puisirimbundahan..pdf
-
Upload
rebecca-thomas -
Category
Documents
-
view
20 -
download
4
Transcript of puisirimbundahan..pdf
Cecep Syamsul Hari 1Bilingual EditionIndonesia • English
Cecep Syamsul Hari
RimbunDahanSepilihan Puisi • Selected Poems
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM1
www.rajaebookgratis.com
© Cecep Syamsul Hari
Translated into English by Catherine Natalia
First published, February 2009
Copy Editor:Dimas Saputera
Design Cover & Lay-out:Egi Rachmadi
Photo Cover:Cecep Syamsul Hari
All rights reserved.No part of this publication may be reproduced,stored in a retrieval system, or transmitted,
in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying,recording, or otherwise, without the prior permission of Orfeus Books or
the poet himself.
Orfeus BooksJl. Raya Cibabat No. 357
Cimahi 40522, West Java, Indonesia
Email:[email protected]
Websites:http://www.freewebs.com/cecepsyamsulhari
Rimbun Dahansepilihan puisi • selected poems
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM2
www.rajaebookgratis.com
Ucapan Terima Kasih • 6Di Pasar Seni • 8
Requiem for an Embrace • 9 Cheron •10
Di Studio Husin •11Muharam Telah Tiba •12
Rahasia Hujan •13 Alastu Birabbikum •14
Mengantar Sarawut Pulang •15 Seperti Pantun •16
Lily Air •17Sajak Samson •18
China Town •19Malam Idul Adha •20
Kepada Angela •21Jalan Pohon •22
Kau dan Aku •23 Lee •24
Daun Mersawa •25
Daftar Isi
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM3
www.rajaebookgratis.com
30• Acknowledgments
32• At the Art Market
33• Requiem for an Embrace
34• Cheron
35• At Husin’s Studio
36• Muharam has Come
37• Secret of the Rain
38• Alastu Birabbikum
39• Escorting Sarawut Back Home
40• Such a Rhyme
41• Water Lily
42• Samson’s Poem
43• China Town
44• Idul Adha’s Eve
45• For Angela
46• The Tree Boulevard
47• You and I
48• Lee
49• Mersawa Leaf
Contents
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM4
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari
RimbunDahanSepilihan Puisi
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM5
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • sepilihan puisi6
Saya mengucapkan terima kasih kepada Angela dan HijjasKasturi beserta keluarga yang telah memberikan kesempatankepada saya untuk tinggal sebagai poet-in-residence di RimbunDahan Arts Residency. Dua bulan masa tinggal saya di RimbunDahan (Desember 2007 – Januari 2008) adalah salah satu darimasa-masa penuh ketenangan dan keindahan dalam hidupsaya. Semua puisi di dalam buku ini ditulis pada periodetersebut.
Setiap hari, ketika saya membuka pintu rumah tamu saya padadunia, yang pertama kali saya rasakan adalah alam yangbersahabat dan damai. Setiap detik yang saya lewatkan diRimbun Dahan, tak pernah luput dari mendengar kicau burung,ricik air, dan desau angin. Udara begitu segar, membuat hidupsaya sehat lahir dan batin. Di Rimbun Dahan, saya dapatmenyatukan setiap helaan nafas saya dengan tanah dan langit.
Selama di Rimbun Dahan, saya sepenuhnya dapat menyepidan mengasingkan diri dari dunia yang ramai dan keseharianyang riuh. Secara harfiah maupun maknawi, Rimbun Dahansebenarnya adalah puisi itu sendiri.
Terima kasih kepada Arts Manager Rimbun Dahan, NoorMahnun Mohamed (Anum). Juga kepada para staf RimbunDahan: Bang Sham dan isteri, Bang Jasmin dan isteri, BangRoeslan dan isteri, serta Mbak Sum.
Begitupun ucapan terima kasih saya sampaikan kepada sesamaartist-in-residence atas persahabatan dan kolaborasi yangtulus: Bahtiar Dwi Susanto (Anto); Ahmad Fuad Osman;Sarawut; dan Gabrielle Bates. Ucapan terima kasih yang sama,saya sampaikan pula untuk para mahasiswa post-graduateIndonesia di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) yang sediasaya temui, khususnya Memen Durahman dan Wida Suherman.Saya ingin pula menyampaikan terimakasih untuk percakapan
Ucapan Terima Kasih
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM6
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 7
yang ramah dan menyenangkan kepada ceramic artist So’hibulAzri Ahmad, visual artist Husin Hourmain dan Prof. SalamahAbu Mansor.
