universitas indonesia usability evaluation website e-government ...
-
Upload
nguyenngoc -
Category
Documents
-
view
238 -
download
7
Transcript of universitas indonesia usability evaluation website e-government ...
UNIVERSITAS INDONESIA
USABILITY EVALUATION WEBSITE E-GOVERNMENT
LAYANAN ASPIRASI DAN PENGADUAN ONLINE (LAPOR!):
PERBANDINGAN ANTARA EXISTING PRODUCT DAN
DEVELOPMENT PRODUCT
SKRIPSI
AMALIA MARDHIA ERSA
1106007104
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
DEPOK
JANUARI 2015
UNIVERSITAS INDONESIA
USABILITY EVALUATION WEBSITE E-GOVERNMENT
LAYANAN ASPIRASI DAN PENGADUAN ONLINE (LAPOR!):
PERBANDINGAN ANTARA EXISTING PRODUCT DAN
DEVELOPMENT PRODUCT
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S.Kom.
AMALIA MARDHIA ERSA
1106007104
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
DEPOK
JANUARI 2015
i
HALAMAN PERNYATAAN ORSINILITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : .........................................................
NPM : .........................................................
Tanda Tangan : .........................................................
Tanggal : .........................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Amalia Mardhia Ersa
NPM : 1106007104
Program Studi : Ilmu Komputer
Judul Skripsi : Usability Evaluation Website E-Government Layanan
Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR!):
Perbandingan antara Existing Product dan
Development Product
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewann Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Komputer pada Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing : Harry Budi Santoso, S.Kom., M.Kom., Ph.D (......................)
Penguji : ................................................ (......... tanda tangan............)
Penguji : ................................................ (......... tanda tangan............)
Ditetapkan di : ................................................
Tanggal : ................................................
iii
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah menurunkan segala
nikmat, rezeki, semangat, kelancaran, dan istiqomah yang tiada hentinya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan tugas akhir ini ditujukan
sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan untuk Program Sarjana Ilmu
Komputer Universitas Indonesia. Penulisan juga berterima kasih kepada seluruh
pihak yang telah banyak membantu penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada:
1. Orang tua penulis, terutama Ayah yang selalu menjadi alasan penulis untuk
menyelesaikan tugas akhir ini. Tugas akhir ini ditujukan kepada Ayah penulis
sebagai bentuk terima kasih penulis kepada Ayah yang sudah bekerja keras
memberikan kehidupan terbaik demi penulis.
2. Bapak Harry Budi Santoso, terima kasih atas arahan dan bimbingan serta
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mendapatkan pengalaman
penelitian dan penulisan selama mengerjakan tugas akhir ini.
3. Bapak Satrio Baskoro Yudhoatmojo, selaku pembimbing akademik yang
sudah memberikan banyak nasihat kepada penulis hingga akhirnya dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Adik penulis, yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis selama satu
semester ini, memberikan pengertian dan perhatian, serta semangat untuk
terus menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Tim LAPOR!, yang sudah membantu dalam merancang, memberikan data-
data, membantu menyebarkan kuesioner, membantu merekomendasikan
reponden terdekat yang dibutuhkan dalam penelitan ini.
6. Teman-teman KAWUNG 2011 yang selalu memberikan semangat dan
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Teman-teman IslamICT FAIR 2014 yang memberikan inspirasi hingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
iv
8. Teman-teman seperjuangan tugas akhir, teutama LAB 1229 yang selalu
memberikan masukan, saran, semangat, mendengarkan keluh kesah penulis
dalam pengerjaan tugas akhir ini.
9. Pengguna LAPOR!, yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk
mengisi kuesioner dan melakukan usability testing.
10. Sivitas Akademik Fasilkom UI, terutama tim dosen yang telah memberikan
ilmu yang bermanfaat kepada penulis.
11. Dan semua pihak yang ikut terlibat dalam proses pembuatan tugas akhir ini.
Penulis berharap dengan adanya tugas akhir ini dapat dimanfaatkan sebagai rujukan
terutama bagi tim LAPOR! sehingga dapat menjadikan website LAPOR! lebih baik
lagi di masa yang akan datang. Selain itu, penulis berharap adanya tugas akhir ini
juga berguna untuk pendidikan, terutama di Fasilkom UI.
Penulis menyadari bahwa baik penelitian maupun penulisan yang dilakukan masih
jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap akan adanya
masukan baik penelitian maupun penulisan di kemudian hari.
Depok, 15 Juni 2015
Amalia Mardhia Ersa
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : Amalia Mardhia Ersa
NPM : 1106007104
Program Studi : Ilmu Komputer
Departemen : -
Fakultas : Ilmu Komputer
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
USABILITY EVALUATION WEBSITE E-GOVERNMENT LAYANAN
ASPIRASI DAN PENGADUAN ONLINE (LAPOR!): PERBANDINGAN
ANTARA EXISTING PRODUCT DAN DEVELOPMENT PRODUCT
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/format-
kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 15 Juni 2015
Yang menyatakan
(Amalia Mardhia Ersa)
vi
ABSTRAK
Nama : Amalia Mardhia Ersa
Program Studi : Ilmu Komputer
Judul : Usability Evaluation Website E-Government Layanan Aspirasi dan
Pengaduan Online (LAPOR!): Perbandingan antara Existing Product
dan Development Product
LAPOR! merupakan sebuah media sosial yang menampung aspirasi dan
pengaduan masyarakat. Ada sekitar kurang lebih 400 laporan yang masuk ke dalam
sistem dan angka ini terus bertambah setiap harinya. Bertambahnya angka laporan ini
tidak diimbangi dengan banyaknya pengguna baru yang menggunakan website
LAPOR!. Perlu dibuat sebuah interaksi antar pengguna untuk mengoptimalkan
penggunaan LAPOR! sebagai sebuah media sosial. Untuk mewujudkan hal tersebut,
maka LAPOR! berinisiatif untuk melakukan pengembangan untuk pengotimalan
media sosial. Pengembangan dilakukan dengan menggunakan high-fidelity
prototyping. Hasil pengembangan ini kemudian dibandingkan dan dievaluasi
terhadap website saat ini dengan menggunakan kuesioner dan usability testing.
Selain itu, penelitian menghasilkan produk berupa clickable prototype. Evaluasi ini
juga menampilkan sebuah respon serta perlu diadakannya penelitian lebih lanjut dari
segi usability. Permasalahan usability tersebut kemudian dirangkum menjadi
rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya.
Kata Kunci: media sosial, high-fidelity protoytyping, clickable prototype, usability
testing, usability
vii
ABSTRACT
Name : Amalia Mardhia Ersa
Major Field : Computer Science
Title : Usability Evaluation E-Government Website of Layanan Aspirasi
dan Pengaduan Online (LAPOR!): Comparation between Existing
Product dan Development Product
LAPOR!, is a social media which accomodates public aspiration and
compliants. There were around 400 reports that attend to the system and still
counting everyday. The counting number of reports weren’t balance with the total of
new visitor which is using LAPOR!’s website. The needs of interaction between
users to optimize the use of LAPOR! as social media. To achieve this goal, then
LAPOR! initiative to undertake the development of social media optimization. The
development was done by using high-fidelity prototyping. The result od development
was compared and evaluated with an existing website by using questionnaire and
usablity testing. In addition, this research evaluated and compared with the existing
website. This evaluation also displays a positive response and nee more research in
usability field. These usability issues are the summarized into list of
recommendations for the next development.
Keywords: sosial media, high-fidelity protoytyping, clickable prototype, usability
testing, usability
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR/UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................................... vi
ABSTRACT ............................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Permasalahan ........................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 3
1.4 Batasan Penelitian .................................................................................................... 4
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................................. 4
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................................... 7
2.1 e-Government ........................................................................................................... 7
2.2 e-Government di Indonesia .................................................................................... 10
2.3 User Experience ..................................................................................................... 11
2.4 Usability ................................................................................................................. 12
2.4.1 Usability Evaluation ...................................................................................... 13
2.4.2 Contoh Usability Evaluation dalam e-government ........................................ 14
2.4.3 Usability Testing ............................................................................................ 15
2.5 Prototype ................................................................................................................ 15
2.6 Media Sosial ........................................................................................................... 16
BAB 3 PROFIL...................................................................................................................... 21
3.1 Profil Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan
(UKP-PPP) ......................................................................................................................... 21
3.2 Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR!) ............................................ 22
3.3 Tantangan LAPOR! ............................................................................................... 24
ix
Universitas Indonesia
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 27
4.1 Alur Penelitian ....................................................................................................... 27
4.2 Pengembangan Website ......................................................................................... 28
4.3 Rancangan Pelaksanaan Evaluasi .......................................................................... 30
4.3.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 30
4.3.2 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................................ 33
4.4 Metode Analisis Data ............................................................................................. 34
4.4.1 Analisis Data Kuantitatif ................................................................................ 34
4.4.2 Analisis Data Hasil Kualitatif ........................................................................ 35
4.5 Metode Penyusunan Rekomendasi ........................................................................ 35
BAB 5 PROTOTYPING ......................................................................................................... 36
5.1 Analisis Kebutuhan Website Versi Baru................................................................ 36
5.2 Hasil Pengembangan .............................................................................................. 38
5.2.1 Fitur Umum .................................................................................................... 38
5.2.2 Fitur Khusus ................................................................................................... 40
5.2.3 Halaman Depan .............................................................................................. 46
5.2.4 Halaman Beranda ........................................................................................... 48
5.2.5 Halaman Pelapor ............................................................................................ 51
5.2.6 Halaman Statistik ........................................................................................... 52
5.2.7 Halaman Laporan ........................................................................................... 55
5.2.8 Halaman Instansi ............................................................................................ 55
5.2.9 Halaman Hasil Pencarian ............................................................................... 56
BAB 6 HASIL, PEMBAHASAN, DAN REKOMENDASI ................................................. 57
6.1 Demografi .............................................................................................................. 57
6.1.1 Demografi Informasi Data secara Kuantitatif ................................................ 57
6.1.2 Demografi Informasi Data Kualitatif ............................................................. 58
6.2 Hasil Analisis Data ................................................................................................ 59
6.2.1 Hasil Analisis Data Kuesioner ....................................................................... 59
6.2.2 Hasil Analisis Data Open-Ended Questions .................................................. 60
6.2.3 Hasil Analisis Data Usability Testing ............................................................ 62
6.2.4 Rangkuman Hasil Analisis Data .................................................................... 72
6.3 Rekomendasi Pengembangan LAPOR! ................................................................. 74
BAB 7 PENUTUP ................................................................................................................. 79
x
Universitas Indonesia
7.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 79
7.2 Saran untuk Tim LAPOR! ..................................................................................... 80
7.3 Saran untuk Penelitian Selanjutnya ........................................................................ 80
DAFTAR REFERENSI ......................................................................................................... 81
LAMPIRAN 1. Kuesioner Survei Kenyamanan dan Kemudahan Penggunaan Website
LAPOR! ................................................................................................................................. 86
LAMPIRAN 2. Task Skenario Usability Testing ................................................................... 88
LAMPIRAN 3. Hasil Data Olahan Usability Testing ............................................................ 89
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Infografis Sejarah Perkembangan Media Sosial Tahun 1969-2012 ....... 17
Gambar 2.2 Statistik lama waktu penggunaan media sosial terhadap beberapa negara
.................................................................................................................................... 20
Gambar 3.1 Alur Kerja LAPOR! ............................................................................... 23
Gambar 4.1 Alur Penelitian........................................................................................ 27
Gambar 5.1 Use Case Diagram Kebutuhan Website Versi Baru .............................. 37
Gambar 5.2 Tampilan fitur perlu dikawal .................................................................. 38
Gambar 5.3 Tampilan fitur statistik ........................................................................... 39
Gambar 5.4 Tampilan fitur laporan terhangat ............................................................ 39
Gambar 5.5 Tampilan Tombol Skor Pengguna.......................................................... 40
Gambar 5.6 Tampilan Tombol Jumlah Pengawal ...................................................... 40
Gambar 5.7 Tampilan Tombol Jumlah Mengawal .................................................... 41
Gambar 5.8 Tampilan Tombol Jumlah Mengawal .................................................... 41
Gambar 5.9 Tampilan Riwayat Laporan .................................................................... 43
Gambar 5.10 Tampilan Tombol Kawal ..................................................................... 44
Gambar 5.11 Tampilan Tombol Dukung ................................................................... 44
Gambar 5.12 Tampilan Tombol Share....................................................................... 44
Gambar 5.13 Tampilan Tombol Tweet ...................................................................... 45
Gambar 5.14 Tampilan Tombol Star Rating.............................................................. 45
Gambar 5.15 Tampilan fitur laporkan sebagai spam ................................................. 45
Gambar 5.16 Tampilan halaman beranda .................................................................. 47
Gambar 5.17 Tampilan Halaman Beranda ................................................................. 49
Gambar 5.18 Tampilan Form Ubah Profil ................................................................. 50
Gambar 5.19 Tampilan kotak pelaporan .................................................................... 50
Gambar 5.20 Tampilan Halaman Pelapor .................................................................. 52
Gambar 5.21 Tampilan Halaman Statistik Laporan ................................................... 53
Gambar 5.22 Tampilan Halaman Persebaran Laporan .............................................. 54
Gambar 5.23 Tampilan Halaman Laporan ................................................................. 55
Gambar 5.24 Tampilan Halaman Instansi .................................................................. 56
xii
Universitas Indonesia
Gambar 5.25 Tampilan Fitur Kotak Pencarian .......................................................... 56
Gambar 6.1 Informasi Demografi Responden Data Kuantitatif ................................ 57
Gambar 6.2 Diagram Tujuan Penggunaan Internet Responden ................................. 58
Gambar 6.3 Contoh Salah Satu Bentuk Tanggapan yang Kurang Sesuai.................. 60
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Peringkat e-Government di Wilayah Asia Tenggara ....................... 11
Tabel 4.1 Timeline Pengerjaan Penelitian .................................................................. 28
Tabel 4.2 Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Jenis Prototyping ................. 29
Tabel 4.3 Tabel Standar Kuesioner SUS.................................................................... 31
Tabel 4.4 Persentase banyaknya jumlah permasalahan dalam usability terhadap 100
sampel ........................................................................................................................ 32
Tabel 6.1 Hasil uji tes paired t-test ............................................................................ 59
Tabel 6.2 Tabel Olahan Data Mentah Menjadi Unit-Unit Kecil ................................ 60
Tabel 6.3 Daftar Unit yang Paling Banyak Muncul di Tiap Kategori ....................... 61
Tabel 6.3 Daftar Unit yang Paling Banyak Muncul di Tiap Kategori (sambungan) . 62
Tabel 6.5 Reaksi Responden Melihat Halaman Utama Website ............................... 63
Tabel 6.6 Perbandingan Kriteria Kesuksesan dan Waktu Informasi Umum ............. 65
Tabel 6.7 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Informasi Umum ............... 66
Tabel 6.7 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Informasi Umum
(sambungan) ............................................................................................................... 67
Tabel 6.8 Perbandingan Kriteria Kesuksesan dan Waktu Fitur Umum ..................... 67
Tabel 6.9 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Fitur Umum dan Fitur
Khusus ........................................................................................................................ 68
Tabel 6.10 Perbandingan Kriteria Kesuksesan dan Waktu Fitur Lainnya ................. 70
Tabel 6.11 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Fitur Lainnya ................... 71
Tabel 6.12 Rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya ......... 74
Tabel 6.13 Rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya
(sambungan) ............................................................................................................... 75
Tabel 6.14 Rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya
(sambungan) ............................................................................................................... 76
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Kuesioner Survei Kenyamanan dan Kemudahan Penggunaan Website
LAPOR! ................................................................................................................................. 86
LAMPIRAN 2. Task Skenario Usability Testing ................................................................... 88
LAMPIRAN 3. Hasil Data Olahan Usability Testing ............................................................ 89
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan secara singkat latar belakang dilakukannya penelitian beserta
rumusan permasalahan, tujuan dan manfaat dilakukannya penelitian, batasan
penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian.
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini fenomena akan kebutuhan teknologi dalam sektor pemerintahan sangat
marak digalakkan. Faktor semangat keterbukaan menjadi salah satu faktor
pendukung munculnya kebutuhan terknologi. Adapun semangat akan keterbukaan di
Indonesia sudah lahir sejak masa reformasi yang terjadi pada tahun 1998.
Sejarah semangat keterbukaan di Indonesia diawali dengan disahkannya Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik (KIP). Hal
ini menjadi sebuah momentum besar bagi rakyat Indonesia karena publik bebas
untuk mendapatkan informasi dari badan publik (Open Government Indonesia,
2011). Pernyataan tersebut juga tertulis pada butir (b) yang tertuang dalam Undang-
undang KIP:
“bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan
keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara
demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan
penyelenggaraan negara yang baik.” (Undang-Undang KIP Nomor 14 Tahun
2008 butir (b), halaman 1)
Hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya gerakan Open Government Indonesia
(OGI). OGI yang dibentuk pada tanggal 20 September 2011, telah banyak membuka
mata publik mengenai keterbukaan dalam pemerintahan. Salah satunya adalah
dengan menciptakan berbagai produk inovasi di bidang teknologi (opengovindo).
Produk-produk ini mempunyai fungsi yang berbeda dengan satu tujuan yang sama
yaitu memberikan kemudahan kepada publik untuk ikut serta dalam keterbukaan
pemerintah. Produk tersebut diantaranya satupemerintah, satulayanan, Surat Izin
2
Universitas Indonesia
Pemerintah (SIP), dan Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!).
Salah satu produk yang dampaknya sangat luas dirasakan oleh publik saat ini adalah
LAPOR!.
LAPOR! (n.d) merupakan aplikasi penyedia jasa pelayanan publik berbasis media
sosial. Tujuannya adalah untuk membantu berbagai lapisan masyarakat dalam
memberikan aspirasi, opini, pengaduan, hingga permintaan informasi, serta menjadi
media penyelesaian masalah yang dilaporkan oleh masyarakat (lapor.go.id, n.d.).
Keberadaan LAPOR! juga menjadi alat bantu bagi pemerintah untuk melakukan
peningkatan layanan publik. LAPOR! menyediakan akses yang luas kepada
masyarakat melalui platform website (www.lapor.go.id), aplikasi mobile berupa
Android, IoS, dan Blackberry, serta layanan short message service (sms) 1708.
Salah satu platform yang banyak digunakan adalah website. Hal ini dilihat dari data
LAPOR! per tahun 2014, bahwa total pengguna aktif website mencapai 286.029
pengguna. Adapun persentase pengunjung baru (new visitor) website hanya
mencapai 22,3% sedangkan pengunjung yang kembali (returning visitor) mencapai
77,7%. Artinya, ada sekitar 63.784 pengunjung baru yang datang ke website
LAPOR! dari awal website LAPOR! berjalan hingga akhir tahun 2014. Pertumbuhan
jumlah pengunjung baru LAPOR! termasuk cukup lambat jika dibandingkan dengan
pertumbuhan laporan yang masuk ke dalam website.
Data LAPOR! per akhir tahun 2014, menunjukkan ada sejumlah 583.953 laporan
dengan jumlah laporan pada tahun 2012 sebanyak 13.097 laporan, tahun 2013
sebanyak 414.667 laporan, serta tahun 2014 sebanyak 156.189 laporan. Peningkatan
yang cepat pada pertumbuhan laporan menjadi bahan acuan evaluasi terhadap jumlah
pengguna baru website LAPOR!. Sebagai sebuah website yang diinisiasi berbasis
media sosial maka, tim LAPOR! berinisiatif untuk mengoptimalkan penggunaan
konsep media sosial. Media sosial merupakan sebuah sarana komunikasi online yang
mendukung adanya komunitas, interaksi, berbagi informasi, serta kolaborasi
(TechTarget, 2015).
“LAPOR! merupakan sebuah sarana aspirasi dan pengaduan berbasis
media sosial yang mudah diakses dan terpadu dengan 81
3
Universitas Indonesia
Kementerian/Lembaga, lima Pemerintah Daerah, serta 44 BUMN di
Indonesia” (lapor.go.id, n.d.).
1.2 Permasalahan
Nielsen (2012) menyatakan bahwa usability sebuah sistem perlu dilakukan karena
seiring dengan berkembangnya teknologi, pengguna menuntut adanya kenyamanan
dan kesinambungan dalam sebuah sistem. Hal ini memberikan gambaran masalah
dari segi usability terhadap website LAPOR!. Selain itu, dengan adanya
pengoptimalan konsep media sosial dapat memberikan penerimaan pengguna
terhadap website LAPOR!. Maka dari itu evaluasi dilakukan dari segi usability
terhadap kedua website, yaitu LAPOR! saat ini (selanjutnya disebut sebagai versi
lama) dan LAPOR! versi 3.0 (selanjutnya disebut sebagai versi baru). Permasalahan
penelitian ini dirangkum oleh penulis ke dalam empat poin utama, yaitu:
1. Belum adanya pengoptimalan konsep media sosial dalam website LAPOR!,
sehingga perlu dilakukan sebuah pengembangan yang lebih menekankan konsep
media sosial.
2. Apakah permasalahan usability menjadi salah satu faktor melambatnya
pertumbuhan pengguna baru pada website LAPOR!?
3. Apakah dengan pengoptimalan konsep media sosial mampu memberikan
usability yang lebih baik kepada pengguna?
4. Adakah rekomendasi dari segi usability untuk pengembangan website LAPOR!
selanjutnya?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat penerimaan pengguna terhadap pengoptimalan
konsep media sosial pada website LAPOR!. Selain itu, memberikan sebuah
perbandingan dari segi aspek usability sehingga dapat menjadi rekomendasi untuk
pengembangan selanjutnya. Penelitian ini juga menjadi sebuah temuan baru bagi dari
segi aspek usability.
4
Universitas Indonesia
1.4 Batasan Penelitian
Adapun lingkup penelitian hanya terbatas pada platform website LAPOR! saja.
Fokus penelitian lebih mengarah pada penggunaan konsep media sosial pada website
LAPOR! serta evaluasi pada informasi umum pada website, fitur-fitur umum, dan
fitur khusus. Penyebaran data dibatasi pada responden LAPOR! yang merupakan
pengguna yang memiliki akun LAPOR!. Maka dari itu, pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan media online LAPOR! yang berdomisili di Jabodetabek.
Penelitian juga dilakukan hanya sebatas mengevaluasi website LAPOR! dalam sisi
pengguna LAPOR! saja, tidak dievaluasi dari sisi administrator. Selain itu, evaluasi
website hanya sebatas pada tampilan yang terlihat, tidak mengevaluasi fitur sudah
berjalan sesuai fungsionalitas.
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan tugas akhir terbagi menjadi tujuh bab utama. Masing-masing bab dibahas
hal-hal yang berkaitan dengan topik dari bab utama. Berikut ini dipaparkan secara
singkat inti pembahasan berserta bagian-bagian yang dibahas dari tiap masing-
masing bab.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang dilakukan penelitian, hal-hal yang menjadi permasalahan
dalam penelitian, tujuan dilakukannya penelitan, batasan penelitian yang
dilakukan, manfaat dilakukannya penelitian, serta sistematika penulisan dari
penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi dasar-dasar teori yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian yang
terdiri dari E-government, E-government di Indonesia, Usability, Desain
Interaksi, Media Sosial, dan Prototype. Subbab Usability terbagi lagi menjadi
tiga bagian, yaitu Usability Evaluation, Contoh Penelitian Usability Evaluation
pada e-Government, dan Usability Testing. Adapun subbab Prototype terbagi
lagi dua bagian yaitu Low Fidelity Prototyping dan High Fidelity Prototyping.
BAB III PROFIL
5
Universitas Indonesia
Berisi tentang profil singkat dari instansi-instansi yang berkaitan selama
penelitian berlangsung serta rencana pengembangan website LAPOR!, yaitu
Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-
PPP) dan Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR!).
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang tahap-tahapan penelitian serta ulasan singkat metode dan analisis
penelitian yang terdiri dari Alur Penelitian, Pengembangan, Batasan
Pengembangan Website LAPOR! Versi 3.0, Rancangan Pelaksanaan Usability
Evaluation yang terbagi menjadi dua subbab yaitu Teknik Pengumpulan Data
serta Instrumen Pengumpulan Data dari Wawancara, Kuesioner, serta Usability
Testing. Kemudian dilanjutkan dengan Metode Analisis Data yang terbagi
menjadi dua jenis yakni Analisis Data Kuantitatif dan Analisis Data Kualitatif
serta Metode Pembuatan Rekomendasi.
BAB V PROTOTYPING
Berisi tentang pengembangan website LAPOR! versi 3.0 yang terbagi menjadi
dua bagian yaitu Rancangan dan Analisis Kebutuhan Website dan Hasil
Pengembangan. Pada bab Hasil Pengembangan dibagi lagi menjadi beberapa
bagian kecil yaitu Fitur Umum, Fitur Khusus yang terdiri dari Fitur dengan
Konsep Gamification, Fitur Riwayat Laporan, dan Fitur Lainnya. Kemudian
dialanjutkan dengan Halaman Depan, Halaman Beranda, Halaman Pelapor,
Halaman Statistik dan Persebaran Laporan, Halaman Instansi, serta Halaman
Hasil Pencarian Lanjutan.
BAB VI HASIL DAN REKOMENDASI
Berisi tentang pembahasan hasil penelitian yang terdiri dari Demografi
responden yang terbagi atas dua jenis yaitu Demografi Informasi Data
Kuantitatif dan Demografi Informasi Informasi Data Kualitatif. Selanjutnya
menampilkan Hasil Analisis Data yang terdiri dari Hasil Analisi Data Kuesioner,
Hasil Analisis Data Open-Ended Questions, dan Hasil Analisis Data Usability
6
Universitas Indonesia
Testing, serta Rangkuman Hasil Analisis Data. Pada akhir Bab terdapat bagian
Rekomendasi Pengembangan Selanjutnya.
BAB VII PENUTUP
Bagian terakhir diberikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan
permasalahan penelitian serta saran bagi tim LAPOR! dan penelitian
selanjutnya. Akhir bagian dari laporan penelitian ini juga melampirkan
lampiran-lampiran terkait penelitian yang dilakukan.
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
Bagian ini menjelaskan secara singkat teori-teori yang digunakan dalam melakukan
penelitian yang terdiri dari e-Government, e-Government di Indonesia, User
Experience, Usability, Prototype, dan Media Sosial.
2.1 e-Government
Menurut Yanqing (2010), e-Government didefinisikan sebagai sebuah langkah
pemerintah dalam menggunakan teknologi informasi komunikasi (TIK) secara
inovatif. e-Government biasanya diimplementasikan dalam penggunaan sistem
berbasis website. Secara umum, fungsi e-Government sebagai alat untuk memberikan
kenyamanan terhadap akses informasi dan layanan publik, meningkatkan kualitas
pelayanan, serta menyediakan peluang kepada publik untuk ikut terlibat memantau
kinerja pemerintahan (Yanqing, 2010).
Jayashree dan Marthandan (2010) mendefinisikan e-Government sebagai
pengoptimalan yang berkelanjutan terhadap pelayanan publik, partisipasi, serta
pemerintahan dengan cara mentransformasikan hubungan internal maupun eksternal
ke dalam sebuah teknologi. Almarabeh dan AbuAli (2010) juga mendefinisikan e-
Government sebagai penggunaan teknologi informasi komunikasi yang memberikan
kesempatan kepada publik dan bisnis untuk berinteraksi dan atau mengadakan
kerjasama bersama pemerintahan dengan menggunakan beragam media elektronik
seperti ponsel layar sentuh, fax, smart cards, email, dan lain-lain.
Secara umum, konsep e-Government dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu,
publik, bisnis, dan layanan, serta departemen pemerintahan (Almarabeh & AbuAli,
2010). Konsep umum ini kemudian dijabarkan oleh Yanqing (2010) ke dalam
delapan tipe utama, diantaranya:
1. Government to Citizen (G2C), menyediakan pelayanan informasi dan
komunikasi publik secara online.
8
Universitas Indonesia
2. Citizen to Government (G2C), adanya pertukaran pelayanan informasi dan
komunikasi publik secara online.
3. Government to Bussiness (G2B), menciptakan sebuah layanan transaksi
online seperti e-Procurement guna adanya pertukaran informasi dan
komoditas.
4. Bussiness to Government (B2G), menciptakan sebuah layanan transaksi
online seperti e-Procurement guna melakukan penjualan barang dan jasa.
5. Government to Employee (G2E), memfasilitasi manajemen pelayanan publik
dan komunikasi internal dengan staf pemerintah.
6. Government to Government (G2G), mengadakan sebuah kerjasama dan
komunikasi berupa basis data besar bagi departemen pemerintah atau agensi
guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas termasuk pertukaran terhadap
informasi dan komoditas.
7. Government to Nonprofit (G2N), menyediakan informasi dan komunikasi
kepada organisasi non-profit, organisasi sosial, dan lain-lain.
8. Nonprofit to Government (N2G), adanya pertukaran terhadap informasi dan
komunikasi antara pemerintah dan organisasi non-profit, organisasi sosial,
dan sebagainya.
Delapan tipe ini kemudian dirangkum menjadi tiga fokus utama e-Government yang
dibedakan berdasarkan kegunaannya (Yanqing, 2010), yaitu:
1. Citizen to Government (C2G)
Publik dapat menggunakan secara langsung pelayanan yang sudah disediakan
oleh pemerintah untuk kepentingan individu atau pribadi. Contohnya,
perizinan, pembayaran pajak, hak pemenuhan individu, dan sebagainya.
2. Bussiness to Government (B2G)
Adanya penggunaan layanan oleh pebisnis, pengusaha, dan perusahaan
koorporat untuk tujuan komersil maupun non-komersil. Contoh pelayanan ini
ke dalam memperoleh izin usaha, bantuan lokasi, informasi kekuatan dari
pekerjaaan, dan sebagainya.
3. Government to Nonprofit (G2N), Government to Government (G2G), dan
Government to Employee (G2E)
9
Universitas Indonesia
Adanya koordinasi antar kedua belah pihak baik secara inter- maupun intra-
instansi pemerintahan maupun antar-pegawai pemerintah guna meningkatkan
pelayanan yang ada di dalam maupun di luar pemerintah diantaranya proses
penggajian, transfer dana antar-instansi pemerintah, dan sebagainya.
