalitas Adversity Quotient

Test Of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL

AQ .089 130 .013 .989 130 .419

Tabel 12.

Hasil Uji Normalitas Komitmen Organisasi

Test Of Normality

Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL

KO .076 130 .060 .987 130 .231

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov

melalui program SPSS for Windows versi 22, berdasarkan data

dalam tabel 12, hasil uji normalitas data variabel Adversity Quotient

sebesar 0,013 (p<0,05) dengan asumsi bahwa data Adversity

Quotient tidak terdistribusi normal. Akan tetapi pada tabel 13, data

komitmen organisasi sebesar 0,060 (p>0,05) artinya bahwa data

komitmen organisasi terdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

56

b. Uji Lineartitas

Uji linearitas dilakukan dengan teknik test of linearity

menggunakan SPSS from windows versi 22. Data dikatakan linear

apabila nilai sig. linearity lebih kecil dari 0,05 (Santoso, 2010).

Hasil uji linearitas adalah sebagai berikut:

Tabel 13.

Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen

Organisasi

ANOVA Table

Berdasarkan hasil uji linearitas ini menunjukkan tidak ada

hubungan yang linear antara data Adversity Quotient dan data

komitmen organisasi dengan taraf signifikansi p<0,05, yaitu p =

0,070 (p>0,05) dengan F = 3.348. Selain itu, dalam tabel 14 juga

menunjukkan nilai deviation from linearity. Hal ini berarti bahwa

sebagian lain variasi hubungan antar variabel ini tidak mengikuti

garis linier atau disebut juga penyimpangan dari pola linier sebesar

0,283 (p>0,05).

Sum of

Square df

Mean

Square F Sig.

TOTAL

AQ

TOTAL

KO

Between

Groups

Combined 643.084 31 20.454 1.236 .216

Linearity 55.425 1 55.425 3.348 .070

DeviationFrom

Linearity 578.659 30 19.289 1.165 .283

Within Groups 1622.408 98 16.555

Total 2256.492 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

57

2. Uji Hipotesis

Penelitian ini terdapat uji asumsi yang tidak terpenuhi sehingga

tidak dapat dilakukan uji hipotesis.

E. Analisis Data Tambahan

Peneliti memberikan analisis tambahan yang bertujuan memperkaya

data penelitian mengenai hubungan antara Adversity Quotient dan

komitmen organisasi supir taksi berbasis konvensional. Analisis tambahan

yang dilakukan yaitu Uji Korelasi antar dimensi Adversity Quotient

terhadap dimensi Komitmen Organisasi. Setelah dilakukan Uji Korelasi

didapatkan hasil bahwa hanya dimensi daya tahan dari Adversity Quotient

terhadap dimensi Afektif dari komitmen organisasi, dimensi jangkauan

dari Adversity Quotient terhadap dimensi normatif dari komitmen

organisasi, dan dimensi daya tahan dari Adversity Quotient terhadap

dimensi normatif dari komitmen organisasi yang mempunyai hubungan

linier. Selain dimensi tersebut, masing-masing dimensi dari Adversity

Quotient terhadap dimensi komitmen organisasi tidak mempunyai

hubungan yang linier. Berikut hasil uji korelasi pada dimensi Adversity

Quotient terhadap dimensi komitmen organisasi :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

58

Tabel 14.

Hasil Uji Normalitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient

Kolmogorov-

Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL

Daya

Tahan

.139 130 .000 .962 130 .001

Tabel 15.

Hasil Uji Normalitas Dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi

Kolmogorov-

Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL

Afektif .145 130 .000 .948 130 .000

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov melalui

program SPSS for Windows versi 22, berdasarkan data dalam tabel 15, hasil

uji normalitas data variabel dimensi daya tahan dari Adversity Quotient

sebesar 0,000 (p<0,05) dengan asumsi bahwa data variabel dimensi daya

tahan dari Adversity Quotient tidak terdistribusi normal. Begitu juga dengan

data dimensi afektif dari komitmen organisasi tabel 16, menunjukkan 0,000

(p<0,05) artinya bahwa data dimensi afektif dari komitmen organisasi juga

tidak terdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

59

Tabel 16.

Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient terhadap

Dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi

ANOVA Table

Berdasarkan hasil uji linearitas ini menunjukkan ada hubungan yang

linear antara data dimensi daya tahan dari Adversity Quotient terhadap

dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi dengan taraf signifikansi p<0,05,

yaitu p = 0,018 (p>0,05) dengan F = 5.742.

Sum of

Square Df

Mean

Square F Sig.

TOTAL

Daya

Tahan

TOTAL

Afektif

Between

Groups

Combined 60.563 8 7.570 1.107 .363

Linearity 39.262 1 39.262 5.742 .018

DeviationFro

m

Linearity

21.302 7 3.043 .445 .872

Within Groups 827.313 121 6.837

Total 887.877 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

60

Tabel 17.

Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari Adversity

Quotient terhadap Dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi

Total

Afektif

Total

Daya

Tahan

Spearmanꞌs

rho

Total

Afektif

Correlation

Coefficient 1.000 .192

N 130 130

Sig. (2-tailed) .028

Total

Daya

Tahan

Correlation

Coefficient .192 1.000

N 130 130

Berdasarkan tabel hasil uji korelasi, dapat dilihat Spearman's rho

sebesar 0,028 dan nilai signifikansi (2tailed) sebesar 0,192 (p<0,05). Dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan dimensi daya tahan dari Adversity

Quotient berkorelasi terhadap dimensi Afektif dari komitmen organisasi.

Tabel 18.

Hasil Uji Normalitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient

Kolmogorov-

Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL

Daya

Tahan

.139 130 .000 .962 130 .001

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

61

Tabel 19.

Hasil Uji Normalitas Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi

Kolmogorov-

Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL

Normatif .259 130 .000 .857 130 .000

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov melalui

program SPSS for Windows versi 22, berdasarkan data dalam tabel 19, hasil

uji normalitas data variabel dimensi daya tahan dari Adversity Quotient

sebesar 0,000 (p<0,05) dengan asumsi bahwa data variabel dimensi daya

tahan dari Adversity Quotient tidak terdistribusi normal. Begitu juga dengan

data dimensi normatif dari komitmen organisasi tabel 20, menunjukkan 0,000

(p<0,05) artinya bahwa data dimensi normatif dari komitmen organisasi juga

tidak terdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

62

Tabel 20.

Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient terhadap

Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi

ANOVA Table

Berdasarkan hasil uji linearitas ini menunjukkan ada hubungan yang

linear antara data dimensi daya tahan dari Adversity Quotient terhadap

dimensi normatif dari Komitmen Organisasi dengan taraf signifikansi

p<0,05, yaitu p = 0,005 (p>0,05) dengan F = 8.159.

Sum of

Square df

Mean

Square F Sig.

TOTAL

Daya

Tahan

TOTAL

Normatif

Between

Groups

Combined 11.084 8 1.385 1.584 .136

Linearity 7.136 1 7.136 8.159 .005

DeviationFro

m

Linearity

3.947 7 .564 .645 .718

Within Groups 105.839 121 .875

Total 116.923 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

63

Tabel 21.

Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari Adversity

Quotient terhadap Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi

Correlations

Total

Daya

Tahan

Total

Normatif

Spearmanꞌs

rho

Total

Normatif

Correlation

Coefficient 1.000 .199

N 130 130

Sig. (2-tailed) .023

Total

Daya

Tahan

Correlation

Coefficient .199 1.000

N 130 130

Berdasarkan tabel hasil uji korelasi, dapat dilihat Spearman's rho

sebesar 0,028 dan nilai signifikansi (2tailed) sebesar 0,192 (p<0,05). Dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan dimensi daya tahan dari Adversity

Quotient berkorelasi terhadap dimensi normatif dari komitmen organisasi.

