UWA Campus. Photo by: Elis ZA Newsletter - aipssa.org file1 Newsletter 2018. UWA Campus. Photo by:...

35
Newsletter 2018 UWA Campus. Photo by: Elis ZA http://www.aipssa.org @aipssa.org @theaipssa

Transcript of UWA Campus. Photo by: Elis ZA Newsletter - aipssa.org file1 Newsletter 2018. UWA Campus. Photo by:...

1

Newsletter2018

UWA Campus. Photo by: Elis ZA

http://www.aipssa.org

@aipssa.org @theaipssa

2

Diterbitkan oleh: DEPARTEMEN PUBLIKASI Redaktur: Hersinta Kontributor: Yuli Astriani, Cendranata Ongkowijoyo, Tony Kontributor Foto: Elis ZA, Abiyoso Purnomosakti, Yusron Sugiarto, William © 2018 AIPSSA Cover photo ©Dokumentasi AIPSSA http://www.aipssa.org https://www.facebook.com/aipssa.org

3

Perth Beach. Photo by: Elis ZA

DAFTAR ISI

Dari Presiden AIPSSA 4

Kabinet 2018 6 Wawancara: Tito Karnavian 7 Indonesia Insight 12 Event AIPSSA: Kompetisi 3MT dan Pemutaran

Film Dokumenter ‘Pesan Sang Samudera’

14

Kalender AIPSSA Chapter UWA 17 MOU AIPSSA-Garuda Indonesia Kabar AIPSSA Chapter Curtin Wawancara: Cendranata Wibawa Ongkowijoyo Event AIPSSA: Dialog Kebangsaan Kalender AIPSSA Graduates

Kata Mereka Networking & Partnership

18 20 22

25 27 30 31 33

4

Ari Rakatama

Rekan-rekan mahasiswa dan cendekia, Salam Hangat! Newsletter AIPSSA kembali hadir. Pada Newsletter edisi akhir tahun 2018 ini, AIPSSA menyajikan liputan selama masa bakti Kabinet AIPSSA 2018.

Tidak terasa kami sudah menyapa, berkarya dan bekerja sama dengan rekan-rekan AIPSSA dan juga seluruh mitra strategis dalam kurun waktu 12 bulan lamanya. Tidak mudah memang membagi waktu antara aktivitas organisasi dan kegiatan studi yang menjadi prioritas utama mahasiswa Indonesia di Perth. Akan tetapi, syukur Alhamdulillah, teman-teman Kabinet AIPSSA 2018 berhasil menjaga stamina dan konsistensi hingga garis finish.

Sepanjang 2018, AIPSSA tetap berfokus untuk memberikan wadah aktualisasi diri bagi para anggotanya.

Kami selalu mencoba mempersembahkan program-program yang memberikan kesempatan kepada para anggotanya untuk saling bertukar gagasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman

Meski menjelang tahun politik Indonesia, AIPSSA pada 2018 tetap berusaha untuk menjadi rumah yang nyaman bagi seluruh anggotanya dengan latar belakang, etnis, agama, dan preferensi politik yang berbeda. AIPSSA sebagai institusi tetap mengedepankan netralitas dan objektivitas sebagai ciri sebuah organisasi mahasiswa dan cendekia.

Dalam kurun waktu setahun ini, AIPSSA terus berbenah diri dengan memperbaiki sistem perekrutan dan database anggota, serta meng- update website dan media sosial. AIPSSA juga telah melakukan beberapa kegiatan fund raising untuk menunjang aktivitas kami secara mandiri.

Upaya untuk menjaga soliditas organisasi juga kami lakukan dengan melalukan pertemuan anggota dalam acara Meet and Greet dan beberapa kali rapat kabinet. Sebagai wadah aktualisasi diri anggotanya, AIPSSA juga telah mengadakan beragam kegiatan seperti Dialog Kebangsaan, dan Indonesia Insights. AIPSSA juga telah menjadi satu-satunya institusi non- universitas di Australia Barat yang secara formal berpartisipasi dalam Three Minute Thesis (3MT®) Competition.

Prakata

5

Sebagai bagian dari komunitas Indonesia di Australia, AIPSSA terus menjalin hubungan yang harmonis dengan berbagai pihak untuk memperluas jangkauan kegiatannya. Tidak hanya sebatas menjalin komunikasi, AIPSSA juga terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, seperti perayaan hari kemerdekaan Indonesia bersama KJRI Perth. AIPSSA juga berkerjasama dengan para mitra strategis untuk mengadakan beberapa kegiatan lainnya seperti AIPSSA Discussion Series bersama INDEF dan FujiShepherd & Associates, serta Lightning Talk bersama ITB 98.

Tentu saja, pencapaian AIPSSA di tahun 2018 tidak akan terjadi tanpa dukungan seluruh anggota AIPSSA, mitra strategis dan para sponsor. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam mensukseskan program-program AIPSSA di tahun 2018. All the best! -AR

3MT Competition, acara tahunan yang digelar AIPSSA sejak 2017 (Foto: Dokumentasi AIPSSA)

6

Meet & Greet AIPSSA x KJRI, Kings Park, 24 Maret 2018, Foto: Dokumentasi AIPSSA

KABINET 2018

PRESIDEN Ari Rakatama

WAKIL PRESIDEN Yusron Sugiarto

DEPARTEMEN INTERNAL KEPALA DEPARTEMEN Cendranata Wibawa Ongkowijoyo WAKIL Andi Pudya Hanum Pratiwi, Dini Apriori

DEPARTEMEN EKSTERNAL KEPALA DEPARTEMEN M. Irdam Ferdiansah WAKIL Alfaridz

DEPARTEMEN KEUANGAN KEPALA DEPARTEMEN Dila Maghrifani WAKIL Ariela Samantha

DEPARTEMEN REKREASI KEPALA DEPARTEMEN Amalia Hasanah WAKIL Edi Wiraguna, Rizal Fakhtur Rohman, Krisna Hendiarto, Mafaza

DEPARTEMEN KAJIAN/SEMINAR KEPALA DEPARTEMEN Ridwan Al-Makassary WAKIL Muhammad Syukri, Michael Binsar Lubis, Abiyoso Purnomosakti, M. Saladin Islami

DEPARTEMEN MEDIA KEPALA DEPARTEMEN Tony WAKIL Hudan Studiawan

DEPARTEMEN AKADEMIK KEPALA DEPARTEMEN Prattama Santoso Utomo WAKIL Mochammad Rizal Abda

DEPARTEMEN PUBLIKASI KEPALA DEPARTEMEN Hersinta WAKIL Nindita Shafira, Abi Sofyan Ghifari, Yuli Astriani, Rino Febrian

7

Kapolri Jenderal Prof (Hon) Tito Karnavian: Hati-hati dengan Bahaya Radikalisme di Internet!

HERSINTA

Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jenderal (Pol) Muhammad Tito Karnavian, Ph.D, menegaskan bahwa media internet saat ini menjadi salah satu saluran utama untuk radikalisasi. Namun, motivasi di balik aksi terorisme masih menjadi hal yang perlu dikaji lebih dalam, terutama dari riset akademis.

