Ulkus decubitus.docx

download Ulkus decubitus.docx

of 17

Transcript of Ulkus decubitus.docx

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    1/17

    PRESSURE SORE

    (ULCUS DECUBITUS)

    PENDAHULUAN

    Dekubitus berasal dari bahasa latin decumbree yang berarti merebahkan diri yang

    didefenisikan sebagai suatu luka akibat posisi penderita yang tidak merubah dalam

    jangka waktu lebih dari 6 jam (Sabandar, 2008). Menurut National Pressure Ulcer Advisory

    Panel (NPUAP) 1989 mengatakan dekubitus merupakan nekrosis jaringan lokal yang

    cenderung terjadi ketika jaringan lunak tertekan diantara tonjolan tulang dengan

    permukaan eksternal dalam jangka waktu lama. Terjadi gangguan mikrosirkulasi jaringan

    lokal dan mengakibatkan hipoksia jaringan. Jaringan memperoleh oksigen dan nutrisi serta

    membuang sisa metabolisme melalui darah. Beberapa faktor yang mengganggu proses

    ini akan mempengaruhi metabolisme sel dengan cara mengurangi atau menghilangkan

    sirkulasi jaringan yang menyebabkan iskemi jaringan.

    Istilah bedsore atau decubitus ulser harus dihndari karena megandung arti bahwa semua

    ulcus terjadi akibat posisi tiduran. Ischial sore terjai pada pasien yang duduk di kursi roda dalam

    jangka waktu lama, seingga istilah pressure sore lebih tepat

    Walaupun semua bagian tubuh beresiko mengalami dekubitus, bagian bawah dari tubuhlah

    yang terutama beresiko tinggi dan membutuhkan perhatian khusus. Bagian tubuh yang sering

    mengalami pressure adalah bagian dimana terdapat penonjolan tulang, yaitu bagian siku, tumit,

    pinggul, pergelangan kaki, bahu, punggung dan kepala bagian belakang.Sistim staging yang

    paling banyak diterima saat ini diperkenalkan oleh National Pressure Ulcer Advisory Panel

    (NPUAP) tahun 1989

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    2/17

    EPIDEMIOLOGI

    Pressure sore merupakan problem yang serius karena dapat mengakibatkan meningkatnya

    biaya, lama perawatan dirumah sakit karena memperlambat program rehabilitasi bagi penderita

    (Potter, Perry, 1993). Selain itu pressure sore juga dapat menyebabkan nyeri yang

    berkepanjangan, rasa tidak nyaman, tergangu dan frustasi yang menghinggapi para pasien dan

    meningkatkan biaya dalam penaganan.

    Estimasi biaya penanganan dikemukanan oleh Bryant et al (1992) mencapai 5000 dolar

    27000 dolar. Di Amerika, dekubitus akan meningkatkan biaya medis dan perawatan hampir

    mencapai 1,385 juta dolar Amerika (http:// www. Medlineplus.com) pressure sore dapat

    menyebabkan komplikasi berat yang mengarah ke sepsis, infeksi kronis, sellulitis, osteomyelitis

    serta meningkatkan pravalensi mortalitas pada klien lanjut usia. Karenanya angka kejadian

    dekubitus menjadi salah satu factor indicator penting mutu pelayanan rumah sakit

    (DEPKES, 1998)

    Insidensi dan pravelensi terjadinya dekubitus di Amerika tergolong masih cukup tinggi

    dan perlu mendapatkan perhatian dari kalangan tenaga kesehatan. Hasil penelitian menunjukan

    bahwa insidensi terjadinya dekubitus bervariasi, tapi secara umum dilaporkan bahwa 5-11%

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    3/17

    terjadi di perawtan acute care, 15-25% di perawatan jangka panjang/ longterm care, dan 7-12%

    ditatanan perawatan rumah// homecare(Mukti, 2002)

    Penelitian di Indonesia dilaporkan dari Annas, HA citPurwaningsih (2000) menyebutkan

    bahwa dari 78 orang pasien tirah baring yang dirawat di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo,

    Makasar sebanyak 12 orang (15,8%) mendapatka dekubitus. Setyajati (2001) juga melakukan

    penelitian yang menghitung angka kejadian dekubitus pada pasien tirah baring di RS Muwardi

    Surakarta, pada bulan oktober 2002 angka kejadian dekubitus sebanyak 38,18 %. Penelitian

    tentang angka kejadian dekubitus juga dilakukan oleh Purwaningasih (2000) di Ruang Al, B1,

    C1, D1 dan ruang B3 IRNA I RSUP DR. Sardjito pada bula oktober 2001, didapatkan hasil dari

    40 pasien tirah baring, angka insiden mencapai 40 %. Angka ini relative tinggi dan akan

    semakin meningkat jika tidak dilakukan upaya dalam mencegahnya.

