AGROKLIMATOLOGIratih_kurniasih.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...Alat pengukur hujan disebut...
Transcript of AGROKLIMATOLOGIratih_kurniasih.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/...Alat pengukur hujan disebut...
MODUL PRAKTIKUM
AGROKLIMATOLOGI
RATIH KURNIASIH DAN UMMU KALSUM
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA 2017
Agroklimatologi Page 1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1
I. PENGENALAN ALAT KLIMATOLOGI ...................................................... 2
a. ALAT PENGUKUR UNSUR IKLIM ......................................................... 2
a. ALAT PENGUKUR SUHU UDARA .......................................................................... 2
b. ALAT PENGUKUR KELEMBABAN ......................................................................... 5
c. ALAT PENGUKUR TEKANAN UDARA .................................................................... 5
d. MANOMETER ...................................................................................................... 6
e. ALAT PENGUKUR HUJAN ..................................................................................... 6
f. ALAT PENGUKUR PENGUAPAN ........................................................................... 7
g. ALAT PENGUKUR ANGIN ..................................................................................... 8
h. ALAT PENGUKUR PENYINARAN MATAHARI ........................................................ 8
i. STASIUN CUACA (WEATHER STATION) ............................................................... 9
II. MINI RISET .............................................................................................. 10
1. PERSIAPAN MEDIA TANAM DAN PERSEMAIAN ............................ 11
2. PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN ................................................ 11
3. PENGAMATAN IKLIM MIKRO ............................................................. 12
4. PEMANENAN ........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16
LAMPIRAN MINI RISET ................................................................................... 17
PERSIAPAN MEDIA TANAM DAN PERSEMAIAN ................................... 18
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN ....................................................... 18
PENGAMATAN IKLIM MIKRO .................................................................... 20
PENGAMATAN PERTUMBUHAN ............................................................... 20
PEMANENAN .................................................................................................. 20
Agroklimatologi Page 2
I. PENGENALAN ALAT KLIMATOLOGI
Alat klimatologi atau meteorologi umumnya mempunyai sifat:
a. Harus seteliti mungkin
b. Harus peka agar diperoleh ketelitian yang tinggi
c. Harus kuat dan tahan lama
d. Harus mudah dipakai dan sederhana
a. ALAT PENGUKUR UNSUR IKLIM
a. ALAT PENGUKUR SUHU UDARA
Ada 3 skala dasar, yaitu :
1) Celcius titik didih 100° dan titik beku 0°
2) Fahrenheit titik didih 212° dan titik beku 32°
3) Reamur titik didih 80° dan titik beku 0°
Suhu udara biasanya diukur menggunakan thermometer air raksa
(thermometer maksimum). Suhu tanah juga dapat diukur menggunakan
thermometer tanah dengan kedalaman 5, 10, 20, 30, 50 dan 100 cm.
Tabel 1. Gambar dan Fungsi Alat Pengukur Suhu Tanah
Termometer Permukaan Tanah
• Fungsi: Mengukur suhu
permukaan tanah
• Satuan Alat: ºF
• Satuan Pengukuran: ºC
• Ketelitian Alat: 1ºF
• Prinsip kerja: Pemuaian air raksa
• Cara kerja: Perubahan suhu
tanah akan menaikan air raksa
menunjukkan suhu tanah pada
skala tertentu.
a. Termometer zat cair; b. Rerservoir
c. Statif kaki tiga; d. Tabung
pelindung reservoir ventilasi
Agroklimatologi Page 3
Termometer Tanah Tipe
Bengkok
• Fungsi: Mengukur suhu
permukaan tanah (jeluk 20 cm).
• Prinsip kerja: muai air raksa
• Cara kerja: Tanah digali pada
kedalaman yang diinginkan (20
cm) setelah ujung reservior
dimasukan kenaikan suhu tanah
menyebabkan air raksa memuai
dan akan mengisi kolom hampa
udara sampai pada skala tertentu.
a. Reservoir untuk jeluk tanah 20 cm
b. Pipa kapiler berisi raksa
Termometer Tanah Selubung
Kayu
• Fungsi: Mengukur suhu
permukaan tanah (jeluk 5 cm)
• Satuan Alat: F
• Satuan Pengukuran: ºC
• Ketelitian Alat: 1 F
• Prinsip kerja: Pemuaian air raksa
• Cara kerja: Termometer
ditancapkan pada kedalaman (0-
10 cm), atau yang akan diamati,
perubahan panas yang diterima
oleh sensor akan memuaikan air
raksa menunjukan skala tertentu
pada saat itu.
