7/26/2019 12_EKG I.pdf
1/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
165
KONSEP-KONSEP DASAR PEMBACAAN EKG
SOKEH
HIPERCCI JATENG/ RSI SULTAN AGUNG SEMARANG
I. PENDAHULUAN.
Terminologi yang menerangkan mengenai EKG seperti Elektrokardiografi adalah
ilmu yg mempelajari aktivitas listrik jantung. Kalau merupakan suatu ilmu berarti dapat
dipelajari oleh siapapun termasuk oleh perawat, khususnya oleh perawat critical care. Karena
EKG sabgat berguna dalam membantu menegakkan beberapa diagnose beberapa penyakit
jantung, akan tetapi yang paling penting dingat oleh perawat adalah kondisi klinis pasien
lebih penting dibandingkan dengan gambaran EKG. Karena adakalanya kelainan gambaran
pada EKG didapatkan pada orang yang normal, atau sebaliknya gambaran EKG normal
didapatkan pada orang yang menderita kelainan jantung (Bouska.A.G, 2010)
Ada beberapa manfaat dari perekaman EKG secara klinis yaitu: dapat mengetahui
kelainan irama jantung ( Distritmia), mengetahui kelaianan miokardium, mengetahui
pengaruh efek obat-obatan ( digitalis, anti aritmia dll ), mengetahui adanya gangguan
elektrolit, mengetahui adanya perikartidis, Hipertrofi atrium dan ventrikel, Iskemik dan
infark miokard, serta Penilaian fungsi pacu jantung (Bouska.A.G, 2010).
Membaca EKG merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorangperawat ICU, karena monitoring yang paling simple yang dilakukan pada bedside monitor
adalah monitoring EKG. Dan pada sessi ini peserta kompetensi diharapkan: mampu
melakukan perekaman EKG 12 Lead dengan benar, mampu melakukan perekaman EKG lead
II panjang dengan benar, mampu mengenal bentuk-bentuk gelombang EKG, mampu
melakukan interpretasi EKG normal pada EKG strip dan EKG 12 Lead (Thaler S.M, 2009)
7/26/2019 12_EKG I.pdf
2/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
166
II. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULAR
Jantung merupakan suatu organ yang terletak didalam rongga mediastinum dari
rongga dada ( Thorax) dan diantara kedua paru. Selaput yang mengitari jantung disebutperikardium, yang terdiri atas dua lapisan yaitu:
1. Pericardium Parietalis, yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dan selaput paru.
2. Pericardium Viseralis, yaitu yang merupakan lapisan permukaan dari jantung itu
sendiri yang juga disebut Epicardium.
Diantara kedua lapisan tersebut terdapat sedikit cairan pelumas yang berfungsi
mengurangi gesekan yang timbul akibat gerakan jantung saat memompa. Cairan ini disebut
cairan Perikardium (Brady, Chan & TC, 2005).
Gambar. 1
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Terdiri dari empat ruang
yang berfungsi sebagai pompa, yaitu atrium kanan dan atrium kiri, Ventrikel kanan dan
Ventrikel kiri. Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan
basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri Jantung
dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta
ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm serta tebal
kira-kira 6 cm (Brady, Chan & TC, 2005).
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari
kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu
jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.
Hubungan fungsional antara atrium dan ventrikel diselenggarakan oleh jaringan susunan
hantar khusus yang menghantarkan impuls listrik dari atrium ke ventrikel. Sistem tersebut
terdiri dari nodus Sinoatrial (SA), nodus nodus Atrioventrikuler (AV), berkas His ( His
Bundle) dan serabut-serabut purkinye (Brady, Chan & TC, 2005).