Tabel 22.

Hasil Uji Normalitas Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient

Kolmogorov-

Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL

Jangkauan .133 130 .000 .960 130 .001

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

64

Tabel 23.

Hasil Uji Normalitas Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi

Kolmogorov-

Smirnova

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL

Normatif .259 130 .000 .857 130 .000

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov melalui

program SPSS for Windows versi 22, berdasarkan data dalam tabel 19, hasil

uji normalitas data variabel dimensi jangkauan dari Adversity Quotient

sebesar 0,000 (p<0,05) dengan asumsi bahwa data variabel dimensi daya

tahan dari Adversity Quotient tidak terdistribusi normal. Begitu juga dengan

data dimensi normatif dari komitmen organisasi tabel 20, menunjukkan

0,000 (p<0,05) artinya bahwa data dimensi normatif dari komitmen

organisasi juga tidak terdistribusi normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

65

Tabel 24.

Hasil Uji Linearitas Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient terhadap

Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi

ANOVA Table

Berdasarkan hasil uji linearitas ini menunjukkan ada hubungan yang

linear antara data dimensi jangkauan dari Adversity Quotient terhadap

dimensi normatif dari Komitmen Organisasi dengan taraf signifikansi

p<0,05, yaitu p = 0,037 (p>0,05) dengan F = 4.432.

Sum of

Square df

Mean

Square F Sig.

TOTAL

Jangkauan

TOTAL

Normatif

Between

Groups

Combined 6.392 9 .710 .771 .643

Linearity 4.083 1 4.083 4.432 .037

DeviationFro

m

Linearity

2.310 8 .289 .313 .960

Within Groups 110.531 120 .921

Total 116.923 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

66

Tabel 25.

Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Jangkauan dari Adversity

Quotient terhadap Dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi

Total

Daya

Tahan

Total

Normatif

Spearmanꞌs

rho

Total

Normatif

Correlation

Coefficient 1.000 .135

N 130 130

Sig. (2-tailed) .125

Total

Jangkauan

Correlation

Coefficient .135 1.000

N 130 130

Berdasarkan tabel hasil uji korelasi, dapat dilihat Spearman's rho

sebesar 0,023 dan nilai signifikansi (2tailed) sebesar 0,125 (p>0,05).

Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan dimensi jangkauan dari

Adversity Quotient terhadap dimensi normatif dari komitmen organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

67

Tabel 26.

Kategori Komitmen Organisasi pada Supir Taksi Berbasis Konvensional

Berdasarkan tabel kategorisasi komitmen organisasi pada supir taksi

berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130 subjek terdapat 18 subjek

(13,8%) memiliki komitmen organisasi yang rendah, 97 subjek (74,6%)

memiliki komitmen organisasi sedang serta 15 subjek (11,5%) yang

memiliki tingkat komitmen organisasi yang tinggi. Hal ini berarti mayoritas

subjek memiliki tingkat komitmen organisasi yang sedang.

Kategori

Komitmen

Organisasi

Rentang Jumlah (%)

Rendah X < 29,707 18 13,8

Sedang 29,708 ≤ X ≥

38,072 97 74,6

Tinggi X > 38,072 15 11,5

Total 130 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

68

Tabel 27.

Kategori dimensi Afektif dari Komitmen Organisasi pada Supir Taksi

Berbasis Konvensional

Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi afektif dari komitmen

organisasi pada supir taksi berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130

subjek terdapat 14 subjek (10,8%) memiliki komitmen organisasi yang

rendah, 103 subjek (79,2%) memiliki komitmen organisasi sedang serta 13

subjek (10,0%) yang memiliki tingkat komitmen organisasi yang tinggi. Hal

ini berarti mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi afektif dari komitmen

organisasi yang sedang.

Kategori

Dimensi

Afektif

Rentang Jumlah (%)

Rendah X < 14,945 14 10,8

Sedang 14,945 ≤ X ≥

20,194 103 79,2

Tinggi X > 20,194 13 10,0

Total 130 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

69

Tabel 28.

Kategori dimensi Kontinum dari Komitmen Organisasi pada Supir Taksi

Berbasis Konvensional

Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi kontinum dari komitmen

organisasi pada supir taksi berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130

subjek terdapat 32 subjek (24,6%) memiliki komitmen organisasi yang

rendah, 87 subjek (66,9%) memiliki komitmen organisasi sedang serta 11

subjek (8,5%) yang memiliki tingkat komitmen organisasi yang tinggi. Hal

ini berarti mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi kontinum dari

komitmen organisasi yang sedang.

Kategori

Dimensi

Kontinum

Rentang Jumlah (%)

Rendah X < 9,01 32 24,6

Sedang 9,02 ≤ X ≥ 12,08 87 66,9

Tinggi X > 12,08 11 8,5

Total 130 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

70

Tabel 29.

Kategori dimensi Normatif dari Komitmen Organisasi pada Supir Taksi

Berbasis Konvensional

Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi normatif dari komitmen

organisasi pada supir taksi berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130

subjek terdapat 5 subjek (3,8%) memiliki komitmen organisasi yang rendah,

102 subjek (78,5%) memiliki komitmen organisasi sedang serta 23 subjek

(17,7%) yang memiliki tingkat komitmen organisasi yang tinggi. Hal ini

berarti mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi normatif dari komitmen

organisasi yang sedang.

Kategori

Dimensi

Normatif

Rentang Jumlah (%)

Rendah X < 4,897 5 3,8

Sedang 4,898 ≤ X ≥ 6,802 102 78,5

Tinggi X > 6,802 23 17,7

Total 130 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

71

Tabel 30.

Kategori Adversity Quotient pada Supir Taksi Berbasis Konvensional

Berdasarkan tabel kategorisasi Adversity Quotient pada supir taksi

berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130 subjek terdapat 18 subjek

(13,8%) memiliki Adversity Quotient yang rendah, 93 subjek (71,5%)

memiliki Adversity Quotient sedang serta 19 subjek (14,6%) yang memiliki

tingkat Adversity Quotient yang tinggi. Hal ini berarti mayoritas subjek

memiliki tingkat Adversity Quotient yang sedang.

Kategori

Adversity

Quotient

Rentang Jumlah (%)

Rendah X < 55,632 18 13,8

Sedang 55,633 ≤ X ≥

69,007 93 71,5

Tinggi X > 69,007 19 14,6

Total 130 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

72

Tabel 31.

Kategori dimensi Kendali dari Adversity Quotient pada Supir Taksi

Konvensional

Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi Kendali dari Adversity

Quotient pada supir taksi konvensional, terlihat bahwa dari 130 subjek

terdapat 17 subjek (13,1%) memiliki tingkat dimensi Kendali dari Adversity

Quotient yang rendah, 83 subjek (63,8%) memiliki tingkat dimensi Kendali

dari Adversity Quotient sedang serta 30 subjek (23,1%) yang memiliki

tingkat dimensi Kendali dari Adversity Quotient yang tinggi. Hal ini berarti

mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi Kendali dari Adversity Quotient

yang sedang.

Kategori

dimensi

Kendali

Rentang Jumlah (%)

Rendah X < 10,620 17 13,1

Sedang 10,621 ≤ X ≥

13,879 83 63,8

Tinggi X > 13,879 30 23,1

Total 130 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

73

Tabel 32.

Kategori dimensi Asal-Usul dan Pengakuan dari Adversity Quotient pada

Supir Taksi Berbasis Konvensional

Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi Asal-Usul dan Pengakuan

dari Adversity Quotient pada supir taksi berbasis konvensional, terlihat

bahwa dari 130 subjek terdapat 20 subjek (15,4%) memiliki tingkat dimensi

Asal-Usul dan Pengakuan dari Adversity Quotient yang rendah, 89 subjek

(68,5%) memiliki tingkat dimensi Asal-Usul dan Pengakuan dari Adversity

Quotient sedang serta 21 subjek (16,2%) yang memiliki tingkat dimensi

Asal-Usul dan Pengakuan dari Adversity Quotient yang tinggi. Hal ini

berarti mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi Asal-Usul dan Pengakuan

dari Adversity Quotient yang sedang.

