PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI...

14
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS VIII SMP NEGERI B SRIKATON TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh Eka Dian Lestari 1 , Yulianti 2 , Yetri Ningsih 3 ABSTRACT This thesis titled "Comparative Study Results Using Mathematical Model Type Cooperative Numbered Heads Together (NHT) with Type Think Pair Share (TPS) At Class VIII students of SMP Negeri B Srikaton academic year 2013/2014". This is a research problem "Which is better between mathematics learning outcomes of students who take the model of cooperative learning with Type Numbered Head Together (NHT) and students who take the learning to the type of Think Pair Share (TPS) in class VIII SMP Negeri B Srikaton school year 2013 / 2014? ". The purpose of this study was to find out which is better between mathematics learning outcomes of students who take the learning Cooperative model Type Numbered Head Together (NHT) and students who take the learning to the type of Think Pair Share (TPS) in class VIII SMP Negeri B Srikaton school year 2013/2014. This research is a comparative study is to provide treatment in the form of learning with NHT and the SMT models. The population is all students of class VIII SMP Negeri B Srikaton school year 2013/2014, amounting to 220 students and as a sample is a class VIII.3 and VIII.4 classes taken using simple random sampling technique. VIII.3 class given by NHT while learning classroom learning with models VIII.4 granted TPS. Collecting data in this study was done by using a test. Data were analyzed using t-test at the significant level α = 0.05 and df = 62, obtained t> t table (2.15> 1.67). It can be concluded that the mathematics learning outcomes of students who take cooperative learning model NHT better than the students who take the type of cooperative learning model TPS in class VIII SMP B Srikaton school year 2013/2014. Keywords: Comparison, NHT, TPS, Math. A. Pendahuluan Pendidikan adalah suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik dan tujuan pendidikan itu sendiri (Hasbulah, 2013:5). Pendidik sebagai pelaksana sistem pembelajaran selalu berupaya membuat proses pembelajaran yang lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Namun, dalam kenyataannya masih banyak kritikan yang ditujukan kepada pendidik mengenai praktik pembelajaran disekolah, terutama dalam pembelajaran matematika.

Transcript of PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI...

Page 1: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD

TOGETHER (NHT) DENGAN TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DI KELAS VIII SMP NEGERI B SRIKATON

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh Eka Dian Lestari1, Yulianti2, Yetri Ningsih3

ABSTRACT This thesis titled "Comparative Study Results Using Mathematical Model Type Cooperative Numbered Heads Together (NHT) with Type Think Pair Share (TPS) At Class VIII students of SMP Negeri B Srikaton academic year 2013/2014". This is a research problem "Which is better between mathematics learning outcomes of students who take the model of cooperative learning with Type Numbered Head Together (NHT) and students who take the learning to the type of Think Pair Share (TPS) in class VIII SMP Negeri B Srikaton school year 2013 / 2014? ". The purpose of this study was to find out which is better between mathematics learning outcomes of students who take the learning Cooperative model Type Numbered Head Together (NHT) and students who take the learning to the type of Think Pair Share (TPS) in class VIII SMP Negeri B Srikaton school year 2013/2014. This research is a comparative study is to provide treatment in the form of learning with NHT and the SMT models. The population is all students of class VIII SMP Negeri B Srikaton school year 2013/2014, amounting to 220 students and as a sample is a class VIII.3 and VIII.4 classes taken using simple random sampling technique. VIII.3 class given by NHT while learning classroom learning with models VIII.4 granted TPS. Collecting data in this study was done by using a test. Data were analyzed using t-test at the significant level α = 0.05 and df = 62, obtained t> t table (2.15> 1.67). It can be concluded that the mathematics learning outcomes of students who take cooperative learning model NHT better than the students who take the type of cooperative learning model TPS in class VIII SMP B Srikaton school year 2013/2014. Keywords: Comparison, NHT, TPS, Math. A. Pendahuluan

Pendidikan adalah suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang

didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik dan tujuan

pendidikan itu sendiri (Hasbulah, 2013:5). Pendidik sebagai pelaksana sistem

pembelajaran selalu berupaya membuat proses pembelajaran yang lebih menarik

dan disukai oleh peserta didik. Namun, dalam kenyataannya masih banyak

kritikan yang ditujukan kepada pendidik mengenai praktik pembelajaran

disekolah, terutama dalam pembelajaran matematika.