    Pressure sore paling sering terjadi di sacrum (36-60%), tumit (30%), ischium (6%), dan

    trochanters (6%). Tempat lain yang kurang sering yaitu siku, scapula, occipital, bahu, dan lutut.

    Pada ulcus stadium IV urutan lokasi terering yaitu trochanter (18%), iscium(15%), sedangkan

    untuk stadium I dan II paling sering terjadi di sacrum (82%) dan tumit (80%)

    ETIOLOGI

    Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-32 mmHg. Kulit akan tetap utuh

    karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas tersebut.

    Jika tekanan ini lebih besar dari 32 mmHg dan tidak dihilangkan dari tempat yang

    mengalami hipoksia, maka pembuluh darah kolaps dan trombosis (Maklebust, 1987

    dalam Potter & Perry,2005). Jika tekanan dihilangkan sebelum titik kritis maka sirkulasi

    pada jaringan akan pulih kembali melalui mekanisme fisiologis hiperemia reaktif, karena

    kulit mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mentoleransi iskemi dari otot,

    maka dekubitus dimulai di tulang dengan iskemi otot yang berhubungan dengan tekanan

    yang akhirnya melebar ke epidermis (Maklebust, 1995 dalam Potter &Perry, 2005).

    Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nokrosis jaringan

    kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan total pada kapiler masih bersifat

    reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak

    akan mengalami dekubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali perjamnya. Sebagai

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    4/17

    Gambar distribusi tekanan pada laki-laki normal

    contoh bila seorang pasien terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas

    kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit

    mencapai 30-45 mmHg.

    FAKTOR RESIKO

    Dekubitus dapat terjadi pada setiap tahap umur, tetapi hal ini merupakan masalah yang

    khusus pada lansia. Khususnya pada pasien dengan imobilitas.Usia lanjut mempunyai potensi

    besar untuk terjadi dekubitus karena perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia antara

    lain:

    1. Berkurangnya jaringan lemak subkutan.2. Berkurangnya jaringan kolagen dan elastin.

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    5/17

    3. Menurunnya efesiensi kolateral kapiler pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis danrapuh.

    Faktor tubuh sendiri (faktor intrinsik) juga berperan untuk terjadinya dekubitus antara lain;

    1. Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit akan tipis.2. Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit berkurang

    sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan.

    3. Kemampuan sistem kardiovaskuler yang menurun dan sistem arteriovenosus yang kurangkompeten menyebabkan penurunan perfusi kulit secara progresif.

    4. Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan insufisiensikardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler seperti pada sistem

    pernapasan menyebabkan tingkat oksigenasi darah pada kulit menurun.5. Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight.6. Anemia.7. Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan memperjelek

    penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus akan menyebabkan .kadar

    albumin darah menurun.

    8. Penyakit-penyakit neurologik, penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, jugamempermudah dan memperburuk dekubitus

    9. Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat.

    Faktor ekstrinsik yang berperan untuk terjadinya dekubitus antara lain;

    1. Kebersihan tempat tidur.2. Alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan pasien

    terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga memudahkan terjadinya dekubitus.

    3. Duduk yang buruk.4. Posisi yang tidak tepat.5. Perubahan posisi yang kurang.

    Resiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus ditemukan pada:

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    6/17

    1. Orang-orang yang tidak dapat bergerak (misalnya lumpuh, sangat lemah,dirawat denganprotsis, dipasung).

    2. Orang-orang yang tidak mampu merasakan nyeri, karena nyeri merupakan suatu tandayang secara normal mendorong seseorang untuk bergerak.

    Kerusakan saraf (misalnya akibat cedera,stroke,diabetes) dankomabisa menyebabkan

    berkurangnya kemampuan untuk merasakan nyeri.

