alat laboratorium.pdf

download alat laboratorium.pdf

of 321

Transcript of alat laboratorium.pdf

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    1/321

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    2/321

     

    Eddy Afrianto 

    PENGAWASAN

    MUTU

    BAHAN PRODUK

    PANGAN

    JILID 2 

    SMK

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    3/321

     

    Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undang

    PENGAWASAN MUTU

    BAHAN PRODUK

    PANGAN

    JILID 2 

    Untuk SMK

    Penulis : Eddy Afrianto

    Editor : Sahirman

    Perancang Kulit : TIM

    Ukuran Buku : 17,6 x 25  cm

    Diterbitkan oleh

    Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

    Tahun 2008

     AFR AFRIANTO, Eddyp Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan Jilid 2  untuk

    SMK/oleh Eddy Afrianto ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan

    Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal ManajemenPendidikan Dasar dan Menengah, Departemen PendidikanNasional, 2008.

    ix. 343 hlmDaftar Pustaka : A1-A3Glosarium : B1-B5ISBN : 978-602-8320-92-4

    978-602-8320-94-8 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    4/321

    KATA SAMBUTAN

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan

    karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasardan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakankegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatanpembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.

    Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan StandarNasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telahdinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses

    pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

    Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepadaseluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanyakepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luasoleh para pendidik dan peserta didik SMK.

    Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download),

    digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannyaharus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Denganditayangkan soft copy  ini diharapkan akan lebih memudahkan bagimasyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruhIndonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untukmengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

    Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepadapara peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat

    memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku inimasih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritiksangat kami harapkan.

    Jakarta, 17 Agustus 2008Direktur Pembinaan SMK

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    5/321

      i

    KATA PENGANTAR

    Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWTkarena atas Rahmat dan KaruniaNya penulis dapat menyelesaikanbuku ajar untuk Sekolah Menengah kejuruan yang berjudulPENGAWASAN MUTU BAHAN/PRODUK PANGAN. Buku inimerupakan hasil kerjasama penulis dengan Direktur PembinaanSekolah Menengah Kejuruan, Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar danMenengah, Departemen Pendidikan Nasional.

    Buku Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan ini mengulasmengenai bahan pangan mulai dari sifat, mutu dan proses penurunanmutunya. Dijelaskan pula mengenai bagaimana uapaya yang dapatdilakukan untuk menghasilkan produk pangan yang aman untukdikonsumsi. Materi lain yang dijabarkan dalam buku ini adalahbagaimana menganalisis mutu dari bahan / produk pangan

    Buku ini ditulis dengan tujuan dapat digunakan sebagai salah satusumber untuk menghasilkan lulusan sekolah menengah kejuruan yangmemiliki kemampuan sebagai pengawas mutu pangan. Acuan utamapenulisan buku ini adalah Standar Kompetensi Nasional Bidang Analisis Mutu Bahan / Produk Pangan yang telah diterbitkan olehDepartemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :1. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Ditjen

    Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, DepartemenPendidikan Nasional yang telah memberikan kesempatan untukberpatisipasi dalam penulisan buku ini.

    2. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UniversitasPadjadjaran yang telah mengizinkan penulis untuk mengikutiProgram Penulisan Buku Ajar

    3. Ir. Sahirman, MSc. selaku editor yang telah memberikanmasukan guna peningkatan kualitas buku ajar

    4. Dr. Ari Widodo dan Endang Prabandari selaku penilai yang telahmemberikan masukan untuk penyempurnaan isi dan kelayakanpenyajian

    5. Anna Widanarti dan Ir. Ketut Sukarmen sebagai penilai yangtelah memberikan masukan untuk penyempurnaan kelayakankebahasaan

    6. Hari Purnomo selaku penilai yang telah memberikan masukan

    untuk penyempurnaan kegrafikaan

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    6/321

      ii

    7. Bambang Purwanto selaku supervisor yang telah memberikanmasukan untuk penyempurnaan kegrafikaan

    Ucapan yang sama penulis sampaikan kepada pihak-pihak lain yangtidak dapat disebutkan satu persatu atas sumbangsihnya, baik secara

    langsung maupun tidak langsung terhadap penulisan buku ini. Semogasemua amal kebaikan yang telah diberikan mendapatkan pahalaberlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

    Penulis mengharapkan masukan, saran dan koreksi dari para pembacayang akan bermanfaat dalam penyempurnaan buku ini. Semogatulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Amin.

    Eddy Afrianto

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    7/321

      iii

    SINOPSIS

    Mutu sangat sulit didefinisikan karena setiap konsumen memilikipemahaman berbeda. Sebagai gambaran, konsumen menyukai ikanmas goring yang berukuran 100 g setiap ekornya. Dengan ukurandemikian, ikan mas mudah dikonsumsi hingga ke tulangnya. Namunbila hendak membuat pepes, mereka lebih menyukai ikan mas yangberukuran 500 g atau lebih sebagai bahan bakunya.

    Mutu bahan pangan tidak dapat ditingkatkan dan cenderung menurundengan bertambahnya waktu. Upaya yang dapat kita lakukan hanyauntuk menghambat atau menghentikan proses penurunan mututersebut. Pengetahuan mengenai sifat dan mutu bahan pangan akanbanyak membantu dalam upaya menghambat atau menghentikanproses penurunan mutu.

    Dua hal penting yang dapat dilakukan untuk menghambat ataumenghentikan proses penurunan mutu bahan pangan, yaitumanajemen keamanan pangan dan analisis mutu. Manajemen panganditujukan untuk menghasilkan pangan yang aman dikonsumsi.Manajemen keamanan pangan diwujudkan dengan PenerapanManajemen Mutu Terpadu (PMMT).

    Pnerapan Manajemen Mutu Terpadu terdiri dari tiga komponen yangsaling berkaitan, yaitu Good Manufacturing Practices (GMP), StandardSanitation Operating Ptocedures (SSOP), dan Hazard Analysis andCritical Control Point (HACCP). Sebagai kelayakan dasar dari PMMT,GMP harus dilaksanakn dahulu secara baik sehingga akan dihasilkanpangan dengan kualitas yang sama. GMP adalah bagaimana cara

    menghasilkan bahan pangan dengan mutu relative dengan mutusebelum dan setelahnya.

    SSOP adalah prosedur standar operasi sanitasi untuk mencegahterkontaminasinya bahan baku pangan. Tahapan SSOP meliputibahan baku, peralatan, pekerja, dan lingkungan steril.

    Setelah GMP dan SSOP dapat dilaksanakan sesuai prosedur, makasudah selayaknya apabila akan menerapkan HACCP. Berdasarkanpelaksanaannya, HACCP dapat dibagi menjadi dua, yaitu analisisbahaya (HA) dan penentuan titik kritis (CCP). Analisis bahaya adalahpenentuan titik-titik bahaya yang mungkin ada pada alur proses

    produksi bahan pangan. Bahaya yang mungkin ada dalam alur proses

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    8/321

      iv

    produksi bahan pangan dapat digolongkan menjadi bahaya fisik, kimia,dan biologis.

    Penentuan titik kritis dilakukan karena tidak semua titik bahaya yangdijumpai berpengaruh buruk terhadap mutu pangan yang dihasilkan.

     Alur proses yang baik dicirikan dengan adanya aktivitas untukmengatasi bahaya yang mungkin timbul pada tahap sebelumnya.Sebgaia contoh, bahaya yang ditimbulkan dari keberadaan mikrobapada ikan yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan ikankaleng bukan merupakan titik kritis. Mengapa demikian ? Karena padatahap selanjutnya dari alur proses ada kegiatan sterilisasi yang dapatmembunuh mikroba tersebut sehingga ikan kaleng menjadi aman untukdikonsumsi.

    Kompetensi yang hendak dicapai oleh buku ini adalah dihasilkannyalulusan yang mampu melakukan pengawasan mutu pangan.Kompetensi ini dapat dicapai apabila siswa memahami semua

    komponen dalam buku ini. 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    9/321

    DAFTAR ISI

    KATA SAMBUTAN ..........................................................................KATA PENGANTAR ........................................................................SINOPSIS .......................................................................................DAFTAR ISI .....................................................................................PETA KOMPETENSI ………………………………………………….. 

    iiiiiivix

    1 JILID 1I. Sifat Bahan Pangan ………………………………………… 1

    1.1.1.2.

    Bahan Pangan ...................................................................Sifat Bahan Pangan ...........................................................

    11 

    II. Mutu Bahan Pangan ........................................................ 132.1.2.2.

    Mutu dan Kualitas .............................................................Faktor yang Mempengaruhi Mutu ……………................... 

    1314

    III. Penurunan Mutu Bahan Pangan .................................... 273.1.

    3.2.3.3.3.4.

    Kerusakan Fisik ................................................................

    Kerusakan Kimiawi ...........................................................Kerusakan Biologis …………………………………………Mencegah penurunan mutu ………………………………..Latihan………………………………………………………… 

    27

    31353842

    IV. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu ........................... 434.1.4.2.4.3.

    Hambatan Pemasaran .......................................................Peranan MMT ....................................................................Pelaksanaan PMMT …………………………………………. 

    434749

    V. Praktek Produksi yang Baik ........................................... 515.1.5.2.

    5.3.5.4.

    Prinsip GMP ......................................................................Filosofi GMP .....................................................................

    Pelaksanaan GMP ............................................................ Alur Proses …………………………………………………… 

    5152

    5261 

    VI. Prosedur Standar Operasi Sanitasi Standar ................ 656.1.6.2.6.3.6.4.6.5.6.6.6.7.6.8.6.9.

    Pasokan air dan es ..........................................................Peralatan dan pakaian kerja ............................................Pencegahan kontaminasi silang ......................................Toilet .................................................................................Tempat cuci tangan ..........................................................Bahan kimia pembersih dan sanitiser ..............................Pelabelan .........................................................................Kesehatan karyawan .......................................................Pengendalian hama ………………………………………… 

    666667727373747677

    VII. Analisis Bahaya dan Penentuan Titik Kritis ................... 797.1. Sejarah HACCP .................................................................. 80

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    10/321

      vi

    7.2.7.3.7.4.7.57.6

    Perkembangan Status HACCP di Dunia ............................Pengertian HACCP ............................................................Tujuan HACCP ..................................................................Pelaksanaan HACCP ........................................................Manfaat HACCP ................................................................ 

    82838585124

    VIII. Manajemen Mutu Laboratorium ...................................... 1278.1.8.2.8.3.8.4.8.5.8.6.8.7.8.8.8.9.

    8.10.8.11.8.12.8.13.

    Proses manajemen Mutu ...................................................Kegiatan Pencatatan .........................................................Prinsip berlaboratorium yang baik ....................................Pemeliharaan Laboratorium .............................................Pelaksanaan kegiatan laboratorium ..................................Prosedur Analisis ..............................................................Perubahan terhadap kerja ..................................................Pengendalian Laboratorium ..............................................Pemeliharaan peralatan laboratorium ..............................Keamanan Laboratorium ...................................................Pembinaan dan pengawasan ...........................................Sanksi ...............................................................................Evaluasi ............................................................................. 

    128130133135156157162162164165166167168

    2 JILID 2IX. Persiapan Analisis Mutu ................................................. 169

    9.1.9.2.9.3.9.4.9.5.9.6.

