Skripsi PT

download Skripsi PT

of 90

Transcript of Skripsi PT

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    1/90

    1

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perkembangan teknologi yang semakin maju mendorong Indonesia

    mencapai tahap industrialisasi, yaitu adanya berbagai macam industri

    yang ditunjang dengan teknologi yang telah maju dan modern. Salah

    satu konsekuensi dari perkembangan industri yang sangat pesat dan

    persaingan yang ketat antar perusahaan di Indonesia sekarang ini

    adalah tertantangnya proses produksi kerja dalam perusahaan supaya

    terus menerus berproduksi selama 24 jam. Dengan demikian

    diharapkan ada peningkatan kualitas serta kuantitas produksi untuk

    mencapai keuntungan yang maksimal. (Imansyah, 2004)

    Sehat digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial

    seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan

    kesehatan lainnya melainkan juga menunjukkan kemampuan untuk

    berinteraksi dengan lingkungan serta pekerjaannya (Budiono, 2003).

    Kesehatan kerja adalah merupakan bagian dari kesehatan masyarakat

    atau aplikasi kesehatan masyarakat didalam suatu masyarakat pekerja

    dan masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk

    memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,

    mental, dan juga sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat

    lingkungan perusahan tersebut, melalui usaha-usaha promotif,

    preventif, dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-

    gangguan kesehatan lainnya yang diakibatkan oleh pekerjaannya atau

    lingkungan kerja. Tidak adanya absentisme atau rendahnya angka

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    2/90

    2

    absentisme dan meningkatnya status kesehatan pekerja ini jelas akan

    meningkatkan efesiensi, yang bermuara terhadap meningkatkan

    keuntungan perusahaan. (notoatmodjo, 2005)Bekerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia.

    Kebutuhan itu bermacam-macam, berkembang dan berubah, bahkan

    sering kali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena

    ada sesuatu yang ingin dicapai dan orang berharap aktivitas kerja

    yang dilakukannya akan membawakan suatu keadaan yang lebih

    memuaskan dari sebelumnya. (Anoraga, 2001)

    Lingkungan kerja yang tidak memenuhi standar yang ada misalnya

    bising yang melebihi ambang batas, pencahayaan yang kurang atau

    kadang terlalu berlebihan yang menyebabkan kesilauan, iklim kerja

    yang tidak kondusif merupakan faktor yang dapat menimbulkan

    gangguan kesehatan. Kebisingan merupakan suara yang tidak di

    inginkan. Kebisingan selain dapat menimbulkan ketulian sementara

    dan ketulian permanen juga akan berdampak negatif lain seperti

    gangguan komunikasi dan efek pada pekerjaan. (Hadian, 2000)

    Interaksi antara manusia, alat dan bahan, serta lingkungan kerja

    menimbulkan beberapa pengaruh terhadap tenaga kerja. Pengaruhatau dampak negatif sebagai hasil samping proses industri merupakan

    beban tambahan dari tenaga kerja, yang bisa menimbulkan kelelahan.

    Ada beberapa faktor yang menyebabkan adanya beban tambahan

    lingkungan kerja yaitu: Faktor fisik (penerangan, kebisingan, vibrasi

    mekanis, iklim kerja dan radiasi), Faktor kimia (gas, uap, debu, kabut

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    3/90

    3

    fume, asap, awan, cairan dan benda padat), Faktor biologi (tumbuhan

    dan hewan), Faktor fisiologis (konstruksi mesin, sikap dan cara kerja),

    dan Faktor psikologis (suasana kerja, hubungan antara pekerja ataudengan atasan). (Depnaker, 2004)

    Faktor fisik tersebut akan merugikan tenaga kerja apabila terjadi

    ketidakseimbangan dan ketidaknyamanan pada saat bekerja. Hal ini

    biasanya terjadi pada lingkungan kerja yang panas sehingga tenaga

    kerja yang terpapar panas suhu tubuhnya akan meningkat. Ini terjadi

    karena adanya aliran panas dari lingkungan kerja yang suhunya lebih

    tinggi ke tubuh tenaga kerja yang suhunya lebih rendah sampai dalam

    keadaan seimbang. Kondisi lingkungan kerja yang mempunyai

    kebisingaan melebihi 85 dBAA dapat mengganggu kesehatan pekerja

    seperti ketulian progesif. World Health Organization (WHO) yang

    dikutip oleh Hadian (2000) melaporkan tahun 1988 terdapat 8-12%

    penduduk dunia menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk,

    angka itu diperkirakan akan terus meningkat.

    Disamping itu penerangan yang tidak baik akan menyebabkan

    kerusakan pada alat penglihatan, dan semua itu akan menyebabkan

    menurunnya konsentrasi dan kelelahan mental bagi para tenaga kerja.(Depnaker, 2004)

    Kelelahan (fatigue ) merupakan salah satu risiko terjadinya

    penurunan derajat kesehatan tenaga kerja. (Budiono, 2003)

    menyatakan kelelahan kerja ditandai dengan melemahnya tenaga

    kerja dalam melakukan pekerjaan atau kegiatan, sehingga akan

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    4/90

    4

    meningkatkan kesalahan dalam melakukan pekerjaan dan akibat

    fatalnya adalah terjadinya kecelakaan kerja. Dari laporan survei di

    Negara maju diketahui bahwa 10-50% penduduk mengalami kelelahanakibat kerja. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan adanya prevalensi

    kelelahan sekitar 20% pasien yang membutuhkan perawatan.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh kementrian tenaga kerja

    jepang terhadap 12.000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000

    pekerja di Negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan

    hasil bahwa ditemukan bahwa 65% pekerja mengeluhkan kelelahan

    fisik akibat kerja rutin, 28% mengeluhkan kelelahan mental dan sekitar

    7% pekerja mengeluh stress dan merasa tersisihkan. (hidayat, 2003)

    Di Indonesia, khususnya di wilayah Kalimantan timur merupakan

    salah satu daerah yang memiliki banyak sumberdaya batubara.

    Batubara merupakan salah satu sumber energi alternatif di Indonesia

    yang cukup besar cadangannya. PT Kaltim Prima Coal merupakan

    salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan

    batubara. Coal Preparation Plant merupakan salah satu departemen

    yang ada di PT Kaltim Prima Coal. Departemen ini merupakan pusat

    pengolahan dan penyiapan batubara dari tambang sehinggamenghasilkan batubara yang sesuai dengan permintaan pembeli baik

    dari segi fisik maupun kualitasnya. Dalam menjalankan fungsinya di

    atas, departemen ini dilengkapi berbagai peralatan dan mesin-mesin

    yang beroperasi setiap hari selama 24 jam terdiri dari 3 shift.

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    5/90

    5

    Pengangkutan dari stockpile yang melalui bawah tanah (tunnel)

    atau biasa disebut ruang terbatas memiliki suhu yang relative tinggi

    temperaturnya, pengukuran yang dilakukan di ruang terbatas pada 5titik yang ada di dalamnya dibulan November 2009 terdapat hasil

    sebagai berikut : titik 1 (28,8), titik 2 (29,3), titik 3 (29,8), titik 4 (28,6),

    dan titik 5 (29,2), sehingga membuat orang yang bekerja di dalamnya

    apabila terjadi kerusakan alat atau mesin merasa kurang nyaman

    apalagi jika mesin pengangkutnya masih beroperasi maka selain

    temperature suhu yang naik, pekerja juga terganggu oleh suara bising

    dari mesin tersebut.

    Kondisi penerangannya sendiri ada yang telah memenuhi standar

    ada pula yang kurang seperti pengukuran yang dilakukan pada tahun

    2002 oleh safety coordinator di crusher 5 diukur 3 titik, dan didapatkan

    hasil pngukurannya yaitu : 183 lux, 192 lux dan 33 lux.

    Kondisi dari ketidakstabilan lingkungan fisik yang berupa

    kebisingan, getaran, penerangan tempat kerja dan juga iklim kerja

    pada saat mereka melakukan pekerjaan membuat para pekerja

    merasa menjadi cepat mengalami kelelahan. Hal ini menjadi dasar

    minat mahasiswa untuk meneliti dengan tema Hubungan LingkunganFisik terhadap Kelelahan kerja pada karyawan Maintenance bagian

    Coal Preparation Plant PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten

    Kutai Timur Tahun 2010.

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    6/90

    6

    B. Rumusan Masalah

    Apakah ada hubungan Lingkungan Fisik tehadap kelelahan kerja

    pada karyawan maintenance bagian Coal Preparation Plant PT. KaltimPrima Coal Sangatta Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Mengetahui hubungan Lingkungan Fisik terhadap kelelahan

    kerja pada karyawan maintenance bagian Coal Preparation Plant

    PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten Kutai Timur Tahun

    2010.

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengetahui hubungan kebisingan terhadap kelelahan

    kerja pada karyawan maintenance bagian Coal Preparation

    Plant PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten Kutai Timur

    Tahun 2010.

    b. Untuk mengetahui hubungan getaran terhadap kelelahan

    kerja pada karyawan maintenance bagian Coal PreparationPlant PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten Kutai Timur

    Tahun 2010.

    c. Untuk mengetahui hubungan penerangan terhadap

    kelelahan kerja pada karyawan maintenance bagian Coal

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    7/90

    7

    Preparation Plant PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten

    Kutai Timur Tahun 2010.

    d. Untuk mengetahui hubungan iklim kerja terhadap kelelahankerja pada karyawan maintenance bagian Coal Preparation

    Plant PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten Kutai Timur

    Tahun 2010.

    D. Manfaat penelitian

    1. Bagi peneliti

    Dapat meningkatkan pengetahuan dan sarana pengembangan

    teori yang telah didapat dalam perkuliahan sehingga diperoleh

    pengalaman langsung khususnya mengenai kesehatan dan

    keselamatan kerja yang ditulis dalam bentuk tulisan ilmiah.

    2. Bagi Fakultas

    Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan

    data dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pustaka

    guna pengembangan ilmu kesehatan dan keselamatan kerja.

    3. Bagi Perusahaan

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk mengetahuiseberapa besar tingkat kelelahan yang dialami karyawan

    Maintenance bagian CPP PT.KPC Sangatta, serta sebagai bahan

    pertimbangan untuk mengevaluasi adanya keluhan tenaga kerja dan

    mencari alternatif pemecahan masalah yang ada.

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    8/90

    8

    Sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan serta

    penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk

    meningkatkan derajat kesehatan kerja karyawan khususnyaMaintenance bagian Coal Preparation Plant PT KPC Sangatta.

    BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    A. Lingkungan Fisik

    Faktor fisik merupakan komponen yang terdapat di lingkungan

    kerja seperti kebisingan, penerangan, iklim kerja, getaran dan radiasi,

    yang biasanya mempengaruhi tenaga kerja (Depnaker, 2004). Faktor

    fisik yang diteliti dalam penelitian ini adalah kebisingan, getaran,

    penerangan dan iklim kerja.

    1. Kebisingan

    Kebisingan merupakan masalah kesehatan yang selalu timbul,

    baik pada industri besar seperti pabrik baja, pabrik mobil maupun

    industri rumah tangga seperti penggergajian kayu, pande besi,

    perajin kuningan serta aneka logam lainnya.

    a. Pengertian Kebisingan

    Menurut KEP.MENAKER NO:KEP-51/MEN/1999 yangdimaksud dengan kebisingan adalah semua suara yang tidak

    dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan

    atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat

    menimbulkan gangguan pendengaran. Sedangkan menurut Fox

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    9/90

    9

    (1969), kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki atau

    tidak diharapkan oleh seseorang. (Ramdan, 2007)

    Bunyi merupakan suatu gelombang berupa getaran darimolekul-molekul zat yang saling beradu satu dengan yang lain

    secara terkoordinasi sehingga menimbulkan gelombang dan

    meneruskan energi serta sebagian dipantulkan kembali. Media

    yang dilalui mempunyai masa yang elastis sehingga

    menghantarkan bunyi tersebut. Bunyi merambat melalui udara

    dengan kecepatan sekitar 344 m/detik pada suhu 20oC dan

    menimbulkan gelombang dengan sumber bunyi sebagai titik

    pusat dan disebarkan secara radial membentuk bidang

    gelombang (Salim, 2002).

