Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran...

15
MITRA SAINS ISSN: 2302-2027 1 PENGARUH PENDEKATAN INTELEGENSI INTRAPERSONAL TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 SOJOL Oleh: Abidin, Z 1 ; Muslimin dan Syamsu 2 Abstract The main logical consequence of teacher professionality is the ability find and apply approach and appropriate instructional strategy accondance with the presented material characteristics that can increase students learning outcome. One of the approach that can increase activity and students learning outcome is the instructional approach of Intrapersonal Intelegence. The research problem is there influence of Intrapersonal Intelegence learning approach against activity and learning outcome ?. The objective of thar research is to know whether or not the influence of Intrapersonal Intelegence learning approach against activity and learning outcome. The research method applied is quasi experiment. The research applied equivalent groups pretest-posttest design. The population of the research is 113 students of the eigth grade of SMP Negeri I Sojol enrolled in the year 2011/2012 periode. Sample selention used simple random sampling technique. The sample of the experimental class is 28 students VIII C and that of the control class is 28 students of VIII D. Technique of data collection used questionnaire, test and observation sheet. By using statistical test, it is obtained the difference between two means of t-counted value = 3,520 and t-table value = 2,005 on the significant level of α = 0,05 and defree of fredoun = 54 for students learning outcome. The result indicated that there is a significant influence of Intrapersonal Intelegence learning approach against activity and students learning outcome. The result of N-gain test indicated that there is increased students learning activity in tht experimental class is 61,14% and in the controlled class is 13,07%. The increased of students learning outcome in the experimental class is created 56,39% than that of controlled class 35,4%. Key words : Learning Activity, Learning Outcome and Intelegence Intrapersonal Learning Approach Abstrak Tuntutan profesionalitas guru adalah kemampuan menemukan atau menerapkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik materi yang disampaikan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah pendekatan intelegensi intrapersonal. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pendekatan intelegensi intrapersonal terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fisika kelas VIII di SMP Negeri1 Sojol?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan intelegensi intrapersonal terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu. Desain penelitian adalah equivalent groups pre-test-post-test design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Sojol sebanyak 117 orang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel menggunakan teknik pertimbangan tertentu. Sampel penelitian adalah kelas VIII C sebagai kelas eksperimen sebanyak 28 orang dan kelas VIII D sebagai kelas Kontrol sebanyak 28 orang. Instrumen penelitian dengan menggunakan tes dan lembar observasi. Dengan menggunakan uji statistik perbedaan dua rata-rata diperoleh nilai t hitung = 3,520 dan nilai t tabel = 2,005 pada taraf signifikan α = 0,05 dan df = 54 untuk hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh pendekatan intelegensi intrapersonal terhadap hasil belajar siswa. Hasil Uji N gain menunjukkan bahwa peningkatan Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 61,14%, dan pada kelas kontrol 13,07%. Untuk hasil belajar siswa pada kelas eksperimen peningkatan yang terjadi sebesar 56,39% dan pada kelas kontrol sebesar 35, 4%. Kata kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Pendekatan Intelegensi Intrapersonal

Transcript of Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran...

Page 1: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

1

PENGARUH PENDEKATAN INTELEGENSI INTRAPERSONAL TERHADAP

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA KELAS

VIII DI SMP NEGERI 1 SOJOL

Oleh: Abidin, Z1; Muslimin dan Syamsu

2

Abstract

The main logical consequence of teacher professionality is the ability find and apply approach and

appropriate instructional strategy accondance with the presented material characteristics that can increase students

learning outcome. One of the approach that can increase activity and students learning outcome is the instructional

approach of Intrapersonal Intelegence. The research problem is there influence of Intrapersonal Intelegence learning

approach against activity and learning outcome ?. The objective of thar research is to know whether or not the

influence of Intrapersonal Intelegence learning approach against activity and learning outcome. The research method

applied is quasi experiment. The research applied equivalent groups pretest-posttest design. The population of the

research is 113 students of the eigth grade of SMP Negeri I Sojol enrolled in the year 2011/2012 periode. Sample

selention used simple random sampling technique. The sample of the experimental class is 28 students VIII C and that

of the control class is 28 students of VIII D. Technique of data collection used questionnaire, test and observation sheet.

By using statistical test, it is obtained the difference between two means of t-counted value = 3,520 and t-table value =

2,005 on the significant level of α = 0,05 and defree of fredoun = 54 for students learning outcome. The result indicated

that there is a significant influence of Intrapersonal Intelegence learning approach against activity and students

learning outcome. The result of N-gain test indicated that there is increased students learning activity in tht

experimental class is 61,14% and in the controlled class is 13,07%. The increased of students learning outcome in the

experimental class is created 56,39% than that of controlled class 35,4%.

Key words : Learning Activity, Learning Outcome and Intelegence Intrapersonal Learning Approach

Abstrak

Tuntutan profesionalitas guru adalah kemampuan menemukan atau menerapkan pendekatan dan strategi

pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik materi yang disampaikan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah pendekatan

intelegensi intrapersonal. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pendekatan intelegensi

intrapersonal terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fisika kelas VIII di SMP Negeri1 Sojol?.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendekatan intelegensi intrapersonal terhadap

aktivitas dan hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu. Desain penelitian adalah

equivalent groups pre-test-post-test design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Sojol sebanyak 117

orang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2011/2012. Pengambilan sampel menggunakan teknik pertimbangan tertentu.

Sampel penelitian adalah kelas VIII C sebagai kelas eksperimen sebanyak 28 orang dan kelas VIII D sebagai kelas

Kontrol sebanyak 28 orang. Instrumen penelitian dengan menggunakan tes dan lembar observasi. Dengan

menggunakan uji statistik perbedaan dua rata-rata diperoleh nilai t hitung = 3,520 dan nilai t tabel = 2,005 pada taraf

signifikan α = 0,05 dan df = 54 untuk hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh

pendekatan intelegensi intrapersonal terhadap hasil belajar siswa. Hasil Uji N gain menunjukkan bahwa peningkatan

Aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen sebesar 61,14%, dan pada kelas kontrol 13,07%. Untuk hasil belajar

siswa pada kelas eksperimen peningkatan yang terjadi sebesar 56,39% dan pada kelas kontrol sebesar 35, 4%.

Kata kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Pendekatan Intelegensi Intrapersonal

Page 2: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

2

Pembelajaran berbasis multiple

intelegensi dengan pendekatan intelegensi

intrapersonal merupakan salah satu alternatif

yang dapat digunakan oleh guru dalam rangka

memaksimalkan potensi yang ada dalam diri

siswa dalam memaksimalkan hasil belajar.

Menurut Gagner pendekatan intelegensi

intrapersonal merupakan pendekatan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

untuk membuat presepsi yang akurat tentang

diri sendiri dan menggunakan pengetahuan itu

dalam merencanakan peserta didik dan

mengarahkan kehidupan (Gadner dalam

Amstrong, 2004). Menurut Amstrong (2004),

bahwa pengajaran berbasis multiple

intelegensi sangat baik dan penuh gagasan

dalam aplikasi untuk mewujudkan program

pembelajaran yang praktis maupun

pencapaian materi bagi pendidik/pengajar

dalam membantu peserta didik kita pada

proses belajar, sehingga tercapai hasil yang

optimal. Selanjutnya Amstrong (2004)

sesunguhnya peserta didik itu lebih cerdas

dari yang diduga, karena mereka memiliki

sedikitnya delapan jenis kecerdasan yang

salah satu diantaranya adalah kecerdasan

dalam memahami diri sendiri (intrapersonal

intelegence).