    Penyiapan Peralatan Dasar ...............................................Kegunaan Peralatan ...........................................................Pencucian Peralatan .........................................................Sterilisasi Peralatan Gelas .................................................Persiapan Bahan Kimia ......................................................Cara Penyimpanan Bahan Kimia …………………………… 

    169186192195199201

    X. Pengambilan Sampel ........................................................ 20310.1.10.2.10.3.10.4.10.5.10.6.10.7.

    Persiapan Pengambilan Sampel ........................................Pengambilan Sampel yang Mewakili .................................Penyiapan sampel uji .........................................................Penyimpanan Arsip ............................................................Membuang Sampel yang Tidak Terpakai dan Sisa SampelMemelihara Peralatan Sampling ........................................Sampling untuk Analisis ..................................................... 

    203206212213213213213

    XI. Penggunaan Instrumen Laboratorium .......................... 21711.1.11.2.11.3.

    Pengujian secara elektrokimia .........................................Pengujin secara Spektrofotometer ....................................

     Analisis Kromatografi ........................................................ 

    217218222

    XII. Analisis Kimiawi .............................................................. 227

    12.1.12.2.12.3.

    Melakukan Pengujuan Fisiko-Kimia Dasar ....................... Analisis Gravimetri dan Titrimetri ......................................Larutan dan Pereaksi ......................................................

    227229230

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    11/321

      vii

    12.4.12.5.12.6.

    Standarisasi Larutan ....................................................... Analisis proksimat ...........................................................Prosedur Analisis Proksimat ……………………………… 

    237237238

    XIII. Pengujian Fisik Bahan Pengemas ................................. 249

    13.1.13.2.13.3.

    Kertas ................................................................................Plastik ................................................................................Kaleng dan gelas ...............................................................Latihan ............................................................................... 

    249251271273

    XIV. Analisis Mikrobiologis ...................................................... 27514.1.14.2.14.3.14.4.14.514.6.

    Teknis Kerja Aseptis ..........................................................Menyiapkan Peralatan dan Media Kultur Mikroba.............Inokulasi .............................................................................Pengujian Mikrobiologi .......................................................Menghitung Populasi Mikroba ............................................Pengujian Mikrobiologi Dasar ………………………………. 

    275276282288292298

    XV. Analisis Organoleptik .................................................... 30315.1.15.2.15.3.15.4.15.5.15.6.

    Berpartisipasi dalam Analisis Organoleptik ....................Penyiapan dan Penyajian Sampel ..................................Pemilihan dan Penyiapan Panelis ...................................Pelaksanaan Pengujian ..................................................Tipe Pengujian ………………………………………………

     Analisis Data Organoleptik ………………………………... 

    303306309315317321

    XVI. Analisis Nutrisi .............................................................. 32716.1.16.2.16.3.16.4.16.5.

    16.6.16.7.

     Analisis Karbohidrat ........................................................ Analisis Protein ............................................................... Analisis Lemak ................................................................ Analisis kadar air ............................................................. Analisis vitamin ...............................................................

     Analisis kadar abu .......................................................... Analisis mineral ……………………………………………. 

    327352360381382

    387387 

    XVII. Analisis mutu air .......................................................... 40117.1.17.2.17.3.17.4.17.5.17.6.17.7. 

    Jenis air .........................................................................Standar mutu .................................................................Penanganan air limbah ................................................Parameter mutu air ........................................................Monitoring mutu air ........................................................

     Analisis mutu air ............................................................Kebutuhan air bermutu …………………………………… 

    401402404405407408411 

    XVIII Manajemen Keamanan Pangan .................................... 41718.1. Pangan yang Aman ....................................................... 41918.2. Sumber Kontaminasi..................................................... 429

    18.3. Penyakit akibat cemaran patogen………………………. 43218.4. Pencegahan Cemaran Patogen .................................... 43518.5. Manajemen Keamanan Pangan ....................................... 440

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    12/321

    18.6. Mutu Pangan ..................................................................... 445LAMPIRAN A. DAFTAR PUSTAKA………………………. LAMPIRAN B. GLOSARIUM………………………………LAMPIRAN C. DAFTAR GAMBAR………………………… LAMPIRAN D. DAFTAR TABEL…………………………..

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    13/321

      ix

    PETA KOMPETENSI

    SIFAT BAHANPANGAN

    MUTU BAHANPANGAN

    MANAJEMENKEAMANAN PANGAN

    PENGAWASANMUTU

    PANGAN

    PMMT

    PERSIAPAN ANALISISMUTU

    MANAJEMENMUTULABORATORIUM

    GMP

    SSOP

    HACCP

    PROSESPENURUNAN

    MUTU

    PENGAMBILAN SAMPEL

     ANALISIS FISIK

     ANALISIS KIMIA

     ANALISIS BIOLOGIS

     ANALISISMIKROBIOLOGIS

     ANALISISORGANOLEPTIK

     ANALISIS MUTU AIR

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    14/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan169

    BAB IX

    PERSIAPAN ANALISIS MUTU

    9.1. Penyiapan PeralatanDasar

    Peralatan laboratorium yangterbuat dari gelas memiliki sifatkhas, misalnya gelas pyrexyang tahan panas, gelasborosilikat yang tahan terhadapkenaikan suhu mendadak, ataugelas soda lime yang dapatdipanaskan pada api Bunsentanpa menjadi kusam.

    9.1.1. Jenis peralatan gelasPeralatan gelas merupakansalah satu perlatan utamadalam melakukan analisis mutubahan dan produk pangan.Berdasarkan jenisnya, peralatangelas dapat dikelompokanmenjadi tiga golongan, yaitu (1)peralatan dasar yang terdiri darigelas beaker, gelas ukur, labuErlenmeyer, cawan petri, tabung

    reaksi, botol dan lain-lain; (2)peralatan ukur yang terdiri darilabu ukur, pipet, buret, botolBOD dan lain-lain; serta (3)peralatan analisis, yang terdiridari termometer, piknometerdan lain-lain

    9.1.1.1 Peralatan dasara. Gelas beaker (Beaker

    glass)  Gelas beaker atau sering dise-

    but sebagai gelas piala adalahgelas pyrex yang dilengkapi de-ngan bibir tuang dan skala

    (Gambar 9.1). Kapasitas gelaspiala adalah 5, 10, 25, 100, 150,250, 400, 500, 600, 800, 1000,1500, 2000, 3000, dan 5000 ml.Fungsi utama dari gelas pialaadalah untuk menyimpan ataumencampur senyawa kimia.Unit skala tidak terlalu telititetapi cukup memadai untukpenggunaan yang tidak memer-lukan ketelitian tinggi.

    Bentuk gelas piala ada yangrendah, tinggi, atau berbentukkerucut. Selain menyimpan danmencampur senyawa kimia,gelas piala yang berukurantinggi dan berbentuk kerucutberfungsi sebagai tempatmemanaskan senyawa kimia.

    Gambar 9.1. Beaker glass denganberbagai ukuran

    Sumber  :www.indigo.com/glass/gphglass

    /chemistry-beaker.html 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    15/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan170

     b. Gelas ukurGelas ukur memiliki bibir tuangdan kaki berbentuk heksagonalatau berupa polipropilen yangdapat dilepas (Gambar 9.2).

    Fungsi utamanya adalah me-ngukur volume suatu cairansesuai keperluan. Jenis gelasukur yang dilengkapi penutupdimaksudkan untuk mencegahterjadinya penguapan dari ba-han kimia volatil.

    Gambar 9.2 Gelas Ukur

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Kapasitas gelas ukur dan skalayang dimiliki bervariasi, yaitu :

    1. Gelas ukur bentuk kakiHeksagonal

    Kapasitas

    Bagianskala

    Kapasitas

    Bagianskala

    ---ml---

    10 0.2 250 2

    25 0.5 500 550 1 1000 10

    100 1 2000 20

    2. Gelas ukur berkakipolipropilen

    Gelas ukur dengan kaki polipro-pilen memiliki kapasitas 50, 100,dan 250 ml dengan bagian

    skala 1 ml; sedangkan gelasukur dengan tutup memilikikapasitas 100 ml dengan bagianskala 1 ml.

    c. Labu ErlenmeyerLabu Erlenmeyer adalah gelasdari bahan pyrex berbentukkerucut dengan mulut sempitatau lebar (Gambar 9.3). Labuini dilengkapi skala dan memilikikapasitas :

    Jenislabu

    Kapasitas(ml)

    Mulutsempit

    5, 10, 25, 50, 100,150, 250, 500, 1000,dan 2000

    Mulutlebar

    50, 100, 250, 500,1000, dqn 2000

    Labu Erlenmeyer memiliki fung-si yang sama, yaitu untuk me-nyimpan, memanaskan atau

    mencampur senyawa kimia danunit skala tidak terlalu telitinamun cukup memadai untukpenggunaan yang tidak memer-lukan ketelitian tinggi.

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    16/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan171

     

    Gambar 9.3. Labu Erlenmeyerdengan berbagai ukuran

    Sumber : www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    d. Labu FiltrasiLabu filtrasi merupakan gelaspyrex yang memiliki dasar bulatdan kapasitas 100, 250, 500dan 1000 ml (Gambar 9.4).Fungsi utama dari labu filtrasiadalah untuk proses penyaring-an Buchner, dan dapat dihu-bungkan ke pompa hisap.

    Gambar 9.4. Filtering flask

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    e. Labu VolumetriLabu volumetri atau labu ukurterbuat dari gelas jernih, denganatau tanpa tutup polipropilen(Gambar 9.5). Kapasitas labuadalah sebagai berikut :

    JenisLabu

    Kapasitas(ml)

    TanpaTutup

    10, 25, 50, 100, 250,dan 500

    DenganTutup

    1, 2, 5, 10, 20, 25,50, 100, 200, 250,500, 1000, dan 2000

    Gambar 9.5. Labu volumetri(volumetric flask ) dengantutup dari bahan poli-propilen

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Fungsi utama dari labu volume-tri adalah menyimpan hasil eks-traksi.

    f. Labu dasar rata / bulat

    Labu merupakan gelas pyrexyang memiliki dasar bulat ataudatar (Gambar 9.6a,b). Labu ini

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    17/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan172

    memiliki kapasitas 100, 250,500, 1000, 2000, dan 5000ml.

