ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga...

24
SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012 Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi Krisis Spiritualitas Manusia Modern Oleh: Ahmad Nurcholis * Abstract According to the social researchers, modern people would experience “existential frustration” which is characterized by an excessive desire for power (the will to power), for the enjoyment of life (the will to pleasure), for wealth and treasure (the will to money), for work and not for socialize (the will to work), and for libido fulfillment (the will to sex). The role of Sufism in regulating a good life should be considered by every Muslim for the betterment of his life in this world and the hereafter. Thus management is a part of his religious life and everyone must make preparation for his life. We need to spend time to make a long-term or short-term plan, so that each activity can be meaningful and rewarding. Human will lose when his life is not filled with faith and righteous deeds. While efforts to develop personal qualities, increase knowledge, prepare for the future, as well as to have a better fate is a form of good deeds, because by doing so people can change into a better condition. Keywords: Islam, Sufism, reconstruction, spiritual, modern people. Abstrak Menurut para ahli pemerhati masalah sosial, bahwa ciri-ciri manusia modern akan mengalami frustrasi eksistensial, yang ditandai dengan keinginan yang berlebihan untuk berkuasa (the will to power), mencari-cari kenikmatan hidup (the will to pleasure), selalu ingin menimbun harta (the will to money), tidak mengenal waktu dalam bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi (the will to work), serta memiliki kecenderungan libido yang cukup tinggi (the will to sex). Peran Tasawuf dalam mengatur kehidupan dengan baik, merupakan hal yang harus dipikirkan oleh setiap pribadi muslim agar kehidupan dunia dan akhiratnya menjadi baik. Sehingga dengan demikian management kehidupan merupakan bagian dari ibadah. Oleh sebab itu, seseorang harus mengambil langkah-langkah persiapan untuk mengatur kehidupannya sehari-hari. Menyediakan waktu untuk menyusun aktifitas jangka panjang ataupun jangka pendek, sehingga setiap aktifitas dapat bermakna dan menjadi sebuah amal shaleh. Manusia akan rugi bila hidupnya tidak diisi dengan iman dan amal shaleh. Sedangkan upaya-upaya mengembangkan pribadi, meningkatkan wawasan, berpikir tentang masa depan, serta upaya-upaya * [email protected]

Transcript of ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga...

Page 1: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi Krisis Spiritualitas Manusia Modern

Oleh: Ahmad Nurcholis *

Abstract

According to the social researchers, modern people would experience “existential frustration” which is characterized by an excessive desire for power (the will to power), for the enjoyment of life (the will to pleasure), for wealth and treasure (the will to money), for work and not for socialize (the will to work), and for libido fulfillment (the will to sex). The role of Sufism in regulating a good life should be considered by every Muslim for the betterment of his life in this world and the hereafter. Thus management is a part of his religious life and everyone must make preparation for his life. We need to spend time to make a long-term or short-term plan, so that each activity can be meaningful and rewarding. Human will lose when his life is not filled with faith and righteous deeds. While efforts to develop personal qualities, increase knowledge, prepare for the future, as well as to have a better fate is a form of good deeds, because by doing so people can change into a better condition.

Keywords: Islam, Sufism, reconstruction, spiritual, modern people.

Abstrak

Menurut para ahli pemerhati masalah sosial, bahwa ciri-ciri manusia modern akan mengalami frustrasi eksistensial, yang ditandai dengan keinginan yang berlebihan untuk berkuasa (the will to power), mencari-cari kenikmatan hidup (the will to pleasure), selalu ingin menimbun harta (the will to money), tidak mengenal waktu dalam bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi (the will to work), serta memiliki kecenderungan libido yang cukup tinggi (the will to sex). Peran Tasawuf dalam mengatur kehidupan dengan baik, merupakan hal yang harus dipikirkan oleh setiap pribadi muslim agar kehidupan dunia dan akhiratnya menjadi baik. Sehingga dengan demikian management kehidupan merupakan bagian dari ibadah. Oleh sebab itu, seseorang harus mengambil langkah-langkah persiapan untuk mengatur kehidupannya sehari-hari. Menyediakan waktu untuk menyusun aktifitas jangka panjang ataupun jangka pendek, sehingga setiap aktifitas dapat bermakna dan menjadi sebuah amal shaleh. Manusia akan rugi bila hidupnya tidak diisi dengan iman dan amal shaleh. Sedangkan upaya-upaya mengembangkan pribadi, meningkatkan wawasan, berpikir tentang masa depan, serta upaya-upaya

* [email protected]

Page 2: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

110

merubah nasib untuk menjadi lebih baik merupakan bentuk amal sholeh, karena dengan demikianlah manusia bisa merubah kondisinya menuju lebih baik.

Kata kunci: Islam, tasawuf, rekostruksi, spiritual, manusia modern.

A. Pendahuluan

Tasawuf merupakan praktik spiritual dalam tradisi Islam. Tasawuf memandang ruh sebagai puncak dari segala realitas. Sementara jasad tidak lebih sebagai “kendaraan” saja. Maka, jalan spiritualitas lebih banyak menekankan pada aspek ruhani, bersifat personal dan berangkat dari pengalaman yang juga bersifat personal. Berbeda dengan “agama” yang bersifat umum (dalam Islam kita kenal dengan istilah sya’riah/syari’at), jalan tasawuf kemudian kita kenal dengan istilah tarekat (dekat dengan istilah tirakat). Dalam jalan ini setiap pendaki akan melewati level dan kondisi (maqomat dan ahwal) di bawah bimbingan guru spiritual (dalam Islam dikenal dengan istilah mursyid. Dimana antara satu guru dengan guru yang lain sangat dimungkinkan menggunakan metode yang berbeda. Sang murid diajarkan untuk berlatih membuka mata batinnya (ainul qolb). Ada yang meyebut istilah ini dengan Mukasyafah (menyingkap) atau hudhuri (menghadirkan) atau tawajjuh (berhadap-hadapan). Murid dilatih membersihkan diri melalui tarekat tadi dengan menempuh dari level tertentu ke level yang lebih tinggi, dari kondisi tertentu ke kondisi yang lebih yang lain. Hingga sang murid mampu mencapai tingkatan fana (kosong/hampa) tidak ada lagi ego dalam diri sang murid sehingga murid sampai pada sebuah kondisi “tersingkap”, “menghadirkan”, atau “berhadap-hadapan dengan Sang Pencipta.1

Spiritualitas manusia modern saat ini diapit antara kecanggihan ilmu pengetahuan yang membuka ruang dan cakrawala baru dalam tatanan peradaban dan keinginan diri untuk hidup bebas tanpa ikatan agama. Betapa tidak, sesuatu yang dahulunya dianggap tabu, misteri dan merupakan wilayah metafisis bahkan teologis, dengan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi riil dan lumrah. Misalnya, tentang penjelajahan manusia ke semesta lain, seperti perjalanan ke bulan dengan hanya menggunakan pesawat ulang alik baik yang berawak maupun yang tidak, rekayasa genetika, teknologi informasi, komunikasi dan transportasi. Akan tetapi, betapapun manusia telah berhasil dan terus berhasrat melakukan eksplorasi dan menguak tabir misteri cosmic, termasuk dirinya, namun

1 Mustafa Zahri,. Kunci Memahami Ilmu Tasawwuf, (Surabaya : PT Bina Ilmu, 1976.),

p. 72-73

Page 3: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

111

keberadaan manusia itu sendiri tetap saja menjadi misteri yang hingga kini, bahkan entah sampai kapan perlu diuangkap.

Berbagai penemuan baru super canggih produk ratio telah mampu merubah tatanan dan pola hidup yang dilakonkan manusia, termasuk paradigma kehidupannya. Perubahan dimaksud sekaligus telah menjadi pertanda keberhasilan manusia mengganti peran alam yang awalnya hadir sebagai mitra dalam kehidupan di semeta ini kini menjadi objek eksploitasi hanya dengan mengedepankan dalih demi kelangsungan hidup manusia dan demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan perjalanan waktu, manusia semakin terpesona dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai produk kerja ratio. Bahkan ironisnya, hanya dikarenakan berbagai kemudahan dalam menjalankan aktivitas kehidupan sebagai tawaran dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian hari kian berkembang, manusia telah berani meniscayakan “ratio” yang terbukti telah berhasil menghadirkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga tanpa disadari seiring dengan itu pula ia telah mereduksi keniscayaan realitas lainnya termasuk agama dengan berbagai elemen spiritual yang terkandung di dalamnya.

