BAB II SIA

25
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Bodnar  (2004 : 1) adalah  An accounting information sistem is a collection of resource, such as people and equipment, designed to transform financial and other data into information”. Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Barry E. Chusing dalam Midjan dan Susanto (2001 : 30) adalah “Sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat sumber daya manusia dan modal dalam suatu organisasi yang dibangun untuk menyajikan informasi keuangan yang diperoleh dari  pengumpulan dan pemerosesan data keuangan ”. Widjajanto (2001 : 41) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah ”Susunan berbagai fomulir, catatan, peralatan, termasuk komputer dan  perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen” . Berdasarkan teori di atas maka akan disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi dibangun untuk menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan  pihak manajemen, yang diperoleh dari pengumpulan dan pemrosesan data Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II SIA

Page 1: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 1/25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Tinjauan Teoritis

1.  Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Bodnar (2004 : 1) adalah

“  An accounting information sistem is a collection of resource, such as people

and equipment, designed to transform financial and other data into information”.

Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Barry E. Chusing  dalam 

Midjan dan Susanto (2001 : 30) adalah “Sistem informasi akuntansi merupakan

seperangkat sumber daya manusia dan modal dalam suatu organisasi yang

dibangun untuk menyajikan informasi keuangan yang diperoleh dari

pengumpulan dan pemerosesan data keuangan”.

Widjajanto  (2001 : 41) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi

adalah ”Susunan berbagai fomulir, catatan, peralatan, termasuk komputer dan

perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan laporan yang

terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data

keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen”.

Berdasarkan teori di atas maka akan disimpulkan bahwa sistem informasi

akuntansi dibangun untuk menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan

pihak manajemen, yang diperoleh dari pengumpulan dan pemrosesan data

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 2/25

keuangan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar bagi perusahaan untuk 

mencapai tujuan.

a.  Unsur-unsur Sistem informasi Akuntansi

Unsur-unsur sistem informasi akuntansi menurut Barry E. Chusing 

yang dialih bahasakan oleh Kosasih (2007 : 24) adalah sebagai berikut :

1). Sumber daya manusia

2). Peralatan3). Formulir

4). Catatan5). Prosedur

6). Laporan

1). Sumber daya manusia

Sistem informasi akuntansi membutuhkan sumber daya untuk 

dapat berfungsi. Sumber daya dapat diklasifikasikan sebagai alat, data,

bahan pendukung, sumber daya manusia dan dana. Sistem informasi

akuntansi pada umumnya diberi nama menurut sumber daya manusia

yang digunakan. Suatu sistem informasi akuntansi-akuntansi manual.

Jika suatu sistem informasi akuntansi melibatkan penggunaan

komputer dan perlengkapan-perlengkapannya dinamai sistem

informasi akuntansi dengan komputer (computer based accounting

information sistem). Manusia merupakan unsur sistem informasi

akuntansi yang berperan dalam pengambilan keputusan dan

mengendalikan jalannya sistem informasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 3/25

2). Peralatan

Peralatan merupakan unsur sistem informasi akuntansi yang

berperan dalam mempercepat pengolahan data, meningkatkan

ketelitian kalkulasi atau perhitungan dan kerapihan bentuk informasi

3). Formulir

Formulir merupakan unsur pokok yang digunakan untuk mencatat

semua trasnsaksi yang tejadi. Formulir sering disebut dengan istilah

dokumen. Karena dengan formulir peristiwa yang terjadi dalam

organisasi direkam (didokumentasikan) diatas secarik kertas.

Menurut Barry E. Chusing dalam Kosasih (2007 : 81) formulir

terdiri dari 4 bagian pokok, yaitu:

(1) Pengenalan (introduction)

Pengenalan disajikan pada bagian atas formulir dan harus

memuat judul formulir dan nomor formulir.(2) Instruksi (Instruction)

Instruksi terdiri dari dua jenis, yaitu bagaimana mengisi

formulir dan apa yang harus dikerjakan terhadap formulirsetelah selesai pengisian.