Yanqing (2010) juga menguraikan manfaat yang dapat dirasakan dengan
diterapkannya e-Government. Manfaat tersebut antara lain: (1) meningkatkan rasa
demokrasi publik yang tergambar pada keberanian mengeluarkan aspirasi pada
media online; (2) adanya bentuk kepedulian lingkungan, karena mampu mengurangi
penggunaan kertas yang sangat banyak digunakan dalam lingkungan pemerintahan;
(3) Kemudahan akses (waktu, tempat, kondisi) yang cepat sehingga menciptakan
efisiensi dan kenyamanan; serta (4) terciptanya penerimaan publik secara merata.
Adapun Misra (2007) mengelompokkan manfaat e-government sesuai dengan tipe
pengguna utama, antara lain:
1. Manfaat untuk publik, seperti adanya pelayanan yang tersedia dalam waktu
24 jam, lebih ekonomis, cepat dan efisien, transparan, serta lebih nyaman
karena bisa diakses kapanpun dan dimanapun.
2. Manfaat untuk bisnis, yaitu mendukung adanya transaksi pembelian dan
penjualan secara online (e-Bussiness dan e-Commerce), usaha bisnis yang
dibangun sesuai dengan aturan pemerintah, adanya kenyamanan dan
transparansi yang lebih dalam melakukan transaksi bisnis melalui e-
Procurement, pengiriman barang dapat dikontrol dengan baik secara online,
serta mendukung transaksi keuangan secara online (e-Banking dan e-
Payment).
3. Manfaat untuk pemerintah, yaitu pembuatan kebijakan dan regulasi yang
lebih baik, pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik karena
proses penyimpanan dan pengambilan data dilakukan dengan cepat,
terciptanya manajemen proses pemerintahan yang lebih baik, adanya
pemerataan dalam penetapan aturan pemerintah, regulasi, dan aktivitas,
meningkatkan kinerja di sektor sosial seperti pendidikan, kesehatan, dan
keamanan sosial, serta menumbuhkan citra positif pemerintahan yang modern
dan progresif.
10
Universitas Indonesia
Sebuah sistem dengan manfaat yang besar pastinya mempunyai tantangan yang
besar. Tantangan yang dihadapi e-government, yaitu (1) kemungkinan terjadi hyper-
surveilleance yang tinggi karena hilangnya privasi personal pengguna, (2) biaya yang
dikeluarkan lebih besar, (3) sulitnya menjangkau pengguna di daerah terpencil, serta
(4) besar kemungkinan terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan transparansi dan
akuntabilitas karena dikembangkan oleh pemerintah (Yanqing, 2010).
2.2 e-Government di Indonesia
Implementasi e-Government diawali saat dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres)
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 yang mengatur tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional terkait Pengembangan e-Government dengan pertimbangan sebagai
berikut:
1. bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses
pemerintahan (e-government) akan meningkatkan efisiensi, efektifitas,
transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan;
2. bahwa untuk menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good
governance) dan meningkatkan layanan publik yang efektif dan efisien
diperlukan adanya kebijakan dan strategi pengembangan e-government;
3. bahwa dalam pelaksanaannya diperlukan kesamaan pemahaman,
keserempakan tindak dan keterpaduan langkah dari seluruh unsur
kelembagaan pemerintah, maka dipandang perlu untuk mengeluarkan
Instruksi Presiden bagi pelaksanaan kebijakan dan strategi
pengembangan e-government secara nasional. (Inpres No. 3 tahun 2003,
hal. 1)
Berdasarkan survei yang dilakukan United Nations pada tahun 2010 menunjukkan
Indonesia berada peringkat ke-109 di dunia. Peringkat ini menurun jika dibandingkan
survei sebelumnya pada tahun 2008. Tabel di bawah merupakan tabel peringkat e-
Government di Asia Tenggara.
11
Universitas Indonesia
Tabel 2.1 Tabel Peringkat e-Government di Wilayah Asia Tenggara
Sumber: United Nations E-Government Survey 2010 (Bab 4, Hal. 70)
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dengan Thailand,
Filipina, dan Vietnam dalam pengimplementasian e-Government. Berdasarkan hasil
survei pada tahun 2014, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka 88,1
juta (APJII, 2015). Angka ini terlampaui jauh dengan perkembangan e-Government
yang ada di Indonesia.
2.3 User Experience
User experience merupakan sebuah konsep yang mencakup keseluruhan aspek
pengguna dengan sebuah produk, layanan, serta perusahaan (Nielsen & Norman,
n.d.). ISO FDIS 9241-210 mendefinisikan user experience sebagai berikut:
“Persepsi indivdu dan respon yang dihasilkan dari penggunaan dan atau
pengantisipasian kegunaan produk, sistem, dan layanan”. (ISO FDIS 9241-
210)
Hassenzahl dan Tractinsky (2006) menjabarkan user experience sebagai sebuah
akibat adanya kondisi internal pengguna seperti ekepektasi, keinginan, motivasi,
kondisi hati pengguna yang didukung karateristik desain dari sebuah sistem seperti
12
Universitas Indonesia
kompleksitas, tujuan, kenyamanan, fungsionalitas, dalam sebuah interaksi tertentu.
Bevan (2009) melakukan sebuah konseptualisasi user experience ke dalam beberapa
cara yang berbeda diantaranya:
1. Mengeksplorasi indikator kepuasan pengguna dari segi usability.
2. Penekanan performa pengguna.
3. User experience merupakan induk dari semua persepsi dan respon pengguna
yang diukur secara subjektif maupun objektif.
2.4 Usability
Nielsen (2012) mendefinisikan usability sebagai sebuah kualitas yang mengkaji dan
mengukur kemudahan tampilan yang digunakan oleh pengguna. The International
Standard (ISO, 2006) mendefinisikan usability sebagai peningkatan sebuah produk
yang digunakan oleh pengguna tertentu untuk mencapai tujuan tertentu seperti,
efektivitas, efisiensi, dan kepuasaan pengguna. Usability mengacu pada user
experience (pengalaman pengguna) ketika berinteraksi kepada sebuah produk atau
sistem, termasuk website, perangkat lunak, devices, atau aplikasi (Usability.gov,
2014). Nielsen (2012) menjabarkan usability ke dalam lima indikator utama, yaitu:
1. Learnability
Indikator yang mengukur seberapa mudah pengguna menyelesaikan tugas-
tugas yang harus dikerjakan selama menggunakan website. Menurut Jeff
Sauro (2013), learnability dapat diukur dari dua hal, yang pertama
kemampuan pengguna dalam menyelesaikan sebuah tugas serta lama waktu
yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah tugas.
2. Efficiency
Indikator yang mengukur kecepatan dan ketepatan pengguna dalam
mengakses suatu sistem. Ada 12 cara yang dapat dilakukan untuk mengukur
indikator efisiensi diantaranya waktu yang diperlukan untuk mengerjakan
aktivitas (time), waktu yang diperlukan pengguna untuk menyelesaikan satu
aktivitas (time completion rate), waktu yang diluangkan pengguna dalam satu
aktivitas atau pada halaman tertentu (time in mode), input rate seperti
memasukkan kata dengan benar dalam hitungan menit, dan sebagainya
(Hornbæk, 2006).
13
Universitas Indonesia
3. Memorability
Indikator ini mengukur seberapa jauh ingatan pengguna setelah mengakses
sebuah sistem. Memorability biasanya memerlukan penelitian dalam jangka
waktu yang panjang.
4. Errors
Indikator yang mengukur berapa banyak kesalahan pengguna dalam
menggunakan sistem. Hornbæk (2006) perhitungan errors dapat dilakukan
dengan banyaknya jumlah errors yang dilakukan pengguna selama
melakukan satu aktivitas, jumlah kesalahan dalam menjalankan serangkaian
tugas, jumlah aktivitas yang dilakukan dengan benar dan sejenisnya.
5. Satisfaction
Indikator yang mengukur seberapa puas pengguna dengan website yang
mereka gunakan. Perhitungan satisfaction dapat diukur dengan menggunakan
standar kuesioner usability, sebagai contoh Questionnaire for User
Satisfaction (QUIS), Software Usability System (SUS), dan lain-lain. Selain
itu dapat dilakukan perhitungan dengan melihat satisfaction with the
interface, context-dependent questions, before use, during use, ease of use,
dan sejenisnya (Hornbæk, 2006).
Usability juga diperngaruhi oleh faktor-faktor tertentu diantaranya, (1) desain yang
intuitif; (2) kemudahan dalam memahami sistem; (3) efisiensi; (4) langkah-langkah
penggunaan yang mudah untuk diikuti; (5) banyaknya error dan seberapa sulit
permasalahannya; serta (6) penilaian subjektif pengguna terhadap kepuasan
penggunaan sistem (Usability.gov, n.d.). Sebuah sistem tanpa adanya sebuah proses
usability akan membawa banyak masalah (Nielsen, 2012). Hal inilah yang
menyebabkan pentingnya sebuah proses usability dalam pengembangan sebuah
sistem.
2.4.1 Usability Evaluation
Usability evaluation adalah proses yang melibatkan pengguna sehingga dapat
mempelajari dan menggunakan produk guna tercapainya aspek-aspek kenyamanan
pengguna seperti efektivitas, efisiensi, dan kepuasan pengguna terhadap sistem
secara keseluruhan (Usability.gov, n.d.).
14
Universitas Indonesia
Menurut Liu (2008), terdapat empat tahapan yang harus dilakukan untuk melakukan
usability evaluation dalam sebuah website, yaitu: (1) menentukan waktu yang tepat
untuk melakukan usability evaluation; (2) mengumpulkan informasi; (3) memilih
metode yang tepat; serta (4) melakukan usability evaluation.
Selain itu, terdapat dua hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan usability
evaluation pada website. Pertama, jangan mengevaluasi terlalu lama. Usability
evaluation yang terlalu lama dapat mengurangi kepercayaan pengguna terhadap
website. Kedua, perhatikan etika dan moral. Dalam melakukan usabilty evaluation,
diharapkan dapat membangun kepercayaan kepada pengguna yaitu, dengan menjaga
kerahasiaan data pribadi pengguna serta fokus pada evaluasi website dibandingkan
mengidentifikasi perilaku pengguna (Liu, 2008).
2.4.2 Contoh Usability Evaluation dalam e-government
Withdrow, Brinck, dan Speredelozzi (2000), melakukan sebuah perbandingan
usability evaluation dalam sebuah portal e-Government. Tujuan dari penelitian
adalah untuk melihat permasalahan usability yang terdapat antara portal yang lama
dan yang terbaru. Pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan user-centric
process, yaitu pendekatan dengan fokus pada pengguna.
Adapun proses desain dari penelitian ini dapat diajabarkan dalam poin berikut ini: (1)
mencatat perbedaan desain dan arsitektur yang digunakan dari dua buah versi portal
website; (2) membuat daftar fitur yang sering digunakan dengan melihat log
pengguna; serta (3) melakukan analisis perbandingan terhadap kedua website
(Withdrow, Brinck, & Speredelozzi, 2000).
Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan beetween-subject design yakni,
setiap responden hanya melakukan evaluasi terhadap satu website selama dua
minggu. Responden diberikan sepuluh aktivitas yang harus dikerjakan dengan
menggunakan metode think-aloud dan mengisi kuesioner. Penelitian ini mengukur
indikator utama, yaitu: (1) Task Success; (2) Task Time; (3) Task Difficulty; (4)
Expected Speed; serta (5) Task Intuitiveness. Hasilnya berupa kebanyakan pengguna
berhasil melakukan task pada portal versi baru dibandingkan versi lama (Withdrow,
Brinck, & Speredelozzi, 2000).
15
Universitas Indonesia
2.4.3 Usability Testing
Usability testing merupakan salah cara untuk mengevaluasi suatu produk atau
layanan yang diujikan kepada target pengguna yang sesuai. (Usability.gov, n.d.).
Menurut Liu (2008), usability testing didefinisikan sebagai sebuah tahapan penelitian
dengan memberikan serangkaian task terkait antarmuka kepada pengguna asli suatu
sistem.
Jumlah pengguna yang disarankan untuk melakukan usability testing cukup beragam.
Nilsen Norman (2015) berpendapat bahwa lima pengguna cukup untuk mendapatkan
permasalahan desain sebuah sistem. Pengidentifikasian masalah yang dilakukan lebih
dari lima pengguna hanya akan mengulang masalah yang sama (Nielsen, 2012).
Sementara itu, untuk mengukur indikator dari tiap usability metrics atau indikator
dalam usability, Jeff Sauro (2015) menyarankan untuk menggunakan 20 pengguna
demi mendapatkan hasil akhir yang baik.
Dalam melakukan usability testing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Nielsen (2014) menjabarkan tiga hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
usability testing yaitu,
1. Buatlah task serealistis mungkin
2. Buatlah task yang mudah dikerjakan dan
3. Hindari memberikan petunjuk dan menjelaskan langkah-langkah yang harus
dikerjakan.
2.5 Prototype
Protoype diartikan sebagai salah satu model pengembangan sebuah produk atau
sistem informasi yang belum sempurna dan biasanya digunakan untuk
mendemonstrasikan sebuah produk (TechTarget, 2015). Prototype juga merupakan
sebuah bentuk desain yang memungkinkan pihak-pihak terkait dapat berinteraksi
serta melihat kecocokan kebutuhan sistem lebih dalam (Interaction Desain, 2012).
Prototype dapat menjadi alat bantu ketika akan berkomunikasi dengan pihak-pihak
yang terlibat dalam pengembangan sebuah produk. Prototype terbagi ke dalam dua
jenis berbeda yaitu, low-fidelity prototyping dan high-fidelity prototyping.
a. Low-Fidelity Prototyping
16
Universitas Indonesia
Low-fidelity prototyping merupakan bentuk awal sebuah produk yang belum final.
Artinya, produk tidak dibuat menggunakan material yang sesuai dengan kebutuhan
sebenarnya, seperti menggunakan kertas atau kertas karton (Interaction Design,
2012). Low-fidelity prototyping digunakan untuk mendemonstrasikan tampilan
sistem secara umum dan tidak menampilkan bagaimana fitur berjalan secara
fungsional (Rudd, Stern, & Isensee, 1996). Jenis ini biasanya dilakukan pada tahapan
awal pengembangan sebuah produk. Tahapan ini dibutuhkan dengan melakukan
pendalaman ide dan konsep desain. Beberapa jenis low-fidelity prototyping yang
dapat digunakan, antara lain: (1) Storyboarding; (2) Sketching; (3) Prototyping with
index card; dan (5) Wizard of Oz.
b. High-Fidelity Prototyping
Berbeda dengan low-fidelity prototyping, high-fidelity prototyping menggunakan
material sesuai dengan kebutuhan dalam proses pengembangannya. Menurut Rudd,
Stern, dan Isensee (1996), high-fidelity prototyping merupakan bentuk interaktif dan
secara umum interaksi antarmuka sudah dapat berjalan sesuai dengan produk aslinya.
Jenis ini biasanya dibangun dengan menggunakan tools seperti Smalltalk dan Visual
Basic (Rudd, Stern, & Isensee, 1996). High-fidelity prototyping biasanya digunakan
untuk mengevaluasi hal-hal yang berkaitan secara teknis dan dilakukan pada akhir
proses pengembangan (Rudd, Stern, & Isensee, 1996).
2.6 Media Sosial
Boyd dan Ellison (2008) mendefinisikan media sosial sebagai sebuah layanan
berbasis website yang membebaskan setiap individu untuk (1) menciptakan sebuah
profil pengguna yang berbentuk semi-publik atau publik, (2) menghubungkan antara
satu pengguna dengan pengguna lain, serta (3) dapat melihat daftar koneksi yang
telah dibuat dalam sebuah sistem.
Situs Adweek (2013) yang merupakan sebuah situs penyedia berita terkait
pemasaran, media, dan periklanan menyajikan sebuah infografis sejarah
perkembangan media sosial dari tahun 1969- 2012. Infografis tersebut ditampilkan
pada Gambar 2.1 di bawah ini.
17
Universitas Indonesia
Gambar 2.1 Infografis Sejarah Perkembangan Media Sosial Tahun 1969-2012
Sumber: http://www.adweek.com/socialtimes/social-media-1969-2012/487353
18
Universitas Indonesia
Semenjak diluncurkan kepada publik pada tahun 1969, CompuServe menjadi awal
perkembangan munculnya media sosial. CompuServe merupakan sebuah bisnis yang
memberikan solusi terkait masalah komunikasi pada mainframe komputer. Pada
tahun 1979, diluncurkan sebuah ruang yang memberikan akses komunikasi antara
sistem pusat dan pengguna sehingga dapat mengunggah data dan permainan serta
menge-post sebuah pesan kepada pengguna lain, yaitu Bulletin Board System (BBS)
(digitaltrends.com, n.d.).
Selanjutnya World Wide Web Proposed (W3C) yang merupakan sebuah komunitas
internasional dengan misi memimpin web, diluncurkan pada tahun 1989 (W3C, n.d.).
Kemudian disusul oleh The World Wide Web (WWW) yang secara resmi
diumumkan kepada publik pada tahun 1991. World Wide Web merupakan sebuah
area yang luas sebagai media alat pencarian informasi universal guna memberikan
akses universal terhadap dokumen-dokumen universal (CERN, n.d.).
Tahun 1997, diluncurkanlah SixDegrees yang memperbolehkan pengguna untuk
membuat profil dan daftar pertemanan (Boyd & Ellison, 2008). Namun SixDegrees
harus ditutup pada tahun 2000 dikarenakan banyaknya keluhan pengguna terhadap
spam serta diserahkannya SixDegrees kepada sebuah asosiasi pengguna komputer.
Tidak hanya SixDegrees, pada rentang waktu 1997 hingga 2001 muncullah
komunitas yang serupa seperti AsianAvenue (1997), BlackPlanet (1999), dan
MiGente (2000).
LiveJournal yang diluncurkan pada tahun 1999 merupakan sebuah platform publikasi
dimana setiap pengguna dapat saling berteman sehingga dapat mengikuti
perkembangan jurnal masing-masing (Boyd & Ellison, 2008). Kemudian disusul
dengan Blogger dan Napster yang diluncurkan pada tahun yang sama. Dua tahun
berikutnya, diluncurkanlah Wikipedia. Wikipedia merupakan situs layanan website
berbagai bahasa serta menyediakan adanya pengubahan konten secara terbuka dan
bebas (Wikipedia, 2015).
Pada tahun 2002, Friendster menjadi pelopor adanya koneksi online terhadap
hubungan pertemanan yang ada di dunia nyata (Mashable, n.d.). Adapun pengguna
terbanyak didominasi daerah Asia terutama di Filipina, Singapura, Malaysia, dan
19
Universitas Indonesia
Indonesia (Boyd & Ellison, 2008). Namun sayangnya, sekarang Friendster ditutup
sebagai media sosial menjadi sebuah situs game online.
MySpace kemudian diluncurkan pada tahun 2003 yang secara fungsi hampir sama
dengan Friendster. Namun seiring berjalannya waktu, MySpace menambahkan fitur
berdasarkan permintaan pengguna dan membebaskan pengguna untuk melakukan
kustomisasi terhadap halaman mereka (Boyd & Ellison, 2008). Beberapa tahun
berikutnya diluncurkan berbagai jenis situs media sosial diantaranya Tribe.Net,
Linkedin, Classmates.com, Jaiku, Netlog, dan sebagainya.
Pada tahun 2004, Facebook meluncurkan sebuah situs media sosial yang digunakan
hanya untuk menghubungkan mahasiswa Amerika Serikat (AS). Permulaan
September 2005, Facebook memperluas cakupannya yang termasuk siswa menengah
atas, pekerja profesional, dan diperluas kepada semua individu (Boyd & Ellison,
2008). Hingga kini, pengguna aktif Facebook sudah mencapai 1,44 milliar (per
tanggal 31 Maret 2015) dan jumlahnya akan terus bertambah (Facebook, n.d.).
Twitter yang menyusul pada tahun 2006 juga menjadi salah satu media sosial
populer dengan jumlah pengguna aktif mencapai 255 juta pengguna dan terus
bertambah. Kemudian disusul oleh Google+ yang diluncurkan pada tahun 2011
dengan jumlah pengguna aktif mencapai 540 juta pengguna dan terus bertambah
(Digital Insights, n.d.). Perkembangan ponsel genggam pintar menghadirkan
berbagai macam media sosial berbasis mobile seperti WhatsApp, Snapchat, Tinder,
Vine, Pheed, dan sebagainya (Simplify360, 2015).
Global WebIndex melakukan penelitian terhadap lama waktu penggunaan media
sosial terhadap 30 variabel pembanding yaitu variabel dari masing-masing 29 negara
dan satu variabel merupakan nilai rata-rata dari lama waktu penggunaan media sosial
secara global. Data tersebut diambil dari data per Januari 2015. Gambar 2.2
menunjukkan statistik lama waktu penggunaan media sosial terhadap beberapa
negara.
20
Universitas Indonesia
Gambar 2.2 Statistik lama waktu penggunaan media sosial terhadap beberapa negara
Sumber: http://wearesocial.net/tag/statistics/
Berdasarkan Gambar 2.2 menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu
negara yang meluangkan waktu terbanyak dalam penggunaan media sosial dengan
rata-rata 2,9 jam per hari. Artinya, pengguna media sosial di Indonesia meluangkan
waktunya sebanyak 2 jam 54 menit sehari untuk media sosial. Adapun rata-rata
global menunjukkan nilai sebesar 2,4 jam per hari. Artinya, secara global ada
sebanyak 2 jam 24 menit dalam sehari yang digunakan oleh pengguna untuk
penggunaan media sosial. Hal ini berarti pengguna media sosial di Indonesia
meluangkan waktu 30 menit lebih banyak dalam satu hari dibandingkan rata-rata
secara global.
21
BAB 3
PROFIL
Bagian ini menjelaskan secara singkat profil dari Unit Kerja Presiden bidang
Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP), Profil LAPOR!, serta
Tantangan LAPOR! di masa sekarang dan masa depan.
3.1 Profil Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP-PPP)
Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan atau biasa
disingkat sebagai UKP-PPP atau UKP4 merupakan sebuah unit kerja yang berada di
bawah presiden serta bertanggungjawab langsung kepada presiden (UKP4, n.d.).
Tugas ini sesuai dengan pasal 3 yang tertera pada Perpres 54 Tahun 2009 yang
berbunyi:
“Membantu presiden dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian
pembangunan sehingga mencapai sasaran pembangunan nasional dengan
penyelesaian penuh”(Bab II, Pasal 4, butir a)
Kemudian pasal tersebut dijabarkan menjadi beberapa bagian-bagian kecil yang
merupakan tugas dan fungsi UKP4 sebagai unit kerja (UKP4, n.d.). Salah satu
fungsinya adalah pengawasan. Fungsi ini bertugas untuk mengawasi kinerja
Kementerian/Lembaga. Hal ini pula yang menjadi cikal bakal dibentuknya LAPOR!
yang dijelaskan pada Subbab 3.2.
Seiring dengan berakhirnya masa jabatan SBY-Boediono sebagai Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia, maka berakhir pula tugas dan fungsi UKP4 sebagai
unit kerja presiden. Namun, tidak dengan LAPOR! yang secara fungsi tetap akan
menerima laporan dari masyarakat dan keberadaannya harus didukung oleh sebuah
instansi yang serupa dengan UKP4.
22
Universitas Indonesia
Pada bulan Februari 2015 Bapak Presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 26 Tahun 2015 yang menetapkan untuk dibentuknya Kantor Staf
Presiden (KSP).
“Kantor Staf Presiden adalah lembaga nonstruktural yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden”(Bab I, Pasal 1, butir (2))
Adapun kedudukan, fungsi, dan tugas serupa dengan UKP4. Disinilah LAPOR!
kembali menjalankan tugasnya untuk menjembatani aspirasi dan pengaduan publik.
3.2 Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR!)
Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online (LAPOR!) merupakan sebuah software as
service berbasis media sosial guna sebagai wadah untuk menampung aspirasi serta
pengaduan masyarakat (LAPOR!, n.d.). LAPOR! ini mulanya diciptakan untuk
membantu tugas UKP4 dalam mengawasi kinerja pemerintah guna mencapai visi dan
misi SBY-Boediono. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, LAPOR! yang
awalnya hanya digunakan untuk keperluan internal UKP4 dibuka secara publik.
Alur proses pelaporan menggunakan LAPOR! cukup mudah. Pelapor dapat
menggunakan platform yang telah disediakan (sms 1708, website, atau mobile
application sesuai dengan operasi sistem yang digunakan atau dapat melalui berkas
berupa dokumen surat jika tidak bisa menggunak media online). Gambar 3.1
menjelaskan secara singkat alur proses pelaporan LAPOR!.
23
Universitas Indonesia
Gambar 3.1 Alur Kerja LAPOR!
Sumber: www.lapor.go.id
Berdasarkan gambar diatas, laporan yang masuk dari pelapor akan diverifikasi
terlebih dahulu oleh pihak admin. Kemudian, admin akan mengkaji ulang laporan
dan memutuskan apakah laporan ini di-approve, di-pending, atau perlu adanya
konfirmasi lanjutan. Admin juga berhak untuk langsung menghapus laporan tanpa
harus menindaklanjuti kepada pelapor dengan kriteria laporan tertentu. Batas waktu
kerja admin untuk melakukan verifikasi ini hanya tiga hari (LAPOR!, n.d.).
Kemudian laporan yang diterima akan didisposisikan oleh admin kepada
kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN yang menjadi sasaran pelapor.
Kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN diberikan waktu lima hari kerja
untuk menindaklanjuti laporan. Selanjutnya kementerian/lembaga/pemerintah
daerah/BUMN akan melakukan perumusan tindak lanjut. Rumusan tindak lanjut ini
akan diteruskan kepada pihak admin untuk dapat dipublikasikan ke halaman website
LAPOR!. Perlu diketahui laporan yang ditampilkan di halaman LAPOR! hanya
laporan yang berhasil diterima saat proses verifikasi oleh admin.
24
Universitas Indonesia
Laporan dianggap selesai jika dari instansi sudah melewati batas kerja selama
sepuluh hari. Biasanya admin LAPOR! akan memberikan peringatan kepada
kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN untuk segera menindaklanjuti
laporan tersebut. Tindak lanjut laporan yang paling mudah adalah dengan
memberikan keterangan kepada pelapor bahwa laporan sedang diproses.
Rata-rata laporan yang masuk ke dalam sistem tiap bulannya pada tahun 2014
mencapai 13.015 (diambil pada tanggal 11 Mei 2015 pukul 16:54). Hal ini
menunjukkan bahwa animo masyarakat sangatlah tinggi untuk turut serta dalam
mengevaluasi kinerja pemerintahan. Selain itu, LAPOR! sudah terhubung lebih dari
86 Kementerian/Lembaga, lima pemerintah daerah, serta 44 Badan Usaha Milik
Pemerintah (BUMN).
3.3 Tantangan LAPOR!
Sebagai sebuah wadah yang menampung aspirasi dan pengaduan masyarakat
tentunya LAPOR! menghadapai banyak tantangan baik untuk kondisi saat ini dan ke
depan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada tanggal 9 April 2015 dengan
koordianator tim LAPOR!, Gibran Sesunan, menyatakan bahwa tantangan yang
dihadapi LAPOR! dikelompokkan menjadi tiga bagian yang berbeda yakni:
1. Tantangan dari segi kementerian/lembaga/pemerintah daerah/ BUMN
a. Menjaga kepatuhan dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN
dalam menindaklanjuti laporan. Fenomena ini dapat dilihat dari banyaknya
laporan yang belum ditindaklanjuti oleh kementerian/lembaga/pemerintah
daerah/BUMN.
b. Menghubungkan pelayanan-pelayanan publik yang sudah tersedia.
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap instansi pemerintahan mempunyai
layanan publik tersendiri artinya, data-data layanan publik tersebut saling
terpisah. Hal ini cukup menyulitkan bagi pihak-pihak tertentu yang ingin
melihat isu terkini yang tersebar dalam masyarakat, melihat jumlah isu yang
terdapat dalam suatu daerah, dan lain-lain. Adanya LAPOR! diharapkan
mampu menjadi data pelayanan publik secara nasional sehingga
memudahkan bagi pihak-pihak terkait yang ingin melihat persebaran isu
yang ada di Indonesia.
25
Universitas Indonesia
c. Pengkategorisasian data, artinya LAPOR! mampu memberikan lingkup
yang jelas kategori dalam suatu masalah tertentu. Selama ini, satu laporan
bisa menjadi tanggungjawab dari dua atau lebih instansi. Artinya, terjadi
redundasi saat menindaklajuti sebuah isu. Adanya LAPOR! diharapkan
mampu menjadi rekomendasi pelayanan baik kepada masyarakat maupun
pemerintah terkait suatu masalah pelayanan publik.
2. Tantangan dari segi masyarakat
a. Sosialisasi. Sosialisasi merupakan salah satu tantangan utama yang harus
terus dibangun. LAPOR! dapat berjalan dengan baik sampai sekarang ini
karena adanya tingkat kepedulian dan kepercayaan masyarakat. Rata-rata
laporan yang masuk ke dalam sistem LAPOR! mencapai 194.561 per
tahunnya (data laporan yang diambil dari tahun 2012-2014 per tanggal 11
Mei 2015). Angka ini terpaut sangat jauh jika dibandingkan dengan populasi
penduduk Indonesia yang berjumlah 237.641.326 (data Badan Pusat
Statistik pada 2010). Artinya, keberadaan LAPOR! belum tersebar secara
luas di seluruh masyarakat Indonesia. Sosialisasi ini diharapkan mampu
mengimbangi jumlah pengguna LAPOR! dengan jumlah populasi penduduk
Indonesia. Sehingga, harapan untuk memenuhi hak pelayanan tiap individu
dapat terpenuhi secara merata.
b. Ekspektasi publik, yakni membangun kepercayaan kepada publik terhadap
kinerja pelayanan pemerintah. Jika keberadaan LAPOR! ini diiringi dengan
kepatuhan dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN maka,
secara tidak langsung akan terciptanya kepercayaan publik kepada
pemerintah.
c. Optimalisasi data. Sebelumnya telah dijelaskan jika tantangan LAPOR!
adalah membangun sebuah data nasional pelayanan publik di Indonesia.
Dengan optimalisasi data LAPOR!, membantu masyarakat untuk melakukan
pengkajian ulang, penelitian, mengolah kembali data-data, dan sebagainya.
Hal ini mendukung dengan semangat Open Data yang sempat marak
digalakkan saat ricuhnya pemilu 2014.
3. Tantangan dari segi pengelola
26
Universitas Indonesia
a. Menjadi penghubung yang mampu menyeimbangi antara
kementerian/lembaga/pemerintah daerah/BUMN sehingga kepatuhan dalam
meningkatkan pelayanan publik terus dijaga.
b. Mengakomodasi banyak fitur terbaru dari sistem LAPOR! baik yang
berbasis sms, website, maupun ponsel gengam pintar. Hal ini dikarenakan
banyak masukan dari pengguna terkait website maupun website LAPOR!.