    3. Orang-orang yang mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) tidak memiliki lapisan lemaksebagai pelindung dan kulitnya tidak mengalami pemulihan sempurna karena kekurangan

    zat-zat gizi yang penting.

    Karena itu klien malnutrisi juga memiliki resiko tinggi menderita ulkus dekubitus.

    4. Gesekan dan kerusakan lainnya pada lapisan kulit paling luar bisa menyebabkanterbentuknya ulkus.Baju yang terlalu besar atau terlalu kecil, kerutan pada seprei atau

    sepatu yang bergesekan dengan kulit bisa menyebabkan cedera pada kulit.Pemaparan

    oleh kelembaban dalam jangka panjang (karena berkeringat,air kemihatau tinja) bisamerusak permukaan kulit dan memungkinkan terbentuknya ulkus.

    KLASIFIKASI PRESURRE SORE

    Salah satu cara yang paling untuk mengklasifikasikan dekubitus adalah dengan

    menggunakan sistem nilai atau tahapan. Sistem ini pertama kali dikemukakan oleh Shea 1975

    dalam Potter & Perry, 2005) sebagai salah satu cara untuk memperoleh metode jelas dan onsisten

    untuk menggambarkan dan mengklasifikasikan luka dekubitus. Sistem tahapan luka dekubitus

    berdasarkan gambaran kedalaman jaringan yang rusak (Maklebust, 1995 dalam Potter &

    Perry2005). Luka yang tertutup dengan jaringan nekrotik seperti eschar tidak dapat

    dimasukkan dalam tahapan hingga jaringan tersebut dibuang dan kedalaman luka dapat di

    observasi. Peralatan orthopaedi dan braces dapat mempersulit pengkajian dilakukan

    (AHPCR, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).

    Tahapan dibawah ini berasal dari NPUAP (1992), dan tahapan ini juga

    digunakan dalam pedoman pengobatan AHPCR (1994). Pada konferensi konsensus NPUAP

    (1995) mengubah defenisi untuk tahap I yang memperlihatkan karakteristik pengkajian pasien

    berkulit gelap. Berbagai indikator selain warna kulit, seperti suhu, adanya pori-pori

    http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/http://nursingbegin.com/tingkat-kesadaran/http://nursingbegin.com/prosedur-kateterisasi-urine-pada-pria/http://nursingbegin.com/prosedur-kateterisasi-urine-pada-pria/http://nursingbegin.com/prosedur-kateterisasi-urine-pada-pria/http://nursingbegin.com/tingkat-kesadaran/http://nursingbegin.com/askep-stroke-hemorrhagic/
  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    7/17

    kulit jeruk, kekacauan atau ketegangan, kekerasan, dan data laboratorium, dapat membantu

    mengkaji pasien berkulit gelap (Maklebust & Seggreen, 1991 dalam Potter & Perry, 2005).

    Bennet (1995 dalam Potter & Perry, 2005) menyatakan saat mengkaji kulit pasien

    berwarna gelap, memerlukan pencahayaan sesuai untuk mengkaji kulit secara akurat.

    Dianjurkan berupa cahaya alam atau halogen. Hal ini mencegah munculnya warna biru yang

    dihasilkan dari sumber lampu pijar pada kulit berpigmen gelap, yang dapat mengganggu

    pengkajian yang akurat.

    Menurut NPUAP ada perbandingan luka dekubitus derajat I sampai derajat IV yaitu:

    Derajat IEritema yang tidak menadi pucat dengan kulit utuh. Kulit tidak berwarna, hangat,atau keras juga dapat menjadi indicator.

    Derajat IIHilangnya sebagian ketebalan kulit meliputi epidermis dan dermis atau keduanya. Luka

    superficial dan secara klinis terlihat seperti abrasi, lecet, atau lubang yang dangkal.

    Derajat IIIHilangnya seluruh ketebalan kulit meliputi jaringan subkutan atau nekrotik yang

    mungkin akan melebar kebawah tapi tidak melampaui fascia yang berada di bawahnya.

    Luka secara klinis terlihat seperti lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak

    jaringan sekitarnya.

    Derajat IVHilangnya seluruh ketebalan kulit disertai destruksi yang ekstensif, nekrosis jaringan;

    atau kerusakan otot, tulang, atau struktur penyangga misalnya kerusakan jaringan

    epidermis, dermis, subkutaneus, otot dan kapsul sendi.