Page 2: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

Berdasarkan studi pendahuluan di kelas VIII SMP B Srikaton masih

banyak hasil belajar matematika siswa yang belum mencapai KKM, dimana KKM

yang telah ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran matematika kelas VIII adalah

75, sedangkan hasil belajar siswa kelas VIII yang belum tuntas ada 120 siswa

(54,54%) dan yang tuntas ada 100 siswa (45,45%). Selain itu, rata-rata nilai

ulangan harian dari 220 siswa tersebut hanya mencapai 56,40. Dengan

pertimbangan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa proses belajar-

mengajar perlu dibenahi . Selain itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang

tepat dan dapat menjebatani pembelajaran matematika dengan keinginan peserta

didik.

Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) dan tipe Think Pair Share (TPS). Persamaan dari model ini adalah sama-

sama dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Perbedaan dari model

ini adalah terletak pada langkah-langkahnya yaitu pada tipe NHT terdiri dari fase

penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab sedangkan

pada model TPS terdiri dari fase berpikir, berpasangan, dan berbagi (Trianto,

2010:81).

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Manakah yang lebih

baik antara hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

model Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan tipe Think Pair Share (TPS) di kelas VIII SMP

Negeri B Srikaton tahun pelajaran 2013/2014?”. Adapun tujuan dalam penelitian

ini adalah untuk mengetahui manakah yang lebih baik antara hasil belajar

matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Kooperatif Tipe

Numbered Head Together (NHT) dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

tipe Think Pair Share (TPS) di kelas VIII SMP Negeri B Srikaton tahun pelajaran

2013/2014. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah (1) memberikan

pengalaman belajar dengan suasana baru yang menyenangkan bagi siswa

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa; (2) Informasi bagi guru-guru

bidang studi matematika dalam memilih dan menggunakan tipe-tipe model

Page 3: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

pembelajaran kooperatif yang tepat dalam meningkatkan prestasi siswa di bidang

studi matematika; (3)Bagi instansi pendidikan atau sekolah dapat memperoleh

informasi dalam perbaikan mutu pendidikan secara umum; (4) Bagi pengembang

ilmu dapat menjadi informasi, bahan perbandingan dan dapat dikembangkan

dalam penelitian di masa yang akan datang.

B. Landasan Teori

Trianto (2010:82) menyatakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada

struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan

sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Menurut Lie (2002:60), model pembelajaran kooperatif tipe NHT

merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa

untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling

tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat

kerjasama mereka. Teknik ini bisa di gunakan dalam semua mata pelajaran dan

untuk semua tingkatan usia anak didik. Adapun Nainggolan (6 Oktober 2013)

mengartikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sebagai suatu model

pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari,

mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya

dipresentasikan di depan kelas.

Adapun langkah-langkah model Pembelajaran Numbered Head

Together (NHT) pada penelitian ini adalah (1) Guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang.

Masing-masing siswa dalam kelompok di beri nomor yang berbeda.(Penomoran) ;

(2) Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang di

ajarkan.(Mengajukan pertanyaan); (3) Setiap kelompok di minta berdiskusi untuk

mencari jawaban atas pertanyaan yang di berikan oleh guru.(Berfikir bersama);

(4) Guru memanggil nomor tertentu untuk menjawab pertanyaan yang di berikan

pertanyaan dan menjelaskanya keseluruh kelompok dalam kelas

tersebut.(Menjawab)

Page 4: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

Model NHT mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran

Menurut Ariffansyah (28 Mei 2013), kelebihan dari model NHT adalah (1)

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat; (2) Meningkatkan semangat kerja

sama siswa; (3) Dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.

Sedangkan kelemahan dari model NHT menurut Ariffansyah (28 Mei 2013) yaitu

sebagai berikut (1) Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena

membutuhkan waktu yang lama; (2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil

oleh guru. Karena kemungkinan waktu yang terbatas.

