Program Peningkatan Pengetahuan Fiqih dengan Memakai …
Transcript of Program Peningkatan Pengetahuan Fiqih dengan Memakai …
JPMD: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Desa Volume 1, Number 2, 2020
e-ISSN: 2745-5947 https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/jpmd
81
This work is licensed under a Creative
Commons Attribution‐ShareAlike 4.0
International License
Program Peningkatan Pengetahuan Fiqih dengan
Memakai Kitab Mabadil Fiqih Pada Masa Pandemi Covid-
19 di Dusun Sumber Kepuh
Siti Mardiyah dan Khoirotul Izzah
Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri, Indonesia
Abstract Every education and learning both formal and non-formal certainly has a goal to be achieved. Education aims to help learners to develop humanitarian potentials. So that the task of educating must be done correctly and on purpose. The environmental situation due to the Covid-19 pandemic is not something that discourages children from studying the book of Mabadi Fiqh. The Book of Mabadil Fiqh is a book that contains islamic sharia teachings on the pillars of Islam, faith, the procedure of worship wudlu, prayer, zakat, fasting, hajji and elements that cancel it and so on. Please note that to increase the child's knowledge is not enough from school alone but there must be other assistance. And can be used as motivation in seeking knowledge that does not know the time and place. Keywords: Fiqh, Covid-19;
Abstrak Setiap pendidikan maupun pembelajaran baik formal maupun non formal tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaan. Sehingga tugas mendidik harus dilakukan dengan benar dan tepat tujuan. Keadaan lingkungan akibat pandemi Covid-19 bukanlah hal yang menyurutkan semangat anak-anak untuk mempelajari kitab Mabadi Fiqih. Kitab Mabadil Fiqih adalah kitab yang berisikan ajaran syariat islam tentang rukun islam, iman, tatacara beribadah wudlu, sholat, zakat, puasa, hajji dan unsur yang membatalkannya dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa untuk meningkatkan pengetahuan anak tidak cukup dari sekolah saja tapi harus ada pendampingan yang lain. Dan dapat dijadikan motivasi dalam mencari ilmu itu tidak mengenal waktu dan tempat. Kata kunci: Fiqih, Covid-19;
82 Siti Mardiyah dan Khoirotul Izzah
Tanggap COVID-19 dengan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Riset
Pendahuluan
Madrasah Ibtidaiyyah merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran agama
islam yang berfungsi terutama untuk memenuhi hasrat orang tua agar anak-
anaknya lebih mendapat banyak pendidikan islam.1
Tujuan madrasah Ibtidaiyyah adalah untuk mencetak generasi yang
beriman dan bertaqwa yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman
hidupnya, berakhlaqul karimah, cerdas, terampil, sehat, punya rasa tanggung
jawab moral, sosial dan membekali dengan pengetahuan agama yang kuat
ditengah-tengah penurunan moral anak bangsa saat ini.
Sebagai suatu lembaga pendidikan secara sistematis merencanakan
berbagai macam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan
berbagai kesempatan bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan
belajar. Lingkungan tersebut disusun dan ditata dalam suatu kurikulum, yang
pada gilirannya akan dilaksanakan dalam bentuk proses pembelajaran.2
Setiap pendidikan maupun pembelajaran baik formal maupun non
formal tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Pendidikan
bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-
potensi kemanusiaan. Sehingga tugas mendidik harus dilakukan dengan
benar dan tepat tujuan.3
Tujuan didirikannya suatu lembaga pendidikan adalah untuk
mengembangkan peserta didik yang berkualitas dan terbentuknya lulusan
yang baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun fakta di
lapangan masih mendapati perhatian yang kurang.
Pendidikan memang merupakan masalah utama yang kompleks sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait dan mempengaruhi satu
dengan lainnya, dan pendidikanpun telah menjadi salah satu masalah yang
kritis dan krusial yang dihadapi oleh bangsa dan pemerintah Republik
Indonesia.
