PENJADWALAN ULANG (RESCHEDULLING) PROYEK …
Transcript of PENJADWALAN ULANG (RESCHEDULLING) PROYEK …
PENJADWALAN ULANG (RESCHEDULLING) PROYEK
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PT INALUM DENGAN
PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)
TUGAS AKHIR
Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Teknik
Oleh
ROSI PERMATA SARI HARAHAP
NIM: 1505141004
PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
ABSTRAK
PENJADWALAN ULANG (RESCHEDULLING) PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PT INALUM DENGAN
PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) Oleh:
Rosi Permata Sari Harahap 1505141004
Dalam pelaksanaan suatu proyek terkadang ditemui kendala yang dapat mempengaruhi durasi pekerjaan, seperti kondisi cuaca yang tidak menentu yang berdampak terhadap keterlambatan dalam pelaksanaan proyek. Keterlambatan yang terjadi dapat berakibat pada meningkatnya total biaya pelaksanaan proyek tersebut atau dapat dikatakan bahwa proyek tersebut mengalami kerugian. Dalam hal ini dibutuhkan manajemen waktu yang baik, hal ini agar tantangan utama dalam sebuah proyek dapat diselesaikan dengan baik. Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek dengan batasan-batasan yang pada umumnya adalah ruang lingkup, waktu dan anggaran pekerjaan. Dalam hal ini maka diperlukan penjadwalan yang logis dan realistis. Banyak metode yang digunakan dalam melakukan penjadwalan, dimana metode tersebut diharapkan dapat mempermudah dalam melakukan perencanaan penjadwalan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membuat penjadwalan ulang proyek untuk mengatasi keterlambatan agar proyek dapat selesai tepat waktu. Jenis penelitian ini bersifat analitik. Pengumpulan data berupa data sekunder seperti jadwal dan RAB dilakukan dengan meminta langsung data yang dibutuhkan kepada pihak terkait, kemudian dilakukan evaluasi jadwal awal, dilanjutkan dengan penyusunan jadwal baru dengan menggunakan alat bantu Microsoft Project 2010 dengan menggunakan dasar perhitungan PDM, dan terakhir melakukan perhitungan biaya tambahan. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan durasi reschedulingselama 78minggu.Untuk total RAB secara keseluruhan setelah dilakukan reschedulling mengalamipenambahansebesar0,068% dariRABrencana.
Kata kunci : Rescheduling, RAB, PDM, Microsoft Project.
ABSTRACT
RESHEDULLING OF PT INALUMOFFICE BUILDING USING PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)
By Rosi Permata Sari Harahap
1505141004
In the implementation of a project, there are some encountered obstacles that may affect the duration of work, such as uncertain weather conditions that impact on delays in project implementation. In this case, good time management is needed to solve the main challenges well. The main challenge of a project is to achieve project goals and objectives with some constraints that are the scope, time and budget of the work. In this case a logical and realistic scheduling is required. Many methods are used in scheduling, where the method is expected to facilitate in scheduling planning. The purpose of this research is scheduling projects to overcome delays so that projects can be completed on time. The type of this research is analytic. Data collection in the form of secondary data such as schedule and RAB is done by requesting the required data directly to related parties, then evaluating the initial schedule, followed by the preparing the new schedule using Microsoft Project 2010 tools using PDM calculation base, and lastly calculating the additional cost. The result of this research is the project has rescheduling duration for 78 weeks. The total RAB as a whole after rescheduling has increased by 0,068% from RAB plan.
Keywords : Rescheduling, RAB, PDM, Microsoft Project.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, anugrah, dan karunia yang melimpah sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “PENJADWALAN ULANG
(RESCHEDULLING) PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR PT
INALUM DENGAN PRESEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)”.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir
zaman.
