PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

13
PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF HISTORIS KOMPARASIANTARA INDONESIA DAN JEPANG Hery Setyo Adji Abstract Disconnection of modem and traditionalsector is often assumed as the effects of government policies that are very oriented on economic groivth. Whereas, economic development is a long terni proccess. In this contenxt, a discourse will be incomprehensive ifit doesn't look at the roots of the government policies in the early days of Indonesian development proccess. Therefore, this article discusses thehistoncal perspective so thatthe discourse will be comprehensive. PEMBANGUNAN ekonomi semua negara selalu mengalami suatu transformasi ekonomi dari sektor tradisional-ke sektor modem. Hanya masalahnya, waktu yang diperlukan untuk menjalani proses tersebut berbeda-beda antara negera yang satu dengan yang lain. Dalam terminoiogi Ekonomi Pembangunan, yang disebut sebagai sektor tradisional adalah sektor primer (pertanian). Sedangkan sektor moderen adalah sektor sekunder dan tersier (industri dan jasa). Pada tahap awal pembangunan suatu negara, sektor pertanian blasanya men- dominasl struktur ekonomlnya sebagaimana sejarah negara-negara yang sekarang berpredikat sebagai negara industri. Seiring dengan perkembangan perekonomiannya peran sektor pertanian akan digeser oleh sektor yang lain yakni sektor Industri dan jasa. Masa-masa awal pembangunan ekonomi negara- negara itu selalu ditapdai oleh dominaslnya sektor pertanian. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia, proses transformasi ekonomi dari sektortradisional ke sektor modern sudah dimulai sejak diperkenalkannya industri gula di Jawa. Keberadaan industri gula merupakan tonggak JEPVOL 2N0. 3,1997 dimulainya perubahan struktur ekonomi Indonesia. Industri gula yang mewakili organisasi ekonomi moderen tersebut menjadi faktor yang me- nenlukan dinamika ekonomi selanjutnya. Di- namika ekonomi yang dimaksudkan di sini ada lah bertambahnya kompleksitas persoalan masyarakat yang berkaitan dengan kehidupan ekonomi. Awal perubahan struktural sangat menentukan proses perkembangan pem bangunan ekonomi suatu negara. Hanya saja, masalah akan timbul jika dalam proses itu terjadi keterlepaskaitan antara sektor tradisional dan sektor modem. Keteriepaskaltan antara sektor moda"en dengan sektor tradisional Ini merupakan dualisme ekonomi (J.H. Boeke menyebut) yaitu bahwa perk^bangan sektor moderen berjalan secara terpisah dengan perkembangan sektor tradisional. Tulisan ini akan mencoba mengkajl secara historis proses terpisahnya perkembangan antara sektor moderen dan tradisional di Indo nesia. Kajian historis ini dimulai dari masa kolonialisme, baik oleh Beianda maupun Jepang. Kolonialisme kita anggap sebagai fakta eksternal yang mempengaruhi keterlepaskaitan tersebut. 324

Transcript of PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

Page 1: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

PROSES PEMBANGUNAN EKONOMIDALAM PERSPEKTIF HISTORIS

KOMPARASIANTARA INDONESIA DAN JEPANG

Hery Setyo Adji

Abstract

Disconnection of modem and traditionalsector is often assumed as the effects ofgovernment policies that are very oriented on economic groivth. Whereas, economicdevelopment is a long terni proccess. In this contenxt, a discourse will beincomprehensive ifitdoesn't look atthe roots ofthe government policies in the early daysofIndonesian development proccess.

Therefore, this article discusses thehistoncal perspective so thatthediscourse willbe comprehensive.

PEMBANGUNAN ekonomi semua negaraselalu mengalami suatu transformasi ekonomidari sektor tradisional-ke sektor modem. Hanyamasalahnya, waktu yang diperlukan untukmenjalani proses tersebut berbeda-bedaantara negera yang satu dengan yang lain.Dalam terminoiogi Ekonomi Pembangunan, yangdisebut sebagai sektor tradisional adalah sektorprimer (pertanian). Sedangkan sektormoderenadalah sektor sekunder dan tersier (industri danjasa). Pada tahap awal pembangunan suatunegara, sektor pertanian blasanya men-dominasl struktur ekonomlnya sebagaimanasejarah negara-negara yang sekarangberpredikat sebagai negara industri. Seiringdengan perkembangan perekonomiannyaperan sektor pertanian akan digeser olehsektor yang lain yakni sektor Industri dan jasa.Masa-masa awal pembangunan ekonomi negara-negara itu selalu ditapdai oleh dominaslnya sektorpertanian.

Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,prosestransformasi ekonomi dari sektortradisionalke sektor modern sudah dimulai sejakdiperkenalkannya industri gula di Jawa.Keberadaan industri gula merupakan tonggak

JEPVOL 2N0. 3,1997

dimulainya perubahan struktur ekonomi Indonesia.Industri gulayang mewakili organisasi ekonomimoderen tersebut menjadi faktor yang me-nenlukan dinamika ekonomi selanjutnya. Di-namika ekonomi yang dimaksudkan disini adalah bertambahnya kompleksitas persoalanmasyarakat yang berkaitan dengan kehidupanekonomi.

Awal perubahan struktural sangatmenentukan proses perkembangan pembangunan ekonomi suatu negara. Hanya saja,masalah akan timbul jika dalam proses ituterjadi keterlepaskaitan antara sektor tradisionaldan sektor modem. Keteriepaskaltan antara sektormoda"en dengan sektor tradisional Ini merupakandualisme ekonomi (J.H. Boeke menyebut) yaitubahwa perk^bangan sektor moderen berjalansecara terpisah dengan perkembangan sektortradisional.

