Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

24
Volume 1, No. 1, Desember 2016 153 DENGAN PENDETAN SAINTIFIK BERWAWASAN MAH ANAK (Studi Kasus pada Pembelajaran Lesson Study) Nurul Kamilati Widyaiswara Ahli Madya Balai Diklat Keagamaan Semarang [email protected] Abstract e aim of this research was to understand the learning child iendly visionary scientific approach on lesson study at the Islamic State of Junior Secondary School of Bantul Kota. e formulation of the problem were (1) how the learning process iendly visionary scientific approach at Islamic State of Junior Secondary School of Bantul Kota?; and (2) how the response of students about the learning? is research was conducted in September - October 2014 using a qualitative approach with case study method. Data were collected through document analysis, observation, interviews, and questionnaires. e locus was at the Islamic State of Junior Secondary School of Bantul Kota.e conclusion of this study was learning lesson study with a scientific approach has shown child- iendly learning as well as (1) e learning process of lesson study at the locus was appropriate with learning child-iendly indicators and (2) the response of students to their learning was they had learning child iendly. e suggestion for the next lesson study or learning in otherplaces was learning child iendly visionary scientific approach. e recomendation for Religious Training Center was to develop a child-iendly learning through activity-based lesson study continously. It should prepare e Curricula of Lesson Study Based Learning Child iendly. Key words: scientific approach, learning child iendly, lesson study

Transcript of Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Page 1: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Volume 1, No. 1, Desember 2016 153

Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

(Studi Kasus pada Pembelajaran Lesson Study)

Nurul KamilatiWidyaiswara Ahli Madya Balai Diklat Keagamaan Semarang

[email protected]

Abstract

The aim of this research was to understand the learning child friendly visionary scientific approach on lesson study at the Islamic State of Junior Secondary School of Bantul Kota. The formulation of the problem were (1) how the learning process friendly visionary scientific approach at Islamic State of Junior Secondary School of Bantul Kota?; and (2) how the response of students about the learning? This research was conducted in September - October 2014 using a qualitative approach with case study method. Data were collected through document analysis, observation, interviews, and questionnaires. The locus was at the Islamic State of Junior Secondary School of Bantul Kota.The conclusion of this study was learning lesson study with a scientific approach has shown child-friendly learning as well as (1) The learning process of lesson study at the locus was appropriate with learning child-friendly indicators and (2) the response of students to their learning was they had learning child friendly. The suggestion for the next lesson study or learning in otherplaces was learning child friendly visionary scientific approach. The recomendation for Religious Training Center was to develop a child-friendly learning through activity-based lesson study continously. It should prepare The Curricula of Lesson Study Based Learning Child friendly.

key words: scientific approach, learning child friendly, lesson study

Page 2: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

154 MUKADDIMAH: Jurnal Studi Islam

Nurul Kamilati

abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memahami pembelajaran yang berwawasan ramah anak dengan pendekatan saintifik pada pembelajaran lesson study di Madrasah Tsanawiyah Negeri Bantul Kota (MTsN Bantul Kota). Adapun rumusan masalah yang diajukan adalah (1) bagaimanakah proses pembelajaran pendekatan saintifik berwawasan ramah anak pada pembelajaran lesson study di MTsN Bantul Kota?; dan (2) bagaimanakah tanggapan peserta didik tentang pembelajaran berwawasan ramah anak pada pembelajaran lesson study di MTsN Bantul Kota? Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September – Oktober 2014 menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Metode pengumpulan data melalui analisis dokumen, pengamatan, wawancara, dan angket. Pelaksanaan penelitian di MTsN Bantul Kota yang telah melaksanakan lesson study berbasis madrasah. Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran lesson study dengan pendekatan saintifik telah menunjukkan pembelajaran berwawasan ramah anak, yaitu: (1) Proses pembelajaran lesson study di MTsN Bantul Kota telah menggunakan pendekatan saintifik berwawasan ramah anak yang ditunjukkan dengan telah terpenuhinya semua indikator pembelajaran ramah anak; dan (2) tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran yang dilaksanakan adalah mereka mengalami pembelajaran ramah anak selama pembelajaran. Saran yang diajukan agar pada pelaksanaan lesson study berikutnya atau di tempat lain dapat melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbasis ramah anak. Rekomendasi yang diajukan Balai Diklat Keagamaan dapat mengembangkan pembelajaran berbasis ramah anak melalui kegiatan lesson study yang berkelanjutan diawali dengan pengembangan Kurikulum Diklat Lesson Study Berbasis Pembelajaran Ramah Anak.

kata kunci: pendekatan saintifik, pembelajaran ramah anak, lesson study

Page 3: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Volume 1, No. 1, Desember 2016 155

Dengan Pendekatan Saintifk erraraaan ramaa anak

Pendahuluan a.