Hajhashemi (2011) melakukan

penelitian hubungan antara penggunaan

strategi pembelajaran dikaitkan dengan nilai

skor intelegensi siswa SMA menunjukkan

bahwa ada korelasi, rendah positif antara dua

variabel intelegensi dan strategi pembelajaran,

r = 0,24. Selain itu, menemukan bahwa ada

korelasi, rendah positif antara intelegensi dan

jenis strategi yang berbeda. Korelasi tertinggi

terlihat antara strategi meta-kognitif dan

intelegensi, diikuti dengan kompensasi dan

strategi kognitif. Selain itu, temuan

mengungkapkan bahwa sebagian besar

mahasiswa Iran menggunakan strategi meta-

kognitif diikuti oleh strategi sosial.

Guzel (2010) melakukan penelitian

profil mahasiswa berdasarkan teori multiple

intelligence dan efeknya pada kesuksesan

mereka pada kuliah fisika dasar, hasil yang

didapatkan adalah paling tinggi adalah

kecerdasan Logis-Matematis untuk siswa laki-

laki dan perempuan. Ketika kelompok-

kelompok kecerdasan yang dibentuk dengan

mengambil delapan bidang kecerdasan

berkembang dibandingkan dengan rata-rata

menurut keberhasilan mereka dalam kuliah

fisika, diamati bahwa tidak ada perbedaan

yang signifikan antara kelompok

Fischman (2011) melakukan penelitian

menggunakan teori kecerdasan ganda Gardner

untuk membedakan hasin belajar pada

Sekolah Tinggi Fisika Universitas Bozeman

Montana mendapatkan hasil yang

menunjukkan bahwa pendekatan ini memiliki

kelebihan, tetapi perlu perbaikan untuk

diterapkan ke dalam kurikulum secara

keseluruhan. Diferensiasi sehubungan dengan

teori kecerdasan ganda tampaknya

menyebabkan peningkatan pemahaman siswa,

baik sikap, aktivitas maupun motivasi.

Intelegensi intrapersonal

(intrapersonal intelegence) adalah kecerdasan

yang dimiliki seorang peserta didik dalam

memahami diri sendiri, memahami

kemampuannya melalui kepercayaan diri,

bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain, suka

menetapkan serta meraih sasaran-sasarannya

sendiri, menjunjung tinggi kepercayaan-

kepercayaannya walaupun kepercayaannya

itu tidak populer. Jurnal belajar adalah

sebagai sarana pembelajaran yang dapat

membantu siswa dalam meningkatkan

pemahaman siswa pada konsep-konsep yang

terdapat pada mata pelajaran khususnya IPA

Fisika. Memanfaatkan jurnal belajar

merupakan salah satu alternatif strategi

pembelajaran untuk memberikan kedekatan

teoritis dan praktis bagi pengembangan hasil

belajar siswa secara optimal. Depdiknas

(2009) menyatakan bahwa memanfaatkan

jurnal belajar sebagai sumber belajar

merupakan bentuk pembelajaran yang

berpihak pada pembelajaran melalui

penggalian pengalaman siswa dan penemuan

(experiencing) serta keterkaitan (relating)

antara materi pelajaran dengan konteks

Page 3: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

3

pengalaman kehidupan nyata melalui

kegiatan proyek (forto folio). Peserta didik

juga dapat mengoptimalkan potensi panca

indranya untuk berkomunikasi dengan

jurnal belajar tersebut.

Berdasarkan uraian di atas penelitian

tentang intelegensi kebanyakan hanya

mengukur tingkat kemampuan siswa dalam

menyelesaikan masalah dalam pembelajaran,

dan sangat kurang dalam hal bagaimana suatu

pendekatan yang berdasarkan intelegensi

siswa itu sendiri. Olehnya penulis

memandang perlu dilakukan penelitian

dengan judul ’’Pengaruh pendekatan

inteligensi intrapersonal terhadap aktivitas

dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Fisika kelas VIII di SMP Negeri 1 Sojol”.

Rumusan Masalah

Pendekatan inteligensi intrapersonal

dapat dilakukan dalam pembelajaran

kontektual berkaitan dengan substansi

pelajaran IPA fisika sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai bagian dari upaya

meningkatkan ativitas dan hasil belajar siswa.

Oleh karena itu masalah yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1) Apakah terdapat pengaruh pendekatan

inteligensi intrapersonal terhadap

aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran

IPA Fisika kelas VIII di SMP Negeri 1

Sojol”.2) Apakah terdapat pengaruh

pendekatan inteligensi intrapersonal

terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA Fisika kelas VIII di SMP

Negeri 1 Sojol”.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui data dan informasi tentang:

1) Untuk menjelaskan ada tidaknya

pengaruh pendekatan inteligensi

intrapersonal terhadap aktivitas siswa

pada mata pelajaran IPA Fisika kelas

VIII di SMP negeri 1 Sojol.

2) Untuk menjelaskan ada tidaknya

pengaruh pendekatan inteligensi

intrapersonal terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran IPA fisika

kelas VIII di SMP negeri 1 Sojol.

Kajian Pustaka

Tinjauan Pendekatan Intelegensi

Intrapersonal

Gadner (1983) menyatakan bahwa

intelektual sesorang yang didasarkan pada

pengukuran intelligence quotient (IQ)

mempunyai banyak keterbatasan. Gagner

mengembangkan teori multiple intelegensi

yang dalam bahasa Indonesia disebut

kecerdasan jamak(beragam). Menurut

Gagner ada delapan jenis kecerdasan meliputi

: intelgensi linguistik, intelegensi logic

matematics, intelegensi spatial, intelegensi

kinestic, intelegensi music, intelegensi

Intrapersonal, intelegensi intrapersonal, dan

intelegensi natunalist. Kedelapan jenis

kecerdsan ini ada pada diri seseorang, namun

dalam hal tertentu satu atau dua saja yang

paling menonjol.

Gardner (1983), istilah-istilah yang ia

kemukakan dalam teorinya tentang

kecerdasan itu bukanlah domain bawaan yang

sudah baku dan begitu adanya, melainkan

sebuah "new construct". Artinya, orang akan

memiliki kecerdasan Intrapersonal apabila

potensi yang dikembangan selama ini lebih

banyak mengarah pada terbentuknya

kecerdasan ini. Intelegensi intrapersonal yang

ia miliki adalah bentukan baru (new

construct) dari diri orang itu. Yulaewaty (2009) menjelaskan

bahwa kecerdasan jamak dapat diterapkan

dalam konteks Indonesia. Hal ini harus diberi

penguatan dengan memilih dan menyediakan

pembelajaran yang menarik, menantang,

menyenangkan, dan memungkinkan

terjadinya pembengunan penegetahuan sesuai

dengan kecerdasan jamak Gagner.

