Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

177
TESIS - KS142501 Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian Hasil Terbaik Algoritma Adaptive Common Spatial Pattern AHMAD SYAFIQ KAMIL 5215201011 DOSEN PEMBIMBING Dr.Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom., M.Kom. NIP: 197302191998021001 PROGRAM MAGISTER JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018

Transcript of Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

Page 1: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

TESIS - KS142501

Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian Hasil Terbaik Algoritma Adaptive Common Spatial Pattern AHMAD SYAFIQ KAMIL 5215201011 DOSEN PEMBIMBING Dr.Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom., M.Kom. NIP: 197302191998021001 PROGRAM MAGISTER JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018

Page 2: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

i

Page 3: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

ii

TESIS - KS142501

Comparison of Data Preprocess Algorithms to Find The Best Result for Adaptive Common Spatial Pattern Algorithms

AHMAD SYAFIQ KAMIL 5215201011 SUPERVISOR Dr.Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom., M.Kom. NIP: 197302191998021001 POSTGRADUATE PROGRAM DEPARTMENT OF INFORMATION SYSTEM FACULTY OF INFORMATION TECHNOLOGY AND COMMUNICATION INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2018

Page 4: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

iii

Page 5: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

iv

Page 6: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

v

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 7: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

vi

Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian Hasil

Terbaik Algoritma Adaptive Common Spatial Pattern

Nama mahasiswa: Ahmad Syafiq Kamil

NRP : 52152010011

Pembimbing : Dr.Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom., M.Kom.

ABSTRAK

Aktifitas otak dapat digambarkan dengan adanya gelombang otak. Aktivitas

otak dapat diamati menggunakan alat rekam khusus yang dapat ditemui di rumah

sakit dan laboratorium. Brain Computer Interface (BCI) adalah sebuah interface

yang menyediakan alat untuk otak berkomunikasi tanpa menggunakan otot.

Terdapat beberapa penelitian terkait dengan BCI, pada penelitian ini berfokus pada

metode adaptive common spatial pattern (ACSP). ACSP adalah metode

pengembangan dari metode Common Spatial Pattern dimana metode ini dapat

digunakan untuk mengklasifikasikan beberapa subjek. metode ini memiliki

kekurangan dimana metode ini akan menghasilkan hasil yang baik ketika masukan

yang diterima dari tahap praproses data baik dan akan menjadi tidak reliabel jika

data yang menjadi masukan memiliki derau sinyal yang buruk. Pada penelitian ini

membandingkan beberapa metode yang ada pada tahap praproses data. Hasil

penelitian ini adalah metode Bandpass adalah metode terbaik yang dapat dijadikan

masukan untuk penelitian ACSP. Penelitian ini juga meneliti mengenai peningkatan

hasil akurasi dengan mengubah parameter dari metode terbaik tersebut. Dengan

mengubah parameter pemotongan sinyal maka didapatkan jarak pemotongan sinyal

terbaik untuk motor imagery pada metode bandpass filtering berada pada jarak 9

Hz – 28 Hz.

Kata Kunci : antar muka otak-komputer, adaptive common spatial pattern,

praproses data, ekstrasi fitur, Bandpass filtering.

Page 8: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

vii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 9: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

viii

Comparison of Data Preprocess Algorithms In Search Results

Best Adaptive Common Spatial Pattern Algorithms

Name : Ahmad Syafiq Kamil

NRP : 52152010011

Supervisor : Dr.Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom., M.Kom.

ABSTRACT Brain activity can be described in the presence of brain waves. Brain activity

can be observed using specialized recording devices that can be found in hospitals

and laboratories. Brain Computer Interface (BCI) is an interface that provides a tool

for the brain to communicate without the use of muscles. There are several studies

related to BCI, in this study focusing on adaptive common spatial pattern (ACSP)

method. ACSP is a method of development of the Common Spatial Pattern method

where this method can be used to classify multiple subjects. this method has a

drawback where this method will produce good results when the input received

from the data pretreat stage is good and will become unreliable if the input data has

bad signal noise. In this study comparing several methods that exist in the data

preprocessing phase. The result of this research is Bandpass method is the best

method that can be used as input for ACSP research. This study also examines the

improvement of accuracy results by altering the parameters of the best method. By

changing the signal-cutting parameters, the best distance-cutting distance for the

motor imagery in the bandpass filtering method is at a distance of 9 Hz - 28 Hz.

Kata Kunci : Brain Computer Interface,, adaptive common spatial pattern,

preprocessing data, feature Extraction,, Bandpass filtering.

Page 10: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

ix

Page 11: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberi

kesempatan serta kemudahan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

tesis dengan baik dan tepat pada waktunya. Tesis yang berjudul “Perbandingan

Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian Hasil Terbaik Algoritma Adaptive

Common Spatial Pattern”. Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Departemen Sistem Informasi, Fakultas

Teknologi Informasi dan Komunikasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Penyusunan tesis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Orang tua penulis (Abi Mashudi dan Umi Robiah) yang telah mendoakan dan senantiasa mendukung penulis.

2. Adek adek penullis (M. Reza Wardana, Zidna Mazidah dan Erda Afifah) yang selalu mendukung penulis.

3. Bapak Dr.Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom., M.Kom selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, serta memberikan ilmu, dukungan, dan kesabaran selama membimbing penulis dari awal hingga tesis ini selesai.

4. Bapak Prof.Ir. Arif Djuanaidy, M.Sc, Ph.D, bapak Dr. Ir. Aris Tjahyanto, M.Kom dan ibu Nur Aini Rakhmawati S.Kom, M.Sc.Eng selaku Dosen Penguji yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan untuk penelitian ini.

5. Lab IKTI yang telah membantu penulis dalam menyiapkan komputer untuk penelitian.

6. Prof Slamin yang telah dengan mempersilahkan penulis untuk meminjam server di jurusan Sistem Informasi Universitas Jember

7. Teman-teman keluarga besar S2 SI Angkatan 2015 yang telah menemani suka, duka serta dukungannya selama menempuh pendidikan pascasarjana.

Page 12: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xi

8. Teman teman lulusan Sistem Informasi Universitas Jember khususnya erik, fitri, qilba dan hawwin yang juga menempuh pendidikan magister bersama penulis

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dengan segala hormat dan

kerendahan hati. Penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan untuk semua pihak. Apabila pada tesis ini terdapat

kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca sekalian, maka penulis

memohon maaf yang sebesar-besarnya. Tesis ini juga masih jauh dari kata

sempurna, sehingga penulis sangat terbuka terkait masukan dan kritik dari

pembaca. Pembaca dapat mengirimkan masukan dan saran melalui email

[email protected]

Page 13: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.ABSTRAK .............................................................................................................. viABSTRACT ......................................................................................................... viiiKATA PENGANTAR ............................................................................................. xLEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... xiDAFTAR ISI ......................................................................................................... xiiDAFTAR TABEL ................................................................................................. xviDAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xxBAB 1 ...................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................................. 5

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

1.5 Batasan Penelitian .................................................................................... 6

BAB 2 ...................................................................................................................... 92.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 9

2.2 Gelombang Otak .................................................................................... 11

2.3 Brain Computer Interface ...................................................................... 13

2.4 Common Spatial Pattern ........................................................................ 14

2.5 Adaptive Common Spatial Pattern ......................................................... 16

2.5.1. Feature variance-based ................................................................... 17

2.5.2. Kullback-Leibler distance .............................................................. 18

2.5.3. Frobenius Norm ............................................................................. 19

2.5.4. Implemetasi ACSP. ........................................................................ 19

2.6 Time-Varying Autoregressions .............................................................. 20

2.7 Stationary Subspace Analysis ................................................................ 22

2.8 Filter Digital ........................................................................................... 23

2.9 Support Vector Machine ........................................................................ 27

1.10. Evaluasi Metode ..................................................................................... 29

BAB 3 .................................................................................................................... 333.1. Studi Literatur ........................................................................................ 33

3.2. Pemilihan Data ....................................................................................... 34

3.3. Praproses Data ....................................................................................... 36

Page 14: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xiii

3.3.1. Time Varying Autoregression ........................................................ 37

3.3.2. Stationay Subspace Analysis ......................................................... 38

3.3.3. Bandpass Filtering ......................................................................... 38

3.4. Ekstraksi Fitur ........................................................................................ 39

3.5. Klasifikasi Data ...................................................................................... 39

3.6. Uji Coba dan Analisis Hasil ................................................................... 40

3.6.1. Uji Coba ......................................................................................... 40

3.6.2. Analisis Hasil Uji Coba ................................................................. 43

3.7. Rencana Penelitian ................................................................................. 44

BAB 4 .................................................................................................................... 474.1. Lingkungan Uji Coba ............................................................................. 47

4.2. Praproses Data ....................................................................................... 47

4.2.1. Time-Varying Autoregressive (TVAR) ........................................... 48

4.2.2. Stationary Subspace Analysis (SSA) .............................................. 51

4.2.3. Bandpass Filtering ......................................................................... 52

4.3. Ekstrasi Fitur .......................................................................................... 54

4.3.1. Intra subjek ..................................................................................... 54

4.3.2. Inter subjek ..................................................................................... 57

4.4. Klasifikasi .............................................................................................. 60

4.4.1. Hasil Klasifikasi Normal ................................................................ 60

4.4.2. Hasil Klasifikasi Dengan Data Parameter yang Diubah ................ 66

4.5. Pembahasan ............................................................................................ 77

BAB 5 .................................................................................................................... 815.1. Perbandingan Menggunakan Data Normal ............................................ 81

5.1.1. Intra Subjek .................................................................................... 81

5.1.2. Inter Subjek Tipe 1 ......................................................................... 83

5.1.3. Inter Subjek Tipe 2 ......................................................................... 85

5.2. Perbandingan Menggunakan Data Dengan Parameter Yang Diubah .... 87

5.2.1. TVAR ............................................................................................. 88

5.2.2. SSA ................................................................................................ 93

5.2.3. Bandpass ...................................................................................... 102

5.3. Perbandingan keseluruhan ................................................................... 112

Page 15: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xiv

BAB 6 .................................................................................................................. 115Daftar Pustaka ...................................................................................................... 117LAMPIRAN ......................................................................................................... 119

A. Sumber kode ACSP Intra-subjek ............................................................. 119

B. Sumber Kode ACSP Inter-subjek 1 ......................................................... 122

C. Sumber Kode ACSP Inter-subjek 2 ......................................................... 125

D. Confusion Matrix dan Kurva ROC dari Hasil klasifikasi Tanpa Menggunakan Praproses .................................................................................. 129

E. Confusion Matrix dan Kurva ROC dari Hasil klasifikasi Menggunakan TVAR ............................................................................................................... 135

F. Confusion Matrix dan Kurva ROC dari Hasil klasifikasi Menggunakan SSA 140

G. Confusion Matrix dan Kurva ROC dari Hasil klasifikasi Menggunakan Bandpass Filtering. ........................................................................................... 147

BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 153

Page 16: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xv

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 17: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xvi

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kumpulan Rumus Perhitungan Evaluasi Klasifikasi ............................. 30Tabel 3.1 Spesifikasi Dataset ................................................................................. 35Tabel 3.2 Jumlah percobaan pada dataset IVa ....................................................... 36Tabel 3.3 Perbandingan Data Mentah Dan Data Yang Telah Diproses Dengan Bandpasss ............................................................................................................... 39Tabel 3.4 Tabel Akurasi Hasil Percobaan .............................................................. 41Tabel 3.5 Tabel Presisi Hasil Percobaan ................................................................ 42Tabel 3.6 Tabel Recall Hasil Percobaan ................................................................ 42Tabel 3.7 Tabel Rencana Penelitian ....................................................................... 44Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras ................................................................... 47Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak .................................................................. 47Tabel 4.3 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Intra Subjek tanpa Menggunakan Praproses ................................................................................................................ 60Tabel 4.4 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 1 tanpa Menggunakan Praproses ................................................................................................................ 61Tabel 4.5 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 2 tanpa Menggunakan Praproses ................................................................................................................ 61Tabel 4.6 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Intra Subjek tanpa Menggunakan TVAR................................................................................................................................ 62Tabel 4.7 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 1 menggunakan TVAR................................................................................................................................ 62Tabel 4.8 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 2 menggunakan TVAR................................................................................................................................ 63Tabel 4.9 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Intra Subjek dengan metode SSA ........ 63Tabel 4.10 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 1 dengan metode SSA................................................................................................................................ 64Tabel 4.11 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 2 dengan metode SSA................................................................................................................................ 64Tabel 4.12 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Intra Subjek dengan metode bandpass................................................................................................................................ 65Tabel 4.13 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi inter Subjek tipe 1 dengan metode bandpass ................................................................................................................. 65Tabel 4.14 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi inter Subjek tipe 2 dengan metode bandpass ................................................................................................................. 66Tabel 4.15 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Intra Subjek Menggunakan TVAR .... 67Tabel 4.16 Tabel hasil akurasi rangkaian sinyal dengan order 88 hingga 92 ........ 67Tabel 4.17 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 1 menggunakan TVAR dengan order 90 ...................................................................................................... 68

Page 18: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xvii

Tabel 4.18 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 2 menggunakan TVAR dengan order 90 ...................................................................................................... 68Tabel 4.19 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Intra Subjek dengan metode SSA ...... 69Tabel 4.20 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 1 dengan metode SSA................................................................................................................................ 70Tabel 4.21 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 2 dengan metode SSA................................................................................................................................ 70Tabel 4.22 Tabel Percobaan 1 Hasil Klasifikasi Intra Subjek dengan metode bandpass dengan membesarkan jangkauan pemotongan data pada dua sisi .......... 72Tabel 4.23 Tabel Percobaan 2 Hasil Klasifikasi Intra Subjek dengan metode bandpass dengan mengecilkan jangkauan pemotongan data pada dua sisi ........... 73Tabel 4.24 Tabel Percobaan 3 Klasifikasi Intra Subjek dengan metode bandpass dengan membesarkan jangkauan pemotongan data pada satu sisi ......................... 74Tabel 4.25 Tabel Percobaan 4 Klasifikasi Intra Subjek dengan metode bandpass dengan membesarkan jangkauan pemotongan data pada satu sisi ......................... 75Tabel 4.26 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi inter Subjek tipe 1 dengan metode bandpass ................................................................................................................. 76Tabel 4.27 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi inter Subjek tipe 2 dengan metode bandpass ................................................................................................................. 76Tabel 5.1 Hasil klasifikasi sebelum dioptimasi ................................................... 112Tabel 5.2 Hasil klasifikasi sesudah dioptimasi .................................................... 112Tabel D.1 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Intra Subjek dengan data AA ....................................................................................... 129Tabel D.2 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Intra Subjek dengan data AL ........................................................................................ 129Tabel D.3 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Intra Subjek dengan data AV ....................................................................................... 130Tabel D.4 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Intra Subjek dengan data AW ....................................................................................... 130Tabel D.5 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Intra Subjek dengan data AY ....................................................................................... 131Tabel D.6 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk inter Subjek tipe 1 dengan data .................................................................................... 132Tabel D.7 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Inter Subjek tipe 2 dengan data AA ............................................................................. 132Tabel D.8 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Inter Subjek tipe 2 dengan data AL .............................................................................. 133Tabel D.9 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Inter Subjek tipe 2 dengan data AV ............................................................................. 133Tabel D.10 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Inter Subjek tipe 2 dengan data AW ............................................................................. 134

Page 19: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xviii

Tabel D.11 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Inter Subjek tipe 2 dengan data AY ............................................................................. 134Tabel E.1 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk intra Subjek dengan data AA .................................................................................................... 135Tabel E.2 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk intra Subjek dengan data AL .................................................................................................... 135Tabel E.3 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk intra Subjek dengan data AV .................................................................................................... 136Tabel E.4 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk intra Subjek dengan data AW ................................................................................................... 136Tabel E.5 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk intra Subjek dengan data AY .................................................................................................... 137Tabel E.6 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk Inter Subjek tipe 1 dengan data ....................................................................................................... 137Tabel E.7 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk inter subjek tipe 2 dengan data AA ................................................................................................. 138Tabel E.8 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk inter subjek tipe 2 dengan data AL ................................................................................................. 139Tabel E.9 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk inter subjek tipe 2 dengan data AV ................................................................................................. 139Tabel E.10 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk inter subjek tipe 2 dengan data AW ................................................................................................ 140Tabel E.11 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk inter subjek tipe 2 dengan data AY ................................................................................................. 140Tabel F.1 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek dengan data AA ................................................................................................................ 141Tabel F.2 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek dengan data AL ................................................................................................................. 141Tabel F.3 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek dengan data AV ................................................................................................................ 142Tabel F.4 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek dengan data AW ............................................................................................................... 142Tabel F.5 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek dengan data AY ................................................................................................................ 143Tabel F.6 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk inter subjek tipe 1 dengan data .......................................................................................................... 143Tabel F.7 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek tipe 2 dengan data AA .................................................................................................... 144Tabel F.8 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek tipe 2 dengan data AL .................................................................................................... 144

Page 20: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xix

Tabel F.9 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek tipe 2 dengan data AV .................................................................................................... 145Tabel F.10 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek tipe 2 dengan data AW ................................................................................................ 146Tabel F.11 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek tipe 2 dengan data AW ................................................................................................ 146Tabel G.1 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk intra subjek dengan data AA .................................................................................................... 147Tabel G.2 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk intra subjek dengan data AL .................................................................................................... 147Tabel G.3 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk intra subjek dengan data AV .................................................................................................... 148Tabel G.4 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk intra subjek dengan data AW ................................................................................................... 148Tabel G.5 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk intra subjek dengan data AY .................................................................................................... 149Tabel G.6 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk inter subjek tipe 1dengan data ................................................................................................. 150Tabel G.7 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk inter subjek tipe 2 dengan data AA .......................................................................................... 150Tabel G.8 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk inter subjek tipe 2 dengan data AL .......................................................................................... 151Tabel G.9 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk inter subjek tipe 2 dengan data AV .......................................................................................... 151Tabel G.10 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk inter subjek tipe 2 dengan data AW ......................................................................................... 152Tabel G.11 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk inter subjek tipe 2 dengan data AY .......................................................................................... 152

Page 21: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xx

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 BCI Non Invasive (Graimann et al., 2010) ........................................ 13Gambar 2.2 BCI Invasive (Abdulkader et al., 2015) ............................................. 14Gambar 2.3 Sistem BCI ......................................................................................... 14Gambar 2.4 Diagram blok dari spectral inversion. (a) adalah sinyal input dimana x[n] diaplikasikan pada 2 sistem secara paralel, memiliki respon impuls yaitu h[n] dan δ[n]. (b) menunjukkan sistem yang memiliki respon impuls yaitu δ[n]-h[n]. ini berarti respon frekuensi dari h[n]. .......................................................................... 25Gambar 2.5 Merancang sebuah filter bandpass (a) filter bandpass dapat dibentuk dengan mengalirkan filter lowpass dan filter highpass. tahap tersebut dapat dikurangi menjadi satu tahap yang setara dengan kerumitan dari filter lowpass dan filter highpass ......................................................................................................... 25Gambar 2.6 filter bandpass ideal (Gunawan and Filbert Himan Juwono, 2012). .. 26Gambar 2.7 Margin Maksimum untuk Dua Kelas yang telah Diklasifikasi .......... 28Gambar 2.8 Margin Minimum dan Maksimun ...................................................... 29Gambar 2.9 Confusion Matrix dengan total tupel positif dan negative (Han and Kamber, 2011) ....................................................................................................... 30Gambar 2.10 Kurva ROC ...................................................................................... 31Gambar 3.1 Alur Penelitian. .................................................................................. 34Gambar 3.2 dataset IVa. gambar a menunjukkan data dari subjek aa. gambar b menunjukkan data dari subjek al. gambar c menunjukkan data dari subjek av. gambar menunjukkan data dari subjek aw. gambar e menunjukkan data dari subjek ay. ........................................................................................................................... 36Gambar 3.3 Data Dummy eeg400 ......................................................................... 37Gambar 3.4 Data dummy untuk metode SSA ........................................................ 37Gambar 3.5 Diagram plot pada matlab dengan data eeg400. A menunjukkan data eeg400 yang belum diproses. B menunjukkan data eeg400 yang telah diproses menggunakan metode TVAR ................................................................................ 38Gambar 3.6 Data Hasil SSA. a Sumber non Statis. b Sumber Statis ..................... 38Gambar 3.7 Sinyal Hasil Filter dan Sinyal Belum Terfilter .................................. 39Gambar 3.8 Tahapan Evaluasi dan Analisis Hasil ................................................. 41Gambar 3.9 Tahapan Pengolahan Data .................................................................. 45Gambar 4.1 gambar data subjek aa pada baris ke 1 ............................................... 48Gambar 4.2 diagram blok dekomposisi sinyal menggunakan TVAR. .................. 48Gambar 4.3 Sumber kode praproses data menggunakan TVAR. .......................... 49Gambar 4.4 plot hasil dekomposisi pada variabel decomp kolom 1 sinyal aw .... 49Gambar 4.5 sumber kode untuk menyusun seluruh komponen yang telah didekomposisi menjadi sebuah vektor sinyal. ....................................................... 50Gambar 4.6 hasil sinyal yang telah disusun menjadi sebuah vektor. ..................... 50Gambar 4.7 Hasil Sinyal Pada Baris 1 sinyal subjek aa. ....................................... 51

Page 22: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xxi

Gambar 4.8 Sumber Kode SSA ............................................................................. 51Gambar 4.9 hasil pengolahan SSA ........................................................................ 52Gambar 4.10 Gambar Hasil SSA pada subjek aa pada baris ke 1 ......................... 52Gambar 4.11 kode sumber dari filter bandpass ..................................................... 53Gambar 4.12 hasil bandpass setiap subjek ............................................................. 53Gambar 4.13 Gambar Sinyal Hasil Bandpass pada Subjek aa baris ke 1 .............. 54Gambar 4.14 baris kode untuk memisahkan data .................................................. 55Gambar 4.15 sumber kode CSP ............................................................................. 55Gambar 4.16 fitur hasil CSP .................................................................................. 56Gambar 4.17 sumber kode ACSP iA ..................................................................... 56Gambar 4.18 sumber kode ACSP iB ..................................................................... 57Gambar 4.19 Sumber kode ACSP iC ..................................................................... 57Gambar 4.20 sumber kode untuk memisahkan data sesuai dengan percobaan ..... 58Gambar 4.21 memisah data sesuai dengan kelasnya ............................................. 58Gambar 4.22 Sumber Kode Perhitungan CSP ....................................................... 59Gambar 4.23 Proses Menghitung Fitur ACSP ....................................................... 59Gambar 4.24 Gambar alur percobaan pada bandpass filtering .............................. 76Gambar 5.1 Hasil perbandingan CSP pada tiap metode ........................................ 81Gambar 5.2 Hasil perbandingan ACSP Ia pada tiap metode ................................. 82Gambar 5.3 Hasil perbandingan ACSP Ib pada tiap metode ................................. 82Gambar 5.4 Hasil perbandingan ACSP Ib pada tiap metode ................................. 83Gambar 5.5 Hasil perbandingan CSP pada tiap metode ........................................ 83Gambar 5.6 Hasil perbandingan ACSP Ia pada tiap metode ................................. 84Gambar 5.7 Hasil perbandingan ACSP Ib pada tiap metode ................................. 84Gambar 5.8 Hasil perbandingan ACSP Ic pada tiap metode ................................. 85Gambar 5.9 Hasil perbandingan CSP pada tiap metode ........................................ 86Gambar 5.10 Hasil perbandingan ACSP Ia pada tiap metode ............................... 86Gambar 5.11 Hasil perbandingan ACSP Ib pada tiap metode ............................... 87Gambar 5.12 Hasil perbandingan ACSP Ic pada tiap metode ............................... 87Gambar 5.13 Hasil perbandingan CSP Intra Subjek pada metode TVAR ............ 88Gambar 5.14 Hasil perbandingan CSP Intra Subjek pada metode TVAR ............ 89Gambar 5.15 Hasil perbandingan ACSP Ia Intra Subjek pada metode TVAR ..... 89Gambar 5.16 Hasil perbandingan ACSP Ia Intra Subjek pada metode TVAR ..... 90Gambar 5.17 Hasil perbandingan ACSP Ib Intra Subjek pada metode TVAR ..... 90Gambar 5.18 Hasil perbandingan ACSP Ib Intra Subjek pada metode TVAR ..... 91Gambar 5.19 Hasil perbandingan ACSP Ic Intra Subjek pada metode TVAR ..... 91Gambar 5.20 Hasil perbandingan ACSP Ic Intra Subjek pada metode TVAR ..... 92Gambar 5.21 Hasil perbandingan ACSP Inter Subjek Tipe 1 pada metode TVAR................................................................................................................................ 92Gambar 5.22 Hasil perbandingan ACSP Inter Subjek Tipe 2 pada metode TVAR................................................................................................................................ 93

Page 23: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xxii

Gambar 5.23 Hasil perbandingan CSP pada metode SSA dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali ......................................................................................................... 94Gambar 5.24 Hasil perbandingan ACSP Ia pada metode SSA dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali ......................................................................................................... 94Gambar 5.25 Hasil perbandingan ACSP Ib pada metode SSA dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali ......................................................................................................... 95Gambar 5.26 Hasil perbandingan ACSP Ic pada metode SSA dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali ......................................................................................................... 96Gambar 5.27 Hasil perbandingan CSP Inter Subjek tipe 1 pada metode SSA dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali .................................................................................. 97Gambar 5.28 Hasil perbandingan ACSP Ia Inter Subjek tipe 1 pada metode SSA dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali ..................................................................... 97Gambar 5.29 Hasil perbandingan ACSP Ib Inter Subjek tipe 1 pada metode SSA dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali ..................................................................... 98Gambar 5.30 Hasil perbandingan ACSP Ic Inter Subjek tipe 1 pada metode SSA dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali ..................................................................... 99Gambar 5.31 Hasil perbandingan CSP Inter Subjek tipe 2 pada metode SSA dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali ................................................................................ 100Gambar 5.32 Hasil perbandingan ACSP Ia Inter Subjek tipe 2 pada metode SSA dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali ................................................................... 100Gambar 5.33 Hasil perbandingan ACSP Ic Inter Subjek tipe 2 pada metode SSA dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali ................................................................... 101Gambar 5.34 Hasil perbandingan ACSP Ic Inter Subjek tipe 2 pada metode SSA dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali ................................................................... 102Gambar 5.35 Percobaan 1 CSP pada metode bandpass ....................................... 103Gambar 5.36 Percobaan 1 ACSP Ia pada metode bandpass ................................ 103Gambar 5.37 Percobaan 1 ACSP Ib pada metode bandpass ................................ 104Gambar 5.38 Percobaan 1 ACSP Ic pada metode bandpass ................................ 104Gambar 5.39 Percobaan 2 CSP pada metode bandpass ....................................... 105Gambar 5.40 Percobaan 2 ACSP Ia pada metode bandpass ................................ 105Gambar 5.41 Percobaan 2 ACSP Ib pada metode bandpass ................................ 106Gambar 5.42 Percobaan 2 ACSP Ib pada metode bandpass ............................... 106Gambar 5.43 Percobaan 2 CSP pada metode bandpass ....................................... 107Gambar 5.44 Percobaan 3 ACSP Ia pada metode bandpass ................................ 107Gambar 5.45 Percobaan 3 ACSP Ib pada metode bandpass ................................ 108Gambar 5.46 Percobaan 3 ACSP Ic pada metode bandpass ................................ 108Gambar 5.47 Percobaan 4 CSP pada metode bandpass ....................................... 109Gambar 5.48 Percobaan 4 ACSP Ia pada metode bandpass ................................ 109Gambar 5.49 Percobaan 4 ACSP Ib pada metode bandpass ................................ 110Gambar 5.50 Percobaan 4 ACSP Ic pada metode bandpass ................................ 110

Page 24: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

xxiii

Gambar 5.55 Hasil ACSP Inter Subjek tipe 2 menggunakan parameter 9 Hz -28.............................................................................................................................. 111Gambar 5.56 Hasil ACSP Inter Subjek tipe 2 menggunakan parameter 9 Hz -28.............................................................................................................................. 111Gambar 5.56 grafik keseluruhan dari hasil sebelum dan sesudah optimasi ........ 113

Page 25: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Otak manusia adalah organ yang sangat komplek pada tubuh. Otak terdiri dari

banyak sel neuron. Setiap sel terdiri dari axon, dendrit dan tubuh sel. Tiap jaringan

terkoneksi menuju jaringan neural melalui sinaps. Sel neuron berkomunikasi

dengan neuron yang lain untuk bertukar informasi dari atau kepada otak keseluruh

tubuh. Informasi yang ditransmisikan disebut sebuah Action Potential. Action

Potential disebabkan oleh pertukaran ion sepanjang membran neuron (Bronzino,

1999).

Aktifitas otak dapat digambarkan dengan adanya gelombang otak.

Gelombang otak pada tiap manusia berbeda di setiap fase. Gelombang otak dapat

diamati menggunakan alat rekam khusus yang dapat ditemui di rumah sakit dan

laboratorium yang terbagi menjadi 3 yaitu gamma, beta, alpha, theta dan delta.

Beberapa tahun terakhir perkembangan sistem Brain Computer Interface

(BCI) telah berkembang sangat pesat. Perkembangan aplikasi BCI telah

berkembang ke berbagai bidang seperti kedokteran, Neuroergonimic dan Smart

environment, Neuromarketing dan Advertising, Educational dan Self-regulation,

Games dan entertainment serta Security dan autehentication (Abdulkader et al.,

2015).

Brain Computer Interface (BCI) adalah teknologi komunikasi antar otak dari

manusia dan sistem secara langsung menggunakan interface yang khusus (Wolpaw

et al., 2002). BCI adalah sebuah interface yang menyediakan alat untuk otak

berkomunikasi tanpa menggunakan otot. Salah satu fungsi dari BCI adalah

memonitor keadaan mental. Fungsi ini dapat digunakan untuk memprediksi dan

mendeteksi masalah kesehatan. BCI dapat menerjemahkan sinyal yang berasal dari

otak menjadi sinyal kontrol tanpa menggunakan otot atau jaringan peripheral

(Wang et al., 2005).

Tahun 1998 Johannes meneliti tentang filter spasial yang optimal untuk

percobaan klasifikasi tunggal Electroencephalogram (EEG). Data yang digunakan

merekam 3 tipe pergerakan yaitu pergerakan kanan dan kiri jari telunjuk dan

Page 26: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

2

pergerakan kaki kanan. Masalah dalam penelitian ini adalah perhitungan matrik

kovarian sehingga penelitian ini menggunakan sample kovarian sebagai estimator.

Penelitian ini menggunakan Common Spatial Pattern sebagai metode pada

Ekstraksi Fitur (Müller-Gerking et al., 1999).

Wang mengajukan metode untuk Channel Selection pada Motor Imagery

berbasis BCI dengan menggunakan Common Spatial Pattern (CSP). CSP

digunakan untuk memilih channel yang paling optimal dengan mencari nilai

maksimum pada vektor pola spasial. Dengan memiliki beberapa channel EEG yang

lebih sedikit, maka algoritma yang cocok untuk aplikasi online dapat diajukan dan

divalidasi (Wang et al., 2005).

Gutiérrez menggunakan Time-Varying Autoregressive (TVAR) untuk

medekomposisi sinyal EEG. TVAR adalah model yang digunakan untuk

mendapatkan untuk merepresetansikan struktur frekuensi waktu dari sinyal EEG.

Gutiérrez menguji perubahan model TVAR yang didapatkan dari data EEG. Model

ini digunakan sebagai input menuju tahapan metode CSP. Hasil dari TVAR

digunakan sebagai masukan untuk CSP dengan melihat komponen paling signifikan

(Gutiérrez and Salazar-Varas, 2011).

Penelitian ini berfokus pada penggunaan Time-Frequency Analysis (TFA)

untuk sinyal EEG. Performa dari pendekatan TFA konvensional sangat bergantung

pada pemilihan model parameter atau konvergen defisiensi dari teknik TFA yang

tradisional. Li mengajukan sebuah metode pengembangan dari Multiwavelet yang

menghasilkan sebuah alternatif yang baik untuk TFA. Hasil simulasi menunjukkan

framework yang menggunakan pengembangan Wavelet dapat menangkap berbagai

komponen frekuensi waktu dari sinyal EEG buatan dengan lebih jelas dan akurat

daripada perhitungan Power Spectra yang konvensional seperti CWT,STFT dan

metode klasis adaptif AR (Li et al., 2016)

Penelitian von Bunau mendemonstrasikan bahwa Stationary Subspace

Analysis (SSA) dapat diaplikasikan pada data BCI. SSA dapat meningkatkan

klasifikasi secara drastis. Von Bunau menyimpulkan bahwa SSA dapat

meningkatkan klasifikasi dan stasioner dan nonstationary peta kulit kepala dapat

digambarkan dan memungkinkan penafsiran neurofisiologis, dikarenakan dari

lineritas dari SSA (von Bunau et al., 2010).