Pencapaian pendidikan yang berkualitas tinggi tidak dapat dicapai dengan mudah. Diperlukan perencanaan dan pembentukan sistem yang mendukung sehingga pembelajaran berhasil.

Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, inspiratif, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.1

Pembelajaran di madrasah diupayakan mencapai tujuan pembelajaran dengan mengoptimalkan segenap potensi dalam suasana yang menyenangkan.

Setiap peserta didik di madrasah berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang adil dan menyenangkan agar mereka dapat belajar dalam suasana yang mendukung pencapaian keberhasilan pembelajaran. Peran madrasah sangat strategis, dengan 76.551 madrasah dan 8.381.701 peserta didik2 diharapkan dapat mendorong pencapaian kualitas pendidikan.

Namun, dapat terjadi kondisi madrasah (ini banyak terjadi) belum memenuhi keadaan ideal. Kondisi fisik dan sosial madrasah yang belum baik. Dapat terjadi peserta didik belajar dalam kondisi belajar yang bising; sirkulasi udara yang buruk; belajar dalam kondisi lapar, haus, ketakutan atas hukuman guru, kekerasan guru, dan bahkan juga kekerasan teman.3 Keadaan di atas akan menjadi lebih buruk lagi tanpa guru yang kompeten untuk membimbing peserta didik, jumlah buku yang tidak memadai, ketiadaan latihan mengerjakan soal, dan diperparah dengan kualitas buku teks yang

1 Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan lihat juga Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

2 Direktorat Pendidikan Madrasah, Madrasah Prestasiku-Madrasah Pilihanku ( Jakarta: DitDikmad, 2015), hlm. 14.

3 UNICEF, Child Friendly Schools Manual: Unite for Children, (New York: UNICEF’s Division of Communication, 2006), hlm. 3.

Page 4: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

156 MUKADDIMAH: Jurnal Studi Islam

Nurul Kamilati

buruk dan ketiadaan media dan alat belajar yang sesuai. Madrasah memerlukan percepatan peningkatan kualitas dengan melakukan berbagai upaya. Arif mensinyalir bahwa madrasah terpinggirkan karena umumnya terlambat dalam merespons modernisasi dibandingkan dengan sekolah.4

Setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas (UNICEF: 2006). Hanya guru yang berkualitas yang dapat memberikan pelayanan pendidikan yang berkualitas pula. Forum lesson study diharapkan dapat membentuk guru berkualitas semakin banyak dari waktu ke waktu. Lesson study dapat meningkatkan hubungan kolegial guru dengan tujuan utama mencapai kompetensi peserta didik.5 Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki tingkat kompetensi yang tinggi pada komponen tugas pokok dan fungsinya.6

Tugas guru adalah melaksanakan pembelajaran yang didahului dengan perencanaan yang bertitik tolak dari keinginan memberikan hak peserta didik secara penuh dan diakhiri dengan kegiatan evaluasi. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.7

Kemampuan setiap guru tidak sama. Pencapaian kompetensi guru memerlukan latihan melalui pengalaman dan belajar dari pembelajaran teman sejawat. Forum yang dapat digunakan oleh guru untuk melatih diri dan saling belajar tentang bagaimana

4 Mahmud Arif, “Sketsa Sejarah, Geliat, dan Dinamika Peran Madrasah dalam Merespons Tantangan Pendidikan Islam: Dilema Madrasah dalam Kancah Pendidikan dan Peran Kontributif Madrasah Berbasis Pesantren (MBP)”, dalam Nizar Ali & Sumedi, Antologi Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2012), hlm. 147.

5 Masaaki Sato, Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama: Praktek Learning Community ( Jakarta: Pelita, 2012), hlm. 24.

6 Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tetang Standar Nasional Pendidikan.

7 Pasa1 1 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

Page 5: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Volume 1, No. 1, Desember 2016 157

Dengan Pendekatan Saintifk erraraaan ramaa anak

melaksanakan tugasnya adalah lesson study. Guru bersama-sama merencanakan pembelajaran, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.

Madrasah bertanggungjawab untuk mempersiapkan peserta didik yang siap berperan di masyarakat. Pemerintah telah mengeluarkan Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak yang menegaskan tujuan lembaga pendidikan, yaitu “...mempersiapkan anak untuk bertanggungjawab kepada kehidupan yang toleran, saling menghormati, dan bekerjasama untuk kemajuan dunia dalam semangat perdamaian.8

Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan menggunakan pendekatan yang memungkinkan berkembangnya segenap potensi peserta didik, yaitu: pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pendidikan yang sangat cocok bagi peserta didik adalah pendidikan yang memberikan pengalaman yang kaya bagi peserta didik mengembangkan potensi secara penuh. Pendekatan saintifik digunakan sebagai panduan untuk mengarahkan peserta didik menjadi manusia yang berhasil dan kreatif dengan mengoptimalkan segenap kemampuan.