Kategori

dimensi

Asal-Usul

dan

Pengakuan

Rentang Jumlah (%)

Rendah X < 21,892 20 15,4

Sedang 21,893 ≤ X ≥

28,247 89 68,5

Tinggi X > 28,247 21 16,2

Total 130 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

74

Tabel 33.

Kategori dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient pada Supir Taksi

Berbasis Konvensional

Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi jangkauan dari Adversity

Quotient pada supir taksi berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130

subjek terdapat 21 subjek (16,2%) memiliki tingkat dimensi jangkauan dari

Adversity Quotient yang rendah, 78 subjek (60,0%) memiliki tingkat

dimensi jangkauan dari Adversity Quotient sedang serta 31 subjek (23,8%)

yang memiliki tingkat dimensi jangkauan dari Adversity Quotient yang

tinggi. Hal ini berarti mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi jangkauan

dari Adversity Quotient yang sedang.

Kategori

dimensi

Jangkauan

Rentang Jumlah (%)

Rendah X < 10,463 21 16,2

Sedang 10,464 ≤ X ≥

13,976 78 60,0

Tinggi X > 13,976 31 23,8

Total 130 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

75

Tabel 34.

Kategori dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient pada Supir Taksi

Berbasis Konvensional

Berdasarkan tabel kategorisasi dimensi daya tahan dari Adversity

Quotient pada supir taksi berbasis konvensional, terlihat bahwa dari 130

subjek terdapat 31 subjek (23,8%) memiliki tingkat dimensi daya tahan dari

Adversity Quotient yang rendah, 77 subjek (59,2%) memiliki tingkat

dimensi daya tahan dari Adversity Quotient sedang serta 22 subjek (16,9%)

yang memiliki tingkat dimensi daya tahan dari Adversity Quotient yang

tinggi. Hal ini berarti mayoritas subjek memiliki tingkat dimensi daya tahan

dari Adversity Quotient yang sedang.

Kategori

dimensi

Daya Tahan

Rentang Jumlah (%)

Rendah X < 11,00 31 23,8

Sedang 11,001 ≤ X ≥

14,55 77 59,2

Tinggi X > 14,55 22 16,9

Total 130 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

76

F. Pembahasan

Penelitian ini tidak memenuhi uji asumsi karena data penelitian tidak

linear (0,070, p>0,05). Data yang tidak linear juga ditunjukkan pada scatter plot

hubungan Adversity Quotient dan komitmen organiasi (Gambar 1.) yaitu data pada

penelitian ini tidak mengikuti satu garis lurus dan tidak membentuk pola

hubungan. Dengan demikian, teknik analisis berupa korelasi produk momen dan

turunannya (Spearman’s Rho) akan cenderung melakukan underestimasi karena

korelasi produk momen dan turunannya (Spearman’s Rho) mengasumsikan data

bersifat linear sehingga kekuatan hubungan antara dua variabel yang sebenarnya

memiliki hubungan yang kuat menjadi tidak ada hubungan atau memiliki

hubungan yang lemah (Santoso, 2010).

Selain itu, dimensi dan item dari skala Adversity Quotient tidak mendukung

terwujudnya komitmen organisasi supir taksi berbasis konvensional. Item pada

Adversity Quotient menyangkut 5 dimensi utamanya yaitu kendali, asal-usul serta

pengkuan, jangkauan dan daya tahan tidak berpengaruh langsung terhadap

komitmen seorang individu (Langvardt,2007). Hal ini akan membuat individu

merasa tidak terlibat secara afektif terhadap organisasinya, merasa tidak adanya

keuntungan yang didapat karena memilih tinggal pada organisasi serta tidak

merasa bersalah saat meninggalkan organisasi sehingga akan mengurangi

keinginan seseorang untuk bertahan dalam organisasi.

Penelitian Langvardt (2007) mengemukakan bahwa Adversity Quotient

berkorelasi tetapi lemah dengan komitmen kerja (r=0,387). Hasil ini dibuktikan

dengan dimensi dalam Adversity Quotient yaitu, Kendali (r=0,567), asal-usul dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

77

pengakuan (0,501), jangkauan (0,236) serta daya tahan (r=0,343) berkorelasi tetapi

lemah dengan komitmen kerja. Hasil dalam penelitian ini Adversity Quotient tidak

berkorelasi dengan komitmen kerja yang ditunjukkan dengan dimensi Kendali

(r=0,893), asal-usul (r=0,183), dan jangkauan (r=0,120) tidak berkorelasi terhadap

komitmen organisasi. Namun, setelah dilakukan analisis tambahan uji korelasi

antar dimensi Adversity Quotient dan dimensi komitmen organisasi ditemukan

bahwa dimensi daya tahan (r=0,28) berkorelasi tetapi lemah dengan dimensi

afektif pada komitmen kerja. Hasil tersebut menunjukkan bahwa seorang supir

taksi berbasis konvensional membutuhkan daya tahan untuk berkomitmen secara

afektif dengan organisasinya. Stoltz (2000) mengatakan bahwa individu yang

memiliki daya tahan tinggi akan mempunyai dorongan untuk bertindak ekstra atas

nama organisasi sehingga membuat individu lebih mempunyai kemauan yang

tinggi untuk berusaha bertahan dalam organisasi.

Selain itu, dimensi daya tahan dari Adversity Quotient (r=0,23) berkorelasi

tetapi lemah dengan dimensi normatif pada komitmen kerja. Hasil ini

menunjukkan bahwa seorang supir taksi berbasis konvensional membutuhkan daya

tahan untuk berkomitmen secara normatif dengan organisasinya. Stoltz (2000)

mengatakan bahwa individu yang memiliki daya tahan tinggi akan mempunyai

perasaan salah saat meninggalkan organisasinya sehingga individu akan cenderung

mengerahkan seluruh kemampuannya untuk bertahan menghadapi permasalahan

yang dihadapi.

Pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa dimensi Kendali dari

Adversity Quotient (r=0,893) tidak berkorelasi dengan komitmen kerja. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

78

menyatakan bahwa komitmen seorang supir taksi berbasis konvensional tidak

berhubungan dengan dimensi Kendali pada Adversity Quotient. Stolz (2000)

mengatakan bahwa individu yang memiliki kendali yang rendah akan merasa apa

yang mereka kerjakan tidak akan merubah apapun dan berhenti melakukan usaha

saat dihadapkan pada permasalahan. Pada dimensi asal-usul (r=0,183)

menunjukkan tidak berkorelasi dengan komitmen kerja, yang berarti bahwa

komitmen seorang supir taksi berbasis konvensional tidak berhubungan dengan

dimensi asal-usul pada Adversity Quotient. Stolz (2000) mengatakan bahwa

individu yang memiliki dimensi asal-usul yang rendah akan cepat menyerah dan

memiliki kinerja yang menurun saat berhadapan dengan masalah. Selain itu,

dimensi jangkauan (r=0,125) menunjukkan tidak berkorelasi dengan dimensi

normatif pada komitmen kerja. Dengan demikian, bahwa komitmen seorang supir

taksi berbasis konvensional tidak berhubungan dengan dimensi jangkauan. Stolz

(2000) mengatakan bahwa individu yang memiliki dimensi jangkauan rendah akan

membiarkan kesulitan menjangkau bidang-bidang kehidupan lainnya yang

menyebabkan terkurasnya tenaga. Rendahnya dimensi jangkauan juga akan

menyebabkan seseorang merasa tidak berdaya untuk mengambil tindakan

penyelesaian.