Kecerdasan intrapersonal secara luas

diartikan sebagai kecerdasan yang dimiliki

individu untuk mampu memahami dirinya.

Sedangkan, dalam arti sempit ialah

kemampuan anak mengenal dan

Page 4: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

4

mengindentifikasi emosi, juga keinginannya.

Selain itu anak juga mampu memikirkan

tindakan yang sebaiknya dilakukan dan

memotivasi dirinya sendiri. Anak dengan

karakter ini mampu mengintropeksi dirinya

dan memperbaiki kekurangannya. Setiap anak

dianugerahi kecerdasan ini, namun kadarnya

berbeda-beda (Amstrong, 2004).

Tinggi rendahnya kadar kecerdasan

ini tergantung pada stimulasi yang diberikan

orangtua atau guru. Pendekatan intelegensi

intrapersonal merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang didasarkan pada

pemaksimalan kemapuan diri dalam

merencanakan dan memecahkan masalah.

Kualitas pada diri seseorang terletak pada

motivasi,penekanan, dan etika. Tanpa hal hal

tersebut sulit bagi seseorang untuk

membengkitkan kehidupan yang produktif.

Intelegensi Intrapersonal berkembang dari

sebuah kombinasi keturunan(gen),

lingkungan, dan pengalaman (Campbell, dkk.,

2010).

Peran kerja Intrapersonal siswa

dapat berperan sebagai ahli yang mengamati

keseluruhan proses yang terjadi dalam

kaitannya dengan studi yang mereka jalani

(Fischman, 2011).

Tabel 2.1 Langkah Proses Belajar dalam

Pendekatan Intelegensi Intrapersonal

Materi Identifikasi

Spesifikasi oleh

Guru Membangun

suatu lingkungan

untuk

mengembangkan

pengetahuan diri

Guru melakukan

identifikasi karakteristik

sekolah dalam

mengembangkan

penghargaan terhadap diri

sendiri.

Penopang

penghargaaan diri

Guru mengamati

lingkungan

pendukung,pengenalan

individual, dukungan

teman sebaya dari siswa,

dan membuat panduan

untuk meningkatkan

harga diri siswa secara

mandiri.

Penyusunan dan

pencapaian tujuan

Guru mendorong dan

membantu siswa dalam

mengisi instrument yang

berkaitan dengan: survey

keterkaitan siswa, dan

lembar tujuan siswa

secara individual. Guru

membuat pertanyaan

yang menantang

siswa,dan melakuakan

lomba penyusunan tujuan

yang hendak dicapai oleh

siswa dalam

pembelajaran.

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil karya

Guru membantu siswa

dalam merencanakan dan

menyiapkan karya yang

sesuai seperti laporan,

vsideo, dan model serta

membantu mereka untuk

berbagi tugas dengan

temannya.

Keterampilan

berpikir

Guru membantu siswa

dalam mengembangkan

metakognisinya dan

pemberian tugas

perencana dan

perenungan yang

berhubungan dengan

materi pembelajaran.

Pendidikan

Intelegensi

emosional dalam

kelas

Guru membantu siswa

dalam mengembangkan

lingkungan yang

mendukung ekspresi

emosi, mengidentifikasi

perasan, inventarisasi

perasaan,

mengekspresikan

perasaan melalui seni.

Disamping itu guru juga

mengidentifikasi sumber

daya tentang dukung

dukungan personal dan

mengajarkan nilai-nilai

kemanusian.

Penulisan jurnal

belajar

Guru membuat format

jurnal belajar siswa,

member saran-saran

untuk penulisan jurnal,

Page 5: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

5

dan menganjurkan siswa

memelihara sebuah jurnal

untuk pemahaman

personal

Mengetahui diri

sendiri dari orang

lain

Guru dan teman-teman

dari siswa memberi

pemahaman Intrapersonal

melalui siskusi dalam

kelas.

Merefleksikan

ketakjuban dan

tujuan hidup

Guru memmbantu dan

mengarahkan aktivitas-

aktivitas kelas untuk

mengembangkan rasa

penasaran siswa.

Kemudian guru

membimbing siswa dalam

menemukan tujuan siswa

dalam pembelajaran

disekolah maupun tujuan

hidupnya.

Belajar

mengarahkan diri

sendiri

Guru melakukan kontak

pembelajaran

mengarahkan diri,

memberi saran-saran

untuk

mengiplementasikan

belajar mengarahkan didi

sendiri.

Teknologi yang

mempertinggi

Intelegensi

Intrapersonal

Guru menggunakan media

dalam data base setiap

siswa terutama tugas

fortofolio dan guru juga

mencari model-model

yang dapat memvisualkan

hubungan antara ide dan

topic apapun dengan

dukungan tehnologi.

(Sumber: Campbell, dkk. ,2010).

Guzel (2010) Jika siswa memiliki

wilayah kecerdasan dan sifat mereka

diketahui, strategi pendidikan yang sesuai

dengan lingkungan akan disediakan bagi para

siswa dan mereka akan terekploarasi

maksimal di setiap hal dan keberhasilan

mereka dalam hidup dapat diberikan.

Tinjauan Aktivitas belajar

Douglas dalam Hamalik (2011)

mengemukakan tentang the principle of

activity, sebagai berikut. One learns only by

some activities in the neural :

seengs,hearing,smelling,feeling,thinking,physi

cal or motor activity. The leaner must actively

engage in the “learning”, wheather it be of

information a skill, an understanding, a habit,

an ideal, an attitude, an interest, or the nature

of a task.

Hamalik (2011) mengemukakan

bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan

belajar sendiri sambil bekerja dalam

memperoleh pengetahuan, pemehaman, dan

aspek tingkah laku lainnya, serta

mengembangkan keterampilan yang

bermakna untuk hidup di masyarakat.

Untuk melihat adanya aktivitas siswa

dalam pembelajaran, Sudjana (2000)

Menentukan ciri-ciri antara lain ;pemecahan

masalah, bertanya, mencari informasi,

memanfatkan kesempatan, dan dimuat dalam

lembar observasi.

Tinjauan Hasil Belajar Soedijarto (1993) mengatakan bahwa

hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang

dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program

belajar mengajar sesuai dengan tujuan

pendidikan yang ditetapkan. Sedang menurut

Briggs (1979) menyatakan bahwa hasil

belajar adalah seluruh kecakapan dan segala

hal yang diperoleh melalui proses belajar

mengajar disekolah yang dinyatakan dengan

angka dan diukur dengan menggunakan tes

hasil belajar.

Sudjana (2005) menyatakan bahwa

hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimilki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajar. Sudjana (2000)

menjelaskan bahwa dalam sistem pendidikan

nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional

menggunakan hasil belajar dari Benyamin

Bloom yang secara garis besar membaginya

Page 6: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

6

dalam tiga ranah yaitu rana kognitif, afektif

dan psikomotorik.

Berdasarkan pada beberapa pengertian

diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar

merupakan kemampuan aktual yang dapat

diukur dan berwujud. Penguasaan ilmu

pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai-

nilai yang dicapai siswa sebagai hasil dari

proses belajar di sekolah.

