Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study,...

56
KEPUSTAKAAN Alchian, A,, H. Demsetz. 1972. Production, Infor- mation Costs, and Economic Organization. Am. Econ. Rev.62:777-95. Andersons, Terry L. 1982. The New Resource Economics: Old Ideas and new Applications. Am. J. Agr. Econ., 64:928-34. , and Peter J. Hi11.1976. The Role of Private Property in the History of American Agriculture, 1776-1976. Am. J. Agr. Econ. 58:937- 45. Anon. 1991a. Tarip Upah Tahun 1991. Perum Perhutani KPH Pati. . 1991b. Tarip Upah Tahun 19'91. Perum Perhutani KPH Cepu. . 1989a. Laporan Akhir Program Perhutanan Sosial Tahap I Tahun 1986-1988. Kerjasama antara Departemen Kehutanan dengan The Ford Foundation, Jakarta. . 1989b. Rencana Pengaturan Kelestarian iiutan Kelas Perusahaan Jati, Tahun 1989-98, KPH Pati. -. 1989c. Statistik Kehutanan Jawa Tengah. Kanwil. Dep. Kehutanan Jawa Tengah. . 1987b. Program Pengembangan Perhutanan Sosial (Social Forestry) di Indonesia- -- 1986. Proceedings of the Conference on Common Property Resource Management. National Academy Press, Washington, DC. 1985-88a. Kabupaten Patf dalam Angka. Kantor Statistik Kabupaten Pati. . 1985-88b. Kabupaten Blora dalam Angka. Kantor Statistik Kabupaten Blora. . 1985-88c. Kabupaten Kudus dalam Angka. Kantor Statistik Kabupaten Kudus.

Transcript of Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study,...

Page 1: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

KEPUSTAKAAN

Alchian, A,, H. Demsetz. 1972. Production, Infor- mation Costs, and Economic Organization. Am. Econ. Rev.62:777-95.

Andersons, Terry L. 1982. The New Resource Economics: Old Ideas and new Applications. Am. J. Agr. Econ., 64:928-34.

, and Peter J. Hi11.1976. The Role of Private Property in the History of American Agriculture, 1776-1976. Am. J. Agr. Econ. 58:937- 45.

Anon. 1991a. Tarip Upah Tahun 1991. Perum Perhutani KPH Pati.

. 1991b. Tarip Upah Tahun 19'91. Perum Perhutani KPH Cepu.

. 1989a. Laporan Akhir Program Perhutanan Sosial Tahap I Tahun 1986-1988. Kerjasama antara Departemen Kehutanan dengan The Ford Foundation, Jakarta.

. 1989b. Rencana Pengaturan Kelestarian iiutan Kelas Perusahaan Jati, Tahun 1989-98, KPH Pati.

-. 1989c. Statistik Kehutanan Jawa Tengah. Kanwil. Dep. Kehutanan Jawa Tengah.

. 1987b. Program Pengembangan Perhutanan Sosial (Social Forestry) di Indonesia-

-- 1986. Proceedings of the Conference on Common Property Resource Management. National Academy Press, Washington, DC.

1985-88a. Kabupaten Patf dalam Angka. Kantor Statistik Kabupaten Pati.

. 1985-88b. Kabupaten Blora dalam Angka. Kantor Statistik Kabupaten Blora.

. 1985-88c. Kabupaten Kudus dalam Angka. Kantor Statistik Kabupaten Kudus.

Page 2: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

. 1984. Hasil Perumusan Lokakarya Social Forestry dalam Rangka Kerjasama Perum Perhutani-Yayasan Ford, aakarta .

1983. Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan Kelas Perusahaan Jati, Tahun 1983-92, KPH Cepu.

. 1978. Proceeding of the Eight World Congress.

Barzel, Yoram. 1989. Economic Analysis of Property Rigths. Cambridge University Press, Cambridge.

Batie, Sandra S. 1984. Alternative Views of Property Rights: Implications for Agricultural use of Natural Resources. Am. J. Agr. Econ. 66:814-818.

Becker, Gary S. 1976. The Economic Approach to Human Behavior. The University of Chicago Press. . Chicago.

Binswanger, Hans. P. and Mark R. Rosenzweig. 1979. Contractual Arrangements, Employment and Wages in Rural Labor Markets: a critical Review. ADC, NY.

Bratamihardja, Mulyadi. 1987. Pelaksanaan Program Social Forestry (Perhutanan Sosial) di Perum Perhutani. Dalam: Prosiding Lokakarya Perhutanan Sosial di Madiun, November, Ditjen. Pengusahaan Hutan, Jakarta.

Bromley, Daniel W. 1988. Property Rights and the Environment: Natural Resource Policy in Transition. A Series of Lectures. The Ministry for the Environment New Zealand, Wellington.

. 1982. Land and Water Problems: An Institutional Perpective. Am. J. Agr. Econ. 64:834- 44.

Castle, Emery N., Maurice M. Kelso, Joe B. Stevens, and Hebert H. Stoevener. 1981. Natural Resource Economics, 1964-75. A Survey of Agricultural Economics Literature. Lee E. Martin (Ed). University of Minnesota Press: 393-467.

Chang, Arthur H. 1988. Adapting Natural Resources Management to Changing Societal Needs through Evolving Property Rights. Rev. Soc. Economy, XLVI:46-60.

Page 3: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Coase, Ronald. 1960. The Problem of Social Cost. J. Law Econ. 3(1960):1-44.

Cowen, Tyler. 1985. Public Goods Definitions and their Institusional Context: A Critique of Public Goods Theory. Rev. Soc. Econ., 43(1985):53-63.

Darmosoehardjo, Djokonomo. 1985. Pengamanan Hutan Perum Perhutani. Perum Perhutani, Jakarta.

Demsetz, Harold (1967). Toward a Theory of Property Rights. Am. Econ. Rev. 57:347-59.

Ditjen Pengusahaan Hutan. 1986. Permasalahan Perhutanan Sosial di Indonesia. Jakarta.

Dove, Michael R. 1985. The Agroecological Mythology of the Javanese and the Political Economy of Indonesia. East-West Ceyter, Honolulu.

Fisher, R. J. 1989. Indigenous Systems of Common Property Forest Management in Nepal. Working Paper No. 18, EWC, Hawaii.

Gayfer, Julian. 1986. The Success of Vanuatu's Local Supply Plantation Programme in Meeting the Needs of the Nation and its Communities. Social Forestry Network, Paper 2a, ODI, London.

Gibbs, Christopher J. N., and Daniel W. Bromley. 1989. Institutional Arrangements for Management of Rural Resources: Common-Property Regimes.

Gunawan, Memed dan Effendi Pasandaran. 1989. Alokasi Masukan dalam Sistem Sakap. dalam Pasandaran, Effendi, et al, (Peny). Evolusi Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkembangan Teknologi Pertanian. Prosiding Patanas, Pusat PAE, Balit- bang Pertanian, Bogor.

. 1989. Faktor-Faktor yang Menentukan Pengalihan Hak Penggunaan Lahan Di Pedesaan. dalam Pasandaran, Effendi , et al, (Peny) Evolusi Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkembangan Teknologi Pertanian. Prosiding Patanas, Pusat PAE, Balitbang Pertanian, Bogor.

Hayami, Yujiro. '1988. Toward a New Paradigm of Land Reform : a View from the Philippines. Paper

Page 4: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

presented at the IRRI Thursday seminar. IRRI , Manila Philippines.

Hernanto, Fadholi. 1990. Prospek Pola Kredit pada Proyek Perhutanan Sosial sebagai Upaya Pelestarian Hutan Mangrove dan Pengembangan Sistem Usahatani Kawasan Pesisir Pantai Utara Jawa, Studi Kasus di KPH Purwakarta. Prosiding Seminar I1 Hasil Pene- litian Perhutanan Sosial di Jawa. PSP-IPB, Bogor.

Hochman, Harold M. , and James D. Rogers. 1969. Pareto Optimal ~edistribution. Amer. Econ. Rev., 59(1969):542-558.

Husein, Firdaus. 1990. Studi Pembinaan KTH dan Pendapatan Anggota KTH pada Program Perhutanan Sosial di RPH Cepukan KPH Ngawi. Prosiding Seminar I1 Hasil Penelitian Perhutanan Sosial di Jawa. PSP-IPB, Bogor.

Izac, A. -M. N. 1986. Resource Policies, Property Rights and Conflicts of Interests. Aust. J. Agr. Econ., 30(1):23-37.

Jodha, N. S. 1986. Common Property Resources and Rural Poor in Dry Regions of India. Econ. and Political Weekly XXI:1169-81.

. 1985a. Population Growth and the Decline of Common Property Resources in Rajasthan, India. Population and Development Review 11:247-64.

. 198513. Market Forces and Erosion of Common Property Resources. Proceeding of the International Workshop, ICRISAT Center, India, p. 263-77.

Just, Richard E. 1988 . Making Economic Welfare Analysis Useful in the Policy Process: Implications of the Public Choice Literature. Am. J. Agr. Econ. 70:448-53.

, Darrell L. Hueth, and Andrew Schmitz. 1982. Applied Welfare Economics and Public Policy. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliff, NJ.

Kartasubrata, Junus. 1989. Laporan Penyelenggara Seminar Koordinator Pelaksana. Dalam: Prosiding

Page 5: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Seminar Hasil Penelitian Perhutanan Sosial di Jawa. PSP-Fak. Kehutanan, IPB, Bogor.

