RANCANG BANGUN MODEL STAIR CLIMBING...
Transcript of RANCANG BANGUN MODEL STAIR CLIMBING...
RANCANG BANGUN MODEL STAIR CLIMBING WHEELCHAIR DENGAN MENGGUNAKAN RODA TRI-STAR
THE DESIGN OF STAIR CLIMBING WHEELCHAIR MODEL USING TRI-STAR WHEELS
Alfian Djafar , Rafiuddin Syam, Hammada Abbas Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi : Alfian Djafar Prodi Teknik Mesin Universitas Hasanuddin Makassar HP. 082347428872 Email : [email protected]
Abstrak kursi roda konvensional memiliki kesulitan ketika menaiki tangga, dan kursi roda menggunakan roda tri-star adalah solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk Merencanakan transmisi yang digunakan, menganalisa kinematika dan dinamika roda tri-star ketika menaiki tangga, dan merencanakan sistem kontrol penggerak roda dengan mengembangkan sistem Fuzzy Logic Control (FLC) yang optimal pada Stair Climbing Wheelchair. Tahapan perancangan dalam penelitian ini adalah pemilihan motor, merencanakan transmisi yang digunakan untuk mereduksi putaran motor dan meneruskan putaran ke roda, merakit bagian-bagian mekanik, membuat program untuk mengontrol pergerakan kursi roda, menganalisa kinematika dan dinamika roda Tri-Star ketika menaiki tangga, pengujian dengan membuat tracking lintasan dan menghitung errornya. Dari proses perancangan, transmisi yang digunakan untuk mereduksi dan meneruskan putaran motor ke roda Tri-Star adalah roda gigi. Jumlah gigi pada 4 buah roda gigi yang digunakan adalah z1 = 51, z2 = 68, z3 = 14, dan z4 = 60. Besarnya putaran pada roda 10,5 rpm, kecepatan sudut 1,09 rad/s, dan torsi yang dihasilkan 131,42 Nm. Untuk menggerakkan tiga buah roda pada roda tri-star digunakan rantai rol. Berdasarkan analisa kinematika dan dinamika ketika menaiki tangga, kecepatan roda VG = 0,191 m/s, percepatan roda AG = 0,208 m/s2. Dan torsi maksimum untuk menaiki tangga sebesar T = 73,5 Nm. Fuzzy logic controller (FLC) dibangun dengan dua input berupa error dalam jarak dan error dalam sudut. Kecepatan sudut diatur sesuai dengan yang dinginkan dalam mencapai suatu posisi yang diharapkan. Sinyal kontrol (output dari FLC) harus sedemikian rupa sehingga robot sejajar kembali lurus dalam jarak dan sudut dalam posisi nol. Dalam pengujian Error tracking lintasan, untuk lintasan 1 memiliki error total sebesar etotal = 11,01 mm dan untuk lintasan 2 sebesar etotal = 9,97 mm.
Kata Kunci: Transmisi,Kinematika, Dinamika,Fuzzy Logic Controller, Error Wheelchair using tri-star wheels is Abstract The conventional wheelchairs is difficult when climbing stairs, and wheelchair using tri-star wheels is the solution. The study aims to design the transmission to be used, analyze the kinematics and dynamics of tri-star wheels when climbing stairs, and plan the wheel drive control system through the development of Fuzzy Logic Control (FLC) in Stair Climbing of of Wheelchair. The stages of design in this study ae the selection of the motor, the planning of transmission to be used to reduce the motor rotation and forwarding rotation to the wheels, assembling the mechanical parts, creating a programme to control the movement of wheelchairs, analyzing kinematics and dynamics of the Tri-Star wheels when climbing stairs, testing by creating tracking trajectory and calculating the error. Of the design process, the transmission gears are used to reduce and forward the rotation of the motor to the Tri-Star wheels. The number of teeth on 4 pieces of gear used is z1 = 51, z2 = 68, z3 = 14, dan z4 = 60. Rotation on wheels is 10,5 rpm, the angular velocity is 1,09 rad/s, and the torque result is 131,42 Nm. To move the three wheels on a tri-star wheel chain roller is used. Based on the