(3) Isi Utama (main body) Informasi yang berhubung secara logis harus digolongkan

bersama-sama pada formulir dengan memakai kolom dan tandabatas persegi (box)) yang digunakan sebanyak mungkin untuk 

menyediakan ruang (spasi) bagi data yang dicatat.(4) Kesimpulan (conclusion)

Kesimpulan disajikan pada bagian bawah formulir. Bagian iniharus memberikan ruang (spasi) yang cukup untuk menyangkut

diposisi akhir dan atau persetujuan akhir transaksi yang dicatatpada formulir termasuk tanda tangan persetujuan dan

tanggalnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 4/25

4). Catatan

Catatan terdiri dari :

a). Jurnal

Merupakan catatan akuntansi yang pertama digunakan untuk 

mecatat, mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dan data

yang lainnya.

b). Buku besar

Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas

data keuangan yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal.

5). Prosedur

Prosedur merupakan urutan atau langkah-langkah untuk 

menjalankan suatu pekerjaan, tugas atau kegiatan. Biasanya

melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang

dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam atas transaksi

perusahaan yang terjadi berulang. Prosedur-prosedur yang termasuk 

dalam kegiatan persediaan bahan baku adalah sebagai berikut :

a). Prosedur Pembelian Persedian Bahan Baku

Pimpinan bagian produksi memberitahukan kepada bagian

pembelian mengenai bahan baku apa saja yang harus dibeli, berapa

banyak dan pada waktu mana harus dipesan, dengan menyerahkan

surat atau daftar permintaan pembelian (purchase order). Bagian

pembelian akan mengurus pesanan dan pembeliannya sampai barang-

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 5/25

barang tersebut diterima. Setelah permintaan pesanan datang dari

bagian produksi, maka bagian pembelian mengirimkan surat pesanan

(purchase order) kepada calon supplier. Isi dari surat pesanan ini

adalah :

(1) Kuantitas pesanan yang harus dibeli

(2) Spesifikasi barang yang dipesan

(3) Taksiran barang yang harus dibeli

(4) Tanggal berapa barang tersebut diharapkan datang

b). Prosedur Penerimaan Persedian Bahan Baku

Setelah supplier  mengirimkan barang yang dipesan, maka

bagian penerimaan akan memeriksa apakah barang yang diterima

tersebut sesuai dengan yang dipesan. Setelah diperiksa, maka bagian

ini memberikan laporan kepada bagian pembelian. Barang yang telah

diperiksa dan terbukti sesuai dengan pesanan diteruskan ke bagian

penyimpanan. Laporan penerimaan barang dibuat dalam beberapa

rangkap (copy) yang antara lain dikirimkan ke :

a.  Bagian pembelian

b.  Bagian akuntansi (untuk inventory records) 

c.  Bagian Gudang

Di samping pengiriman barang yang dipesan, maka supllier  

  juga akan mengirimkan faktur pembelian yang diterima oleh bagian

pembelian dan diteruskan kepada bagian pembukuan/akuntansi.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 6/25

c). Prosedur Penyimpanan dan Pengeluaran Persediaan Bahan Baku

Pada bagian ini barang yang telah diterima harus dikelompokan

menurut jenis, ukuran dan sifatnya. Selanjutnya apabila bagian produksi

memerlukan bahan baku tersebut untuk proses produksinya, maka

bagian ini mengirimkan :

(1)  Surat permintaan pemakaian bahan baku kepada bagian gudang

(2)  Rangkap (copy) dari surat permintaan ini dikirimkan pula

kebagian pembukuan atau akuntansi untuk dipakai dalam

pencatatan perubahan persediaan (inventory records) dan

pencatatan akuntansi biaya.

Dengan adanya surat permintaan pemakaian bahan ini, maka :

(1)  Bagian gudang mengeluarkan bahan baku yang diminta oleh

bagian produksi.

(2)  Bagian akuntansi akan mencatat pengurangan jumlah bahan

baku serta pembebanan pada biaya produksi.

6). Laporan

Hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah laporan

keuangan dan laporan manajemen. Suatu laporan dihasilkan untuk 

kepentingan para pengguna (user) yang berlainan, semuanya

tergantung dari laporan apa yang dibutuhkan para pengguna tersebut.

Maka diharapkan laporan tersebut dapat memberikan gambaran yang

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 7/25

memadai bagi pihak yang memerlukan dan bagi pihak yang

menggunakan terutama di dalam pengambilan sebuah keputusan.

