ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

13
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017 151 ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN TAHAP BERPIKIR VAN HIELE DITINJAU DARI KECERDASAN SPASIAL TINGGI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BANDAR LAMPUNG Mujib 1 ,Puji Hayati 2 , Rany Widyastuti 3 1 UIN Raden Intan, [email protected] 2 UIN Raden Intan, [email protected] 2 UIN Raden Intan Abstract The objective of this research was to describe level of geometry skill based on Van Hiele level of thinking in high spatial intelligence of students grade IX secondary school state 4 Bandar Lampung. This research was a qualitative research. The election sample technique was purposive sample and the aggregate data technique was(1) test method (2) interview methode toselected subjects. Analysis data technique was data reduction, data display, and conclusiondrawing/verification. Data validity was with time triangulation for selected subject. The conclusion of this research is the subject with high spatial intelligence has level of geometry skillbased on Van Hiele level of thinking was: visual skill level 2, verbal skill lever 2, drawing skill level 2, logical skill level 2, and applied skill level 1. Keywords: Geometry Skill, Spatial Intelligence, Van Hiele Level of Thinking Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat keterampilan geometri berdasarkan tahap berpikir Van Hiele ditinjau dari kecerdasan spasial tinggi siswa kelas IX SMP Negeri 4 Bandar Lampung. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Tekik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) metode tes dan (2) metode wawancara yang dilakukan kepada subjek terpilih. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validasi data dilakukan dengan triangulasi waktu untuk subjek tertentu.Hasil dari penelitian ini adalah subjek dengan kecerdasan spasial tinggi memiliki tingkat keterampilan geometri berdasarkan tahap berpikir Van Hiele sebagai berikut: keterampilan visual tingkat 2, keterampilan verbal tingkat 2, keterampilan menggambar tingkat 2, keterampulan logika tingkat 2, dan keterampilan terapan tingkat 1. Kata Kunci: Keterampilan Geometri, Kecerdasan Spasial, Tahap Berpikir Van Hiele PENDAHULUAN Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari

Transcript of ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

Page 1: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

Prosiding

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017

UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

151

ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN

TAHAP BERPIKIR VAN HIELE DITINJAU DARI KECERDASAN

SPASIAL TINGGI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4

BANDAR LAMPUNG

Mujib1,Puji Hayati

2, Rany Widyastuti

3

1UIN Raden Intan, [email protected]

2UIN Raden Intan, [email protected]

2UIN Raden Intan

Abstract

The objective of this research was to describe level of geometry skill based on Van Hiele level

of thinking in high spatial intelligence of students grade IX secondary school state 4 Bandar

Lampung. This research was a qualitative research. The election sample technique was

purposive sample and the aggregate data technique was(1) test method (2) interview methode

toselected subjects. Analysis data technique was data reduction, data display, and

conclusiondrawing/verification. Data validity was with time triangulation for selected subject.

The conclusion of this research is the subject with high spatial intelligence has level of

geometry skillbased on Van Hiele level of thinking was: visual skill level 2, verbal skill lever

2, drawing skill level 2, logical skill level 2, and applied skill level 1.

Keywords: Geometry Skill, Spatial Intelligence, Van Hiele Level of Thinking

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat keterampilan geometri

berdasarkan tahap berpikir Van Hiele ditinjau dari kecerdasan spasial tinggi siswa kelas IX

SMP Negeri 4 Bandar Lampung. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Tekik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah (1) metode tes dan (2) metode wawancara yang dilakukan kepada

subjek terpilih. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Validasi data dilakukan dengan triangulasi waktu untuk subjek tertentu.Hasil dari

penelitian ini adalah subjek dengan kecerdasan spasial tinggi memiliki tingkat keterampilan

geometri berdasarkan tahap berpikir Van Hiele sebagai berikut: keterampilan visual tingkat 2,

keterampilan verbal tingkat 2, keterampilan menggambar tingkat 2, keterampulan logika

tingkat 2, dan keterampilan terapan tingkat 1.

