UPDATE NURSING CARE PROCESS For PRE ECLAMSIA · 2019. 8. 7. · Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b.d...
Transcript of UPDATE NURSING CARE PROCESS For PRE ECLAMSIA · 2019. 8. 7. · Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b.d...
UPDATE NURSING CARE PROCESS
For PRE ECLAMSIA
Dewi Andriani
PROFIL KESEHATAN PROV. JATIM 2018
JANGAN mengangap
preeklamsia : RINGAN
Preeklamsia dan preeklamsia berat
Diagnosis preeklamsia
tidak tergantung pada proteinuria
P e n g e r t i a n
1
• Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanitahamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema danprotein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuleratau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya munculsetelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih. (Nanda, 2012)
2• Eklampsia dalam bahasa Yunani berarti “Halilintar” karena
serangan kejang-kejang timbul tiba-tiba seperti petir. (Sinopsis obstetric )
3
• Eklamsia adalah Penyakit akut dengan kejang dan coma padawanita hamil dan dalam nifas dengan hipertensi, oedema danproteinuria ( Sulaeman Sastrowinata).
1. Eklampsia gravidarum
a. kejadian 150 % sampai 60 %
b. serangan terjadi dalam keadaan hamil.
2. Eklampsia parturientum
a. Kejadian sekitar 30 % sampai 35 %
b. Saat sedang inpartu
c. Batas dengan eklampsia gravidarum sukar
ditentukan terutama saat mulai inpartu.
3. Eklampsia puerperium
a. Kejadian jarang.
b. Terjadinya serangan kejang atau koma
setelah persalinan berakhir
Klasifikasi
• a.Tekanan darah 140/90 mmHg ( Diastolik ↑≥15 mmHg dan ↑sistolik ≥30 mmHg b. Edema dikaki, jari tangan, dan mukac. Kenaikan berat 1 kg/mgg.
• d. Proteinuria kwantitatif 0,3 gr/L
1. Preeklampsia Ringan
• a. Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg .
• b. Proteinuria ≥ 5 gr per liter. c. Oliguria, urin ≤ 500 cc / 24 jam
• d. Adanya gangguan serebral, gangguanvisus, dan rasa nyeri pada epigastrium.
• e. Terdapat edema paru dan sianosis.
• d. Dapat timbul sesak nafas e. sianosis pada ujung jari & kuku.
2. Preeklampsia Berat
Klasifikasi preeklampsia
Etiologi
Etiologi dan patogenesis belum diketahui pasti.
Zweifel : preeklampsia dan eklampsia sebagai “the disease of
theory”.
predisposisi :
Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan
ganda,hidramnion, dan mola hidatidosa.
Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan.
Dapat terjadinya perbaikan keadaan kliem dengan
kematian janin dalam uterus.
Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan
koma.
Ischaemia uterus
Ischaemia plasenta
Dampak
TANDA DAN GEJALA
Manifestasi Eklamsi
Tanda – tanda :
• Terjadi pada kehamilan20 mgg atau lebih.
• Terjadi tanda – tandapreeklamsi (hipertensi, edema, proteinuria, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, nyeriulu hati, kegeliasaanatau hiperfleksi).
Gejala :
• Kejang atau koma.
• Kadang – kadangdisertai ganguan fungsiorgan.
Komplikasi
• Eklampsia
• Solusio plasenta
• Pendarahan subkapsula hepar
• Kelainan pembekuan darah ( DIC )
• Ablasio retina
• Gagal jantung hingga syok dan kematian
Pada Ibu
• Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
• Prematur
• Asfiksia neonatorum
• Kematian dalam uterus
• Peningkatan angka kematian dankesakitan perinatal
Pada Janin
Tergantung derajat
preeklampsi :
PENANGANAN PRE EKLAMSI
PENANGANAN PREEKLAMSI
GAMBARAN UMUM PENANGAN
PREEKLAMSI
PER
• a. Istirahat ditempat tidur bisa Rajal
• b. Pemberiaan luminal 1 – 2x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur.
• c. Diet rendah garam
• d. Bila TD tidak turun dirawat dan diberi obat anti hipertensi.
