Ulkus decubitus.docx
-
Upload
kakaa-kaka -
Category
Documents
-
view
259 -
download
0
Transcript of Ulkus decubitus.docx
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
1/17
PRESSURE SORE
(ULCUS DECUBITUS)
PENDAHULUAN
Dekubitus berasal dari bahasa latin decumbree yang berarti merebahkan diri yang
didefenisikan sebagai suatu luka akibat posisi penderita yang tidak merubah dalam
jangka waktu lebih dari 6 jam (Sabandar, 2008). Menurut National Pressure Ulcer Advisory
Panel (NPUAP) 1989 mengatakan dekubitus merupakan nekrosis jaringan lokal yang
cenderung terjadi ketika jaringan lunak tertekan diantara tonjolan tulang dengan
permukaan eksternal dalam jangka waktu lama. Terjadi gangguan mikrosirkulasi jaringan
lokal dan mengakibatkan hipoksia jaringan. Jaringan memperoleh oksigen dan nutrisi serta
membuang sisa metabolisme melalui darah. Beberapa faktor yang mengganggu proses
ini akan mempengaruhi metabolisme sel dengan cara mengurangi atau menghilangkan
sirkulasi jaringan yang menyebabkan iskemi jaringan.
Istilah bedsore atau decubitus ulser harus dihndari karena megandung arti bahwa semua
ulcus terjadi akibat posisi tiduran. Ischial sore terjai pada pasien yang duduk di kursi roda dalam
jangka waktu lama, seingga istilah pressure sore lebih tepat
Walaupun semua bagian tubuh beresiko mengalami dekubitus, bagian bawah dari tubuhlah
yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khusus. Bagian tubuh yang sering
mengalami pressure adalah bagian dimana terdapat penonjolan tulang, yaitu bagian siku, tumit,
pinggul, pergelangan kaki, bahu, punggung dan kepala bagian belakang.Sistim staging yang
paling banyak diterima saat ini diperkenalkan oleh National Pressure Ulcer Advisory Panel
(NPUAP) tahun 1989
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
2/17
EPIDEMIOLOGI
Pressure sore merupakan problem yang serius karena dapat mengakibatkan meningkatnya
biaya, lama perawatan dirumah sakit karena memperlambat program rehabilitasi bagi penderita
(Potter, Perry, 1993). Selain itu pressure sore juga dapat menyebabkan nyeri yang
berkepanjangan, rasa tidak nyaman, tergangu dan frustasi yang menghinggapi para pasien dan
meningkatkan biaya dalam penaganan.
Estimasi biaya penanganan dikemukanan oleh Bryant et al (1992) mencapai 5000 dolar
27000 dolar. Di Amerika, dekubitus akan meningkatkan biaya medis dan perawatan hampir
mencapai 1,385 juta dolar Amerika (http:// www. Medlineplus.com) pressure sore dapat
menyebabkan komplikasi berat yang mengarah ke sepsis, infeksi kronis, sellulitis, osteomyelitis
serta meningkatkan pravalensi mortalitas pada klien lanjut usia. Karenanya angka kejadian
dekubitus menjadi salah satu factor indicator penting mutu pelayanan rumah sakit
(DEPKES, 1998)
Insidensi dan pravelensi terjadinya dekubitus di Amerika tergolong masih cukup tinggi
dan perlu mendapatkan perhatian dari kalangan tenaga kesehatan. Hasil penelitian menunjukan
bahwa insidensi terjadinya dekubitus bervariasi, tapi secara umum dilaporkan bahwa 5-11%
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
3/17
terjadi di perawtan acute care, 15-25% di perawatan jangka panjang/ longterm care, dan 7-12%
ditatanan perawatan rumah// homecare(Mukti, 2002)
Penelitian di Indonesia dilaporkan dari Annas, HA citPurwaningsih (2000) menyebutkan
bahwa dari 78 orang pasien tirah baring yang dirawat di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo,
Makasar sebanyak 12 orang (15,8%) mendapatka dekubitus. Setyajati (2001) juga melakukan
penelitian yang menghitung angka kejadian dekubitus pada pasien tirah baring di RS Muwardi
Surakarta, pada bulan oktober 2002 angka kejadian dekubitus sebanyak 38,18 %. Penelitian
tentang angka kejadian dekubitus juga dilakukan oleh Purwaningasih (2000) di Ruang Al, B1,
C1, D1 dan ruang B3 IRNA I RSUP DR. Sardjito pada bula oktober 2001, didapatkan hasil dari
40 pasien tirah baring, angka insiden mencapai 40 %. Angka ini relative tinggi dan akan
semakin meningkat jika tidak dilakukan upaya dalam mencegahnya.
