TEORI TAMBAHAN

12
 TEORI TAMBAHAN  Proses Penyulutan Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang  pendek (garis tengah elektroda).  Menyalakan busur listrik  Untuk memperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere) yang tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan  busurd apat dilakukan dengan 2 (dua) cara yakni : y Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur dilakukan dengan menggoreskan elektrod a pada benda kerja. y Untuk menyalakan busur pa da pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan . y Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk melanjutkan pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali ini dilakukan pada tempat kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti . Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat sedikit dari pekerjaan hingga jaraknya ± sama dengan diameter elektroda. Untuk elektroda diamet er 3,25 mm, jarak ujung elektroda denga n permukaan baha n dasar ± 3,25 mm. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan : y Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam induk besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser posisinya ke sisi logam induk. y Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya untuk memanaskan logam induk. y K alau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama dengan garis tengah penampang tadi. y  Memadamkan busur listrik  Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu  penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah agak miring. Pengaruh panjang bu sur pada hasil la s. Panjang busur (L) Yang normal adalah kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti elektroda. y Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik. Hasilnya : rigi-rigi las yang halus dan  baik, tembusan las yang baik perpaduan dengan bahan dasar baik  percikan teraknya halus.

Transcript of TEORI TAMBAHAN

Page 1: TEORI TAMBAHAN

5/8/2018 TEORI TAMBAHAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-tambahan 1/12

 

TEORI TAMBAHAN

  Proses Penyulutan 

Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur 

sambungan disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang

 pendek (garis tengah elektroda).

  Menyalakan busur listrik  

Untuk memperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur 

(ampere) yang tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan

 busurd apat dilakukan dengan 2 (dua) cara yakni :

y Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur 

dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja.

y Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan .

y Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk 

melanjutkan pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur 

kembali ini dilakukan pada tempat kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti .

Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat sedikit dari pekerjaan

hingga jaraknya ± sama dengan diameter elektroda. Untuk elektroda

diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan dasar ±

3,25 mm.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :

y Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam

induk besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan

geser posisinya ke sisi logam induk.y Perbesar jarak tersebut(perpanjang nyala busur) menjadi dua kalinya

untuk memanaskan logam induk.

y K alau logam induk telah sebagian mencair, jarak elektroda dibuat sama

dengan garis tengah penampang tadi.

y   Memadamkan busur listrik  

Cara pemadaman busur listrik mempunyai pengaruh terhadap mutu

 penyambungan maniklas. Untuk mendapatkan sambungan maniklas yang baik 

sebelum elektroda dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busur 

dikurangi lebih dahulu dan baru kemudian elektroda dijauhkan dengan arah

agak miring. Pengaruh panjang busur pada hasil las.

Panjang busur (L) Yang normal adalah kurang lebih sama dengan

diameter (D) kawat inti elektroda.

y Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir 

dan mengendap dengan baik. Hasilnya : rigi-rigi las yang halus dan

  baik, tembusan las yang baik perpaduan dengan bahan dasar baik 

 percikan teraknya halus.

Page 2: TEORI TAMBAHAN

5/8/2018 TEORI TAMBAHAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-tambahan 2/12

 

y Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang

  berbentuk bola dari cairanelektroda. Hasilnya : rigi-rigi kasar ,

tembusan las dangkal, percikan teraknya kasar, keluar jalur las.

y Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi

 pembekuan ujung elektroda pada pengelasan. Hasilnya : rigi las tidak 

merata, tembusan las tidak baik percikan ,teraknya kasar dan berbentuk  bola. dan dari las

y   Pengaruh Besar Arus 

Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu

rendah sukarnya akan menyebabkan busur penyalaan listrik dan busur listrik 

yang terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan

elektroda dan bahan dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang kecil

dan tidak rata serta penembusan yang kurang dalam.

Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu

cepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yangdalam.

Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang

dipakai, posisi pengelasan serta tebal bahan dasar.

  Pengaruh K ecepatan Elektroda 

K ecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda, diameter inti

elektroda, bahan yang dilas, geometri sambungan, ketelitian sambungan dan

lainlainnya. Dalam hampir tidak ada hubungannya dengan tegangan las tetapi

  berbanding lurus dengan arus las. K arena itu pengelasan yang cepat

memerlukan arus las yang tinggi.