analysis of kinematics and dynamics when climbing stairs, the wheel speed is VG = 0,191 m/s, the acceleration of the wheel is AG = 0,208 m/s2, and the maximum torque to climbing stairs is T = 73,5 Nm. The Fuzzy logic controller (FLC) is built with two inputs, error in the distance and the angle error. Angular velocity is set as desired to achieve an expected position. Control signal (output of FLC) must be such that the robot is parallel straight back in the distance and angle to zero. Error in testing trajectory tracking are the total error in track 1 is etotal = 11,01 and in track 2 is etotal = 9,97 mm. Keywords: Transmission, Kinematics, Dynamics, Fuzzy Logic Controller, Error
PENDAHULUAN
Populasi lanjut usia (lansia) di dunia mengalami peningkatan yang begitu pesat
sebagai dampak dari perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di
Indonesia, hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa Indonesia termasuk lima
besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai 18,1 juta
jiwa pada 2010 atau 9,6 persen dari jumlah penduduk. Umur Harapan Hidup (UHH) manusia
Indonesia semakin meningkat dimana pada RPJMN Kemkes tahun 2014 diharapkan terjadi
peningkatan UHH dari 70,6 tahun pada 2010 menjadi 72 tahun pada 2014 yang akan
menyebabkan terjadinya perubahan struktur usia penduduk. Menurut proyeksi Bappenas
jumlah penduduk lansia 60 tahun atau lebih akan meningkat dari 18.1 juta pada 2010 menjadi
dua kali lipat (36 juta) pada 2025. (Howel & Priebe, 2013)
Perkembangan dalam bidang penelitian seperti ilmu komputer, robotika, atau
teknologi sensor memungkinkan untuk memperluas jangkauan aplikasi yang akan mendukung
orang tua lanjut usia (lansia) yang memungkinkan pengguna untuk melakukan perjalanan
lebih efisien dan lebih mudah, serta memberikan kemudahan dalam beraktifitas dan
mengurangi ketergantungan terhadap orang lain. Robot kursi roda menjadi perangkat bantu
yang paling popular dalam menjawab permasalahan ini. Penelitian terus dilakukan, dari yang
dulunya kursi roda konvensional menjadi kursi roda otomatis, dengan sistim navigasi, kursi
roda yang mampu menanjak, kursi roda yang mampu menaiki tangga dan sebagainya.
Kursi roda (wheelchair) merupakan alat yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan mobilitas bagi orang yang memiliki kekurangan seperti orang yang cacat fisik
(khususnya penyandang cacat kaki), pasien rumah sakit yang tidak diperbolehkan untuk
melakukan banyak aktifitas fisik, urang tua lanjut usia, dan orang-orang yang memiliki resiko
tinggi untuk terluka, bila berjalan sendiri (Wakhid, 2011). Wheelesley, Robot kursi roda
melakukan navigasi semi-autonom bagi pengguna, mengambil perintah terarah tingkat tinggi
dan melakukan navigasi tingkat rendah diperlukan untuk menghindari rintangan dan tetap di
jalur yang aman. Sistem ini memiliki dua akses, pelacakan mata dan beralih pada pemindaian
tunggal (Yanco, 2000). Dalam penelitian lain, dirancang kursi roda elektrik menggunakan dua
motor starter sebagai aktuator yang dikendalikan melalui komputer maupun stik kontrol, dan
pada simulasi menggunakan Matlab serta PI kontrol sebagai kontroler. Dengan kontroler ini
diharapkan kinerja dari sistem secara keseluruhan dapat dikendalikan, simulasi ini
menggunakan pendekatan grafik untuk mendapatkan hasil terbaik (Gali & Zulkifli, 2009).
Selain itu, perancangan kursi roda untuk jalan datar dan menanjak dengan sudut kemiringan
300 menggunakan pengendali joystick. Tujuannya menghitung kekuatan material dengan
beban maksimum 100 kg. Untuk merealisasikan rancangan kursi roda, maka dibuat prototype
kursi roda dengan skala 1:2 dari ukuran sebenarnya. (Hutauruk & Gumonggom, 2010).