Tulisan ini akan mencoba mengkajl secarahistoris proses terpisahnya perkembanganantara sektor moderen dan tradisional di Indo

nesia. Kajian historis ini dimulai dari masakolonialisme, baik oleh Beianda maupun Jepang.Kolonialisme kita anggap sebagai fakta eksternalyang mempengaruhi keterlepaskaitan tersebut.

324

Page 2: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

Hery Setyo Adji, Proses Pembangunan EkonomL. ISSN: 1410 - 2641

Tulisan ini juga bertujuan untuk memberikantanggapan terhadap beberapa pemerhati se-jarah ekonomi Indonesia (kebanyakan adalahsejarawan asing) yang pada umumnyaberkesimpuian bahwa Belanda (penjajah)memberikan fondasi yang menguntungkan bagipembangunan ekonomi Indonesia, yakni ketikaBelanda memperkenalkan sektor ekonomimoderen (industri gula).

Sebagai perbandlngan tulisan ini akanmembahas pula pembangunan ekonomi Jepang.Pertimbangannya adalah karena Jepang me-mulai transformasi ekonominya dalam waktuyang hampir bersamaan. Perbandingan ini bu-kan dimaksudkan untuk semata mem-

perbandingkan hasil yang telah diperoleh padasaat ini antaraJepang dan Indonesia, melainkanleblh untuk mencari referensi tentang prosespeoibahan struktural berkesinambungan yangtelah dilakukan Jepang, agar dapat digunakansebagai bahan untuk meretleksikan transformasiekonomi di Indonesia.

Untuk memahami proses yang terjadi diIndonesia akan dikaji fakta-fakta yangmenunjukkan adanya kekuatan eksternai yangmempengaruhi proses perubahan tersebut.Fakta-fakta tersebut butuhkan berasal dari data

yang didokumentasikan dan kita anggapmampu mendekati kondisi yang sesungguhnya.

INDONESIA

PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA

Perlode PerdaganganKapitalls,1602-1780

Para sejarawan asing menganggapbahwa penjajahan Belanda atas Indonesia telah dimulai sejak runtuhnya VOC yang kemu-dlan posisinya diambil alih oieh pemerintahBelanda. Dengan demikian baru pada permu-laan abad XVIi Belanda dianggap secararesmi menduduki Indonesia. Namun demikian,penulis lebih cenderung kepada pendapat yangmengatakan bahwa Belanda sudah menjajah

326

Indonesia daiam pengertian yang lebih luas,sejakberdirinya VOC.

Maskipun aktlvitas VOC adalah misi da-gang, tetapi kaiau kita melihat sejarah Eropa,perlode tersebut merupakan periode yangsama dengan bangkltnya merkantilisme. Padamasa merkantilisme ideologi negara-negaraEropa adalah membangun kekuatan negara (sfafebuilding). Misi perdagangan identik denganusaha membangun kekuatan negara, sepertidikonstafaslkan Thomas Mun, direktur EastIndia Company yang mendapat julukan Princeof Mercantilists:

'The ordinary means.... to encreaseour wealth and treasure is by foreigntrade This ought to be encouraged,foruponithangs the great revenue of theKing, the honor of Kingdom, the nobleprofession of the merchant, the schoolofour art, the supply of. our poor, the improvement of our lands, the nursery ofour mariners, the walls of the l^ngdom,the means of our treasure, the sinews ofourwar, the terror of our enemies'.^

Dengan menggunakan perspektif ini penulis menganggap bahwa Belanda pada eraVOC telah pun bisa dikatakan sebagai penjajah. Karena aktifitas perdagangan iuar negeriyang dianggap sebagai pendukung kekuatannegaratidak teriepas dari restukerajaan.

Pada periode tersebut, tambahan penda-patan (persentase dari NDP-net domesticproduct) Belanda yang diperoleh dari Indonesiamengalami peningkatan dari 1,1 % pada tahun1698-1700 menjadi 1,7 % pada tahun 1778-1780 (tabel 1). Persentase pendapatan Belandadari Indonesia terhadap NOP Indonesiaadalah1,4 % pada tahun 1700 dan 1,2 % pada tahun1780 (tabel 2). Sedangkan keuntungan yangdiperoleh dari misi perdagangan dapat dillhatdari kuantitas pelayaran dari Belanda keIndonesia. Antara tahun 1602 dan 1795 ter-

catat 4.722 kali pelayaran dari Belanda ke Indonesia dan 3.559 pelayaran kembali.^

JEPV0L2N0. 3,1997

Page 3: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

ISSN : 1410-2641 HerySetyo Adji, Proses Pembangunan Ekonomi':.

Masa Transisi, 1780-1830Pada periode ini, perekonomian Belanda

mengalami gangguan dengan adanya perangmelawan Inggris. Kejayaan Belanda dalammengontrol perdagangan dl kawasan Asiaberakhir dan para pedagang inggris mulaimemasuki kawasan ini, seiring dengankenjntqhan VOC. Pada periode ini perdagangandi'kawasan Asia semakin terbuka. Selain parapedagang dari Inggris, pedagang dari Amerika punmenikmati keuntungan di kawasan Asia.^

Meskipun misi dagang Belanda mengalamikehancuran, namun keuntungan Belanda atasIndonesia tidak mengalami penurunan. Hal initerlihat pada kenaikkan tambahan pendapatan

dari Indonesia alas NDP Belanda. Pada tahun1770 persentase pendapatan Belanda dari Indonesia sebesar 1,1 % meningkat menjadi 5,5% pada periode 1868-1872 (label 1). Catalanmengenai pendapatan Belanda dari Indonesiauntuk tahun 1780-1830 tidak ada, tetapi denganmelihat perubahan dari tahun 1770 ke tahun1868, kita dapat menduga bahwa pada tahun1780 hingga 1830 kemungkinan angkanya tidakmengalami penurunan. Persentase pendapatanBelanda dari Indonesia atas NDP Indonesia

juga mendukung hal tersebut (label 2). Padatahun 1780angkanya menunjukkan 1,2 %, danpadatahun 1830 meningkat menjadi 2,0 %.

