Rhinitis Alergi

53

description

Rhinitis alergi

Transcript of Rhinitis Alergi

  • Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2001 adalah : kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.

  • WHO Iniative ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun 2000 (berlangsungnya) :Intermiten bila gejala kurang dari 4 hari/minggu atau kurang dari 4 mingguPersisten/menetap bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan atau lebih dari 4 minggu

    Tingkat berat ringannya penyakit, rinitis alergi dibagi menjadi :Ringan, bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktifitas harian, bersantai, berolahraga, belajar, bekerja dan hal-hal lain yang menggangguSedang atau berat bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut diatas

  • Rhinitis alergi seasonal / musiman : alergen inhalan yang meningkat pada musim musim tertentu : tepung sari, rerumputan/spora jamur. Rhinitis alergi pereneal : debu rumah, skuama binatang / bulu binatang, kecoa, spora jamur (inhalan) susu, telur, ikan, keju (ingestan)

  • PATOFISIOLOGI

    Diawali dgn tahap sensitisasi & diikuti dgn reaksi alergi.

    Reaksi alergi terdiri dari 2 fase yaitu :Immediate Phase Allergic Reaction atau Rekasi Alergi Fase Cepat (RAFC) sejak kontak dengan allergen hingga 1 jam setelahnya

    Late Phase Allergic Reaction atau Reaksi Alergi Fase Lambat (RAFL) pada 2-4 jam dengan puncak 6-8 jam setelah pemaparan dan dapat berlangsung hingga 24 jam

  • Kontak pertama dengan alergen

    Makrofag sebagai APC

    Membentuk fragmen peptida dan bergabung dengan HLA II

    Membentuk MHC II

    Presentasi ke sel Th 0

    Melepaskan sitokon seperti IL-1

    Aktivasi Th 0 menjadi Th1 dan Th2

    Th2 melepaskan berbagai mediator (IL-3, IL-4, IL-5 dan IL-13)

    Diikat oleh reseptor di limfosit B

    Aaktivasil limfosit B

  • Produksi IgE

    Ke sirkulasi, masuk jaringan dan diikat ke reseptor sel mastosit dan basofil

    Aktivasi sel matosit dan basofil

    Menghasilkan mediator yg tersensitisasi

    Mukosa terpapar dengan alergen yg sama

    IgE berikatan dengan alergen spesifik

    Degranulasi sel matosit dan basofil

    Terlepasnya mediator kimia terutama histamin, selain itu; PGD2, Leu, bradikinin, PAF dan berbagai sitokin)

    REAKSI CEPAT

  • Histamin

    REAKSI LAMBAT

    Penambahan jenis dan jumlah sel inflamasi

    Eosinofil

    Gejala hipereaktif dan hiperresponsif

    Merangsang reseptorH1 pada ujung saraf vidianus di mukosa hidung

    Hipersekresi sel gobletdan kelenjar mukosaPermeabilitas kapiler meningkatVasodilatasi sinusoidRasa gatal dan bersinrhinorreaHidungtersumbatGejala berlanjut dan mencapai puncak 6-8 jam

  • RhinorrheaHidung tersumbatMata gatalBersin-bersin

  • 1. Anamnesis : - Trias Alergi : hidung tersumbat, rhinorrhea, bersin(sneezing).Fx yang mempengaruhiTx yang telah dijalani dan bagaimana efeknya.Riwayat keluarga2. Pemeriksaan fisik : Hidung luar : - deformitas, bentuk tulang dan kartilagoWarna kemerahan akibat iritasiHidung dalam : - mukosa oedem, pucat kebiruanSekret : jernih, encermata : peningkatan lakrimasi

  • Anamnesis

    Usia pertama kali timbul? apakah timbul terus-menerus?Apakah menetap sepanjang tahun? setiap hari?Organ yang terkena & gejala apa yang spesifik?Tanyakan pencetusnya?Respon antihistamin&kortikosteroid intranasal?Apakah pasien menderita asma atau dermatitis atopik?atau adanya sinusitis, otitis media, masalah gigi & palatum?Tanyakan riwayat penyakit terdahulu & riwayat keluarga Tanyakan lingk. rumah& lingk. pekerjaan atau sekolah

  • Pemeriksaan Fisik

    Gambaran muka secara umum :Allergic shiners Allergic saluteAllergic/nasal crease

  • Skin test AlergiSkin prick test / prick puncture test Intradermal testPemeriksaan imunoglobulin ERadioallergosorbent test (RAST) sangat akuratLeukocyte histamine release test Pemeeriksaan serologi sekret hidungRhinitis alergi : gambaran eosinofilia Pemeriksaan penunjang lainnasoendoskopi, sinuskopi, x foto hidungImmunoassay : pemeriksaan pelepasan mediator selama reaksi alergi dengan mengukur mediator / enzym yang dilepaskan dalam darah, sekret hidung dan urin.