    Frekuensi bunyi yang dapat didengar telinga manusia

    terletak antara 16 hingga 20.000 Hz. Frekuensi bicara terdapat

    pada rentang 250-4000 Hz. Bunyi frekuensi tinggi adalah yang

    paling berbahaya.

    Bunyi dapat dibedakan dalam 3 rentang frekuensi sebagai

    berikut:

    1. Infra sonic , bila suara dengan gelombang antara 0- 16 Hz.Infra sonic tidak dapat didengar oleh telinga manusia dan

    biasanya ditimbulkan oleh getaran tanah dan bangunan.

    Frekuensi

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    10/90

    10

    2. Sonic, bila gelombang suara antara 16-20.000 Hz,

    merupakan frekuensi yang dapat ditangkap oleh telinga

    manusia.3. Ultra sonic , bila gelombang >20.000 Hz. Frekuensi di atas

    20.000 Hz sering digunakan dalam bidang kedokteran,

    seperti untuk penghancuran batu ginjal, pembedahan

    katarak karena dengan frekuensi yang tinggi bunyi

    mempunyai daya tembus jaringan cukup besar, sedangkan

    suara dengan frekuensi sebesar ini tidak dapat didengar

    oleh telinga manusia.

    b. Jenis Kebisingan

    Jenis kebisingan yang sering ditemui adalah:

    1. Kebisingan continue dengan spectrum frekuensi yang

    luas (steady state, wide band noise ). Jenis kebisingan ini

    dapat dijumpai misalnya pada mesin-mesin produksi, kipas

    angin, dapur pijar dan lain-lain.

    2. Kebisungan continue dengan spectrum frekuensi

    sempit (steady state, narrow band noise ). Jenis kebisinganseperti ini dapat dijumpai pada gergaji sirkuler, katup gas

    dan lain-lain.

    3. Kebisingan terputus-putus (intermitent ). Kebisingan

    jenis ini dapat ditemukan misalnya pada lalu lintas darat,

    suara kapal terbang dan lail-lain.

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    11/90

    11

    4. Kebisingan impulsive (impact or impulsive noise ).

    Jenis kebisingan seperti ini dapat ditemukan misalnya pada

    pukulan mesin kontruksi, tembakan senapan, atau suaraledakan.

    5. Kebisingan impulsive berulang. Jenis kebisingan ini

    dapat dijumpai misalnya pada bagian penempaan besi di

    perusahaan besi. (Ramdan, 2007)

    c. Pengaruh Kebisingan

    Setiap tenaga kerja memiliki kepekaan sendiri-sendiri

    terhadap kebisingan, terutama nada yang tinggi, karena

    dimungkinkan adanya reaksi psikologis seperti stres, kelelahan,

    hilang efisiensi dan ketidaktenangan (Sutaryono, 2002). Lebih

    dari itu (Wardhani, 2004), menyatakan pengaruh utama dari

    kebisingan kepada kesehatan (efek fisiologis) adalah kerusakan

    pada indra pendengar yang menyebabkan ketulian.

    Disamping itu sumber kebisingan yang tinggi memiliki

    pengaruh terhadap tenaga kerja, yaitu:

    1) Mengurangi kenyamanan dalam bekerja2) Mengganggu komunikasi atau percakapan antar

    pekerja

    3) Mengurangi konsentrasi

    4) Menurunkan daya dengar, baik yang bersifat

    sementara maupun permanen

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    12/90

    12

    5) Tuli akibat kebisingan (Budiono, 2003).

    Kebisingan mengakibatkan kerusakan pada indra-indra

    pendengaran, hal ini dapat berbentuk ketulian progresif. Mula-mula efek kebisingan pada pendengaran adalah sementara dan

    dapat pulih lagi dengan cepat sesudah berhenti bekerja di

    tempat bising. Jika bekerja terus menerus di tempat dengan

    tingkat kebisingan tinggi secara terus menerus maka berakibat

    kehilangan daya dengar yang menetap dan tidak pulih lagi.

    d. Pengukuran Kebisingan

    Pengukuran kebisingan biasanya dilakukan dengan tujuan

    memperoleh data kebisingan di perusahaan atau dimana saja

    sehingga dapat dianalisis dan dicari pengendaliannya.

    Alat yang digunakan untuk mengukur intensitas kebisingan

    adalah dengan menggunakan sound level meter dengan satuan

    intensitas kebisingan sebagai hasil pengukuran adalah desibel

    (dBAA). Alat ini mampu mengukur kebisingan diantara 30 -130

    dBAA dan dari frekuensi 20-20000 Hz. Alat kebisingan yang

    lain adalah yang dilengkapi dengan octave band analyzer dannoise dose meter (Depnaker, 2004)

    Nilai ambang batas atau selanjutnya disingkat NAB

    adalah besarnya tingkat suara dimana sebagian besar tenaga

    kerja masih berada dalam batas aman untuk bekerja 8 jam/hari

    atau 40 jam / minggu. Menurut KEPMENAKER NO : KEP-

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    13/90

    13

    51/MEN/1999 NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 dBAA,

    sedangkan kebisingan yang melampaui NAB, waktu

    pemajanannya ditetapkan sebagai berikut:

    Tabel 2.1.1.1 Nilai Ambang Batas KebisinganWaktu pemajanan

    perhariIntensitas kebisingan dalam

    dBAA8

    Jam

    854 882 911 9430

    Menit

    9715 1007,5 1033,75 1061,88 1090,94 112

    28,12

    Detik

    11514,06 118

    7,03 1213,52 1241,76 1270,88 1300,44 1330,22 1360,11 139

    2. Getaran

    a. Pengertian getaran

    Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur

    dari benda atau media dengan arah bolakbalik dari kedudukan

    keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat di jalankan

    dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis

    (Budiono, 2003).

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    14/90

    14

    Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara

    atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis

    lainnya. Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakaisatuan ukuran hertz (Depkes, 2003). Getaran (vibrasi) adalah

    suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari

    tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat

    getaran peralatan mekanis yang di pergunakan dalam tempat

    kerja.

    Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam

    industri logam, perakitan kapal, dan otomotif, juga

    dipertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. Perkakas

    yang paling banyak digunakan adalah: bor pneumatik, alatalat ini

    menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik dan efeknya

    merugikan yang berbeda. Pada perum perhutani sumber getaran

    yang ada pada peralatan seperti band resaw, cross cut, log band

    saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder.

    b. Jenis Getaran

    Ada dua tipe vibrasi pada manusia yaitu : whole body vibration (WBV) dan hand arm vibration (HAV). WBV

    ditransmisikan ke tubuh melalui permukaan penyangga (kaki,

    pantat, punggung, dsb). Seseorang yang mengemudikan

    kendaraan dikenai WBV lewat pantat dan punggung. HAV

    ditransmisikan ke tangan dan lengan, vibrasi tersebut terutama

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    15/90

    15

    dialami oleh operator held power tool. Sisem WBV masing-

    masing dipelajari secara terpisah.

    1) Terpapar terhadap WBV

    Terpapar terhadap WBV dapat menyebabkan kerusakan

    fisik permanen atau dapat terganggu system syarafnya.

    Terpapar setiap hari oleh WBV selama bertahun-tahun dapat

    menyebabkan kerusakan fisik serius, sebagai contoh iskhemik

    lumbago yang mempengaruhi tulang belakang bagian bawah.

    Selain itu system sirkulasi dan urologi juga akan terganggu.

    Terpapar WBV juga dapat menganggu system saraf pusat.

    Gejala dari gangguan ini biasanya tampak dalam bentuk

    kelelahan, nsomnia dan sakit kepala.

    2) Keterpaparan terhadap HAV

    Terpapar setiap hari oleh HAV selama bertahun-tahun

    dapat menyebabkan kerusakan fisik permanen, sebagai

    contoh kejadian White finger syndrome merupakan dampak

    terpapar HAV yang merusak system persendian, system

    persyarafan dan sirkulasi darah pada otot jari dan siku. Gejala

    gatal-gatal, hilang control dan mati rasa basanya

    mempengaruhi satu jari pada mulanya tetapi kelamaan akan

    mempengaruhi jari-jari lain bila paparan HAV berlanjut.

    (Ramdan, 2007)

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    16/90

    16

    c. Pengaruh Getaran

    1) Getaran Seluruh Badan (whole body vibration)

    Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body

    vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang

    bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya

    yang menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini

    adalah sebesar 5-20 Hz. Getaran seperti ini biasanya dialami

    oleh pengemudi kendaraan seperti : traktor, bus, helikopter,

    atau bahkan kapal. Efek pada organ tertentu bergantung pada

    resonansi alamiah organ tersebut : dada (3-6 Hz), kepala (20-

    30 Hz), rahang (100-150 Hz), dan seterusnya.

    Disamping rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh

    goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian,

    telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan

    osteoarthritis tulang belakang (Harrington, 2003).

    Menambahnya tonus otot-otot oleh karena getaran dibawah

    frekuensi 20 Hz menjadi sebab kelelahan. Kontraksi statis ini

    menyebabkan penimbunan asam laktat dalam alat-alatdengan bertambahnya panjang waktu reaksi. Rasa tidak enak

    menjadi sebab kurangnya perhatian. Rangsangan-rangsangan

    pada system retikuler di otak menjadi sebab mabuk.

    Sebaliknya, frekuensi diatas 20Hz menyebabkan

    pengenduran otot. Lain dari itu getaran-getaran frekuensi

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    17/90

    17

    tinggi 3050Hz digunakan dalam kedokteran olah raga untuk

    memulihkan otot sesudah kontraksi luar biasa.

    2) Getaran pada Lengan Tangan (Tool Hand vibration)

    Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui

    tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar,

    frekuensinya biasnya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling

    berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat

    peka pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada

    pekerjaan seperti: Operator gergaji rantai, Tukang semprot,

    potong rumput, Gerinda, Penempa palu.

    Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan

    patofisiologinya, efek ini disebut sebagai sindrom getaran

    lengan (HVAS) yang terdiri atas:

    a. Efek vaskuler-pemucatan pada episodik buku jari

    ujung yang bertambah parah pada suhu dingin (Fenomena

    Raynoud).

    b. Efek Neurologik buku jari ujung mengalami

    kesemutan dan baal.c. Efek bersifat progresif apabila ada pemanjanan

    terhadap alat bergetar berlanjut dan dapat menyebabkan

    dalam kasus yang parah.

    d. Pengukuran Getaran

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    18/90

    18

    Pengukuran getaran yaitu :

    1) Periksa jarum penunjuk, posisikan pada angka nol

    2) Periksa baterai apakah dalam keadaan baik3) Hubungkan penangkap getaran (vibration pick up)

    dengan pengukur getaran (vibration meter)

    4) Pasang penangkap getaran pada objek yang akan diukur

    Percepatan hasil pengukuran dikalikan dengan g = 980

    m/det. Ketepatan hasil pengukuran dikalikan dengan cm/det

    Menurut KEPMENAKER NO : KEP-51/MEN/1999 Nilai ambang

    batas getaran untuk pemajanan lengan dan tangan adalah

    sebagai berikut :

    Tabel 2.1.2.1 NAB getaran untuk lengan dan tangan

    Jumlah waktupemajanan per hari

    kerja

    Nilai percepatan pada frekuensidominan

    Meter per detik kuadrat(m/det) Gram

    4 jam dan kurang dari8 jam 4 0,40

    2 jam dan kurang dari4 jam 6 0,61

    1 jam dan kurang dari2 jam 8 0,81

    Kurang dari 1 jam 12 1,22Catatan : 1 gram = 9,81 m/det

    3. Penerangan

    a. Pengertian Penerangan

    Menurut peraturan pemerintah (1999), penerangan ditempat

    kerja adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    19/90

    19

    diperlukan untuk melaksakan kegiatan secara efektif.