Bila tegangan dan arus dibuat tetap, sedang kecepatan pengelasan

dinaikkan maka jumlah deposit per satuan panjang las jadi menurun. Tetapi di

samping itu sampai pada suatu kecepatan tertentu, kenaikan kecepatan akan

memperbesar penembusan. Bila kecepatan pengelasan dinaikkan terus maka

masukan panas per satuan panjang juga akan menjadi kecil, sehingga

 pendinginan akan berjalan terlalu cepat.

Pada umumnya dalam pelaksanaan kecepatan selalu diusahakan

setinggitingginya tetapi masih belum merusak kwalitas manik las. Pengalaman

  juga menunjukkan bahwa makin tinggi kecepatan makin kecil perubahan

 bentuk yang terjadi.

K ecepatan pengelasan yang rendah akan menyebabkan pencairan yang

  banyak dan pembentukan manik datar yang dapat menimbulkan terjadinya

lipatan manik. Sedangkan kecepatan yang tinggi akan menurunkan lebar 

manik dan menyebabkan terjadinya bentuk manik yang cekung dan takik.

Page 3: TEORI TAMBAHAN

5/8/2018 TEORI TAMBAHAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-tambahan 3/12

 

  Pendinginan  

Lamanya pendinginan dalam suatu daerah temperatur tertentu dari

suatu siklus termal las sangat mempengaruhi kwalitas sambungan. K arena itu

  banyak sekali usaha-usaha pendekatan untuk menentukan lamanya waktu

 pendinginan tersebut. Pendekatan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk rumus

empiris atau nomograf atau tabel .

  Elektroda 

y K lasifikasi Elektroda 

Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik 

manurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan

dengan tanda E XXXX yang artinya sebagai berikut :

E menyatakan elaktroda busur listrik 

XX (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las

dalam ribuan Ib/in2 lihat table.

X (angka ketiga) menyatakan posisi pangelasan. angka 1 untuk   pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di

 bawah tangan

X (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok 

dipakai untuk pengelasan lihat table.

Contoh : E 6013 Artinya: K ekuatan tarik minimum den deposit las

adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2 Dapat dipakai untuk pengelasan

segala posisi Jenis selaput elektroda Rutil-K alium dan pengelasan

dengan arus AC atau DC + atau DC .

y Jenis Elektroda 

  Elektroda Baja Lunak  

1.   E 6010 dan E 6011  

Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang

dapat dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang

dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang

tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las biasanya

mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai

untuk pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput

selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan

menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung K alium

untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai

arus AC.

2.   E 6012 dan E 6013 

K edua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat

manghasilkan penembusan sedang. K eduanya dapat dipakai

untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E

Page 4: TEORI TAMBAHAN

5/8/2018 TEORI TAMBAHAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-tambahan 4/12

 

6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke

 bawah.

Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada ampere yang

relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung

lebih benyak K alium memudahkan pemakaian pada voltage

mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecilkebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.

3.   E 6020 

Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las

sedang dan teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput

elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan.

Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir 

menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari pada

 bawah tangan atau datar pada las sudut.

  Elektroda Berselaput 

Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik 

mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat Inti.

Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi,

semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5

mm sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm.

Jenisjenis selaput fluksi pada elektroda misalnya selulosa,

kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin,

kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon,

  besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-

  beda, untuk tiap jenis elektroda. Tebal selaput elektroda

  berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda

tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput

elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2

yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda

kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan

  N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias.

Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku

melapisi permukaan las yang masih panas.

1.  Elektroda dengan selaput serbuk besi  Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan

E 7028 mengandung serbuk besi untuk meningkatkan

efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan lebih

tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan

adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan

memerlukan ampere yang lebih tinggi.

Page 5: TEORI TAMBAHAN

5/8/2018 TEORI TAMBAHAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-tambahan 5/12

 

2.  Elektroda Hydrogen rendah 

Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang

rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat

 bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan

yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye

untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalamitekanan Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E

7015, E 7016 dan E 7018.

  Elektroda untuk besi tuang 

1.  Elektroda baja 

Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang

akan menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak 

dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda

ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk 

mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.

2.  Elektroda Nikel  

Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila

hasil las masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda

nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi

las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata

dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik.

K arakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

3.  Elektroda Perunggu 

Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak,

sehingga panjang las dapat ditambah. K awat inti dari

elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput

yang menghasilkan busur stabil.