    PENGELOLAAN PRESSURE SORE

    Pengelolaan dekubitus diawali dengan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya

    dekubitus dengan mengenal pasien dengan risiko tinggi terjadinya dekubitus, misalnya pada

    pasien yang immobil dan tidak sadar.

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    8/17

    Usaha untuk menentukan resiko terjadinya dekubitus ini antara lain dengan memakai

    sistem skor Norton. Skor dibawah 14 menunjukkan adanya risiko tinggi untuk terjadinya

    dekubitus. Dengan evaluasi skor ini dapat dilihat perkembangan klien.

    Tindakan berikutnya adalah menjaga kebersihan pasien khususnya kulit, dengan

    memandikan setiap hari, dikeringkan dengan baik lalu digosok dengan lotion, terutama dibagian

    kulit yang ada pada tonjolan-tonjolan tulang. Sebaiknya diberikan massase untuk melancarkan

    sirkulasi darah, semua ekskreta/sekreta harus dibersihkan dengan hati-hati agar tidak

    menyebabkan lecet pada kulit.

    Tindakan pencegahan dekubitus :

    1. Meningkatkan status kesehatan klien;

    Memperbaiki dan menjaga keadaan umum misalnya anemia diatasi, hipoalbuminemia

    dikoreksi, nutrisi dan hidrasi yang cukup, vitamin (vitamin C) dan mineral (Zn)

    ditambahkan. Mengatasi/mengobati penyakit-penyakit yang ada misalnya DM.

    2. Mengurangi/memeratakan faktor tekanan yang mengganggu aliran darah:

    a) Alih posisi/alih baring/tidur selang seling, paling lama tiap dua jam. Keburukan padacara ini adalah ketergantungan pada tenaga perawat yang kadang-kadang sudah

    sangat kurang, dan kadang-kadang mengganggu istirahat pasien bahkan

    menyakitkan.

    b) Kasur khusus untuk lebih membagi rata tekanan yang terjadi pada tubuh klien,misalnya kasur dengan gelembung tekan udara yang naik turun, kasur air yang

    temperatur airnya dapat diatur. (keberatan alat canggih ini adalah harganya mahal,

    perawatannya sendir harus baik dan dapat rusak)

    c) Regangan kulit dan lipatan kulit yang menyebabkan sirkulasi darah setempatterganggu, dapat dikurangi antara lain:

    1. Menjaga posisi pasien, apakah ditidurkan rata pada tempat tidurnya, atausudah memungkinkan untuk duduk dikursi.

    2. Bantuan balok penyangga kedua kaki, bantal-bantal kecil untuk menahantubuh klien, kue donat untuk tumit.

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    9/17

    3. Diluar negeri sering digunakan kulit domba dengan bulu yang lembut dantebal sebagai alas tubuh klien.

    4. Begitu tampak kulit yang hiperemis pada tubuh klien, khususnya pada tempat-tempat yang sering terjadi dekubitus, semua usaha-usaha diatas dilakukan

    dengan lebih cermat untuk memperbaiki iskemia yang terjadi, sebab sekali

    terjadi kerusakan jaringan upaya penyembuhan akan lebih rumit.

    Bila sudah terjadi dekubitus, tentukan stadium dan tindakan medik menyesuaikan apa yang

    dihadapi:

    1. Dekubitus derajat I

    Dengan reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, kulit yang kemerahan dibersihkan

    hati-hati dengan air hangat dan sabun, diberi lotion, kemudian dimassase 2-3 kali/hari.2. Dekubitus derajat II

    Dimana sudah terjadi ulkus yang dangkal perawatan luka harus memperhatikan syarat-syarat

    aseptik dan antiseptic. Dapat diberikan salep topikal untuk merangsang tumbuhnya jaringan

    muda/granulasi. Penggantian balut dan salep ini jangan terlalu sering karena malahan dapat

    merusak pertumbuhan jaringan yang diharapkan.