Kata Kunci: Keterampilan Geometri, Kecerdasan Spasial, Tahap Berpikir Van Hiele

PENDAHULUAN

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang

abstrak. Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide,

proses dan penalaran. Matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari

Page 2: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

p-ISSN: 2579-941X

e-ISSN: 2579-9444

152

maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada

setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK.

Dari hasil survey TIMSS (Trends in Mathematics and Science Study) untuk siswa menengah

atau SMP, yang dilaksanakan setiap 4 tahun sekali, Indonesia menempati peringkat yang

kurang memuaskan. Pada partisipasi Indonesia pertama kali yaitu tahun 1999, nilai prestasi

matematika Indonesia menempati 34 dari 38 negara. Tahun 2003 Indonesia berada pada posisi

35 dari 48 negara, tahun 2007 menempati posisi 36 dari 49 negara, tahun 2011 Indonesia

menempati posisi 38 dari 42 negara, dan tahun 2015 Indonesia berada pada ranking 36 dari 49

negara. Domain yang diukur dalam TIMSS ada dua yaitu: domain isi dan domain kognitif,

domain isi matematika terdiri dari : Bilangan, Aljabar, Geometri dan Peluang. Sedangkan

domain kognitif yang diukur dari TIMSS adalah Pengetahuan, Penerapan dan Penalaran.

Geometri merupakan materi yang paling dekat dalam kehidupan sehari-hari. Bangun geometri

selalu dapat dikaitkan dalam benda sehari-hari. Geometri merupakan salah satu materi

matematika yang memperoleh porsi cukup besar untuk dipelajari siswa di sekolah. Materi

geometri di SMP yang harus dikuasai siswa sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar

meliputi hubungan antar garis, sudut, segitiga, segiempat, teorema Pythagoras, lingkaran,

bangun ruang sisi datar, kesebangunan dan kekongruenan, dan bangun ruang sisi lengkung.

Pada kenyataan di lapangan, geometri menjadi materi pokok yang belum memuaskan

penguasaannya. Menurut Puspendik siswa Indonesia menguasai soal-soal yang bersifat rutin,

komputasi sederhana, serta mengukur pengetahuan akan fakta yang berkonteks keseharian.

Siswa Indonesia perlu penguatan kemampuan mengintegrasikan informasi, menarik

kesimpulan, serta menggeneralisir pengetahuan yang dimiliki ke hal-hal yang lain. Kesalahan

konsep sering menjadi penyebab lemahnya penguasaan geometri. Di SMP Negeri 4 Bandar

Lampung, geometri menempati peringkat terendah dalam Ujian Nasional SMP/MTs tahun

2016. Hal ini berdasarkan dari hasil perhitungan Pusat Pendidikan.

Tabel 1. Persentase Penguasaan Materi Soal MatematikaUjian Nasional SMP/MTs

Tahun Pelajaran 2015/2016 di SMP Negeri 4 Bandar Lampung

No. Urut Kemampuan Yang Diuji Nilai Rata-Rata

1 Geometri dan Pengukuran 75,50

2 Aljabar 80,43

3 Bilangan 81,58

4 Statistika dan Peluang 85,61

Sumber Data: Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016

Menurut Ruseffendi (dalam Nur’aini dkk), objek yang terkait langsung dengan

aktifitas belajar matematika meliputi fakta, keterampilan, konsep, dan aturan/prinsip.

Keempat objek langsung ini dapat dibedakan antara satu dengan lainnya secara jelas karena

masing-masing objek langsung tersebut dapat didefinisi secara jelas.Dari penjelasan tersebut

terlihat bahwa di dalam belajar matematika tidak hanya konsep dan prinsip yang dibutuhkan,

tetapi juga skill (keterampilan). Pada permasalahan geometri, keterampilan geometri siswa

dapat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan belajar siswa. Keterampilan geometri yang

dimaksud adalah keterampilan siswa dalam belajar geometri yang menurut Hoffer (dalam

Nur’aini dkk) terdiri dari 5 keterampilan, yaitu: (1) keterampilan visual (visual skill), (2)

keterampilan verbal (descriptive skill), (3) keterampilan menggambar (drawing skill), (4)

keterampilan logika (logical skill), dan (5) keterampilan terapan (applied skill). Dalam

menyelesaikan permasalahan siswa dituntut untuk memiliki keterampilan-keterampilan

