Dimensi Keempat
-
Upload
pt-visi-anugerah-indonesia -
Category
Documents
-
view
246 -
download
3
description
Transcript of Dimensi Keempat
mpatke
imensi
DR. YONGGI CHO
Kunci MenerapkanIman Anda untukMencapai Hidupyang Sukses
Originally Published in South Korea under the title :
The Fourth DimensionCopyright © 1979 by Yonggi Cho
Hak terjemahan Bahasa Indonesia ada pada:EFATA PUBLISHERJl. Mawar A3-No.9Komplek Perumahan PasadenaBandung
Diterbitkan bekerja sama dengan :PT. VISI ANUGERAH INDONESIAJl. Karasak Lama 2 – Bandung 40235Email : [email protected]
ISBN 978-602-1315-02-6Cetakan pertama, Februari 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.
Daftar Isi
Prakata oleh Robert H. Schuller ........................................... 6
Kata Pengantar .................................................................... 8
Pendahuluan ...................................................................... 12
Pandanglah allah, dia yang MeMenuhi anda
1. Hukum Iman .................................................................. 22
2. Dunia Dimensi Keempat Roh ......................................... 51
3. Kuasa Kreatif Perkataan Firman ...................................... 84
4. Perkataan Firman Allah ................................................ 106
Bukalah leBar-leBar Mulut anda dengan Visi yang Besar
5. Cara Berpikir Andreas .................................................. 136
6. Benih Iman .................................................................. .173
7. Alamat Allah .................................................................187
8. Peristirahatan Allah ....................................................... 223
Prakata
Suatu kehormatan besar bagi saya, menulis prakata di
dalam buku yang menakjubkan ini, yang ditulis oleh
saudaraku di dalam Kristus, Pendeta Yonggi Cho. Secara
pribadi saya telah menerima kekuatan rohani dan pengeta-
huan dari Allah melalui pendeta yang luar biasa ini.
Saya sedang melayani di gereja Pendeta Yonggi Cho yang
sangat besar di Seoul, Korea, ketika saya menerima panggil-
an telepon bahwa putri saya mengalami luka serius dalam
kecelakaan lalu lintas yang mengerikan di Iowa. Segera saya
bersama istri pulang ke Amerika. Yonggi Cho mengantar kami
ke pesawat dan kami tergesa-gesa meninggalkan sahabat kami
yang terkasih, ia sangat mendukung dan menghibur kami de-
ngan sungguh-sungguh. Dan saat saya tiba beberapa jam ke-
mudian, melewati malam gelap putri saya, yang kaki kirinya
telah diamputasi dan hidupnya telah diangkat dari kematian,
dalam situasi buruk itu, saya membaca halaman demi hala-
man naskah buku yang belum dipublikasikan ini dan sekarang,
dengan antusias, saya menyampaikan sepatah dua kata.
8diMensi ke eMPat
Saya membayangkan putri saya sedang disembuhkan oleh
Yesus dan saya menyadari besarnya kuasa doa. Kalimat demi
kalimat naskah buku ini dibaca dan ditandai oleh pendeta
yang kelelahan dalam perjalanan dan ayah yang sedang men-
derita. Saya hanya dapat berharap dan berdoa agar banyak
orang Kristen dan orang yang belum percaya, membaca buku
ini dan menyadari kebenaran rohani yang luar biasa.
Jangan berusaha memahaminya. Mulailah dengan menik-
matinya. Saya telah mencobanya. Inilah kebenaran yang pasti
akan terjadi di dalam hidup Anda. Terima kasih, Yonggi Cho
karena telah memperkenankan Roh Kudus memberikan pesan
ini kepada kami dan kepada dunia. Allah mengasihimu dan
begitu pun saya.
Pendeta Robert H. Schuller
9Prakata
Kata Pengantar
Buku ini ditulis pada tahun 1979, tujuh belas tahun
yang lalu. Waktu itu saya memiliki 50.000 anggota je-
maat tetap dan sekarang Allah telah memberikan kami
700.000 anggota jemaat.