27
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
Bagian ini menjelaskan metodologi penelitian yang terdiri dari Alur Penelitian,
Rancangan Pelaksanaan Evaluasi, Metode Analisis Data, serta Metode Interpretasi
Data.
4.1 Alur Penelitian
Penelitian dimulai dengan mengumpulkan data pendukung guna merumuskan
permasalahan yang lebih rinci dan jelas. Kemudian dilanjutkan dengan studi literatur
dan pengembangan website versi baru. Di akhir akan dilakukan evaluasi terkait
usability dari kedua website dengan menggunakan kuesioner dan usability testing.
Sebelum disebarkan kepada responden, dilakukan uji keterbacaan kuesioner serta
pilot study untuk usability testing. Hal ini berguna untuk mendapatkan hasil yang
sesuai.
Data-data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan teknik
analisis yang sesuai. Selanjutnya data-data tersebut dirangkum dan kemudian diolah
menjadi bahan rekomendasi untuk pengembangan website selanjutnya. Gambar 4.1
diperlihatkan secara detail tahapan pelaksanaan penelitian.
Gambar 4.1 Alur Penelitian
28
Universitas Indonesia
Tahapan-tahapan tersebut kemudian dipetakan ke dalam sebuah timeline waktu
pengerjaan yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Timeline Pengerjaan Penelitian
Tahap Maret April Mei Juni
Studi Literatur
Pengembangan
Membuat
kuesioner
Uji Keterbacaan
Menyebarkan
kuesioner
Usability Testing
Analisis dan Hasil
Penulisan Laporan
4.2 Pengembangan Website
Jenis prototype yang dipilih untuk melakukan pengembangan website versi baru
merupakan jenis high-fidelity prototyping. Hal ini dikarenakan lebih mudah
digunakan oleh pengguna terutama dalam melakukan evaluasi sebuah sistem diakhir
proses pengembangan. Wiley and Sons (Interaction Design, 2011) menjabarkan
keuntungan dan kerugian dari low-fidelity prototyping dan high-fidelity prototyping
pada Tabel 4.1 di bawah ini.
29
Universitas Indonesia
Tabel 4.2 Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Jenis Prototyping
Sumber: Interaction Design: Beyond Human Computer Interaction (Wiley, 2011)
Type Advantages Disadventages
Low-fidelity
prototyping
Lower development cost.
Evaluate multiple design
concepts.
Useful communication device
Address screen layout issues.
Useful for identifying market
requirements.
Proof-of-concept.
Limited error checking.
Poor detailed specification to
code to.
Facilitator-driven.
Limited utility after
requirements established.
Navigational and flow
limitations.
High-fidelity
prototyping
Complete functionality.
Fully interactive.
User driven.
Clearly defines navigational
scheme.
Use for exploration and test.
Look and feel of final product.
Serves as a living specification.
Marketing and sales tool.
More expensive to develop.
Time-consuming to create.
Inefficient for proof-of-
concept designs.
Not effective for requirements
gathering.
Berdasarkan tabel di atas disebutkan salah satu keuntungan dari high fidelity
prototyping yaitu digunakan sebagai media untuk mengekplorasi dan pengujian. Hal
ini sesuai dengan kebutuhan penelitian yang melakukan pengujian sebagai
perbandingan penilaian dari kedua website.
30
Universitas Indonesia
4.3 Rancangan Pelaksanaan Evaluasi
Rancangan Pelaksanaan Evaluasi dijabarkan menjadi dua penjelasan singkat
mengenai Teknik Pengumpulan data dan Instrumen Pengumpulan Data.
4.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian dibagi menjadi tiga macam jenis
yakni wawancara, kuesioner, dan usability testing. Berikut dijabarkan secara singkat
mengenai masing-masing teknik dan tujuannya.
4.3.1.1 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melakukan pengumpulan data yang diperlukan terkait
website LAPOR!. Data-data yang diperlukan seperti jumlah pengguna baru LAPOR!
dan jumlah pengguna yang kembali mengunjungi website LAPOR!. Selain itu, untuk
mendapatkan data jumlah laporan yang masuk ke dalam website LAPOR! serta
jumlah pengguna LAPOR!. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui profil dan
tantangan dari LAPOR! yang dijelaskan pada Bab 3. Selain itu, wawancara ini juga
berguna untuk merumuskan permasalahan penelitian.
4.3.1.2 Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengukur nilai kepuasan pengguna terhadap masing-
masing website. Menurut Nielsen (2006), jumlah yang disarankan dalam melakukan
pengumpulan data secara kuantitatif adalah 20 responden. Namun, untuk
menghasilkan jumlah error ±10% maka, jumlah responden yang disarankan adalah
71 responden (Nielsen, 2006). Maka dari itu, penulis menargetkan 100 responden
yang mengisi kuesioner untuk data kuantitatif.
Kuesioner yang digunakan mengacu pada Standard Usability Questionnaires, yaitu
Software Usability System (SUS). SUS merupakan sebuah standar kuesioner yang
mengukur kepuasaan pengguna dalam menggunakan sebuah sistem. SUS juga
dikenal sebagai pengukuran kepuasan pengguna yang “quick and dirty” artinya
penggunaan kuesioner SUS sangat cepat dan data yang dihasilkan dapat dipercaya
(Sorflaten, 2010). Kuesioner SUS ini juga sudah banyak digunakan dalam proyek
penelitian dan banyak digunakan pada masa revolusi industri (Brooke, 1996).
31
Universitas Indonesia
Kuesioner ini terdiri dari sepuluh pernyataan berbeda dengan perbandingan antara
pernyataan positif dan negatif adalah 5:5. Setiap pernyataan direpresentasikan
menggunakan skala Likert sebanyak lima atau tujuh buah. Penelitian ini
menggunakan lima buah skala Likert (sesuai dengan standar kuesioner SUS) dengan
keterangan jika, 1: Sangat Tidak Setuju, 2: Tidak Setuju, 3: Netral, 4: Setuju, dan 5:
Sangat Setuju.
Menurut Brooke (1996), pengisian kuesioner SUS dilakukan setelah responden
menggunakan sistem yang dievaluasi. Beberapa manfaat yang dapat didapatkan
ketika menggunakan SUS (Usability.gov, 2015), yaitu (1) mampu mengatur
responden karena penggunaan skala yang mudah; (2) dapat digunakan dalam jumlah
kecil dengan hasil terpercaya; serta (3) sah, SUS mampu membedakan secara efektif
sistem yang baik untuk digunakan dan yang tidak. Tabel di bawah ini merupakan
standar kuesioner yang digunakan dalam SUS.
Tabel 4.3 Tabel Standar Kuesioner SUS
Sumber : Usability.gov
1 2 3 4 5
1 I think I would like to use this system.
2. I found the system unnecessarily complex.
3. I thought the system was easy to use.
4. I think that I would need the support of a technical
person to be able to use this system.
5. I found the various functions in the system were well
integrated.
6. I thought there was too much inconsistency in this
system.
7. I would imagine that most people would learn to use
this system very quickly.
Strongly
disagree
Strongly
agree
32
Universitas Indonesia
Tabel 4.3 Tabel Standar Kuesioner SUS (sambungan)
8. I found the system very cumbersome to use.
9. I felt very confident using the system.
10. I needed to learn a lot of things before I could get
going with the system.
Kuesioner di atas diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan
kebutuhan penelitian. Sebelum kuesioner ini disebar maka dilakukan face validity
(uji keterbacaan) kuesioner terhadap sepuluh orang yang dipilih secara acak. Pada
akhir kuesioner, terdapat sebuah pertanyaan berupa open-ended question yang
digunakan sebagai data kualitatif. Adapun bentuk kuesioner yang sudah
diterjemahkan dan diujicobakan terlampir pada Lampiran 1.
4.3.1.3 Usability Testing
Menurut Nielsen (2001), untuk mengidentifikasi permasalahan dalam desain sebuah
sistem cukup menggunakan lima orang. Faulkner (2003) menyatakan bahwa jumlah
usability testing sebanyak lima orang hanya akan menemukan sebanyak 55%
permasalahan usability. Untuk mendapatkan 90% permasalahan dalam usability
maka diperlukan sebanyak minimal 15 orang (Faulkner, 2003).
Tabel 4.4 Persentase banyaknya jumlah permasalahan dalam usability terhadap 100
sampel
Sumber: Beyond the five-user assumption: Benefits of incerased samples size in usability testing
(Faulkner, vol. 35(3), hal. 379-383)
No. Users Minimum % Found Mean % Found SD SE
5 55 85.55 9.2957 .9295
10 82 94.686 3.2187 .3218
15 90 97.050 2.1207 .2121
20 95 98.4 1.6080 .1608
30 97 99.0 1.1343 .1464
40 98 99.6 0.8141 .1051
50 98 100 0 0
33
Universitas Indonesia
Suatu usability testing diperlukan adanya task skenario. Task scenario
mendeskripsikan cerita dan konteks dengan alasan mengapa pengguna tertentu atau
suatu kelompok tertentu datang bekunjung pada suatu website (Usability.gov, n.d.).
Jumlah task yang seharusnya dilakukan untuk usability testing dibatasi sebanyak 10
atau 12 buah (Usability.gov, n.d.).
Task ini dipilih berdasarkan halaman umum yang sering pada masing-masing
website LAPOR!. Adapun perihal dan bagian-bagian yang dievaluasi dalam usability
testing diantaranya:
1. Reaksi pengguna saat pertama kali datang ke website.
2. Melihat tata cara penggunaan website.
3. Masuk ke dalam akun dan keluar
4. Melihat fitur-fitur utama website (fitur laporan saya, daftar laporan, statistik,
dan laporan untuk website LAPOR! versi lama dan fitur user profile, statistik
dan persebaran laporan, serta laporan untuk website LAPOR! versi baru).
5. Melihat fitur-fitur khusus website (fitur star-rating, report, pencarian lanjutan
serta tambahan fitur gamifcation pada website LAPOR! versi baru)
Bagian-bagian tersebut kemudian dijabarkan menjadi 11 task. Pengukuran usability
dilihat dari sukses atau tidaknya pengguna melakukan satu task, serta lama waktu
pengguna dalam menyelesaikan sebuah task. Adapun task scenario tersebut terlampir
pada Lampiran 2.
4.3.2 Instrumen Pengumpulan Data
Bagian ini menjelaskan tentang instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data
kuesioner, usability testing, dan wawancara.
4.3.2.1 Wawancara
Pada Subbab 4.3.1.3 telah dijelaskan jika wawancara digunakan untuk menggali
informasi terkait profil dan tantangan dari LAPOR! yang dapat dilihat pada Bab 3.
Selain itu, wawancara juga dilakukan untuk mengetahu analisis kebutuhan webiste
LAPOR! versi baru yang dapat dilihat pada Subbab 5.1. Wawancara ini
menggunakan alat bantu berupa pulpen, kertas, serta aplikasi perekam suara dari
ponsel genggam pintar yang kemudian diolah secara manual.
34
Universitas Indonesia
4.3.2.2 Kuesioner
Kuesioner dibuat dengan menggunakan google forms dan disebar melalui media
sosial LAPOR! yaitu Facebook (www.facebook.com/lapor1708) dan Twitter
(@LAPOR1708). Selain itu, kuesioner juga disebar dengan mengirimkan email
kepada ±2000 pengguna LAPOR! yang sudah pernah melakukan pelaporan sebanyak
dua kali atau lebih. Pembatasan pengiriman email kepada pengguna LAPOR!
dilakukan untuk menghindari adanya ketidaknyamanan pengguna. Adapun email
yang digunakan merupakan akun email resmi dari tim LAPOR!.
4.3.2.3 Usability Testing
Usability testing dilakukan dengan menginstruksikan responden untuk melakukan
beberapa tasks yang sudah diuji melalui tahapan pilot study sebelumnya. Pilot study
berguna agar dapat memastikan semua alat, materi dan dokumen dipersiapkan
dengan baik (Usability.gov, 2015). Tasks digunakan untuk menggali informasi
terkait masalah usability serta alternatif solusi. Pengambilan data usability testing ini
direkam dengan menggunakan video dan bersifat optional. Laptop dan koneksi
internet berupa ponsel genggam pintar juga menjadi alat bantu untuk melakukan
usability testing.
4.4 Metode Analisis Data
Bagian ini menjelaskan tentang metode yang digunakan untuk melakukan analisis
hasil data yang sudah terkumpulkan, yaitu Analisis Data Kuantitatif dan Analisis
Data Kualitatif.
4.4.1 Analisis Data Kuantitatif
Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner SUS kepada
pengguna LAPOR!. Berikut langkah-langkah yang dilakukan untuk mengolah data
kuantitatif dari kuesioner SUS (Sauro, 2011):
1. Langkah awal dalam melakukan perhitungan kuesioner SUS adalah dengan
menghitung nilai skor tiap pernyataan. Nilai skor ini berkisar pada rentang 0-
4. Untuk menghitung nilai skor, maka perlu diperhatikan urutan angka genap
atau ganjil pada tiap pernyataan. Pernyataan dengan urutan angka ganjil,
dapat dihitung dengan rumus, (xi - 1). Sedangkan, untuk urutan pernyataan
35
Universitas Indonesia
yang genap, dapat dihitung dengan rumus (5 – xi), dengan xi merupakan
angka pada skala Likert yang dipilih oleh responden. Lalu, hitung nilai SUS
dengan mengalikan tiap skor yang didapatkan dengan 2.5 dan jumlahkan.
Jumlah skor untuk masing-masing responden akan berkisar diantara 0-100.
2. Langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah dan rata-rata nilai skor. SUS
sudah menyediakan rangkuman nilai rata-rata dan standar deviasi seusai
dengan jumlah sampel yang digunakan untuk kategori jenis platform tertentu.
Pada penelitian ini platform yang digunakan adalah website. Untuk kategori
website, dengan n = 174 maka akan menghasilkan nilai rata-rata sebesar 67.
Artinya, jika skor berada di bawah nilai rata-rata berarti website tersebut
berada di bawah nilai rata-rata dan begitu pula sebaliknya.
4.4.2 Analisis Data Hasil Kualitatif
Data kualitatif didapatkan melalui tahapan usability testing kepada responden serta
open-ended question yang disediakan di dalam kuesioner. Kedua data tersebut
dianalisis secara manual dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang didapatkan.
Kemudian dilakukan rangkuman dengan bahasa secara formal terkait permasalahan
yang didapatkan.
Untuk data yang didapatkan melalui open-ended question pada kuesioner, tidak
semua hasilnya dimasukkan untuk dikelompokkan dan dirangkum. Data yang
dianalisis merupakan data yang menyinggung masalah seputar tampilan dan interaksi
website saja. Data yang tidak berhubungan dengan kedua hal tersebut tidak
dianalisis, data tersebut masuk ke dalam masukan untuk tim LAPOR! sebagai
masukan secara teknis untuk sistem.
4.5 Metode Penyusunan Rekomendasi
Penyusunan rekomendasi dibuat dengan mengelompokkan permasalahan yang
terdapat dalam dua website tersebut ke dalam satu kategori yang sama. Kategori ini
ditentukan dari banyaknya permasalahan serupa. Urutan pengkategorian dilakukan
dengan melihat permasalahan yang ada di halaman setiap website, fitur lain yang ada
di website, serta fitur tambahan. Pengkategorian juga dapat berupa warna, bahasa,
tata letak, dan sebagainya. Adapun pengkategorian dan perumusan rekomendasi ini
dilakukan secara manual.
36
BAB 5
PROTOTYPING
Bagian ini menjelaskan perihal analisis kebutuhan dan pengimplementasian website
versi baru sebagai sebuah prototype.
5.1 Analisis Kebutuhan Website Versi Baru
Data per tahun 2014, jumlah pengguna LAPOR! (dari seluruh platform dan selama
LAPOR! berjalan) mencapai angka 1.526.439. Angka ini sangatlah jauh dengan
jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 237.641.326 juta jiwa (Badan Pusat
Statistik, 2010). Artinya, jumlah pengguna LAPOR! tidak mencapai 1% dari jumlah
penduduk Indonesia. Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada Bab 3 bahwa salah
satu tantangan LAPOR! di masa depan adalah pemerataan penggunaan LAPOR! di
seluruh Indonesia. Adanya pengoptimalan konsep sosial media pada website
LAPOR! diharapkan mampu membantu tim untuk menghadapi tantangan tersebut .
Untuk mewujudkan tantangan tersebut, tim melakukan analisis kebutuhan terkait
website versi baru. Pengoptimalan tidak hanya dilakukan pada konsep media sosial
saja. Konsep tambahan seperti gamification, information visualization, dan user
profiling ikut diimplementasikan dalam pengembangan website versi baru.
Penggunaan masing-masing konsep tersebut dapat dilihat pada Subbab 5.2.
Analisis kebutuhan yang dilakukan tim menggunakan metode diskusi dimana tim
berperan sebagai klien dan seorang analis. Perancangan kebutuhan website versi baru
ini menghasilkan sebuah functional documentation yang menjabarkan secara rinci
setiap use-case yang dibutuhkan dalam website versi baru. Gambar di bawah ini
merupakan use case diagram dari kebutuhan website versi baru LAPOR!.
37
Universitas Indonesia
Gambar 5.1 Use Case Diagram Kebutuhan Website Versi Baru
Sumber: Dokumentasi Fungsional Tim LAPOR! (hal. 4)
Use case tersebut kemudian dirangkum menjadi sepuluh use case utama yang
tersedia dalam website versi baru, yaitu:
1. Melihat Slide Halaman Depan
2. Melihat Laporan Tuntas
3. Melihat Laporan Terkini
38
Universitas Indonesia
4. Melihat Instansi Terhubung
5. Melihat Beranda
6. Kawal-Mengawal
7. Melihat Stream Kawalan
8. Melihat Notifikasi
9. Melihat Statistik
10. Memberikan Tingkat Kepuasan Ketuntasan Instansi
Pengembangan prototyping pada penelitian ini dilakukan untuk sepuluh uses case
tersebut. Adapun hasil dari prototyping tersebut dapat dilihat pada Subbab 5.2.
5.2 Hasil Pengembangan
Untuk memudahkan pengembangan website versi baru, penulis menggunakan sebuah
framework Bootstrap. Bootstrap merupakan sebuah front-end framework yang dapat
membantu membuat sebuah website responsif untuk perangkat ponsel genggam
pintar (Bootstrap.com, n.d.). Selain memudahkan, hal ini juga dapat meningkatkan
efisiensi waktu dalam melakukan pengembangan sebuah sistem berbasis website.
5.2.1 Fitur Umum
Fitur umum merupakan fitur yang sering muncul di setiap halaman website kecuali
halaman depan dan halaman statistik. Fitur ini akan dijumpai ketika pengguna sudah
melakukan login. Fitur-fitur tersebut diantaranya:
a. Fitur Perlu Dikawal
Gambar 5.2 menampilkan bentuk tampilan fitur perlu dikawal.
Gambar 5.2 Tampilan fitur perlu dikawal
39
Universitas Indonesia
Fitur pada Gambar 5.2 menampilkan rekomendasi pengguna yang patut
dikawal oleh pengguna karena mempunyai laporan permasalahan yang sama
ataupun minat yang sama. Perlu dikawal menyajikan nama, lokasi, dan
minat pengguna yang direkomendasikan.
b. Fitur Statistik
Gambar 5.3 menampilkan bentuk tampilan fitur statistik.
Gambar 5.3 menampilkan statistik laporan yang tuntas (diwarnai dengan
warna hijau), proses (diwarnai dengan warna kuning), serta belum (diwarnai
dengan warna merah). Statistik yang ditampilkan merupakan statistik
laporan secara umum.
c. Fitur Laporan Terhangat
Gambar 5.4 menampilkan bentuk tampilan fitur laporan terhangat.
Pada Gambar 5.4 menampilkan laporan yang paling banyak dibicarakan
oleh pengguna. Setiap laporan diawali dengan sebuah icon kecil yang
menandakan status laporan (tuntas, proses, dan belum).
Gambar 5.3 Tampilan fitur statistik
Gambar 5.4 Tampilan fitur laporan terhangat
40
Universitas Indonesia
5.2.2 Fitur Khusus
Fitur khusus ini merupakan fitur yang tidak ditampilkan di semua halaman website
versi baru. Namun, kegunaan dari masing-masing fitur sama untuk halaman yang
menggunakan fitur-fitur ini. Berikut ini dijelaskan secara singkat fitur-fitur khusus
tersebut.
5.2.2.1 Skor, Pengawal, dan Mengawal
Fitur-fitur ini didesain dengan mengadopsi kosep gamification. Gamification
merupakan penggunaan elemen-elemen seperti yang ada pada video game ke dalam
sebuah sistem guna meningkatkan user experience dan interaksi kepada pengguna
(Deterding, Sicart, dkk, 2011). Berikur dijelaskan secara singkat penggunaan dari
masing-masing fitur.
a. Tombol Skor Pengguna
Gambar 5.5 menampilkan bentuk tampilan tombol skor pengguna.
Fitur skor pada Gambar 5.5 menampilkan skor pengguna yang dihitung dari
banyaknya laporan yang sudah dilaporkan. Ketika meng-klik tombol ini
maka akan ditampilkan papan skor.
b. Tombol Jumlah Pengawal
Gambar 5.6 menampilkan bentuk tampilan tombol jumlah pengawal.
Gambar 5.6 yang merupakan tombol jumlah pengawal mempunyai fungsi
yang sama seperti fitur follow pada media sosial twitter. Ketika meng-klik
tombol ini maka akan ditampilkan daftar pengawal yang sedang mengikuti.
Gambar 5.5 Tampilan Tombol Skor Pengguna
Gambar 5.6 Tampilan Tombol Jumlah Pengawal
41
Universitas Indonesia
c. Tombol Jumlah Mengawal
Gambar 5.7 menampilkan bentuk tampilan tombol jumlah mengawal.
Adapun fungsi utama dari adanya tombol ini sama seperti tampilan tombol
jumlah pengawal.
d. Tombol Daftar Unit
Gambar 5.8 menampilkan bentuk tampilan tombol daftar unit.
Tombol pada Gambar 5.8 sama seperti dalam penggunan tombol pengawal
dan mengawal. Saat meng-klik tombol ini maka, akan keluar semua daftar
unit dari instansi terkait.
5.2.2.2 Riwayat Laporan
Website versi terbaru dilengkapi dengan riwayat laporan sehingga dapat dilihat
ketika membuka halaman beranda, halaman pengguna lain, serta halaman statistik.
Riwayat ini berguna untuk memberikan informasi kepada pengguna yang sedang
berkunjung halaman profil pelapor lainnya. Tidak hanya halaman profil pelapor,
riwayat juga tersedia di halaman profil instansi serta halaman beranda pengguna
dengan kategori riwayat yang berbeda-beda. Riwayat laporan ini terbagi menjadi
beberapa bagian yang berbeda, diantaranya:
a. Fitur Riwayat Kawalan
Fitur ini berfungsi untuk menampilkan semua laporan dari pengguna yang
diikuti. Fungsinya sama seperti timeline yang terdapat pada media sosial
pada umumnya. Fitur ini hanya terdapat pada halaman beranda.
b. Fitur Riwayat Terkini
Fitur ini berfungsi untuk menampilkan laporan-laporan baru. Fitur ini hanya
terdapat pada halaman beranda.
Gambar 5.7 Tampilan Tombol Jumlah Mengawal
Gambar 5.8 Tampilan Tombol Jumlah Mengawal
42
Universitas Indonesia
c. Fitur Riwayat Laporan Saya
Fitur ini berfungsi untuk menampilkan semua laporan yang pernah
dilaporkan oleh pengguna. Fitur ini hanya terdapat pada halaman beranda.
d. Fitur Riwayat Notifikasi
Fitur ini berfungsi untuk menampilkan notifikasi dari aktivitas apa saja yang
sudah terjadi. Notifikasi menampilkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan
erat dengan media soaial sebagai contoh, pengguna A mengawal Anda,
pengguna B mengomentari laporan Anda, dan sebagainya. Fitur ini hanya
terdapat pada halaman beranda.
e. Fitur Riwayat Semua Laporan
Fitur ini berfungsi untuk menampilkan semua laporan baik laporan tuntas,
dalam proses, ataupun belum tuntas. Fitur ini terdapat pada halaman pelapor
dan statistik.
f. Fitur Riwayat Proses
Fitur ini berfungsi untuk menampilkan semua laporan yang masih dalam
proses. Biasanya ditandai dengan icon berwarna kuning. Fitur ini terdapat
pada halaman pelapor dan statistik.
g. Fitur Riwayat Tuntas
Fitur ini berfungsi untuk menampilkan semua laporan yang sudah selesai.
Biasanya ditandai dengan icon berwarna hijau. Fitur ini terdapat pada
halaman pelapor dan statistik.
h. Fitur Riwayat Belum
Fitur ini berfungsi untuk menampilkan semua laporan yang belum diproses
oleh instansi terkait. Biasanya ditandai dengan icon berwarna merah. Fitur
ini terdapat pada halaman statistik.
43
Universitas Indonesia
Gambar 5.9 merupakan tampilan dari riwayat laporan yang terdapat pada website
versi baru. Delapan tipe jenis riwayat tersebut mempunyai komposisi isi dan tata
letak yang sama. Komposisi tersebut terdiri dari nama pelapor, lokasi pelapor, judul
laporan, icon jenis laporan (tuntas/proses/belum), instansi yang berkaitan dengan
laporan, kategori laporan, waktu laporan, isi laporan, fitur untuk membaca laporan
lebih lanjut, detail laporan (jumlah tindak lanjut, dukungan, komentar, serta
pengawal), tombol fitur lainnya yang dijelaskan pada Subbab 5.2.2.3, komentar, dan
kotak menulis komentar.
5.2.2.3 Lainnya
Fitur-fitur ini merupakan fitur diluar fitur skor, pengawal, mengawal, dan riwayat
laporan. Fitur-fitur tersebut diantaranya:
Gambar 5.9 Tampilan Riwayat Laporan
44
Universitas Indonesia
a. Tombol Kawal
Gambar 5.10 merupakan tombol kawal beserta perubahannya.
Berdasarkan Gambar 5.10 terdapat keterangan tambahan berupa: Gambar
(a) merupakan kondisi sebelum melakukan kawalan; (b) kondisi setelah
melakukan kawalan; dan (c) setelah melakukan kawalan ketika di
hover.Tombol ini berfungsi untuk mengikuti profil pengguna lainnya.
b. Tombol Dukung
Gambar 5.11 merupakan tombol dukung beserta perubahannya.
Berdasarkan Gambar 5.11 terdapat keterangan tambahan berupa: Gambar
(a) merupakan kondisi sebelum memberikan dukungan; dan (b) kondisi
setelah melakukan dukungan. Tombol dukung ini mempunyai sifat yang
sama seperti tombol like Facebook.
c. Tombol Share
Gambar 5.12 merupakan tampilan tombol share dengan Facebook.
Berdasarkan Gambar 5.12 terdapat keterangan tambahan berupa: Gambar
(a) merupakan tombol share dan (b) modal yang muncul ketika sudah
meng-klik tombol share. Tombol tersebut berfungsi untuk dapat berbagi
melalui Facebook.
Gambar 5.10 Tampilan Tombol Kawal
Gambar 5.11 Tampilan Tombol Dukung
Gambar 5.12 Tampilan Tombol Share
45
Universitas Indonesia
d. Tombol Tweet
Gambar 5.13 merupakan tampilan tombol tweet dengan Twitter.
Berdasarkan Gambar 5.13 terdapat keterangan tambahan berupa: Gambar
(a) merupakan tombol tweet dan (b) modal yang muncul ketika sudah meng-
klik tombol tweet. Tombol tersebut berfungsi untuk dapat berbagi melalui
Twitter.
e. Fitur Star-Rating dan Tombol Laporkan sebagai Spam
Gambar 5.14 merupakan tampilan tombol star rating.
Fitur star-rating berfungsi untuk memberikan penilaian terhadap suatu
laporan. Angka yang diberikan sebanyak satu higga lima bintang.
Berdasarkan Gambar 5.14 terdapat keterangan tambahan berupa: Gambar
(a) merupakan tombol star rating beserta tampilan rata-rata dan (b)
memberikan penilaian dengan star rating. Selanjutnya, pada Gambar 5.15
merupakan tampilan tombol laporkan sebagai spam.
Adapun tombol laporkan sebagai spam berfungsi untuk memberikan laporan
kepada tim LAPOR! bahwa laporan terkait merupakans salah satu jenis
spam. Gambar 5.15 terdapat keterangan tambahan berupa: Gambar (a)
merupakan tombol star rating; (b) rata-rata penilaian terhadap jumlah
Gambar 5.13 Tampilan Tombol Tweet
Gambar 5.14 Tampilan Tombol Star Rating
Gambar 5.15 Tampilan fitur laporkan sebagai spam
46
Universitas Indonesia
pengguna yang menilai; (c) fitur laporkan sebagai spam sebelum; dan (d)
fitur laporkan sebagai spam sesudah.
5.2.3 Halaman Depan
Gambar 5.20. bawah ini merupakan hasil dari implementasi halaman depan dari
website versi baru. Pengguna dapat masuk ke dalam akun dengan memasukkan
username dan password pengguna yang terletak pada sudut kanan atas header.
47
Universitas Indonesia
Gambar 5.16 Tampilan halaman beranda
48
Universitas Indonesia
Halaman depan yang ditampilkan pada Gambar 5.20. diisi oleh lima komponen
utama, yaitu:
1. Login pengguna.
2. Pendaftaraan akun, hal ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol daftar yang
terletak di samping tombol masuk.
3. Laporan tuntas dan laporan terkini, yang menampilkan laporan yang berhasil
dituntaskan serta laporan yang masih terbaru.
4. Statistik laporan dan instansi terhubung, menampilkan statistik website LAPOR!
yang terdiri dari banyaknya pengguna, laporan tuntas, dan laporan proses serta
banyaknya instansi yang terhubung dengan LAPOR!.
5. Unduh Aplikasi Mobile dan Ikuti Media Sosial LAPOR!;
6. Footer.
5.2.4 Halaman Beranda
Gambar 5.17. di bawah ini merupakan tampilan halaman beranda pengguna pada
website versi baru.
