Dimensi Keempat

27

description

Pendeta dari gereja terbesar di dunia mengungkapkan rahasia memperoleh jawaban doa dan pembaruan gereja. Dimensi baru dari kehidupan menunggu Anda! Dimensi Keempat adalah sebuah dunia yang tidak banyak orang pernah memasukinya. Ia bergerak melampaui kehidupan yang biasa-biasa saja dan membawa Anda pada cara hidup yang kreatif - dunia akan jawaban doa, dinamika iman dan persekutuan yang sejati dengan Allah. Dr. Yonggi Cho adalah pendeta senior dari Yoido Full Gospel Church di Seoul, Korea. Gerejanya memiliki jemaat sekitar 85.000 anggota. Dr. Cho juga pendiri dan presiden dari Church Growth International. Ia berkeliling dunia dan berkhotbah untuk pertumbuhan gereja.

Transcript of Dimensi Keempat

Page 1: Dimensi Keempat

mpatke

imensi

DR. YONGGI CHO

Kunci MenerapkanIman Anda untukMencapai Hidupyang Sukses

Page 2: Dimensi Keempat
Page 3: Dimensi Keempat
Page 4: Dimensi Keempat
Page 5: Dimensi Keempat
Page 6: Dimensi Keempat

Originally Published in South Korea under the title :

The Fourth DimensionCopyright © 1979 by Yonggi Cho

Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada:EFATA PUBLISHERJl. Mawar A3-No.9Komplek Perumahan PasadenaBandung

Diterbitkan bekerja sama dengan :PT. VISI ANUGERAH INDONESIAJl. Karasak Lama 2 – Bandung 40235Email : [email protected]

ISBN 978-602-1315-02-6Cetakan pertama, Februari 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.

Page 7: Dimensi Keempat

Daftar Isi

Prakata oleh Robert H. Schuller ........................................... 6

Kata Pengantar .................................................................... 8

Pendahuluan ...................................................................... 12

Pandanglah allah, dia yang MeMenuhi anda

1. Hukum Iman .................................................................. 22

2. Dunia Dimensi Keempat Roh ......................................... 51

3. Kuasa Kreatif Perkataan Firman ...................................... 84

4. Perkataan Firman Allah ................................................ 106

Bukalah leBar-leBar Mulut anda dengan Visi yang Besar

5. Cara Berpikir Andreas .................................................. 136

6. Benih Iman .................................................................. .173

7. Alamat Allah .................................................................187

8. Peristirahatan Allah ....................................................... 223

Page 8: Dimensi Keempat

Prakata

Suatu kehormatan besar bagi saya, menulis prakata di

dalam buku yang menakjubkan ini, yang ditulis oleh

saudaraku di dalam Kristus, Pendeta Yonggi Cho. Secara

pribadi saya telah menerima kekuatan rohani dan pengeta-

huan dari Allah melalui pendeta yang luar biasa ini.

Saya sedang melayani di gereja Pendeta Yonggi Cho yang

sangat besar di Seoul, Korea, ketika saya menerima panggil-

an telepon bahwa putri saya mengalami luka serius dalam

kecelakaan lalu lintas yang mengerikan di Iowa. Segera saya

bersama istri pulang ke Amerika. Yonggi Cho mengantar kami

ke pesawat dan kami tergesa-gesa meninggalkan sahabat kami

yang terkasih, ia sangat mendukung dan menghibur kami de-

ngan sungguh-sungguh. Dan saat saya tiba beberapa jam ke-

mudian, melewati malam gelap putri saya, yang kaki kirinya

telah diamputasi dan hidupnya telah diangkat dari kematian,

dalam situasi buruk itu, saya membaca halaman demi hala-

man naskah buku yang belum dipublikasikan ini dan sekarang,

dengan antusias, saya menyampaikan sepatah dua kata.

8diMensi ke eMPat

Page 9: Dimensi Keempat

Saya membayangkan putri saya sedang disembuhkan oleh

Yesus dan saya menyadari besarnya kuasa doa. Kalimat demi

kalimat naskah buku ini dibaca dan ditandai oleh pendeta

yang kelelahan dalam perjalanan dan ayah yang sedang men-

derita. Saya hanya dapat berharap dan berdoa agar banyak

orang Kristen dan orang yang belum percaya, membaca buku

ini dan menyadari kebenaran rohani yang luar biasa.