    Penerangan dapat berasal dari cahaya alami dan buatan.

    Penerangan adalah penting sebagai suatu faktor keselamatan dalam lingkungan fisik pekerja. Beberapa

    penyelidikaan mengenai hubungan antara produktivitas dengan

    penerangan telah memperlihatkan, bahwa penerangan yang

    cukup dan diatur sesuai dengan jenis pekerjaan dapat

    menghasilkan produksi maksimal dan penekanan biaya

    (Sutaryono, 2002)

    b. Jenis Penerangan

    1) Penerangan langsung ( direct lighting ), hampir semua

    cahaya didistribusikan ke bawah (90-100%), paling efisien

    digunakan karena banyaknya cahaya yang mencapai

    permukaan kerja adalah maksimum, namun sering

    menimbulkan bayangan dan kesilauan (bila cahaya terlalu

    kuat).

    2) Penerangan semi langsung ( semi-direct lighting ),

    distribusi cahaya diarahkan kebawah (60-90%)3) General difuse , kurang lebih 40-60% cahaya diarahkan

    kebawah dan 40-60% diarahkan keatas.

    4) Semi-indirect lighting , 60-90% cahaya didistribusikan

    kearah atas dan 10-40% kearah bawah, untuk itu nilai

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    20/90

    20

    pantulan dari langit-langit harus tinggi agar cahaya lebih

    banyak yang dipantulkan kebawah.

    5) Indirect lighting , distribusi cahaya katas 90-100%, tidakmenimbulkan bayangan dan kesilauan, tetapi mengurangi

    efisiensi cahaya.

    Adapun tipe penerangan yang dapat digunakan di

    perusahaan adalah:

    a. Penerangan umum (general lighting)

    b. Penerangan lokal (localized general ligting )

    c. Pengaruh Penerangan

    Penerangan yang baik dapat memberikan keuntungan pada

    tenaga kerja, yaitu peningkatan produksi dan menekan biaya,

    memperbesar kesempatan dengan hasil kualitas yang

    meningkat, menurunkan tingkat kecelakaan, memudahkan

    pengamatan dan pengawasan, mengurangi ketegangan mata,

    mengurangi terjadinya kerusakan barang-barang yang

    dikerjakan.

    Penerangan yang buruk dapat berakibat kelelahan mata,

    memperpanjang waktu kerja, keluhan pegal didaerah mata dansakit kepala disekitar mata, kerusakan indra mata, kelelahan

    mental dan menimbulkan terjadinya kecelakaan (Wardhani :

    2004).

    d. Pengukuran Penerangan

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    21/90

    21

    Pengukuran intensitas penerangan dilakukan dengan

    menggunakan alat Luxmeter atau lightmeter. Alat ini bekerja

    berdasarkan pengubahan energi cahaya menjadi energi listrikoleh photo electric cell.

    Berdasarkan peraturan pemerintah (1999) tentang

    persyarataan kesehatan lingkungan kerja, yang dimaksudkan

    dengan intensitas penerangan ditempat kerja dapat dilihat pada

    tabel 2.1.3.1:

    Tabel 2.1.3.1 Intensitas penerangan

    Jenis Kegiatan IntensitasPenerangan(Lux)

    Keterangan

    Pekerjaan kasar &tidak terus menerus 100

    Ruang penyimpanan dan ruangperalatan yang memerlukanpekerjaan yang kontinyu

    Pekerjaan kasar &terus menerus

    200 Pekerjaan dengan mesin danperakitan kasar

    Pekerjaan rutin 500Pekerjaan kantor/administrasi,ruang kontrol, pekerjaan mesindan perakitan

    Pekerjaan halus 1000Pembuatan gambar ataubekerja dengan mesin kantor,pekerja pemeriksan

    Pekerjaan amat halus 1500Tidak menimbulkan bayanganMengukir dengan tangan,pemeriksaan pekerjaan mesin

    dan perakitan yang halusPekerjaan detail 3000

    Tidak menimbulkan bayanganPemeriksaan pekerjaan,perakitan yang sangat halus

    Sumber: KepMenKes RI No 261/MenKes/SK/II/1998

    4. Iklim Kerja

    Negara Indonesia merupakan Negara tropis dengan ciri

    utamanya adalah suhu dan kelembaban yang tinggi, kondisi awal

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    22/90

    22

    seperti ini seharusnya sudah menjadi perhatian karena iklim kerja

    yang panas merupakan beban bagi tubuh ditambahn lagi apabila

    pekerja harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan fisik yang berat,dapat memperburuk kondisi kesehatan dan stamina pekerja.

    Respon-respon fisiologis yang akan nampak jelas terhadap

    pekerja dengan iklim kerja panas tersebut, seperti peningkatan

    tekanan darah dan denyut nadi. Terdapat perbedaan peningkatan

    tekanan darah pada tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar

    panas, yang jelas sekali akan memperburuk kondisi pekerja. Selain

    respon tekanan darah dan denyut nadi, sistem termoregulator di

    otak (hypotalamus ) akan merespon dengan beberapa mekanisme

    kontrol seperti konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi dengan

    tujuan untuk mempertahankan suhu sekitar 36 C 37 C. Namun

    apabila paparan dibiarkan terus menerus akan menyebabkan

    kelelahan (fatique ) dan akan menyebabkan mekanisme kontrol ini

    tidak lagi bekerja yang pada akhirnya akan menyebabkan timbulnya

    efek heat stress (erwin, 2004)

    a. Pengertian Iklim Kerja

    Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu udara,kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi

    pada suatu lingkungan kerja. Nilai ambang batas untuk iklim

    kerja adalah situasi iklim kerja yang oleh tenaga kerja masih

    dapat dihadapi dalam pekerjaannya sehari-hari, tidak

    mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan untuk waktu

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    23/90

    23

    kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam per hari atau 40 jam

    perminggu.

    Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu kerja,kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi

    pada suatu tempat kerja. Cuaca kerja yang tidak nyaman, tidak

    sesuai dengan syarat yang ditentukan dapat menurunkan

    kapasitas kerja yang berakibat menurunnya efisiensi dan

    produktivitas kerja. Suhu udara dianggap nikmat bagi orang

    Indonesia ialah berkisar 240C sampai 260C dan selisih suhu

    didalam dan diluar tidak boleh lebih dari 50C. Batas kecepatan

    angin secara kasar yaitu 0,25 sampai 0,5 m/dtk.

    Suhu tubuh manusia dapat dipertahankan secara menetap

    oleh suatu system pengatur suhu (Thermoregulatory system ).

    Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan diantara panas

    yang dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan

    pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan sekitar.

    Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivias

    kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada

    temperatur sekitar 24 derajat Celsius sampai 27 derajat Celsius(Wigjosoebrata, 2003).

    b. Macam Iklim Kerja

    Kemajuan teknologi dan proses produksi didalam industri

    telah menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    24/90

    24

    atau cuaca tertentu, yang dapat berupa iklim keja panas dan

    iklim kerja dingin.

    1) Iklim kerja panas

    Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan

    kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan angin,

    kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan sinar matahari

    (Budiono, 2003).

    Tubuh manusia mempunyai kemampuan untuk mengatur

    keseimbangan suhu agar berada dalam keadaan yang

    menetap (hemeotermis ), fungsi ini dinamakan system

    pengatur suhu (Thermoregulatory system ) yang dijalankan

    oleh hipotalamus. Suhu tubuh yang tetap jika panas yang

    dihasilkan dengan pertukaran suhu antara tubuh dengan

    lingkungan sekitar seimbang. Tubuh memproduksi panas

    ditentukan oleh dari egiatan fisik, makanan, pengaruh

    berbagai bahan kimia dan gangguan pada system pengatur

    keseimbangan suhu tubuh misalnya penyakit infeksi. Tubuh

    mengeluarkan panas bias melalui mekanisme konduksi,

    konveksi, radiasi dan penguapan (evaporasi ). (Ramdan, 2007)a) Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan

    benda-benda sekitar dengan melalui sentuhan atau

    kontak. Konduksi akan menghilangkan panas dari tubuh

    apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya, dan

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    25/90

    25

    akan menambah panas kepada tubuh apabila benda-

    benda sekitar lebih panas dari tubuh manusia.

    b) Konveksi, adalah petukaran panas dari badan denganlingkungan melalui kontak udara dengan tubuh. Pada

    proses ini pembuangan panas terbawa oleh udara sekitar

    tubuh.

    c) Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang

    elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih panjang

    dari sinar matahari.

    d) Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit

    akan cepat menguap bila udara diluar badan kering dan

    terdapat aliran angin sehingga terjadi pelepasan panas

    dipermukan kulit, maka cepat terjadi penguapan yang

    akhirnya suhu badan bisa menurun.

    Terhadap paparan cuaca kerja panas, secara fisiologis

    tubuh akan berusaha menghadapinya dengan maksimal,

    dan bila usaha tersebut tidak berhasil akan timbul efek yang

    membahayakan. Karena kegagalan tubuh dalam

    menyesuaikan dengan lingkungan panas maka timbulkeluhan-keluhan sepert kelelahan, heat Cramps , Heat

    exhaustion , dan Heat stroke .

    a) Heat Fatique adalah gangguan pada kemampuan

    motorik dalam kondisi panas. Gerakan tubuh menjadi

    lambat, kurangt waspada terhadap tugas.

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    26/90

    26

    b) Heat cramps / kejang panas ialah kekejangan otot

    yang diikuti penurunan sodium klorida dalam darah

    sampai dibawah tingkat kritis. (Ramdan, 2007)c) Heat exhaustion , biasanya terjadi karena cuaca yang

    sangat panas terutama bagi mereka yang belum

    beradaptasi tehadap udara panas. Penderita biasanya

    keluar keringat banyak tetapi suhu badan normal atau

    subnormal, tekanan darah menurun, denyut nadi lebih

    cepat.

    d) Heat stroke , terjadi karena pengaruh suhu panas

    yang sangat hebat, sehingga suhu badan naik, kulit kering

    dan panas (Budiono, 2003).

    Tingkat kerja cenderung mengatur sendiri, yakni pekerja

    akan secara volunter menurunkan tingkat pekerjaannya bila

    dia merasakan panas berlebihan, kecuali untuk pemadaman

    kebakaran dan pekerjaan penyelamatan, karena tekanan

    psikologik akan mengatasi kondisi normal.

    Faktor luar seperti kadar kelembaban dan angin akan

    mempengaruhi tahanan pakaian terhadap aliran panas.Pakaian yang lembab akan mempunyai tahanan yang lebih

    rendah. Kecepatan aliran udara yang lebih tinggi akan

    cenderung mengempiskan pakaian, mengurangi

    ketebalannya dan ketahanannya juga. Sementara pada

    pakaian yang teranyam terbuka, angin dapat mengilangkan

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    27/90

    27

    lapisan udara hangat yang ada di dalam. Kecuali jika

    dipergunakan sebagai pelindung bahaya kimia atau bahaya

    lainnya. Isolasi perorangan cenderung mengatur sendiri,orang menambah atau membuang lapisan pakaian sesuai

    dengan perasaan kenyamanannya.