Pendidikan yang sesuai untuk peserta didik adalah yang sesuai dengan standar proses pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran hendaknya dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berperan aktif, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.9 Dengan demikian, pencapaian tujuan pendidikan tidak mungkin dapat dicapai melalui proses yang tidak menyenangkan peserta didik. Hendaknya peserta didik diajak aktif terlibat dalam berbagai penemuan ide-ide sebagai wahana

8 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lampiran Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak, (Jakarta: Kementerian PPPA, 2011), hlm. 15.

9 Pasal 1 Ayat 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Page 6: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

158 MUKADDIMAH: Jurnal Studi Islam

Nurul Kamilati

pembentukan eksistensi diri sebagai manusia yang memiliki harkat dan martabat kemanusiaan. Memanusiakan peserta didik adalah tindakan melestarikan nilai-nilai kemanusiaan melalui anak bangsa yang kelak menjadi manusia dewasa.

Untuk mewujudkan hal di atas dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik melakukan kegiatan yang mengembangkan kemampuan yang dimiliki melalui serangkaian kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.10 Dalam setiap langkah di atas hendaknya guru menjamin berlangsungnya pembelajaran yang ramah bagi anak.

Madrasah Tsanawiyah Bantul Kota (MTsN Bantul Kota) merupakan salah satu madrasah tsanawiyah di wilayah Kabupaten Bantul yang melaksanakan lesson study berbasis madrasah (LSBM). Belajar dari setiap pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat baik dilakukan oleh guru. Desain pembelajaran telah ditetapkan dalam kegiatan perencanaan (tahap plan). Dalam pelaksanaan pembelajaran dapat tidak sesuai dengan desain pembelajaran dalam RPP.

Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kegiatan lesson study di MTsN Bantul Kota yang didahului perencanaan RPP, dilanjutkan dengan pembelajaran open class lesson study dan refleksi. RPP yang disusun disesuaikan dengan harapan ideal RPP yang memberikan ruang dan waktu untuk berkembangnya segenap kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) dalam suasana pembelajaran yang penuh kegembiraan.

10 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Page 7: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Volume 1, No. 1, Desember 2016 159

Dengan Pendekatan Saintifk erraraaan ramaa anak

PembahasanB.

Pendekatan Saintifik1.

Pendekatan merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dan tercapainya kompetensi yang ditentukan.11

Setiap guru berkewajiban menciptakan pembelajaran yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran dengan tetap melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengoptimalkan kemampuan peserta didik. Tujuan pembelajaran tidak sekedar menghantarkan peserta didik menguasai kompetensi melainkan membentuk peserta didik yang kreatif dengan mengembangkan sikap-sikap yang diperlukan melalui kegiatan pembelajaran yang sesuai. Kualitas hasil pembelajaran sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Kemampuan kreativitas peserta didik dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik mengembangkan kreativitas mereka. Tahap pembelajaran ini meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dan dinamakan langkah pendekatan saintifik.12 Penggunaan kata saintifik merujuk pada adanya kemiripan dengan langkah pendekatan ilmiah.

Kurikulum 2013 menginginkan agar peserta didik memiliki kreativitas yang baik. Kreativitas dipandang sebagai penyebab rendahnya kualitas bangsa Indonesia. Selanjutnya, pemerintah mengadopsi penemuan Dyers et.al menjadi pendekatan yang diutamakan dalam pembelajaran Kurikulum 2013. Dengan demikian, pendekatan saintifik adalah tahapan bagaimana membimbing peserta didik belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan melalui tahap mengamati, menanya, mancoba, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran yang diharapkan berlangsung

11 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

12 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Page 8: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

160 MUKADDIMAH: Jurnal Studi Islam

Nurul Kamilati

adalah memberikan pengalaman empiris agar pembelajaran bermakna dan menarik dalam penyajiannya dalam rangka mencapai tujuan.

Langkah-langkah Pendekatan Saintifika. Pendekatan saintifik merupakan keterampilan yang dilakukan

oleh peserta didik dalam pembelajaran. Keterampilan yang dilakukan sejalan dengan pengembangan sikap dan pengetahuan yang diharapkan diperoleh. Tanpa adanya keterampilan peserta didik yang berbasis ilmiah (saintifik) maka pencapaian tujuan pembelajaran yang terkait dengan sikap dan pengetahuan sangat sulit tercapai. Kelima langkah dalam pendekatan saintifik, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.13

Mengamati1) Pengamatan terhadap objek apapun baik yang konkrit

maupun abstrak dilakukan ketika mengawali pembelajaran. Tujuan kegiatan mengamati antara lain untuk membangkitkan perhatian peserta didik, belajar dari apa yang diketahui dan dapat diindera, menimbulkan interaksi, dan lain-lain. Kegiatan ini mengembangkan sikap teliti, rasa ingin tahu, jujur, dan lain-lain.Menanya2)