7/26/2019 12_EKG I.pdf
3/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
167
Sinoatrial Node (SA Node)/ Pacemaker: sekumpulan masa kecil dari sel khusus yang
terbentang pada dinding atrium kanan dekat pembukaan vena cava superior. Disebut
pacemaker karena menginisiasi impuls menyebabkan kontraksi atrium (Brady, Chan & TC,
2005).Atrioventrikular Node (AV Node): terdapat pada dinding atrial septum dekat katup
atriventrikular. Menkonduksi impuls yang tiba melalui atria dan yang berasal dari SA Node.
Disini terdapat delay, sinyal elektrik butuh 0,1 sekon untuk melewati ventrikel, menyebabkan
atria selesai berkontraksi sebelum ventrikel mulai berkontraksi. AV Node juga memiliki
fungsi secondary pacemaker, mengambil alih fungsi SA Node bila terjadi masalah, namun
menjadi lebih lambat daripada SA Node. (Brady, Chan & TC, 2005).
Atrioventrikular Bundle (AV Bundle atau Bundle of His): fiber khusus yang berasal dari
AV Node. AV Bundle melintasi fibrous ring yang memisahkan atrium dan ventrikel, pada
ujung atas sekat ventrikel, AV Bundle terbagi menjadi cabang bundle kanan dan kiri.
Bersamaan dengan myocardium ventrikel, cabang-cabang membagi menjadi fiber halus yang
disebut serat purkinje. AV bundle, cabang bundle, dan serat purkinje menghantarkan impuls
elektrik dari AV node ke apex jantung dimana mulailah terjadi kontraksi ventrikel (Brady,
Chan & TC, 2005)
.
Gambar. 2
III.FISIOLOGI SISTEM KONDUKSI
Sel otot jantung dalam keadaan istirahat permukaan luarnya bermuatan positif dan
bagian dalamnya bermuatan negatif. Perbedaan potensial muatan melalui membran sel ini
7/26/2019 12_EKG I.pdf
4/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
168
kira-kira -90 millivolt. Ada 3 ion yang mempunyai peranan penting dalam elektrofisiologi sel
ini yaitu sel Kalium ( K), Natrium (Na), dan kalsium (Ca).
Gambar. 3
Fase 0
Dinamakan fase depolarisasi yang menggambarkan arus masuk Natrium ekstra seluler ke
dalam intra seluler yang berlangsung dengan cepat. Terjadi perubahan muatan dalam sel menjadi
positif dan diluar menjadi negatif.
Fase 1
Merupakan fase permulaan proses repolarisasi yang mengembalikan potensial dalam sel
menjadi 0 mV. Terjadi akibat penutupan saluran Natrium.
Fase 2
Kalsium masuk kedalam sel miokard dengan lajut relatif lebih lambat dan menyebabkan
keadaan stabil yang agak lama sesuai masa istirahat ( refrakter ) absolut miokardium.
Fase 3
Fase ini merupakan fase pengembalian potensial intrasel ke potensial istirahat, akibat
pengeluaran Kalium dari dalam sel keluar sel, sehingga mengurangi muatan positif di dalam sel.
Fase 4
Disebut sebagai fase istirahat , dimana sel miokard kembali bermuatan positif di luar sel dannegatif di dalam sel hal ini disebut POLARISASI (Goldberge, 2006).
7/26/2019 12_EKG I.pdf
5/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
169
IV.PRINSIP PEREKAMAN EKG
A.Persiapan Pasien
Menurut Bouska (2010) Pasien yang akan dilakukan perekaman EKG harusdiistirahatkan dan posisi pasien yang akan dilakukan perekaman adalah posisi tberbaring,
namun pada kondisi tertentu dapat pula dilakukan pada posisi lain. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pasien ujtuk perekaman EKG adalah pasien
harus diinformasikan tentang rencana tindakan perekaman tersebut, dan hal hal yang
perlu diperhatikan pasien adalah pada saat perekaman pasien diminta untuk tenang dan
rilek, dan untuk sementara pasien tidak berbicara, pasien diharapkan tidak tegang dan
seluruh otot ektremitas direlaksasikan, dan pasien bernafas seperti biasa, hal lain yang
harus disampaikan adalah perkiraan lama tindakan dan hal hal yang mungkin muncul
pada saat perekaman dan pasien harus melaporkan apabila dalam proses perekaman
muncul keluhan yang dirasakan.