Page 27: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

3

Penelitian Samek mengajukan sebuah metode yang dapat menghitung sub

bidang statis dari data multi kelas tanpa mengabaikan variasi kelas yang terkait atau

perbedaan kelas sebagai non stasioner. Lebih jauh, samek mengajukan sebuah

varian diskriminan dari SSA yang dapat menukar stasioner dan diskriminatif,

sehingga dapat mengekstrak subspace stasioner tanpa kehilangan informasi yang

relevan. Samek kemunculan pola statis dan non statis yang didapatkan dari 5 subjek

dan menunjukan bahwa metode tersebut lebih cocok untuk data BCI dan dapat

mengungguli SSA (Samek et al., 2012).

Penelitian Sun mengajukan sebuah metode yang dinamakan Adaptive

Common Spatial Pattern (ACSP). Metode ini digunakan pada saat fase ekstraksi

Fitur di sinyal EEG. Metode ACSP digunakan untuk mengekstrak fitur dari multi

class yang tidak dapat dilakukan oleh metode sebelumnya yaitu metode CSP.

Metode ACSP adalah pengembangan dari metode CSP (Sun and Zhang, 2006).

Penelitian tentang ACSP juga diteliti oleh Song. Song mengajukan metode

ACSP untuk meneliti intra dan inter-subjek dari EEG yang sering berubah-ubah.

ACSP digunakan untuk menganalisis data subjek tanpa label kelas dan secara

bersamaan memperbarui filter spasial untuk meningkatkan kemampuan pembeda.

ACSP dapat digunakan untuk mengklasifikasikan data EEG pada percobaan

tunggal dengan situasi yang ditentukan seperti data latih hanya tersedia dari satu

subjek dan tidak ada data latih dari subjek target. Song menemukan bahwa metode

ACSP memiliki tingkat akurasi yang lebih baik daripada CSP (Song et al., 2013).

Sun mereview beberapa metode-metode adaptif yang dapat digunakan untuk

melakukan Ekstraksi Fitur dan klasifikasi. Metode yang diteliti Sun untuk Ekstraksi

Fitur adalah Adaptive Common Spatial Pattern , Semi-Supervised feature

extraction, Adaptive Autoregressive Parameter dan Wavelet Packet Transform.

Metode untuk klasifikasi yang diteliti oleh sun adalah Adaptive Linier Discriminant

Analysis, Adaptive Support Vector Machine, Adaptive Bayesian Classifier,

Adaptive Neural Network dan Dynamic Combination of Classifier (Sun and Zhou,

2014)

Tahun 2015 Song melakukan penelitian menggunakan metode ACSP.

Metode ini digunakan untuk meneliti data EEG yang tidak memiliki label dari

subjek penelitian untuk mempelajari filter spasial. Metode ini dapat digunakan

Page 28: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

4

untuk mengklasifikasikan data EEG dari single ataupun dari multiple objek. Metode

yang dikembangkan Song dievaluasi menggunakan data EEG multi-subject motor

imagery yang berasal dari BCI Competition III dan IV (Song and Yoon, 2015).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Song tersebut, Song hanya fokus untuk

meneliti performa dari metode ACSP. Song mengevaluasi metode ini berdasarkan

kinerja klasifikasi intra-subjek dan inter-subjek. Pada penelitian ini, Song

menggunakan 4 dataset yang disediakan oleh BCI competition. Dikarenakan Song

hanya berfokus pada metode ACSP tersebut, maka dataset yang digunakan sebagai

masukan untuk metode ACSP hanya di praproses secara minimal untuk

menghilangkan artefak mayornya. Proses praproses tersebut tidak dilakukan oleh

Song, tetapi oleh penyedia dataset tersebut. Cross validation digunakan pada tiap

subjek pada tiap dataset. Penggunaan SVM pada penelitian ini adalah sebagai

metode pengklasifikasi. Untuk mengetahui kinerja yang dimiliki oleh metode

ACSP ini, Song mengajukan metode Cohen’s Kappa sebagai metode

penghitungan(Song and Yoon, 2015). Hasil akurasi yang didapatkan oleh Song dari

berbagai skenario yang telah dilakukan pada penelitian tersebut rata rata berkisar

70%.

Batasan utama dalam metode ACSP yang diajukan oleh Song adalah bahwa

kinerja ini dipengaruhi oleh artefak EEG misalnya kedipan mata, menelan ludah,

atau kegiatan-kegiatan lain yang nantinya akan berpengaruh pada hasil EEG yang

digunakan. Artefak pada percobaan pelatihan pada percobaan pengujian mungkin

dapat dilemahkan, dimana artefak tersebut dapat menyebabkan hasil yang cukup

jelek sehingga kemungkinan akan menghasilkan pengukuran yang tidak reliabel

pada pengukuran kemiripan pada metode ACSP tersebut. sebagai contoh, jika hasil

perhitungan kovarian mendominasi kullback-Leibler Distance (KLD), maka hasil

perhitungan kemiripan yang dihitung menggunakan KLD akan menjadi tidak

reliabel (Song and Yoon, 2015). Untuk mengatasi kasus seperti di atas, perlu untuk

mengetahui lebih beberapa metode data praproses sehingga data yang diolah sesuai

dengan kebutuhan penelitian. Artefak EEG yang tidak perlu dihapus agar kinerja

klasifikasi dan akurasi algoritma berjalan maksimal.

Dengan adanya batasan pada penelitian Song tersebut, maka pada penelitian

ini akan dicari metode terbaik pada tahap praproses data sehingga dapat

Page 29: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

5

meningkatkan tingkat akurasi metode ACSP. Metode yang akan dibandingkan

adalah metode Time-Varying Autoregressions, Stationary Subspace Analysis dan

Bandpass Filtering. Ketiga metode tersebut akan digunakan untuk mengekstrak

artefak pada dataset tersebut sehingga didapatkan sinyal yang lebih bersih daripada

sinyal pada dataset tersebut. Hasil dari ketiga metode tersebut akan menjadi

masukan untuk metode ACSP. Ketiga masukan yang telah diproses oleh metode

ACSP tersebut akan dihitung tingkat akurasinya dengan cara mengklasifikasi hasil

yang dikeluarkan oleh metode ACSP sehingga dapat ditentukan metode praproses

manakah yang terbaik untuk digunakan oleh metode ACSP.

1.2 Perumusan Masalah

Batasan dalam metode ACSP yang diajukan oleh Song adalah bahwa kinerja

metode tersebut dipengaruhi oleh artefak EEG seperti contoh kedipan mata,

menelan ludah, atau kegiatan-kegiatan lain yang nantinya akan berpengaruh pada

hasil EEG yang digunakan. Dikarenakan metode ACSP adalah metode yang

melakukan proses perhitungan spasial menggunakan CSP dan metode untuk

mengukur kemiripan data, maka artefak pada percobaan pelatihan pada percobaan

pengujian mungkin dapat melemahkan hasil akurasi dan memungkinkan dapat

menghasilkan pengukuran yang tidak reliabel pada pengukuran kemiripan pada

metode ACSP tersebut, sebagai contoh, jika hasil perhitungan kovarian baru

mendominasi KLD, maka hasil perhitungan kemiripan yang dihitung menggunakan

KLD akan menjadi tidak reliabel (Song and Yoon, 2015). Untuk mengatasi kasus

seperti di atas, perlu dilakukan praproses sehingga data yang diolah sesuai dengan

penelitian. Artefak EEG yang tidak perlu dihapus agar kinerja klasifikasi dan

akurasi algoritma berjalan maksimal.

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk menghapus artefak pada sinyal

EEG. Abdulkader melakukan kajian mengenai beberapa penelitian yang terkait

dengan Brain Computer Interface (Abdulkader et al., 2015). Kajian tersebut

menjelaskan beberapa penelitian yang terkait CSP. Beberapa penelitian tersebut

menggunakan metode praproses sebagai masukan untuk metode CSP. Metode

praproses yang dikaji untuk masukan metode CSP adalah SSA dan Bandpass

Filtering (Huang et al., 2012; von Bunau et al., 2010). Gutiérrez meneliti

Page 30: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

6

penggunaan TVAR sebagai metode praproses yang digunakan untuk masukan CSP

(Gutiérrez and Salazar-Varas, 2012).

Dengan batasan yang ada pada masalah penelitian sebelumnya maka

dibutuhkan metode praproses yang dapat digunakan untuk menghapus artefak pada

sinyal EEG sehingga akan didapatkan data yang lebih baik. Dengan demikian

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

a. Penggunaan metode ACSP apakah masih memerlukan pengolahan data

sebelumnya dan metode apa saja yang dapat digunakan dalam pra proses

tersebut serta manakah yang menunjukkan hasil yang baik?

b. Dari metode terbaik yang telah diperoleh, bagaimana mengoptimasikan

metode terbaik tersebut sehingga dapat ditingkatkan hasil akurasinya serta

parameter manakah yang menunjukkan peningkatan hasil akurasi tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk merekomendasikan metode praproses

data yang terbaik untuk menghilangkan artefak pada dataset sinyal sehingga

didapatkan sinyal yang lebih bersih daripada sinyal pada dataset tersebut. Hasil dari

metode praproses tersebut akan digunakan sebagai masukan pada metode ACSP.

Luaran dari metode ACSP tersebut akan diukur tingkat akurasi dari tiap metode

praproses.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dikemukakan menjadi manfaat teoritis dan praktis.

Manfaat teoritis dalam penelitian ini, yaitu mengisi celah penelitian bahwa ACSP

sangat bergantung dengan hasil dari praproses data agar dapat menghasilkan hasil

yang lebih akurat. Sedangkan untuk manfaat praktis dari penelitian ini adalah

mengintegrasikan metode praproses data yang paling sesuai dengan metode ACSP

sehingga memudahkan peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa batasan masalah sehingga penelitian ini

tetap fokus pada algoritma terbaik yang dapat digunakan untuk meningkatkan

akurasi metode ACSP. Beberapa batasan masalah tersebut yaitu

• Data yang digunakan hanya data IVa dari Brain Computer Interface III

Page 31: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

7

• Metode yang dibandingkan hanya 3 yaitu Time Varying Autoregression,

Stationary Subspace Analysis, bandpass filtering

Page 32: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

8

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 33: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas mengenai kajian pustaka dan dasar teori yang

mendukung dalam pengerjaan penelitian.

2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti memaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan

terhadap permasalahan yang akan diteliti. Penelitian tersebut adalah (i) Mendesain

sebuah filter spasial yang optimal untuk klasifikasi percobaan tunggal EEG pada

sebuah pergerakan (Müller-Gerking et al., 1999). Penelitian ini bertujuan sebagai

rintisan penerapan spatial filter. Peneliti merancang sebuah filter spasial untuk

digunakan pada EEG multi-channel. Metode yang digunakan pada penelitian

tersebut adalah metode Common Spatial Filter (CSP). Menurut peneliti, CSP cocok

digunakan untuk pemrosesan data secara online. Hasil penelitian yang didapatkan

pada penelitian ini adalah tingkat pengenalan data EEG lebih baik daripada metode

yang ada sebelumnya;(ii) Metode Common Spatial Pattern untuk seleksi channel

pada Motor Imagery berbasis Brain Computer Interface (Wang et al., 2005).

Penelitian ini peneliti mengusulkan CSP sebagai metode untuk mengurangi channel

pada motor imagery. CSP digunakan untuk mencari channel yang paling optimal

sehingga dapat menganalisis pola spasial pada kulit kepala. Pada penelitian ini,

peneliti mengombinasikan metode event related desynchronization (ERD) dan

readiness potential (RP) sebagai algoritma untuk melakukan klasifikasi; (iii)

Adaptive Ekstraksi Fitur untuk klasifikasi sinyal EEG (Sun and Zhang, 2006).

Peneliti mengenalkan Adaptive Common Spatial Pattern (ACSP) sebagai metode

yang digunakan untuk meningkatkan keefektivitas metode CSP. Metode ACSP ini

adalah superset dari metode CSP klasik. Pada penelitian ini digunakan 2 metode

yaitu stationary CSP (SCPS) dan windowed CSP (WCPS) sebagai pembanding

perfoma dari ACSP. Hasil performa dari ACSP dapat lebih baik dari 2 metode

tersebut; (iv) Meningkatkan klasifikasi Brain Computer Interface menggunakan

Adaptive Common Spatial Pattern (Song and Yoon, 2015). Pada penelitian ini

peneliti mengenalkan metode ACSP menganalisis percobaan tunggal data EEG dari

1 dan banyak subjek. Metode ACSP pada penelitian ini adalah metode CSP dengan

Page 34: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

10

beberapa metode yaitu Feature variance-based, Kullback-Leibler distance (KLD),

Frobenius norm (FN). Pada penelitian ini, ACSP dibandingkan dengan metode

SIWEER pada 2 keadaan yaitu intersubjek dan intra subjek. Hasil yang didapatkan

adalah metode ACSP terbukti memiliki kinerja yang lebih. Metode ACSP akan

lebih baik jika input yang diterima memiliki artefak yang lebih sedikit; (v)

pendeketan identifikasi menggunakan model Multiwavelet Time Varying untuk

analisis data EEG (Li et al., 2016). Pada penelitian ini, akan berfokus pada

penggunaan Time Frequency Analysis (TFA) pada sinyal EEG. pendekatan TFA

pada penelitian EEG seharusnya memiliki resolusi waktu yang baik dan resolusi

frekuensi yang baik juga. pendekatan tradisional TFA memiliki tingkat

ketergantungan yang tinggi terhadap pemilihan model parameter atau konvergensi

defisiensi pada teknik TFA tradisional. metode yang diusulkan menyediakan

alternatif untuk TFA karena dapat mendapatkan hasil yang baik antar waktu dan

frekuensi; (vi) Menemukan sumber otak statis dalam data EEG (von Bunau et al.,

2010). peneliti menggunakan Stasionary Subspace Analysis (SSA) sebagai metode

yang digunakan pada tahap praproses untuk mengalibrasi data dan kemudian

menggunakan CSP dan Linear Discriminant Analysis (LDA) untuk menghitung s-

source. Peneliti menemukan bahwa SSA dapat meningkatkan klasifikasi pada BCI

serta dikarenakan linieritas SSA tersebut maka peta kuli kepala statisioner dan non

statisioner dapat dilihat. Peneliti menyebutkan bahwa penelitian ini belum

dicobakan pada dataset invasive dan non invasive ; (vii) brain computer interface

di ruang bagian diskriminatif dan stasioner (Samek et al., 2012). Pada penelitian ini

peneliti memperluas penggunaan SSA menjadi 2 metode yaitu groupSSA dan

dSSA. Varian tersebut dapat mengekstrak sub bidang stasis dari data yang dari data

yang telah dilabeli tanpa mengesampingkan variasi kelas yang terkait atau

memperlakukan perbedaan kelas sebagai non statis. Varian tersebut memungkinkan

untuk mengekstrak sub bidang statis tanpa kehilangan informasi yang relevan. (ix)

klasifikasi sinyal EEG menggunakan model time-varying autoregressive dan

common spatial pattern (Gutiérrez and Salazar-Varas, 2011). Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan model Time-Varying Autogressive (TVAR) untuk

menggantikan dekomposisi sub-band berbasis bank frekuensi. Model TVAR

memiliki kinerja lebih baik daripada bank frekuensi.

Page 35: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

11

2.2 Gelombang Otak

Gelombang otak dapat diukur dengan sebuah alat bernama

Electroencephalogram (EEG). Penemu EEG adalah Hans Berger (1919-1938) yang

merupakan seorang profesor psikiater berasal dari Jerman yang menemukan

EEG. EEG adalah sebuah alat yang mampu memvisualisasikan gelombang otak

manusia ke dalam bentuk grafik. Penelitian menunjukan bahwa gelombang otak

(brainwave) tidak hanya menunjukkan kondisi pikiran dan tubuh seseorang, tetapi

dapat juga distimulasi untuk mengubah kondisi mental seseorang.

Gelombang otak dikategorikan dalam 5 kategori/jenis, yaitu beta, alpha,

theta, delta dan gamma. Masing-masing jenis gelombang ini sering berkorelasi

dengan kondisi mental yang berbeda. Berikut gelombang otak berdasarkan

frekuensinya, di bawah ini :

• Gamma (25 hz - 40 hz): Gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang

mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi dengan kondisi kesadaran

penuh. Misal : sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan,

sangat panik, histeris, dan ketakutan. Gelombang otak ini cukup berbahaya

bagi otak.

• Beta (12 hz - 25 hz): Gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang

mengalami aktifitas mental yang terjaga penuh. Misal : berpikir, rasional,

pemecahan masalah, dan keadaan pikiran. Frekuensi ini biasanya pikiran

seseorang dominasi oleh logika. Saat seseorang berada di gelombang ini,

otak (kiri) sedang aktif digunakan untuk berpikir, konsentrasi, dan

sebagainya sehingga menyebabkan gelombangnya meninggi. gelombang

tinggi ini merangsang otak mengeluarkan hormon

kortisol dan norepinefrin yang menyebabkan cemas, khawatir, marah, dan

stress. Akibat buruknya, beberapa gangguan penyakit mudah datang jika

kita terlalu aktif di gelombang ini.

• Alpha ( 8 hz – 12 hz ): Gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang

yang mengalami relaksaksi atau mulai istirahat dengan tanda-tanda mata

mulai menutup atau mulai mengantuk. Alpha adalah pikiran yang paling

cocok untuk pemrograman bawah sadar. Seseorang yang sedang rileks,

Page 36: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

12

melamun atau berkhayal gelombang otaknya berada dalam frekuensi ini.

Kondisi ini merupakan pintu masuk atau keluarnya potensi dari alam bawah

sadar anda. Anak-anak balita selalu berada dalam kondisi alfa. Itu sebabnya

mereka mampu menyerap informasi secara cepat. Dalam kondisi

gelombang ini, otak memproduksi hormon serotonin dan endorfin yang

menyebabkan seseorang merasa tenang, nyaman dan bahagia. Gelombang

alpha akan membuat imunitas tubuh meningkat, pembuluh darah terbuka

lebar, detak jantung menjadi stabil, dan kapasitas indra kita meningkat.

• Theta ( 4 hz – 8 hz ): Gelombang otak yang terjadi pada saat seseorang

mengalami tidur ringan, atau sangat mengantuk. Misal saat trance, hypnosis,

meditasi dalam, dan khusyu. Perlu diingat gelombang alpha dan

theta adalah gelombang pikiran bawah sadar. Oleh karena itu, anak-anak

cepat sekali dalam belajar, imajinasi, mudah menerima informasi apa

adanya. Pancaran frekuensi ini menunjukkan seseorang sedang dalam

kondisi mimpi. Dalam kondisi ini, pikiran bisa menjadi sangat kreatif dan

inspiratif. Seseorang akan menjadi khusyuk, rileks, pikiran hening dan

intuisi pun muncul. Ini semua terjadi karena otak mengeluarkan hormon

melatonin, catecholamine dan AVP (Arginine vasopressin).

• Delta (0.5 hz – 4 hz): Gelombang otak yang terjadi pada saat ketika Anda

tertidur lelap, tanpa mimpi. Fase delta ini adalah fase istirahat bagi tubuh

dan pikiran. Tubuh Anda melakukan proses penyembuhan diri,

memperbaiki kerusakan jaringan, dan aktif memproduksi sel-sel baru saat

Anda tertidur lelap. Frekuensi terendah ini muncul saat seseorang tertidur

pulas tanpa mimpi, tidak sadar, tak bisa merasakan badan, dan tidak

berpikir. Di gelombang ini otak mengeluarkan HGH (Human Growth

Hormone/ hormon pertumbuhan) yang bisa membuat orang awet muda.

Bila seseorang tidur dalam keadaan Delta yang stabil, kualitas tidurnya

sangat tinggi. Meski hanya beberapa menit, ia akan bangun dengan tubuh

tetap merasa segar.

Page 37: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

13

2.3 Brain Computer Interface

Teknologi Brain Computer Interface (BCI) adalah sebuah alat yang

menghubungkan antara user dan sistem. BCI tidak membutuhkan perangkat

eksternal apapun atau perantara otot untuk menyelesaikan perintah dan interaksi

(Erp et al., 2012). BCI dikembangkan sebagai aplikasi biomedis, tetapi beberapa

tahun terakhir BCI telah berkembang sebagai alat bantu.

BCI mengukur aktifitas otak, mengolah dan menghasilkan sinyal yang

merefleksikan tujuan user. BCI mengandalkan pengukuran elektrik pada aktifitas

otak dan mengandalkan pada sensor yang diletakkan pada kepala untuk mengukur

aktifitas otak. Electroencephalography (EEG) merujuk untuk merekam aktifitas

elektronik dari kulit kepala menggunakan elektroda. Aktifitas otak dapat diukur

melalui 2 cara yaitu tanpa operasi (Non-Invasive) seperti pada gambar 2.1 dan

menggunakan operasi (Invasive) yant terlihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.1 BCI Non Invasive (Graimann et al., 2010)

Page 38: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

14

Gambar 2.2 BCI Invasive (Abdulkader et al., 2015)

Sistem BCI terdiri dari 4 komponen dasar. Komponen adalah Signal

Acquisition, Signal Preprocessing, Feature Extraction dan Classification. Signal

Acquisition bertanggung jawab untuk merekam gelombang otak dan mengirim ke

komponen Preprosesing untuk peningkatan sinyal dan pengurangan noise.

Komponen Feature Extraction menghasilkan karakteristik yang diskriminatif pada

sinyal yang telah ditingkatkan, mengurangi ukuran data sehingga dapat

diaplikasikan ke komponen Classification. Komponen Classification

menerjemahkan fitur yang telah dihasilkan menuju alat yang digunakan dalam

bentuk perintah yang sesuai dengan kelasnya. Pada gambar 2.3 menggambarkan

urutan dari sistem BCI

Gambar 2.3 Sistem BCI

2.4 Common Spatial Pattern

Common Spatial Pattern (CSP) pertama kali diperkenalkan oleh H. Ramoser

untuk klasifikasi untuk deteksi pergerakan tangan (Ramoser et al., 2000). CSP

adalah teknik filter dua kelas. Ide utama CSP adalah menggunakan transformasi

Page 39: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

15

linier untuk memproyeksikan EEG Multi Channel menjadi sub bidang spasial

berdimensi rendah dengan sebuah proyeksi matrik , dimana tiap baris berisi bobot

dari channel. Perubahan ini dapat memaksilmalkan varian dari sinyal matrik dua

kelas. Tujuan CSP adalah untuk memaksimalkan salah satu kelas pada variasi fitur

dan secara simultan meminimalisir variasi fitur pada kelas lainnya.

CSP sangat efisien dalam mengekstrak fitur pada BCI. Metode CSP adalah

sebuah metode yang supervised dan spesifik subjek. CSP membutuhkan data latih

dari subjek yang menjadi target dengan label kelas yang telah diketahui. CSP sering

digunakan untuk subject-by-subject. Metode ini memiliki kelemahan yaitu tidak

baik digunakan untuk multi subject BCI (Song and Yoon, 2015).

Diberikan sebuah matrik !"($) M x N menggambarkan percobaan ke-I dari

data EEG yang dikumpulkan berdasarkan kerja otak dengan kelas label &, & ∈

{1,2}, normalisasi kelas-spesifik matriks kovariansi spasial .$dapat dihitung

sebagai berikut :

.$ = 0

12

34(2)34(2)5

67(34(2)34(2)5 )

12"80 (2.1)

Dimana !"($) adalah rata-rata berpusat. M adalah jumlah channel, N adalah

jumlah titik waktu. 9$ adalah jumlah dari percobaan EEG dalam kelas y dan T

adalah operator transpose matrik. Berdasarkan matrik kovarian, percobaan CSP

adalah memaksimalkan koefisien Rayleigh : :;2:

5

:2;2:5 (2.2)

yang setara dengan memecahkan masalah eigenvalue umum .0<

= = .><=Λ (2.3)

Dimana matrik W terdiri dari filter spasial dalam deret, dan Λ adalah matriks

diagonal berbagai macam di urutan eigen dari .>@0.0 yang menghitung rasio varian

antar 2 kelas dengan matrik proyeksi W, filter spasial dari sebuah percobaan !"($)

dapat dihitung sebagai berikut : A" = <!"($) (2.4)

Kolom dari <@0 adalah CSP yang yang dianggap sebagai sumber EEG

vektor distribusi waktu-invariant. Dikriminan yang berbasis dari proyeksi fitur pada

Page 40: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

16

W dengan variasi maksimal, dimana baris pertama dan terakhir dari A". Berdasarkan

A", sebuah vector fitur dibangun untuk percobaan ke I dengan r filter spasial:

B7 = CDE[GH7(IJ)

GH7(IK)LMKNO

] (2.5)

Dimana Var() adalah penghitung varian, dan A7 adalah baris ke r dari A".

Transformasi logaritmik diaplikasikan untuk membuat distribusi dari B7 lebih dekat

kepada Gaussian.

2.5 Adaptive Common Spatial Pattern

Adaptive Common Spatial Pattern (ACSP) adalah salah satu pendekatan yang

bertujuan memperluas CSP menjadi paradigma multi subjek. Pada CSP dan

ekstensinya untuk analisis multi subjek, filter spasial W di hitung dan tetap untuk

memproses data baru. Ketika data latih tidak ada atau tidak terlabeli dari subjek,

biasanya filter spasial tersebut tidak cukup untuk mencirikan struktur kovarian

spasial dari data baru. Contoh ekstensi metode CSP yang telah digunakan untuk

beradaptasi pada data tidak berlabel diajukan oleh Sun. Metode CSP yang diajukan

oleh Sun disebut ACSP. ACSP pada penelitian Sun adalah superset dari metode

CSP. Ketika terdapat data yang tidak memiliki label pada data latih, CSP tidak

mampu mengkategorikan kovarian spasial untuk data tersebut. ACSP

menggunakan basis dari One Versus The Rest (OVR) sebagai ide yang diadopsi

untuk menjalankan ekstrasi fitur. Label kelas pada tiap percobaan test pertama

diperkirakan. Kemudian percobaan tersebut ditentukan pada kelas yang

diperkirakan untuk memperbaharui matrik kovarian dengan bobot yang tetap, dan

fitur CSP diperbaharui dan diklasifikasi kembali.(Sun and Zhang, 2006).

Li dan Guan mengajukan sebuah metode adaptif model berbasis parametrik

dimana fitur CSP diekstrak dari sebuah percobaan testing yang dimodelkan oleh 2

komponen Gaussian Mixture Model (GMM). Algoritma Expectation Maximization

(EM) digunakan untuk memperkirakan label kelas pada percobaan testing.

Percobaan tersebut menunjukkan probabilitas kelas posterior tinggi ditambahkan

ke kelas yang telah diperkirakan untuk memperbaharui matrik kovarian dari kelas

tersebut dan fitur dari CSP. Proses tersebut dilakukan berulang kali hingga

perubahan keseluruhan dari label kelas diantara dua iterasi bersebelahan dibawah

ambang batas yang telah ditentukan.(Li and Guan, 2006).

Page 41: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

17

Pada penelitian ini mengacu pada penelitian Song, dimana Song menerapkan

ACSP dengan cara yang berbeda. unPada penelitian ini, Song tidak memperkirakan

label kelas untuk percobaan EEG , ukuran kesamaan antara data baru dan data latih

di masing-masing kelas dihitung, dan filter spasial dari kedua kelas secara simultan

diperbaharui berdasarkan ukuran kesamaan. 3 ukuran kesamaan yang berbeda

digunakan dimana metode ACSP dibangun (Song and Yoon, 2015).

Diberikan sebuah percobaan EEG dari subjek dengan label yang tidak

diketahui dan matrik kovarian spasial yang dinormalisasi .1QR. Metode yang

diajukan oleh Song untuk menghitung matrik kovarian kelas baru adalah seperti

berikut :

.0 = ∅O

1OTUV1(∅O).1QR +

1O1OTUV1(∅O)

.0

.> = ∅L

1LTUV1(∅L).1QR +

1L1LTUV1(∅L)

.> (2.6)

Dimana 90 dana 9> adalah jumlah dari percobaan training dari kelas 1 dan 2,

masing ∅0 ≥ 0dan ∅> ≥ 0 adalah dua langkah yang mengukur kesamaan antara

target dan data latih dalam dua kelas, dan butuh untuk diukur. ZE9(B) adalah fungsi

sign yang sama dengan 1 jika x > 0 dan sama dengan 0 jika x = 0. 3 pengukuran

kemiripan yang berbeda digunakan untuk mengukur ∅$,, & ∈ 1,2 .

Kelemahan dari metode ACSP adalah performa dari metode ini dipengaruhi

oleh adanya artefak EEG, seperti kedipan mata atau menelan sesuatu. Artefak pada

data latih dapat dilemahkan jika artefak pada percobaan testing mengalami hasil

buruk. Jika keadaan tersebut terjadi maka dapat menghasilkan perhitungan yang

tidak reliabel. Sehingga dibutuhkan metode praproses yang baik sebelum dilakukan

metode ACSP.

2.5.1. Feature variance-based

Ketika sebuah percobaan EEG diproyeksikan ke filter spasial yang telah ada

dari 2 kelas menggunakan persamaan (2.4), varian fitur B7dihitung menggunakan

persamaan (2.5). ∅$ dihitung sebagai rasio dari jumlah fitur varians di kelas y untuk

varians fitur keseluruhan dari dua kelas :

Page 42: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

18

∅$ = 7(\J

2)

7(\JO)T 7(\J

L) (2.7)

Dimana B70 dihitung dari baris pertama proyeksi fitur pada W, B7> adalah baris

terakhir dari proyeksi fitur, dan B7$ adalah fitur ke-r dalam kelas y. varian fitur pada

persamaan (2.5) awalnya diajukan untuk CSP berbasis fitur untuk klasifikasi BCI,

dimana sebuah kelas dengan proyeksi varian fitur lebih besar memiliki

kemungkinan untuk menjari kelas motor imagery yang asli. Oleh karena itu, dapat

digunakan sebagai indikator kesamaan antara data latih dan data target, berdasarkan

pada bobot parameter yang dapat diturunkan untuk memperbaharui matrik kovarian

kelas.

2.5.2. Kullback-Leibler distance

kullback-Leibler Distance (KLD) adalah perhitungan jarak antara dua

distribusi probabilitas, digunakan untuk mengukur kesamaan antara distribusi

target dan data latih. Jika data EEG tiap percobaan dinormalisasi ke zero mean dan

standart deviasi, kemudian diasumsikan bahwa data EEG mengikuti sebuah zero

mean M-dimensi distribusi Gaussian multivariat, dimana M adalah jumlah dari

channel EEG. Distribusi probabilitas dari sebuah target percobaan EEG dan data

latih disajikan sebagai ]1QR = ^(0, .1QR) dan ]$ = ^(0, .$). KLD antara

]1QRdan ]$ dapat dihitung sebagai :

_` ]1QR, ]$ = 0

>ab .$

@0.1QR − CDEdef ;ghidef ;2

− j (2.8)

Dimana det() adalah operator determinan dan & ∈ 1,2 . Karena KLD adalah

bukan sebuah perhitungan jarak simetris, maka _` ]1QR, ]$ ≠ _` ]$, ]1QR .

KLD dapat simetris dengan menambahkan _` ]1QR, ]$ dan

_` ]$, ]1QR bersamaan :

_`l ]1QR, ]$ = 0

>_` ]1QR, ]$ + _` ]$, ]1QR (2.9)

Parameter ∅$ dapat dihitung sebagai :

Page 43: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

19

∅$ = 1 −mno pghi,p2

mno pghi,pO Tmno pghi,pL (2.10)

Jika .1QR bukan dari kelas y, secara teori nilai dari

_`l ]1QR, ]$ /_`l ]1QR, ]0 + _`l ]1QR, ]> relatif besar, menghasilkan ∅$

kecil.

2.5.3. Frobenius Norm

Frobenius Norm (FN) adalah sebuah matrik norm yang didefinisikan sebagai

akar pangkat 2 dari penjumlahan dari kuadrat mutlak pada tiap elemennya. (FN)

dapat digunakan untuk mengukur jarak antar 2 matrik. Pada penelitian Song, FN

digunakan untuk menghitung kemiripan antara .1QRdan .$:

qr .1QR, .$ = .1QR s, t − .$(1, t)>

",u (2.11)

Parameter ∅$ dapat dihitung menggunakan :

∅$ = 1 −vw ;ghi,;2

vw ;ghi,;O @vw ;ghi,;L (2.12)

Jika .1QRbukan berasal dari kelas y, secara teori perbedaan antara .1QRdan

.$lebih daripada jika .1QRberasal dari kelas y, menghasilkan nilai ∅$ yang kecil,

sebalikan nilai nilai ∅$ yang besar akan ditempatkan pada .1QR.