Peserta didik dipersilakan mengajukan pertanyaan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan. Guru hendaknya menahan diri untuk tidak bertanya kepada peserta didik, melainkan memberikan peluang bertanya dengan mendeskripsikan ulang apa yang diamati dan memberikan informasi tambahan terkait dengan objek. Karakter yang dikembangkan pada tahap menanya adalah teliti, rasa ingin tahu, santun, peduli, percaya diri, dan lain- lain.Mencoba3)

13 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Page 9: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Volume 1, No. 1, Desember 2016 161

Dengan Pendekatan Saintifk erraraaan ramaa anak

Pengamatan yang dilakukan kepada peserta didik merupakan bekal pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya atau demonstrasi terhadap kinerja yang dituntut untuk dikuasai. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan, seperti mengerjakan hitungan, membuat karangan, mendiskusikan masalah, mengukur panjang, mengamati gas yang terbentuk, dan lain-lain. Karakter yang dikembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kerja keras, dan lain-lain. Menalar4)

Kegiatan menalar adalah menyimpulkan informasi yang diperoleh ketika melaksanakan kegiatan mencoba. Hasil penalaran dapat berupa narasi singkat, peta konsep, rumus sederhana, grafik, pernyataan, rangkuman, dan lain-lain. Kompetensi yang dikembangkan meliputi jujur, teliti, kerja keras, dan lain-lain.

Mengkomunikasikan5) Kegiatan mengkomunikasikan merupakan kegiatan

peserta didik menyampaikan hasil penalaran secara lisan atau tertulis. Sikap yang dikembangkan adalah komunikatif, berlatih berani,jujur, berpikir kritis, santun, dan lain-lain.

Kelima tahapan pada pendekatan saintifik di atas bukan sintaks sehingga tidak harus urut. Dengan pendekatan saintifik antara lain diharapkan (1) memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menggunakan waktu pembelajaran sebagai kegiatan belajar; (2) guru berpeluang lebih besar melakukan penilaian autentik meliputi tiga aspek ketika peserta didik melakukan kegiatan; dan (3) dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran, yaitu peserta didik lebih memahami materi dan interaksi peserta didik dengan media meningkat.

Page 10: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

162 MUKADDIMAH: Jurnal Studi Islam

Nurul Kamilati

Pembelajaran ramah anakb. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

guru pada suatu lingkungan belajar dengan bantuan guru dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.14 Pembelajaran merupakan kegiatan utama peserta didik berada di madrasah. Pembelajaran terdiri atas pembukaan, kegiatan inti, dan penutup. Pembelajaran berpusat pada peserta didik, guru sebagai fasilitator yang menyediakan lingkungan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.

Pembelajaran ramah anak berlangsung dalam sekolah (atau madrasah) ramah anak. sekolah ramah anak adalah

Satuan pendidikan yang mampu menjamin, memenuhi, menghargai hak-hak anak, dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, dan mekanisme pengaduan.15

Seharusnya, peserta didik merasakan kelas sebagai rumah yang nyaman ketika mereka berada di madrasah. Tiada kekerasan dalam bentuk apa pun di lingkungan madrasah. Kenyataan yang memprihatinkan terjadi kekerasan di lingkungan belajar anak (sekolah). Data yang diperoleh dari kekerasan yang dilakukan oleh guru di lingkungan sekolah (29,9 %), oleh teman sekelas (42,1 %), dan teman lain kelas (27,9%).16. Menjadi tugas guru untuk dapat meniadakan kekerasan ini. Hal ini dimulai oleh guru ketika menjalankan tugas pokok dan fungsinya, yaitu mengajar.

Hak anak untuk mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan kondisi psikologis, fisik, dan sosial. Hal ini sejalan dengan Ratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) pasal 31. Ditegaskan bahwa:

14 http://id.wikipedia.org/ wiki/ Pembelajaran # Pembelajaran_dalam_dunia_pendidikan. Diakses tanggal 21 Januari 2016.

15 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Lampiran Peraturan Menteri, hlm. 8.

16 Ibid., hlm.5.

Page 11: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Volume 1, No. 1, Desember 2016 163

Dengan Pendekatan Saintifk erraraaan ramaa anak

Negara mengakui hak anak untuk beristirahat dan bersenang-senang, terlibat dalam kegiatan bermain, dan turut serta dalam kehidupan budaya dan seni. Selain itu, Negara menghormati dan mempromosikan hak anak untuk berpartisipasi dalam kehidupan budaya dan seni.17

Tiada pilihan lain bagi guru selain menyediakan segala hal yang terbaik bagi peserta didik bagi terlaksanananya pembelajaran yang memeuhi hak anak dalam belajar.