    Gambar 9.6a. Labu dasar rata(flask flat bottom)

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Gambar 9.6b. Labu dasar bulat(flask round bottom)

    Sumber : www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Fungsi utama labu adalah untukmemanaskan cairan.

    g. Labu didihLabuh didih terbuat dari gelasbening. Labuh didih ada yangberdasar rata (Gambar 9.7a)dan berdasar bulat (Gambar9.7b)

    Gambar 9.7a. Boiling flask flatbottom 

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Gambar 9.7b : Boiling Flask –

    Round BottomSumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    18/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan173

    h. Cawan PetriCawan petri terbuat dari pyrexdengan tinggi 18 mm (Gambar9.8). Ukuran cawan petri ada-lah sebagai berikut :

    Diametercawan (mm)

    Diameter tutup(mm)

    577095115141

    7076101122149

    Gambar 9.8. Cawan petri

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Fungsi utama dari cawan Petriadalah untuk wadah media ku-ltur mikroba.

    i. Tabung ReaksiTabung reaksi terbuat dari gelastahan panas, pyrex atau boro-silikat. Dindingnya tipis hinggamedium dan berbibir (Gambar9.9). Tabung reaksi memiliki

    beberapa ukuran sebagai be-rikut :

    Jenistabungreaksi

    Ukuran(mm)

    Dinding

    tipis

    75 x 10, 100 x 12,100 x 16,125 x 16, 150 x 16,

    150 x 19 dan 150 x25

    Dindingmedium

    75 x 10, 75 x 12, 100x 12,125 x 16, 150 x 16,150 x 19,150 x 24, 200 x 32,dan 200 x 38

    GelasBoro-silikat

    10 x 0.1 ml

    Gelas

    soda-limedengandindingtipis

    50 x 6, 50 x 10, 75 x

    10, 75 x 12, 100 x 12,125 x 12, 125 x 16,125 x 19, 150 x 16,150 x 19 dan 150 x12 mm

    Gelassodalimedenganbibir

    20 x 0.2 ml

    Gambar 9.9. Tabung reaksi(test tube)

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    19/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan174

    Fungsi utama dari tabung reaksiadalah untuk melakukan reaksiatau menyimpan senyawa ki-mia. Fungsi lain adalah untukmenumbuhkan mikroba.

     j. Botol PereaksiBotol perekasi terbuat dari gelas jernih atau berwarna denganleher sempit hingga lebar dantanpa atau dilengkapi dengantutup. Tutup botol pereaksi ter-buat dari bahan gelas atau poli-propilen (Gambar 9.10). Kapa-sitas dari botol peraksi adalahsebagai berikut :

    Jenis

    Botol

    Kapasitas

    (ml)Jernihataukuning,tutup PP

    30, 60, 125, 250,500, dan 1000

    Jernihataukuningsawodengantutupgelas

    30, 60, 120, 250,500, dan 1000

    Jernihatauberwarnakuningsawo

    50, 100, 300, 500,1000 dan 2000

    Botolpereaksi(reagentbottle)

    125, 250, dan 500

    Gambar 9.10. Botol pereaksi(reagen bottle) lengkapdengan tutupnya

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/

    merchant.mvc... 

    Fungsi utama dari botol pere-aksi adalah menyimpan senya-wa pereaksi.

    k. Bejana loncengBenjana lonceng ada beberapa jenis, yaitu (a) dengan knobbulat di bagian atas (Gambar

    9.11a); (b) dengan soket dibagian atas baik dengan atautanpa penutup; (c) dilengkapidengan pompa penghisap(Gambar 9.11b).

     Adapun kapasitas bejanalonceng adalah sebagai berikut :

    JenisKapasitas---mm---

    Dengan

    knob

    200 x 150; 250 x 175;

    300 x 200Dengansoket

    200 x 150; 250 x 175;300 x 200

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    20/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan175

     

    Gambar 9.11a : Bejana loncengdengan knob di bagianatas

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Gambar 9.11b. Bejana loncengyang dilengkapi denganpompa penghisap

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Fungsi bejana lonceng adalahuntuk percobaan tentang hubu-ngan antara fotosintesis denganrespirasi hewan. Sedangkanbejana lonceng dengan soket dibagian atas digunakan untukmengukur pengaruh tekananudara rendah terhadap mahlukhidup, dengan dihubungkan kepompa vakum.

    l. Corong

    Corong terbuat dari kaca be-ning, pyrex, plastik atau porse-len. Pada plastik dan kacabening bentuknya sama seperti

    kebanyakan corong (Gambar12a,b). Corong yang terbuatdari bahan porselen memilikidiameter sesuai diame-terkertas saring dan dasarnyaberlubang (Gambar 12c). Co-

    rong yang batangnya panjangdilengkapi dengan ’alur’ yangmembantu mempercepat prosespenyaringan.

    Diameter coroang bervariasi,tergantung dari jenisnya :

    Jeniscorong

    Diameter===mm===

    Kaca

    50, 75, 100,

    150, 200

    Porselen4, 15, 5.5, 7, 9,11, dan 12.5

    Batangpanjang

    75 dan 100

    Gambar 9.12a. Corong kaca

    Sumber :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    21/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan176

     

    Gambar 9.12b. Corong polipro-pilen

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Gambar 9.12c. Buchner porselen

    Sumber :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Kegunaan corong adalah untukproses penyaringan.

    m. DesikatorDesikator terbuat dari bahanborosilikat. Ada dua jenis desi-kator, yaitu a) memiliki knob bu-lat di bagian atas tutup (Gambar9.13a) dan b) memiliki krandibagian atas tutup yang dapatmengeluarkan udara sehingga

    tercipta kondisi hampa (Gambar9.13b).

    Gambar 9.13a. Desikator denganlempengan porselen

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/me

    rchant.mvc... 

    Gambar 9.13b. Desikator yangdilengkapi dengan kranpenghampaan

    Sumber :

    www.thesciencefair.com/Merchant2/mrchant.mvc... 

    Desikator digunakan untuk pro-

    ses pengeringan, baik denganmenggunakan senyawa higros-kopis (kalsium klorida dan silicagel) atau proses penghampaan.

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    22/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan177

    n. Corong pemisahTerbuat dari gelas borosilikatdengan bentuk lonjong dankerucut (Gambar 9.14). Dapatdipasang kran atau tutup plastik.Memiliki kapasitas 50, 100, 250,

    500, dan 1000 ml.

    Gambar 9.14. Corong pemisahberbentuk lonjong (kiri)dan kerucut (kanan)

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Corong pemisah berguna untukmemisahkan pigmen.

    o. KrusibelKrusibel terbuat dari porselen

    dengan bentuk pendek tebalatau tinggi, dilengkapi atautanpa penutup (Gambar 9.15.).Krusibel memiliki dinding dalamdan luar yang diglazier (dilapis).

    Spesifikasi krusibel adalah :

    a. pendek-tebal

    Kapasitas(ml)

    Φ atas(mm)

    Tinggi(mm)

    815254590

    3240465768

    1923273745

    b. tinggi

    Kapasitas(ml)

    Φ atas(mm)

    Tinggi(mm)

    510

    183065

    2530

    354255

    2025

    303550

    Gambar 9.15. Krusibel dengantutup

    Sumber :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Krusibel digunakan untuk mem-buat preparat abu dari tanaman.

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    23/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan178

    p. MortarMortar terbuat dari porselen de-ngan ukuran diameter luar lum-pang adalah 70, 90, 110, 125,140, dan 210 mm (Gambar9.16.).

    Gambar 9.16. Mortar

    Mortar berfungsi untuk mengge-rus dan menghaluskan sampel.

    q. filterFilter terbuat dari kaca denganberbagai ukuran (Gambar9.17.).

    Gambar 9.17. Filter

    Sumber : www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Kegunaan filter untuk memisah-kan komponen tertentu darikomponen lainnya. Ukuran filterbervariasi tergantung dari jenis

    dan jumlah dari komponen yangakan dipisah.

    9.1.1.2 Peralatan ukura. Pipet tidak berskala

    Pipet adalah alat yang diguna-kan untuk mengambil atau me-misahkan zat cair dengan volu-me tertentu. Berdasarkan ben-tuknya, pipet dapat dikelom-pokkan menjadi dua, yaitu pipettidak berskala (Gambar 19.8)dan pipet berskala.

    Gambar 9.18. Pipet tidak berskala

    Sumber :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    b. Pipet berskalaPipet berskala memiliki bentukberagam (Gambar 9.19a,b.).Perbedaan yang nyata adalahdari alat penghisapnya. Kapasi-tas volume pipet adalah sebagaiberikut :

    Jenispipet

    Kapasitas

    Hanyasatutandakapasitas

    2, 5, 10, 20, 25, 50dan 100 ml

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    24/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan179

    Berskala0 dibagianatas

    1 x 0.01; 2 x 0.02; 5x 0.05;10 x 0.1 dan 25 x0.2 ml

    Berskala 1 x 0.01; 2 x 0.02; 5x 0.05;

    10 x 0.1 dan 25 x0.2

    Gambar 9.19a. Pipet volumetri

    Sumber : www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Gambar 9.19b. Variabel pipet

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    c. BuretBuret terbuat dari kaca beningdengan ukuran 5 x 0.1ml, ar-tinya memiliki kapasitas 5 mldan unit skala 0.1 ml (Gambar9.20). Ukuran lainnya adalah

    10 x 0.02, 10 x 0.1, 50 x 0.1 ml.

    Gambar 9.20. Buret

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Buret digunakan dalam prosestitrasi.

    d. Botol BODBotol Biological Oxygen De-mand   (BOD) terbuat dari kacabening, yang dilengkapi dengan

    tutup terbuat dari bahan sejenis(Gambar 9.21.).

    Gambar 9.21. Botol sampel BOD

    Sumber : www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    25/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan180

    Kegunaan botol BOD adalahuntuk mengambil dan menyim-pan sampel air yang akandiukur kandungan BODnya.

    9.1.1.3 Peralatan analisis

    a. TermometerTermometer adalah alat pengu-kur suhu (Gambar 9.22). Ben-tuk dan rentang suhu yang da-pat diukur juga bervariasi seba-gai berikut :

    Rentang suhu

    terendah Tertinggi

    Rentangkenaikansuhu

    - 10 50 0.5

    - 10 110 1

    - 10 200 1- 10 250 1

    - 10 360 2

    - 10 400 2

    - 40 40 0.5

    - 80 30 1

    - 120 30 1

    Umumnya termometer memilikiskala dalam derajat selsius.Cairan yang digunakan untukmenunjukkan suhu dapat beru-pa alkohol atau air raksa. Ukur-an termometer bervariasi, na-mun umumnya memiliki panjang30 mm dan lebar 6-7 mm.

    Gambar 9.22. Termometer

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/

    merchant.mvc... 

    Fungsi utama termometer da-lam laboratorium adalah mengu-kur suhu suatu senyawa kimia(cair) atau suhu ruang inkuba-tor.

    b. PiknometerPiknometer adalah alat untukmembandingkan berat jenis zatcair atau zat padat (Gambar

    9.23).

    Gambar 9.23. Piknometer

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    26/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan181

    c. HidrometerHidrometer adalah alat yang da-pat digunakan untuk mengukurberat jenis atau kepekatan air(Gambar 9.24)

    Gambar 9.24. Hidrometer

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    d. Salinometer

    Salinometer adalah alat yangdapat digunakan untuk mengu-kur kadar garam yang terkan-dung dalam suatu larutan (Gam-bar 9.25). Bentuk salinometerbermacam-macam. Satuan pe-ngukuran atau dimensi yangdigunakan biasanya %, ppmatau ppt.