Saya berharap para penyair lain dari Indonesia, dari negara-negara di Asia Tenggara, maupun dari negara-negara lain, dapatmemperoleh kesempatan yang sama dari surga kreatif yangdiberikan Rimbun Dahan Arts Residency.
Cimahi, 17 Februari 2009
Cecep Syamsul Hari
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM7
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • sepilihan puisi8
Pada sebuah siang yang membaraSekelompok pekerja pulang ke bahasa JawaMereka mengeluhkan rupiah yang melemah
Patroli polisi dan tanah rantau yang mesti diakaliPaspor yang ditahan dan sisa ringgit di pundi-pundi
Kenapa bis murah ke Kajangtak kunjung datang?
Jangan bicara cinta dengan kamiItu cuma milik puisi
Jangan suruh kami pergi ke kedutaan IndonesiaMereka bukan milik kaum pekerja
Jangan ingatkan kami akan larangan-laranganDi negeri yang melarang berlaku sumbang
Kenapa bis murah ke Kajangtak kunjung datang?
Tetapi hidup tidak hanya kisah kekerasanAtau pameran lukisan kesedihan
Hidup juga janji kemakmuran di garis UtopiaDan kami datang untuk mengejarnya
Pada sebuah siang yang membaraSekelompok pekerja pulang ke bahasa Jawa
Di dalam bis tiga ringgit ke KajangAku pun pulang entah kepada apa
Entah kepada siapa
Di Pasar Seni
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM8
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 9
Aku akan memelukmu sebelum pagi tibaAku akan memelukmu ketika senja tiba
Setiap orang hanya memiliki satu hatiDan setiap kehidupan memberi waktu satu hari
Tidak akan pernah kubiarkan kau pergi
Dalam keagungan kenanganPara pencinta dikutuk untuk melupakan
Para penyair disumpah untuk mengekalkan
Datanglah kepadaku wahai grasia semua kerianganDatanglah kepadaku wahai mawar dari selatan
Aku akan memelukmu sebelum subuh tibaAku akan memelukmu ketika maut tiba
Requiem for an Embrace- dari kanvas gabrielle bates
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM9
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • sepilihan puisi10
Tidak ada yang lebih membuatku sengsaraSelain mendengar erang kesakitan rumputan
Suara mesin pemotong rumput ituMelengking ganjil, parau dan monoton
Dadaku seperti dipukul bertubi-tubiPalu ganda Cheron
Cheron
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM10
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 11
Husin menafsirkan muasal manusia pada abstraksi lingkaranDigelapkannya langit dengan warna dosa pertama
Di sebuah pantai Adam pun terdamparDalam redup senja
Ada telah menjadi tiadaKekal telah menjadi fana
Setelah seratus tahun taubatan nasuhaDi Jabal Rahmah Adam menemukan Hawa
Air mata sepasang pencintaMengubah butiran-butiran pasir menjadi lautan permata
Bagaimana mungkin satu gigitan khuldiMenentukan nasib seluruh umat manusia?
Husin menafsirkan suratan manusia pada abstraksi lingkaranKini dibiarkannya sebuah bidang putih hilang dalam sinaran
Di Studio Husin
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM11
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • sepilihan puisi12
Ada tujuh puluh malaikat subuh Kamis ini meninggalkanlapisan langit pertengahan dan turun di Rimbun Dahan.Sebagian mengubah dirinya menjadi daun pinang malaiana,buah simpoh, batang pohon no, ranting bungor, tunas kelapa,setangkai lily air, ikan koi, burung bulbul, ayam hutan,rumput air, serai wangi, dan seekor capung di atas sehelaidaun mersawa.
Bahkan Samson dan Delilah, Kicap dan Belacan, Mai danSantan luput mengetahui kehadiran mereka. Sesuatu yangtidak biasa.
Tiga puluh malaikat berdiri menghadap kabah berjajarmembentangkan sayap mereka memenuhi langit dan udaradengan zikir cahaya.