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan dan dalam proses penyusunan
Tugas Akhir ini, Penulis mendapatkan banyak sekali bantuan sehingga dalam
kesempatan kali ini, Penulis bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan
2. Bapak Ir.Samsudin Silaen, M.t., Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Medan
3. Bapak Palghe Tobing, S.T., M.T., Kepala Program Studi Manajemen
Rekayasa Konstruksi Gedung Politeknik Negeri Medan.
4. Bapak Fadli S.T., M.T. Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah
mengarahkan, memberikan masukan, ilmu, dan motivasi sehingga Tugas
Akhir ini dapat terselesaikan.
5. Edi Usman, Drs., S.T., M.T., Wali Kelas MRKG 8A Politeknik Negeri
Medan
6. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan doa dan dukungan kepada
Penulis secara moril maupun materil sehingga Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
7. Pak Aris selaku Site Engineer Manager pada Proyek Pembangunan Gedung
Kantor PT INALUM yang telah banyak memberikan arahan serta bantuan
berupa ilmu dan juga data-data proyek yang penulis butuhkan.
ii
8. Muhammad Akbar, Dinda, Rilly, Vicly, Farah, Ruth, Maruli, Fauzan, Alberto
dan semua mahasiswa/i MRKG 8A dan 8B, sahabat serta rekan
seperjuanagan yang tiada hentinya memberikan dukungan motivasi kepada
penulis.
Penulis menyadari adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
dalam penyusunan laporan ini, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka dan hati yang tulus, Penulis akan menerima
saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis berharap Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak khususnya yang bergerak dibidang Teknik Sipil.
Medan, September 2019
Penulis
ROSI PERMATA SARI HARAHAP
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3 Tujuan Masalah .................................................................................. 3
1.4 Batasan Penelitian ............................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4
1.6 Sistematika Penulisan ......................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Proyek ............................................................................. 6
2.2 Penjadwalan (Schedulling) ................................................................. 7
2.3 Metode Penjadwalan Proyek .............................................................. 9
2.4 Microsoft Project 2010 ....................................................................... 22
2.5 Estimasi Biaya .................................................................................... 30
2.6 Hubungan Penjadwalan dengan Biaya ............................................... 32
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Proyek .................................................................................... 34
3.2 Waktu Pengumpulan Data ................................................................. 34
3.3 Diagram Alur Penelitian .................................................................... 34
3.4 Pengumpulan Data ............................................................................. 36
3.5 Persiapan Data .................................................................................. 36
iv
3.6 Pengolahan Data ............................................................................... 37
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Data Umum Proyek ........................................................................... 38
4.1.1 Time Schedule ......................................................................... 39
4.1.2 Rekap Progres Mingguan pada bulan April ............................ 40
4.1.3 Harga Bahan dan Upah ............................................................ 40
4.1.4 Laporan Harian ........................................................................ 40
4.1.5 Rencana Anggaran Biaya ........................................................ 40
4.2 Persiapan Data ................................................................................... 41
4.3 Reschedulling Proyek dengan metode PDM ..................................... 44