    3. Dekubitus derajat III

    Dengan ulkus yang sudah dalam, menggaung sampai pada bungkus otot dan sering sudah ada

    infeksi. usahakan luka selalu bersih dan eksudat diusahakan dapat mengalir keluar. Balut jangan

    terlalu tebal dan sebaliknya transparan sehingga permeabel untuk masukknya udara/oksigen dan

    penguapan. Kelembaban luka dijaga tetap basah, karena akan mempermudah regenarasi sel-sel

    kulit. Jika luka kotor dapat dicuci dengan larutan NaCl fisiologis. Antibiotik sistemik mungkin

    diperlukan.

    4. Dekubitus derajat IV

    Dengan perluasan ulkus sampai pada dasar tulang dan sering pula diserta jaringan nekrotik,

    semua langkah-langkah diatas tetap dikerjakan dan jaringan nekrotik yang ada harus dibersihkan

    sebab akan menghalangi pertumbuhan jaringan/epitelisasi. Beberapa preparat enzim coba

    diberikan untuk usaha ini, dengan tujuan mengurangi perdarahan, dibanding tindakan bedah

    yang juga merupakan alternatif lain. Setelah jaringan nekrotik dibuang dan luka bersih,

    penyembuhan luka secara alami dapat diharapkan. Jika defek terlalu besar upaya rekonstruksi

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    10/17

    dengan pembedahan harus dikerjakan. Tindakan bedah bertujuan untuk membersihkan ulkus

    dan mempercepat penyembuhan dan penutupan ulkus, terutama ulkus dekubitus stadium 3 dan 4

    karenanya sering dilakukan penanaman kulit,myocutaneous flap, skin graft serta intervensi

    lainnya terhadap ulkus.

    Intervensi terbaru terhadap ulkus dekubitus adalah Negative Pressure WoundTherapy,yang

    merupakan aplikasi tekanan negatif topikal pada luka. Teknik ini menggunakan busa yang

    ditempatkan pada rongga ulkus yang dibungkus oleh sebuah lapisan yang kedap udara. Dengan

    demikian, eksudat dan material infeksi dapat dikeluarkan ditambahkan untuk membantu tubuh

    membentuk jaringan granulasi dan membentuk kulit baru. Terapi ini harus dievaluasi setiap dua

    minggu untuk menetukan terapi selanjutnya

    Skor Norton untuk mengukur resiko dekubitus

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    11/17

    DAFTAR PUSTAKA

    1.Pendland, Susan L., dkk.Skin and Soft Tissue Infections. Dalam Joseph T. DiPiro, dkk,

    editor.Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. Edisi 6. Chicago: McGrawHill

    Company; 2005. Pp 1998-90

    2.StafMayoklinik.2007.Bedsores (pressure sores). Availaible from URL:www.mayoclinic.com diakses

    tanggal 5 April 2011

    3.Jr, Don R Revis. 2008.Decubitus Ulcer. Availaible from URL: www.emedicine.com diakses

    tanggal 5 April 2011

    4.Hidayat, Djunaedi, Sjaiful Fahmi Daili, dan Mochtar Hamzah.UlkusDekubitus. DalamCermin

    Dunia Kedokteran No. 64, Tahun 1990.Availaible from URL:www.kalbe.co.id diakses tanggal 20

    Juli 2008

    5.Anonim. 2008.Bedsore. Availaible from URL:www.wikipedia.org diakses tanggal 5 April 2011

    6.Wilhelmi, Bradon J. 2008.Pressure Ulcers, Surgical Treatment andPrinciples. Availaible from

    URL:www. emed ic in e. co m diakses tanggal5 April 2011

    7.Anonim. 2008.Bedsores. Availaible from URL:www.dermnetnz.orgdiakses tanggal 5 April 2011

    8.Salcido, Richard. 2006.Pressure Ulcers and Wound Care.Availaible from URL:www. emed ic

    in e. co m diakses tanggal 5 April 2011

    9.Thomas, David R.Prevention and treatment of pressure ulcers: What works? What doesnt?D

    alamCleveland Clinic Journal Of Medicine. Volume 68 Number 8 Augustus 2001. Availaible

    from URL:www .ccjm.org diakses tanggal 5 April 2011

    10.Kirman,Christian N. 2008.Pressure Ulcers, Nonsurgical Treatment andPrinciples.Availaible

    from URL:www. emed ic in e. co m diakses tanggal 5 April 2011

    11.Pershall, Linda D.2008.Decubitus Ulcer Information and Stages of Wounds. From

    URL:http://expertpages .com diakses tanggal 5 April 2011

    12.Anonim.2006.Decubitus Ulcers.Availaible fromURL:www.expertlaw.com diakses tanggal 5