2.5.4. Implemetasi ACSP.

∅0 dan ∅>dapat dihitung dengan menggunakan salah satu dari metode

pengukuran yang telah dijelaskan sebelumnya. Setelah menghitung .$

menggunakan persamaan (2.6), maka tahap yang tersisa adalah sama dengan

metode CSP untuk mendapatkan filter spasial yang telah diperbaharui untuk

ekstraksi fitur. Pada persamaan (6) dapat diamati bahwa bobot untuk .$dan

.1QRterkait dengan jumlah percobaan training. Lebih banyak training

menyebabkan berkurangnya bobot untuk data target. Besarnya jumlah percobaan

menyebabkan besarnya kemungkinan untuk menyajikan lebih banyak informasi

sebelumnya tentang subjek target, dan konsekuensinya semakin rendah

kemungkinan percobaan baru untuk menunjukkan pola yang berbeda jauh. Ketika

jumlah percobaan training besar, maka bobot pada .1QRrelatif kecil dan memiliki

efek yang kecil untuk keseluruhan matrik kovarian. Namun, varian yang kecil dapat

Page 44: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

20

menyebabkan perubahan yang signifikan pada distribusi fitur dan hasil klasifikasi

akhir.

Pada penelitian ini implementasi ACSP akan menggunakan 3 metode untuk

menghitung ∅$. ACSP dengan menggunakan feature variance-based distance

disebut ACSP-Ia, ACSP dengan menggunakan KLD simetris disebut ACSP-Ib dan

ACSP yang menggunakan FN disebut ACSP-Ic. Implementasi ACSP dapat

dimplementasikan dengan prosedur :

• Tahap 1 : sebuah filter spasial W dihitung menggunakan CSP klasik dengan

data traning EEG.

• Tahap 2 : masukkan sebuah percobaan EEG dari subjek target.

• Tahap 3 : ACSP-Ia menghitung proyeksi fitur dari data baru pada W

menggunakan persamaan (2.4) dan (2.5). ACSP -Ib dan ACSP-Ic

menghitung matrik kovarian .1QRdari data baru, dan KLD atau FN antara

.1QRdan .$, & ∈ 1,2 menggunakan persamaan (2.9) atau (2.11).

• Tahap 4 : perkirakan ∅0 dan ∅> menggunakan persamaan (2.7) (ACSP-Ia),

atau (2.10) (ACSP-Ib) atau (2.12) (ACSP-Ic).

• Tahap 5 : hitung .0 dan .>menggunakan persamaan (2.6) dan perbaharui

filter spasial W. proyeksikan data target dan training pada W yang telah

diperbaharui dan ekstrak fitur menggunakan (2.4) dan (2.5).

• Tahap 6 : fitur yang telah terekstrak dari data latih digunakan untuk melatih

data classifier untuk mengklasifikasi fitur yang telah terekstrak dari data

target.

• Tahap 7 : kembali ke tahap 2 untuk percobaan target selanjutnya.

2.6 Time-Varying Autoregressions

Time-Varying Autoregression (TVAR) adalah model yang melakukan

pendekatan dengan memperkirakan tingkat pengembalian tergantung waktu pada

time series, dimana dapat bertindak sebagai peringatan dini dari transisi yang kritis.

Pada model Autoregressive standar, sinyal EEG secara diskrit digambarkan dengan

mewakili tingkat tegangan tiap waktu t sebagai kombinasi linier pada tingkat

tegangan pada waktu t -1, t-2,…, t-p, (dimana p > 0 adalah maksimum jeda waktu)

Page 45: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

21

ditambah dengan komponen acak. Hubungan tersebut diasumsikan bahwa sama

sepanjang waktu, kemudian koefisien tersebut mendefinisikan kombinasi linier

yang constant selama periode rekam. Pada model TVAR koefisien tersebut dapat

berubah sepanjang waktu sehingga dapat beradaptasi untuk membuktikan

perubahan yang terjadi dalam seri. Model ini dapat merespon dan menangkap

secara cukup perubahan yang terlihat pada oscillator EEG. Lebih jauh lagi, jika

skema multichannel dipertimbangkan, maka pendekatan TVAR dapat didefinisikan

dimana tiap sampel sinyal yang didefinisi dibandingkan dengan sampel sebelumnya

dan sampel sebelumnya channel lainnya (Sanei and Chambers, 2007). BÄ a = φm, i aÇ

"80 BÄ a − s + 9Ä a , (2.13)

Berdasarkan kondisi tersebut, maka didapatkan rumus (2.13) dimana φm, i a

adalah koefisien time-varying dari model. Model ini sering dihitung menggunakan

algoritma Levinson-Wiggi Robinson dan 9Ä a menlambangkan noise pada

channel m, kemudian koefisien TVAR disusun menjadi matrik ÉÄ(a).

Setelah rangkaian EEG dimodelkan menggunakan model TVAR, tujuan dari

model tersebut adalah menyelidiki struktur time-frequency dari proses laten yang

mendasari sinyal mengguakan model dekomposisi dinamis berdasarkan pada

eigenstructure dari GÖ(t). dekomposisi seperti pada rumus 2.14 dimana pá adalah

jumlah pasang karakteristik akar kompleks polynomial yang didefinisikan oleh

eigendecomposition dari GÖ(t), dan pà adalah jumlah dari akar karakteristik real

sehingga 2pá + pà = p. Tiap zÖ,ä(t) diarahkan ke analisis domain waktu untuk

struktur time-frequency melalui penyelidikan dari frekuensi mereka ωÖ,ä(t) dan

modulo rÖ,ä(t). Pengujian dari perubahan tiap waktu pada ωÖ,ä(t) dan rÖ,ä(t)

adalah sebuah pendekatan untuk menyelidiki variasi waktu pada fungsi spectral

density dan analisis dekomposisi yang sesuai merupakan bentuk dekomposisi

spektral dalam domain waktu (Krystal et al., 1999).

xÖ t = zÖ,äéèä80 t + yÖ,ä

éëä80 (t)

(2.14)

Model TVAR memiliki kelebihan yaitu model ini dapat mendekomposisi

serangkaian seri waktu menjadi satu set komponen laten dengan konten frekuensi

yang bervariasi. Kelebihan selanjutnya model ini dapat menyelesaikan puncak

Page 46: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

22

spektrum berjarak dekat dibawah kondisi yang penuh dengan noise. Kekurangan

dari model ini adalah kinerja model ini umumnya sangat tergantung pada pilihin

parameter model atau konvergensi defisiensi dari model tersebut. resolusi frekuensi

yang lebih tinggi akan diperoleh dengan mengorbankan hal yang tidak diinginkan

pada resolusi waktu rendah dan begitu pula sebaliknya.

Gutiérrez dan Salazar dalam penelitiannya menggunakan TVAR sebagai

metode praproses dan CSP sebagai metode ekstraksi fitur. Metode TVAR-CSP

yang diajukan oleh Gutiérrez dan Salazar menghasilkan kinerja yang lebih bagus

daripada penelitian sebelumnya yaitu menggunakan bank filter. Hasil penelitian ini

terlihat pada hasil ROC dari penelitian tersebut. Hasil ROC yang dimiliki oleh

TVAR-CSP memiliki hasil yang lebih baik daripada bank filter (Gutiérrez and

Salazar-Varas, 2011).

Pada penelitian yang akan dilakukan ini, metode ini di pilih karena TVAR

pada penelitian yang dilakukan oleh Gutiérrez dan Salazar menggunakan CSP

sebagai ekstraksi fiturnya. Dikarenakan ACSP adalah metode pengembangan dari

metode CSP maka dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk menggunakan

TVAR sebagai metode praproses dan ACSP sebagai metode fitur ekstraksi dan hasil

dari metode TVAR-ACSP dapat dibandingkan dengan metode praproses lainnya.

Oleh karena sebab itu, maka diharapkan TVAR dapat meningkatkan hasil dari

ACSP.

2.7 Stationary Subspace Analysis

Stationaty Subspace Analysis (SSA) memfaktorkan sebuah rangkaian waktu

multivariat berdimensi tinggi menjadi komponen statis dan non statis. SSA terdiri

dari d sumber sinyal stasis íU a = [í0 a , í> a , … , íî(a)] biasa di sebut n-source

dan sinyal yang diteliti B(a) adalah sebuah superposisi linier dari n-source, dan A

adalah matrik campuran yang dapat di balik. ïUï1 adalah basis dari subspace

stasioner dan non stasioner.

B a = ïZ a = ïUï1íU(a)í1(a)

(2.15)

B a ∈ ℝodiasumsikan adalah sinyal yang dihasilkan sebagai pencampuran

linier dari d sumber statis íU(a) dan D-d adalah sumber non statis í1 a . Sumber

S(t) tidak diasumsikan sebagai independen atau tidak berkorelasi. Sebuah rangkaian

Page 47: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

23

waktu dianggap stasioner jika rata-rata dan kovariansi adalah konstan dari waktu

ke waktu, oleh karena itu , sebuah rangkaian waktu u(t) disebut statis jika:

ó ò(a0) = ó ò(a>) ôö9ó ò(a0)ò(a0)⊺ = ó ò(a>)ò(a>)

⊺ (2.16)

Semua titik pasangan waktu a0, a0 ≥ 0. Ini adalah varian dari statis lemah

dimana tidak menganggap struktur waktu. Tujuan dari SSA adalah menghitung

kebalikan pencampuran matriks ï@0 sehingga dapat memisahkan sumber statis dan

non statis dalam campuran matriks tersebut (von Bunau et al., 2010).

Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh SSA adalah, SSA dapat membedakan

dan memisahkan sumber statis dari sumber yang terlihat non statis, sehingga sinyal-

sinyal tersebut dapat diteliti lebih lanjut. Kelebihan selanjutnya adalah dengan

kelinieritasan SSA, peta kepala sumber statis dan non statis dapat dipetakan dan

diintepretasikan secara neuropsikologi. SSA dapat dapat mengetahui lokasi sumber

statis dan non statis dari sinyal tersebut.

SSA dipilih sebagai metode tahapan praproses untuk ACSP pada penelitian

ini juga dikarenakan Bunau menggunakan SSA sebagai metode praproses pada

penelitiannya. Pada penelitian Bunau menjelaskan bahwa dengan SSA dapat

meningkatkan klasifikasi secara drastis sebanyak 79.9% . Bunau juga menggunakan

CSP sebagai metode pada tahap ekstraksi fitur. Dikarenakan ACSP adalah metode

pengembangan dari metode CSP, maka diharapkan SSA dapat meningkatkan hasil

dari ACSP.

2.8 Filter Digital

Filter digital adalah proses komputasi (algoritma) yang mengubah satu

sekuen angka x[n] yang merepresentasikan input ke sekuen y[n] yang

merepresentasikan output. Yang dimaksud dengan komputasi disini adalah

memperformansikan fungsi integrasi, diferensiasi, dan estimasi.

Pengolahan sinyal digital menggunakan transformasi diskrit, transformasi

yang sering digunakan adalah transformasi z yang merupakan prosedur deret sinyal

masukan x(n) menjadi deret sinyal keluaran y(n). Filter digital bekerja

berdasarkan data masukan diskrit dari cuplikan-cuplikan sinyal kontinu, yang

kemudian diubah oleh konverter analog ke digital menjadi data digital biner, data

data digital inilah yang nanti dapat dimanipulasi kinerja dan spektrum sinyalnya

dengan prosesor digital.

Page 48: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

24

Filter digital memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pasangannya

filter analog, baik dalam performa yang lebih tinggi dengan transition zone yang

lebih kecil, ketahanan, serta fleksibilitas dalam menentukan range kerjanya.

Terdapat dua metoda untuk mendisain sebuah filter digital. Metode pertama dengan

menggunakan proses konvolusi antara sinyal input dengan impulse response dari

filter yang dikehendaki, filter jenis ini disebut filter FIR (Finite Impulse Response).

Metode kedua adalah dengan proses rekursif, yang merupakan kelanjutan dari

metoda konvolusi. Bila dalam proses konvolusi perhitungan dilakukan dengan

hanya menggunakan sampel input saja, maka dalam proses rekursif perhitungan

dilakukan dengan sampel input yang dijumlahkan dengan sampel output

sebelumnya. Hal ini membuat impulse response filter menjadi sangat panjang

mendekati titik tak berhingga (infinity), oleh karena itu filter jenis ini disebut filter

IIR (Infinite Impulse Response)(Gunawan and Filbert Himan Juwono, 2012).

Filter highpass, bandpass dan bandreject yang didesain dengan diawali

sebuah filter lowpass, kemudian dikonvensikan menuju respon yang diinginkan.

Pada gambar 2.4 menunjukkan mengapa dua langkah modifikasi pada waktu

menghasilkan domain dalam spektrum frekuensi terbalik. Pada (a). x[n] adalah

sinyal input yang diterapkan pada dua sistem secara parallel. Salah satu sistem

adalah filter lowpass dengan respon impus yang diberikan oleh h[n]. sistem lainnya

tidak melakukan apapun pada sinyal dan memiliki respon impuls merupakan fungsi

delta. δ[n] adalah output keseluruhan , y[n] setara dengan output dari sistem all-

pass minus output dari sistem lowpass. Karena komponen frekuensi rendah

dikurangi oleh dari sinyal asli, maka hanya komponen dengan frekuensi tinggi yang

muncul pada output, sehingga filter highpass terbentuk(Steven W. Smith, n.d.).

Page 49: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

25

Gambar 2.4 Diagram blok dari spectral inversion. (a) adalah sinyal input dimana x[n] diaplikasikan pada 2

sistem secara paralel, memiliki respon impuls yaitu h[n] dan δ[n]. (b) menunjukkan sistem yang memiliki

respon impuls yaitu δ[n]-h[n]. ini berarti respon frekuensi dari h[n].

Bandpass filter adalah sebuah filter digital yang dirancang untuk melewatkan

frekuensi antara frekuensi di antara ]ú dan ]ù dimana ]ú < ]ù. Filter bandpass yang

diideal ditunjukkan pada gambar 2.6. dengan mengalirkan sinyal menuju ke filter

low pass dan filter high pass, maka dapat terbentuk filter baru yaitu filter band pass

seperti terlihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Merancang sebuah filter bandpass (a) filter bandpass dapat dibentuk dengan mengalirkan filter

lowpass dan filter highpass. tahap tersebut dapat dikurangi menjadi satu tahap yang setara dengan kerumitan

dari filter lowpass dan filter highpass

Page 50: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

26

Gambar 2.6 filter bandpass ideal (Gunawan and Filbert Himan Juwono, 2012).

Kelebihan yang dimiliki oleh filter digital dibandingkan dengan filter analog

adalah :

• Filter digital memiliki karakteristik yang tidak mungkin dimiliki oleh filter

analog seperti respon fasa linier.

• Kinerjanya tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

• Respon frekuensi filter digital dapat dengan mudah disesuaikan.

• Beberapa sinyal masukan dapat diproses dengan menggunakan satu filter

digital.

• Dengan berkembangnya teknologi VLSI, filter digital dapat dibuat dengan

ukuran yang kecil, daya dan biaya yang rendah.

• Filter digital dapat digunakan pada frekuensi yang sangat rendah

Namun demikian, beberapa kelemahan dari filter digital adalah sebagai

berikut:

• Kecepatan waktu proses dari filter digital tergantung dari prosesor dan juga

kompleksitas dari algoritma.

• Karena masukan filter digital biasanya adalah sinyal analog maka

diperlukan ADC yang akan menimbulkan noise¸yang dapat mempengaruhi

kinerja filter digital.

Perancangan filter digital memerlukan waktu yang cukup lama.

Beberapa penelitian mengenai filter bandpass telah dilakukan sebagai metode

dalam praproses dan CSP sebagai metode pada tahap ekstraksi fitur. Huang

menggunakan filter bandpass dan CSP sebagai metode yang digunak untuk

Page 51: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

27

mendeteksi valensi pada BCI. Hasil dari penelitian Huang ini adalah dimana hasil

deteksi tersebut memiliki hasil sebesar 58.23%(Huang et al., 2012). Jain juga

meneliti BCI dengan menggunakan filter bandpass dan CSP sebagai metodenya.

Jain menggunakan metode tersebut untuk menentukan kelas memilih atau tidak

memilih. Pada penelitian Jain menghasilkan hasil klasifikasi sebesar 80%(Jain et

al., 2011). Oleh karena itu, filter bandpass juga dipilih untuk digunakan sebagai

metode praproses pada penelitian ini. Dikarenakan ACSP adalah metode

pengembangan dari metode CSP, maka diharapkan filter bandpass dapat

meningkatkan hasil dari ACSP.

2.9 Support Vector Machine

Support Vector Machines (SVM) merupakan metode yang menjanjikan untuk

klasifikasi menggunakan data linear dan nonlinear. Algoritma ini bekerja dengan

menggunakan pemetaan nonlinear untuk mengubah data training ke dimensi yang

lebih tinggi. Dalam dimensi baru ini, akan mencari hyperplane pemisah optimal

linear (yaitu, "batas keputusan" memisahkan tupel dari satu kelas dari yang lain).

Dengan pemetaan nonlinear yang tepat ke dimensi yang cukup tinggi, data dari dua

kelas selalu dapat dipisahkan dengan hyperplane. SVM menemukan hyperplane ini

menggunakan dukungan vektor (pelatihan tupel) dan margin (didefinisikan oleh

support vektor). SVM merupakan algoritma yang sangat akurat, karena kemampuan

mereka untuk model nonlinear yang kompleks (Han and Kamber, 2011).

<.ü+= 0 (2.17)

Ide dasar dari algoritma SVM adalah mencari hyperplane yang optimal

dengan nilai margin maksimal seperti pada Gambar 2.7. Dimulai dengan

mendefinisikan persamaan suatu hyperplane pemisah yang dituliskan pada

persamaan 2.16 dengan W adalah bobot vektor, n adalah jumlah atribut dan b adalah

skalar.

Page 52: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

28

Gambar 2.7 Margin Maksimum untuk Dua Kelas yang telah Diklasifikasi

Berdasarkan pada atribut A1, A2 pada Gambar 2.8 dengan permisalan tupel

pelatihan X = (x1, x2) dimana x1 dan x2 merupakan nilai dari atribut A1 dan A2,

dan jika b dianggap sebagai suatu bobot tambahan w0, maka persamaan suatu

hyperplane pemisah dapat ditulis ulang seperti pada persamaan 2.17.

<† +<0ü0 +<>ü> = 0 (2.18)

Sedangkan setiap titik yang terletak diatas hyperplane seperti pada persamaan

2.18.

<† +<0ü0 +<>ü> > 0 (2.19)

Dan sebaliknya setiap titik dibawah hyperplane seperti persamaan 2.19.

<† +<0ü0 +<>ü> < 0 (2.20)

Sehingga didapatkan dua persamaan hyperplanes seperti pada persamaan

2.20 dan 2.21.

¢`0:<† +<0ü0 +<>ü> ≥ 0ò9aò•&† = +1 (2.21)

¢`>:<† +<0ü0 +<>ü> ≤ 0ò9aò•&† = −1 (2.22)

Pada SVM terdapat beberapa fungsi kernel yang umum digunakan

diantaranya yaitu :

1. Linier Kernel

_ ü"üu = ß ü" . ß(üu) (2.23)

2. Polynomial Kernel

_ ü"üu = ü"üu + 1ù (2.24)

3. Gaussian RBF Kernel

_ ü"üu = ®@ ©4@©KL/>´L (2.25)

Page 53: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

29

4. Sigmod Kernel

_ ü"üu = tanh_ü". üu − ≠ (2.26)

Kernel linier digunakan ketika data yang akan diklasifikasi dapat terpisah

dengan sebuah garis/hyperplane. Sedangkan kernel non-linier digunakan ketika

data hanya dapat dipisahkan dengan garis lengkung atau sebuah bidang pada ruang

dimensi tinggi.

Gambar 2.8 Margin Minimum dan Maksimun

1.10. Evaluasi Metode

Diberikan dua kelas sebagai contoh yaitu buys_computer = yes sebagai tupel

positif dengan jumlah tupel positif P dan buys_computer= no dengan jumlah tupel

negatif N. terdapat 4 istilah yang digunakan untuk mengukur evaluasi (Han and

Kamber, 2011) yaitu :

• True Positive (TP) : adalah jumlah pada tupel yang ditebak benar oleh

pengklasifikasi.

• True Negative (TN) : adalah jumlah pada tupel yang ditebak salah oleh

pengklasikasi.

• False Positive (FT) : adalah jumlah pada tupel negative yang salah

melabelinya dengan positif.

• False Negative (FN) : adalah jumlah tupel positif yang salah melabelinya

dengan negative.

Page 54: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

30

Confusion Matrix adalah alat yang digunakan untuk menganalisis seberapa

baik metode klasifikasi dapat mengenali tupel dari berbagai kelas. TP dan TN

menandakan metode klasifikasi tersebut benar sementara FP dan FN menandakan

klasifikasi tersebut salah. Perhitungan evaluasi pengklasifikasi dapat dilihat pada

gambar tabel 2.1 (Han and Kamber, 2011).

Gambar 2.9 Confusion Matrix dengan total tupel positif dan negative (Han and Kamber, 2011)

Tabel 2.1 Kumpulan Rumus Perhitungan Evaluasi Klasifikasi

Perhitungan Rumus

Akurasi ÆØ + Ær

Ø + r

Tingkat Error qØ + qr

Ø + r

Recall ÆØ

Ø

Tingkat True negative (specifity) Ær

r

Precision ÆØ

ÆØ + qØ

F-score 2B∞b®±sZsD9Bb®±öCC

∞b®±sZsD9 + b®±öCC

Non negative nilai riil (1 + ≤>)∞b®±sZsD9Bb®±öCC

≤>B∞b®±sZsD9 + b®±öCC

Receiver Operating Characteristic (ROC) adalah sebuah alatyang berguna

untuk membandingkan 2 model klasifikasi. Kurva ROC untuk model tertentu

menunjukkan trade-off antara true positive rate (TPR) dan false positive rate (FPR).

Page 55: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

31

TPR adalah proporsi tupel positif yang dilabeli secara benar. FPR adalah proposi

tupel negative yang dilabel salah sebagai positif Terdapat TP,FP,P, dan N adalah

jumlah dari tupel true positive, tupel false positive, tupel positive dan tupel

negative. TPR adalah ≥¥¥

dan FPR adalah µ¥∂

(Han and Kamber, 2011). Kurva ini

dibuat berdasarkan nilai TPR dan FPR yang telah didapatkan dari confusion matrix.

Gambar 2.10 Kurva ROC

Pada gambar 2.10 menunjukkan sebuah kurva ROC dimana kurva ini

dianggap baik jika kurva mendekati titik 0,1 dan kurva ini juga dianggap buruk jika

kurva yang dihasilkan mendekati garis melintang dari titik 0,0.

Page 56: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

32

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 57: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

33

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan langkah-langkah penelitian dan penjelasan dari

masing-masing langkah penelitian. Diagram alir tentang langkah penelitian

ditunjukkan pada Gambar 3.1. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

yaitu jenis penelitian kuantitatif dengan alur penelitian yang terdapat pada Gambar

3.1. Instrumen penelitian yang digunakan di antaranya adalah studi literatur atau

pustaka, pengumpulan data dan tahap pengolahan data akan dibahas pada bab 3.

3.1.Studi Literatur

Studi literatur dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran

yang menyeluruh tentang apa yang sudah dikerjakan peneliti lain dan bagaimana

peneliti mengerjakannya, kemudian mengidentifikasi celah penelitian sebagai dasar

penelitian yang akan dilakukan. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai

pendukung bagi peneliti untuk melakukan penelitian baru dalam mengidentifikasi

permasalahan pada bidang pemrosesan sinyal. Penggalian informasi dari literatur

dilakukan sebagai upaya memperjelas permasalahan yang memiliki kaitan dengan

penelitian ini, sekaligus untuk membedakan antara penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya. Literatur yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini

merupakan hasil penelitian dari kalangan akademis yang disajikan dalam bentuk

paper dalam jurnal, paper hasil seminar dan tesis.

Literatur yang dikaji pada penelitian ini adalah diantaranya mengenai teori

teori yang berhubungan dengan Brain Computer Interface (BCI). Teori-teori

tersebut adalah tentang BCI itu sendiri, algoritma Common Spatial Pattern,

algoritma Adaptive Common Spatial Pattern, Time-Varying Autoregression,

Stationary Subspace Analysis, dan sebuah filter digital dengan metode Bandpass

Filtering.

Page 58: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

34

Studiliteratur

Pemilihandata

Pengolahandata

UjiCobaDanAnalisisHasil

Gambar 3.1 Alur Penelitian.

3.2.Pemilihan Data

Penelitian ini menggunakan dataset yang telah tersedia di internet. Terdapat

1 dataset yang akan digunakan. Dataset yang digunakan adalah data BCI

Competition III yaitu dataset IVa. Data tersebut tersedia di alamat

http://bbci.de/competition/. Penelitian Song dataset menggunakan 4 dataset yaitu

dataset 2A, 2B, IIIa dan IVa (Song and Yoon, 2015).

Dataset IVa dipilih karena memiliki data multi subjek dan data yang belum

di olah. Multi subjek adalah pada dataset tersebut memiliki lebih dari satu subjek

atau orang penelitian. Data mentah adalah data tersebut belum mengalami filter

apapun pada pada saat data tersebut disediakan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian

Page 59: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

35

ini membutuhkan data yang multi subjek karena penelitian ini meneliti tentang

multi subjek untuk ACSP.

Pada penelitian ini menggunakan salah satu data yang dikumpulkan

berdasarkan penelitian Song. Keempat dataset terdiri dari banyak subjek. Pada

dataset 2a dan 2b memiliki 9 subjek yang digunakan sebagai penelitian sebelumnya.

Pada dataset IIIa terdapat 3 subjek yang berbeda. Pada dataset IVa memiliki 5

subjek yang berbeda. Untuk pemilihan data mentah, hanya dataset IVa yang tidak

mengalami proses filter. Pada dataset IIIa, dataset ini difilter menggunakan

Notchfilter. Pada dataset 2a dan 2b keduanya mengalami filter bandpass. Sehingga

dataset yang dapat digunakan pada penelitian ini adalah dataset IVa.

Dataset IVa memiliki 3 kelas yang berupa Motor Imagery yaitu tangan kiri,

tangan kanan, kaki kanan. Dataset diambil dari 5 subjek yaitu aa, al, av, aw, dan ay.

Dataset ini memiliki skema pengambilan data dimana subjek duduk di sebuah kursi

dengan tumpuan tangan. Selama 3,5 detik,isyarat visual mengindikasikan subjek

untuk melakukan 3 gerakan tangan kiri, tangan kanan, dan kaki kiri. isyarat tersebut

dijeda secara acak, antara 1.75 hingga 2.25 detik, sehingga subjek dapat istirahat.

EEG di rekam dengan menggunakan BrainAmp dan menggunakan sebuah

topi elektroda Ag/AgCi dengan 128 channel dari ECI. 188 channel EEG diletakkan

sesuai dengan sistem 10/20 yang telah diperluas. Sinyal hasil perekaman di filter

menggunakan bandpass antara 0.05 hz dan 200 hz dan kemudian didigitalisasi pada

1000 hz dengan akurasi 16 bit (0.1 uV).

Dataset ini memiliki sinyal kontinu dari 118 channel EEG dan marker yang

menunjukkan waktu pada 280 isyarat pada tiap 5 subjek (aa,al,av,aw,ay). Pada

beberapa market terdapat kelas target yang tidak memiliki informasi (nilai NaN).

Tabel 3.1 menunjukkan spesifikasi data dari penelitian Song. Tabel 3.2

menunjukkan jumlah percobaan training dengan label (#tr) dan percobaan test yang

tidak memiliki label (#te) untuk tiap subjek. Tabel 3.1 Spesifikasi Dataset

Dataset Multi Subjek Data Mentah

2A � �

2B � �

Page 60: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

36

Dataset Multi Subjek Data Mentah

IIIa � �

IVa � �

Tabel 3.2 Jumlah percobaan pada dataset IVa

#tr #te

Aa 168 112

Al 224 56

Av 84 196

Aw 56 225

Ay 28 252

Bentuk dataset ini seperti terlihat seperti pada gambar 3.3.

Gambar 3.2 dataset IVa. gambar a menunjukkan data dari subjek aa. gambar b menunjukkan data dari subjek

al. gambar c menunjukkan data dari subjek av. gambar menunjukkan data dari subjek aw. gambar e

menunjukkan data dari subjek ay.

3.3.Praproses Data

Page 61: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

37

Pada tahap ini akan diuji menggunakan metode metode yang telah dijelaskan

pada kajian pustaka. Metode yang digunakan adalah Time-Varying Autoregression,

Stationary Subspace Analysis, dan sebuah filter digital dengan metode Bandpass

Filtering. Pada tahap ini akan mencari metode yang tepat untuk bisa digunakan oleh

metode ACSP. Dataset penelitian ini akan digunakan oleh tiap metode tersebut.

Penggunaan data dummy akan diujicobakan untuk melihat hasil sementara

pada penggunaan metode ini. Data dummy yaitu eeg400 dan example_data.mat

Gambar 3.4 menunjukkan bentuk data dummy tersebut dengan satu channel. Data

eeg400 digunakan untuk metode TVAR dan filter bandpass. Sedangkan untuk SSA

menggunakan data dummy yang telah disediakan oleh toolbox SSA. Data dummy

yang digunakan untuk SSA memiliki sumber statis dan nonstatis. Data untuk SSA

terlihat pada gambar 3.5

Gambar 3.3 Data Dummy eeg400

Gambar 3.4 Data dummy untuk metode SSA

3.3.1. Time Varying Autoregression Pada metode ini, data eeg400 tersebut akan diolah oleh metode TVAR. Proses

mengolah data ini dilakukan pada aplikasi Matlab. Pada gambar 3.6 menunjukkan

eeg400 yang belum diproses dan yang telah proses. Untuk menghitung model

TVAR, akan digunakan toolbox yang telah disediakan oleh West di alamat

http://www2.stat.duke.edu/research/software/west/tvar.html.

Page 62: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

38

a b

Gambar 3.5 Diagram plot pada matlab dengan data eeg400. A menunjukkan data eeg400 yang belum

diproses. B menunjukkan data eeg400 yang telah diproses menggunakan metode TVAR

3.3.2. Stationay Subspace Analysis Pada metode ini, data sumber eeg akan dipisahkan menjadi 2 yaitu sumber

statis dan sumber non statis. pada gambar 3.7 menunjukkan hasil percobaan

menggunakan metode SSA. pada penelitian ini akan digunakan sumber statis

sebagai hasil yang akan digunakan sebagai masukan pada metode ACSP. a

b

Gambar 3.6 Data Hasil SSA. a Sumber non Statis. b Sumber Statis

3.3.3. Bandpass Filtering Pada metode bandpass ini, data akan diproses menggunakan menggunakan

filter bandpass dengan range 8hz hingga 32 hz. Pfurtscheller berpendapat bahwa

pada range tersebut informasi yang terkandung pada dataset motor imagery tersebut

masih relevan untuk di proses ke tahap selanjutnya (Pfurtscheller and Neuper,

2001). Data dummy yang diproses oleh filter bandpass terlihat pada gambar 3.7.

Page 63: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

39

Tabel 3.3 menunjukan contoh perbandingan data yang telah di filter dengan data

mentah dengan matrik ukuran 9x1

Gambar 3.7 Sinyal Hasil Filter dan Sinyal Belum Terfilter

Tabel 3.3 Perbandingan Data Mentah Dan Data Yang Telah Diproses Dengan Bandpasss

Elapsed Time Filtered Data Raw Data

'hh:mm:ss.mmm' '' ' -83.333328'

'0:00.000' -22.183 -69.5538

'0:00.010' -18.1883 -83.3333

'0:00.020' 39.89957 -34.7769

'0:00.030' 13.34441 -68.2415

'0:00.040' 16.35135 6.561679

'0:00.050' 45.75745 120.0787

'0:00.060' -17.1454 41.33858

'0:00.070' -11.2619 0

'0:00.080' -22.2596 -12.4672

3.4.Ekstraksi Fitur

Tahapan ini adalah tahapan dimana BCI menghitung (ekstrak) fitur-fitur yang

ada pada sinyal EEG yang telah dilakukan praproses. Ekstraksi Fitur dapat dilihat

sebagai tahapan untuk mempersiapkan sinyal sebelum masuk ke tahap klasifikasi

(Graimann et al., 2010). Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah

metode ACSP. Implementasi ketiga ACSP tersebut akan merujuk pada bagian

2.5.4.

3.5.Klasifikasi Data

Hasil ekstraksi fitur yang diproses oleh metode ACSP akan berupa fitur fitur

B7 yang relevan dengan penelitian ini. Tahap selanjutnya setelah semua fitur

tersebut siap, semua fitur tersebut akan diproses menggunakan metode klasifikasi

Page 64: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

40

linier SVM. Linier SVM tersebut akan diujicoba kembali ketika fitur baru

diperbaharui oleh ACSP setiap adanya target. percobaan baru (Song and Yoon,

2015). Metode SVM dipilih untuk sebagai metode pengklasifikasi dikarenakan

menurut Abdulkader SVM dikenal dapat mengeneralkan properti yang ada pada

(Abdulkader et al., 2015).

3.6.Uji Coba dan Analisis Hasil

Uji coba pada penelitian ini akan dilakukan dengan skenario yang akan

dijelaskan pada bagian 3.4.1. hasil dari uji coba tersebut akan di analisis pada bagian

3.6.1. Uji Coba Penelitian ini terfokus pada metode metode praproses data yang telah

dijabarkan pada tinjauan pustaka. Metode tersebut adalah TVAR, SSA dan filter

bandpass. Ketiga metode tersebut akan dibandingkan hasil tingkat akurasi

klasifikasinya.

