ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI IJARAHlib.stieputrabangsa.ac.id › repository › 153300576.pdfnamun...

21
1 ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI IJARAH DALAM PEMBIAYAAN MULTIJASA BERDASARKAN PSAK 107 PADA KSPPS HARAPAN UMMAT KEBUMEN TIKA NOVITASARI STIE Putra Bangsa Kebumen [email protected] Abstract: Savings ands Loans and Sharia Financing Cooperative (KSPPS) Harapan Ummat Kebumen is a sharia financial institution that collects funds through its products by applying the principles of sharia as the foundation, such as multijasa financing with ijarah contract. In connection with that, this study aims to determine the implementation of ijarah contract in multi-service financing used by KSPPS Harapan Ummat Kebumen. This study uses qualitative descriptive approach that is by comparing the accounting treatment of ijarah contract in multijasa financing applied by KSPPS Harapan Ummat Kebumen with PSAK 107. The implementation of the ijarah contract used by KSPPS Kebumen Hope Kebumen is adjusted to PSAK 107. The results showed that KSPPS Harapan Ummat Kebumen in recording recognition, measurement, presentation, and disclosure were in accordance with PSAK 107 but were not perfect yet. Keywords: application of ijarah, multijasa, PSAK 107

Transcript of ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI IJARAHlib.stieputrabangsa.ac.id › repository › 153300576.pdfnamun...

  • 1

    ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI IJARAH

    DALAM PEMBIAYAAN MULTIJASA BERDASARKAN

    PSAK 107 PADA KSPPS HARAPAN UMMAT KEBUMEN

    TIKA NOVITASARI

    STIE Putra Bangsa Kebumen

    [email protected]

    Abstract: Savings ands Loans and Sharia Financing Cooperative (KSPPS) Harapan

    Ummat Kebumen is a sharia financial institution that collects funds through its

    products by applying the principles of sharia as the foundation, such as multijasa

    financing with ijarah contract. In connection with that, this study aims to determine

    the implementation of ijarah contract in multi-service financing used by KSPPS

    Harapan Ummat Kebumen. This study uses qualitative descriptive approach that is

    by comparing the accounting treatment of ijarah contract in multijasa financing

    applied by KSPPS Harapan Ummat Kebumen with PSAK 107. The implementation of

    the ijarah contract used by KSPPS Kebumen Hope Kebumen is adjusted to PSAK

    107. The results showed that KSPPS Harapan Ummat Kebumen in recording

    recognition, measurement, presentation, and disclosure were in accordance with

    PSAK 107 but were not perfect yet.

    Keywords: application of ijarah, multijasa, PSAK 107

  • 2

    PENDAHULUAN

    Pesatnya perkembangan lembaga syariah terutama dalam ekonomi telah

    membuat masyarakat memberikan perhatian khusus terhadap ekonomi syariah.

    Peranan Pemerintah sangat pesat terhadap perkembangan ekonomi islam dan

    perbankan syariah dan lembaga keuangan islam. Keberadaan bank-bank umum atau

    bank konvensional saat ini sangat mempengaruhi perkembangan perbankan syariah di

    Indonesia.

    Perkembangan Bank dan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia mengalami

    peningkatan baik dari segi kualitas maupun jenisnya. Lembaga Keuangan Syariah

    yang berkembang untuk berorientasi mendapatkan keuntungan saat ini antara lain

    Pegadaian Syariah, Pasar Modal Syariah, Reksadana Syariah, Obligasi Syariah.

    Sedangkan Lembaga Keuangan Syariah nirlaba yang saat ini berkembang yaitu

    Organisasi Pengelola Zakat, Badan Amil Zakat maupun Badan Amil Zakat, dan

    Badan Wakaf. Lembaga keuangan Mikro Syariah seperti BMT (Baitul Maal wa

    Tamwil) atau Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah juga turut

    berkembang sangat pesat di Indonesia. Adanya label syariah pada Lembaga

    Keuangan tersebut, memiliki konsekuensi pada operasionalnya. Lembaga Keuangan

    tersebut harus selalu melaksanakan prinsip-prinsip syariah dalam seluruh produk dan

    operasionalnya yang bersumber dari Al-Quran maupun Hadist Rasululloh SAW.