Jangan berusaha memahaminya. Mulailah dengan menik-

matinya. Saya telah mencobanya. Inilah kebenaran yang pasti

akan terjadi di dalam hidup Anda. Terima kasih, Yonggi Cho

karena telah memperkenankan Roh Kudus memberikan pesan

ini kepada kami dan kepada dunia. Allah mengasihimu dan

begitu pun saya.

Pendeta Robert H. Schuller

9Prakata

Page 10: Dimensi Keempat

Kata Pengantar

Buku ini ditulis pada tahun 1979, tujuh belas tahun

yang lalu. Waktu itu saya memiliki 50.000 anggota je-

maat tetap dan sekarang Allah telah memberikan kami

700.000 anggota jemaat.

Ketika saya membaca edisi pertama saya, sungguh luar bi-

asa saya tidak harus mengubah banyak isi buku yang radikal

ini.

Tentu saja saya menemukan kata-kata yang kurang tepat

dalam penulisan buku ini. Sejak bahasa Inggris menjadi ba-

hasa kedua saya, terkadang saya memiliki kesulitan besar un-

tuk menulis dengan tepat dan itu menjadi lebih buruk di tahun

1979.

Kerinduan terdalam saya adalah melihat sebanyak mung-

kin orang yang tertolong dan terdorong di dalam perjalanan

rohani mereka, yakni di dalam perjalanan iman yang luar bi-

asa bersama Tuhan Yesus Kristus.

Hukum iman yang ditulis di dalam buku ini dapat dite-

mukan di dalam Alkitab. Saya menjelaskan hal ini terjadi atas

kedaulatan dan seizin Allah. Itulah sebabnya kita perlu per-

10diMensi ke eMPat

Page 11: Dimensi Keempat

caya dan taat kepada Allah. Dengan percaya dan taat, maka

sesuatu yang baik akan terjadi di dalam kehendak Allah. Saya

berharap Allah memenuhi pembaca buku ini dengan kasih

dan anugerah Allah.

Agustus, 1996

Gereja Yoido Full Gospel

Pendeta Yonggi Cho

11kata Pengantar

Page 12: Dimensi Keempat
Page 13: Dimensi Keempat

PenDahuluan

Page 14: Dimensi Keempat

14diMensi ke eMPat

Pendahuluan

Kehidupan yang Sempurna dan Bebas

Perang Korea telah menghancurkan dan mengacaukan

seluruh negara. Keluarga saya juga berada di dalam

kekacauan dan konflik untuk berjuang hidup. Ketika

SMA, setelah pulang sekolah saya harus mengerjakan bebe-

rapa pekerjaan untuk membiayai sekolah saya, demikian pula

semua anggota keluarga saya.

Semasa duduk di bangku kelas 2 SMA, setiap sore saya

bekerja sebagai guru privat. Tiba-tiba saya merasakan sesuatu

keluar dari dalam dada saya. Mulut saya terasa penuh dan

saya pikir saya tercekik.

Ketika saya membuka mulut, darah mulai mengucur.

Saya berusaha menghentikan pendarahan, tetapi darah terus

mengalir dari hidung dan mulut. Perut dan dada saya serasa

dipenuhi dengan darah, saya menjadi lemah dan kemudian

pingsan.

Saat saya kembali sadar, segala sesuatu tampak berubah.

Dengan gemetar, saya akhirnya pulang ke rumah.

Page 15: Dimensi Keempat

15Pendahuluan

Ketika itu saya berusia tujuh belas tahun dan seakan saya

mati sebelum memulai mimpi saya.

Pulanglah, Anak Muda

Kejadian itu sungguh menakutkan, orangtua saya kemu-

dian menjual sebagian harta milik mereka untuk membawa

saya ke rumah sakit terkenal untuk pengobatan. Lalu dokter

memeriksa saya dengan saksama. Hasil diagnosa mereka: tu-

berculosis yang tidak dapat disembuhkan.