    Lama pemajanan dapat beragam sesuai dengan jadwal

    kerja atau istirahat, lebih baik dengan masa istirahat yang

    diambil dalam lingkungan yang kurang ekstrem (Harrington,

    2005).

    Orang-orang Indonesia pada umumnya beraklimatisasi

    dengan iklim tropis yang suhunya sekitar 29-30OC dengan

    kelembaban sekitar 85 95 %. Aklimatisasi terhadap panas

    berarti suatu proses penyesuaian yang terjadi pada

    seseorang selama seminggu pertama berada di tempat

    panas, sehingga setelah itu ia mampu bekerja tanpa

    pengaruh tekanan panas.

    2) Iklim kerja dingin

    Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi kerjadengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot. Kondisi

    semacam ini dapat meningkatkan tingkat kelelahan

    seseorang. Sedangkan pengaruh suhu ruangan sangat

    rendah terhadap kesehatan dapat mengakibatkan penyakit

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    28/90

    28

    yang terkenal yang disebut dengan chilblains, trench foot dan

    frostbite .

    Penderita chilblains pada bagian tubuh yang terkenamenunjukkan tanda yang khas yaitu membengkak, merah,

    panas, dan sakit dengan diselingi gatal. Chilblains diderita

    oleh seorang pekerja sebagai akibat bekerja ditempat yang

    cukup dingin dalam waktu yang lama. Disamping itu, faktor

    makanan (defisiensi gizi) juga akan berpengaruh terhadap

    terjadinya penyakit tersebut.

    Trenhc foot adalah kerusakan anggota-anggota badan

    terutama kaki, akibat kelembaban atau dingin walaupun suhu

    masih diatas titik beku. Awalnya kaki kelihatan pucat, nadi

    tidak teraba dan nampak pucat. Pada saat itu si sakit merasa

    kesemutan, kaku dan kaki berat. Stadium ini diikuti tingkat

    hyperthermis yaitu kaki membengkak, merah dan sakit.

    Frostbite adalah akibat suhu yang sangat rendah dibawah

    titik beku. Kondisi penderita sama seperti yang mengalami

    penyakit trench foot , namun stadium akhir penyakitfrostbite

    adalah gangrene .Perbedaan antara ketiga penyakit diatas adalah cacat

    menetap pada frostbite serta cacat sementara pada penyakit

    chilblains dan trench foot .

    Pencegahan terhadap gangguan kesehatan akibat iklim

    kerja suhu dingin dilakukan melalui seleksi pekerja yang fit

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    29/90

    29

    dan penggunaan pakaian pelindung yang baik. Disamping itu,

    pemeriksaan kesehatan perlu juga dilakukan secara periodik

    (Budiono, 2003)

    c. Pengukuran Iklim Kerja

    Untuk mengetahui iklim kerja disuatu tempat kerja dilakukan

    pengukuran besarnya tekanan panas salah satunya dengan

    mengukur ISBB atau Indeks Suhu Basah dan Bola (Hiperkes,

    2004)

    Indeks suhu bola basah didalam atau diluar ruangan tanpa

    panas radiasi :

    Alat yang dapat digunakan adalah Arsmann psychrometer

    untuk mengukur suhu basah, themometer kata untuk menguku

    kecepatan udara dan termometer bola untuk mengukur suhu

    radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja dapat mengunakan

    questemt digital . Adapun standar Nilai Ambang Batas (NAB)

    iklim kerja adalah 28C (Kep.Men no.51/Men/1999).Menurut KEPMENAKER NO:KEP-51/MEN/1999 nilai ambang

    batas iklim kerja indeks suhu bsah dan bola (ISBB) yang

    diperkenankan adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.1.4.1 Nilai Ambang Batas Iklim KerjaPengaturan waktu kerja

    setiap jamISBB (C)

    Beban Kerja

    Waktu Kerja Waktu Ringan Sedang Berat

    ISBB : 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    30/90

    30

    IstirahatBekerja Terus

    menerus (8 jam/hari) - 30,0 26,7 25,075% kerja 25% 30,6 28,0 25,9

    50% 50% 31,4 29,4 27,925% 75% 32,2 31,1 30,0

    B. Kelelahan

    Semua jenis pekerjaan akan menghasilkan kelelahan kerja. Lelah

    bagi setiap orang akan mempunyai arti tersendiri dan bersifat

    subyektif. Lelah merupakan suatu perasaan.

    1. Pengertian Kelelahan

    Banyak definisi tentang kelelahan kerja yang telah

    dikemukakan, namun secara garis besar dapat dikatakan bahwa

    kelelahan merupakan suatu pola yang timbul pada suatu keadaan,

    yang secara umum terjadi pada setiap individu yang telah tidak

    sanggup lagi melakukan aktivitasnya. (Santalaksana, 1979 dalam

    Eraliesa, 2008). Lelah merupakan suatu perasaan yang mempunyai

    arti tersendiri dan sifatnya subjektif bagi setiap orang.

    Adapun beberapa teori kelelahan kerja yakni :

    a. Kelelahan kerja merupakan proses menurunnya efisiensi,performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan

    fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus

    dilakukan. (wignjosoebroto, 2000)

    b. Kelelahan kerja (job burnout) adalah sejenis stress yang

    banyak dialami oleh orang-orang yang bekerja dalam

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    31/90

    31

    pekerjaan-pekerjaan pelayanan terhadap manusia lainnya,

    seperti perawatan kesehatan, pendidikan, kepolisian,

    keagamaan dan sebagainya. Konsekuensi kelelahan kerjaadalah memburuknya hubungan si pekerja dengan rekan kerja

    lainnya. Suatu studi mengenai kesehatan mental pekerja

    menemukan bahwa orang-orang yang mengalami perasaan

    tidak simpatik terhadap kliennya atau konsumen yang

    dilayaninya kepada rekan kerjanya dapat menciptakan suatu

    atmosfir negative diantara satuan kerja tersebut. Pekerja yang

    mengalami kelelahan kerja juga akan sering tidak masuk kerja

    dan mengambil waktu istirahat. (wignjosoebroto, 2000)

    c. Kelelahan kerja dalam suatu industri berkaita pada tiga

    gejala yang saling berhubungan yaitu : perasaan lelah,

    perubahan fisiologis dalam tubuh (syaraf dan otot tidak

    berfungsi dengan baik atau idak secepat pada keadaan normal

    yang disebabkan oleh perubahan kimiawi setelah bekerja) dan

    menurunnya kapasitas kerja. (barnes 1980 dalam Eraliesa,

    2008)

    d. Kelelahan kerja adalah suatu kondisi yang dihasilkan stresssebelumnya yang mengakibatkan melemahnya kembali fungsi

    dan kinerja, fungsi organ saling mempengaruhi yang akhirnya

    mengganggu fungsi kepribadian, umumnya bersamaan dengan

    menurunnya kesiagaan kerja dan meningkatnya sensasi

    ketegangan. (silaban, 1996 dalam Eraliesa, 2008)

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    32/90

    32

    e. Kelelahan kerja merupakan suatu kondisi yang

    menyebabkan penurunan kinerja yang dapat mengakibatkan

    kesalahan kerja, ketidakhadiran, keluar kerja, kecelakaan kerjadan berpengaruh terhadap perilaku kerja. (Schultz, 1982 dalam

    Eraliesa, 2008)

    f. Kelelahan kerja merupakan gejala yang ditandai adanya

    perasaan lelah dan penurunan kesiagaan, persepsi yang

    lambat dan lemah yang bersifat kronis atau merupakan

    penurunan kinerja dan mental atau psikososial. (grandjen, 1985

    dalam Eraliesa, 2008)

    g. Menurut Setyawati 1985, yang dikutip oleh Wignjoseobroto

    2000 bahwa secara umum kelelahan kerja merupakan keadaan

    yang dialami tenaga kerja yang dapat mengakibatkan

    penurunan vitalitas dan produktivitas kerja.

    h. Kelelahan kerja dianggap sebagai memuncaknya kondisi

    psikokhemis dari tubuh yang diakibatkan produksi racun-racun

    khemis yang berlebiha sehingga orang harus beristirahat.

    (kartono, 1994 dalam Eraliesa, 2008)

    i. Kelelahan juga dapat diartikan sebagai suatu mekanismeperlindungan tubuh agar tubuh menghindari kerusakan lebih

    lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan.

    (sumamur 1996)

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    33/90

    33

    Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan

    efisiensi dan ketahanan dalam bekerja, yang dapat disebabkan

    oleh :a. Kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan

    visual)

    b. Kelelahan fisik umum

    c. Kelelahan syaraf

    d. Kelelahan oleh lingkungan yang monoton

    e. Kelelahan oleh lingkungan kronis terus-menerus sebagai

    faktor secara menetap

    Menurut (Nurmianto, 2003) kelelahan kerja akan menurunkan

    kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya

    kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan

    kerja dalam industri. Pembebanan otot secara statispun (static

    muscular loading ) jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama

    akan mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries ), yaitu nyeri

    otot, tulang, tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis

    pekerjaan yang bersifat berulang (repetitive ).

    Selain itu karakteristik kelelahan akan meningkat dengansemakin lamanya pekerjaan yang dilakukan, sedangkan

    menurunnya rasa lelah (recovery ) adalah didapat dengan

    memberikan istirahat yang cukup.

    Kelelahan berbeda dengan kejemuan, sekalipun kejemuan

    adalah suatu faktor dari kelelahan. Menurut (Tarwaka, 2004)

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    34/90

    34

    kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan agar

    terhindar dari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian

    terjadilah pemulihan setelah istirahat.Kelelahan (fatigue )merupakan suatu perasan yang subyektif. Kelelahan adalah suatu

    kondisi yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam

    bekerja (Budiono, 2003). Jadi dapat disimpulkan bahwa kelelahan

    kerja bisa menyebabkan penurunan kinerja yang dapat berakibat

    pada peningkatan kesalahan kerja dan kecelakaan kerja.

    2. Jenis Kelelahan

    Kelelahan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu

    berdasarkan proses, waktu, dan penyebab terjadinya kelelahan.

    a. Berdasarkan proses, meliputi:

    1) Kelelahan otot ( muscular fatigue )

    Kelelahan otot adalah tremor pada otot atau perasaan

    nyeri yang terdapat pada otot. Hasil percobaan yang

    dilakukan para peneliti pada otot mamalia, menunjukkan

    kinerja otot berkurang dengan meningkatnya ketegangan

    otot sehingga stimulasi tidak lagi menghasilkan respontertentu. Manusiapun menunjukkan respon yang sama

    dengan proses yang terjadi pada percobaan diatas. Irama

    kontraksi otot akan terjadi setelah melalui suatu periode

    aktivitas secara terus menerus.

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    35/90

    35

    Fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya

    tekanan melalui fisik untuk suatu waktu tertentu disebut

    kelelahan otot secara fisiologis, dan gejala yang ditunjukkantidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik namun juga

    pada makin rendahnya gerakan (Budiono, 2003).

    2) Kelelahan umum

    Pendapat Grandjean (1993) yang dikutip oleh (Tarwaka,

    2004), biasanya kelelahan umum ditandai dengan

    berkurangnya kemauan untuk bekerja, yang sebabnya

    adalah pekerjaan yang monoton, intensitas dan lamanya

    kerja fisik, keadaan lingkungan, Sebab-sebab mental, status

    kesehatan dan keadaan gizi. Secara umum gejala kelelahan

    dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang

    sangat melelahkan. Kelelahan subyektif biasanya terjadi

    pada akhir jam kerja, apabila beban kerja melebihi 30-40%

    dari tenaga aerobik. Pengaruhpengaruh ini seperti

    berkumpul didalam tubuh dan mengakibatkan perasaan

    lelah.Menurut (Budiono, 2003), gejala umum kelelahan adalah

    suatu perasaan letih yang luar biasa dan terasa aneh.

    Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena

    munculnya gejala kelelahan terebut. Tidak adanya gairah

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    36/90

    36

    untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis, segalanya

    terasa berat dan merasa mengantuk.

    b. Berdasarkan waktu terjadi kelelahan

    1) Kelelahan akut, yaitu disebabkan oleh kerja suatu

    organ atau seluruh organ tubuh secara berlebihan dan

    datangnya secara tiba-tiba.

    2) Kelelahan kronis merupakan kelelahan yang terjadi

    sepanjang hari dalam jangka waktu yang lama dan kadang-

    kadang terjadi sebelum melakukan pekerjaan, seperti

    perasaan kebencian yang bersumber dari terganggunya

    emosi. Selain itu timbulnya keluhan psikosomatis seperti

    meningkatnya ketidakstabilan jiwa, kelesuan umum,

    meningkatnya sejumlah penyakit fisik seperti sakit kepala,

    perasaan pusing, sulit tidur, masalah pencernaan, detak

    jantung yang tidak normal, dan lain-lain (Budiono, 2003).

    c. Berdasarkan penyebab kelelahan

    1) Kelelahan fisiologis merupakan kelelahan yangdisebabkan karena adanya faktor lingkungaan fisik, seperti

    penerangan, kebisingan, panas dan suhu.

    2) Kelelahan psikologis terjadi apabila adanya pengaruh

    hal-hal diluar diri yang berwujud pada tingkah laku atau

    perbuatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    37/90

    37

    suasana kerja, interaksi dengan sesama pekerja maupun

    dengan atasan (Depnaker, 2004).

    Observasi yang pernah dilakukan, bahwa perasaan letihseperti haus, lapar dan perasaan lainnya yang sejenis

    merupakan alat pelindung alami sebagai ndikator bahwa

    keadaan fisik dan psikis seseorang menurun.

    Beberapa jenis kelelahan umum menurut (Budiono, 2003)

    adalah:

    1) Kelelahan penglihatan, muncul dari terlalu letihnya

    mata.

    2) Kelelahan seluruh tubuh, sebagai akibat terlampau

    besarnya beban fisik bagi seluruh organ tubuh.

    3) Kelelahan mental, penyebabnya dipicu oleh pekerjaan

    yang bersifat mental dan intelektual.

    4) Kelelahan syaraf, disebabkan oleh terlalu tertekannya

    salah satu bagian dari sistem psikomotorik.

    5) Kelelahan kronis, sebagai akibat terjadinya akumulasi

    efek kelelahan pada jangka waktu yang panjang.

    6) Kelelahan Siklus hidup sebagai bagian dari iramahidup siang dan malam serta petukaran periode tidur.

    3. Penyebab Kelelahan

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    38/90

    38

    Sebagaimana kita ketahui, bahwa dalam kehidupan sehari-hari,

    kelelahan mempunyai beragam penyebab yang berbeda, yaitu

    beban kerja, beban tambahan dan faktor individu.a. Beban Kerja

    Merupakan volume pekerjaan yang dibebankan kepada

    tenaga kerja baik fisik maupun mental dan tanggung jawab

    (Depkes, 1991). Beban kerja yang melebihi kemampuan akan

    mengakibatkan kelelahan kerja.

    Tabel.2.2.3.1 klasifikasi beban kerja menurut jenis kelaminBeban kerja Jenis

    kelaminMacam pekerjaan

    RinganLaki-laki Kerja kantor, dokter, guru, perawat, ahli hukum,pramuniagan, pengangguran

    Perempuan Kerja kantor, pekerjaan rumah tangga (denganmenggunakan mesin), guru, perawat, dokter

    SedangLaki-laki Industri ringan, mahasiswa, buruh bangunan,petani (dengan menggunakan mesin), nelayan

    Perempuan Industri ringan, pekerjaan rumah tangga (tanpa

    menggunakan mesin), mahasiswi, pramuniagaBerat Laki-laki

    Petani (tanpa mesin), kuli, kerja tambang,tukang kayu (tanpa mesin), dan tukang besi

    Perempuan Petani (tanpa mesin), penari, atlitBerat sekali Laki-laki Tukang kayu (tanpa mesin), tukang besiPerempuan Buruh bangunan

    Sumber : Iwan M.Ramdan, 2007b. Beban Tambahan

    Menurut Depkes RI, 1991 beban tambahan merupakan

    beban diluar beban kerja yang harus ditanggung oleh pekerja.Beban tambahan tersebut berasal dari lingkungan kerja yang

    memiliki potensi bahaya seperti lingkungan kerja. Lingkungan

    kerja yang dapat mempengaruhi kelelahan adalah: iklim kerja,

    kebisingan, penerangan, jenis kelamin, umur, status gizi, lama

    tidur dan kondisi kesehatan.

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    39/90

    39

    4. Akibat Kelelahan

    Kelelahan kerja merupakan komponen fisik dan psikis. Kerjafisik yang melibatkan kecepatan tangan dan fungsi mata serta

    memerlukan konsentrasi terus menerus dapat menyebabkan

    kelelahan fisiologis dan disertai penurunan keinginan untuk bekerja

    yang disebabkan faktor psikis sehingga menyebabkan timbulnya

    perasaan lelah. (Setiarto, 2002)

    Kelelahan kerja dapat mengakibatkan penurunan kewaspadaan,

    konsentrasi dan ketelitian sehingga menyebabkan terjadinya

    kecelakaan. Menurut Budiono, 2003 : kelelahan kerja dapat

    mengakibatkan penurunan produktivitas. Jadi kelelahan kerja dapat

    berakibat menurunnya perhatian, perlambatan dan hambatan

    persepsi, lambat dan sukar berfikir, penurunan kemauan atau

    dorongan untuk bekerja, menurunnya efisiensi dan kegiatan-

    kegiatan fisik dan mental yang pada akhirnya menyebabkan

    kecelakan kerja dan terjadi penurunan poduktivitas kerja.

    5. Pengukuran KelelahanMenurut (Tarwaka, 2004), pengukuran kelelahan dapat

    dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

    a. Kualitas dan kuantitas hasil kerja

    Kuantitas kerja dapat dilihat pada prestasi kerja yang

    dinyatakan dalam banyaknya produksi persatuan waktu.

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    40/90

    40

    Sedangkan kualitas kerja didapat dengan menilai kualitas

    pekerjaan seperti jumlah yang ditolak, kesalahan, kerusakan

    material, dan lain-lain.b. Pencatatan perasaan subyektif kelelahan kerja, yaitu dengan

    cara Kuesioner Alat Ukur perasaan kelelahan kerja (KAUPK2).

    c. Pengukuran gelombang listrik pada otak dengan

    Electroenchepalography (EEG).

    d. Uji psiko-motor ( psychomotor test ), dapat dilakukan dengan

    cara melibatkan fungsi persepsi, interpretasi dan reaksi motor

    dengan menggunakan alat digital reaction timer.

    e. Uji mental, pada metode ini konsentrasi merupakan salah

    satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji ketelitian

    dan kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Bourdon

    Wiersman test merupakan salah satu alat yang dapat digunakan

    untuk menguji kecepatan, ketelitian dan konsentrasi.

    Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan

    menggunakan alat waktu reaksi (reaction timer ) dan kuesioner alat

    ukur perasaan kelelahan kerja.

    C. Waktu Reaksi

    Waktu reaksi yang diukur dapat merupakan reaksi sederhana atas

    rangsang tunggal atau reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi.

    Biasanya waktu reaksi adalah jangka waktu dari pembuatan rangsang

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    41/90

    41

    sampai kepada suatu saat kesadaran atau dilaksanakannya kegiatan

    tertentu.

    Menurut Sanders & Mc Cormick (1987) yang dikutip oleh(Tarwaka, 2004) waktu reaksi adalah waktu untuk membuat suatu

    respon yang spesifik saat satu stimuli terjadi. Sedangkan menurut

    laporan Setyawati L (1996) yang dikutip oleh (Tarwaka, 2004) dalam

    uji waktu reaksi ternyata stimuli terhadap cahaya lebih cepat diterima

    oleh reseptor daripada stimuli suara.

    Menurut Grandjean (1985) yang dikutip oleh (Setiarto, 2002),

    proses penerimaan rangsangan terjadi karena setiap rangsang yang

    datang dari luar tubuh akan melewati sistem aktivitas, yang kemudian

    secara aktif menyiagakan korteks bereaksi. Dalam hal ini sistem

    aktivasi retrikulasi befungsi sebagai distributor dan amplifier sinyal-

    sinyal tersebut. Pada keadaan lelah secara neurofisiologis , korteks

    cerebri mengalami penurunan aktivasi, terjadi perubahan pengarahan

    sehingga tubuh tidak secara cepat menjawab sinyal-sinyal dari luar.

    Kelelahan dapat diklasifikasikan berdasarkan rentang ataurange

    waktu reaksi sebagai berikut :

    1. Normal : waktu reaksi 30,0 240,0 mili detik2. Kelelahan Kerja Ringan (KKR) : waktu reaksi >240,0 - 410,0

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    42/90

    42

    4. Kelelahan Kerja Berat KKB) : waktu reaksi >580,0 mili detik (Tim

    Hiperkes, 2004: 12)

    D. Kerangka Teori

    Sumber: A.M. Sugeng Budiono, 2003

    BAB IIIMETODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah observasional, dimana data tentang

    variabel bebas dan terikat diperoleh melalui pengamatan, pengukuran

    dan pencatatan. Rancangan penelitian yang digunakan dalam

    penelitian ini adalahCross Sectional study .

    Intensitas lamanya

    upaya fisik dan

    psikis

    Masalah lingkungankerja :

    Kebisingan

    Getaran

    Penerangan

    Iklim Kerja

    Irama detak jantung

    Masalah-masalah fisik:

    Tanggung jawab

    Kecemasan

    konflik

    Nyeri dan penyakit

    lainnya

    Gizi / Nutrisi

    PEYEMBUHAN

    Tingkat

    kelelahan

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    43/90

    43

    B. Waktu Dan Lokasi Penelitian

    Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 23 agustus 2010 sampai

    tanggal 13 oktober 2010 di wilayah kerjamaintenance bagian Coal Preparation Plant PT Kaltim Prima Coal Sangatta Kabupaten Kutai

    Timur Provinsi Kalimantan timur.

    C. Populasi Dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

    diteliti (Notoatmodjo, 2002). Populasi yang digunakan yaitu tenaga

    kerja Maintenance bagian Coal Preparation Plant PT. Kaltim Prima

    Coal Sangatta yang terdiri dari 45 orang.

    2. Sampel

    Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

    yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,

    2002). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam

    penelitian ini, digunakan teknikTotal Sampling dimana semua

    populasi yang ada dijadikan sebagai sampelnya sebanyak 38orang.