Permasalahan yang sangat besar saat ini yaitu penyebaran Covid-19
dibeberapa negara , termasuk Indonesia, sejak akhir tahun 2019, telah
memberi dampak yang cukup besar bagi semua aktifitas kehidupan
masyarakat , tidak terkecuali bagi dunia pendidikan, dari tingkat dasar hingga
perguruan tinggi, dimana proses belajar mengajar secara formal ataupun non 1 Zakiyah Drajat, dkk. Ilmu Pebdidikan Islam (Jakarta:PT Bumi Aksara,2004), 104 2 Omar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,2003), 3 3 Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), 1
Program Peningkatan Pengetahuan Fiqih
Masa Pandemi Covid-19
83
Tanggap COVID-19 dengan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Riset
formal menjadi terhambat atau bahkan terhentikan. Bagaimanapun pihak
yang terkait tidak menyerah dengan berbagai upaya telah dicoba untuk
ditawarkan dan diterapkan agar semua proses belajar mengajar dan kegiatan
pendukungnya dapat terus berjalan.
Berdasarkan hasil awal observasi di Madrasah Ibtidaiyyah Hidayatul
Husna diketahui bahwasannya pendidikan di Madrasah Ibtidaiyyah ini
mengalami penurunan, hal ini terjadi setelah pendiri MI Hidayatul Husna
menghadap sang kuasa. sehingga menyebabkan beberapa tenaga pendidik
mengundurkan diri dan memutuskan untuk berhenti mengajar, jumlah anak
juga mengalami penurunan drastis, beberapa permasalahan yang terjadi
karena kurang kompaknya tenaga pendidik yang bertanggungjawab.
Ditambah lagi dengan permasalahan covid-19. Yayasan MI Hidayatul Husna
mengambil kebijakan semua anak dalam satu minggu hanya masuk 3 kali dan
membagi anak menjadi beberapa kelompok dengan tujuan untuk mencegah
dan meminimalisir penyebaran serta mengurangi resiko virus Covid-19, dan
untuk memastikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar MI Hidayatul
Husna tetap berjalan meskipun tidak maximal.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk membuat program
peningkatan Pengetahuan Fiqih dengan Memakai Kitab Mabadil Fiqih di Masa
Pandemi Covid 19”
Pembahasan
Definisi Upaya meningkatkan Pengetahuan Fiqih dengan kitab Mabadi
Fiqih
Dalam kamus Etismologi kata upaya memiliki arti yaitu yang
didekatiataun pendekatan untuk mencapai suatu tujuan.4 Sedangkan dubuku
lain menjelaskan bahwa pengertian upaya yaitu suatu usaha, akal atau ikhtiar
untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, dan mencari jalan
keluar.5
4 Muhammad Ngajenan, Kamus Etismologi Bahasa Indonesia, (Semarang: Dahara Prixe, 1990), 177. 5 Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998, 995.
84 Siti Mardiyah dan Khoirotul Izzah
Tanggap COVID-19 dengan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Riset
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang
melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu.Pengindraan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt Behavior).
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana
diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan
semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan
berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah
pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek
yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan objek yang
diketahui, maka akan menimbulkan sikap positif terhadap objek tertentu.
Menurut teori WHO (word health organization), salah satu bentuk objek
kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman sendiri.
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensutas yang
berbeda-beda. Daryanto menjelaskan bahwa aspek-aspek pengetahuan dalam
taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan (knowledge). Tahu diartikan hanya sebagai recall (ingatan).
Seseorang dituntut untuk mengetahui atau mengenal fakta tanpa dapat
menggunakannya.
2. penerapan (application). Aplikasi diartikan apabila orang yang telah
memahami objek tersebut dapat mennunakan data mengaplikasikan
prinsip lain yang diketahui pada situasi yang lain.
3. Pemahaman (comprehesion). Memahami suatu objek bukan sekedar
tahu, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat
menginteprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui.
4. Analisis (analysis). Analisis adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu objek.
5. Sintesis ( synthesis). Menunjukkan suatu kemampuan seorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari
komponen-komponen pengerahuan yang dimiliki. Sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang telah ada.