    Meningkatnya kebutuhan layanan jasa perbankan dengan prinsip syariah serta

    jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah,

    diharapkan lembaga non perbankan mampu bersaing dalam mengembangkan prinsip

    syariah. Salah satu Lembaga Keuangan Syariah non bank yaitu Baitul Maal Wat

    Tamwil (BMT) atau Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) yang

    menawarkan jasa pembiayaan. Peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Koperasi dan

    Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia No. 16/Per/M.UKM/IX/2015 tentang

    Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh Koperasi

    mengubah kegiatan usaha jasa keuangan syariah yang lahir dari Baitul Maal Wat

    Tamwil (BMT) menjadi Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS).

  • 3

    Dalam beroperasi KSPPS memiliki kesamaan dengan kegiatan pada Baitul Maal Wat

    Tamwil (BMT) dengan berprinsip syariat Islam.

    Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) merupakan

    lembaga syariah yang ruang lingkupnya mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi

    hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil. Sebagai lembaga

    keuangan syariah, KSPPS berhak melakukan kegiatan ekonomi, seperti mengelola

    kegiatan perdagangan, industri, dan pertanian. Keberadaan KSPPS ditengah-tengah

    masyarakat bawah memberikan angin segar bagi pengusaha kecil dan menengah

    untuk dapat melangsungkan usahanya melalui fasilitas pembiayaan yang ditawarkan.

    Fasilitas pembiayaan yang ditawarkan oleh KSPPS Harapan Umat

    Karanganyar yang terbagi menjadi empat kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan

    penggunaanya, diantaranya pembiayaan dengan prinsip Simpan Pinjam

    (Mudharabah), pembiayaan dengan prinsip Kerjasama (Musyarakah), pembiayaan

    dengsn prinsip Jual Beli (Murabahah), pembiayaan dengan prinsip Sewa (Ijarah) dan

    lain-lain. Salah satu jasa pembiayaan yang menjadi alternative bagi nasabah dalam

    hal pembiayaan adalah Ijarah. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional Tahun 2000,

    dijelaskan prinsip atau akad Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu

    barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa

    diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.

    Dalam melakukan pemenuhan kebutuhan nasabah akan manfaat barang dan

    manfaat jasa KSPPS menawarkan jenis produk pembiayaan Multijasa yang

    menggunakan akad Ijarah dalam implementasinya. Dalam perlakuan akuntansi

    produk perbankan syariah mengacu pada standar akuntansi yang diterbitkan oleh

    Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), yaitu Standar Akuntansi Keuangan PSAK 101

    sampai dengan PSAK 111 tentang akuntansi perbankan syariah yang sebelumnya

    masih menggunakan PSAK 59 dalam acuan penerapan akuntansinya. Pernyataan

    Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman yang digunakan oleh

    Lembaga Keuangan baik (Bank Konvensional dan Bank Syariah) dalam hal

    pencatatan transaksi keuangan yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran,

  • 4

    penyajian serta pengungkapan. KSPPS Harapan Umat Karanganyar adalah salah satu

    Koperasi keuangan syariah yang menyalurkan pembiayaan multijasa, dimana bentuk

    pembiayaan tersebut menggunakan akad Ijarah. Akan tetapi masih ditemukan

    perlakuan akuntansi yang belum sesuai dengan PSAK 107. KSPPS Harapan Ummat

    Kebumen salah satu yang semestinya melakukan pencatatan keuangan sesuai dengan

    PSAK termasuk pembiayaan Ijarah.

    Berdasarkan latar belakang tersebut mendorong penulis untuk melakukan

    penelitian tentang masalah tersebut dengan judul “ANALISIS PENERAPAN

    AKUNTANSI IJARAH DALAM PEMBIAYAAN MULTIJASA BERDASARKAN

    PSAK 107 PADA KSPPS HARAPAN UMMAT KEBUMEN”.

    Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

    dapat merumuskan masalah yang nantinya akan diteliti. Adapun rumusan masalah

    dalam penelitian yang dilakukan adalah “Bagaimana Penerapan Pernyataan Standar

    Akuntansi Keuangan (PSAK) 107 atas Pembiayaan Multijasa pada KSPPS Harapan

    Ummat Kebumen ?”

    Batasan Masalah

    Penyusun hendak menganalisis penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

    (PSAK) 107 atas pembiayaan Multijasa pada KSPPS Harapan Umat Karanganyar.

    Untuk mencegah pembahasan penelitian keluar dari tema, maka aspek yang dijadikan

    batasan adalah pengakuan dan pengukuran, penyajian serta pengungkapan untuk

    akuntansi pemberi sewa atau pihak KSPPS Harapan Umat pada pembiayaan

    Multijasa pada produk jasa pendidikan dan jasa pengobatan.

    Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

    penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 107 atas pembiayaan

    Multijasa pada KSPPS Harapan Ummat Kebumen.