49
Universitas Indonesia
Gambar 5.17 Tampilan Halaman Beranda
Pada halaman beranda terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: informasi pengguna,
kotak pelaporan, serta fitur-fitur umum (fitur perlu dikawal, fitur statistik, serta fitur
laporan terhangat). Di bawah ini dijelaskan secara singkat bagian-bagian tersebut,
diantaranya:
a. Informasi Pengguna
Informasi pengguna dapat dilihat pada Gambar 5.18 yang terletak di sebelah
kanan foto profil pengguna. Informasi ini berisi aktivitas terakhir pengguna
50
Universitas Indonesia
serta nilai skor, pengawal, dan mengawal. disediakan tombol ubah profil
sehingga pengguna dapat mengubah profil secara cepat. Adapun Gambar
5.18 menunjukkan tampilan form untuk melakukan pengubahan data diri.
Gambar 5.18 Tampilan Form Ubah Profil
Untuk melakukan pengubahan data profil, pengguna dapat dengan mudah
meng-klik tombol Ubah Profil. Selanjutnya, sistem akan mengubah bagian
informasi pengguna dan menampilkan singkat yang harus dilengkapi oleh
pengguna.
b. Fitur Melaporkan
Fitur ini merupakan fitur dasar dari konsep LAPOR! sebagai media
pelaporan. Gambar di bawah ini merupakan tampilan kotak untuk
melaporkan laporan pengguna.
Gambar 5.19 Tampilan kotak pelaporan
51
Universitas Indonesia
Fitur-fitur tersebut terdiri atas, jenis kategori laporan yang ingin dilaporkan,
data pendukung yang dapat dijadikan sebagai bukti laporan, serta adanya
fitur anonim dan rahasia yang dapat menampilkan pengguna yang
melaporkan sebagai anonim dan laporan yang dilaporkan bersifat rahasia.
c. Fitur Riwayat Laporan
Sebelumnya sudah dijelaskan secara singkat mengenai fitur riwayat laporan
pada Subbab 5.2.2.2. Fitur riwayat laporan yang disediakan pada halaman
bea adalah fitur riwayat kawalan, terkini, laporan saya, dan notifikasi.
5.2.5 Halaman Pelapor
Informasi yang disajikan pada halaman pelapor kurang lebih sama dengan halaman
beranda. Perbedaannya hanya terdapat pada informasi pengguna lebih banyak
ditampilkan, seperti jenis kelamin, minat laporan, serta lama pengguna menjadi
pelapor. Perbedaanya juga terdapat pada fitur riwayat laporan, untuk halaman
pelapor riwayat laporan yang ditampilkan diantaranya fitur riwayat semua laporan,
proses, dan tuntas. Gambar 5.32. merupakan tampilan halaman pelapor.
52
Universitas Indonesia
Gambar 5.20 Tampilan Halaman Pelapor
5.2.6 Halaman Statistik
Penyajian pada halaman statistik sedikit lebih berbeda. Halaman ini terbagi menjadi
dua halaman utama yakni halaman statistik laporan serta halaman persebaran
laporan. Kedua ini merupakan bentuk representasi dari penggunaan konsep data
visualization. Data visualization merupakan sebuah bentuk representasi data dengan
bentuk gambar atau grafik (SAS, n.d.). Definisi lain menjabarkan data visualization
(interaction-design.org, n.d.) adalah tampilan berbentuk grafis yang mempunyai dua
tujuan yakni sense-making (disebut juga sebagai analisis data) dan komunikasi.
53
Universitas Indonesia
a. Fitur Statistik Laporan
Menampilkan jumlah laporan baik yang tuntas, belum, maupun yang masih
dalam proses ke dalam bentuk doughnut-chart. Doughnout-chart yang
digunakan merupakan sebuah framework javascript yang bernama Chart.js.
Selain itu, untuk tiap instansi dan unit instansi ditampilkan jumlah laporan
tuntas, proses, serta belum tuntas. Gambar 5.25 merupakan tampilan untuk
fitur statistik laporan.
Gambar 5.21 Tampilan Halaman Statistik Laporan
54
Universitas Indonesia
Gambar 5.22 Tampilan Halaman Persebaran Laporan
b. Fitur Persebaran Laporan
Fitur persebaran laporan berguna untuk menampilkan banyaknya laporan
baik laporan tuntas, masih diproses, dan belum tuntas di tiap bagian wilayah
Indonesia.
Gambar 5.22 menampilkan peta Indonesia, lengkap berserta nama
provinsinya. Implementasi pada halaman ini belum dapat berjalan dengan
baik. Halaman ini seharusnya mampu menampilkan laporan yang tuntas,
dalam proses, dan belum tuntas di tiap daerah dengan cara memilih salah satu
provinsi yang ada di dalam daftar. Kemudian, sistem akan secara otomatis
menampilkan semua laporan yang sesuai dengan provinsi yang dipilih.
55
Universitas Indonesia
5.2.7 Halaman Laporan
Halaman ini menampilkan isi laporan secara lengkap berserta dengan komentar dan
tindak lanjut dari laporan terkait. Gambar di bawah ini merupakan tampilan dari
halaman laporan..
Gambar 5.23 Tampilan Halaman Laporan
Gambar 5.23 menampilkan halaman laporan. Halaman laporan diisi oleh komponen
fitur umum namun posisi fitur statistik diganti dengan fitur laporan terhangat.
Adapun komponen inti terdiri dari isi laporan lengkap, lampiran, tindak lanjut, serta
komentar publik. Selain itu, pada halaman ini pengguna dapat memberikan komentar
terhadap salah satu tindak lanjut dan komentar publik.
5.2.8 Halaman Instansi
Halaman instansi menampilkan informasi dari satu instansi terkait beserta riwayat
laporan tuntas, masih diproses, dan belum tuntas. Selain itu, komponen yang
56
Universitas Indonesia
Gambar 5.24 Tampilan Halaman Instansi
ditampilkan berupa fitur-fitur umum dan informasi dari instansi terkait. Halaman ini
juga menampilkan fitur khusus dengan konsep gamification yakni tombol unit
instansi dan tombol jumlah pengawal yang mengikuti instansi terkait.
5.2.9 Halaman Hasil Pencarian
Halaman ini menampilkan hasil pencarian yang dilakukan oleh pengguna berserta
dengan fitur pencarian lanjutan. Cukup mengetikkan kata kunci dari kotak pencarian
yang sudah disediakan. Gambar di bawah ini menampilkan gambar kotak pencarian.
Gambar 5.25 Tampilan Fitur Kotak Pencarian
57
BAB 6
HASIL, PEMBAHASAN, DAN REKOMENDASI
Bab ini menjelaskan demografi persebaran responden, hasil analisis penelitian yang
dilakukan, serta rekomendasi yang dapat dilakukan untuk pengembangan website
selanjutnya. Demografi dan hasil analisis dijabarkan ke dalam dua macam berupa
data kuantitatif dan data kualitatif. Penyusanan rekomendasi melihat dari hasil
pengolahan data kualitatif.
6.1 Demografi
Bagian ini membahas secara singkat hasil penelitian yang terdiri dari Demografi
Informasi Data secara Kuantitatif dan Demografi Informasi Data secara Kualitatif.
6.1.1 Demografi Informasi Data secara Kuantitatif
Kuesioner yang disebar mulai dari tanggal 07 Mei 2015 hingga 01 Juni 2015
menghasilkan 118 responden. Kuesioner disebar dengan menggunakan google forms
melalui media online. Responden yang dipilih merupakan mereka yang setidaknya
pernah datang ke website LAPOR! sehingga pernyebaran dilakukan dengan
menggunakan media online LAPOR!. Hal ini untuk memudahkan proses evaluasi
dari pengalaman responden terhadap website LAPOR!. Data persebaran reponden
dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Gambar 6.1 menunjukkan diagram persebaran demografi responden yang terlibat
dalam kuesioner evaluasi kenyamanan penggunaan website LAPOR!. Berdasarkan
jenis kelamin, terdapat 101 responden berjenis kelamin pria dan 17 berjenis kelamin
wanita sedangkan berdasarkan umur, terdapat 47 responden berusia 15 sampai
Gambar 6.1 Informasi Demografi Responden Data Kuantitatif
58
Universitas Indonesia
dengan 30 tahun, 54 responden berusia 31 sampai dengan 45 tahun, 15 responden
berusia 46 sampai dengan 60 tahun, serta dua responden berusia lebih dari 60 tahun.
Artinya, sebanyak 85,6% pria ikut serta mengisi kuesioner dan sebanyak 45,76%
merupakan mereka yang berusia dari 31 sampai dengan 45 tahun.
6.1.2 Demografi Informasi Data Kualitatif
Persebaran demografi data kualitatif diambil berdasarkan respon dari open-ended
yang disediakan di akhir pengisian kuesioner serta hasil dari data usability testing.
Adapun jumlah responden ended-question sama dengan jumlah responden yang
mengisi kuesioner, yaitu 118. Kemudian untuk jumlah responden yang berhasil
dikumpulkan dalam penelitian usability testing berjumlah 16 responden yang terdiri
dari empat orang wanita dan 12 orang pria. Berdasarkan usia, terdapat 15 responden
berada pada rentang usia 15 sampai dengan 30 tahun dan satu responden berusia 31
sampai dengan 45 tahun.
Selain usia dan jenis kelamin, diambil juga data penggunaan internet dari setiap
responden. Empat dari 16 responden menggunakan internet selama delapan jam
sehari. Tujuan penggunaan internet yang paling banyak dilakukan adalah membuka
situs media sosial. Gambar 6.3 menggambarkan persebaran tujuan penggunaan
internet tiap responden.
Gambar 6.2 Diagram Tujuan Penggunaan Internet Responden
Selain itu, banyaknya waktu yang dialokasikan oleh responden untuk membuka
website beragam. Jumlah ini dihitung dari pertama kali mengetahui website
10
8 7
6
2 2 1
Media Sosial
Kerja/Tugas
Browsing
Update Information/News
Komunikasi
Dan lain-lain
59
Universitas Indonesia
LAPOR!. Adapun waktu yang paling banyak diluangkan untuk membuka website
adalah lima kali dan paling sedikit sebanyak satu kali.
6.2 Hasil Analisis Data
Bagian ini berisi ulasan singkat terhadap hasil penelitian yang terdiri dari Hasil
Analisis Data Kuesioner, Hasil Analisis Data Open-Ended Questions, Hasil Analisis
Usability Testing, serta Rangkuman Hasil Analisis.
6.2.1 Hasil Analisis Data Kuesioner
Perhitungan dilakukan dengan menghitung nilai skor untuk tiap kuesioner. Nilai skor
dihitung dengan menggunakan perhitungan SUS yang sudah dibahas pada Subbab
4.3.1.1. Perolehan nilai skor untuk kuesioner pertama (versi lama) sebesar 65,57203
dan untuk kuesioner kedua (versi baru) sebesar 70,95339. Sauro (2012), rata-rata
nilai skor SUS adalah 68 (Sauro, 2012). Hal ini berarti nilai skor yang didapatkan
website versi lama berada di bawah rata-rata nilai skor SUS secara global. Hal ini
berarti nilai skor SUS pada website versi baru lebih tinggi dibandingkan website
versi lama.
Selain menghitung nilai skor SUS, dilakukan perhitungan secara statistik dengan
menggunakan paired t-test. Paired t-test atau dependent means t-test merupakan
pengujian jika terdapat dua kondisi percobaan dan partisipan yang sama melakukan
kedua percobaan tersebut (Field, 2009). Perhitungan ini dilakukan dengan
menggunakan tools SPSS. Hasil uji tes paired t-test ditunjukkan pada Tabel 6.1 di
bawah ini.
Tabel 6.1 Hasil uji tes paired t-test
Sig. (2-tailed)
Pair 1 Skor Kuesioner 1 – Skor Kuesioner 2 .000
Tabel 6.1 menujukkan bahwa nilai t signifikan karena .000 lebih kecil dari .05 (p
< .05). Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai t negatif. Artinya, website versi
lama mempunyai nilai-nilai yang lebih kecil dibandingkan website versi baru. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa ada perubahan pada website saat dilakukannya evaluasi ini.
60
Universitas Indonesia
6.2.2 Hasil Analisis Data Open-Ended Questions
Hasil data open-ended questions diletakkan di akhir pengisian kuesioner merupakan
tanggapan responden terhadap masing-masing website. Sebelum menganalisis data,
terlebih dahulu dilakukan pemilahan data. Hal ini dikarenakan banyak tanggapan
yang kurang sesuai dijadikan bahan evaluasi kenyamanan penggunaan website
diantaranya laporan pengaduan, kritik terhadap tindak lanjut laporan, serta komentar
yang tidak berimplikasi pada website LAPOR!. Gambar di bawah ini merupakan
salah satu bentuk data yang kurang sesuai dengan ekspektasi penulis.
Setelah melakukan pemilahan data, langkah selanjutnya adalah memecah data dari
setiap responden menjadi beberapa unit kecil. Pemecahan ini dilakukan dengan
mengambil bagian inti pokok yang disampaikan oleh reponden. Tabel di bawah ini
merupakan salah satu contoh dari pemecahan data.
Tabel 6.2 Tabel Olahan Data Mentah Menjadi Unit-Unit Kecil
Data Mentah Data Olahan
Mengingat bahwa pengguna website LAPOR!
juga bisa berasal dari kisaran usia orang
dewasa hingga lansia, maka saya
menyarankan untuk lebih menonjolkan fitur-
fitur utama seperti melacak laporan dan
tombol untuk memberikan laporan baru
secara cepat, ketimbang menampilkan banyak
laporan sukses dan laporan masyarakat dalam
sebuah window besar. Hal ini mempermudah
pengguna yang masih awam dan baru dalam
menggunakan website LAPOR!.
- Mempertahankan fitur lacak laporan.
- Adanya tombol LAPOR! untuk
memberikan laporan baru di halaman
depan secara langsung.
Gambar 6.3 Contoh Salah Satu Bentuk Tanggapan yang Kurang Sesuai
61
Universitas Indonesia
Setelah dibagi-bagi menjadi unit terkecil maka selanjutnya adalah menghitung
frekuensi keluarannya. Satu unit terkecil dikatakan mirip jika mengandung salah satu
unsur kata yang terdapat di dalam unit lainnya. Sebagai contoh “Sudah cukup baik,
...”, “Semua baik dan...”, serta “Sangat baik”. Ketiga unit ini dianggap sama dan
dimasukkan ke dalam kelompok ‘baik’. Unit-unit yang sudah dimasukkan ke dalam
satu kelompok kemudian dipetakan ke dalam kategori utama. Kategori ini ditentukan
berdasarkan gambaran besar dari permasalahan yang ditemui. Untuk website versi
lama didapatkan delapan kategori yaitu tampilan, tata letak (layout), penambahan
fitur, kenyamanan penggunaan (usability), penggunaan warna, penggunaan bahasa,
serta lainnya. Tabel di bawah ini menampilkan unit-unit yang paling banyak
frekuensinya per kategori.
Tabel 6.3 Daftar Unit yang Paling Banyak Muncul di Tiap Kategori
Kategori Versi Lama (F) Versi Baru (F)
Tampilan Buat tampilan yang sederhana (5) Desain lebih menarik (2)
Tampilan membingungkan (2) Perbaiki desain supaya lebih
mudah dibaca (2)
Banyak tulisan (2) Tonjolkan bagian untuk
melaporkan (2)
Terlalu ramai (2) Jangan menampilkan informasi
terlalu panjang (1)
Tampilan sederhana (2) Tampilan lebih fresh (1)
Layout Tata letaknya kurang baik (5) Buat standar frame (1)
Desain kurang rapi (1) Tata letak sudah bagus (1)
Kenyamanan
Penggunaan
Baik (11) Baik (10)
Bagus (9) Bagus (9)
Mudah Digunakan (3) Mudah Digunakan (7)
Terlalu ramai (2) User Friendly (3)
Memuaskan (1) Tampilan lebih fresh (1)
Pemilihan
Warna
Pemilihan warna kurang baik (2) Buat standar warna (1)
Warna terlalu mencolok (1) Terlalu banyak warna (1)
Penggunaan
Bahasa
Permudah penggunaan bahasa (1) Sederhanakan pemilihan kata (1)
62
Universitas Indonesia
Tabel 6.4 Daftar Unit yang Paling Banyak Muncul di Tiap Kategori (sambungan)
Lainnya Adanya aplikasi LAPOR! dengan
penggunaan yang mudah (5)
Aplikasi mobile dibuat cantik (3)
Perbanyak kategori laporan (2) Login ke dalam akun terlihat
memaksa (1)
Keterangan: F = Frekuensi
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa banyak responden yang meminta untuk
agar tampilan website versi lama menjadi lebih sederhana. Hal ini juga terlihat pada
kategori layout dimana pada versi lama tata letaknya masih kurang baik sedangkan
untuk website versi baru penempatan tata letak sudah bagus. Untuk kategori
kenyamanan penggunaan website, responden menyatakan kedua versi website ini
sudah baik dan bagus untuk digunakan. Sebagai tambahan pada website website
versi baru dikatakan user friendly dikarenakan konsepnya yang mirip dengan media
sosial.
Namun, untuk pemilihan warna kedua website cenderung kurang disukai terlebih lagi
pada website website versi baru yang menggunakan banyak pilihan warna. Hal ini
juga berlaku untuk penggunaan bahasa di kedua website yang kurang familiar
digunakan. Selain itu, responden mendukung untuk dibuatkan dalam aplikasi mobile
yang mudah digunakan. Hasil olahan data open-ended question ini juga didukung
dengan data hasil penelitian usability testing yang tertera pada Subbab 6.2.3.
6.2.3 Hasil Analisis Data Usability Testing
Adapun hasil usability testing dibagi menjadi lima bagian yaitu reaksi pertama saat
melihat halaman website, pengetahuan responden terhadap informasi umum,
pengetahuan responden terhadap fitur umum (laporan saya, daftar laporan, statistik,
dan laporan untuk website versi lama sedangkan, untuk website versi baru terdiri dari
user profile, gamification, statistik dan persebaran laporan, serta laporan),
pengetahuan responden terhadap fitur lainnya (star-rating, report, dan pencarian
lanjutan), serta pendapat respoden terhadap website versi baru. Analisis juga
dilakukan terhadap tanggapan responden, waktu pengerjaan, serta sukses atau
tidaknya dalam melakukan aktivitas. Data olahan hasil usability testing dapat dilihat
pada Lampiran 3.
63
Universitas Indonesia
6.2.3.1 Reaksi Terhadap Halaman Utama Website
Analisis tanggapan responden terhadap reaksi pertama saat melihat halaman website
dirangkum menjadi tiga bagian yaitu kenyamanan penggunaan, penyajian informasi,
dan tampilan website. Bagian-bagian tersebut dirangkum ke dalam tabel dibawah ini.
Tabel 6.5 Reaksi Responden Melihat Halaman Utama Website
Website
Indikator Versi Lama Versi Baru
Kenyamanan
Penggunaan
(F)
- Kurang Fokus (5)
- Padat (6)
- Kurang nyaman (5)
- Membingungkan
- Terlalu banyak fitur
- Cukup intuitif
- Seperti promosi umum
- Seperti iklan baris di koran
- Sederhana
- Lebih Sederhana (6)
- Bingung dengan adanya penambahan
fitur baru (5)
- Fitur pelaporan hilang (4)
- Tidak padat (4)
- Slider Besar (3)
- Lebih baik (3)
- Fokus (2)
- Lebih iconic, lebar, dan ‘muda’
- Terstruktur
- Identitas LAPOR! lebih terlihat
Penyajian
Informasi (F)
- Informasi terlalu banyak (3)
- Adaya informasi singkat
penggunaan LAPOR! (2)
- Informasi cukup lengkap (2)
- Banyak tulisan
- Informasi bagian bawah
tidak terlihat
- Penyampaian informasi jelas (6)
- Tertarik pada informasi di bawah
slider
- Terlalu banyak informasi pada
halaman depan
Tampilan (F) - Bagus dan Menarik (6)
- Lebih dinamis
- Logonya bagus dan menarik
- Terlalu banyak yang
ditampilkan
- Terlalu banyak yang
bergerak
- Penggunaan slider menarik
- Warna warni (3)
- Gambar dan foto terlihat menarik (3)
- Tampilan lebih menarik (3)
- Terlihat seperti media sosial (2)
- Statistik laporan terlihat bagus (2)
- Tampilkan semua instansi terhubung
(2)
- Terlihat lebih santai
- Penggunaan font yang bagus
64
Universitas Indonesia
Berdasarkan tabel 6.3 dapat ditarik kesimpulan jika website versi lama kurang fokus,
terlalu padat, dan kurang nyaman namun, sudah bagus dan menarik jika dinilai dari
segi tampilan. Maksudnya adalah halaman utama pada website versi lama terlihat
sangat penuh dengan berbagai macam informasi, sehingga cukup membingungkan
responden untuk dapat fokus pada satu bagian tertentu. Indikator penyajian informasi
juga menunjukkan bahwa terlalu banyak informasi yang disajikan pada website versi
lama. Salah satu responden dengan inisial R3 berpendapat jika akan lebih baik pada
satu layar hanya memuat satu informasi saja.
Hal ini berbeda saat responden diperlihatkan website versi baru. Mereka berpendapat
jika website versi lama disajikan lebih sederhana dari website LAPOR! sebelumnya.
Penyampaian informasi yang jelas disertai dengan tampilan yang menarik dengan
adanya foto, gambar, statistik, serta font yang berbeda menjadi nilai tambah untuk
website versi baru. Namun, sangat disayangkan fitur pelaporan tidak begitu
ditonjolkan pada website versi baru sehingga banyak yang berpikir bahwa fitur
pelaporan hilang.
Selain itu, analisis juga dilakukan pada bagian yang paling menarik dan bagian yang
ingin di klik pertama kali oleh responden. Sebanyak tujuh responden memilih slider
sebagai bagian yang paling menarik pada website versi lama. Namun, hanya tiga
responden yang memilih slider sebagai bagian yang paling menarik pada website
versi baru. Pilihan menarik terdapat pada bagian instansi terhubung dan kolom
laporan dengan masing-masing empat responden yang memilih.
Hal ini serupa dengan bagian pertama kali yang ingin di klik oleh responden.
Sebanyak empat responden memilih slider sebagai bagian yang pertama kali ingin
mereka klik pada website versi lama. Berbeda dengan website versi baru yang lebih
banyak memilih instansi terhubung sebagai bagian yang pertama kali ingin mereka
klik. Berdasarkan hasil tersebut, perlu fokus yang lebih terhadap bagian slider dan
instansi terhubung untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya.
Untuk justifikasi responden terhadap pertanyaan “website apakah ini?” yaitu
sebanyak 12 orang mengatakan bahwa website versi lama merupakan website untuk
melaporkan/mengadukan/pengaduan dan sebanyak sebelas orang mengatakan hal
65
Universitas Indonesia
yang serupa terhadap website versi baru ini. Artinya, meskipun website versi baru
berubah secara konsep namun, tidak membuat justifikasi terhadap website LAPOR!
itu sendiri berubah.
6.2.3.2 Informasi Umum
Pengetahuan responden terhadap informasi umum website diihat dari tiga aktivitas
yaitu melihat tata cara penggunaan website, login dan logout, serta mengubah data
diri. Tabel 6.6 di bawah ini menampilkan hasil kesuksesan dan lama pengerjaan tiap
aktivitas.
Tabel 6.6 Perbandingan Kriteria Kesuksesan dan Waktu Informasi Umum
ID Saat Ini Versi 3.0
KK W(d)
KK W(d)
S N G S N G
A2 3 3 10 25,56 10 3 3 9,81
A3 13 3 0 29,5 16 0 0 10,75
A4 16 0 0 7 15 1 0 4,56
Keterangan: KK = Kriteria Kesuksesan,
S = Sukses, N = Sukses Namun Kesulitan, dan G = Gagal
W (d) = Rata-rata pengerjaan satu aktivitas dalam detik
Aktivitas kedua (A2) yaitu responden diminta untuk melihat tata cara penggunaan
website LAPOR! yang terdapat di footer. Sebanyak sepuluh responden memilih
masuk ke dalam akun, tiga responden memilih melihat media visual (slider dan
video), serta tiga lainnya mencari menu di bagian footer. Artinya, sebanyak tiga
responden sukses, tiga diantaranya sukses namun kesulitan, namun sepuluh
responden gagal.
Hal ini berbanding terbalik ketika dilakukan pada website versi baru. Sebanyak
sepuluh responden melihat tata cara penggunaan yang terdapat di bagian footer, tiga
diantaranya memilih menggunakan media visual (slider dan video), serta tiga lainnya
memilih langsung melakukan registrasi akun. Salah satu responden R5 menyarankan
untuk memberikan tour guide ketika masuk ke dalam website.
66
Universitas Indonesia
Aktivitas ketiga (A3) yaitu responden diminta untuk masuk ke dalam akun.
Sebanyak 13 responden sukses mengerjakannya dan tiga lainnya berhasil masuk
namun mengalami kesulitan. Kesulitan terjadi karena lupa password. Responden R9
menjustifikasi hal ini dikarenakan kombinasi password yang diminta cukup sulit
(angka, huruf besar, dan huruf kecil). Namun pada website versi baru tidak
ditemukan adanya kesulitan. Semua responden berhasil melakukan aktivitas ini
dengan mudah.
Aktivitas keempat (R4) yaitu responden diminta untuk mengubah salah satu data diri.
Semua responden berhasil melakukan pengubahan data. Namun, ada beberapa
kendala ketika akan mengubah data diri berupa tanggal lahir. Penggunaan tombol
pencarian tanggal cukup menyulitkan karena responden harus mencari tahun yang
sudah lama dengan mengklik panah kanan-kiri. Selain itu, tidak adanya format
penanggalan membuat responden kesulitan ketika harus mengetikkan tanggal lahir.
Perbedaan terjadi saat dilakukan pada website versi baru dimana sebanyak 15
responden berhasil melakukannya. Namun responden berharap adanya fitur
pemilihan tanggal yang lebih baik pada website versi baru. Berikut ditampilkan
rangkuman tanggapan responden terhadap masing-masing website yang disajikan
pada Tabel 6.7.
Tabel 6.7 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Informasi Umum
Saat Ini Versi 3.0
Melihat Cara
Penggunaan
Tidak suka harus membaca
banyak informasi sehingga
langsung masuk ke dalam akun
saja.
Tata cara penggunaan seharusnya
diletakkan diatas.
Terlalu banyak kalimat.
Seharusnya video dipertahankan.
Dibuat alur penggunaan LAPOR!
dengan jelas.
Dibuat dengan infografis yang
menarik.
Penyajian registrasi terlihat
seperti iklan.
Ada tour guide saat masuk ke dalam
website.
Login dan
Logout
Saat masuk ke dalam website
akan menarik jika ada progress
laporan.
Tombol Kawal membingungkan.
Penggunaan kata 'kawal' kurang
tepat.
67
Universitas Indonesia
Tabel 6.8 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Informasi Umum
(sambungan)
Pop-up sebelah kanan bawah dan
notifikasi pengaktifan lokasi
mengganggu.
Modal registrasi dalam satu layar
Fokus pelaporan tidak menjadi hal
utama.
Sangat mudah karena langsung
disuguhkan dengan kolom
pelaporan.
Penggunaan Skor dipertanyakan.
Warna terlalu banyak.
Pengguna seolah-olah dipaksa untuk
membuat profil pengguna.
Mengubah
Data Diri
Tidak suka mengisi data, lebih
baik data diambil langsung dari
media sosial.
Cukup gunakan warna dominan
LAPOR!.
Ada bagian kosong diatas.
Mempertanyakan kebutuhan
adanya pembuatan akun untuk apa
kecuali jika ada hal yang di
update seperti menampilkan
progress laporan.
Tanggal Lahir terlalu sensitif.
Berikan disclaimer untuk isian
Nomor Handphone.
Yang dikawal laporan bukan orang.
6.2.3.3 Fitur Umum dan Fitur Khusus
Pengetahuan responden terhadap fitur umum dan fitur khusus (khusus website versi
baru) yang diihat dari empat aktivitas yaitu melihat halaman laporan saya, daftar
laporan, statistik serta laporan. Fitur khusus yang dievaluasi adalah fitur kawal dan
fitur skor, pengawal, dan mengawal. Tabel 6.8 di bawah ini menampilkan hasil
kesuksesan dan lama pengerjaan tiap aktivitas.
Tabel 6.9 Perbandingan Kriteria Kesuksesan dan Waktu Fitur Umum
ID Versi Lama Versi Baru
KK W(d)
KK W(d)
S N G S N G
A5 12 3 1 8,625 14 2 0 5,25
A6 15 1 0 2,43 16 0 0 3,06
A7 16 0 0 16,13 16 0 0 6,87
A8 16 0 0 8,689 16 0 0 5,82
68
Universitas Indonesia
Keterangan: KK = Kriteria Kesuksesan,
S = Sukses, N = Sukses Namun Kesulitan, dan G = Gagal
W (d) = Rata-rata pengerjaan satu aktivitas dalam detik
Aktivitas A5 dan A8 melakukan evaluasi fitur laporan saya dan daftar laporan pada
website versi lama serta melakukan evaluasi fitur user profile pada website versi
baru. Fitur umum yang dievaluasi merupakan fitur utama yang ada di dalam masing-
masing website. Adapun untuk fitur laporan saya berhasil dilakukan oleh 12
responden dengan tiga diantaranya mengalami kesulitan dan satu gagal. Rata-rata
responden tidak menyadari dengan keberadaan menu laporan saya yang terletak
sejajar dengan logo LAPOR!.
Untuk aktivitas selanjutnya, yaitu melihat daftar laporan, terlihat bahwa 15
responden berhasil melakukannya. Hal ini dikarenakan responden sudah tahu dengan
adanya posisi navigasi menu dari aktivitas sebelumnya. Hal ini juga berlaku untuk
navigasi statistik dan laporan. Adapun tanggapan responden terhadap masing-masing
halaman website dirangkum dalam Tabel 6.7 di bawah ini.
Tabel 6.10 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Fitur Umum dan Fitur
Khusus
Fitur Tanggapan
Laporan Saya - Bisa melihat laporan saya di notifikasi/ketika mengklik icon
profil/ketika mengklik jumlah laporan.
- Seharusnya ada progress laporan.
- Pemilihan kata/diksi terlalu pemerintah dan berlebihan (terutama
ketika tidak ada laporan).
- Menu navigasi terlalu kecil dan terlihat seperti tulisan biasa.
Daftar Laporan - Melihat laporan sesuai dengan laporan yang akan dilapor.
- Tampilannya seperti iklan baris.
Fitur Kawal - Pemilihan warna dan penggunaan istilah kurang tepat.
- Tidak terasa feel ketika sudah mengawal.
- Fitur utama untuk melaporkan hilang, seharusnya tidak perlu
menampilkan informasi pengguna cukup tampilkan foto dan kotak
pelaporan.