label 1

Pendapatan Belanda yang Berasal dari Indonesia, 1700-1938

DUTC'S NDP AT CURRENT

PRICES

(IN MILLIONS OF GUILDERS)

INDONESIAN SURPLUS AS RATIO

OFDUTCNDP(%)

1698-1700 237 1.1

1778-1780 287 1.7

1868-1872 1,103 5.5

1911-1915 2,566 8.7

1926- 1930 5,574 8.9

Sumber: Economic Growth in Indonesia 1820-1940,

label 2

Pendapatan Eropa di Indonesia, sebagai Persentase dari NDP Indonesia

ALL

'EUROPEAN'

ALL

'EUROPEAN'

INCOME OF

'EUROPEAN'

Year income Year income residents

1700 1.4 1870 7.6

1820 2.4 1928 20.2

1830 2.0 1938 15.5

1780 1.2 1913 14.2

1840 7.1 average 1921-38 16.9 12.2

Sumber; Economic Growth in Indonesia 1820-1940

JEP V0L. 2 NO. 3. 1997 326

Page 4: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

Hery Setyo Adji, Proses Pembangunan Ekonomi... ISSN: 1410-2641

Periode Tanam Paksa

(Cultivation System), 1830-1870Berbeda dengan gambaran umum

mengenai sistem tanam paksa, banyak se-jarawan asing yang memberikan penilaianpositif pada sistem ini. Menurut banyak se-jarawan asing, dari segi ekonomi, periodetanam paksa merupakan tonggak bagi pere-konomian Indonesia memasuki perekonomianyang moderen. Artinya, para petani mulaidiperkenaikan dengan tanaman komersial.Sejarawan asing yang menyimpuikan tentangaspek positif dari tanam paksa di Indonesia ituantara lain adalah C. Fasseur dan R.E. Eison.

Eison, misalnya menyatakan bahwa:'the system is unlikely to have caused

an economic relapse and that it may havefurthered mral development' ^

Pada era ini, pemerintah Belanda me-merintahkan kepada para petani untuk menanamtanaman ekspor (Tebu, kopi, tembakau dan

' nila), sementara pemerintah Belanda di bawahpimpinan Gubernur Jendrai J. Van den Boschmemonopoii eksport komoditi hasil panen. Parapetani diperintahkan untuk menyerahkan hasilpanennya, dan sebagai imbaiannya petanimemperoleh upah tanam (planting wage).

Buktl yang mendukung pendapat bahwapada masa tanam paksa memberikan keuntunganpada petani pada khususnya dan perekonomianIndonesia pada umumnya terlihat pada tabel 3dan 4 di bawah ini.

Tabei 3.

Output Total Tanaman Ekspor (1840-1870), dalam matrik ton

YEAR COFFEE SUGAR TOBACCO

1840 54,000 58,000 390

1850 74,000 102,000 1,0001860 83,000 130,000 6,0001870 90,000 172,000 8,000

Sumber: Changing Economy ofIndonesia, Vol. 1, table4

Tabel 4.

PembayaranTanaman Total dan Sewa Tanah diJawa 1835-1870(daiam ratusan guilders)

YEAR CROPS

PAYMENT

LAND RENT BALANCE

1835 4.049 5.699 - 1.650

1840 10.739 7.085 + 3.6541845 9.806 8.888 + 9181850 ' 11.750 7.987 + 3.763

1855 13.060 8.479 + 4.5811860 16.176_, ~ 9.999 + 6.1771865 15.808 11.175 + 4.6331870 16.636 13.180 + 3.456

Sumber: Changing Economy ofIndonesia, Vo .14, table A21

327 JEP VOL 2 NO. 3,1997

Page 5: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

ISSN : 1410-2641 HerySetyb AdjI, Proses Pembangunan Eko'nomL.

Tabel 5.

Jumlah Penduduk, Padi per Wilayah, dan Produksi Padidi Jawa, 1836-1870

YEAR A B C D E F

1836-40 6,404 790 1,208 0.62 0.12 189

1841-45 7,129 875 1,515 0.61 0.12 212

1846-50 7,435 959 1,612 0.64 0.13 217

1851-56 7,941 1,028 1,697 0.65 0.13 214

1856-60 9,424 1,172 2,020 0.62 0.12 214

1861-65 10,731 1,253 2,110 0.58 0.12 197

1866-70 12,397 1,396 2,456 0.56 0.11 198

Population (In thousands) ofregion underconsiderationArea underriceas first crop(in thousands ofhectares)Riceproduction ofarea underrice as first crop(in thousands ofmetric tonsofunhusked rice)Areaunderriceper household of5 persons (in hectares)Area riceper capita (inhectares)Kg unhusked riceper capita (first crop)

Dalam perspektifpembangunan ekonomi,apa yang di capai oleh Indonesia dalam kurunwaktu tersebut menunjukkan prestas! yangbalk. Artinya, jika teori Vent forsurplus dari HiaMyint menggunakan hasii ekspor yangmenunjukkan gejala menaik akan berpengaruhpositif bagi pembangunan. Di samping itu, dalam skala mikro bisa kita llhathasii positif yangdinikmati petani. Hal tersebut ditunjukkan olehselisih positif antara penerimaan hasii panendan pembayaran sewa tanah lihat tabel5.

