Ratna Kencana edisi Desember 2014

20
Ratna Kencana Media Informasi Pratisentana Bandesa Manik Mas Edisi: Desember 2014

description

Media Informasi Pratisentana Bandesa Manik Mas.

Transcript of Ratna Kencana edisi Desember 2014

Page 1: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna KencanaMedia Informasi Pratisentana Bandesa Manik Mas

Edisi: Desember 2014

Page 2: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana02 | Desember 2014

Foto cover: Kori Agung Pura Taman Pule, Desa Mas.@Made Wardiyasa

Redaksi Ratna Kencana: Pelindung: Made Sudiana, Nyoman Astina, Made Nariana Pimpinan Redaksi: Ketut Atmadja, Anggota Redaksi: Made Wardiyasa, Made Sunada, Wayan Suadnyana, Made Tirta.

Sekretariat: Gria Bandesa Manik Mas, Desa Mas, Ubud. Tel. 0815 5875 1925, 081 2391 8756. Redaksi menerima masukan berupa artikel/opini, kritik dan saran serta segala foto kegiatan dalam lingkup PBMM dan permintaan ber-langganan, silahkan dikirim via email [email protected]

Salam Redaksi

Om Swastyastu,

Redaksi menghaturkan puja astungkara atas terbitnya kembali Majalah Ratna Kencana untuk edisi Desember 2014. Bagi kami edisi ini menjadi spesial karena kami terbit dengan tampilan yang baru serta susunan redaksional yang baru juga. Semangat kami juga bertambah dengan terbentuknya kepenguru-san baru ditubuh PBMM Pusat untuk masa bhakti 2014 - 2019.

Tentu saja kami masih tetap berbenah untuk memperbaiki tampilan dan konten majalah kita ini agar men-jadi lebih berkualitas serta dapat hadir secara konsisten kehadapan para pembaca. Kami mengundang para semeton PBMM untuk turut menjadi bagian dari majalah kita ini sehingga kami bisa tetap tampil pada edisi - edisi berikutnya.

Akhirnya tak lupa kami sampaikan Selamat Hari Raya Galungan dan Hari Raya Kuningan untuk semeton semua.

Om Santih, Santih, Santih, Om...

Salamat membaca.

Redaksi Ratna Kencana.

Mahashaba IV PBMM Dibuka oleh Gubernur Mangku Pastika, 04

Bandesa Manik Mas: Upaya Meluruskan Sejarah, 06Mencari Bekas Puri Bandesa Manik Mas, 09

Tonggak Sejarah PBMM, 11

Suksesi Kepengurusan Organisasi PBMM Berlangsung Secara Alami, 14

Gubernur Bali: “Jangan Jadi Generasi Penghancur”, 15

Masih Ada Warih PBMM Belum Tahu Jati Diri, 16

Profil: Sekjen PBMM Pusat, I Nyoman Astina, ST, MH., 18

Laporan Hasil Dana Punia Mahashaba, 19

Page 3: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana Desember 2014 | 03

Gubernur Mangku Pastika Membuka Secara ResmiMahashaba IV Pratisentana Bandesa Manik Mas

PENGURUS Pusat Pratisen-tana Bandesa Manik Mas (PBMM) mengadakan Mahas-abha IV yang diadakan di Wan-tilan Pura Taman Pule Desa Mas, Ubud pada hari Minggu, 07 Desember 2014. Mahasabha ini dibuka se-cara resmi oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika yang di-dampingi oleh jajaran Muspida Provinsi Bali, Bupati Gianyar A.A Gede Agung Bharata, Anggota Komisi X DPR RI Dr. Ir. Wayan Koster MM. Dalam sambutannya, Gubenur Made Mangku Pas-tika mengharap kebanggaan terhadap keberadaan leluhur dapat memotivasi dan men-ginspirasi generasi muda un-tuk berkaya dan berprestasi di masa depan.Peserta Mahasabha terdiri

atas perwakilan paiketan dari kabupaten/kota di Bali dan perwakilan dari luar Bali serta para peninjau yang berpartisi-pasi dalam mahashaba ini. Agenda utama dalam mahasabha yang mengambil tema “ Memantapkan jati diri ” ini adalah penyusunan AD/ART PBMM, penyusunan pen-gurus baru untuk masa bhakti 2014 - 2019 serta penyusu-nan program kerja lima tahun kedepan. I Made Sudiana, SH ter-pilih sebagai Ketua Umum PBMM untuk masa bhakti 2014 -2019 dan didampingi oleh Nyoman Astina ,ST. MM. sebagai Sekretaris Jenderal dan Drs. I Wayan Wijaya, Msi sebagai Bendahara. Menurut Made Sudiana yang juga dikenal sebagai

Mr. Smile, tantangan generasi muda kedepannya akan jauh lebih berat dan lebih kompleks jika dibanding pada masa-ma-sa lalu sehingga dengan pai-ketan ini nantinya diharapkan dapat lebih aktif dalam membi-na anggota dan meningkatkan srada bhakti dan menghayati keberadaan Ida Bhatara Kawi-tan. Disamping itu juga, paik-etan ini bertujuan untuk men-jalin, mempererat, membina dan menumbuhkan kekom-pakan dan rasa kekeluargaan antar warih Ida Bhatara Kawi-tan Pangeran Bandesa Manik Mas. Acara ini juga dihadiri oleh para Sulinggih Brahmana Mas, Ida Pandita Pangeran Bandesa Manik Mas dari Gri-ya Bandesa Manik Mas Desa Mas, Ubud dan Penglingsir dari Puri Ubud, Puri Peliatan, Puri Gianyar, Puri Denpas-ar, Puri Jembrana serta Ida Dalem Semara Putra dari Puri Agung Klungkung yang se-cara khusus datang dan turut memberi wejangan mengenai hubungan/kedekatan historis antara Puri Klungkung dengan Bandesa Manik Mas di masa lalu.*iMW

Dari kiri, Made Sudiana, Bupati Gianyar A.A . Beratha, Wayan Koster mendampingi Gubernur Mangku Pastika membuka secara resmi Mahashaba IV PBMM.

Page 4: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana04 | Desember 2014

PRATISENTANA Bandesa Manik Mas (PBMM) Bali, Min-ggu 7 Desember 2014 punya pengurus baru. Lewat Mahas-abha yang diadakan di Wan-tilanPura Taman PuleDesa Mas, Gianyar terpilih pengu-rusbaru. Satu hal yang patut dicatat, pengurus terpilih, khu-susnya KetuaUmum, Sekre-taris Jendral dan Bendahara Umum adalah kalangan gen-erasi muda. Ketua Umumnya terpilih Made Sudiana, Sekjennya Ny-oman Astina. Keduanya ter-masuk dari kalangan generasi muda. Begitu juga Bendahara umumnya, ditetapkan Wayan

Wijaya. Ketiganya intelektual muda PBMM. Mereka juga sarjana-- berpendidikan tinggi. Apa arti dari semua ini? Generasi sebelumnya para perintis PBMM, memberi-kan kepercayaan kepada gen-erasi muda untuk mengurus pesemetonan PBMM tersebut. Generasi tua 55 tahun keatas, cukup menjadi pendorong dan pembimbiing sehingga sifat-nya seperti ajaran Ki Hajar De-wantara: “ tut wurihandayani”. Sebagai generasi Man-ik Mas, saya bangga den-gan keputusan Mahasabha. Proses kepemimpinan di pas-emetonan tersebut berjalan

lancar dan alamiah. Tidak ada sikap ambisius berlebihan, in-gin menjadi pengurus organ-isasi sosial tersebut. Bersedia “ngayah” yang dilakukan ka-langan generasi muda, patut diacungkan jempol . Namanya “ngayah”, maka pasti akan terjadi pengorbanan waktu, tenaga malahan juga material. Mereka pasti sudah tahu dan siap untuk itu.