Inilah awal tahun baru bagi orang-orang Tuhan dan parapencinta Muhammad. Muharam telah tiba. Muharam telahtiba.
Ada tujuh puluh malaikat subuh Kamis ini meninggalkanlapisan langit pertengahan dan turun di Rimbun Dahan.Mereka mengundang Attar dan Khayam, Lipo dan Po-Chui,Goethe dan Sa’di, membacakan puisi-puisi tentang sungaidan embun, anggur dan cinta, sorga dan jiwa yang merdeka.
Bersama Rumi, mereka hanyut di pusaran tarian sufi hinggasenja tiba.
Dalam keriangan yang memabukkan, menari di tengahlingkaran, seluruh rapuh tubuhku berubah menjadi air mata.
Muharam Telah Tiba
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM12
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 13
Pada setiap butir hujan yang menyentuh daun-daunMalaikat Mikail menyimpan sehelai sayapnya
Lebih transparan dari danau embunLebih putih dari sungai cahaya
Pada setiap helai sayap ituPencinta Tuhan menemukan ibu
Pencari Tuhan menemukan pintuPenyair Tuhan menemukan waktu
Rahasia Hujan
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM13
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • sepilihan puisi14
Sebab itulah aku selalu mencari wajahmuDengan seluruh umurku
Mengapa kita bertemu di terang Hari AlastuBukan di ujung senja biasa hari Rabu
Atau Sabtu atau MingguKetika kau lukis matahari dengan warna ungu
Dan sapuan pastel limau dan violetMenyayat urat nadiku setipis silet
Kaulah kesedihan terbesar hidupkuKaulah akar alam raya nestapaku
Van Gogh menyebutmu cinta sejatiYang setia kukekalkan dalam duka puisi
Alastu Birabbikumnothing roots us deeper in reality than true love(Van Gogh)
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM14
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 15
Ia pendiam seperti dua kawanku asal ThailandDi Korea Selatan dua tahun silam
Di depan laptop Mac hampir setiap malamIa duduk di ruang depan rumah tamu Rimbun Dahan
Ia pantang alkohol dan seorang vegetarian
Sering aku seduhkan untuknyaSecangkir kopi atau teh pahit saja
Sebab ia menjauhi gulaSebagaimana ia menghindari wanita
Ia pengikut setia jalan Budha
Sehari sebelum pulang kami bicara tiga jam lamanyaBerkali-kali ia mengeluh soal imigrasi dan visa
“I’m unhappy in this country,” ia berkata
Ke Pudu Raya hari itu kami mengantarnya pulangMencari bis jurusan Penang
Mengantar Sarawut Pulang
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM15
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • sepilihan puisi16
Di kantor imigrasi Putra JayaMengurus perpanjangan visa turisSelama berada di MalaysiaKerap kupakai bahasa Inggris
Di Little India ketemu gadis manisMatanya lebih cerah dari HeliosGara-gara berbahasa InggrisAku sering disangka Filipinos
Ingin beli hadiah untuk ibu mertuaSehelai kain sutra di China TownSekali lupa berbahasa IndonesiaNasib jugalah memanggilku indon
Seperti Pantun
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM16
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 17
Penyair akan mencari lily airPada wajah kekasihnya
Ia memujamu sekilau cahayaTak pernah risau akan tiba senja
Melembutkan putik sepanjang malamDalam selimut putih kesunyian
Ia pasrahkan pualam tubuhnyaJadi milikmu seluruhnya
Lily Air
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM17
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • sepilihan puisi18
Selalu pada waktu subuhSamson dan kawan-kawanMenyalak sepanjang adzan
Mungkin mereka melihat para malaikat ke langit pulangMungkin mereka melihat setan-setan ramai keliaranMungkin mereka cuma membersihkan tenggorokan
Samson dan kawan-kawan pernah bertanya kepadakuApakah aku kenal kakek merekaKonon ia anjing para penghuni gua
Yang diizinkan Tuhan masuk sorga
Sajak Samson- untuk lukisan ahmad fuad osman
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM18
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 19
Di China Town,Aku merasa seperti pulang
Ke pasar raya Parisj van Java
Di dalam remang Oriental SpaPada sebuah senja berhujan dupa
Kudengar Agus dan Anwar riang tertawa
Lepas lohor, dua jam sebelumnyaDi dalam hening masjid di Mosque Street
