Skripsi PT
-
Upload
ismail-andi-baso -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of Skripsi PT
-
8/6/2019 Skripsi PT
1/90
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong Indonesia
mencapai tahap industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri
yang ditunjang dengan teknologi yang telah maju dan modern. Salah
satu konsekuensi dari perkembangan industri yang sangat pesat dan
persaingan yang ketat antar perusahaan di Indonesia sekarang ini
adalah tertantangnya proses produksi kerja dalam perusahaan supaya
terus menerus berproduksi selama 24 jam. Dengan demikian
diharapkan ada peningkatan kualitas serta kuantitas produksi untuk
mencapai keuntungan yang maksimal. (Imansyah, 2004)
Sehat digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial
seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan
kesehatan lainnya melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk
berinteraksi dengan lingkungan serta pekerjaannya (Budiono, 2003).
Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat
atau aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja
dan masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,
mental, dan juga sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat
lingkungan perusahan tersebut, melalui usaha-usaha promotif,
preventif, dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-
gangguan kesehatan lainnya yang diakibatkan oleh pekerjaannya atau
lingkungan kerja. Tidak adanya absentisme atau rendahnya angka
-
8/6/2019 Skripsi PT
2/90
2
absentisme dan meningkatnya status kesehatan pekerja ini jelas akan
meningkatkan efesiensi, yang bermuara terhadap meningkatkan
keuntungan perusahaan. (notoatmodjo, 2005)Bekerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia.
Kebutuhan itu bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan
sering kali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena
ada sesuatu yang ingin dicapai dan orang berharap aktivitas kerja
yang dilakukannya akan membawakan suatu keadaan yang lebih
memuaskan dari sebelumnya. (Anoraga, 2001)
Lingkungan kerja yang tidak memenuhi standar yang ada misalnya
bising yang melebihi ambang batas, pencahayaan yang kurang atau
kadang terlalu berlebihan yang menyebabkan kesilauan, iklim kerja
yang tidak kondusif merupakan faktor yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan. Kebisingan merupakan suara yang tidak di
inginkan. Kebisingan selain dapat menimbulkan ketulian sementara
dan ketulian permanen juga akan berdampak negatif lain seperti
gangguan komunikasi dan efek pada pekerjaan. (Hadian, 2000)
Interaksi antara manusia, alat dan bahan, serta lingkungan kerja
menimbulkan beberapa pengaruh terhadap tenaga kerja. Pengaruhatau dampak negatif sebagai hasil samping proses industri merupakan
beban tambahan dari tenaga kerja, yang bisa menimbulkan kelelahan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya beban tambahan
lingkungan kerja yaitu: Faktor fisik (penerangan, kebisingan, vibrasi
mekanis, iklim kerja dan radiasi), Faktor kimia (gas, uap, debu, kabut
-
8/6/2019 Skripsi PT
3/90
3
fume, asap, awan, cairan dan benda padat), Faktor biologi (tumbuhan
dan hewan), Faktor fisiologis (konstruksi mesin, sikap dan cara kerja),
dan Faktor psikologis (suasana kerja, hubungan antara pekerja ataudengan atasan). (Depnaker, 2004)
Faktor fisik tersebut akan merugikan tenaga kerja apabila terjadi
ketidakseimbangan dan ketidaknyamanan pada saat bekerja. Hal ini
biasanya terjadi pada lingkungan kerja yang panas sehingga tenaga
kerja yang terpapar panas suhu tubuhnya akan meningkat. Ini terjadi
karena adanya aliran panas dari lingkungan kerja yang suhunya lebih
tinggi ke tubuh tenaga kerja yang suhunya lebih rendah sampai dalam
keadaan seimbang. Kondisi lingkungan kerja yang mempunyai
kebisingaan melebihi 85 dBAA dapat mengganggu kesehatan pekerja
seperti ketulian progesif. World Health Organization (WHO) yang
dikutip oleh Hadian (2000) melaporkan tahun 1988 terdapat 8-12%
penduduk dunia menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk,
angka itu diperkirakan akan terus meningkat.
Disamping itu penerangan yang tidak baik akan menyebabkan
kerusakan pada alat penglihatan, dan semua itu akan menyebabkan
menurunnya konsentrasi dan kelelahan mental bagi para tenaga kerja.(Depnaker, 2004)
Kelelahan (fatigue ) merupakan salah satu risiko terjadinya
penurunan derajat kesehatan tenaga kerja. (Budiono, 2003)
menyatakan kelelahan kerja ditandai dengan melemahnya tenaga
kerja dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan, sehingga akan
-
8/6/2019 Skripsi PT
4/90
4
meningkatkan kesalahan dalam melakukan pekerjaan dan akibat
fatalnya adalah terjadinya kecelakaan kerja. Dari laporan survei di
Negara maju diketahui bahwa 10-50% penduduk mengalami kelelahanakibat kerja. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya prevalensi
kelelahan sekitar 20% pasien yang membutuhkan perawatan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh kementrian tenaga kerja
jepang terhadap 12.000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000
pekerja di Negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan
hasil bahwa ditemukan bahwa 65% pekerja mengeluhkan kelelahan
fisik akibat kerja rutin, 28% mengeluhkan kelelahan mental dan sekitar
7% pekerja mengeluh stress dan merasa tersisihkan. (hidayat, 2003)
Di Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan timur merupakan
salah satu daerah yang memiliki banyak sumberdaya batubara.
Batubara merupakan salah satu sumber energi alternatif di Indonesia
yang cukup besar cadangannya. PT Kaltim Prima Coal merupakan
salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan
batubara. Coal Preparation Plant merupakan salah satu departemen
yang ada di PT Kaltim Prima Coal. Departemen ini merupakan pusat
pengolahan dan penyiapan batubara dari tambang sehinggamenghasilkan batubara yang sesuai dengan permintaan pembeli baik
dari segi fisik maupun kualitasnya. Dalam menjalankan fungsinya di
atas, departemen ini dilengkapi berbagai peralatan dan mesin-mesin
yang beroperasi setiap hari selama 24 jam terdiri dari 3 shift.
-
8/6/2019 Skripsi PT
5/90
5
Pengangkutan dari stockpile yang melalui bawah tanah (tunnel)
atau biasa disebut ruang terbatas memiliki suhu yang relative tinggi
temperaturnya, pengukuran yang dilakukan di ruang terbatas pada 5titik yang ada di dalamnya dibulan November 2009 terdapat hasil
sebagai berikut : titik 1 (28,8), titik 2 (29,3), titik 3 (29,8), titik 4 (28,6),
dan titik 5 (29,2), sehingga membuat orang yang bekerja di dalamnya
apabila terjadi kerusakan alat atau mesin merasa kurang nyaman
apalagi jika mesin pengangkutnya masih beroperasi maka selain
temperature suhu yang naik, pekerja juga terganggu oleh suara bising
dari mesin tersebut.
Kondisi penerangannya sendiri ada yang telah memenuhi standar
ada pula yang kurang seperti pengukuran yang dilakukan pada tahun
2002 oleh safety coordinator di crusher 5 diukur 3 titik, dan didapatkan
hasil pngukurannya yaitu : 183 lux, 192 lux dan 33 lux.
Kondisi dari ketidakstabilan lingkungan fisik yang berupa
kebisingan, getaran, penerangan tempat kerja dan juga iklim kerja
pada saat mereka melakukan pekerjaan membuat para pekerja
merasa menjadi cepat mengalami kelelahan. Hal ini menjadi dasar
minat mahasiswa untuk meneliti dengan tema Hubungan LingkunganFisik terhadap Kelelahan kerja pada karyawan Maintenance bagian
Coal Preparation Plant PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten
Kutai Timur Tahun 2010.
-
8/6/2019 Skripsi PT
6/90
6
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan Lingkungan Fisik tehadap kelelahan kerja
pada karyawan maintenance bagian Coal Preparation Plant PT. KaltimPrima Coal Sangatta Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan Lingkungan Fisik terhadap kelelahan
kerja pada karyawan maintenance bagian Coal Preparation Plant
PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten Kutai Timur Tahun
2010.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan kebisingan terhadap kelelahan
kerja pada karyawan maintenance bagian Coal Preparation
Plant PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten Kutai Timur
Tahun 2010.
b. Untuk mengetahui hubungan getaran terhadap kelelahan
kerja pada karyawan maintenance bagian Coal PreparationPlant PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten Kutai Timur
Tahun 2010.
c. Untuk mengetahui hubungan penerangan terhadap
kelelahan kerja pada karyawan maintenance bagian Coal
-
8/6/2019 Skripsi PT
7/90
7
Preparation Plant PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten
Kutai Timur Tahun 2010.
d. Untuk mengetahui hubungan iklim kerja terhadap kelelahankerja pada karyawan maintenance bagian Coal Preparation
Plant PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten Kutai Timur
Tahun 2010.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi peneliti
Dapat meningkatkan pengetahuan dan sarana pengembangan
teori yang telah didapat dalam perkuliahan sehingga diperoleh
pengalaman langsung khususnya mengenai kesehatan dan
keselamatan kerja yang ditulis dalam bentuk tulisan ilmiah.
2. Bagi Fakultas
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan
data dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka
guna pengembangan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk mengetahuiseberapa besar tingkat kelelahan yang dialami karyawan
Maintenance bagian CPP PT.KPC Sangatta, serta sebagai bahan
pertimbangan untuk mengevaluasi adanya keluhan tenaga kerja dan
mencari alternatif pemecahan masalah yang ada.
-
8/6/2019 Skripsi PT
8/90
8
Sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan serta
penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk
meningkatkan derajat kesehatan kerja karyawan khususnyaMaintenance bagian Coal Preparation Plant PT KPC Sangatta.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. Lingkungan Fisik
Faktor fisik merupakan komponen yang terdapat di lingkungan
kerja seperti kebisingan, penerangan, iklim kerja, getaran dan radiasi,
yang biasanya mempengaruhi tenaga kerja (Depnaker, 2004). Faktor
fisik yang diteliti dalam penelitian ini adalah kebisingan, getaran,
penerangan dan iklim kerja.
1. Kebisingan
Kebisingan merupakan masalah kesehatan yang selalu timbul,
baik pada industri besar seperti pabrik baja, pabrik mobil maupun
industri rumah tangga seperti penggergajian kayu, pande besi,
perajin kuningan serta aneka logam lainnya.
a. Pengertian Kebisingan
Menurut KEP.MENAKER NO:KEP-51/MEN/1999 yangdimaksud dengan kebisingan adalah semua suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan
atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran. Sedangkan menurut Fox
-
8/6/2019 Skripsi PT
9/90
9
(1969), kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki atau
tidak diharapkan oleh seseorang. (Ramdan, 2007)
Bunyi merupakan suatu gelombang berupa getaran darimolekul-molekul zat yang saling beradu satu dengan yang lain
secara terkoordinasi sehingga menimbulkan gelombang dan
meneruskan energi serta sebagian dipantulkan kembali. Media
yang dilalui mempunyai masa yang elastis sehingga
menghantarkan bunyi tersebut. Bunyi merambat melalui udara
dengan kecepatan sekitar 344 m/detik pada suhu 20oC dan
menimbulkan gelombang dengan sumber bunyi sebagai titik
pusat dan disebarkan secara radial membentuk bidang
gelombang (Salim, 2002).