    D. Kerangka Konsep

    Variabel Bebas

    KelelahanKerja

    Variabel Terikat

    Lingkungan Fisik

    KebisinganGetaranPeneranganIklim Kerja

    Variabel Bebas

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    44/90

    44

    E. Hipotesis Penelitian

    1. Ada hubungan kebisingan dengan kelelahan kerja Maintenance

    bagian Coal Preparation Plant PT.KPC Sangatta

    2. Ada hubungan getaran dengan kelelahan kerja Maintenance

    bagian Coal Preparation Plant PT.KPC Sangatta

    3. Ada hubungan penerangan dengan kelelahan kerja Maintenance

    bagian Coal Preparation Plant PT.KPC Sangatta

    4. Ada hubungan iklim kerja dengan kelelahan kerjaMaintenance

    bagian Coal Preparation Plant PT.KPC Sangatta

    F. Variabel Penelitian

    1. Variabel Independen :a. Kebisingan

    b. Getaran

    c. Penerangan

    d. Iklim Kerja

    2. Variabel Dependen : Kelelahan Kerja

    Faktor Fisik :

    1. Kebisingan

    2. Penerangan

    3. Iklim Kerja

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    45/90

    45

    G. Definisi Operasional

    Variabel Definisi Operasional Ukuran Skala(1) (2) (3) (4)

    Variabel bebasKebisingan Bunyi yang tidak dikehendaki

    karena tidak sesuai dengan konteksruang dan waktu sehingga dapatmenimbulkan gangguan terhadapkenyamanan dan kesehatan manusia.

    Diukur denganSound level meter

    Bising > NAB (85 dBAA pemajanan8 Jam perhari)Tidak Bising < NAB (85 dBAApemajanan 8 Jam perhari)

    KEP.MENAKER NO:KEP-51/MEN/1999

    Skala:Ordinal

    Getaran Suatu faktor fisik yang menjalar ketubuh manusia, mulai dari tangansampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatanmekanis yang di pergunakan dalamtempat kerja

    Diukur denganVibrasimeter

    Melebihi NAB > NAB (4 m/detpemajanan 8 Jam perhari)Tidak melebihi NAB < NAB (4m/det pemajanan 8 Jam perhari)

    KEPMENAKER NO : KEP-51/MEN/1999

    Skala:Ordinal

    Penerangan

    Jumlah penyinaran pada suatubidang kerja yang diperlukan untukmelaksakan kegiatan secara efektif.

    Diukur denganLuxmeter

    Baik jika NAB (200 lux)KEPMENAKER NO : KEP-51/MEN/1999

    Skala:Ordinal

    Iklim Kerja Suatu kombinasi dari suhu udara,kelembaban udara, kecepatan gerakanudara dan suhu radiasi pada suatulingkungan kerja.

    Diukur denganQuestemt digital

    Baik jika NAB (25,0)

    KEPMENAKER NO:KEP-51/MEN/1999

    Skala:Ordinal

    Variabel TerikatKelelahanKerja

    Aneka keadaan yang disertaipenurunan efisiensi dan ketahanandalam bekerja.

    Diukur dengan reaction timer

    15.0-240.0 mili detik = normal>240.0-410.0-

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    46/90

    46

    b. Pilih selektor range intensitas kebisingan

    c. Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2

    menit, dengan kurang lebih 6 kali pembacaan dengan jarakmundur 3 meter dari sumber bising setelah itu kekanan 3 meter

    dan kekiri juga 3 meter, dilakukan lagi langkah tadi

    kebelakangnya lagi sampai 3 kali jadi pengukuran pas berumlah

    6, kanan 3 kali dan kiri 3 kali. Hasil pengukuran adalah angka

    yang ditunjukkan pada monitor

    d. Catat hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan sesaat

    dengan rumus

    e. Hasil yang sudah didapat dibandingkan dengan standar

    kebisingan yaitu 85 dBAA per 8 jam pemajanan

    2. Vibration Meter E081228 (SN 12479)

    Merupakan alat untuk mengukur getaran.

    a. Periksa jarum penunjuk, posisikan pada angka nol

    b. Periksa baterai apakah dalam keadaan baik

    c. Hubungkan penangkap getaran (vibration pick up)

    dengan pengukur getaran (vibration meter)d. Pasang penangkap getaran pada objek yang akan diukur

    3. Digital Light meter 407026

    Merupakan alat untuk mengukur intensitas penerangan, dapat

    dilakukan dengan cara:

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    47/90

    47

    a. Tekan tombol power

    b. Bagi ruang kerja menjadi beberapa titik pengukuran dengan

    jarak antar titik sekitar 1 meter c. Lakukan pengukuran dengan tinggi light meter kurang lebih 85

    cm diatas lantai, dan posisi photo cell horisontal dengan lantai

    d. tekan record untuk menyimpan data selama pengukuran (1-2

    menit), lalu tekan recall untuk melihat penerangan tertinggi,

    terendah dan rata-rata.

    e. Catat hasil pengukuran yang rata-rata lalu bandingkan dengan

    standar penerangan

    4. Questemt 34 197-007E

    Merupakan alat untuk mengukur iklim kerja, adapun cara yang

    dapat dilakukan adalah:

    a. Tekan tombol power

    b. Tekan tombol C/oF untuk menentukan suhu yang digunakan

    c. Tekan tombol globe untuk menentukan suhu bola

    d. Tekan tombol dryBulb untuk mendapat suhu bola kering

    e. Tekan tombol wetBulb unuk mendapat suhu bola basahf. Tekan tombol WetBulb Globle Termometer (WBGT) untuk

    mendapatkan Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)

    g. Catat hasil yang dibaca pada display

    h. Tekan tombol power untuk mematikan

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    48/90

    48

    i. Diamkan 10 menit setiap selesai menekan salah satu tombol

    untuk waktu adaptasi

    j. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar iklim kerja yaitu28C.

    5. Reaction timer L77

    Merupakan alat untuk mengukur tingkat kelelahan berdasarkan

    kecepatan waktu reaksi terhadap rangsang cahaya. Prinsip kerja

    dari alat ini adalah memberikan rangsang tunggal berupa signal

    cahaya atau suara yang kemudian direspon secepatnya oleh

    tenaga kerja, kemudian dapat dihitung waktu reaksi tenaga kerja

    yang mencatat waktu yaang dibutuhkan untuk merespon signal

    tersebut. Adapun cara mengukur adalah sebagai berikut:

    a. Hidupkan alat dengan sumber tenaga (listrik/baterai)

    b. Hidupkan alat dengan menekan tombolon/off

    c. Reset angka penampilan sehingga menunjukkan angka 0,000

    dengan menekan tombol 0

    d. Pilih rangsang bunyi dengan menekan tombol suara

    e. Subyek yang akan diperiksa diminta menekan tombol yangberbentuk seperti mouse pada komputer dan diminta

    secepatnya menekan tombol setelah mendengar bunyi dari

    sumber rangsang

    f. Untuk memberikan rangsang, pemeriksa menekan tombol

    pemeriksa

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    49/90

    49

    g. Setelah diberi rangsang, subyek menekan tombol maka pada

    layar akan menunjukkan angka waktu reaksi dengan satuan

    mili detik.h. Pemeriksan diulangi sampai 20 kali

    i. Data yang dianalisa (diambil rata-ata) yaitu skor hasil 10 kali

    pengukuran ditengah (5 kali pengukuran diawal dan diakhir

    dibuang) karena 5 kali pengukuran diawal sebagai penyesuaian

    dan 5 kali pengukuran diakhir biasanya responden sudah bosan

    j. Setelah selesai pemeriksaan matikan alat dengan menekan

    tombolon/off pada off dan lepaskan dari sumber tenaga.

    k. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali, di awal dia datang

    kerja dan 4 jam setelah bekerja.

    l. Hasil pengukuran akhir di kurangi pengukuran awal, setelah itu

    dibandingkan dengan standar pengukuran kelelahan yaitu:

    1) Normal : waktu reaksi 150,0 240,0 mili detik

    2) Kelelahan Kerja Ringan (KKR) : waktu reaksi >240,0 -

    410,0

    580,0 mili detik.

    6. Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja

    Merupakan kuesioner untuk mengetahui perasaan lelah yang

    merupakan gejala subyektif yang dialami tenaga kerja. KAUPK2

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    50/90

    50

    yang dipakai berdasarkan beberapa penelitian yang telah

    dimodifikasikan untuk mempermudah pengukuran kelelahan. Untuk

    item dengan kriteria ya sering, jarang, dan tidak pernah. Masing-masing mempunyai skor 2, 1, dan 0. Makin tinggi skor makin tinggi

    tingkat kelelahan kerja. Adapun klasifikasinya adalah:

    0 - 11 = Normal

    12 - 23 = Kelelahan kerja ringan

    24 - 45 = Kelelahan kerja sedang

    > 45 = Kelelahan kerja berat. (sugiono, 2002)

    Tes perasaan kelelahan secara subyektif ( Subjective self rating

    tes) dari Industrial Fatique Research Committee (IFRC) Jepang,

    merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk mengukur

    tingkat kelelahan subjektif. Kuesioner tersebut berisi 30 daftar

    pertanyaan yang terdiri dari:

    10 pertanyaan mengenai pelemahan kegiatan

    1) Berat dikepala2) Lelah diseluruh badan

    3) Berat dikaki

    4) Sering menguap

    5) Pikiran kacau

    6) Merasa ngantuk

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    51/90

    51

    7) Ada beban pada mata

    8) Gerakan canggung dan kaku

    9) Berdiri tidak stabil10)Ingin berbaring

    10 pertanyaan mengenai pelemahan motivasi

    1) Susah berfikir

    2) Lelah untuk berbicara

    3) Gugup

    4) Tidak berkonsentrasi

    5) Sulit untuk memusatkan perhatian

    6) Mudah lupa

    7) Kepercayaan diri berkurang

    8) Cemas

    9) Sulit mengontrol sikap

    10) Tidak tekun dalam pekerjaan

    10 pertanyaan tentang gambaran pelemahan fisik

    1) Sakit dikepala2) Kaku dibahu

    3) Nyeri di punggung

    4) Sesak nafas

    5) Haus

    6) Suara serak

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    52/90

    52

    7) Pening

    8) Spasme dikelopak mata

    9) Tremor pada anggota badan10) Kurang sehat

    7. Pengolahan Data

    Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti,

    maka analisis data merupakan suatu langkah penting dalam

    penelitian. Data yang sudah terkumpul tidak berarti apa-apa bila

    tidak diolah, oleh karena itu perlu analisis data. Yang dimaksud

    metode analisis data adalah cara mengolah data yang telah

    terkumpul untuk dapat disimpulkan. Data diolah sesuai dengan

    tujuan dan kerangka konsep penelitian. Setelah semua data

    terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data. Pengolahan data

    dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

    a. Editing : Dilakukan setelah mendapatkan data yang

    dikumpulkan dengan tujuan untuk mengoreksi data bila terjadi

    kesalahan atau kekurangan data dapat diteliti

    b. Koding : Pemberian kode pada data sehingga memudahkanpengelompokan

    c. Entry : Memasukkan data yang telah dilakukan koding kedalam

    program SPSS

    d. Tabulasi : Mengelompokkan data sesuai dengan variabel Data

    diolah dan dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif. Untuk

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    53/90

    53

    pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan dengan manual

    atau melalui proses komputerisasi.

    I. Analisis Data

    Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya

    adalah menganalisis data. Analisis data dalam penelitian ini yaitu

    dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

    1. Analisis Univariat

    Dilakukan pada masing-masing variabel yaitu mendiskripsikan

    tentang pengukuran kebisingan, pengukuran getaran, pengukuran

    penerangan, pengykuran iklim kerja, pengukuran kelelahan kerja

    dan kusioner Alat Ukur Perasan Kelelahan kerja juga hasil

    angket/ kuesioner yang disajikan dalam bentuk data. Analisis yang

    digunakan meliputi analisis persentase.

    2. Analisis Bivariat

    Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel

    bebas dengan variabel terikat dapat dilakukan dengan uji

    kendalls yaitu digunakan untuk mencari hubungan dan mengujihipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk

    ordinal atau ranking . (Sugiono, 2005) Kelebihan metode ini bila

    digunakan untuk menganalisis sampel berukuran lebih dari 10 dan

    dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial.