Tapi, di balik itu, sistem tanam paksajuga menghasilkan konsekuensi yangtidak menguntungkan bagi bangsa Indonesia.Yakni sedotinya kekayaan Indonesia olehpemerintah kolonial Beianda. Padatahun 1860-an, sepertiga dari pendapatan nasional Beianda(Dutch national income) diperoleh dari sistemtanam paksa.®

JEP VOL. 2 NO. 3. 1997

Periode Liberal Hingga AkhirPenjajahan Beianda (1870-1942)

Pada periode Ini terjadi perkembangandalam perpolitikan di Beianda. Parlemen Beiandakaia itu menghendaki peran swasta dalamperekonomian, maka berakhiriah Cultivationsystem. Dengan berakhirnya masa tanampaksa. Maka perekonomian Beianda beralih kemasa liberal. Pemerintah Beianda tidak ikut

campurtangan dalam perekonomian. Meskipunrelatif agak terlambatdibandingkan dengan ne-gara^^egara Eropa lainnya, Beianda akhlrnya me-nempuh liberalisme ekonomi. Kebangkitanswasta daiam perekonomian ini tidak terlepasdari perkembangan yang terjadi di Eropa padaumumnya. Hal ini juga beriangsung di negarajajahan Beianda (Indonesia).

328

Page 6: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

Hery Setyo Adji, Proses Pembangunan Ekbnomi... ISSN : 1410-2641

label 6

Pertumbuhan Pendudukdan Pendapatan Riil

YEAR

POPULATION

(IN THOUSANDS)1928 GUILDERS)

TOTAL INCOME

(IN MILLIONS OFPER CAPITA INCOME

(IN 1928GULIDERS)

1830 17,445 823 47.2

1840 18,622 879 47.2

1870 26,200 1,237 47.2

1913 47,282 2,454 51.9

1928 57,403 3,524 61.4

1929 58,264 3,421 58.7

1937 65,634 3,968 60.5

1938 66,619 4,277 63.3

Sumber: AngusMadison

Tabel 7.

Pertumbuhan Rata-rata Tahunan Volume Ekspor Indonesiadan Dunia 1840-1970

YEAR WORLD INDONESIA

1840 to 1860 . 5.6 1.7

1860 to 1880 4.3 3.4

1876/80 to 1896/1900 3.0 3.3

1900 to 1911/13 4.2 5.4

1911/13 to 1926/29 1.1 7.0

1926/29 to 1936/38 -0.3 0.3

1936/38 to 1953/58 3.0 1.6

1953 to 1966 7.0 0.8

1960 to 1970 9.0 5.4

Sumber IMF, World Economic Outlook, 1959,1990...., sebagaimana dikutip Anne Booth.

Pada periods liberalisme ekonomi in!fakta menunjukkan adanya peningkatanpendapatan di kalangan penduduk Indonesia(Indigenous). Beberapa penulis asing memberlkankesimpulan yang sama mengenai peningkatanpendapatan penduduk Indonesia pada periodsIni (Polak, Anne Booth). A MadisOT, mlsalnya,menyatakan:'In the 1870-1928 period there have been anincrease in Indigenous Indonesian Income,

329

It seems clear, however, that the growth InlIndigenous per capita income was moremodest than that of Europeans, which waslargely geared to the exportsector, where tradevolumes rose.rapidly.'̂

Sebagaimana diungkapkan oleh Madisondl atas, kenaikan pendapatan perkapita penduduk Indonesia merupakan dampak dari kegiatanekspor. Hal Ini disebabkan oleh peran swastayang menlngkat dengan adanya kebljakan

JEPV0L2N0. 3. 1997

V

Page 7: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

ISSN : 1410-2641 Hery Setyo Adji, Proses Pembangunan Ekonomi...

liberaiisme ekonomi. Iklim yang kondusif bag!peran swasta mengakibatkan ekspor Indonesiamenunjukkan angka yang mengesankan, llhattabel 7.

Selama periode llberaiisasi ekonomi ter-sebut pertumbuhan ekspor Indonesia seiain le-bih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhanekspor dunia. ini merupakan prestasi yangbahkan hampir tidak pemah dicapai oleh Indonesia dalam masa kemerdekaan. Dari angkatersebut secara iogis dapat disimpulkan bahwaIndonesia memiiiki kinerja ekonomi yangbalk.

Untuk memahami dan menyimpuikankondisi pembangunan ekonomi Sebagaimanadisimpulkan oleh beberapa pengkaji sejarahasing atas kondisi pembangunan ekonomi Indonesia pada masa penjajahan kita tidak bisahanya menggunakan indikator-indikator kuanti-tatif. Sebab, indikator-indikator kuantitatif itutidak mampu menunjukkan gambaran yangmendalam. Kalau kita sepakat untuk menaf-sirkan kondisi pembangunan ekonomi fakta-fakta diatas kita akan sampai pada kesimpulanyang samadengan parapengkaji sejarah asingtersebut. Berikut ini, akan penuiis paparkankondisi pembangunan ekonomi. Indonesia.

Tapi, sebelumnya penuiis akan mencobamendeskripsikan kondisi Indonesia padajamanpenjajahan Jepang.

Periode Penjajahan Jepang(194-1945)

Dengan masuknya Jepang ke Indonesia,menggantikan kedudukan Beianda, maka kondisi (ekspioitasi) ekonomi mengaiam! perubahan.Pada masapenjajahan Jepang, para petan! di-paksa untuk menyerahkan pad! kepada pihakJepang. Pihak Jepang berkepentingan atastersedianya bahan makanan yang diperiukanuntuk mendukung kekuatan miiiternya, yangberoperasi tidak hanya dl wilayah Indonesia,tetapi juga meliputi kawasan Asia Tenggaradan Pasifik.

Hal ini sebenamya merupakan bebanberat bagi petani. Sebab, mereka sebenamya

JEPVOL 2N0. 3, 1997

lebih miskin. Lahan pertanian mereka padaumumnya sangat sempit ,SehIngga, para petanihanya menghasilkan panen pada tingkat sub-sistem. Hal ini diperparah dengan adanyajeratan hutang dari para rentenir Cina yangmengenakan bungatinggl.