Kulihat Jamal dan Joni belajar kembali alifbata
Singapura, 2007
China Town
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM19
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • sepilihan puisi20
Surau-surau bertakbirTanpa pengeras suaraDi Jalan Kuang
Hatiku seperti dasar sebuah kolamTak pernah menepis lengan hujanDingin dan transparan
Buah-buah simpoh berubah jadi batuDi atas rumputan basah
Langit sesunyi biasanya
Malam Idul Adha
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM20
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 21
Tiada pagi tanpa nyanyian burung-burungSenandung angin dan hawa purba
Di Rimbun Dahan
Pohon bungor tua itu jugaYang pertama tertangkap mata
Bila kubuka rumah tamuku pada dunia
Setiap hari aku mengenang burung bulbul Oscar WildeYang mengubah dirinya menjadi tarian walsa
Merah mawar perawan jelita
Kepada Angela
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM21
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • sepilihan puisi22
Menyusuri jalan pohonHilang batas aku dan langitTanah ini pun tubuhku sendiri
Menghindari sarang-sarang semut di atas rumputanAku bicara pada pohon-pohon no dan pinangSeperti seorang prajurit Sulaeman
Usai hujan besar semalamRibuan burung singgah di dahan-dahanWahai Attar, bukankah ini negerimu yang hilang?
Jalan Pohon
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM22
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 23
Di sinilah aku, si penafsir malangMengenang wajahmu yang hilang
Pada sebuah senja yang silam
Pagi jugalah yang selalu setiaMenulis kembali kisah yang sama
Pada daun-daun pinanga malaiana
Seperti embun dan runcing hujanKau dan aku rapuh dalam waktu
Tubuh kita tiada dalam cahaya
Kau dan Aku
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM23
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • sepilihan puisi24
Pagi dan hujan, dari mana mereka datang?Menulis risau di meranti lambai daunMeminang kilau embun
Luka dan cahaya, dari mana mereka datang?Menikam puisiku berkali-kaliMembunuhku di puncak sunyi
Lee, dari mana kau datang?Memeluk sungai tubuhmuMenghabiskan setahun umurku
Lee
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM24
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 25
Di tepi pagiHujan beranjak pergi
Pohon bungor ditimang sepi
Ikan-ikan koi di sudut kolamSeperti sekumpulan pertapa
Masih kudengar suara serangga
Kutemukan silam wajahmuPada sehelai daun mersawa
Jauh di dasar jiwa
Daun Mersawa
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM25
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • sepilihan puisi26
Cecep Syamsul Hari lahir di Bandung, Jawa Barat, Indonesia,1 Mei, 1967. Buku-buku puisinya yang telah dipulikasikan:Kenang-kenangan/Remembrance (1996), Efrosina/Euphrosyne(2002, 2005), 21 Love Poems: Bilingual Edition (2006), TwoSeasons: Korea in Poems Bilingual Edition (2007). Ia jugamenulis novel, cerita pendek, dan esai.
Karya-karya dipublikasikan pula pada sejumlah jurnal danantologi, antara lain: Heat Literary International (Sydney,Australia, 1999), Beth E. Kolko’s Writing in an Electronic World:a Rhetoric with Readings (United States: Longman, 2000), HarryAveling’s Secrets Need Words: Indonesian Poetry 1966-1998(United States: Ohio University Press, 2001), Wasafiri (London,England, 2003), Orientierungen (Bonn, Germany, 2/2006).
Ia menerjemahkan sejumlah buku, di antaranya: Para Pemabukdan Putri Duyung (selected poems of Pablo Neruda, 1996);Hikayat Kamboja (selected poems of D.J. Enright, 1996);Ringkasan Sahih Bukhari (compilation of Bukhari’s hadis, 1997;1100 pages); Rumah Seberang Jalan (selected short stories ofR.K. Narayan, 2002).
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM26
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 27
Ia menyunting Kisah-kisah Parsi/Persian Tales (C.A. MeesSantport and H.B. Jassin, 2000); Horison Sastra Indonesia/APerspective of Indonesian Literature (with Taufiq Ismail, et.al;four volumes, 2003); Horison Esai Indonesia/A Perspective ofIndonesian Essays (with Taufiq Ismail, et.al; two volumes, 2004).
