PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

15
PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SISTEM DINAMIK UNTUK MENGEVALUASI KEBUTUHAN KAPASITAS BANDARA JUANDA Febru Radhianjaya, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email: [email protected] ; [email protected] ABSTRAK Industri penerbangan di Indonesia sangat berkembang pesat. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya jumlah penumpang dan jumlah perusahaan angkutan udara yang menyebabkan semakin padatnya aktivitas pada bandara. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan pihak Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, terdapat kajian mengenai evaluasi kebutuhan kapasitas terminal bandara Juanda. Dengan adanya permasalahan ini, maka dilakukan penelitian mengenai model sistem yang akan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan evaluasi terminal bandara tersebut. Berdasarkan studi literatur dan proses wawancara yang dilakukan, model sistem yang sesuai adalah dengan menggunakan implementasi sistem dinamik karena sistem penerbangan yang diteliti sangat dinamis oleh perubahan waktu. Oleh karena itu, dilakukan penelitian mengenai pembuatan alat bantu pengambilan keputusan untuk mengevalusi kebutuhan kapasitas bandara Juanda. Untuk mendukung penelitian ini, diperlukan data-data sekunder yang meliputi kapasitas bandara, data history penumpang, dan data rute penerbangan domestik. Hasil yang didapatkan dalam penelitian tugas akhir ini, bahwa kapasitas terminal bandara Juanda I telah overload pada tahun 2006. Adanya kondisi tersebut dilakukan beberapa skenario kebijakan, yaitu dengan mengembangkan terminal bandara Juanda I dengan total kapasitas 10.500.000 orang per tahun yang akan bertahan hingga 2016. Skenario kebijakan lainya adalah pengoperasian bandara Juanda II yang akan digunakan oleh maskapai Lion, sehingga didapatkan bahwa pada terminal bandara Juanda I dan Juanda II akan overload pada tahun 2014. Kata kunci : Bandara Juanda, Kapasitas Terminal, Sistem Dinamik, Alat Bantu Pengambilan Keputusan ABSTRACT Aviation industry in Indonesia is growing rapidly. It is evidenced by increasing number of passengers and airlines that causes more dense activity at the airport. Based on conducted interviews to Directorate General of Civil Aviation, an evaluation of capacity for Juanda airport is needed. Therefore, this research aims to build a decision support system to help in solving the problem through system dynamic approach. It is based on conducted literature study and interview, the observed aviation system is very dynamic by changing of the time. To support this research, secondary data were needed which includes data of airport capacity, number of passengers, and domestic flight routes. Results show that capacity of Juanda I airport terminal has been overloaded since 2006. Some scenarios of policies are constructed in response to this condition, namely by developing the airport terminal capacity to 10.5 million people per year which will last until 2016. Other scenario is operating the Juanda II terminal, which will be used by Lion Air, with the result that the airport will be overload in 2014. Keywords : Juanda Airport, Terminal Capacity, System Dynamic, Decision Support Systems 1. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang memiliki topografi beraneka ragam. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya dataran rendah hingga dataran tinggi. Indonesia juga merupakan negara kepulauan dengan adanya bukti terpisah oleh lautan dan beberapa selat. Kondisi demikian ini yang membuat pemerintah Indonesia menerapkan tiga sistem transportasi, yaitu sistem transportasi udara, laut, dan darat. Ketiga sistem transportasi tersebut digunakan oleh masyarakat Indonesia

Transcript of PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

Page 1: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS

SISTEM DINAMIK UNTUK MENGEVALUASI KEBUTUHAN KAPASITAS

BANDARA JUANDA

Febru Radhianjaya, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email: [email protected] ; [email protected]

ABSTRAK Industri penerbangan di Indonesia sangat berkembang pesat. Hal ini dibuktikan dengan

bertambahnya jumlah penumpang dan jumlah perusahaan angkutan udara yang menyebabkan

semakin padatnya aktivitas pada bandara. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan dengan

pihak Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, terdapat kajian mengenai evaluasi kebutuhan

kapasitas terminal bandara Juanda. Dengan adanya permasalahan ini, maka dilakukan penelitian

mengenai model sistem yang akan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan evaluasi

terminal bandara tersebut. Berdasarkan studi literatur dan proses wawancara yang dilakukan,

model sistem yang sesuai adalah dengan menggunakan implementasi sistem dinamik karena

sistem penerbangan yang diteliti sangat dinamis oleh perubahan waktu. Oleh karena itu,

dilakukan penelitian mengenai pembuatan alat bantu pengambilan keputusan untuk mengevalusi

kebutuhan kapasitas bandara Juanda. Untuk mendukung penelitian ini, diperlukan data-data

sekunder yang meliputi kapasitas bandara, data history penumpang, dan data rute penerbangan

domestik. Hasil yang didapatkan dalam penelitian tugas akhir ini, bahwa kapasitas terminal

bandara Juanda I telah overload pada tahun 2006. Adanya kondisi tersebut dilakukan beberapa

skenario kebijakan, yaitu dengan mengembangkan terminal bandara Juanda I dengan total

kapasitas 10.500.000 orang per tahun yang akan bertahan hingga 2016. Skenario kebijakan

lainya adalah pengoperasian bandara Juanda II yang akan digunakan oleh maskapai Lion,

sehingga didapatkan bahwa pada terminal bandara Juanda I dan Juanda II akan overload pada

tahun 2014.

Kata kunci : Bandara Juanda, Kapasitas Terminal, Sistem Dinamik, Alat Bantu Pengambilan

Keputusan

ABSTRACT Aviation industry in Indonesia is growing rapidly. It is evidenced by increasing number of

passengers and airlines that causes more dense activity at the airport. Based on conducted

interviews to Directorate General of Civil Aviation, an evaluation of capacity for Juanda airport

is needed. Therefore, this research aims to build a decision support system to help in solving the

problem through system dynamic approach. It is based on conducted literature study and

interview, the observed aviation system is very dynamic by changing of the time. To support this

research, secondary data were needed which includes data of airport capacity, number of

passengers, and domestic flight routes. Results show that capacity of Juanda I airport terminal

has been overloaded since 2006. Some scenarios of policies are constructed in response to this

condition, namely by developing the airport terminal capacity to 10.5 million people per year

which will last until 2016. Other scenario is operating the Juanda II terminal, which will be used

by Lion Air, with the result that the airport will be overload in 2014.

Keywords : Juanda Airport, Terminal Capacity, System Dynamic, Decision Support Systems

1. PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang memiliki

topografi beraneka ragam. Hal ini dapat

dibuktikan dengan adanya dataran rendah hingga

dataran tinggi. Indonesia juga merupakan negara

kepulauan dengan adanya bukti terpisah oleh

lautan dan beberapa selat. Kondisi demikian ini

yang membuat pemerintah Indonesia menerapkan

tiga sistem transportasi, yaitu sistem transportasi

udara, laut, dan darat. Ketiga sistem transportasi

tersebut digunakan oleh masyarakat Indonesia

Page 2: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

2

sesuai dengan kebutuhan. Sistem transportasi

adalah sistem yang penting dalam suatu

rangkaian infrastruktur suatu wilayah. Sistem

transportasi ini sangat dibutuhkan untuk

memperlancar beberapa sistem yang terkait,

seperti sistem perekonomian, sistem pariwisata,

sistem pendidikan, dan sistem pertahanan.