Frekuensi bunyi yang dapat didengar telinga manusia
terletak antara 16 hingga 20.000 Hz. Frekuensi bicara terdapat
pada rentang 250-4000 Hz. Bunyi frekuensi tinggi adalah yang
paling berbahaya.
Bunyi dapat dibedakan dalam 3 rentang frekuensi sebagai
berikut:
1. Infra sonic , bila suara dengan gelombang antara 0- 16 Hz.Infra sonic tidak dapat didengar oleh telinga manusia dan
biasanya ditimbulkan oleh getaran tanah dan bangunan.
Frekuensi
-
8/6/2019 Skripsi PT
10/90
10
2. Sonic, bila gelombang suara antara 16-20.000 Hz,
merupakan frekuensi yang dapat ditangkap oleh telinga
manusia.3. Ultra sonic , bila gelombang >20.000 Hz. Frekuensi di atas
20.000 Hz sering digunakan dalam bidang kedokteran,
seperti untuk penghancuran batu ginjal, pembedahan
katarak karena dengan frekuensi yang tinggi bunyi
mempunyai daya tembus jaringan cukup besar, sedangkan
suara dengan frekuensi sebesar ini tidak dapat didengar
oleh telinga manusia.
b. Jenis Kebisingan
Jenis kebisingan yang sering ditemui adalah:
1. Kebisingan continue dengan spectrum frekuensi yang
luas (steady state, wide band noise ). Jenis kebisingan ini
dapat dijumpai misalnya pada mesin-mesin produksi, kipas
angin, dapur pijar dan lain-lain.
2. Kebisungan continue dengan spectrum frekuensi
sempit (steady state, narrow band noise ). Jenis kebisinganseperti ini dapat dijumpai pada gergaji sirkuler, katup gas
dan lain-lain.
3. Kebisingan terputus-putus (intermitent ). Kebisingan
jenis ini dapat ditemukan misalnya pada lalu lintas darat,
suara kapal terbang dan lail-lain.
-
8/6/2019 Skripsi PT
11/90
11
4. Kebisingan impulsive (impact or impulsive noise ).
Jenis kebisingan seperti ini dapat ditemukan misalnya pada
pukulan mesin kontruksi, tembakan senapan, atau suaraledakan.
5. Kebisingan impulsive berulang. Jenis kebisingan ini
dapat dijumpai misalnya pada bagian penempaan besi di
perusahaan besi. (Ramdan, 2007)
c. Pengaruh Kebisingan
Setiap tenaga kerja memiliki kepekaan sendiri-sendiri
terhadap kebisingan, terutama nada yang tinggi, karena
dimungkinkan adanya reaksi psikologis seperti stres, kelelahan,
hilang efisiensi dan ketidaktenangan (Sutaryono, 2002). Lebih
dari itu (Wardhani, 2004), menyatakan pengaruh utama dari
kebisingan kepada kesehatan (efek fisiologis) adalah kerusakan
pada indra pendengar yang menyebabkan ketulian.
Disamping itu sumber kebisingan yang tinggi memiliki
pengaruh terhadap tenaga kerja, yaitu:
1) Mengurangi kenyamanan dalam bekerja2) Mengganggu komunikasi atau percakapan antar
pekerja
3) Mengurangi konsentrasi
4) Menurunkan daya dengar, baik yang bersifat
sementara maupun permanen
-
8/6/2019 Skripsi PT
12/90
12
5) Tuli akibat kebisingan (Budiono, 2003).
Kebisingan mengakibatkan kerusakan pada indra-indra
pendengaran, hal ini dapat berbentuk ketulian progresif. Mula-mula efek kebisingan pada pendengaran adalah sementara dan
dapat pulih lagi dengan cepat sesudah berhenti bekerja di
tempat bising. Jika bekerja terus menerus di tempat dengan
tingkat kebisingan tinggi secara terus menerus maka berakibat
kehilangan daya dengar yang menetap dan tidak pulih lagi.
d. Pengukuran Kebisingan
Pengukuran kebisingan biasanya dilakukan dengan tujuan
memperoleh data kebisingan di perusahaan atau dimana saja
sehingga dapat dianalisis dan dicari pengendaliannya.
Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan
adalah dengan menggunakan sound level meter dengan satuan
intensitas kebisingan sebagai hasil pengukuran adalah desibel
(dBAA). Alat ini mampu mengukur kebisingan diantara 30 -130
dBAA dan dari frekuensi 20-20000 Hz. Alat kebisingan yang
lain adalah yang dilengkapi dengan octave band analyzer dannoise dose meter (Depnaker, 2004)
Nilai ambang batas atau selanjutnya disingkat NAB
adalah besarnya tingkat suara dimana sebagian besar tenaga
kerja masih berada dalam batas aman untuk bekerja 8 jam/hari
atau 40 jam / minggu. Menurut KEPMENAKER NO : KEP-
-
8/6/2019 Skripsi PT
13/90
13
51/MEN/1999 NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 dBAA,
sedangkan kebisingan yang melampaui NAB, waktu
pemajanannya ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.1.1.1 Nilai Ambang Batas KebisinganWaktu pemajanan
perhariIntensitas kebisingan dalam
dBAA8
Jam
854 882 911 9430
Menit
9715 1007,5 1033,75 1061,88 1090,94 112
28,12
Detik
11514,06 118
7,03 1213,52 1241,76 1270,88 1300,44 1330,22 1360,11 139
2. Getaran
a. Pengertian getaran
Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur
dari benda atau media dengan arah bolakbalik dari kedudukan
keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat di jalankan
dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis
(Budiono, 2003).
-
8/6/2019 Skripsi PT
14/90
14
Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara
atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis
lainnya. Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakaisatuan ukuran hertz (Depkes, 2003). Getaran (vibrasi) adalah
suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari
tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat
getaran peralatan mekanis yang di pergunakan dalam tempat
kerja.
Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam
industri logam, perakitan kapal, dan otomotif, juga
dipertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. Perkakas
yang paling banyak digunakan adalah: bor pneumatik, alatalat ini
menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik dan efeknya
merugikan yang berbeda. Pada perum perhutani sumber getaran
yang ada pada peralatan seperti band resaw, cross cut, log band
saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder.
b. Jenis Getaran
Ada dua tipe vibrasi pada manusia yaitu : whole body vibration (WBV) dan hand arm vibration (HAV). WBV
ditransmisikan ke tubuh melalui permukaan penyangga (kaki,
pantat, punggung, dsb). Seseorang yang mengemudikan
kendaraan dikenai WBV lewat pantat dan punggung. HAV
ditransmisikan ke tangan dan lengan, vibrasi tersebut terutama
-
8/6/2019 Skripsi PT
15/90
15
dialami oleh operator held power tool. Sisem WBV masing-
masing dipelajari secara terpisah.
1) Terpapar terhadap WBV
Terpapar terhadap WBV dapat menyebabkan kerusakan
fisik permanen atau dapat terganggu system syarafnya.
Terpapar setiap hari oleh WBV selama bertahun-tahun dapat
menyebabkan kerusakan fisik serius, sebagai contoh iskhemik
lumbago yang mempengaruhi tulang belakang bagian bawah.
Selain itu system sirkulasi dan urologi juga akan terganggu.
Terpapar WBV juga dapat menganggu system saraf pusat.
Gejala dari gangguan ini biasanya tampak dalam bentuk
kelelahan, nsomnia dan sakit kepala.
2) Keterpaparan terhadap HAV
Terpapar setiap hari oleh HAV selama bertahun-tahun
dapat menyebabkan kerusakan fisik permanen, sebagai
contoh kejadian White finger syndrome merupakan dampak
terpapar HAV yang merusak system persendian, system
persyarafan dan sirkulasi darah pada otot jari dan siku. Gejala
gatal-gatal, hilang control dan mati rasa basanya
mempengaruhi satu jari pada mulanya tetapi kelamaan akan
mempengaruhi jari-jari lain bila paparan HAV berlanjut.
(Ramdan, 2007)
-
8/6/2019 Skripsi PT
16/90
16
c. Pengaruh Getaran
1) Getaran Seluruh Badan (whole body vibration)
Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body
vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang
bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya
yang menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini
adalah sebesar 5-20 Hz. Getaran seperti ini biasanya dialami
oleh pengemudi kendaraan seperti : traktor, bus, helikopter,
atau bahkan kapal. Efek pada organ tertentu bergantung pada
resonansi alamiah organ tersebut : dada (3-6 Hz), kepala (20-
30 Hz), rahang (100-150 Hz), dan seterusnya.
Disamping rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh
goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian,
telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan
osteoarthritis tulang belakang (Harrington, 2003).
Menambahnya tonus otot-otot oleh karena getaran dibawah
frekuensi 20 Hz menjadi sebab kelelahan. Kontraksi statis ini
menyebabkan penimbunan asam laktat dalam alat-alatdengan bertambahnya panjang waktu reaksi. Rasa tidak enak
menjadi sebab kurangnya perhatian. Rangsangan-rangsangan
pada system retikuler di otak menjadi sebab mabuk.
Sebaliknya, frekuensi diatas 20Hz menyebabkan
pengenduran otot. Lain dari itu getaran-getaran frekuensi
-
8/6/2019 Skripsi PT
17/90
17
tinggi 3050Hz digunakan dalam kedokteran olah raga untuk
memulihkan otot sesudah kontraksi luar biasa.
2) Getaran pada Lengan Tangan (Tool Hand vibration)
Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui
tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar,
frekuensinya biasnya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling
berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat
peka pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada
pekerjaan seperti: Operator gergaji rantai, Tukang semprot,
potong rumput, Gerinda, Penempa palu.
Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan
patofisiologinya, efek ini disebut sebagai sindrom getaran
lengan (HVAS) yang terdiri atas:
a. Efek vaskuler-pemucatan pada episodik buku jari
ujung yang bertambah parah pada suhu dingin (Fenomena
Raynoud).
b. Efek Neurologik buku jari ujung mengalami
kesemutan dan baal.c. Efek bersifat progresif apabila ada pemanjanan
terhadap alat bergetar berlanjut dan dapat menyebabkan
dalam kasus yang parah.
d. Pengukuran Getaran
-
8/6/2019 Skripsi PT
18/90
18
Pengukuran getaran yaitu :
1) Periksa jarum penunjuk, posisikan pada angka nol
2) Periksa baterai apakah dalam keadaan baik3) Hubungkan penangkap getaran (vibration pick up)
dengan pengukur getaran (vibration meter)
4) Pasang penangkap getaran pada objek yang akan diukur
Percepatan hasil pengukuran dikalikan dengan g = 980
m/det. Ketepatan hasil pengukuran dikalikan dengan cm/det
Menurut KEPMENAKER NO : KEP-51/MEN/1999 Nilai ambang
batas getaran untuk pemajanan lengan dan tangan adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1.2.1 NAB getaran untuk lengan dan tangan
Jumlah waktupemajanan per hari
kerja
Nilai percepatan pada frekuensidominan
Meter per detik kuadrat(m/det) Gram
4 jam dan kurang dari8 jam 4 0,40
2 jam dan kurang dari4 jam 6 0,61
1 jam dan kurang dari2 jam 8 0,81
Kurang dari 1 jam 12 1,22Catatan : 1 gram = 9,81 m/det
3. Penerangan
a. Pengertian Penerangan
Menurut peraturan pemerintah (1999), penerangan ditempat
kerja adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
-
8/6/2019 Skripsi PT
19/90
19
diperlukan untuk melaksakan kegiatan secara efektif.