Bagian Gudang Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal

Dari Bagian Penerimaan

Via bagian Piutang

Gambar 2.1 : Bagan Alir dokumen sistem informasi akuntansi persediaanSumber : Mulyadi (2003: 568)

LaporanPenerimaan

Barang

Kartu

Gudang N

Diterima dari

Bagian Penerimaan

LPB

Memo

Kredit

Mengisiharga pokok 

barang pada

memo kredit

LPB

Memo

Kredit

Kartu

Persediaan 1

1

LPB

Memo

Kredit

N

Kartu

GudangSelesai

Mulai

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 8/25

b). Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Dalam merancang suatu sistem setiap perusahaan berupaya agar

kegiatan usahanya berjalan dengan lancar sesuai dengan yang

direncanakan. Setiap perusahaan hendaknya mengantisipasi agar dalam

menghadapi para pesaingnya, sehingga perusahaan dapat

mempertahanakan keberadaannya.

Kebutuhan akan adanya sistem informasi akuntansi yang dapat

memenuhi tujuan tersebut semakin berkembang, sejalan dengan semakin

banyaknya permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan akan mencapai

tujuan utama perusahaan. Sistem informasi harus dapat memenuhi

fungsinya. Dalam memenuhi fungsinya sistem informasi akuntansi harus

mempunyai tujuan untuk memberikan informasi berupa laporan kepada

pihak manajemen yang berguna sebagai dasar bagi perusahaan dalam

mengambil keputusan.

Tujuan utama sistem informasi akuntansi menurut Wilkinson

(2000: 8) adalah sebagai berikut “To provide accounting information to a

wide variety of users”.

Sedangkan tujuan spesifik sistem informasi akuntansi menurut

Wilkinson (2000 : 8) adalah sebagai berikut :

2)  To support the Day-To-Day-Operator 

3)  To support decision making by internal decision making.

4)  To fulfill obligation relating to steward ship

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 9/25

Jadi tujuan sistem informasi akuntansi dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) 

Untuk memberikan sistem informasi yang cepat.

2)  Untuk memberikan informasi yang efisien.

3)  Untuk memberikan informasi akuntansi yang dapat dipercaya

keandalannya.

4)  Untuk memberikan informasi akuntansi yang berguna untuk 

perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan manajemen.

Menurut La Midjan Azhar dan  Susanto (2001 : 30) fungsi utama

sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : “Mendorong seoptimal

mungkin agar dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi yang

berkualitas yaitu informasi yang tepat waktu, relevan, akurat (dapat

dipercaya) dan lengkap yang secara keseluruhan informasi akuntansi

tersebut mengandung arti dan berguna”. 

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi

akuntansi harus berguna, tepat waktu dan relevan untuk pengambilannya

keputusan, serta meningkatkan pelayanan dalam memberikan informasi yang

berguna bagi pihak manajemen dalam rangka mencapai tujuan suatu

perusahaan.

2. Pengertian Persediaan Bahan Baku

Menurut Fess dan Warren (2005 : 255) pengertian persediaan bahan baku

adalah “Inventory is used to indicate (1) merchandise held for sale in the normal

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 10/25

course of business, and (2) matrelias in the process of production or held for 

 production.”

Pengertian persediaan bahan baku menurut Assauri  (2009 : 171) adalah

“Persediaan barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses prroduksi,

barang mana dapat diperoleh dari sumber-sumber ataupun dibeli dari supllier

atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang

menggunakannya”.