Hal itu disampaikannya dalam sesi kuliah tamu atau eminent speech mengenai isu seputar pemberantasan terorisme (counter terrorism) yang bertempat di Edith Cowan University (ECU), Joondalup – Australia Barat, Selasa, 10 April 2018. Dalam durasi kurang lebih dua jam yang dimulai pada 9.40 pagi, lulusan PhD dengan predikat magna cum laude dari Nanyang Technological University (NTU) -

Singapura ini memberikan presentasi mendalam mengenai strategi kelompok jaringan teroris global serta bagaimana strategi daro pihak kepolisian Indonesia untuk melawan balik jaringan tersebut.

Sesi kuliah tamu ini dibuka oleh Associate Professor Hadrian Djajadikerta, Associate Dean Research School of Business and Law ECU, selaku penyelenggara acara. Dilanjutkan dengan sambutan dari Konsul Jenderal RI untuk Perth, Dewi Gustina Tobing. Dalam sambutannya, Dewi sangat mengapresiasi diadakannya sesi eminent speech yang diharapkan dapat memberi pemahaman lebih dalam bagi pihak Australia maupun publik mengenai penanganan terorisme di Indonesia.

WAWANCARA

8

Seusai acara yang dihadiri oleh para akademisi, mahasiswa, serta staf dari Western Australia Police Academy, AIPSSA berkesempatan untuk mewawancara Kapolri secara khusus selama kurang lebih 20 menit tentang isu penanganan terorisme di Indonesia. Berikut petikan wawancaranya.

Pak Tito, sebetulnya apa tujuan di balik serangan teroris yang terjadi di berbagai belahan dunia saat ini? “Terorisme dapat dipandang sebagai bentuk peperangan atau method of war. Tujuan dari aksi teroris adalah menciptakan dampak psikologis untuk menekan atau menurunkan kekuatan pemerintah. Kenyataannya, dalam beragam aksi serangan teroris yang terjadi di dunia seperti peristiwa 911 dan bom Bali misalnya, kelompok teroris menggunakan sumberdaya yang terbilang kecil untuk membuat serangan namun menciptakan dampak psikologis yang luarbiasa besar.”

Mengapa pemberitaan tentang serangan teroris belakangan ini kerap merujuk ke salah satu agama tertentu? “Terorisme tidak terbatas merujuk ke satu agama. Terorisme bukan Islam, demikian pula sebaliknya. Islam merupakan agama yang damai dan toleran, serta menghargai agama lain. Hanya segelintir Muslim yang menganut paham radikal atau ekstrimis, yang ‘membajak’ Islam serta menyalahgunakan atau salah menginterpretasikan ajaran Islam untuk tujuan mereka. Namun, sejak kejadian 911, serangan teroris yang terinspirasi Islam atau Islamically inspired terrorism mulai dikenal luas. Secara historis, sebetulnya jaringan teroris global sudah terbentuk sejak kurun waktu 1980-an, dengan gelombang pertama jaringan Al- Qaeda (1988) dan gelombang kedua adalah jaringan ISIS (2014). Ideologi radikal ini semakin berkembang luas ke seluruh dunia, termasuk di Indonesia. ”

Jajaran pengurus AIPSSA bersama Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Ph.D, seusai acara eminent speech di ECU, Joondalup

9

Di sesi kuliah tamu tadi, pak Tito sempat membahas soal maraknya fenomena teroris di dunia maya, di mana mereka melakukan radikalisme di internet saat ini. Bisa dijelaskan lebih lanjut tentang hal ini? Betul. Fenomena teroris di dunia maya ini bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di seluruh dunia. Itu yang disebut dengan lone wolf. Serigala biasa menyerang secara berkelompok, tapi ini sendirian. Mereka awalnya terekspos dengan paham radikal juga dari internet. Dengan segala kemudahan internet dan media sosial sekarang ini, mereka bisa mempelajari ideologi radikal dengan video-video yang memperlihatkan umat muslim menjadi target. Ini membuat kemarahan mereka bangkit dan mendorong terjadinya kekerasan dan upaya bunuh diri (istimata) dengan segala macam dasar yang diambil dari kitab-kitab suci. Konten radikal di internet ini membuat para calon teroris siber menginterpretasikan sendiri konten yang mereka cerna.

Mereka juga dapat mempelajari cara membuat bom, taktik menyerang serta cara memilih target. Akhirnya, mereka menjadi radikal dan melakukan operasi terorisme. Tidak semua berujung pada menjalankan operasi terorisme, namun pemahamannya menjadi radikal.”

Kemudian, upaya apa yang dilakukan oleh Kepolisian Republik Indonesia untuk menangani fenomena cyber terrosist ini? “Menghadapi situasi ini, yang kita lakukan adalah internet patrol. Patroli di dunia internet, bekerja sama dengan jaringan penanganan teroris di seluruh dunia, karena konteksnya global. Kita pelajari situs, chatroom mana, kemudian juga Twitter, Facebook dan Instagram yang aktif menyebarkan paham ini. Kemudian dilacak koneksinya ke mana. Jadi kita melakukan patrol sekaligus mempelajari cyber network-nya. Mereka pun memiliki istilah ‘cyber jihad’, dan dari sana kita melakukan operasi di dunia maya.

10

Apakah tindakan internet patrol tersebut tidak bertentangan dengan kebebasan individu untuk mencari dan memperoleh informasi? “Tiap orang bebas untuk memonitor satu sama lain. Internet patrol ini adalah bentuk kebebasan untuk melihat yang lain. Masyarakat bebas, polisi juga bebas untuk melihat apa yang terjadi di internet. Bedanya, setelah kita tahu ada yang menyebarkan paham radikal, kita bisa mendalami siapa dia dan jaringannya. Kita melakukan cara-cara dari yang sangat soft dengan meng-counter, men-take down, sampai dengan mendekati fisik untuk memberikan diskusi atau dialog kepada mereka. Kita juga minta bantuan kelompok-kelompok moderat yang memiliki banyak followers di media sosial untuk mengirim pesan-pesan yang menyejukkan, tentang keberagaman dan toleransi.”

Selanjutnya, strategi apa yang dilakukan setelah diperoleh informasi tentang jaringan teroris di dunia maya?

“Ada hard approach dan soft approach yang tadi saya sebutkan. Nah, yang kira-kira melanggar hukum, kita terapkan UU ITE. Kita beruntung memiliki UU ITE. Dengan adanya aturan ini, oknum yang melakukan pelanggaran hukum atau provokasi, menyebarkan ideologi radikal atau menyuruh orang melakukan terror, bisa dikenakan perintah penangkapan. Jadi penegakan hukum adalah upaya terakhir. Kita punya kemampuan investigasi, seandainya itu melanggar hukum, crossing the line, maka kita akan melakukan penegakan hukum.”

“Cyber terrorist bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.”