4.4 Pembahasan ....................................................................................... 66
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN ............................................................................. 60
5.2 SARAN ......................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pembatas-pembatasdalampelaksanaanproyek(Kerzener2003)
Gambar 2.2 DiagramAoA
Gambar 2.3 DiagramAON/PDM
Gambar 2.4 PerhitunganMajuFS
Gambar 2.5 PerhitunganMajuSS
Gambar 2.6 PerhitunganMundurFS
Gambar 2.7 PerhitunganMundurSS
Gambar 2.8 LangkahawaluntukmembukaMs.Project
Gambar 2.9 TahappengisianTaskName
Gambar 2.10 Tahampembuatanindentdanoutdent
Gambar 1.11 LembarSumberDaya
Gambar 2.12 PenugasanSumberDayakePekerja
Gambar 2.13 UpdatePergerakanProyek
Gambar 2.14 ContohTampilanLaporanVisualReport
Gambar 2.15 KotakDialog
Gambar 2.16 Kotak Dialog Over View
Gambar 3.1 PetaLokasiProyek
Gambar3.2 FlowchartPenelitian
Gambar4.1 TampilanPadasaatAkanmembukaMs.Project
Gambar4.2 DaftarPekerjaan
Gambar4.3 DurasiPekerjaan
Gambar4.4 RelasiPekerjaan
Gambar4.5 LangkahPertamauntukMenyusunJadwalKerja
Gambar4.6 MengisiTanggaldimulaiPekerjaan
Gambar4.7 MelakukanAutoScheduleProyek
Gambar4.8 ChangeWorkingTime
Gambar4.9 MengisiDaftarHariLibur
Gambar4.10 SebelumMelakukanReschedulling
Gambar4.11 Sebelummelakukanreschedulling
vi
Gambar4.12 PekerjaanyangDilemburkan
Gambar4.13 PengaturanJamKerjaLembur
Gambar4.14 DurasiSetelahDibuatJamLembur
Gambar4.15 LembarSumberDaya
Gambar4.16 PengisianResourcesName
Gambar4.17 BiayaProyek
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Persiapan Data yang Akan di Entry ke Ms. Project
Tabel 4.2 Pekerjaan Yang Mengalami Keterlambatan
Tabel 4.3 Pekerjaan Struktur
Tabel 4.4 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Tabel 4.5 Perbedaan Predecessors Sebelum dan Sesudah Reschedulling
Tabel 4.6 JumlahBiayaTiapPekerjaandenganMenggunakanMs.Project
Tabel 4.7 RABPerencanaan
Tabel4.8 RABSetelahReschedulling
Tabel4.9 JumlahDendaKeterlambatan1 o/oo dari Nilai Pekerjaan
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Barchart Kurva S
Lampiran 2. Rekap Progress Bulan April
Lampiran 3 Harga Satuan dan Upah
Lampiran 4. Laporan Harian bulan April
Lampiran 5. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
Lampiran 6. Diagram PDM
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maka kebutuhan
masyarakat terhadap proyek konstruksi semakin meningkat. Pembangunan
konstruksi tersebut perlu pengelolaan yang serius untuk mencapai hasil yang
maksimal.
Manajemen proyek adalah perencanaan, penjadwalan, pelaksanaan,
pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal hingga berakhirnya
proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara tepat waktu, tepat biaya
dan tepat mutu (Wulfram I. Ervianto 21).
Manajemen harus membandingkan biaya, waktu, dan kinerja dalam
setiap aktifitas. Manajemen konstruksi dapat diatur sesuai dengan sumber
daya yang ada. Sumber daya yang direncanakan adalah tenaga kerja (man),
peralatan (machine), metode (method), bahan (material), dan uang (money).
Sumber daya ini harus direncanakan seefisien dan seefektif mungkin dalam
rangka mencapai sasaran proyek dengan batasan waktu, biaya, dan mutu.
Penjadwalan merupakan fase penterjemahan suatu perencanaan ke
dalam suatu bentuk diagram yang sesuai dengan skala waktu. Penjadwalan
menentukan kapan aktivitas akan dimulai, ditunda, dan diselesaikan.
Sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya bisa disesuaikan
waktunya menurut kebutuhan yang telah ditetapkan. Tantangan utama
sebuah proyek adalah mencapai sasaran-sasaran dan tujuan proyek dengan
menyadari adanya batasan-batasan yang pada umumnya adalah ruang
lingkup pekerjaan, waktu pekerjaan, dan anggaran pekerjaan.
Terjadinya keterlambatan pada suatu proyek merupakan hal yang
wajar atau hal yang biasa terjadi. Karena pada saat di lapangan harus
menghadapi kondisi alam, cuaca yang tidak menentu dan tidak dapat di
prediksi. Hal tersebut tidak perlu menjadi suatu hal yang harus ditakuti
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 2
apabila terjadi. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana usaha-usaha
untuk mengejar keterlambatan yang telah terjadi.
