SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB...

67
SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE (CMC) DARI MIKROSELULOSA KULIT SINGKONG (Tesis) Oleh ENDAH WAHYUNINGSIH PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB...

Page 1: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE(CMC) DARI MIKROSELULOSA KULIT SINGKONG

(Tesis)

Oleh

ENDAH WAHYUNINGSIH

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

ABSTRACT

SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF CARBOXYMETHYLCELLULOSE (CMC) FROM MIKROCELLULOSE OF CASSAVA PEEL

By

Endah Wahyuningsih

In this study the synthesis and characterization of carboxymethyl cellulose (CMC)from cassava peel with alkalization and etherification method was carried out..Microsellulose was obtained by hydrolyzing α-cellulose from cassava peel usingH2SO4 with concentrations of 45 %, 47 %, and 49 %. Optimum microcellose sizewas obtained at 49 % H2SO4 concentration, which was 0.45 - 2.42 µm with apercentage of 11.3 % through PSA analysis. The NaOH concentration used inCMC synthesis is 25 %. The analysis used included the determination ofsubstitution degrees, DTG / DTA / TGA, FTIR, SEM, and XRD. The value of thesubstitution degree obtained is 0.27. TGA decomposition thermograms at atemperature of 150 – 320 oC of 19.60 % indicate as CMC compounds. DTAthermograms show that CMC compounds have endothermic properties at 140 oCand exothermic properties at 260 oC. FTIR uptake at wave number 1605 cm-1

shows the absorption of carbonyl which is bound to cellulose. The results of SEManalysis indicate that the CMC has a tenuous surface morphology. DiffractogramXRD, CMC produced has a peak of 2θ = 20o which is weak.

Keywords : Cassava Peel, α-Cellulose, Carboxymethyl Cellulose.

Page 3: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

ABSTRAK

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXY METHYL CELLULOSE(CMC) DARI MIKROSELULOSA KULIT SINGKONG

Oleh

Endah Wahyuningsih

Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis dan karakterisasi karboksimetilselulosa (CMC) dari mikroselulosa kulit singkong dengan metode alkalisasi daneterifikasi. Mikroselulosa diperoleh dengan menghidrolisis α-selulosa dari kulitsingkong menggunakan H2SO4 dengan konsentrasi 45 %, 47 %, dan 49 %. Ukuranmikroselulosa optimum diperoleh pada konsentrasi H2SO4 49 % yaitu 0,45 – 2,42µm dengan persentase 11,3 % melalui analisis PSA. Konsentrasi NaOH yangdigunakan dalam sintesis CMC yakni sebesar 25 %. Analisis yang digunakanmeliputi penentuan derajat subtitusi, DTG/DTA/TGA, FTIR, SEM, dan XRD.Nilai derajat subtitusi yang diperoleh sebesar 0,27. Termogram dekomposisi TGApada suhu 150 – 320 oC sebesar 19,60 % mengindikasikan senyawa CMC.Termogram DTA menunjukkan bahwa senyawa CMC memiliki sifat endotermpada suhu 140 oC dan sifat eksoterm pada suhu 260 oC. Serapan FTIR padabilangan gelombang 1605 cm-1 menunjukkan serapan karbonil yang terikat padaselulosa. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa CMC tersebut memilikimorfologi permukaan yang renggang. Difraktogram XRD, CMC yang dihasilkanmemiliki puncak 2θ = 20o yang lemah.

Kata Kunci : Kulit Singkong, α-Selulosa, Karboksimetil Selulosa.

Page 4: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

SINTESIS DAN KARATERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE(CMC) DARI MIKROSELULOSA KULIT SINGKONG

Oleh

Endah Wahyuningsih

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER SAINS

Pada

Program Pascasarjana Magister KimiaFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari
Page 6: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari
Page 7: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari
Page 8: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Purwosari, 9 Juni 1986 yang merupakan putri dari pasangan

Bapak Sukiman dan Ibu Siti Rusmini (Alm). Penulis merupakan anak ketiga dari

empat bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri 1 Purwosari

pada tahun 1998, pendidikan tingkat menengah pertama di SLTP Negeri 3

Metro pada tahun 2001, dan pendidikan menengah atas pada tahun 2004 di

SMU Negeri 1 Metro. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai

mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

dan berhasil menyelesaikan S1 pada tahun 2009. Pada tahun 2014 penulis

melanjutkan pendidikan ke jenjang strata 2 Magister Kimia FMIPA

Universitas Lampung.

Pada tahun 2010, penulis diangkat menjadi PNS dan ditempatkan di SMA

Negeri 2 Metro sebagai guru kimia dan pada tahun 2016 dipindah tugaskan ke

SMA Negeri 1 Metro hingga sekarang. Pada tahun 2015 penulis

melangsungkan pernikahan dengan Budi Utomo, S.Pd.

Page 9: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

Motto

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat (QS. Al Mujadilah : 11)

Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan

(QS. Al Insyirah : 5)

Selalu bersyukur dan berfikir positif kunci kebahagiaan

dalam hidup

Page 10: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

PERSEMBAHAN

Dengan rahmat Allah SWT, kupersembahkan karya kecil yang penuhmakna ini kepada :

Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberikan Doa, bimbingan, dandorongan. Syukur Alhamdulillah akhirnya saya dapat mewujudkan

harapan Ibu meski sekarang beliau telah tiada.

Suamiku Budi Utomo, S.Pd tercinta.

Segenap keluarga besarku (mas Benny Yudiantoro, Uni Meldia EvikaFikri, Mas Dani Singgih Rumantio, Mbak Diana Wati, Desta

Lesmana dan Diah Ayu Yulita Utami serta keponakan-keponakantersayang) yang selalu mendoakan keberhasilanku.

Segenap keluarga besar SMA Negeri 1 Metro

Bapak Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M.T. dan Bapak/Ibu DosenJurusan Kimia yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan

selama saya menempuh pendidikan di Universitas Lampung.

Page 11: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan

hidayah-Nya tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Tesis dengan judul “Sintesis dan Karakterisasi Carboxymethyl Cellulose (CMC)

dari Mikroselulosa Kulit Singkong” adalah salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Magister Kimia di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M.T., selaku Pembimbing Pertama,

pembimbing Akademik sekaligus Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Lampung atas kesediaannya dalam memberikan bimbingan, bantuan,

semangat, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis ini.

2. Ibu Dr. Noviany, M.Si., selaku Pembimbing Kedua atas kesediaan

memberikan bimbingan, arahan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian

tesis ini.

3. Bapak Dr. Agung Abadi Kiswandono, M.Sc., selaku Penguji yang telah

memberikan kritik, saran, dan arahan kepada penulis sehingga tesis ini

terselesaikan dengan baik.

Page 12: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

4. Bapak Dr. Rudy T.M. Situmeang, M.Sc., selaku Ketua Program Studi

Magister Kimia FMIPA Universitas Lampung yang telah sabar memberikan

informasi dan layanan akademik kepada mahasiswa Megister Kimia.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Magister Kimia FMIPA Universitas Lampung

atas seluruh dedikasi dan ilmu yang diberikan.

6. Bapak dan Ibu Staf Administrasi FMIPA Universitas Lampung atas

bantuannya yang diberikan.

7. Teman-teman di grup lignocellulose Research, Ridho Nahrowi, Yepi

Triapriani, Tiara Dewi Astuti, Dona Mailani Pangestika, Aulia Pertiwi Tri

Yuda, Siti, Halimah, Clodina, Dhia Hawari, Nella Merliani, dan yang lainnya

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan dan

semangatnya.

8. Teman-teman Magister Kimia angkatan 2014 Bapak Basuki Rachmad, Hapin

Afriyani, Hernawan, Hiasinta Rini Utari, Ibu Iis Holilah, Putri Amalia, Ratu

Dwi Gustia Rasyidi, Ibu Rahmawaty, Ibu Romiyati, Mbak Tini Silvia Sakti

dan Mbak Yuli Anita Dwi Wahyuni untuk persaudaraan, kebersamaan, cerita

dan kenangan yang indah selama kuliah.

9. Keluarga SMA Negeri 1 Metro, Ibu Dra. Purwaningsih (Kepala Sekolah),

Ibu Sri Murwatiningsih, Bapak Hartanto, Bapak Kaswanto, Bapak Ismadi,

Ibu Endang Setyawati, Ibu Eka Yuli Sari Asmawati, Ibu Sri Suprapti, Ibu

Hurustiati dan seluruh jajaran dewan guru dan staf yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu, untuk motivasi dan dukungan yang diberikan sehingga

penulis kembali bersemangat menyelesaikan tesis ini.

Page 13: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

10. Steven, Arif Cahyo Imawan, dan Eko Setio Wibowo atas bantuannya dalam

mengolah hasil penelitian.

11. Eva Melania, Muhammad Sandi Nugraha, Mentari, Enggal Alfrian, dan

Indah Amalia atas dukungan dan semangatnya, semoga apa yang kalian

cita-citakan dapat terwujud.

12. Luckty Giyan Sukarno dan Vitantina Lumbanraja atas persahabatan selama

ini, baik disaat suka maupun duka.

13. Semua pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu baik secara langsung maupun tidak tidak langsung

dalam melaksanakan dan menyelesaikan tesis ini. Semoga Allah SWT

melimpahkan rahmat atas bantuan yang telah diberikan dan semoga hasil

penelitian ini bermanfaat.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga tesis yang sedehana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juli 2019Penulis,

Endah Wahyuningsih

Page 14: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iv

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1B. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3C. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5

A. Kulit Singkong ....................................................................................... 51. Pemanfaatan Kulit Singkong ............................................................ 52. Komponen Kulit Singkong .............................................................. 8

B. Mikroselulosa ......................................................................................... 161. Sintesis Mikroselulosa ..................................................................... 162. Analisis Particle Size Analyzer (PSA) Mikroselulosa .................... 193. Kegunaan Mikroselulosa ................................................................. 22

C. Karboksimetil Selulosa .......................................................................... 241. Identifikasi Karboksimetil Selulosa ................................................ 242. Sintesis Karboksimetil Selulosa ...................................................... 263. Kegunaan Karboksimetil Selulosa .................................................. 27

D. Karakterisasi Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dari Kulit Singkong .. 291. Spektroskopi Infra Merah (IR) ......................................................... 292. SEM (Scanning Electron Microscope) ............................................ 323. XRD (X-Ray Diffraction) ................................................................. 34

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 35

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 35B. Alat dan Bahan ....................................................................................... 35C. Prosedur Penelitian ................................................................................. 36

1. Peparasi Sampel ............................................................................... 362. Isolasi α-Selulosa dari Kulit Singkong ............................................. 36

Page 15: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

ii

3. Penentuan Kadar α-Selulosa Menggunakan Metode Uji SNI0444:2009 ......................................................................................... 37

4. Pembuatan Mikroselulosa dari α-Selulosa dengan Metode HidrolisisAsam ................................................................................................ 39