Program Peningkatan Pengetahuan Fiqih
Masa Pandemi Covid-19
85
Tanggap COVID-19 dengan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Riset
6. Penilaian (evalation). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang
untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan
pada suatu kriteria atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
adalah hasil pengindraan dan pngalaman manusia yang dipengaruhi oleh
intensitas perhatian manusia terhadap objek sebagai upaya untuk
memperbanyak wawasan yang menghasilkan pengetahuan.
Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
1. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah
visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia. Tingkat pendidikan juga
mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan
teknologi baru.Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang. Karena dapat membuat seseorang
untuk lebih mudah mengambil keputusan dan bertindak. Pendidikan
berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhada perkembangan orang
lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk
berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya
hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup.
2. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung.
3. Umur
Bertambahnya umur seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa lebih dipercaya dari
orang yang belum tinggi kedewasaannya. Ini ditentukan dari pengalaman
dan kematangan jiwa.
86 Siti Mardiyah dan Khoirotul Izzah
Tanggap COVID-19 dengan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Riset
Menurut Al-Ghazali Fiqih ialah hukum syariat yang berhubungan
dengan perbuatan orang mukallaf, seperti: mengetahui hukum wajib, haram,
mubah, mandup dan makruh; atau mengetahui suatu akad itu sah atau tidak;
dan suatu ibadah itu diluar waktunya yang semestinya (qadla’) atau di dalam
waktunya (ada’).6
Sedangkan menurut istilah yang digunakan para ahli Fiqih (Fuqaha),
Fiqih merupakan ilmu pengetahuan yang membicarakan atau membahas
tentang hukum-hukum Islam yang bersumber pada Al-Qur’an, As-Sunnah dan
dari dalil-dalil terperinci.7
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Fiqih
merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum syara’ yang
bersumber dari Al-Qur’an, As-Sunnah dan dari dalil-dalil terpenci.
Tujuan dan fungsi pembelajaran fiqih dalam undang-undang RI No. 20
tahun 2003 pasal 3 di sebutkan pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.8
Kitab Mabadi Al-Fiqhiyyah adalah kitab fikih bermadzhab Imam Syafi‟i,
karangan Ustadz Umar Abdul Jabbar yang terbagi menjadi empat jilid atau juz
dan pertama kali ditulis pada bulan Rajab tahun 1353 H/ 1932 M. Kitab ini
berisi tentang seputar ilmu hukum-hukum agama yang mendukung terhadap
ibadah sehari-hari, misalkan dalam hal: thaharah, shalat, puasa, zakat, haji dan
lain sebagainya.
Kitab Mabadi Al-Fiqhiyyah biasa di gunakan oleh pelajar sekolah atau
pesantren di Indonesia, terutama bagi pemula yang sesuai dengan nama kitab
ini yakni Mabadi Al-Fiqhiyyah yang berarti dasar permulaan fikih. Kitab ini di
susun oleh Ustadz Umar Abdul Jabbar dengan berpedoman kepada
6 Bambang Subandi Dkk, Studi Hukum Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press,2012), 39. 7 Zakiyah darajat, Metode khusus pengajaran agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 78. 8 Undang-undang RI No 20 tahun 2003, ….2.
Program Peningkatan Pengetahuan Fiqih
Masa Pandemi Covid-19
87
Tanggap COVID-19 dengan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Riset
kemampuan yang sesuai dengan alam negara Indonesia, juga mengingat apa
yang menjadi kegemaran dan kekuatan akal fikiran para pelajar.9
Kitab Mabadi Al-Fiqhiyyah saat ini tidak hanya di gunakan di
pesantren pesantren salaf, bahkan ada juga yang digunakan di sekolah formal
yang biasanya di jadikan sebagai kegiatan ekstra yang dikembangkan menjadi
kajian muatan lokal di sekolah-sekolah formal.