Penerangan dapat berasal dari cahaya alami dan buatan.
Penerangan adalah penting sebagai suatu faktor keselamatan dalam lingkungan fisik pekerja. Beberapa
penyelidikaan mengenai hubungan antara produktivitas dengan
penerangan telah memperlihatkan, bahwa penerangan yang
cukup dan diatur sesuai dengan jenis pekerjaan dapat
menghasilkan produksi maksimal dan penekanan biaya
(Sutaryono, 2002)
b. Jenis Penerangan
1) Penerangan langsung ( direct lighting ), hampir semua
cahaya didistribusikan ke bawah (90-100%), paling efisien
digunakan karena banyaknya cahaya yang mencapai
permukaan kerja adalah maksimum, namun sering
menimbulkan bayangan dan kesilauan (bila cahaya terlalu
kuat).
2) Penerangan semi langsung ( semi-direct lighting ),
distribusi cahaya diarahkan kebawah (60-90%)3) General difuse , kurang lebih 40-60% cahaya diarahkan
kebawah dan 40-60% diarahkan keatas.
4) Semi-indirect lighting , 60-90% cahaya didistribusikan
kearah atas dan 10-40% kearah bawah, untuk itu nilai
-
8/6/2019 Skripsi PT
20/90
20
pantulan dari langit-langit harus tinggi agar cahaya lebih
banyak yang dipantulkan kebawah.
5) Indirect lighting , distribusi cahaya katas 90-100%, tidakmenimbulkan bayangan dan kesilauan, tetapi mengurangi
efisiensi cahaya.
Adapun tipe penerangan yang dapat digunakan di
perusahaan adalah:
a. Penerangan umum (general lighting)
b. Penerangan lokal (localized general ligting )
c. Pengaruh Penerangan
Penerangan yang baik dapat memberikan keuntungan pada
tenaga kerja, yaitu peningkatan produksi dan menekan biaya,
memperbesar kesempatan dengan hasil kualitas yang
meningkat, menurunkan tingkat kecelakaan, memudahkan
pengamatan dan pengawasan, mengurangi ketegangan mata,
mengurangi terjadinya kerusakan barang-barang yang
dikerjakan.
Penerangan yang buruk dapat berakibat kelelahan mata,
memperpanjang waktu kerja, keluhan pegal didaerah mata dansakit kepala disekitar mata, kerusakan indra mata, kelelahan
mental dan menimbulkan terjadinya kecelakaan (Wardhani :
2004).
d. Pengukuran Penerangan
-
8/6/2019 Skripsi PT
21/90
21
Pengukuran intensitas penerangan dilakukan dengan
menggunakan alat Luxmeter atau lightmeter. Alat ini bekerja
berdasarkan pengubahan energi cahaya menjadi energi listrikoleh photo electric cell.
Berdasarkan peraturan pemerintah (1999) tentang
persyarataan kesehatan lingkungan kerja, yang dimaksudkan
dengan intensitas penerangan ditempat kerja dapat dilihat pada
tabel 2.1.3.1:
Tabel 2.1.3.1 Intensitas penerangan
Jenis Kegiatan IntensitasPenerangan(Lux)
Keterangan
Pekerjaan kasar &tidak terus menerus 100
Ruang penyimpanan dan ruangperalatan yang memerlukanpekerjaan yang kontinyu
Pekerjaan kasar &terus menerus
200 Pekerjaan dengan mesin danperakitan kasar
Pekerjaan rutin 500Pekerjaan kantor/administrasi,ruang kontrol, pekerjaan mesindan perakitan
Pekerjaan halus 1000Pembuatan gambar ataubekerja dengan mesin kantor,pekerja pemeriksan
Pekerjaan amat halus 1500Tidak menimbulkan bayanganMengukir dengan tangan,pemeriksaan pekerjaan mesin
dan perakitan yang halusPekerjaan detail 3000
Tidak menimbulkan bayanganPemeriksaan pekerjaan,perakitan yang sangat halus
Sumber: KepMenKes RI No 261/MenKes/SK/II/1998
4. Iklim Kerja
Negara Indonesia merupakan Negara tropis dengan ciri
utamanya adalah suhu dan kelembaban yang tinggi, kondisi awal
-
8/6/2019 Skripsi PT
22/90
22
seperti ini seharusnya sudah menjadi perhatian karena iklim kerja
yang panas merupakan beban bagi tubuh ditambahn lagi apabila
pekerja harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan fisik yang berat,dapat memperburuk kondisi kesehatan dan stamina pekerja.
Respon-respon fisiologis yang akan nampak jelas terhadap
pekerja dengan iklim kerja panas tersebut, seperti peningkatan
tekanan darah dan denyut nadi. Terdapat perbedaan peningkatan
tekanan darah pada tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar
panas, yang jelas sekali akan memperburuk kondisi pekerja. Selain
respon tekanan darah dan denyut nadi, sistem termoregulator di
otak (hypotalamus ) akan merespon dengan beberapa mekanisme
kontrol seperti konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi dengan
tujuan untuk mempertahankan suhu sekitar 36 C 37 C. Namun
apabila paparan dibiarkan terus menerus akan menyebabkan
kelelahan (fatique ) dan akan menyebabkan mekanisme kontrol ini
tidak lagi bekerja yang pada akhirnya akan menyebabkan timbulnya
efek heat stress (erwin, 2004)
a. Pengertian Iklim Kerja
Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu udara,kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi
pada suatu lingkungan kerja. Nilai ambang batas untuk iklim
kerja adalah situasi iklim kerja yang oleh tenaga kerja masih
dapat dihadapi dalam pekerjaannya sehari-hari, tidak
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan untuk waktu
-
8/6/2019 Skripsi PT
23/90
23
kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam per hari atau 40 jam
perminggu.
Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja,kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi
pada suatu tempat kerja. Cuaca kerja yang tidak nyaman, tidak
sesuai dengan syarat yang ditentukan dapat menurunkan
kapasitas kerja yang berakibat menurunnya efisiensi dan
produktivitas kerja. Suhu udara dianggap nikmat bagi orang
Indonesia ialah berkisar 240C sampai 260C dan selisih suhu
didalam dan diluar tidak boleh lebih dari 50C. Batas kecepatan
angin secara kasar yaitu 0,25 sampai 0,5 m/dtk.
Suhu tubuh manusia dapat dipertahankan secara menetap
oleh suatu system pengatur suhu (Thermoregulatory system ).
Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan diantara panas
yang dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan
pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan sekitar.
Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivias
kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada
temperatur sekitar 24 derajat Celsius sampai 27 derajat Celsius(Wigjosoebrata, 2003).
b. Macam Iklim Kerja
Kemajuan teknologi dan proses produksi didalam industri
telah menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim
-
8/6/2019 Skripsi PT
24/90
24
atau cuaca tertentu, yang dapat berupa iklim keja panas dan
iklim kerja dingin.
1) Iklim kerja panas
Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan
kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan angin,
kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar matahari
(Budiono, 2003).
Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk mengatur
keseimbangan suhu agar berada dalam keadaan yang
menetap (hemeotermis ), fungsi ini dinamakan system
pengatur suhu (Thermoregulatory system ) yang dijalankan
oleh hipotalamus. Suhu tubuh yang tetap jika panas yang
dihasilkan dengan pertukaran suhu antara tubuh dengan
lingkungan sekitar seimbang. Tubuh memproduksi panas
ditentukan oleh dari egiatan fisik, makanan, pengaruh
berbagai bahan kimia dan gangguan pada system pengatur
keseimbangan suhu tubuh misalnya penyakit infeksi. Tubuh
mengeluarkan panas bias melalui mekanisme konduksi,
konveksi, radiasi dan penguapan (evaporasi ). (Ramdan, 2007)a) Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan
benda-benda sekitar dengan melalui sentuhan atau
kontak. Konduksi akan menghilangkan panas dari tubuh
apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya, dan
-
8/6/2019 Skripsi PT
25/90
25
akan menambah panas kepada tubuh apabila benda-
benda sekitar lebih panas dari tubuh manusia.
b) Konveksi, adalah petukaran panas dari badan denganlingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Pada
proses ini pembuangan panas terbawa oleh udara sekitar
tubuh.
c) Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih panjang
dari sinar matahari.
d) Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit
akan cepat menguap bila udara diluar badan kering dan
terdapat aliran angin sehingga terjadi pelepasan panas
dipermukan kulit, maka cepat terjadi penguapan yang
akhirnya suhu badan bisa menurun.
Terhadap paparan cuaca kerja panas, secara fisiologis
tubuh akan berusaha menghadapinya dengan maksimal,
dan bila usaha tersebut tidak berhasil akan timbul efek yang
membahayakan. Karena kegagalan tubuh dalam
menyesuaikan dengan lingkungan panas maka timbulkeluhan-keluhan sepert kelelahan, heat Cramps , Heat
exhaustion , dan Heat stroke .
a) Heat Fatique adalah gangguan pada kemampuan
motorik dalam kondisi panas. Gerakan tubuh menjadi
lambat, kurangt waspada terhadap tugas.
-
8/6/2019 Skripsi PT
26/90
26
b) Heat cramps / kejang panas ialah kekejangan otot
yang diikuti penurunan sodium klorida dalam darah
sampai dibawah tingkat kritis. (Ramdan, 2007)c) Heat exhaustion , biasanya terjadi karena cuaca yang
sangat panas terutama bagi mereka yang belum
beradaptasi tehadap udara panas. Penderita biasanya
keluar keringat banyak tetapi suhu badan normal atau
subnormal, tekanan darah menurun, denyut nadi lebih
cepat.
d) Heat stroke , terjadi karena pengaruh suhu panas
yang sangat hebat, sehingga suhu badan naik, kulit kering
dan panas (Budiono, 2003).
Tingkat kerja cenderung mengatur sendiri, yakni pekerja
akan secara volunter menurunkan tingkat pekerjaannya bila
dia merasakan panas berlebihan, kecuali untuk pemadaman
kebakaran dan pekerjaan penyelamatan, karena tekanan
psikologik akan mengatasi kondisi normal.
Faktor luar seperti kadar kelembaban dan angin akan
mempengaruhi tahanan pakaian terhadap aliran panas.Pakaian yang lembab akan mempunyai tahanan yang lebih
rendah. Kecepatan aliran udara yang lebih tinggi akan
cenderung mengempiskan pakaian, mengurangi
ketebalannya dan ketahanannya juga. Sementara pada
pakaian yang teranyam terbuka, angin dapat mengilangkan
-
8/6/2019 Skripsi PT
27/90
27
lapisan udara hangat yang ada di dalam. Kecuali jika
dipergunakan sebagai pelindung bahaya kimia atau bahaya
lainnya. Isolasi perorangan cenderung mengatur sendiri,orang menambah atau membuang lapisan pakaian sesuai
dengan perasaan kenyamanannya.