  • 5

    TINJAUAN PUSTAKA

    Lembaga Keuangan Bank

    Lembaga Keuangan Bank dibutuhkan sebagai lembaga intermediary

    (perantara) antara pihak yang surplus dana kepada pihak yang defisit dana. Lembaga

    keuangan diberi batasan sebagai semua badan yang kegiatannya di bidang keuangan,

    melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat, terutama guna

    membiayai investasi perusahaan. Dalam kenyataanya, kegiatan pembiayaan lembaga

    keuangan bisa diperuntukan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan

    kegiatan distribusi barang dan jasa. Lembaga Keuangan dapat dikelompokan menjadi

    dua bentuk, yaitu bank dan non bank. Lembaga keuangan, baik bank maupun non

    bank, mempunyai peran penting bagi aktivitas perekonomian.

    Lembaga Keuangan Non Bank

    Lembaga keuangan non bank terdiri dari pegadaian, pasar modal, reksa dana,

    pasar uang, asuransi, Baitul Maal wa Tamwil (BMT) atau Koperasi Simpan Pinjam

    dan Pembiayaan Syariah (KSPPS). Perkembangan lembaga keuangan baik bank

    maupun non bank sekarang menyebabkan memiliki unit usaha syariah sendiri.

    Koperasi Simpan Pinjam Pinjam dan Pembiayaan Syariah

    Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

    Republik Indonesia Nomor 16/PER/M.KUKM/IX/2015 pasal 1, Koperasi Simpan

    Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya

    meliputi simpan, pinjam dan pembiayaan sesuai dengan prinsip syariah, termasuk

    mengelola zakat, infak/sedekah, dan wakaf.

    Pembiayaan

    Menurut Standar Operasional Koperasi Jasa Keuangan Syariah (2007: 3)

    Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama

    permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain, dan atau

    anggotanya, yang mewaibkan penerima pembiayaan itu untuk untuk melunasi pokok

    pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan

  • 6

    pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai

    atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.

    Pengertian Ijarah

    Ijarah menurut Rifqi (2008: 319) adalah akad pemindahan hak guna atas barang

    dan jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

    kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.

    Menurut fatwa DSN MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan

    Ijarah, Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau

    jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan

    pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan demikian akad ijarah tidak ada

    perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpindahan hak guna saja dari yang

    menyewakan pada penyewa.

    Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 107

    Pendahuluan

    Tujuan

    Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian dan

    pengungkapan transaksi ijarah.

    Ruang Lingkup

    PSAK ini diterapkan untuk entitas yang melakukan transaksi ijarah serta

    mencakup pengaturan untuk pembiayaan multijasa yang menggunakan akad ijarah,

    namun tidak mencakup pengaturan perlakuan akuntansi untuk obligasi syariah

    (sukuk) yang menggunakan akad Ijarah.

    Definisi

    Beberapa definisi yang dijelaskan dalam PSAK ini antara lain:

    a. Aset ijarah adalah asset baik berwujud maupun tidak berwujud yang atas

    manfaatnya disewakan

    b. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (mafaat) atas suatu asset dalam wakyu

    tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan

  • 7

    kepemilikan asset itu sendiri. Sewa yang dimaksud adalah sewa operasi

    (operating lease)

    c. Ijarah muntahiyyah bittamlik adalah ijarah dengan wa’d perpindahan

    kepemilikan asset yang diijarahkan pada asset tertentu.

    d. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu asset antara

    pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu

    transaksi dengan wajar

    e. Obyek ijarah adalah manfaat penggunaan asset berwujud atau tidak berwujud.

    f. Sewa operasi adalah sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh

    risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan asset.

    g. Umur manfaat adalah suatu periode dimana asset diharapkan akan digunakan

    atau jumlah produksi/unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari asset.

    h. Wa’d adalah janji dari satu pihak kepada pihak lain untuk melaksanakan sesuatu.

    Pengakuan dan Pengukuran

    Pengakuan dan Pengukuram, Penyajian serta Pengungkapan dikutip dari

    PSAK 107 tentang Ijarah, sedangkan pencatatan transaksi ijarah dikutip dari

    Nurhayati dan Wasilah (2016: 240-242) yang telah sesuai dengan PSAK. Pembiayaan

    multijasa yang menggunakan akad ijarah, standar akuntansi yang menjadi acuannya

    adalah PSAK 107 tentang akuntansi ijarah.

    Akuntansi Pemilik (Mu’jir)

    Biaya Perolehan

    Objek ijarah diakui pada saat objek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan.