Pembahasan
Hasil dan Analisis
Berikut ini peneliti mengungkapkan hasil dan analisis yang berkaitan
dengan “Upaya Meningkatkan Pengetahuan Fiqih Anak Dengan Menggunakan
Kitab Mabadil Fiqih Pada Masa Pandemi Covid 19 Di Dusun Sumber Kepuh ”
yang dilaksanakan pada tanggal 03 Agustus 2020 – 27 Agustus mulai terasa di
lingkungan Dusun Sumber Kepuh, khususnya bagi anak tersebut, di Masjid,
musholla dan Taman Pendidikan al Qur’an (TPQ) yang ada di Dusun Sumber
Kepuh Desa Butuh Kecamatan Kras Kabupaten Kediri. Dampak perubahan
dapat dilihat sebagai berikut: Pertama, Sebelum adanya program ini, kegiatan
di Musholla dan TPQ hanya mengaji al Qur’an saja dan cara membacanya
kurang sesuai dengan kaidah tajwid namun setelah diadakan program ini
anak-anak menjadi lebih tau kaidah baca Al-Qur’an, mampu mengafal do’a
wudlu, rukun wudlu beserta prakteknya, hafalan adzan dan sunnah-
sunnahnya, hafalan rukun sholat beserta prakteknya. Kedua, Masjid dan
Musholla yang ada di Dusun Sumber Kepuh sebelumnya yang adzan, pujian
dan iqomat adalah orang-orang yang sudah dewasa dan tua. Akan tetapi
setelah diadakannya program ini anak mempunyai keinginan untuk adzan,
iqomah dan pujian di Masjid dan Musholla. Seperti halnya yang terjadi di
Musholla Baitul Izza. Sebelumnya tidak ada adzan, pujian dan iqomat setelah
adanya program ini waktu sholat maghrib dan isya’ anak-anak berebut untuk
adzan, pujian dan iqomat. Ketiga, Sebelum adanya program ini banyak anak
Dusun Sumber Kepuh yang belum tau praktek wudlu yang benar dan bahkan
ada dari mereka yang belum hafal niat wudlu. Setelah adanya program ini
9 Ustadz Umar Abdul Jabbar, Terjemah Mabadiul Fiqih; Dasar Permulaan Fiqih Jilid Ke-1, diterjemahkan oleh: Anas Ali, et.al, (Surabaya: Salim Nabhan), 2.
88 Siti Mardiyah dan Khoirotul Izzah
Tanggap COVID-19 dengan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Riset
anak-anak menjadi hafal niat wudlu dan mampu mempraktikannya dengan
benar. Seperti yang terjadi pada Iwan, Nugroho dan Fahat anak kelas 5 MI
Hidayatul Husna yang sebelumnya tidak hafal niat wuldu sekarang menjadi
hafal dan mampu mempraktekkan rukun wudlu dengan benar. Keempat,
sebelum adanya program ini kebanyakan anak dusun sumber kepuh percaya
diri untuk tampil di depan umum. Mereka umumnya tidak berani adzan
karena takut salah dan malu. Namun setelah adanya program ini anak-anak
mempunyai keinginan untuk adzan karena sudah hafal lafadznya. Misalnya
saja yang terjadi pada Rizky, sebelumnya tidak berani dan tidak mau kalau
disuruh adzan, pujian dan iqomat. Namun setelah mengikuti program ini,
Rizky sering adzan tanpa disuruh. Kelima, sebelumnya anak-anak di dusun
sumber kepuh waktu sholat hanya mengikuti gerakan sholat dan banyak salah
dalam posisi duduk, sujud dan tidak hafal bacaan sholat dan lain sebagainya.
Mereka hanya sekedar ikut-ikutan saja. Akan tetapi setelah adanya program
ini mereka mulai mengikuti gerakan sholat dengan baik. Tidak hanya gerakan,
anak juga hafal dan bacaan-bacaan sholat.
Setelah berbagai data terkumpul, maka untuk menganalisisnya
digunakan teknik analisis deskriptif, artinya peneliti berupaya
menggambarkan kembali data-data yang telah terkumpul mengenai upaya
meningkatkan pengetahuan fiqih dengan menggunakan kitab mabadi al-
fiqhiyyah di masa pandemi covid 19.