Transportasi udara di Indonesia

berkembang cukup pesat. Hal ini dapat

dibuktikan dengan semakin bertambahnya

perusahaan angkutan udara, baik perusahaan

angkutan udara terjadwal maupun tidak

berjadwal untuk melayani penumpang dari suatu

rute tertentu (Udara, 2008). Dengan adanya

kondisi tersebut, aktivitas dalam beberapa

bandara yang berada di Indonesia semakin padat

dari tahun ke tahun. Kepadatan ini

mengakibatkan terhambatnya akses masuk dan

keluar baik bagi pesawat maupun penumpang di

bandara. Selain itu dampak yang diterima oleh

penumpang adalah menurunnya tingkat kualitas

kenyamanan dalam terminal bandar udara.

Kondisi ini dapat terjadi karena dari tahun ke

tahun tingkat pertumbuhan penumpang yang

menggunakan jasa penerbangan semakin

meningkat.

Data yang didapatkan dari buku

Statistik Angkutan Udara Tahun 2009

menyatakan bahwa di bandara Juanda Surabaya,

pada tahun 2008 jumlah total penumpang

sebesar 7.305.444 orang dengan jumlah

penumpang berangkat sebesar 3.539.582 orang

dan jumlah penumpang datang sebesar

3.765.862 orang (Udara, 2010a). Sedangkan

pada tahun 2009 jumlah total penumpang 2009

sebesar 8.436.847 orang dengan jumlah

penumpang berangkat sebesar 4.119.062 orang

dan jumlah penumpang datang sebesar

4.317.785 orang (Udara, 2010a). Oleh karena itu

didapatkan pertumbuhan jumlah total

penumpang rata-rata per tahun sebesar 4,88 %

(Udara, 2010a). Untuk lebih jelasnya akan

ditampilkan data penumpang dan kapasitas

terminal dari tahun 2005-2009 pada bandara

Juanda Surabaya :

Gambar 1 Jumlah Penumpang Juanda dan Kapasitas

Dari hasil pengolahan data diatas, terlihat bahwa

terdapat kecenderungan kenaikan penumpang

dari tahun 2005 menuju 2009 dibuktikan dari

grafik di atas. Selain itu pada tahun 2005 hingga

2009 kapasitas terminal bandara Juanda telah

overload. Namun pada awal tahun 2011 terdapat

isu yang dikemukakan oleh General Manager

PT. Angkasa Pura I, Trikora Harjo mengenai

akan dioperasikannya kembali bandara Juanda II

yang berkapasitas 4.000.000 orang per tahun

(Bisnis, 2010). Selain itu pada bandara Juanda I

akan dikembangkan hingga 90% seperti yang

telah dikatakan oleh Gubernur Jawa Timur,

Soekarwo (Juanda, 2011).

Adanya kondisi tersebut dipengaruhi

oleh jumlah penumpang dari bandara-bandara

lain yang akan menuju bandara Juanda.

Terdapat 15 bandara yang mempengaruhi jumlah

penumpang bandara Juanda, yaitu bandara Adi

Sutjipto, Ahmad Yani, Husein Sastranegara,

Hang Nadim, Soekarno-Hatta, Tjilik Riwut,

Syamsuddin Noor, Sepinggan, Mutiara,

Hasanuddin, Sam Ratulangi, Pattimura, El Tari,

Selaparang, dan Ngurah Rai (Udara, 2011).

Selain kondisi diatas, pengaruh penumpang yang

akan berangkat menuju 15 bandara tersebut juga

dipertimbangkan karena juga mempengaruhi

kapasitas terminal domestik Juanda. Hal ini

dapat dibuktikan ada sekitar 25% penduduk

Indonesia yang menggunakan transportasi udara.

Jumlah ini dapat dipastikan akan mengalami

kenaikan sehingga semua bandara juga akan

mengalami kenaikan penumpang dan

mengakibatkan kapasitas penumpang bandara

akan overload (Juanda, 2010).

Pada penelitian ini, hasil yang ingin

dicapai adalah untuk melakukan pemodelan

sistem dinamis dalam mendapatkan sistem dan

evaluasi kapasitas bandara Juanda. Selain itu

pada penelitian ini juga memberikan alat bantu

Page 3: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

3

keputusan untuk mengevaluasi kebutuhan

kapasitas bandara Juanda dan melakukan studi

eksperimen dengan berbagai perubahan skenario.

Batasan penelitian Tugas Akhir ini

sebagai berikut :

1. Penerbangan yang diteliti adalah

penerbangan domestik

2. Aspek mengenai kondisi perekonomian

eksternal tidak dijabarkan

3. Tidak mempertimbangkan hubungan

moda transportasi lain

Selain itu, terdapat asumsi yang digunakan pada

penelitian Tugas Akhir ini yaitu tidak terdapat

perubahan kebijakan strategis pada saat

penelitian dilakukan.

Berdasarkan kondisi yang telah

diuraikan diatas, maka perlu dibuat suatu alat

bantu untuk mengevaluasi kapasitas dari kondisi

eksisting yang bertujuan untuk evaluasi bandara,

khususnya bandara Juanda dengan menggunakan

sistem dinamik agar mendapatkan suatu

kebijakan strategis.

2. METODOLOGI

Pada bagian ini akan dijelaskan

mengenai langkah-langkah yang dilakuan pada

penelitian Tugas Akhir ini untuk menyelesaikan

permasalahan yang diangkat. Metodologi

penelitian ini berguna sebagai acuan sehingga

penelitian dapat berjalan secara sistematis.

2.1 Tahap Identifikasi Masalah

Pada tahap identifikasi dalam penelitian

ini, dilakukan beberapa sub tahapan yang terdiri

dari penentuan topik dan observasi awal,

perumusan masalah dan penentuan tujuan

penelitian, studi literatur, dan studi lapangan.

Pada tahap identifikasi dan perumusan masalah

ini, penulis melakukan bimbingan kepada

pembimbing eksternal di Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara. Dari bimbingan yang

dilakukan terdapat permasalahan mengenai

evaluasi kapasitas bandara, khususnya bandara

Juanda. Hal ini terjadi karena dalam data

menunjukkan bahwa jumlah penumpang pada

bandara Juanda telah melebihi kapasitas yang

ada.

Berdasarkan hasil bimbingan kepada

pembimbing eksternal dalam pihak Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara, selanjutnya

dilakukan perumusan masalah untuk membatasi

ruang lingkup penelitian. Dalam penelitian ini

akan membahas mengenai evaluasi keadaan

bandara Juanda dan merancang alat bantu

keputusan evaluasi tersebut sehingga

memberikan usulan skenario terkait

permasalahan yang dihadapi saat ini.

Selanjutnya adalah tahap penetapan

tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar

permasalahan yang ada dapat terjawab pada

akhir penelitian ini. Tujuan yang diharapkan

adalah melakukan evaluasi bandara Juanda

kemudian merancang alat bantu keputusan

evaluasi permasalahan tersebut dengan berbagai

skenario dan isu-isu terkini.

Dari penetapan tujuan diatas, maka

dilakukan studi literatur dan studi lapangan.

Studi literatur melingkupi studi dari beberapa

jurnal dan buku yang berkaitan dengan konsep

transportasi, sistem bandara, terminal bandara,

sistem dinamik, dan decision support system.