11

Penulis saat mewawancarai Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Ph.D, seusai acara eminent speech di ECU, Joondalup

Apakah selama ini ada kasus terkait dengan para mahasiswa yang belajar di luar negeri dan terpapar ideologi radikal? “Mungkin pada awalnya, mereka memang mau belajar dan memperdalam ilmu. Tapi kemudian ada yang bersentuhan dengan kelompok berpemahaman radikal, yang mungkin sudah intervensi atau masuk ke institusi kampus. Mengatasi kasus seperti ini kita bekerjasama dengan negara di mana ada orang Indonesia belajar. Jika mereka memiliki informasi tentang orang Indonesia yang diduga terkait jaringan radikal yang mereka monitor di sana, kita minta informasi tersebut untuk melakukan pendekatan. Kita memiliki Kementerian Luar Negeri, jejaring intelejen di luar negeri, termasuk polisi yang bekerja sebagai Liaison Officer. Mereka bisa melakukan langkah-langkah untuk menetralisir itu.

Kalau seandainya tidak berhasil, jika orang- orang ini kembali ke Indonesia, kita akan melakukan langkah proaktif pendekatan ke mereka, sambil memonitor kegiatan mereka.”

Sebagai penutup, apa saja upaya ke depannya untuk memberantas terorisme? “Selama ini Kepolisian RI telah berhasil mengurangi jumlah serangan teroris selama tiga tahun terakhir. Beberapa yang dilakukan adalah meningkatkan upaya investigasi, menambah dana pelatihan penanggulangan terorisme serta meningkatkan kerjasama dengan negara-negara lain. Ke depannya, kami juga membutuhkan kolaborasi dengan akademisi, terutama untuk riset akademis yang mengeksplorasi motif-motif apa saja yang mendorong berkembangnya terorisme di berbagai lokasi yang berbeda.”

Wawancara ini terselenggara atas kerjasama AIPSSA dengan Edith Cowan University, the School of Business and Law, yang diwakili oleh Associate Professor Hadrian Djajadikerta.

12

Tema pendidikan, perindustrian dan perempuan menjadi topik yang diangkat dalam diskusi Indonesia Insight yang digelar oleh AIPSSA pada 31 Agustus 2018. Bertempat di aula KJRI Perth, Adelaide Terrace, tiga mahasiswi doktoral dari tiga universitas di Australia Barat mempresentasikan penelitian mereka di hadapan publik pada Jumat sore di acara diskusi tahunan yang menjadi agenda tetap AIPSSA tersebut.

Tiga pemateri tersebut adalah Maria Magdalena Nimas Eki Suprawati (Murdoch University), Ni Nyoman Ayu Diantini (University of Western Australia) dan Maya Irjayanti (Curtin University). Maria Magdalena memaparkan risetnya yang mengangkat tentang tema pendidikan, bertajuk “Introducing Effort toward Challenge: Insights of Potential Role of Stories for Young Children in the Classroom.”

Pendidikan, Perempuan dan Perindustrian dalam Buah Pikir Anak Bangsa

Para pembicara diskusi Indonesia Insight berfoto bersama Ibu Dewi Gustina Tobing, Konjen RI untuk Perth, moderator dan presiden serta anggota kabinet AIPSSA 2018 (Foto: Dokumentasi AIPSSA)

INDONESIA

INSIGHT

13

Dua dari tiga pembicara, Maria Magdalena dan Ni Nyoman Ayu Diantini bergantian memaparkan risetnya, dimoderatori oleh M. Irdam Ferdiansah (Foto: Dokumentasi AIPSSA)

Selain itu, tema industri dan tata kelola perusahaan menjadi topik riset yang diangkat oleh Maya Irjayanti dan Ni Nyoman Ayu Diantini. Maya menyoroti tentang local wisdom atau kearifan lokal, yang menjadi sumber ekonomi potensial untuk mengembangkan perekonomian lokal di Indonesia. Sementara itu, Ni Nyoman Ayu Diantini (Dian), mengangkat permasalahan tentang kolusi penetapan harga pada kartel dan efeknya pada tata kelola perusahaan (corporate governance). Diskusi yang berlangsung selama dua jam ini dimoderatori oleh M. Irdam Ferdiansah serta dihadiri oleh para mahasiswa serta warga Indonesia di Perth, Australia Barat.

14

Kompetisi 3 MT AIPSSA dan Pemutaran Film Dokumenter “Pesan Sang Samudera”

AIPSSA kembali menggelar kompetisi 3 MT (three minute thesis) untuk kedua kalinya pada 28 April 2018. Bertempat di Bankwest Lecture Theatre, Building 200A, Curtin University, kompetisi 3MT kali ini diikuti oleh 12 orang peserta, para mahasiswa pasca sarjana (master dan PhD) dari kampus- kampus di Australia Barat.

Acara yang dimulai pada pukul 10 pagi ini dibuka oleh duet MC Dilla Maghfriani dan Zidnie Zakya Urbayani, dilanjutkan dengan opening speech dari Presiden AIPSSA, Ari Rakatama. Ibu Dewi Gustina Tobing selaku Konjen RI untuk Perth juga memberikan sambutannya. “Saya sangat mengapresiasi event luarbiasa

seperti kompetisi 3MT ini. Ini adalah kesempatan baik untuk mempresentasikan tesis dan disertasi anak bangsa,” tutur Ibu Dewi dalam sambutannya. Lebih lanjut, beliau mengemukakan bahwa semua peserta adalah pemenang. Ibu Dewi juga menilai bahwa semakin banyak peserta yang berkompetisi, akan semakin bagus, karena harapannya adalah riset-riset yang dilakukan ini dapat memberikan usulan dan kontribusi yang baik bagi pemerintah Indonesia.

Ari Rakatama dalam sambutannya juga menyoroti fakta bahwa AIPSSA merupakan satu-satunya organisasi non-universitas yang menjadi penyelenggara.

Event AIPSSA

15

Suasana acara Kompetisi 3MT di Bank West Lecture Theatre, Curtin University. Para supporter masing-masing peserta hadir memeriahkan acara (Foto: Dokumentasi AIPSSA)

Konsep gelaran 3MT yang pada awalnya dilakukan di tahun 2017 memang bertujuan untuk membuat kompetisi presentasi riset sepanjang tiga menit yang dapat dinikmati audiens umum, di mana para peserta ditantang untuk menerjemahkan ide dan konsep risetnya ke bahasa yang sederhana, menarik serta dapat dipahami oleh publik secara luas. Aksi seluruh peserta kompetisi 3MT AIPSSA ini dapat ditonton lewat kanal YouTube AIPSSA.

Ketua panitia kompetisi 3MT 2018, Prattama Santoso Utomo, menyambut gembira animo peserta tahun ini, yang semakin banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Penjurian berlangsung cukup sengit, karena perbedaan nilai para peserta terbilang sangat tipis,” ungkapnya. Bertindak sebagai juri pada kompetisi tahun ini adalah Dr. Gregory L. Acciaioli (University of Western Australia), Dr. Yuni Yuningsih (Curtin Business School) serta Associate Prof Hadrian G. Djajadikerta (Edith Cowan University).