Sebagaiman pandangan Neong Muhadjir menyebutkan bahwa “analisis
data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil
observasi, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti
tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang
lain”.10
Implementasi Kegiatan
Sebagai salah satu tugas tri dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian
kepada masyarakat, tentunya harus diupayakan untuk menjadi priorita
kegiatan. Selama perencanaan program riset tidak banyak kegiatan yang
dapat peneliti laksanakan. Hal ini dikarenakan keadaan yang tidak
memungkinkan akibat pandemi covid 19 yang sangat dikhawatirkan
10 Neong Muhadjir (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000).
Program Peningkatan Pengetahuan Fiqih
Masa Pandemi Covid-19
89
Tanggap COVID-19 dengan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Riset
masyarakat ketika ada pendatang. Peneliti hanya menyesuaikan dengan
kondisi serta melalui proses observasi kebutuhan.
Adapun implementasi kegiatan ini berupa pendampingan kepada
masyarakat Dusun Sumber Kepuh Desa Butuh Kecamatan Kras Kabupaten
Kediri berupa Program peningkatan Pengetahuan Fiqih Anak Dengan
Menggunakan Kitab Mabadil Fiqih Pada Masa Pandemi Covid 19 di Desa
Butuh. Upaya ini berisikan kegiatan mengaji kitab Mabadil Fiqih bagi anak-
anak Dusun Sumber Kepuh selama kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak
berjalan maximal akibat pandemi Covid 19. Hal tersebut dimaksudkan ketika
anak tidak banyak kegiatan bahkan sekolah formal anak tetap mendapatkan
ilmu yang setimpal bahkan lebih. Dan menambah pengetahuan fiqih anak
karena langsung merujuk pada kitab fiqih yaitu kitab Mabadil Fiqih.
Munculnya inisiatif program ini atas pengaduan salah seorang warga
Dusun Sumber Kepuh bernama Ibu Rotul yang ingin melihat nuansa islami di
lingkungannya. Atas pengaduan dari Ibu Rotul peneliti memutuskan untuk
mewujudkan tujuan tersebut dengan melakukan pendampingan bagi anak
Dusun Butuh yang berisi hafalan do’a sebelum dan sesudah wudlu, hafalan
rukun wudlu beserta prakteknya , hafalan adzan dan sunnah-sunnahnya,
hafalan rukun sholat beserta prakteknya termasuk hafalan surat-surat pendek
dan do’a qunut . Hal tersebut dimaksudkan agar anak mengetahui rukun islam
yang sempurna dan mempraktekan sesuai dengan syari’at islam. Dan terdapat
proses didalamnya yaitu : Pertama, proses belajar menulis yang benar sesuai
kaidah Bahasa Arab ; kedua, proses belajar adzan beserta sunnah-sunnahnya,
ketiga; proses belajar latihan hafalan bacaan didalam sholat baik surat pendek
atau do’a qunut, keempat; proses belajar mempraktikan wudlu dan sholat
sesuai dengan rukun-rukunnya.
Agenda Kegiatan Pembelajaran Kitab Mabadi Fiqih
Kegiatan Waktu
Perkenalan dan pengenalan kitab Mabadi
Fiqih
04 Agustus 2020
Hafalan azdan beserta sunnah-sunnahnya 11 Agustus 2020
Hafalan niat wudlu, rukun wudlu beserta
praktek
18 Agustus 2020
90 Siti Mardiyah dan Khoirotul Izzah
Tanggap COVID-19 dengan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Riset
Hafalan bacaan sholat beserta praktek 25 Agustus 2020
Penutupan kegiatan 26 Agustus 2020
Dampak Perubahan
Dampak perubahan atas adanya kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat “Program Pengetahuan Fiqih Anak Dengan Menggunakan Kitab
Mabadil Fiqih Pada Masa Pandemi Covid 19 Di Desa Butuh ” yang
