Askep Mr. Dawam
-
Upload
sonny-gunawan -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of Askep Mr. Dawam
-
7/26/2019 Askep Mr. Dawam
1/3
Klien dengan Fraktur Femur
2. 2. 1 Konsep Medis
1. Anatomi
Tulang Humerus Tulang humerus terbagi menjadi tiga bagian yaitu kaput (ujung atas), korpus,
dan ujung bawah.
1) Kaput
Sepertiga dari ujung atas humerus terdiri atas sebuah kepala, yang membuat sendi dengan
rongga glenoid dari skapla dan merupakan bagian dari banguan sendi bahu. ibawahnya
terdapat bagian yang lebih ramping disebut leher anatomik. isebelah luar ujung atas
dibawah leher anatomik terdapat sebuah benjolan, yaitu Tuberositas !ayor dan disebelah
depan terdapat sebuah benjolan lebih ke"il yaitu Tuberositas !inor. iantara tuberositas
terdapat "elah bisipital (sulkus intertuberkularis) yang membuat tendon dari otot bisep.
ibawah tuberositas terdapat leher "hirurgis yang mudah terjadi #raktur.
$) Korpus
Sebelah atas berbentuk silinder tapi semakin kebawah semakin pipih. isebelah lateral
batang, tepat diatas pertengahan disebut tuberositas deltoideus (karena menerima insersi
otot deltoid). Sebuah "elah benjolan oblik melintasi sebelah belakang, batang, dari
sebelah medial ke sebelah lateral dan memberi jalan kepada sara# radialis atau sara#
muskulo%spiralis sehingga disebut "elah spiralis atau radialis.
&) 'jung awah
erbentuk lebar dan agak pipih dimana permukaan bawah sendi dibentuk bersama tulang
lengan bawah. Trokhlea yang terlatidak di sisi sebelah dalam berbentuk gelendong%
benang tempat persendian dengan ulna dan disebelah luar etrdapat kapitulum yang
bersendi dengan radius. ada kedua sisi persendian ujung bawah humerus terdapat
epikondil yaitu epikondil lateral dan medial. (ear"e, *+elyn , 1--)
$. engertian
/raktur humerus adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang pada humerus yang
umumnya disebabkan karena trauma.
&. Klasi#ikasi/raktur humerus dibagi menjadi &, yaitu0 #raktur proksimal humerus, #raktur sha#t humerus
atau disebut #raktur humerus 1& tengah dan #raktur distal humerus atau kondilus humerus.
/raktur batang #emur terjadi pada batang #emur 1& tengah, sedangkan #raktur kolum #emur
terjadi karena gerakan eksorotasi yang mendadak dari tungkai bawah dan kebanyakan terjadi
pada wanita tua yang tulangnya sudah mengalami osteoporosis.
2. enyebab
/raktur humerus memiliki banyak penyebab, namun biasanya terkait dengna luka berat
akibat 0
a. Traumab. 3erakan plintir mendadak
". Kontraksi otot ekstrem
d. Keadaan patologis0 osteoporosis dan neoplasma
4. !ani#estasi klinis
a. 5yeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai #ragmen tulang dimobilisasi,
hematoma dan edema
b. e#ormitas karena adanya pergeseran #ragmen tulang yang patah
-
7/26/2019 Askep Mr. Dawam
2/3
". Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat di
atas dan di bawah tempat #raktur.d. Krepitasi akibat gesekan antara #ragmen satu dengan lainnya
e. embengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit.
6. emeriksaan enunjang
a. emeriksaan #oto radiologi dari #raktur 0 menentukan lokasi, luasnyab. emeriksan darah lengkap
". Arteriogra#i0 dilakukan bila kerusakan +askuler di"urigai
d. Kreatinin0 trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal. enatalaksanaan
a. 7eduksi #raktur terbuka atau tertutup0 tindakan manipulasi #ragmen%#ragmen tulang
yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.b. 8mobilisasi #raktur, dapat dilakukan dengan #iksasi eksterna atau interna
". !empertahankan dan mengembalikan #ungsi
% 7eduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan
% emberian analgetik untuk mengurangi nyeri% Status neuro+askuler (misal0 peredaran darah, nyeri, perabaan gerakan) dipantau
% 9atihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalkan atro#i disuse
dan meningkatkan peredaran darah.