Kerangka Pemikiran

Kecerdasan intrapersonal adalah

kemampuan untuk mengenali diri sendiri

dengan memiliki konsep diri yang jelas serta

citra diri yang positif. Dari kecerdasan

intrapersonal inilah seseorang sebutlah

seorang anak akan menjadi unik dan otentik,

tidak terombang-ambing oleh pengaruh luar.

Kecerdasan intrapersonal secara luas diartikan

sebagai kecerdasan yang dimiliki individu

untuk mampu memahami dirinya. Sedangkan,

dalam arti sempit ialah kemampuan anak

mengenal dan mengindentifikasi emosi, juga

keinginannya.

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Hipotesis

Berdasakan kerangka pemikiran dalam

penelitian ini maka hipotesis yang dapat

diajukan adalah:

1) Ada pengaruh penerapan pendekatan

intelegensi intrapersonal terhadap

aktivitas siswa pada mata pelajaran fisika

kelas VIII di SMP Negeri 1 Sojol.

2) Ada pengaruh penerapan pendekatan

intelegensi intrapersonal terhadap

hasil belajar siswa pada mata

pelajaran fisika kelas VIII di SMP

Negeri 1 Sojol.

METODE

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriftif

kuantitatif dengan menggunakan metode

quasi eksperimen. Desain penelitian ini

adalah Pretest-postest quasi eksperiment

design with equivalent control group. Desain

ini menggunakan dua kelas, yaitu satu kelas

eksperimen dan satu kelas kontrol.

Desain Penelitian

Desain penelitian ditunjukkan pada table

3.1

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelomp

ok

Pretes Perlaku

an

Post

es

E 0 X 0

K 0 - 0

Keterangan:

E = Kelas eksperimen

K = Kelas kontrol

0 = Pretes dan postes eksperimen/kontrol

Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMP

Negeri 1 Sojol, dan waktu pelaksanaan

penelitian dari sejak persiapan sampai

pelaporan hasil penelitian adalah bulan

Nopember 2011 sampai Mei 2012.

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan

Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh kelas VIII SMP Negeri 1 Sojol tahun

ajaran 2011/2012 berjumlah 4 kelas. Dari

populasi tersebut dipilih 2 kelas sebagai

kelompok sampel.

Teknik pengambilan sampel

dilakukan dengan pertimbangan tertentu,

berdasarkan pertimbangan peneliti dengan

Peningkatan Hasil Belajar Melalui

Pendekatan Intelegensi Intrapersonal

Coba Diterapkan di

Kelas VIII C

SMP Negeri ! Sojol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Eksperimen

Aktivitas dan Hasil Belajar

Siswa

Page 7: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

7

mempertimbangkan kemampuan rata-rata

siswa yang relatif sama, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 3.2. Maka penelitian

ini menggunakan kelas VIII C dan VIII D.

Tabel 3.2 Rata-rata nilai Fiska kelas VIII

semester ganjil 2011/2012 No KELAS JUMLAH

SISWA

RATA-

RATA

NILAI SEMISTER

GANJIL 2011/2012

KETERANGAN

1 VIII A 29 70,32 Kelas unggulan

2 VIII B 28 64,24

3 VIII C 28 62,84

4 VIII D 28 62,92

Definisi Operasional Variabel dan

Pengukurannya

Variabel dalam penelitian ini berupa

variabel bebas (variable independent),

variabel terikat (variabel dependen). Variabel

bebasnya adalah pendekatan intelegensi

intrapersonal dan pembelajaran konvensional.

Variabel terikatnya adalah hasil belajar dan

aktivitas belajar.

Pendekatan Intelegensi Intrapersonal

Pendekatan intelegensi intrapersonal

merupakan suatu pendekatan yang dilakukan

oleh guru sebelum, dalam proses, dan sesudah

pembelajaran dalam kelas yang didasarkan

pada pemaksimalan kemapuan diri melalui

langkah-langkah dalam rencana pembelajaran.

Guru mengikuti perkembangan siswa dari

jurnal bekelanjutan yang dibuat oleh siswa

maupu melalui pengamatan dalam proses

pembelajaran. Setelah itu guru akan

membimbing siswa sesuai dengan

keinginannya, dimana dalam pembelajaran

untuk memaksimalkan potensi diri siswa,

guru diharapkan untuk tidak pernah menegur

atau menyalahkan perbuatan siswa di depan

kelas ataupun didepan temanya.

Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dalam pembelajaran

secara keseluruhan dalam proses

pembelajaran baik dari strategi siswa dalam

mempergunakan sumber-sumber maupun alat

yang digunakan. Aktivitas siswa juga dapat

dilihat dari kemampuan siswa berpikir kritis

dan kreatif. Yang dimaksud dengan berpikir

kritis adalah suatu cara berpikir memeriksa

hubungan-hubungan serta mengevaluasinya,

kemampuan untuk mengumpulkan informasi,

mengingat serta menganalisanya, kemampuan

untuk membaca serta memahami dan

mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan.

Pengukurannya menggunakan Lembar

Observasi aktivitas.

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kecakapan dan

segala hal yang berkaitan dengan kemampuan

kognitif siswa diperoleh melalui proses

belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan

dengan angka dan diukur dengan

menggunakan tes hasil belajar.

Pengukurannya menggunakan Tes hasil

belajar berupa pilihan ganda yang diberikan

pada saat post tes, dengan komposisi yang

sama untuk semua perlakuan.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data kuantitatif yang

diambil dari tes hasil belajar dan data

kualitatif dari lembar observasi aktivitas

siswa, dan lembar observasi pelaksanaan

pendekatan intelegensi intrapersonal oleh

guru.

Teknik Pengambilan dan Pengumpulan

Data

1) Tes

Pengambilan data untuk aktivitas

siswa dilakukan dengan menggunakan

Lembar Observasi aktivitas. Sedangkan

untuk hasil belajar siswa digunakan tes

pilihan ganda. Tes terdiri dari pretest dan

posttest dan sebelum digunakan terlebih

dahulu di uji validitas oleh tim ahli.

Uji validitas instrumen dilakukan

untuk mengetahui tingkat kesesuaian

instrumen penelitian dengan tujuan isi materi

Page 8: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

8

pembelajaran. Suatu instrumen bias dikatakan

valid apabila instrumen tersebut dapat

mengukur apa yang akan diukur.

Tes hasil belajar dijuji oleh tim

Validator yang terdiri dari 2 tim ahli yang

berbentuk obyektif test.

2) Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini

digunakan untuk menilai aktivitas siswa dan

menilai proses yang terjadi selama

pelaksanaan pembelajaran baik oleh guru

maupun siswa, yang meliputi aktivitas siswa,

aktivitas guru.

Teknik Analisa Data

1) Analisis Statistik

Data akhir hasil belajar yang

ditimbulkan akibat perlakuan dianalisis

dengan menggunakan Analisis uji t dengan

menggunakan SPSS Versi 17.0.Kriteria

pengujian adalah : terima H0 jika t < t1 – 1/2α

di mana t1 – 1/2α dan tolak H0 jika t

mempunyai harga-harga lain. Derajat

kebebasan untuk daftar distribusi t ialah (n1 +

n2 – 2).