Jenis-jenis Stair Climbing Wheelchair memiliki tiga kategori, Continuous Stair
Climbing Wheelchair, Intermittent Stair Climbing Wheelchair, dan auxiliary Stair Climbing
Wheelchair. Continuous Stair Climbing Wheelchair memiliki 2 jenis yakni planetary Stair
Climbing Wheelchair dan tracked mechanism stair climbing wheelchair. (zhang & Feihong,
2012)
Salah satu model yang unik dan multifungsi yang dibuat untuk mengatasi daerah
dengan kontur berlubang dan berbatu seperti untuk permukaan bulan dan baik digunakan
untuk menaiki tangga yaitu robot dengan roda yang diatur dalam bentuk segitiga, jadi setiap
set roda terdapat tiga roda. Model ini biasa disebut roda tri-star. Pada permukaan rata hanya
dua roda yang bersentuhan dengan permukaaan, apabila terdapat permukaan yang tidak rata
atau halangan maka ketiga roda akan berputar dengan pusat pada sumbu segitiga atau sumbu
utama maka hanya satu roda yang bersentuhan dengan permukaan. (Paisal, 2011)
Roda gigi di defenisikan sebagai roda penerus daya , atau roda yang mentransmisikan
gerak atau putaran dari penggerak ke yang digerakkan. Pemakaian roda gigi sebagai alat
transmisi banyak dijumpai, misalnya pada alat pengukur yang kecil dan teliti yaitu jam
tangan, roda gigi reduksi pada turbin yang besar yang berdaya puluhan Mega-watt, pada
mesin perkakas, kendaraan bermotor, mesin pengangkat, mesin transportasi dan lain
sebagainya (sularso & Kiyokatsu, 1991)
Masalah pengendalian berkaitan erat dengan strategi yang memungkinkan sebuah
mikrokontroler mengarahkan gerakan-gerakan dari sebuah robot melalui sensor dan
menyampaikan respon robot tersebut ke mikrokontroler. Sistim kendali mempunyai tiga unsur
yaitu input, proses dan output. (Leksono & Katsuhito, 1993). Kendali fuzzy logic memberikan
alternatif lain dalam system kendali. Dalam kendali fuzzy logic tidak diperlukan model
matematika dari sistem karena kendali fuzzy logic bekerja berdasarkan rule- rule yang
diekstrak sesuai dengan pemikiran dan pengetahuan manusia baik sebagai operator atau ahli.
(Prabowo & Rahmadya, 2009).
Dalam penelitian ini, penulis tertarik melakukan penelitian tentang perencanaan kursi
roda yang mampu menaiki tangga karena kursi roda konvensional yang memiliki kesulitan
dalam menaiki tangga. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan transmisi yang
digunakan, menganalisa kinematika dan dinamika roda tri-star ketika menaiki tangga, dan
merencanakan sistem kontrol penggerak roda dengan mengembangkan sistem Fuzzy Logic
Control (FLC) yang optimal pada Stair Climbing Wheelchair.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Workshop Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin untuk pembuatan perangkat mekanik, untuk pembuatan sistim kontrol dan
pengujian alat dilaksanakan di gedung PKP Universitas Hasanuddin.
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian terbagi menjadi dua, bagian mekanik
dan bagian kontrol. Untuk bagian mekanik adalah kursi roda yang akan dirakit ulang, dimana
untuk merakit kembali digunakan bahan berupa besi pipa, besi siku, besi silinder, dan besi
plat. Kemudian untuk membuat sepasang roda Tri-Star, dibutuhkan ban sepeda ukuran 260
mm sebanyak 6 buah ,masing-masing 3 buah untuk Roda Tri-Star Kanan dan kiri, besi plat
sebagai penopang dari roda, rantai rol meneruskan putaran ke roda Tristar, sprocket dengan
jumlah gigi 16 dan dipasang di pada tiap-tiap roda, mur sebagai pengikat roda, besi silindris
sebagai poros dan menjadi tempat bertumpunya roda gigi dan sprocket rantai rol, snap ring
digunakan untuk mengunci roda gigi, dan bantalan berfungsi menumpu poros, balok
aluminium digunakan untuk membuat rumah bantalan. Selanjutnya dibutuhkan motor DC
sebagai sumber penggeraknya, roda gigi befungsi mereduksi putaran motor dan
meneruskannya ke roda Tris-Star, elektroda las sebagai bahan bantuan dalam menyambung
komponen alat yang terbuat dari besi. Untuk bagian kontrol dibutuhkan Aki 12 Volt sebanyak
2 buah sebagai sumber energi, Arduino UNO sebagai mikrokontroller, driver motor untuk
menggerakkan motor DC, Joystick wirelisess sebagai pengontrol pergerakan, Receiver
joystick berfungsi menerima sinyal dari joytick, Kabel untuk menghubungkan komponen
elektronik, dan timah untuk menyambung komponen elektronik.