Implementasi pembelajaran sekolah/madrasah ramah anak ditinjau dari standar proses adalah pembelajaran di kelas menggunakan pendekatan saintifik. Adapun indikator pembelajaran ramah anak sebagai berikut:

(1) guru menggunakan pendekatan saintifik berbasis PAKEM dalam pembelajaran; (2) guru melayani kebutuhan peserta didik secara individu atau kelompok; (3) guru memberi kesempatan anak untuk menerima haknya secara layak; (4) guru tidak memberi ancaman dan kekerasan yang berupa hukuman fisik atau non fisik kepada anak; (5) guru memberi kesempatan anak untuk menerima haknya secara layak; (6) guru memberi rasa aman dan kasih sayang kepada semua anak; (7) guru berperilaku toleransi dan tidak ada diskriminasi; (8) guru memfasilitasi keberlangsungan pendidikan ABH dan ABK; (9) guru memberikan kebebasan dan kesempatan anak untuk melaksanakan kegiatan peringatan hari besar keagamaan; (10) guru mengembangkan budaya lokal dan kecakapan hidup sosial dalam pembelajaran; (11) guru membiasakan anak meminta maaf jika melakukan kesalahan; (12) guru membiasakan anak untuk bersikap empati dan saling menghormati sesama teman; (13)guru tidak memotong ketika siswa sedang memberikan pendapat; (14)guru membiasakan budaya mengangkat tangan ketika akan berbicara dan setelah dipersilakan baru berbicara; (15) guru membiasakan anak berbicara dengan sopan; (16) guru membiasakan anak mendengarkan pendapat teman dan tidak menertawakan jawaban anak yang kurang tepat; (17) siswa mendapat peluang untuk berprestasi tanpa diskriminasi; (18) memberikan reward bagi anak berprestasi baik akademik maupun non akademik; (19) adanya dokumen berupa angket

17 Pasal 31 Konvensi tentang Hak-hak Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 20 November 1989.

Page 12: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

164 MUKADDIMAH: Jurnal Studi Islam

Nurul Kamilati

siswa tentang proses pembelajaran di sekolah; (20) adanya dokumen berupa angket orang tua tentang proses pembelajaran di sekolah; dan (21) tersedianya kotak saran di tempat strategis dan adanya dokumen tindak lanjut secara periodik18

Lesson Studyc. Lesson study adalah metode analisis kasus pada praktik

pembelajaran yang ditujukan untuk membantu pengembangan profesional guru dan membuka kesempatan bagi mereka untuk saling belajar berdasarkan praktik-praktik nyata di tingkat kelas.19 Lesson study adalah kegiatan bersama guru dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui tahap plan, do, dan see sehingga kualitas pembelajaran meningkat. Dengan lesson study, upaya percepatan pemerataan pencapaian kualitas guru dapat lebih cepat. Lesson study meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi (plan, do, dan see).20

Dalam tahap perencanaan pembelajaran, disusun perangkat pembelajaran dan perangkat pengamatan.21 Perangkat pembelajaran meliputi: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media, penilaian, dan lembar kerja (kalau ada). Perangkat pengamatan yang dibuat adalah instrumen observasi, denah tempat duduk peserta didik, kartu nama peserta, dan lain-lain yang dibutuhkan. Selain itu, juga ditetapkan guru model, jadual, dan tempat pelaksanaan pembelajaran.

Pada bagian perencanaan, baik seorang maupun sekelompok guru membuat rencana pembelajaran; satu orang guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana yang telah dibuat dan pengamat mengamati pembelajaran tersebut; dan mereka merefleksikan

18 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak.

19 PELITA, Panduan untuk Lesson Study Berbasis MGMP dan Lesson Study Berbasis Sekolah ( Jakarta: International Development Center of Japan, 2009), hlm 2.

20 Ibid, hlm. 3. 21 Manabu Sato, “Tantangan yang Harus Dihadapi Sekolah” dalam Pelita

Counterpart Training in Japan 2010-June-Lesson Study Course (Tokyo: JICA, 2010)

Page 13: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Volume 1, No. 1, Desember 2016 165

Dengan Pendekatan Saintifk erraraaan ramaa anak

pembelajaran yang diamati bersama-sama untuk perbaikan pembelajaran berikutnya.

Diharapkan lesson study yang semula dilaksanakan dalam kelompok guru (MGMP mata pelajaran) akan berkembang pada pelaksanaan lesson study di lingkungan madrasah yang disebut lesson study berbasis madrasah. MTsN Bantul Kota merupakan salah satu madrasah yang melaksanakan lesson study berbasis madrasah.

kerangka Berpikir2.

Setiap peserta didik berhak mendapatkan pembelajaran yang ramah anak. Tugas guru adalah menyelenggarakan pembelajaran ramah anak yang ditandai dengan indikator tercapainya tujuan pembelajaran dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan peserta didik.

Pendekatan saintifik digunakan untuk menjamin terselenggaranya pembelajaran yang ramah anak. Proses pembelajaran diamati ketika tahap do lesson study di MTsN Bantul Kota. Diharapkan pembelajaran yang telah direncanakan bersama ini dapat sesuai dengan pembelajaran ramah anak. Dilakukan pengamatan oleh peneliti dan pengecekan melalui tanggapan peserta didik.

metode Penelitian3.

Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Metode pengumpulan data adalah analisis dokumen, pengamatan, wawancara, dan angket.Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan pada tahap do class lesson study bulan September-Oktober 2014 yang diselenggarakan di MTsN Bantul Kota. Madrasah ini menyelenggarakan lesson study berbasis madrasah. Pengumpulan data menggunakan instrument observasi terhadap tahapan pendekatan saintifik dengan mencermati ada tidaknya indikator pembelajaran ramah anak di dalamnya dan dilengkapai dari data analisis dokumen (RPP dan hasil refleksi), wawancara, dan angket. Indikator pembelajaran ramah anak yang diamati adalah

Page 14: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

166 MUKADDIMAH: Jurnal Studi Islam

Nurul Kamilati

tabel 1. Indikator Pembelajaran Ramah Anak22

no. indikator no. indikator

1 guru melayani kebutuhan peserta didik secara individu atau kelompok

7. guru membiasakan budaya mengangkat tangan ketika akan berbicara dan setelah dipersilakan baru berbicara

2 guru tidak memberi ancaman dan kekerasan yang berupa hukuman fisik atau non fisik kepada anak;

8. guru membiasakan anak berbicara dengan sopan

3. guru memberi rasa aman dan kasih sayang kepada semua anak

9. guru membiasakan anak mendengarkan pendapat teman dan tidak menertawakan jawaban anak yang kurang tepat

4. guru mengembangkan budaya lokal dan kecakapan hidup sosial dalam pembelajaran

10. siswa mendapat peluang untuk berprestasi tanpa diskriminasi

5. guru membiasakan anak untuk bersikap empati dan saling menghormati sesama teman

11. memberikan reward bagi anak berprestasi baik akademik maupun non akademik

6. guru tidak memotong ketika siswa sedang memberikan pendapat

Peneliti dan observer (guru, kepala madrasah, dan pengawas yang diundang) melakukan pengamatan.

22 http://pengawas. disdikpurbalingga.info/ wp-content/ uploads /2015/04/ INDIKATOR-SEKOLAH- RAMAH-ANAK.pdf. Diakses tanggal 22 Januari 2016.

Page 15: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Volume 1, No. 1, Desember 2016 167

Dengan Pendekatan Saintifk erraraaan ramaa anak

Juga diberikan daftar pertanyaan kepada peserta didik. Komponen pertanyaan dengan indikator yang sama dengan instrumen pengamatan di atas.

temuan dan Pembahasan4.

Berikut ini deskripsi kegiatan pembelajaran ramah anak pada pelaksanaan tahap do lesson study di MTsN Bantul Kota sebagai berikut:

Nama Madrasah : MTsN Bantul Kota

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester : VIII/I

StandarKompetensi : Menampilkan Perilaku yang sesuai dengan Nilai-nilai Pancasila

Kompetensi Dasar : Menjelaskan Pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara

Indikator:kognitif

Mampu menjelaskan pengertian Pancasila sebagai dasar •NegaraMampu menjelaskan pengertian Pancasila sebagai •ideologiMampu menjelaskan fungsi ideologi Negara•

afektifMenampilkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang MahaEsa•Menghargai HAM•Cinta tanah air•Suka bermusyawarah•Memiliki sikap adil•

Psikomotorik Mampu mengemukakan ide dengan jelas•

Page 16: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

168 MUKADDIMAH: Jurnal Studi Islam

Nurul Kamilati

PendahuluanPengkondisian kelas,•Informasi tujuan pembelajaran•Apersepsi•

kegiatan intiGuru memberikan ilustrasi tentang konsep ideologi •melalui cerita tentang kekuatan berbagai ideologi yang mempengaruhi dunia. Berdasarkan informasi ini, peserta didik dapat menemukan pengertian ideologi.Peserta didik difasilitasi agar dapat mengajukan •pertanyaan.Peserta didik memberikan penegasan pengertian ideologi. •Guru membagi kelas menjadi 6 kelompok.•Guru memberikan tugas (tiap kelompok 2 ideologi).•Kelompok peserta didik mengidentifikasikan perbedaan •berbagai ideologi melalui membaca buku teks dan diskusi; guru membimbing.Kelompok menuliskan hasil diskusi di kertas plano dan •menempelkan di dinding kelas. Mempresentasikan hasil kerja kelompok•Mendiskusikan hasil kerja kelompok•Guru memberikan komentar dan penilaian hasil diskusi •kelompokGuru menjelaskan pengertian dasar dan ideology negara•Guru memberi penguatan pentingnya ideologi bagi suatu •negara.Guru menjelaskan sejarah singkat perumusan dasar •negara

PenutupBersama peserta didik menyimpulkan isi pesan materi •tentang pengertian ideologi dan dasar negara.