B. Sandapan Ekg
Untuk mendapatkan hasil rekaman EKG, maka harus dipasang elektroda-elektroda
pada kulit di tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda ini sangatlah penting,
karena penempatan elektroda yang salah akan didapatkan hasil rekaman yang berbeda.
Terdapat dua jenis sandapan (LEAD) pada perekaman EKG, yaitu:
1)
Sandapan Bipolar
Dinamakan sandapan bipolar karena pada sandapan ini hanya merekam
perbedaan potensial dari 2 elektroda ( elektroda positif dan elektroda negative ),
sandapan ini ditandai dengan angka romawi I,II,III
Gambar. 4
2) Sandapan Unipolar
a) Sandapan Unipolar Ektremitas
Merekam besar potensial listrik pada satu ektremitas, elektroda ekplorasi
diletakan pada ektremitas yg mau diukur. Gabungan elektroda-elektroda
pada ektremitas yg lain membentuk elektroda indiferen ( potensial 0 ),
sandapan ini ditandai dengan ( aVR, aVL, aVF )
7/26/2019 12_EKG I.pdf
6/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
170
Gambar.5
b)
SandapanUnipolar Prekordial
Merekam besar potensial listrik jantung dengan bantuan elektroda eksplorasi
yg ditempatkan di beberapa dingding dada. Elektroda indiferen diperoleh
dengan menggabungkan ketiga elektroda ektremitas. ( V1 s/d V9 dan V3R,
V4R )(Bouska.A.G, 2010).
Gambar. 6
C.
Cara-cara menempatkan electrode
- Elektode ekstrimitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah
telapak tangtan
- Elektode ekstrimitas bawah dipasang pada pergelangan kaki kanan dan kiri
sebelah dalam
- posisi dada pergelangan bukanlah mutlak; apabila diperlukan dapat dipasang
sampai kebahu kiri atau kebahu kanandan kepangkal paha kiri atau kanan.
- Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum melakukan perekaman adalah perlu
dilakukan kalibrasi, kalibrasi dilakuan untuk mengetahui fungsi dan kinerja alat
sesuai dengan pengaturan yang diinginkan pada saat perekaman, bentuk
gambaran hasil kalibrasi yang muncul pada kertas EKG harus sesuai dengan
kekuatan atau voltase yang ditentukan. Ada tiga pilihan kekuatan yang dapat
ditentukan yaitu 0,5 mV, 1 mV, 2mV. Apabila alat ditentukan menggunakan
voltase 0.5 mV maka bentuk gelombang kalibrasi yang muncul harus terdiri dari
5 (lima) kotak kecil, begitu juga bila voltase yang ditentukan 1 mV maka
gelombang yang terbentuk setinggi 10 (sepuluh) kotak kecil, dan bila
menggunakan voltase 2 mV tinggi gelombang yang terbentuk 20 (dua puluh)
7/26/2019 12_EKG I.pdf
7/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
171
kotak kecil. Apabila bentuk gelombang yang terbentuk tidak sama dengan nilai
voltasenya maka alat tidak dapat digunakan untuk proses perekaman ( Josepshon,
2003)
Gambar. 7
D. Prosedur Perekaman :
Cara Merekam Ekg
a. Siapkan mesin EKG beserta alat-alatnya
b. Siapkan mengenai pasien AL :
Pasien harus diberi tahu maksud dan tujuan perekaman
Pakaian atas pasien harus dibuka
Pasien dibaringkan dalam posisi terlentang dengan tungkai lurus tidak
bersentuhan dengan tubuh lainnya (dalam keadaan rileks)
c. Alat didekatkan pada pasien untuk memudahkan bekerja
d. Kabel power dihubungkan dengan listrik dan tombol power pada posisi off.
