PERAN PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI KOMUNIKATOR...
Transcript of PERAN PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI KOMUNIKATOR...
PERAN PENYULUH PERTANIAN SEBAGAI KOMUNIKATOR DALAM PENERAPAN USAHA PERTANIAN LAHAN SEMPIT DIDESA HUKURILA
KOTAMADYA AMBON
ROLE OF AGRICULTURAL EXTENSION FOR COMMUNICATIONS IN BUSINESS APPLICATION OF AGRICULTURAL LAND NARROW VILAGES
HUKURILA AMBON MUNICIPALITY
Richard Mozes Amahorseya¹, Hafied Cangara², Sylvia Sjam³
¹Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku ²Ilmu Komunikasi Falkutas Ilmu Sosial Politik Universitas Hasanuddin ³ IlmuHama dan Penyakit Falkutas Pertanian Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: Richard Mozes Amahorseya Jl.Raya Natsepa Km.17 Dusun Wainusalaut RT.036 Desa Suli Kec. Salahutu-Kab.Maluku Tengah ,Ambon Telp Kantor: 0914-22728 Hp.085 242 552 152 Email : [email protected]
Abstrak Komunikasi bagian penting dari proses penyelenggaraan penyuluhan pertanian dalam mengatasi dinamika pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas peran penyuluh pertanian dalam penerapan model kawasan rumah pangan lestari dalam hubungannya dengan usaha pertanian lahan sempit yang dilakukan oleh kelompok tani didesa hukurila kotamadya ambon. Desain penelitian ini memakai pendekatan survei (survey research) dengan melihat sejauhmana pengaruh hubungan antar variabel bebas (independent variable) dan variabel bebas (dependent variable). Penentuan masing-masing sampel 34 anggota kelompok tani dan 9 penyuluh pertanian yang menjadi alat ukur dari populasi 43 orang dengan cara ‘purposive sampling”. Analisis diskriptif hasil uji validitas, reabilitas kedua alat ukur Uji kenormalan data. Kuesioner petani mempunyai nilai rata-rata korelasi 0.31 dan rata-rata korelasi kuesioner penyuluh adalah 0.32. Kedua nilai korelasi tersebut menunjukkan bahwa validitas kedua alat ukur berada pada kriteria cukup kuat/valid. Nilai reliabilitas alat ukur kuesioner petani 0.769 dianggap reliabel dan untuk penyuluh, reliabilitasnya hanya 0,256 dengan kriteria agak reliabel. Hasil uji kenormalan data menunjukkan bahwa data variabel x1, x2, dan x3 adalah normal, sedangkan variabel y mempunyai nilai rasio skewness lebih besar dari +2 sehingga grafiknya menonjol ke kiri dan rasio kurtosis lebih besar dari +2 sehingga grafiknya lebih simetrik, sedangkan variabel x4 mempunyai rasio skewness lebih kecil dari -2 grafiknya sedikit menonjol ke kanan dan rasio kurtosis lebih besar dari +2 yang menandakan bahwa grafiknya sedikit lebih simetrik dibandingkan dengan kurva normal. Analisis regresi variabel x1, x2, x3, dan x4 secara serempak 85,10 % berpengaruh positif terhadap y dan sisanya 14,90% dipengaruhi oleh faktor lain. Secara parsial hanya variabel x1 yang memberikan pengaruh yang nyata, dan semua model regresi yang lain (model 2 dan 3) variabel x1 pun yang memberikan pengaruh yang nyata, dan berpengaruh sangat nyata pada model regresi yang ke-4. Sesuai hasil analisis ini dapat menunjukkan bahwa penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari hanya variabel x1 yang mempunyai peranan yang signifikan dibandingkan dengan variabel lainnya. Disimpulkan bahwa sesuai hasil penelitian ini adanya hubungan signifikan peran penyuluh pertanian dengan hasil kerja kelompok tani dalam proses komunikasi secara efektif.
Kata Kunci : Komunikasi, penyuluh pertanian, kelompok tani.
Abstract Communication is important part of the process of implementation of agricultural extension in dealing with the dynamics of development.This study aims to determine the effectiveness of the role of agricultural extension in the application model of sustainable food home region in conjunction with a narrow land farming conducted by farmer groups in villages hukurila Ambon municipality. The design approach of this study were taking the survey (survey research) to examine the extent of the influence of the relationship between the independent variable (the independent variable) and the independent variable (the dependent variable). The determination of each sample 34 members of farmer groups and 9 agricultural extension as a means of measuring the population 43 people by way of 'purposive sampling'. Descriptive analysis of the results of test validity, reliability second measuring instrument Test normality of data. Questionnaires farmers have an average value of 0.31 and a correlation of the average correlation extension questionnaire was 0.32. Both the correlation value indicates that the validity of the two measuring devices are powerful enough to criteria / invalid. Questionnaire measuring instrument reliability values are considered reliable and the 0769 farmers for extension, only 0.256 reliability criteria rather reliable. Results of the normality test data indicate that the data variables x1, x2, and x3 is normal, whereas the variable y has a value of skewness ratio greater than +2 so the graphics stand out to the left and kurtosis ratio greater than +2 so that the graph is more symmetric, while the variable x4 has a skewness ratio is less than -2 graph to the right and slightly protruding kurtosis ratio greater than +2 which indicates that the graph is slightly more symmetric than the normal curve. Regression analysis of variables x1, x2, x3, and x4 simultaneously 85.10% positive effect on y and the remaining 14.90% is influenced by other factors. Partially only variable x1 which gives a real effect, and all other regression models (models 2 and 3) was the variable x1 significant effect, and the effect is significant in the regression models 4th. As per the results of this analysis may indicate that the application of the Model Region Sustainable Food Houses x1 only variable that has a significant role compared with other variables
Keywords: Communication, agricultural extension, farmer groups.