Page 3: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

Prosiding

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017

UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

153

geometri tersebut. Tetapi kenyataannya dengan melihat bukti-bukti yang ada, keterampilan

geometri siswa masih belum optimaldalam menyelesaikan permasalahan geometri.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Van Hiele seseorang akan melalui lima tahap

perkembangan berpikir dalam belajar geometri. Kelima tahap perkembangan berpikir Van

Hiele yaitu: (1) Tingkat 0: Tingkat Visualisasi (Recognition), (2)Tingkat 1: Tingkat Analisis

(Analysis), (3) Tingkat 2: Tingkat Abstraksi (Order), (4) Tingkat 3: Tingkat Deduksi Formal

(Deduction), (5) Tingkat 4: Tingkat Rigor.

Van Hiele adalah seorang pengajar matematika Belanda yang telah mengadakan penelitian di

lapangan, melalui observasi dan tanya jawab, kemudian hasil penelitiannya ditulis dalam

disertasinya pada tahun 1954. Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa

kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami

geometri.Teori Van Hiele adalah suatu teori tentang tingkat berpikir siswa dalam mempelajari

geometri. Di mana siswa tidak dapat naik ke tingkat yang lebih tinggi tanpa melewati tingkat

yang lebih rendah. Kecepatan perpindahan dari suatu tingkat ke tinggal selanjutnya lebih

bergantung pada isi dan metode pembelajaran dari pada umur ataupun kematangan. Dengan

demikian, guru harus menyediakan pengalaman belajar yang cocok dengan tahap berpikir

siswa, sehingga kegiatan belajar peserta didik harus disesuaikan dengan tahap berpikirnya.

Beberapa penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa siswa pada sekolah menengah awal

baru sampai pada level 0 sampai 2 pada teori Van Hiele. Penelitian yang dilakukan Burger

dan Shaughnessy (dalam Aisia dan Mega) menyatakan bahwa level berpikir siswa SMP pada

belajar geometri tertinggi pada level 2 (deduksi Informal) dan sebagian besar pada level 0

(visualisasi). Pernyataan ini juga didukung oleh pendapat Van De Walle (dalam Aisia dan

Mega) yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa SMP/MTs berada di antara level 0

(visualisasi) sampai level 2 (deduksi informal). Aisia U. Sofyana dan Mega T. Budiarto juga

mengatakan bahwa untuk memberikan model dan media pembelajaran yang tepat bagi siswa

mengenai profil keterampilan geometri siswa SMP dalam memecahkan masalah geometri

berdasarkan perkembangan berpikir Van Hiele pada level 0, level 1, dan level 2.

Hal serupa diungkapkan oleh Nur’aini bahwa siswa SMP baru sampai pada tingkat 0-2

pada teori Van Hiele. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa siswa dalam tiap tingkat berpikir

Van Hiele mempunyai karakteristik keterampilan geometri yang berbeda-beda. Siswa

membutuhkan keterampilan-keterampilan geometri yang digunakan untuk memecahkan masalah

geometri.

Menurut Sri Rejeki kriteria tingkat keterampilan dasar geometri berdasarkan tingkat

berpikir Van Hiele adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator Keterampilan Geometri Berdasarkan Tahap Berpikir Van Hiele

No Keterampilan yang

Diamati

Tahap

Berpikir

Indikator

1 Visual Tingkat 0 Siswa dapat mengenal bentuk bangun tanpa

mengetahui sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun.

Tingkat 1 Siswa dapat mengelompokkan bangun

berdasarkan sifat-sifat matematis yang sama dari

beberapa bangun.

Tingkat 2 Siswa dapat mengelompokkan bangun

berdasarkan hubungan diantara beberapa bentuk

bangun.