69
Universitas Indonesia
- Tampilkan summary report dari pelapor.
- Cukup menggunak icon saja pada tombol Kawal. Hal ini dikarenakan
tidak ada korelasi antara icon bintang dengan penggunaan kata kawal.
- Kotak Perlu Dikawal lebih baik menampilkan laporan yang perlu
dikawal dibandingkan pelapor yang perlu dikawal
- Ukuran tombol terlalu besar sehingga memecahkan fokus, pemilihan
warna terlalu mencolok, ukuran kotak kurang proporsional.
- Memberikan pilihan instansi mana yang akan dilaporkan.
Fitur Skor,
Jumlah
Pengawal, dan
Jumlah
Mengawal
- Kurang jelas penggunaan fitur Skor.
- Lebih baik diberikan reward bagi pelapor yang berhasil mendapatkan
skor yang tinggi.
Statistik dan
Persebaran
Laporan
- Tambahkan statistik laporan pengguna, persentase ketuntasan, lama
proses tindak lanjut, laporan yang sesuai dengan laporan pelapor,
laporan di lokasi sekitar pelapor.
- Tambahkan kotak pencarian terkait statistik tertentu dan mendukung
adanya fitur tagging, fitur untuk membandingkan laporan dengan
kategori tertentu, fitur melihat statistik secara umum, fitur print untuk
mencetak statistik, estimasi sisa waktu kerja tiap laporan.
- Lakukan pengurutan dan pengklasifikasian instansi berdasarkan
kategori tertentu.
- Tambahkan banyaknya laporan tiap daerah, permasalahan utama tiap
daerah, dan persebaran laporan dengan kategori tertentu.
- Halaman statistik dan persebaran laporan seharusnya tidak dibuat
terpisah.
- Tampilkan statistik serelevan mungkin, statistik yang dapat dinikmati
oleh semua kalangan bukan hanya kalangan terpelajar saja serta
gunakan warna yang berbeda saat melihat laporan tiap daerah.
- Gunakan load more untuk menampilkan laporan yang banyak,
progress bar dibandingkan icon, warna yang konsisten.
- Adanya pemberian reward berupa rangking untuk instansi, informasi
asal statistik tersebut, pemberian tombol on/off pada peta (optional),
pemberian kode unik untuk tiap daerah, pemberian titik pada
penyajian angka.
70
Universitas Indonesia
Laporan - [Website versi lama]
Bagian judul dan waktu dapat di klik, terlihat seperti blog, berikan
foto dummy untuk pelapor yang tidak mempunyai foto, bentuk tombol
banyak yang tidak konsisten, menampilkan laporan yang serupa, dan
jangan letakkan laporan yang sudah lama di bagian paling atas.
- [Website versi baru]
Penyajian setiap kotak lebih konsisten, beri link untuk kata-kata yang
sesuai, tampilkan banyakanya komentar publik pada tab, Bentuk tab
tindak lanjut laporan dan komentar publik kurang sesuai, informasi
area laporan hilang, tombol dukung dan komentar lebih baik diganti
dengan "Anda ingin membantu menambahkan data"/"tambahkan
dengan kasus yag sama"/ "berikan saran"
6.2.3.4 Fitur Lainnya
Pengetahuan responden terhadap fitur lainnnya diihat dari tiga aktivitas yaitu
melakukan penilaian dengan menggunakan star-rating, melaporkan sebuah komentar
dengan report, serta melakukan laporan menggunakan pencarian lanjutan. Tabel 6.10
di bawah ini menampilkan hasil kesuksesan dan lama pengerjaan tiap aktivitas.
Tabel 6.11 Perbandingan Kriteria Kesuksesan dan Waktu Fitur Lainnya
ID Saat Ini Versi 3.0
KK W(d)
KK W(d)
S N G S N G
I9 16 0 0 8,56 16 0 0 3,67
I10 14 1 1 8,06 16 0 0 2,06
I11 6 10 0 8,25 13 0 3 8,35
Keterangan: KK = Kriteria Kesuksesan,
S = Sukses, N = Sukses Namun Kesulitan, dan G = Gagal
W (d) = Rata-rata pengerjaan satu aktivitas dalam detik
Lebih dari sepuluh responden berhasil memberikan penilaian terhadap salah satu
komentar publik dan melaporkan salah satu komentar publik. Namun, hal ini
berbanding terbalik ketika responden melakukan pencarian terhadap sebuah laporan
dengan kategori yang mereka inginkan. Pasalnya, pada website versi lama
71
Universitas Indonesia
menyediakan fitur kategori dimana pengguna dapat melihat laporan sesuai dengan
kategori yang diinginkan. Hal ini membuat fitur kotak pencarian lanjutan kurang
banyak digunakan. Ketika responden melakukan hal serupa pada website versi baru,
mereka terlihat tampak kebingungan. Penyebabnya adalah website versi baru tidak
menyediakan fitur kategori. Beberapa responden sepakat baik fitur kategori maupun
fitur kotak pencarian lanjutan tetap dipertahankan. Biasanya responden akan
menggunakan kotak pencarian lanjutan ketika akan mencari sebuah laporan dengan
kata kunci tertentu. Di bawah ini ditampilkan tanggapan responden terhadap masing-
masing fitur.
Tabel 6.12 Rangkuman Tanggapan Responden terhadap Fitur Lainnya
Fitur Tanggapan
Star-rating - Tidak terlihat bisa di klik pada website LAPOR! saat ini dan lebih
atraktif pada website versi baru.
- Kata-kata disebelah fitur star-rating membingungkan.
- Penggunaan fitur ini lebih tepat dilakukan pada laporan.
- Fitur ini bisa digantikan dengan ‘Like’, ‘Vote’, atau ‘Laporkan Hal
Yang Serupa’.
- Adanya pembatasan penilaian untuk menghindari adanya penilaian
‘sampah’.
- Beri fitur ‘Mention’.
- Icon pada laporan terhangat cukup diberi warna saja.
- Tampilkan rangkuman laporan dan pemberian judul seharusnya bisa
sesuai dengan isi laporan sehingga dapat menyimpan tag-tag yang
berfungsi pada kotak pencarian.
- Pengurutan komentar publik.
Report Komentar - Penggunaan simbol kurang representatif.
- Tidak penting.
Pencarian
Lanjutan
- Hasil pencarian seharusnya muncul pada halaman baru.
- Sebaiknya juga ditampilkan fitur kategori karena memudahkan.
- Fungsi pencarian lanjutan kurang ditonjolkan.
- Penempatan fitur kurang baik.
- Adanya suggestions seperti kotak pencarian pada Twitter.
72
Universitas Indonesia
6.2.3.5 Open-Ended Questions
Pada akhir usability testing, setiap responden diberikan tiga buah pertanyaan
mengenai konsep website versi baru serta kelebihan dan kekurangan dari masing-
masing website. Sebanyak 15 responden mengatakan bahwa website versi baru
mengadopsi konsep media sosial dengan tujuh diantaranya menyatakan masih kurang
dioptimalkan. Salah satu responden R16 berpendapat bahwa imeplementasi konsep
media sosial ini sangat baik tanpa menghilangkan fitur utama pelaporan. Begitu pula
yang disampaikan oleh responden R10 yang menyatakan bahwa konsep media sosial
penting untuk diimplementasikan.
Di akhir sesi, responden diberikan pertanyaan pilihan terkait kenyamanan
penggunaan website selama usability testing berlangsung. Pertanyaan ditanyakan
langsung kepada responden. Hasilnya adalah 13 responden menjawab nyaman
menggunakan website versi baru namun dengan mengubah fokus utama LAPOR!
pada fitur pelaporan. Adapun hasil rangkuman kelebihan dan kekurangan masing-
masing website terlampir pada Lampiran 3.
6.2.4 Rangkuman Hasil Analisis Data
Berdasarkan data kuantitatif yang dilakukan melalui perhitungan SUS dapat
disimpulkan bahwa kenyamanan penggunaan website (satisfaction) yang cukup baik
terdapat pada website versi baru dengan skor 70,95. Meskipun skor ini berada diatas
skor standar SUS, namun masih perlu dilakukan peningkatan terhadap website versi
baru untuk mendapatkan nilai skor yang lebih baik lagi.
Selain itu, hasil olahan data kualitatif berupa respon open-ended questions
menunjukkan bahwa website versi baru lebih unggul dari segi kenyamanan
penggunaan website dan tampilan. Website versi baru dinilai lebih mudah digunakan
dengan frekuensi keluaran kata sebanyak tujuh dibandingkan dengan website
LAPOR! saat ini. Selain itu, webiste ini dinilai menyuguhkan tampilan yang
meanrik, fresh, dan user friendly. Namun, perlu dilakukan perbaikan dalam hal
standarisasi layout, warna, dan penggunaan bahasa yang tepat.
Analisis juga dilakukan terhadap empat komponen yang terdapat dalam usability
yaitu learnability, efficiency, errors, dan satisfaction. Tabel di bawah ini
73
Universitas Indonesia
menjelaskan secara singkat keempat komponen tersebut dalam masing-masing
website.
Website
Komponen Saat Ini Versi 3.0
Learnability Secara umum website telihat cukup
baik. Namun, banyaknya fitur yang
disajikan pada halaman depan
terlihat padat, membingungkan,
serta kurang nyaman.
Berbeda dengan sebelumnya, website
ini lebih sederhana dengan penyajian
yang lebih terstruktur dan tidak padat.
Namun, fitur utama pelaporan hilang
dalam website ini.
Errors Kesalahan terbanyak adalah ketika
melihat tata cara penggunaan. Hal
ini dikarenakan posisi menu sulit
dilihat dan dijangkau oleh mata.
Selanjutnya banyak responden
yang sukses namun mengalami
kesulitan saat melakukan pencarian
laporan dengan kategori tertentu.
Kebanyakan responden memilih
menggunakan fitur kategori
dibandingkan kotak pencarian.
Kesalahan terbanyak terjadi saat
melakukan pencarian laporan dengan
kategori tertentu. Responden
mengalami kebingungan karena tidak
tersedia fitur kategori seperti website
sebelumnya. Selain itu, kesalahan juga
terjadi pada saat melihat tata cara
penggunaan website LAPOR!.
Efficiency Aktivitas yang dilakukan tiap
responden tergolong cepat. Hal ini
terlihat dari lama pengerjaan tiap
aktivitas. Aktivitas terlama (lebih
dari satu menit) dilakukan oleh
responden R1 dan R13 pada
aktivitas A2, R16 pada aktivitas
A3, R10 pada aktivitas A7, serta
R4 pada aktivitas A9.
Untuk website ini tidak ditemui
aktivitas yang melebih batas yang
sudah ditentukan. Selain itu, jika
melihat dari rata-rata waktu
pengerjaan maka, website ini
tergolong lebih efisien dibandingkan
dengan website sebelumnya.
Satisfaction Secara umum responden menilai
website ini bagus, mudah
melakukan pelaporan, dan warna
tidak mencolok.
Responden menilai website ini lebih
sederhana dengan tampilan yang lebih
‘muda’. Mudah digunakan karena
sesuai dengan tren media sosial. Lebih
fokus dengan tampilan yang fresh.
74
Universitas Indonesia
Selain itu, lebih mengajak untuk ikut
peduli dalam mengevaluasi kinerja
pemerintah.
6.3 Rekomendasi Pengembangan LAPOR!
Tahapan selanjutnya adalah merumuskan rekomendasi yang sebaiknya dilakukan
untuk pengembangan selanjutnya. Pada Subbab 6.2.2 dan Subbab 6.2.3 telah
dijabarkan hasil olahan data terkait website LAPOR!. Hasil tersebut dipilah menjadi
tanggapan positif dan negatif. Tanggapan negatif ini dikumpulkan dan
dikelompokkan berdasarkan pemilihan kata yang dianggap mirip. Hasilnya berupa
50 rekomendasi yang dapat menjadi bahan pertimbangan. Adapun rekomendasi
perbaikan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 6.13 Rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya
Kategori Rekomendasi Perbaikan
Halaman
Depan
- Alur penggunaan LAPOR! dibuat jelas dan letakkan pada posisi teratas.
- Pertahankan fitur video.
- Tampilkan modal registasi dalam satu layar.
Beranda - Tampilkan progress bar dari laporan yang dilaporkan.
- Buat sebuah tour guide.
- Bagian yang kosong dipadatkan.
- Berikan disclaimer untuk isian data berupa nomor handphone dan
sebaiknya isian tanggal lahir digunakan untuk melakukan verifikasi akun.
- Tampilan cukup berisi profil pengguna dan kotak pelaporan. Tidak perlu
menampilkan informasi pengguna.
- Tampilkan summary report dari pengguna.
- Hapus penggunaan pop-up yang terletak di kanan bawah beranda serta
pendeteksi lokasi yang ada di kiri atas browser.
- Tambahkan pilihan instansi yang ingin dilaporkan pada kotak pelaporan.
75
Universitas Indonesia
Tabel 6.14 Rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya
(sambungan)
Bahasa - Ganti penggunaan kata ‘kawal’ dengan ‘ikuti’. Penggunaan kata ‘kawal’
lebih tepat dilakukan ketika mengikuti profil instansi.
- Pemilihan kata terlalu ‘pemerintah’ sehingga menyulitkan bagi orang
awam.
Statistik dan
Persebaran
Laporan
- Tambahkan statistik laporan pengguna, persentase ketuntasan laporan, dan
lama proses tindak lanjut laporan.
- Tambahkan kotak pencarian statistik, melihat perbandingkan statistik,
melihat statistik secara umum, dan fitur cetak statistik.
- Pengurutan dan pengklasifikasian instansi pada halaman statistik.
- Tambahkan banyaknya laporan tiap daerah, permasalahan utama tiap
daerah, dan persebaran per kategori di tiap daerah.
- Halaman statistik dan persebaran laporan tidak dibuat terpisah.
Tombol - Tombol kawal cukup menggunakan icon saja, misalkan icon favourite.
- Buat ukuran tombol proporsional dalam satu halaman, jangan tampilkan
dalam ukuran besar semua tombol dalam satu halaman.
- Perjelas fungsi dari fitur skor.
- Samakan bentuk tombol.
- Tombol dukung dan komentar dapat diganti dengan “Anda dapat
menambahkan data” atau ”Tambahkan kasus yang serupa” dan atau
“Berikan saran”.
Navigasi - Fitur notifikasi, jumlah laporan, jumlah laporan yang ditanggapi, serta
jumlah dukungan sebaiknya dipertahankan.
- Jika ingin membuat navigasi, maka buatlah secara jelas dan terlihat.
76
Universitas Indonesia
Tabel 6.15 Rekomendasi untuk pengembangan website LAPOR! selanjutnya
(sambungan)
Warna - Gunakan warna yang konsisten, pertahankan warna dominan LAPOR!.
Penambahan
Fitur
- Adanya fitur laporan yang serupa dengan laporan pelapor.
- Munculkan feel setelah mengikuti salah satu profil pengguna.
- Berikan reward untuk pelapor yang berhasil melaporkan banyak.
- Gunakan load more untuk menampilkan laporan yang banyak.
- Berikan reward berupa rangking untuk instansi yang berhasil
menuntaskan laporan.
- Fitur penilaian dapat diganti dengan penggunaan ‘Like’, ‘Vote’, atau
‘Laporkan hal yang serupa’.
- Berikan fitur ‘mention’.
- Adanya fitur ‘tagging’.
- Hapus fitur ‘report’.
- Tampilkan fitur pencarian dengan kategori.
- Tampilkan informasi area laporan.
- Gunakan suggestions pada kotak pencarian lanjutan.
Lainnya - Data pengguna diambil langsung dari media sosial jika pengguna
melakukan registrasi melalui akun media sosial.
- Judul dan waktu laporan bisa di klik.
- Adanya foto dummy untuk akun-akun yang tidak menampilkan foto.
- Laporan yang sudah lama dan tidak ditindaklanjuti sebaiknya tidak
ditampilkan di awal daftar laporan.
- Bentuk tab komentar dan tindak lanjut kurang sesuai.
- Berikan jumlah komentar pada tab komentar publik.
- Hapus informasi banyaknya penilaian yang didapatkan dalam komentar
publik.
- Pemberian penilaian tepat dilakukan pada laporan.
- Icon pada laporan terhangat cukup menggunakan warna.
- Tampilkan rangkuman laporan saja dengan judul yang sesuai dengan isi
laporan.
- Hasil pencarian dimunculkan pada halaman baru.
- Perbaiki tampilan di mobile.
77
Universitas Indonesia
Berdasarkan tabel diatas telah disebutkan rekomendasi yang tepat untuk masing-
masing kategori. Berikut dijelaskan secara rinci pembahasan dari setiap kategori
tersebut:
1. Halaman Utama Website
Rekomendasi pada halaman utama terfokus pada alur penggunaan website
LAPOR!. Berdasarkan hasil analisis pada Subbab 6.2.3.1 yang menjelaskan
bahwa bagian menarik bagi pengguna adalah slider. Berdasarkan informasi
tersebut, maka sebaiknya alur penggunaan website LAPOR! dapat diletakkan
pada bagian slider. Alur penggunaa website LAPOR! yang disarankan berupa
video singkat ataupun gambar. Selain itu, perlu ditambahkan waktu yang
lebih lama terhadap penggunaan slider.
2. Halaman Beranda
Pengguna setuju jika pada saat masuk ke dalam halam beranda pengguna
maka langsung muncul kotak pelaporan seperti yang terdapat pada website
versi lama. Adanya tour guide dan progress bar dari laporan akan sangat
membantu dibandingkan menampilkan informasi umum dari data pengguna.
3. Halaman Statistik dan Persebaran Laporan
Halaman ini merupakan halaman yang sangat membantu pengguna untuk bisa
mendapatkan data-data dalam angka baik secara umum maupun spesifik.
Rekomendasi yang disarankan terkait pada penyuguhan data. Data berupa
daftar angka dan tidak terurut membuat pengguna bingung dan malas untuk
melihatnya.
4. Tombol
Tombol menjadi hal yang sangat penting diperhatikan pada website LAPOR!.
Hal ini diakarenakan pengguna merasa sangat terganggu dengan inkonsistensi
bentuk yang digunakan untuk masing-masing tombol. Hal ini juga berlalu
pada website versi baru LAPOR! dan semakin parah. Perlu dibuat adanya
standarisasi pada websites terkait penggunaan tombol.
5. Navigasi
Navigasi menjadi salah satu masalah utama dalam website LAPOR!.
Pasalnya, navigasi menjadi hal yang sulit untuk dilakukan pengguna pada
website versi lama. Ketidaktahuan pengguna akan tata letak navigasi,
78
Universitas Indonesia
tampilan navigasi yang terlihat berupa tulisan cukup membingungkan bagi
pengguna. Untuk website versi baru, terlihat pengguna sudah cukup mudah
untuk melakukan perubahan dari satu bagian ke bagian yang lain. Namun,
perlu menjadi bahan evaluasi untuk pengembangan website LAPOR!
selanjutnya.
6. Penambahan Fitur
Bagian ini menyebutkan fitur-fitur apa saja yang seharusnya dimiliki oleh
website LAPOR! sebagai website berbasis media sosial. Penambahan fitur ini
bersifat optional, bisa digunakan atau tidak. Hal ini dikarenakan sifatnya
hanya subjektivitas dari pengguna. Namun pengecualian untuk rekomendasi
adanya fitur ‘load more’ pada laporan. Hal ini disebabkan akan sangat
membutuhkan usaha yang lebih bagi pengguna ketika langsung dihadapkan
pada satu halaman dengan laporan yang begitu banyak.
7. Lainnya
Bagian lainnya berisi daftar rekomendasi yang merupakan perubahan dari
fitur yang sudah ada.
79
BAB 7
PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan, saran
untuk Tim LAPOR!, serta saran untuk penelitian selanjutnya.
7.1 Kesimpulan
Bebagai tahapan penelitian yang sudah dilakukan maka penulis menyimpulkan
beberapa poin yang dapat disimpulkan. Poin-poin tersebut dapat diajabarkan sebagai
berikut:
1. Belum pernah dilakukan penelitian dari segi usability untuk website
LAPOR!. Adanya penelitian ini memperlihatkan animo yang tinggi dari
masyarakat untuk ikut serta dalam mengevaluasi penggunaan website
LAPOR! yang dapat dilihat dari pengisian kuesioner. Hasilnya berupa
penerimaan yang cukup baik terhadap konsep media sosial yang
diimplementasikan pada website versi baru. Namun, dengan catatan
sebaiknya tidak menghilangkan fitur utama yaitu fitur pelaporan.
2. Adanya penelitian yang dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
memberikan banyak data-data baru mengenai kenyamanan penggunaan
website LAPOR! selama ini. Berdasarkan data-data tersebut dapat ditarik
hipotesis sementara bahwa salah satu faktor melambatnya jumlah pengguna
baru website LAPOR! adalah usability yang kurang baik pada website
LAPOR!.
3. Penelitian ini menghasilkan sebuah clickable prototype yang dapat membantu
tim LAPOR! mengembangkan website versi baru selanjutnya. Meskipun
analisis kebutuhan tidak dilakukan dengan pendekatan user centered
research, setidaknya penelitian ini memberikan pandangan baru terhadap
implementasi konsep media sosial yang akan digunakan oleh masyarakat
nantinya.
4. Kemudahan penggunaan yang diujikan melalui penyebaran kuesioner, open-
ended questions, dan usability testing ini menghasilkan 50 rekomendasi untuk
80
Universitas Indonesia
pengembangan website LAPOR! selanjutnya. Perbaikan ini menjadi pilhan
optional bagi tim LAPOR! untuk diimplementasikan atau tidak.
7.2 Saran untuk Tim LAPOR!
Ada beberapa saran yang penulis ingin sampaikan kepada tim LAPOR! terkait
penelitian yang dilakukan, diantaranya:
1. Sebuah produk aplikasi yang baik dalam platform mobile maupun website
adalah produk yang terus melakukan evaluasi. Artinya, iterasi evaluasi tidak
berhenti sampai selesainya penelitian ini saja. Untuk mewujudkan tantangan
LAPOR! yang dapat dijangkau di seluruh Indonesia, maka perlu diperhatikan
kebutuhan dari target pangguna. Semakin mudah penggunaan suatu aplikasi
maka semakin baik juga produk tersebut diterima di masyarakat.
2. Meskipun tidak semua pengguna tahu apa saja kebutuhan mereka saat
berhadapan dengan sebuah produk teknologi setidaknya sebagai pengembang
produk harus lebih peka dan terbuka untuk melakukan evaluasi produk.
7.3 Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Penelitian terkait usability evaluation terhadap website LAPOR! masih sangat
terbuka luas. Kenyamanan penggunaan sebuah sistem menjadi hal yang krusial untuk
dilakukan seiiring berkembangnya teknologi. Penelitian dapat dilakukan dengan
mengetahui faktor-faktor diluar usability yang menyebabkan melambatkan
pertumbuhan pengguna baru pada website LAPOR!. Selain itu, dapat dilakukan
penelitian dengan metode lain seperti expert review/heuristic evaluation, card
sorting, focus group dan lain-lain. Disamping itu juga, batasan penelitian dapat
diperluas sehingga mampu melihat kebutuhan pengguna LAPOR! secara umum.
Penelitian juga dapat dilakukan dengan mengevaluasi pengadopsian konsep
gamification, user profiling, serta information visualisation. Penyajian laporan
dengan menggunakan statistik dan peta pun dapat dikaji lebih lanjut. Masih banyak
lagi penelitian yang dapat dilakukan pada website LAPOR! ini. Oleh karena itu,
penelitian terkait usability evaluation dalam website LAPOR! masih terbuka sangat
lebar.
81
DAFTAR REFERENSI
Adweek.com,. (2015). The Evolution of Social Media [Infographic]. Retrieved 12
June 2015, from http://www.adweek.com/socialtimes/the-evolution-of-social-
media-infographic/620911
Affairs, A. (2015). System Usability Scale (SUS). Usability.gov. Retrieved 12 May
2015, from http://www.usability.gov/how-to-and-tools/methods/system-
usability-scale.html
Affairs, A. (2015). Task Analysis. Usability.gov. Retrieved 12 May 2015, from
http://www.usability.gov/how-to-and-tools/methods/task-analysis.html
Almarabeh, T., & AbuAli, A. (2010). A general framework for e-government:
definition maturity challenges, opportunities, and success. European Journal
of Scientific Research, 39(1), 29-42.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia,. (2015). Pengguna Internet
Indonesia Tahun 2014, Sebanyak 88,1 Juta (34,9%)..... Retrieved from
http://www.apjii.or.id/v2/read/content/info-terkini/301/pengguna-internet-
indonesia-tahun-2014-sebanyak-88.html
Bevan, N. (2008, April). UX, usability and ISO standards. In 26 th Annual
Conference on Computer Human Interaction (CHI), ACM SIGCHI.
Bevan, N. (2009, August). What is the difference between the purpose of usability
and user experience evaluation methods. In Proceedings of the Workshop
UXEM (Vol. 9).
Boyd, D. M., & Ellison, N. B. (2010). Social network sites: Definition, history, and
scholarship. Engineering Management Review, IEEE, 38(3), 16-31.
Brooke, J. (1996). SUS-A quick and dirty usability scale. Usability evaluation in
industry, 189(194), 4-7.
Brooke, J. (2013). SUS: a retrospective. Journal of Usability Studies, 8(2), 29-40.
Deterding, S., Sicart, M., Nacke, L., O'Hara, K., & Dixon, D. (2011, May).
Gamification. using game-design elements in non-gaming contexts.
In CHI'11 Extended Abstracts on Human Factors in Computing Systems (pp.
2425-2428). ACM.
Digital Trends,. (2014). The history of social networking. Retrieved 12 June 2015,
from http://www.digitaltrends.com/features/the-history-of-social-networking/
Ellison, N. B. (2007). Social network sites: Definition, history, and
scholarship.Journal of Computer‐Mediated Communication, 13(1), 210-230.
82
Universitas Indonesia
Faulkner, L. (2003). Beyond the five-user assumption: Benefits of increased sample
sizes in usability testing. Behavior Research Methods, Instruments, &
Computers, 35(3), 379-383.
Few, S. (2014). Data Visualization for Human Perception. The Encyclopedia Of
Human-Computer Interaction, 2Nd Ed., -. Retrieved from
https://www.interaction-
design.org/encyclopedia/data_visualization_for_human_perception.html
Fiegerman, S. (2014). Friendster Founder Tells His Side of the Story, 10 Years After
Facebook. Mashable. Retrieved 12 June 2015, from
http://mashable.com/2014/02/03/jonathan-abrams-friendster-facebook/
Jayashree, S., & Marthandan, G. (2010). Government to E-government to E-society.
Journal of Applied Sciences J. of Applied Sciences, 2205-2210.
Hassenzahl, M. (2008, September). User experience (UX): towards an experiential
perspective on product quality. In Proceedings of the 20th International
Conference of the Association Francophone d'Interaction Homme-
Machine (pp. 11-15). ACM.
Hassenzahl, M., & Tractinsky, N. (2006). User experience-a research
agenda.Behaviour & information technology, 25(2), 91-97.
HFI,. (2015). Human Factors International. Retrieved 5 May 2015, from
http://www.humanfactors.com/newsletters/clean_metrics_from_quick_and_di
rty_assessment.asp
Hornbæk, K. (2006). Current practice in measuring usability: Challenges to usability
studies and research. International journal of human-computer studies,64(2),
79-102.
Info.cern.ch,. (2015). The World Wide Web project. Retrieved 12 June 2015, from
http://info.cern.ch/hypertext/WWW/TheProject.html
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia,. (2008). Undang
- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan
Informasi Publik (p. 1). Jakarta: Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia,. (2003). Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan Dan
Strategi Nasional Pengembangan E-Government (p. 1). Jakarta: Deputi
Sekretaris Kabinet Bidang Hukum dan Perundang-undangan.
Lapor.go.id,. (2015). LAPOR! - Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat.
Retrieved 13 March 2015, from http://lapor.go.id/tentang
Mark Otto, a. (2011). About · Bootstrap. Getbootstrap.com. Retrieved 15 June 2015,
from http://getbootstrap.com/about/
83
Universitas Indonesia
Measuringu.com,. (2015). Measuring Usability with the System Usability Scale
(SUS): MeasuringU. Retrieved 14 April 2015, from
http://www.measuringu.com/sus.php
Measuringu.com,. (2015). Why you only need to test with five users (explained):
MeasuringU. Retrieved 15 June 2015, from
http://www.measuringu.com/five-users.php
Misra, D. C. (2007, February). Defining e-government: a citizen-centric criteria-
based approach. In Proceedings of the 10th National Conference on e-
Governance, Bhopal, Madhya Pradesh, India (pp. 2-3).
Newsroom.fb.com,. (2004). Company Info | Facebook Newsroom. Retrieved 15 June
2015, from http://newsroom.fb.com/company-info/
Nngroup.com,. (2015). Usability 101: Introduction to Usability. Retrieved 9 March
2015, from http://www.nngroup.com/articles/usability-101-introduction-to-
usability/
United Nations Department of Economic and Social Affairs,. (2010). United Nations
E-Government Survey 2010 Leveraging e-government at a time of financial
and economic crisis (p. 70). New York: UN Publishing Section. Retrieved
from http://unpan3.un.org/egovkb/Portals/egovkb/Documents/un/2010-
Survey/Complete-survey.pdf
Usability.gov,. (2015). Usability Evaluation Basics. Retrieved 12 June 2015, from
http://www.usability.gov/what-and-why/usability-evaluation.html
user experience. (2010). ISO 9241-210:2010. Retrieved from
https://www.iso.org/obp/ui/#iso:std:iso:9241:-210:ed-1:v1:en
Nngroup.com,. (2015). Quantitative Studies: How Many Users to Test?. Retrieved 14
June 2015, from http://www.nngroup.com/articles/quantitative-studies-how-
many-users/
Nngroup.com,. (2015). How Many Test Users in a Usability Study?. Retrieved 14
June 2015, from http://www.nngroup.com/articles/how-many-test-users/
Open Government Indonesia,. Tentang OGI. Retrieved 11 March 2015, from
http://opengovindonesia.org/keterbukaan/
Preece, J., Rogers, Y., & Sharp, H. (2002). Interaction design (pp. 390-396). New
York, NY: J. Wiley & Sons.
Rudd, J., Stern, K., & Isensee, S. (1996). Low vs. high-fidelity prototyping
debate. interactions, 3(1), 76-85.