. 1986. Partisipasi Rakyat dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan di Jawa. Studi Kehutanan Sosial di Daerah Kawasan Hutan Produksi, Hutan Lindung, dan Hutan Konservasi. Tesis Doktor, IPB, Bogor.

Kasryno, Faisal., Makali., Chaerul Saleh., Aladin Nasution., Rudolf S. Sinaga. 1982. Institutional Change and its Effects on Income Distribution and Employment in Rural Area: Case Study in Four Villages in West Java, Indonesia. Agro Economic '

Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, Indonesia.

Krisnamurthi, Y. Bayu. 1991. Keragaan Ekonomi, Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan Petani di Wilayah Pelaksanaan Proyek Perhutanan Sosial. Studi Kasus pada Kesatuan Pemangkuan Hutan di Jawa Tengah. Tesis Magister, tidak dipublikasi.

Lin, Man. 1976. Foundations of Social Research. McGraw-Hill Book Coy., MY.

Lipton, Michael. 1977. Why poor People stay poor. Australian National University Press, Canberra.

Manurung, E. G. T. 1989. Analisis Biaya-Manfaat Pilot Proyek Perhutanan Sosial dan Analisis Optimalisasi Usahatani Tumpangsari di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Kiara Payung, KPH Cianjur, Jawa Barat. Fak. Pascasarjana IPB, Bogor.

Muthia, Irsa. 1989. Peran Serta Wanita dalam Perhutanan Sosial. Studi Kasus Desa Kalinusu Kecamatan Bumi Ayu Kabupaten Brebes Jawa Tengah. dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perhutanan Sosial di Jawa. PSP-Fak. Kahutanan IPB, Bogor.

Marzali, Amri. Perhutanan Sosial: Suatu Tinjauan dari Perspektif Pengembangan Lembaga. Makalah pada Seminar Hasil-hasil Penelitian Perhutanan Sosial, Tanggal 16-17 Februari 1990, di IPB, Bogor. (Tidak dipublikasikan).

Nasendi, B. D. 1989. Perhutanan Sosial sebagai Konsep Induk. Tumbuh I(8).

Page 6: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

. 1987. Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan dengan Program Perhutanan Sosial. Dalam: Prosiding Lokakarya Perhutanan Sosial di Madiun, November, Ditjen. Pengusahaan Hutan, Jakarta.

. 1978. Analisa Konsumsi Sumberdaya Energi Pedesaan khususnya Kayu Bakar di Daerah Aliran Sungai Citanduy Jawa Barat. Tesis Hagister Sains, IPB, Bogor.

Nasution, Aladin dan Handewi S. Rachman. Kontrak Usahatani Bawang Merah Di Desa Sumberrejo, Jawa Timur. dalam Pasandaran, Effendi, et al, (Peny). Evolusi Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkem bangan Teknologi Pertanian. Prosiding Patanas, Pusat PAE, ~alitbang Pertanian, Bogor.

Pakpahan, Agus. 1989. Kerangka Analitik untuk Penelitian Rekayasa Sosial: ' Perspektif Ekonomi Institusi . fla1a~ Pasandaran , Effendi , et a&, (Peny). Evolusi Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkembangan Teknologi Pertanian. Prosiding Patanas, Pusat PAE, Balitbang Pertanian, Bogor.

Palupi, S r i . 1989. Pengaruh Program Perhutanan Sosial terhadap Peranan Wanita dalam Ekonomi Rumah- tangga, Studi Kasus di RPH Ngantepan BKPH Getas KPH Ngawi. QEd&?!l: Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perhutanan Sosial di Jawa. PSP-Fak. Kehutanan, IPB, Bogor.

Perhutani. 1991. Laporan Perkembangan Program Perhutanan Sosial Triwulan IV Tahun 1990. P e r m Perhutani Unit I Jawa Tengah.

Perhutani. 1990a. Laporan Perkembangan Program Perhutanan Sosial Triwulan IV Tahun 1989. Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.

. 1990b. Proceeding Expose Program Perhutanan Sosial . Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Semarang .

. 1990~. Pedoman Agroforestry dalam Program Perhutanan Sosial. PHT-62 Seri 39 Produksi, Perum Perhutani, Jakarta.

1989a. Laporan Perkembangan Program Perhutanan Sosial Triwulan I11 dan IV Tahun 1989. Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.

Page 7: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

1989b. Laporan Perkembangan Program Perhutanan Sosial Triwulan I11 dan IV Tahun 1989. Perum Perhutani Unit I1 Jawa Timur.

1989c. Laporan Perkembangan Program Perhutanan Sosial Triwulan I11 dan IV Tahun 1989. Perum Perhutani Unit 111 Jawa Barat.

. 1989d. Pedoman Perencanaan Program Perhutanan Sosial. Jakarta.

. 1988a. Petunjuk Pelaksanaan Penjarangan Hutan Tanaman. Perum Perhutani, Jakarta.

. 1988b. Pedoman Pelaksanaan Program Perhuta- nan Sosial. Jakarta.

1980. Kumpulan Surat Keputusan Bidang Produksi Perum Perhutani, Jakarta.

Pindyck, Robert. S. and Daniel 1. Rubinfeld. 1978. Econometric Models and Economic Forecasts. HcGraw- Hill Book Coy., NY.

Prahasto, Hendro. 1987. Aspek Sosial Ekonomi beberapa Kegiatan Pengusahaan Hutan di Jawa. Disampaikan dalam Diskusi Hasil Penelitian Hasil Hutan, 24-25 Februari, 1987, Balitbang Kehutanan.

Ratnawati, Anny. 1989. Evaluasi Proyek Perhutanan Sosial di Tingkat Petani dan Analisa Optimalisasi Lahan Usahatani Tumpangsari di RPH Hangjuang KPH Sukabumi Jawa Barat. Dalam: Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perhutanan Sosial di Jawa. PSP- Fak. Kehutanan, IPB, Bogor.

Rochani, Achmad. 1989. Evaluasi Proyek Perhutanan Sosidl di Tingkat Petani dan Analisa Optimalisasi Lahan Usahatani Tumpangsari di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Wgantepan KPH Ngawi Jawa Timur. pa 1 am : Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perhutanan Sosial di Jawa. PSP-Fak. Kehutanan, IPB, Bogor.

Runge, Charlisle Ford. 1984. Strategic Interdepen- dence in Models of Property Rights. Am. J. Agr. Econ. 66:807-13.

Page 8: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Rury, Diana. 1989. Pemenuhan Kebutuhan Makanan Ternak dan Peningkatan Pendapatan Petani Ternak dengan Program Perhutanan Sosial di Desa Kutukan Kec. Randublatung Kab. Blora Jawa Timur. Dalam: Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perhutanan Sosial di Jawa. PSP-Fak. Kehutanan, IPB, Bogor.

Ruttan, Vernon W. 1979. Induced Institutional change. In: Binswanger Hans P. and Vernon W. Ruttan (Ed.). Induced Innovation: Technology, Institution, and Development, the Johns Hopkins University Press., London. p.327-57.

Saragih, Bungaran, Jen Tatuh, Raymundo Fonollera. 1988. Technological Change in Indonesian Agriculture. Paper presented to the Seventeenth Pacific Trade and Development Conference, July, Bali, Indonesia.

Schmid, A. A. 1987. Property, Power and Public Choice. Proeger, New York.

Seymour, Frances. dan Larry A. Fisher. 1987. Pelaksanaan Program Perhutanan Sosial di Asia Tenggara. Dalam: Prosiding Lokakarya Perhutanan Sosial di Madiun, November 1987, Ditjen. Pengusahaan Hutan, Jakarta.

Shepherd, Gill. 1985. Social Forestry in 1985: Lesson learnt and Topics to be addressed. Social Forestry Network, Winter ODI.

Sinaga, Alusdin S.M.T. 1990. Analisis Pendapatan, Distribusi Pendapatan dan Tingkat Kemiskinan Rumah Tangga Pesanggem Proyek Perhutanan Sosial di RPH Banteran, KPH Banyumas. Dalant: Prosiding Seminar Hasil penelitian Perhutanan Sosial di Jawa. FPS- Fak. Kehutanan, IPB, Bogor.

Soerjono, R. 1978. Hasil Kongres Kehutanan Sedunia ke-VIII ditinjau dari Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia. Lembaga Penelitian Hutan, Bogor.

Sunderlin, William, D. Pemerataan Sosial dan Usaha Reboisasi di empat ~okasi Perhutanan ~osial di Jawa. Makalah pada Seminar Hasil-hasil Penelitian Perhutanan Sosial, Tanggal 16-17 Februari 1990, di IPB, Bogor. (Tidak dipublikasikan).

Page 9: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Swanson, Earl R. 1978. classification of Agricultural Policies: Objectives, Instruments, and Perfor- mance Indicators. Series E, Agricultural Economics.

Tan, Mely G. 1980. Masalah Perencanaan Penelitian. Dalam: Koentjaraningrat (Ed). 1980. Metode- metode Penelitian Masyarakat. Gramedia, Jakarta.

Tatuh, Jen. 1988. Kajian Ekonomik Komponen Agro forestry dalam Program Pengembangan Model Farm dalam Rangka Pengembangan Wilayah Hulu Daerah Aliran Sungai Citanduy. USESE, Ciamis.