Ketika saya membaca edisi pertama saya, sungguh luar bi-
asa saya tidak harus mengubah banyak isi buku yang radikal
ini.
Tentu saja saya menemukan kata-kata yang kurang tepat
dalam penulisan buku ini. Sejak bahasa Inggris menjadi ba-
hasa kedua saya, terkadang saya memiliki kesulitan besar un-
tuk menulis dengan tepat dan itu menjadi lebih buruk di tahun
1979.
Kerinduan terdalam saya adalah melihat sebanyak mung-
kin orang yang tertolong dan terdorong di dalam perjalanan
rohani mereka, yakni di dalam perjalanan iman yang luar bi-
asa bersama Tuhan Yesus Kristus.
Hukum iman yang ditulis di dalam buku ini dapat dite-
mukan di dalam Alkitab. Saya menjelaskan hal ini terjadi atas
kedaulatan dan seizin Allah. Itulah sebabnya kita perlu per-
10diMensi ke eMPat
caya dan taat kepada Allah. Dengan percaya dan taat, maka
sesuatu yang baik akan terjadi di dalam kehendak Allah. Saya
berharap Allah memenuhi pembaca buku ini dengan kasih
dan anugerah Allah.
Agustus, 1996
Gereja Yoido Full Gospel
Pendeta Yonggi Cho
11kata Pengantar
PenDahuluan
14diMensi ke eMPat
Pendahuluan
Kehidupan yang Sempurna dan Bebas
Perang Korea telah menghancurkan dan mengacaukan
seluruh negara. Keluarga saya juga berada di dalam
kekacauan dan konflik untuk berjuang hidup. Ketika
SMA, setelah pulang sekolah saya harus mengerjakan bebe-
rapa pekerjaan untuk membiayai sekolah saya, demikian pula
semua anggota keluarga saya.
Semasa duduk di bangku kelas 2 SMA, setiap sore saya
bekerja sebagai guru privat. Tiba-tiba saya merasakan sesuatu
keluar dari dalam dada saya. Mulut saya terasa penuh dan
saya pikir saya tercekik.
Ketika saya membuka mulut, darah mulai mengucur.
Saya berusaha menghentikan pendarahan, tetapi darah terus
mengalir dari hidung dan mulut. Perut dan dada saya serasa
dipenuhi dengan darah, saya menjadi lemah dan kemudian
pingsan.
Saat saya kembali sadar, segala sesuatu tampak berubah.
Dengan gemetar, saya akhirnya pulang ke rumah.
15Pendahuluan
Ketika itu saya berusia tujuh belas tahun dan seakan saya
mati sebelum memulai mimpi saya.
Pulanglah, Anak Muda
Kejadian itu sungguh menakutkan, orangtua saya kemu-
dian menjual sebagian harta milik mereka untuk membawa
saya ke rumah sakit terkenal untuk pengobatan. Lalu dokter
memeriksa saya dengan saksama. Hasil diagnosa mereka: tu-
berculosis yang tidak dapat disembuhkan.
Ketika saya mendengar diagnosa mereka, saya sadar
bagaimana besarnya keinginan saya untuk hidup. Keinginan
saya akan masa depan berakhir bahkan sebelum saya mem-
punyai kesempatan untuk memulai kehidupan sepenuhnya.
Saya tidak boleh mati, saya sungguh-sungguh ingin hidup.
Dengan putus asa, saya berpaling kepada dokter yang
menjelaskan diagnosa suram itu. “Dokter,” saya memohon.
“Tidak adakah sesuatu yang bisa engkau lakukan untukku?”
Jawabnya dengan tegas. “Tidak. Jenis tuberculosis ini sa-
ngat luar biasa. Penyakit ini menyebar ke segala arah dan tidak
ada yang dapat menahannya.”