Maka dari itu untuk mengatasi keterlambatan suatu proyek perlu
dilakukan usaha-usaha yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas
dan pengendalian ulang untuk kegiatan yang akan datang.
Dalam hal ini maka penjadwalan sangat perlu untuk diperhatikan agar
nantinya didapatkan jadwal yang logis. Banyak metode yang digunakan
dalam melakukan penjadwalan dan selanjutnya metode tersebut juga
dikombinasikan menggunakan software khusus penjadwalan, sehingga
diharapkan dapat mempermudah dalam melakukan pemantauan terhadap
progress pelaksanaan project di lapangan.
Salah satu metode yang umum digunakan dalam penjadwalan proyek
adalah Precedence Diagram Method (PDM). PDM pada dasarnya adalah
menitikberatkan pada persoalan keseimbangan antara biaya dan waktu
penyelesaian proyek.. Bila terjadi kondisi keterbatasan tenaga kerja, maka
dilakukan proses alokasi dan perataan tenaga kerja, dan metode yang
digunakan adalah Resource Scheduling Method. Selain itu PDM juga
mempertimbangkan hubungan ketergantungan antar aktivitas dan durasi
setiap aktivitas.
Metode PDM ini telah digunakan oleh beberapa peneliti terdahulu
untuk mengatasi keterlambatan, diantaranya pada Proyek Pembangunan
Jalan Nasional Bugel-Galur-Poncosari Tahap-1. Setelah dilakukan
reschedulling peneliti terdahulu terdapat variansi 28% dari durasi rencana
dan total biaya yang dibutuhkan dalam reschedulling mengalami
penambahan sebesar 11%. (Adinda Rezky, 2018).
Proyek pembangunan gedung kantor PT INALUM (Persero) dimulai
pada tanggal 01-Agustus-2018 sampai dengan tahun 2019 saat ini masih
berlangsung, kondisi pada saat ini proyek mengalami keterlambatan pada
saat diawal pelaksanaan proyek dikarenakan beberapa hal. Pada Tugas
Akhir ini akan dijelaskan bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan
untuk mengatasi keterlambatan tersebut. PT Pembangunan Perumahan
(Persero) selaku kontraktor membuat penjadwalan dengan menggunakan
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 3
barchart dan Kurva S. Maka dalam hal ini penulis tertarik untuk membuat
penjadwalan ulang metode yang berbeda yaitu dengan Precedence Diagram
Method (PDM) dimana tujuan utamanya adalah dapat membuat
penjadwalan ulang proyek untuk mengejar keterlambatan, dibuat dengan
bantuan software Ms. Project. Penjadwalan menggunakan software ini akan
lebih mempermudah pembuatan penjadwalan dengan bantuan tool yang
tersedia pada software tersebut dan juga dapat membuat beberapa alternatif
dalam waktu yang singkat.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, dalam penulisan Tugas Akhir ini
dirumuskan beberapa hal yang akan penulis tinjau. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Apakah dengan penjadwalan ulang yang dilakukan dapat mengatasi
keterlambatan?
2. Berapa perbandingan biaya antara rencana anggaran biaya awal dengan
anggaran setelah dilakukan rescheduling?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari Tugas Akhir
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah penjadwalan ulang dapat mengatasi
keterlambatan atau tidak.
2. Untuk mengetahui perbandingan biaya antara rencana anggaran biaya
awal dengan anggaran biaya setelah dilakukan reschedulling.