Thomson, James T., David H. Feeny, and Ronald J. Oakerson. 1985. Institutional Dynamics: The Evolution and Dissolution of Common Property Resource Management. f;n Proceedings of the Conference on Common Property Resource Management. National Academy Press: 391-423.

Tim Peneliti Social Forestry Indonesia. Summary Report Studi Kasus Social Forestry di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Tana Toraja. Kerjasama Perum Perhutani- Yayasan Ford.

Vitaliano, Peter. 1983. Cooperative Enterprise: an Al- ternative Conceptual Basis for Analyzing a Complex Institution. Am. J. Agr. Econ. 65:1078- 83.

Wijayanto, Nurheni. 1989. Studi Pengaruh Model Agroforestry terhadap Pertumbuhan Tanaman Jati (Tectona grandis) di RPH Klompok, BKPH Pucung, KPH Cepu Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. D m : Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perhutanan Sosial di Jawa. Pusat Studi Pembangunan Fakultas Kehutanan IPB.

Page 10: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

LAMPIRAN A: TABEL

Page 11: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Tabel Lampiran Al. Tingkat Biaya Lapangan Perhutanan Sosial dan Tumpang sari

(Dalam ribuan rupiah)

Jenis Komponen Biaya

Perhutanan Tumpang Tahun Sosial Sari

Bahan tanaman I ~ e r - batanq)

Tanaman pokok 1 54.7 54.7 Penyulaman tanaman pokok 2 1.7 1.7

Tanaman lain 1 109.4 109.4 Penyulaman tanaman lain 2 3.4 3.4

U ~ a h tenaaa keria fner hektar)

Persiapan lahan s/d tanam 1

~enyulaman tanaman 2

Pemangkasan tanaman sela 1 2 3 4 5

Babad tanaman liar (wiwil) 3 5

Mendangir (asm. = gebrus) 3 4 5

Pangkas tanaman tepi 1 2

Sumber: Diturunkan dari Anon (1991a, b) dan dokumen-dokumen anggaran KPH Pati dan Cepu .

Page 12: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

192

(Lanjutan Tabel Lampiran Al)

Jenis Kebutuhan Perhutanan Tumpang

Tahun Sosial Sari

Tunjuk polet dan penjarangan I

Bahan dan lain-lain

pupuka 1 2 3 4 5

Gubug kerja (tempat penyuluhan dan supervisi) 1

Pembinaan Pesanggem (KTH) 1 2

- -

a~ermasuk subsidi suku bunga.

Page 13: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Tabel Lampiran A2. Persentase Tumbuh Tanaman pada Andil Tumpang Sari dan Perhutanan Sosial berusia dua Tahun

KPH Pati KPH Cepu - -

Perhutanan Tumpang Perhutanan Tumpang Sosial sari Sosial Sari

Page 14: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Tabel Lampiran A3. Distribusi Biaya Lapangan menurut Tipe Kontrak untuk periode lima Tahun

(Ribuan rupiah per hektar)

Nominal Terdiskonto

Perhutanan Tumpang Perhutanan Tumpang Sosial Sari Sosial Sari

Jumlah 845.6 717.2 1115.0 818.1

Page 15: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

LAMPIRAN B: TEKS

Page 16: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Teks Lampiran B1. Dasar Hukum dan ~erjanjian Kontrak Perhutanan Sosial (Perhutani, 1990~) (Kutipan)

DasaxHukum SURAT KEPUTUSAN DIREKSI

PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUM PERHUTANI) NONOMR: 671/KPTS/DIR/1990 TENTANG PEDOMAN AGROFORESTRY

DALAM PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL

Menimbang : Bahwa untuk kepentingan dinas perlu dite- tapkan Pedoman Agroforestry dalam Perhuta- nan Sosial.

Mengingat : 1. Undang-undang No. 19 Prp Tahun 1960; 2. Undang-undang No. 5 Tahun 1967; 3. Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1963; 4. Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 1986; 5. Keputusan Presiden R.I. No. 147/M

Tahun 1987 yo No. 50/M 1989; 6. SK Henteri Kehutanan No, 53/Kpts-II/

1987; 7. SK Direksi Perm Perhutani No. 880/

Perum Perhutani/XI/74; 8. SK Direksi Perum Perhutani No. 602/

~pts/Dir/l988; 9. SK Direksi Perum Perhutani No. 397/

Dir/1989.

MEMUTUSKAN Menetapkan: PERTAMA : Pedoman Agroforestry dalam Program Perhu-

tanan Sosial yang merupakan lampiran dari Surat Keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini berlaku mulai tanggal hari ditetapkan dengan ketentuan, bahwa segala '

sesuatu akan diubah dan diatur kembali se- bagaimana msetinya apabila kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan di dalam penetapan ini.

DITETAPKAN DI: JAKARTA PADA TANGGAL : 6 JUNI 1990

DIREKSI PERUM PERHUTAN1 Direktur Utama WARDONO SALEH NIP. 080 011 978

Page 17: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

SALINAN Surat Keputusan ini disampaikan

Kepada Yth 1. Segenap Anggota Direksi Perum Perhutani 2. Sdr. Kepala SPI Perum Perhutani 3. Sdr. Kepala Unit I Jawa Tengah di Semarang 4. Sdr. Kepala Unit I1 Jawa Timur di Surabaya 5. Sdr. Kepala Unit I11 Jawa Barat di Bandung

Lam~iran LAMPIRAN 4 Perjanjian ini dibuat pada hari ... tanggal ... bulan ... tahun ..., oleh dan antara : 1. PERUSAHAAN UMUM KEHUTANAN NEGARA (PERUH PERHUTANI)

ber-alamat di Gedung Manggala Wana Bakti Blok IV Lantai 4 Jln. Gatot Subroto Senayan, Jakarta. Dalam ha1 ini diwakili Administratur Perum Perhutani/KKPH ........... berdasarkan kuasa dari Direktur Utama dan karena itu bertindak untuk dan atas nama Perum Perhutani, selanjutnya disebut PIHAK PERTAXA.

2. .... Kartu Tanda Penduduk (KTP) No. ... ber-alamat di . selaku Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) ... yang bertindak baik untuk diri sendiri maupun mengatas namakan masing-masing anggota KTH tersebut (nama-nama, tanda tangan dan foto terlampir), selanjutnya disebut PZHAK KEDUA.

Kedua belah pihak menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut : - PIHAK PERTAHA menguasai kawasan hutan tersebut di

bawah ini: P e t a k ............................ L u a s ............................ D e s a ............................ Kecamatan ........................... Kabupaten . ........................... Propinsi ............................ .

dan berkeinginan agar kawasan hutan milik negara (Perum Perhutani) tersebut dapat digarqp dan ditanami sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini, berdasarkan pada Surat Perintah Tanam (SPT) Adminis- tratur Perum Perhutani/Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KKPH) ... tanggal ... No ... ... - PIHAK KEDUA yang tergabung dalam KTH menyatakan

keinginan dan kesanggupannya untuk menggarap kawasan hutan negara tersebut di atas, sesuai dengan Surat Per jan jian ini. Berdasarkan hal-ha1 tersebut di atas kedua belah pihak telah sepakat untuk melaksa-

Page 18: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

nakan kerjasama ini dengan ketentuan sebagaimana tercantum di bawah ini:

Pasal 1 Pengertian-pengertian Dasar

Dalam perjanjian ini yang dimaksud dengan : a. Agroforestry dalam Perhutanan Sosial adalah: Sistem

tanam untuk mendapatkan hasil produksi terbaik (optimal) pada suatu lahan garapan, dengan menanam jenis-jenis tanaman kehutanan dan pertanian (termasuk jenis tanaman pangan, pakan, kayu bakar dan hortikultur).

b. Tanaman pokok kehutanan adalah : tanaman kehutanan yang ditentukan berdasarkan ketetapan dalam Rencana Perusahaan daerah yang bersangkutan.

c. Tanaman tepi adalah: tanaman yang ditanam di sekeli- ling bidang tanaman, tepi jalan angkutan, jalan pemeriksaan, alur, jurang, mata air dan batas dengan desa.

d. Tanaman pengisi adalah : tanaman yang ditanam dengan tujuan guna membantu mengurangi segi-segi kurang baik dari budidaya tanaman sejenis, ditanam pada larikan tanaman pokok.

e. Tanaman sela adalah : tanaman yang ditanam dengan tujuan mengendalikan hanyutan tanah (erosi) dan menambah kesuburan tanah, ditanam di antara larikan tanaman pokok kehutanan.

f. Tanaman pagar adalah tanaman yang ditanam di sekeliling bidang tanaman dengan jenis-jenis tertentu, yang berfungsi sebagai pelindung/pagar dari bahaya ganggian ternak dan lain-lain.

g. Tanaman sisipan adalah : tanaman yang ditanam pada larikan tanaman sela, dengan jenis tertentu dan jarak tertentu.

Pasal 2 Hak Garap

1. PIHAK PERTAMA dengan ini memberikan hak garap kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan penanaman sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini, pada bidang kawasan hutan tersebut di atas.