e. Kabel bumi atau ground dipasang dan dihubungkan dengan pipa saluran air.
f. Hidupkan mesin EKG, biarkan sebentar untuk melakukan pemanasan.
g. Periksa kembali standarnisasi Kalibrasi 1 MV, Speed 25 mm / detik
h. Setelah itu dilakukan kalibrasi dengan menekan tombol Run. Start setelah kertas
bergerak, tombol kalibrasi ditekan 3 kali berturut-turut & periksa apakah 10 mm
(IMV)
i. Dengan memindahkan lead Aclector kemudian dibuat pencatatan EKG secara
berturut-turut yaitu : Lead IIIIII, AVR, AVL, AVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6.
Untuk EKG (12 Lead)
j. Setelah selesai pencatatan pindahkan lagi ke lead Aclector kalibrasi dan lakukan
kalibrasi sebanyak 3 X setelah itu matikan mesin ICKG.
k. Rapikan pasien dan alat-alat
7/26/2019 12_EKG I.pdf
8/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
172
l. Catat pinggir kiri atas kertas EKG ( Josepshon, 2003).
V.
CARA MENGOPERASIKAN MESIN EKG
A. Persiapan Alat
1. Mesin EKG yang dilengkapi 3 macam kabel yaitu Satu kabel untuk listrik
(Power), Satu kabel untuk bumi (Ground), Satu kabel untuk pasien ( kabel
elektroda ) (Extremitas, Dada)
2. Plat Elektode yaitu : Elektrode extrimitas dieratkan dengan ban pengikat khusus,
Electroode dada dengan balon pengisap
3. Jelly Elektrode
4.
Kertas EKG (siap pada alat)
5. Kertas Tissue
6. Kassa/ kapas alcohol
7. Spidol untuk perekaman yang serial.
8. Ballpoint untuk mendokumentasikan (Josepshon, 2003)
B. Kalibrasi Alat
Sebelum melakukan perekaman harus selalu dilakukan kalibrasi alat untuk
mengetahui apakah fungsi alat yang kita gunakan, dan juga untuk mengetahui standar
voltase yang digunakan. Pada mesin terkini fungsi kalibrsai susdah diatur secara tetap
sehingga mesin akan langsung melakukan kalibrasi baik pada saat pengaturan manual
maupun automatis, namun kita harus tetap menilai hasil kalibrasinya apakah benar atau
tepat.
- Apabila kita merubah pengaturan maka hasil kalibrasi yang muncul hasil kita
tegaskan dengan diberi keterangan atau diberikan tanda, dapat juga diberikan
lingakaran pada gambaran hasil kalibrasinya (Josepshon, 2003).
7/26/2019 12_EKG I.pdf
9/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
173
Gambar. 8
C. Kertas Ekg
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horizontal dan garisvertical dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal terdapat pada setiap 5 mm. Garis
Horizontal menggambarkan waktu dimana 1mm= 0,04 detik jadi 5 kotak atau 5
mm=0,20 detik. Sedangkan garis vertical menggambarkan Voltase dimana 1 mm = 0,1
millivolt jadi 10 kotak atau 10 mm = 1 millivolt (Josepshon, 2003).
Pada peraktek sehari-hari perekaman dibuat dengan kecepatan 25mm/detik.
Kalibrasi yang biasa dilakukan adalah 1 milivolt yang menghasilkan defleksi setinggi 10
mm. Pada kondisi klinis tertentu kalibrasi dapat diperbesar yang akan menghasilkan
defleksi setinggi 20 mm atau diperkecil yang akan menghasilkan defleksi setinggi 5 mm.
Sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang salah bagi yang membacanya (Josepshon,
2003).