Sas.com,. (2015). Data Visualization: What it is and why it's important. Retrieved 20
May 2015, from http://www.sas.com/en_us/insights/big-data/data-
visualization.html
Sauro, J. (2011). Measuring usability with the system usability scale (SUS).
84
Universitas Indonesia
Virzi, R. A., Sokolov, J. L., & Karis, D. (1996, April). Usability problem
identification using both low-and high-fidelity prototypes. In Proceedings of
the SIGCHI Conference on Human Factors in Computing Systems (pp. 236-
243). ACM.
Wearesocial.net,. (2015). statistics. Retrieved 15 June 2015, from
http://wearesocial.net/tag/statistics/
WhatIs.com,. (2015). What is social media? - Definition from WhatIs.com. Retrieved
11 June 2015, from http://whatis.techtarget.com/definition/social-media
Wikipedia,. (2015). About. Retrieved 12 June 2015, from
https://en.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:About
Withrow, J., Brinck, T., & Speredelozzi, A. (2000). Comparative usability evaluation
for an e-government portal. Ann Arbor, 1001, 48104.
Yanqing, G. (2010). E-government: Definition, goals, benefits and risks. In 2010
International Conference on Management and Service Science (pp. 1-4).
→, V. (2015). How Social Media Made it Bigger by the Day - Simplify360.
Simplify360. Retrieved 12 June 2015, from
http://simplify360.com/blog/social-media-made-bigger-
day/?utm_source=Blogger&utm_campaign=37f496a2be-
Social+Media+History&utm_medium=email&utm_term=0_f7efa989d1-
37f496a2be-77597733
85
LAMPIRAN
86
LAMPIRAN 1. Kuesioner Survei Kenyamanan dan Kemudahan Penggunaan
Website LAPOR!
87
Universitas Indonesia
88
LAMPIRAN 2. Task Skenario Usability Testing
Instruksi
“Sekarang Anda sudah sampai pada halaman utama website LAPOR! dan Anda ingin
mengetahui informasi lanjutan terkait apa itu LAPOR! ataupun ingin mengetahui cara
penggunaan website. Biasanya apa yang akan Anda lakukan?”
“Setelah mengetahui cara penggunaan LAPOR!, Anda ingin segera masuk ke dalam website.
Selanjutnya apa yang akan Anda lakukan?”
“Anda sekarang sudah masuk ke dalam website dan ingin mengubah salah satu isian data diri
Anda.”
“Anda sudah sampai di halaman beranda. Sekarang Anda ingin melihat semua laporan yang
pernah Anda laporkan“
“Kemudian Anda tertarik melihat laporan lainnya yang dilaporkan oleh pelapor lain”
“Saat Anda sedang melihat-lihat, Anda melihat sebuah laporan yang Anda sukai. Anda ingin
membaca isi lengkap dari laporan tersebut”
“Kemudian Anda juga tertarik untuk mengetahui informasi terkait statistik dari Dinas
Kebersihan Pemprov DKI Jakarta”
“Sekarang Anda silahkan kembali ke halaman beranda pengguna. Kali ini, Anda juga ingin
mengetahui lebih lanjut terhadap sebuah laporan yang banyak diperbincangkan. Setelah
Anda melihat laporan tersebut, Anda melihat salah satu komentar dari salah satu publik yang
Anda suka. Kemudian, Anda tertarik untuk memberikan penilaian kepada komentar tersebut.”
“Serambi masih membaca-baca komentar publik, Anda juga menemukan sebuah komentar
yang cukup menganggu. Anda ingin melaporkan komentar tersebut kepada tim LAPOR!”
“Sekarang Anda ingin mengetahui sebuah laporan yang mempunyai kategori [nama
kategori]”
“Kini, Anda sudah puas mengeksplorasi website LAPOR! Anda boleh keluar dari akun Anda”
89
LAMPIRAN 3. Hasil Data Olahan Usability Testing
Gambaran Pengguna Usability Testing.
ID Nama Inisial Jenis Kelamin Rentang Umur
Penggunaan Internet Intensitas membuka
Website LAPOR! (dihitung
dari pertama kali membuat akun)
Lama
Waktu Tujuan
R1 ADS Pria 15-30 tahun 8 jam
Mengerjakan proyek, membaca
informasi terbaru, membaca manga,
menonton anime
Jarang
R2 RP Pria 15-30 tahun 8 jam Kerja Jarang
R3 AR Pria 15-30 tahun 5,5 jam Menyelesaikan tugas kerja dan
media sosial. Tiga kali
R4 LLM Wanita 15-30 tahun 3 jam Browsing, penggunduhan, media
sosial, dan email. Dua kali
R5 FHS Pria 15-30 tahun 12 jam Browsing, email, dan hal-hal yang
berkaitan dengan pekerjaan. Lima kali
R6 FA Pria 15-30 tahun 16 jam Media sosial. Dua kali
R7 MHL Pria 15-30 tahun 8 jam Media sosial, browsing, membaca Tiga sampai empat kali
90
Universitas Indonesia
koran online.
R8 RPA Pria 15-30 tahun 8 jam Browsing Sekali setahun
R9 AA Pria 15-30 tahun 3 jam Update berita terbaru. Satu kali
R10 DRS Wanita 15-30 tahun 8 jam Kerja, browsing Satu bulan sekali
R11 DPS Pria 15-30 tahun 4 jam Mengerjakan tugas, sosial media,
baca berita online Jarang
R12 EMAN Wanita 15-30 tahun 9 jam Kerja, media sosial, mengerjakan
tugas, organisasi Jarang
R13 LTG Pria 15-30 tahun 4,5 jam Chatting, sosial media, browsing
(membaca berita, informasi terbaru) Dua hingga tiga kali
R14 MKA Pria 15-30 tahun 1 jam Komunikasi, browsing, media
sosial Jarang
R15 SF Wanita 15-30 tahun 14 jam Kuliah, belajar, media sosial,
belajar, entertaiment, komunikasi Hampir tidak pernah
R16 MH Pria 30-45 tahun Mencari informasi, media sosial Lima kali dalam enam bulan
91
Universitas Indonesia
Reaksi terhadap homepage website LAPOR!.
ID Versi Lama Versi Baru
Reaksi terhadap halaman homepage website
R1
- Kurang enak dilihat pada bagian atas website.
- Banyak informasi yang ditampilkan sehingga
membingungkan.
- Suka dengan penggunaan font
- Jadi lebih tertarik mengetahui informasi dibawah slider
- Lebih banyak warna
- Sederhana
- Tidak banyak informasi
R2
- Desainnya bagus
- Eye catching
- Lebih dinamis
- Slider terlalu besar
- Banyak informasi di halaman depan dibandingkan website
sebelumnya yang disajikan dengan bagian lebih kecil
- Bagian instansi terhubung tidak mungkin hanya terdiri dari tiga
instansi saja, seharusnya juga ditampilkan instansi lainnya.
R3
- Kurang nyaman
- Harus scroll banyak ke bawah untuk mengetahui
informasinnya. Akan lebih baik jika dalam satu layar hanya
memuat satu informasi utuh.
- Tidak terlalu enak untuk dilihat utuh.
- Sederhana, sama seperti yang dibayangkan yaitu dalam satu
halaman menyajikan satu buah informasi
R4 - Bagus
- Terlalu padat
- Tampilan seperti Facebook
- Lebih minimalis
R5 - Kebanyakan konten
- Tidak tahu fokusnya kemana
- Kayak iklan baris di koran
- Suka, sudah seperti website yang disarankan sebelumnya, yaitu
lpdp yang dibuat oleh kemenkeu
- Lebih menarik untuk dilihat-lihat
R6 - Cukup lengkap
- Menyediakan aplikasi dalam platform mobile apps
- Ada penjelasan singkat mengenai videonya juga
- Keren
- Lebih sederhana
92
Universitas Indonesia
R7
- Menarik
- Dashboard depan terlihat seperti promosi umum
- Informasi yang ada di bagian bawah tidak terlihat
- Suka dengan tampilan footer, lebih jelas dari website
sebelumnya
- Masukkan informasi yang penting pada slider, cukup yang
umum tapi tersampaikan dengan jelas
- Tampilkan instansi yang terhubung ada apa saja, jangan hanya
tiga instansi saja
- Laporan yang ditampilkan di dalam laporan tuntas dan laporan
terkini tidak perlu banyak, empat sudah cukup
R8
- Terlalu penuh
- Terlalu banyak yang bergerak
- Tidak ada satu hal yang bisa difokuskan
- Bagian dikembangkan oleh terlalu besar
- Bingung
- Call to action-nya tidak terasa
- Seharusnya untuk website LAPOR! best practice-nya saat
masuk ke dalam website langsung bisa melaporkan
R9
- Terlalu banyak yang ditampilkan
- Lebih sederhana
- Terlihat seperti media sosial
- Ada fotonya sehingga terlihat menarik
- Lebih minimalis daripada yang sebelumnya lebih menumpuk
- Lebih teroganisir
R10
- Sudah oke
- Posisi judul dari kisah suksesnya kurang pas
- Cukup intuitif, tidak membingungkan
- Membaca laporan-laporan
- Maksud penggunaan bintang pada tombol kawal itu apa?
- Bisa melihat jumlah laporan tuntas, masih diproses, dan belum
pada instansi terhubung
- Lebih sederhana
- Clean and fresh
- Tidak sepadat dengan informasi seperti website sebelumnya
- Warna-warnanya lebih menarik, mempunyai kesan berbeda
- Terlihat lebih santai
R11 - Baru melihat ada bagian dikembangkan oleh - Tampilannya lebih menarik
- Gambar-gambarnya lebih enak dilihat
- Ada tombol share dan tweet
93
Universitas Indonesia
- Warna warni
- Bisa lihat tidak hanya dari judul saja
- Banyak informasi yang didapat
- Memberikan komentar juga lebih mudah namun harus masuk
terlebih dahulu
- Tidak bisa dibuka bagian kanan judul yang merah
- Laporannya langsung bisa dibaca dengan jelas
- Statistik laporannya bagus
- Gambar-gambarnya menarik
R12 - Informatif
- Jelas ada langkah-langkah penggunaannya
- Keren
- Bisa melihat statistik secara keseluruhann
R13 - Kaget melihat bagian yang dikembangkan oleh - Lebih iconic
- Tampilannya lebih baru
- Lebih lebar
R14
- Terlalu ramai
- Tidak tahu fokusnya kemana
- Malas untuk melihat satu per satu
- Penggunaan slidernya menarik, biar lebih tahu penggunaan
LAPOR!
- Lebih enak
- Tidak ramai
- Slidernya penuh
- Langsung ketahuan kalau ini website LAPOR!
- Jauh lebih baik
R15
- Terlalu ramai
- Pusing
- Logonya bagus dan menarik
- Lebih enak dilihat
- Tidak padat
- Slidernya menjadi pusat perhatian
- Ada dukung dan kawal
R16
- Agak ramai
- Terlalu banyak fitur
- Tidak fokus
- Terlalu banyak kata-kata
- Secara visual bagus
- Estetikanya bagus
- Lebih sederhana
- Lebih fokus pada hasil laporan dibandingkan sebelumnya yang
lebih menampilkan banyak informasi.
- Halaman depan tidak tampil banyak bicara
- Fokus, lebih mengajak orang lain lebih peduli
- Fitur utamanya hilanng yaitu, pelaporan
94
Universitas Indonesia
- Semua bagian fokus ingin dilihat - Masih tidak tahu bagaimana cara melakukan pelaporan
- Lebih fokus pada siapa yang melapor
ID Versi Lama Versi Baru
Bagian yang paling menarik
R1 Bagian registrasi akun karena tertarik untuk langsung
menggunakannya.
Daftar akun
R2 Slider, dibuat dalam bentuk gambar yang lebih menarik karena
ini bagian yang paling utama
Bagian statistik dan instansi terhubung berserta detailnya
R3 Tidak ada Sederhana, tidak banyak informsi
R4 Video, karena banyak informasi, tidak suka jika harus
membaca semua. Selain itu dengan gambar lebih menarik.
Slider
R5 Lacak lapor, karena paling kontras diantara yang lainnya Statistik laporan, karena langsung merangkum sistem secara
keseluruhan
R6 Laporan terhangat Instansi terhubung
R7 Slider, karena menampilkan alur kerja Instansi terhubung
R8 Slider, karena bergerak Adanya foto pengguna
R9 Video Laporan tuntas, laporan terkini, ada foto orangnya jika melihat
pada website sebelumnya tidak ada, lebih warna warni
95
Universitas Indonesia
R10 Kisah sukses, aspirasi dan pengaduan, gambar infografis yang
ada di slider
Laporan terkini
R11 Kisah sukses Laporan tuntas
R12 Slider Statistik dan instansi terhubung
R13 Slider, karena ada diatas, bergerak, dan mempunyai warna yang
beda sendiri
Tombol kawal
R14 Video, akan paham secara lebih dalam Slider
R15 Slider, meanrik karena bergerak Slider
R16 Slider, karena bergerak, menarik untuk dilihat Laporan tuntas dan laporan terkini, jadi lebih tahu mana laporan
yang masih dalam proses, belum diproses, dan tuntas.
ID Versi Lama Versi Baru
Bagian yang ingin di klik pertama kali
R1 Registrasi akun/ Masuk ke dalam akun Daftar akun baru dan masuk ke dalam akun
R2 Slider Tata cara penggunaan namun kebanyakan tulisan
R3 Tombol Facebook dan Twitter karena terlihat ada
keterhubungan
Tidak ada
R4 Buka alur kerja yang ada di slider Slider
96
Universitas Indonesia
R5 Lacak lapor Klik selengkapnya
R6 Laporan terhangat dan kisah sukses Instansi terhubung
R7 Kisah sukses Instansi terhubung
R8 Tidak ada Tombol dukung, kawal, share, tweet
R9 Video Laporan tuntas
R10 Tata cara penggunaan LAPOR! yang terletak di bawah Laporan terkini
R11 Langsung mendaftarkan akun Instansi terhubung apa saja serta cara penggunaan LAPOR!
R12 Slider Bagian merah yang ada di kanan header
R13 Lambangnya LAPOR!, menarik, karena ini website
pemerintahan tapi seperti website swasta
Tombol daftar
R14 Video Selengkapnya dalam laporan
R15 Tidak tahu, banyak tombol Dukung dan kawal
R16 Slider Jika ada waktu maka akan menelusuri satu per satu bagian untuk
di klik
ID Versi Lama Versi Baru
Website apakah ini?
R1 Website untuk melaporkan Website untuk melaporkan
97
Universitas Indonesia
R2 Website untuk melaporkan Website untuk melaporkan
R3 Website untuk melaporkan, mengadukan, pengaduan Website untuk melaporkan
R4 Website sebuah instansi Website swasta
R5 Tidak tahu karena banyak informasi yang disampaikan Sudah seperti website lpdp
R6 Website pengaduan Website pengaduan
R7 Website pengaduan Website pengaduan
R8 Website untuk melaporkan Tidak tahu apa
R9 Website untuk melaporkan Website pangaduan yang lebih mirip media sosial
R10 Website untuk melaporkan Website pelaporan yang dibuat seperti media sosial
R11 Website untuk melaporkan Website untuk melaporkan
R12 Website untuk menyampaikan aspirasi Website untuk menyampaikan aspirasi
R13 Website untuk merekap suatu data-data yang masuk Website media sosial yang mempunyai data-data
R14 Website untuk melakukan pengaduan Website LAPOR! sebagai pengaduan
R15 Website untuk melaporkan kepada pemerintah Website untuk melaporkan
R16 Website layanan masyarakat Website Technologycal Apps/ Devices
98
Universitas Indonesia
Pengetahuan pengguna LAPOR! terhadap Informasi Umum pada halaman beranda website LAPOR!.
Keterangan:
Durasi (D) : Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK) : Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda. Untuk aktivitas
kali ini responden dikatakan sukses jika melihat tata cara penggunaan LAPOR! melalui bagian footer website
LAPOR! pada menu Petunjuk dan Syarat atau Tentang LAPOR!, kemudian sukses namun kesulitan jika melihat
melalui slider, dan gagal jika aktivitas yang dilakukan responden diluar dari kedua kriteria lainnya.
( : Tidak Sukses/ Gagal; : Sukses namun kesulitan; : Sukses )
Melihat Tata Cara Penggunaan Website LAPOR!
ID
Versi Lama Versi Baru
Tanggapan Responden D KK Tanggapan Responden D KK
R1 Langsung mendaftarkan akun kemudian memilih
kategori dan melaporkan.
01:35 Langsung mendaftarkan akun. 00:09
R2 Coba-coba bikin akun dengan cara register akun
baru, setelah itu login.
00:05 - Tata cara penggunaan website jangan diletakkan
di footer, seharusnya diatas.
- Bingung bagaimana melihat secara detail
00:19
R3 Langsung masuk ke dalam akun. 00:11 Karena diatas tidak ada apa-apa, maka scroll ke 00:10
99
Universitas Indonesia
bawah untuk mencari tata cara penggunaan website
R4 Coba-coba karena tidak suka harus membaca jadi
langsung masuk aja ke akun via Facebook.
00:22 Lebih mudah jika tata cara penggunaan dibuat
sebagai suatu fitur yang letaknya di depan website.
00:07
R5
Masuk ke dalam sistemnya, karena di halaman
bagian depan tidak ada apa-apa hanya bisa masuk ke
dalam beritanya saja.
00:45 - Mencari lewat slider, semacam masuk atau
daftar untuk melihat-lihat.
- Saat masuk seharusnya langsung dikasih tahu
apa saja yang dapat dilakukan dalam website ini.
- Tidak terlihat benar-benar merupakan petunjuk
penggunaan.
- Mungkin buat sebuah FAQ dengan gambar yang
bagus
- Kebanyakan teks
00:19
R6 - Melihat tata cara penggunaan dengan melihat
video dan slider.
- Informasinya sudah tersampaikan dengan baik.
00:48 Slider 00:02
R7 Melakukan login karena lebih mudah 00:02 Melihat footer pada bagian petunjuk dan syarat 00:04
R8
- Tidak tahu harus mencari tahu kemana
- Mungkin akan menonton video, soalnya tidak ada
tempat lain untuk mengetahui info penggunaan
- Akhirnya menemukan tentang LAPOR! dengan
posisi yang sangat tidak terlihat, harus melihat
dari atas sampai bawah dahulu
- Tidak mengerti kenapa LAPOR! harus
mempunyai media sosial berupa instagram
00:15 - Membuka menu ‘Tentang LAPOR!’
- Kenapa saat masuk ke dalam bagian ‘Tentang’
sudah ada tombol keluar akun, padahal belum
login
- Best practice-nya seperti Tokopedia
- Kebanyakan kalimat sehingga membuat malas
membaca
00:05
R9 - Langsung melihat videonya
- Jika perlu dibuatkan gambar cara penggunaan
00:20 - Melihat tata cara penggunaan melalui slider
- Selain itu, seharusnya video dipertahanin karena
00:20
100
Universitas Indonesia
LAPOR!, latar belakangnya, biasanya laporan
laporan berkaitan dengan instansi apa saja.
itu yang membuat menarik dan melihat cara
penggunaan website LAPOR!
- Slider bisa diganti dengan lebih fokus pada tata
cara penggunaan LAPOR!
- Istilahnya masih banyak yang awam, mungkin
bisa dibuat dengan gambar agar dapat
dimengerti
- Istilah disposisi bisa diganti dengan bahasa
diteruskan
R10
- Melihat bagian petunjuk dan syarat
- Sebaiknya dibuat alur penggunaan
- Penyajian pada bagian petunjuk dan syarat tidak
terlihat seperti petunjuk, seharusnya ada gambar-
gambar
00:02 - Tidak ada petunjuk penggunaan diatas
- Terlihat kosong
00:10
R11
Langsung daftar menjadi pengguna 00:02 - Lihat halaman depan sampai kebawah dan
menemukan sebuah petunjuk dan syarat
- Namun, untuk langsungnya akan melakukan
pendaftaraan akun
00:12
R12 Melihat petunjuk dan syarat penggunnaan 00:10 Melihat di slider lebih enak daripada pada bagian
petunjuk dan syarat
00:02
R13 - Melihat contoh laporan yang pernah masuk
dengan cara masuk ke dalam akun
- Harapannya ada tour guide-nya
01:02 Melihat bagian petunjuk dan syarat yang ada di
footer
00:20
R14
- Scroll ke bawah untuk mencari tentang
penggunaan LAPOR!
- Biasanya langsung daftar, tapi mau menemukan
cara kerjanya harus scroll ke bawah terlebih
dahulu dan tidak berhasil
00:30 - Melihat bagian ‘Tentang LAPOR!’
- Dibuatkan infografisnya
00:01
101
Universitas Indonesia
R15 Lihat di slider, karena sudah tidak ada lagi yang bisa
dilihat dari cara penggunaannya
00:02 Seharusnya tata cara penggunaan diletakkan diatas
bersama dengan tentang LAPOR!.
00:10
R16
- Bingung, tidak tahu maksud bagian registrasi
yang ditampilkan di website untuk apa.
- Fungsi registrasi seperti iklan.
- Tidak tahu bagaimana caranya, maka langsung
masuk ke dalam akun saja.
- Biasanya masuk melalui akun twitter, karena bisa
langsung mention ke akun LAPOR! atau melalui
sms.
- Jika melalui website, harus melakukan login
terlebih dahulu. Dikarenakan login inilah yang
mencegah banyak orang malas untuk
menggunakan LAPOR! termasuk teman-teman
saya.
00:38 - Memilih masuk ke dalam akun
- Diharapkan saat masuk langsung melaporkan
- Terlalu sulit untuk melakukan pelaporan jika
harus melakuka registrasi akun terlebih dahulu
00:07
Keterangan:
Durasi (D) : Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK) : Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda. Untuk aktivitas
kali ini responden dikatakan sukses jika berhasil masuk tanpa hambatan, kemudian dikatakan sukses namun
kesulitan jika berhasil masuk dengan hambatan, serta gagal jika tidak berhasil masuk sama sekali.
( : Tidak Sukses/ Gagal; : Sukses namun kesulitan; : Sukses )
102
Universitas Indonesia
Login dan Logout
ID
Versi Lama Versi Baru
Tanggapan Responden D KK Tanggapan Responden D KK
R1
Langsung masuk ke dalam akun 00:30 - Langsung mendaftarkan akun.
- Bingung dengan bagian perlu dikawal.
- Penggunaan kata “Kawal” masih jarang
digunakan.
00:09
R2
Sederhana, dinamis, login-nya berbeda 00:20 - Memberikan komentar terhadap halaman
beranda.
- Pengguna terlihat excited melihat ada kata
“kawal” di halaman beranda serta penggunaan
tab.
00:04
R3
- Saat masuk ke dalam beranda terlihat seperti
kertas panjang ke bawah. Jadi harus scroll ke
bawah.
- Akan lebih menarik jika saat masuk menampilkan
laporan yang dibuat sudah sampai sejauh mana.
00:13 - Suka dengan penyajian registrasi karena
sederhana juga, tapi harus scroll, harapannya
hanya dalam satu layar saja.
- Suka dengan halaman beranda tapi tidak paham
dengan bagian perlu dikawal
- Bagian yang menarik adalah informasi data diri
serta akun
00:07
R4
- Masuk ke dalam akun melalui Facebook
- Saat masuk ke dalam beranda tampilannya seperti
media sosial yang bisa bikin status, kemudian ada
laporan-laporan seperti pada timeline Facebook.
- Melihat bagian peta dan baru tahu fungsi peta.
00:32 - Sangat bagus jika ingin melakukan registrasi
dilakukan secara langsung melalui akun-akun
media sosial dan data pun juga berasal darisana.
- Tampilan awal masuk ke dalam website seperti
Twitter, banyak kotak box, dan bisa liat-liat
status dari pelapor lainnya.
00:05
R5 - Mengklik peta laporan nasional, klik yang ada di
peta, kemudian klik selengkapnya
00:07 - Menebak jika maksud dari kawal semacam
follow
00:02
103
Universitas Indonesia
- Tidak tertarik pada tweet dan share - Konteks kawal-mengawal kurang tepat untuk
halaman profil pengguna, lebih tepat jika
menggunakan kata ikuti, mengikuti, dan
pengikut.
- Konteks mengawal untuk profil pengguna
menunjukkan bahwa seorang pengguna
merupakan orang yang sangat sangat perlu untuk
diikuti (orang yang rapuh).
- Lebih fokus, namun fokus tujuan pada kotak
pelaporan menjadi lewat karena yang lebih
diatas merupakan informasi pengguna.
- Pemilihan kata-katanya perlu diganti.
R6
- Melakukan login dengan sukses kemudian
melihat-lihat laporan
- Laporan yang menarik merupakan laporan yang
sudah ada tindak lanjutnya
00:15 - Bagus
- Lebih sederhana, lebih bewarna
- Bingung tidak ada penjelasan penggunaan
website saat masuk pertama kali
00:03
R7
Masuk ke akun via twitter 00:30 - Menarik ada skor
- Seharusnya di kasih petunjuk darimana
didapatkannya skor
- Ubah penggunaan kata pengawal dan mengawal,
mungkin lebih tepat follow
- Bagian yang menarik adalah perlu dikawal
00:02
R8
- Masuk melalui akun Facebook
- Tidak penting untuk mengaktifkan lokasi kita
dimana
- Bagian peta sangat menarik untuk ditelusuri
- Suka dengan laporan yang terkait dengan si
pengguna
00:04 - Berharap saat di enter bisa masuk ke dalam
sistem
- Penggunaan warna warni yang aneh, semuanya
ingin coba menarik perhatian dengan cara “coba
lihat saya!”
- Penggunaan kata-katanya aneh
coba kawal diganti dengan follow
00:09
104
Universitas Indonesia
R9
- Lupa password, hal ini sering terjadi.
- Menjustifikasi jika hal tersebut dikarenakan
kombinasi password yang mengharuskan huruf
besar dan angka. Hal ini cukup menyulitkan. Pada
dasarnya orang hanya mempunyai satu password
utama.
- Seharusnya saat masuk ke halaman beranda
disuguhkan sudah sejauh mana laporannya.
00:32 - Lebih enak dilihat
- Lebih banyak gambar
- Lebih minimalis
- Banyak warna
- Maksud dari perlu dikawal apa
- Lebih menarik
00:32
R10
- Sulit untuk melakukan login, bermasalah dengan
login karena lupa emailnya dan lupa juga nomor
teleponnya
- Saat pertama kali masuk yang ingin dilihat
laporan terhangat
00:56 Penggunaan kata ‘alamat surel’ pada kotak masuk
kurang umum
00:15
R11
Biasa saja 00:15 - Tidak paham dengan penggunaan skor
- Website ini berfungsi untuk melaporkan tapi
kenapa ada skor
- Dikira bagian kanan berwarna merah disamping
judul dapat di klik lebih lanjut
- Bingung ada pengawal dan mengawal laporan
seharusnya bisa diganti dengan follow dan
unfollow
- Banyak tombol yang baru, seharusnya diberitahu
supaya biar saling tahu antar pelapor
00:18
R12
Lebih suka masuk dengan menggunakan akun
00:10 - Desainnya bagus
- Sederhana
- Suka dengan adanya statistik
- Warnanya bagus
- Penggunaan kata kawalan kurang tepat
00:04
105
Universitas Indonesia
R13
- Tidak sukses masuk ke dalam akun
- Akhirnya masuk dengan menggunakan Twitter.
Hal ini sering terjadi karena adanya kombinasi
angka, huruf besar, dan huruf kecil.
- Bagian ballon di kanan bawah cukup mengganggu
02:02 - Adanya gamification seperti skor, pengawal,
mengawal serta suka dengan adanya foto pada
profil picture pengguna
- Modelnya mirip seperi media sosial, terlihat
lebih atraktif
- Mungkin bisa ditambahakan selain tweet via
Twitter dan share Facebook, juga di LINE dan
Path
00:36
R14
Masuk via Facebook soalnya tidak ingat emailnya,
karena lupa dengan Facebook maka menggunakan
00:09 - Penggunaan skor, pengawal, dan mengawal
- Tidak mengerti bisa mendapatkan skor darimana
00:02
R15
- Masuk ke dalam akun melalui Facebook
- Pada halaman pertama langsung mengajukan
laporan
- Informasi bagian kanan cukup mengganggu
00:05 - Suka dengan warna warni
- Desainnya konsisten
- Menu yang aktif ada di tab riwayat jangan
merah, membuat sakit mata
- Penggunaan koma pada ucapan selamat datang
kurang tepat
00:02
R16
Males untuk bikin akun baru, karena akun yang
lama lupa. Hal ini dikarenakan, website ini
merupakan website untuk melaporkan. Jika diminta
untuk melengkapi data-data, maka data saya akan
digunakan untuk apa?
01:12 - Saat masuk agak kebingungan mencari tombol
logout
- Menggunakan style media sosial pada website
- Lagi-lagi pengguna dipaksa untuk membuat
sebuah profil pengguna yang kurang tahu
manfaatnya bagi pengguna
- Registrasi juga memaksa orang untuk
melakukan penndaftaraan terlebih dahulu baru
dapat melakukan pelaporan
00:22
106
Universitas Indonesia
Keterangan:
Durasi (D) : Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK) : Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda. Untuk aktivitas
kali ini responden dikatakan sukses jika berhasil mengubah tanpa hambatan, kemudian dikatakan sukses namun
kesulitan jika berhasil mengubah dengan hambatan, serta gagal jika tidak bisa mengubah sama sekali.
( : Tidak Sukses/ Gagal; : Sukses namun kesulitan; : Sukses )
Mengubah Data Diri
ID
Versi Lama Versi Baru
Tanggapan Responden D KK Tanggapan Responden D KK
R1 Mengklik gambar profil picture yang biasanya
langsung mengarah untuk ubah profil.
00:06 Langsung mengklik tombol ubah profil. 00:02
R2
- Mengklik icon profil, ubah data diri yakni bagian
tanggal lahir
- Bingung mengganti tanggal lahir dikarenakan
datepicker tidak bisa diganti bulan dan tahunnya.
00:15 Agak kebingungan 00:08
R3
Lebih mirip kayak Whatsapp dan Facebook dengan
mengklik nama pengguna maka dapat mengubah
profil pengguna.
00:14 Asik, langsung berubah di tempat 00:01
107
Universitas Indonesia
R4 Mengklik nama profil karena biasanya akan
langsung mengarah pada profil.
00:04 Terlihat dengan jelas dan lebih mudah 00:03
R5 Mengklik icon profil yang terletak di kanan atas
website.