Bangkitkan Generasi MudaApa yang harus dikerjakan pengurus baru PBMM yang akan bertugas sampai lima ta-hun kedepan? Menurut saya paling tidak ada beberapa hal.

Bangkitkan Generasi Muda Bandesa Manik MasOleh : Made Nariana*

Page 5: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana Desember 2014 | 05

Pertama melaksanakan program kerja yang sudah diputuskan Mahasabha. Kedua menggerakkan generasi muda Bandesa Man-ik Mas di Bali khususnya dan di penjuru tanah air pada um-umnya. Ketiga Meningkatkan sra-da bakti kepada leluhur, demi kepentingan lingkungan kelu-arga, masyarakat, bangsa dan Negara. Satu hal penting menurut pandangan saya, bagaima-na Pengurus PBMM mampu memberikan motivasi kepada generasi muda, dalam mengh-adapi persaingan bebas mulai tahun 2015 ini. Semua kalangan generasi muda, khususnya generasi muda Bandesa Manik Mas, harus mampu bersaing dalam hidup dan kehidupan ini. Per-saingan itu hanya akan dapat dilakukan, dengan mening-katkan kualitas diri melalui pendidikan setinggi-tingginya. Menguasai teknologi dan in-formasi sebanyak-banyaknya. Memperluas pergaulan yang produktif seluas-luasnya. Ka-lau tidak berlebihan, juga menguasai bahasa asing se-banyak-banyaknya, sehingga mampu bersaing di tingkat global. Dudonan karya, men-getahui seluk beluk keturunan, hormat kepada leluhur sangat penting untuk diketahui. Namun yang terpenting, bagaimana Pengurus PBMM mampu memotivasi kalangan generasi muda untuk bangkit, belajar dan belajar sesuai den-

* Drs. Made NarianaWartawan Sk. Pos Bali.

Wargi Bandesa Manik Mas, asal Desa Baha, Mengwi - Badung.

gan program pemerintah. Kini pemerintah sudah memberikan kemudahan dalam mengikuti pendidikan. Memberikan fasilitas dalam kesehatan. Juga memberikan berbagai bantuan dalam berb-agai bidang kehidupan kita. Pengurus PBMM jangan tenggelam dengan masalah – masalah keagamaan dan soal asal-usul keturunan yang pasti banyak versinya. PBMM tidak boleh terjebak dengan perde-batan asal-usul yang berlebi-han. PBMM harus mengikuti pergulatan perkembangan za-man, teknolgi dan ,informasi serta kemajuan di berbagai bi-dang kehidupan.

Tidak Semua BeruntungSaya melihat potensi generasi muda PBMM cukup banyak. Mereka tidak semuanya berun-tung mendapat pendidikan yang memadai. Saya yakin juga tidak semua beruntung memiliki rumah yang layak. Barangkali banyak di antara semeton Bandesa Manik Mas hidup di bawah garis kemiski-nan. Sebaliknya banyak semeton PBMM sudah hidup berkecukupan. Banyak yang memiliki harta dan kekayaan, apa karena fasilitas pemer-intah atau dengan bekerja keras. Hal ini patut kita syuku-ri. Namun akan lebih baik, jika sebagian dari harta dan benda

yang dimiliki dapat membantu semeton lain yang masih be-lum mampu hidup layak. Bu-kankah jargon PBMM : “Kita berasal dari darah satu bum-bung?” Semua kita sejajar? Yang lebih besar dipanggil Bli dan yang lebih kecil cukup di-panggil Adi? Persoalan-persoalan sep-erti inilah yang perlu dijawab, sehingga PBMM terasa man-faatnya bagi para semeton!Sungguh sangat indah hidup ini, jika semua dianggap ke-luarga besar. Keluarga Ban-desa Manik Mas, satu leluhur. Oleh karena itu, kita merasa bangga bukan saja karena bertemu setiap Kuningan di Pura Taman Pule Mas, Ubud Gianyar – namun kita juga bangga karena betul-betul kita keluarga besar yang dapat hidup rukun di bawah naungan organisasi PBMM.

Page 6: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana06 | Desember 2014

KIYAI Gusti Pangeran Bande-sa Manik Mas begitulah nama lengkap leluhur kita sebagai warih Bandesa Manik Mas. Be-berapa semeton sudah men-getahui bagaimana perjalanan sejarah Bandesa Manik Mas, namun tidak banyak semeton yang tahu siapa sebenarnya Pangeran Bandesa Manik Mas. Apa hubungan antara Ki-yai Patih Wulung dengan Ban-desa Manik Mas, dan siapa sebenarnya Patih Ularan yang banyak disebut dalam berb-agai sumber babad? Dalam berbagai literatur terdapat beberapa versi yang menjelaskan tentang Ban-desa Manik Mas. Perbedaan versi ini apabila kita dalam memahaminya hanya sepo-tong-sepotong bahkan tanpa melalui komparasi sumber se-jarah tentu bisa menimbulkan adanya kekeliruan bahkan ti-dak tertutup kesalahan yang berkepanjangan karena hanya membenarkan satu sumber saja yang belum tentu kebena-rannya. Terlebih lagi harus diketa-hui oleh mereka yang sering menulis prasasti untuk pesan-an di suatu merajan. Apabila salah dalam memahaminya dan hanya menggantungkan pada satu sumber babad saja terjadilah perpanjangan mata rantai kekeliruan dan kesala-han sejarah Bandesa Manik Mas.

Oleh karena itu dalam menu-liskan sejarah Bandesa Manik Mas harus mengacu pada peristiwa sejarah yang terdiri dari tokoh sejarah dan period-isasi sejarah. Dalam memaha-mi sejarah Pangeran Bandesa Manik Mas terdapat dua tokoh sejarah berbeda yang sering dicampuradukkan dalam be-berapa babad. Tokoh Patih Wulung dengan tokoh Patih

Ularan, tokoh Dalem Kresna Kepakisan dengan Dalem Wa-turenggong karena yang dise-but hanya tokoh Dalem Gelgel saja, bahkan kerajaan Pasuru-an dengan kerajaan Blamban-ganpun di beberapa babad terbaca sangat mengelirukan.Oleh karena itu sekarang adalah saatnya kita untuk me-mahami sejarah Pangeran Bandesa Manik Mas dalam

Bandesa Manik Mas: Upaya Meluruskan Sejarah Oleh: Wayan Suadnyana / Pak Mas

Page 7: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana Desember 2014 | 07

konteks fakta sejarah bukan dalam konteks babad.Kiyai Patih Wulung. Beliau adalah seorang Brahmana keturunan dari Mpu Dwijaksara. Nama be-liau adalah Mpu Jiwaksara. Ketika Bali dapat ditaklukkan oleh Gajah Mada, atas pe-tunjuk Gajah Mada akhirnya Ratu Majapahit Tri Bhuwana Tungga Dewi mengutusnya menjadi seorang pemimpin di Bali untuk menyusun sistem pemerintahan versi Majapahit. Tugas dalam bidang pemer-