    Gambar 9.25. Salinometer

    Sumber :www.tpub.com/engine3/en33-92.htm 

    9.1.2 Jenis Peralatan nonGelas

    Jenis peralatan dasar non gelasyang digunakan dalam meng-

    analisis bahan dan produk pa-ngan antara lain :

    a. TimbanganTimbangan digunakan untukmenimbang sampel. Memilikikemampuan dan ketelitian pe-nimbangan yang bervariasi.Timbangan yang digunakan didalam laboratorium terbagi dua,yaitu : 1) timbangan kasar un-tuk menimbang bobot yang cu-

    kup besar, contohnya timbang-an triple beam  (Gambar 9.26a)dan 2) timbangan analitik untukmenimbang bobot yang relatif

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    27/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan182

    ringan, misalnya mg atau mikro-gram. (Gambar 9.26b)

    Gambar 9.26a. Timbangan triplebeam 

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/

    merchant.mvc... 

    Gambar 9.26b. Timbangan digital

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    b. OtoklafOtoklaf (Gambar 9.27) adalahalat yang dapat memanipulasilingkungan sehingga terciptalingkungan sesuai keinginan.

    Kemampuan memanipulasi ling-kungan tergantung dari jenisotoklaf. Otoklaf paling seder-

    hana hanya mengatur suhu ling-kungan, sedangkan yang lebihcanggih juga dapat mengaturtekanan, kelembaban udara,atau aliran oksigen.

    Gambar 9.27. Otoklaf

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Otoklaf dapat digunakan untukmembunuh mikroba (sterilisator)atau untuk menumbuhkan mi-kroba (incubator).

    c. Laminar f low cabinet

    Ruang laminar (laminar ca-binet ) adalah ruangan yang kon-disi lingkunganya dapat diatursehingga akan tercipta ruangandengan kondisi sesuai keingin-an. Kondisi lingkungan yang di-inginkan dapat tercipta melaluipengaturan tombol pengaturanudara dan saringan udara(Gambar 9.28).

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    28/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan183

     Gambar 9.28. Laminar flow ca-

    binet  

    Sumber :www.calvin.edu/academic/biology/technology

    Ruang laminar ada yang hanya

    dapat mengatur suhu lingkung-an saja, tetapi ada yang dileng-kapi dengan aliran udara bersih.Ruang laminar digunakan seba-gai ruang untuk menginokulasi,meninkubasi, atau memanenmikroba.

    d. SentrifugeSentrifuge adalah alat yangdapat digunakan untuk memi-sahkan komponen zat dalam

    suspensi berdasarkan perbeda-an berat jenisnya (Gambar9.29). Bila suspensi diputarpada sentrifuge dengan kece-patan dan lama tertentu, makakomponen yang terdapat di da-lam suspensi akan terpisah.Bagian yang paling berat ter-dapat di bagian bawah sedang-kan yang ringan di bagian atas.

    Gambar 9.29. Sentrifuge

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    e. Inkubator

    Inkubator adalah wadah yangberfungsi sebagai alat untukmenginkubasi mikroba (Gambar9.30). Suhu di dalam ruanganinkubator dapat dikendalikan su-hunya. Pengendalian suhu di-mungkinkan karena inkubatordilengkapi dengan elemen pe-manas yang dihubungkan de-ngan alat pengatur (regulator )sehingga dapat diciptakan kon-disi lingkungan dengan suhu

    yang stabil.

    Gambar 9.30. Inkubator

    Sumber :www.calvin.edu/academic/biology/technology 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    29/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan184

    f. Peralatan inokulasiPeralatan inokulasi adalah per-alatan yang digunakan untukmenginokulasi mikroba. Bahanyang digunakan dapat berupabesi atau gelas. Bentuk peralat-

    an inokulasi panjang denganbagian ujungnya lurus ataubulat (Gambar 9.31).

    Gambar 9.31. Peralatan transfer

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    g. PenjepitPenjepit (Gambar 9.3) adalahalat yang digunakan untuk men- jepit. Bahan yang digunakanuntuk membuat penjepit adalah

    logam, plastik, karet atau kombi-nasi ketiganya. Bentuk penjepitbermacam-macam, tergantungdari fungsinya. Oleh karena itu,pemilihan penjepit yang diguna-kan harus disesuaikan denganalat yang akan dijepit.

    Gambar 9.32a. Penjepit

    Sumber :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Gambar 9.32b. Swivel utility

    clamp

    Sumber :www.thesciencefair.com/Merchant2/

    merchant.mvc... 

    Gambar 9.32c. Burette ClampSingle

    Sumber :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    30/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan185

    Penjepit digunakan untuk men- jepit pipa karet atau plastik.Swivel utility clamp  (Gambar9.32) digunakan untuk menjepitperalatan gelas, seperti buret,berbagai labu ukur atau tabung

    reaksi. Burette clamp single (Gambar 9.32c) adalah penjepityang digunakan untuk menjepitburet, baik satu maupun duaburet,

    h. Statif dengan batang statifFungsi statif adalah untuk me-masang penjepit buret atau per-alatan gelas lainnya pada saatmelakukan titrasi atau sterilisasi.

    Statif terbuat dari besi atau besianti karat. Statif dapat dibeda-kan berdasarkan jumlah batangtegak dan bentuk alasnya, yaitu:

    Gambar 9.33a. Statif denganbatang statif tunggal yangterletak ditepi alas

    Sumber :www.thesciencefair.com/Merchant2/m

    erchant.mvc... 

    a) batang tunggal dan alasberupa lempengan besi denganukuran 160 x 100, 250 x 160,315 x 200 mm (Gambar 9.33a);b) batang ganda dengan kakiberbentuk huruf A; c) batang

    tunggal dengan kaki memben-tuk tripod. Ukuran panjang kakidari pusat adalah 110, 140, dan165 mm (Gambar 9.33b); dan d)batang ganda dan terletak ditengah yang berbentuk lempengber-ukuran 280 x 125 mm.

    Gambar 9.33b. Statif yang digu-nakan untuk memegang

    labu didih

    Sumber :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    i. Nicholson HydrometerNicholson Hydrometer adalahalat yang dapat digunakan un-tuk mengukur kelembaban(Gambar 9.34)

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    31/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan186

     

    Gambar 9.34. Nicholson Hydro-meter

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/

    merchant.mvc... 

    9.2. Kegunaan PeralatanPenggunaan peralatan dasaradalah untuk kegiatan :

    9.2.1 MenimbangSalah satu kegunaan peralatandasar adalah untuk menimbangbahan kimia atau sampel yang

    akan dianalisis. Untuk menim-bang bobot bahan pangan da-pat dilakukan tahapan berikut :1) Bersihkan neraca dan piring

    neraca dari sisa bahan ataukotoran lainnya.

    2) Neraca timbangan harus di-buat seimbang terlebih da-hulu dengan cara mengge-ser sekrup pengatur sehing-ga jarum menunjukan angkanol.

    3) Timbang wadah bahan  (bo-tol, kaca arloji, atau alaslainnya) dengan meletak-kannya pada piring timba-

    ngan dan catat bobot dariwadah bahan tersebut.

    4) Letakkan bahan panganyang akan ditimbang kedalam wadah bahan terse-but dan letakkan di piring

    timbangan sebelah kiri. Le-takkan anak timbangan dipiring timbangan lainnya. Anak timbangan yang dile-takkan kurang lebih samaberat dengan bahan panganyang akan ditimbang(Gambar 9.35).

    5) Catat angka yang ditunjukoleh jarum sebagai bobotbahan pangan, setelahdikurangi bobot wadah

    bahan.6) Setelah proses penimbang-

    an selesai, kembalikanpiring timbangan pada posisisemula.

    Gambar 9.35. Neraca

    Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000 

    9.2.2 MenginokulasiKegunaan peralatan dasar lain-

    nya adalah untuk kegiatanmenginokulasi mikroba. Adabeberapa tahapan yang perludilakukan dalam menginokulasi

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    32/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan187

    mikroba, yaitu penyiapan media,proses inokulasi, dan prosesinkubasi. Media inokulasi untukmenumbuhkan mikroba dapatdibagi menjadi media kaldu(broth) dan media agar.

     Ada beberapa jenis media agarsesuai dengan fungsinya.Sebagai contoh media agarmiring digunakan untuk mediatumbuh mikroba yang akandisimpan sebagai biakan murni.Sedangkan media agar padacawan petri digunakan sebagaimedia tumbuh untuk tujuantertentu.

    Proses inokulasi adalah prosespenanaman mikroba ke mediakultur (Gambar 9.36). Selan- jutnya dilakukan proses inkubasiuntuk menumbuhkan mikrobatersebut. Proses inkubasi ber-langsung 1-3 hari, tergantungsuhu inkubator, media yang di-gunakan, dan jenis mikrobayang diinokulasi.

    9.2.3 Mengukur VolumeFungsi lain dari peralatan dasaradalah untuk mengukur volume.Volume zat cair dapat diukurdengan menggunakan gelasatau pipet ukur. Cara pengukur-annya adalah sebagai berikut :1) Gunakan gelas atau pipet

    ukur yang bersih danukurannya sesuai denganvolume bahan kimia yangakan diukur.

    2) Baca skala yang tercantumpada gelas atau pipet ukurdan tentukan harga setiapskala.

    1 2

    3

    5 4

    Gambar 9.36 Proses inokulasimikroba

    Sumber :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    3) Tuang bahan kimia yangakan ditentukan volumenyake dalam gelas ukur.

    4) Bacalah skala untukmenentukan volumenya.Pembacaan skala haruslurus dengan mata. Bilapermukaan bahan kimia

    cekung, pembacaan skaladilakukan pada permukaanterbawah dan bila permuka-annya cembung pembacaan

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    33/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan188

    skala dilakukan di permuka-an atas (Gambar 9.37).

    5) Bila volumenya sudah ter-baca, tuangkan bahan kimiacair tersebut ke dalam wa-dah lain dan gelas ukur

    dicuci sehingga siap untukdigunakan kembali.

    Bila pengukuran volume dilaku-kan dengan menggunakan pipetukur, maka prosedurnya adalahsebagai berikut :

    1) Pilih pipet sesuai denganvolume bahan kimia yangakan diukur (Gambar 9.38).

    Gambar 9.37. cara pembacaanskala untuk menentukanvolume bahan kimiamenggunakan gelas ukur

    Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000 

    2) Bilas bagian dalam pipetdengan air suling dan dilan- jutkan dengan bahan kimiayang akan diukur volume-nya.

    3) Isaplah bahan kimia cairyang akan diukur volumenya

    sampai di atas garis batas.Bila bahan kimia yang akandiukur volumenya bersifatracun, sebaiknya gunakanpenghisap karet (ball pipet ).

    4) Tutup ujung pipet dengan

    menggunakan jari telunjuk,tahan terus sambil meng-angkat pipetnya dari wadahbahan kimia yang akandiukur volumenya. Kering-kan ujung pipet denganmenggunakan kertas saring.Turunkan permukaan bahankimia dalam pipet dengancara membuka ujung jaritelunjuk secara hati-hatisampai permukaan bahan

    kimia mencapai tandavolume.

    5) Masukan bahan kimia cairtersebut ke dalam wadahyang telah disediakan. Pipetukur dicuci kembali.