Uji coba pada penelitian ini akan menggunakan k-fold cross validation

dimana tiap subjek pada dataset IVa akan dibagi menjadi 10 fold atau 10 kelompok.

Data yang telah dibagi tersebut akan diujicobakan sebanyak 10 kali dengan 9

kelompok tersebut akan menjadi data latih dan 1 kelompok akan menjadi data uji

secara bergantian hingga hasil akurasi tersebut keluar.

Untuk skenario multi subjek pada ACSP maka percobaan ini akan dibagi

menjadi dua yaitu intra-subjek dan inter-subjek. Percobaan intra-subjek ini data

latih dan data uji berasal dari subjek yang sama. Pada percobaan inter-subjek dibagi

menjadi dua tipe yaitu tipe 1 seluruh data akan dijadikan satu dan akan langsung

diujikan. Tipe kedua adalah data tiap subjek akan diujicobakan dan menggunakan

data uji dari seluruh subjek .

Proses evaluasi dari penelitian ini akan menggunakan 2 cara yaitu dengan

menggunakan confusion matrix. Pengukuran menggunakan confusion matrix akan

digunakan pengukuran akurasi, presisi, dan recall Dari hasil confusion matrix

tersebut akan dibuat kurva Receiver Operating Characteristic (ROC ) dan kurva

Presisi-Recall. Setelah kedua kurva tersebut di buat, maka akan dilakukan analisis

hasil. Tahapan evaluasi dari penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.9. Tabel 3.4

Page 65: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

41

menunjukkan untuk hasil akurasi, tabel 3.5 menunjukkan untuk hasil presisi, dan

tabel 3.6 menunjukkan untuk hasil recall.

Start

Datahasilklasifikasi

membuatconfusionmatrix

MembuatkurvaROC

end

Analisishasil

Gambar 3.8 Tahapan Evaluasi dan Analisis Hasil

Tabel 3.4 Tabel Akurasi Hasil Percobaan

No

Metode

Tipe Percobaan

Intra-subjek Inter-subjek

ACSP-

Ia

ACSP-

Ib

ACSP-

Ic

ACSP-

Ia

ACSP-

Ib

ACSP-

Ic

1 Time-Varying

Autoregression

`2 Stationaty

Subspace

Analysis

Page 66: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

42

No

Metode

Tipe Percobaan

Intra-subjek Inter-subjek

ACSP-

Ia

ACSP-

Ib

ACSP-

Ic

ACSP-

Ia

ACSP-

Ib

ACSP-

Ic

3 Filter Bandpass

Tabel 3.5 Tabel Presisi Hasil Percobaan

No

Metode

Tipe Percobaan

Intra-subjek Inter-subjek

ACSP-

Ia

ACSP-

Ib

ACSP-

Ic

ACSP-

Ia

ACSP-

Ib

ACSP-

Ic

1 Time-Varying

Autoregression

2 Stationaty

Subspace

Analysis

3 Filter Bandpass

Tabel 3.6 Tabel Recall Hasil Percobaan

No

Metode

Tipe Percobaan

Intra-subjek Inter-subjek

ACSP-

Ia

ACSP-

Ib

ACSP-

Ic

ACSP-

Ia

ACSP-

Ib

ACSP-

Ic

1 Time-Varying

Autoregression

Page 67: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

43

No

Metode

Tipe Percobaan

Intra-subjek Inter-subjek

ACSP-

Ia

ACSP-

Ib

ACSP-

Ic

ACSP-

Ia

ACSP-

Ib

ACSP-

Ic

2 Stationaty

Subspace

Analysis

3 Filter Bandpass

3.6.2. Analisis Hasil Uji Coba Berdasarkan hasil uji coba yang telah direncanakan, maka hasil tersebut akan

dianalisis untuk mengetahui tingkat akurasi tiap metode data praproses. Pada

penelitian ini, akan dilaksanakan 2 skenario analisis, yaitu analisis menggunakan

hasil klasifikasi dengan data yang normal dan menggunakan hasil analisis dengan

data yang berubah-ubah. Analisis menggunakan data normal bertujuan untuk

mendapatkan hasil akurasi terbaik untuk metode ACSP sehingga dapat

dibandingkan antara ketiga praproses. Sedangkan untuk data yang berubah-ubah

bertujuan untuk mendapatkan signifikansi dari tiap metode proposes yang

diusulkan dalam penelitian ini. Dengan mengetahui signifikansi dari tiap metode

tersebut dapat diketahui apakah metode tersebut dapat dengan menyakinkan dalam

penelitian ini. Untuk mendapatkan signifikansi tersebut digunakan uji t dengan

tingkat kepercayaan yang digunakan 95% atau alfa 0.05. jika hasil perhitungan t

lebih besar dari pada nilai dari tabel T, maka akan metode tersebut dianggap

signifikan.

Hasil akurasi terbaik dari ketiga metode data praproses tersebut akan

diusulkan sebagai metode terbaik data praproses yang dapat digunakan oleh metode

ACSP.

Page 68: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

44

3.7. Rencana Penelitian

Rencana kegiatan penelitian ini akan dilakukan dalam kurun waktu kurang

lebih lima bulan dimulai dari bulan Januari 2017 hingga Juni 2017. Rincian rencana

kegiatan penelitian seperti yang dijelaskan pada tabel 3.7. Tabel 3.7 Tabel Rencana Penelitian

kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Identifikasi

Masalah

Studi

Literatur

Pemilihan

Data

Pengolahan

Data

Analisis

Hasil

Pembuatan

Buku Tesis

Page 69: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

Start

DatasetIVa

TVAR SSA FilterBandpass

ACSPIa ACSPIb ACSPIc

SVM

End

ACSPIa ACSPIb ACSPIc ACSPIa ACSPIb ACSPIc

Gambar 3.9 Tahapan Pengolahan Data

Page 70: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 71: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

47

BAB 4

IMPLENTASI PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas hasil dan pembahasan dari uji coba yang telah

dilakukan pada penelitian ini.

4.1. Lingkungan Uji Coba

Lingkungan uji coba merupakan kriteria perangkat pengujian yang

digunakan dalam menguji sistem yang dibangun pada tugas akhir ini. Lingkungan

uji coba terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak. Adapun perangkat keras

yang digunakan ditunjukkan pada Tabel 4.1. Selain perangkat keras juga digunakan

beberapa aplikasi perangkat lunak untuk uji coba dalam penelitian ini yang

ditunjukkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras

Perangkat Keras Spefikasi Jenis Server Prosesor Common KVM Processor Ram 5 GB

Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak

Perangkat Keras Spefikasi Sistem Operasi Windows Server 2008 R2 Aplikasi Matlab

4.2. Praproses Data

Praproses data menggunakan 3 metode praproses data yang telah di bahas

pada kajian pustaka yaitu Time-Varying Autoregressive, Stationary Subspace

Analysis dan Bandpass Filtering. Data yang telah dipilih untuk penelitian ini diolah

oleh ketiga metode tersebut dan menghasilkan sebuah dataset yang akan digunakan

untuk diolah oleh metode ACSP. Gambar 4.1 adalah gambar sinyal dari subjek aa.

Data inilah yang diproses pada penelitian ini sehingga dapat digunakan untuk

menghitung tingkat akurasi dari ACSP. Terlihat dari sinyal tersebut, nilai sumbu x

berkisar -300 hingga -500;

Page 72: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

48

Gambar 4.1 gambar data subjek aa pada baris ke 1

4.2.1. Time-Varying Autoregressive (TVAR)

Metode TVAR mendekomposisikan sinyal menggunakan sumber kode yang

direkomendasikan oleh Gutiérrez. Sumber kode tersebut dapat didownload

https://www2.stat.duke.edu/research/software/west/tvar.html. Sumber kode

tersebut ditulis oleh Raquel Prado. Prado adalah peneliti yang pertama kali meneliti

mengenai TVAR. untuk mendekomposisi sinyal dari tiap subjek, sinyal harus di

pecah menjadi 1 x N dimana N adalah titik waktu dari sinyal tersebut. Gambar 4.2

menunjukkan blok diagram praproses data sebelum data menjadi masukan CSP.

Gambar 4.2 diagram blok dekomposisi sinyal menggunakan TVAR.

Page 73: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

49

Gambar 4.3 Sumber kode praproses data menggunakan TVAR.

Gambar 4.3 menunjukkan sumber kode sinyal yang dipecah menjadi per

titik waktu. Tiap titik waktu tersebut akan dimodelkan menggunakan fungsi TVAR.

Hasil dari fungsi tv adalah beberapa variabel seperti m, C, s, n, dan e. Setelah

dimodelkan menggunakan fungsi TVAR tersebut, data m akan digunakan sebagai

masukan untuk mendekomposisi sinyal tersebut. M adalah sebuah vektor hasil

pemodelan dari TVAR. Fungsi tvar_decomp memiliki masukan x dan m. Hasil dari

dekomposisi berada pada variabel decomp yang berisi lintasan dari semua

komponen yang didekomposisikan. Hasil dekomposisi kolom 1 subjek aw terlihat

pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 plot hasil dekomposisi pada variabel decomp kolom 1 sinyal aw

Tahap selanjutnya adalah menyusun ulang hasil dekomposisi dari metode

TVAR. Gambar 4.5 adalah sumber kode dimana komponen yang telah

didekomposisi disusun menjadi sebuah vektor sinyal dan disusun menjadi matrik

data sinyal. Sinyal yang telah disusun menjadi sebuah vektor ditunjukkan pada

Page 74: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

50

gambar 4.6. gambar 4.5 adalah gambar sinyal hasil penyusunan kembali vektor –

vektor dan membentuk matrik sinyal subjek aw. Gambar 4.27 adalah gambar sinyal

dalam 1 baris w.

Gambar 4.5 sumber kode untuk menyusun seluruh komponen yang telah didekomposisi menjadi sebuah

vektor sinyal.

Gambar 4.6 hasil sinyal yang telah disusun menjadi sebuah vektor.

Page 75: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

51

Gambar 4.7 Hasil Sinyal Pada Baris 1 sinyal subjek aa.

4.2.2. Stationary Subspace Analysis (SSA)

Pada penelitian ini dataset tersebut akan diubah terlebih dari menjadi tipe

data double. Setelah data tersebut diubah, maka data tersebut dimasukkan pada

toolbox SSA. Toolbox ssa ini dapat di download di

http://www.jmlr.org/papers/v12/mueller11a.html .

[Psaa{i}, Pnaa{i}, As, An, al_results] = ssa(aa, 117, 'reps', 1,

'equal_epochs', 61);

Gambar 4.8 Sumber Kode SSA

Pada penelitian ini, tiap data dilakukan perlakukan yang sama yaitu dengan

117 dimensti statis, 1 kali pengulangan, dan 61 epok. Hasil dari SSA ini hanya akan

diambil Ps dan Ps sebagai hasil dari perhitungan toolbox. Ps dan Pn adalah proyeksi

statis dan non statis dari hasil pengujian. Sumber statis dan non statis didapatkan

dengan cara mengalikan proyeksi sumber statis dan non statis ke sumber sinyal

yaitu dataset IVa. Gambar 4.9 menunjukkan sumber statis sinyal dari subjek aa yang

telah diproses oleh SSA. Sinyal hasil SSA memiliki nilai sumbu x berkisar 10.000

Page 76: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

52

hingga 25000. Pada penelitian ini, hanya digunakan sumber statis sebagai masukan

ACSP.

Gambar 4.9 hasil pengolahan SSA

Gambar 4.10 Gambar Hasil SSA pada subjek aa pada baris ke 1

4.2.3. Bandpass Filtering

Metode bandpass akan memotong data diatas frekuensi dan dibawah

frekuensi yang dibutuhkan. Pada penelitian ini bandpass memotong data a pada

frekuensi 8 hz hingga 32 hz. Pada gambar 4.11 adalah sumber kode untuk metode

Page 77: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

53

bandpass. Pada penelitian ini data tiap subjek akan diubah menjadi double. Data

tersebut akan filter sesuai dengan designfilt. Designfilt adalah metode untuk

menjadi model untuk melakukan filter.

Model filter memiliki masukan berupa filter Finite Impulse Response (FIR)

bandpass, order filter 20, cutoff bawah 8 hz, cutoff atas 32 dan hasil sample rate

100hz. Model bpfilt akan dimasukkan pada metode filter dengan masukan model

dan data tiap subjek. Hasil dari metode bandpass filtering terlihat pada gambar 4.12.

Pada gambar 4.12 tiap data yang telah di bandpass akan ditaruh pada tiap variabel.

Gambar 4.11 kode sumber dari filter bandpass

Gambar 4.12 hasil bandpass setiap subjek

Page 78: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

54

Gambar 4.13 Gambar Sinyal Hasil Bandpass pada Subjek aa baris ke 1

4.3. Ekstrasi Fitur

Pada tahapan ini akan menjelaskan metode adaptive common spatial

pattern yang telah dibangun pada software matlab. Pada tahap ekstraksi fitur ini

akan dibagi menjadi dua yaitu intra subjek dan inter subjek. Intra subjek melakukan

pembelajaran spasial pada tiap subjek di dataset tersebut. Inter subjek dibagi

menjadi dua yaitu inter subjek tipe 1 dan inter subjek tipe 2. Inter subjek tipe 1 akan

menggabungkan keseluruhan data tiap subjek dan melakukan perhitungan ACSP.

Sedangkan tipe 2 data tiap subjek melakukan pembelajaran spasial kemudian data

uji semua subjek diperbaharui ke data latih subjek yang sedang dilakukan

pembelajaran spasial.

4.3.1. Intra subjek

Pada intra subjek data tiap subjek akan melakukan pembelajaran spasial.

Data tersebut akan diproses pada kode lampiran a. Pada kode tersebut terdapat

beberapa bagian seperti melakukan pembagian data ke tiap percobaan,

memasukkan data ke metode CSP dan menghitung kemiripan menggunakan 3

metode yang diusulkan oleh Song.

Page 79: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

55

Gambar 4.14 baris kode untuk memisahkan data

Pada gambar 4.14 adalah sumber kode yang digunakan untuk memisahkan

data menjadi tiap trial yang ada pada dataset. Tiap data yang ada diolah pada bagian

ini dibagi menjadi 280 percobaan. Setelah data dibagi menjadi 280, makan akan

dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas 1 dan 2.

Gambar 4.15 sumber kode CSP

Setelah didapatkan 2 kelas tersebut, maka akan dijumlahkan kedua kelas

tersebut. Kedua kelas tersebut akan digunakan sebagai batas pengulangan untuk

menghitung W dan R dari hasil CSP tiap percobaan. W hasil perhitungan CSP adalah

filter spasial yang akan digunakan untuk pengali ke tiap kelas. R adalah total matrik

kovarian dari tiap kelas yang telah dihitung di CSP. Setelah tersebut dikalikan

perkelas, maka pada gambar 4.16 akan dihitung fitur tiap kelas sehingga dapat

diklasifikasikan.

Page 80: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

56

Gambar 4.16 fitur hasil CSP

Setelah didapatkan fitur, maka akan dilanjutkan dengan memperbaharui

hasil CSP. Pembaharuan hasil ini menggunakan 3 metode perhitungan kemiripan

yang telah diajukan oleh Song. Pada gambar 4.17 adalah sumber kode ACSP iA.

Pada gambar 4.18 adalah sumber kode ACSP iC. Gambar 4.19 adalah sumber kode

ACSP iC. Fungsi update pada tiap metode bertujuan untuk memperbaharui hasil

perhitungan ACSP.

Gambar 4.17 sumber kode ACSP iA

Page 81: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

57

Gambar 4.18 sumber kode ACSP iB

Gambar 4.19 Sumber kode ACSP iC

4.3.2. Inter subjek

Pada pelatihan ini ACSP melakukan perhitungan untuk multi subjek. Proses

perhitungan ACSP ini hampir sama dengan proses perhitungan ACSP pada intra

subjek. Pada inter subjek, data harus dipersiapkan terlebih dahulu untuk

mendukung pelatihan multi subjek.

a. Tipe 1

Sebelum melakukan perhitungan ACSP inter subjek tipe 1 ini data harus

dipersiapkan terlebih dahulu. Data seluruh subjek digabungkan menjadi satu data.

Gambar 4.20 menunjukkan sumber kode dimana data yang telah digabungkan

menjadi satu tersebut akan dipisah sesuai dengan subjek dan percobaannya.

Page 82: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

58

Gambar 4.20 sumber kode untuk memisahkan data sesuai dengan percobaan

Gambar 4.21 memisah data sesuai dengan kelasnya

Gambar 4.21 menunjukkan bahwa data yang telah dimasukkan ke dalam

ACSP ini akan dipisah sesuai dengan bagian. Baris kode tersebut akan membagi

data menjadi 2 data yaitu, dataKelas1, dataKelas2 dan dataNan. dataKelas1 dan

dataKelas2 digunakan untuk menghitung CSP. dataNan digunakan untuk

mengelompokkan percobaan yang tidak memiliki label pada seluruh penelitian.

Page 83: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

59

Gambar 4.22 Sumber Kode Perhitungan CSP

Proses selanjutnya adalah menghitung W dan R dari seluruh data kelas yang

telah dipisah seperti pada gambar 4.22. Perhitungan W dan R ini sama seperti pada

ACSP pada intra subjek. Setelah W dan R di dapatkan, maka proses selanjutnya

adalah menghitung Zj tiap percobaan.

Proses selanjutnya pada gambar 4.23 adalah menghitung fitur tiap kelas

yang didapatkan dari Zj. Setelah didapatkan fiturnya, maka proses selanjutnya

sama seperti pada intra subjek hanya saja jumlah kelas yang diperbaharui adalah

sejumlah percobaan yang ada di dataNan.

Gambar 4.23 Proses Menghitung Fitur ACSP

b. Tipe 2

Pada tipe ini data yang akan dipersiapkan adalah seluruh data uji pada tiap

subjek. Data tersebut akan dikumpulkan menjadi satu sehingga dapat

memperbaharui fitur hasil perhitungan ACSP. Penelitian menggunakan tipe ini

adalah menggunakan tiap subjek dan diperbaharui dengan seluruh data uji yang

telah dikumpulkan menjadi satu tersebut.

Page 84: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

60

4.4. Klasifikasi

Penelitian ini menggunakan linier SVM sebagai metode klasifikasinya.

Untuk menguji coba metode ACSP ini, akan dilakukan 2 skenario yaitu klasifikasi

Normal dan klasifikasi dengan data yang berubah-ubah.

4.4.1. Hasil Klasifikasi Normal

Hasil klasifikasi ini menggunakan data yang telah dipraproses pada sub bab

4.1. hasil ini akan digunakan untuk membandingkan ketiga metode sehingga

didapatkan metode terbaik yang dapat digunakan untuk ACSP.

4.4.1.1.Hasil klasifikasi Tanpa Menggunakan Praproses

Hasil klasifikasi ini akan menggunakan data yang tanpa mengalami

praproses. Hasil pada skenario ini akan dibagi menjadi 3 yaitu intra subjek, inter

subjek tipe 1 dan inter subjek tipe 2. Tujuan dari skenario penelitian ini adalah untuk

mendapatkan hasil klasifikasi dari metode ACSP tanpa menggunakan data yang di

praproses. Hasil confusion matrix dan kurva ROC pada skenario ini ada pada

lampiran c.

a. intra subjek

Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh tabel 4.3 menunjukkan tingkat

akurasi metode ACSP menangani data tiap subjek menggunakan data yang belum

dilakukan praproses.

Terlihat pada tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa data tiap subjek

mengalami kenaikan tingkat akurasi. Peningkatan ini terjadi pada setiap ACSP pada

tiap data. Peningkatan hasil akurasi ini disebabkan oleh kemiripan data yang telah

dihitung oleh 3 metode untuk mengukur kemiripan data yang ada pada ACSP.

Semakin mirip data yang diperbaharui, semakin mudah data tersebut diklasifikasi.

Tabel 4.3 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Intra Subjek tanpa Menggunakan Praproses

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

aa 48.8% 73.8% 71.4% 76.2%

al 42.4% 87.5% 86.6% 85.7%

Page 85: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

61

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

Av 53.6% 85.7% 88.1% 88.1%

Aw 53.6% 98.2% 98.2% 98.2%

Ay 64.3% 100% 100% 100%

a. inter subjek tipe 1

Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh tabel 4.4 menunjukkan tingkat

akurasi metode ACSP menangani data dengan keseluruhan subjek yang

digabungkan tanpa dilakukan praproses. Hasil akurasi pada inter subjek tipe 1 ini

menunjukkan bahwa tidak begitu terjadi peningkatan akurasi yang cukup besar.

Tabel 4.4 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 1 tanpa Menggunakan Praproses

dataset CSP ACSP

iA iB iC

data 49.8% 57.7% 57.3% 59.3%

b. inter subjek tipe 2

Tabel 4.5 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP yang menangani data

tiap subjek dengan data uji seluruh subjek tanpa dilakukan praproses. hasil akurasi

ini menunjukkan bahwa multi subjek masih mendapatkan akurasi yang cukup baik. Tabel 4.5 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 2 tanpa Menggunakan Praproses

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

Aa 48.8% 75.6% 73.8% 72%

Al 42.0% 88.8% 87.1% 87.1%

Av 53.6% 88.1% 86.9% 89.3%

Aw 58.9% 98.2% 98.2% 98.2%

Ay 64.3% 100% 100% 100%

Page 86: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

62

4.4.1.2.Hasil Klasifikasi Time Varying Autoregression

Pada hasil klasifikasi menggunakan data yang mengalami praproses

menggunakan metode TVAR. Hasil pada skenario ini akan dibagi menjadi 3 yaitu

intra subjek, inter subjek tipe 1 dan inter subjek tipe 2. Tujuan dari skenario

penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil klasifikasi dari metode ACSP

menggunakan TVAR sebagai metode praproses. Hasil confusion matrix dan kurva

ROC pada skenario ini ada pada lampiran d.

b. intra subjek

Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh tabel 4.6 menunjukkan tingkat

akurasi metode ACSP menangani data tiap subjek menggunakan data telah

dipraproses menggunakan TVAR.

Tabel 4.6 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Intra Subjek tanpa Menggunakan TVAR

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

aa 54.2% 82.7% 80.4% 83.9%

al 44.6% 87.1% 86.6% 88.4%

av 45.2% 89.3% 89.3% 88.1%

aw 44.6% 98.2% 96.4% 94.6%

ay 63.4% 100% 100% 100%

c. inter subjek tipe 1

Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh tabel 4.7 menunjukkan tingkat

akurasi metode ACSP menangani data dengan keseluruhan subjek yang

digabungkan dengan menggunakan TVAR sebagai metode praproses.

Tabel 4.7 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 1 menggunakan TVAR

dataset CSP ACSP

iA iB iC

data 48.4% 52.5% 52.9% 52.1%

Page 87: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

63

d. inter subjek tipe 2

Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh tabel 4.8 menunjukkan tingkat

akurasi metode ACSP menangani data tiap subjek dengan data uji seluruh subjek

dengan menggunakan TVAR sebagai metode praproses

Tabel 4.8 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 2 menggunakan TVAR

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

Aa 52.4% 81.5% 80.4% 83%

Al 44% 87.9% 88.8% 86.2%

Av 44% 90.5% 90.5% 88.1%

Aw 48.2% 96.4% 92.9% 96.4%

Ay 64.3% 100% 100% 100%

4.4.1.3.Hasil Klasifikasi Subspace Stationary Analysis

Pada hasil klasifikasi ini akan menggunakan data yang telah dipraproses

menggunakan metode SSA. Hasil pada skenario ini akan dibagi menjadi 3 yaitu

intra subjek, inter subjek tipe 1 dan inter subjek tipe 2. Tujuan dari skenario

penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil klasifikasi dari metode ACSP dengan

menggunakan metode SSA sebagai metode praproses. hasil confusion matrix dan

kurva ROC pada skenario ini ada pada lampiran f.

a. intra subjek

Tabel 4.9 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP menangani data tiap

subjek menggunakan data yang telah dipraproses menggunakan metode SSA.

Tabel 4.9 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Intra Subjek dengan metode SSA

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

Aa 58.9% 73.8% 75.6% 73.8%

Al 56.7% 87.5% 87.9% 86.6%

Page 88: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

64

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

Av 56% 82.1% 84.5% 82.1%

aw 53.6% 98.2% 98.2% 98.2%

ay 64.3% 100% 100% 100%

b. inter subjek tipe 1

Tabel 4.10 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP menangani data

dengan keseluruhan subjek yang digabungkan dengan SSA sebagai metode

praproses.

Tabel 4.10 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 1 dengan metode SSA

dataset CSP ACSP

iA iB iC

data 53.4% 61.3% 57.5% 58.4%

c. inter subjek tipe 2

Tabel 4.11 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP menangani data tiap

subjek dengan data uji seluruh subjek dengan SSA sebagai metode praprosesnya. Tabel 4.11 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 2 dengan metode SSA

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

aa 47.6% 76.2% 76.8% 76.2%

al 53.1% 87.9% 87.1% 89.3%

Av 56.0% 86.9% 90.5% 89.3%

aw 44.6% 98.4% 96.4% 96.4%

ay 71.4% 100% 100% 100%

4.4.1.4.Hasil Klasifikasi Bandpass Filtering

Pada hasil klasifikasi ini menggunakan data yang telah dipraproses

menggunakan metode bandpass filtering. Hasil pada skenario ini dibagi menjadi 3

Page 89: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

65

yaitu intra subjek, inter subjek tipe 1 dan inter subjek tipe 2. Tujuan dari skenario

penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil klasifikasi dari metode ACSP dengan

menggunakan metode bandpass sebagai metode praproses. Hasil confusion matrix

dan kurva ROC pada skenario ini ada pada lampiran g.

a. intra subjek

Tabel 4.12 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP menangani data tiap

subjek menggunakan data yang dipraproses menggunakan metode bandpass. Hasil

akurasi untuk intra subjek ini meningkat pada metode ACSP hingga 90%. Tabel 4.12 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Intra Subjek dengan metode bandpass

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

Aa 56% 95.8% 96.4% 95.2%

Al 78.6% 99.1% 99.1% 98.7%

Av 53.6% 97.6% 97.6% 88.1%

Aw 66.1% 100% 100% 100%

Ay 71.4% 100% 100% 100%

b. inter subjek tipe 1

Tabel 4.13 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP menangani data

dengan keseluruhan subjek yang digabungkan dengan bandpass sebagai metode

praproses. Hasil akurasi untuk inter subjek tipe 1 ini meningkat pada metode ACSP

hingga 73%.

Tabel 4.13 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi inter Subjek tipe 1 dengan metode bandpass

dataset CSP ACSP

iA iB iC

data 66.8% 49.3% 46.2% 48.6%

Page 90: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

66

c. Inter Subjek Tipe 2

Tabel 4.14 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP menangani data tiap

subjek dengan data uji seluruh subjek dengan bandpass sebagai metode

praprosesnya. Hasil akurasi untuk inter subjek tipe 1 ini meningkat pada metode

ACSP hingga 97%. Tabel 4.14 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi inter Subjek tipe 2 dengan metode bandpass

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

aa 57.7% 95.2% 95.8% 96.4%

al 79.9% 98.7% 97.8% 97.8%

Av 56.0% 97.6% 97.6% 98.8%

aw 64.3% 100% 100% 98.2%

ay 60.7% 100% 100% 100%

4.4.2. Hasil Klasifikasi Dengan Data Parameter yang Diubah

Bagian ini menjelaskan hasil klasifikasi dengan menggunakan parameter

yang telah diubah-ubah. Tiap praproses datanya akan diubah-ubah sehingga dapat

dilihat apakah datanya mengalami perubahan akurasi.

4.4.2.1.Hasil Klasifikasi Time Varying Autoregression

Pada hasil klasifikasi ini akan menggunakan data yang telah dipraproses

menggunakan metode TVAR. Hasil pada skenario ini akan dibagi menjadi 3 yaitu

intra subjek, inter subjek tipe 1 dan inter subjek tipe 2. Tujuan dari skenario

penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil klasifikasi dari metode ACSP

menggunakan TVAR sebagai metode praproses.

c. intra subjek

Tabel 4.15 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP menangani data tiap

subjek menggunakan data telah dipraproses menggunakan TVAR. Pengubahan data

pada bagian ini dengan cara mengubah model order yang ada pada TVAR. tabel

4.15 menunjukkan bahwa dengan mengubah model order dari 100 hingga 60 tetap

didapatkan hasil akurasi terbaik pada order 90. Dipilihnya model order 90 ini

Page 91: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

67

dengan membandingkan hasil akurasi dari tiap model order tersebut. Setelah

didapatkan model order terbaik dari tabel 4.15, maka dilanjutkan dengan mencari

hasil terbaik dari atas dan bawah moder order 90 dengan ditambahkan 2 order ke

atas dan 2 order ke bawah sehingga didapatkan model order dari 88 hingga 92.

Setelah dibandingkan tingkat akurasi dari seluruh model order pada tabel 4.16 maka

didapatkan hasil akurasi terbaik berada di model order 90.

Tabel 4.15 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Intra Subjek Menggunakan TVAR

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

100 52.4% 82.7% 82.1% 83.9%

90 54.2% 82.7% 80.4% 83.9%

80 52.4% 80.4% 79.8% 82.7%

70 52.4% 79.8% 82.1% 82.1%

60 52.4% 81.5% 81.0% 79.8%

Standar Deviasi 0.8050 1.3180 1.0232 1.6888 Perhitungan T 146.5556 138.1390 177.1844 109.2091

Tabel T 2. 13185 2. 13185 2. 13185 2. 13185

Tabel 4.16 Tabel hasil akurasi rangkaian sinyal dengan order 88 hingga 92

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

88 52.4% 82.7% 82.1% 83.9%

89 52.4% 80.4% 79.8% 82.7%

90 54.2% 82.7% 80.4% 83.9%

91 52.4% 79.8% 82.1% 82.1%

92 52.4% 82.7% 82.1% 83.9%

Standar Deviasi 0.8050 1.4398 1.1158 0.8485 Perhitungan T 146.5556 126.8220 162.9262 219.5148

Tabel T 2.13185 2.13185 2.13185 2.13185

e. inter subjek tipe 1

Page 92: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

68

Tabel 4.17 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP menangani data

dengan keseluruhan subjek yang digabungkan dengan menggunakan TVAR

sebagai metode praproses.

Tabel 4.17 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 1 menggunakan TVAR dengan order 90

dataset CSP ACSP

iA iB iC

data 48.4% 52.5% 52.9% 52.1%

f. inter subjek tipe 2

Tabel 4.18 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP menangani data

tiap subjek dengan data uji seluruh subjek dengan menggunakan TVAR sebagai

metode praproses Tabel 4.18 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 2 menggunakan TVAR dengan order 90

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

aa 52.4% 81.5% 80.4% 83%

al 44% 87.9% 88.8% 86.2%

Av 44% 90.5% 90.5% 88.1%

aw 48.2% 96.4% 92.9% 96.4%

ay 64.3% 100% 100% 100%

4.4.2.2.Hasil Klasifikasi Subspace Stationary Analysis

Pada hasil klasifikasi ini akan menggunakan data yang telah dipraproses

menggunakan metode SSA. Hasil pada skenario ini akan dibagi menjadi 3 yaitu

intra subjek, inter subjek tipe 1 dan inter subjek tipe 2. Tujuan dari skenario

penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil klasifikasi dari metode ACSP dengan

menggunakan metode SSA sebagai metode praproses. hasil klasifikasi ini akan

dibagi menjadi 10 pengulangan. Tujuan dari percobaan tersebut untuk mendapatkan

signifikasi dari hasil akurasi dari 10 pengulangan.

Page 93: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

69

d. Intra Subjek

Tabel 4.19 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP menangani data

subjek aa menggunakan data yang telah dipraproses menggunakan metode SSA.

Tabel 4.19 menunjukkan bahwa akurasi yang dihasilkan oleh tiap pengulangan

tidak mengalami peningkatan akurasi yang berbeda. Hasil perhitungan uji T di

matlab tiap metode pada tiap perulangan dinyatakan signifikan. Berdasarkan nilai

tabel t dan hasil perhitungan t pada tabel 4.19 maka dapat disimpulkan bahwa

perhitungan SSA tersebut signifikan dan tidak mengalami peningkatan akurasi

yang besar walaupun telah melakukan beberapa kali pengulangan.