dilaksanakan pada tanggal 03 Agustus 2020 – 27 Agustus mulai terasa di
lingkungan Dusun Sumber Kepuh, khususnya bagi anak tersebut, di Masjid,
musholla dan Taman Pendidikan al Qur’an (TPQ) yang ada di Dusun Sumber
Kepuh Desa Butuh Kecamatan Kras Kabupaten Kediri. Dampak perubahan
dapat dilihat sebagai berikut: Pertama, Sebelum adanya program ini, kegiatan
di Musholla dan TPQ hanya mengaji al Qur’an saja dan cara membacanya
kurang sesuai dengan kaidah tajwid namun setelah diadakan program ini
anak-anak menjadi lebih tau kaidah baca Al-Qur’an, mampu mengafal do’a
wudlu, rukun wudlu beserta prakteknya, hafalan adzan dan sunnah-
sunnahnya, hafalan rukun sholat beserta prakteknya. Kedua, Masjid dan
Musholla yang ada di Dusun Sumber Kepuh sebelumnya yang adzan, pujian
dan iqomat adalah orang-orang yang sudah dewasa dan tua. Akan tetapi
setelah diadakannya program ini anak mempunyai keinginan untuk adzan,
iqomah dan pujian di Masjid dan Musholla. Seperti halnya yang terjadi di
Musholla Baitul Izza. Sebelumnya tidak ada adzan, pujian dan iqomat setelah
adanya program ini waktu sholat maghrib dan isya’ anak-anak berebut untuk
adzan, pujian dan iqomat. Ketiga, Sebelum adanya program ini banyak anak
Dusun Sumber Kepuh yang belum tau praktek wudlu yang benar dan bahkan
ada dari mereka yang belum hafal niat wudlu. Setelah adanya program ini
anak-anak menjadi hafal niat wudlu dan mampu mempraktikannya dengan
benar. Seperti yang terjadi pada Iwan, Nugroho dan Fahat anak desa Butuh
yang sebelumnya tidak hafal niat wuldu sekarang menjadi hafal dan mampu
mempraktekkan rukun wudlu dengan benar. Keempat, sebelum adanya
program ini kebanyakan anak dusun sumber kepuh percaya diri untuk tampil
di depan umum. Mereka umumnya tidak berani adzan karena takut salah dan
malu. Namun setelah adanya program ini anak-anak mempunyai keinginan
untuk adzan karena sudah hafal lafadznya. Misalnya saja yang terjadi pada
Rizky, sebelumnya tidak berani dan tidak mau kalau disuruh adzan, pujian dan
Program Peningkatan Pengetahuan Fiqih
Masa Pandemi Covid-19
91
Tanggap COVID-19 dengan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Riset
iqomat. Namun setelah mengikuti program ini, Rizky sering adzan tanpa
disuruh. Kelima, sebelumnya anak-anak di dusun sumber kepuh waktu sholat
hanya mengikuti gerakan sholat dan banyak salah dalam posisi duduk, sujud
dan tidak hafal bacaan sholat dan lain sebagainya. Mereka hanya sekedar ikut-
ikutan saja. Akan tetapi setelah adanya program ini mereka mulai mengikuti
gerakan sholat dengan baik. Tidak hanya gerakan, anak juga hafal dan bacaan-
bacaan sholat.
Dukungan Masyarakat
Dalam menjalankan program ‘Program Pengetahuan Fiqih Anak Dengan
Menggunakan Kitab Mabadil Fiqih Pada Masa Pandemi Covid 19 Di Desa
Butuh’’ peneliti mendapat dukungan banyak dari masyarakat. Contohnya
ketika peneliti mengadakan acara memperingati HUT RI Ke 75 salah satu jenis
perlombaan adalah menghafal surat-surat pendek al-qur’an yang termasuk
bacaan sunnah ketika menjalankan sholat. Sebelumnya dalam pemberitahuan
perlomaan ini peneliti hanya memasang pamflet di beberapa tempat. Berkat
dukungan masyarakat sekitar mereka juga ikut menyebar luaskan kegiatan ini
melalui grup WA yang ada di handphone. Akhirrnya banyak yang antusias
dalam mengikuti kegiatan ini sebagai salah satu wujud program meningkatan
pengetahuan fiqih anak .
