Sedjarah pergerakan rakjat indonesia.pdf

221
S E P , ? A R /i T1 P E R G E R A K .a N R A K J A l I N D O N E S I A olch A.K. t J ‘! V'rjGU Dili DO SH

Transcript of Sedjarah pergerakan rakjat indonesia.pdf

S E P , ? A R / i T1

P E R G E R A K . a N R A K J A l

I N D O N E S I A

olch

A.K. t J ‘! V'rjG U Dili DO SH

SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA fn

& $ / /

y j

' V * ' ? f w

MU(

P U ST A K A U N IV E R SIT A S N O . 7

K E T E R A N G A N

Buku Sedjarah Pergerakan Rakjat Indonesia 1908 — 1942 in i konsepnja

ami tulis dalam bulan Agustus 1944 — A pril 1945 sebagai nota atas per-

imntaan kepala Chosasitsu (kantor D jepang jang meneruskan pekerdjaan-

n ja Centraal Kantoor voor de Statistiek Belanda dan kemudian mendjelma

m endjadi Kantor Penjelidikan Umum Republik Indonesia) d i Djakarta.

Konsep itu hanja diubah dalam dua h a l : tahun2 Sumera diganti dengan

tahun2 Masehi, sedang dibelakang dibubuhkan suatu register nama3 orane perkumpulan dsb.

Oleh karena belum ada buku tentang soal ini, jang kelengkapannja

m enjam ai ichtisar jang kam i selenggarakan ini, barangkali ada gunanja,

d jika dengan pentjetakannja isinja d jad i tersadji untuk Umum diseluruh

Indonesia Bukankah daripada sedjarah pergerakan Indonesia jang agak

lengkap dapat m endjadi terang bagi Um um itu bahwa Republik Indonesia

jang pa a wa u se arang in i sedang merupakan factor jang terpenting

,earah kemerdekaan Indonesia se luruhn ja , tidak sadja m e iupa- asi daripada ichtiar pergerakan itu , tap i pada hakekat-

n ja m erup Pu la suatu perum ahan serta ika tan ba tin daripadanja, jang

T nala« r sl , l dan Warna J“ g ada *>!”* * d i^ la ran ia .Porcrprnkan Indorse- melewati batas" pertama untuk mentjapai tudjuan

ha klah kirania hn ** i sedang ^ erbaris terus kearah tudjuan itu maka

TnpHpn£fok kebplaV 8* semuanja jang ber-bagai* bulu dan warna ini,

dan apa jang mp! ? S V "tuk dapat kef a£ tentang apa jang harus ditempuh

dari tuntutan V f 1 lhindarkan untuk melaksanakan bagian2 landjutan

seluruhnia serta1 3 f f muan:*a itu ’ ^aitu ne§ara Indonesia jang merdeka seluruhnja, serta m akm ur dan sentosa adanja.

Djakarta, 7 Mei 1949P e n u l i s

%

V

I S I

k a t a p e n g a n t a r

1 . Lapangan Penjelidikan ......................................

2 . Usia Pergerakan Indonesia; faktor2 jang menjebabkan

dan hidup-tumbuhnja pergerakan ini

1.

timbul

3. Tjara menulis

BAB I. MASA 1908— 1920

Pergerakan politik dsba.

pulan

b.

c.

Opganisasi' Indonesia (Budi Utomo; Sarekat P e iu m 'pulan- berdasarkan kedaerahan) f'erKum-

Perkumpulan tjampuran, bangsa Indonesia dan"hu^n",'.......

sa Indonesia, jang menudju kearah kemerdekaan Z '

(Insulinde, kemudian Nationaal Indische Part* n J ? T T Partij-Douwes Deicker; lndisch Sociaal D e m o c r a t f

enjging-Sneevliet; lndisch Sociaal Democratis'h r, 6'

Perkumpulan tjampuran j ang bertudjuan Ind™ J>da.an, ikatan de„e,„ „eseri |elanda (Ned ™ ° " “ “ “ «ap nine r'VirJofomi,- _ ... lnuiscne Vrijzm-

Indische Katholieke

2.

3.

4.

5.

nige Bond; Christelijke Ethische Partij

Partij; Politiek Economische Bond) Pergerakan Sarekat Sekerdja

Pergerakan Keagamaan ......

Pergerakan wanita ..............

Pergerakan pemuda ..........

BAB II. MASA 1920 — 1930

Pergerakan politik dsb

a. Organisasr* Indonesia (Partai' K o m u n is ^ d o n ^ ..................

Islam; B u * Utomo; Perhimpunan Indonesia Sareka*

Partai Nasional Indonesia; Perkumpulan3 i™ ’ f tudleclub2;

b- Perkumpulan tjampuran ........................................................Pergerakan Sarekat Sekerdja ............................................................

VITI

IX

X III

10

J*

is

J* '■ 1* !2 0

$

*it

VI

3. Pergerakan keagamaan ...............................................

4. Pergerakan wanita ........................

5- Pergerakan pemuda .........................................

BAB III. MASA 1930 — 1942

1. Pergerakan politik dsb..................................................

a. Organisasi2 Indonesia (Pendidikan Nasional Indonesia; Par-

tai Indonesia; Gerindo; Partai Persatuan Indonesia; Budi

Utomo; Partai Rakjat Indonesia; Persatuan Bangsa Indone­

sia Raja; P.S.I.I.; Parii, Penjedar, P.I.I.; Golongan* ber-

dasarkan agama Kristen; P.P.P.K.I., Gapi dan Madjelis Rak­jat Indonesia) ...................................

b. Perkumpulan tjampuran ............. 1 ".".'.'.I'”.'.'.*.*.'."2. Pergerakan Serikat Sekerdja .................

3. Pergerakan keagamaan .......................................................................

4. Pergerakan wanita ............... *................. .............................................

5- Pergerakan pemuda ..............................*.............................................

BAB IV. KEINGINAN5 POLITIK PADA PENGHABISAN

DJAMAN BELANDa

1. Pengantar 'kalam

2. Keadaan pada penghabisan djaman Belanda.

a. Kedudukan negara Indonesia sampai th. 1942 ......................

Kedudukan bangsa Indonesia ...................................................

c. Akibat rendahnja kedudukan negeri dan bangsa Indonesia

terhadap nasib Rakjat .................................................................

Keinginan- orang- terkemuka.

A. Keinginan3 terhadap kedudukan negara Indonesia ...............

• Keinginan3 terhadap kedudukan bangsa Indonesia ..............

• Akibat keinginan3 mempertinggi kedudukan negeri dan

bangsa terhadap nasib rakjat ............................................. .

Daftar nama dan atjara ....................................................................

83

8891

101

128

137

142

152

157

166

177

178

179

180

181

186

187

189

v n

KATA PENGANTAR

1. Lapangan PenjelidikanKata „Pergerakan Indonesia” meliputi s e m u a matjam aksi jang di-

lakukan dengan organisasi setjara modern kearah perbaikan hidup untuk

bangsa Indonesia, oleh karena tidak puasnja dengan keadaan masjarakat jang ada.

Istilah „pergerakan” djadinja sangat luas artinja dan besarpun lapang* an jang diliputinja.

Ia tidak sadja mengenal gerakan jang menudju keperbaikan deradjat

hidup semuanja (aksi politik), akan tetapi djuga mengenai hal jang hanja

merupakan sebagian sadja (umpamanja hanja perekonomian, hanja kebu-

dajaan, hanja keagamaan, hanja pengadjaran, hanja soal kewanitaan, hanja pemuda dsb.).

Istilah itupun tidak sadja mengenai gerakan untuk kepentingan bang­

sa Indonesia seluruhnja, akan tetapi djuga meliputi gerakan jang hanja

teruntuk sebagian dari bangsa Indonesia sadja (um pam an ja hanja dari

Djawa, hanja dari Sumatera, dari Ambon, dari Djakarta, dari Timur, dsb.).

Dan lagi dalam istilah itu tidak sadja termasuk gerakan jang menudju

lepas dari negeri Belanda, akan tetapi djuga jang mengingini tetap dalain

lingkungan mentjapai dengan djalan non-koperasi dan djuga jang mema-

kai djalan koperasi.

Perkataan pergerakan djuga tidak han ja m eliputi golongan2 berdasar-

kan kebangsaan, tetapi djuga jang bersandar pada keinginan memadjukan

agama, marxisme d.1.1.

Dan selandjutnja termasuk pula organisasi2 buat kaum lelaki dan pe-

rempuan ke-dua2nja, hanja buat kaum perempuan atau hanja buat pemu­da.

Bukanlah maksud karangan in i untuk membitjarakan sedjarahnja

masing2 bagian ketjil dari pergerakan satu per satu jang demikian luasnja

itu. Tetapi sebaliknja, ichtisar in i djuga tidak bermaksud hanja menganv

bil suatu bagian sadja, umpamanja pergerakan po litik1); atau pergerakan

anti-Belanda") atau pergerakan kebangsaan se-mata2 °)y dsb.

Karangan in i mentjoba membuat ichtisar timbui dan hidun-tumhnhrn'a _pergerakan Indonesia di Pulau Djawa tahun tpmo

<*»">•>»■«■ pr' ”s,p: ™ um aort ™sing= pergerakaiT'jaifg' b e rp e n g aS agak besar dan tjara- aks,, ,ang dilakukannja. De„ga„ ini bukan idja

VIII

dapat tergambar kemadjuan3 tingkatan principieel dalam waktu jang lam-

pau. tetapi djuga akan terlihat sudah sampai ketingkat mana pergerakan

Indonesia pada tahun 1942 (waktu pemerintah Belanda pergi).

2. Usia Pergerakan Indonesia; faktor jang menjebabkan timbul danhidup-tumbuhnja pergerakan ini

Djika Pergerakan Indonesia dihitung mulai dengan berdirinja Budi

Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 (dibawah lebih land jut), maka nampaklah

bahwa umur pergerakan masih muda, sampai sek'arang baru berusia 37

tahun, djadi lebih muda daripada pergerakan di India atau di Philipina.

Djika kita bertanja, apakah sebabnja semuda ini, maka pertanjaan ini

sukar didjawab dengan satu dua perkataan; tetapi njata terang bahwa tidak

boleh dikatakan, bahwa rakjat Indonesia in i baru 37 tahun jang belakangan

ini membutuhkan perbaikan nasib !

Dari sedjarah negeri in i njata benar bahwa kepuasan dengan pendja-

djahan Belanda tidak pernah ada. Sediak nm-mnl»nn abad-XVII sampai

ahad-XX keraa_s.ekali pqperangan dan pemberonlakan,.J&nxL tidak

Aerhasil fcnrpna riiplrknia fifrn1infa m a-dan hpiknia taktik3 BelaadiLjnenga-

jahkan barisan Indonpsia Akan tetapi d jug a , s e t e 1 a h peperangan3 daa

pemberontakan3 habis, nasib rakjat jang sangat djelek itu tetap menimbul-

kan rasa pedih-sengsara, jang kadang3 sebagai symptoom mendjelma men-

djadi ber-matjam3 aksi dari rakjat. Aksi3 in i bukan bersifat modern, djadi

tidak boleh dinamakan bagian dari „pergerakan” dan tidak boleh dimasuk-

kan dalam Pergerakan Rakjat jang dimulai sedjak 1908 ini.

Tidak senang terhadap pem erintahan Belanda dan keinginan menda-

pat negeri-mulia d ibaw ah Pem erintah sendiri terang dan njata hidup dalam

ha ti rakjat biasa1), tetapi perasaan ini hanja dapa t keluar sebagai symptoom

dan dengan djalan primitif.

Sebagai tjontoh kita sebutkan terutama kepertjajaan jang umum ter-

sebar akan kedatangan Ratu Adil, seorang radja adil bidjaksana”).

Kepertjajaan in i kadang3 nienimbulkan perlawanan terhadap Pemerin­

tah Belanda, kadang3 dengan sendjata. Kepertjajaan sematjam in i menun-

) Kenjataan terbuktilah djuga dari kegembiraan rakjat jang luar biasa di-desa" ketika pemerintah Belanda pergi dalam bulan Maret 1942; Padahal hanja relatif sedikit daripada rakjat itu jang ikut serta dalam Pergerakan nasional. Kegem biraan luar biasa di-mana3 itu timbul dari kepertjajaan dalam hatinja, bahwa pengusiran Belanda berarti akan datangnja Negara Merdeka jang bahagia mulia.

> Kadang3 (terdjadi dalam tahun 1930) dipandang sebagai penitisan Pa- ngerar. Diponegoro, pemberontak besar terhadap pendjadjahan Belanda

djukkan dengan terang rasa-tertindas oleh Belanda dan keinginan melepas-

kan diri dari pendjadjahan asing. Mirip dengan itu terdapat djuga aksi

prim itif jang mengutarakan akan kedatangan Pemerintah Kebangsaan jang

akan menimbulkan hidup rukun bersatu dan mengadakan pembagian sjarat2

hidup jang adil.Selandjutnja rakjat umum dengan gemar menerima ramalan Djojobojo,

jang telah ber-abada tuanja (surat Djojobojo meramalkan bahwa dalam sedja-

rah tanah Djawa akan terdjadi pengusiran orang kulit putih jang telah lama

mendjadjah, oleh orang kulit kuning. Setelah itu. tanah Djawa lalu berdiri

sendiri lagi. In i djuga menundjukkan tidak senangnja terhadap pemerintah

Belanda dan bahwa disanubarinja terpendam keinginan hidup sebagai bang­

sa merdeka.Tiap2 aksi tersusun modern memerlukan kesanggupan-ketjakapan me

ngerdjakannja dan in i hanja bisa terdapat dengan kemadjuan buah peng-

adjaran. Budi Utomo berdiri atas andjuran para dokter, djadi dari kaum

terpeladjar. Pengadjaran untuk penduduk Indonesia dinegeri in i dimulai

djauh lebih terbelakang daripada di India dan Philipina untuk rakjat

disana.Oleh karena itu, pergerakan setjara modernpun djuga djadi terbela­

kang daripada dinegeri India atau philipina, meskipun tidak senangnja

terhadap pemerintah kolonialpun di Indonesia sama umurnja dengan ada-

nja pemerintahan kolonial disini.

Selain daripada adanja rasa tidak senang, adanja rasa kebangsaan dan

adanja ketjakapan untuk menjusun gerakan modern (pada permulaan abad

in i ketjakapan tersebut belum begitu besar, karena kaum terpeladjar,

bahkan orang jang dapat membatja dan menulis sadja, belum besar d jum

lahnja), masih ada lagi faktor lain jang mendjadi pendorong menjusun

organisasi; faktor= in i sebagian datang dari luar sebagian dari dalam

negeri.T erutam a boleh disebutkan kemenangan Djepang terhadap Rusia da­

lam tahun 1905, jang merupakan bukti bahwa Barat djuga bisa dialahkan

oleh Timur.Djuga perlu disebutkan gerakan Turki-Muda untuk mentjapai perbaik-

an nasib, jang pada achirnja menimbulkan revolusi tahun 1908 anti kaum

kolot.Faktor dalam negeri ialah aksi kaum Peranakan (Indo-Belanda) jang

dalam tahun 1898 mendirikan „Indische Bond” di Djakarta dan dalam tahun

1907 mengadakan „Insulinde” di Bandung, ke-dua2nja untuk kepentin^an

golongan Peranakan. Barangkali (djika memang demikian, hanja sebagai

faktor ketjil) djuga karena undang2 desentralisasi (dalam tahun 1905 pen-

dirian haminte* Batavia. Buitenzorg dan Mr Comelis), jang memberi ke-

sempatan sekadarnja kepada penduduk turut serta dalam peir.erintahan

X

daerah (locaal),).

Faktoi tersebut diatas adalah sebab-' timbulnja, lahirnja pergerakan Indonesia modern.

f Kemudian> terhadap hidup-tumbuhnja pergerakan ini djuga terdapat

faktor- dan luar dan dari dalam negeri pula. Dari luar negeri misalnja

pan£slamisnie, revolusi Tiongkok tahun 1911, marxisme (sosialisme dan

sesUHaTi^5Iusi di RUSia djuga komunfilne), asas2 perdjandjian Veiiailles

Vnif k didjalankan (hak bangsa mengatur diri sendiri), berdirinja

olkenbona dan Labour-office, perdjuangan dan soal negeri Irlandia, per­

gerakan di India (non-koperasi, svvadeshi, civil disobedience) dll. Semuanja

i i memperkuat rasa kebangsaan, kemauan untuk mendjadi bangsa mer

n Imentj° nt0h tJara2 3ksi baru> djuga meniebabkan me- J . f Pohtik-ekonomi baru, pendek kata memperluas dan mem-

perdalam lapang aksi dalam batiirnja.

d ind f hTot dalam negcri menjebabkan tumbuhnja pergerakan men-

ini fianp- tT I*"!? terpenting ialah kenaikan konjungtur dalam abad

-jancr tirfoj, ■ 6 gan dengan kenaikan konjungtur internasional)f t . . membawa peluasan dunia perekonomian Barat disini,

untuk m p n id I ” ngan Pemerintahan. Lapangan pengadjaran (perlu

ta m b a h ^ H kf n. pegawai2) mendjadi lebih luas dan oleh karenanja ber-

roi^g menamhah K kaum. terpeladjar_ Indonesia. Kaum ini adalah pendo-

nimban® mana i anjaknJa dan matjam nja pergerakan; ketjakapan me-

keinginan2 r a f . k mana tidak’ bertambah luas, kebutuhan dan

nimDinan ^ dapat diketahui dan pula dapat ditegaskan danPimpman dengan terang dan djelas.

Jang mendjadi Ketua asisten-residen; anggota Indonesia diangkat oleh pemerintah, sedang hak2 hanja sedikit sekali. Dalam tahun 1908 diada- tah pemi^han untuk anggota2 Eropah, lama sesudah itu, jakni dalam

un 1917, baru djuga diadakan pemilihan untuk anggota3 Indonesia.

XI

Angka3 dibawah ini merupakan satu kesa. dari kemadjuan pengadjar-

» jang dradakan untuk keperluan perekonomian Barat d a i P e m e r in ta h

_______________________ D jum lah anak jang tam at beladjar

Pada tahun

1915

1925

1935

1939

’10-’14 rata2

1925

1935

1939

*10-’14 rata2

1925

1935

1939

1925

1930

1935

1939

Bangsa Indonesia

banjaknj? %

Bangsa-bangsa la in

banjaknja

Sekolah rendah Barat

Sekolah Menengah pertam a7)

8

354

995

1.012

6,6 11234’9 660

51>— 957

46,9 1227

Sekolah Menengah bagian atas8)

951 34,5 1.8073.767 51,5

3.5446.431 54,4 5.3827.349 55,— 6.017

47,1 52

32 14,2 193204

29,1 498204 20,2 573

Sekolah tingg iB)

— 84

33,3 814

41,2 2040 49,4 41

%

65.5

48.5

45.6

45,—

93,4

65.1

49,-

53.1

92,9

85.8

70.9

73,8

100,—66.7

58.7

50,6c * u>°

“ ^ ™ “ u ^ S uab te a ,,g a "oerhubung dengan ada-

fJ Ind. H.B.S. III.*) Incl. V, gymnasion. ) Semua facultas.

x n

nja Volksraad, sungguhpun dalam praktek larangan itu, sebelum dihapus-

Kanpun djuga sudah tidak dipegang keras oleh jang berkuasa. Faktor- lain

adalah perluasan desentralisasi (locaal dan regional) jang melebar dan

mendalam, berdinnja Volksraad tahun 1918 jang member! kesempatan ikut

embitjarakan soalJ pemerintahan negeri, tumbuhnja lalu-lintas jang sa­

ngat bertambah banjak lagi tjepat, tambahnja persurat-kabaran dll. Selan-

jutnja tidak boleh dilupakan adanja „penghisapan” negeri ini sebagai

djadJahan- Meskipun dalam 40 tahun jang terachir tjara „penghi-

pan tidak mendjadi lebih sangat, _ malahan tjara* eksploitasi diper-

' kurang kedjam — tetapi lapangan eksploitasi lebih luas,

n djumlah untung j ang mengalir keluar negeri bertambah tidak sepadan

«t-ga*n .T?u> jL . ianS didaPat oleh rak-iat. Hal ini menimbulkan perasaan lat lebih' dihisap. Keadaan sematjam itu (jaitu tambah rasa kurang

W£| aupun keadaan bertambah baik) djuga terasa dikalangan lain,

rian soL o ^n 1" ! / 511511?11311 d3n Penempatan pegawai negeri, tentang pembe-

diaian co 7- ^ 3 agama dsb- Maksud ichtisar ini hanja menguraikan

kan «n.na3-ari Pergerakan sedari lahirnia, oleh karena itu tidak dibitjara emana dan bagaimana pengaruh faktor2 tadi itu satu ’nja.

3. Tjara menulis

Pada waktu menulis rentjana ini selalu penulis mengichtiarkan menulis

e jara o je 1 , jaitu inenjatakan keadaan jang menurut pendapatnja ada-

sebenarnja, terlepas daripada pendiriannja sendiri.

Walaupun begitu, barangkali akan terlihat pula bahwa jang menulis

adalah anak bangsa Indonesia dan barangkali terdapat djuga dalam buku

in i satu dua pemandangan atau kesimpulan dari penulis jang sangat ber-

gandengan dengan haluannja sendiri. Hal in i tidak bisa (dan tidak usah)

Qinindarkan dalam satu tulisan sedjarah. Akan tetapi, bagaimanapun, de-

*igan adanja niat untuk menulis setjara objektif tadi, penulis jakin bahwa

m U^ n*' ®e'ka^ Pun tidaklah merupakan suatu „buku-propaganda” jang em agus kan pergerakan Indonesia seumumnja atau salah suatu aliran

aalam pergerakan itu.

Djakarta, 1 Mei 1945 P e n u l i s

x m

I

EAB I. MASA 1908 — 1920

1. PERGERAKAN POLITIK dsb.

a- Organisasi1 Indonesia

Budi Utomo. Organisasi pertama diantara bangsa Indonesia jang disu-

sun dengan bentuk modern ’) dan jang besar artinja, ialah Budi Utomo.

Badan ini didirikan di Djakarta pada tanggal 20 Mei 1908. Selain daripada

dasar umum jang berupa kedjadian2 d iluar negeri jang memaksa meng-

insjafkan diri tentang keadaan bangsanja dan tibanja waktu untuk menju*

sun organisasi mengadakan perubahan2, doi’ongan untuk ritendirikannja

ialah propaganda dokter Wahidin Sudiroliusodo (dalam tahun 1906 dan

1907) untuk memadjukan bangsanja; terutama jang di-andjur-kannja ialah v

soal pcluasan pengadjaran Djika dibandingkan dengan pengadjaran di-

negeri lain, pengadjaran jang ada disini sangat menjedihkan dan mengetje-

wakan oleh karena sedikitnja dan sempitnja lapangan pengadjaran, dan hal

jang demikian itu tidak sedikit pula ditambah oleh karena kekurangan

kekuatan untuk membiajainja. Sebab itulah maka usaha dokter Wahidin

dalam tahun2 tersebut, ialah mengadakan studiefonds.,

Usaha itu gagal, akan tetapi mendatangkan hasil sebagai pendorong

untuk mengadakan suatu organisasi. Jang niendirikan organisasi" ini, di-

antaranja dokter Sutomo (jang dikemu.dian hari sangat terkenal sebagai

pemimpin studieclub dan P.B.I. di Surabaja), berpendapat bahwa usaha

organisasi hendaklah lebih luas dari soal pengadjaran sadja.

Pada tanggal 5 Oktober 1908 B.U. mengadakan kongres jang pertama

di Jogjakarta. Kongres itu menetapkan tudjuan perkumpulan : Kemadjuan

jang selaras (harmonis) buat negeri dan bangsa, terutama dengan memadju­

kan pengadjaran, pertanian, peternakan dan dagang, teknik dan industri,

kebudajaan (kesenian dan ilmu). Sebagai ketua Pengurus Besar jang per­

tama dipilih R.T. Tirtokusumo bupati Karanganjar, sedang anggota2 P.B.

jang lain" pegawai negeri atau bekas pegawai negeri belaka. Pusat perkum­

pulan ditempatkan di Jogjakarta.

Dalam 5 tahun permulaan B.U. sebagai perkumpulan, tempat keinginan*

bergerak madju dapat dikeluarkan, tempat kebaktian terhadap bangsa di- ^

njatakan, mempunjai kedudukan monopoll dan oleh karena itu B.U. madju

pesat. Achir tahun 1909 lelah mempunjai_4Q._iiabaiig _dengan lk. 10.000 anggota. - -

3) Jaitu dengan pengurus tetap, anggota, tudjuan, rantjangan pekerdjaan dsb. didasarkan atas peraturana jang telah ditetapkan.

2 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Tidak lama kemudian berubahlah kemadjuan jang pesat itu. Sebab

jang pertama adalah propaganda kemerdekaan Indonesia oleh Indische

Partij berdasarkan kebangsaan sebagai Indier (Indierschap) terdiri dari

bangsa Indonesia, Belanda Peranakan, Tionghoa peranakan dsb

Banjak orang jang memandang B.U. terlalujembek (oleh karena hanja

menudju ,,kemadjuan jang selaras” buat tanah air dan bangsa) dan/atau

V terlalu sempit keanggotaannja (hanja untuk bangsa Indonesia dari Diawa

Madura, Bali dan Lombok, jaitu daerah jang berkebudajaan Djawa se- mata-)(memnggalkan B.U. 1

, ‘ f l r S S‘T I>0Sat « « * » « mun-t , I'- A " ? ' M W . karenaB.U. tidak mentiam puri agama. Djadi B.U. (tempat o tM g, , b„ haiu , „

berdasarkan kebangsaan Djawa liberal) kehilangan kednr i„ ii„ ° i-

oleh karena timbulnja perkumpulan2 jang beraliran r h- 'mo>nopojinJ

radikal, jang beraliran nasionalisme demokratis dengan ° 1SCh‘nat,onallsme

jang beraliran keinginan mengadakan pengadjaran modern1 .aga™a*

agama dan kebangsaan diluar politik. Meskipun buat sainTa k

berarti, perlu djuga disebut aksi kaum marxis dalam I «

bah djumlah matjamnja haluan dan tjita2 terutama kU T ‘,ang menam‘Oleh karena tjita2 dan pemandangan umum beruhah i poh*lk- .

B.U. djuga terpaksa terdjun kelapangan politik sedan* , u* pollt ’

bekerdja berdasarkan kebudajaan dan sosial sadja. Jam* i ulunJa hanja dibuktikan dengan jang berikut ini. uemikian itu dapat

B.U. dalam rapat umumnja di Bandung tanggal 5 dan r

menetapkan mosi, jang menegaskan milisi perlu sekali i gust ls 191

bangsa Indonesia djuga, tetapi hal in i harus diputuskan ^ dakan untu,£

jang berhak mengadakan undang2 (parlemen ini kctika > parlemefl

dewan perwakilan rakjat harus diadakan terlebih dahulu belum ada):

B.U. ikut duduk dalam Komite „Indie Weerbaar” TTr. •*.

tanggal 23 D juli 1916 menjatakan kejakinannja bahwa dalam"^ ° ini pad‘1

diwaktu itu : „buat Hindia-Belanda adalah suatu kenentin ng D un i3

selekasnja memperoleh kekuatan j ang tjukup baik d i i J f n'hlduP untuk

untuk mempertahankan diri”. Dalam utusan kenegeri n , baik didarat,

Sen Bagmda Radja Puteri turut serta utusan B TJ m anda menghadap

Volksraad akan diadakan a). Pentinff rliuM I Wldi°sewojo)

B.U. pada wakta itu mema(!j„ka„ dw ^ K™ '!" Pen8ulus * * *

1017 d f n T - pcrtomim,an‘ Indonesia jang besart” n ,Nasional ( t o 111'! Djakarta K.N. mengadakan sidarn? m<» ®a*ain bulan D juli

” u n ta k ” ~ V

} iQ i8ang3 dari Desember 1916, didialankan a18- k3n Aguslus 1917, dibuka m

MASA 1908 — 1920 3

Sebulan sebelum itu, B.U. telah menetapkan sebuah program-politik.

ber-tjita- mewudjudkan pemerintahan parlementcr berazas kebangsaan;

untuk mentjapai tjita'-' itu, berusaha mendapat peraturan pemilihan jang

baik dan perbaikan dalam aturan pengadilan. agar bangsa Indonesia ber-

kedudukan sama dengan golongan penduduk lain. Haluan demokratis dari

B.U. ternjata djuga dalam program-politik tadi, supaja dengan peraturan'J

jang selaras dengan kebangsaan Indonesia menghilangkan sebab" umum,

jang menimbulkan atau menetapkan perbedaan jang ada bagi ber-bagai*

golongan rakjat dalam hal mentjapai kemadjuan.

Tentang urusan agama B.U. berpendirian: hak sama untuk semua

agama (ini berarti kemerdekaan dalam hal memeluk agama. akan tetapi

pun menghilangkan tindakan selalu menolong dan menomor-satukan agama Kristen).

Kedjadian- dalam bulan November 1918 di Eropah. membawa perubah-

an politik. Atas usul pemimpin fraksi sosialis di Volksraad pertengahan

bulan Nopember itu berdirilah badan „Radicale Concentratie”. .B.U. pun

djuga duduk dibadan itu disam ping S.I. Insulinde dan I.S.D.V. Badan ini

(terdiri dari perkumpulan2 bangsa Indonesia semata dan perkumpulan3

tjampuran) memadjukan dan mempertahankan keharusan adanja sebuah

Madjelis Nasional .sebagai „parlemen-pendahuluan” untuk menetapkan hu-

kum dasar (grondwet) sementara. Beberapa minggu kemudian konsentrasi

m i memadjukan keinginannja, supaja selekas mungkin diadakan parlemen,

terdin dari dan dipilih oleh rakjat dengan hak- sepenuhnja, dengan peine’

rintahan jang bertanggung djawab kepada parlemen itu.

Oleh karena pindah kelapangan politik itu maka B.U. ingin dapat men-

dekati rakjat djelata; p-U- hama torHiri dari lapisan masjarakat

lang d-iatasj_(banj*sawan1_J\aum_tcrgelad^r^jj£ga\vai negeri). Rapat umum

B.U. tanggal 26 — 28 September 1919 di Semarang membolehkan tjabang3

mengadakan ranting sebagai usaha mendekati rakjat. Tindakan ini memang

lalu menambah banjak tjabang (sampai 80 lebih, djumlah anggota 2 .000).

Akan tetapi dengan usaha inipun B IJ. tidak bisa mendjadi perkumpulan '

rakjat umum, ia tetap tinggal perkumpulan lapisan atas.-

Dari jang tersebut d i a t a s ternjata bahwa B.U. dapat mengikuti aliran

Peru'bahan djaman dan m e la raskan sepak-terdjangnja, tetapi perubahan itu

belum begitu djauh, sehingga aksinja itu masih dapat disebut oleh peme­

rintah kolonial sebagai aksi „jang dekat sekali dengan jja ra '. aksi politik

jang se-baik'nja untuk mendapat, kemadjuan jang njata bagi negeri- ini”;

^Lengan perkataan lain, masih sedikit sekali radikal dalam tjita"nja, dan

jang demikian sangat bergandengaSi dengan peri keadaan anggota2nja.

Pemimpin2 B.U. jang berpengaruh dalam waktu itu (selain mereka

jang mendirikan jang tersebut diatas) adalah Dr. Radjiman Wediodiningiat

dan Wurjaningrat, Dwidjosewojo dan R.M.A. Surjo Suparto (kemudian

Mangkunegoro Vn).

4 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Sarekat Islam. Lain daripada B.U. (perkumpulan kaum atasan) Sarekat

Tslam seriiak herdirinia diarahkan kerakjat djelata.

S.I. pada achir tahun 1911 didirikan di Solo oleh Hadji Samanhudi,

bermula sebagai Sarekat Dagang Islam, .hfirrkisarlran dengan tu­

djuan memadjukan perdagangan Indonesia dibawah pandji" Islam, agama

jang terbesar dalam masjarakat Indonesia. S.I. terus madju dengan sangat

' pesatnja. Hal ini menundjukkan (seperti B.U. buat kaum terpeladjar dan ^

bangsawan), bahwa S.I, adfilah__suatu orgnaisasi jang telah lama diinginkan

..rakjat umum (djuga diantara kaum pedagang dan kalangan agama).

- Lam daripada disebabkan oleh rasa kepedihan nasional umum (didjadjah

) oleh bangsa as.ng jang memeluk agama lain, hal jang mendjadi lebih terasa

L r v 1 U ”nf an dengan kesaciaran Asia seumumnja), didaerah keradjaan-

i a n mulai tumbuh> djuga disebabkan oleh beberapa hal jfing chusus, jakm : --- ----- -

Indonpt!” 83/ 1 bangSa T onShoa adalah suatu halangan buat perdagangan

s o ln n l\ ^ 1 bahan2 batik) ditambah ?ula dengan tingkah-lakusombong bangsa Tlonghoa sesudah revolus. d . Tiongkosk

a n ^ ia ^ 31 Sei'hk'Iangkah pen;iebaran a^ama Kristen dan djuga utjap-kepertiaiaa ina dalam P ie m e n Negeri Belanda tentang tipisnjakepertjajaan agama bangsa Indonesia.

lama j ^ 8 t6rUS dipakai didaerah keradjaan“ Djawa, makin^ ma makm dirasakan sebagai penghinaan. ,

d i k a l a L n ? ! f eraka° •tXatiflnalifitiR^magratis-religieus-^nnn^i. ini.

S S s ' Uraka tla " ?ga,1 12Agustus 1912 Sarek!lt W i j t a l a m ( I ls k o iS u hranat p ' a ’ ]aitu arang menerima anggota baru dan'inengTdakan

P,enggeledahan di-rumah» didjalankan. Oleh karena tak L h t

d itjabut1“ i menentang Pemeri" ,ah " “ * » 26 Agustus C a n

. daSar menjebutkan sebagai tudjuan Sarekat t. ttelah dmbah oleh karena dasar perkumpulan diperluas)- f (nam 3

d.m an rakiat J ^ n j a ^ e n g a n . djalan persaudaraan jq £ n o lim g - d m te .i;auni i olggf

terdiri dan pegawai negeri. Oleh karena penetapanT nV gU m tak bo h

memang tetap perkumpulan rakjat se-mata*. D tj0rak organisasi S.I-

bang dengan anggota se-kurangsnja 50 orane pPr„ ^ akan diadakan tia sotanja hanja terdiri dari penduduk ‘"Sin sekali, m g-d ,t„ba djangan sampai menilj aIar ke, d a d ja ; djadi terant

waktu itu telah didjalankan propaganda di £ tersebut. Akan tetapi nada

sangat besar. Menurut kehendak Pemerintah" ! 3 ^ dengan “ jangdaerah Surakarta 8adja lerhaktl m k bj aksi hanja buat

n Sebab ltu Pada tanggal 10

MASA 1908 — 1920 5

September 1912 dibuat peraturan dasar baru (di Surabaja) jang didalamnja

masih terus ditetapkan kemungkinan mengadakan tjabang- dibawah pimpin-

an Pengurus Besar.

Hadji Samanhudi mendjadi ketua P.B. jang pertama, H.O.S. Tjokroami-

noto mendjadi komisaris. .Anggaran- dasar jang baru diantaranja bertudju-

an : memadiukan. semangat daeang bangsa Indonesia, memadjukan ketjer-

«dasan rakjat dan hidup menurut perintah agama, menghilangkan faham*

iang keliru tentang~agairia Islam. TTTdjuair~polifik tidak tertjantum disitu

(dalam anggaran dasar B.U, djuga tidak), oleh karena partai politik waktu

itu belum dibolehkan.

Kongres S.I. pertama 26 Djanuari 1913 diadakan di Surabaja dengan

hasil jang besar sekali. Kongres dipimpin oleh Tjokroaminoto, jang antara

lain menerangkan bahwa S.I. bukan partai politik dan tidak beraksi mela-

wan Pemerintah Belanda. Walaupun begitu, dengan agama Islam sebagai

lambang persatuan dan dengan penuh kemauan mempertinggi deradjat

rakjat, S.I. tersebar diseluruh Djawa sebagai bandjir jang hebat sekali.

Dibeberapa tempat berdiri tjabang2 besar dengan anggota* jang berse-

mangat dan gembira, di Djakarta umpamanja djumlah anggota ada

lebih kurang 12.000.

Kongres jang kedua diadakan di Solo. Dalam kongres itu diputuskan

fohwa S.I. hania j j^ n k bangsa Indonesia d a n ^ ^a\va| J ?angreh

Pradja seberapa tiriak akan Hiberi masuk: tindakanJn jJ jp a n d a n ^ je r iu ^

.agar. Uflak berubah tiorak S.T sebagai organisasi rakjat.

Pemerintah kolonial tidak senang melihat kekuatan SJ. jang begitu

besar dan bersikap berani. Pada tanggal 30 Djuni 1913 Pemerintah mene-

tapkan, bahwa tjabang11 harus berdiri sendiri untuk daerahnja masing3 (SJ.

daerah). Pemerintah tidak berkeberatan S.I.°-daerah itu bekerdja ber-sama*

dengan badan perwakilan : Pengurus Sentral.

Tudjuan Anggaran Dasar (jang semua sama) dari S.I. daerahJ itu antara

lain adalah :

dengan mengingat peraturan agama Islam.

a. memadjukan pertanian, perdagangan, kesehatan, pendidikan dan

pengadjaran.b. memadjukan hidup menurut perintah agama dan menghilangkan

faham5 keliru tentang agama Islam.c. mempertebal rasa persaudaraan dan saling tolong-menolong dianta-

ra anggotanja.Sesudah lebih dari 50 S.I.-daerah berdiri, lalu dalam tahun 1915 di

Surabaja didirikan Central Sarekat Islam (C.S.I.). Maksud tudjuan Badan

Sentral ini memadjukan dan membantu S.I.-daerah, mengadakan dan me-

*nelihara perhubungan dan pekerdjaan bersama diantaranja.

17 — 24 D juni 1916 diadakan Kongres, jang ketiga di Bandung. Ini di-

namakaa Kongres (S.I.) Nasional jang pertama. 80 S.I.-daerah menginm

utusan mewakili djumlah anggota lebih kurang 360.000. Djumlah semua

anggota pada waktu itu ada lebih kurang 800.000.

Djuga Kongres in i dipimpin oleh Tjokroaminoto. Dengan perkataaan „naiUflnal” riimaksnrikan. hahwa ST pPn nt„an inr?fT

Xian senma_goIongan5 bangsa Indonesia i ang harus dibawa setinggi tingkat

'JMltlfi-... Dengan djalan evolusi.berusaha raentjapai pnmprintnhnn sendiri*

S£jM£8M~nia memperoleh,.. bangsa Indonesia daoa t - i k n t ' r » ^

rjntahan Indonesia. In i semuanja ..dengan Pemerintah dan untu'iTSenJo' kong Pemerintah.” ...-

Perkumpulan N.I.P. (National Indische Partij) berdasarkan lnd isch

nationalisme dan I.S.D.V. (lndisch Sociaal Democratise]* Vcre„is in« bor-

dasarkan sosialisme kiri (tetapi ke-dua-nja tidak tjukup banjak mempunjai anggota untuk mendapat hasil) melihat kemadjuan u mempu j

rakjat murba, masing- berusah, mendapat p e „ t l h da, a t s1 ' “ gamS0S'

Sedang Indisch-Nationalisme (Indonesia bukan sadr, ta„au ■ u ^ Indonesia, tetapi djuga tanah air Peranakan Belanda Peram t ** S a

dll.) sama sekali tidak dapat masuk dalam SJ. (organisasi r t ? T !T a

dengan pendirian natie-Indonesia berfaham Indonesia lslam? f c n f f v

berhasil dalam usahanja. Sebabnja sebagian ialah oleh J !

praktek arah djalan aksinja hampir sama iSJUnsnentan- f thaki . istimpwa (1m-gQlanganL.iTLenent.ang kednrill ^ fr~~g~adat~ kun? dan laaL_E£rdagangan; I S D -V- beraksi m l Tl«nghoa da;

pertentangan kelas2 lapisan masjarakat): s e b a g ia rT a tr ^ r r ^ berdasark ‘n‘1

melepaskan anggotanja Indonesia jang masih muda dan ti rena I S D -;

untuk beraksi. Diantara mereka itu terdapat Semaiin I I kedalam s l ‘

pada waktu itu sosialis kiri. Usaha mereka memang berhas'l ° n° ’ ^

Kongres (SJ.) Nasional jang iang , Sl ‘

tanggal 2 0 - 2 7 Oktober 1917, dalam pembitjaraann^nT di Djakart:’

berani terhadap pemerintah dan badan^'nia darimri-. t Jata telah lebih

Tetapi pimpiMn c.SX masih te ta r me^ l d T f k s i T a T 8 iM g Pcrti""a- ner. D ,„6a usui Sen,aim untuk tidak ikut tjampur / 1 menteM *olusW

Weerbaar tidak diterima (pada waktu itu Abdul w gerakan Indl<J

„Utusan Indie Weerbaar”. memberikan lanoran UlS SebaSai anggotanegeri Belanda). «ntang pengalamannja di'

6 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Usaha Semaun agar S.I. djangan ikut duduk

ia Semaun berkata, Volksraad hanja suatu r w Volksraad djug3

. darJ kaPitalis mengelabui mata rakjat dieW Uka” k°SOng’ SU3tl! untung lebih banjak. Terhadap ini Abdul Muk untuk memperoleh1

didalamnja dengan sambil berusaha, lamhaT i? ! ? endapat:1 turut dudU^ mendjadi sebuah parlemen jang sediati mengubah Volksraad

dalam Komite Nasional jang didirikan atas mufakat S.I. turut serf3

punjai tudjuan membuat daftar namaa tiai JUran B U‘ Komite itu men1'nama tja lon anggota Volksraad untuk

V

MASA 1908 — 1920 7

dipilih oleh Madjelis2-daerah dan/atau diangkat oleh pemerintah Hindia

Belanda; S.I. akan memadjukan dua tjalon. (Dalam Volksraad jang dibuka

pada tanggal 18 Mei 1918 Tjokroaminoto duduk sebagai anggota jang di­

angkat oleh pemerintah dan Abdul Muis sebagai anggota jang dipilih).

Telah njata S.I. bergeser kekiri. Kongres menetapkan suatu asas, jang

diantaranja menjebutkan : Pemerintahan sendiri (zelfbestuur) sebagai tu­

djuan perdjuangan terhadap pendjadjahan dan menentang semua penghi

sapan oleh „kapitalisme jang buruk”.

Djika kita bertanja, apakah geseran kekiri ini hanja melulu disebabkan

oleh Semaun dan Darsono, djadi dari I.S.D.V. dan Indische Partij, S.I. tentu

akan makin berhaluan kiri, tetapi barangkali tidak setjepat dan dengan

rupa jang terlihat sekarang. Sebab asal mula „berhaluan kiri” itu terletak

dalam sifat pendjadjahan, jang berarti, pemerintahan oleh bangsa asing

untuk bangsa asing. Dengan pembentukan organisasi untuk kepentingan

rakjat dan dengan adanja hak merdeka berbitjara (kemerdekaan ini, serta

hak bersidang dan berkumpul untuk pergerakan politik diadakan berhu-

bung dengan lahirnja Volksraad) tidak bisa dihindarkan, sifat pendjadjahan

dan segala jang bersangkutan dengan itu, selalu dapat tantangan. Bagai-

mana tjaranja, dari sudut-faham apa dan berapa djauh berkobarnja tan­

tangan ini, tergantung dari tjorak-warna organisasi3 dan pengaruh3 istime-

wa dalam masing2 perkumpulan. Sebagai tjontoh pengaruh, maka buat S.I.,

pengaruh merah tidak bisa dimungkiri.

Kongres S.I. Nasional jang ketiga jang dilangsungkan di Surabaja (29

September — 6 Oktober 1918) memutuskan menentang Pemerintah sepan-

djang tindakannja „melindungi kapitalisme”; r »gnwai negeri Indonesia

fllfcatakan adalah peniokong kepentingan kapitalis. Oleh kongres di-

madjukan tuntutan mengadakan peraturan- sosial guna kaum buruh, untuk

mentjegah penindasan dan perbuatan se-wenang3 (upah minimum, maxi-

™um lamanja bekerdja dsb). Diputuskan menggerakan semua organisasi

angsa Indonesia untuk menentang kapitalisme, dan Kongres memutuskan

Pu a mengorganisasi kaum buruh.

b ®leh karena bergeser kekiri itu sudah pada tempatnja S.I. mcngga-

ungkan diri dalam Radicale Concentratie jang didirikan pada tanggal 16

opember 1918; buat B.U. rasanja belum begitu lajak.

pita a^ n *919 buat S.I. adalah suatu tahun penghebatan propaganda ka-

2 rT as*ng •*ang terutama dihantam. D jumlah anggota meningkat sampai juta. Keraguan datang, apakah S.I. masih bersikap damai. Keraguan

disebabkan oleh kegaduhan di Sulawesi-Tengah sesudah Abdul Muis

din r°Pagar|da kesana dan terdapatnja suatu aksi rahasia di Garut (jang

kana°!a,can Perkara afdeeling B) suatu aksi jang tentunja sebelum didjalan-

bahw °^eb beberapa anggota pimpinan C.S.I. Meskipun ternjata

*nent^ ^ * ^ dak revolusioner, pimpinan memandang perlu memikirkan danJari arah-aksi baru; dengan tjara jang sudah, selalu ada kemungkinan

8 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

mendapat tjap revolusioner (menudju pemberontakan) disebabkan oleh

kedjadian2 jang tidak diingini.

Kongres S.I. Nasional jang keempat (26 Oktober — 2 Nopember 1919

di Surabaja) terutama membitjarakan soal serikat sekerdja. Diputuskan

memusatkan semua serikat sekerdja, antara lain supaja mengadakan Eerste

Kamer (dari dewan perwakilan rakjat jang sedjati) jang akan memimpin

gerakan perlawanan kelas2; perkumpulan- politik hendaklah mengadakan

Tweede Kamer dari dewan itu. Kedua madjelis ini akan merupakan Dewan

Rakjat jang sesungguhnja. Diputuskan djuga akan mengadakan beberapa

Komite penjelidik, untuk mempeladjari soal- jang penting bagi pergerakan

rakjat; sebuah penjelidikan akan dipergunakan memperbaiki aksinja. Te­

tapi dengan in i semuanja S.I. hendak mentjapai barang jang diatas ke-

kuatannja, S.I. sudah melalui puntjak kebesarannja; kekuasaannjapun te­

lah turun pula karena terbawa oleh kabar- tentang banjak uang iuran kalut

dan lagi karena serangan- dikalangan sendiri makin hebat dilakukan oleh

anggota2 I.S.D.V. Sesudah revolusi Rusia maka mereka ini menjatakan diri-

nja komunis. D jum lah anggota S.I. lalu turun dengan tjepat

Perkumpulan3 berdasarkan kedaerahan

Pasundan. W alaupun Budi Utomo perkumpulan buat seluruh D jaw as)

dan oleh karena itu dari bermula mempergunakan bahasa Indonesia seba­

gai bahasa perantaraan, tetapi dari sudut sociaal-cultureel B.U. hanja me-

muaskan untuk penduduk Djawa-Tengah. Dengan ini dapat dimaklumi ber-

dirinja Pasundan dalam bulan September 1914 di Djakarta; anggaran dasar-

nja adalah setjorak dengan Budi Utomo, tetapi ditudjukan untuk daerah

Pasundan sadja.La in dengan B.U., sebelum tahun 1920 Pasundan tidak bertindak di-

lapangan po litik ; geraknja terutama mengenai kebudajaan. Meskipnn Pa-

snnHan Hapat r n r n ^ fk a t kelamsar| jang. lebih rendah da^ipa^^ B.U..

.tetani Kfiafr riiiif™ m endiad i orgpnjc^-j rakiat- Umum senprti < T

Sarikat Sumatra. Perkumpulan ini didirikan oleh orang2 Sumatra jang

bertempat tinggal di Djakarta dalam tahun 1918 tidak lama sebelum pern-

bukaan Volksraad terdjadi. Lain dengan B.U. dan Pasundan, Sarikat Su­

matra tidak berusaha dalam lapangan kebudajaan, tetapi terus diarahkan

kediurusan politik. Perserikatan ini menuruFasasnia antara lain bertudjuT''

an : berusaha bertambahnja pengaruh bangsa Indonesia dalam pemerintah­

an negeri agar kemudian dapat tertjapai pemerintahan sendiri (zelfbestuur)

berusaha memperluas hak pemerintah daerah (autonomi) berdasarkan de-

mokrasi dan menghilangkan sebab2 dalam masjarakat jang menimbulkan

pertentangan kelas2 dan pertentangan bangsa.

°) S.I. telah dari permulaan untuk seluruh Indonesia.

MASA 1908 — 1920 9

Perkumpulan in i djuga berusaha mendapat perwakilan dalam Madjelis

haminte, di-tempat- jang banjak berpenduduk orang Sumatra. Tentang aga­

ma S.S. berpendirian netral; demokrasi sangat disetudjui dan dikemukakan;

djuga berpendirian memadjukan perekonomian rakjat dikalangan orang Sumatra.

Perkumpulan- orang Ambon. Tjontoh jang diberikan oleh B.U. untuk

seluruh Djawa lekas sekali diterima oleh kalangan orang Ambon. Golongan

Ambon merupakan golongan ketjil jang oleh Pemerintah selalu ditaruh

dimuka dan karenanja relatif mempunjai orang keluaran sekolah rendah

jang terbanjak. Oleh karena itu sudah sedjak semulanja golongan jang se-

ketjil in i tidak mempunjai hanja satu perkumpulan sadja, tetapi beberapa;

masing hidup sendiri berpisahan dan tidak mengindjak lapangan 'politik.

D isini dapat disebutkan ..Wilhelmina” j ang didirikan di Magelang oleh

kaum m iliter pada tgl. i September 1908 (saling hidup rukun, mengeratkan

hu.bungan^engan_negeri B_eIanda, memadjukan pengadjaran); pe?frumput3fi

, Ambonsch Studiefonds oleh Dr. Tehupeiory dalam th. 1909 (memberi pe-

j nerangan tentang hal dan kesempatan beladjar dan memberi sokongan uang

| kepada peladjar- jang tjakap); Ambon’s Bond th. 1911 didirikan oleh pega-

j wai negeri di Amboina (memadjukan pengadjaran dan penghidupan rakjat

Ambon), ,, ena Muria” th. 1913 di Semarang (untuk mentjapai kemadjuan

; dan kemakmuran golongan Ambon); „Sou Maluka Ambon” di Ambon be-

! berapa a un kemudian (kemadjuan perekonomian dan umum buat pen-

j Per um pulan golongan Minahasa. Pemimpin- golongan Minahasa da-

, lam bulan Agustus 1912 mendirikan „Rukun Minahasa” di Semarang; per-

• kumpu an in i lebih berarti dari salah satu perkumpulan Ambon dalam

j waktu pertama m i. Tudjuannja ialah mentjapai deradjat hidup jang lajalc

; bagi rakjat Minahasa; antara lain dengan djalan : menghilangkan sebaba

j jang mendjadikan turun kedudukannja, memadjukan nafsu tolong-menolong

. menjokong pendidikan dan pengadjaran, memadjukan ekonomi rakjat. Ke-

i tua adalah JH . Pangemanan jang belakangan kena pengaruh I.S.D.V. Te-

tapi pengaru m i tak dapat terus mendalam karena anggota2 lain jang ber-

’! Pen§aruh ^ en° lak> diantaranja A.L. Waworuntu dan F.Laoh jang kedua^nja

I mewakili Minahasa dalam Volksraad. Lagi pula kebanjakan dari kaum Mi­

nahasa terpeladjar bersikap kurang madju. Pemuka jang laina adalah Dr. Ratulangi dan P.A. Mandagie.

Pun dikalangan orang Minahasa seperti dikalangan orang Ambon dju-

Th iQin” 1 ^ Per^ama tidak dapat diadakan organisasi persatuan.

I , ' , ” ^ahasa Celebes” berdiri di Djakarta (menudju kemadjuan,

Kemakmuran, ketjerdasan dan kehalusan budi); djuga dalam th. 1919 „Jong

; ma asa idirikan di Menado dengan maksud dan tudjuan jang sama;

10 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

setahun kemudian „Pangkal Setia” di Tomohon (memadjukan pengadjaran

berdasarkan agama Kristen, memperkuat hubungan dengan negeri Belan­

da). Semua jang disebut ini besarnja tak dapat menjamai „Rukun Minaha-

sa.”

b. Perkumpulan tjampw'an, bangsa Indonesia dan bukan bangsa In­donesia, jang menudju keatah kemerdekaan Indonesia

Insulinde, kemudian Nationaal Indische Partij (N.I.P.). Perkumpulan

in i didirikan di Bandung dalam tahun 1907 sebagai reaksi terhadap faham

kolot dari Indische Bond (didirikan th. 1898 oleh Peranakan dan totok,

organisasi sosial-ekonomis buat kepentingan Peranakan). Insulinde ialah

untuk bangsa Eropah jang lahir di Indonesia (djadi terutama Peranakan)

dan lain2 bangsa Eropah jang berkehendak terus tinggal disini. Dalam

praktek merupakan perkumpulan Peranakan untuk kepentingan sendiri.

Tetapi dalam th. 1919 anggaran dasarnja diubah dan perkumpulan ter-

buka h^pt s e m u a bangsa_sedang tempat kedudukan dipindahkan ke

Semarang. Perkumpulan in i berusaha untuk kepentingan anggota'-' dan ke­

madjuan dan kemakmuran negeri. Tidak-.ada_fajdiuan lebih diauh Iain dari

kemakmuran dan seperti djuga Indische Bond, Insulinde-barupun tidak

banjak hasil pekerdjaannja.

Kegiatan baru datang, setelah Indische Partij dalam th. 1913 dibubar-

kan dan sebagian besar dari anggota perkumpulan in i masuk kedalairi

Insulinde dan disitu mempunjai pengaruh jang besar, lebih2 sesudah

pemimpin2 Indische Partij jang diasingkan datang kembali. Sebagai wakil-

nja dalam Volksraad adalah J.J.E. Teeuwen dan Tjipto Mangunkusumo (1918— 1921), la lu P.F. Dahler (1921 — 1924).

Pengaruh besar dari golongan nasionalis „Indisch” (orang2 Indonesia

dan djuga P e r a n a k a n ) jang kiri, selandjutnja menjebabkan nama perkum­

pulan dalam bulan D jun i 1919 diganti dengan National Indische Partij

Anggaran dasarnja disusun baru; maksud dan tudjuan hampir bersamaaii

dengan Indische Partij lama. Sekarang kewadjiban pekerdjaan adalah

membangunkan dan menggerakkan „Indiers” untuk dapat mentjapai ke­merdekaan negeri ini.

Suvvardi Surjaningrat (kemudian bernama Ki Hadjar Dewantoro) men

djadi ketua Pengurus Besar. Pun Douwes Dekker duduk dalam N IP

De Indische P^rfij — Douwes Dekker. Insulinde dengan perubahan

anggaran dasarnja dalam th. 1911 adalah perkumpulan jang pertama di-

negeri ini, tempat semua golongan bangsa dapat bekerdja ber-sama’ Tetapi

seperti tersebut diatas perubahan tadi tidak membawa perubahan dalam arah-djalan aksinja.

Seperti djuga B.U. dan S.I. Insulinde-barupun gerak tud juannja tetap

MASA 1908 — 1920 11

langsung dalam lingkungan susunan negeri Belanda.

Lain dengan m untju ln ja Indische Partij perkumpulan ini didirikan

oleh Dr. E. F. E. Douwes Dekker di Bandung pada tgl. 25 Desember 1912.

Douwes Dekker, seorang Peranakan, telah dua tahun lamanja bekerdja

untuk ini. Indisrhp—Parti.i terbuka buat semua golongan bangsa (bangsa

Indonesia, bangsa Eropah jang terus tinggal disini, Belanda Peranakan,

Peranakan Tionghoa dsb.) jang merasa dirinja seorang „Indier”, tidak

mengingat tingkatan kelas, laki2 atau perempuan. Perkumpulan ini dimulai

dengan djum lah anggota jang lebih dari 5.000 banjaknja, jakni di Sema-

rang 1.300, di Surabaja 850, di Bandung 700 dan di Djakarta 645.

Tudjuannja : „Indie” merdeka; dasarnja : ,.National Indische.” Dengan

sembojan „Indie untuk Indiers” I im isahn mpmhanwinlran racn ^1iTlTn

tanah-au—daii semua „Indier”, berusaha mewudjudkan bekerdja bersama

jang erat un u kgmadjuan tanah-air dan mpn-jinplrnn kprP'?rrlfika;»n,

Sebagai am ang partai dibuat bendera Indische, berwarna hitam (war-

na kuli n lei , jang satu podjoknja diberi ber-garis5 hidjau (pengharapan

a i ' imasa 3an» akan datang), merah (keberanian) dan biru (kesetiaan).

a am u an are 1913 datang larangan Pemerintah Hindia Belanda dan

a am u an gus us tahun itu djuga pemimpin'-’nja jang terkemuka dihu- kum dengan hukuman pengasingan :

Douwes Dekker ke Timor Kupang,

Tjipto Mangunkusumo ke Banda, dan

Suwardi Surjaningrat ke Bangka.

Tetapi atas permintaan mereka, mereka diizinkan menukar tempat2

pengasingan itu dengan pengasingan dinegeri Belanda4).

Oleh karena partai dilarang dan pem impin2nja diasingkan, para peng-

ikut bubar. Tetapi aksi pemuka3 tadi mempunjai akibat dalam dunia per­

gerakan. Sebagian besar dari anggota itu (di Semarang sadja ada 1.000)

masuk kedalam perkumpulan Insulinde dan lama-kelamaan duduk dalam

pimpinan; akibatnja perkumpulan ini kemudian lalu m end jad i suatu partai jang menudju kemerdekaan.

1 Pi!l a « lda» -b° leh dilupakan bahwa asas3 jang dipropagandakano e n isc e a itij itu, seperti ,»Indische nationalisme”, aksi mentjapai

\ f /

<} £.1' T;iipto boleh fcerobali ke Djawj* .berhubung . dengaif ke-hntH H Wi lira gg“ ditanah dl"g in- f iahwa ia tidak' tinggal di^m, ter- SniLh t ln o i. i J 311 3ang didjatuhkan kepadanja «la!am th.v1920; ia tidak

I disepiduh keresidenan di DjawaV'dalam th.. 1927 i«ff,di- w a k ifN IP Tahun 1918-1921 Tjipto diiduk di Voiks'raad sebagai

^ kU= , QbKUt ng ? ouwes Dekker ditjabut dalam , bulan ' Agustu??3^17 D ju li 1918 U hukuman Suwardi Surjaningrat datang dajarti^vbulan

12 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

kemerdekaan kelak, dll., adalah suara- jang dengan sendirinja terus mudah

ditangkap dan tertanam ditanah djadjahan, dan terang besarlah pengaruh-

n ja dalam golongan2 terdjadjah.

Sebagai pembangun semangat, Douwes Dekker sangat berdjasa terha­

dap seluruh rakjat Indonesia.

I.S.D.V. — Sneevliet. Hampir bersamaan waktunja ada lagi satu arus

kegiatan dalam pergerakan, jang djuga keluar dari sebuah perkumpulan

tjampuran, tetapi dengan tjorak lain. In i kali bukan „Indisch nationalisme”

jang ditjiptakan oleh seorang Peranakan, tetapi keluar dari golongan Be-

landa-Totok jang ingin menjebarkan teori' di Indonesia jang mengenai

pertentangan kelas dan perdjuangan antara kelas2 itu. H.J.F.M. Sneevliet

datang ke Djawa dalam tahun 1913 sebagai sekretaris dari suatu perkum­

pulan pedagang. Baru sadja ia sampai, terus dipropagandakannja tjita2nja

dengan selalu mengemukakan paham2 sosialis, bermula terutama dikalang­

an sarekat sekerdja V.S.T.P. (Vereeniging van Spoor en Tramwegpersoneel

jang did irikan didalam th. 1908). Dengan teman-nja bangsa Belanda jang

sepaham, dalam bulan Mei 1914 di Semarang d id irikann ja : de Indische

Sociaal Democratische Vereeniging (I.S.D.V.) jang bertudjuan menjebarkan

paham2 marxis. Tetapi djum lah anggotanja tidak besar. Supaja paham2 itu

dapat tersebar lebih luas, dapat masuk ke-tengah- rakjat, ditjobanja

mempengaruhi perkumpulan- lain jang telah ada.

Budi Utomo dan Sarekat Islam tidak dapat dipengaruhinja. Pun da­

lam Insulinde, jang lebih kokoh tegaknja sesudah dimasuki sebagian besar

dari bekas anggota Indische Partij — D ouw es Dekker, hasilnja sedikit se­

kali. Perkumpulan in i tetap („Indisch”) nasionalistis dan propaganda inter-

nasionalisme tetap tidak berhasil.

Bahkan dikalangan I.S.D.V. sendiri timbul perpetjahan. Anggota2 j an«

reformistis (sosialis) memisahkan diri dari anggota2 jang berhubungan de­

ngan revolusi Rusia makin bertambah giat dan makin merah (sosialis

paling kiri). G o lo n g an jang pertama terhadap politik pendjadjahan sikapnja

tidak sekeras sikap golongan jang kedua; lagipula golongan jang lunak in i

ingin memadjukan pergerakan Indonesia, tetapi tidak ada niatnja akan

merebut pimpinannja; dalam th. 1917 d i Djakarta golongan ini mendirikan

tjabang perkumpulan Sociaal Democratisihe Arbeiders Partij dinegeri B landa.

Sesudah itu I.S.D.V. hanja diduduki oleh golongan sosialis paling kiri

(merah). Oleh karena rakjat djelata tidak dapat dibawanja k e d a lL

sasinja I.S.D.V. terus mengambil djalan sc-dapat3 mempengaruhi partai’

Indonesia dan senkatJ sekerdja. Pengaruh in i dipandang bisa dibesarkan

djUcd 6isa duduk dalam pimpinan, sehingga dapat mendjadikannja gerakan

revolusioner berdasarkan pertentangan dan perdjuangan kelas5. Dengan

mempergunakan anggota2 Indonesia jang telah terdidik dan jang dim inta

MASA 1908 — 192013

memasuki ber-matjam1* perkumpulan, achirnja I.S.D.V. memperoleh hasil djuga.

Sesudah revolusi RUSia berkobar dalam th. 1917, negeri Sovjet dan

Komunis Internasionale terdiri bulan Maret 1919, I.S.D.V. mendjadi komu-

mstis sama sekali. Dalam bulan Desember 1918 Sneevliet dikeluarkan dari

° nes*a ° e pemerintah kolonial, tetapi tetap terus berhubungan denganI.S.D.V., sekahpun dari djauh.

lndisch Sociaal Democratische Partij (I.S.D.P.). Partai ini didirikan da­

lam bulan September 1917 sebagai tjabang S.D.A.P. dari negeri Belanda.

Dalam bulan ^ j^ n i 1919 diubah mendjadi partai jang berdiri sendiri, de­

ngan nama • ■ dan terbuka buat segala golongan bangsa. Bersifat

reformistis er asaikan mar>dsme, partai in i bertudjuan, agar lambat laun,

dikelak kemudian hari, hak kemerdekaan Indonesia benvudjud; dengan

djalan sed.kit denu sedikit Indonesia harus dapat tidak memerlukan peme-

rintahan as*n° an kemudian harus terbentuk Pemerintah sendiri, jang

dapat m e n u u * 'an‘ negeri in i dalam lingkungan internasional. Partai ini

djadi boieh djuga disebut partai kemerdekaan. Akan tetapi baik I.S.D.V

(didirikan th. 1914 maupun I.S.D.P. iang dalam th. 1917 memisahkan diri

U’ 6 maHii3 i- aPa mem^ at rakjat. Lain halnja dengan I.S.D.V. jang se a J ^ ? epa” ’ Per,Saruh I S -D.V. hanja terbatas di Volksraad

a* f van CpI i V‘ ;’ang berpengarul1 adalah J.E. Stokvis, Ir. Cramer

♦ S ’ dalam I ? n ’ bangS3 Ind°neSia tidak *orangpun. I.S.D.P. tidaktermasuk dalam gerakan rakjat Indonesia dalam chususnja.

c. Peikitmpulan tjampuran jang bertudjuan Indonesia tetap dalamikatan dengan negeri Belanda

Seperti diterangkan d ia tas: Indische Partij _ Douwes Dekker (dan

pend j elmaan n j a National Indische Partij) mengobar-kobarkan lndisch-

nalionalisme, Indische Sociaal Democratische Vereeniging — Sneevliet se-

lalu menaruh sosialisme kiri ked^an, sedang lndisch Sociaal Democratische

ar ij a a a re ormistis-socialists; ketiganja perkumpulan tjampuran dan

tudjuannja mei" u*uskan perhubwgan dengan negeri Belanda. Tidak lama

se e um a e u a Volksraad berdiri timbul beberapa perkumpulan jang

diuga t,ampuran, tetapi jang nenginginkan Indonesia tetap dalam ikatan

fne" ga" "vf-L-nn Perku" pulan'’ ]ang demikian ialah Nederlandsch

! p n , ? 6J B° nd’ Ch,istelljk Ethische Partij, Indische Katholike Party dan Pohtiek Economiscle Bond.

Nederlandsch Indische W jzinnige Bond (N.I.V.B.), didirikan achir ta-

un 191 an er-tjita- ag;r bangsa Indonesia mendapat Pemerintahan

In onesia sen n i (zelfbestuu’) berdasarkan demokrasi, dalam lingkungan

14 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA i

golongan bangsa dan kelas dan berpendapat bahwa untuk mentjapai tudju­

an itu, hanja ada satu djalannja, jaitu politik asosiasilah jang dapat mem-

bawa ketjita2nja itu. Diantara anggota N.I.V.B. terdapat banjak pegawai

negeri bangsa Indonesia dan Belanda jang p ik ira nn ja lebih madju daripada

pegawai umumnja. WakiFnja dalam Volksraad jang ternama — buat waktu

itu sangat berhaluan madju - adalah Achmad Djajadiningrat dan Sujono, !

keduanja dalam djabatan negeri, pada achirnja mendjadi anggota Raad van Indie. j

aCMr “ • 1930 berganti nama djadi “ aa‘ kund,ge Partl1 « * P i M a m bulan September

d !„ b ^ r H ? “T a ^ ^ “a J ^ a J i S a a M Ldasar sn.nn.-.n negaB

a w « S a a a i r b S 5 a ^ :

testan. Dalam praktek C.E.P. hersik'™ kolot d an ^ lam '™ ™ !" KnSf*en

oleh orang* Belanda, diantaranja ber-tahun3 oleh CC vin w i If- ,van Helsdingen.

Indische Katholieke Partij (l.K.p.) didirikan dalam ^

Dengan berdasarkan agama katolik, I.K.P. hendak iki.t Nopember 19la'

.djukan negeri in i dalam djurusan’ snsi'al. jnnllitiir d„ erusaha JOSES*

tudjuan pemerintahan sendiri dalam Ungkungan Keran-JUga partai ln i bef‘ I

pun partai in i djuga dalam tangan. pemuka9 B e lan rJ*?1. 330131 3- Wal3.t

kurang kolotnja dari pada C.S.p. pemukanja jang tern*™ P1 djauh l uP. Kerstens. * antara lain, ialafr ;

Poiitiek Economische Bond (P.E.E.) didirikan pada ««

1919 sebagai reaksi terhadap tindakan2 dan haluan um um ? Djanuaf*

H india Belanda jang dipandang terlalu madju, terla i,, j ! ! ” PemerintaH

W alaupun bertud juan seperti N.I.V.i. (dengan djalan .

djukan negeri, agar kemudian hari tertj»pai pemerintah aSos*asi mem3-

sarkan demokrasi, tetap dalam ikatan deHgan negeri R p l3n Sendir i berda ;

gota=nja pada um um n ja terdiri dari kaum kolot dan d i r f c * * 0, tetaPi ang'

tik adalah ham pir bersamaan dengan C.E.?. Dalam th dari sudut Poli' ;

E.A.J.N. Engelenberg, pulang kenegeri Belinda dan n t1929 Pem im p in» ja’ !

d u r „ . partaJnja m akin

engaruhnja jang m ulan ja besar itu t t r l^ i- j

pem im pin nja dalam hal3 pengangkatan peg‘Wfl- m b e s a r PengarU11 i

banjak pegawai Pangreh Pradja Indonesia Z jan « m enjebablc^ [,

dapat naik pangkat mendjadi bupati Mendjadi anggota ^ !

Perkumpulan3 tjampuran jang baru dib it, . . v

subur mendjadi partai rak jat umum. S e m u S ^ . 1? * * ada U** :

suara (anggota) dalam Volksraad, dan bT aM n m kan un tuk mendaP** !

mengingat tjara p e m ilih ^ ,

Volksraad, tidak membutuhkan pengikut3 banjak. Memang harus diakui

a lwa Pengaruhnja dalam praktek-politik Pemerintah tidak ketjil, tetapi

paitai itu sama sekali tidak berpengaruh pada djalan pergerakan rakjat.

^iatas telah disebutkan, bahwapun I.S.D.P. tidak bisa dipandang tei'masuk

&o ongan pergerakan rakjat Indonesia pada chususnja dan perkumpulan"

ini meskipun, didalamnja terdapat anggota Indonesia, sebetulnja lebih1

idak bisa dipandang termasuk golongan pergerakan rakjat.

MASA 1908 — 1920 15

2. PERGERAKAN SAREKAT SEKERDJA

Timbulnja pergerakan politik diikuti oleh pergerakan kaum sekerdja,

untuk memperbaiki kedudukannja. Timbulnja ini boleh dikatakan akibat

ari 4_faktor. pertama ialah bahwa oleh karena adanja dan aksinja per-

umpulan politik itu pikiran kaum buruh lebih terbuka untuk berorgani-

sasL Kedua_oleh karena tentang tjara menjusun dan tjara bekerdja ada

Jon o jang terdiri dari perkumpulan sekerdja bangsa Eropah dan tjam-

Puran (Eropah dan Indonesia ber-sama3).

_ ^aktorjcetiga pergerakan sekerdja timbul dalam waktu perang dunia,

3 m®rosotn3a sjarat- penghidupan patja-waktij itu^Xakibat dari kesukaran

hn" !aSUhan dan pengeluaran barang). p e land ju tn ^ada sebab jang chusus

m e m /k dari pergerakan sarekat sekerajaT jaitu hasrat orang: politik

n o r m , s e k e r d j a , untuk memperkuat.aksinja dengan djalan mem- Pergunakan sarekat Sekerdja.

perkumPulan= sekerdja jang telah berdiri sebelumnja gerakan

p a* •n onesia lahir ialah S.S. bond jang didirikan dalam th. 1905, untuk

teta Wai (Staatsspoorwegen — P-N- Kereta Api) dari segala bangsa, akan

tll jg ®ama sekali dibawah pimpinan pegawai Belanda. Perkumpulan ini

Spoor menemui adjalnja, disebabkan berdirinja V.S.T.P. (Vereniging van

a«gkut 611 TramwegPers°neel) dalam th. 1908 untuk pegawai dari semua

Sema 30 darat kereta'aPi dan trem. Perkumpulan ini berkedudukan di dan sedJak th. 1913 didalam pengaruh Sneevliet dan kemudian

Pengaruh Semaun, muridnja.

p p p g 1916 Pegawai Indonesia dari djawatan pegadaian mendirikan

daja " ‘ (Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputera) jang kemudian ada

Pengaruhnja S.I. Dalam tahun itu pula pegawai B.O.W. berserikat

Ope^ Pei’kumpulan Vereniging Inheenis Personnel B.O.W. (Burgerlijke

djawat 6 Werken = DeP- Pekerdjaan Umum) (V.I.P.B.O.W.). Pun pegawai an J* an tjandu dalam masa in i mulai berserikat dan pula berbagai golong-

^erdir,rU’ Pegawa duane dsb. Karena waktu itu pegawai Indonesia hanja

°rganj dar* Pegawai golongan rendah sadja, perserikataiv in i mendekati

^ Sasi ,,kaum buruh” chusus.

emang laj ak dan pada tempatnja, pemimpin3 sosialis k id (kemudian

16 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

komunis) jang berprogram sebagai aksi nomor satu perlawanan modal de ngan buruh, turut mentjampuri gerakan serikat sekerdja untuk mendap3

pengaruh. Sebagai saingan adalah S.I., jang seperti disebutkan diatas, pu

bersikap anti-kapitalis. t *Setelah beberapa kali mentjoba mengadakan perpusatan semua sarek3

sekerdja, pun aksi Semaun dalam th. 1918 di Semarang untuk mempersat^

kan sarekat- sekerdja tinggal sia= belaka, karena hanja V.S.T.P. dan P.P.P- t

merasa tertarik. Buat perkumpulan '-1 pegawai negeri masih terasa sang**

berbahaja hidup dibawah pengaruh Semaun. Oleh karena itu maka usa*1

S.I. lebih berhasil mengadakan perpusatan itu. ^

Dalam kongres P.P.P.B. di Bandung bulan Mei 1919 pem impin $ ^ Sosrokardono (merangkap ketua P.P.P.B.) mengandjurkan semua perk'J*1

pulan sekerdja d id jad ikan satu federasi dalam satu badan sentral; pen ^

pat in i dalam kongres S.I. nasional (di Surabaja Oktober — Nopember

tersebut diatas d ib itjarakan lebih landjut oleh pemimpin S.I. Surjoprano^ ^

Apa jang dikatakan oleh fihak S.I. dalam dua kongres itu terang mengg**^-

barkan pergeseran partai Tjokroaminoto kehaluan anti-kapitalis (seba» ^

akibat „saingan” diantara pemimpin5 S.I. dengan orang2 komunis jang

duduk didalam S.I., d itambah dengan kekuatan akan terdjadinja perpetj3

an dalam S.I:).Tentu sadja buat Semaun (sosialis-kiri kemudian komunis) jang te

utama, ialah perubahan dan pergantian masjarakat hidup dan peratui' 3

susunan produksi m endjadi sosialistis; Sosrokardono seorang S.I. d a l3 **1

kongres d i Bandung tersebut m e n g e m u k a k a n bahwa Badan Sentral,

giat bergerak, bisa sampai ke Pemerintah sendiri (zelfbestuur) untuk r a W 3

Indonesia, dan m e n g u b a h masjarakat kapitalis mendjadi sosialistis. D a l a i r i Kongres-Surabaja oleh Surjopranoto dibentangkan bahwa- kemenang3 *1

perdjuangan kelas dan mendjadikan alat" produksi mendjadi m ilik u m *1111

tidak harus d itjapa i dengan aksi bersendjata, tetapi dengan paksaan b a t i1"1

(moral) protes, perundingan dimuka ramai dan djika perlu dengan pel**0 '

gokan. Sentral’ serikat sekerdja ini seperti telah disebutkan akan m end ja< * i

"Eerste Kamer dari perwakilan rakjat, dimana duduk wakil2 serikat b u r u h

dan serikat tani; Tweede Kamer m e r u p a k a n perwakilan partai* p o l i t i c - Kedua Kamer in i jang akan merupakan „Dewan Rakjat sesungguhnja,” d e ‘

ngan mempersatukan tenaga dapat beraksi menentang modal dan p end 3 a ~

djahan asing.

Langkah SJ. jang sedjaJan dengan keinginan kaum komunis, b e r h a s i l -

Achir bulan Desember 1919 di Jogja berdiri perpusatan serikat s e k e r d ja

dengan nama seperti diusulkan oleh S.I. ialah „Persatuan Pergerakan K a u r n t

Buruh” (P.P.K.B.) tetapi kaum sosialis kiri, sekarang kaum komunis, 3a r i S

menginginkan nama „Revolutionnair Socialistische Vak-centrale” d a p a t

mendjalankan pengaruhnja didalam perpusatan in i dengan melalui V .S.T .'F*.

jang kuat dan sama sekali berada dalam tangannja Semaun.

MASA 1908 — 1920 17

3. P E R G E R A K A N K E A G A M A A N

M uhammadijah. Dalam S.I. agama Islam mendjadi lambang dari per-

satuan rakjat, S.I. bukan pergerakan agama se-mata1', tetapi suatu partai

politik berdasarkan agama. Muhammadijah berlainan; asal m ulan ja didiri­

kan terutama terletak dalam tjita- agama. Satu djurusan dari tjita3 in i

adalah melepaskan agama Islam dari adat kebiasaan jang djelek, supaja

agama Islam dapat menghindarkan d ir i dengan perubahan djaman, tetap

bersifat muda dan menghindarkan d ir i dari kelemahan dan keburukan.

TJntuk mentjapai in i dipandang perlu sekali hal ihwal n Patna Islam an grm

-sadja. hanja .bo leh_jlike tahu i d a r i, JRendapat- alim ulama dari zaman

jang_texsonpr.. te tap i_sebaikn ja tiap- orang JMuslim.., sekarangpun harus

tlapa t- Jan^ung .m en^arahkan sendiri hal ihwal itu ke-asal2nja„. ja itu ke

K itab Su tji Kuran^ ja itu firm an Tuhan j ang dikeluarkan dengan perantara-

an Nabi u ammad. M enurut kaum orthodox pengarahan sendiri in i tidak

! °*e an'. , f n irian Jang la in pula m enjatakan agama Islam harus diber-

sihkan d an tjampuran^ j ang bukan keislaman, seperti adat animistis, me-

mu la an jnrang jang dianggap sutji, memuliakan kuburan kramat, me-

mu ja ew • Jang semuanja masih ban jak terdapat d i Indonesia.

H ad ji mad Dahlan pada tanggal 18 Nopember 1912 mendirikan

Muhamma j i ogja (dengan dasar tersebut diatas) bertudjuan mema­

d jukan pen a jaran berdasarkan agama, pengertian ilmu agama dan hidup

m enHr?kan mo v ! gama- AdapU" tJara3 un^ k mentjapai tud juan i t u ; mendirikan, memehhara, menjokong r um ah , sekolah bcrdaSarkan agama

I ar? ’ .!, !,n ja n gkan fasal2 ilm u agam a i slam; mendirikan dan me-mehhara mesdjid dan langgar, dsb. ^

Jang sama dengan B.U. ialah tjita-nja memadjukan pengadjaran : akan

tetapi B.U. tidak menjinggung agama, sedang M uhammadijah.M *. ^ i lu a r

politik , . oleh karena itu diantara kedua perkum pulan ini tidak ada saingan.

D juga disamping S.I., Muhammadijah m em punja i tempat sendiri, sebab

meskipun S.I. berdasarkan agama, tetapi ja ng terpenting adalah aliran po-

litik dan ekonomi, sedang lyijilianimadijah adalah pprkum pulan bergerak- dilapangan SQSial-Qfin^idikan-keagamaan saH-jn

Tempat jang beranggota 10 orang atau lebih bisa didjadikan tjabang.

ari . ta Un. 6 3 un ^ jum lah anggota naik keras, jang menjebabkan Muham

ma lja apa mendirikan rumah sekolah banjak, memberikan kursus-

agama, mendirikan poliklinik, perumahan anak jatim-piatu dsb.

Perlu ditjatat, disini bahwa pengadjaran modern untuk anak2 perem-

puan sangat diperhatikan dan dengan lekas perkumpulan mempunjai bagian

wanita jang berdiri sendiri dan Muhammadijah djuga mempunjai kepandu- an sendiri.

Di-tengah pergerakan p o lit ik Indonesia ja n g dengan lekas m eningkat,

M uham m ad ijah da lam masa pertam a in i dapat terus m enem patkan d ir i

18 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

diluar politik. Tetapi Muhammadijah selamanja tidak pernah menentang

politik; bahkan pengikutnja dengan leluasa dibolehkan masuk dalam per­

kumpulan2 politik.

4. PERGERAKAN WANITA

Dalam masa pertama dari pergerakan Indonesia, pergerakan Wanita

hanja berdjuang untuk mempertinggi kedudukan sosial. Soal2 politik se­

perti hak-pemilihan-sama tidak mendjadi perundingan, sebab kaum lakrpun

tidak mempunjainja, soal kemerdekaan tanah air sama sekali masih djauh

daripadanja. Faham tentang budi pekerti, keagamaan dan adat, masih men

djadi rintangan terbesar baginja untuk dapat bertindak kearah lebih djauh

daripada apa jang dekat' terletak didepannja sadja.

Sebab pertama jang mendorong untuk bergerak ialah faham2 tentang

kedudukan wanita didalam perkawinan dan hidup keluarga.

Sebab2 tadi adalah : kawin paksaan (perempuan banjak jang dikawin-

kan dengan suami jang belum pernah dilihatnja, atau sudah pernah dilihat

tetapi belum dikenal; dalam segala hal hanja boleh bilang ,,ja” sadja),

poligami (dulu boleh dikatakan biasa sadja seorang lakiJ beristeri lebih

dari seorang dan diam dalam satu rumah pula), kekuasaan tidak terbatas

dari kaum lak i2 dalam perkawinan (seorang laki2 dengan begitu sadja se-

waktu2 boleh mentjeraikan isterinja, tidak usah mengatakan sebab2nja dan

tidak ada beban kewadjiban untuk menjokong isteri jang ditjeraikan), adat

kebiasaan tetap-tinggal-dirumah (gadis2 sedjak mulai mengindjak waktu

dewasa tidak boleh meninggalkan rumah). Inilah sebab3 jang dalam masa pertama naenggerakkan wanita dari lapisan a tas ).

Pergerakan W a n ita dalam permulaan adalah gerak orang seorang se­

baga i aks i dari beberapa orang pe rem puan send ir i2, tidak da lam susunan

perkumpulan. T jita2 K artin i termasjhur (berusia 25 tahun meninggal da­

lam th . 1904 d i Rembang sebagai is te ri R.M.A.A. Djojoadhin ingrat, bupati

d isana, ja n g d ju g a polygaam, tjita2nja d itu lis sebelum kawin). K artin i ber-

pendapa t keburukan- tad i adalah akibat dari kekurangan pengad ja ran

Pengadjaran u n tu k anak perempuan m as ih sed ik it sekali, bukan sadja ka­

rena kurangnja rum ah3 sekolah, djuga oleh karena orang tua tidak meng'

izinkan anak2 gadis pergi kesekolah berhubung dengan adat istiadat.

T jita2 Kartini makin tersebar dan wanita2 Indonesia lain mulai berge­

rak untuk maksud jang sama : pengadjaran buat anak3 perempuan; pendi-

dikan dan pengadjaran untuk mempertinggi deradjat sosial, dan' untuk

menambah ketjakapannja sebagai ibu dan sebagai pemegang rumah tangga.

Pada achirnja perhatian kepentingan kaum perempuan in i mendjadi

perhatian organisasi2 perempuan, jang dengan sendirinja boleh dipandang

*) Budi Utomo djuga terdiri dari kaum lak i2 lapisan atasan.

MASA 1908 — 192019

akibat dari pendapat2 Kartini itu. Dalam tahun 1912 di Djakarta berdiri

perkumpulan „Putri Mardika” dengan bantuan Budi Utomo, bertudjuan

M d a s k” Pengadjai-an anak= Perempuan (antaranja memberi penerang- an dan sokongan uang), djuga mempertinggi sikap jang merd^ka dan tegak

dan melepaskan tindak m alu2 jang meliwati batas. Dalam tahun2 jang be- n ku t berdiri perkumpulan11 Km itim ian & ue

kan rum ah2 sekolah untuk perem nuanfW i V ; ^ t,u* juannja : mengada' 1916 Tjiandjur,

s nMr gk

p e i^ u m ^ Ia n ^ kaum Tb3' " 8 UU S8mUa’ terdaPat banjak^temp’at2 dengan (memasak mendjahit1 memadj ukan ketjakapan wanita jang chusus

in T n a k ^ dsb.). L a U h im ,? T i ’ petmehharaan orang beranak, pemelihara-. _ntara nerkummiin mentjapai ketjakapan tadi dilakukan bersa-

ma : antara perKumpulan2 ini k it i Hitat . ..

Wanito Susilo (Pemaiang 191J w a n ’to S 1915)

pulan5 in i djuga merapatfean' persaulan ri ,epara ,!J ’ perkum‘antara kaum ibu. P g dan mempererat persaudaraan

Tjorak pergerakan wanita dalam masa pertama in i fdiika boleh di: namakan „gerakan”) bisa disebutkan sebap.,- Peitama in i (djlka boleh dl‘

dukan dalam hidup keluarga dan perkawinan ^ kedu‘

sebagai ibu dan p e m e g a n g ru m ah fang-a S da" . ” '“ « ,crluas ■“ W a p a n

an pengadjaran, m e m p e rb a itr n o nd id ton d f " ,a la " menam? ‘* . lai,ang-

wanita jan g chusus. G „ a t ^ a d j L in i d i l k X n I ' S p l t ’ T n

',anita’ darl masa umumnja tidak me.

LT idak akaTteta ^ T- ka“m Ia!“ a*a“ Mrortatah djadjahan. Bahwam atiam 3 arah dan tn -1 ''U1 dan ,®a aIani pergerakan wanita m un tju lmatjam arah dan tudjuan, akan terlihat dibawah

fi

I 5- PERGERAKAN p e m u d a

laki2"fndonesla ^ T ^ t a m ' a * Pei;kumpulan kaum‘

sebagai perkumpulan pemuda T a n n e r t a m ^ * ga Tudjuan Mu^ a-) taneeal 7 Maret 191 ,r j peitama. i m terdjadi di Djakarta padatanggal 7 Maret 1915 digedung perkumpulan Budi Utomo.