    Biaya perolehan objek ijarah yang berupa asset tetap mengacu ke PSAK 16: aset teap

    dan aset tidak berwujud mengacu ke PSAK 19: aset tidak berwujud. Menurut PSAK

    16 Aset tetap adalah aset berwujud yang:

    1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk

    direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

    2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

  • 8

    Aset tetap yaitu aset berwujud yang mempunyai manfaat lebih dari satu

    periode atau dalam jangka panjang yang dapat dipergunakan dalam produksi

    atau penyediaan barang dan jasa untuk disewakan kepada pihak lain.

    Sedangkan aset tidak berwujud menurut PSAJ 19 adalah aset non moneter

    yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Aset tersebut harus memiliki

    syarat sebagai berikut:

    3. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan

    dari aset tersebut, dan

    4. Biaya perolehan dapat diukur secara andal.

    Jurnal:

    Dr. Aset Ijarah Muntahiyya Bit Tamlik xxx

    Cr. Kas/Utang xxx

    Penyusutan dan Amortisasi

    Objek ijarah disusutkan atau diamortisasi, jika berupa aset yang dapat disusutkan

    atau amortisasi, sesuai dengan kebijakan penyusutan atau amortisasi untuk aset

    sejenis selama umur manfaatnya (umur ekonomis). Kebijakan penyusutan atau

    amortisasi yang dipilih harus mencerminkan pola konsumsi yang diharapkan dari

    manfaat ekonomi di masa depan dari objek ijarah. Umur ekonomis dapat berbeda

    dengan umur teknis. Jika aset ijarah untuk akad jenis ijarah muntahiyya bit tamblik

    maka masa manfaat yang digunakan untuk menghitung penyusutan adalah periode

    akad.

    Jurnal:

    Dr. Biaya Penyusutan xxx

    Cr. Akumulasi Penyusutan xxx

    Pendapatan dan beban

    Pendapatan sewa, diakui pada saat manfaat atas aset telah diserahkan kepada

    penyewa pada akhir periode pelaporan. Jika manfaat telah diserahkan tapi perusahaan

    belum menerima uang, maka akan diakui sebagai piutang pendapatan sewa dan

    diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan.

  • 9

    Jurnal:

    Dr. Kas/ Piutang Sewa xxx

    Cr. Pendapatan Sewa xxx

    Pengakuan biaya perbaikan objek ijarah adalah sebagai berikut:

    a. Biaya perbaikan Objek Ijarah, adalah tanggungan pemilik, tetapi

    pengeluarannya dapat dilakukan oleh pemilik secara langsung atau dilakukan

    oleh penyewa atas persetujuan pemilik.

    1. Jika perbaikan rutin yang dilakukan oleh penyewa dengan persetujuan

    pemilik maka diakui sebagai beban pemilik pada saat terjadinya.

    Jurnal:

    Dr. Biaya Perbaikan xxx

    Cr. Utang xxx

    2. Jika perbaikan tidak rutin atas objek ijaah yang dilakukan oleh penyewa

    diakui pada saat terjadinya.

    Jurnal:

    Dr. BIaya Perbaikan xxx

    Cr. Kas/Utang/Perlengkapan xxx

    Dalam ijarah muntahiya bit tamlik melalui penjualan secara bertahap,

    biaya perbaikan obejk ijarah yang dimaksud dalam huruf (a) dan (b) ditanggung

    pemilik maupun penyewa sebanding dengan bagian kepemilikan masing-

    masing atas objek ijarah.

    Jurnal:

    Dr. Biaya Perbaikan xxx

    Cr. Kas/Utang/Perlengkapan xxx

    b. Perpindahan Kepemilikan Objek Ijarah dalam Ijarah Muntahiya bit Tamlik

    dapat dilakukan dengan cara:

    1. Hibah, maka jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai beban.

    Jurnal:

    Dr. Beban Ijarah xxx

  • 10

    Dr. Akumulasi Penyusutan xxx

    Cr. Aset Ijarah xxx

    2. Penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar cicilan sewa atau jumlah

    yang disepakati, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek

    ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

    Jurnal:

    Dr. Kas/Piutang xxx

    Dr. Akumulasi Penyusutan xxx

    Dr. Kerugian* xxx

    Cr. Keuntungan** xxx

    Cr. Aset Ijarah xxx

    Ket:

    *jika nilai buku lebih besar dari harga jual

    **jika nilai buku lebih kecil dari harga jual

    3. Penjualan setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan

    jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

    Jurnal:

    Dr. Kas xxx

    Dr. Kerugian xxx

    Dr. Akumulasi Penyusutan xxx

    Cr. Keuntungan* xxx

    Cr. Aset Ijarah xxx

    Ket:

    *jika nilai buku lebih besar dari harga jual

    **jika nilai buku lebih kecil dari harga jual

    4. Penjulan objek ijarah secara bertahap, maka:

    1) Selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek ijarah

    yang telah dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

    Jurnal:

  • 11

    Dr. Kas xxx

    Dr. Kerugian* xxx

    Dr. Akumulasi Penyusutan xxx

    Cr. Keuntungan** xxx

    Cr. Aset Ijarah xxx

    Ket:

    *jika nilai buku lebih besar dari harga jual

    **jika nilai buku lebih kecil dari harga jual

    2) Bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai aset

    tidak lancar atau asset lancar sesuai dengan tujuan penggunaan aset

    tersebut.

    Jurnal:

    Dr. Aset Lancar/tidak lancar xxx

    Dr. Akumulasi Penyusutan xxx

    Cr. Aset Ijarah xxx

    Seluruh beban maupun keuntungan/kerugian yang timbul akibat

    penjualan ijarah tersebut diakuisebagai beban/keuntungan/kerugian

    pada periode berjalan. Keuntungan/ Kerugian yang timbul tidak dapat

    diakui sebagai pengurangan atau penambah dari beban Ijarah.

    Penyajian

    Pendapatan Ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban-beban yang

    terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan

    sebagainya.

    Pengungkapan

    Pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait transaksi ijarah dan ijarah

    muntahiya bit tamlik, tetapi tidak terbatas pada:

    a. Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas pada:

    1. Keberadaan wa’ad pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang digunakan

    (jika ada wa’ad pengalihan kepemilikan)

  • 12

    2. Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut;

    3. Agunan yang digunakan (jika ada);

    b. Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan untuk setiap kelompok aset ijarah; dan

    c. Keberadaan transaksi jual dan ijarah (jika ada)

    Berakhirnya Akad Ijarah

    Menurut Nurhayati dan Wasilah (2013:237) berakhirnya akad ijarah yaitu:

    a. Periode akad sudah selesai sesuai perjanjian, namun kontrak masih dapat berlaku

    walupun dalam perjanjian sudah selesai dengan beberapa alasan, misalnya

    keterlambatan masa panen jika menyewakan lahan untuk pertanian, maka

    dimungkinkan berakhirnya akad setelah panen selesai.

    b. Periode akad belum selesai tetapi pemberi sewa dan penyewa sepakat

    menghentikan akad ijarah.

    c. Terjadi kerusakan asset

    d. Penyewa tidak dapat membayar sewa.

    e. Salah satu pihak meninggal dan ahli waris tidak berkeinginan untuk meneruskan

    akad karena memberatkannya. Kalau ahli waris merasa tidak masalah maka akad

    tetap berlangsung, kecuali akadnya adalah upah menyusui maka bila sang bayi

    atau menyusui meninggal maka akadnya menjadi batal.

    Multijasa

    Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional No.44/DSN-MUI/VII/2004 tentang

    pembiayaan multijasa, bahwa salah satu bentuk pelayanan jasa keuangan yang

    menjadi kebutuhan masyarakat adalah pembiayaan multijasa, yaitu pembiayaan yang

    diberikan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh

    manfaat atas suatu jasa

    METODE PENELITIAN

    Objek Penelitian

    Dalam penelitian ini, penulis memilih KSPPS Harapan Ummat Kebumen

    sebagai tempat penelitian mengenai pembiayaan multijasa dengan PSAK 107 tentang

  • 13

    Akuntansi Ijarah yang beralamat di Jalan Dampit, 004/001 Plarangan, Karanganyar,

    Kebumen.

    Jenis Data

    a. Data primer yang diperoleh dengan menggunakan pengamatan secara

    langsung pada KSPPS Harapan Umat serta melakukan wawancara secara

    langsung dengan pihak pimpinan dan sejumlah personil yang ada kaitannya

    dengan penelitian ini. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil

    wawancara langsung dari pihak KSPPS Harapan Ummat yang dilakukan

    dengan Bapak Irvan Purwanto selaku Manajer.

    b. Data sekunder yang diperoleh dari berbagai literature seperti; jurnul, buku,

    website, dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

    Metode Pengumpulan Data

    Metode Wawancara, Metode Observasi, Studi Kepustakaan.