Lama pemajanan dapat beragam sesuai dengan jadwal
kerja atau istirahat, lebih baik dengan masa istirahat yang
diambil dalam lingkungan yang kurang ekstrem (Harrington,
2005).
Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimatisasi
dengan iklim tropis yang suhunya sekitar 29-30OC dengan
kelembaban sekitar 85 95 %. Aklimatisasi terhadap panas
berarti suatu proses penyesuaian yang terjadi pada
seseorang selama seminggu pertama berada di tempat
panas, sehingga setelah itu ia mampu bekerja tanpa
pengaruh tekanan panas.
2) Iklim kerja dingin
Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi kerjadengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Kondisi
semacam ini dapat meningkatkan tingkat kelelahan
seseorang. Sedangkan pengaruh suhu ruangan sangat
rendah terhadap kesehatan dapat mengakibatkan penyakit
-
8/6/2019 Skripsi PT
28/90
28
yang terkenal yang disebut dengan chilblains, trench foot dan
frostbite .
Penderita chilblains pada bagian tubuh yang terkenamenunjukkan tanda yang khas yaitu membengkak, merah,
panas, dan sakit dengan diselingi gatal. Chilblains diderita
oleh seorang pekerja sebagai akibat bekerja ditempat yang
cukup dingin dalam waktu yang lama. Disamping itu, faktor
makanan (defisiensi gizi) juga akan berpengaruh terhadap
terjadinya penyakit tersebut.
Trenhc foot adalah kerusakan anggota-anggota badan
terutama kaki, akibat kelembaban atau dingin walaupun suhu
masih diatas titik beku. Awalnya kaki kelihatan pucat, nadi
tidak teraba dan nampak pucat. Pada saat itu si sakit merasa
kesemutan, kaku dan kaki berat. Stadium ini diikuti tingkat
hyperthermis yaitu kaki membengkak, merah dan sakit.
Frostbite adalah akibat suhu yang sangat rendah dibawah
titik beku. Kondisi penderita sama seperti yang mengalami
penyakit trench foot , namun stadium akhir penyakitfrostbite
adalah gangrene .Perbedaan antara ketiga penyakit diatas adalah cacat
menetap pada frostbite serta cacat sementara pada penyakit
chilblains dan trench foot .
Pencegahan terhadap gangguan kesehatan akibat iklim
kerja suhu dingin dilakukan melalui seleksi pekerja yang fit
-
8/6/2019 Skripsi PT
29/90
29
dan penggunaan pakaian pelindung yang baik. Disamping itu,
pemeriksaan kesehatan perlu juga dilakukan secara periodik
(Budiono, 2003)
c. Pengukuran Iklim Kerja
Untuk mengetahui iklim kerja disuatu tempat kerja dilakukan
pengukuran besarnya tekanan panas salah satunya dengan
mengukur ISBB atau Indeks Suhu Basah dan Bola (Hiperkes,
2004)
Indeks suhu bola basah didalam atau diluar ruangan tanpa
panas radiasi :
Alat yang dapat digunakan adalah Arsmann psychrometer
untuk mengukur suhu basah, themometer kata untuk menguku
kecepatan udara dan termometer bola untuk mengukur suhu
radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja dapat mengunakan
questemt digital . Adapun standar Nilai Ambang Batas (NAB)
iklim kerja adalah 28C (Kep.Men no.51/Men/1999).Menurut KEPMENAKER NO:KEP-51/MEN/1999 nilai ambang
batas iklim kerja indeks suhu bsah dan bola (ISBB) yang
diperkenankan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1.4.1 Nilai Ambang Batas Iklim KerjaPengaturan waktu kerja
setiap jamISBB (C)
Beban Kerja
Waktu Kerja Waktu Ringan Sedang Berat
ISBB : 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola
-
8/6/2019 Skripsi PT
30/90
30
IstirahatBekerja Terus
menerus (8 jam/hari) - 30,0 26,7 25,075% kerja 25% 30,6 28,0 25,9
50% 50% 31,4 29,4 27,925% 75% 32,2 31,1 30,0
B. Kelelahan
Semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Lelah
bagi setiap orang akan mempunyai arti tersendiri dan bersifat
subyektif. Lelah merupakan suatu perasaan.
1. Pengertian Kelelahan
Banyak definisi tentang kelelahan kerja yang telah
dikemukakan, namun secara garis besar dapat dikatakan bahwa
kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan,
yang secara umum terjadi pada setiap individu yang telah tidak
sanggup lagi melakukan aktivitasnya. (Santalaksana, 1979 dalam
Eraliesa, 2008). Lelah merupakan suatu perasaan yang mempunyai
arti tersendiri dan sifatnya subjektif bagi setiap orang.
Adapun beberapa teori kelelahan kerja yakni :
a. Kelelahan kerja merupakan proses menurunnya efisiensi,performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan
fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus
dilakukan. (wignjosoebroto, 2000)
b. Kelelahan kerja (job burnout) adalah sejenis stress yang
banyak dialami oleh orang-orang yang bekerja dalam
-
8/6/2019 Skripsi PT
31/90
31
pekerjaan-pekerjaan pelayanan terhadap manusia lainnya,
seperti perawatan kesehatan, pendidikan, kepolisian,
keagamaan dan sebagainya. Konsekuensi kelelahan kerjaadalah memburuknya hubungan si pekerja dengan rekan kerja
lainnya. Suatu studi mengenai kesehatan mental pekerja
menemukan bahwa orang-orang yang mengalami perasaan
tidak simpatik terhadap kliennya atau konsumen yang
dilayaninya kepada rekan kerjanya dapat menciptakan suatu
atmosfir negative diantara satuan kerja tersebut. Pekerja yang
mengalami kelelahan kerja juga akan sering tidak masuk kerja
dan mengambil waktu istirahat. (wignjosoebroto, 2000)
c. Kelelahan kerja dalam suatu industri berkaita pada tiga
gejala yang saling berhubungan yaitu : perasaan lelah,
perubahan fisiologis dalam tubuh (syaraf dan otot tidak
berfungsi dengan baik atau idak secepat pada keadaan normal
yang disebabkan oleh perubahan kimiawi setelah bekerja) dan
menurunnya kapasitas kerja. (barnes 1980 dalam Eraliesa,
2008)
d. Kelelahan kerja adalah suatu kondisi yang dihasilkan stresssebelumnya yang mengakibatkan melemahnya kembali fungsi
dan kinerja, fungsi organ saling mempengaruhi yang akhirnya
mengganggu fungsi kepribadian, umumnya bersamaan dengan
menurunnya kesiagaan kerja dan meningkatnya sensasi
ketegangan. (silaban, 1996 dalam Eraliesa, 2008)
-
8/6/2019 Skripsi PT
32/90
32
e. Kelelahan kerja merupakan suatu kondisi yang
menyebabkan penurunan kinerja yang dapat mengakibatkan
kesalahan kerja, ketidakhadiran, keluar kerja, kecelakaan kerjadan berpengaruh terhadap perilaku kerja. (Schultz, 1982 dalam
Eraliesa, 2008)
f. Kelelahan kerja merupakan gejala yang ditandai adanya
perasaan lelah dan penurunan kesiagaan, persepsi yang
lambat dan lemah yang bersifat kronis atau merupakan
penurunan kinerja dan mental atau psikososial. (grandjen, 1985
dalam Eraliesa, 2008)
g. Menurut Setyawati 1985, yang dikutip oleh Wignjoseobroto
2000 bahwa secara umum kelelahan kerja merupakan keadaan
yang dialami tenaga kerja yang dapat mengakibatkan
penurunan vitalitas dan produktivitas kerja.
h. Kelelahan kerja dianggap sebagai memuncaknya kondisi
psikokhemis dari tubuh yang diakibatkan produksi racun-racun
khemis yang berlebiha sehingga orang harus beristirahat.
(kartono, 1994 dalam Eraliesa, 2008)
i. Kelelahan juga dapat diartikan sebagai suatu mekanismeperlindungan tubuh agar tubuh menghindari kerusakan lebih
lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan.
(sumamur 1996)
-
8/6/2019 Skripsi PT
33/90
33
Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan
efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang dapat disebabkan
oleh :a. Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan
visual)
b. Kelelahan fisik umum
c. Kelelahan syaraf
d. Kelelahan oleh lingkungan yang monoton
e. Kelelahan oleh lingkungan kronis terus-menerus sebagai
faktor secara menetap
Menurut (Nurmianto, 2003) kelelahan kerja akan menurunkan
kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya
kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan
kerja dalam industri. Pembebanan otot secara statispun (static
muscular loading ) jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama
akan mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries ), yaitu nyeri
otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis
pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive ).
Selain itu karakteristik kelelahan akan meningkat dengansemakin lamanya pekerjaan yang dilakukan, sedangkan
menurunnya rasa lelah (recovery ) adalah didapat dengan
memberikan istirahat yang cukup.
Kelelahan berbeda dengan kejemuan, sekalipun kejemuan
adalah suatu faktor dari kelelahan. Menurut (Tarwaka, 2004)
-
8/6/2019 Skripsi PT
34/90
34
kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar
terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian
terjadilah pemulihan setelah istirahat.Kelelahan (fatigue )merupakan suatu perasan yang subyektif. Kelelahan adalah suatu
kondisi yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam
bekerja (Budiono, 2003). Jadi dapat disimpulkan bahwa kelelahan
kerja bisa menyebabkan penurunan kinerja yang dapat berakibat
pada peningkatan kesalahan kerja dan kecelakaan kerja.
2. Jenis Kelelahan
Kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu
berdasarkan proses, waktu, dan penyebab terjadinya kelelahan.
a. Berdasarkan proses, meliputi:
1) Kelelahan otot ( muscular fatigue )
Kelelahan otot adalah tremor pada otot atau perasaan
nyeri yang terdapat pada otot. Hasil percobaan yang
dilakukan para peneliti pada otot mamalia, menunjukkan
kinerja otot berkurang dengan meningkatnya ketegangan
otot sehingga stimulasi tidak lagi menghasilkan respontertentu. Manusiapun menunjukkan respon yang sama
dengan proses yang terjadi pada percobaan diatas. Irama
kontraksi otot akan terjadi setelah melalui suatu periode
aktivitas secara terus menerus.
-
8/6/2019 Skripsi PT
35/90
35
Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya
tekanan melalui fisik untuk suatu waktu tertentu disebut
kelelahan otot secara fisiologis, dan gejala yang ditunjukkantidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik namun juga
pada makin rendahnya gerakan (Budiono, 2003).