Page 4: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

p-ISSN: 2579-941X

e-ISSN: 2579-9444

154

No Keterampilan yang

Diamati

Tahap

Berpikir

Indikator

2 Verbal Tingkat 0 Siswa tidak dapat menyebutkan definisi bangun

yang disediakan. Siswa hanya membentuk

definisi yang berkaitan dengan deskripsi sifat-

sifat fisik dari bangun.

Tingkat 1 Siswa dapat menyebutkan definisi sederhana dari

bangun yang diberikan. Siswa dapat membentuk

definisi dengan mendaftar semua sifat matematis

dari bangun.

Tingkat 2 Siswa dapat membuat definisi bangun dengan

memperhatikan syarat yang diperlukan dari

bangun.

3 Menggambar Tingkat 0 Siswa belum sepenuhnya bisa mengkonstruksi

gambar bangun sesuai ciri-ciri atau sifat-sifat

yang diberikan.

Tingkat 1 Siswa sudah mampu mengkonstruksi bangun

sesuai ciri-ciri atau sifat-sifat yang diberikan,

tetapi tidak disertai keterangan.

Tingkat 2 Siswa mampu mengkontruksi gambar bangun

sesuai ciri-ciri atau sifat-sifat yang diberikan

disertai tanda-tanda (keterangan) sebagai

penjelas.

4 Logika Tingkat 0 Siswa tidak dapat menentukan persamaan dan

perbedaan antara sifat-sifat matematis bangun.

Tingkat 1 Siswa dapat menyebutkan persamaan dan

perbedaan antara bangun berdasarkan sifat-sifat

yang dimiliki oleh bangun tersebut.

Tingkat 2 Siswa sudah dapat menyebutkan persamaan dan

perbedaan antara bangun berdasarkan sifat-sifat

matematis yang perlu dari bangun.

5 Terapan Tingkat 0 Siswa belum dapat menerapkan sifat-sifat

matematis dari bangun untuk pemecahkan

masalah.

Tingkat 1 Siswa sudah dapat menghubungkan informasi

yang diberikan dengan mengembangkan model

geometri dan menggunakannya dalam

pemecahan masalah walaupun belum sepenuhnya

dapat diselesaikan.

Tingkat 2 Siswa sudah dapat menghubungkan informasi

yang diberikan dengan mengembangkan model

geometri untuk menyelesaikan masalah dengan

langkah penyelesaian yang tepat dan benar.

Kemampuan keruangan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

profesionalisme pekerjaan seseorang. Selain itu, tahap berpikir siswa dalam pembelajaran

geometri dapat dipengaruhi oleh kecerdasan majemuk (multiple intelegence), salah satunya

Page 5: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

Prosiding

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017

UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

155

adalah kecerdasan spasial. Kecerdasan spasial berguna untuk menggambarkan dan mencerna

informasi dalam suatu permasalahan sehingga dapat menentukan jawaban akhir atau

penyelesaian masalah.kecerdasan spasial adalah kecerdasan gambar atau kecerdasan pandang

ruang yaitu kemampuan memahami bangun dalam tiga dimensi atau ruang secara tepat dan

akurat. Mereka dapat mengenali objek walaupun dari sudut pandang yang berbeda.

Dari hal-hal yang telah diuraikan di atas muncul pemikiran penulis untuk mengetahui tahap-

tahapberpikir siswa SMP dalam mengerjakan soal matematika khususnya di pokok bahasan

geometri dengan melakukan penelitian berjudul “Analisis Tingkat Keterampilan Geometri

Berdasarkan Tahap Berpikir Van Hiele Ditinjau dari Kecerdasan Spasial Tinggi Siswa Kelas

IX SMP Negeri 4 Bandar Lampung” yang bertujuan untuk mendeskripsikantingkat

keterampilan geometri berdasarkan tahap berpikir Van Hiele ditinjau dari kecerdasan spasial

tinggi siswa kelas IX SMP Negeri 4 Bandar Lampung.