Uji gain faktor (n-gain) dengan rumus seperti

berikut ini

Pretest% adalah rata-rata hasil tes awal

rentang 0-100

Posttest% adalah rata-rata hasil tes akhir

rentang 0-100

Kriteria keberhasilan berdasarkan uji n-gain

dapat ditentukan dengan indikator seperti

Tabel 3.3

Tabel 3.3. Kriteria keberhasilan gain

Nilai gain Kategori

g Rendah

g Sedang

g Tinggi

(Sumber : Arikunto, 2010)

Pada penelitian ini akan dinyatakan

mengalami peningkatan gain yang signifikan

apabila nilai gain yang diperoleh mencapai

minimal kategori sedang. Berarti nilai gain

yang ingin dicapai dari keadaan sebelum

treatment dan sesudahnya baik ativitas

maupun hasil belajar adalah harus lebih besar

dari 0,3.

2) Pengujian hipotesis

Pengujian untuk mengetahui

hubungan linear antara variabel bebas dengan

variabel terikat dengan menghilangkan

pengaruh perlakuan.

Kriteria pengujian hipotesis

1) Jika nilai t hit ≥ t tabel maka tidak terdapat

pengaruh penerapan pendekatan

intelegensi intrapersonal terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran fisika

kelas VIII di SMP Negeri 1 Sojol.

2) Jika nilai t hit < t tabel maka terdapat

pengaruh penerapan pendekatan

intelegensi intrapersonal terhadap

hasil belajar siswa pada mata

pelajaran fisika kelas VII di SMP Negeri 1

Sojol

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1) Hasil Analisis Data dengan Statistik

Deskriptif

Data yang disajikan berupa data

mentah yang akan diolah menggunakan

teknik statistik deskripsi. Data-data yang

dideskripsikan yaitu aktivitas belajar fisika

dan hasil belajar fisika yang terdiri dari kelas

eksperimen (pembelajaran dengan pendekatan

intelegensi intrapersonal) dan kelas kontrol

Page 9: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

9

Tabel 4.1 Deskripsi Data Skor Aktivitas Belajar Siswa

Kelas N Aktivitas Belajar Awal (%) Aktivitas Belajar Akhir (%)

Terendah Tertinggi Rerata terendah Tertinggi Rerata

Eksperimen 28 58,33 66,67 62,03 63,89 97,22 87,50

Kontrol 28 50,56

61,11 58,33 61,11 75,00 66,19

Tabel 4.2 Deskripsi Data Skor Hasil Belajar Siswa

Kelas N Hasil Belajar Awal (pertest) Hasil Belajar Akhir (postest)

Terendah Tertinggi Rerata terendah Tertinggi Rerata

Eksperimen 28 37.50 52.50 43,30 62.50 80.00 70,54

Kontrol 28 37.50

55.00 43,57 45.00 62.50 53,84

Tabel 4.3 Deskripsi Skor Berdasarkan Tingkat Kesukaran Item Soal

No Kategori Tingkat

Kesukaran soal

Rata-rata Jumlah benar

K Eksperimen

Rata-ra Jumlah benar

K Kontrol

Keterangan

1 C1 34 31 4 item

2 C2 32,1 27,3 23 item

3 C3 27,6 25,8 12 item

4 C3 24 21 1 item

2) Hasil Analisis Data dengan Statistik

Inferensial Analisis data dengan statistik inferensial

menggunakan uji-t, mensyaratkan normalitas data dan

homogenitas varians data variabel penelitian aktivitas

dan hasil belajar fisika.

1) Hasil Uji Normalitas Data

Tabel 4.4 Hasil Belajar Fisika dengan Perhitungan

Uji Normalitas Data (Uji Kolmogorov-Smirnov)

Kolmogo

rov-

Smirnov

Hasil Belajar Fisika

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Aw

al

Akhir Aw

al

Akhir

N 28 28

28 28

Df 28 28

28 28

Sig. .200 .079 .058 200

Kriteria: Sig. > 0,05 = data berdistribusi normal

Sig. < 0,05 = data tidak berdistribusi normal

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 hasil belajar

siswa diperoleh nilai sig. > 0,05 dapat disimpulkan

bahwa data hasil belajar belajar pada kelas eksperimen

dan kontrol berdistribusi normal.

2) Hasil Uji Homogenitas Varians

Hasil deskripsi data uji homogenitas variabel

penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Data

Variabel Penelitian

Varibel

Penelitian

Levene

Statistik

df1 df2 Sig

.

Hasil Belajar

awal (pretes)

1,130 1 54 .29

2

Hasil Belajar

akhir

(postest)

.253 1 54 .63

0

Kriteria : Sig. > 0,05 = varian data kedua

kelas sama atau homogen

Sig. < 0,05 = Varian data kedua

kelas berbeda atau tidak homogen

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel

4.4 dapat disimpulkan bahwa data hasil

belajar baik diawal dan akhir pembelajaran

pada kelas eksperimen

dan kontrol tidak berbeda nyata atau

homogen karena memiliki nilai sig. > 0,05.

Homogenitas varians data hasil penelitian

output.

3) Uji Hipotesis

Dari hasil pengujian persyaratan

analisis menunjukkan bahwa data yang

diperoleh pada variabel penelitian telah

memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian

Page 10: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

10

statistik lebih lanjut, yaitu pengujian hipotesis

dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-

rata.

1. Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Kelompok data yang dikenakan uji perbedaan

rata-rata adalah hasil belajar fisika pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hasil

perhitungan statistik uji perbedaan dua rata-

rata Independen Samples T Tes dengan

tingkat signifikansi 0,05.

Tabel 4.6 Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Data Hasil Belajar Fisika

Variabel

t-tes for Equality of Means

T Df Sig. (2-

tailed)

Hasili

belajar

awal fisika

(pretes)

-1.986 54 .053

Hasil

belajar

akhir

fisika

(postest)

3.520 54 .001

Uji t digunakan untuk menguji apakah

rata-rata dari dua sampel sama atau berbeda.

Hal ini dapat dilihat pada bagian Independent

Sampel test pada bagian kolom t-tes.

Kriteria pengujian: H0 diterima apabila nilai

sig. > 0,05 H0 ditolak apabila nilai sig. < 0,05.

Atau H0 diterima apabila t hitung < t tabel,

H0 ditolak apabila t hitung > t tabel. Dari

perhitungan dengan menggunakan SPSS

seperti pada Tabel 4.5 dapat dijelaskan

bahwa:

1) Hasil belajar fisika awal (pretest)

diperoleh nilai sig. = 0,053 dan

nilai t hitung = -1,986. Ini menunjukkan

nilai sig. > 0,05 atau (0,053 > 0,05) dan

untuk nilai t tabel dengan α = 0,05 dan df =

54 diperoleh 2,005 dapat dijelaskan

bahwa nilai t hitung < t tabel ( -1,986 <

2,005). Berdasarkan kriteria pengujian

hipotesis berarti Ho diterima.

Kesimpulannya bahwa tidak terdapat

perbedaan hasil belajar fisika diawal

penerapan pendekatan pembelajaran pada

kedua kelas yang menjadi sampel

penelitian.