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    54/90

    54

    Dengan uji kendalls dapat diketahui arah hubungannya.

    Tanda negatif (-) menunjukkan adanya arah hubungan yang

    berlawanan, yang berarti semakin buruk faktor fisik semakinsedikit orang yang mengalami kelelahan, sedangkan tanda positif

    menunjukkan arah hubungan yang sama, artinya semakin buruk

    faktor fisik semakin banyak responden yang mengalami kelelahan.

    Untuk mengetahui faktor resiko yang ditimbulkan maka dapat

    diperoleh dari Odds Ratio , yang artinya orang yang berada pada

    daerah faktor fisik buruk berisiko mengalami kelelahan seberapa

    kali daripada orang yang berada pada daerah faktor fisik baik, dan

    sebaliknya orang yang berada pada daerah lingkungan fisik baik

    tidak berisiko mengalami kelelahan kerja dibanding orang yang

    berada pada daerah faktor fisik buruk.

    Asumsi yang digunakan pada uji kendall yaitu :

    a. Ukuran koefisien korelasi yaitu -1 sampai 1

    b. Data terdiri dari sampel acak Bivariat berukuran n, (Xi, Yi)

    dengan I = 1, 2, 3, .. n

    c. Skala pengukuran sekurang-kurangnya ordinal

    Metode yang digunakan pada analisis koefisien korelasi rankkendall yang diberi notasi adalah sebagai berikut :

    a. Beri ranking pada variabel X dan Y

    b. Susun objek sehingga rangking X untuk subjek itu wajar yaitu 1,

    2, 3, n.

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    55/90

    55

    c. Amati ranking Y dalam urutan yang bersesuaian dengan ranking

    X yang ada dalam urutan wajar kemudian tentukan jumlah

    angka pasangan concordant (Nc) dan jumlah angka pasangandiscordant (Nd)

    d. Statistik uji yang digunakan :

    Keterangan : = koefisien korelasirank Kendall

    Nc = jumlah angka pasangan concordant

    Nd = jumlah angka pasangan discordant

    N = ukuran sampel.

    Untuk menguji signifikansi koefisien korelasirank Kendall

    apabila N > 10, distribusi yang digunakan adalah distribusi normal.

    Keterangan :

    Ho ditolak apabila Pvalue dengan acuan nilai z kurang dari nilai

    signifikanssi ( ). (Khotimah, 2007)

    Nc Nd =

    N (N 1)2

    z =2 (2N + 5)

    9 N (N 1)

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    56/90

    56

    BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    PT Kaltim Prima Coal merupakan salah satu perusahaan yang

    bergerak di bidang pertambangan batubara. PT Kaltim Prima Coal

    didirikan di Indonesia dan merupakan perseroan terbatas yang

    pada awalnya dimiliki bersama oleh British Petrolem dari Inggris

    (BP) dan Corzinc Rio Tinto Australian Limited (CRA) dari Australia

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    57/90

    57

    dengan masing-masing memegang saham sebesar 50%, akan

    tetapi saat ini saham telah beralih, 70% dimiliki oleh PT Bumi

    Resources Tbk dan 30% dimiliki oleh Tata Power Ltd. PT KaltimPrima Coal mempunyai lisensi untuk melakukan eksplorasi dan

    pertambangan batubara berdasarkan kontrak karya batubara

    dengan kosensi seluas 90.706 ha.

    Coal Preparation Plant merupakan bagian integrasi dari rantai

    pertambangan batubara. Departemen ini merupakan pusat

    pengolahan dan penyiapan batubara dari tambang sehingga

    menghasilkan batubara yang sesuai dengan permintaan pembeli

    baik dari segi fisik maupun kualitasnya. Di departemenCoal

    Preparation Plant PT Kaltim Prima Coal, khusunya pada crushing

    plant terdiri dari beberapa unit, yaitu bak penampung (hopper ),

    mesin pengumpan (feeder ), mesin penghancur (crusher ), dan belt

    conveyor , dimana semua dari unit tersebut saling terhubung dan

    hasil dari integrasi kesemuanya sangatlah penting untuk

    memaksimalkan keefektifan plant.

    Dalam menjalankan fungsinya diatas, departemen ini dilengkapi

    berbagai peralatan dan mesin-mesin yang beroperasi setiap hariselama 24 jam dan pekerjanya sendiri ada yang bekerja tiap hari

    dari jam 07.00 sampai jam 16.00, ada pula yang bekerja shift, untuk

    maintenance terdiri dari 2 orang fabrikasi dan 2 orang mekanik di

    tiap shift, pada shift pagi dari jam 06.30-14.30, shift sore dari jam

    14.30-22.30 serta shift malam dari jam 22.30-06.30. Dalam kegiatan

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    58/90

    58

    produksi sehari-hari, semua unit produksi dipelihara secara teratur

    oleh seksi pemeliharaan (maintenance ) dan seksi rekayasa

    (engineering ) apabila diperlukan.Tugas dari mekanikal maintenance yaitu melakukan perawatan

    terhadap semua equipment baik yang ada di plant maupun yang

    ada di workshop dan laboratorium yang bersifat perbaikan

    mekanikal, structural ataupun pekerjaan piping. Bagian elektrikal

    maintenance bertugas untuk melakukan perawatan terhadap semua

    equipment di plant dan di workshop yang bersifat perbaikan

    elektrikal. Sedangkan bagian planning dan scheduling bertugas

    menyusun perencanaan pekerjaan perawatan ( schedule

    Maintenance ) baik jenis pekerjaan, waktu maupun tenaga kerja

    serta biaya yang diperlukan dengan cara membuat work order .

    Bagian engineering bertugas mengawasi dan menganalisa kuallitas

    dari pekerjaan perawatan baik elektrikal maupun mekanikal dan

    juga melakukan perencanaan modifikasi pada equipment atau

    penambahan alat bila diperlukan, biasa disebutspecial project .

    Untuk mendukung pekerjaan perawatan di Coal Preparation

    Plant , terdapat workshop untuk mekanik dan workshop untukelektrik. Workshop ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk

    mempermudah dan memperlancar pekerjaan, termasuk adanya

    gudang penyimpanan komponen atau spareparts . Workshop

    maintenance dibagi kedalam 4 area yaitu: area untuk fabrikasi

    lengkap dengan peralatan pengelasan, area untuk overhaul dan

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    59/90

    59

    assembling , area untuk pekerjaan machining , dan area untuk

    pekerjaan pelumasan.

    Pemprosesan batubara yang ada di CPP di mulai daripemasukan batubara ke hopper lalu ke feeder-breaker selanjutnya

    ke crusher dan pada akhirnya melewati stacking conveyor yang

    berakhir distockpile , dari stockpile ini tidak berhenti begitu saja akan

    tetapi dibawahnya terdapan lubang-lubang (chute) yang

    menurunkan batubara yang akan diangkut ke surge bin yang pada

    akhirnya dari surge bin ini dibawa ke tanjung bara dengan

    menggunakan conveyor yang bernama over land conveyor yang

    panjangnya mencapai 13,2 km hingga sampai di tanjung bara, ada

    juga yang dari stockpile diangkut menggunakan truck ke tanjung

    bara.

    2. Karakteristik Responden

    Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi kelompok

    umur, masa kerja dan indeks massa tubuh.

    a. Distribusi Umur Umur adalah umur responden sesuai dengan hasil

    wawancara yang telah dilakukan, ditunjukkan pada tabel

    dibawah ini:

    Tabel.4.1.2.1 Distribusi kelompok umur respondenUmur (tahun) frekuensi Persentase (%)

    20-29 13 28,930-39 10 22,2

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    60/90

    60

    40-49 13 38,950-55 9 20

    jumlah 45 100Sumber : data Primer

    Berdasarkan dari tabel 4.1.2.1 diketahui bahwa dari 45

    sampel yang ada, proporsi kelompok umur terbanyak terdapat

    pada umur 20-29 tahun sebanyak 13 orang dengan persentase

    28,9% dan umur 40-49 tahun sebanyak 13 orang juga dengan

    persentase 28,9% dari total sampel. Proporsi umur terkecil

    adalah 50-55 tahun yaitu sebanyak 9 orang dengan persentase

    20% dari total sampel responden yang diteliti.

    b. Distribusi masa kerja

    Masa kerja adalah lamanya responden telah bekerja.

    Adapun distribusi masa kerja adalah sebagai berikut:

    Tabel.4.1.2.3 Distribusi masa kerjaMasa kerja (tahun) Frekuensi Persentase (%)

    1-5 15 33,36-10 9 2011-15 2 4,4

    16-20 17 37,921-25 2 4,4Jumlah 45 100

    Sumber : data primer

    Berdasarkan tabel distribusi 4.1.2.3 dapat diketahui bahwa

    masa kerja terlama yaitu 21-25 tahun dengan frekuensi

    sebanyak 2 orang dengan persentase 4,4%. Masa kerja dengan

    frekuensi tertinggi yaitu 16-20 tahun sebanyak 17 orang dengan

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    61/90

    61

    persentase 37,9% dan frekuensi terendah yaitu pada masa kerja

    11-15 dan 21-25 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase

    4,4%.

    c. Distribusi IMT (indeks massa tubuh)

    Indeks massa tubuh (IMT) merupakan karakteristik

    responden dari segi proporsional atau idealnya tubuh. Tabel berikut

    merupakan gambaran indeks massa tubuh dari responden.

    Tabel.4.1.2.5 Distribusi indeks massa tubuhIMT Frekuensi Persentase (%)

    Normal 18,5 25 36 80Kelebihan berat badan ringan

    >25-274 9

    Kelebihan berat badan tingkatberat >27

    5 11

    Jumlah 45 100Sumber : data primer

    Dari tabel distribusi indeks massa tubuh 4.1.2.5, hampir

    keseluruhan IMTnya normal dengan frekuensi sebanyak 36

    orang dengan persentase 80% dari total sampling, sedangkan

    sisanya indeks massa tubuhnya lebih dengan frekuensi untuk

    kelebihan berat badan tingkat ringan sebanyak 4 responden

    dengan persentase 9% dan frekuensi untuk kelebihan beratbadan tingkat berat sebanyak 5 orang dengan persentase 11%

    dari total sample yang ada.

    3. Analisis Univariat

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    62/90

    62

    Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan untuk

    memperoleh gambaran dari tiap-tiap variabel yang digunakan dalam

    penelitian dan data yang dianalisis merupakan data yang berasaldari hasil dan distribusi setiap variabel.

    a. Kebisingan

    Menurut KEP.MENAKER NO:KEP-51/MEN/1999 yang

    dimaksud dengan kebisingan adalah semua suara yang tidak

    dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan

    atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat

    menimbulkan gangguan pendengaran. Sedangkan menurut Fox

    (1969), kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki atau

    tidak diharapkan oleh seseorang. (Ramdan, 2007)

    Berdasaskan hasil pengukuran kebisingan dengan

    menggunakan sound level meter pada beberapa lokasi di Coal

    Preparation Plant PT Kaltim Prima Coal , disapatkan hasil

    sebagai berikut:

    Tabel.4.1.3.1 hasil pengukuran kebisingan di PT KaltimPrima Coal bagian Coal Preparation Plant

    No Lokasi Intensitasbising

    NAB Ket

    1 Crusher 1Breaker Crusher

    90,289,8

    85 >NAB>NAB

    2 Crusher 2Breaker Crusher

    91,290,2

    85 >NAB>NAB

    3 Crusher 3Beraker Crusher Lantai dasar

    83,988,589,7

    85 NAB>NAB

    4 Crusher 4Breaker 92,2

    85>NAB

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    63/90

    63

    Crusher Lantai dasar

    86,891,2

    >NAB>NAB

    5 Crusher 5Breaker Crusher

    89,390

    85 >NAB>NAB6 Crusher 6

    Breaker 90.3 85 >NAB7 Tunnel 1

    Tail endStockpile 1Stockpile 2EmergencyStockpile 3Head end

    88,296,489,290,791,288,8

    85

    >NAB>NAB>NAB>NAB>NAB>NAB

    8 Tunnel 2Tail endStockpile 4Stockpile 5Stockpile 6Stockpile 7Stockpile 8Head end

    84,486,687,990,190,288,687,6

    85

    NAB>NAB>NAB>NAB>NAB>NAB

    9 Wash plantLantai 2Lantai 1

    Lantai dasar

    89,288,5

    84,8

    85 >NAB>NAB

    NAB11 Mekanik 99,2 85 >NAB12 Office 74,4 85

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    64/90

    64

    Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran

    udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat

    mekanis lainnya. Getaran merupakan efek suatu sumber yangmemakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003). Getaran (vibrasi)

    adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai

    dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation)

    akibat getaran peralatan mekanis yang di pergunakan dalam

    tempat kerja.