Page 17: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Volume 1, No. 1, Desember 2016 169

Dengan Pendekatan Saintifk erraraaan ramaa anak

Evalusi dengan mengerjakan soal-soal post-test.•Tindak lanjut : memberikan tugas peserta didik menulis •berbagai rumusan Pancasila menurut beberapa tokohDikumpulkan pada pertemuan berikutnya.•

Proses Pembelajaran Pendekatan Saintifik a. Berwawasan ramah anak pada Pembelajaran Lesson Study di mtsn Bantul kotaSemua indikator pembelajaran ramah anak terpenuhi pada

pembelajaran. Guru dapat memenuhi indikator pembelajaran ramah anak. Tahap kegiatan saintifik pada kegiatan inti pembelajaran, guru telah mampu melaksanakan dengan baik sesuai dengan yang dipersyaratkan dilakukan pada kegiatan saintifik tersebut. Selain itu juga telah dikembangkan sikap-sikap sosial.

Pengamatan terhadap pembelajaran sebagai berikut:Tahap Mengamati 1.

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik a. untuk mengamati penjelasan guru dengan menyimak sebaik-baiknya. Guru tidak langsung memberikan tugas kelompok, melainkan memberikan penghantar materi dengan mendefinisikan pengertian ideologi. Peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda-beda perlahan-lahan dapat menyesuaikan diri pada materi sehingga pembelajaran terasa nyaman (kesesuaian dengan indikator nomor 1). Guru menyampaikan dengan nada lembut dan memilih b. kata yang sopan (kesesuaian dengan indikator nomor 3).Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik c. memberikan komentar (kesesuaian dengan indikator nomor 7 dan 8). Peserta didik yang lain diminta untuk menyimak komentar d. teman (kesesuaian dengan indikator nomor 9)

Tahap Menanya2.

Page 18: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

170 MUKADDIMAH: Jurnal Studi Islam

Nurul Kamilati

Peserta didik dipersilakan mengajukan pertanyaan, guru a. menawarkan dengan sopan dan mendorong agar berani bertanya (kesesuaian dengan indikator nomor 3,4). Sebelum mengajukan pertanyaan, peserta didik b. mengangkat tangan dan berbicara setelah dipersilakan (kesesuaian dengan indikator nomor 7).Peserta didik berbicara dengan sopan (kesesuaian dengan c. indikator nomor 8).

Tahap Mencoba3. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. a. Bedasarkan pengamatan ketika tahap plan, pembentukan kelompok telah mempertimbangkan komposisi kemampuan peserta didik (tinggi-sedang-rendah) (kesesuaian dengan indikator nomor 1 dan 3).Jenis kelamin anggota kelompok bercampur laki-laki b. dan perempuan. Berdasarkan pengamatan hal ini tidak menimbulkan masalah, ditunjukkan dengan hasil pekerjaan kelompok yang dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia dan hasil perolehan individu yang rata-rata baik. Ketika diajukan pertanyaan kepada peserta tentang nyaman tidaknya berada dalam kelompok, hanya 2 (dua) peserta perempuan yang menyatakan tidak nyaman. Informasi lanjutan, ternyata keduanya memiliki hubungan cinta dengan siswa laki-laki yang kebetulan menjadi anggota kelompoknya (kesesuaian dengan indikator nomor 5).Guru memberikan tugas kelompok untuk mencapai c. kompetensi pengetahuan sekaligus mengembangkan sikap sosial bekerjasama (kesesuaian dengan indikator nomor 4).Memberikan tugas kelompok menyenangkan bagi peserta d. didik. Kegiatan ini tidak menimbulkan tekanan yang tinggi karena peserta didik dapat menyelesaikan bersama-sama.

Page 19: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Volume 1, No. 1, Desember 2016 171

Dengan Pendekatan Saintifk erraraaan ramaa anak

Peserta didik yang berkemampuan kurang dapat belajar dari peserat didik yang berkemampuan tinggi. Sebaliknya, yang berkemampuan tinggi memperoleh manfaat karena mendapatkan kesempatan membantu teman dan memiliki pemahaman yang semakin baik (kesesuaian dengan indikator nomor 5).Interaksi kelompok berlangsung baik karena telah e. dipilih ketua kelompok yang berasal dari peserta didik berkemampuan tinggi (kesesuaian dengan indikator nomor 5).

Tahap Menalar4. Peserta didik dipersilakan menuliskan hasil diskusi berupa a. ringkasan perbedaan di kertas plano (dapat berupa narasi atau peta konsep) (kesesuaian dengan indikator nomor 3).