Sedangkan studi lapangan bertujuan untuk

mendapatkan informasi mengenai permasalahan

yang dihadapi di Departemen Perhubungan

Udara, kondisi eksisting sistem bandara, dan

data sekunder mengenai jumlah history

penumpang dan kapasitas pada suatu bandara

tertentu. Dari studi lapangan, dapat dilakukan

evaluasi mengenai hal-hal yang menjadi faktor

permasalahan sehingga dapat dilakukan solusi

untuk menyelesaikan permasalahan ini.

2.2 Tahap Pengumpulan Data dan

Deskripsi Sistem

Pada tahap ini akan dijelaskan tentang

tahapan pengumpulan data dan deskripsi sistem

dari permasalahan yang diangkat pada

penelitian.

2.3 Tahap Pemodelan Sistem

Pada tahap ini, akan dilakukan simulasi

dari sub model-sub model yang telah dibuat dan

dianggap mewakili sistem riil. Kemudian akan

dilakukan tahap validasi dan verifikasi terhadap

model.

2.4 Tahap Analisis Hasil Simulasi dan

Skenario

Pada tahap ini akan dilakukan analisis

dan pembahasan mengenai evaluasi kondisi

eksisting terhadap bandara Juanda dengan

menggunakan model sistem dinamik yang telah

dibuat. Analisis ini dimulai dari analisis

mengenai kondisi eksisting kapasistas maksimum

dan jumlah penumpang pada suatu bandara,

Page 4: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

4

deskripsi sistem yang dilakukan, sampai dengan

analisis terhadap skenario dan usulan

rekomendasi dari model yang diterapkan.

2.5 Tahap Kesimpulan dan Saran

Pada hasil analisis dan pembahasan

diatas, kemudian akan dilakukan penarikan

kesimpulan untuk menjawab tujuan dari

penelitian ini. Dilakukan juga saran dan usulan

yang dapat dijadikan bahan masukan untuk

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

penelitian ini.

3. PEMODELAN SISTEM

Bab ini meliputi tahap identifikasi

variabel, konseptualisasi model, formulasi

model, simulasi model, verifikasi dan validalidasi

serta perancangan alat bantu pengambilan

keputusan.

3.1 Identifikasi Variabel

Pada penelitian ini terdapat enam sub

model yang diterapkan, yaitu sub model

keberangkatan maskapai, keberangkatan

penumpang, kedatangan maskapai, kedatangan

penumpang, permintaan penumpang, dan

pengembangan bandara.

3.2 Konseptualisasi Model

Model konseptual yang digunakan untuk

menggambarkan penelitian ini adalah causal

loop diagram dan interaksi antar variabel.

Model konseptual ini diharapkan dapat

memudahkan pembaca untuk memahami maksud

dan ruang lingkup penelitian yang dilakukan.

Penggambaran sistem secara lebih luas

tergambar pada causal loop diagram sistem

dengan melihat pada hubungan sebab akibat satu

variabel terhadap variabel yang lain. Keterkaitan

hubungan dengan dampak sifat positif atau

negatif satu sama lain juga tergambar dalam

diagram sebab akibat ini.

3.2.1 Causal Loop Diagram

Pada penyusunan causal loop diagram

ini dilakukan untuk mengetahui keterkaitan

beberapa variabel dalam sistem terminal bandara

di Indonesia. Dari beberapa variabel yang

digambarkan diatas, dapat diketahui seberapa

jauh pengaruh yang ditimbulkan dalam sistem

terminal bandara. Variabel-variabel yang

mempengaruhi didefinisikan sesuai dengan

identifikasi yang telah dilakukan pada sub bab

sebelumnya.

Pendekatan sistem terminal bandara di

Indonesia juga dilakukan dengan mendefinisikan

interaksi yang terjadi antar elemen dalam sistem

yang berikutnya akan digambarkan dalam causal

loop diagram. Dengan menggunakan causal

loop diagram, akan diketahui hubungan antar

variabel yang ditunjukkan dengan hubungan

panah positif ataupun negatif.

Gambar 2 Causal Loop Diagram

Causal loop diagram yang dibuat diatas

menggunakan software STELLA berdasarkan

variabel-variabel yang telah diidentifikasikan

oleh pembuat model. Selanjutnya setelah

variabel-variabel telah ditentukan oleh pembuat

model dan dihubungakan keterkaitan diantara

variabel tersebut, maka akan dilakukan polarity

yang berguna untuk menggambarkan hubungan

umpan balik positif dan negatif. Salah satu

variabel yang memberikan dampak umpan balik

positif adalah semakin tinggi frekuensi total

penerbangan maka kapasitas total pesawat juga

akan semakin meningkat. Sedangkan salah satu

variabel yang memberikan dampak umpan

negatif adalah semakin tinggi jumlah penumpang

di bandara maka kapasitas bandara tersebut akan

semakin rendah.

3.3 Formulasi Model

Dalam sistem terminal bandara di

Indonesia ini, terdapat 6 sub model yang sesuai

dengan variabel pada pembuatan causal loop

diagram, yaitu sub model keberangkatan

maskapai, keberangkatan penumpang,

kedatangan maskapai, kedatangan penumpang,

pertumbuhan permintaan, dan pengembangan

bandara.

3.3.1 Sub Model Keberangkatan Maskapai

Sub model keberangkatan maskapai ini

merupakan model yang mendeskripsikan

bagaimana proses keberangkatan maskapai di

bandara. Salah satu variabelnya adalah kapasitas

penumpang keluar Batavia Juanda Hasanuddin

yang didapatkan dari perkalian antara kapasitas

Batavia Juanda Hasanuddin dan frekuensi

Batavia per tahun Juanda Hasanuddin.

Page 5: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

5

Kapasitas Batav ia

Berangkat dari Juanda

Konversi Minggu

ke Tahun

Konversi Minggu

ke Tahun

Konversi Minggu

ke Tahun

Konversi Minggu

ke Tahun

Frekuensi Batav ia

Per Minggu Juanda Hasanuddin

Kapasitas Batav ia

Juanda Hasanuddin

Kapasitas Penumpang Keluar

Batav ia Juanda Hasanuddin

Frekuensi Batav ia

Per Tahun Juanda Hasanuddin

Frekuensi Batav ia

Per Minggu Juanda Selaparang

Kapasitas Batav ia

Juanda Selaparang

Kapasitas Penumpang Keluar

Batav ia Juanda Selaparang

Frekuensi Batav ia

Per Tahun Juanda Selaparang

Frekuensi Batav ia

Per Minggu Juanda Hang Nadim

Kapasitas Batav ia

Juanda Hang Nadim

Kapasitas Penumpang Keluar

Batav ia Juanda Hang Nadim

Frekuensi Batav ia

Per Tahun Juanda Hang Nadim

Frekuensi Batav ia

Per Minggu Juanda Tjilik Riwut

Kapasitas Batav ia

Juanda Tjilik Riwut

Kapasitas Penumpang Keluar

Batav ia Juanda Tjilik Riwut

Frekuensi Batav ia

Per Tahun Juanda Tjilik Riwut

Multiplier Minggu

Mult iplier Minggu

Multiplier Minggu

Frekuensi

Sebelum Penambahan

Frekuensi

Sebelum Penambahan

Frekuensi

Sebelum Penambahan

Frekuensi

Sebelum Penambahan

Gambar 3 Sebagian Sub Model Keberangkatan

Maskapai

3.3.2 Sub Model Keberangkatan

Penumpang

Sub model keberangkatan penumpang

pada gambar 3.3 menggambarkan bagaimana

proses keberangkatan penumpang dari bandara.