Gambar 1

Bagan penyerahan padi;ShokuryoKanrI Zimusyo(Kantor

Pengelolaan Pangan)

Shu(karesidenan)

Ken (kabupaten)

Gun (kawedanan)

Son (kecamatan)

Ku (desa)

Karena beras merupakan makananpokok penduduk Indonesia (Jawa), makaekspioitasi hasii pertanian ini berpengaruhpada penurunah kesejahteraan penduduk.pengaruhnya demikian besamya, yakni menimbui-kan ketidakpuasan umum dan menumnkan tarafsosial ekonomi, yang pada akhirnyamenyebabkan serangkaian pemberontakandi indramayu padatahun 1944.^

Proses ekspioitasi Jepang atas petanidapat digambarkan seperti diagram berikut.Padi dari desa hingga ke kantor Pengeioiaan

330

Page 8: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

Hery Setyo Adji, Proses Pembangunan Ekonomi... ISSN : 1410 - 2641

Pangan (SKZ - Shokuryo Kanri Zimusyo). SKZini berada di bawah Departemen Ekonomi. SKZmempunyai wewenang untuk menentukanmekanisme pembelian dan penyerahan padi,menetapkan kuantitas dan harganya, sertamemberi izin penggilingan.

Eksploitasi ekonomi Indonesia oleh Jepangberbeda dengan yang dilakukan Beiandasebelumnya. Kalau Beianda iebih menitikberatkanpada pemaksaan petani untuk menanamtanaman ekspordi tanah pertanian padi, makaJepang memblarkan petani menanam tanamanpadi, tapi padi tersebut sebagian hams diserahkankepada pihak Jepang. Dengan melihatpefbandingan itu, para pengkaji ssjarah Indonesiamenilai bahwa kondisi masyarakat Indonesiapada masa penjajahan Jepang leblh burukdibandingkan dengan pada masa Beianda.Dr. Charles Himawan, Misalnya menyatakan:

'Under the Europans' oppresive laws ofinvestment, there was still room for the Indonesians to retain whatever little they had for theirown use. Under the Japanese, however, everyproductive means was mustered to fulfilJapans'needs.'^

KOMPARASI PROSES

PEMBANGUNAN INDONESIADENGAN JEPANG

Sebagai perbandingan kita bisa mene-iaah proses pembangunan ekonomi Jepang.Mekipun kondisi ekonomi Jepang saat ini jauhberbeda dengan Indonesia, namun pada awal-awal pembangunan, kondisi ekonomi keduanegara ini hampir sama. Parapengamat sepakatuntuk mengatakan bahwa Jepang mengalamikeajaiban dalam pembangunan ekonomi.Meskipun infratruktur dihancurkan oleh sekutu,Jepang mampu bangkit menjadi negara raksasa dibidang ekonomi.

Maksud dari perbandingan ini adaiahuntuk memahami proses yang terjadi padakedua negara, sehlngga bisa diketahui faktorfundamental yang menyebabkan keberhasiianmaupun yang faktor yang menghambat Denganmemahami proses pembangunan yang teijadikita akan memperoleh gambaran yangkomprehensif mengenai keberhasiianpembangunan ekonomi. Memahami prosespembangunan ekonomi berarti memperhatikantransformai ekonomi yang terjadi, yangmenunjukkan adanya pergeseran peran sektor-sektbr

Tabel 8.

Perbandingan Persentase Ekspor terhadap GNP Indonesla-Jepang

TAHUN EKSPOR/GNP (%) EKSPOR/GNP TAHUN

INDONESIA JEPANG

1870 8,5 4,5 1873-771913 19,33 20,2 1913-171928 27,39 16,5 1928-321937 30,93 21,6 1933-371950 29,03 7.1 1948-52

Sumber: Indonesia -Angus Maddison, Economic Growth In Indonesia, p.27-28 (diolah).

331 JEPV0L2N0. 3,1997

Page 9: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

ISSN : 1410-2641 Hery Setyb AdjI, Proses'Pemb'angunan Ekono'mL.

ekonomi. Pergeseran peran sektoral dalamperekonomlan negara-negara pada umumnyamenunjukkan pola yang sama, yaitu daridominasi sektor pertanlan ke sektor Industridan jasa. Kemudian untuk mengetahul se-berapa moderen perekonomlan suatu negaraklta bisa melihat persentase ekspor terhadapGNP. Meskipun tidak ada batasan yang jelasmengenal besamya persentase yang mencer-mlnkan kemoderenan ekonomi, namun mudahdipahami bahwa jika persentase eksporterhadap GNP semakin tinggi itu berarti bahwaperekonomlan negara tersebut semakin terin-tegrasi ke dalam perekonomlan dunia. Dalamperspektif historis hal demiklan menunjukkanbahwa perekonomlan tersebut semakin moderen.Artinya produksi yang dihasllkan tidak sebatasuntuk konsumsl sendiri.

Dari data yang tampak pada tabel 8, kitaakan dengan mudah menarik kesimpuianbahwa, Indonesia memlliki keungguian dibandingJepang. Modemitas ekonomi Indonesia yangditlnjau dari persentase ekspor terhadap GNPmendorong para pengamat sejarah sampalpada keyakinan tentang manfaat ekonomisyang dinikmati oleh Indonesia dari jamanpenjajahan. Hal tersebut didukung oleh faktahistoris bahwa Indonesia mempunyai indikatoryang balk di jaman penjajahan Belanda,bahkan dibandingkan dengan Jepang sekall-pun.