intahan adalah tugas seorang ksatriya, oleh karenanya Ratu Majapahit memberikan ge-lar kepada Mpu Jiwaksara dengan sebutan Kiyai Patih Wulung. Tugas beliau bukan menjadi raja tetapi petugas penyusun pemerintahan di ta-nah Bali. Hal ini bisa dipahami dari tandakan Kiyai Patih Wu-lung ketika semua susunan pemerintahan terbentuk, Be-liau kembali menghadap Ratu Tri Bhuwana Tungga Dewi dan Gajah Mada agar di Bali Dwipa ditempatkan seorang raja. Oleh karena itulah ren-cana besar seorang Gajah Mada telah dimulai di tanah Bali, dimana Gajah Mada ti-dak menempatkan raja dari kaum ksatriya, tetapi lebih memilih dari kaum brahmana. Putra keempat dari Danghy-ang Kepakisan yang benama Dalem Ketut diangkat menjadi raja dengan gelar Dalem Ketut Kresna Kepakisan. Patih Wul-ung telah mempersiapkan ista-na lengkap dengan prajurit dan pengawal istana bertempat di desa Samprangan Gianyar. Oleh karna itulah Dalem Sri Kresna Ketut Kepakisan bergelar Dalem Samprangan, sedangkan Patih Wulung tetap menempati karang kepatihan di Gelgel sebagai Amengku Bumi. Perjalanan sejarah su-dah terjadi (inmaleg) tanpa bisa dikembalikan, ketika Dalem Samprangan meng-utus Kiyai Patih Wulung me-nyerang kerajaan kakaknya di Pasuruan dengan berbekal

pesan seorang raja agar jan-gan sampai membunuh kakak Beliau. Dalam hukum perang adalah dharmaning ksatriya mahottamo yang mengharus-kan menang di medan laga, menyebabkan Dalem Putu ter-bunuh. Disinilah kemenangan berbuah petaka bagi Kiyai Patih Wulung. Panji-panji ke-menangan yang dikibarkan ketika sampai di puri Sam-prangan disambut kemarahan dari Ida Dalem setelah men-getahui kakaknya terbunuh. Kemarahan Ida Dalem inilah kemudian munculnya sebuah bhisama yang ditujukan ke-pada Kiyai Patih Wulung yang mengharuskannya mening-galkan Gelgel dan menetap di Bali Tengah. Dalam bhisama dijelaskan Kiyai Patih Wul-ung tidak lagi memiliki gelar seorang ksatriya tetapi hanya menjadi seorang Bandesa. Dari isi bhisama ini tercantum Kiyai Patih Wulung menjadi seorang Bandesa bukan han-ya jabatan sebagai Bandesa tetapi juga sebagai keturunan “...mulai sekarang aku kasi engkau gelar Kiyai Gusti Pan-geran Bandesa Manik Mas dan seketurunanmu”. Sejak itulah mulai mun-culnya nama dinasti Pangeran Bandesa Manik Mas dalam catatan sejarah tanah Bali, yang mendiami wilayah kecil di Bali tengah dengan nama Desa Mas sampai pada gen-erasi ke tiga kedatangan Dan-ghyang Nirartha yang memilih menetap di Mas dan menjalin

Page 8: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana08 | Desember 2014

hubungan dengan Pangeran Mas. Pangeran Mas kemudian membuatkan tempat tinggal Danghyang Nirartha yang ter-letak di sebelah utara Puri Mas yang disebut Taman Pule yang dijadikan sebagai pasraman oleh Danghyang Nirartha be-serta seluruh keluarganya. Hubungan antara Dang-hyang Nirartha dan Pangeran Mas semakin erat karena Pan-geran Mas berguru pada Dan-ghyang Nirartha sampai akh-irnya didiksa menjadi seorang Panditha bergelah Panditha Mas. Sebagai rasa hormat dan terimakasih Pangeran Mas ke-mudian menghaturkan putri Beliau yang bernama Gusti Ayu Manikan Mas Gumitir un-tuk menjadi istri sang Rsi. Dari perkawinan itu lahirlah Ida Bok Cabe yang kemudian menu-runkan brahmana Mas sampai saat ini.Patih Ularan Tokoh Patih Ularan muncul menjadi terkenal adalah pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong yang bergelar Dalem Gelgel. Waturenggong adalah raja Bali Dwipa pada generasi ke tiga dimana se-belumnya yang menjadi raja adalah Raja Sri Smara Kresna Kepakisan yang mulai memin-dahkan pusat kerajaan dari wilayah Samprangan Gianyar ke wilayah Gelgel Klungkung. Pada masa pemerintah-an Dalem Waturenggong di wilayah Mas juga memimpin adalah generasi ketiga, di-mana pada saat itu Pangeran Mas III memimpin Desa Mas

dengan sangat tentram. Dan-ghyang Nirartha yang saat itu sudah menetap di Mas, dimo-honkan oleh Dalem Watureng-gong menghadap ke Gelgel. Setelah itu Danghyang Nirar-tha dijadikan sebagai baga-wanta kerajaan oleh Dalem Waturengong. Tugas utama Danghyang Nirartha adalah selain sebagai penasehat raja, juga ditugaskan membentuk angkatan perang kerajaan Gelgel. Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang sanyain dan seorang arsitek taktik dan strategi perang, Danghyang Nirartha memban-gun angkatan perang kera-jaan Gelgel bernama Dulang Mangap. Tokoh yang ditunjuk menjadi pemimpinnya adalah tiga orang ksatriya yaitu Patih Ularan, Pangeran Pasek dan Pangeran Bandesa (?). Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong dengan penasehat kerajaan Danghy-ang Nirartha, kerajaan Gelgel mencapai puncak keemasan dengan pasukan perang yang sangat kuat sehingga bisa sampai menguasai wilayah Lombok dan Blambangan. Pada saat penyerbuan ke wilayah Blambangan yang menjadi pemimpin perang adalah tiga orang ksatriya tersebut di atas.Dalam berbagai sumber babad, dicantumkan adanya perintah yang hampir sama dengan perintah ketika Ki-yai Patih Wulung menyerbu wilayah Pasuruan, bahwa ti-

dak boleh membunuh raja. Penulisan tokoh sejarah dalam sumber babad dalam peristiwa sejarah ini campur aduk di-mana dijelaskan bahwa Patih Ularan mendapat tugas dari Dalem Gelgel Kresna Kepaki-san. Bahkan juga dijelaskan Patih Ularan dan pasukannya bukan menyerang ke Blam-bangan tapi ke Pasuruan.Di sinilah adanya kesalahan dalam penulisan tokoh dan peristiwa sejarah yang berbe-da, sehingga dalam berbagai prasasti yang ada di beberapa merajan saat ini menjadi ikut dikelirukan perjalanan se-jarahnya. Bhisama dari Dalem Wa-turenggong kepada Patih Ularan adalah pergi ke wilayah Bali Utara dan menetap di Patemon Buleleng, sedan-gkan Pangeran Pasek dan Pangeran Bandesa diberi-kan tempat di wilayah Gelgel yang kemudian membangun puri bernama Jro Kuta Gel-gel bukan ke Bali Tengah (Desa Mas), sedangkan yang pergi ke Bali Tengah adalah Patih Wulung pada generasi pertama. Adanya nama Pan-geran Mas yang ikut menjadi pemimpin Tri Manunggaling

Page 9: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana Desember 2014 | 09

DIMANAKAH bekas Puri Ker-ajaan Mas? Itulah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh banyak pihak, bukan hanya pengurus, atau dari semeton saja, sejak penulis menjadi mahasiswa, pertanyaan itu su-dah muncul di kalangan akade-misi. Bagaimana tidak. Dalam catatan sejarah Bali, nama Pangeran Bandesa Mas me-megang peranan yang sangat penting dalam kancah perjala-nan sejarah tanah Bali. Nama Patih Wulung yang meng-harumkan tanah Bali yang generasinya saat ini tersebar bukan hanya kaum Bandesa Manik Mas tetapi juga golon-gan Pasek, sehingga semeton pasek jelas-jelas mencantum-kan bahwa leluhurnya adalah Patih Wulung. Ketika Patih Wulung menetap di Gelgel beliau ber-putra dua orang yaitu Pan-geran Bandesa dan Pangeran Smaranatha. Pangeran Ban-desa menurunkan keturunan Bandesa Manik Mas dan Pan-geran Smaranatha menurunk-an Kiyai Gusti Rare Angon, yang selanjutnya menurunkan