Pengertian persediaan bahan baku menurut Ikatan Akuntan Indonesia

(2009 : 14.2) adalah “ Persediaan adalah aktiva :

1)  Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal ;

2)  Dalam proses produksi atau dalam perjalanan ;

3)  Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapannya (supllier) untuk 

digunakan dalam proses pemberian jasa”.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan

bahan baku merupakan aktiva berwujud yang digunakan dalam proses produksi

atau pemberian jasa yang diperoleh dari sumber-sumber ataupun dibeli dari

supllier bagi perusahaan yang menggunakannya.

a.  Sistem Pencatatan Persediaan Bahan Baku

Menurut Midjan dan Susanto (2001 : 154) terdapat dua sistem pencatatan

persediaan, yaitu :

1)  Perpetual Inventory System

2)  Periodical (physical) Inventory System 

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 11/25

Kedua sistem pencatatan persediaan bahan baku di atas akan diuraikan

sebagai berikut :

1)  Perpetual Inventory System

Dalam hal ini pencatatan atas transaksi persediaan dilaksanakan setiap

waktu, baik terhadap pemasukan maupun pengeluaran. Sistem ini dilaksanakan

untuk barang-barang yang bernilai agak tinggi atau untuk barang yang mudah

untuk dicatat terutama pemakaian dan pengeluaran di gudang.

2) Periodical (physical) Inventory System 

Pencatatan atas transaksi persediaan hanya untuk pembelian. Pemakaian

tidak dicatat dan biasanya tidak menggunakan bon pemakaian atau pengeluaran

barang. Pada akhir tahun diadakan inventarisasi fisik untuk mengetahui sisa

persediaan, selisihnya sebagai pemakaian atau pengeluaran dimasukkan ke dalam

harga pokok penjualan atau produksi. Metode ini sangat tepat untuk barang-

barang bernilai rendah atau secara teknis sulit untuk dicatat pemakaian atau

pengeluarannya, misalnya peniti, baut, pasir dan lain-lain.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan kedua sistem

pencatatan ini tergantung pada jenis dan nilai persediaan. Untuk persediaan

bernilai rendah digunakan sistem periodikal, sedangkan untuk persediaan bernilai

tinggi digunakan sistem persediaan perpetual.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 12/25

b. Metode Penilaian Persediaan Bahan Baku

Menurut ketentuan Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 147.7) metode

penilaian persediaan yang dapat digunakan untuk menghitung harga pokok 

adalah sebagai berikut :

1) Metode FIFO (First In First Out)

2) Metode LIFO (Last In First Out)

3) Metode Harga Rata-Rata (Average Cost)

Ketiga metode penilaian persediaan bahan baku di atas akan diuraikan

sebagai berikut :

1) Metode FIFO (First In First Out)

Dalam metode ini biaya dibebankan sesuai dengan biaya yang

sebenarnya timbul. Prinsip dasar metode ini adalah barang yang

pertama kali masuk dikeluarkan terlebih dahulu. Jadi setiap kali ada

penjualan barang, harga pokok barang yang keluar dinilai

berdasarkan harga pokok pembelian barang yang lebih awal

masuknya dan harga pokok persediaan barang yang masih ada dinilai

berdasarkan harga pokok pembelian terakhir.

2) Metode LIFO (Last In First Out)

Metode ini menganggap bahwa biaya terakhir akan diperhitungkan

terhadap penjualan yang terjadi. Prinsip dasar dari metode ini adalah

barang yang terakhir masuk atau diterima, dikeluarkan terlebih

dahulu, karena itu persediaan yang masih ada dinilai dengan harga

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 13/25

pokok dari pembelian barang terlebih dahulu, sedangkan pengeluaran

barang dinilai dengan harga pokok dari pembelian terakhir.

3) Metode Harga Rata-Rata (Average Cost)

Dalam metode ini, baik barang yang telah terjual maupun yang masih

ada, dinilai berdasarkan harga pokok rata-rata yang berlaku dalam

periode yang bersangkutan. Jadi metode ini menganggap semua unit

persediaan tercampur. Suatu biaya rata-rata diperoleh dengan

membagi jumlah harga barang yang tersedia selama satu periode

dengan jumlah barangnya. Biaya rata-rata ini dipergunakan untuk 

menghitung nilai persediaan dari harga pokok barang yang dijual.

Dari ketiga metode penilaian persediaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pihak manajemen bebas menggunakan metode penilaian mana saja asalkan yang

sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan, tetapi penerapan metode penilaian

persediaan tetap harus dilakukan secara konsisten.

3. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku

Sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku merupakan salah satu

bagian dari sistem informasi akuntansi yang berperan penting dalam mencapai

tujuannya. Sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku merupakan salah

satu cara untuk menyajikan suatu informasi mengenai persediaan bahan baku

kepada pihak manajemen di dalam suatu perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 14/25

Sedangkan tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi persediaan yang

terdiri dari sistem dan prosedur persediaan menurut Midjan dan Susanto (2001 :

150) adalah untuk dapat menangani hal-hal sebagai berikut:

a.  Sebagian besar kekayaan perusahaan dagang dan industri pada

umumnya tertanam dalam persediaan, oleh karenanya perlu disusunsistem dan prosedurnya agar persediaan selain dapat ditingkatkan

efisiensinya, juga dapat ditingkatkan efektivitasnya.b.  Persediaan bagi perusahaan dagang dan industri harus diamankan dari

kemungkinan pencurian, terbakar, kerusakan dan lain-lain demimempertahankan kontinuitas perusahaan.

c. 

Perusahaan harus ditangani dengan baik, selain penyimpanan danpengeluarannya juga pemasukannya ke perusahaan. Kesalahan dalam

pemasukan yang disebabkan karena harga dan kualitas akanmempengaruhi baik terhadap hasil produksi juga terhadap harga pokok 

penjualannya.

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan yang ada di dalam

perusahaan sudah seharusnya ditangani dengan baik oleh pihak yang

bertanggungjawab dalam menanganinya, karena sebagian besar kekayaan

perusahaan itu tertanam dalam persediaan perusahaan. Oleh karena itu,

diperlukan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku sebagai alat bantu

dalam pencapaian tujuan perusahaan.

4. Kelancaran Proses Produksi

a) Pengertian Kelancaran

Pengertian kelancaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 :

633) adalah “Lancar adalah melaju dengan cepat atau bergerak maju dengan

cepat. Sedangkan kelancaran adalah keadaan lancarnya (sesuatu)

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 15/25

pembangunan sangat bergantung pada sarana, tenaga dan biaya yang

tersedia”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bawa kelancaran

merupakan suatu keadaan di mana sesuatu berjalan dengan lancar, bergerak 

maju dengan cepat dan sangat bergantung pada sarana, tenaga dan biaya yang

tersedia, sehingga pelaksanaan yang diharapkan dapat terjamin.

b) Pengertian Proses Produksi

Dalam kehidupan sehari-hari banyak terdapat barang atau jasa yang

diperjualbelikan dan dikonsumsi oleh masyarakat. Barang atau jasa tersebut

ada yang diperjualbelikan dan dapat langsung dikonsumsi tetapi ada yang

perlu diolah lebih lanjut untuk dijadikan barang lain. Adanya barang atau jasa

ini tidak mungkin timbul dengan sendirinya tanpa kegiatan proses produksi.

Ini berarti harus ada aktivitas yang dimaksudkan untuk menambah atau

menciptakan kegunaan suatu barang atau jasa tersebut. Aktivitas itulah yang

sebenarnya merupakan suatu proses tersebut.

Seluruh perusahaan yang berproduksi untuk menghasilkan satu atau

beberapa macam barang tentu akan memerlukan bahan baku untuk 

pelaksanaan proses produksinya. Pada umumnya, baik dan buruknya kualitas

bahan baku tersebut akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap

kualitas produk akhir dari perusahaan yang bersangkutan.

Untuk pengadaan bahan baku akan mengadakan pemesanan atau

pembelian kepada perusahaan-perusahaan lain (sebagai perusahaan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 16/25

pemasok/ supplier ). Dari beberapa perusahaan pemasok ini, belum tentu

semuanya dapat memnuhi persyaratan sebagaimana yang telah ditentukan

oleh perusahaan, baik dari segi persediaan bahan baku, waktu pengiriman

bahan serta kualitas bahan baku yang dikirim tersebut. Oleh karena itu, maka

sebaiknya perusahaan yang bersangkutan ini dapat melaksanakan seleksi

sumber bahan baku sehingga bahan baku yang diperolehnya akan mempunyai

kualitas yang memadai dengan harga yang cukup murah pula.

Dalam perusahaan industri, proses pproduksi merupakan aktivitas

utama. Di mana dalam proses produksi terjadi perubahan kegunaan dan

bentuk dari bahan baku menjadi barang jadi.

