ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan...

27
1 ULAMA TELADAN UMAT Oleh: Maddais, S.Pd.I., MA 1 Abstract: Many scholars are successful in the exam the world with all its power so that they remain istiqomah in truth. They are the ones who are always illuminating lamp human world with the truth. While on the other hand, not a few scholars who fell and lost the trials and temptations of the world with all its charm. The cleric heir to the Prophet and the Prophet was sent as a mercy to the worlds (rahmatan lil 'Alamin). On the other side, scholars in charge of communicating the message of the Prophet told his people to be directions for achieving happiness in this world and in the Hereafter. Therefore, it should be exemplary scholars (uswah) people. More and more scholars are also exemplary people, the brighter this world, and the clearer separation between the Truth with falsehood. Key words: clergy, khushu ', Su, exemplary, and the people Intisari: Banyak ulama yang sukses dalam menghadapi ujian dunia dengan segala daya tariknya sehingga mereka tetap istiqomah dalam kebenaran. Mereka-lah pelita dunia yang selalu menerangi manusia dengan kebenaran. Sedangkan di sisi lain, tidak sedikit ulama yang jatuh dan kalah terhadap ujian dan godaan dunia dengan segala pesonanya. Ulama itu pewaris para Nabi dan Nabi diutus sebagai rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil 'ālamīn). Pada segi yang lain, ulama bertugas menyampaikan risalah yang dibawa Nabi kepada umatnya agar menjadi petunjuk guna mencapai kebahagiaan hidup di dunia ini dan di akhirat kelak. Oleh karena itu, sudah seharusnya ulama menjadi teladan (uswah) umat. Semakin banyak ulama teladan umat semakin terang pula dunia ini, dan semakin jelas pemisahan antara yang haq dengan yang bathil. Key words: ulama, khushu, sū, teladan, dan umat

Transcript of ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan...

Page 1: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

1

ULAMA TELADAN UMAT

Oleh: Maddais, S.Pd.I., MA1

Abstract:

Many scholars are successful in the exam the world with all its power

so that they remain istiqomah in truth. They are the ones who are always

illuminating lamp human world with the truth. While on the other hand, not a

few scholars who fell and lost the trials and temptations of the world with all

its charm.

The cleric heir to the Prophet and the Prophet was sent as a mercy to

the worlds (rahmatan lil 'Alamin). On the other side, scholars in charge of

communicating the message of the Prophet told his people to be directions

for achieving happiness in this world and in the Hereafter. Therefore, it

should be exemplary scholars (uswah) people. More and more scholars are

also exemplary people, the brighter this world, and the clearer separation

between the Truth with falsehood.

Key words: clergy, khushu ', Su, exemplary, and the people

Intisari:

Banyak ulama yang sukses dalam menghadapi ujian dunia dengan segala

daya tariknya sehingga mereka tetap istiqomah dalam kebenaran. Mereka-lah pelita

dunia yang selalu menerangi manusia dengan kebenaran. Sedangkan di sisi lain,

tidak sedikit ulama yang jatuh dan kalah terhadap ujian dan godaan dunia dengan

segala pesonanya.

Ulama itu pewaris para Nabi dan Nabi diutus sebagai rahmat bagi semesta

alam (rahmatan lil 'ālamīn). Pada segi yang lain, ulama bertugas menyampaikan

risalah yang dibawa Nabi kepada umatnya agar menjadi petunjuk guna mencapai

kebahagiaan hidup di dunia ini dan di akhirat kelak. Oleh karena itu, sudah

seharusnya ulama menjadi teladan (uswah) umat. Semakin banyak ulama teladan

umat semakin terang pula dunia ini, dan semakin jelas pemisahan antara yang haq

dengan yang bathil.

Key words: ulama, khushu’, sū, teladan, dan umat

Page 2: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

2

PENDAHULUAN

Ulama adalah seorang public figure yang ucapannya, perbuatannya, dan

akhlaknya selalu menjadi teladan umat. Fatwa-fatwanya didengar dan diikuti. Pada

intinya, figur ulama adalah seorang yang ahli dalam bidang ilmu agama dan

fatwanya bagaikan setetes embun di hati yang gersang.2

Namun, sekarang masihkah ulama patut menjadi harapan umat untuk

meneteskan sepercik embun di hati mereka yang gersang? Agaknya kini zaman telah

berubah. Orang-orang yang mendapat julukan ulama bukan lagi orang-orang yang

hanya taat pada hukum-hukum al-Qur'an dan hadis. Kini julukan ulama bukan hanya

diberikan kepada orang arif yang ahli dalam bidang keagamaan. Lulusan akademi,

artis, hartawan yang mendirikan pondok pesantren, asal mereka bisa berkhutbah

dengan dalil-dalil, bisa membaca al-Qur'an, dengan mudah diberi julukan ulama

kepada mereka.

Menyandang predikat ulama sama artinya dengan memikul amanat yang

tidak ringan, karena di situ terpikul amanah kepercayaan, jika seseorang itu dapat

memikul amanat tadi dengan benar-benar amanah, ia dapat dikatakan sebagai

‘ulama khushu’ (ulama takwa), sebaliknya jika orang itu lalai dalam memikul

amanah itu ia disebut sebagai ‘ulama sū (ulama jahat).

Al-Ghazali (w. 1111 M) mensinyalir klasifikasi Nabi saw atas ulama

menjadi dua: ulama akhirat (penyandang ilmu yang benar) dan ulama sū

(penyandang ilmu yang lacur).3

Rasulullah saw bersabda:

)رواه ابن ماجو(إن العلمآء ورثة األنبياء

Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi. (HR. Ibnu Mājah)

كم()رواه احلا ويل ألمت من علمآء السوء

Celakalah umatku karena ulama (ahli ilmu) yang jahat. (HR. Hakim)

Dua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel

tentang Ulama Teladan Umat, dan mudah-mudahan setelah kita mencermatinya,

kita dapat berlaku lebih arif dan bijaksana.

Page 3: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

3

PEMBAHASAN

Di Indonesia hampir semua umat Islam mengenal istilah ulama. Hal ini

karena di Indonesia terdapat ormas Islam yang langsung menamakan dirinya dengan

menyebutkan kata ulama, yaitu Nahdlatul Ulama (NU)4 dan Majelis Ulama

Indonesia (MUI).5 Namun demikian, belum banyak umat Islam yang mengetahui

siapakah ulama itu, bagaimana ciri-cirinya, apa tugas dan peranannya, dan ulama

manakah yang patut diteladani.

A. Pengertian Ulama, Teladan, dan Umat

A.1. Pengertian Ulama

Istilah “ulama” berasal dari bahasa Arab, jamak dari kata „ālim yang

berarti kelompok (orang-orang) yang mempunyai pengetahuan (berilmu)

yang jelas tentang sesuatu, baik bidang itu agama atau umum;6 beriman dan

khashyah (takut) kepada Allah.

Adapun pola pembentukan kata ‟ālim ( عال ), secara derivasi

( اشتقاقى تصريف ) berasal dari kata „alima ( علم ).7 Jelasnya adalah sebagai

berikut:

- ال ت علم - اعلم -معلوم - عال -معلما - علما -ي علم - علم

معلم -معلم

Dan dari masing-masing kata tersebut bisa di kembangkan lagi

dengan cara infleksi ( تصريف إعراب ), Sebagai contoh kata „ulama adalah

bentukan kata dari isim fa‟il ‟ālim.8 Lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

عالم ا

عالمانا

عالمونا

Page 4: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

4

عالمة ا

عالمتانا

عالمات ا

علماء

Istilah "ulama" sejak awal penggunaan kata ini pada dasarnya

merupakan istilah "gender neutral". Dalam bahasa Arab tidak ada padanan

muannats ("perempuan") nya. Artinya, istilah "ulama" bisa mengacu pada

ulama laki-laki ataupun perempuan tanpa harus menambahkan kata "laki-

laki" atau "perempuan" di belakangnya.9

Pengertian ulama akhir-akhir ini muncul menjadi topik

pembicaraan, menyusul isu pendangkalan agama dan krisis ulama. Prof. Dr.

H. Harun Nasution (1919-1998)10

misalnya mengatakan bahwa pengertian

ulama sekarang ini bergeser, terbatas kepada orang yang ahli dalam ilmu

fikih. Padahal dulu yang disebut ulama adalah orang yang ahli ilmu naqli

(ilmu yang berhubungan dengan wahyu) dan ilmu aqli (ilmu hasil usaha akal

manusia, di antaranya ilmu fisika dan ilmu alam). Walaupun begitu menurut

dia, orang yang ilmunya hanya tingkat S-1 (sarjana) tidak dapat disebut

ulama, apalagi yang lebih rendah dari itu.11

Sementara itu, K.H. Zainuddin

MZ (1951-2011)12

berpendapat bahwa ulama itu adalah orang yang betul-

betul memahami agama Islam. Ilmunya diakui umat, akhlaknya jadi panutan

dan perjuangannya menjadi contoh. Dan legitimasi ulama itu berada di

tangan umatnya. Meskipun ada pengkaderan ulama, tapi apabila umat tidak

mengakui, tetap saja tidak dapat dikatakan ulama.13

Dalam pandangan masyarakat yang lazim disebut ulama adalah

kelompok (orang-orang) yang memperdalam penyelidikannya di bidang

agama, sebagaimana firman Allah SwT:

Page 5: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

5

Tidak sepatutnya orang-orang yang beriman itu pergi semuanya )ke

medan perang(. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di

antara mereka suatu kelompok yang akan memperdalam

penyelidikan mereka dalam masalah agama, supaya mereka

memberi peringatan kepada kaum mereka apabila telah pulang (dari

berperang) agar mereka itu mawas diri. (QS. at-Taubah [9]: 122)

Kata „ulama, walaupun secara harfiah berlaku bagi sekelompok

orang yang berilmu, namun kata-kata „ālim dan „ulama telah umum terpakai

untuk orang yang ahli dalam agama Islam.