5. Analisis Particle Size Analyzer (PSA) Mikroselulosa ..................... 396. Pembuatan Karboksimetil Selulosa (CMC) dari Mikroselulosa ...... 407. Penentuan Derajat Subtitusi Karboksimetil Selulosa........................ 408. Analisis DTG/DTA/TGA Karboksimetil Selulosa ......................... 429. Analisis FTIR Karboksimetil Selulosa ............................................. 4210. Analisis SEM Karboksimetil Selulosa ............................................ 4211. Analisis XRD Karboksimetil Selulosa ............................................ 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 44

A. Preparasi Sampel .................................................................................... 44B. Isolasi α-Selulosa ................................................................................... 45C. Penentuan Kadar α-Selulosa .................................................................. 47D. Sintesis Mikroselulosa ............................................................................ 47E. Analisis Particle Size Analysis Mikroselulosa ....................................... 48F. Sintesis Karboksimetil Selulosa dari Mikroselulosa .............................. 50G. Penentuan Derajat Subtitusi Karboksimetil Selulosa ............................. 52H. Analisis DTG/DTA/TGA Karboksimetil Selulosa ................................ 53I. Analisis FTIR Karboksimetil Selulosa ................................................... 56J. Analisis SEM Karboksimetil Selulosa ................................................... 59K. Analisis XRD Karboksimetil Selulosa ................................................... 60

V. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 62

A. Simpulan ................................................................................................ 62B. Saran ....................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 63

LAMPIRAN ...................................................................................................... 68

Page 16: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi kulit singkong ........................................................................... 8

2. Aplikasi karboksimetil selulosa di dalam industri ..................................... 28

3. Serapan inframerah senyawa CMC ............................................................. 32

4. Kadar α-selulosa .......................................................................................... 47

5. Nilai termogram TGA CMC ....................................................................... 55

6. Perbedaan serapan FTIR α-selulosa dengan CMC ..................................... 57

7. Perbandingan serapan FTIR CMC hasil penelitian dengan referensi ......... 58

Page 17: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur molekul selulosa …….................................................................... 9

2. Ikatan hidrogen intra dan antar molekul selulosa ....................................... 11

3. Model fibril struktur supramolekul selulosa ............................................... 12

4. Reaksi degradasi selulosa ............................................................................ 13

5. Reaksi lignin oleh H2O2 .............................................................................. 14

6. Struktur hemiselulosa................................................................................... 15

7. Mekanisme hidrolisis asam ......................................................................... 17

8. Hidrolisis asam dapat menghubungkan bagian amorf dari selulosa ........... 18

9. Mekanisme pembentukan mikroselulosa dengan ultrasonikasi ................... 19

10. Alat PSA (Particle Size Analyzer) Fritsch Analysette 22 ........................... 21

11. Struktur CMC .............................................................................................. 25

12. Reaksi pembentukan CMC ......................................................................... 27

13. Mekanisme kerja spektroskopi IR .............................................................. 31

14. Skema alat Scanning Electron Microscope ................................................ 33

15. Serbuk kulit singkong hasil preparasi sampel ............................................. 44

16. Kulit singkong setelah pulping dan bleaching ............................................ 45

17. Skema reaksi isolasi α-selulosa ................................................................... 46

18. Hasil analisis PSA konsentrasi H2SO4 45%, 47%, dan 49% ...................... 49

Page 18: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

v

19. Mekanisme reaksi pembuatan CMC ........................................................... 51

20. Senyawa CMC hasil penelitian ................................................................... 52

21. Termogram CMC ........................................................................................ 54

22. Spektra inframerah α-selulosa dan CMC ................................................... 56

23. Hasil analisis SEM ...................................................................................... 60

24. Difaktogram XRD dari CMC standard dan CMC hasil Penelitian ............. 61

Page 19: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan mendasar setiap manusia. Berdasarkan sensus

penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sekitar 237 juta jiwa dimana

Indonesia menempati peringkat keempat negara dengan jumlah penduduk

terbesar. Dengan angka sebesar itu, tidak heran jika industri pangan mengalami

perkembangan yang cukup pesat.

Perkembangan gaya hidup masyarakat membuat produk pangan saat ini dituntut

tidak hanya memenuhi kuantitas yang dibutuhkan namun juga memenuhi kualitas

yang diinginkan konsumen. Guna meningkatkan kualitas ini, berbagai zat aditif

ditambahkan dalam proses produksi. Salah satu zat aditif yang lazim digunakan

adalah karboksimetil selulosa, yang juga dikenal sebagai CMC (carboxymethyl

cellulose).

CMC merupakan senyawa turunan selulosa. CMC memiliki struktur linear,

berantai panjang, tidak larut dalam air, dan polisakarida anionik yang diturunkan

dari selulosa (Hong, 2013). Saat ini CMC telah banyak digunakan dan bahkan

memiliki peranan yang penting dalam berbagai aplikasi. CMC secara luas

digunakan dalam bidang pangan, kimia, perminyakan, pembuatan kertas, tekstil,

Page 20: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

2

serta bangunan. Pemanfaatannya yang sangat luas, mudah digunakan, serta

harganya yang tidak mahal membuat CMC menjadi salah satu zat aditif yang

diminati.

Selulosa sebagai bahan baku utama pembuatan CMC adalah senyawa organik

yang paling umum. Sekitar 33% dari semua materi tanaman adalah selulosa.

Limbah pertanian merupakan sumber selulosa yang belum dimanfaatkan secara

optimal, salah satunya yaitu kulit singkong. Selama ini kulit singkong

dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Namun karena kandungan sianida kulit

singkong masih tinggi, perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu.

Kulit singkong mengandung beberapa komponen yang penting, antara lain

selulosa 37,9 %, hemiselulosa 37 %, dan lignin 7,5 % (Aripin et al., 2013). Oleh

karena itu kulit singkong dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan CMC.

Proses pembuatan CMC terdiri dari dua tahap yaitu alkalisasi, dan eterifikasi.

Nahrowi, 2015 telah melakukan penelitian konversi penelitian α-selulosa menjadi

karboksimetil selulosa dari tandan kosong sawit (TKS) dengan metode alkalisasi

dan esterifikasi. Variasi yang dilakukan yaitu konsentrasi NaOH 15-30%. Nilai

derajat subtitusi (DS) optimum diperoleh pada konsentrasi NaOH 25% yakni

sebesar 0,25.

Derajat subtitusi dan berat molekul merupakan parameter daya guna CMC.

Derajat subtitusi CMC adalah jumlah rata-rata gugus hidroksil dalam struktur

selulosa yang disubtitusi oleh karboksimetil dan gugus natrium karboksimetil

pada C-2, C-3 dan C-6. Semakin tinggi DS akan menunjukkan kompatibilitasnya

Page 21: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

3

dengan komponen lain seperti garam atau pelarut lainnya dan berpengaruh pada

viskositas (Eriningsih et al., 2011)

Pada penelitian ini selulosa yang dihasilkan dari kulit singkong diubah menjadi

mikroselulosa dengan harapan dapat meningkatkan nilai DS CMC. Arup, 2011

melaporkan sintesis mikroselulosa dilakukan dalam empat tahap, yaitu hidrolisis

asam, sentrifus, ultrasonikasi, dan freezer drying. Asam yang digunakan adalah

asam sulfat dengan berbagai variasi konsentrasi asam, yaitu 45%, 47%, dan 49%.

Setelah didapatkan mikroselulosa, dilakukan analisis kualitatif menggunakan PSA

(Particle Size Analyzer). Mikroselulosa yang diperoleh kemudian digunakan

dalam sintesi CMC. Mengacu pada penelitian Nahrowi (2015), sintesis CMC

dilakukan dalam dua tahap, yaitu, alkalisasi, dan eterifikasi dengan konsentrasi

NaOH saat alkalisasi yaitu 25%. Selanjutnya, CMC yang telah diperoleh

dilakukan analisis kualitatif menggunakan FTIR (Fourier Transform Infra Red),

TGA (Thermo Gravimetric Analysis), SEM (Scanning Electron Microscope), dan

XRD (X-Ray Diffraction).

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengisolasi α-selulosa dari kulit singkong dengan metode delignifikasi.

2. Menentukan konsentrasi optimum H2SO4 yang digunakan pada pembuatan α-

selulosa menjadi mikroselulosa.

3. Mensintesis dan mengkarakterisasi CMC dari kulit singkong.

Page 22: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

4

C. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang diharapkan diharapkan adalah :

1. Mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah kulit

singkong.

2. Menjadikan limbah kulit singkong sebagai bahan baku pembuatan CMC.

3. Memberikan informasi mengenai pembuatan CMC dari kulit singkong

Page 23: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kulit Singkong

1. Pemanfaatan Kulit Singkong

Singkong (Manihot Esculenta Cranz) merupakan salah satu bahan makanan

pokok di Indonesia. Lampung merupakan daerah penghasil singkong terbesar di

Indonesia. Salah satu industri yang menggunakan bahan baku singkong adalah

industri tapioka. Setiap memproduksi satu ton singkong dihasilkan limbah berupa

kulit singkong sebanyak 300 kg dan ampas (onggok) 80 kg (Muryani et al., 2012).

Dengan besarnya limbah kulit singkong, maka limbah tersebut harus

dimanfaatkan agar tidak mencemari lingkungan sekitar.

Beberapa contoh pemanfaatan limbah kulit singkong yaitu :

a. Pakan ternak

Kulit singkong dapat dijadikan sebagai pakan ternak karena kandungan

karbohidrat yang tinggi sehingga dapat mempermudah petani menghasilkan

hewan ternak yang gemuk. Namun di sisi lain kandungan sianida kulit singkong

masih tinggi sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Berikut

Page 24: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

6

beberapa proses pengolahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kandungan

sianida pada kulit singkong :

1) Perendaman : dilakukan dengan cara memasukkan kulit singkong yang sudah

dipotong kecil-kecil ke dalam ember yang kemudian diisi air sampai kulit

singkong terendam dan dibiarkan semalaman (16 jam).

2) Pengukusan : dilakukan dengan membersihkan kulit singkong dari tanah yang

melekat (dicuci) kemudian dipotong kecil-kecil selanjutnya dikukus dalam

panci yang ada saranganya yang berisi air dan didihkan selama 15 menit.

3) Dicampur dengan urea 3% BK: Kulit singkong dicuci kemudian dipotong

kecil-kecil selanjutnya dicampur dengan urea dengan konsentrasi 3% dari

berat kering. Kemudian campuran terbut dimasukkan ke dalam plastik

disimpan dalam kondisi kedap udara selama 1 minggu.

4) Fermentasi : dilakukan dengan cara kulit singkong yang sudah dicuci

kemudian diiris kecil-kecil yang selanjutnya dikukus dalam panci yang berisi

air mendidih selama 15 menit, setelah itu diangkat kemudian ditebar dalam

nampan sampai dingin. Setelah dingin kulit singkong ini diinokulasi dengan

menggunakan kapang Trichoderma reesei, kemudian ditutup dengan nampan

diatasnya dan dibiarkan selama 4 hari (Hanifah et al., 2010).

b. Kompos

Umumnya, limbah kulit singkong hanya dibiarkan membusuk begitu saja.