“Kamu mempunyai tiga, dan paling banyak empat bulan
untuk hidup. Pulanglah, anak muda. Makanlah apa yang kamu
inginkan. Katakan selamat tinggal kepada teman-temanmu.”
Dengan patah semangat, saya meninggalkan rumah sakit.
Saya melewati ratusan pengungsi di jalanan, dan merasakan
hal yang sama. Merasa sendirian, saya salah satu orang yang
16diMensi ke eMPat
tidak punya pengharapan.
Saya kembali ke rumah dalam kondisi bingung. Siap un-
tuk mati, saya memasang sebuah kalender tiga bulanan di din-
ding. Saya besar di tengah keluarga yang menganut Buddha.
Saya ingin lepas dari ketakutan akan kematian. Saya merasa
seperti orang yang sedang tenggelam, yang berusaha meme-
gang seutas benang untuk bertahan hidup. Saya berdoa setiap
hari agar Buddha menolong saya, tetapi pengharapan itu tidak
muncul dan saya terus-menerus bertambah buruk.
Rasanya waktu saya untuk hidup sangat singkat. Saya
melepaskan iman saya kepada Buddha kemudian saya mu-
lai menangis kepada Allah yang tidak dikenal dengan sedikit
harapan hidup. Sedikit pun saya tidak tahu bagaimana Allah
yang hidup akan meresponi jeritan doa dan mengubah ke-
hidupan saya. Bahkan dalam mimpi pun saya tidak berpikir
tentang itu.
Sentuhan Air Mata
Beberapa hari kemudian, seorang gadis SMA mengun-
jungi saya dan mulai membicarakan tentang Yesus Kristus.
Ia berbelas kasihan kepada saya yang sedang di ambang ke-
matian. Ia menceritakan tentang kisah kelahiran Kristus dari
seorang perawan, kematian-Nya di kayu salib, kebangkitan-
Nya serta keselamatan melalui kasih karunia. Cerita ini keli-
hatan tidak masuk akal bagi saya. Saya tidak bisa menerima
cerita ini, tidak banyak menaruh perhatian dengan menolak
17Pendahuluan
wanita muda ini. Karena merasa tidak enak, ia kemudian pergi
dan saya merasa senang dan lega.
Tetapi hari berikutnya ia kembali. Ia datang lagi dan lagi,
setiap kali mengganggu saya dengan cerita tentang Yesus,
manusia—Allah yang benar. Setelah beberapa minggu dikun-
jungi, saya merasa sangat lelah dan penyakit saya semakin
parah. Saya menjadi sangat gelisah dan dengan kasar mema-
rahinya.
Ia tidak merasa malu, dan tidak membalas dengan kema-
rahan. Ia berlutut dan mulai berdoa untuk saya. Air matanya
bercucuran membasahi pipi, mencerminkan kesedihannya
akan keteraturan dan kemurnian saya dalam memegang fi-
losofi dan ritual Buddha.
Ketika saya melihat air matanya, hati saya sangat tersen-
tuh. Saya merasa kasih Allah menyentuh hati saya sangat
dalam dan saya dapat merasakan kasih Allah melalui air
matanya. Kemudian hati saya mulai terbuka karena saya
merasakan kehadiran Allah.
“Gadis muda,” saya memohon, “Tolong jangan menangis.
Saya minta maaf. Sekarang saya tahu tentang kasih Yesus. Se-
belum saya mati, jika kau setuju saya akan menjadi seorang
Kristen untukmu.”
Ia merespon dengan segera. Mukanya menjadi terang ber-
cahaya dan ia memuji Allah. Ia memegang tangan kurus saya
dan memberikan Alkitabnya, serta berkata, “Baca Alkitab ini,
jika kau membacanya, kau akan menemukan Allah dan Fir-
man yang kekal.”