Kiyai Agung Pasek Gelgel dan seterusnya menurunkan soroh pasek. Lantas, kenapa kebesa-

ran Bandesa Manik Mas sirna hilang kertaning bumi dari ta-nah Bali bahkan bekas-bekas puri yang begitu megah tidak bisa ditemukan sampai saat ini. Kajian sejarah Universitas Udayana sekitar tahun 1988 sempat berkeinginan mencari dan menemukan situs-situs

sejarah yang mungkin ada tentang Bandesa Manik Mas. Namun urung dilakukan kar-na adanya benturan-benturan

dari berbagai pihak tentang keberadaan dan status Pura Taman Pule saat itu. Sum-ber sejarah yang seharusnya mengungkapkan kisah sejarah Kerajaan Mas masih sulit untuk didapatkan. Bahkan penulis yang mengajukan skripsi ten-tang Sejarah Pangeran Ban-

Mencari Bekas Puri Bandesa Manik Mas • Mengenang Almarhum Bapa Balik

Yuda, kemungkinan (walau-pun belum tentu benar karena tidak ditemukan sumber se-jarah) adalah keturunan dari Pangeran Mas yang ada di Mas kemudian dijadikan se-bagai salah satu pemimpin di

kerajaan Gelgel. Demikianlah perjalanan Sejarah keturunan Kiyai Gus-ti Pangeran Bandesa Manik Mas yang selama ini kita me-nyatukan diri dalam sebuah paiketan dengan sebutan Pra-

tisentana Bandesa Manik Mas (PBMM), yang harus betul-bet-ul kita luruskan karena berkai-tan dengan perjalanan sejarah secara sekala dan niskala dan terlepas dari pastu para le-luhur.

Page 10: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana10 | Desember 2014

desa Manik Mas saat itupun ditolak dengan dalih sumber sejarah kurang mendukung. Kebesaran nama tokoh sejarah Pangeran Mas yang tidak bisa dipisahkan dengan sejarah tokoh sang Rsi Nirar-tha dan catur brahmana meru-pakan hubungan emosional dan hubungan genetikal, tentu menjadi catatan tersendiri di-antara mereka yang mema-hami perjalanan sejarah ked-uanya. Lantas sekarang, kita se-bagai generasi sebagai warih Beliau tidakkah berkeinginan untuk melakukan kajian, bah-kan penelitian agar kita semua tahu dimana sebenarnya letak Puri Mas saat itu. Bila mengacu pada per-jalanan sejarah setelah per-ang Nambenan 1776 masehi dengan mengutip bunyi babad dari Mekel Peduwungan, ten-tang kisah Ki Geder dan Ki Seleseh, dimana dicantumkan bahwa Ki Geder yang sudah dianggap sebagai saudara oleh raja Sukawati Anak Agung Anom Wijaya Tanu, diberikan bhisama sebagai pewaris un-tuk menjadi bandesa di Mas dengan menempati bekas puri Mas dan menjaga seluruh warisannya seperti tercantum dalam babad Sukawati (....nah ne jani cai Wayan Geder tun-den nira mwumah di Mas me-brekelin desane.....). Berdasarkan informasi dan satu situs sejarah yang masih terpelihara sampai saat ini, konon bekas Puri Mas saat ini ditempati oleh Bapak Way-

an Sentaya yang keturunan langsung di Ki Geder. Bahkan ketika penulis sebagai seorang sejarawan tidak gegabah dalam menuliskan tulisan ini, beberapa sumber sejarah yang berhasil ditemukan ter-masuk keberadaan pelinggih rong telu yang ada di tempat ini menunjukkan sebuah anali-sa yang harus ditindak lanjuti. Terlepas dari keberadaannya saat ini menjadi sebuah rumah tempat tinggal. Berdasarkan penuturan Bapa Sentaya bahwa ke-beradaan pelinggih rong telu kembar ini dikarenakan Beliau mewarisi pelinggih yang di se-belah selatan milik Bandesa Manik Mas dan sebagai mi-liknya di sebelah utara. Kare-na menjadi pewaris sesuai bhisama yang dimilikinya, ten-tu tidak berani membongkar pelinggih tersebut sehingga pelinggih tersebut yang diyaki-ni sebagian semeton sebagai Ibu Bandesa Manik Mas tetap dijaga dengan baik. Bapa Sentaya pun tidak pernah minta semeton Ban-desa Manik Mas untuk datang tangkil ke sana, mereka yang datang karena menerima pawisik atau karena sakit setelah metenung katanya belum menemukan kawitan. Setelah datang ke sana dan maturang pejati, mereka sem-buh sehingga diteruskan den-gan meguru piduka, demikian yang disampaikan Bapa Sen-taya dan juga disampaikan oleh Jro Mangku Pura Penata-ran Rambut Siwi.

Penulis masih ingat dengan pesan sesepuh kita almarhum Bapa Balik yang merupakan penyamaran dari Bandesa Mas dengan panggi-lan soroh Keliki yang menyam-paikan bahwa Beliau beribu di pelinggih tersebut, walaupun banyak semeton juga datang ke merajannya yang juga diya-kini sebagai merajan Ibunya. Selain itu almarhum sering berpesan kepada penulis agar tetap berupaya meluruskan sejarah Bandesa Manik Mas. Bahkan penulis sangat kaget ketika rapat pertama kali pengurus Baru PBMM di Griya Ida Panditha Pangeran Bande-sa Manik Mas, salah seorang semeton ada yang mendapat pawisik ketika diadakan Ma-hasabha, karna sama sekali tidak menghaturkan asebit sari dan atur piuning di pelinggih tersebut, tentunya informasi itu kita jangan memandang sebelah mata atau mengabai-kannya mengingat waktu ma-hasabha IV Jro Mangku Catur menyampaikan bahwa saat itu juga ada atur piuning di sana. Semoga informasi ini menjadi titik terang bagi kita dalam upaya merupakan se-buah titik terang untuk menca-ri dan menemukan dimana se-benarnya letak Puri Bandesa karena berkaitan dengan Ibu/kawitan Bandesa Manik Mas. Ketika di Griyapun pen-ulis mendapatkan beberapa lembaran sumber sejarah yang diberikan oleh Ida Pan-ditha, setelah dibaca dican-tumkan pula Ki Geder sebagai

Page 11: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana Desember 2014 | 11

Tonggak Sejarah PBMM

pewaris di Mas. Saat ini kita tidak boleh lagi menutup mata dengan hal-hal yang bersifat niskala, apa-lagi dalam kaitannya dengan leluhur tentu kita semua harus berlapang dada memahami sejarah sebagaimana mesti-nya, tanpa ada kepentingan kelompok ataupun golongan. Semua harus berjalan seir-ing agar Ida Bhatara Kawitan tenang di alam sana dan kita diberikan keselamatan serta kerahayuan terhindar dari ku-tukan beliau yang banyak ter-tuang di dalam berbagai lon-tar dan prasasti. Semoga Ida Bhatara Kawitan asung kerta wara nugraha memberikan kita semua kerahayuan. *Pak Mas.