    Metode Analisis Data

    a. Mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan akad ijarah

    dalam pembiayaan multijasa pada KSPPS Harapan Umat Kebumen.

    b. Membuat dan menyajikan data perlakuan akuntansi akad ijarah dalam

    pembiayaan multijasa yang ada di KSPPS Harapan Ummat Kebumen.

    c. Membandingkan pencatatan yang dilakukan oleh KSPPS Harapan Umat

    Karanganyar dengan PSAK 107 dalam hal pengakuan dan pengukuran,

    penyajian serta pengungkapan.

    d. Menganalisis perlakuan akuntansi akad ijarah dalam pembiayaan multijasa

    yang diterapkan pada KSPPS Harapan Ummat Kebumen dengan perlakuan

    akuntansi akad ijarah sesuai PSAK 107.

    PEMBAHASAN

    Hasil Laporan

    a. Kasus: Pembiayaan Multijasa pada produk Jasa Pendidikan.

    Pada Tanggal 20 Januari 2017 Bapak XXX telah menandatangani akad

    pembiayaan Al-Ijarah yaitu Multijasa untuk jasa pendidikan S1 dengan harga

  • 14

    perolehan Rp. 25.000.000,- ditambah keuntungan yang disepakati sebesar Rp

    3.750.000,-. Adapun biaya diluar harga perolehan yang dibebankan kepada

    KSPPS yaitu biaya administrasi dan materai sebesar Rp. 506.000,- biaya lain-lain

    dan survey sebesar Rp 10.000,- biaya notaris dan dana ta’awun sebesar Rp

    100.000,-. Disepakati bahwa pembayaran dilakukan secara tangguh dalam jangka

    waktu 10 bulan. Atas transaksi tersebut pihak KSPPS Harapan Ummat

    menyerahkan uang tunai kepada Bapak Dr. Ahmad Dedat sebesar Rp

    25.000.000,- dengan jatuh tempo pada tanggal 20 November 2017:

    Perhitungan Akad Al-Ijarah produk Multijasa produk Jasa Pendidikan:

    Harga perolehan = Rp 25.000.000

    Marjin disepakati (Rp 25.000.000x15%) = Rp 3.750.000 +

    Harga jual disepakati = Rp 28.750.000

    Marjin per bulan = Rp 375.000

    Tabel IV.1 Jadwal Angsuran Nasabah Bapak XXX Pembiayaan Ijarah

    pada KSPPS Harapan Ummat Kebumen

    Angsuran

    Ke Pokok Margin Jumlah

    Saldo

    Pembayaran

    1 2,500,000.00 375,000.00 2,875,000.00 22,500,000.00

    2 2,500,000.00 375,000.00 2,875,000.00 20,000,000.00

    3 2,500,000.00 375,000.00 2,875,000.00 17,500,000.00

    4 2,500,000.00 375,000.00 2,875,000.00 15,000,000.00

    5 2,500,000.00 375,000.00 2,875,000.00 12,500,000.00

    6 2,500,000.00 375,000.00 2,875,000.00 10,000,000.00

    7 2,500,000.00 375,000.00 2,875,000.00 7,500,000.00

    8 2,500,000.00 375,000.00 2,875,000.00 5,000,000.00

    9 2,500,000.00 375,000.00 2,875,000.00 2,500,000.00

    10 2,500,000.00 375,000.00 2,875,000.00 0

    Total 25,000,000.00 3,750,000.00 28,750,000.00

    Sumber: Data Berasal dari angsuran nasabah KSPPS Harapan Ummat

  • 15

    Pencatatan Jurnal Transaksi Ijarah

    Berikut adalah perbandingan perlakukan akuntansi Ijarah pada KSPPS Harapan Ummat dengan PSAK 107 disajikan pada

    tabel sebagai berikut:

    Tabel IV.3 Perbandingan Perlakuan Akuntansi pada KSPPS Harapan Ummat dengan PSAK 107 Ijarah (Kasus Pertama)