PENDAHULUAN
Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan pembangunan masyarakat
Indonesia seutuhnya. Penyadaran diri dalam kehidupan masyarakat yang hetrogen, maka
tentunya secara holistik semua akan memiliki hak dan naluri serta membutuhkan nilai kehidupan
yang setara untuk saling menopang. Komunikasi sangat esensial bagi individu, relasi, kelompok,
organisasi dan masyarakat, dia merupakan garis yang menghubungkan manusia dengan dunia,
bagaimana manusia membuat kesan tentang kepada dunia, komunikasi sebagai sarana manusia
untuk mengekspresikan diri dan mempengaruhi orang lain (Liliweri, 2011).
Fungsi dasar komunikasi meliputi 3 bagian yang menjadi faktor penyebab mengapa
manusia perlu berkomunikasi, yaitu : 1) hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya.
Melalui komunikasi manusia dapat mengetahui peluang-peluang yang ada untuk
dimanfaatkan, dipelihara, dan menghindar pada hal-hal yang mengancam alam sekitarnya, 2)
upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Proses kelanjutan dari suatu
masyarakat sesungguhnya tergantung bagaimana masyarakat itu bisa beradaptasi dengan
lingkungannya, dan 3) upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi (Cangara
2011).
Secara umum akibat atau hasil komunikasi menurut Achmad (1990) dapat mencakup 3
aspek, yaitu : 1) Kognitif, yaitu menyangkut kesadaran dan pengetahuan, 2) Afektif, yaitu
menyangkut sikap atau perasaan dan emosi, 3) Konatif atau psikomotor, yaitu menyangkut
perilaku atau tindakan. Asumsi yang digunakan dalam falsafah penyuluhan pertanian itu
dilandasi oleh tiga hal yakni : 1) penyuluhan merupakan suatu proses pendidikan yang
membawa perubahan yang diharapkan oleh sesorang ataupun masyarakat, 2) penyuluhan
merupakan proses demokrasi yang dilaksanakan dengan cara tidak memaksa sesuatu kepada
masyarakat tani, dan 3) penyuluhan merupakan proses yang terus menerus. Harun dan Adrianto
(2011) menyebutkan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian
dengan bagian lainnya dalam kehidupan.
Kegiatan penyuluhan diartikan dengan berbagai pemahaman yaitu seperti : penyebaran
informasi, penerangan atau penjelasan, pendidikan non formal, perubahan perilaku, rekayasa
sosial, pemasaran inovasi (teknis dan sosial), perubahan sosial (perilaku, individu, nilai-nilai,
hubungan antara individu, kelembagaan), pemberdayaan masyarakat (community empowerment)
serta penguatan komunitas (community strengthening), Mardikanto (2009). Sasaran dan tujuan
penyuluhan pertanian adalah terwujudnya petani yang mempunyai kemandirian dan kebebasan
dalam menggunakan pesan dan informasi berupa teknologi, maupun hal-hal yang bersifat baru
dalam memperbaiki usahataninya (better farming) sehingga menjadi lebih produktif, efisien dan
menguntungkan (better business) sehingga akan dicapai kehidupan yang lebih baik (better
living), dan pada akhirnya tercipta kondisi masyarakat yang hidupnya sejahtera (better
community), Padmowihardjo (1999).
Peneliti mencoba mengadopsi hasil kajian penelitian sebelumnya yang relavan untuk
dijadikan bahan referensi. Penelitian tersebut dilakukan oleh Aginia Revikasi-H0405009
mahasiswa Falkutas Pertanian Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta dengan Judul Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan
Gabungan Kelompok Tani di Desa Tampuran Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Penelitian ini
bertujuan : 1) Untuk mengkaji peran penyuluh pertanian dalam pengembangan gabungan
kelompok tani (Gapoktan), 2) Untuk mengkaji berbagai hambatan dalam upaya pengembangan
gabungan kelompok tani (Gapoktan), dan 3) Untuk mengkaji faktor pelancar atau faktor
pendukung dalam pengembangan gabungan kelompok tani (Gapoktan).