M^ksudnja ia lah mpngadakan satu tempnt 7nt;w untuk tjalon2 pe- muka nasional. Tjinta tanah air hanw ™ ■ 1 7 J Pf •

kekurangan sekali pemuka3 i ang tiikan TV ^ •‘,a l . dorongan; tanah air berusaha menarik npri,af tjakap. Disampingnja (seperti B.U.) djuga

dan akan memperteba, . T ™ U° tUk kebudaJ‘aan Djawa (seluruhnja) jsia jang hidup disini. Persaudaraan diant£* a semua suku2 bangsa Indone-

j Jang mendjadi angg°ta kebanjakan murid2 sekolah menengah asal dari

20SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Djawa-Tengah dan Djawa-Timur. M m i^-SimdA .-^aiL_M adHL _ h.er.P.QndaEat

hahwa perkumpulan ini terlalu sempit Djawa- chusus (menurut anggapan

mereka ternjata tergambar dalam nama perkumpulan jang berbunji Djawa

se-mata"). Maka untuk membuktikan bahwa in i adalah"' salah' fafiam sadja.

dalam kongres pertama (di Solo tahun 1918) nama diubah mendjadi Jon~-

Java; diharapkan bahwa golongan2 lain dengan berdasarkan kebudajaan

Djawa-Raja (Sunda, Madura dan Bali) sekarang akan memasukinja. Maksud

tud juan perkumpulan sekarang seperti be riku t: membangunkan suatu Per

satuan Djawa-Raja jang akan ditjapai, antara lain dengan djalan mengada­

kan suatu ikatan jang baik diantara m urid2 sekolah menengah bangsa

Indonesia, berusaha menambah kepandaian anggota2 dan menimbulkan ras;

tjin ta akan kebudajaan sendiri. Oleh karena djum lah m urid2 Djawa, m<v

rupakan anggota jang terbanjak, perkumpulan J.J. tetap bersifat D jawa

Hal in i ternjata dalam kongres kedua jang diadakan di Jogja tahun 19lg

jang didatangi hanja oleh sedikit anggota jang tidak berbahasa Dja\va

Tetapi kongres inipun dapat kundjungan besar. Jang dibitjarakan antar^

nja ialah : soal m ilisi buat bangsa Indones ia , mengubah bahasa Djawa m et

djadi demokratis, perguruan tinggi, kedudukan wanita Sunda, sedjar^’

tanah Sunda dan arti pendirian nasional- Djawa dalam pergerakan rakjat

Yjnpff~c*M»aiTanB«.J Bcmd. Mengikuti djedjak murid2 Djawa dari sekolg

menengah, m urid ' Sumatra pada tanggal 9 Desember 1917 mendirikan Jo n

Sumatranen Bond (pun di Djakarta) ja n» djuga mempunjai tjabang dil\jc

pulau Djawa (Padang dan Bukittinggi)- Maksud tudjuannja antara

adalah mempei'kokoh hubungan-ikatan diantara murid2 asal dari Sum ati

dan menanam keinsjafan bahwa m ereka kelak akan mendjadi pem im pit

dan Iagi membangunkan perhatian dan mempeladjari kebudajaan Sumatr

Kongres pertama diadakan di Padang (D juli 1919), tetapi tempat Vj

kerdja terutama dipulau Djawa, tempat beladjar anggota3 jang terbanja

Diantara pem im pnrn ja terdapat Mohammad Hatta dan Mohammad

P e r k u m p u la n -p e m u d a jang lain2 berdasarkan kedaerahan dalam zai^-

permulaan in i ialah antara lain Jong Minahasa (didirikan tahun 1918),

Ambon dan Jong Celebes. Terbawa oleh keadaan dengan sendirinja p 0

kumpulan* in i tinggal ketjil sadja, djum lah murid3 sekolah menengah

daerah2 itu Tianja sedikit.

Kepanduan. Tentang sedjarah kepanduan Indonesia sebelum 1920 hur

p ir sama sekali tidak ada tjatatan. Pada waktu itu boleh dikatakan beUj

ada. K ira2 pada permulaan perang dunia timbullah kegiatan perolah-rag^.

jang besar dikalangan m urid3 sekolah. Kegiatan in i antara lain mendaj>

djalan dengan mendirikan perkumpulan olah-raga dirumah-sekolah

sing2 dan djuga kepanduan buat rumah sekolah sendiri, jang umumn;

MASA 1908 — 1920 21

hidup sendiri*. D jika rumah sekolah mempunjai murid tjampuran, maka

perkumpulan tadi djuga tjampuran, buat anak- Eropah dan djuga buat

anak- Indonesia. Pun N.I.P.V. (Ned. Indische Padvinders Vereniging) jang

didirikan 1917 adalah badan tjampuran. Organisasi kepanduan Indonesia

ians..pertama. jang disusun berdiri sendiri adalah ..Javaansche Padvinders

Organisatie (J.P.O.) d id irikan di Solo th. 1916 oleh S.P. Mangkunegoro VII.

Baru sesudah th. 1920 timbul banjak sekali kepanduan Indonesia jang

lain, seperti akan kita ketahui nanti dibawah dan sebagian besar sebagai

tjabang perkumpulan orang dewasa. Dengan sendirinja perkumpulan2 tadi

haluannja sama dengan ibu perkumpulannja, dan djuga bersifat tempat

latihan tjalon pemimpin, seperti djuga adanja dengan perkumpulan- pemu­

da b iasa"). Bahkan J P.O. tersebut diatas dirnnnkaii sehngni tomnat-bihit- ^n ta ra dan pegawai2 Manffkuncgara. _i_„

""”Tm semua memang dalam prinsip la in sekali daripada kepanduan

hflfigsa E iogah (atau kepanduan tjampuran) jang menudju ke : suatu tem­

pat pendidikan (disamping keluarga dan rumah sekolah), antara lain untuk

meresapkan semua tjita dan rasa luhur kearah nprd.urjainn H n n ia 7).

Perbedaan ini selalu mendjadikan tidak senangnja bangsa Belanda :

kepanduan In onesia menambah tenaga penentang pemerintah djadjahan,

dan tidak sebaliknja memperkuat pemerintah seperti kalau ia beidiri atas „dasar jang baik.”

b-iik untifv Caiu PerkumPul an pemuda umum, kepanduan lebihm em rik ripnmn f i ^ SI^ ap disiPlin dan ketjakapair djasmani. Ia djuga <sp«nncrcrii'hTn-Q adaiya tingkat2 pangkat, pakaian sama dsb., dan adalah

J en*mbah P«kumpulan» pemuda biasa. miirinn tonf.. i 3 temPat untuk pemuka- perdamaian dunia; orang“ de- terbuka sadja oleh pemerintah djadjahan diterima dengan tangan

BAB II. MASA 1920 — 1930

1. PERGERAKAN POLITIK dsb.t

a. Organisasi' IndonesiaDidalam Bab I mula" sekali dibitjarakan Budi Utomo sebagai organj_

sasi jang pertama sekali didirikan; bab in i dimulai dengan membitjarakari aksi kaum komunis.

Dengan tidak memakai tedeng aling2 kaum komunis itu menentarig

pendjadjahan dan penghisapan, imperialisme dan kapitalisme. Dengan i t u

mereka dapat mengemukakan dua hal, jang ditanah djadjahan, dim ar*^

umumnja—amat miskm. selalu sangat^ djadi perhatian orang b a n ja j-

Keduanja itu ialah angan- jang ada, djuga dalam hati rakjat djelata

Indonesia seperti telah disebutkan dalam kata pengantar.

Bergembira dan lebih giat oleh karena pemberontakan Rus berhasii

baik kaum komunis memakai segala metode propaganda baru,Ametode bap,

memperbesar pengaruh dengan djalan menjelundup dan metode baru men<**

adakan rombongan ketjil2 jang rahasia dll. lagi untuk m em perbesar p e n g ^ '

ruhnja^Dengan itu kaum komunis bukan sadja dapat membangkitkan g* ~

longan besar- mengadakan pemberontakan melawan Pemerintah Belanri*'

dengan sendjata, tetapi djuga dapatlah mereka itu mendjadikan sebagia

besar dari pergerakan Indonesia bertjorak lebih aktif dan lebih radik™

Menilik keadaan, maka hal jang tersebut belakangan in i sama sekali t id a j '

lah mengandung arti, bahwa pergerakan itu seluruh mendjadi bersif

komunis; dan djuga terhadap keaktifan itu pengaruh- dari luar negeri ja ***

bukan bersifat komunispun, turut djadi pendorongnja (Turki, India P *'*5

himpunan Indonesia). ’

-PKI. j Partai Komunis Indonesia). Diatas tadi diterangkan bahwa Sneevli

dengan I.S.D.V.-nja jang bersifat sosialis-kiri itu, sudah melakukan usah.*

untuk mendekati rakjat umum dengan djalan memakai organisasi jang lai

sebagai perantaraan; ini oleh karena ia sendiri tidak dapat bersandar p a ^ *

rakjat umum. Anggota2nja bangsa Belanda mendekati serdadu2 bangsa B ^

landa (Sneevliet), serdadu2 angkatan laut (Brandsteder), pegawai ^Negets

bangsa Belanda bagian sipil (Ir. Baars, Van Burink) sedang pemimpin2n j

jang bangsa Indonesia dengan djalan memasuki S.I. mendekati rakjat

n jak daripada organisasi in i (Semaun jang waktu itu berumur 19 tahun st,

dah memulainja semendjak tahun 1915, kemudian Darsono, Tan Malaka

A lim in Prawirodirdjo). Dan didalam S.I. mereka menentang pemimpin2 S.r

jang tu le n !

MASA 1920 — 1930 23

Telah dalam tahun 1916 Semaun, sebagai wakil S.I. tjabang Surabaja,

menentang sikap Pengurus Besar S.I. dikongres S.I. jang diadakan di Ban­

dung. Dalam tahun 1917 sebagai pemimpin baru S.I. tjabang Semarang ia

meneruskan perlawanannja itu dikongres jang diadakan tahun 1917 itu.

Dalam tahun 1918 ia d jadi komisaris pengurus besar S.I. untuk Semarang;

maka dapatlah ia dengan lebih baik lagi mempergunakan pengaruhnja ter­

hadap pemimpin- jang tulen daripada S.I. itu. Karena takut akan adanja

perpetjahan dalam S.I., maka pemimpin1-' ini ber-lomba=lah mengatasi Se­

maun dalam hal sikap „k iri” ! Oleh karena itulah maka kelihatan diatas

tadi dengan njata aliran peladjaran Marx djuga pada pemimpin2 S.I. jang la in2 itu.

Oleh karena itu pulalah maka terdapat dalam Anggaran Dasar C.S.I.

sebagai sa a satu dasarnja jaitu perdjuangan menantang „kapitalisme jang berdosa.

Kaiena sikapnja bersifat rmn-knoftrnsj in berdiri diluar lingkungan

Dewan Rakjat (djadi djuga diluar Radicale rn n rW ra tfr tahun 1918), maka

kaum sosia is -in itu mentjoba mendapat pengaruh dengan djalan, mema-

kai Revo u lonnair Socialistische Vakcentrale sebagai perantaraan. Keli­

hatan a , a wa achirnja lahir suatu centrale jang memakai nama lain.

Dibawah nanti akan diterangkan, bagaimana perdjuangan antara Semaun

seita se jawa nja dan Tjokroaminoto serta sedjawatnja, jakni perdjuangan

merebut pimpman pergerakan sekerdja itu, berkesudahan dengan suatu

perpetjahan jang menimbulkan dua centrale, ja itu Vakcentrale di Jogja dan

sebua evo utionnaire Vakcentrale di Semarann: sebagai pokok lenaga

dalam evo utionnaire Vakcentrale in i ialah V.S.T.P. jang kuat itu danjang selalu dalam pengaruh Semaun.

Sementara itu timbullah Pemberontakan R us dan Negara Sovjet terdiri-

Moskou11 * 5 Maret 1919 didirikan In ternasionale ke-M di Kremlin di

Pada 23 Mei 1920 I.S.D.V. diganti dengan P .K .I.1).

P ad^ , 24 Desember 1920 (kongres istimewa) diambil keputusan akan

memasu an .K.I. itu kedalam Internasionale Komunis (Komintern) seba­gai satu seksi.

Serangan kaum komunis sekarang djadi lebih besar lagi.

t^/i 3 kongres itu djuga Semaun menerangkan, bahwa pergerak­an rakjat Indonesia sebetulnja diadakan dengan maksud akan menjokong

kapitalismenja sendiri; keterangan in i ditudjukan kepada didirikannja S.I.'

D U r a ^ ^ a k ^ ^ T r t‘S'?-'V ' boleh dihitunS sebagai organisasi tjam-cornna r.ar.niu + ■ dimasukkan kedalam golongan Indonesia. Praktis berapa komuniq ha terdi^ i hanja pada bangsa Indonesia; ada djuga he­lp v..,,? varonn If- -ngf a Belanda, tetapi mereka itu sudah keluar dengan 1Q91 ’ S I dari Indonesia (Brandsteder dan Baars dalam tahun

’ sama 1922; Sneevliet sudah dalam tahun 1918 terusir).

24 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

m ula2nja oleh kaum saudagar dan kaum industri. Kaum komunislah jang

sudah mengubah haluan S.I. itu. Rakjat haruslah ber-hati-, supaja tidak

disesatkan orang !

Selama in i S.I. itu memberi hati kaum komunis itu, (mengambil sem-

bojan- jang bersifat sosialis, mengangkat mereka dalam djabatan jang

pentingr); oleh karena inipun tidak dapat menolak serangan jang dilaku-

kan kaum komunis itu terus-'an (dari luar dan dari dalam) dan oleh karena

takut, jang rakjat umum S.I. itu achirnja akan dirampas sama sekali oleh

kaum komunis itu, maka kongres S.I. bulan Oktober 1921 di Surabaja, se­

bagai akan diterangkan dibawah ini, mengambil keputusan akan mendja-

lankan disiplin-partai. Oleh karena itulah anggota" P .K I dikeluarkan dariS.I. itu.

Sekarang kaum komunis itu berdiri sendiri, artinja berdiri diluar S.I..

tetapi sangat berbedalah keadaannja dengan I.S.D.V. dahulu, karena mere­

ka itu sekarang, dengan djalan beraksi didalam S.I., sudah dapat memben-

tuk rakjat umum sendiri. Meskipun usaha mereka itu tidak berhasil akan

memperoleh seluruh anggota S.I., ada jang terbawa masuk dalam pengaruh

kaum komunis dan beberapa sekolah pindah kepada kaum komunis pula

sedang sekarang mereka bebas sama sekali melakukan aksi komunisnja ’Kongresnja tanggal 24 — 25 Desember 1921 di Semarang adalah sama

sekali bersifat komunis. Dengan terus terang mereka itu mengakui pemim

pin" Sovjet jang besar (seperti Lenin dan Trotsky) sebagai pahlawan-nri

Kongres itu dipimpin oleh Tan Malaka, karena ketuanja, Semaun dan wakil

ketua, Darsono, sudah berangkat keluar negeri dalam bulan October 1921

untuk merapatkan perhubungan dengan Moskou. Pada kongres ini diambil

keputusan menjusun tjabang2 S.I. j ang keluar dari C.S.I. itu, dalam satu

centrale S.I. „merah” guna menantang C.S.I. „putih” dari Tjokroaminoto

Tidak lama sesudah kongres ini, Tan Malaka diusir dari Indonesia ber

hubung dengan keaktifannja dalam pemogokan pegawai rumah gadai Negeri

pada bulan D januari 1922. Tan Malaka lebih suka diusir daripada dibuang

ke Timor Kupang; Maret 1922 ia pergi ke Berlin, Moskou dan Nederland

Sementara itu, tidak lama sesudah Tan Malaka berangkat, Semaun

kembali (24 Mei 1922). Ia sudah melalui Shanghai dan Moskou; disana da­

lam bulan Djanuari 1922, ia sudah mewakili Indonesia dikongres kaum

buruh dari Timur D jauh. Pada tanggal 4 D jun i 1922 ia menerangkan dalam

suatu rapat di Semarang, bahwa di Rusia dengan metode jang berwudjud

perkosaan dengan pemogokan umum kaum bolsjewik sudah dapat meram-

pas kekuasaan Negeri. D iterangkannja djuga, bahwa untuk Indonesia

matnrip itu Jidak dapat -dilakukan dan metode itu akan m Pnimhnlkan

Sfiflggaraan se-mata2 J?agi..fo>«ro frunih. Ia peringati, supaja bertindak de-

ngan tenang dan sabar serta mempertahankan persatuan dan disiplin

dengan se-kuat2nja; supaja mempertimbangkan ber-hati2 segala soal dan

supaja menghindarkan diri daripada keputusan jang ter-gesa3 serta segala

MASA 1920 — 193025

perbuatan jang tidak dipikirkan masak2 lebih dulu. Semaun menerangkan

djuga, bahwa Lenin mengatakan, tidak dapat memberikan petundjuk untuk

aksi jang presis tjotjok bagi negeri ini; organisasi komunis itu adalah ber-

gantung dan keadaan sendiri2 dalam negeri masing’, daripada adat dan kebiasaan dsb.

Beberapa pembitjaraan menuduh Semaun membelok kekanan. Semaun

mendjawab, bahwa ia tetap berpendirian seperti dahulu dan bahwa ia tidak

pernah bekerdja membabi-buta menurut perintah orang lain; djuga bahwa

tidak ada petundjuk dari Rusia jang telah didjalankan dengan membabi-

buta sadja, disebabkan oleh karena keadaan di Rusia berbeda dengan ke­adaan di Indonesia.

Pendiiian Semaun itu disetudjui oleh Darsono, jang dalam bulan Pe-

bruari 1923, kembali ke Indonesia, sesudah membuat perdjalanan diluar

negeri untuk mempeladjari keadaan disana (Rusia, Tiongkok, Djerman,

e er an , ia meneiangkan, bahwa metode jang didjalankan orang dinegeri

ara , u an a sua u metode jang baik bagi Indonesia untuk mentjapai maksud.

Semaun tidaklah mendjadi lemah dalam hal keaktifannja; buktinja

ialah a sinja jang erhasil baik, mengadakan suatu gabungan dari dua

pusat kaum buruh (Semarang dan Jogja) dan dalam bulan September 1922

dan Semarang djadi tempat kedudukan pengurus besar gabungan itu. •

Semaun su a mentjoba, supaja boleh tinggal tetap dalam S.I.; maksudnja '

ialah supaja la tetap dapat membawa pengaruh komunis terhadap organi- ,

sasi itu. Pertjobaan Semaun itu tidak berhas il oleh karena kongres S.I..

bulan e ruari 1923 di Madiun mengambil keputusan, supaja disipliff partai tetap ada.

Oleh kaum komunis disambutlah sikap s.I. ini dalam kongresnja

4 Maret 1923 di Bandung; kongres in i dihadiri oleh 16 tjabang P.K.I., 14

tjabang S.I. merah dan perkumpulan2 sekerdja komunis. Amat tadjamlah

serangan terhadap S.I.; Semaun menerangkan, bahwa S.I. itu sudah diben-

tuk untuk mendjundjung kepentingan kaum modal bangsa Indonesia dan

bahwa s».i. itu memboroskan uang jang diterimanja dari rakjat. Darsono .

men je a , a wa kaum komunis tidak akan melakukan pertumpahan^

ara , e an bekerdja dengan usaha2 jang djudjur; dibitjarakannja

^ h: T i r r rakjat djelata Selaman>a masih t « ik mendapat penga- I- h , ,6, ’ J Uf’a Pemimpin Aliarcham membantah aturan pengadjaran.

h ' amma . *skach dari Solo, seorang komunis-keagamaan, menun-

^ ,en®an Kuran hal2 jang bertjotjokan antara komunisme dan

a^ Wa keduanja memandang sebagai kewadjiban, meng-

a manusia dan bahwa keduanja berdjuang terhadap penindasan)

an l erang annja djuga, bahwa seseorang jang tidak menjetudjui dasar3

1 0JnU^11i ’ mUS a 1 *a seorang Islam sedjati; dosa itu adalah lebih besar a 1, a au orang memakai agama Islam sebagai selimut untuk mengajakan

26 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

d iri sendiri (sebagai pemimpin- S .I.!). Misbachlah.,memulai sembojan „sama

rasa sama rata” ; komunisme tidak membiarkan adanja perbedaan* nasib

dalam hal pangkat dan bangsa dan komunisme menghendaki djuga lenjap- n ja kelas2 manusia.

6 Maret 1923 semuanja ini diulangi dikongres Sukabumi.

Sebagai akibat daripada tindakannja dalam hal pemogokan pegawai

kereta api jang terdjadi dalam bulan Mei 1923, Semaun dikeluarkan dari

negeri in i dalam bulan Agustus 1923 (ini lebih disukainja daripada dibuang

ke Timor-Kupang). Pimpinan P.K.I. pindah sesudah itu kepada Darsono;

ia berusaha se-kuat2nja akan memperbesar djumlah rakjat umum komunis

serta memperkokoh barisan itu lebih dulu, sebelum memikirkan hal jang l a m 2 -).

j f ng „diadakan di Bandung dan Sukabumi itu, adalah sebagai reaksi terhadap kongres ST innp a- i i u !

Maret 1923. Di-kongres= kilat itu Daisono m em n^ ?pikiran, mendirikan pula suatu S I m e m p 10pagandakan djuga suatu

tjabang S.I.-putih; maksudnja ialah T t6mpat d im an3 terdapatn jetudjui komunisme, didalam S i Z T T f Pengikut’ S.I. jang me-

dinamai Sarekat Rakjat, Sarekat r'T ? , g3la S J--merah in i akai*bawah daripada P.K.I. ’ 3 in i a mendjadi suatu susunan-

Pada 20 — 21 April 1924 di R 1

Rakjat ikatan organisasi mema an un® °^eh utusan5 P.K.I. dan Sarekat

dianggap tjakap untuk komu ’ ditetaPkan begitu. Barangsiapa j ang

Rakjat sesudah dibersihkan Hnisme dimasukkan mula2 kedalam Sarekat

lah ia boleh masuk P .K l ^ dilatih didalam Sarekat Rakjat itu, baru-

Kongres pada 7 - _ io r»i„ • nisasi P.K.I. sendiri. Pada rm ^ , dl Djakarta menetapkan sistim Oro ,.

rus besar, antaranja mengatakan konf res ltu A liarcham, ketua pengu.

beisifat kpfranpsaan tidaklah ri]’ ? '3 f 1,211 fa ll-kaum terDe1arfjflr

fiS tiiri frfas ria?ar .ejampmi (menilik k e a d a a ^ ? T ^ a^ na^ iKan-it-JL’tidak

ialah Budi Utomo); pergerakan kebangsaan inn f 3302 dimaksudkannja

(dari Tjokroaminoto) tidaklah akan dapat tetap hid dasarkan keagamaan

an itu sehetulnja hanja m endjundjung kenpnf;,LUP P,Ula’ Sebab PerSerak-^ lmgan kaum modal ketjil*

Sementara itu pendirian in i tidak dapat m e n ^ u • ,Misbach jang bersifat keagamaan itu m e n d ii if^ l gl S°.longan„ — Hadji lau perlu boleh duga menimbulkan pembunnhin ^ 3 diarrr 5ang ka- membinasakan ta li kawat, dsb., semuanja it,, ri„ den§an memakai bom,

n jiapkan revolusi. Golongan Misbach in i mpnngan mak®\ld ?ka^ me-

kaum komunis sadja, tetapi djuga sebagai pem be fa"ffn« b.ukanagama Islam. Aksi jang berlawanan

° ! f vem6ri ntah HinKia Eelanda dengan menangkap H ad ji Misbach itu dan kemudian membuangnja (D juli 1924) ke Manok- w an ; 1a meninggal disana dalam bulan Mei 1926.

MASA 1920 — 1930 27

bangsa Indonesia; oleh karena, biarpun demikian, kaum modal besar5

bangsa asing, maka pergerakan itu achirnja akan menemui adjalnja. Tetapi

P.K.I. membasmi kapitalisme, }a bersandar pada dasar'- ekonomi dan oleh

sphah ifi! ia akan tetan hirlim subur !

Darsono menundjukkan, antara lain, tentang sangat perlu adanja

disiplin; ia menjamakan suatu partai jang tidak berdisiplin, dengan suatu

dinding batu jang tidak bersemen. Djuga dianggapnja amat perlulah masuk-

nja golongan bangsa lain (orang Eropah, golongan2 Indo) kedalam P.K.I.

Ia menerangkan selandjutnja, bahwa ia tidak mau pertumpahan darah,

pelemparan bom, karena semuanja itu tidak membawa kepada maksud.

Revolusi jang diingininja akan timbul sebagai suatu buah jang telah masak

daripada perdjalanan tumbuhnja masjarakat; revolusi itu pada waktunja

tidaklah dapat dihindarkan akan tetapi djuga tidak bisa dibikin be^ito

sadja. Kaum komunis haruslah terus menerus memperkuat -xjiri, supbjis*

lawan menjerah sebab ketakutan dan supaja kapitalisme bin< sa^Diuea via

mfinentang g.u .; dengan B TT, tj^ k dapat ditjapai apa^^Sgbab kaumNqagJo-

nalis. .tatkUt .kehiiangan nan r*ka trip pada Gupernemen. \ 1

Satu hari pada kongres in i dipergunakan untuk membitj^takan tentang

pentingnja tenaga kaum wanita dalam pergerakan komunis.

Kongres itu keputusannja jang paling penting ialah penetapan suatu

Peraturan Partai untuk P.K.I. (jang sebetulnja sudah disusun dalam tahun

1923). Terkandung didalamnja, ialah:

a. keterangan tentang dasar;

b. program perdjuangan politik;

c. anggaran dasar dan

d. anggaran rumah tangga.

Dengan semuanja itu diberilah organisasi itu bentuk jang njata dan

dengan semuanja itu ternjata benarlah tjara melakukan aksi dimasa jang akan datang.

a. Keterangan tentang dasar aksi berisi terutama tentang keadaan jang

selalu berlawanan antara kaum kapitalis dengan kaum proletar. Kapital­

isme itu semendjak datangnja di Indonesia, menindas kaum tani dan

kaum buruh, jang semuanja sudah djadi proletar; djuga kaum perte-

ngahan dan kaum terpeladjar sudah mendjadi perkakas kaum modal.

Penguasaan djadjahan dilakukan oleh orang2 dari bangsa lain, kebuda­

jaan lain dan agama lain (penguasaan ini timbul dari kapitalisme).

Penguasaan kolonial itulah memperkeruh perdjuangan antara proletar

dengan kapitalis jang ada di-manas didunia selain di Rusia. Sebab itu

pengusiran kekuasaan kolonial ditanah djadjahan hanja dapat terdjadi

bersamaan dengan lenjapnja kapitalisme. Kemerdekaan dalam arti

politik dan ekonomi hanja mungkin, kalau alat3 jang perlu untuk

menghasilkan barang adalah didalam tangan madjclis-1 rakjat. Per*

djuangan harus dilakukan bukan dalam kalangan nasional sadja tetapi

djuga dalam kalangan internasional, bersatu dengan kaum proletar

seduma. Disebabkan oleh penghisapan jang ber-tambah- itu, akan tim-

bullah achirnja suatu perdjuangan, jang. membawa kemenangan kepada

kaum proletar; tetapi kaum proletar ini harus bersatu dalam P.K.I-

jang akan menjokong segala pergerakan terhadap penghisap" dan akan

memadjukan rakjat Indonesia dalam segala lapangan.

d ta r .h i" p“ r‘l|“ anM n poli,ik mem indjukkan sistim pemerintahan jaaS

s o v W „ 1 ' 7 ; S0,,el pabrik' Soviet distrik. “ '■Jet prop"151'harus h S° PUSat)’ disamping mengusahakan sistim itu

djuang untuk kemerdekaan bergerak (berkumnul bersidanS. mengeluarkan pikiran) dan kemerdekaan untuk ^ erKUr” pul) belS1,a“

an; selandjutnja untuk s C abur,,h wanita‘ a“ k" “h

terhadap ku ii kontrak, rodl” 'an '."‘ ''.“ ' ' ‘’‘’.“f adani" Penale sanc" e

haan; untuk memperbaiki a t u r i sosialisasi peruS®‘Program nerdiuanran ini ? PadJak> Pengadjaran, kehakiman clsb.

kepada pemerintah diadialn 3 did;*aIankan dengan djalan me-minta’

dan disiplm P.K.I. jang kua"’ tet3P1 b3™ 8 dltjapai dengan organisasi

c. Anggaran dasar menjatakan

Pin kaum proletar buruh dan t ” \ l ^ P‘K,L akan mcmiin'J X in d a l Tn/~lr»nnci o 3 0 1

sadja, t e t a p i l ^ T T galUaka" . ^ ad“p 5ang berdos.’

gota biasa dan anggota luar ^ a ^ ^

biasa ^ merupakan suatu seksi kalau terdapat se-kuran-nj*o orang anggota biasa: kalan ^ • , • * , *urang

itu, maka mereka itu n J dL a",akm a “ g?°‘a b,asa 1,u kura"l! dar'Anggota- luar biasa ialah p 'l'

«ai anggota partai itu; perkum U"“p " sudah *dattarkan seb»'

mendjadi b a w .L f o * ‘a. Perku™Pulan polU®-

pulan politik, maka ia mendiadi* *i a ■ *p 3 ia bullan perku”*'Sarekat Rakjat adalah s u s u n , „ f " P-K(J - (01eh ini dj»<“

sendiri adalah susunan at “sa„ „n T ?“ rakiat banjak P.K* sudah dla„ggap tjalap dalam “ J 3 ‘a; » . terpilih dan jan*

seksi £ T £ Z u Z T n iang terbesar *epaS°

ftu^an'pm taP^hi^id^kla^m enjem bunjikan 4“ *“ * S Sm i ternjata pada kongres P.K.I. tanggal 31 Agustus '1°' « e s

in i tidak dapat terus, karena akibat kekatiamn u ’ 1 ®-*a’ rt

oleh pengikut2 SX , B.U. dan M u h a m m S S h i3" g “ imbU" !

28 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

MASA 1920 — 1930•29

Sebagai akibat dari ini maka pengurus besar P.K.I. mengambil kepu-

tusan akan menghentikan segala usaha untuk mempengaruhi paitai po i

diambilnja keputusan jang maksudnja:

a. memperkuat barisan sendiri danb. mempengaruhi perkumpulan'-' sekerdja supaja bersifat komunis, se­

muanja akan diusahakan dengan se-kuat-nja.

Hal jang pertama (a) itu didjalankan dengan menghindarkan segala

pertarungan dengan polisi, diam" tersembunji; ini adalah akibat daripada

peraturan jang sudah diambil oleh pemerintah Hindia Belanda atau per

aturan jang mungkin diambilnja lagi untuk membatasi kemeidekaan er-

bitjara, menulis dan bersidang. Lalu di-mana- didirikannja sekolah Sareka

Rakjat, diadakan suatu organisasi kepanduan-merah; diadakan kursus- tja-

lon pemimpin, didirikan sel" dalam badan", bagian- urusan pemermtahan,

perusahaan", perkumpulan-.Keputusan terhadap pergerakan sekerdja (b) itu diambil, terutama

berhubung dengan keputusan Konperensi Internasional Pan Pasifik jang

diadakan di Kanton dalam bulan D juni 1924 atau usaha Internasionale

Sekerdja Merah di Moskou. Konperensi itu bermaksud akan mengadakan

suatu mata rantai jang memperhubungkan pergerakan di Timur Djau i e

ngan perdjuangan golongan proletar di Barat. Satu daripada keputusan

itu, ialah mengadakan di Kanton sebuah kantor untuk Red Eastern Labour

Union dengan kantor- perhitungan di-negeri- djadjahan dan di-negen

setengah djadjahan. , , .Kongres P.K.I. 11__17 Desember 1924 di Kotagede (Jogja)

tjangkan, antara lain, -ilpi berhubung HPngan luar negen^. e

utusan- kekongres di Kanton (Alimin Prawirodirdjo dan Bud*utjitio tn-

berikan laporan tentang kongres itu; selandjutnja „ma untuk

golongan- dengan mana akan dapat ditjari kiranja ker ja e

membangunkan suatu barisan persatuan jang bisa digan ® » u..,.,.}, <jUia

diseluruh Asia; tentang mendirikan suatu perkumpulan ’ adalah

dan tentang aksi kaum buruh pelabuhan. Jang hadii pa tiahanff Sare-

utusan= 38 seksi P.K.I., mewakili 1-237 anggota P.K.I. dan &bahwa

kat Rakjat mewakili 33.748 angg°ta S.R. Oleh Aliarcham > ^

Pemboman di Djawa Tengah dalam tahun 1923 tidak be™as“ P ’ rakan

organisasi tidak tjukup. Revolusi barulah dapat terdjadi ajiKa p »

sudah dipusatkan baik2. . , eam- sekaliDengan keinsafan jang lebih lagi terhadap maksudnja an Kon<n,eS

lepas daripada organisasi politik jang lain, kaum komunis sete ^

tadi meneruskan m aksudnja untuk memperkuat dmnja. 0_

rakan sekerdja, tjampur tangannja kaum komunis itu me

gokan2 j ang tidak berhasil, dalam tahun 1925: untuk datang-

Aksi untuk memperkuat barisan sendiri itu, sup dilakukan

nja revolusi, mendjadi menimbulkan pemberonta an

30 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

oleh kaum komunis pada penghabisan tahun 1926 (12 — 14 Nopember di

D jakarta, Djatinegara dan Tangerang, 12 Nopember — 5 Desember di-

keresidenan Banten; 12 — 18 Nopember di Priangan, 17 — 23 Nopember

didaerah Solo, 12 Nopember — 15 Desember didaerah Kediri; dan maksud

un tuk mengadakan pemberontakan djuga di Banjumas, Pekalongan dan

Kedu). Hal in i sudah dapat terdjadi ialah berhubung dengan tidak adanja

pemimpin- Semaun dan Darsono, jang selalu meng-halang- timbulnja revo

lusi disini. Pemberontakan tadi disiapkan kira2 satu minggu dimuka atas

perintah pusat pimpinan P.K.I.; perintah2 itu disampaikan oleh djuru*

propaganda jang berdjalan keliling. Pemberontakan itu mungkin akan

lebih hebat, d jika hal in i dibeberapa tempat tidak diketahui oleh pemerin*

tah Hindia Belanda; d jika kemauan untuk mengadakan pemberontakan itu

terdapat pada semua pengikut; dan djika organisasi segala tjabang telah baik adanja. 3).

Orang* komunis jang tidak turut melakukan pemberontakan itu, (djadi

jang tidak dapat dihukum dengan hukuman pendjara kira2 4 500 orang

banjaknja) oleh Pemerintah Hindia Belanda diasingkan ke Boven Digul;

mereka jang turut melakukan pemberontakan itu, diinternir djuga ditempa

mtermran jang tersebut itu, terletak pada suatu daerah jang amat tidak

sehat, di-tengah- hutan dan rawa dipinggir sungai Digul * i rian Selatan; dan tempat itu mesti diurus lebih dulu, sebelum dan-,*

Pada penghabisan Maret 1928 (djadi tidak termasuk o ra n ^

didalam pendjara) banjaknja orang jang diinternir disana ^ qoq *

diantaranja 15 orang perempuan dan 10 orang Tion h ’diantaranja 692 dari Djawa, 77 dari Sumatera dan ,

diantaranja 9 berumur kurang dari 20 tahun, 1 aluku;

422 berumur 20 - 29 tahun,

279 berumur 30-39 tahun,

81 berumur 40 - 49 tahun,

S a n g e r " '2 ^ PCSaWai reI,da'1• 79 361 “ I * a™ P«»-

Dalam a„gka» jang akan mendjadi lebih b e a r lagl itu> belum tcrma.

*) Internasionale Komunis d i Moskou (La corrp«n« j

tanggal 23 Nopember 1927) menuduh, bahwa ? u ce internationale rontakan jang dilakukan dengan tidak diketahui W k berhasi nja pembe-

tl0,nf. e itu, adalah disebabkan oleh buruknja DJ rS ? d u l u e Interna' Politik dan organisasi. Lagipula p e m b e ro n t lt / •1iapan dalam urusan tidak menghubungkan padanja sembojan " dan tn S d i}akukan ,denf nf politik jang njata dan ekonomi jang njata p Pmi d an, ^an3 ,er.si ,a ngan tidak memikirkan apa jang harus terrfi^- ontakan dimulai de‘

na!e mentjoba membangu^kan aksfTomunl's di ‘S f dah -“ “i, Inther1natj 0’ ngan djalan mengadakan suatu o rgan isaT rah J * T V * ke™baU de‘

menjelundupkan dalam organisafi- Salfg

MASA 1920 — 1930 31

suk djum lah banjaknja anggota keluarganja; pada penghabisan Maret 1928

banjak anggota keluarga itu ada 473 orang.

P.K.I., S.R. dan semua golongan bawahannja itu terlarang, sebab di-

anggap sehagai perkumpulan2 jang bermaksud melakukan kedjahatan.

Interniran orang komunis tadi djuga didasarkan atas hal mendjadi anggota perkumpulan jang demikian itu.

W alaupun komunisme terlarang samasekali, lenjap bcrsih sama sekali

tidak bisa dengan se-konjong2. Pemimpin2 komunis jang tidak tertangkap

tetap meneruFkan aks in ja4). Dalam kalangan militer didjalankan oleh

seorang serdadu Menado, bernama W untuh. Ia dapat beraksi demikian

rupa, sehingga pada malam 17/18 D ju li akan timbullah pemberontakan

kaum m iliter, tetapi hal in i diketahui lebih dulu, dan tatkala pada 17 D juli

1927 lima orang m iliter mentjoba hendak merampas bengkel Pyrotechniek

di Bandung, meroka ditangkap dengan mudah sadja. Djuga ditempat lain3

ditjerai-beraikanlah oleh pemerintah H india Belanda sisaJ komunis jang

masih akti , mereka itu ada jang bekerdja dalam perkumpulan2 kesenian

dsb. Kesempurnaai* segala kelengkapan polisi rahasia (disebut P.I.D. =

Politieke Inlichtingen Dienst = Dinas Penerangan Politik pada kantor be­

sar Pokrol Djendral) menjebabkan segala keaktifan rahasia komunis itu

tidak mungkin tersen bunji lagi. Demikianlah pada pertengahan tahun 1929

permulaan eaktifan komunis didaerah Blitar dan Bojolali sudah dapat

ditindas pada permulaan gerak-gerik itu sadja.

Lain daripada itu adalah suatu perlawanan jang kuat didalam masjara-

kat sendiri, ja itu terdir\ dari pergerakan kebangsaan kiri jang ketika itu

sudah timbul pula; hal in i akan dibitjarakan nanti dibawah ini.

Sesuai dengan program Internasionale ke III, didirikan di Bangkok

pada pertengahan 1927 suatu organisasi j ang dinamai P.A.R.I. (Partai Re­

publik Indonesia). Dari organisasi rahasia in ipun tidak dapat akibat2 jang

lebih djauh. Kerdjasama internasional antara pemerintah2 djadjahan untuk

menentang komunis, menjebabkan orang2 jang sudah dikirim oleh Moskou,

dengan lekas dapat ditangkap sesudah mereka itu tiba ditempat masing2

(dalam tahun 1828, umpamanja, propagandis2 jang dididik pada sekolah-

tinggi Timur di Moskou, ja i+.u J. Waworuntu dan C. Wentuk). Kerdja-sama

jang tersebut itu menjebabkan djuga komunis2 diserahkan kepada peme-

rintahnja masingJ umpamanja, Subakat oleh Siam pada penghabisan 1929

dan tiap2 kali pelarian8 dari Digul diserahkan oleh Australia.

is tertuduh turut menjokong aksi jang kemudian ini, diinternirlah

i L n L n ' 6111?r 1927 D r- TjiPto> seorang bekas pemuka Indische Partij lah T ■'t3!, i- te.rdJadi lamanja sampai tahun 1941; baru tahun itu-

i n - djadjahan (jang mengakui kesesatannja) mengembali- Kannja Ke Djawa. Dr. Tjipto meninggal dunia di Djakarta tahun 1942.

32 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Tentang aksi komunis di Eropah, dengan perantaraan ,,Liga penantang

Lindas tanah djadjahan dan untuk kemerdekaan kebangsaan,” akan dibitja

xakan dibawah ini.

S.I. (Sarekat Islam). Dalam Bab I. Dalam tahun 1917 C.S.I. berusaha

se-kuat2n ja mendapat kembali kekuasaannja jang sudah kurang sekali itu,

ja itu dengan djalan bersandar pada pergerakan sekerdja; dan bahwa hasil

usaha itu hanjalah mendirikan suatu centrale sekerdja di Jogja. Waktu itu

C.S.I. masih merasa terpaksa mengambil hati kaum komunis jang ada di­

dalam kalangannja (Semaun dan Darsono bukan sadja mendjadi anggota

pengurus besar P.K.I., tetapi djuga anggota pengurus C.S.I. !); maksudnja

ia lah guna mendjaga, supaja tidak timbul perpetjahan dalam kalangan S.I.

itu. Dalam pada itu kaum komunis itu makin lama makin bersikap'menje-

rang dan njatalah, bahwa mereka tinggal dalam S.I. itu hanjalah dengan

maksud akan menukar aliran bathin organisasi itu kepada komunisme!

Dalam kongres S.I. jang ke-5 di Jogja pada 2 — 6 Maret 1921 ditetap.

kan keterangan jang baru tentang dasar S.I. (pengganti keterang’an dasar

1917); keterangan bam im adalah hasil persetudjuan dengan kaum komu

nis. Didalam keterangan tersebut jang dirantjangkan oleh 2 komisaris

Agus Salim dan Semaun, antara lain disebutkan bahwa pendjadjahan dalam

lapangan kebangsaan dan perekonomian itu adalah buah daripada kapital-

isme; kapitalisme itu hanja dapat dikalahkan oleh persatuan kaum buruh

dan tam. Oleh karena maksud S.I. itu bertjotjokan denean maksud kebn njakan organisasi rakjat dan pergerakan kaum bumh » , u , • ,

S.I. pun mau bekerdja ber-sama- dengan segala nart^- U nia’ 1T1f

segala negeri, tetapi dengan memperhatikan agama Is ^ m *8 Sepikiran *

Tetapi perdjuangan terhadap kaum komunis im n ,i\ ,

sendiri, berdjahm terus ! Djuga dikongres jang ke.6 jangU diadakan^dalaJi

tahun itu djuga (10 Oktober 1921) di Surabaja hal ini ternjata benar-^dan

Tjokroaminoto (seorang jang paling dapat mentjegah timbulnja perpetjah-

an) tidak hadir pada kongres itu. Di Kongres itu ditundjukkan oieh Salim dan Mms akan perlunja disiplm-partai, B.U., N.I.P. dan P K I SU(Jah mem.

punja i disiplin-partai itu, tetapi organisasi3 itu mengetjualikan S.I.; mak­

sudnja ialah supaja dengan keanggotaan perkumpulan rakjat besar ini.

dapat merampas anggota’nja. Orang harus memilih antara S.I. atau organi­sasi jang lain. In i akan membersihkar barisan S I

Dapatlah kita mengerti, apa seba'onja Semaun," Tan Malaka dan sedja-

watnja tidak menjetudjui usul itu. Meskipun demikian usul itu diterima

kongres dengan suara jang amat terbanjak. Oleh karena in i maka orang

tidak mungkin lagi mendjadi anggota S.I. sambil mendjadi anggota P.K.I. djuga ! .

Sudah diketahui bahwa kaum komunis menjambut pukulan in i dengan

memperbesar barisannja dan lagi dengan serangan pada S.I. jang lebih

MASA 1920 — 1930 33

hebat. Dari S.I. terlepaslah beberapa tjabangnja jang aktiF dan beberapa

sekolahnja, jang lalu berubah mendjadi tjabang S.R. dan sekolah S.R .!

Benarlah ia keluar tetap bertindak sebagai suatu persatuan besar, umpama­

n ja dalam bulan Desember 1921 ber-sama= dengan organisasi jang la in ’,

melakukan aksi-autonomi; djuga ia mentjoba mempertahankan pengaruh-

n ja dalam pergerakan sekerdja, tetapi sesudah ..pembersihan” (pemisahan

dari kaum komunis) itu S.I. makin bertambah mundur.

Ia mentjoba memperbesar kekuasaannja dengan memperkuat penga-

ruhnja dilapangan agama (jang sudah amat mundur, karena akibat hasil

pekerdjaan Muhammadijah jang berdiri d iluar politik itu).

Sebagai imbangan daripada „A11-Indie Congres” (jang diadakan dalam

tahun 1929 di Bandung dan jang mempropagandakan tudjuan N.I.P. me-

nudju persatuan bangsa dan kemerdekaan atas dasar djadi bangsa Hindia

= Indier), C.S.I. mengadakan pada 31 Oktober — 2 Nopember 1922 di Tji-

rebon „Kongres Al-Islam” jang pei’tama. Kongres ini bermaksud mengusa-

hakan tertjapainja persatuan aliran dan kerdja sama antara semua Mus-

lim in terhadap masalah" hangat jang mengenai Islam.

Dalam bulan Nopember 1922 C.S.I. menggabungkan diri kepada Radicale

Concentratie, tetapi pengaruhnja dalam organisasi ini hanja sedikit.

Pada 17 — 20 Pebruari 1923 kongres nasional S.I. diadakan di Madiun.

Disana dipertimbangkan, bahwa bentuk organisasi S.I. itu (perkumpulan

setempat terikat oleh satu badan pusat) mengalangi tumbuhnja pergerakan

in i (dalam tjabang2 jang hanja dengan lemah terikat, orang" dari aliran lain

mudah mendapat pengaruh). Kongres mengambil keputusan akan mendiri­

kan suatu „Partai S.I.” (p.s.I., jang terdiri dari anggota3 jang aktif, jang

akan bekerdja dalam S.I. setempat3 itu untuk kepentingan partai) Centraal

S.I. akan tetap ada buat sementara waktu sebagai suatu badan penghubung.

Dikongres itu pertjobaan beberapa tjabang jang berhaluan merah un-

tuk mendapat supaja disiplin partai tidak didjalankan terhadap P.K.I. gagal

samasekali. D jadi kaum komunis tetap ditolak oleh S.I. Perlu diterangkan

lagi adanja dikongres itu suara jang mengatakan, bahwa Dewan Rakjat

(Volksraad) itu suatu pertundjukan komidi; dalam asas diambil keputusan.

supaja m endjundjung sikap non-koperasi (tetapi diadakan kemungkinan

untuk turut mendjadi anggota badan perwakilan itu )a). Tetapi djuga sikap

in i tidak dapat menahan kemunduran perkumpulan itu.

Kemunduran S.I. itu teros sadja, pun ketika Semaun diinternir karena

akibat tjampur-tangannja dalam hal pemogokan pegawai kereta api dalam bulan Mei 1923.

°) Sesudah Agus Salim berhenti mendjadi anggota Dewan Rakjat dalam bulan Mei 1924, P.s.I. tidak mempunjai lagi wakil Dewan itu (Agus; Sa­lim sidang 1921— 1924; dalam 1917— 1929 duduk di Dewan itu Abdul Muis dan Tjokroaminoto sebagai wakil2 S.I.).

34 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Djuga tidak berhasil pertjobaan- Tjokroaminoto untuk memperkokoh

S.I. dengan djalan aksi mempersatukan golongan* penduduk di Tanah

Seberang buat perdjuangan ber-sama- menantang pendjadjahan politik dan

pemerasan : di Sumatra dan Borneo disebabkan oleh tindakan pemerintah.

di Menado disebabkan oleh sedikitnja semangat penduduk untuk kemadju­

an; di Surabaja tidak berhasil pula mengadakan ,.Kongres Kebangsaan

H india” jang sudah dirantjangkan oleh S.I. itu; ini adalah akibat daripada

sedikit sekali adanja keinginan untuk itu dari pihak P .K I dan pemimpin Studieclub Dr. Sutomo.

f Kemudian ditjoba mendapat obat dalam aksi keagamaan, jang oleh

, Agus Salim didorong menudju Jan-Islamisme. S.I. mentjari bantuan untuk

W r f r t 7 ™ ™ k° ngreS AlISlam ke-2. iang diadakan* ~ 1 M®.1. ! ? 2* dl Gf Ut’ dlPegang oleh Agus Salim dan Pengurus Besar^ I u b a m m a d ija h . K a u m k u n o ( ja n g m e n a n ta n g M u h a m m a d ija h d e n g a n heba t d i Tjirebon d a la m ta h u n 1922, t id a k meneharliri i a e n g a n neDat

itu Muhammadijah tambah dapat pengaruh. Maksud°"gres itu , oleh sebab

madjukan persatuan^aum Mns! J ! 1 , ^ karena t ^ ^ mC"

bekerdja ber-sama= menjelesaikan soal tentang kahf ?ngreS US tUFUt

seluruh Muslimin. llfah’ 3ang menSen*i

Pada 8 — 11 Agustus 1924 diadakan di Surabaia t

Antara lain dibitjarakan pula disini soal non-koner^-T^u " aS10nal S1‘ Rakjat; diambil keputusan akan menentang kaum lL terhadaP Dewan

Pada 24 — 26 Desember 1924 oleh S.I. diadakan' T T giatAl-Islam luar biasa” untuk membitjarakan tentang n .Surabai a -Kongres

nesia ke Kongres Kalifah jang akan diadakan di K Penginman wakil Indo-

1925. Akan dikirim sebagai wakil ialah Harli; ir° dalam bulan Maret1925. Akan dikirim sebagai wakil ialah Hadji Fach ir° alam bulan

rus Besar Muhammadijah dan Pengurus Besar c s n ° (anggota Pengu'

misaris C.S.I. dan ketua perkumpulan- sekerdja) i SurJ‘°Pranoto (Ko-

(ketua perkumpulan* agama di Surabaja). a” Had-’i Abdul Wahab

Menurut keputusan kongres itu kalifah harus r

„Madjelis U lama” di Mekah. Tetapi kongres kalifah ° leh SUatutidak djadi dilangsungkan, suatu hal jang m entor , airo ltu sendirihammadijah. " engetjewakan S.I. dan Mu-

Muhammadijah ini tidaklah kehilangan kemerdpi™ • dja ber-sama* dengan SJ. Biarpun pimpinan keaaamadijah dan Kongres AMslam itu t e r pe j angdid^ " ^ S J " Muh3m'

madijah pada lapansan pekerdjaannja melakukan “ T " ton«a":. sos.al tetap tidak ter.ganggu-. Sebaliknja djngaternS/ S * •berpendirian modern dalam hal agama djuea “ SX ,an8sosialis dalam aksinja. ’ p mengandung anasir

Dikongres C.S.I. 2 1 - 2 7 Agustus 1925 di J osia t k

dengan kongres AMslam) Tjokroaminoto meneranTL f rTitu adalah suatu anasir kebudajaan- anasir im lah , \ahwa agama IsIam rak ja t IndonesH Hari , m ilah jang akan memerdekakan

Indones“ Pen.ndasan keekonomian dan penghisapan, jang di.

MASA 1920 — 1930 35

derita oleh rakjat sekarang. Supaja dapat mentjapai tudjuan itu S.I. akan

memperbanjak sekolah3. Djuga dikemukakannja suatu fikiran baru, jaitu

organisasi gerakan „tandzim” untuk penjusunan kehidupan rakjat dalam

ekonomi, sosial dan kebudajaan menurut dasar" Islam. Selandjutnja ia

melawani usaha kapitalisme jang bersifat perusak itu San akibatnja:

imperialisme. Terhadap Dewan Rakjat diambil sikap non-koperasi sama-

sekali; sikap in i berlaku djuga terhadap badan perwakilan jang lain'-’.

Daripada jang tersebut diatas itu kelihatanlah, bahwa S.I. mentjoba •

memperbaharui diri dengan djalan pan-Islamisme, nasionalisme Islam, aksi/

menentang kapitalisme, non-koperasi terhadap badan^ perwakilan. Tetapi

kemundurannja tidak dapat ditahan. Mula" kelihatan aksi pan-Islamisme itu

akan berhasil rupanja, tetapi kemudian ternjata bahwa S.I. menemui rintangan jang baru".

Adalah permakluman dari Radja Ibnu Saud tentang Kongres-Islam-

sedunia untuk membitjarakan pemerintahan di Medinah dan Mekah. Ber-

hubung dengan inilah maka Komite Kongres Al-Islam (suatu badan tetap),

jang didirikan menurut keputusan Kongres Al-Islam ke-2 di Garut, me­

mutuskan akan mengirim utusan kekongres-dunia jang akan diadakan pada

1 D juni 1926 di Mekah itu; utusan itu ialah Tjokroaminoto (C.S.I.) dan

Hadji Mansur (Muhammadijah). Oleh karena dengan hal demikian Kongres

Al-Islam itu menggabungkan diri pada Kongres-Dunia di Mekah itu, maka

lalu Kongres Al-Islam itu diganti namanja dengan „Kongres Islam Sedunia,

tjabang Hindia-Timur” atau M.A.I.H.S. (Muktamar al-Alam al-Islam faral Hind asj-Sjarqyah).

Kedua utusan itu menjampaikan laporan perdjalanannja kepada kong­

res bersama dari P.S.I. dan M.A.I.H.S., jang diadakan di Surabaja bulan

September 1926. Diambil keputusan ketika itu mengadakan kantor tetap

dari M.A.I.H.S. di Surabaja, dibawah pimpinan Agus Salim. Sesudah ini

maka aksi untuk agama Islam diperhebat dan djuga diadakan propaganda

untuk „Hadz organisasi Hindia.” Organisasi ini didirikan sebagai badan

penerangan perdjalanan untuk orang3 j ang hendak naik hadji, jaitu se­

sudah kedua utusan ke Mekah tadi melakukan pemeriksaan untuk itu dinegeri Arab.

Tetapi ternjatalah, bahwa sebenarnja aksi untuk Kongres Dunia di

Mekah dan organisasi hadz itu, keduanja menjebabkan S.I. mendapat per-

lawanan; dalam hal in i perlawanan itu datang dari pihak golongan Arab

dan golongan bangsa Indonesia jang beraliran kuno (konservatif) di Djawa;

sebabnja ialah mereka itu kuatir akan masuknja adjaran Wahabi dengan perantaraan kedua badan itu.

Dalam bulan Nopember 1926 timbullah pemberontakan komunis*- pem-

beiontakan in i menjebabkan seluruh pergerakan sangat terkedjut, djuga

P.S.I. Tetapi pergerakan tjuma sebentar sadja sepi; karena berhubung de­

ngan djadi lemahnja kaum komunis, adalah pengharapan lebih baik bagi

36 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

S.I. un tuk naik kembali. Barangkali dengan memperbesar keaktifan jang

bersifat kiri, jang tadjam !

Dalam bulan Desember 1927 S.I. tjabang Surabaja menentang dengan

keras Dr. Sutomo (pemimpin Studieclub) jang menerangkan dalam pembi-

tjaraann ja dengan wartawan (intervieuw): tidak menjetudjui komunisme

dan perkosaan dengan sendjata, tetapi memang sungguh ada hal2 jang

mengadilkan perasaan kurang senang; bahwa dalam hal3 jang tertentu ada

ba ikn ja bekerdja ber-sama2 dengan pemerintah djadjahan; bahwa djika

pemerintah memang bermaksud baik untuk memadjukan rakjat Indonesia.

harGslah diberikan kepada orang Indonesia pangkat2 jang memberikan pimpinan.

Dari pihak S.I. la lu dianggap, bahwa kaum nasionalis dari Studieclub

d jad i hanja bermaksud mendapat pangkat jang bergadji besar pada Guber-

nemen dan bahwa kaum nasionalis itu bersikap koperasi atau non-koperasi

tidak berdasarkan kejakinan jang kokoh; oleh karena itu S.I. memperlaku-

kan disiplin-partai terhadap Studieclub itu. Tidak seoran« djuga anggota

S.I. boleh tinggal mendjadi anggota S.I. boleh tinggal mendjadi anggota club itu.

Suatu aksi jang lain, dilakukan dengan perantaraan M A I.H .S . jaitu

organisasi jang diurus oleh S.I. ber-sama2 dengan Muhammadijah D i’ kon«-

res S.I. dan M.A.I.H.S. d i Bogor jang diadakan djuga dalam bulan Desembe"r

1926 ber-sama2, dikemukakan oleh M.A.I.H.S. kemarahannja terhadap sa­ngat banjaknja tjampur-tangan Pemerintah dalam urusan a Islam.

Oleh-karena itu diambil suatu mosi menentang peraturan2 Pemerintah ian»

mengenai perkawinan, urusan mesdjid2 dan peladjaran agama Islam

Dikongres kombinasi S.I. _ M.A.I.H.S. jang diadakan sesldaVTnn^res diatas tadi, di Pekalongan pada 14 — 17 Djanuari 1Q97 . kon»re

, + , ■ • x r u 1927 diambil putusan■*km memadjukan, antara lainnja, „pertan,aan terbuka" dan sebaeainia-

pertanjaan itu ia la h : Berdasarkan hukum manakah Pemerintah djadjahan

itu mentjampuri urusan agama Islam, padahal katanja ia berdiri diluar

segala agama. Dapatkah ada kepertjajaan antara sesuatu bangsa dan sesuatu

Pemerintah jang berbedaan agamanja, djika bangsa itu tidak dibiarkan

mendjalankan agamanja dengan se-merdeka2nja (pertanjaan3 in i beserta

pendjelasannja disebarkan pada 9 Mei- 1927 diseluruh Djawa) Oleh kongres

djuga diambil putusan akan mengirim 3 utusan ke Kongres Islam-Sedunia

di Mekah jang akan datang. Didalam anggaran dasar oleh kongres disebut-

kan maksudnja sebagai „menudiu kemerdekaan kebangsaan jang berdasar­

kan agama Islam". D iambil djuga keputusan akan mentjari perhubungan

dengan „Liga untuk menentang tindasan djadjahan.” p s i diperbaharui

organisasinja dengan mengadakan 3 departemen daerah (Djawa Barat, Te-

ngah dan Timur); masing2 departemen daerah itu mempunjai seorang ketua-muda.

Sesudah Iton^res in i aksi S.I. smat diperbGsarj pGrkataan.2 jan^ di^xina

MASA 1920 — 1930 37

kannja amat tadjam. Mereka melihat harga metode tjara bekerdja kaum

komunis, maka didjalankan djuga aksi dengan perantaraan kumpulan

ketjil", mengadakan kursus^ tertutup dan rapat- tertutup di-kampung*.

Selain daripada Islam dan sosialisme dipakai djuga nasionalisme Indonesia

sebagai dasar aksi. Sesungguhnja oleh semuanja ini naik pula kembali banjaknja anggota S.I.

Pemerintah djadjahan mengetahui, bahwa S.I. mulai mendapat hasil

jang baik dengan propagandanja jang sudah diperhebat itu; lalu S I.

diantjam oleh Pemerintah (didalam Dewan Rakjat); dan djuga ditangkapi-

lah pemimpin dibeberapa tempat (Garut, Sukabumi dan Probolinggo).

D juga diteiangkan oleh Pemerintah, bahwa ia menganggap tidak pantas

„pertanjaan terbuka” jang tersebut diatas tadi.

Djuga tidak disetudjui oleh Pemerintah, bahwa S.I. itu akan mengga-

bungkan in (ini baru maksud sadja) pada „Liga untuk menantang tindas- an pendjadjahan.”

Dikongres 28 September — 2 Oktober 1927 di Pekalongan, pengurus

besar P.S.I. bersikap lebih djinak kembali, berhubung dengan antjaman

Pemerintah t a d i! Dikongres ini diterangkan oleh Hadji Agus Salim, bahwa

aksi menentang kebidjaksanaan pemerintah (tjara memerintah), bukan

mengandung perlawanan terhadap Pemerintah itu sendiri. Terhadap Liga

diterangkannja, bahwa buat sementara waktu akan ditjukupkan sadja de­

ngan mengirimkan kabar= kepada badan itu, supaja disiarkan diluar

negeri mula- sekali akan ditjoba dulu mengetahui keadaan organisasi Liga itu lebih djelas.

Tentang kongres di Mekah diterangkan oleh Salim, bahwa kongres itu

tidak ada lagi; Radja Ibnu Saud sudah meniadakan kongres itu, sehingga

M.A.I.H.S. harus mendjadi suatu kongres Al-Islam Hindia sadja kembali.

Dikemukakan selandjutnja tentang perlunja suatu „Madjelis Ulama” jang

dapat mengadili segala perselisihan dalam hal pengadjaran agama Islam;

didalam Madjelis akan duduk ahli' agama Islam.

Surjopranoto mendjelaskan suatu maksud untuk mengadakan aksi per-

ekonomian; pendjelasan in i tudjuannja ialah, supaja diadakan suatu Madje­

lis Perniagaan, sebagai badan perhubungan antara perdagangan ketjil dan perdagangan besar.

D iambil djuga putusan menjetudjui usul Ir. Sukarno dari P.N.I. (jang

mendjelas an sendiri usul ini), akan mengadakan suatu barisan persatuan

ber-sama- dengan partai- bangsa Indonesia jang lain djuga partai kaum

listen, maksudnja ialah supaja terdapat persatuan aksi dari semua gerak

an di Indonesia menurut garis- itu ber-sama-. Salim menerangkan tentang

hal ini, bahwa S.I. sesungguhnja tidak perlu akan suatu federasi jang de­

m ikian itu untuk dapat memperoleh lebih banjak hasil dari aksinja sendiri,

tetapi biarpun begitu, menimbang menggabungkan diri dalam federasi itu ada djuga faedahnja.

38SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESl*

diri S I 15S t >! 26 — 29 Djanuari 1928 di Djokja m em pe ringa ti hari b e*

„M ad je lis U l Seba8a i d im aksudkan d ah u lu itu , d iad akan lah d j u ^ ,

la m M ad je lis3^ 3” *tU’ te tap i M uham m ad ijah t id ak m au tu ru t d u d u k d i ^

su a tu m a d je V Sehingga bo leh d ikatakan , bahw a m ad je lis itu sebenarn J1’

kekuasaan an * adan:ia> d;iadi d ilu a r organ isasi in i t id a k m e m p u n j^

sedang d i k e r d ' t D ikongres itu d ib it ja rak an d juga ta fs ir Kuran, ja*1^

pe rtam a , te r n i l t 1 °leh Tj ° kroan iinoto- D a r i Penerbitan b ag ian5 j a ^

L a h o re ; ’ lan taran — ’ bahw a ta fs ir itu d idasarkan atas ta fs ir A h m a d i j ^

k e r a s ! Salim 101 t im b u lla h dalam S ia n g a n send iri pe r law anan j a ^

d a r i kaum kunom t nerangkan ’ bahWa dari SCgala d jen is ta fs ir K u ra n > n ja ia la h A h m a d " l Um m u k ta z ila h> ah li s u fi dan golongan m odern (an ta i’**

Jang pa lin g baik I W ah ab ib a ru dan k aum th eosofie), ta fs ir Ahmadijahl3^

te rpe lad ja r. Teton- Uk memben kePuasan kePada Pemuda2 Indonesia m e n d ja d i k u r a n e Per] af anan terhadaP ta fs ir T jokroam ino to itu barU^ 11

djutnja, sampai Marti11?ah diambl1 kePutusan menunda penerbitan s e l^ '

Ketentuan in? S b i ^ hT mengaf “ ket<*tuan terhadap tafsir i t *organisasi SJ. bagian k* e is Ulama Indonesia ( d j^ .memutuskan, bahwa terrii i t ,P tem ber 1928 di Kediri, ja 1

kan dengan Penglwa an r f ’V b°leh ^ s k a n , asal dilaK*'djemah) dibantu oleh * U Tjokroaminoto (p e n t^ '

s , M u t,mMKaua" “ " c r K a S r j - 1 AAhr d B e ;e Men^Muhammadijah dan kaum kuno berwn, ~~ Ahmadijah dibant3

“ T s t ' K P“ B "-h S r ? » 8 ~ m e n a n ^ '*

M am ,” ama “ rn'J” d|ak 1929 ^ "g a i, J . . , t

Indonesia Baia \ daripada bertambah madi.m' , ^disebutkan nan ti? r l aksi golongan nasionalis fPri w r 3 3n “ l o npan Hioi dibawah ini. Sesudah ini dits^k erPelad;iar, j ang

gan djalan mengadakan kongres’ sepropinsi* m8ntjari perb^ kan dC'

daerah Djawa Timur^ memLtTartkan tk o n o ^ ’ jang diadakan oleh P .S1'1'

itun surdahniSda k f kerdja- ° leh Pemi™ StudTecluPb0li!ik> Pergei’akan w a * ^

nartai d ia d l k6pada Saat akan ™ngubah ciuh ° ’ jang ^ tlxpart , diadakan perlawanan terhadap nemhiH 'la itu mendjadi s u ^ . Diterangkannja bah«,a ^inaaap pembitjaraan nemimDin3 <?t tad l *

demikian >e,K t^ ~ b e t d i i ‘ = “ rU

harga sama sekali; S.I. amat mement,ngkan i!’, ' ® 11"8" , 1"'-1' lidak .’’J i t sekali mengmdahkan na^naHc™*, SIanusme dan amat sediK

* * ^ ^ ka / c r r 5 ' s a r s hnia diu8“ dir am isi £nundjukkan keburukan beristeri banjak d a ' Wamla D r' Su,om° -dapattah terdjadi ha, j ang baik ada „„ak, j ' ™ 1'™ '™ >“"« mudah ‘' p a dan 6 orang ibtl , Bel, aI1,,ku, dengail „ J " * mempumai 6 orang t “Piran bahwa aMmo t„i , . ednu Tjokroaminoto meneran °kan, wa agama Islam tidak memermtahkan poligami, tetapi a g a ^ a

M A S A 1920 — 1930 39

Is la m m e n g iz in k a n p o lig am i. D ju g a ia m enganggap , bahw a oleh karena

a d a n ja p e re m p u an le b ih b a n ja k d ar ip ada laki% m aka posisi k aum perem ­

p u a n d e n g an p o lig a m i ja n g sah, ada lah le b ih b a ik d a r ip ada po ligam i jang

t id a k sah .

D ik o n g re sn ja s e n d ir i itu S.I. d iserang__bukan o leh S tud iec lub sadja.

te ta p i d iu g a jo leh P .P .I.I . (P p r jk a tan_E £d3 im punan Is te r i Indones ia). Sarekat

M a d u ra d an P .N .I. te n ta n g soal po lig am i in i ! D engan d em ik ian ia m em beri

lrpserrmatan ia n g b a ik kenada kaum nasiona lis m en jebarkan p ik iran "n ja .

P a d a 2 — 6 A gu s tu s 1929 P.S.LI. daerah D jaw a Tengah m engadakan

k o n g re sn ja d i T ji la t ja p , p u n dengan h as il ja n g sed ik it, seperti d i D jaw a

T im u r . D ib it ja r a k a n non-koperasi, pe rhubungan dengan lu a r negeri dan

d e n g a n o rgan isas i3 d a la m negeri, kap ita lism e dan ko lon ia lism e . Soal w an ita

t id a k d ib it ja r a k a n .

K ongres P .S .I.I. d ae rah D jaw a Barat pada 16 — 19 Agustus 1929 di

G a r u t a d a la h le b ih be rhas il. Dikongres in i b e rb itja ra d jug a Ir . Sukarno dan

G a to t M a n g k u p ra d ja d a r i P .N .I., keduanja m end je laskan r iw a ja t kap ita lism e

d a n im p e r ia lism e d an m e n u n d j u k k a n keperluan adan ja persatuan ia n g

ko k o h . su p a ja m endapa t lrom ho ii kem erdekaan; m aksud in i akan te rtjapa i

h a n ja la h d engan k e k iia tnr. d a r i nasionalism e ja n g tid ak dapat d ipatahkan .

B ebe rapa u la m a rnem b it ja rakan nasionalism e berdasarkan Is lam . Jiongres

i t u d ih a b is i dengan se ruan : . .I n d o n e s ia M erdeka .”

N ja ta la h , b ahw a h a d irn ja Bung K arno dan pem bitjaraan m enud ju

In d o n e s ia M erdeka itu la h ja n g m em bangk itkan semangat dikongres in i.

K ongres P .S .I.I. 24 __ 27 D januar* 1930 (sesudahnja tei’d jad i penang-

k a p a n p e m im p in 2 P .N J .) , d i a d a k a n d i Jo g ja keh ilangan sebagian besar

d a r ip a d a p e n g u n d ju n g kongres itu; Jan6 d ja d i sebabnja ia lah : d ium um kan,

b a h w a D r . Su tom o ja n g akan m em b itja rak an ha l penangkapan tad i

d ikong re s itu , b e ra la ng an ! D ikongfes in i b e rb it ja ra Salim tentang perdja-

la n a n n ja ke Geneve (sebagai penasehat d a r i utusan Negeri Belanda ke

P e rse r ik a tan B angsa3). Sesudah d ib itja rakan h a ls jang biasa (tanah parti-

k u lir , ta n a h e rfpah , aksi-tandhim dsb.) d iu su lk an suatu pem bagian baru

d a la m organ isas i, be rm aksud a k a n m em perba ik i keadaan serikat itu : usul

i t u d ite r im a o leh kongres.

P J . I . d ja d i te rp im p in o leh :

I . Dewan-Partai a tau M ad je lis T ahk im sebagai suatu badan pembuat

a tu ra n p a rta i; ke tua : T j o k r o a m i n o t o (anggota : Agus Salim , Surjopra-

no to d a n 4 o rang la in ).

I I . L u d jn a h T an fid hy ah sebagai suatu badan m endjaJankan penetapan*

p a r ta i itu , te rd ir i d a r i semua d irek tu r departem en (Urusan Um um ,

K euangan , Ib ada t, P engad jaran , P e rburuhan dan P e r ta n ia n , Pergerakan

w an ita , Pergerakan pem uda).

K e tua : S angad ji d an ke tua m uda : D r. Sukim an.

v

40 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Tjabang- partai adalah bagian- jang biasa, tidak mempunjai kedudut

an istimewa; tjabang- itu dipimpin oleh pengurus- tjabang jang diawasi

oleh suatu badan (madjelis) jang terdiri dari anggota2 jang boleh diper

tja ja i; madjelis in i berhubung dengan Dewan-Partai.

Anggaran Dasar jang baru, menjebutkan antara lainnja, bahwa tudjuan P.S.I.I. ialah :

a. membangunkan suatu persatuan jang kokoh antara se m u a Muslim me­

nurut peraturan- agama Islam untuk memadjukan kesentosaan negeri dan rakjat;

b. bekerdja ber-sama* dengan perkumpulan jang lain=, untuk kepentingan umum.

Berhubung dengan tiadanja aksi P.N.I. (aksi ini sangat berbahaja batf

I ' L l ™endapat banjak an8S°ta) dan dengan adanja harapan baik untuk mendapat kembali lapangannja, sebagai pada wakt„ kaum komuni.ditangkapi dahulu, berangkatlah Tiokroaminotn „ komuni>Maret 1930 keseluruh Diawa , Jokroam n,oto dan Salim dalam bulan Iaret 1930 keseluruh D jawa untuk mengadakan propaganda di 8 tempat.

Pada 5 Mei diadakan selandjutnja rapat jang hnrcn a- oq + d i D ja w a ! sekali in i bermaksud terdapatnja fkerdja paksaan. iJengnapusan segala djenis

Pada 28 Desember 1930 diadakan oleh 22 tiah™ ^ -

rapat* untuk mendapat keringanan beban pad iit DjaWa inipaksa, penghapusan potongan upah dan gadji, tidak ’ penghaPusan kerdjj

nja erfpah. D juga diumumkan tentang kel'uarga ™empcrpandjang lan™-

P.P.P.K.I. Sebagai sebab dari keluarnja itu dit- S I1 - dari gabungan

bahwa P.P.P.K.I. mempunjai anggota hanjalah near3081*311 ° leh pihak S I -

berdasarkan kebangsaan Indonesia dan bahwa1 p p Pulan" i anS se-mata:

Perhimpunan- Politik Kebangsaan Indonesia tidak Permufakatan

dasarnja dengan tjara jang sesuai dengan p s i ? 3U mengubah anggaran

tinggal tetap d jad i anggota gabungan itu (P .S Il ’ SUpa;'a P s -II- dapat

n ja djuga orang Islam jang b u k a n golongan' menenma di adi anggota-

Te.api sebab jang sebenarnja ^ ‘

tidak ada keberatan tentang keanggotaan P.S.I.I * 1 pihak P P P K -t-

keanggotaan jang tidak disetudjui oleh P S I I i t 8 3ng peraturan tentang

tapkannja - bahwa P.S.I.I. menganggap ada haran, 11 P 'S J I - tUrUt men(S

ia berdiri d iluar P .P .P .K .I.! Bukankah dalam Z " J“ g lebih baik-

seka li t idak m e m pun ja i kekuasaan; dengan m e n e Y t P ‘S I 7 ltu sanw , , , T i u ■■ i mengadakan suatu federasiberdasarkan Islam, ber-sama- dengan o rg an ise w *m ja p s , ,

barangkali akan mempunjai lebih banjak pengaruh

Langkah in i adalah satu pula daripada segala ' usaha“ S.I. untuk me-

naikkan organisasinja kembali; ingatlah akan tjara- aksinja jang selalu

ber-ubah2 itu dan metode aksm ja jang selalu ber-ubah= pula, akan mendiri-

\

MASA 1920 — 1930 41

kan organisasi2 bawahan dan organisasi* sangkutan “), pembaharuan partai

tsb. Tetapi satupun tidak berhasil untuk kebesaran partai itu, bahkan, oleh

segala langkah baru itu S.I. djadi makin lama makin banjak mendapat

lawan bilangan anggotanja makin lama makin bertambah kurang. Bilangan

anggota dalam tahun 1930 berkurang djad i lk. 19.000 orang, ketika itu ia

tidaklah lebih besar daripada Muhammadijah jang berdiri diluar politik.

Perlawanan dalam hal keagamaan, P.S.I.I. mengalami dari pihak kaum kuno

(antaranja dari pihak Nahdatul Ulama) dan dalam dunia politik ia dikalah-

kan oleh P.N.I. jang masih muda dan jang lebih bersemangat perdjuangan

itu.

Baiklah disebutkan lagi. bahwa P.S.I.I. tjabang Surabaja dalam tahun

1930 m plawan keras kenar^p Studieclub dan knum nasionalis la in3, iang

rlianggaP-alfih-.SJ *. U-dak_ menghormati agamn Islam. Perlawanan umat Islam

itu ditudjukan kepada tjaranja kaum nasionalis itu memperbintjangkan hal

kundjungan (naik hadji) ke Mekah (dipandang olehnja dari sudut keuang-

an) dan hal poligami (jang menurut pendapatnja menjebabkan kaum wanita

terpandang hina); perlawanan itu menjebabkan lahirnja „Balai Persatuan

Permusjawaratan Umat Islam,” jang terdiri daripada wakil- beberapa per­

kumpulan agama, jang ingin menolak dari „serangan'- terhadap Islam” jang

demikian itu.

Budi Utomo (B.U.). Sikap tenaga sekali jang dianut oleh B.U. pada

permulaan masa jang kedua in i (antara la in terbukti dari pendirian B.U..

bahwa ia hanja menjetudju i pemogokan, d jika kiranja pemogokan itu ber­

dasarkan keadilan; seandainja untuk mendapat kenailcan gadji jang kuat

sebab2nja dan lagi pula disokong oleh sesuatu kas pertahanan jang kokoh,

pendirian mana diterangkan dalam Rapat perkumpulan pada 26 — 28

September 1919 d i Semarang), sikap tpnang itu, dalam masa jang kedua ini

tidak dapat dipertahankan oleh karena aksinja'golongan muda dalam B.U.

Pada 24 — 26 Desember 1921 (RapafpTrrkumpulan di Solo) ketua W ur

janingrat menerangkan, bahwa u s a h a R tt sudah mendjadi bertjabang

tiea

a. memadjukan benpadiaran:

b- mendapatkan kesemnatap 1mt?i bangsa Tnrlnnesia u n tn k _ t u r u t tjampur_

iang sebenarnia dalam pemerintah Indonesia;

c. memadjukan kesentncaan rakjat.’

Meskipun dinjatakan djuga ketika itu keinginan supaja semua badan

•) Organisasi Hadz, Kongres Al-Islanj, Madjelis Ulama; ada djuga organi­sasi wanita ,,Sarikat Perempuan Islam Indonesia” dan satu kepanduan. Begitupun P.S.I.I. mengingini pula beberapa perkumpulan sekerdja ke- punjaan sendiri.

42 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

perwakilan harus terdiri se-kurang2nja seperduanja dari orang Indonesia,

ternjata djuga waktu itu sikap B.U. masih „evolusioner” sekali adanja.

Tetapi ketika perkumpulan pegawai rumah gadai (P.P.P.B.) mengada­

kan rapat pada 15 D januari 1922 jang diadakan istimewa untuk memprotes

kepada pemerintahan djadjahan (berhubung dengan tindakan- pemerintah

sebagai akibat dari pemogokan pegawai pegadaian pada 11 Djanuari).

selain daripada wakil2 S.I. dan P.K.I. hadir djuga wakil B.U. Dirapat ini

seorang wakil B.U. (anggota pengurus besar dari Semarang) menerangkan.

bahwa djuga B.U. akan menjokong pemogokJ itu. Seminggu kemudian

didirikan oleh anggota2 B.U. sebuah komite penjokong, sedang propaganda

dilakukan untuk asas non-koperasi. (Tetapi golongan tua dalam B.U. dapat melemahkan aksi golongan muda ini).

W aktu Pemerintah tidak menerima baik usul* j ang dikemukakan oleh

Panitia-Pembaharuan (Herziemngscommissie) untuk penetapan peraturan jang baru tentang pemerintahan (staatsregeling) padahal itia itu di.

k , Peme" 7 dan tim bul aksi-°tonomi (pada 29 Djanuari 1922 berlangsunglah rapat umum), maka djuga B.U. turut bekerdia °iat ber-sama2 dengan S.I., P.K.I. dan P.P.P.B. dalam aksi itu &

W aktu terbukti bahwa rantjangan Pemerintah sendiri tentang peraturan pemerintahan baru amat konservatif adanja, maka i a = u1922 B.U. mengadakan rapat-perkumpulan luar b i a s a " 4 - ^ N° pember

tah d jad jahan diperingatkan dengan keras dan atas im Pemf n n 'jtu akibat- peraturan baru

Dalam radicale Concentratie Baru jang dibaneun 1922 'B.U. pun ikut; badan in i beraksi untuk peratu Pada 12 Nopember

tidak begitu kuno sebagai jang telah dirantjangkan ^ pE!ner,intah i anS

Concentratie 1918; Concentratie in i bukan suatu h* U ^ erbeda dengan

„parlementer,” tetapi suatu badan bekerdja bersanT " f 830 ;iang bersifat

njata radikal: komunis, sosialis, nasionalis-„Hindi..>>>a 3n ®°lon®H»s janS

Dikongres 1921 W urjaningrat sudah m engarah^n p e T a n d a n ^ n C 'da pergerakan kebangsaan di Arab, Irlandia dan India- maira ^ i b * u .

jang berikutnja golongan muda dalam B.U., sangat ’ u

gerakan di ,„ dia i ,„ . Inilah sebabnja maka so’ m " ";— 2 A p r il 1923 p u n asas non-koperasi d ib itjarakan ^

___ i . .. , , , dKan. Golongan muda mens;-anggap non-koperas! itu perlu, sebab peraturan jang baru tentang peme­

rin tah ,tu tetap bersifat kuno. Akan tetapi djuga sekali in i golongan tua

“ ngCd,pengaruh! ° leh Dwidjosewojo); golongan tua in i ingin member-

sihkan B.U. danpada kritik tentang mendjadinja „k iri” terlihat dalam hal

aksi pemogokan pegadaian dan Radicale Concentratie 1922 tadi. Maka kare.

na pengaruh golongan tua itu lah djuga B.U. selandjutnja tinggal diam ter­

hadap pemogokan pegawai kereta api Mei 1923; wakil2 B U di Dewan Rakjat

(Dwidjosewojo dan Suratmo) menganggap tjukup dengan menjesali tindak-

ann ja Pemerintah jang keras sekali terhadap pemogokan itu.

MASA 1920 — 1930 43

(golongan tua mentjoba mempertetap pengaruh jang sudah didapatnja

kembali itu dengan mengadakan suatu rantjangan — 3 tahun (kongres

26 — 28 D juni 1924 di Solo); rantjangan in i bermuat t jara baqaitnana ke-

budaiaan Diawa dapat mendjadi dasar daripada aksr B.U. Rantjangan ini

antara lainnja mengandung: memadjukan berdiri-sekolah2 kebangsaan,

klub2 tari dan musik, kursus3 sandiwara dan kepanduan. Disamping itu

akan diusahakan kemadjuan dilapangan politik dengan menudju kepada

perbaikan aturan pemilihan anggota badan5 perwakilan supaja orang3

Indonesia akan mendapat pengaruh jang lebih besar. Achirnja tersebut

pula dalam rantjangan itu : milisi Indonesia, penghapusan punale sanctie

terhadap kuli kontrak, upah jang paling rendah (minimumloon) dan bebe­

rapa djam bekerdja paling lama (max, arbeidsduur), d.s.b.

Sikap golongan tua itu, jang terang-an mengutamakan aksi untuk ke­

madjuan kebudajaan (sebagai suatu sebab diketemukan bahwa aksinja B.U

dilapangan politik tidak berhasil), sikap golongan tua itu dikongres

10__12 April 1925 dibantah oleh mereka jang mau mengutamakan soal

politik. Aliran ini untuk sementara waktu menang tatkala pengurus besar

djatuh ketangan orang3 dari Semarang (djadi ketua pengurus besar di-

angkat dikongres itu R. Slamet jang diam d i Semarang; lantaran ini maka

kedudukan pengurus besar dipindahkan ke Semarang). Salah satu perbuat-

an pertama dari pengurus besar jang baru in i ialah, supaja Dwidjosewojo

jang kuno itu tidak diakui lagi sebagai wakil B.U. di Dewan Rakjat (Volks­

raad).S e lan d ju tn ja dikongres 2 — 4 April 1926 di Solo diandjurkan, supaja

B.U. mendjalankan non-koperasi dan andjuran in i disetudjui djuga oleh

kongres. B.U. „sebagai perkumpulan” tidak lagi akan mentjampuri aksi

politik, tetapi hanja akan mendjalankan aksi jang kuat dalam lapangan

sosial; „anggota sendiri3 dibolehkan turut m en tjam pu r i politik. Tetapi da­

lam bulan D jun i 1926 dalam rapat di Jogja keputusan ini ditjabut kem a i,

la lu dengan segera anggota3 jang kini dalam pengurus besar itu, meletak-

kan djabatannja sebagai anggota pengurus besar.

Dalam bulan Desember 1926 jang djadi ketua pengurus besar ialah

Kusumo Utojo. Ketua baru itu menjetudjui auto-activ ite it dan self-help,

tetapi melawan non-koperasi. Pengurus besar B.U., menjatakan djuga ke-

gembiraannja kepada Pemerintah, ketika Pemerintah mengumumkan mak-

sudnja akan menambah banjaknja anggota bangsa Indonesia di Dewan

Rakjat (16 Oktober 1927 di, Djakarta).

Tetapi bagaimanapun djuga B.U. tetap frprsifat. nasionalis sunfiguhj;

in i adalah ternjata dari tindakannja turut serta memprotes terhadap tin­

dakan Pemerintah Belanda atas peladjar2 Indonesia dinegeri Belanda. Djuga

B.U. menggabungkan diri pada P.P.P.]£.I. jaitu federasi jang didirikan de­

ngan inisiatif P.N.I. daripada partai3 kebangsaan Indonesia. In i diterima

baik oleh kongres 31 Desember 1927 — 1 Djanuari 1928 di Jogja. Pengga-

44 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

bungan diri in i memberi kesempatan kerdjasama dengan tidak ada ke-

kuatiran atas kehilangan kemerdekaan B.U. sendiri. Keputusan P.P.P.K1

itu hanja mengikat semua partai itu, djika keputusan- itu sudah diambil

pPp p3J TSU! r! ? jika tid3k didapat suara bulat, maka keputusan’P. .P.K.I. boleh didjalankan hanja atas nama partai- jang menjetudju'

keputusan itu Dikongres B.U. jang tersebut, didjelaskan lagi aksi jang

n didjalankan jaitu terhadap pengadjaran, terhadap pembebasan dari-

J^ng s u d a h ^ r - T f ^ 3 Perdjandjian dan aksi menjokong orang1jang sudah dan hukuman pendjara; dikemukakan pma Didato- haS

anggota b.dan perwaki.an, tentan6 pe to S g koV

Surat kabar rakjat, jang akan .“ “ “ j1.

Ha, in i diberitahukan kepada k o n ^ de„ ga„ S gT ^ 'Z T

Selanda, ^ itu t i/a k " S E S T 'S ?se-keras-nja, supaja B.U. lebih banjak memnerhatiL ltU mel” ,

Praxis dan supaja S.U. mendiundinng t rfn SOal po,itik ^

Raja) serta supaja o r a n g l idones ia ja n g orang- Eropah, tinggal diluar B.U ^ersamaan deng3

Sebagai akibat dari permintaan keras itu, d iam h ili^ ,

kongres 6 - 9 April 1928 di Solo untuk menambah kePutusan dalf !

sar, jang berbun ji: Usaha B.U. ialah turut b e k ^ r P3S31 2 AngSara!1 P „ jang harmonis untuk negeri dan rakjat Diawn S t men«diu kemadj«f

Tambahan itu ialah : dan menudju penglaksanl Bali da» ^ b°si a. Tetapi ditofak usul jang bermaksud membuira" persatuan InAo^

Indonesia (dari Sumatera dll.). Selandjutnia cV !■ ' Untuk semua «

kawat kepada peladjar- dinegeri Belanda jane 1U :,apkan selamat deȣa

tutan terhadap mereka. Diambil keputusan ^ dibebaskan dari *u ,

non-koperasi masuk kedalam B.U., asal mereka r t ° 3n dj uSa peng31111

lagi) tidak merintangi sikap koperasi B U itu V* did^elas'tegaskan seK®

milisi Indonesia diulangi. ltU> Peri«intaan keras tent**

Meskipun kongres ke-20 jang dilangsungkan

Solo membuktikan bahwa B.U belum W i ~~ Desember

geseran kekiri jang terus-menerus tenriata J ? ? g™ S i Manggota terpeladjar dari Perhim punan Inrfnn rena pengaruh bein i ternjata pada tud juan Indonesia I t ? ! 3 dan P P P I - Sebagia®^

jang biasa tenang dan sabar (pidato M r^s ^ ^ nS kelihatan Pada

nn tah , pidato Mr. Wongsonegoro tpnta’ P°mo tentang perubahan PeI! j '

ternjata dari keputusan* kongres j a n f b L V f Sebagiann ja pula £

- * * > « solo; te p „ lusanf i t a ~ us ~ ;

MASA 1920 — 1930 45

nesia 7) dan menutup B.U. bagi orang5 jang dipersamakan haknja dengan

orang Eropah. Dikongres itu kelihatan djuga perasaan pedih jang ada

di-mana2 sebagai akibat keputusan hakim terhadap P.N.I. jang didjatuhkan

beberapa hari sebelum itu di Bandung. Selama tahun 1930 pengurus besar

B.U. terdiri antara lain dari Kusumo Utoyo sebagai ketua, Wurjaningral

ketua muda dan Mr. Singgih sebagai penulis.

Dari keterangan- jang tertulis diatas ini, ternjatalah, bahwa B.U. tetap

tidak sekalipun mendapat pengaruh marxisme atau keagamaan, tetapi sam-

bil berada dalam garis- kebangsaan, B.U. dalam masa 1920— 1930 kelihatan

tarnbah menggeser kekiri. Hal ini adalah hasil propaganda Perhimpunan

Indonesia, jang baik dengan langsung, maupun dengan perantaraan P.N.I.

mempengaruhi pemimpin- B.U. (jang sebagiannja dulu mendjadi anggota

Perhimpunan Indonesia semasa mereka itu beladjar dinegeri Belanda).

Boleh dipudji, bahwa B.U. itu (berlainan dengan S.I. dan komunis),

tidak pernah mentjoba mentjari kekuatannja dengan djalan mengambil

anggota2 partai jang lain- atau menjerang partai jang lain-. Pada pengha

bisan 1930 anggota B.U. ada kira'-' 1-700 orang.

Perhimpunan Indonesia, perkumpulan peladjar2 Indonesia dinegeri

Belanda ini didahului oleh Indische Verening” (Perkumpulan Hindia),

jang didirikan disana pada tahun 1908; Perkumpulan Hindia ini bermak-

sud memperhatikan kepentingan orang Indonesia jang ada dinegeri Belan­

da. Perkumpulan itu mempunjai arti sebagai suatu pusat untuk bertjam-

pur gaul dan perhubungan bersuka ria antara peladjar- Indonesia; pa a

masa itu bilangan peladjar2 itu masih sedikit. Meskipun tidak bersita

Politik, organisasi itu sudah bersikap Indonesia umum: maksud jang pei­

tama kali jaitu untuk mendirikan tjabang perkumpulan orang Djawa Bud!