. Ujung sensor sampai jeluk 5 cm
b. Termometer zat cair
c. Pegangan tangan
d. Selubung kayu pelindung
termometer
Termometer Tanah Tipe
Symons
Fungsi: Mengukur suhu tanah
kedalaman 50 cm.
• Ketelitian Alat : 0,5ºC
• Prinsip kerja: Pemuaian air raksa
• Cara kerja:
1. Cara Pemasangan :
a. Dibuat lubang pada tanah
dengan jeluk tertentu dengan bor.
b. Bagian reservoir termometer
dimasukkan lubang kemudian
ditimbun kembali dengan tanah
bekas galian.
a. Pipa pelindung termometer
Agroklimatologi Page 4
b. Bagian sensor; c. Termometer zat
cair
d. Reservoir; e. Rantai
Stick termometer (jeluk 100 cm)
• Fungsi:
Mengukur suhu tanah kedalaman
100 cm.
• Ketelitian Alat : 1ºC
• Prinsip kerja:
Muai zat cair bertekanan tinggi
pada tabung bejana.
• Cara kerja:
Adanya tekanan, air raksa
memuai dan akan menggerakan
klep/pipa logam lunak sehingga
gerigi berputar dan
menggerakkan jarum penunjuk
sampai skala tertentu.
a. Tangkai pemutar
b. Jarum penunjuk suhu
c. Tabung bejana berisi spiral logam
sebagai penghantar
d. Ujung peka
Termometer maksimum dan
minimum tanah
• Fungsi : Mengukur suhu max
dan min tanah.
• Ketelitian Alat : 0,5ºC
• Prinsip kerja : Pemuaian air
raksa pada tabung Bourdan
• Cara Kerja: Termometer yang
diletakkan di dalam tanah jika
suhu naik maka akan ditunjukan
oleh naiknya cairan air raksa dan
jarum hijau yang akan berfungsi
penunjuk suhu maksimum, sedang
bila suhu turun akan ditunjukkan
oleh naiknya cairan alkohol dan
ditunjukan oleh jarum merah yang
berfungsi sebagai penunjuk suhu
minimum.
a. Bagian sensor
b. Pipa berisi zat cair (air raksa)
c. Jarum hitam penunjuk suhu sesaat
d. Jarum hijau penunjuk suhu
maksimum
e. Jarum merah penunjuk suhu
minimum
Agroklimatologi Page 5
b. ALAT PENGUKUR KELEMBABAN
Alat yang digunakan adalah psikrometer (terdiri dari thermometer bola
kering dan bola basah) atau hygrometer yang umumnya, hygrograf disatukan
dengan termograf sehingga disebut thermohygrograf atau thermohygrometer.
Thermohygrometer atmosfer
Kelembaban dan pH tanah
c. ALAT PENGUKUR TEKANAN UDARA
Alat yang digunakan adalah barometer. Barometer umum digunakan
dalam peramalan cuaca, di mana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca
yang "bersahabat", sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan
badai. Barometer termasuk peralatan meteorologi golongan non recording yang
pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan. Barometer
memiliki cara kerja yaitu besar kecilnya tekanan udara dihitung berdasarkan
selisih dari kedua jarum pada barometer. Satuannya adalah atmosfer (mmHg) atau
milibar (mb).
Sumber : Loggerindo.com
Agroklimatologi Page 6
d. MANOMETER
Manometer adalah alat pengukur tekanan udara di dalam ruang tertutup.
Manometer digunakan untuk menentukan perbedaan tekanan diantara dua titik
disaluran pembuangan gas atau udara. Perbedaan tekanan kemudian digunakan
untuk menghitung kecepatan aliran disaluran dengan menggunakan persamaan
Bernoulli (perbedaan tekanan = V2/2g).
e. ALAT PENGUKUR HUJAN
Satuannya dalam mm. Jumlah curah hujan 1 mm, mengandung arti tinggi
air hujan yang menutupi permukaan sebesar 1 mm jika zat cair tersebut tidak
meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer. Alat pengukur hujan disebut
pluviometer atau penakar hujan (ombrometer).
Sumber : Loggerindo.com
Agroklimatologi Page 7
f. ALAT PENGUKUR PENGUAPAN
Peristiwa berubahnya fasa air atau es menjadi fasa uap yang naik ke udara
disebut penguapan. Alat mengukur besarnya penguapan disebut evaporimeter.
Penguapan pada tanaman disebut transpirasi. Besarnya penguapan bergantung
pada suhu, kelembaban, tekanan udara dan kecepatan angin.