Salah satu variabelnya adalah penumpang

Batavia Juanda Selaparang yang didapatkan dari

kondisi jika calon penumpang kurang dari sama

dengan kapasitas penumpang keluar Batavia

Juanda Selaparang maka penumpang yang

berangkat adalah calon penumpang Batavia

Juanda Selaparang, namun jika tidak maka yang

berangkat adalah maksimal kapasitas

penumpang keluar Batavia Juanda Selaparang.

Frekuensi Batavia

Per Minggu Juanda Selaparang

Total Frekuensi

Berangkat dari Juanda

Frekuensi Batavia

Per Minggu Juanda Hang Nadim

Frekuensi Batavia

Per Minggu Juanda Tjilik Riwut

Total Frekuensi

Berangkat dari Juanda

Orang Per Kurs i

Orang Per Kursi

Orang Per Kursi

Kapasitas Penumpang Keluar

Batavia Juanda SelaparangCalon Penumpang Batav ia

Juanda Selaparang

Penumpang Batav ia

Juanda Selaparang

Penumpang Tidak Terangkut

Batav ia Juanda Selaparang

Proporsi Batav ia

Juanda SelaparangPenumpang Lokal

Juanda

Kapasitas Penumpang Keluar

Batavia Juanda Hang NadimCalon Penumpang Batav ia

Juanda Hang Nadim

Penumpang Batav ia

Juanda Hang Nadim

Penumpang Tidak Terangkut

Batav ia Juanda Hang Nadim

Noname 8

Noname 8

Noname 8

Proporsi Batav ia

Juanda Hang NadimPenumpang Lokal

Juanda

Kapasitas Penumpang Keluar

Batavia Juanda Tjilik RiwutCalon Penumpang Batav ia

Juanda Tjilik Riwut

Penumpang Batav ia

Juanda Tjilik Riwut

Penumpang Tidak Terangkut

Batav ia Juanda Tjilik Riwut

Proporsi Batav ia

Juanda Tjilik RiwutPenumpang Lokal

Juanda

Gambar 4 Sebagian Sub Model Keberangkatan

Penumpang

3.3.3 Sub Model Kedatangan Maskapai

Dalam sub model kedatangan maskapai

pada gambar 5, digambarkan proses kedatangan

maskapai dari bandara asal. Varibelnya adalah

penjumlahan beberapa asal bandara per

maskapai menuju bandara tujuan.

Kapasitas Penumpang

Keluar Garuda SH Juanda

Kapasitas Penumpang Keluar

Garuda Hasanuddin Juanda

Kapasitas Penumpang Keluar

Garuda Ngurah Rai Juanda

Kapasitas Penumpang

Keluar Sriwijaya SN Juanda

Kapasitas Penumpang Keluar

Sriwijaya B732 Sepinggan Juanda

Kapasitas Penumpang Keluar

Sriwijaya B733 Sepinggan Juanda

Kapasitas Penumpang Keluar

Sriwijaya Hasanuddin Juanda

Kapasitas Penumpang

Keluar Sriwijaya SR Juanda

Total Kapasitas Penumpang

Datang ke Juanda

Kapasitas Garuda

Datang ke Juanda

Kapasitas Sriwijay a

Datang ke Juanda

Gambar 5 Sebagian Sub Model Kedatangan

Maskapai

3.3.4 Sub Model Kedatangan Penumpang

Sub model kedatangan penumpang pada

gambar 6 menggambarkan tentang proses

penumpang datang dari bandara asal menuju

bandara tujuan. Terdapat formulasi variabel

penumpang Garuda datang ke Juanda yang

didalamnya terdapat penjumlahan maskapai

Garuda yang menuju bandara Juanda.

Penumpang Garuda

SH Juanda

Penumpang Garuda

Hasanuddin Juanda

Penumpang Garuda

Ngurah Rai Juanda

Penumpang Garuda

Datang ke Juanda

Penumpang Sriwijaya B732

Sepinggan Juanda

Penumpang Sriwijaya B733

Sepinggan Juanda

Penumpang Sriwijaya

Hasanuddin Juanda

Penumpang Sriwijaya

SR Juanda

Penumpang Sriwijaya B733

El Tari Juanda

Penumpang Sriwijay a

Datang ke Juanda

Total Penumpang

Datang ke Juanda

Gambar 6 Sebagian Sub Model Kedatangan

Penumpang

3.3.5 Sub Model Penumpang Lokal

Pada sub model permintaan ini

menggambarkan bagaimana didapatkan

permintaan penumpang setiap bandara yang

akan menuju bandara tujuan. Salah satu

variabelnya adalah flow penumpang lokal Juanda

yang didapatkan dari perkalian antara

penumpang lokal Juanda dan faktor

pertumbuhan penumpang lokal Juanda.

Penumpang Lokal

Juanda

Flow Penumpang

Lokal Juanda

Faktor Pertumbuhan

Penumpang Lokal Juanda

Gambar 7 Sebagian Sub Model Permintaan

3.3.6 Sub Model Pengembangan Bandara

Sub model pengembangan bandara ini

bertujuan untuk memberikan keputusan kapan

Page 6: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

6

bandara akan dikembangkan. Salah satu

variabelnya adalah penambahan kapasitas.

Maksud penambahan kapasitas ini adalah jika

total penumpang di Juanda lebih besar dari

kapasitas terminal domestik Juanda maka

dilakukan penambahan kapasitas baru jika

kondisi tersebut belum terjadi maka belum

dilakukan pengembangan bandara.

Gambar 8 Sebagian Sub Model Pengembangan

Bandara

3.4 Simulasi Model

Pada penelitian ini, model yang

dibangun menggunakan software STELLA.

Simulasi ini dilakukan bertujuan untuk melihat

perilaku dari sistem yang telah dibuat. Simulasi

dapat dilakukan dengan memasukkan data / nilai

matematis dalam variabel-variabel yang

disesuaikan dengan kondisi real. Nilai matematis

yang dijadikan inputan adalah berupa data

sekunder yang telah dikumpulkan dari Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara dan beberapa

artikel terkait. Fungsi waktu yang digunakan

dalam satuan waktu tahun dan selanjutnya akan

disimulasikan model yang dibuat berdasarkan

fungsi waktu tersebut.

3.5 Verifikasi dan Validasi Model

Simulasi yang telah dilakukan diatas

belum tentu menunjukkan bahwa model yang

dibuat telah sesuai dengan kondisi real sistem

yang diteliti. Oleh karena itu diperlukan

pengujian terhadap model yang terdiri dari

pengujian verifikasi dan pengujian validasi agar

simulasi yang dilakukan benar, masuk akal, dan

menggambarkan kondisi yang sebenarnya.