18diMensi ke eMPat
Itu adalah pertama kalinya dalam hidup saya, saya meme-
gang Alkitab. Sambil terus-menerus berjuang keras menghirup
udara ke dalam paru-paru saya, saya membuka kitab Kejadi-
an.
Tetapi ia membuka kitab Matius dengan tersenyum:
“Tuan, kau sedang begitu sakit sehingga jika memulainya dari
Kejadian, saya pikir kau tidak akan bertahan cukup lama un-
tuk menyelesaikannya sampai dengan Wahyu. Lebih baik kau
memulainya dari kitab Matius, kau akan punya cukup waktu.”
Berharap menemukan lebih dalam pengajaran moral dan
religi filosofi, saya terkejut dengan apa yang saya baca. “Abra-
ham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub,
Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya.”
Saya merasa bodoh. Saya menutup Alkitab dan menga-
takan, “Gadis muda, saya tidak mau membaca Alkitab ini.
Ini hanya cerita seorang manusia memperanakkan yang lain.
Saya lebih memilih membaca buku daftar telepon.”
“Tuan,” ia membalas. “Kau tidak mengenal nama ini seka-
rang. Tetapi setelah kau membacanya, nama ini akan sangat
berarti bagimu.” Merasa terdorong, saya mulai membaca Al-
kitab lagi.
Tuhan yang Hidup
Saat membacanya, saya menemukan sebuah kebenaran
yang ajaib. Alkitab tidak menekankan teori filsafat, ilmu kedok-
teran atau ritual keagamaan. Tetapi saya menemukan tema
19Pendahuluan
yang menarik: Alkitab secara konstan membicarakan tentang
Yesus Kristus, Anak Allah.
Kematian saya yang sudah dekat tidak memerlukan ke-
agamaan, filsafat bahkan belas kasihan manusia. Saya memer-
lukan firman keselamatan. Saya juga memerlukan seseorang
yang dapat meringankan penderitaan dan keputusasaan saya,
seseorang yang dapat memberikan kemenangan kepada saya.
Selama membaca Alkitab, saya menemukan Orang itu
yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Pribadi Yesus Kristus tidak membawa agama, kode etik
atau serangkaian ritual. Secara praktis, Yesus menebus dosa
umat-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib untuk memikul
dosa manusia. Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup untuk
mendamaikan orang yang percaya kepada Allah. Ia memben-
ci dosa tetapi mengasihi orang yang berdosa dan menerima
semua orang yang datang kepada-Nya.
Yesus Kristus menyembuhkan orang sakit. Semua yang
sakit dan lemah datang kepada-Nya dan Dia menyentuh serta
menyembuhkannya. Yesus sanggup menyembuhkan segala
penyakit. Hal ini menimbulkan keberanian dan menguatkan
hati saya. Saya memiliki pengharapan penuh sebab Dia me-
nyembuhkan saya dalam kepercayaan saya kepada-Nya.
Yesus Kristus juga memberikan damai sejahtera di dalam
setiap penderitaan. Dia berkata, “Percayalah kepada Allah.
Jangan gelisah. Tidak ada alasan untuk takut. Yesus Kristus ti-
dak ingin kita takut dan hidup tanpa iman. Yesus Kristus mem-
berikan kepercayaan, iman dan damai sejahtera kepada mere-
20diMensi ke eMPat
ka yang memerlukan pertolongan-Nya. Firman yang berkuasa
ini sangat menggetarkan hati saya.”
Yesus Kristus bangkit dari kematian. Saya tidak menemu-
kan peristiwa di dalam Alkitab di mana Kristus memberikan
pelayanan di acara pemakaman. Dia hidup dan mengubah
kematian menjadi kebangkitan. Yesus adalah kebangkitan dan
hidup kekal.