Padahal, jika dimanfaatkan, limbah kulit singkong ini dapat dijadikan sebagai

kompos atau pupuk organik. Pupuk kompos merupakan pupuk yang ramah

lingkungan dan menjadi salah satu nutrisi yang dapat membantu pertumbuhan

Page 25: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

7

tanaman dan mampu menjadi pembasmi hama pada tumbuhan. Penggunaan

pupuk kompos limbah kulit singkong, memiliki banyak keuntungan diantaranya

adalah mengurangi permasalahan limbah dan meningkatkan nilai jual dari kulit

singkong itu sendiri karena digunakan sebagai pupuk (Akanbi et.al., 2007).

c. Bio energi

Kulit singkong merupakan salah satu limbah pertanian yang memiliki kandungan

pati cukup tinggi. Proses pembuatan bioetanol dapat dibedakan berdasarkan zat

pembantu yang dipergunakan, yaitu Hidrolisa asam dan Hidrolisa enzime. Saat ini

dibandingkan hidrolisa asam (misalnya dengan asam sulfat), hidrolisa enzime

lebih banyak dikembangkan. Proses pembuatan bioetanol dengan hidrolisa enzim,

mula-mula pati kulit singkong akan dikonversi menjadi gula melalui liquefaction

(pemecahan menjadi gula kompleks) dan sakarifikasi (pemecahan gula kompleks

menjadi gula sederhana) dengan penambahan Aspergilus niger dan terbentuk

glukosa. Glukosa yang dihasilkan difermentasi denga ragi Saccharomyces

cerevisiae. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol, air, dan protein.

Kemudian dilakukan destilasi untuk mendapatkan etanol (Rahmawati, 2010).

d. Karbon aktif

Kulit singkong mengandung unsur karbon yang cukup tinggi sebesar 59,31%

sehingga dapat dimanfaatkan sebagai karbon aktif. Pemanfaatan kulit singkong

sebagai karbon aktif dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah kulit singkong

sekaligus sebagai alternatif pengurangan logam berat pada lingkungan perairan.

Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan dua tahap, yaitu proses aktivasi dan

karbonisasi. Proses aktivasi dilakukan dengan merendam kulit singkong kering

Page 26: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

8

menggunakan larutan NaOH selama satu jam. Kulit singkong yang telah melalui

tahap aktivasi kemudian dikarbonisasi pada suhu 300oC, 400oC, 500oC dan 600oC

selama 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam. Selanjutnya karbon aktif dinetralkan

menggunakan HCl dan dicuci menggunakan aquades sampai pH netral dan

dikeringkan di dalam oven selama 3 jam pada suhu 110oC (Maulinda et al., 2015).

2. Komponen Kulit Singkong

Kulit singkong mengandung beberapa komponen, seperti holoselulosa, selulosa,

hemiselulosa, dan lignin dalam jumlah yang banyak. Komposisi kulit singkong

disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi kulit singkong

Komposisi Kadar (%)

Selulosa 37,9

Hemiselulosa 37,0

Lignin 7,5

Sumber : Aripin et al., (2013)

a. Selulosa

1) Sifat-sifat selulosa

Selulosa adalah polimer glukosa yang berbentuk rantai linier dan dihubungkan

oleh ikatan β-1,4 glikosidik. Struktur yang linier menyebabkan selulosa bersifat

kristalin dan tidak mudah larut. Selulosa tidak mudah didegradasi secara kimia

Page 27: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

9

maupun mekanis. Di alam, biasanya selulosa berasosiasi dengan polisakarida

lain seperti hemiselulosa atau lignin membentuk kerangka utama dinding sel

tumbuhan (Holtzapple et.al,. 2003).

Unit penyusun (building block) selulosa adalah selobiosa karena unit

keterulangan dalam molekul selulosa adalah 2 unit gula (D-glukosa). Selulosa

adalah senyawa yang tidak larut di dalam air dan ditemukan pada dinding sel

tumbuhan terutama pada tangkai, batang, dahan, dan semua bagian berkayu dari

jaringan tumbuhan. Selulosa merupakan polisakarida struktural yang berfungsi

untuk memberikan perlindungan, bentuk, dan penyangga terhadap sel, dan

jaringan (Janes, et al., 1996; Judoamidjojo, et al., 1989; Fessenden dan

Fessenden, 1982). Struktur molekul selulosa disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur selulosa (Harmsen et al., 2010).

Selulosa tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni di alam, tetapi selalu

berasosiasi dengan polisakarida lain seperti lignin, pektin, hemiselulosa, dan

xilan. Kebanyakan selulosa berasosiasi dengan lignin sehingga sering disebut

sebagai lignoselulosa. Selulosa, hemiselulosa dan lignin dihasilkan dari proses

fotosintesis. Di dalam tumbuhan molekul selulosa tersusun dalam bentuk

fibril yang terdiri atas beberapa molekul paralel yang dihubungkan oleh ikatan

Page 28: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

10

glikosidik sehingga sulit diuraikan. Komponen-komponen tersebut dapat

diuraikan oleh aktifitas mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme mampu

menghidrolisis selulosa untuk digunakan sebagai sumber energi, seperti

bakteri dan fungi (Sukumaran et al., 2008).

Rantai selulosa terdiri dari satuan glukosa anhidrida yang saling berikatan

melalui atom karbon pertama dan ke empat. Ikatan yang terjadi adalah ikatan ß-

1,4- glikosidik. Secara alamiah molekul-molekul selulosa tersusun dalam bentuk

fibril- fibril yang terdiri dari beberapa molekul selulosa yang dihubungkan

dengan ikatan glikosidik. Fibril-fibril ini membentuk struktur kristal yang

dibungkus oleh lignin. Komposisi kimia dan struktur yang demikian membuat

kebanyakan bahan yang mengandung selulosa bersifat kuat dan keras. Sifat kuat

dan keras yang dimiliki oleh sebagian besar bahan berselulosa membuat bahan

tersebut tahan terhadap peruraian secara enzimatik. Secara alamiah peruraian

selulosa berlangsung sangat lambat (Fan et al., 2005).

Selulosa memiliki struktur yang unik karena kecenderungannya membentuk

ikatan hidrogen yang kuat. Ikatan hidrogen intramolekular terbentuk antara : (1)

gugus hidroksil C3 pada unit glukosa dan atom O cincin piranosa yang terdapat

pada unit glukosa terdekat, (2) gugus hidroksil pada C2 dan atom O pada C6 unit

glukosa tetangganya. Ikatan hidrogen antarmolekul terbentuk antara gugus

hidroksil C6 dan atom O pada C3 di sepanjang sumbu b seperti terdapat pada

Gambar 2 (Heinze et al., 1999)

Page 29: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

11

Gambar 2. Ikatan hidrogen intra dan antar molekul selulosa.

Dengan adanya ikatan hidrogen serta gaya van der Waals yang terbentuk, maka

struktur selulosa dapat tersusun secara teratur dan membentuk daerah kristalin. Di

samping itu, juga terbentuk rangkaian struktur yang tidak tersusun secara teratur

yang akan membentuk daerah nonkristalin atau amorf. Semakin tinggi packing

density-nya maka selulosa akan berbentuk kristal, sedangkan semakin rendah

packing density maka selulosa akan berbentuk amorf. Derajat kristalinitas selulosa

dipengaruhi oleh sumber dan perlakuan yang diberikan. Rantai-rantai selulosa

akan bergabung menjadi satu kesatuan membentuk mikrofibril, bagian kristalin

akan bergabung dengan bagian nonkristalin. Mikrofibril-mikrofibril akan

bergabung membentuk fibril, selanjutnya gabungan fibril akan membentuk serat

seperti pada Gambar 3.

Page 30: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

12

Gambar 3. Model fibril struktur supramolekul selulosa.

2) Isolasi Selulosa

Isolasi ini dimaksudkan untuk memisahkan selulosa dari lignin atau senyawa-

senyawa lain. Pada penelitian ini selulosa akan diisolasi dari kulit singkong

dengan cara pulping dan bleaching.

Proses pulping pada prinsipnya merupakan proses pemisahan selulosa dari lignin

dan hemiselulosa yang mengelilingi dan mengikatnya. Pada proses pulping NaOH

sebagai alkali kuat akan mengubah monosakarida maupun gugus-gugus ujung

dalam polisakarida menjadi berbagai asam karboksilat. Polisakarida dengan ikatan

1,4 glikosida dan hemiselulosa akan terdegradasi dengan mekanisme pemutusan

ikatan dari ujung ke ujung. Bagian rantai selulosa yang tersisa dari proses ini

adalah senyawa yang disebut α-selulosa (pulp). Mekanisme reaksi yang terjadi

pada polimer selulosa disajikan pada Gambar 4.

Page 31: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

13

Sisa kromofor ini dapat juga dihilangkan dengan oksidasi pada OH sekunder

Gambar 4. Reaksi degradasi selulosa.

Page 32: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

14

Produk pulp yang dihasilkan umumnya berwarna putih, namun bila berwarna

coklat kemungkinan masih ada sisa lignin hasil depolimerisasi. Sisa kromofor ini

dapat dihilangkan dengan proses bleaching (pemutihan).

Proses bleaching bertujuan agar kemurnian selulosa menjadi lebih baik tanpa

terjadi banyak pemutusan rantai selulosanya. Proses bleaching akan membuat

warna pulp menjadi lebih cerah atau putih. Pada proses ini digunakan hidrogen

peroksida (H2O2) yang mempunyai kemampuan melepaskan oksigen yang cukup

kuat dan mudah larut dalam air. Hidrogen peroksida mengoksidasi unit non-

fenolik lignin melalui pelepasan satu elektron dan membentuk radikal kation yang

kemudian terurai secara kimiawi. Unit non-fenolik merupakan penyusun sekitar

90% struktur lignin. Hidrogen peroksida dapat memutus ikatan Cα - Cβ molekul

lignin dan mampu membuka cincin lignin dan reaksi lain. Mekanisme reaksi

proses bleaching menggunakan hidrogen peroksida terdapat dalam Gambar 5.

(Othmer, 1992).

Gambar 5. Reaksi lignin oleh H2O2.

Page 33: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

15

b. Hemiselulosa

Hemiselulosa merupakan polisakarida dengan berat molekul kecil berantai pendek

bila dibandingkan dengan selulosa dan banyak ditemukan pada kayu lunak.

Hemiselulosa disusun oleh pentosan (C5H8O4) separti xylosa, arabinosa dan

heksosan (C6H10O5) seperti manosa, glukosa, galaktosa. Pentosan terdapat pada

kayu keras, sedangkan heksosan terdapat pada kayu lunak (Maga, 1987). Struktur

hemiselulosa disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Struktur hemiselulosa (Harmsen et l., 2010).

