JURNAL READING Using family atopy scores to identify
the risk of atopic dermatitis in infants
Disusun oleh :Noviana Pupitasari
01.209.5968
Pembimbing :dr. Zuhriah Hidajati, Sp.A
LATAR BELAKANGManifestasi penyakit alergi bermacam-
macamDermatitis atopi : manifestasi alergi pertama
yang dapat muncul di awal kehidupan bayiRhinitis alergiUrtikariaAsma
Intervensi dini dapat mencegah perkembangan menjadi alergi, salah satunya menggunakan kartu riwayat alergi keluarga.
Dermatitis atopi Adalah imflamasi kronis pada kulit dgn onset
puncak pada masa bayi.Dampak bayi di bulan pertama kehidupan
terkena dermatitis atopi Menimbulkan stres pada keluargaMengganggu bayi tidur dan makanLebih sering berkunjung ke tenaga medisPeningkatan biaya pengeluaran untuk berobat
Faktor risiko atopiFaktor risiko menjadi atopi mungkin
sudah ada sebelum kelahiran.Faktor genetikFaktor lingkunganPaparan bayi selama di dalam rahimFaktor-faktor post natal
Untuk mengidentifikasi populasi yang berisiko tinggi menjadi atopi digunakan kartu riwayat alergi keluarga dari Indonesian Pediatric Society(IPS) dan Indonesian Society of Obstetric&Ginecology (ISOG)
TUJUAN PENELITIANUntuk mengevaluasi kembali penggunaan
kartu riwayat alergi keluarga dengan membandingkan kejadian dermatitis atopi pada bayi yang dievaluasi tiap bulan sampai usia bayi 4 bulan.
Membandingkan kejadian dermatitis atopi antara 2 kelompok : 1. Subjek dengan skor atopi keluarga >02. Dan subjek dengan skor atopi keluarga 0
METODEStudi kohort Populasi : semua wanita hamil dan bayi
mereka sampai usia 4 bulanTempat penelitian : Rumah Sakit Sanglah,
DenpasarWaktu penelitian : Juni-Desember 2014Analisa hasil : chi square
KRITERIA INKLUSISubjek yang tinggal di BaliTidak berencana meninggalkan Bali selama 4
bulan setelah kelahiranOrang tua dapat dihubungi melalui telepon
dan telah memberikan persetujuan
KRITERIA EKSKLUSIIbu hamil dengan gangguan imunologi,
gangguan autoimun, menerima kortikosteroid jangka pangjang.
Subjek drop out jika :Bayi lahir matiTerdapat anomali kongenitalTidak ter follow up, subjek tidak bisa
dihubungi via teleponSubjek meninggal sebelum diagnosis
dermatitis atopi ditegakkan
Diagnosa dermatitis atopi dengan menggunakan kriteria Hanifin dan RajkaDiagnosis DA ditegakkan bila mempunyai
minimal 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor.
Kriteria Mayor- Pruritus- Dermatitis di muka atau ekstensor bayi
dan anak- Dermatitis di fleksura pada dewasa- Dermatitis kronis atau residif- Riwayat atopi pada penderita atau
keluarganya
Kriteria Minor- Xerosis- Infeksi kulit (khususnya oleh
S. aureus dan virus H. simpleks)
- Dermatitis non spesifik pada tangan dan kaki
- Iktiosis/hiperlinearis palmaris/keratosis pilaris
- Pitiriasis alba- Dermatitis di papila mame- White dermatografism dan
delayed blanched response- Keilitis- Lipatan infra orbital Dennie –
Morgan- Konjungtivitis berulang
- Keratokonus- Katarak subkapsular anterior- Orbita menjadi gelap- Muka pucat dan eritema- Gatal bila berkeringat- Intolerans perifolikular- Hipersensitif terhadap
makanan- Perjalanan penyakit
dipengaruhi oleh faktor lingkungan atau emosi
- Tes alergi kulit tipe dadakan positif
- Kadar IgE dalam serum meningkat
- Awitan pada usia dini
Faktor yang dikendalikanPaparan asap rokok : riwayat ibu merokok
selama/setelah kehamilan, riwayat anggota keluarga yang merokok dekat subjek.