2) Hasil belajar fisika akhir (postest)

dipeoleh nilai sig. = 0,001 dan t hitung =

3,520. Ini menunjukkan nilai sig. < 0,05

atau (0,001 < 0,05) dan untuk nilai t

tabel dengan α = 0,05 dan df = 54

diperoleh 2,005 dijelaskan bahwa nilai t

hitung > t tabel ( 3,520 > 2,005).

Kesimpulannya bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar fisika diakhir penerapan

pendekatan pembelajaran pada kedua

kelas yang menjadi sampel penelitian.

4) Uji Tingkat Gain Ternormalisasi (N-

Gain)

Menghitung tingkat gain ternormalisasi dari

aktivitas belajar dan hasil belajar fisika yang

dikembangkan melalui pembelajaran, baik

pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol

dapat dihitung dari skor pretes dan postes

yang dinormalisir dengan rumus g faktor.

g =

Uji N-gain Aktivitas Belajar Fisika

Berdasarkan hasil perhitungan rata-

rata skor aktivitas belajar diawal

pembelajaran pada kelas eksperimen

diperoleh 66,67 dan rata-rata skor diakhir

penerapan pendekatan pembelajaran

Intelegensi Intrapersonal diperoleh 87,05,

dan skor maksimum ideal adalah 100. Uji N

gain diperoleh nilai g = 0,6114 berdasarkan

kategori perolehan skor nilai ini tergolong

sedang. Dapat disimpulkan bahwa

peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar

61,14%.

Kelas kontrol diperoleh rata-rata skor

angket aktivitas belajar diawal proses

pembelajaran adalah 61,11% dan rata-rata

skor angket aktivitas belajar diakhr proses

pembelajaran adalah 66,19% dengan skor

maksimum ideal 100. Uji N gain diperoleh

nilai g = 0,1307 skor perolehan ini tergolong

kategori rendah. Sehingga dapat disimpulkan

Page 11: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

11

untuk peningkatan aktivitas belajar pada kelas

kontrol sebesar 13,07%.

1. Uji N- gain Hasil Belajar Fisika

Berdasarkan hasil perhitungan

diperolah rata-rata skor pretes hasil belajar

fisika diawal penerapan pendekatan

pembelajaran pada kelas eksperimen adalah

32,62 dan rata-rata skor postest diakhir

penerapan pendekatan intelegensi

intrapersonal 70,62. Skor maksimum ideal

100. Uji N gain diperoleh nilai g = 0,5639.

Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar sebesar 56,39% dan

ini berada pada kategori sedang.

Kelas kontrol rata-rata skor pretes dan

posttes adalah 38,31 dan 60,15 dan skor

maksimum ideal 100, diperoleh nilai N

gain g = 0,354. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa terdapat peningkatan hasil belajar

sebesar 35,4% berada pada kategori sedang.

Pembahasan

1) Pengaruh Pendekatan Intelegensi

Intrapersonal terhadap aktivitas

Siswa

Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan dan hasil analisis untuk

melihat pengaruh pendekatan intelegensi

intrapersonal terhadap aktivitas belajar fisika,

diperoleh bahwa siswa yang diberikan

pembelajaran dengan pendekatan intelegensi

intrapersonal aktivitas belajarnya lebih baik

dari siswa yang belajar dengan pendekatan

pembelajaran konvensional. Hal tersebut

terlihat dari hasil angket aktivitas belajar yang

diberikan diawal pembelajaran. Kelas

eksperimen diperoleh nilai rata-rata 66,67 dan

pada kelas kontrol nilai rata-rata hasil

aktivitas belajar 61,11. Setelah dilakukan uji

N gain perbedaan dua rerata hasil kedua

sampel tersebut selisihnya hampir sama. Hal

ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar

kedua sampel tersebut adalah sama diawal

pembelajaran.

Penerapan pendekatan intelegensi

intrapersonal pada kelas eksperimen siswa

kembali diberikan penilaian dalam lembar

observasi oleh observer yang sama, dan

diperoleh nilai aktivitas rata-rata meningkat

menjadi 87,67. Untuk kelas kontrol yang

diberikan pembelajaran dengan pendekatan

konvensional diperoleh nilai rata-rata 66,19.

Uji N gain ini menunjukkan terdapat

perbedaan pada kedua kelas yang menjadi

sampel, dimana peningkatan aktivitas pada

kelas eksperimen 61,14% sedangkan pada

kelas control hanya 13,07%. Hal ini berarti

bahwa pembelajaran dengan pendekatan

intelegensi intrapersonal berpengaruh

signifikan terhadap aktivitas belajar siswa.

Perbedaan tingkat aktivitas antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol ini

disebabkan perlakuan yang berbeda pada

kedua kelas tersebut. Proses pembelajaran

dengan pendekatan intelegensi intrapersonal

yang diberikan pada kelas eksperimen, secara

langsung terlihat bahwa para siswa sangat

teraktivitas untuk belajar. Pembelajaran

dengan pendekatan ini sengaja dirancang

dengan menggabungkan berbagai potensi

yang dimiliki siswa agar dapat

membangkitkan aktivitas belajar yang tinggi

untuk menemukan konsep secara sistimatis.

Aktivitas belajar pada kedua kelas,

eksperimen dan kontrol diukur dengan lembar

observasi aktivitas yang diberikan kepada

observer. Dari lembar observasi tersebut

tergambar beberapa indikator yang menjadi

tolak ukur aktivitas belajar siswa.

Berdasarkan indikator tersebut dapat

dijelaskan bahwa untuk aktivitas instrinsik

yang terdiri atas 3 indikator yakni adanya

hasrat dan keinginan berhasil, adanya

dorongan dan kebutuhan dalam belajar dan

adanya harapan dan cita-cita masa depan,

diperoleh prosentase pada setiap indikator

rata-rata sebesar 87,05 % ini berada pada

kategori aktivitas yang sangat baik.

Berdasarkan tingkat presentasi

ataupun kategori dapat dikatakan bahwa

tingkat aktivitas siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran ditentukan oleh seberapa

besar tingkat keinginan, bergairah dan

semangat untuk mengikuti proses

Page 12: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

12

pembelajaran. Hal ini terjadi karena ada

faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran tersebut, yaitu perasaan senang

sehingga bergairah dan bersemangat. Hal ini

sejalan dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Winkel dalam Mustapa 2009, yakni hal

yang mempengaruhi proses pembelajaran

yaitu jika peserta didik yang merasa senang

akan bergairah dan bersemangat. Jika suatu

objek dihayati sebagai sesuatu yang berharga,

maka akan timbul perasaan senang (positif)

dan sebaliknya jika suatu objek dipandang

sebagai sesuatu yang tidak berharga atau tidak

bermanfaat, maka akan timbul perasaan tidak

senang (negatif).

2) Pengaruh Pendekatan Pembelajaran

Intelegensi Intrapesonal Terhadap Hasil

Belajar Fisika

Berdasarkan data penelitian pada

kelas eksperimen, hasil belajar siswa diawal

pembelajaran sebelum penerapan pendekatan

intelegensi intrapersonal memiliki nilai rata-

rata 43,57 dan pada kelas kontrol nilai rata-

rata hasil belajar fisika diawal pembelajaran

adalah 43,30. Data hasil belajar awal (pretes)

untuk kedua kelas yang menjadi sampel

penelitian dianalisis uji statistik dengan

tingkat signifikansi 0,05 diperoleh nilai sig. =

0,053 yang berarti nilai sig. > 0,05 (0,053 >

0,05) ini menunjukkan tidak ada perbedaan

pada kedua kelas yang menjadi sampel.