Hemiselulosa pada suhu rendah tidak larut dalam air. Prose hidrolisis

hemiselulosa dilakukan pada suhu yang lebih rendah daripada selulosa yang mana

kelarutannya akan terus bertambah seiring dengan naiknya suhu (Harmsen et al.,

2010).

Page 34: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

16

Hemiselulosa dapat mengalami reaksi oksidasi menjadi senyawa keto dan aldo

dan dapat membentuk adisi pada gugus hidroksil. Hemiselulosa akan mengalami

reaksi oksidasi dan degradasi terlebih dahulu daripada selulosa, karena rantai

molekul hemiselulosa lebih pendek dan bercabang (Fengel dan Wenger, 1995).

B. Mikroselulosa

Partikel mikroselulosa merupakan material jenis baru yang mengalami perubahan,

perubahan ini berupa peningkatan kristalinitas, luas permukaan, peningkatan

dispersi dan biodegradasi. Dengan adanya perubahan dari selulosa menjadi

mikroselulosa menyebabkan terjadinya perubahan sifat dari selulosa dapat

dimanfaatkan sebagai filler penguat polimer, aditif untuk produksi biodegradable,

penguat membran, pengental untuk dispersi, dan media pembawa obat (Ioelovich,

2012).

1. Sintesis Mikroselulosa

Penelitian tentang mikroselulosa sudah banyak dilakukan dengan metode

penelitian yang berbeda–beda. Salah satunya yaitu metode yang telah dilakukan

oleh Arup Mandal (2011). Sintesis mikroselulosa dari α-selulosa terdiri dari empat

tahap, yaitu hidrolisis asam, sentrifuse, ultrasonikasi, dan freezer drying. Pada

tahap hidrolisis asam, α-selulosa ditambah H2SO4 dan dibantu oleh proses

pemanasan selama 5 jam dengan suhu 50oC sambil diaduk. Mekanisme hidrolisis

asam secara reaksi kimia dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 35: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

17

Gambar 7. Mekanisme hidrolisis asam (Yue, et al, 2007).

Lalu larutan hasil hidrolisis asam ditambah akudes, hal ini bertujuan untuk

memberhentikan reaksi berlebih yang terjadi saat proses hidrolisis asam. Proses

hidrolisis asam bertujuan untuk menghilangkan bagian amorf dari rantai selulosa

sehingga isolasi kristal selulosa dapat dilakukan (Isdin, 2010). Berdasarkan

fasenya polimer dibagi menjadi dua jenis, yaitu: Amorf merupakan polimer yang

tersusun tidak teratur dan memiliki suhu transition glass (Tg). Contoh fase amorf

yaitu karet dan polietena yang ada pada kehidupan sehari-hari, Kristalin

merupakan polimer yang mempunyai susunan rantai yang teratur dan memiliki

titik leleh. Contohnya pati, selulosa, dan lain-lain (Stevano, 2013).

Pembuatan mikroselulosa oleh hidrolisa asam terjadi pada temperatur yang cukup

tinggi dan berada pada media asam dalam waktu yang cukup lama. Akibat dari

keadaan menyebabkan terjadinya reaksi yaitu selulosa terhidrolisa menjadi

selulosa dengan berat molekul yang rendah. Keaktifan asam pekat untuk

menghidrolisis selulosa berbeda-beda. Untuk keaktifan yang sangat tinggi dimiliki

oleh asam oksalat. Asam nitrat, asam sulfat dan asam klorin adalah asam yang

Page 36: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

18

aktif, sedangkan asam-asam organik merupakan asam asam yang tidak aktif.

Asam sulfat yang pekat (75%) akan menyebabkan selulosa berbentuk gelatin,

asam nitrat pekat akan menyebabkan selulosa membentuk ester sedangkan asam

fosfat pada temperatur rendah akan menyebabkan sedikit berpengaruh pada

selulosa (Solechudin and Wibisono, 2002). Gambaran secara fisik hidrolisis asam

dapat menghilangkan bagian amorf dari selulosa dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Hidrolisis Asam Dapat Menghilangkan Bagian Amorf dari Selulosa(Isdin, 2010).

Tahap sentrifuse, tahap ini dilakukan untuk memisahkan antara endapan dengan

larutan berdasarkan perbedaaan berat molekul. Tahap selanjutnya yaitu

ultrasonikasi yang bertujuan untuk menurunkan ukuran mikroselulosa dengan

bantunan gelombang ultrasonik. Mekanisme pembentukan mikroselulosa dengan

ultrasonikasi dapat dilihat pada Gambar 9.

Tahap yang terakhir yaitu freeze drying yang digunakan untuk memisahkan

mikroselulosa dari sisa akuades. Freeze drying atau liofilisasi adalah suatu cara

pengeringan tanpa pemanasan. Cara ini cocok untuk sampel yang sensitif terhadap

panas serta sampel yang mudah teroksidasi dalam keadaan panas. Langkah

Page 37: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

19

pertama dalam freeze drying yaitu dengan membekukan sampel, yang kemudian

di vakum untuk menghilangkan kandungan air dalam sampel (Settle, 1997).

Gambar 9. Mekanisme Pembentukan Mikroselulosa dengan Ultrasonikasi(Li et al, 2012).

2. Analisis Particel Size Analyzer (PSA) Mikroselulosa

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengetahui ukuran dari suatu

partikel antara lain metode ayakan (Sieve analyses), laser diffraction (LAS),

metode sedimentasi, analisa gambar (mikrografi), electronical sensing zone, dan

electron microscope. Metode yang paling umum digunakan adalah analisa

gambar. Metode ini meliputi metode mikroskopi dan metode olografi.

Sieve analysis (analisis ayakan) dalam dunia farmasi sangat sering digunakan

dalam bidang mikromeritik, yaitu ilmu yang mempelajari tentang ilmu dan

teknologi partikel kecil.

Page 38: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

20

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang mengarah ke era

nanoteknologi, para peneliti mulai menggunakan metode laser diffraction (LAS).

Metode ini dinilai lebih akurat bila dibandingkan dengan metode analisa gambar

maupun metode ayakan (sieve analysis), terutama untuk sampel-sampel dalam

orde nanometer maupun submikron. Metode ini menjadi prinsip dasar dalam

instrumen Particle Size Analyzer (PSA). Prinsip dari Laser Diffraction sendiri

ialah ketika partikel-partikel melewati berkas sinar laser dan cahaya dihamburkan

oleh partikel-partikel tersebut dikumpulkan melebihi rentang sudut yang

berhadapan langsung. Distribusi dari intensitas yang dihamburkan ini yang akan

dianalisis oleh komputer sebagai hasil distribusi ukuran partikel (Lusi, 2016).

Dalam pengukuran partikel menggunakan PSA, terdapat dua buah metode yaitu :

1) Metode basah (Wet Dispersion Unit)

Metode basah menggunakan media pendispersi untuk mendispersikan sampel

uji.

2) Metode Kering (Dry Dispersion Unit)

Metode kering menggunakan udara atau aliran udara yang berfungsi untuk

melarutkan partikel dan membawanya ke sensing zone. Metode ini baik

digunakan untuk ukuran yang kasar, dimana hubungan antar partikel lemah dan

kemungkinan untuk beraglomerasi kecil.

Pengukuran partikel dengan menggunakan PSA biasanya menggunakan metode

basah. Metode basah dinilai lebih akurat jika dibandingkan dengan metode kering

(Susanti, 2013), ataupun pengukuran partikel dengan metode ayakan dan analisa

gambar. Terutama untuk sampel-sampel dalam orde nanometer yang cenderung

Page 39: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

21

memiliki aglomerasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan partikel didispersikan ke

dalam media sehingga partikel tidak saling aglomerasi. Dengan demikian, ukuran

partikel yang terukur adalah ukuran dari single particle. Selain itu hasil

pengukuran ditampilkan dalam bentuk distribusi, sehingga hasil pengukuran dapat

diasumsikan sudah menggambarkan keseluruhan kondisi sampel. Melalui analisis

Particle Size Analyzer (PSA) diharapkan distribusi ukuran nanopartikel yang

dihasilkan berada pada rentang nanometer dengan keseragaman ukuran yang baik.

Gambar 10. Alat PSA (Particel Size Analyzer) Fritsch Analysette 22.

Keunggulan PSA (Particel Size Analyzer) sebagai alat pengukuran partikel, yaitu:

a. Akurat dan mudah digunakan, pengukuran partikel dengan PSA lebih akurat

daripada pengukuran dengan SEM dan TEM. Karena pengukuran partikel

dengan PSA, sampel didispersikan ke dalam media sehingga ukuran yang

dihasilkan adalah ukuran single particle.

b. Hasil yang didapat dalam bentuk distribusi, sehingga menggambarkan kondisi

sampel keseluruhan.

c. Rentang pengukuran dengan PSA dari 0,6 nanometer sampai 7 mikrometer

(Rusli, 2011).

Page 40: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

22

3. Kegunaan Mikroselulosa

Partikel mikroselulosa adalah material jenis baru dari selulosa yang ditandai

dengan adanya peningkatan kristalinitas, aspek rasio, luas permukaan, dan

peningkatan kemampuan dispersi serta biodegradasi. Adanya kemampuan ini,

partikel mikroselulosa dapat digunakan sebagai filler penguat polimer, aditif

untuk produk-produk biodegredable, penguat membran, pengental untuk dispersi,

dan media pembawa obat serta implan (Ioelovich, 2012).

Mikroselulosa dapat dimodifikasi menjadi berbagai macam produk, seperti :

a. Biomedical

Mikrokomposit dibuat lapis demi lapis (Layer-By-Layer) dengan

polidialildimetilamonium klorida (PDDA) menghasilkan komposit berlapis yang

dapat digunakan dibidang biomedical (Podsaidlo et al, 2005). Mikrokomposit

dibuat dari campuran antara mikroselulosa dengan kopolimer polyvinyl alcohol

dan polyvinyl acetate, hasil menunjukkan semakin banyak filler (bahan pengisi

mikroselulosa) yang terdapat dalam lembaran polimer dapat meningkatkan sifat

termal dan derajat kristalinitas pada saat polimer kering (Rohani et all, 2008).

b. Material Biokompatibel

Mikroselulosa ditambah dengan polyelectolyte multilayer (PEM) yang kemudian

lembaran yang memiliki sifat mekanik dan optic yang baik (Cranston dan Gray,

2006).