PEMBANGUNAN

SEBAGAI SUATU PROSES

BERKESINAMBUNGAN

Dengan melihat fakta historis, maka per-tanyaan yang mungkin timbul adalah bagai-mana Jepang mampu berproses menjadi negara maju dan solid secaraekonomi?

Bagaimana dengan Indonesia? Mengapatidak sama dengan Jepang? Untuk mencaripenjelasan mengenai perbedaan Ini kita jugaperlu suatu kajlan historis. Hal ini tidak bIsa di-

JEP VOL 2 NO. 3,1997

hindarkan, mengingat pembangUnan ekonomimempakan suatu proses y^g beri^esinambungan.

Perspektif HistorisPembangunan Jepang

Dibandingkan dengan negara-negaraEropa, Jepang maslh tertinggal dalam pembangunan ekonomi moderennya. Ekonomi negara-negara Eropa pada akhlr abad ke 18 su-dah memasuki perekonomlan yang moderendengan proses historis yang dinamakanrevolusi Industri, yang dimulai di Inggris sebe-lum 17509. Sementara Jepang masih di-dominasi oleh sektor pertanlan. Bahkan padatahun 1910-an pun Jepang belum dapat di-katakan sebagai negara moderen, sebagai-mana ditulis oleh Prof Rosqvsky dari Harvarduniversity:

'Japan wasnot- evenbystandards ofthe^me-a modem economyby1900 or1910'̂ '̂

Keberhasilan Jepang dalam membangunekonomi tidak teiiepas dari proses historis,tidak hanya dl bidang ekonomi tetapi jugakelembagaan yang mendukung pembangunanekonomi. Pada periode Meiji (1868-1885),Jepang melakukan beberapa perubahan yangdianggap mendasar. Pembaharuan di bidangpolitik dan soslal perlu dilakukan, mengingatkondisi yang menghambat pembangunan telahberlangsung dalam waktu yang cukup lamapadajaman Tokugawa (1603-1867).

Penghapusan desentrallsasi dan pemba-tasan hak-hak istimewa 'feodal merupakanpembaharuan dl bidang soial politik. Untukbidang ekonomi Jepang melakukan perubahansistem pajak dan moneter. SIstem pajak padajaman Tokugawa berupa padi (natura) dlgan-tikan dengan sistem uang. Nilai dari pajaktanah sebesar tiga persen dari harga tanahyang dihitung berdasarkan produktivitas ra'ta-ratadan tingkat bunga pasar.^^ Setelah sistembaru pajak tanah diberlakukan, pemerintahMeiji memperoleh penerimaan dari pajak tanah

332

Page 10: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

Heriy Setyo Adji, Proses Pembangunan EkonomL. ISSN: 1410 - 2641

dalam jumlah yang besar untuk pengeluaranpembangunan. Sedangkan untuk bidang moneter,diberlakukan sistem standar emas dan uangkertasyang diedarkan keseiuruh negara.^2

Latar belakang historls tersebut meru-pakan faktor fundamental bagi Jepang untukmembangun perekonomlan pada taliapberikutnya. Di samping itu ada faktor lain yangsangat penting bagi pembangunan Jepang,yaltu faktor kultur. Masyarakat Jepang padata-hap awal pembangunannya dikenal memllikikultur pertanian, dimana kerjasama merupakanaspek yang menonjol.''̂ Kultur kerjasama initidak hllang meskipun Jepang sudah berhasilmentransformasikan ekonominya dari agrariske Industri.

PerspektifStrukturaldalam Proses Pembangunan

Proses pembangunan ekonomi tidak bisateiiepas dari struktur. masyarakat di suatunegara. Aktlfitas pembangunan yang merupakan wujud -dari dinamlka masyarakat,bergerak dalam pola (struktur) tertentu. Setlapstruktur aspek statis dari proses (pembangunanekonomi) dan seballknya, setlap prosesmerupakan merupakan aspek dinamis suatustrukturJ-* Dengan menggunakan perspektifstiuktural dapat menganalisa ^da-f^ historls.Tanpa menggunakan pendekatan Ini, sejarahhanya merupakan kumpulan fakta yang hanyamampu dijelaskan secara naratif.

Dalam kaltannya dengan komparasiproses pembangunan ekonomi ekonomi antaraIndonesia dan Jepang, terdapat perbedaanyang sangat fundamental. Perbedaan strukturtentunya membawa konsekuensi logis bagiproses pembangunan ekonomi berikutnya. Ka-jian tentang keberhasilan Jepang selama Inileblh banyak dlfokuskan pada kultur seolahmengabalkan perspektif stiuktural yang berkaltandengan pembangunan ekonomi. Sebagalmanatelah dislnggung dl atas Jepang telah merombakstruktur yang berlaku pada eraTokugawa (refbrmasi

333

Meiji) yang memungklnkan proses pembangunanekonomi beijalan dengan cepat.

Satu hal yang tidak bisa dibantah olehpara pengkaji sejarah adalah, perubahan stiukturalyang terjadi dl Jepang berlangsung tanpaketerllbatan kekuatan asing (penjajah). Artinya,dinamlka polltik yang terjadi di Jepang padamasa perallhan dari Tokugawa ke jaman Meijimerupakan dinamlka Intemal, sehingga pillhan-pilihan perubahan sesuai dengan kondisi dansituasi masyarakatnya. Secara tradisionalmasyarakat Jepang sangat tunduk padapenguasa, sehingga memungklnkan perubahanyang terjadi tidak membawa ge '̂olak yang seriusyang bisa mengganggu proses pembangunanekonominya. Dengan kata lain, Jepang tidakmenghadapi gangguan ekstemal (externaldisturbance) dalam proses pembangunannya.