7/26/2019 12_EKG I.pdf
10/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
174
Gambar. 9
D. Pemasangan Elektroda
Pemasangan Kabel elektroda harus baik dan benar, yaitu :
Kabel Merah (RA) : lengan kanan
Kabel Kuning (LA) : lengan kiri
Kabel Hitam (ICF) : kaki / tungkai kanan
Kabel Hijau (LF) : kaki / tungkai kiri
Elektro dada harus selalu terpasang pada :
V1 : RIC IV disebelah pinggir kanan
V2 : RIC IV disebelah pinggir kiri
V3 : antra V2 dan V4
V4 : PIC V pada garis Midelavichly kiri V5 : Garis Axilaris Anterior kiri setinggi
V6 : Garis mid Axilaris Kiri setinggi V5
Penempatan elektrodan juga dapat dilakukan pada bagian posterior (v7V9) dan
pada bagian kanan dan lateral kanan dada ( V3R,V4R) dan pada kondisi dextro
kardi( Josepshon, 2003)
.
INTERPRETASI EKG NORMAL
7/26/2019 12_EKG I.pdf
11/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
175
Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan prosen listrik yang terjadi pada atrium dan ventrikel. Proseslistrk ini terdiri dari :
1. Depolarisasi Atrium
2. Repolarisasi Atrium
3. Depolarisasi Ventrikel
4. Repolarisasi Ventrikel
Sesuai dengan proses listrik jantung, setiap hantaran pada EKG normal
memperlihatkan 3 proses listrik yaitu: depolarisasi Atrium, depolarisasi Ventrikel dan
repolarisasi ventrikel. Repolarisasi atrium pada umumnya tidak terlihat pada EKG, karena
disamping intensitasnya kecil juga repolarisasi atrium waktunya bersamaan dengan
depolarisasi ventrikel yang mempunyai intensitas lebih besar (Bouska.A.G, 2010)
Kurva EKG normanl terdiri dari gelombang P, gelombang Q, gelombang R, gelombang S
dan gelombang T serta kadang-kadang terlihat gelombang U. Selain itu juga ada beberapa
interval dan segmen EKG. ( seperti pada gambar 10 dibawah ini)
( Gambar EKG Normal )
A. Gelombang P
Merupakan gambaran proses dari depolarisasi Atrium
Nilai normal:
Lebar 0,12 detik
Tinggi 0,3 milivolt
Selalu (+) di Lead II
Selalu (-) di Lear aVR
7/26/2019 12_EKG I.pdf
12/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
176
Gambar. 11
B. Gelombang QRS
Merupakan gambaran proses depolarisasi Ventrikel
Nilai normal:
- Lebar 0,060, 12 detik
- Tinggi tergantung sandapan ( Lead )
Gelombang QRS terdiri dari gelombang Q, gelombang R dan gelombang S
Gambar. 12
C. Gelombang Q
Adalah defleksi negative pertama pada gelombang QRS
Nilai normal;
- Lebar < 0,04 detik
- Dalamnya < 1/3 tinggi R
Gelombang Q abnormal disebut gelombang Q patologis.
D. Gelombang R
Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS
Nilai normal:
- Umumnya positif di defleksi positif pertama pada gelombang QRS.
- Gelombang R umumnya positif di lead I,II,V5 dan V6.
- Di lead aVR, V1,V2 biasanya hanya kecil atau tidak ada
Gambar macam-macam bentuk gelombang R
7/26/2019 12_EKG I.pdf
13/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
177
Gambar.13
E. Gelombang S
Gelombang S adalah defleksi negative setelah gelombang R
Nilai normal:
- Di lead aVR dan V1 gelombang S terlihat dalam dari V2 ke V6 akan terlihat makin
lama makin menghilang atau berkurang dalamnya.
F. Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolarisasi Ventrikel.
Nilai normal:
- Umumnya gelombang T positif di hampir semua Lead kecuali di Lead aVR
- 1 MV di lead dada
- 0,5 MV di lead ekstrimitas
-
Minimal ada 0,1 MV
Kepentingan:
- Mengetahui adanya Ischemik/ Infark
- Mengetahui kelainan elektrolit.