2) Kelelahan umum
Pendapat Grandjean (1993) yang dikutip oleh (Tarwaka,
2004), biasanya kelelahan umum ditandai dengan
berkurangnya kemauan untuk bekerja, yang sebabnya
adalah pekerjaan yang monoton, intensitas dan lamanya
kerja fisik, keadaan lingkungan, Sebab-sebab mental, status
kesehatan dan keadaan gizi. Secara umum gejala kelelahan
dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang
sangat melelahkan. Kelelahan subyektif biasanya terjadi
pada akhir jam kerja, apabila beban kerja melebihi 30-40%
dari tenaga aerobik. Pengaruhpengaruh ini seperti
berkumpul didalam tubuh dan mengakibatkan perasaan
lelah.Menurut (Budiono, 2003), gejala umum kelelahan adalah
suatu perasaan letih yang luar biasa dan terasa aneh.
Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena
munculnya gejala kelelahan terebut. Tidak adanya gairah
-
8/6/2019 Skripsi PT
36/90
36
untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya
terasa berat dan merasa mengantuk.
b. Berdasarkan waktu terjadi kelelahan
1) Kelelahan akut, yaitu disebabkan oleh kerja suatu
organ atau seluruh organ tubuh secara berlebihan dan
datangnya secara tiba-tiba.
2) Kelelahan kronis merupakan kelelahan yang terjadi
sepanjang hari dalam jangka waktu yang lama dan kadang-
kadang terjadi sebelum melakukan pekerjaan, seperti
perasaan kebencian yang bersumber dari terganggunya
emosi. Selain itu timbulnya keluhan psikosomatis seperti
meningkatnya ketidakstabilan jiwa, kelesuan umum,
meningkatnya sejumlah penyakit fisik seperti sakit kepala,
perasaan pusing, sulit tidur, masalah pencernaan, detak
jantung yang tidak normal, dan lain-lain (Budiono, 2003).
c. Berdasarkan penyebab kelelahan
1) Kelelahan fisiologis merupakan kelelahan yangdisebabkan karena adanya faktor lingkungaan fisik, seperti
penerangan, kebisingan, panas dan suhu.
2) Kelelahan psikologis terjadi apabila adanya pengaruh
hal-hal diluar diri yang berwujud pada tingkah laku atau
perbuatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti
-
8/6/2019 Skripsi PT
37/90
37
suasana kerja, interaksi dengan sesama pekerja maupun
dengan atasan (Depnaker, 2004).
Observasi yang pernah dilakukan, bahwa perasaan letihseperti haus, lapar dan perasaan lainnya yang sejenis
merupakan alat pelindung alami sebagai ndikator bahwa
keadaan fisik dan psikis seseorang menurun.
Beberapa jenis kelelahan umum menurut (Budiono, 2003)
adalah:
1) Kelelahan penglihatan, muncul dari terlalu letihnya
mata.
2) Kelelahan seluruh tubuh, sebagai akibat terlampau
besarnya beban fisik bagi seluruh organ tubuh.
3) Kelelahan mental, penyebabnya dipicu oleh pekerjaan
yang bersifat mental dan intelektual.
4) Kelelahan syaraf, disebabkan oleh terlalu tertekannya
salah satu bagian dari sistem psikomotorik.
5) Kelelahan kronis, sebagai akibat terjadinya akumulasi
efek kelelahan pada jangka waktu yang panjang.
6) Kelelahan Siklus hidup sebagai bagian dari iramahidup siang dan malam serta petukaran periode tidur.
3. Penyebab Kelelahan
-
8/6/2019 Skripsi PT
38/90
38
Sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam kehidupan sehari-hari,
kelelahan mempunyai beragam penyebab yang berbeda, yaitu
beban kerja, beban tambahan dan faktor individu.a. Beban Kerja
Merupakan volume pekerjaan yang dibebankan kepada
tenaga kerja baik fisik maupun mental dan tanggung jawab
(Depkes, 1991). Beban kerja yang melebihi kemampuan akan
mengakibatkan kelelahan kerja.
Tabel.2.2.3.1 klasifikasi beban kerja menurut jenis kelaminBeban kerja Jenis
kelaminMacam pekerjaan
RinganLaki-laki Kerja kantor, dokter, guru, perawat, ahli hukum,pramuniagan, pengangguran
Perempuan Kerja kantor, pekerjaan rumah tangga (denganmenggunakan mesin), guru, perawat, dokter
SedangLaki-laki Industri ringan, mahasiswa, buruh bangunan,petani (dengan menggunakan mesin), nelayan
Perempuan Industri ringan, pekerjaan rumah tangga (tanpa
menggunakan mesin), mahasiswi, pramuniagaBerat Laki-laki
Petani (tanpa mesin), kuli, kerja tambang,tukang kayu (tanpa mesin), dan tukang besi
Perempuan Petani (tanpa mesin), penari, atlitBerat sekali Laki-laki Tukang kayu (tanpa mesin), tukang besiPerempuan Buruh bangunan
Sumber : Iwan M.Ramdan, 2007b. Beban Tambahan
Menurut Depkes RI, 1991 beban tambahan merupakan
beban diluar beban kerja yang harus ditanggung oleh pekerja.Beban tambahan tersebut berasal dari lingkungan kerja yang
memiliki potensi bahaya seperti lingkungan kerja. Lingkungan
kerja yang dapat mempengaruhi kelelahan adalah: iklim kerja,
kebisingan, penerangan, jenis kelamin, umur, status gizi, lama
tidur dan kondisi kesehatan.
-
8/6/2019 Skripsi PT
39/90
39
4. Akibat Kelelahan
Kelelahan kerja merupakan komponen fisik dan psikis. Kerjafisik yang melibatkan kecepatan tangan dan fungsi mata serta
memerlukan konsentrasi terus menerus dapat menyebabkan
kelelahan fisiologis dan disertai penurunan keinginan untuk bekerja
yang disebabkan faktor psikis sehingga menyebabkan timbulnya
perasaan lelah. (Setiarto, 2002)
Kelelahan kerja dapat mengakibatkan penurunan kewaspadaan,
konsentrasi dan ketelitian sehingga menyebabkan terjadinya
kecelakaan. Menurut Budiono, 2003 : kelelahan kerja dapat
mengakibatkan penurunan produktivitas. Jadi kelelahan kerja dapat
berakibat menurunnya perhatian, perlambatan dan hambatan
persepsi, lambat dan sukar berfikir, penurunan kemauan atau
dorongan untuk bekerja, menurunnya efisiensi dan kegiatan-
kegiatan fisik dan mental yang pada akhirnya menyebabkan
kecelakan kerja dan terjadi penurunan poduktivitas kerja.
5. Pengukuran KelelahanMenurut (Tarwaka, 2004), pengukuran kelelahan dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
a. Kualitas dan kuantitas hasil kerja
Kuantitas kerja dapat dilihat pada prestasi kerja yang
dinyatakan dalam banyaknya produksi persatuan waktu.
-
8/6/2019 Skripsi PT
40/90
40
Sedangkan kualitas kerja didapat dengan menilai kualitas
pekerjaan seperti jumlah yang ditolak, kesalahan, kerusakan
material, dan lain-lain.b. Pencatatan perasaan subyektif kelelahan kerja, yaitu dengan
cara Kuesioner Alat Ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPK2).
c. Pengukuran gelombang listrik pada otak dengan
Electroenchepalography (EEG).
d. Uji psiko-motor ( psychomotor test ), dapat dilakukan dengan
cara melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi motor
dengan menggunakan alat digital reaction timer.
e. Uji mental, pada metode ini konsentrasi merupakan salah
satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji ketelitian
dan kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Bourdon
Wiersman test merupakan salah satu alat yang dapat digunakan
untuk menguji kecepatan, ketelitian dan konsentrasi.
Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan alat waktu reaksi (reaction timer ) dan kuesioner alat
ukur perasaan kelelahan kerja.
C. Waktu Reaksi
Waktu reaksi yang diukur dapat merupakan reaksi sederhana atas
rangsang tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi.
Biasanya waktu reaksi adalah jangka waktu dari pembuatan rangsang
-
8/6/2019 Skripsi PT
41/90
41
sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakannya kegiatan
tertentu.
Menurut Sanders & Mc Cormick (1987) yang dikutip oleh(Tarwaka, 2004) waktu reaksi adalah waktu untuk membuat suatu
respon yang spesifik saat satu stimuli terjadi. Sedangkan menurut
laporan Setyawati L (1996) yang dikutip oleh (Tarwaka, 2004) dalam
uji waktu reaksi ternyata stimuli terhadap cahaya lebih cepat diterima
oleh reseptor daripada stimuli suara.
Menurut Grandjean (1985) yang dikutip oleh (Setiarto, 2002),
proses penerimaan rangsangan terjadi karena setiap rangsang yang
datang dari luar tubuh akan melewati sistem aktivitas, yang kemudian
secara aktif menyiagakan korteks bereaksi. Dalam hal ini sistem
aktivasi retrikulasi befungsi sebagai distributor dan amplifier sinyal-
sinyal tersebut. Pada keadaan lelah secara neurofisiologis , korteks
cerebri mengalami penurunan aktivasi, terjadi perubahan pengarahan
sehingga tubuh tidak secara cepat menjawab sinyal-sinyal dari luar.
Kelelahan dapat diklasifikasikan berdasarkan rentang ataurange
waktu reaksi sebagai berikut :
1. Normal : waktu reaksi 30,0 240,0 mili detik2. Kelelahan Kerja Ringan (KKR) : waktu reaksi >240,0 - 410,0
-
8/6/2019 Skripsi PT
42/90
42
4. Kelelahan Kerja Berat KKB) : waktu reaksi >580,0 mili detik (Tim
Hiperkes, 2004: 12)
D. Kerangka Teori
Sumber: A.M. Sugeng Budiono, 2003
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasional, dimana data tentang
variabel bebas dan terikat diperoleh melalui pengamatan, pengukuran
dan pencatatan. Rancangan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalahCross Sectional study .
Intensitas lamanya
upaya fisik dan
psikis
Masalah lingkungankerja :
Kebisingan
Getaran
Penerangan
Iklim Kerja
Irama detak jantung
Masalah-masalah fisik:
Tanggung jawab
Kecemasan
konflik
Nyeri dan penyakit
lainnya
Gizi / Nutrisi
PEYEMBUHAN
Tingkat
kelelahan
-
8/6/2019 Skripsi PT
43/90
43
B. Waktu Dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 23 agustus 2010 sampai
tanggal 13 oktober 2010 di wilayah kerjamaintenance bagian Coal Preparation Plant PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten Kutai
Timur Provinsi Kalimantan timur.
C. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2002). Populasi yang digunakan yaitu tenaga
kerja Maintenance bagian Coal Preparation Plant PT. Kaltim Prima
Coal Sangatta yang terdiri dari 45 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,
2002). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini, digunakan teknikTotal Sampling dimana semua
populasi yang ada dijadikan sebagai sampelnya sebanyak 38orang.
D. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
KelelahanKerja
Variabel Terikat
Lingkungan Fisik
KebisinganGetaranPeneranganIklim Kerja
Variabel Bebas
-
8/6/2019 Skripsi PT
44/90
44
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan kebisingan dengan kelelahan kerja Maintenance
bagian Coal Preparation Plant PT.KPC Sangatta
2. Ada hubungan getaran dengan kelelahan kerja Maintenance
bagian Coal Preparation Plant PT.KPC Sangatta
3. Ada hubungan penerangan dengan kelelahan kerja Maintenance
bagian Coal Preparation Plant PT.KPC Sangatta
4. Ada hubungan iklim kerja dengan kelelahan kerjaMaintenance
bagian Coal Preparation Plant PT.KPC Sangatta
F. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen :a. Kebisingan
b. Getaran
c. Penerangan
d. Iklim Kerja
2. Variabel Dependen : Kelelahan Kerja
Faktor Fisik :
1. Kebisingan
2. Penerangan
3. Iklim Kerja
-
8/6/2019 Skripsi PT
45/90
45
G. Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Ukuran Skala(1) (2) (3) (4)
Variabel bebasKebisingan Bunyi yang tidak dikehendaki
karena tidak sesuai dengan konteksruang dan waktu sehingga dapatmenimbulkan gangguan terhadapkenyamanan dan kesehatan manusia.
Diukur denganSound level meter
Bising > NAB (85 dBAA pemajanan8 Jam perhari)Tidak Bising < NAB (85 dBAApemajanan 8 Jam perhari)
KEP.MENAKER NO:KEP-51/MEN/1999
Skala:Ordinal
Getaran Suatu faktor fisik yang menjalar ketubuh manusia, mulai dari tangansampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatanmekanis yang di pergunakan dalamtempat kerja
Diukur denganVibrasimeter
Melebihi NAB > NAB (4 m/detpemajanan 8 Jam perhari)Tidak melebihi NAB < NAB (4m/det pemajanan 8 Jam perhari)
KEPMENAKER NO : KEP-51/MEN/1999
Skala:Ordinal
Penerangan
Jumlah penyinaran pada suatubidang kerja yang diperlukan untukmelaksakan kegiatan secara efektif.
Diukur denganLuxmeter
Baik jika NAB (200 lux)KEPMENAKER NO : KEP-51/MEN/1999
Skala:Ordinal
Iklim Kerja Suatu kombinasi dari suhu udara,kelembaban udara, kecepatan gerakanudara dan suhu radiasi pada suatulingkungan kerja.
Diukur denganQuestemt digital
Baik jika NAB (25,0)
KEPMENAKER NO:KEP-51/MEN/1999
Skala:Ordinal
Variabel TerikatKelelahanKerja
Aneka keadaan yang disertaipenurunan efisiensi dan ketahanandalam bekerja.
Diukur dengan reaction timer
15.0-240.0 mili detik = normal>240.0-410.0-
-
8/6/2019 Skripsi PT
46/90
46
b. Pilih selektor range intensitas kebisingan
c. Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2
menit, dengan kurang lebih 6 kali pembacaan dengan jarakmundur 3 meter dari sumber bising setelah itu kekanan 3 meter
dan kekiri juga 3 meter, dilakukan lagi langkah tadi
kebelakangnya lagi sampai 3 kali jadi pengukuran pas berumlah
6, kanan 3 kali dan kiri 3 kali. Hasil pengukuran adalah angka
yang ditunjukkan pada monitor
d. Catat hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan sesaat
dengan rumus
e. Hasil yang sudah didapat dibandingkan dengan standar
kebisingan yaitu 85 dBAA per 8 jam pemajanan
2. Vibration Meter E081228 (SN 12479)
Merupakan alat untuk mengukur getaran.
a. Periksa jarum penunjuk, posisikan pada angka nol
b. Periksa baterai apakah dalam keadaan baik
c. Hubungkan penangkap getaran (vibration pick up)
dengan pengukur getaran (vibration meter)d. Pasang penangkap getaran pada objek yang akan diukur
3. Digital Light meter 407026
Merupakan alat untuk mengukur intensitas penerangan, dapat
dilakukan dengan cara:
-
8/6/2019 Skripsi PT
47/90
47
a. Tekan tombol power
b. Bagi ruang kerja menjadi beberapa titik pengukuran dengan
jarak antar titik sekitar 1 meter c. Lakukan pengukuran dengan tinggi light meter kurang lebih 85
cm diatas lantai, dan posisi photo cell horisontal dengan lantai
d. tekan record untuk menyimpan data selama pengukuran (1-2
menit), lalu tekan recall untuk melihat penerangan tertinggi,
terendah dan rata-rata.
e. Catat hasil pengukuran yang rata-rata lalu bandingkan dengan
standar penerangan
4. Questemt 34 197-007E
Merupakan alat untuk mengukur iklim kerja, adapun cara yang
dapat dilakukan adalah:
a. Tekan tombol power
b. Tekan tombol C/oF untuk menentukan suhu yang digunakan
c. Tekan tombol globe untuk menentukan suhu bola
d. Tekan tombol dryBulb untuk mendapat suhu bola kering
e. Tekan tombol wetBulb unuk mendapat suhu bola basahf. Tekan tombol WetBulb Globle Termometer (WBGT) untuk
mendapatkan Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)
g. Catat hasil yang dibaca pada display
h. Tekan tombol power untuk mematikan
-
8/6/2019 Skripsi PT
48/90
48
i. Diamkan 10 menit setiap selesai menekan salah satu tombol
untuk waktu adaptasi
j. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar iklim kerja yaitu28C.
5. Reaction timer L77
Merupakan alat untuk mengukur tingkat kelelahan berdasarkan
kecepatan waktu reaksi terhadap rangsang cahaya. Prinsip kerja
dari alat ini adalah memberikan rangsang tunggal berupa signal
cahaya atau suara yang kemudian direspon secepatnya oleh
tenaga kerja, kemudian dapat dihitung waktu reaksi tenaga kerja
yang mencatat waktu yaang dibutuhkan untuk merespon signal
tersebut. Adapun cara mengukur adalah sebagai berikut:
a. Hidupkan alat dengan sumber tenaga (listrik/baterai)
b. Hidupkan alat dengan menekan tombolon/off
c. Reset angka penampilan sehingga menunjukkan angka 0,000
dengan menekan tombol 0
d. Pilih rangsang bunyi dengan menekan tombol suara
e. Subyek yang akan diperiksa diminta menekan tombol yangberbentuk seperti mouse pada komputer dan diminta
secepatnya menekan tombol setelah mendengar bunyi dari
sumber rangsang
f. Untuk memberikan rangsang, pemeriksa menekan tombol
pemeriksa
-
8/6/2019 Skripsi PT
49/90
49
g. Setelah diberi rangsang, subyek menekan tombol maka pada
layar akan menunjukkan angka waktu reaksi dengan satuan
mili detik.h. Pemeriksan diulangi sampai 20 kali
i. Data yang dianalisa (diambil rata-ata) yaitu skor hasil 10 kali
pengukuran ditengah (5 kali pengukuran diawal dan diakhir
dibuang) karena 5 kali pengukuran diawal sebagai penyesuaian
dan 5 kali pengukuran diakhir biasanya responden sudah bosan
j. Setelah selesai pemeriksaan matikan alat dengan menekan
tombolon/off pada off dan lepaskan dari sumber tenaga.
k. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali, di awal dia datang
kerja dan 4 jam setelah bekerja.
l. Hasil pengukuran akhir di kurangi pengukuran awal, setelah itu
dibandingkan dengan standar pengukuran kelelahan yaitu:
1) Normal : waktu reaksi 150,0 240,0 mili detik
2) Kelelahan Kerja Ringan (KKR) : waktu reaksi >240,0 -
410,0
580,0 mili detik.
6. Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja
Merupakan kuesioner untuk mengetahui perasaan lelah yang
merupakan gejala subyektif yang dialami tenaga kerja. KAUPK2
-
8/6/2019 Skripsi PT
50/90
50
yang dipakai berdasarkan beberapa penelitian yang telah
dimodifikasikan untuk mempermudah pengukuran kelelahan. Untuk
item dengan kriteria ya sering, jarang, dan tidak pernah. Masing-masing mempunyai skor 2, 1, dan 0. Makin tinggi skor makin tinggi
tingkat kelelahan kerja. Adapun klasifikasinya adalah:
0 - 11 = Normal
12 - 23 = Kelelahan kerja ringan
24 - 45 = Kelelahan kerja sedang
> 45 = Kelelahan kerja berat. (sugiono, 2002)
Tes perasaan kelelahan secara subyektif ( Subjective self rating
tes) dari Industrial Fatique Research Committee (IFRC) Jepang,
merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk mengukur
tingkat kelelahan subjektif. Kuesioner tersebut berisi 30 daftar
pertanyaan yang terdiri dari:
10 pertanyaan mengenai pelemahan kegiatan
1) Berat dikepala2) Lelah diseluruh badan
3) Berat dikaki
4) Sering menguap
5) Pikiran kacau
6) Merasa ngantuk
-
8/6/2019 Skripsi PT
51/90
51
7) Ada beban pada mata
8) Gerakan canggung dan kaku
9) Berdiri tidak stabil10)Ingin berbaring
10 pertanyaan mengenai pelemahan motivasi
1) Susah berfikir
2) Lelah untuk berbicara
3) Gugup
4) Tidak berkonsentrasi
5) Sulit untuk memusatkan perhatian
6) Mudah lupa
7) Kepercayaan diri berkurang
8) Cemas
9) Sulit mengontrol sikap
10) Tidak tekun dalam pekerjaan
10 pertanyaan tentang gambaran pelemahan fisik
1) Sakit dikepala2) Kaku dibahu
3) Nyeri di punggung
4) Sesak nafas
5) Haus
6) Suara serak
-
8/6/2019 Skripsi PT
52/90
52
7) Pening
8) Spasme dikelopak mata
9) Tremor pada anggota badan10) Kurang sehat
7. Pengolahan Data
Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti,
maka analisis data merupakan suatu langkah penting dalam
penelitian. Data yang sudah terkumpul tidak berarti apa-apa bila
tidak diolah, oleh karena itu perlu analisis data. Yang dimaksud
metode analisis data adalah cara mengolah data yang telah
terkumpul untuk dapat disimpulkan. Data diolah sesuai dengan
tujuan dan kerangka konsep penelitian. Setelah semua data
terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data. Pengolahan data
dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Editing : Dilakukan setelah mendapatkan data yang
dikumpulkan dengan tujuan untuk mengoreksi data bila terjadi
kesalahan atau kekurangan data dapat diteliti
b. Koding : Pemberian kode pada data sehingga memudahkanpengelompokan
c. Entry : Memasukkan data yang telah dilakukan koding kedalam
program SPSS
d. Tabulasi : Mengelompokkan data sesuai dengan variabel Data
diolah dan dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif. Untuk
-
8/6/2019 Skripsi PT
53/90
53
pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan dengan manual
atau melalui proses komputerisasi.
I. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis data. Analisis data dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Analisis Univariat
Dilakukan pada masing-masing variabel yaitu mendiskripsikan
tentang pengukuran kebisingan, pengukuran getaran, pengukuran
penerangan, pengykuran iklim kerja, pengukuran kelelahan kerja
dan kusioner Alat Ukur Perasan Kelelahan kerja juga hasil
angket/ kuesioner yang disajikan dalam bentuk data. Analisis yang
digunakan meliputi analisis persentase.
2. Analisis Bivariat
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat dapat dilakukan dengan uji
kendalls yaitu digunakan untuk mencari hubungan dan mengujihipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk
ordinal atau ranking . (Sugiono, 2005) Kelebihan metode ini bila
digunakan untuk menganalisis sampel berukuran lebih dari 10 dan
dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial.