Yang paling hebat dalam benak saya adalah belas kasih-
an Kristus kepada orang yang dirasuki setan dan bagaimana
Dia mengusirnya dari orang itu. Selama perang Korea, banyak
orang kehilangan keluarga dan pekerjaan mereka. Penderitaan
akibat trauma ketakutan menjadi cara bagi iblis untuk mera-
suki mereka. Mereka kehilangan segala sesuatu yang mereka
miliki dan mengembara tanpa tujuan, berjalan ke setiap tem-
pat dalam keadaan depresi.
Situasi ini sering kita temukan dalam peperangan. Yesus
Kristus mampu mengatasi tantangan iblis. Dia mengusir setan
dan memulihkan orang yang kerasukan agar hidup normal
kembali. Segala sesuatu tunduk kepada otoritas dan kuasa Ye-
sus Kristus. Yesus mengasihi dengan kuasa penuh, menyentuh
kehidupan orang yang sakit dan menyembuhkannya serta me-
nyediakan keperluan bagi semua orang yang datang kepada-
Nya.
Saya berlutut dan meyakini bahwa Yesus Kristus hidup dari
kematian dan bergerak dengan kekuatan Roh Kudus. Saya
sungguh-sungguh meminta Yesus Kristus untuk memenuhi hati
saya, menyelamatkan, menyembuhkan dan melepaskan saya
21Pendahuluan
dari kematian. Saya melihat ke masa lalu, bertobat dari dosa-
dosa karena tidak mengenal Allah dan menangis memohon
pengampunan, lalu Allah meresponi doa saya
Seketika itu, sukacita keselamatan dan damai sejahtera
pengampunan Kristus memenuhi saya. Saya adalah orang
yang berdosa tetapi segala dosa saya telah diampuni melalui
darah Yesus Kristus. Saya tahu bahwa saya telah diselamat-
kan oleh anugerah Allah. Saya juga dipenuhi Roh Kudus dan
berdiri serta bersorak, “Oh, Allah, terima kasih, Kemuliaan
bagi Tuhan.”
Mulai hari itu, saya lebih sungguh-sungguh membaca
Alkitab seperti seorang kelaparan makan roti. Selama saya
membaca Alkitab, Allah menolong membangun iman saya di
atas fondasi Firman Tuhan. Walaupun dihantui praduga dan
ketakutan masa lalu, tetapi saya memegang Firman Tuhan
dan percaya, saya akan hidup. Walaupun dokter mengatakan
hidup saya tinggal tiga bulan lagi tetapi saya akhirnya dapat
keluar dari ranjang kematian oleh mukjizat Tuhan.
Kemudian, saya mulai menyampaikan Firman Tuhan Ye-
sus Kristus dari pengalaman saya. Gadis muda yang saya tidak
ketahui namanya mengajarkan tentang Yesus Kristus, Juruse-
lamat yang paling berharga.
Sampai hari ini, Allah menolong saya memahami bebe-
rapa prinsip penting iman melalui Roh Kudus. Prinsip-prinsip
yang saya bagikan kepada Anda di dalam bab-bab berikutnya,
dapat mengantar Anda memasuki dimensi yang lebih tinggi
dari iman dan hidup lebih berbuah lagi bersama Yesus Kristus.
22diMensi ke eMPat
Hari demi hari kita harus melakukan pekerjaan iman yang
lebih dalam. Matius 11:28 berkata, “Marilah kepadaku semua
yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan ke-
legaan kepadamu.”
Kristus ingin memikul beban Anda. Dia mengampuni dan
menyembuhkan Anda. Kristus ingin memberikan Anda hi-
dup yang kekal dan berperan di dalam kehidupan sehari-hari
Anda. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan
membinasakan, tapi Yesus Kristus datang, supaya Anda mem-
punyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan
(Yoh. 10:10). Jika kita memercayai hal ini, maka Kristus akan
memberikan iman dan keberanian serta kedamaian. Alkitab
berkata, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari
ini dan sampai selama-lamanya (Ibr. 13:8).”