Saat ini, ia adalah redaktur majalah sastra Horison yang berdiridi Jakarta, Indonesia, sejak 1966.
Rimbun Dahan Bilingual Edition berisi sepilihan puisi yangia tulis selama masa dua bulan tinggalnya sebagai poet inresidence (8 Desember 2007 - Januari 27, 2008) di RimbunDahan Arts Residency, Selangor, Malaysia.
Official website: http://www.freewebs.com/cecepsyamsulhari
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM27
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • sepilihan puisi28
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM28
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 29
Cecep Syamsul Hari
RimbunDahanSelected Poems
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM29
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • selected poems30
I am indebted to Angela and Hijjas Kasturi and the family forthe chance given to me to stay as poet-in-residence in RimbunDahan Arts Residency. Two months of my stay in Rimbun Dahan(December 2007 – January 2008) was one of the tremendousmoments of my life full of serenity and beauty. All poems inthis book were written during this periode.
One day, when I opened the door of my guest house to theworld, the first thing I felt was the nature that so friendly andpeace. Every second I spent in Rimbun Dahan never passedwithout listening to the songs of birds, the sprinkling of waterand the whisper of wind. The air was so fresh so it made mylife healthy body and mind. In Rimbun Dahan every singlebreath I took can be harmonized with the earth and the heavens.
While in Rimbun Dahan, I could totally become desolate andseparate myself from crowded world and noisy daily life. Bothliterally and spiritually Rimbun Dahan was truly the poetry itself.
My thankfulness to Rimbun Dahan Arts Manager, Noor MahnunMohamed (Anum) and also to the staff of Rimbun Dahan: BangSham and wife, Bang Jasmin and wife, Bang Roeslan and wifeand also Mbak Sum.
My great appreciation to my fellows artists-in-residence forfriendship and sincere collaboration: Bahtiar Dwi Susanto(Anto); Ahmad Fuad Osman, Sarawut and Gabrielle Bates. Thesame appreciation I give to the post-graduate students fromIndonesia in Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) for theirwillingness to meet me, especially to Memen Durahman andWida Suherman. I also like to express my gratitude for kindlyand enjoyable conversation to ceramic artist So’hibul AzriAhmad, visual artist Husin Hourmin and Prof. Salamah AbuMansor.
Acknowledgments
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM30
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 31
I am hoping that other poets from Indonesia, from South-EastAsian countries and from other countries, can get the sameopportunity from the creative heaven given by Rimbun DahanArts Residency.
Cimahi, February 17th, 2009
Cecep Syamsul Hari
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM31
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • selected poems32
In a burning afternoonA group of labors returned to their Javanese
They grumbled about rupiahs that getting weakPolice patrol and land overseas to be subjectedDetained passport and a bit of ringgits left in the pocket
Why the cheap bus to KajangNever come up?
Don’t talk about love with usIt just belongs to the poetry
Don’t push us to the Indonesian embassyThey don’t belongs to the labors
Don’t remind us about prohibitionsIn a country that forbid immoral manners
Why the cheap bus to KajangNever come up?
But live is not only a story of wickednessNor the painting exhibition of sorrow
Live is also a promising prosperity in the line of UtopiaAnd we come to grasp it
In a burning afternoonA group of labors returned to their Javanese
In the three ringgits bus to KajangI returned back without knowing to what
Nor to whom
At the Art Market
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM32
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 33
I will embrace you before the morning comesI will embrace you when the night falls
Every human has just one heartAnd every life gives one day time
Not at all shall I let you go
In the glorious of memoriesThe lovers are cursed to forget
The poets are fated to commemorate
Come to me dear grace of all joyCome to me dear roses from the south
I will embrace you before the dawn comesI will embrace you when the death arrives
Requiem for an Embracefrom the canvas of gabrielle bates
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM33
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • selected poems34
Nothing more that make me sufferBesides listening to the moan of hurting lawn
The sound of that grass cutter machineWailing weirdly, hoarse and monotone
My chest is like beaten over and over againWith the double hammer of Cheron
Cheron
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM34
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 35
Husin construed the beginning of mankindfrom the circle abstraction
The heavens were darkened by the color of first sin
At a seashore so Adam run agroundIn a gloominess of afternoon
Something has become nothingEternity has become ephemeral
After a hundred years of repent and forswearIn Jabal Rahmah Adam met Eve
Tears of a couple of loversChanged grainy sands into the sea of precious stones
How could a bite of forbidden fruitDetermined the fate of whole mankind?