Dunia yang telah dilipat muncul sebagai konsekuwensi dari kehadiran berbagai penemuan teknologi mutakhir terutama transportasi, telekomunikasi dan informasi, jarak-ruang semakin kecil dan semakin sedikit waktu yang diperlukan dalam pergerakan di dalamnya, inilah pelipatan ruang-waktu. Adalagi pelipatan waktu-tindakan, yakni pemadatan tindakan ke dalam satuan waktu tertentu dalam rangka memperpendek jarak dan durasi tindakan, dengan tujuan mencapai efisiensi waktu. Dahulu manusia melakukan satu hal dalam satu waktu tertentu, seperti memasak, menyetir, membaca, menelepon dan lain-lain. Kini, manusia dapat melakukan banyak hal dalam satu waktu bersamaan, menyetir mobil sambil menelepon, mendengar musik, makan dan sambil bicara.

Pada bagian lain ada pula miniaturisasi ruang-waktu, dimana sesuatu dikerdilkan dalam berbagai dimensi, aspek, sifat dan bentuk lainnya. Realitas ditampilkan melalui media gambar, fotografi, televisi, film, video, dan internet. Sebagaimana yang dikatakan oleh Paul Virilio yang dikutip Yasraf Amir Pilliang, bahwa ruang saat ini tidak lagi meluas, tetapi mengerut di dalam sebuah layar elektronik. Jika ingin mengetahui sesuatu yang riil, manusia dapat mencari dan menyaksikan melalui video, film, televisi. Ingin tahu mendetail tentang sang bintang idola, maka orang tinggal mengklik satu situs dalam internet, kemudian tampillah sang bintang dengan ragam tentang dirinya, dan seterusnya. Demikianlah di antara beberapa gambaran tentang pelipatan dunia oleh perkembangan

Page 4: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

112

teknologi mutakhir di bidang transportasi, komunikasi dan informasi. Dari latar belakang ini maka tasawuf sangat diperlukan perannya guna menyelaraskan kebenaran antara peradaban modern dengan spiritualitas manusia saat ini. Oleh karena itu di dalam tulisan ini penulis mencoba menjawab bagaimanakah krisis spiritualitas manusia modern saat ini? Serta bagaimana peran tasawuf dalam merekonstuksi spiritualitas manusia modern. B. Krisis Spiritual Manusia Modern

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan ilmu dan teknologi, semakin dirasakan oleh semua orang di seluruh belahan bumi ini. Sehingga dunia semakin terasa kecil, semakin mengglobal, dan perubahan terus terjadi dimana-mana di setiap sudut kehidupan. Kondisi ini, sedikit banyak turut memberi pengaruh bagi kehidupan, sehingga diperlukan suatu pegangan yang bersifat abadi agar tidak terseret oleh arus negatif globalisasi dan modernisasi yang mungkin timbul yakni dengan berpegang erat pada agama dan menjalankannya secara terus menerus dalam kehidupan.

Secara garis besar gambaran kehidupan masyarakat saat ini tengah mengalami berbagai pergeseran karena terus berpacu dan bekerja keras memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga agama kurang diperhatikan karena selalu berhubungan dengan dunia materialistis. Begitu pula dengan kehidupan sosialnya antar manusia, nyaris hanya dilakukan bila ada kepentingan bisnis atau mendatangkan benefit berupa keuntungan material. Setidaknya dari masalah ini tampak bahwa masyarakat modern sedang mengalami kejatuhan posisinya dari makhluk spiritual menjadi makhluk material. Maka untuk mengembalikan jati diri manusia sebagai makhluk Allah yang paling mulia, manusia harus kembali kejalan Allah dengan kepatuhan pada agama dan dengan melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Hanya dengan cara demikian manusia akan mendapat ketenangan dan kenyamanan sehingga tidak mengalami penyakit frustrasi eksistensial.

Menurut para ahli pemerhati masalah sosial, bahwa ciri-ciri masyarakat modern akan mengalami frustrasi eksistensial yang ditandai dengan keinginan yang berlebihan untuk berkuasa (the will to power), mencari-cari kenikmatan hidup (the will to pleasure), selalu ingin menimbun harta (the will to money), tidak mengenal waktu dalam bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi (the will to work), serta memiliki kecenderungan libido yang cukup tinggi (the will to sex). Akibat dari penyakit ini, membuat kehidupan menjadi gersang, hampa dan kosong tanpa tujuan sehingga muncullah prilaku negatif seperti kriminalitas, kekerasan, kenakalan, bunuh diri, pembunuhan, hubungan seks diluar

Page 5: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

113

nikah, penganiayaan, broken home, perkosaan, kecanduan narkoba, perceraian dan perilaku seks menyimpang dan berbagai macam krisis moral lainnya sebagai dampaknya.2

Banyak para ahli yang meratapi zaman ini sebagai abad kejatuhan manusia, karena tidak ditemukannya lagi jiwa masyarakatnya yang bersemi sebagai makhluk Tuhan, karena realitas kehidupan mereka cuma memandang materi dan melupakan agama, meskipun tidak menolak Tuhan dalam bentuk lisan, tetapi mengingkarinya dalam bentuk prilaku. Setiap manusia, bahkan setiap keluarga, tampaknya akan berpapasan dengan problema krisis spiritual. Imbasnya lembaga yang paling banyak merasakan problem itu adalah keluarga, sehingga untuk mengantisipasinya dibutuhkan kecerdasan dan daya tahan keluarga, yakni dengan pendekatan keagamaan dengan mengimani dan menaati segala perintah Allah.

Dengan keimanan dan ketaatan kepada Allah merupakan perbuatan dzikir, sebab makna dzikir itu cukup luas dan termasuk diantaranya pelaksanaan aktifitas yang dilandasi oleh keimanan. Dengan berdzikir seseorang akan mendapatkan ketenangan hati karena memang Allah secara langsung menyebutkan bahwa berdzikir itu mendatangkan ketenangan. Dengan ketenangan atau ketentraman akan memunculkan ketajaman pemikiran dan analisa, yang merupakan bibit yang menumbuhkan kreatifitas. Sebagaimana terungkap dalam sebuah sya’ir Parsi yang mengatakan: "Berdzikirlah sampai dzikirmu menyembulkan fikr, Dan melahirkan seratus ribu pikiran-pikiran murni (andishah)".

Al-Qur’an bisa menjadi solusi yakni dengan menjadikannya sebagai pemandu dalam penyelenggaraan kehidupan dan melakukan aktifitas. Al-Qur'an berfungsi sebagai penyeimbang antara kehidupan materi dan spiritual disamping juga berfungsi sebagai pedoman hidup. Al-Qur’an bagi orang mukmin dapat dijadikan sebagai pelipur lara terutama mengatasi kegundahan dan kegerahan yang biasa dialami oleh manusia modern. Sebab sebagaimana firman Allah swt:

ن زل ون خساراإلالظالمينيزيد ولللم ؤمنينورحمة شفاءوه ماالق رآنمن 3

Abdullah Yusuf Ali dalam mengomentari ayat ini mengatakan bahwa dalam wahyu Allah terdapat obat untuk jiwa yang sudah merana, untuk harapan dan masa depan kerohanian yang menderita, serta kebahagiaan dalam mendapatkan pengampunan atas segala dosa. Semua yang bekerja dalam keimanan akan turut memiliki hak yang sangat berharga. Yang menderita rugi hanya mereka yang selalu membangkang terhadap hukum

2 Huston Smith, Kebenaran yang Terlupakan Kiritik atas Sains dan Modernitas, terj.

Inyiak Ridwan Muzir, (Yogyakarta : IRCiSoD, 2001.), p. 130. 3 Q.S. al-Isra: 82

Page 6: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

114

Allah. Makin banyak mereka menantang kebenaran, akan makin dalam mereka terjerumus ke dalam suasana dosa dan kemurkaan Allah, yang lebih buruk dari pada kehancuran.