Penelitian ini akan dilaksanakan dan terfokus pada aktivitas anggota kelompok tani di
Desa Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan Kotamadya Ambon yang telah dijadikan sebagai
tempat pelaksanaan penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) tahun
anggaran 2012/2013. Proses penyelenggaraan pembangunan pertanian terkesan baik, sehingga
kotamadya Ambon juga dijadikan sebagai sentra produksi pertanian diantaranya untuk
tanaman pangan yang luasannya mencakup 2.822,5 ha, hortikultura 12.364,37 ha dan tanaman
perkebunan 6.057 ha. Wilayah kotamadya ambon pengembangan pertanian telah menghasilkan
berbagai produksi dari jenis tanaman sayuran 41.301,97 ton per tahun, sementara untuk produksi
hortikultura sebanyak 1284,6 ton per tahun dan tanaman perkebunan 2.050 ton per tahun (Data
Statistik Kotamadya Ambon dalam angka Tahun 2012). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektifitas peran penyuluh pertanian dalam penerapan model kawasan rumah
pangan lestari dalam hubungannya dengan usaha pertanian lahan sempit yang dilakukan oleh
kelompok tani didesa hukurila kotamadya ambon.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Rancangan Penelitian
Penetapan lokasi penelitian dipilih sesuai wilayah yang menerima pelaksanaan penerapan
Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) khususnya pada Kelompok Tani di Desa
Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan Kotamadya Ambon. Penelitian ini telah dilaksanakan
selama 2 bulan mulai dari 18 Maret sampai dengan 18 Mei 2014. Pertimbangan secara
representatif dari penelitian berupa survei yang intinya untuk mencari, mengamati dan
mengetahui lebih jauh tentang sumber informasi apa saja yang telah dilakukan penyuluh
pertanian selama ini dalam pendampingan dan bimbingan kerja kepada kelompok tani.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian adalah 43 orang terdiri dari anggota kelompok tani dan
penyuluh pertanian yang masing-masing diantaranya anggota kelompok tani 34 orang di Desa
Hukurila, 9 orang penyuluh pertanian terdiri dari 6 orang dengan lokasi tugas di wilayah
Kecamatan Leitimur Selatan Kotamadya Ambon dan 3 orang dari Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Maluku. Penentuan sampel menjadi alat ukur utama dari populasi
menggunakan cara “Purposive Sampling”. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, maka
kecenderungan dalam penarikan sampel ini dengan memilih informan kunci yang benar-benar
mengetahui keadaan dan masalah selama secara mendalam dan juga yakin atas informasinya.
Teknik dan Metode Pengumpulan Data
Kuesioner berupa daftar pertanyaan yang disiapkan untuk diisi oleh responden dan secara
deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan obyek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang muncul sesuai
kenyataannya. Wawancara juga digunakan untuk melengkapi informasi tentang peran penyuluh
pertanian meliputi; 1) kemampuan menyusun program, 2) kemampuan menyusun rencana kerja,
dan 3) kemampuan membimbing anggota kelompok tani.
Teknik Analisis Data
Teknis analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis inferensial,
yaitu analisis berganda dengan tiga predictor. Rumus persamaannya adalah sebagai berikut : Y =
βo +β¹x¹+β²x²+β³x³+β4x4 Dimana : Y = Hasil kerja kelompok tani, X = Penerapan model
kawasan rumah pangan lestari yang terdiri dari : X¹ = Menyusun program, X² =Menyusun dan
melaksanakan rencana program kerja, X³ = Bimbingan kepada kelompok tani , X4 = Aspek
Komunikasi, Βo = Konstan regresi, β¹, β², β³ ,β4 = Koofisien korelasi produk moment. Analisis
ini digunakan untuk melihat pengaruh X terhadap Y untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
alat ukur (kuesioner) maka dilakukan uji validitas dengan menggunakan korelasi persamaan
dengan uji reliabilitas dengan metode Alpha Crombach, selain itu juga dilakukan uji kenormalan
data (Patilima, 2007)
HASIL
Deskripsi Penelitian
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari kedua alat ukur yang digunakan (kuesioner untuk
petani dan kuesioner untuk penyuluh) yang berisikan 84 pertanyaan, 18 (21,43 %) pertanyaan
berkorelasi sangat nyata dan 11 (13,09 %) berkorelasi nyata, dan 36 (42,86 %) pertanyaan
memberikan korelasi yang tidak nyata, sedangkan 9 (22,89 %) pertanyaan lainnya tidak dapat
dihitung korelasinya karena dari semua responden memberikan jawaban yang nilainya sama atau
konstan. kuesioner untuk petani mempunyai nilai rata-rata korelasi dari semua pertanyaan adalah
0.31 dan nilai rata-rata korelasi pertanyaan untuk kuesioner penyuluh adalah 0.32, kedua nilai
korelasi tersebut menunjukkan bahwa validitas kedua alat ukur tersebut berada pada kriteria
cukup kuat atau valid.
Tabel 2 dapat dilihat bahwa kuesioner yang dibagikan ke petani mempunyai nilai
reliabilitas yang cukup bagus dan tergolong dalam kriteria reliabel sebesar 0.769 dibandingkan
dengan kuesioner untuk penyuluh yang hanya memberikan nilai sebesar 0.256 yang tergolong
agak reliabel, dan hasil uji kenormalan data untuk semua variabel dapat dilihat pada Tabel 3.