Menurut Ibrahim dkk (2000:3) menyebutkan bahwa model TPS

merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa. TPS menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam

kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif,

dari pada penghargaan individual. Lie (2002: 57), berpendapat bahwa Think-Pair-

Share adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri

dan bekerjasama dengan orang lain. Dalam hal ini, guru sangat berperan penting

untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana

belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Langkah-langkah dalam model TPS adalah sebagai berikut (1)Guru

mengajukan pertanyaan kepada siswa, setiap siswa memikirkan jawaban atas

pertanyaan tersebut.(Berfikir); (2) Siswa di minta untuk berpasangan, setiap

pasangan berdiskusi mengenai ide yang telah difikirkan.(Berpasangan); (3)Guru

meminta pasangan-pasangan untuk berbagi hasil dari diskusi dengan pasangannya

kepada seluruh kelas berupa hasil laporan atau presentasi.(Berbagi).

Menurut Putra (28 Mei 2013) ada beberapa kelebihan dan kekurangan

dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS, kelebihannya adalah (1)

Memungkinkan siswa berkerja sendiri dan berkerja sama dengn orang lain; (2)

Mengoptimalkan partisipasi siswa; (3) Memberi kesempatan sedikitnya delapan

kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka

kepada orang lain; (4) Bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan

kelas.Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah

Page 5: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

(1) Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas; (2)

Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas; (3) Peralihan

dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang

berharga. Untuk itu guru harus dapat membuat perencanaan yang seksama

sehingga dapat meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Gay (dalam Emzir, 2012:64) mengemukakan bahwa ”penelitian eksperimental

merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji secara benar

hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat)”. Jenis penelitiannya

adalah komparatif, yang berarti menguji parametris populasi yang berbentuk

perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Desain

eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain control group

pretest-posttest design. Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri

dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel bebas (X) adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT

dan tipe TPS, sedangkan yang menjadi variabel terikat (Y) adalah hasil belajar

matematika dengan pembelajaran NHT dan TPS. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri B Srikaton tahun pelajaran

2013/2014, sebanyak 220 orang, yang terdiri dari tujuh kelas dan sebagai sampel

adalah kelas VIII.3 dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang sebagai kelas

eksperimen pertama yang diberi perlakuan menggunakan pembelajaran dengan

model NHT dan kelas VIII.4 dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang sebagai

kelas eksperimen kedua yang diberi perlakuan menggunakan pembelajaran

dengan model TPS. Tekanik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali pada kedua kelas eksperimen yaitu

sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test) pada materi yang

diajarkan. Tes yang diberikan berbentuk soal uraian sebanyak 8 (delapan) soal,

dengan materi tes yaitu bangun ruang sisi datar. Data yang terkumpul dianalisis

dengan uji-t dengan taraf kepercayaan α=0,05.

Page 6: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 20 April sampai 31 Mei 2014 di

SMP Negeri B Srikaton tahun pelajaran 2013/2014. Sebelum pelaksanaan

penelitian ini di mulai, terlebih dahulu peneliti melakukan uji coba instrument di

kelas IX pada tanggal 29 Maret 2014 yang berguna untuk mengetahui validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal yang akan di gunakan.

Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan lima kali pertemuan yaitu dengan

rincian satu kali mengadakan tes kemampuan awal (pre-test), tiga kali

mengadakan pembelajaran atau pemberian perlakuan dan satu kali mengadakan

tes kemampuan akhir (post-test) kelas VIII3 sebagai kelas eksperimen 1 dengan

model NHT dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang dan kelas VIII4 sebagai kelas

eksperimen 2 dengan model TPS dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang. Jadi,

jumlah sampel yang di gunakan sebagai data sebanyak 64 siswa.

Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan pemberian tes awal (pre-test)

yang bergunan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi bagun

ruang sisi datar. Kemampuan awal siswa merupakan kemampuan yang di miliki

oleh siswa sebelum mengikuti pembelajaran yang akan di berikan. Pre-test

dilaksanakan pada tanggal 12 mei 2014 di kelas VIII3 sebagai kelas eksperimen 1

dengan model NHT dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang dan kelas VIII4

sebagai kelas eksperimen 2 dengan model TPS dengan jumlah siswa sebanyak 32

orang. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran C), nilai pre-test, rekapitulasi

nilai rata-rata (푥̅) dan simpangan baku (푠) dari hasil pre-test dapat di lihat pada

tabel 1.

Tabel 1

Nilai Rata-rata (풙) dan Simpangan Baku (풔) Hasil Pre-test

Kelas Nilai Rata-rata (풙) Simpangan Baku (풔) Eksperimen 1 (NHT) 33,00 10,53 Eksperimen 2 (TPS) 34,38 9,55

Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukan bahwa nilai rata-rata dan

simpangan baku kelas eksperimen 1 ( NHT) berturut-turut 33,00 dan 10,53.

Sedangkan untuk kelas eksperimen 2 (TPS) adalah 34,38 dan 9,55. Jadi, dapat di

Page 7: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

simpulkan bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen 1 dengan model NHT

dan kelas eksperimen 2 dengan model TPS tidak terdapat perbedaan yang begitu

besar.

Pada akhir penelitian ini di lakukan tes akhir (post-test) yang bertujuan

untuk mengetahui kemampuan akhir siswa. Post-test dilaksanakan pada tanggal

31 mei 2014 di kelas VIII3 sebagai kelas eksperimen 1 dengan model NHT dengan

jumlah siswa sebanyak 32 orang dan kelas VIII4 sebagai kelas eksperimen 2

dengan model TPS dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang. Berdasarkan hasil

perhitungan (Lampiran C ), rekapitulasi nilai rata-rata (푥̅) dan simpangan baku

(풔) dari hasil post-test dapat di lihat pada tabel 2

Tabel 2 Nilai Rata-rata (풙) dan Simpangan Baku (풔) Hasil Post-test

Kelas Nilai Rata-rata (풙) Simpangan Baku (풔)

Eksperimen 1 (NHT) 75,78 9,97 Eksperimen 2 (TPS) 70,59 9,37

Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kelas eksperimen 1 yang

di ajarkan dengan menggunakan model NHT memiliki nilai rata-rata sebesar

75,78 dan simpangan baku sebesar 9,97. Sedangkan untuk kelas eksperimen 2

yang di ajarkan dengan menggunakan model TPS memiliki nilai rata-rata sebesar

70,59 dan simpangan baku sebesar 9,37. Jadi, dapat di simpulkan bahwa nilai

rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 1 (NHT) lebih besar dari pada kelas

eksperimen 2 (TPS). Perbandingan nilai rata-rata hasil pre-test dan post-test dapat

di lihat pada grafik 2

Grafik 2

Grafik Nilai Rata-rata Hasil Pre-Test dan Post-Test

33,00

75,78

34,38

70,59

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

Pre-Test Post-Test

Eksperimen 1 (NHT)Eksperimen 2 (TPS)

Page 8: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

2. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama empat minggu, bahwa

penggunaan model pembelajaran NHT dan TPS dapat dijadikan alternatif strategi

yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar untuk membandingkan hasil

belajar siswa terhadap dua model tersebut. Pada penelitian ini, peneliti mengajar

pada dua kelas yaitu kelas VIII3 yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas

eksperimen 1 dengan model pembelajaran NHT dan kelas VIII4 yang berjumlah

32 siswa sebagai kelas eksperimen 2 dengan model pembelajaran TPS.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifisikan nilai rata-rata kemampuan awal siswa kedua kelas yaitu kelas

eksperimen NHT dan kelas eksperimen TPS sebelum diberikan perlakuan. Hal ini

ditunjukkan dari nilai rata-rata pre-test siswa kelas eksperimen 1 (NHT) sebesar

33,00 dan pada kelas eksperimen 2 (TPS) sebesar 34,38. Selain itu, hal tersebut

juga dibuktikan dari hasil pengujian hipotesis yang mana nilai –ttabel <thitung< ttabel

(-2,01<-0,57<2,01)

Pada saat dilaksanakan tes awal (pre-test), masih terdapat kesalahan pada

jawaban siswa baik di kelas eksperimen NHT maupun kelas eksperimen TPS.