    April 201113.Susanto, Heri. 2008.Integumen Disorder. Availaible from

    URL: http://els.fk.umy.ac.iddiakses tanggal 20 Juli 2008

    14.Anonim 2008.Pressure Sores, Pressure Ulcers or Decubitus Ulcers. Availaible from

    URL: www .apparelyzed.com diakses tanggal 5 April 2011

    Posted by ahimzt at11:38 PM

    http://www.expertlaw.com/http://ahimztdoctorwannabe.blogspot.com/2011/12/bedah-plastik-ulkus-dekubitus.htmlhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=3588339485810494302&postID=4057335775916810963http://ahimztdoctorwannabe.blogspot.com/2011/12/bedah-plastik-ulkus-dekubitus.htmlhttp://www.expertlaw.com/
  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    12/17

    DEFEK DI SACRUM

    Pressure sore di sacrum terjadi pada pasien akibat berbaring. Penanganannya membutuhkan

    debridement jaringan lunak yang adekwat dan excisi tulang yang tidak vital. Musculocutaneus

    atau fasciocutaneus flap merupakan terapi bedah yang diguakan untuk menutup defek. Salah satu

    fasciocutan flap yaitu rotasional flap seperti yang digambarkan oleh Conway dan Griffith. Pada

    penelitian mereka dari 34 pasien hanya 16% yang mengalami kekambuhan. Flap

    musculocutaneus yang paling banyak digambarkan menggunakan otot gluteus maksimus. Flap

    gluteus bisa diambil sebagian atau keseluruhan, komponennya bisa otot saja atau menyertakan

    kulit, arahnya bisa rotasi, advanced, atau turn over. Flap lain yang tersedia yaitu transverse dan

    vertical lumbosacral, dengan pendarahan dari vasa perforating lumbal, walaupun kurang tebal,

    sehingga kurang berguna untuk defek yang dalam.

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    13/17

    GLUTEUS FLAP

    Pendahuluan

    Gluteus maksimus (GM) flap pertama kali digambarkan sebagai flap otot turnover untuk

    menutup defek sacrum tahun 1974. Sejak saat itu GM flap menjadi gold standart untuk

    penanganan pressure sore di sacrum karena kemampuannya mengisi death space dan

    menyediakan jaringan yang bervascularisasi baik, dan kadang defek yang terkontaminasi. Flap

    ini berkembang variasinya untuk merekonstruksi sacrum, ischium, trochanter dan perineum.

    Sejak diperkenalkannya perforator flap, pengambilan flap dari regio gluteus tanpa

    mengikutsertakan otot gluteus, yaitu sebagai superior gluteal arteri perforator (SGAP) atau

    inferior gluteal arteri perforator (IGAP), telah menggantikan rekonstruksi dengan GM flap untuk

    mengurangi morbiditas daerah donor. Ahli bedah yang menggunakan perforator flap jarang

    menggunakan GM flap dan hanya menggunakannya terbatas pada pasien dengan paralisis

    tungkai yang dapat menyumbangkan keseluruhan otot tersebut.

    Anatomi Regional

    Gluteus maksimus yaitu otot superficial di pantat, ia merupakan otot yang tebal. Fungsinya

    untuk ekstensi tungkai dan merotasikan paha ke lateral. Origonya di garis posterior gluteal dari

    os ileum, aponeurosis m erector spina, permukaan dorsal bagian bawah sacrum, sisi coccyx dan

    ligamentum sacrotuberosum. Bagian atas berinsersi ke traktus iliotibial dan serabut dalam dari

    bagian inferior insersinya pada tuberositas gluteal dari femur. Otot GM keseluruhan tertanam di

    bawah deep fascia dari ekstremitas bawah yang membelah menjadi dua lamina mengelilingi otot

    GM, lapisan dalamnya tebal dan berisi pembuluh darah dan saraf gluteal. Otot piriformis terletak

    di bawah otot GM.