A.2. Pengertian Teladan (Uswah)

Bila kata teladan berarti perbuatan, barang, dan sebagainya yang

patut ditiru/dicontoh. Maka keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru

atau dicontoh.14

Dalam pandangan Charles Schaefer mengemukakan bahwa teladan

atau modeling adalah berhubungan dengan contoh teladan dari orangtua

untuk anak-anak, dengan perbuatan atau tindakan sehari-hari.15

Dalam

bahasa Albert Bandura dan Skinner, teladan adalah proses imitasi (peniruan)

kehidupan nyata untuk terbinanya moral seseorang.16

Pembinaan akhlak melalui keteladanan memang cukup refresentatif

untuk diterapkan dalam pembinaan akhlak umat. Sehingga jika disbanding-

kan dengan ungkapan-ungkapan yang bersifat simbol verbal, maka teladan

ini jauh lebih efektif (fasih). Demikian ungkapan Nurcholis Madjid antara

lain: “Bahasa perbuatan adalah lebih fasih daripada bahasa ucapan”. (Lisān -

ul-hāl-i afṣah-u min lisān-i maqāl-i).17

A.3. Pengertian Umat

Para ulama dari abad 2-6 H berbeda pendapat tentang makna umat.

Al-Laith ibn Sa'ad (w. 175 H) mengkaitkan umat dengan kaum nabi-nabi.

Abu Ja'far al-Tabari (w. 310 H) memaknainya sebagai sekelompok manusia

yang terkait pada satu madhhab atau agama. Tapi al-Khalil bin Ahmad al-

Farahidi (w. 175 H) menambahkan terkait dalam arti ingkar atau taat. Hanya

al-Raghib al-Isfahani (w. 502 H) memperluas maknanya tidak hanya terkait

sepenuhnya dengan agama. Umat baginya adalah setiap kumpulan yang

bersatu baik pada satu masalah, satu agama, satu zaman tertentu, ataupun

tempat tertentu, baik itu alami atau direkayasa. Al-Raghib lalu diikuti oleh

pakar bahasa. Dalam tradisi ilmu bahasa Arab "ummah" memiliki sepuluh

makna: asal sesuatu atau tempat rujukan, jama'ah (kumpulan), jalan atau

Page 6: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

6

agama, keadaan, orang yang beragama secara benar, tujuan, kerabat,

bangunan, zaman, dan buta huruf.18

Dari perbedaan-pendapat ini, E W Lane, dalam karyanya Arabic-

English Lexicon, meringkas makna umat menjadi dua makna. Pertama,

orang-orang, masyarakat, suku, kaum keluarga/kerabat, atau partai. Kedua,

masyarakat dari agama tertentu, masyarakat yang menerima utusan nabi-

nabi, orang-orang beriman dan tidak beriman. TB Irving seorang professor

Muslim Amerika secara singkat memaknai ummah dengan pengertian

komunitas atau bangsa.19

Dalam al-Qur'an al-Karim terdapat 49 kata ummah yang memiliki

arti: 1. kelompok yang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah

kemunkaran (QS. Ali Imrān [3]: 104); 2. agama tauhid (QS. al-Mu'minūn

[23]: 52); 3. kaum (QS. Hūd [11]: 8); 4. waktu; 5. jalan, cara atau gaya

hidup (QS. az-Zukhruf [43]: 22); 6. jin dan manusia (QS. al-Ahqaf [46]: 11,

QS. Fuṣilat [41]: 25); 7. golongan orang yang shaleh dan durhaka (QS. Hūd

[11]: 63); 8. golongan orang-orang mukmin (QS. Hūd [11]: 49); 9.

kelompok binatang dan burung-burung (QS. Hūd [11]: 63); 10. umat yang

moderat (QS. al-Baqarah [2]: 143); 11. seorang pemimpin/ imam (QS. al-

Naḥl [16]: 120); dan 12. umat yang baik (QS. Ali Imrān [3]: 110).20

Kata ummah sebagaimana terdapat pada QS. Ali Imran [3]: 110

berasal dari kata amma yaummu yang berarti jalan dan maksud. Dari asal

kata ini dapat diketahui bahwa umat/masyarakat adalah kumpulan

perorangan yang memiliki keyakinan dan tujuan yang sama, menghimpun

diri secara harmonis dengan maksud dan tujuan bersama.21

Firman Allah SwT:

Kamu sekalian adalah umat yang terbaik (khairu ummah)22

yang

dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan

mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah (QS. Ali

Imrān [3]: 110)

Selanjutnya dalam al-Mufradat fi Gharib al-Qur'an, masyarakat

diartikan sebagai suatu kelompok yang dihimpun oleh persamaan agama,

waktu, tempat, baik secara terpaksa maupun kehendak sendiri.23

Murtaḍa Muṭahhari berpendapat bahwa masyarakat adalah

kumpulan dari manusia yang antara satu dan lainnya saling terkait oleh

Page 7: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

7

sistem nilai, adat istiadat, ritus-ritus serta hukum-hukum tertentu dan

bersama-sama berada dalam suatu iklim dan bahan makanan yang sama.24

Namun demikian, Murtaḍa Muṭahhari tidak sependapat jika kata

ummah diartikan masyarakat. Menurutnya, istilah ummah sebagai konotasi

masyarakat Islam, tidak dapat diterjemahkan dan harus diterima dalam

bentuk Arabnya yang asli. Ia tidak seperti dengan rakyat, bangsa atau

Negara, ungkapan-ungkapan yang selalu ditentukan entah oleh ras, geografi,

bahasa atau sejarah, serta pertimbangan-pertimbangan geografi lainnya.

Wilayah ummah bukan hanya seluruh bumi, melainkan seluruh alam

semesta. Selain itu, ummah juga tidak terbatas pada ras tertentu. Konsep

ummah bersifat trans-rasial dan menganggap seluruh umat manusia sebagai

anggota-anggotanya yang aktual dan potensial. Ummah juga bukan negara

karena dia adalah negara dunia yang trans-statal, dan dapat mencakup

beberapa atau banyak negara. Demikian pula bagian-bagian dari ummah

juga merupakan ummah, meskipun mereka tidak berada di bawah

kedaulatan politik suatu negara. Bahkan negara Islam sekalipun. Ummah

adalah tata sosial Islam; dan gerakan yang mengupayakannya, atau berusaha

meng-aktualisasikan tujuan-tujuannya, adalah ummatisme.25

B. Ulama (Secara Umum dan Khusus)

Mengenai hadis Nabi saw yang berbunyi:

ة األنبياء )رواه ابن ماجو(إن العلمآء ورث Sesunggunya ulama itu pewaris para Nabi. (HR. Ibnu Majah)

Sebuah hadis yang menimbulkan beberapa pendapat ulama tentang

keshahihannya.26

Tanpa mengurangi, namun dapat dijadikan alasan yang kuat bahwa hadis

di atas ada relevansinya dengan ayat al-Qur‟an berikut ini:

Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih

di antara hamba-hamba Kami. (QS. Fāṭir [35]: 32)

Dengan adanya pewarisan ilmu kepada ulama, di maksudkan bahwa

Allah telah memilih hamba-hamba-Nya sebagai pewaris dan sebagai manusia

pilihan, seperti kelebihan Nabi dengan manusia lainnya dari umatnya.

Page 8: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

8

Ulama mewarisi sifat-sifat para Nabi yaitu ṣiddiq (jujur), amānah

(terpercaya), tabligh (berani menyampaikan, transparant), dan faṭonah

(cerdas).27

Para ulama senantiasa berkata jujur, tegas, dan tidak "controversial".

Berani menyampaikan kebenaran dan memiliki kredibilitas moral yang tinggi

serta tidak mem-bingungkan umat. Jernih pikirannya dan cerdas dalam menye-

lesaikan masalah karena senantiasa dibimbing oleh kebenaran Islam. Sehingga

ulama senantiasa menjadi pemimpin umat dalam kebajikan dan menjadi referensi

(sumber rujukan) dalam setiap permasalahan yang dihadapi.

B.1. Ulama (Secara umum)

Kata ulama dalam al-Qur‟an, terulang hanya dua kali.

Pertama, dalam konteks ajakan al-Qur‟an untuk memperhatikan

turunnya hujan dari langit, beraneka ragamnya buah-buahan, gunung-

gunung, hewan, dan manusia, kemudian diakhiri dengan kata “ulama”.

Sebagaimana firman Allah berikut:

Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari

langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang

beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada

garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan

ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia,

binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang

bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang

takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.

Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Fāthir[35]: 27-28)

Kedua, dalam konteks pembicaraan al-Qur‟an yang kebenaran

kandungannya telah diakui (diketahui) oleh ulama-ulama Bani Israil.

Sebagaimana firman-Nya:

Page 9: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

9

Dan sesungguhnya al-Qur‟an itu benar-benar (tersebut) dalam kitab-

kitab orang yang terdahulu. Dan apakah tidak cukup menjadi bukti

bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahui-nya. (QS.

ash-Shu‟ara [26]: 196-197)

Menurut Sayyid Quṭub, bahwa yang dimaksud ulama Bani Israil

dalam ayat tersebut ialah Salman al-Farisi dan Abdullah bin Salam.28

Dari ayat-ayat tersebut dapat difahami, bahwa yang dimaksud

“ulama” ialah orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang ayat-ayat

Allah, baik yang bersifat Kauniyah dan atau Qur‟aniyah.

Ayat ke- 28 dari Surat Fāṭir [35] seperti yang telah disebutkan,

membatasi bahwa orang yang takut kepada Allah itu hanyalah ulama, dari

disiplin ilmu apapun yang ditekuni. Dan dengan ayat ini pula dapat

diketahui adanya garis pemisah antara sarjana, cendikiawan, dengan ulama.

B.2. Ulama (Secara tertentu)

Seperti yang telah dikemukakan, bahwa ayat al-Qur‟an yang

langsung menyebut kata “ulama” hanya dua kali, yaitu pada (QS. Fāṭir [35]:

28) dan (QS. ash-Shu‟ara [26]: 197). Kalau pada (QS. 35: 28) diartikan

ulama bidang umum, pada (QS. 26: 197) tertentu pada para ulama Bani

Israil yang mengetahui kebenaran kandungan al-Qur‟an (Qur‟aniyah).

Pengakuan ulama-ulama Bani Israil yang telah mendapatinya

melalui kitab mereka sejalan dengan yang dinyatakan al-Qur‟an, ketika Isa

putra Maryam berkata:

Dan, ingatlah ketika Isa putra Maryam berkata: “Hai Bani Israil,

sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan

kitab (yang turun) sebelum ku, yaitu Taurat dan memberi kabar

gembira dengan datangnya seorang Rasul yang akan datang

sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). Maka tatkala rasul

Page 10: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

10

itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata,

mereka berkata: Ini adalah sihir yang nyata.” (QS. aṣ-Ṣaff [61]: 6)

Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, bahwa sesungguhnya ulama

Bani Israil mendapatinya dalam kitab-kitab mereka tentang sifat-sifat Nabi

Muhammad saw, baik tempat ia lahir maupun keadaan umatnya. Di antara

ulama-ulama yang telah mengetahuinya itu ialah Salman al-Farisi dan

Abdullah bin Salam.29

Al-Ṭabaṭaba‟i lebih jelas dalam tafsirnya mengatakan bahwa

„Ulama Bani Israil itu telah mengetahui pemberitaan mengenai Nabi

Muhammad saw, dengan jalan pemberitaan yang menggembirakan, melalui

kitab Nabi-Nabi terdahulu tentang kebenaran Nabi Muhammd saw.30

Di kemukakan dalam al-Qur‟an Surat al-Baqarah [2]: 89.

Dan setelah datang kepada mereka al-Qur‟an dari Allah yang

membenarkan apa yang ada pada mereka (maksudnya: kedatangan

Nabi Muhammad saw yang tersebut dalam Taurat dimana

diterangkan sifat-sifatnya), padahal sebelumnya mereka biasa

memohon kedatangan Nabi untuk mendapat kemenangan atas

orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang

telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat

Allah atas orang-orang yang ingkar itu. (QS. al-Baqarah [2]: 89)

Dari penafsiran ayat pada (QS. ash-Shu‟ara [26]: 197), kemudian

lebih dijelaskan dalam (QS. al-Baqarah [2]: 89), maka dapat dipahami

bahwa pengertian “ulama” pada pengertian tertentu ini ialah mereka yang

telah mengetahui kitab-kitab samawiyah.

C. Existensi ‘Ulama khushu’ dan ‘Ulama sū

Dalam perjalanan peradaban Islam pasca wafatnya Rasulullah saw (w. 11

H./ 632 M.),31

ulama selalu tampil di garis terdepan menyampaikan nilai-nilai

Islam kepada umat manusia. Mereka memimpin manusia dalam kebenaran dan

cahaya Islam. Ulama senantiasa memberikan contoh teladan yang terbaik dalam

perkataan dan perbuatan. Barisan para ulama tak henti-hentinya menerangi jalan

kebenaran kepada umat manusia. Mulai dari masa sahabat, tabi’in,32

tabi’ut

tabi’in33

dan generasi berikutnya sampai sekarang. Di antara mereka banyak yang

gugur dalam melaksanakan risalahnya, menyebarkan Islam ke tengah

Page 11: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

11

masyarakat. Maka dikenalah dalam sejarah riwayat hidup para ṣahabat, tabi‟in,

tabi‟ut tabi‟in, dan para „ulama ṣalih lainnya.

Dikatakan: Ada lima budi pekerti yang menjadi ciri khas ulama akhirat,

kelima budi pekerti itu dipahami berdasarkan ayat al-Qur'an, yaitu:

1. Punya rasa takut kepada Allah di mana saja ia berada (QS. Fāṭir [35]: 28)

2. Khushu‟ dalam segala tingkah laku (QS. Ali Imrān [3]: 199)

3. Tawaḍu, merendahkan diri di hadapan Allah maupun di hadapan makhluk-

Nya, tidak punya rasa takabur dan menyombongkan diri (QS. al-Hijr [15]:88)

4. Bagus akhlaknya terhadap Allah maupun terhadap makhluk-Nya (QS. Ali

Imrān [3]: 159)

5. Memilih akhirat daripada dunia sebagai tempat kembalinya yang abadi. Oleh

karena itu, ia tidak banyak mencurahkan hidupnya untuk mencari

kesenangan dunia semata, sebab harta dunia suatu saat akan ditinggalkannya

(QS. al-Qaṣaṣ [28]: 80).34

Namun demikian, dunia adalah tempat ujian dan cobaan. Banyak ulama

yang sukses dalam menghadapi ujian dunia dengan segala daya tariknya sehingga

mereka tetap istiqomah dalam kebenaran. Mereka-lah pelita dunia yang selalu

menerangi manusia dengan kebenaran. Sedangkan di sisi lain, tidak sedikit ulama

yang jatuh dan kalah terhadap ujian dan godaan dunia dengan segala pesonanya.

Ulama seperti ini dalam terminologi Islam disebut ‘Ulama Sū (ulama jahat). Ciri

khas mereka yang utama adalah mencintai dan mengutamakan dunia (hubb al-

dunya). Akibatnya mereka tidak dapat berkata benar dalam mengeluarkan

pernyataan dan fatwanya, karena hukum Allah senantiasa bertentangan dan

bertolak belakang dengan syahwat manusia dan kecintaan mereka terhadap

dunia, seperti kecintaan terhadap harta, kekuasaan, wanita, dll.

Ulama jahat akan senantiasa melakukan bid’ah untuk membenarkan

kejahatannya. Maka berkumpulah kepada mereka sifat buruk, mengikuti hawa

nafsu yang mematikan mata hatinya, sehingga tidak dapat membedakan antara

yang haq (benar) dan yang baṭil (salah). Mereka pandai bersilat lidah, bahkan

memutar balikan antara yang haq dan yang baṭil, sehingga melihat yang haq itu

baṭil dan melihat yang baṭil itu haq. Demikianlah kejahatan ulama jika sudah

lebih mencintai dunia (materialistis), shahwat, dan hawa nafsu dari akhirat.

Rasulullah saw bersabda:

عت رسول اهلل عن عبد ي قول: إن صلى اهلل عليو وسلم اهلل بن عمرو بن العاص ي قول: سرك اهلل ال ي قبض العلم انتزاعا ي نتزعو من الناس ولكن ي قبض العلم بقبض العلمآء إذا ل ي ت

الما اتذ الناس رءوسا جهاال فسئلوا فأف ت وا بغي علم فضلوا وأضلوا )رواه مسلم(ع

Page 12: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

12

Dari „Abdullah bin „Amru bin „Ash katanya ia mendengar Rasulullah

saw bersabda: Allah tidak akan menghapus ilmu (agama) dengan cara

mencabutnya dari dada seluruh manusia, tetapi dengan jalan mewafatkan

para ulama. Apabila ulama telah habis, umat manusia mengangkat orang-

orang bodoh menjadi pemimpin mereka. Lalu mereka bertanya kepada

para pemimpin yang bodoh itu. Si pemimpin memberi fatwa tanpa

pengetahuan, menyesatkan orang banyak, maka sesatlah mereka

semuanya. (HR. Muslim)

Allah menganugerahkan ilmu kepada manusia mempunyai tujuan sakral

yang mesti diperhatikan dan di agungkan. Karena manifestasi ilmu dapat

membawa pemiliknya ke taraf yang tinggi di sisi Allah SwT. Dan kita harus

mengetahui, ilmu yang bagaimana yang dapat mengangkat derajat pemiliknya

sebagaimana yang digambarkan dalam al-Qur‟an Surat al-Mujādalah [58] ayat

11:

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan

orang-orang yang berilmu beberapa derajat

Kiranya kita sepakat bahwa ilmu yang dimaksudkan dalam ayat tersebut

adalah ilmu yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat, baik untuk dirinya maupun

orang lain.

