Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis …

7
Jurnal Komunikasi Pembangunan ISSN 1693-3699 Februari 2010, Vol. 08, No. 1 Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis Koperasi P. A.Rangkuti a) a) Staf Pengajar Institut Pertanian Bogor Abstrak Modern agricultural development is largely determined by the acceleration of productivity improvement, quality and value-added production to agribusiness and agro-industry approach. Since the development of the green revolution, agricultural technology and agricultural business management in the country has developed rapidly, especially in increasing the production of various food commodities through the development program planned by the government. To encourage increased capacity of farmers towards the realization of a more modern agriculture the government to provide top down approach guidance through the extension program and the spread of agricultural extension field workers (PPL). The process of technological innovation and adoption of agricultural business management has occurred through the Village Unit Cooperatives (KUD), but it has an impact on the dependence of farmers to the government and adoption of technological innovation has decreased (stagnant). Independence and competitiveness of farmers through KUD has decreased, consequently increasing agricultural productivity also hampered and economic conditions of farmers highly dependent on government aid with very weak competitiveness. Entering the era of globalization with a very dynamic communication technologies development require a sustainable modern agriculture development model with agribusiness and agro-industry approach to farmer competitiveness based on strengthening farmer agricultural cooperative. Performance and capacity of agricultural cooperatives will be enhanced if there is a KUD arrangement and able to take advantage of the available information optimally. To build an independent and competitive agricultural cooperative, need to develop a specific leading commodity programs in its working areas as agribusiness development area (KPA) as the concept of OTOP (One Tambon One Product) which has been implemented in Thailand and Japan. The role of cooperative organizations communications with two-way communication model (convergence) can support the synergy of cooperation with other economic actors towards the realization of a more modern agriculture. Keywords: Agricultural development communication, sustainable modern agriculture, agricultural cooperatives, acompetitiveness of agricultural cooperatives, agribusiness and agro-industry system. I. Pendahuluan Menurut Adjid (2001), pembangunan pertanian modern adalah suatu rangkaian panjang dari perubahan atau peningkatan kapasitas, kualitas, profesionalitas dan produktivitas tenaga kerja pertanian, disertai dengan penataan dan pengembangan ling- kungan fisik dan sosialnya, sebagai manifestasi dari akumulasi dan aplikasi kemajuan teknologi dan kekayaan material serta organisasi dan manajemen. Mosher (1985) menge- mukakan bahwa ada sepuluh faktor penentu dalam modernisasi pertanian yang meliputi lima syarat pokok dan lima syarat pelancar. Kelima syarat pokok tersebut meliputi: (1) adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani, (2) teknologi yang senantiasa berkembang, (3) tersedianya bahan-bahan dan alat- alat produksi secara lokal, (3) adanya perangsang produksi bagi petani, dan (5) tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu. Adapun syarat pelancar pembangunan pertanian meliputi: (1) pendidikan pembangunan, (2) kredit produksi, (3) kegiatan gotong royong petani, (4) perbaikan dan perluasan tanah pertanian, dan (5) perencanaan nasional pembangunan pertanian. Pembangunan pertanian modern merupakan langkah strategis mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan sebagai paradigma baru, sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat perdesaan yang akan menjadi pendorong pertumbuhan sektor nonpertanian. Sejak dikembangkannya gerakan revolusi hijau, pemanfaatan berbagai teknologi seperti teknologi kimia dan teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) telah terjadi peningkatan