1.4. Batasan Penelitian
Agar dalam melakukan penelitian didapatkan hasil maksimal
berdasarkan dengan maksud dan tujuan yang telah dibahas sebelumnya,
maka diambil batasan masalah sebagai berikut:
1. Reschedulling dilakukan untuk item pekerjaan yang belum selesai
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 4
2. Reschedulling dilakukan dengan menggunakan software khusus
penjadwalan yaitu Microsoft Project 2010, untuk dasar perhitungan pada
Microsoft Project menggunakan Precedence Diagram Method (PDM)
1.5. Manfaat Penelitian
1. Untuk dapat menyelesaikan Tugas Akhir dan mendapatkan gelar Sarjana
Sains Terapan (S.Tr)
2. Dapat memberi manfaat bagi penulis untuk mengatasi keterlambatan
proyek.
3. Dapat memberikan wawasan bagi para pembaca dalam menambah
wawasan dan pengetahuan dalam melakukan reschedulling.
4. Dapat memberikan manfaat bagi para peneliti selanjutnya sebagai bahan
referensi lebih lanjut.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran
secara garis besar isi setiap bab yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini,
yaitu:
1. Pendahuluan
Pada Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
2. Tinjauan Pustaka
Pada Bab ini berisikan uraian tentang alur pikir dan perkembangan
keilmuan topik kajian. Pada hakikatnya, hasil penelitian seorang peneliti
bukanlah satu penemuan baru yang berdiri sendiri melainkan sesuatu
yang berkaitan dengan hasil penelitian sebelumnya.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 5
3. Metodologi Penelitian
Pada bab ini dikembangkan metode yang digunakan oleh penulis
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian
sehingga diperoleh hasil yang diinginkan.
4. Analisis dan Pembahasan
Di dalam bab ini, data atau informasi hasil penelitian diolah,
dianalisis, ditafsirkan, dikaitkan dengan kerangka teori atau kerangka
analisis sehingga jelas bagaimana data hasil penelitian dapat menjawab
permasalahan dan tujuan pembahasan dalam kerangka teoritik yang telah
dikemukakan terdahulu. Apakah terarah pada pengujian kerangka
teoritik atau penjelasan kontekstual masalah yang menjadi permasalahan
dan tujuan pembahasan bersangkutan.
5. Penutup
Pada Bab ini, berisikan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil
pembahasan serta saran berdasarkan penelitian tersebut.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan, keahlian, alat dan
teknik untuk kegiatan proyek guna memenuhi atau melampaui kebutuhan
yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut. Secara sederhana tujuan
dari manajemen proyek adalah mengelola atau mengatur pelaksanaan
proyek sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil sesuai dengan persyaratan
(specification). Dimana perlu pula diperhatikan mengenai mutu bangunan,
biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan.
Menurut Ervianto W.I. (2003) mendefinisikan manajemen proyek
adalah semua perencanaan, pelaksaaan, pengendalian dan koodinasi suatu
proyek dari awal sampai selesainya proyek untuk menjamin bahwa proyek
dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, tepat mutu.
Menurut Nurhayati (2010) Manajemen proyek dapat diartikan
sebagai penataan serta pengorganisasian atas faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap keberhasilan proyek. Dengan kata lain manajemen proyek adalah
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan
tertentu dalam waktu dengan sumber daya tertentu pula. Manajemen proyek
sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan
akuntansi, fleksibilitas, inovasi, kecepatan, dan perbaikan yang
berkelanjutan.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 7
Gambar 2.1 Pembatas-pembatas dalam pelaksanaan proyek (Kerzener 2003)
2.2 Penjadwalan (Schedulling)
Menurut Wulfram I. Ervianto (2002) Perencanaan merupakan bagian
terpenting untuk mencapai keberhasilan proyek konstruksi. Pengaruh
perencanaan terhadap proyek konstruksi akan berdampak pada pendapatan
dalam proyek itu sendiri.
Sering terjadi ketidaktepatan persepsi oleh pihak industri konstruksi
antara “perencana” dan “penjadwalan”. Kedua kata tersebut sering
disatukan dan digunakan untuk menyebut jabatan seseorang dalam unit
usaha “perencanaan dan penjadwalan”. Arti sesungguhnya dari keduanya
sangat berlainan meskipun tetap saling berkaitan. “Penjadwalan” digunakan
untuk menggambarkan “proses” dalam proyek konstruksi dan merupakan
bagian dari “perencanaan”.