Untuk taraf signifikan α = 0,05 dan derajat

kebebasan (df = 54) diperoleh nilai t hitung =

-1,986 dan nilai t tabel = 2,005, karena nilai t

hitung < dari nilai t tabel ( -1,986 < 2,005) maka

dapat dijelaskan bahwa bahwa tidak terdapat

perbedaan hasil belajar siswa antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian ini

bertujuan untuk membuktikan bahwa kedua

kelas tersebut memiliki kemampuan awal

yang sama terhadap materi fisika (gaya,

energi dan usaha).

Penerapan pendekatan pembelajaran

intelegensi intrapersonal untuk kelas

eksperimen hasil belajar siswa pada materi

gaya, usaha, dan energi memiliki nilai rata-

rata 70,62. Untuk kelas kontrol yang

diberikan pendekatan pembelajaran

konvensional hasil belajar siswa pada materi

yang sama memiliki nilai rata-rata 60,15.

Adanya perbedaan nilai rata-rata ini dapat

dibuktikan dengan dilakukan analisis lewat

uji statistik dengan tingkat signifikansi 0,05

diperoleh nilai sig. = 0,001 yang berarti nilai

sig. < 0.05 (0,000 < 0,05) hal ini

menunjukkan terdapat perbedaan pada kedua

kelas yang menjadi sampel. Untuk taraf

signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (df

= 54) diperoleh nilai t hitung = 3,520 dan nilai t

tabel = 2,005, karena nilai t hitung > nilai t tabel (

3,520 > 2,005) maka dapat dijelaskan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar siswa di kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Ini

menunjukkan ada pengaruh yang signifikan

penggunaan pendekatan intelegensi

intrapersonal terhadap hasil belajar siswa.

Pengaruh tersebut terjadi karena

proses pembelajaran dengan pendekatan

intelegensi intrapersonal memuat unsur-unsur

belajar yaitu partisipasi dalam penyeleksian

masukan dan wawancara keluar, pengeditan

tulisan, penghargaan, sketsa autobiografi,

memori, penentuan pencapaian target,

pengelolaan proyek mandiri. Semua unsur

yang terdapat dalam pendekatan intelegensi

intrapersonal ini telah tersirat ketika guru

melakukan proses kegiatan belajar mengajar

di kelas. Perlu disadari bahwa unsur-unsur

tersebut merupakan hal yang penting untuk

dapat melakukan inovasi dalam pembelajaran.

Hal ini sejalan dengan pendapat Bruner dalam

Mustapa (2009), menyatakan bahwa

pengetahuan yang diperoleh siswa dengan

belajar penemuan memiliki beberapa

kebaikan salah satunya hasil belajar

penemuan memiliki efek transfer yang lebih

baik dibandingkan hasil belajar lainnya.

Peningkatan hasil belajar siswa pada

kelas eksperimen dengan pembelajaran

pendekatan intelegensi intrapersonal

didukung oleh respon siswa yang positif yang

diperoleh dari angket minat siswa yang

disebarkan setelah mereka mendapatkan

Page 13: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

13

pembelajaran, yakni siswa merasa senang dan

tertarik untuk belajar, karena pelajarannya

menyenangkan menyangkut kehidupan

sehari-hari, menantang serta tidak

membosankan. Perbandingan pendekatan

pembelajaran intelegensi intrapersonal dengan

konvensional, keuntungan yang dirasakan

dengan penerapan pendekatan intelegensi

intrapersonal dan kendala yang dirasakan

dalam pelaksanaan proses pembelajaran

melalui pendekatan intelegensi intrapersonal,

serta keinginan siswa dalam upaya

meningkatkan pemahaman dan penguasaan

kompetensi dasar sebaiknya menggunakan

model pembelajaran yang diharapkan siswa.

Berdasarkan hasil survei minat siswa

dapat disimpulkan bahwa siswa menyatakan

senang dengan model pembelajaran

intelegensi ntrapersonal daripada

pembelajaran dengan pendekatan

konvensional. Dengan pendekatan intelegensi

intrapersonal siswa merasa belajar tanpa

tertekan, rileks/santai, rekreasi dan

meningkatkan daya hayal, gairah belajar

meningkat. Sedangkan mengenai kendala

yang dirasakan oleh siswa tanggapannya

adalah mereka tidak merasa mendapatkan

kendala. Siswa memberikan saran dan

keinginan dalam hal meningkatkan

pemahaman materi agar guru dapat

berkesinambungan menggunakan pendekatan

intelegensi intrapersonal.

3) Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil

Belajar Fisika

Berdasarkan hasil perhitungan

dengan menggunakan uji tingkat gain

ternormalisasi (N gain) dapat dilihat bahwa

peningkatan aktivitas belajar siswa dan hasil

belajar siswa berada pada kategori sedang

(61,14% untuk aktivitas belajar dan 48%

untuk hasil belajar fisika). Kondisi ini

menunjukkan bahwa penerapan pendekatan

pembelajaran intelegensi intrapersonal

merupakan hal yang baru baik bagi guru

maupun siswa, telah memberikan pengaruh

dalam hal peningkatan hasil belajar walaupun

masih dalam kategori sedang. Jika guru secara

berkesinambungan menggunakan pendekatan

ini dengan melihat karakteristik materi yang

cocok maka hasil belajar siswa akan lebih

meningkat lagi.

Perbedaan tingkat aktivitas dan hasil

belajar kelas eksperimen dalam persentase

pada uji N-gain, walaupun pada kategori yang

sama penulis dapat melihatnya sebagai

dinamika yang berkembang dalam proses

pembelajaran dimana kepercayaan diri siswa

lebih menonjol daripada unsure kognitifnya.

Hal ini dapat dipahami sebagai eksprin

potensi diri belum beriringan dengan hasil

belajanya sendiri, sehingga perlu dibuatkan

variasi dalam pendekatan intelegensi

intrapersonal dengan memperhatikan

indikator-indikator yang ada.

Kelas kontrol terlihat peningkatan

aktivitas belajar siswa berada pada kategori

rendah (meningkat sebesar 13%). Sedangkan

untuk hasil belajar siswa berada pada kategori

sedang (meningkat sebesar 18,2%). Ini

menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa

sedikit sekali dipengaruhi oleh metode

pembelajaran yang konvensional. Metode

pembelajaran yang menarik dapat

membangkitkan aktivitas ekstrinsik siswa,

jika siswa memperoleh sesuatu yang menarik

dalam pembelajaran maka akan

membangkitkan gairah untuk belajar dan akan

berpengaruh dalam peningkatan hasil

belajarnya.

Aktivitas siswa pada kelas eksperimen

dengan uji N-gain 61,14 % sangat jauh

peningkatannya disbanding dengan kelas

kontol yang hanya 13 %. Ini berarti dengan

pendekatan intelegensi intrapersonal siswa

sngat teraktivitas dalam proses

pembelajarannya, hal ini disebabkan karena

rasa percaya diri maupun penghargaan atas

karya merupakan indikator utama dalam

pendekatan yang dilakukan oleh guru.