Dalam analisa komparasi dengan Jepang,satu hal yang tidak dimiliki Indonesia adalahkebebasan dari gangguan eksternal. Ini faktorekstemal yang mengganggu proses pembangunanekonomi Indonesia berlangsung dalam kurunwaktu yang panjang. Faktor ekstemal (penjajahan)yang dalam poslsl dominan tidak memberlkanpilihan-pllihan bebas bagi masyarakat Indonesiamenyebabkan dinamika pemb^gunan ekonomiIndonesia terganggu. Status sebagai negaraterjajah tidak memungklnkan masyarakat Indonesiamenentukan hal yang terbalk bag! dirinya sendlribalk dari aspek politis maupun ekonomis.

Aspek kebebasan in! merupakan elemenyang sangat penting bagi kehidupan politismasyarakat padaumumnya dan pembangunanekonomi pada khususnya. Hal Ini s^alan denganpendapat Milton Friedmanr'Freedom in economic arrangements is itself a component offreedom broadly understood, so economicfreedom is an endin itself. Inthesecond place,economic freedom is also an indispensablemeans toward theachievement ofpolitical free-

Dalam kaltannya dengan kasus Indonesia kita mengalami kondisi politis yang dlken-

JEPVOL 2N0. 3,1997

Page 11: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

ISSN : 1410-2641 Hery Setyo Adji, Proses Pembanguhan Ekonomi..

dalikan oleh kekuatan penjajah. Mengacu padapendapat Milton Friedman, maka bangsa Indonesia berada pada kondisi yang tidak me-mungkinkan melakukan aktlfitas pembangunansecara bebas. DIbandingkan dengan Jepang,kondisi Indonesia sangat berbeda. Sehinggameskipun pada tahun 1900-an kondisi ekonomiJepang hampir sama dengan Indonesia, struk-tur (politik dan ekonomi) kedua negara tersebut.tidak bisa disamakan. Sehingga mudah dipa-hami kalau proses pembangunan yang dilaluioleh Jepang berjalan dengan alamiah. Dengankata Ian, proses pembangunan ekonomi Jepangberada pada garis. yang berkesinambungan.Sementara Indonesia baru mulal membangunstruktur yang baru setelah mendapatkankebebasan (kemerdekaan), sehingga terdapatdiscontinuity dalam proses pembangunanIndonesia.

Kembali pada proses transftxmasi ekonomi,kalau faktor discontinuity kila terapkan padatransformasi ekonomi, maka akan mudah dipa-hami akar sejarah dari terplsahnya perkem-bangan sektor moderen dan sektor tradislonal.Kehadiran Belanda menyebabkan transformasiekonomi tidak beijalan sesuai dengan sekenarioyang terrencana, karena penjayah mempunyaikepentingan ekonomi tersendiri atas negaraj^ahannya. Sehingga, fdak heran jika Indonesiatidak dapat melakukan transformasi ekonomisebagaimana dilakukan oleh Jepang.Jepang mempersiapkan sektor pertaniansedemikian rupa untuk mendorong sektor in-dustri. Jepang melukiskan secara terbaik apayang dinamakan pertumbuhan pertanian"prasyarat," dimana perkembangan pertaniandidahulukan dan dirasa perlu bagi perkembangansektor lain.^® Sektor pertoian Jepang memalnkanperanan yang cukup strategis yaitu: (l)sebagalsumber devisa (untuk mengimpor teknologi)utama sebagai hasil ekspor the dan sutera, (2)Sumber tenaga kerja bagi perkembanganindustri, (3) Sumber pajak yang digunakan untuk

JEP VOL 2 NO. 3,1997

membiayai pengeluaran pemerintah pada sektor-sektor sekunder, (4) Besarnya masyarakat yangteriibat dalam s^CT pertanian merupakan pasaryang sangatberarti bagi penyerapan produk industri.

SIMPULANDari uraian di muka dapat dislmpulkan

bahwa para pengkaji asing tentang sejarahekonomi Indonesia terlalu menyederhanakanmasalah dengan membuat kesimpulan bahwaIndonesia menikmati keuntungan dari segiekonomi dengan adanya penjajahan Belanda.Kesimpulan yang didasarkan pada indikator-indikator ekonomi merupakan kelemahan men-dasar dalam memahami proses pembangunanekonomi. Faktor fundamental,-yaitu kebebasandalam pengertian luas memalnkan perananyang sangat penting dalam dinamikapembangunan. Struktur politik yang terkonsen-trasi pada pemerintah Belanda menyebabkantidak adanya peluang bagi .bangsa Indonesiauntuk membuat skenario transformasi ekonomisesuai dengan tuntutan masyarakat.

Latar belakang historis inilah yangmengakibatkan perbedaan yang mendasarantara Indonesia dan Jepang dalam mentrans-formasikan ekonominya dari sektor tradislonalke sektor moderen. Barangkali, penulls jugaterjebak dalam hal menyederhanakan masalah,yaitu hanya memfokuskan pembahasan padaaspek struktur tanpa memasukan unsur kulturdalam mengkomparasikan proses pembangunanekonomi antara Indonesia dan Jepang.

Tetapl, satu hal yang sulit dibantah adalahbahwa latar belakang historis yang berbeda(faktor struktur) akan membawa konsekuensilogis yang berbeda. Lagi pula penulis tidakberpretensi untuk membandingkan hasil (indikatorekonomi) yang dicapai oleh kedua negarapadasaat ini. Penulis hanya ingin menekankan bahwakebertiasilan Jepang dalam mentransformasikand<aiominya sangat dipengaruhi keleluasaan

334

Page 12: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

HeriySetyo Adji, Proses Pembangunan Ekonomi... ISSN : 1410 ^2641

Jepang dalam mendesain perubahan ekonomi, bahwa problem keterlepasan pembangunandan ha! tersebut tidak dimiliki cleh Indonesia. sektormoderendengansektortradisionalmemiliklSehingga, penulis sampai pada keslmpulan akar sejarah, yaitu sejak jaman penjajahan.