Ketika saya mendengar diagnosa mereka, saya sadar

bagaimana besarnya keinginan saya untuk hidup. Keinginan

saya akan masa depan berakhir bahkan sebelum saya mem-

punyai kesempatan untuk memulai kehidupan sepenuhnya.

Saya tidak boleh mati, saya sungguh-sungguh ingin hidup.

Dengan putus asa, saya berpaling kepada dokter yang

menjelaskan diagnosa suram itu. “Dokter,” saya memohon.

“Tidak adakah sesuatu yang bisa engkau lakukan untukku?”

Jawabnya dengan tegas. “Tidak. Jenis tuberculosis ini sa-

ngat luar biasa. Penyakit ini menyebar ke segala arah dan tidak

ada yang dapat menahannya.”

“Kamu mempunyai tiga, dan paling banyak empat bulan

untuk hidup. Pulanglah, anak muda. Makanlah apa yang kamu

inginkan. Katakan selamat tinggal kepada teman-temanmu.”

Dengan patah semangat, saya meninggalkan rumah sakit.

Saya melewati ratusan pengungsi di jalanan, dan merasakan

hal yang sama. Merasa sendirian, saya salah satu orang yang

Page 16: Dimensi Keempat

16diMensi ke eMPat

tidak punya pengharapan.

Saya kembali ke rumah dalam kondisi bingung. Siap un-

tuk mati, saya memasang sebuah kalender tiga bulanan di din-

ding. Saya besar di tengah keluarga yang menganut Buddha.

Saya ingin lepas dari ketakutan akan kematian. Saya merasa

seperti orang yang sedang tenggelam, yang berusaha meme-

gang seutas benang untuk bertahan hidup. Saya berdoa setiap

hari agar Buddha menolong saya, tetapi pengharapan itu tidak

muncul dan saya terus-menerus bertambah buruk.

Rasanya waktu saya untuk hidup sangat singkat. Saya

melepaskan iman saya kepada Buddha kemudian saya mu-

lai menangis kepada Allah yang tidak dikenal dengan sedikit

harapan hidup. Sedikit pun saya tidak tahu bagaimana Allah

yang hidup akan meresponi jeritan doa dan mengubah ke-

hidupan saya. Bahkan dalam mimpi pun saya tidak berpikir

tentang itu.

Sentuhan Air Mata

Beberapa hari kemudian, seorang gadis SMA mengun-

jungi saya dan mulai membicarakan tentang Yesus Kristus.

Ia berbelas kasihan kepada saya yang sedang di ambang ke-

matian. Ia menceritakan tentang kisah kelahiran Kristus dari

seorang perawan, kematian-Nya di kayu salib, kebangkitan-

Nya serta keselamatan melalui kasih karunia. Cerita ini keli-

hatan tidak masuk akal bagi saya. Saya tidak bisa menerima

cerita ini, tidak banyak menaruh perhatian dengan menolak

Page 17: Dimensi Keempat

17Pendahuluan

wanita muda ini. Karena merasa tidak enak, ia kemudian pergi

dan saya merasa senang dan lega.

Tetapi hari berikutnya ia kembali. Ia datang lagi dan lagi,

setiap kali mengganggu saya dengan cerita tentang Yesus,

manusia—Allah yang benar. Setelah beberapa minggu dikun-

jungi, saya merasa sangat lelah dan penyakit saya semakin

parah. Saya menjadi sangat gelisah dan dengan kasar mema-

rahinya.

Ia tidak merasa malu, dan tidak membalas dengan kema-

rahan. Ia berlutut dan mulai berdoa untuk saya. Air matanya

bercucuran membasahi pipi, mencerminkan kesedihannya

akan keteraturan dan kemurnian saya dalam memegang fi-

losofi dan ritual Buddha.

Ketika saya melihat air matanya, hati saya sangat tersen-

tuh. Saya merasa kasih Allah menyentuh hati saya sangat

dalam dan saya dapat merasakan kasih Allah melalui air

matanya. Kemudian hati saya mulai terbuka karena saya

merasakan kehadiran Allah.

“Gadis muda,” saya memohon, “Tolong jangan menangis.