2. PIHAK PERTAMA menetapkan luas bagian garapan (andil) untuk digarap atau dikerjakan oleh PIHAK KEDUA.

3. PIHAK KEDUA setuju untuk tidak mengadakan tukar menukar bagian garapan (andil) yang telah ditetapkan atau pengalihan hak garapan dalam segala bentuk, antara sesama anggota KTH maupun dengan pihak lain,

Page 19: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

dengan dalih apapun juga, kecuali kepada para ahli warisnya masing-masing sesuai hukum yang berlaku, dan dengan persetujuan/musyawarah seluruh anggota KTH serta dengan persetujuan oleh PIHAX PERTAMA.

4. PIHAK KEDUA mengakui bahwa lahan garapan tersebut adalah tanah negara yang dikelola Perum Perhutani dan tidak akan melakukan tuntutan untuk menjadikan menjadi tanah milik.

5. PIHAK KEDUA tidak akan melakukan penanaman tanaman tahunan kecuali yang telah disetujui dan telah disediakan bibitnya oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 3 Ketentuan-ketentuan Pola Agroforestry

Dalam Program Perhutanan Sosial 1. Jenis tanaman,

jenis tanaman pokok kehutanan : .................... jenis tanaman tepi ..................... jenis tanaman sela ..................... jenis tanaman pengisi ..................... jenis tanaman sisipan ..................... jenis tanaman pagar ..................... jenis-jenis tanaman pertanian : ....................

2. Di kanan dan kiri jalur (larikan) tanaman pokok kehutanan selebar masing-masing 25 (dua puluh lima) cm harus bebas dari tanaman pertanian.

3. Tanaman pertanian (semusim dan hortikultura) tidak diperbolehkan mengganggu tanaman pokok atau menimbulkan kerusakan tanah.

Pasal 4 Hak PIHAK PERTAMA

PIHAK PERTAMA-berhak untuk: 1. Hemiliki semua jenis kayu tanaman kehutanan/keras. 2. Hemiliki hasil hutan ikutan/non kayu sesuai dengan

peraturan yang berlaku. 3. Bersama-sama dengan PTHAK KEDUA menentukan jenis-

jenis tanaman pertanian. 4. Bersama-sama dengan PIHAK KEDUA menentukan cara

penanaman dan pemeliharaan tanaman semusim. 5. Menghentikan dan mencabut secara sepihak hak garap

PIHAK KEDUA yang melalaikan kewajibannya dan melang- gar ketentuan yang berlaku baik sebagai akibat tin- dakan sendiri-sendiri maupun secara kelompok.

6. Memberikan bagian garapan yang telah dicabut seperti disebut pada butir 5 kepada pihak lain, setelah me- minta pertimbangan kepada Pengurus KTH yang berkepentingan.

Page 20: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Pasal 5 Kewajiban PIHAK PERTAMA

PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk: 1. Menyediakan semua bibit tanaman kecuali bibit

tanaman pertanian semusim. 2. Membimbing dan membina secara rutin KTH demi kelan-

caran dan peningkatan usaha tani dan keberhasilan tanaman kehutanan, yang menyangkut masalah teknis dan non teknis.

3. Memberikan uang kontrak sebesar Rp ... (...........) 4. Turut menjaga keselamatan kerja para penggarap

selama bekerja di lahan garapan dalam masa kontrak. 5. Mengawasi proses berjalannya kegiatan tanaman di

lapangan. Pasal 6

Hak PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA berhak atas: 1. Hasil tanaman pertanian seiusim, selama masa

berlakunya perjanjian ini. 2. Pengelolaan dan pemilikan hasil tanaman buah-buahan

tersebut dalam kontrak sepanjang perjanjian ini berlaku, kecuali bahwa pohonnya (kayunya) menjadi milik PIHAK PERTAMA. Untuk jenis-jenis tertentu (misal : cengkeh, kopi ) yang telah mempunyai aturan tersendiri dalam pembagian hasilnya, maka digunakan aturan yang telah disepakati.

4. Pelayanan sebagai akibat kewajiban PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Psl. 5

Pasal 7 Kewajiban PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA berkewajiban untuk: 1. Memulai penggarapan tanah setelah diterimanya Surat

Perintah Kerja (SPK), yang dikeluarkan oleh Adminis- tratur/KKPH.

2. Menanam dan memelihara tanaman kehutanan dan per- tanian, sesuai dengan petunjuk PIHAK PERTAMA.

3. Mentaati dan menjalankan petunjuk-petunjuk tehnis dari PIHAK PERTAMA yang tidak tercantum dalam perjanjian ini, tetapi berkaitan langsung dengan pelaksanaan perjanjian ini.

4. Turut menjaga dan memelihara keamanan hutan baik di lokasi maupun di sekitarnya.

Page 21: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Pasal 8 Penilaian

Kedua belah pihak sepakat bahwa berlangsungnya hubungan kerja menurut perjanjian ini ditentukan oleh penilaian PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA. 1. Penilaian Prestasi:

a. Apabila prosentase tumbuh tanaman kehutanan kurang dari 50% (lima puluh prosen) pada masa satu tahun pertama, maka P I W PERTAMA berhak menghentikan penggarapan/membatalkan kontrak perjanjian dengan PIHAK KEDUA.

b. Apabila prosentase tumbuh tanaman hutan berkisar antara 50% (lima puluh prosen) sampai 75% (tujuh puluh lima prosen), maka PIHAK KEDUA berhak melanjutkan penggarapan lahan/andilnya dengan syarat yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.

c. Apabila prosentase tumbuh tanaman kehutanan lebih besar dari 75% (tujuh puluh lima prosen), maka PIHAK K E W A berhak melanjutkan penggarapan lahan/ andilnya dengan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan.

Penilaianan ... jangka panjang. Pasal 9

Perjanjiah Masa Kontrak

1. Masa berlakunya perjanjian ini terhitung sejak ditanda tangani dan berlaku sampai dengan tanggal ... 2. Atas usul kedua belah pihak, perjanjian ini dapat

diperpanjang, dengan syarat bahwa : a. PIHAK KEDUA telah dan akan tetap mentaati

peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA.

b. Tanaman kehutanan yang dikerjakan PIHAK KEDUA memenuhi Pasal 8 ayat b dan c.

3. PIHAK PERTAMA menyatakan kepuasan/ketidak puasan pada pihak 11, maka hak garapan dapat dilanjutkan/ dihentikan, yang ditinjau kembali oleh pihak Pertama setiap 2 tahun sekali setelah panen tanaman pertanian.

Pasal 10 Santunan Kecelakaan dan Kematian

1. Apabila terjadi kecelakaan yang menimpa PIHAK KEDUA disaat PIHAK KEDUA bekerja di lokasi tanaman dalam masa kontrak, PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan

Page 22: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

santunan kecelakaan sewajarnya berpedoman pada peraturan yang berlaku di Perum Perhutani.

2. Apabila terjadi kematian yang menimpa PIHAK KEDUA disaat bekerja di lokasi tanaman dalam masa kontrak, PIHAK PERTAMA berkewajiban memberikan santunan kematian kepada ahli waris yang bersangkutan sesuai peraturan yang berlaku di Perum Perhutani.

Pasal 11 Bencana Alam

Kerusakan tanaman akibat bencana alam atau serangan hama diselesaikan oleh kedua blah pihak atas dasar musyawarah.

Pasal 12 Perselisihan

Apabila terjadi perselisihan antar PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA diusahakan supaya dapat diselesaikan secara musyawarah, jika persoalan tersebut tidak dapat ter- selesaikan dengan cara ini maka akan diselesaikan me- lalui saluran hukum.

Pasal 13 Ketentuan Penutup

1. Apabila terdapat kekeliruan atau hal-ha1 yang belum diatur dalam perjanjian ini, maka kedua belah pihak akan membetulkan kekeliruan tersebut atau mengatur hal-ha1 yang belum diatur itu.

2. Segala pembiayaan yang timbul sebagai akibat dalam pembuatan perjanjian ini dibebankan pada PIHAK PERTAMA .

Demikian perjanjian ini dibuat dengan sesungguhnya oleh kedua b l a h pihak dengan disaksikan oleh Saksi-saksi tersebut di bawah ini.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

KTH.................

KETUA KHT

SAKSI-SAKSI :

Page 23: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Teks Lampiran B2. Karakteristik Bio-Fisik dan Demografik

Lampiran ini menyajikan deskripsi tentang

karakteristik bio-fisik dan demografik dari KPH dan

BKPH Contoh, dengan maksud untuk memberikan gambaran

mengehai situasi di sekitar permasalahan hubungan

antara sumber daya hutan dengan penduduk di sekitarnya.

Sebagian dari data bio-fisik dan seluruh data

demografik yang diperlukan tidak tersedia menurut

referensi wilayah BKPH, sehingga harus dihimpun dari

wilayah kecamatan. Oleh karena wilayah dari satu BKPH

laencakup lebih dari satu ,unit kecamatan, data deskrip-

tif yang ditampilkan dihimpun dari kecamatan-kecamatan

yang terliput oleh BKPH Contoh. Daftar nama kecamatan-

kecamatan, dan kabupaten, yang dicakup oleh BKPH-BKPH

Contoh di dua KPH adalah sebagai berikut. KPH Pati

meliputi kecamatan-kecamatan Hargorejo, Tlogowungu,

Gunungwungkal, Cluwak, Tayu, Dukuhseti (di Kabupaten

Pati), dan Jekulo (Kabupaten Kudus). KPH Cepu meliputi

kecamatan-kecamatan Randublatung, Kedungtuban, Sambong,

dan Cepu (Kabupaten Blora).