Pressure sore paling sering terjadi di sacrum (36-60%), tumit (30%), ischium (6%), dan
trochanters (6%). Tempat lain yang kurang sering yaitu siku, scapula, occipital, bahu, dan lutut.
Pada ulcus stadium IV urutan lokasi terering yaitu trochanter (18%), iscium(15%), sedangkan
untuk stadium I dan II paling sering terjadi di sacrum (82%) dan tumit (80%)
ETIOLOGI
Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-32 mmHg. Kulit akan tetap utuh
karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas tersebut.
Jika tekanan ini lebih besar dari 32 mmHg dan tidak dihilangkan dari tempat yang
mengalami hipoksia, maka pembuluh darah kolaps dan trombosis (Maklebust, 1987
dalam Potter & Perry,2005). Jika tekanan dihilangkan sebelum titik kritis maka sirkulasi
pada jaringan akan pulih kembali melalui mekanisme fisiologis hiperemia reaktif, karena
kulit mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mentoleransi iskemi dari otot,
maka dekubitus dimulai di tulang dengan iskemi otot yang berhubungan dengan tekanan
yang akhirnya melebar ke epidermis (Maklebust, 1995 dalam Potter &Perry, 2005).
Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nokrosis jaringan
kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan total pada kapiler masih bersifat
reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak
akan mengalami dekubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali perjamnya. Sebagai
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
4/17
Gambar distribusi tekanan pada laki-laki normal
contoh bila seorang pasien terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas
kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit
mencapai 30-45 mmHg.
FAKTOR RESIKO
Dekubitus dapat terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang
khusus pada lansia. Khususnya pada pasien dengan imobilitas.Usia lanjut mempunyai potensi
besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara
lain:
1. Berkurangnya jaringan lemak subkutan.2. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin.
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
5/17
3. Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis danrapuh.
Faktor tubuh sendiri (faktor intrinsik) juga berperan untuk terjadinya dekubitus antara lain;
1. Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit akan tipis.2. Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit berkurang
sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan.
3. Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem arteriovenosus yang kurangkompeten menyebabkan penurunan perfusi kulit secara progresif.
4. Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan insufisiensikardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler seperti pada sistem
pernapasan menyebabkan tingkat oksigenasi darah pada kulit menurun.5. Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight.6. Anemia.7. Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan memperjelek
penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus akan menyebabkan .kadar
albumin darah menurun.
8. Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, jugamempermudah dan memperburuk dekubitus
9. Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.
Faktor ekstrinsik yang berperan untuk terjadinya dekubitus antara lain;
1. Kebersihan tempat tidur.2. Alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan pasien
terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga memudahkan terjadinya dekubitus.
3. Duduk yang buruk.4. Posisi yang tidak tepat.5. Perubahan posisi yang kurang.
Resiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus ditemukan pada:
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
6/17
1. Orang-orang yang tidak dapat bergerak (misalnya lumpuh, sangat lemah,dirawat denganprotsis, dipasung).
2. Orang-orang yang tidak mampu merasakan nyeri, karena nyeri merupakan suatu tandayang secara normal mendorong seseorang untuk bergerak.
Kerusakan saraf (misalnya akibat cedera,stroke,diabetes) dankomabisa menyebabkan
berkurangnya kemampuan untuk merasakan nyeri.
3. Orang-orang yang mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) tidak memiliki lapisan lemaksebagai pelindung dan kulitnya tidak mengalami pemulihan sempurna karena kekurangan
zat-zat gizi yang penting.