Sembari menanti pengumuman detik- detik pemenang, para peserta dan hadirin menikmati pemutaran film dokumenter bertajuk “Pesan Sang Samudera: Catatan dan Harapan 10 Tahun Tsunami Aceh”. Film dokumenter ini merupakan karya Mahruza Murdani dari Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala. Film dokumenter berdurasi 20 menit ini bercerita mengenai catatan dan harapan setelah 10 tahun bencana tsunami Aceh berlalu.

Poster film screening dan sutradara Mahruza Murdani saat memberikan karyanya dalam bentuk keping DVD kepada presiden AIPSSA, Ari Rakatama

16

Sang sutradara juga berbagi cerita di balik proses kreatif pembuatan film tersebut serta pesan dalam karya visualnya tersebut. Film “Pesan Sang Samudera” juga pernah ditayangkan di beberapa universitas, seperti Kyoto University pada tahun 2015, serta Tohoku University dan event South East Asia Short Movie Festival di Universitas Gadjah Mada di tahun 2018.

Usai melewati perdebatan yang seru, para juri akhirnya memutuskan untuk memilih tiga pemenang yang akan memperoleh hadiah total uang sebesar $500. Para peserta lainnya juga menerima hadiah voucher persembahan dari sponsor. Untuk gelaran 3MT 2018 kali ini, kompetisi disponsori oleh Konsulat Jenderal RI (KJRI) untuk Perth, Bakso Warung Nenek Ade, Fujishepherd & Associates serta Garuda Indonesia.

Diskusi seru para juri dan ketua panitia ketika menentukan para pemenang. Dari kiri ke kanan: Ass. Prof. Hadrian Djajadikerta, Dr. Yuni Yuningsih, Dr. Gregory Acciaioli, Prattama Santoso (Foto: Dokumentasi AIPSSA)

Beberapa aksi peserta Kompetisi 3MT saat lomba (Foto: Dokumentasi AIPSSA)

Kategori pemenang utama diraih oleh Ilham Hadiana (John Curtin Institute of Public Policy), sementara pemenang kedua jatuh ke Kristian Agung Prasetyo (School of Business and Law, Curtin University) dan kategori People’s Choice diraih oleh Brian Pranata (School of Sciences, UWA). Para peserta lainnya yang berkesempatan memperoleh sertifikat serta voucher dari sponsor adalah Maya Irjayanti (Curtin), Tony (Curtin), Edi Wiraguna (UWA), Ridwan (UWA), Sri Riyati Sugiarto (UWA), Nurul Hidayat (UWA), M. Irdam Ferdiansah (UWA) dan Noor Syaifudin (UWA). Selamat kepada seluruh pemenang dan peserta 3MT AIPSSA 2018!

17

Pementasan tari Ratoeh Jaroe yang dibawakan oleh para anggota AIPSSA Chapter UWA (Foto: Dokumentasi AIPSSA UWA)

SEPANJANG 2018, BERBAGAI KEGIATAN TELAH DILAKSANAKAN OLEH AIPSSA UWA. BERIKUT DAFTAR DARI AKTIFITAS TERSEBUT:

1. PERKENALAN UNTUK MAHASISWA BARU 2. PEMBUATAN E-BOOK FAQ (GUIDE UNTUK MAHASISWA BARU) 3. WELCOME PARTY 4. WORKSHOP LATEX 5. TRIP TO BUSSELTON, CANAL ROCKS & MARGARET RIVER 6. PERAYAAN HARI KARTINI 7. SEMINAR PAPER PUBLICATION 101 8. KARAOKE 9. FAREWELL PARTY

10. CHIT-CHAT WITH DR ADRIAN BUDIMAN (Resident Director ACICIS) 11. CAREER PATHWAYS PANEL DISCUSSION 12. INTERNATIONAL DAY OF ENFORCED DISAPPEARANCES 13. EFFECTIVE PUBLIC SPEAKING WORKSHOP 14. TARI RATOEH JAROE AT SPRING FEAST 15. AUTHENTIC INDONESIA BALINESE RICE BOWL FOOD STALL (UWA SPRING FEAST) 16. ANNUAL GENERAL MEETING

Para pengurus AIPSSA UWA bersama Dr. Adrian Budiman dalam acara diskusi bersama (Foto: Dokumentasi AIPSSA UWA)

Kalender AIPSSA Chapter UWA

18

Penandatanganan MOU antara Garuda Indonesia dengan AIPSSA, yang diharapkan dapat memberikan benefit bagi para mahasiswa.

KELANJUTAN KOLABORASI ANTARA AIPSSA DAN GARUDA INDONESIA

Pada 4 April 2018, bertempat di kantor Garuda Indonesia di St Georges Terrace, Perth. Hadir dalam penandatanganan MOU adalah Mochamad Firman (GM Garuda Indonesia di Australia Barat), Konjen RI untuk Perth Dewi Gustina Tobing, Rahmawati (staf Konjen), presiden AIPSSA Ari Rakatama beserta para pengurus kabinet, serta perwakilan dari PPI Australia Barat.

Penendatanganan MOU kali ini adalah lanjutan dari kerjasama AIPSSA dengan Garuda Indonesia yang telah berlangsung di tahun sebelumnya.

Saat ini, Garuda Indonesia menyediakan outbound flight dari Perth ke seluruh Indonesia. Mulai 4 Mei 2018, Garuda juga menyediakan tambahan frekuensi penerbangan Perth-Jakarta sebanyak 5 kali seminggu.

“Dengan adanya kerjasama ini, kami berharap dapat meningkatkan penjualan sekaligus memberikan benefit bagi para mahasiswa anggota AIPSSA,” tutur Firman. Dengan menggunakan kartu keanggotaan AIPSSA, mahasiswa dapat memperoleh diskon hingga 20%, harga tiket promo 15% serta tambahan bagasi 10 kg, jika melakukan reservasi via kantor Garuda Indonesia di Perth (lewat telepon atau e-mail).

MOU AIPSSA- Garuda Indonesia

Workshop Tentang Perpustakaan, Belajar Angklung dan Pemilihan Presiden AIPSSA Curtin 2019

Sepanjang tahun 2018, AIPSSA Curtin menggelar beberapa acara, mulai dari agenda tahunan seperti Club Gathering bekerja sama dengan CIMSA (Curtin Indonesian Muslim Student Association), Annual General Meeting (AGM), Pemilihan Presiden AIPSSA Curtin 2019 serta workshop akademik dan seni.

Salah satunya adalah menggelar workshop "Making Full Use of Library for Postgraduate Students" dengan pembicara Aditya Nugraha, pustakawan dan mahasiswa doktoral jurusan Information Studies, School of Media, Creative Arts and Social Inquiry, Curtin University. Bertempat di Club Headquarters Curtin University, workshop yang diselenggarakan

selama 90 menit pada 19 April 2018 ini bertujuan untuk berbagi informasi tentang seluk-beluk memaksimalkan fasilitas di perpustakaan bagi para mahasiswa program master dan PhD.