Selain itu, berdasarkan hasil kategorisasi supir taksi berbasis konvensional

memiliki tingkat komitmen organisasi yang sedang sebesar 74,6% dengan subjek

97. Pada masing-masing dimensi dari komitmen organisasi supir taksi berbasis

konvensional juga menunjukkan tingkat yang sedang. Hasil kategorisasi dimensi

afektif dari komitmen organisasi supir taksi berbasis konvensional menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

79

tingkat yang sedang yaitu sebesar 79,2% dengan subjek 103. Hal ini berarti bahwa

supir taksi berbasis konvensional memiliki keinginan untuk tetap menjadi anggota

organisasi, namun tidak mempunyai keterlibatan emosi dan keterlibatan dengan

organisasi yang cukup tinggi Stolz (2000). Pada dimensi kontinum dari komitmen

organisasi supir taksi berbasis konvensional menunjukkan tingkat yang sedang

yaitu sebesar 66,9% dengan subjek 87. Sedangkan pada dimensi daya tahan dari

komitmen organisasi supir taksi berbasis konvensional menunjukkan tingkat yang

sedang yaitu sebesar 78,5% dengan subjek 102. Hal ini berarti bahwa supir taksi

berbasis konvensional merasa ingin terikat dengan perusahaan, wajib dan butuh

terikat dengan perusahaan, namun saat ada tawaran yang lebih menarik terkait

dengan keuntungan pada perusahaan lain, supir taksi berbasis konvensional

tersebut akan keluar dari perusahaan (Purba & Seniati, 2004).

Hasil kategorisasi supir taksi berbasis konvensional memiliki tingkat

Adversity Quotient yang sedang sebesar 71,5% dengan subjek 93. Pada masing-

masing dimensi dari Adversity Quotient supir taksi berbasis konvensional juga

menunjukkan tingkat yang sedang. Hasil kategorisasi dimensi kendali dari

Adversity Quotient supir taksi berbasis konvensional menunjukkan tingkat yang

sedang yaitu sebesar 63,8% dengan subjek 83. Hal ini berarti bahwa supir taksi

berbasis konvensional mampu mengendalikan masalah dan mempengaruhi situasi

yang sulit. Namun, saat menemukan kesulitan yang dianggap terlalu sulit bagi

supir taksi berbasis konvensional akan berhenti berusaha menyelesaikan masalah

tersebut dengan mencari-cari alasan yang kuat atas tindakannya (Stoltz, 2000).

Pada dimensi asal-usul dan pengakuan dari Adversity Quotient supir taksi berbasis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

80

konvensional menunjukkan tingkat yang sedang yaitu sebesar 68,5% dengan

subjek 89. Hal ini berarti bahwa supir taksi berbasis konvensional mampu

menemukan penyebab kesulitan yang mereka alami. Namun, supir taksi berbasis

konvensional cenderung menyalahkan oranglain atas masalah yang terjadi, cepat

menyerah sehingga menyebabkan kinerja turun (Stoltz, 2000).

Pada dimensi jangkauan dari Adversity Quotient supir taksi berbasis

konvensional menunjukkan tingkat yang sedang yaitu sebesar 60,0% dengan

subjek 78. Hal ini berarti bahwa supir taksi berbasis konvensional mampu

membatasi masalah yang mereka hadapi tidak menjangkau bidang kehidup

lainnya. Namun, masalah yang dialami supir taksi berbasis konvensional

cenderung menghambat pekerjaan, melemahkan motivasi dalam bekerja sehingga

tidak berdaya dalam menyelesaikan masalah (Stoltz, 2000). Selain itu, pada

dimensi daya tahan dari Adversity Quotient supir taksi berbasis konvensional

menunjukkan tingkat yang sedang yaitu sebesar 59,2% dengan subjek 77. Hal ini

berarti bahwa supir taksi berbasis konvensional mempunyai energi yang cukup

tinggi dalam proses penyelesaian masalah. Namun, supir taksi berbasis

konvensional cenderung menganggap bahwa masalah yang mereka hadapi akan

berlangsung lama sehingga menyebabkan hilangnya harapan untuk bertindak

(Stoltz, 2000).

Berdasarkan katagorisisasi dari komitmen organisasi dan Adversity

Quotient supir taksi berbasis konvensional tergolong sedang. Selain itu juga,

karakteristik supir taksi berbasis konvensional yang merasa apa yang dikerjakan

sia-sia, cepat menyerah dan tidak berdaya terhadap permasalahan merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

81

individu yang tidak mampu menyelesaikan tantangan kerja dan cenderung juga

dapat bertahan karena mereka hanya menampilkan perilaku yang sesuai standar

dan menghindar dari resiko (White, A., 2017). Perilaku supir taksi berbasis

konvensional yang hanya sedang-sedang saja atau sesuai standar ini cenderung

merasa cukup dengan apa yang telah diperoleh, tidak menggunakan seluruh

kemampuannya tetapi apa yang dilakukannya cukup untuk membuat mereka

dipekerjakan dan mau melakukan pekerjaan yang penuh resiko, namun memilih

ancamannya paling rendah untuk dirinya sehingga tidak ada pengembangan diri

(Stoltz, 2000).

Namun, jika dilihat dari segi daya tahan yang dimiliki supirt berbasis

konvensional membuat individu mempunyai dorongan untuk bertindak atas nama

organisasi sehingga membuat individu lebih mempunyai kemauan yang tinggi

untuk berusaha bertahan dalam organisasi. Selain itu, supir taksi berbasis

konvensional juga mempunyai perasaan bersalah saat meninggalkan organisasinya

sehingga individu akan cenderung mengerahkan seluruh kemampuannya untuk

bertahan menghadapi permasalahan yang dihadapi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini tidak memenuhi uji asumsi karena data penelitian tidak

linier (0,070, p>0,05). Namun, peneliti melakukan analisis data tambahan

menggunakan teknik uji korelasi Spearman’s Rho antar dimensi dari Adversity

Quotient dan dimensi dari komitmen organisasi. Hasil analisis tambahan

penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi daya tahan pada Adversity

Quotient berkorelasi tetapi lemah dengan dimensi afektif pada komitmen

organisasi (r= 0,28). Selain itu, dimensi daya tahan pada Adversity Quotient

berkorelasi tetapi lemah dengan dimensi normatif pada komitmen organisasi

(r= 0,23).

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu tidak mencantumkan

lama bekerja supir taksi berbasis konvensional sehingga kurang lengkap

dalam membahas bagaimana komitmen organisasi supir taksi berbasis

konvensional dari segi lamanya bekerja.

C. Saran

1. Bagi Subjek Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi daya tahan pada

Adversity Quotient berkorelasi tetapi lemah dengan dimensi afektif dan

normatif pada komitmen organisasi. Berdasarkan hal ini, supir taksi

berbasis konvensional sebaiknya lebih meningkatkan dan mempertahankan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

83

daya tahan yang dimiliki supir taksi terhadap permasalahan yang sedang

dihadapi sehingga mempunyai komitmen terhadap perusahaan taksi

berbasis konvensional.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian, data yang ditemukan tidak

terdistribusi dengan normal sehingga peneliti harus menggunakan formula

korelasi Spearman’s Rho. Hal ini berarti bahwa penelitian selanjutkan

dianjurkan untuk mencari data penelitian yang lebih banyak. Penambahan

data dapat memperbesar kemungkinan data terdistribusi dengan normal

sehingga dapat mewakili data komitmen organisasi yang lebih luas. Selain

itu, pada penelitian ini pembahasan komitmen organisasi kurang lengkap,

terutama dalam pembahasan mengenai lama bekerja supir taksi berbasis

konvensional yang merupakan faktor dari komitmen organisasi. Hal ini

berarti bahwa peneliti selanjutnya dianjurkan untuk mencari lamanya

bekerja subjek, sehingga data dan pembahasan lebih lengkap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

84

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi

dan Spiritual– ESQ, Jakarta: Penerbit Arga.