Husin construed the destiny of mankindfrom the circle abstraction
Now he let a patch of white disappear in gleam
At Husin ’ s Studio
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM35
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • selected poems36
There are seventy angels this Thursday morning flying downfrom the middle level of heaven and arrive in Rimbun Dahan.A part of them change themselves into pinanga malaiana,simpoh fruit, no tree, bungor branch, coconut bud, a stem ofwater lily, koi fish, nightingale, wild rooster, rumput air,fragrant grass, and a dragon-fly on a sheet of mersawa leaf.
Even Samson and Delillah, Kicap and Belacan, Mai andSantan do not realize their existences. Something strange.
Thirty angels are standing before the Ka‘ba in a rowspreading out their wings full up the sky and the air withrecitation of light.
This is a beginning of new year for worshippers of God anddevotees of Muhammad. Muharam has come. Muharam hascome.
There are seventy angels this Thursday morning flying downfrom the middle level of heaven and arrive in RimbunDahan. They invite Attar and Khayam, Lipo and Po-Chui,Goethe and Sa’di, read the verses about dew and river, loveand wine, released soul and paradise.
Along with Rumi, they drift in circle of mystical dance till thenightfall.
In dazzling cheerfulness, dancing in the middle of ring allfragilities of my body change into tears.
Muharam has Come
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM36
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 37
In every drop of the rain that touches leavesThe Angel Michael keeps a piece of his wings
Clearer than the lake of dewWhiter than the river of light
In every piece of the wingsThe adorer of God found the mother
The seeker of God found the doorThe poet of God found the time
Secret of the Rain
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM37
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • selected poems38
Because of that I always seek of your faceWith all my ages
Why we met in the bright Alastu dayNot in usual edge of evening of Wednesday
Or Saturday or SundayWhen you painted the sun with purple
With a glance of citrus orange and violetSlicing my arteries as slight as a razor blade
You are the greatest grief of my lifeYou are the root of the universe of my misery
Van Gogh called you true loveWho for eternity I immortalize in the sorrow of poetry
Alastu BirabbikumNothing roots us deeper in reality than true love(Van Gogh)
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM38
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 39
He is quiet like my two friends from ThailandIn South Korea two years ago
In front of the Mac laptop almost every nightHe sat in the veranda of the Rimbun Dahan guest house
He rejects alcohol and he is a vegetarian
Many times I made himA cup of coffee or just bitter tea
Because he keeps out sugarAs well as he avoids woman
He is a faithfull devotee of Buddha’s way
A day before he returned home, we talked about three hoursOver and over again he complained about immigration and
visa
“I am unhappy in this country,” he said
To Pudu Raya that day we escorted him back homeSearching for a bus to Penang
Escorting Sarawut Back Home
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM39
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • selected poems40
In immigration office of Putra JayaProcessing renewal of my traveler visaWhile in MalaysiaFrequently I spoke in English
In Little India I met a pretty girlHer eyes were brighter than the HeliosJust because I spoke EnglishI often regarded as Philippinos
Wanna buy a gift for my mother in lawA piece of silk cloth in China TownOne time I forgot speaking IndonesiaSuch a fate that called me indon
Such a Rhyme
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM40
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 41
The poet will seek for water lilyIn the face of his lover
She worships you a glisten lightNever be anxious about the dusk comes
Soften pistil all the nightUnder white blanket of loneliness
She surrenders her marble bodyBe yours wholeheartedly
Water Lily
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM41
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • selected poems42
Always in the dawnSamson and his friendsBarking as long as the call to prayer
May be they saw the angels back to heavensMay be they saw the demons lively wander aboutMay be they just cleaning their throats
Samson and his friend ever asked meWhether I know their forefatherThey said he was a dog of the cave dwellers
That permitted by God entering the heaven
Samson ’ s Poemfor the painting of Ahmad Fuad Osman
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM42
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 43
In China TownI felt like at home
Going to Parijs van Java trade fair
In the gloomy Oriental SpaIn the evening showered by incenses
I heard Agus and Anwar laugh cheerfully
After midday prayer, two hours earlierIn a silent mosque at Mosque Street
I saw Jamal and Joni learn alifbata
Singapore, 2007
China Town
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM43
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • selected poems44
Prayer houses recited of laudationWithout a loud speakerIn Kuang Street
My heart is like bottom of a pondNever ward off the arms of rainCold and transparent
Simpoh fruits altered into stoneOn the wet grass
Sky as quiet as usual
Idul Adha ’ s Eve
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM44
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 45
No morning without the song of birdsHum of wind and ancient air
In Rimbun Dahan
The old bungor tree alwaysThat first catched by eyes
When I opened my guest house to the world
Every day I think of Oscar Wilde’s nightingaleThat changed itself to be a waltz dance
Red roses of a lovely maiden
For Angela
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM45
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • selected poems46
Walking along the tree streetVanishing the boundary between me and heavensThis ground itself is also my body
Keeping away from the ant hills on the grassy fieldI talked to the no and pinang treesLike a warrior of Solomon
After heavy rain last nightThousands of birds stayed on the branchesDear Attar, wasn’t it your disappearing country?