3.5.1 Verifikasi Model

Verifikasi model adalah tahap

pengecekan model simulasi apakah telah dibuat

dengan benar dan logis. Pengecekan ini

dilakukan di software STELLA pada pilihan

check units yang bertujuan untuk memastikan

kesetaraan satuan variabel yang terdapat di

model dan unit. Berikut ini adalah hasil verifikasi

yang dilakukan :

Gambar 9 Verifikasi Check Units

Gambar 10 Verifikasi Check Model

3.5.2 Validasi Model

Pada tahap validasi model ini bertujuan

untuk melihat apakah model yang telah dibuat

mampu mewakili atau menggambarkan kondisi

sebenarnya. Validasi yang dilakukan meliputi uji

parameter model, uji kondisi ekstrim, uji

statistik, dan uji struktur model.

3.5.2.1 Uji Parameter Model

Pengujian parameter ini dapat dilakukan

dengan cara membandingkan antara logika

aktual dengan hasil simulasi. Hasil simulasi

dikatakan baik jika polanya sama dengan logika

aktual. Berikut hasil validasi uji parameter model

yang dilakukan :

Gambar 11 Hasil Uji Parameter Model

Dapat dilihat bahwa antara kedua grafik diatas

tidak memiliki perbedaan yang signifikan

sehingga dapat dikatakan telah valid dalam uji

parameter model.

3.5.2.2 Uji Kondisi Ekstrim

Pengujian dilakukan dengan

memasukkan nilai ekstrim terkecil dan terbesar

pada variabel penumpang lokal Juanda. Berikut

hasil dari uji kondisi ektrim yang dilakukan :

Page 7: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

7

Gambar 12 Hasil Eksisting

Gambar 13 Hasil Ekstrim Terkecil

Gambar 14 Hasil Ekstrim Terbesar

Dapat dilihat bahwa mulai gambar 12 hingga 14

tidak terjadi perubahan grafik dengan

perbandingan eksisting, nilai ektrim terkecil, dan

nilai ektrim terbesar. Oleh karena itu model

dikatakan valid dalam uji kondisi ekstrim.

3.5.2.3 Uji Statistik

Proses validasi model dengan uji statistik

ini adalah menggunakan software Minitab

dengan 2-Sample-t. Berikut ini adalah syarat

yang akan berlaku, yaitu :

Ho : π1 = π2 (tidak ada perbedaan data

yang signifikan)

Ho : π1 ≠ π2 (terdapat perbedaan data

yang signifikan)

Jika nilai P-value > α = 0.05, maka

kesimpulannya adalah terima Ho.

1. Validasi Penumpang Berangkat

Ho : π1 = π2 (tidak ada perbedaan data

yang signifikan)

Ho : π1 ≠ π2 (terdapat perbedaan data

yang signifikan)

Berikut ini akan ditampilkan tabel

perbandingan hasil simulasi dan data aktual

penumpang berangkat.

Tabel 1 Validasi Penumpang Berangkat

Hasil Simulasi Aktual

3.242.864 3.356.713

3.794.370 3.558.039

3.936.708 3.571.101

4.025.824 3.539.582

4.179.135 4.119.062

Gambar 15 Validasi Penumpang Berangkat dari

Juanda

Berdasarkan hasil validasi dari software Minitab

14 didapatkan nilai P-value = 0,349 sehingga

nilai P-value > α = 0.05, maka kesimpulannya

adalah terima Ho dan hasil simulasi dan data

aktual penumpang berangkat tidak ada

perbedaan data yang signifikan.

2. Validasi Penumpang Datang

Ho : π1 = π2 (tidak ada perbedaan data

yang signifikan)

Ho : π1 ≠ π2 (terdapat perbedaan data

yang signifikan)

Berikut ini akan ditampilkan tabel

perbandingan hasil simulasi dan data aktual

penumpang datang.

Tabel 2 Validasi Penumpang Datang

Hasil Simulasi Aktual

2.686.691 3.493.029

3.174.371 3.714.540

3.462.129 3.776.919

3.692.066 3.638.136

4.037.673 4.171.339

Page 8: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

8

Gambar 16 Validasi Penumpang Datang ke Juanda

Berdasarkan hasil validasi dari software Minitab

14 didapatkan nilai P-value = 0.232 sehingga

nilai P-value > α = 0.05, maka kesimpulannya

adalah terima Ho dan hasil simulasi dan data

aktual penumpang datang tidak ada perbedaan

data yang signifikan.

3. Validasi Total Penumpang Bandara

Juanda

Ho : π1 = π2 (tidak ada perbedaan data

yang signifikan)

Ho : π1 ≠ π2 (terdapat perbedaan data

yang signifikan)

Berikut ini akan ditampilkan tabel

perbandingan hasil simulasi dan data aktual total

penumpang Bandara Juanda.

Tabel 3 Validasi Total Penumpang Bandara Juanda

Hasil Simulasi Aktual

5.929.555 6.735.893

6.968.741 7.151.902

7.398.837 7.226.900

7.717.889 7.057.666

8.216.808 8.150.696

Gambar 17 Validasi Penumpang Total Juanda

Berdasarkan hasil validasi dari software Minitab

14 didapatkan nilai P-value = 0.969 sehingga

nilai P-value > α = 0.05, maka kesimpulannya

adalah terima Ho dan hasil simulasi dan data

aktual total penumpang Bandara Juanda tidak

ada perbedaan data yang signifikan.

3.5.2.4 Uji Struktur Model

Pada akhirnya dilakukan validasi model

dengan cara wawancara dengan pihak expert

khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan

Udara untuk memastikan bahwa model yang

dibuat mampu mewakili atau menggambarkan

sistem nyata.

3.6 Perancangan Alat Bantu Pengambilan

Keputusan

Pada bab ini akan ditampilkan cara

penggunaan alat bantu keputusan untuk evaluasi

kebijakan kapasitas terminal bandara Juanda.

Alat bantu pengambilan keputusan adalah salah

satu bagian dalam pembuatan model sistem

dinamik ini. Adanya alat bantu pengambilan

keputusan ini bertujuan untuk memudahkan para

pembuat kebijakan agar dapat mengaplikasikan

model yang sudah dirancang tanpa harus

mengerti konsep sistem dinamik. Alat bantu

pengambilan keputusan dibuat berdasarkan

skenario kebijakan yang telah dirancang, yaitu

dengan mengganti variabel input dalam dalam

interface dan hasil simulasinya dapat dilihat

secara langsung melalui grafik output.

4. ANALISIS HASIL SIMULASI DAN

SKENARIO

Pada tahap ini akan membahas mengenai

analisis hasil simulasi dan skenario kebijakan

yang akan dihasilkan dari hasil pemodelan sistem

sebelumnya.

4.1 Hasil Simulasi Eksisting

Pada sub bab ini akan ditunjukkan hasil

simulasi yang menggunakan data sekunder dan

wawancara kepada pihak Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara. Simulasi dengan

menggunakan software STELLA ini dilakukan

dalam waktu simulasi antara tahun 2005 hingga

tahun 2030. Simulasi dilakukan dalam satuan

tahun. Dalam sub bab ini akan ditampilkan hasil

simulasi dalam bentuk tabel dan gambar yang

menunjukkan jumlah penumpang berangkat dari

bandara Juanda, jumlah penumpang datang ke

bandara Juanda, dan total penumpang bandara

Juanda. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

bahwa penelitian ini difokuskan pada pembuatan

alat bantu keputusan untuk evaluasi kapasitas

bandara Juanda dan skenario kebijakan yang

meliputi pengembangan terminal bandara

domestik dan perubahan frekuensi penerbangan.

Pada tabel 4 menunjukkan hasil simulasi

eksisting jumlah penumpang berangkat, datang,

dan total bandara Juanda.