Secara umum menunjukkan bahwa nilai rasio skewness dan kurtosis untuk variabel x1, x2, dan
x3, berada pada kisaran 2 dan -2, sehingga data variabel x1, x2, dan x3 adalah normal,
sedangkan variabel y mempunyai nilai rasio skewness lebih besar dari +2 sehingga grafiknya
agak condong ke kiri dan rasio kurtosis lebih besar dari +2 sehingga grafiknya lebih simetrik,
sedangkan variabel x4 mempunyai rasio skewness lebih kecil dari -2 grafiknya sedikit condong
ke kanan dan rasio kurtosis lebih besar dari +2 yang menandakan bahwa grafiknya sedikit lebih
simetrik dibandingkan dengan kurva normal.
Tabel 4 juga memperlihatkan besarnya angka r2 adalah 0.851. Angka tersebut digunakan
untuk melihat besarnya pengaruh Menyusun Program (x1), menyusun dan melaksanakan
Rencana Program Kerja (x2), bimbingan kerja kepada kelompok tani (x3), dan aspek komunikasi
(x4) secara serempak terhadap hasil kerja kelompok tani (y) dengan cara mengalikan nilai
koefisien determinasi (KD) dengan 100 %, sehingga diperoleh nilai sebesar 85,10 %. Dari nilai
tersebut, dapat dijelaskan bahwa x1, x2, x3, dan x4 secara serempak atau bersama-sama 85,10 %
berpengaruh positif terhadap y. Dengan kata lain, bahwa variabilitas y yang dapat diterangkan
dengan menggunakan variabel x1, x2, x3, dan x4 adalah sebesar 85,10% sedangkan sisanya
14,90% dipengaruhi oleh faktor lain. Bahwa untuk variabilitas y dapat diterangkan dengan
menggunakan variabel x1, x2, x3, dan x4 adalah sebesar 85,10%, sedangkan pengaruhnya sebesar
14,90% disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini.
Tabel 5 ini terlihat jelas bahwa pada model 1, hanya variabel x1 yang berpengaruh nyata
terhadap y. Pada model 2 variabel x1 berpengaruh sangat nyata terhadap y setelah variabel x3
dieliminasi, dan model 3, variabel x1 berpengaruh sangat nyata terhadap y setelah variabel x3 dan
x4 dieliminasi serta untuk model 4, variabel x1 berpengaruh sangat nyata terhadap y setelah
variabel x2, x3 dan x4 dieliminasi.
PEMBAHASAN
Hasil uji validitas alat ukur memperlihatkan bahwa alat ukur yang digunakan (kuesioner
untuk petani dan kuesioner untuk penyuluh) hanya 29 (34%) pertanyaan yang berkorelasi nyata
sampai sangat nyata. Hal ini menandakan bahwa alat ukur yang digunakan belum sepenuhnya
dapat diandalkan karena masih banyaknya pertanyaan yang belum memberikan nilai korelasi
yang nyata bahkan ada 9 (22,89 %) pertanyaan yang tidak dapat dihitung korelasinya karena
semua nilainya sama atau konstan.
Dari gambaran kedua alat ukur tersebut, maka kuesioner untuk petani mempunyai nilai
rata-rata korelasi 0.31 dan rata-rata korelasi kuesioner penyuluh adalah 0.32. Nampak dari kedua
nilai korelasi tersebut telah menunjukkan bahwa validitas kedua alat ukur tersebut berada pada
kriteria cukup kuat atau valid seperti yang dikemukakan oleh Sarwono (2007) yang memberikan
kriteria korelasi sebagai berikut: 0–0,25 (berkorelasi sangat lemah dan dianggap tidak
berkorelasi), >0,25–0,5 (berkorelasi cukup kuat), >0,5–0,75 (berkorelasi kuat), >0,75–1
(berkorelasi sangat kuat).
Adapun nilai reliabilitas alat ukur kuesioner petani 0.769 dianggap reliabel, sedangkan
untuk kuesioner penyuluh, reliabilitasnya hanya 0,256 dengan kriteria agak reliabel. Ashari
(2005) menegaskan bahwa kuesioner yang baik adalah jika memiliki nilai reliabilitas minimal
0,60. Hasil uji reliabilitas adalah cerminan dapat tidaknya suatu instrumen penelitian dapat
dipercaya berdasarkan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu alat ukur dalam pengertian
bahwa hasil pengukuran yang didapatkan merupakan ukuran yang benar dari sesuatu yang
diukur. Abdulrahman & Muhidin (2007) menyatakan bahwa uji validitas dan reliabilitas
diperlukan untuk memaksimalkan kualitas alat ukur dan dapat meminimalkan kekeliruan dalam
pengukuran. Validitas menggambarkan kinerja alat ukur dalam melakukan fungsinya sedangkan
reliabilitasnya dapat menggambarkan tingkat kekonsistenan dalam mengukur suatu gejala yang
sama.