Alat-alat yang menunjang dalam perancangan ini berupa mesin perkakas seperti mesin
las yang digunakan untuk menyambung bahan yang terbuat dari besi, mesin bor untuk
melubangi, mesin bubut digunakan dalam pembuatan ulir dan membuat lubang yang
ukuruannya lebih besar dari lubang yang dibuat oleh mesin bor serta mengurangi diameter
dari poros sesusai dengan ukuran yang dibutuhkan, Gerinda digunakan untuk memotong dan
memperhalus bagian-bagian yang dibutuhkan. Adapun alat- alat lain seperti gergaji tangan
berfungsi untuk memotong material, kunci pas untuk memasang dan membuka mur dan baut,
obeng untuk memasang dan membuka baut, catok untuk menjepit material, palu digunakan
dalam pemasangan roda Tri-Star, tang snap ring untuk memasang dan membuka snap ring,
mistar dan jangka sorong digunakan untuk mengukur dimensi dari bahan serta digunakan
dalam pengukuran error lintasan, dan multimeter untuk mengukur tegangan dan tahanan
listrik. Selain itu dibutuhkan computer untuk memasukkan program ke dalam
mikrokontroller, dan kamera digital untuk dokumentasi baik gambar maupun video.
Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini dimulai dengan kajian pustaka dengan mencari dan
mengumpulkan referensi serta dasar teori yang diambil dari berbagai buku penunjang untuk
mendukung perencanaan ke depannya. Selanjutnya mengumpulkan data primer dan
spesifikasi alat di lapangan. Dari sini mulai dipetakan mengenai tujuan penelitian , perumusan
masalah, dan batasan masalah. Kemudian setelah data dianggap memadai, maka dilakukan
perencanaan. Perencanaan dilakukan dengan mendesain alat dan menghitung dimensi alat
secara teoritis. Selanjutnya pembuatan alat, membuat bagian mekanik dan bagian kontrol serta
menghubungkan keduanya. Alat yang sudah jadi selanjutnya dilakukan pengujian, apakah alat
bisa bekerja sesuai dengan perencanaan atau tidak. Apabila dalam pengujian alat ternyata
tidak bekerja sesuai dengan yang direncanakan, perlu dilakukan pemeriksaan ulang pada
pembuatan alatnya apakah ada kesalahan atau tidak. Langkah selanjutnya mengevalusi dari
kinerja alat sehingga bisa dilakukan perbaikan dan penyempurnaan alat dimasa yang akan
datang.
HASIL
Dimensi kursi roda memiliki panjang 860 mm, lebar 490 mm, dan tinggi 740 mm.
Jarak antara ban depan dan ban belakang 500 mm dan jarak antara titik berat dan roda
belakang 200 m. Berat pengguna dibatasi 60 kg. Motor yang digunakan adalah motor wiper,
motor DC yang memiliki spesifikasi berupa tegangan 12 V, daya 23 W, Torsi 28 Nm, dan
putaran 60 rpm. Aki yang digunakan sebanyak 2 buah yang masing-masing memiliki
tegangan 12 V.
Dari perencanaan transmisi, digunakan roda gigi untuk mereduksi putaran motor,
meningkatkan torsi motor, dan meneruskan putaran dari motor ke roda Tristar. Roda gigi yang
digunakan pada penelitian ini sebanyak 4 buah. Rangkaian roda gigi dengan poros tetap yang
digunakan sebanyak 2 pasang. Roda gigi 1 berpasangan dengan roda gigi 2, sedangkan roda
gigi 3 berpasangan dengan roda gigi 4. Jumlah gigi roda gigi 1,2, 3 dan 4 masing-masing
berjumlah 51, 68, 14 dan 60. Dari pasangan roda gigi 1 dan roda gigi 2, besar putaran motor
n1 60 rpm direduksi menjadi n1 45 rpm, kecepatan sudut juga tereduksi dari 1 = 4,71 rad/s
menjadi 1 = 6,28 rad/s, dan Torsi meningkat dari T1= 23 Nm menjadi T2= 30,67 Nm.