METODE PENELITIAN

Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMP Negeri 4 Bandar Lampung kelas IX I

tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 25 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif. Subjek penelitian ditentukan dengan teknik purposive samplingPemilihan subjek

dilakukan karena siswa tersebut telah mendapat pelajaran materi geometri bangun ruang sisi

datar. Pemilihan subjek harus mempertimbangkan kecerdasan spasial siswa. Siswa yang telah

dikategorikan dalam kecerdasan spasial tinggi, sedang, dan rendah kemudian diambil dua

siswa pada kecerdasan spasial tinggi. Kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan

pemikirannya baik secara lisan dan tertulis juga diperlukan. Jadi, pengambilan

duasubjekselain dari hasil tes kecerdasan spasial juga mempertimbangkan saran dari guru

matematika yang lebih mengerti kemampuan para siswanya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu (1) metode tes dan (2) metode

wawancara yang diberikan pada subjek yang telah dipilih. Tes yang dilakukan pada penelitian

ini adalah tes kecerdasan spasial. Tes kecerdasan spasial bertujuan untuk menentukan tingkat

kecerdasan spasial siswa baik tinggi, sedang, ataupun rendah. Tes spasial ini ditujukan untuk

menguji sejauh mana kemampuan seseorang memvisualisasi suatu benda dan membuat

pengertiannya serta berpikir secara abstrak melalui benda atau simbol-simbol. Dalam tes ini

secara umum dikelompokkan dalam beberapa model tes yang semuanya menggunakan

simbol-simbol atau gambar. Berdasarkan hasil tes, dipilihlah dua subjek yang memiliki

kecerdasan spasial tinggi. Wawancara pada penelitian ini adalah tugas berbasis wawancara.

Setelah subjek melaksanakan tes tertulis geometri, subjek diwawancara untuk memperoleh

informasi lebih dalam mengenai tahap berpikir siswa menurut teori Van Hiele.Teknik analisis

data tiga bagien meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Untuk mengetahui keabsahan suatu data diperlukam uji validitas. Validitas yang

digunakan dalam penelitian ini, meliputi bebagai kegiatan. Karena yang dicari adalah kata-

kata, maka tidak mustahil ada kata-kata yang keliru dan tidak sesuai antara yang dibicarakan

dengan kenyataan yang sesungguhnya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh kredibilitas informannya,

waktu pengungkapan, kondisi yang dialami, dan sebagainya. Maka perlu melakukan

triagulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

waktu.Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah triagulasi waktu. Dengan triagulasi

waktu, peneliti dapat mengecek kekonsistenan data, kedalaman dan ketepatan data. Uji

keabsahan data dengan triagulasi waktu dilakukan dengan cara mengumpulkan data pada

waktu yang berbeda.

Page 6: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

p-ISSN: 2579-941X

e-ISSN: 2579-9444

156

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari tugas berbasis wawancara yang dilakukan sebanyak

4 kali terhadap 2 subjek,maka dapat ditampilkan hasil jawaban subjek sebagai berikut:

1) Hasil Tugas Berbasis Wawancara I

a) Keterampilan Visual

Soal nomor 1.a

(jawaban ST1)

(jawaban ST2) Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa subjek ST1dan ST2 mampu

mengenal bentuk bangun dengan benar, mampu menentukan rusuk dan titik sudut serta

mampu mengelompokkannya dengan benar. Subjek ST1 dan ST2 juga mampu

mengelompokkan bangun ruang sisi datar yang termasuk prisma dengan benar disertai alasan

pemilihannya. Karena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan visual, mampu

mengenal bentuk bangun, dan mampu mengelompokkan bangun berdasarkan sifat-sifat

matematis dan hubungan di antara beberapa bangun, maka data dikatakan valid.

b) Keterampilan Verbal

Soal nomor 1.b

(jawaban ST1)

Page 7: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

Prosiding

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017

UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

157

(jawaban ST2)

Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa ST1dan ST2 mampu

mendefinisikan bangun-bangun secara rinci dengan benar menurut sifatnya dan

memperhatikan syarat yang perlu bagi bangun dengan benar. Karena pada subjek ST1

maupun ST2 pada keterampilan verbal,mampu membuat definisi bangun dengan

memperhatikan syarat yang diperlukan dari bangun, maka data dikatakan valid.

c) Keterampilan Menggambar

Soal Nomor 3.a

(jawaban ST2)