Workshop lainnya yang diselenggarakan AIPSSA Curtin adalah kegiatan mempelajari alat musik tradisional Angklung. Mengundang dua instruktur dari Murdoch University, Gilang dan Nimas, acara ini diselenggarakan di lapangan terbuka Henderson Court pada 13 Oktober 2018. Para peserta yang terdiri dari para mahasiswa serta keluarga Indonesia yang tinggal di Perth, tampak antusias menikmati bagaimana memainkan alat musik dari bambu tersebut.

19

Kabar AIPSSA Chapter Curtin

20

Agenda Pemilihan Presiden AIPSSA Curtin 2019 dan Annual General Meeting (AGM) yang berlangsung pada 9 November 2018 di Building 204 Curtin University, menetapkan jajaran kabinet baru untuk periode 2019. Susunan kabinet baru untuk AIPSSA Chapter Curtin adalah: Tony (presiden), Wendy Nugroho (wakil presiden),

Para peserta workshop “Making Full Use of Library for Postgrad Students (Foto kanan, dokumentasi: AIPSSA Curtin)

Popy Yuniar (sekretaris), Rebecca Santi (bendahara), Sanyulandy Leowalu, Martha Frederika dan Randa (komite internal dan eksternal). Serah terima jabatan antara pengurus baru dan lama dilakukan pada 11 November 2018 di acara Gathering dan Farewell AIPSSA yang bertempat di Sir James Mitchell Park.

Serah terima jabatan dari Presiden AIPSSA Curtin 2018, Mochammad Rizal Abda kepada Tony selaku Presiden AIPSSA Curtin 2019, beserta jajaran pengurus lama dan baru (Dokumentasi: AIPSSA Curtin)

21

Cendranata Wibawa Ongkowijoyo: “Kecanduan” volunteering yang berbuah prestasi

osok Cendra –demikian ia disapa- sudah tak asing lagi di kalangan organisasi mahasiswa di Australia Barat. Pemilik senyum ramah ini nyaris tak pernah absen dalam acara-acara yang melibatkan organisasi mahasiswa di Perth. Selain itu, mahasiswa yang sedang mendalami studi spesialis konservasi gigi ini juga aktif terlibat dalam berbagai aktivitas relawan (volunteering) sambil merampungkan studi master-nya di jurusan Dental Public and Primary Health di University of Western Australia (UWA).

Dalam setahun belakangan ini, Cendera dianugerahi berbagai penghargaan atas keaktifan dan prestasinya di beragam organisasi di Australia Barat, salah satunya adalah penghargaan bergengsi WA International Student of the Year Award. Bagaimana pengalaman pria yang gemar berorganisasi ini dalam membagi waktu antara studi dan melakukan segudang kegiatan relawan yang digelutinya? Berikut adalah wawancara dengan Cendra, tepat sehari setelah ia diwisuda di kampusnya.

Selama dua tahun belakangan ini kesibukan apa saja yang dilakukan Cendra? Jurusan Master of Dental Public and Primary Health yang saya ambil adalah campuran antara coursework dan research. Kami belajar tentang sistem kesehatan gigi di sebuah negara, prinsip kesehatan gigi dalam skala populasi, sistem asuransi, sistem pengelolaan dan keuangan, distribusi tenaga kerja, kurikulum pendidikan, riset, dan sebagainya. Intinya, kami belajar segala aspek kedokteran gigi selain aspek biologis dan klinisnya. Menariknya, course ini sengaja didesain oleh koordinatornya agar minim stres. Tidak begitu banyak beban ujian dan tugas yang diberikan, sehingga saya bisa punya lebih banyak waktu luang untuk ikut kegiatan- kegiatan lain.

WAWANCARA

S

22

Untuk kegiatan non akademik, saya ikut beragam kegiatan. Diantaranya adalah tim barongsai (lion dance) lokal Chinese Community Centre, bergabung dengan AIPSSA UWA pada 2017 dan menjadi presiden di 2018. Selain itu saya ikut dalam kepengurusan AIPSSA pusat di 2017 dan 2018, menjadi ordinary executive committee di Australia Indonesia Youth Association (AIYA), ikut kepanitiaan MultiCultural Week (MCW) di event Spring Feast UWA, dan menjadi volunteer menanam bibit tanaman native Australia bersama Swan Estuary Reserve Action Group (SERAG). Selama tiga semester saya jadi mentor mahasiswa baru di bawah program UWA Unimentor, membantu guru renang mengajari para refugee bersama Swim for Refugees, dan menjadi asisten di kegiatan monthly dental clinic oleh Tzu Chi International Medical Association. Di sini kami memberikan perawatan gigi gratis untuk para refugee dan homeless people. Sesekali saya juga ikut membantu organisasi swasta Seeds of Hope bersama warga Australia keturunan Indonesia (bu Ade Scaf) untuk membagikan makanan gratis kepada homeless people di kota Perth. Saya juga menjadi member di beberapa club di UWA seperti Indoss, Vietnamese student club, People for Animal Welfare, Students for Refugees, dan lain-lain.

Saya juga aktif mengikuti public lectures di dalam maupun di luar UWA, serta event dan seminar kedokteran gigi di Perth, dan menjadi anggota Australian Dental Association. Selain itu, saya bekerja part time sebagai UWA Unibuddy, di mana kami membantu tim marketing UWA untuk menjawab pertanyaan dari calon mahasiswa UWA.

Sebetulnya apa yang ingin diperoleh dengan melakukan beragam aktivitas tersebut? Awalnya saya kepingin memperlancar bahasa Inggris karena kemampuan bahasa Inggris saya jelek. Kemudian ingin menambah teman, lalu ada rasa penasaran, juga, selain itu kepingin dapat makan gratis! Tapi setelah ikut volunteering bersama SERAG dan MCW, saya belajar bagaimana orang Australia bekerja dan berkoordinasi, termasuk bagaimana mengadakan event besar dengan fun dan minim stres.

23

Saat menjadi relawan, saya melihat motivasi dan prinsip volunteering yang membuat saya tumbuh jadi lebih positif. Sejak itu, saya mulai addicted untuk ikut bermacam organisasi demi bertemu orang-orang berbeda dan memperoleh pengalaman baru.

Pendeknya, dengan aktif di berbagai organisasi, saya dapat memperluas jejaring. Saya juga berharap dapat menunjukkan bahwa sebagai orang Indonesia di Australia, dengan segala keterbatasan bahasa dan sumber daya, saya memiliki perhatian dan kepedulian dengan sesama manusia, meski berasal dari budaya dan latarbelakang berbeda.

Di tahun 2018, Cendra mendapat beragam penghargaan, diantaranya WA International Student of the Year Award, Club President of the Year, dan lain sebagainya.