Selanjutnya beralih pada pasangan roda gigi 3 dan roda gigi 4, dimana roda gigi 3
berhubungan dengan roda gigi 2, sehingga besar putaran, kecepatan sudut dan torsi pada roda
gigi 3 sama dengan roda gigi 2. Besar putaran n3 45 rpm direduksi menjadi n4 10,5 rpm,
kecepatan sudut direduksi dari 3 = 6,28 rad/s menjadi 1 = 1,09 rad/s, dan Torsi meningkat
dari T1 = 30,67 Nm menjadi T2 = 131,42 Nm. Selain roda gigi, juga digunakan rantai rol.
Transmisi pada roda dimaksudkan untuk meneruskan putaran dari roda gigi ke tiga buah
roda. Karena tujuannya hanya meneruskan putaran tanpa mereduksi putaran, maka ketiga
buah roda memiliki jumlah gigi yang sama. Gambar Stair Climbing Wheelchair yang telah
dibuat dapat dilihat pada (gambar 1).
Selanjutnya dilakukan analisa kinematika dan dinamika, hasil perhitungan kinematika
ketika Menaiki Tangga dapat dilihat pada (tabel 1). Sedangkan untuk perhitungan Torsi dapat
dilihat pada (tabel 2).
Fuzzy Logic Control (FLC) dirancang untuk mengontrol gerakan mobile robot. FLC
dalam penelitian ini memiliki dua input, yakni error dalam posisi dan error dalam sudut
robot. Output yang dihasilkan adalah kecepatan sudut masing-masing roda, roda kiri dan roda
kanan. Error pada jarak dan error pada sudut masing-masing memiliki nilai Negatif, Zero, dan
Positif. Sedangkan kecepatan sudut roda kanan dan roda kiri memiliki nilai slow, medium,
dan fast. Dalam pengujian, dilakukan error tracking lintasan seperti yang terlihat pada
(gambar 2) dan (gambar 3).
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian meperlihatkan, transmisi roda gigi mampu mereduksi putaran
motor 60 rpm dan diteruskan ke roda tri-star sebesar 10,5 rpm. Kecepatan sudutnya pun
tereduksi dari 6,28 rad/s menjadi 1,09 rad/s. Ini mengindikasikan bahwa kecepatan yang
dihasilkan lambat. Sedangkan torsi motor sebesar 28 Nm berhasil ditingkatkan menjadi
131,42 Nm. Dengan torsi besar, menyebabkan kursi roda mampu menahan beban pengguna
60 kg.
Dari hasil perhitungan kinematika dan dinamika, dihasilkan kecepatan dan percepatan
yang konstan sebesar 0,191 m/s dan 0,208 m/ss. Sedangkan dalam perhitungan torsi sesuai
dengan pergerakannya, maka kursi roda membutuhkan torsi maksimum untuk menaiki tangga
adalah 783,5 Nm.