Utomo, tidak dapat didjalankan; pun tidak berubah sikap perkumpulan itu

dengan adanja „orang Hindia” - Suwardi Surjaningrat dan rijpto Ma-

ngunkusumo — dalam organisasi itu (tahun 1913 semasa mereka itu ctaia

Pembuangan). Tetapi lama-kelamaan timbullah keinsjafan P01 1 ’ pa a

Peladjar2 itu, sebagai terbukti dalam isinja madjalah bulanan „Hmcua

Putra” jang dikeluarkan semendjak bulan Maret 1916.Lalu atas tindakan kaum etik Belanda dapat diadakan suatu gabungan

dalam bulan Nopember 1917 antara Indische Vereniging dan organisa i

Peladjar2 Tionghoa dan Belanda (peladjar3 Belanda ini ialah hanja melT n

jang nanti akan bekerdja ditanah djadjahan). Verbond van Studeren

(Gabungan Perhimpunan Peladjar3) itu bermaksud akan mema ju an

7) Pasal 4 dari Anggaran Dasar jang membuka B.U. u n^ n f rs a m a anMadura, Bali „dan golongan2 bangsa lain J ^ g kebudaP3^ ^dengan orang2 jang disebutkan bermula tadi, pas _ ^ebudaja-bahwa jang dimaksudkan dengan „golongan bangsa laannja bersamaan” itu ialah orang Indonesia jang lai

46 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

gaulan antara ber-djenis- peladjar itu dan akan membangkitkan perhatisn

pemuda- Belanda untuk „kewadjiban” negeri Belanda terhadap Indonesia

Gabungan ini makin lama makin mundur, ja itu akibat perlawanan2 antsrt

bangsa- dikalangannja; dan lima tahun sesudah berdiri perhimpunan it“ dimatikan.

Oleh karena diam dinegeri jang merdeka dan perhubungan dengac

putera-nja memperkuat perasaan kebangsaan sendiri; oleh karena dja^

^-dari TanaB Air, djadi melihat keadaan perhubungan3 disana lebih nja{3;

oleh karena dalam pergaulan dengan peladjar2 bangsa Asia jang lain m*

dah mengetahui dengan se-baik=nja, apa jang kedjadian di-djadjahan2 jan5

! lam; oleh karena di Eropah mudahlah berhubungan dengan ber-djenis'

I golongan humanistis dan politik dll., maka menjalalah perasaan kebangs*

an pada_peladjar2 Indonesia itu, sehingga mendjadi kuat perasaan bah*»

L mereka itu sebangsa, ja itu bangsa Indonesia, dan lemani-ifc tieP3''I semua perbed»„ dalam ha, pcrasaa„ or” g‘“ » f s a

an sesudah perang duma dan datangnja bandjir ber-djenis" tiita5

baiu , perasaan jang ada itu mendapat persangkutan i- rfpnZa<lkeinginan jang tegas mau melemparkan ikatan Pe J J u “ 5 • T art*

A irn ja Bersama dengan itu timbullah kejakinan bib 1 n dari si

pendja3jah tidak akan memutuskan sendiri ikatan’ itu d * * oleh kare ^

in i harus dilakukan oleh putera2 Indonesia sendiri. ngan sukarela’

Nama Indische Vereniging dalam tahun 1929

sische Vereniging. M adjalahnja H india Putra bulan 5 dengan h„t kan sebagai keterangan dasar Perh im punan : Maret 1923 menjebu

mengusahakan suatu pemerintahan untuk W i t

y r gung djawab hanja kepada rakjat I n d o n e s a j ang

> T ,■ jang demikian itu hanja akan dapat d itianai o T ’ bahW8 ^ rif Sendiri, bukan dengan pertolhnaQ« • . orang Indone

' djenis perpetjahan tenaga h a r u s la h ^ n d a r S lT s d j^itu lekas tertjapai. ’ supaja tudJ

Oleh karena itu dari sipendjadjah tidak pernah danat suatu apa kedjurusan itu, maka dianggap sikap rm diharapka

Sikap jang benar. Sikap in i ■

dalam madjelis* perwakilan, jang maksudnja hendak ml ,!hMn «*' njesatkan) perhatian orang' Indonesia. Harus dikerdjakaT nemibenW11’' jcekuatan nasional jang teguh memadjukan tenaga rak at ?ah." dan hanja sesudah demA.an itu barulah hak bangsa" untuk mengatur K sendiri (zelfbeschikkingsreeht, asas Wilson), hak jang sudah ber-abad’ indjak2 oleh negeri Belanda, djuga bagi Indonesia bisa mendjadi suatu * jang njata. ^

Pikiran tentang persatuan rakjat, hak mengatur diri sendiri, demo^.^

menolong diri sendiri, pembentukan kekuatan, non-koperasi, semuaoJ3 ^ jang dianut oleh Indonesische Vereniging itu semendjak tahun 1922.

MASA 1920 — 1930 47

tahun 1924 perkumpulan itu dinamai „Perhimpunan Indonesia” dan ma-

djalahnja ..Indonesia Merdeka”.Keterangan dasar jang baru, jang lebih djelas, ditetapkan dalam tahun

1925 dan berbunji sebagai berikut:1. Hanja suatu Indonesia jang merasa dirinia satu, sambil menjamping-

kan segala perbedaan2 antara suatu golongan dengan golongan lain,

riapat m p m a tah lfa n VpifnnsaaiL pendjadjahan. Tudjuan, bersama . —..j>ern-

bebasan Indonesia — memjnta jiengan ke^aj adanja siiatu aks|_umum .

jang insaf, bersandar atas kekuatan sendiri dan bersifat kebangsaan.

Turut tjampurnja segala lapisan Rakjat Indonesia dalam perdjuangan

kemerdekaan ini, ialah djuga suatu sjarat jang terpenting sekali untuk

mentjapai tudjuan itu. . . . . , ,2. Unsur jang terkemuka dan terpenting dalam tiap- masalah pemenn-

tahan, ialah kepentingan iang Perlawanan antara„siE.endiadLalU dan

siterdjadjah.Maksud dari p o l i t i k s ip end jad ja h untuk mempertipis dan menutupi

unsur itu harus disambut dari pihak siterdjadjah dengan mempei a

djam, memperhebat semua. hal jang berlawanan xtu.

3. Oleh karena sudah terbukti, bahwa pengaruh pe" df djahan beirai merusak terhadap keadaan badan dan djiwa kehi upan ni o SgCTala

ruslah sementara itu dikerdjakan se-keras-nja me

keadaan, lahir dan batin. mempropagandakanRantjangan pekerdjaan terdin antara lam dan . me" pr p 8erdekaan

dasar2 in i dengan se-kuat2nja d i Indonesia; membawa soal ke

it u kedalam perhatian in ternas iona l.

Propaganda Indonesia dilakukan: Indonesia Merdeka”)( r ) dengan perantaraan madjalah p e r k u m p u l a n ^

jang mendapat sungguh banjak pengaruh (^ai hal, jang pai ingjang bersemangat dari pemuda2 dan membxtjarakan n

mengenai hati, dengan tepat dan dengan tenu; e djarann;ja (tentang

2 . dengan perantaraan orang3 3311® sudah tam P

hal ini akan dibitjarakan lebih landjut dibawa

3°. dengan perantaraan orang2 jang djadi Perj ubu^ egeri Belanda.

4 . dengan perantaraan o r a n g 2 jang pergi Perl°p nrooa^anda itu.Dibawah in i akan terlihat, betapa besar akiba nj “ dunia luar

Memperlihatkan tudjuan kebangsaan IndoneSia luaran tidak me-

dilakukan atas pertimbangan, bahwa oleh kare" a Lnsanggap, se-akan3 ngetahui usaha2 Indonesia, mereka itu ™ung ,Belanda dan tidak ber-Rakjat Indonesia itu senang dengan pendjadjah - belakangan ini,

usaha akan mendapat kemerdekaannja. Hal jang er BeIanda kepada

adalah amat seringkali dibajangkan dalam pr°pa?. dengan badan’

dunia internasional! Usaha ini menimbulkan ke timbullah •ian3 djuga mengingini k e m e rd e k a a n Indonesia; maka itu timbullan .

48SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

1. perhubungan dengan Internasionale Komunis,

f3\ fk u tUsert&an dengan Liga Pencntang Tindasan Pendjadjahan, dan a pada kongres- internasional jang bersifat humanistis.

ei u ungan dengan Komintern itu, jang berarti kerdjasama anta1'3 a iran jang bersifat anti-imperialistis-nasionalistis dengan jang bersif3*

: i ; ; : P1I al,StlS‘Pr0letaris’ Perhubungan itu ditjari Oleh Komintern be>-sc ' l ™ L ! eilgan Politiknja semendjak tahun 1924, j aitu untuk tidak hani3 _j g P^gerakan11 kaum buruh dan tani sadja, tetapi djuga me'*'

Komint " r9erakr = keban9saan rakjat* jang terdjadjah; dalam hal «tl1 jvom intern m engharap :

b) kau-m komunislah janS akan memimpin kerdjasama itu,

gabung !tu Ilan k°mUn,S itU akan dapat memasuki golongan2 jang te»~

. f aum , terpeladjar dari Perhimpunan Indonesia m e ng e ta in 1*

k a re n a itu SUpaja tak bisa dipengaruhi oleh kom i.n i^

fuaran a l itU hanja dipandang dari luar, oleh orangtu ln ia ' oerhuh ”berbahaja” untuk pemuda* nasionalis itu; tetapi s e l^ '

kerada K m ! ngan Udak Pemah r3pat d3n Udak memberi p e n g a ^ kepada K o m in te rn terhadap studen^' Indonesia. Sem aun, ja n e di Diawa te r *

lihat sebagai sebuah gunung diatas sebuah dataran, adalah seorang ja> ^

biasa sadja ditengah peladjar2, jang bersendjatakan pengetahuan ekonoO1*

^3n ?qor jang 1U3S' Sebaliknj a terdjadilah, pada malam tangcal 5 Desen"1' ber 1926 di Leiden, Semaun sebagai wakil P.K.I. membunt v f t i ?

Mohammad Hatta sebagai wakil Perhimpunan Indonesia- k t-i/3 * 60 Am*berontakan komunis itu hanja sebagiannja (di Sumator'i'i G ' u* tetapi di Djawa sudah tertindas, sehingga Semaun berdjala* ^

lihat akibat pemberontakan jang didjalankan tidak spt-ifc3 ?Utus asa 111 Kontrak itu berbunji sebagai berikut: etahunja itu.

„Menimbang bahwa suatu pergerakan rakiat i-,™ i . -in

adanja (dan lantaran itu perkokohan tenaga keh-,* uat san§at Pel

diharapkan) untuk perdjuangan kearah kem erdeka^T onesia ^dibuatlah perdjandjian in i : ^rdekaan Indonesia,

Pasal 1 perhimpunan Indonesia, jang harus mendjelma tum bu*

mendjadi suatu partai-rakjat kebangsaan Indonesia, berdiandii akan b e k e r ­

dja dilapangan politik dan sosial se-njata=nja b a g iT p enUngan

Indonesia. Perhimpunan Indonesia itu berkewadjiban memegang pimpina n

tertinggi dan pergerakan rakjat di Indonesia seumumnja dan memiku l

pertanggungan djawab sepenuhnja tentang pergerakan itu. Lapangan s o s i a l ialah mengenai pengadjaran rakjat, ekonomi nasional, kesehatan rakjat d a n

segala sesuatu jang berfaedah mempertinggi tenaga-kebangsaan daripada rak ia ts).

s) In i sesuai dengan keterangan tentang dasar P.I.

M A S A 1920 — 193049

Pasal 2, P .K .I. h a ru s m e n g a k u i p im p in a n P .I., sebaga i sudah d id je las

k a n d a la m pasa l 1 d a n h a ru s m e m p e r t ja ja i P .I. d engan sepenuh h a ti P K i '

d an sem ua o rgan isas i °) ja n g m asuk P .K .I. itu h a ru s b e rd ja n d ji , se-kalr* t id a k ak an m e r in ta n g i pe rgerakan r a k ja t be rs ifa t kebangsaan , ja n g akan

d ip im p in o leh P .I. itu , se lam a P J . te tap m e n d ja la n k a n p o li t ik untuk m en

t ja p a i k em e rdekaan Indones ia .

Pasal 3. Segala pe rtje takan ja n g sam pa i p a d a w a k tu itu , acja ^

tangan P .K .I . h a ru s la h d ise rahkann ja kepada P .I. m e n u ru t sjarat- jan<*

n a n t i a kan d ite ta p k a n . P .I. b e rd ja n d ji akan m e n ju s u n sua tu persuratk-aK a

an kebangsaan . a i '

T e tap i k o n tra k te n ta n g pengakuan k a u m kom un is atas p im p in a n kaum nas iona lis itu , t id a k la h d ja d i d id ja la n k an . E k k i (Executief Comite d a r ‘

In te rn a s io n a le Komunis) m enganggap itu sua tu kesa lahan besar, seh ingga

S em aun te rpaksa m e n t ja b u t kontrak itu dengan lekas d an dengan terang1- an.

Sem en ta ra itu te r n ja ta la h dari k o n tra k itu d ua h a l dengan am a t d je las

ja i t u :

a. bahwa anggota P .I. jang amat m uda2 itu (jang paling berpengaruh antaranja ketika itu ialah Mohammad Hatta dan Subardjo) sudah m em punjai n iatan hendak menguasai seluruh pergerakan Indonesia,

b. b ah w a m e reka i tu b u k an kom unis 10).

H a l b. in i d a p a t d ju g a terbukti d a r ip a d a pe rhubungann ja dengan „L ig a

p enen tang t in d a s an p e n d ja d ja h a n ” (L ih a t la h baw ah).

A k s i P e rh im p u n a n Indones ia d a lam L ig a itu , seperti te lah d itu lis

- d iatas , d ju g a t im b u l sebaga i ak ibat d a r ip a d a usaha akan m enund jukkan

kepada d u n ia a d a n ja pe rd juangan kem erdekaan kebangsaan Indonesia.

A d a p u n L ig a i t u d id ir ik a n dengan in is ia t if M unzenberg , anggota Reichstag

D je rm a n d a r i g o longan kom un is; b e liau i tu ke tua B antuan M erah In te rna ­

s iona l (sua tu b ad an kom un is ). M u la2n ja organ isas i itu d im aksudkan sebagai

sua tu ko m ite ja n g akan m em beri b an tu an kepada korban2 da lam p e rd ju ang ­

an kem erdekaan d i S ir ia dan M arokko. T e tap i ach ira ja kom ite itu m en­

d ja d i su a tu o rgan isas i u m u m P enen tang tindasan p e n d ja d ja h an dan

p e n g e d ja r kem erdekaan k ebang saan ” , be rkedudukan d i B e r lin (tanggal

b e rd ir in ja ia la h 10 P e b ru a r i 1926). Ia be rm aksud (antara la in ) melaksana-

k an p e rh u b u n g a n ro h a n i d an d jasm an i an ta ra sem ua bangsa2 d itan ah d ja ­

d ja h a n ja n g b e rd ju a n g u n tu k kem erdekaann ja d an go longan2 ja n g terperas

di-negeri2 ja n g ra in 5n ja . Ia akan m e n d ja d i pusa t ke rd jasam a dari kaum

°) D ip a n d an g ke tik a itu , bahw a P .K .I. dan S.R. m asih ada k ir in ja .10) U n tu k m e n je m p u rn a k a n ke terangan in i harus d isebu tkan d is im , bah­

w a m asa itu m em ang ada dua p e lad ja r ja n g m en ja takan d ir in ja kom u ­n is, te tap i k e d u a n ja itu t id a k m e m p u n ja i pengaruh pada pe lad jar la in 2, p u n t id a k pada p e rk u m p u la n se lu ruh n ja !

50SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT IN D O N E S ^

omums, sosialis, orang2 jang mengingini perdamaian dunia (pasifis) ^ A ngan aum nasionalis ditanah-djadjahan, djadi dari semua golongan m g m run tuhn ja negeri2 im peria ls.

, 10 15 Pebruari 1927 Liga itu mengadakan di Brussel kong1' ^

sn-'rtii!3" 8 Pert*m ai menentang imperialisme dunia dan tindakan d jad j3 ^

H iartiah !!81?5 j1” 1 tUrUt hadir wakip bangsa2 tanah djadjahan dan seteng3 ., Pprhimr. ' donesia diwakili, bersangkut dengan kaum nasionalis, ole **

A c h ^ r i T u Indonesia (Mohammad Hatta, Nazir Pamuntjak, Gatot ^ ubardjo) dan bersangkut dengan kaum komunis, oleh SemaU1**

m enea0mhneS, itU (diadakan s«sudah pemberontakan komunis di IndoneS ^^ mengambil keputusan, a n t a r a n ja :

S dones iT 11! SimPaU Se_beSar=nja kepada P«gerakan K e m e r d e k ^daja-unaia1! ? menjokong pergerakan itu terus-menerus dengan seg3^

upaja m anapun djuga;

m enuntut dengan keras kepada Pemerintah Bf>ia„,io . i i ,.3 3 ^

bekerdja untuk pergerakan Rakjat Indonesia * \ keme"*eIf £ t !1

pembuangan dan hukum an mati serta mendTalankf ® PUS3n u VM endjadi anggota Liga itu berarti untuk P e S Duna 7 T " ™

sadja mendapatkan perhatian internasional tentaJL “ ? TIndoneSia bU.Ka P i

djuga dengan sendirinja dapat berkenalan dengan ora °* • ones|a>

tanah3 d jad jahan la in dan setengah djadjahan (Wa "a8 •,a|lg sesikap a

Filip ina, Mesir, Siam, Tionghoa) dan dengan kaurii” ^ In d ia ’. Indo Cil\ r jbangsa Eropah, teristimewa kaum pasifis, jane v erPeladjar k iri

senang hati membantu perdjuangan kemerdekaan arena tjita-nja deng3

Konperensi pem im pin2 Liga jang diadakan pada q n -no?di Brussel, mengambil suatu keputusan terhadan t . desember . sebenarnja suatu ulangan keputusan Kongre<? hi,i ° ° IJesia;. kePutusan

bahan jang mengenai penangkapan pemimpin8 3 p ? d ’ dengan dinegeri Belanda. • P Perhimpunan l ndones»J

Pada 4 Maret 1928 diadakan di Berlin sint,, -+,1 -

ketika itu hadir d juga wakil Perhimpunan In d oneS " ‘ ^ ^ *

Pada masa itu tim bu llah dalam Liga itu kecnu„ „1eh

pertjobaan2 Moskou hendak mempengaruhi L iga t 1S n m eSebagai^ aMb.t dari keputusan Partaf B“ r„h' ' £ **“ £ ”®*"

anggota- sosialis keluar pada 22 April 1928 dari Seksi H ^ i° h* t *■ L iS a >

dalam seksi in i duduk djuga Perhimpunan Indonesia 30 ^

.PksiDSogllanderi;imPUnT ,in i kelU1! r kGtlka itU dari seksi itu; sebab d a la m seksi Holland dengan keluarnja kaum sosialis, kaum komunis akan berpe-

ngaruh besar dan mereka itu akan djatuh dibawah p and jr komunis. Se-

m entara itu Perhimpunan Indonesia benar masih berhubungan d e n g a n

L iga Internasional, jang dalam nja disamping kaum komunis masih t e r d a ­pat kaum sosialis dan pasifis.

MASA 1920 — 1930 51

Pada kongres-dunia Liga jang kedua, 20 — 27 D ju li 1929 d i Frankfurt

am Main, tampak dengan amat njata perlawanan2 sebagai akibat usaha

Moskou hendak mempengaruhi Liga itu. Didalam madjalah Perhimpunan

Indonesia disebutkan, berhubung dengan hal itu (Indonesia Merdeka 1929),

bahwa perlawanan sehebat jang kelihatan pada kongres tersebut. Delegasi

Perhimpunan Indonesia tetap tidak suka mendjadikan Liga itu perkakas

Moskou, ia hanja ingin suatu Liga jang berfaedah bagi bangsa2 jang ter-

tindas. Perhimpunan Indonesia berpendapat (sebagai djuga dalam seksi

Holland) tidak berguna tinggal didalam Liga Internasional itu d jika hanja

ber-sama2 dengan kaum komunis. Kongres itu berachir dengan memper-

hentikan perlawanan sementara waktu, tetapi tidak memberi harapan untuk

mendapat perdamaian jang pasti.

D juga dari riw ajat perhubungan Perhimpunan Indonesia inilah ter­

njata, bahwa Perhimpunan Indonesia itu bukan komunis !

Sebagai tjara jang ketiga untuk mendapatkan perhatian internasional

terhadap tud juan pergerakan kebangsaan Indonesia, ja itu ikut pada

kongres- jang bersifat humanistis, Perhimpunan Indonesia diwakili pada

Kongres Demokrat Internasional jang keenam di Bierville (Paris, Agustus

1926) dan Kongres W anita Internasional di Gland (Swis. Agustus 1927).

Selandjutnja d iandjurkan pada anggota-nja. supaja ketika mengun-

d jung i negerr d iluar negeri Belanda, disamping peladjarannja memperluas

pemandangannja dan mengaso djangan se-kali2 melupakan propaganda

un tuk Tudjuan K e b a n g s a a n Indonesia.

„Perhubungan dengan kaum komunis” itu, baik dengan perantaraan

Semaun, m aupun dengan p e r a n ta r a a n Liga, menjebabkan djustisi Belanda

m entjari hubungan pemberontakan di Djawa dengan Perhimpunan Indo­

nesia Pada 10 D jun i 1927 dilakukan penggeledahan atas peladjar2 itu,

sudah tentu sadja tidak berhasil apa8. Tetapi walaupun begitu, dalam bulan

September 1927 anggota2 pengurus Perhimpunan Indonesia itu ditangkap

(antaranja, Mohammad Hatta, jang spesial kembali dari Swiss supaja dapat

ada dinegeri Belanda untuk m e n a n t ik a n penangkapan atas dirinja); mereka

itu d ituduh „menghasut terhadap pemerintah”. Tetapi sesudah beberapa

bulan tertangkap, pada 22 Maret 1928 mereka dibebaskan oleh hakim atas tuntutan itu.

Sungguh peladjar2 dinegeri Belanda itu muda2, m e re k a dengan aksinja

berhasil dapat mempengaruhi dalam banjak hal perdjalanan Pergerakan

d i Tanah A irn ja j ang d jauh itu. N jatalah sebagai akibat propaganda Per­

himpunan Indonesia suatu dasar jang kokoh masuk kedalam Pergerakan

in i ja itu dasar K e b a n g s a a n Indonesia jang satu dan usaha persatuan me-

nud ju kemerdekaan; begitu pula keadaannja dengan dasar tolong-diri

(selfhelp). Sedikit kurang hasilnja ialah propaganda non-koperas i dan

propaganda untuk aksi-rakjat-umum jang bersifat nasionalis, tetapi inipun

mendapat prakteknja pada golongan2 jatig penting.

1(

Studieclub-. Sedang peladjar" bangsa Indonesia dinegeri Belanda ita

dapat hidup menurut tjita-nja dalam Perhimpunan Indonesia, partai3 jan:

telah ada disini ketika itu, bukanlah tempat jang disukai untuk beraksi ■

Baik Kekajaan Kebudajaan Djawa dari B.U., maupun Pan-Islamisme dari

S.I. maupun komunisme dari Semaun, maupun keinsjafan atas Kebudajaan

Sunda dari Pasundan, semuanja itu rupanja bagi mereka itu bukanlah hal1

jang pantas sebagai alat berdjuang atau untuk diperdjuangkan. Suatu tern-

pat jang tjotjok, belumlah ada untuk mereka itu; seperti hendak menge­

tahui keadaan2 disini dengan lebih baik, dan bersiap untuk perdjuangan

jang pasti akan tiba djuga bagi mereka itu, maka mereka itu bersatulah ;

dalam beberapa studieclub (badan penjelidikan), jang satu terpisah dan

jang lain; antaranja ialah di Surabaja (Indonesische Studieclub, jang mull

pertama berdiri) dan di Bandung (Algemene Studieclub) ’*), jang kemudian

mendjadi masing- Persatuan Bangsa Indonesia dan Partai Nasional ?ndo-

!Ce,rdia ClUb:: jang berdiri atas Sikap jane bersifat nasionalistis Indonesia, ialah selain dan pidato3 di-rapat- tertutup djuga mengadakan

T m " ™ 'sen d ir i d ™ Pat‘ ^ ^ « * - ™ ™ P ™ ja i " W *Ind°nesische Studieclub jang didirikan oleh Dr. Sutomo itu (»

salah seoiang dan orang- jang mendirikan B.U., tetani tidak mendapat

kepuasan lagi dalam B.U itu) berbeda atas dua hal dari Algemene Studio club di Bandung, jang dipimpin oleh Ir Sukarno igcmene

Teknik Tinggi Bandung). Perbedaan jang ^ I tStudieclub lebih mengutamakan hal3 jang praktu i 10

Studieclub; perbedaan jang kedua ialah bcrLbu™ “ AlS* Z Zrasi terhadap pemerintahan, jaitu Indonesische S tu d ie S " ? non'k°p;

menurut-keadaan (incidenteel), sedang Studiecluh t ,U non-kopf ‘ asas (principieel). non-koperasi-sebags-

Indonesische Studieclub didirikan 11 Djuli 1094 „ioV, - • a cdah ber-tahun2 dalam politik jang praktis dan ri seorang Jan° su

Jang „mengenal praktek hidup,” ^Indonesische 1“ ggotaSnia T *membangunkan kaum ternfelariL c Studieclub itu bertudjua*, - * ? teipelaajar supaja mempunjai keinsiafan kewadjib

M terhadap masjarakat dan niemperdalam pengetahuannja tentang politic

mengadjak mereka supaja melakukan pekerdjaan jang berfaedah ba*.

masjarakat dengan djalan memperbintjangkan dahulu se-tenang-'nja soal

nasional dan sosial. Indonesische Studieclub itu mempeladjari soal3 Jan>

tertentu dan djika sudah datang saat untuk mentjobakannja, maka diseralu

lah beberapa anggota pekerdjaan mempraktekannja

Djika pertjobaan itu njata berhasil, maka Studieclub itu menar* dir

dari usaha itu, dan usaha itu diserahkan kepada orang lain. Dengan tjar»

jang demikian itu timbullah dengan inisiatif Studieclub itu : asrama'

52 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA ,

31) Ada djuga club ketjil2 di Solo, Djogja, Djakarta, Semarang dan BogUI

j

jVlASA 1920 — 1930 53

ru m ah u n tu k m engurus kaum w anita , sekolah tenun, koperasi perusahaan

dag ing . pusa t k e rad jin an , bank kredit, Bank Nasional Indonesia, dsb.,

sedang p ropagandan ja be rhubung dengan koperasi berhasil baik : antara-

n ja d id ir ik a n atas usahan ja Persatuan Coopei’atie Indonesia, suatu organi­

sasi pusa t u n tu k pem be lian barang-. B a ik lah d isebutkan lag i Gedung Na­

sional d i S u raba ja ja n g d id ir ikan atas usaha Indonesische Studieclub itu

d juga .

T erhadap h a l bekerd ja ber-sama2 dengan Pem erintah, Indonesische

Studieclub itu bersikap , bahwa dalam beberapa hal jang tertentu, boleh

d ja d i am a t perlu kerd jasam a dengan Pem erintah.

. A lgem ene S tud iec lub , jang d ip im p in oleh Ir. Sukarno dan m e lipu ti

bekas anggo ta2 P e rh im p unan Indonesia ja n g d iam d i Bandung, sem endjak

m u la 2 le b ih bersikap berlawanan terhadap s ipend jad jah . Boleh dikatakan

s ik ap n ja sam a dengan sikap Perhim punan Indonesia.

T etap i suatu ha l ja n g terlihat sama pada semua c lub2 itu ialah kese-

jf tra n atas persatuan I j c i n dan tud ju an kepada kemerdekaan. it'ntuk

m em pe rkua t in i pada seluruh lapisan pergerakan dan supaja mendapat

persa tuan le b ih besar pada bei'-djenis- aliran itu , maka segala Studieclub

itu m em ben tuk da lam b u lan September 1926 ber-samas dengan S.I., Mu-

ham m adijah, Jo n g Is lam ie ten Bond, Pasundan, Persatuan M inahasa, Sare­

ka t A m bon dan Sarekat Madura suatu ..Komite Persatuan Indonesia,”

d e n g a n mengadakan tjabang- komite di D jakarta (Mr. Iskaq), Jog ja (Mr.

Sujud i) dan B andung (Mr. Sartono). Betul aksi in i berakibat aksi jang sama

tud juann ja , akan te tap i teranglah ia memperkokoh tjita2 kebangsaan, per­

satuan dan kemei’dekaan Indonesia.

Parta i Nasional Indonesia (4 D ju li 1927 — 17 A pril 1939). Sesudah

organ isasi2 kom un is terla rang oleh Pem erin tah , maka terbukalah kesem-

patan ja n g besar un tu k memperluas organisasi2 jang masih ada atau untuk

m end ir ik an organisasi baru . Kcsempatan in i buknnlah karena adanja orang2

ja n g su ngguh 2 kom un is ja n g m emerlukan perum ahan baru karena komunis5

m end ja lan k an send iri aksi-kom unisn ja itu dengan sem bunjr. Tetapi adanja;

kesem patan itu ia lah karena rakjat-umum dari Sarekat R ak ja t memerlu-!

kan p im p in a n baru . R ak ja t in i m erupakan golongan jang dalam kalangan

p e m im p in kom un is d inam akan golongan2 jang ..berpendirian burd ju is ke-j

t j i l ” dan oleh sebagian pe m im p in itu dirasakan sebagai suatu rintangan bagi P .K .I.

N ia tan un tu k m embersihkan organisasi komunis dari golongan ini

(jang sebe tu ln ja leb ih bersifat nasionalistis dari bersifat komunistis) sudah

beberapa k a li d ilakukan di-kongres2 komunis. Tidak d jad in ja pembersihan

itu ada lah d idasarkan atas pertim bangan, bahwa mereka itu tentulah akan

d ite lan o leh S.I. dan bahwa dengan saringan jang tepat tentulah akan da­

pat d ju g a orang2 dari anggota Sarekat R ak ja t jang tjakap untuk P.K.I.

MASA 1920 — 193055

bentukan negara dalam _nega ra itu te rtjapai k iranja, maka akan diper-

oleh pu la kemerdekaan dengan tidak melakukan perkosaan, melainkan

sebagai akibat tekanan batin. Maka barulah dapat dilakukan pemba-

ngunan jang sesungguhnja, dalam negara kebangsaan itu.

4. M enurut keadaannja, ketika mendjalankan pergerakan kemerdekaan ini, tidak dapat diharapkan bantuan dari sipendjadjah; bantuan dari pihak itupun berbahaja, sebab ia sangat boleh djadi menjimpangkan orang2 Indonesia dari djalan jang menudju kemerdekaan itu. Oleh sebab itu maka didiund]img dasar non-konprasi: djadi ini bukan terbit dari rasa bentji atau putus asa, tetapi sangat perlu, dengan berdasar­kan pikiran jang sehat dan harus disertai oleh kerdja sendiri, oleh pembentukan dengan djalan keaktifan sendiri. Djuga salahlah, pada usaha in i me-nunggu3 „datangnja seorang Ratu Adil, datangnja sebuah kapal udara d a n Moskou atau datangnja seorang radja dari Stambul ”

5. Meskipun rak jat Indonesia harus bersandar pada tenaga sendiri, perlu-

lah pu la negeri luar mengetahui, bagaim ana nasib rakjat in i dan apa

keinginan rak ja t m i. Teristimewa bangSa= Asia la in8 jang djuga diper-

budak oleh im penalism e Barat. Segenap bangsa8 Asia haruslah beker­d ja ber-sama3 (panaziatisme).

6. Kapitalisme jaBg semendjak abad jang i a lu m uiai berkuasa dinegeri

Barat kapitalisme itu mempergunakan imperialisme Barat; imperial-

isme m i sudah mendjadi suatu sandaran jang kuat untuk kapitalisme itu dan impenalisme diperkokoh oIpv. t j ^

uipeii\OKOn olen kapitalisme. Ksadaatt_baug£a

1 imnerialisme B_aratA Q _

J I t T r r - r r 1 ^ ‘|ang m en-iebabkan maka djuga kapital-. ltu mend3adi musuh negeri’ d jadjahan diseluruh Asia dan

semua tenaga jang menentang kapitalisme itUj mendjadi temannja.

7. O leh karena seluruh Rak jat Indonesia harus terus bekerdja pada pem-

bebasan kebangsaannja, tidak bolehlah diperhatikan pangkat dan go­

longan , kekajaan, lak i3 atau perempuan dsb (dasar demokrasi), teruta­

m a oleh karena barangkali rakjat d je latai ah jang akan melakukan

bagian jang terbesar dari pekerdjaan itu D j uga tidak diperhatikan

horrnati teSS Indonesia itu ^enganut ber-djenis= agama; di-, , j 1PA ..U?an mendjadi tjita-. Kaum wanita mempunjai kedu­dukan j g lebih baik dalam masjarakat, ia harus dimerdekakan dari segala 1 an jang menghinakan dan merugikannja, ja dari segala

kehiduPannja; in i amat perlu, berliubung dengan

, 3 . Se a®ai seorang jang berdjuang dan sebagai pendidik pemuda3, jang m endjadi harapan Tanah Air.

Orang^ Indonesia sendiri3, dalam perdjuangan kemerdekaan itu, tidak-

lah akan mendapat kesenangan, keuntungan, ia akan memikul hanja

eban belaka, memberikan djiwa-raganja kepada bangsanja untuk ke- bahagiaan bangsanja dimasa jang akan datang.

56 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Dengan memperhatikan pasal2 itu, P.N.I. meniebutkan dalam rantjang­

an usahanja:

a. usaha po litik : memperkuat rasa kebangsaan umumnja dan kesadaran

atas persatuan bangsa Indonesia chususnja, memadjukan pengetahuan

sedjarah kebangsaan dan memperkokoh perhubungan dengan bangsa

Asia lain-, menumpaskan segala rintangan bagi kemerdekaan diri (hak'

luar biasa daripada Gupernur Djendral untuk membuang dan meng-

asingkan, pembatasan perdjalanan) dan tantangan bagi kehidupan P0'

litik (berserikat, berkumpul, penjiaran bertjetak, mengeluarkan pik>r'

an).

b. usaha ekonomi : memadjukan penghidupan jang merdeka, memadjU'

kan perdagangan kebangsaan,, keradjinan, bank2, koperasi2.

e. usaha sosial: memadjukan pengadjaran jang bersifat kebangsaan, meW

perbdiki kedudukan kaum wanita (membasmi poligami, perkawin^ paksaan dan perkawinan anak2), memerangi pengangguran, memadju

kan pemindahan kelain pulau di Indonesia, mendirikan dan menjokon^

perkumpulan- sekerdja, memadjukan kesehatan rakjat dan membasm' penghisapan madat dan peminuman alkohol.

Oleh P.N.I. bagian2 rantjangan usaha jang tersebut diatas, dipandang

dan sudut sikap P.N.I. jang tersebut diatas djuga, selama 4 tahun hidupn 'a

itu dibitjarakan dalam banjak rapat um um 13) jang semua m endapat hasil

jang besar dan dikundjungi oleh be-ribu2 orang jang sangat bergembira-

Perlu ditjatat bahwa Ir. Sukarno selalu memperingatkan baiknja bang'

sa Indonesia sudah bersatu lebih dulu dalam satu organisasi rakjat u ^ " 1

jang tidak dapat dipatahkan, sebelum peperangan Lautan Teduh petja*1'

sebab peperangan itu ialah perdjuangan untuk merebut dan menguas*

Indonesia; djika tidak dengan persatuan jang demikian, maka bangsa

Indonesia hanja akan mendjadi bola permainan negeri2 jang berperang itU

sadja. Anggota2 P.N.I. lainnja jang terkemuka, ialah bekas anggota2 P1' jaitu Mr. Sartono, Mr. Sujudi, Mr. Iskaq, Dr. Samsi, Mr. Budiarto dan ^ r>

AH Sastroamidjojo Semuanja ini bekerdja dilapangan partikulir - sesua>

dengan alur non-koperasi __ itu j bih disukainja daripada salah satl' djabatan pada Pemerintah. y

Supaja dapat mendjalankan usaha jang sudah dirantianekan itu djasama Ja„g be,-s,t„-padl, dan bwsaiid„ pada ,ena >

19-27/ 'tus 1927 di Bandung, 9 Oktober 1927 dTn- i " ' 8? Bclanda). 25 Ha-ta, 2 7 - 3 0 Mei 1928 K o n ^ l dl ? j0kja’ 4 Desember di DjaK*1928 di Gresik, 14 Oktober 1928 df oP„ ama di Surabaja, 30 Ag«st dung, 1 8-20 Mei 1929 KonPS ? i f S^m?rang’ 24 Maret 1929 di

di Surabaja (rapat Studieclub), 25 A gS tu f t 27f-D j?5tember di Bandung, Oktober 1929 di Bandung dan k a r t a

MASA 1920 — 1930 57

ja itu melenjapkan kekuasaan djadjahan dengan tjara jang aman, kekuasa-

an mana meng-halang-i segala kesentosaan dan kemadjuan Rakjat, maka

P.N.I. itu selalu mengusahakan, bukan sadja supaja terdapat pengusaha5

jang tjakap untuk pekerdjaan itu, tetapi orang3 jang meminta mendjadi

anggota P.N.I. itu tidak langsung diterima sadja mendjadi anggota; melain-

kan mereka itu, sebagai tjalon anggota, haruslah lebih dahulu menamat-

kan kursus2 (jang diberikan oleh komisaris2 daerah). Djuga untuk anggota2

biasa, diadakan kursus-; kursus2 inilah menjebabkan mereka itu tjakap

menjebarkan tjita partai kepada rakjat ramai. Pada kongresnja jang

kedua, 18 20 Mei 1929 di Djakarta, P.N.I. mengambil keputusan, akan

mengadakan kuisus jang istimewa, untuk mengadjarkan sosialisme, anarch-

isme, komunisme dsb., supaja orang dapat mendjundjung „nasionalisme”-

n ja sendiri dengan sedar dan supaja orang dapat memisahkannja dari salah satu ismeJ (aliran-) jang lain itu.

ftj ika henflafc.d jto f c d u ^ ^ niata” manakah iang sudah^ilakukan o le h ^ N .I., maka pertama^sekaIL dapat disebutkan ialah hasil f

usaharij a ipemUfiKan Psilbim nunan3 Politik Kebangsaan ^In­

donesia (P.P.P.K.I ), jang sudah ada pada pertengahan Desember 1927.

Badan in i la ah federasi daripada P.N.I., P-SJ B.u.( PasTndan,

Betawi, Sumatranenbond dan studieclub2.

Federasi jang memberi harapan baik in i untuk aksi jang bersamaan

tudjuannja, mem eri pula kesempatan kepada P N I itu mempropaganda-

kan asas“nja sendiri, dilapangan jang lebih luas-' "federasi itu terutama

memberi pengaruh kepada P.N.I., oleh karena timbulnja banjak pergaulan

jang rapat antara pemimpin2 pergerakan seumumnja. Tidak boleh dilupa-

kan, bahwa pemimpm2 P.N.I. itu orang2 tamatan sekolah tinggi jang me-

ngorbankan semua kemungkinan kedudukan pangkat tetapi mengedjar tjita" untuk urusan kebangsaan.

Selandjutnja didirikannja beberapa perkumpulan sekerdja, sebagai

Persatuan Motoris Indonesia di Bandung (dari sopir2) Sarekat Anak Kapal

Indonesia di Priok (dari kelasr), Persatuan Djongos Indonesia di Surabaja

(dari djongos2 rumah), perkumpulan O.J.S. Indonesia di Surabaja (dari pegawai maskapai trem Djawa Timur).

D juga amat banjak koperasi sudah didirikan oleh anggota2 P.N.I.

Tetapi sebetulnja arti P.N.I. itu tidak dapat diukur menurut „per-

buatan jang njata- in i atau menurut banjaknja anggotanja jang pada peng­

habisan tahun 1930 kira- 10.000 orang djumlahnja. Sebabnja ialah karena

partai in i masih pada tingkatan jang pertama dalam propagandanja, tatkala

partai itu dimatikan. Ketika itu „perbuatan jang njata” itu masih mendjadi

suatu hal jang tidak diutamakan benar. Arti partai itu jang besar, ia lah :

oleh propagandanjalah maka terdjadi hal2 jang berikut i n i :

Keinginan akan kemerdekaan tudjuan kepada Indonesia Merdeka,

jang di-mana2 njata kelihatan mulai ber-njala2, kesadaran atas

58 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

persatuan Indonesia mendjadi suatu hal jang memang sudah se-

wadjarnja, jang djuga didjundjung tinggi oleh golongan sedaeralr.

Pan-asiatisme, rasa senasib dengan bangsa2 diseluruh Asia, mulai

hidup benar, bahasa Melaju jang didjundjung oleh P.N.I. (menu­

rut djedjak Perhimpunan Indonesia) sebagai „bahasa Indonesia”

sesungguhnja diakui djuga sedemikian oleh lain2 golongan.

Merah-Putih (warna dari Perhimpunan Indonesia dan P.N.I.) di­

djundjung djadi warna kebangsaan Indonesia.

Lagu ..Indonesia Raja” jang oleh P.N.I. ditundjuk djadi lagu ke­

bangsaan, dianggap sedemikian oleh tiapJ orang.

Demikianlah masih ada hal2 lain (jang sangat mempengaruhi tjara

berpikir dan tjara hidup) jang sebetulnja disebabkan oleh P.N.I.

Pemerintah djadjahan jang membanggakan, bahwa ia membiarkan

segala aksi, asal jang tidak bersifat komunis atau bersifat perkosaan (djadi

P.N.I. harus dibiarkannja pula) tatkala ternjata, bahwa P.N.I. itu bukan

sadja didalam lingkungan partai itu tetapi djuga diluarnja, mempunjai

hasil jang amat besar sekali lalu mengambil tindakan.

Djalan untuk mendjalankan tindakan itu lekas sekalilah terdapat;

orang2 jang ingin menenggelamkan P.N.I. itu menjebarkan kabar angin-

se-olah2 P.N.I. bermaksud akan mengadakan pemberontakan.

Pada 29 Desember 1929 digeledah semua kantor dan rumah pemimpin’’

pengandjiir2 dan propaganda- Partai Nasional Indonesia itu. Meskipun ten

tang rantjangan pemberontakan tidak terdapat bukti apa2, tetapi ditangkap

djuga ketua Ir. Sukarno dan 3 orang jang lain (Maskun, Supriadinata, Gatot Mangkupradja) dan barulah pada 18 Agustus 1930 dihadapkan kernuk;i

hakim. Oleh karena menurut keadaannja tidak dapat djtuduh, bahwa me-

reka itu mengusahakan adanja pemberontakan, mereka itu sudah dihukuiu

sebab oleh hakim dianggap a) sudah ikut pada suatu perkumpulan ja11®

bertudjuan hendak melakukan kedjahatan, dan b) sudah menghasut. Kepu"

tusan Landraad di Bandung jang menghukum Ir. Sukarno 4 tahun pendjar3’

dan jang 3 orang lagi masing2 2 tahun, 1 tahun 8 bulan, 1 tahun 3 bulan>

keputusan itu ditetapkan oleh Raad van Justitie pada 17 April 1931- ^ e'. putusan ini boleh djuga diartikan mengetjap P.N.I. sebagai suatu organisasi

jang terlarang; oleh karena itulah ia dibubarkan.

Biarpun P.N.I. itu masih muda, tetapi pengaruhnja, sebagai jang dite'

rangkan diatas tadi, amat besarlah sudah; bahkan, lebih besar dari pad3

pengaruh salah satu. organisasi lain2 semendjak 1908 sampai 1942 it u ;

Tentu sadja banjaklah jang mendjadi mundur sesudah pembubaran part3’

itu, tetapi sebagai sudah dinjatakan tadi, suatu sari daripada pendir'311

jang penting3 tetap kekal se-lamaanja; hal ini terdapat bukan pada a°g'

gota2nja sadja, tetapi djuga pada golongan lain2 dan pada orang2 jang tidaK

berorganisasi; bukan pada orang golongan rendah sadja, tetapi djuga pada

orang golongan tinggi; bukan pada orang muda2 sadja, tetapi djuga Pada

MASA 1920 — 1930 59

orang tua2; bukan pada orang Islam sadja, tetapi djuga pada orang Kristen;

bukan pada orang partikulir sadja, tetapi djuga pada pegawai negri; bukan

pada kaum laki2 sadja, tetapi djuga pada kaum wanita. Propaganda P.NJ.

itu boleh dianggap menimbulkan suatu djaman baru dalam pikiran dan

perasaan orang Indonesia.

Propaganda itu sudah dirantjang oleh Perhimpunan Indonesia '*), te­

tapi P.N.I.-lah jang melakukannja; Ir. Sukarno dalam usahanja selalu

dibantu oleh orang- bekas anggota P.I.

Djika kita pertimbangkan, apakah hasil jang didapat oleh P.N.I. itu

kiranja disebabkan oleh isinja propaganda, atau oleh orang2nja jang sudah

berpropaganda itu (tjara propaganda), maka perlulah disebutkan disini,

bahwa hasil itu bukanlah terutama disebabkan oleh kwalitet orang2 itu

(tentu sadja ini djuga amat penting adanja) akan tetapi oleh atjara2 isinja propaganda itu sendiri. P.N.I. (dan P.I.), dengan propagandanja itu, sudah

membangkitkan perasaan jang semendjak beberapa abad terpendam dida­

lam hati Indonesia. Maka P.N.I. itu sudah berbuat sebagai ia mentjutji

pelat potret untuk mewudjudkan suatu gambar jang tersembunji padanja.

P.NJ. sudah mengutjapkan dengan keras segala kata- jang sudah lama

terasa oleh rakjat didalam sanubarinja; itulah jang menjebabkan hasil jang

kekal itu.Bukanlah kepandaian bitjara, bukanlah ketjakapan menarik orang,

bukanlah pula akal budi manapun djuga dapat menimbulkan hasil jang

kekal, djika segala pembitjaraan dan perbuatan itu tidak sesuai dengan

perasaan rakjat se-sungguh'nja.

Djika semuanja itu kiranja hanja hal jang bisa „di-buat-” sadja, hal

jang di-tjoba= sadja, maka tidak mungkinlah terdapat hasil jang kekal.

Itu la h sebabnja maka S.I., biarpun tiap- kalinja memperbagus keadaan

Partai dan memakai sembojan jang baru2, boleh dikatakan kehilangan djua

rakjat umumnja, sesudah ia (partai jang dalam tahun 1913 sebagai angin

topan meliputi Djawa, membangunkan pengharapan pada rakjat, bahwa

S.I.-lah nanti jang akan mentjapai kemerdekaan) m elakukan propaganda

jang tidak tjotjok dengan kemauan hati rakjat.

Suatu tjontoli lain adalah „Bond van intellectuelen” (Perhimpunan

kaum terpeladjar) jang didirikan oleh Dr. Satiman pada achir tahun 1923.

Ia tidak senang akan „omong kosong” dalam kalangan B.U. tidak senang akan keinginan B.U. hendak memperbesar bilangan banjak anggotanja de-

n§an golongan rendah dan tidak senang pula akan keinginan B.U. hendak

ttienganut sikap non-koperasi jang mulai timbul disini itu. Perhimpunan

“ ) K e d u a o rgan isas i in i t id a k p e rn a h b e r .hubung*--an “ bagaj^Perhubungan setjara organisasi adalah denga i P rhimpUnan Indo- jang sudah memberi mandat jang terbatas kepada Perlumpu nesia mewakilinja di Eropah dalam Liga.

60 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

baru itu mau m eliputi hanjalah kaum terpeladjar Djawa, „jang lebih ingir

bekerdja daripada berbitjara” dan mau mengadakan „pemimpin jang baik-

un tuk rak jat di Djawa.

Ia menentang sungguh3 segala hal jang berbau non-koperasi. Sedan;

studieclub3 jang berdiri diatas dasar ke Indonesiaan umum itu, dapat hidup

subur masa itu, „Bond van intellectuelen” in i berdiripun tidak dapat, olek

karena bertentangan dengan pikiran umum ; umum memandang organisasi

jang dem ikian itu bukanlah bagi kepentingan rakjat adanja. Satimar.

membiarkan p ik irann ja kalah oleh pikiran umum; djika ia kiranja mene-

ruskan maksudnja itu, maka akan terlihatlah pula organisasi itu mec-

d ja lan i kehidupan sedih, sebagai jang sudah terlihat pada S.I. itu.

Perkumpulan2 jang berdasarkan kedaerahan

P_a_s_undan. D juga organisasi ini, jang berdiri mula3nja sebagai per­

kum pu lan sosial dan kebudajaan, lambat laun tidak dapat berdiri dilu.v

politik . Benarlah usaha-nja, djuga sesudah 1920 terutama masih mengena-

sosial, ekonomi, pendidikan dan kebudajaan umum (semuanja se.mata‘ jan;

berhubungan dengan Djawa Barat), tetapi waktu ada rantjangan untuk

mengadakan propinsi Djawa Barat (ini terdjadi dalam tahun 1925), Pasur.dan telah berdjuang untuk mendapat Bambino o u ianunsundan" sebagai nama propinsi itu Oleh ka " t ^djad i anggota Dewan Propinsi dan Dewan K nh° a" ggota‘n:>a tu iu ef|' ‘perhatiannja terhadap politik dengan „ . bupaten baru ltu* mak''

sebagai jang terdapat pada kongresnia b n /™ 1 bertambah p lda'

Jaja (tentang pengadjaran, pindjaman unt ember 1925 dl asi'm-'bum i nadiak lain-) pun tidaklah + untuk pertanian, bank desa, padjaV bum!, padjak la in ) pun tidaklah terlepas daripada politik ” Sebab itulah

djuga maka masuknja Pasundan pada 14 Desember 1927 kedalam P.P.P.K.1 dianggap oleh umum sebagai suatu hal j ang s1iHq, f

Pada rapat tjabang Pasundan 20 Mei l 928 di D“ S t T diken,ukak.,r

hal kurangnja b ilangan anggota (nasionalisme-lndonesia sudah mendesak rasa ber-daerah3an itu lantaran propaganda P .N l) * ada rapat itu d:

terangkan, bahwa djuga Pasundan berkejakinan> Bangsa mdoncsi,

tidak selamanja akan tetap dikuasai bangsa lain dan bahwa tiap3 orans

harus berusaha m enud ju t j ita 3 bangsa. Usaha itu ialah kerdja m em adjukan

rak jat, dan Pasundan ing in mengerdjakannja ber-sama3 dengan Pemerintah

sebab Pemerintah sudah menerangkan, mau mendidik rakjat hingga sane

gup berdiri sendiri. Pasundan m enjetudju i benar3 kemadjuan kearah per

satuan dan tjin ta tanah air Indonesia, oleh sebab itu lah maka Pasundan

menggabungkan d iri pada P.P.P.K.I. Rapat itu mengambil putusan akan

m entjoba memegang teguh orang3 Sunda untuk perkumpulan Pasundan.

Dikongres Pasundan 30 Maret — 1 A pril 1929 sikap organisasi itu djadi

leb ih djelas lagi. Ketuanja, Oto Subrata, menerangkan, bahwa orang Sund.’

MASA 1920 — 1930 61

adalah hanja sebagian dari Bangsa Indonesia. Djika ia berusaha mcmadju-

kan daerah Pasundan dalam hal sosial, kebudajaan, ekonomi dsb., djangan-

lah diartikan se-akan" Pasundan memisahkan diri atau inengasingkan diri

dari golongan- rakjat jang lain. Djuga Pasundan berdasarkan tjita ” per­

satuan Indonesia dan bekerdja didalam P.P.P.K.I. untuk kepentingan Indo­

nesia seumumnja, tetapi ia mail mengutamakan aksinja dilingkungan

bagian-Sunda dari Nusa dan Bangsa Indonesia ini. Dalam berusaha itu ia

tetap mendjundjung sc-penulrnja fiknn konerasi dengan dia-

riiahan,5). Dikongres itu dibitjarakan tentang pemeliharaan orang jang

sudah mendjalani hukuman pendjara, peladjaran bahasa Indonesia diseko-

lah H.I.S. (Hollands-Inlandse Scholen), disentralisasi urusan pengadjaran,

bank tani.Organisasi itu diperkuat dalam Djanuari 1930 dengan mengadakan

5 panitia untuk menguruskan pengadjaran dan pendidikan, urusan sosial,

ekonomi, politik, urusan keuangan. Tatkala aksi P.N.I. dipatahkan oleh

pemerintah, bertambahlah pula bilangan anggota Pasundan (dalam tahun

1930 dari 1.450 djadi 3.950 terbagi dalam 31 tjabang dengan 3 seksi wani­

ta) Sambil bekerdja ber-sama3 dengan Pemerintah, Pasundan dapatlah

m endirikan banjak sekolah; sebagiannja berdiri dengan sokongan Pemerin­

tah- sekolah' ini diurus dalam tahun 1931 oleh suatu pengurus besar Pa­

sundan. Pengurus besar Pasundan itu terdiri dalam tahun 1931 antaranja

dari Oto Iskandar Dinata sebagai ketua, Atik Suardi sebagai penulis I.

carikat Sumatra, sesudah ber-tahun= lamanja hidup se-akan2 sudah mati

rupanja, mengadakan rapat umum pada 21 — 22 Mei 1927 di Djakarta, un­

tuk membitjarakan a. pemberontakan komunis di Sumatera Tengah dan

b. aturan tentang pemerintahan di Sumatera. Ketuanja (S.M. Zain) mene-

rangkan, bahwa S.S. menudju suatu Negara Indonesia jang diperintahi oleh

suatu perwakilan rakjat jang berdasarkan demokrasi; lflCnolflK kOlQU---- .

n isme dan bersikap netral terhadap agama; badan3 adat J ang sudah_ kuno,

j ang tidak ti o ti ok_l_agL_den gan keM aam am an , menurut-S^-^1 - ^ 3^ ---l agi; i-n berusaha supaia e y ^ m^ rakiat Sum2te£a_daE^berdiri

^endiri. — sKem udian berbitjara seorang Minangkabau lain, jang mendjelaskan

bahwa asal3nja keributan di Sumatera itu antaranja ialah karena adat di-

pergunakan dengan tjara jang salah untuk melakukan pemerintahan dja­

djahan setjara autokrasi (oleh sebab itulah maka didjundjung sikap sistim

3=) Sikap umum politik dari Pasundan itu ternjata pula daripada kete­rangan, bahwa ia tidak akan tetap mengakui Perhimpunan Indonesia sebagai wakil P.P.P.K.I. djika kiranja nanti ternjata, bahwa P.I. itu suatu perkakas dari kaum komunis (hal jang tersebut belakangan uu adalah kata3 orang3 Belanda).

p em e r in tah an ja n g sesuai dengan demokrasi); la lu be rb itja ra pu la wakil

d a r i daerah ja n g la in 3 d i Sum ate ra . A ch irn ja pada h a ri ja n g kedua, di-

a m b illa h mosi, ja n g m aksudn ja m em in ta dengan sangat kepada p e m e r in t a h

d ia d ia h a n (S.S. bersikap koperasi) supaja m engadakan se-lekas"nja madje-

l is 2 pem erin tahan ja n g sesuai dengan demokrasi, sehingga rak ja t dapat

tu ru t m em b itja rak an pem erin tahan negeri dan se land ju tn ja , supa ja pang-

k a t dem ang (pegawai pang reh pradja ja n g sudah d id id ik se-baik3n ja ) dja-

ngan d ig an ti dengan kepa la3 rakjat ja n g akan d ip ilih ; sebalikn ja , semua

kepa la3 ra k ja t ja n g t id a k bersekolah, leb ih ba ik d ihapuskan dan diganti

dengan pegaw ai3 pang reh p rad ja jang tjakap un tuk m e lakukan k e w a d jib -

ann ja .

P ada 17 D ju l i 1927 S.S. mengadakan pu la suatu rapat um um untuk

m e m b itja rak an ra n tja n g an 3 tentang pem bag ian Sumatera (tidak termasuk A tje h ) atas 3 gupernem en.

Telap j,. h id up . ?ubnr, tak .riapatiah s s kaj:&na_-Drqdaganda. JB ^ e rh asil. besar d jug a d ika langan Qran ^ sum atera , S.S. m em pun ja i tjabang

d i D jakarta , B andung , Sukabum i dan S u ra b a ja . Seperti Pasundan , d juga in i bergabung dengan P .P.P.K .I.

62 SEDJARAH PERGERAKAN RAK JAT I N D O N E S I A

Organisasi3 A m bon . D isam ping bebe rapa organisasi5 ja n g sudah berdiri,

ja n g sem uan ja itu bersikap amat setia kepada Gupernemen d jad jah an , di-

lr ik an p u la Sarekat Am bon, j ang i ah ir pada 9 Mei 1920 sebagai suatu

parta i p o lit ik kebangsaan d i Semarang atas usahanja A .J. Patty. O rg a n is a s i

ja n g baru m i b e r tu d ju an memadjukan kepentingan gologan A m bon , lah ir

d an ba tin , dan m em ad jukan daerah A m b o n ; un tuk m entjapa i itu haruslah an tara la in n ja d iusahakan persatuan d ika langan A m bon dan adan ja suatu

Le” = .I Pem erinta!ian ,J3ng par]ementer. Perkum pu lan itu bekerdja ber- 3 e” g®n suatu seksi wanitanj a ( in a Tuni); ia m em pun ja i pengaruh

ja n g am at besar pada golongan m ilite r . dem ik ian besarnja, sehingga pega-

I m b o n T u ; i a n S n g k u t a n > m e n g a m b i l t in d a k a n k o n tra Sarekat

p r a d ^ K "1 AParU 1923 Patty berangkat ke Ambon; d isana p ang reh

m e fa k u L T 't SUP ' , °rganiisasi2 jang suka Belanda, madjelis3 adat dsb.,1924 Patty Sarekat Ambon itu- Dalam bulan O ktobe r

pertama te rhadap Pemerintah d fa d ^ jf1 ™e" jebarkan bibit kebentjian jang

suka Belanda itu) dan d ik ir im k e T a Z s s a r ™ ^ ^

bangk itn ja kesadlranHkebangsa^n “takan tidak beraksi, m aka karena ak ibat

Ambon kelihatan m ulaf beSdT a 1 ^ ^ ^ 192?’ d t oueKeraja lagi. Dengan and ju ran Mr. Latuharhary

1#) K e m u d ia n ia d ia s in g k an (D ja n u a r i 1925) d i B e n eku lu la lu d i Palem- b a n g d an se d ja k D ju l i 1930 d i F lores. n g k u lu , la lu d i P a ie m

MASA 1920 — 1930 63

’T) jang terpilih djadi ketua pengurus besar S. A., organisasi itu akan diper-

baharui SA . tetap berpendirian netral terhadap agama, meskipun hampir

semua anggotanja kaum Kristen; ia mentjintai aksi kebangsaan Indonesia,

tetapi menentang P.S.I. jang menganggap kebahagiaan bangsa hanja ter­

dapat dalam agama Islam. Ia tidak akan mau menggabungkan diri pada

P.P.P.K.I., selama federasi ini tidak bersikap netral se-mata3 terhadap

agama dan sebagai akibat langsung daripada pendirian demikian itu,

federasi itu hendaklah menutup pintu bagi P.S.I., karena perkumpulan ini

mern-bawa2 agama dalam aksi kebangsaan.

Pada 16 Maret 1930 (rapat lengkap di Surabaja) terdjadilah perbaharuan

jang lengkap daripada aturan2 S.A. Menurut anggaran dasarnja, ia bertu-

djuan, antara lainnja, memadjukan tanah dan rakjat Maluku; ini akan

ditjapai dengan djalan memperdalam rasa persatuan rakjat Maluku, mem-

perbaiki keadaan ekonomi dan sosial, menambah banjaknja sekolah2 dan

memperdalam pengadjaran, membasmi perasaan (Belanda) menganggap

bangsa sendiri lebih tinggi daripada bangsa lain (Indonesia) dan djuga

perbuatan mempertinggikan sesuatu bangsa daripada bangsa lain, mobili-

sasi umum.oaox uiiiuui.

Ia terutama bergiat di Surabaja; disana ia mengerdjakan pekerdjaan"

sosial sematjam jang dikerdjakan djuga oleh Indonesische Studieclub.pada 25 September 1930 S.A. mengadakan rapat ketuanja menerang-

kan, bahwa S.A. menudju Indonesia Merdeka djuga, tetapi tidak dapat sen- diri’ mendjalankan aksi jang langsung untuk mentjapai kemerdekaan itu.

Benarlah S.A. akan bekerdja ber-sama3 dengan organisasi Indonesia jang

lain-, baikpun dflapangan politik, maupun dilapangan ekonomi dan sosial.

supaja dengan djalan demikian itu ia tidak memberi kesempatan un u

mendjalankan politik memetjah-belah-dan-menguasai (divide et impera. Terhadap Pemerintah djadjahan ia menganut sikap politik koperasi Dira-

pat itu diambil mosi, jang maksudnja, antara lain, meminta supaja f^an Ambon diperbesar dan berdasarkan demokrasi, jaitu anggota-nja dipilin

langsung oleh rakjat; supaja diperbaiki keadaan kesehatan an pen&a jar

an.Djadi biarpun S.A. achirnja tambah lebih tenang (karena lenjapnja

sifat keras jang dulu dimasukkan oleh Patty), tetapi tetap bersifat ke ans-

saan Indonesia. Oleh karena itu dalam kalangan orang' Ambon, mere

jang kuno dan suka Belanda, tak djuga berasa puas. Pada 15 D lUl

Dr. Tehupeiory dan seorang anggota Dewan Rakjat, Dr. Apituley, me

kan Moluks Politik Verbond (M.P.V. = perhimpunan Politik M a lu m J s

menjatakan dengan terang2an suka-Belandanja itu dengan roe

" ) Sebagai Zain dari Sarikat Sumatra, Mr. ^ a t u h a r h a r y waktu mendjadi

studen adalah seorang peladjar jang amat tenanS . f ^ fndonesia Raja.negeri Belanda itu, tetapi ia a d a l a h djuga penganut tjita Indonesia aw

64 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

dalam anggaran dasarnja ..kerdjasama jang penuh kcsetiaan dengan Pemc-

r in tah” dan -ikatan .ja ng tetap rapat dengan Negeri 3elanda” dsb. OrganT

sasi in i dari waktu semendjak didirikan, bersaingan dengan S A . itu.

Organisasi* Minahasa. Rukun Minahasa, djuga bernama Pcrserikatan

Minahasa, anggotanja terdiri dari orang- Menado jang m iliter dan jan^

bukan m iliter. Oleh karena persatuan kedua golongan itu dalam satu orsa-

nisasi tidak m ungkin lagi berhubung dengan larangan pinipinan balatentara

terhadap tu ru tn ja m iliter pada organisasi- jang anggota djuga orang- jan’

bukan m iliter, maka pada 16 Agustus 1927 di Djakarta d idirikan oleh Dr.

Tumbelaka dan Dr. Ratu langi sebuah organisasi baru ,.Persatuan Minahasa.”

Organisasi in i menerima segala bagian jang bukan militer dari Perserikatan

Minahasa, sedang orang m iliternja tinggal tetap bersatu dalam Perserikat­

an M inahasa, jang akan dianggap sebagai perkumpulan sekerdja sadja.

Persatuan Minahasa jang berusaha mementingkan tanah dan rakjat

M inahasa, berkongres pada 27 — 28 Mei 1928 di Djakarta. W aktu itu me-

nerangkan, bahwa ia d juga menudju Indonesia Merdeka' tetapi menurut

keterangannja djuga, ia tidak dapat turut mendjalankan kksi kemerdekaan

berhubung dengan sebab* jang praktis. Djuga pada P P P K I ia tidak

menggabungkan diri. T^r^adaa^ erintah djadjahan ia bersikan koperasi. D jad i semuanja in i adalah seperti jang t e r l i h a t p l ^ ^ ,. ■ A .^ n n ikaT* te tap i sedans d l.ebe lah S.A. , im bul

P.M. akan tim bul organisasi* dikiri. an’ maka tuscl,cij“

ba „ i aT „ d o ^ ^ a ° ^ D i S , , <iS » '»>

penduduk kota jan g am at t jam pur aduk |tu di'abaT- S g ^ i a h ' X sek" rang mempunjai kira-nja persatuan dalam h-,1 i , leian

bahasa, musik) d id ir ikan pada 1 D januari 1923; tu d ju T n n la ^ ia la rC m e n '

tm jean pengadjaran, peidagangan, keradjinan, pendjagaan kesehatan dsb.

;; : : L 0rT ^ BetT h IUSUSp 3 dan Untuk bailgsa Indonesia u m u m n ja ja . to rS lhap W p f f si terhadap Pemerintah; sikapnja j ang iain daripada sikap m i tak dapatlah diharapkan, oleh karena ia sesungguhnia mempunjai ter-

utam a sekah tud juan hendak mempengaruhi pemerintahan kotanja dengan

d ja lan mempunjai wakil di Dewan Gemcente. Aliran* ' um um jang sudah

tim bu l (S.I., komunis, B.U.) menjebabkan perlu adanja organisasi orany

Betawi itu , supaja ia sebagai segolongan rakjat jang m enjendiri, masib

dapat k iran ja melakukan pengaruhnja atas pem ilihan anggota3 Dewan tadi.

Karena pengaruh M.H. Thamrin, seorang jang paling terkemuka antare

orang Betawi itu lah (ia m em punjai banjak sahabat antara pemimpin1

parta i ja ng ber-djenis2 itu), maka Kaum Betawi dapat termasuk djadi pembangun- P.P.P.K.I.

Dalam bulan Desember 1929 Kaum Betawi ber-sama2 dengan partai

MASA 1920 — 1930 65

lain- jang mempunjai wakil di Dewan Gemeente, memperoleh suatu keme-

nangan atas Pemerintah djadjahan; kemenangan itu ialah oleh karena

sesudah semua anggota bangsa Indonesia di Dewan itu mogok, maka djadi

adalah keputusan jang mengenai asas, ja itu djuga orang Indonesia dapat

mendjadi wakil- kota dikota ini (menurut pendirian orang Belanda, kota

Djakarta ini amat bersifat kebelandaan, sehingga hanja boleh dipimpin oleh

orang Belanda sadja).

Buah propaganda partai2 lain dan kemunduran aksi orang2 Betawi itu

dikotanja sendiri, adalah hebat sekali; K.B. jang sesungguhnja hanja boleh

dianggap sebagai suatu perkumpulan sedaerah ketjil itu, lama-kelamaan

hanja hidup tinggal nama sadja.

Organ isasi1 Madura. Dalam bulan Djanuari 1920 didirikan di Surabaja

Perserikatan Madura oleh orang2 Madura jang diam di Surabaja. Per-

kumpulan itu menudju kemadjuan dalam hal ekonomi, sosial dan kebuda­

jaan dan semendjak dari waktu didirikan hanja mempunjai sedikit sekali

anggota di Surabaja; djuga di Madura sendiri anggotanja itu amat sedikit

sekali. Suatu rapat umum jang diadakan di Bangkalan dalam bulan Agustus

1924, dikundjungi hanja oleh 30 anggota; dalam bulan September 1924

hadir pada pertemuan-terbukanja di Surabaja hanja 60 anggota: pada rapat

itu dibitjarakan hal pengadjaran, koperasi dan modal-iuran untuk pengu-

buran anggota perkumpulan itu jang m en in gg a l. H as iln ja jang amat sedikit

itu adalah disebabkan oleh karena organisasi itu tidak mau mentjampuri

po lit ik .

Dalam bulan Pebruari 1925 didirikanlah Sarekat Madura, djuga di

Surabaja. Rapatnja jang diadakan dalam bulan itu djuga di Bangkalan.

jang membitjarakan hal kekurangan makanan lantaran panas, mendapat

hasil besar.Pada 20 Mei 1928 diterangkan dalam suatu rapatnja di Surabaja, bah­

wa S.M. itu menudju kesentosaan Madura chususnja serta djuga kesentosa-

an Indonesia umumnja. Pada 12 Agustus 1928 d ia m b il keputusan akan

masuk kepada P.P.P.K.I. Karena pengaruh aliran2 jang bersifat ke Indone-

sia-Rajaan, jang djuga djadi sebabnja baikpun Perserikatan Madura, mau­

pun Sarekat Madura itu tidak dapat hidup subur, m aka pemimpin- Sarekat

Madura itu mengambil keputusan pada achir tahun 1930 akan bersatu

dengan Indonesische Studieclub.

perkumpulan* Timor. Seperti jang kedjadian pada golongan se-daerah

la in2, pembentukan jang pertama dari golongan orang3 Timor timbullah

diluar negerinja, sekali ini bukanlah disalah satu kota di Djawa, tetapi di

Makasar. Disanalah didirikan dalam bulan September 1921 Timors Verbond

(Perhimpunan Timor) oleh J. W. Ammallo. Perhimpunan itu bertudjuan

(selain daripada rnenjokong anggotanja) mempertinggi keadaan golongan

Timor dalam hal kebudajaan, ekonomi dan sosial. Meskipun mula* tidak

66SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONES^V

d *'Ju d-*udkan sebagai suatu perkumpulan politik, organisasi jang anggo t3 '

’ L m . d ^ a atas kaum m iliter itu, lama kelamaan m endjadi suat11

• “ 4 a” g, menentang pemerintahan d jadjahan. Anggota perkumpul***1

nM aw al * a keban8saan in i, kebanjakan adalah pegawai gubernemen

itu ke Surabaja PUtCra; achirnja d iPindahkan kedudukan perkumpuls***

ianeBr t S ? ng!.n , deng3n T im ° rS Verbond itu ada>ah Perserikatan Tim<>r '

r a n t i a n ^ n ? 11 ♦ . “ bul3n AgUStUS 1924 di KupanS (Timor); benar d a ia ^1 landa bahwa ia akan berpolitik, tetapi ia amat suka

dapat berrl> T ^ bertudjuan akan mentjapai supaja orang, Timo *

b e L rd ia deneSr ^ ekonomi’ kebudajaan dan politik, deng***kuat S a tan donLnCgeri Belanda dan dcn8an ™engekalkan dan m e m P ^ '

sebut S u a u s a h f mo"68? '1 ^ rant^ n usahanjapun t e r '

lemah ’" " Trus organisasi itu duduk terutama pegawar negeri" ^ S

samping Timors Verbond dan Perserikatan 'r- *1 3 '

lam bu lan Desember 1924 Sarekat Timor (jam: k F UU 3 P ,- id i Sarekat Rakjat), jang did irikan oleh Ch M P a n c lv ^ ^ 3" ^ 3 berubah dJ d a

kom unis. Tatkala organisasi in i m endapa t b ant k Se° rang j3 n g ,SUka P£ - pm n ja , Pandy itu ditangkap (sebab menentang S vPengikut’ maka f i r * karena itu lah maka Perserikatan Timor ianP *kuasaan djadjahan); ol _

kesempatan jang lebih baik untuk mengembangktnBClanda ^ mend3P*

Golongan- jang berdasarkan agama Kristen

Pakempalan (perkumpulan) Politik K ,f ... .organisasi dalam pergerakan politik bertamh L D *awi- Tambahnja djei

dengan berd irin ja Perkum pulan P o lit ik ~ * ! ‘.,pula Pada 22 Pebruari

itu, ja itu sedjak tahun 1922 telah ada n ^ D jawi d i Jo 2 ja- Sc* elu Vereniging voor politieke actie” (Perknn?1 !*mpu*an „Katholieke Javaan

politik), tetapi perkum pu lan in i berbeda J 1Catolik D jawa untuk a

dianggap sebagai suatu bagian dar7pada indSo i P P K D ’ k3ren3 13 >ja ng d ip im pin oleh orang’ Belanda P P ? l ? > lieke ParUj ^ ' I T r

W l a ^ J a i i l E m u a r i kem adjuan l ^ ± P. ^ a f f l uan akan turg U g % . j l^ U s a h a n j a itu didasarkan

Jan g ter tem u k a^ ^ pe ^ umpPulan ^ 7 ,i» la h W ^ e" ' ri"ta- - f a | 0 £ i ~= r p U,“r ^ fKD' hiang ~ sr-bTrKsok o n to k - s e S d S L . t??® p“ g,hapusan »" M le »«nctte dari aturan K u l i„asa L b s dan w ® f S i d ‘Serahi I>°k«dja»n m e m p e la d ja r tp asa l 153 b is dan ter dan pasal 161 bis dari Umlang- Hukum Pidana, s o -

MASA 1920 — 1930 67

dang dalam bulan Nopember 1930 ia mengadakan rapat ber-sama- dengan

B.U . dan P.K.C. (Perserikatan Kaum Christen) un tuk m enind jau (dan me-

nentang) maksud Pemerintah tentang mengadakan Balai Agung.

Setelah berdiri 5 tahun nama pei'kumpulan d id jad ikan „Perkum puIan

Po litik Kato lik d i D jaw a” ; dengan in i perhim punan djuga terbuka untuk

orang Indonesia jang bukan orang Djawa, dan sebagai bahasa perhim punan

d iam b il bahasa Indonesia (Melaju). Teranglah djuga dari hal in i kem adjuan rasa ke-Indonesiaan !

P.K.C. M enuruti d jed jak kaum katolik Indonesia, kaum Kristen Protes-

tan Indonesia mendirikan dalam tahun 1929 (1926?) Perserikatan Kaum

Christen. Organisasi in i berkejakinan, bahwa Indonesia akan merdeka di-

m asa jang akan datang, tetapi dengan ber-angsur". Ia mengutamakan dasar

Protestan, tetapi d juga menghargakan kerdjasama dengan orang- jang

bukan Protestan. Sesuai dengan pendiriannja itu, tentang tjara ber-angsur3

itu , m enurut rantjangan usahanja ia berusaha, supaja Dewan Rakjat dapat

tum buh m endjad i suatu parlemen jang sempuma dengan pengaruh jang

leb ih besar dai'i rak jat atas segala pem ilihan, dan kepala2 departemen itu

sam pai m endjad i menteri2 jang bertanggungdjawab. Didalam rantjangan

usaha tersebut selandjutnja um pam anja ha l2 :

supaja pemakaian tanah oleh perkebunan Eropah tidak terlalu besar,

supaja diadakan perkebunan gubernemen

supaja dihapuskan segala pekerdjaan jang tidak terbajar,

mengeluarkan dari segala pekerdjaan dan djabatan segala tenaga bangsa asing jang sudah berlebih,

supa ja d iperbesar pad jak perusahaan besar kepunjaan orang Barat.

Semua usaha itu akan ditjapai dengan djalan koperasi dengan Peme­

rin tah djad jahan. Dari organisasi in i R.M. Notosutarso adalah salah seorang daripada pem im pin2 jang terkenal.

Dari jang tertulis diatas tadi kelihatanlah, bahwa pada kaum Kristen

baikpun kaum Protestan maupun kaum Katolik, terdapat keinsjafan ten­

tang tjita" bangsa jang sangat njata, b iarpun golongan2 ini bersikap sangat tenang.

Permufakatan Perhimpunan5 Politik Kebangsaan Indonesia (P.P.P.K.I.)

Oleh kaum nasionalis terpeladjar, jang terdapat dalam studieclub5 jang

bekerdja atas asas persatuan Indonesia, sedjak semulanja d itjari daja upaja

memperoleh persatuan dalam pergerakan pembebasan bangsa Indonesia.

Sesudah dalam bulan Agustus 1926 untuk mempeladjari hal in i didirikan

d i Bandung sebuah „Indonesische eenheidscomite” (Komite persatuan In-

68 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

donesia) dan d i Surabaja sebuah „Comite persatuan kebangsaan”, maki

dalam bulan September 1926 lahirlah sebuah „Comite persatuan Indone­

sia” , dalam komite in i turut duduk semua studieclub, S.I., Muhammadijah,

J.I.B ., Pasundan, Persatuan Minahasa; Sarekat Ambon dan Sarekat Madu­

ra jang akan mengusahakan adanja persatuan jang diingini itu bagi Per­

gerakan Indonesia. Tetapi satu organisasi sadja atau satu gabungan (fede­

rasi) tak dapatlah d iw udjudkan oleh badan ini.

Tetapi setahun kemudian pertjobaan* itu (sekali in i diusahakan oleh

P .N J. jang baru sadja d id irikan) lebih banjak hasilnju; sudah diketahui,

bahwa kongres S.I. di Pekalongan dalam bulan September 1927 menjetudjui

usul P.N.I. itu un tuk membentuk suatu badan gabungan. Sesudah disusu*

peraturan buat sementara, jang dikerdjakan oleh P .N I ber-sama* dengan

P.S.I. (Ir. Sukarno dan Dr. Sukiman) dan sesudah peraturan itu dikirin-

kan kepada semua pengurus-besar partai* jang ber-djenis* itu, maka pad.

r7 Desember 1927 lah ir lah P.P.PJC.L; jang mendjadi anggotanja ialah P.NJ

(diwakxh oleh Ir. Sukarno, Mr. Iskaq; dari A lgemeene studieclub oleh Mr.

nobojo,, Pasundan (Oto ^ ,J - J ™ g‘» £ * *

L ^ !" t o h ^ s u dd U ^ hS i • D■hl,,? A “ “ ' lah>. Kaum Beta,v, ,tUG aC „“ < • " Sund jo to ,',.

saan. m emperkuatnja dengan momperhailri ke .a.n: 'sama antara anggota*nja dan dalam pario ' - dengan kerdpajt sesama anggotanja, jang hania hi«a' ^ X Z ^ f r JB£agh indarkan perselisiIT

Sesuai dengan in i maka ditentukan 'b a T r w ^ d ^ ^ —1 - ^ 0-3311-233^11'--

diPerundingkan asas=, tentang ’mana nnrt»--?lam ' SabunSan m aria j..faha in_ ian^ b e r - k i n » ~ ^ r ^ ;“--^---=SiL3.ang tergabung itu mem.

kejmtusan2 ja n g ju d ah jff lam b ilikat semua part nil diika , h ,) r-~LltuIah sadja, jang men;-

bulat, maka sesuatu keputusan rinPAT d i d i a l a ~partai" jang m enietud.iui han ja lah j »tas__nam>

Sebagai suatu alat jang tetap" dan f#»Hpra«ru- j -

lis Pertimbangan”, terd iri dari seorang ketua pemUr dladakan

partai* jang tergabung itu ; pengurus harian din bendaharf dan ' J ^ 1

ja n g disebut bermula itu (dalam tahun 1929 dan oleh 13

Studieclub dan Ir. Anw ari dari P N n V ® 30 ialah D r’ Sut°m° ^n ja i hak suara. ' ' edanS keduanja itu tidak mempu-

’) Persatuan M inahasa dan Sarekat Am h™ + j .

in i. Kem udian memasukkan d ir i lagi Sarekat M adu^a^T T rtS asa^sebSorganisasi k e tjil d a n pada orang* Banten) dan PerseVikatan Celebes ^

MASA 1920 — 1930 69

Perbedaannja jang besar dengan konsentrasr dari dulu ialah : P.P.P.-

K.I. a. se-mata- terdiri dari organisasi” Indonesia jang bersifat kebangsaan

dan b. didirikan untuk lama dan bersifat umum: sedang konsentrasr ter­

sebut (terutama didirikan berhubung dengan hak- Dewan Rakjat dan

perubahan- tentang susunan pemerintahan jang masih dalam perundingan)

terdiri djuga dari golongan’ tjampuran dan golongan- jang tidak bersifat

kebangsaan.

Pada 25 Maret 1928 P.P.P.K.I. mengadakan rapat di Djakarta berhu­

bung dengan kabar tentang bebasnja keempat peladjar Indonesia jang

tertangkap dahulu itu; maksud ini untuk membitjarakan keadaan mereka

dan nasibnja. Diambillah keputusan akan mendirikan suatu badan pern-

bantu mereka itu dan akan mengirimkan kawat kepadanja untuk menjata-

kan simpati.Pada 80 Agustus — 2 September 1928 P.P.P.K.I. mengadakan kongres-

nja jang pertama di Surabaja. Kongres ini antara lain mengambil suatu

mosi „dari rakjat kepada rakjat” (maksudnja ialah memperkokoh persatu­

an pergerakan) tentang a. dalam berpropaganda untuk organisasi sendiri,

anggota P.P.P.K.I. tidak boleh menjalahkan asas2 atau tudjuan anggota

la inn ja , djuga tidak boleh mempergunakan kata2 jang kiranja mungkin

m enim bulkan perasaan2 jang dapat merugikan anggota lain itu; dan selan-

d jutn ja b. segala peiselisihan antara sesama anggota P.P.P-K.I. haruslah

diselesaikan dengan djalan perundingan.

A n ta ra pembitjara pada kongres in i te rdapa t djuga anggota" P.N.I.

ja itu Mr. Iskaci, Ii . Sukarno, Dr. Samsi, jang dengan tjara begini mendapat

kesempatan jang luas (biarpun tidak membitjarakan hal non-koperasi atau

kedudukan kaum wanita dalam masjarakat dll.) untuk menjebarkan pikir­

an" P.N.I. jang masih muda itu, kepada sidang ramai jang ber-djenisa

orangnja itu.

Barangkali keperluan atas adanja sidang ramai jang demikian itulah

djuga jang menjebabkan bahwa atas andjuran P.N.I. jang masih muda dan

bersemangat perdjuangan jang ber-njala2 itu, dibentuk seksi setempat3

dari pada P.P.P.K.I. itu, seksi2 itu mempunjai Madjelis Pertimbangan

sendiri”. Seksi Bandung mengadakan pada 7 Oktober dan 16 Desember

1928 rapat umum; dirapat in i oleh pemimpin:! P.N.I. dibitjarakan segala

rintangan jang dirasai oleh pergerakan” daripada undang2 negeri dan dibi­tjarakan djuga hal erfpah.

Aksi P-N.I. jang tersendiri itu, tidak disukai oleh partai2 lain"; P.N.I.

in i sedang berusaha dalam sementara melakukan aksrnja jang tidak ter-

kenang itu, mengolah rakjat umum dari organisasi jang lain2 itu dengan

perantaraan „seksi2” P.P.P.K.I. tadi.

Tidak heranlah kita, djika rapat P.P.P.K.I. 25 — 26 Desember 1928 di

Bandung mengambil keputusan akan membubarkan seksi2 itu (di Bandung,

Jogja, Solo dan Djakarta) se-lekas2nja. Rapat (tertutup) in i selandjutnja

70 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

menetapkan, bahwa P.P.P.K.I.

1. akan mendjalankan aksi jang kuat untuk menentang segala pasal d;

lam Undang- Hukum Pidana, jang merintangi orang menjatakan pikir

ann ja dengan merdeka dan djuga merintangi aksi la in2nja.

2. akan berdaja upaja supaja orang2 jang diasingkan di D igul itu teta;

tidak berdosa, dimerdekakan kembali; untuk in i perlu diperiksa lsj'

se-baik2n ja segala surat2 jang bersangkut dengan pengasingan itu:

3. akan mengadakan suatu panitia untuk pengadjaran (sekolah) kebar.csaan;

4. akan m enjerahkan kepada Albert Thomas, ketua konperensi intern-

sional tentang perbunihan, di Geneve, pada ketika ia tiba di Indent

sia suatu memorandum tentang peraturan punaie sanctie terhad;- kuh kontrak.

oletpin- P .N .I., d j ik a m ereka tidak mendtad lebih , 1 “ 19281 P“ “ CV

D ikonperens i P.P.P.K.I. d i S ' £ I , , , , , 3" ' d » '“m ak's i w '

bahwa Pemerintah tidak suka memberikan bant aret 1929 diberitahukar-

riksa, apa k iran ja antara mereka u " tuk dap3t mem°

jang tidak bersalah (Pemerintah tidak D i§ul llu ada orani J

Se land jutn ja diam billah keputusan, supaja spT itU di,peri,kS1929 d ilakukan aksi um um jang sudah dirantian , ambat‘nj a Pada 1153 bis dan ter dan 161 bis dari Buku U d „ an *tu> menentang pa?a.

hasutan ja n g bersifat revolusioner dan a d " ^ ” 8 hukum P idana (tentar-

dikota2 jang penting (aksi in i benarlah ked r* men§adakan pemogokar.'

D juga konperensi itu akan mendirikan P n !!^ ^ landjai propaganda di Indonesia dan diluarn Nasional untuk memb‘"sekolah2 kebangsaan, sedang achirnia oleh I?3’ Serta untuk menjokon;

P-N.I., diangkatlah Perhimpunan Indonesia r^n^erensi itu at3S aiK u1r‘1"

f i X , ® E r ° PaW Per8eraka” keb“ SS“ "

^ mcngetoh” ‘an- bag i kem erdekaan berb itja ra dT b.) ° r° ' " ' *as ___ Tt r> i-». t 1 >

kedua, bahwa P.P.P.K.I. dapat meneetahni v

kalangan po litik d i Eropah jang d irasa ^Pada 2 A pril 1929 P I dianeknt Penting bagi Indonesia.

dengan mendapat mandat ^ ^• • (Perhimpunan Indonesia) dap.;

-B) Tatkala hal in i sudah dimasukkan ke Dewan ^ t,m end jana jik an akan menjerahkan hal in i t l ^ ak]at dan Pemermta''

wa supaja memeriksanja, maka P .P .P .KX b S m i ™

MASA 1920 — 1930 71

mendjalankan aksi di Eropah atas nama P.P.P.K.I. terhadap punale sanctie

dan ketiga pasal dari Undang2 Hukum Pidana jang tersebut diatas tadi.

Pada 1 September 1929 P.P.P.K.I. mengadakan rapat" umum di Djakar­

ta, di Bandung dan d i Surabaja untuk menentang punale sanctie itu.

Pada 25 — 27 Desemher 1929 dia mengadakan kongresnia iang kpflna

djLSfllQ..-Eme-at_mosi dari ..rakjat dan untuk rakjat” diambil ketika itu, ia itu tentang: " ,

© baiknja niengadakan suatu panitia untuk menjelidiki pergerakan se­

kerdja, jang semestinja harus dipimpin oleh suatu pusat (vakcentrale);

(fi. buruknja penahanan lama2 oleh polisi jang dilakukan atas kaum poli­tik;

tidak sahnja larangan atas beberapa golongan pegawai negeri (pega­

wai2 di Djawa Barat dan semua orang militer) mendjadi anggota dari- pada beberapa partai nasional;

keharusan memandang tiap2 orang jang tidak menghormati persatuan V—' Indonesia, djadi musuh Indonesia.