Tabel 4.19 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Intra Subjek dengan metode SSA

Repetisi CSP ACSP

iA iB iC

1 55.4% 76.8% 74.4% 75.0%

2 53.6% 76.8% 75.0% 76.8%

3 53.6% 75.0% 74.4% 75.0%

4 53.0% 75.6% 75.6% 75.0%

5 53.6% 75.0% 75.0% 78.0%

6 54.8% 75.6% 74.4% 75.6%

7 54.2% 76.8% 74.4% 76.2%

8 51.2% 72.0% 76.2% 77.4%

9 53.0% 75.6% 74.4% 76.8%

10 48.2% 77.4% 75.0% 76.2%

Standar Deviasi 2.0484 1.5349 0.6197 1.0583

Perhitungan T 81.9124 155.8758 382.1204 227.6911

Tabel T 1.83311 1.83311 1.83311 1.83311

e. Inter Subjek Tipe 1

Tabel 4.20 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP menangani data

dengan keseluruhan subjek yang digabungkan dengan SSA sebagai metode

praproses. Berdasarkan tabel 4.17 nilai tabel t tersebut lebih kecil daripada hasil

perhitungan t maka dapat disimpulkan bahwa metode SSA pada inter subjek tipe 1

Page 94: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

70

signifikan dan tidak mengalami peningkatan yang besar terlihat pada tabel 4.20

walaupun telah melakukan beberapa kali pengulangan.

Tabel 4.20 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 1 dengan metode SSA

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

1 46.6% 68.4% 68.9% 69.1%

2 53.8% 66.6% 66.8% 67.0%

3 54.1% 65.0% 63.2% 64.1%

4 51.8% 64.5% 65.0% 64.6%

5 49.1% 63.9% 62.7% 63.2%

6 55.4% 64.8% 64.3% 64.4%

7 52.3% 64.8% 64.5% 65.7%

8 56.4% 64.5% 64.8% 64.3%

9 56.1% 66.8% 61.6% 63.9%

10 52.0% 64.1% 63.6% 63.4%

Standar Deviasi 3.1146 1.4455 2.0860 1.8294

Perhitungan T 53.5684 142.9471 97.8378 112.3051 Tabel T 1.83311 1.83311 1.83311 1.83311

f. Inter Subjek Tipe 2

Tabel 4.21 menunjukkan tingkat akurasi metode ACSP menangani data tiap

subjek dengan data uji seluruh subjek dengan SSA sebagai metode praprosesnya.

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa perhitungan t lebih besar daripada nilai dari tabel

t, sehingga dapat disimpulkan bahwa perhitungan SSA untuk inter subjek tipe 2

adalah signifikan dan tidak mengalami peningkatan akurasi walaupun telah

melakukan beberapa kali pengulangan. Tabel 4.21 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi Inter Subjek tipe 2 dengan metode SSA

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

1 54.8% 75.0% 75.0% 75.6%

Page 95: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

71

Dataset CSP ACSP

iA iB iC

2 57.7% 73.2% 73.2% 76.2%

3 53.0% 75.6% 76.8% 75.0%

4 53.0% 75.6% 75.6% 78.0%

5 55.4% 73.8% 75.6% 76.8%

6 53.6% 77.4% 75.6% 75.6%

7 53.6% 75.6% 76.8% 77.4%

8 52.4% 75.6% 78.0% 75.6%

9 52.4% 75.6% 77.6% 76.2%

10 54.2% 75.6% 76.2% 75.6%

Standar Deviasi 1.6251 1.1402 1.3818 0.9381

Perhitungan T 105.0969 208.8446 174.0208 256.8701

Tabel T 1.83311 1.83311 1.83311 1.83311

4.4.2.3.Hasil Klasifikasi Bandpass Filtering

Filter bandpass pada tiap subjek memotong sinyal menjadi beberapa bagian

yang berbeda. Tujuan memotong sinyal menjadi beberapa bagian tersebut adalah

untuk mencari bagian yang dapat menghasilkan akurasi terbaik untuk metode

bandpass.

a. Intra Subjek

Peneliti membagi penelitian untuk intra subjek ini dibagi menjadi 4

percobaan. Tabel 4.22 menunjukkan hasil akurasi untuk percobaan pertama.

Percobaan pertama pada penelitian ini adalah melebarkan jangkauan dari sinyal

sehingga didapatkan hasil kasar pemotongan sinyal dari jangkauan tersebut.

Percobaan pertama akan melebarkan jangkauan dari sinyal yang diujicobakan.

Penentuan hasil terbaik untuk percobaan pertama menggunakan hasil rata-rata dari

tiap jangkauan sinyal yang teliti. Hasil dari percobaan pertama akan digunakan

sebagai acuan untuk percobaan kedua.

Percobaan pertama menggunakan jangkauan sinyal 8 Hz – 32 Hz sebagai

acuan. percobaan pertama dimulai dari sinyal 18 Hz – 22 Hz. Percobaan pertama

Page 96: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

72

melebarkan jangkauan sinyal dengan cara mengurangi 5 Hz dari 18 Hz dan

menambahkan 5 Hz dari 22 Hz. Pemotongan tersebut dilanjutkan hingga

mendapatkan jangkauan sinyal 3 Hz – 37 Hz. Hasil rata-rata dari tiap jangkauan

pemotongan menunjukkan bahwa jangkauan pemotongan sinyal 18 Hz - 22 Hz

memiliki hasil paling baik daripada ketiga jangkauan pemotongan sinyal lainnya.

Pemotongan sinyal 18 Hz – 22 Hz memiliki hasil 87.18%.

Tabel 4.22 Tabel Percobaan 1 Hasil Klasifikasi Intra Subjek dengan metode bandpass dengan membesarkan

jangkauan pemotongan data pada dua sisi

Data CSP ACSP Rata – rata

iA iB iC

18 Hz - 22 Hz 56.5% 98.2% 97.0% 97.0% 87.18%

13 Hz - 27 Hz 58.9% 95.2% 95.2% 94.6% 85.98%

8 Hz – 32 Hz 56% 95.8% 96.4% 95.2% 86%

3 Hz - 37 Hz 50.5% 95.2% 94.6% 95.2% 84%

Standar

Deviasi 3.5500 1.4283 1.0954 1.0392

Perhitungan T 31.2535 134.5669 174.9061 183.7898 Tabel T 2.35336 2.35336 2.35336 2.35336

Tabel 4.23 menunjukkan hasil akurasi untuk percobaan kedua. Percobaan

kedua pada penelitian ini adalah menyempitkan jangkauan sinyal dari hasil

percobaan pertama. Percobaan pertama ini dilakukan untuk mendapatkan hasil

halus dari pemotongan sinyal yang diujicobakan. Penentuan hasil terbaik untuk

percobaan kedua menggunakan hasil rata-rata dari tiap jangkauan sinyal yang teliti.

Hasil percobaan kedua ini akan digunakan sebagai acuan untuk percobaan ketiga.

Percobaan kedua mengecilkan jangkauan pemotongan sinyal dengan 18 Hz

- 22 Hz sebagai acuan. percobaan kedua ini mengecilkan jangkauan dengan

menambah 1 Hz dari 18 Hz dan mengurangi 1 Hz dari 22 Hz sebanyak 5 bagian

sehingga didapatkan bagian bagian seperti pada tabel 4.23. Hasil rata-rata dari tiap

jangkauan pemotongan menunjukkan bahwa jangkauan pemotongan sinyal 18 Hz

Page 97: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

73

- 22 Hz memiliki hasil paling baik daripada ketiga jangkauan pemotongan sinyal

lainnya. Pemotongan sinyal 17 Hz – 23 Hz memiliki hasil 86.90%. Tabel 4.23 Tabel Percobaan 2 Hasil Klasifikasi Intra Subjek dengan metode bandpass dengan mengecilkan

jangkauan pemotongan data pada dua sisi

Data CSP ACSP

Rata – rata iA iB iC

15 Hz – 25 Hz 50.6% 95.2% 94.6% 95.2% 83.90%

16 Hz – 24 Hz 51.2% 97% 98.8% 96.4% 85.85%

17 Hz – 23 Hz 52.4% 98.2% 98.8% 98.2% 86.90%

18 Hz - 22 Hz 54.2% 98.2% 97.0% 97.0% 86.6%

19 Hz – 21 Hz 51.2% 96.4% 97.6% 97% 85.55% Standar

Deviasi 2.3942 1.2728 1.7286 1.0900

Perhitungan T 48.9212 170.4116 125.9434 198.5055 Tabel T 2.13185 2.13185 2.13185 2.13185

Tabel 4.24 menunjukkan hasil akurasi untuk percobaan ketiga. Percobaan

ketiga pada penelitian ini melebarkan sisi atas pada jangkauan sinyal sehingga

didapatkan hasil kasar dari sinyal yang diujicobakan. Penentuan hasil terbaik untuk

percobaan ketiga menggunakan hasil rata-rata dari seluruh jangkauan sinyal yang

teliti. Hasil percobaan 3 akan digunakan sebagai acuan untuk percobaan keempat.

Percobaan ketiga melebarkan jangkauan pemotongan sinyal dengan 17 Hz

- 23 Hz sebagai acuan. percobaan ketiga ini melebarkan pemotongan sinyal dengan

menambahkan 1 Hz dari 23 Hz.. Hasil rata-rata dari tiap jangkauan pemotongan

menunjukkan bahwa jangkauan pemotongan sinyal 17 Hz - 28 Hz memiliki hasil

paling baik daripada jangkauan pemotongan sinyal lainnya. Hasil rata-rata dari

sinyal 17 Hz – 28 Hz adalah 87.63%

Page 98: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

74

Tabel 4.24 Tabel Percobaan 3 Klasifikasi Intra Subjek dengan metode bandpass dengan membesarkan

jangkauan pemotongan data pada satu sisi

Data CSP ACSP

Rata - rata iA iB iC

17 Hz – 23 Hz 52.4% 98.2% 98.8% 98.2% 86.90%

17 Hz – 24 Hz 48.8% 72% 74.4% 74.4% 67.40%

17 Hz – 25 Hz 50.6% 97% 96.4% 97.6% 85.40%

17 Hz – 26 Hz 56.5% 95.8% 95.8% 95.8% 85.98%

17 Hz – 27 Hz 58.9% 97% 97% 97% 87.48%

17 Hz – 28 Hz 58.3% 97% 97.6% 97.6% 87.63%

17 Hz – 29 Hz 57.7% 95.2% 95.2% 96.4% 86.13%

17 Hz – 30 Hz 59.5% 95.2% 95.2% 95.8% 86.43%

17 Hz – 31 Hz 56% 94.6% 94% 94% 84.65%

17 Hz – 32 Hz 59.3% 95.2% 94% 95.2% 85.93%

Standar Deviasi 3.8520 7.7156 6.9983 7.0711

Perhitungan T 45.8089 38.4116 42.4030 42.1275 Tabel T 1.83311 1.83311 1.83311 1.83311

Tabel 4.25 menunjukkan hasil akurasi untuk percobaan keempat. Percobaan

keempat pada penelitian melebarkan sisi bawah pada jangkauan sinyal sehingga

didapatkan hasil halus dari pemotongan sinyal yang diujicobakan. Penentuan hasil

terbaik untuk percobaan keempat menggunakan hasil rata-rata dari tiap jangkauan

sinyal yang telah teliti. Parameter pemotongan dengan hasil akurasi terbaik dari

percobaan keempat akan digunakan sebagai parameter untuk percobaan inter subjek

tipe 1 dan tipe 2.

Pada tabel 4.25 dilakukan kembali pengukuran sinyal dengan mengecilkan

jangkauan ke sisi bawah dari data tersebut dengan 17 Hz sebagai patokan sinyal.

patokan sinyal tersebut didapatkan dari tabel 4.24. Percobaan keempat ini

mengurangi sinyal sebesar 1 Hz mulai dari 17 Hz hingga 8 Hz. Rata-rata terbaik

dari percobaan keempat berada pada sinyal dengan jangkauan pemotongan 9 Hz –

28 Hz dengan rata-rata sebesar 89%.

Page 99: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

75

Dari keseluruhan uji coba tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pemotongan sinyal terbaik untuk intra subjek pada filter bandpass adalah dengan

jangkauan 17 Hz – 23 Hz. Terlihat hasil akurasi pada bagian tersebut melampaui

hasil dari bagian yang telah diujicobakan. Seluruh percobaan tersebut dilakukan

tanpa melewati batas 8 Hz – 32 Hz yang telah diajukan oleh Pfurtscheller. Gambar

4.24 menjelaskan alur seluruh percobaan untuk metode bandpass dengan parameter

yang telah diubah-ubah. Tabel 4.25 Tabel Percobaan 4 Klasifikasi Intra Subjek dengan metode bandpass dengan membesarkan

jangkauan pemotongan data pada satu sisi

Data CSP

ACSP

Rata –

rata iA iB iC

8 Hz – 28 Hz 59.5% 97.6% 98.2% 97.6% 88%

9 Hz – 28 Hz 62.5% 98.2% 97.6% 96.4% 89%

10 Hz – 28 Hz 63.1% 96.4% 96.4% 97.6% 88%

11 Hz – 28 Hz 58.9% 93.5% 94.6% 95.8% 86%

12 Hz – 28 Hz 61.9% 95.2% 95.8% 95.2% 87%

13 Hz – 28 Hz 64.3% 92.9% 94% 92.9% 86%

14 Hz – 28 Hz 60.1% 97.0% 95.8% 95.8% 87%

15 Hz – 28 Hz 60.10% 96% 97.00% 98.20% 88%

16 Hz – 28 Hz 58.9% 97.0% 96.4% 96.4% 87%

17 Hz – 28 Hz 58.3% 97% 97.6% 97.6% 88%

Standar Deviasi 2.0630 1.8559 1.4546 1.5615

Perhitungan T 93.4118 164.0842 209.6957 195.1215 Tabel T 1.83311 1.83311 1.83311 1.83311

Page 100: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

76

Gambar 4.24 Gambar alur percobaan pada bandpass filtering

b. Inter Subjek Tipe 1

Tabel 4.26 menjelaskan hasil akurasi dari klasifikasi inter subjek tipe 1

dengan menggunakan metode bandpass. Parameter yang digunakan pada penelitian

inter subjek ini menggunakan sinyal dengan jangkauan pemotongan 17 Hz – 28 Hz.

Tabel 4.26 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi inter Subjek tipe 1 dengan metode bandpass

Data CSP ACSP

iA iB iC

Data 70.9% 48.2% 50% 49.5%

c. Inter Subjek Tipe 2

Tabel 4.27 menjelaskan hasil akurasi dari klasifikasi inter subjek tipe 2

dengan menggunakan metode bandpass. Parameter yang digunakan pada penelitian

inter subjek ini menggunakan sinyal dengan jangkauan pemotongan 17 Hz – 28 Hz.

Tabel 4.27 Tabel akurasi Hasil Klasifikasi inter Subjek tipe 2 dengan metode bandpass

Data CSP

ACSP

iA iB iC

Aa 60.7% 97.6% 97.6% 97.6%

Page 101: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

77

4.5. Pembahasan

Pada bagian bab 4.4.2 menjelaskan temuan dalam penelitian terkait signifikan

tiap metode yang digunakan. Signifikansi digunakan untuk menguji realibilitas dari

tiap metode praproses.

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa metode TVAR dapat menghasilkan hasil

akurasi yang signifikan. Hasil signifikan ini ditunjukkan dengan nilai perhitungan t

lebih besar daripada nilai pada tabel t. Setelah dilakukan uji coba berulang kali

dengan model order yang telah diubah ubah, maka didapatkan model order dengan

hasil akurasi terbaik yaitu model order 90. Pada tabel 4.16 adalah tabel hasil akurasi

dari uji coba menggunakan model order disekitar 90. Setelah dilakukan uji coba

terlihat pada tabel 4.16. maka hasil akurasi terbaik tetap didapatkan pada model

order 90. Hasil ini menunjukkan bahwa model order 90 memiliki hasil akurasi

terbaik dan tetap signifikan dibandingkan dengan order yang telah diujicobakan.

Pada metode SSA hasil akurasi metode tersebut tidak begitu meningkat

walaupun telah dilakukan pengulangan dari 1 kali pengulangan hingga 10 kali

pengulangan. Seperti contoh terlihat pada tabel 4.9 dan tabel 4.19. hasil kedua tabel

tersebut hampir. Pada tabel 4.9, hanya digunakan 1 kali pengulangan dan tabel 4.19

digunakan 1 kali pengulangan hingga 10 kali pengulangan. Hasil yang didapatkan

pada 3.7 rata – rata 74% dan hasil pada 3.16 dengan pengulangan ke 10 adalah rata

– rata 76%. Hasil tersebut hanya meningkat 2%. Sehingga disimpulkan dengan

menambah pengulangan dalam metode tersebut, hanya sedikit meningkatkan hasil

akurasi.

Hasil uji t dari metode SSA dapat disimpulkan bahwa metode SSA memiliki

hasil yang signifikan. Uji t yang dilakukan tiap ACSP untuk metode SSA terlihat

pada tabel 4.19. Hasil hitung t dari tiap ACSP menunjukkan bahwa lebih besar dari

nilai tabel t. Nilai tabel t dari metode SSA ini adalah pada intra subjek, inter subjek

tipe 1 dan inter subjek tipe 2 adalah 1.83311.

Pada metode bandpass diujicobakan beberapa kali untuk mencari jangkauan

terbaik yang dapat digunakan pada penelitian ini. Perlakuan ini dimaksudkan untuk

melihat di jangkauan sinyal manakah informasi informasi masih relevan yang dapat

Page 102: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

78

digunakan untuk ACSP. Pada tabel 4.22 data dibagi menjadi 4 bagian dengan pusat

8 Hz – 32 Hz. Pada tabel 4.22, jangkauan pemotongan dibesarkan. Terlihat pada

tabel 3.19 jangkauan pemotongan 18 Hz - 22 Hz memiliki hasil akurasi terbaik dari

ketiga bagian lainnya. Tabel 4.23 adalah hasil akurasi ACSP yang didapatkan dari

mengecilkan jangkauan pemotongan sinyal dengan 8 Hz – 32 Hz sebagai pusatnya.

Tabel 4.23 menunjukkan bahwa 17 Hz - 23 Hz memiliki hasil terbaik dari bagian

lainnya. Tabel 4.24 dilakukan kembali pemotongan sinyal dengan cara melebarkan

sebelah kanan sinyal dengan pusat 17 Hz - 23 Hz. Hasil yang didapatkan dari

perlakuan tersebut bahwa 17 Hz - 23 Hz masih memiliki akurasi yang terbaik dari

bagian lainnya. Tabel 4.25 dilakukan kembali untuk memvalidasi jangkauan 14 Hz

– 26 Hz dengan melebarkan jangkauan pemotongan ke sebelah kiri. Tabel 4.25

menunjukkan bahwa jangkauan pemotongan 17 Hz - 23 Hz memiliki hasil paling

baik dari bagian pemotongan yang lain. Hasil pada tabel 4.25 menunjukkan bahwa

jangkauan pemotongan 17 Hz - 23 Hz memiliki informasi terbaik yang dapat

digunakan untuk motor imagery pada penelitian ini. Tabel 4.26 dan tabel 4.27

adalah hasil akurasi menggunakan jangkauan pemotongan sinyal 17 Hz - 23 Hz

Terlihat pada tabel 4.26 hasil akurasi meningkat hingga 3% dibandingkan tabel 4.14

yang menggunakan jangkauan pemotongan sebesar 8 Hz – 32 Hz. Pada tabel 4.27

juga mengalami peningkatan hasil akurasi hingga 4% dari hasil akurasi pada tabel

3.12.

Hasil uji t dari metode bandpass terlihat pada tiap tabel hasil uji coba

penelitian. Pada tabel 4.22 hingga 4.25 perhitungan t lebih besar daripada nilai dari

tabel t sehingga tabel 4.22 hingga 4.25 dianggap signifikan.

Bagian analisis ini menjelaskan hasil temuan yang telah ditemukan pada

penelitian ini. Pada bagian bab 4.4.1 menjelaskan hasil klasifikasi tiap metode

menggunakan data yang tidak berubah-ubah. Hasil akurasi dari klasifikasi tanpa

menggunakan praproses terlihat bahwa hasil dari CSP rata rata hingga 25% pada

subjek aa, subjek al dan subjek av. Pada subjek aw dan ay peningkatan hingga

menjadi 98% dikarenakan jumlah data latih pada subjek tersebut lebih sedikit

daripada subjek aa, subjek al dan subjek av.

Hasil dari bagian bab 4.4.1 adalah bahwa hasil praproses menggunakan

bandpass melampaui hasil ketiga metode praproses. Hasil akurasi dari bandpass

Page 103: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

79

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13, 4.14 dan 4.15. hasil akurasi tabel 4.13 dan

4.15 meningkat hingga 95%. Tabel 4.13 adalah tabel intra subjek. Tabel 4.14

adalah tabel inter subjek tipe 1. Tabel 4.15 adalah tabel inter subjek tipe 2. Berbeda

dengan tabel 4.14 hasil yang didapatkan hanya meningkat hingga 75%. Hasil

akurasi dari praproses menggunakan bandpass juga melampaui hasil akurasi dengan

data yang tidak mengalami praproses.

TVAR mendekomposisi sinyal dengan memandang waktu sebagai koefisien

yang dapat mempengaruhi sehingga masih terdapat beberapa derau yang

mempengaruhi hasil akurasi. Hasil yang didapatkan untuk metode TVAR dalam

penelitian ini terlihat pada bagian bab 4.4.1.2. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa

peningkatan hasil akurasi meningkat hingga rata rata 80%. Tabel 4.4 menunjukkan

hasil akurasi untuk intra subjek. Tabel 4.8 menunjukkan hasil akurasi untuk inter

subjek tipe 1 dimana hasil akurasi pada tabel tersebut meningkat hanya hingga 52%.

Tabel 4.9 menunjukkan hasil akurasi untuk inter subjek tipe 2 dimana hasil akurasi

tersebut meningkat hingga 87%.

Pada metode SSA digunakan sumber statis untuk sebagai sumber sinyal yang

diteliti sehingga masih terdapat derau yang mempengaruhi akurasi. Tabel 4.10

menunjukkan hasil akurasi dari SSA untuk intra subjek rata rata meningkat sebesar

25 % untuk subjek aa, al, dan av. Pada subjek aw dan ay hasil akurasi meningkat

hingga rata rata 98%. Tabel 4.11 menunjukkan hasil akurasi untuk inter subjek tipe

1 dimana hasil akurasi meningkat sebesar rata rata 17%. Tabel 4.12 menunjukkan

hasil akurasi untuk inter subjek tipe 2 hampir sama dengan hasil akurasi pada intra

subjek.

Hasil akurasi yang berbeda antara metode ini disebabkan oleh sifat sinyal

yang statis dan non statis. menurut prado, rangkaian waktu dalam EEG selalu

diasumsikan statis dimana sinyal tidak bergantung pada waktu kita memulai

observasi (Prado, 1998). Yang artinya dalam rangkaian waktu tersebut akan dilihat

sama secara interval waktu. Pada metode SSA sinyal yang digunakan adalah sinyal

statis hasil pemisahan sumber sinyal statis dan non statis sehingga hasil praproses

data tidak melihat koefisien waktu seperti pada metode TVAR. Penggunaan sinyal

statis mempengaruhi hasil akurasi dari metode SSA dikarenakan ada potensi akan

sumber sinyal statis yang dianggap palsu (von Bunau et al., 2010). Pada penelitian

Page 104: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

80

ini hanya digunakan sumber statiss karena toolbox hasil penelitian von Bunau lebih

mengoptimalisasi sumber statis daripada sumber non statis.

Metode TVAR digunakan untuk memodelkan sinyal non statis. metode

TVAR menggunakan koefiesien waktu yang bervariasi sehingga dapat beradaptasi

dengan perubahan yang ada. Model TVAR dapat merespon perubahan frekuensi

EEG (Gutiérrez and Salazar-Varas, 2011). Dengan adanya koefisien waktu

tersebut, maka sinyal harus dianalisis sesuai dengan titik waktu dari sinyal tersebut.

Dengan menganalisis setiap titik waktu dari sinyal EEG yang diteliti, hasil akurasi

dari metode TVAR menjadi lebih tinggi daripada metode SSA yang hanya melihat

data dari keseluruhan sumber statis.

Berbeda dengan bandpass filtering. Pada metode bandpass tidak melihat sifat

sinyal yang statis dan non statis. metode bandpass memotong sinyal atas dan sinyal

bawah. Sesuai dengan Pfurtscheller yang menyebutkan bahwa range pemotongan

sinyal terbaik untuk sinyal motor imagery berada pada range 8 Hz – 32 Hz. Dengan

range tersebut maka data tersebut masih memiliki informasi yang relevan dilakukan

klasifikasi (Pfurtscheller and Neuper, 2001). Dengan range tersebut, maka hasil

akurasi pada metode ACSP meningkat melampaui kedua metode yang diajukan

untuk diteliti.

Dari keseluruhan hasil penelitian untuk bagian bab 4.4.1 menunjukkan bahwa

metode yang terbaik untuk ACSP adalah metode bandpass. Metode TVAR

memiliki hasil terbaik kedua dan metode SSA memiliki hasil terbaik ketiga.

Page 105: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

81

BAB 5

ANALISIS PENELITIAN

Pada bab 5 ini akan dibahas analisis perbandingan dari tiap metode dari hasil

yang telah didapatkan pada bab 4. Pada bab ini hanya akan dibandingkan subjek aa

pada tiap perbandingan yang akan dilakukan.

5.1.Perbandingan Menggunakan Data Normal

Pada bagian ini akan dibandingkan sesuai dengan skenario penelitian yang

telah diajukan pada bab 3.

5.1.1. Intra Subjek

Pada intra subjek ini, akan dibandingkan 4 hasil akurasi intra subjek dari

seluruh metode ACSP. Hasil akurasi intra subjek pada bab 4 akan dibandingkan

sesuai dengan metode.

5.1.1.1.Perbandingan Hasil CSP

Gambar 5.1 menunjukkan bahwa perbandingan CSP dengan tanpa

praproses dan menggunakan praproses. Pada perbandingan hasil CSP ini terlihat

bahwa nilai SSA lebih tinggi daripada ketiga metode lainnya dengan hasil akurasi

sebesar 58.9%.

Gambar 5.1 Hasil perbandingan CSP pada tiap metode

48,80% 58,90% 54,20% 56%

tanpa SSA TVAR BP

CSP

Page 106: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

82

5.1.1.2.Perbandingan Hasil ACSP Ia

Gambar 5.2 menunjukkan hasil akurasi dari ACSP Ia untuk seluruh metode

praproses yang diajukan pada penelitian. Hasil perbandingan ACSP Ia ini terlihat

bahwa bandpass mendapatkan hasil terbaik sebesar 95.8%.

Gambar 5.2 Hasil perbandingan ACSP Ia pada tiap metode

5.1.1.3.Perbandingan Hasil ACSP Ib

Gambar 5.3 menunjukkan hasil akurasi dari ACSP Ib untuk seluruh metode

praproses yang diajukan pada penelitian. Hasil perbandingan ACSP Ib ini terlihat

bahwa bandpass mendapatkan hasil terbaik sebesar 96.4%.

Gambar 5.3 Hasil perbandingan ACSP Ib pada tiap metode

5.1.1.4.Perbandingan Hasil ACSP Ic

Gambar 5.4 menunjukkan hasil akurasi dari ACSP Ic untuk seluruh metode

praproses yang diajukan pada penelitian. Hasil perbandingan ACSP Ic ini terlihat

bahwa bandpass mendapatkan hasil terbaik sebesar 95.2%.

73,80% 73,80% 82,70%

95,80%

tanpa SSA TVAR BP

ACSPIA

71,40% 75,60% 80,40% 96,40%

tanpa SSA TVAR BP

ACSPIB

Page 107: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

83

Gambar 5.4 Hasil perbandingan ACSP Ib pada tiap metode

5.1.2. Inter Subjek Tipe 1

Pada intra subjek ini, akan dibandingkan 4 hasil akurasi inter subjek tipe 1

dari seluruh metode ACSP. Hasil akurasi inter subjek tipe 1 pada bab 4 akan

dibandingkan sesuai dengan metode.

5.1.2.1.Perbandingan Hasil CSP

Gambar 5.5 menunjukkan hasil akurasi dari CSP untuk seluruh metode

praproses yang diajukan pada penelitian. Hasil perbandingan CSP ini terlihat bahwa

bandpass mendapatkan hasil terbaik sebesar 66.8%.

Gambar 5.5 Hasil perbandingan CSP pada tiap metode

76,20% 73,80% 83,90%

95,20%

tanpa SSA TVAR BP

ACSPIC

49,80% 53,40% 48,40%

66,80%

tanpa SSA TVAR BP

CSP

Page 108: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

84

5.1.2.2.Perbandingan Hasil ACSP Ia

Gambar 5.6 menunjukkan hasil akurasi dari ACSP Ia untuk seluruh metode

praproses yang diajukan pada penelitian. Hasil perbandingan ACSP Ia ini terlihat

bahwa bandpass mendapatkan hasil terbaik sebesar 74.5%.

Gambar 5.6 Hasil perbandingan ACSP Ia pada tiap metode

5.1.2.3.Perbandingan Hasil ACSP Ib

Gambar 5.7 menunjukkan hasil akurasi dari ACSP Ib untuk seluruh metode

praproses yang diajukan pada penelitian. Hasil perbandingan ACSP Ib ini terlihat

bahwa bandpass mendapatkan hasil terbaik sebesar 74.8%.

Gambar 5.7 Hasil perbandingan ACSP Ib pada tiap metode

57,70% 61,30% 52,50%

74,50%

tanpa SSA TVAR BP

ACSPIA

57,30% 57,50% 52,90%

74,80%

tanpa SSA TVAR BP

ACSPIB

Page 109: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

85

5.1.2.4.Perbandingan Hasil ACSP Ic

Gambar 5.8 menunjukkan hasil akurasi dari ACSP Ic untuk seluruh metode

praproses yang diajukan pada penelitian. Hasil perbandingan ACSP Ib ini terlihat

bahwa bandpass mendapatkan hasil terbaik sebesar 73%.

Gambar 5.8 Hasil perbandingan ACSP Ic pada tiap metode

5.1.3. Inter Subjek Tipe 2

Pada intra subjek ini, akan dibandingkan 4 hasil akurasi inter subjek tipe 2

dari seluruh metode ACSP. Hasil akurasi inter subjek tipe 2 pada bab 4 akan

dibandingkan sesuai dengan metode.

5.1.3.1.Perbandingan Hasil CSP

Gambar 5.9 menunjukkan hasil akurasi dari CSP untuk seluruh metode

praproses yang diajukan pada penelitian. Hasil perbandingan CSP ini terlihat bahwa

bandpass mendapatkan hasil terbaik sebesar 57.7%.

59,30% 58,40% 52,10%

73,00%

tanpa SSA TVAR BP

ACSPIC

Page 110: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

86

Gambar 5.9 Hasil perbandingan CSP pada tiap metode

5.1.3.2.Perbandingan Hasil ACSP Ia

Gambar 5.10 menunjukkan hasil akurasi dari ACSP Ia untuk seluruh metode

praproses yang diajukan pada penelitian. Hasil perbandingan ACSP Ia ini terlihat

bahwa bandpass mendapatkan hasil terbaik sebesar 95.2%.

Gambar 5.10 Hasil perbandingan ACSP Ia pada tiap metode

5.1.3.3.Perbandingan Hasil ACSP Ib

Gambar 5.11 menunjukkan hasil akurasi dari ACSP Ib untuk seluruh

metode praproses yang diajukan pada penelitian. Hasil perbandingan ACSP Ib ini

terlihat bahwa bandpass mendapatkan hasil terbaik sebesar 95.8%.

48,80% 47,60% 52,40% 57,70%

tanpa SSA TVAR BP

CSP

75,60% 76,20% 81,50% 95,20%

tanpa SSA TVAR BP

ACSPIA

Page 111: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

87

Gambar 5.11 Hasil perbandingan ACSP Ib pada tiap metode

5.1.3.4.Perbandingan Hasil ACSP Ic

Gambar 5.12 menunjukkan hasil akurasi dari ACSP Ic untuk seluruh metode

praproses yang diajukan pada penelitian. Hasil perbandingan ACSP Ic ini terlihat

bahwa bandpass mendapatkan hasil terbaik sebesar 96.4%.

Gambar 5.12 Hasil perbandingan ACSP Ic pada tiap metode

5.2.Perbandingan Menggunakan Data Dengan Parameter Yang Diubah

Bagian ini menjelaskan perbandingan hasil per metode dengan parameter

yang telah diubah-ubah untuk mendapatkan hasil terbaik dari setiap metode.

73,80% 76,80% 80,40% 95,80%

tanpa SSA TVAR BP

ACSPIB

72% 76,20% 83% 96,40%

tanpa SSA TVAR BP

ACSPIC

Page 112: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

88

5.2.1. TVAR

Pada bagian ini, metode TVAR akan dibagi menjadi model order yang

berbeda. Hasil pada bab 4 akan dibandingkan sesuai dengan skenario yang telah di

bahas pada bab 3.

5.2.1.1.Perbandingan Intra Subjek

Pada intra subjek ini, akan dibandingkan 4 hasil akurasi intra subjek dari

seluruh metode ACSP. Hasil akurasi intra subjek pada bab 4 akan dibandingkan

sesuai dengan metode.

5.2.1.1.1. Perbandingan CSP

Gambar 5.13 dan 5.14 menunjukkan hasil CSP dengan model order seperti

pada tabel 4.15 dan 4.16. terlihat pada gambar 5.13 bahwa model order terbaik

adalah 90 dengan hasil akurasi 54.2%. Gambar 5.14 menunjukkan bahwa model

order terbaik untuk TVAR adalah 90 dengan hasil akurasi model order tersebut

adalah 54.20%.