Tabel 4 Hasil Simulasi Eksisting

Page 9: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

9

Tahu

n

Jumlah

Penumpang

Berangkat

dari

Bandara

Juanda

Jumlah

Penumpang

Datang ke

Bandara

Juanda

Total

Penumpang

Bandara

Juanda

2005 3,242,864 2,686,691 5,929,555

2006 3,794,370 3,174,371 6,968,741

2007 3,936,708 3,462,129 7,398,837

2008 4,025,824 3,692,066 7,717,889

2009 4,179,135 4,037,673 8,216,808

2010 4,189,717 4,089,505 8,279,222

2011 4,254,319 4,297,919 8,552,237

2012 4,364,934 4,621,335 8,986,269

2013 4,425,450 4,818,238 9,243,688

2014 4,586,367 5,202,349 9,788,715

2015 5,097,209 5,860,413 10,957,622

2016 5,172,961 5,962,363 11,135,324

2017 5,249,031 6,053,347 11,302,378

2018 5,464,610 6,312,511 11,777,121

2019 6,011,869 6,655,235 12,667,104

2020 6,351,756 6,763,170 13,114,926

2021 6,727,658 6,884,922 13,612,580

2022 6,906,009 6,948,921 13,854,930

2023 7,016,237 7,025,603 14,041,840

2024 7,027,974 7,026,132 14,054,106

2025 7,323,779 7,255,239 14,579,018

2026 7,347,551 7,256,349 14,603,900

2027 7,387,557 7,268,559 14,656,116

2028 7,450,501 7,310,122 14,760,622

2029 7,546,292 7,399,825 14,946,117

2030 7,546,292 7,409,269 14,955,561

Dengan melihat hasil simulasi dengan

menggunakan frekuensi eksisting, dapat dilihat

bahwa jumlah penumpang yang berangkat dari

Juanda menuju bandara lain maupun jumlah

penumpang datang dari bandara lain menuju

Juanda terlihat semakin meningkat dari tahun ke

tahun. Hal ini dapat diartikan bahwa pengguana

jasa transportasi udara akan banyak digunakan

oleh masyarakat setempat. Namun pada tahun

2018 hingga 2030 terjadi peningkatan yang tidak

terlalu signifikan karena frekuensi penerbangan

maskapai tidak mencukupi untuk mengangkut

penumpang dari Juanda menuju bandara lain dan

juga dari bandara lain menuju Juanda. Untuk

lebih jelasnya berikut ini akan ditampilkan

gambar 18 hingga 20 yang menunjukkan grafik

hasil simulasi dari jumlah penumpang berangkat,

datang, dan perbandingan kapasitas terminal

dengan total penumpang bandara Juanda.

Gambar 18 Simulasi Penumpang Berangkat dari

Juanda

Gambar 19 Simulasi Penumpang Datang ke Juanda

Gambar 20 Simulasi Perbandingan Kapasitas dan

Penumpang

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa pada

tahun 2006 kondisi kapasitas terminal bandara

Juanda yang berkapasitas 6.500.000 orang per

tahun telah overload karena jumlah total

penumpang bandara Juanda melebihi kapasitas

terminal Juanda. Selanjutnya akan ditampilkan

gambar 21 dan 22 yang menunjukkan grafik

hasil simulasi penumpang yang tidak terangkut

dari dan menuju bandara Juanda.

Page 10: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

10

Gambar 21 Simulasi Penumpang Tidak Terangkut

dari Juanda

Gambar 22 Simulasi Penumpang Tidak Terangkut

ke Juanda

4.2 Desain Skenario Kebijakan

Penyusunan skenario kebijakan terhadap

sistem penerbangan domestik Indonesia,

khususnya bandara Juanda dapat dilakukan

dengan cara mengubah nilai pada variabel yang

berpengaruh terhadap sistem yang telah dibuat.

Berdasarkan model eksisting yang telah dibuat

sebelumnya, akan dilakukan perancangan

skenario-skenario kebijakan yang akan terjadi

pada masa mendatang. Dalam penelitian ini

terdapat beberapa bentuk skenario kebijakan,

yaitu :

a. Perubahan nilai variabel kapasitas

terminal bandara Juanda

b. Pengoperasian bandara Juanda II dengan

kebijakan akan digunakan oleh maskapai

Lion, Sriwijaya, dan Citilink

c. Perubahan nilai variabel penambahan

frekuensi

d. Skenario berbasis GDP (Gross

Domestic Product)

4.2.1 Perubahan Variabel Kapasitas

Bandara Juanda

Desain skenario ini bertujuan untuk

melihat kondisi terminal bandara Juanda dengan

adanya perubahan variabel kapasitas bandara

Juanda. Variabel ini dapat diubah-ubah sesuai

kebijakan dari pengelola bandara Juanda.

Skenario pertama adalah pengaruh dari

perubahan variabel kapasitas bandara Juanda

dengan kapasitas per tahun sejumlah 6.500.000

orang per tahun dengan penambahan kapasitas

terminal Juanda sejumlah 4.000.000 orang per

tahun.

Gambar 23 Perubahan Kapasitas Juanda Skenario

Pertama

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jika

dengan adanya penambahan sebesar 4.000.000

orang per tahun maka pada tahun 2007 kapasitas

terminal Juanda sebesar 10.500.000 orang per

tahun, pada tahun 2016 kapasitas terminal

Juanda sebesar 14.500.000 orang per tahun, dan

pada tahun 2026 kapasitas terminal Juanda

sebesar 18.500.000 orang per tahun.

Namun kondisi diatas akan berbeda jika

penambahan kapasitas terminal Juanda sebesar

5.500.000 orang per tahun. Berikut ini akan

ditampilkan grafik yang menunjukkan hasil

simulasinya pada skenario kedua :

Gambar 24 Perubahan Kapasitas Juanda Skenario

Kedua

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jika

dengan adanya penambahan sebesar 5.500.000

orang per tahun maka pada tahun 2007 kapasitas

terminal Juanda sebesar 12.000.000 orang per

tahun dan pada tahun 2020 kapasitas terminal

Juanda sebesar 17.500.000 orang per tahun.

4.2.2 Pengalihan Beberapa Maskapai ke

Juanda II

Desain skenario ini bertujuan untuk

melihat akibat dari pemindahan operasional

Page 11: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

11

maskapai Lion ke Juanda II sesuai dengan isu

yang telah disebutkan sebelumnya. Akibat yang

terjadi adalah dari variabel kapasitas akan

mengalami jumlah yang berbeda dari

sebelumnya.

4.2.2.1 Pengalihan Lion

] Pada model eksisting menunjukkan

bahwa dari segi kapasitas terminal bandara

Juanda telah overload pada tahun 2006 sehingga

pada perubahan nilai variabel kapasitas terminal

bandara Juanda berguna untuk melihat kebijakan

jika akan dikembangkan dengan penambahan

kapasitas terminal Juanda sebesar 4.000.000

orang. Adanya penambahan kapasitas terminal

Juanda tersebut, maka akan ditampilkan grafik

hasil dengan alat bantu keputusan perubahan

variabelnya. Berikut ini akan ditampilkan desain

skenario pengoperasian bandara Juanda II yang

digunakan oleh maskapai Lion yang telah banyak

dibicarakan oleh pihak-pihak terkait yang telah

disebutkan pada latar belakang. Pada gambar 25

merupakan grafik hasil dari perbandingan

bandara Juanda dengan kapasitas 6.500.000

orang per tahun. Sedangkan pada bandara

Juanda II dengan kapasitas 4.000.000 orang per

tahun yang akan ditunjukkan pada gambar 26.