Oleh karena itu, nilai yang diperoleh siswa saat dilaksanakan tes awal (pre-tes)

masih sangat rendah. Hal ini diakibatkan karena siswa memang belum pernah

diberikan materi tentang bangun ruang sisi datar.

Setelah pemberian tes awal (pre-test) ada kelas eksperimen 1 yaitu kelas

VIII3, selanjutnya diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT sebanyak tiga kali pertemuan. Sedangkan pada kelas

eksperimen 2 yaitu kelas VIII4 diberikan perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS. Pada pertemuan pertama pembelajaran di kelas

VIII3, siswa diberikan penjelasan tentang penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dan dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil sebanyak

delapan kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat siswa yang heterogen.

Kelompok heterogen ini dibentuk berdasarkan kemampuan siswa dan jenis

kelamin. Untuk kemampuan siswa diambil dari hasil pre-test yang sebelumnya

diurutkan terlebih dahulu dari yang tertinggi sampai terendah. Setiap kelompok

Page 9: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

terdiri dari satu orang yang bernilai tinggi, dua orang bernilai sedang, dan satu

orang bernilai rendah. Sedangkan untuk jenis kelamin terdiri dua sampai tiga

orang laki-laki dan perempuan setiap kelompoknya. Pada materi ini materi yang

di bahas adalah bangun ruang sisi datar berbentuk kubus dan balok. Namun, pada

pertemuan pertama ini masih ada sebagian siswa yang mengalami kesulitan untuk

menerapkan dan mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT. Pada saat diskusi, siswa yang mempunyai

kemampuan yang kurang masih malu dan minder untuk belajar dan bekerja sama

dalam satu kelompok. Sedangkan saat menjawab tugas, siswa merasa kurang

percaya diri untuk mengangkat tangan pada saat nomor kepalanya dipanggil dan

mewakili kelompoknya dalam memprestasikan hasil diskusi mereka. Hal ini di

karenakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT masih bersifat baru bagi

siswa dan diperlukan penyesuaian terlebih dahulu.

Pada pertemuan kedua materi yang dibahas adalah bangun ruang sisi datar

berbentuk prisma. Pada pertemuan ini siswa mulai tertarik belajar dalam

kelompok. Hal tersebut terlihat pada saat pembelajaran berlangsung, seluruh

siswa mulai mengikuti tahapan pembelajaran dengan model NHT seperti

pemasangan nomor kepala, pembentukan kelompok, berdiskusi dan menerima

tugas. Selain itu, siswa lebih aktif karena merasa dilibatkan dalam belajar, dimana

setiap siswa berusaha untuk mencari jawaban dari tugas yang telah diberikan.

Siswa yang mempunyai kemampuan kurang tidak merasa malu lagi belajar

dengan teman lainya karena secara tidak langsung termotivasi dan mendapatkan

dorongan dari teman satu kelompoknya.

Kemudian pada pertemuan ketiga, siswa sudah mulai terbiasa berdiskusi

dan berkerja sama dalam kelompok serta saling bertukar ide untuk mencari

jawaban yang paling benar. Sebaliknya, siswa yang mempunyai kemampuan lebih

dapat berperan sebagai tutor sebaya bagi temanya guna mempertajam pemahaman

yang mereka miliki. Pada pertemuan ini materi yang di bahas adalah limas. Pada

saat salah satu nomor di panggil untuk menjawab dan memprensentasikan hasil

diskusi, setiap siswa dalam kelompok sudah siap dan merasa lebih percaya diri

untuk mengangkat tangan dan mewakili kelompok dalam mempresentasikan hasil

Page 10: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

diskusi mereka. Jika jawaban tersebut salah atau berbeda, maka kelompok lain

siap untuk memperbaiki dan membandingkan hasil diskusi mereka. Bagi

kelompok atau siswa yang dapat menjawab tugas dengan benar akan mendapatkan

penghargaan berupa kata-kata pujian guna memberikan semangat dalam belajar.