Hasil uji kenormalan data yang diperoleh telah menunjukkan bahwa data variabel x1, x2,
dan x3 adalah normal, sedangkan variabel y mempunyai nilai rasio skewness lebih besar dari +2
sehingga grafiknya condong ke kiri dan rasio kurtosis lebih besar dari +2 sehingga grafiknya
lebih simetrik, sedangkan variabel x4 mempunyai rasio skewness lebih kecil dari -2 grafiknya
sedikit condong ke kanan dan rasio kurtosis lebih besar dari +2 yang menandakan bahwa
grafiknya sedikit lebih simetrik dibandingkan dengan kurva normal. Dijelaskan oleh Ashari &
Santosa (2005) bahwa error adalah independen untuk setiap variabel ke-n sehingga diharapkan
variabel random error diasumsikan terdistribusi secara normal dan ini berarti bahwa setiap
variabel independen, kesalahan dari prediksi diasumsikan terdistribusi secara normal.
Hasil yang diperoleh dalam pengujian ini, maka dijelaskan bahwa sebagaian besar
kelompok tani sangat tertarik dan sangat antusias dengan penerapan Model Kawasan Rumah
Pangan Lestari (M-KRPL). Penerapan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) ini
sebagai suatu bentuk kegiatan dengan prinsip dan tindakan untuk upaya pemanfaatan pekarangan
yang ramah lingkungan guna pemenuhan kebutuhan pangan lokal dan gizi keluarga, serta
peningkatan pendapatan yang bermuara kepada meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
Analisis regresi juga menunjukkan bahwa variabel x1, x2, x3, dan x4 secara serempak 85,10 %
berpengaruh positif terhadap y dan sisanya 14,90% dipengaruhi oleh faktor lain, walaupun
secara statistik tidak memperlihatkan adanya hubungan yang linear. Secara parsial hanya variabel
x1 yang memberikan pengaruh yang nyata, bahkan pada semua model regresi yang lain (model 2
dan 3) variabel x1 pun yang memberikan pengaruh yang nyata, dan berpengaruh sangat nyata
pada model regresi yang ke-4.
Berdasarkan hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa dalam penerapan Model Kawasan
Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) hanya variabel x1 yang mempunyai peranan yang signifikan
dibandingkan dengan variabel lainnya. Variabel x1 adalah kegiatan kemampuan menyusun
program dengan indikator sesuai dengan kebutuhan usaha pertanian, sesuai dengan minat dari
kelompok tani, dan juga sesuai dengan kepentingan penyuluh untuk memacu semangat kerjanya.
Seorang penyuluh pertanian diharapkan tidak saja mampu menyusun program yang
sesuai dengan kebutuhan kelompok tani tetapi juga mampu menyusun dan melaksanakan
rencana program kerja (variabel x2) yang meliputi rencana usaha kelompok, rencana definitif
kelompok, dan rencana definitif kebutuhan kelompok tani dengan maksud supaya kegiatan
pengembangan kelembagaan kelompok tani dapat berjalan maksimal. Variabel ini belum
memperlihatkan adanya pengaruh yang nyata karena kelompok tani yang dibina adalah
kelompok tani kelas pemula yang masih membutuhkan banyak bimbingan untuk meningkatkan
kelas kemampuan kelompok taninya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa peran penyuluh pertanian dalam penerapan
model kawasan rumah pangan lestari belum memperlihatkan suatu efektifitas perannya yang
optimal dalam pengembangan usaha pertanian lahan sempit, sehingga perlu adanya upaya
peningkatan peran penyuluh pertanian agar dapat memperbaiki kinerjanya sesuai tuntutan
falsafah penyuluhan pertanian. Oleh karena itu sangat diharapkan peran dan sikap profesional
penyuluh pertanian agar dapat memotivasi kelompok tani untuk terus berupaya membangun
kreativitas pekerjaan khususnya dalam mengelola pemanfaatan lingkungan pekarangan rumah
secara baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrahman M. & Muhidin S. (2007). Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Pustaka Setia. Bandung
Achmad S. (1990). Manusia dan Informasi Hasanuddin University Press. Ujung Pandang Ashari. & Santosa P. (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Penerbit
Andi, Yogyakarta Cangara H. (2011).Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi.Rajawali Press Jakarta Harun R. & Ardianto E. (2011). Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial, Prespektif