Gambar 25 Perbandingan Kapasitas dan Penumpang

Juanda

Gambar 26 Perbandingan Kapasitas dan Penumpang

Juanda II

Pada gambar 25 dan 26 diatas terlihat bahwa

kapasitas terminal bandara Juanda akan

overload pada tahun 2014 dengan kapasitas

6.500.000 orang per tahun. Kondisi demikian

juga terjadi pada terminal bandara Juanda II

yang akan overload pada tahun 2014 dengan

kapasitas 4.000.000 orang per tahun.

4.2.2.2 Pengalihan Lion dan Sriwijaya

Pada sub bab ini akan ditampilkan

desain skenario pengoperasian bandara Juanda II

yang digunakan oleh maskapai Lion dan

Sriwijaya. Pada gambar 27 merupakan grafik

hasil dari perbandingan kapasitas terminal dan

total penumpang di bandara Juanda dengan

kapasitas 6.500.000 orang per tahun, sedangkan

gambar 28 pada bandara Juanda II dengan

kapasitas 4.000.000 orang per tahun.

Gambar 27 Kondisi Tanpa Lion dan Sriwijaya di

Juanda

Gambar 28 Kondisi Dengan Lion dan Sriwijaya di

Juanda II

Pada gambar 4.10 dan 4.11 diatas terlihat bahwa

kapasitas terminal bandara Juanda akan

overload pada tahun 2020 dengan kapasitas

6.500.000 orang per tahun. Kondisi demikian

juga terjadi pada terminal bandara Juanda II

yang overload pada tahun 2008 dengan

kapasitas 4.000.000 orang per tahun.

Page 12: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

12

4.2.2.3 Pengalihan Lion dan Garuda Citilink

Pada sub bab ini akan ditampilkan

desain skenario pengoperasian bandara Juanda II

yang digunakan oleh maskapai Lion dan Garuda

Citilink. Pada gambar 29 merupakan grafik hasil

dari perbandingan kapasitas terminal dan total

penumpang di bandara Juanda dengan kapasitas

6.500.000 orang per tahun, sedangkan gambar

30 pada bandara Juanda II dengan kapasitas

4.000.000 orang per tahun.

Gambar 29 Kondisi Tanpa Lion dan Citilink di

Juanda

Gambar 30 Kondisi Dengan Lion dan Citilink di

Juanda II

Pada gambar 29 dan 30 diatas terlihat bahwa

kapasitas terminal bandara Juanda akan

overload pada tahun 2020 dengan kapasitas

6.500.000 orang per tahun. Kondisi demikian

juga terjadi pada terminal bandara Juanda II

yang overload pada tahun 2010 dengan

kapasitas 4.000.000 orang per tahun.

4.2.3 Perubahan Nilai Variabel

Penambahan Frekuensi

Pada desain skenario ini yang dapat

diatur sesuai kebijakan maskapai berapa

penambahan frekuensi yang akan dilakukan.

Namun pada penambahan frekuensi ini berlaku

secara makro yang memiliki maksud

penambahan frekuensi ini berlaku untuk semua

maskapai. Misalnya terdapat kebijakan

penambahan frekuensi sebesar tujuh frekuensi

seminggu pada tahun 2013 untuk setiap dua

tahun, maka kondisi tersebut berlaku untuk

semua maskapai yang diteliti. Pada tabel 5 dan

gambar 31 dan 32 adalah hasil skenario pertama

penambahan frekuensi pada penelitian ini dengan

jumlah penambahan frekuensi sejumlah tujuh per

minggu dimulai dengan penambahannya pada

tahun 2013 dengan jangka waktu penambahan

setiap dua tahun.

Tabel 5 Hasil Simulasi Penambahan Frekuensi

Tahu

n

Jumlah

Penumpang

Berangkat

dari

Bandara

Juanda

Jumlah

Penumpang

Datang ke

Bandara

Juanda

Total

Penumpang

Bandara

Juanda

2005 3,266,488 2,686,691 5,953,179

2006 3,822,012 3,174,371 6,996,383

2007 3,965,386 3,462,129 7,427,516

2008 4,055,151 3,692,066 7,747,217

2009 4,209,580 4,037,673 8,247,253

2010 4,220,239 4,089,505 8,309,744

2011 4,285,311 4,297,919 8,583,230

2012 4,396,733 4,621,335 9,018,067

2013 4,457,689 4,818,238 9,275,927

2014 4,619,778 5,316,263 9,936,041

2015 5,135,455 6,171,923 11,307,378

2016 5,212,368 6,504,622 11,716,990

2017 5,289,605 6,860,123 12,149,728

2018 5,510,068 7,580,808 13,090,876

2019 6,113,576 8,654,599 14,768,175

2020 6,505,672 9,754,518 16,260,191

2021 6,993,397 10,908,576 17,901,973

2022 7,265,457 12,063,342 19,328,799

2023 7,574,836 12,941,455 20,516,292

2024 7,615,144 13,574,415 21,189,559

2025 8,876,427 15,068,811 23,945,239

2026 8,980,582 16,036,902 25,017,484

2027 9,155,866 16,491,699 25,647,565

2028 9,431,651 17,831,686 27,263,337

2029 10,210,614 18,776,481 28,987,095

2030 10,595,945 20,289,905 30,885,850

Page 13: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

13

Gambar 31 Penumpang Tidak Terangkut dari

Juanda

Gambar 32 Penumpang Tidak Terangkut ke Juanda

Dua gambar diatas terlihat bahwa tidak terdapat

penumpang yang tidak terangkut dari Juanda

menuju bandara lain karena terdapat

penambahan frekuensi sejumlah tujuh per

minggu setiap dua tahun yang dimulai pada

tahun 2013. Namun dengan kondisi penambahan

tersebut, masih terdapat penumpang yang tidak

terangkut menuju bandara Juanda karena jumlah

penumpang yang menuju bandara Juanda lebih

besar dari pada penumpang yang berangkat ke

bandara lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 4.2.

4.2.4 Skenario Berbasis GDP (Gross

Domestic Product)

Pada skenario ini membahas mengenai

pertimbangan penerapan GDP yang berguna

untuk mengetahui permintaan penumpang.

Berikut ini akan ditampilkan gambar hasil

simulasi total penumpang Juanda dengan

mempertimbangkan GDP dan gambar

perbandingan total penumpang tanpa GDP dan

pertimbangan dengan menggunakan GDP :

Gambar 33 Simulasi Pertimbangan GDP

Gambar 34 Perbandingan Total Penumpang

Gambar 34 diatas menunjukkan bahwa diawal

disimulasi terlihat perbandingan yang didapatkan

tidak terlalu signifikan, namun pada simulasi

tahun 2013 hingga akhir simulasi pada tahun

2030 terlihat adanya perbedaan. Hal ini terjadi

karena input dari total penumpang tanpa

mempertimbangkan GDP adalah data history

penumpang tahun 2005-2009 sedangkan total

penumpang dengan mempertimbangkan GDP

didapatkan dari jumlah penduduk yang

dipengaruhi oleh data GDP yang telah

didapatkan.