Gambar 5.13 Hasil perbandingan CSP Intra Subjek pada metode TVAR

52,40%

54,20%

52,40% 52,40% 52,40%

100 90 80 70 60

CSP

Page 113: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

89

Gambar 5.14 Hasil perbandingan CSP Intra Subjek pada metode TVAR

5.2.1.1.2. Perbandingan ACSP Ia

Gambar 5.15 dan 5.16 menunjukkan hasil ACSP Ia dengan model order

seperti pada tabel 4.15 dan 4.16. terlihat pada gambar 5.16 bahwa model order 100

dan model order 90 memiliki hasil 82.7% sehingga tetap menggunakan model order

90 untuk proses selanjutnya. Gambar 5.16 menunjukkan bahwa model order 88,

90 dan 92 memiliki hasil akurasi sebesar 82.7%.

Gambar 5.15 Hasil perbandingan ACSP Ia Intra Subjek pada metode TVAR

52,40% 52,40%

54,20%

52,40% 52,40%

88 89 90 91 92

CSP

82,70% 82,70%

80,40% 79,80%

81,50%

100 90 80 70 60

ACSPIA

Page 114: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

90

Gambar 5.16 Hasil perbandingan ACSP Ia Intra Subjek pada metode TVAR

5.2.1.1.3. Perbandingan ACSP Ib

Gambar 5.17 dan 5.18 menunjukkan hasil ACSP Ia dengan model order

seperti pada tabel 4.15 dan 4.16. pada gambar 5.17 menunjukkan hasil akurasi

terbaik berada pada model order 100 dan 70 dengan hasil yaitu 82.1%. Gambar 5.18

menunjukkan hasil akurasi terbaik didapatkan pada model order 88, 91 dan 92

dengan nilai 82.1%.

Gambar 5.17 Hasil perbandingan ACSP Ib Intra Subjek pada metode TVAR

82,70%

80,40%

82,70%

79,80%

82,70%

88 89 90 91 92

ACSPIA

82,10%

80,40% 79,80%

82,10% 81,00%

100 90 80 70 60

ACSPIB

Page 115: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

91

Gambar 5.18 Hasil perbandingan ACSP Ib Intra Subjek pada metode TVAR

5.2.1.1.4. Perbandingan ACSP Ic

Gambar 5.19 dan 5.20 menunjukkan hasil ACSP Ia dengan model order

seperti pada tabel 4.15 dan 4.16. Gambar 5.19 menunjukkan bahwa hasil akurasi

terbaik didapatkan pada model order 100 dan 90 dengan nilai 83.9%. Gambar 5.20

menunjukkan bahwa hasil akurasi terbaik didapatkan pada model order 90 dengan

nilai 83.9%.

Dari keseluruhan hasil akurasi pada inter subjek untuk metode TVAR maka

model order terbaik yang dapat diajukan adalah model order 90.

Gambar 5.19 Hasil perbandingan ACSP Ic Intra Subjek pada metode TVAR

82,10%

79,80% 80,40%

82,10% 82,10%

88 89 90 91 92

ACSPIB

83,90% 83,90% 82,70% 82,10%

79,80%

100 90 80 70 60

ACSPIC

Page 116: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

92

Gambar 5.20 Hasil perbandingan ACSP Ic Intra Subjek pada metode TVAR

5.2.1.2.Perbandingan Inter Subjek Tipe 1

Dengan model order terbaik yang didapatkan pada inter subjek, maka model

order tersebut digunakan sebagai parameter untuk inter subjek tipe 1. Gambar 5.21

menunjukkan hasil akurasi ACSP dengan skenario inter subjek tipe 1 menggunakan

model order 90.

Gambar 5.21 Hasil perbandingan ACSP Inter Subjek Tipe 1 pada metode TVAR

5.2.1.3.Perbandingan Inter Subjek Tipe 2

Dengan model order terbaik yang didapatkan pada inter subjek, maka model

order tersebut digunakan sebagai parameter untuk inter subjek tipe 2. Gambar 5.22

menunjukkan hasil akurasi ACSP dengan skenario inter subjek tipe 2 menggunakan

model order 90.

83,90%

82,70%

83,90%

82,10%

83,90%

88 89 90 91 92

ACSPIC

48,40%

52,50% 52,90%52,10%

CSP ACSPIa ACSPIb ACSPIc

DATA

Page 117: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

93

Gambar 5.22 Hasil perbandingan ACSP Inter Subjek Tipe 2 pada metode TVAR

5.2.2. SSA

Pada metode SSA akan dilakukan repetisi sebanyak 1 kali hingga 10 kali

repetisi dalam toolbox SSA. Pada bagian ini akan dibagi 3 bagian sesuai dengan

skenario yang telah ditentukan pada bab 3.

5.2.2.1.Perbandingan Intra Subjek

Pada intra subjek ini, akan dibandingkan 4 hasil akurasi intra subjek dari

seluruh metode ACSP. Hasil akurasi intra subjek pada bab 4 akan dibandingkan

sesuai dengan metode.

5.2.2.1.1. Perbandingan CSP

Pada perbandingan CSP untuk metode SSA ini terlihat pada gambar 5.23.

dimana hasil terbaik berada pada repetisi 1 dengan nilai 55.4% dan terendah pada

nilai 48.2%

52,40%

81,50% 80,40% 83%

CSP ACSPIa ACSPIb ACSPIc

AA

Page 118: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

94

Gambar 5.23 Hasil perbandingan CSP pada metode SSA dengan repetisi 1 kali

hingga 10 kali

5.2.2.1.2. Perbandingan ACSP Ia

Pada gambar 5.24 terlihat bahwa hasil akurasi pada ACSP Ia tidak terlalu

banyak berubah. Nilai tertinggi pada ACSP Ia didapatkan pada repetisi 10 kali

dengan nilai 77.4% dan nilai terendah didapatkan pada repetisi 8. Hasil akurasi

tersebut tidak terlalu berubah meskipun telah dilakukan repetisi 1 kali hingga 10

kali.

Gambar 5.24 Hasil perbandingan ACSP Ia pada metode SSA dengan repetisi 1

kali hingga 10 kali

55,40%

53,60% 53,60% 53,00% 53,60% 54,80% 54,20%

51,20%

53,00%

48,20%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

CSP

76,80% 76,80%

75,00%75,60%

75,00%75,60%

76,80%

72,00%

75,60%

77,40%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ACSPIA

Page 119: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

95

5.2.2.1.3. Perbandingan ACSP Ib

Pada gambar 5.25 terlihat bahwa hasil akurasi pada ACSP Ib tidak terlalu

banyak berubah. Nilai tertinggi pada ACSP Ib didapatkan pada repetisi 8 kali

dengan nilai 77.4% dan nilai terendah didapatkan pada repetisi 1,3,6,7, dan 9

dengan nilai 74%. Hasil akurasi tersebut tidak terlalu berubah meskipun telah

dilakukan repetisi 1 kali hingga 10 kali.

Gambar 5.25 Hasil perbandingan ACSP Ib pada metode SSA dengan repetisi 1

kali hingga 10 kali

5.2.2.1.4. Perbandingan ACSP Ic

Pada gambar 5.26 terlihat bahwa hasil akurasi pada ACSP Ic tidak terlalu

banyak berubah. Nilai tertinggi pada ACSP Ic didapatkan pada repetisi 5 kali

dengan nilai 78% dan nilai terendah didapatkan pada repetisi 1,3 dan 4 dengan nilai

75%. Hasil akurasi tersebut tidak terlalu berubah meskipun telah dilakukan repetisi

1 kali hingga 10 kali.

74,40%

75,00%

74,40%

75,60%

75,00%

74,40% 74,40%

76,20%

74,40%

75,00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ACSPIB

Page 120: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

96

Gambar 5.26 Hasil perbandingan ACSP Ic pada metode SSA dengan repetisi 1

kali hingga 10 kali

5.2.2.2.Perbandingan Inter Subjek Tipe 1

Pada inter tipe 1 subjek ini, akan dibandingkan 4 hasil akurasi inter subjek

tipe 1 dari seluruh metode ACSP. Hasil akurasi intra subjek pada bab 4 akan

dibandingkan sesuai dengan metode.

5.2.2.2.1. Perbandingan CSP

Pada gambar 5.27 terlihat bahwa hasil akurasi pada CSP tidak terlalu

banyak berubah. Nilai tertinggi pada CSP didapatkan pada repetisi 8 kali dengan

nilai 56.4% dan nilai terendah didapatkan pada repetisi 1 dengan nilai 46.6%. Hasil

akurasi tersebut tidak terlalu berubah meskipun telah dilakukan repetisi 1 kali

hingga 10 kali.

75,00%

76,80%

75,00% 75,00%

78,00%

75,60% 76,20%

77,40% 76,80%

76,20%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ACSPIC

Page 121: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

97

Gambar 5.27 Hasil perbandingan CSP Inter Subjek tipe 1 pada metode SSA

dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali

5.2.2.2.2. Perbandingan ACSP Ia

Pada gambar 5.28 terlihat bahwa hasil akurasi pada ACSP Ia tidak terlalu

banyak berubah. Nilai tertinggi pada ACSP Ia didapatkan pada repetisi 1 kali

dengan nilai 68.4% dan nilai terendah didapatkan pada repetisi 5 dengan nilai

63.9%. Hasil akurasi tersebut tidak terlalu berubah meskipun telah dilakukan

repetisi 1 kali hingga 10 kali.

Gambar 5.28 Hasil perbandingan ACSP Ia Inter Subjek tipe 1 pada metode SSA

dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali

46,60% 53,80% 54,10% 51,80% 49,10%

55,40% 52,30% 56,40% 56,10% 52,00%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

CSP

68,40%

66,60%

65,00%64,50%

63,90% 64,80% 64,80% 64,50%

66,80%

64,10%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ACSPIA

Page 122: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

98

5.2.2.2.3. Perbandingan ACSP Ib

Pada gambar 5.29 terlihat bahwa hasil akurasi pada ACSP Ic tidak terlalu

banyak berubah. Nilai tertinggi pada ACSP Ia didapatkan pada repetisi 1 kali

dengan nilai 68.9% dan nilai terendah didapatkan pada repetisi 9 dengan nilai

61.9%. Hasil akurasi tersebut tidak terlalu berubah meskipun telah dilakukan

repetisi 1 kali hingga 10 kali.

Gambar 5.29 Hasil perbandingan ACSP Ib Inter Subjek tipe 1 pada metode SSA

dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali

5.2.2.2.4. Perbandingan ACSP Ic

Pada gambar 5.30 terlihat bahwa hasil akurasi pada ACSP Ic tidak terlalu

banyak berubah. Nilai tertinggi pada ACSP Ia didapatkan pada repetisi 1 kali

dengan nilai 69.1% dan nilai terendah didapatkan pada repetisi 5 dengan nilai

63.2%. Hasil akurasi tersebut tidak terlalu berubah meskipun telah dilakukan

repetisi 1 kali hingga 10 kali.

68,90%

66,80%

63,20%

65,00%

62,70%

64,30% 64,50% 64,80%

61,60%

63,60%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ACSPIB

Page 123: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

99

Gambar 5.30 Hasil perbandingan ACSP Ic Inter Subjek tipe 1 pada metode SSA

dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali

5.2.2.3.Perbandingan Inter Subjek Tipe 2

Pada intert subjek tipe 2 subjek ini, akan dibandingkan 4 hasil akurasi inter

subjek tipe 1 dari seluruh metode ACSP. Hasil akurasi intra subjek pada bab 4 akan

dibandingkan sesuai dengan metode.

5.2.2.3.1. Perbandingan CSP

Pada gambar 5.31 terlihat bahwa hasil akurasi pada CSP tidak terlalu

banyak berubah. Nilai tertinggi pada CSP didapatkan pada repetisi 2 kali dengan

nilai 57.7% dan nilai terendah didapatkan pada repetisi 8 dan 9 dengan nilai 52.4%.

Hasil akurasi tersebut tidak terlalu berubah meskipun telah dilakukan repetisi 1 kali

hingga 10 kali.

69,10%

67,00%

64,10% 64,60%

63,20% 64,40%

65,70%

64,30% 63,90% 63,40%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ACSPIC

Page 124: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

100

Gambar 5.31 Hasil perbandingan CSP Inter Subjek tipe 2 pada metode SSA

dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali

5.2.2.3.2. Perbandingan ACSP Ia

Pada gambar 5.32 terlihat bahwa hasil akurasi pada ACSP Ia tidak terlalu

banyak berubah. Nilai tertinggi pada ACSP Ia didapatkan pada repetisi 6 kali

dengan nilai 68.9% dan nilai terendah didapatkan pada repetisi 2 dengan nilai

73.2%. Hasil akurasi tersebut tidak terlalu berubah meskipun telah dilakukan

repetisi 1 kali hingga 10 kali.

Gambar 5.32 Hasil perbandingan ACSP Ia Inter Subjek tipe 2 pada metode SSA

dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali

54,80%

57,70%

53,00% 53,00%

55,40%

53,60% 53,60% 52,40% 52,40%

54,20%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

CSP

75,00%

73,20%

75,60% 75,60%

73,80%

77,40%

75,60% 75,60% 75,60% 75,60%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ACSPIA

Page 125: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

101

5.2.2.3.3. Perbandingan ACSP Ib

Pada gambar 5.33 terlihat bahwa hasil akurasi pada ACSP Ib tidak terlalu

banyak berubah. Nilai tertinggi pada ACSP Ia didapatkan pada repetisi 8 kali

dengan nilai 78% dan nilai terendah didapatkan pada repetisi 2 dengan nilai 73.2%.

Hasil akurasi tersebut tidak terlalu berubah meskipun telah dilakukan repetisi 1 kali

hingga 10 kali.

Gambar 5.33 Hasil perbandingan ACSP Ic Inter Subjek tipe 2 pada metode SSA

dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali

5.2.2.3.4. Perbandingan ACSP Ic

Pada gambar 5.34 terlihat bahwa hasil akurasi pada ACSP Ic tidak terlalu

banyak berubah. Nilai tertinggi pada ACSP Ia didapatkan pada repetisi 4 kali

dengan nilai 78% dan nilai terendah didapatkan pada repetisi 3 dengan nilai 73%.

Hasil akurasi tersebut tidak terlalu berubah meskipun telah dilakukan repetisi 1 kali

hingga 10 kali.

Dari keseluruhan perbandingan yang dibahas pada metode SSA, hasil

repetisi tidak menambah hasil akurasi. Dapat disimpulkan bahwa dengan

menambah repetisi tidak menambah akurasi.

75,00%

73,20%

76,80%

75,60% 75,60% 75,60%

76,80%

78,00% 77,60%

76,20%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ACSPIB

Page 126: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

102

Gambar 5.34 Hasil perbandingan ACSP Ic Inter Subjek tipe 2 pada metode SSA

dengan repetisi 1 kali hingga 10 kali

5.2.3. Bandpass

Pada metode bandpass akan dilakukan 4 kali percobaan. Keempat

percobaan dilakukan dengan cara merubah jangkauan pemotongan. Jangkauan

pemotongan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.22 hingga 4.25. Hasil dari tiap tabel

tersebut akan dibandingkan ditiap percobaan sehingga dapat dilihat jangkaun

terbaik pada metode bandpass.

5.2.3.1.Perbandingan Intra Subjek

Pada bagian intra subjek ini, akan dibandingkan tiap percobaan.

Perbandingan untuk mendapatkan jangkauan pemotongan terbaik sehingga dapat

dibandingkan dengan hasil akurasi dengan menggunakan jangkauan pemotongan 8

Hz - 32 Hz.

5.2.3.1.1. Percobaan 1

Pada percobaan 1 ini akan dibandingkan 4 metode ACSP. Jangkauan

pemotongan pada percobaan satu ini adalah 3 Hz – 37 Hz, 13 Hz – 27 Hz, 8 Hz –

32 Hz dan 18 Hz – 22 Hz. Gambar 5.35 menunjukkan hasil akurasi metode CSP

dimana hasil terbaik berada pada jangkauan pemotongan 13 Hz – 27 Hz dengan

hasil akurasi 58.9%. Gambar 5.36 menunjukkan hasil akurasi metode ACSP Ia

dimana hasil terbaik berada pada jangkauan pemotongan 18 Hz – 22 Hz dengan

75,60% 76,20%

75,00%

78,00%

76,80%

75,60%

77,40%

75,60% 76,20%

75,60%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ACSPIC

Page 127: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

103

nilai hasil akurasi 98.2%. Gambar 5.37 menunjukkan hasil akurasi metode ACSP

Ib dengan hasil akurasi terbaik berada pada jangkauan pemotongan 18 Hz – 22 Hz

dengan nilai akurasi sebesar 97%. Gambar 5.38 menunjukkan hasil akurasi metode

ACSP Ib dengan hasil akurasi terbaik berada pada jangkauan pemotongan 17 Hz –

23 Hz dengan nilai akurasi sebesar 98.2%.

Gambar 5.35 Percobaan 1 CSP pada metode bandpass

Gambar 5.36 Percobaan 1 ACSP Ia pada metode bandpass

56,50%

58,90%

56%

50,50%

18Hz- 22Hz 13Hz- 27Hz 8Hz– 32Hz 3Hz- 37Hz

CSP

98,20%

95,20% 95,80%

95,20%

18Hz- 22Hz 13Hz- 27Hz 8Hz– 32Hz 3Hz- 37Hz

ACSPIA

Page 128: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

104

Gambar 5.37 Percobaan 1 ACSP Ib pada metode bandpass

Gambar 5.38 Percobaan 1 ACSP Ic pada metode bandpass

5.2.3.1.2. Percobaan 2

Pada percobaan 2 ini akan dibandingkan 4 metode ACSP. Jangkauan

pemotongan pada percobaan satu ini adalah 15 Hz – 25 Hz, 16 Hz – 24 Hz, 17 Hz

- 23 Hz, 18 Hz – 22 Hz dan 19 Hz – 21 Hz. Gambar 5.39 menunjukkan hasil akurasi

metode CSP dimana hasil terbaik berada pada jangkauan pemotongan 18 Hz – 22

Hz dengan hasil akurasi 56.5%. Gambar 5.40 menunjukkan hasil akurasi metode

ACSP Ia dimana hasil terbaik berada pada jangkauan pemotongan 17 Hz – 23 Hz

97,00%

95,20%

96,40%

94,60%

18Hz- 22Hz 13Hz- 27Hz 8Hz– 32Hz 3Hz- 37Hz

ACSPIB

97,00%

94,60% 95,20% 95,20%

18Hz- 22Hz 13Hz- 27Hz 8Hz– 32Hz 3Hz- 37Hz

ACSPIC

Page 129: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

105

dengan nilai hasil akurasi 98.8%. Gambar 5.41 menunjukkan hasil akurasi metode

ACSP Ib dengan hasil akurasi terbaik berada pada jangkauan pemotongan 17 Hz –

23 Hz dengan nilai akurasi sebesar 99%. Gambar 5.42 menunjukkan hasil akurasi

metode ACSP Ib dengan hasil akurasi terbaik berada pada jangkauan pemotongan

17 Hz – 23 Hz dengan nilai akurasi sebesar 98.2%

Gambar 5.39 Percobaan 2 CSP pada metode bandpass

Gambar 5.40 Percobaan 2 ACSP Ia pada metode bandpass

50,60% 51,20%

52,40%

54,20%

51,20%

15Hz– 25Hz 16Hz– 24Hz 17Hz– 23Hz 18Hz- 22Hz 19Hz– 21Hz

CSP

95,20%

97%

98,80% 98,20%

96,40%

15Hz– 25Hz 16Hz– 24Hz 17Hz– 23Hz 18Hz- 22Hz 19Hz– 21Hz

ACSPIA

Page 130: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

106

Gambar 5.41 Percobaan 2 ACSP Ib pada metode bandpass

Gambar 5.42 Percobaan 2 ACSP Ib pada metode bandpass

5.2.3.1.3. Percobaan 3

Pada percobaan 3 ini akan dibandingkan 4 metode ACSP. Jangkauan

pemotongan ini sebanyak 10 jangkauan. Berdasarkan hasil rata-rata dari tabel 4.24

maka jangkauan 17 Hz – 28 Hz memiliki hasil terbaik dari keseluruhan percobaan

3.

94,60%

96,40%

99%

97,00%97,60%

15Hz– 25Hz 16Hz– 24Hz 17Hz– 23Hz 18Hz- 22Hz 19Hz– 21Hz

ACSPIB

95,20%

96,40%

98,20%

97,00% 97%

15Hz– 25Hz 16Hz– 24Hz 17Hz– 23Hz 18Hz- 22Hz 19Hz– 21Hz

ACSPIC

Page 131: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

107

Gambar 5.43 Percobaan 2 CSP pada metode bandpass

Gambar 5.44 Percobaan 3 ACSP Ia pada metode bandpass

52,40% 48,80% 50,60% 56,50% 58,90% 58,30% 57,70% 59,50% 56% 59,30%

17Hz–23Hz

17Hz–24Hz

17Hz–25Hz

17Hz–26Hz

17Hz–27Hz

17Hz–28Hz

17Hz–29Hz

17Hz–30Hz

17Hz–31Hz

17Hz–32Hz

CSP

98,20%

72%

97% 95,80% 97% 97% 95,20% 95,20% 94,60% 95,20%

17Hz–23Hz

17Hz–24Hz

17Hz–25Hz

17Hz–26Hz

17Hz–27Hz

17Hz–28Hz

17Hz–29Hz

17Hz–30Hz

17Hz–31Hz

17Hz–32Hz

ACPSIA

Page 132: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

108

Gambar 5.45 Percobaan 3 ACSP Ib pada metode bandpass

Gambar 5.46 Percobaan 3 ACSP Ic pada metode bandpass

5.2.3.1.4. Percobaan 4

Pada percobaan 4 ini akan dibandingkan 4 metode ACSP. Jangkauan

pemotongan pada percobaan 4 sebanyak 10 jangkauan. Berdasarkan hasil rata-rata

dari tabel 4.25 maka jangkauan 9 Hz – 28 Hz memiliki hasil terbaik dari

keseluruhan percobaan 4.

98,80%

74,40%

96,40% 95,80% 97% 97,60% 95,20% 95,20% 94% 94%

17Hz–23Hz

17Hz–24Hz

17Hz–25Hz

17Hz–26Hz

17Hz–27Hz

17Hz–28Hz

17Hz–29Hz

17Hz–30Hz

17Hz–31Hz

17Hz–32Hz

ACSPIB

98,20%

74,40%

97,60% 95,80% 97% 97,60% 96,40% 95,80% 94% 95,20%

17Hz–23Hz

17Hz–24Hz

17Hz–25Hz

17Hz–26Hz

17Hz–27Hz

17Hz–28Hz

17Hz–29Hz

17Hz–30Hz

17Hz–31Hz

17Hz–32Hz

ACSPIC

Page 133: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

109

Gambar 5.47 Percobaan 4 CSP pada metode bandpass

Gambar 5.48 Percobaan 4 ACSP Ia pada metode bandpass

60%

62,50% 63,10%

58,90%

61,90%

64,30%

60,10% 60,10% 58,90%

58,30%

8Hz–28Hz

9Hz–28Hz

10Hz–28Hz

11Hz–28Hz

12Hz–28Hz

13Hz–28Hz

14Hz–28Hz

15Hz–28Hz

16Hz–28Hz

17Hz–28Hz

CSP

97,60% 98%

96,40%

93,50%

95,20%

92,90%

97,00%96%

97,00% 97%

8Hz–28Hz

9Hz–28Hz

10Hz–28Hz

11Hz–28Hz

12Hz–28Hz

13Hz–28Hz

14Hz–28Hz

15Hz–28Hz

16Hz–28Hz

17Hz–28Hz

ACSPIA

Page 134: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

110

Gambar 5.49 Percobaan 4 ACSP Ib pada metode bandpass

Gambar 5.50 Percobaan 4 ACSP Ic pada metode bandpass

5.2.3.2.Perbandingan Inter Subjek Tipe 1

Dengan jangkauan pemotongan terbaik yang didapatkan pada inter subjek,

maka parameter tersebut digunakan sebagai parameter untuk inter subjek tipe 1.

Gambar 5.51 menunjukkan hasil akurasi ACSP dengan skenario inter subjek tipe 1

menggunakan parameter 9 Hz – 28 Hz.

98,20% 97,60%

96,40%

95%

95,80%

94,00%

95,80%

97,00%96,40%

97,60%

8Hz–28Hz

9Hz–28Hz

10Hz–28Hz

11Hz–28Hz

12Hz–28Hz

13Hz–28Hz

14Hz–28Hz

15Hz–28Hz

16Hz–28Hz

17Hz–28Hz

ACSPIB

97,60% 96,40%

97,60%

95,80% 95,20%

92,90%

95,80%

98,20%

96,40% 97,60%

8Hz–28Hz

9Hz–28Hz

10Hz–28Hz

11Hz–28Hz

12Hz–28Hz

13Hz–28Hz

14Hz–28Hz

15Hz–28Hz

16Hz–28Hz

17Hz–28Hz

ACSPIC

Page 135: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

111

Gambar 5.51 Hasil ACSP Inter Subjek tipe 2 menggunakan parameter 9 Hz – 28 Hz

5.2.3.3.Perbandingan Inter Subjek Tipe 2

Dengan jangkauan pemotongan terbaik yang didapatkan pada inter subjek,

maka parameter tersebut digunakan sebagai parameter untuk inter subjek tipe 2.

Gambar 5.52 menunjukkan hasil akurasi ACSP dengan skenario inter subjek tipe 2

menggunakan parameter 9 Hz – 28 Hz.

Gambar 5.52 Hasil ACSP Inter Subjek tipe 2 menggunakan parameter 9 Hz – 28 Hz

70,90%

48,20% 50% 49,50%

CSP ACPSIa ACSPIb ACSPIc

DATA

60,70%

97,60% 97,60% 97,60%

CSP ACPSIa ACSPIb ACSPIc

AA

Page 136: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

112

5.3.Perbandingan keseluruhan

Tabel 5.1 menjelaskan hasil klasifikasi sebelum dilakukan optimasi. Tabel

5.2 menjelaskan hasil klasifikasi sesudah dioptimasi. Gambar 5.56 menjelaskan

grafik gabungan antara hasil klasifikasi sebelum dan sesudah dilakukan optimasi.

Gambar 5.56 menjelaskan bahwa hasil terbaik dari keseluruhan penelitian ini

metode bandpass filtering adalah metode terbaik yang dapat digunakan sebagai

masukan metode ACSP.

Tabel 5.1 Hasil klasifikasi sebelum dioptimasi

tanpa SSA TVAR BP

Intra Subjek 67.55% 70.53% 75.30% 86%

Inter Subjek

tipe 1 56.03% 57.65% 51.48% 52.73%

Inter Subjek

tipe 2 67.55% 69.20% 74.33% 86.28%

Hasil 63.71% 65.79% 67.03% 74.95%

Tabel 5.2 Hasil klasifikasi sesudah dioptimasi

SSA TVAR BP

Intra subjek 69.95% 75.30% 89%

inter subjek tipe 1 61.90% 51.48% 54.65%

inter subjek tipe 2 70.39% 74.33% 88.38%

hasil 67.41% 67.03% 77.34%

Page 137: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

113

Gambar 5.53 grafik keseluruhan dari hasil sebelum dan sesudah optimasi

63,71% 65,79%

67,03%

74,95%

67,41% 67,03%

77,34%

60,00%62,00%

64,00% 66,00%68,00%70,00%72,00%

74,00% 76,00%78,00%80,00%

tanpa SSA TVAR BP

GrafikAkurasisebelumdansesudahoptimasi

Sebelum Sesudah

Page 138: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

114

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 139: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

115

BAB 6

KESIMPULAN

Dalam bab ini dijelaskan kesimpulan dari hasil uji coba dan analisis hasil

yang dilakukan sesuai dengan skenario uji coba. Setelah penelitian ini dilaksanakan

maka berikut kesimpulan yang didapatkan:

a. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

ketiga metode yaitu TVAR, SSA dan Bandpass Filtering dapat disimpulkan

bahwa dibutuhkan praproses data sebelum dilakukan perhitungan

menggunakan metode ACSP. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

hasil akurasi terbaik diperoleh dengan menggunakan metode Bandpass

Filtering dibandingkan kedua metode lainnya dengan hasil akurasi sebesar

74.95%

b. Selanjutnya dengan menggunakan metode bandpass dilakukan percobaan

dengan mengubah jangkauan potong sinyal yang digunakan untuk

mengoptimasi hasil akurasi dari metode tersebut. Dengan percobaan

tersebut parameter terbaik untuk mengoptimasi metode bandpass berada

pada jangkauan potong sinyal 9 Hz – 28 Hz dengan tingkat akurasi sebesar

77.34%.

Page 140: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

116

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 141: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

117

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkader, S.N., Atia, A., Mostafa, M.-S.M., 2015. Brain computer interfacing: Applications and challenges. Egypt. Inform. J. 16, 213–230. http://dx.doi.org/10.1016/j.eij.2015.06.002

Bronzino, J. (Ed.), 1999. The Biomedical Engineering Handbook, Second Edition. 2 Volume Set, Electrical Engineering Handbook. CRC Press.

Graimann, B., Allison, B.Z., Pfurtscheller, G., 2010. Brain-Computer Interfaces: Revolutionizing Human-Computer Interaction. Springer Science & Business Media.

Gunawan, D., Filbert Himan Juwono, 2012. Pengolahan Sinyal Digital dengan Pemograman Matlab, First. ed. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Gutiérrez, D., Salazar-Varas, R., 2012. Using eigenstructure decompositions of time-varying autoregressions in common spatial patterns-based EEG signal classification. Biomed. Signal Process. Control, Biomedical Image Restoration and Enhancement 7, 622–631. https://doi.org/10.1016/j.bspc.2012.03.004

Gutiérrez, D., Salazar-Varas, R., 2011. EEG signal classification using time-varying autoregressive models and common spatial patterns. Conf. Proc. Annu. Int. Conf. IEEE Eng. Med. Biol. Soc. IEEE Eng. Med. Biol. Soc. Annu. Conf. 2011, 6585–6588. https://doi.org/10.1109/IEMBS.2011.6091624

Han, J., Kamber, M., 2011. Data mining: concepts and techniques, 3rd ed. ed. Elsevier, Burlington, MA.

Huang, D., Guan, C., Ang, K.K., Zhang, H., Pan, Y., 2012. Asymmetric spatial pattern for EEG-based emotion detection, in: Neural Networks (IJCNN), The 2012 International Joint Conference On. IEEE, pp. 1–7.

Jain, A., Kim, I., Gluckman, B.J., 2011. Low cost electroencephalographic acquisition amplifier to serve as teaching and research tool. Conf. Proc. Annu. Int. Conf. IEEE Eng. Med. Biol. Soc. IEEE Eng. Med. Biol. Soc. Annu. Conf. 2011, 1888–1891. https://doi.org/10.1109/IEMBS.2011.6090535

Krystal, A.D., Prado, R., West, M., 1999. New methods of time series analysis of non-stationary EEG data: eigenstructure decompositions of time varying autoregressions. Clin. Neurophysiol. Off. J. Int. Fed. Clin. Neurophysiol. 110, 2197–2206.

Li, Y., Guan, C., 2006. An extended EM algorithm for joint feature extraction and classification in brain-computer interfaces. Neural Comput. 18, 2730–2761.

Li, Y., Luo, M.-L., Li, K., 2016. A multiwavelet-based time-varying model identification approach for time–frequency analysis of EEG signals. Neurocomputing 193, 106–114. https://doi.org/10.1016/j.neucom.2016.01.062

Müller-Gerking, J., Pfurtscheller, G., Flyvbjerg, H., 1999. Designing optimal spatial filters for single-trial {EEG} classification in a movement task. Clin.

Page 142: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

118

Neurophysiol. 110, 787–798. http://dx.doi.org/10.1016/S1388-2457(98)00038-8

Pfurtscheller, G., Neuper, C., 2001. Motor imagery and direct brain-computer communication. Proc. IEEE 89, 1123–1134.

Prado, R., 1998. Latent structure in non-stationary time series. Duke University Durham, NC.

Ramoser, H., Müller-Gerking, J., Pfurtscheller, G., 2000. Optimal spatial filtering of single trial EEG during imagined hand movement. IEEE Trans. Rehabil. Eng. Publ. IEEE Eng. Med. Biol. Soc. 8, 441–446.

Samek, W., Muller, K.-R., Kawanabe, M., Vidaurre, C., 2012. Brain-computer interfacing in discriminative and stationary subspaces. Conf. Proc. Annu. Int. Conf. IEEE Eng. Med. Biol. Soc. IEEE Eng. Med. Biol. Soc. Annu. Conf. 2012, 2873–2876. https://doi.org/10.1109/EMBC.2012.6346563

Sanei, S., Chambers, J., 2007. EEG signal processing. John Wiley & Sons, Chichester, England; Hoboken, NJ.