Seorang muslim yang berilmu dituntut untuk menerangi orang lain.

Menuntun manusia agar bisa berjalan merambahi dunia ini dengan sinar ilmunya

dan manusia bisa hidup sejahtera karena bimbingannya. Dan sebaliknya,

kesesatan akan tiba bila orang yang berilmu sudah tidak mampu memberikan

penerangan kepada orang banyak. Atau kalaupun bisa memberikan fatwa, itu

hanyalah fatwa yang mengharapkan keuntungan pribadi semata.

Dengan demikian, suatu tantangan juga bagi orang yang berilmu (baca:

ulama) dalam mencari ilmu yang benar-benar dapat menerangi umat dan

membawa mereka pada jalan yang benar, dan kehidupan yang diridhai Allah

SwT.

Rasulullah saw telah memberikan gambaran tentang ilmu yang mesti

dimiliki. Dalam sabdanya:

1). Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah saw bersabda:

ل اهلل لو طري قا إل النة من سلك طري قا ي لتمس فيو علما سه

Page 13: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

13

Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah

akan mempermudah jalan baginya menuju surga.35

2). Diriwayatkan dari Abu Darda ra., ia berkata: Aku pernah mendengar

Rasulullah saw bersabda:

م ن س لك طري ق ا ي بتغ في و علم ا س لك اهلل ل و طري ق ا إل الن ة وإن الم ك ة لتض ال ليست غفر ل و م ن الس مواو وم ن األر أجنحت ها رضاء لطالب العلم وإن الع

حت احليتان الماء وفضل العال على العابد كفضل القم ر عل ى س ا ر الكواك ب إن ا ورث وا العل م فم ن أ ذ العلم اء ورث ة األنبي اء إن األنبي اء ل ا إا ر ي ن ارا وال ي ورث وا

وافر بو أ ذ بظ

Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan

mempermudah jalan baginya ke surga. Sesungguhnya para malaikat

membentangkan sayap mereka sebagai tanda ridha kepada orang-

orang yang menuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan

ampun untuknya oleh semua yang ada di langit dan semua yang ada

di bumi, bahkan hiu yang ada di lautan sekali pun. Orang alim itu

lebih utama daripada ahli ibadah, ibarat bulan dibandingkan bintang-

bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi dan para nabi tidak

pernah mewariskan Dinar dan Dirham, mereka hanya mewariskan

ilmu, jadi orang yang mengambilnya berarti telah mengambil sesuatu

yang banyak lagi mencukupi.36

3). Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra., bahwa Rasulullah saw bersabda:

من رج طلب العلم ف هو سبيل اهلل حت ي رج Barangsiapa keluar demi menuntut ilmu, maka ia berada di jalan

Allah hingga pulang kembali.37

4). Diriwayatkan dari Mu‟awiyah bin Abi Sufyan ra., ia berkata: Aku pernah

mendengar Rasulullah saw bersabda:

را ي فقهو ف الدين من ير اهلل بو ي

Page 14: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

14

Barangsiapa dikehendaki oleh Allah ada kebaikan baginya, niscaya

Allah memberinya pemahaman tentang agama.38

5). Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra., ia berkata: Rasulullah saw bersabda:

كل مسلم طلب العلم فريضة على

Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.39

نو وب ي األنبياء ف ال ة ن من جاء الموو وىو يطلب العلم ليحي بو اإلس م كان ب ي رجة واحدة )رواه الطرباىن والدارمى(

Barangsiapa didatangi kematian pada saat dia sedang mencari ilmu,

yang dengan ilmu itu dia hendak menghidupkan Islam, maka antara

dia dan para Nabi hanya ada satu derajat di surga. (HR. At-Ṭabrani

dan Darimi)

Perlu diperhatikan bahwa dorongan-dorongan dan anjuran-anjuran

agama untuk menuntut dan mengolah ilmu telah mendapatkan sambutan yang

antusiasme yang begitu dahsyat dari putra putri terbaik umat, hampir di seluruh

bidang ilmu yang bisa di jamah dan di expklorasi, baik ilmu alam maupun ilmu-

ilmu sosial, tanpa ada dikotomi antara ilmu-ilmu tersebut.

Sebagai pewaris dan pelanjut risalah dakwah Nabi Muhammad saw

sudah sepatutnya para ulama melaksanakan amar ma‟rūf nahi munkar dengan

tetap bertawakal kepada Allah.

Para ulama adalah pewaris para Nabi. Tidak ada martabat yang lebih

tinggi dari martabat kenabian, dan tidak ada derajat yang lebih mulia dari derajat

para pewaris kenabian. Sedangkan besarnya tanggung jawab sesuai dengan

besarnya kedudukan.

Seorang yang benar-benar „ālim tidak mungkin dikuasai oleh tipuan dan

tidak akan diperbudak oleh kesombongan (membanggakan diri), sebab ia tahu

persis dan yakin sekali bahwa dunia keilmuan adalah ibarat lautan yang amat luas

tidak terbatas, dan tak ada seorangpun yang akan mencapai dasarnya. Maka

Maha Benar Allah yang telah berfirman:

Dan tidaklah kamu sekalian diberi ilmu kecuali hanya sedikit (QS. al-Isra

[17]: 85)

Page 15: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

15

Dan di atas tiap-tiap orang yang berilmu, ada yang lebih 'ālim (QS.

Yūsuf [12]:76)

Dan seorang „ālim tahu bahwa kafilah-kafilah ilmu dan para ulama

merupakan serentetan mata rantai yang sangat panjang, selalu terikat dengan

masa yang telah lampau dan berhubungan erat dengan masa sekarang, bahkan

terus mengestafet (menyambung) dengan masa yang akan datang. Oleh karena

itu ia hanyalah merupakan salah satu dari sekian rangkaian tersebut. Maka

tidaklah pantas baginya untuk menutupi (tidak menganggap) kelebihan orang-

orang yang mendahuluinya dan menganggap sepi usaha-usaha yang dilakukan

oleh orang-orang yang tampil setelah dirinya.

Rasulullah saw bersabda:

زه إهان و وأم ا المر من ف يح من ا وال مر ركا فأم ا الم رك ف يقم و إىن ال أتوف على أم ت مس ان ي ق ول م ا ت عرف ون وي عم ل م ا ت نك رون )رواه كفره ولك ن أت وف عل يهم منافق ا عام ل الل

الطرباىن(Aku tidak takut atas umatku dari orang mu‟min ataupun orang kafir,

karena yang beriman akan di tegur oleh imannya dan yang kafir akan

diingatkan oleh kekufurannya. Tetapi yang aku takuti adalah orang

munafiq yang pandai bersilat lidah, ia mengatakan apa yang kamu

ketahui, tetapi dia berbuat apa yang kamu benci. (HR. Ṭabrani)

Rasulullah saw bersabda:

ويل ألمت من علمآء السوء

Celakalah umatku karena ulama yang jahat. (HR. Hakim)

Para ulama tidak sepatutnya hanya pandai ceramah (NATO: No Action

Talk Only), bertausiah pada orang banyak, mengajak bersuluk Islami, atau

merasa cukup dengan hanya melaksanakan ibadah-ibadah ritual saja tanpa

menghiraukan apa yang terjadi di lingkungan masyarakatnya. Mereka seharusnya

peduli dengan lingkungannya dan tetap konsekwen (istiqomah) dengan ajaran

Islam.

Bila ulama mengajarkan untuk berakhlak baik, jujur, tawaḍu‟, rendah

hati, istiqomah, patuh dan taat, sementara di luar majelis ia lupa predikat dirinya

Page 16: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

16

sebagai obor masyarakat, berbuat yang tidak Islami, bertingkah kekanak-

kanakan, senang bergurau, lalai akan tugas-tugas dari Allah, berperilaku bobrok,

khianat, angkuh, besar kepala, cepat goyah dan pembangkang, maka ulama

demikian bukanlah tipe ulama yang diharapkan al-Islam.

Nabi saw bersabda:

بطن و ف ي دور كم ا ي دور ا حلم ار ف ي وتى بالرج ل ي وم القيام ة ف ي لق ى ف الن ار ف ت ن دلب اق ت اتم علي و أى ل الن ار ف ي قول ون ي ا ف ن م ا ل ك أل تك ن ت أمر ب المعروف وت نه ى الرح ى ف ي)رواه ع ن المنك ر ف ي ق ول: ب ل كن ت أم ر ب المعروف وال أتي و وأ ى ع ن المنك ر وأتي و

البخارى ومسلم(

Akan didatangkan pada hari qiamat seseorang, lalu dia dicampakkan

kedalam api Jahannam, maka berhamburanlah isi perutnya dan dia

berputar-putar sebagaimana keledai berputar-putar pada gilingan. Maka

datanglah penghuni-penghuni Jahannam dan bertanya kepadanya: Hai

Fulan, apakah yang telah terjadi atas dirimu? Bukankah kamu dahulu

menyuruh yang baik dan mencegah yang munkar? Dia menjawab:

Memang aku dahulu menyuruh yang baik tetapi aku sendiri tidak

melaksanakan kebaikan itu, dan aku menyuruh mencegah yang munkar

tetapi aku sendiri melakukannya. (HR. Bukhari - Muslim)

D. Ulama Teladan Umat

Ulama adalah pewaris Nabi dan Nabi diutus dengan membawa petunjuk

(al-huda) dan agama yang benar (dien al-haq). Nabi pun diutus untuk

menyempurnakan akhlak manusia dan menjadi suri teladan yang baik (uswah al-

hasanah).40

Ulama itu pewaris para Nabi dan Nabi diutus sebagai rahmat bagi

semesta alam. Pada segi yang lain, ulama bertugas menyampaikan risalah yang

dibawa Nabi kepada umatnya agar menjadi petunjuk guna mencapai kebahagiaan

hidup di dunia ini dan di akhirat kelak. Oleh karena itu, ulama harus menjadi

teladan (panutan) umat. Semakin banyak ulama semakin terang pula dunia ini,

semakin jelas pemisahan antara yang haq dengan yang baṭil.