Transcript of Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis …

Page 1: Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis …

Jurnal Komunikasi Pembangunan

ISSN 1693-3699 Februari 2010, Vol. 08, No. 1

Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis Koperasi

P. A.Rangkutia)

a)Staf Pengajar Institut Pertanian Bogor

Abstrak

Modern agricultural development is largely determined by the acceleration of productivity improvement, quality andvalue-added production to agribusiness and agro-industry approach. Since the development of the green revolution,agricultural technology and agricultural business management in the country has developed rapidly, especially inincreasing the production of various food commodities through the development program planned by the government.To encourage increased capacity of farmers towards the realization of a more modern agriculture the government toprovide top down approach guidance through the extension program and the spread of agricultural extension fieldworkers (PPL). The process of technological innovation and adoption of agricultural business management hasoccurred through the Village Unit Cooperatives (KUD), but it has an impact on the dependence of farmers to thegovernment and adoption of technological innovation has decreased (stagnant). Independence and competitiveness offarmers through KUD has decreased, consequently increasing agricultural productivity also hampered and economicconditions of farmers highly dependent on government aid with very weak competitiveness. Entering the era ofglobalization with a very dynamic communication technologies development require a sustainable modernagriculture development model with agribusiness and agro-industry approach to farmer competitiveness based onstrengthening farmer agricultural cooperative. Performance and capacity of agricultural cooperatives will beenhanced if there is a KUD arrangement and able to take advantage of the available information optimally. To buildan independent and competitive agricultural cooperative, need to develop a specific leading commodity programs inits working areas as agribusiness development area (KPA) as the concept of OTOP (One Tambon One Product)which has been implemented in Thailand and Japan. The role of cooperative organizations communications withtwo-way communication model (convergence) can support the synergy of cooperation with other economic actorstowards the realization of a more modern agriculture.

Keywords: Agricultural development communication, sustainable modern agriculture, agricultural cooperatives,acompetitiveness of agricultural cooperatives, agribusiness and agro-industry system.

I. Pendahuluan

Menurut Adjid (2001),pembangunan pertanian modern adalahsuatu rangkaian panjang dari perubahanatau peningkatan kapasitas, kualitas,profesionalitas dan produktivitas tenagakerja pertanian, disertai denganpenataan dan pengembangan ling-kungan fisik dan sosialnya, sebagaimanifestasi dari akumulasi dan aplikasikemajuan teknologi dan kekayaanmaterial serta organisasi danmanajemen. Mosher (1985) menge-mukakan bahwa ada sepuluh faktorpenentu dalam modernisasi pertanianyang meliputi lima syarat pokok danlima syarat pelancar. Kelima syaratpokok tersebut meliputi: (1) adanyapasar untuk hasil-hasil usaha tani, (2)teknologi yang senantiasa berkembang,(3) tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal, (3) adanya

perangsang produksi bagi petani, dan(5) tersedianya pengangkutan yanglancar dan kontinyu. Adapun syaratpelancar pembangunan pertanianmeliputi: (1) pendidikan pembangunan,(2) kredit produksi, (3) kegiatan gotongroyong petani, (4) perbaikan danperluasan tanah pertanian, dan (5)perencanaan nasional pembangunanpertanian. Pembangunan pertanianmodern merupakan langkah strategismewujudkan pembangunan pertanianberkelanjutan sebagai paradigma baru,sehingga dapat meningkatkan daya belimasyarakat perdesaan yang akanmenjadi pendorong pertumbuhan sektornonpertanian.

Sejak dikembangkannya gerakanrevolusi hijau, pemanfaatan berbagaiteknologi seperti teknologi kimia danteknologi alat dan mesin pertanian(alsintan) telah terjadi peningkatan

Page 2: Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis …

Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis Koperasi

43

produktivitas pertanian yang sangatpesat. Namun di sisi lain terjadikerusakan lingkungan hidup dan tatanankehidupan sosial di pedesaan. Prosesadopsi inovasi teknologi di lingkunganpetani telah terjadi berkat dukungansistem komunikasi pem-bangunan yangdikembangkan oleh pemerintah. Olehkarena pendekatan pembangunanpertanian pada waktu itu sangatmemperhatikan persuasi danpropaganda, maka pemerintah mengacukepada model komunikasi linier (satuarah) dan berbentuk vertikal dari atas kebawah (top down). Sejak pascaswasembada pangan tahun 1984 terjadikecenderungan melambatnya adopsiinovasi teknologi pertanian dalampeningkatan produksi, seperti terlihatdari gejala stagnasi atau pelandaianproduktivitas berbagai produksikomoditas pertanian dan pendapatanserta kesejahteraan petani di pedesaan.Terdapat beberapa faktor yangmempengaruhi adopsi inovasi teknologiantara lain: (1) teknis teknologinya, (2)karateristik sasaran, (3) lingkungan dan(4) sumber informasi (Sahardi, 2005).