Data dalam Tabel B2.1 [halaman 209) memperlihatkan

distribusi kawasan hutan menurut jenisnya di seluruh

Jawa dan dalam wilayah manajemen hutan unit I Jawa

Page 24: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Tengah. Nampak bahwa luas hutan produksi tidak terbagi

merata di antara ketiga unit, dan di unit I Jawa Tengah

relatif lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata dari

dua unit lain. Hal ini berarti bahwa ketersediaan

setiap tahun luas lahan hutan permudaan di Jawa Tengah

juga relatif lebih kecil, sehingga derajat urgensi dari

pertimbangan kepentingan penduduk sekitar hutan, di

dalam manajemen hutan, mungkin juga lebih tinggi.

A L i

Wilayah Kabupaten Pati terletak pada ketinggian

antara 1 hingga 380 meter, sedangkan Kabupaten Baora

antara 30 hingga 250 meter (di atas permukaan Laut).

Kisaran ketinggian ini sangat memadai bagi pengusahaan

tanaman jati yang tumbuh dan berproduksi baik pada

lokasi dengan letak ketinggian tidak lebih daripada 200

meter. Topografi dari wilayah kecamatan-kecamatan yang

dicakup oleh BKPH contoh pada kedua KPH Contoh,

umumnya bergelombang sampai berbukit.

Jenis tanah yang terdapat dalam wilayah Kabupaten

Pati umumnya Latosol, ~luvial, Red-Yellow mediteran,

Regosol dan Hidromer. Bagian Utara wilayah kabupaten,

di mana terletak BKPH-BKPH Contoh, didominasi oleh

jenis Latosol, Aluvial, dan Red-Yellow mediteran.

Page 25: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Wilayah Kabupaten Blora sebagian besarnya memiliki

jenis tanah Grumosol, dan sebagian kecil wilayahnya

berjenis tanah mediteran. Kecamatan-kecamatan dalam

BKPH Contoh didominasi oleh jenis tanah Grumosol.

Iklim di kedua kabupaten tergolong sedang. Data

tahun 1988 dan 1989 menunjukkan rata-rata intensitas

curah hujan di dua kabupaten berbeda. Dalam tahun-

tahun ini rata-rata curah hujan dan hari hujan di

Kabupaten Pati dan Cepu berturut-turut 2453 (mm) dan

104 (hh), 1979 (mm) dan 102 (hh).

Tabel B2.1. Distribusi Luas Hutan menurut Jenis Penggunaan di Jawa dan Unit I Jawa Tengah (1000 hektar)

Jenis Penggunaan seluruha Jawa Persentase Jawa Tengah Jawa Tengah

Hutan Produksi 2018.5 569.7 28.2 (67.3) (87.9)

Hutan Lindung dan 874.7 3.3 0.4 Suaka Alam (22.7) (4-1)

Lain-lain 95.0 76.7 80.7 (9.8) (8.0)

Jumlah

a~ngka dalam tanda ( ) adalah persen

Sumber : Perhutani (1980b); Anon (1989~).

Page 26: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Dari deskripsi mengenai karakteristik tanah dan

iklim di atas ini diduga bahwa antara kedua KPH Contoh

terdapat perbedaan kondisi agroklimat yang nyata. Atas

dasar ini disimpulkan bahwa kondisi agroklimat

merupakan salah satu faktor yang menjelaskan adanya

perbedaan dalam performa kehutanan dan produksi tanaman

pertanian, di lahan Andil, antara kedua KPH Contoh.

Tabel B2.2. Distribusi Luas Kawasan KPH Contoh menurut Jenis Penggunaannya

(dalam ribuan hektar)

Jenis Penggunaan KPH patia KPH Cepu (1987) (1983)

Hutan Jati

Hutan Non-Jati

Hutan Lindung

Jumlah

aAngka dalam tanda ( ) adalah persentase

Sumber : Diolah dari Anon (1989d; 1983)

Page 27: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Veaetasi Hutan

Berdasarkan kondisi tanah, iklim, dan letak

ketinggian, KPH Pati dan Cepu digolongkan sebagai Kelas

Perusahaan Jati. Karakteristik faktor-faktor lingkung-

an tumbuh ini dinyatakan dalam angka bonita, yakni

indikator perf orma tumbuh (dan produksi ) tanaman kayu . Data yang tersedia menunjukkan bahwa bagian terbesar

dari KPH Contoh berbonita 3 atau lebih, yakni berturut-

turut 58 dan 81 persen dari luas KPH Pati dan ~ e p u

(Anon, 1989d; 1983). Dalam pedoman bidang produksi,

disyaratkan bahwa tanaman jati (Tectona grandis)

diusahakan pada lahan berbonita 3 ke atas (Anon, 1980).

Dominasi dari tanaman jati dalam kehutanan di KPH

Pati dan Cepu dapat dilihat dalam Tabel B2.3 (halaman

213). Komposisi vegetasi ini diperkirakan akan

mengalami perobahan, yakni semakin condong pada jenis-

jenis non-jati, sejalan dengan perobahan kondisi bio-

fisik. Dari data yang terkumpul (Tabel B2.3, halaman

213) ternyata bahwa 51.4 persen luas' Andil Perhutanan

Sosial dan Tumpang Sari contoh bertanaman pokok jenis

non-jati, dengan bonita rata-rata 2.7. Contoh dengan

tanaman pokok jati mencakup luas 48.6 persen dengan

rata-rata bonita 2.8. (Tabel B2.3, halaman 213).

Page 28: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Dari jenis-jenis non-jati mungkin tidak semuanya

akan memiliki prospek yang sama di masa mendatang,

meskipun semuanya tergolong berdaur lebih pendek (7

hingga 60 tahun), dibandingkan dengan daur jati (70

hingga 80 tahun). Sebagai misal, tanaman sengon

(Albizia falcataria), di beberapa lokasi, menampakkan

ge jala "kerakusantt dalam penyerapan unsur hara tanah.

Sonokeling (Dalbergia latifolia), sekalipun berdaur

lebih pan jang (40 hingga 60 tahun) daripada sengon (7

hingga 10 tahun), memiliki nilai ekonomik lebih tinggi

dan tidak menampakkan kecenderungan penyerapan unsur

hara tanah secara eksesif. Gambaran di atas ini

menunjukkan bahwa, dari segi pemilihan jenis tanaman

(pokok), tersedia berbagai alternatif jati. Aspek-

aspek yang masih memerlukan kajian ialah prospek

permintaan akan komoditi-komoditi dari alternatif jati.

Bertanian

Situasi pertanian digambarkan dengan menampilkan

data mengenai komposisi (areal) pertanaman. Tabel B2.2

(halaman 210) memperlihatkan distribusi lahan pertanian

menurut tipe penggunaannya. Lahan untuk pertanian, di

kedua KPH Contoh, menduduki proporsi terbesar (rata-

rata 56.5%), sedangkan lahan hutan dan perkebunan,

Page 29: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

berturut-turut, hanya 23.1 dan 1.4 persen. Berdasarkan

alokasi lahan menurut jenis komoditi yang diusahakan,

,padi dan jagung merupakan komoditi-komoditi yang

dominan, masing-masing menggunakan 52.7 dan 28.8

persen dari lahan pertanian yang ada (Tabel B2.5,

halaman 215). Kecenderungan ini juga tampak pada

lahan Andil yang digarap oleh Pesanggem contoh.

Jagung diusahakan oleh kebanyakan Pesanggem contoh di

lahan Andil, berikut kacang tanah, dan ubi kayu (Tabel

B2.5, halaman 215). Di lahan non-Andil, persentase

Pesanggem contoh yang mengusahakan tanaman ubikayu

adalah paling tinggi, berikut jagung.

Tabel B2.3. Persentase Luas Andil Contoh menurut Jenis Tanaman Pokok

~ a t i ~ Non- Jati

Perhutanan Sosial 34.9 (3.1) 28.2 (2.9)

Tumpang Sari 13.7 (2.6) 23.2 (2.4)

Jumlah 48.6 (2.9) 51.4 (2.7)

a~ngka dalam tanda ( ) rata-rata bonita.

Sumber: Data primer dan sekunder (Anon, 1989d; 1983)

Page 30: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Perbedaan komposisi ini dapat dijelaskan sebagai

berikut. Pemilihan jenis tanaman untuk lahan non-Andil

sepenuhnya ditentukan oleh preferensi Pesanggem,

sedangkan di lahan Andil, turut dipengaruhi oleh

anjuran-anjuran, atau ketentuan dari Perhutani, yang

condong pada jenis-jenis tanaman yang kurang menyaingi

tanaman pokok kayu dalam penyerapan unsur hara tanah.

Jenis-jenis tanaman kacang-kacangan cenderung menaikkan

kesuburan tanah, sedangkan ubi kayu cenderung intensif

dalam pengusangan unsur hara tanah.

Tabel B2.4. Distribusi Lahan menurut jenis Peng- gunaannya di KPH Pati dan Cepu (1988)

(Dalam ~ e r s e n ) ~

KPH Sawah Tegalan Hutan Perkebunan Lain-lain

Cepu 29.2 25.0 41.8 . 4.0

(2895.6) (2529.3) (5684.3) ( 0 ) (286.1)

Rata- 32.1 24.4 23.1 1.4 19.0

rata (2556.9) (2021.2) (2973.5) (198.7) ( 1347.9)

a~ngka dalam tanda ( ) adalah nilai absolut

Sumber: Diolah dari Anon (1985-8Ba,b,c)

Page 31: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Selain tanaman pangan, khususnya di lahan Andil

Perhutanan Sosial, ditanami pula tanaman buah-buahan

yang hasilnya dipetik oleh Pesanggem, sedangkan bagian

kayu dari jenis pepohonan menjadi hak Perhutani.