Abdilah, S. (2006). Cerdas dan Cermat Kelola Hidup. http://www.pikiran-

rakyat.com/cetak/2006/112006/10/00jumat.htm.

Artana, F., Winarto, Y., Setijowarno, D. (2017). Analisis Operasional Angkutan

Taksi Di Kota Semarang. Jurnal Simposium III FSTPT, 979, 1-8.

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2017). Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Botes G. (1997). A systemic Study of Attitudes of Minibus Taxi Drivers Towards

Traffic Law Enforcement as a Basis for the Formulation of a Management

System for the South African Minibus Taxi Industry. Dissertation-

Abstracts-International-Section-B:The Sciences-and-Engineering, 58 (3-B).

Bukhari, T. A. S., Saeed, M. M., & Nisar, M. (2011). The effects of psychological

contract breach on various employee level outcomes: The moderating role

of Islamic work ethic and adversity quotient. African Journal of Business

Management, 5(21), 8393-8398.

Brickman.,Dunkel-Schetter., & Abbey, A. (1987). The Development of

Commitment. In C.B. Wortman & R. Sorrentina (Eds.), Commitment,

Conflict, and Caring (pp. 145-221). Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Broeck, Anja Van Den., Cuyper, Nele De., Witte, Hans De., Vansteenkiste,

Maarten. (2010). Not All Demands Are Equal : Differentiating Job

Hindrances and Job Challenges in the Job Demands-Resourse Model.

European Joural of Work and Organizational Psychology, 19 (6), 735-759.

Colquitte, Jason A.; Le Pine, Jeffery A & Wesson, Michael J. (2015).

Organizational Behavior: Improving Perfomance and Commitment in the

Workplace Fourth Edittion. New York: McGraw-Hill Education.

Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta. (2015). “Data Taksi Reguler

dan Taksi Eksekutif DKI Jakarta”. Retrieved from

http://data.jakarta.go.id/sq/organization/dinas-perhubungan?page=8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

85

Emanuel, A. W. R., & Salim, A. (2015). 2. Pembuatan Sistem Pelayanan Taksi

dengan Menggunakan Android, Google Maps, dan Ruby on Rails. Jurnal

Sistem Informasi, 8(1).

Febriany, W. E. (2014). Pengaruh Keberadaan Taksi untuk Transportasi

Masyarakat di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali (Doctoral

dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Firmanita, S. D., Rosdiana, I., & Indrayani, U. D. (2015). The Correlation

between Duration of Employment, Body Posture and Smoking Habit on

Low Back Pain Incidence An Analytic Observational Study Among Taxi

Driver in Semarang Municipality. Sains Medika, 6(1), 17-20.

Fitriastuti, Triana. (2013). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Komitmen

Organisasional dan Organizatonal Citizenship Behavior terhadap Kinerja

Karyawan. Jurnal Dinamika Manajemen, 4 (2), 103-114.

Ginanjar, D.(2017, Maret 22). Masyrakat Suka Tarif Murah, YLKI Sentil

Keselamatan Taksi Online. Diunduh dari

https://www.jawapos.com/read/2017/03/22/117916/masyarakat-suka-tarif-

murah-Ylki-sentil-keselamatan-taksi-online.

Hadi, S. (2000). Panduan Manual Seri Program Statistik (SPS-

2000). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Hidayat, S. (2001). Adversity Quotient. MDI News. Vol.VII. July 2001.

Hui, C & Lee, C. (2000). Moderating Effect of Organization-Based Self-Esteem

on Organizational Uncertainly: Employee Response Relationship. Journal

of Management, 26 (2).

Kerlinger, P., & Lein, M. R. (1986). Differences in winter range among age-

sex classes of Snowy Owls Nyctea scandiaca in North America.

Ornis Scandinavica, 1-7.

Kreitner, Robert & Kinicki, Angelo (1991). Organizational Behavior (ed. 2).

Boston : Richard D. Irwin, INC.

Langvardt, G. D. (2007). Resilience and commitment to change: a case study of a

nonprofit organization (Vol. 68, No. 03).

Levy, P. E (2010). Industrial Organizational Psychology. 3th ed. New York:

Worth Publisher.

Luthans, F (1995). Organizational Behavior : Seventh Edition. Singapore :

McGraw-Hill International Edition.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

86

Markman, Gideon D., Baron, & Robert A., Balkin, David B. (2005). Are

Perseverance and Self-Efficacy Costless? Assessing Enterpreneurs regretful

Thinking, Journal of Organizational Behavior, 26, 1-19.

Mathieu, John E., & Zajac, Dennis M. (1990). A Riview and Meta-Analysis of

the Antecedents, Correlates, Consequences of Organizational Commitment.

Journal of American Psychological Association, 108 (2), 171-194.

Meyer, J. & Allen, N. (1997). Commitment in the workplace: Theory, research,

and application. Thousand Oaks, CA: Sage.

Minner, John B (1997). Industrial and Organizational Psychology. Mc. Graw Hill

International Edition.

Mohammad, Y. (2016, Desember 03). Taksi Konvensional Terdesak Taksi

Berbasis Aplikasi. Retrieved September 08, 2017, from

https://beritagar.id/artikel/berita/taksi-konvensional-terdesak-taksi-berbasis-

aplikasi.

Mowday, R. T., Porter, L., W., & Seers, R. M (1982). Employee Organization

Linkages: The Psychology of Commitment, Absenteesism, and Turnover.

London: Academic Press Inc.

Nazaruddin, M. (2017). Competotion of Taxi Driver in Pekanbaru City. Jom

Fisip, 4(2), 1-15.

Ngafifi,Muhamad.(2014).Kemajuan Teknologi dan Pola Hidup Manusia Dalam

Perspektif Sosial Budaya.Jurnal Pembangunan Pendidikan : Fondasi dan

Aplikasi, 2(1), 33-47. Diunduh dari https://salamadian.com/cara-penulisan-

daftar-pustaka-dari-jurnal/.

Noor,J. (2011). Metodologi Penelitian. Jakarta : Prenada Media Group.

Oktavianti, M., & Fridha, M. (2017). Penggunaan Aplikasi Zello Walkie Talkie di

Kalangan Sopir Taksi Online di Kota Bandung, Prosiding Komunikasi, 1(2).

O'Reilly, C. A., & Chatman, J. (1986). Organizational commitment and

psychological attachment: The effects of compliance, identification, and

internalization on prosocial behavior. Journal of applied psychology, 71(3),

492.

Pareke Fahrudin Js. (2004). Dimensionalisasi Perilaku di Luar Peran Kerja (Extra-

Role Behavior). Universitas Bengkulu. Jurnal Bisnis dan Ekonomi

September 2004.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

87

Perintalo, J. (2015). Penyusunan Skala Psikologi : Asyik, Mudah & Bermanfaat.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Phoolka, E. S., & Kaur, N. (2012). Adversity Quotient: A New Paradigm to

Explore. International Journal of Contemporary Business Studies, 3(4), 67-

77.

Pratama, H.A. 2017. Kilas Balik Perkembangan Layanan Transportasi Online di

Tahun 2016. Diunduh dari https://id.techinasia.com/kilas-balik-

perkembangan-transportasi-online-sepanjang-tahun-2016.

Purba, E.D & Seniati, A.N. (2004). Pengaruh Kepribadian dan Komitmen

Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior. Jurnal

Makara.3(8), 105-111.

Puspitasari, Rusnindita. 2017. Hubungan Antara Komitmen Organisasi, Sikap

Terhadap Perubahan Organisasi Dan Performansi Kerja Pada Pegawai

Negeri Sipil. Skripsi. Tidak di terbitkan. Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma : Yogyakarta.