Saat memperoleh penghargaan Golden Key International Honor Society, Oktober 2018. (Dokumentasi pribadi)

Ini prestasi yang luarbiasa dan membanggakan buat mahasiswa Indonesia. Bagaimana ceritanya bisa memperoleh penghargaan ini? Terima kasih. Singkat cerita, di 2018 international student officer UWA merekomendasikan saya untuk ikut kompetisi WA International Student of the Year dari Council of International Students in Western Australia (CISWA). Di 2017 saya sudah tahu kompetisi ini, tapi tak terbayang untuk ikut, berhubung kemampuan bahasa Inggris saja kurang oke. Setelah direkomendasikan, saya nekat mencoba. Pendaftaran dilakukan online, dengan melampirkan transkrip akademik, membuat short essay tentang kegiatan yang dilakukan, kepemimpinan yang dijalani, maupun kontribusi terhadap masyarakat. Selain itu saya harus mencari 2 orang referee dan 1 orang nominee.

Sangat mengejutkan ketika tahu saya bisa masuk short list (3 finalis dari para pendaftar di seluruh WA). Seleksi tahap berikutnya adalah wawancara. Dalam wawancara tersebut yang ingin dikonfirmasi adalah apa kontribusi finalis terhadap masyarakat lokal Australia dan bagaimana kontribusi tersebut dapat mendukung better interaction within the community. Pengumuman pemenang diadakan pada acara CISWA annual winter conference di 5 Juli 2018. Tak disangka setelah mendapat award tersebut, di bulan Agustus saya diberi penghargaan sebagai Postgraduate Mentor of the Year 2018 dari UWA Unimentor.

24

Di tahun yang sama saya juga mendapat undangan dari Golden Key International Honor Society untuk menjadi member. Bisa dibilang, dari 5 Juli sampai Oktober saya banyak memperoleh keberuntungan dengan dianugerahi beberapa penghargaan tersebut.

Dengan banyaknya kegiatan tersebut, bagaimana tips menyeimbangkan studi dengan aktivitas volunteering? Sebetulnya tak ada tips khusus karena course saya tidak terlalu demanding, Para supervisor saya juga sangat baik dan selalu supportif. Mungkin yang bisa membuat saya punya banyak waktu luang adalah karena status saya yang masih single, jadi tak banyak urusan keluarga di Indonesia yang harus saya urus. Saya juga sedikit sekali menggunakan waktu untuk hiburan, belanja, hobi, dan sebagainya. Mungkin karena situasi studi saya minim stress.

Oya, selamat juga atas kelulusan program master-nya! Sekembalinya ke Indonesia, kira-kira apa rencana selanjutnya? Terima kasih! Sepulang ke Surabaya, saya harus melanjutkan studi saya. Kebetulan saya sedang cuti dari studi spesialis konservasi gigi di Universitas Airlangga, dan tersisa 1,5 tahun bagi saya untuk menyelesaikannya. Sementara ini, saya akan coba menggunakan ilmu yang sudah saya peroleh selama di Perth untuk rekan- rekan di fakultas kedokteran gigi, serta para mahasiswa yang saya supervisi di rumah sakit gigi dan mulut UNAIR, dari segi ilmu dan clinical skills. Saya berambisi untuk memberikan sesuatu yang bermakna kepada kolega dan mahasiswa saya, agar mereka dapat memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk melayani pasien mereka kelak di seluruh Indonesia. Selain itu saya ingin connect dengan dokter gigi dengan spesialisasi public health dan melihat apa yang dapat kami kerjakan.

Bersama keluarga tercinta ketika diwisuda pada bulan Desember 2018. (Dokumentasi pribadi)

25

Dialog Kebangsaan

PENTINGNYA MERAJUT KEBHINEKAAN DAN REFORMASI BIROKRASI DALAM MEMBANGUN BANGSA

Pembicara dan peserta Dialog Kebangsaan XII berfoto bersama usai acara diskusi. (Dokumentasi: AIPSSA)

ebagai agenda pembuka dan penutup tahun, AIPSSA menggelar dua event dialog kebangsaan. Mengawali tahun kabinet 2018, pada 22 Maret 2018 diadakan Dialog Kebangsaan Seri XI yang mengangkat topik bertajuk “Merajut Kebhinekaan dalam Bingkai NKRI”. Diskusi ini berlangsung di ruang G 16, Robert Street Lecture Theatre, University of Western Australia (UWA).

Hadir sebagai pembicara adalah Dr. Kartini Sjahrir, antropolog dari UI dan lulusan

Boston University, AS. Beliau juga merupakan perempuan pertama yang ditunjuk sebagai Duta Besar RI untuk Argentina dan Amerika Latin di tahun 2010. Pembicara kedua adalah Ridwan Al-Makassary, kandidat PhD dari UWA yang aktif menulis mengenai tema perdamaian dan religi, serta merupakan sosok pegiat perdamaian di Papua. Hadir sebagai pembicara ketiga adalah Satrya Wibawa, kandidat PhD dari Curtin University yang mengangkat topik

S

26

Dr. Kartini Sjahrir membawakan topik mengenai budaya Indonesia, semangat kebhinekaan serta toleransi di masyarakat Indonesia (Dokumentasi: AIPSSA)

mengenai film dan identitas nasional. Ketiga pembicara menghadirkan diskusi yang menarik selama kurang lebih dua jam, dari pukul 7 hingga 9 malam. Tema “Merajut Kebhinekaan” merupakan topik yang hangat dan aktual dalam meningkatkan persatuan serta memahami perbedaan antara masing-masing kelompok budaya yang sangat beragam di Indonesia.

Sebagai acara penutup di penghujung tahun kabinet 2018, satu diskusi Dialog Kebangsaan kembali digelar. Kali ini tema yang diangkat adalah “Pentingnya Reformasi Birokrasi dalam Mencapai Cita-Cita Pembangunan Bangsa” dengan pembicara Rini Widyantini, Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Diskusi dilakukan di Bayliss Lecture Theatre, UWA, pada 27 November 2018.

Ibu Rini Widyantini, Deputi Kemenpan dan Reformasi Birokrasi, saat menyampaikan diskusi pada Dialog Kebangsaan XII (Dokumentasi: AIPSSA)

27

Meet & Greet AIPSSA x KJRI, Kings Park, 24 Maret 2018, Foto: Dokumentasi AIPSSA

SELAMA SEMESTER I DAN II (JANUARI – DESEMBER 2018), BERBAGAI KEGIATAN TELAH DILAKSANAKAN OLEH AIPSSA. BERIKUT DAFTAR DARI AKTIFITAS TERSEBUT:

MEETING KABINET AIPSSA 2018 DENGAN KJRI DAN MOU DENGAN GARUDA INDONESIA Jajaran pengurus kabinet AIPSSA 2018 melakukan silaturahmi dan meeting dengan Konjen RI untuk Perth, 13 Maret 2018. AIPSSA juga menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Garuda Indonesia, 4 April 2018, St. Georges Terrace

DIALOG KEBANGSAAN SERI XI Menghadirkan tema ‘Merajut Kebhinekaan dalam Bingkai NKRI’ bersama Dr. Kartini Sjahrir, Satrya Wibawa (kandidat Ph.D dari Curtin University) dan Ridwan Al- Makassary (kandidat Ph.D. dari University of Western Australia), 22 Maret 2018, University of Western Australia

MEET & GREET AIPSSA X KJRI Acara penyambutan anggota baru AIPSSA sekaligus pengenalan kabinet baru dengan Konjen RI untuk Perth beserta staf, 24 Maret 2018, Variety Place, Kings Park.