Komunikasi dengan Masyarakat
Untuk menjalankan program pengabdian masyarakat peneliti perlu
berkomunikasi dengan masyarakat secara baik. Seperti ketika peneliti
melaksanakan program ‘Program Pengetahuan Fiqih Anak Dengan
Menggunakan Kitab Mabadil Fiqih Pada Masa Pandemi Covid 19 Di Desa
Butuh”. Pertama komunikasi dengan takmir musholla Baitul Izza untuk
membicarakan tentang perencanaan dan pelaksanaan program yang akan
peneliti laksanakan. Kedua komunikasi dengan pemilik yayasan MI Hidayatul
Husna untuk membantu anak meningkatkan pengetahuan fiqih. Kedua
komusikasi dengan tokoh desa Butuh untuk meminta izin ikut serta
membimbing anak selama pandemi covid 19.
Kerjasama dengan Masyarakat
92 Siti Mardiyah dan Khoirotul Izzah
Tanggap COVID-19 dengan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Riset
Untuk pelaksanaan pengabdian kepada Masyarakat peneliti menjalin
kerjasama yang baik dengan masyarakat. Contoh nyata adalah saat
pelaksanaan Program Pengetahuan Fiqih Anak Dengan Menggunakan Kitab
Mabadil Fiqih Pada Masa Pandemi Covid 19 Di Desa Butuh. Pertama
bekerjasama dengan takmir musholla Baitul Izza untuk ikuut serta
mensuskseskan program ini dan memberi dukungannya dengan mengawasi
setiap kali mengadakan pembelajaran. Selain itu juga bekerjasama untuk
melaksanakan tahlil bersama setiap malam jum’at. Kedua bekerjasama dengan
wali murid anak seperti supaya selalu memberi dukungan kepada anak untuk
tetap semangat melaksanakan kegiatan belajar. Dan mengantar jemput anak
setiap malam jum’at untuk tahlilan bersama.
Penutup
Keadaan lingkungan akibat pandemi Covid-19 bukanlah hal yang
menyurutkan semangat anak-anak untuk mempelajari kitab Mabadi Fiqih.
Kitab Mabadil Fiqih adalah kitab yang berisikan ajaran syariat islam tentang
rukun islam, iman, tatacara beribadah wudlu, sholat, zakat, puasa, hajji dan
unsur yang membatalkannya dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa
untuk meningkatkan pengetahuan anak tidak cukup dari sekolah saja tapi
harus ada pendampingan yang lain. Dan dapat dijadikan motivasi dalam
mencari ilmu itu tidak mengenal waktu dan tempat.
Program Peningkatan Pengetahuan Fiqih
Masa Pandemi Covid-19
93
Tanggap COVID-19 dengan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Riset
Daftar Pustaka
Abdul Jabbar, Umar Terjemah Mabadiul Fiqih; Dasar Permulaan Fiqih Jilid Ke-
1, diterjemahkan oleh: Anas Ali, et.al, Surabaya: Salim Nabhan.
Afandi, Agus dkk, Modul Participatory Action Reseacrh (PAR) (IAIN Sunan
Ampel Surabaya: Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) 2013
Arifin, Imron Penelitian Kualitatif.
Arikunto, Prosedur Penelitian.
Bungin, Burhan Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publikdan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
2007.
Depertemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1998.
Drajat, Zakiyah dkk. Ilmu Pebdidikan Islam (Jakarta:PT Bumi Aksara,2004)
Fakih, Mansour Menggeser konsepsi gender dan transformasi sosial
(Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2007).
Hamalik, Omar Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,2003)
Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000.
Muhadjir, Neong Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000.
Ngajenan, Muhammad Kamus Etismologi Bahasa Indonesia, Semarang: Dahara
Prixe, 1990.
Nurkancana Wayan dan Sunarta, Evaluasi Pendidikan Surabaya: Usaha
Nasional, 1986.
Reason,. and H. Bradbury P, The Sage Handbook of Action Research:
Participative Inquiry and Practice. California: Sage, 2008.
Subandi, Bambang Dkk, Studi Hukum Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel
Press,2012.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D Bandung: Alfabeta,
2007.
Tirtarahardja, Umar Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005)
Undang-undang RI No 20 tahun 2003.
Zakiyah, darajat Metode khusus pengajaran agama Islam (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995