Tujuan orang bekerja keras, memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan kesuksesan dan meningkatnya kualitas hidup. Namun harus disadari bahwa kriteria yang digunakan dalam mengukur kualitas hidup adalah kriteria ketaqwaan, sebabnya Nabi SAW menyebutkan dalam sebuah hadis:

"Apabila seseorang telah berkeluarga berarti ia telah menyempurnakan separoh agamanya. Maka bertaqwalah kepada Allah dalam pelaksanaan yang separoh lagi".

Kerusakan dalam membina keseimbangan dalam keluarga, yang dialami oleh manusia modern disebabkan lemahnya prinsip menegakkan daya tahan keluarga. Tidak adanya keseimbangan antara material dan spiritual, antara rohani dan jasmani, memandang dunia dan akhirat, dan alam modern dan spiritual. Selain itu pengembangan silaturahmi sehingga tidak memunculkan sikap individualistis, mementingkan diri sendiri. Keluarga adalah tiang penyangga masyarakat baik dari sudut rohani, ekonomi, sosial dan kebersamaan. Maka perlu diperhatikan hal yang uraikan di atas dalam rangka membina daya tahan keluarga di tengah era modern ini.

C. Keniscayaan Modernitas

Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah yang pasti ada menyambangi sebuah peradaban manusia, tidak perduli apakah manusia menghendakinya atau tidak. Menurut Franz Magnis, modernisasi adalah satu revolusi kebudayaan paling dahsyat yang dialami manusia sesudah belajar bercocok tanam dan membangun rumah. Modernitas bagaikan air bah yang terus menerjang benteng-benteng kokoh mitologis masyarakat primitif dan menggantinya dengan bangunan baru yang lebih rasional, kritis dan liberal. Modernisasi merupakan suatu proses raksasa menyeluruh dan global. Tak ada bangsa atau masyarakat yang dapat mengelak dari padanya.4

Zaman Modern sendiri, masih menurut Franz Magnis, diawali dengan ditemukannya tiga hal penting yaitu penemuan dan pemakaian bubuk mesiu, mesin cetak dan kompas pada abad ke-15 M di Eropa. Ketiga hal inilah yang menjadi pra-syarat terciptanya masyarakat modern

4 Yasraf Amir Pilliang, Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan,

(Yogyakarta : Jalasutra, 2004), p. 62.

Page 7: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

115

berikutnya yang dimulai dari belahan dunia Eropa. Penemuan dan pemakaian bubuk mesiu berarti titik akhir kekuasaan feodal yang dipusatkan dalam benteng-benteng feodalisme. Penemuan mesin cetak menandakan telah dimulainya proses transformasi ilmu pengetahuan sehingga dapat dikonsumsi oleh khalayak ramai, sehingga pengetahuan dan interprtasi kebenaran tidak lagi menjadi hak monopoli satu golongan tertentu. Dengan mesin cetak, pengetahuan baru yang ditemukan dari hasil eksplorasi para saintis dapat dipublikasikan secara lebih luas, dengan demikian pengetahuan menjadi inklusif karena dapat diakses oleh siapa saja. Kondisi ini memungkinkan percepatan perubahan dalam satu komunitas peradaban karena telah terjadi dinamisasi khususnya pada aspek peradaban intelektual. Di bagian lain, penemuan kompas mengisyaratkan bahwa navigasi mulai aman, sehingga dimungkinkan melakukan perjalanan jauh guna menemukan, membuka dan menjelajah dunia baru.5

Tiga penemuan inilah yang menjadi dasar bagi perkembangan peradaban manusia selanjutnya menjadi semakin dahsyat juga liar. Karena tiga penemuan ini jugalah kemudian lahir tiga gerakan yang menjadi landasan pembuka jalan ke dunia modern. Ketiga gerakan itu adalah gerakan kapitalisme dengan teknik modern yang memungkinkan industrialisasi, subjektivitas manusia modern dan rasionalisme. Dari ketiga gerakan di atas kemudian lahirlah modernisme sebagai anak dari karya intelektual manusia. Ia menggurita dalam tiap aspek kehidupan manusia. Banyak penemuan-penemuan ilmiah baru yang mencengangkan dan membelalakkan mata manusia awam. Dimulai dari penemuan Nicolaus Copernicus (1473-1543), seorang ilmuan yang mengumandangkan teori bahwa matahari sebagai pusat tata surya (helio sentris), Johanes Kepler (1571-1630) yang menemukan hukum gerak planet, Galileo Galilei (1564-1626), dan sederet nama-nama lainnya. Sejak abad ini, dimulailah satu proyek besar ambisius oleh masyarakat barat, yaitu apa yang mereka sebut dengan modernisasi.

Menurut Lawrence, secara terminologi kemoderenan dapat dipahami sebagai sebuah kondisi atau keadaan dimana muncul serangkaian perubahan dan peningkatan dalam kehidupan manusia, mulai dari sistem birokrasi, rasionalisasi, kemajuan dalam bidang teknis dan pertukaran global yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia era pra-modern. Lawrence berupaya menggambarkan modernisme sebagai “pencaharian otonomi individu, menekankan pada perubahan nilai secara kuantitas, efisiensi dalam produksi, dan kekuatan serta keuntungan di atas simpati

5 Franz Magnis Suseno, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, Cet. IV, (Yogyakarta : Kanisius,

1995), p. 15.

Page 8: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

116

terhadap nilai-nilai tradisional atau lapangan pekerjaan dalam ruang publik maupun pribadi. Keberhasilan tersebut technical capacities dan global exchange merupakan konsekuensi material dari ideologi modernisme, yang kemudian memarginalisasikan peran agama. Dari sini kemudian muncul perdebatan dimana orang banyak mendudukkan modernisasi vis-a-vis agama.

D. Anomali Modernitas

Adalah hal yang tak terbantahkan, bahwa sains dengan penemuan-penemuan spektakulernya membawa berkah bagi kehidupan manusia berupa kemudahan dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Saat ini dapat merasakan bahwa hampir semua pekerjaan dapat dikerjakan oleh mesin mulai dari yang paling berat, rumit dan sulit hingga yang paling sederhana, gampang dan mudah. Dalam tiap lefel kehidupan ini, manusia selalu dikelilingi oleh mesin, seolah tidak bisa hidup tanpa mesin sebagaimana sebagai makhluk seorang makhluk sosial, tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya di sekeliling. Demikian adanya bahwa mesin memudahkan, membuai dan memanjakan kehidupan kita. Tetapi sekali lagi kita mesti ingat bahwa modernitas adalah produk ambigu manusia yang menghadirkan dua sisi berhadap-hadapan.6

Di satu sisi, modernitas menghadirkan dampak positif dalam hampir seluruh konstruk kehidupan manusia. Namun pada sisi lain, juga tidak dapat ditampik bahwa modernitas punya sisi gelap yang menimbulkan akses negatif yang sangat bias. Dampak paling krusial dari modernitas menurut adalah terpinggirkannya manusia dari lingkar eksistensi, manusia modern melihat segala sesuatu hanya berdasar pada sudut pandang pinggiran eksistensi. Sementara pandangan tentang spiritual atau pusat spritualitas dirinya, terpinggirkan. Makanya, meskipun secara material manusia mengalami kemajuan yang spektakuler secara kuantitatif, namun secara kualitatif dan keseluruhan tujuan hidupnya, manusia mengalami krisis yang sangat menyedihkan. Dengan mengutip Schumacher dalam bukunya “A Guide for the perplexed”, manusia kemudian disadarkan melalui wahana krisis lingkungan, bahan bakar, ancaman terhadap bahan pangan dan kemungkinan krisis kesehatan.7

Pada persoalan lain, secara ekstrem sebenarnya modernitas mengancam eksistensi kemanusiaan. Betapa tidak, dengan ditemukan dan

6 Bertrand Russel, Sejarah Filsafat Barat; Kaitannya Dengan Kondisi Sosio-politik Zaman

Kuno Hingga Sekarang, terj. Sigit Jatmiko dkk., (Yogyakarta : Pustka Pelajar, 2004), pp. 23-24.

7 Komaruddin Hidayat & Wahyuni Nafis, Agama Masa Depan, perspektif filsafat perennial, (Jakarta : Paramadina, 1995), p. 13.