Hari ini akan terjadi mukjizat pembebasan tahanan, sebab
Tuhan Yesus bersama dengan kita. Jika orang-orang ada di
dalam Yesus, mereka tidak akan terikat oleh hukum dosa dan
maut. Mereka akan hidup dalam kemerdekaan oleh hukum
Roh Kudus.
Melalui kehadiran Roh Kudus, sekarang kita adalah orang
yang merdeka di dalam Yesus. Yesus ada bersama kita. Kerin-
duan-Nya adalah menyembuhkan dan melepaskan Anda dari
kematian. Dia adalah Juruselamat bagi Anda. Ia adalah Allah
yang hidup. Karena itu kita tidak perlu lagi takut dan gelisah.
Tanamkan iman Anda di dalam Yesus Kristus dan harapkan
mukjizat yang ajaib terjadi kepada Anda sesuai dengan kehen-
dak Allah.
PanDanglah allah,DIa aKan memenuhI
anDa
hukum Iman
Dunia Dimensi Keempat
Roh
Kuasa Kreatif Perkataan Firman
Perkataan Firman allah
24diMensi ke eMPat
1
hukum Iman
allah itu berdaulat dan Mahakuasa. Terkadang, ketika
Allah mendemonstrasikan kuasa-Nya yang besar, Dia
ingin Anda menggunakan iman yang diberikan oleh
Allah melalui Anda.
Alkitab berkata, “Hendaklah kamu berpikir begitu rupa
sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman yang di-
karuniakan Allah kepada kamu masing-masing.” (Rom. 12:3).
Jadi kita memiliki iman, apakah kita merasakannya atau tidak?
Dan ketika kita melakukan sesuatu dengan iman untuk men-
capai suatu tujuan baik, maka kita telah memulainya dengan
iman yang kita miliki.
Anda memiliki dua tangan. Ketika Anda perlu menggu-
nakan keduanya, Anda hanya perlu merentangkan kedua ta-
ngan Anda dan menggerakkannya. Anda tidak perlu mera-
sakan terlebih dahulu tergantung di bahu untuk mengetahui
bahwa Anda memilikinya.
Hal yang sama berlaku pada iman. Iman tidak terlihat
oleh mata tetapi Allah telah memberikan iman kepada ma-
sing-masing orang. Ketika kita bersandar kepada Allah dengan
251# hukuM iMan
iman, iman akan bekerja dengan suatu cara tertentu. Alkitab
berkata dalam Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala se-
suatu yang kita harapkan.” Supaya iman kita dapat digunakan
dengan sempurna dan efektif, iman kita terlebih dahulu harus
melewati beberapa proses. Anda mungkin sekarang bertanya,
“Apa yang diperlukan untuk membuat iman saya dapat digu-
nakan?” Ada empat langkah proses untuk membangun iman
kita.
Prinsip Membayangkan Sesuatu dengan Jelas
di Dalam Hati
Pertama, untuk menggunakan iman, Anda terlebih dahulu
harus bisa mengimajinasikan sesuatu dengan jelas di dalam
hati Anda. Iman adalah dasar dari “hal-hal (hal-hal yang jelas)
yang diharapkan.” Karena itu kita harus memiliki sasaran yang
jelas dan jika kita berdoa tanpa memiliki sasaran, maka doa
kita tidak akan sampai kepada Allah karena keinginan kita ti-
dak jelas. Kita harus mempunyai defenisi iman yang jelas ke-
tika berdoa, agar iman kita bekerja dalam kita. Saya belajar hal
ini dari banyak peristiwa khusus.
Saya telah terlibat dalam pelayanan selama lebih dari be-
berapa bulan dan saya sangat miskin. Saya belum menikah
waktu itu dan saya tinggal di sebuah kamar sewa yang kecil.
Saya tidak memiliki sebuah meja, tidak ada kursi dan tempat
tidur. Saya makan di lantai, tidur di lantai serta belajar di lan-
tai, tetapi jiwa saya dipenuhi dengan kemenangan dan berja-
26diMensi ke eMPat
lan beberapa mil setiap hari agar dapat memenangkan jiwa.