Dari perencanaan Fuzzy logic controller (FLC), error pada jarak dan error pada sudut
berpengaruh pada kecepatan sudut baik roda kanan maupun roda kiri. kecepatan sudut diatur
sesuai dengan yang dinginkan dalam mencapai suatu posisi yang diharapkan. Sinyal kontrol
(output dari FLC) harus sedemikian rupa sehingga robot sejajar kembali lurus dalam jarak dan
sudut dalam posisi nol. Dalam pengujian Error tracking baik lintasan 1 maupun lintasan2
menunjukkan bahwa error terbesar terjadi ketika berbelok. Hal tersebut disebabkan karena
pada saat berbelok, mobile robot melakukan transformasi (perubahan posisi) dari vertikal ke
horizontal membentuk sudut 90 derajat yang menyebabkan sensor menjauh dari track lintasan
sehingga mengakibatkan nilai error yang besar. Error terbesar pada lintasan 1 berada pada
belokan pertama pada jarak 88 cm sebesar -42 mm. Sedangkan pada lintasan 2, error terbesar
berada pada belokan pertama pada jarak 209 mm sebesar 73 mm. Lintasan 1 memiliki error
total sebesar etotal = 11,01 mm dan untuk lintasan 2 sebesar etotal = 9,97 mm.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari proses perancangan, transmisi yang digunakan untuk mereduksi dan meneruskan
putaran motor ke roda Tri-Star adalah roda gigi. Jumlah gigi pada 4 buah roda gigi yang
digunakan adalah z1 = 51, z2 = 68, z3 = 14, dan z4 = 60. Besarnya putaran pada roda 10,5 rpm,
kecepatan sudut 1,09 rad/s, dan torsi yang dihasilkan 131,42 Nm. Untuk menggerakkan tiga
buah roda pada roda tri-star digunakan rantai rol. Berdasarkan analisa kinematika dan
dinamika ketika menaiki tangga, kecepatan roda VG = 0,191 m/s, percepatan roda AG = 0,208
m/s2. Dan torsi maksimum untuk menaiki tangga sebesar T = 73,5 Nm. Fuzzy logic controller
(FLC) dibangun dengan dua input berupa error dalam jarak dan error dalam sudut, dan dua
output berupa kecepatan sudut roda kanan dan roda kiri. Kecepatan sudut diatur sesuai
dengan yang dinginkan dalam mencapai suatu posisi yang diharapkan. Sinyal kontrol (output
dari FLC) harus sedemikian rupa sehingga robot sejajar kembali lurus dalam jarak dan sudut
dalam posisi nol. Dalam pengujian Error tracking lintasan, untuk lintasan 1 memiliki error
total sebesar etotal = 11,01 mm dan untuk lintasan 2 sebesar etotal = 9,97 mm. Untuk penelitian
selanjutnya, perlu perencanaan bagaimana posisi pengguna tetap dalam keadaan seimbang
ketika menaiki tangga, dan Stair climbing Wheelchair bisa dkembangkan dengan
menggunakan mekanisme lain untuk menggantikan roda tri-star.
DAFTAR PUSTAKA
Gali Abdul dan Zulkifli, (2009). Rancang bangun Kursi Roda Elektrik Dengan Mekanisme Roda Gigi Lurus. Makassar : Universitas Hasanuddin
Howel Fiona, Priebe Jan. (2013). Asistensi Sosial Lanjut Usia di Indonesia: Kajian Empiris Program ASLUT. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Hutauruk dan dan Gumonggom Andi. (2010). Perancangan Kursi Roda Untuk Jalan Datar dan Menanjak dengan Sudut Kemiringan Tanjakan 30 Derajat. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November .
Leksono Edi, Katsuhito Ogata. (1993). Teknik Kontrol Automatik. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Paisal, (2011). Rancang Bangun Wheeled Mobile Robot (Wmr) Dengan Roda Tri-Star
Sebagai Rescue Robot. Makassar :Universitas Hasanuddin. Prabowo P.W., Rahmadya T.H. (2009). Penerapan Soft Computing dengan Matlab. Jakarta :
Rekayasa Sains. Sularso, Kiyokatsu Suga. (1991). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita. Wakhid A.G.A. (2011). Pengembangan Desain Kursi Roda Khususnya Pada Lansia
berdasarkan Citra (Image) Produk dengan Metode Kansei Engineering. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Yanco H.A. (2000). Shared User-Computer Control of a Robotic Wheelchair System. Cambridge : Massachusetts Institute Of Technology.