Karena itu klien malnutrisi juga memiliki resiko tinggi menderita ulkus dekubitus.
4. Gesekan dan kerusakan lainnya pada lapisan kulit paling luar bisa menyebabkanterbentuknya ulkus.Baju yang terlalu besar atau terlalu kecil, kerutan pada seprei atau
sepatu yang bergesekan dengan kulit bisa menyebabkan cedera pada kulit.Pemaparan
oleh kelembaban dalam jangka panjang (karena berkeringat,air kemihatau tinja) bisamerusak permukaan kulit dan memungkinkan terbentuknya ulkus.
KLASIFIKASI PRESURRE SORE
Salah satu cara yang paling untuk mengklasifikasikan dekubitus adalah dengan
menggunakan sistem nilai atau tahapan. Sistem ini pertama kali dikemukakan oleh Shea 1975
dalam Potter & Perry, 2005) sebagai salah satu cara untuk memperoleh metode jelas dan onsisten
untuk menggambarkan dan mengklasifikasikan luka dekubitus. Sistem tahapan luka dekubitus
berdasarkan gambaran kedalaman jaringan yang rusak (Maklebust, 1995 dalam Potter &
Perry2005). Luka yang tertutup dengan jaringan nekrotik seperti eschar tidak dapat
dimasukkan dalam tahapan hingga jaringan tersebut dibuang dan kedalaman luka dapat di
observasi. Peralatan orthopaedi dan braces dapat mempersulit pengkajian dilakukan
(AHPCR, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).
Tahapan dibawah ini berasal dari NPUAP (1992), dan tahapan ini juga
digunakan dalam pedoman pengobatan AHPCR (1994). Pada konferensi konsensus NPUAP
(1995) mengubah defenisi untuk tahap I yang memperlihatkan karakteristik pengkajian pasien
berkulit gelap. Berbagai indikator selain warna kulit, seperti suhu, adanya pori-pori
http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/http://nursingbegin.com/tingkat-kesadaran/http://nursingbegin.com/prosedur-kateterisasi-urine-pada-pria/http://nursingbegin.com/prosedur-kateterisasi-urine-pada-pria/http://nursingbegin.com/prosedur-kateterisasi-urine-pada-pria/http://nursingbegin.com/tingkat-kesadaran/http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/ -
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
7/17
kulit jeruk, kekacauan atau ketegangan, kekerasan, dan data laboratorium, dapat membantu
mengkaji pasien berkulit gelap (Maklebust & Seggreen, 1991 dalam Potter & Perry, 2005).
Bennet (1995 dalam Potter & Perry, 2005) menyatakan saat mengkaji kulit pasien
berwarna gelap, memerlukan pencahayaan sesuai untuk mengkaji kulit secara akurat.
Dianjurkan berupa cahaya alam atau halogen. Hal ini mencegah munculnya warna biru yang
dihasilkan dari sumber lampu pijar pada kulit berpigmen gelap, yang dapat mengganggu
pengkajian yang akurat.
Menurut NPUAP ada perbandingan luka dekubitus derajat I sampai derajat IV yaitu:
Derajat IEritema yang tidak menadi pucat dengan kulit utuh. Kulit tidak berwarna, hangat,atau keras juga dapat menjadi indicator.
Derajat IIHilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis dan dermis atau keduanya. Luka
superficial dan secara klinis terlihat seperti abrasi, lecet, atau lubang yang dangkal.
Derajat IIIHilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan subkutan atau nekrotik yang
mungkin akan melebar kebawah tapi tidak melampaui fascia yang berada di bawahnya.
Luka secara klinis terlihat seperti lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak
jaringan sekitarnya.
Derajat IVHilangnya seluruh ketebalan kulit disertai destruksi yang ekstensif, nekrosis jaringan;
atau kerusakan otot, tulang, atau struktur penyangga misalnya kerusakan jaringan
epidermis, dermis, subkutaneus, otot dan kapsul sendi.
PENGELOLAAN PRESSURE SORE
Pengelolaan dekubitus diawali dengan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya
dekubitus dengan mengenal pasien dengan risiko tinggi terjadinya dekubitus, misalnya pada
pasien yang immobil dan tidak sadar.