:. Komplikasi
a. !alunion0 tulang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnyab. elayed union0 proses penyembuhan yang terus berjalan tetapi dengan ke"epatan yang
lebih lambat dari keadaan normal.
". 5on union0 tulang yang tidak menyambung kembali-. ato#isiologi
Tulang bersi#at rapuh namun "ukup mempunyai kekeuatan dan gaya pegas untuk menahantekanan (Apley, A. 3raham, 1--&). Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari
yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya
atau terputusnya kontinuitas tulang (arpnito, 9ynda ;uall, 1--4). Setelah terjadi #raktur,
periosteum dan pembuluh darah serta sara# dalam korteks, marrow, dan jaringan lunak yang
membungkus tulang rusak. erdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah
hematoma di rongga medula tulang. ;aringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang yang
patah. ;aringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya respon in#lamasi yang
ditandai denagn +asodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan in#iltrasi sel darah putih.
Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya (la"k, ;.!, et
al, 1--&)
a. /aktor%#aktor yang mempengaruhi #raktur1) /aktor *kstrinsik
Adanya tekanan dari luar yang bereaksi pada tulang yang tergantung terhadap besar,
waktu, dan arah tekanan yang dapat menyebabkan #raktur.
$) /aktor 8ntrinsik
eberapa si#at yang terpenting dari tulang yang menentukan daya tahan untuk
timbulnya #raktur seperti kapasitas absorbsi dari tekanan, elastisitas, kelelahan, dan
kepadatan atau kekerasan tulang. ( 8gnata+i"ius, onna , 1--4 )b. iologi penyembuhan tulang
Tulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. /raktur merangsang
tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru
diantara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh akti+itas sel%sel tulang. Ada
lima stadium penyembuhan tulang, yaitu0
1) Stadium Satu%embentukan Hematoma
embuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah #raktur. Sel%seldarah membentuk #ibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat
tumbuhnya kapiler baru dan #ibroblast. Stadium ini berlangsung $2 < 2: jam dan
perdarahan berhenti sama sekali.
$) Stadium ua%roli#erasi Seluler
-
7/26/2019 Askep Mr. Dawam
3/3
ada stadium initerjadi proli#erasi dan di##erensiasi sel menjadi #ibro kartilago
yang berasal dari periosteum,=endosteum,dan bone marrow yang telah mengalami
trauma. Sel%sel yang mengalami proli#erasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang
lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi proses osteogenesis.
alam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan kedua
#ragmen tulang yang patah. /ase ini berlangsung selama : jam setelah #raktur
sampai selesai, tergantung #rakturnya.
&) Stadium Tiga%embentukan KallusSel%sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik, bila
diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga
kartilago. opulasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast
mulai ber#ungsi dengan mengabsorbsi sel%sel tulang yang mati. !assa sel yang
tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada
permukaan endosteal dan periosteal. Sementara tulang yang imatur (anyaman
tulang ) menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat #raktur berkurang pada
2 minggu setelah #raktur menyatu.
2) Stadium *mpat%Konsolidasi
ila akti+itas osteo"last dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubah
menjadi lamellar. Sistem ini sekarang "ukup kaku dan memungkinkan osteo"last
menerobos melalui reruntuhan pada garis #raktur, dan tepat dibelakangnya
osteo"last mengisi "elah%"elah yang tersisa diantara #ragmen dengan tulang yang
baru. 8ni adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum
tulang kuat untuk membawa beban yang normal.
4) Stadium 9ima%7emodelling
/raktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa
bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan
pembentukan tulang yang terus%menerus. 9amellae yang lebih tebal diletidakkan
pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki
dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip
dengan normalnya. (la"k, ;.!, et al, 1--& dan Apley, A.3raham,1--&)