Lysimeter
Cara kerja alat ini adalah, tiap pagi, kira-kira pukul 07.00 atau 08.00
waktu setempat. Atau berpedoman sebelum matahari terlalu tinggi juga
bisa, tuang air pada masing-masing tanah pengujian sebanyak 8 liter air.
Setelah itu tunggu sampai 24 jam. Ambil air melalui kran yang berada
dibagian bawah, dan kemudian dilakukan pengukuran, berapa liter jumlah
air yang meluap (sisa air).
Acrylic Lysimeter (Image courtesy Fetter, 1999)
Agroklimatologi Page 8
g. ALAT PENGUKUR ANGIN
Angin adalah besaran vector, sehingga dinyatakan dalam arah dan
kecepatan. Alat mengukur arah angin disebut windvane, sedangkan alat yang
mengukur kecepatan angin adalah anemometer. Secara klimatologi arah diamati
dalam 8 arah, yaitu utara, timur laut (NE), timur, tenggara (SE), selatan, barat
daya (SW), barat dan barat laut (NW). Kecepatan angina dinyatakan dalam satuan
m/detik. Bila tidak ada anemometer, kecepatan angin dapat ditaksir berdasarkan
gejala tiupan yang dilihat menggunakan “Skala Beaufort”.
Sumber : Loggerindo.com
h. ALAT PENGUKUR PENYINARAN MATAHARI
Energi matahari merupakan faktor pengendali cuaca dan iklim yang
terpenting. Jumlah total radiasi matahari yang sampai di permukaan bumi
ditentukan oleh dua faktor, yaitu lama penyinaran dan intensitas penyinaran.
Lama penyinaran adalah lamanya matahari menyinari bumi dalam periode satu
hari. Alat yang digunakan adalah “Sun shine recorder type Campbell Stokes” atau
“type Jordan”. Intensitas radiasi matahari dinyatakan sebagai jumlah energi yang
jatuh pada satuan luas permukaan dalam satuan waktu (kalori per cm2 per menit).
Alat pengukurnya disebut pyranometer atau solarimeter atau pirheliometer. 1 Ah
(ampere hour) = 68.78 Cal/cm2/hari
Sumber : Nick Lomb
Agroklimatologi Page 9
i. STASIUN CUACA (WEATHER STATION)
Stasiun cuaca adalah alat yang digunakan untuk mengukur cuaca. Alat ini
dapat mengukur berbagai jenis pengukuran secara bersamaan seperti suhu,
kelembaban, kecepatan dan arah angin, serta dapat mengukur radiasi atau
intensitas cahaya matahari.
Sumber : Loggerindo.com
Agroklimatologi Page 10
II. MINI RISET
Agroklimatologi Page 11
1. PERSIAPAN MEDIA TANAM DAN PERSEMAIAN
Persiapan media tanam, meliputi beberapa kegiatan dibawah ini:
a. Meratakan tanah dan pupuk kompos dengan perbandingan 1:1
b. Masukkan tanah dan kompos tersebut ke dalam polybag
c. Masing-masing kelompok meletakkan polybag pada lokasi yang
ditentukan
Persemaian, meliputi beberapa kegiatan seperti:
a. Meratakan pupuk kompos di tempat/wadah persemaian
b. Menyiram pupuk tersebut sampai basah namun tidak menggenang
c. Meletakkan benih ke media semai, lalu taburkan tipis kompos diatas benih
yang disemai.
d. Menghitung daya kecambah setelah 1 minggu semai.
e. Selama semai, jaga kelembaban dari media semai (jangan terlalu basah
dan kering yang menyebabkan benih mati atau tidak hidup)
f. Letakkan semai di daerah gelap dan teduh
g. Ukur suhu dan kelembaban media serta udara
2. PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN
Masing-masing kelompok melakukan kegiatan seperti dibawah ini:
a. Memindahkan bibit yang sudah memiliki 2 daun sempurna ke polybag
b. Melakukan perawatan dan pemeliharaan selama budidaya, yakni
menyiram, menyiangi dan memupuk tanaman setelah 1 bulan pindah
tanam)
c. Pemberian pupuk cair sesuai umur tanaman
Agroklimatologi Page 12
3. PENGAMATAN IKLIM MIKRO
Pengamatan iklim mikro terdiri atas cahaya matahari, suhu dan
kelembaban pada udara dan tanah). Pengamatan iklim mikro dilakukan 3x dalam
sehari (yakni pagi, siang dan sore). Pengamatan iklim mikro dilakukan setiap
minggu hingga panen. Berikut contoh format tabel-tabel pengamatan untuk suhu,
kelembaban dan energi cahaya matahari.