  • Diagnosa BandingRhinitis Infeksi : oleh karena virus, common cold. 7 14 hari dan disertai demam. Perennial Non Allergic Rhinitis. - 25 % tes alerginya negatif- Beberapa orang juga menderita asma dan sinusitis kronik

    3. Non Alergic Rhinitis with Eosinophilia Syndrome (NARES) Jenis khusus dari rhinitis non alergi Gejala sama dengan Rhinitis Alergic Hapusan hidung eosinofil sama dengan Rhinitis Alergic Tes alergi negatif Penyebab belum diketahui

  • 4. Rhinitis vasomotor = Rhinitis Idiopatik Berbagai faktor pencetus non spesifik menyebabkan timbulnya hidung tersumbat / berair. mungkin disebabkan oleh respon individu terhadap perubahan kondisi lingkungan (kelembaban / suhu) Iritan hirupan seperti bau yang keras, asap rokok, polusi udara, parfum, makanan pedas atau insektisida Anamnese yang lengkap untuk membedakan dengan Rhinitis Alergic

  • 5. Rhinitis karena pekerjaan respon terhadap setiap bahan yang terdapat dilingkungan pekerjaan partikel dari binatang di lab (peternakan, gandum, debu kayu dan bahan-bahan kimia lain).6. Rhinitis karena ObatAspirin, NSAID, reserpin, metyldupa, betabloker, ACE Inhibitor, antagonis adrenoreseptor alfa, chlorpromazin, kontrasepsi oral, cocain. Rhinitis medikamentosa digunakan untuk efek rebound remakaian vasokonstriktor yang lama.

  • 2. Otitis media yang residif, terutama pada anak pelepasan mediator dan sel dan histamin pada RA edema mukosa hidung & nasofaring obstruksi tuba estachius fungsi ventilasi di telinga tengah terganggu tekanan negatif yg terus-menerus akumulasi cairan di telinga tengah

  • 1. Sinusitis- Proses inflamasi dan oedem mukosa nasal obstruksi ostium sinus paranasal

    Gangguan drainase cairan sinus dan gangguan aerasi

    2. Otitis media yang residif, terutama pada anak pelepasan mediator dan sel dan histamin pada RA edema mukosa hidung & nasofaring obstruksi tuba estachius fungsi ventilasi di telinga tengah terganggu

  • 3. Polip Hidung3 x lebih sering pada PART Rhinitis dan asmaRA juga menyebabkan rekurensi polip nasal setelah diambil4. AsmaRA dan asma sering terjadi bersamaanIndividu yang menderita alergi lebih mudah terkena asmaRA memperberat gejala asma

  • Hindari kontak dengan alergen penyebabnya (avoidance)Simptomatis. Terapi medikamentosa yaitu antihistamin, obat-obatan simpatomimetik, kortikosteroidOperatifImunoterapi

  • a. Anti Histamin :Mekanisme inhibisi kompetitif pada lokasi reseptor histaminContoh : - Tanolamin, Etilendiamin, alkilamine, fenotiozinSiproheptadin, Hidroksizin, PiperrazinEfek samping mengantuk, nafsu makan , konstipasi, kekeringan membran mucosa, kesulitan berkemih.Anti histamin generasi kedua :Terfenadine, Astemizole, Coratadine, Cetirizin.

  • b. Dekongestan- Secara tunggal / kombinasic. KortikosteroidMengurangi reaksi alergi dengan mencegah sel tubuh agar tidak berespon dengan histamin mengurangi inflamasi dan hipereaktifitas hidung oral / semprotd. Natrium Kronolin Diberikan intranasal Menurunkan pelepasan zat mediatore. Antikolinergik : Mengurangi gejala rhinorrhea Preparat : Ipratro[ium

  • 3. ImunoterapiPenyuntikan allergen penyebab secara bertahap dengan dosis yang makin meningkat guna menginduksi toleransi pada penderita alergi4. Edukasi 5. Terapi bedahUntuk mengatasi komplikasi RA seperti sinusitis dan polip nasi

  • Sinus maksila disebut juga antrum High more sinus yang sering terinfeksi, oleh karena (1) sinus paranasal yang terbesar (2) letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar(3) dasar sinus maksila adalah dasar akar gigi (prosesus alveolaris) (4) ostium sinus maksila terletak di meatus medius , disekitar hiatus semilunaris yang sempit

  • ETIOLOGI

    VIRUSBAKTERI - Streptococcus pneumoniea - Haemophillus influenzae - Staphylococcus aureus

  • Terutama menyerang usia 18-75 thTerutama pada pasien dengan riwayat alergi (rinitis alergi)

    Chart1

    0.667

    0.333

    Sales

    Sheet1

    Sales

    Laki-Laki66.70%

    Perempuan33.30%

    To resize chart data range, drag lower right corner of range.