PRATISENTANA Bandesa Manik Mas, seperti yang lum-rah kita kenal sekarang adalah nama Organisasi paiketan pasemetonan trah Bendesa Manik Mas. Semeton kita yang tersebar di desa para desa mempunyai berbagai “pungku-san”. Hal ini tak terlepas dari drama sejarah perjalanan Le-luhur kita. Berbagai kisah per-nah kita dengar yang berkaitan dengan sebutan atau pungku-san semeton. Kisah-kisah penting yang fenomenal sehubungan den-gan perjalanan leluhur yang berakibat pada pungkusan atau julukan dalam hal ini kita

sebutkan saja dengan istilah tonggak sejarah. Salah satu kisah fenomenal dari leluhur kita adalah perjalan ke Jawa Timur dalam menjalankan perintah dalem Gelgel untuk menyerang menundukkan Kerajaan Blambangan dan Pa-suruan yang notabene adalah semeton beliau sendiri. Kisah ini sebetulnya secara umum telah dikenal dengan baik oleh semeton PBMM. Akan tetapi sering terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan penafsiran atau ingatan yang menuliskan kembali berdasar informasi cerita dari mulut ke-mulut. Oleh karena itu wajar ada perbedaan. Perihal yang sering ber-variasi atau berbeda adalah kerajaan mana yang diserang? Blambangan ataukah Pasuru-an? Tentang tahun kejadian ada yang menyebutkan terjadi pada jaman Dalem Ketut Kres-na Kepakisan di Samprangan atau sekitar tahun 1350 an, ada pula yang menyebutkan penyerangan terjadi pada ja-man Dalem Baturenggong di Gelgel yaitu pada abad XV setelah kedatangan Ida Dang Hyang Dwijendra pd tahun 1489. Ketidakpastian juga ada pada siapa saja tokoh yang ikut menyerang ke Jawa Timur. Apakah sebenarnya yang menyebabkan terjadinya penyerangan ke Jawa Timur itu yang tak lain adalah per-ang saudara trehan Wang Bang Kepakisan. Sebelum terjadinya penyerangan ke

Jawa itu leluhur kita dikenal dengan pungkusan Pangeran Mas atau Kyayi Gusti Bend-esa Mas. Kisah ini diawali oleh kisah perjalanan Guru Besar Wong Bali yaitu Ida Dang Hy-ang Dwijendra beserta istri dan anak-anak beliau. Tersebut penggalan kisah perjalanan ketika beliau sem-pat tinggal di Blambangan dan mengambil Sri Patni Kaniten keluarga Kerajaan Blamban-gan sebagai salah satu istri dan menurunkan trah Brah-mana Keniten. Brahmana Keniten pada umumnya me-makai nama yang berhubun-gan dengan Banyuwangi, mis-al TELABAH, TELAGA, IDA WETAN (Banyuwangi = Jawa Timur Wetan). Beliau tinggal beberapa waktu di Blamban-gan dan sangat disenangi dan dihormati oleh para penduduk Blambangan, banyak mem-punyai sisya di sana. Konon sang Raja Blambangan cem-buru dan iri hati melihat Beliau banyak mempunyai pengikut. Sang Raja Dalem Juru kha-watir rakyatnya lebih bersim-pati pada sang Pandita. Kare-na iri hati sang Raja demikian besar dan semakin hari sema-kin membakar kecemburuan-nya yang tak beralasan maka sang Raja mulai menyusun upaya mengusir Ida Peranda dengan menebar fitnah bahwa Ida Peranda menyebar guna-guna yang dicirikan oleh kerin-gat Ida Peranda berbau wangi. Menyadari hal yang tidak kondusif ini Ida Peranda lalu menyeberang ke Bali. Dalem

Page 12: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana12 | Desember 2014

Juru Raja Blambangan telah melakukan kesalahan san-gat besar mengganggu kes-ejahteraan perasaan Beliau. Hal itu akan berakibat hal yang sangat buruk akan terjadi pada Dalem Juru sebagai buah per-buatannya sendiri. Demikianlah disebutkan dalam banyak sumber. Masih di Ker-ajaan Blambangan dikisahkan salah seorang putri Dalem Juru yang cantik jelita menarik hati Dalem Baturenggong di Gelgel. Dalem Baturenggong jatuh cinta dan sangat men-ginginkan putri Blambangan yang bernama Ni Bas menjadi Permaisurinya. Tetapi bukan hanya Dalem Baturenggong kes-engsem pada putri Blamban-gan yang cantik itu ternyata

semetonnya dari Kerajaan Pasuruan juga berkeinginan menyunting menjadi istri. Raja Pasuruan sangat khawatir ka-lah wibawa dalam persaingan normal dengan Dalem Ba-turenggong dalam mendapat-kan sang Putri, maka Raja Pasuruan memakai strategi kampanye hitam yaitu me-lukiskan Dalem Baturenggong dengan rupa seorang Cebol, berperut gendut, berpunuk, ke-pala lengar ngablar, serta buah pelirnya lambih. Foto copy lukisan ini disampaikan ke-pada sang Putri Blambangan. Keruan saja sang Putri melihat lukisan ini sangat jijik dan me-nolak dengan keras, lebih baik mati dari pada menjadi istri Dalem Baturenggong demiki-anlah kejadiannya. Mengeta-

hui lamarannya ditolak Beliau sangat marah, apa lagi setelah intelijennya melaporkan peri-hal strategi licik Raja Pasuru-an yang menyebabkan Putri Blambangan menolak menjadi permaisuri dan memilih lari ke Pasuruan Maka turunlah per-intah Dalem Baturenggong ke-pada pimpinan militer kerajaan Gelgel “Tri Manggala Yudha” untuk memberi pelajaran dan menundukkan Pasuruan dan Blambangan sekalian. Tri Manggala Yudha Ker-ajaan ketika itu adalah tiga serangkai Pinatih Ularan, Ki Gusti Bandesa Mas dan Ki Gusti Pasek Gelgel. Walaupun kemarahan Dalem Batureng-gong demikian besar, tapi be-liau masih ingat bersaudara sehingga perintah menga-

Page 13: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana Desember 2014 | 13

lahkan Blambangan dan Pa-suruan tetapi saudaranya tak boleh dibunuh. Singkat cerita, Penyerangan berakhir dengan dapat dikalahkannya Blambangan dan Pasuruan. Ki Gusti Bandesa Mas berha-sil menundukkan Pasuruan, sebagai tandan bahwa Bumi Pasuruan telah dapat dika-lahkan dihaturkan hasil jara-han utama yaitu hiasan atau murda gelung kori kerajaan Pasuruan yang terbuat dari emas bertatahkan sarwa man-ik-manik utama kepada Dalem Baturenggong. Sedangkan Patih Ularan dalam usahanya mengalahkan Dalem Juru raja Blambangan terpaksa harus membunuh Dalem Juru kare-na sangat sakti sulit dikalah-kan tanpa dibunuh, bahkan badan Patih Ularan sendiri penuh luka kena tulup Dalem Juru, sehingga terpaksa ha-rus berakhir dengan kematian Dalem Juru. Sebagai bukti Blambangan dapat dikalahkan dibawalah punggelan kepala Dalem Juru ke Gelgel. Diceritakan saat Tri manggala yudha menghadap Dalem Baturenggong mel-aporkan hasil penyerangan ke Blambangan dan Pasuruan, bertepatan dengan adanya rapat besar/pleno kerajaan staf kerajaan lengkap ha-dir saat itu dan Dalem telah duduk di singgasana kerajaan dengan baju kebesaran penuh dengan hiasan emas dan me-nyandang keris. Pada saat sidang berlangsung datan-glah tiga pucuk pimpinan mi-

liter kerajaan Gelgel kembali setelah melaksanakan tugas. Para hadirin semua perhati-annya tertuju pada sang baru datang. Dalem Baturenggong sangat terkejut mendengarkan keseluruhan laporan hasil per-ang menyerang Blambangan tersebut karena terbunuhnya Dalem Juru(cucu Dalem Juru = Baturenggong adalah cucu Dalem Ketut Kresna Kepaki-san di Samprangan ). Dilukis-kan perasaan beliau seperti ditimpa puncak gunung yang runtuh, mukanya merah dan tanpa mengeluarkan sepa-tah kata langsung masuk ka-mar dan menutup pintu. Ses-aat keadaan hening tak ada yang mengeluarkan suara, kemudian setelah lama ber-selang sang raja menumpah-kan kemarahannya dengan . menurunkan titah dari balik pintu, menjauhkan tiga orang pimpinan militer yang meny-erang Blambangan dan Pa-suruan dari keraton agar raja tak merasa stress mengingat kematian mindonnya di Blam-bangan. Patih Ularan diperintah tinggal di Den Bukit, setelah dianugrahi sawah wit 200 te-nah, Ki Gusti Bandesa Mas diperintah untuk tinggal di Mas (mungkin sekali di Mas telah ada semeton Ki Gusti Bandesa Mas yang menjadi pemucuk disana), setelah dianugrahi Sawah mawiwit 100 tenah dan mendapat korting /Pangirid hukuman tak kena hukuman mati, tak kena batu-batu, tak kena kepanjingan(sita) dan

