Rps138 Slide Anestesi Pada Sectio Caesaria

8/13/2019 Rps138 Slide Anestesi Pada Sectio Caesaria

1/93

Departemen Anestesiologi dan Reanimasi

FK-USU RSUP. Ha i Adam Malik Medan

Departemen Anestesiologi dan Reanimasi

FK-USU RSUP. Ha i Adam Malik Medan


2/93


3/93


4/93


5/93

Cesarean SectionCesarean SectionIdeal rotocol

Ample analgesia, muscle

re axation an se ation or surgery

wi h n n rin m h r r f

Anesthetics, analgesics, sedatives,

Cross blood-brain barrier

Also cross placenta


6/93

Cesarean SectionCesarean SectionC-sections are usually emergencies

Physical condition of mother usuallyless than optimal

Drugs should be chosen to minimize

fetal de ression

Decrease time from induction to

Decreases fetal exposure to drugs

depression


7/93


8/93

SISTEM RESPIRASISISTEM RESPIRASI

Hyperventilation sesudah trimester Imemudahkan terjadinya

edema pada nasal, oropharynx,arynx, an rac eaVentilasi alveolar 70 %

Volume tidal 40 %RR 15 %

Ventilasi semenit 50 %


9/93

Lebih mudah terjadi hipoksia ,Lebih mudah terjadi hipoksia ,

ok :ok :

cadangan O2airway closureFRC 20 - 30 %

Venous return pada posisi

terlentang


10/93


11/93


12/93


13/93


14/93


15/93

SUPINE HYPOTENSION SYNDROMESUPINE HYPOTENSION SYNDROME

> 15 % wanita hamil, bila dalam posisi tidurterlentang terutama pada saat aterm, akan

menunjukkan tanda-tanda syok :hipotensipucaberkeringat dingin

,cerebration

dalam keadaansupine position terlihatadanya : obstruksi total pada vena cavainferior akibat penekanan oleh uterus yang

hamil + janin


16/93

SYNDROME SYNDROME

su ine hi otensi ada level dibawah

penekanan yakni pada uterus dan

ekstrimitas inferior


17/93


18/93


19/93


20/93

SISTEM SALURAN CERNASISTEM SALURAN CERNA

letak gaster lebih horizontal, sudut gastroesophageal

lebih tajam dan letak pilorus berubah,menyebabkan

waktu pengosongan lambungcom etenc lower oeso ha ial s hinchter memudahkan terjadinya regurgitasi heart

burn

motilitas gaster

Klinis :

resiko regurgitasi dan aspirasi


21/93

SISTEM SYARAFSISTEM SYARAF

MAC dari obat anestesi inhalasi 40 %, mekanismenya

endogen yang , selain progesteron 10 - 20 %adanya : -

tekanan CSF ok penekanan pada vena cava,

kontraksi dari uterus (his)neuro sensitivity terhadap obat anestesi lokal

dibutuhkan dosis AL yang (30 - 50 %), untuk

hamil


22/93

SISTEM SALURAN KEMIHSISTEM SALURAN KEMIHdan GINJALdan GINJAL

Renal Plasma Flow (RPF)

Glomerular Filtration Rate (GFR) 50 %

Aktivitas plasma RENIN


23/93

Foto: Catherine Steinmann


24/93

UK National Sentinel CaesareanUK National Sentinel Caesarean

ect on Au tect on Au t

National CS rate 21.3%

Elective CS: 91% regional anaesthesia

Overall approx 84% with regional

anaes es a


25/93

St James' University Hospital Leeds1981 - 2003

Spinals

800

GAs

Epidurals

Total

600

200

400

0

1 3 5 7 9 1 3 5 7 9 1 3

20 20


26/93

Classification of Ur encClassification of Ur enc1. Emergency

Immediate threat to life of mother or fetus

2. Urgenthreat to life of mother or fetus, but not

immediate

3. c e u eNo threat to life of mother or fetus, but early

4. Elective

J Roy Soc Med 2000: 93; 346


27/93

For the uterus

an cerv x eblock mustnc u e oL1. Viscerala eren s a so

run in the sacralnerves, so orcomfort the

oc musinclude S3.


28/93


29/93

INDIKASI SECTIO CESARIAINDIKASI SECTIO CESARIA

. r p e

.

b. Soft tissue obstruction

passenger: a. Normal fetus :

* macrosomia ( > 4000 gr )* malposition and malpresentation

b. Anomalous fetus.

owers : a. Primar uterine inertiab. Uterine inertia

c. Failed induction


30/93

INDIKASI SECTIO CESARIAINDIKASI SECTIO CESARIA

2.2. FETAL DISTRESSFETAL DISTRESS

3.3. OBSTETRIC HEMORRHAGEOBSTETRIC HEMORRHAGE

4.4. INFECTIONINFECTION

5.5. MATERNAL AND/OR FETAL COMPLICATIONMATERNAL AND/OR FETAL COMPLICATION

..