Berbeda halnya pada kelas VIII4, pada pertemuan pertama pembelajaran

terlebih dahulu peneliti menginformasikan kepada siswa cara belajar yang akan

ditempuh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Pada

pertemuan ini materi yang dibahas adalah bangun ruang sisi datar berbentuk

kubus dan balok. Pada tahap think, peneliti menemukan adanya ketidaksesuaian

antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaannya karena siswa suka

mengulur-ulur waktu dengan alasan pekerjaannya belum diselesaikan. Selain itu

ada beberapa siswa yang masih bingung dengan pertanyaan yang diberikan. Pada

tahap pair, siswa yang seharusnya menyelesaikan soal dengan berdiskusi bersama

pasangannya tetapi kadang masih suka memanfaatkan kegiatan ini untuk berbicara

di luar materi pelajaran. Banyaknya anggota kelompok hanya 2 siswa yang

sebangku sehingga lebih sedikit ide yang masuk. Pada tahap share, siswa masih

mengalami kesulitan dalam mempresentasikan hasil jawaban bersama

pasangannya. Hal ini terjadi dikarenakan model pembelajaran TPS masih baru

bagi siswa. Disini peneliti berlaku sebagai pengarah jalanya kegiatan belajar agar

dalam setiap tahapnya tidak melebihi waktu yang diberikan dan melakukan

bimbingan kepada setiap siswa untuk berdiskusi.

Pada pertemuan kedua, siswa sudah terlihat aktif, lebih tertarik dan

berminat dalam melakukan kegiatan belajar. Materi yang dibahas dalam

pertemuan ini adalah bangun ruang sisi datar berbentuk prisma. Berbeda halnya

dengan pertemuan pertama, pada tahap think siswa lebih memanfaatkan waktu

dan fokus untuk untuk mengerjakan tugasnya walaupun ada sebagian siswa yang

masih mengulur waktu. Pada tahap pair, setiap pasangan lebih aktif untuk

mencari jawaban terhadap soal yang diberikan. Pada tahap share, siswa terlihat

lebih percaya diri untuk berbagi jawaban dengan pasangan-pasangan yang lain

walaupun ada beberapa jawaban yang menyimpang dan kurang komunikatif. Guru

Page 11: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

dalam hal ini berperan sebagai fasilitator, motifator, memberikan umpan balik dan

pujian kepada siswa dan pasangan yang lebih aktif.

Pada pertemuan ketiga, siswa sudah mengerti tentang langkah-langkah

model TPS. Materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah bangun ruang sisi

datar berbentuk limas. Proses pembelajaran sudah dipahami oleh siswa serta siswa

sudah mandiri dalam belajar. Siswa lebih cepat dalam mengerjakan tugas yang

diberikan. Semua siswa aktif dalam berdiskusi kepada pasanganya. Selain itu,

siswa lebih berani dan mampu berkomunikasi dengan baik kepada pasangan

maupun kepada seluruh pasangan yang ada pada kelas. Dalam hal ini guru sebagai

moderator, motivator, menjaga agar siswa tidak menyimpang dari materi yang

diajarkan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.

Kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe TPS dapat

mendorong siswa untuk lebih aktif dalam belajar. Aktifitas ini dapat terlihat pada

saat siswa berdiskusi. Selain itu siswa lebih berani dalam mengemukakan

pendapat dan mengeluarkan ide baik kepada teman sebangku maupun kepada

seluruh siswa dalam kelas. Pembelajaran dengan model TPS juga dapat melatih

kemandirian siswa, melatih bekerja kelompok, dan memungkinkan siswa aktif

mencari tahu informasi yang diperlukan.