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
8/17
Usaha untuk menentukan resiko terjadinya dekubitus ini antara lain dengan memakai
sistem skor Norton. Skor dibawah 14 menunjukkan adanya risiko tinggi untuk terjadinya
dekubitus. Dengan evaluasi skor ini dapat dilihat perkembangan klien.
Tindakan berikutnya adalah menjaga kebersihan pasien khususnya kulit, dengan
memandikan setiap hari, dikeringkan dengan baik lalu digosok dengan lotion, terutama dibagian
kulit yang ada pada tonjolan-tonjolan tulang. Sebaiknya diberikan massase untuk melancarkan
sirkulasi darah, semua ekskreta/sekreta harus dibersihkan dengan hati-hati agar tidak
menyebabkan lecet pada kulit.
Tindakan pencegahan dekubitus :
1. Meningkatkan status kesehatan klien;
Memperbaiki dan menjaga keadaan umum misalnya anemia diatasi, hipoalbuminemia
dikoreksi, nutrisi dan hidrasi yang cukup, vitamin (vitamin C) dan mineral (Zn)
ditambahkan. Mengatasi/mengobati penyakit-penyakit yang ada misalnya DM.
2. Mengurangi/memeratakan faktor tekanan yang mengganggu aliran darah:
a) Alih posisi/alih baring/tidur selang seling, paling lama tiap dua jam. Keburukan padacara ini adalah ketergantungan pada tenaga perawat yang kadang-kadang sudah
sangat kurang, dan kadang-kadang mengganggu istirahat pasien bahkan
menyakitkan.
b) Kasur khusus untuk lebih membagi rata tekanan yang terjadi pada tubuh klien,misalnya kasur dengan gelembung tekan udara yang naik turun, kasur air yang
temperatur airnya dapat diatur. (keberatan alat canggih ini adalah harganya mahal,
perawatannya sendir harus baik dan dapat rusak)
c) Regangan kulit dan lipatan kulit yang menyebabkan sirkulasi darah setempatterganggu, dapat dikurangi antara lain:
1. Menjaga posisi pasien, apakah ditidurkan rata pada tempat tidurnya, atausudah memungkinkan untuk duduk dikursi.
2. Bantuan balok penyangga kedua kaki, bantal-bantal kecil untuk menahantubuh klien, kue donat untuk tumit.
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
9/17
3. Diluar negeri sering digunakan kulit domba dengan bulu yang lembut dantebal sebagai alas tubuh klien.
4. Begitu tampak kulit yang hiperemis pada tubuh klien, khususnya pada tempat-tempat yang sering terjadi dekubitus, semua usaha-usaha diatas dilakukan
dengan lebih cermat untuk memperbaiki iskemia yang terjadi, sebab sekali
terjadi kerusakan jaringan upaya penyembuhan akan lebih rumit.
Bila sudah terjadi dekubitus, tentukan stadium dan tindakan medik menyesuaikan apa yang
dihadapi:
1. Dekubitus derajat I
Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, kulit yang kemerahan dibersihkan
hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi lotion, kemudian dimassase 2-3 kali/hari.2. Dekubitus derajat II
Dimana sudah terjadi ulkus yang dangkal perawatan luka harus memperhatikan syarat-syarat
aseptik dan antiseptic. Dapat diberikan salep topikal untuk merangsang tumbuhnya jaringan
muda/granulasi. Penggantian balut dan salep ini jangan terlalu sering karena malahan dapat
merusak pertumbuhan jaringan yang diharapkan.
3. Dekubitus derajat III
Dengan ulkus yang sudah dalam, menggaung sampai pada bungkus otot dan sering sudah ada
infeksi. usahakan luka selalu bersih dan eksudat diusahakan dapat mengalir keluar. Balut jangan
terlalu tebal dan sebaliknya transparan sehingga permeabel untuk masukknya udara/oksigen dan
penguapan. Kelembaban luka dijaga tetap basah, karena akan mempermudah regenarasi sel-sel
kulit. Jika luka kotor dapat dicuci dengan larutan NaCl fisiologis. Antibiotik sistemik mungkin
diperlukan.