Dominan, Kaji Ulang dan Teori Kritis. Rajawali Press PT.Grafindo Persada . Jakarta Liliweri H. (2011). Komunikasi Serba Makna Serba Ada. Prenada Media Group. Jakarta Mardikanto T. (2009). Sistem Penyuluhan Pertanian. Sebelas Maret University Press. Surakarta Padmowihardjo S. (1999). Metode Penyuluhan Pertanian. Universita Terbuka. Jakarta Pattilima H. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung Sarwono J. (2007). Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta
LAMPIRAN
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Alat Ukur Yang Digunakan
Kelompok Pertanyaan
Tingkat keeratan
Total Tidak terhitung
Korelasi tidak nyata
Korelasi nyata
Korelasi sangat nyata
I.Kuesioner Petani A. Kelompok Tani - 1 - 3
4
1 Tujuan Program 2 Materi Program Kegiatan - 1 1 2 4 3 Metode Program
Kegiatan - -
1 4
2 -
1 -
4 4 B.Aspek Komunikasi
1 M-KRPL 2 Kemampuan Mencari
Informasi - 2 - 3 5
3 Partisipasi dalam Program M-KRPL 6 7 2 1 16
4 Efektivitas dan Inovasi Teknologi 4
9 19
22.62
6 14 36
42.86
2 4
11 13.09
8 -
18 21.43
20 27 84
100,0
II.Kuesioner Penyuluh Total
Persentase (%)
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Yang Digunakan
Alat Ukur Reliabilitas Kuesioner Petani Kuesioner Penyuluh
0.769 (Reliabel) 0.256 gak reliabel)
Tabel 3. Hasil Uji Kenormalan Data Untuk Setiap Variabel
Parameter Variabel
y x1 x2 x3 x4 Skewness 1.88 -1.374 -0.37 -0.502 -1.009
SE Skewness Rasio Skewness
Kurtosis SE Kurtosis
Rasio Kurtosis
0.403 4.665 2.616 0.788 3.320
0.717 -1.916 1.641
1.4 1.172
0.717 -0.516 -0.315
1.4 -0.225
0.717 -0.700 -0.009
1.4 -0.006
0.403 -2.504 1.991 0.788 2.527
Tabel 4. Hasil Perhitungan Pengaruh Variabel x1, x2, x3, dan x4 Pada Berbagai Model Metode Pemilihan Variabel Regresi
Model Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Determinasi (KD) (r2)
KD (r) Disesuaikan
1 (a) 2 (b) 3 (c) 4 (d)
0.923 0.919 0.873 0.828
0.851 0.845 0.763 0.685
0.703 0.752 0.684 0.640
Keterangan: a. Predictors: (Constant), x4, x3, x2, x1 b. Predictors: (Constant), x4, x2, x1 c. Predictors: (Constant), x2, x1 d. Predictors: (Constant), x1
Tabel 5. Hasil Uji t Pengaruh Variabel x1, x2, x3, x4 Secara Parsial Terhadap Variabel y
Model Nilai t Sig. 1 (Constant) 2.504 0.066 X1 -3.502 0.025 X2 -1.852 0.138 X3 0.409 0.703 2 3 4
X4 (Constant)
X1 X2 X4
(Constant) X1 X2
(Constant) X1
-1.151 3.747 -4.262 -2.269 -1.629 7.580 -4.137 -1.400 9.619 -3.905
0.314 0.013 0.008 0.073 0.164 0.000 0.006 0.211 0.000 0.006
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered Variables Removed Method 1 X4, X3, X2, X1(a) . Enter
2 . X3
Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).
3 . X4
Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).
4 . X2
Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Y
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Kuesioner Untuk Penyuluh s
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.256 27
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 53.6667 5.750 2.39792 27
Tabel 3. Hasil Uji Kenormalan Data
Statistics
Y X1 X2 X3 X4 N Valid 34 9 9 9 34 Missing 0 25 25 25 0
Mean 49.7941 18.5556 18.3333 16.7778 83.8824 Median 48.0000 19.0000 18.0000 17.0000 85.0000 Mode 48.00 19.00(a) 18.00 17.00 85.00
Std. Deviation 3.10210 1.66667 1.32288 .97183 4.49757 Variance 9.623 2.778 1.750 .944 20.228 Skewness 1.880 -1.374 -.370 -.502 -1.009
Std. Error of Skewness .403 .717 .717 .717 .403 Kurtosis 2.616 1.641 -.315 -.009 1.991
Std. Error of Kurtosis .788 1.400 1.400 1.400 .788 Sum 1693.00 167.00 165.00 151.00 2852.00
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Alat Ukur Kuesioner Untuk Penyuluh Total Total
p1 Pearson Correlation 0.730* p15 Pearson Correlation 0.59 Sig. (2-tailed) 0.026 Sig. (2-tailed) 0.095 N 9 N 9
p2 Pearson Correlation 0.261 p16 Pearson Correlation 0.158 Sig. (2-tailed) 0.499 Sig. (2-tailed) 0.685 N 9 N 9
p3 Pearson Correlation 0.417 p17 Pearson Correlation 0.730 Sig. (2-tailed) 0.264 Sig. (2-tailed) 0.026 N 9 N 9