Page 9: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

117

dipakainya bubuk mesiu pada akhir abad ke-15 lalu di Eropa, maka bermunculan senjata-senjata canggih pemusnah massal. Beberapa tragedi dalam lintasan sejarah seperti pengeboman oleh tentara Amerika dengan bom atom di Nagashaki dan Hirosima, penggunaan gas sarin oleh sekte Aom Shinrikyu di stasiun kereta api bawah tanah yang menewaskan banyak orang, tragedi WTC dan masih banyak lagi peristiwa lainnya, ini adalah ciri peperangan pada abad modern yaitu memusnahkan secara massal. Mungkin juga masih diingatkan dengan peristiwa ledakan pabrik kimia di Bhopal, India, pada bulan September 1984, atau yang terjadi pada perusahaan nuklir di Chernobyl, di bekas Uni Soviet, pada bulan April 1986, semua menelan korban jiwa yang tidak sedikit.

Pada aspek lingkungan, juga mencatat betapa teknologi sangat tidak bersahabat dan mempunyai konstribusi signifikan terhadap kerusakan lingkungan. Lapisan ozon yang telah menipis akibat efek dari banyaknya rumah kaca dan polusi udara yang dihasilkan oleh pabrik serta kendaraan bermotor, hutan yang gundul, pantai yang mengalami abrasi, air sungai yang terkontaminasi dan lain sebagainya adalah akibat logis dari modernitas. Pada ranah ini, tidak hanya eksistensi manusia yang terancam tetapi juga alam secara makro. Sederhananya bahwa alam telah terekploitasi sedemikian bejadnya oleh interest rakus para individu penjelajah harapan dengan mengatasnamakan kepentingan kemanusiaan. Eksploitasi yang tidak logis dan berimbangan ini sejatinya telah merusak relasi arif antara meta cosmic, makro cosmic dan mikro kosmic yang dahulunya saling berdialektika dalam satu relasi interdependensi.

Menurut Erich From dalam bukunya “The Revolution of Hop” bahwa dalam kehidupan manusia modern di tengah-tengahnya ada “hantu”. Terma hantu yang dipakai dan dimaksudkannya di sini adalah ilustrasi terhadap pola masyarakat yang dimesinkan secara total, manusia adalah mesin yang mekanis.8 Totalitas kehidupannya dicurahkan untuk meningkatkan produksi dan konsumsi material, yang dalam prosesnya -lebih ironis- bahwa ia diarahkan oleh komputer-komputer (baca: mesin). Manusia tidak lagi berfungsi sebagai manusia yang utuh. Dalam proses sosial semacam ini manusia menjadi bagian dari mesin, diberi makan dan hiburan yang cukup, tetapi pasif, tidak hidup dan nyaris tanpa perasaan. Semua persoalan dalam konteks ini ditinjau dari perspektif material, padahal menurut Plato, seorang filosof Yunani, manusia adalah konfigurasi dari dua realitas tak terpisahkan yakni fisik yang mengambil bentuk material dan psikis yang mengambil bentuk jiwa atau spirit.

8 Erich Fromm, The Revolution of Hope, terj. Kamdani, (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 1996), p. 43.

Page 10: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

118

Artinya, mengabaikan atau memprioritaskan salah satunya sama artinya dengan menjadikan manusia bukan manusia sebenarnya.9

Hal lain yang juga telah menjadi karakter manusia modern yang materialistik oriented adalah budaya pragmatisme dan hedonisme. Pragmatisme adalah cara pandang yang melihat sesuatu dari nilai manfaat yang dapat dari sesuatu. Jika ia bermanfaat secara praktis material, maka ia dianggap kebenaran yang bernilai. Demikian juga dengan budaya hedonisme, totalitas kehidupan semuanya diorientasikan untuk sebuah kenikmatan. Kebahagiaan tertinggi adalah karena akumulasi yang banyak dari kenikmatan material, dan sebaliknya kesengsaraan adalah disebabkan manusia tidak menemukan kenikmatan. Motto yang paling terkenal dari kaum hedonis adalah “hidup untuk hari ini”. Dari sini dapat diasumsikan bahwa apa saja menjadi legal dan pantas demi sebuah kenikmatan. Pada proses selanjutnya dapat dipastikan bahwa akan terjadi peminggiran terhadap beberapa sisi dari kemanusian itu sendiri, terutama persoalan moralitas juga etika.

Dalam ranah empiris kemudian dapat kita temukan betapa banyak hari ini penyakit-penyakit sosial yang terjadi di masyarakat, mulai dari pelecehan seksual, pemerkosaan, pengkonsumsian obat-obat terlarang, minuman keras, aborsi, perilaku sadisme dan perilaku-perilaku kriminal lainnya yang kesemuanya menghiasi wajah gelap modernitas. Itulah di antara beberapa anomali yang include dalam modernitas itu sendiri dimana kesemuanya ternyata sangat potensial untuk memberangus sisi-sisi eksistensial kemanusiaan. Sebagai kesimpulan sementara dapat dikatakan, bahwa kemajuan secara kuantitatif material yang dicapai oleh modernitas, tidak diiringi dengan kemajuan kualitatif. Modernitas dengan sederet anomalinya tersebut sedikit banyak telah mengabsurdkan beberapa sisi sejati dari manusia pemujanya. Absurditas10 inilah yang selanjutnya menyebabkan manusia modern salah orientasi dalam memaknai hakikat hidup yang ia jalani.

9 Komaruddin Hidayat & Wahyuni Nafis, Agama Masa Depan, perspektif filsafat

perennial, (Jakarta : Paramadina, 1995), p. 62 10 Absurditas adalah istilah yang sangat melekat pada sosok Albert Camus. Ia

menggunakan istilah ini untuk mengambarkan suatu keadaan manusia modern yang tengah mengalami keputusasaan yang disebabkan adanya pemisahan antara dirinya dengan apa yang dilakonkannya.

Page 11: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

119

E.Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi Krisis Spiritual Manusia Modern

1. Hakekat Tasawuf

Kata “Tasawuf” dan “Sufi” belum dikenal pada masa-masa awal Islam, kata ini adalah ungkapan baru yang masuk ke dalam Islam yang dibawa oleh ummat-umat lain. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah dalam Majmu’ Fatawa berkata: “Adapun kata Sufi belum dikenal pada abad-abad ke tiga hijriah, akan tetapi baru terkenal setelah itu. Pendapat ini telah diungkapkan oleh lebih dari seorang imam, seperti Imam Ahmad bin Hambal, Abu Sulaiman Ad-Darani dan yang lain. Terdapat riwayat bahwa Abu Sufyan Ats-Tsauri pernah menyebut-nyebut tentang sufi, sebagian lagi mengungkapkannya dari Hasan Basri. Ada perbedaan pendapat tentang kata “sufi” yang disandingkan di belakang namanya, yang sebenarnya itu adalah nama nasab seperti “qurosyi”, “madany” dan yang semacamnya.

Ada yang mengatakan bahwa kalimat sufi berasal dari kata: Ahlissuffah11) , hal tersebut keliru, karena jika itu yang dimaksud maka

kalimatnya berbunyi : Suffiyy ( صفي) . Ada juga yang mengatakan bahwa yang dimaksud adalah barisan (shaf) terdepan dihadapan Allah, hal itu juga keliru, karena jika yang dimaksud demikian, maka yang benar

adalah: صفي . Ada juga yang mengatakan bahwa ungkapan tersebut

bermakna: makhluk pilihan Allah (صفوة) , itu juga keliru, karena jika itu

yang dimaksud, maka ungkapan yang benar adalah Shafawy (صفوي) . Ada yang mengatakan bahwa kalimat sufi berasal dari nama

seseorang yaitu Sufah bin Bisyr bin Ad bin Bisyr bin Thabikhah, sebuah kabilah Arab yang bertetangga dari Mekkah pada zaman dahulu yang terkenal suka beribadah, hal inipun jika sesuai dari sisi kalimat namun juga dianggap lemah, karena mereka tidak terkenal sebagai orang-orang yang suka beribadah dan seandainyapun mereka terkenal sebagai ahli ibadah, maka niscaya julukan tersebut lebih utama jika diberikan kepada para shahabat dan tabi’in serta tabi’ittabiin. Disisi lain orang-orang yang sering berbicara tentang istilah sufi tidaklah mengenal suku ini dan mereka tentu tidak akan rela jika istilah tersebut dikatakan berasal dari sebuah suku pada masa jahiliah yang tidak ada unsur Islamnya sedikitpun. Ada juga yang mengatakan –dan inilah yang terkenal- bahwa

kalimat tersebut berasal dari kata الصوف (wol), karena sesungguhnya itulah kali pertama tasawuf muncul di Basrah.