    Tanggal Jenis Transaksi Jurnal KSPPS Harapan Ummat Jurnal Berdasarkan PSAK 107

    20/01/2017

    Saat akad

    Ijarah

    disepakati

    (Dr) Aset Ijarah Rp 25.000.000

    (Dr) Aset Ijarah Rp 25.000.000

    (Cr) Kas Rp 25.000.000 (Cr) Kas Rp 25.000.000

    20/01/2017

    Saat

    perhitungan

    margin Ijarah

    disepakati

    (Dr) Piutang Ijarah Rp 28.750.000

    (Cr) Aset Ijarah Rp 25.000.000

    (Cr) Margin yang

    ditangguhkan Rp 3.750.0000

    20/01/2017 Biaya

    Administrasi

    (Dr) Kas Rp 616.000 (Dr) Kas Rp 616.000

    (Cr) Biaya

    Administrasi Rp 500.000

    (Cr)Pendapatan

    Administrasi Rp 616.000

    (Cr)Persediaan

    Materai Rp 6.000

    (Cr) Pendanaan Non

    Operasional Rp 100.000

    (Cr) Cadangan

    Resiko Rp 10.000

  • 16

    Tanggal Jenis Transaksi Jurnal KSPPS Harapan Ummat Jurnal Berdasarkan PSAK 107

    20/02/2017

    s/d

    20/11/2017

    Saat

    penerimaan

    angsuran ke 1-

    10

    (Dr) Kas Rp 2.875.000 (Dr) Kas Rp 2.875.000

    (Cr) Piutang Ijarah Rp 2.500.000 (Cr) Pendapatan Sewa Rp 2.875.000

    (Cr) Margin Ijarah

    yang ditangguhkan Rp 375.000

    20/11/2017 Saat pelunasan

    (Dr) Kas Rp 2.500.000 (Dr) Kas

    Rp 2.875.000

    (Cr) Piutang Ijarah Rp 2.500.000 (Cr) Piutang Ijarah

    Rp 2.875.000

    (Dr) Margin Ijarah yang

    x ditangguhkan Rp 375.000

    (Cr) Pendapatan

    Margin Ijarah Rp 375.000

  • 17

    Analisis Penerapan Akuntansi Ijarah Multijasa Pada KSPPS Harapan Ummat

    Tabel IV.5 Analisis Perlakuan Akuntansi PSAK 107 dan KSPPS Harapan

    Ummat

    No Perlakuan Akuntansi PSAK

    107

    Implementasi Keterangan

    a. Pengakuan dan Pengukuran

    1. Pada saat perolehan asset

    ijarah diakui sebagai

    persediaan sebesar biaya

    perolehan. (Paragraf 9)

    Pada KSPPS

    Harapan ummat saat

    memperoleh asset

    ijarah KSPPS

    mencatat sebesar

    harga perolehan.

    Pengakuan dan

    pengukuran sudah

    sesuai PSAK 107.

    2. Pada saat akad ijarah, piutang

    ijarah diakui sebesar biaya

    perolehan asset ijarah

    ditambah keuntungan yang

    disepakati. (Paragraf 17)

    Piutang ijarah

    dicatat sebesar

    pembiayaan yang

    diajukan dan

    ditambah dengan

    keuntungan yang

    disepakati.

    Pengakuan dan

    pengukuran sudah

    sesuai PSAK 107

    3. Pada saat akad Ijarah,

    pendapatan sewa selama

    masa akad diakui pada saat

    manfaat atas aset telah

    diserahkan kepada penyewa.

    (Paragraf 14)

    Pendapatan ijarah

    dicatat sebagai

    pendapatan transaksi

    multijasa.

    Pengakuan dan

    Pengukuran sudah

    sesuai PSAK 107.

    4.

    Denda dikenakan jika

    pembeli lalai dalam

    melakukan kewajibannya

    sesuai dengan akad, dan

    denda yang diterima diakui

    sebagai dana kebajikan.

    Pada KSPPS

    Harapan Ummat

    dilakukan denda

    kepada mitra atas

    kelalaiannya dalam

    melakukan

    kewajibannya untuk

    transaksi multijasa.

    Pengakuan,

    pengukuran,

    penyajian dan

    pengungkapan

    sudah sesuai

    PSAK 107.

    5. Pada piutang pendapatan

    sewa diukur sebesar nilai

    yang dapat direalisasikan

    pada akhir periode pelaporan.

    (Paragraf 15)

    Piutang pendapatan

    ijarah pada KSPPS

    telah sesuai dan

    direalisasikan pada

    akhir periode

    pelaporan.

    Pengakuan dan

    pengukuran sudah

    sesuai PSAK 107

  • 18

    No Perlakuan Akuntansi PSAK 107 Implementasi Keterangan

    b. Penyajian

    1.

    Pendapatan Ijarah disajikan

    secara neto dikurangi beban-

    beban yang terkait, misalnya

    beban penyusutan, beban

    pemeliharaan, dan perbaikan.

    (Paragraf 29)

    Pada KSPPS tidak

    ada beban yang

    terkait yaitu beban

    penyusutan.

    Penyajian sudah

    sesuai PSAK 107.

    c. Pengungkapan

    1.