p4 Pearson Correlation 0.276 p18 Pearson Correlation .(a) Sig. (2-tailed) 0.472 Sig. (2-tailed) . N 9 N 9
p5 Pearson Correlation .(a) p19 Pearson Correlation 0.521 Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) 0.150 N 9 N 9
p6 Pearson Correlation 0.730* p20 Pearson Correlation 0.429 Sig. (2-tailed) 0.026 Sig. (2-tailed) 0.25 N 9 N 9
p7 Pearson Correlation 0.209 p21 Pearson Correlation .(a) Sig. (2-tailed) 0.59 Sig. (2-tailed) . N 9 N 9
p8 Pearson Correlation .(a) p22 Pearson Correlation -0.197 Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) 0.611 N 9 N 9
p9 Pearson Correlation 0.33 p23 Pearson Correlation -0.264 Sig. (2-tailed) 0.386 Sig. (2-tailed) 0.493 N 9 N 9
p10 Pearson Correlation .(a) p24 Pearson Correlation 0.261 Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) 0.498 N 9 N 9
p11 Pearson Correlation .(a) p25 Pearson Correlation .(a) Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) . N 9 N 9
p12 Pearson Correlation 0.261 p26 Pearson Correlation .(a) Sig. (2-tailed) 0.498 Sig. (2-tailed) . N 9 N 9
p13 Pearson Correlation 0.73 p27 Pearson Correlation .(a) Sig. (2-tailed) 0.026 Sig. (2-tailed) . N 9 N 9
p14 Pearson Correlation -0.334 Total Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) 0.380 Sig. (2-tailed) N 9 N 9
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). a Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
Tabel. 1 Hasil Uji Validitas Alat Ukur Kuesioner Untuk Petani Correlations
Total Total Total
AI1 Pearson
Correlation 0.496** B2.4 Pearson
Correlation 0.562*
* B4.3 Pearson
Correlation 0.444*
* Sig. (2-tailed) 0.003 Sig. (2-tailed) 0.000 Sig. (2-tailed) 0.008 N 34 N 34 N 34
AI2 Pearson
Correlation 0.694** B2.5 Pearson
Correlation 0.15 B4.4 Pearson
Correlation 0.279 Sig. (2-tailed) 0.000 Sig. (2-tailed) 0.397 Sig. (2-tailed) 0.109 N 34 N 34 N 34
AI3 Pearson
Correlation 0.295 B3.1 Pearson
Correlation .(a) B4.5 Pearson
Correlation .(a) Sig. (2-tailed) 0.09 Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) . N 34 N 34 N 34
AI4 Pearson
Correlation 0.570** B3.2 Pearson
Correlation -0.17 B4.6 Pearson
Correlation 0.372* Sig. (2-tailed) 0.000 Sig. (2-tailed) 0.337 Sig. (2-tailed) 0.03 N 34 N 34 N 34
AII1 Pearson
Correlation 0.323 B3.3 Pearson
Correlation .(a) B4.7 Pearson
Correlation 0.439*
* Sig. (2-tailed) 0.062 Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) 0.009 N 34 N 34 N 34
AII2 Pearson
Correlation 0.616** B3.4 Pearson
Correlation .(a) B4.8 Pearson
Correlation 0.482* Sig. (2-tailed) 0.000 Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) 0.004 N 34 N 34 N 34
AII3 Pearson 0.379 B3.5 Pearson 0.467* B4.9 Pearson 0.438*
Correlation Correlation * Correlation *
Sig. (2-tailed) 0.027 Sig. (2-tailed) 0.005 Sig. (2-tailed) 0.009 N 34 N 34 N 34
AII4 Pearson
Correlation 0.732** B3.6 Pearson
Correlation 0.407* B4.1
0 Pearson
Correlation 0.508*
* Sig. (2-tailed) 0.000 Sig. (2-tailed) 0.017 Sig. (2-tailed) 0.002 N 34 N 34 N 34
AIII1
Pearson Correlation 0.423* B3.7
Pearson Correlation 0.223
B4.11
Pearson Correlation 0.482*
Sig. (2-tailed) 0.012 Sig. (2-tailed) 0.206 Sig. (2-tailed) 0.004 N 34 N 34 N 34
AIII2
Pearson Correlation 0.554** B3.8
Pearson Correlation -0.137
B4.12
Pearson Correlation 0.304
Sig. (2-tailed) 0.000 Sig. (2-tailed) 0.438 Sig. (2-tailed) 0.081 N 34 N 34 N 34
AIII3
Pearson Correlation 0.414* B3.9
Pearson Correlation .(a)
B4.13
Pearson Correlation 0.251
Sig. (2-tailed) 0.015 Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) 0.152 N 34 N 34 N 34
AIII4
Pearson Correlation 0.229
B3.10
Pearson Correlation -0.05
B4.14
Pearson Correlation 0.244
Sig. (2-tailed) 0.193 Sig. (2-tailed) 0.778 Sig. (2-tailed) 0.164 N 34 N 34 N 34
B1.1 Pearson
Correlation 0.137 B3.1
1 Pearson
Correlation 0.372* B4.1
5 Pearson
Correlation 0.132 Sig. (2-tailed) 0.441 Sig. (2-tailed) 0.03 Sig. (2-tailed) 0.457 N 34 N 34 N 34
B1.2 Pearson
Correlation 0.058 B3.1
2 Pearson
Correlation 0.08 B4.1
6 Pearson
Correlation 0.399* Sig. (2-tailed) 0.7444 Sig. (2-tailed) 0.652 Sig. (2-tailed) 0.019 N 34 N 34 N 34
B1.3 Pearson
Correlation -0.035 B3.1
3 Pearson
Correlation .(a) B4.1