Putra, Nugraha. 2016. Hubungan Antara Adversity Quotient Dan Employability

Pada Mahasiswa Tingkat Akhir. Skripsi. Tidak di terbitkan. Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.

Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia,

Nomor PM 108 Tahun 2017. Penyelenggaraan Angkutan Umum Tidak

Dalam Trayek. Jakarta.

Razak, Hamied Abdul. (2010, 22 Januari). Makin Terdesak, Unit Taksi Argo

Berkurang. Diunduh dari

https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2019/01/22/510/966671/makin-

terdesak-unit-taksi-argo-berkurang

Riggio, Ronald E (2008). Industrial / Organizational Psychology (ed. 5). USA:

Prentice-Hall Inc.

Riyandi, S. (2016, Maret 27). 5 Bukti Taksi Konvensional Kalah Jauh dari

Grbacar dan Uber. Retrieved August 26, 2017, from

https://www.merdeka.com/uang/5-bukti-taksi-konvensional-kalah-jauh-dari-

grabcar-dan-uber.html.

Robbins. P.S. (2002). Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.

Robbins, S. & Judge, T. (2007). Organizational behavior. (12th Ed.). Upper

Saddle River, NJ: Prentice Hall.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

88

Rogg, K. L., Schmidt, D. B., Shull, C., & Schmitt, N. (2001). Human resource

practices, organizational climate, and customer satisfaction. Journal of

management, 27(4), 431-449.

Rosenbloom, T., & Shahar, A. (2007). Differences between taxi and

nonprofessional male drivers in attitudes towards traffic-violation

penalties. Transportation research part F: traffic psychology and

behaviour, 10(5), 428-435.

Sabadar, S. (2017, Feb 17). Jeritan Hati Sopir Taksi Argo di Kota Gudeg.

Diunduh dari https://www.liputan6.com/regional/read/2858949/jeritan-hati-

sopir-taksi-argo-di-kota-gudeg.

Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Setyanto, A.R & Rizky, B.S. (2016). Kajian Determinan Biaya Transaksi Tkasi

Konvensional dengan Taksi Online, Universitas Terbuka, Indonesia.

Sitompul, C. M. (2016). Hubungan antara Adversity Quotient dengan Komitmen

Organisasi pada Medical Representative di Kota Medan (Skripsi tidak

diterbitkan), Universitas Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Supratiknya, A. (2015). Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif

dalam psikologi. Yogyakarta: USD Publishers.

Saraswati, Bernadheta D. (2017, 9 Oktober). Tantangan Taksi Konvensional.

Diunduh dari

ttps://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2017/10/09/510/858279/di-

jogja-jumlah-taksi-konvensional-kalah-banyak-dengan-taksi-online.

Surekha. (2001). Adversity Intellengence. Jakarta: Pustaka Umum.

Song, J. H., & Woo, H. Y. (2015). A study on AQ (Adversity Quotient), job

satisfaction and turnover Intention according to work units of clinical

nursing staffs in Korea. Indian Journal of Science and Technology, 8(S8),

74-78.

Sopiah, M. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.

Steers, R. M., & Porter, L. W. (1983). Employee commitment to

organizations. Motivation and work behavior, 99, 441-451.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

89

Stoltz, P. G. (2000). Adversity quotient: Mengubah hambatan menjadi

peluang. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Stoltz, P.G. (2007). Adversity Quotient. Jakarta : Grasindo.

Tseng, M.C. Operating Styles, Working time and Daily Driving Distance In

Realtion To a Taxi Drivers Speding Offenses in Taiwan. (2012). Journal of

Accodent Analysis And Prevention Elsevier, 1-8. doi:

http//dx.doi.org/10.1016/j.aap.2012.11.020.

Widiyanto, Danar. (2018, 1 Februari). Jumlah Taksi Reguler Terjun Bebas.

Diunduh dari

https://krjogja.com/web/news/read/56685/Jumlah_Taksi_Reguler_Terjun_B

ebas

White, A. (2009). From comfort zone to performance management. White &

MacLean Publishing.

Wiener, Y., (1982). Commitment in Organization: A Normativer View. Academy

of Management Review, 7, 414-428.

Zamzami, Fitriyan. (2016, Maret 17). Mereka Terdesak Transportasi Daring.

Diunduh dari

http://www.republika.co.id/berita/koran/publik/16/03/17/o46h4923-mereka-

terdesak-transportasi-daring.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

90

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

91

LAMPIRAN 1

SKALA PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

92

SKALA PENELITIAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas

139114123

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

93

Yogyakarta, September 2018

Kepada:

Yth. Saudara/i yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini.

Dengan hormat, saya :

Nama : Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas

Fakultas : Psikologi

Universitas : Sanata Dharma Yogyakarta

Memohon bantuan dan kesedian saudara/i untuk membantu saya mengisi skala

penelitian ini guna menyelesaikan tugas akhir saya sebagai seorang mahasiswa.

Oleh karena itu, saya mohon saudara/i untuk memberikan tanggapan terhadap

pernyataan-pernyataan yang telah tersusun dalam skala ini. Semua tanggapan

yang saudara/i berikan tidak ada yang salah dan sangat dijamin kerahasiaannya.

Oleh sebab itu, saya mengharapkan agar jawaban yang diberikan sesuai dengan

diri saudara/i yang sesungguhnya.

Atas waktu dan kesediaannya untuk menjawab setiap pernyataan berikut, saya

ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Anggraini Ekowati Esthi Bringintyas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

94

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini

dengan sukarela dan tidak dibawah paksaan atau tekanan dari pihak tertentu, demi

membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan

adalah murni dari apa yang saya alami dan bukan berdasarkan pada pandangan

masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan penggunaan jawaban yang saya

berikan tersebut sebagai data untuk memperlancar penelitian ilmiah ini.

………..,…………………………….2018

Menyetujui

………............

(ttd)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

95

IDENTITAS DIRI

Inisial :

Jenis Kelamin :

Usia :

Lama bekerja :

PETUNJUK PENGISISAN

Baca dan pahami pernyataan-pernyataan yang tersedia dengan seksama.

Nyatakanlah sikap atau tanggapan Anda terhadap setiap pernyataan dengan

memberikan tanda Checklist (√) pada kolom yang sesuai. Kemungkinan Jawaban

yang tersedia adalah:

SS : bila keadaan Anda Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut

S : bila keadaan Anda Sesuai dengan pernyataan tersebut

TS : bila keadaan Anda Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut

STS : bila keadaan Anda Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut

Skala penelitian ini tidak ada pilihan jawaban yang salah, semua jawaban

dianggap benar. Hasil dari skala penelitian ini tidak akan mempengaruhi nilai atau

apapun terkait pekerjaan Anda.

Apabila Anda telah selesai mengerjakan seluruh soal, silahkan memeriksa dan

memastikan agar tidak ada pernyataan yang terlewatkan untuk dijawab.

Contoh cara pengisian:

Pernyataan

SS

S

TS

STS

Saya yakin dengan pilihan hidup

saya

Jika Anda ingin mengganti jawaban, silahkan memberikan tanda 2 garis vertikal

pada jawaban Anda sebelumnya, lalu memberikan tanda Checklist(√) pada

jawaban yang menurut Anda sesuai dengan keadaan diri Anda saat ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

96

Contoh cara penggantian jawaban:

No.

Pernyataan

SS

S

TS

STS

1.

Saya yakin dengan pilihan hidup

saya

~Selamat Mengerjakan~

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

97

BAGIAN PERTAMA

No.

Pernyataan

SS

S

TS

STS

1.

Saya yakin bahwa dengan bekerja keras, Saya

mampu mengatasi permasalahan hidup saya.

2.

Saya mampu mengatasi kesulitan dalam

pekerjaan saya.