Hewan peliharaan (anjing dan kucing).Status imunisasiMetode persalinan : pervaginam atau secsio
sesareaRiwayat infeksi neonatal Pemberian ASI eksklusifPemberian makanan padat secara dini (<6bulan)Pajanan susu sapi pada bayiJumlah saudara kandung dibedakan menjadi 2
kelompok : <3 dan > 3
Skor kartu riwayat alergi IPS-ISOG
Jika orang tua/saudara dari subjek punya alergi yang telah didiagnosis oleh dokter = diberi skor 2
Bila masih dicurigai punya alergi atau gejala alergi = diberi skor 1
Bila tidak memiliki gejala atau penyakit alergi = diberi skor 0
Semua riwayat alergi pada ayah, ibu, dan saudara pasien di nilai skoring nya
Kemudian skor total dibagi dalam 3 kelompok1. Total skor 02. Total skor 1-33. Total skor 4-6
Setelah ditentukan skor total, subjek dievaluasi tiap bulan sampai umur 4 bulan. Jika terdapat gejala kemerahan di pipi atau
ekstremitas gatal, disarankan untuk periksa ke RS Sanglah, kemudian didiagnosis oleh residen menggunakan kriteria Hanifin Rajka.
Bila sebelum usia 4bulan sudah terdiagnosis dermatitis atopi maka pasien tidak di evaluasi lagi tiap bulan.
Skor atopi >0
HASIL,SAMPEL
DISKUSI Dermatitis atopi merupakan manifestasi
awal penyakit alergi dengan insiden tertinggi usia 3 bulan.
Dermatitis atopi berkembang karena interaksi antara faktor genetika, riwayat atopi, gaya hidup termasuk pola makan dan kebersihan.
Perkembangan penyakit alergi dimulai di dalam rahim, pada usia 11 minggu ketika IgE akan diproduksi.
Wang et al. menemukan hubungan antar konsentrasi cotinine (metabolit nikotin dalam darah) dari darah tali pusat dan darah ibu dalam terjadinya dermatitis atopi. Hal ini mungkin disebabkan oleh efek iritasi polutan udara pada kulit dan mukosa, memungkinkan potensi penetrasi alergen ke dalam tubuh, menyebabkan gejala dermatitis atopi dan peningkatan risiko sensitisasi.
KESIMPULANAtopi keluarga sebagaimana tercantum
dalam kartu riwayat alergi mampu memprediksi terjadinya dermatitis atopi sebelum lahir, dan oleh karena itu, digunakan secara rutin sebagai alat skrining sebelum kelahiran.
Kartu riwayat alergi adalah metode yang mudah dan hemat biaya untuk mengidentifikasi populasi berisiko tinggi untuk alergi.
Risiko alergi lebih tinggi terjadi pada kelompok yang memiliki skor atopi keluarga >0 daripada kelompok yang skor atopi keluarga =0
Keterbatasan jurnal1. Insiden dermatitis atopi lebih kecil
dibandingkan penelitian sebelumnya2. Sampel lebih sedikit3. Periode observasi lebih pendek4. Lingkungan prenatal tidak dievaluasi seperti
diet ibu selama hamil, riwayat infeksi saat hamil, paparan rokok saat hamil, penggunaan antibiotik atau asupan asam folat saat hamil
PATIENT : semua ibu hamil dan bayi nya sampai usia 4bulan, yang datang di RS Sanglah, Periode Juni-Desember 2012
INTERVENTION : riwayat atopi pada keluarga yang dinilai dengan skor atopi keluarga dibandingkan dengan kejadian dermatitis atopi pada bayi sampai usia 4 bulan yang didiagnosis menggunakan kriteria Hanifin Rajka
COMPARISON : kelompok yang memiliki skor atopi keluarga =0 dan kelompok yang memiliki skor atopi >0
OUTCOME : kelompok yang memiliki skor atopi >0 memiliki risiko lebih besar terjadinya dermatitis atopi
TERIMA KASIH