4.  Elektroda untuk aluminium 

Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat

dari logam yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang

sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan

dari pabrik yang membuatnya.

  Elektroda untuk  pelapis keras 

1.  Elektroda tahan kikisan 

Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang

diisi dengan serbuk-serbuk karbida. Elektroda dengan

diameter 3,25 mm - 6,5 mm dipakai peda pesawat las AC

Page 6: TEORI TAMBAHAN

5/8/2018 TEORI TAMBAHAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-tambahan 6/12

 

atau DC kutub terbalik. Elektroda ini dapat dipakai untuk 

 pelapis keras permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas

lubang dan beberapa type pisau.

2.   Elektroda tahan pukulan 

Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DCkutub terbalik. Dipakai untuk pelapis keras bagian pemecah

dan palu.

3.   Elektroda tahan keausan 

Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang

mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom. Biasanya

dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan

dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat

tinggi.

  Macam-macam gerakan elektroda 

y  Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan

untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap.

y  Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar 

 jalur las yang dikehendaki.

Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan

kebawah menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan

keatas lebih dangkal daripada ayunan kehawah.

Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk 

mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat. Beberapa

 bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titiktitik pada

ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat

tersebutL untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah

sambungan.

Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik 

dengan gerakan lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun

lebih lama, sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk 

dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus

memperhatikan tebal bahan dasar.

Alur Spiral

Alur Zig-zag

Page 7: TEORI TAMBAHAN

5/8/2018 TEORI TAMBAHAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-tambahan 7/12

 

Alur segitiga

  Posisi Pengelasan 

y  Posisi di Bawah Tangan 

Posisi bawah tangan merupakan posisi pengelasan yang paling mudahdilakukan. Oleh sebab itu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan

  pengelasan sedapat meungkin di usahakan pada posisi dibawah tangan.

K emiringan elektroda 10 derajat 20 derajat terhadap garis vertical kea

rah jalan elektroda dan 70 derajat-80 derajat terhadap benda kerja.

y  Posisi Tegak (vertical) 

Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas

atau ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit

karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat

diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajatterhadapvertikal dan 70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.

y  Posisi Datar (horizontal) Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga

mengelas merata dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah

elektroda mengikuti horizontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring

sekitar 5 derajat 10 derajat terhadap garis vertical dan 70 derajat 80

derajat kearah benda kerja.

y  Posisi  di Atas K epala (overhead) Posisi pengelasan ini sangat sulit dan

 berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las,oleh karena itu diperlukan perlengkapan yang serba lengkap. Mengelas

dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan

kedudukan elektroda sekitar 5 derajat 20 derajat terhadap garis vertical

dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.

  Posisi Datar (1G) 

Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan

setengah bulan Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada

kedua sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type

 posisi datar (1G) didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan

 pada material pipa dengan jalan pipa diputar.

  Posisi Horizontal (2G) 

Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi

horizontal, yaitu pipa pada posisi tegak dan

 pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi

 pipa. K esulitan pengelasan posisi horizontal adalah

Page 8: TEORI TAMBAHAN

5/8/2018 TEORI TAMBAHAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-tambahan 8/12

 

adanya gaya gravitasi akibatnya cairan Adapun las akan posisi selalu sudut

kebawah. Electrode pengelasan pipa 2G yaitu 90º Panjang gerakan elektrode

antara 1-2 kali diameter elektrode.

  Posisi Vertikal (3G) 

Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G inidilaksanakan elektrode pada vertikal. K esulitan pengelasan ini hampir sama

dengan posisi 2G akibat gaya gravitasi cairan elektrode las akan selalu

kebawah.

  Posisi Horizontal Pipa (5G) 

Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2, yaitu :

1.   Pengelasan Naik  

Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding teal karena

membutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik rendah

kecepatannya lebih dibandingkan pengelasan dengan arah turun,sehingga panas masukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding

dengan pengelasan turun. Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan

 pada posisi horizontal tetap dan pengelasan dilakukan mengelilingi

  pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan las

kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai

  pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00

melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan

dengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00

melalui jam 3. Gerakan elektrode untuk 

  posisi root pass (las akar) adalah

  berbentuk segitiga teratur dengan jarak 

 busur ½ kali diameter elektrode.

2.   Pengelasan Turun 

Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak 

serta gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan

dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis.