4. Dekubitus derajat IV
Dengan perluasan ulkus sampai pada dasar tulang dan sering pula diserta jaringan nekrotik,
semua langkah-langkah diatas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik yang ada harus dibersihkan
sebab akan menghalangi pertumbuhan jaringan/epitelisasi. Beberapa preparat enzim coba
diberikan untuk usaha ini, dengan tujuan mengurangi perdarahan, dibanding tindakan bedah
yang juga merupakan alternatif lain. Setelah jaringan nekrotik dibuang dan luka bersih,
penyembuhan luka secara alami dapat diharapkan. Jika defek terlalu besar upaya rekonstruksi
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
10/17
dengan pembedahan harus dikerjakan. Tindakan bedah bertujuan untuk membersihkan ulkus
dan mempercepat penyembuhan dan penutupan ulkus, terutama ulkus dekubitus stadium 3 dan 4
karenanya sering dilakukan penanaman kulit,myocutaneous flap, skin graft serta intervensi
lainnya terhadap ulkus.
Intervensi terbaru terhadap ulkus dekubitus adalah Negative Pressure WoundTherapy,yang
merupakan aplikasi tekanan negatif topikal pada luka. Teknik ini menggunakan busa yang
ditempatkan pada rongga ulkus yang dibungkus oleh sebuah lapisan yang kedap udara. Dengan
demikian, eksudat dan material infeksi dapat dikeluarkan ditambahkan untuk membantu tubuh
membentuk jaringan granulasi dan membentuk kulit baru. Terapi ini harus dievaluasi setiap dua
minggu untuk menetukan terapi selanjutnya
Skor Norton untuk mengukur resiko dekubitus
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
11/17
DAFTAR PUSTAKA
1.Pendland, Susan L., dkk.Skin and Soft Tissue Infections. Dalam Joseph T. DiPiro, dkk,
editor.Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. Edisi 6. Chicago: McGrawHill
Company; 2005. Pp 1998-90
2.StafMayoklinik.2007.Bedsores (pressure sores). Availaible from URL:www.mayoclinic.com diakses
tanggal 5 April 2011
3.Jr, Don R Revis. 2008.Decubitus Ulcer. Availaible from URL: www.emedicine.com diakses
tanggal 5 April 2011
4.Hidayat, Djunaedi, Sjaiful Fahmi Daili, dan Mochtar Hamzah.UlkusDekubitus. DalamCermin
Dunia Kedokteran No. 64, Tahun 1990.Availaible from URL:www.kalbe.co.id diakses tanggal 20
Juli 2008
5.Anonim. 2008.Bedsore. Availaible from URL:www.wikipedia.org diakses tanggal 5 April 2011
6.Wilhelmi, Bradon J. 2008.Pressure Ulcers, Surgical Treatment andPrinciples. Availaible from
URL:www. emed ic in e. co m diakses tanggal5 April 2011
7.Anonim. 2008.Bedsores. Availaible from URL:www.dermnetnz.orgdiakses tanggal 5 April 2011
8.Salcido, Richard. 2006.Pressure Ulcers and Wound Care.Availaible from URL:www. emed ic
in e. co m diakses tanggal 5 April 2011
9.Thomas, David R.Prevention and treatment of pressure ulcers: What works? What doesnt?D
alamCleveland Clinic Journal Of Medicine. Volume 68 Number 8 Augustus 2001. Availaible
from URL:www .ccjm.org diakses tanggal 5 April 2011
10.Kirman,Christian N. 2008.Pressure Ulcers, Nonsurgical Treatment andPrinciples.Availaible
from URL:www. emed ic in e. co m diakses tanggal 5 April 2011
11.Pershall, Linda D.2008.Decubitus Ulcer Information and Stages of Wounds. From
URL:http://expertpages .com diakses tanggal 5 April 2011
12.Anonim.2006.Decubitus Ulcers.Availaible fromURL:www.expertlaw.com diakses tanggal 5