• e. Bila rawat inap, menetap /memburuk kehamilandapat diakhiri pada usiakehamilan 37 minggu
• Persalinan dalam PER dapat dilakukan spt atau dengan bantuan ekstraksi
PEB
• a. Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan bersamadengan pengobatan medistinal kehamilan >36 mgg.
• b.Aktif berarti : kehamilan diakhiri/diterminasi bersamadengan pengobatan medisinal.
PENATALAKSANAAN
Sindroma
HELLP.
• Kegagalan konservatif > 6 jam tidak terlihat tanda-tanda perbaikan penyakitEklamsi
• Secara prinsip kehamilan dengan eklamsia harus segeradilakukan terminasi (diakhiri)perawatan/pengobatan: stabilisasi kondisi klien dalam rangka terminasi kehamilan.
EKLAM
SI
• a. Penderita eklamsi harus dirawat
• b. Saat membawa ibu kerumah sakit, berikan penenang
• untuk mencegah kejang – kejang
• c. Tujuan perwatan di RS menghentikan konvulsi,
• Mengurangi vasospasmus,
• Meningkatkan diuresis
GAWAT JANIN
• Informasi pada paasien dan keluarga
• Penentuan tempat Rujukan
• Informasin Calon tempat rujukan
PRA Rujukan
• Stabilitas Pra Rujukan
• Transportasi cepat, tepat danpendampinga
RUJUKAN
• Rujukan balik
• Pencatatan dan pelaporan
PASCA Rujukan
1.Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
2.Mencapai dan mempertahankan tekanan darah normal
3.Mencegah dan mengurangi retensi garam atau air
4.Mencapai keseimbangan nitrogen
5.Menjaga agar penambahan BB tdk melebih normal
6.Mengurangi /mencegah timbulnya faktor resiko lain atau enyakit baru pada
saat kehamilanatau setelah melahirkan
1.Energi & semua zat gizi cukup.Dalam keadaan berat : Porsi kecil sering sesuai
kemampuan klienPe+ energi ≠> 300Kkal dari makanan atau diet sebelum hamil.
2.Garam rendah sesuai retensi garam atau air yg dialamiPenambahan BB iusahakan
<3 kg/bulan atau <1 Kg/minggu.
3.Protein tinggi (1½ 2 g/kg berat badan).
4.Lemak sedang,berupa lemak tdk jenuh tunggal &lemak tdk jenuh ganda.
5.Vitamin cukup; vit C & B6 diberikan sedikit lbh tinggi.
6.Mineral cukup terutama kalsium dan kalium.
7.Bentuk makanan disesuaikan dg kemampuan pasien.
8.Cairan 2500 ml /hariPada oliguria, cairan dibatasi dan disesuaikan balans cairan
Tujuan
Diet
Syarat
Diet
DIET PREEKLAMSI
1.PENGKAJIAN
a.Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit hipertensi sebelum hamil
Riwayat preeklampsia pada kehamilan terdahulu
Ibu dengan obesitas menimbulkan tekanan lebih besar di
dalam janin
Riwayat penyakit DM,ginjal kronis
Kehamilan ≥ di usia lebih dari 35 tahun meningkatkan resiko
eklampsia
Kehamilan usia < 20 tahun juga meningkatkan resiko
Kurang gizi
Riwayat keluargaRiwayat genetik dari keluarga
Asuhan Keperawatan Preeklamsi
Data Subyektif
b. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan sakit kepala di daerah frontal
Nyeri nyeri epigastrium
Gangguan virus, penglihatan kabur, skotoma, dan diplopia
Mual dan muntah, tidak ada nafsu makan
Gangguan cerebral lainnya, refleks tinggi/ lemah
Edema pada ekstremitas
Tengkuk terasa berat
Kenaikan BB mencapai 1 kg seminggu
c. Riwayat kehamilan : Gemelli , riwayat hamilan dgn PE /
eklampsia
d. Pola nutrisi : Jenis makanan yang dikonsumsi.
e. Psiko sosial spiritual : Emosi tidak stabil Kecemasan
a. Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam 24 jam.
b. Palpasi : TFU, letak janin, lokasi edema.
c. Auskultasi : mendengarkan DJJ.
d. Perkusi : refleks patella syarat pemberian SM
(jika refleks +)
e. Pemeriksaan penunjang : TTV, Laboratorium, BB, USG,
NST
Data Obyektif
Diagnosis keperawatan
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu b.d penurunan fungsi
organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah)
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin b.d
perubahan pada plasenta
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b.d kontraksi uterus dan
pembukaan jalan lahir.