  Pengelasan Posisi Fillet 

Pengelasan fillet juga disebut sambungan T.joint pada posisi cairan las-

lasan diberikan pada posisi menyudut. Pada sambungan ini terdapat diantara

material pada posisi mendatar dan posisi tegak. Posisi sambungan ini termasuk 

  posisi sambungan yang relative mudah, namun hal yang perlu diperhatikan

 pada sambungan ini adalah kemiringan elektroda, gerakan ayunan tergantung

 pada kondisi atau kebiasaan operator las.

Page 9: TEORI TAMBAHAN

5/8/2018 TEORI TAMBAHAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-tambahan 9/12

 

1.  Perlengkapan Las listrik  

  K abel Las 

K abel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet

isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :

y  kabel elektroda

y  kabel massay  kabel tenaga

K abel elektroda adalah kabel yang menghubungkan

  pesawat las dengan elektroda. K abel massa adalah

kabel yang menghubungkan pesawat las dengan

  benda kerja. K abel tenaga adalah kabel yang

menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik 

dengan pesawat las. K abel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC DC.

  Pemegang elektroda Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan

  pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari

mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan

 penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas,

  bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel

digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.

  Palu Las 

Palu las digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan

terak las pada jalur las dengan jalan memukulkan atau

menggoreskan pada daerah las. Berhati-hatilah

membersihkan terak las dengan palu las karena

kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian

 badan lainnya.

Page 10: TEORI TAMBAHAN

5/8/2018 TEORI TAMBAHAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-tambahan 10/12

 

  Si K   

Di untuk : 

� M i kan benda ker  ja yang akan dilas

� Membersi kan terak Ias yang sudah lepas dar i  jalur  las oleh

 pukulan palu las.

  Kl M  

lem massa edalah suatu alat untuk 

menghubungkan kabel massa ke benda ker  ja.

Biasanya k lem massa di buat dar i bahan dengan

 penghantar  listr ik yang baik seper ti tembaga agar 

arus listr ik dapat mengalir dengan baik, k lem

massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat.

Yang dapat men jepit benda ker  ja . Walaupun demik ian permukaan benda ker  ja yangakan dijepit dengan k lem massa harus di bersihkan ter lebih dahulu dar i kotoran-

kotoran seper ti karat, cat, minyak.

  Tang  njepi

en jepit (tang) digunakan untuk memegang atau

memindahkan benda ker  ja yang masih panas.

 

Tegangan  an arus listri pada  esin las 

Volt adalah suatu satuan tegangan listr ik yang dapat diukur 

dengan suatu alat voltmeter. Tegangan diantara elek troda dan

 bahan dasar menggerakkan electron-elek tron melintasi busur.

Ampere adalah jumlah arus listr ik yang mengalir yang dapat diukur dengan amperemeter. Lengkung listr ik yang pan jang

akan menurunkan arus dan menaikkan tegangan.

 

Page 11: TEORI TAMBAHAN

5/8/2018 TEORI TAMBAHAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-tambahan 11/12

 

2.  Perlengkapan K eselamatan K erja 

  Helm Las 

Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi

kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan

ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun

mata,Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yangdapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah

tersebut. Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh

dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter.

Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang

dapat menahan sinsar las dengan kaca las. Ukuran kaca Ias yang dipakai

tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las

adalah sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk 

  pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75

amper. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk 

 pengelasan dari 200 sampai 400 amper.

  Sarung Tangan (Welding Gloves) 

Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak 

untuk memudahkan memegang pemegang elektroda.

Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang

sarung tangan.

  Apron 

Apron adalan alat pelindung badan dari percikan

 bunga api yang dibuat dari kulit atau dari asbes. Ada

  beberapa jenis/bagian apron : apron lengan apron

lengkap apron dada.

  K amar Las 

K amar las dibuat dari bahan tahan api. K amar las

 pentinh agar orang yang ada disekitar tidak terganggu

oleh cahaya las. Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya

kamar las dilengkapi dengan si istim ventilasi. Didalam

kamar las ditempatka meja las. Meja las harus bersih

dari bahan-bahan yanng mudah terbakar agar terhindar 

dari kemungkinan terjadinya kebakaran .

  Jaket Las 

Jaket pelindung badan+tangan yang terbuat dari

kulit/asbes

Page 12: TEORI TAMBAHAN

5/8/2018 TEORI TAMBAHAN - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/teori-tambahan 12/12