Adapun kesulitan selama proses pembelajaran dengan menggunakan

model kooperatis tipe NHT dan TPS yaitu pada proses diskusi. Pada saat diskusi

ada sebagian siswa yang berbicara diluar materi sehingga suasana kelas menjadi

ribut dan gaduh. Selain itu, ada sebagian siswa yang tidak mau untuk

mempresentasikan hasilnya dan tidak memperhatikan penjelasan peneliti sehingga

waktu yang direncanakan tidak sesuai dengan RPP. Namun peneliti dapat

mengatasi kendala tersebut dengan lebih membatasi dan mengelola waktu dalam

setiap tahapan dalam menggunakan kedua model tersebut. Peneliti juga

memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mau bekerja sama dalam

kelompoknya dan memberikan rewaord kepada siswa dan kelompok yang terbaik

sehingga siswa lebih tertib dan tertantang untuk mempelajari materi.

Setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dan TPS, selanjutnya kedua kelas diberikan tes akhir (post-

Page 12: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

test) sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Berbeda

halnya dengan hasil dari pemberian tes awal (pre-test), hasil tes akhir (post-test)

menunjukan peningkatan yang signifikan yang menunjukan perubahan hasil

belajar siswa baik pada kelas eksperimen NHT maupun kelas eksperimen TPS.

Berdasarkan analisis hasil post-test kelas eksperimen NHT dan kelas

eksperimen TPS, menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan

anatara kedua kelas tersebut, dimana hasil belajar kelas eksperimen NHT lebih

tinggi dari pada kelas eksperimen TPS. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata

post-test siswa kelas eksperimen 1 (NHT) sebesar 75,78 dan pada kelas

eksperimen 2 (TPS) sebesar 70,59. Selain itu, juga dibuktikan dari hasil

pengujian hipotesis yang mana nilai ttabel >thitung (2,15>1,67).

E. Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa “hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran melalui

model kooperatif tipe NHT lebih baik dari pada siswa yang mengikuti

pembelajaran melalui model kooperatif tipe TPS di kelas VIII SMP B Srikaton

tahun pelajaran 2013/2014”. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji hipotesis

menggunakan uji-t dengan taraf signifikan α = 0,05 hasilnya menunjukan bahwa

nilai thitung > ttabel (2,15>1,67). Selain itu, nilai rata-rata post-test kelas eksperimen

NHT sebesar 75,78 sedangkan eksperimen TPS sebesar 70,59.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri B. Srikaton,

maka peneliti memberikan saran-saran sebagi berikut (1) Agar disiplin waktu

untuk mengikuti proses belajar mengajar dan senantiasa aktif dengan cara

menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran

matematika; (2) Guru diharapkan menggunakan model pembelajaran yang

bervariasi diantaranya adalah model pembelajaran NHT dan model pembelajaran

TPS. Model tersebut dapat digunakan sebagai salah satu alternatif agar kegiatan

belajar mengajar di kelas lebih efektif, membuat siswa lebih aktif dalam proses

kegiatan belajar serta untuk meningkatkan hasil belajar dikelas; (3) Hasil

penelitian ini dapat dijadikan ide untuk penelitian selanjutnya, karena dengan

Page 13: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL

penelitian ini dapat menambah wawasan dunia pendidikan; (4) Peneliti dapat

mengetahui secara langsung permasalahan pembelajaran matematika yang ada

dikelas. Selain itu, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman.

Daftar Pustaka

Arifansyah, Galih. 2013 . Menerapkan Model Pembelajaran Numbered

HeadsTogether.[online].http://englishwithgalih.blogspot.com/2013/05/menerapkan-model-pembelajaran-numbered.html. [28 Mei 2013]

Emzir. 2012. Metodologi Peneltian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:

Rajawali Pers. Ibrahim, M. Dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya. Nainggolan, Rista. 2012. Model Pembelajaran NHT dan TPS [online]. http://

ristanainggolan. blogspot .com/ 2012 /11 /model –pembelajaran –nht -dan-tps.html. [6 Oktober 2013].

Putra, Livaris. 2012. Model Pembelajaran Think-Pair-Share. [online].

http://studysuccessful. blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-think-pair-share.html. [28 Mei 2013]

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Page 14: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/EKA DIAN LESTARI (4009060).pdf · PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA YANG MENGGUNAKAN MODEL