Page 41: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

23

c. Katalis dan Katalis Pendukung

Template komposit dibuat dari mikroselulosa untuk titania berpori. Material

titania memiliki luas permukaan yang tinggi (170-200 m2/g) yang dapat

digunakan sebagai katalis, dan pndukung katalis (Shin dan Exarhos, 2007).

d. Polimer Komposit

Mikrokomposit dibuat dari poliurenta dengan fraksi rendah selulosa,

menghasilkan polimer komposit yang mengalami peningkatan kekuatan tarik, dan

modulus young (Pie et al, 2011).

e. Biomaterial dalam bidang pangan

Mikroselulosa ditambahkan kedalam larutan 1-(2-hidroksietil)-3-metil-

imidazolinium klorida ([HeMIM]Cl) yang mengandung matrik selulosa yang

kemudian membentuk lembaran komposit. Lembaran komposit ini mengalami

peningkatan sifat mekanik (kekuatantarik), stabilitas termal dan ramah lingkungan

(Ma et al, 2011). Mikroselulosa dicampur dengan kitosa untuk menghasilkan

mikrokomposit, penambahan mikroselulosa mengakibatkan naiknya nilai

kekuatan tarik (tensile strength) sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengepakan

makanan (Khan et all, 2012).

f. Perangkat Sensor Gas

Shopsowitz et all (2011) membuat karbon mesoporous kiral nematik yang

merupakan hasil turunan dari mikroselulosa yang dikomposit dengan lembaran

SiO2. Karbon mesoporous memiliki peran penting dalam perangkat elektronik

contohnya perangakat sensor gas.

Page 42: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

24

g. Bahan aktif anti racun

Asam polilaktik (PLA) ditambah dengan mikroselulosa sehingga menghasilkan

mikrokomposit yang berguna untuk bahan aktif anti racun. Penambahan

mikroselulosa memperkuat sifat barrier pada hasil polimer komposit (Fortunati et

al., 2012).

C. Karboksimetil Selulosa

Senyawa CMC pertama kali ditemukan pada tahun 1918 dan diproduksi secara

komersil pada tahun 1920 di Jerman. Sejak saat itu, pengembangan secara

signifikan dalam teknologi proses, kualitas produk, dan efisiensi produksi dibuat.

Sejarah produksi CMC pada skala industri termasuk komentar tentang

pengembangan kedepan dari turunan penting selulosa ini telah dipublikasikan.

Saat ini, CMC dengan kualitas yang berbeda digunakan di berbagai industri dan

kehidupan manusia (Heinze, 2005).

1. Identifikasi Karboksimetil Selulosa

Senyawa CMC merupakan senyawa turunan selulosa yang paling penting, yang

memiliki kepentingan yang sangat besar dalam industri dan kehidupan kita sehari-

hari. Senyawa ini memiliki struktur yang linear, berantai panjang, tidak larut

dalam air, dan polisakarida anionik yang diturunkan dari selulosa (Hong, 2013).

Struktur CMC dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 43: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

25

Gambar 11. Struktur CMC (Hong, 2013).

Dalam molekul CMC, salah satu gugus OH dieterifikasi dengan gugus

karboksimetil dan derajat subtitusi menunjukkan jumlah rata-rata gugus

karboksimetil per unit anhidroglukosa. Derajat subtitusi ini merupakan parameter

CMC yang penting, contohnya untuk menentukan kelarutannya di dalam air. Nilai

derajat subtitusi maksimum secara teori untuk CMC adalah 3, tetapi rata-rata nilai

derajat subtitusi sebenarnya adalah 0,4-1,5. Semakin tinggi nilai derajat subtitusi,

maka kelarutan CMC dalam air akan meningkat. Nilai derajat subtitusi untuk

kelarutan CMC yang baik sebesar 0,6. Senyawa CMC yang memiliki nilai derajat

subtitusi kurang dari 0,2 akan mempertahankan karakter fiber atau berserat dan

tidak larut di dalam air (Aambjornsson et al., 2013). Kelarutan CMC juga

dipengaruhi oleh pH. Pada pH rendah, terjadi ikatan hidrogen intermolekular

antargugus karboksimetil yang tidak terurai. Ikatan hidrogen ini sangat kuat dan

keras untuk diputus. Oleh karena itu CMC akan mengendap pada pH 3 untuk

nilai derajat subtitusi 0,3-0,5. Sedangkan CMC yang memiliki nilai derajar

subtitusi 0,7-0,9 akan mengendap pada pH kurang dari 1 (Hong, 2013).

Page 44: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

26

2. Sintesis Karboksimetil Selulosa

Telah banyak penelitian yang mensintesis CMC. Selain itu, metode yang mereka

gunakan juga berbeda-beda. Sebagai contoh sintesis CMC yang dilakukan oleh

Krishnaiah et al., (2009). Sintesis CMC dari selulosa terdiri dari dua tahap, yaitu

alkalisasi dan eterifikasi. Pada tahap alkalisasi, serbuk selulosa dilarutkan dalam

isopropanol dan ditambah larutan NaOH 17,5%. Setelah itu diaduk pada suhu

30oC selama satu jam. Pada tahap eterifikasi, larutan dari tahap alkalisasi

ditambah padatan sodium monocholoroacetate (SCMA) dan dipanaskan pada

suhu 50oC selama dua jam.

Pada tahap alkalisasi, serat selulosa akan mengembang, yang menyebabkan

struktur kristalin selulosa akan berubah dan meningkatkan kemampuan kimia

masuk ke dalam serat. Selain itu, fase cair ( campuran alkohol-air) sebagai agen

solvasi, melarutkan NaOH dan mendistribusikannya ke gugus hidroksil selulosa

membentuk alkil selulosa. Larutan NaOH akan menembus ke struktur kristal

selulosa, kemudian mensolvasi gugus hidroksil yang membuatnya siap untuk

reaksi eterifikasi dengan cara memutus ikatan hidrogen.

Alkil selulosa yang dihasilkan sangat reaktif terhadap MCA membentuk eter

CMC. NaOH secara spontan akan bereaksi dengan MCA yang membentuk dua

produk, yaitu natrium glikolat dan natrium klorida. Selain itu, NaOH digunakan

juga untuk menjaga pH basa selama reaksi berlangsung. Jika reaksi berlangsung

pada pH asam, akan terjadi eterifikasi internal dan menyebabkan cross-link pada

Page 45: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

27

molekul CMC (Hong, 2013). Reaksi pembentukkan CMC dapat dilihat pada

Gambar 12.

RselulosaOH + NaOH + H2O → RselulosaOH:NaOH

RselulosaOH:NaOH + ClCH2COO-Na+ → RselulosaOCH2COONa

Gambar 12. Reaksi pembentukan CMC (Saputra, 2014).

Laju reaksi alkalisasi dalam etanol lebih rendah daripada dalam isopropanol

karena NaOH mudah larut dalam etanol. Penggunaan etanol selama tahap

alkalisasi akan menghasilkan sistem NaOH-air-etanol yang homogen. Sedangkan

pada penggunaan isopropanol akan terjadi sistem homogen dan membentuk

lapisan mengelilingi serat yang mengandung NaOH konsentrasi tinggi-fase air.

Hal ini disebabkan karena kelarutan NaOH dalam pelarut nonpolar kecil. Oleh

karena itu hanya sedikit ion Na+ dan ion OH- yang akan masuk ke dalam

isporopanol dan pada konsentrasi NaOH tinggi lebih suka di sekeliling area

selulosa, yang menghasilkan dekristalisasi secara signifikan dan mmengubah

bentuk polimer selulosa menjadi Na-selulosa (Hong, 2013).

3. Kegunaan Karboksimetil Selulosa

Senyawa Karboksimetil selulosa telah banyak digunakan dalam bidang industri

dan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh senyawa ini digunakan dalam bidang

Page 46: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

28

makanan, farmasi, detergen, dan kosmetik. Aplikasi CMC dalam industri

disajikan pada table 2.

Tabel 2. Aplikasi CMC di Dalam Industri

Industri Penggunaan Fungsi

Pangan

Makanan beku

Topping makanan

Minuman, sirup

Makanan yang dipanggang

Makanan hewan

Menghambat pertumbuhan kristal es

Pengental

Pengental, pemberi rasa

Pengikat air, peliat adonan

Pengikat air, pengental, pengekstrusi

Farmasi

Tablet

Obat pencahar

Obat salep, lotion

Pengikat, pembantu pembutiran

Pengikat air

Penstabil, pengental, pembentuk film

Kosmetik

Pasta gigi

Gigi palsu

Produk jel

Pengental, pensuspensi

Perekat

Pembentuk jel, pembentuk film

Produk

kertas

Aditif

Pelapis ukuran

Pengikat, peningkat kekuatan

Pengikat air, pengental

Perekat Perekat pelapis dinding

Tembakau

Pengikat air

Pengikat, pembentuk film

Keramik Pelapis

Batang pengelas

Pengikat

Pengikat, pengental, pelumas

Deterjen Sabun cuci Anti redeposisi

Tekstil Pelengkung Pengukur besar film, perekat

Sumber : Othmer, 1992

Page 47: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

29

D. Karakterisasi Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dari Kulit Singkong

1. Spektroskopi Infra Merah (IR)

Spekroskopi IR adalah sebuah metode analisis instrumentasi pada senyawa kimia

yang menggunakan radiasi sinar infra merah. Spektroskopi IR berguna untuk

mengetahui gugus fungsi yang terdapat pada senyawa organik. Bila suatu

senyawa diradiasi menggunakan sinar inframerah, maka sebagian sinar akan

diserap oleh senyawa, sedangkan yang lainnya akan diteruskan. Serapan ini

diakibatkan karena molekul senyawa organik mempunyai ikatan yang dapat

bervibrasi. Vibrasi molekul dapat dialami oleh semua senyawa organik, namun

ada beberapa yang tidak terdeteksi oleh spektrometri IR.

Cahaya terdiri dari berbagai frekuensi elektromagnetik yang berkesinambungan

yang berbeda. Radiasi inframerah adalah salah satu bagian dari spektrum

elektromagnetik yang terletak antara cahaya tampak dan gelombang mikro.

Rentang panjang gelombang inframmerah yang digunakan untuk tujuan analisis

adalah 2,5x10 -6m sampai dengan 16x10 -6m. Satuan yang digunakan dalam

spektroskopi inframerah adalah mikrometer dan bilangan gelombang. Namun para

ahli kimia lebih banyak menggunakan satuan bilangan gelombang yaitu cm -1.

Nilai 2,5-16 μ sama dengan 4000-625 cm-1 (Samsiah, 2009).

Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu

gugus fungsi spesifik. Dasar Spektroskopi IR dikemukakan oleh Hooke dan

didasarkan atas senyawa yang terdiri atas dua atom atau diatom yang

digambarkan dengan dua buah bola yang saling terikat oleh pegas seperti tampak

Page 48: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

30

pada gambar disamping ini. Jika pegas direntangkan atau ditekan pada jarak

keseimbangan tersebut maka energi potensial dari sistim tersebut akan naik.

Setiap senyawa pada keadaan tertentu telah mempunyai tiga macam gerak, yaitu :

- Gerak Translasi, yaitu perpindahan dari satu titik ke titik lain.

- Gerak Rotasi, yaitu berputar pada porosnya, dan

- Gerak Vibrasi, yaitu bergetar pada tempatnya.