Di antara Imam yang empat, yaitu Imam Malik bin Anas, mengatakan:

و ان م ز اج ر س اء م ل ع ل ا Ulama itu adalah pelita dari zamannya.

41

Page 17: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

17

Ulama membawa terang bagi alam yang berada di sekelilingnya. Kalau

70 tahun lalu lampu yang di kelilingnya baru lampu minyak tanah, maka ulama

adalah patromaks. Di zaman sekarang, lampu-lampu listrik banyak ukuran 100

watt, ulama hendaklah 1.000 watt.

Nabi saw pernah menerangkan tentang “terang” atau “nūr” itu. Ada Nūr

itu yang ditegakkan di Mekkah, cahayanya ke Selatan sampai ke Yaman dan ke

Utara sampak Irak. Bahkan, ada yang tadinya cahayanya cemerlang, bercahaya

jauh sekali, tetapi kian lama kian susut dan akhirnya hilang, laksana lampu

kehabisan minyak.

Rasulullah saw bersabda:

ي هتدى با ظلماو الب ر والبحر فإذا ء آم الس م و الن ل ث م ك ر أل ا اء م ل ع ال ل ث م ن إ وم أوشك أن تض انطمست ل اهلداة الن

Perumpamaan ulama di bumi adalah seperti bintang-bintang di langit

yang memberi petunjuk di dalam kegelapan bumi dan laut. Apabila dia

terbenam maka jalan akan kabur. (HR. Imam Ahmad)

Tugas ulama sebenarnya hanya sekedar menyampaikan ajaran yang

dibawa Nabi saw (al-Qur‟an dan as-Sunnah),42

tidak bertugas membuat ajaran

baru, karena telah cukup apa yang terdapat dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah

sebagai petunjuk. Sabda Nabi saw:

اهلل وسنة رسولو ت ركت فيكم امرين لن تض ل ابدا ما ان تسكتم بما كتاAku tinggalkan kepadamu dua perkara, selamanya kamu tidak akan

tersesat bila tetap berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitab Allah

dan Sunnah Rasul-Nya. (HR. al-Hakim)

Ulama panutan (bukan manutan) umat adalah tempat orang bertanya43

dan sebagai kelompok yang paling takut kepada Allah atas murka-Nya44

karena

mengatakan perkara yang tidak diperbuatnya.45

Rasa takut kepada Allah ini pula

yang membedakan jenjang dan derajat (maqam) ulama di hadapan Allah SwT.

Peran dan tugas para ulama dengan "ilmu syari'atnya" sangat sentral dalam

menerangi jalan hidup manusia. Sebab, mereka diwasiatkan Rasulullah saw

menjalankan peran dan tugas warisan para Nabi dalam keteladanan. Pada saat

mereka menjalankan peran tersebut, Allah akan tundukkan alam semesta dan

isinya berdasarkan ilmu dan keyakinan yang dimiliki para ulama, seperti Nabi

Musa yang menaklukkan Fir'aun, Nabi Daud yang menaklukkan Jalut, Nabi

Sulaiman yang menaklukkan angin, jin, dan hewan.

Rasulullah saw bersabda:

Page 18: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

18

إن الع ال ليس ت غفر ل و م ن الس مواو وم ن األر ح ت احليت ان الم اء وفض ل العال على العابد كفضل القمر على سا ر الكواكب إن العلماء ورثة األنبياء

Seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi, bahkan ikan-ikan di

dalam air, semuanya beristigfar untuk para ulama. Sesungguhnya,

kedudukan orang alim sama dengan mulianya bulan di tengah-tengah

bintang. Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para Nabi. (HR. Abu

Dawud dan Tirmidhi)

Ibnu Taimiyah dalam Majmu Fatawa ketika menafsir-kan kata ulil amri

dalam surah an-Nisa ayat 59 menjelaskan bahwa ulil amri itu ada dua golongan,

ulama dan umara, yang keduanya harus ditaati. Lebih jauh, Ibnu Qayim dalam

kitabnya I'lamul Muwaqqi'in menjelaskan, para umara ditaati perintahnya

berdasarkan ilmu para ulama.46

Jadi, menaati umara berarti menaati ulama,

ketaatan terhadap sebuah perintah hanya dalam hal yang makruf dan berdasarkan

ilmu, sebagaimana menaati ulama karena ketaatan kepada Rasul maka menaati

umara karena menaati ulama. Begitu pentingnya tugas dan peran ulama di tengah

umat dalam memberikan peringatan kepada umatnya.

Oleh karena itu, ulama harus mengimani dan meng-amalkan al-Islam

sebelum ia mendakwahkannya. Ulama harus memberikan contoh akhlak (khas)

Islam yang baik seperti: berpakaian rapi, menghargai hasil kerja yang baik,

datang tepat waktu, hidup sederhana, tata krama/santun berbicara, makan/minum

dengan tangan kanan, membaca basmallah dan hamdalah, mengucapkan salam,

mendoakan orang yang bersin, masuk ke kamar mandi dengan kaki kiri dan ke

luar dengan kaki kanan, masuk ke masjid dengan kaki kanan dan ke luar dengan

kaki kiri, berdoa ketika ke luar rumah dan sebagainya. Sehingga, selain

mendapatkan penjelasan agama, umat pun mendapatkan figur teladan sebagai

ikutan dan percontohan.

Secara lebih rinci K.H. Ahmad Sahal dan K.H. Imam Zarkasyi

memberikan beberapa contoh akhlak Islam/ kesopanan (uswah yang layak untuk

diteladani) mulai dari cara berpakaian, berkendaraan, bertamu, menerima tamu,

meminjam barang, dan sebagainya.47

1. Sopan santun berpakaian

Pakaian yang sopan tidak mesti mewah, cukup yang sederhana, meski

bukan berarti tidak boleh berpakaian yang bagus. Dalam berpakaian, yang

penting adalah rapih dan bersih sesuai dengan situasi dan kondisinya. Jangan

berpakaian asal tidak najis, sehingga tidak memperhatikan kerapihan.

Dalam berpakaian, perlu diperhatikan kombinasi nya, letaknya,

tempatnya, dan kebersihannya, sebagai contoh saja, baju kaos dan celana

Page 19: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

19

pendek, kapan pantas dipakai? Pakaian tersebut hanya untuk pakaian dalam,

dan di dalam kamar. Kain sarung, pantolan, jas dan kopiah, bagaimana cara

memakaianya? Intinya harus disesuaikan dengan keadaan. Umpamanya

janganlah memakai sarung dan piama tatkala ke kantor, atau pakai bakiak ke

super market, jangan pula memakai dasi sedang baju dikeluarkan.

2. Sopan santun bepergian/ berkendaraan

Hal yang harus diingat ketika bepergian yaitu, berjalanlah yang lurus,

tidak menengok kiri-kanan dengan pandangan liar. Di jalan besar, berjalanlah

di sebelah kiri. Jangan menunjuk-nunjuk kepada sesuatu, cukup dengan

isyarat. Karena kalau bertepatan mengenai orang yang tak suka ditunjuk dapat

menjadi perkara.

Di dalam kendaraan, duduk harus sopan, tanyakan terlebih dahulu

kepada penumpang yang ada, apakah tempat duduk disebelahnya masih

kosong. Terhadap penumpang yang lebih tua atau wanita, tolong untuk

mengangkatkan barang-barang sekiranya perlu, asal tidak ada udang di balik

batu. Kalau terpaksa tertidur di dalam kendaraan, tutuplah muka dengan sapu

tangan. Begitu pula ketika masuk hotel atau restoran, berlakulah secara sopan,

jangan memerintah semau-maunya.

3. Sopan santun dalam majelis

Dalam majelis ada juga tata kramanya. Duduklah secara sopan.

Janganlah menggoyang-goyangkan kursi atau bersandar seenaknya. Jangan

sekali-sekali meletakkan satu kaki di atas kaki yang lain, itu tidak sopan.

Apalagi dihadapan orang yang lebih tua atau orang yang lebih tinggi

kedudukannya. Tundukkan muka sedikit, pasang telinga ketika mendengarkan

pembicaraan orang lain. Kalau memang tepat untuk menyambut, jangan

memborong pembicaraan, jangan pula menonjol-nonjolkan pembicaraan

ketika orang lain belum selesai bicara. Tapi kalau tidak mengerti, tidak tahu

permasalahannya, lebih baik diam.