3MT COMPETITION & PEMUTARAN FILM DOKUMENTER ‘PESAN SANG SAMUDERA’ Gelaran kompetisi Three Minutes Thesis Competition serta diskusi dan pemutaran film dokumenter ‘Pesan Sang Samudera’, 28 April 2018, Bankwest Lecture Theatre, Building 200A Curtin University.

KALENDER AIPSSA

28

Para peserta ITB Lightning Talk Vol. 13 pada 23 Juni 2018. Dokumentasi : Budiman & Sanny, www.perthportrait.com

KOLABORASI DI ITB LIGHTNING TALK 13 AIPSSA berkolaborasi dengan ITB ’98 menghadirkan dua pemenang AIPSSA 3MT Competition 2018, Ilham Hadiana dan Brian Arieska sebagai 2 dari 8 pembicara yang melakukan presentasi di event tersebut, 23 Juni 2018, CGSB Curtin Graduate School Of Business, Murray Street

INDONESIA INSIGHT Diskusi Indonesia Insight menghadirkan tema ‘Pendidikan, Perempuan dan Perindustrian dalam Buah Pikir Anak Bangsa”, 31 Agustus 2018, KJRI Perth, Adelaide Terrace

ISPE INTERNATIONAL PROGRAM-AIPSSA DISCUSSION SERIES AIPSSA melakukan kolaborasi dengan INDEF School of Political Economy (ISPE) dalam diskusi interaktif satu hari. Menghadirkan para pembicara dari sektor industri, politik serta tokoh bisnis dari HIPMI serta akademisi, 14 November 2018, University of Western Australia

CHIPS AND CONVOS: A SPEED NETWORKING EVENT Kolaborasi dengan PPIA WA dan Fuji Shepherd & Associates, menyelenggarakan diskusi tentang ekonomi dan politik dengan akademisi serta pebisnis Indonesia, 15 November 2018, Burger Edge, Waterford Plaza

29

DIALOG KEBANGSAAN SERI XII Menghadirkan tema Reformasi Birokrasi dengan pembicara Rini Widyantini, Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana, Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 27 November 2018, University of Western Australia

END OF YEAR GATHERING & PELANTIKAN PRESIDEN AIPSSA 2019 Pertemuan akhir tahun anggota kabinet AIPSSA 2018 dan pelantikan presiden AIPSSA untuk masa jabatan 2019, 7 Desember 2018, University of Western Australia

SELAMAT KEPADA PRESIDEN TERPILIH Semoga sukses dan selamat menjalankan tugas untuk presiden terpilih Ridwan Al- Makassary serta wakil presiden Abiyoso Purnomosakti yang akan melanjutkan kepemimpinan kabinet AIPSSA 2019.

UCAPAN SELAMAT Ucapan selamat atas kelulusan studi pengurus AIPSSA: Agung Mahesa (UWA), Abi S. Ghifari (UWA), A. Pudya Hanum (UWA), Ari Rakatama (UWA), Cendranata Wibawa (UWA), Krisna Hendiarto (UWA), Prattama Santoso (UWA), dan M. Rizal Abda (Curtin), Desember 2018, Perth

PENERBITAN NEWSLETTER Penerbitan Newsletter Volume 8/2018. Desember 2018

Serah terima jabatan dari kabinet 2018 ke kabinet 2019, diwakili oleh Presiden 2018 Ari Rakatama dan wakil presiden baru 2019 Abiyoso Purnomosakti (Dokumentasi AIPSSA)

30

UWA 2018 Graduates (Dokumentasi Cendranata)

GRADUATES | 2018

CURTIN ANGGRI HERVANI (Master) ANISSA DEFRIANA (Master) ERICSON E.M (Master) ERINE EUNIKE SORONGA (Master) FRANSISKA HERNINA PUSPITASARI (Master) HENDRA FEBRIAWAN (Master) KEVIN (Master) KRISTIAN AGUNG PRASETYO (Doktoral) KRISTIAN WIJAYA (Master) M. RIZAL ABDA (Master) M. FIRDAUS (Master)

MURDOCH AMALIA KUSUMA WARDINI (Doktoral) BAIQ NURUL HIDAYAH (Doktoral) FARIS AL-FADHAT (Doktoral) LUCAS BENU (Master) RENDRO DHANI (Doktoral) RIZKI PRAFITRI (Doktoral) SAESARIO LAKSAMANA PUTRA (Master) SAIT ABDULLAH (Doktoral)

UWA ABI S. GHIFARI (Master) AGUNG MAHESA D. (Doktoral) A. PUDYA H. PRATIWI (Master) ARI RAKATAMA (Doktoral) BONDAR PRIANDONO (Master) CENDRANATA WIBAWA O. (Master) DERIK AQUARY (Master) DOUVAL NATSIR (Master) EDDY NOBEG (Master) EZMIERALDA MELISSA (Doktoral) FAJRI NATHANIEL (Master) HENDRIX SETYAWAN (Doktoral) HENY RIANAWATI (Master) HUSEIN RIFAI (Master) KRISNA HENDIARTO (Master) MAYANG SUNYOTO (Doktoral) MARHAMI FAHRIANI (Master) NOOR SYAIFUDDIN (Doktoral) OKI HIDAYAT (Master) PRATTAMA S. UTOMO (Master) RELIANA L. TORUAN (Doktoral) RIZAL F. ROHMAN (Master) SIU WEI (Master) ZIDNIE D. URBAYANI (Master)

31

…K…ata…Me…re…ka…

EZMIERALDA MELISSA, The University of Western Australia

Saya dan keluarga datang ke Perth pada bulan Juli 2014. Banyak sekali kenangan indah selama 4.5 tahun di kota ini, rasanya sekarang Perth sudah terasa seperti rumah kedua bagi kami.

Kami tinggal di seputaran kampus utama Universitas (UWA) di daerah Crawley. Pemandangan di sekitar kampus yang indah, fasilitas yang lengkap, dan lingkungan kampus yang nyaman memberikan kesan mendalam selama tinggal di Perth. Bukan saja hal tersebut mendukung proses belajar saya sebagai mahasiswa S3, tetapi anak-anak pun dapat mengikuti berbagai kegiatan dan acara yang disediakan kampus, atau bermain dengan aman di lingkungan kampus yang sangat asri. Pengalaman belajar di UWA sendiri juga sangat berharga. Terus terang, studi S3 adalah pengalaman belajar paling menantang yang pernah saya alami dalam hidup. Bukan saja tuntutan penelitian yang membutuhkan kemandirian dan kegigihan, tapi juga pentingnya menjaga motivasi di tengah tuntutan lain sebagai seorang ibu dan istri. Namun dukungan dari para supervisor sungguh luar biasa. Kedua supervisor saya selalu meluangkan waktu untuk berdiskusi dan mencari jalan keluar dari masalah-masalah yang saya alami. Saya pikir membina hubungan yang baik dengan para supervisor merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan studi S3 pada khususnya.