DAFTARPUSTAKA

AJ. Youngson (ed), {W2),Economic Development In The Long Run, George Allen &Unwin, GreatBritain

Akira NagazumI (pen), (1988), Pemberontakan Indonesia Pada Mass Pendudukan Jepang, JakartaYayasan Obor Indonesia.

Angus Maddison And Ge Prince (ed), (1989), Economic Growth In Indonesia 1820-1940, Dordrecht-Holland, Foris Publication

Anthony Reid, (1984), "The Pre-Colonial Economy of Indonesia", Buiietin of Indonesian EconomicStudies, Vol. 10. No. 2. August,

Charles Himawan, (1980), The Foreign Investment Process In Indonesia, Singapore., Gunung Agung

Eric Roll, (1953), AHistory ofEconomic Thought, Third edition, New Jersey., Prentice-Hall Inc

Friedlaender and Oser, (1953), Economic History ofModem Europe, New York., Prentice-Hall

Hiroyoshi Kano, (1997), Land Tax, Property Rights And Agrarian Conflict: AView From ComparativeHistory, Paper seminar

Hal Hill, (1996), The Indonesian Economy Since 1966, UK., Cambridge University Press

J.Th. Linblad (ed). Historical Foundations ofANational Economy In Indonesia, 1890s-1990s,

Royal Netherlands Academy ofArt And Sciences, (1994), Amsterdam

Lewis H. Haney, (1958), History of Economic Thought, Fourt edition. New York, The MacmlllanCompany

Milton Friedman, (1962), Capitalism And Freedom, Chicago &London, The University ofChicago,

Michael P. Todaro, (1994), Economic Development, Fifth edition. New York, Longman.

Pierre Van Der Eng, "Challenging Changes: Current Themes In The Economic History OfIndonesia",NEHA-8u//ef/ri 10-1996-nr. 2.

335 JEPV0L2N0. 3, 1997

Page 13: PROSES PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM PERSPEKTIF …

ISSN: 1410- 2641 Hery SetyoAdjI, Proses Pembangunan EkonomL.

Robert A. Scalapino dkk (pen), (1990), Perkembangan Ekononii Asia: Masa Kin! dan Masa depan,Jakarta, CSIS

Ryuzo Sato (ed), (1992), 'Japan and The World Economi", IntemaflonalJoumal ofTheory and Policy,North-Holland, Leonard N. Stern School ofBusiness New York University, NY, USA, Vol. 2,

Sartono Kartodrdjo, (1993), Pendekatan llmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah, Grameda Jakarta

Thee Kian Wie, (1994), Explorations in Indonesian Economic History, Jakarta, Lembaga Penerbit F.E Ul

V.J.H. Houben, (1997), The Pre-Cofonia! Economy, Draft Chapter, June,

Yoshlhara Kunio, (1983), Perkembangan Ekonomi Jepang, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia

Yujiro Hayami dan Masao Kikuci, (1987), Dilema Ekonomi Desa, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia

1LH. Haney, History OfEconomic Thought,T\\e Macmillan Company, New York, Seventh printing, 1958, P.121.2J.Th. Linblad, (1989), The Economic History of Colonial Indonesia; An HIstoriographical Survey", Economic And

SocialHistory InTheNetherlands, Leiden3Angus Madison, (1989), "Ducth Income In And From Indonesia', 1700-1938, inAngus Madison and GE Prince

(ed). Economic Growth InIndonesia 1820-1940, Foris Publication, Dordrecht-Holland, P. 18*Pierre van der Eng, (1996), 'Challenging Changes: Current Themes In The Economic History ofIndonesia' NEHA

Bu//ef/n 10,Amsterdam, nr.2, p. 90.®Vincent J.H. Houben, (1997), The Consolidation ofThe Territorial State: Java In The Nineteenth Century, Chapter

III (draft chapter), June,p.7.®Angus Madison, ibid, P.21. :' Aiko Kurasawa, (1988), Tendudukan Jepang Dan Perubahan Sosial", dalam Akira Nagazumi, Pemberontakan

Indonesia Pada fdasaPendudukan Jepang, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, hal. 84.®Charles Himawan, (1980), The Foreign Investment Process In Indonesia, GumnqAgung, Singapore, p.211.9H. E. Friedlaender and J. Oser, (1953), Economic History ofModem Europe, Prentice-Hall, New York, p.60.

H. Rosovsky, (1972), What Ate The les^ns' of Japanese Economic History?, In A.J. Youngson, EconomicDevelopment In The Long Run, George Allen &Unwn Ltd, London, p.230.

" Hiroyo^i Kano, (1997), Land, Property Rightz AndAgrarian Conflict: Aview From Comparative Hiztory, Paper.i^Yozhihara Kunio, (1983), Perkembangan Ekonomi Jepang, Gramedla, Jakarta, hal. 3.

Takemoto Linuma, (1992), U.S.-Japan: "What We Have Learned Since Pearl Harbor*, Japan And The WoridEconomy: International JoumalOfTheoryAndPolicy, Vol 4, No. 2.Sartono Kartodlrdjo, (1993), Pendekatan llmu SosialDalam Metodologi Sejarah, Jakarta, Gramedia, hal.113.

^5 Milton Friednian, Capitalism And Freedom, The University of Chicago Press, Chicago &London, 1982, p.8Had! Soesastro, (1990), "Jepang "Guru'-Asean "Murid': Apa Bisa Jalan", dalam Robert A. Scalapino, SeizaburoSato dan Jusuf Wanandi (Penyunting), Perkembangan Ekonomi Asia: Masa Kini dan Masa depan, CSIC,Jakarta, hal. 168.

JEPV0L.2N0. 3, 1997 336