Tidak sopan di dalam majelis melakukan hal-hal, seperti

membersihkan kaki, telinga, mata, mengorek hidung, membuang ingus,

meludah. Tidak sopan pula, menguap dengan mulut terbuka luas, bersendawa

dengan dipaksa-paksa, menggeliat, menunjuk-nunjuk, dan yang lebih tidak

sopan lagi adalah membuang angin (lebih-lebih bersuara). Di hadapan orang

yang lebih tua sebaiknya tidak merokok. Kalau terpaksa merokok, buanglah

abu rokok pada tempatnya, tidak sopan membuang sembarangan.

Termasuk tercela menanyakan tingkat pangkat atau gaji seseorang

atau menanyakan harga pakaian yang sedang dipakainya. Jika terpaksa

memakai kata-kata asing harus tepat benar, baik ucapannya maupun

pemakaiannya. Kalau tidak yakin, jangan pakai ucapan kata asing. Kesalahan

menunjukkan kedangkalan pengetahuan. Dalam mem-bantah atau tidak

Page 20: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

20

menyetujui pembicaraan orang lain, harus lebih hati-hati dan sopan, dan

dengan kata-kata yang lebih halus, umpamanya: “Kalau tidak salah …”,

“Menurut pendapat saya …”, dan sebagainya.

4. Sopan santun terhadap tamu

Dalam menerima tamu harus dengan cara yang ramah, manis muka

dan (kalau ada) berikan suguhan ala kadarnya. Di dalam percakapan baik

kiranya untuk menanyakan atau memberitakan tentang kesehatan, kejadian-

kejadian yang lalu, dan lain-lain. Tapi janganlah sekali-sekali menanyakan:

“Di mana saudara nanti bermalam…?”, “Akan ke mana sesudah di sini…?”

atau “Apa maksud saudara datang ini …?”

Bila tamu minta izin untuk pulang, perlu dinyatakan perasaan sayang

dan menyesal atas pertemuan yang begitu singkat. Antarkan tamu ke muka

pintu dan kemukakan pengharapan atas kedatangannya di hari-hari yang akan

datang.

Tatkala menjadi tamu, kalau tidak diterima atau sepertinya terasa

tidak diterima dengan baik, tinggalkanlah rumah itu cepat-cepat dengan tanpa

menunjukkan kekecewaan. Sebaliknya kalau sudah diterima dengan baik,

janganlah berbuat di rumah itu dengan seenaknya, sekalipun sudah dikatakan

oleh tuan rumah, anggaplah rumah ini sebagai rumah sendiri. Di rumah orang

jangan pula berbuat sembarangan dan ingin tahu segalanya. Itu tidak baik.

5. Sopan santun bertamu

Bagaimana sopan santun berkunjung? Tatkala memperkenalkan diri

umpamanya, berjabatan tanganlah sekadarnya. Kepada orang yang lebih tua,

tundukkan badan.

Untuk memberikan selamat, tunjukkan bahwa kita pun turut

bergembira, dan nyatakan ucapan selamat atas nikmat yang diperolehnya.

Sebaliknya dalam menjenguk orang sakit, hiburlah dan berilah pengharapan

serta semoga lekas sembuh. Ketika (ta’ziyah) kematian, nyatakan ikut

bersedih atas musibah itu, tenangkan dan sabarkanlah keluarga yang

ditinggalkan.

6. Sopan santun meminjam barang

Kalau meminjam sesuatu, janganlah dipinjamkan lagi kepada orang

lain. Pinjaman harus dikembalikan dalam keadaan baik, bila rusak atau hilang,

harus diganti dan juga minta maaf. Jangan lupa ucapan terima kasih atas

pertolongan yang telah diberikannya.

Jangan sekali-sekali mencari-cari rahasia orang lain. Termasuk dalam

hal ini, mengambil sesuatu tanpa pengetahuan si empunya, membaca-baca

buku atau HP-nya, melihat-lihat isi sakunya.

Page 21: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

21

Demikian beberapa contoh akhlak Islam/sopan santun yang

selayaknya diketahui dan dipraktekkan, masih banyak sebenarnya masalah

kesopansantunan, termasuk dalam hal-hal yang tampak sederhana dalam

pergaulan, umpamanya bagaimana cara berkirim surat, menulis surat, tata

krama meletakkan prangko, membalas surat dan lain sebagainya.

Di dalam Islam, akhlak bukanlah kumpulan teori filsafat yang sulit

untuk dipahami dan diamalkan. Akhlak bukan pula untuk diwacanakan, tetapi

untuk dipraktekkan. Barometer yang bisa dijadikan contoh pun telah ada,

yaitu Rasulullah saw.

Dalam status apapun, seorang Muslim harus melaksanakan akhlak

Islam dengan benar. Baik sebagai guru, murid, orangtua maupun anak. Ia

merupakan bukti keberagamaan seorang Muslim. Karena, iman tanpa amal

shaleh (akhlak) tidak akan berarti apa-apa. Manusia yang baik dan bermanfaat

adalah yang berakhlak mulia, ilmu biarpun tinggi tetapi bila budi pekerti dan

akhaknya buruk, pudarlah cahaya ilmu yang dimiliki.

Ada suatu ungkapan yang mengatakan bahwa Negara yang baik

berasal dari masyarakat yang baik, masyarakat yang baik berasal dari

keluarga-keluarga yang baik, dan keluarga yang baik berasal dari pribadi-

pribadi yang berprilaku baik. Ini artinya bila keadaan yang makro ingin baik

harus di awali dengan memperbaiki yang mikro lebih dahulu. Sebagaimana

sabda Nabi Muhammad saw:

)رواه مسلم والنساء والبيهقى(ابدأ بن فسك

Mulailah dari dirimu sendiri (Mulailah dari yang terkecil dan

Mulailah dari sekarang). (HR. Muslim, Nasā‟i, Baihaqi)48

Dengan demikian, perubahan-perubahan yang akan terjadi

membutuhkan waktu yang lama dan bertahap.

PENUTUP

Para ulama namanya harum insha Allah, mulia dan terhormat di sisi Allah

SwT sekaligus di mata manusia. Barometer (ukuran) para ulama adalah al-Qur‟an

dan as-Sunnah. Karena itu, bila ada keganjilan (kelainan) pada siapa saja yang

mendapat gelar ulama, hemat penulis hendaknya mengundurkan diri saja! Sebab

ulama yang memiliki kelainan (ulama jahat) adalah sumber keburukan dan

malapetaka.

Demikianlah pembahasan makalah ini, semoga tidak sia-sia usaha-usaha

yang telah, sedang, dan akan kita lakukan dan mudah-mudahan Allah SwT.

meriḍainya. Āmīn.

Page 22: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

22

DAFTAR PUSTAKA

Adlani, A. Nazri, dkk, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, diterbitkan oleh

MUI, 1997

Albani, Muhammad Nashiruddin al-. Irwaul Gholil Fī Takhrīj Ahāditsi Manaris

Sabīl. Beirut: Al-Maktab al-Islami, 1979, Juz 3

As'ad, Mahrus. "Pembaharuan Pendidikan Nahdlatul Ulama", Disertasi Doktor

Pengkajian Islam SPs UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008

Azra, Azyumardi. Biografi Sosial-Intelektual Ulama Perempuan Pemberdayaan

Historiografi dalam Ulama Perempuan Indonesia/ Jajat Burhanudin

(editor). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002

Baijuri, Syekh Ibrahim al-. As-Sanusiyah. T.tp: Menara Kudus, t.th

Djahiri, A. Kosasih. Menelusuri Dunia Afektif (Pendidikan Nilai dan Moral).

Bandung: Laboratorium IKIP, 1996

Fadjar, A. Malik. Holistika Pemikiran Pendidikan A. Malik Fadjar, Ahmad Barizi

(ed.). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005

Ghazali, Abu Hamid al-. Ihya ‘Ulūm al-Dīn. Beirut: Dar al-Fikr, t.th, Juz I

Hadariansyah, "KH. Hasan Basri (1920-1998) Kajian Biografi Tokoh Majelis Ulama

Indonesia", Disertasi Doktor Pengkajian Islam IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2001

HD, Kaelany. Gontor dan Kemandirian (Pondok, Santri, dan Alumni). Jakarta: PT.

Bina Utama Publishing, 2002, cet. II.