11. Ungkapan yang diberikan kepada para shahabat yang tinggal di masjid Nabawi

untuk mendapatkan ilmu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam .

Page 12: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

120

Adapun yang pertama kali memperkenalkan tasawuf adalah sebagian sahabat Abdul Wahid bin Zaid sedangkan Abdul Wahid merupakan sahabat Hasan Al-Basri, dia terkenal dengan sikapnya yang berlebih-lebihan dalam hal zuhud, ibadah dan sikap khawatir (khouf). Abu Syaikh al-Ashbahani meriwayatkan dalam sanadnya dari Muhammad bin Sirin yang mendapat berita bahwa satu kaum mengutamakan untuk memakai pakaian dari wol (shuf), maka dia berkata: “Sesungguhnya ada suatu kaum yang memilih pakaian wol dengan mengatakan bahwa mereka ingin menyamai Al-Masih bin Maryam, padahal petunjuk nabi kita lebih kita cintai, beliau dahulu mengenakan pakaian dari katun atau lainnya, atau ucapan semacam itu”.

Kemudian setelah itu dia berkata: “Mereka mengaitkan masalah itu dengan pakaian zahir yaitu pakaian yang terbuat dari wol maka mereka mengatakannya sebagai sufi, akan tetapi sikap mereka tidak terikat dengan mengenakan pakaian wol tersebut, tidak juga mereka mewajibkannya dan menggantungkan permasalahannya dengan hal tersebut, akan tetapi dikaitkannya berdasarkan penampilan luarnya saja. Itulah asal kata tasawuf, kemudian setelah itu dia bercabang-cabang dan bermacam-macam” demi-kianlah komentar beliau “rahimahullah” yang menjelaskan bahwa tasawuf mulai tumbuh berkembang di negeri Islam oleh orang-orang yang suka beribadah di negri Basrah sebagai dampak dari sikap mereka yang berlebih-lebihan dalam zuhud dan ibadah dan kemudian berkembang setelah itu, bahkan para penulis belakangan sampai pada kesimpulan bahwa tasawuf merupakan pengaruh dari agama-agama lain yang masuk ke negri-negri Islam, seperti agama Hindu dan Nashara. Pendapat tersebut dapat dimengerti berdasarkan apa yang diucapkan Ibnu Sirin yang mengatakan: “Sesungguhnya ada beberapa kaum yang memilih untuk mengenakan pakaian wol seraya mengatakan bahwa hal tersebut menyerupai Al-Masih bin Maryam, padahal petunjuk Nabi lebih dicintai”. Hal tersebut memberi kesimpulan bahwa tasawuf memiliki keterkaitan dengan agama Nashrani.

Doktor Sabir Tu’aimah menulis dalam bukunya: As-Sufiyah, mu’takadan wamaslakan (Sufi dalam aqidah dan prilaku): “Tampaknya tasawuf merupakan akibat dari adanya pengaruh kependetaan dalam agama Nashrani yang pada waktu itu para pendetanya mengenakan pakaian wol dan mereka banyak jumlahnya, yaitu golongan orang-orang yang total melakukan prilaku tersebut di negeri-negeri yang dimerdekakan Islam dengan pengaruh tauhid, semuanya memberikan pengaruh yang tampak pada prilaku generasi pertama dari kalangan tasawuf “

Page 13: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

121

Syaikh Ihsan Ilahi Zahir –rahimahullah- dalam kitabnya: Tashawwuf Al-Mansya’ Walmashdar (Tasawuf, Asal Muasal dan Sumber-Sumbernya) berkata: “Jika diamati ajaran-ajaran tasawuf dari generasi pertama hingga akhir serta ungkapan-ungkapan yang bersumber dari mereka dan yang terdapat dalam kitab-kitab tasawuf yang dulu hingga kini, maka akan di dapatkan bahwa disana terdapat perbedaan yang sangat jauh antara tasawuf dengan ajaran-ajaran al-Qur’an dan Sunnah, begitu juga manusia tidak akan mendapatkan landasan dan dasarnya dalam sirah Rasulullah serta para shahabatnya yang mulia yang merupakan makhluk-makhluk Allah pilihan. Bahkan sebaliknya bahwa tasawuf diadopsi dari ajaran kependetaan kristen, kerahiban Hindu, ritual Yahudi dan kezuhudan Buda.

Syekh Abdurrahman Al-Wakil –rahimahullah- ber-kata dalam mukadimah kitabnya: Mashra’ut Tashaw-wuf (keruntuhan tasawuf): “Sesungguhnya tasawuf rekayasa setan yang paling hina dan pedih untuk memperbudak hamba Allah dalam rangka memerangi Allah dan Rasul-Nya, diapun merupakan tameng orang-orang Majusi dengan berpura-pura seolah-olah bersumber dari Allah, bahkan dia merupakan tameng setiap sufi untuk memusuhi agama yang haq ini. Perhatikanlah, akan anda dapatkan didalamnya kependetaan Buda, Zoroaster, Manuiah dan Disaniah. Andapun akan mendapatkan didalamnya Platoisme, Ghanusiah, didalamnya juga terdapat unsur Yahudi, Kristen dan Paganisme (berhalaisme) Jahiliah “. Dari apa yang diketengahkan oleh para penulis muslim masa kini di atas tentang asal usul tasawuf, dan masih banyak selain mereka yang tidak dise-butkan yang menyatakan hal serupa, maka jelaslah bahwa sufi adalah sesuatu yang dimasukkan ke dalam ajaran Islam yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi pengikutnya dengan cara-cara yang aneh dan jauh dari hidayah Islam.

Mengenai disebutkannya secara khusus kalangan sufi generasi kemudian (muta’akhirin) adalah karena pada mereka banyak terdapat penyimpangan-penyimpangannya. Sedangkan kaum sufi terdahulu, mereka relatif lebih moderat, seperti Fudhail bin ‘Iad, Al-Junaid, Ibrahim bin Adham dan lain lain.

2. Relevansi Spiritualitas Agama

Modernitas senyatanya tidak hanya menghadirkan dampak positif, tapi juga dampak negatif. Sementara modernitas dengan niscaya terus bergerak dengan tanpa memperdulikan apakah di balik gerakannya terdapat bias negatif. Modernitas yang merupakan kristalisasi budi daya manusia adalah keharusan sejarah yang tak terbantahkan, dengan demikian satu-satunya yang dapat dilakukan adalah menjadi partisipan

Page 14: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

122

aktif dalam arus perubahan modernitas, sekaligus membuat proteksi dari akses negatif yang akan dimunculkan. John Naisbitt dan Patricia Aburdene mengatakan bahwa dalam kondisi seperti ini, maka agama merupakan satu tawaran dalam kegersangan dan kehampaan spiritualitas manusia modern.12

Dalam tesisnya ia mengatakan bahwa era milenium seperti sekarang merupakan era kebangkitan agama dan nilai-nilai esoteric. Bagi manusia modern, akses-akses negatif yang ditimbulkan oleh modernisasi akan mampu di proteksi oleh kearifan esoteric sebuah relegiusitas. Tetapi yang menarik dari fenomena ini adalah bahwa kecendrungan sikap dan pilihan beragama kaum modernis adalah model beragama yang mengedepankan spirit relegiusitas ketimbang formalitas agama konvensional. Slogan mereka yang cukup terkenal itu adalah “Spirituality yes, organized relegion no” Hal ini jika disimak secara mendalam lebih disebabkan oleh adanya pengaruh dari karakteristik modernisasi yang mengdepankan rasio dan daya kritis terhadap sebuah kebenaran.13

Terdapat alasan ontologis-teologis mengapa sisi spiritualitas tetap menjadi kebutuhan perenial manusia; seprimitif dan semoderen apapun dia. Ia menganalogikan kebutuhan perenial itu dengan memetaforakan seperti sebuah cerita film. Bila di dalam segala sesuatu telah diketahui sebelumnya, artinya tidak ada lagi misteri dan pertanyaan yang perlu dijawab, enigma yang harus diselesaikan dan lain-lain, maka tidak ada makna baru yang penting dicari karena semuanya telah terbuka dan tersibak. Apa yang menarik dari sebuah film tersebut untuk ditonton hingga menghabiskan waktu berjam-jam, toh telah diketahui semuanya, seperti apa ending dari ceritanya. Film baru akan menarik manakala ia menghadirkan rasa penasaran, karena ia menyimpan misteri, pertanyaan dan enigma sehingga ia akan menghadirkan pengalaman baru bagi penontonnnya.14

Demikian pula kehidupan ini, manakala saat manusia berada di atas dunia semuanya telah menjadi nyata, semua membentangkan realitas sebenarnya, tidak ada lagi ruang suci tak tersentuh yang kemudian menjadikan manusia tidak lagi mempunyai pekerjaan untuk memimpikan, mengilusikan, menghayalkan, dan menafsirkan, sesungguhnya tidak ada lagi yang namanya kehidupan di dunia. Dunia

12 John Naisbitt dan Patricia Aburdene, Megatrends 2000, (New York: Ten new

directions for the, 1990), p. 11. 13 Ibid., p. 32. 14Yasraf Amir Pilliang, Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas

Kebudayaan, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), p. 34.