Tahap Mengkomunikasikan5. Semua anggota kelompok mendapatkan kesempatan a. presentasi, tidak harus ketua kelompok. Peserta didik bebas menyampaikan hasil, siapa pun tanpa terikat sebagai ketua kelompok (kesesuaian dengan indikator nomor 4,5, dan 10).Sebelum peserta didik menyampaikan hasil kerja b. kelompok, guru mengingatkan agar semua peserta didik fokus memperhatikan presentasi (kesesuaian dengan indikator nomor 9).Guru memberikan kesempatan peserta didik yang c. presentasi untuk menyelesaikan, guru tidak memotong (kesesuaian dengan indikator nomor 6).Memberikan komentar yang membangkitkan harga diri d. peserta didik, tidak mencela (kesesuaian dengan indikator nomor 11).

Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran dari kegiatan pendahuluan sampai dengan penutup, tidak ditemukan adanya guru

Page 20: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

172 MUKADDIMAH: Jurnal Studi Islam

Nurul Kamilati

memberikan ancaman dan kekerasan, sehingga indikator nomor 2 terpenuhi.

tanggapan Peserta Didik tentang Pembelajaran b. Berwawasan ramah anak pada Pembelajaran Lesson Study di mtsn Bantul kotaData tanggapan peserta didik terhadap proses pembelajaran

pelaksanaan open class diperoleh data sebagai berikut:tabel 2. Data Tanggapan Peserta Didik tentang Pembelajaran

Berwawasan Ramah Anak

No. Komponen 1 2 3

A. Perasaan tidak dibedakan oleh guru dari teman lain

0 10 25

B. Tidak mengalami kekerasan guru 0 0 35

C. Tidak mengalami kekerasan teman sekelas 2 1 32

D. Perasaan nyaman berada dalam kelas 0 2 33

E. Perasaan senang dalam belajar 0 3 32

F. Perasaan bebas menyampaikan ide dan gagasan 4 5 26Keterangan:1 = tidak mengalami2 = mengalami sebagian3 = mengalami

Page 21: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Volume 1, No. 1, Desember 2016 173

Dengan Pendekatan Saintifk erraraaan ramaa anak

Data di atas digambarkan dalam grafik berikut:grafik 1. Tanggapan Peserta Didik terhadap Pembelajaran

Berwawasan Ramah Anak

Pada semua komponen memiliki zona hijau yang melampaui zona biru dan merah. Artinya, tanggapan sebagian besar peserta didikmengalami pembelajaran berwawasan ramah anak.

kesimpulanC. Proses pembelajaran 1. lesson study di MTsN Bantul Kota telah menggunakan pendekatan saintifik berwawasan ramah anak yang ditunjukkan dengan telah terpenuhinya semua indikator pembelajaran ramah anak.Tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran yang 2. dilaksanakan adalah mereka mengalami pembelajaran ramah anak selama pembelajaran.

Page 22: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

174 MUKADDIMAH: Jurnal Studi Islam

Nurul Kamilati

Daftar PUStaka

Arif, Mahmud , “Sketsa Sejarah, Geliat, dan Dinamika Peran Madrasah dalam Merespons Tantangan Pendidikan Islam: Dilema Madrasah dalam Kancah Pendidikan dan Peran Kontributif Madrasah Berbasis Pesantren (MBP)”, dalam Nizar Ali & Sumedi, Antologi Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2012.

Direktorat Pendidikan Madrasah, Madrasah Prestasiku-Madrasah Pilihanku, Jakarta: Ditdikmad, 2015.

Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak.

__________, Kebijakan Pengembangan Sekolah Ramah Anak, Jakarta: Deputi Bidang Tumbuh Kembang, 2014.

Pelita, Panduan untuk Lesson Study Berbasis MGMP dan Lesson Study Berbasis Sekolah. Jakarta : International Development Center of Japan, 2009.

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tetang Standar

Nasional Pendidikan.Perserikatan Bangsa-Bangsa, Konvensi tentang Hak-hak Anak

Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 20 November 1989.Sato, Manabu, “Tantangan yang Harus Dihadapi Sekolah” dalam

Pelita Counterpart Training in Japan 2010-June-Lesson Study Course. Tokyo: JICA, 2010.

Page 23: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

Volume 1, No. 1, Desember 2016 175

Dengan Pendekatan Saintifk erraraaan ramaa anak

Sato, Masaaki, Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama: Praktek Learning Community, Jakarta: Pelita, 2012.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

UNICEF, Manual Child Friendly Schools, New York: UNICEF’s Division of Communication, 2006.

http://www.azimpremjifoundation.org/Child_Friendly_School. Diakses tanggal 21 Januari 2016.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran#Pembelajaran_dalam_dunia_pendidikan. Diakses 21 Januari 2016.

h tt p : / / p e n g a w a s . d i s d i k p u r b a l i n g g a . i n f o / w p - n t e n t /uploads/2015/04/INDIKATOR-SEKOLAH-RAMAH-ANAK.pdf. Diakses tanggal 22 Januari 2016.

Page 24: Dengan PenDekatan Saintifik BerwawaSan ramah anak

176 MUKADDIMAH: Jurnal Studi Islam

Nurul Kamilati