Jurnal Diversita DOI: 10.31289/diversita.v6i1.3688 Jurnal ...
Wrap Up Jurnal Reading emergensi
description
Transcript of Wrap Up Jurnal Reading emergensi
WRAP UP JURNAL READING
BLOK EMERGENSI
PROTECTIVE FAKTORS AGAINST SUICIDAL ACTS IN MAYOR DEPRESSION: REASONS FOR LIVING
KELOMPOK A-1
Ketua : Ariandhy Rukhma Megananda (1102012027)
Sekretaris : Fitriana Dyah Lestari (1102012093)
Anggota : Frenji Afrita (1102011109)
Ayu Anggraeni Herwanto (1102012036)
Cindy Dwi Primasanti (1102012046)
Clara Kusuma Sri Hadianti (1102012047)
Elis Saada (1102012073)
Faisal Zakiri (1102012080)
Halimatusakdiah (1102012104)
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
2015/2016
Protective Faktors Against Suicidal Acts in Major Depression: Reason for Living
Lebih dari 30.000 orang pertahun melakukan bunuh diri di Amerika Serika. Bunuh diri menduduki peringkat ke-8 dalam penyebab kematian dan ke-3 teratas untuk penyebab kematian pada orang - orang yang berusia 18 – 24 tahun. Macam – macam faktor yang diidentifikasi di berbagai literature untuk perlakuan bunuh diri pada pasien dengan depresi berat, dimata keputusasaan dan percobaan bunuh diri merupakan alat prediksi yang paling kuat untuk percobaan bunuh diri yang dilakukan kedepannya. Perbedaan resiko dari percobaan bunuh diri diantaranya beragam komunitas, generasi, dan agama. Menyimpulkan bahwa selain faktor biologis, sosial dan lingkungan yang berpengaruh, mungkin ada juga variable agama dan budaya yang memberikan efek signifikan. Maka dari itu digunakan table alasan hidup untuk menilai faktor – faktor yang berpengaruh.
Beberapa alasan untuk hidup yang mencegah usaha bunuh diri antara lain : kepercayaan (agama), kepedulian terhadap keluarga, hubungan dengan anak, ketakutan untuk bunuh diri, takut akan tidak diterima pada lingkungan sosial, juga pandangan moral terhadap bunuh diri. Dari hipotesa banyaknya alasan untuk hidup akan menurunkan keinginan bunuh diri pada saat depresi.
Metoda
Peserta direkrut dari pasien yang berada di Rumah Sakit Psikiatri Universitas, yang berumur dari 18 – 80 tahun dan dinilai memasuki criteria DSM-III-R untuk episode depresi berat serta bebas dari keadaan klinis lain. Terdapat 84 peserta, terdiri dari 45 peserta yang pernah mencoba bunuh diri dan 39 pasien yang belum pernah mencoba bunuh diri. Pasien juga tidak berbeda jauh jauh dalam hal umur, jenis kelamin, ras, derajat depresi atau jumlah episode depresi sebelumnya. Semua peserta yang memenuhi criteria diatas memberi informed consent untuk bersedia dijadikan penelitian.
Peserta dinilai secara objektif dengan Hamilton Depression Rating Scale, dinilai secara subjektif dengan the Beck Depression Inventory, keputusasaan dinilai dengan Hopelessness Scale. Keadaan psikopatology secara umum dinilai dengan Brief Psychiatric Rating Scale. Penilaian tentang peristiwa hidup peserta menggunakan St. Paul Ramsay Life Experience Scale, juga ide – ide bunuh diri dinilai oleh Scale for Suicide Ideation.
Page | 2
Result
Usia, jenis kelamin, persepsi agama gagal untuk memisahkan dan membedakan antara yang mecoba bunuh diri dan yang tidak mencoba bunuh diri. Namun, pada ras Kaukasian yang mengalami depresi lebih sedikit untuk melakukan percobaan bunuh diri dari pada ras non-kaukasian. Jumlah, durasi, derajat keparahan depresi tidak membedakan secara signifikan.
Pasien depresi yang tidak mencoba bunuh diri memiliki rasa bertahan dan menghadapi masalah yang lebih besar, memiliki rasa takut yang lebih besar akan padangan masyarakat serta memiliki pandangan moral yang lebih baik daripada pasien depresi yang melakukan percobaan bunuh diri. Hasil angka dari alasan untuk hidup bertolak belakang dengan keputusasaan.
Discussion
Dalam studi ini, didapatkan bahwa total skor yang lebih tinggi dalam alasan untuk hidup dihubungan dengan lebih sedikit tingkat keputusasaan/ ide untuk bunuh diri atau yang lainnya. Maka dari itu, kedua variable itu mungkin berperan sebagai batas untuk melakukan percobaan bunuh diri. dalam hal keputusasaan, skor yang lebih tinggi pada pasien yang mencoba bunuh diri tidak berbeda jauh dengan pasien yang tidak mencoba bunuh diri.
Page | 3
Namun hal ini bervariasi pada setiap individu. Perbedaan budaya bahkan dapat mempengaruhi. Bahkan ada kemungkinan bahwa jumlah episode yang dialami pasien depresi dapat menjadi faktor tambahan untuk bunuh diri daripada durasinya.
Maka penanganan terhadap pasien depresi berat dengan kemungkinan bunuh diri adalah pengobatan yang bisa menurunkan hal – hal yang memicu keinginan bunuh diri atau strategi untuk meningkatkan alasan pasien untuk hidup. Tetapi, hal ini masih terus diteliti.
Page | 4