HS, Moh. Matsna. Karakteristik dan Problematika Pengajaran Bahasa Arab di

Madrasah Tsanawiyah. Makalah disampaikan pada Penataran Guru Bidang

Studi Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah di Ciloto Jawa Barat, 16-17 November

2000

Irsyam, Mahrus. Ulama dan Partai Politik Upaya Mengatasi Kritis. Jakarta:

Yayasan Perkhidmatan, 1984

Kauma, Fuad. Noda-Noda Ulama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002

"Legitimasi Ulama di Tangan Umat", Panji Masyarakat No. 666, 21-30 November

1990

Madjid, Nurcholis. Masyarakat Religius. Jakarta: Paramadina, 1997

Ma‟shum bin Ali, Syekh Muhammad. Al-Amthilah al-Taṣrifiyah. Semarang: Pustaka

al-Alawiyah, t.th

Page 23: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

23

Nurhidayat Muh. Said. Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia: Studi Pemikiran

Harun Nasution. Jakarta: Pustaka Mapan, 2006

Muṭahhari, Murtaḍa. Masyarakat dan Sejarah (terjemah) M. Hashem dari judul asli

Society and History. Bandung: Mizan, 1986

Nasir, Bachtiar. "Tugas dan Peranan Ulama", Konsultasi Agama, Republika,

(Jakarta), 17 Februari 2012

Nata, Abuddin. Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2001, Cet. II

-------. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsir al-Āyāt al-Tarbawiy). Jakarta: Rajawali

Pers, 2009, Ed. 1

"Pengertian Ulama yang Bergeser", Panji Masyarakat No. 666, 21-30 November

1990

Qardlawi, Yusuf al-. Anatomi Masyarakat Islam (terjemah) Setiawan Budi Utomo,

dari judul asli Malamih al-Mujtama' al-Muslim alladhi Nashduhu. Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 1999.

Qurasy, Abū al-Fidā Ismāil Ibn Katsīr al-. Tafsīr al-Qur’an al-Aẓim III

Quṭub, Sayyid. Fi Zhilāl al-Qur’an IV

Schaefer, Charles. How to Influence Children (Bagaimana Membimbing, Mendidik

dan Mendisiplinkan Anak Secara Efektif) Alih Bahasa: Turman Sirait.

Jakarta: Restu Agung, 1997

Segaf, Husein, dkk. Ulama dan Pembangunan. Jakarta: Panitia Munas I MUI, 1976

Suma, M. Amin. Lima Pilar Islam. Jakarta: Kholam Publishing, 2007

Syari'ati, Ali. Tentang Sosiologi Islam. Jakarta: Ananda, 1982

Ṭabāṭabā‟i, Muhammad Husein al-. Al-Mīzān fi Tafsīr al-Qur’an XV

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1999, cet. IX.

Zarkasyi, Hamid Fahmy, "Umat", Islamia Jurnal Pemikiran Islam, Republika,

(Jakarta), 19 April 2012.

Page 24: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

24

ENDNOTES

1Maddais, S.Pd.I., MA. NIK/NIDN. 510209203/2107057901 adalah Dosen Tetap

Sejarah Pendidikan Islam STIT YA‟MAL Tangerang dan Mahasiswa S-3 SPs UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Konsentrasi Pendidikan Islam, pernah menjadi Ketua STIT YA‟MAL

Tangerang Periode 12 Juni 2010 – 25 Juli 2012. 2Fuad Kauma, Noda-Noda Ulama (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), iv.

3A. Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan A. Malik Fadjar, Ahmad Barizi

(ed.) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), 122. 4Nahdlatul Ulama (NU), pada waktu kelahirannya ditulis dengan ejaan lama –

Nahdlatoel Oelama– yang disingkat N.O., didirikan di Surabaya pada 31 Januari 1926 oleh

kalangan ulama penganut madhhab yang seringkali menyebut dirinya sebagai golongan

ahlussunah wal jama'ah. Terdapat dua alasan pokok yang melandasi kesepakatan para ulama

tersebut untuk mendirikan organisasi NU itu. Pertama, timbulnya keperluan yang mendesak

bagi kaum penganut madhhab untuk melembagakan persatuan di antara mereka guna

menghadapi pesatnya perkembangan gerakan pembaharuan Islam di Indonesia khususnya di

pulau Jawa terutama yang dilancarkan oleh Muhammadiyah. Gerakan pembaharuan yang

lain dilakukan oleh Persis dan Al-Irsyad, namun intensitas gerakan Muhammadiyah lebih

sering menimbulkan perbenturan dengan kaum ahlussunah wal jama'ah tersebut. Kedua,

timbulnya keperluan yang mendesak untuk mengadakan audiensi guna menyampaikan

resolusi dari kaum ahlussunah wal jama'ah di Indonesia kepada penguasa baru di Saudi

Arabia yang dipegang oleh dinasti Suud dari kaum Wahabi. Resolusi itu meminta agar

pemerintah baru tersebut tidak menghapus-kan tradisi-tradisi yang dipandang sebagai ibadah

oleh kaum ahlussunah wal jama'ah. Lihat, Mahrus Irsyam, Ulama dan Partai Politik Upaya

Mengatasi Kritis (Jakarta: Yayasan Perkhidmatan, 1984), 5-6. Lihat juga, Mahrus As'ad,

"Pembaharuan Pendidikan Nahdlatul Ulama", Disertasi Doktor Pengkajian Islam UIN Syarif

Hidayatullah (Jakarta: Perpustakaan SPs UIN Syarif Hidayatullah, 2008), 103, t.d. 5Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang didirikan pada tanggal 17 Rajab 1395 H.

bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 M. oleh Musyawarah Nasional ke 1 Majelis Ulama

se Indonesia di Jakarta adalah wadah musyawarah para ulama, zu'ama' dan cendikiawan

muslim. Lihat, A. Nazri Adlani dkk, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia, diterbitkan

oleh MUI, 1997, 1. Lebih jelasnya tentang latar belakang berdirinya MUI, lihat

Hadariansyah, "KH. Hasan Basri (1920-1998) Kajian Biografi Tokoh Majelis Ulama

Indonesia", Disertasi Doktor Pengkajian Islam IAIN Syarif Hidayatullah (Jakarta:

Perpustakaan PPs IAIN Syarif Hidayatullah, 2001), 239. Lihat juga, Mahrus Irsyam, Ulama

dan Partai Politik Upaya Mengatasi Kritis, 68. 6Lihat, QS. Fāṭir [35]: 28 dan QS. asy-Syu‟arā [26]: 197.

7Syekh Muhammad Ma‟shum bin Ali, Al-Amtsilah al-Tashrifiyah (Semarang:

Pustaka al-Alawiyah, t.th), 4. 8Moh. Matsna HS, Karakteristik dan Problematika Pengajaran Bahasa Arab di

Madrasah Tsanawiyah, makalah disampaikan pada Penataran Guru Bidang Studi Bahasa

Arab Madrasah Tsanawiyah di Ciloto Jawa Barat, 16-17 November 2000, 4. 9Azyumardi Azra, Biografi Sosial-Intelektual Ulama Perempuan Pemberdayaan

Historiografi dalam Ulama Perempuan Indonesia/Jajat Burhanudin (ed.) (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2002), xxviii.

Page 25: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

25

10

Harun Nasution Lahir pada hari Selasa, 23 September 1919 di Pematang Siantar

Sumatera Utara. Dia merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Ayahnya adalah seorang

ulama zaman dahulu yang mengetahui kitab-kitab Jawi, namanya Abdul Jabbar Ahmad.

Ibunya adalah anak seorang ulama asal Mandailing yang sewaktu gadisnya pernah bermukim

di Mekah sehingga dapat berbahasa Arab. Harun Nasution adalah Rektor IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta (1973-1984), setelah berhenti dari jabatan Rektor IAIN Jakarta, beliau

mengabdikan dirinya menjadi Direktur Program Pascasarjana IAIN Jakarta hingga akhir

hayatnya pada hari Jum'at, 18 September 1998 (79 tahun). Lihat, Nurhidayat Muh. Said,

Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia: Studi Pemikiran Harun Nasution (Jakarta:

Pustaka Mapan, 2006), 9 & 19. 11

Lihat, "Pengertian Ulama yang Bergeser", Panji Masyarakat No. 666, 21-30

November 1990, 34. 12

Zainudin MZ Lahir pada hari Senin 2 Maret 1951 sekitar pukul 09.00 WIB, di

sebuah rumah sederhana yang di kelilingi kebun karet di Gang Cemara, Kelurahan Kramat

Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dia merupakan anak tunggal dari

pasangan Turmudzy dan Zainabun yang berasal dari keluarga Betawi asli. Zainudin MZ

meninggal dunia pada Selasa, 5 Juli 2011 tepat pukul 09.20 WIB (60 tahun) di Rumah Sakit

Pusat Pertamina, Jakarta, karena serangan jantung. Lihat, "Akhir Hayat Dai Sejuta Umat,"

Republika, (Jakarta), 6 Juli 2011/ 4 Sya'ban 1432 H, 1 & 11. 13

Lihat, "Legitimasi Ulama di Tangan Umat", Panji Masyarakat No. 666, 21-30

November 1990. Sebagai catatan, Zainuddin MZ pada 1970-an pernah Kuliah di Jurusan

Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang UIN

Jakarta). Namun, kuliahnya tidak selesai/terhenti sewaktu mempersiapkan Skripsi (belum

selesai S-1) dan juga belum mempunyai pesantren. 14

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), cet. IX, 1025. 15

Charles Schaefer, How to Influence Children (Bagaimana Membimbing, Mendidik

dan Mendisiplinkan Anak Secara Efektif) Alih Bahasa: Turman Sirait (Jakarta: Restu Agung,

1997), 13. 16

A. Kosasih Djahiri, Menelusuri Dunia Afektif (Pendidikan Nilai dan Moral)

(Bandung: Laboratorium IKIP, 1996), 50. 17

Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius (Jakarta: Paramadina, 1997), 91. 18

Hamid Fahmy Zarkasyi, "Umat", Islamia Jurnal Pemikiran Islam, Republika,

(Jakarta), 19 April 2012, 26. 19

Hamid FahmyZarkasyi, "Umat", 26. 20

Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (Tafsīr al-Āyāt al-Tarbawiy) (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), Ed. 1, 235. 21

Ali Syari'ati, Tentang Sosiologi Islam (Jakarta: Ananda, 1982), 159. 22

Umat terbaik adalah yang menjaga kehidupan umat manusia dari kerusakan

(mafsadah) berarti mengedepankan kebaikan (maslahah). Kebaikan, dalam rumusan al-

Syatibi ada lima: baik untuk menjaga harta (mal), akal (aql), jiwa (nafs), keturunan (nasab),

dan agama (din) manusia. Lihat, Hamid Fahmy Zarkasyi, "Umat", 26. 23

Ali Syari'ati, Tentang Sosiologi Islam, 325-326. 24

Murtaḍa Muṭahhari, Masyarakat dan Sejarah (terjemah) M. Hashem dari judul

asli Society and History (Bandung: Mizan, 1986), cet. I, 15.