Page 15: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

123

akan hidup manakala masih ada realitas tak tersentuh yang kemudian menghadirkan energi bagi manusia untuk berikhtiar mengungkapnya baik melalui penalaran, perenungan, pengembaraan jiwa dan lain-lain. Yang jelas bahwa realitas tak tersentuh ini sebagai sesuatu yang berada di luar kekuasaan manusia, di luar pengalaman manusia dan mungkin di luar kemampuan akal manusia pula. oleh manusia, ia disebut secara beragam: Penggerak yang Tak Tergerak (Un-moved mover), Transendental, Tuhan dan lain-lain. Maka, selama Realitas Tak Tersentuh Yang Tak Terbatas ini masih ada, maka masih ada kekuatan lain yang berada di atas kekuatan manusia dan di sinilah spiritualitas menemukan ruangnya.

Zakiah Darajat, dalam bukunya menyatakan bahwa fungsi agama adalah: 15 1. Agama memberikan bimbingan bagi manusia dalam mengendalikan

dorongan-dorongan sebagai konsekuwensi dari pertumbuhan fisik dan psikis seseorang.

2. Agama dapat memberikan terapi mental bagi manusia dalam menghadapi kesukaran-kesukaran dalam hidup. Seperti pada saat menghadapi kekecewaan-kekecewaan yang kadang dapat menggelisahkan bathin dan dapat membuat orang putus asa. Disini agama berperan mengembalikan kesadaran kepada sang pencipta.

3. Agama sebagai pengendali moral, terutama pada masyarakat yang mengahadapi problematika etis, seperti prilaku sex bebas (untuk konteks sekarang Narkoba dan yang paling mutakhir syndrom politic, ekonomi dan budaya).

Zakiah lebih menekankan fungsi psikis dari agama, sedangkan Nico Syukur Dister disamping mengemukakan fungsi emotif-afektif dan fungsi sosio-moral dari agama, juga menambahkan fungsi intelektual-kognitif, yaitu Agama sebagai sarana untuk memuaskan intelek manusia manakala manusia diliputi pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya fundamental. Sebagai misal, ketika manusia bertanya tentang hakikat penciptaan dan tujuan keberadaan mereka di muka bumi ini. Nico menjelaskan ada dua sumber kepuasan dapat ditemukan dalam agama oleh intelek, yaitu : pertama, agama dapat menyajikan pengetahuan yang sifatnya rahasia; Kedua, memberikan kepuasan dalam pertanyaan-pertanyaan etis.

Dalam konteks ini, asumsi awal yang dapat kita berikan bahwa semoderen apapun sebuah komunitas, agama tetap akan eksis, dibutuhkan dan tetap dapat menjadi tawaran solutif terhadap penyakit sebagai darivasi dari peradaban yang dimunculkan. Agama diperlukan guna menjelaskan

15 Zakiyah Darajad, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang,

1974), p. 11.

Page 16: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

124

makna dan tujuan hidup manusia. Agamalah yang mengisi sisi spiritual manusia yang tidak mungkin dipenuhi oleh rasionalitas dan ilmu pengetahuan. Bahkan menurut William James, agama akan selalu ada selagi manusia memiliki rasa cemas.

Robert N. Bellah di dalam Beyond Belief, memerikan bahwa mayoritas masyarakat Amerika masyarakat yang biasanya diidentikkan dengan masyarakat sekular ternyata masih membutuhkan keyakinan akan Tuhan, agama atau spiritualitas, meskipun interpretasi dari Tuhan dan agama ini sangat berbeda dari pengertian Tuhan dan agama sebagaimana yang ada pada agama konvensional. Bellah mengistilahkan spiritualitas seperti ini dengan agama civil (civil relegion), karena para penganutnya memasukkan kesadaran spiritualitasnya ke dalam ruang yang lebih umum, konsep Tuhan digeneralisir, dalam pengertian bahwa meskipun orang berbeda agama, akan tetapi mereka dapat mempunyai konsep Tuhan yang sama.

Dalam pengungkapan berbeda, George M. Marsden menyatakan bahwa agama bagi sebagian masyarakat modern telah kehilangan semangat komunalnya. Agama menjadi sangat pribadi dan individualistik. Kearifan nilai agama ditafsirkan secara subjektif sesuai dengan kepentingan masing-masing. Termasuk interpretasi tentang konsep ke-Tuhan-an, walau mereka yakin mempunyai Tuhan yang sama tetapi mereka ingin Tuhan yang mereka yakini itu adalah sebagaimana yang mereka interpretasikan.

Namun demikian tidak semua agama dapat menjawab persoalan kemanusiaan. Hanya agama yang menjamin pemenuhan spritualitas dan tidak bertentangan dengan sains dan teknologilah yang dapat bertahan. Selain itu pendekatan beragama yang cenderung ekslusif juga tidaklah cocok untuk ditawarkan pada hari ini dan masa yang akan datang karena pada masyarakat yang terbuka semacam ini agama semacam itu cenderung menyulut konflik. Agama masa depan yang akan muncul adalah agama yang menekankan dan menghargai persamaan nilai-nilai luhur pada setiap agama. Teologi agama masa depan lebih konsen pada persoalan lingkungan hidup, etika sosial, dan masa depan kemanusiaan, dengan mengandalkan pada kekuatan ilmu pengetahuan empiris dan kesadaran spiritual yang bersifat mistis.16

Secara epistemologis, agama masa depan menolak paham absolutisme dan akan memilih apa yang oleh Swidler disebut deabsolutizing truth atau yang oleh Seyyed Hossein Nasr diistilahkan sebagai relatively absolute. Dikatakan absolut karena setiap agama mempunyai klaim dan orientasi keilahian, tetapi semua itu relatif karena klaim dan keyakinan

16

Komaruddin Hidayat & Wahyuni Nafis, “Agama Masa Depan, perspektif filsafat perennial”, (Jakarta: Paramadina, 1995), p. 21.

Page 17: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

125

agama itu tumbuh dan terbentuk dalam sejarah. Tetapi tidak pula lantas sepakat dengan kecendrungan spiritualitas sekular dimana manusia menuhankan sesuatu yang mendunia (worldly), khususnya objek konkret maupun abstrak. Spiritualitas semacam ini adalah spiritualitas penuh paradoks, yang didalamnya manusia menuhankan sesuatu yang sama derajatnya dengan manusia itu sendiri. Karena objek-objek tersebut adalah ciptaannya sendiri atau setidaknya hasil proyeksi hayalnya, maka sangat tidak layak ia dituhankan. Sesuatu pantas dianggap Tuhan apabila sesuatu itu adalah yang benar-benar melampaui dirinya sebagai Yang Tak Terbatas, Tak Berhingga dan Tak Terjangkau.