7.7. SOSIALSOSIAL


31/93

PILIHAN ANESTESI PADA SECTIO CESARIAPILIHAN ANESTESI PADA SECTIO CESARIA

ALASAN DILAKUKANNYA OPERASI

TINGKAT URGENCY

KEADAAN KLINIS SI IBU

DEPRESSI RINGAN PADA JANIN

KONDISI OPTIMAL BAGI OPERATOR

TEKNIK YANG PALING DI KUASAI

KEPUTUSAN AHLI ANESTESI


32/93

Anesthetic TechniquesAnesthetic Techniques

Less neonatal depression

sp ra on an a rway pro ems

GeneralGeneral

Controllability

Control of airway


33/93

Choices in RegionalChoices in Regional

Pure epidural

Combined e idural + s inalthru needle

p ura sp na n separa es aces


34/93

CSE + Epid Volume Extension (EVE)Spinal-After-Failed-Epidural (SAFE)

Continuous Spinal (CSA)


35/93

REGIONAL ANESTESIREGIONAL ANESTESI

SPINALSPINAL EPIDURAL

Ibu tetap sadaraspirasi dapat dicegah

janin ( )

teknik mudahefek cepat

teknik lebih sulitefek lambat

hipotensi >>analgesik (+)

hipotensi minimallevel anestesi mudah

relaksasi ( )


36/93


37/93


38/93


39/93


40/93


41/93

PERSIAPAN REGIONAL ANESTESIPERSIAPAN REGIONAL ANESTESI


42/93

PERSIAPAN REGIONAL ANESTESIPERSIAPAN REGIONAL ANESTESI

I B U, A L A T , dan O B A TI B U, A L A T , dan O B A T

1. Pemberian antasida, 1 jam sebelum induksi

2. Transport pasien dalam posisi lateral

3. Periksa vital sign

4. Pemberian cairan secara cepat 1000 - 2000 ml kristalloid

. ,

Sumber oksigen * Obat-obatan :

Alat anestesi # Pentotal Diaze am

Jalan nafas # Efedrine, S Atropin Laryngoscope # dll

Endotracheal Tube (ETT)

Suction

BLOK EPIDURALBLOK EPIDURAL


43/93

BLOK EPIDURALBLOK EPIDURAL

Lumbal epidural

Sacral caudalspace

Mekanisme kerja :1. Obat AL berdifusi melalui dura dan beraksi pada nerve

roots dan spinal cord

2. Obat AL berdifusi kedalam area para-vertebral melalui

-

block yang multiple

-

Lidocaine banyak digunakan karena difusinya baikBupivacaine menghasilkan blok yang lebih lama

Chloroprocaine, onset of action cepat, duration of action

singkat


44/93


45/93

EPIDURAL ANESTHESIAEPIDURAL ANESTHESIA


46/93

Epidural

space

x


47/93


48/93


49/93


50/93


51/93


52/93


53/93


54/93


55/93

: e ec n que: e ec n que


56/93


57/93


58/93


59/93


60/93


61/93


62/93


63/93


64/93

1. Arachnoid mater

2. Subdural space

3. Dura mater

6. Pia mater

7. Subarachnoid space

8. E idural s ace4. Periosteum

5. Ligamentum flavum9. Dorsal root ganglion

10.Periosteum

11.Posterior longitudinal ligament

Epidural


65/93

Epidural

space

x


66/93


67/93


68/93


69/93

Berbeda dengan blok spinal :

a umpa per e aan o s mpa s

dan motorik

Dibutuhkan dosis yang lebih besar

Masa kerja obat AL dapat dipertahankan

berulang

KOMPLIKASI EPIDURAL ANESTESIKOMPLIKASI EPIDURAL ANESTESI


70/93

KOMPLIKASI EPIDURAL ANESTESIKOMPLIKASI EPIDURAL ANESTESI

dural tapintravenous placement

acute generalized toxicity

o a sp na anes esneurolo ical dama e, headache

BLOK SPINAL ( SUBARACHNOIDBLOK SPINAL ( SUBARACHNOID ))


71/93

Tinggi-rendahnya blok spinal, tergantung pada :

Lokasi pemberian obat AL ( L 1-2, L 2-3, L 3-4)

Berat Jenis obat AL

( hyperbaric / hypobaric / isobaric ) Posisi pasien pada saat penyuntikan obat AL

Barbotage

Arah bevel dari jarum spinal (keatas, kebawah)

penambahan Epinefrine (maksimal 0,2 mg)


72/93

INDIKASI SECTIO CAESARIA DENGANINDIKASI SECTIO CAESARIA DENGAN


73/93

.

perdarahan yang hebat

hemodinamik yang tidak stabil

sepsis

. e a s ress

3. Pasien menolak teknik RA

4. Gagal melakukan regional anestesi

PELAKSANAAN GENERAL ANESTESIPELAKSANAAN GENERAL ANESTESI


74/93

berikan antasida 1 jam sebelum induksi

pre-oksigenasi > 6 L/mntberi 0,5 mg pancuronium /iv, 5 menit pra-

induksiinduksi : pentotal 3 - 4 mg/kg/iv

,

Sellick's maneuver

mencegah aspirasi ok fasiculasi

PELAKSANAAN GENERAL ANESTESIPELAKSANAAN GENERAL ANESTESI


75/93

intubasi ETT secara cepat, cuff (+)

maintenance : N2O - O2 - Halothane 0,5 % , - ,

hindari hiperventilasi

setelah bayi lahir (umbilical cord di klem),

ekstubasi dilakukan apabila pasien telah

sa ar a

PREOKSIGENASIPREOKSIGENASI


76/93

O2 consumption 20 %

FRC 20 %

er o e apnea se ama men :wanita hamil : PaO2 150 torr

TEKNIK :