Jenis-jenis yang paling banyak diusahakan ialah nangka,

mangga, dan disamping itu juga nanas. Tanaman buah-

buahan di lahan Andil dimaksudkan sebagai pengganti

sumber pendapatan tanaman pangan setelah produktivitas-

nya mengalami kemerosotan karena pengaruh naungan

tanaman kayu yang makin intensif.

Tabel B2.5. Banyaknya Pesanggem Contoh menurut beberapa jenis Tanaman Semusim Utama yang diusahakan di Lahan Andil

(Dalam p e r ~ e n ) ~

Tipe Kontrak

Padi Jagung U b i Kacang n Kayu Tanah

Pati PS TS

Cepu PS TS

Rata-rata Agregat 10.4 46.7 18.8 17.9 240

a~ersentase dari jumlah contoh dalam tipe kontrak bersangkutan.

Page 32: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Data di atas ini memberikan petunjuk bahwa

kebutuhan akan lahan, oleh penduduk, untuk tanaman

pangan masih cukup tinggi. Di lain fihak, vegetasi

hutan perlu dipertahankan dari konversi untuk tanaman

semusim, karena pentingnya fungsi pelestarian yang

terkandung di dalamnya. Dalam situasi seperti ini,

peranan Tumpang sari dan (terutama) Perhutanan Sosial

cukup penting, yakni dalam memenuhi sebagian dari

permintaan penduduk akan produk-produk tanaman pangan.

Tabel B2.6. Banyaknya Pesanggem Contoh menurut beberapa jenis Tanaman Semusim Utama yang diusahakan di Lahan Non-Andil

(Dalam p e r ~ e n ) ~

Tipe Kontrak

Padi Jagung Ubi Kacang n Kayu Tanah

Pati Perhutanan Sosial 2.7 17.3 12.0 5.3 75 Tumpang Sari 3.3 10.0 33.3 20.0 30

Cepu Perhutanan Sosial 3.9 17.1 17.1 3.9 76 Tumpang Sari 20.6 17.2 6.9 29

Rata-rata Agregat 2.9 16.7 17.1 7.1 210

a~ersentase dari jumlah contoh dalam tipe kontrak bersangkutan.

Page 33: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Karakteristik Demourafik

Bagian pertama sub-bab ini menampilkan gambaran

mengenai perbandingan antara penduduk dan produksi

tanaman pangan utama sebagai indikator permintaan dan

penawaran komoditi bersangkutan, khususnya dari lahan

pertanian saja. Bagian kedua menampilkan situasi

perekonomian Pesanggem contoh.

Dalam kurun waktu 5 tahun (1985-89), pertumbuhan

penduduk di kedua KPH contoh rata-rata hanya sebesar

1.1 persen. Tingkat pertumbuhan penduduk di KPH Pati

lebih rendah daripada di KPH Cepu. Hal ini mungkin

sekali dipengaruhi oleh tingginya migrasi masuk di KPH

Cepu. (Tabel B2.7, halaman 218).

Data hasil pengolahan mengungkapkan bahwa hanya

luas panen padi sawah yang mengalami penciutan, dalam

kurun waktu 5 tahun itu, yakni rata-rata 2.5 persen per

tahun. Luas panen padi gogo, jagung, ubi kayu dan

beberapa jenis kacang-kacangan mengalami peningkatan,

rata-rata sebesar 9.7 persen. Penciutan luas panen

padi sawah mungkin disebabkan oleh pengalihan fungsi

lahan sawah, sedangkan peningkatan luas panen komoditi

yang lain oleh peningkatan dalam frekuensi penanaman,

dengan digunakannya varitas berumur pendek, khususnya

dari jenis kacang-kacangan dan jagung.

Page 34: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Di sisi lain, ternyata bahwa taraf produksi dari

semua komoditi meningkat lebih besar daripada pening-

katan (penciutan) luas panen. Itulah sebabnya, produk-

tivitas lahan mengalami pertumbuhan positif (Tabel

B3.1, halaman 220). Peningkatan produktivitas ubikayu

mungkin disebabkan oleh adanya penggunaan pupuk.

Tabel B2.7. Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Migrasi KPH Pati dan Cepu (1985-88)

(Dalam persen)

Pertumbuhan Pertumbuhan Penduduk Migrasi

Sumber: Diolah dari Anon (1985-88a,b,c)

Pembandingan antara data pertumbuhan penduduk

(Tabel B2.7) dengan data pertumbuhan produktivitas

tanaman pangan (Tabel B3.1, halaman 220) memberikan

kesimpulan bahwa penawaran tanaman pangan bertumbuh

lebih cepat daripada permintaan. Sekalipun begitu,

kenyataan mengenai tekanan penduduk pada lahan hutan,

Page 35: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

antara lain untuk produksi pangan, rnemberi petunjuk

bahwa peningkatan penawaran ini tidak efektif dalam

memenuhi permintaan secara merata. Diduga bahwa

kesenjangan ini bersumber dari distribusi produksi

pertanian yang timpang.

Page 36: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Teks Lampiran B3. Deskripsi Perekonomian Pesadggem Contoh

Situasi perekonomian Pesanggem (contoh) digambar-

kan dengan data tentang jumlah anggota keluarga dan

pemilikan aset dalam bentuk lahan garapan. Tabel B3.2

(halaman 221) menunjukkan bahwa bagian terbesar contoh

menggarap lahan Andil kurang daripada 0.251 hektar, dan

terkonsentrasi pada katagori luas 0.150 hingga 0.250

hektar. Dalam ha1 pemilikan lahan kering non-Andil,

distribusi contoh menurut katagori luas lahan di KPH

Pati, hampir merata, sedangkan di KPH Cepu lebih

terkonsentrasi pada katagori luas kurang daripada 0.150

Tabel B3.1. Tingkat Pertumbuhan Produktivitas Lahan beberapa Komoditi Pangan di KPH Pati dan Cepu (1985-89)

KPH Padi Padi Jagung Ubi Kacang- Rata- Sawah Gogo Kayu kacangan rata

Pati 36.2 29.7 6.7 11.4 38.8 24.6

Cepu 7.7 . 12.3 11.2 11.8 10.8

Sumber : Diolah dari Anon (1985-88a,b,c)

Page 37: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Tabel B3.2. Distribusi Pesanggem Contoh menurut Katagori Luas Lahan Garapan

(Dalam p e r ~ e n ) ~

Katagori Luas (Ha)

Pati Perhutanan

Sosial Tumpang Sari

Cepu Perhutanan

Sosial Tumpang Sari

Pati Perhutanan

Sosial Tumpang Sari

Cepu Perhutanan

Sosial Tumpang Sari

Pati Perhutanan

Sosial Tumpang Sari

Cepu Perhutanan

Sosial Tumpang Sari

nu Non - And

a~ersentase terhadap jumlah contoh dalam tipe kontrak bersangkutan. Angka dalam tanda ( ) rata-rata luas lahan.

Page 38: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Tabel B3.3. Jumlah Anggota Keluarga dan rata- rata Luas Lahan Garapan

Pati Perhutanan

Sosial Tumpang Sari

Lahan Andil

0.185 0.168

0.156 0.191

Cepu Perhutanan

Sosial Tumpang Sari

Pati Perhutanan

Sosial Tumpang Sari

0.278 0.306

0.324 0.241

Lahan Kerina Won-Andil

0.265 0.254

0.297 0.380

Cepu Perhutanan

Sosial Tumpang Sari

Pati Perhutanan

Sosial Tumpang Sari

0.188 0.217

0.085 0.291

Lahan Saws

0.038 0.033

0.013 0.157

Cepu Perhutanan

Sosial Tumpang Sari

Page 39: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

hektar. Data pada baris terakhir dalam Tabel B3.2

(halaman 221) menunjukkan bahwa sebagian besar contoh

(65 persen) menggarap sawah kurang dari 0.150 hektar.

Dari seluruh contoh 38.3 dan 35.8 persennya,

berturut-turut di KPH Pati dan Cepu, tidak memiliki

lahan kering garapan non-Andil, 75.2 dan 42.5 persennya

tidak memiliki sawah garapan. Tabel B3.3 (halaman 222)

memperlihatkan secara deskriptif hubungan antara jumlah

anggota keluarga Pesanggem contoh dengan luas lahan

garapan.

Data dalam Tabel B3.3 (halaman 222) memperlihatkan

bahwa rata-rata luas lahan garapan per kelompok

katagori jumlah anggota keluarga hampir identik. Hal

ini berarti bahwa rata-rata luas lahan garapan per

anggota keluarga tidak identik. Rata-rata luas lahan

garapan per anggota keluarga, berturut-turut dalam

katagori jumlah anggota 3 atau kurang, 4 hingga 6, dan

7 atau lebih, adalah 0.198, 0.103 dan 0.048 hektar.