3.

Saya mampu mengatasi setiap kesulitan di

dalam hidup saya.

4.

Saya mampu mengatasi masalah saya tanpa

harus menunggu pertolongan dari orang lain.

5.

Saya siap menerima konsekuensi atas kegagalan

saya dalam pekerjaan.

6.

Saya bertanggung jawab atas setiap kesulitan

yang saya hadapi.

7.

Saya merasa gagal melaksanakan tanggung

jawab saya sehingga saya ingin orang lain

menyelesaikan tanggung jawab tersebut.

8.

Ketika saya berada dalam kesulitan saya tidak

mampu mengatasinya.

9.

Saya merasa kesulitan yang saya lalui ini hanya

sementara dan mampu membantu saya sukses di

masa depan.

10.

Saya mampu menganalisa serumit apapun

masalah saya hingga dapat mengatasinya.

11.

Pertemanan saya berakhir apabila teman kerja

saya tidak membalas pesan singkat yang saya

kirim berulang kali.

12.

Perilaku yang saya lakukan selama ini akan

membawa saya pada kesulitan.

13.

Saya merasa kesulitan mencari penyebab

masalah saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

98

No.

Pernyataan

SS

S

TS

STS

14.

Saya merasa mampu menemukan sumber

masalah yang mengganggu saya.

15.

Saya mampu berinisiatif untuk menyelesaikan

masalah yang saya hadapi.

16.

Saya sadar akan kesalahan yang telah saya

lakukan dan saya bersedia belajar dari kesalahan

tersebut.

17.

Ketika saya menghadapi kesulitan, saya hanya

bisa menunggu hingga keadaan menjadi lebih

baik.

18.

Saya merasa pesimis karena masalah yang

berlarut-larut.

19.

Kesulitan saya dalam melayani penumpang

tidak akan mempengaruhi pekerjaan saya di

masa depan.

20.

Saya menghindari mengakui kesalahan yang

saya lakukan dalam mengerjakan pekerjaan

saya.

21.

Saya yakin bahwa saya mampu mengatasi

masalah walaupun membutuhkan waktu yang

lama.

22.

Saya yakin dengan menyesuaikan diri maka

saya mampu mengatasi kesulitan yang saya

hadapi.

23.

Saya merasa kesulitan yang saya hadapi

mustahil untuk diselesaikan karena masalah

tersebut berasa dari diri saya sendiri.

24.

Setiap pekerjaan memiliki kesulitan yang

berbeda-beda.

25.

Saya takut memperbaiki kesalahan karena saya

takut membuat situasi semakin buruk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

99

No.

Pernyataan

SS

S

TS

STS

26.

Masalah yang rumit membuat saya sulit untuk

mencari sumber permasalahannya.

27.

Saya kesulitan melaksanakan tanggung jawab

yang besar, sehingga saya menghindarinya.

28.

Hari buruk yang terjadi pada saya kemarin tidak

mempengaruhi kondisi saya di hari ini.

29.

Suasana hati saya buruk sepanjang hari apabila

teman saya melakukan kesalahan.

30.

Saya mampu melakukan hal yang hebat dan

penuh rintangan.

31.

Saya yakin teman saya punya alasan yang tepat

apabila ia tidak ingin menemui saya.

32.

Saya merasa tidak berdaya dalam menyelesaikan

masalah karena sifat saya.

33.

Saya mampu membedakan masalah yang di

dalam pekerjaan dan masalah yang ada di dalam

rumah.

34.

Setiap masalah di dalam paguyuban yang saya

ikuti adalah hasil kesalahan saya.

35.

Saya gelisah akibat masalah-masalah yang saya

hadapi.

BAGIAN KEDUA

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Selama saya bekerja di perusahaan ini, saya

merasa nyaman

2. Semakin lama bekerja di perusahaan ini, saya

semakin menyukai perusahaan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

100

No. Pernyataan SS S TS STS

3. Saya tidak memiliki pilihan lain sebagai

pertimbangan selain bekerja di perusahaan ini

4. Saya merasa selalu ada kesempatan untuk

berkembang di perusahaan ini

5. Saya memiliki hak untuk keluar dari perusahaan

ini meskipun saya memiliki tanggungjawab

terhadap pekerjaan saya

6. Bagi saya sah-sah saja untuk meninggalkan

perusahaan ini

7. Saya tetap menjadi bagian dari perusahaan ini

karena saya memiliki tanggungjawab untuk

menyelesaikan tugas-tugas saya dengan baik

8. Saya akan menyesal meninggalkan perusahaan ini

karena saya sudah mendapat keuntungan dari

perusahaan ini

9. Selama saya bekerja di perusahaan ini, saya

merasa tidak nyaman

10. Saya merasa tidak ada kesempatan untuk

berkembang di perusahaan ini

11. Bagi saya, berkorban untuk mencapai tujuan

perusahaan ini merupakan suatu keharusan

12. Perusahaan ini memiliki rasa kekeluargaan yang

tinggi

13. Saya tetap bekerja di perusahaan ini karena aturan

tidak memungkinkan saya untuk keluar

14. Semakin lama bekerja di perusahaan ini, saya

semakin tidak menyukai perusahaan ini

15. Saya tidak akan menyesal meninggalkan

perusahaan ini meskipun saya sudah mendapat

keuntungan dari perusahaan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

101

No. Pernyataan SS S TS STS

16. Bagi saya, berkorban untuk mencapai tujuan

perusahaan ini bukan merupakan suatu keharusan

17. Saya memiliki pilihan lain sebagai pertimbangan

selain bekerja di perusahaan ini

18. Saya merasa bukan bagian dari perusahaan ini

~Terimakasih~

Semoga hari ini diberi kelancaran rejeki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