-
8/6/2019 Skripsi PT
54/90
54
Dengan uji kendalls dapat diketahui arah hubungannya.
Tanda negatif (-) menunjukkan adanya arah hubungan yang
berlawanan, yang berarti semakin buruk faktor fisik semakinsedikit orang yang mengalami kelelahan, sedangkan tanda positif
menunjukkan arah hubungan yang sama, artinya semakin buruk
faktor fisik semakin banyak responden yang mengalami kelelahan.
Untuk mengetahui faktor resiko yang ditimbulkan maka dapat
diperoleh dari Odds Ratio , yang artinya orang yang berada pada
daerah faktor fisik buruk berisiko mengalami kelelahan seberapa
kali daripada orang yang berada pada daerah faktor fisik baik, dan
sebaliknya orang yang berada pada daerah lingkungan fisik baik
tidak berisiko mengalami kelelahan kerja dibanding orang yang
berada pada daerah faktor fisik buruk.
Asumsi yang digunakan pada uji kendall yaitu :
a. Ukuran koefisien korelasi yaitu -1 sampai 1
b. Data terdiri dari sampel acak Bivariat berukuran n, (Xi, Yi)
dengan I = 1, 2, 3, .. n
c. Skala pengukuran sekurang-kurangnya ordinal
Metode yang digunakan pada analisis koefisien korelasi rankkendall yang diberi notasi adalah sebagai berikut :
a. Beri ranking pada variabel X dan Y
b. Susun objek sehingga rangking X untuk subjek itu wajar yaitu 1,
2, 3, n.
-
8/6/2019 Skripsi PT
55/90
55
c. Amati ranking Y dalam urutan yang bersesuaian dengan ranking
X yang ada dalam urutan wajar kemudian tentukan jumlah
angka pasangan concordant (Nc) dan jumlah angka pasangandiscordant (Nd)
d. Statistik uji yang digunakan :
Keterangan : = koefisien korelasirank Kendall
Nc = jumlah angka pasangan concordant
Nd = jumlah angka pasangan discordant
N = ukuran sampel.
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasirank Kendall
apabila N > 10, distribusi yang digunakan adalah distribusi normal.
Keterangan :
Ho ditolak apabila Pvalue dengan acuan nilai z kurang dari nilai
signifikanssi ( ). (Khotimah, 2007)
Nc Nd =
N (N 1)2
z =2 (2N + 5)
9 N (N 1)
-
8/6/2019 Skripsi PT
56/90
56
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
PT Kaltim Prima Coal merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang pertambangan batubara. PT Kaltim Prima Coal
didirikan di Indonesia dan merupakan perseroan terbatas yang
pada awalnya dimiliki bersama oleh British Petrolem dari Inggris
(BP) dan Corzinc Rio Tinto Australian Limited (CRA) dari Australia
-
8/6/2019 Skripsi PT
57/90
57
dengan masing-masing memegang saham sebesar 50%, akan
tetapi saat ini saham telah beralih, 70% dimiliki oleh PT Bumi
Resources Tbk dan 30% dimiliki oleh Tata Power Ltd. PT KaltimPrima Coal mempunyai lisensi untuk melakukan eksplorasi dan
pertambangan batubara berdasarkan kontrak karya batubara
dengan kosensi seluas 90.706 ha.
Coal Preparation Plant merupakan bagian integrasi dari rantai
pertambangan batubara. Departemen ini merupakan pusat
pengolahan dan penyiapan batubara dari tambang sehingga
menghasilkan batubara yang sesuai dengan permintaan pembeli
baik dari segi fisik maupun kualitasnya. Di departemenCoal
Preparation Plant PT Kaltim Prima Coal, khusunya pada crushing
plant terdiri dari beberapa unit, yaitu bak penampung (hopper ),
mesin pengumpan (feeder ), mesin penghancur (crusher ), dan belt
conveyor , dimana semua dari unit tersebut saling terhubung dan
hasil dari integrasi kesemuanya sangatlah penting untuk
memaksimalkan keefektifan plant.
Dalam menjalankan fungsinya diatas, departemen ini dilengkapi
berbagai peralatan dan mesin-mesin yang beroperasi setiap hariselama 24 jam dan pekerjanya sendiri ada yang bekerja tiap hari
dari jam 07.00 sampai jam 16.00, ada pula yang bekerja shift, untuk
maintenance terdiri dari 2 orang fabrikasi dan 2 orang mekanik di
tiap shift, pada shift pagi dari jam 06.30-14.30, shift sore dari jam
14.30-22.30 serta shift malam dari jam 22.30-06.30. Dalam kegiatan
-
8/6/2019 Skripsi PT
58/90
58
produksi sehari-hari, semua unit produksi dipelihara secara teratur
oleh seksi pemeliharaan (maintenance ) dan seksi rekayasa
(engineering ) apabila diperlukan.Tugas dari mekanikal maintenance yaitu melakukan perawatan
terhadap semua equipment baik yang ada di plant maupun yang
ada di workshop dan laboratorium yang bersifat perbaikan
mekanikal, structural ataupun pekerjaan piping. Bagian elektrikal
maintenance bertugas untuk melakukan perawatan terhadap semua
equipment di plant dan di workshop yang bersifat perbaikan
elektrikal. Sedangkan bagian planning dan scheduling bertugas
menyusun perencanaan pekerjaan perawatan ( schedule
Maintenance ) baik jenis pekerjaan, waktu maupun tenaga kerja
serta biaya yang diperlukan dengan cara membuat work order .
Bagian engineering bertugas mengawasi dan menganalisa kuallitas
dari pekerjaan perawatan baik elektrikal maupun mekanikal dan
juga melakukan perencanaan modifikasi pada equipment atau
penambahan alat bila diperlukan, biasa disebutspecial project .
Untuk mendukung pekerjaan perawatan di Coal Preparation
Plant , terdapat workshop untuk mekanik dan workshop untukelektrik. Workshop ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk
mempermudah dan memperlancar pekerjaan, termasuk adanya
gudang penyimpanan komponen atau spareparts . Workshop
maintenance dibagi kedalam 4 area yaitu: area untuk fabrikasi
lengkap dengan peralatan pengelasan, area untuk overhaul dan
-
8/6/2019 Skripsi PT
59/90
59
assembling , area untuk pekerjaan machining , dan area untuk
pekerjaan pelumasan.
Pemprosesan batubara yang ada di CPP di mulai daripemasukan batubara ke hopper lalu ke feeder-breaker selanjutnya
ke crusher dan pada akhirnya melewati stacking conveyor yang
berakhir distockpile , dari stockpile ini tidak berhenti begitu saja akan
tetapi dibawahnya terdapan lubang-lubang (chute) yang
menurunkan batubara yang akan diangkut ke surge bin yang pada
akhirnya dari surge bin ini dibawa ke tanjung bara dengan
menggunakan conveyor yang bernama over land conveyor yang
panjangnya mencapai 13,2 km hingga sampai di tanjung bara, ada
juga yang dari stockpile diangkut menggunakan truck ke tanjung
bara.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi kelompok
umur, masa kerja dan indeks massa tubuh.
a. Distribusi Umur Umur adalah umur responden sesuai dengan hasil
wawancara yang telah dilakukan, ditunjukkan pada tabel
dibawah ini:
Tabel.4.1.2.1 Distribusi kelompok umur respondenUmur (tahun) frekuensi Persentase (%)
20-29 13 28,930-39 10 22,2
-
8/6/2019 Skripsi PT
60/90
60
40-49 13 38,950-55 9 20
jumlah 45 100Sumber : data Primer
Berdasarkan dari tabel 4.1.2.1 diketahui bahwa dari 45
sampel yang ada, proporsi kelompok umur terbanyak terdapat
pada umur 20-29 tahun sebanyak 13 orang dengan persentase
28,9% dan umur 40-49 tahun sebanyak 13 orang juga dengan
persentase 28,9% dari total sampel. Proporsi umur terkecil
adalah 50-55 tahun yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase
20% dari total sampel responden yang diteliti.
b. Distribusi masa kerja
Masa kerja adalah lamanya responden telah bekerja.
Adapun distribusi masa kerja adalah sebagai berikut:
Tabel.4.1.2.3 Distribusi masa kerjaMasa kerja (tahun) Frekuensi Persentase (%)
1-5 15 33,36-10 9 2011-15 2 4,4
16-20 17 37,921-25 2 4,4Jumlah 45 100
Sumber : data primer
Berdasarkan tabel distribusi 4.1.2.3 dapat diketahui bahwa
masa kerja terlama yaitu 21-25 tahun dengan frekuensi
sebanyak 2 orang dengan persentase 4,4%. Masa kerja dengan
frekuensi tertinggi yaitu 16-20 tahun sebanyak 17 orang dengan
-
8/6/2019 Skripsi PT
61/90
61
persentase 37,9% dan frekuensi terendah yaitu pada masa kerja
11-15 dan 21-25 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase
4,4%.
c. Distribusi IMT (indeks massa tubuh)
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan karakteristik
responden dari segi proporsional atau idealnya tubuh. Tabel berikut
merupakan gambaran indeks massa tubuh dari responden.
Tabel.4.1.2.5 Distribusi indeks massa tubuhIMT Frekuensi Persentase (%)
Normal 18,5 25 36 80Kelebihan berat badan ringan
>25-274 9
Kelebihan berat badan tingkatberat >27
5 11
Jumlah 45 100Sumber : data primer
Dari tabel distribusi indeks massa tubuh 4.1.2.5, hampir
keseluruhan IMTnya normal dengan frekuensi sebanyak 36
orang dengan persentase 80% dari total sampling, sedangkan
sisanya indeks massa tubuhnya lebih dengan frekuensi untuk
kelebihan berat badan tingkat ringan sebanyak 4 responden
dengan persentase 9% dan frekuensi untuk kelebihan beratbadan tingkat berat sebanyak 5 orang dengan persentase 11%
dari total sample yang ada.