Distribusi luas lahan menurut katagori jumlah ang-

gota keluarga, antara tipe kontrak maupun antara KPH

contoh, tidak.memper1ihatkan perbedaan yang menyolok.

Rata-rata jumlah anggota per keluarga contoh 5

orang, berkisar antara 2 hingga 10 orang. Dari jumlah

ini, rata-rata 3 orang (atau 69.7 persen) yang aktif

Page 40: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

bekerja sebagai pencari nafkah (Tabel B3.4 (halaman

224) ) . Sebagian besar Pesanggem contoh (52.5%) memperoleh

pendapatan dari bertani saja, sebagai sumber Wndapatan

utamanya, berikut sebanyak 23.5 persen mendapatkan dari

kegiatan bertani dan berburuh (Tabel B3.5, halaman

225). Data dalam Tabel B3.6 (halaman 226) tidak

memperlihatkan indikasi kuat adanya hubungan berarti

antara banyaknya anggota keluarga yang baker ja nencari

nafkah dengan jenis pekerjaan, sumber pendapatan,

jumlah anggota keluarga, dan jumlah lahan yang

Tabel B3.4. Rata-rata jumlah Anggota Keluarga per Pesanggem Contoh dan Persentase yang ikut bekerja

KPH Jumlah Anggotaa Bekerja ( % )

Pati

Perhutanan Sosial 4 (2 - 10) Tumpang Sari 5 (2 - 9)

Cepu

Perhutanan Sosial 6 (2 - 10) Tumpang Sari 4 (2 - 10)

-

a~ngka dalam tanda ( ) adalah kisaran.

Page 41: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

dimiliki . Dengan kata lain, intensitas kegiatan

mencari nafkah tidak menunjukkan indikasi adanya

perbedaan yang nyata menurut jumlah anggota keluarga

maupun pemilikan lahan. Hal ini dapat diartikan

sebagai indikasi bahwa pemanfaatan tenaga kerja antar

responden masih dalam kisaran yang sama, dan utilitas

marjinal dari waktu luang masih relatif rendah.

Tabel B3.5. Distribusi Pesanggem Contoh menurut Jenis Pekerjaan Sumber Pendapatan Keluarga

KPH Tani Tani dan Tani, Dagang Saja Berburuh Dagang Dl1 n

Pati Perhutanan Sosial 49.1 14.3 36.6 90 Tumpang Sari 46.7 35.0 18.3 30

Cepu Perhutanan Sosial 57.8 22.4 19.8 90 Tumpang Sari 53.3 26.7 20.0 30

--- - -- - -

Jumlah 52.5 23.5 24.0 240

Page 42: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Tabel 83.6. Persentase Anggota Keluarga Contoh yang bekerja dan Luas Lahan yang dimiliki

Jenis Pekerjaan Jumlah Beker ja Jumlah Anggota ( a ) Lahan (Ha)

Tani Saja 5 69.7 0.681

Tani dan Berburuh 5 67.2 0.582

Tani, Dagang dan 4 65.8 0.735 Lain-lain

Beberapa kesimpulan yang dapat diturunkan dari

gambaran di atas ini adalah sebagai berikut. Pertama,

tingginya persentase responden dengan sumber nafkah

bertani dan berburuh, dan dengan pemilikan lahan kurang

dari 0.750 hektar, menunjukkan bahwa taraf ekonomi

penduduk (sekitar hutan) masih relatif rendah. Sektor

ekonomi primer masih mendominasi perekonomiannya.

Kedua, jika diasumsikan bahwa penduduk yang

berdiam dalam kawasan hutan terdiri dari 5.6 juta

keluarga (33.7 juta penduduk dibagi 6 anggota per

keluarga), jumlah kebutuhan lahan dengan sistem Tumpang

Sari atau Perhutanan Sosial untuk menyerap keluarga

sebanyak ini ialah 1.05 juta hektar (0.25 hektar per

Page 43: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

keluarga), yakni selama daur tanaman. Angka ini lebih

rendah daripada jumlah persediaan potensial yaitu 7.2

juta hektar (asumsi daur tanaman 80 tahun). Namun,

apabila daya serap tidak cukup berarti selama daur

tanaman, misalkan hanya 10 tahun, jumlah yang tersedia

selama periode ini (dari 1.8 juta hektar luas hutan

dataran rendah) hanya 225 ribu hektar. Dengan demikian

nampak bahwa efektivitas daya serap tenaga kerja oleh

sumber daya lahan hutan melalui sistem Tumpang Sari

atau Perhutanan Sosial sangat tergantung pada

panjangnya periode produktif lahan hutan bagi penduduk

sekitar hutan.

Page 44: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Teks Lampiran B4. Penjelasan tentang Aplikasi Model Logit dalam ~nalisis Kecenderungan Pilihan Pesanggem

Deskrinsi Model

Model logit dibangun berdasarkan fungsi peluang

logistik kumulatif. Untuk kasus dengan alternatif

pilihan bersifat dikotomus digunakan mode1 logit

binari, dan untuk pilihan lebih daripada dua digunakan

model pilihan ganda (multiple choice model). Asumsi

mengenai alternatif pilihan Pesanggem mengartikan bahwa

yang relevan dalam analisis ini ialah model logit

binari, dengan asumsi alternatif-alternatif pilihan

bersifat saling meniadakan (mutually exclusive; Pindyck

and Rubinfeld, 1978).

Bentuk persamaan untuk fungsi peluang binari

adalah:

di mana Pi menyatakan peluang seseorang akan membuat

suatu pilihan tertentu, berdasarkan informasi mengenai

(nilai) peubah Xi.

Untuk pekerjaan estimasi, bentuk fungsi (B4.1)

ditransformasikan dengan cara berikut. Persamaan

Page 45: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

(B4.1) ditulis kembali sebagai,

(B4.2) (l+e'Z1)Pi = 1, maka

e-zi=(l-Pi)/Pi,

sehingga dapat dinyatakan sebagai,

eZi=pi/(l-pi )

Dengan mensubstitusikan Zi dengan (a + AX^), diperoleh

Setelah pengenaan logaritma diperoleh,

sehingga teknik analisis regresi telah dapat diterapkan

dalam proses estimasi parameter.

Fungsi (84.4) memiliki nilai peubah dependen

min'imum dan maksimum, yaitu OSPill. Dalam pekerjaan

analisis nilai ekstrim (0,l) dapat dikenakan pada

peubah dependen, yaitu nilai 1 untuk satu pilihan

tertentu, misalnya "yaH, dan nilai 0 untuk pilihan

lainnya, misalnya '*tidak1* . Dalam kasus ini, estimasi

Page 46: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

langsung model (84.4) akan menghadapi kesulitan karena

logaritma atas nilai-nilai Pi/(l-Pi) yang tak terhinqga

atau sama dengan 0 tidak terdifinisikan. Kesulitan ini

dapat diatasi dengan teknik partisi, yaitu

pengelampokkan contoh pengamatan untuk setiap nilai

peubah independen (Xi), dan selanjutnya nilai parameter

dapat diestimasi dengan teknik regresi OLS (kuadrat

terkecil biasa). Salah satu kondisi untuk mencapai

efisiensi dalam estimasi parameter ialah setiap

kelompok partisi memiliki banyaknya pengamatan dalam

ukuran cukup besar. Kondisi ini sangat sulit dipenuhi

jika model dibangun dengan peubah independen yang

banyak, dan ukuran contoh tidak cukup besar.

Teknik partisi memiliki keberatan-keberatan,

selain karena mengandung konsekuensi biaya besar, juga

karena kebanyakan studi sosial ekonomi menggunakan data

kontinu bukan data diskrit. Dalam kasus ini, pekerjaan

partisi dapat memasukkan bias yang disebabkan oleh

adanya potensi persoalan kesalahan dalam peubah-peubah

(errors-in-variabJes; Pindyck and Rubifeld, 1975).

Adanya karakteristik kontinutas daSam peubah-

peubah menganjurkan agar, dalam konteks studi ekonomi

dan sosial, seyogianya pekerjaan estimasi suatu model

logit, dengan seperangkat peubah-peubah independen,

Page 47: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

dibatasi hanya mengandung satu pilihan. Estimasi model

dapat dilakukan dengan menerapkan teknik analisis

maximum-likelihood. Keberatannya hanya pada

konsekuensi biaya analisis yang bisa besar, karena

kadang-kadang menghendaki ukuran contoh besar (Pindyck

and Rubeinfeld, 1976).

Penelitian ini menggunakan pendekatan yang sama

dengan Gunawan (1989), yang menerapkan teknik analisis

OLS dalam mengestimasi model (B4.4). Dua kualifikasi

yang memungkinkan penerapan teknik OLS ialah: (i)

transformasi model logit (B4.4) berbentuk linier dalam

parmeternya; dan (ii) nilai peubah Pi tidak berciri

dikotomi ( 0 atau 1) melainkan O<Pi<l.

Gdnawan (1989) mengaplikasikan model logit dalam

analisis peluang pemilik lahan untuk menyakapkan dan

menyewakan atau menggarap sendiri lahannya. Nilai

peubah Pi yang digunakannya ialah proporsi luas Lahan

yang disakapkan atau disewakan, dari luas lahan total.

Dengan asumsi bahwa keputusan Pesanggem, bertahan

di dalam atau melepaskan ikatan kontrak konsisten

dengan curahan tenaga kerja model logit dalam

penelitian ini menggunakan proporsi curahan tenaga

Page 48: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

kerja di lahan Andil sebagai peubah dependennya.