Pada gambar 35 menunjukkan simulasi

dengan menambahkan kapasitas sejumlah 4 juta

orang per tahun :

Gambar 35 Penambahan Kapasitas 4 juta dengan

GDP

Gambar diatas terlihat pada 2006 dan 2024

seharusnya terjadi pengembangan kapasitas

Page 14: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

14

bandara Juanda. Sehingga skenario ini

diharapkan dapat dijadikan perencanaan dalam

pengembangan kapasitas bandara Juanda yang

akan dilakukan.

Pada gambar 36 menunjukkan hasil

simulasi dengan mengembangkan bandara

sebesar 5,5 juta orang per tahun :

Gambar 36 Penambahan Kapasitas 5,5 juta dengan

GDP

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada

tahun 2006 dan 2029 seharusnya dilakukan

pengembangan kapasitas bandara Juanda agar

pada dua tahun tersebut tidak terjadi overload

yang menunjukkan total penumpang bandara

Juanda telah melebihi kapasitas.

5. PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan hasil

penelitian dan saran yang berkaitan dengan

penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Pada bagian akhir ini akan dilakukan

penarikan kesimpulan dari hasil pemodelan dan

analisis yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu :

1. Telah dilakukan pembuatan aplikasi

model sistem dinamis untuk

mengevaluasi kebutuhan kapasitas

terminal bandara Juanda

2. Dari hasil simulasi eksisting pada tahun

2005 hingga 2030 didapatkan bahwa

kapasitas terminal bandara Juanda telah

overload pada tahun 2006

3. Pada skenario kebijakan pengembangan

kapasitas terminal Juanda dengan total

kapasitas sebesar 10.500.000 akan

bertahan hingga tahun 2016

4. Pada skenario pertama pengoperasian

bandara Juanda II, yaitu maskapai Lion

akan beroperasi di bandara Juanda II

maka bandara Juanda dan Juanda II

akan overload pada tahun 2014

5. Pada skenario kedua pengoperasian

bandara Juanda II, yaitu maskapai Lion

dan Sriwijaya akan beroperasi di

bandara Juanda II maka bandara Juanda

akan overload pada tahun 2020 dan

bandara Juanda II telah overload pada

tahun 2008

6. Pada skenario kedua pengoperasian

bandara Juanda II, yaitu maskapai Lion

dan Garuda Citilink akan beroperasi di

bandara Juanda II maka bandara Juanda

akan overload pada tahun 2020 dan

bandara Juanda II telah overload pada

tahun 2010

7. Pada skenario makro penambahan

frekuensi sejumlah tujuh setiap dua

tahun yang dimulai pada tahun 2013,

didapatkan hasil penumpang dapat

terangkut semua dari bandara Juanda

menuju bandara lain

8. Pada skenario penambahan faktor GDP,

didapatkan bahwa diawal disimulasi

terlihat perbandingan yang didapatkan

tidak terlalu signifikan, namun pada

simulasi tahun 2013 hingga akhir

simulasi pada tahun 2030 terlihat

adanya perbedaan

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan

untuk penelitian selanjutnya, yaitu :

1. Model dapat dikembangkan dengan

menambahkan variabel penumpang

transit serta variabel moda transportasi

darat dan laut yang bertujuan untuk

melihat pengaruh di terminal bandara

2. Penelitian dapat dikembangkan lebih

lanjut untuk mengevaluasi kebutuhan

kapasitas terminal seluruh bandara di

Indonesia dengan memperhatikan

terminal bandara pada penerbangan

Internasional

6. DAFTAR PUSTAKA

BISNIS, K. 2010. Bandara Lama Juanda

Difungsikan Kembali [Online].

Kabar Bisnis. Available:

http://www.kabarbisnis.com/read/28

15252 [Accessed].

Page 15: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN …

15

FORRESTER, J. W. 1961. Industrial

Dynamics, Cambridge,

Massachusetts MIT.

JUANDA, E. 2010. Mendesak, Perluasan

Terminal Bandara [Online]. Elban

Juanda. Available:

http://www.juanda-

airport.com/index.php/index.php?pili

h=news&mod=yes&aksi=lihat&id=3

07 [Accessed].

JUANDA, E. 2011. Kapasitas Bandara

Juanda dinaikkan 90% [Online].

Elban Juanda. Available:

http://www.juanda-

airport.com/index.php/?pilih=news&

mod=yes&aksi=lihat&id=379

[Accessed].

LEMER, A. C. 1992. Measuring

performance of airport passenger

terminals. Transportation Research

Part A: Policy and Practice, 26, 37-

45.

MANATAKI, I. E. & ZOGRAFOS, K. G.

2009. A generic system dynamics

based tool for airport terminal

performance analysis. Transportation

Research Part C: Emerging

Technologies, 17, 428-443.

MANATAKI, I. E. & ZOGRAFOS, K. G.

2010. Assessing airport terminal

performance using a system

dynamics model. Journal of Air

Transport Management, 16, 86-93.

PERHUBUNGAN, M. 2010. Peraturan

Menteri Perhubungan Nomor : KM

11 Tahun 2010 Tentang Tatanan

Kebandarudaraan Nasional, Jakarta,

Kementrian Perhubungan 2010.

RUSDIANSYAH, A. 2008. Teknik dan

Manajemen Transportasi, Surabaya,

Departemen Pendidikan Nasional.

SOFYAN, A. 2010. Pengantar Sistem

Dinamik, Bandung, Teknik

Lingkungan ITB.

STERMAN, J. D. 2000. Dynamics :

Systems Thinking and Modeling for

a Complex World, Boston, McGraw-

Hill.

TURBAN, E., ARONSON, J. E. & LIANG,

T.-P. 2005. Decision Support System

and Intelligent Systems, New Jersey,

Pearson Education, Inc. Upper

Saddle River.

UDARA, D. J. P. 2006. Visi, Misi, Tujuan,

Strategi [Online]. Departemen

Perhubungan Republik Indonesia.

Available:

http://hubud.dephub.go.id/?id+page+

detail+12 [Accessed].

UDARA, D. J. P. 2008. Pekerjaan

Penyusunan Master Plan Angkutan

Udara di Indonesia, Jakarta, PT.

Digratia Avia.

UDARA, D. J. P. 2010a. Statistik Angkutan

Udara Tahun 2009, Jakarta,

Kementrian Perhubungan.

UDARA, D. J. P. 2010b. Tugas Pokok

Direktorat Jenderal Perhubungan

Udara [Online]. Departemen

Perhubungan Republik Indonesia.

Available:

http://hubud.dephub.go.id/?id+page+

detail+13 [Accessed].

UDARA, D. J. P. 2011. Kapasitas Angkutan

Udara Dalam Negeri, Jakarta,

Kementrian Perhubungan.

WAHID, A. 2007. Perencanaan Strategi

Menggunakan Model Sistem

Dinamik, Jakarta, Departemen

Teknik Gas dan Petrokimia FTUI.

WIRJODIRDJO, B. 2007. Sistem Dinamik,

Surabaya, Teknik Industri ITS.

ZOGRAFOS, K. G. & MADAS, M. A.

2006. Development and

demonstration of an integrated

decision support system for airport

performance analysis. Transportation

Research Part C: Emerging

Technologies, 14, 1-17.