Definisi proses produksi menurut Assauri (2009 : 75) adalah “Proses

produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan

atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada”.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses produksi

merupakan suatu aktivitas yang berupa kerjasama antara tenaga kerja, mesin,

bahan-bahan dan dana untuk menambah kegunaan dari suatu barang atau jasa.

c) Unsur-Unsur Kelancaran Proses Produksi

Kelancaran proses produksi merupakan salah satu tujuan yang sangat

diharapkan perusahaan terutama pada perusahaan yang melakukan kegiatan

produksi. Suatu proses produksi dapat dikatakan lancar apabila proses

produksi tersebut tidak mengalami hambatan dalam memproduksi suatu

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 17/25

barang, sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan

kuantitas dan kualitas yang direncanakan serta hasil dari proses produksi dapat

selesai tepat pada waktunya.

Proses produksi dapat dikatakan lancar jika ditunjang oleh unsur-unsur

proses produksi. Pengoperasian sistem produksi dan operasi tersebut menurut

Assauri (2009 : 18) mencakup :

1)  Penyusunan rencana produksi dan operasi.

2) 

Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan.3)  Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan.

4)  Pengendalian mutu.5)  Manajemen tenaga kerja (sumber daya manusia).

Berikut ini merupakan uraian dari unsur-unsur kelancaran proses

produksi di atas :

1)  Penyusunan rencana produksi dan operasi.

Kegiatan pengoperasian sistem produksi dan operasi harus dimulai

dengan penyusunan produksi dan operasi. Dalam rencana produksi dan

operasi harus tercakup penetapan target produksi, scheduling, routing,

dispatching, dan  follow-up. Perencanaan kegiatan produksi dan operasi

merupakan kegiatan awal dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi.

2)  Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan.

Kelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat ditentukan dan

kelancaran tersedianya bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi produksi

dan operasi tersebut. Kelancaran tersedianya bahan atau masukan bagi

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 18/25

produksi dan operasi ditentukan baik tidaknya pengadaan bahan serta rencana

dan pengendalian persediaan yang dilakukan.

3)  Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan.

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi dan operasi

harus selalu terjamin tetap tersedia untuk dapat digunakan, sehingga

dibutuhkan adanya kegiatan pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan

ini akan dicakup tentang penting dan penerapan dari kegiatan pemeliharaan

atau perawatan, macam macam kegiatan pemeliharaan atau perawatan, syarat-

syarat bagi terlaksananya kegiatan pemeliharaan atau perawatan yang efektif 

dan efisien, serta proses pelaksanaan kegiatan pemeliharaan atau perawatan

mesin dan peralatan.

4)  Pengendalian mutu.

Terjaminnya hasil atau keluaran dari proses produksi dan operasi

menentukan keberhasilan dari pengoperasian sistem produksi dan operasi.

Dalam rangka ini perlu dipelajari kegiatan pengendalian mutu yang harus

dilakukan agar keluaran dapat terjamin mutunya. Pembahasan yang tercakup

dalam pengendalian mutu adalah maksud dan tujuan dari kegiatan

pengendalian mutu, proses kegiatan perencanaan dan pengendalian mutu,

peran pengendalian mutu, peran pengendalian proses dan produk dalam

pengendalian mutu, teknik dan peralatan pengendalian mutu, serta

pengendalian mutu secara statistik (statistical quality control).

5) Manajemen tenaga kerja (sumber daya manusia).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 19/25

Pelaksanaan pengoperasian sistem produksi dan operasi ditentukan oleh

kemampuan dan keterampilan para tenaga kerja atau sumber daya

manusianya. Dalam pembahasan manajemen tenaga kerja atau sumber daya

manusia akan mencakup pengelolaan tenaga kerja dalam produksi dan

operasi, desain tugas dan pekerjaan, serta pengukuran kerja (work 

measurement). 

Jadi dengan adanya unsur-unsur kelancaran proses produksi di atas

diharapkan dapat memenuhi kuantitas produk yang diperlukan pada waktu

yang tepat, sesuai dengan total biaya minimum serta sesuai dengan kualitas

yang diminta oleh konsumen.