3. Memenejemen Kehidupan Secara Proporsional

Memenej kehidupan dengan baik, merupakan hal yang harus dipikirkan oleh setiap pribadi muslim agar kehidupan dunia dan akhiratnya menjadi baik. Sehingga dengan demikian memenej kehidupan merupakan bagian dari ibadah dan oleh sebab itu seseorang harus mengambil langkah- langkah persiapan untuk memenej kehidupannya sehari-hari. Menyediakan waktu untuk menyusun aktifitas jangka panjang ataupun jangka pendek, sehingga setiap aktifitas dapat bermakna dan menjadi sebuah amal shaleh. Manusia akan rugi bila hidupnya tidak diisi dengan iman dan amal shaleh. Sedangkan upaya-upaya mengembangkan pribadi, meningkatkan wawasan, berpikir tentang masa depan, serta upaya-upaya merubah nasib untuk menjadi lebih baik merupakan bentuk amal sholeh, karena dengan demikianlah manusia bisa merubah kondisinya, sesuai perintah Allah agar seseorang melakukan perubahan:

17 بأن ف سهمماي غي ر واحتىبقوم ماي غي ر لاللهإن

Memenej kehidupan diawali dengan menunaikan hak-hak Allah, sebab dengan demikian berarti ia telah memperbaiki hubungannya dengan Allah sehingga Allah akan selalu menyertainya, baik menyertainya dalam kehidupan maupun dalam usahanya. Bahkan jika seseorang menolong demi Allah niscaya Allah akan memberi pertolongan kepadanya.18 Dan sebaliknya jika seseorang melupakan Allah, maka Allah akan melupakan mereka.19 Dalam hal ini sangat menarik pendapat A'idh bin Muhammad al-Qarni berkata :

“Di hati terdapat kekusutan (ketidakteraturan) yang tidak bisa disatukan kecuali dengan menghadap kepada Allah; keterasingan yang tidak bisa dihilangkan kecuali dengan tentram dengan-Nya; kesedihan yang tidak bisa dihapus, kecuali

17

Q.S. al-Ra’d: 11. 18

Q.S. Muhammad:7. 19

Q.S.al-Taubah: 67.

Page 18: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

126

dengan berhubungan dengan-Nya secara ikhlash; kekalutan yang tidak bisa diredakan kecuali dengan kembali kepangkuanNya; dan terdapat kemiskinan yang tidak bisa ditutup kecuali dengan mencintai Allah”.

Dalam prinsip memenej kehidupan, seseorang harus memotifasi diri bagaimana agar bisa bermanfaat bagi manusia lain. Sebab Rasulullah saw. berpesan: “sebaik-baik kamu adalah yang paling bermanfaat orang lari darimu”. Membisakan diri untuk hidup teratur karena dimotifasi oleh ciptaan Allah seperti pergantian siang dan malam dilakukan Allah dengan amat teratur.20 Selanjutnya memperhatikan waktu agar tidak sia-sia, dan selalu mengusahakan gerak terus menerus menuju tujuan, kendati cuma satu langkah. Begiutpula dengan bertaubat, sangat mambantu bermanfaat dalam melakukan kegiatan, sebab kegiatan yang dilakukan dalam rangka melakukan kebaikan akan menghapus kesalahan, sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

السيئاتي ذهبنالحسناتان

“Kebaikan dapat menghapus dosa”. (HR: Bukari-Muslim) Senantiasa menjadikan nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan

dalam segala aspek kehidupan, selama-lamanya. Meninggalkan khayal yang terlalu tinggi dan sikap pesimis. Tidak hanyut dalam hal-hal yang berbentuk kemewahan, tidak memberatkan pundaknya dengan hal-hal yang tidak realistic, Nabi Muhammad SAW bersabda : "Hendaklah kalian hidup keras, karena nikmat itu tidak abadi". (HR: Bukhari-Muslim). Artinya hidup tidak selamanya harus mulus, tetapi mencukupkan apa yang ada, justru akan menjadikan hidup lebih ringan.

Mengembangkan potensi sifat positif, dan memperkecil pengaruh potensi sifat negatifnya, sehingga dari dirinya akan selalu terpancar pikiran-pikiran dan prilaku serta aktifitasnya yang positif pula. Atas dasar tersebut kita harus berpandangan positif tentang dunia, walau dunia hanyalah sebatas panggung permainan dan penuh tipu daya sebagimana disebut al-Qur'an:

ن ياالحياة وما 21 الغ ر ورمتاع إلالدNamun manusia diundang untuk mengelola urusan dunia dengan

serius agar hidupnya di dunia ini mendapat kebaikan, dengan membuat menejemen perencanaan sedemikian rupa agar hidupnya tidak mengalami kesulitan. Tidak ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menejemen hidup:

20

Q.S. Ali ‘Imran:190. 21

Q.S. Ali ‘Imran: 185.

Page 19: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

127

1. Sungguh-sungguh menggunakan waktu agar tidak terbuang percuma. Dalam beberapa ayat Allah SWT selalu menggunakan kata yang mengindikasikan tentang waktu, seperti: demi masa, demi waktu malam, demi waktu dhuha, demi waktu siang, dll. Hal ini adalah isyarat tentang pentingnya waktu.

2. Teliti dalam menentukan pekerjaan yang penting dan tidak penting, agar tidak ada yang terbengkalai.

3. Membuat schedule (jaduwal) aktifitas, baik harian, mingguan dan tahunan dengan logis dan rapi sehingga kegiatan selesai tepat pada waktunya dan juga agar pekerjaan dapat evaluasi untuk mendapatkan kesempurnaan. Ketiga hal tersebut membuat kehidupan menjadi lebih baik dan

menyenangkan, sehingga dapat mengurangi kegagalan dan kesalahan.

4. Menyeimbangkan Kesalehan Individu dan Sosial

Secara harfiah (etimologi) kata amal shalih berarti perbuatan, pekerjaan dan aktifitas yang bernilai kebaikan hingga menghasilkan pahala bagi pelakunya. Sedangkan sebaliknya, perbuatan yang jahat (‘amal sayyi’ah) adalah aktifitas yang diharamkan dan berdampak pada dosa bagi pelakunya, sebagaimana firman Allah SWT yang menerangkan hal ini.

22 هاأساءومنفلن فسهصالحاعملمن م ربكوماف علي للعبيدبظل

Amal shaleh jika ditinjau dari sisi terminologi (menurut istilah), adalah semua perbuatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja atas dorongan fikir dan dzikir. Antara Fikir dan Dzikir harus sejalan, sehingga fikir akan melahirkan akal sehat, dan dzikir melahirkan hati nurani yang bersih. Dengan berjalannya kedua potensi tersebut secara sinergi dan seimbang, seseorang dapat terdorong untuk melakukan hal yang positif, bermanfaat dan berguna tidak hanya untuk kepentingan bersifat individual, bahkan meluas dan merebak hingga mencakup kebaikan untuk orang banyak, misalnya kegiatan memfasilitasi orang lain agar setia pada kesalehan dan kebaikan. Ibnu Faris menganalisis mengapa Al-Qur’an menggunakan kata “amal” untuk menunjukkan suatu perbuatan.

Menurutnya ada dua istilah yang sering ditemukan di dalam Bahasa Arab, pertama ada istilah yang mengatakan : “i’tamala arrajulu” artinya bahwa ada seseorang yang bekerja untuk dirinya. Dan ada satu lagi istilah yang menyatakan “‘amila arrajulu”, berarti ada seseorang yang bekerja untuk kepentingan orang lain, dan juga untuk kepentingan dirinya sendiri. Jadi dengan demikian, penggunaan kata ‘amal dalam Al-Qur’an

22

Q.S. Fushshilat : 46.

Page 20: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

128

mengisyaratkan bahwa berbuat atau bekerja, tidak hanya ditujukan pada diri sendiri tapi juga untuk orang lain. Jadi seolah ada indikasi bahwa ber‘amal, tidak hanya dilakukan demi kepentingan pribadi saja, tetapi juga melakukannya untuk orang lain.

Al-Qur’an menggunakan dua istilah untuk kesalehan, yaitu kata shaleh dan kata birru. Kata al-birru merupakan istilah yang terkait dengan moral, dan perbuatan baik kepada seseorang. Sedangakan kata shaleh tidak cukup dengan kebaikan pribadi atau kesalehan individu, tetapi meluas hingga kesalehan sosial. Bahkan kesalehan individu belum sempurna tanpa kesalehan sosial. Ada dua cara yang digunakan Islam untuk mengajarkan kesalehan sosial. Pertama, adanya perintah dan anjuran untuk memiliki kepedulian sosial. Misalnya, seorang muslim harus menganggap muslim lain sebagai saudaranya, ia harus mencintai orang lain sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri, menghormati tamu dan jirannya. Kedua, Islam menetapkan adanya aspek sosial pada setiap peribadatan dalam Islam.

Misalnya kata “shalat” menggunakan kata-kata jama’, bukan kata tunggal yaitu “shilah”. Ini menandakan bahwa ibadah shalat itu dimaksudkan untuk kesalehan sosial, disamping perlu untuk individu. Demikian pula dengan diharuskannya mengucapkan salam pada bagian akhir dari ibadah shalat, ini mengindikasikan adanya keharusan untuk mendo’akan kesalamatan bagi orang lain. Dalam puasa diajarkan tentang kesalehan individual, berupa latihan untuk memiliki sikap meredam hawa nafsu agar berkepribadian sebagai seorang hamba Allah yang ta’at akan perintah Allah. Namun di akhir puasa, seorang muslim diwajibkan membayar zakat sebagai kesalehan sosialnya sehingga ia juga diajarkan untuk peduli terhadap orang lain dalam hal membagi kebahagiaan kepada orang lain dalam bentuk membayar zakat.

Zakat, adalah ajaran Islam tentang kesalehan sosial, namun zakat juga penting untuk kepentingan pribadi, yaitu berupa terjaganya harta dari kerusakan dan kekotoran dalam kepemilikannya. Jadi meskipun zakat dimaksudkan untuk orang lain bagi pemberdayaan bagi kaum yang lemah, juga penting untuk membersihkan harta seseorang. Begitupula dengan ibadah haji yang merupakan ibadah individual, tetapi memiliki makna yang sangat jelas untuk kesalehan sosial, yaitu menjaga kemabruran hajinya dengan berbuat kebaikan kepada orang lain sesuai dengan predikat haji yang telah disandangnya. Kesalehan sosial adalah tanggung jawab yang sama pentingnya dengan kesalehan individu. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa ancaman pendustaan agama, dijatuhkan kepada mereka yang tidak memiliki kesalehan sosial

Page 21: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

129

sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ma’un, yang ditujukan kepada mereka yang tidak memiliki kesolahan sosial diantaranya :

اليت يم يدع الذ ي .1 yang tidak memiliki keinginan memelihara anak yatim,

الم سك ي طعام على يض ول .2 dan enggan membantu fakir miskin,

الماعون وين عون .3 juga menghalang-halangi orang yang ingin menolong

orang lain Allah SWT telah menegaskan bahwa kebaikan itu bukan hanya

dengan menghadapkan wajahnya ke Timur dan ke Barat (beribadah kepada Allah), tetapi kebaikan juga terletak pada kesediaan diri melakukan kesalehan sosial berupa memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya.23

Manusia modern menganggap bahwa kesalehan individual, lebih penting dari kesalehan sosial. Hal ini menjadi salah satu penyebab kemunduran umat Islam, dan hilangnya kekuatan komunitas muslim jika berhadapan dengan ummat yang lain. Kemiskinan menyebabkan bangsa ini harus menelan pil pahit kebodohan, karena kurang mampu membayar tingginya biaya pendidikan yang lebih baik, sehingga lahirlah generasi-generasi yang gampang diajak pada kebobrokan moral, generasi yang menjadi sasaran empuk bagi mereka yang berkepentingan bagi hancurnya Islam.

F. Kesimpulan

Sejarah membuktikan bahwa manusia mustahil hidup tanpa nilai spiritual yang ia akui sebagai Yang Maha Agung, dan yang dapat memenuhi kebutuhan spiritual manusia itu hanya agama. Sistem ideologi apapun yang ditegakkan oleh manusia seraya menafikan kenyataan bahwa manusia tidak melulu materi pasti akan mengalami krisis bahkan kehancuran. Manusia mungkin dapat hidup dalam sistem yang baru, namun jiwanya tetap dikendalikan oleh fitrah-fitrah yang tidak dapat dijelaskan dan dipuaskan secara materialistik, sehingga terciptalah manusia modern yang jauh dari nilai-niali kebaikan, yang ditandai dengan keinginan yang berlebihan untuk berkuasa, mencari-cari kenikmatan hidup, ingin menimbun harta, tidak mengenal waktu dalam bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi serta memiliki kecenderungan libido yang cukup tinggi. Oleh karena itu, peran spiritual dalam mengatur

23

Q.S. Al-Baqarah : 177.

Page 22: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

130

kehidupan dengan baik, merupakan hal yang harus dipikirkan oleh setiap pribadi muslim agar kehidupan dunia dan akhiratnya menjadi baik.

Kembali kepada spiritualitas di tengah kepongahan modernitas adalah mengembalikan rasa kehadiran Yang Suci di tengah-tengah moralitas manusia yang sejatinya memang telah dititipkan oleh Yang Suci pada tiap diri manusia, spiritualitas adalah infinite idea yang inheren dalam totalitas kemanusiaan manusia, mengingkarinya berarti mengingkari kedirian sebagai seorang manusia. Oleh karena itu, tasawuf adalah jalan terbaik untuk menghadirkan yang Transenden, sebab ia merupakan kemestian di saat kenestapaan sedang di alami oleh manusia.

Page 23: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

131

Daftar Pustaka

Abdullah, Hawash, Perkembangan Ilmu Tasawuf dan Tokoh-Tokohnya di Nusantara, Surabaya : Al-Ikhlas, . 1980.

Arifin. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara,1996.

Budiman, Hikmat, “Pembunuhan yang selalu gagal”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1997.

Darajad, Zakiyah, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Jakarta : Bulan Bintang, 1976.

Dien Indrakusuma, Amir, Pengantar Ilmu Ilmu Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 1973.

Echols, John M & Shadily, Hassan, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka, 2003.

FROMM, Erich, The Revolution of Hope, terj. Kamdani., Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996.

Hamka, Tasawuf Moderen, Jakarta : Pustaka Panjimas, 1987.

Hanafi, A., Pengantar Theologi Islam, Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1980.

Hidayat, Komaruddin & Wahyuni Nafis, Agama Masa Depan, perspektif filsafat perennial, Jakarta : Paramadina, 1995.

http://www.wikipedia.org/wiki/filsafat. diakses pada Kamis, 10 Februari 2011

http://www.wikipedia.org/wiki/pendidikan. diakses pada Kamis, 10 Februari 2011

http://www.wikipedia.org/wiki/sufisme. diakses pada Kamis, 10 Februari 2011

http://www.wikipedia.org/wiki/tauhid. diakses pada Kamis, 10 Februari 2011

Madjid, Nurcholish, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta : Paramdina, 1995.

Page 24: ABSURDITAS MANUSIA MODERN · memberi pengaruh bagi kehidupan, ... memenuhi disiplin dan menjaga etos kerja adalah agar mendapatkan ... Modernisasi adalah sebuah keniscayaan sejarah

Ahmad Nurcholis: Peran Tasawuf dalam Merekonstruksi…

SOSIO-RELIGIA, Vol. 10, No.1, Februari 2012

132

Pilliang, Yasraf Amir, Dunia yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan, Yogyakarta : Jalasutra, 2004.

RUSSELL, Bertrand, Sejarah Filsafat Barat; Kaitannya Dengan Kondisi Sosio-politik Zaman Kuno Hingga Sekarang, terj. Sigit Jatmiko dkk., Yogyakarta : Pustka Pelajar, 2004.

Santoso, Listiyono, dkk., Epistimologi Kiri, Yogyakarta : Ar-Ruzz, 2003.

Sjukur, Asjwadie, Ilmu Tasawwuf. Surabaya : PT Bina Ilmu, 1979.

SMITH, Huston, Kebenaran yang Terlupakan Kiritik atas Sains dan Modernitas, terj. Inyiak Ridwan Muzir, Yogyakarta : IRCiSoD, 2001.

Suseno, Franz Magnis, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, Cet. IV, Yogyakarta : Kanisius, 1995.

TITUS, Harold H., etc., Persoalan-persoalan Filsafat, terj. Rasidi, Jakarta : Bulan Bintang, 1984.

Umary, Darmawie, Materia Akhlaq. Solo : Ramadhani, 1989.

Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta : PT Mahmud Yunus Wadzuryah, 1990.

Zahri, Mustafa, Kunci Memahami Ilmu Tasawwuf, Surabaya : PT Bina Ilmu, 1976.