Oleh karena djuga organisasi- sedaerah2 (umpamanja Serikat Sumate­

ra) djadi anggota P.P.P.K.I. dan mosi tersebut kemudian ini sudah diambil

dengan bantuan partai2 itu, maka adalah hal in i berarti, bahwa organisasi2

itu mengakui hanja Indonesia sebagai Tanah Air. Dikongres ini disahkan

berdirinja Fonds Nasional jang sudah dimupakati oleh konperensi Maret

1927 itu, untuk propaganda didalam dan diluar negeri, sedang diambil

keputusan meneruskan adanja Perhimpunan Indonesia djadi pengawal jang

paling depan bagl P.P.P.K.I. dengan mandat terbatas

Pada 12 D januari 1930, djadi 2 peRan sesudah penggeledahan pada

semua pemimpin P.N.I. terdjadi, P.P.P.K.I. mengadakan rapat di Djakarta

memprotes penggeledahan dan penangkapan itu. Diambil keputusan akan

memperkuat Fonds Nasional supaja dapat menjokong keluarga orang2 jang

sedang dalam tahanan itu. Suatu mosi „dari rakjat dan untuk rakjat” me-

netapkan, bahwa Pergerakan, biarpun ada rintangan2 jang hebat, akan

meneruskan aksi untuk kemerdekaan kebangsaan, sehingga tudjuan itu tertjapai.

Dalam rapat tertutupnja diambil keputusan akan mengadakan dalam

bulan Desem er 1930 suatu Kongres Nasional Indonesia Raja, jang akan

dihadiri bukan sadja oleh anggota2 P.P.P.K.I., tetapi djuga oleh golongan2

jang bu an anggota P.P.P.K.I., maksud kongres itu ialah hendak ber-sama3

memperoleh alur- untuk mentjapai Tudjuan Kebangsaan.

Oleh arena P.P.P.K.I. itu terdiri daripada tjampuran ber-djenis2 aliran

(penganu operasi dan penganut non-koperasi, kaum keagamaan dan kaum

jang netral terhadap agama), sudah barang tentu sadja terdjadi perselisih-

an . emi ian a maka andjuran P .N J. untuk mendirikan seksi setempat2

dipandang orang sebagai pertjobaannja hendak memperketjil pengaruh

partai koperasi: dalam hal itu P.N.I. mengalah. Keadaan jang lain ialah

72 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

kesulitan3 jang ditimbulkan oleh P.S.I.I., jang, seperti terlihat diatas tadi,

selalu berusaha memperoleh kembali kebesarannja dimasa jang lam pau:

dikonperensi Jogja 29 — 30 Maret 1929 wakil- S.I. memprotes

P.P.P.K.I. sesudah mengutjapkan selamat kepada kongres Muham­

madijah bulan Pebruari 1920 di Solo; djuga tak maulah S.I. itu me-

njokong Bank Nasional Indonesia (bank ini akan dibantu oleh P.P.P.­

K.I.), sebab bank ini memungut bunga uang, suatu hal jang dianggap-

nja bertentangan dengan agama Islam. S.I. selandjutnja berpendapat,

bahwa bertentanganlah dengan dasar P.P.P.K.I. jang menghormati ke-

jakinan tiap- orang dalam agamanja masing-', djika Indoncsische

Studieclub dan P.N.I. beraksi untuk memperbaiki kedudukan wanita

dalam masjarakat (perkawinan anak, monogami). Achirnja dalam bu­

lan Desember 1930 S.I. keluar dari P.P.P.K.I. Keberatan matjam mana-

pun djua jang mungkin dikemukakan terhadap federasi ini pa«tilah

ia sudah membantu memperkekal rasa persatuan Indonesia ’ terhadap

pergerakan seluruhnja; dengan menuruti djedjak pemimpin" keluaran

sekolah tin g g iae ru tam a mereka jang dari P.N.I.), d iakuilah Indonesia

Raja djadi lagu kebangsaan, Merah-Putih djadi pand ir kebangsaan

bahasa Melaju jang diperbaharui itu djadi bahasa Indonesia dan In to

nesia Merdeka d jad i Tudjuan Bangsa oleh segenap golongan

b- Perkumpulan tjampuran

Didalam Bab jang pertama sudah disehutknn i

dan LS.D.P. sebagai golongan tjampuran d S ^ ^ N I P ’ ^

Eropah, jang semuanja itu menudju kemerdekaan « ndonesia dan ° ians

dengan hal dem ikian itu ia dalam tudjuannja mui , egeri. 5ni’ dan Ja ''.a dari pada golongan" Indonesia se-mata=! 9 banjak lebih ma ju

Bahwa I.S.D.V. sesudah revolusi Rusia meniatrn,.

komunis, dalam tahun 1920 berganti djadi P K I h 30 nn;ia , ..

terdiri hanja dari orang- Indonesia semata. dengan lckaS

N.I.P, (lahirlah dalam tahun 1919 dari Insulinri , , . , • __

dengan Indische Partij jang dibubarkan dalam tahun m 3) tak pandjan5 um urn ja . Tetapi selama um urn ja jang sinekat itu • , , ? j „ ”

hebat terutama di D jawa Tengah; dalam hal berpropaganda* menentang

kekuasaan d jad jahan ia tak kalah hebatnja dengan kaum komunis. Inilah

sebabnja maka seorang anggota N.I.P., Dr. T jipto, Sedjak tahun 1928 tidak

dibolehkan diam dalam 10 keresidenan di Djawa. P artai in i sudah dalam

bu lan Mei 1923 d ibubarkan setelah hidup 4 tahun sadja Pembubaran

disebabkan oleh tim bu ln ja perselisihan paham dalam kalangan pengurus

besarnja, antara la inn ja , tentang sikap non-koperasi terhadap Pemerintah.

Tetapi pokok perselisihan itu jang lebih besar ialah, bahwa suatu partai

MASA 1920 — 1930 73

tjam puran untuk menudju kemerdekaan, sedikit paedahnja. Orang3 Indo­

nesia ternjata lebih menjukai kebangsaan „Indonesia” daripada kebang­

saan „Hindia” ; tjlta- Indonesia Raja jang ditanamkan oleh umpamanja

peladjar2 dari Perhimpunan Indonesia ialah suatu Indonesia Merdeka jang

diperintahi oleh orang2 Indonesia, bukanlah „Hindia Merdeka” jang dipim-

p in oleh orang2 „H india” (tjampuran). N jatalah kepada orang Indonesia,

bahwa bekerdja ber-sama3 dengan Peranakan'-' tidak mungkin membentuk

suatu persatuan jang djudjur karena mereka itu kebanjakan menjangka

d irin ja lebih tinggi dari orang Indonesia dan memandangnja rendah seba­

gai suatu bangsa jang hina.

Lagi pula njatalah, bahwa Peranakan2 itu kebanjakan tidak dapat men­

tjam puri aksi menentang Pemerintah Belanda, karena mereka itu merasa

lebih sedarah dengan orang Belanda, sedang ia ber-sama2 dengan orang

Belanda in i mendjadi lapisan atas dari masjarakat, „ke-belanda-an”nja itu

lebih menguntungkan baginja daripada „ke-hindia-an”nja; pada hal ke-

hindia-annja itu membawa kemungkinan jang mereka itu akan kalah oleh

orang2 Indonesia, karena dikalangan orang* Indonesia in i makin bertambah

banjaknja orang2 jang terpeladjar. M '"-Membubarkan N . I . P . itu adalah s u a t u T h^ua^w ^aag lb id jaksana, djika

k iranja tinggal tetap ada, pastilah ia a k a fc - A ^P w l^ tk a n ' kehidupan jang

sedih sadja. ’

" I.S.D.P. sudah memperlihatkan dirinja dalam pratoek sebagai golong­

an parlementer Belanda jang amat tenang dan, oleh karena ia tidak mem­

pun ja i rakjat umum , ia hanja berarti dalam hal pekerdjaan di Dewan

Rakjat sadja; pada pekerdjaan di Dewan itu memang ia selamanja sungguh

memihak kepada Indonesia.D juga golongan tjampuran jang la in2 (N.I.V.B., C.S.P., I.K.P., P.E.B.),

terutama berarti untuk pekerdjaan di Dewan Rakjat. Pada daftar jang be-

rikut ini, diberikan suatu pemandangan tentang keadaan banjaknja anggota

organisasi* tjam puran jang tersebut tadi, dalam lingkungan Dewan Rakjat

itu.

Dari daftar2 berikut tampak dengan amat njata, bahwa anggota- Indo­

nesia jang berasal dari lingkungan Indonesia se-m ata", hanja sebagian

ke tjil sadja dari pada djum lah anggota Dewan Rakjat itu. D jadi bagian

terbesar dari Dewan Rakjat itu terdiri dari pada penjokong kekuasaan

djadjahan. Itu lah sebabnja oleh banjak orang Dewan in i dipandang sebagai

Dewan-tiruan sadja jang tak berguna.

74 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

BA NJAKN JA ANGGOTA DEWAN RAKJAT

(tidak termasuk ketuanja, ja itu seorang Belanda jang diangkat)

G o l o n g a n

I. Golongan Indonesia

Budi Utomo .............................

Sarikat Is lam .......................

Sarikat Sumatra ..................

Pasundan .................................Moluks Politiek VerbondK aum Betawi .........................Persatuan M inahasa ................

D jum lah I

II. Golongan tjam puran

Lisulinde-N. I.P .....................

Ind. Soc. Dem. Partij

I. Vrijzinnige Bond

Christ. Ethische Partij

Ind . Katholieke Partij

Orang Orang Djum-

Tahun Indonesia la in3_____ lah

di di di di

p ilih angkat p ilih angkat

1918-1921-1924-1927-1918-1921-1924-1918-1921-1924-1921-1927-1927-

1921 1924 1927 1931 1921 1924 1927 1921 1924

• 1927 1924 1931

-1931

1918-1921-1924-1927-

1918- 1921 - 1918 - 1921- 1924- 1927- 1918- 1921- 1924- 1927- 1918- 1921- 1924- 1927- 1918- 1921- 1924- 1927-

19211924

-1927-1931

-1921 -1924 -1921 -1924 -1927 -1931 -1921 -1924 -1927 -1931 ■1921 1924 1927 1931 1921

•1924 1927

■1931

2

1

1

1

1

2 — —

1 — —

1 — —

1 — —

1 — —

1 — —

1 — —

1 —

14

1522

5')223

22

— 1 —— — 1

_ 1— 1_ 1__ 1_ 1_ 2

2 3 1 3 2 3 3 1 2 2 2

5111

— 4_ 5

A— O

— 6

10

.>?4

41r>5 5

’) A n taran ja ada 2 jang d juga d jad i anggota ttrr ^ .anggota S.I. ^ ‘Kgoia b .U. dan 1 jang djadi

MASA 1920 — 1930

G o l o n g a n

Politik Econ. Bond

D jum lah I I

75

Orang Orang Djum-Tahun Indonesia la in3 lah

di di di dip ilih angkat pilih angkat

1921 — 1924 8 7 1 161924 — 1927 0 — 5 1 161927 — 1931 6 2 7 3 18

1918 — 1921 5 1 5 6 171921 — 1924 10 3 10 9 321924 — 1927 12 4 6 10 321927 — 1931 9 3 9 11 32

I I I . G o lo n g a n E ro p ah

Vereeniging Ambtenaren b /h Eur. Binnenl. Bestuur

Indo-Eur. Verbond

Midden-Partij .......Kapital besar .......

D jum lah H I

1918- 1921- 1924- 1927- 1921 - 1924- 1927- 1924- 1927-

-1921■1924-1927-19311924

-1927-1931■1927-1931

1918-1921-1924-1927-

19211924

■1927•1931

11146

157

12

1212

111124612

1369

IV. Golongan Tionghoa

1924 — 1927 _ _ _ _ — — 2 21927 — 1931 — — 1 1 2

V. T id a k b e r p a r ta i , 1918 — 1921 2 3 4 7 16

1921 — 1924 2 2 1 3 8

1924 — 1927 — 2 — 3 5

1927 — 1931 6 1 1 3 11

D jum lah besar 1 — V 1918-1921-1924-1927-

1921 • 1924 -1927 ■ 1931

10 5 9 14 38

12 10 12 14 48

13 8 11 16 48

19 6 18 17 60

76 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

2. PERGERAKAN SAREKAT SEKERDJA

Seperti ldta lihat gerakan sarekat sekerdja Indonesia timbul dalam

. pefang duma Pertama, dan tidak lama sesudah perang, dalam tahun

berdinlah badan perpusatan bernama Persatuan Pergerakan Kaum

Buruh (P.P.K.B.). Dalam tahun= sesudah 1919 terdjadilah beberapa pemo­

gokan dan pertjobaan pemogokan, sebagian diluar pertjampuran sentral

sarekat sekerdja P.P.K.B. tadi. Keadaan pada waktu itu baik untuk menga-

Seb3b terhhat untung, kaum modal tambah sangat besar

L h . r l 1 l mat bf nf knja °rang meminta barang= export dari Indonesia);

“ a r i bUruh sangat turun (akibat dari naiknja harga

sedang u T a h ^ ^ barang2 ^ la m negeri, sedang upah tidak ikut dinaikkan atau kurang setimpal naiknja).

Pertama adalah pertjobaan pemogokan anggota- P.F.B. (Personeel

Fabriek Bond). Perkumpulan ini berdiri tahun 1919 dengan tudjuan mem-

ben pertolongan kepada keluarga buruh pabrik didaerah Jogja tetapi de-

2misarfsa csaJUn T ebaK diseluruh Dj awa' Pemimpin adalah SurjopranotoKomisans C.S.I. Dalam bulan Maret 1920 perkumpulan ini minta kepada

S T f RdanhPengUrUS perusahaan kebun dan Syndikat gula supaja meng-

naikJri f ' w gai b3dan penvakilan Para kaum bur»h dan supaja me- naiKKan upah (jang njata sangat turut harga-pemakaiannja itu) Karena

kaum pengusaha kebun tidak menuruti permintaannja, mensinsat nasib

makp P F 'B; P°da » Agustus I920fljukan ultimatum. Pemerintah berdiri disampmg kaum modal eula dan

melarang pemogokan umum. Pemerintah berbuat demikian meskioun iaahu b a h ,a turunnja arti upah n ja la (menurut perkataan " “ S t a *

S h- ”” erupaka" ' ,erbe" “ n iang sangat gandjll terhadap keuntunga" luar biasa jang didapat oleh perusahaan gula waktu itu,” l . i n g T S u -

arkan katanja atas pertimbangan aksi in i bukan untuk perbaikan nasib

t o n . buruh, tetapi sebetu.nja aksi poi it lk untuk m e ngadaka f p e r“ ahaan

S n I h ^ S ™ i l f ' S f ? 1 “ “ d i“bV ™ Perlu le ng inga t- , nwa perusanaan gma sebaiknja menambah upah buruhnia

22 sSkaT ske°knT h P 'K'B- j " 0® Pertama P3da 1 A^ t u s 1920 ^mewakili zl sarikat sekerdja dengan djumlah anseota 27.000)

daan antara golongan komunis dan S I Iang waktu ,? k terbuktl perj!

Djuga dikemukakan, bahwa golongan sosialis h a n t ™ bf aliran sosialt bukan aksi-politik sedans oleh ant i mengadakan aksi-upah,

sebagai sendjata

diputuskan Jogja (pusa, SX ) sebagai k e d u d u t a T n g u ^ B e s ^ K R

seKretans ASus Salim (SJ.). Dalam bulan Agustus 1920 pada

Semarang-Ghirebon-Stoomtram (S.C.S.) tim bul perselisihan perbSuhan dan

V.S.T.P. mengirimkan ultimatum kepada direksi.

jfA S A 1920 — 1930 77

D ireksi itu sanggup memberikan kepada pegawainja sjarat" kerdja jang

sam a dengan apa jang diberikan oleh S.S. (kereta api gubernemen) kepada

pegawainja. In i tidak diterima oleh V.S.T.P., d im intanja gadji naik lebih

ban jak dan kerdja 8 djam sehari. Se-konjong- (diluar pertjampuran V.S.­

T .P ) tim bu l pemogokan diseluruh djalan kereta api Semarang-Tjirebon itu.

Karena tindakan jang diambil oleh V.S.T.P. pemogokan lekas berhenti.

D alam bulan Nopember 1920 di Surabaja timbul pemogokan jang luas

d juga disebabkan karena upah tidak disesuaikan dengan sangat naiknja

harga barang-. Pemogokan terdjadi diperusahaan2 pendjahit, dipelabuhan

dan perusahaan- teknik. Pegawai- perusahaan2 ini masing- mendirikan

perserikatan atas usaha dari seorang propaganda P.F.B., dan bergabung

dalam satu sentral daerah. Sesudah pemogokan berdjalan 2 bulan (lain

dengan jang terd jad i diperusahaan gula jang besar sekali kuasanja, Peme­

rin tah d jad jahan dalam pemogokan in i tetap netral) sjarat2 perdjandjian

bekerdja d iperbaiki, achir bulan Desember 1920 semua orang telah beker­d ja kembali.

D ari semua jang tersebut diatas dapat dikatakan, bahwa pemogokan"

tahun 1920 meskipun tidak semua berbuah dengan langsung (pengaruh

pertjobaan pemogokan diperusahaan gula djuga besar adanja) mendatang-

kan buah jang agak memuaskan buat kaum pemogok.

Lagi pu la ban jak orang terbuka matanja tentang keburukan peralur-

an- dalam dun ia perburuhan dan kekuasaan kaum modal jang dapat

berbuat se-mau=nja, jang semuanja itu gampang menimbulkan terdjadinja

bahaja pemogokan. Pada waktu in ilah Pemerintah djuga mempersoalkan

upah-m inim um dan madjelis'J tetap untuk kaum modal dan buruh ber-

sama . Tetapi Pem erintah tidak terus mengambil tindakan apa- jang njata.

Selama itu perd juangan antara S.I. dan Komunis untuk mendapat pe­

ngaruh leb ih besar dari saingannja, berdjalan terus. Dalam rapat umum

Sentral Sarekat Sekerdja P.P.K.B. tanggal 18 — 20 Djuni 1921 di Jogja

perpetjahan terdjadi. Semaun dengan perkumpulan2 jang tjotjok kepada-

n ja (sedjum lah 14, d iantaranja V.S.T.P., perkumpulan buruh pela u an dan

buruh tambang, Sarekat Sopir, Sarekat Buruh Tjetak, p e n d ja h it dsb .) keluar

dan m end irikan gabungan baru dengan nama „R e v o lu t io n a ire Vakcentrale.”

tempat kedudukan Semarang.

Surjopranoto dan S a lim °m eneruskan P.P.K.B. d i Jogja, dengan P.P.P.B.

(pegawai pegadaian) sebagai tulang punggung.

Revolutionaire Vakcentrale (Sentral Sarekat Sekerdja di Semarang)

terus m entjam puri pemogokan buruh pelabuhan di Surabaja bulan Agustus

1921; Semaun diutus berembuk dengan kaum madjikan djangan menerus-

kan n ia tn ja un tuk m enurunkan upah.

Sem aun masih terus m em punjai pengharapan merebut kekuasaan da­

lam S.I. dan dalam P.P.K.B. (Sentral Sarekat Sekerdja — Jogja). In i ter­

n ja ta dalam pertjam purann ja jang sungguh11 dengan pemogokan pegawai

78 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

pegadaian bulan D januari 1922; dalam pemogokan in i iku t 1000 oran:

ja itu 20% dari semua pegawai. Para pemogok terus dilepas sebagai pesa-

wai Pemerintah. Pemogokan in i bukan karena hal gadji, tetapi oleh sebab

sikap kepala pegadaian bangsa Peranakan jang merendahkan dan menj-

h ina pegawai Indonesia, akibat kekuasaan besar jang diberikan kepadi mereka. Tidak sadja P.F.B. (dibawah pengaruh S.I.) fetapi d juga V S TP

(komunis) memikirkan un tuk memberi sokongan uang kepada pemogok:

Revolutionaire Vakcentrale selandjutnja mengeluarkan manifest, mengar,

d jurkan agar supaja semua kaum buruh memberi sokongan- djuga diberi-

tahukannja bagaimana besar faedah suatu pemogokan um um Karena Pe­

merintah d jad jahan takut kepada ini, sedang pemogokan in i djuga menge-

nai menentang Pemerintah sendiri (djabatan pegadaian), maka aksi mogok

disudahi oleh Pemerintah antara lain dengan mengasingkan dari Indonesh

pem im pin3 komunis Tan Malaka dan Bergsma, j ang ke dua=nia dalam hal in i bekerdja sangat giat (Tan Malaka dibuang ke 'd ik e lu a rk a n dari Indonesia). Pang, tetapi mennhh

Dalam pemogokan in i Semaun tidak ikut ia berangkat ke Rusia untuk mengundiunsri irnn PUr ^ u lan Oktober 1921

m ur D jauh jang diadakan Djanuari 1922 sebacr kaum buruh dari Ti'

dalam kongres d ib itjarakan organisasi s a r e k ' Va^ dari tanah Djawa.

setengah-djadjahan d i Asia). Setelah pada ^ d*'neSeri" djadjahan dan

pulang kembali, ia mengambil ketetapan u t angga 24 Mei 1922 Semaun

kat sekerdja (dan pengaruh komunis d'd 1° • mernPerkuat gerakan sare-

balikan lag i persatuan j ang telah hila 1 & amnja dengan d ja lan mengem-

25 D jun i 1922 d i Surabaja diadakan t ^ taS ^ is ia t ifn ja pada tanggal

d ja. D is itu diterangkan sangat perlu ™ • bersama antara sarekat2 seker-

sarekat sekerdja jang ada di J o g i a ^ diadakan fusi antara dua sentral

tanggal 3 September 1922 di Madiun t ^ Semarang itu. Memang pada Persatuan Vakbonden H india (P.VH) j f f d^ad^ ab Persatuan dengan nama

sekerdja buruh partiku lir dan sarekat Jlj?a in i terd iri dari sarekat

Objek pertama dari aksi sentral ba™ ,buruh Pemerintah.

tah akan d itjabutn ja tambahan upah ri 1 Permakluman Pemerin-

telah berdjalan beberapa tahun. Semui f-T ^ 3i karena kemahalan, jang

takut akan niat pentjabutan in i (jans ™ .Pegawai dan buruh sangat

ongkos-hidup tetapi penghematan belandja Pemerfn35311 buk3n penurunan

Beberapa kesempatan dipergunakan u n tu k rin tah>- pada kongres V.S.T.P. 3 __4 M aret 1929 fr ^e n e n ta n g n ja , achirnja

pem ogokan pegawai kereta ap i dan trem T e t a n ? ^ 11 supa ja m e n Sada^ a"

ba ik m enem puh d ja lan berm usjaw arat du lu Sem aun m em andang lebih

n je tu d ju i u su l pem ogokan dan dengan Darsono ja n g v v a k t H t T b S i i pulang

d a n lu a r negeri, terus bergerak u n tu k m engadakan pem ogokan itu .

MASA 1920 — 1930 79

Dalam rapat sentral P.V.H. di Surabaja tanggal 29 — 30 April 1923 dan

dalam rapat V.S.T.P. di Semarang tanggal 6 Mei 1923 ia menerangkan,

bahwa pemogokan harus dimulai pada saat ia (Semaun) ditangkap. Ketika

ia pada tanggal 8 Mei 1928 memang ditangkap, meledaklah pemogokan

besar dari pegawai dan buruh kereta api. Djuga dalam pemogokan in i

Pemerintah sendiri mendjadi fihak-terkena; dan lagi imbangan kalah

menang dengan satu tindakan didjadikan tidak sama, ja itu dengan djalan

mengurangi hak bersidang dan mengadakan hukuman terhadap propagan­

da pemogokan (artikel2 baru dalam Undang3 Hukum Pidana), dengan djalan

in i perhubungan antara pemimpin3 dan buruh terputus, dan telah achir

bulan Mei (djadi sesudah 3 minggu) gerakan mogok mundur-bubar.

Pada bulan Agustus 1923 Semaun diasingkan keluar negeri (lebih di-

sukainja daripada dibuang ke Timor); lalu aksi kaum komunis dalam

sarekat sekerdja terhenti sebentar. Tetapi tak begitu lama.

Atas inisiatif Vakintemationale Merah (Profintern) D jun i 1924 dipu­

tuskan di Kanton mengadakan organisasi internasional pelaut dan buruh

merah di-pelabuhan3 Pasifik jang penting dibenua Asia. D i Kanton didiri­

kan sebuah kantor untuk keperluan in i dengan bagian3 untuk Tiongkok,

Filipina, Djepang, India dan Indonesia. Sarekat Laut dan Gudang di Sema­

rang dan Sarekat Buruh Pelabuhan d i Djakarta dan Surabaja akan diper-

satukan m end jad i Sarekat Pegawai Pelabuhan dan Lautan (S.P.P.L.), dan

organisasi itu akan digabungkan dengan Sarekat Pegawai Laut Indonesia

(S.P.L.I.) jang waktu itu diadakan oleh Semaun di Amsterdam bagi anak-

kapal Indonesia dari kapal3 mail.

Sebagai akibat kongres P.K.I. Desember 1924 di Kotagede (Jogja) jang

memutuskan mengulangi lagi dan memperdalam aksi dikalangan sekerdja,

dikerdjakanlah di-mana3 sistim perpusatan ketjil'„kern dan cel” dikalangan

buruh perusahaan3 Pemerintah, perusahaan pengangkut, industri dan tam-

bang. Dengan djalan sembunji, organisasi gerakan sekerdja merah diper-

kuat dengan mengadakan gabungan 10 dan 5 orang (masing- mempunjai

pemimpin sendiri) jang anggota:nja dididik mendjadi pemimpin dari

gabungan3 baru. Dengan djalan demikian tiap3 gabungan diharuskan ber-

kembang „seperti bola saldju”. Di Surabaja tanggal 21 Desember 1924

sarekat2 sekerdja memutuskan mengadakan „Sakretariat Sarekat Sekerdja

Indonesia Merah” jang akan masuk men3jadi anggota Profintern di

Moskou dan djuga mendjadi tjabang Pan Pacific Labour Union merah di

Kanton.

Sesudah dengan djalan in i susunan organisasi mendjadi kuat kembali,

baru dapat di-angan3 mempergunakan sendjata pemogokan untuk mele-

njapkan ke-tidak-adilan (jang memang banjak terdapat) dalam dunia

perburuhan.

Pada tanggal 21 D ju li 1925 di Semarang timbul pemogokan3 di-kantor3

pertjetakan, sebab ada pegawai jang diperhentikan dengan tjara jang tidak

80 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

adil 1 Agustus di Rumah Sakit Umum Negeri, sebab perbuatan jang

angkuh dan keras dari kepala2 Belanda; bersamaan waktunja timbul pe­

mogokan pengangkutan di Semarangse Stroom- en Prauwenveer oleh 1000

orang.

D juga di Surabaja timbul pemogokan" : sedjak 1 September 1925 di­

perusahaan pertjetakan; sedjak 5 Oktober 1925 orang mogok di-pabrik2

mesin.

D juga sekarang Pemerintah mengambil tindakan jang menjebabkan

imbangan kalah menang tidak sama. Dengan djalan mengurangi hak ber-

sidang buat organisasi- komunistis (17 Nopember 1925 peraturan ditambah

dengan kalimat, bahwa kemerdekaan bersidang dapat dikurangi buat orga­

nisasi- jang istimewa ditundjuk) dan mengasingkan pemimpin^nja Darsono,

Aliarcham dan Mardjohan (Alimin sudah pergi lebih dulu dengan maunja

sendiri) pemogokan" lalu terhenti; di Semarang dulu, kemudian djuga di

Surabaja. Achir Desember 1925 semua perusahaan telah bekerdja kembali.

Sentral Sarekat Sekerdja P.V.H. dapat pukulan keras dengan pern-

buangan pemxmpm- tadi dan dengan adanja pembatasan baru buat hak

bersidang. Apalagi sesudah pemberontakan tahun l 926 semua orang komu nis disingkirkan, dan P.V.H. boleh dikatakan mati oloh v -f u

sarekat2 sekerdja masing2 (jang bukan komunistis) masTh "b e lx lh /3 ^S.I. selalu berdiri diluar pemogokan2, tetapi sesTui^ r

diasingkan setelah pemberontakannja, maka S I u m komunis

tjoba memperoleh hasil dari tidak adanja saingan Hgan i ersikap k in men'

S.I. tidak berdaja lagi untuk mmperbaiki kPmi T ' t ltU’ Akan tet3Pl matjam2 sarekat sekerdja jang telah putus i<„ hub“ ngan diantara

lampau turun. S.I. hanja dapat berpengaruh d id a lam T T S J ‘ SUd3h ter‘

pegadaian jang diketuai oleh Surjopranoto; pevkummto*™**1™ ^ T ' " '

sangat <wnak- ia iei,i,an8an ^ k T Z c

an Guru H india Belanda jang U h T r T / - ™ - (PerSenkat-

djuga bernama P.G.H.B. dan m e n g g a ^ 7t a t k af i t r d T ^ j a ^

masing- adalah golongan menurut idjazah jaitu H K SB P N S P S O KB* P.G.B., P.G.A.S. dan P.G.D. 'Vb.u., FJN.b., 1 .S.O.,

V.S.T.P. jang komunistis, sebagai n t iw i , , .n aK1Dat Pemberontakan komunis men­

djadi rusak sama sekali. Dalam bulan D iuli „ i • u j - -%,r.m ~ J 1927 sebagai gantinja berdiri

P.B.ST (Perhimpunan Beambte Spoor dan Tram); ia tidak mentjampuri

politik dan dengan lekas djum lah anggotanja naik sampai lebih dari 5.000

D i Surabaja Dr. Sutomo asjik bekerdja mengadakan gabungan dianta­

ra beberapa sarekat sekerdja (Sarekat Buruh Listrik S B Bengkel, S.B

Djahit, S.B. Dagang); djuga diusahakan agar supaja perkumpulan2 S.P.P.L..

Chauffeursbond Indonesia, Marinebond dll. berusaha lagi untuk memper-

MASA 1920 — 1930 81

besar d jum lah anggotanja. Dalam pekerdjaan ini semuanja Sutomo menda­

pat saingan dari pem impin2 S.I. dengan djalan diarn5.

Bersamaan dengan itu beberapa orang komunis jang tidak tertangkap

pada tanggal 8 D ju li 1928 dapat mendirikan sentral sarekat sekerdja S.K.-

B.I. (Sarekat Kaum Buruh Indonesia) sebagai terusan dari perkumpulan

Sarekat Kaum Buruh dan Tani jang dulu dengan terang-an komunistis dan

oleh karena itu dilarang. Adapun tudjuannja ialah untuk mendapat per-

baikan sjarat- dari paramadjikan. S.K.B.I. memakai kedok nasionalistis;

ia menamakan d irin ja sebuah organisasi Indonesia Raya berdasarkan ke-

baugsaan dan oleh karena itu besar hasilnja. Dengan djalan ini dimaksud-

kan menjelundupi larangan organisasi komunis dan untuk mendahului

kaum nasionalis dalam hal m em bangunkan kembali gerakan sekerdja. Aksi

dan taktik ini barangkali diperintahkan dari Moskou.

Karena sarekat11 sekerdja jang besar dengan segera dapat mengetahui

hal ini, maka pemimpin-nja (Marsudi dan Sunarjo keduanja komunis jang

mempergunakan keanggotaan P.N.I. untuk maksudnja) berusaha menem-

patkan sel" dikalangan pegawai kereta api dan trem, pelabuhan pertjetak-

an, perusahaan dagang dan kebun di Djawa Timur. Untuk dapat mempe-

ngaruhinja, dibuatnja perserikatan diantara mereka jang bekei ja dalam

perusahaan sama atau m e lakukan pekerdjaan sama.S.K.B.I. memutuskan akan menghubungkan diri dengan Pan Pacific

Labour Union dan tgl. i April 192? ia menggabungkan dm de"San ^

penentang penghisapan kolonial. DJuli 1929 Pemimpin- S.K.B.I. auang P,

lalu dibuang ke D igul A- ■Sementara itu oleh S.I. d i a d a k a n bcborapa pertjobaan untuk mendm-

kan suatu sentral sarekat sekerdja beraliran Islam (Pe«er,katan Buruh rci„m x , . . _ , ;+»i oleh partai ini (untuk mendapatiphih n ° neSia a Pertjo aa k pembitjaraan dinegeri Belandalebih pengaruh) seringkali dikctemukan pen 3 Volkenbond

antara Agus Salim, selama ia pergi ke Eiopah guna pe Internationa;dengan pemuka“ Ned. Verbond van Vakveremgm*

Verbond van Vakvere„igingen. V.I.P..

Selandjutnja oleh anggota pengurus PPP- ■ , tptani

B.O.W. diambil putusan (31 Mei 1029) mendinkan sentia , ’ apinemprintah. Pada kongres pertama melulu dan sarekat" sekerdia pegawai pemerinwn. jto =>

dari gabungan baru ini, jang tidak akan berpolitik dan tidak beraliran

agama dan dinamakan P V I.N . (Persatuan Vakbonden Pegawai Negeri)

terbuktilah bahwa telah menggabungkan diri P.PP.H. (pegawai Pegadaw)

dengan anggota 2.500; V IP .W . (pegawai penganan) dengan anggota o.

O.R.B.H.B. (pegawai pedjabatan tjandu) dengan anggota 700, perserikatan

pegawai padjak tanah dengan anggota 600 dan persatuan pegawai pa ean

Indonesia. Ketua adalah R.P. Suroso.- Antara perkumpulan3 pegawai negeri jang tidak menggabungkan diri

dalam P.V.P.N. boleh disebutkan Perhimpunan Pegawai Bestuur Bumi-

82 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

putera (P.P.B.B.) didirikan di Solo tanggal 30 Maret 1929 dan berkeduduk-

an di Djakarta. Perkumpulan ini buat semua pegawai pangreh pradja dari

segala lapisan pangkat. Adapun tud juann ja: memadjukan semangat jan?

baik dan bekerdja ber-sama* dalam pangreh pradja; memperhatikan ke­

pentingan pemerintahan, membangunkan rasa pertalian diantara pegawai

* * 3 ^ P 3daiaf ant memperl?atikan kepentingan anggotanja. Dengan terus menerus ^ j a l a n k a n pembersihan diri ia berkehendak menghilangkan

keadaan tidak baik jang mungkin timbul. Dengan seeera dalam tiaD;

A t ^ e i9 3 T 'p U j Bbang daV r lah angg0ta dak ku ran^ dari 5Z . Agustus 1930 P.P.B.B. mengadakan rapat umum * j - ^ i

rapat ini ditentukan untuk membitjarakan kedudukan Pe dl ,S° ‘netapan hak-kedudukannja, aturan tentang nemV, • pegawai neSen (P°*

tidak mempunjai arah politik sendiri, ia mengikuu™ r r k ^ p '

Dengan djalan ikut berlomba dalam pemilihan Vo L , , ,mendapat enam kursi; wakil*nja dalam Volksn-,, 1 13

bukan hanja untuk kepentingan pangreh pradi, t ™enganggap dirinJ“ djuga untuk bagian rakjat jang belum berorganU . Indonesia sad3a tetap.

BA .A . Wiranatakusuma, sedang kemudian madin J' KetU3 pertama adalah

Sesudah berdiri sentral sarekat sekerdja M ‘ SUtardj° ’usaha Studieclub di Surabaja dalam bulan Me ! ! ? ' negcri’ maka atas

satuan Sarekat Sekerdja Indonesia), sentral dari J? , berdiri P S S I - (Per‘

pegawa. Pemerintah. Jang bergabung dalam P q bl,ruh> jan§ boka"nesia Djawa-Timur, perserikatan buruh pendi-iw lalah sP001’bond Indo- djongos, sarekat sopir, sarekat penganggur sarBv .dan Pertjetakan sarekat

organisas1, jang semuanja itu berdiri dibawah n bUruh jang belum ber' mendj di ketua Rooslan Wongsokusumo. ngaruh Studieclub. J»n"

juga sentral ini akan bekerdja diluar la mengherankan, karena ^ ada,ah 3 lu” ^ P W g politik, j ang tidak sentraU. n u*aha Dr. Sutomo (p *naseliat

Dalam rapat2 umum di Surabaja dalam bman M K

dalam brosur istimewa jang ditulisnja terhad l Nopember 1929 dan

Sutomo m i telah menerangkan sebagai pendiriam?, 8erak3n Seker* a ^

•van JUa|! gerakan sekerdja harus perbaikan 3 naikan upah, dikurangkannja waktu bekerdja U1 nasib kaum buruh (p6'

kaum buruh). Untuk mentjapai itu ka’um sosial untuk meUn'

f ^ f u r T pn/ USahakannja dengan mengingati rasa Jl ^ ^ "TZ i h d3n disiPlin. Adapun usahanja Senasib-sePenanggung^

berwadjzb mengadakan perbaikan*, b. mentjoba ' ^ 2 erbaikan. JU°a sendiri memperoleh Per‘

ateimta" duahhaarin iltr r ,Pi"9J‘r'ah,S'Sa'* ,gdiui"' P“M,ik M8"”;diadakan buat hal itu 1 sadja & 3118311 perkumPulan3 jang sengadia

Dan jang tersebut diatas dapat kite ketahui bahwa dalam w ^ l>

MASA 1920 — 193083

1920 — 1930 gerakan sekerdja mendjadi b e r ta m b a h matjamnja, dan sesu& . . , , UIUJ 1-7,, berdjalan diahran

d a h terombang-ambing dalam gelombang politik laIU nt, inan p p p

praktis. Tetapi gerakan sekerdja belum dapat memenum 'ei „ - • •

K J. da lam kongresnja Desember 1929, jakni akan melipu 1 'aum u iu

di-perusahaan- perkebunan menjusun organisasi kaum buru goongan ini

m enurut pendapat P.P.P.K.I. adalah suatu s e n d ja ta jang tadjam terhadap

tindakan-1 tidak pdil jang diperbuat oleh kaum kolonial Barat.

3. P E R G E R A K A N K E A G A M A A N

M uham m adijah adalah satu organisasi Is la m - m o d e r n ; lapang usahanja

pendidikan dan sosial. djuga dalam waktu 1920— 1930 teius makin ma-uaiani dengan adanja saingan

dju. B an jak diantara kaum Muslimin jang djemu de g , . °

politik antara S.I. jang berdasarkan Islam, sosial18"'ie 1satu p ihak dan kaum komunis dilain pihak, lebih me j » »tenang. Buat orang^ in i Muhamadijah adalah perkumpu an u i je un-

nja. Barangkali in ilah sebabnja maka M uham m ad ijah teius a pat t.dak-

berpolitik, meskipun ia seperti kita dapat; lihat diatas sama sekali tidak

berhaluan politik mengasingkan diri. \ ..

Ia iku t dalam Al-Islam-kongres bulan' Oktober 1922 di T jue on jang

diselenggarakan oleh S.I. (usaha mentjari lapjjng aksi baiu) un u meng­

adakan barisan persatuan Muslim. \Dalam kongres itu Muhammadijah (bersama' d£ng?n A1 isa , per-um-

Pulan golongan A rab berhaluan madju dibawah Surkati) ei en angan

dengan kaum orthodox dari Surabaja d a iL jC u d u ^ /a u m *ni memperaalah-

kan M uham m adijah hendak menjerang aliran jang telah ada (sepeiti kaum

W ahabi sadja) dan membangunkan mazhab baru disampmg . ,a” g 3 a an hendak mengadakan tafsir-Kuriin baru (suatu perbuatan jang er iang

m enurut faham kaum orthodox). 2

O leh M uham m adijah didjawab, bahwa ia berusaha dan bei-tjita meng-

angkat agama Islam dari keadaan terbelakang, disebabkan o e arena

banjak orang lebih mendjundjungi tinggi kitab2 tafsir 'avan^an para

ulama, daripada Kuriin dan hadith (perbuatan dan pendapat a i Muham­

mad) sendiri, d jad i kita harus kembali kepada Kuran dan hadith; mem-

peladjari in i harus dengan langsung dan tidak hanja melalui kitab3 tafsir.

D alam kongres Al-Islam jang. kedua di Garut, Mei 1924 kaum orthodox

tidak datang dan pengaruh Muhammadijah njata disana. Djuga dalam

kongres Al-Islam di Surabaja Desember 1924 Muhammadijah muntjul de­

ngan perwakilan jang besar.

Pusat bergeraknja Muhammadijah ialah Jogja (tempat Hadji Dachlan

dan sesudah ia meninggal, Hadji Fachruddin jang djuga duduk dalam

pengurus Besar S.I.); dari pusat in i dengan giat diadakan aksi untuk yne-

84 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

madjukan peladjaran Agama Islam di-rumah= sekolah negeri.

Banjak orang jang menaruh simpati pada gerakan ini sebab tidak

berpropaganda menentang pihak lain, bahkan terhadap kaum Kristenpun

tidak; Pemerintah djadjahan melihat gerakan ini dengan hati setudju, oleh

karena 1a tidak pernah mengeluarkan suara tentang pendjadjahan, hanja

menundjukkan tidak senang dengan adanja peraturan3 jang mengalangi

gerakannja (misalnja Guru-ordonantie-1905 tentang peraturan pengadjaran

agama Islam dan kemudian pengawasan jang diperkeras terhadap penga­

djaran parhkuhr, tahun 1923). Tetapi penghinaan terhadap Is lam se-mata*

ia tak dapat membiarkan sadja. Diatas telah kita ketahui bahw a rapat

kaum komunis tahun 1924 di Jogja gagal; sebagian besar adalah karenaaksi anggota2 Muhammadijah jang bernendanat h ll! fAgama Islam. berpendapat bahwa pidato3nja menghina

Achir 1924 diadakan organisasi ranting dengan n-, it ♦- t t™- in i dibuat untuk pekerdjaan diluar tentang n ro n f >'Ummat Islam •

dsb.). Organisasi ranting ini terutama dafam tab53""13 ke islaman (arak'3n giat. tahun 1925 bekerdja sangat

Dalam kongres Muhammadijah 12 — 17 Marot

diperbintjangkan soal3 pengadjaran, penerangan I 5 di J ° gja’ antaranja hal2 Islam, mengeluarkan buku dalam bahasa pada surat kabar tentang

perbaikan guru-ordonantie, memperbaiki p e m a W * tentang hukum Islam' Dalam kongres in i ternjata bahwa Muhammadi?!" U3ng kas mesdjid dsb. mempunjai 29 tjabang dengan 4.000 anggota Pada waktu itu telah

kolah 55 dengan murid sebanjak 4.000. DibaJ" 13 rrien8usahakan rumah se-

agama) bekerdja 274 orang laki3 dan 100 o r ! ? ”tabligh” (pidato3 tentang

dalam organisasi Uminat Islam tadi. Ia mZ nS Perempusn- -iang duduk

Surabaja, jang telah menolong 12.000 orang S T " 1 kUnik di J ° gj a dan

punjai rumah piatu dan rumah miskin BaPi ! di J ° gja ia djuga mem.

kem ang. Dalam tahun3 kemudian MuhammadiiahT113’ Aisjiah> terus ber-

Kegiatan dikalangan sosial (pengadiaran J ^ m3djU I» eningkat'

an agama (bagian tabligh, jang mengadakan ni!i kesehatan) dan dilapanS-

dan bagian Ummat Islam untuk propaganda j menerangkan agama

buah pekerdjaan Hadji Fachruddin (m en ingea ldjalan2> terutama adalah

Hanja sebentar sadja, sebagian akibat dari usah^cr™ TH<!(Muktamar al-Alam al-Islami Far’al Hind as Si SX melalui M.AJH-S.

aliran revolusioner dalam kalangan Islam ( m o s i S ^ UntUk menimbulk3n pai kongres S.I. tahun 1927) beberana t ilh M-A.I.H.S. tahun 1926 sanv

ie p o lit ik , tetapi Pengurus Besar dapat m e n S a h ^ ™ ™ ^ 311 terd°r°na

Perhubungan nengan ST tPlah mPn H ^ l g hn3a ide" ga" S®gera‘ ,iiah

tidak m a u l k u n i S MadTelis

,Tneia.-jang

MASA 1920 1930

J a i

85

nrahan Kuran-disana d ua minggu.. jang lebih dulu. .nk derjgan--isfemr

oleh T jokroam inoto ditolak. 1-nrnni -drrrTFf^P tifl— j ^ anggotaan S.I. tidak

iana sesungguhnja. Sikap S.I. jang menetapk.an ma(jijah ditjela keras. boleh d irangkaikan dengan keanggotaan M . greS itu, bahwa bagai

Perkataan Dr. Sutomo didalam pidatonja waktu j.r ;„cjnfan harga diri

m anapun djuga S.I. telah berdiasa membPnffin '°n nran<* harus lebih

dari rak iat. oleh pihak M u b nm m atiiiah didl.iWafr u n tu k da ii

ftanjak bekerdia daripada bcrbitjara dan__sernu.—----

lidak.-riari organisaginjaJ___ . . darj kenaikan banjak-Hasil kem adjuan Muhammadijah dapat . .

n ja tjabang dan anggota. In i adalah seperti beri -u • gQta

1 D januari 1928 : 150 tjabang dengan * anggota1 D januari 1929 : 209 tjabang dengan 1755 ta

1 D januari 1931 : 267 tjabang dengan 2 4 . < i « daripada P.S.I.I.,

D ja d i M uham m adijah telah mendjadi lebih D iakarta sadja telahd jum lah rum ah sekolah di Jogjakarta, Surakarta dan dalam tahun

m endjad i 126; po lik lin ik3 di Jogja, Solo, S u raba ja da

1929 mengobati 81.000 orang sakit. melebarkan sajapnjaD alam tahun= sesudah 1930 Muhammadijah J atra) hasilnja sangat

ke-lain- pulau Indonesia. Lebih5 di Mmangkab bertjorak politik.besar, tetapi berbeda dengan di Djawa disan cMah||atul u iama mencn-

Dapat d itjatat, bahwa titlnft sadia FbX-^— - HHilk "menaruh simpati

tang M uham m adijah. tetani knnm n°sl0" a) ^ ^ r ~ ^ ^ i l Uarpejrd juang.kpnarinnia lrnrena M11 h am m-14 ‘ i a h ^ .2.la--- rr~Hnri Pemerintah dfn-an kemerdekaan, bahkan menerima—sokongan—na n • 1

d iahan.

Ahm adijah-Lahare dan Ahmadijah-Kadian

Gerakan Ahm adijah timbul di India di ^ ^ ^ g e s u d a h banjak mem-

nama dan asalnja adalah dari Mirza Ghulam Ah™ n akan dirinja (1884) pe lad jan dan menulis tentang agama Islam ia me dalam miaM udjadd id (Pembaharu) agama Islam dan kemudian tahu

50 tahun ia mengaku dirinja sendiri M.ssias jang did Kristen dan M ahdi jang di-tunggu* oleh kaum M uslim ! Kaum-orthodox

tidak pertja ja kepadanja dan menentang dia. Tetapi Mirz ber asil pula

m endirikan suatu aliran baru dengan penglkutnja.

Ia tidak m e n g u s i k Jceluhuran Kuran dan Nabi, tetapi mempunjai be­

berapa faham* sendiri j'ang djauh berbeda dengan a am a a ^

umum . Antaranja umpamanja pendapat, bahwa perang sa 1 1 ®

dilakukan dengan sendjata biasa (lahir) tetapi dengan sendjata batm

(djiwa), sebab sabda A llah berbunji bahwa dalam hal agama tidak ada

86 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

paksaan. Lagi pula aliran in i mengemukakan sekali kewadjiban= manusia

untuk bertindak baik (persaudaraan, merendahkan diri dan menghormat. ramah-tamah, tidak berdusta dsb.).

-Agama Kristen ditentang menurut peladjaran^ agama (theolo^is)- tetapi

g t ‘r ° ‘eh A,“" adlJah <M‘™ »•<**

m . d S ^ a V ^ k t u ^ f ' . SS!” " 1908> da ,a" g" ,h P 'W ia h a n dalam Ah-maaijan jan-, waKtu itu telah mempumai 70 000 nn««;i. *. j- t j- -r i tahun 1913 satu golongan dibawah Kwaiah K a m a i glkut dl Ind ia- Dalam

mendirikan Anjuman Ishaati Islam (perkumpulan11 '"t l?61Sl ^ Lahore dan ma Islam). Lainnja tetap tinggal di Kadian dih H menjebarkan aga- Ahmad, anak Mirza Ghulam Ahmad awah Mirza Basjiruddin

Perpisahan dua golongan ini makin lama malon v tentang ilmunja. ln bertambah besar djuga

Tetapi ke-dua-nja bersemangat keras, kadan^ u , dan bekerdja banjak dalam usaha menjebarkan bertjorak menjeran?

sebab itu Ahmadijah tersebar diseluruh dun'383013 1813111 di'manaJ. Oleh Iran, Mesir, Afrika Selatan, Australia, Eropah) ^5^*rina, Selon, Tiongkok.

Ke Lahore dan djuga ke Kadian datanglah b ,7JUg3 masuk di Indonesia, untuk mempeladjari ilmunja. 0 eraPa peladjar2 Indonesia

Pusatnja di Indonesia adalah Jogja tenrn *

Ahmad Beig, seorang Hindu sedjak tahun ’ 1924 r , kediaman Mirza Wali ta dengan utusan-penjebar Mulvi Rachmat Ali , an Lahore) dan Djakar- Kadian). > JUga seorang Hindu (aliran

la ber-tjita- akan memasuki tai

mcngikuti agama dengan njata, p e m u d a M a ^ f t terPelad^ jang tidak

djaran Barat djadi terlepas dari agama Islam R kai’ena menuntut pela' rupakan satu saingan; Erfan Ahmad Dahlan Muhammadijah ia me-memeluk aliran Ahmadijah! ’ Pendiri Muhammadijah-

Ahmad Beig ‘erpeladiar Mlrza W*“Dienterdjemahkan Kuran) dalam September i 92q Tjokroaminoto dalf m

dengan nama „De Ahmadijah Beweging Indot mendirikan P^kumpulan Indonesia). Ia berdasarkan • la” (Gerakan Ahmadll3'1

a, Kuran, kitab sutji sempurna jang terachir riabaik untuk manusia; ’ sar dan arah h ldup ter'

fr. Kejakinan, bahwa Muhammad adalah Nabi • *-,nkaka„ ada Nabi Iagi: bahwa NaW M u h a m m ^ ^ ' ■ £

MASA 1920 — 193087

m anusia, dan oleh karena itu m anusia harus men0i 'u jtjontoh; ,

c. Pengakuan bahwa sesudah mihrad Nabi Muhamma p..3 ,3nSM udjaddid2 (pem baharu2) dan pengakuan bahwa Hazra . i A hm ad adalah Mudjaddid dari abad 14 se su d ah H idjrah (p gantahun Islam ). . T .Tudjuan „Gerakan” (aliran Lahore) ialah m e m a d ju -an agama s am

dengan m engerdjakan utusan-penjebar, p ro p a g a n d a , m®n e ’ ^kerdja ber-sama2 dengan orang5 lain jang bekerdja un u ' . ar!1‘Dimulai dengan m em bentuk Pengurus Besar dan 6 ja a ° n } a

terutama d itjari dikalangan kaum terpeladjar didikan ara > anjagolongan in ilah dapat diharap bisa b e rp ro p a g a n d a Jan» agama Islam m enentang agama Kristen, dan djuga oranG mi ertjakap untuk m endjaga agar pemuda terpeladjar tetap meme u * agama Islam.

Aliran-Lahore dengan sengadja mentjari hubungan dengan kaum na­

sionalis, oleh sebab itu ia dapat berdiri hidup di Djawa lebih d danpada

aliran Kadian , meskipun peladjar2 Indonesia di India le i ai. 3 ^ran

Kadian. A liran Kadian tidak mempunjai golongan lain, en *u -Gerakan Ahm adijah Indonesia tanggal 2 3 - 2 5 D]uni 1930 mengada-

kan kongres d i Purwokerto; pada waktu itu, antara lain 1 un a anja perpetjahan dikalangan Islam dan bahaja2 jang mengantjam (agama

Kristen, atheisme). D iandjurkan agar anak2 dimasukkan sekolah Barat asal

sadja d jangan ketinggalan dalam hal memberi peladjaran Kuran.

Nahdatul Ukima (N JJ.)Perkum pulan keagamaan Nahdatul Ulama didirikan di Surabaja pada

tanggal 31 Djanuari 1926 sebagai a. reaksi terhadap kebangsaan dan hasil baik dari golongan m odernis dan teristimewa b. karena aum ^ an a orthodox takut, bahwa n ia t S.I. dan Muhammadijah tentang ongres Dunia

Kaum Islam jang ada dibawah pengaruh Radja Ibn Saud, akan mendatang- ^ ^ e n g a r u h W ahabi dinegeri ini. Dalam h,.ian September J-926 N.U.^-punMiA^H.S; . . b e r s a m a ? "

N ahdatul U lam a (seperti Muhammadijah) t’dak mentjampuri politik. Adapun tud7»^nT1ja momndiukan faham dalam agama Islam me-mirut aliran orthodox C4 a lira n : Sjafii, Maliki, Hanafi, Hambali) dengan djalan : m em elihara hubungan antara ulama2 4 alirari ini, mendjaga supaja dalam peladjaran agama Islam berdasarkan faham orthodox, memadjukan rumah8 sekolah Islam, memelihara mesdjid-, dsb.

-K ongres f i— l l Oktober 1928 di Surahaia menentang reformisme kaum

88 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

kaum modernis dan perubahan3 Wahabi di Hidjaz. Karena kaum Islam

rpfnrmis dalam beberapa hal bersikap seperti kaum nasionalis sadja jang

tidak berdasarkan agama, diantaranja tentang propaganda untuk mentjapai

perbaikan dalam hal perkawinan dan hidup keluarga, terutama memper­

tinggi kedudukan perempuan Indonesia, maka oleh golongan kaum kolot

dipandang perlu dalam kongres inipun membitjarakan tentang mendjalan­

kan peraturan Islam tentang pertjeraian (taklik dan Chuluk). Kongres

djuga merundingkan kesukaran3 perdjalanan naik Hadji berhubung dengan

tindakan2 Pemerintah H idjaz terhadap orang3 anti-Wahabi dan peraturan'

kesehatan dipelabuhan jang tidak memuaskan.

Nahdatul Ulama in i pengaruhnja terutama besar didaerah Surabaja

dan daerah jang berdekatan keresidenan Kediri dan Bodjonegoro; selan- d ju tn ja d i Kudus dan sekitarnja.

Dari apa jang disebut diatas dapat kita lihat bahwa dalam waktu

1920 — 1930 djuga pecgeiakan— kfiagfimaan— berk^;Y|hang mendiadi ber-

matianx1. Disini perlu diperingatkan lagi bahwa djumlah m atjam 2 ini masih

banjak lagi dengan timbulnja perkumpulan- Islam, Kristen dll. jang ketjil (jang disini tidak disebut).

4. PERGERAKAN WANITA

™ „ “ r * e a “ h : " h,“ bi" " ,a Perk™ " ““ "= * « * . sebeium tahun ! « >

perbaikan kedudukan dalam perkawinan dan hidup keluarga dan

mempertinggi ketjakapan sebagai ibu dan pemegang rumah tang- ga; ment,apam,a dengan djalan n,enambaPh me8 Id jaran , « m .

pertmgg. ket,«kapa„ ; ch„ s„ s unluk “ mempunjai

maksud jang lebih djauh. u

Memang dapat dilihat bahwa keadaan lekas berubah baik; poligami.

kawin paksaan, berlakunja kekuasaan suami j ang tidak terbatas terhadap

pertjeraian, membiarkan bodoh gadis2 akibat larangan m e n je k o la h k a n n ja

setelah mulai dewasa perkawinan anak2 dsb., dilapisan atas dari masjara-

kat oleh beberapa sebab telah amat berkurang. Sebabnja antara lain ialah

perluasan djum lah sekolahan, makin perlunja gadis= diberikan kesempatan

un tuk menuntut peladjaran (agar tetap mudah k e m u n g k in a n mendapat

suami) karena anak laki2 dapat peladjaran lebih baik, hilangnja faharn-'

sernpit tentang anak perempuan bersekolah. Malgin luasnja pendirian ada-

lah djuga akibat propaganda oleh beberapa organisasi kaum laki2 jang

djuga menjetudjui perluasan pengadjaran anak perempuan (diantaranja

B u d i Utomo).

D jika pergerakan wanita hanja ditentukan untuk lapisan atas sadja

dengan tudjuan jang sama, maka sesudah beberapa puluh tahun tentu

1

1IASA 1920 — 1930 89

tidak perlu lagi (keadaan kemasjarakatan lapisan atas tentu telah berubah

dan berbeda, sehingga apa jang dahulu barang biasa dalam kalangan itu

sesudah 15 — 20 tahun telah mendjadi ketjuali); tetapi pergerakan wanita

mengenai dan menudju kesemua lapisan rakjat dan tudjuannja bertambah.

Perubahan keadaan mendjadi baik seperti tersebut diatas, bukan sadja

mendatangkan perbaikan nasib perempuan di-golongan3 ataspun menambah

kesanggupan dan ketjakapannja bertindak dalam suasana organisasi; oleh

karena itu d jum lah perkumpulan wanita bertambah dan kaum wanitapun

djuga lebih bersedia dan tjakap untuk mendjadi bagian wanita dari per­

kumpulan3. Sebab kesempatan beladjar makin berkembang kebawah, maka

perempuan3 jang sanggup beraksipun djuga menundjukkan perluasan ke­

bawah pula. Oleh sebab semuanja itu maka sesudah 1920 kita dapat melihat

djumlah perkumpulan wanita bertambah banjak sekali, sedang P.K.I., S.I.,

Muhammadijah dan Sarekat Am bon mempunjai bagian-wanita. Perkumpulan3

ini mengerti, bahwa perempuan sebagai pusat keluarga rumah (jaitu bentuk-

golongan sosial jang terketjil) dan sebagai pendidik turunan, adalah suatu

faktor jang berharga sekali untuk penjebar tjita3. Bagian-wanita tadi dalam

penjebaran tjita* tentu sadja dengan sendirinja mempertinggi hal-“ jang

chusus mengenai kewanitaan.Kongres P.K.I. di Djakarta 7 — 10 D jun i 1924 menjediakan satu hari

melulu untuk gerakan wanita komunis.

Pada hari itu orang3 perempuan komunis membitjarakan kewadjiban

kaum wanita dalam perdjuangan menentang kaum modal. Bagian-wanita

S.I. adalah Wanudijo Utomo, kemudian Sarekat Perempuan Islam Indone­

sia (S.P.I.I.). Dalam kongres S.I. April 1929 di Surabaja S.P.I.I. bertentangan

dengan Persatuan Putri Indonesia tentang poligami; wakil Sarekat Madura

dan wakil P.N.I. berhadapan dengan Tjokroaminoto tentang soal itu.

Dalam pertentangan itu kaum nasionalis mengemukakan pengaruh

poligami jang sangat djelek. Pihak Islam menundjukkan: a. bahwa Islam

hanja memperbolehkan poligami, tidak mengharuskannja: b. bahwa poli­

gami jang teratur dan sah, lebih baik daripada poligami jang tidak sah;

c. bahwa in i adalah baik m engingat kelebihan djumlah orang perempuan,

jang menimbulkan pelatjuran.

Bagian-wanita Muhammadijah adalah Aisijah, jang djuga tidak men­

tjampuri politik seperti ibu perkumpulannja Muhammadijah. Terhadap

poligami Aisijah tentu sadja berpendirian sama dengan bagian-wanita S.I..

pun djuga terhadap perihal bertambah banjak wanita memakai adat barat

(pakaian, tjara menggulung rambut, tjara-hidup, kesenangan dsb.), jang

dilawannja dengan keras karena dianggapnja bertentangan dengan adat

Islam. Perkumpulan in i dalam tahun 1929 telah mempunjai ± 5.000 ang­

gota, tersebar dalam 47 tjabang dan 50 kring dan mempunjai 32 rumah

sekolah perempuan dengan 75 guru3 puteri.

Bagian-wanita Sarekat Ambon, Ina Tuni, membantu aksi Sarekat Am­

80 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

bon dikalangan orang m iliter Ambon; bagian-wanita ini berhaluan politik

seperti Sarekat Ambon djuga.

Diatas telah disebut, bahwa oleh karena kemadjuan ketjakapan ber-

tindak dalam susunan organisasi, lain daripada „bagian3-wanita” tersebut.

pun djuga djum lah perkumpulan wanita ketjil'-' jang berdiri sendiri, sesu­

dah 1920 sangat bertambah. Hampir disemua tempat jang agak penting ada

perkumpulan wanita; dikota jang besar tiap- bagian-kota jang didiami

banjak pegawai negeri terdapat perkumpulan kaum ibu. Perkumpulan7 ini.

seperti jang ada sebelum 1920, adalah perkumpulan3 penghibur dengan

kesempatan untuk beladjar kepandaian* puteri jang chusus. Hanja dimana

terdapat wanita jang agak terpeladjar, perkumpulan3 itu mempunjai tu­

djuan jang njata, diantaranja Wanito Utomo, Wanito Muljo, Wanito Katolik

jang semuanja berdiri di Jogja kira3 tahun. 1920; Puteri Budi Sedjati di Surabaja dsb.

Djenis perhimpunan wanita jang ketiga adalah organisasi-organisasi pemudi3 terpeladjar, seperti Puteri Indonesia (disamping pemuda Indone­sia), Jong-Islam.eten-Bond Dames-Afdeling (J.I.B.D.A. disamping J.I.B.V Jong Java bag.an-ga_d.s- Meisjesknng), organisasi-Wanita Taman Siswa.

Dengan sendirinja dalam perkumpulan2 pemufia» • u •

dapat diterima faham Indonesia-bersatu iang ’

a„ Indonesia dan P.N.I.; tetapi d i„s, d a ia m K rku “° ± v P1erh“" I’» “ ;

ke-2) dan dalam bagian-wanita" pergerakan laki= (fr n . UIn (dl eni*

dan panggilan kebangsaan mendapat persetudjuan 3emS andJuran

Maka terdjadilah kongres perempuan Indonesia t •

karta, pada 22 — 25 Desember 1928, diselenggarakan h 9 pertama ketiga djenis perkumpulan wanita tersebut (Wanito n7 'SamaJ oleh wakil

sia, Wanito Katolik, Wanito Muljo, Muhammadijah d a n °s ? ’ ,PUt-n vnniT dan dari kalangan pemuda ; J.I.B. dan J.J. bagian-Wanif f bagian' ' '1 '

Siswa). Tudjuannja ialah n,empersat„k«n tjita- dan usaha0 u„’ k nl“ emadj‘>T

kan Wanita Indonesia dan djuga mengadakan gabungan antara perkum­

pulan3 Wanita itu. Dalam rapat- terbuka, antara iain pun mendjadi pem-

bitjaraan djuga : nasib wanita dalam perkawinan dan hidup keluarga (diluar

kemauannja seseorang wanita boleh : „dipilih dikawin dan ditjerai”); poli­

gami dengan sendirinja mendjadi perundingan dan sudah tentu hal ini

menimbulkan debat antara golongan nasionalis dan Kristen disatu pihak

dan golongan Islam dilain pihak. Pertentangan faham djuga ditimbulkan

oleh soal ko-edukasi dll., tetapi pada umumnja terdapatlah persatuan ke-

mauan untuk memadjukan kaum wanita. Politik tidak dibitjarakan dan

kongres berpendirian berhaluan koperasi terhadap Pemerintah. ~

Dalam kongres diambil putusan; mendirikan gabungan perkumpulan

wanita dengan nama Perikatan Perempuan Indonesia (P.P.I.); tudjuannja

memberi penerangan dan perantaraan kepada perkumpulan jang tergabung

didalamnja P .PX akan mendirikan studiefonds untuk anak3 perempuan

MASA 1920 — 1930 91

jang pandai tetapi tidak mampu, berusaha mengadakan kursus2 kesehatan,

menentang perkawinan anak2 dan memadjukan kepanduan untuk anak' perempuan.

Diterima 3 mosi terhadap Pemerintah :

a. penambahan rumah5 sekolah untuk anak- perempuan.

b. supaja pada waktu bernikah pemberian keterangan tentang taklik

(djandji dan sjarat3 pertjeraian) diwadjibkan.

c. diadakan peraturan sokongan untuk djanda- dan anak- piatu pegawai

negeri Indonesia.

Perikatan Perempuan Indonesia mengadakan kongresnja di Djakarta

28 — 31 Desember 1929. Dalam rapat2 terbuka dibitjarakan tentang tempat

dan kewadjiban wanita dalam hidup sosial dan ekonomi, dalam perkawinan

dan hidup keluarga dsb., dan djuga tentang kewadjibannja untuk menen­

tang poligami, kawin paksaan dan perkawinan anak2. Oleh salah satu pem-

bitjara diberitahukan, bahwa di Padang berdiri sebuah perkumpulan orang

laki2 (bernama „Pro Polygamie”) jang bersepakat djika mempunjai peng-

hasilan lebih dari Rp. i 5ot__ sebulan akan mengawini lebih dari seorang

is te r i, u n t u k m e n d ja g a d ja n g a n sam pa i k e le b ih a n pe rem puan d ja tu h d a lam

le m b a h k e m is k in a n d a n kesengsaraan.

Diberitahukan penjambutan jang baik oleh Pemerintah terhadap 3

mosi jang disampaikan waktu kongres pertama.

S e la n f l ju tn ja n a m a g ab u n g an d iu b a h m e n d ja d i Perikatan Perhimpunan

Istri Indonesia (P.P.I.I.) agar le b ih n a m p a k te rang bahw a in i b uk an n ja

p e rs a tu a n b u la t ( fu s i a ta u u n i) te tap i g a b u n g a n p e rk u m p u la n 2 (federasi).

A n g g a r a n d a s a r b a r u m e m u a t sebagai t u d ju a n : m e ng ad akan pe rhubungan

d ia n ta r a p e r k u m p u la n 2 w a n ita u n tu k m e m p e rb a ik i nasib d an de rad ja t w a­

n ita In d o n e s ia ; t id a k a k a n m e n t ja m p u r i p o l i t ik dan agam a.

T u d ju a n in i a n ta r a l a in akan d i t j a p a i : d e n g an stud ie fonds (Sri Derma);

s ab an t a h u n m e n g a d a k a n kongres d im a n a d ib it ja r a k a n kepentingan- k a u m

•wanita .

S e la n d ju tn ja d im a d ju k a n m osi k e p a d a Pemerintah u n tu k m e la ra n g

.iPenggundikan”.

5. PERGERAKAN PEMUDA

Jong-Java, pertengahan tahun 1920 mengadakan kongres jang ketiga

di Solo dan pertengahan tahun 1921 kongres jang keempat di Bandung;

dalam kongres- tersebut, seperti djuga dalam kongres kedua, dibitjarakan

soal2 semi-politik. Dalam kongres di Bandung dalam anggaran dasar di-

tetapkan sebagai tudjuan : membangunkan tjita2 Djawa Raja dengan djalan

mengembangkan rasa bersatu diantara golongan2 orang Indonesia di Djawa,

92 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Madura dan Bali untuk mentjapai kemakmuran dan kekajaan batin; djadi

bukan tud juan politik. Tetapi disampingnja tidak disebutkan bahwa per­

kum pulan tidak akan ikut dalam aksi politik. Kongres kelima (Mei 1922

d i Solo) dan kongres luar biasa Desember 1922 memberi ketentuan tentang

ha l in i dengan se-mata2 menetapkan, bahwa Jong Java tidak akan men­

tjam puri aksi atau propaganda politik. Tudjuan (lihat atas) akan ditjapai

dengan :a. mengadakan hubungan antara murid3 sekolah menengah;

b. mempertinggi perasaan untuk kebudajaan sendiri;

c. menambah pengetahuan umum dari para anggota;

d. melakukan olah raga.

Jong Java berkewadjiban membentuk tjalon3 pemimpin (laki2 dan pe­

rempuan) disemua lapang pergerakan. Membitjarakan atjara11 sosial dan

po litik (jang tetap dianggap perlu) hanja didjalankan untuk menambah

pengetahuan anggota. Anggota baru akan ikut dalam politik kalau sudah

tam at beladjar. Tentang kedudukan wanita dalam masjarakat, maka perem­

puan tidak sadja harus diben hormat sepantasnja, tetapi djuga harus

terlepas dari adat jang mengikat dan merendahkannja. Tidak sadja anak

lak i2. tetapi djuga anak- perempuan harus dapat didikan persiapan untuk

kewadjiban kebangsaan, dan persiapan itu untuk anak perempuan mesti

-tambah dipentingkan karena kaum wanita berkewadjiban pula mendidik anak2.

Persatuan dalam Jong Java iane

pada achir Desember 1924 mendapat gangguan die h u ’ dalam konSresni a S J . untuk mempengaruhi batinnia D a lam t al)kan oleh pertjobaan

(R. Sam, dibawah pengaruh Hadji Agus Salim Tn®res itu oleh ketuanja

dengan tidak mengubah peraturan bahwa Ton^ T S l ) dimad3ukan usul : tidak ikut dalam aksi politik dinc,.ii, L 3 seba8ai perkumpulan2 golongan : diusulkan membagi anggota biasa dalam

Je. anggota m uda3 ja n g berumur dibawah 18 tah,,„ • utjampuri aksi politik, ’ JanS tidak boleh men-

2e. anggota jang berumur 18 tahun keatas, jang

gerakan politik; dalam hal ini dibantu dan ” n ‘ boleh ikut dalam luar biasa”, jang akan merunakan diPimpin oleh ..anggota

Aturan jang demikian in i akan menambah 30 ke. 3 dalam Jong Java; tempat latihan rohani nasional. SUnanja Jong Java sebagai

Dari mana angin in i datangnja, nam nat . . . . .

p idatonja „Islam dan Jong Java” Agus Salim m e n ll f ^ ^ “Jong Java jang se-mata2 nasionalis itu, m e n d ^ T g bahwa dasardari agama Islam. ™ nd jatuhkan pemuda terpeladjar

Bahkan anggota2 jang dulunja mau meniokon* , , * , . -

kelonggaran kepada anggota2 jang tua, setelah mendenMrir “ ■ ™ n nentang usul dari ketua. Pertjobaan g„l„„gan , slam

1IASA 1920 — 1930 93

dan anggota3 jang berhaluan Islamitis (diantaranja ketua Jong Java) me-

ninggalkan perkumpulannja untuk mendirikan Jong Islamieten Bond.

Jong Java dengan mudah dan hasil bagus dapat menangkis serangan

terhadap pendiriannja netral dalam hal agama, tetapi perkumpulan Jong

Java terpaksa harus mengubah arahnja, disebabkan oleh makin meresapnja

faham Indonesia Raja; faham ini tidak dapat tertahan lagi, terus meliputi

seluruh gerakan dan aehirnja menjebabkan pula pembubaran perkumpulan

Jong Java.

Dalam kongres Jong-Java 27 — 31 Desember 1926 di Solo dengan suara

bulat tudjuan perkumpulan diubah mendjadi akan berusaha: „memadiu-

kan rasa persatuan nnra anggota dengan semua golongan bangsa Indonesia.

dan dengan bekerdia horg^rnn dengan__perkumpulan3__pemuda__Indonesia

lainnia ikut serta dalam m en jeba rkan dan memperkuat faham Indonesia

bersatu.” Sebelumnia oleh ketua (R. T. Djaksodipuro, kemudian bernama

R. T. Wongsonegoro) jang djuga mendjadi anggota perkumpulan para ma-

hasiswa P.P.P.I. (lihat bawah) didjelaskan, bahwa tudjuannja tidak pernah

membangunkan Djawa Raja sadja, tetapi djuga untuk kelak kemudian da-

tang pada Indonesia Merdeka. Memadjukan kesenian Djawa dsb. hanja alat*

untuk mentjapai jang lebih landjut, ia tidak merupakan tudjuan tersendiri.

Selandjutnja dalam kongres diputuskan membagi anggotanja dalam ang­

gota biasa (umur 18 tahun atau lebih) dan tjalon anggota (umur 18 tahun);

jang belakang in i tidak dibolehkan mengundjungi rapat" anggota, tetapi

boleh ikut dalam bagian olah raga, kesenian dan kepanduan. Dengan djalan

in i Jong Java akan dapat turut dalam lapang politik. Sebelum penetapan .

terbuka untuk berpolitik, oleh Mr- Singgih ditegaskan, bahwa dalam negeri3

merdeka peladjar- berlomba dalam politik, dan ia berpendapat lebih-' lagi

perlunja dinegeri jang tidak merdeka.

Pada waktu itu sudah njata dan terang, bahwa pemuda Jong Java

menaruh ‘tjita8 politik Indonesia Raja diatas tjita" Djawa Raja berdasarkan

kebudajaan. Akan tetapi pertanjaan apakah Jong Java akan mempersatu-

kan (fusi) atau menggabungkan diri (federasi) dengan perkumpulan- pemu­

da lain dalam kongresnja 26 — 31 Desember 1927 di Semarang belum dapat

didjawab. Sebab meskipun njata, bahwa Jong Java sedjak kongres jang

terachir ber-tjita3 memperoleh Indonesia Merdeka dan bahwa pemuda

berkewadjiban mengharuskan diri selalu bekerdja untuk persatuan, ialah

sjarat untuk mentjapai tudjuan itu (pidato Djaksodipuro), njata pula rasa

sajang dari pengurus dan anggota terhadap perkumpulannja masih meng-

halangi mendjawab pertanjaan fusi (dengan sendirinja membawa pembu­

baran Jong Java) atau federasi (jang kurang menegaskan keinginan per­

satuan) dengan perkumpulan3 pemuda lain.

Rasa jang me-njala3 di-mana2 untuk satu tanah air, satu bangsa, satu

bahasa, jang dikalangan kaum muda sudah tentu lebih ber-kobar daripada

dikalangan kaum tua, menjebabkan neratja timbangan menjebelah kefusi,

.'jnXM L'.'.lX iW

jang oleh P.P.P.I. telah diusulkan dalam kongres jang lalu dan diulangi

lagi dalam kongres Jong Java 25 — 31 Desember 1928 di Jogja. Dalam

prinsip Jong Java lalu menetapkan untuk berfusi dan menjatakan sudah datang masanja untuk : ..membuktikan dengan tinrial-™ j ang ni ata, bahwa pprkummilannia danat mengorbankan dirinia”.

Dalam kongres Jong Java jang penghabisan (23 — 29 Desember 1929

d i Semarang) rantjangan organisasi pendirian badan fusi baru (Indonesia

Muda) diterima baik. Rantjangan ini dibuat oleh suatu komisi persiapan

fusi, jang anggotanja terdiri dari anggota' (utusan) perkumpulan* pemuda

jang akan bergabung. Sesudah diterima baik, maka diambil keputusan

pembubaran. Kepala perkumpulan jang baru diserahkan studiefonds, ke­panduan dan 2.500 anggota.

Pemuda Indonesia. Pemuda2 di Bandung ian<*. . . , , s janS merasa dirinja se-mata-

orang Indonesia dan merasa tidak sanggun Iasi i , , , . -

pemuda jane berdasarkan kedaerahan p L a ' ™ f da“ ‘m P“ 'k™ P “ la'‘ ;

sebelum P.N.I. berdiri, mendirikan p ^ k C u t a n ™ ! ™ , ? hU" ^ ? ? dalam kongres pertama bulan Desember 192” u ndonesia' naro* a Indonesia. ’ dlubah mendjadi Pem uda

Dalam kongres itu anggaran dasar ditetanV^ ,disebutkan : menjebarkan dan memperkuat tiita= sebagai tudjuan

Bersatu. Usahanja antara lain dengan dial™ h i *eban®saan Indonesiaperkumpulan2 pemuda lain, memadiukan ?, d^a ber-sama- dengansia, berolah raga bersama. nduan kebangsaan Indone-

Seperti P.N.I. perhimpunan Pemuda Indonp •Djawa. Tjabang Djakarta dan Bandung m Sla lekas tersebar diseluruhini, jang bernama „Puteri Indonesia" baSian pemudi; bagian

Meskipun tidak ikut dalam praktek politik SendlrLpenuh ciengan tjita“ politik. Persatuan hatin ,7 JlWa Pemuda Indonesw

njikan dan dikatakan dengan terus terang Gngan PN ‘L tidak disembu'

Dalam kongres Pemuda Indonesia iane kprl,,.

1928 di Djakarta, dengan suara 5 lawan 2 dinutnsu P3da 24 — 28 Desen1.

dari P.P.P.I. Golongan ja „ S tidak setud.u a k S ” f “ '

mendjadi kendor karena bergabung dengan J S ! bahwa semangat , nWaktu masih berapat diterima tilgram mengabarvmPUlan ^T nn

Java telah memutuskan dalam prinsip ’ a k a n m! l ’ bahW3 ,dJUgn

rapat umum diantara lain* dibiljaraka'n t n t a ng '" 3suki badan/ usi- ^

terhadap tanah airnja” (oleh Ir. Sukarno) d a n T . n n ia Bersatu.” tentang „Faham Indonesia

94 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Kongres ditutup dengan njanjian Indonesia Raia re„bahan W Suprat-

« amu'da“ M ™ esU‘av ^ rk“ Wrtama kali dalam kongres

r 7 \ ■ nr I,a“ , O Ch Semu» perkumpulan nasionaldengan segera dipandang sebagai lagu kebangsaan

MASA 1920 — 193095

_ , „ f-! Indonesia dimatikan,Sebagai akibat putusan fusi, Pemuda dan Putri m sekali

sesudah h idup sebentar sadja dengan semangat jang me nja

Perhimpunan Peladjar" Indonesia (P- P. P. I )

Perkumpulan ini dimulai dalam tahun 1925, tetapi baru d!

1926 d id ir ikan dengan resmi. Anggotanja ialah ' " ^ S a n g a n (antithese)d, D jakarta dan Bandung; asasnja didasarkan pada p djibannja keraudi.

kolomal dan ber-tjita* mendidik anggotanja untuk_ke n bangsa Ja n „

an dalam masjarakat, ja itu : berdjuang untuk kerne

diidam kan ialah Indonesia-Raja Merdeka. . • p p p t

M eskipun tidak disebabkan oleh hubungan organisasi . mene­

ruskan kemasjarakat tjita* perhimpunan Indonesia perkumpu a

hasiswa dinegeri Belanda. , aD jasa P.P.P.I. terletak dalam hal mempersatukan perkumpu.an^ pemu­

da m end jad i satu organisasi; dalam pekerdjaan in i dibanlu o e

P.P.P.I. dianggap sebagai ,.saudara-tua”-nja. _ , ,

P .P.P.I. dalam kalangan perkumpulan2 pemuda berp*n*“™ . ar- sebab anggota"nja, ja itu mahasiswa, buat pe lad jar menenga < men­

djadi ,,saudara-tua” ; dan lagi antara anggota P.P.P-1- ban:,a ° n-'’'

kap m end jad i pem im pin perkumpulan2 pemuda. 1ebabkan, bahwaH ubungan dan keadaan milah jang achirnja mf n- . .

andjuran dan usul P.P.P.I.-lah jang kemudian menimbul

perkum pulan2 pemuda.

i u • fusi tersebut adalahKongres" pemuda Indonesia seluruhnia. Sedja di.hidup2kan oleh

demikian. Keinginan bersatu jang dibangunkan a mahasiswa

Perh im punan Indonesia. Studieclub2 dan kemudian seluruhnja Sedari P.P.P.I. jekas bisa tertanam dalam sanubari pem ‘ iadakan kongres

bagai ak ibatn ja pada 30 April — 2 Mei 1926 di Dja ‘ but turut semua pemuda2 Indonesia jang pertama; pada kongres ini

perkumpulan- pemuda (djuga Jong Islarmeten Bon^ ^ ^ n pemiTda atas undangan suatu komite terdin dan penguru£_J£-----g"--— iintuk niii>|dirikan seh..?h harian s_entral dengan_ludil^n 'CP memadjukan faham persatuan kebangsaan, nQ)} mengeratkan hubungan antara semua perkumpulan- pemuda kebang­

saan.Di-tjita2kan dan diusahakan memperkuat rasa bersatu, jang hams tum-

buh mengatasi kepentingan golongan2 bangsa, bahasa, agama, dsb. iada-

kan beberapa pidato diantaranja tentang „Indonesia Bersatu’ (oleh seorang

anggota P.P.P.I.); dibentangkan sedjarah pergerakan Indonesia dan ditegas-

kan bagian penting jang bisa diambil oleh pemuda untuk meresapkan tjita* Indonesia Raja, asalkan pemuda2 dapat mendjauhkan diri dari kepentingan

9 6 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

golongan atau keperilingan diri sendiri. Pidato lain tentang hal „Kedudukan

perempuan dalam pergaulan hidup Islam”; dengan sendiri dibitjarakan

tentang poligami. Selandjutnja dibitjarakan tentang „Kemungkinan= untuk

bahasa dan kesusasteraan Indonesia dikemudian hari” ; diberi andjuran menganggap bahasa Melaju sebagai bahasa bangsa Indonesia.

Djuga dibitjarakan „Kewadjiban agama dalam pergerakan kebangsa­

an”; dimadjukan keluasan sikap (verdraagzaamheid) terhadap agama- lain

dan hanja melihat tudjuan bersama jaitu tudjuan nasional. Dan djuga

dibitjarakan rantjangan para mahasiswa Djakarta untuk mempersatukan

semua perkumpulan pemuda mendjadi satu badan fusi. Meskipun pcnibi-

tjaraan, tentang fusi ini tidak mendatangkan buah keputusan tetapi bisa

dikatakan, bahwa kongres ini memang menambah kuat tj'ita- IndonesiaBersatu.

p. mf dJ ^ . “ “ T . n ^ ur p1p2p Ilah“no kCmUdl“ini, dengan sengadja mcnsarahka,. 1, m''me=™e pimpinan kongres

„ ,.ak. n itll tTtoc, kefusi Jang olehnja sudah 2 tahun

serentak (sebab hal fusi^hanj"1 d^naf ^ 1Um ^ ditjapai dcnf anperkumpulan masing=), tetapi p p T t dlPersoalkan dan diputuskan dalam

peroleh pengakuan jang bulat oloh konSres itu telah bisa mem.

insjafan : satu tanah air satu banil f ol° ngan jaitu Pengakuan ke'

tertanamnja tjita3 Indonesia Bersatu3 ** aSa; ini sebagai ti crmmD iatas telah kita lihat hah,.,, , , • , .

oleh Jong Java dan Pemuda InH P-P P I. achirnja diterima

in i pada Desember 1928V Pp °.nesia (dalam k°ngres kedua perkumpu'31*

bulan Pebruari 1929 kpmi'irr mU,.a Sumatera mentjeburkan dirinja dalam

(Sunda). Dari j a n f ? ? "kU,.‘ °lch ,0ng C* » e a dan Sekar B««»ntahun ,1928 dan iqif) ini-m.r, 13 3S b*sa diambil kesimpulan bahwa

memperlihatkan pejjiiffi-/ ftg^npsaan

Jong Islamieten Bond (J.I.B.). Suatu perkumpuian baru didirikan oleh orang- jang keluar dari Jong Java setelahP g a g / ^ j j ™ ’

*' Islam3dan"d ^ — T Pr°gramni a menetapkan memadjukan agama netral; den° an ini Jong Java meninggalkan sikapnja nasionalistis

” • I E ? ' " ansa” t e h — ikut

=’) Djuga tidak berhasil pembitjaraan pada 15 Aeustus 1926 ians d>ada' kan atas imsiatif Jong Java untuk mengadakan federasi; pembitjaraan

Minahasa3 jo „ p n^'!UngI ol?h ? tu?anj; d;?ri JonS Sumatranenbond, J°nSr v fn d l n gK lamieten.b°,n f Ag ®atakbond, Jong Celebes, Sekac Rukun dan perhimpunan Peladjar Ambon.

T o Han H ad ji Agus Salim K etua ia lah R. Sam bekas ketua Jong Java perkum pulan ini

diangkat sebagai penasehat. Berbeda dengan Jong getahuan tentang

berdasarkan agama, tud juann ja ialah m e m a d ju k a n p ^ terbuka buat

Islam, h idup setjara Is lam dan persatuan dalam Is l31*1- - ^ jetapi djuga

semua orang Is lam Indonesia, sedang tidak sadja P® ® ^ um ur tidak

orang ja n g te lah tam at beladjar boleh mendjadi a ge keisiaman antara

lebih dari 30 tahun . Dengan ini d itud ju in ja menip perkumpulan in i

kaum te rpe lad jar Indonesia. Seperti d juga Jong ..riS d ibolehkan iku t

tidak m en tjam puri praktek politik, tetapi angg1o t a l an akan berusaha

dalam gerakan po litik . J.I.B . sendiri sebagai per dan mendjernihkan(seperti Jo ng Java) dengan se-sungguh'nja mele bafu daj.. Sarekat

kefahaman po litik anggotanja. Ia akan m e n d ja d i „ dalam banjak hal

Islam un tu k pem uda terpeladjar, seperti Jong

merupakan gam baran dari Budi Utomo” aa). . 1925 (dalam kong-

Kongres pertama diadakan di Jogja achir D ^ waktu itu J.I.B.

res in i arah tu d ju an diatas didjadikan Pe™;“ r* ' Tj abang Djakarta dan telah m em pun ja i anggota 1000 dibagi atas 7 tja

Bandung m em pun ja i bagian gadis. Desember 1926. DiadakanKongres kedua diadakan di Solo tgl. 24— Kembangnja Islam

Pidato’ tentang Islam , „Islam dan pandangan-duma , perkum

diluar negeri” , „lslam dan fikiran merdeka dsb., J buka bagi kaum

Pulan in i la in sekali daripada Jong Java, jang dj

Kristen un tuk m end jad i anggota. Jogja hanja membi-D juga kongres ketiga 23 — 27 Desember 19- perang dalam

tjarakan hal= jang mengenai agama, diantaranja

Islam”, „Is lam dan t j ita 8 persatuan , ..Perempu perempuan diantara- dan Kebangsaan” , „Islam dan Sosiahsme”. Terhadap P melarang

nja diterangkan, bahwa Islam sebetulnja menolong . . ng sah p 0 iiga-

poligam i jang tidak teratur dengan mengadakan po 1 inkan kelebihan

mi jang sah itu besar g u n a n j a untuk djuga dj ika tidak adaperempuan, sebab d jik a tidak begitu tim bu llah pelatju

kelebihan-perempuan poligam i hilang dengan sendirinja

97MASA 1920 — 1930

rr, • , v ___ iq29 J.I.B. menerangkanSJ) Tapi kem udian, ja itu dalam Kongresnja tahun ^ em

bahwa ia sama sekali tidak ada hubungan dengan njSasi” t ia]on3 jaitu p un ja i gerombolan pemuda sendiri sebagai organisasi tjalon , jaitu

•<* £ emuda. M usIim in Indonesia te r le ta k dalam peraturana3) M enurut pemandangan itu ke b u ru kan t id a k « mendi'alan-

jang b u a t orang Islam b e tu l sekali adanja, tetapi datam m en^alan kann ja . Oi-ang harus mengedjar m onogam i, tetapi d j ; . »usik p e ra tu r a n Islam (kesempatan poligami). P e n d i n a n (bersama* te r d a p a t djuga dalam rapat umum jang diadakan oleh J.I.B iDesam a dengan S.I.) tgl. 27 April 1930 di Djakarta; dalam rapat > diadakan tantangan terhadap mudahnja mentjerai. K e b u ru k a n itu 1 1 °dengan d ja lan m e m p e r t in g g i penge tahuan dsb. dan kaum , mem

_ , . . . . , , . , , , n o n ce rt ia n ..nasionalisme” jang buatPerlu d i t j a t a t ialah keterangan pengeri. bangsa,

■orang Islam jang baik harus berarti: M e n t j in t a i t a n a h a n dan ^

tetapi disampingnja djuga mentjintai orang seaDama 1 uai

semua manusia. onlongan*Kuran ada menjebutkan: „Kami kumpulkan 'amu dalat]l . nalisme

dan bangsa- untuk saling mengerti dan salmg mengakui. N ^

dengan pan-islamisme dan internasionalisme |ni ipandang e u]kan

daripada hanja tjinta tanah air dan bangsa sadja, sebab tidak me

rasa bentji kepada orang lain. Tetapi masing" bangsa harus beru

ngedjar persamaan, semua bangsa bei'diri sendiri, agar bisa hidup ^

dengan selaras. Diberitakan bahwa tidak sadja J-I-B. madju den»

tetapi djuga kepanduannja Natipij (National Islamitische Padvin ei ^ land ju tn ja ketua (Wiwoho) dalam p e n u t u p n j a memaklumkan bahwa • . . tidak dapat membantu usul P.P.P.I. untuk berfusi dengan lain2 perkumpu

an, oleh karena J.I.B. hendak tetap berdasarkan agama Islam.J.I.B. pada waktu itu telah mempunjai anggota ± 2.500, dan bersama

dengan organisasi pemuda S.I. (jang sudah tentu djuga berdasarkan Islam),

t id a k ikut mentjampuri pembangunan satu organisasi kebangsaan dan se­luruh- pemuda Indonesia.