5. Prinsip Pengendalian Internal pada Proses Produksi

Kepala produksi tidak dapat mengawasi secara keseluruhan jalannya proses

produksi, untuk itu diperlukan adanya suatu pengendalian internal pada proses

produksi. Prinsip pengendalian internal yang harus ada pada proses produksi

menurut Midjan dan Susanto (2001 : 219) adalah sebagai berikut :

a)  Harus terdapat organisasi intern yang memadai di mana terdapat

pemisahan fungsi dan pembagian kerja yang baik dan tegas di antara :(1)  Fungsi perencanaan produksi dan pengawasan produksi oleh biro

produksi (PPC).(2)  Fungsi pelaksanaan produksi oleh bagian produksi/pabrik.

(3) 

Fungsi penyimpanan bahan baku dan hasil produksi oleh gudangdan hasil jadi.

(4)  Fungsi pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi dalamproses produksi oleh bagian akuntansi produksi/biaya.

b)  Terdapat sistem pencatatan, prosedur, metode dan pelaporan yangmemadai dalam proses produksi.

c)  Terdapat standar/norma dan budget dalam pemakaian bahan, jam kerjadan jam mesin berikut hasil produksinya.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 20/25

d)  Terdapat pengawasan atas proses produksi (on the jon control) yang

sedang berjalan maupun hasil akhir (inspection, quality control). 

e) 

Bagian inspection dan quality control harus sendiri di luar bagianpembelian, bahan penjualan maupun pabrik dan memegang fungsi staf.Dapat juga bagian inspection dan quality control berada pada biro

produksi.

6. Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku dalam

Menunjang Kelancaran Proses Produksi

Dalam perusahaan industri persediaan bahan baku meliputi bahan baku

yang dibeli dan dipakai untuk diproses kembali dalam proses produksi yang

berhubungan dengan kegiatan usaha normal. Persediaan bahan baku merupakan

aktiva lancar yang sangat mempengaruhi kelancaran operasi perusahaan industri,

sehingga harus dikendalikan secara baik, dalam hal ini sistem informasi

akuntansi persediaan bahan baku yang merupakan subsistem dari sistem

infromasi akuntansi secara keseluruhan merupakan alat bantu manajemen untuk 

melaksanakan kelancaran proses produksi.

Proses produksi dapat dikatakan lancar, jika ditunjang oleh unsur-unsur

proses produksi. Pengoperasian sistem produksi dan operasi tersebut menurut

Assauri (2009 : 18) mencakup :

a.  Penyusunan rencana produksi dan operasi.b.  Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan.

c. 

Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan.d.  Pengendalian mutu.

e.  Manajemen tenaga kerja (sumber daya manusia).

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 21/25

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penekanan peran sistem

informasi akuntansi persediaan bahan baku dalam menunjang proses produksi

ada pada perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan baku.

Fungsi yang berkaitan dengan siklus konversi produk menurut Wilkinson

(2005 : 253) adalah :

a.  Melaksanakan perencanaan produksi strategis.

b.  Mendapatkan dan mengelola persediaan bahan baku.c.  Mengawali proses produksi.

d. 

Menyelenggarakan dan mengendalikan operasi produksi.e.  Menyelesaikan dan mentransfer barang jadi.

f.  Menyusun laporan keuangan.

Dengan adanya sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku akan

membantu perusahaan dalam mengelola persediaannya, sehingga arus

pemindahan persediaan bahan baku akan jelas melalui informasi yang membuat

ketersediaan bahan baku untuk berjalannya proses produksi yang lancar. Sistem

akuntansi yang berkaitan dengan pengelolaan persediaan adalah sistem akuntansi

pembelian, sistem akuntansi persediaan dan sistem akuntansi hutang.

Tujuan dari sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku menurut

Midjan dan Susanto (2009 : 120) diantaranya adalah :

a.  Agar dapat mempertahankan kontinuitas usaha dan perusahaan.b.  Agar dapat merencanakan persediaan, dikarenakan apabila kualitas

persediaan bahan baku yang dibeli menyimpang atau kurang, akanmempengaruhi kualitas atas hasil produksi yang menggunakan bahan

baku tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 22/25

Sedangkan untuk tujuan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku

menurut Midjan dan Susanto (2009 : 149) adalah untuk menciptakan informasi

dan pengendalian persediaan bahan baku melalui :

a.  Adanya prosedur penerimaan barang.

b.  Adanya prosedur penyimpanan dan pengeluaran barang.c.  Adanya fasilitas gudang.

d.  Adanya metode penilaian persediaan.e.  Adanya kartu persediaan.

f.  Adanya metode pencatatan persediaan.g.  Adanya pengendalian persediaan melalui penghitungan reorder point .