lainnya yang berhubungan dengan tatanan acara kema-tian. Ki Gusti Pasek Gelgel di beri tempat di sekitar Kota Klungkung sekarang bernama Jro Kuta. Anugrah lain-lainnya persis sama dengan yang di-berikan kepada Ki Gusti Ban-desa Mas demikian? Karena mereka itu bersaudara satu wi-witan, tunggal sembah. Khu-sus kepada Ki Gusti Bandesa Mas, karena telah berhasil me-metik “ Puncak Gopura Manik “ Kerajaan Pasuruan, sebagai bukti kerajaan Pasuruan su-dah dapat ditundukkan, maka dari saat sekarang ini sampai nanti, bersama-sama sauda-ranya semua “wnang anama Ki Gusti Bandesa Manik Mas”. Demikian antara lain anugrah Dalem, yang diwarisi oleh para warih. Kenyataannya adalah sekarang ini Organisasi pe-semetonan para warih Ki Gusti Bandesa Mas yang ada ber-nama Pratisentana Bandesa Manik Mas. Walaupun ada kenyataan lain bahwa tidak semua yang semeton merasa mantap bernama berisi Manik. Ada pendapat beberapa orang semeton bahwa Ki Gusti Bandesa Mas, dapat lebih bi-jaksana dalam pembuktian telah dapat mengalahkan Pa-suruan tanpa membunuh Raja Pasuruan, hal ini disebabkan karena telah berguru kepada Ida Ratu Peranda Sakti Wawu Rawuh. Demikianlah hasilnya pembelajaran daging-daging kawikon. *Pak Mas

Page 14: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana14 | Desember 2014

SUKSESI dikalangan organ-isasi persemetonan Bandesa Manik Mas, berlangsung ala-mi, dimana generasi yang leb-ih tua dengan iklas menyerah-kan tongkat kepemimpinannya kepada generasi yang lebih muda. Begitu pula generasi muda yang sudah saatnya me-mangku tugas dengan senang hatimenerima tanggung jawab tersebut, tentu tetap mendapat pendampingan dari para seniornya sehing-ga organisasi yang di-nahkodainya tetap lan-car. Itu kira-kira gam-baran yang bisa di-baca dalam arena Mahasabha IV Pra-t i sen tanaBandesa-Manik Mas (PBMM) Pusat yang berlang-sung penuh dengan nuansa kekeluargaan di Pura Taman Pule Mas-Ubud, dengan memilih pemimpin dari kalan-gan generasi muda. “Wajar organisasi perse-metonan ini di kelola dan di-motori generasi muda demi penyesuaian,” ujar Mantan Sekjen PBMM Pusat Drs. Wayan Tika, karena waris Pangeran Bandesa Manik Mas tersebar di semua kabupaten dan kota di Bali serta berada di berbagai daerah di Nusantara. I Made Sudiana, SH

(asal Desa Mas) terpilih se-bagai Ketua Umum perioda tahun 2014-2019 didampingi Sekretaris Jenderal juga dari kalangan anak muda I Ny-oman Astina, ST. MM. asal Tabanan dan Bendahara Drs. Wayan Wijaya, Msi. asal Ce-luk- Gianyar. Namun generasi muda yang ditunjuk untuk men-jalankan roda organisasi pe-semetonan itu bukanlah orang

baru di lingkungan organisasi persemetonan ini, karena se-belumnya juga duduk dipengu-rusan PBMM Pusat Pimpinan Nengah Darmi Supratman. Made Sudiana dan Ny-oman Astina misalnya dalam kepengurusan lalu, masing-masing duduk sebagai wakil ketua, Wayan Wijaya juga dalam posisi sebagai wakil bendahara, sehingga mereka ini mampu melanjutkan apa

yang dirintis sebelumnya. Generasi muda yang diunggulkan dalam kepengu-rusan kali ini adalah pebis-nis dalam upaya menghadapi perkembangan zaman, teruta-ma dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi infor-masi yang berkembang begitu pesat. Sidang-sidang dalam Mahasabha yang dipimpin Drs. I Gede Sadia MM, dis-

amping memilih pengurus har-ian juga dilengkapi dengan seksi-seksi yang seluruhnya sekitar 104 orang, guna memperlancar merealisasikan pro-gram kerja yang di-tugaskan selama 5 ( lima ) tahun kede-pan. “Saya siap me-mimpin organisasi pesemotonan dari warih Bandesa

Manik Mas lima tahun kede-pan,” kata Made Sudiana di depan para peserta Mahas-abha IV PBMM Pusat yang dihadiri semua kabupaten dan kota di Bali terasuk dari Lom-bok. Generasi muda dipilih dalam pertemuan lima tahu-nan ini, tentu dalam mengha-dapi tantangan masa depan terutama dalam meningkatkan sradha dan bahkti kepada Ida

Suksesi Kepengurusan Organisasi PBMM Pusat Berlangung Secara Alami

Page 15: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana Desember 2014 | 15

Bhatara Hyang Kawitan, me-mantapkan Jati diri sebagai Bandesa Manik Mas. Disamping itu organisasi ini juga bertujuan mempererat ikatan pesemetonan dian-tara warih Ida Bhatara Hyang Kawitan Bandesa Manik Mas. Dalam melaksanakan tujuan itulah memerlukan sepak ter-jang yang cepat dan tepat, maka generasi mudalah yang tepat.

Gubernur Mangku Pastika:Jangan Jadi Generasi Penghancur.

Warih Bandesa Manik Mas tidak saja berada di se-luruh kabupaten dan kota di Bali, tetapi juga tersebar di Nu-santara antara lain di Jakarta, Sulawesi, Sumatera, Lombok, Kalimantan, dan mereka itu memerlukan informasi sebagai bahan pembinaannya. Pratisentana Bandesa Manik Mas memerlukan in-formasi dan perkembangan tentang jejak leluhurnya dari

GUBERNUR Bali bersama Nyonya Made Mangku Pas-tika, disambut antusias oleh ribuan warih Bandesa Manik Mas yang datang dari pelosok Pulau Bali serta dari Lombok di halaman Pura Taman Pule di Desa Mas Ubud.Orang nomor satu di Bali ini hadir dan melakukan persem-bahyangan bersama dalam rangkaian pelaksanaan perte-muan akbar yakni Mahasabha Pratisentana Bandesa Manik Mas IV yang berlangsung se-hari penuh di Wantilan Pura Taman Pule, 7 Desember 2014.Kehadiran Made Mangku Pastika ditengah-tengah warih Bandesa Manik Mas sudah kedua kalinya, sebab sebelumnya pernah melaku-kan mendem pedagingan di Pelinggih Pura Pangeran Ban-desa Manik Mas yang berada di Besakih.Mantan Kapolda Bali ini men-gaku bangga berada di ten-

gah - t engah pe rseme to -nan Bandesa Manik Mas, yang berlang-sung rukun. Mereka yang datang dari pelosok desa dan berkum-pul di Pura Ta-man Pule seb-agai saudara.Ia pun men-gaku bangga karena tidak lupa dengan para leluhur bahkan menjadi sumber moti-vasi dan inspirasi untuk meng-hadapi masa depan. Pemuda sebagai generasi penerus di-harapkan bisa memaknai hal tersebut, bukan malah men-jadi generasi penghancur.Gubernur Bali Made Mang-ku Pastika yang membuka acara tersebut menginginkan sebuah kebanggaan akan le-

luhur tersebut mampu diwu-judkan dalam bentuk kesiapan guna menghadapi masa de-pan yang lebih baik.“Kita tidak hidup di masa lalu tapi kita hidup hari ini dan esok. Ini merupakan tanggung jawab saya sebagai Gubernur untuk mempersiapkan ma-syarakat Bali dalam mengha-dapi goncangan – goncangan masa depan yang luar biasa.