The Tree Boulevard
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM46
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 47
Here I am, a poor interpreterRemembering your face that has gone
On an evening of the past
The morning too that always faithfulRewriting the same story
On pinanga malaiana leaves
Like dew and prickly rainYou and I were fragile in time
Our bodies vanished in light
You and I
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM47
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • selected poems48
Morning and rain, from where they come?Writing restless on waving meranti leavesProposing shimmer of dew
Wound and light, from where they come?Stabbing my poems again and againKilling me in lonely peak
Lee, from where you come?Embracing the river of your bodyTaking a year of my age
Lee
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM48
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 49
On the edge of dawnThe rain moved out
Bungor trees were swung by loneliness
Koi fishes in a corner of pondJust like the assemblage of hermits
Still I heard the sound of insects
I found past of your faceOn a piece of mersawa leaf
Deep beneath the soul
Mersawa Leaves
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM49
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • selected poems50
Cecep Syamsul Hari was born in Bandung, West Java,Indonesia, May 1, 1967. His published poetry books: Kenang-kenangan/Remembrance (1996), Efrosina/Euphrosyne (2002,2005), 21 Love Poems: Bilingual Edition (2006), Two Seasons:Korea in Poems Bilingual Edition (2007). His published creativeworks including novel, short-stories, and essays.
His works also internationally published in several journals andanthologies such as: Heat Literary International (Sydney,Australia, 1999), Beth E. Kolko’s Writing in an Electronic World:a Rhetoric with Readings (United States: Longman, 2000), HarryAveling’s Secrets Need Words: Indonesian Poetry 1966-1998(United States: Ohio University Press, 2001), Wasafiri (London,England, 2003), Orientierungen (Bonn, Germany, 2/2006).
He had translated several books. Among of those are: ParaPemabuk dan Putri Duyung (selected poems of Pablo Neruda,1996); Hikayat Kamboja (selected poems of D.J. Enright, 1996);Ringkasan Sahih Bukhari (compilation of Bukhari’s hadis, 1997;1100 pages); Rumah Seberang Jalan (selected short stories ofR.K. Narayan, 2002).
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM50
www.rajaebookgratis.com
Cecep Syamsul Hari 51
He’s also editor of Kisah-kisah Parsi/Persian Tales (C.A. MeesSantport and H.B. Jassin, 2000); Horison Sastra Indonesia/APerspective of Indonesian Literature (with Taufiq Ismail, et.al;four volumes, 2003); Horison Esai Indonesia/A Perspective ofIndonesian Essays (with Taufiq Ismail, et.al; two volumes, 2004).
Currently, he is editor of Horison, a monthly literary magazinebased in Jakarta, Indonesia, since 1966.
Rimbun Dahan Bilingual Edition contains selected poemshe wrote during his two months stays (December 8, 2007 -Januari 27, 2008) as a resident poet at Rimbun Dahan ArtsResidency, Selangor, Malaysia.
Official website: http://www.freewebs.com/cecepsyamsulhari
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM51
www.rajaebookgratis.com
Rimbun Dahan • selected poems52
rimbun dahan.pmd 5/13/2009, 9:01 AM52
www.rajaebookgratis.com