Tabel 2. Suhu dan kelembaban pada tanah dan udara
Perlakuan Suhu (◦ C) Kelembaban (%)
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Udara
Tanah
Tabel 3. Energi cahaya matahari
Perlakuan Cahaya matahari (lux)
Pagi Siang Sore
Energi yang jatuh
Energi terserap
Energi yang dipantulkan
(lolos)
Selain itu, hitunglah berbagai efisiensi energi cahaya matahari seperti dibawah ini:
1. Efisiensi Konversi Energi (EKE)
EKE menunjukkan beberapa bagian dari energi matahari yang jatuh dapat
diubah menjadi energi kimia (karbohidrat) hasil fotosintesis yang terdapat
dalam bahan kering total tanaman.
EKE
2. Efisiensi Penangkapan Atau Intersepsi (Ei)
Ei menunjukkan beberapa bagian radiasi matahari yang jatuh dapat
ditangkap oleh tajuk tanaman.
Ei
Ij = intensitas radiasi matahari yang jatuh
Il = intensitas radiasi matahari yang lolos
- pengukuran besarnya energi matahari yang jatuh dan yang lolos
ditangkap oleh tajuk tanaman dilakukan pada pagi, siang dan sore
hari.
- pengukuran Ij, alat diletakkan di atas tajuk tanaman (±1 m)
Agroklimatologi Page 13
- pengukuran Il, alat diletakkan dibawah tajuk (di atas permukaan
tanah)
- pengukuran seyogyanya dilakukan pada beberapa titik dan beberapa
menit, selanjutya dirata-rata
- selisih antara Ij dan Il menunjukkan besarnya energi matahari yang
ditangkap termasuk yang dipantulkan (refleksi)
3. Efisiensi Absorpsi (Ea)
Ea menunjukkan beberapa bagian dari enegi matahari yang jatuh dapat
diserap oleh tajuk tanaman.
Ea di atas tajuk
Ea
Ij = energi matahari yang jatuh
Ir = energi matahari yang dipantulkan (refleksi) kembali ke atmosfer
- Pengukuran Ir, alat di atas tajuk tanaman (± 1 m) dan dibalik
menghadap ke bawah.
- selisih Ij dan Ir menggambarkan besarnya radiasi yang diserap oleh
tajuk tanaman, dengan ketentuan radiasi yang diserap oleh permukaan
tanah dianggap nol.
- cara ini dapat digunakan bila tajuk tanaman sudah menutup tanah
secara sempurna.
Ea dibawah tajuk
Ea
4. Efisiensi Penggunaan Energi Tertangkap (Epi)
Epi menunjukkan beberapa bagian dari energi matahari yang telah
tertangkap dan dapat diubah menjadi energi bahan kering tanaman.
Epi diatas tajuk
atau Epi
Epi dibawah tajuk
Epi
dimana:
- = selisih berat kering tanaman pada satu periode waktu
- = koefisien panas pembakaran (4 000 kal/g)
- = energi matahari yang jatuh rata-rata per hari (kal/cm2/hari)
- = efisiensi intersepsi
- = energi dalam bahan kering (BK) total tanaman (kalori)
5. Efisiensi Penggunaan Energi Terserap (Epa)
Epa menunjukkan beberapa bagian dari energi matahari yang telah
terserap dapat diubah menjadi energi bahan kering tanaman.
Epa diatas tajuk
atau Epa
Epa dibawah tajuk
Epa
Agroklimatologi Page 14
dimana:
- = selisih berat kering tanaman pada satu periode waktu
- = koefisien panas pembakaran (4 000 kal/g)
- = energi matahari yang jatuh rata-rata per hari (kal/cm2/hari)
- = efisiensi absorpsi
- = energi dalam bahan kering (BK) total tanaman (kalori)
Agroklimatologi Page 15
4. PEMANENAN
Setiap 2 minggu sekali lakukan pengamatan jumlah tanaman yang mati
dan hidup atau bertahan sampai panen. Setiap sampel diukur berat total, lalu
dipisah bagian akar, tubuh tanaman dan organ reproduktif/buahnya kemudian
timbang ketiga bagian tersebut secara terpisah.
Agroklimatologi Page 16
DAFTAR PUSTAKA Burch, David F. 2009. The Barometer Handbook; a modern look at barometers
and applications of barometric pressure. Seattle: Starpath Publications.