    Anatomi arteri

    Baik arteri gluteal superior dan inferior merupakan cabang terminal dari a. ilaka. Mereka

    meninggalkan pelvis diatas dan dibawah otot piriformis, mendarahi sisi atas dan setengah sisi

    bawah otot GM. Setelah berada di foramen sciatica mayor, a. gluteus superior (SGA: diameter 2-

    3mm, panjang 2-3cm) terbagi menjadi cabang superficial dan profunda diantara gluteus medius

    dan os iliaka. Cabang superficial memberian beberapa perforator yang berjalan melalui otot GM

    untuk mendarahi kulit dan jaringn subcutan. Arteri gluteus inferior (IGA: diameter 2.5-3.5 mm,

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    14/17

    panjang 8-10cm) berjalan beriringan dengan nervus gluteus inferior yang menginervasi seluruh

    otot gluteus. IGA menyedikan vascularisai sisi bawah otot GM.

    Komponen flapUntuk pressure sore di sacrum yang berukuran kecil, desain dengan pure skin rotasional

    flap sudah cukup. Untuk pressure sore berukuran besar bagian otot GM diikutsertakan, berbasis

    SGA. Sebagai musculocutneus flap komponen sacrum bisa diikutsertkan, walaupun morbiditas

    daerah donor menjadi pertimbanan sehingga tidak digunakan.

    Gluteal flap bisa juga diambil sebagai skin-fat perforator flap atau sebagai compound flap

    (kulit dan otot) dimana segmen otot GM diambil berbasis cabang otot dari pedikel utama atau

    sebagai cabang sisi dari perforator.

    Keuntungan

    1. Menyediakan jaringan dengan vascularisi baik yang banyak.

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    15/17

    2. Otot dan jaringan subcutan yang tebal mampu menutup tonjolan tulang dan mengisidefek.

    3. Sebagai free flap yang mengandung banyak jaringan dan vacularisasinya baik bisadigunakan untuk rekonstruksi payudara dengan meninggalkan bekas yang baik di daerah

    donor.

    Kerugian

    1. Saat pengambilan donor melakukan transeksi otot yang memungkinkan kehilanganbanyak darah. Perdarahan di daerah ini dapat sulit dikontrol.

    2. Sebagai free flap SGA adalah pembuluh darah yang pendek sehingga mungkinmemerlukan interposisi dengan graft vena untuk mencapai resipient.

    3. Mati rasa di daerah posterior paha mungkin terjadi akibat terputusnya cabang cutaneusselama diseksi inferior gluteal musculocutaneus flap.

    4. Jika akan dijahit primer di tempat donor, kulit yang diambil tidak bisa lebih dari 10 cmlebarnya.

    5. Walaupum tidak ada gangguan fungsi akibat pengambilan otot GM pada pasien paralisistungkai, bisa menyebabkan kelemahan ekstensi hip pada pasien yang aktif.

    Keutungan gluteal perforator flap dibanding GM muscle flap

    Kerugian-kerugian diatas bisa dikurangi dengan mengambil flap hnya berbasis perforator.

    Keuntungan gluteus perforator flap yaitu:

    1. Morbiditas daerah donor lebih rendah.2. Paparan lapangan operasi yang lebih baik, kehilangan darah sedikit, pedikel pembuluh

    darah yang lebih panjang. Pedikel yang panjang memungkinkan mobilisasi lebih

    mudah dan tidak tegang.

    3. Memberikan fungi sensorik yang lebih baik.4. Sebagai pedikel flap jaringan yang dipakai oleh perforator flap berasal dari jarak yang

    lebih jauh dari ulcus atau luka, sehingga mengurangi oedema, reaksi peradangan, dan

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    16/17

    resiko dehiscence. Sisi dalam flap bebas tension dan defek donor dapat selalu dijahit

    primer.

    Desain gluteal flap, sebagai rotasional flap (garis hitam), V-Y flap (garis biru), transposisi (garis

    merah)

    Menandai flap

    Saat memakai flap perforator, penandaan tergantung pada lokasi perforator. Pasien tidur miring

    dengan sisi donor sebelah atas. garis ditarik dari PSIS dan coccyx (PSIS-C). Posisi otot

    piriformis ditentukan dengan menghubungkan pertengahan PSIS-C dengan tepi superior

    trochanter mayor (T) femur. Lokasi yang relatif konstan dari SGA dan adanya sedikit perforator

    yang menembus fascia membuat lokainya mudah ditentukan preoperasi dengan Doppler.

  • 8/13/2019 Ulkus decubitus.docx

    17/17