    Gambar 9.38. Cara menggunakanpipet ukur untuk menen-tukan volume bahankimia cair

    Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    34/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan189

    9.2.4 Menuangkan BahanPeralatan dasar juga dapat di-gunakan alat untuk menuang-kan bahan kimia dari satu wa-dah ke wadah lainnya. Bahankimia dapat berupa padatan

    atau cair. Proses penuanganbahan kimia merupakan kegiat-an yang sering dilakukan danmemerlukan kecermatan danketelitian tersendiri. Bacalahterlebih dahulu label pada botolagar tidak terjadi kesalahan.Pegang botol dengan baik,bagian yang berlabel diletakandi permukaan tangan untukmencegah bahan yang menetesatau menempel pada label.

    9.2.4.1 Menuangkan bahanpadat

     Adapun cara menuangkan ba-han kimia berbentuk padat ada-lah sebagai berikut :

    1) Peganglah botol dengan ba-gian yang berlabel di letakanpada permukaan tangan

    2) Miringkan botol secara per-lahan hingga bahan kimiakeluar ke dalam tutup botol

    3) Ketuk tutup botol secaraperlahan dengan menggu-nakan telunjuk atau batangpengaduk sehingga bahankimia yang terdapat padatutup jatuh ke wadah yangtelah disediakan (Gambar9.39).

    Selain cara di atas, penuanganbahan kimia padat juga dapatdilakukan dengan cara sebagai

    berikut :1) Ambil bahan kimia padat da-

    ri dalam botol dengan meng-

    gunakan spatula atau sen-dok yang sesuai.

    Gambar 9.39. Teknik menuangkanbahan kimia padat denganmenggunakan tutup botol

    Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000

    2) Ketuk secara perlahan spa-tula atau sendok denganmenggunakan telunjuk ataubatang pengaduk agar ba-han kimia padat jatuh kewadah yang diinginkan(Gambar 9.40).

    Gambar 9.40. Teknik penuanganbahan kimia padat meng-gunakan spatula atausendok

    Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000

    Cara lain untuk menuangkanbahan kimia padat dari dalam

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    35/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan190

    botol dapat dilakukan secaralangsung, yaitu :1) Buka tutup wadah bahan

    kimia padat yang akandipindahkan

    2) Miringkan botol secara

    perlahan dan guncang atauketuk sehingga bahan kimiapadat yang ada di dalamnya jatuh ke arah wadah yangdiinginkan (Gambar 9.41).

    3) Setelah diperoleh jumlahyang diinginkan, tutupkembali wadah bahan kimiapadat tersebut

    Gambar 9.41. Teknik penuanganbahan kimia padatlangsung dari botolnya

    Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000

    9.2.4.2 Menuangkan bahancair

    Pada prinsipnya cara menuang-kan bahan kimia cair tidakberbeda dengan bahan kimiapadat, yaitu :1) Bacalah secara teliti label

    yang terdapat pada botoluntuk meyakinkan bahwabahan kimia yang akandiambil benar.

    2) Untuk mencegah kotornyalabel, botol dipegang secarabenar dan bagian labelnya

    menempel pada permukaantangan.

    3) Miringkan botol sedemikianrupa agar tutupnya menjadibasah oleh bahan kimia.Cara ini dilakukan untuk me-

    mudahkan melepaskan tu-tup botol

    4) Jika akan menuangkan ba-han kimia cair yang ada didalam botol, buka dan jepitlah tutup botol diantara jari.

    5) Tuangkan bahan cair de-ngan bantuan batang pe-ngaduk (Gambar 9.42.).

    Gambar 9.42. Teknik penuanganbahan kimia cair daridalam botol

    Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000

    9.2.5 Menyaring

    Kegunaan lainnya dari peralatandasar adalah untuk menyaring.Tujuan menyaring adalahmemisahkan materi dari

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    36/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan191

    medianya. Kegiatan menyaringdapat dilakukan dengan cara :1) Gunakan kertas saring yang

    sesuai. Bentuk kertas sa-ring tersebut sedemikian ru-pa sehingga sesuai dengan

    ukuran corong (Gambar9.43).

    Gambar 9.43. Urutan penyiapankertas saring

    Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000

    2) Tempatkan kertas saring pa-da corong dan tuangkanbeberapa tetes akuades kepermukaannya agar kertassaring dapat menempel pa-da corong

    3) Pasang corong pada statifsedemikian rupa sehinggaujungnya masuk ke dalamwadah penampungan filtrat.

    4) Tuangkan larutan yang akandisaring secara perlahan.Perhatikan agar permukaanbahan kimia tidak melebihibatas kertas saring (Gambar9.44).

    9.2.6 MemanaskanDiperlukan keterampilan khususdalam menggunakan peralatandasar untuk memanaskan atau

    menguapkan bahan kimia,karena harus memiliki pengeta-huan mengenai bahan kimia.Pemanasan bahan kimia dapat

    dilakukan dengan mengguna-kan beberapa peralatan, yaitu :

    Gambar 9.44. Proses penyaringan

    Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000

    9.2.6.1 Tabung ReaksiPemanasan bahan kimia dalamtabung reaksi dapat dilakukansebagai berikut :

    1) Nyalakan sumber panasdengan baik (kecil dan biru)

    2) Jepit tabung reaksi dengan

    menggunakan penjepit3) Panaskan tabung reaksi di

    atas nyala api. Proses pe-manasan dimulai dari per-mukaan cairan ke arahdasar, sehingga pemanasantidak hanya berlangsung pa-da satu bagian saja(Gambar 9.45.). Selamapemanasan, jangan menga-rahkan tabung ke wajahuntuk mencegah hal yang

    tidak diinginkan.

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    37/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan192

     Gambar 9.45. proses pemanasan

    bahan dalam tabungreaksi

    Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000

    9.2.6.2 Gelas KimiaPemanasan bahan kimia meng-gunakan gelas kimia dapat dila-

    kukan dengan cara sebagaiberikut :1) Gunakan kawat kasa beras-

    bes sebagai alas2) Masukan batang pengaduk

    atau batu didih agar panasdapat merata ke seluruh ba-han

    Gambar 9.46. proses pemanasanbahan dalam gelas kimia

    Sumber : Wirjosoemarto dkk, 2000

    3) Nyala api harus diarahkantepat ke arah batang penga-duk atau batu didih (Gambar9.46.)

    9.3 Pencucian peralatan

    Untuk menjaga kebersihan, pa-da setiap akhir hari kerja semuaperalatan laboratorium yang te-lah digunakan harus segera di-cuci dan disimpan pada tempat-nya. Dengan demikian, semuaperalatan dalam keadaan bersihdan siap digunakan pada kegi-atan laboratorium berikutnya.

    Perlakuan yang diberikan padaperalatan tersebut berbeda ter-gantung dari jenis bahan danfungsinya. Peralatan dari bahangelas membutuhkan perawatanyang berbeda dengan peralatandari logam; demikian pula de-ngan peralatan yang peka atauteliti harus ditangani secaralebih hati-hati dibandingkan per-alatan yang kurang peka atauteliti.

    Tabung reaksi yang telah digu-nakan harus dikosongkan, dibi-las dengan air, dicuci dengan airpanas yang mengandung deter- jen alkalin dan dilanjutkan de-ngan pembilasan menggunakanair panas. Terakhir tabung re-aksi dibilas dengan air destilasidan dikeringkan.

    Pipet dibilas dengan air dingin

    segera setelah digunakan, cucidengan air destilasi seperti padapencucian tabung reaksi dankeringkan.

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    38/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan193

    Peralatan gelas yang digunakanuntuk wadah sampel mikroba,kultur harian, peralatan agitasi,pengambilan sampel danperalatan lain yang kontak de-ngan susu tidak hanya selalu

    harus bersih tetapi juga perludisterilisasi sebelum digunakan.Sterilisasi dimaksud adalahmetode sterilisasi sederhana,yaitu : a) rendam dalam airmendidih selama 5 menit; b)panaskan dalam oven 160oCselama 2 jam; c) masukandalam autoklaf 120oC selama20 menit; atau d) rendam dalametanol 70% dan bakar sebelumdigunakan.

    Dengan pencucian dan pena-nganan yang baik dapat diha-rapkan dapat memperpanjangusia pakai dari peralatan ter-sebut.

    Beberapa ketentuan yang harusdipatuhi dalam pencucian per-alatan adalah sebagai berikut :1) Peralatan gelas dicuci per-

    tama kali dengan menggu-

    nakan air dingin.2) Peralatan pipet yang telah

    digunakan sebaiknya dile-takkan secara vertikal dalamwadah berisi hipoklorit 200ppm. Tindakan ini akanmempermudah pembersih-an dan meminimalkan resikokontaminasi.

    3) Selanjutnya cuci denganmenggunakan sabun deter- jen 1% dalam air hangat.

    Untuk membersihkan nodadi tempat yang sulit dijang-kau, sebaiknya mengguna-kan sikat yang sesuai.

    Peralatan yang terbuat dariplastik, sebaiknya dicucidengan menggunakan sponagar plastik tidak tergores.Untuk mengetahui apakahperalatan telah dicuci de-

    ngan bersih. Apabila airmembasahi seluruh permu-kaan alat dan membentuklapisan tipis berarti per-alatan sudah bersih; namunbila membentuk butiran airdi permukaan alat berartimasih perlu dibersihkan lagi.Noda minyak atau kerakyang tertinggal pada per-alatan gelas dan tidak dapatdibersihkan dengan meng-

    gunakan deterjen, sebaik-nya dibersihkan dengancara merendamnya selamasemalam dalam campuranlarutan pembersih asamsulfat pekat 1 bagian dankalium dikromat (3% aq.) 9bagian.

    4) Selanjutnya cucilah hinggabersih dengan aliran air des-tilasi yang telah dipanaskan.

    5) Peralatan gelas yang telah

    dicuci harus dikeringkan pa-da rak pengering sebelumdisimpan.

    6) Peralatan berbahan logamdapat dicuci dengan sabundeterjen dan kemudian dike-ringkan dahulu sebelum di-simpan.

    Beberapa ketentuan yang perludiperhatikan dalam penyimpan-an peralatan adalah : a) Peralat-

    an yang sejenis disimpan padatempat yang sama dan diusaha-kan tetap kering. Penyimpananperalatan gelas harus terpisah

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    39/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan194

    dari peralatan logam (Gambar9.47); b) peralatan gelas dapatdisimpan pada rak khusus ataudalam kotak, misalnya penyim-panan pipet (Gambar 9.48),tabung reaksi (Gambar 9.49),

    curvette  (Gambar 9.50), ataupipet hisap (Gambar 9.51); c)termometer yang akan disimpanharus dikeringkan dahulu dansimpan beberapa saat di ruangterbuka pada suhu kamar, danselanjutnya disimpan padatempatnya.

    Gambar 9.47 Rak penyimpananose

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Gambar 9.48. Rak penyimpananpipet

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Gambar 9.49. Rak penyimpanantabung reaksi

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Gambar 9.50. Rak penyimpanancurvette

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Gambar 9.51. Rak penyimpanankontainer pipet hisap

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    40/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan195

    9.4. Sterilisasi peralatangelas

    Meskipun dapat disimpan lebihlama, mengapa bahan panganbisa mengalami kebusukan?Salah satu penyebab kebusuk-

    an bahan pangan adalah per-alatan yang digunakan tidaksteril.Sterilisasi adalah proses mem-buat media atau material ter-bebas dari semua bentuk kehi-dupan. Produk pangan sudahmelalui serangkaian sterilisasi

    untuk menghambat atau meng-hentikan reaksi biokimia dan

    aktivitas mikroba pembusuk.Sterilisasi bahan atau produkpangan dapat dilakukan denganmencuci, memanaskan, mema-sak, atau menggunakan auto-klaf untuk mengkombinasikan

    suhu dengan tekanan. Bahanpangan dan peralatan sertamedia yang digunakan dalamanalisis mutu bahan panganharus disterilisasi menggunakansalah satu dari metode sterilisa-si (Tabel 9.1).