Saya minta maaf. Sekarang saya tahu tentang kasih Yesus. Se-

belum saya mati, jika kau setuju saya akan menjadi seorang

Kristen untukmu.”

Ia merespon dengan segera. Mukanya menjadi terang ber-

cahaya dan ia memuji Allah. Ia memegang tangan kurus saya

dan memberikan Alkitabnya, serta berkata, “Baca Alkitab ini,

jika kau membacanya, kau akan menemukan Allah dan Fir-

man yang kekal.”

Page 18: Dimensi Keempat

18diMensi ke eMPat

Itu adalah pertama kalinya dalam hidup saya, saya meme-

gang Alkitab. Sambil terus-menerus berjuang keras menghirup

udara ke dalam paru-paru saya, saya membuka kitab Kejadi-

an.

Tetapi ia membuka kitab Matius dengan tersenyum:

“Tuan, kau sedang begitu sakit sehingga jika memulainya dari

Kejadian, saya pikir kau tidak akan bertahan cukup lama un-

tuk menyelesaikannya sampai dengan Wahyu. Lebih baik kau

memulainya dari kitab Matius, kau akan punya cukup waktu.”

Berharap menemukan lebih dalam pengajaran moral dan

religi filosofi, saya terkejut dengan apa yang saya baca. “Abra-

ham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub,

Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya.”

Saya merasa bodoh. Saya menutup Alkitab dan menga-

takan, “Gadis muda, saya tidak mau membaca Alkitab ini.

Ini hanya cerita seorang manusia memperanakkan yang lain.

Saya lebih memilih membaca buku daftar telepon.”

“Tuan,” ia membalas. “Kau tidak mengenal nama ini seka-

rang. Tetapi setelah kau membacanya, nama ini akan sangat

berarti bagimu.” Merasa terdorong, saya mulai membaca Al-

kitab lagi.

Tuhan yang Hidup

Saat membacanya, saya menemukan sebuah kebenaran

yang ajaib. Alkitab tidak menekankan teori filsafat, ilmu kedok-

teran atau ritual keagamaan. Tetapi saya menemukan tema

Page 19: Dimensi Keempat

19Pendahuluan

yang menarik: Alkitab secara konstan membicarakan tentang

Yesus Kristus, Anak Allah.

Kematian saya yang sudah dekat tidak memerlukan ke-

agamaan, filsafat bahkan belas kasihan manusia. Saya memer-

lukan firman keselamatan. Saya juga memerlukan seseorang

yang dapat meringankan penderitaan dan keputusasaan saya,

seseorang yang dapat memberikan kemenangan kepada saya.

Selama membaca Alkitab, saya menemukan Orang itu

yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Pribadi Yesus Kristus tidak membawa agama, kode etik

atau serangkaian ritual. Secara praktis, Yesus menebus dosa

umat-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib untuk memikul

dosa manusia. Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup untuk

mendamaikan orang yang percaya kepada Allah. Ia memben-

ci dosa tetapi mengasihi orang yang berdosa dan menerima

semua orang yang datang kepada-Nya.

Yesus Kristus menyembuhkan orang sakit. Semua yang

sakit dan lemah datang kepada-Nya dan Dia menyentuh serta

menyembuhkannya. Yesus sanggup menyembuhkan segala

penyakit. Hal ini menimbulkan keberanian dan menguatkan

hati saya. Saya memiliki pengharapan penuh sebab Dia me-

nyembuhkan saya dalam kepercayaan saya kepada-Nya.

Yesus Kristus juga memberikan damai sejahtera di dalam

setiap penderitaan. Dia berkata, “Percayalah kepada Allah.

Jangan gelisah. Tidak ada alasan untuk takut. Yesus Kristus ti-

dak ingin kita takut dan hidup tanpa iman. Yesus Kristus mem-

berikan kepercayaan, iman dan damai sejahtera kepada mere-

Page 20: Dimensi Keempat

20diMensi ke eMPat

ka yang memerlukan pertolongan-Nya. Firman yang berkuasa

ini sangat menggetarkan hati saya.”