(jawaban ST2) Berdasarkan lembar kerja subjek di atas tersebut terlihat bahwa bahwa ST1dan ST2 mampu

membuat gambar bangun ruang dengan benar disertai keterangan serta dapat

menunjukkannya dengan benar sesuai dengan soal yang diberikan. Karena pada subjek ST1

maupun ST2 pada keterampilan menggambar, mampu mengkontruksi gambar bangun sesuai

ciri-ciri atau sifat-sifat yang diberikan disertai tanda-tanda (keterangan) sebagai penjelas,

maka data dikatakan valid

d) Keterampilan Logika

Soal Nomor 2

(jawaban ST1)

Page 8: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

p-ISSN: 2579-941X

e-ISSN: 2579-9444

158

(jawaban ST2) Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa ST1dan ST2 mampu menentukan

persamaan dan perbedaan prisma segitiga dan limas segitiga dengan menyebutkan sifat

dengan benar dan memperhatikan syarat yang perlukan bagi bangun dengan benar. Karena

pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan logika, mampu menyebutkan persamaan dan

perbedaan antara bangun berdasarkan sifat-sifat matematis yang perlu dari bangun, maka data

dikatakan valid.

e) Keterampilan Terapan

Soal nomor 3.b

(jawaban ST1)

(jawaban ST2)

Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa subjek ST1 dan ST2 mampu

mengetahui yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal dengan benar. ST1 dan ST2 mampu

menggunakan rumus awal dengan benar namun tidak mampu menyelesaikan soal yang

diberikan secara tuntas. Karena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan terapan,

sudah dapat menghubungkan informasi yang diberikan dengan mengembangkan model

geometri dan menggunakannya dalam pemecahan masalah walaupun belum sepenuhnya dapat

diselesaikan, maka data dikatakan valid.

2) Hasil Tugas Berbasis Wawancara II

a) Keterampilan Visual

Page 9: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

Prosiding

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017

UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

159

Soal nomor 1.a

(jawaban ST2)

(jawaban ST2)

Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa subjek ST1dan ST2 mampu

mengenal bentuk bangun dengan benar, mampu menentukan rusuk dan titik sudut serta

mampu mengelompokkannya dengan benar. Subjek ST1 juga mampu mengelompokkan

bangun ruang sisi datar yang termasuk limas dengan benar disertai alasan pemilihannya.

Karena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan visual, mampu mengenal bentuk

bangun, dan mampu mengelompokkan bangun berdasarkan sifat-sifat matematis dan

hubungan di antara beberapa bangun, maka data dikatakan valid.

b) Keterampilan Verbal

Soal nomor 1.b

(jawaban ST1)

(jawaban ST2) Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa ST1dan ST2 mampu

mendefinisikan bangun-bangun secara rinci dan benar menurut sifatnya dengan

memperhatikan syarat yang perlu bagi bangun dengan benar. Karena pada subjek ST1

Page 10: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

p-ISSN: 2579-941X

e-ISSN: 2579-9444

160

maupun ST2 pada keterampilan verbal, mampu membuat definisi bangun dengan

memperhatikan syarat yang diperlukan dari bangun, maka data dikatakan valid.

c) Keterampilan Menggambar

Soal Nomor 3.a

(jawaban ST1)

(jawaban ST2) Berdasarkan lembar kerja subjek di atasterlihat bahwa bahwa ST1dan ST2 mampu membuat

gambar bangun ruang dengan benar disertai keterangan serta dapat menunjukkannya dengan

benar sesuai dengan soal yang diberikanKarena pada subjek ST1 maupun ST2 pada

keterampilan menggambar, mampu mengkontruksi gambar bangun sesuai ciri-ciri atau sifat-

sifat yang diberikan disertai tanda-tanda (keterangan) sebagai penjelas, maka data dikatakan

valid.

d) Keterampilan Logika

Soal Nomor 2

(jawaban ST1)

(jawaban ST2)

Berdasarkan lembar kerja subjek di atasterlihat bahwa ST1dan ST2 mampu menentukan

persamaan dan perbedaan prisma segiempat dan limas segiempat dengan menyebutkan sifat

dengan benar dan memperhatikan syarat yang perlukan bagi bangun dengan benar. Karena

pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan logika, mampu menyebutkan persamaan dan

perbedaan antara bangun berdasarkan sifat-sifat matematis yang perlu dari bangun.