masa lalu hingga terkini dan untuk memenuhi hal itu maka memerlukan Iptek, oleh sebab itu generasi mudalah yang tepat menanganinya. Made Sudiana mengatakan, pengu-rus PBMM yang dipimpinnya sebagian besar anak muda namun tetap didampingi oleh para seniornya seperti Drs. WayanTika, mantan Sekjen dan Made Marayana yang ahli dibidang Kalender Bali.

Page 16: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana16 | Desember 2014

ORGANISASI Pasemetonan Pratisentana Bandesa Manik Mas yang disingkat PBMM Pusat, awal Desember 2014 melaksanakana Mahasabha IV di Wantilan Pura Taman Pule Mas Ubud yang dihadiri orang nomor satu di Bali Gu-bernur Made Mangku Pastika.Karena dihadiri gubernur, pertemuan ini tentu cukup bergengsi. Pertemuan-per-temuan yang dilaksanakan pasti akan seru seperti hal-nya partai politik, dan habis rapat-rapat termasuk dalam pemilihan pengurus pasti akan ada perdebatan sengit. Atau mungkin akan muncul pengu-rus tandingan terutama dari mereka yang merasa tidak puas dan merasa tidak ter-wakili. Akhirnya atas restu Ida Bhatara Kawitan, Mahasabha IV PBMM berlangsung san-gat akrab dan penuh suasana kekeluargaan. Apasih PBMM ini, tanya seorang peserta mahasabha asal Bangli yang mengaku baru kali pertama hadir dalam

pertemuan ini. Bisa dimaklu-mi karena Kabupaten Bangli dan Klungkung baru memiliki kepengurusan sejak pertenga-han tahun ini.Ratna Kencana yang menden-gar bisikan itu berupaya me-maparkan secuil cerita cikal bakal terbentuknya organisasi sosial pasemetonan ini, yang diawali dengan penempatan Ida I Dewa Agung Wijaya Tanu di Kerajaan Timbul (Sukawati) kemudian merasakan dirinya tidak mampu menjalankan pemerintahan sehingga ingin merebut pusaka leluhur Ban-desa Manik Mas. Pada saat itu Mas sudah merupakan generasi keenam, dimana ke-hidupan berjalan sangat baik, rakyat hidup sangat tentram. Keinginan dari Raja Timbul, menguasai Pusaka Nawa Ratna, sangat ditentang oleh Pangeran Mas, karena itulah maka Raja Timbul melakukan penyerangan kewilayah Kera-jaan Mas. Penyeranngan pa-sukan Timbul pada kerajaan Mas menyebabkan terjadinya

perang hebat yang dikenal dengan Perang Nabean, yang diperkirakan terjadi tahun 1760 Masehi.Pada saat perang itu, Pan-geran Mas dan seluruh pasu-kan terbunuh, sementara yang masih hidup melarikan diri ke-berbagai wilayah menyelamat-kan diri dengan menyamarkan identitas diri sebagai warga Bandesa Manik Mas. Semen-tara itu seluruh harta benda kerajaan termasuk berbagai pusaka kerajaan dirampas dan dibawa kekerajaanTimbul.Sejak itulah nama Bandesa Manik Mas tenggelam di telan bumi dan nama Bandesa Manik Mas sirna hilang ker-taning bhumi diwilayah tanah Bali. Seluruh warga Bandesa dan Brahmana Mas pergi se-jauh-jauhnya agar terhindar dari kejaran pasukan Kerajaan Timbul. Peristiwa hilangnya nama Bandesa Manik Mas inilah yang sering dikatakan Bandesa Manik Mas, putung dan tidak ada keturunannya karena putranya perempuan-

Masih Ada Warih Bandesa Mas Belum Tahu Jati Diri

Dahulu kita boleh bangga terhadap cerita tentang para leluuhur, tetapi belum tentu untuk sekarang dan masa de-pan. Jadi generasi inilah ha-rus mampu berbuatl ebih baik agar para leluhur kita tidak merasa malu, kata Mangku Pastika.

Gubernur Pastika pada kes-empatan ini tetap mewanti-wanti agar generasi muda saat ini jangan sampai menjadi generasi penghancur atas apa yang telah dibangun oleh para leluhur yang dikatagorikan se-bagai generasi perintis.Ada generasi perintis yang

mengawali dan kemudian di-lanjutkan generasi pemban-gun. Ketika tidak mampu me-nyiapkan generasi selanjutnya maka generasi berikutnya akan menjadi generasi pe-nikmat dan seterusnya akan menjadi generasi penghancur.*Ketut Atmadja

Oleh: Ketut Atmadja

Page 17: Ratna Kencana edisi Desember 2014

perempuan saja.Jadi melihat sejarah tersebut bukan berarti keturunan Ban-desa Manik Mas putung, me-lainkan leluhur kita adalah ny-ineb wangsa dan nyiwa raga dengan lari keberbagai wilayah seperti keTabanan, Badung, Buleleng, Bangli Karangasem, Gianyar dan kewilayah lainnya dan mereka menetap dengan menggunakan nama dimana mereka menetap sehingga su-lit untuk dikenal lagi.Baru kemudian setelah keraja-an Gianyar dipimpin oleh Ida I Dewa Manggis Shakti pada ta-hun 1805, mulai mengizinkan warga Bandesa Manik Mas, kembali ke Desa Mas untuk di-

ajak memelihara keberadaan Pura Taman Pule dan Pura Bok Cabe. Setelah 30 tahun berlalu, bertepatan dengan Rabu Pon Kulantir,Sasih Sada tahun 1835, dilakukan sebuah pertemuan di Pura Taman Pule, yang dihadiri oleh seki-tar 200 soroh Bandesa yang datang dari berbagai wilayah di Bali yang sudah menya-markan diri sesuai tempatnya menetap yang dikenal den-gan Pertemuan Taman Pule. Dalam pertemuan tersebut kemudian melahirkan sebuah Kerta Semaya yang isinya:

• Selalu setia dan bakti pada leluhur.

• Menjalankan semua bhisama leluhur.

• Selalu setia dan bakti pada trah dalem dimana pun berasal.

• Selalu menjaga dan bela-jar ilmu utama dari ketu-runan Ida Bhatara Dang Hyang Nirartha utaman-ya keturunan Bok Cabe.

Seiring dengan berjalannya waktu semakin jelas dan ter-bukalah penyamaran dari Bandesa Manik Mas. Mereka kemudian kian waktu diharus-kan untuk tangkil pada kawitan agar terhindar dari kutukan le-luhur. Oleh karna itulah diper-lukan adanya sebuah paiketan yang bertujuan memberikan solusi, tuntunan bagi mereka yang belum mengenal warg-anya dan memberikan tuntu-nan bagi mereka yang telah tahu nama warganya namun belum tahu kemana seharus-

Ratna Kencana Desember 2014 | 17

nya melakukan sembah bakti.Atas dasar tumbuhnya rasa sebagai saudara sedarah dibentuklah sebuah organisasi sosial sebagai wadah untuk menghimpun warga Bandesa Manik Mas dimana pun bera-da dengan nama Pratisentana Bandesa Manik Mas melalui Mahasabha pertama pada tanggal 18 Juni 2000 di Desa Mas, Ubud. Selajutnya dilaku-kan Mahasabha kedua dan ketiga pada tahun-tahun beri-kutnya yang kemudian meng-hasilkan berbagai keputusan diantaranya agar seluruh warga Bandesa Manik Mas memahami jatidirinya sebagai warga Bandesa Manik Mas.