Yesus Kristus bangkit dari kematian. Saya tidak menemu-

kan peristiwa di dalam Alkitab di mana Kristus memberikan

pelayanan di acara pemakaman. Dia hidup dan mengubah

kematian menjadi kebangkitan. Yesus adalah kebangkitan dan

hidup kekal.

Yang paling hebat dalam benak saya adalah belas kasih-

an Kristus kepada orang yang dirasuki setan dan bagaimana

Dia mengusirnya dari orang itu. Selama perang Korea, banyak

orang kehilangan keluarga dan pekerjaan mereka. Penderitaan

akibat trauma ketakutan menjadi cara bagi iblis untuk mera-

suki mereka. Mereka kehilangan segala sesuatu yang mereka

miliki dan mengembara tanpa tujuan, berjalan ke setiap tem-

pat dalam keadaan depresi.

Situasi ini sering kita temukan dalam peperangan. Yesus

Kristus mampu mengatasi tantangan iblis. Dia mengusir setan

dan memulihkan orang yang kerasukan agar hidup normal

kembali. Segala sesuatu tunduk kepada otoritas dan kuasa Ye-

sus Kristus. Yesus mengasihi dengan kuasa penuh, menyentuh

kehidupan orang yang sakit dan menyembuhkannya serta me-

nyediakan keperluan bagi semua orang yang datang kepada-

Nya.

Saya berlutut dan meyakini bahwa Yesus Kristus hidup dari

kematian dan bergerak dengan kekuatan Roh Kudus. Saya

sungguh-sungguh meminta Yesus Kristus untuk memenuhi hati

saya, menyelamatkan, menyembuhkan dan melepaskan saya

Page 21: Dimensi Keempat

21Pendahuluan

dari kematian. Saya melihat ke masa lalu, bertobat dari dosa-

dosa karena tidak mengenal Allah dan menangis memohon

pengampunan, lalu Allah meresponi doa saya

Seketika itu, sukacita keselamatan dan damai sejahtera

pengampunan Kristus memenuhi saya. Saya adalah orang

yang berdosa tetapi segala dosa saya telah diampuni melalui

darah Yesus Kristus. Saya tahu bahwa saya telah diselamat-

kan oleh anugerah Allah. Saya juga dipenuhi Roh Kudus dan

berdiri serta bersorak, “Oh, Allah, terima kasih, Kemuliaan

bagi Tuhan.”

Mulai hari itu, saya lebih sungguh-sungguh membaca

Alkitab seperti seorang kelaparan makan roti. Selama saya

membaca Alkitab, Allah menolong membangun iman saya di

atas fondasi Firman Tuhan. Walaupun dihantui praduga dan

ketakutan masa lalu, tetapi saya memegang Firman Tuhan

dan percaya, saya akan hidup. Walaupun dokter mengatakan

hidup saya tinggal tiga bulan lagi tetapi saya akhirnya dapat

keluar dari ranjang kematian oleh mukjizat Tuhan.

Kemudian, saya mulai menyampaikan Firman Tuhan Ye-

sus Kristus dari pengalaman saya. Gadis muda yang saya tidak

ketahui namanya mengajarkan tentang Yesus Kristus, Juruse-

lamat yang paling berharga.

Sampai hari ini, Allah menolong saya memahami bebe-

rapa prinsip penting iman melalui Roh Kudus. Prinsip-prinsip

yang saya bagikan kepada Anda di dalam bab-bab berikutnya,

dapat mengantar Anda memasuki dimensi yang lebih tinggi

dari iman dan hidup lebih berbuah lagi bersama Yesus Kristus.

Page 22: Dimensi Keempat

22diMensi ke eMPat

Hari demi hari kita harus melakukan pekerjaan iman yang

lebih dalam. Matius 11:28 berkata, “Marilah kepadaku semua

yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan ke-

legaan kepadamu.”

Kristus ingin memikul beban Anda. Dia mengampuni dan

menyembuhkan Anda. Kristus ingin memberikan Anda hi-

dup yang kekal dan berperan di dalam kehidupan sehari-hari

Anda. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan

membinasakan, tapi Yesus Kristus datang, supaya Anda mem-

punyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan

(Yoh. 10:10). Jika kita memercayai hal ini, maka Kristus akan

memberikan iman dan keberanian serta kedamaian. Alkitab

berkata, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari

ini dan sampai selama-lamanya (Ibr. 13:8).”