Secara ideal, perhitungan proporsi curahan tenaga kerja,

ini sebaiknya menggunakan curahan tenaga kerja total

aktual sebagai basisnya. Data ini tidak dikumpulkan

karena sumber daya yang tersedia tidak cukup untuk

mengimbangi keterbatasan dari teknik pengumpulan data

wawancara untuk mendapatkan data curahan tenaga kerja

total dengan taraf akurasi yang memadai, dari populasi

dengan karakteristik kegiatan ekonomi yang sangat

konpleks dan bervariasi sepanjang tahun. Sebagai

alternatif pengganti, digunakan proxy proporsi curahan

tenaga kerja di lahan Andil. Untuk menghindari nilai

pengamatan Pi=l, perhitungan proxy, curahan tenaga

kerja di lahan Andil, menggunakan taraf tertinggi dari

curahan tenaga kerja di lahan kering non-Andil sebagai

basisnya, di mana angka tertinggi ini harus lebih besar

daripada taraf curahan maksimum di lahan Andil. Angka

yang diperoleh, dengan jalan ini, identik dengan indeks

curahan tenaga kerja di lahan Andil.

Peubah-peubah independen yang dihipotesakan

mempengaruhi pilihan Pesanggem dicantumkan daxam Tabel

B4.1. Analisis model logit diaplikasikan pada dua

kelompok contoh, yaitu agregat (n=240), dan contoh dari

Perhutanan Sosial berusia 5 tahun (n=60). Dari

Page 49: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

kelompok contoh yang disebut terakhir ini, separohnya

(n=30) berasal dari populasi Pesanggem yang secara

aktual telah melepaskan ikatan kontrak Perhutanan

Sosial pada tahun ke-5. Selain untuk kepentingan

pengujian hipotesis, analisis dengan contoh agregat

juga dimaksudkan sebagai kontrol bagi kelompok contoh

Perhutanan Sosial berusia 5 tahun, dalam ha1 hasil

analisis. Daftar Peubah yang dimasukkan ke dalam

Analisis Model Logit adalah sebagai berikut:

1. Rasio residu net0 dari lahan non-Andil:Andil,

2. Luas Andil (Ha),

3. Jumlah lahan garapan non-Andil (Ha),

4. Jumlah lahan garapan non-Andil (peubah nomor 3) per jumlah anggota keluarga,

5. Umur Pesanggem,

6. Peubah boneka tipe kontrak (D=l Perhutanan Sosial; D=O Tumpang Sari)

7. Usia kontrak (tahun),

8. Peubah boneka KPH (Pati D=l; Cepu, D=O),

9. Peubah boneka indikator faktor alam ( ~ l = l normal; D1=0 selain normal),

10. Peubah boneka indikator taraf ekonomi (02-0 bertani dan berburuh saja; D2=1 selain itu, yakni bertani, dan/atau berburuh, juga pegawai, pedaqang dll.)

11. Peubah dependen: curahan tenaga kerja di lahan Andil, dinyatakan dalam angka persentase taraf curahan terhadap taraf curahan tenaga kerja basis.

Page 50: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Teks Lampiran BS. Deskripsi Model Logistik

Fungsi model logistik digunakan dalam analisis

mengenai faktor-faktor yang diduga mempengaruhi variasi

dalam persentase tumbuh tanaman pokok. Bentuk fungsi

logistik ialah:

Dengan mengenakan logaritma pada fungsi ini, diperoleh

di mana parameternya telah berbentuk linier, sehingga

teknik analisis OLS dapat diaplikasikan dalam pekerjaan

estimasi. Dari persamaan di atas nampak bahwa untuk

nilai X=O, nilai Y tidak terdefinisikan. Untuk X men-

dekati 0 , Y juga mendekati 0 . Oleh karena itu, titik

(0,O) dapat dianggap sebagai titik awal dari fungsi

ini. Model logistik antara lain digunakan dalam esti-

masi model pertumbuhan penduduk. Dengan asumsi bahwa

pertumbuhan (persentase tumbuh) tanaman mengikuti pola

pertumbuhan yang sama, antara lain adanya ciri asimp-

totik, dipilih untuk digunakan dalam analisis mengenai

variasi dalam tingkat pertumbuhan tanaman pokok (kayu).

Page 51: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Teks Lampiran B6. Hipotesis tentang Hubungan antara Biaya ~upervisi dan Pengawasan dengan Taraf Residu Net0

Asumsi-asumsi yang mendasari konsepsi biaya super-

visi dan pengawasan ialah: (i) Berdasarkan perhitung-

an, ada suatu taraf kuantitas tenaga kerja (L*) yang

harus dicurahkan oleh Pesanggem untuk mencapai suatu

taraf output (tanaman kayu) tertentu yang telah

ditetapkan .oleh Perhutani. Taraf kuantitas tenaga

kerja L* ini disepakati dalam perjanjian kontrak; (ii)

Ada insentif bagi Pesanggem untuk, secara sefihak,

mengurangi curahan tenaga kerja hingga mencapai Ls

(Ls<L*) . Pengurangan lebih lan jut, di bawah taraf Ls,

tidak akan dilakukan selama diperkirakannya bahwa ha1

itu dapat dideteksi dengan mudah oleh Perhutani

sehingga lebih llmudah'l pula baginya untuk mengenakan

pinalti; (iii) Ada ekspektasi oleh Perhutani bahwa

Pesanggem akan mengurangi curahan tenaga kerja dari

taraf yang disepakati, sehingga ada insentif baginya

untuk melaksanakan supervisi dan pengawasan atas

kegiatan Pesanggem. Dengan kegiatan ini, diharapkan

dapat menekan pengurangan curahan tenaga kerja sehingga

taraf aktualnya (La) mendekati taraf yang disepakati

L*. Penggunaan sumber daya dalam kegiatan inilah yang

disebut sebagai biaya supervisi dan pengawasan ( 8 ) .

Page 52: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Persamaan residu net0 (Perhutani) dapat dinyatakan

sebagail :

di mana 7 adalah proporsi lahan Andil yang digarap oleh

Pesanggem untuk produksi tanaman pertanian (O<r51), dan

Rfr<O (per definisi).

Anggap bahwa kegiatan supervisi dan pengawasan

berlangsung efektif (dL/dB>O). Sepanjang curahan

tenaga kerja aktual berada dalam kisaran Ls<La<L*,

kenaikan biaya supervisi akan diikuti oleh kenaikan

taraf residu neto R (GR/GB>O). Untuk setiap kenaikan

biaya supervisi dan pengawasan selanjutnya, perobahan

dalam taraf residu net0 bisa negatif atau tetap

(6R/6BI)), karena dua sebab: (i) kenaikan tersebut

tidak efektif lagi (dLa/dB=O); dan (ii) merosotnya

efisiensi kegiatan supervisi dan pengawasan sebagai

akibat mengecilnya peluang kesesuaian antara ekspektasi

dan realisasi (aktual) curahan tenaga kerja. Situasi

kedua (ii) ini cenderung menggejala di lokasi-lokasi di

mana pengaruh faktor alam terhadap taraf output sangat

besar. Berdasarkan argumen ini dapat disimpulkan bahwa

l~iado~si dari persamaan 2.4 ( halaman 3 8 )

Page 53: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

hubungan antara taraf residu net0 (R) dengan biaya

supervisi dan pengawasan (B) mengikuti bentuk non-

linier, yaitu:

SR/GB>O, dan ~ R ~ / ~ ~ B < o

Kegiatan supervisi dan pengawasan juga berhubungan

dengan unsur-unsur kontrak lainnya. Salah satu di

antaranya ialah yang berhubungan dengan usaha untuk

menekan penyimpangan dalam kegiatan silvikultur aktual

dari standar yang telah ditetapkan oleh Perhutani.

Contohnya, dalam hubungan dengan ketentuan jarak tanam

dan pembatasan jenis tanaman tumpang sari. Penyim-

pangan dalam hal-ha1 ini relatif mudah dideteksi,

sehingga pengenaan pinalti dapat dilakukan secara lebih

sesuai. Akan tetapi karena dalam kenyataan pinalti

dalam bentuk pencabutan hak garapan Andil tidak "mudahn

dikenakan, kegiatan supervisi dan pengawasan tetap

berarti setidak-tidaknya untuk menekan penyimpangan.

Page 54: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

LAMPIRAN C : GAMBAR

Page 55: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah

Gambar Lampiran C1. Bagan Hierarki Unit-Unit ~rganisasi Perum Perhutani

KPH-KPH

I I

RPH-RPH (RESORT POLISI HUTAN)

UNIT I (JAWA TENGAH)

- - - - - - - - - - ANDIL-ANDIL

- - - - - - - - - - ANDIL-ANDIL

I

UNIT I1 (JAWA TIMUR)

Keterangan: KTH ialah Kelompok Tani Hutan, beranggota para Pesanggem; Andil ialah bidang lahan hutan yang menjadi hak garapan Pesanggem.

UNIT I11 (JAWA BARAT)

Page 56: Analisis Kontrak dalam Kegiatan Peremajaan Hutan Negara Di ... · Survey-Rural Dynamic Study, Bogor, ... Kesempatan Kerja dan Tingkat Pendapatan ... Kontrak Usahatani Bawang Merah