    Tabel 9.1. Metode Sterilisasi

    Metode Perlakuan MekanismeMaterial yangdisterilisasi

     Autoclaving Uap panas 121oC, tekanan

    15-17 Psi selama 15 menitsampai beberapa jam

    Koagulasiprotein

    Peralatan yangtahan panas,seperti gelas, besidan beberapaplastik

    Oven Udara panas 160oC selama

    10 jam atau lebihKoagulasiprotein

    Peralatan gelasdan besi, tetapitidak disarankanuntuk plastik dancairan

    Penyaringan Melewatkan bahan melaluifilter yang memiliki lubangberukuran 0.22-0.45 µm(virus tidak dapat dihambatdengan metode ini)

    Mikrobaditangkap olehfilter

    Senyawa yangtidak tahan panasseperti asamamino, vitamin,anitbiotik, gula danlain-lain

    Radiasi Penyinaran denganultraviolet atau radiasi energitinggi lainnya

    Merusak asamnukleat

    Plastik. Hanyaefektif untukpermukaan saja

    Gas Penguapan dengan gasyang reaktif, misalnya etilenoksida

    Menginaktifkanenzim

    Padatan yang tidaktahan panas,misalnya plastik

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    41/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan196

    Sterilisasi peralatan dapatdilakukan dengan tiga cara,yaitu secara fisik, kimiawi, danmekanik.

    9.4.1 Sterilisasi secara fisik

    Sterilisasi secara fisik adalahproses sterilisasi dengan meng-gunakan saringan (filter), suhutinggi (panas), radiasi cahaya,dan tekanan untuk membunuhmikroba merugikan.

    Metode saringan dilakukan un-tuk membuang organisme darilarutan tidak tahan panas (ther-molabile) dengan melewatkanlarutan tersebut melalui filteryang dapat menahan bakteri(bacterial-tight filter ).

    Sterilisasi fisik dapat dilakukandengan menggunakan panas.Proses sterilisasi denganmenggunakan panas dapatdilakukan secara sterilisasikering (menggunakan udarapanas), sterilisasi lembab(menggunakan air panas), danautoklaf.

    Untuk memudahkan sterilisasi,telah diciptakan wadah peralat-an yang didisain untuk prosessterilisasi. Beberapa wadahtersebut adalah untuk cawanpetri (Gambar 9.52), pipet(Gambar 9.53), dan pipet hisap(Gambar 9.54 dan 9.55)

    Gambar 9.52. Wadah sterilisasicawan petri

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Gambar 9.53. Wadah sterilisasipipet

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    42/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan197

     

    Gambar 9.54. Wadah untuk steri-lisasi pipet hisap

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Gambar 9.55. Wadah untuk sterili-sasi pipet hisap

    Sumber   :www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

    Proses sterilisasi dengan suhutinggi dapat dilakukan denganperebusan dalam air mendidih,penguapan uap air panas, aliranudara panas (oven), ataukombinasi suhu tinggi dengan

    tekanan tinggi. Penggunaanautoklaf memungkinkan untukmengkombinasikan tekanan 15Psi dan suhu 121oC sehinggaproses sterilisasi berlangsunglebih cepat, yaitu 15 – 30 menit.

    Umumnya bakteri mati padaproses sterilisasi dengan suhu121oC selama 10 menit. Apa-bila suhu diturunkan hingga170-180oC, proses sterilisasi

    berlangsung selama 2 jam.Sedangkan pada suhu 160oCproses sterilisasi berlangsungselama 3 jam.

    Sterilisasi fisik banyak diguna-kan terhadap peralatan gelasatau keramik. Beberapa bahanatau produk pangan dan senya-wa kimia yang tidak rusak olehpanas juga dapat disterilisasidengan cara ini.

    Bahan yang akan disterilisasidengan menggunakan autoklafantara lain media kultur, jarum,senyawa termostable, kain,karet, atau bahan lain yangdapat rusak oleh panas.

    Radiasi sinar bergelombangpendek juga dapat digunakanuntuk sterilisasi. Gelombangpendek dari sinar-X, gama, atauultra violet memiliki daya tem-bus yang baik, sehingga akanmembunuh mikroba. Iradiasidengan sinar ultraviolet bukan

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    43/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan198

    cara sterilisasi yang memuas-kan karena daya tembusnya ter-batas.

    9.4.2 Sterilisasi secarakimiawiSterilisasi secara kimiawi adalahproses sterilisasi yang menggu-nakan senyawa kimia sebagaidesinfektan. Senyawa asamdan basa kuat merupakan se-nyawa kimia yang banyak digu-nakan sebagai desinfektan da-lam sterilisasi secara kimiawikarena memiliki kemampuanmenghidrolisis isi sel mikroba.

    Beberapa jenis senyawa kimiayang telah diketahui dapatmembunuh bakteri adalah la-rutan CuSO4, AgNO3, HgCl2,ZnO dan banyak lainnya.Larutan garam NaCl (9%), KCl(11%), dan KNO3 memiliki te-kanan osmotik lebih tinggi se-hingga dapat membunuh mikro-ba. Larutan garam juga dapatmenyebabkan denaturasi pro-tein. KMnO4 (1%) and HCl

    (1.1%) merupakan desinfektanyang kuat karena dapat meng-oksidasi substrat. CuSO4  digu-nakan sebagai algisida. Senya-wa khlor merupakan oksidatorkuat yang dapat membunuh mi-kroba dengan mekanisme seba-gai berikut :

    Cl2 + H2O   HCl + HOCl

    HOCl

      HCl + On

    Formalin (formaldehid) merupa-kan senyawa mudah menguap.Senyawa ini sangat efektif se-bagai desinfektan dengan kon-sentrasi 4-20%. Larutan alkoholdapat digunakan sebagai desin-

    fektan. Senyawa ini dapat me-nyebabkan koagulasi pada pro-tein mikroba. Konsentrasi alko-hol yang digunakan memiliki ki-saran 50-75 %.

    Etilen oksida digunakan dalamproses sterilisasi piring plastikdan pipet. Adapun senyawaBeta-propiolactone banyak digu-nakan untuk sterilisasi jaringanhidup.

    9.4.3 Sterilisasi secaramekanik

    Sterilisasi secara mekanik ada-lah sterilisasi yang dilakukanuntuk membuang organisme da-ri larutan tidak tahan panas(thermostable) dengan melewat-kan larutan tersebut melalui fil-ter yang memiliki kemampuandapat menahan bakteri (bac-terial-tight filter ). Sterilisasi

    secara mekanik sering juga di-sebut penyaringan karena pro-ses sterilisasi bahan seperti inidilakukan dengan menyaring.Penggunaan saringan disesuai-kan dengan tujuan penyaringandan material yang akan disa-ring.

    Sterilisasi secara mekanik digu-nakan untuk menyaring bahanyang mengalami perubahan

    apabila terkena panas atau te-kanan tinggi. Tujuan penya-ringan adalah untuk memisah-

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    44/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan199

    kan organisme dari senyawayang tidak tahan panas denganmengalirkannya melalui sari-ngan yang mampu menahanbakteri.

     Ada dua metode pengeluaranbakteri selama penyaringan,yaitu 1) melewatkan media kesaringan yang halus atau 2)adsorpsi mikroba ke filterdengan menciptakan perbedaanlistrik.

    Filter yang banyak digunakandalam mikrobiologi adalah sa-ringan membran, yaitu saringanyang terbuat dari selulose atauplastik. Saringan ini memiliki lu-

    bang cukup kecil (biasanya 0.45µm) untuk menangkap dan de-ngan demikian dapat mem-buang bakteri dari cairan.Saringan lain yang digunakanadalah Millipore-cellulose ase-tate disc., Seitz-asbestos pad,Berkefeled-diatomaceous earth,Mandle filter, Selas candle typefilter, dan sintered glass filter .

    9.5. Persiapan Bahan KimiaDalam kegiatan analisis mutudigunakan berbagai bahan ki-mia sebagai pereaksi, baik pe-reaksi khusus maupun umum.Pengetahuan tentang bahankimia akan meningkatkan ke-mampuan analis dalam mena-ngani bahan kimia secara baiksehingga kecelakaan yang dise-babkan karena ketidaktahuandapat dihindari.

    9.5.1 Sifat bahan kimiaBahan kimia dapat dikelompok-kan berdasarkan sifatnya, yaitu

    bahan kimia yang mudah terba-kar, pengoksidasi, mudah mele-dak, radioaktif, bahan/penyebabkorosi, dan bahan beracun.

    9.5.1.1 Bahan kimia yang

    mudah terbakar

    Bahan kimia yang mudah ter-bakar dapat berwujud gas, cair-an yang mudah menguap, ataubahan padat yang dalam bentukdebu mudah terbakar bila kon-tak dengan udara. Jenis bahankimia yang mudah terbakar ada-lah : a) pelarut dan pereaksiorganik, seperti asetaldehid,asam asetat, aseton, benzen,

    karbondisulfida, etil alkohol,eter, etil asetat, petroleum eter,isopropil,alkohol, toluen, danxylen; b) bahan an organikfosfor, logam Al, Mg, Zn, K, danNa; c) gas asetilen, metana,hidrogen, karbonmonooksida,dan butana.

    Cara penanganan bahan kimiamudah terbakar adalah denganmencegah terjadinya penguap-

    an atau kontak dengan udara(oksigen) maupun sumber pa-nas secara langsung. Beberapahal umum yang harus diperhati-kan dalam penanganan bahankimia mudah terbakar adalah :1) Gunakan penangas uap

    atau air untuk menghindaripemanasan bahan kimia se-cara langsung;

    2) Pada saat memanaskan ja-ngan mengisi wadah mele-

    bihi ½ kapasitas wadah;3) Sediakan bahan kimia da-

    lam jumlah minimum dansimpan bahan ditempat

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    45/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan200

    yang berventilasi baik, jauhdari bahan kimia pengoksi-dasi atau korosi;

    4) Pelarut yang sudah tidakterpakai lagi simpan kembalidalam wadahnya;

    5) Jangan membuang sisa ba-han kimia tersebut ke dalambak cuci.

    9.5.1.2 Bahan pengoksidasiBila kontak dengan bahan yangmudah terbakar, bahan kimia inimudah mengalami reaksi ekso-termis. Beberapa bahan kimiayang termasuk bahan pengoksi-dasi adalah klorat, perklorat,borat, peroksida, asam nitrat,

    kalium nitrat, kalium permanga-nat, bromin, klorin, florin daniodin.

    Bahan pengoksidasi sebaiknyadisimpan dalam wadahnya padalemari yang tidak mudah ter-bakar. Hindari dari suhu tinggidan bahan yang mudah terba-kar seperti kayu, kertas, serbuklogam, belerang, dan bahankimia lain yang mudah terbakar.