Tetapi suatu hari saat membaca Alkitab, saya sangat terke-
san oleh janji Allah. Alkitab berkata dalam Yohanes 14:14 bah-
wa jika saya memiliki iman di dalam Yesus, berdoa di dalam
nama-Nya, saya akan menerima apapun yang saya minta. Al-
kitab juga mengatakan dengan jelas dalam Yohanes 1:12 bah-
wa saya anak Allah, Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan!
Saya berpikir jika saya percaya kepada janji Allah yang di-
tulis di dalam Alkitab, maka saya bisa meminta keperluan saya
kepada Tuhan. Karena itu saya mulai berdoa dan berlutut ser-
ta berkata, “Bapa, mengapa anak Raja segala raja, dan Tuhan
segala tuhan tinggal tanpa meja, kursi dan tempat tidur dan
juga harus berjalan bermil-mil setiap hari? Paling tidak saya
seharusnya memiliki sebuah meja sederhana dan sebuah kursi
untuk duduk serta sebuah sepeda untuk dinaiki saat kunjung-
an.” Saya mohon kirimkan saya sebuah meja, sebuah kursi
dan sebuah sepeda.” Saya percaya dan memuji Allah atas hal-
hal yang saya telah minta.
Sejak saat itu, saya menunggu kiriman dari masing-masing
permohonan yang telah saya doakan. Sebulan berlalu tanpa
ada jawaban. Kemudian dua bulan, tiga, empat, lima, enam
dan saya tetap menunggu. Tidak ada yang terjadi. Kemudian
suatu hari saat hujan, saya sangat berputus asa. Tidak ada
makanan malam itu, saya sangat lapar, lelah dan mulai me-
ngeluh, “Tuhan, aku meminta supaya Engkau memberikanku
sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah sepeda beberapa bulan
yang lalu, tetapi aku tidak menerima satu pun. Engkau tahu
271# hukuM iMan
bahwa aku menyampaikan Injil kepada orang-orang miskin di
area perkampungan ini. Bagaimana bisa aku meminta mereka
untuk menggunakan iman saat aku bahkan tidak dapat mem-
praktikkannya di dalam diriku? Bagaimana aku meminta me-
reka, menaruh iman mereka di dalam Tuhan serta sungguh-
sungguh hidup dalam Firman dan bukan oleh roti saja?”
“Bapa, aku sangat putus asa. Aku tidak yakin mengenai
ini, tetapi aku tahu aku tidak bisa menyangkal Firman-Mu.
Firman Tuhan benar adanya. Dan aku yakin bahwa Engkau
akan menjawab doaku, tetapi kali ini aku hanya tidak yakin
kapan dan bagaimana Engkau akan menjawabnya. Jika Eng-
kau menjawab doaku setelah aku mati, apa untungnya bagi-
ku? Jika Engkau menjawab doaku, aku mohon, cepatlah. To-
longlah!”
Kemudian saya duduk dan mulai menangis dalam wak-
tu yang lama sambil mengeluh serta berdoa. Tiba-tiba, saya
merasakan ketenangan memenuhi hati saya. Saya sudah mu-
lai mendengar suara Roh Kudus di dalam hati saya. Kapanpun
saya mengalami hal itu, saya merasakan kehadiran Allah. Dia
selalu berbicara kepada roh saya sehingga saya menunggu.
Kemudian suara yang kecil merasuki jiwa saya dan Roh Kudus
berkata, “Anakku, Aku mendengar doamu sejak dulu.”
Langsung saja saya berkata, “Lalu dimana meja, kursi dan
sepedaku?”
Kemudian Roh Kudus menjawab, “Kau dan semua anak-
anakKu yang berdoa kepada-Ku, meminta berbagai macam
permohonan, tetapi permintaan mereka tidaklah jelas, itulah