    Pemilik mengungkapkan dalam

    laporan keuangan terkait

    transaksi ijarah, tetapi tidak

    terbatas pada:

    (i) Keberadaan wa’ad pengalihan kepemilikan dan

    mekanisme yang digunakan

    (jika ada wa’ad pengalihan

    kepemilikan)

    (b) nilai perolehan dan

    akumulasi penyusutan untuk

    setiap kelompok aset ijarah

    Pada KSPPS

    pembiayaan

    multijasa tidak

    dilakukannya

    wa’ad pengalihan

    kepemilikan.

    Pengungkapan

    belum sesuai

    PSAK 107

  • 19

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Dalam pencatatan pengakuan dan pengukuran sudah sesuai dengan PSAK 107.

    Penyajian pada KSPPS Harapan Ummat sudah sesuai dengan PSAK 107 tetapi belum

    sempurna karena pendapatan ijarah langsung disajikan secara neto karena langsung

    dikurangi biaya penyusutan dimana KSPPS Harapan Ummat biaya penyusutan diakui

    sebagai aset ijarah.. Pengungkapan pada KSPPS Harapan Ummat sebagian belum

    sesuai PSAK 107.

    Saran

    Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran baik bagi

    manajemen KSPPS Harapan Ummat terkait dan bagi peneliti selanjutnya antara lain:

    1. Pengakuan dan Pengukuran, seharusnya KSPPS Harapan Ummat melakukan

    pencatatan tersendiri pada biaya penyusutan sehingga terpisah dengan

    pembayaran penerimaan angsura

    2. Penyajian, seharusnya KSPPS Harapan Ummat menyajikan laporan laba rugi

    secara rinci yaitu dimana pendapatan bruto dikurangi biaya penyusutan dan

    materai bukan dengan mencatat pendapatan neto secara langsung.

    3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu menganalisis Akad Ijarah sesuai

    dengan PSAK 107 dalam pembiayaan multijasa semua produk pembiayaan tidak

    hanya Produk Jasa Pendidikan dan Jasa Pengobatan. Sehingga dapat memperluas

    pengetahuan dalam perbankan syariah.

  • 20

    DAFTAR PUSTAKA

    Ascarya. 2008. Akad dan Produk Bank Syariah. PT Grafindo Persada. Jakarta.

    Arif, N.R.M. Al. 2012. Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoritis Praktis.

    CV Pustaka Setia. Bandung.

    Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000. 2001. Pembiayaan Ijarah: Himpunan Fatwa

    DSN untuk Lembaga Keuangan Syariah. Edisi Pertama. BI. Jakarta.

    Ghazaly, Abdul R. 2010. Fiqh Muamalah. Cetakan Pertama. Kencana Pramedia

    Grup. Jakarta.

    Huda, Qomarul. 2011. Fiqh Muamalah. TERAS. Yogyakarta.

    Karim, Adiwarman A. 2004. Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi Kelima. PT Raja

    Grafindo. Jakarta.

    Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.

    2007. Standar Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan Syaiah/Unit

    Jasa Keuangan Syariah. Deputi Menteri Negara Koperasi dan UKM Bidang

    Pembiayaan. Jakarta.

    Muhammad. 2008. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. UUP AMP YKPN.

    Yogyakarta.

    Nurhayati, S dan Wasilah. 2014. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Edisi Empat.

    Salemba Empat. Jakarta.

    Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

    Nomor 16 tahun 2015. Pelakasanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan

    Pembiayaan Syariah oleh Koperasi. 23 September 2015. Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1495. Jakarta.

    Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan NO. 107 (2009) Akuntansi Ijarah. Dewan

    Standar Aluntansi Keuangan – Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta.

    Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 (Revisi 2011) Aset Tetap. Dewan

    Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta.

    Rifqi, Muhammad. 2008. Akuntansi Keuangan Syariah: Konsep Implementasi

    PSAK Syariah. P3EI. Yogyakarta.

  • 21

    Soemitra, Andi. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Kencana. Jakarta.

    Sudarsono, H. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi.

    Edisi kedua. EKONISIA. Yogyakarta.

    Syafe’I, R. 2001. Fiqh Muamalah. CV Pustaka Setia. Bandung.

    Wangsawidjaja, Z. 2012. Pembiayaan Bank Syariah. PT Gramedia Pustaka Utama.

    Jakarta.j

    Warsono. 2011. Ikatan Akuntansi Indonesia. Jakarta.

    Wiroso. 2011. IAI: Akuntansi Transaksi Syariah