Zhang Lin dan Feihong Xi. (2012). An Optimization Design for the Stair Climbing Wheelchair. Karlskrona.: lekinge Institute of Technology.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Kinematika ketika Menaiki Tangga
(o) Vektor Posisi rG (m) Vektor Kecepatan V(m/s) Vektor Percepatan A(m/s2) G rGx rGy rG VGx VGy VG AGx AGy AG 30 0.152 0.088 0.175 -0.095 -0.165 0.191 -0.180 -0.104 0.208 35 0.143 0.100 0.175 -0.109 -0.156 0.191 -0.170 -0.119 0.208 40 0.134 0.112 0.175 -0.123 -0.146 0.191 -0.159 -0.134 0.208 50 0.112 0.134 0.175 -0.146 -0.123 0.191 -0.134 -0.159 0.208 60 0.088 0.152 0.175 -0.165 -0.095 0.191 -0.104 -0.180 0.208 70 0.060 0.164 0.175 -0.179 -0.065 0.191 -0.071 -0.195 0.208 80 0.030 0.172 0.175 -0.188 -0.033 0.191 -0.036 -0.205 0.208 90 0.000 0.175 0.175 -0.191 0.000 0.191 0.000 -0.208 0.208 100 -0.030 0.172 0.175 -0.188 0.033 0.191 0.036 -0.205 0.208 110 -0.060 0.164 0.175 -0.179 0.065 0.191 0.071 -0.195 0.208 118 -0.082 0.155 0.175 -0.168 0.090 0.191 0.098 -0.184 0.208 0 0.175 0.000 0.175 0.000 -0.191 0.191 -0.208 0.000 0.208 8 0.173 0.024 0.175 -0.027 -0.189 0.191 -0.206 -0.029 0.208 20 0.164 0.060 0.175 -0.065 -0.179 0.191 -0.195 -0.071 0.208 30 0.152 0.088 0.175 -0.095 -0.165 0.191 -0.180 -0.104 0.208 40 0.134 0.112 0.175 -0.123 -0.146 0.191 -0.159 -0.134 0.208 50 0.112 0.134 0.175 -0.146 -0.123 0.191 -0.134 -0.159 0.208 60 0.088 0.152 0.175 -0.165 -0.095 0.191 -0.104 -0.180 0.208 70 0.060 0.164 0.175 -0.179 -0.065 0.191 -0.071 -0.195 0.208 80 0.030 0.172 0.175 -0.188 -0.033 0.191 -0.036 -0.205 0.208 90 0.000 0.175 0.175 -0.191 0.000 0.191 0.000 -0.208 0.208 100 -0.030 0.172 0.175 -0.188 0.033 0.191 0.036 -0.205 0.208 110 -0.060 0.164 0.175 -0.179 0.065 0.191 0.071 -0.195 0.208 118 -0.082 0.155 0.175 -0.168 0.090 0.191 0.098 -0.184 0.208
Tabel 2. Hasil Perhitungan Torsi
(o) Vektor Posisi rG (m) W T (N.m) G rGx rGy rG 30 0.152 0.088 0.175 420 63.653 35 0.143 0.100 0.175 420 60.208 40 0.134 0.112 0.175 420 56.304 50 0.112 0.134 0.175 420 47.245 60 0.088 0.152 0.175 420 36.750 70 0.060 0.164 0.175 420 25.138 80 0.030 0.172 0.175 420 12.763 90 0.000 0.175 0.175 420 0.000 100 -0.030 0.172 0.175 420 -12.763 110 -0.060 0.164 0.175 420 -25.138 118 -0.082 0.155 0.175 420 -34.506 0 0.175 0.000 0.175 420 73.500 8 0.173 0.024 0.175 420 72.785 20 0.164 0.060 0.175 420 69.067 30 0.152 0.088 0.175 420 63.653 40 0.134 0.112 0.175 420 56.304 50 0.112 0.134 0.175 420 47.245 60 0.088 0.152 0.175 420 36.750 70 0.060 0.164 0.175 420 25.138 80 0.030 0.172 0.175 420 12.763 90 0.000 0.175 0.175 420 0.000 100 -0.030 0.172 0.175 420 -12.763 110 -0.060 0.164 0.175 420 -25.138 118 -0.082 0.155 0.175 420 -34.506
Gambar 1. Model Stair Climbig WheelChair dengan menggunakan roda Tri-Star
a.
b.
Gambar 2. a. Track Lintasan 1; b. Hubungan
antara Jarak Lintasan 1 Vs Error
a.
b.
Gambar 3. a. Track Lintasan 2; b. Hubungan
antara Jarak Lintasan 2 Vs Error
-60-40-20
0204060
1 21 41 61 81 101
121
141
161
181Er
ror
Panjang Lintasan (cm)
Error Lintasan 1
ex
ey
-100
-50
0
50
100
1 41 81 121
161
201
241
281
321
361Er
ror
Panjang Lintasan (cm)
Error Lintasan 2
Ex
Ey