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem informasi akuntansi

persediaan bahan baku yang memadai maka proses produksi akan berjalan

dengan lancar, sehingga sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku

berperan dalam menunjang kelancaran proses produksi.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

1. Irma Yanti Hutagaol (2008)

Judul penelitian “Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Dengan

Menggunakan Electronic Data Processing (EDP) Pada PT. Rajawali Nusindo

Cabang Medan”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan sistem

informasi akuntansi persediaan perusahaan dengan menggunakan pengolahan

data akuntansi secara komputer (electronic data processing) telah berjalan secara

efektif dan efisien?”.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 23/25

Kesimpulan : Hasil perhitungan statistik rata-rata (mean) dalam menilai

efektifitas dan efisiensi penerapan sistem informasi akuntansi persediaan dengan

menggunakan electronic data processing (EDP) menunjukkan nilai X sebesar =

4,085 yang berarti penerapan sistem informasi akuntansi persediaan dengan

menggunakan electronic data processing (EDP) pada PT.Rajawali Nusindo

Cabang Medan telah berjalan secara efektif dan efisien.

2.  Paulus Kristianto Kurniawan (2008)

Judul Penelitian “Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Alat-Alat

Medis Dalam Menunjang Keefektifan Pengelolaan Persediaan Alat-Alat Medis

Studi Kasus Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung”

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : ”Sejauh mana sistem informasi

akuntansi persediaan yang diterapkan pada Sakit Santo Borromeus Bandung

menunjang tercapainya efektivitas pengelolaan persediaan alat-alat medis?”

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi persediaan yang

diterapkan pada Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung sudah cukup

menunjang dalam tercapainya efektivitas pengelolaan persediaan alat-alat medis,

namun Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung dalam mengelola persediaan

alat-alat medis sebaiknya menggunakan sistem komputerisasi yang maksimal. 

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 24/25

C. Kerangka Konseptual

Pada dasarnya setiap perusahaan, khususnya perusahaan industri selalu

membutuhkan persediaan, karena tanpa adanya persediaan maka para pengusaha

dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat

memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan dan atau meminta barang atau jasa

yang dihasilkan.

Istilah persediaan, umumnya ditujukkan pada barang-barang yang dimiliki

perusahaan untuk dijual kembali dalam operasi normal perusahaan. Persediaan sangat

penting bagi perusahaan karena berfungsi menghubungkan antara operasi yang

berurutan dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen

secara tepat waktu. Hal ini dapat mempermudah dan memperlancar jalannya operasi

perusahaan, sehingga keuntungan yang diharapkan itu lebih besar dari biaya-biaya

yang ditimbulkannya.

Perusahaan dalam melaksanakan persediaan bahan baku tentunya memerlukan

berbagai informasi yang menyangkut masalah persediaan agar menejer dapat

melakukan aktivitas proses produksinya dengan lancar. Informasi yang diperlukan

tersebut dapat disediakan oleh suatu sistem informasi akuntansi yang memadai,

sehingga bisa menunjang kelancaran proses produksi perusahaan.

Jadi, sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku dapat menunjang

kelancaran proses produksi, di mana bisa menunjang proses produksi berjalan sesuai

dengan rencana, dan dapat menghasilkan kualitas barang sesuai dengan yang

diharapkan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II SIA

5/10/2018 BAB II SIA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-sia 25/25

Penerapan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku dalam menunjang

kelancaran proses produksi pada PT. Sinar Abadi Jaya Cabang Binjai ini dapat dilihat

pada paradigma penelitian berikut ini:

Gambar 2.2: Kerangka Konseptual

Proses Produksi

PT. Sinar Abadi Jaya Cabang Binjai

SIA Persediaan Bahan Baku

Universitas Sumatera Utara