Hari ini akan terjadi mukjizat pembebasan tahanan, sebab

Tuhan Yesus bersama dengan kita. Jika orang-orang ada di

dalam Yesus, mereka tidak akan terikat oleh hukum dosa dan

maut. Mereka akan hidup dalam kemerdekaan oleh hukum

Roh Kudus.

Melalui kehadiran Roh Kudus, sekarang kita adalah orang

yang merdeka di dalam Yesus. Yesus ada bersama kita. Kerin-

duan-Nya adalah menyembuhkan dan melepaskan Anda dari

kematian. Dia adalah Juruselamat bagi Anda. Ia adalah Allah

yang hidup. Karena itu kita tidak perlu lagi takut dan gelisah.

Tanamkan iman Anda di dalam Yesus Kristus dan harapkan

mukjizat yang ajaib terjadi kepada Anda sesuai dengan kehen-

dak Allah.

Page 23: Dimensi Keempat

PanDanglah allah,DIa aKan memenuhI

anDa

hukum Iman

Dunia Dimensi Keempat

Roh

Kuasa Kreatif Perkataan Firman

Perkataan Firman allah

Page 24: Dimensi Keempat

24diMensi ke eMPat

1

hukum Iman

allah itu berdaulat dan Mahakuasa. Terkadang, ketika

Allah mendemonstrasikan kuasa-Nya yang besar, Dia

ingin Anda menggunakan iman yang diberikan oleh

Allah melalui Anda.

Alkitab berkata, “Hendaklah kamu berpikir begitu rupa

sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman yang di-

karuniakan Allah kepada kamu masing-masing.” (Rom. 12:3).

Jadi kita memiliki iman, apakah kita merasakannya atau tidak?

Dan ketika kita melakukan sesuatu dengan iman untuk men-

capai suatu tujuan baik, maka kita telah memulainya dengan

iman yang kita miliki.

Anda memiliki dua tangan. Ketika Anda perlu menggu-

nakan keduanya, Anda hanya perlu merentangkan kedua ta-

ngan Anda dan menggerakkannya. Anda tidak perlu mera-

sakan terlebih dahulu tergantung di bahu untuk mengetahui

bahwa Anda memilikinya.

Hal yang sama berlaku pada iman. Iman tidak terlihat

oleh mata tetapi Allah telah memberikan iman kepada ma-

sing-masing orang. Ketika kita bersandar kepada Allah dengan

Page 25: Dimensi Keempat

251# hukuM iMan

iman, iman akan bekerja dengan suatu cara tertentu. Alkitab

berkata dalam Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala se-

suatu yang kita harapkan.” Supaya iman kita dapat digunakan

dengan sempurna dan efektif, iman kita terlebih dahulu harus

melewati beberapa proses. Anda mungkin sekarang bertanya,

“Apa yang diperlukan untuk membuat iman saya dapat digu-

nakan?” Ada empat langkah proses untuk membangun iman

kita.

Prinsip Membayangkan Sesuatu dengan Jelas

di Dalam Hati

Pertama, untuk menggunakan iman, Anda terlebih dahulu

harus bisa mengimajinasikan sesuatu dengan jelas di dalam

hati Anda. Iman adalah dasar dari “hal-hal (hal-hal yang jelas)

yang diharapkan.” Karena itu kita harus memiliki sasaran yang

jelas dan jika kita berdoa tanpa memiliki sasaran, maka doa

kita tidak akan sampai kepada Allah karena keinginan kita ti-

dak jelas. Kita harus mempunyai defenisi iman yang jelas ke-

tika berdoa, agar iman kita bekerja dalam kita. Saya belajar hal

ini dari banyak peristiwa khusus.

Saya telah terlibat dalam pelayanan selama lebih dari be-

berapa bulan dan saya sangat miskin. Saya belum menikah

waktu itu dan saya tinggal di sebuah kamar sewa yang kecil.