Bila ikatan bergetar, maka energi vibrasi secara terus menerus dan secara periodik

berubah dari energi kinetik ke energi potensial dan sebaiknya. Jumlah energi total

adalah sebanding dengan frekuensi vibrasi dan tetapan gaya (k) dari pegas dan

massa (m1) dan (m2) dari dua atom yang terikat. Energi yang dimiliki oleh sinar

infra merah hanya cukup kuat untuk mengadakan perubahan vibrasi (Winarno dan

Fardiaz, 1980 dalam Dwi, 2013). Mekanisme kerja Spektroskopi IR disajikan

pada Gambar 13.

Adapun proses instrumen analisis sampelnya meliputi :

1. The source: energi inframerah yang dipancarkan dari sebuah benda hitam

menyala. Balok ini melewati melalui logam yang mengontrol jumlah energi

yang diberikan kepada sampel.

2. Interoferometer: sinar memasuki interferometer “spectra encoding” mengambil

tempat, kemudian sinyal yang dihasilkan keluar dari interferogram.

3. Sampel: sinar memasuki kompartemen sampel dimana diteruskan melalui

cermin dari permukaan sampel yang tergantung pada jenis analisis.

4. Detektor: sinar akhirnya lolos ke detektor untuk pengukuran akhir. Detektor ini

digunakan khusus dirancang untuk mengukur sinar interfrogram khusus.

Page 49: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

31

Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red

adalah Tetra Glycerine Sulphate (TGS) atau Mercury Cadmium Telluride

(MCT). Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa

kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih

baik pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak

dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang

diterima dari radiasi inframerah.

5. Komputer: sinyal diukur secara digital dan dikirim ke komputer untuk diolah

oleh Fourier Transformation berada. Spektrum disajikan untuk interpretasi

lebih lanjut.

Gambar 13. Mekanisme kerja spektroskopi IR (Dwi, 2013).

Menurut Sri (2012), prinsip kerja spektroskopi IR adalah adanya interaksi energi

dengan materi. Misalkan dalam suatu percobaan berupa molekul senyawa

kompleks yang ditembak dengan energi dari sumber sinar yang akan

menyebabkan molekul tersebut mengalami vibrasi. Sumber sinar yang digunakan

Page 50: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

32

adalah keramik, yang apabila dialiri arus listrik maka keramik ini dapat

memancarkan infrared.

Vibrasi dapat terjadi karena energi yang berasal dari sinar infrared tidak cukup

kuat untuk menyebabkan terjadinya atomisasi ataupun eksitasi elektron pada

molekul senyawa yang ditembak dimana besarnya energi vibrasi tiap atom atau

molekul berbeda tergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang

menghubungkannya sehingga dihasilkan frekuensi yang berbeda pula.

Tabel 3. Serapan inframerah senyawa CMC

Ikatan Bilangan Gelombang (cm-1)

-OH 3400

-CH2- (streching) 2900

-CH2- (bending) 1425

-C=O 1720

Sumber : Gendy et al., (2010)

2. SEM (Scanning Electron Microscope)

SEM (Scanning Electron Microscope) adalah salah satu jenis mikroskop elektron

yang menggunakan berkas elektron untuk menggambarkan bentuk permukaan

dari material yang dianalisis. Fungsi SEM adalah dengan memindai terfokus

balok halus elektron ke sampel. Elektron berinteraksi dengan sampel komposisi

molekul. Energi dari elektron menuju ke sampel secara langsung dalam proporsi

jenis interaksi elektron yang dihasilkan dari sampel. Serangkaian energi elektron

terukur dapat dihasilkan yang dianalisis oleh sebuah mikroprosesor yang canggih

Page 51: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

33

yang menciptakan gambar tiga dimensi atau spektrum elemen yang unik yang ada

dalam sampel dianalisis. Prinsip kerja dari SEM adalah sebagai berikut :

a. Sebuah pistol elektron memproduksi sinar elektron dan dipercepat dengan

anoda.

b. Lensa magnetik memfokuskan elektron menuju ke sampel.

c. Sinar elektron yang terfokus memindai (scan) keseluruhan sampel dengan

diarahkan oleh koil pemindai.

d. Ketika elektron mengenai sampel maka sampel akan mengeluarkan elektron

baru yang akan diterima oleh detektor dan dikirim ke monitor (Sri, 2001).

Skema alat Scanning Electron Microscope dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Skema alat Scanning Electron Microscope (Ayyad, 2011).

Page 52: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

34

Beberapa keunggulan SEM, yaitu :

a. Kemampuan untuk menggambarkan area yang besar secara komparatif dari

spesimen.

b. Kemampuan untuk menggambarkan materi bulk, dan berbagai mode analitikal

yang tersedia untuk mengukur komposisi dan sifat dasar dari spesimen

(Marlina, 2007).

3. XRD (X-Ray Diffraction)

XRD merupakan salah satu metode karakteristik material yang paling sering

digunakan. XDR digunakan untuk mengedentifikasi fasa kristalin dalam material

dengan menentukan parameter struktur kisi dan untuk mendapatkan ukuran

partikel. Prinsip dasar dari XRD adalah mendifraksi cahaya melalui celah kristal,

difraksi cahaya oleh kristal atau kisi-kisi mampu terjadi pada saat difraksi berasal

dari radius yang mempunyai panjang gelombang dan jarak antar atom sebesar 1

angstrom. Radiasi yang digunakan dalam bentuk sinar-X, elektron dan neutron.

Sinar-X adalah proton dengan energi tinggi yang mempunyai panjang gelombang

0,5 sampai 2,5 angstrom. Ketika sinar-X berinteraksi dengan material, maka

sebagian sinar-X akan diabsorbsi, ditransmisikan, dan sisanya dihamburkan

terdifraksi. Hamburan inilah yang dideteksi oleh XRD (Callister, 2009).

Page 53: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2016 sampai dengan bulan

Desember 2017 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Analisis FTIR

(Fourier Transform Infra Red), dan SEM (Scanning Electron Microscope)

dilakukan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, analisis PSA (Particle Size

Analyzer) dilakukan di Universitas Padjajaran Bandung, analisis XRD (X-Ray

Diffraction) dilakukan di LIPI Tanjung Bintang, Lampung dan analisis TGA

(Thermo Gravimetric Analysis) dilakukan di UPT Laboratorium Terpadu dan

Sentra Inovasi Teknologi Universitas Lampung.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah gelas beker, erlenmeyer,

corong pemisah, pipet tetes, gelas ukur, oven, refluks, kertas saring, neraca

analitik, pengaduk, gunting, blender, penangas, saringan, , stopwatch, statif, buret,

batang pengaduk, hot plat stirrer, thermometer, lemari asam, sentrifuse,

Page 54: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

36

ultrasonikasi, freezer-drying, FTIR (Fourier Transform Infra Red), PSA (Particle

Size Analyzer), TGA (Thermo Gravimetric Analysis), SEM (Scanning Electron

Microscope), dan XRD (X-Ray Diffraction). Sedangkan bahan-bahan yang

digunakan adalah kulit singkong, larutan HNO3, NaNO2, larutan NaOH, larutan

Na2SO3, larutan NaOCl, H2O2, isopropil alkohol, etanol absolut, natrium

monokloro asetat (NaMCA), larutan K2Cr2O7, indikator ferroin, larutan ferro

ammonium sulfat, larutan H2SO4, indikator universal, alumunium foil, dan

akuades.

C. Prosedur Penelitian

1. Preparasi Sampel

Sampel yang diambil dari industri keripik dan tape singkong di Kota Metro. Kulit

singkong yang sudah dipisahkan dari kulit ari, dicuci dengan air bersih kemudian

di blender sampai halus. Kulit singkong yang telah diblender kemudian dicuci

dengan air bersih sampai filtratnya bening dan dikeringkan dengan oven pada

suhu 60 oC.

2. Isolasi α-Selulosa dari Kulit Singkong

Sebanyak 75 g serbuk kulit singkong dimasukkan ke dalam gelas beaker,

kemudian ditambahkan 1 L campuran HNO3 3,5% dan 10 mg NaNO2, dipanaskan

di atas hot plate pada suhu 90 oC selama 2 jam. Setelah itu disaring dan ampas

Page 55: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

37

dicuci hingga filtrat netral. Selanjutnya di refluks dengan 750 mL larutan yang

mengandung NaOH 2% dan Na2SO3 2% pada suhu 50 oC selama 1 jam.

Kemudian disaring dan ampas dicuci sampai netral. Selanjutnya dilakukan

pemutihan dengan 250 ml larutan NaOCl 1,75% pada temperatur mendidih

selama 0,5 jam. Kemudian disaring dan ampas dicuci sampai pH filtrat netral.

Setelah itu dilakukan pemurnian α-selulosa dari sampel dengan 500 ml larutan

NaOH 17,5% pada suhu 80 oC selama 0,5 jam. Kemudian disaring, dicuci hingga

filtrat netral dan diputihan dengan H2O2 10% pada suhu kamar selama 1 jam.

Selanjutnya disaring dan ampas dioven dengan suhu 60 0C selama 1 jam.

3. Penentuan Kadar α-selulosa Menggunakan Metode Uji SNI 0444 :2009.

Timbang sampel sebanyak 1,5 ± 0,1 g kemudian masukkan ke dalam gelas piala

tinggi 300 mL dan tambahkan 75 mL larutan natrium hidroksida 17,5%,

sebelumnya sesuaikan dulu pada suhu 25 oC ± 0,2 oC. Catat waktu pada saat

larutan natrium hidroksida ditambahkan. Aduk pulp dengan alat sampai

terdispersi sempurna. Hindari terjadinya gelembung udara dalam suspensi pulp

selama proses pengadukan. Ketika pulp telah terdispersi, angkat pengaduk dan

bersihkan pulp yang menempel pada ujung batang pengaduk.

Cuci pengaduk dengan 25 mL larutan natrium hidroksida 17,5%, tambahkan ke

dalam gelas piala, sehingga total larutan yang ditambahkan ke dalam pulp adalah

100 mL. Aduk suspensi pulp dengan batang pengaduk dan simpan dalam

penangas 25 oC ± 0,2 oC. Setelah 30 menit dari penambahan pertama larutan

natrium hidroksida, tambahkan 100 mL akuades suhu 25 oC ± 0,2 oC pada

Page 56: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

38

suspensi pulp dan aduk segera dengan batang pengaduk. Simpan gelas piala dalam

penangas untuk 30 menit berikutnya sehingga total waktu ekstraksi seluruhnya

sekitar 60 menit ± 5 menit. Setelah 60 menit, aduk suspensi dengan batang

pengaduk dan tuangkan ke dalam corong masir.