Kepanduan. Oleh karena kaum komunis tidak dapat m e m p e n g a r u h i pemuda- Indonesia jang masuk dalam perkumpulan2 pemuda nasional, dan

tidak mungkm dapat mengadakan sendiri perkumpulan pemuda umum

karena kekurangan pemuda terpeladjar, maka P.K.I. m e n g a m b i l djalan

jang lebih mudah, dengan mengadakan kepanduan. Adapun anggo tan ja

ialah murid- sekolah Sarekat Rakjat dan murid2 sekolah S.I. merah jang

batinnja telah terpisah dari s.I. Terutam a didaerah S em arang dengan

djalan in i timbul banjak kepanduan komunis ketjil j ang b c r h u b u n g a n de­

ngan P.K.I. Sesudah J.P.O. dari Mangkunegaran, ini adalah kedua kalmja

dilakukan angan-mengadakan-bibit melalui kepanduan D engan segcra tjontoh ini ditiru oleh Sarekat Islam (Sarekat l slam A fd e lin g Pandu,

S.I.A.P.), Muhammadijah (Hizbul Wathon), Budi Utomo (N a tiona le Pad­

vinderij), Jong Java (Jong Java Padvinderij, J.J.P.), j ong Is lam ieten Bond

(Nationa l Islamitische Padvinderij, Natipi), Pemuda Indonesia (lidoncsi^he

Padvinders Organisatie, Inpo), Jong Sumatra (Pandu Pemuda Sumatr;.. P.P.S.).

Oleh karena kemungkinan besar sekali, bahwa tjita2 nas io na l „Indone-

sia Bersatu djuga akan mendalam di-perkumpulan- k epand uan , maka

fihak Belanda jang takut akan ha l ini, mentjoba m em be lokkan , dengan

djalan mengubah kalimat- anggaran dasar N.I.P.V. dalam tahun 1928, se-

98 SEDJABAH PERGEBAKAN RAKJAT INDONESIA

perbaiki kedudukannja, djuga ekonomis, tetapi dengan tidak mengusik peraturan agama Islam.

MASA 1920 — 1930 99

hingga m end jad i longgar, agar kepanduan* Indonesia nasional dan keaga­

maan suka m enghubungkan d ir i dengan mereka. Hanja satu gerombolan,

ialah Jo n g Indonesische Padvinders-Organisatie (J.I.P.O.) kepunjaan kaum

theosofie n iem pergunakan ini. Organisasi kepanduan jang la in tetap diluar

N .I.P.V .; o leh karena itu tjita" Indonesia Bersatu antara pandu- terus dapat

tertanam dengan kuat.

H ubungan pertam a jang timbul d iantara kepanduan5 Indonesia adalah

Persaudaraan A n tara Pandu Indonesia (P.A.P.I.) suatu badan federatif, jang

m enggabungkan I.N .P .O ., J.J.P., Natipij, Siap, Nationale Padvinderij B.U.;

djadi pe rk um pu lan kepanduan jang besar hanja Hizbul W athon dari Mu­

ham m ad ijah tidak ik u t didalamnja. Maksud P.A.P.I. ialah membangunkan

suatu u n i d ian tara pengurus- besar kepanduan- Indonesia denganv tud juan

m em pertingg i de rad ja t perkum pulan2 dan memperkuat hubungan satu

sama la in . T ud ju an bukan-politik; tetapi tentu sadja semangat ibu-perkum-

pulan masing'J d juga h idup dalam perkumpulan kepanduannja masing*.

Tetapi ben tuk federasi tidak bisa terus langsung, sesudah perkumpulan*

pemuda um um m em utuskan akan mengadakan fusi. 15 Desember 1929 di

D jakarta d iadakan konperensi diantara pengurus2 besar dan dalam prinsip

d iputuskan m engadakan 2 badan fu s i; 1 buat kepanduan- nasional dan 1

buat kepanduan2 Is lam .Badan fus i nasional akan bernama'- Kepanduan Bangsa Indonesia

(K.B.I.), ja n g d ibaw ah akan dibitjarakan lebih landjut.

BAB m . MASA 1930 — 1942

Segala perasaan jang ber-abad2 tidur dalam hati Rakjat itu, ^

di-hidup2kan lagi dari djauh oleh p e r h i m p u n a n Indonesia, dari a

P.N.I. sampai djadi kehidupan jang insaf, segala perasaan itu te

n jala2 dengan hebat, bukan sadja semasa hidupnja partai itu, tetap

sesudah partai itu bubar, tinggal tetap melipuH seluruh la p a n g a n I» *

rakan. Tjita* untuk mendapat persatuan dan tjita untuk mendapa

dekaan Indonesia (keduanja itu merupakan usaha menudju Indonesia ^

deka, Indonesia Mulia atau Indonesia Raja) terdapat di-mana2 s a d ja . e r

berhubung dengan singkatnja umur partai tersebut, tidak disegala tempa

bentuknja dan kehebatannja sebagai jang didjundjung oleh P.N.I. i tu> ~ api dilihat dengan saksama di-mana3 kedapataD- perasaan jang - p a d a .- ^b im ^

T)pjnikianlah—disamning n^p.frppprnsi _masih aria ifnperasiJ__tgEP1

djuga gQlongan_ koPerator itu kemerdekaan Indonesia. Djuga

disamping golongan- ber-indonesia seluruhnja ada partai- ber-daerah", te­

tapi djuga m i (ketjuali sedikit golongan ketjiP pro-Belanda) be r tu d ju an

kemerdekaan Indonesia seluruhnja.

Lama-kelamaan usaha menudju persatuan serta kemerdekaan Indone­

sia itu (pun djuga pada golongan2 paling tenang dan pun djuga pada

^ n r ^ n a a n gaJn.J . t^ampuran) sudah mendjadi suatu pendirian (tj»ta'>

hnatan—mfinm!.6)1 'n n ‘a mesti ada. Sedenod&ari-.afl_ania itu, seh ingg£ j£ I^ .h am ll! . prnHir^n j^, rr onfiio'a<iKnrin j i sesudah.Jsliun

Jintnn ■«,. Tlfln" llini llllLan, lai>i pnrln hal selanm tahun 1922^1930^

lapaneannia) it,, Pf hatlka" ' bahwa Pergerakan Indonesia (dalam segala

r X l f an T h ^ \ gan ngSung atau dengan tidak langsung, djuga me-

Tahwa oran2 In" ? 3 gUPernemen djadjahan, maka dapatlah dikatakan

f a r SGmUanja berusaha mentjaPai suatu Tanah Air waktunla bagaimanapun djua bentuknja dan biar apabilapun djua

3& aP* ♦ I a r a jang praktis, bagaimana terbuktinja pendirian itu_£Hla

go ongan janp her-djenisg itu, tidak sama di-manaa <r rr1? bq}ongarL J^ i- ^

^ 1??gan ra aI' pada kaum wanita berbeda d e ngajL^!--1 lak iJ r .jtu lah sebabnja m aka tetap adania ber-basai3 hnnt.it nprppirakan ltu- ^jang apa lag i d i p e r h ^ , . pu Ia 0ieh adanja ----- -

pertentangan dan keinginan diri sendiri2 dari pemimpin2

pengaruh keagamaan dan

pengaruh dari pihak Belanda.

|) Tentu sadja tidak termasuk orang jang tidak dapat mendjundjung Pe« ' dinannja diluar lapangan kepentingan dirinja sendiri- mereka ii» ke banjakan orang jang tak pandai membatja dan menulis’.

MASA 1930 — 1942 101

a. O rganisasi- IndonesiaP e n d i d i k a n Nasional I n d o n e s i a (P.N.I.-baru). T idak adanja lagi aksi dari

P.N.I. (Parta i N asiona l Indonesia) selama waktu pemeriksaan perkaranja

oleh hak im (D januar i 1930 — April 1931) menim bulkan rasa ketjewa pada

pem im pin2 rendahan dan anggota2-nja, ja ng aktif, tetapi berhubung dengan

perintah pengurus besar (Mr. Sartono) tidaklah dapat dikerdjakan apa3

Inilah sebabnja , m aka mereka itu bekerdja d jua dibeberapa tempat dengan

mengadakan stud iec lub mempeladjari semangat; bahkan studieclub jang

di D jakarta m em p un ja i nama sendiri (jaitu Studieclub Nasional Indonesia).

Anggota2 in ila h d juga ja n g mentjela keras pembubaran P.N.I. itu seminggu

sesudah keputusan Landraad Bandung dikuatkan oleh Raad van Justitie.

Pembubaran itu ia lah terdjadi masih sebelum Pemerintah menundjuk

partai itu sebagai suatu partai jang terlarang. M enuruti pendirian partai

itu un tuk selalu memperhebat pertentangan antara Pemerintah dengan

rakjat ja n g terperin tah , maka mereka itu lebih suka meneruskan aksi dan

menantikan pem bubaran itu dilakukan oleh P e m e r i n t a h sendiri.

Ketika Mr. Sartono, ketua-muda P .N .I. jang mengurus P.N.I. sesudah

penangkapan Ir . Sukarno, achirnja m endirikan Partindo (Partai Indonesia)

dengan tiada ban tuan mereka jang tidak bersenang hati tadi dan orang*

ini tidak m em asuk i parta i jang baru itu , m aka semua studieclub itu dengan

sendirinja m endapat tjap organisasi2 orang2 jang menjingkirkan d in !

M eniru stud ieclub d i Djakarta, maka ketika itu p u n djuga studieclub

jang la in 2 d ja d i dapat bentuk2 serta nam a2 jang tetap (studieclub di Ban­

dung bernam a S tud iec lub R a k ja t Indonesia); d i D jak a r ta disamping s udie-

club itu d id ir ik an sebuah organisasi sosial, bernama Perhimpunan Kema­

djuan Kebangsaan Indonesia (Pjt-K.I.) barangkali buat sementara hendak

m engum pulkan orang2 ban jak ja n g tidak bisa bergabung dalam studieclub

itu. Segala studieclub dan P.K.K-I- itu , jang masing* menganggap d irin ja

masuk „golongan m erdeka” (a r t in ja ia lah merdeka da r ipad a pim pinan

Sartono), s e m u a n ja itu belum lah tergabung dalam ikatan suatu organisasi,

tetapi pada b a tin n ja itu satu d ju a adanja; mereka itu menunggu_ tibanja

Moh. Hatta . jang tidak pu la se tu d ju akan politik menghitung laba rugi dari

Mr. Sartono itu ; dari negeri Belanda Moh. Hatta selalu berhubungan de­

ngan golongan2 merdeka itu.D alam bu lan Nopember 1931 Kom ite Perikatan Golongan Merdeka

mengadakan rapat d i Djakarta^" komite in i d idirikan guna memperoleh

perikatan setjara organisasi; untuk memperkokoh kedudukan terhadap

Partindo, ja n g dengan beraksi dalam organisasi, sudah dengan lekas dapat

menarik sebagian besar dari pengikut2 P.N.I. lama itu, maka dianggap

perlulah adan ja sebuah organisasi persatuan dari Golongan Merdeka itu.

1. P E R G E R A K A N P O L IT IK dsb.

102 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Organisasi persatuan in i lahir pada achir Desember 1933 di Jogja, ber­

nama Pendidikan 'Nasional Indonesia, jang berdasarkan "nasionalisine’ dan

demokrasi. Ia berpendapat, bahwa suatu Tanah Air jang merdeka akan

tertjapai dengan djalan mendidik Rakjat, menjiapkannja dan mengan-

djurkannja dalam hal kebatinan dan keorganisasian hingga bisa diadakan

suatu aksi rakjat umum berdasarkan demokrasi untuk memperoleh ke­merdekaan itu.

Hanjalah dengan tenaga-usaha rakjat sendiri kemerdekaan akan dapat direbut; maka itu djuga untuk kepentingan rakjat itu sendirilah kemerde­kaan akan tertjapai. Djika aksi rakjat umum jang bersifat kebangsaan dan

demokrasi itu sudah mematahkan kekuasaan imperialisme dan kapitalisme, akan dibangunkan demokrasi (politik) berdasarkan ..kedaulatan rakjat” un­tuk menggantikan kekuasaan itu dan selain daripada" itu akan ditimbulkan demokrasi ekonomi, saling kerdja-sama dan persamaan hak semua (colle<s tivisme) untuk menggantikan kapitalisme jang sirna s) itu dan dengan d ja­lan itu akan mestilah kesentosaan didapat oleh rakjat.

Kelas- manusia haruslah lenjap dan alat2 untuk menghasilkan barang* (perusahaan- produksi) haruslah digenggam oleh negara. Perdjuangan ke-

merdekaan itu bersifat perdjuangan bangsa2 (politik) serta perdjuangan kelas- (ekonomi) ber-sama-.

Menilik keadaannja djuga £ .N i. jang baru ini mendjundjung sikap

npn-koRerai; menurut pendapatnjTbukan dSTri Peme in tfh ie landa b ^pu la d a n kekuasaan la in ian? i- " “-nntan r>ci<iuuu, u

perdjuangan Kemerdekaan " n L T J T , " „ , <1,haral>k»" bantU“ ^v,- ~ •«. inaonesia (djadi djuga tidak dari Moskou’.).

1 m mg i u langgap tertjela sekali tjara kaum komunis bekerdja. .entang m e l.to to , pcrkosaa„ „„„ ^ — bungan de.

ngan duma mternasionalpun tidak diingini; perdjuangan kemerdekaan it«

hendak sama sekali disandarkan pada asas „tenaga-sendiri” (selfhelp> Perubahan2 dalam waktu jang singkat menudju k ^F d e k a a n ltu , haruslah

ditjapai dengan rakjat umum jang insaf dan jang tersusun dengan bail* dalam organisasi.

Semuanja ini adalah suara2 jang kedengaran di-rapat2nja pada 6 Marot

1 ^ ? . dl Jakarta dan dikongresnja jang pertama di Bandung (23-2$ Djuni 1932). u

Ir. Sukarno, sesudah keluar dari bui pada pertengahan tahun 1932,

mendapati badan P.N.I.-nja jang lama itu telah terpetjah djadi dua. Dipilih.

n j a j ’ artindo, pada permulaan Agustus ia mendjadi anggota organisasMtu;

dengan lekas kemudian ia djadi ketua Partindo.

p.N.I.-baru mengadakan dalam lahun" 1932 'banjak rapat2 propaganda; di-rapat2 ini dibitjarakanlah antara lain: riwajat kolonisasi bangsa Belanda, riwajat pergerakan bangsa Indonesia, kemerdekaan Indonesia, peperangan

z) Musnah.

MASA 1930 — 1942 103

Lautan Teduh, kedudukan tanah5 d jad jahan dan daja upa ja un tuk m en ­

tjapa i kem erdekaan, persatuan, kapitalisme dan imperialisme. W aktu Kong-

resnja ja n g pertam a jang diadakan dalam bulan D ju n i d i B andung orga­

nisasi in i m em p un ja i k ira5 2.000 anggota. D jabatan ketua partai d ipangku

sedjak b u lan Septem ber 1932 oleh Drs. Moh. Hatta, ja n g baru sadja

kem bali d ar i negeri Belanda.

P arta i itu da lam tahun 1933 sudah m em punjai 65 tjabang (35 dari-

padanja ia lah tja lon tjabang); ia mentjoba mendapat peng ikut5 terutam a

dalam ka langan penduduk desa.

A ks i dan hasil „P.N.I.-baru” itu menjebabkan m u la5 a) d iperinta likan ,

supaja po lis i bertindak lebih keras di-rapat- dan kemudian b) diadakan

larangan bag i pegawai-negeri mendjadi anggota partai itu (27 D jun i 1933):

lalu ada p u la c) larangan bagi partai itu mengadakan rapat- d ise luruh

Indonesia (1 Agustus 1933), sedang achirnja diambil banjak aturan dengan

dja lan d) beberapa penangkapan : dalam bulan Pebruari 1934 Mohammad

Hatta (serta 3 orang anggota pengurus besar jang la inn ja) ditangkap dan

kem udian d iasingkan (besjuit gubernemen tanggal 16 Nopember 1934 No. 2). '

Dengan tjepa t sesudah penangkapan- itu, P.N.I. membentuk pengurus

besar ja n g baru; pengurus besar in i dengan lekas kemudian ditangkap

djuga, berhubung dengan pelanggaran dengan tulisan dalam pewartaan.

Dalam d ja la n pem ilih an b e r s u r a t (referandum) dibentuk ketika itu sekali

!agi pengurus besar, ja ng berkedudukan di Semarang.

Penangkapan atas d ir i pemimpin5 jang tinggian, ditambah pula

tidak m ungk inn ja mengadakan rapat5 itu, menjebabkan P.N.I. mendjadi

amat sukar bekerdja . Bilangan anggotanja dan pengaruhnja kelihatan de­

ngan n ja ta d ja d i berkurang. Dalam tahun 1935 s e s u d a h pemilihan pengu­

rus besar ja n g baru dengan djalan und ian b e r s u r a t , ketjuali pengurus

besar itu (sekali in i b e r k e d u d u k a n di Jog ja) diangkat pula pengurus daerah-

(untuk D jaw a Barat, D jaw a Tengah, D jaw a Timur dan Sumatra masing-

satu) dan d juga m ad ja lah partai diterbitkan kembali; dengan d ja lan in i

d itjoba lah — b iarpun ada larangan berkum pul — mendjundjung tinggi

semangat kebangsaan dan memasukkan p ik iran5 P.N.I. kedalam golongan

la in (pergerakan wanita, pemuda dan kaum sekerdja).

O leh karena propaganda dengan lisan terlarang pada rapat5 umum,

maka d iam b illa h d ja lan memberikari kursus2 dengan tulisan, kundjungan

ke-rumah“ dsb. Aksi jang dianggap oleh Pemerintah sebagai aksi jang

»tersem bun ji” in i, menjebabkan dalam tahun 1936 penangkapan dan peng-

asingarTSaru dalam kalangan P .N I itu. ,

*) Moh. H atta tahun 1935 — 1936 di Digul, 1936 — 1942 di Bandanaira, b u lan Pebruari 1942 d i Sukabumi, pada 9 Maret 1942 dimerdekakan oleh Balatentara D a i N ippon, la lu dipersilahkan pindah ke Djakarta.

104 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Sesudah itu partai ini sebagai partai rakjat lebih mati dari pada hidup;

tetapi daripada membubarkannja dan berbentuk jang lain, mereka jang

tinggal dalam partai itu, lebih suka melandjutkan adanja partai itu Mes

k ipun ia sudah beberapa tahun boleh dikatakan hanja terdiri dari pada

orang- jang tidak dapat berate, apa*, tetapi tetap mempunjai pemimpin*

dan pemimpin- bawahan serta beberapa pengikut, jang semuania sian-sedia akan mendjalankan aksi jang baru.

Partai Indonesia (P.l. atau Partindo) Tnioi, j

dahulu, bahwa pemimpin2 P.N.I.-Iama jang selamn diramalkan leblh

1931 tinggal dianr dan sesud^Tpengesahan o^h Djlariuari 1930 “ Apnl putusan Landraad Bandung lalu membubarkan na ^ • d Va" Justltie at3S

tidaklah membiarkan urusan itu demikian sad? n* ltU (a°hir April 1931>' pihak kaum koperator (antara lainnia terbnkr Ber tambahL'nJa aksi dan

P.B.I.), keluarnja S.I. (Desember 1930) dari lahirnja P R L danmaksud akan memperkuat kedudukan • h ‘P K I- <Pastilah dengan terlepas dari pada P.N.I.-lama itu) . arn dunia pergerakan jangmendirikan suatu partai non-knnclo itu menjebabkan perlunja

Pada 30 April 1931 disiarkanlah J W h ar“ dengan se-lekas2nja. telah didirikan dengan bertudiuan ^ „ artai Indonesia (Partindo)

ditjapai dengan djalan a) perluasan e-Ka- Tudjuan ini akan

menudju suatu pemerintah rakiat i f i P° ^ dan Perteguhan keinginan perhubungan- dalam masjarakat cl erdasarkan demokrasi, b) perbaikan Indonesia. Sebagai oleh P.N.I \aiLa ■ perbaikan keadaan ekonomi Rakjat

do dungati kepentingan si pemerin^h8^ 11? bUb3r itu> pun oleh Partin' kepentingan si terperintah; o S SPh K terus menerus dengan

usahanja mentjapai kemerdekaanX t I ^ Indonesia haruslah Pada D ja d i 'p a S a f^ f , f U b d a i ^ t a s ^ kekuatan dan ke-

asas „self£elp” dan non-koperasi dan h ^ r J "lama) djuga menganut

Partindo berpendapat, bahwTaTsi netral terhadap agama. Djuga

nasional) adalah tjara kerdja jang DaiVn« , U™Um (bertjorak demokrasi dan

Pemimpin Partindo ialah Mr. Sartonn I f . Untuk mentjapai maksud

jaitu tentang sekolah pemimpin, pen-H ^ *ni mengadakan 5 panit>a>

gerakan se kerdja dan pewartaan; p a r ta- t*0 ket>angsaan, koperasi, Per' mempunjai 12 tjabang (berasal dari seh 1 U .da am bulan Oktober

nja tjabang Djakartalah jang terbesar tjabang2 P.N.I.-lama); antara-

Oktober 1932 banjaklah tjabang2 sudah *2? gK°ta kira2 L700' Dalam bUlr 14 —. 16 Mei 1932 di Djakarta dilangsungkan' V erang®ota kira- 7.000. Pa a pada konperensi jang diadakan dalam bulan jang Pertama> seda" !usaha partai itu. Didalam daftar usaha ini di<Jv! 1, 1932 ditetaPkan da partai antara ,ai„ : kemerdetaaj berserikat d * X pewartaan, kemerdekaan bepergian dan ti„gEal pada p»»8-hapusan pasal- 153 bis dan ter serta pasal da ndPa„g-

MASA 1930 — 1942105

H uk um Pidana, penghapusan hak3 luar-biasa dari Pem erintah da lam hal-

pengasingan, perbaikan aturan tahanan dan pemeriksaan dalam perkara*

k r im in il; m endirikan perkumpulan2 tani; pemberantasan buta huru f.

D a lam tahun 1933 Partindo telah mempunjai 71 tjabang (antaran ja ada 24 tja lon tjabang), beranggota kira- 20.000. Ia berusaha terus mencrus m emperbesar b ilangan anggotanja, supaja dapat m endjadi suatu parta i

rak ja t um um se-sungguh"nja. Dipergunakanlah suatu daftar usaha, lengkap

m engenai ha l2 sosial, ekonomi dan politik, jang semuanja harus m eratakan

d ja lan m enud ju Repub lik Indonesia. Oleh Pemerintah disambut aksi in i

dengan mengadakan tindakan seperti jang diadakan terhadap P.N.I.-baru.

ja itu a) memperkeras pengawasan polisi di-rapat2, b) larangan bagi pegawai

negeri m end jad i anggotanja (27 D juni 1933), c) larangan mengadakan per-

sidangan d iseluruh Indonesia (1 Agustus 1933), d) penangkapan2 Ir. Sukar-

no *) ja n g seperti tertjatat diatas memimpin Partindo setelah keluar dari

pendjara, ditangkap kembali dan diasingkan pada awal 1934 _ke JFlores

(Besluit Gupernemen tanggal 28 Desember 1933 No. 2 Z). * ~

Penangkapan atas d ir i pemimpin besar dari Partindo itu dan larangan

jang d itim pakan padanja tentang berapat, menjebabkan Partindo mema-

suki suatu tempo jang tidak mengandung aksi. Oleh karena ternjata, bahwa

adan ja parta i in i sebagai anggota P.P.P.K.I. mendjadi suatu rintangan un­

tuk berapat (Kongres Indonesia Raja bulan Desember 1933 tidak dapat

d ilangsungkan sebab itu), maka pada 9 Pebruari 1933 Partindo keluar dan

federasi in i. D ari kalangan partai itu timbul makin lama makin banjak

suara, jang ing in supaja Partindo dibubarkan sadja dan supaja didirikan

parta i baru, d jad i amat berlainan sekali dengan pendirian pemimpin-

P.N.I.-baru.Ber-tambah2 merosotnja Partindo itu oleh karena berhentinja segala

aksi itu , m enjebabkan \achirnja pengurus besar mengumumkan pada per­

tengahan ${opember 1936, bahwa diambil keputusan membubarkan partai

itu. Sebagai sebab'n ja dikemukakan, bahwa partai itu, karena akibat

larangan berapat dan d je le k n ja peiekonomian rakjat, sulit sekali hidup-

nja. Seperti pada pembubaran P.N.I.-lama (dalam tahun 1931 oleh Mr. Sar­

tono) d juga pembubaran Partindo oleh Mr. Sartono djua, terdjadi dengan

tidak mendapat persetudjuan anggota seluruhnja; dibeberapa tempat (um­

pam an ja d i Jog ja, Semarang) ditjoba dengan mendirikan sebuah „Komite

Pertahanan P .I.” untuk menghambat pembubaran itu, tetapi tidak ber­

hasil.

4) D alam tahun 1938 dipindahkan ke ,Bengkulu, bulan Pebruari 1942 ke Padang; bulan Maret 1942 dibebaskan oleh Balatentara Dai Nippon; kem udian pergi ke Palembang, lalu dalam bulan D juli 1942 kembali ke D jawa.

106 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

G e r a k a n R a k ia t In d o n e s ia (G e r in d o ). Pada 24 Mei 1937 didirikan di

D jakarta Gerindo oleh bekas- anggota Partindo-marhum;" tudjuan dan

usahanja sama dengan Partindo, tetapi Gerindo mendjundjung asas kopcT

rasi” djadi mau bekerdja ber-sama* dengan Pemerintah djadjahan. Ia

tinggal tetap perkumpulan untuk rakjat umum, jang berusaha mentjapni

bentuk pemerintahan negara berdasarkan kemerdekaan dilapangan politik.

ekonomi dan sosial. Partai jang baru itu, mengadakan pada 20 — 24 D juli

1938 kongresnja jang pertama di D jakarta; antara keputusanJnja aclaTah

keputusan akan mendirikan organisasi pemuda sendiri. Kaum Gerindo itu

mempunjai pengharapan dimasa jang akan datang jang amat besar, sehin;:-

ga kongres itu mengambil keputusan djuga akan menetapkan tanggal 24

Mei itulah, ja itu hari berdirinja partai itu, djadi hari kebangsaan ! Kongres

jang kedua, jang diadakan pada 1 — 2 Agustus 1939 dY Palembang, men^-

ambil keputusan akan menerima Peranakan (Peranakan Eropah, Peranakan

Tionghoa, Peranakan Arab) djadi anggota partai itu. Dinjatakan, bahwa

usaha Gerindo ialah memperteguh ekonomi Indonesia dan untuk memper-

kuat pertahanan negeri la mendjundjung pikiran tentang adanja milisi

ralyat; djuga berusaha la mentjapai adanja aturan jang menentukan batas-

n ja upah jang se-rendah=nja dan tundjangan bagi kaum pengangguran.

Kongres itu ™ ngam bil keputusan menjetudjui masuknja Gerindo kedalam

,-Salh d l X t a n meniel'“ <S“i pem etj.t.n i»n2

Dalam tahun 1940 tidak ada~'w^"' i 4.~ • ,j . u • kongres, tetapi pada 1 Oktober tahun itudipihh pengurus besar jane hn,-„ , , UKiooei, „ ' . “ ; dengan djalan pemilihan bersurat(referendum). Ketuanja tetapDrs~'A v 1 „ , .

, __ « i j ^£ ii_A K . Gam (dokter di Palembang), ketua-muda Mr. Sartono dan penulis ' ..

i . . . —yvuopo. Fcn§urus hp^ar lflncf bsru itubermat akan membersihkan b a r id j f ^ ^ ia ; •

. . . j .j , n Partai (pengaruh pemetiatan atas d inMr. Yamin), supaja didapat persatuan jang kuat pemet3atan

Kongres jang ke-3 jang diadakan pada 10 - 12 oktober 1941, menen-

tang tjita- orang hendak mendirikan suatu Partai Bnm h Politik mdoHSSnT

S n / T u d l 6 a ^ e r i n d o

^ d j arii j e niiff ii

demokrasi Kongres itu m e n j a t a k a n ^ T ^ ^ ^

perteguh bansan demokrasi seumumnja, perlulah d ibebaskan pem im p in ’

In d on e s ia jang sudah diasingkan; tidak boleh dilupakan mereka in i djuga

memusuhi faseisme. Lagi pu la akan mengusulkan kepada Gapi supaja Gapi

memadjukan permintaan untuk itu kepada Pemerintah.

B a ik la h ditjatat, bahwa Gerindo, biarpun dengan politik-koperasinja

itu, tidaklah dapat mempunjai wakil di Dewan Rak iat.: pada pemilihan3 ia

dikalahkan oleh P arindra, P asundan—$1.1.1. jang lebih ,,tenang” itu, dan

MASA 1930 — 1942

semuanja lebih disukai oleh pemilih (orang Pc‘rtengahan) ia

bersikap tenang djuga. 'fan\n kcb™ jakan

an diatasP a r ta i P e r s a lu a n In do n e s ia (P arp indo ). Pemetjatan jang disebutk

tadi atas diri Mr. Yamin dari Gerindo dianggap perlu, oieh ka *

p in ini (Pemuda Sumatera, kemudian Indonesia Muda, laiu P artin£ ° n ,in i-

achirnja Gerindo), meskipun sudah diperingatkan oleh pengurus ° dz>n sudah terima pemilihannja djadi anggota Dewan Rakjat (sidang ig3g ’

dengan tidak semupakat dengan Gerindo itu; ia dipilih oleh orang j an „

bukan anggota partai itu dan jang djuga tidak bekerdja ber-sama donga^

partai itu.Mr. Moh. Yam in jang terpetjal itu lalu mendirikan ber-sama5 dengan

Gerindo itu; ia dipilih oleh orang jang bukan anggota partai perkumpulan

jang dinamakan Parpindo. Parta i ini bekerdja ber-sama-' dengan Pemerin­

tah dan berusaha mentjapai kemadjuan kearah suatu masjarakat dan

bentuk negara, jang tersusun menurut keinginan rakjat. Partai itu mem-

pergunakan sebagai dasarnja :a) „sosial-nasionalisme” (nasionalism e bersendi atas persatuan Indonesia

jang sempurna dan atas kedaulatan lakjat) dan

b) „sosial-demokrasi” (demokrasi rakjat umum).

^ • j •+,. • 4„,.Hiri atas orang2 jang melompat dari kalanganParpindo itu sebagian teim™ - b ■> & naHi

_ . , , • (.-j , • umum, karena 1a tidak terlahu dan paciaGerindo dan 1a tidak disukai um M „i, , . , ,-4.-, • Ketjuali Mr. Yamin, tidak ada lagi orangkebutuhan politik jang sunggun • , , , , , ’ . ..jang sudah bersekolah tinggi, W duduk dalam partai itu.

Budi Utomo (B.U.). Sesuai dengan keputusan jang diambil dalam bulan

April 1930, ja itu supaja Budi Utomo dibuka bagi semua golongan bangsa

Indonesia, maka dikongres jang diadakan dalam bulan A p r i l J 9 ^ h J D ^

karta perkumpulan ' itu “men|ubah anggaran dasarnja sehingga semendjak

itu perkumpulan tersebut' terbuk^lH^ ^agi semua golongan bangsa—n one

sia. Edjaan namanja diubah djadi Budi Ulama. "Sangat pesatnja ja an

pengaruh aliran persatuan Indonesia dalam kalangan B.U. (jang antara

la inn ja menimbulkan tjita3 pemusatan tenaga kebangsaan dengan lebih

sempurna) ternjata pula pada keputusan kongres itu akan memperdapat

suatu badan persatuan (fusi) dengan perkumpulan lain jang djuga ber

dasarkan koperasi; untuk mentjapai in i pengurus besar Budi Utomo i-

serahi pekerdjaan supaja bermusjawarat dengan perkumpulan jang lain-

itu (sesudah merantjang anggaran dasar jang perlu untuk badan persatuan

itu) dan supaja memberikan rentjana tentang hasil pekerdjaannja pada

rapat tahun jang akan diadakan dalam tahun 1932.

Dikonperensi jang diadakan dalam bulan Desember 1932 di Solo^ di-

beritahukan, "bahwa disetudjui adanja suatu badan persatuan, terfliri dan

organisasi2 jang anggota2nja hanjalah bangsa Indonesia se-mata2. Tudjuan

108 v SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

nja ialah berusaha mentjapai Indonesia Merdeka. Badan persatuan itu

umumnja akan bersikap koperasi, tetapi kadang- dapat terdjadi, bahwa

terhadap sesuatu hal akan d iam b il sikap non-koperasi. Nama „Budi Utomo"

itu boleh tidak dipaicai lagi.

Selandjutnja B.U. pada kongres itu mengambil keputusan sebelum

adanja badan persatuan itu akan bekerdja se-baik-nja dalam hal urusan

perbaikan bagi orang* jang sudah kena hukuman pendjara (reclassering).

Didalam daftar usaha2 jang akan didjalankan dengan se-tjepat2nja dimuat

terutama ran tjangan2 un tuk mendirikan kursus- dalam lapangan ilmu pe-

ngetahuan, kebudajaan dan sosial; selandjutnja diadakan panitia penasehat

bagi urusan pengadjaran.

D ik o n p e re n s i ja n g d ia d a k a n dalam b u la n Desgrnber 1932 d i Solo, di-

n h a h +»id iu a n B u d jJU to m o _d e n g an tja ra_rad ik9 l; sed jak itu ia ak an berusaha ^ ^ j i ^ T n d H n i i i a S r d ^ .

— J^Tmemperingati usianja 25 tahun dikongresnja jang ke-32 jang diada­

kan d i Solo pada 3 — 5. D jum 1933. Sebab ialah partai jang tertua, maka

dengan peringatan in i terpenngatilah pula 25 tahun usianja seluruh per

gerakan bangsa Indonesia Ketika itu B.U. mempunjai kira2 1.750 anggota.

O leh beberapa tjabang dipenngati hal itu sudah pada 21 Mei ber-sama1

dengan aksi-serentak jan gd iad akan oleh P.P.P.K.I., jang dipergUnakan

djuga untuk m enentang^m batasap , hak berserikat dan berkumpul. Di­

kongres itu dib itjarakan djugatindakan= untuk memadjukan pertanian dan

peternakan den^ n djalla ' f dakan perkumpulan2 kaum tani.Konperensi di Solo pada 25 Mei 1935 mengambil keputusan akan meng­

adakan badan P - s f f Jang f dah disetudjui adanja ^

1931, d e n g a n P » * ai * 1 ang bersamaan tudjuannja atau hampirbersamaan. Badan persai n itu> partai Indonesia Rai~ . .loh Hilambulan Desember tahun 1935. ttaJa, terd in lah dalara

-rabr-am •—

P a r t a i R a k j a t I n d o n e s i a J P . R . I . ) Perhentian aksi P N t , ,dipandang memberi kesempatan baik untuk m endirih beberapa orangbaru. Sebagai ian g pertoma antat,„ ja disebutkan ^ Partai-kemerdekaan

Ia didirikan pada 14 September ioqa .djatuhnja putusan hakim dalam 3’ masih sebelum, * i * i ^kara P i t u oleh TVT Tabrani Iaherusaha menudju kemerdekaan inrinnn .n Jrfialan parlementer Per-tama2 cDi, , ’ n d it ja p a in ja dengand ja lan pa£iementer. re r ta m a sekali ia ing in beraksi un tuk mendapat

autonomi jang sempurna bagi Indonesia dengan dasar dom inion status”

dengan pimpman orang Indonesia; buat in i akan d iu s a h a 'S a f- 'a ) per-

luasan Dewan Rakjat dan dewan2 perwakilan jang d M i

lembaga2 rakjat jang bersifat sungguh2 mewakili rakjat, jang berdasarkan

hak mem ilih se-luas-nja, b) mempunjai wakil sendiri didalam Serikat

B^gsa- (VoLkenMncJ), c) meng-indonesiakan segala pangkat2 sipil dau g ­

hter, d) mengadakan aturan tentang kerakjatan. negara (s taa tsb trge rsd l^ bagi Indonesia. * --------

JIASA 1930 — 1942 109

Perlawanan jang amat hebat terhadap partai ini ialah dari fiihak:

a) P.P.P.I. (dalam perkumpulan studen ini waktu itu ialah peladjar2 jang

berdiri atas sikap non:koperasi jang mempunjai banjak pengaruh), jang

memandang perbuatan mendirikan partai itu sebagai suatu usaha un­

tuk memperkuat kerdja sama dengan Pemerintah (dikalangan pimpin­

an P .R i. itu terdapat orang- • jang terkenal karena berperasaan

lembek).b) golongan koperator sendiri (umpamanja Budi Utomo), jang meng-

anggap tambahnja b ila n g a n organisasi jang bersikap koperasi itu tidak

usah lagi dan jang kuatir akan timbulnja perpetjah-belahan dan

c) pendapat umum, jang menganggap tidak djudjur perbuatan mendiii

kan partai itu pada waktu P.N.I. terikat, tetapi belumlah mangkat.

Semua perlawanan itu m en jebabkan , bahwa partai jang disadjikan

sebagai suatu ,.partai modern” ini. djadi seperti anak jang meninggal pada

waktu lahirnja. Benarlah ia telah dapat membentuk 2, 3 tjabang ketjil-.

tetapi ia berdiri terasing dan djatuh dalam keadaan jang namanja sadja

ada. Pada penghabisannja ia aktif di Madura, dan pemimpinnja, Tabram,

telah pindah kedaerah itu.

Persatuan Bangsa Indonesia (P-B-L) dahulunia Indonesische Studieclub.

Djika P.R.I. jang dilahirkan oleh orang baru2 dalam kalangan pemimpin

sebagai suatu partai baru, tidak sanggup bertahan pada perlawanan teiha-

dap dirinja, maka berbedalah keadaannja dengan P.B.I. jang pada waktu

jang hampir bersamaan itu djuga lahir di Surabaja dan Studieclub Dr.

Sutomo. Club in i sudah m em pun ja i. banjak orang jang suka kepadanja dan

pem im pinn ja pun sudah populer pula. Perbedaan antara Studieclub itu

dengan partai jang biasa l ia n ja la h : Studieclub itu sebuah perkump u

pemimpin2, jang bekerdja di Surabaja sadja. Pada 16 Oktober 1930 d*le-

njapkanlah pagarnja, ja itu pembatasan berhubung dengan sekolah sehing­

ga Studieclub itu d jad i te rbuk a lah bagi tiap3 orang dan harus didirikan

pula dibeberapa tempat lain’.Teranglah, bahwa ia ingin egak berdasar­

kan rakjat umum , sedang - oleh karena P N L sudah dll“mPuhkan Pe' merintah — kesempatan u n tu k itu baik adanja. Menilik keadaannja, nama

„Studieclub” itu tidak sesuai lagi ^agi organisasi itu.Pada 4 D januari 1931 n am an ja itu diubah djadi PerMjyan_Ban?sa

Indonesia dengan anggaran dasar jang baru pula. P.B.I. itu beiusa

..meniempurnakan deradiat” Bangsa dan Tanah Air, berdasarkan ke an

saan Indonesia (djadi dalam hakikatnja ialah mentjapai Tanah Air jang

Merdeka dan Mulia-Raja; sebagai suatu taktik sadja maka tudjuan itu

seclikit agak diselubungi).Tentang aksi rakjat umum untuk mentjapai maksud itu tidaklah mse-

but dalam program P.B.I. itu, melainkan P.B.I. djuga dalam hal im J«* l

landjutan Indonesische^ Studieclub itu, seperti P.N.I. djuga djadi lan ju an

110 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

daripada Perhimpunan Indonesia dan Algemene Studieclub. ( StX/dti CP.B.I. bekerdja dengan djalan mengadakarTpidato2 dan kursus* ber-

sangkut dengan soal* jang untuk itu dipeladjari lebih dulu oleh pemimpin-'-

n ja ; selandjutnja dengan djalan melakukan kerdja jang berbukti njata dan

berfaedah dsb. Dengan tj<*ra demikianlah ia mau menghidupkan tenaga

rakjat dalam lapangan ekonomi dan mau menghapuskan segala rintangan.

jang menghambat kesentosaan rakjat; ia akan memadjukan keradjinan.

perdagangan, perusahaan, pertanian, koperasi. Lain daripada itu, djuga

pengadjaran, pendidikan, kesehatan, kebudajaan dsb. semuanja dilakukan dengan sikap netral terhadap agama=.

Berhubung dengan soal koperasi atau non-koperasi terhadap Pemerin­

tah tidak diambil pendirian jang berdasarkan asas; ini dipandangnja suatu-

hal taktik belaka; kepentingan rakjatlah jang harus saban kali dikemuka,kan untuk menentukan sikap jang harus diambil.

Anggota-nja merdeka menentukan sendiri sikapnja, tetapi mereka itu

duduk dalam dewan- bukanlah sebagai wakil P^B.i. Setjara organisasi. Te.

tap i d jika Pengurus besar p b .I . kiranja berpendapat, bahwa duduk dalam

dewan- itu tidak non-koperasi), anggotanja itu haruslahberhenti mendjadi anggota dewan- itu.

Non-koperasi itu menurut: pendapat P.B.I. ada Perlu> pada sesuatu hal*

jang melukai perasaan kebangsaan; tidak mentjampuri Iasi baeian kehf-

dupan politik jang demikian itu, itulah dianggap suatu 1 • a m lin«

baik untuk mendjelaskan kepada Pemerintah, bahwa P ^ l J e r a L am^t d ilukai dengan tindakan sesuatu itu. Itulah pula Seb, hP B J - mer3Sa .a™ P B .I. m e n s u n d u r k a r ^ r i _ d a r i ^ an hamintPe d me"Sapa ka!Ti£^nen !m ^S tg r^^ahw £r^ ikap^p^^g “ ^ ^ ^ ^ ai^

e sua i dengan p e r a s a a n “

P.B.I. chususnja, m a k a P e rtim bang an in i la h ian? Umumnja dan kaum mengambil sikap nonJcoperasi daI u 3 ] g « n )eb a b k a n P-BX ituDalam tahun w S T iT n .I . sutoh “ “punW 15 r ^

lagi atas beberapa ranting dan selandiutnia lagi ata Ja ang’ ',anS J pengurus besarnja terdiri ketika itu atas antaran-S berapa rom an’ Subroto. ’ anja Dr. Sutomo dan Mr.

Dalam tahun 1932 banjaknia ,

Mei 1932 P.B.I. sudah mempunjai™ hertambah> dalam bulan

Dikongres Djanuari 1932 diambil + ,ng dengan anSgot^ 2-500-

perasian, segala hal tentang serikat sekTrdia ” memPerhatikan perko'

tahunan Mei 1932 diambil keputusan Pengadjaran’ dan dirapa|

berdasarkan koperasi (Rukun Tani). U p e r k u m P u la n k a u m tam

j 933/ f tai itU SUdah m ^ a<>akan rapat tahunan m m J m m jang pertama ketika itu ternjata, bahwa ada 158 tjabang

Rukun Tam (antaranja 47 jang belum disahkan) beranggota kira’ 2.000.

Pembitjaraan mengenai hal keadaan desa (misalnja susunan, hak dan

MASA 1930 — 1942 111

kewadjiban pemerintah desa).

Pada 29 Maret — 2 April 1934 P.B.I. mengadakan kongresnja jang

ke-3 di Malang; ketika itu ia^mcmpunjar 38 tjabang. Bagian jang terpen-

ting dalam pembitjaraan itu ialah :

a), pelajaran bangsa Indonesia antara pulau kepulau; ini akan dapat di-

madjukan dengan djalan mengadakan koperasi; dan

b). hal melandjutkan peladjaran diluar negeri, terutama di Djcpang. Di­

ambil keputusan akan memadjukan pengadjaran se-kuat-nja dengan

bukti jang njata. Berhubung dengan organisasi pergerakan sekerdja

kelihatanlah, bahwa sesudah PS.S.I. berganti djadi C.P.B.I. dalam

bulan M ^_1933 organisasi ini djadi terlepas daripada P.B.I.; maka se-

karang terhadap organisasi pergerakan sekerdja, kongres itu meng

ambil keputusan akan melindungi pula kembali perkumpulan-' sekerdja

jang bersedia bernaung dibawah pandji2 P.B.I. Achirnja kongres itu

djuga mengambil keputusan akan mendirikan kepanducn sendiri (Suria

. Wirawan).

1 Dalam bulan D ju li 1934 P.B.I. merajakan usianja 1£ tahun. Pada kong-

i res 18 — 21 April 1935 d i S u r a b a j a disetudjui rantjangan1 jang sudah lama

ada dalam pembitjaraan tentang mengadakan fusi dengan Budi Utama.

Fusi ini terdjadi dalam bulan Desember tahun itu djua dengan bentuk

Partai Indonesia Raja (Parindra).

Partai Indonesia Raja ( P a r i n d r a ) . Sebagai akibat kebutuhan jang telah

semendjak tahun 1931 terasa, jaitu mendjaga supaja tidak ada lagi tenaga

jang terbuang dari partai2 n a s io n a l jang berdasarkan koperasi, dengan

djalan mempersatukannja dalam satu partai besar, persatuan ini achirnja

terdjadilah dalam tahun 1935, sesudah seringkali diadakan permusjavva-

ratan oleh partai besar- jiHg' bersangkutan, jaitu Budi Utomo dan P.B.I. itu.

Pada 24— 26 Desember tahun itu terdjadilah di Solo kongres-fusi

Partai Indonesia Raja (Parindra).

Pasal 2 dari Anggaran Dasarnja menjebutkan, bahwa tudjuannjaialah ..Indonesia Raja.”

Sebagai daja~upaja untuk mentjapai tudjuan itu disebutkan:a. memperkokoh semangat persatuan kebangsaan Indonesia,

b. mendjalankan aksi politik hingga diperoleh hak2 lengkap dalam hal

politik dan suatu sistim pemerintahan jang berdasarkan demokrasi

dan nasionalisme.

c. memadjukan perikehidupan Rakjat dalam hal ekonomi dan sosial.

Sebagai ketua pengurus besar terpilih Dr. Sutomo; oleh sebab itumaka partai in i berkedudukan di_ Surabaja. Dikongres itu diambil 2 mosi,

jaitu tentang hal mempersewakan tanah oleh anak negeri kepada pabrik2

gula menurut kontrak baru jang bertentangan dengan kepentingan rakjat

& . ..

112 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

dan tentang pengadjaran di Indonesia jang dipandang tidak sesuai dengan

tjita2 nasional; segala sekolah- haruslah pula memperhatikan kebutuhan

nasional, baik lahir maupun batin. Masih ketika kongres itu djua Sarikat

Sumatera meleburkan diri kedalam Parindra. Kemudian djuga Partai Sare­

kat Selebes mempersatukan dirinja dalam Parindra. Maka partai baru itu

dapatlah mulai dengan 53 tjabang dan 2.425 anggota. Dalam tahun 1936

ia mengadakan banjak rapat umum untuk mempropagandakan asas5nja ke­

pada rakjat umum. Djuga Rukun Tani mengadakan banjak pertemuan guna

melakukan propaganda. Banjaknja anggota Parindra (tidak termasuk Rukun

Tani) naik tahun itu djadi 3.425 tergabung dalanj 57 tjabang. Rukun Tani,

jang dengan pimpinannja bekerdja dalam lapangan agraria dan ekonomi, ketika itu mempunjai 2.700 anggota.

Dikongresnja jang pertama diadakan pada 15— 18 Mei 1937 di D ja­

karta, diambil keputusan1' jang berikut:

Parindra bukan bersikap koperasi atau non-koperasi. Tetapi dewan1

perwakilan ia mau mentjampurinja •'), artinja : a) bahwa anggota- Parindra

jang masih duduk dalam dewan2, mulai dari waktu itu bertindak dalam

dewan- itu selaku wakil partai; b) bahwa Parindra akan berusaha, supaja

partai itu se-dapat'-'nja mempunjai wakil se-banjak'nja dalam dewan- dan

oleh sebab itu tjabangJ dibolehkan turut pada perdjuangan pemilihan;

c) djika terhadap sesuatu hal ditentukan istimewa sikap partai dan sesuatu

anggota bersikap jang berbedaan dengan sikap itu, maka anggota itu harus

memilih antara pemetjatan sebagai anggota partai atau m enarik diri dari

dewan. Djika sekiranja sikap partai belum diketahuinja, maka anggota

merdeka mengambil sikap sendiri, tetapi sikapnja itu tidak boleh ber- lawanan dengan asas- partai semuanja

Selandjutnja diambil 2 mosi. Mosi jang pertama mengenai perlunja

xnemperbaiki pelajaran perahu bangsa Indonesia; kepada Pem e rin tah akan didesak, supaja se^apat'nja membuka sekolah den‘an se.lekas=nja untuk

mendidik pelajar^ bangsa Indonesia. Mosi jang kedua mengandung andjuransupaja menambah tjabang Rukun , t •*. ___

pamanja, akan diminta kepada pPm v, • n ja ’ ° leh SG % 1 j *

itu dikurangi kerasnja dan sUDai T , T peneawasan ataS *

hukum anak negeri” (Inlandsche t ^ ^ * * * * *tjapai ,.Indonesia Mulia”. rechtspersonen). Parindra berusaha men-

Selama tahun 1934 dilakukan

resnja jang kedua diadakan pa d a \ amat„

Untuk menggantikan Dr. Sutomo jane a v, esember ^ 3 ...^K R M H Wurjaningrat~diadi~Kf menmggal, kongres memihh

v v ^ y n g r a t djadi ketua partai. Berlainan dengan Gerindo Pa­

rindra mengambil keputusan belumlah akan membolehkan golongan Pe-

6) Ini berarti, bahwa Parindra adalah njata sekali bersikap koperasi!

MASA 1930 — 1942 113

ranakan m asuk keda lam Parindra, tapi ia mau bekerdja ber-sama3 dengan

golongan Peranakan itu . Keputusan jang la in 5, m engenai: a) pengangguran

dan p e r lu n ja m em perke tjil d jum lah kaum penggangguran (mengumpulkan

angka3 ja n g be tu l, ten tang penggangguran, memperkuat tenaga rakjat da­

lam ha l ekonom i, memperbesar belandja untuk pekerdjaan umum, meng-

indonesia-kan segala pangkat); b) lama kaum buruh bekerdja, upah jang

se-rendah-’n ja , asuransi pengangguran; c) kolonisasi, memperkuat tenaga

ekonomi p enduduk kolonisasi jang harus diusahakan (bukan memindahkan

kem iskinan), d) perba ikan djustisi jang tidak dilakukan oleh Gupernemen

sendiri (Inheem sche rechtspraak). „Semua keputusan itu” diambil masing3

sesudah m em b itja rak an pidato- penerangan (praeadvies) orang jang ahli3 dalam soal- itu .

Kongres ja n g beriku t, akan diadakan di Bandjarmasin, tetapi kongres

itu tidak dapat d ilangsungkan berhubung dengan peristiwa Nederland

d iduduki o leh D je rm an .

P.S.I.I., Parii (Partai Is lam In d o n e s ia ) , Penjedar, P.I.I. d a n P.S.I.I. ke 2

P e rse liiih an dengan golongan nasionalis, berhubung tjara “golongan

nasionalis irii m em perbintjangkan didepan umum soal naik hadji dan soal

poligam i dan lag i beberapa kedjadian diluar negeri (aksi Italia di Tripoli),

semuanja itu m en jebabkan pemimpin3 P.S.I.I. mengambil keputusan akan

menggerakkan pem im p in* P.S.I.I. mengambil keputusan akan menggerakkan

kembali Centra l Com ite Al-Islam jang semendjak tahun 1927 diam sadja;

dalam badan in i te rgabung banjak perkumpulan Islam dan komite itu ada­

lah d ibaw ah pengaruh P.S.I.I. Dalam tahun 1931 komite mengadakan suatu

kongres Al-Islam u n t u l T l i i e m p e r t a h a n k a n kepentingan3 Islam. Lain dari

pada aksi d i T ripo li itu , pun soal Palestina (negeri Islam, negeri Jahudi

atau negeri Is lam-Jahudi) m e n d ja d i perhatian segenap orang Islam; semua

in ilah m en im bu lkan adan ja rapat3 um um . P.S.I.I. mengalami gandjaran

daripada aks in ja itu dengan bertambah anggotanja dalam tahun 1931 de­

ngan k ira2 4.000 sehingga pada achir tahun itu P.S.I.I. beranggota kira3

23.000. Dengan peran taraan peladjar- Indonesia pada Universitas Azhar di

Kairo, P.S.I.I. dapat p u la m e n g a d a k a n perhubungan dengan golongan3 poli-

tik Is lam disana.

»- Pada achir tahun 1931 P.S.I.I- mengadakan kongres, jang membitjara­

kan h a la jang bersangkut dengan tim buln ja krisis ekonomi semendjak

Penghabisan tahun 1939, ja itu antara la in rantjangan5 Pemerintah tentang

penghentian be land ja negeri dan maksud Pemerintah hendak memper-

hentikan ban jak pegawai sekaligus berhubung dengan penghematan itu,

m isalnja pegawai pegadaian. D juga diambil keputusan, supaja anggota2

jang m em pun ja i tanah, menanam i % dari tanahnja itu dengan kapas untuk

keperluan tenun dalam negeri.

Pada masa kegontjangan hebat, jang dialami oleh kesentosaan rakjat

114 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

sebagai akibat krisis dunia, maka sudah barang tentulah pergerakan rakj--.

dalam segala bagiannja, menundjukkan perhatian rakjat umum pada

hal jang bersangkut paut dengan krisis itu. Lebih3 lagi ditudjukan perhutl-

an rakjat umum itu pada sebab- penting jang menimbulkan krisis itu d~r_

akibat-nja jang tak boleh tidak mesti hebat sekali adanja di-negeri- jar.-

terdjadjah. Segala apa jang telah diterangkan dibeberapa rapat uinurr

sudah sebagai atjara aksi, maka semuanja itu, djadi lebih penting karer.3

akibat bertambah buruknja keadaan perekonomian; sebabnja maka djad4

lebih penting itu ialah karena tiap5 orang merasai kesusahan masa itu dan

menginginkan supaja kesusahan itu lenjap. Demikianlah P.S.I.I. pun dju;;a

memusatkan perhatian rapat" propaganda jang banjak diadakannja dalar.-.

bulan Maret 1932, pada kapitalisme dan imperialisme jang dalam waktu

jang tertentu (tiap3 kali) menimbulkan krisis, pada besarnja djumlah

pengangguran disebabkan krisis itu, pada bertambah beratnja padjak jan^

disebabkan oleh krisis itu. P.S.I.I. mempropagandakan sebagai salah satu

d jalan untuk meringankan akibat3 krisis itu, ialah supaja padjak- dikurangi:

selandjutnja supaja orang memakai hasil3 keradjinan sendiri, memperluas

tanah untuk pertanian, terutama dengan memakai tanah- konsesi pertanian

jang telah habis kontraknja, mendirikan koperasi2 kaum tani. Djuga dibi­

tjarakan rantjangan Pemerintah tentang memberikan hak tanah kepada golongan Peranakan Belanda. 1

Pada 11 dan 18 Desember 1932 ia mengadakan lagi rapat3 umum untuk

membitjarakan progranr-knsis j ang sudah disusun oleh pengurus partai

dan undang- tentang ,^ekolah liar» (jaitu sekolah partikulir jang tak men­

dapat “ ^ w n n « r n! r tah) ; aturan tentang -sek° iah iiar” itupun djuga djadi soal hangat jang diperhatikan segenap lapisan pergerakan.

Adapun program-krisis jang tersebut tadi, ialah ringkasan dari segala

jang sudah ber-ulang dibitjarakan oleh partai ini, tetapi kini deiman bentuk jang lebih tersusun dan teratur

,p^ r „ % pe S ; t lS membM,“h ada" ia — < - •Pergerakan A lJs iam ,„ dones,a be rdM

| mengadakan kongresnj, PUIa „ I b bu lan P £ 0)

kaum p„ht,k Maj-nb, <l,m,nta Men pera„,araa„ pS , „ , Indo„°c iia «

Mesjr) supaja tanggal , 6 Mei d id j„ iikan hari , ksi * permintaan ini

f , 1 ? ! , " 8an« S h Sf a" Marokko untuk mengatur hu.j L t ? f: * an® ™ dianggap oleh kaum politik

Islam sebaga, suatu antjaman bahaja terhadap agama Islam. Oleh karena

waktu persiapan dipandang smgkat sekali, maka ditetapkanlah, bahwa aksi

Islam segenapnja jang diharapkan itu, akan diadakan pada 30 Mei 1932;

dan pada hari itu sungguh2lah sudah diadakan beberapa rapat umum untuk aksi itu.

Dalam hulan Maret 1933 P.S.I.I. mengadakan kongres; antara lainnja

MASA 1930 — 1942115

dibitjarakan dikongres ini : perlunja penghapusan undang2 tentang perka­

winan antara orang Islam dan daja upaja jang perlu untuk memadjukan

kesentosaan kaum tani (menjerahkan kepada penduduk tanah5 hutan jang

bukan persediaan kehutanan, nienghentikan pemberian tanah erfpah tidak

memperpandjang hak atas tanah erfpah jang sudah diberikan, mengambil

kembali tanah- erfpah jang belum diusahakan; mendirikan perkumpulan5

kaum tani supaja dapat mengadakan perusahaan2 bersama). P.S.I.I. aksinja

jang bertambah keras itu, menjebabkan ia lebih digemari orang. Ketika

berkongres itu d jum lah anggotanja ada kira3 30.000. Tetapi perselisihan

antara sama anggota pengurus besar partai itu (Tjokroaminoto dan Agus

Sa ini lawan Dr. Sukiman dan Surjopranoto) menimbulkan perpetjahan

io !om . badan P 'S J I -; d ip im p in <>leh D r- Sukiman jang pada achir tahun 1932 dipe tjat dari P.S.I.I., maka orang5 jang keluar dari P.S.I.I. itu men­

dirikan di Jogja Partai Islam Indonesia (Parii).

Aksi jang bertambah keras tadi. terutama kelihatan njata di Tanah

aeberang, itu lah jang menjebabkan Pemerintah dalam tahun 1933 menja-

takan P.S.I.I. (seperti djuga P.N.I. dan Partindo) suatu organisasi jang

terlarang dimasuki oleh pegawai negeri dan dikenai pula aturan pembatas-

an berapat untuk sebagian dari Sumatera (djadi bukan untuk Djawa).

Pada 20 — 26 Mei 1934 p.S.I.I. jang ketika itu mempunjai 140 tjabang

diseluruh Indonesia, mengadakan kongres tahunan di Bandjarnegara; di-

1 ongres ini dibitjarakan antara lainnja segala adat jang dirasa bertentangan

^engan agama Islam. Lagi pula diambil keputusan — djika menilik keadaan

setempat- dianggap perlu — akan mengadakan tjabang3 istimewa untuk

aum wanita jang berdiri dibawah Komite Executif dari Pengurus Sentral.

Ketika konperensi jang diadakan pada awal Desember 1934, P.S.II

melepaskan sikap-membantah terhadap pembedahan majat korban pes, dan

hal inipun diberitahukan kepada Pemerintah.

Dalam bulan April hingga Djuli 1935 partai ini melakukan penjelidikari

tentang keadaan perekonomian rakjat; Penjelidikan itu didjalankan d'engari

memakai daftar2 pertanjaan tentang Pengangguran, penghidupan, Theban

| rakjat, kekurangan uang j ang tersebar, kemiskinan, akibat kemiskinan itu

j bersangkut dengan keamanan umum dan kesehatan dan tentang daja upaja

untuk meringankan kesusahan. Segala hasil penjelidikan jang dilakukan

, dengan tidak keahlian ini, dibitjarakan dikongres kilat jang diadakan

. pada 30 DjuTI — 4 Agustus 1935 di Malang, oleh karena ternjata, bahwa

, keterangan2 itu kebanjakan amat kurang tepat dan kurang djelas sekali,

! dan hanja mengenai keadaan jang umum sadja, djadi sebagai penjelidikan

j sedikit sekali harganja, maka diambillah keputusan akan mengulangi pe-

1 njelidikan itu; untuk didirikan suatu bagian baru dari partai itu.

i Dikongres kilat in i diberikan djuga keterangan tentang sikap partai

bersangkutan dengan soal non-koperasi, mungkin sekali sebagai reaksi

1 terhadap aliran dalam kalangan P.S.I.I. jang hendak melepaskan sikap

nn-kooerasi. Partai itu mempunjai anggota sudah kira= 45.000 (tetapi be­

lu m ada 20.000 tanda-anggota jang sudah diberikan), bagian wanita mem-

nun ia i anggota kira" 6.000 ter-bagr dalam 34 tjabang.Parii (semua orang jang memisahkan diri dari P.S.I.I. dan jang dipinv

oleh Dr. Sukiman) mengadakan konperensi dalam bulan Pebruari 193o

d ^ Jo g ja ; dikonperensi in i ternjata, bahwa keadaan tjabang'nja masih ku ­

rang baik.Aksi P.S.I.I. dalam tahun 1936 diutamakan sebagian besar pada men-

tja r i daja upaja untuk melenjapkan kesulitan3 jang timbul dalam kalangan

organisasi itu; kesulitan ini adalah akibat dari dua djenis aliran bersanj-

ku t de ng an soal, apa kiranja sikap non-koperasi partai itu harus dilepas-

kan atau tidak. Dikongres jang diadakan pada 8 — 12 D ju li 1936 di D ja ­

karta, soal itulah djadi pokok atjara perundingan. Tetapi keputusan pasti

tidak didapatkan; lalu diambil keputusan akan menjerahkan soal itu sekal;

lagi kepada tjabang-, supaja diperundingkan lagi di-masing- tempat. Ke-

mudian akan diambil keputusan pasti tentang soal itu dengan djalan surat

pengundian (referendum) atau oleh suatu kongres baru. Selandjutnjj

kongres mengambil keputusan akan meneruskan pekerdjaan panitia jang

telah diadakan sedjak beberapa tahun jang lalu, untuk mempeladjari adat:

djuga pekerdjaan penjelidikan jang telah dimulai dalam bulan April 1935

tentang keadaan perekonomian; pekerdjaan in i belum dapat diselesaikan. disebabkan oleh keadaan dalam kalangan partai.

Selama bulan2 jang berikutnja, dalam tahun 1936, perselisihan jang

telah ada dalam partai itu, djadi bertambah hebat. Pada achir Nopember

di Djakarta didirikan sebuah komite oleh beberapa pemimpin jang mau

bekerdja ber-sama- dengan Pemerintah, dikepalai oleh Hadji Agus Saliir

dan Sangadji, komite ini bermaksud akan membantah sikap non-koperas:

dari P.S.I.I. itu. D jika sekiranja bantahan itu tidak berhasil-baik, maka

pemimpin2 in i akan mendirikan partai baru !

Partai (petjahan pertama dari P.S.I.I.) pun hampir tak ada aksinj;

dalam tahun 1936 ini, tetapi teranglah sudah, bahwa sikap jang bersifa

membantah dari pemimpin dari Jogja itu, merugikan organisasi P.S.I.I

jang harus bekerdja keras puia menghadapi golongan koperator dala-

kalangannja sendiri.

Perdjuangan terhadap golongan koperator ini d jadi sedemikian hebm

n ja, sehingga golongan koperator itu, dipimpin oleh Agus Salim da-

Sangadji, djadi djuga mendirikan suatu Barisan Penjedar P.S.I.I.; maksu

Barisan in i ialah hendak „menjedarkan” P.S.I.I. itu atas „kehendak= zamatv

jang sudah berubah itu. Akibat perbuatan in i ialah orang2 jang bersangku

itu, dipetjat dari partai oleh pusat pimpinan P.S.I.I. Sebabnja, karer.

orang2 jang sudah mendirikan Penjedar itu, telah berlaku bertentangr

dengan aturan2 partai dan dengan sumpah jang sudah dilakukan merek

itu ketika masuk djadi anggota P.S.I.I. D jadi demikianlah dalam tahun 193

SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA116

MASA 1930 — 1942 117

ada tiga golongan S .I .!

Penjedar itu beberapa bulan lamanja dalam permulaan tahun 1937

mengadakan banjak rapat propaganda, jang achirnja mendjadikan berdiri-

n ja partai itu dengan 47 tjabang; tetapi dekat achir tahun itu berkuranglah

perhatian bagi gerakan ini, lebih- di Djawa Timur.

Pada pertengahan April dan Mei 1937 P.S.I.I. mendjalankan aksi umum

bentuknja ialah : tjabang3 mengadakan rapat2 umum jang dipimpin oleh

wakil2 pengurus besar. Di-rapat2 ini didjelaskan antara lainnja, sikap partai

berupa non-koperasi; dikemukakan pula keberatan tentang padjak-’, rodi,

beban desa, sedang segala jang harus dikerdjakan pada waktu melakukan

nikah menurut aturan agama Islam, dibitjarakan djuga.

Kongres jang ke-23 dari partai itu diadakan pada 19 — 23 Djuli 1937

d i Bandung; kongres ini mengambil beberapa mosi dan keputusan. Mosi

jang pertama mentjela penjerahan kekuasaan madjelis2 agama („Priester-

raden”) tentang hukum warisan kepada Landraad (Staatsblad 1937 No. 116).

sedang disamping itu dinjatakan pula, bahwa umat Islam mempunjai hak

jang penuh untuk menjelesaikan, mengambil keputusan dan mengatur

segala hal jang se-mata- hanja mengenai pendirian2 Islam. Selandjutnja

diharapkan, supaja Pemerintah akan mengangkat ketua dan anggota- ma­

djelis Priesterraad dari pada orang8 Islam jang ahli dalam agama Islam,

dan djuga supaja Pemerintah akan mengembalikan hak mengadili hal

warisan kepada madjelis agama itu.Mosi jang kedua mengenai adanja Mahkamah Islam Tinggi; P.S.I.I.

mentjela adanja badan itu. Djuga dinjatakan dalam mosi itu maksud su­

paja oleh tiap2 tjabang partai didirikan sebuah Madjelis Ulama jang terdin

atas wakil2 segala organisasi Islam, untuk memusjawaratkan, mengatur

dan mengambil keputusan tentang segala sesuatu soal jang terdapat dalam

hal warisan atau harta benda keluarga. Djuga dinjatakan dalamnja, a \\a

P.S.I.I. bersedia akan bekerdja ber-sama2 dengan organisasi Islam lain2

untuk mengadakan sebuah Kongres Islam Umum, jang berusaha mendiri­

kan sebuah pengadilan Islam.Mosi jang ketiga menentang rantjangan jang dibuat oleh Pemerintah

tentang aturan bagi pentjatatan dengan sukarela daripada perkawinan un­

tuk mereka jang hukum perkaw inannja belum ditetapkan dengan peratur­

an umum negeri; penentangan itu disebabkan, karena hal jang demikian

itu dianggap berlawanan dengan hukum3 Islam. Dalam mosi itu disebutkan

djuga, bahwa rantjangan itu mengandung arti. Pemerintah lebih banjak

tjam pur tangan dalam hal siaran5 agama Islam (suatu hal jang dianggap

tidak baik), sehingga diharapkan Pemerintah tidak menetapkan rantjang­

an itu mendjadi undang2. Djika hal ini terdjadi djuga, maka P.S.I.I. meng-

antjam akan melarang anggota melakukan pernikahan menurut undang4

itu °).

•) Aturan jang masih sebagai rantjangan ini, bermaksud akan melindungi

118 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

D e n g a n mosi jang keempat Kongres itu mcnjatakan kckctjcw.innnja

tentang maksud akan mem-bagi1 Palestina.D ia m b il la h pula keputusan akan mengadakan panitia, jang akan be­

kerdja ber-sama" dengan pengurus besar Parindra, untuk mengadakan

suatu kongres um um jang akan membitjarakan soal madjelis agama, Mak-

kamah Islam Tinggi dan segala peraturan jang merintangi keinadjuaa

pergerakan rakjat dan perekonomian rakjat.K ongres itu mengambil djuga keputusan akan mentjabut pemetjatan

atas diri anggota- jang dalam tahun 1933 sudah dikeluarkan dari P.S.1J.

(dan jang sudah mendirikan Parii) dan akan memberi kesempatan kepada

mereka itu masuk P.S.I.I. kembali. Sebab pengenjahan atas d iri Agus Salim

dari .partai itu dan wafatnja Tjokroaminoto dianggap sudah melenjapkan

rintangan jang ada antara P.S.I.I. dan Dr. Sukiman serta teman-'nja.

Pada 17 September 1937 sungguh3 bersatulah kembali P.S.I.I. dan me­

reka itu Dr. Sukiman, W ali A1 Fatah dan la in 3 itu masuk kembali kedalam

P.S.I.I., sedang Parii dengan hal j ang dem ikian itu, dianggap dengan sen

d ir in ja pula masuk meleburkan diri kedalam partai jang asal itu. Djadi

masih tinggal berpisah hanjalah golongan koperator dari Penjedar.

Kongres jang ke-24 dari P.S.I.I. diadakan pada 30 D ju li — 7 Agustus

1938 di Surabaja. Oleh S.M. Kartosuwirjo didjelaskan, bahwa „hidjrah ’

jang djadi sikap partai itu haruslah djangan diartikan sama dengan non-

koperasi jang diadakan oleh partai* lain terhadap Pemerintah. Ia menun­

djukkan, bahwa sikap non-koperasi itu adalah suatu sikap jang negatif:

sikap „hid jrah” itu adalah suatu sikap, jang ..positif dan bersifat pembn-

ngun.” Sebab, katanja, h id jrah ’) itu sesungguhnja suatu sikap penolakan.

akan tetapi disamping itu didjalankan usaha dengan se-kuat3nja untuk

membentuk kekuatan hebat, j ang menudju kepada darul Is lam ” 8). Kongres

itu menjerahkan djabatan ketua dari Dewan Partai kepada W . Wondoami-

kaum wanita Islam dari pada perbuatan se-wenane= rlari nihak kaum laki" (umpamanja dengan tidak' memungkinkan n g r t ie ra fa n iang tidak beralasan dsb.) dan memberi kesempatan akan bertakluk dengan suka- rela kepada aturan jang baru itu dengan d ja lin m antin fatkm pcrka-

h a i a i . itU dengan SUkarela' Lihatlah pendapat Nahdatul Ulama tentang

') srtinjs jjHicniisfllikan d i r i m p m r i L - ^ • *>> j * Cficnnj|i ni'i-

ka^i p e rb u a ta n ^ a MuhamU ’ ^ in i dapat d iPakai un tuk menundjuk-

hammad menarik rHW ^ aCl pada masa Islam ba™ lah ir- NaH ,Mu'M rkah^hn n ^ ™ ,Umat tidak Pertjaja pada agama Islam

i Molrnh Maclmah, dengan maksud sudah menerangi pen-duduk Mekah Hitungan tahun orang Islam d im ulai dengan waktuH idjrah itu dilakukan.

*) Tetapi menamai non-koperasi itu perbuatan negatif, tidaklah tjotjok dengan keterangan2 penganut sikap non-koperasi itu. Maka mungkinlah. bahwa mengganti sikap non-koperasi dengan h id jrah berarti memenuhi keinginan aliran umum hendak menudju koperasi terhadap Pemerintah.

MASA 1930 — 1942 119

seno dan djabatan kctlia dari Ludznah Tanfidiah kepada Abikusno. Karto-

suwirjo diserahi pekerdjaan penjelenggaraan asas hidjrah itu dalam

lapangan politik, ekonomi dsb.

Suatu penjelid ikan jang baru, akan didjalankan antara rakjat, berhu­

bung dengan banjaknja keluh kesah jang sudah disampaikan kepada partai

tentang keadaan penghidupan rakjat.

Perdamaian jang sudah dibuat dengan golongan Jogja (Dr. Sukiman),

tidak lama um urnja. D jika sudah mengherankan, jang kongres ke-24 itu

tidak memberi tempat kepada pemimpin3 dari golongan itu dalam putjuk

pimpinan partai itu, maka pada awal Desember 1938 didirikan di Solo P.II.

(Partai Islam Indonesia), nama ini sama dengan nama Parii jang dahulu

itu, tetapi singkatannja berlain) oleh pemimpin’ Parii marhum, pemimpin3

Muhammadijah dan pemimpin* Perserikatan Pemuda Islam (Jong Is-

lamieten Bond). N jatalah, bahwa golongan3 ini menginginkan suatu daja

upaja kearah lapangan politik, sedang daja upaja ini tidak sesuai dengan

daja upaja P.S.I.I. dari Abikusno atau Penjedar dari Salim.

Antara P.S.I.I. (partai politik jang mengerdjakan djuga pekerdjaan

sosial) dan Muhammadijah (hanja pekerdjaan sosial) adalah larangan untuk

djadi anggota dari keduanja sekali (larangan ini ialah buah perselisihan3

dimasa jang telah lalu), sedang asas non-koperasi P.S.I.I. tidak sesuai de-.

ngan sikap koperasi dari orang’ Muhammadijah dan Jong Islamieten Bond itu.

Sebelum P.I.I. itu didirikan, pengurus besar P.S.I.I. sudah menerima

surat dari Dr. Sukiman, W ali Al-Fatah, K.H.M. Mansur dll. jang menerang-

kan, bahwa mereka itu akan masuk P.S.I.I. ”), kalau partai in i:

a. mau melepaskan asas hidjrah (pengirim3 surat itu berpendapat, bah­

wa h id jrah tidak boleh didjadikan asas perdjuangan, tetapi hanjalah

taktik perdjuangan),

b. se-mata2 hanja mengerdjakan aksi politik (pekerdjaan sosial dan eko­

nomi haruslah diserahkan kepada perkumpulan jang lain3),

c) mau se-lekas2n ja mentjabut disiplin-partai jang sudah dilakukan ter­

hadap Muhammadijah.

P.S.I.I. membalas sui’at ini dengan xnenolak permintaan itu; hanja

disiplin-partai terhadap M u h a m m a d i j a h itu, mungkin akan dapat dibitjara­kan lagi.

Ketua jang m ula= dari pengurus besar partai jang baru ini, ialah R.M.

Wiwoho (anggota Dewan Rakjat, pemimpin Jong Islamieten Bond). Partai

baru itu bergabung pada Gapi dan ikut dengan insaf mendjalankan aksi

parlemen. Pada beberapa kesempatan ternjata pendiriannja, bahwa segala

sifat jang baik2 dalam kebangsaan atau dalam keagamaan itu sebetulnja

5 r<; TSTuk,im an’ W ali Al-Fatah dan teman"nja masih djadi tjalon anggota P.S.I.I. ketika itu.

120 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

sama, tidak ter-pisatr, dan bahwa persaudaraan dalam keagamaan tidak

menolak persaudaraan dalam kebangsaan. Ia beraksi bukan di Djawa sadja.

tetapi djuga di Seberang (Sumatera, Borneo) ia melebarkan sajapnja. Pada

11 April 1940 P.I.I. mengadakan kongresnja jang pertama di Jogja; ketika

itu mempunjai 115 tjabang. Dalam pidato- dikongres itu di-tundjuk'-'-kan

bahwa umat Islam di Indonesia umumnja masih takut kepada politik. P.I.I.

mau memasukkan kedalam dada mereka itu semangat perdjuangan, supaja

mereka itu dengan memadjukan diri dalam hal politik, dapat melakukan

kewadjiban2 mereka itu terhadap Bangsa. Djuga ditjela adanja rintangan

bagi semangat jang dinamis dalam agama Islam, disebabkan oleh pengertian5

kolot dari banjak kijai.

M enurut anggaran dasarnja, jang disahkan oleh kongres itu (anggaran

dasar itu disiarkan sudah pada 4 Desember 1938 ketika mendirikan partai)

partai itu mempunjai tudjuan : menjiapkan rakjat Indonesia untuk mene- rima kedudukan sempurna di Indonesia un tuk agama lslam dan penganut*-

nja la akan berusaha mentjapai tudjuan irii dengan djalan mempererat

talx persaudaraan antara umat Islam dan antara organisasrnja dan dengan djalan mengmsafkan Rakjat akan haknia eanisasi nJjnenurut peratoan agam. w haknIa “ntuk ™ngaU,r keh.dupannjadung''08” '” P" dJU“ B“ Jang diterima oleh kongres ilu, mengan-

a. mengadakan sebuah negara kpsntnan

rintah oleh suatu pemerintah pusat SSt3at) Indonesia d'Pe'b. Politik: ’

1. dasar tjara pemerintah harus bersifat demokratis

2. mengadakan suatu parlemen dan dewan- j ang tulen3. mendjalankan hak memilih jang umum

4. meng-indonesia-kan djabatan2 pada negeri langsung

5- ^ " a S e ^ , ■“ *“hendaklah diusahakan, supaja ienjap ■ erdasarkan semuanj

a. hak2 istimewa tentang pengusiran dan Penfiasinganb. rintangan perg, dat,„g kesesllat„ te^ “ adanja

aturan bersurat lzin (passenstelsel)

c. pasaP 153 bis dan ter serta djuga pasap i 60 dan 161 dari Undang- Hukum Pidana

bPS a bn T S to ‘ SbI,<1 1935 n°' 85 <undane' membatasic Agama:

1. penghapusan pasal 178 dari Ind. Staatsregeling (Susunan Pemerin­

tahan Hindia) dan penghapusan peraturan tentang guru* dalam agama Islam

2. Pemberian kembali kepada Madjelis Agama hak tjampur tangan

MASA 1930 — 19421 2 1

hal warisan dari pada orang Islam

3. Perbaikan pemakaian mesdjid serta uang mesdjid

4. Pentjabutan segala djenis sokongan kepada lembaga3 agama.

d. E k o no m i:

1. Mendesak- kepada Pemerintah supaja mengadakan kesempatan bagi penduduk untuk mendapat penghidupan dan pekerdjaan

2. Menghentikan masuknja orang asing, sebab hal ini mengantjam

penghidupan penduduk bangsa Indonesia

3. Menukar segala perusahaan jang bermonopoli djadi perusahaan negeri.

e- Pad jak :

Meringankan segala beban jang memberatkan, djuga padjak bumi,

mengenakan padjak pada barang2 jang d ik irim keluar negeri seperti

m in jak tanah, tembakau dsb.; penghapusan segala peraturan jang

memberatkan rakjat dalam hal politik-ekonomi, umpamanja penetap-

an banjaknja barang masuk (contingetering, licentieering); memper-

lindung i perusahaan2 anak negeri, terhadap saingan asing, umpama­

n ja tentang teh, kax-et dan kopi.

S o s ia l:

1. Mengadakan undang2 untuk memperlindungi pekerdja2

2. Membantu usaha untuk mengurus jatim piatu dan fakir miskin

3. Memadjukan urusan kesehatan rakjat

4. Penghapusan rodi dan kerdja-paksa.

&■ Pengadjaran :

1. Memenuhi keperluan rak jat dalam hal pengadjaran

2. Mengadakan aturan tentang kewadjiban-beladjar (leerplicht).

Kehakiman:Penghapusan kehakiman jang bertjorak dua.

Dari semuanja itu kelihatanlah, bahwa ketjuali empat hal jang tersebut

dalam bagian „Agama” itu, partai-Islam in i mempunjai atjara aksi politik jang biasa.

Pengurus besarnja terdiri atas :Dr. Sukiman, sebagai ketua, Wiwoho, K.B. Hadikusumo, Wali Al-Fatah,

Faried Ma’ruf, H.A. Hamid, Dr. Kartono, A. Kahar Musakir, Mr. Kasmat,

sedang K.H.M. Mansur djadi penasehat partai itu.

Tetapi berhubung dengan adanja maklumat tentang keadaan persiapan

Perang, jang menjebabkan maka aksi5 politik tidak mungkin lagi (diizinkan

hanja lah rapat2 pengurus dan rapat2 anggota tertutup, sesudah mendapat

izin jang tertentu untuk itu). P .IJ. jang masih muda itu sudah terpaksa

memperhentikan aksinja dalam bulan D jun i 1940.

Sementara itu , P.S.I.I. pun tidak berdiam diri. Dalam bulan Djanuari

1940 ia mengadakan kongresnja jang ke-25 di Palembang (Sumatera); per­

tama ka li in ilah baru partai in i mengadakan kongresnja di Seberang. Kong-

• • h rtiorak aksi parlemen dari Gapi; dalam federasi in i Abikusno res in i e ^ Tanfidiah P.S.I.I.) djadi penulis. Ia menerangkan, bahwa

^ ^ n i a l e commissie” dari S.D.A.P. dan N.V.V. (Nederlands Verbond van

” <ir0ni "gingen) akan mengemukakan hal parlemen bagi Indonesia dalamV a k v e re m ^ ^ ^ 1940 disidang parlemen Belanda. Wondoamiseno, ketua

bulan e p.S.I.I., niendjelaskan dengan pandjang lebar keputusan-

Dewan diambil oleh Kongres Rakjat Indones ia . Oleh beberapa pembi-

jang bahwa perbaikan atas keadaan2 jang buruk dalam per-

ifra 1-an rakjat, umpamanja sebagai terbukti dari penjelidikan P.S.I.I.,

k an ia ^ iu ngk in ditjapai sesudah adanja suatu parlemen.

Antara keputusan2 kongres itu perlu disebutkan disini andjuran ke-

da anggota2 supa ja pada 18 Pebruari 1940 (Asjura) berpuasa dan ber-

sem b ah jan g untuk berhasilnja aksi parlemen itu. Selandjutnja kongres itu

mberi kuasa penuh kepada Ludznah T an fid ia h dan Dewan P arta i, akan

mengambil semua tindakan- serta sikap jang dipandangnja perlu, djika

k iranja keadaan internasional memerlukannja.

Djuga diambil keputusan oleh kongres itu menjetudjui pemetjatan atas diri ketua-muda Dewan Partai, S.M. Kartosuwirjo (sudah dipetjat oleh L udznah T an fid ia h pada 30 Djanuari 1939). Sebabnja pemetjatan ini ialah : Kartosuwirjo dan beberapa teman=nja sudah menjatakan bantahannja de­ngan tjara jang dipandang tidak baik, terhadap perbuatan P.S.I.I. meng- gabungkan diri dalam Gapi itu; mereka itu tidak setudju dengan gerakanmentjapai parlemen.

Dengan lekas benar sudah ternjata, bahwa pemetjatan in i akan me­

n im b u lk a n kesekian kalin japerpetjah-belahan dalam P.S.I.I. Sesudah pe­

metjatan atas diri mereka dan partai, dengan se-lekas2n ja m ereka jang

sudah dipetjat itu mendirikan didalam badan P.S.I.I. itu sendiri suatu

badan jang kedua dengar‘ namanja P.S.I.I. djuga, semua aturan P.S.I.I. djuga dsb., hanjalah dengan pengurus besar (Ludznah Tanfidiah dan De­wan P a r t a i !) jang lam.

Mula2n ja ia m em punjai hanja 2 tjabang, tetapi dalam bu lan Maret 1940

sudah 21 tjabang jang memasuki badan jang kedua itu P S I I saingan daripihak Kartosuwirjo ^ ^ a k t Ludznah Tanfidiah, ai™ n ) ' raengadakan

pada 21 Maret 1940 dl (Garni) rapat „m um ; dlrapat in i dite-

rangkan, bahwa akan duljalankan „p0litik hidjrah" iang kokoh Djuga disiarkan keputusan akan mc„gatlatan suat„ suff>h„J suatu

untuk mendidik mendjadi orang2 pemimpin jang ahli, seperti djuga di-

masa Nabi Muhammad didirikan sesudah hidjrah itu suatu suffah, jang

melahirkan pembela2 jang tulen untuk Islam dengan ilm u jang sempurna dan keimanan jang teguh-kuat.

Tetapi ketiadaan aksi politik berhubung dengan keadaan persediaan

perang, menahan djuga disini kemadjuan jang lebih landjut. Akan tetapi

teranglah bahwa dari P.S.I.I. jang lama, disamping badan jang asal (P.S.I.I -

SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA122

m a s a 1 9 3 0 — 1 9 4 2 123

Abikusno) sementara itu tetap berdiri 3 organisasi baru (Penjedar, P JJ.,

P.S.I.I.-badan ke 2), pada hal semuanja ini berarti hilangnja banjak

pemimpin3. D ibawah in i akan kita lihat P.S.I.I. dari pihak Abikusno itu achirnja menarik d iri dengan pertjektjokan djua dari federasi Gapi; lan-

taran itu maka organisasi ini berada kembali dalam keadaan tersendiri sekali.

Perkumpulan- B e r d a s a r k a n Kedaerahan

Pasundan. Diatas kita telah mengetahui bahwa Pasundan, meskipun tetap

tinggal sebuah organisasi orang Sunda, sedjak sebelum 1930 telah ber-

haluan t j ita 2 Indonesia Raja. Dalam kongresnja pada tanggal 4-5 April

1931 d i Bogor diterima sebuah mosi jang menerangkan — sama dengan

Putusan tentang hal in i oleh Budi Utama dalam kongresnja jang diadakan

Pada waktu itu d juga __ bahwa Pasundan sedjak mulai berdiri menurut

anggaran dasarnja terbuka buat semua orang Indonesia. Tentang perun.

dingan mengadakan fusi mernpersatukan semua perkumpulan berdasarkan koperasi dengan Pemerintah, diambil keputusan bahwa Pasundan meng- akui sangat perlunja mengadakan aksi politik bersama dengan lam5 orga­

nisasi, berhubung dengan adanja persamaan nasib, tetapi sangsi, apakah mengadakan fusi partai* politik akan memberi buah seperti jang dimgin- kan. Pasundan akan berusaha sekuat tenaga untuk memperkuat dan me- njempurnakan sebuah badan federasi seperti P.P.P.K.I. dan akan bexhalu-

tjita- Indonesia bersatu. , *. i_ iDalam kongresnja Mei 1931 Pasundan membitjarakan suatu hal jang

Pada w a k t u i t u m e n d ja d i perhatian semua o rg an isasr

dimadjukan o le h Pemerintah tentang m e m b e r i h a k tanah1 kep g ongan

P eranak an B e la n d a A d a p u n k e s im p u la n : t id a k bisa d iad a n peisam a-

an h ,k atas tan ll‘ s e l » ™ % r e — an » ^ s a

dan lagi (untuk mentjegah pemakaian tanah tidak sah), . ^ n,°J! , gala Permohonan dari fihak rakjat membuka tanah kosong dike dengan

tekas. ,

Pada penghabisan tahun I931 Perkumpulan ^ aS“n(o ar™ ^ PUn]ai a*ggota ± 3.900 tersiar dalam 41 tjabang. Pasundan Istn . g isaS1 kaum

'vanita dari Pasundan) mempunjai 11 tjabang dengan anggota tsuu.