Gangguan psikologis ( cemas ) b.d koping yang tidak efektif
terhadap proses persalinan.
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d HCL meningkat peristaltic turun.
1.Gangguan Perfusi Jaringan b/dpenurunan Kardiak
Out Put SekunderTerhadapVasopasmePembuluh Darah
KelebihanVolum Cairan b/d Peningkatan Retensi
Urine Dan Edema Berkaitan Dengan Hipertensi Pada
Kehamilan
1. Gangguan Perfusi Jaringan b/d penurunan Kardiak
Out Put akibat Vasopasme Pembuluh Darah
3.INTERVENSI
Kemungkinan Etiologi:
(Terkait)/ berhubungan dengan
1. Vospasme arteri / penyempitan pembuluh darah
2. Menurunkan kadar prostaglandinSensitivitas toangiotensin II
3. Perf Perfusi glomerulus yang berpasangan
4. PerfMenurunkan perfusi komputeroplasental
5. Beban jantung meningkat
6. Damage Kerusakan pembuluh darah
7. Damage Kerusakan sel darah merah
8. Perubahan fungsi hati dalam beberapa kasus
9. Sensitivity Kepekaan yang tidak biasa terhadap kehilangan darah mungkin
karena kebocoran komponen darah ke ruang ekstravaskularis.
Intervensi Rasional
1. Monitor perubahan tiba-tiba atau gg mental
kontinu (cemas bingung, letargi, pingsan )
2. Obsevasi adanya pucat, sianosis, perfusi
dingin/ lembab, catat kekuatan nadi perifer
3. Pantau tanda Homan ( nyeri pada betis
dengan posisi dorsofleksi ) eritema, edema
4. Anjurkan latihan kaki aktif / pasif
5.Pantau pernafasan
6.Pantau fungsi GI, catat anoreksia, pe↓bising
usus,muntah/mual,distensi abdomen,kontipasi
7.Pantau masukan dan perubahan keluaran
1. Deteksi dini penurunan suplay O2 ke otak
2. Deteksi penurunan sirkulasi ke perifer
3. Mengetahui adanya tanda trombosis
4. Guna melancarkan sirkulasi
5. Mengetahui adanya hypoxia
6. Mengetahui perubahan fungsi GIT
7. Deteksi pemenuhan kebutuhan cairan
tubuh
Tujuan : Perfusi jaringan otak adekuat danTercapai secara optimal.
Kriteria :Systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan.
Menunjukkan fungsi sesori motori kranial yang utuh
Tingkat kesadaran membaik, tidak adagerakan involunter
2. Resti foetal distress pada janin b.d
perubahan pada plasenta
INTERVENSI
Intervensi Rasional
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
2. Observasi tentang pertumbuhan janin
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio
plasenta (nyeri perut, perdarahan,
Uterus tegang, aktifitas janin turun)
4. Monitor respon janin pada ibu yg
diberi SM
5. Kolaborasi dengan medis dalam
pemeriksaan USG dan NST
1. ↑ DJJ indikasi hipoxia, prematur dan
solusio plasenta
2.↓ fungsi plasenta diakibatkan HT
IUGR
3.Ibu mengetahui tanda gejala solutio plasenta
dan dampak hipoxia bagi janin
4. - Terapi dapat menurunkan RR janin dan
fungsi jantung serta aktifitas janin
- Anti HT menurunkan TD dan SM
mencegah kejang .
5. USG dan NST deteksi keadaan/
kesejahteraan janin
Tujuan : Tidak terjadi foetal distress pada janin.
Kriteria : DJJ, NST, USG
3.Resti kejang pd ibu b.d penurunan fungsi organ
(vasospasme & peningkatan tekanan darah)
INTERVENSI
Intervensi Rasional
1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam.