Page 11: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

Prosiding

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017

UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

161

e) Keterampilan Terapan

Soal nomor 3.b

(jawaban ST1)

(jawaban ST2) Berdasarkan lembar kerja subjek di atas terlihat bahwa subjek ST1 dan ST2 mampu

mengetahui yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal dengan benar. ST1 dan ST2 mampu

menggunakan rumus awal dengan benar namun tidak mampu menyelesaikan soal yang

diberikan secara tuntas. Karena pada subjek ST1 maupun ST2 pada keterampilan terapan,

sudah dapat menghubungkan informasi yang diberikan dengan mengembangkan model

geometri dan menggunakannya dalam pemecahan masalah walaupun belum sepenuhnya dapat

diselesaikan, maka data dikatakan valid.

Kesimpulan keterampilan geometri subjek ST1 dan ST2 berdasarkan tahap berpikir Van Hiele

pada hasil tugas berbasisi wawancara di atas adalah memenuhi keterampilan geometri visual

tingkat 2, keterampilan verbal tingkat 2, keterampilan menggambar tingkat2, keterampilan

logika tingkat 2, dan keterampilan terapan tingkat 1.

Berdasarkan pembahasan di atas, dalam mengelompokkan bangun yang termasuk prisma

dan limas, subjek kecerdasan spasial tinggi mampu memberikan penjelasan mengenai alasan

pemilihannya. Pada saat mendeskripsikan bagun ruang, subjek mampu mendeskripsikan

dengan memperhatikan sifat dan syarat bagi setiap bangun. Kemudian saat menjawab

persamaan dan perbedaan prisma segitiga dan limas segitiga maupun prisma segiempat dan

limas segiempat subjek juga mampu memberikan alasan dengan memperhatikan syarat yang

perlu bagi bangun tersebut. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Margareta dan Gatot yang

menyatakan bahwa siswa dengan kecerdasan spasial tinggi dapat menangkap informasi

melalui peta pikiran dan gambar-gambar yang menyatakan hubungan satu konsep dengan

konsep lain, serta mampu membayangkan atau berimajinasi dan memvisualisasikan sesuatu

dengan detail.

Page 12: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

p-ISSN: 2579-941X

e-ISSN: 2579-9444

162

Dalam membuat gambar, subjek dengan kecerdasan spasial mampu mengeluarkan ide-ide

yang ada dalam dirinya untuk diterapkan dalam jawaban sesuai dengan soal yang diberikan.

Subjek mampu membuat gambar dengan detail disertai dengan keterangan sesuai soal yang

ada. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Gardner Liang mengungkapkan bahwa seseorang

dengan kecerdasan spasial tinggi mungkin memiliki potensi unik dalam produktifitas kreatif.

Dengan kata lain, kecerdasan spasial yang tinggi mungkin menjadi petunjuk yang kuat untuk

mengidentifikasi potensi kreatif yang tinggi. Pernyataan tersebut didukung oleh Margareta

dan Gatot yang menyatakan bahwa siswa dengan kecerdasan spasial tinggi mampu

membayangkan atau berimajinasi dan memvisualisasikan sesuatu dengan detail.

Dalam memecahkan masalah, subjek dengan kecerdasan spasial tinggi mampu

menyebutkan apa yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal. Subjek juga mampu

menuliskan rumus dengan benar, namun tidak dapat memberikan jawaban secara tuntas. Hal

tersebut telah dijelaskan oleh Tri Kusdarmanto dan Mega T. Budiarto yang menyatakan

bahwa kecerdasan spasial memiliki karakteristik penyelesaian masalah dan pencarian pola.