3. Analisis Univariat
-
8/6/2019 Skripsi PT
62/90
62
Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran dari tiap-tiap variabel yang digunakan dalam
penelitian dan data yang dianalisis merupakan data yang berasaldari hasil dan distribusi setiap variabel.
a. Kebisingan
Menurut KEP.MENAKER NO:KEP-51/MEN/1999 yang
dimaksud dengan kebisingan adalah semua suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan
atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat
menimbulkan gangguan pendengaran. Sedangkan menurut Fox
(1969), kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki atau
tidak diharapkan oleh seseorang. (Ramdan, 2007)
Berdasaskan hasil pengukuran kebisingan dengan
menggunakan sound level meter pada beberapa lokasi di Coal
Preparation Plant PT Kaltim Prima Coal , disapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel.4.1.3.1 hasil pengukuran kebisingan di PT KaltimPrima Coal bagian Coal Preparation Plant
No Lokasi Intensitasbising
NAB Ket
1 Crusher 1Breaker Crusher
90,289,8
85 >NAB>NAB
2 Crusher 2Breaker Crusher
91,290,2
85 >NAB>NAB
3 Crusher 3Beraker Crusher Lantai dasar
83,988,589,7
85 NAB>NAB
4 Crusher 4Breaker 92,2
85>NAB
-
8/6/2019 Skripsi PT
63/90
63
Crusher Lantai dasar
86,891,2
>NAB>NAB
5 Crusher 5Breaker Crusher
89,390
85 >NAB>NAB6 Crusher 6
Breaker 90.3 85 >NAB7 Tunnel 1
Tail endStockpile 1Stockpile 2EmergencyStockpile 3Head end
88,296,489,290,791,288,8
85
>NAB>NAB>NAB>NAB>NAB>NAB
8 Tunnel 2Tail endStockpile 4Stockpile 5Stockpile 6Stockpile 7Stockpile 8Head end
84,486,687,990,190,288,687,6
85
NAB>NAB>NAB>NAB>NAB>NAB
9 Wash plantLantai 2Lantai 1
Lantai dasar
89,288,5
84,8
85 >NAB>NAB
NAB11 Mekanik 99,2 85 >NAB12 Office 74,4 85
-
8/6/2019 Skripsi PT
64/90
64
Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran
udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat
mekanis lainnya. Getaran merupakan efek suatu sumber yangmemakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003). Getaran (vibrasi)
adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai
dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation)
akibat getaran peralatan mekanis yang di pergunakan dalam
tempat kerja.
Tabel.4.1.3.2 hasil pengukuran getaran di PT Kaltim PrimaCoal bagian Coal Preparation Plant
No LokasiWaktu
Pengukuran(5-10-10)
Percepatan(m/s) NAB Ket
1 Crusher 1 09.30-09.50 1,25 1,15 >NAB2 Crusher 3 10.30-10.50 0,62 1,15
-
8/6/2019 Skripsi PT
65/90
65
tertinggi yaitu 1,25 m/s yang berada di crusher 1 dan nilai
terendah yaitu 0,07 m/s yang berada di Office.
c. Penerangan
Menurut peraturan pemerintah (1999), penerangan di tempat
kerja adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksakan kegiatan secara efektif.
Penerangan dapat berasal dari cahaya alami dan buatan.
Tabel.4.1.3.3 Hasil pengukuran penerangan di PT KaltimPrima Coal bagian Coal Preparation Plant
No Lokasi Waktu Pengukuran Intensitas Penerangan1 Crusher 1
Breaker Crusher
23-09-1007.20-07.2207.23-07.25
300305
2 Crusher 2Breaker Crusher
23-09-1007.26-07.2807.29-07.31
308306
3 Crusher 3Breaker Crusher
23-09-1007.40-07.4207.44-07.46
346342
4 Crusher 4 23-09-10
-
8/6/2019 Skripsi PT
66/90
66
Breaker Crusher
07.50-07.5207.53-07.55
348350
5 Crusher 5 23-09-1008.15-08.17 300
6 Crusher 6 23-09-1009.00-09.02 3827 Tunnel 1
Tail endStockpile1Stockpile2EmergencyStockpile3Head end
27-09-1010.01-10.0310.03-10.0610.07-10.0910.10-10.1210.13-10.1510.16-10.18
907685657281
8 Tunnel 2Tail endStockpile 4Stockpile 5Stockpile 6Stockpile 7Stockpile 8Head end
27-09-1013.20-13.2213.23-13.2513.26-13.2813.29-13.3113.32-13.3413.35-13.3713.38-13.40
671108378767086
9 Wash Plant 23-09-1010.30-10.3210.35-10.3710.38-10.40
325304215
10 Fabrikasi 27-09-1008.02-08.04 22011 Mekanik 27-09-10
08.05-08.07 20912 Office 27-09-10
08.15-08.17 215Sumber : data primer
Berdasarkan tabel 4.1.3.3 didapatkan hasil pengukuran
penerangan tertinggi sebesar 350 lux yang berada di area
crusher 4 dan pengukuran penerangan terendah terdapat pada
area tunnel 1 dengan intensitas penerangannya sebesar 65 lux.
d. Iklim kerja
Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu udara,
kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi di
-
8/6/2019 Skripsi PT
67/90
67
lingkungan Coal Preparation Plant dan karyawan maintenance
yang terpapar.
Berdasarkan hasil pengukuran iklim kerja dengan parameter indeks suhu basah dan bola (ISBB) diCoal Preparation Plant PT
Kaltim Prima Coal dengan menggunakan questemp, didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel.4.1.3.4 Hasil pengukuran iklim kerja denganmenggunakan indeks suhu basah dan bola di PT Kaltim
Prima Coal bagian Coal Preparation Plant
No Lokasi
DB
A(C)
WB(C)
GT(C) WBGT
RH(%)
1 Crusher 1 32,2 27 36,6 29,9 702 Crusher 2 31,8 26,9 37 29,9 623 Crusher 3 32,7 26,9 38 30,2 564 Crusher 4 31,3 26,3 37 29,6 605 Crusher 5
Breaker 31,5 26,7 33,9 28,9 67
-
8/6/2019 Skripsi PT
68/90
68
Crusher 32,6 27,6 34 29,5 556 Crusher 6 32,8 27,5 36,8
30,357
7
Tunnel 1Tail endStockpile1
Stockpile2EmergencyStockpile3Head end
30,831,4
31,331,231,130,6
2931,3
3130,129,328,9
33,332,4
32,532,331,831,4
30,331,6
31,530,830,529,65
9098
989287
8
Tunnel 2Tail endStockpile 4Stockpile 5
Stockpile 6Stockpile 7Stockpile 8Head end
30,431,832,2
32,631,832,630,6
29,329,827,6
28,927,529,230
31,833,232,6
32,831,231,833,2
30,130,129,1
30,128,63031
767882
86888688
9 Wash plantLantai 2Lantai 1Lt. Dasar
31,931,731,2
26,125,725,8
3935,233,8
3028,628,2
575861
10 Fabrikasi 29,4 26,1 30,7 27,5 7811 Mekanik 29,7 26,3 30,5 27,6 7512 Office 26,1 21,4 28,6 23,6 46
Sumber : Data Primer
Tabel 4.1.3.4 menunjukkan hasil pengukuran iklim kerja
dengan parameter indeks suhu basah dan bola (ISBB), pada
bagian Coal Preparation Plant hampir keseluruhan mengalami
keadaan tidak normal atau diatas nilai ambang batas (NAB) yang
telah ditentukan oleh Kep.Menaker no.51 tahun 1999 tentang
iklim kerja ISBB yaitu dengan 75% waktu kerja dan 25% istirahat
dan beban kerja berat yaitu 25,9oC. Titik pengukuran dengan
hasil ISBB tertinggi pada bagian tunnel 1 di area stockpile 1
-
8/6/2019 Skripsi PT
69/90
69
adalah 31,6 oC dengan kelembaban 98%, sedangkan titik
pengukuran dengan hasil terendah dan dibawah nilai ambang
batas (NAB) yaitu pada office adalah 23,6o
C dengankelembaban 46%.
e. Kelelahan kerja
Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai dengan
penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja serta
lambatnya merespon suatu keadaan yang dapat disebabkan
oleh kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan
visual), kelelahan fisik umum, kelelahan syaraf, kelelahan oleh
lingkungan yang monoton, kelelahan oleh lingkungan kronis
terus menerus sebagai faktor secara menetap.
Berdasarkan hasil pengukuran kelelahan kerja dengan
menggunakan kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja
(KAUPK2) yaitu kuesioner yang digunakan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat perasaan kelelahan dari individu,
didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1.3.5 hasil pengukuran kelelahan kerjamenggunakan Kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja. No Nama jml No Nama jml
1 ariyadi 26 24 rosid r 112 erwin 6 25 anang nc 183 prakawiyanto 23 26 irwan 294 riska maria 16 27 pande 245 witoherdinawan 19 28 supar 156 madia 24 29 maurits 277 tri sapto w 5 30 sudirman 14
8 handoko 12 31 tommy s 36
-
8/6/2019 Skripsi PT
70/90
70
9 kristian 32 32 esron toding 2010 m. yanuar h 13 33 abdul k.zailani 2611 bambang j.a 24 34 agus siswanto 2512 abdul kadir 15 35 hermansyah 2213 nikol jenniper 32 36 hasan 1514 tholib 43 37 kaharudin 4115 agus cahyono 16 38 fransiska 1716 amir hamzah 18 39 rafiudin 2317 wahyudin kide 19 40 khusaini 618 sutarso 22 41 ribut w 3519 sahri pohan 30 42 jhonny m 1520 ahmad m 26 43 mansur 1921 asis arianto 31 44 wigit y.w 2822 maryanto 30 45 prijadi 2823 parjono 44
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.1.3.5 mengenai pengukuran menggunakan
kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja didapatkan hasil
bahwa dari 45 responden yang mengisi KAUPK2, nilai terendah
dengan kriteria normal adalah 5 dan untuk nilai tertinggi dengan
kriteria kelelaha kerja sedang yaitu 45. Kuesioner ini
dimaksudkan untuk mengetahui kenyamanan saat mereka
bekerja.
Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran kelelahan kerja
dengan menggunakan alat pengukur kelelahan yaitu reaction
timer yaitu diukur pada saat responden sebelum dan sesudahbekerja, didapatkan hasil beda reaksi pengukuran sebagai
berikut :
Tabel.4.1.3.6 hasil pengukuran beda reaksi kelelahan kerjapada karyawan maintenance PT Kaltim Prima Coal bagian
Coal Preparation Plant tahun 2010No. Res Beda reaksi No. Res Beda reaksi
44 151,22 5 269,35
-
8/6/2019 Skripsi PT
71/90
71
12 151,60 29 274,8316 152,58 38 278,0126 155,97 41 278,8527 158,53 1 283,5321 158,67 36 293,2118 171,99 11 303,959 173,04 3 312,78
33 176,48 24 313,467 177,81 45 332,51
34 178,51 23 344,6743 212,93 28 355,736 238,72 8 361,81
25 245,06 17 363,6830 259,58 22 364,22
13 260,44 37 413,0435 261,28 20 414,254 262,57 42 444,74
Sumber : Data Primer
Dari tabel 4.1.3.6 mengenai pengukuran beda reaksi
kelelahan kerja pada karyawan maintenance bagian Coal
Preparation Plant PT Kaltim Prima Coal didapatkan hasil bahwa
dari 36 responden, beda reaksi tertinggi yaitu 444,74 milidetikdalam artian mengalami kelelahan kerja sedang, dan beda
reaksi terendan yaitu 151,22 milidetik dalam artian kelelahan
responden normal.
Perbedaan responden antara pembagian kuesioner yang
berjumlah 45 responden dengan pada saat pengukuran
kelelahan kerja yangt hanya berjumlah 36 responden
dikarenakan ada beberapa responden yang cuti, ada pula yang
off karena ikut shift, peneliti tidak dapat menunggu untuk
mengukur mereka dikarenakan keterbatasan waktu peminjaman
alat di hiperkes sehingga responden yang tidak masuk pada hari
pengukuran kelelahan kerja dengan menggunakan reaction timer
-
8/6/2019 Skripsi PT
72/90
72
tetap dimasukkan datanya sampai sejauh dia ter