Saya tidak memiliki sebuah meja, tidak ada kursi dan tempat

tidur. Saya makan di lantai, tidur di lantai serta belajar di lan-

tai, tetapi jiwa saya dipenuhi dengan kemenangan dan berja-

Page 26: Dimensi Keempat

26diMensi ke eMPat

lan beberapa mil setiap hari agar dapat memenangkan jiwa.

Tetapi suatu hari saat membaca Alkitab, saya sangat terke-

san oleh janji Allah. Alkitab berkata dalam Yohanes 14:14 bah-

wa jika saya memiliki iman di dalam Yesus, berdoa di dalam

nama-Nya, saya akan menerima apapun yang saya minta. Al-

kitab juga mengatakan dengan jelas dalam Yohanes 1:12 bah-

wa saya anak Allah, Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan!

Saya berpikir jika saya percaya kepada janji Allah yang di-

tulis di dalam Alkitab, maka saya bisa meminta keperluan saya

kepada Tuhan. Karena itu saya mulai berdoa dan berlutut ser-

ta berkata, “Bapa, mengapa anak Raja segala raja, dan Tuhan

segala tuhan tinggal tanpa meja, kursi dan tempat tidur dan

juga harus berjalan bermil-mil setiap hari? Paling tidak saya

seharusnya memiliki sebuah meja sederhana dan sebuah kursi

untuk duduk serta sebuah sepeda untuk dinaiki saat kunjung-

an.” Saya mohon kirimkan saya sebuah meja, sebuah kursi

dan sebuah sepeda.” Saya percaya dan memuji Allah atas hal-

hal yang saya telah minta.

Sejak saat itu, saya menunggu kiriman dari masing-masing

permohonan yang telah saya doakan. Sebulan berlalu tanpa

ada jawaban. Kemudian dua bulan, tiga, empat, lima, enam

dan saya tetap menunggu. Tidak ada yang terjadi. Kemudian

suatu hari saat hujan, saya sangat berputus asa. Tidak ada

makanan malam itu, saya sangat lapar, lelah dan mulai me-

ngeluh, “Tuhan, aku meminta supaya Engkau memberikanku

sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah sepeda beberapa bulan

yang lalu, tetapi aku tidak menerima satu pun. Engkau tahu

Page 27: Dimensi Keempat

271# hukuM iMan

bahwa aku menyampaikan Injil kepada orang-orang miskin di

area perkampungan ini. Bagaimana bisa aku meminta mereka

untuk menggunakan iman saat aku bahkan tidak dapat mem-

praktikkannya di dalam diriku? Bagaimana aku meminta me-

reka, menaruh iman mereka di dalam Tuhan serta sungguh-

sungguh hidup dalam Firman dan bukan oleh roti saja?”

“Bapa, aku sangat putus asa. Aku tidak yakin mengenai

ini, tetapi aku tahu aku tidak bisa menyangkal Firman-Mu.

Firman Tuhan benar adanya. Dan aku yakin bahwa Engkau

akan menjawab doaku, tetapi kali ini aku hanya tidak yakin

kapan dan bagaimana Engkau akan menjawabnya. Jika Eng-

kau menjawab doaku setelah aku mati, apa untungnya bagi-

ku? Jika Engkau menjawab doaku, aku mohon, cepatlah. To-

longlah!”

Kemudian saya duduk dan mulai menangis dalam wak-

tu yang lama sambil mengeluh serta berdoa. Tiba-tiba, saya

merasakan ketenangan memenuhi hati saya. Saya sudah mu-

lai mendengar suara Roh Kudus di dalam hati saya. Kapanpun

saya mengalami hal itu, saya merasakan kehadiran Allah. Dia

selalu berbicara kepada roh saya sehingga saya menunggu.

Kemudian suara yang kecil merasuki jiwa saya dan Roh Kudus

berkata, “Anakku, Aku mendengar doamu sejak dulu.”

Langsung saja saya berkata, “Lalu dimana meja, kursi dan

sepedaku?”

Kemudian Roh Kudus menjawab, “Kau dan semua anak-

anakKu yang berdoa kepada-Ku, meminta berbagai macam

permohonan, tetapi permintaan mereka tidaklah jelas, itulah