Dalam t a h u n 2 k e m u d ia n Pasundan m e ne ruskan u sah an ja d ilapangan

sosial, t e r u t a m a d a la m k a la n g a n p e n g a d ja ra n d an rec lasseenng . D a lam

tahun 1933 P a s u n d a n I s t r i m e n e ra n g k an d ju g a b e r tu d ju a n agar k a u m

10) Dalam tahun 1932 terdjadi pula suatu hal jangd a r i s e k a l ia n p a r t a i2, j a k n i o rd o n a n s i seko lah l ia r g ta n f in i ( b e r tS

m e n d ir ik a n s e k o la h p a r t ik u l i r d e n g a n le lu asa ); °.rdo/ ^ a k d id ia lan ln™ d ju g a r e n t j a n a h a k t a n a h b u a t P e ra n ak an ) a c h irn ja t id a k cn ja ia n k a n

o le h P e m e r in t a h .

124SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

" " p l S r ' 8 Serla dalam P»diua„g,„ M

djumlah anggota s i™ P a s u n ^ W K ‘ial>a"g T 5

s s l s s ^

dung; dalam kongref^f^antara"imen®adakan kongres jang ke-20 di Ban-

dirikan sebuah bank, mendesak p !putuskan : selekas mungkin m •

baru terhadap lintah darat m e.m enntal1 a®ar mengadakan perati11

haminte dan kabupaten u S k T jampaikan Peri™ntaan kepada seni»Pelatjuran, mewadjibkan p e n s u rn f f mbH tindakar> lebih keras terhadaP kawinan anak=. . s besar mengadakan aksi terhadap Pel

Perkumpulan Pasundan tetan ♦ „

sosial (al. pengadjaran, recla^eer; '™ 5 memusatkan tenaganja dilapa"*8

. . 9 - 1 2 April 1936 kongres -I g dsb-}-

3 ” “ ! ■2 iang p a S ke-2* " “ akan di Bandung.

" ai S S 2 T T - ^kongres jang ke-22 di Ti;„ , niandse School)

' ™ ™ n inda„bT nSal h“ “ nluk " C d T “ “ I-29 Ma« 1937 m e n . ^

m a r 1"'; peW S ™ , iS „ 11'llt«apk.n" m e 'S Z Tanak piatu). Dalam foi, n Padiav u uakan kom isr Pew.^s

?Ekonomi Pasundan jan? I, Selail jutnia ”S ? tardjo” untuk ^ le

s r * * « T a rt> « j a/ a: “s : „ akM - “ " s v ,

. ia , inl pada watt“

p « n w „ U e'7’ dali® k o ng re s^ '" '® . Pasundan lstr, . i-orf"!Pilihan mar1l- ,gar katJn, Wani/U antara lain d im ! mengadakan K ^

p3jv ara ^ ,'bas „ h't di^ ak’ r 18 « S t a " i « n s s < ■

* « £ £ £ : Pemeri r

w t " ! " 3" K ^ Z T bes° ™ & £ 7 * A w ii K»ngres $Jjaan organisasj " as'»nal. L ‘ serta m endirikan P ^ 1 , , # 1

Maret W o P ,SUMP' “ uda. * o n omiP" Ia *P u tuska„ un tuk m em P ''”

lni ™ «8aku( K men® d atan ‘ dan " * I « « e r i n g . , /

'ndera dan iagu k ™ dera M« a h .p ut™ “ es lm S ke-25. Putusan 3> „f

* * * « * » * ! sebagai . > * « Indonesia » # >agai nda parta, diambilnja K“”‘

i!ASA 1930 — 1942 125

•"erah-putih, meminta kepada Pemerintah mengadakan upah-minimum,

J ^ ir ik a n komisi istimewa untuk menjelidiki pcrikeadaan ditanah parti-

^ lir. nienguatkan putusan Kongres Rakjat Indonesia dan tei

en]Qkortg aksi Indonesia berparlenien.

^ m p a la n Kawulo Ngajogjokartu (P.K.N.) P-K.N. jang

C e M -.29 DjUni 1930 oleh Pangeran Surj°din^ f untuT bangsa Indo-nesfa diantara perkumpulan5 jang tidak ter u‘ kj t umum

£ ?eum“™ ja . Perkumpulan ini adalah perkumpulan

A |Uk anak negeri kesultanan Jogjakarta.

1. mol PUn tudjuannja : vPiuar«»anja agar tertjapaiJ^nperkuat kesultanan dan radja serta demokrasi.

2. mer,ntahan kesultanan jang se'baik n]a’ nak negeri kesultanan.

S l T rtinggi deradj at da" perCk°nr r n, n ota 30.000, dalam bulanMei S habisan tahun 1930 P-K-N- telah *er“" f ° nggota telah mendjadi

C n Wakt# kongres jang pertama * u* lah ^ 23 - 29 Mei 1931.

11 ilibit ' am koi,Srcs tadi ja"S dia J L bangsa Indonesia jang ber'

S a t )ar“kan Pegawai1 8“Pe™e” “ l )adlkan P“ d“dut a”t

V i W aerah k « u« ®» n S “PWN h ‘k k^ lt= n a „ , da„ ta g i: raKiat. w

* * » « » ^'biiangkan, P «MI padjak »<■» dan s pD« " * » minta p— — 1 P ^

taht,,, I932 d j„mlah a" « ° ^ ™ Serh“ “ »ia

% S s r os n b™ ‘kscoiiPeraties): inenerima “ bc" pa d” n8an permintaa" K 0,3h r. DJuli 1933 di jogja 1 , tiHak mufakat dan supajaPe^e\Va(Stek0lhah rakjat pCfsew a didjadikan sepa‘p°ember tahun itu

qC , atja* s p a d ? t SUP3ja “ “I t dihilangkan. Bulan ^ 1938 ketikaV 11 an„ menurut ada da tanggal 253 218 diantara-

p t ,elah " * * * % ? * £ > « ' anf ;e “ua — * a°t V i p la Jaan windon (uin . k itu Jiampi1 raki at ini J303dih u diti . ren*puan. Anggota b •* . oerkunipuian cr;n-

oleu diSini bahwa djUnllah tidlfrmendjadi besar an pradjaatl §olongan bangsavvan tidak ^ ^ gemua Panol

ba8 *34311 Paksaan; sebalikn^3 j-fam i (meskipun*ntl,a» i a bertambah besar dapat tahun

V ^ t di 3ang a§ak besar dan pe in a ik a n harga pad {)| tetapi

i V 9*1 i S S6bagai buah ^ ^ n per«berantaSav aTdjelata terhad3JV ' ^apaf ’ pen^ irian koperasi d langan ra^ piC.N. bagiaN i »8a»S Membangunkan perhatian didillkan F *

Un'um . Untuk memperkuat

MUda’ R K N - Muda m empunjai anggota 10.000 dan bangkit m adju dllaPangan pengadjaran, agar anak rak jat djelata dapat

S M n^a 'sed la l^T T 10 Surokarto <P-K-S.). Perkumpulan in i dalam garis be-

a S r an FJU *' Didirikan dal“m bula" ^ ju n i 1932 ataspersatukan a ' terutama Mr. Singgih; maksud tud juann ja : Mem-

dan tinekafPe Indonesia dari daerah kesunanan dari segala lapisan -

usaha b e r s a m r nggf rakann3\ UntUk Saling tolong-menolong dan agar ber- mempertinsm ? PS1 perbaikan perikehidupan. p.K.S. djuga berusaha

pengikut sebanjak PICJN? P e n ^ h KeSUnanan’ tetaPi P K S - tidak daPSt

.eMh dsri , , 500, ° ng60‘a W

mempertebal rasa ^ dan P K S- dan bertudTnegaran, memperbaiki peri kehidun ” PG" „Uduk anak-negen Mangku-

matan Pemerintah Mangkunegaran n , a” 33 dan mendjaga kf l ! ‘ tetapi sesudah 3 tahun keadaan m, ^ am , Permi>laan beranggota 30.000.

mendjadi h idup tidak matipun tidak” sekah’ Sehingga perkum pulan ini

Pakempalan Kawulo Pakualaman. At . - \t

sadja, tidak mentjukupi untuk in ^ pertimbangan bahwa adanja P.K-lV

duduk Jogjakarta oleh karena anatPerhatlkan kePentingan seluruh pen- kepentingan dengan anak-negeri r negeri Pakualaman sering berlainan

pung dalam daerah Pakualaman jSu*tanan’ maka pengurus3 rukun kam-

30 D jun i 1940 semufakat mendirikaengan para bangsawan, pada tanggal

untuk daerah Pakualaman. Nama ° SUatu perkumpulan rakjat jnelidu perang masih akan ditetapkan. ’ Peraturan dan daftar waktu pctjah

Perkumpulan- Sulawesi. Dikalangan

ketidak-puasan terhadap pendirian °rang= asal dan Sulawesi terdapat berhubung dengan soal kerdia-sam Ratulangi (Persatuan Minahasa

P.P.P.K.I. Oleh mereka djuga lebih" h ° rganisasi!! nasional dalam

Sulawesi seluruhnja. djadi tidak unt t . 3 _n;,a organisasi untuk ora *

Maret 1930 di Djakarta (sebaeian h T , Iinahasa sadja. Dalam bulan Perserikatan Selebes v * °rang3 Minahasa) didirikan

kan tiabang P e rkuL i “ T * °rang 3331 Sulaw^ i ; di Makasar didiri-

kerdja bersama denga„ Pemerintah " le b “ esaa” “ ° " « ia tetapi

Berhubung pertentangan pendapat tentang tempat kedudukan pengu­

rus besar, dalam tahun 1931 tjabang Makasar melepaskan d iri dan diubah

mendjadi Partai Selebes, bertudjuan bekerdja dalam lapangan politik,

126SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

MASA 1930 — 1942127

sosial dan ekonomi dengan bekerdja bersama dengan Pemerintah; partai

ini d juga menudju ke Indonesia Bersatu.

D a lam bulan Agustus 1933 Perserikatan Selebes dan Partai Selebes

mengadakan fusi (berkumpul lagi) dan berdirilah Partai Sarikat Selebes

(P.S.S. atau Parsas) dengan maksud tud juan : peri kehidupan penduduk

Sulawesi jang se la jakn ja dan Indonesia Merdeka. Partai ini jang merupa-

kan saingan bagi Persatuan Minahasa (Dr. Ratulangi) selandjutnja ber­

usaha un tuk m enghilangkan peraturan2 jang menghalangi pergerakan rak­

iat un tuk kemerdekaan bersidang dan berkumpul dan kemerdekaan pers.

Dalam soal perekonom ian ia berusaha hilangnja „domeinverklaring” dan

kerdja-paksa (herendienst) dan untuk mempertinggi kemakmuran rakjat.

Pengurus Besar berkedudukan di Makasar, tidak di Djakarta. Lain dengan

Persatuan M inahasa, Parsas menggabungkan diri dalam P.P.P.K.I.D a lam bulan D januari 1936 Parsas meleburkan diri dalam Parindra.

Persatuan M inahasa tetap langsung berdiri sendiri, dalam tahun 1939 turut

dalam Gapi.

Perkumpulan jang la in3 dari golongan bangsa diluar tanah Djawa. Tjita-

Indonesia Bersatu m eliputi udara politik, inilah pendorong hilangnja Sa­

rekat Sumatra dan Partai Sarekat Selebes jang keduanja berfusi dalam

parindra. Betul masih langsung berdiri Sarekat Ambon dan Timurs

Verbond disamping P a s u n d a n , Kaum Betawi dan Persatuan Minahasa, tetapi

kelangsungan in i tidak boleh diartikan sebagai anti Indonesia Bersatu:

Sebagian terbawa oleh keadaan beberapa golongan diluar tanah Djawa

Ungkat-kemadjuannja belum tjukup tinggi, sehingga pergerakan Indonesia

Utnum sadja un tuk m ere ka belum mentjukupi; sebagian lagi keinginan

Untuk dapat mempertahankan lebih tegas kepentingan daerahnja dan se­

bagian djuga terbawa oleh kepentingan diri dari pemimpin-nja. Per­

kumpulan2 in i pun, semuanja m endjundjung tinggi faham kebangsaan Indonesia.

Golongan2 B e r d a s a r k a n A gam a K ris ten

P-P.K.D. kemudian P.P.K.I. Seperti t e la h k ita k e tahu i P.P-K.D. ja n g ber-

m u la h a n j a u n t u k orang Djawa s a d ja , d a la m ta h u n 1930 m em buka pintu-

n ja u n t u k o r a n g indonesia-bukan D ja w a , te ta p i te tap h a n ja un tuk pu lau

& jaw a s a d ja ; l agi 5 t a h u n k e m u d ia n , d a la m b u la n Djuli 1938 nam a d iubah

M e n d ja d i P e r s a t u a n Politik Katolik In d o n e s ia (P.P.K.I.) Tetap berdasarkan

asas k a t o l ik , berhaluan k e b a n g s a a n In d o n e s ia , kope ras i terhadap Pemerin­

tah d a n m e n u d ju kemadjuan b a n g s a d e n g a n t je p a t. Semuanja selaras de­

ngan p o l i t i k j a n g t e la h d id ja la n k a n , sepe rti a .i. te rbuk ti d an putusan*

ko ng re s D ju li 1936; d ia n t a r a n j a : m e n je tu d ju i petitie-voorstel-Sutardjo;

m e n d e s a k s u p a ja d ia d a k a n u p a h - m in im u m ; p e n u run an harga garam ; Pe.

12SSEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

nambahan kolonisasi dan pengadjaran.

Dalam bulan Oktober 1941 P.P.K.I. dengan perkumpulan2 Katolik lain

K usara Katolik Wandawa dan Wanita Katolik) dibentuk suatu Badan

er a lan Katolik (B.P.K.) Barisan katolik Indonesia ini bermaksud beker- ]a ersama dilapangan sosial, ekonomi, kerohanian dsb.

P.K.C. dikalangan golongan Kristen-protestan b&dan seperti jang tersebut

ia as telah berdiri lebih dulu. Awal tahun 1939 oleh Perkumpulan Kaum

^hnsten (P.K.C., organisasi politik dari golongan Protestan Indonesia), de-

Tv!? i er®atuan Guru Christen, Persatuan Verpleger dan Verpleegster

i 3n Persatuan Pergerakan Pemuda Chirsten di Jogjakarta didiri­kan „Federasi Perkumpulan Kristen Indonesia.”

™ lfS r n , bekerdjf bf r-SamaJ d’harapkan dapat m entjapai buah jang melebihi, a.i. mengeluarkan madjalah bersama

,, kaUm KriSten Perhatian terhadap politik njata hi­dup, dibuktikan dalam pembitjaraan3 dalam konperensi N I zending diKarangpandan (dekat Surakarta) dalam ■j - t.- «• , ' aaiam tanun 1941 riim^nn antaranjadiperbintjangkan (Mr. Amir SjarifuHin* airnana , . .

I..., -rr- . . uuin) tentang rnendirikan spbuah p3rt2ipolitik Kristen Indonesia dan panee!^,, n a- lulrlKan seDU Suwidji). pdnSguan Geredja dilapangan politik (Mr.

P.K.M.I. Disamping P.K.C., jang ^13 Desember 1930 di Djakarta berdiV , ta^ un 1939, maka pada tanggal

sebagai perkumpulan politik jang k * tai Kaum Masehi Indonesia

sia. Perkumpulan ini berpendapat b h 3 dan golongan protestan Indone-sarkan rasa kewadjiban (zedelijke v aj Wa s st:‘rn Pemerintah harus berda-

bawa bangsa Indonesia kearah berdi^ 1Cbtil?g negeri Belanda untuk mem-

kannja pemerintahan harus bersencT S6ndiri' Lagi Pu,a arah dan nielaku-dapat memadjukan barang sesuatu dasar' agama Kristen. Agar

dapat duduk dalam madjelis- perwaku ^ berusaha agar kaum sefaham

dalam namanja lebih nasionalistis d an’ ®erdirinja partai in i (jang hanja

hanja disebabkan oleh pertentangan^ P3da P K C ) °leh F. Laoh rupa:nja

kemudian boleh dibiiang ticlak bnr* *■ keinginan diri sendiri. Partai iniLfarti sedikitpun.

P.P.P.K.I., Gapi dan Madjelis Rakiat i j

P.P.P.K.I. bermaksud akan mengadakan ? T a' ? 3lam bulan Dj anuari 1930 Kongres Nasional Indonesia Raia v am bulan Desember tahun itu

akibat keadaan jang kurang ongres ini harus diundurkan sebagai

dari golongan2 Islam terhadap kaunT naV *1 berhubung dengan serangan

lam perkara-P.N.I. belum ada keputusan °£erh ^ djUga ° Ieh k a i'en3

semendjak P.m . sudah mendjadi lemah dTn < , Serangan itu timbulpada „serangan2 kaum nasionalis terhadan dladakan sebagai balasanfprdiadilah beber-m-, u terhadaP agama Islam”. Oleh sebab ituterdjadilah beberapa perselisihan antara golongan* Islam dan g o lo ngan

129MASA 1930 — 1942

kebangsaan, dan dibeberapa tempat menimbulkan hal* jang tidak menje-

" t i p ? ' p a d a konperensi 21 Maret J931 d i a m b i l “ * adakan djuga kongres itu; tid^h tergabung didalam

p .tetapi d ida lam asasnja k e p u tu s a n i t u djuga

suara ja n g terbanjak. jsndakan Dada awal tahun 1932; dikongresKongres Indonesia Raja , partai5 jang waktu itu sedang ber-

mi d iharapkan dengan sangat. supaja partai j g t j ,

selisihan (Pendidikan Nasional lt„.lawan P.B .I., I stri Sedar lawan P .P J.D f ]ebih, antaraIni sungguh menghasilkan kurang hebatnja pertentangan itu.

PendTcITkan Nasional Indonesia dan artmdo perseHsihan itu an-

T etapi dapat dikatakan, bahwa . pun ad sipendjadjah dalam

tara satu golongan dan golonS»" St “?, „ a mend adi lebih

Uhun 1931 itu tidak lah djadi PolK* Ver

keras. A n tara golongan- Ind° n' S“ edudukan jang sama dengan kedudukan [»nd, ja n g masih mengharapM " djaan Beia„da; pada golongan Iain=

Nederland d idalam l i n g k u n g a n . a(Jalah bersikap tenang, keingin-

Jang bersifat politik , d juga jang dengan te r a n g 2an , maupun dengan an atas Kem erdekam Indonesia baik dengan s

tidak langsung, t r d j a d f b e r t a ^ h nperensi di Surabaja;

Pada bulan Maret 1932 akan ^mTndahkan Madjelis Pertim-konperensi m i m engam bil keput vpHudukan kebanjakan pengu-

bangan dari Surabaja ke D3ak H Hni p p p K I itu- Berhubung denganrus-besar partai jang tergabung diaaiam F .r . i . ■ • Mr Latuharh

al itu pengurusJh0?ia„ jang “‘ “ Or Sutomo

diganti dengan xham rin dan ° S An ar *n *032 menerima rantjangan Konperensi jang diadakan 11 a opem e perbaikan ini akan

Ir. Sukarno tentang memperbai_1 01 amsasi • • ^ atu badan ^ang me

jnendjadikan P .p .p .k .I. itu lebih la]ak untuk dj ktu itu akan diadakan

iputi seluruh pergerakan kebf n1f S 3Ih emen Tndonesia Raja, dikongres ini se-kurang-nja sekali dalam seta u ongres keputusan tentang halakan d ib itjarakan hal jang penting- dan diambi L Bukan sad

Uu. Keputusan-' Kongres in i akan didjalankan ole^ a mik d ' anggota2 P.P.P.K.I. (anggota2 ini haruslah perkumpulan p engan

r

ll) Perselisihan antara P.S.IX dan Studieclub keluarnja P.S.I.I. dari fede.

ras i itu hal Lahore.

130 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

dasar2 dan tudjuan jang njata menudju persatuan kebangsaan Nusa dan

Bangsa) ikut pada Kongres Indonesia Raja itu, tetapi djuga perkumpulan1

politik jang tidak djadi anggota P.P.P.K.I., tetapi j ang hadirnja di Kongres

itu dianggap berfaedah; perkumpulan2 jang tersebut kemudian in i hanjalah

akan turut bersuara mengambil suatu keputusan tentang ha l2 jang ’ akan

ditentukan sadja, umumnja mereka itu hanja boleh memberi nasehat sadja.

Sebab oleh keputusan in i didirikanlah di Bandung suatu Komite Per­

satuan Aksi untuk mengadakan rapat2 bersama dari^beberapa partai di­

tempat- jang dianggap baik untuk mengadakan aksi itu Sebelum ’ itu

" ^ f , d i^dakvan/ ' aPatJ itU’ Umpamanja, dalam bulan Djuli1932 di Djakarta, jang membitjarakan tanah2 partikulir undang2 tentan-

pembrangusan surat kabar dan undang2 tentang pengumpulan uSng- rapat terbuka im mendapat kundjungan jang amat ramai

Dalam bulan September 1932 adalah pula di niai.., * * irensi bersama (tetapi diluar ikatan P P P K I ) - konn F 3- S.U3 U,.

oleh Pendidikan Nasional Indonesia. Partindo’ Pasun?"81 rc^- TitSarikat Sumatera dan P.B.I., membitjarakan Budl

tad i dan selandjutnja segala halangan jang ^ r H

rapat". Sebagai keputusan diambil mosi dari r a S , " ° leh P°llS1menentang undang2 tentang pengumpulan uang n ! P3da rakjat” U" tUk halangan di-rapat2, paSal 153 bis dan ter dan 1l Pf ngekanSan surat kabar>

pidana dan hak2 luar biasa dari Pemerintah terita “ ^ Undang3 HUkUm Dan semua jang tersebut J 7 , , ®ntan® Pengasingan.

j r. Sukarno kedalam pergerakan ?’«. lhatanlah bahwa kembalinja

lapangan politik jang’ ^ Moh- Hatta daIamnudju Indonesia Merdeka jang t J 3 g e .r a k a n Politik langsung me- ganti dengan perselisihan2 antara Uat sementara dan ber-dilakukan kembali sedjak tahun Km** gan dan golongan lain, telah

Pada achir tahun iq*^ u

•di Utomo, Pasundan, Sarikat^Sumaf^ P p p -K I- perkumpulan2.^arta i Sarekat Selebes, Partai Indnn ra’ a at Altlbon, Timors Verbond,

P.N.I.-baru (Moh. Hatta) tidak S r r j u Pp6err f “an BangSa IndoneuSia- Sikap „kritis” terhadap .Persatuan” itu n rs Mnh itu dan 13 beT'satuan” itu „persatean.” Djuga g o W ^ „ Hatta menamai ”Per'tergabung dalam „Persatuan” itu. agama (Islam dan Kristen) tidak

Dalam bulan Mei 1933 federasi itu mengarlai- taksi jang bersamaan waktunja u„ ,n t 'iibeberapa tempat

berserikat dan bersidang; rapat- ini dipergunak" “ pe; T P’ ?

ngati 25 tahun umurnja Pergerakan Kebangsaan ll»h a

Pada awal Agnstus 1933 federasi itu menjiarkan t L .

rentang aturatf jang dtomfcU oleh Pemer ntahlor, -ian a . . . Ci“ udn guna melemahkan perge­

rakan jang bersikap „km ; federasi itu memprotes hal itu dan mengan-

MASA 1930 — 1942 131

djurkan kepada rakjat supaja beraksi lebih kuat.

Kongres Indonesia Raja ke-II jang akan diadakan dalam bulan Desem­

ber 1933, tidak dapat dilangsungkan; in i adalah akibat larangan dari Pe­

merintah beberapa hari sebelum kongres itu dimulai, sebab Partindo (ang­

gota'P.P.P.K.I.) akan ikut pada kongres itu dan karena itu maka larangan bersidang dianggap berlaku djuga bagi seluruhnja.

Baik lah disebutkan lagi, bahwa ketjuali larangan mendjadi anggota

larangan bersidang, pengasingan, dalam tahun 1933 oleh Pemerintah djuga

diambil tindakan la in2 terhadap Pergerakan Kebangsaan, ja itu : sedjak

bulan D ju li 1933 berlaku aturan tentang perdjalanan di Tapanuli dan

Bangka (ini menjebabkan propagandis2 tidak mungkin pergi kesana).

undang3 pengekangan surat kabar terhadap beberapa surat kabar Indone

sia (sebab itu surat* kabar ini terpaksa berlaku sedikit manis, supaja tidak

kena larangan untuk terbitnja) dan pentjabutan hak mengadjar disekolah bagi 87 anggota perkumpulan2 „k iri” (sebab itu mereka itu tidak dapat

lagi memberikan peladjaran; dalam tahun 1934 tindakan ini didjalankan

atas 77 orang, dalam IS3® atas 49 orang, dalam tahun 1936 atas 26

°rang, dalam tahun 1937 atas 3 orang).

O leh karena njatalah, bahwa adanja Partindo dalam P.P.P.K.I. itu be-

rupa suatu rintangan bagi federasi itu untuk beraksi, maka pada tanggal

9 Pebruari 1935 partai itu keluarlah dari P.P.P.K.I. Djadi ketika itu fede­

rasi in i terdiri hanjalah dari partai2 jang bersikap koperasi sadja dan

njatalah, bahwa ia tidak dapat lagi dinamakan suatu perikatan dari pada

Pergerakan politik kebangsaan dari segala warna. Lagi pula dalam perge­

rakan itu selamanja sajap kirilah, terutama sekali diri Ir. Sukarno (jang

Mendirikan dan j ang m e m p e rb a ik i P.P.P.K.I., itu), jang mendjadi pendo-

rong P.P.P.K.I., itu supaja beraksi. Menilik bagaimana keadaan P.P.P.K.I.

itu lama-kelamaan, maka tidaklah mengherankan kita, bahwa federasi itu

tidak melakukan aksi lagi.

Sesudah lebih dari 4 tahun lamanja tidak beraksi, — dalam masa im* lah P.P.P.K.I. itu dengan diam* mati adanja - maka berhubung dengan

kegentingan internasional jang menjebabkan sangat perlunja pemusatan

tenaga bangsa Indonesia lahir dan batin, timbullah satu badan baru bagi

persatuan, bernama G a b u n g a n P o li t ik , Indonesia (Gapi); tudjuannja ialah

mempersatukan semua partai polit ik Indonesia Raja. Dasar2 aksi ialah hak

mengatur diri sendiri, persatuan kebangsaan jang meliputi seluruh rakjat

Indonesia dan jang bersendikan demokrasi dalam hal politik Indonesia,

j ang m enud ju tertjapainja tjita5 bangsa Indonesia.

Gapi itu pengurus hariannja terdiri atas satu sekretariat (pada P.P.P.-

K-I- dinam ai in i Madjelis Pertimbangan). Maka dengan adanja <Japi itu

kita melihat lahirnja kembali P.P.P.K.I.; perbedaannja ialah sekarang

djuga P.S.I.I. masuk pula dalam kalangan itu. Anggota2 Gapi itu adalah;

Parindra, Gei'indo, Pasundan, Persatuan Minahasa, P.S.I.I. dan P.I.I., sedang

130SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

v ! JUan ]ang njata menudju Pe^atuan kebangsaan Nusa dan

= Ind0nesia Raja itu- tetapi djuga perkumpulan’

h f angg° ta P P-P K I- tetapi jang hadirnja di Kongresa k a n tu r u tW , Perkumpulan2 jang tersebut kemudian in i hanjalah

S t e n t u S i n 2 mengambil suatu keputusan tentang ha l2 jang' akan ditentukan sadja, umumnja mereka itu hanja boleh memberi nasehat

satuaSnbi k s i leuhntutPUtUSan, inj didirikanlah di Band“ng SUatu Komite Per­satuan Aksi untuk mengadakan rapat2 bersama dari beberana nartai di-

tempat- jang dianggap baik untuk mengadakan aksi t u Sebelum itu

1932 d f D S a nrtara i : L jang Umpama" W daTam buS n Djuli

pembrangusan surat k a b ^ da i unda^ - - ^ 113!1 Partlkulir’ undang2 tentang

terbuka ini mendapat kundjungan Jan" l Z , r Z T U'n'‘'‘' ,‘''

oleh Pendidikan Nasional Indonesia Partindo p PerenS1 in i d*adakan Sarikat Sumatera dan P B I mPmht- l- ’ , asundan, Budi Utomo. tadi dan selandjutnja “ " " J*rak8n andang= jang tersebutrapat'. Sebagai keputusan diambil mS ” darf r a S ’’!'"1”'’ ° Ieh POllSi,dvmenentang undang2 tentant? 1 „aan rakjat kepada rakjat” untuk

halangan di-rapat2, pasal 153 bis ^ T e r ^ n ’" g surat kabar’Pidana dan hak2 luar biasa dari p . u * dari Undang3 Hukum

Dari semua jang tersebu, ‘“L i ha!3"6 »«»«■■*»*“>■Ir. Sukarno kedalam pergerakan dan datangnja n bahW 3 kembal|nJa

lapangan politik j ang kritis, menjebabkan gerakan ' ' M° h ' HatU d nudju Indonesia Merdeka jang tarlin^ * \ t Politik langsung me-

ganti dengan perselisihan2 antara i 6 * sementara dan ber-

dilakukan kembali sedjak tahun 1932U g° ° ngan dan golongan lain, telah

Budi Utomo, k s u n d T n / s a r i k a f s t S f slrekat A * ? * 1' perkumpuland:-Partai Sarekat Selebes, Partai Indonesia dan Perst? Tim° rS Verb°nd’

p.N.I.-baru CMoh. Hatta) tidak djadi anggota P e r f ^ " BangS3

sikap ,,kritis” terhadap ,.Persatuan- itu g% rs ’M1 ^ ^ ^satuan” itu „persatean ” n in w Hatta menamai „Per-

tergabung d i m X ^ X ’ itu “ <ISIam “ an Kris“»> *idak

a k s i ^ l T b e ' T a m , , ? ' ® ? -engadakan dibeberapa tempa.berserikat dan bersidang; p u tngati 2d tahun umurnja Pergerakan Kebangsaan riav,- • r tt+ ,«n>p - j j nwai Agustus iqM » , • eu«*nfcs>aan (lahirnja Budi Utomo).

!n tan7 aturan i n f S ™ , i menjiarkan *un,t sebaran untuk me-T ,n L e bersikan v * ,° leh Pemerintab guna melemahkan perge­

rakan jang bersikap „kiri ; federasi itu memprotes hal itu dan mengan-

m asa 1930 — 1942 131

djurkan kepada rak ja t supaja beraksi lebih kuat.

Kongres Indonesia Raja ke-II jang akan diadakan dalam bulan Desem­

ber 1933 , tidak dapat dilangsungkan; in i adalah akibat larangan dari Pe­

merintah bebei-apa hari sebelum kongres itu dimulai, sebab Partindo (ang­

gota' P .P.P.K .I.) akan iku t pada kongres itu dan karena itu maka larangan

bersidang dianggap berlaku djuga bagi seluruhnja.

Baik lah disebutkan lagi, bahwa ketjuali larangan mendjadi anggota,

larangan bersidang, pengasingan. dalam tahun 3933 oleh Pemerintah djuga

diambil tindakan lain- terhadap Pergerakan Kebangsaan, ja itu : sedjak

bulan D ju li 1933 berlaku aturan tentang perdjalanan di Tapanuli dan

Bangka (in i m enjebabkan propagandis3 tidak mungkin pergi kesana).

undang- pengekangan surat kabar terhadap beberapa surat kabar Indone­

sia (sebab itu surat3 kabar ini terpaksa berlaku sedikit manis, supaja tidak

kena larangan un tuk terbitnja) dan pentjabutan hak mengadjar disekolah

bagi 87 anggota perkumpulan- ..kiri" (sebab itu mereka itu tidak dapat

lagi memberikan peladjaran; dalam tahun 1934 tindakan ini didjalankan

atas 77 orang, dalam tahun 1935 atas 49 or£mg, dalam tahun 1936 atas 26

orang, da lam tahun 1937 atas 3 orang).Oleh karena n ja ta lah bahwa adanja Partindo dalam P.P.P.K.I. itu be-

^P a suatu rin tangan bagi federasi itu untuk beraksi, maka pada tanggal

9 Pebruari 1935 partai itu keluarlah dari P.P.P.K.I. Djadi ketika itu fede-

rasi ini terd iri han ja lah dari partai" jang bersikap koperasi sadja dan

"iatalah, bahwa ia tidak dapat lagi dinamakan suatu perikatan dari pada

Pergerakan po litik kebangsaan dari segala warna. Lagi pula dalam perge-

rakan itu selam anja saiaD k in lah' terutama sekali diri Ir ‘ Sukarno Gangmendirikan dan j ang memperbaiki P.P.P.K.I., itu), jang mendjadi pendo-

r°ng p .p .p.K .I., itu sunaia beraksi. Menilik bagaimana keadaan P.P.P.K.I.

lama-kelamaan, maka tidaklah mengherankan kita, bahwa federasi itu

tldak melakukan aksi lagi.Sesudah leb ih dari 4 tih un lamanja tidak beraksi, — dalam masa ini-

lafl P.P.P.K.I. itu dengan diam! mati adanja — maka berhubung dengan

kegentingan internasional jang menjebabkan sangat perlunja pemusatan

tenaga bangsa Indones ia lah ir dan batin, timbullah satu badan baru bagi

P^satuan, bernama G a b u n g a n P ° l 't ik ' In do nes ia (G ap i); tudjuannja ialah

mempersatukan semua partai p o lit ik Indonesia Raja. Dasar1 aksi ialah hafc

mengatur d iri sendiri, persatuan kebangsaan jang meliputi seluruh rakjat

*ndonesia dan j ang bersendikan demokrasi dalam hal politik Indonesia,

ja n 8 m enud ju tertjapa in ja tjita5 bangsa Indonesia.

Gapi itu pengurus hariannja terdiri atas satu sekretariat (pada P.P.P..

d inam ai in i Madjelis Pertimbangan). Maka dengan adanja -Gapi itu

m elihat lah irn ja kembali P.P.P.K.I.; perbedaannja ialah sekarang

djuga p.S .I.I. masuk pula dalam kalangan itu. Anggota0 Gapi itu adalah:

Parindra, Gerindo, Pasundan, Persatuan Minahasa, P.S.I.I. dan P.I.I., sedang

132 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

kemudian P.P.P.K.I. pun djadi anggota pula. Jang pertama kali duduk da­

lam sekretariat itu ialah Abikusno dari P.S.I.I. (penulis umum), Thamrin

dari Parindra (Bendahara) dan Sjarifudin dari Gerindo (pembantu penulis'.

Konperensi Gapi pada 19 — 20 September 1939 sudah mengambil

antara lainnja, keputusan2 jang berikut:

1- sangat perlulah adanja parlemen jang anggota3nja d ip ilih oleh rakjat.

dari rakjat; pemerintah negeri haruslah bertanggung djawab pada

parlemen itu; -Vv

2 . djika hal itu dipenuhi dalam waktu jang akan ditentukan lebih dulu

maka Gapi bersedia akan mengandjurkan pada rakjat supaja menjo*

kong orang Belanda sekuat mungkin;

3- anggota- Gapi tidak akan bertindak sendiri3 dalam hal ini, tetapi

hanjalah dalam ikatan Gapi.

D juga Kongres Rakjat Indonesia jang diadakan oleh Gapi di Djakarta pada 23 — 25 Desember 1939 dan jang dihadiri djuga oleh p e r k u m p u l a n ’

jang bukan politik (perkumpulan sekerdja, organisasi- sosial), mempunjai

sebagai atjara jang terutama aksi untuk ..Indonesia berparlemen.” Kongres

in i mengambil antara lain keputusan- jang beriku t:

1. Kongres Rakjat Indonesia mendjadi suatu badan jang tetap sedjak 24

Desember 1939, dan bertudjuan kebahagiaan dan kesentosaan pendu­duk.

2 . sebagai langkah jang pertama untuk mentjapai tudjuan dianggap ada- nja parlemen Indonesia.

3. jang dapat mendjadi anggota Kongres Rakjat In d on e s ia itu ialah

perkumpulan2 dan partai5, jang tjukup pentingnja sedang sebagai

badan pekerdja dari Kongres Rakjat Indonesia itu’ ditundjuk Gapi federasi dari partai2 politik. ’

4. aksi untuk mentjapai adanja parlemen Indonesia itu diteruskan de­

ngan pimpinan Gapi, dan badan ini akan mengeluarkan u n tu k aksi ini suatu petundjuk.

5. sebagai bendera persatuan diakuilah „Merah-Puti h » sebagai lagu per­

satuan lagu ..Indonesia Raja,” sebagai bahasa persatuan ialah ..bahasa

D » r eT , <b f a Malai" “ e diperbaharui , .pcrsat',a

maksudnja: A fM “ >«» G .p i m e„ji,rka„ suatu «so lus i, Jang

1.

2.

mengubah sama sekaf n mengadakan parlemen dengan djalan

dengan mendiala ? Rakjat jang ada sekarang, antara lainsedemikian Plhhan anSg°ta2nja menurut suatu aturan jang

m ,l S0l0n8“ dalam neeeri ‘ni n' “ ’PU'

r ik a 3 ituUPminrr 6r gUbah kedudukan kepala2 departemen, sehingga me- reka itu mendjadi menteri2 jang bertanggung djawab pada parlemen

MASA 1930 — 1942 133

Dalam bulan September tahun itu djuga Gapi mengeluarkan lagi reso-

lusi, jang menerangkan, bahwa Gapi sangat menjajangkan, bahwa Peme­

rintah tid ak m au menetapkan perubahan- apapun djuga sebelum peperang­

an selesai; d isa jangkan pula bahwa Pemerintah menganggap tjukup meng-

adakan panitia-Visman sadja dan bahwa Pemerintah tidak mengindahkan

keinginan- Gapi sebagai jang sudah dinjatakan dengan resolusi bulan

Agustus 1940 itu terlebih lagi disajangkan semuanja itu, sebab diketahui,

ba|wa d i In d ia Pem erintah Inggeris sendiri melakukan inisiatif akan meng­

adakan perm usjaw aratan dengan pergerakan rakjat.

Meskipun Pem erintah bersikap d ingin sama sekali, Gapi terus djua

mendjalankan aksin ja tentang parlemen itu.

Konperensi Gapi pada 10 Desember 1940 mengambil keputusan akan

mendjelaskan lebih d jauh keinginan'nja dalam hal parlemen itu, supaja ini

dapat d is iarkan kepada penduduk dan dapat dipropagandakan oleh semua

komite ,.Indonesia berparlemen” jang telah didirikan diseluruh Indonesia.

Pekerdjaan m em buat rantjangan pendjelasan (nadere preciseering) itu di­

serahkan pada sekretariat Gapi (Abikusno dari P.S.I.I. penulis umum. A.K.

Gani dari Gerindo penulis ke-2, Sukardjo Wirjopranoto bendahari), dibantu

oleh Dr. Ra tu lang i dari P e r s e r i k a t a n Minahasa, Mr. Sartono dari Gerindo

dan M.H, T ham rin dari Parindra. Rantjangan ini akan dikemukakan nanti

Pada konperensi Gapi jang akan diadakan bulan Djanuari 1941 di Djakarta

untuk m endapat persetudjuan lain3 anggota.

t Konperensi itu mengambil djuga keputusan akan mengabulkan un-

angan panitia-Visman; maksud undangan itu ialah supaja Gapi suka mem-

perdengarkan segala keinginan dan tjita-nja; maka untuk undangan itu

pendjelasan tentang ..Indonesia berparlemen” jang akan dibuat tadi. akan

aPat d ipakai pula. Selandjutn ja diambil keputusan, supaja Gapi melaku-

mobilisasi rohani dari s e l u r u h penduduk Indonesia untuk tjita- meng-

a akan parlemen itu m u la i dari suatu waktu jang ditentukan nanti. Achir-

nja konperensi itu memberi kuasa pada sekretariat Gapi akan mengadakan

°ngres R ak ja t Indonesia ke-U, se-mata- guna membitjarakan se-dalam-’nja

masalah perekonomian.

£ada konperensi 31 n januari _1941 s im ^ ,uh|ah diteta^kan^bentuk pe-

fflSCtfltah Indonesia iang diingini itu, berrto^nr|nn jnng sudah "

° Ieh orang" i ang tersebut diatas tart; Bonfnt- itu adalah sebagni

A- jjentuk dan snsnrtan parlemen

1. Parlem en jang dimaksudkan oleh Gapi terdiri atas dua Kamar,

ja itu Kam ar Pertama dan Kamar Kedua

2. Ja ng boleh m endjad i anggota ialah warganegara (staatsburger, lakis

dan wanita)

3. Semua anggota d ip il ih :

134SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

a. anggota Kamar Pertama dipilih menurut suatu tjara akan di-

tentukan kemudian, asal memberi perwakilan jang pantas dari

semua golongan dan aliran dalam masjarakat

b. anggota Kamar Kedua d ip ilih oleh Rakjat (Warganegara)

4. Lingkungan warganegara meliputi dalam asasnja apa jang seka-

rang dinamai, rakjat Radja Belanda disini

5. P ilihan anggota3 Kamar Kedua itu dilakukan atas dasar perban-

dingan djum lah suara dan lagi pada ber-daerah-6. Hak memilih ialah umum dan langsung

7. Hak memilih itu dalam asasnja ialah hak tiap3 warganegara

8- Banjaknja anggota Kamar Pertama dan Kamar Kedua itu ialah se-kurang=nja 100 dan 200 masing-'

9. Parlemen adalah suatu badan jang tertinggi u n t u k membuat undang2 didalam Negara

10. Parlemen menetapkan segala peraturan jang m e n g e n a i kepenting­an Negara.

B. Susunan lain berhubung dengan ..Indonesia Berparlemen”

1. Indonesia adalah suatu Negara dengan seorang pem impin N egara .

2. Pemimpin Negara itu mempunjai hak „veto” dan tidak dapat di>

tuntut tentang apa j ang diperbuat oleh Pemerintah3. Jang bertanggung djavvab ialah Menteri2

4. Kekuasaan untuk mendjalankan undang- adalah ditangan Pemim­pin Negara

5‘ mengangkat dan memperhentikan Menteri*semupakat dengan Parlemen

6 . Pemimpin Negara dibantu oleh suatu Badan P e n a s e h a t (Madjelis

piTNegaran itu nSSOtania diangkat ^ diP «hentikan oleh Pemim-

7- merupakan be— suatu serikat N"

C. Daja upaja untuk mentjapai „indonesia Berparlemen”

' anFpolitik Peru*>ahan9 politik dengan maksud pembangun-

2 da” gkah Pertama’ jang harus dilakukan oleh Pemerintah Belan-

deraiangkatan Se0rang Indonesia mendjadi wakil Gupernur Djen-

^ ^fi?gf nS2atan seorang Indonesia mendjadi wakil Direktur un- lap Departemen;. dalam hal in i artin ja memperkuatkan

tenaga Indonesia pada Departemen0 itu

c. penga^gkatan lebih banjak lagi orang Indonesia m e n d j a d i ang*

m a s a 1930 — 1942 135

gota Dewan H ind ia (Raad van Indie)d. mengadakan disamping Dewan Rakjat sekarang — sebuah Ka-

• m ar R ak ja te. m engadakan p ilihan anggota2 Kamar Rakjat menurut hak me-

m ilih um um dan langsung, dengan tjara perbandingan djumlah

suara dan ber-daerah=f. m em berikan hak memilih dan dipilih untuk Kamar Rakjat itu

kepada semua ra k ja t Radja Belanda disini (laki5 dan wanita)

g. m enund juk pem ilih5 (laki5 dan wanita) untuk mewakili orang3

ja n g buta hu ru f3. Dew an R ak ja t dan Kamar Rak jat itu merupakan ber-sama5 Badan

Perw ak ilan R ak ja t4. Pem erin tah dan Badan Perwakilan itu merupakan ber-sama5 „Self-

Governm ent” Indonesia5. ..Self-Government” itu mengatur semua kepentingan Negara (Ang­

garan Be land ja dsb) jang tidak diketjualikan6. Pem erin tah A gung (dinegeri Belanda) dan ..Self-Government” In­

donesia itu menetapkan ber-sama= :

a. konstitusi Negara, sedemikian rupanja, sehingga bukan sadja

pem bangunan politik, tetapi djuga keadaan masjarakat dalam

ha l sosial-ekonomi, akan berdasarkan demokrasib. perhubungan hukum antara N e d e r l a n d - I n d o n e s i a dan Negara

la in"

c. peraturan tentang pertahanan Negara7. Pem bangunan po litik itu hendaklah dilaksanakan dalam lima tahun;

d jika perlu, dengan mempergunakan ..staatsnoodrecht” (hukum

negara istimewa tertinggi diwaktu bentjana)Semua ke ing inan3 in i disampaikan pada 14 Pebruari 1941 kepada

Panitia-Visman sebagai ..memorandum.” Ketika menjerahkannja itu Abi­

kusno menerangkan, bahwa secretariat Gapi sudah menerima sampai tang­

gal itu pernjataan-persetudjuan dari 21.047 orang dan 246 perkumpulan

dalam hal aksi parlemen itu; suatu bukti jang menundjukkan ahwa (lapi

dalam ha l in i sungguh3 d jad i penjata pikiran umum dari pada rakjat jang

haus pada Negara jang berdiri sendiri’ -).

Sebagai ganti Kongres R ak ja t Indonesia jang akan membitjarakan

“ asalah perekonom ian itu adalah pada 13-14 September 1941 di Jogja-

lr) Dari ringkasan laDoran Visman jang termuat dibelakang ini sebagai Bab IV . n ja ta lah bahwa pikiran Gapi tentang „Serikat antara Neder­land dan Indonesia itu (harus d iingat; Gapi itu adalah badan persatu- an dari semua organisasi politik jang besar !) menggambarkan dari segala p ik iran iang sudah diketahui, suatu pendirian jang paling ter- kemuka. D ibandingkan dengan pikiran tentang Indonesia Merdeka, jang dipandang oleh semua parta i. sebagai tudjuan jang penghabisan, p ik iran tentang Serikat itu memang hanja sedikit bedanja.

136 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

karta konperensi pemimpin2 dari segala organisasi jang tergabung dalam

badan itu (djadi bukan perkumpulan* politik sadja, tetapi djuga perkum­

pulan lain-); konperensi ini ialah akan menghapuskan Kongres Rakjat

Indonesia itu dan menggantikannja dengan M ad je lis R a k ja t Indones ia .

Madjelis Rakjat Indonesia ini dianggap sebagai suatu badan perwakil-

“ “ i8? '" '1 ,n'I°rics'a; Mjuannja ialah mentjapai kesentosann da"emuhaan Rakjat mi berdasarkan demokrasi. Pekerdiaannja sementam

waktu ialah mengadakan dan mengurus kongres- sertaT „„p ren P. untuk

^ f T , r P ,ra" KakJ!“ M ™ «i*dan mengambil keputusan tentang

s gt ^ i r „ L ™ r r a ‘ ks r ? iat- :,eh MatJang dapat mendjadi anggotanja Hi h ™ apat Parlemen Indonesi •

teratur dan bekerdja bagi kemarT 3 Perkunp ulan2 jang b e ro rg a n is a

ekonomi ataupun lapangan lain2 t v ^ 3 ;|at dalam hal politik, sosia,

duduk lain2 dapat mendjadi an ^n t ''11®3 Perku™pulan2 dari golongan Pe»-

an dari anggota2 Madjelis itu. 3a; buat ini haruslah ada persetudju-

Madjelis Rakjat Indonesia itu din- i

terdiri atas wakil federasi besar= Pin Satu badan pengurus, jang

anggota Madjelis Rakjat Indonesia I*"® anggotania sebagian besar djad*

badan pengurus itu, „Dewan PemiJ tu‘ Jang Pei’tama kali duduk dala*1

Gapi (federasi organisasi2 p o l i t i J ^ naman:ia’ ialah wakil2 d a r i:

i (federasi organisasi2 * 1 }‘

P.V.P.N. (federasi perkump * ^ > ^

Dewan Pemimpin itu dapat di,"' S8kerdja dari Pegawai Negeri’5)-

S .

k e p u lwDiika riih j • , u 0leh Madjelis n*ujika dibandingkan bentut ^

aPi serta Kongres Rakiat t P P.K.I. serta tr Raja>

R ^ a . l L o „ 2 a a e n g a n l ^ T ?

”“ *» sesungguhnja bolehlah d ? '® » tu a n jam, , s f„„ ini.terutama i ^atakan ^ i tertjapai sekaran»”>s« i ’ Po S ’ ena buk® Sadi. ada kema<Jjua ha, ini njata 1,e

C l r » , erlindak lX a ° d rT SaS‘! ,la”« 'ain dari pada jang tidak bersifat sendiriPun djnea , S r & s tetapi sekarang (la ,

Masih terus ada -> ili k " aki1’ 1 ™ perkumP''111”us ddanja Gapi itu

") Abikusno Tjokrosn- 8681 SUahl persaluan

“ > W« » - n o to , oto iskandard**'*Hubeisi. Iiaoaimseno, Dr <3, , •

J ') Suroso, Atik Suardi Mr tt K 'H 'M - M ansur dan

Drijowongso. ’ Mr' H indromartono d in 0’no> Rooslan WongsokugU

MASA 1930 — 1942 137

P o litik , m enjatakan se - d je la s *n ja sifat Dewan Pemimpin serta Madjelis. Rakjat Indonesia itu sebagai suatu badan jang meliputi seluruh pergerakan

rakjat. K em ad juan in i boleh dipandang sebagai akibat dari keinginan jang

amat besar kearah t e r d a p a t n ja hak mengambil keputusan tentang urusan

negeri, ke ing inan jang mendapat dorongan se-hebat-nja oleh timbulnja

Peperangan. D juga pada s u s u n a n jang baru ini tentu sadja anasir politik

(Gapi) d ju a lah jang tetap djadi sarinja, jang m e m p u n ja i pengaruh terbe-

sar.

Pada 16 Nopember 1941 D ew an Pemimpin dengan anggotanja jang 15

°rang itu berapat; rapat in i mengambil keputusan akan memilih peng uru s Parian ja n g terd iri atas tiga orang untuk waktu sampai kepada kongres

Madjelis R ak ja t Indonesia. Terpilih ialah Mr. Sartono sebagai ketua Su-

kardjo W ir joprano to sebagai penulis dan Atik Suardi sebagai bendahan.

Kongres M adje lis R ak ja t Indonesia jang tersebut itu, akan diadakan dalam

bulan Mei 1942 d i Surakarta. RiiHntPada 13 Desember 1941 keluarlah satu surat sebaran Madjelis Rakjat

Indonesia dan Gapi is in ja ialah sematjam pernjataan kesetiaan pada Pe-

mc,ln tah u n tu k m em per ah„„k»n keajnanan d a n k e ■

Pada 25 D esem ber 1941 P-s J J ' <ketuani a Abikusno) keluai baik dan

Gapi m aupun dari M adjelis Rakjat Indonesia. Pertimb^ j " ”^ alam DewanPem-tU 13l>ah’ ahWa Sartono dan fidn^setah^anggota Gapi jang lain2 dan Pem,mpin) sudah berlaku dengan t,d^ set^ ' ^ dan daiam haldengan tid ak setahu anggota Dewan femimp J J sudah me.

n« mereka itu, sebagai suatu badan jang 1 ^ emen mereka itu.'vati djauh garis2 hak dan jang sudah ditetapkan Da„

b- Perkumpulan tjampuran

■ ^ n g a n keluarnja anggota Indonesia t e r k e m u k a jang^erga^un^dalamorganisasi tjam puran (seperti Achmad Djajadimngra pengangganan

o r l ' V B -’ .K usum °5ud0 dari P.B.B-) d a * 1 dunia Po1* ^ makin kuorganisasi- itu sebaaai DPrk u m P ulan tiam puran makm ian ang.Partai*' in i d ipa n d ” * ' " kS T V ' » " 9 » d="ada ban jak betul. Dengan madju pesatnja nasionalisme n onesia keraun-

duran p arta i2 terseb u t sudah semestinja. _„P olitik assosiasi” dirasai sebagai tjita2 jang tidak m ung’in (utopie).

sebab „assosiasi” m engandung tjita2 terus-menerus ada ikatan dengan negeri Belanda j ang sangat berlainan dengan idanran nasiona isme jang Menudju lepas dari ikatan tadi (maupun dengan lekas maupun engan Pelan2).

Inilah sebab’nja mengapa banjak anggota volksraad dari perkumpui. f n* tjam puran m akin tidak berarti dibanding dengan banjaknja anggota Jang m ew akili perkum pulan2 Indonesia.

138SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

DJUMLAH ANGGOTA VOLKSRAAD

(tidak dihitung Ketuanja, orang Belanda jang diangkat).

1

G o l o n g a n

I. GOLONGAN INDONESIA.

Budi Utomo .........Parindra ......

Pasundan

Persatuan Minahasa

Jong Islamieten P.I.I..................p .p .k .i ................

P.K.C...........................................

Nasionalis lain ......................

P.P.B.B.......................................

V.A.I.B........................................

Moluks Pol. Verbond ..........

Djumlah I ........................... ;

II. GOLONGAN TJAMPURAN.

P.E.B................................

N.I.V.B.............................c .s.p ................................... '■■■■■

Tahun

BangsaIndonesia

Anggota lainnja -§

di- di- di- di-

p ilih angkat pilih angkat: a

1931 — 1935 2 o

1935 — 1939 2 1 _ _ 31939 — 1943 4 _ 41931 — 1935 1 _ - 11935 — 1939 1 11939 — 1943 1 _ 11931 — 1935 1 11935 — 1939 1 _ 11939 — 1943 1 _ 11935 — 1939 — 1 _ — 11939 — 1943 __ 1 - 11931 — 1935 __ _ 11935 — 1939 .__ j - 11939 — 1943 ____ 1 _ 11931 — 1935 ■___ _ 11935 — 1939 - 11931 — 1935 5

XQ _ 8

1935 — 1939 — 1931 —

193919431935

5 46

0

1

— —' 547

1935 — 1939 —

19391943

56

X— — 5

61935 — 1939 1 11939 — 1943 1 11931 — 1935 1 — — 1

1931 — 1935 15 7 22

1935 — 1939 15 4 __ __ 191939 — 1943 17 2 — —• 19

1931 — 1935 2 2 51935 — 1939 2 1 1 51939 — 1943 2 1 41931 — 1935 1 21931 — 1935 1 21935 — 1939 1 1 1 41939 — 1943 1 1 1 4

.i

MASA 1930 — 1942 139

G o 1 o n g a n Tahun

BangsaIndonesia

Anggota lainnja Is

di- di- di- di- §

pilih angkat pilih angkat '3

LKP........................... 1931 — 1935............... 1935 — 1939

1939 — 1943LS-D.P........................................... 1931 — 1935

DJUtnlah I I ...... 1931 — 1935................. 1935— 1939

1939 — 1943

S .V G 0“ N “ N E R O P A H - *31.................... 1935 — 1939

1939— 1943i*.E-V.V.0............... 1935 — 1939V^-S.V.O....................................... 1939— 1943V-C. ................... ..................... 1931 — 1935

..................... 1935 — 19391939 — 1943

V-A.B.B .......... 1931— 1935......................... 1935 — 1939

1939 — 1943I^Pitalis Besar 1931 — 1935

...................... 1935 — 19391939 — 1943

Ethici ................... 1931 — 1935

Diuinlah i n 1931 — 19351935 — 1939 1939 — 1943

JV. GOLo n g a n t io n g h o aC.H.H uiNLrHUA. ig31 _ 1935

.............................. 1935 — 19391939 — 1943

P.T.I...................... ■ 1935 — 1939

D3Umiah IV 1931 — 1935............................. 1935 — 1939

1939 — 1943

v - JANG T IDAK BERPARTAL

331

434

687

544111

121312

2121

1931 — 1935 1935 — 1939 1939 — 1943

221

346

Dium lah I — V 1931 — 1935 1935 — 1939 1939 — 1943

202019

101011

1111

111

4441

2 —2 ' 1 2 —

181818

2211

121111

688115441114441

5 175 186 18

2221

232

2 73 93 10

12 60 12 60 12 60

140SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

t_ j DlsamPuig 17 anggota Indonesia jang dip ilih dari kalangan partai1

p jiju tl®Sla buat masa 1939 1943 hanja ada 1 anggota Indonesia jang di-

adal h perkumpulan tjampuran ! Buat masa 1924 — 1927 perbandingan

nes' ri Sebaliknja> waktu itu hanja 1 anggota terpilih dari golongan Indo- ia dan 12 dari perkumpulan2 tjampuran ! Pergeseran dari „assosiasi‘-

gam f af ° naliSme” djuga namPak ^rang dari tabel dibawah, jang meng- n susunan Volksraad mulai dari 1918. Banjaknja anggota Indo-

63<7 partai2 Indonesia dalam masa 1924 — 1943 naik dari 14% sampai

13% ! Sebalikn-*a dari perkumpulan5 tjampuran turun dari 76% sampai

BANJAKNJA ANGGOTA VOLKSRAAD

(tidak dihitung Ketuanja, orang Belanda j ang diangkat).

Tahun

1918-1921-1924-1927-1931-1935-1939

1918-1921-1924-1927-1931-1935-1939-

1921•1924•1927-1931•1935-1939-1943

-1921-1924■19271931

■193519391943

1918 — 1921 1921 — 1924 1924— 1927 1927 — 1931 1931 — 1935 1935 — 1939 1939 — 1943

Banjaknjasemua

anggota

I.

Banjaknja ar>ggota

Indonesia to -- °**S6u ca Indonesia

Golongan Indonesia.

— Anggota Indonesia

...........% dari ............% darisemua anggo- semua

45 36

22 19 19

17323232121111

1369

1718 18

45 36 22

19 19

II.

61316123 54

III. Golongan Eropah.

26.722.714.3 24.—73.363.363.3

®°longan tjampuran.

40.—59.176.2 48.—10__16.713.3

anggota

10.510.46.3

10.—36.731.731.7

15.827.133.320.—5.—8.36.7

MASA 1930 — 1942 141

Tahun

1918— 1921 1921 — 1924 1924— 1927 1927— 1931 1931 — 1935 1935 — 1939 1939— 1943

1918— 1921 1921— 1924 1924— 1927 1927— 1931 1931 — 1935 1935 — 1939 1939 — 1943

1918— 1921 1921 — 1924 1924— 1927 J®27— 193 i 1931 — 1935 1935— 1939

1939 — 1943

B anjakn ja Banjaknja semua anggota

anggota Indonesia

Anggota Indonesia

.........% dari ...........% darisemuasemua anggo

ta Indonesia anggota

IV. Golongan Tionghoa

22232

V. Jang tidak berpartai.

16851179

10

38484860606060

552756 7

33.3 18.29.5

28.—16.720 .—

23.3

Djumlah I — V.

15222125303030

100.—100.—100 .—100.—

10° - rn100.- “ ■

13.28.34.2

11.78.3

10—11.7

39.545.843.8 41.7 50—

100--- ----- DUPereeseran3 i n i h i hnia Volksraad sebagai badan perwakilan sesu- Pergeseran m ilah sebabnja , tahun2 sebelumnja

dah tahun 1930 ada leb ih berharga daripada dalam t J

DUihat d a r i sudut in i, tidak mcngherankan bahwa beberap ariSiangan P.S.I.I. m ^ a t e r t a r i k untuk dapat b e r s u a r a * Votaiaad

dengan d ja la n berusaha agar partainja berpendirian koper dap

m endjad l „,ebih b*rha«a» W beta; ^ bahwa stop

anggota2 Indonesia k e se m u an ja lebih m ad ju daripadai 1 8 .

Umpamanja dalam tahun 1918 permintaan bangsa ,Indo" e d- £ .

^■ekasnja d iadakan p a r le m e n dengan pemerintah J,ang (djadi sg

P^anja; petitie-voorstel Sutardjo dalam Volksraad 1936 konperensiBUdah 20 tahun) belum m e leb ih i permintaan mengadak * . 'keracjjaan (perwakilan n ege r i Belanda dan djadjahan-nja) untuk menrtap.

kan rentjana, agar H ind ia- B e landa sesudah waktu jang dit beri

142SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

„Berdiri Sendiri” (zelfstandigheid) menurut batas* art. I Undang3 Dasar

(grondwet) keradjaan Belanda. Ini berarti tidak dim inta lebih daripada

Indonesia didalam ikatan teguh Keradjaan Belanda, dari sedikit kesed ik it,

disamakan dengan „Negeri Belanda di Eropah.”

Usul Sutardjo didalam Volksraad diterima dengan suara 26 kontra 20.

Oleh karena sampai lama tidak ada putusan dari P e m e r in tah Belanda

tentang petitie tadi, maka diluar Volksraad diadakan gerakan umum me-

njetudjui usul tersebut (dengan djalan mengadakan komite diber-bagai1

tempat). Oleh tuan Sutardjo dimadjukan agar d ik ir im utusan kenegeri

Belanda untuk mempertahankan usulnja dengan lisan.

Baru bulan Nopember 1938 datanglah putusan jang bcrupa penolakan;

Pemerintah menganggap belum sampai pada waktunja untuk mengadakan

perubahan2 kearah „Berdiri Sendiri” sekalipun perubahan3 itu mengandung kelangsungan ikatan dengan negeri Belanda.

Dibawah akan kita batia bahwa bare dengan p ttncbuan Djerman dan fflatuhnja negen Belanda timbul angan" untuk men'adakan perubahan

kedudukan p„l„ ,k Hindia Belanda; tetapi Perobaha™ berupa bagoimana-

pun djuga ban, akan din,ulai sesudah perang ! Pemerintah Belanda me-

mandang tjukup mengadakan komisi jang akan mendengarkan keinginan'

politik jang hidup dalam masjarakat seluruhnja; djadi tidak sadja dalam

B a b R O 1 Ind° neSia’ 3kan tet3Pi djuga dalam kalangan Belanda dsb. (lihat

PERGERAKAN SERIKAT SEKERDJA

ja itu ^d^^n^gabm ^a i^^eg^w arN egerf^a^^abunS{* erdja ter-'langsung sesudah berdirinja P v t M gan partikulir, teiuslangsung sesudah berdirinja P.V.p n

Serikat" sekerdja pegawai negeri

P.V.P.N. (Persatuan Vakbonr)o« r> • . . .sekerdja pegawai Negeri iane gawai ^ g e r i) perpusatan serikat

B.P. S u r o s o S u h E ' d i u a r J T ! ? * ad“ dibawah

diri tidak mempunjai ^ S ^ S T d S ” «

menentang haT j an g T e T u X n ^ 3^ T * " * * 1 P m

’T d S ~ ^ ^ a t “ g m S S -pekerdjaan RV.P.N. iaiah ia hanja berhadapan dengan satu madjikan

umum (Pemerintah) jang tidak bersikap bermusuhan terhadap P.V.P.N..

pendjadjahan ^ ”berpolitik”> dalam arti tidak meng-usik’ hal

MASA 1930 — 1942 143

Dibawah in i kam i sadjikan satu ichtisar tentang aksi- jang didjalankan

cleh Badan Pusat itu dan oleh sebagian dari anggotanja, sesudah tahun

1930.

Tidak lama sesudah lahirnja P.V.P.N. maka Perserikatan Guru Hindia

Belanda (P.G.H.B.) m e n g g a b u n g k a n diri dalam P.V.P.N. itu. P.G.H.B. sen­

diri adalah satu gabungan 3“); kemudian djuga Perhimpunan Beambte

Spoor dan Tram (P.B.S.T.) menggabungkan diri, sehingga djumlah anggota

PV.P.N. m endjad i 13 perkumpulan dengan 29.700 anggota.

Dalam bulan D ju n i 1931 P.V.P.N. memutuskan untuk menggabung da-

lam Internationaal Verbond van Vakverenigingen (I.V.V.) Konjungtur,

jang terus menerus turun, mempengaruhi keuangan Negeri dan menjebab­

kan Pemerintah mengumumkan niatnja akan mengadakan potongan dari

gadjih pegawai Negeri; oleh sebab itu dalam tahun ini aksinja jang ter-

penting ialah menentang kehendak Pemerintah tadi. Untuk dapat ber-

djaga= lebih sempurna manakala terdjadi anggota" serikat sekerdja djatuh

luar pekerdjaan, m aka P.V.P.N. memutuskan akan mengadakan fonds-

penganggur.

Anggota P.V.P.N. jang terbesar, jaitu P.G.H.B. (kaum guru) bulan De-

eember 1931 mengadakan rapat-protes, jang disertai djuga oleh perkum­

pulan- po litik Bud i Utomo, Pasundan, Sarekat Sumatra, Sarekat Ambon,

Kaum Betawi, Persatuan Selebes. Jang dibitjarakan ialah maksud-rantjang-

an Pemerintah hendak m e n g ad a k a n penghematan besar'-an dilapangan

pengadjaran, jang tentu akan berakibat tidak sadja guru’ banjak kehilang-

an Pekerdjaannja tetapi djuga menghambat kemadjuan rakjat.

P.P.P.H. (pegawai pegadaian) jang djuga bergabung dalam P.V.P.N.

inengadakan aksi menentang niat Pemerintah untuk memperhentikan lk.

Pegawai rendali.

Dalam tahun 1932 d jum lah anggota perkumpulan2 serikat sekerdja

pegawai Negeri m endjad i kurang, karena akibat penghematan diberbagai

djabatan; tetapi sebaliknja penghematan dan pemotongan gadji itu, serta

maksud Pemerintah mengadakan potongan pensiun, mendjadi dorongan

keras un tuk terus m e m p e rk u a t aksi dan in i semua menjebabkan aksi

serikat sekerdja tidak m endjadi lemah. P.V.P.N. terus menentang tindakan2

penghematan. Sudah tentu anggota2 (organisasi2) sendiri masing2 mengada­

kan aksi djuga. Penentangan P.B.S.T. dilakukan dalam kongresnja (jang

ke-5) d i Bandung; dalam kongres ini .djuga diputuskan mulai 1 D juli 1932

akan m endjadi anggota dari Internationale Transportarbeiders Federatie

^•T-F.). Aksi P.G.H.B. diadakan dalam kongresnja Djanuari 1933; waktu

itu nama perkum pulan diubah mendjadi Persatuan Guru Indonesia (P.G.I.);

') Jaitu dari 7 p e rk u m p u la n guru2 dengan djumlah anggota 15.000, di­antaranja ia la h ja n g terbesar pe rkum pu lan Volksondenvijzersbond (V.O.B.) jang m e m p u n ja i 103 tjabang dan 9.000 anggota.

144 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

badan ini waktu itu mempunjai 163 tjabang dengan 1900 anggota.

31 Desember 1933 — 1 Djanuari 1934 P.V.P.N. mengadakan kongres

tahunan di Surabaja; dalam kongres ini perhatian terutama ditudjukan

kepada peraturan2 Pemerintah, dibuat dalam bulan Djuni 1933, jang me­

ngenai serikat sekerdja pegawai Negeri. Peraturan3 ini memuat. bahwa

pegawai Negeri tidak boleh mendjadi anggota sesuatu serikat sekerdja.

djika didalam pengurusnja tidak ada paling sedikit satu pegawai Negeri.

Dan anggota pengurus pegawai Negeri ini sebelum menerima djabatannja

sebagai pengurus serikat sekerdja, harus menerangkan, bahwa ia djuga

sebagai anggota pengurus serikat sekerdja itu akan selalu memperingati

dan mempertahankan kepentingan Pemerintah djadjahan, dan ia akan

menentang propaganda dan aksi jang dapat merugikan tata-tertib dan

suasana-baik dikalangan pegawai Negeri (keterangan-setia pada Pemerin­tah).

Kongres mentjela persempitan masuk mendjadi anggota serikat seker­dja dan paksaan memberi keterangan-setia itu

P P ™H. ,(P" n ri,kat,on„ P,eSaWal *>«>•■!*»" H ind i.) dalam kongresnja jang ke-20 bulan D ju li 1933 d, Jogjakarta merundingkan lagi penghematan'

° k h T / ’dulu P P P B 1 f ar: "™ a diganU lagi denean

Djanuari 1934 . ^ l!a* | 1 Pe®1aian Bumiputera).

u r 17* tiabang meneari^ mempunjai 20.000 anggota ter-

pembitjaraan ^ *e-23 di Surabaja; soal

krisis dan penghematan ja„g begi?u t e b a t P8ra ^ berhubung dengan

p .G .I^ 'k a re n f P.G.I. d ia n g ^ p ^ Bantu (P-G-B-) mengundurkan diri dari

kepentingan golongan guru bantu tegas dan giat mempertahankan

dengan berlakunja peraturan gaj-. menJalahkan sikap P.G.I. bahwa

djatuh, dikebelakangkan dalam kp i ^ ^aru, golongan guru bantu sangat

Perkumpulan2 guru lainnja *1 uka" n;ia dan gadjinja.

P G A S (Persatuan Guru Ambachf 3P US bersatu dalam P.G.I. jaitu

O.K.S.B. (Oud Kweekscholieren (Volksonderwijzersbond),

dan H.K.S.B. (Hogere Kweekscholieren Bond) kumPuIan Normaalschool)

Dalam tahu" 193* ™ .d3abatan2 mendapat penghargaan-baru” ini (semua gadji turun, hanja Jan„ , , . . . fPengnu g

P.V.P.N. sebagai badan persatu,,? “ ^ d»™ ,, . T " daripad‘ ^w ru p a kritik P.G.B. terhadap ^ ^ ' 1 , * “ da“ . ^ T T ?lem ah terhadap tindakan2 Pemerintah s ikapnja e r a i

jam djabatan- dan PCnglM M I? ^ j ” e," W rk^ iI PCB™ d»'

20— .22 T 'l I ?'’ 5 P'V'P'N- mengadakan kongros ke-4 di Djakarta; mengmgat pada keadaan, maka dengan sendirinja terutama hal tindakan’-

krisis dan peraturan gadji baru jang mendjadi pembitjaraan. Rapat3-protes

dalam tahun in i dj'uga diadakan oleh masing3 perkumpulan serikat seker-

JIASA 1930 — 1942 145

dja. D jumlah anggota P.V.P.N. selama tahun 1935 mendjadi kurang (8.000)

dan achir tahun ini berdjumlah 22.600.Kongres P.V.P.N. kc-5 di Semarang achir bulan Mei 1936 a.i. memu-

tuskan: 1. Karena protes- jang diadakan dalam tahun 1935 menentang

gadji kedaerahan” tidak ada buahnja, sikap Pemerintah Hindia Belanda

tidak berubah, maka P.V.P.N. ingin berhubungan langsung dengan Parle­

men di Negeri Belanda, agar disina dapat diadakan penentangan terhadap

peraturan gadji ini; 2 . mengirimkan utusan ke-kongres-kaum-buruh di

Tokio.Djumlah anggota P.V.P.N. pada penghabisan tahun 1936 dari semua

(13) perkumpulan jang b e r g a b u n g tinggal tidak lebih dari 20.690.

P.P.P.B. (pegawai p e g a d a ia n ) dalam kongresnja di Jogjakarta Pebruari

1936 mengambil sikap jang hampir bersamaan dengan P.V.P.N.; diputus-

kann ja : bahwa terhadap peraturan „gadji kedaerahan” dan peraturan

,,pekerdja-bulanan” tidak akan mengadakan protes-an lagi, tetapi meng­

ambil djalan „dokumentasi dan petisi”. Dengan „dokumentasi” dimaksud-

kan mengumpulkan buk tr jang njata, didjadikan buku2 ketjil jang lain

dikirimkan kepada badan2 Pemerintah di Indonesia dan Negeri Belanda,

dan djuga kepada pers. D i Eropah buat hal ini akan diminta bantuan dari

Internationaal Verbond van Vakverenigingen. „Petisi” akan dimadjukan

dengan djalan mengumpulkan tandatangan pegawai pegadaian jang lalu

akan dikirimkan kepada P a r le m e n di Negeri Belanda dan kepada Dewan

Rakjat (Volksraad).

Kongres P.G.I. ke-25, tgl. 25 — 29 Nopember 1936 di Madiun, menen­

tang maksud Pemerintah untuk memindahkan urusan pengadjaran dari

tangan Pemerintah Pusat ketangan Pemerintah Daerah, berhubung kurang

perlengkapan dan terbatasnja keuangan Pemerintah Daerah i tu ; dichawa-

tirkan sebagai akibatnja : k e n iu n d u r a n pengadjaran.

Dalam kongresnja jang kc-6 tgl. 25 — 26 Desember 1937 di Solo, P.V.­

P.N. mengambil 2 mosi. Jang pertama menolak „B.B.L. 1938” (peraturan

gadji baru lagi jang m e n g g a n t i peraturan baru dari 1934) dengan alasan.

bahwa peraturan itu d i d a s a r k a n pada ku lit (bangsa) dan buat beberapa

djabatan rendah „ p e r a t u r a n - k e d a e r a h a n ” (jang mengadakan perbedaan da­

lam pokok gadji untuk masing'J daerah) masih terus dilangsungkan. Mosi

kedua mendesak agar d itjabut peraturan „ b u r u h -b u la n a n ” dan „pekerdja-

biasa” (dua golongan in i tidak bisa mendjadi pegawai tetap). D ju m la h anggota achir 1937 naik lagi sampai 22.386 (13 perkumpulan).

Djuga serikat sekerdja pegawai masing", diantaranja P.P.B.B. dalam

kongresnja ke-23 di Jog ja (Mei 1937) dan P.P.S.T. jang berkongres di Dja­

karta April 1937, seperti biasa membitjarakan soal2 gadji ini. P.G.I- dalam

kongresnja jang ke-26 (12 — 17 Nopember 1937 di Bandung) mcmperingati

berdirinja tjukup 25 tahun; sedang kongres itupun m e n g e lu a r k a n peng-

fiarapan supaja diadakan kewadjiban-beladjar umum (leerplicht).

146SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

9 1938 P ’G X . berkonSres Oang ke-27) di Malang; diambilnja» a u entang gadji- baru dan lainnja tentang penjerahan urusan

£ « « « ran kepada Pemerintah Daerah; penjerahan in i (untuk kepen-. f e?5a, •|aran seharusnja didahului oleh perbaikan tjara memilih

geri Perbaikan perhubungan keuangan Daerah terhadap Ne-

io-?QD^ nl i 0ngreSnja jang ke‘8' diadakan di Bandung 2 9 - 3 1 Djanuari1939 P.V.P.N. mengambil putusan seperti b e r iku t;

Terhadap peraturan g a d ji:

,,B.B.L.-1938” tidak memberi kepuasan kepada pegawai Negeri bangsa

“ S Sebab, a" tara gadji2 masih banjak jang tidak mentjukupi untuk hidup sederhana.

saeS t d besa?d ii 3nt3ra tinggi’ menenSah dan rendah masih

a.

b.

a Peraturan "■’^erd jan .iasa” :seka]1 m wyktu krisis, waktu k<,adaan memaksa

b. sebetulnja tidak ada batas ian<* t,bulanan dan pekerdja-biasa- Pegawai Negeri, buiuh-

r r L t T l t T p e S ” i t i m" " 8kin di,iab«

gawai tetap, harus d ia d a k a / la g i^ 311311 d3Pat diangkat mendjadl pe'

c.

a.

b.

c.

Terhadap gadji-minimum;

banjaknja pengangguran, adania j . , j -i-untuk memberi upah. se-rendah3 • -SU angan kaum madjikankerdja jang tersusun kuat, itu tldak adanja gerakan serikat se-

leluasa berbuat semaunja dala emuan;,a menjebabkan kaum madjikan

oleh sebab itu upah dibuat snJ” menetaPkan gadji buruh partikuhr;

berhubung dengan j ang terS \-T ■

tah jang termasuk dalam peratnr S’ Upah kaum buruh Pemerm-

didasarkan pada upah ditempat m” ”Pp= Gr, .;'a‘biasa”’ jakm upah jang

oleh karena itu perlu selekas ^Uga rendah sekali- •

minimum untuk buruh partikuilr § dmdakan ^

Terhadap peraturan0 sosial:

tidak adanja ,,undang2 sosial” (sociale wetgeving) berarti tidak adanja

perlmdungan bagi kaum buruh pada umumnja. Lebih2 buruh partiku-

lir sama sel^ali tergantung kepada madjikannja-

undang* sosial” memberi pegangan, baik pada madjikan baik pada buruh;

m a sa 1930 — 1942 147

c- undangJ sosial dapat menjingkirkan pertentangan antara kapital dan

buruh, pertentangan jang tidak diingini oleh P.V.P.N.

Terhadap lama-waktu-bekerdja ■ a- untuk m endjaga d jangan sampai kaum buruh partikulir bekerdja ter-

lalu lam a, harus diadakan perbatasan;

b- perbatasan lama-waktu-bekerdja untuk kesehatan buruh memang

sangat d ibu tuhkan ; peraturannja harus dibuat dengan mengingati

keadaan3 di Indonesia.

Terhadap fonds anak jatim pegawai Negeri bangsa Indonesia:

a- alasan3 ja ng dikem ukakan oleh Pemerintah menerangkan apa sebabnja

belum diadakan fonds anak jatim pegawai Negeri Indonesia, bukanlah hal» ja ng tidak boleh dihindarkan;

b. mengingat rasa keadilan, mengadakan fonds ini tidak boleh ditangguh- kan lagi.

^ T e rh a d a p p a s a l 161 bis undan9' Hukum Pidana : menjatakan bahwa

„dma sekali bukanlah maksud gerakan serekat sekerdja untuk mengadakan

pemogokan, m alahan mengakui Pu a Perlun ja larangan mogok dipelbagai

p v p !? aan (m isa ln ja diperusahaan kereta api dan rumah sakit). tetapi •N. m engharap pasal in i ditjabut karena susunan kata:nja kurang

dan bersifat sangat luas; ini mempermudah mengartikan dan me- makamja tidak betul.

^r i- ?alam tahun 1939 itu djuga, Dr..Sukiman (pemimpin P.I.I, djuga ketua hat peSawai pegadaian P .PPB .) pergi ke Geneva sebagai penase-

>urnh • ^ '^®derlands Verbond van Vakverenigingen) dalam konperensi- /j-e mternasional; dalam perdjalanan in i ia mempergunakan kesempatan

tfaap031113 P :P-PB- dan G.P.I. mengundjungi Menteri Djadjahan di Den rndon m.emadjukan perm intaan perbaikan kedudukan buat pegawai Negeri

ia tv 13 pada. umuninja dan un tuk pegawai pegadaian dan guru chusus-

?n-mpnUga* ,d l” ” ntan ia perhatian tentang lama-waktu-bekerdja dan perbeda- f <a urut-kulit dalam djabatan Pegadaian, dan djuga peraturan buruh-

<ang terkena Pekerc,j a‘biasa Jang sangat tJdak niemuaskan itu bagi orang5

^ Mei 1939 P.V.P.N. mempermgati hari lahirnja tjukup 10 tahun.

konperensinja pada 25 Pebruari 1940 federasi ini memutuskan

.• - gadakan aksi, di-mana2 pada satu hari, supaja permintaan agar menda-

p* ambahan oleh karena kemahalan lekas terkabul.

ongres P.P.S.T. tg. 11 — 15 September 1941 di Semarang berpenda- ;,dian perlu ditetapkan I7) :

* ? Sal ini, s.eperti djuga pasal2 dalam kongres P.V.P.N. 1939 disebutkan “ismi untuk memberi pemandangan tentang keinginan8 jang tersimpan

148 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

1 upah-minimum sehari dalam djabatan kereta-api dan trem hendak

f 0.50 banjaknja;2 dalam waktu 28 hari se-kurang-nja diberi 4 hari-mengaso, sedang upah

tetap penuh dibajar;

3 . satu hari-kerdja paling lama 8 djam;

4 peraturan dendaan dihilangkan dari peraturan hukuman pegawai.

5 kepada pegawai termasuk dalam peraturan M.D.R. (Maanden Dagloners

Reglement) dalam satu tahun diberikan waktu beristirahat 12 hari;

6. Badan-Pendamaian dihilangkan, diganti dengan „Badan pengamat- soal

perburuhan antara pegawai kereta-api dan trem” ;

7 diadakan „Badan Penjelesaian” (untuk memeriksa dan mengurus per-

selisihan);

8 . didirikan suatu „Hakim Pengadilan buat pegawai Negeri” ;

9 . peraturan pertanggungan diwaktu tua buat buruh partikulir jang ber- gadji se-kurang2nja / 25.—

Sebelum itu, jakni pada tgl. 18 Mei 1941 pengurus besar perkumpulan

in i dalam rapatnja telah memutuskan untuk menjokong pendirian P.V.P.N.

tentang terlaksananja „upah-pasifik” (Pasifik loonpeil) buat semua kaum

buruh dan minta bantuan segenap kaum buruh dan pergerakan rakjat, sukalah berdjuang buat hal ini.

Ketua serikat sekerdja pegawai kereta api jang besar ini. Mr. Hindro-

martono, dalam tahun itu pergi kekonperensi buruh internasional di New

York "*) sebagai penasehat perwakilan Negeri Belanda.

Pada achir masa pergerakan rakjat jang diurtiikan diatas, P.V.P.N. di-

dalamnja mempunjai 18 organisasi, ja k n i : Perhimpunan Pegawai Spoor

dan Tram (P.P.S.T.). Persatuan Guru Indonesia (P.G.I.), Vereninging van

Indonesische personeel bij de Irrigatie, Waterstaat en Waterschappen (V.I.-

P.I.W.), Perserikatan Pegawai Pegadaian Bumiputera (P.P.P.P g,), Lande-

lijke Inkomsten Bond (L.I.B.), Kadaster Bond, Perserikatan Kaum Sekerdja

Boschwezen (P.K.S.B.), V.A.M.O.L.A., Pegawai Mijnbouw (P.M.B.), Persatuan

Kaum Verplegers(sters) dan Vroedvrouwen (P.K.V.I.), P.P.A.V.B., Midpost,

Opiumregie, P.P.T.R., V.O.L.T.A., P.M.M.B., P-P.P. dan O.R.B.H.B. Djum lah

anggota perkumpulan2 in i semuanja ada lk. 42.000.

Tetap tidak masuk dalam P.V.P.N. ialah perkumpulan2 serikat sekerdja

pegawai „pemegang pemerintahan” ja itu golongan pegawai pangreh pradja

Indonesia (P.P.B.B., V.A.I.B. dan Bond van ongediplomeerden), pegawai

polisi Indonesia, serdadu Indonesia dan serdadu Indonesia angkatan laut.

O rgan isas i serdadu angkatan laut rusak-bubar sesudah pemberontakan th.

1932 dikapal pendjeladjah „de Zeven Provincien” dan di-kapal2 perang lain;

dalam dada perkumpulan2 serikat sekerdja pegawai Negeri dalam tahun2 itu.

1(') Kembali bulan Maret 1942, tepat sebelum Pemerintah H india Belanda menjerah kepada tentara Djepang.

j,erontakan ini disebabkan oleh perselisihan hal gadji (diadakan po- gadji jang amat berat).

to*1®

ggitisasi* Serikat Sekerdja buruh partikulir

piatas sudah kita lihat, bahwa organisasi serikat sekerdja pegawai . g(,ri telah tersusun agak baik; tetapi ini hanja meliputi sebagian ketjil

^j.gngkali Yt) dari semua pegawai Negeri; bagian jang terbesar tidak < rorganisasi.

j<eadaan tersebut djika dibandingkan dengan organisasi buruh parti- jjf boleh dibilang sudah bagus sekali; karena bagian dari djumlah kaum

!^rlih partikulir jang berorganisasi djauh lebih ketjil lagi.Adapun sebab’nja antara lain adalah seperti berikut: buruh partikulir bagian terbesar ialah djurutulis, mandor dan kuli: dalam djabatan Negeri golongan5 ini sudah tentu djuga ada, tetapi disamping itu terdapat golongan5 lebih tinggi, jang oleh karena dera- djat inteleknja lebih baik itu, lebih niudah membangunkan perkum­pulan . Oleh sebab itu dikalangan pegawai Negeri iang berpengadjaran

lebih tinggi itu prosenan jang berorganisasi djauh lebih tinggi dari­pada antara golongan3 buruh partikulir Indonesia jang tingkat penge- tahuannja djauh lebih rendah itu.

pegawai diperusahaan partikulir pada umumnja lebih ,,terpentjil* da­ripada pegawai Negeri; buat pegawai Negeri dari sesuatu pedjabatan kepentingan bersama (meskipun orang5nja tersebar di-manaa) lebih besar daripada antara pegawai perusahaan2 partikulir jang masing= berdiri sendiri.

c. buruh partikulir lebih mudah dapat Perlakuan se-mau2nja dari kepala- nja, ini menjebabkan mereka tidak begitu berani masuk dalam satu organisasi dibandingkan dengan buruh-gUpernemen (jang ke-pala:nja sendiri kebanjakan djuga mendjadi anggota perkumpulan serikat se­kerdja !)

Ini semuanja menjebabkan bahwa perkumpulan serikat sekerdja par-

tjioilir hanja sedikit d jum lahnja dan tidak kuat adanja.

Persatuan Sarekat Sekerdja Indonesia (p.s.s.I.) sentral serikat seker­

dja partikulir adalah ketjil dibandingkan dengan P.V.P.N. Tahun 1931

Pi.S.I. hanja terd iri dari 6 perkumpulan (dengan anggota 1.800) di Djawa

Timur. Baikpun d jum lah in i naik mendjadi lebih besar dengan makin be-

sarnja pengaruh partai Dr. Sutomo, Partai Bangsa Indonesia (P.B.I.), tetapi

tetap masih lebih ke tjil daripada P.V.P.N. Djuga P.S.S.I. memutuskan akan

menggabungkan d ir i dalam International Verbond van V a k v e re n ig in g e n

(Djuli 1931). Selain golongan Dr. Sutomo, waktu itu terdapat djuga kekuat-

ana lain ja ng bekerdja memadjukan pergerakan serikat sekerdja buruh

partikulir.

CX 1930 — 1942 149

150 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Meneruskan tjita" P.N.I.-lama untuk menjusun tenaga kaum buruh,

maka oleh pemimpin- Partindo didirikan serikat sekerdja dikalangan sopir

(Perserikatan Kaum Sopir Indonesia), djongos (Sarekat Buruh Lodji Indo­

nesia), buruh toko (Perserikatan Pegawai Toko Indonesia), buruh tjetak

(Perserikatan Buruh Tjitak Indonesia), buruh pelabuhan (Persatuan Kaum

Labuhan dan Lautan Indonesia), pekerdja Typograaf (Sarekat Kaum Ty-

pograaf Indonesia), buruh bengkel (Sarikat Buruh Bengkel Indonesia),

kusir (Sarekat Kusir Indonesia). Selandjutnja Partindo mendirikan sebuah

perkumpulan serikat sekerdja umum (Perserikatan Kaum Buruh Indone­

sia) jang berkembang mendjelma mendjadi sentral serikat sekerdja berda­

sarkan kebangsaan buat serikat- sekerdja jang telah didirikan dan jang

masih akan didirikan oleh Partai itu. Senti'al ini bertudjuan perbaikan

nasib buruh, antara lain dengan djalan saling tolong-menolong diantara

anggota-sentral, dan mendapat nama Radicale Vakcentrale Indonesia (Rad-

vakcin).