April 201113.Susanto, Heri. 2008.Integumen Disorder. Availaible from
URL: http://els.fk.umy.ac.iddiakses tanggal 20 Juli 2008
14.Anonim 2008.Pressure Sores, Pressure Ulcers or Decubitus Ulcers. Availaible from
URL: www .apparelyzed.com diakses tanggal 5 April 2011
Posted by ahimzt at11:38 PM
http://www.expertlaw.com/http://ahimztdoctorwannabe.blogspot.com/2011/12/bedah-plastik-ulkus-dekubitus.htmlhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=3588339485810494302&postID=4057335775916810963http://ahimztdoctorwannabe.blogspot.com/2011/12/bedah-plastik-ulkus-dekubitus.htmlhttp://www.expertlaw.com/ -
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
12/17
DEFEK DI SACRUM
Pressure sore di sacrum terjadi pada pasien akibat berbaring. Penanganannya membutuhkan
debridement jaringan lunak yang adekwat dan excisi tulang yang tidak vital. Musculocutaneus
atau fasciocutaneus flap merupakan terapi bedah yang diguakan untuk menutup defek. Salah satu
fasciocutan flap yaitu rotasional flap seperti yang digambarkan oleh Conway dan Griffith. Pada
penelitian mereka dari 34 pasien hanya 16% yang mengalami kekambuhan. Flap
musculocutaneus yang paling banyak digambarkan menggunakan otot gluteus maksimus. Flap
gluteus bisa diambil sebagian atau keseluruhan, komponennya bisa otot saja atau menyertakan
kulit, arahnya bisa rotasi, advanced, atau turn over. Flap lain yang tersedia yaitu transverse dan
vertical lumbosacral, dengan pendarahan dari vasa perforating lumbal, walaupun kurang tebal,
sehingga kurang berguna untuk defek yang dalam.
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
13/17
GLUTEUS FLAP
Pendahuluan
Gluteus maksimus (GM) flap pertama kali digambarkan sebagai flap otot turnover untuk
menutup defek sacrum tahun 1974. Sejak saat itu GM flap menjadi gold standart untuk
penanganan pressure sore di sacrum karena kemampuannya mengisi death space dan
menyediakan jaringan yang bervascularisasi baik, dan kadang defek yang terkontaminasi. Flap
ini berkembang variasinya untuk merekonstruksi sacrum, ischium, trochanter dan perineum.
Sejak diperkenalkannya perforator flap, pengambilan flap dari regio gluteus tanpa
mengikutsertakan otot gluteus, yaitu sebagai superior gluteal arteri perforator (SGAP) atau
inferior gluteal arteri perforator (IGAP), telah menggantikan rekonstruksi dengan GM flap untuk
mengurangi morbiditas daerah donor. Ahli bedah yang menggunakan perforator flap jarang
menggunakan GM flap dan hanya menggunakannya terbatas pada pasien dengan paralisis
tungkai yang dapat menyumbangkan keseluruhan otot tersebut.
Anatomi Regional
Gluteus maksimus yaitu otot superficial di pantat, ia merupakan otot yang tebal. Fungsinya
untuk ekstensi tungkai dan merotasikan paha ke lateral. Origonya di garis posterior gluteal dari
os ileum, aponeurosis m erector spina, permukaan dorsal bagian bawah sacrum, sisi coccyx dan
ligamentum sacrotuberosum. Bagian atas berinsersi ke traktus iliotibial dan serabut dalam dari
bagian inferior insersinya pada tuberositas gluteal dari femur. Otot GM keseluruhan tertanam di
bawah deep fascia dari ekstremitas bawah yang membelah menjadi dua lamina mengelilingi otot
GM, lapisan dalamnya tebal dan berisi pembuluh darah dan saraf gluteal. Otot piriformis terletak
di bawah otot GM.