Pencarian pola yang kurang yaitu siswa tidak mampu menemukan pola dalam menyelesaikan

soal geometri ruang. Sehingga penyelesaian masalah yang dimiliki juga kurang yaitu siswa

hanya menyelesaikan sebagaian atau sebagian kecil soal geometri dengan benar.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: Subjek

dengan kecerdasan spasial tinggi memiliki tingkat keterampilan geometri berdasarkan tahap

berpikir Van Hiele sebagai berikut: keterampilan visual tingkat 2, keterampilan verbal tingkat

2, keterampilan menggambar tingkat 2, keterampulan logika tingkat 2, dan keterampilan

terapan tingkat 1.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran dari peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah hendaknya memfasilitasi dan mendorong guru dalam mengembangkan

potensi, untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan strategi pembelajaran yang

mampu digunakan meskipun terdapatperbedaan kecerdasan, keterampilan, dan tingkat

berpikir siswa. Hal ini sangat penting agar guru dapat mengeksplor kemampuan proses

berpikir siswa.

2. Bagi guru hendaknya mengaplikasikan keterampilan-keterampilan geometri dalam

pembelajaran geometri untuk melihat penguasaan siswa pada materi yang diajarkan.Guru

dapat menyuguhkan materi sesuai dengan tahap berpikir Van Hiele agar siswa dapat

memahami geometri mulai dariperkenalan dasar hingga kompleks. Guru juga dapat

membantu siswa yang kesulitan berimajinasi dalam kecerdasan spasialnya dengan cara

memberikan alat peraga atau software pendukung.

3. Bagi siswa hendaknya dapat memanfaatkan alat peraga di sekolah yang telah disediakan

agar dapat memudahkan siswa dalam memahami bangun dari berbagai sisi. Siswa

diharapkan aktif dalam diskusi kelompok maupun individu dalam berlatih mengerjakan

soal-soal yang bervariasi sehingga dapat meningkatkan keterampilan yang dimilikinya.

Selain itu, sesuai dengan tahap berpikir Van Hiele siswa hendaknya belajar dan berlatih

soal geometri mulai dari konsep dasar hingga kompleks.

4. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut, dapat melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai upaya meningkatkan keterampilan geometri siswa dan kecerdasan spasial siswa,

yang dapat berupa metode mengajar ataupun produk yang memudahkan guru dalam

mengajar.

Page 13: ANALISIS TINGKAT KETERAMPILAN GEOMETRI BERDASARKAN …

Prosiding

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017

UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

163

DAFTAR PUSTAKA

Aisia U. Sofyana, M. T. (2013). Profil Keterampilan Geometri Siswa SMP dalam

Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Level Perkembangan Berpikir Van Hiel.

Jurnal Elektronik Matematika, Vol.2 No.1. , 3.

Aisyah, N., & al., e. ( 2007). Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dirjen

Dikti Depdiknas. 4.1.

Muhassanah, N., Sujadi, I., & Riyadi. (2014). Analisis Keterampilan Geometri Siswa dalam

Memecahkan Masalah Geometri Berdasarkan Tingkat Berpikir Van Hiele. Jurnal

Elektronik Pembelajaran Matematika, Vol. 2 No. 1 , 54.

Prabowo, A., & Ristiani, E. (2011). Rancang Bangun Instrumen Tes Kemampuan Keruangan

Pengembangan Tes Kemampuan Keruangan Hubert Maier dan Identifikasi Penskoran

Berdasar Teori Van Hielle. Jurnal Kreano, Vol. 2 No. 2. , 72.

Psikolog, T. (2013). Try Out Lengkap Khusus Psikotes Gambar. Jogjakarta: Bukubiru.

Rejeki, S. (2014). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Teori Van Hiele untuk

Meningkatkan Keterampilan Dasar Geometri Siswa Kelas VII C SMP Al-Irsyad

Surakarta pada Materi Segitiga. Skripsi UNS, Surakarta , 21-22.

Satori, D., & Komariah, A. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

TIMSS and PIRLS. (2015). TIMSS Advanced 2015 Assessment Frameworks. tersedia di:

http://timssandpirls.bc.edu/data-release-2011/pdf/Overview-TIMSS-and-PIRLS-2011-

Achievement.pdf pada 4 Desember 2016.