Song, X., Yoon, S.-C., 2015. Improving brain-computer interface classification using adaptive common spatial patterns. Comput. Biol. Med. 61, 150–160. https://doi.org/10.1016/j.compbiomed.2015.03.023

Song, X., Yoon, S.-C., Perera, V., 2013. Adaptive common spatial pattern for single-trial EEG classification in multisubject BCI, in: Neural Engineering (NER), 2013 6th International IEEE/EMBS Conference On. IEEE, pp. 411–414.

Steven W. Smith, n.d. The Scientist and Engineer’s Guide to Digital Signal Processing.

Sun, S., Zhang, C., 2006. Adaptive feature extraction for EEG signal classification. Med. Biol. Eng. Comput. 44, 931–935. https://doi.org/10.1007/s11517-006-0107-4

Sun, S., Zhou, J., 2014. A review of adaptive feature extraction and classification methods for EEG-based brain-computer interfaces, in: 2014 International Joint Conference on Neural Networks (IJCNN). Presented at the 2014 International Joint Conference on Neural Networks (IJCNN), pp. 1746–1753. https://doi.org/10.1109/IJCNN.2014.6889525

von Bunau, P., Meinecke, F.C., Scholler, S., Muller, K.-R., 2010. Finding stationary brain sources in EEG data. Conf. Proc. Annu. Int. Conf. IEEE Eng. Med. Biol. Soc. IEEE Eng. Med. Biol. Soc. Annu. Conf. 2010, 2810–2813. https://doi.org/10.1109/IEMBS.2010.5626537

Wang, Y., Gao, S., Gao, X., 2005. Common Spatial Pattern Method for Channel Selelction in Motor Imagery Based Brain-computer Interface, in: 2005 IEEE Engineering in Medicine and Biology 27th Annual Conference. Presented at the 2005 IEEE Engineering in Medicine and Biology 27th Annual Conference, pp. 5392–5395. https://doi.org/10.1109/IEMBS.2005.1615701

Wolpaw, J.R., Birbaumer, N., McFarland, D.J., Pfurtscheller, G., Vaughan, T.M., 2002. Brain-computer interfaces for communication and control. Clin. Neurophysiol. Off. J. Int. Fed. Clin. Neurophysiol. 113, 767–791.

Page 143: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

119

LAMPIRAN A. Sumber kode ACSP Intra-subjek

Pada lampiran ini akan melampirkan sumber kode dari metode ACSP intra

subjek.

data = 0.1*double(aa'); marker = vertcat(mrk.pos,mrk.y)'; trial_kelas1 = 0; trial_kelas2 = 0; trialnan = 0; % pisah data for i = 1:280 if i == 280 E{i} = data(:,mrk.pos(280):end); else E{i} = data(:,mrk.pos(i):mrk.pos(i+1)); end end kelas1 = []; kelas2 = []; for i = 1:280 if marker(i,2) == 1 trial_kelas1 = trial_kelas1 +1; kelas1 = horzcat(kelas1,E{i}); elseif marker (i,2)==2 trial_kelas2 = trial_kelas2 +1; kelas2 = horzcat(kelas2,E{i}); end end jumlah2kelas = trial_kelas1+trial_kelas2; [w,R] = CSP(kelas1,kelas2); ZJ = 0; for i = 1:jumlah2kelas ZJclass{i} = w*E{i}; dataZj{i} = var([ZJclass{i}(1,:),ZJclass{i}(118,:)]); ZJ = ZJ+dataZj{i}; end Xr1class = 0; Xr2class = 0; for j = 1: jumlah2kelas for i =1:118 Zr{j,i} = var(ZJclass{1,j}(i,:)); Xr{j,i} = log(Zr{j,i}/ZJ); if marker(i,2) == 1 Xr1{j,i} = log(Zr{j,i})/ZJ;

Page 144: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

120

Xr1class = Xr1class+Xr1{j,i} ; elseif marker(i,2) == 2 Xr2{j,i} = log(Zr{j,i})/ZJ; Xr2class = Xr2class+Xr2{j,i} ; end end end [a,b]=size(Xr); for i = 1:a for j = 1:b XR(i,j) = Xr{i,j}; end end for i = jumlah2kelas+1 : 280 % %%% hitung cov 3 cov3 = E{i}*E{i}'/trace(E{i}*E{i}'); %%%%%% ACSP IA %%%%% SigmaIB1 = Xr1class/(Xr1class+Xr2class); SigmaIB2 = Xr2class/(Xr1class+Xr2class); Cov1IA = 1/(trial_kelas1+1)*(SigmaIB1*cov3+trial_kelas1*R{1,1}); Cov2IA = 1/(trial_kelas2+1)*(SigmaIB2*cov3+trial_kelas2*R{1,2}); CtbaruIA = Cov1IA + Cov2IA; XRIA = coba(CtbaruIA,R,jumlah2kelas,E); % %%%%%%%%%%% ACSP IA %%%%%%%% % % %%%%%%%%%%% ACSP IB %%%%%%%% KLD1 = KLDiv(cov3,R{1,1}); KLD2 = KLDiv(cov3,R{1,2}); SigmaIB1 = 1-(KLD1/(KLD1+KLD2)); SigmaIB2 = 1-(KLD1/(KLD1+KLD2)); Cov1IB = 1/(trial_kelas1+1)*(SigmaIB1*cov3+trial_kelas1*R{1,1}); Cov2IB = 1/(trial_kelas2+1)*(SigmaIB2*cov3+trial_kelas2*R{1,2}); CtbaruIB = Cov1IB + Cov2IB; XRIB = coba(CtbaruIB,R,jumlah2kelas,E); % %%%%%%%%%%% ACSP IB %%%%%%%% % % %%%%%%%%%%% ACSP IC %%%%%%%% SigmaIA1IC = norm([cov3,R{1,1}],'fro')/(norm([cov3,R{1,1}],'fro')+norm([cov3,R{1,2}],'fro')); SigmaIA2IC = norm([cov3,R{1,2}],'fro')/(norm([cov3,R{1,1}],'fro')+norm([cov3,R{1,2}],'fro'));

Page 145: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

121

Cov1IC = 1/(trial_kelas1+1)*(SigmaIA1IC*cov3+trial_kelas1*R{1,1}); Cov2IC = 1/(trial_kelas2+1)*(SigmaIA2IC*cov3+trial_kelas2*R{1,2}); CtbaruIC = Cov1IC + Cov2IC; XRIC = coba (CtbaruIC,R,jumlah2kelas,E); % %%%%%%%%%%% ACSP IC %%%%%%%% end %%%% membuat fitur menjadi tabel dan grup kelas %%%% fiturXR = array2table(XR); fiturXR.Group = mrk.y(1:jumlah2kelas)'; fiturXRIA= array2table(XRIA); fiturXRIA.Group = mrk.y(1:jumlah2kelas)'; fiturXRIB= array2table(XRIB); fiturXRIB.Group = mrk.y(1:jumlah2kelas)'; fiturXRIC= array2table(XRIC); fiturXRIC.Group = mrk.y(1:jumlah2kelas)'; %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

Page 146: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

122

B. Sumber Kode ACSP Inter-subjek 1

Pada lampiran ini akan melampirkan sumber kode dari metode ACSP intra

subjek tipe 1. for o = 1:5 for i = 1:280 if i == 280 E{o,i} = 0.1*double(data{o}(:,mrk{1,o}.pos(280):end)); else E{o,i} = 0.1*double(data{o}(:,mrk{1,o}.pos(i):mrk{1,o}.pos(i+1))); end end trial1 = 0; trial2 = 0; for i =1:280 if mrk{1,o}.y(i) == 1 trial1 = trial1+1; elseif mrk{1,o}.y(i) == 2 trial2 = trial2+1; end kelas1{o} = trial1; kelas2{o} = trial2; end jumlahkelas{o} = kelas1{o} + kelas2{o} ; end marker = [mrk{1,1}.y(1:168),mrk{1,2}.y(1:224),mrk{1,3}.y(1:84),mrk{1,4}.y(1:56),mrk{1,5}.y(1:28)]; dataKelas = []; dataNan = []; trial_kelas1 = 0; trial_kelas2 = 0; dataKelas1 = []; dataKelas2 = []; for baris = 1:5 for kolom = 1:280 if mrk{1,baris}.y(kolom) == 1 dataKelas = horzcat(dataKelas,E(baris,kolom)); trial_kelas1 = trial_kelas1 +1; dataKelas1 = horzcat(dataKelas1,E{baris,kolom}); elseif mrk{1,baris}.y(kolom) == 2 dataKelas = horzcat(dataKelas,E(baris,kolom)); trial_kelas2 = trial_kelas2 +1; dataKelas2 = horzcat(dataKelas2,E{baris,kolom}); else dataNan = horzcat(dataNan,E(baris,kolom)); end end end

Page 147: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

123

[w,R] = CSP(dataKelas1,dataKelas2); ZJ = 0; for i = 1:560 ZJclass{i} = w*dataKelas{i}; dataZj{i} = var([ZJclass{i}(1,:),ZJclass{i}(118,:)]); ZJ = ZJ+dataZj{i}; end Xr1class = 0; Xr2class = 0; for j = 1: 560 for i =1:118 Zr{j,i} = var(ZJclass{1,j}(i,:)); Xr{j,i} = log(Zr{j,i}/ZJ); if marker(j) == 1 Xr1{j,i} = log(Zr{j,i})/ZJ; Xr1class = Xr1class+Xr1{j,i} ; elseif marker(j) == 2 Xr2{j,i} = log(Zr{j,i})/ZJ; Xr2class = Xr2class+Xr2{j,i} ; end end end [a,b]=size(Xr); for i = 1:a for j = 1:b XR(i,j) = Xr{i,j}; end end for i = 1 : 840 %%% hitung cov 3 cov3 = dataNan{i}*dataNan{i}'/trace(dataNan{i}*dataNan{i}'); %%%%%% ACSP IA %%%%% SigmaIB1 = Xr1class/(Xr1class+Xr2class); SigmaIB2 = Xr2class/(Xr1class+Xr2class); Cov1IA = 1/(trial_kelas1+1)*(SigmaIB1*cov3+trial_kelas1*R{1,1}); Cov2IA = 1/(trial_kelas2+1)*(SigmaIB2*cov3+trial_kelas2*R{1,2}); CtbaruIA = Cov1IA + Cov2IA; XRIA = coba(CtbaruIA,R,560,dataKelas); %%%%%%%%%%% ACSP IA %%%%%%%% %%%%%%%%%%% ACSP IB %%%%%%%%

Page 148: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

124

KLD1 = KLDiv(cov3,R{1,1}); KLD2 = KLDiv(cov3,R{1,2}); SigmaIB1 = 1-(KLD1/(KLD1+KLD2)); SigmaIB2 = 1-(KLD1/(KLD1+KLD2)); Cov1IB = 1/(trial_kelas1+1)*(SigmaIB1*cov3+trial_kelas1*R{1,1}); Cov2IB = 1/(trial_kelas2+1)*(SigmaIB2*cov3+trial_kelas2*R{1,2}); CtbaruIB = Cov1IB + Cov2IB; XRIB = coba(CtbaruIB,R,560,dataKelas); %%%%%%%%%%% ACSP IB %%%%%%%% %%%%%%%%%%% ACSP IC %%%%%%%% SigmaIA1IC = norm([cov3,R{1,1}],'fro')/(norm([cov3,R{1,1}],'fro')+norm([cov3,R{1,2}],'fro')); SigmaIA2IC = norm([cov3,R{1,2}],'fro')/(norm([cov3,R{1,1}],'fro')+norm([cov3,R{1,2}],'fro')); Cov1IC = 1/(trial_kelas1+1)*(SigmaIA1IC*cov3+trial_kelas1*R{1,1}); Cov2IC = 1/(trial_kelas2+1)*(SigmaIA2IC*cov3+trial_kelas2*R{1,2}); CtbaruIC = Cov1IC + Cov2IC; XRIC = coba(CtbaruIC,R,560,dataKelas); %%%%%%%%%%% ACSP IC %%%%%%%% end fiturXR = array2table(XR); fiturXR.Group = marker(1:560)'; fiturXRIA= array2table(XRIA); fiturXRIA.Group = marker(1:560)'; fiturXRIB= array2table(XRIB); fiturXRIB.Group = marker(1:560)'; fiturXRIC= array2table(XRIC); fiturXRIC.Group = marker(1:560)';

Page 149: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

125

C. Sumber Kode ACSP Inter-subjek 2

Pada lampiran ini akan melampirkan sumber kode dari metode ACSP intra

subjek tipe 2.

data = 0.1*double(ay'); marker = vertcat(mrkay.pos,mrkay.y)'; trial_kelas1 = 0; trial_kelas2 = 0; trialnan = 0; % pisah data for i = 1:280 if i == 280 E{i} = data(:,mrkay.pos(280):end); else E{i} = data(:,mrkay.pos(i):mrkay.pos(i+1)); end end % kelas1 = []; kelas2 = []; for i = 1:280 if marker(i,2) == 1 trial_kelas1 = trial_kelas1 +1; kelas1 = horzcat(kelas1,E{i}); elseif marker (i,2)==2 trial_kelas2 = trial_kelas2 +1; kelas2 = horzcat(kelas2,E{i}); end end jumlah2kelas = trial_kelas1+trial_kelas2; [w,R] = CSP(kelas1,kelas2); ZJ = 0; for i = 1:jumlah2kelas ZJclass{i} = w*E{i}; dataZj{i} = var([ZJclass{i}(1,:),ZJclass{i}(118,:)]); ZJ = ZJ+dataZj{i}; end Xr1class = 0; Xr2class = 0; for j = 1: jumlah2kelas for i =1:118 Zr{j,i} = var(ZJclass{1,j}(i,:)); Xr{j,i} = log(Zr{j,i}/ZJ); if marker(i,2) == 1

Page 150: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

126

Xr1{j,i} = log(Zr{j,i})/ZJ; Xr1class = Xr1class+Xr1{j,i} ; elseif marker(i,2) == 2 Xr2{j,i} = log(Zr{j,i})/ZJ; Xr2class = Xr2class+Xr2{j,i} ; end end end [a,b]=size(Xr); for i = 1:a for j = 1:b XR(i,j) = Xr{i,j}; end end % markerbaru = [mrk{1,1}.y(1:168),mrk{1,2}.y(1:224),mrk{1,3}.y(1:84),mrk{1,4}.y(1:56),mrk{1,5}.y(1:28)]; dataNan = []; % trial_kelas1 = 0; % trial_kelas2 = 0; for baris = 1:5 for i = 1:280 if i == 280 EBaru {baris,i} = databaru{baris}(:,mrkbaru{1,baris}.pos(280):end); else % E{i} = data(:,mrk.pos(i)+1:mrk.pos(i+1)); EBaru{baris,i} = databaru{baris}(:,mrkbaru{1,baris}.pos(i):mrkbaru{1,baris}.pos(i+1)); end end for kolom = 1:280 if mrkbaru{1,baris}.y(kolom) == 1 % dataKelas = horzcat(dataKelas,E(baris,kolom)); % trial_kelas1 = trial_kelas1 +1; elseif mrkbaru{1,baris}.y(kolom) == 2 % dataKelas = horzcat(dataKelas,E(baris,kolom)); % trial_kelas2 = trial_kelas2 +1; else dataNan = horzcat(dataNan,EBaru(baris,kolom)); end end end

Page 151: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

127

for i = 1 : 840 %%% hitung cov 3 dataNan{i} = 0.1*double(dataNan{i}); cov3 = dataNan{i}*dataNan{i}'/trace(dataNan{i}*dataNan{i}'); %%%%%% ACSP IA %%%%% SigmaIB1 = Xr1class/(Xr1class+Xr2class); SigmaIB2 = Xr2class/(Xr1class+Xr2class); Cov1IA = 1/(trial_kelas1+1)*(SigmaIB1*cov3+trial_kelas1*R{1,1}); Cov2IA = 1/(trial_kelas2+1)*(SigmaIB2*cov3+trial_kelas2*R{1,2}); CtbaruIA = Cov1IA + Cov2IA; XRIA = coba(CtbaruIA,R,jumlah2kelas,E); %%%%%%%%%%% ACSP IA %%%%%%%% %%%%%%%%%%% ACSP IB %%%%%%%% KLD1 = KLDiv(cov3,R{1,1}); KLD2 = KLDiv(cov3,R{1,2}); SigmaIB1 = 1-(KLD1/(KLD1+KLD2)); SigmaIB2 = 1-(KLD1/(KLD1+KLD2)); Cov1IB = 1/(trial_kelas1+1)*(SigmaIB1*cov3+trial_kelas1*R{1,1}); Cov2IB = 1/(trial_kelas2+1)*(SigmaIB2*cov3+trial_kelas2*R{1,2}); CtbaruIB = Cov1IB + Cov2IB; XRIB = coba(CtbaruIB,R,jumlah2kelas,E); %%%%%%%%%%% ACSP IB %%%%%%%% %%%%%%%%%%% ACSP IC %%%%%%%% SigmaIA1IC = norm([cov3,R{1,1}],'fro')/(norm([cov3,R{1,1}],'fro')+norm([cov3,R{1,2}],'fro')); SigmaIA2IC = norm([cov3,R{1,2}],'fro')/(norm([cov3,R{1,1}],'fro')+norm([cov3,R{1,2}],'fro')); Cov1IC = 1/(trial_kelas1+1)*(SigmaIA1IC*cov3+trial_kelas1*R{1,1}); Cov2IC = 1/(trial_kelas2+1)*(SigmaIA2IC*cov3+trial_kelas2*R{1,2}); CtbaruIC = Cov1IC + Cov2IC; XRIC = coba(CtbaruIC,R,jumlah2kelas,E); %%%%%%%%%%% ACSP IC %%%%%%%% end fiturXR= array2table(XR); fiturXR.Group = mrkay.y(1:jumlah2kelas)'; fiturXRIA= array2table(XRIA); fiturXRIA.Group = mrkay.y(1:jumlah2kelas)';

Page 152: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

128

fiturXRIB= array2table(XRIB); fiturXRIB.Group = mrkay.y(1:jumlah2kelas)'; fiturXRIC= array2table(XRIC); fiturXRIC.Group = mrkay.y(1:jumlah2kelas)';

Page 153: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

129

D. Confusion Matrix dan Kurva ROC dari Hasil klasifikasi Tanpa Menggunakan Praproses

Pada lampiran d ini akan menjelaskan Confusion Matrix dan hasil kurva

ROC dari bagian bab 4.4.1.1.

1. Intra subjek Berikut ini dilampirkan seluruh hasil Confusion Matrix dari perhitungan

ACSP inter subjek berdasarkan hasil akurasi pada tabel 4.3. Hasil confusion matrix

tersebut disusun berdasarkan data tiap subjek. Tabel d.1 adalah data AA. Tabel d.2

adalah data AL. Tabel d.3 adalah data AV. Tabel d.2 adalah data AW. Tabel d.5

adalah data AY.

Tabel D.1 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Intra Subjek dengan data AA

AA ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 24 FN = 56 FP = 30 TN = 58

TRP = 30% FPR = 34% TNR = 66% FNR = 70% PPV = 44% FDR = 56% NPV =51% FOR = 49%

AUC Class 1 = 0.5 AUC Class 2 = 0.5

ACSP iA

TP = 55 FN = 25 FP = 19 TN = 69

TRP = 69% FPR = 22% TNR = 78% FNR = 31% PPV = 74% FDR = 26% NPV =73% FOR = 27%

AUC Class 1 = 0.83 AUC Class 2 = 0.83

ACSP iB

TP = 51 FN = 29 FP = 19 TN = 69

TRP = 62% FNR = 36% TNR = 78% FPR = 22% PPV = 73% NPV =70% FDR = 27% FOR = 30%

AUC Class 1 = 0.81 AUC Class 2 = 0.81

ACSP ib

TP = 55 FN = 25 FP = 15 TN = 73

TRP = 69% FNR = 31% TNR = 83% FPR = 17% PPV = 79% NPV =74% FDR = 21% FOR = 26%

AUC Class 1 = 0.82 AUC Class 2 = 0.82

Tabel D.2 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Intra

Subjek dengan data AL AL

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 52 FN = 60 FP = 69 TN = 43

TRP = 90% FNR = 10% TNR = 85% FPR = 15% PPV = 86% NPV =90% FDR = 14% FOR = 10%

AUC Class 1 = 0.40 AUC Class 2 = 0.40

ACSP iA TP = 101 FN = 11

TRP = 30% FNR = 70% TNR = 66% FPR = 34%

AUC Class 1 = 0.96

Page 154: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

130

AL ACSP Confusion Matrix ROC Curve

FP = 17 TN = 95

PPV = 44% NPV =51% FDR = 66% FOR = 49%

AUC Class 2 = 0.96

ACSP iB

TP = 99 FN = 13 FP = 95 TN = 17

TRP = 88% FNR = 12% TNR = 85% FPR = 15% PPV = 85% NPV =88% FDR = 15% FOR = 12%

AUC Class 1 = 0.95 AUC Class 2 = 0.95

ACSP ib

TP = 97 FN = 15 FP = 17 TN = 95

TRP = 87% FNR = 13% TNR = 85% FPR = 15% PPV = 85% NPV =86% FDR = 15% FOR = 14%

AUC Class 1 = 0.95 AUC Class 2 = 0.95

Tabel D.3 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Intra Subjek dengan data AV

AV ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 26 FN = 16 FP = 23 TN = 19

TRP = 62% FNR = 38% TNR = 45% FPR = 55% PPV = 83% NPV =89% FDR = 17% FOR = 11%

AUC Class 1 = 0.95 AUC Class 2 = 0.95

ACSP iA

TP = 38 FN = 4 FP = 8 TN = 34

TRP = 90% FNR = 10% TNR = 81% FPR = 19% PPV = 44% NPV =51% FDR = 66% FOR = 49%

AUC Class 1 = 0.96 AUC Class 2 = 0.96

ACSP iB

TP = 39 FN = 3 FP = 7 TN = 35

TRP = 93% FNR = 7% TNR = 83% FPR = 17% PPV = 85% NPV =92% FDR = 15% FOR = 8%

AUC Class 1 = 0.94 AUC Class 2 = 0.94

ACSP ib

TP = 38 FN = 4 FP = 6 TN = 36

TRP = 90% FNR = 10% TNR = 86% FPR = 14% PPV = 86% NPV =90% FDR = 14% FOR = 10%

AUC Class 1 = 0.96 AUC Class 2 = 0.96

Tabel D.4 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Intra

Subjek dengan data AW AW

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 19 FN = 11 FP = 15 TN = 11

TRP = 63% FNR = 37% TNR = 42% FPR = 58% PPV = 56% NPV =50% FDR = 44% FOR = 50%

AUC Class 1 = 0.51 AUC Class 2 = 0.51

ACSP iA

TP = 30 FN = 0 FP = 1 TN = 25

TRP = 100% FNR =0 TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

Page 155: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

131

AW ACSP Confusion Matrix ROC Curve

ACSP iB

TP = 30 FN = 0 FP = 1 TN = 25

TRP = 100% FNR =0 TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

ACSP ic

TP = 30 FN = 0 FP = 1 TN = 25

TRP = 100% FNR =0 TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Tabel D.5 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Intra

Subjek dengan data AY AY

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 18 FN = 0 FP = 10 TN = 0

TRP = 100% FNR = 0% TNR = 0% FPR = 100% PPV = 64% NPV =0% FDR = 36% FOR = 0%

AUC Class 1 = 0.22 AUC Class 2 = 0.22

ACSP iA

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

2. inter subjek tipe 1

Berikut ini dilampirkan seluruh hasil Confusion Matrix dari perhitungan

ACSP intra subjek tipe 1 berdasarkan hasil akurasi pada tabel 4.4. Hasil confusion

matrix tersebut disusun berdasarkan data seluruh subjek. Tabel d.6 adalah data

keseluruhan dari dataset IVa.

Page 156: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

132

Tabel D.6 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk inter Subjek tipe 1 dengan data

data ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 140 FN = 142 FP = 139 TN = 139

TRP = 50% FNR = 50% TNR = 50% FPR = 50% PPV = 50% NPV =49% FDR = 50% FOR = 51%

AUC Class 1 = 0.51 AUC Class 2 = 0.51

ACSP iA

TP = 168 FN = 114 FP = 123 TN = 155

TRP = 60% FNR =40% TNR = 56% FPR = 44% PPV = 58% NPV =58% FDR = 42% FOR = 42%

AUC Class 1 = 0.63 AUC Class 2 = 0.63

ACSP iB

TP = 170 FN = 112 FP = 127 TN = 151

TRP = 60% FNR = 40% TNR = 54% FPR = 46% PPV = 57% NPV =57% FDR = 43% FOR = 43%

AUC Class 1 = 0.63 AUC Class 2 = 0.63

ACSP ic

TP = 174 FN = 108 FP = 120 TN = 158

TRP = 62% FNR = 38% TNR = 57% FPR = 43% PPV = 59% NPV =59% FDR = 41% FOR = 41%

AUC Class 1 = 0.64 AUC Class 2 = 0.64

3. inter subjek tipe 1

Berikut ini dilampirkan seluruh hasil Confusion Matrix dari perhitungan

ACSP inter subjek berdasarkan hasil akurasi pada tabel 4.5. Hasil confusion matrix

tersebut disusun berdasarkan data tiap subjek. Tabel d.7 adalah data AA. Tabel d.8

adalah data AL. Tabel d.9 adalah data AV. Tabel d.10 adalah data AW. Tabel d.11

adalah data AY.

Tabel D.7 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Inter Subjek tipe 2 dengan data AA

AA ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 26 FN = 54 FP = 32 TN = 56

TRP = 32% FNR = 68% TNR = 64% FPR = 36% PPV = 45% NPV =51% FDR = 55% FOR = 49

AUC Class 1 = 0.49 AUC Class 2 = 0.49

ACSP iA

TP = 53 FN = 27 FP = 14 TN = 74

TRP = 66% FNR =34% TNR = 84% FPR = 16% PPV = 79% NPV =73% FDR = 21% FOR = 27%

AUC Class 1 = 0.82 AUC Class 2 = 0.82

ACSP iB

TP = 53 FN = 27 FP = 17 TN = 71

TRP = 66% FNR =34% TNR = 81% FPR = 19% PPV = 76% NPV =72% FDR = 24% FOR = 28

AUC Class 1 = 0.81 AUC Class 2 = 0.81

Page 157: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

133

AA ACSP Confusion Matrix ROC Curve

ACSP ic

TP = 51 FN = 29 FP = 18 TN = 70

TRP = 64% FNR =36% TNR = 80% FPR = 20% PPV = 74% NPV =71% FDR = 26% FOR = 29%

AUC Class 1 = 0.82 AUC Class 2 = 0.82

Tabel D.8 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Inter

Subjek tipe 2 dengan data AL AL

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 52 FN = 60 FP = 69 TN = 43

TRP = 90% FNR = 10% TNR = 85% FPR = 15% PPV = 86% NPV =90% FDR = 14% FOR = 10%

AUC Class 1 = 0.40 AUC Class 2 = 0.40

ACSP iA

TP = 38 FN = 4 FP = 6 TN = 36

TRP = 90% FNR = 10% TNR = 86% FPR = 14% PPV = 86% NPV =90% FDR = 14% FOR = 10%

AUC Class 1 = 0.96 AUC Class 2 = 0.96

ACSP iB

TP = 38 FN = 4 FP = 7 TN = 35

TRP = 90% FNR = 10% TNR = 83% FPR = 17% PPV = 84% NPV =90% FDR = 16% FOR = 10%

AUC Class 1 = 0.95 AUC Class 2 = 0.95

ACSP ic

TP = 39 FN = 3 FP = 6 TN = 36

TRP = 93% FNR = 7% TNR = 86% FPR = 14% PPV = 87% NPV =92% FDR = 13% FOR = 8%

AUC Class 1 = 0.94 AUC Class 2 = 0.94

Tabel D.9 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Inter

Subjek tipe 2 dengan data AV Av

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 25 FN = 17 FP = 22 TN = 20

TRP = 60% FNR = 40% TNR = 48% FPR = 52% PPV = 53% NPV =54% FDR = 47% FOR = 46%

AUC Class 1 = 0.64 AUC Class 2 = 0.64

ACSP iA

TP = 38 FN = 4 FP = 6 TN = 36

TRP = 90% FNR =10 TNR = 86% FPR = 14% PPV = 84% NPV =90% FDR = 16% FOR = 10%

AUC Class 1 = 0.96 AUC Class 2 = 0.96

ACSP iB

TP = 38 FN = 4 FP = 7 TN = 36

TRP = 90% FNR =10 TNR = 83% FPR = 17% PPV = 84% NPV =90% FDR = 16% FOR = 10%

AUC Class 1 = 0.95 AUC Class 2 = 0.95

ACSP ic TP = 39 FN = 3 FP = 6

TRP = 93% FNR =7% TNR = 86% FPR = 14% PPV = 87% NPV =92%

AUC Class 1 = 0.94 AUC Class 2 = 0.94

Page 158: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

134

TN = 36 FDR = 13% FOR = 8% Tabel D.10 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Inter

Subjek tipe 2 dengan data AW AW

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 17 FN = 13 FP = 10 TN = 16

TRP = 57% FNR = 43% TNR = 62% FPR = 38% PPV = 63% NPV =55% FDR = 37% FOR = 45%

AUC Class 1 = 0.53 AUC Class 2 = 0.53

ACSP iA

TP = 30 FN = 0 FP = 1 TN = 25

TRP = 100% FNR = 0% TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0%

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

ACSP iB

TP = 30 FN = 0 FP = 1 TN = 25

TRP = 100% FNR = 0% TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0%

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

ACSP ib

TP = 30 FN = 0 FP = 1 TN = 25

TRP = 100% FNR = 0% TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0%

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

Tabel D.11 Tabel ROC dari klasifikasi tanpa menggunakan praproses untuk Inter

Subjek tipe 2 dengan data AY Ay

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 18 FN = 0 FP = 10 TN = 0

TRP = 100% FNR = 0% TNR = 0% FPR = 100% PPV = 64% NPV =0% FDR = 36% FOR = 0%

AUC Class 1 = 0.26 AUC Class 2 = 0.26

ACSP iA

TP = 18 FN = 0 FP = 18 TN = 0

TRP = 100% FNR =0% TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 18 FN = 0 FP = 18 TN = 0

TRP = 100% FNR =0% TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 18 FN = 0 FP = 18 TN = 0

TRP = 100% FNR =0% TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Page 159: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

135

E. Confusion Matrix dan Kurva ROC dari Hasil klasifikasi

Menggunakan TVAR

Pada lampiran d ini akan menjelaskan Confusion Matrix dan hasil kurva

ROC dari bagian bab 4.4.1.2.

1. Intra subjek Berikut ini dilampirkan seluruh hasil Confusion Matrix dari perhitungan

ACSP inter subjek berdasarkan hasil akurasi pada tabel 4.6. Hasil confusion matrix

tersebut disusun berdasarkan data tiap subjek. Tabel e.1 adalah data AA. Tabel e.2

adalah data AL. Tabel e.3 adalah data AV. Tabel e.2 adalah data AW. Tabel e.5

adalah data AY.