    9.5.1.3 Bahan mudahmeledak

    Beberapa bahan kimia telah di-ketahui memiliki sifat mudahmeledak, diantaranya asam per-klorat (HClO4) dan peroksida.Penyebab meledaknya bahantersebut antara lain disebabkanoleh adanya pelarut mudah ter-bakar, udara, debu, gas danperoksida.

    Untuk mencegah terjadinya le-dakan, penggunaan bahankimia mudah meledak hendak-

    nya dilakukan di tempat terbukaatau di lemari uap; gunakandengan jumlah sedikit; gunakanpenangas air untuk memanas-kan; gunakan alat yang benardan masih layak; dan gunakan

    pelindung.

    9.5.1.4 Bahan radioaktifPenggunaan bahan radioaktifharus hati-hati karena efekradiasinya dapat menyebabkankerusakan sel secara perma-nen, kebakaran dan kematian. Ada empat jenis bahan radiasi,yaitu : a) partikel α (alfa) berupaatom helium bermuatan positif.Memiliki daya tembus rendah

    tetapi daya ionisasinya besar; b)partikel ß (beta) merupakanpartikel hasil pecahan isotopradioaktif berenergi tinggi.Partikel ini bermuatan negatifdan berenergi tinggi; dayatembus dan daya ionisasinyasedang; c) Sinar γ  (gamma)berupa gelombang elektromag-netik yang dihasilkan dari per-ubahan inti atom radioaktif; dand) sinar x yang dihasilkan dari

    tabung sinar-x.

    Wadah yang digunakan untukmenyimpan bahan radioaktifsebaiknya diberi tanda dandisimpan dalam lemari ataukamar khusus yang terkunci dandilengkapi dengan fasilitas pen-cegah radiasi. Gunakan selaluperalatan yang tepat dalamkeadaan kering, jas lab untukmelindungi badan dan lap untuk

    membersihkan sisa bahan ki-mia. Semua bahan radioaktifharus dibuang setelah selesaianalisis.

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    46/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan201

     9.5.1.4 Bahan korosif atau

    penyebab korosiBahan kimia ini dapat menye-babkan korosi pada jaringansehingga bisa mengakibatkan

    terjadinya cacat permanen.Beberapa contoh bahan korosifadalah asam nitrat, sulfat,klorida, natrium peroksida,asam asetat, anhidrida asetat,metanol, perklorat, ammonia,bromim, florin, hidrohen iodida,fenol, karbondioksida padat,asam format, hidrogen peroksi-da, fosfor, kalium, kalium hidrok-sida, perak nitrat dan natrium.

    Untuk mencegah terjadinya ko-rosi sebaiknya selalu menggu-nakan pelindung, jas lab, dankaca mata selama bekerja. Bia-sakan mencuci tangan dengansabun setelah melakukan kegi-atan analisis.

    9.5.1.5 Bahan beracunHampir semua bahan kimia me-rupakan bahan beracun. Bahankimia dapat meracuni melalui

    mulut (pencernaan), absorpsimelalui kulit, dan pernafasan.Baberapa bahan kimia beracunadalah anilin, benzen, bromin,klorin, flour, formaldehid, asamformat, asam klorida, antimon,arsen, barium, berilium, boron,hidrogen sianida, hidrogen pe-roksida, iodium, asam nitrat,nitrobenzen, sulfurdioksida, fe-nol, kromium, merkuri, perak,dan timah.

    Untuk menghindari pengaruhdari bahan kimia yang bersifatberacun sebaiknya : a) tidak

    makan, minum atau merokokdisaat bekerja; b) hindari peng-gunaan pipet hisap; c) hindarikontak dengan mulut, kulit, dansaluran pernafasan; d) segeracuci tangan dengan sabun dan

    air bersih; e) bahan yang tidakdigunakan harus selalu disim-pan dalam wadah tertutup yangdiberi label dan f) selalu bekerjadalam ruang berventilasi.

    9.6. Cara penyimpanan bahankimia

    Secara umum, penyimpananbahan kimia di laboratorium da-pat dilakukan dengan tiga cara,yaitu : a) secara alfabet (alpha-

    betical method ), dimana botoldisimpan berdasarkan urutanhuruf secara alfabet; b) berda-sarkan golongan (family metho-de), dimana bahan kimia disim-pan berurutan sesuai klasifikasisistem periodik; dan c) secarakelompok (group methode), di-mana bahan kimia diurutkanberdasarkan urutan dalam anali-sis kualitatif.

    Untuk menjaga keteratuan, se-baiknya setelah digunakan botoldisimpan kembali ke tempatnyasecara benar. Botol berisi asamkuat disimpan di bagian bawah.Botol yang kecil disimpan dibagian atas rak dan yang besardi bagian bawah.

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    47/321

    Persiapan Analisis Mutu

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan202

     

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    48/321

    Pengambilan Sampel

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan203

    BAB XPENGAMBILAN SAMPEL

    Efektivitas sebuah laboratoriumditentukan oleh jumlah dan ke-adaan sampel yang diambil atauditerima untuk diuji. Hasil daripengujian yang dilakukan olehlaboratorium menjadi tidak berartiapabila sampel yang diuji jumlah-nya tidak memadai atau pengum-pulan atau penanganannya tidaksesuai dengan prosedur pengam-bilan sampel baku.

    Hasil pengujian laboratorium ter-hadap bahan pangan sangat ter-gantung pada perencanaan danteknik pengambilan, penanganan(pengiriman, penyimpanan) sertapersiapan sampel. Jika pengam-bilan sampel dilaksanakan de-ngan cara yang tidak benar,maka langkah selanjutnya berupapreparasi (persiapan) dan pengu- jian akan sia-sia, membuangwaktu dan biaya.

    10.1 Persiapan pengambilansampel

    Umumnya penilaian mutu suatubahan pangan ditentukan darihasil analisa yang diperoleh darisejumlah kecil sampel yang di-tarik dari lot. Dengan demikian,pengambilan sampel harus dila-kukan melalui prosedur pengam-bilan sampel baku yang telah di-tetapkan. Bahan diperiksa dan

    dipastikan cocok untuk diambilsampelnya, sampel dikumpulkandan dipastikan bahwa jenis, loka-

    si, sampling, dan waktu samplingsesuai dengan rencana pengam-bilan sampel (sampling plan).Persiapan yang dilakukan untukpengambilan sampel dapat mem-perlancar pengambilan dan pena-nganan sampel.

    Dalam persiapan pengambilansampel harus dipastikan dahulubahwa lot yang akan disamplingbersifat homogen, artinya bahan

    pangan yang terdapat dalam lottersebut harus berasal dari bahanbaku, mesin atau operator yangsama. Bila tidak homogen makaakan sulit mengambil sampelyang dapat mewakili lot dan akansulit pula untuk melakukan tin-dakan koreksi dalam upaya me-ngurangi sumber ketidak sesuai-an.

    Pengertian lot adalah jumlah atau

    satuan bahan bangan yang diha-silkan dan ditangani dengan kon-disi yang sama. Dalam penger-tian statistik, yang dimaksud de-ngan lot adalah identik denganpopulasi. Lot dapat berupa se- jumlah kontainer atau satu kapaldengan 100, 200 atau seribukontainer; beras satu truk ataulebih; satu kali produksi makanankaleng. Kecap yang dihasilkanhari ini termasuk dalam lot yang

    berbeda dengan kecap yangdihasilkan esok hari. Contoh lainadalah roti yang dihasilkan dari

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    49/321

    Pengambilan Sampel

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan204

    adonan yang pertama beradadalam lot yang berbeda denganroti hasil dari adonan kedua,meskipun kedua adonan tersebutsama.

    Untuk memperoleh sampel yangbenar, harus dipastikan dahulubesarnya lot yang akan disam-pling sehingga setiap bagian darilot memiliki peluang yang samauntuk disampling. Sampel yangdiambil sesuai pro-sedur bakuakan mewakili kumpulan besarbahan pangan yang akan diana-lisa. Sampel yang mewakilisangat penting, terutama bila

    akan mendeteksi adanya mikrobapatogen atau penyebaran racunpada bahan pangan yang akandiekspor.

    Dapat dibayangkan, berapa biayayang harus dikeluarkan apabilaekspor bahan pangan yangmencapai beberapa kontainerharus dianalisa kandungan bak-teri patogennya dari seluruh ba-han pangan. Analisa yang dila-

    kukan terhadap seluruh bahanpangan, selain mahal dan lama juga akan menyebabkan kontami-nasi dan menghambat prosesproduksi. Kerugian yang sama juga akan dialami apabila sampelyang akan dianalisa merupakansampel yang diambil tanpa me-lalui prosedur pengambilan sam-pel yang benar sehingga tidakmewakili bahan pangan yangakan diekspor.

    Pengambilan sampel merupakanbagian dari tahapan analisa mutuuntuk mengurangi biaya yang be-sar, namun masih dapat mewakilikelompok yang lebih besar, se-

    hingga hasil analisa dapat meng-gambarkan kondisi dari kelompoktersebut.

    Sampling adalah proses pengam-bilan atau pemilihan sampel darisuatu lot. Dari hasil pengambilansampel yang dilakukan melaluiprosedur penarikan sampel bakudapat diperoleh keterangan me-ngenai penaksiran keadaan mutusuatu lot, sehingga dapat diambil

    suatu keputusan untuk meneri-ma, menolak, atau menangguh-kan penerimaan bahan pangantersebut.

    Petugas yang mengambil sampelharus terampil, terlatih dan me-mahami prosedur pengambilan,penanganan, dan pengirimansampel sesuai dengan pedomanBSN 503-2000.

    Prosedur pengambilan sampelbahan pangan harus memper-hatikan : a) peralatan yang digu-nakan harus steril, terutama yangakan digunakan untuk uji mikro-biologis; b) pengambilan sampeldilakukan secara steril sesuaidengan standar operaional prose-dur (SOP); c) secara fisik, sampeldapat berbentuk segar, beku,atau hasil olahan.

    Bobot sampel yang digunakantergantung dari pengujian yang

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    50/321

    Pengambilan Sampel

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan205

    akan dilakukan. Untuk pengujianmikrobiologis, pengambilan sam-pel dapat dilakukan dengan tigacara, yaitu : a) cara swab  (ulas);b) cara excision  (tusuk), atau c)

    rinse technique (diiris).

    Cara ulas digunakan untuk me-ngambil sampel pada permukaanbahan pangan segar. Kapas(cotton bud ) steril diusapkan kepermukaan daging dengan luas25-50 cm2. Kapas hasil usapandimasukkan ke dalam wadahyang berisi larutan pengencer.Sampel siap untuk diuji.

    Pengambilan sampel dengan cara ditusuk dilakukan apabila ba-han pangan dalam keadaan be-ku. Sampel diambil denganmenggunakan bor khusus (corkborrer ) yang ditusukkan ke bahanpangan sedalam 2 mm dari per-mukaan. Dengan menghitungluas permukaan yang diambil danvolume larutan pengencer, makadapat ditentukan jumlah populasimikroba per ml.