Page 26: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

26

25

Yusuf al-Qarḍawi, Anatomi Masyarakat Islam (terjemah) Setiawan Budi Utomo,

dari judul asli Malamih al-Mujtama' al-Muslim alladzi Nasyduhu (Jakarta: Pustaka al-

Kautsar, 1999), cet. I, 3. 26

Lihat, Fatḥ al-Bāry, Ahmad ibn Ali Hajar al-Asqalāny, I,160. Lihat juga, Sunan

Abi Dāwūd, III, 317; Sunan Ibnu Mājah, I, 87. 27

Lihat, Syekh Ibrahim al-Baijuri, As-Sanūsiyah (T.tp: Menara Kudus, T.th), 37. 28

Lihat, Sayyid Quṭub, Fi Zhilāl al-Qur’an, IV, 114. 29

Abū al-Fidā Ismāil Ibn Kathīr al-Qurasy, Tafsir al-Qur’an al-Azhim, III, 347. 30

Muhammad Husein al-Ṭabāṭabā‟i, Al-Mīzān fi Tafsīr al-Qur’an, XV, 320. 31

M. Amin Suma, Lima Pilar Islam (Jakarta: Kholam Publishing, 2007), 99. 32

Tabi’in artinya adalah pengikut, yaitu orang Islam awal yang masa hidupnya

setelah para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad. Usianya tentu

saja lebih muda dari Sahabat Nabi bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa

Sahabat masih hidup. Tabi'in disebut juga sebagai murid Sahabat Nabi. 33

Atau Atbaut Tabi’in artinya pengikut Tabi’in, adalah orang Islam kawan

sepergaulan dengan Tabi’in dan tidak mengalami masa hidup Sahabat Nabi. Tabi’ut tabi’in

disebut juga murid Tabi’in. 34

Fuad Kauma, Noda-Noda Ulama, 26-29. 35

Ṣahih Muslim (pembahasan tentang dhikir, bab: Keutamaan berkumpul, no. 2699,

17/24), Sunan At-Tirmidhi (pembahasan tentang ilmu, bab: Keutamaan Menuntut Ilmu, no.

2648, 7/300-301), Sunan Abu Dawud (pembahasan tentang ilmu, bab: Motivasi untuk

Menuntut Ilmu, no. 2643, 4/59), dan Musnad Ahmad (no. 7418, 2/332, 8292, 2/429). 36

Ṣahiḥ At-Tirmidhi, (Bab: Ilmu, no. 2683), Sunan Abu Dawud (pembahasan tentang

ilmu, bab: Anjuran Menuntut Ilmu, no. 3641, 4/57-58), Sunan Ibnu Mājah (mukadimah, bab:

Mengambil Manfaat dari Ilmu serta Mengamalkannya, no. 240, 1/48), Musnad Ahmad bin

Hanbal (2/251, no. 21709). 37

Sunan At-Tirmidhi, (pembahasan tentang ilmu, bab: Keutamaan Ilmu, no. 2649,

7/301), Sunan Ibnu Mājah (Mukadimah, bab: Mengambil Manfaat dari Ilmu dan

Mengamalkannya, no. 240, 1/48), Musnad Ahmad (2/551, no. 9393), dan Jami’Al-Uṣul,

(8/7). 38

Ṣahiḥ Bukhari (Pembahasan tentang ilmu, no. 71, 1/221) dan Ṣahiḥ Muslim

(Pembahasan tentang zakat, bab: Larangan Banyak Bertanya, no. 1037, 7/134-135). 39

Sunan Ibnu Mājah (dalam Muqaddimah, no. 237, 1/48). Ilmu pengetahuan yang

wajib dipelajari menurut Az-Zarnuji terbagi dua. Pertama ilmu farḍu ‘ain, yaitu ilmu yang

setiap Muslim secara individual wajib mempelajarinya, seperti ilmu fiqih dan ilmu ushul

(dasar-dasar agama). Kedua ilmu farḍu kifayah, yaitu ilmu di mana setiap umat Islam

sebagai suatu komunitas, bukan sebagai individu diharuskan menguasainya, seperti ilmu

pengobatan, ilmu astronomi dan lain sebagainya. Lebih jelasnya lihat, Abuddin Nata,

Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), cet. II,

109. Pernyataan Az-Zarnuji tersebut senada dengan yang dinyatakan imam Ghazali dalam

kitabnya Ihya Ulūm al-Dīn (Kebangkitan Ilmu-ilmu Agama), bahwa mencari ilmu dapat

digolongkan sebagai ilmu ushul dan ilmu furu‟. Mempelajari ilmu ushul hukumnya adalah

farḍu ‘ain. Kita harus tahu bagaimana berwuḍu yang benar, bagaimana berṣalat yang benar,

berpuasa yang benar dan lain sebagainya. Sedangkan mencari atau mempelajari ilmu

kauniyah yang berguna bagi masyarakat hukumnya paling tidak farḍu kifayah. Sebab ilmu

kedokteran, ilmu hukum, ilmu militer, ilmu teknik, dan lain-lainnya diperlukan untuk

Page 27: ULAMA TELADAN UMAT - stityamaltangerang.files.wordpress.com fileDua hadis itulah yang menghantarkan penulis untuk membuat artikel tentang Ulama Teladan Umat , dan mudah-mudahan setelah

27

keselamatan, keamanan, dan tegaknya masyarakat muslim. Lebih jelasnya lihat, Abu Hamid

al-Ghazali, Ihya ‘Ulūm al-Dīn (Beirut: Dār al-Fikr, t.th), Juz I, 14. 40

Nabi Muhammad saw yang diyakini oleh umat Islam sebagai pembawa risalah

Tuhan yang terakhir, sudah sejak awal abad ke-7 Masehi secara tegas telah menyatakan

bahwa tugas utamanya adalah sebagai penyempurna akhlak manusia.

Dalam al-Qur‟an terdapat pula pernyataan, bahwa Nabi Muhammad saw adalah

seorang yang berakhlak agung (QS. al-Qalam [68]: 4). Karena itu, ia patut dijadikan contoh

teladan (QS. al-Aḥzab [33]: 21). 41

Hamka, “Jasa-jasa Ulama dalam Perjuangan Bangsa” dalam Husein Segaf, dkk,

Ulama dan Pembangunan (Jakarta: Panitia Munas I MUI, 1976), 341. 42

QS. al-Ghaṣiyah [88]: 21-22. 43

QS. an-Naḥl [16]: 43. Bila ulama hatinya telah teracuni oleh hubbud dunya

(materialistis) atau masih menomorsatukan dunia daripada kepentingan akhiratnya, ulama

seperti ini telah menjadikan ilmunya sebagai perantara untuk memperoleh kebahagiaan di

dunia. Ia pandai memutarbalikkan dalil dan ayat-ayat Allah untuk menutupi kebusukan

hatinya, sehingga dari luar tidak tampak kalau dirinya itu sebenarnya adalah orang yang

hubbud dunya. Fatwa-fatwa ulama seperti ini bisa dipesan asalkan dirinya merasa

diuntungkan, apakah itu dalam bentuk fasilitas, pengaruh, jabatan, atau dalam bentuk materi.

Inilah tipe Ulama Manutan bukan Ulama Panutan. Lihat, Fuad Kauma, Noda-Noda Ulama,

18. 44

QS. Fāṭir [35]: 28. 45

QS. aṣ-Ṣaff [60]: 2-3. 46

Bachtiar Nasir, "Tugas dan Peranan Ulama", Konsultasi Agama Republika, 17

Februari 2012, 12. 47

Contoh-contoh akhlak Islam/ sopan santun tersebut merupakan nasihat/ wejangan

dari K.H. Ahmad Sahal dan K.H. Imam Zarkasyi di Pondok Modern Gontor. Lihat, Kaelany

HD., Gontor dan Kemandirian (Pondok, Santri, dan Alumni) (Jakarta: PT. Bina Utama

Publishing, 2002), cet. II, 38-42. 48

Muhammad Naṣiruddin al-Albani, Irwaul Gholil Fī Takhrīj Ahāditsi Manaris

Sabīl (Beirut: Al-Maktab al-Islami, 1979), Juz 3, No. Hadis 833, 315.