Tabel E.1 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk intra Subjek dengan data AA

AA ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 0 FN = 80 FP = 0 TN = 88

TRP = 0% FNR = 100% TNR = 100% FPR = 0% PPV = 0% NPV =52% FDR = 0% FOR = 48%

AUC Class 1 = 0.55 AUC Class 2 = 0.55

ACSP iA

TP = 64 FN = 16 FP = 13 TN = 75

TRP = 80% FNR = 20% TNR = 85% FPR = 15% PPV = 83% NPV =82% FDR = 17% FOR = 18%

AUC Class 1 = 0.92 AUC Class 2 = 0.92

ACSP iB

TP = 61 FN = 19 FP = 14 TN = 74

TRP = 76% FNR = 24% TNR = 84% FPR = 16% PPV = 81% NPV =80% FDR = 19% FOR = 20%

AUC Class 1 = 0.91 AUC Class 2 = 0.91

ACSP ic

TP = 66 FN = 14 FP = 13 TN = 75

TRP = 82% FNR = 18% TNR = 85% FPR = 15% PPV = 84% NPV =84% FDR = 16% FOR = 16%

AUC Class 1 = 0.92 AUC Class 2 = 0.92

Tabel E.2 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk intra Subjek

dengan data AL AL

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 56 FN = 56 FP = 68 TN = 44

TRP = 50% FPR = 50% TNR = 39% FNR = 61% PPV = 45% FDR = 44% NPV =55% FOR = 56%

AUC Class 1 = 0.44 AUC Class 2 = 0.44

ACSP iA TP = 96 TRP = 86% FPR = 14%

Page 160: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

136

AL ACSP Confusion Matrix ROC Curve

FN = 16 FP = 13 TN = 99

TNR = 88% FNR = 12% PPV = 88% FDR = 86% NPV =12% FOR = 14%

AUC Class 1 = 0.94 AUC Class 2 = 0.94

ACSP iB

TP = 94 FN = 18 FP = 12 TN = 100

TRP = 86% FNR = 14% TNR = 89% FPR = 11% PPV = 89% NPV =85% FDR = 11% FOR = 15%

AUC Class 1 = 0.94 AUC Class 2 = 0.94

ACSP ic

TP = 96 FN = 16 FP = 10 TN = 102

TRP = 86% FNR = 14% TNR = 91% FPR = 9% PPV = 91% NPV =86% FDR = 9% FOR = 14%

AUC Class 1 = 0.94 AUC Class 2 = 0.94

Tabel E.3 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk intra Subjek

dengan data AV AV

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 25 FN = 17 FP = 29 TN = 13

TRP = 60% FNR = 40% TNR = 31% FPR = 69% PPV = 46% NPV =43% FDR = 54% FOR = 57%

AUC Class 1 = 0.42 AUC Class 2 = 0.42

ACSP iA

TP = 40 FN = 2 FP = 7 TN = 35

TRP = 95% FNR =5% TNR = 83% FPR = 17% PPV = 85% NPV =95% FDR = 15% FOR = 5%

AUC Class 1 = 0.96 AUC Class 2 = 0.96

ACSP iB

TP = 39 FN = 3 FP = 6 TN = 36

TRP = 93% FNR =7% TNR = 86% FPR = 14% PPV = 87% NPV =92% FDR = 13% FOR = 8%

AUC Class 1 = 0.96 AUC Class 2 = 0.96

ACSP ic

TP = 40 FN = 2 FP = 8 TN = 34

TRP = 95% FNR =5% TNR = 81% FPR = 19% PPV = 83% NPV =94% FDR = 17% FOR = 6%

AUC Class 1 = 0.95 AUC Class 2 = 0.95

Tabel E.4 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk intra Subjek

dengan data AW AW

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 25 FN = 5 FP = 26 TN = 0

TRP = 83% FNR = 17% TNR = 0% FPR = 100% PPV = 46% NPV =0% FDR = 51% FOR = 100%

AUC Class 1 = 0.39 AUC Class 2 = 0.39

ACSP iA TP = 30 FN = 0 FP = 1

TRP = 100% FNR =0 TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =100%

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

Page 161: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

137

TN = 25 FDR = 3% FOR = 0

ACSP iB

TP = 29 FN = 1 FP = 1 TN = 25

TRP = 97% FNR =3% TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =3% FDR = 96% FOR = 4%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 28 FN = 2 FP = 1 TN = 25

TRP = 93% FNR =7% TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =93% FDR = 3% FOR = 7%

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

Tabel E.5 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk intra Subjek

dengan data AY ay

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR = 0% TNR = 0% FPR = 100% PPV = 64% NPV =0% FDR = 36% FOR = 0%

AUC Class 1 = 0.41 AUC Class 2 = 0.41

ACSP iA

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 9% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 9% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 9% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

2. inter subjek tipe 1

Berikut ini dilampirkan seluruh hasil Confusion Matrix dari perhitungan

ACSP inter subjek tipe 1 berdasarkan hasil akurasi pada tabel 4.7. Hasil confusion

matrix tersebut disusun berdasarkan data suluruh subjek. Tabel e.1 adalah data dari

keseluruhan subjek.

Tabel E.6 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk Inter Subjek tipe 1 dengan data

data ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 251 FN = 31 FP = 258 TN = 20

TRP = 89% FNR = 11% TNR = 7% FPR = 93% PPV = 49% NPV =39% FDR = 51% FOR = 61%

AUC Class 1 = 0.46 AUC Class 2 = 0.46

Page 162: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

138

data ACSP Confusion Matrix ROC Curve

ACSP iA

TP = 153 FN = 129 FP = 137 TN = 141

TRP = 54% FNR =46% TNR = 51% FPR = 49% PPV = 53% NPV =52% FDR = 47% FOR = 48%

AUC Class 1 = 0.50 AUC Class 2 = 0.50

ACSP iB

TP = 157 FN = 125 FP = 139 TN = 139

TRP = 56% FNR =50% TNR = 44% FPR = 50% PPV = 53% NPV =53% FDR = 47% FOR = 47%

AUC Class 1 = 0.51 AUC Class 2 = 0.51

ACSP ic

TP = 155 FN = 127 FP = 141 TN = 137

TRP = 55% FNR =45% TNR = 49% FPR = 51% PPV = 52% NPV =52% FDR = 48% FOR = 48%

AUC Class 1 = 0.51 AUC Class 2 = 0.51

3. inter subjek tipe 2

Berikut ini dilampirkan seluruh hasil Confusion Matrix dari perhitungan

ACSP inter subjek tipe 2 berdasarkan hasil akurasi pada tabel 4.8. Hasil confusion

matrix tersebut disusun berdasarkan data tiap subjek. Tabel e.7 adalah data AA.

Tabel e.8 adalah data AL. Tabel e.9 adalah data AV. Tabel e.10 adalah data AW.

Tabel e.11 adalah data AY.

Tabel E.7 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk inter subjek tipe 2 dengan data AA

4. AA

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 0 FN = 80 FP = 0 TN = 88

TRP = 0% FPR = 100% TNR = 100% FNR = 0% PPV = 0% FDR = 52% NPV =0% FOR = 48%

AUC Class 1 = 0.54 AUC Class 2 = 0.54

ACSP iA

TP = 62 FN = 18 FP = 13 TN = 75

TRP = 78% FPR = 22% TNR = 85% FNR = 15% PPV = 83% FDR = 81% NPV =17% FOR = 19%

AUC Class 1 = 0.91 AUC Class 2 = 0.91

ACSP iB

TP = 60 FN = 20 FP = 13 TN = 75

TRP = 75% FNR = 25% TNR = 85% FPR = 15% PPV = 82% NPV =79% FDR = 18% FOR = 21%

AUC Class 1 = 0.92 AUC Class 2 = 0.92

ACSP ic

TP = 62 FN = 18 FP = 11 TN = 77

TRP = 84% FNR = 16% TNR = 88% FPR = 12% PPV = 88% NPV =85% FDR = 12% FOR = 15%

AUC Class 1 = 0.94 AUC Class 2 = 0.94

Page 163: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

139

Tabel E.8 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk inter subjek tipe 2 dengan data AL

AL ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 21 FN = 21 FP = 26 TN = 16

TRP = 55% FNR = 45% TNR = 29% FPR = 71% PPV = 44% NPV =40% FDR = 56% FOR = 60%

AUC Class 1 = 0.39 AUC Class 2 = 0.39

ACSP iA

TP = 97 FN = 15 FP = 12 TN = 100

TRP = 87% FNR = 13% TNR = 89% FPR = 11% PPV = 89% NPV =87% FDR = 11% FOR = 13%

AUC Class 1 = 0.94 AUC Class 2 = 0.94

ACSP iB

TP = 98 FN = 14 FP = 11 TN = 101

TRP = 88% FNR = 12% TNR = 90% FPR = 10% PPV = 90% NPV =88% FDR = 10% FOR = 12%

AUC Class 1 = 0.95 AUC Class 2 = 0.95

ACSP ic

TP = 94 FN = 18 FP = 13 TN = 99

TRP = 92% FNR = 8% TNR = 81% FPR = 19% PPV = 83% NPV =91% FDR = 17% FOR = 9%

AUC Class 1 = 0.97 AUC Class 2 = 0.97

Tabel E.9 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk inter subjek

tipe 2 dengan data AV AV

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 24 FN = 6 FP = 20 TN = 6

TRP = 50% FNR = 50% TNR = 38% FPR = 62% PPV = 45% NPV =43% FDR = 55% FOR = 57%

AUC Class 1 = 0.42 AUC Class 2 = 0.42

ACSP iA

TP = 40 FN = 2 FP = 6 TN = 36

TRP = 95% FNR = 5% TNR = 86% FPR = 14% PPV = 87% NPV =95% FDR = 13% FOR = 15%

AUC Class 1 = 0.95 AUC Class 2 = 0.95

ACSP iB

TP = 40 FN = 2 FP = 6 TN = 36

TRP = 95% FNR =5% TNR = 86% FPR = 14% PPV = 87% NPV =95% FDR = 13% FOR = 15%

AUC Class 1 = 0.95 AUC Class 2 = 0.95

ACSP ic

TP = 39 FN = 3 FP = 7 TN = 35

TRP = 93% FNR =7% TNR = 83% FPR = 17% PPV = 85% NPV =92% FDR = 15% FOR = 8%

AUC Class 1 = 0.95 AUC Class 2 = 0.95

Page 164: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

140

Tabel E.10 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk inter subjek tipe 2 dengan data AW

AW ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 26 FN = 4 FP = 25 TN = 1

TRP = 87% FNR = 13% TNR = 4% FPR = 96% PPV = 51% NPV =20% FDR = 49% FOR = 80%

AUC Class 1 = 0.52 AUC Class 2 = 0.52

ACSP iA

TP = 30 FN = 0 FP = 2 TN = 24

TRP = 100% FNR =0 TNR = 92% FPR = 8% PPV = 94% NPV =100% FDR = 6% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 28 FN = 2 FP = 2 TN = 24

TRP = 93% FNR =7% TNR = 92% FPR = 8% PPV = 93% NPV =92% FDR = 7% FOR = 8%

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

ACSP ic

TP = 29 FN = 1 FP = 1 TN = 25

TRP = 97% FNR =3% TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =96% FDR = 3% FOR = 4%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Tabel E.11 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan TVAR untuk inter subjek

tipe 2 dengan data AY AY

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 18 FN = 0 FP = 10 TN = 0

TRP = 100% FNR = 0% TNR = 0% FPR = 100% PPV = 64% NPV =0% FDR = 36% FOR = 0%

AUC Class 1 = 0.61 AUC Class 2 = 0.61

ACSP iA

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0% TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0% TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0% TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

F. Confusion Matrix dan Kurva ROC dari Hasil klasifikasi

Menggunakan SSA

Pada lampiran d ini akan menjelaskan Confusion Matrix dan hasil kurva ROC dari bagian bab 4.4.1.3.

Page 165: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

141

1. intra subjek

Berikut ini dilampirkan seluruh hasil Confusion Matrix dari perhitungan

ACSP intra subjek berdasarkan hasil akurasi pada tabel 4.9. Hasil confusion matrix

tersebut disusun berdasarkan data tiap subjek. Tabel f.1 adalah data AA. Tabel f.2

adalah data AL. Tabel f.3 adalah data AV. Tabel f.2 adalah data AW. Tabel f.5

adalah data AY.

Tabel F.1 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek dengan data AA

AA ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 41 FN = 39 FP = 30 TN = 58

TRP = 51% FPR = 49% TNR = 66% FNR = 34% PPV = 58% FDR = 60% NPV =42% FOR = 40%

AUC Class 1 = 0.59 AUC Class 2 = 0.59

ACSP iA

TP = 54 FN = 26 FP = 18 TN = 70

TRP = 68% FPR = 32% TNR = 80% FNR = 20% PPV = 75% FDR = 73% NPV =25% FOR = 27%

AUC Class 1 = 0.83 AUC Class 2 = 0.83

ACSP iB

TP = 55 FN = 25 FP = 16 TN = 72

TRP = 69% FNR = 31% TNR = 82% FPR = 18% PPV = 77% NPV =74% FDR = 23% FOR = 26%

AUC Class 1 = 0.84 AUC Class 2 = 0.84

ACSP ic

TP = 53 FN = 27 FP = 17 TN = 71

TRP = 66% FNR = 34% TNR = 81% FPR = 19% PPV = 76% NPV =72% FDR = 24% FOR = 28%

AUC Class 1 = 0.84 AUC Class 2 = 0.84

Tabel F.2 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek

dengan data AL AL

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 67 FN = 45 FP = 52 TN = 60

TRP = 60% FNR = 40% TNR = 54% FPR = 46% PPV = 56% NPV =57% FDR = 44% FOR = 43%

AUC Class 1 = 0.64 AUC Class 2 = 0.64

ACSP iA

TP = 103 FN = 9 FP = 19 TN = 93

TRP = 92% FNR = 8% TNR = 83% FPR = 17% PPV = 84% NPV =91% FDR = 16% FOR = 9%

AUC Class 1 = 0.97 AUC Class 2 = 0.97

ACSP iB TP = 102 FN = 10 FP = 19

TRP = 91% FNR = 9% TNR = 83% FPR = 17% PPV = 84% NPV =90%

AUC Class 1 = 0.96 AUC Class 2 = 0.96

Page 166: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

142

TN = 93 FDR = 16% FOR = 10%

ACSP ic

TP = 103 FN = 9 FP = 21 TN = 91

TRP = 92% FNR = 8% TNR = 81% FPR = 19% PPV = 83% NPV =91% FDR = 17% FOR = 9%

AUC Class 1 = 0.97 AUC Class 2 = 0.97

Tabel F.3 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek dengan data AV

AV ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 30 FN = 12 FP = 25 TN = 17

TRP = 71% FNR = 29% TNR = 40% FPR = 60% PPV = 55% NPV =59% FDR = 45% FOR = 41%

AUC Class 1 = 0.67 AUC Class 2 = 0.67

ACSP iA

TP = 36 FN = 6 FP = 9 TN = 33

TRP = 86% FNR = 14% TNR = 79% FPR = 21% PPV = 80% NPV =85% FDR = 20% FOR = 15%

AUC Class 1 = 0.93 AUC Class 2 = 0.93

ACSP iB

TP = 37 FN = 5 FP = 8 TN = 34

TRP = 88% FNR = 12% TNR = 81% FPR = 19% PPV = 82% NPV =87% FDR = 18% FOR = 13%

AUC Class 1 = 0.95 AUC Class 2 = 0.95

ACSP ic

TP = 36 FN = 6 FP = 9 TN = 33

TRP = 86% FNR = 14% TNR = 79% FPR = 21% PPV = 80% NPV =85% FDR = 20% FOR = 15%

AUC Class 1 = 0.93 AUC Class 2 = 0.93

Tabel F.4 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek dengan data AW

AW ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 24 FN = 6 FP = 20 TN = 6

TRP = 80% FNR = 20% TNR = 23% FPR = 77% PPV = 55% NPV =50% FDR = 45% FOR = 50%

AUC Class 1 = 0.45 AUC Class 2 = 0.45

ACSP iA

TP = 30 FN = 0 FP = 1 TN = 25

TRP = 100% FNR =0 TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

ACSP iB

TP = 30 FN = 0 FP = 1 TN = 25

TRP = 100% FNR =0 TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

ACSP ic TP = 30 TRP = 100% FNR =0

Page 167: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

143

AW ACSP Confusion Matrix ROC Curve

FN = 0 FP = 1 TN = 25

TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Tabel F.5 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek

dengan data AY Ay

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 18 FN = 0 FP = 10 TN = 0

TRP = 100% FNR = 0% TNR = 0% FPR = 100% PPV = 64% NPV =0% FDR = 36% FOR = 0%

AUC Class 1 = 0.67 AUC Class 2 = 0.67

ACSP iA

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

2. Inter Subjek Tipe 1

Berikut ini dilampirkan seluruh hasil Confusion Matrix dari perhitungan

ACSP inter subjek tipe 1 berdasarkan hasil akurasi pada tabel 4.10. Hasil confusion

matrix tersebut disusun berdasarkan data seluruh subjek. Tabel f.6 adalah data dari

keseluruhan subjek

Tabel F.6 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk inter subjek tipe 1 dengan data

data ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 147 FN = 135 FP = 126 TN = 152

TRP = 52% FNR = 48% TNR = 55% FPR = 45% PPV = 54% NPV =53% FDR = 46% FOR = 47%

AUC Class 1 = 0.55 AUC Class 2 = 0.55

ACSP iA TP = 180 FN = 102 FP = 115

TRP = 64% FNR =36% TNR = 59% FPR = 41% PPV = 61% NPV =62%

AUC Class 1 = 0.67 AUC Class 2 = 0.67

Page 168: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

144

data ACSP Confusion Matrix ROC Curve

TN = 163 FDR = 39% FOR = 38%

ACSP iB

TP = 169 FN = 113 FP = 125 TN = 153

TRP = 60% FNR =40% TNR = 55% FPR = 45% PPV = 57% NPV =58% FDR = 43% FOR = 42%

AUC Class 1 = 0.65 AUC Class 2 = 0.65

ACSP ic

TP = 172 FN = 110 FP = 123 TN = 155

TRP = 61% FNR =30% TNR = 56% FPR = 44% PPV = 58% NPV =58% FDR = 42% FOR = 42%

AUC Class 1 = 0.64 AUC Class 2 = 0.64

3. Inter Subjek Tipe 2

Berikut ini dilampirkan seluruh hasil Confusion Matrix dari perhitungan

ACSP inter subjek tipe 2 berdasarkan hasil akurasi pada tabel 4.11. Hasil confusion

matrix tersebut disusun berdasarkan data tiap subjek. Tabel f.7 adalah data AA.

Tabel f.8 adalah data AL. Tabel f.9 adalah data AV. Tabel f.10 adalah data AW.

Tabel f.11 adalah data AY.

Tabel F.7 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek tipe 2

dengan data AA 4. AA

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 29 FN = 51 FP = 37 TN = 51

TRP = 36% FPR = 64% TNR = 58% FNR = 42% PPV = 44% FDR = 50% NPV =56% FOR = 50%

AUC Class 1 = 0.48 AUC Class 2 = 0.48

ACSP iA

TP = 57 FN = 23 FP = 17 TN = 71

TRP = 71% FPR = 29% TNR = 81% FNR = 19% PPV = 77% FDR = 76% NPV =23% FOR = 24%

AUC Class 1 = 0.82 AUC Class 2 = 0.82

ACSP iB

TP = 55 FN = 25 FP = 14 TN = 74

TRP = 69% FNR = 31% TNR = 84% FPR = 16% PPV = 80% NPV =75% FDR = 20% FOR = 2%

AUC Class 1 = 0.82 AUC Class 2 = 0.82

ACSP ic

TP = 56 FN = 24 FP = 16 TN = 72

TRP = 70% FNR = 30% TNR = 82% FPR = 18% PPV = 78% NPV =75% FDR = 22% FOR = 25%

AUC Class 1 = 0.82 AUC Class 2 = 0.82

Tabel F.8 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek tipe 2

dengan data AL

Page 169: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

145

AL ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 67 FN = 45 FP = 60 TN = 52

TRP = 60% FNR = 40% TNR = 46% FPR = 54% PPV = 53% NPV =54% FDR = 47% FOR = 46%

AUC Class 1 = 0.52 AUC Class 2 = 0.52

ACSP iA

TP = 97 FN = 15 FP = 12 TN = 100

TRP = 87% FNR = 13% TNR = 89% FPR = 11% PPV = 89% NPV =87% FDR = 11% FOR = 13%

AUC Class 1 = 0.96 AUC Class 2 = 0.96

ACSP iB

TP = 98 FN = 14 FP = 15 TN = 97

TRP = 88% FNR = 12% TNR = 87% FPR = 13% PPV = 87% NPV =87% FDR = 13% FOR = 13%

AUC Class 1 = 0.96 AUC Class 2 = 0.96

ACSP ic

TP = 100 FN = 12 FP = 13 TN = 99

TRP = 89% FNR = 11% TNR = 88% FPR = 12% PPV = 88% NPV =89% FDR = 12% FOR = 11%

AUC Class 1 = 0.96 AUC Class 2 = 0.96

Tabel F.9 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek tipe 2

dengan data AV AV

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 29 FN = 13 FP = 21 TN = 21

TRP = 69% FNR = 31% TNR = 50% FPR = 50% PPV = 58% NPV =62% FDR = 42% FOR = 38%

AUC Class 1 = 0.62 AUC Class 2 = 0.62

ACSP iA

TP = 39 FN = 3 FP = 8 TN = 34

TRP = 93% FNR = 7% TNR = 81% FPR = 19% PPV = 83% NPV =93% FDR = 17% FOR = 8%

AUC Class 1 = 0.96 AUC Class 2 = 0.96

ACSP iB

TP = 40 FN = 2 FP = 6 TN = 36

TRP = 95% FNR = 5% TNR = 86% FPR = 14% PPV = 87% NPV =95% FDR = 13% FOR = 5%

AUC Class 1 = 0.96 AUC Class 2 = 0.96

ACSP ic

TP = 36 FN = 3 FP = 6 TN = 36

TRP = 93% FNR = 7% TNR = 86% FPR = 14% PPV = 87% NPV =92% FDR = 13% FOR = 8%

AUC Class 1 = 0.95 AUC Class 2 = 0.95

Page 170: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

146

Tabel F.10 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek tipe 2 dengan data AW

AW ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 20 FN = 10 FP = 21 TN = 5

TRP = 67% FNR = 33% TNR = 19% FPR = 81% PPV = 49% NPV =33% FDR = 51% FOR = 67%

AUC Class 1 = 0.34 AUC Class 2 = 0.34

ACSP iA

TP = 30 FN = 0 FP = 1 TN = 25

TRP = 100% FNR =0 TNR = 96% FPR = 4% PPV = 97% NPV =100% FDR = 3% FOR = 0

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

ACSP iB

TP = 30 FN = 0 FP = 2 TN = 24

TRP = 100% FNR =0 TNR = 92% FPR = 8% PPV = 94% NPV =100% FDR = 6% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 30 FN = 0 FP = 2 TN = 24

TRP = 100% FNR =0 TNR = 92% FPR = 8% PPV = 94% NPV =100% FDR = 6% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Tabel F.11 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan SSA untuk intra subjek tipe

2 dengan data AW Ay

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 17 FN = 1 FP = 10 TN = 0

TRP = 94% FNR = 6% TNR = 0% FPR = 100% PPV = 63% NPV =0% FDR = 37% FOR = 100%

AUC Class 1 = 0.56 AUC Class 2 = 0.56

ACSP iA

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Page 171: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

147

G. Confusion Matrix dan Kurva ROC dari Hasil klasifikasi Menggunakan Bandpass Filtering.

Pada lampiran d ini akan menjelaskan Confusion Matrix dan hasil kurva

ROC dari bagian bab 4.4.1.4.

1. intra subjek Berikut ini dilampirkan seluruh hasil Confusion Matrix dari perhitungan

ACSP intra subjek berdasarkan hasil akurasi pada tabel 4.12. Hasil confusion

matrix tersebut disusun berdasarkan data tiap subjek. Tabel g.1 adalah data AA.

Tabel g.2 adalah data AL. Tabel g.3 adalah data AV. Tabel g.2 adalah data AW.

Tabel g.5 adalah data AY.

Tabel G.1 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk intra subjek dengan data AA

AA ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 39 FN = 41 FP = 33 TN = 55

TRP = 49% FPR = 51% TNR = 62% FNR = 38% PPV = 54% FDR = 57% NPV =46% FOR = 43%

AUC Class 1 = 0.58 AUC Class 2 = 0.59

ACSP iA

TP = 78 FN = 2 FP = 5 TN = 83

TRP = 98% FPR = 3% TNR = 94% FNR = 6% PPV = 94% FDR = 98% NPV =6% FOR = 2%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 78 FN = 2 FP = 4 TN = 84

TRP = 98% FNR = 3% TNR = 95% FPR = 5% PPV = 95% NPV =98% FDR = 5% FOR = 5%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 77 FN = 3 FP = 5 TN = 83

TRP = 96% FNR = 4% TNR = 94% FPR = 6% PPV = 94% NPV =97% FDR = 6% FOR = 3%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Tabel G.2 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk intra subjek

dengan data AL AL

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 94 FN = 18 FP = 30 TN = 82

TRP = 84% FNR = 16% TNR = 73% FPR = 27% PPV = 76% NPV =82% FDR = 24% FOR = 18%

AUC Class 1 = 0.88 AUC Class 2 = 0.88

ACSP iA TP = 111 FN = 1

TRP = 99% FNR = 1% TNR = 99% FPR = 1%

AUC Class 1 = 1

Page 172: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

148

AL ACSP Confusion Matrix ROC Curve

FP = 1 TN = 111

PPV = 99% NPV =99% FDR = 1% FOR = 1%

AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 112 FN = 0 FP = 2 TN = 110

TRP = 100% FNR = 0% TNR = 98% FPR = 2% PPV = 98% NPV =100% FDR = 2% FOR = 0%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 110 FN = 2 FP = 1 TN = 111

TRP = 98% FNR = 2% TNR = 99% FPR = 1% PPV = 99% NPV =98% FDR = 1% FOR = 2%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Tabel G.3 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk intra subjek

dengan data AV AV

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 21 FN = 21 FP = 18 TN = 24

TRP = 50% FNR = 50% TNR = 57% FPR = 43% PPV = 54% NPV =53% FDR = 46% FOR = 47%

AUC Class 1 = 0.62 AUC Class 2 = 0.62

ACSP iA

TP = 41 FN = 1 FP = 1 TN = 41

TRP = 98% FNR = 2% TNR = 98% FPR = 2% PPV = 98% NPV =98% FDR = 2% FOR = 2%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 41 FN = 1 FP = 1 TN = 41

TRP = 98% FNR = 2% TNR = 96% FPR = 2% PPV = 98% NPV =98% FDR = 2% FOR = 2%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 41 FN = 1 FP = 0 TN = 42

TRP = 98% FNR = 2% TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =98% FDR = 0% FOR = 2%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Tabel G.4 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk intra subjek

dengan data AW AW

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 18 FN = 12 FP = 7 TN = 19

TRP = 60% FNR = 40% TNR = 73% FPR = 27% PPV = 72% NPV =61% FDR = 28% FOR = 39%

AUC Class 1 = 0.69 AUC Class 2 = 0.69

ACSP iA

TP = 30 FN = 0 FP = 0 TN = 26

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Page 173: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

149

AW ACSP Confusion Matrix ROC Curve

ACSP iB

TP = 30 FN = 0 FP = 0 TN = 26

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 30 FN = 0 FP = 0 TN = 26

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Tabel G.5 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk intra subjek

dengan data AY Ay

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 16 FN = 2 FP = 6 TN = 4

TRP = 89% FNR = 11% TNR = 40% FPR = 60% PPV = 73% NPV =67% FDR = 27% FOR = 33%

AUC Class 1 = 0.76 AUC Class 2 = 0.76

ACSP iA

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

2. Inter Subjek Tipe 1

Berikut ini dilampirkan seluruh hasil Confusion Matrix dari perhitungan

ACSP inter subjek tipe 1 berdasarkan hasil akurasi pada tabel 4.13. Hasil confusion

matrix tersebut disusun berdasarkan data seluruh subjek. Tabel g.6 adalah data dari

seluruh subjek.

Page 174: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

150

Tabel G.6 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk inter subjek tipe 1dengan data

data ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 211 FN = 71 FP = 115 TN = 163

TRP = 75% FNR = 25% TNR = 59% FPR = 41% PPV = 65% NPV =70% FDR = 35% FOR = 30%

AUC Class 1 = 0.74 AUC Class 2 = 0.74

ACSP iA

TP = 213 FN = 69 FP = 74 TN = 204

TRP = 76% FNR =24% TNR = 73% FPR = 27% PPV = 74% NPV =75% FDR = 26% FOR = 25%

AUC Class 1 = 0.84 AUC Class 2 = 0.84

ACSP iB

TP = 213 FN = 69 FP = 72 TN = 206

TRP = 76% FNR =24% TNR = 74% FPR = 26% PPV = 75% NPV =75% FDR = 25% FOR = 25%

AUC Class 1 = 0.84 AUC Class 2 = 0.84

ACSP ic

TP = 209 FN = 73 FP = 78 TN = 200

TRP = 74% FNR =26% TNR = 72% FPR = 28% PPV = 73% NPV =73% FDR = 27% FOR = 27%

AUC Class 1 = 0.83 AUC Class 2 = 0.83

3. Inter Subjek Tipe 2

Berikut ini dilampirkan seluruh hasil Confusion Matrix dari perhitungan

ACSP inter subjek tipe 2 berdasarkan hasil akurasi pada tabel 4.14. Hasil confusion

matrix tersebut disusun berdasarkan data tiap subjek. Tabel g.7 adalah data AA.

Tabel g.8 adalah data AL. Tabel g.9 adalah data AV. Tabel g.10 adalah data AW.

Tabel g.11 adalah data AY.

Tabel G.7 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk inter subjek tipe 2 dengan data AA

AA ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 41 FN = 39 FP = 32 TN = 56

TRP = 51% FPR = 49% TNR = 64% FNR = 36% PPV = 56% FDR = 59% NPV =44% FOR = 41%

AUC Class 1 = 0.58 AUC Class 2 = 0.58

ACSP iA

TP = 77 FN = 3 FP = 5 TN = 83

TRP = 96% FPR = 4% TNR = 94% FNR = 6% PPV = 94% FDR = 97% NPV =6% FOR = 3%

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

ACSP iB

TP = 79 FN = 1 FP = 6 TN = 82

TRP = 99% FNR = 1% TNR = 93% FPR = 7% PPV = 93% NPV =99% FDR = 7% FOR = 1%

AUC Class 1 = 0.99 AUC Class 2 = 0.99

Page 175: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

151

AA ACSP Confusion Matrix ROC Curve

ACSP ic

TP = 78 FN = 2 FP = 4 TN = 84

TRP = 98% FNR = 3% TNR = 95% FPR = 5% PPV = 95% NPV =98% FDR = 5% FOR = 2%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Tabel G.8 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk inter subjek

tipe 2 dengan data AL AL

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 97 FN = 15 FP = 30 TN = 82

TRP = 87% FNR = 13% TNR = 73% FPR = 27% PPV = 76% NPV =85% FDR = 24% FOR = 15%

AUC Class 1 = 0.91 AUC Class 2 = 0.91

ACSP iA

TP = 111 FN = 1 FP = 2 TN = 110

TRP = 99% FNR = 1% TNR = 98% FPR = 2% PPV = 98% NPV =99% FDR = 2% FOR = 1%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 110 FN = 2 FP = 3 TN = 109

TRP = 98% FNR = 2% TNR = 97% FPR = 3% PPV = 97% NPV =98% FDR = 3% FOR = 2%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 110 FN = 2 FP = 3 TN = 109

TRP = 98% FNR = 2% TNR = 97% FPR = 3% PPV = 97% NPV =98% FDR = 3% FOR = 2%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Tabel G.9 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk inter subjek

tipe 2 dengan data AV AV

ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 23 FN = 19 FP = 18 TN = 24

TRP = 55% FNR = 45% TNR = 57% FPR = 43% PPV = 56% NPV =56% FDR = 44% FOR = 44%

AUC Class 1 = 0.60 AUC Class 2 = 0.60

ACSP iA

TP = 30 FN = 12 FP = 8 TN = 34

TRP = 71% FNR = 29% TNR = 81% FPR = 19% PPV = 79% NPV =74% FDR = 21% FOR = 26%

AUC Class 1 = 0.75 AUC Class 2 = 0.75

ACSP iB

TP = 41 FN = 1 FP = 1 TN = 41

TRP = 98% FNR = 2% TNR = 98% FPR = 2% PPV = 98% NPV =98% FDR = 2% FOR = 2%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic TP = 41 FN = 1 FP = 0

TRP = 98% FNR = 2% TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =98%

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Page 176: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

152

AV ACSP Confusion Matrix ROC Curve

TN = 42 FDR = 0% FOR = 2%

Tabel G.10 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk inter subjek tipe 2 dengan data AW

AW ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 19 FN = 11 FP = 9 TN = 17

TRP = 63% FNR = 37% TNR = 65% FPR = 35% PPV = 68% NPV =61% FDR = 32% FOR = 32%

AUC Class 1 = 0.71 AUC Class 2 = 0.71

ACSP iA

TP = 30 FN = 0 FP = 0 TN = 26

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 30 FN = 0 FP = 0 TN = 26

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 30 FN = 0 FP = 0 TN = 26

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Tabel G.11 Tabel ROC dari klasifikasi menggunakan Bandpass untuk inter subjek tipe 2 dengan data AY

Ay ACSP Confusion Matrix ROC Curve

CSP

TP = 16 FN = 2 FP = 6 TN = 4

TRP = 89% FNR = 11% TNR = 40% FPR = 60% PPV = 73% NPV =67% FDR = 27% FOR = 33%

AUC Class 1 = 0.80 AUC Class 2 = 0.80

ACSP iA

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP iB

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

ACSP ic

TP = 18 FN = 0 FP = 0 TN = 10

TRP = 100% FNR =0 TNR = 100% FPR = 0% PPV = 100% NPV =100% FDR = 0% FOR = 0

AUC Class 1 = 1 AUC Class 2 = 1

Page 177: Perbandingan Algoritma Praproses Data Dalam Pencarian ...

153

BIOGRAFI PENULIS

Ahmad Syafiq Kamil, lahir di kota Sorong 12 Mei 1992 merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis penyelesaikan pendidikan formal di SDN Sungonlegowo 2 Gresik, Dilanjutkan dengan menempuh pendidikan menengah pertama di SMPN 3 Peterongan Jombang, kemudian bersekolah di MAN 3 Malang dan menempuh pendidikan S1 di Universitas Jember. Penulis sangat memiliki ketertarikan dibidang Programming, Brain Computer Interface dan memulai merambah kebidang big data. Penulis juga pernah menjadi programer android di UPPTI universitas jember serta menjadi pelaksana survei dibidang E-goverment. Untuk kepentingan dengan

penelitian terkait, penulis dapat dihubungi di [email protected]