00:07 Lebih bagus 00:01
R6 Mengklik icon profil karena cuma ada di profil saja 00:15 Lebih dekat tombol untuk mengubah data 00:01
R7
Tidak suka untuk mengisi isian data, lebih baik bisa
langsung mengambil data yang ada di media sosial
pengguna
00:06 Agak kebingungan karena di website yang lama
dilakukan dengan mengklik icon profil
00:04
R8
- Mengklik icon profil
- Gambarnya tidak muncul padahal udah masuk via
Facebook, seharusnya bisa langsung ambil data
dari Facebook.
00:02 - Tidak terlalu terlihat perbedaannya
- Kenapa harus ada warna kuning? Tidak usah ada
warna hijau atau kuning karena warna dominan
LAPOR! adalah merah
- Di bagian atas masih ada bagian kosong yang
seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik
00:07
R9 - Mengklik icon profil
- Sulit sekali untuk mengganti tanggal ulang tahun,
harus satu-satu, biasanya kan mudah
00:08 - Cara mengubah data diri masih terbawa dengan
cara yang lama
- Bagian sebelah kanan judul dikira bisa di klik
00:21
R10 Berhasil mengganti nomor telepon, karena nomor
telepon yang lama merupakan nomor di Inggris
00:09 Lebih terlihat mudah melakukan pengisian data 00:01
R11 Biasa saja 00:03 Tertarik dengan minat, konsen pembacanya dimana 00:04
R12 Mengklik icon profil 00:05 Lebih mudah 00:04
108
Universitas Indonesia
R13
- Mengklik bagian nama profil, karena dalam
website pada umumnya akan melakukan ubah
data dengan mengklik nama profil
- Melihat-lihat isian data apa yang harus diisi
- Biasanya melihat laporan terhangat mungkin ada
yang mirip-mirip dengan masalah yang ingin
dilaporkan.
00:03 - Tanggal lahir terlalu sensitif membuat orang
malas untuk mengisinya
- Begitu juga dengan isian nomor handphone,
kalau perlu di beri disclaimer dan petunjuk dari
pentingnya memberikan nomor handphone itu
apa dan begitu juga dengan nomor identitas
- Mengklik logo LAPOR! yang berada di footer,
dikira bisa kembali ke beranda. Karena sesuatu
yang berkaitan dengan logo sudah menjadi hal
yang umum mengarah ke beranda.
- Yang terpikir bahwa isunya yang akan dikawal
bukan orangnya
00:08
R14
- Mengklik icon profil
- Mengetik langsung untuk mengubah data tanggal
lahir, karena sulit menggunakan datepicker
- Seharusnya diberikan format tanggal
00:05 Untuk mengisi isian tanggal bisa dilakukan dengan
mengetik
00:02
R15 - Menutup bagian ballon di kanan bawah
- Sulit menggunakan datapicker akhirnya diketik
saja
00:04 Berikan format untuk setiap data 00:04
R16
- Mengklik icon profil yang terletak di kanan atas.
Kemudian bertanya-tanya, untuk apa saya
mempunyai akun.
- Menutup ballon yang ada di kanan bawah.
- Jika ada sesuatu yang harus di update seperti
sudah sejauh mana perkembangan laporan saya,
maka itu akan sesuai dengan kebutuhan
pembuatan akun.
00:06 - Apakah data-data ini penting untuk developer?
- Menurut saya yang lebih baik mengisi data yang
lebih umum seperti user ID, email, pass, tahun
lahir untuk verifikasi, lokasinnya bisa di track.
- Kalau bisa data langsung dapat diambil dari
Facebook atau Twitter.
00:02
109
Universitas Indonesia
Pengetahuan pengguna LAPOR! terhadap Fitur Umum pada halaman beranda website LAPOR!.
Keterangan:
Durasi (D) : Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK) : Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda
Untuk laporan saya, responden dikatakan sukses jika berhasil mengklik menu laporan saya tanpa adanya
hambatan, kemudian responden dikatakan sukses namun kesulitan jika berhasil mengklik laporan saya dengan
menemui hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak berhasil menemukan menu laporan saya. Begitu juga dengan
daftar laporan.
( : Tidak Sukses/ Gagal; : Sukses namun kesulitan; : Sukses )
Versi Lama
ID Melihat Laporan Saya Melihat Semua Daftar Laporan
Tanggapan Responden D KK Tanggapan Responden D KK
R1
Kembali ke halaman sebelumnnya karena ada
laporan saya ke bawah.
00:15 Bagian atas ada menu daftar laporan. Laporan
yang dilihat berdasarkan dukungannya,
komentar, kemudian tindak lanjut.
00:02
R2 - Mengklik menu laporan saya
- Biasanya liat langsung di notifikasi buat liat
langsung laporan
00:08 Biasanya yang dilihat laporan yang sesuai dengan
laporan pelapor, tindak lanjutnya dan
00:02
110
Universitas Indonesia
- Sebaiknya diberitahu kepada pengguna apakah
laporannya masih dalam proses, sudah selesai,
belum diproses, ataupun pending.
komentarnya banyak.
R3 Tidak menyadari jika ada menu laporan saya
diatas
00:02 Tidak kebingungan karena sudah tahu ada menu
diatasnya.
00:02
R4
- Melihat satu laporan terlebih dahulu kemudian
mengklik menu laporan saya. Menu diatas tidak
terlihat.
- Saat menu ini ditampilkan diharapkan ada bukti
laporan jika sudah ditindaklanjuti ataupun
sudah didisposisikan.
00:10 Mengklik menu daftar laporan 00:02
R5 Mikir kalo laporan saya bakal ada di bagian profil 00:13 - Mengklik daftar laporan
- Milih laporan yang ada gambarnya karena
yang lainnya seperti iklan baris
00:02
R6
- Melihat bagian laporan saya di bagian icon
notifikasi
- Sebelumnya belum pernah melihat menu
laporan saya
- Melihat laporan saya dari angka jumlah laporan
yang ada di bagian kanan website, mengira bisa
di klik untuk melihat semua laporan saya
00:33 Mengklik logo untuk melihat daftar laporan 00:01
R7
- Lebih suka melihat laporan dari tindak lanjut
laporan
- Belum terlihat powerful
- Penggunaan kata-kata yang sangat
pemerintahan
00:02 Biasanya mencari laporan yang topiknya dekat
laporan yang ingin dilaporkan serta laporan
dengan topik sensasional
00:05
R8 Pemilihan kata “Tidak ada laporan!!!” agak 00:02 - Memilih laporan yang heboh terlebih dahulu
- Mengklik menu daftar laporan
00:04
111
Universitas Indonesia
berlebihan
R9
- Melihat banyaknya jumlah laporan di kanan
dengan harapan ketika mengklik bagian
tersebut bisa melihat semua laporan yang sudah
dilaporkan
- Akhirnya menemukan fitur laporan saya di
menu atas. Tidak terlihat, lebih asik jika
diletakkan disebelah foto.
00:19 - Biasanya melihat laporan dari topik
laporannya terlebih dahulu, ketika judul sudah
menarik maka isi laporan akan menarik
- Mengklik daftar laporan
00:04
R10
- Belum ada laporan yang digunakan untuk
melaporkan
- Memilih salah satu laporan yang ada di kotak
pilih kategori
- Terlalu banyak percabangan yang ada di dalam
kotak kategori
00:08 - Tidak bisa mengklik judul pada salah satu
laporan
- Akhirnya membuka bagian tindak lanjut
- Menutup kotak ballon di kanan bawah
- Lebih suka dengan laporan yang berkaitan
dengan pelapor
00:03
R11 Biasa saja 00:03 Klik menu laporan saya 00:02
R12 Mengklik menu laporan saya 0005 Mengklik menu daftar laporan 00:02
R13 Mengklik menu laporan saya 00:01 Melihat menu daftar laporan 00:02
R14
Mengklik menu laporan saya 00:01 Mengklik daftar laporan, karena udah sering kalo
orang baru mungkin akan bingung dimana
nyarinya
00:01
R15 Menunya terlalu kecil 00:04 - Klik menu daftar laporan
- Ballon yang ada di bawah akhirnya
mengganggu
00:02
R16 - Mengklik menu laporan saya.
- Warna menunya sama seperti tulisan biasa.
00:10 Nebak-nebak saja kalo daftar laporan ada di 00:03
112
Universitas Indonesia
- Tidak perlu adanya laporan terhangat,
seharusnya saat di beranda disuguhkan dengan
laporan-laporan yang berkaitan dengan laporan
saya.
- Mungkin letaknya menggantikan laporan
terhangat.
menu sebelah laporan saya.
Keterangan:
Durasi (D) : Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK) : Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda
Untuk laporan saya, responden dikatakan sukses jika berhasil mengklik melihat dan mengikuti profil pengguna
lain tanpa adanya hambatan, kemudian responden dikatakan sukses namun kesulitan jika tidak berhasil
mengerjakan salah satu aktivitas atau menemui hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak berhasil mengerjakan
kedua aktivitas tersebut. Begitu juga dengan dashboard.
( : Tidak Sukses/ Gagal; : Sukses namun kesulitan; : Sukses )
Versi Baru
ID Melihat dan Mengikuti Profil Pengguna Lain Melihat dashboard (jumlah pengguna dan skor)
Tanggapan Responden D KK Tanggapan Responden D KK
R1 - Kembali ke halaman sebelumnya karena ada 00:04 - Seperti media sosial Path, Twitter 00:07
113
Universitas Indonesia
laporan saya ke bawah.
- Bingung setelah mengawal apa yang akan
terjadi setelah itu.
- Yang bikin menarik ada gambar orang-
orangnya
- Suka dengan adanya papan skor, dapat
meningkatkan peringkat kepada pelapor
R2
- Agak kebingungan, scroll ke bawah terlebih
dahulu
- Megikuti profil dikira bakal melakukan follow
00:28 - Istilahnya sudah lebih paham
- Dikira yang muncul di papan skor merupakan
akumulasi dari skor-skor yang ia dapatkan
- Bingung dapat skor-nya darimana
00:03
R3
- Kelihatan secara langsung informasinya
- Bagian yang menarik adalah skor
- Warna icon-nya terlalu mencolok, jadi antara
bisa di klik dan tidak
00:10 - Suka dengan adanya skor
- Bingung skor ini ditampilkan berdasarkan apa
00:02
R4
- Bagus
- Informasi yang didapatkan lebih besar
- Tertarik pada tombol kawal yang seperti
tombol follow dan tampilannya seperti status
yang dibuat orang lain.
- Harapannya ketika sudah mengikuti profil
orang maka akan muncul hal yang berbeda
yang menandakan jika sudah mengukuti profil
pengguna tersebut.
- Lebih mudah, tombolnya seperti tombol
mengikuti
00:04 - Fitur ini terlihat seperti fitur pada Twitter,
sudah berapa banyak yang mengawal
- Mudah mengetahuinya karena ada icon
bintang yang merepresentasikan prestasi yang
diraihnya. Namun, kurang jelas dengan
fungsinya untuk apa, bukan mementingkan
seberapa banyak melaporkan yang terpenting
sudah sejauh mana laporan yang dilaporkan
oleh pelapor.
00:04
R5
- Banyak tombol yang seolah-olah ingin di klik,
semuanya terlihat besar ukurannya, jadi
memecahkan fokus.
- Seperti halaman media sosial
- Pemilihan warnanya kurang tepat
00:03 - Bingung darimana ia bisa mendapatkan poin
- Diberi reward jika berhasil melaporkan lebih
banyak, seperti hal yang sederhana adalah
ucapan terima kasih sudah banyak membantu
- Keuntungan buat pelapor melaporkan laporan
yang banyak apa? Kalau tahu apa
00:02
114
Universitas Indonesia
keuntungannya, itu bisa menjadi trigger buat
pelapor mencari masalah lain
R6
- Dalam media sosial cukup penting adanya
aktivitas pengguna
- Pemilihan kata-katanya cukup aneh sehingga
membingungkan, apalagi untuk konteks
pelapor, kecuali digunakan untuk instansi
00:11 - Tidak menyadari jika fitur-fitur ini bisa di klik
- Mikirnya kalo ada yang nge-like laporan maka
skor akan bertambah
- Terpacu buat lebih aktif lagi membuat laporan
- Tapi kembali lagi, jika misalkan mereka
membuat banyak akun palsu hanya untuk
menambahkan skor bisa disalahgunakan
00:04
R7
- Perlu dikawal yang terlintas dipikiran adalah
pengguna dapat mengawal laporannya atau
orangnya
- Kurang paham dengan konsep penggunaan
kawal
00:02 Kurang paham penggunaan fitur skor, pengawal,
dan mengawal. Karena LAPOR! sendiri
merupakan sebuah website untuk pengaduan
bukan website yang digunakan dalam seperti
permainan. Contoh salah satunya adalah
feedme.com
00:02
R8
- Tidak terasa LAPOR!-nya karena pemilihan
warna kuning
- Tidak satu kesatuan dengan LAPOR!, tidak ada
korelasi antara kotak dengan bintangnya, jadi
yang berubah warna hanya di bagian
bintangnya saja, yang di bagian tulisan hanya
berubah garis luarnya saja
- Banyak bagian kotak yang kurang
proporsional, ada yang terlalu besar dan ada
yang terlalu kecil
- Kurang konsisten untuk setiap kotak yang
00:05 Tidak bisa di scroll ke bawah 00:02
115
Universitas Indonesia
ditampilkan
R9
- Bagian yang menarik ada bagian bidang minat
- Maksud dari skor itu apa
- Banyak istilah yang kurang bisa dipahami
- Penggunaan pengawal dan mengawal lebih
tepat jika menggunakan follower atau following
- Gunakan istilah media sosial yang lebih umum
00:01 - Cukup bagus
- Tidak mengerti dengan konsep penggunaan
skor, mungkin skor ini merupakan nilai yang
didapatkan selama dia melapor
- Pada kolom melaporkan seharusnya
menampilkan kolom apa yang mau dilaporkan
dan kepada instansi apa
- Tidak terasa feel ketika masuk ke dalam akun
sudah sejauh mana laporan perkembangan
laporan tersebut
- Jadi kalo semakin banyak melaporkan hal
yang sama, harus ada tindak lanjutnya
00:03
R10
- Mengklik kawal dengan kira-kira saja
- Pemilihan katanya kurang umum, tidak salah
sebenarnya hanya kurang cocok
00:02 - Adanya tombol skor lebih mengaprepresiasi
pengguna
- Pengguna terpikirkan bahwa kawal seperti
penggunaan add friend
- Jadi terlihat ada update
- Tidak biasa dengan istilahnya
- Mungkin saat masuk ke dalam akun lebih di
kasih petunjuk penggunaan, kayak yang
diterapkan oleh Facebook dan Google
00:02
R11
- Tampilan profil seperti media sosial
- Menarik dengan adanya informasi minat
- Bisa melihat laporan apa saja
- Jika klik kawal maka apa yang akan terjadi?
00:02 Kurang paham dengan penggunaan skor 00:02
R12 Maksud kawal itu apa? Memberikan rating
penilaian? Kurang paham, dari segi bentuk seperti
00:05 Bagus, mungkin skor ini diambil dari aktivitas
yang dilakukan selama menggunakan LAPOR!
00:04
116
Universitas Indonesia
fitur rating.
R13 Penggunaan minat menadi ambigu 00:01 Menarik, dapat melihat siapa saja yang sudah
berhasil melapor melalui papan skor
00:04
R14
- Kawal yang dikawal
- Suka dengan adanya minat, sesuai tidak dengan
minat pelapor sehingga membuat pelapor yang
lainnya berpikir untuk mengawal atau tidak
00:01 Harusnya ada reward jika mendapatkan skor
yang terbanyak, sehingga bisa menjadi motivasi
00:02
R15
- Suka dengan tampilan statistiknya yang
bergerak
- Follow itu kawal, seakan-akan ingin mengawal
orang itu kemanapun
00:02 - Melihat scroll panjang ke bawah
- Tidak mempengaruhi untuk melakukan
pelaporan lebih lanjut
- Gamification-nya tidak terlalu terlihat di
dalam website
00:04
R16
- Lebih setuju kalo profil yang dilihat itu
merupakan laporan yang perlu dikawal, yang
berkaitan dengan laporan kita.
- Mengikuti orang lain bukan merupakan poin
utama, malah di dalam website ini, fitur utama
yaitu melaporkan hilang dan digantikan dengan
informasi pengguna lain. Seharusnya, lebih
fokus kepada masalahnya bukan kepada siapa
orang yang melaporkan.
- Bagian perlu dikawal lebih baik menampilkan
laporan yang berhubungan dengan laporan dari
pengguna.
- Lebih baik ditampilkan summary report
laporan pelapor
- Icon kawal lebih baik menggunakan simbol
saja
00:02 - Gamification-nya sangat powerful namun
sangat jauh untuk implementasi website
LAPOR!
- Informasi pengguna lebih baik dihilangka.
Jadi hanya ada foto pengguna yang berbentuk
bulat kemudian fitur skor, pengawal, dan
mengawal.
00:02
117
Universitas Indonesia
- Apabila kawal laporan makan dengan simbol
favourite sudah cukup.
Keterangan:
Durasi (D) : Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK) : Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda
Untuk laporan saya, responden dikatakan sukses jika berhasil mengklik menu statistik pada website Versi Lama
dan menu ‘selanjutnya’ pada Versi Baru tanpa hambatan, kemudian responden dikatakan sukses namun
kesulitan jika berhasil mengklik menu statistik pada website Versi Lama dan menu ‘selanjutnya’ pada Versi Baru
dengan hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak berhasil menemukan menu laporan saya. Begitu juga dengan
daftar laporan.
( : Tidak Sukses/ Gagal; : Sukses namun kesulitan; : Sukses )
Melihat Halaman Statistik
ID Versi Lama Versi Baru
Tanggapan Responden D KK Tanggapan Responden D KK
R1
- Melihat dari menu statistik
- Dikira akan menampilkan statistik laporan yang
sudah dilaporkan pengguna.
- Biasa saja.
00:11 - Scroll ke bawah
- Daftar instansi pemerintahnya tidak tahu
diurutkan berdasarkan apa
- Judul laporan tidak bisa di klik
00:10
118
Universitas Indonesia
- Hanya fokus pada instansi yang terletak diatas.
- Diberi logo lembaga
R2
- Mencari unit instansi terkiat dengan menekan
tombol ctrl + F, males untuk scroll ke bawah
lebih suka lihat statistik yang urutannya diatas.
- Informasi yang laporan yang selesai, belum
proses, dan masih diproses sangat penting.
00:30 - Berharap di judul bisa di klik
- Lebih informatif dari statistik pada website
sebelumnya
- Ekspektasi dari persebaran laporan adanya
perubahan warna dan muncul berapa banyak
laporan yang sedang diproses, selesai, dan
belum.
- Scroll yang panjang membuat malas untuk
membaca kebawah, sebaiknya diberikan batas
tertentu biar ga keliatan banyak kayak load more
00:11
R3
- Sebelumnya tidak tahu jika ada menu statistik
kalu tidak melihat menu laporan saya dan daftar
laporan.
- Melihat statistik pada bagian area karena yang
dicari merupakan unit kerja di DKI Jakarta
- Tidak suka dengan pemilihan warnanya, kalau
mau warna merah ya merah saja jangan
bercampur dengan warna pink.
- Ruwet, tidak ada pengklasifikasian.
00:05 - Statistik selalu menarik namun pemilihan warna
terlalu mencolok
- Lebih interaktif dibandingkan dengan website
sebelumnya
- Berharap adanya kategorisasi
- Suka dengan penyajian visual dalam persebaran
laporan jika bisa disajikan dalam satu layar
penuh
- Harapannya langsung muncul angka-angka yang
ada di peta dengan tiga pemilihan warna.
00:09
R4
- Mengklik menu statistik
- Melihat bagian area juga karena yang ingin dicari
merupakan statistik di daerah Jakarta
- Melihat di kategori juga berharap ada kategori
mengenai kebersihan.
- Data yang ditampilkan bagus memuat
keseluruhan secara umum dan rinciannya.
00:03 - Tertarik dengan adanya data
- Lebih menarik, icon lebih tertata
- Tidak padat dan tidak memusingkan
- Lebih ingin melihat masalah-masalah yang
sudah tuntas berapa saja
- Lebih mudah terlihat
- Adanya peta persebaran laporan bisa diberikan
00:06
119
Universitas Indonesia
- Saat melihat halaman statistik sangat pusing,
padat, mencarinya sulit.
pembeda warna banyaknya laporan yang ada di
setiap daerah
R5
- Suka dengan halaman statistik
- Ditunjukkan yang mana diproses dan yang tuntas,
jadi membuktikan jika benar-benar ditanggapi
- Lebih bagus lagi kalo ada rangking, menghargai
mereka yang sudah banyak menyelesaikan
laporan dari pelapor.
00:03 - Statistik selalu menjadi hal yang menarik
apalagi saat di halaman depan sudah disuguhkan
dengan sebuah statistik.
- Pada halaman persebaran laporan jika perlu
ditampilkan daerah mana yang sudah
diselesaikan laporannya, yang mana yang
belum, sepertinya yang ada di website
sebelumnya.
00:05
R6
- Sering melihat halaman statistik
- Tidak ada informasi darimana statistik laporannya
tersebut berasal
- Bagus karena berwarna
- Lebih ingin menyajikan angka dan diagram
00:02 - Bagus
- Coba bisa ditampilkan permasalahn di tiap
daerah itu bagaimana
- Berpikir jika di kanan bagian header bisa di klik
00:03
R7
- Agak sulit
- Pengurutannya tidak dilakukan dengan baik
00:10 - Jangan terlalu banyak warna, gunakan satu
warna yang paling dominan, seperti biru
- Diberi warna untuk setiap daerah misalkan yang
banyak laporan diberi warna merah
- Kemudian dapat melihat persebaran laporan
berdasarkan kategori sehingga dapat melihat
masalah apa yang sedang terjadi di daerah
tertentu
00:14
R8 Lebih baik jika dilakukan pengurutan instansi,
karena ini bingung mau urutannya seperti apa
00:08 - Tidak tahu jika unit instansi bisa di klik.
03:08
R9 - Scroll ke bawah hingga melihat bagian area dan
kategori, kemudian kembali melihat bagian
terdisposisi
00:58 - Warna warninya membuat menarik
- Seharusnya tidak harus menggunakan kalimat
“Yth.”
00:04
120
Universitas Indonesia
- Bagus, informasi tersampaikan dengan jelas
- Ingin melihat status laporan yang selesai berapa,
yang proses berapa, dan lain-lain
- Lalu nama instansinya bisa di kasih link
- Bagus
- Kalau bisa gambar lampirannya keliatan, seperti
pada website sebelumnya
- Mungkin ada pilihan kategori yang kemudian
menampilkan daerah mana saja yang banyak
melaporkan sesuai dengan kategori
R10
- Mencari hingga scroll ke bawah kemudian
memilih kategori, terdisposisi, scroll lagi di
bagian area, milih kategori lagi
- Membingungkan
- Banyak yang ditampilkan
- Ada bagian judul laporan yang terpotong
- Harus lihat dulu pada halaman awal
- Seharusnya ada jumlah laporannya
- Suka sama laporan yang paling banyak belum
diproses
01:38 - Bisa di klik icon yang ada di statistik
- Berharap kotak kanan di header bisa di klik
- Sejauh ini tidak berbeda dengan tampilan yang
sebelumnya
- Tab persebaran laporan dikira tidak bisa di klik
- Pada persebaran laporan mungkin bisa
ditampilkan daerah mana saja yang laporannya
tuntas, masih proses, dan belum tuntas.
00:07
R11
Melihat peta, laporan yang ada di kementerian 00:05 - Tampilannya tidak kaku
- Diagramnya lebih bagus
- Bisa dilihat per daerah ada berapa laporan yang
masuk, laporannya tentang apa saja
- Lebih suka melihat persebaran yang paling
banyak laporannya, jika perlu dibuat seperti
kategori lalu ia akan menunjukkan daerah mana
yang banyak dengan kategori tersebut.
00:03
R12 - Lebih baik menampilkan persentase penuntasan
- Sangat jelas
00:06 - Mengira bagian kanan header bisa di klik
- Peta menampilkann jumlah laporan tiap daerah,
yang mana yang lebih banyak laporannya
00:02
R13 - Mengklik menu statistik 00:03 - Menarik karena penyajian statistik bergerak 00:08
121
Universitas Indonesia
- Informatif, ada rangkumannya juga
- Bagus, tambahin statistik rata-rata laporan
diproses berapa lama
- Ditampilkan statistik seberapa cepat laporan
ditanggapi sehingga orang bisa tahu kalo mau
melaporkan laporan x berapa lama prosesnya
R14
- Dibuat animasinya atau mungkin ada
infografisnya
- Tampilkan berapa persen yang sudah berhasil
ditindaklanjuti
- Mencari satu satu instansi cukup membingungkan
- Menggunakan aset atau logo-logo mungkin lebih
enak
- Sangat ramai dan tidak terurut
- Seharusnya peta di load pada halaman baru
00:14 - Lebih enak dilihat
- Tidak seperti diagram yang lebih kaku
- Saat melihat peta seharusnya menampilkan
kepadatan laporan di tiap daerah
00:18
R15
- Pusing melihat angkanya yang terlalu banyak
- Ini diurutkan bedasarkan apa?
- Coba bisa ada fitur mencari instansi
00:01 - Bagus
- Seharusnya yang balik ke tabel depan yang
bagian yang instansi
- Berharap bisa melihat laporan darimana saja
- Untuk peta mungkin di tiap daerah ditampilkan
berapa banyak laporan
00:02
R16
- Tampilannya dibuat untuk seseorang yang
terpelajar sedangkan penduduk Indonesia yang
mayoritas pendidikan akan teknologi masih
rendah akan terlihat bingung.
- Terlalu banyak data.
- Mungkin bisa ditambahkan sebuah pertanyaan
mengenai data yang ingin dicari sehingga dapat
dibandingkan antara data di daerah x dan y itu
statistiknya seperti apa.
- Tapi juga diberi sebuah tombol menu yang
menampilkan statistik secara umum.
00:01 - Awalnya berpikir jika menampilkan statistik
dari laporan yang dilaporkan oleh pengguna.
Sebagai contoh untuk masalah tentang jalan
rusak. Maka ketika masuk ke dalam halaman
statistik, ditampilkan berapa banyak jumlah
laporan terkait jalan rusak yang berhasil
diselesaikan, yang masih diproses, dan yang
belum.
- Selanjutnya boleh diberikan sebuah kotak yang
menanyakan “Statistik apakah yang ingin Anda
cari?”. Disaat seperti ini, baru bisa diberikan
00:05
122
Universitas Indonesia
- Mungkin kegunaan akun akan sangat berguna jika
saat ingin melihat statistik secara spesifik. Jadi,
saat ingin melihat statistik harus melakukan
registrasi atau masuk ke dalam akun.
pilihan untuk melakukan pendaftaraan akun.
Karena pengguna akan merasa terdesak
kebutuhannya. Kemudian jangan lupa diberikan
fitur print data. Jadi, sangat akan berguna jika
orang mempunyai data laporan dalam bentuk
print out.
- Pikirkanlah statistik sebagai sebuah breaking
news.
- Data dibuat lebih cantik lagi
- Mungkin bisa ditambahkan sebuah fitur yang
dapat mendeteksi laporan yang terjadi disekitar
lokasi kita
- Buatlah statistik agar lebih relevan
- Kurang intuitif
- Halaman statistik dan persebaran laporan dibuat
dalam satu halaman saja. Misalkan pelapor ingin
mencari laporan dengan tag #jalanrusak, maka
pada halaman ini akan ditampilkan statistiknya
serta daerah mana saja yang mempunyai laporan
serupa, kemudian baru dibawahnya
dimunculkan laporan yang serupa.
- Bisa diberi sebuah progress bar sudah sejauh
mana laporan ditindaklanjuti
- Selain itu bisa diberikan estimasi waktu sisa
dalam laporan tersebut, sehingga memberikan
sebuah pandangan kepada pengguna pada satu
laporan.
- Bisa dimatikan atau dihidupkan kembali
petanya, menjadi pilihan yang optional peta,
123
Universitas Indonesia
karena fungsinya tidak terlalu urgent.
- Kalo bisa bikin nama provinsi menjadi tiga kode
unik utama yang dapat mempersingkat ruangan.
Keterangan:
Durasi (D) : Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK) : Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda
Untuk laporan saya, responden dikatakan sukses jika berhasil membuka halaman laporan tanpa hambatan,
kemudian responden dikatakan sukses namun kesulitan jika berhasil membuka halaman laporan dengan
hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak berhasil membuka halaman laporan.
( : Tidak Sukses/ Gagal; : Sukses namun kesulitan; : Sukses )
Melihat Sebuah Laporan
ID Versi Lama Versi Baru
Tanggapan Responden D KK Tanggapan Responden D KK
R1
- Memilih laporan dengan dukungan yang
banyak serta adanya tindak lanjut.
- Kemudian baru membaca isi dari laporan
tersebut.
00:10 Sama saja 00:02
R2 Biasanya judul bisa di klik, cuma disini ga bisa di 00:14 Ingin melihat bukti laporan yang sudah 00:01
124
Universitas Indonesia
klik ditindaklanjuti
R3
- Tidak tahu bagaimana cara melihat laporan,
akhirnya melihat profil saja.
- Kemudian melakukan pencarian laporan di
kotak pencarian mengenai pendidikan.
- Cara penyampaiannya biasa saja.
- Sangat tertarik untuk membaca statistiknya.
- Penyusunan titik pada penulisan angka.
0:30 - Ukuran tiap kotak yag terlihat dalam satu
halaman agar dibbuat lebih presisi sehingga
penglihatann mata tidak terbagi-bagi.
- Suka dengan penyajian tampilan laporannya.
- Karena laporannya panjang makanya lebih
suka liat selenngkapnya yang ada di dalam
laporan
00:14
R4
- Mencari laporan di laporan terhangat,
fungsinya sama seperti hashtag yang ada di
Twitter.
- Isi laporan itu penting.
- Bagian yang menarik dari sebuah laporan
adalah tindak lanjutnya, artinya ada umpan
balik dari laporan tersebut.
0:03 - Melihat link bagian selangkapnya karena
paling pertama dilihat
- Lebih banyak dilihat proses dari laporan ini,
tindak lanjut laporan, serta komentar
00:20
R5
- Berpikir kalo di judul bisa di klik, atau pada
bagian waktu yang bisa di klik seperti di
Facebook.
- Terlihat seperti blog post, tidak terlihat seperti
laporan.
00:07 - Bagian kata ‘selengkapnya’ lebih terlihat
ingin di klik dibandingkan bagian judulnya,
mungkin dikarenakan ukuran judul yang
kurang besar dan warna juga berbeda.