    Tabel.4.1.3.2 hasil pengukuran getaran di PT Kaltim PrimaCoal bagian Coal Preparation Plant

    No LokasiWaktu

    Pengukuran(5-10-10)

    Percepatan(m/s) NAB Ket

    1 Crusher 1 09.30-09.50 1,25 1,15 >NAB2 Crusher 3 10.30-10.50 0,62 1,15

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    65/90

    65

    tertinggi yaitu 1,25 m/s yang berada di crusher 1 dan nilai

    terendah yaitu 0,07 m/s yang berada di Office.

    c. Penerangan

    Menurut peraturan pemerintah (1999), penerangan di tempat

    kerja adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang

    diperlukan untuk melaksakan kegiatan secara efektif.

    Penerangan dapat berasal dari cahaya alami dan buatan.

    Tabel.4.1.3.3 Hasil pengukuran penerangan di PT KaltimPrima Coal bagian Coal Preparation Plant

    No Lokasi Waktu Pengukuran Intensitas Penerangan1 Crusher 1

    Breaker Crusher

    23-09-1007.20-07.2207.23-07.25

    300305

    2 Crusher 2Breaker Crusher

    23-09-1007.26-07.2807.29-07.31

    308306

    3 Crusher 3Breaker Crusher

    23-09-1007.40-07.4207.44-07.46

    346342

    4 Crusher 4 23-09-10

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    66/90

    66

    Breaker Crusher

    07.50-07.5207.53-07.55

    348350

    5 Crusher 5 23-09-1008.15-08.17 300

    6 Crusher 6 23-09-1009.00-09.02 3827 Tunnel 1

    Tail endStockpile1Stockpile2EmergencyStockpile3Head end

    27-09-1010.01-10.0310.03-10.0610.07-10.0910.10-10.1210.13-10.1510.16-10.18

    907685657281

    8 Tunnel 2Tail endStockpile 4Stockpile 5Stockpile 6Stockpile 7Stockpile 8Head end

    27-09-1013.20-13.2213.23-13.2513.26-13.2813.29-13.3113.32-13.3413.35-13.3713.38-13.40

    671108378767086

    9 Wash Plant 23-09-1010.30-10.3210.35-10.3710.38-10.40

    325304215

    10 Fabrikasi 27-09-1008.02-08.04 22011 Mekanik 27-09-10

    08.05-08.07 20912 Office 27-09-10

    08.15-08.17 215Sumber : data primer

    Berdasarkan tabel 4.1.3.3 didapatkan hasil pengukuran

    penerangan tertinggi sebesar 350 lux yang berada di area

    crusher 4 dan pengukuran penerangan terendah terdapat pada

    area tunnel 1 dengan intensitas penerangannya sebesar 65 lux.

    d. Iklim kerja

    Iklim kerja adalah suatu kombinasi dari suhu udara,

    kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan suhu radiasi di

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    67/90

    67

    lingkungan Coal Preparation Plant dan karyawan maintenance

    yang terpapar.

    Berdasarkan hasil pengukuran iklim kerja dengan parameter indeks suhu basah dan bola (ISBB) diCoal Preparation Plant PT

    Kaltim Prima Coal dengan menggunakan questemp, didapatkan

    hasil sebagai berikut :

    Tabel.4.1.3.4 Hasil pengukuran iklim kerja denganmenggunakan indeks suhu basah dan bola di PT Kaltim

    Prima Coal bagian Coal Preparation Plant

    No Lokasi

    DB

    A(C)

    WB(C)

    GT(C) WBGT

    RH(%)

    1 Crusher 1 32,2 27 36,6 29,9 702 Crusher 2 31,8 26,9 37 29,9 623 Crusher 3 32,7 26,9 38 30,2 564 Crusher 4 31,3 26,3 37 29,6 605 Crusher 5

    Breaker 31,5 26,7 33,9 28,9 67

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    68/90

    68

    Crusher 32,6 27,6 34 29,5 556 Crusher 6 32,8 27,5 36,8

    30,357

    7

    Tunnel 1Tail endStockpile1

    Stockpile2EmergencyStockpile3Head end

    30,831,4

    31,331,231,130,6

    2931,3

    3130,129,328,9

    33,332,4

    32,532,331,831,4

    30,331,6

    31,530,830,529,65

    9098

    989287

    8

    Tunnel 2Tail endStockpile 4Stockpile 5

    Stockpile 6Stockpile 7Stockpile 8Head end

    30,431,832,2

    32,631,832,630,6

    29,329,827,6

    28,927,529,230

    31,833,232,6

    32,831,231,833,2

    30,130,129,1

    30,128,63031

    767882

    86888688

    9 Wash plantLantai 2Lantai 1Lt. Dasar

    31,931,731,2

    26,125,725,8

    3935,233,8

    3028,628,2

    575861

    10 Fabrikasi 29,4 26,1 30,7 27,5 7811 Mekanik 29,7 26,3 30,5 27,6 7512 Office 26,1 21,4 28,6 23,6 46

    Sumber : Data Primer

    Tabel 4.1.3.4 menunjukkan hasil pengukuran iklim kerja

    dengan parameter indeks suhu basah dan bola (ISBB), pada

    bagian Coal Preparation Plant hampir keseluruhan mengalami

    keadaan tidak normal atau diatas nilai ambang batas (NAB) yang

    telah ditentukan oleh Kep.Menaker no.51 tahun 1999 tentang

    iklim kerja ISBB yaitu dengan 75% waktu kerja dan 25% istirahat

    dan beban kerja berat yaitu 25,9oC. Titik pengukuran dengan

    hasil ISBB tertinggi pada bagian tunnel 1 di area stockpile 1

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    69/90

    69

    adalah 31,6 oC dengan kelembaban 98%, sedangkan titik

    pengukuran dengan hasil terendah dan dibawah nilai ambang

    batas (NAB) yaitu pada office adalah 23,6o

    C dengankelembaban 46%.

    e. Kelelahan kerja

    Kelelahan kerja adalah aneka keadaan yang disertai dengan

    penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja serta

    lambatnya merespon suatu keadaan yang dapat disebabkan

    oleh kelelahan yang sumber utamanya adalah mata (kelelahan

    visual), kelelahan fisik umum, kelelahan syaraf, kelelahan oleh

    lingkungan yang monoton, kelelahan oleh lingkungan kronis

    terus menerus sebagai faktor secara menetap.

    Berdasarkan hasil pengukuran kelelahan kerja dengan

    menggunakan kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja

    (KAUPK2) yaitu kuesioner yang digunakan untuk mengetahui

    sejauh mana tingkat perasaan kelelahan dari individu,

    didapatkan hasil sebagai berikut:

    Tabel 4.1.3.5 hasil pengukuran kelelahan kerjamenggunakan Kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja. No Nama jml No Nama jml

    1 ariyadi 26 24 rosid r 112 erwin 6 25 anang nc 183 prakawiyanto 23 26 irwan 294 riska maria 16 27 pande 245 witoherdinawan 19 28 supar 156 madia 24 29 maurits 277 tri sapto w 5 30 sudirman 14

    8 handoko 12 31 tommy s 36

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    70/90

    70

    9 kristian 32 32 esron toding 2010 m. yanuar h 13 33 abdul k.zailani 2611 bambang j.a 24 34 agus siswanto 2512 abdul kadir 15 35 hermansyah 2213 nikol jenniper 32 36 hasan 1514 tholib 43 37 kaharudin 4115 agus cahyono 16 38 fransiska 1716 amir hamzah 18 39 rafiudin 2317 wahyudin kide 19 40 khusaini 618 sutarso 22 41 ribut w 3519 sahri pohan 30 42 jhonny m 1520 ahmad m 26 43 mansur 1921 asis arianto 31 44 wigit y.w 2822 maryanto 30 45 prijadi 2823 parjono 44

    Sumber : Data Primer

    Dari tabel 4.1.3.5 mengenai pengukuran menggunakan

    kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja didapatkan hasil

    bahwa dari 45 responden yang mengisi KAUPK2, nilai terendah

    dengan kriteria normal adalah 5 dan untuk nilai tertinggi dengan

    kriteria kelelaha kerja sedang yaitu 45. Kuesioner ini

    dimaksudkan untuk mengetahui kenyamanan saat mereka

    bekerja.

    Sedangkan berdasarkan hasil pengukuran kelelahan kerja

    dengan menggunakan alat pengukur kelelahan yaitu reaction

    timer yaitu diukur pada saat responden sebelum dan sesudahbekerja, didapatkan hasil beda reaksi pengukuran sebagai

    berikut :

    Tabel.4.1.3.6 hasil pengukuran beda reaksi kelelahan kerjapada karyawan maintenance PT Kaltim Prima Coal bagian

    Coal Preparation Plant tahun 2010No. Res Beda reaksi No. Res Beda reaksi

    44 151,22 5 269,35

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    71/90

    71

    12 151,60 29 274,8316 152,58 38 278,0126 155,97 41 278,8527 158,53 1 283,5321 158,67 36 293,2118 171,99 11 303,959 173,04 3 312,78

    33 176,48 24 313,467 177,81 45 332,51

    34 178,51 23 344,6743 212,93 28 355,736 238,72 8 361,81

    25 245,06 17 363,6830 259,58 22 364,22

    13 260,44 37 413,0435 261,28 20 414,254 262,57 42 444,74

    Sumber : Data Primer

    Dari tabel 4.1.3.6 mengenai pengukuran beda reaksi

    kelelahan kerja pada karyawan maintenance bagian Coal

    Preparation Plant PT Kaltim Prima Coal didapatkan hasil bahwa

    dari 36 responden, beda reaksi tertinggi yaitu 444,74 milidetikdalam artian mengalami kelelahan kerja sedang, dan beda

    reaksi terendan yaitu 151,22 milidetik dalam artian kelelahan

    responden normal.

    Perbedaan responden antara pembagian kuesioner yang

    berjumlah 45 responden dengan pada saat pengukuran

    kelelahan kerja yangt hanya berjumlah 36 responden

    dikarenakan ada beberapa responden yang cuti, ada pula yang

    off karena ikut shift, peneliti tidak dapat menunggu untuk

    mengukur mereka dikarenakan keterbatasan waktu peminjaman

    alat di hiperkes sehingga responden yang tidak masuk pada hari

    pengukuran kelelahan kerja dengan menggunakan reaction timer

  • 8/6/2019 Skripsi PT

    72/90

    72

    tetap dimasukkan datanya sampai sejauh dia ter