102

LAMPIRAN 2

RELIABILITAS SKALA ADVERSITY QUOTIENT DAN

SKALA KOMITMEN ORGANISASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

103

LAMPIRAN RELIABILITAS SKALA

A. SKALA ADVERSITY QUOTIENT

1. Reliabilitas Skala Adversity Quotient Sebelum Seleksi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.793 35

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

AQ1 3.41 .643 130

AQ2 3.20 .548 130

AQ3 3.18 .607 130

AQ4 2.68 .828 130

AQ5 3.25 .558 130

AQ6 3.32 .546 130

AQ7 2.99 .831 130

AQ8 3.14 .656 130

AQ9 3.30 .722 130

AQ10 3.09 .616 130

AQ11 3.28 .707 130

AQ12 2.97 .622 130

AQ13 2.86 .691 130

AQ14 2.88 .768 130

AQ15 3.16 .568 130

AQ16 3.44 .597 130

AQ17 2.84 .963 130

AQ18 3.17 .672 130

AQ19 2.85 .867 130

AQ20 2.97 .777 130

AQ21 3.07 .695 130

AQ22 3.25 .585 130

AQ23 3.02 .787 130

AQ24 3.39 .577 130

AQ25 3.10 .796 130

AQ26 2.92 .764 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

104

AQ27 3.02 .777 130

AQ28 2.97 .871 130

AQ29 2.83 .759 130

AQ30 3.11 .626 130

AQ31 2.82 .656 130

AQ32 2.83 .738 130

AQ33 3.26 .604 130

AQ34 3.16 .776 130

AQ35 2.85 .836 130

2. Reliabilitas Skala Adversity Quotient Setelah Seleksi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.816 20

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

AQ8 3.14 .656 130

AQ15 3.16 .568 130

AQ17 2.84 .963 130

AQ30 3.11 .626 130

AQ24 3.39 .577 130

AQ10 3.09 .616 130

AQ26 2.92 .764 130

AQ34 3.16 .776 130

AQ7 2.99 .831 130

AQ16 3.44 .597 130

AQ20 2.97 .777 130

AQ25 3.10 .796 130

AQ11 3.28 .707 130

AQ31 2.82 .656 130

AQ33 3.26 .604 130

AQ35 2.85 .836 130

AQ9 3.30 .722 130

AQ18 3.17 .672 130

AQ21 3.07 .695 130

AQ22 3.25 .585 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

105

A. SKALA KOMITMEN KERJA

1. Reliabilitas Skala Komitmen Kerja Sebelum Seleksi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.699 18

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KO1 3.05 .639 130

KO2 2.79 .723 130

KO3 2.60 .764 130

KO4 2.96 .652 130

KO5 2.05 .674 130

KO6 2.02 .590 130

KO7 3.15 .515 130

KO8 2.35 .701 130

KO9 3.03 .570 130

KO10 2.78 .638 130

KO11 2.70 .700 130

KO12 2.92 .743 130

KO13 2.38 .662 130

KO14 2.88 .552 130

KO15 2.47 .684 130

KO16 2.21 .744 130

KO17 2.13 .627 130

KO18 2.81 .672 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

106

2. Reliabilitas Skala Komitmen Kerja Setelah Seleksi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.772 12

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

KO1 3.05 .639 130

KO2 2.79 .723 130

KO9 3.03 .570 130

KO12 2.92 .743 130

KO14 2.88 .552 130

KO18 2.81 .672 130

KO4 2.96 .652 130

KO8 2.35 .701 130

KO10 2.78 .638 130

KO15 2.47 .684 130

KO7 3.15 .515 130

KO11 2.70 .700 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

107

LAMPIRAN 3

HASIL UJI MEAN TEORITIK DAN MEAN EMPIRIK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

108

LAMPIRAN HASIL UJI MEAN TEORITIK DAN MEAN EMPIRIK

A. SKALA ADVERSITY QUOTIENT

Jumlah item : 20

Nilai minimum : 20 x 1 = 20

Nilai Maksimum : 20 x 4 = 80

Rentang nilai : 20– 80

Jarak : 80+20 = 100

Mean teoritik :(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙)2 =

20+802 = 50

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

TOTAL_AQ 130 62.32 6.687 .586

One-Sample Test

Test Value = 50

T df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

TOTAL_AQ 20.999 129 .000 12.315 11.16 13.48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

109

B. SKALA KOMITMEN KERJA

Jumlah item : 12

Nilai minimum : 12 x 1 = 12

Nilai Maksimum : 12 x 4 = 48

Rentang nilai : 12– 48

Jarak : 48+12 = 60

Mean teoritik :(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙)2 =

12+482 = 30

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

TOTAL_KO 130 33.89 4.182 .367

One-Sample Test

Test Value = 30

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

TOTAL_KO 10.611 129 .000 3.892 3.17 4.62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

110

LAMPIRAN 4

HASIL UJI NORMALITAS ADVERSITY QUOTIENT DAN

KOMITMEN ORGANISASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

111

LAMPIRAN HASIL UJI NORMALITAS

A. ADVERSITY QUOTIENT

B. KOMITMEN ORGANISASI

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL_AQ .089 130 .013 .989 130 .419

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL_KO .076 130 .060 .987 130 .231

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

112

LAMPIRAN 5

HASIL UJI LINEARITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

113

LAMPIRAN HASIL UJI LINIERITAS

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

TOTAL_KO *

TOTAL_AQ

Between

Groups

(Combined) 634.084 31 20.454 1.236 .216

Linearity 55.425 1 55.425 3.348 .070

Deviation from

Linearity 578.659 30 19.289 1.165 .283

Within Groups 1622.408 98 16.555

Total 2256.492 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

114

LAMPIRAN 6

HASIL UJI NORMALITAS ANALISIS DATA

TAMBAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

115

LAMPIRAN HASIL UJI NORMALITAS ANALISIS DATA

TAMBAHAN

A. DIMENSI DAYA TAHAN DARI ADVERSITY QUOTIENT

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL_E .139 130 .000 .962 130 .001

a. Lilliefors Significance Correction

B. DIMENSI JANGKAUAN DARI ADVERSITY QUOTIENT

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL_R .133 130 .000 .960 130 .001

a. Lilliefors Significance Correction

C. ASPEK AFEKTIF DARI KOMITMEN ORGANISASI

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL_AF .145 130 .000 .948 130 .000

a. Lilliefors Significance Correction

D. ASPEK NORMATIF DARI KOMITMEN ORGANISASI

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL_NOR .259 130 .000 .857 130 .000

a. Lilliefors Significance Correction

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

116

LAMPIRAN 7

HASIL UJI LINEARITAS ANALISIS DATA

TAMBAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

117

LAMPIRAN HASIL UJI LINEARITAS ANALISIS DATA

TAMBAHAN

A. Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient

terhadap Aspek Afektif dari Komitmen Organisasi

B. Hasil Uji Linearitas Dimensi Daya Tahan dari Adversity Quotient terhadap

Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

TOTAL_AF *

TOTAL_E

Between

Groups

(Combined) 60.563 8 7.570 1.107 .363

Linearity 39.262 1 39.262 5.742 .018

Deviation from

Linearity 21.302 7 3.043 .445 .872

Within Groups 827.313 121 6.837

Total 887.877 129

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

TOTAL_NOR *

TOTAL_E

Between

Groups

(Combined) 11.084 8 1.385 1.584 .136

Linearity 7.136 1 7.136 8.159 .005

Deviation from

Linearity 3.947 7 .564 .645 .718

Within Groups 105.839 121 .875

Total 116.923 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

118

C. Hasil Uji Linearitas Dimensi Jangkauan dari Adversity Quotient terhadap

Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

TOTAL_NOR *

TOTAL_R

Between

Groups

(Combined) 6.392 9 .710 .771 .643

Linearity 4.083 1 4.083 4.432 .037

Deviation from

Linearity 2.310 8 .289 .313 .960

Within Groups 110.531 120 .921

Total 116.923 129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

119

LAMPIRAN 7

HASIL UJI KORELASI ANALISIS DATA

TAMBAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

120

LAMPIRAN HASIL UJI KORELASI ANALISIS DATA

TAMBAHAN

A. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari

Adversity Quotient terhadap Aspek Afektif dari Komitmen Organisasi

B. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Daya Tahan dari

Adversity Quotient terhadap Aspek Normatif dari Komitmen

Organisasi

C

,

C

.

Correlations

TOTAL_AF TOTAL_E

Spearman's rho TOTAL_AF Correlation Coefficient 1.000 .192*

Sig. (2-tailed) . .028

N 130 130

TOTAL_E Correlation Coefficient .192* 1.000

Sig. (2-tailed) .028 .

N 130 130

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations

TOTAL_NOR TOTAL_E

Spearman's rho TOTAL_NOR Correlation Coefficient 1.000 .199*

Sig. (2-tailed) . .023

N 130 130

TOTAL_E Correlation Coefficient .199* 1.000

Sig. (2-tailed) .023 .

N 130 130

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

121

C. Hasil Uji Korelasi Spearman’s Rho Dimensi Jangkauan dari Adversity

Quotient terhadap Aspek Normatif dari Komitmen Organisasi

Correlations

TOTAL_NOR TOTAL_R

Spearman's rho TOTAL_NOR Correlation Coefficient 1.000 .135

Sig. (2-tailed) . .125

N 130 130

TOTAL_R Correlation Coefficient .135 1.000

Sig. (2-tailed) .125 .

N 130 130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

122

LAMPIRAN 8

GAMBAR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DAN ...repository.usd.ac.id/33690/2/139114123_full.pdfTabel 13. Hasil Uji Linearitas Adversity Quotient dan Komitmen Organisasi .... 56 Tabel 14.

123

LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Scatter Plot Hubungan Antara Adversity Quotient dan komitmen

organisasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI