Analisis Produksi Dan Konsumsi Susu

7
ANALISISPRODUKSIDANKONSUMSISUSU DIINDONESIA (AnalysisofMilkProductionandConsumptioninIndonesia) SekolahTinggiEkonomiKeuangandanPerbankanIndonesia,Jakarta ABSTRACT Theobjectiveofthestudywastoevaluatethedevelopmentofmilkproductionandconsumptionin Indonesia,alongtodeterminefactorsthatinfluencethemilkconsumption .Thedatewasgatheredfrom NationalSocio-Economicsurveyin2005thathasbeencollectedbyTheStasticticsCenterAgencyof Indonesia .AcaseofhouseholdsampleinEastJavawasusedtoanalyzetheinformationonmilkconsumption thatconsistof :freshmik,freshmilkfromtheindustry,sweetcondensedmilk,powderedmilkandbaby formulamilk.Doubledlogarithmmethodwasusedtoanalyzethedate .Theresultshaveshownthat householdexpenditureasproxytotheincome,havepositiveeffecttotheconsumptionofpowderedmilk, babyformulamilkandsweetcondensedmilksignificantly .Thisisnottrueformilkconsumptionaffectedof freshmilkandfreshmilkfromtheindustry,althoughpositively .Theelasticityofhouseholdexpenditureson powderedmilkconsumptionwas0 .382,indicatedthatincreaseshouseholdexpenditureof1%willincrease theconsumptionofpowderedmilkby0 .382%.Theelasticitiesofhouseholdexpenditureonbabyformula milkandsweetcondensedmilkwere0 .421and0 .151,respectively. Keywords :Milk,productionanalysis,consumptionanalysis PENDAHULUAN Susumerupakansalahsatusumber protein hewani yang sangat penting bagi tubuh manusia,karenamempunyaikandungannutrisi yang lengkapdanseimbang .Susujugadikenal sebagai sumber kalsium, yang sangat bermanfaatbagipertumbuhantulangdandapat mencegahpenyakitperapuhantulangatau IRDAMAHMADdanHERMIYETrI ABSTRAK Penelitianinibertujuanuntukmengetahuiperkembanganproduksidankonsumsisusudi Indonesiaserta faktor-faktor yang mempengaruhikonsumsisusu. Data konsumsisusu yang digunakanadalahhasilSurvei SosialEkonomiNasional(Susenas)tahun 2005 dariBadanPusatStatistik (BPS), denganmengambilkasus rumahtanggasampeldiPropinsiJawaTimur.Informasitentangkonsumsisusu yang dikumpulkanmeliputi susumurni,susucairpabrik,susukentalmanis,susububukdansusububukbayi .Analisisdengan menggunakanfungsi double logaritma,menunjukkanbahwapengeluaranrumahtangga, yang merupakan proksiterhadap data pendapatan,mempunyaipengaruhpositifdansignifikanterhadapkonsumsisusububuk, susububukbayidansusukentalmanis .Haltersebuttidakberlakubagikonsumsisusumumidansusucair pabrik,meskipunberpengaruhpositif .Elastisitaspengeluaranrumahtanggapadakonsumsisusububukadalah sebesar 0,382,yang berartijikapengeluaranrumahtanggameningkatsatupersen,makakonsumsisusububuk akanbertambahsebesar 0,382 persen .Elastisitaspengeluaranrumahtanggauntukkonsumsisusububukbayi dansusukentalmanis,masing-masingadalah 0,421 dan 0,151 . Daripopulasisapiperah,produksisusu yang dihasilkanhanyasekitar 1,2 juta literper hari,atauhanyasekitar 30 persendarikebutuhanbahanbakuuntuk industripengolahansusudidalamnegeri,selebihnya(sekitar 70 persen)harusdiimpor . Kate kunci :Susu,analisisproduksi,analisiskonsumsi osteoporosis http ://www .detik t )u blishing .com) . Olehkarenaitu,kebiasaanminumsususecara rutinakanmemberikandampakpositifbagi kesehatan .Sungguhpundemikian,konsumsi susupenduduk Indonesia hanyasekitar 7,9liter per kapita per tahun,ataujauhlebihrendah dibandingkandengankonsumsisusupenduduk Malaysia dan Thailandyang sudahmencapai 413

description

produksi dan konsumsi susu di indonesia

Transcript of Analisis Produksi Dan Konsumsi Susu

Page 1: Analisis Produksi Dan Konsumsi Susu

ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI SUSUDI INDONESIA

(Analysis of Milk Production and Consumption in Indonesia)

Sekolah Tinggi Ekonomi Keuangan dan Perbankan Indonesia, Jakarta

ABSTRACT

The objective of the study was to evaluate the development of milk production and consumption inIndonesia, along to determine factors that influence the milk consumption . The date was gathered fromNational Socio-Economic survey in 2005 that hasbeen collected by The Stastictics Center Agency ofIndonesia. A case of household sample in East Java was used to analyze the information on milk consumptionthat consist of: fresh mik, fresh milk from the industry, sweet condensed milk, powdered milk and babyformula milk. Doubled logarithm method was used to analyze the date . The results have shown thathousehold expenditure as proxy to the income, have positive effect to the consumption of powdered milk,baby formula milk and sweet condensed milk significantly . This is not true for milk consumption affected offresh milk and fresh milk from the industry, although positively . The elasticity of household expenditures onpowdered milk consumption was 0 .382, indicated that increases household expenditure of 1% will increasethe consumption of powdered milk by 0 .382%. The elasticities of household expenditure on baby formulamilk and sweet condensed milk were 0 .421 and 0 .151, respectively.

Keywords: Milk, production analysis, consumption analysis

PENDAHULUAN

Susu merupakan salah satu sumber proteinhewani yang sangat penting bagi tubuhmanusia, karena mempunyai kandungan nutrisiyang lengkap dan seimbang . Susu juga dikenalsebagai sumber kalsium, yang sangatbermanfaat bagi pertumbuhan tulang dan dapatmencegah penyakit perapuhan tulang atau

IRDAM AHMAD dan HERMIYETrI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan produksi dan konsumsi susu di Indonesia sertafaktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi susu. Data konsumsi susu yang digunakan adalah hasil SurveiSosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2005 dari Badan Pusat Statistik (BPS), dengan mengambil kasusrumahtangga sampel di Propinsi Jawa Timur. Informasi tentang konsumsi susu yang dikumpulkan meliputisusu murni, susu cair pabrik, susu kental manis, susu bubuk dan susu bubuk bayi . Analisis denganmenggunakan fungsi double logaritma, menunjukkan bahwa pengeluaran rumahtangga, yang merupakanproksi terhadap data pendapatan, mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi susu bubuk,susu bubuk bayi dan susu kental manis . Hal tersebut tidak berlaku bagi konsumsi susu mumi dan susu cairpabrik, meskipun berpengaruh positif. Elastisitas pengeluaran rumahtangga pada konsumsi susu bubuk adalahsebesar 0,382, yang berarti jika pengeluaran rumahtangga meningkat satu persen, maka konsumsi susu bubukakan bertambah sebesar 0,382 persen. Elastisitas pengeluaran rumahtangga untuk konsumsi susu bubuk bayidan susu kental manis, masing-masing adalah 0,421 dan 0,151 . Dari populasi sapi perah, produksi susu yangdihasilkan hanya sekitar 1,2 juta liter per hari, atau hanya sekitar 30 persen dari kebutuhan bahan baku untukindustri pengolahan susu di dalam negeri, selebihnya (sekitar 70 persen) harus diimpor .

Kate kunci : Susu, analisis produksi, analisis konsumsi

osteoporosis http ://www.detikt)ublishing .com) .Oleh karena itu, kebiasaan minum susu secararutin akan memberikan dampak positif bagikesehatan . Sungguhpun demikian, konsumsisusu penduduk Indonesia hanya sekitar 7,9 literper kapita per tahun, atau jauh lebih rendahdibandingkan dengan konsumsi susu pendudukMalaysia dan Thailand yang sudah mencapai

413

Page 2: Analisis Produksi Dan Konsumsi Susu

25 liter per kapita per tahun (http : //www.detikpublishing.com) .

Di Indonesia, upaya peningkatan konsumsisusu sebenarnya sudah sejak lama dilakukan,salah satunya adalah oleh PROF . POORWOSUDARMO, yang mencetuskan semboyanEmpat Sehat Lima Sempuma pada tahun 1950-an, dimana susu merupakan makananpelengkap yang kelima. Tetapi rupanya upayayang sudah dilakukan selama ini untukmeningkatkan konsumsi susu perkapita,tampaknya belum memberikan hasil yangmemuaskan.

Sebenarnya, kondisi persusuan di Indonesiamenghadapi dilema antara upaya peningkatankonsumsi susu dengan produksi susu di dalamnegeri. Pada saat ini produksi susu di dalamnegeri hanya mampu memenuhi sekitar 30persen dari kebutuhan nasional, sedangkan 70persen masih harus diimpor ( ariefdaryanto .wordpress .com). Jika kenaikan konsumsi susutidak diimbangi oleh peningkatan produksisusu di dalam negeri, maka impor susu akanterus meningkat setiap tahun . Tulisan inimencoba menganalisis produksi dan konsumsisusu di Indonesia. Aspek produksi akanmengkaji perkembangan populasi ternak sapiperah dan produksi susu, sedangkan dari aspekkonsumsi akan dianalisis tingkat dan polakonsumsi susu per kapita di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1)mengetahui perkembangan populasi sapi perahdan produksi susu selama beberapa tahunterakhir, serta pola konsumsi susu per kapita,(2) mengetahui faktor-faktor yang mem-pengaruhi konsumsi susu di Indonesia, danketiga, menghitung besarnya elastisitaspendapatan rumahtangga terhadap konsumsisusu, untuk mengetahui perubahan permintaanterhadap susu akibat perubahan pendapatan.

METODE PENELITIAN

Data yang digunakan pada penelitian iniadalah data sekunder yang berasal dariDirektorat Jenderal Peternakan serta dariberbagai publikasi Badan Pusat Statistik(BPS). Untuk menghitung elastisitaspermintaan terhadap susu serta untukmengetahui faktor-faktor yang mempengaruhikonsumsi susu digunakan data hasil SurveiSosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun

414

Semiloka Nasional Prospek Indusiri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020

2005 . Sampel yang digunakan sekitar 7150rumahtangga di Provinsi Jawa Timur, yangmerupakan penghasil susu terbesar diIndonesia. Ada lima macam jenis susu yangditanyakan pada Susenas, yaitu susu murni(liter), susu cair pabrik (250 ml), susu kentalmanis (397 gram), susu bubuk (kg) dan susububuk bayi (400 gram).

Analisis data dilakukan dengan meng-gunakan tiga metode. Pertama, analisisdeskriptif, menggunakan tabel dan grafik,untuk mengetahui perkembangan produksisusu selama beberapa tahun dan pola konsumsisusu per kapita di Indonesia. Kedua, analisisregresi linear menggunakan fungsi doublelogaritma untuk menghitung elastisitaspendapatan rumahtangga terhadap konsumsisusu. Ketiga, analisis regresi logistik bergandauntuk mengetahui faktor-faktor yangmempengaruhi kecenderungan untuk meng-konsumsi susu atau tidak mengkonsumsi susu,dengan menggunakan persamaan regresilogistik berganda sebagai berikut :

Ln (P/1-P) = Po + RID, + 32 D2 + 03133 +(I4D4 + D5D5

Dimana: P = I untuk rumahtangga yangmengkonsumsi susu, dan

P = 0 untuk rumahtangga yang tidakmengkonsumsi susu

D, = ummy variabel pengeluaran rumah-tangga (Rupiah), dimana ;

D, = I untuk pengeluaran > Rp 872.853(rata-rata pengeluaran)

D, = 0 untuk pengeluaran _< Rp 872.853D2 = Dummy variabel pendidikan kepala

rumahtangga, dimana;D2 = 1 untuk yang berpendidikan SLTA

keatasD2 = 0 untuk yang berpendidikan SUP

kebawahD3 = Dummy variabel jumlah BALITA,

dimana ;D3 = I untuk rumahtangga yang punya

Balita > 1D3 = 0 untuk rumahtangga yang punya

Balita <_ 1D4 = Dummy variabel banyaknya anggota

rumahtanggaD4 = I untuk jumlah anggota rumahtangga

yang > 4D4 = 0 untuk jumlah anggota rumahtangga

yang _< 4

Page 3: Analisis Produksi Dan Konsumsi Susu

D5 = Dummy variabel daerah tempattinggal, dimana;

Ds = 1 untuk rumahtangga yang tinggaldi perkotaan

D5 = 0 untuk rumahtangga yang tinggaldi perdesaan

PERKEMBANGAN PRODUKSI SUSU

Secara geografis dan dilihat dari aspekiklim dan kesuburan tanah, sebagian besarwilayah Indonesia memiliki potensi yangsangat besar untuk mengembangkan usahapeternakan . Tetapi, saat ini populasi sapi perahhanya terkonsentrasi di provinsi-provinsidalam Pulau Jawa, dimana dari sekitar 382,3

Tabel 1 . Populasi sapi perah di Indonesia, 1996-2006 (000 ekor)

Somber: BPS, Statistik Indonesia, Beberapa Edisi

Dari populasi sapi perah sebanyak 382,3ribu ekor tahun 2006, produksi susu yangdihasilkan pada tahun 2006 adalah 616,47 ributon (Tabel 2). Jumlah produksi susu tersebuthanya dapat memenuhi 30 persen darikebutuhan bahan baku industri pengolahansusu di dalam negeri, selebihnya (sekitar 70persen) harus diimpor. Selama bulan Januari-September tahun 2007 misalnya, volume imporsusu mencapai 214 ribu ton dengan nilai imporsekitar 596,6 juta US dollar, dimana padatahun 2006, volume impor susu adalah 252ribu ton dengan nilai impor sebesar 507,5 jutaUS dollar.

Untuk mengurangi ketergantunganterhadap impor susu dari luar negeri, makaproduksi susu di dalam negeri harus terusditingkatkan . Ada dua hal yang dapat dilaku-kan oleh pemerintah untuk meningkatkanproduksi susu, yakni (a) mendatangkan bibitsapi perah yang berkualitas baik dari luarnegeri dalam jumlah besar, dan (b) meningkat-kan produktivitas sapi perah yang saat ini

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020

ribu ekor populasi sapi perah yang ada diIndonesia, sekitar 97 persen diantaranya ada dipropinsi-propinsi dalam Pulau Jawa(DITJENNAK, 2006).

Dilihat dari perkembangannya, populasisapi perah di Indonesia selama 10 tahunterakhir hanya bertambah sekitar 0,95 persenper tahun, yaitu dari 347,9 ribu ekor tahun1996 menjadi 382,3 ribu ekor tahun 2006(Tabel 1) . Populasi sapi perah yang palingbanyak terdapat di Jawa Timur, kemudiandiikuti oleh Jawa Tengah dan Jawa Barat . Padatahun 2006, populasi sapi perah di Jawa Barattampak meningkat dengan cukup banyak, yaitudari 92,8 ribu ekor tahun 2005 menjadi 109,6ribu ekor tahun 2006 .

hanya sekitar 10 liter per laktasi per hari,sementara di negara lain telah mencapai 30liter/laktasi/hari (NURYATI, 2007).

Dari Tabel 2 juga dapat diketahui bahwapeningkatan produksi susu yang agaksignificant hanya terjadi pada tahun 2003 dan2006 . Pada tahun 2003 misalnya, produksisusu di Indonesia meningkat dari 493,37 ributon menjadi 553,75 ribu ton atau bertambahsekitar 12,22 persen, sedangkan tahun 2006produksi susu meningkat dari 537.07 ribu tonmenjadi 616,47 ribu ton atau bertambah 14,78persen. Secara keseluruhan, produksi susu diIndonesia selama periode 2000-2007 hanyabertambah sekitar 2,50 persen pertahun .

Dengan jumlah penduduk yang saat inidiperkirakan sudah mencapai 230 juta jiwaserta tingkat pendapatan per kapita yang terusbertambah, maka diperkirakan permintaanterhadap susu dan produk susu di Indonesiameningkat sekitar 10 persen per tahun(ANTARA NEWS, 2007) . Peningkatanpermintaan susu tersebut merupakan peluang

4 15

Provinsi 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006DKI Jakarta 4.3 4.3 4.4 4.5 3.9 4 .1 3 .8 3.6 3 .4 3 .3 3 .2Jawa Barat 119.7 95 .2 79.2 80 .7 84.8 84 .9 91.2 95 .5 99 92 .8 109 .6Jawa Tengah 97.5 102.8 102 .1 105 .2 114 .8 114.9 119 127.7 112.2 114 .1 116 .5Yogyakarta 2.7 3.5 3 .8 4 .1 4 .1 4 .5 4 .9 6.6 7.8 8.2 8.6Jawa Timur 113.6 118 .1 124.6 129.8 139 .1 130.9 131 .3 131 .8 132.8 134 135 .1Lainnya 10 .1 10.5 7 .9 7 .9 7 .7 7.7 8 .1 8.5 9 9 9.3Indonesia 347.9 334.4 322 332.2 354 .4 347 358.3 373.7 364.2 361 .4 382.3

Page 4: Analisis Produksi Dan Konsumsi Susu

yang harus dimanfaatkan dengan baik .Sungguhpun demikian, jika dilihat daripertumbuhan produksi susu yang hanya sekitar2,5 persen pertahun, berarti setiap tahunterdapat kekurangan produksi sekitar 7,5persen. Kekurangan produksi ini tampaknyasulit dipenuhi dari dalam negeri jika tidak adausaha yang serius dalam kebijakan pemerintahtentang persusuan nasional, hal ini akanmengakibatkan peningkatan volume imporsusu sebesar 7,5 persen per tahun. Dengan

Tabel 2 . Produksi susu di Indonesia, 2000-2007 (000 ton)

Sumber: Ditjen Peternakan, Departemen Pertanian

Saat ini, sekitar 91 persen dari produksisusu segar di Indonesia, dihasilkan oleh usahapeternakan rakyat dengan skala usaha 1-3 ekorsapi perah per peternak (ariefdaryanto .wordpress.com). Skala usaha ini kurangekonomis karena keuntungan yang didapatkandari hasil penjualan susu hanya cukup untukmemenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dantidak dapat digunakan untuk mengembangkanusaha. Diperkirakan, skala ekonomis dapatdicapai dengan kepemilikan 10-12 ekor sapiper peternak. Oleh karena itu, para peternakkecil tersebut disarankan untuk bergabungsehingga dapat mencapai skala ekonomis .

Sebagian besar petemak sapi perahmerupakan anggota koperasi susu, yang jugaberperan sebagai penghubung antara peternakdengan industri pengolahan susu (IPS). Karenaperanannya yang cukup besar, koperasi susuperlu meningkatkan pelayanannya dengan caramemperkuat jaringan kerjasama dengan IPS .Koperasi susu juga perlu memberikanperlindungan kepada peternak dalambernegosiasi dengan IPS, karena posisi tawarpeternak sangat lemah . Apalagi, IPS jugasering memberlakukan ketentuan kualitas susuyang ketat, yang kadang-kadang sulit dipenuhioleh peternak .

4 1 6

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020

adanya kenaikan harga berbagai kebutuhan dipasar global saat ini, termasuk susu dan hasil-hasilnya, diperkirakan nilai impor susu danhasil-hasilnya pada tahun 2008 dapat mencapaiUS $ 1 milyar.

Dampak negatif yang terjadi akibat imporsusu tersebut antara lain adalah terkurasnyadevisa nasional, dan hilangnya kesempatankerja yang bisa diciptakan jika usaha ternaksapi perah bisa dikembangkan di Indonesia.

POLA KONSUMSI SUSU

Beberapa ahli menyatakan bahwa rata-ratakonsumsi susu di Indonesia hanya sekitar 7-8liter per kapita per tahun (NURYATI, 2007;DARYANTO, 2007), atau jauh lebih rendahdibandingkan dengan Malaysia dan Thailand,yang konsumsi susu penduduknya masing-masing sudah mencapai 25 liter per kapita pertahun. Rendahnya konsumsi susu di Indonesiamungkin disebabkan oleh beberapa faktor,diantaranya adalah adanya kesalahpahamanpada sebagian masyarakat yang menilai susumerupakan makanan yang mewah dan mahal .Dalam slogan empat sehat lima sempurna, susujuga ditempatkan pada urutan kelima, sebagaimakanan pelengkap. .Akibatnya, masyarakatmerasa bahwa meminum susu bukanlahprioritas, sehingga boleh diabaikan .Masyarakat lebih memprioritaskan mengkon-sumsi makanan yang mengenyangkan danlebih murah, dan sebagian masyarakat jugamenilai bahwa minum susu dapatmenyebabkan kegemukan, sehingga harusdihindari .

Hal lain yang juga dapat menyebabkanrendahnya konsumsi susu di Indonesia adalahkarena sebagian masyarakat, terutatna yang

Provinsi 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007Sumatera Utara 4.62 4.62 4.64 4.66 4.56 4.69 8.78 8 .79DKI Jakarta 5.09 6.13 5.8 5 .8 5.15 5.06 6.37 6.56Jawa Barat 184.52 184.83 198.51 207.86 215.33 201 .86 211 .89 223.55Jawa Tengah 78.93 81 .58 80.06 82.91 78.26 70.69 130.9 132.09DI Yogyakarta 6.89 4.41 5 .3 5 .6 7.26 8.81 11 .06 11 .17Jawa Timur 214.58 196.95 197.46 235.94 237.66 239.91 244.3 250.38Lainnya 1 .21 1 .43 1 .6 10.98 1.83 6.05 3.17 4.2Indonesia 495.84 479.95 493.37 553.75 550.05 537.07 616.47 636.74

Page 5: Analisis Produksi Dan Konsumsi Susu

berpenghasilan menengah kebawah, berpen-dapat bahwa susu hanya perlu diberikan padaanak berusia dibawah lima tahun (Balita) .Padahal susu memiliki kandungan nutrisilengkap yang sangat dibutuhkan dan dapatdiserap oleh tubuh manusia pada segala usia .Nutrisi yang terdapat dalam susu tidak dapatdigantikan secara sempurna oleh makanan lain .

Menurut Canadean, sebuah lembaga risetintemasional yang berkantor di beberapanegara, profil konsumsi susu di Indonesiamenunjukkan bahwa konsumsi susu cair hanyamemberikan kontribusi yang kecil dibanding-kan dengan susu bubuk (http ://www.keluargasehat.com). Pola konsumsi susu cair diIndonesia bertolak belakang dengan negaralain seperti di AS, India, Cina, Thailand, danbahkan Vietnam . Di beberapa negara inikonsumsi susu cair jauh lebih banyak karenapemahaman masyarakat mengenai susu yang

Tabel 3 . Rata-rata konsumsi susu per kapita per minggu

Sumber: BPS, Rata-Rata Pengeluaran Rumahtangga, SUSENAS (2005), diolahCatatan: Angka dalam kurung adalah konsumsi per kapita per tahun

Banyaknya konsumsi susu cair pabrikterutama disebabkan karena adanyaperkembangan teknologi pengolahan susu cairmodem yang disebut Ultra High Temperature(UHT) (http ://www.keluargasehat.com) .Melalui proses UHT, susu cair tidak cepatrusak sehingga dapat tahan lebih lama, dimananilai dan rasa susu tidak mengalami perubahan .Pengolahan UHT, termasuk pengemasannyamenggunakan bahan steril, sehingga susu cairtetap aman dikonsumsi untuk waktu yangcukup lama . Kombinasi pengolahan UHT dankemasan aseptic membuat susu dapatdikonsumsi kapan saja tanpa memerlukan alatpendingin khusus, dan juga tahan disimpandalam suhu kamar sampai 10 bulan tanpabahan pengawet.

Tabel 3 menunjukkan bahwa konsumsisusu per kapita yang paling banyak adalah susu

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020

lebih baik, khususnya manfaat susu cair bagikesehatan dan pertumbuhan .

Hasil Susenas tahun 2005 menunjukkanbahwa konsumsi susu cair murni di Indonesiamemang sangat rendah, yaitu hanya sekitar0,005 liter per kapita per minggu atau hanyasekitar 0,26 liter per kapita per tahun (Tabel 3) .Konsumsi susu cair pabrik sekitar 2,50 liter perkapita per tahun, jauh lebih besar dari padakonsumsi susu bubuk, termasuk susu bubukbayi, yang hanya sekitar 1,15 liter per kapitaper tahun . Susu yang paling dominandikonsumsi penduduk Indonesia adalah susukental manis yang mencapai 9,31 liter perkapita per tahun. Secara keseluruhan, jumlahkonsumsi susu di Indonesia pada tahun 2005adalah 13,22 liter per kapita per tahun, dengankomposisi sebagai berikut : 20,9 persen susucair (sebagian besar susu cair pabrik), 70,4persen susu kental manis dan 8,7 persen susububuk (termasuk susu bubuk bayi) .

kental manis, yang mencapai sekitar 9,31 literper kapita per tahun. Dengan kata lain, sekitar70,42 persen dari seluruh konsumsi susu perkapita di Indonesia adalah dalam bentuk susukental manis . Tingginya konsumsi susu kentalmanis ini tampaknya disebabkan karenaharganya yang relatif lebih murahdibandingkan dengan susu bubuk dan susu cairpabrik, disamping rasanya yang manis dandisukai anak-anak.

FAKTOR-FAKTOR YANGMEMPENGARUHI KONSUMSI SUSU

Hasil analisis dengan menggunakan fungsidouble logaritma, menunjukkan bahwapengeluaran rumahtangga, yang merupakanproksi terhadap data pendapatan, mempunyai

417

Jenis susu Perkotaan Perdesaan Kota dan DesaSum murni (1) 0.009 0.002 0.005 (0,26)Susu cair pabrik (I) 0.068 0.032 0.048 (2,50)Susu kental manis (1) 0.230 0.135 0.179 (9,31)Susu bubuk (1) 0.025 0.005 0.013 (0,68)Susu bubuk bayi (1) 0.014 0.004 0.009 (0,47)Jumlah 0.346 0.179 0.254 (13,22)

Page 6: Analisis Produksi Dan Konsumsi Susu

pengaruh positif dan signifikan terhadapkonsumsi susu bubuk, susu bubuk bayi dansusu kental manis . Konsumsi susu murni dansusu cair pabrik, walaupun pengaruhnya jugapositif tetapi tidak signifikan . Angka elastisitaspengeluaran rumahtangga untuk konsumsi susububuk sebesar 0,382, yang berarti jikapengeluaran rumahtangga meningkat satupersen, maka konsumsi susu bubuk akanbertambah sebesar 0,382 persen . Sementara itu,angka elastisitas pengeluaran rumahtanggauntuk konsumsi susu bubuk bayi dan susukental manis, masing-masing adalah 0,421 dan0,151 .

Kenyataan bahwa pengeluaran rumah-tangga tidak mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap konsumsi susu mumi dansusu cair pabrik memberikan indikasi bahwasusu mumi dan susu cair pabrik tidakmerupakan prioritas bagi rumahtangga untukdikonsumsi . Hal ini menunjukkan bahwa jikapeningkatan pengeluaran rumahtangga tidakakan digunakan untuk meningkatkan konsumsisusu murni dan susu cair pabrik . Sebaliknya,hal ini akan digunakan untuk meningkatkankonsumsi susu bubuk bayi, susu bubukmaupun susu kental manis .

Hasil analisis regresi logistik berganda(logit) menunjukkan bahwa pengeluaran

Tabel 4. Hasil analisis regresi logistik berganda

Variabel tempat tinggal yang signifikanuntuk konsumsi susu bubuk, mempunyai oddsratio sebesar 2,409, yang berarti rumahtanggayang tinggal di daerah perkotaan mempunyaikecenderungan untuk mengkonsumsi susububuk sebesar 2,409 kali lebih besar dari padarumahtangga yang tinggal di daerah perdesaan .Variabel dengan banyaknya anggotarumahtangga yang untuk konsumsi susu bubukbayi, dengan nilai odds ratio sebesar 2,143,

41 8

Semitoka Nasionat Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020

rumahtangga dan pendidikan kepalarumahtangga mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kecenderungan untukmengkonsumsi susu kental manis, susu bubukdan susu bubuk bayi. Sedangkan variabeltempat tinggal mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kecenderunganmengkonsumsi susu bubuk dan susu bubukbayi (Tabel 4).

Hasil perhitungan odds ratio (rasiokecenderungan) menunjukkan bahwa untuksusu kental manis nilai odds ratio sebesar1,562 untuk variabel pendidikan kepalarumahtangga. Hal ini berarti bahwarumahtangga yang kepala rumahtangganyaberpendidikan SLTA keatas mempunyaikecenderungan untuk mengkonsumsi susukental manis sebesar 1,562 kali lebih besardaripada rumahtangga yang kepala rumah-tangganya berpendidikan SUP kebawah.Sedangkan untuk variabel pengeluaran, denganodds ratio sebesar 3,114 berarti rumahtanggayang mempunyai pengeluaran lebih dari Rp872.853 mempunyai kecenderungan sebesar3,114 kali lebih besar untuk mengkonsumsisusu kental manis daripada rumahtangga yangmempunyai pengeluaran kurang dari Rp872.853 .

menunjukkan bahwa rumahtangga yang lebihdari 4 orang mempunyai kecenderungan untukmengkonsumsi susu bubuk bayi sebesar 2,143kali lebih besar dibandingkan denganrumahtangga yang mempunyai anggotarumahtangga kurang dari 4 orang.

Jenis susu Variabel B Exp (B) Odds Ratio Sig.Susu kental manis Pendidikan KRT 0,446 1,562 0,000

Pengeluaran 1,136 3,114 0,000Susu bubuk Pendidikan KRT 0,806 2,238 0,000

Tempat Tinggal 0,879 2,409 0,000Pengeluaran 1,433 4,191 0,000

Susu bubuk bayi Pendidikan KRT 0,657 1,929 0,000Tempat Tinggal 0,232 1,261 0,047Pengeluaran 0,859 2,362 0,000Banyaknya ART 0,762 2,143 0,000

Page 7: Analisis Produksi Dan Konsumsi Susu

KESIMPULAN

Upaya meningkatkan konsumsi susu bagipenduduk Indonesia dihadapkan dengan dilemarendahnya produksi susu, yang saat inidiperkirakan hanya sanggup memenuhi sekitar30 persen kebutuhan susu di dalam negeri,sedangkan 70 persen nya lagi harus diimpor.Tanpa melakukan promosi apapun, secaranatural konsumsi susu di dalam negeridiperkirakan meningkat sekitar 10 persenpertahun, akibat pertumbuhan penduduk dankenaikan pendapatan perkapita . Padahalproduksi susu selama periode 2000-2007 hanyabertambah sekitar 2,50 persen pertahun, ataudengan kata lain terdapat kekurangan sebesar7,5 persen pertahun. Oleh karena itu, jikapemerintah tidak melakukan upaya yang seriusuntuk meningkatkan produksi susu, maka bisadipastikan impor susu akan meningkat sebesar7,5 persen per tahun.

Pengeluaran rumahtangga, yang merupakanproksi terhadap pendapatan, mempunyaipengaruh positif dan signifikan terhadapkonsumsi susu bubuk, susu bubuk bayi dansusu kental manis . Sedangkan untuk konsumsisusu murni dan susu cair pabrik, walaupunpengaruhnya juga positif tetapi tidaksignificant. Elastisitas pengeluaran rumah-tangga untuk konsumsi susu bubuk sebesar0,382, yang berarti jika pengeluaranrumahtangga meningkat satu persen, makakonsumsi susu bubuk akan bertambah sebesar0,382 persen. Elastisitas pengeluaranrumahtangga untuk konsumsi susu bubuk bayidan susu kental manis, masing-masing adalah0,421 dan 0,151 .

Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas - 2020

DAFFAR PUSTAKA

ANTARA NEWS. I Juli 2007 . ariefdaryanto .wordpress.com, 23 September 2007

BADAN PUSAT STATISTIK . 2007. Rata-RataPengeluaran Rumahtangga Hasil Survei SosialEkonomi Nasional (Susenas) Tahun 2005",2007 .

BADAN PUSAT STATISTIK . "Statistik Indonesia",beberapa edisi .

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN. 2006 StatistikPeternakan 2006. Ditjen Peternakan,Departemen Pertanian, Jakarta.

h ttp : //www.detikaublishine .com

httu : //www.keluargasehat.com

Srri NuRYATI . Sinar Harapan, 24 Oktober 2007 .

419