Gambar Gelombang T
Gambar. 13
7/26/2019 12_EKG I.pdf
14/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
178
G. Gelombang U
Gelombang U adalah merupakan defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum
gelombang P berikutnya. Penyebab timbulnya gelombang U masih belum diketahui, namundiduga timbul akibat repolarisasi lambat system konduksi interventrikuler.
H. Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P sampai dengan permulaan QRS.
Nilai Normal :
- 0,12 - 0,20 detik, ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium
dan jalannya impuls melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi ventrikel.
Kepentingan :
- Kelainan sistem konduksi
Gambar contoh-contoh menghitung P-R Interval
Gambar. 14
I. Segment ST
Diukur dari akhir QRS sampai dengan awal gelombang T .
Nilai Normal :
- Isoelektris
- Tetapi pada lead precordial berfariasi dari -0.5 sampai + 2 mm.
- Segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST elevasi
- Segmen ST yang turun dibawah garis isoelektris disebutST depresi
(Bouska.A.G, 2010)
7/26/2019 12_EKG I.pdf
15/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
179
Gambar. 15
Kepentingan :- Elevasi Pada injuri/infark akut
- Depresi Pada iskemia
Cara Interpretasi Ekg Strip
Dalam melakukan interpretasi urutan yang harus ditentukan adalah sebagai berikut:
1. Tentukan Irama Jantung ( Rhythm)
2. Tentukan Frekuensi ( Hr )
3.
Tentukan Gelombang P
4. Tentukan Gelombang Qrs
5. Tentukan Pr Interval
6. Tentukan Interpretasi
Cara Interpretasi Ekg 12 Lead
1. Tentukan Irama Jantung ( Rhythm)
2. Tentukan Frekuensi ( Hr )
3.
Tentukan Sumbu Jantung ( Axis )
4. Tentukan Adakah Tanda Iskemia/ Infark
5. Tentukan Adakah Tanda Hipertrofi ( Atrium D/Ventrikel )
6. Tentukan Ada Tidaknya Tanda Tanda Akibat Gannguan Lain ( Efek Obat-Obatan,
Gangguan Keseimbangan Elektrolit, Gangguan Fungsi Pacu Jantung Pada Pasien
Yang Terpasang Pacu Jantung (Bouska.A.G, 2010).
7/26/2019 12_EKG I.pdf
16/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
180
1. Menentukan Irama Jantung
Tentukan keteraturan dari setiap beat yang dihasilkan, yang paling gampang
adalah dengan melihat jarak dari pada puncak gelombang R. kalau dilihat dengan mata masih
sulit karena kotak-kotaknya kecil-kecil, maka cara praktis adalah dengan mengambil sehelaikertas kosong lalu ukur jarak gelombang R pada beat pertama dan beat kedua ( dengan
memberikan tanda pada kertas ) lalu jarak yang sudah didapatkan dijadikan patokan untuk
mengukur jarak puncak gelombang R pada beat-beat selanjutnya, jika semua jaraknya sama
berarti irama teratur, dan sebaliknya jika tidak sama berarti irama tidak teratur. Irama EKG
yang normal impulsnya ( sumber listriknya ) berasal dari nodus SA, maka iramanya disebut
dengan irama sinus ( Sinus Rhythm )(Bouska.A.G, 2010).
R R R R R R R R R
Gambar. 16
2. Menentukan Frekuensi Jantung
Cara Menentukan frekuensi jantung melalui gambaran EKG dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu:
a. 300 = ( jml kotak besar dlm 60 detik )
Jml kotak besar antara RR
b. 1500 = (jml kotak kecil dlm 60 detik )Jml kotak kecil antara RR
Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS dan kalikan 10 atau
ambil dalam 12 detik dikalikan 5 (Bouska.A.G, 2010).