Hasil belajar siswa hanya meningkat

56,39 % pada kelas eksperimen, artinya ada

perbedaan peningkatan dengan aktivitas

61,14 % pada kelas yang sama. Perbedaan ini

Page 14: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

14

dapat dijelaskan karena adanya tingkat

kebebasan siswa dalam beraktivitas dalam

pendekatan intelegensi intrapersonal tinggi,

sedangkan faktor pendukung hasil belajar

(buku sumber) masih sangat terbatas,

sehingga hal ini turut mempengaruhi adanya

perbedan tersebut.

Hasil dari kemampuan siswa dalam

mengerjakan soal per item pada tabel 4.3,

terlihat adanya perbedaan antara kelas

Kontrol dan kelas eksperimen. Soal dengan

kategori C1 sebanyak 4 nomor terlihat lebih

banyak dipahami (dikerjakan dengan benar)

oleh kelas eksperimen (rata-rata 34 orang),

sedangkan untuk soal C2 kelas eksperimen

juga lebih banyak siswa yang benar kecuali

pada soal no 26 sama. Soal no 28. dan 35

kategori C2 kelas kontrol lebih banyak benar

Soal dengan kategori C2 pada nomr 28

dan 35 siswa pada kelas kontrol lebih banyak

benar dari kelas eksperimen, hal ini dapat

dipahami pada pertemuan itu (pertemuan ke-

lima) siswa di kelas eksperimen banyak yang

tidak hadir dikarenakan kondisi cuaca (hujan).

Siswa yang benar pada kelas ekperimen soal

kategori C4 lebih banyak dari kelas control

(24 banding 23). Ini berarti tingkat

pemahaman kelas eksperimen lebih baik dari

kelas kontrol yang disebabkan oleh adanya

pembelajaran dengan pendekatan intelegensi

intrapersonal.

Melihat fakta yang ada di atas, maka

dapat dikatakan bahawa pendekatan

intelegensi intrapersonal berpengaruh lebih

baik pada pemahaman siswa dalam

mengerjakan soal berdasarkan tingkat

kesukarannya. Dalam kondisi tertentu siswa

dapat saja mendapatkan hasil kurang, tetapi

hal ini banyak dipengaruhi oleh kehadiran

siswa itu sendiri. Hasil selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran deskripsi soal per-item.

KESIMPULAN

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab

4, maka dapat dikemukakan kesimpulan

sebagai berikut :

1) Data yang diperoleh setelah perlakuan,

dengan menggunakan uji N-gain

menunjukan untuk aktivitas belajar

siswa meningkat sebesar 61,14 %

untuk kelas eksperimen dan 13 %

untuk kelas kontrol. Melihat hasil uji

N-gain hasil yang diperoleh dimana

pada kelas eksperimen pada kategori

sedang dan untuk kelas control

kategori kurang. Dengan demikian

Terdapat pengaruh pendekatan

terhadap aktivitas belajar fisika pada

siswa kelas VIII di SMP Negeri 1

Sojol.

2) Hasil uji statistik dengan tingkat

signifikansi 0,05 diperoleh nilai sig.

= 0,001 yang berarti nilai sig. < 0.05

(0,000 < 0,05) derajat kebebasan (df =

54) diperoleh nilai t hitung = 3,520 dan

nilai t tabel = 2,005, karena nilai t hitung

> nilai t tabel ( 3,520 > 2,005).

Kemudian hasil uji N-gain juga

menunjukkan hasil yang diperoleh

berbeda antar kelas eksperimen 56,39

% dan kelas kontrol sebesar 35,4 %,

maka dapat dijelaskan bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar siswa di kelas

eksperimen dan kelas Kontrol.

Dengan demikian Terdapat pengaruh

pendekatan Intelegensi intrapersonal

terhadap hasil belajar fisika pada

siswa kelas VIII di SMP Negeri 1

Sojol.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, G. P. 2009. Meningkatkan kualitas

aktivitas belajar,keterampilan berpikir

kritis dan pemahaman konsep Biologi

siswa Kela X-5 SMA negeri 1 Banjar

melalui penerapan model pembelajaran

berbasis masalah. Melalui

< http://www.bloger.com> [10/5/2011]

Amstrong, T. (2004). Kamu itu lebih cerdas

daripada yang kamu duga (You’re

smarter than you think). Batam Centre:

Interaksara.

Page 15: Rumusan Masalah ( Hubungan Antara Hasil Belajar Siswa Dengan Sikap Siswa Terhadapa Matapelajaran Biologi Versi 2 )

MITRA SAINS ISSN: 2302-2027

15

Ardhana, W. 2005. Konstruktivisme dan

Penerapannya dalam Pembelajaran.

Makalah disampaikan pada Seminar

dan Lokakarya Pembelajaran berbasis

Konstruktivis: 22 Juni 2005. Malang:

Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Negeri Malang.

Arends, R. 2007.Learning to Teach (Belajar

Untuk Mengajar) Edisi ketujuh.

Terjemahan Buku Dua., Soetjipto, H.P

dan Soetjipto, S. Mi. 2008. Yogyakarta:

Pustaka Jakarta.

Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi

Pendidikan. Cetakan Ketiga. Jakarta:

Bumi aksara.

Ari Fischman, L . 2011. Using Gadner’s

Multiple Intelegence Theory To

Differentate High High School Physics

Instruction. Montana State University

Bozeman.

Campbell, L. Campbell, B. Dickison, D.

2004. Teori Praktis Pembelajaran

Berbasis Multiple Intelegensi. Depok

Jakarta. Intuisi Press.

Dabutar, J. 2008. Pengaruh Media

Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar

Pengelasan Pada Siswa Yang

Berprestasi Tinggi dan Rendah Di SMK

Swasta I Trisakti Laguboti Kabupaten

Toba Samosir.Melalui

<http://3.bp.bogspot.com> [25/5/2010]

Gardner, H. 1983. Frames of Mind : The

Theory of Multiple Intelegences.

NewYork: Basic Books.

Guzel, Hatice. 2010. Profiles of

University Students Based on

Multiple Intelligence Theory

and its Effect on Their Success

in Physics Lecture World Applied

Sciences Journal 10 (6): 665-67 4,

2010 ISSN 1818-4952 © IDOSI

Publications, 2010

Hamalik, 2011 Proses Belajar Mengajar,

Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hajhashemi , 2011 The Relationship between

Iranian EFL High School Students’

Multiple Intelligence Scores and their

Use of Learning Strategies. Faculty of

Foreign Languages and Literature

Science and Research Branch, Islamic

Azad University (SRBIAU), Hesarak,

Tehran, IranE-mail:

[email protected]

Kardi, S. dan Nur, M. 2000. Pengajaran

Langsung. Surabaya: University Press.

Munandar, S. C. U. 2003. Kreativitas dan

keberbakatan, strategi mewujudkan

potensi kreatif & bakat.Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Slavin, R .E. 2000. Educational Psychology,

Theory and Practice. sixth Edition.

Boston : Allyn and Baccon.

Sudjana, H. D. 2005. Strategi Pembelajaran

Pendidikan Luar Sekolah. Bandung:

Falah Production.