Kegiatan dan bertambah besarnja pengaruh golongan k iri dari perge­

rakan rakjat dikalangan serikat sekerdja menjebabkan tidak sadja berdiri-

n ja organisasi- baru, kegiatan itu djuga dapat ..mengirikan” gerakan se­kerdja jang telah ada.

„Sarekat Sekerdja Indonesia” keluar dari sentral-p.s.s.l. Dr. Sutomo,

karena tidak mufakat dengan penerimaan subsidi dari provinsi Djawa Ti­

mur oleh P.S.S.I. buat pemindahan penduduk (kolonisasi) ke Banjuwangi

(djadi dengan alasan- haluan non-koperasi). Sentral-P.s.s I sendiri lambat

l a u n mendjadi makin terlepas dari orang* P.B.I. dan djatuh dalam penga­

ruh kaum P.N.I.-baru dan Partindo ! Maka terdjadilah jang berikut •

4 — 7 Atei 1933 di Surabaja diadakan Kongres Kaum Buruh Indonesia

jang pertama, P-S.S.I. disusun kembali dan berganti nama Centrale Per-

kump“la“ „UrUf Indones‘a (C.P.B.I.), sesudah membitjarakan praeadvies2

dan P.NJ., Partindo dan P B.I. Sentral jang tersusun baru in i bertudjuan :

berdasarkan selfhelp dan nationalisme berusaha kearah perbaikan

nasib buruh Indonesia disegala lapangan dan djuga kearah susun-

an baru tjara produksi j ang sekarang sama sekali kapitalistis itu.

Untuk mentjapai in i la akan memadjukan organisasi semua buruh

Indonesia di-tiap" perusahaan dan mempersatukan perkumpulan* serikat sekerdja itu.

Karena takut „politik” organisasi2 jang ada dibawah pengaruh P.B.I.

tidak mf 5uk dalam sentral tersebut diatas dan kemudian mendirikan satu

sentral e jil baru jang ,.tidak berpolitik” dengan nama Centrale Sarekat

Sekerdja n onesia (C S.S.I.). Pendirian in i didalam pers ditje la sebagai

tidak periu- S(j ab waktu itu lalu terdapat t i g a sentral serikat sekerdja

buruh partikulir, jaitu Radvakcin (Partindo), C.P.B.I. (P.N.I.) dan C.S.S.I.

(P.B.I.). Adapun jang menundjukkan kegiatan terbesar ialah C.P.B.I.

C.P.B.I. dengan lekas mempunjai 20 organisasi sebagai anggota; dalam

Perdjuangan P.B.K.I. (Persatuan Buruh Kereta Api Indonesia) terhadap

C.P.B.I. m enund jukkan segenap perhatian dan persetudjuan, jang djuga terdapat dari p ihak P.P.P.K.I.

Oktober 1933 P .B .K .I. dilarang untuk pegawai Negeri ’*) karena per-

u ungannja dengan P.N.I. dan Partindo; la lu diubah mendjadi organisasi

aru bernama Sarekat Sekerdja Umum (S.S.O.) dengan tudjuan perbaikan

nastb buruh, m engeratkan persatuan dan perbaikan organisasi (Djuni 1934).

• ■ • d ilarang pu la un tuk pegawai Negeri karena „bersifat revolusioner”,

Jang lalu m enjebabkan S.S.O. mendjadi lemah.

Telah k ita lih a t bahwa P.V.P.N., sentral serikat sekerdja pegawai Ne-

Seri jang tidak terikat dengan sesuatu partai politik, terus berdiri dan

denm menc^.ac^ besar. Sebaliknja sentral* diatas jang mempunjai ikatan ®an Parta i po litik m ati bubar, setelah Pemerintah mengambil tindakan-

2 ap nasional k ir i (larangan bei'sidang bagi PJNJ. dan Partindo

Mnh d 3, PenSasingan Ir. Sukarno, Desember 1933, pengasingan Drs.Hatta, Nopem ber 1934).

tind58lT ! h vn dan komas8ulan dalam Pergerakan rakjat sebagai akibat bam 3 \ m en jekabkan tidak dapat lekas diadakan pembangunan

tidat 311 per. ^ m Pu lan 3 serikat sekerdja jjartikulir lalu beberapa tahun

partiUMemPUnJai sentral- In i tidak berarti bahwa gerakan serikat sekerdja

baru h ' r /i^ama Sekali terhenti, sebaliknja, nialahan banjak perkumpulan

IndoneX T w cUfmPama Persatua" Dj urna lis Indonesia, Persatuan Supir Pelabuhan ? Sekerdja Paketvaart Bumiputera, Persatuan Pegawai

Petroleum Maatech K “? a1, | arekat PeJ f ja r Indonesia, Persatuan Pegawai gawai P artiku lir T ,pp ijen ’ P ersatuan p egawai Onderneming, Sarekat Pe-

W 8 belum b e r o r g a n S r P6SaWai

s u a t u T ^ ? ? itU terbukti djuga bahwa Iapangan hidup-tumbuh buat P arta i n tldak ada; inilah njata dari reaksi terhadap berdirinja

Seban- • UrU Indonesia” d i Malang 3 Pebruari 1941 jang lahir terus mati.

W S r rOSO P V P 'N. untuk mengadakan pcrpusatan

27 S- 1 nn sekerdja Part,kuli r “ endapat hasil baik.ti, , J03,1111 1941 d i Semarang d id m k a n Gabungan Sarekat Sekerdja Par-

hpr.cir ” ?nesia (atau Gaspi) dengan tu d jU£m . mengusahakan pekerdjaan

ama 3an& tetap dan teratur untuk kepentingan serikat3 sekerdja ber­sama. R .p. Suroso (ketua P.V.P.N.) mendjadi ketuan ja ; wakil ketua Mr.

ii in d ro m a rto n o (dari P.P.S.T.). Tempat kedudukan ia la h D jakarta.

Waktu mendirikan diambil djuga keputusan:

a. meminta kepada Pemerintah supaja serikat sekerdja diberi suatu tem­

pat kedudukan dan diberi hak ikut mengatur hal penetapan penghar- gaan buruh di-perusahaan=

MASA 1930 — 1942 151

1) P.B.K.I. m e lipu ti d juga pegawai kereta api Gubernemen.

152 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

b. meminta kepada perusahaan2 Indonesia untuk bekerdja kearah ini.

Gaspi ketika didirikan telah mendapat anggota 30 perkumpulan de­

ngan 18.000 orang anggota. Perkumpulan jang menggabungkan diri makin

bertambah, dan pada achir masa jang dibitjarakan ini terdiri dari perkum­

pulan2 : 1. Sarekat Buruh Elektris, 2. Persatuan Buruh Tjetak, 3. Sarekat

Buruh Van Dongen, 4. Persatuan Buruh Sandal dan Sepatu, 5. Persatuan

Buruh Rumah Obat, 6 . Persatuan Buruh Tenun Indonesia, 7. Persatuan

Pegawai Perusahaan Kaju, 8. Sarekat Buruh Handel, 9. Sarekat Sekerdja

Venus, 10. Persatuan Buruh Robbe Lindeteves, H. Persatuan Buruh Roti.

12. P.P.R.S.I., semua di Semarang. Selandjutnja 13. Sarekat Pelajar Bumi-

putera, 14. Rukun Buruh Pertjetakan, 15. S.P.P.I.( jg. persatuan pegawai

Petroleum Maatschappijen, 17. Persatuan pegawai Onderneming Indonesia.

18. P.S.P.I., 19. P.P.P.P.K., 20. Sarekat Buruh Bouwvak 21. P.P.S.T.2%

22. Bond van Aziatisch Personelen b/d K.P.M., 23. Sarekat Buruh Regnault, semuanja di Diakarta. Seterusnja 25. Sabpindo, 26 Rukun Buruh Pertje­

takan, keduanja di Surabaja, 27. Sarekat Sekerdja ParlikSir 28. Perseri­

katan Kaum Buruh Indonesia, keduanja di Makasar 29 Centraal Organi-

30-.P» sa“ '“ ^ Indonesia f f i anesische Chauffeurs (M a la n g 'S p°°d 7 " " 32 Bond van ,nd°'34 dan 35. Locale G asn iM I PerSatuan Kaui* Pelajaran (Bangkalan),

Melihat daftar d? at.s ? da" * Jogia'Gaspi) dan Djakarta (temDat T l , ™ Sem“ mg (tempat pendirian sar. pat kedudukan) mempunjai anggota jang terbe-

Putjuk pimpinan P V P N r t o ^ - j , itu, djika tidak teralane o l ^ ’ P1 dldalam s a t u tangan. Dari

(seperti dulu) sebuaTi o rsa n if”6™ 8311’ SUdah tentu akan berdiri lagi

organisasi perpusatan umum i . 8* perpusatan umum jang meliputi baik

ri maupun organisasi2 buruh part'kT 11 1 baik organisasi’ pegawai Nege-

3. p e r g e r a k a n k e a g a m a a n

M u h am m ad ija h mengadakan kongresnia ke u ^ • 1CH2 di Jla- kaSar, djadi dHuar pulau Djawa.

Persatuan Pegawai Spoor dan Tram, i S alu-^JggantT an kata

sadja, karena dalam perkataan „pegawai” termasuk djuga pegawM tinggi dan menengah, sedang „beambten” hania meliputi pegawai rcn- dah. Karena itu, setelah perubahan tadi p .p s T mendjadi org»;nisasi buat pegawai Indonesia semuanja itu m e n d ia d i saingan dan Spoorbond Belanda jang meliputi pegawai Indonesia tinggi dan me- nengah.

MASA 1930 — 1942 153

terhadap tjampur-tangan Pemerintah dalam urusan agama Islam jang di-

pandang tidak pada tempatnja (peraturan tentang guru agama Islam, ten­

tang wakaf dan waris dan tentang pernikahan). Dipulau Djawa perkum­

pulan in i terus tumbuh makin besar.

M uhammadijah selalu mendjaga hidup diluar gelombang politik. Teta­

pi terhadap tjampurtangan Pemerintah dalam urusan tata-usaha (admi-

nistrasi) jang djuga mengenai agama. Muhammadijah boleh dibilang se-

djalan dengan P.S.I.I.

Kongres ke-22 diadakan di Semarang, Djuni 1933. Kongres ini memu­

tuskan akan berusaha kearah lenjapnja peraturan3 adat jang dianggap

bertentangan dengan agama Islam dan djuga peraturan3 adat dan undang2

Negeri dalam hal pernikahan. Tentang soal, apakah dilihat dari sudut

agama, penjuntikan lim pa majat (miltpunctie) dibolehkan oleh agama,

tidak dapat kata sepakat.

Kongres ke-23 di Jogja tg. 19 — 25 D ju li 1934 antara lain memutuskan

membangunkan suatu badan untuk menjelidiki soal3 jang mengenai pe-

ngiriman pemuda3 keluar-negeri untuk meneruskan peladjaran.

Tgl. 15 — 22 D ju li 1935 kongres jang ke-24 diadakan di Bandjarmasin.

Disini dipropagandakan lagi membeli atau menjewa kapal buat naik Hadji

agar d jangan terus tergantung dari maskapai Eropah dengan tarip-ongkos

jang terlalu tinggi. Perkumpulan in i telah mempunjai 710 tjabang dan

ranting (diantaranja 316 di Djawa, 236 di Sumatra, 79 di Sulawesi dan 29 di Borneo) dengan d jum lah anggota 43.000.

Kongres jang ke-25 tgl. 21 — 28 D ju li 1936 diadakan di Djakarta. An­

tara la in d iam bil keputusan mentjoba berusaha berdirinja sekolah tinggi

Muhammadijah d i Djakarta. Adapun alasan pendirian ini antara lain per-

timbangan, bahwa sekolah3 tinggi jang telah ada tidak memenuhi sjarat3

agama Islam. Putusan la in menjebutkan hendak berusaha untuk bekerdja

bersama dengan kaum Islam diluar-negeri.Dalam mendjalankan propaganda diluar pulau Djawa senng te dapat

Perselisihan dengan kepala3 adat. Mereka takut akan mendjadi kurang Pengaruhnja, dan karena itu terdesak pengaruh adat.

8 — 15 Oktober 1937 Muhammadijah mengadakan kongresnja jang

j ke26 d i Jogja. DiB'entuk satu Badan Berdjalan-Hadji jang diwadjibkan

membuat satu organisasi jang akan mendjual andil untuk pembeli kapal,

guna perdjalanan Hadji para anggota. Selandjutnja diputuskan merantjang

satu anggaran dasar dan anggaran tetangga buat mendirikan satu perusa­

haan bank Islam. Putusan3 lain : berusaha menghilangkan buta huruf dan

menggiatkan kepergian ke-mesdjid.

Kongres ke-27 diadakan di Malang D ju li 1938 dan kongres ke-28 Djuli

1939 d i Medan. Kongres ke-29 diadakan di Djawa, ialah di Jogjakarta pada

7 12 D januari 1941. Dalam kongres ini diputuskan melandjutkan propa­

ganda d i Lampung jang telah dimulai, disebutkan, bahwa djuga Nahdatul

154 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Ulama membeberkan sajap usahanja didaerah kolonisasi. M u h s m m a d i j a h terus ber-tjita3 mengadakan sekolah tinggi Islam dan memperbaiki per-

djalanan Hadji. Istilah „Hindia Belanda” dalam anggaran dasarnja diubah

dengan perkataan ..Indonesia.” Seperti telah terlihat pada Nahdatul Ulama

djuga Muhammadijah mulai memperhatikan soal kemakmuran rakjat, ter-

letak diluar lingkungan agama. Kongres terachir itu memutuskan djuga

mengadakan panitia istimewa untuk mempeladjari dan m e m a d j u k a n per-

ekonomian rakjat. Kongres menetapkan K.H.M. Mansur tetap mendjadi

ketua Muhammadijah, djuga untuk 2 tahun jang akan datang.

Nahdatul Ulama. Perkumpulan para ulama jang b e r f a h a m kuno ini

dalam rapat tahunan 1931 antara lain membitjarakan boleh atau tidaknja penjuntikan limpa majat (untuk melihat apakah seorang m e n i n g g a l kare-

na penjakit pes). Ditetapkan bahwa penjuntikan itu tidak d i b o l e h k a n . Di

Priangan Timur, jaitu suatu daerah tempat sering berdjangkit p e n j a k i t pes

dan penduduknja telah menjatakan keberatan terhadap p e n j u n t i k a n limpa

ini, putusan N.U. itu memperkuat pendirian penduduk itu- maka didaerah

tersebut lalu timbul kesukaran2 (banjak dikubur deng an diama).

Tahun 1932 N.U mengadakan kongres di Bandung untuk lebih mem-

perkenaikan dirinja di Djawa Barat. Keterangannja tentang penjuntikan limpa tetap dipegang teguh. *enwiib

2 1 - 2 6 April 1934 kongres jang ke.9 diadakan d_ Banjuwangi. Dalam

kongres ini diambil keputusan tentang perselisihan faham b e rh u b u n ?

sembahjang Djumat, tentang penggundikan, tentang memudahkan perka- wi„an buat betas orang Kmten iang telah S I % »*»»*hukuman berat bagi orang2 Jang menghina Kuran

13 18 April 1935 diadakan kongres jang ke-io di Solo Oleh kongres

diambil mosi: dj>ka Pemenntah tidak mengamba t iS a k a n 'u n tu k menga­dakan pengadjaran bagi para penghulu> atau tidak “ ^ tkaankan jjetjakapan3

jang harus dipenuhi untuk djabatan penghulu dengan dja?an udjian (ialah

sjarat2 agar djabatan tadi baik berlakunja), maka N U sendiri akan men­

dirikan badan untuk penjelesaian perkara2 jang sekarang diurus oleh Raad

Agama. Kepada Pemerintah lalu akan dim inta perkenan m em beri kekuatan

kepada penjelesaian N.U. tadi jang sama harganja dengan keputusan Raac*

Agama. Djumlah anggota bertambah banjak samnai lk 67.000 (6 .7 0 0?) tersebar dalam 68 tjabang.

Mengikuti djedjak Muhammadijah jang pada pertengahan tahun Mei

1935 mengadakan kongresnja di Bandjarmasin, N.U. tg. 8 __14 D ju li 1936

djuga mengadakan kongresnja (jang ke-11) di Bandjarmasin. Mosi diarobil-

nja, supaja Pemerintah membatalkan niatnja untuk mengadakan peraturan

pernjataan sukarela perkawinan. orang2 jang hak-perkawinannja belum di­

tetapkan dalam undang2. Alasan putusan in i antara la in ialah bahwa

peraturan jang demikian akan memberi kesempatan kepada orang2 Islam

MASA 1930 — 1942 155

untuk berbuat m enja lah i hukum Islam.

D a lam kongresnja jang ke-12 tg. 19 — 24 Djuni 1937 di Malang jang

mendjadi pem bitjaraan ramai ia la h : a. penjerahan kekuasaan tentang

urusan waris dari Raad Agama ketangan pengadilan Negeri:I); b. rentjana

undang=-perka\vinan. Keduanja tidak disetudjui oleh kongres. Kongres

ke-13 d iadakan d i Menes (Banten) dalam bulan Djuni 1938. Teranglah bah­

wa organisasi kaum orthodox ini ingin mempunjai pengaruh diseluruh Djawa.

D ju li 1939 kongres ke-14 diadakan di Magelang. Dalam kongres ini

antara la in d iputuskan u n t u k melebarkan sajapnja dengan mendirikan

badan un tu k tanah- kolonisasi, terutama di Lampung, dibawah pimpinan

konsul N .U . daerah Palembang. Lain1 putusan ialah memadjukan permo-

honan kepada P em er in tah : a. pasal 177 Indische Staatsregeling djangan

ditjabut; d jika d itjabu t a g a m a Kristen lalu dapat dipropagandakan di-

mana- dengan leluasa, hal jang akan dapat menimbulkan bentrokan;

b; guru-ordonantie 1925” supaja ditjabut, agar terhadap pengadjaran Islam

tidak ada ikatan jang tidak perlu; c. djangan memberikan subsidi kepada

usaha agam a m anapun djuga (subsidi jang diberikan pada usaha2 kaum

Kristen d jauh leb ih banjak dari pada pemberian kepada kaum Islam; ini

terarti m en ja lah i prinsip-netral terhadap agama); d. penjelesaian urusan

waris d ikem balikan lagi kepada Raad Agama; e. mengadakan antjaman

hukum terhadap penghinaan Islam Nabi Muhammad.Kongres ke-15 berlangsung di Surabaja 9 — 15 Desember 1940, menje-

tudjui berd ir in ja bagian wanita (N.U.M., Nahdatul Ulama Muslimat). Buat

Pemuda 5 tahun jang lampau telah diadakan bagian sendiri jaitu, Ansor;

menurut putusan kongres in i semua anggauta Ansor harus memakai uni-

f°rm. A nsor (ketua Tohir Bakri, wakil ketua Achjat Usmani dan sekretariat

Us,»an Burhan) memutuskan hanja akan masuk Persatuan Pemuda Mus-

liniin Indonesia (Persipi) djika badan federasi ini suka menghilangkan

Pasal 5 anggaran dasarnja, jang menjebutkan bahwa disamping beragama Islam anggota harus d j u g a * berhaluan nasional Indonesia; Ansor menerang-

kan mereka berdasarkan agama Islam oleh karenanja berhaluan interna­sional !

Selandjutnja kongres antara lain memutuskan membantu kaum tani tidak sadja dilapang p r o d u k s i . tetapi djuga dalam pendjualan hasilnja.

Putusan2 kongres b a n j a k jang dilarang oleh P.I-D- (Posisi bagian poli- t]k) untuk disiarkan; ini adalah perkerasan peng-amat!an berhubung de- nSan keadaan perang.

Ini berarti, bahwa penjelesaian perselisihan2 jang mengenai waris tidak lagi didasarkan pada hukum Islam, tetapi lalu hukum adat di- pakai sebagai pegangan.

156SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

A ^ 1°,ra gu tf rkemUka dikalangan N-u - Pada waktu itu ialah Hasjim Asjari. Abdul Wahab, Machfuddz Shiddiq, W achid Hasjim

Ahmadijah. Djuga sesudah 1931 p e r k u m p u l a n i n i t i d a k b e s a r h a s i l - usahanja. Aliran Qadian di Djawa Barat m e l a k u k a n sekedar k e r d j a - p e n j i a r - an(zendmgswerk). Aliran Lahore b e k e r d j a d i Djawa T e n g a h . T e r a n g l a h bahwa dengan adanja Muhammadijah dan Nahdatul Ulama d i s a t u pihak

buat k™™ f- P k’ bUat gGrakan Ahmadijah (jang hanjabuat kaum terpeladjar mempunjai penarik jang chusus) tidak tersedia lapangan bergerak lagi.

? ia,aS ha' in‘ SC,alU dalam bagian"tentang P.SI.L karena kongres ,„i banjak sedikitnja selalu adalah hasilusaha P.S.I.I. Tetapi ada djuga baitnio seiaiu

tersendiri, lebih2 karena p en fa ruhP s\ j a t ™ ? Mtiarakan f ngreS\ltUkurang. i'.b.I.I. jang chusus makin lama makin

Telah disebutkan diatas knim-™ „ i T ,1922 atas andjuran P.S.I.I.; disitu ham t h diadakan di Tjirebon th. hammadijah dan kaum orthodox. P1F J3 * bentrokan antara u-

Kongres ke-2 diadakan di Gan.t .dasar Central Comite Al-Islam. menetapkan anggaran

Th. 1924 diadakan kongres i o j- o kan adjakan komite Kalifat di Kairo 6 1 Ur a-*a untuk membitjara

Kongres jang ke-4 berlangsunt? th iqok T .pengadjaran Islam dan Agama. °gja, merundingkan son

Kongres ke-5 diadakan Pebrna^j „Saud dan bulan September tahun it j- i v ubung adjakan radja n menerima utusannja ke Mekah. U 13 a an kongres jang ke-6 untu

Desember 1926 diadakan knna„„„ - j j

ngan kongres P.S.I.I.; jang dibitiarav di B° g0r bersamaan .mesdjid2. Kongres ke-8 berlangsung , Peraturan pernikahan an

Sesudah 4 tahun tinggal diam da*i & th D januari 1927.di Surabaja berhubung dengan w ! 3 T , 1 kongres ke-9 diadakan

k . „ 3„ , d7 e" “ |n e a n , f am

b e r h e n t i t in ® , diam ,»g, *l™ ,a ,h C° mUe

„iianM 'ntnm” f ' t j bj„7.i'S t ' | lll,“h Ccnlrai'1 Comit« A1 Islam dengan kcsu- . . Tetapi bulan September 1937 antara lain atasr t rai L r s ' L r amm,idiiah dan Na,“ ' a‘“i Ma-t w / l e L d i S n i f r ,813 .(Ml8i* djUga disebut °rang Madjelis Islam Luhur). Selandjutnja badan milah jang akan mengusahakan Kongres’ Al-Islam.

Dalam tahun 1938 oleh badan baru ini diadakan Kongres Al-Islam jang

m a s a 1930 — 1942 157

ke-11; adapun jang m e n d ja d i sebab ialah tulisan Nona Siti Sumandan

tentang Is lam jang dianggapnja sangat menghina agama Islam dan minta

kepada Pem erin tah agar lekas menetapkan sikap tentang hal ini. Djuga diputuskan m em inta kepada Pemerintah agar penjelesaian urusan wans

diserahkan kem bali kepada Raad Agama (djadi diambil lagi dan Landraad).

Kongres ke-12 berlangsung dalam bulan Mei 1939 di Solo. Dalam kong­

res in i d iu lang i lagi putusan’ kongres jang sudah (penghinaan agama

Islam dan peraturan urusan waris) dan seterusnja antara lain djuga di­

ambil putusan : a . p e k e r d ja a n propaganda di-daerah2 kolonisasi diserahkan

kepada M uham m adijah (N.U. jang djuga memperhatikan hal in i tidak

menggabungkan d ir i dalam kongres ke-12 ini); b. meminta kepada Peme­

rintah d jangan m entjabu t pasal 177 Indische Staatsregeling, c. . . . nva-

djibkan berhubungan dengan organisasi5 pemuda Islam lainnja untuk pem-

hentukan satu badan p e rs a tu a n antara perkumpulan2 ini semuanja; d. di-

samping sekretariat M .I.A.I. didirikan satu departemen buat urusan luar

flegeri.

4 P E R G E R A K A N w a n i t a

Istri Sedar. Dengan k e p u tu s a n perkumpulan Pemuda Indonesia dan

ba§ian w an itan ja bernama Putri Indonesia (Desember 1938) un*“ m®ma; -ukkan d ir i dalam badan fusi dengan perkumpulan2 pem ud tarn , buat

Puteri2 m uda jang tereabung dalam Putri Indonesia itu timbullah perta-

apakah bag iatf keputrian badan fusi itu tempat ,ang se-ba.k-n.a

J ’ 1!;'1,, T T m ' or£™ s»s' P " " " * mereka merasa sudah ke- ti. duduk dalam mon-iphabkan perbuatannja akantuaan dan lagi bekerdja sato bagian (jang menjeb barangkaliikut dibitjarakan dan dipertimbangkan oleh pemuda laki J ^ g ijm aseka li berla i„a„ asas) dirasainia sebagai « m Karen"a a„

‘!«a>„ja dengan bebas tentang kewamtaan IirioMM ^ a

satu-pendirian antara Pemuda Indonesia dan Putri Indo mempersoalkannja dengan leluasa dan bebas 22); tetapi didalam badan fusi ^ng baru ini tentu keadaan akan berlainan.

Sebagai tjontoh dari merdekanja mereka ^ t ' ^ r S o n o s iS ^ n d u n - boleh disebutkan r a p a t jang diadakan oleh Putri Jnd°ncsna d , in) D *■ tgl. 13 O k to b e r 1939 (bersama denganlam rapat in i oleh pembitjaraJ Putri, d ir u n d in g k a n nai J . . i *

dikerd jakan oleh putri2 golongan tua apalagi Pe™b£ f ti n W ben- kan setjara begitu radikal sehingga mudah s e k a b dapatum oen trokan dengan g o lo n g a n Islam Serangan dari g°lon£ k dj d jadi, karena disitu banjak _sekali orang P.N.I. 0*. Sukar tidak sarif* dir); d jika seandainja ada serangan, serangan tadi tentu a k sadja

158 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Oleh karena tidak ada perkumpulan wanita jang sealiran, putri3 muda

diatas tadi, dibawah pimpinan Nona Suwarni Djojoseputro pada tanggal

22 Maret 1930 di Bandung mendirikan „Istri Sedar.”

Perkumpulan in i ,.menudju pada kesedaran wanita Indonesia dan

deradjat hidup Indonesia, untuk melekaskan dan menjempurnakan Indo­nesia Merdeka.”

S diri netra* terhadap agama apapun dan dibangunkan untuk ka-

. . , rpe a •|ar dan dar* rakjat djelata ber-sama*; sebagai organi­sasi la tidak akan terdjun dalam lapangan politik j ang ]angsung.

, ‘ ‘ erPendaPat bahwa buat bangsa jang didjadjah untuk lekas men-

E .o tar s ^ “ s ba;„ kEr n r “ ° f berdja<, jat dcn2Madalah mendidik anak- m e n S b“ g“ ',a l' ja n g istimeivaMBah Derkasa tih I , “ en“Ja«li pembangunan dan pembela bangsa jang

menn dan i ” ia f aka" kc"T; j- i. * j • uiiluk dapat mengerdiakannia hcnc kpban«*saan).akan tetapi djuga menurut rasa ir^- i i *nnia (asas Keoantobjdu/,nitaan) perlu sekali tS IL keadilan dan pen kemanusiaan (asas kewa-? a * \ mta dilepaskan dari beleneeu kerendahankedudukan jang sangat mene-haiat,,,:- t oeIengeii xerenuuuau

tertjapai dengan djalan jang samna' ^ U toiah v* leluasa\Im tldak blSa

djurkan memberi pengadjaran lebih V Han kukan> iaIah niengan_

dapat umum, tetapi Sntuk Lka s t ^ J j \ ? entjoba ™e” gubah Pen‘ diadakan perubahan peraturan2 iant/ ? lnggian deradjat, harus

keburukan2 (walaupun ini mengena- a? a_«-!?^lVnt'JlulIcan atau menamb kan agar kaum wanita dapat 3 lagi harus diusa,ia'I .S . hanja bekerdja untuk k ew ad i.h » daI.an ? u™san e k o n o m in ja . Karena

sung, tetapi ia tidak berkeberatan ^ ™ diri d iluar politik Iang-

masing2 masuk dalam partai J *6™ ? 8 Sekali’ d;>ika angg°tanjanja insjaf akan tjita=nja sebagai J l v ? , ' benisaha agar anggota-mereka lebih masak untuk berdinan angsa an wanita jang sedar, supaja

Karena kewadjiban nasional diim-> g 1 apan®. Po^tik bersama kaum laki-.

karena djustru dalam kalangan in • a^ 3 wan* a rakjat djelata, lagi pula

dan keburukan, maka dari itu nir,f1San *Cn ^ terdapat banjak kesalahan

wanita rakjat murba. Tjita- jam* ^ at\ c,'’Uga terbuka buat kaum

dengan semangat jang me.njala= L ^ in i ^ang dibentangkan

n ja dalam kongresnja 4 — 7 Djuni ^.931 d l " D '^ den®an i s ’lekas mendapat permusuhan. DJakarta, menjebabkan I.S.

Pertama Pemerintah terus meng-amat’i dengan tiemburu sepak ter-

d J i r r Jp r o p a g a n L T s f iP U Q f k a ta k an n ja t id a k ik u t b e r p o l i t ik langsun? ,dalam prop ganda isteri Sedar sering terdapat suara2 jang amat anti-

S S a t suatJ’Vp4™8?1 — P i P,em?da Indonesia. Dari itu tentu a&an

tfdak sama sekali satopMtdMan.3^1311 * * * ba8ia" ' ,d i

Ma s a 1930 — 1942 159

ko lon ia l2a), akibat dari kejakinan nasional jang radikal sekali.

B uat golongan Islam jang mendjadikan tidak senang pada Istri Sedar,

bukannja hal m enund jukkan segala keburukan dengan terus terang, tetapi

hal m engupasnja peraturan’ Islam jang memungkinkan poligami, hak per-

tjeraian se-wenang2 pada lelaki (seorang lak i1 dapat mentjeraikan isterinja

tidak dengan memberi alasan suatu apa dan tidak usah memberi sokongan

atau pemberian la in ; sebaliknja seorang isteri tidak dapat pergi begitu

6adja d jik a tidak dengan persctudjuan lakinja !) d.1.1. dan djuga penuntut-

an Istri Sedar persamaan kedudukan hukum buat orang perempuan dan

°rang la k i2, in i sem uanja dianggap „aksi anti-Islam.”

Dengan P.P .I.i. j stri Sedar terus berselisih, oleh karena I.S. mentjertja

tidak bergunanja, tentu-tidak-berhasilnja federasi ini karena ia terdiri dari

bagian3 ja n g sangat b e ra n e k a - w a rn a (jaitu perkumpulan Islam disamping

Kristen, organisasi berdasarkan kebangsaan disamping perkumpulan-ibu1

biasa). Persatuan dalam federasi ini hanja terdapat dalam prinsip „mema-

djukan kaum wanita.” Djuga diserang pendirian P.P.I.I. bahwa Rakjat

Seluruhnja akan h idup senang, djika masing2 keluarga hidup senang. Ter

badap pend irian in i, jang oleh banjak perkumpulan wanita dipergunakan

sebagai alasan mengapa hanja bekerdja dilapangan masak: dan pekerdja-

tangan ja n g halus, d iadjukan pendapat I.S., bahwa ini hanja betul buat

bangsa3 ja n g merdeka jang lagi pula tidak m e m p un ja i massa rakjat mar­

t e n ja n g m iskin sekali ini. • , .I.S. dalam rin tungan2 ini dapat bantuan dari golongan nasional barisan

depan; anggotanja j a n g t e r b a n j a k terdiri dari kaum wanita bekas anggota

atau istri bekas anggota P.N.I.-lama. _ . , , , ,.Jang sangat hebat ialah aksi perlawanan golongan Islam, boleh djadi

w te rd jad i o leh sebab dugaan' * - » » > « « » 0 » J > « « • * • * *ada lagi, semua pend irian2 „anti Islam” akan mudah dipatahkan dan disapu

bersih.

Meskipun terus berdiri diluar federasi-P.P.I.I., Istrii ^ b"r;

sama3 dengan federasi in i dalam aksi (jang sangat dise stn

'*) Um pam a sad ia s a l ih satu dari keterangan dalam kongies di Bandung D ju li 1932 gang dSund jung i oleh I,-. Sukarno) berbunji.^ J s tn Sedar berjak in bahwa diuga mendjadi kewadjiban kaum Indonesiau n t ik m ^ lT d ,d a la m ,'erserakan. poHtik dengan karena han ja Indonesia Merdeka 3ang harus ditjapai oleh massa aksi dai’i kaum wanita dan laki2 bisa memberikan persamaan hak dan dera- d ja t jang sempurna pada kaum wanita kita dan pada rakjat •Indoilesia seum um nja.” Lain keterangan kongres menjebutkan : d ™e'm ad jukan peladjaran dan pendidikan nasional jang be: kemarhaenan, bersemangat kemerdekaan, keberaman dan kepertjajaan pada d in sendiri, dengan pendek kata, suatu pendidikan ja g menim- bulkan pahlaw an2 bangsa jang sedar dan insjaf dan pandai memenuhi kew adjibann ja terhadap Tanahair dan Bangsa.”

160 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Sedar) untuk mengirimkan wakil® Indonesia ke Kongres W anita Se luruh

Asia jang akan diadakan permulaan 1931 di Lahore, kongres jang bertu

djuan :a. memadjukan rasa persaudaraan diantara kaum wanita Asia dan

b. mempertahankan dan memadjukan kebudajaan dan peradaban bangsa*

Asia.

Untuk mengumpulkan uang guna perkundjungan tersebut, maka d i­

tempat- jang besar d id irikan Komite Lahore, bekerdja dibawah satu Ko-

mite-Pusat. Berhubung dengan penentangan organisasi3 Is lam jang menga-

takan bahwa :

a. organisasi2 wanita Islam dengan sengadja dibiarkan d iluar Komite in i

dan

b. sebetulnja perkara utusan ini hanja suatu akal supaja Nona Suwarni dapat plesir keluar negeri,

lagi pula disebabkan oleh penentangan p ihak Islam terhadap uraian Nona

Suwarni tgl. 19 Oktober 1930 di Bandung' tentang soal poligam i (ini me­

njebabkan rapat3 protes umum, dipimpin oleh Jong Islam ieten Bond dan

Komite Umat Islam), maka Nona Suwarni tersebut (tidak lam a kemudian

mendjadi N jonja Pringgodigdo), j ang mendapat tjap „anti-lslamiet”, me-

ngundurkan diri sebagai tjalon utusan. Urusan perkara perwakilan ke

Lahore selandjutnja samasekali diserahkan kepada P p j j

Dalam kongresnja D ju li 1932 tudjuan Istri Sedar didjelaskan lagi.

ialah mendjadi : menudju kcarah penghargaan sama dan peri kedudukan

sama antara laki* dan perempuan untuk nriempertjepat memperoleh Ke­merdekaan Indonesia. Dasar dua ini. Kebangsaan dan penghargaan dera-

diat perempuan (keduanja diinsjafi dan didjalankan dengan tjara radikal)

menjebabkan lekas terdapatnja tjabang3 d i Bandung, D jakarta, Surabaja.

Bogor, Tjirebon, Tegal, Jogja, Tj imahi> T jibatu, T jiandiur Palembang Te­

tapi karena Istri Sedar tersusun oleh dan be rdasarftas k a u m nasTonahs kiri, maka ia djuga tidak terl„put dari akibal * * mnkln

dalam adanja antara golongan parlai= po lltik kiH J .

P .N.I.-lama mendjadi pengikut* P.N.I.-baru dan Partindo)

Sikap Pemerintah jang sangat dikeraskan terhadap parta i3 nasional

klX1h S s rUT t3n- 3 ’ dan ini menjebabkan ban jakn ja anggota

* ? L n f a^ ^ m ? egan v PnnSipnja dan tidak membubarkan Per-kumpulannja LS Derpendinan lebih baik beranggota sedikit daripada

berubah haluan atau mematikan diri; satu pendirian jang sangat besar

persamaannja dengan pendirian Moh. Hatta terhadap p .n .I. barunja.

Akan tetapi pengaruh jang didapat dengan propaganda radikal untuk

penghargaan jang lebih tinggi terhadap kaum wanita tetap besar; hasil

pekerdjaannja jang „dapat dilihat” ialah antara la in pemberantasan buta

huruf, penjelidikan tentang pekerdjaan perempuan, m endirikan dan me­melihara rumah2 sekolah.

-^alam kongresnja D ju li 1937 Istri Sedar dengan terus terang menja-

Persetudjuannja dengan rantjangan peraturan pentjatatan suka-rela

g^ j.- '^ 'v inan jang hak-perkawinannja belum ditetapkan dalam undang3 ne-

R an tjangan undang3 ini (jang achirnja tidak didjalankan karena pe- Siju Qn g an umum dari p ihak Islam) memberi kesempatan kepada siapa jang

ist>. * Untuk tunduk pada suatu peraturan perkawinan, jang kepada pihak

M em beri kedudukan lebih baik “*)•

suatu federasi, sedjak berdirinja berusaha semua perkumpulan3

dari tjorak apa sadja masuk didalamnja. Dengan berdirinja Istri

M aret 1930, P.P.I.I. merasa ketjewa perkumpulan I.S. tidak mau

d ida lam nja . Tidak sadja itu, I.S. malah dengan terus terang menje-

I i l i federasi ini, beralasan kurang bergunanja untuk kepentingan wanita.

e r u tam a disebabkan karena ia terdiri dari bagian1 (anggota) jang

9(J^va t berlainan bentuk-tjoraknja, dan oleh karena itu hanja bisa meng-

j 9 *lr ra r i aksi tentang hal* jang tidak menjinggung salah satu anggotanja

beraneka warna itu seperti pengadjar, pemondokan murid-, ketjakap-

' V an ita ; in »ah alasannja mengapa P.P.I.I. mendjauhkan diri dari soal*

m engena i po litik atau agama. Djustru perkara- jang se-dalam nja

rasa kewanitaan (pertjeraian dsb.) tidak bisa dikupas dan dirun-

gJcan „sampai ke-akar-nia” karena adanja risiko menjinggung agama. ’T e tap i P .P .I i b e k e r d i a ber-sam a3 dengan Jawannja” ini tentang pe-

wakil Indonesia^' k e K o ng re s Wanita Asia di Lahore, suatu hal

S a ^ s a t d im adjukan oleh I * K " ™ * " « “ ,m ” hlrnM

Sur# J 3 — “ DMemhTp “i t o P w '1- mcn-adnkankonEreM.i jang M I J i fert a j a - Dalam koneres ini ditetapkan asas- pendirian. Oleh karena

^ raS1 aneka warna, n.aka asas- pendirian d.bua.nja se.iara

• W dan wanita keduanja ^ ^

m a k s u d sendiri2, untuk mcmenuhi k e w a d j .b a n n ja se

2 Ja k i= dan Wanita satu sania lain harus sama pengh.

K a u m wanita harus berusaha menghilangkar, ra ^

n g a n kaum lak i. sebab perasaan ,m hanja dengan ^

W a n it a m em pertja ja i bahwa ia memang tidak-setingb

l a k i 2

M e n d ja d i „ anita Indo„esia berarti Zk e ad aan Indonesia dikemu<l,»n har, banjak ter -in* » ^

ru ta Indonesia. Oleh karenanja tjara hidup dan pen a n wanita Indonesia harus diperbaiki.

A n t a r a n ja tidak mentjerai isterinja dengan “ mauijia g j J * c i j ib a n memberi nafkah hidup dalam pertjeiaian ja«o p i h a k lak i“.

*1*55 A1930 — 1942 161

3.

162 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

4. Pergerakan wanita Indonesia adalah sebagian dari pergerakan bangsa

Indonesia; kaum puteri ikut serta, menurut tabiat dan ketjakapann ja ,

dengan tudjuan mempertinggi deradjat Indonesia.

Sudah barang tentu keterangan pendirian in i jang han ja memperde-

ngarkan suatu kenasionalan dan kederadjatan-wanita jang lemah dan k u ­

rang tegas, tidak dapat menarik Istri Sedar untuk menggabungkan d ir i

dalam P.P.I.I. Dalam kongres itu, djuga d ip ilih dua utusan ke Kongres

Wanita Asia jang diadakan tg. 19 — 25 D januari 1931 d i Lahore.

Utusan- in i ialah N jonja Santoso (adik perempuan R.A. Kartin i -') dan

Nona Sunarjati (anggota Istri Sedar, sekarang njonja Sukemi), pergi me-

ngundjungi kongres, tetapi sesampainja disana memutuskan tidak akan

turut setjara resmi, karena bcrpcndapatan bahwa kongres jang diadakan

itu adalah satu sandiwara bclaka jang diusahakan oleh kaum wanita Inggris.

Sikap utusan- ini (jang disesalkan oleh banjak orang, terutama jang

berhaluan tenang), dalam hakckatnja adalah suatu penerusan dari faham

non-koperasi terhadap Barat dan oleh karena itu dibenarkan oleh kaumnasionalis kiri.

Kongres Perempuan Indonesia. P.P.I.I. tg. 20 — 24 D iu li 1935.nvi tfrtnornc PflVflmnnon T_1 . “

Dalam kongres in i antaranja diambil keputusan •

j oer-Kala- berkumpul. Undangan untuk berkumpul itu dilakukan

mengusahakan supaja generasi

kebangsaan; ia berkewadjiban

i kedudukan itu dengan

in i akan djadi

oleh ,.Badan Kongres Pe-

Bukan Njonja Mr. M.U. Santoso.

^ A s .A 1930 — 1942 163

^an ” i ang d id irikan djuga. Berhubung dengan berdirinja Badan ini ■t» j ° le h disamakan dengan Madjelis Pertimbangan dari P.P.P.K.I., maka

‘ dalam konperensinja bulan September 1935 dibubarkan. Semua

- - n ja diserahkan kepada Kongres Perempuan Indonesia. Dalam th.

acian Kongres bekerdja giat memberantas buta huruf dikalangan a oleh para wanita.

° n § res Perempuan Indonesia ke-3 jang berlangsung dalam bulan

^ 1938 d i Bandung, antara Iain membitjarakan soal pilih-niemilih un-

®dan- perwakilan. Baikpun tahun in i baru diadakan peraturan oleh

jang memberi kesempatan bagi kaum wanita Indonesia untuk

sebagai anggota badan’ perwakilan (passief kiesrecht) -°), akan teta-

^ ie S r Urri wanita in i belum diberi kesempatan untuk memilih djuga (aetief

o le h sebab itu Kongres menetapkan akan berusaha mendapat ih-memilih bagi kaum wanita se-luas^ja.

^ u * . ' ke-3 in i d juga memutuskan tgl. 22 Desember mendjadi ..hari

eringatan „hai-i Ibu” tiap'J tahun, diharap menambah kesadaran

Vanita Indonesia selurulinja akan kewadjibannja sebagai „Ibu Bang-

^ 1.a n d iu tn ja Kongres ini membangunkan Komisi Perkawinan untuk^ j j n n t Jangkan peraturan perkawinan jang se-adilnja, dengan tidak me-

l g u n g agama Islam.° ngres Perempuan Indonesia ke-4 diadakan d i Semarang Djuli 1941.

an rt-^P a j ang dib itjarakan nampak terang, bahwa makin besarnja perhati-i»iern U a Pangan po litik sedjak timbulnja perang di Eropah (1930), djuga

iHUt P e n Saruh i dunia gerakan kaum wanita. Kongres ke-4 ini antaranja me-

baga-S k a n SetudJu dengan aksi Gapi: ..Indonesia berparlemen,” tetapi tjara

meniokong aksi itu, diserahkan kepada masing2 perkumpulan

In q 0 I r i : . seland ju tn ja Kongres menjatakan mufakat dengan adanja milisi

terhadap dewan2 kota selain hak dipilih djuga dikehendaki hak

ba^ * bagi kaum wanita; Kongres menjetudjui diadakan peladjaran

a Indonesia dalam sekolah1 menengah-tinggi (H.B.S. dan A.M.S.).ru f. e lancJju tn ja diadakan 4 badan-kerdja; buat pemberantasan buta hu-

me^ uU n tu k rnen3elid ik i soal kerdja wanita Indonesia; buat soal perkawinan

Jhdrx r U t huku® Islam- buat memperbaiki perekonomian kaum Wanita ° h e s ia .

an* JVres^:iP un memang benar, bahwa buat sebagian besar dari perkumpul-

t id auVai? i ta In donesia putusan2 kongres hanja merupakan suara belaka jang

d ip a h a m k a n betuP, putusan2 itu seringkali tidak dikerdjakan, tetapi

£*)

O l e h karena in i dalam th. 1938 itu masuklah dalam Dewan Kota (ge. m e e n te ra a d ) Bandung Nj. Emma Puradiredja, Semarang Nj. Sunarjo t T ^ gUnpUSpito> Surabaja Nj. Sudirman, Tjirebon N. Umijati.

u a n n on-koperatif dari Istri Sedar meniebabkan perkumpulan itu s a m a sekali tidak mengusik hal pilih memilih ini.

sebalikn ja d jangan lah d ilupakan , bahw a kongres- itu m e m a d ju k an h u

an antara p em im p in2n ja , m enam bah bersatun ja tjita- dan pe rbua tan ,

nen tang fa h am 3 konservatif (kolot), m eluaskan pem andangan p a ia P e*?f^an

d ju n g kongres dsb.; sem uan ja in i m em ang berharga da lam aksi kem a

R a k ja t Indones ia . D an k ita boleh pandang sebagai has il d a i i u ^ kongres2 ja n g tu ru t m em bangunkan ke ins ja fan itu d juga , bahw a P ,

8 Agustus 1939 oleh beberapa perkum pu lan W an ita (be rha luan k ° P e*

te rhadap Pem erin tah ) d iadakan rapat-protes d i D jakarta , ja n g m e m a d j u K c ^

tu n tu ta n u n tu k m en jed iakan satu tem pat b u a t seorang w an ita Jn d o n e s i

d i V o lksraad .

I n i b e rhubung dengan pengangkatan seorang w anita bangsa B e la n d a

m e n d ja d i anggota Dew an R ak ja t (Volksraad) oleh Pem erin tah .

Istri Indonesia (I.I.). Terdorong oleh ke ing inan un tu k m e m p e r s a t u k a n

organisasi- ja n g sama atau ham pir sama agar terbentuk tenaga ja n g le b ih

kuat, m aka beberapa perkum pulan w anita k e t j i l2 jang sem uan ja t id a k b e r "

dasarkan agama, dalam bu lan D jun i 1932 m enggabungkan d ir i d a la m sa tu

organisasi dengan nam a Is tr i Indonesia. Dengan in i d isam p ing Is tr i Sedar

b e rd ir i satu perkum pu lan wanita jang d jug a bekerdja d ibeberapa te m p a t*

Is tr i Indonesia berdasarkan demokrasi m e n u d ju ke ..Indonesia R a ja .” ^ u '

d ju an t j ita n ja seperti d juga oleh Indonesia M uda dan P.B.I. karena t a k t ik

sekedar tersem bun ji, tap i dalam perkataan „Indonesia R a ja ” te rang n ja ta

terdapat d juga t j ita 2 kemerdekaan Indonesia. Perkum pu lan baru in i d ju g a

tid ak bekerd ja d ilapangan politik-langsung dan d juga be rpend ir ian n e tr a l terhadap agama.

T id ak bisa dih indarkan, d juga Istri In d o n e s ia harus m em perb in tjang-

kan soal perkaw inan dan pertjeraian; ak an te tap i dalam m e n d ja la n k a n

p rop agan d a dan usaha=nja keperbaikan in i selalu m en d ja g a d jang an s a m ­pai m elu k a i perasaan kaum Islam

Kongres pertengahan D jun i 1933 m ew ad jibkan semua t ja b an g u n tu k

mengadakan kantorpenerangan buat m em beri penerangan2 ten tang p e rk a ­

winan dan pertjera ian un tuk menahan perbuatan se-wenang2 ja n g m e la lu i

ITkedud11 T IS lam- ^ TIndon< ^ d jug a akan bertindak m em perting- V S t v Wamta donesia: dengan d ja lan m e lepaskan a d a t

'J f L * Jang menjesatkan atau dengan m em perba ik in ja . K ong res

* 3Ufn d im r f r h t 311 di-tempat- jang ada Dewan Kota (gem eenteraad) t ja b a n g

i 7-h i 3n berusaha a£ ar paling sedik it seorang anggota I.I. d a p a t d uduk d idalam dewan itu .

Is tn Sedar dan Istri Indonesia keduan ja m engatakan „ tid ak m en tjam -

pu r i po lit ik tetapi dalam praktek kata in i d ibata lkan o leh ja n g p e r ta m a

dengan serangan n ja jang pedas dan hebat terhadap im peria lism e d a n

kolonialism e, dan oleh jang kedua dengan aks in ja u n tu k d u d u k d a la m

dewan2 kota. Keadaan h a l2 in i m enjatakan pu la perbedaan a liran a n ta ra

164 SED JARAH PERGERAK AN R A K JA T IN D O N E S

P e r kum pulan tadi, jakn i haluan non-koperasi dan koperasi terhadap

^ i n t a h d jadjahan.

a Iam kongresnja di Pasuruan 24 — 28 Desember 1940 Istri Indonesia

^ J i jt ^ M ^ s k a n akan ikut mendjadi anggota Kongres Rakjat Indonesia, selan-

^a kongres menerangkan setudju dengan aksi Gapi „Indonesia-berpar-

tetapi I.I. tidak akan turut setjara aktif pada aksi itu. Kepada

P u jg a Peranakan diberi kesempatan untuk mendjadi donatris dari perkum-

I-I. Kongres mengangkat Njonja Mr. Maria Ulfah mendjadi ketua

e a * pengganti N jon ja Sunarjo Mongunpuspito.

Budi Sedjati. Seperti tersebut diatas maka njatalah bahwa antara

^ edar dan Istri Indonesia terdapat perbedaan- jang tegas, tapi antara

*1a rij g J lc,0 nesia dan Putri Budi Sedjati (jang berpusat di Surabaja) terdapat

Persamaan. Dalam konperensinja jang pertama bulan Djanuari 1937

ja itu N jon ja Sudirman menerangkan, P.B.S. tidak turut dalam

So^a j_g a n politik. tetapi meniberi kelonggaran kepada anggotanja ikut ber-

keiU d ika langan politik . Putusan ini diambilnja dengan alasan, bahwa

Is t r i berkewadjiban membantu kaum laki- dalam usaha-kerdja-

fcan ’Tj i t a * P.B.S. mempertinggi deradjat kaum wanita Indonesia, didasar-

a§a Ir. p a d a t j ita 2 kebangsaan P.B.S. tidak mem-beda-kan agama, karena

daja a M enuru t pendapat P.B.S. adalah terlalu sutji untuk dimasukkan

d jg j/ 11 Pergerakan dan didjadikan dasar. Tudjuannja diusahakan dengan

^ * n M end ir ikan bahan- sosial seperti fonds pakaian, pemeliharaan orang

bah f l n ’ ku rs i's=, lapangan pengadjaran dsb. Jang hendak ditjapainja ialah

k a um wanita In dones ia mendjadi sedar akan arti „mendjadi-Perem-

an - ’’ ’ d a n ia bertjita agar kedudukan wanita bersamaan dengan keduduk-

kau P-B.s. d juga turut dalam pembrantasan buta huruf dikalangan

n ja 'v a n ita . I a berusaha menjadarkan kaum wanita apa arti kedudukan-

d a l a m m asjarakat.

hai D a l a m kongresnja Desember 1938 oleh P.B.S. diambil 2 mosi tentang

acli p e n S a djaran. Mosi jang pertama menerangkan bahwa lapangan peng-

su * r a n sekarang d jauh dari mentjukupi dan mendesak kepada Pemerintah

b a n j ak« ja sekolahan disandarkan kepada kebutuhan, dan supaja

dja p a r t ik u l ir untuk memberantas buta huruf diberi kesempatan leluasa,

n S a n d i-ha lang- i, bahkan harus dibantu oleh Pemerintah.

tah IV Iosi j an§ kedua : mengingat sangat pentingnja masa usia 3 sampai 7

^*1 d a n 14 sampai 21 tahun buat pendidikan anak, mengandjurkan di-

r* k a n n ja taman kanak3 nasional, dan mengharap, bahwa kaum wanita

£ da u m u m n ja dan anggo ta P.B.S. chususnja, mentjurahkan perhatian se-

enU h n ja terhadap pendidikan dan pergerakan pemuda.

P .P .P .P .A . (Perkumpulan Pembasmian P erdagangan P erem puan d anD ia n ta r a puluhan perkumpulan2, diatas hanja dibitjarakan 3 jang

1930 — 1942 165

166 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

besar2 dan berdiri sendiri (Pasundan Istri, Aisjijah dsb. adalah bagian dari

partai2; perkumpulan wanita jang lain kebanjakan hanja ketjil dan tjuraa

berarti buat tempat kedudukannja sadja) — perlu djuga disini disebutkan

Perkumpulan Pembasmian Perdagangan Perempuan dan Anak" (P.P.P-P-A-

atau P4 A.). Organisasi ini sebetulnja bukan „perkumpulan wanita” (dida-

lamnja duduk djuga orang laki3), tetapi seperti ternjata dalam namanja

adalah suatu perkumpulan untuk melindungi wanita dan anak’ .

Seorang wakil dari perkumpulan ini, jang didirikan dalam bulan April

1930, Nj. Sunarjati Sukemi dalam th. 1937 diminta mengundjungi rapat’

jang diadakan di Bandung oleh komisi Volkenbond untuk memberantas perdagangan wanita internasional.

Kongres P4A. April 1940 antaranja meminta kepada Pemerintah un­

tuk menambah djumlahnja anggota polisi-kesusilaan dan supaja didalam- nja diangkat wanita Indonesia. Selandjutnja kongres mengharap supaja

imigrasi, pemasukan film dan pertjetakan (mengingat kepentingan peri

kesusilaan) dikerdjakan dengan lebih teliti dan supaja dalam badan5 pe- meriksa duduk djuga kaum wanita Indonesia.

5. PERGERAKAN p e m u d a

Indonesia Muda boleh dipandang merupakan suatu reflex jang se-

besar-n]a dan tjita- Indonesia Bersatu dikalangan perkumpulan2 pemuda,

karena ^ “ puton- ,m de„g,„ berairinja I.M. semua membubarkan diri

IM S d a lS . ^ p r L t r ~ t „ s k a n ^ Pem“da M °™ 5 ia dalam bulan Desembrr

n , t e r S « « r ik a n la h satu k o n *

Dalam bulan Oktober 1929 r.nt , “Z ‘ ' P “ da iang akan be5“T . S

Jong Java dalam kongresnja Desember iq 2q 'SaSl f^ S1 teIah selesal- C . maka dalam tahun 1930 k o m S V n T " “ "W n d ju i rantjangan tad., badan baru itu. P menei'uskan usaha-penjusunan

28 Desember — 2 Djanuari lam t i res-pendiriannja di Djakarta. Sebagai n „«n f Sia mengadakan k°n^„Komisi Besar,” jakni komisi-fusi tadi o V ?®nSurus sementara ia a

besar dari perkumpulan pemudn ’ 'Ia erd*ri dari anggota3 penguius

Dalam rapat2 uxnwi) i J M k r a k a ^ h ^ t mempersatukan d iri dalam f“S1‘

nesia (ciisitu jang d i t e i l i T t l , T ™ PCrgerakan Pemuda di Inf°'h.idaiaan sediarah , ^ h adanja persatuan negeri, bangsa, ke-* tL tt art; p ^ kemauan tentang kemudian hari); selandjutnja

S b a f i B a n g s r in lT Peradab™> tentang kebangunankembaii iiangsa Indonesia dan kewadjiban pemuda

Tudjuan Indonesia Muda dalam kongres ditetapkan sebagai beriku t:

memperkuat rasa persatuan dikalangan peladjar2, membangun­

kan dan mempertahankan keinsjafan, antaranja bahwa mereka

adalah anak satu bangsa jang bertanah air satu, agar tertjapailahIndonesia Raia.

Ma s a 1930 — 1942 167

Dengan m engakui dan menghargai peradaban dan kebudajaan golong­

an- bangsa Indonesia masing3, maka Indonesia Muda menudju memadju­

kan peradaban Indonesia umum (jang njata adalah satu), dan dalam per-

gaulan m em akai bahasa persatuan (Bahasa Indonesia). Sembojannja ialah :

satu Tanah A ir, satu bahasa. Untuk mentjapai tudjuannja I.M. djuga akan

memadjukan rasa saling menghargai dan persatuan diantara semua anak

Indonesia, akan bekerdja bersama dengan la in3 perkumpulan pemuda, akan

memadjukan kursus-' mempeladjari bahasa persatuan dan kursus2 a. b. c.,

akan m em ad jukan olah raga dsb. Penting ialah pasal dalam peraturan

dasar ja n g menetapkan bahwa perkumpulan Indonesia Muda dan anggota­

nja send iri2 t i d a k m e n d j a l a n k a n p o l i t ik . Perkumpulan3 I.M. mulai dengan

tjabang (d iantaranja 4 di Sumatra dan 1 di Sulawesi) djumlah anggota

-400; 17 tjabang m em pun ja i bagian „keputrian,” jang semuanja merupa-

an K epu trian Indonesia Muda atau K.I.M. dengan Pengurus Besar sen­diri.

Perlu disebutkan, bahwa dalam malam kongres jang diadakan untuk

eputrian se-mata3, dibitjarakanlah kerendahan kedudukan kaum wanita

ndonesia, keharusan kemadjuannja dsb.

Tanggal 31 Desember 1930 tcngah malam berlakulah dengan resmi pen­

man Indonesia M uda; d in ja n jik a n la h pada upatjara itu lagu Indonesia

aja dan Merah Pu tih diakui sebagai warna perkumpulan.

Teranglah bahwa pasal dalam peraturan dasar jang menetapkan I.M.

atau anggota=nja m asing3 „tidak akan berpolitik,” ditetapkannja sebagai

Jfktik dan d juga m engingat kepada hal anggotanja semua masih muda

<*urang w aktu karena p e la d ja r a n , kurang pengalaman); tidak perlu pula

mlangkan bahwa dalam dada semua peladjar telah bangun dengan njata

Jita3 kemerdekaan, terbukti dalam arah menudjunja ke ..Indonesia Raja”

ni fik iran arah k e m e rd e k a a n nampak terang), dengan usahanja me-

" ’asukkan rasa kewadjiban anggo ta8 terhadap Tanah Air, penerimaan s a t u

jagu kebangsaan, s a t u b e n d e ra . s a t u bahasa dsb. Akan tetapi walaupun

6gltu ban jak pemuda jang merasa ketjewa dengan pendirian tidak ber-

P° itik (jang terbelakang dengan pendirian Jong Java,), lebih-lebih oleh

■arena m enarik m undur in i djauh dalam waktu kelemahan P.N.I. (D januar i

^0.— A p r il 1931)

Hal in i dan d juga perihal bahwa I.M. hanja terbuka buat peladjar3

g m asih bersekolah) sadja, adalah mendjadi sebab didirikannja lain"

perkumpulan pemuda oleh golongan nasional kiri (jang terpetjah dua

mendjad i P.N .I. baru dan Partindo, keduanja bersaingan supaja dipandang

lebih demokratis, lebih dekat pada rakjat dsb.). Perkumpulan- pemuda ini

njata berhaluan po litik dan berdiri lepas dari I.M. Dalam tahun 1931 di

Malang oleh orang2 P.N.I. baru didirikan Suluh Pemuda Indonesia jang

k ^ jo r a k „m arhaen,” S.P.I. djuga terbuka buat pemuda11 jang tidak ber-

gekolah dan dengan bersembojan ..Kemerdekaan, persamaan dan persauda-

168 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

raan” menudju turut mentjiptakan Indonesia Merdeka. Dalam tahun 1932

oleh anggota Partindo di Jogjakarta didirikan Persatuan Pemuda Rakjat

Indonesia (Perpri) jang kurang lebih searah dengan S .P .I.3T)-Dengan memperhatikan keadaan disekitarnja, maka Indonesia Muda

dalam bulan Agustus 1932 mengadakan moment-aksi (aksi ber-sama1 pada

satu saat) di 30 tempat, untuk membuktikan bahwa kaum pemuda dalam

pergerakan nasional tidak mau terbelakang daripada kaum tua, jang pada

waktu itu memperhebat aksi politik. Selandjutnja dalam kongres achir

Desember 1932 di Surabaja I.M. memutuskan membuka pintunja untuk

pemuda2 jang tidak bersekolah, terutama untuk pemuda* Rakjat djelata.

Tjita- persatuan jang hidup me-njala2 dalam dada pemimpin’ Indone­

sia Muda, menjebabkan diadakan (September 1933) satu pertcmuan ber­

sama diantara perkumpulan2 pemuda di Bandung; dari pihak I.M. diusul-

kan untuk mengadakan satu federasi untuk memperkuat dan m e m ad ju k an

pergerakan nasional itu. Dalam pertemuan tadi disetudjui berdirinja ..ga­

bungan Pergerakan Pemuda Indonesia” jang akan diusahakan selekas

mungkin.

Kegiatan I.M. jang dalam pandangan mata pemerintah mendjadi ..per­

kumpulan politik” dan terbukanja djuga untuk pemuda* dari rakjat lapis­

an bawah, menjebabkan larangan mendjadi anggota buat murid'-', antara lain dari Mosvia, sekolah2 guru.

Teranglah bahwa Indonesia Muda, ia lah badan persa tuan jang didiri­

kan dengan susah pajah. buat pemuda3 nasionalis sem uan ja , badan jang

harus m end jad i tempat-bnit umum buat pentjipta tanah air ja n g se-baik3-

n ja , disatu Pihak terlal“ kiri (dengan akibat paksaan keluardan pengerasan peng-amat an pohsi)> nd te r la lu kanan

8 ” e," ,itik“ p - ™ * “ ndi,i de'

Ada lagi suatu kerugian buat pekerdjaan I.M ja itu banjak pemuda*

jang dalam waktu memngkat tingginja pergerakan nasional (tahun 1926-

1929) bekerdja giat dalam pergerakan pemuda, lambat laun telah men­

djadi terlalu tua untuk masih turut pada aksi kaum pemuda dan pimpinan

lalu djatuh dalam tangan orang3 j ang kurang berpengalaman. Akan tetapi

bahwa I.M. „masih berdjiwa” pula, terbuktilah dari pembeslahan madjalah-

nja Mei 1936 karena memuat karangan jang sengit diambil dari madjalah

P.P.P.I- Waktu itu terdjadi tahanan2, sedang kongres D ju li 1936 jang akan

diadakan oleh I.M. di Djakarta dengan mengadakan pula konperensi Peniu-

*■>) Oleh karena S.P.I. dan Perpri oleh Pemerintah dipandang sebagai „susunan bawah” dari P.N.I. dan Partindo maka kedua perkumpulan ini djuga dianggap termasuk dalam larangan berkumpul. Oleh karena ini S.P-I. tidak dapat melaksanakan maksudnja mengadakan kongres di Malang pada 24-25 Desember 1934. Dikalangan anggota3 pengurus besar Perpri dalam tahun 1934 diadakan penggeledahan dan tahanan oleh polisi.

^A SA 1930 — 1942 169

da Nasional, d ilarang oleh Pemerintah.

Barangka li berhubung dengan kekerasan2 itu, kongres ke-6 jang diada­

kan d i Surabaja , menegaskan bahwa Indonesia Muda adalah perkumpulan

Pemuda dan akan bertindak selaras dengan ini. Perkumpulan waktu itu

hanja m em pun ja i anggota 1.G46 tersebar dalam 38 tjabang (diantaranja 20

dengan bagian keputrian) dan 7 tjalon tjabang. Bagian-' keputrian tidak

akan m em pun ja i pengurus besar sendiri lagi dan akan dipimpin langsung

oleh Pengurus Besar I.M .; djuga akan diusahakan agar disemua tjabang

didirikan satu seksi-wanita; untuk memadjukan olah raga setiap diadakan

konperensi-daerah akan diadakan pertandingan sepak bola untuk merebut

nama d jua ra dalam I.M., dan lagi pemberantasan buta huruf akan dipergiat

a-l- dengan m erantjang satu buku pedoman.Dalam kongres ja n g ke-7 di Bandung Desember 1937 diputuskan un­

tuk m em ad jukan permohonan kepada Pemerintah supaja mentjabut larang-

an m end jad i anggota bagi murid’ beberapa sekolah menengah djuga di-

PUtuskan oleh kongres untuk mengadakan komite persiapan kongres Pe­muda Nasional.

Kongres p e m u d a I n d o n e s i a k e - l l l . Oleh karena pergerakan seluruhnja

Pada masa in i meng-andjur-kan ..Indonesia Bersatu,” oleh karena itu agak

niengherankan tim bu ln ia golongan* baru dikalangan pemuda (jang dengan

k^d jad in ja fusi Indonesia Muda se-olah* terhenti) dalam praktek terus

adja berd ja lan !

D im uka te lah kita lihat bahwa Perkum pulan3 pemuda Islam dan

bagian2 pem uda dari m r ta i- P ° l» ik tidak meleburkan d in kedalam fusi. Sesudah I.M . berd iri tidak sadja banjaknja perkum pulan pemuda Islam

» W a m b a h - ) te tap i d j “ a g o lo n g a n protestan") d a norSanisasi pem uda sendiri sedang perkumpulan pemuda dan partai politik

diuga bertam bah ai) la g f pula berdiri perkumpulan* golongan 1St,mewa’-)

perkum pu lan « C * • « “ “ >■ ^suatu agama m em buat o rg a n is a s i sendiri2 d ap a t dimaklunu- P iP ° lit ik dalam o r g a n i s ^ s i n j f b a g i a n pemuda hendak memasak pemimpin-'nja

*’)

’*)

Disam ping j ong Tsl-imieten Bond, J.I.B. bagian pemudaM uslim in Indonesia, dalam tahun 1939 t e r d a p a t Pemuda ^am Jndone- sia, Pem uda Muhammadijah, Pemuda Persjarikatan Ulama, Pemuda

Persatuan Is lam Ansor Nahdatul Ulama. 9sPersatuan P e r g e r a k a n Pemuda Kristen (Patunggilanipun Mudo Kri .)

Mudo Katholik „ • ppni, aDisam ping Surya W irawan : Suluh Pemuda Indonesia, Barisan remuda

Gerindo, Ja jasan Obor Pasundan, P.K.N. Muda. .,Persatuan Pemuda Taman Siswa, Persatuan Pemuda Tecnmk.Putra P u tr i Tjirebon, Jeugdorganisatie Sriwidjaja, Minanjtab -luda. Kebangunan Sulawesi.

170SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

d i n ^ Ua* kemudian hari> mengingat banjaknja aliran3 jang berlainan,

Tiprirn aPi3 - ipa^ amkan tetapi bahwa disamping itu semua, tumbuh lagi

mpnai?11311! ^ daerab adalah satu bukti, bahwa banjak pemuda masih

bprart-6^ 3 1 ”rasa"asal” hiduP dalam perkumpulannja. Tapi in i bukannja = erpendlnan anti-Indonesia; karena dalam hakekatnja keinginan

sphao-3 ™ satu daerah ketjil mengadakan organisasi sendiri itu, ialah sebagian untuk dapat berkumpul dan bergaul bersama dengan senang,

d ir f n Unt“k dapat lebih mei"Perhatikan keperluan^ golongannja sen-

h a lii^ ?31 ?- g®rombolan' im tidak berbareng dengan atau tumbuh dari ™ antl'Indonesia- feorang Pemuda M inangkabau, seorang Pemuda Pa-

disamr.lnte°vaiTg^PemU T;)irebon> tidak berperasaan anti-Indonesia, tetapi Maka itu r 1 i a masih ingin-mengetjap rasa-asal-golongannja.npmiiria- t Pmg mendjadi anggota perkumpulan daerah itu kebanjakanpemuda- itu mendjadi anggota I.M. puia r

Perasaan jang dulu ada dalam hati sanubari Jong Java atau JongSumatra sebelum masak waktuni„ u • i- • s , ^timhni ■+ a- bagi pendirian Indonesia Muda tidakTrant sr t k disamping LM. tidak lahir ,ag. Jong Java baru atau

ra t d "h* ** t- e*,'g0 “ng'an demikian tentu sadja la lu akan bertjo-rak dan berarti lam pada Jone , u *

u u Ml«angkabau atau Jong Tjirebon.Maka itu terus tambahnia n w ■■ . b, , , , . , . , watjam- golongan (bisa terdiadi karen3

djum lah sekolah makin besar) J „j , , , , . . , tidak boleh diartikan sebagai kegagalan

S ” T a n g a ™ .f u l f r " " * « “ “ I*- djika 5 a mengingat

I.M. sebagai faktor persatuan 1 “ • bCrf ' i ' . Sebaliknja,

bersama diantara perkumpulan2 pemuda * in ja mengadakan

Bekerdja bersama ini terutama /i-u , _ ,

dalam „Perda” (Pergabungan Pemuda11) Uat S3tU tenlPf h 14

Perda (diantaranja 3 diluar Djawa) i + r ^ - taflun rr.--.phnnBandung, Jogjakarta, Surakarta Surah1-11 •,alcarta> T jilimus. •

rang, Menggala, Palembang, dan M e n a d r G a b ^ n ^ h a n j a ^ r b l l k a buat

E S S E E t L E F * * ke-Indonesiaan^ titUdT memperdulikan

Dengan dasar Perda* ini (sebagai anggota kon Indonesia Muda

(ketua Sujono Hadinoto) menjelenggarakan Kongres Pemuda Indonesia di

T r ^ a Z i o u T p 8 T em ' - - ' M I? dat™gI °[eh 9 Perda d^ g a dikundjungi oleh utusan3 pengurus’

besar dari 22 perkumpulan pemuda. Antara lain diputuskan mengadakan

aksi untuk penambahan pengadjaran, memberantas buta huruf, agar bahasa

Indonesia lebih digunakan oleh umum sebagai bahasa pertjakapan, tjabut-

an larangan mendjadi anggota I.M. dan S.P.1. dari m urid3 beberapa

MASA 1930 — 1942 171

sekolahan, m em bentuk fonds untuk pemuda. Kongres jang bersifat nasio-

nalistis itu , d juga memutuskan mengadakan Pimpinan Sentral terdiri dari

utusan2 pengurus3 besar. pimpinan harian dari Perpusatan Pemuda Indo­

nesia (Perindo) in i, diserahkan kepada satu sekretariat di Djakarta, jang

terdiri d a r i Pengurus Besar Indonesia Muda.

Jo ng Islam ieten Bond. Seperti telah disebutkan diatas perkumpulan ini

tetap be rd ir i d iluar Indonesia Muda. Pada 24 — 28 Desember 1930 J.I.B.

mengadakan kongresnja ke-6 di Djakarta, djadi sebelum pendirian I.M. berlangsung.

M eskipun perkum pu lan ini tidak menggabungkan diri dalam persatuan

Perkumpulan pemuda ke bang saan , tetapi tjita3 Indonesia Raja dengan

terang d juga masuk kedalamnja. Dalam kongres tersebut diadakan pidato2

tentang t j in ta Tanah A ir dan Bangsa didalam Islam, tentang Islam dan

kemadjuan, tentang agama dan politik (pidato ini diadakan oleh Agus

Salim, penasehat J.I.B .) tetapi djuga kelihatan terang bahwa perkumpulan

Pemuda in i teristimewa b e k e rd ja untuk kemadjuan Islam *‘) jang diang-

Sapnja sebagai agama kebangsaan Indonesia. Usaha jang dipentingkan

^kali ia la h agar golongan kaum intelek tetap m em e luk agama Islam. Da-

lam kongres d iam b il k e p u tu s a n mewadjibkan anggota3 itu akan di-kelas5

menurut kem ad juann ja dan melakukan kewadjiban agamaIndonesia M uda dalam pergerakan kebangsaan pemuda tidak tin gg a l

berdiri sendiri, beeitu diuga Jong Islamieten Bond dalam pergerakan pe-

muda Is lam . Dari n a m a nerkumpulan3 itu terlihat bahwa perkumpulan- itu

adalah bag ian pem uda dari organisasi3 Is la m orang dewasa.A rah I.M . ia lah mendjadi penggerak dari pergerakan pemuda kebang-

saan sem uanja, begiTu pula JI-B. berbuat demikian terhadap pemuda

^ ^ 's e b a g a i b „ah dari usaha b e * * * . .J . I .B . Jan 6 *£*■w dari semua pemuda Islam Mdones.a, maka d.l«m ™ bcs„

* Jog jakarta te rd jad iiah satu konferensi dari utusan- 1*"=“ ' £ «-tampulan- pemuda Is lam . Konperensi jang langsung

• « u . m em utuskan a.i. mendirikan satu federas,

Km uda Is lam , ja „ g peroturannia «kan dibuat d, "M-I.A.I. Dengan berdasarkan perkumpulan3 pemuda Islam ] g ada se

Buatu tem pat, d iadakan federasi buat tempat3 itu. Susunan pimpinan pusat

M enuru t anggaran dasarnja tudjuan J.I.B. ialah a.i. mempeladjari aga. m a Is lam , memperbesar rasa tjinta kepada agama IslaiP !5^plng kesabaran jang n jata terhadap pemeluk agama Islam, d‘s?nW \ ke' sabaran jang n ja ta terhadap pemeluk agama lain, " „3®m*pur gau l antara kaum intelek maupun dalam golongan sendi 1 rnaupun dengan rak ja t djelata dengan memakai agama Islam sebabai aiat per- hubungan .

172 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

harian dari federasi seumumnja diserahkan kepada Pengurus Besar J.I.B.

(Semarang); pengurus besar ini sekalian mendjadi sekretariat-federasi.

Kongres Pemuda Islam akan diadakan berbareng dengan kongres

M.I.A.I., jang akan mendjadi badan penasehat.

P.P.P.I., perkumpulan para peladjar sekolah tinggi — djadi terdiri

dari orang2 jang umurnja diantara pemuda dan orang tua — tidak meng­

gabungkan diri dalam I.M. jang diusahakannja mendirikan dengan djerih

pajah itu. In i adalah selajaknja, sebab P.P.P.I. berhaluan politik, hendak

mendjadi tempat berlatih bagi pemimpin2 kemerdekaan Tanahair. Hal ini

ditegaskan dalam kongresnja 20 — 23 September 1930 di Djakarta jang menetapkan sebagai dasar dan arah tudjuan :

„memperoleh Indonesia Merdeka adalah kewadjiban jang terluhur buat anak negeri Indonesia,

dalam mengedjar Tjita2 Sutji tadi persatuan harus selalu diutama- kan,

Insaf mendjadi tiang Masjarakat Indonesia, masing- anggota (me­

nurut kejakinan dan ketjakapannja sendiri2) mevvadjibkan diribekerdja dengan sesungguhnja berbakti pada d membeia Bang­sa dan Tanahair.”

Dengan in i P.P.P.I. berdiri diantara perkumpulan pemuda dan partai politik.

12 Agustus 1932 P.P.P.I. mengadakan rapat umum memprotes upatjara pendirian patung penngatan untuk D jende ra l van Heutz

D a l a m r a p a t l t u d i s e t u d j - u ! s a t u m Q s i u n t u k m e m r s i I a k a n s e m u a

r r r = a ~

> « — » ^ o n e s ia untuk n,e»,-

Dalam bulan September 1932 p p p T mengaH„, , . „ . ,

~ / f s— - 15-16 Desember 1934 ^ » rl>ubungan denga„ lu!ll. neger,

ternjata bahwa pendapat dan f ik i'L ^ ^ rapat lahuna" n,!‘ternj«<- i r u u iiKiran perkumpulan in i masih tetap tidakberubah, mesk,pun reaks. pihak Pemerintah Ieblh k

rakan rakjat golongan kiri. 1

Dalam tahun 1935 dan seterusnja PP .P J, djuga merasai makin kurang-

nja (karena beladjar) tenaga-, jang mengalami masa pemUntjakan nasio­

nalisme dalam ta un 1926 1929, tetaPi dengan njata terus diusahakan

agar perkumpulannja tetap berdjiwa baik. Satu karangan jang sengit da­

lam madjalahnja jang terbit dalam bulan APril 1936 berakibat penahanan

beberapa anggota. (Dan in i bukan buat pertama kalinja; djuga dalam tahun

MASA 1930 — 1942 173

1932 polisi mengulurkan tangannja berhubung dengan satu karangan da­

lam madjalah P.P.P.I., jang menjebabkan seorang peladjar sekolah hakim

tinggi dihukum pendjara 1% tahun).

Tapi lama kelamaan kelemahan umum dalam pergerakan rakjat go­

longan kiri dan tambahnja beraksi kaum* jang tenang, pun mempengaruhi

P.P.P.I. jang oleh karenanja mendjadi mundur. Sedjak 1933 muntjul satu

saingan buat P.P.P.I. ja itu satu perkumpulan para peladjar sekolah tinggi

Indonesia lain. Unitas Studiosorum Indonesiensis atau U.S.I. jang didirikan

atas desakan profesor*' Belanda jang berpendapat, bahwa peladjarJ sekolah

tinggi sebaiknja harus hanja beladjar, mentjari ilmu, mempertinggi keseni-

an dsb. sadja dan djangan berpolitik.

Dalam tahun 1936 ditambah berdirinja Studenten Islam-studiclub atau

S.I.S. dengan tudjuan menambah pengetahuan tentang agama dan keper­

tja jaan terhadap agama Islam dikalangan peladjar1' sekolah tinggi Indone­

sia. D juga berdirilah Indonesische Vrouwelijke Studenten Vereniging

a.V.S.V. perkumpulan untuk peladjar2 sekolah tinggi wanita Indonesia).

Dengan adanja perkumpulan5 ini- berlainan dengan waktu sebelum 1933,

para studen jang baru masuk sekolah tinggi dapat memilih antara 3 atau

4 perkumpulan. In i sudah barang tentu mendjadi kurangnja studen jang

masuk dalam P.P.P.I.Dalam th. 1926 — 1929 P-P-P-1- Siat bekerdja dikalangan pemuda,

10 tahun kemudian aksi kaum studen nasional pindah dikalangan kaum

tua. Sebagai anggota dari Kongres Rakjat Indonesia (Desember >, utusan P.P.P.I. mengadjukan tuntutan, bahwa sekiranja Pemerintah meng-

abaikan sama sekali aksi Indonesia Berparlemen, semua perkumpulan jang

bergabung dalam Gapi menetapkan supaja anggotanja jang duduk dalam

badan2 perwakilan, sebagai protes keluar dari dewan3 itu. Oleh karena

anggota2 kongres la inn ja menolak tuntutan ini, maka utusan- P.P.P-I- me

ninggalkan rapat, tetapi tidak mengundurkan diri sama sekali dari Kong­

res Rak jat Indonesia itu. Sikap pendirian P.P.P.I. ini membuktikan bahwa

haluan radikal masih terdapat dalam djiwanja. Disamping itu P.P.P I- :mau

djuga bekerdja bersama dengan perkumpulan2 para studen lain (jang i a '

berhaluan politik) dalam hal jang mengenai kepentingan academici pa a

um um nja . In i ternjata dalam rapat jang diadakan ber-sama2 dengan U.S. -

dan I.V.S.V. tg. 22 Pebruari 1940 di Djakarta, jang memutuskan: menge-

luarkan suara ber-sama3, bahwa djum lah academici Indonesia dalam

d jabatan3 Pemerintah harus ditambah.

OrganisasP studen Indonesia diluar negeri. Seperti di Indonesia djum

lah perkum pulan studen Indonesia bertambah sesudah tahun 1930-

d juga dinegeri Belanda disamping Perhimpunan Indonesia berdiri sa u

perkum pulan baru, ja itu RUPI (Rukun Peladjar Indonesia) jang kurang

leb ih m em pun ja i arah-tudjuan seperti U.S.I. di Djakarta.

174SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

T >i n e g e ri B e la n d a selain perkumpulan2 para studen d i Kairo dana ore, jang telah berdiri sebelum 1930 sesudah tahun in i djuga berdiri

er umpulan di Manila dan Tokio. Perkumpulan2 in i tidak m engadakan

uraSj diantaranj a> tetapi semuanja satu persatu merupakan barisan dalam perdjuangan kebangsaan Indonesia.

Sesudah th. 1930 pengaruh Perhimpunan Indonesia makin mendjadi

urang. Sedjak mulai tahun itu madjalahnja, ..Indonesia Merdeka,” dila-

ang imasukkan ke Indonesia. (Memasukkan dipelabuhan Indonesia di-

h°ie- a!1.Jte,tapi sesudah turun dari kapal terus diambil oleh p o lis i!) Tetapi a ini tidak mengapa, oleh karena pemimpin2 P.I. dulu lambat laun semua

tamat beladjar dan sepulangnja ke Indonesia memimpin pe rge rakan politik dengan langsung.

Kepanduan. Untuk mendirikan Kepanduan-Bangsa Indonesia (K.B.I.),

kepanduan besar jang akan dibentuk dari kepanduan Jong Java, Jong Su- ma la per ul^pu an jang akan meleburkan diri dalam Indonesia Muda).

dalam bulan Pebruari 1930 dibangu„kan Satu komisi p L ia p a n Badan per-

satua* kepanduan nasional itu akan berdiri atas asas2 ^ang kebanjakan diambil dan asas- Kepanduan Dunia; isinja seperti b e r i S

1. kepanduan bermaksud mempeladjarkan kepada pemuda ' segala per- mainan dan ketjakapan pandu

2 . peladjaran tadi bermaksud memperluas perasaan, fik iran dan tabiat dan memadjukan keseTiatan badan

3. ia adalah satu tjabang dari keolahragaan jang bebas dari pakSaan

4- ^ a ^ ^ m u d a h menangkao PanggUan PCmUdadapat mudah menangkap, mengerti dan menerima panggilan djaman

5 . ia bertudjuan mendidik peinuda mendjadi baik,

seumumn?aUP ^ ^ * * * * dan Tanahairnja dan untuk Dunia

K.B.I. djuga akan menuruti peraturan3 Kepanduan-Dunia, tetapi akan disesuaikan lebih. u u dengan keadaan jang chuSUs d i Indonesia, dengan

mengingat adat istiadat dan watak bangsa Indonesia; hal2 in i membutuh- kan tjara2 istimewa untuk kepanduan disini.

S T kT , br , in‘ ia" e dMlrika" fh o n 1931 mulaif „ .' ' dlri sendiri, d jadi terlenas dari Indonesia

M uda anggo a nja serupa (sebagian sama) dengan I M b e rh a lu a n ke­b a n g s a a n dan ini diwudiudkan n i 1 / i.m ., uexuciuJ S i ’ Merah aA O'1® " k='"-“*er Merab P u t* da»

Pun diduma kepanduan timbul matjam3 kepanduan seperti dalam pergerakan pemuda umum djuga.

Diatas telah kita lihat bahwa disamping Indonesia Muda berdiri per­

kumpulan2 pemuda kebangsaan Iain dan disamping Jong Islamieten Bond

MASA 1930 — 1942 175

berdiri pe rkum pu lan5 la in jang berdasarkan kebangsaan dan agama. Djuga

disamping K.B.I. berdirilah kepanduan kebangsaan lain dan disamping

Natipy, H izbu l W athon dan Siap berdirilah lain5 kepanduan berdasarkan kebangsaan dan agama.

Rentengan kepanduan baru dimulai dengan K.R.I. (Kepanduan Rakjat

Indonesia). Seperti Su luh Pemuda Indonesia dalam th. 1931 didirikan di

Malang sebagai perkumpulan pemuda umum disamping dan lepas dari

Indonesia Muda, dalam tahun itu kaum P.N.I. baru di Malang mendirikan

djuga K epanduan R ak ja t Indonesia itu, terutama untuk pemuda anak

ra -jat d je lata . Meskipun kepanduan ini dibanjak tempat boleh terus meng-

a akan la tih an 5 seperlunja, hal ini di Djakarta dan Semarang dilarang;

emudian di-mana3 tidak diperbolehkan berkumpul karena kepanduan ini

langgap termasuk dalam peraturan larangan berkumpul jang diadakan

ag! P.N.I.-baru. Bagaimanapun djuga, K.R.I. (seperti djuga S.P.I. dan

• X ) terus langsung berdiri; tetapi sebagai akibat larangan-berkumpul

i u K .R .I. terpaksa h idup tersendiri. Oleh karena itu kepanduan ,,politik”

mi tidak tu ru t dalam perpusatan jang dibangunkan dalam th; 1938.

U n tuk m ew udjudkan tjita5 persatuan dikalangan kepanduan Indonesia

maka pada tg. 30 A pril 1938 dalam konferensi antara K.B.I., Siap, Natipy

an H izbu l W athon diputuskan ber-sama5 mendirikan satu federasi Badan

Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (B.P.P.K.I.). Selandjutnja diputus-

an un tuk m engadakan perkemahan umum, jang akan mengundang djuga

ePanduan3 jang tidak menggabungkan diri dalam federasi itu.

U n tuk m em bitjarakan hal ini- B.P.P.K.I. bulan Desember 1938 meng

a akan perundingan dengan niarkasbesar5 kepanduan Jav. Padv. Organisa-

tie (J.p.o.), H izbul W athon, Kepanduan Azas Katolik Indonesia (Kaki), A1

athony dan Truno Kembang, JanS semuanja mufakat dengan usul meng-

3 akan perkemahan besar itu dan untuk mengalangi terdjadinja salah

a am ditetapkan pula bahwa perkemahan bersama dengan kepanduan

uar federasi in i tidak akan menipakan suatu federasi Peraturan umum

ari perkemahan besar itu akan dikerdjakan oleh pengurus B.P.P.K.I.

Usaha mempersatukan kepanduan dalam federasi diteruskan pula dan

erhasil, sehingga jang menggabungkan diri dalam federasi B.P.P.K.I. bu-

an Pebruari 1941 terdiri dari K.B.I., S.I.A.p^ Kepanduan Islam Indonesia,

H'zbul Is lam , Sinar Pandu Kita, A1 Wathony dan Kaki (katolik), sedang

bisa d iharap m asuknja Kepanduan Masehi Indonesia (K.M.I., protestan) dan Hizbul W athon.