2. Monitor tingkat kesadaran Klien.
3.Monitor tanda-tanda eklampsia
(hiperaktif, reflek patella dalam,
penurunan nadi & respirasi, nyeri
epigastrium dan oliguria).
4. Monitor tanda-tanda persalinan
(kontraksi uterus).
5.Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian anti hipertensi dan SM
Diastole > 110 mmHg dan Sistole
≥160 indikasi dari PIH
Penurunan kesadaran indikasi ↓
aliran darah otak
Manifestasi perubahan pada otak,
ginjal, jantung & paru yang
mendahului status kejang.
Kejang ↑ kepekaan uterus
Anti hipertensi ↓ TD dan SM untuk
mencegah terjadinya kejang
Tujuan : Tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria: Kesadaran CM,TD : 100-120/70-80 mmHg, S: 36-37 C,
N : 60-80 x/mnt, RR : 16-20 x/mnt.
1. PENGKAJIAN
a.Umur sering terjadi pada primi gravida, < 20 tahun atau > 35 tahun.
b. Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatanTD, oedema, pusing.
c. Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, hipertensi kronik, DM.
d. Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion
,riwayat kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.
e. Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi (pokok /selingan).
f. Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabilkecemasan.
Asuhan Keperawatan Eklamsi
Data Subyektif
a.Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam waktu 24 jam.
b. Palpasi : mengetahuiTFU , letak janin, lokasi edema.
c. Auskultasi : mendengarkan DJJ .
d. Perkusi : refleks patella.
e. Pemeriksaan penunjang : Tanda vital.
f. Laboratorium : protein urin (↑ hingga 0,3 gr/lt atau +1hingga +2 ),
hematokrit ↓, Bj urine ↑, serum kreatini ↑.
g. Berat badan : ↑≥ 1 kg/minggu.
h. Tingkat kesadaran ; ↓ GCS tanda adanya kelainan pada otak.
i. USG ; NST
B. Data Obyektif :
2. Diagnosis keperawatan
Ketidak efektifnya kebersihan jalan nafas b.d kejang.
Kelebihan volume cairan b.d peningkatan retensi
urine dan edema.
Resiko cedera pada janin b.d tidak adekuatnya perfusi
darah ke placenta.
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin
b.d perubahan pada plasenta.
Ketidak efektifnya kebersihan jalan nafas b.d
kejang
3.INTERVENSI
Intervensi Rasional
1. Kosongkan mulut pasien dari
benda atau zat tertentu atau alat
yang lain untu menghindari rahang
mengatup jika kejang terjadi
menurunkan risiko aspirasi atau
masuknya sesuatu benda asing ke faring
2. Atur posisi klien miring,
permukaan datar, miringkan kepala
selama serangan kejang
meningkatkan aliran secret, mencegah
lidah jatuh dan menyumbat jalan nafas
3. Renggangkan pakian didaerah
leher, dada, dan abdomen.
untuk memfasilitasi usaha bernafas atau
ekspansi dada
4. Lakukan penghisapan sesuai
indikasi
menurunkan risiko aspirasi atau aspiksia
5. Berikan tambahan oksigen atau
ventilasi manual sesuai kebutuhan
dapat menurunkan hipoksia cerebral
Tujuan : Bersihan jalan nafas Optimal.
Kriteria : Pasien dapat mempertahankan pola pernafasan efektif dengan jalan
nafas paten atau aspirasi dicegah.
Kelebihan volume cairan b.d peningkatan
retensi urine dan edema.
INTERVENSI
Intervensi Rasional
1. Observasi berat badan
pasien.
Untuk menentukan intervensi
lebih lanjut.
2. Pantau intake cairan. Membantu mengidentifikasi
kebutuhan.
3. Observasi hasil lab
protein urine.
Meminimalkan komplikasi.
4. Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
obat.
Agar tidak kesalahan dalam
pemberian obat.
Tujuan : Volume cairan normal
Kriteria : Volume cairan sesuai kebutuhan, edema minimal
IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai denganintervensi keperawatan
yang telah direncanakan
EvaluasiEvaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari
proses keperawatan, dimanaperawat menilai hasil
yang diharapkan terhadap perubahan diri ibu dan
menilaisejauh mana masalah ibu dapat di atasi.
KONTROL KEHAMLAN
TERATUR