Anatomi arteri
Baik arteri gluteal superior dan inferior merupakan cabang terminal dari a. ilaka. Mereka
meninggalkan pelvis diatas dan dibawah otot piriformis, mendarahi sisi atas dan setengah sisi
bawah otot GM. Setelah berada di foramen sciatica mayor, a. gluteus superior (SGA: diameter 2-
3mm, panjang 2-3cm) terbagi menjadi cabang superficial dan profunda diantara gluteus medius
dan os iliaka. Cabang superficial memberian beberapa perforator yang berjalan melalui otot GM
untuk mendarahi kulit dan jaringn subcutan. Arteri gluteus inferior (IGA: diameter 2.5-3.5 mm,
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
14/17
panjang 8-10cm) berjalan beriringan dengan nervus gluteus inferior yang menginervasi seluruh
otot gluteus. IGA menyedikan vascularisai sisi bawah otot GM.
Komponen flapUntuk pressure sore di sacrum yang berukuran kecil, desain dengan pure skin rotasional
flap sudah cukup. Untuk pressure sore berukuran besar bagian otot GM diikutsertakan, berbasis
SGA. Sebagai musculocutneus flap komponen sacrum bisa diikutsertkan, walaupun morbiditas
daerah donor menjadi pertimbanan sehingga tidak digunakan.
Gluteal flap bisa juga diambil sebagai skin-fat perforator flap atau sebagai compound flap
(kulit dan otot) dimana segmen otot GM diambil berbasis cabang otot dari pedikel utama atau
sebagai cabang sisi dari perforator.
Keuntungan
1. Menyediakan jaringan dengan vascularisi baik yang banyak.
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
15/17
2. Otot dan jaringan subcutan yang tebal mampu menutup tonjolan tulang dan mengisidefek.
3. Sebagai free flap yang mengandung banyak jaringan dan vacularisasinya baik bisadigunakan untuk rekonstruksi payudara dengan meninggalkan bekas yang baik di daerah
donor.
Kerugian
1. Saat pengambilan donor melakukan transeksi otot yang memungkinkan kehilanganbanyak darah. Perdarahan di daerah ini dapat sulit dikontrol.
2. Sebagai free flap SGA adalah pembuluh darah yang pendek sehingga mungkinmemerlukan interposisi dengan graft vena untuk mencapai resipient.
3. Mati rasa di daerah posterior paha mungkin terjadi akibat terputusnya cabang cutaneusselama diseksi inferior gluteal musculocutaneus flap.
4. Jika akan dijahit primer di tempat donor, kulit yang diambil tidak bisa lebih dari 10 cmlebarnya.
5. Walaupum tidak ada gangguan fungsi akibat pengambilan otot GM pada pasien paralisistungkai, bisa menyebabkan kelemahan ekstensi hip pada pasien yang aktif.
Keutungan gluteal perforator flap dibanding GM muscle flap
Kerugian-kerugian diatas bisa dikurangi dengan mengambil flap hnya berbasis perforator.
Keuntungan gluteus perforator flap yaitu:
1. Morbiditas daerah donor lebih rendah.2. Paparan lapangan operasi yang lebih baik, kehilangan darah sedikit, pedikel pembuluh
darah yang lebih panjang. Pedikel yang panjang memungkinkan mobilisasi lebih
mudah dan tidak tegang.
3. Memberikan fungi sensorik yang lebih baik.4. Sebagai pedikel flap jaringan yang dipakai oleh perforator flap berasal dari jarak yang
lebih jauh dari ulcus atau luka, sehingga mengurangi oedema, reaksi peradangan, dan
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
16/17
resiko dehiscence. Sisi dalam flap bebas tension dan defek donor dapat selalu dijahit
primer.
Desain gluteal flap, sebagai rotasional flap (garis hitam), V-Y flap (garis biru), transposisi (garis
merah)
Menandai flap
Saat memakai flap perforator, penandaan tergantung pada lokasi perforator. Pasien tidur miring
dengan sisi donor sebelah atas. garis ditarik dari PSIS dan coccyx (PSIS-C). Posisi otot
piriformis ditentukan dengan menghubungkan pertengahan PSIS-C dengan tepi superior
trochanter mayor (T) femur. Lokasi yang relatif konstan dari SGA dan adanya sedikit perforator
yang menembus fascia membuat lokainya mudah ditentukan preoperasi dengan Doppler.
-
8/13/2019 Ulkus decubitus.docx
17/17