Badan federasi in i tg. 10 Pebruari 1941 mengadakan konferensi di

S°lo; d is itu d iperingati selamat berdirinja 3 tahun. Seterusnja konferensi

weniutuskan :

semua kepanduan Indonesia boleh masuk dalam badan federasi

2- untuk penetapan peraturan2 dan pembulatan organisasi dibentuk satu

pan itia istimewa

176 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

3. Merah-Putih diakui sebagai bendera-persatuan federasi

4. diusahakan agar hanja ada satu matjam aba1 (gorei-dorei) untuk semua

kepanduan

5. perkemahan besar jang dinamakan Perkemahan Kepanduan Indonesia

Umum atau Perkino akan diadakan dalam bulan D ju li 1941 di Jogja­

karta dan untuk ini dibentuk satu komite persiapan

6. Perkino hanja boleh diikuti oleh kepanduan3 Indonesia jang tidak

menggabungkan diri dalam N.I.P.V. (Ned. Indische Padvindersvereni-

ging)

7. pengurus harian B.P.P.K.I. tetap terdiri atas wakil’ K.B.I. (sebagai

ketua), Siap (sebagai penulis) dan Natipy (sebagai bendahara).

Dari apa jang tersebut diatas dapat kita lihat, bahwa kemauan bersatu

dan menggabungkan diri jang dilahirkan oleh perasaan kebangsaan, djuga

nampak terang dikalangan kepanduan, tidak kurang terangnja daripada

dikalangan pergerakan pemuda umum atau dikalangan pergerakan orang

dewasa.

BAB IV. KEINGINAN- POLITIK PADAPENGHABISAN DJAMAN BELANDA

1. PENGANTAR KALAM

Dalam bagian* diatas sudah terlihat bagaimana dalam temno 35 tahun

jang baru la lu ini, di Indonesia telah timbul pergerakan rakjat, Jang lam-

bat laun pada umur.'.nja mendapat sifat pergerakan persatuan dan kemer­

dekaan I ndonesia jang tegas, tidak dengan ragu" atau tedeng aling2. Jang

menarik perhatian pula ialah bahwa pada achirnja terbentuklah perpusat­

an1 jang m enundjukkan bahwa tidak sadja dalam hal rohani tertjapai

kemadjuan besar, akan tetapi djuga dalam bentuknja pergerakan ini ke­

madjuan besar tidak boleh disangkal. Terutama djika diingat bahwa satu

dan lain baru 35 tahun tumbuh hidupnja dan rintangan dari pihak Peme­

rintah d jad jahan besar adanja.

4 kan_ tetapi walanp.m tndiuan satu dan perpusatan telah tertjapai,

pprgeralran ini masih hpr.Hippis* sekali adania. iaitu menurut faham ten­

tang sikap terhadap p»™0Hntah (kooperasi atau non-kooperasi), menurut

a gama (Islam, netral, K risten), menurut pengikutnja (laki;, perempuan.

pemuda. nemudi). momn-nf t,'fllOngnn bangsa (Indonesia seumumrija atau

sebagian sadja dari ini).

Apalagi semuanja in i (jang seperti telah tertjatat, pada umumnja

m em punjai tjita- tertinggi satu, jaitu persatuan dan kemerdekaan) bisa

dibagi pu la menurut faham tentang apa jang telah bisa diubah dalam

keadaan H ind ia Belanda dengan serentak, djadi tidak dengan me-nunggu-

lagi. Pendapat tentang in i belum sama; ia adalah bergandengan dengan

semangat tiap- golongan. G o l o n g a n jang radikal beringin dan niemungkin-

kan perubahan2 jang lebih besar daripada golongan jang tenang.

Dalam buku tentang sedjarah Pergerakan Indonesia patutlah diterang­

kan djuga t j ita 2 terhadap perubahan-jang-dianggap-telah-mungkin ini, pada

penghabisan d jam an Belanda. Tjita2 in i kita bisa batja dalam laporan

Commissie Visman, jang dikeluarkan beberapa minggu sebelum Pemerin­

tah Belanda d ius ir dari sini.

K epintjangan2 dalam tatanegara Hindia Belanda jang terbukti se-njata--

n ja (djuga m enurut pandangan Belanda sendiri) sesudah negeri Belana

d iduduk i oleh D jerm an dan perhubungan antara Indonesia dan negeri Be­

landa d ja tuh terputus, dan suara ramai meminta perubahan jang terdengar

se-keras2n ja dari fihak Pergerakan Indonesia, mendesak P e m e r in ta h Hindia

Belanda m embentuk satu panitia, istimewa untuk menjelidiki segala jang

p in tjang tadi. T ud juann ja ialah memakai laporannja untuk mengadakan

SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

Perubahan sehabis perang !

berna™a »Commissie tot bestudering van staatsrechtelijke her-

oleh nmi,m (pamtla untuk mempeladjari perubahan3 tata-negara), dan

tuk narta k, .men“ rut nama ketuanja disebut „Commissie-Visnian” . Diben-

minggM , 3n ^ ovember 194°; laporannja keluar tahun 1942 beberapa nunggu sebelum balatentara Dai Nippon masuk di Djawa.

terkemniVd/ikai1 101 terutama di<akukan dengan pertanjaan3 kepada orang*

Politik ita , r SGgala. bangsa iang boleh dipandang wakil dari aliran dalam * n sosial Jang Penting) tentang aps j ang dikehendakinja

berharea h 3 gara' Maka ,tu raPPort Commissie-Visman adalah sumber buat sedjarah pergerakan. Sajanglah bahwa :

nama tidak ketahuan, maka kita tidak bisa tahu benar tjita3 dari se-

d a r ^ f ih tk T !? ’ PUn !!.Clak ketahuan apakah sesuatu pendapat adalah dan fihak Indonesia, Tionghoa atau Belanda!

nurut'soaf rantjangan jang diadjukan dimukanja me-

Z lh i l r »t T rp) 3ang ditetaPkan oleh komisi sendiri. Akibatnja ialah tak ada rantjangan jang terlihat sebagai rantiangan lengkap.

kannla! SUSUnan Jang bei’arti menurut pendapat mereka jang memadju-

Th bahwa dua hal ini dengan sengadja diadakan supaja ter-i a a , idak adanja samasekali persatuan atau logika” dalam ke ing inan5

kaum terkemuka ! Akan tetapi walaupun begitu, ^ T e ta p berhar­ga djika terlihat dari sudut sedjarah

Untuk mengerti benar artinja rantjangan3 dan nermintaan3 jang di- madjukan dimuka komisi maico i , t. i u-u permintaan j k kedudukan negara dan bangsa TP U a lh dulu gambaran tentang

landa dan tentang akibatnja daii “ ' I T Penghabisan djaman Be-

bagian p e m b it ja rL Ini, d i b a t h pengJ ldUpan J akJat diwaktu itu. Pen- i « . akan ksnii pakai rlincro h in t rinskflsankeinginan- jang termuat dalam rapport Visman. JUg

KEADAAN PADA PENGHABISAN DJAMAN B E L A N D A

Kedudukan negara Indonesia sampai th. 1942

™ d )iaSenJ.V i me,mpUnjai alat° Pemerintahan (Pemerintah dan Volks­raad) sendiri dan keuangan sendiri; adalah badan-hukum (rechtsper-

soon) jang mempunjai kebendaan sendiri dan bisa m e n g a m b i l utanS sendiri,

2. dalam Undang2 Dasar (grondwet) negeri Belanda, H india Belanda di«

akui bagian keradjaan Belanda sedjadjar dengan „bagian jang d i Ero-

KEIN G IN A N * POLIT IK p a d a PENGHABISAN DJAMAN BELANDA 179

p ah ,” Surinam e dan Curacao.

A kan t e t a p i dalam praktcknja p o n d i r i a n sendiri i n i t j u m a s e d i k i t se­

rf M i a,dar!Ja- R °lch la ii I n d o n e s i a d a l a m Undang* Dasar Negeri Belanda

anrrn V**1" n ,dCngan ” ’jaSian Eropah,” tapi Gubernur Djendernl,ni °,.a . aa ' an Ind ie dan lain pegawai jang penting sekali kedudukan-

r*a " fikal c,an dipefjat oleh Pemerintah ..bagian jang di Eropah” (No-

* C an a^' Anggaran belandja negara Indonesia jang dibikin disini,

Non 1'* r f G diteLipkan oJeh Pemerintah dan parlemen

lan TV t>G anda (dalam parlemen itu duduk nielulu wakil-' rakjat Be-

dan *v" e ia ^u ia n ‘ penting (ordonnantic) jang dibikin oleh Pemerintah

men n S laad disini, mesti ditetapkan djuga oleh Pemerintah dan parle-

Volk ° f 3' ^ a*au acla perselisihan antara Gubernur Djenderal dan sraacl. Dan Pemerintah dan parlemen itu membikin aturan3 jang

rpenting (wet3 dan alg. maatregelen van bestuur) buat Indonesia dengan

tei!fSUn^ ’ lan '*a dengan niendengarkan sadja lebih dahulu pemandangnn ang itu dari Pemerintah dan Volksraad disini. Alat* pemerintahan

negeii Belanda djuga bcrhak menunda atau mcnghapuskan aturan-'

riipa ordonnanties (G.D. dengan Volksraad) atau regeringsverordeningen (bikinan G.D. sendiri).

Dan Gubernur D jenderal j an» se-mata3 bertanggung djawab kepada

radja (M cnteri D jad jahan), mesti tunduk djuga pada pcrintalr lialus

aanwijzingen”) dari Mcnteri Djadjahan itu. Djadi Pemerintah biasa dari

j> }agian ja n g di E ropah” itu adalah Pemerintah-tinggi buat Indonesia,

3ankan dalam urusan kedalam negeri se-mata*.

Oleh karena itu , sebetulnja Indonesia sama sekali tidak „bcrdjadjar”

°ngan bagian di Eropah itu, akan tetapi berupa tanah djadjahan, koloni

0 aka. Selaras dengan in i Indonesia tidak mempunjai kedudukan-interna- sional sendiri.

nea ^ Cpint{angan kedudukan ini sangat tcrbukli waktu perhubungan dc-

<;f» * ” egen BcIanda putus dan tcrbukti Indonesia bisa berdiri sendiri

Kedudukan bangsa Indonesia

Kedudukan negara Indonesia diwaktu zaman Belanda buat bappsa

n onesia leb ih pedas oleh karena djuga dalam lingkungan pemerintahan

negeri send iri j a tidak berkuasa. Pemerintah-biasa dinegeri Belanda men­

djadi Pemerintah-tinggi untuk Indonesia dan dalam pemerintahan disini

Ju6a b a n g s a Jielanda jang berkuasa: Gubernur Djenderal jang melakukan

pemerintahan seorang diri sadja, harus orang Belanda; dari Direktur

departemen han ja 1 dari 8 jang bangsa Indonesia; djuga pangkal lin.ctgi

JanS la in keban jakan dalam tangan bangsa Belanda.

Betul Volksraad (jang 50% dari anggotanja bangsa Indonesia) mem

ISO SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

punjai kuasa turut-serta dalam pemerintahan, akan tetapi kalau ada perse­

lisihan antara Gubernur Djenderal dan Volksraad, Pemerintah dan parlc

men negeri Belandalah jang memutuskannja. Oleh karena semuanja itu.

kuasa tjampur tangan bangsa Indonesia dalam pemerintahan dalam negeri

sendiri tjuma sedikit adanja.Djuga dalam administrasi-umum pengaruh Belanda hampir meradjn-

lela sebab pangkat2 jang tertinggi belum banjak jang dipegang oleh bangsa

Indonesia. Lebih5 hal ini terlihat dalam kalangan partikulir.

Itu semuanja tidak mengherankan, kalau diingat bahwa bangsa Indo­

nesia tidak diakui sebagai „bangsa,” tetapi hanja dipandang sebagai bumi-

putera (penduduk asli) sadja dan diperlakukan sebagai bagian penduduk

jang kelas 3, jang paling rendah dalam negeri i n i : orang Belanda jang

nomor 1 dan orang Asia-asing sebagai nomor 2.

Pintjangnja kedudukan ini ternjata sekali. Bangsa’ Asia jang lain

(Siam atau Filipina) waktu Belanda mula2 datang disini, mempunjai kedu­

dukan lebih rendah daripada bangsa Indonesia, kedudukan mereka seka-

rang telah menundjukkan kemadjuan pesat didunia.

Akibat rendahnja kedinlukaii negeri clan bangsa Indonesia terlm-

dap nasib Rakjat

Dengan besarnja kekuasaan bangsa Belanda terhadap Indonesia, baik

kehidupan golongan Indonesia sadja, melainkan djuga terhadap kchidupan

dari negeri Belanda maupun di Indonesia sendiri, lanangan Indue— -

Indonesia, menundjukkan kepintjangan jang bukan t e r l ih a t terhadap negeri ini seumumnja .

a. terhadap perekonomian negeri seumumnja kita lihat pengutamaan

pertanian untuk pasar-dunia: i n d u s t r i dan la in3 jang perlu untuk

memperlengkap ekonomi sesuatu negeri tidak mendapat tjukup per­

hatian. Dan antara pertanian tadi hanja sedikit sekali djenis1 jang

diutamakan. Oleh sebab itu ekonomi negeri jnj se-mata= mempunjai

„eenzijdig sectorisch karakter” dan sama sekali tidak m e n u n d ju k k a n

..evenwichtigheid,” oleh karena itu sangat terpengaruh oleh perbedaan’

conjunctuur, seh/ngga ber-kali2 ppyplfonominr) |-]jfjjn j rljfcntjok se-hebat*-

S ik- ..

fa, dalam pertanian untuk pasar-dunia itu, bangsa Indonesia tidak men­

dapat penuh lapangan untuk turut serta. Dimana bagian bangsa Indo­

nesia dalam produksi itu besar pula, itulah ,.tidak disengadja” oleh

Belanda, malahan oleh banjak antara mereka dipandang kurang sesuai

dengan garis- besar tentang bagian bangsa Indonesia dalam perekono­

mian negeri. Bagian ini ialah torutama mengerdjakan pcrtanian-makan-

an, dagang-pasar dan diwaktu jang terachir djuga keradjinan-kctjil.

Segala lapangan jang lain2 harus ada ditangan golongan2 penduduk

KEINGINAN1' POLITIK PADA PENGHABISAN DJAMAN BELANDA 181

jang lain. Oleh karena itu terhadap bangsa Indonesia hidup pereko-

nomian menundjukkan „eenzijdig sectorisch karakter” pula dan „even-

wichtigheid lebih tak adanja daripada terhadap perekonomian negeri- seumumnja.

e. terdesaknja dalam lapangan perekonomian, terpakainja untuk kepen­

tingan golongan3 lain itu, tentu sadja tak tinggal tersendiri dalam

lapangan tersebut sadja. Disemua lapangan-kehidupan bangsa Indone­

sia tak mempunjai keutamaan; di-manaa ia terpakai untuk kepenting­

an lain. Oleh karena itu bangfia Inrinnrsin disegala lanangan-kehidup-

an._ monundjnkknn kem nrtahatl.—Gfiilgabdian pada lain3 golongan, tak

menuadiukkan kohnlntnn ^ nmnWthPiri zeifstan"d7gheid dan~evemvich-~

tigheid) sedikitpun. Ialah suatu bangsa jang sesudah 300 tahun peme­

rintahan asing terpetjah dalam hidupnja dan hidup ini djelek sekali.

In i terang terbukti dari hasil beberapa penjelidikan tentang kemak-

muran (welvaart) atau tentang tingkat kehidupan (levensstandaard) jang dilakukan oleh Belanda sendiri!

Tidak mengherankan, bahwa dengan keadaan jang terganibar diatas,

rak jat Indonesia sama sekali tidak senang. Semua orang tahu bahwa kuntji

P££iaaiiaXLjiUlg.,betul-. bunt__.so»aln lapangan. terletuk pad.T_kpdiuhiknn rin-

lam pemerintahan. pacto kekuasaan mengatur negeri, pada „kuasa politik.”

JBisiL_Sfi.ba.b_.itu .by at orang Indonesia selalu hal pemerfirtahaiT hai~politik*

lah. iang diutamakan rm^ 'n iT terlihat pemandangan orang1' terkemuka

terhadap soal5 politik sebelum petjah perang.

Akan tetapi pemandangan1' ini sepandjang dikeluarkan oleh orang*

Indonesia, sebetulnja hanja dari sebagian dari pendapat2 Indonesia sadja,

oleh karena dari orang1’ jang mendjalankan non-koperasi (jang tak mau

bekerdja dengan Pemerintah Belanda) dan minta se-matas INDONESIA

MERDEKA, Indonesia terlepas sama sekali dari Belanda dan berdiri sendiri

dengan serentak seperti Ir. Sukarno, Drs. Moh. Hatta dan St. Sjahrir jang

semuanja bisa merupakan suara rakjat djelata, tidak ditanja dan tidak

tertjatat peadiriannja. Oleh karena itu djawaban5 ini hanjalah dari mere­

ka jang masih mengindahkan ,.perhubungan” dengan pendjadjah, jang

masih mau h idup sebagai rakjat Radja Belanda, baik untuk sementara

waktu m aupun untuk se-laina=n ja !

Dan haruslah diingat pula bahwa walaupun djuga antara banjak mo-

reka hidup keinginan keras akan kemerdekaan, hal itu ticlak bisa dikeluar­

kan dimuka kom isi karena mengandung bahaja hukuman'.Jjaginja!' . '+

3. KEINGINAN2 ORANG2 TERKEMUKA Vf' * ’• . / .

A. Keinginan- terhadap kedudukan negara Itulonesia .- ' 7

„U n tuk m e le takkan segala kepentingan m e liW pada t kcpenUnjiflP F n-

' 4 •

182SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

duduk sendiri, maka perlulah segala kuasa untuk m engatur kepentingan

aan usahanja dalam sesuatu negeri terletak pada alat= pemerintahan dida-

S8nd!ri; tjampur tangan dari pemerintah la in berarti meng-

lebih ntai. entmgan lain” : inilah suara jang (dengan lebih atau kuran#

Commissie-Visman. ^ tGrdengar dalam dJ'awaban orang* Indonesia pada

uikare?a mereka i anS ditanja pendiriannja oleh komisi masih

ngan tja ra l e b i h 80 lingkungan ket'adJaan Belanda, maka (de

m e n g e n a i s a L ♦“ ° ranS'J j °ng mcndjawab itu hanjalah

nesia, dan tidak m e ^ Z la Z T pemerj " * han lai" terhadap hal* Indo- inemutusKannja sama sekaligus.

a belanda8’” adania ”State"bod” antara Indonesia dengan Negeri

n ja 1) telah ban jak^anrm em fnta ’ . mer<jka jang m adju pendirian-t • i , meminta Indonesia sebagai nno im inne berdiri

sendiri dengan kepala pemerintni, , * • ^ negaia jang uli, + i i , menntah, kementrian dan n iH »m sn <?pndiri janghanja terkumpul dengan neepi-i i i Pailemen sencuu, j =Visman). Belanda dalam „statenbond” (VerslaB

Sebagai kepala pemerintah, orang* in i meminta 2 ornng* satu dari bangsa Belanda d.angkat oleh Radja Belanda dan * * ? ™ J gsa Indone-

sia jang d.p.I.h Ke-dua-nja kepada pemerintah ini J ' S n - " (tak tertuntut, onschendbaax-), dan • ■ uni, *' ”tak teiseian„ vatau memetjat para menteri. H"131 ‘ 0 dan hak mengang’a

Dari menteri2 ini, jang bert™„ x.ma„, angkatannja atau , “ 'Mnuh'nja kepada ■>“*

kan semupakat dengan parlemen itu Pemerintah hanja (iilalu

Parlemen ini iang se-mata- ,'v“„iWaardig”, d ,„ m„m„unjoi k e k u a sa an

tertinggi, menetapkan hukum („et6cven(lo mMh„ dua bagianBagian perwakUan (Kamar) Mrtama terfiri da'rime™ ™ “ „ e,lgi„Bat pada kepentingan spes.al dari golongan, Ja„g k

heden”), bagian perwak.lan (Kamar) tedua dipilih seboleh- dengan Iangsung, se-boleh* oleh rakjat seumumnja.

Raad van Indie mendjadi Badan Penasehat se-mata3, dengan anggota lebih banjak daripada sekarang (i941). Jang diatur bersama dengan negeri

Belanda, setjara sama sekali berdjadjar, ialah hanja Undang2 Dasar, per- tahanan negeri dan haP luar negeri.

Keadaan baru itu tak usah diadakan se-konjongr. Sebagai tempo pe-

’) „Suatu gabungan besar golongan5 politik.” Komisi tak menjebut nama? mereka jang didengarnja, akan tetapi terang bagi kita baliwa gabungan besar ini ialah Gapi.

ianghada dmasihka r lahun‘ Dalam tempo ini aturan pemerintahan

mesti dfadTkan T ! J . kan dalam gads= besarl^ akan tetapi se^ a

Indonesia da lam Ra^d v a l « S S . ^ angg0ta

dju<ra * kepa,a;‘ dePai'temen- jang dalam tempo perubahan

mengineat na<l-,ei? an?g!!n®djaWab , kepada Gubernur Djenderal, G.D. harus nanti 1 Jentuknja badan: perwakilan rakjat jang akan diadakan

dUan^sunck'in011!3!!8 perSolisihan antara G.D. dan badan perwakilan masih

gang kedudwkn ° -am tempo ini’ dan Raac* van Indie djuga masih meme-

Radja ten tan ffnih ai--Sekarang' •Akan tetapi tanggungdjawab G.D. terhadap heden) dilenjapkan Indonesia'lingkl,ngan-dalam (inwendige aangelegen-

an T^rtamT,ln f Volksraad> jang diteruskan sebagai badan perwakilan bagi-

rakHt rh ir i’i 3 301 tempo perubahan djuga dibangunkan badan perwakilan tU]js j ja ja g n perwak*lan — Kamar kedua), dipilih menurut aturan ter-

dihilangkan^ ' ^ ad ja*1an buat sementara masih tetap, kemudian tentu sadja

K E IN G IN A N 3 PO L IT IK PADA PENGHABISAN DJAMAN BELANDA 183

b. Jang wgit] adanja Dominion Status setjara Inggrissuat I\3ia rnereka .iang madju pendiriannja ada pula jang ingin adanja IndoU .ornin ion 'status untuk negeri ini. jang tentang perhubungan antara

neSeri Belanda meneladan perhubungan dominion2 Inggris gan negen Inggris. (Verslag Visnian)

goI°ngan in i terhadap aturan dalam-negeri, sama dengan tjita2

Dari 3 JanS lng in statenbond den£an negeri Belanda; djadi djuga adanja mer.e,m e" se',nata3 dan menteri2 bertanggungdjawab padanja. Hanja sadja

Kame i i . Suka adania perwakilan bagian pertama, bagi mereka tjukup ar Ka -jat s a d ja 3). Dan lagi golongan ini minta urusan pembelaan

fen tang hentuknja perwakilan ini selain dua pondapal jang telah ter- lulis itu , ada djuga jang ingin satu perwakilan sadja, jaitu melulu Iniat e p ia golongan penduduk „organisch” seperti Volksraad sekarang

(1941). Adai jang ingin tambahan anggota Volksraad. ingin perbaikan nak m em iiihn ja , hilangnja angkatan anggota dan lain2 permintaan jang ajuga tak principieel. Boleh ditjatat djuga bahwa antara mereka jang tak ingin „volwaardig parlement kebanjakan toeh ingin supaja perwa- {ulan rak ja t (selain hak inisiatif dan hak amandemen) djuga mempunjai nak m terpelasi se-penulrnja dan hak enquete Buat mereka, jang tidak ingm tam bahn ja kekuasaan Volksraad terhadap G.D., hal ini berarti menambah pU]a penganihnja Volksraad dalam pemerintahan. Djadi teranglah bahwa perwakilan Volksraad jang berlaku sampai 1942, telah amat p in tja n g bentuk dan kuasanja.

184 SEDJARAH PERGERAKAN RA K JA T IN D O N E S

negeri dan urusan luar negeri se-mata3 d juga oleh Indones ia se n d ir i. T

hadap soal2 in i pendiriann ja boleh dikatakan leb ih m ad ju d a r ip a d a p (

d irian Gapi. Akan tetapi terang pula bahwa dalam sis tim in i „ k e p £

negara” adalah wakil, d jad i terang dalam kedudukan subord inas i te r h a d

Rad ja Belanda.

W alaupun nama2 orang jang d itan ja oleh Commissie V ism an ti<j,

d ium um kan, k ita boleh pastikan pendirian „statenbond” dan p e n d ir i;

„dominionstatus-Inggris” itu di-tjita“kan oleh pemuka- Indones ia , buke

oleh orang bangsa lain.

c Golongan jang men-tjita2kan dom inion status lain

L a in2 golongan jang djuga ingin dom inionstatus (tapi t id ak dom in ion

s t a tu s - In g g r is ) antara Indonesia dan Negeri Belanda, ku rang m a d ju p e r

d ir iann ja dan hanja ingin adanja Dewan Keradjaan (R ijksraad) dan k e d j

lam : adanja suatu sistim jang tak boleh dinamakan parlem enter se-matjj

d. Golongan2 jang lebih kurang madju dalam keinginannjaL a in2 golongan lagi jang lebih2 kurang-madjunja, d juga tid ak m eng in ,

dahkan dominionstatus apapun dan telah puas kalau d iadakan a tu ran3 buat In donesia supaja W n im tidak begitu terikat seperti sekarang, d a « aturan pemerintahan lebih baik daripada sekarang.

Kurang l i®ra rapport-Visman xne-metjah3 re n tja n a 3n j a

jang d l „en™ , it /daiam i .aIam hal in i ' ^ ita tidak bisa m engetahu j rentjana- komplit (da m loguche samenhangnja) dari go longan5 ja n gkurang m adju pendiriannja ini. Maka itu kita ternaksa m fn u ru t tja ran ja rapport-Visman, ja.tu n,embi,jarakan hal, m e n u ^ S , •

1. membesarkan pengaruh Indonesia dalam kalangan keradjaan dan me. ngurangi ikatan Indonesia pada pemerintah Belanda

2 . m em perbaik i aturan pemerintahan dalam-negeri.

SUB 1. Jang madju sendiri antara mereka jang tidak suka staten-

bond, dominionstatus-Inggris atau dominionstatus la in , ia lah mereka jang

ing in adanja rijksraad sebagai superparlement dan rijksm in isterie untuk

s e lu r u h keradjaan. Djadi jang diminta ialah h ilangn ja pem erin tah seluruh

keradjaan oleh alat2 pemerintah „bagian jang di E ropah” akan tetapi tiap ’

bagian mempunjai alat2 pemerintah sendiri dan rijksraad dan rijksm inis­

terie adalah untuk semua bagian2, jang harus berkedudukan sedjadjar

sungguh2. Dan semua bagian mempunjai wakil dalam rijksraad dan rijks-

ministerie itu. Dua badan in i mengurus hal3, jang tidak boleh dikatakan

hak-kedalam buat masing3 bagian keradjaan.

golongan telah akan puas djika diadakan rijksraad sebagai Ba-

J „ ^ asehat Keradjaan seluruhnja, dan dalam badan itu duduk utusan

d °t>esi ° nesia “)• Kekuasaan alat" pemerintah „bagian di Eropah” terhadap a dalam prinsip boleh tetap

^agi jang telah puas djika diadakan perwakilan Indonesia dalam

,-an f>er ..bagian di Eropah,” lain lagi telah senang djika kadang-' diada-

p j18 P e m USJaWaratan seluruh keradjaan (rijksconferenties) tentang hal5

te r ta h g n k Ing . buat keradjaan seumumnja ! Djadi djuga orang-' ini, mem-

k pr*nc‘pe kekuasaan alat5 pemerintahan „bagian di Eropah”ndonesia ! Akan tetapi djuga orang5 jang mau mempertahankan

asa alat* pemerintah tersebut ini, mendesak untuk mengurangi

^ ’ Jang djuga menurut mereka meliwati batas besarnja sekarang.

j • Pei baikan tentang aturan pemerintahan dalam-negeri, oleh

Sf *s te r je tidak mau volwaardig parlement dan volverantwoordelijk

tig. s®perti dimaksud oleh mereka jang berpendirian golongan pro-

3,11 , lS„ an S°*°ngan pro-dominionstatus-Inggris) antara lain ditjari

vna n ja q 1 parlementair systeem.” Mereka jang mengandjurkan itu ingin

kat°r-^e ^ j ^ ^ nur Djenderal Radja Muda 4) dan menteri5 jang semi-verant-

Sa J 1-*3 tienpT emenntahan dilakukan oleh Menteri5 itu. G.D.R.M. mengang-

ip a cle n „ l* \ mehhat Pada bentuknja Volksraad dan lamanja angkatan

i,;P.acia G o R Aemp° ‘duduk badan itu- Menteri5 hanja bertanggungdjawab

VnX in to \akan tetapi> oleh karena Volksraad harus djuga mempu-lksra a <3 d rpeIIatie dan enquete, boleh diharap lebih ,.menurut” kepada

K B a d a n Dpnp a? a reSei’ingsgemaehtigden sekarang (1941).

, p e *Jdapat . -llan JSng Udak terbagi’ dipilih dengan usaha mengindah- r em e u te r ;nra, se-banjakLnja. Mereka jang memadjukan sistim semi-

^ is te r ie (5 . * kebanjakan djuga memadjukan sistim Ru'ksraad dan rijks- t; A d a d iu keradjaan seumumnja) jang tertulis diatas..JUtJia in g in 3 antara m ereka jang pro-stelsel semi-parlementer, jang

r°P ah ;5» te Mengurangi sadja pengaruh alat5 pemerintah ..bagian di

adan ja V e ran t ap haP dalam-negeri Pengaruh itu dilangsungkan dengan1 L a in d " tWoordeIijkheid G.D.R.M. terhadap Radja.

n (a k a n t pada stelsel semi-parlementer djuga ada jang mengandjur- ’ 36) s u n -etapi in i tentu diadjukan oleh orang Belanda, Verslag Visman

Ja G.D. menambah kekuasaan kepala5 departemen sadja dan

POLITIK PADA PENGHABISAN DJAMAN BELANDA 185

dan a ? r Y l* harus djuga turut serta dalam hal5 perselisihan antara G.D.

E r o p a h ” 3ad 3.arlg dulu diputuskan oleh alat3 pemerintahan „bagian

^ da , J a n S ing in radja Muda ini berdiri „in rade” ialah bersama dengan

b a n £ ^ V dig J’ang harus ditambah sampai 10 anggota (5 diantaranjar j n donesia). Ada jang mgin radja Muda berdiri sendiri dan Raad

n J n a i e m endjadi Badan Penasehat (Raad van State) se-mata.

supaja mereka in i bekerdja lebih rapat dengan Volksraad. Pendirian in i

patut disambung dengan pendirian mereka (barangkali Belanda djuga>

jang mengandjurkan rijksraad sebagai badan penasehat sadja (lihat d i­

atas).Bagaimanapun kurang madjunja, pendapat itu masih mentjari tam-

bahan pengaruh Volksraad.

j8tj SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

j}. Keinginan2 terhadap kedudukan bangsa Indonesia

Kedudukan bangsa Indonesia bergandengan benar'-’ dengan kedudukan

negerinja. Kedudukannja sebagai golongan kelas tiga dalam negeri sendiri,

leurangnja pengaruh dalam pemerintahan negeri sendiri, sedang alat* pe-

m erintahan disini mesti mengutamakan kemauan alat* pemerintahan negeri lain, ialah hanja akibat serta udjud :

a- pendjadjahan Indonesia oleh negeri Belanda, jan- t,. keras sekali adanja. &

Djika Indonesia Merdeka, tentu kedudukan bangsania diadi lain ■ dart

fcolehlah negeri ini djadjahan, tapi djika djadjahannja kuran- keras ke­dudukan bangsa Indonesia djadi lain pula. g ’

Maka itu tidak mengherankan bahwa dengan kepertiaiaan umum ten tang pintjangnja kedudukan negarania timbul rlina i J 3 umum pintjangnja kedudukan bangsa Indonesia kepertjajaan tentang

,,Perbedaan menurut bangsa-orang dalam hukum dan masiarakit membangunkan kemasgulan jan2 hP<sar spkali ” p , ■ , masjaiakat,bahwa Pemerintah mesti memhf-r- t • t if ‘ jang berPendaPatnurut hukum; kalau Pemerintah1 « J° f ° menghdangkan perbedaan me- aturan-'nja tentu sadja masjarakat m memper-beda=kan dalam

M dalam hukum seharusnja hanja1 ‘L e h k a n m * perbedaan dalam kebutuha„-h„kura ( .^ e h te b e h W to d ‘n / a ? ^ p” t untuk melindungi jang da.t supaja li(lak d|perM " >

Oleh karena itu kebanjakan orang ingin bentuknja klwarganegaraan(„burgerschap”) buat negeri ini, instituut iane ,persatuan. Akan tetapi pendapat orane’ an- ™ nSandung Persamaan dan tidak sama; ada 4 warnanja : § ' g mengandjurkan sama sekal.

r . i s l e n T u ^ H ^ 11? meng?ndjurkan statenbond atau dominionstatus-

m tiw* npt ’ ”burgerSchaP” ™ h‘™Ja satu akibat pendirian itu;

f nertalian a n f f 118 Se‘mata2 berdiri sendh'>> instituut in i ada sebagai

/ deradiat !, da" rakjatnja’ Buat golongan ini dengannalknja deradjat negeri, automatis djuga ada burgerschap, jang dalamnegcn demikian tentu mengandung persamaan dan persatuan se-penulr-

nja.

Oolongatl J3ng ingin Indonesia berdiri antara empat bagian sedjadjar

didalam Iingkungan keradjaan Belanda, berpendapat „burgerschap” ini

untuk mernberi batas lingkungan rakjat („personengebied”) negeri

^ui-006513 janS i tertentu- dan mereka jang berpendapat perbedaan dalam

-§e,.~Um ,elU,m a dihila°gkan se-konjong-, mengharapkan adanja „bur- schap’ a -an melepaskan hilangnja perbedaan- itu.

BanJ ak d;iU®a oranS (barangkali pemuka Belanda) jang berpendapat.

Ilf , , " / 1 . U1p81fC ap har»s baru diadakan djika masjarakat telah „masak”

3 61 ? dalam masjarakat masih belum bisa dihilangkan,

1 • tunggu C UJ U hilangnja, lalu baru burgerschap dibentuk. Djadi me-

l i e ^ in i Se. mf f niernutar-balik kesukaran. Akan tetapi djuga mereka

’ )3 Wa perbedaan hukum melukai hati bangsa Indonesia dan* cHlnlangkan segera „dimana sadja jang sudah bisa.”Ada golongan ,membentuk b ga berpikiran begitu. akan tetapi telah segera

° Ie h karena antar UrgerscbaP untuk golongan atasan (dari semua bangsa),

Seclik it adanja 13 g0lon§an" ini perbedaan dalam masjarakat telah paling

A k lterhadap ^ nieinpenii’ggi kedudukan negeri dan bangsa

° nsta tuL lng iir irSl meminta kedudukan statenbond atau kedudukan domini*

^ e,1gan narlempn U,at *ndones*a dengan „volverantwoordelijk ministeri” dan

'rr‘e|nin ta Dula n terpilih menurut kepertjajaan rakjat, tidak usah

^ ^ t u k m p n r iin n ^ a'kan2 j an8 lebih ketjil (vvalaupun amat penting djuga)

al<an an tom itk t"111118 nasib rakjat In d o n e s ia - B ua t mereka perbaikan2 itu SUs«nan baru -f. .d3adi sebagai akibat susunan politik baru itu. Dengan Sa Indonesia ^ 'iang mengandung kekuasaan parlemen jang penuh, bang-

1SesemPaUn tan§ terbesar djumlahnja dinegeri ini. mendapat penuh Triemhikin 1 U membaharui hidupnja dalam segala lapangan untuk

ftienam h ih ^ rUS 3Pa ;iang bengkok> membikin besar apa jang keketjilan,

sebagai Lamest?n1-1: U ng’ “ “ T * hWup ini mendjadi ]m'US ^ ^esiinja dalam se-gala-nja.

^en fie /uarl^n10” ! 3" j£mg tidak begitu madiu dalam pendirian-politiknja ,

Pangifafs ^ „ e*nglr»an2 tentang tambahnja tenaga Indonesia dalam

<.,leernl>ht>n pe" tlng> tentang milisi, tentang adanja kewadjiban-beladjar d sb a \ ang mempertinggi kebudajaan dan perekonomian rakjat

P a s if n ara /n®,reka banJ’ak jang insaf bahwa Pemerintah djangan tunggu

d a n 3 ^ • mengenai nasib rakjat, akan tetapi harus bertenaga aktif

Tno 1Jiem.imp*n. dengan penuh keichlasan dan keinsafan segala usaha untuk n japai pertinggian nasib rakjat dalam segala lapangan. Oleh karena itu,

JUga antara mereka jang tidak begitu madju dalam politiknja (seperti

, , , a 3ang mentjukupkan kedudukan Indonesia „berdjadjar 4 dalamingkungan keradjaan Belanda”) banjak jang ingin membesarkan pengaruh

nesia dalam pemerintahan di Indonesia dan ingin kurangnja pengaruh

' ^S lN G lN A N - ’ POLITIK PADA PENGHABISAN DJAMAN BELANDA 187

„bagian di Eropah” terhadap negeri ini, untuk mendapat lebih kesempatan

dan kekuasaan akan memperbaiki, mempertinggi, memperlengkapi, melu-

ruskan segala lapangan hidup bangsa Indonesia, jang memang semuanja memerlukan pembaharuan ini.

188 SEDJARAH PERGERAKAN RAKJAT INDONESIA

'A*'

J j i

DAFTAR NAMA DAN ATJARA

Aba-aba (gorei-dorei) satu matjam untuk sem ua kepanduan, 175. Abdul Muis, 6, 7, 33.Abdul W ahab. Hadji. 34. 156. Abikusno, 119, 123, 133, 135.Achjat Usm ani, 155.Achmad Djajadiningrat, 14.A etief kiesrecht bagi wanita, 16S- Agus Salim . Hadji. 5. 7. 39. 40, 76, 81, 92, 97, 115, 116, 118, 171. Ahmad Dahlan, Hadji, 17. Ahmadijah Kadian, 85, 86, 156. Ahmadijah-Lahore, 38, 85. 86, 156. Aisjijah, 84. 166.Akibat rendahnja kedudukan negeri dan bangsa Indonesia, 180.Aksi Indonesia berparlemen, 119. Aksi Italia di Tripoli, 113.Aksi politik dari Indonesia Muda,168.Aksi rakjat umum memperoleh ke­m erdekaan, 102.Aksi Um um , 47.A lgem ene studieclub, 52. 54.Aharcham, 25, 26, 29, 80.Alimm Prawirodirdjo, 22, 29, 80. Ah Sastroamidjojo, Mr., 56.A1 Irsad, 83.All-Indie Congres, 33.A1 Wathony, 175 Ambon’s Bond, 9.Ambon’s Studiefonds, 9.Amir Sjarifudin, Mr., 123, 132. Ammallo J.W. 65 Anggaran Dasar P.S.I.I., 40.Anjuman Ishaati Islam, 86.Ansor, Nahdatul Ulama, 155, 169. Anti-faseisme, 106.Apituley, Dr., 63.Art. 153 bis dan ter. W.v.s., 66. 104,120, 130.Art. 161 bis dan ter W.v.s., 66, 70,104, 130.Atik Suwardi, 61, 124, 133, 137. Auto-activiteit, 43.

Baars, Ir., 22.Badan Kongres Perempuan, 162. Badan Penasihat Keradjaan, 185. Badan Penjelesaian untuk memerik-

sa dan mengurus perselisihan, 148. Badan Penjelidikan Perburuhan Pe­rempuan, 162.Badan Pertalian Katholik, (B.P.K.),128.Badan Perwakilan Rakjat bersifat dua bagian, 182.Badan Pusat Persaudaraan Kepandu­an Indonesia (B.P.K.I.), 175.Badan untuk naik Hadji. 153.Bahasa Indonesia, 96, 163, 167. Bahasa Indonesia adalah bahasa per­satuan, 132, 163, 167.Bakri Surjaatmadja, 68.Balai Agung, 67.Balai Persatuan Permusjawaratan Ummat Islam, 41.Bale Ekonomi Pasundan, 124.

Bank Islam, 153.Bank Nasional Indonesia, 53, 72. Bantuan Merah Internasional, 49. Barisan Pemuda Gerindo, 169.BBL th. 1938, 145. .Belandja Negara Indonesia, 179. Bendera Merah Putih, 132, 1 •BondSmvan8 Aziatis Personeel b/d

BondP vL’lnd5o2n. Chauffeures 152Bond van intellectaelen, (Perhim

punan kaum terpeladjar),

Brandsteder, 22.Budiarto, Mr.. 56, 68- \07Budi Oetomo, 1-4, » .108, 111, 130. 143.

. .B u V S t e P ” I» d“ csi* 18(1Burink, Van, 22.Buruh bulanan, 14o.

Centraal Comite Al-Islam. nS.Centraal Organisasi Buruh

sia, 152. o t 1 9QCentraal Sarekat IslamC e S r * Perk»n.pul«. B m h Indo-

nesia, (C.P.B.I.), 111, 150'(C.S.S.IJ, 150.

190

Chauffeursbond Indonesia, 80. Christelijk Ethische Partij, 14, 74. Collectivisme, 102.Comite Perikatan Golongan Merde­

ka, 101.Comite Persatuan Indonesia, 68. Comite Persatuan Kebangsaan, 68. Commissie, Visman, lihat djuga Pa-

nitija Visman), 177, 178, 181, 183. Conferensi keradjaan, 141. Contingentering, 121.Cramer, Ir., 13.C.S.P. (Christelijk Slaatk. Partij), 14,

73.

Daehlan, Hadji Achmad, 17, 83.D aftar anggota Dewan Rakjat, 74, 75.Daftar anggota volksraad, 138, 139,

140, 141-Dahler, P. F., 10.Darsono, 22, 24, 25, 26, 30, 32, 78,

80.Dasar Pem. harus bersifat demokra-

tis, 120.Derad j at dan penghargaan sama an­

tara perempuan dan laki', 153,159, 160.

Dewan Ambon, 62.Dewan keradjaan (Rijksraad), 184.Dewan Kota Bandung, 159.■newari pemimpin ialah dari Gapi,

Miai, P.V.P.N., 136.-Dewan Rakjat (Volksraad), 8, 23, 34,

43, 70, 73, 74, 107, 135, 138, 140,

Diaiadiningrat, Achmad, 14.Diaksodipuro, R.T., (lihat djuga Mr.

W o n g so n e g o r o ) , 93.Diawa Raja, 93.Djojoadhiningrat, R.M.A.A., 18.Djojobojo, X.Dom inion Status, 108.-rjominion Status lain, 184.rLm inion Status setjara Inggris, 184,

185, 197.Douwes Dekker, Dr. E.F.E., 11, 12,

13.D rijow ong so , 135.Dubbele Justitie, 104.Dwidjosewojo, 2, 4, 42.

Engelcnberg, E.A.J.N., 14.

Erfan Ahmad Dahlan, 86 .Ethici, 139.Executief Komite Komunis Interna­

sional, (Ekki), 49 .Exorbitante rechten (pengasingan),

130.

Fachruddin Ilad ji, 34, 83, 84.Faried Makruf, 121.Federasi dalam P.P.P.K.I. beraksi,

131.Federasi partai politik, 132. Federasi P e r k u m p u la n Kristen In­

donesia, 127

Fonds Nasional, 70, 71.Fonds pakaian, 165.Fonds untuk peladjar, 125.Fonds untuk Pemuda, 171.Fonds untuk piatu, 124.

Gabungan Pergerakan. Pemuda Indo nesia, 168.

Gabungan Sarekat Sekerdja Partiku­lir Indonesia (Gaspi), 152.

£ an!’ A ' K - 106, 133'Gapi, 106, 127, 128 132. 133. 136. Gatot, 50. ’

Gatot Mangkupradja, 39. 58. Gedung Nasional 53 .Gelderen, p rof j yan 13.Gerakan (aliran Lahore), 85. Gerakan Pemuda 91 .Gerakan Sarekat’ Sekerdja, 76. Gerindo (Gerakan Rakjat Indonesia),

105.Golongan2 j ang berdasarkan agama

kristen, 66.Golongan2 j ang kurang madju

dalam keinginannja, 184. Golongan koperator, 100, 116.Gondokusumo, 6 8 .Gupernur Djenderal, 179, 183. Gupernur Djendei’al Radja muda in

rade, 185.

Guru-ordonnantie 1905, 84. Guru-ordonnantie 1925, 155.

Hadikusumo, K. B., 121.Hadji Samanhudi, 4 .Hadz Organisasi H indian, 35.Hak memilih bagi wanita, 163.

H am id , H. A., 121 .H arahap , Parada, 68 H ari ibu, 163.H ar i mengaso, 143 .H as jim Asjari, 156.

Ha,t^ ’ Moh;:>mmad. 20 4Q =;n im103, 130, 151. ICO 181 ° ° ’ 101'

H in d ia Putera, 45 .H inclromartono. MrH izbu l Islam , i ?5 ’ 136‘ 143> 151-H izbu l W athon (Mutmm j -- >

gian^kepanduan). S8 i 75d*jah

KweekseholierenH .K .S .B . Hogere

B ond , 80, 144 .

Ib n u Saud, 35. 37 Ib u Bangsa, 162 ’Im ig ra s i pemasukan

Kesusilaan ba«i . untuk peri Jna Tuni, 62, 89 " an *ta, 158. Ind ierschap , 2 .

Inpo (Indonesische Nationale Pad- vinders organisatie), 98.

Insulinde, 10, 72.Internationaal Verbond vakvereeni-

gingen (I.V.V.), 81. 143, 145. Internasionale Komunis (Komintern).

23. 48.Internasionale Sekerdja Merah, 29. Internationale Transport arbeiders

Federatie (I.T.F.). 143.Iskaq Mr., 50, 53, 68, 69.Islam aliran modernis, 87.Islam aliran orthodox, 87, 155, 156. Islam anti Istri Sedar, 160.Istri Indonesia, 164. 165.Istri Sedar. 129, 157, 158. 159, 160.

Yam in, Mr. Moh., 20, 106.Jasana Obor Pasundan, 124. 169. Javaansche Padvinders Organisatie

(J.P.O.), 21, 175.Jeugdorganisatie Sriwidjaja, 169. Jong Ambon, 20.Jong Batakbond. 96.Jong Celebes, 20, 96.Jong Indonesische Padvinders Orga

„ nisatie (J.I.P.O.). 199. ^ roJong Islamieten Bond (J.I.B.), 60. o, , 96, 156, 157, 160, 171. 172.J°n g Islamieten Bond Dames Aiciee-

_ Jing (J.I.B.D.A.). 90.Jong Java (J.J.), 20, 90. 91, 92, 93,

donesia berna^{U’ 75' r 1>I0’ 17-i- no133, 134, 164 eJ ? en’ 130. 131, 132. J °n g Java Padvinderij (J.J.Pl 98.

Indonesia Bersa’t,, ^°ng Minahasa, 10, 20, 96.

Indonesia Merdeka ?'q94’, 95, 166‘, 100, 135, 172 74 L 49- 53‘ 93’

In d ie Weerbaar, Comit Ind ische Bond iq m it°- 2 , 7. Ind ische Kath’oliekG r>

14, 67, 74, 75, i f Q P artU (I.K.P.). Ind ische Partij, 11

Inds ich Sociaal Dem nl’(I.S.D.P.), i 3> 74 ~5ra t'sche Partij

Ind ische Sociaal n 139’reen ie in ? cr c -P^oeratische Ve­reen ig ing (i.s D '-rnocrj

Ind ische Staatsreff;Y;V’ 12 Indische Vereenif- ng ’ ’ Indo-Eur.Indonesia berna^i •

Indonesia Muda’ lee m ’

^UI»g Minahasa, 10,Jong Minangkabau, 170.J ° n g Sumatranen Bond (P e m u d a i>u

matra), 20, 96, 180 Jong Tjirebon. 170.

Indonesia Raja °i°i 713,oIndonesia terlepas’dari nn«2' Kadaster Bond, 148.

da sama Se£ ^ d an negeri Bdan- Kahar Musahir, A. 121. ngan serenlak ta i berdiri de Kalifnf a; ur*

^P e rsa tu an ^ ^ e id s e o m it e (Komite

s S - - »

Inisiatief Mun2enberg V

K 3! R f chts Personen (Badan" hukum anak negeri), 112.

Kalifat di Kairo, 156.Kapitalis besar, 139.Kartini, R.A., 18.Kartono, Dr., 121.Kartosuwirjo, 118, 122.Kasimo I.J., 66, 136.Kasmat Mr., 121. . .Katholieke Javaansche Vereemgin-

voor politieke actie ( P e r k u m p u la n

Katolik Djawa untuk aksi politik), 66.

192Kaum Betawi, 64, 127, 143.Kaum nasionalisten, 160.Kaum orthodox P.SXI., dan Muham-

' madijah, 156.Keadilan dan perikemanusiaan, 158.Kebangunan Sulawesi, 169.Kebudajaan Djawa dasar aksi- BU

43. ' "Kedaulatan Rakjat, 102.Kedudukan kaum perempuan menu­

rut hukum Islam, 96, 162.Kedudukan Negara Indonesia sampai

th. 1942, 178.Kedudukan orang Indonesia sebagai

kelas 3 dinegerinja sendiri, 180,186.

Kedudukan sama hak laki/per. (Istri Sedar), 160, 164.

Keinginan orang- terkemuka, 178181.K e in g in a n2 politik, 187.

Keinginan-' terhadap kedudukan Bangsa Indonesia, 181.

Kelenjapan tanggung djawab guper­nur djenderal pada radja, 183.

K e m a rh a e n a n , 159.Kemerdekaan, persamaan dan per-

saudaraan, 167.Kenetralan (verdraagzaamheid) ter

hadap pada agama2 lain, 96.Kepala Pemerintah Indonesia, 182.Kepanduan, 20, 98, 174.Kepanduan Azas Katholiek Indone­

sia (Kaki), 175.K B I. (Kepanduan Bangsa Indone­

sia), 99, 174.Kepanduan Dasar P.K.I., 98.Kepanduan Dunia, 174.Kepanduan Islam Indonesia, 175.Kepanduan Masehi Indonesia (K.M.I.

P ro te s ta n ) , 175.Kepanduan Rakjat Indonesia, 175.Kepanduan untuk anak2 perempuan,

91-Kepentingan- Islam di Tripolis, 156.Keputrian Indonesia, 167.Keputrian Indonesia Muda, 167.Keputusan Kongres Rakjat Indone­

sia, 136-Kerdja Paksa (heerendienst), 127.Kerstens, P., 14.Kesusastraan Indonesia, 96.Keterangan setia pada Pemerintah,

144.

Keutamaan Istri, 19.Kuasa politik, 181.Kurangnja pengaruh bagian di Ero­

pah, 187.Kusumojudo, 137.Kusumo Utojo, 45.Koloniale Commissie dari S.D.A.P.

dan N.V.V., 122.Kolonialisasi ke Banjuwangi, 150.Kolonisasi orang2 Indonesia, 155.Kominis, 35.Komintern, 48.„Komisi Besar” untuk mendirikan

Indonesia Muda lihat djuga Konii- si fusi), 166.

Komisi-fusi untuk mendirikan Indo­nesia Muda, 166.

Komisi2 Penjelidik, 124.Komisi Perkawinan untuk meran*

tjang peraturan perkawinan, 163.Komisi Volkenbond untuk membran-

tas perdagangan perempuan inter- nasional, 166.

Komite Indonesia berparlemen, 133.Komite Persatuan Indonesia, 53, 6S.Komite Perserikatan Golongan Mer­

deka, 1 0 1 .Komite persiapan kongres Pemuda

Nasional, 169Komite Pertahanan P2, 105.Komite Umat Islam, 160.Konferensi Gaoi Djanuari tahun

1941, 133.Konferensi Gapi Sep. th. ’39, 132.Konferensi Begala pemimpin organi­

sasi, 136.Kongres Demokrat Internasional, 51.Kongres Fusi Parindra, H I.Kongres Gerindo, 106.Kongres Indonesia Raja, 129.Kongres Islam Sedunia, 34, 35.Kongres Islamieten Bond II, 114.Kongres Kalifah, 34.Kongres Kaum Buruh Indonesia, lw-Kongres ke X X IV P.S.I.I., 118.Konffres Kebangsaan Hindia. 34.Kongres Nasional Indonesia Ray8,

129.

Kongres Parindra II, H2.Kongres Pemuda Indonesia I, 95.Kongres Pemuda Indonesia, 95, 90,

169.Kongres Perempuan Indonesia,

162.

KTa®hr'« , PS m|Jg ;n SeU'™ l’ Asia di K T 3 ? ’el 4 ? ,li70. In 'JO” “ l:i' I32' 133-

Kongres W a n ita I n te r n a s io n a l 51 K o n p e r e n S1 I n te r n a s io n a l P a n P aei-

K o n p eren si K erad jaan, 124 K o n stitu si N ecara ,

m o k r a t , 13 5 . d a s a r k a n de-

K °donesiaT'«■ dan Perhimpunan In-

KOpPerra «L )Per2a5kaian (verbruikscoo-

KOdPjeah an , P em *nntah dja-K r is is dunia, 114 K u su m o Utojo, 45 n o

K w a ja h K am aludin , 86 .

L a g u Indonesia R av:, ^L am a waktu bekerrff’L a n d elijk e Inkom ste n £ V P N " 147-

148. n Bond (L.I.B.),Laoh, F., 9, 128 Laporan Commissi*

1 8 2 . le Visman, 177,Larangan berkumnm v. -

an Rakjat I n d bagi Kepandu-

L ara n g a n mendiari; ' ,5 'sia Muda 1 7 / anggota Indone-

Lein d o n e s iUaP e J ^ r D je n d e r a l bangsa M e ^ g a d a k a T u S a S melindungi pe L ic e n t ie e r in g ( u

L1 jadjahUa n , ^ e^ an| tindasan

Locale Gaspj; j gg ’ ’

L lt fe fa daria ip ldi,iah (Comite E^ecu- 119. p engurus Sentral), 39,

Madjelis Rakjat Indonesia, 136. Madjelis Tahkim P.S.II., 39. Madjelis Ulama, 34.Magribi, 114.Mahdi, 85.Mahkamah Islam Tinggi, 117. Mandagie, P.A., 9.Mangkunegoro VII, lihat djuga Surjo

Suparto, 3, 21.Mangunpuspito, Nj. Sunarjo, 163, 165. Mansur, Hadji, 35, 119, 121, 136, 154. Mardjohan. 80.Marinebond, 80.Marsudi, 81.Maskun, 58.Massa aksi dari kaum perempuati

dan Jaki5, 157.M a x im u m arbe idsduur, 43. 147. M e la r a n g ad an ja perusahaan roono-

poli, 121. .. . . ,Melarang Pemerintah mentjabut fa-

ssl 147M e m b e sa rk a n pengaruh Indonesia da-

l a m kalangan keradjaan, 184. M e m p e rb a ik i perekononuan kaum

wanita, 163.Mena Muria, 9- u ,Mendesak pemerintahan memberi ke

sempatan mendapat penghidupan,

121. „ ,Mendjalankan aksi tentang Parlemen

Central P r tu n ,

193

pen-

daglooners Reglement,Maarrd-en 148.

Machfudz Sh idd ig 156 M adja llah Indonesia Merdeka, 47,

174.

M adjallah Perh. Indonesia, 51. M adjallah P .P .p .j 173

Madjelis Perniagakn, 37 .Madjelis Pertimbangan, 68.

M em e n u M ^ ep er lu a n rakjat dalamM e n S h ^ k e d u d u k a n kepala-kepala

d e p a rte m e n , 132.Menteri- Djadjahan. 147, 18"- ,MenterP jang bertanggung djawah.

132, 182.M e n te r i ’ sebagai kepala departeme ,

132. ; 1 COM e rd e ka d a lam urusan ekonoim. o.

M e r in g a n k a n p ad ja k , 121.M as i (federasi o rg an isasr agama

lam ), 136, 155, 171.Messias, 85.Midpost, 148. 0 i C„Milisi untuk b. Indonesia, 1. im ,

187.M iltp u nc tie , 104.

Minshasa-Celebes, 9.Minangkabau Muda, 169 Minimumloon, 43, 124, i 4fi Mirza Basjiruddin Ahmad 86 Mirza Ghulam Ahmad, 86.Mirza Wali Ahmad Beig 33 86 Misbach, Hadji Mohammad 25 Mobilisasi rohani oleh Gapi menu

dju parlemen, 133.Moluksch Politik Verbond (MPV

Perhimpunan Politik Maluku). 63. Moment aksi Indonesia Muda, 168 Mosi Parindra, 112,Mosi II tentang Mahkamah Islam

Tinggi, 117.Mosi III menentang rantjangan Pe­

merintah, 117.Mosi IV tentang Palestina, 118.Mosi mendesak pemerintah agar di­

tjabut buruh bulanan dan peker- dja biasa, 145, 147.

Mosi tentang pengadjaran, 165. Mudjaddid (Pembaharu) agama Is-

lam, 87.Mudo katholiek, 169.Muhammadijah, 17-18, 34-35, 68 8*?

85, 153, 156. ’ ’Muhammadijah bagian Wanita, 89. Muis, 32.Mulvi Rachmat Ali, 86.Mu’tamar al-Alam al-Islam far’al

Hindasj Sjargyah (M. A. I.H. S) Kongres Islam Sedunia tjaban- Hindia Timur, 35, 36, 84. 13

Muzakir, A. Kahar, 121.

Nahdatul Ulama, 87, 154, 169.Nahdatul Ulama Muslimat, (N.U.M)

155, 156.jMaik Hadji, 35.Rational Indische Partij, 10, 72, 73Rationale Padvinderij, (Budi Utomo

bagian Pandu), 98.Nasionalisme berdasarkan Islam, 35.NatipU (National Islamitische Pad­

vinderij), 98, 175, 176.Nazir Pamuntjak, 50.Nederland diduduki Djerman, 113,Ned Indische Padvinders Vereeni-

ging (N.I.P.V.), 21, 99, 176.

N.I.S., 151.N.I.S.V.O., 139.Nederlandch lndisch Vrijzinnige

Bond (N.I.V.B.), 13. 73, 137.Ned. Verbond van Vakvereenigingen,

(N.V.V.), 81, 147.Noncooperatie, 35-36, 46, 51. 55. 6a

71, 100, 104, 108-109, 110. 112,116, 118, 165, 177.

Notosutarso, 67.

O. K. S. B. (Ond. Kweekscholieren Bond), 144.

Olah raga, 167, 169.Opiumregie, 148.Oposisi, 44.O.R.B.H.B. (pegawai pedjabat tjan-

du), 81, 148.Organisasi Ambon, 62.Organisasi internasional pelaut dan

buruh merah, 79 .Organisasi Minahasa, 64.Oto Iskandardinata, 61, 129, 136. Oto Subrata, 60 68

p ak e m p a lan Kawulo M angkunegaran (P.K.M.), 12G.

Pakempalan Kawulo NgojogjokartJ (P.K.N.), 125.

pakempalan Kawulo Pakualam~iV 126.

Pakempalan. Kawulo Surokarti’. (P.K.S.), 126.

Pakempalan Politik Katolik Djawi.66 , 127.

Pan-aziatisme, 55Pandu Pemuda Sumatra (P.P.S.). 98.Pandy Ch. m 66Pangemanart, j j j "9.Pangkal Setia, 10.Pan Islaminisme, 34 , 38, 98.Pan Pacific Labour Union, 79.Panitia Pembaharuan staatsregeling

(Herzienings commissie), 42.Panitia Visman, 133, 135.Parii, (Partai Islam Indonesia), 113,

119, 121, 123.Parindra (Partij Indonesia Raja), 10l>,

108, 111-112, 131, 133.Parlemen djadi resolusi Gapi, 132.Parlemen jang mengandung penuh

kekuasaan", 187.Parlemen terbentuk menurut susuiv

an Gapi, 133.Parlemen jang volwaardig, 182.

19 5

P % ndl V Parta i P e rsa tu *n Indone-

£ £ a ! I u r u £ S a l ^ D e ^la n d a , 50 al D emokrat Be-

P l I19 .( 123!ai 3? 1i4 17 In d °nesia), 113,P a r ta i Komunis

20-31, 49, 79 8g Sla> (PK.I.),

P ‘ nesi'a), l ^ 31 Kaum Masehi Indo-

Pa53?156N 5 8 °7 l1 72 ldC)04nesia- 39, 41 105, 108-109 ’ io r 10°-101. 102,

P .P .P .K .I., 128,’ 12q’ }??' 159- 167.P .R .I . (Partai Rak-f’ I 31; 163.

109. Inclonesia), 108p a r t a i Sarikat IsH.-.,P a r ta i Sarikat Islam ? s-

122’ l l g 84-85,n 9°7nefi* (^ ,o ' ^m a tw n e n Bond), 96.t-, t- ■ c ’ 1^3 1^7 ’ -.Co i Pemogokan’. 76-78.

P * iS ; 130 * S oK be. < P a,S > , U 2 P T 7a,h!,n bcbcra|“ " » *P a r ta i Selebes, 107

P a r t ij K aum ChHSfn»,139. ‘listen, 37 67 128

P artij T ionghwa inri„P a rtin do (Partij TnJi lesia> 139.

104, 129-130, i i n ° " esia), 101, 102,Pas ific loonpeii 140 7-Passenstelsel, 220

Sovjet, 22.Pemberontakan „Zoven Provincien”,

148.Pembuangan di Digul, 30. Pembubaran Partai Indonesia, 104-

105.Pemeliharaan orang miskin, 165. Pemerintah dan Volksraad, 178. Pemerintah hams bertenaga aetief,

187.Pemuda Indonesia (Jong Indonesia),

94, 157.Pemuda Islam Indonesia. 131, 171. Pemuda Mohammadijah, 153, 169. Pemuda Muslimin Indonesia. 1C9. Pemuda Persatuan Islam, 169. Pemuda Persjarikatan Ulama, 169. Pemuda Sumatera (lihat Jong Su-

Passief kiesrecht i,„ • p ilih a n regenfc 1 gl W ar>ita dalam

Pasundan, 8 , 60 inePraad- 124- 163

Pasundan Isteri vS?' 123’ 130’ 143- Pattv A .J.. r V 1* 124- 166.Patty A .J., 62 Patung Peringatan

Heutz, 172. * tan D je n d r a l van

Paw ijatan W anito iq Pegawai M ijnboPegawai Polisi Inr? ^ B I48- Pekerdja-biasa Jgonesia , 148.

S S a a ^ ^ T n ^ ■ ratur bersama r?L„ n° gen «landa, 182 denSa" ™gcn Bo

PeTRneriafi taSia«c buta huruf, 125, 153. 160, lb 3 , 165> 169

Pemberian hak tanah pada golongan peranakan Belanda, 118, 123.

em benan tanah hutan dan perhen tian pemberian tanah erfpacht, 115.

Pemberontakan r us <jan Negara

P e n a h a n a n p e la d ja r di Negen B?-

la n d a , 51. T , . . ..P e n d id ik a n Nasional Indonesia. 101,

102, 128.Pengadilan Islam, 117.P e ng nd ja ran terserah pada peme-

r in ta h daerah, 146.P e n g a n g g u ra n , 113, 124.Pengertian nasionalisnie dalnm is- _ ■am, 98.Penggundikan, 91- . , ,P e n g h a p u s a n pasal 178 dan Indocile

S taa ts re ge lin g , 120.P enghapusan pengasingan ilalani 1111

dang= hukum pidana. 104. P enghargaan sama dan pen kenu-

d u k a n sama antara laki' dan Pe’

rempuan, 160.Penghematan HoHandsch Inlandsolio

School, 124.P e n g h e m a ta n pengad jaran . 143. P e n g raw a tan a n ak p ia tu , 124. P e n g u ru s besar Ind. Muda, 166. P e n je d a r , 113, 116.P e n je lid ik a n te n tang pekerdjnan pe-

rem puan , 160, 162.Pentjatatan Perkawinan dcngan su-

karela, 117, 155, 15.9.Peraturan3 adat, 153.Peraturan B.B.L. 1938. 145.Peratui-an krisis, 114.Peraturan pemerintah mengenai se-

196

rikat sekerdja, 144.

Peraturan pertanggungan diwaktu tua buat buruh partikelir, 125

Peraturan sosial P.V.P.N 147 Peraturan2 sosial, 146. ’Peraturan tentang guru agama Is­

lam, 153.

Peraturan tentang pertahanan Ne­gara, 135.

Perbaikan inheenisehe rechtspraak, 113.

Perbaikan kedudukan pegawai Ne­geri Indonesia, 145.

Perbaikan k iess te lse l, 146. P e rb e d a a n dalam hukum oleh d p - m e r in ta h , 186. peP e rb e d a a n gadji pegawai, 146 P e rb e d a a n menurut kulit, 147 Perda (Pergabungan Pemuda),’ 170 perempuan dalam Islam, 97. Pergerakan Al-Islam Indonesia, 114 Pergerakan dalam v o lk s raad dan as-

sosiasi mendjadi nasionalism p140.

Pergerakan kaum buruh, 76. P e r g e r a k a n k e a g a m a a n , 152. P e r g e r a k a n Pemuda, 19, 166. P e r g e r a k a n Politik Wanita, 18, 88 Pergeseran Perhimp. Ind. dan p p

P.I., 44. ‘ •'p e r h i m p u n a n Beambte Spoor dan

Tram (P.B.S.T.), 80, 143, 148, l 52 p e r h i m p u n a n Indonesia, 45, 50-*o‘

70, 90, 95, 100, 110, 173. p e r h i m p u n a n Kemadjuan Kebanesa

an Indonesia (P.K.K.I.), 101. PP.B.B. (Perhimpunan Pegawai Be­

s t u u r Bumiputra), 81, 145. p e r h i m p u n a n Peladjar2 Indonesia

(P.P.P.U 95-96, 172-173. p e r h i m p u n a n Politik Kebangsaan In-

donesia (P.P.K.I.), 57.

perikatan Perempuan Indonesia 90-91-

Perik^an Perhimpunan Istri Indo­nesia (P-P-I.I.), 91, 129, 159, 161.

perkawinan anak-, 91.

Perkawinan menurut hukum Islam,

163.perkemahan Kepanduan Indonesia

Umum (Perkindo), Djuli, th. 1941, 176.

p e r k u m p u l a n 3 Kaum t a n i , 108, 115. p e r k u m p u l a n Kemadjuan Kebangsa­

an Indonesia, 101.P.N.S. (Perkumpulan Normaal

School), 144.Perkumpulan O.J.S. Indonesia (dari

pegawai maskapai trem D jawa Ti­mur), 57.

Perkumpulan para studen d i Cairo. Lahore, Manila, Tokio, 174.

Perkumpulan Sulawesi, 126.Perkumpulan Timor, 65.Perkumpulan T jampuran, 127-128.Perlindungan bagi pekerdja perem­

puan dan anak'-', 124.Permufakatan Perh im punan Politik

Kebangsaan Indonesia (P.P.P.K.I.), 40, 43, 57, 60, 68-72, 83, 123, 126,132.

Pernikahan setjara Islam. 153.Perpusatan Pergerakan Pemuda In­

donesia (Perpindo), 171.Persatuan Aksi, 130.Persatuan antara Pandu Ind., 99.Persatuan Bangsa Indonesia (P.B.I.)?

109-111, 129-130, 150.Persatuan Buruh Kereta-api Indone­

sia (P.B.K.I.), 151.Persatuan Buruh Robbe Lindeteves,

152.Persatuan Buruh Roti, 152.Persatuan Buruh Rum ah Obat, 152.Persatuan Buruh Sandal dan Sepatu.

152.Persatuan Buruh Tenun Indonesia,

152.Persatuan Cooperatie Indonesia, 53.Persatuan Dioneos Indonesia, 57,

150.Persatuan D jurnalis Indonesia, 161.Persatuan Guru A m bacht, schoo)

(P.G.A.S.), 144.Persatuan Guru Bantu, 144.Persatuan Guru Indonesia (P.G.I),

144, 148.Persatuan Guru Kristen, 128.Persatuan Indonesia terhadap Per­

adaban, 166.Persatuan Kaum Labuhan dan Laut-

an Indonesia, 150.Persatuan Kaum Pe la jaran , 152.Persatuan Kaum Verplegers (stersl

dan Vroedvrouwen (P.K.V.I.), 148.Persatuan Minahasa, 53, 64, 127.Persatuan Motoris Indonesia, 57.Persatuan Pegawai Onderneming,

P ersa tuan Pegawai - 1 w a i Kapal, (lihat

P e rsa tuan Pegawai j u , 152.

P ersa tuan Pegawai schappijen , 151-152

Pereatuan Pemuda R akiat sia , (Perpri), 168

Persa tuan Pemuda’169.

P e rsa tu an Pemuda

151-152.

Pelabuhan Pega- PPP.P.K.), 151. Perusahaan Ka-

Petroleum Maat-

Indone-

Taman Siswa,P e rsa tu an Pemuda ..P e rsa tu an Pergerakan 169'„ 76 77 K aum Bu

?Rergorakan Pemuda

Pemuda

Katolik

89.Sekerdja

Ind°nesia Good

P a k e tv a a r t Bu-

BuruhPersatuanC hristen , 128'

F Tndone5Tar a/ 2U7an Po litik

Persatuan Putri inrio^' •

P.S.S .I. (Persatuan s S 3-Indones ia), i 5o aarekat

P e rsa tu an Sekerdi-i Y ea r, 152. Ja

P e rsa tu an Sekerdia m i-putra, 151

P e rsa tu an Selebes 140 Persa tuan Sup ir j ’ ri7“ .

Persatuan Vakbonden 151‘H), 78, 80. aen Hindia (P.V.-

P.V .P .N . (Persatuan ^ , gawai Negeri) D1 Vakvonden Pe- 149, 151. ’ 81> 142-143, 147-

Persatuan V e r p w . , . ,ster Christen, ^>8 dan Verpleeg-

P dif" Indonesia)dagg®n Antara Pan-

P k a S dei 29(P^ b 'Peraelisihan Pem . dan

Perserikatan Buruh (P.B.I.I.), 81. Uh

Perserikatan Buruh Pertjetakan, 82

Perserikatan B uruu sia, 150.

Perserikatan Celebes

FS ® d a ) Pe8 T Guru H i" di•

Perserikatan K aum Buruh Indonesia, 150, 152.

Perserikatan K aum Christen, 67.

-’erangusan surat-

Volksraad,

Islam Indonesia

Pendjahit dan

Tjetak Indone-

127.

Perserikatan Kaum Sekerdja Bosch- wezen (P.K.S.B.). 148.

Perserikatan Kaum Sopir Indonesia, 150.

Perserikatan, Madura, 65. Perserikatan Minahasa, 64. 74, 133. Perserikatan Pegawai Pegadaian Bu-

mi-putra (P.P.P.B.) lihat P.P.P.K.), 16, 42, 77, 145. 148.

Perserikatan Pegawai Toko Indone­sia, 150.

Perserikatan Timor, 66.Persipi, 155.P.P.B. (Personcel Fabriek Bond,

76-78.Pertjeraian, 88, 90, 91. 164. Perubahan Politik pembangun Poli­

tik, 134.Petisi Sutardjo, 124. 127.P.K.N. Wanita, 125, 165.Polisi I.V.V. ke Parlemen Negeri

Belanda, 145.Polisi rahasia, 31.Politiek Economische Bond (P.E.Bj,

14, 75, 138.Polygami, 38, 41, 89, 90, 96. 97, 160. P.P.A.V.B., 148.P.P.P.B., 16, 81.P-P.P.H., (pegawai pegadaian), 81.

143.P.P.P.I. Madjallah, 168.P.P.P.P.K., 152.P.P.R.S.I., 152.PP.T.R., 148.P-SJ.I., 38.P-S.P.I., 152.Pnesterraden (lihat raad igama). 111. Profintern lihat djuga Vakinterna-

tionale Merah, 79.Propaganda Tudjuan Kebangsaan,

51.Pro. Polygamie, Perkumpulan, 91.Punale Sanctie, 66, 70.Puradiredja, njonja Emma, 163.Pusara Katolik Wandawa, 128.Putra Putri Tjirebon, 169.Putri Budi Sedjati, 90, 165.Putri Indonesia, 90, 94, 157 Putri Mardika, 19.Putusan Kongres

P.I.D., 155.N.U. dilarang.

Raad van Indie, 189, 183.

198

Raad van Indie mendjadi Badan Pe­nasehat, (Raad van State), 182

Radieale Coneentratie Baru, 42.Ra^cale Vakcentrale (Radvakcin),

Radja Ibnu Saud, 37, 87, 156.Radjiman Wediodiningrat, 3.Rapat protes di Djakarta penuntut-

an tempat bagi seorang wanita Indonesia dalam Volksraad. 164

Rapat protes P.V.P.N., P.G.H.B Budi Utomo, Pasundan, Kaum Betawi, Persatuan Selebes, 143

Ratulangi, Dr., 126, 133.Reclassering, 108, 124.Red Eastern Labour, Union, 29.R e n tja n a undang- perkaw inan, N U

155. ' "Republik Indonesia, 105.Resolusi Gapi Aug. 39, 132.Resolusi Gapi Aug.! th. 1940, 132.Resolusi Gapi Sep., th. 1940, 132,Revolusionnair Socialistische Vak­

centrale, 16, 77.Rooslan Wongsokusumo, 82, 136.Rukun Buruh Pertjetakan, 152.Rukun Peladjar Indonesia (ftupi)

174.R u k u n Tani, 110, 112.Rukun Minahasa, 9, 64.Rijksconferentie, 185.Rijksraad sebagai superparlement

dan rijksministerie, 184. 185.

Sabp indo , 152.

Sam, R-> 92- Sam anhud i, Hadji, 4.Samsi D r., 56, 68.Sangad ji, 40, 116.Santoso, Nj. Mr. Maria Ulfah, 165 Santoso Njonja (adik peremp. dari

R.A. Kartini), 162.Sarekat Ambon, 62-64, 127, 130, 143. Sarekat Ambon, Kaum Betawi, Per­

satuan Selebes, 143.Sarekat Anak Kapal Indonesia, 57. Sarekat Buruh Bengkel, 80, 150. Sarekat Buruh Tjetak, 77.Sarekat Buruh van Dongen, 152. Sarekat Dagang Islam, 4.Sarekat Djongos, 82.Sarekat Islam, 4, 5, 8, 32-42, 80-81.S.I.A.P. (Sarekat Islam Afdeling

Sarekat Islam bagian Wanita, 89. Sarekat Islam keluar dari P.P.P.K.I-

108.Sarekat Islam Merah, 24.Sarekat Islam Putih. 24-25.Sarekat Kaum Buruh dan Tani. 81. Sarekat Kaum Buruh Pelabuhan. 79. Sarekat Kaum Tvpograaf Indonesia.

150.

Sarekat Kusir Indonesia, 150. Sarekat Laut dan Gudang, 79. Sarekat Madura, 39 , 65, 89.Sarekat Pegawai Laut Indonesia, 79. Sarekat Pegawai Partikelir Indone­

sia, 151.

Sarekat Pegawai Pelabuhan dan La- utan (S.P.P.L.), 79 .

^ar|kat Peladjar Indonesia (S.P.I-),Sarekat Pelajar Bumiputra, 152. Sarekat Pelajar Indonesia, 151. Sarekat Penganggur. 82.Sarekat Perempuan Islam Indonesia

(S.P.I.I.), 89.

Sarekat Rakjat, 53 . 66 .Sarekat Sekerdja Buruh Partikulir, 125.

Sarekat Sekerdja Indonesia. 150. Sarekat Sekerdja Partikulir, 152. Sarekat Sekerdja Umum (S.S.U),

150.

Sarekat Sekerdja Venus, 152.Sarekat sopjr, 77Sarekat Sumatra ’ 8 61 , 112. 130.

143.

Sarekat T im or, 66 , 127.Sarekat Buruh Bouwvak, 152.Sax’ekat Buruh Dagang, 80.Sarekat Buruh D jahit, 80.Sarekat Buruh Electris, 80.Sarekat Buruh Handel. 152.Sarekat Buruh Lodji Indonesia, 150. Sarekat Buruh Renault, 152.Sartono, Mr., 53, 56, 68 , 101, 105,

133, 136.Sasrohardono, 16.Satiman Dr., 59 .Sekar Rukun, 96.Sekolah liar, 114, 123. - Sekolah Tinggi M u h a m m a d ija h , 153. Sekretariat Sarekat Sekerdja Indo

nesia Merah, 79.

Pandu), 98.

fsssrsra 2t -26 32 33 „ ■■■»»-»», m .•'• 76 78. ’ ’ ’ ’ ’ ’ S u r jo p ra n o to , 16, 34, 37, 39, 76, 77

Sendjaja , S., 68 o. 8?’ 81, ,115'

S ' " ra lR?™ f„kl° t S e * erdJa lih a t « * s " k ° u P 83 ’ 377-78 . 'onnaire Vakcentrale, Suroso, R.P., 81, 136, 142.

Serikat antam Sutan Sjahrir, 181.derland, 134 I n d o n e s ia d a n Ne- S u ta r d jo M., 82, 127, 142.

S u to m o Dr., 34, 36, 38, 68. 80, 82,

199

I K F?„*l & di',75aeama’ 110S ingg ih Mr., 45, 93, 126 S it t i Sumandari Nn 1^7S ja h b u d in Latif, 68 ’’S lam et R., 43.Sncev lie t, H .J.p.M 12

Soal Palestina, n g , ^ g 22'

S°paartij, ?2em° Cratische S o s ro ka rd o n o , 16

Sou Maluka Ambon, 9 .

109, 110, 115, 129.Sutopo Wonobojo, 68.Suwardi Surjaningrat (ki Hadjar De-

wantoro), 10, 45.Suwarni Djojoseputro (lihat Suwar-

ni Pringgodigdo), 158, 160. Suwidji Mr., 128.S taa tsnoodrech t, 135.

Arbeiders S ta te n b o n d antara Indonesia dengan Negeri Belanda, 182.

S tok v is , J.E., 13.m ^ ^iUDOn Q • i d j iJ 'E j.f a o .

S p o o rb o n d In d o n e s ia n- S tu d e n te n Islam-studieelub (S.I.S.),82. JJjawa-Timur, 173

S.P .PX , 152.S.S. B ond, 15.Subakat, 31.Subardjo, 49-50.Subroto Mr., n 0

Subsidi agarna, 155

Sudirman, n jonja irq Suffah, badan

P.S.I.I., 122. Pend‘dik A h li dalam Sujono, 14, 68 .

S tu d ie c lu b , 36, 52-54, 68, 72, 95, 109. S tu d ie c lu b Nasional Indonesia, 101. S tu d ie c lu b Rakjat Indonesia, 101. S tu d ie fo n d s untuk anak'-perempuan,

90, 91.S ysteem semi-parlementair, 184. S w ade sh i, XI, 125.

Sujono H a d in o to , 14 1vn Sujudi Mr., 53 17°-

Tabligh (pidato5 tentang agama),84. Tabrani, M„ 108.Tafsir Kor’an. 38, 83.T am an k a n a k 2 nasional, 165. T a m b a h a n d jum lahn ja polisi kesu-

Sukardjo, Wu-j‘0n..„ .Sukarno Ir„ 37 g oto> *33, 136. ^m oahan djumiannja puum

68, 94, 101, ’10t 9’ 56’ '5S> 50, s ilaan J6g

157. X^ J ’ 131> 151> T am bahan oleh karena kemahalanSuleiman, Dr., 4 o f . R „ (duurtetoeslag), 147.

121, 136. ’ 68’ 115> 118. 119’ T am bahan pengaruh Volksraad, 183,Sultan Marokko rn - -^6 .Suluh Pemuda S)’ P nah Kolonisasi, 155.

167, 169, 175 ndonesia (S.P.I.), Tanah0 partikulir, 130.

SUmi)rja62 0ihat Nj0nja SukG' T a n ^ a k a 5' 22, 24-32, 78.

Sunarjo, 81. ' J e®uwe.n* J J^ - i 0’Sundjoto, 68 . Tehupeiory, Dr 9, 63Sunnmn Mr da Thamrin M.H., 64, 68, 129, 132, 133.SuDr^man W n , Thomas, Albert, ketua konperens,Supriadinata, 58 internasiona. W .a n s perburuhan

Suratmo, 42. T im orschV erb’ond (PerhimpunanSuria Wiravvan, m j 169 Timor), 65, 127.

200

Tirtajasa (sebuah organisasi daripa- da orang3 Banten), 68

Tirtokusumo, R.T. 1.Tjipto Mangunkusumo 11 45 Tjokroaminoto, H.O.S., 5-6 16 24

34, 35, 38, 89, 115 ’ ’ 'Tohir Bakri, 155.Tri Koro Dharmo, 19.Truna Kembang, 175.Tumbelaka Dr., 64.

T u n fn g a n bagi kaum penganggur,

Turki-muda gerakan, X.

Udjian untuk para tjalon pcnghulu. 154.

Umar Hubeisj, 136.Umat Islam, 84, 129.Undang2 dasar (Constitutie) sedia-

djar dengan negeri Belanda iir182. ’ ’

Undang* hukum pidana bis 1™ 147.

Undang2 tentang pengumpulan uant/130.

Undang2 tentang sekolah liar 114 123. ’ ’

Unitas Studiosorum Indonesia mS.I.), 173. ’ ^U ‘

Universiteit Azhar., 113.Usaha Budi Utomo, 41.U.S.I., 173.Usman Burhan, 155.Usul Sutardjo, 142.Utusan ke Kongres Wanita Asia

161.Utusan ke Mekkah, 156.

V.A.I.B., 148.Vakcentrale, 23, 71. Vakinternationale Merah (lihat dju-

tta Profintern), 79.

V A M.O.L.A., 148.

v !c . (Vaderlandsche club) 139

VeS ! n"‘ EUr° B

v T on w nV . S hBMon;s' ' 'V.I.P.W. (pegawai non„’

148.Psngairan), 81*

V erenig ing van Spoop pn ^rnmwcc-personeel (V .S .T .P .{ “

V.O.B. (Vo^sonderwijzerchond) 144 V o l k e n b o n d , 108. Jzersbond),

V * o ! l .TVA./1148, Dewan Rakjat), 145.

W achid Hasjim, 136, i~lR W ahabi, 35, 83, 87. ’Wakaf dan waris, 155 v/ali A1 Fatah, n 8>

W anita IndL di Volksraad 164. W anito Hadi, 19. UJU- W anito Katolik, 90 100W anito Muljo, 90 .W anito Susilo, 19

W anito Taman Siswa, 90 W anito Utomo, 90

saWavvoruntu, A.L., 9 W aw oruntu , J M 31 Wentuk, C., 31 .W ilopo, 106.

Wiranatakusuma, R A A 82Wiwoho, 119) 121.

Wondoamiseno, w ., u s 136. Wongsonegoro, Mr., 4 4 ’ 95W untuh, 31.

Wurjaningrat, 41-42, 45 , 112.

Zain, S.M., 61.

Zelfbeschikkingsreeht. 46. Zeven Provincien, 148.

262 Stdjanrt, IVrgcrnka,, B u ,nl, I„doncsia o]ch Smdra (MDM)R p . 225,—

untuk peladjaran di U n it *.J !;'in Indonesia jang agak bcvir ini ditulis

dan pemimpin2 buruh ^ mau*5un unt,|k mcmenuhi kcpcriuan organisasi

29 4 H u k u m i» i, . c,'^ :ip a l;u i Indonesia

° ,eh Prof. R o , ^ p i , Soekardono SH .............................. R 300 ,-

Buku inj adal-ih

Fakultas Hukum ^ J " ' 1* P ^a m a h a ^v a tingkat Sardjana pada bcrbagai

pada maskapaj. PcIaj. 1done's,a: dapat dipergunakun oleh pegawai* stafBuku inj be • . an nasional.

laut, P»„daflara'nm j. menscnai ,ini,iai,M ,wkimp e m s a a,m P c r U p , ’ Jl 'J c a n g sa a n , penghipotikan, privilege’ kapal,perd ja n d j .a n ^ « .k e d u d u k a n K „ g u silh a

,U J ' " Sa" nacll°da dun dengan a»,.tk.pl, » .

295 H u|t„ 11| p

oleh D r ***U_,np,llan* Pcrscro;,n dan Koperasi di Indonesia

lrjo no Prodjodikoro SH Rp 300,—G urubCsar ..........................guru an T ^ g g j n uk / ' " ' ar d:,n Hukum Antar Pcrdata pada Pcr-

D a ,.am buku in; n w -nn3" a Mahka™ h Aaung 1952 - 1966.m akna jang ,u J ? r' w "J°no . membentangkan arti Perkumpulan dalam adalah h al P erse Hukum. Jang terutfma d itotaK operasi. Pengaran„ " T ’ . ° an Kon'‘*nditer> Perseroan Terbatas dan pulan, PerSer0an ^ ^ ® ^ an pcrsam:iims dan perbedaan antara PcAm-

298 Azas Hukum Tntanegara di Indonesia

oleh Dr. Wirjono Prodjodikoro SH ................. Rp. 45Q___

mengenai Hukum itiia negara7 n Uc n!* m ll d!,ri 1952 ‘ ' 96h-stitusi Indonesia, Undang* Dasar 1945 * ' Peneer,iun dan “ ^ “rah kon-

mcngenai kekuasaan pemerintah nC"a n ’ keTn.T"811,™ ^ " menda,‘‘mioal2 kedaerahan, kcwarganegaraan cl»‘ ’ UJSaaD lcS*slatif dan kchakiman,

i^iucimian Jicgar; i°a edaerahan, kewarganegaraan, dll.

110 Pcm M m bi„ g K c f ils n f a l , M c ( a f i s i t i l s ^

Rp. 170,—

Uuku ini adalah uraian filsafat jane disusun di?-,

pada pcrmulaan kemerdekaan Indonesia scb-t-.i cxolT™ Djcp:,ne Jun terbit b;;hasa Indonesia. Sekarang sudah me w lam| tjetu '"’? JU"8 be’'ani ,ent-‘nS di Umversitas dan IKIP. Lsinia b-b I \ >• < n ke 3> banjak dip;,^.,-

dan kebcnaran, bab HI Timbulnj‘a ber-bagai’ ^ l i S r V f ^

tunggal dan serbaganda, Bab V. Serbn/n n i v i « . bab IV

Jai ‘‘a,ubm™ ™bab„kib„t.ct r i v bsb r s‘ " ,ad" ascrbatudju, bab X Scrbatcntu dim (akserbatcntu. Scrbasawat dan

OngJcos kirira 15%.

Pesaiian dialamatkan kepada

D . I A N R A K J A T

Djl. Ketapang Utara I/1 7

Tromolpos 51

D j a k a r t a

4981/1973959.8 Pri s

tetfjarah pergerakan rakjat Indone

3ringgodigdo> A K

TanggalKembali NAMA PEMINJAM

1 6 NOV 20H0

959.8 Pri4981/1973

|

Sedjarah pergerakan rakjat Indonei

3ringgodigdo> A K

U N IV E R S IT Y INDONESIA P E R P U S T A K A A N

t a n g g a l k e i/ib a h >

i 6 DEC 20UI

. 2 C M A R Z U I 2

? 5 $e p ?oi2

TAMGGAl KEMBALI

‘J -J

f