Hal lain yang membuat kami sangat betah di Perth adalah rasa kekeluargaan yang terbangun dengan sesama mahasiswa Indonesia. Di UWA, kami memiliki komunitas yang diberi nama Warneds, yang merupakan kependekan dari Warga Nedlands. Keakraban yang terjalin dalam komunitas ini adalah sesuatu yang sangat berarti bagi saya. Sebagai seorang mahasiswa dan ibu dari dua orang anak, keberadaan komunitas ini sangat membantu saya. Kami saling berbagi dalam suka dan duka, memberikan informasi, saling menitip anak-anak, kumpul bersama, pinjam meminjamkan. Pokoknya terasa seperti sedang tinggal di dalam kampung kecil yang sangat guyub. Sungguh saya tidak akan mampu menyelesaikan kuliah S3 saya tanpa kemurahan hati dan kebaikan dari teman-teman di komunitas ini pada khususnya.

Sungguh di antara segala tantangan yang kami hadapi selama berada di Perth, datang ke Perth merupakan salah satu keputusan terbaik dalam hidup saya. Semoga di masa datang kami dapat berkunjung ke kota yang selalu bikin kami kangen untuk kembali ini.

KESAN

32

K…a…ta…M…er…ek…a FRANSISKA HERNINA PUSPITASARI (NENE) Curtin University

Perth itu ngangenin, apalagi Curtin, ngangenin banget!

Pertama kali, ketika saya mencari universitas tujuan di Australia, hanya Curtin University-lah yang mempunyai jurusan yang sangat saya inginkan, yakni Industrial Engineering yang lebih fokus pada area Supply Chain Management jika dilihat dari sisi tekniknya.

Ketika berhasil mendapat beasiswa LPDP dan diterima di Curtin, komentar yang paling sering saya dengar adalah: “Curtin di Perth? Duh, Perth sepi banget lho, bakal bosen!” Saya pun mulai khawatir karena takut kesepian tinggal di Perth, apalagi ini pertama kali saya merantau jauh dari kampung halaman. Namun, ternyata itu salah besar!

Perth memang kota yang sepi, tidak padat penduduk, dan jarang ada event-event “uh wow”- berbeda dengan Melbourne atau Sydney. Pusat perbelanjaan juga biasa-biasa saja. Mall-mall di Perth tidak se-wah seperti di Indonesia, sederhana deh! Namun, justru itu hal yang bikin saya betah studi di Perth. Akan tetapi, jangan salah, Perth punya banyak pantai yang aduhai, salah satu tempat sempurna untuk istirahat sejenak dari tugas-tugas kampus dan hang out bareng teman-teman.

Saya semakin betah setelah satu semester perkuliahan berjalan. Saya mulai memahami pola belajar yang mesti saya lakukan. Dosen-dosen juga sangat welcome dengan para mahasiswanya. Saya juga mulai mejalin persahabatan baik dengan teman-teman asing maupun Indonesia. Saya mulai aktif berorganisasi di perhimpunan postgraduate Indonesia di Perth dan bergabung di Curtin Volunteers. Suasana kampus yang begitu ‘anak muda’ banget menambah rasa betah saya untuk studi di sini (anyway, banyak spot yang instagrammable di sini!).

Pengalaman saya yang paling berkesan sepanjang dua tahun saya studi master di Perth adalah ketika saya bergabung beberapa proyek volunteering dari Curtin Volunteers. Kami belum pernah bertemu sebelumnya. Kami hanya bertemu saat hari-H saja. Anehnya, kami tetap bisa bekerja sebagai tim dengan baik dan akrab satu sama lain. Kami juga mengobrol, berbagi cerita dengan beberapa para pemilik dan pekerja yang berada di tempat volunteering kami. Banyak pelajaran yang saya dapatkan dari kegiatan ini, plus rasa puas dan senang bisa ikut membantu meringankan beban pekerjaan mereka tentunya.

Dua tahun ternyata terasa cepat bagi saya. Sekembali ke tanah air, saya masih kangen dengan Perth, bahkan sampai sekarang! Hopefully, saya bisa kembali lagi ke sana ya.

KESAN

Fasilitas diskon bagi anggota AIPSSA yang saat ini sudah terjalin adalah sebagai berikut:

• Setiap anggota AIPSSA berhak mendapatkan fasilitas diskon tiket dari maskapai Garuda Indonesia. Diskon tersebut diberikan sebesar: 20% dari harga kelas ekonomi; 15% dari harga promosi kelas ekonomi. Diskon tersebut termasuk bagasi sebesar 40 kg.

• Diskon belanja di Restoran Bintang Cafe sebesar 5% dengan belanja minimum sebesar AUD $20. Alamat Restoran Bintang Cafe : U11/910 Albany Highway East Victoria Park, WA

• Diskon belanja di Restoran Batavia Corner (Soto Ambengan) sebesar 10% dengan belanja minimum sebesar AUD $15. Alamat Restoran Batavia Corner (Soto Ambengan): Shop 3, 912 Albany Highway East Victoria Park, WA

• Diskon belanja di Restoran Burger Edge Waterford sebesar 10% dengan belanja minimum sebesar AUD $10. Alamat Restoran Burger Edge Waterford: Waterford Plaza, Cnr Kent Street dan Manning Road, Karawara, WA

• Diskon belanja sebesar 15% di Warung Kedai, Alamat: Shop 15 366 Albany Highway, Victoria Park WA

• [BARU] Diskon berikut di Restauran Kampoeng Tasik, Alamat: 63 Aberdeen St., Northbridge, WA 6003 o Discount (potongan harga) untuk pembelian lunch package sebesar 15% o Discount untuk pembelian dinner package sebesar 20% (minimum pembelian $100) o Discount (potongan harga) untuk pembelian menu lain sebesar 10% o Promo paket makan siang selama 6 hari (Selasa-Minggu) seharga $50/orang; take away dan

diantar ke rumah pemesan (pemesanan minimum berlaku). • [BARU] Diskon untuk pengiriman barang melalui Kargoroo (dengan menunjukkan kartu AIPSSA

dan kartu mahasiswa yang masih berlaku): o Diskon 10 cent/kg untuk pengiriman di atas 1.000 kg (Jalur Udara) o Diskon $25 per kubik meter untuk pengiriman di atas 10 kubik meter (Jalur Laut)* o Diskon $150 untuk pengiriman per kontainer (Full Container Load) untuk Jalur Laut

Semua fasilitas diskon tersebut berlaku dengan syarat menunjukan kartu anggota AIPSSA pada saat melakukan transaksi.

………………………………………

33

Promo dan diskon untuk anggota AIPSSA

34

Networking & Partnership

35

http://www.aipssa.org