Menurut Jahi (1988) bahwasetelah model komunikasi linier satuarah dianggap kurang sempurna, kinipandangan orang mulai mengarah padakomunikasi interaktif dua arah di antarapartisipan. Modernisasi pertanian dimasa depan sangat tergantung kepadamanfaat optimal dari teknologi yangdiperoleh oleh petani dan tidak merusaklingkungan. Teknologi pertanian harusmampu menyesuaikan diri denganperkembangan global yakni berdayasaing dan ramah lingkungan. Aksespetani dalam memperoleh informasidari berbagai sumber telah terbuka luassehingga dalam waktu singkat akanmenjadi bagian dari masyarakatinformasi untuk memanfaatkannya bagipercepatan moderniasi pertanian.Paradigma pembangunan saat inimengalami pergeseran, di mana

pembangunan menekankan padapemberdayaan (empowerment) yangdikenal dengan pembangunan manusia(people centered development),pembangunan berbasis sumberdayalokal (resource based development),dan pembangunan kelembagaan(institutional development).

Dalam hal ini peran komunikasipembangunan dua arah (convergen) dipedesaan menjadi penting agar petanidapat memperoleh informasi danmenentukan teknologi pertanian yangtepat untuk digunakan petani danmanajemen usaha tani yang semakinmaju. Sistem agribisnis dan agroindustrimerupakan pendekatan pengembanganusaha tani modern dengan mem-perhatikan aspek lingkungan hidup,nilai tambah dan daya saing petani.Berkaitan dengan program otonomidaerah yang sedang dikembangkan olehpemerintah Indonesia, komunikasipembangunan pertanian untuk per-cepatan kemandirian petani danpeningkatan daya saing menujupertanian berkelanjutan yang modern,merupakan alternatif kebijakan yangperlu dipertimbangkan oleh pemerintahdaerah. Pemahaman keberagamansumber daya alam dan sumber dayamanusia dengan karakteristiknya yangkhas pada setiap daerah menjadilandasan pokok untuk membangunpertanian modern di masa depan. Prosesadopsi inovasi teknologi dan jaringankomunikasi petani yang ditemukan didaerah melalui perkuatan koperasipertanian akan sangat mempengaruhiefektivitas komunikasi pembangunan.

Pembangunan pertanian modernsecara efisien dan efektif denganpendekatan agribisnis dan kelestarianlingkungan hidup berbasis pada prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan merupakanalternatif pilihan untuk percepatankesejahteraan petani. Penataan danpengembangan model Koperasi UnitDesa (KUD) sebagai salah satu pilar

Page 3: Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis …

P. A. Rangkuti

44

kekuatan ekonomi masyarakat perludidorong agar dapat melakukankerjasama sinergi dengan pilar kakuatanlainnya yakni Badan Usaha MilikNegara (BUMN) dan Badan UsahaMilik Swasta (BUMS). Soekartawi(2005) menyatakan bahwa untukmendorong percepatan modernisasipertanian yang berkelanjutan denganpenerapan teknologi tepat guna danmendorong meningkatnya daya saingdan kesejahteraan petani diperlukandukungan komunikasi pembangunanpertanian yang efektip. Komunikasipertanian mengandung beberapa aspekpenting berkaitan dengan prosespengambilan keputusan antara lain:motivasi dalam pemecahan masalah,bagaimana menyelesaikan tiap masalahuntuk mencapai tujuan, apakah adakesempatan untuk mencapai tujuan itu,dimana dan kapan waktu yang tepatuntuk mencapai tujuan tersebut danperubahan situasi lingkungan.

2. Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi dilapangan adalah bagaimana polakomunikasi yang efektif agar proseskomunikasi dalam pemanfaatan infor-masi yang tersedia dapat secara optimalmendorong percepatan modernisasipertanian berbasis koperasi kerjasamadengan pelaku ekonomi lainnya dipedesaan dapat berlangsung efektip.

3. Pembahasan3.1 Paradigma Pembangunan

Pertanian

Pembangunan nasional meru-pakan rangkaian upaya pembangunanyang berkesinambungan meliputiseluruh aspek kehidupan masyarakat,bangsa dan negara untuk melaksanakantugas mewujudkan tujuan nasional.Steers (1985) mengemukakan bahwapembangunan sebagai upayamembangkitkan masyarakat di Negara-

negara sedang berkembang mengatasimasalah kemiskinan, tingkat melekhuruf yang rendah, pengangguran danketidakadilan. Rogers (1976) mengar-tikan pembangunan sebagai proses-proses yang terjadi pada tingkat sistemsosial dan modernisasi yang terjadi padatingkat individu termasuk istilah difusiinovasi, adopsi inovasi, akulturasi,belajar atau sosialisasi. Dissayanake(1981) menggambarkan bahwa pemba-ngunan ialah proses perubahan yangbertujuan meningkatkan kualitas hidupdari seluruh masyarakat tanpa merusaklingkungan alam dan kultural tempatmereka berada dan berusaha, sertamelibatkan sebanyak mungkin anggotamasyarakat dan menjadikan merekapenentu dari tujuan mereka sendiri.

Berdasarkan Undang-Undang(UU) No. 17 tahun 2007 tentang RPJPNtahun 2005-2025, visi pembangunannasional tahun 2005-2025 adalah:Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil danMakmur. Untuk mewujudkan visipembangunan nasional tersebutditempuh melalui delapan misi yangmencakup: (1) mewujudkan masyarakatberahklak mulia, bermoral, beretika,berbudaya dan beradab berdasarkanfalsafah Pancasila, (2) mewujudkanbangsa yang berdaya saing, (3)mewujudkan masyarakat demokratisberlandaskan hukum, (4) mewujudkanIndonesia aman, damai dan bersatu, (5)mewujudkan pemerataan pembangunandan berkeadilan, (6) mewujudkanIndonesia asri dan lestari, (7)mewujudkan Indonesia menjadi negarakepulauan yang mandiri, maju, kuat danberbasiskan kepentingan nasional, dan(8) mewujudkan Indonesia berperanpenting dalam pergaulan duniainternasional (Umar, 2007). Terkaitdengan upaya mewujudkan Indonesiaasri dan lestari yakni untukmemperbaiki pengelolaan pelaksanaanpembangunan yang dapat menjagakeseimbangan antara pemanfaatan,

Page 4: Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis …

Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis Koperasi

45

keberlanjutan, keberadaan dankegunaan sumber daya alam danlingkungan hidup dengan tetap menjagafungsi, daya dukung dan kenyamanandalam kehidupan yang serasi antarapenggunaan untuk pemukiman, kegiatansosial ekonomi dan upaya konservasi.Di samping itu meningkatkan peman-faatan ekonomi sumber daya alam danlingkungan yang berkesinambungan,memperbaiki pengelolaan sumber dayaalam dan lingkungan hidup untukmendukung kualitas kehidupan,memberi keindahan dan kenyamanankehidupan, serta meningkatkan peme-liharaan dan pemanfaatan keanekara-gaman hayati sebagai modal dasarpembangunan.

Untuk percepatan modernisasipertanian untuk meningkatkan produk-tivitas dan nilai tambah ekonomi perluparadigma baru yang dikaitkan denganpemanfaatan informasi melaluikomunikasi pembangunan pertanianberbasis koperasi yang profesionalberdasarkan prinsip-prinsip per-koperasian. Modernisasi pertanian harusmampu menghindari kerusakan-kerusakan struktur tanah, polusi air,pencemaran lingkungan akibatpenggunaan pupuk dan pestisida sertapenggunaan alsintan yang tidak ramahlingkungan. Pertanian lestari menjadipilihan utama yang telah munculsebagai gerakan pertanian berkelanjutan(sustainable agriculture) pada awal1990-an. Munculnya gerakan ini semuladipelopori oleh para pecinta lingkunganyang khawatir terjadi kerusakan alamsecara terus menerus akibat penggunaanbahan-bahan kimia, juga punahnyaberbagai keanekaragaman hayati dimuka bumi. Gerakan ini mendorongperubahan dalam praktek-praktek usahatani. Penggunaan bahan-bahan kimia(pupuk dan pestisida) dikurangi,kembali ke cara-cara tradisional yangmenghargai potensi lokal, menempatkanpetani sebagai subyek pertanian,

mengelola usaha tani sesuai denganbudaya dan lingkungan setempat, sertamengupayakan perdagangan yang adil(fair trade).

Pendekatan dan strategi yangdikembangkan dalam model pertanianberkelanjutan ini dilakukan dengan caramendorong tumbuhnya sumber-sumberpendapatan keluarga petani di pedesaandengan pendekatan agribisnis danagroindustri.. Strategi agribisnis yangtelah dikembangkan mencakup duaaspek yakni kegiatan pada on farm (dilahan pertanian) dan kegiatan pada offfarm (di luar lahan pertanian). Model onfarm yang dikembangkan tidak haruskembali pada model tradisional yangsudah ada sejak dulu, namun perludisesuaikan dengan situasi lingkunganyang sudah berubah, juga kebutuhan(pangan dan ekonomi) yang semakinbesar. Prinsip pengelolaan pertanianberkelanjutan adalah multikultur,menghargai keanekaragaman hayati,menghargai kearifan lokal, meman-faatkan bahan-bahan lokal, tidakbergantung bahan luar, tidak meng-ekploitasi alam serta sesuai budaya danpilihan serta kemampuan petani.Prinsip-prinsip tersebut menumbuhkanberagam model pertanian berkelanjutandi berbagai belahan dunia.

Petani kecil yang seringkalimempunyai keterbatasan dalammengakses sarana dan prasaranaproduksi pertanian, melalui pertanianlestari mempunyai peluang yang luasdalam membangun usaha pertaniannya.Kepercayaan petani kembali tumbuhkarena bisa membuat keputusan sendiriterhadap usaha taninya serta mampumembuat benih pupuk dan pestisidasendiri, mempunyai organisasi sertajaringan antar petani. Gerakan pertanianberkelanjutan yang terjadi di hampirsetiap negara, terutama negara-negaraAmerika, Eropa dan Asia selama 10tahun terakhir ini menunjukkanperubahan-perubahan yang menarik.

Page 5: Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis …

P. A. Rangkuti

46

Perubahan yang muncul antara lain: (1)Gerakan konsumen hijau yakniperubahan kesadaran dan polakonsumen terhadap produk pangan yangramah lingkungan (organik) meningkatdan (2) Gerakan konsumen ini sangatmendukung upaya penyelamatanlingkungan dan menekan perusahaanpertanian dalam memproduksi barangdan jasa agar menggunakan etikakemanusiaan dan lingkungan. IFOAMadalah salah satu lembaga independentyang diakui bisa memberikan sertifikasiorganik.

Dengan kondisi petani saat iniyang masih serba lemah, baikpenguasaan lahan, modal maupunteknologi maka diperlukan multiapproach yakni pendekatanmodernisasi, kemandirian danpartisipatif. Untuk maksud tersebutperan koperasi pertanian yang semakin

profesional merupakan kebutuhanpetani sehingga mempunyai daya saingdan kemampuan meningkatkan nilaitambah bagi petani. Untuk percepatanpembangunan koperasi pertanian perludilakukan penataan KUD yang sudahada agar semakin profesional dngankinerja dan kapasitas yang semakinmeningkat dengan pemanfaataninformasi yang tersedia secara optimal.Dengan demikian peran komunikasipembangunan pertanian dan komunikasiorganisasi koperasi dengan pola duaarah dengan pendekatan sistemagribisnis dan agroindustri, pertanianberkelanjutan, komoditas unggulan,teknologi tepat guna, daya saing sertakesejahteraan anggota semakin penting.Bagan paradigma modernisasi pertanianberbasis koperasi dapat dilihat padaGambar 1.

Gambar 1. Paradigma modernisasi pertanian berbasis koperasi

SUMBERINFORMASI

KUDPROFESIONAL

PERTANIANMODERN

KinerjaOrganisasi KUD

KapasitasOrganisasi KUD

Arus Informasi(1) downward communication(2) upward communication(3) horizontal communication.

Pendekatan(1) Sistem Agribisnis dan Agroindustri(2) Pertanian Berkelanjutan(3) Komoditas Unggulan(4) Teknologi tepat guna(5) Daya Saing(6) Kesejahteraan Anggota Koperasi

Page 6: Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis …

Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis Koperasi

47

3.2 Komunikasi Pembangunan

Konsep pembangunan pertaniansemakin berkembang menuju pertanianmodern seiring dengan perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)dalam bidang teknologi dan manajemenpertanian yang didukung oleh perkem-bangan teknologi komunikasi yangsangat cepat. Sejarah perekonomiandunia telah menunjukkan bahwa peranpertanian semakin penting untukmeningkatkan kesejahteraan danketahanan nasionalnya. Upayapemberdayaan petani dimaksudkanuntuk meningkatkan kemampuannyaagar mempunyai kemandirian dan dandaya saing dengan posisi tawar yangseimbang melalui sistem kemitraanusaha. Perkembangan globalisasiperdagangan yang cepat memberidampak terhadap peran komunikasidalam pembangunan pertanian untukmeningkatkan produktivitas dankualitas produksi yang berdaya saingdan mampu meningkatkan kesejah-teraan petani.

Komunikasi merupakan suatuproses penyampaian pesan olehkomunikator kepada komunikan danerjadi saling pengertian, pemahamanyang sama terhadap pesan yangdisampaikan. Efek komunikasi adalahperubahan pada perilaku individu dandapat berdampak pada lingkunganindividu. Menurut Rakhmat (2007)mengemukakan bahwa efek komunikasiadalah adanya perubahan yang terjadipada diri khalayak yakni perubahankognitif, afektif dan behavioral. Bilakomunikasi terus menerus berlangsungakan terjadi interaksi yaitu salingmempengaruhi antara individu yangsatu dengan yang lain. Secara umumkomunikasi mempunyai fungsi untukmenyampaikan suatu informasi dalamsistem sosial terkait dengan pendidikan,hiburan dan mempengaruhi perilaku.Selanjutnya Middleton (1975) diacu

dalam Jahi (1988), mengungkapkanbahwa terdapat empat pendekatankomunikasi yang dapat menimbulkanperubahan perilaku khalayak sasaranyakni menyampaikan informasi,instruksi, persuasi dan dialog.

Pada awalnya komunikasi padaumumnya dianggap sebagai suatufungsi linear, di mana seseorangmengkomunikasikan pesan-pesannyamelalui sebuah saluran kepada seorangpenerima yang kemudian memberikanumpan balik kepada pengirim tersebut.Model komunikasi seperti ini dikenalsebagai teori peluru atau jarum suntik.Dalam mosel ini komunikatormenggunakan media massa untukmenembaki atau menyuntik khalayakdengan pesan-pesan persuasive yangtidak dapat mereka tahan. Proses sepertiini dinamakan proses satu arah yaknidari komunikator kepada komunikandan pada umumnya dilakukan olehpemerintah kepada masyarakat secarahierarkhis ke bawah. Model komunikasisatu arah dikembangkan oleh Negara-negara dunia ketiga yang menggunakanteori modernisasi dalam melaksanakanpembangunannya. Komunikasi telahberperan untuk membantu mempercepatproses peralihan masyarakat tradisionalmenjadi masyarakat modern, khususnyaperalihan dari kebiasaan-kebiasaan yangmenghambat pembangunan kea rahsikap baru yang tangap terhadappembaharuan. Arus komunikasi satuarah dari badan-badan pembangunanpemerintah kepada masyarakat sangatmencolok. Media massa dapat secaracepat manjangkau khalayak luas denganpesan-pesan yang informativ mengenaiberbagai hal tentang pembangunan(Muhammad, 2004).

Dalam komunikasi akan terjadisuatu proses yang memungkinkankomponen-komponen suatu sistemsosial memperoleh dan bertukarinformasi yang dibutuhkan denganpihak lain. Sistem sosial tersebut

Page 7: Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian Berbasis …

P. A. Rangkuti

48

memerlukan informasi untukmenyesuaikan diri dan menjagakeseimbangan dengan lingkungannyauntuk berubah setiap saat. Penyesuaiandiri sistem sosial tersebut denganlingkungannya akan mengalamiperubahan dan perubahan-perubahantersebut dapat diartikan sebagaipembangunan. Menurut Rogers (1976)dalam perkembangannya istilahpembangunan banyak digunakan terkaitdengan upaya melakukan perubahansosial ekonomi. Kepincangan sosialekonomi yang terjadi di Negara-negaradinia ketiga, mengalihkan pemikiranpara pakar untuk melahirkan konseppembangunan yang lebih memper-hatikan kemajuan sosial, persamaan dankebebasan. Adanya pergeseran inimenimbulkan pengertian pembangunansebagai suatu proses perubahan socialdalam suatu masyarakat yangdiselenggarakan dengan jalan memberikesempatan yang seluas-luasnya padawarga masyarakat berpartisipasi untukmemdapatkan kemajuan, baik secarasosial maupun material. Dalam hal initermasuk pemerataan, kebebasan danberbagai kualitas lain yang diinginkanagar menjadi lebih baik bagi mayoritaswarga masyarakat dalam suatulingkungan hidup yang lebih baik.Berarti konsep pembangunan telahbertambah luas dan menjadikannya jauhlebih fleksibel dan sekaligus memilikiimplikasi yang lebih manusiawi. Seiringdengan itu konsep paradigmapembangunan mengisyaratkan bahwaperanan komunikasi dalam pembangu-nan semakin penting.

Teori pembangunan sebagaipola pikir yang berfungsi mengupas danmemecahkan persoalan-persoalan pem-bangunan, muncul bersamaan pada saatpara pakar mencoba membahaspembangunan sekitar tahun 40an hinggatahun 60an, di mana saat itu banyakNegara-negara yang baru merdeka.Berbagai tantangan dihadapi oleh

Negara-negara baru tersebut, terutamaketerbelakangan dibidang ekonomi.Unsaha untuk mengejar ketertinggalantersebut ditempuh melalui pem-bangunan. Sejak itu teori pembangunanmulai digunakan sebagai resep bagiNegara dunia ketiga yang padatpenduduk untuk menciptakanperubahan yang lebih baik bagikesejahteraan masyarakatnya. Konseppembangunan memiliki banyak teoriyang melatarbelakanginya seperti teorimodernisasi, teori ketergantungan danketerbelakangan serta teori penyadaran(Gonzales dalam Jahi, 1988). Teorimodernisasi melahirkan modelpembangunan yang berorientasi padapertumbuhan. Sedangkan teori keter-gantungan dan keterbekangan ber-kembang akibat dari proses eksploitasidan ekspansi ekonomi dari perusahaanmultinasional dari Negara-negara majuke Negara-negara dunia ketiga atauNegara-negara berkembang. Teoripenyadaran timbul belajar darimemahami kontradiksi sosial, politikdan serta mengambil tindakan untukmenghindari unsur-unsur yangmenimbulkan kerugian padamasyarakat.

Menurut Freire (1984) teoripenyadaran merupakan solusi terhadapketerbelakangan yang banyak dialamiNegara-negara berkembang agarmampu mandiri. Teori penyadaran telahmengilhami lahirnya model pem-bangunan yang berpusat pada manusia(people centered development), yangmemberikan peran pada wargamasyarakat, bukan hanya sebagaisubyek melainkan sebagai actor yangmenentukan tujuan-tujuannya sendiri,menguasai sumber daya yangdiperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut dan mengarahkanproses-proses yang mempengaruhihidupnya sendiri (Korten, 1983). Prosespenyadaran kepada masyarakat tidakdapat terlepas dari berinteraksinya