    Pengambilan sampel dengan ca-ra diiris dilakukan apabila bahanpangan yang akan diuji relatifkecil (≤ 2 kg). Sampel ditimbangsecara aseptis lalu dimasukkanke dalam plastik steril dan ditam-bahkan pengencer steril seba-nyak 9 kali bobot sampel.

    Pengambilan sampel sesuai pro-sedur harus dilakukan karena : a)

    bila sampel tidak mewakili lothasilnya tidak dapat digunakan

    untuk menggambarkan seluruhlot; b) penolakan bahan panganyang diakibatkan kesalahan pe-ngambilan sampel akan berakibatmerugikan perdagangan ekspor;

    c) hasil analisa dari sampel yangtidak mewakili lot akan berdam-pak pada kesehatan apabila yangdiuji kandungan bakteri patogen,logam berat, dan residu pestisida;d) tidak ekonomis bila seluruh lotdianalisis.

    Peralatan pengambilan sampelantara lain :a. Sekop (Gambar 10.1)

    Gambar 10.1. Hand scoop (atas),Plastic scoop (bawah)

    Sumber : 

    www.thesciencefair.com/Merchant2/merchant.mvc... 

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    51/321

    Pengambilan Sampel

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan206

    b. Bingkai pengambil sampelc. Tabung pengambil sampeld. Front-end loader  e. Botol sampel yang telah ditim-

    bang

    f. Tabung celupg. Tombak pengambil sampel

    (spear ) (Gambar 10.2)

    Gambar 10.2 Tombak pengambilsampel (spear)

    Sumber : 

    www.thesciencefair.com/Merch

    ant2/merchant.mvc... 

    h. Pisau fleksibeli. Siring j. Klep aksesk. Botol, wadah plastik dan wa-

    dah sekali pakail. Pisau operasi (scalpel )m. Perangkat atau sangkarn. Wadah steril, pipet, loop (alat

    inkulasi) dan sendok dispo-

    sible 

    10.2 Pengambilan sampelyang mewakili

    Sampel adalah contoh dari suatulot (populasi) yang dapat mewa-

    kili sifat dan karakter populasi ter-sebut. Kesimpulan yang mende-kati kebenaran diawali denganpengambilan sampel yang benar.Idealnya semua bahan dijadikansampel yang harus diuji. Namuncara demikian tidak mungkin di-lakukan karena membutuhkanbanyak waktu, biaya, peralatan,tenaga dan tidak ada bahan atauproduk pangan yang tersisa un-tuk dijual.

    Pengambilan sampel yang me-wakili adalah kemampuan untukmendapatkan sejumlah sampelyang mewakili populasi (lot ataubatch) dengan kondisi sampeltersebut dalam keadaan sesuaiuntuk pengujian atau pengolahanlebih lanjut.

    Pengertian sampel yang mewakiliadalah sampel yang diperoleh

    dengan menggunakan tekniksampling yang sesuai, termasuksub sampling, untuk menghasil-kan keberhasilan yang tepat ter-hadap sumber sampel atau popu-lasi produk.

    Berapa jumlah sampel yang ha-rus diuji dan metode apa yangharus digunakan dalam pengam-bilan sampel merupakan keputus-an yang harus dilakukan sebelum

    melakukan analisis.

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    52/321

    Pengambilan Sampel

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan207

    Jumlah sampel yang harus di-ambil sangat dipengaruhi oleh jumlah mikroba dan tingkat pe-nyebarannya. Makin banyak danmenyebarnya mikroba, maka

    sampel yang diambil lebih sedikit.

    Selain jumlahnya, metode pe-ngambilan sampel juga berpe-ngaruh terhadap kesimpulanyang dihasilkan. Pengambilansampel harus dilakukan secaraaseptis agar tidak terjadi pence-maran. Peralatan yang diguna-kan harus steril. Bahan panganyang berbentuk cair harus diambildengan menggunakan pipet.

    Bahan berbentuk padat dapat di-ambil dengan menggunakan pi-sau, garpu, sendok atau penjepityang sudah disterilisasi terlebihdahulu. Penimbangan sampeldilakukan dengan menggunakanwadah yang telah disterilisasi.Sampel yang telah diambil harussegera dianalisa untuk mengu-rangi kemungkinan perubahan jumlah mikroba selama waktupenundaan. Untuk bahan yang

    mudah rusak, seperti daging,ikan, dan susu, analisa sampelsebaiknya segera dilakukan. Apabila dalam waktu 2 – 3 jamsetelah diambil tidak dapat se-gera dianalisa, maka sampel ha-rus disimpan pada suhu 4 oC.Dalam kondisi penyimpanan de-mikian, sampel tidak boleh disim-pan lebih dari 10-12 jam.

    Sampel dapat dikatakan mewakili

    apabila kondisi sampel menyeru-pai kondisi lot yang merupakan

    asal sampel. Tujuan utama pe-ngambilan sampel yang mewakiliadalah untuk menghindari bias.

    Untuk dapat mengambil sampel

    yang mewakili dapat dilakukandengan cara melakukan penari-kan sampel secara acak. Untukkegiatan tersebut dapat menggu-nakan tabel bilangan acak. Caralainnya adalah dengan melaku-kan pendekatan berdasarkanstratifikasi. Dengan cara ini,pengambilan sampel secara acakdilakukan dari setiap strata, mi-salkan dari bagian atas, tengahdan dasar kontainer.

    Penarikan sampel secara acakdilakukan untuk memberikan ke-sempatan yang sama bagi setiapsampel untuk terambil. Pengam-bilan sampel secara acak dapatdilakukan dengan memberi no-mor pada bahan yang akan diujimencatatnya pada kertas kecil.Setelah kertas diacak, diambil be-berapa lembar untuk dijadikansampel. Jumlah kertas yang di-

    ambil disesuaikan dengan jumlahsampel yang akan dianalisis.Cara ini kurang efektif untuk jumlah lot besar.

    Cara lain untuk mengambil sam-pel yang mewakili adalah meng-gunakan tabel acak sebagai alatbantu. Caranya adalah meng-gunakan pinsil untuk menunjuksatu tempat di tabel acak. Angkayang terdekat dengan ujung pinsil

    dianggap sebagai digit pertamanomor sampel.

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    53/321

    Pengambilan Sampel

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan208

    Misalnya dalam satu lot terdapat400 kotak susu, berilah nomorurut. Apabila ujung pinsil beradapada baris 40 kolom 10, makadari tabel acak diperoleh angka 2.

     Angka dua tersebut dianggapsebagai digit awal dari sampelyang akan diambil. Ambil tigaangka (400 memiliki 3 digit) padabaris 40 kolom 10, 11, dan 12sehingga didapat angka 245sebagai sampel pertama. Selan- jutnya lakukan pada baris ke 49dan kolom 10, 11, dan 12sehingga diperoleh 068, sehinggakotak susu nomor 068 meru-pakan sampel ke-2. Demikian

    terus dilakukan secara acak hing-ga diperoleh jumlah sampel yangdikehendaki.

    Seandainya dari hasil pengaca-kan didapat nilai diatas 400, ma-ka nomor tersebut tidak terpakai.

    Dua kesalahan yang umum diala-mi dalam pengambilan sampel,yaitu : a) orang cenderungmengambil sampel yang paling

    mudah dijangkau; dan b) sampelsudah ditentukan lebih dahulukarena pelaku pengambil sampelsudah kenal baik dengan kondisisampel.

    10.2.1 Prinsip dasar samplingSeorang pengontrol mutu (qualitycontrol ) yang bertugas melaku-kan pembelian bahan baku bagiindustri bahan pangan memilikitanggungjawab besar terhadap

    kegiatan industrinya. Penolakanterhadap bahan baku yang

    ditawarkan berarti industrinya ti-dak akan berjalan karena tidakmemiliki bahan baku, akan tetapipenerimaan bahan baku dengankualitas yang kurang baik akan

    berpengaruh terhadap mutu pro-duk yang dihasilkan dan padaakhirnya akan berpengaruh ter-hadap daya saing produknya dipasaran.

    Untuk menghindari kejadian ter-sebut, seorang pengontrol mutuharus memperhatikan prinsip pe-ngambilan sampel. Prinsip yangmendasari pengambilan sampeladalah memperhatikan dan me-

    ngingat bahwa sumberdaya ke-uangan adalah tidak tak terbatasdan nilai produk harus mereflek-sikan biaya pemeriksaan dan bia-ya produksi.

    Prinsip dasar pengambilan sam-pel lebih ditujukan untuk menen-tukan : a) penerimaan atau pe-nolakan terhadap mutu suatubahan baku yang didasari olehseleksi ukuran, warna, kematang-

    an dan lain-lain, kebebasan darikontaminasi dan kerusakan bio-logis atau kimiawi. Bahan bakuyang bermutu rendah berdasar-kan seleksi, tingkat kontaminasi,dan kerusakan harus ditolak ka-rena akan berpengaruh terhadapmutu produk yang dihasilkan ; b)menentukan pembayaran. Hasilsampling terhadap bahan bakumenunjukkan bahwa bahan bakuyang ditawarkan sudah tidak

    segar namun masih memenuhistandar mutu yang ditetapkan

  • 8/17/2019 alat laboratorium.pdf

    54/321

    Pengambilan Sampel

    Pengawasan Mutu Bahan / Produk Pangan209

    oleh perusahaan. Dalam kondisiseperti ini pengambilan sampelbukan untuk penolakan, tetapiuntuk menentukan nilai yangharus dibayarkan atas bahan

    baku yang ditawarkan; dan c)untuk menentukan mutu total dariproduk akhir. Pengambilan sam-pel juga dilakukan pada akhir pro-ses produksi. Pengambilan sam-pel pada tahap ini lebih ditujukanuntuk menentukan mutu total dariproduk yang dihasilkan. Apakahmutu sesuai dengan yang diha-rapkan atau menyimpang.

    10.2.2 Jenis-jenis sampling

    Banyak metode sampling yangdapat digunakan untuk menentu-kan mutu, beberapa diantaranyayang banyak digunakan adalah :

    10.2.2.1 Pemeriksaan 100persen (100% crosscheck)

    Pelaksanaan sampling denganmenggunakan metode pemerik-saan 100 persen membutuhkanwaktu, tenaga dan biaya besar,

    namun tidak selalu diimbangidengan 100 persen keberhasilan.

    10.2.2.2 Sampingberdasarkan teoristatistik

    Pelaksanaan sampling berdasar-kan teori statistik membutuhkanbiaya lebih rendah dibandingkanmetode pemeriksaan 100 persen.Metode sampling ini mengguna-kan teori statistik dalam pelak-

    sanaannya, sehingga dapatmemperkecill terjadinya resiko.

    Metode sampling berdasarkanteori statistik memposisikan pro-duser sebagai penanggungjawabproduk. Dengan demikian, pro-duser harus mempertahankan

    mutu produk agar selalu baik.Bila tidak, akan timbul permasa-lahan dan kerugian yang diakibat-kan penolakan produk oleh kon-sumen.

    10.2.2.3 Sampling tidakberdasarkan teoristatistik

    Metode sampling yang tidak ber-dasarkan teori statistik umumnyatidak direkomendasi karena tidak

    memiliki dasar yang logis dalampengambilan keputusan untukmenerima