7 Pearson
Correlation 0.438*
* Sig. (2-tailed) 0.842 Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) 0.009 N 34 N 34 N 34
B1.4 Pearson
Correlation -0.026 B3.1
4 Pearson
Correlation .(a) B4.1
8 Pearson
Correlation -0.291 Sig. (2-tailed) 0.885 Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) 0.095 N 34 N 34 N 34
B2.1 Pearson
Correlation 0.490** B3.1
5 Pearson
Correlation 0.164 B4.1
9 Pearson
Correlation .(a) Sig. (2-tailed) 0.003 Sig. (2-tailed) 0.353 Sig. (2-tailed) . N 34 N 34 N 34
B2.2 Pearson
Correlation 0.622** B3.1
6 Pearson
Correlation 0.223 B4.2
0 Pearson
Correlation .(a) Sig. (2-tailed) 0.000 Sig. (2-tailed) 0.206 Sig. (2-tailed) . N 34 N 34 N 34
B2.3 Pearson
Correlation -0.005 B4.1 Pearson
Correlation .(a) Total Pearson
Correlation 1 Sig. (2-tailed) 0.975 Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) N 34 N 34 N 34
B4.2 Pearson
Correlation 0.498*
* Sig. (2-tailed) 0.003
N 34
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). a Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
Tabel 2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variables Entered/Removed(b)
Model Variables Entered Variables Removed Method 1 X4, X3, X2, X1(a) . Enter
2 . X3
Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).
3 . X4
Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).
4 . X2
Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).
a All requested variables entered.
b Dependent Variable: Y
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas Alat Ukur Kuesioner Untuk Penyuluh
s
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.256 27
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 53.6667 5.750 2.39792 27
Tabel 3. Hasil Uji Kenormalan Data
Statistics
Y X1 X2 X3 X4
N Valid 34 9 9 9 34 Missing 0 25 25 25 0
Mean 49.7941 18.5556 18.3333 16.7778 83.8824 Median 48.0000 19.0000 18.0000 17.0000 85.0000 Mode 48.00 19.00(a) 18.00 17.00 85.00
Std. Deviation 3.10210 1.66667 1.32288 .97183 4.49757 Variance 9.623 2.778 1.750 .944 20.228 Skewness 1.880 -1.374 -.370 -.502 -1.009
Std. Error of Skewness .403 .717 .717 .717 .403 Kurtosis 2.616 1.641 -.315 -.009 1.991
Std. Error of Kurtosis .788 1.400 1.400 1.400 .788 Sum 1693.00 167.00 165.00 151.00 2852.00
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Alat Ukur Kuesioner Untuk Penyuluh Total Total
p1 Pearson Correlation 0.730* p15 Pearson Correlation 0.59
Sig. (2-tailed) 0.026 Sig. (2-tailed) 0.095
N 9 N 9
p2 Pearson Correlation 0.261 p16 Pearson Correlation 0.158
Sig. (2-tailed) 0.499 Sig. (2-tailed) 0.685
N 9 N 9
p3 Pearson Correlation 0.417 p17 Pearson Correlation 0.730
Sig. (2-tailed) 0.264 Sig. (2-tailed) 0.026
N 9 N 9
p4 Pearson Correlation 0.276 p18 Pearson Correlation .(a)
Sig. (2-tailed) 0.472 Sig. (2-tailed) .
N 9 N 9
p5 Pearson Correlation .(a) p19 Pearson Correlation 0.521
Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) 0.150
N 9 N 9
p6 Pearson Correlation 0.730* p20 Pearson Correlation 0.429
Sig. (2-tailed) 0.026 Sig. (2-tailed) 0.25
N 9 N 9
p7 Pearson Correlation 0.209 p21 Pearson Correlation .(a)
Sig. (2-tailed) 0.59 Sig. (2-tailed) .
N 9 N 9
p8 Pearson Correlation .(a) p22 Pearson Correlation -0.197
Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) 0.611
N 9 N 9
p9 Pearson Correlation 0.33 p23 Pearson Correlation -0.264
Sig. (2-tailed) 0.386 Sig. (2-tailed) 0.493
N 9 N 9
p10 Pearson Correlation .(a) p24 Pearson Correlation 0.261
Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) 0.498
N 9 N 9
p11 Pearson Correlation .(a) p25 Pearson Correlation .(a)
Sig. (2-tailed) . Sig. (2-tailed) .
N 9 N 9
p12 Pearson Correlation 0.261 p26 Pearson Correlation .(a)
Sig. (2-tailed) 0.498 Sig. (2-tailed) .
N 9 N 9
p13 Pearson Correlation 0.73 p27 Pearson Correlation .(a)
Sig. (2-tailed) 0.026 Sig. (2-tailed) .
N 9 N 9
p14 Pearson Correlation -0.334 Total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed) 0.380 Sig. (2-tailed) N 9 N 9
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). a Cannot be computed because at least one of the variables is constant.