  • Hidung tersumbatNyeri/rasa tertekan di mukaSekret purulenGejala sistemik (demam & lesu)Sakit kepalaHiposmia/anosmiaHalitosisSakit kepala kronikBatuk kronikGangguan tenggorokSino-bronkitisSerangan asma meningkat

  • Berdasarkan kriteria International on Sinus Disease tahun 1993

    Diagnosa Sinusitis : 2 gejala mayor, atau1 gejala mayor + 2 gejala minor

  • Adanya faktor predisposisi reaksi inflamasi mukosa hidung

    Edema organ-organ yang membentuk KOM

    Mukosa yang berhadapan saling bertemu

    Silia tidak dapat bergerak

    Ostium tersumbat

    Tekanan negatif di dalam rongga sinus

  • Transudasi

    Kondisi menetap

    Sekret terkumpul dalam sinus

    Bakteri berkembang dan bermultiplikasi

    Sekret menjadi purulen

    Terapi tidak adekuat

  • Inflamasi berlanjut

    Hipoksia jaringan

    Bakteri anaerob berkembang

    Mukosa semakin membengkak

    Perubahan mukosa kronik

    Hipertrofi, polipoid/pembentukan polip dan kista

  • AnamnesaPemeriksaan fisikPus di meatus medius (sinusitis maksila, etmoid anterior dan frontal) dan di meatus superior (sinusitis etmoid posterior dan sfenoid)Mukosa edema dan hiperemisAnak: pembengkakan dan kemerahan di kantus mediusPemeriksaan penunjangFoto polosCT ScanPemeriksaan mikrobiologikSinoskopi

  • Antibiotik-Penisilin, seperti amoksilin, amoksilin + asam klavulanat atau sefalosporin generasi ke 2 selama 10 14 hariDekongestanTerapi lain-Jika diperlukan; analgetik, mukolitik, steroid oral/topikal, pencucian rongga hidung dengan NaClTindakan operasi-Bedah sinus endoskopi fungsional (BESF/FESS). -Indikasi: sinusitis kronis tidak membaik setelah terapi adekuat, sinusitis kronik disertai kista atau kelainan reversibel, adanya komplikasi disertai sinusitis jamur

  • CWL (Cadwell-Luc)Incisi horizontal dibuat di sulkus ginggivobukal, tepat diatas akar gigiIncisi dilakukan di superior gigi taring dan M2 menembus mukosa dan periosteumPeriosteum diatas fosa kanina dielevasi sampai kanalis infraorbitalisPada dinding depan sinus dibuat fenestra, dengan pahat, osteatom atau alat borLubang diperlebar dengan cunam pemotong tulang kerison, sampai jari kelingking dapat masuk

  • Isi antrum dapat dilihat dengan jelasDinding nasoantral meatus inferior selanjutnya ditembus dengan trokar atau hemostat bengkokAntrostomi intranasal ini dapat diperlebar dengan cunam kerison Lubang nasoantral ini sekurang-kurangnya 1,5 cm dan yang dipotong adalah mukosa intra nasal, mukosa sinus dan dinding tulang Setelah antrum diinspeksi dengan teliti agar tidak ada tampon yang tertinggal incisi ginggivobukal ditutup dengan benang plain cat gut 00

  • Komplikasi Penyakit SinusitisKomplikasi orbitaPeradangan atau reaksi edema yang ringanSelulitis orbita. Edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif menginvasi isi orbita namun pus belum terbentukAbses subperiosteal. Pus terkumpul di antara periorbita dan dinding tulang orbitaAbses periorbita. Pada tahap ini, pus telah menembus periosteum dan bercampur dengan isi orbitaTrombosis sinus kavernosus akibat penyebaran bakteri melalui saluran vena ke dalam sinus kavernosus tromboflebitis septic

  • Kelainan intrakranialmeningitis, abses epidural, abses subdural, abses otakKomplikasi kronikKomplikasi tindakan operasiFESSCaldwell-Luc

  • *********