ISBN 978-0-914025-12-2.
Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987.
Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan.
Manan, M.E., M. A. Nusirwan, dan Soedarsono. 1986. Alat pengukur Cuaca di
Stasiun Klimatologi, Jurusan Geomet, FPMIPA, IPB, Bogor.
Staff Pengajar Agroklimatologi. 2009. Modul dan Lembar Kerja Praktikum
Agroklimatologi. Bangkalan: Laboratorium Jurusan Agroekoteknologi,
Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo.
Tjasyono, B. 2004. Klimatologi. Bandung: Penerbit ITB.
Zupanc, V., Zeleznik, B. B., dan Pintar, M. 2011. Water Balance Evaluation
Using Two Types of Lysimeters. Gumpensteiner Lysimetertagung Vol 14.
Hlm 177 – 180.
Agroklimatologi Page 17
LAMPIRAN MINI RISET
Agroklimatologi Page 18
PERSIAPAN MEDIA TANAM DAN PERSEMAIAN
Persiapan media tanam, meliputi beberapa kegiatan dibawah ini:
a. Catat waktu persemaian (awal dan akhir)
b. Menyiapkan media pada tray semai
c. Siram media sampai basah
d. Letakkan 1 benih pada setiap lobang tray
e. Lakukan perawatan (sanitasi dari gulma dan penyiraman media) setiap
hari
f. Hitung jumlah benih yang berkecambah (2 daun membuka sempurna)
normal, tidak normal dan bibit mati setiap minggu sampai pindah ke
lapang.
Tabel 4. Jumlah benih berkecambah
Variabel Minggu ke-1 Minggu ke-2 dst
Kecambah normal
Kecambah tidak
normal
Benih mati
Bibit mati
Jumlah total benih
semai
g. Ukur suhu, kelembaban dan intensitas cahaya selama dipersemaian
Tabel 5. Ukur suhu, kelembaban dan intensitas cahaya selama dipersemaian
Unsur Cuaca Minggu ke-1 Minggu ke-2 dst
Suhu
Kelembaban (RH)
Intensitas cahaya
h. Siapkan media tanam di dalam polibag (isi ~80%).
i. Letakkan polibag dimasing-masing lokasi.
PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN
Masing-masing kelompok melakukan kegiatan seperti dibawah ini:
a. Memindahkan bibit yang sudah memiliki minimal 2 daun sempurna ke
polybag
Agroklimatologi Page 19
b. Melakukan perawatan dan pemeliharaan selama budidaya, yakni
menyiram, menyiangi dan memupuk tanaman (setelah 1 bulan pindah
tanam)
c. Berikan pupuk NPK majemuk per tanaman/polibag yang disesuaikan
dengan kebutuhan komoditi yang ditanam
Agroklimatologi Page 20
PENGAMATAN IKLIM MIKRO
Pengamatan iklim mikro terdiri atas cahaya matahari, suhu dan kelembaban
udara (RH). Pengamatan iklim mikro dilakukan 3x dalam sehari (yakni pagi,
siang dan sore). Pengamatan iklim mikro dilakukan pada masing-masing lokasi
penanaman setiap 2 minggu sekali hingga panen. Berikut contoh format tabel-
tabel pengamatan untuk suhu, kelembaban dan energi cahaya matahari.
Tabel 6. Pengamatan iklim mikro
Unsur cuaca 2 MST 4 MST dst
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Suhu
Kelembaban
(RH)
Intensitas
cahaya
* kondisi
abnormal
Keterangan:
MST: minggu setelah tanam; * kondisi tidak seperti umumnya (mendung, hujan, dst)
PENGAMATAN PERTUMBUHAN
Pengamatan pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman dan jumlah
daun setiap 2 minggu. Selain itu, dilakukan pengamatan waktu muncul bunga (…
MST). Setelah berbunga, maka diamati jumlah bunga yang terbentuk pada setiap
tanaman, jumlah buah yang terbentuk dan waktu yang dibutuhkan dari berbunga
sampai buah panen (… minggu).
PEMANENAN
Setiap 2 minggu sekali lakukan pengamatan jumlah tanaman yang mati
dan hidup atau bertahan sampai panen. Tanaman dipanen pada umur … minggu
setelah tanam (MST). Ambil beberapa sampel destruktif, dimana setiap sampel
diukur berat total, lalu dipisah bagian akar, tubuh tanaman dan organ
reproduktif/buahnya kemudian timbang ketiga bagian tersebut secara terpisah.