Buang 10 mL sampai 20 mL filtrat pertama, kemudian kumpulkan filtrat sekitar

100 mL dalam labu yang kering dan bersih. Pulp jangan dibilas atau dicuci

dengan akuades dan jaga agar tidak ada gelembung yang melewati pulp pada saat

menyaring. Pipet filtrat 25 mL dan 10 mL larutan kalium dikromat 0,5 N ke dalam

labu 250 mL. Tambahkan dengan hati-hati 50 mL asam sulfat pekat dengan

menggoyang labu. Biarkan larutan tetap panas selama 15 menit, panaskan pada

suhu 125 oC sampai 135 oC kemudian tambahkan 50 mL aquades dan dinginkan

pada suhu ruangan.

Tambahkan 2 - 4 tetes indikator ferroin dan titrasi dengan larutan ferro

ammonium sulfat (FAS) 0,1 N sampai berwarna ungu. Pada kelarutan pulp tinggi

(kandungan selulosa alfa rendah), titrasi balik dikromat kurang dari 10 mL,

volume filtrat dikurangi menjadi 10 mL dan penambahan asam sulfat menjadi 30

mL. Lakukan titrasi blanko dengan mengganti filtrat pulp dengan 12,5 mL larutan

natrium hidroksida 17,5% dan 12,5 mL akuades. Hasil analisis ditentukan

menggunakan rumus berikut :

X = 100 -, ( ) × ×× ............................. (1)

Page 57: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

39

Dimana :

X = α-selulosa, dinyatakan dalam persen (%);

V1 = volume titrasi blanko, dinyatakan dalam mililiter (mL);

V2 = volume titrasi filtrat pulp, dinyatakan dalam mililiter (mL);

N = normalitas larutan ferro ammonium sulfat;

A = volume filtrat pulp yang dianalisa, dinyatakan dalam mililiter (mL);

W = berat kering oven contoh uji pulp, dinyatakan dalam gram (g).

4. Pembuatan Mikroselulosa dari α-Selulosa dengan Metode Hidrolisis

Asam

Sebanyak 5 gram sampel, dimasukkan kedalam labu bundar 1000 mL, ditambah

100 mL H2SO4 dengan variasi konsentrasi yaitu 45%, 47%, dan 49%, (v/v)

direfluks selama 40 menit dengan suhu 50 oC sambil diaduk, setelah itu

tambahkan 100 mL akuades dan didinginkan. Kemudian disentrifuse 9000 rpm

selama 15 menit, dicuci dengan akuades sambil disentrifuse. Setelah itu suspensi

koloid diultrasonikasi selama 5 menit dalam ice bath dan difreeze-drying.

5. Analisis Particle Size Analyzer (PSA) Mikroselulosa

Mikroselulosa kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan PSA untuk

mengetahui distribusi ukuran partikelnya. Sejumlah sampel mikroselulosa

dimasukkan ke dalam chamber yang telah berisi air pada Wet Dispersion Unit

hingga indikator menunjukkan angka 10 - 12 (berwarna hijau).

Page 58: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

40

6. Pembuatan Karboksimetil Selulosa (CMC) dari Mikroselulosa

Proses pembuatan karboksimetil selulosa dari α-selulosa mengacu pada penelitian

Hong (2013). Langkah pertama, 5 gram α-selulosa dimasukkan ke dalam gelas

beker dan ditambahkan 150 mL isopropil alkohol. Selanjutnya larutan sampel

diaduk menggunakan magnetic stirer sambil ditambahkan 15 mL NaOH dengan

konsentrasi 25 % dan diaduk kembali selama satu jam pada suhu ruang. Proses

karboksimetilasi dilakukan dengan cara larutan diatas ditambahkan 6 gram

padatan sodium monokloroasetat (SMCA) dan diaduk selama 1,5 jam. Kemudian

sampel yang sudah tercampur dibungkus dengan alumunium foil dan dipanaskan

dalam oven pada suhu 60 oC selama 3,5 jam. Setelah itu, sampel direndam ke

dalam 100 mL metanol selama satu malam. Pada hari berikutnya, sampel

dinetralkan dengan asam asetat 90% hingga pH netral dan disaring. Tahap

terakhir rendemen dicuci dengan etanol sebanyak tiga kali dengan cara

merendamnya ke dalam 50 mL etanol selama 10 menit lalu dicuci lagi dengan 100

mL metanol absolut. Tahap berikutnya, CMC dikeringkan dalam oven pada suhu

60 oC hingga diperoleh berat konstan.

7. Penentuan Derajat Subtitusi Karboksimetil Selulosa

Penentuan derajat subtitusi mengacu pada penelitian Hong (2013). Langkah

pertama, 4 gram CMC dilarutkan ke dalam 75 mL etanol 95 % dan ditambahkan 5

mL asam nitrat 2 M. Selanjutnya, larutan tersebut dididihkan sambil diaduk

selama 10 menit. Kemudian sampel dicuci dengan 20 mL etanol 80 % pada suhu

Page 59: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

41

60 oC sebanyak lima kali dan dicuci kembali dengan metanol anhidrat. Kemudian

sampel disaring dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 105 oC selama 3,5 jam

dan didinginkan di dalam desikator selama 30 menit.

Tahap berikutnya 0,5 CMC kering dilarutkan ke dalam 100 mL air destilasi dan

diaduk. Lalu ditambahkan 25 mL larutan NaOH 0,3 M dan dididihkan selama 15

menit. Setelah itu ditambahkan indikator PP dan dititrasi dengan larutan HCl 0,3

M. Penentuan derajat subtitusi dilakukan dengan menggunakan rumus dibawah

ini.

%CM = [ ]× × , ×(Hong, 2013) ........................ (2)

DS = ×[ ( × )] (Hong, 2013) ..................................... (3)

Keterangan :

DS = derajat subtitusi;

%CM = kandungan karboksimetil;

V0 = volume titrasi blanko, dinyatakan dalam mililiter (mL);

Vn = volume titrasi sampel, dinyatakan dalam mililiter (mL);

M = molaritas HCl;

m = berat sampel, dinyatakan dalam gram (g).

Page 60: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

42

8. Analisis DTG/DTA/TGA Karboksimetil Selulosa

Analisis DTA/TGA digunakan untuk menentukan stabilitas CMC. Pengukuran

dilakukan dengan menggunakan gas nitrogen dengan laju alir 20 mL min-1 dan

sampel dipanaskan pada suhu 30 - 800 oC dengan kecepatan pemanasan 20 oC

min-1.

9. Analisis FTIR Karboksimetil Selulosa

Analisis FTIR dilakukan dengan cara 0,2 mg CMC dicampur dengan 2 mg kalium

bromida dan dibentuk menjadi pellet transparan. Selanjutnya pellet dimasukkan

ke dalam alat FTIR dengan panjang gelombang 4000 - 400 cm-1.

10. Analisis SEM Karboksimetil Selulosa

Analisis SEM dilakukan dengan cara sampel dibekukan diatas permukaan

alumuniun hingga kering. Selanjutnya dipercikkan emas ke dalam sampel selama

30 detik dengan alat polaron. Kemudian hasil ditampilkan dengan stereoscan.

11. Analisis XRD Karboksimetil Selulosa

Analisis XRD digunakan untuk menentukan % kristalinitas dan juga ukuran

kristal seperti yang diterangkan oleh Mohkami and Talaepour (2011). Nilai %

kristalinitas ditentukan dengan rumus :

Page 61: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

43

(I002-Iam/I002) x 100 % .................................... (4)

sedangkan ukuran kristal ditentukan dengan rumus :

Dhkl = kλ/(Bhkl cos Ѳ) ......................................... (5)

Keterangan :

I002 = intensitas maksimum puncak kristal pada 2 Ѳ antara 22o dan 23o

Iam = intensitas maksimum puncak kristal pada 2 Ѳ antara 18o dan 19o

Dhlk = ukuran kristal

k = konstanta Scherrer (0,84)

λ = panjang gelombang X-Ray

Bhkl = refleksi hkl yang diukur pada 2 Ѳ

Page 62: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Adapun simpulan pada penelitian ini sebagai berikut :

1. Hasil isolasi α-selulosa dari kulit singkong dengan metode delignifikasi

diperoleh kadar α-selulosa 92,33%.

2. Hasil optimum untuk mendapatkan mikroselulosa terdapat pada konsentrasi

H2SO4 49%, ditunjukkan dari analisis PSA.

3. Pada penelitian ini CMC dari kulit singkong telah berhasil disintesis dan

dikarakterisasi dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red), TGA (Thermo

Gravimetric Analysis), SEM (Scanning Electron Microscope), dan XRD (X-

Ray Diffraction).

B. Saran

Adapun saran untuk penelitian berikutnya adalah :

1. Dilakukan pembuatan CMC dengan memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhinya untuk meningkatkan nilai derajat subtitusi.

2. Memodifikasi CMC agar lebih bermanfaat bagi kehidupan.

Page 63: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

DAFTAR PUSTAKA

Aambjornsson, H. A., K. Schenzel., and U. Germgard. 2013. CarboxymethylCellulose Produced at Different Mercerization Condition andCaracterized by NIR FT Raman Spectroscopy in Combination withMultivariate Analytical Methods. Bioresources.com. 8. 1918-1932.

Akanbi, W.B.., T.A. Adebayo., O.A. Togun., A.S. Adeyeye., and O.A. Olaniran.2007. The Use of Compost Extract as Foliar Spray Nutrient Source andBotanical Insecticide in Telfairia occidentalis. World Journal of AgriculturalSciences. 3(5) : 642-652.

Aripin, A.M., Angzzas, S.M.K., Zawawi, D., and M.Z.Z.M. Hatta. 2013. Cassavapeels for alternative fibre in pulp and paper industry : chemical properties andmorphology characterization. International Journal of IntegratedEngineering, 5(1):30-33.

Arup, Mandal., Isolation of nanocellulose from waste sugarcane bagasse (SCB)and its characterization. Carbohydrate Polymers, 2011, 86, 1291-1299

Ariyandi, Nono. 2006. Pembuatan Nanosfer Berbasis Biodegradable Polilaktatdengan Metode Sonofikasi. Skripsi. Institusi Pertanian Bogor. Bogor

Ayyad, O. D. 2011. Novel Strategies The Synthesis of Metal Nanoparticle andNanostructure (Tesis).Universitas de Barcelona. Barcelona.

Callister, William. D, Jr. 2009. Materials Science and Engineering anIntroduction 7th Edition. John Willey and Son, Inc.: Salk Lake City, Utah.

Cranston, E. D.; Derek G., Morphological and Optical Characterization ofPolyelectrolyte Multilayers Incorporating Nanocrystalline Cellulose.Biomacromolecules, 2006, 7, 2522-2530

Dwi, Winarto. 2013. Spektroskopi Inframerah.http://ilmukimia.org201307spektroskopi-inframerah-ir.html. Diakses pada18 November 2015.

Page 64: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

64

Eriningsih, R., R. Yuliana., and T. Mutia. 2011. Pembuatan KarboksimetilSelulosa dari Limbah Tongkol Jagung untuk Pengental pada ProsesPencapan Tekstil. Balai Besar Tekstil. Bandung.