1. beri O2 100 % dengan FACE MASKFACE MASKselama 3 - 5 menit nafas biasa. eri 2 1 engan na as inspirasi a am

dan maksimal sebanyak 4 x

PENCEGAHAN TERHADAP ASPIRASIPENCEGAHAN TERHADAP ASPIRASI


77/93

Aspirasi morbidity dan mortality

P m ri n n i l m in k i H r TEKNIK :

intubasi ETT secara cepat

emberian 0 5 m ancuronium sebelum induksi cegah fasciculasi

intubasi

'

ekstubasi dilakukan bila pasien telah sadar

KEUNTUNGANKEUNTUNGAN GAGA dibandindibandin RARA


78/93

n u s cepa

PREMEDIKASIPREMEDIKASI


79/93

NARKOTIKANARKOTIKA

MEPERIDINE

Kontra indikasi ok depresi pada janin

Memperlambat pengosongan lambung

Men ebabkan mual dan muntahTidak dianjurkan sebagai premedikasi

BARBITURAT

menyebabkan depresi yang lama pada janintidak dianjurkan sebagai premedikasi

PREMEDIKASIPREMEDIKASI


80/93

cukup banyak digunakan sebagai premedikasi ,

menyebabkan depresi pada janin

umum digunakan sebagai premedikasi

, ,Glycopyrrolate, dosis 0,005 mg/Kg BB

mencegah bradikardia ok respon intubasi danSuccinylcholinemengurangi sekresi saliva dan volume asam

lambung

OBAT INDUKSIOBAT INDUKSI


81/93

THIOPENTAL (PENTHOTAL)THIOPENTAL (PENTHOTAL)

cukup luas digunakan sebagai obat induksi

-

menyebabkan APGAR Score menjadi rendah

pada wanita hamil :

e m nas o a e s ng a

reflex bulu mata hilang (Eye Lids Reflex)

pada dosis yang lebih rendah ( 3,5 mg/KgBB)

KETAMINEKETAMINE


82/93

cukup sering digunakan sebagai obat induksi,khususnya pada kasus wanita hamil denganper ara an po ens

digunakan sebagai obat tunggal atau kombinasi

Dosis induksi : 1 mg/KgBB

Efek terhada neonatus mun kin lebih baikdibandingkan dengan Penthotal

dosis : 0,2 mg/KgBB, menyebabkan depresipa a neona ustidak dianjurkan sebagai obat induktor

OBAT PELEMAS OTOTOBAT PELEMAS OTOT


83/93

SUCCINYLCHOLINESUCCINYLCHOLINEdi unakan untuk memudahkan intubasi

onset of action : cepat, duration of action : singkat

efek samping :

fasikulasi

mialgia ( nyeri otot )

tekanan intra gastric aspirasi

masa kerja bisa memanjang, ok pada wanita hamil,

aktifitas plasma cholinesterase

dosis : 2 - 3 mg/KgBB tidak menimbulkan efek

depresi terhadap sistem pernafasan pada neonatus

dosis > 10 mg/KgBB

depresi pada neonatus

PANCURONIUMPANCURONIUM


84/93

digunakan sebagai relaksan selama pembedahan

masa kerja lama

i : m K BB r i v n m ili l

dan vena ibu adalah 0,1 - 0,2

bersama-sama dengan Sulfas Magnisikus,

pre - eclampsia

eclampsia

ATRACURIUMATRACURIUM


85/93

dosis : 0,5 mg/KgBB

masa er a s ng a

efek terhada neonatus minimal

dosis : 0 04 m K BB

masa kerja singkat

efek terhadap neonatus minimal

OBAT INHALASIOBAT INHALASI


86/93

HALOTHANE, ENFLURANEHALOTHANE, ENFLURANE

os s a o ane : , - ,

Ethrane : 0,5 - 0,75 %- 2 2

Konsentrasi tinggi relaksasi uterus (atonia

uteri

erdarahan ost- artumKeuntungan :efek amnesia (+)menye a an a 2 maternauterine blood flow

-uterine bleeding ( - )

NITROUS OXIDE = NNITROUS OXIDE = N OO


87/93

cepat mencapai plasenta

eta materna rat o , , sete a men t

neonatus menjadi kritis (diffusional

hypoxia)


88/93


89/93


90/93


91/93


92/93

Thank ouThank ou

for listeningfor listening


93/93

Rps138 Slide Anestesi Pada Sectio Caesaria

Documents

Transcript of Rps138 Slide Anestesi Pada Sectio Caesaria