CAT : RUMUS A/B UNTUK EKG YANG TERATUR. RUMUS C UNTUK
YANG TIDAK TERATUR.
7/26/2019 12_EKG I.pdf
17/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
181
3. Menentukan Sumbu Jantung (Axis )
Untuk menentukan sumbu jantung ( AXIS) dapat dipakai beberapa cara:
Yang paling gampang adalah dengan cara menghitung axis QRS rata-rata padabidang frontal.
Axis normal terletak antara30 s/d + 110 derajat.
Deviasi axis kekiri (LAD) antara -3- s/d -90 derajat
Deviasi axis kekanan (RAD) antara + 110 s/d -180 derajat.
(Bouska.A.G, 2010)
Gambar. 17
4. Menentukan Tanda-Tanda Ischemi/Infark
Ischemia miokard ditandai dengan adanya depresi segmen ST atau gelombang T
terbalik, untuk injuri ditandai dengan adanya ST elevasi. Sedang untuk infark miocard
gambaran yang paling diagnostic adalah adanya gelombang Q patologis.
Pada fase awal terjadi infark perubahan EKG yang pertama timbul adalah
terbentuknya gelombang T yang tinggi sekali ( Hyper Acut T).
Pada fase akut umumnya gelombang Q patologis disertai adanya elevasi segmen
ST atau hanya berupa elevasi segmen ST
Sedangkan pada fase sub akut atau recent gelombang Q patologis disertai
gelombang T terbalik.
Pada fase old gambaran EKG nya berupa gelombang Q patologis, segmen ST
dan gelombang T notmal kembali.
Adapun untuk menentukan lokasi ischemia atau infark digunakan ketentuan sebagai
berikut:
Kelainan pada daerah Anterior di Lead V2Lead V4
7/26/2019 12_EKG I.pdf
18/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
182
Kelainan pada daerah Anteroseptal di Lead V1Lead V3
Kelainan pada daerah Anterolateral di Lead V5 Lead V5, Lead I dan Lead
AVL
Kelainan pada daerah Inferior di Lead II, Lead III dan Lead AVFKelainan pada daerah Posterior kelainannya di Lead V1 Lead V2 ( berupa
resiprokal)
Kelainan pada daerah Infark Ventrikel kanan di Lead V1, Lead V3R dan Lead
V4R ( Levick, 2010).
Prinsip pendokumentasi pada hasil perekaman EKG adalah harus dicantumkan identitas
pasien yang kita rekam untuk mencegah terjadinya kesalahan diagnsosis, adapun yang harus
didokumentasikan adalah :
- Nama Pasien yang diperiksa
- Usia pasien, sebaiknya menggunakan tanggal, bulan dan tahun lahir pasien
- Nomor medikal rekord
-
Waktu perekaman ( jam ) dan tanggal perekaman
- Nama perekam, dicantumkan pada bagian bawah hasil perekaman
Pada kondisi tertentu dapat pula ditambahkan nama sandapan yang kita rekam
Gambar. 18
PEDOKUMENTASIAN PADA PEREKAMAN EKG
7/26/2019 12_EKG I.pdf
19/19
Kumpulan Materi Pelatihan Keperawatan Intensif Komprehensif
183
DAFTAR PUSTAKA
Atman Gaylene Bouska.(2010) Fundamental & Advanced Nursing Skill 3rd Ed. USA: Delmar.
Chan, TC. And Brady W. (2005) ECG in emergency medicine and acut care.
Goldberge AL.(2006) Clinical electrocardiography a simplied approach.7th edition, Philadelpia:Mobsby.
Joshepson ME. (2003) Clinical cardiac electrograpy, 3rd edition. Philadelpia: William & Wilkins.
Levick JR:(2010) An introduction to cardiovascular physiology..4th edition. London: arnold.
Malcolm S. Thaler : The Only EKG Book You'll Ever Need, 5 thed 2009.