Fan, L.T., Young-Hyun Lee., and M.M. Gharpuray. 2005. The Nature ofLignocellulosic and Their Pretreatment for Enzymatic Hydrolysis. Adv.Bichem. Eng. 23:158-187.

Fatimah, Tati. 2016. Pemanfaatan Sellulosa dari Tandan Kosong Sawit untukSintesis dan Karakterisasi Carboxymethyl Cellulose (CMC). FMIPA UNILA.Bandar Lampung

Fengel, D. dan G.Wegener. (1995). Kayu, Kimia, Ultrastruktur,. Reaksi-reaksi. edisi 1, Gajah Mada Press. Yogyakarta.

Fortunati, E.; Peltzer, M.; Armentano, I.; Torre, L.; Jiménez, A.; Kenny, J. M.,Effects of modified cellulose nanocrystals on the barrier and migrationproperties of PLA nano-biocomposites. Carbohydrate Polymers, 2012, 90,948-956

Gendy, A. A. E., A. M. Ade., H. A. Youssef., and A. M. Nada. 2010.Carboximethyllated Cellulose Hydrogel; Sorption Behavior andCharacterization. Nature and Science. 8. 8.

Hanifah, V. W., D. Yulistiani., and S.A.A. Asmarasari. 2010. OptimalisasiPemanfaatan Limbah Kulit Singkong Menjadi Pakan Ternak Dalam RangkaMemberdayakan Pelaku Usaha Enye-enye. Seminar Nasional TeknologiPeternakan dan Veteriner. 550-556.

Harmsen, P. F. H., W. J. J. Huijgen., L. M. B. Lopez., and R. R. C. Bakker. 2010.Literature Review of Physical and Cemical Pretreatment Processes ForLignocellulosic Biomass. Food & Biodased Research. 10. 013.

Heinze, T., Pfeiffer, K. 1999. Studies on The Synthesis and Characterizationof Carboxymethy Cellulose. Die Angewandte Makromolekulare Chemie.266(4638):37-45.

Holtzapple, M.T. (2003). Hemicelluloses. In Encyclopedia of Food Sciences andNutrition. pp. 3060-3071. Academic Press.

Hong, K. M. 2013. Preparation and Characterization of Carboxymethyl Cellulosefrom Sugarcane Bagasse. (S). Departement of Cemical Science. Faculty ofScience. Universiti Tunku Abdul Rahman. Malaysia.

Huang, L.J., Y. Yang., Y. Y. Cai., M. Liu., T. Xu., G. Z. Nong., and S. F. Wang.2014. Preparation of Superabsorbent Resin from carboxymethyl CelluloseGrafted with Acrylic Acid by Low-temperature Plasma Treatment.Bioresources.com. 9. 2.

Page 65: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

65

Ioelovich,M., 2012. Optimal Conditions for Isolation of Nanocrystalline CelluloseParticles. Nanocrystals and Nanotechnology, 2(2), 9-13.

Isdin, O., Nanoscience in nature: cellulose nanocrystals. Surg, 2010, 3(2)Jahanshahi dan Babaei. 2008. Protein Nanoparticle: A Unique System as Drug

Delivery Vehicles. J. Biotechnology. 7: 4926-4934.

Janes, R.L. 1969. The Chemistry of Wood and Fibers. New York : Mc Graw HillBook Co.& Mc Donald(ed). Pulp and Paper Manufacture. Vol 1.

Judoamidjojo, M.R, E. Gumbira S., dan L.B. Hartoto. 1989. Biokonversi. Bogor :Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar UniversitasBioteknologi Institut Pertanian Bogor.

Khan, A.; Ruhul, A. K.; Stephane, S.; Canh, L. T.; Bernard, R.; Jean, B.; Gregory,C.; Victor, T.; Musa R. K.; Monique L., Mechanical and barrier properties ofnanocrystalline cellulose reinforced chitosan based nanocomposite films.Carbohydrate Polymers, 2012, 90, 1601–1608.

Krishnaiah, D., A. Bono., P. H. Ying., C. L. Muei., and R. Sarbatly. 2009.Synthesis and Characterization of Carboxymethyl Cellulose from PalmKernel Cake. Advances in Natural and Applied Sciences. 3. 5-11.

Lee, H. V., S. B. A. Hamid., and S. K. Zain. 2014. Convertion of LignocellulosicBiomass to Nanocellulose : Structure and Chemical Process. The ScientificWorld Journal. 2014. 20.

Li, W.; Yue, J.; Liu, S., Preparation of nanocrystalline cellulose via ultrasoundand its reinforcement capability for poly(vinyl alcohol) composites.Ultrasonics Sonochemistr,2012, 19, 479-485

Ma, H.; Zhou, B.; Li, H. S.; Li, Y. Q.; Ou, S. Y., Green composite films composedof nanocrystalline cellulose and a cellulose matrix regenerated fromfunctionalized ionic liquid solution. Carbohydrate Polymers, 2011, 84, 383–389

Maga. Y.A. 1987. Smoke in Food Processing. CSRC Press. Inc. BocaRaton. Florida.

Marlina, L. 2007. Sintesis Nanopartikel Zinc Oxide (ZnO) untuk Aplikasi SebagaiTinta Pengaman (Skripsi). FMIPA ITB. Bandung.

Maulinda, L., Nasrul, ZA., and Dara, N.S. (2015). Pemanfaatan Kulit Singkongsebagai Bahan Baku Karbon Aktif. Jurnal Teknologi Kimia Unimal. 4(2) : 11-19.

Page 66: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

66

Muryani.,S. Suharni., Sulastri., W. Sugesti. (2012). Pemanfaatan Limbah PadatTapioka sebagai Industri Rumah Tangga Perdesaan. Jurnal Kelitbangan. 01 :63-72

Nahrowi, Ridho. 2015. Konversi Selulosa Menjadi Karboksimetil Selulosa dariTandan Kosong Sawit. FMIPA UNILA. Bandar Lampung.

Najafpour, G.D., H. D. Heydarzadeh., and A. A. Nazari-Moghaddam. 2009.Catalyst-Free Conversion of Alkali Cellulose to Fine CarboxymethylCellulose at Mild Conditions. World Applied Sciences Journal. 6. 564-569.

Nisa, D. dan W. D. R. P.. 2014. Pemanfaatan Selulosa dari Kulit Buah Kakao(Teobroma Cacao L.) sebagai Bahan Baku CMC (CarboxymethylCellulose). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2. 34-42.

Othmer, K. (1992). Encyclopedia of Chemical Technology. 2 nd Edition Vol 4,John Wiley and Sons.

Patraini, C. G. 2014. Pembuatan Selulosa Asetat dari α-Selulosa Tandan KosongSawit (TKS). (S). Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Podsiadlo, P.; Seok, Y. C.; Bongsup, S.; Jungwoo, L.; Meghan, C.; Nicholas, A.K., Molecularly Engineered Nanocomposites: Layer-by-Layer Assembly ofCellulose Nanocrystals. Biomacromolecules, 2005, 6, 2914-2918

Rahmawati, A. (2010). Pemanfaatan Limbah Kulit Ubi Kayu (Manihot utilissimaPohl.) dan Kulit Nanas (Ananas comosus L.) Pada produksi BioetanolMenggunakan Aspergilus niger (Skripsi). Universitas Sebelas Maret.Surakarta.

Roohani, M.; Youssef, H.; Naceur, M. B.; Ghanbar E.; Ali, N. K.; Alain D.,Cellulose whiskers reinforced polyvinyl alcohol copolymers Nanocomposites.European Polymer Journal, 2008, 44, 2489–2498

Rusli, P. R. 2011. Pembuatan dan Karakterisasi Nanopartikel Titanium DioksidaFasa Anatase dengan Metode Sol Gel (Skripsi). Universitas Negeri Medan.Medan.

Sadeghi, M., N. Ghasemi., and F. Soliemani. 2012. Graft CopolymerizationMethacrylamide monomer onto Carboxymethyl Cellulose inHomogeneous Solution and Optimization of Effective Parameters. WorldApplied Sciennce Journal. 16.1.

Saputra, A. H., L. Qadhayna., dan B. Pitaloka. 2014. Synthesis andCharacterization of Carboxymethyl Cellulose (CMC) from Water

Page 67: SINTESIS DAN KARAKTERISASI CARBOXYMETHYL CELLULOSE …digilib.unila.ac.id/57763/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sintesis dan karakterisasi carboxymethyl cellulose (c mc) dari

67

Hyacinth using Ethanol-Isobutyl Alcohol Mixture as the Solvents.International Journal of Chemical Engineering and Applications. 5. 1.

Settle, Frank A. 1997. Handbook of Instrumental Techniques for AnalyticalChemistry.Prentice-Hall, Inc. New Jersey. Hal. 25-30;247-252;309-311;481-485.

Shin, Y.; Exarhos, G. J., Template synthesis of porous titania using cellulosenanocrystals. Materials Letters, 2007, 61, 2594–2597

Shopsowitz, K. E.; Wadood, Y. H.; Mark J. M., Chiral Nematic MesoporousCarbon Derived From Nanocrystalline Cellulose. Angewandte ChemieInternational Edition, 2011, 50, 10991 –10995

Solechudin dan Wibisono. 2002. Buku kerja praktek. PT Kertas LeccesPersero, Probolinggo.

Sri, B. 2012. Spektrofotometer IR. http://bandiyahsriaprillia-fst09.web.unair.ac.idartikel_detail-48339-Umum-Spektrofotometer-IR.html.Diakses pada 18 November 2015.

Stevano, R. (2013). Karakterisasi Plastik Biodegradable dari Campuran Kitosandan Polivinil Alkohol Menggunakan Metode Tanpa Pelarut (Skripsi).Universitas Lampung. Lampung.

Sukumaran, R.K. 2008. Cellulase Production Using Biomassa Feed Stock nd itsApplication in Lignocellulosa Saccharification for Bioethanol Production.Renewable Energy. 30. 1-4.

Susanti, L. 2013. Mengetahui Ukuran Partikel dengan Particle Size Analyzer(PSA). http://nanoherbal-technology.com/mengetahui-ukuran-partikeldengan-particle-size-analyzer-psa. Diakses pada tanggal 10 November 2015 pukul20.30 WIB.

Taghizadeh, M. T., and N. Sabouri. 2013. Thermal Degraadation Behavior of:Polyvinyl Alcohol/Starch/Carboxymethyl Cellulose/Claynanocomposites. Universal Journal of Chemistry. 1. 2.

Triastuti, W.A., dan Sumarno. 2010. Pembuatan Mikropartikel Komposit ActivePharmateutical Ingredients (API)-Polimer Menggunakan KarbondioksidaSuperkritis. (Tesis). Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.

Winarno, F.G., S. Fardiaz, dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.Gramedia. Jakarta.

Yue, Y. 2007. A Comparative Study of Cellulose I and II Fibers andNanocrystals. Louisiana : Heilongjiang Institute of Science and Technology.