Page 18: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Ratna Kencana18 | Desember 2014

“KITA sebagai generasi Muda siap “ngayah” dalam mema-jukan sekaligus mempererat ikatan pesemetonan dianta-ra warih Pangeran Bandesa Manik Mas,” itulah kata-kata singkat dan mantap ke-luar pertama kali dari bi-bir I Nyoman Astina ST, MH setelah dipilih seb-agai Sekretaris Jender-al pada Mahasabha IV Pratisentana Bandesa Manik Mas (PBMM) Pu-sat 7 Desember 2014 di Pura Taman Pule Desa Mas Ubud. Pria yang bertu-buh tambun itu juga mengaku salut kepada para senior yang se-cara tulus iklhas mem-berikan kepercayaan kepada anak-anak muda un-tuk menjalankan roda di or-ganisasi sosial ini, dan tentu tidak gampang didalam meng-hadapi perkembangan zaman modern sekarang ini. Kepercayaan itu harus bisa diwujudnyatakan, tentu dengan tetap adanya kerjasa-ma diantara kalangan senior mauppun generasi muda, tutur I Nyoman Astina warih Ban-desa Manik Mas asal Banjar Basangbe, Desa Perean Ke-camatan Baturiti, Tabanan. Bimbingan dan arahan dari para senior tetap diper-lukan kaum anak-anak muda

dalam menjalankan roda or-ganisasi yang lebih bersifat kekeluargaan ini. Saya tentu masih banyak belajar untuk bisa berpikir dan bertindak bi-jak, kata suami dari Ni Made

Hni dan melahirkan putra.Nyoman Astina yang dike-nal sederhana, walau sehari-harinya adalah pengusaha sukses dibidang kontraktor dan pemilik toko bangunan di Jalan Gunung Guntur Gg 18 Padangsambian, Denpasar tetap memiliki ambisi untuk bisa mempererat persemeto-nan baik yang ada di Bali mau-pun di Nusantara seperti di Sulawesi, Sumatera maupun di kota-kota besar di Jawa. Nyoman Astina selaku wakil ketua pada kepenguru-san lalu, sempat memimpin Pratisentana Bandesa Manik

Mas Pusat meninjau dan men-datangi semeton yang ada di Palu, Sulawesi dan saudara warih Bandesa Manik Mas di Lombok tahun lalu, dan bah-kan pada tahun-tahun men-

datang permintaan sudah datang dari lampung. Anak Muda yang berpen-gatahuan luas ini pula akan merencanakan program kerja PBMM Pusat yang dapat dilaksanakan secara mendesak adalah den-gan mendatangii saudara-saudara kita di Kabupaten dan kota di Bali. “Saya setuju pengurus yang baru terpilih ini setiap bulan datang ke kabupaten un-tuk saling memperkenal-kan diri dan dalam satu ta-hun 2015 bisa seluruh Bali

bisa dikunjunginya,” katanya bersemangat. Gebrakan itu bisa dilak-sanakan tentu dengan hara-pan ke depan untuk PBMM agar lebih mempererat tali pesemetonan diseluruh Bali bahkan di Indonesia . Sebagai generasi muda PBMM henda-knya mampu untuk membawa organisasi pesemetonan ini ke arah yang lebih baik dan dike-lola secara modern agar bisa bermanfaat untuk masyarakat umum. Saya menghimbau ke-pada generasi muda mari kita jalin kerjasama untuk mencari

“ Saya Siap Ngayah !”I Nyoman Astina, ST., MH. Sekjen PBMM Pusat:

Page 19: Ratna Kencana edisi Desember 2014

Laporan Hasil Dana Punia Mahashaba IV 2014

JINAH NGERANJING JINAH NGELUNGSUR

Ratna Kencana Desember 2014 | 19

semeton, kalau bukan kita sia-pa lagi yang akan melanjutkan organaisasi ini, supaya tidak krisis generasi., Ia yang sudah aktif dalam organisasi ini men-gaku sangat mengagumi para

penglingsir kita seperti Ida Pandita Pangeran Bandesa-Manik Mas ( walaka I Nyoman Didit ) dan Kakek saya Pan Genah Alm dari Basangbe, Pan Nasih dari Sangeh. Beliau

dari dulu berjalan kaki ke desa-desa untuk mencari semeton, itu yang menjadi motivasi saya untuk ikut mengajak para gen-erasi muda mengumpulkan semeton*.

NO TANGGAL PERINCIAN JUMLAH

1 29 November 2014 Bp. Mastra ( Nota 1 ) 1,235,000

2 06 Desember 2014 Bp. Yande ( Pejati dan Sesari P. Taman Limut) 150,000

3 07 Desember 2014 Bp. N. Sudana (Sesari Pakideh) 250,000

Bp. W. Suwija ( Nota 2 ) 16,382,000

Bp. Mastra ( Nota 3 ) 750,000

Bp. W. Kardana ( Nota 4 ) 2,425,000

Nyonya W. Suwija ( Nota 5 ) 972,000

Bp. Made Sarwa ( Nota 6 ) 100,000

Bp. Komang Elen ( Nota 7 ) 3,500,000

Bp. Komang Elen ( Nota 8 ) 13,800,000

Topeng 4 orang + sesari ( W. Sukanadi) 1,220,000

Sound System 1,300,000

Babin Kandibmas ( W. Suwija ) 100,000

Transport Gong ( W. Sukanadi ) 200,000

Bersih - Bersih ( W. Kardana ) 50,000

Bali TV 1,500,000

LPD Mas ( Nota 9 ) 1,280,000

Studio Grafis ( Nota 10 ) 2,000,000

Undangan PBMM pusat (Pak Mandra-6 200,000

Bali Post 1,850,000

Wayan Tika ( Nota 11 ) 260,000

W. Mastra ( Nota 12 ) 22,000

Pin PBMM 150,000

4 14 Desember 2014 Foto copy Daftar Piket PBMM 20,000

TOTAL 49,716,000

NO NAMA PUNIA (Rp.)1 Bpk. Bupati Gianyar 10,000,0002 Bpk. Gubernur Bali 10,000,0003 Bpk. DR.Ir.Wy. Koster 10,000,0004 Bpk. Made Sudiana 5,000,0005 Bpk. Made Nukada 5,000,0006 Bpk. Kt. Beji 1,000,0007 Bpk. Wy. Kondra 1,000,0008 Bpk. Nym. Astina 1,000,0009 Bpk. Wyn. Widjaya 1,000,000

10 Jro Mangku Bangli 500,00011 Kab. Buleleng 5,000,00012 Kab.Tabanan 2,000,00013 Kab. Jembrana 1,000,00014 Kab. Bangli 2,000,00015 Kab. Karangasem 2,000,00016 Kodya Denpasar 3,000,00017 Bpk. Mahardika 500,00018 Bpk. Made Sunada 800,00019 Kab. Palu Sulawesi Tengah 1,500,00020 Maha Semaya Warga Pande 500,00021 Punia Topeng Cs ( 4 Orang ) 1,200,00022 Gd Sumerjaya Linggih 3,000,00023 Kab. Gianyar 3,000,00024 Kab. Klungkung 2,000,00025 Kab. Badung 2,000,000

TOTAL Rp. 74,000,000

Page 20: Ratna Kencana edisi Desember 2014