- Lebih bagus, karena laporannya sesuai dengan
relevansi
- Bagian komentar publik di kasih ada berapa
banyak jumlahnya seperti pada halaman
sebelumnya. Karena jika tidak ada maka
asumsinya komentar publiknya kosong
00:02
R6 - Mengklik bagian judulnya
- Sudah sangat cukup bagus
- Bingung karena tidak ada komentar publiknya
00:02 - Mengklik kata ‘selengkapnya’
- Diberi garis supaya ada pembatas antar
laporan
125
Universitas Indonesia
R7 Biasanya melihat laporan terhangat kemudian
melihat topiknya
00:02 Biasa saja 00:02
R8 - Tidak melihat laporan terpopuler
- Menarik karena banyak yang memberi saran
- Tidak bisa mengklik judul laporan
00:18 Biasa saja 00:07
R9 Tidak bisa mengklik judul laporan 00:10 - Tidak ada masalah dengan halaman ini
- Malas jika terlihat banyak laporan yang
muncul dalam satu halaman
00:16
R10
- Lebih suka dengan laporan yang sudah ada
balasannya, sudah samapi mana, dan jawabanya
seperti apa
- Mungkin yang subscribe dan kawan-kawan
diletakkan dibawah supaya komentar publiknya
keliatan, kalau satu halaman hanya laporan saja
tidak terliahat jika sudah ada tindak lanjut dan
komentar publiknya
00:02 - Pada tab tindak lanjut dan komentar publik
bentuknya agak aneh
- Coba ada tombol komentar untuk
mengirimkan komentar
- Pada bagian riwayat, coba tampilkan menu
yang sedang aktif, soalnya tidak terlihat
- Kalo ada banyak laporannya, coba di kasih
“load more”
- Paham dengan konsep kawalan yang
dimaksud
- Dikira konsep perlu dikawal bisa mengawal
semua hal, bukan hanya orang saja
00:02
R11 Memilih laporan dari kotak kategori laporan 00:04 Mengklik kata ‘selengkapnya’ 00:02
R12 Mengira dapat mengklik judul 00:10 Biasa saja 00:08
R13
- Memilih laporan dari judulnya kemudian baca
selengkapnya, lihat yang menarik dan
bombastis
- Biasanya melihat laporan yang paling berkaitan
00:06 - Tulisannya lebih kecil
- Icon lebih besar dari tulisannya
00:01
126
Universitas Indonesia
R14
- Memilih laporan dari kategori
- Mikirnya bisa di klik judulnya tapi tidak bisa,
maka langsung klik selengkapnya, kemudian
mencari-cari mana yang merupakan link
00:09 Lebih enak dilihat 00:12
R15
- Mengira judul bisa diklik
- Gambar profil tidak ada, mungkin bisa dikasih
gambar dummy
- Akhirnya klik selanjutnya. Namun kemudian
mengklik tindak lanjut karena cuma ini saja
yang bisa di klik
- Banyak tombol yang tidak konsisten, tidak
sama bentuknya
00:10 - Ukuran font lebih besar
- Lebih enak untuk dibaca
00:04
R16
- Memilih laporan dengan mengklik kategori
yang terdapat di halaman beranda.
- Melihat adanya peta laporan juga menarik.
- Mungkin pada halaman beranda ditampilkan
laporan yang berhubungan dengann laporan
saya.
- Biasanya ada fitur pencarian yang memberikan
suggestion.
- Saat sudah lapor, mucul laporan yang serupa
karena untuk apa orang yang datang ke website
namun melihat daftar laporan yang tidak
serupa.
- Adanya dua cabang dalam website ini yaitu
website seperti studi dan website untuk
melaporkan. Hal ini terlihat dari cara
peyajiannya yang menampilkan data-data yang
mungkin tidak diperlukan oleh pengguna dan
00:02 - Lebih bermain seperti window, keliatan
jendela-jendela kecil
- Detail laporan tidak terlihat
- Area laporan hilang, padahal menarik
- Mungkin tombol dukung dapat diaganti
dengan tombol like, namun tombol like di
dalam website seperti LAPOR!
dipertanyakan? Apa gunanya? Sama halnya
seperti komentar publik, untuk apa? Tombol
dukung akan berguna jika diganti dengan
“Anda ingin membantu menambahkan data?”
atau “tambahkan kasus yang sama”, atau
“berikan saran”. Dengan seperti ini, bersama-
sama dengan pelapor lain dapat saling
memberikan solusi. Jadi, solusi tidak hanya
diselesaikan oleh pemerintah saja, namun juga
dapat diselesaikan oleh pelapor. Mungkin jika
00:02
127
Universitas Indonesia
juga untuk kebutuhan melaporkan.
- Jangan tampilkan laporan yang sudah sangat
lama tidak ditindaklanjuti, itu membuat
pengguna berpikir untuk tidak melaporkan.
- Jika mau melapor, tidak melihat laporan
terakhir.
suatu saat nanti sudah banyak yang peduli
bisa dibuat sebuah komunitas NGO atau
sebuah fitur untuk membuat project. Misalkan
ada sebuah laporan yang berkaitan dengan
lingkungan hidup maka, bisa diselesaikan
bersama-sama dengan komunitas tersebut
menyelesaikan masalah.
Pengetahuan pengguna LAPOR! terhadap Fitur Lain-lain dalam website LAPOR!.
Keterangan:
Durasi (D) : Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK) : Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda. Responden
dikatakan sukses jika berhasil memberikan penilaian tanpa hambatan, kemudian responden dikatakan sukses
namun kesulitan jika berhasil memberikan penilaian dengan hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak berhasil
memberikan penilaian.
( : Tidak Sukses/ Gagal; : Sukses namun kesulitan; : Sukses )
128
Universitas Indonesia
Fitur Star Rating
ID
LAPOR! Saat Ini Versi Baru
Tanggapan Responden D KK Tanggapan Responden D KK
R1 Jelas, dibutuhkan sekali 00:03 Tidak ada masalah 00:01
R2 Baru tahu ada fitur ini 00:03 Tidak ada perubahan apa-apa 00:04
R3 - Lucu, bagus
- Selama ini belum pernah memberikan penilaian
berupa bintang
00:08 - Jelas dan suka
- Atraktif karenna ketika mouse bergerak,
bintangnya juga ikut bergerak
00:11
R4
- Scroll dulu ke bawah, isi dulu penilaian dengan
memberikan komentar di kotak komentar.
- Agak kesulitan karena dipikir tidak bisa diklik.
- Mungkin bisa dibuat fitur seperti mention twitter,
supaya langsung mention orangnya
01:10 Bagus, sama seperti sebelumnya 00:02
R5
Kalau di beri bintang satu semua maka akan terlihat
seperti ‘sampah’, harus ada pembatasan dalam
penilaian
00:03 Tidak perlu ada fitur pemberian penilaian bintang
dengan nilai setengah.
00:02
R6 Penting untuk komentar-komentar yang tidak
berkualitas
00:02 - Penting
- Sekarang ada nilai setengah-setengahnya
00:02
R7
- Sangat suka dengan komentar publik yang cukup
ramai
- Lebih sepakat menggukan kata Like dibandingkan
Dukung
00:02 - Adaya keterkaitan disamping kanan antara
laporan yang satu dengan yang lainnya
- Selain itu lebih menekankan kepada
penyelesaian laporan bukan rating
00:02
129
Universitas Indonesia
R8
- Bingung maksudnya memberikan bintang apa
- Lebih baik menggunakan vote atau like kayak
produk hunt.com
- Tidak jelas melihat orang bernama X, tidak ada
fotonya, sebaiknya diberi foto dummy
00:02 - Lebih baik menggunakan fitur upvote untuk
melakukan penilaian
00:01
R9
- Biasanya ada komentar publik
- Komentar publik ini diurutkan berdasarkan apa
- Scroll ke bawah dan mengatakan belum pernah
menggunakan fitur ini
- Tujuannya baik cuma keberadaannya tidak
penting
- Mungkin ada pemeringkatan komentar, hanya saja
jika ditambahkan
00:08 Komentar publik tidak terlihat bisa di klik
00:15
R10 - Bintangnya tidak terlihat
- Lebih baik mungkin laporan yang diberikan
penilaian bintang daripada komentar
00:02 Lebih kelihatan bintangnya 00:02
R11 - Tidak tahu dimana letak komentar publik
- Sangat jarang digunakan 00:02 Biasa saja, sama seperti sebelumnya 00:03
R12 - Tidak menyadari bisa dilakukan penilaian
- Tidak penting, terlalu subjektif
00:04 Eye catching 00:04
R13
- Melihat komentar publik yang banyak
- Maksud dari kata-kata yang ada disamping
penilaian bintang apa
- Mingkin lebih mirip seperti wikiHow
- Dibuat juga fitur kayak Facebook seperti like,
komentar
00:01 - Kayak media sosial, ada like dan tag
- Makin banyak like maka semakin banyak
00:02
R14 Penggunaan tombol like lebih jelas daripada bintang 00:08 Tidak terlihat adanya komentar publik 00:02
130
Universitas Indonesia
R15
- Laporan terhangat itu laporan terbaru?
- Tampilan angka di sebelah rating cukup
membingungkan
- Daripada menggunakan rating yang tidak begitu
dimengerti, lebih baik menggunakan upvote
00:02 Biasa saja 00:02
R16
- Mengklik judul laporan kemudian membaca
selengkapnya, berpikir hanya dapat dibaca
selengkapnya saja, seharusnya bisa dilihat
langsung ke dalam
- Coba tampilkan rangkuman masalahnya saja,
tidak perlu semuanya seperti judul laporan
terhangat.
- Menutup ballon di kanan bawah.
- Menutup deteksi lokasi.
- Tidak begitu paham dengan konsep komentar
publik.
- Mungkin lebih cocok kalo ada fitur laporkan hal
yang serupa daripada harus ada penilaian
komentar.
- Berpikir bahwa lapor bukan tempat untuk
berdiskusi.
00:17 - Icon yang terdapat di laporan terhangat sangat
bagus, namun lebih baik dibuat lebih sederhana.
Cukup dengann warna saja, tidak perlu dibuat
dengan icon di dalamnya.
- Penamaan laporan lebih menggunakan computer
generated. Jadi, judul laporan di generated
berdasarkan isi laporannya. Kemudian ia juga
akan menampilkan tag-tag yang sesuai dengan
laporan tersebut. Sehingga memudahkan
pencarian di kotak pencarian.
00:02
131
Universitas Indonesia
Keterangan:
Durasi (D) : Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK) : Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda. Responden
dikatakan sukses jika berhasil melaporkan sebagai spam tanpa hambatan, kemudian responden dikatakan sukses
namun kesulitan jika berhasil melaporkan sebagai spam dengan hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak
berhasil melaporkan sebagai spam.
( : Tidak Sukses/ Gagal; : Sukses namun kesulitan; : Sukses )
Fitur Report as Spam
ID
LAPOR! Saat Ini Versi Baru
Tanggapan Responden D KK Tanggapan Responden D KK
R1
Tidak masalah 00:03 - Tidak menyadari ada fitur ini karena terlalu
kecil, tidak seperti tombol di website yang lama.
- Tidak mau mengklik karena berpikir akan
langsung dibuang kalo bisa dikasih pilihan
sebelum dibuang.
00:01
R2 Asumsinya ketika klik langsung melakukan report.
Tidak terpikir akan keluar pop up terlebih dahulu.
00:02 Icon report-nya lebih kecil 00:02
132
Universitas Indonesia
R3
Memberikan komentar pada bagian komentar publik
dibawah akun yang dianggap sebagai akun yang
dibajak.
00:07 - Ukurannya kecil
- Klik logo yag terletak di footer tidak bisa,
karena asumsinya setiap ada logo akan kembali
ke halaman beranda
00:02
R4 - Tidak pernah menggunakan fitur ini.
- Bagus, jika ada komentar yang kurang sesuai bisa
langsung dilaporkan.
00:09 Icon-nya sama saja, jadi tidak terlalu memusingkan 00:02
R5 Bagus 00:17 Tidak masalah, karena sudah terbiasa dengan
ukuran yang ada di website
00:01
R6 Penting untuk yang komentarnya kurang baik 00:02 Sadar bisa di klik, cuma untuk orang tua mungkin
tidak sadar
00:05
R7 Penting, hal ini akan serupa seperti kegunaan pada
aplikasi secret
00:02 Sama saja 00:02
R8 Tidak penting untuk mengurusin urusan orang lain 00:02 - Penggunaan kata spam yang membingungkan
- Tooltip cukup mengganggu
00:02
R9 - Berpikir dapat dilakukan dengan memberikan
komentar langsung dibawahnya
- Tidak bergitu terlihat
00:17 - Lebih asik
- Yang sebelumnya langsung berwarna merah
- Lebih besar sedikit
00:02
R10 Takut untuk mengklik bagian report, soalnya
terlihat seperti tombol
00:02 Tidak masalah, sama saja 00:02
R11 - Belum pernah menggunakan fitur ini
- Penting cuma agak sensitif
00:05 Sama seperti fitur report yang ada pada website
sebelumnya
00:04
133
Universitas Indonesia
R12 Tidak langsung klik report karena mikirnya akan
langsung reported ke akunn admin
00:25 Lebih bagus 00:01
R13 Dikiran report akan langsung melaporkan 00:20 Potensi salah tekan lebih tinggi dibandingkan yang
sebelumnya
00:01
R14 - Dikira laporkan bug/error
- Seharusnya bisa di mention via Twitter
00:09 Biasa saja 00:02
R15 Bagus ada report as spam 00:02 Dikiranya kalo udah klik langsung berubah 00:02
R16
- Simbolnya kurang represetatif karen simbol
tersebut merupakann simbol rusak.
- Berpikir bahwa fitur ini akan melaporkan adanya
kerusakan dalam website.
- Tidak berguna.
- Tidak paham fungsinya untuk apa.
- Fitur dukung maksudnya apa? Seperti tombol
like-kah, atau yang bagi pengguna yang
mempunyai laporan yang sama.
- Setengah-setengah dalam menjadi sosial media.
00:05 Sama saja 00:02
134
Universitas Indonesia
Keterangan:
Durasi (D) : Lama waktu pengguna mengerjakan aktivitas.
Kriteria Kesuksesan (KK) : Sukses atau tidaknya pengguna melakukan aktivitas. Kriteria dibagi menjadi tiga warna berbeda. Responden
dikatakan sukses jika berhasil mencari menggunakan kotak pencarian, kemudian responden dikatakan sukses
namun kesulitan jika berhasil menggunakan kotak kategori dengan hambatan, dan dikatakan gagal jika tidak
berhasil melakukan pencarian.
( : Tidak Sukses/ Gagal; : Sukses namun kesulitan; : Sukses )
Fitur Pencarian Lanjutan
ID
LAPOR! Saat Ini Versi Baru
Tanggapan Responden D KK Tanggapan Responden D KK
R1 Kembali ke beranda dengan memilih fitur kategori. 00:05 Tidak tahu 00:00
R2 Karena udah ada kategori maka tidak sadar kalo ada
pencarian lanjutan.
00:07 Mencari-cari kotak kategori 00:20
R3 Membantu dengan adanya kotak pencarian 00:05 Mencari kotak kategori
Tidak sadar jika disediakan kotak pencarian
00:30
R4 Mengklik kotak kategori 00:04 - Pergi ke beranda dan mengklik bagian kategori
- Dikira akan ada fitur yang sama seperti pada
00:04
135
Universitas Indonesia
Lebih mudah menggunakan kotak kategori ini website sebelumnya
- Kemudian melakukan pencarian pada kotak
penarian dan berharap muncul rekomendasi dari
apa yang diketikkan
- Bagus, cuma fitur pencarian lanjutan kurang
ditonjolkan ada fungsinya
R5
Lebih baik memberikan sebuah rekkomendasi
kepada pengguna ketika sedang menulis di kotak
pencarian seperti kotak pencarian Twitter.
00:02 Fitur pencarian lanjutan kurang terlihat 00:09
R6 Tidak pernah menggunakan kotak pencarian
sebelumnya.
00:01 Tidak menyadari adanyan fitur pencarian lanjutan 00:10
R7 Mencari di kotak pencarian 00:02 Seharusnya kotak pencarian bisa lebih
memudahkan
00:02
R8
- Belum pernah untuk membaca-baca laporan dari
pelapor lain
- Mengklik bagian kategori yang ada di halaman
beranda.
00:37 Tidak masalah, namun tidak terlihat jika bisa
dilakukan pencarian lanjutan
00:05
R9
- Biasanya melihat di daftar laporan
- Mencari di kotak kategori
- Tidak pernah menggunakan kotak pencarian lebih
lanjut
00:12 Penggunaan kotak kategori dan kotak pencarian
sangat penting
00:05
R10
Mencari di kotak kategori 00:03 - Tidak ada pencarian dengan kategori
- Terlihat sederhana dan bagus
- Seharusnya disediakan keduanya kotak
pencarian dan kotak kategori
- Harus lebih teliti lagi
00:10
136
Universitas Indonesia
R11 Mencari dengan menggunakan pencarian lanjutan 00:02 Jelas 00:05
R12
- Dapat menelusuri K/L/D
- Ketika mencari laporan tidak serasa muncul
adanya perubahan, ternyata ada di halaman
bawah. Seharusnya mungkin muncul halaman
baru untuk membedakannya.
00:29 - Seharusnya diletakkan di bawah kotak pencarian
jika ada pencarian lebih lanjut
- Boleh gunakan adanya kotak kategori sendiri
00:02
R13
- Menggunakan fitur kategori
- Tidak pernah kepikiran mencari di kotak
pencarian
00:05 - Bingung harus melihat dimana, akhirnya di
kotak pencarian. Kalau sebelumnya lebih
gampang ada kotak kategori.
- Bikin letakknya disamping kotak pencarian
lanjutan
00:10
R14 Klik pada kotak katgeori di kotak pencarian 00:02 Terlalu banyak pilihannya 00:03
R15
- Sederhana, karena sudah umum dan mata
langsung tertuju pada kotak pencarian.
- Selain itu, posisinnya yang masih dalam satu
layout.
00:08 Kurang terlihat fitur pencarian lanjutannya 00:02
Kelebihan dan Kekurangan website LAPOR!.
ID Versi Lama Versi Baru
Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan
R1
- Lebih mudah melakukann
pelaporan
- Dapat langsung melakukan
- Tidak bisa track laporan
sendiri
- Sederhana
- Modern
- Mudah Dipahami
- Ada penjelasan singkat
mengenai kawal sebelum
masuk ke beranda
137
Universitas Indonesia
pelaporan saat masuk ke
halaman beranda
- Mudah membuat akun baru
- Mudah untuk melakukan
penilaian dengan star
rating dan report as spam
- Kawal-mengawal
mempunyai nilai tambah
- Menjadikan pengguna
sebagai bagian komunitas
LAPOR!
- Tidak hanya digunakan
untuk melapor
R2
- Dinamis, klik halaman
bbaru
- Powerful
- Sisi warna tidak terlalu
mencolok
- Enak dilihat
- Menarik ada kisah sukses
dan slider
- Tidak bisa melihat laporan
mana yang sudah dikirim ke
instansi pemerintah. Tidak
tahu apakah laporan kita
diterima, pending, atau
ditolak.
- Biasanya orang akan
resistan terhadap website
yang baru
- Ga terlalu enak digunakan
- Beberapa kategori tiba-tiba
tidak ada
- Ketika halaman depan di
scroll langsung bertemu
dengan banyak tulisan
yang cukup
membingungkan
- Ada ruang kosong di
bagian kanan selamat
datang pada halaman
beranda yang masih bisa
diptimalkan untuk
digunakan.
- Tidak ada tracking ID
laporan
- Lebih suka melihat satu-
satu bagian seperti pada
halaman depan website
sebelumnya
R3 - Ketika masuk ke dalam
akun, langsung disuguhkan
kotak untuk menuliskan
- Banyak informasi dalam satu
halaman
- Suka dengan tampilan awal
website yang jelas dan
identitasnya lebih terlihat
- Tidak paham dengan
fungsi dari kawal-
mengawal karena fungsi
138
Universitas Indonesia
laporan - Suka dengan penyajian
statistiknya
awal sebagai melaporkan
- Pemilihan warna yang
cukup banyak sehingga
mengganggu. Coba
difokuskan pada warna
logo. Contohnya terjadi
pada halaman statistik
yang terdiri dari tiga
warna.
R4
- Terbuka
- Informasi yang
disampaikan lebih
transparan
- Fungsinya sudah sama
sepert media sosial karena
bisa masuk melalui
Facebook, Twitter, dan
memberikan komentar.
- Terlalu padat
- Tidak ada fokus untuk
mengarahkan pengguna
kemana
- Tombol-tombol penting tidak
terlihat karena banyak tulisan
- Icon-icon-nya memudahkan
dan membantu melihat
laporan mana yang tuntas,
masih dalam proses, dan
belum tuntas.
- Bagus
- Minimalis
- Tidak padat
- Sesuai dengan tren media
sosial
- Perlu waktu untuk
mempeljari website ini
R5
- Strukturnya sudah bagus
namun penyajiannya agak
kurang
- Tampilannya terlalu
pemerintah. Coba dibuat
seperti halaman website
lpdp.kemenkeu yang lebih
sederhana dan jelas alurnya
- Bagian dikembangkan oleh
tidak penting
- Tampilannya lebih fresh
- Web pemerintahan tapi
tidak terlihat pemerintahan
- Lebih young
- Halamannya punya fokus
masing-masing
- Statistik akan lebih menarik
jika diletakkan di bagian
atas karena kredibilitas
sebuah website terletak
- Kegunaan slider masih
dipertanyakan
- Seharusnya yang
ditampilkan pada bagian
instansi terhubung tidak
tiga buah saja, mungkin ada
fitur tambahn untuk melihat
semua instansi
139
Universitas Indonesia
pada statistiknya
- Seharusnya fitur daftar saat
memberikan komentar di
halaman depan akan sesuai
jika sudah mengetikkan
komentar dan menekan
tombol enter baru muncul
kotak daftar
- Tombol share dan tweet
lebih minta di klik daripada
di website sebelumnya
R6
- Sudah bagus - Kurang penekanan pada
laporan yang bisa anonim
- Lebih muda
- Sangat sederhana
- Namun tidak yakin bisa
digunakan oleh orang tua,
karena yang bakal banyak
ngelapor orang tua
R7
- Powerful
- Jadi jalan untuk
menampung aspirasi
masyarakat
- Integrasi akun dari media
sosial ke dalam akun website
itu penting
- Penggunaan bahasa yang
kurang tepat
Tidak ada - Seharunya kategori topik
dipilihkan oleh admin
- Coba seragamkan dalam
watu warna, jangan banyak
warna, misalkan seperti
Facebook dan Twitter.
Gunakan warna dasar
LAPOR!
- Informasi terkait fitur-fitur
R8
- Bisa digunakan dengan
baik
- Fitur berjalan dengan baik
- Posisi laporan terhangat
cukup menganggu
- Terlihat membingungkan,
sebagai pelaporan iya tetapi
juga sebagai media sosial
140
Universitas Indonesia
- Terlalu lengkap sehingga
menimbulkan kebingungan
harus melakukan apa
- Pemilihan diksi kata yang
kurang tepat
R9
- Masukkan infografis ke
dalam website
- Buatlah fitur masuk ke
dalam akun lebih mudah
- Belum ada perubahan yang
signifikan
- Sulit masuk ke dalam akun
- Kurang cepat dalam
merespon laporan
- Lebih hemat halaman
- Minimalis
- Sederhana
- Warna warni
- Penggunaan bahasanya
kurang familiar
R10
- Intuitif
- Fitur-fiturnya sudah cukup
- Sudah berfungsi secara
fungsionalitas
- Tidak kurang apa-apa,
hanya seberapa penting
penggunaan fitur seperti
penggunaan fitur rating
- Ada fitur media sosial,
banyak fitur baru yang
sejenis yang kurang tahu apa
manfaatnya untuk LAPOR!
- Tindak lanjut sering tidak
relevan dengan laporan
sehingga tidak menjawab,
terlihat seperti template
- Sama saja
- Ada halaman instansi lebih
oke
- Lebih jelas
- Icon-icon coba dibuat lebih
formal
- Bingung, kesannya mau
dibawa kemana
- Tidak menggambarkan situs
pelaporan
- Lebih santai karena warna
warni
- Font-nya membuat tidak
formal
R11
- Lebih mudah melakukan
pencarian laporan sesuai
kategori
- Kisah sukses
mempermudah dalam
melihat laporan
- Komentar publik warnanya
kurang menarik
- Penggunaan peta sangat
- Tidak ada - Tampilan lebih baru dan
fresh
- Konsepnya lebih kepada
media sosial
- Laporan-laporan yang
dikawal lebih disajikan
lebih enak
- Tidak ada kotak pencarian
yang menyediakan kategori
laporan
- Data instansi mungkin bisa
lebih dibuka sehingga
memberikan data yang
belum
141
Universitas Indonesia
menarik
R12
- Informatif
- Bagus
- Mudah dimengerti
- Banyak yang berkomentar
tetapi kurang jelas
-
- Menarik
- Bagus
- Ada profil orangnya
membuat lebih menarik
- Jelas
- Lebih terarah dengan apa
yang harus dilakukan
- Tidak ada
R13
- Cukup sederhana
- UX dan UI-nya kurang
menarik
- Untuk pemerintahan sudah
cukup namun untuk swasta
masih kurang interaktif
- Tidak ada - Visualnya lebih bagus
- Pemilihan warnanya juga
bagus
- Sederhana
- Perlunya adaptasi
- Penggunaan gamification
perlu diujicoba, karena
dapat membuat pelapor
menjadi kurang serius
(negatifnya) namun bisa
menimbulkan sisi
kompetitif (positif)
R14
- Penjelasannya bagus - Terlalu ramai
- Agak kebingungan juga kalo
tidak tahu ada menu di dalam
LAPOR!
- Tampilan muka lebih enak
dilihat
- Kotak kategorinya hilang
R15
- Tidak ada - Terlalu ramai
- Tulisannya terlalu kecil
- Terlalu padat
- Melihatnya seperti melihat
koran
- Warna warni - Tidak ada
R16
- Cantik
- Grafisnya bagus
- Tidak bermasalah saat login
- Statistiknya baik
- Kurang fokus
- Ini website untuk studi atau
melaporkan
- Informasinya rumit, tidak
- Sederhana
- Membangun kepedulian
- Bagus menggunakan
animasi
- Fokus utama dari
pelaporan hilang
- Kurang menekankan pada
fokus pelaporan dan
142
Universitas Indonesia
- Suka dengan kisah sukses,
namun jangan diletakkan
pada halaman kedua
langsung
- Banyak gambar
- Layout membingungkan
- Banyak button, ada twitter
dan facebook, maksudnya
apa? Apakah bisa dapat info
melalui media sosial
tersebut?
- Dibuat lebih sederhana
- Media sosial untuk lapor sah
saja
- Terlalu banyak hal
- Komentar useless
- Mempermudahkann untuk
melaporkan hal yang sama
- Kalo mau tau cara
penggunaann lapor dibuat
secara terpisah
- Banyak bagian yang menarik
perhatian sehingga
membingungkan.
mencari informasi
- Terlalu fokus pada
manusia
- Fokus pada laporannya
kurang
- Entri datanya banyak
- Terlalu banyak simbol-
simbol yang kurang
dipahami
ID Konsep Versi Baru Menurut
Pengguna
Apakah sudah terimplementasi penuh?
Mengapa?
Kenyamanan Penggunaan Website
Versi Lama Versi Baru
R1 Lebih seperti Facebook dan Twitter
karena ada fitur kawal-mengawal
Agak kurang sedikit, terutama dalam konsep
game. Lebih baik skor dibuat seperti Like dalam
v
143
Universitas Indonesia
Facebook.
R2
Media Sosial seperti Facebook dan
- Banyak fitur baru yang perlu dilakukan
introduksi seperti Facebook sehingga mampu
memudahkan orang untuk memahami website.
- Cukup kebingungan dengan fitur perlu
dikawal, mengapa perlu dikawal?
- Tidak menyadari ada icon yang menandakan
merupakan icon proses, belum, dan selesai.
v
R3
Kurang paham dan sekaligus
menjadi pertanyaan dimanakah
fokus website apakah sebagai
melaporkan sesuatu, seperti
memberikan informasi, atau
sebagai media sosial yang bersifat
komunikatif
Sebenarnya keren semua sudah terimplementasi
namun, fokusnya jadi kemana-kemana.
v
R4
Media Sosial Iya, melihat dari adanya fitur seperti like, follow,
kawal, share, sudah sangat sesuai dengan media
sosial yang ada. Mungkin akan mudah diterima
oleh masyarakat karena mengikuti tren media
sosial.
v
R5 Media Sosial Konsep media sosial artinya merupakan sebuah
konsep berbagi, bisa saling membantu, dan akan
v
144
Universitas Indonesia
sangat membantu LAPOR!.
R6 Media Sosial Kurang terimplementasi v
R7
Media sosial Belum, terlihat dari penggunaan kotak pencarian
yang kurang optimal.
Iya, karena sudah mempunyai timeline sendiri.
R8
R9 Media sosial Sudah, karena tadi ada kawal-mengawal v
R10
Media sosial - Lumayan, Cuma kurang tepat untuk website
lapor. Konsepnya penting sih soalnya namun
tidak terlalu urgent
- Banyak ruang kosong yang tidak dioptimalkan
- Mungkin bisa melihat contoh Facebook yang
lebih padat dalam menggunakan ruang kosong
v
R11
Media sosial Sudah, antar pelapor bisa memberikan komentar,
saling memberikan informasi, dapat melihat
aktivitas pelapor lain, lebih bagus, bisa saling
berbagi informasi, tampilannya lebih baru, dan
lebih media sosial.
v
R12 Media sosial Coba lebih perdalam dengan pengimplementasian
konsep Twitter seperti trending topic
v
R13 Media Sosial Belum terimplementasi penuh, karena fitur v
145
Universitas Indonesia
notifikasinya hilang, mention, like, dan lain-lain
R14
Media sosial Sudah cukup secara interaksi sosial dan interaksi
secara aktif. Namun, kurang personalized, artinya
kurangnya pelapor terhadap rasa kepemilikan
akun. Biasanya hal ini akan sangat menunjukkan
eksistensi dari sebuah website.
v
R15 Media sosial Bisa diikuti v
R16
Seperti media sosial Sebaiknya media sosial lebih difokuskan pada
membangun gerakan. Fokus pada pelaporan dan
pencarian data lebih dioptimalkan. Sosial media
dapat diimpelemtasikan dalam website LAPOR!
namun jangan menjadi seperti Facebook.
v