Keterkaitan antara perencanaan dan penjadwalan dapat diilustrasikan
sebagai berikut. Perencanaan pondasi dari sebuah bangunan mencakup
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 8
beberapa fungsi yang terkait, yaitu fungsi estimasi, penjadwalan, dan
pengendalian. Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan dari
berbagai alternatif yang mungkin, misalnya metoda konstruksi yang tepat
dan urutan kerjanya. Proses ini nantinya akan digunakan sebagai dasar
untuk melakukan kegiatan estimasi dan penjadwalan, selanjutnya sebagai
tolak ukur untuk pengendalian proyek. Penjadwalan adalah kegiatan untuk
menentukan waktu proyek dapat diselesaikan. Penjadwalan mereferensikan
perencanaan dan oleh karenanya perencanaan harus dilakukan lebih dahulu.
Hal-hal yang mendasar dari kegiatan perencanaan adalah pencarian
informasi dan data, pengembangan dari berbagai alternatif yang mungkin,
melakukan analisis dan evaluasi dari berbagai alternatif, pemilihan
alternatif, pelaksanaan dan memberi masukan.
Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat-manfaat seperti
berikut:
1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai
batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
2. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis
dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya
dan waktu.
3. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan
proyekdapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.
5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
6. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek
Kompleksitas penjadwalan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut:
1. Sasaran dan tujuan proyek.
2. Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master
schedule.
3. Dana yang diperlukan dan dana yang tersedia.
4. Waktu yang diperlukan, waktu yang tersedia. Serta perkiraan waktu
yang hilang dan hari-hari libur.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 9
5. Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan diantaranya.
6. Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek.
7. Sumber daya yang diperlukan dan sumber dana yang tersedia.
8. Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.
Semakin besar skala proyek, semakin kompleks pengelolaan
penjadwalan karena dana yang dikelola sangat besar, kebutuhan dan
penyediaan sumber daya juga besar, kegiatan yang dilakukan sangat
beragam serta durasi proyek menjadi sangat panjang. Oleh karena itu, agar
penjadwalan dapat diimplementasikan, digunakan cara-cara atau metode
teknis yang sudah digunakan seperti metode penjadwalan proyek yang akan
diuraikan pada sub bab selanjutnya. Kamampuan schedule yang memadai
dan bantuan software komputer untuk penjadwalan dapat membantu
memberikan hasil yang optimal.
2.3 Metode Penjadwalan Proyek
Menurut Husen (2011) ada beberapa metode penjadwalan proyek
yang digunakan untuk mengelola waktu dan sumber daya proyek. Masing-
masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pertimbangan
penggunaan metode-metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil
yang ingin dicapai terhadap kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena
itu, variabel-variabel yang mempengaruhinya juga harus dimonitor,
misalnya mutu, keselamatan kerja, ketersediaan peralataan dan material,
serta stakeholder proyek yang terlibat. Bila terjadi penyimpangan terhadap
rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi agar proyek
tetap pada kondisi yang diinginkan. Berikut beberapa metode penjadwalan
proyek:
1. Bagan Balok atau Barchart
Menurut Husen (2011) barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick
W. Taylor dalam bentuk bagan balok dengan panjang balok sebagai
representasi dari durasi setiap kegiatan format bagan baloknya
informatif, mudah dibaca, dan efektif untuk komunikasi serta dapat
dibuat dengan mudah dan sederhana.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 10
Penggunaan barchart bertujuan untuk mengidentifikasi unsur
waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan terdiri dari waktu
mulai, waktu selesai, dan pada saat pelaporan. Penggambaran barchart
terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom tersesun urutan kegiatan yang
disusun secara berurutan, sedangkan baris menunjukkan periode waktu
yang dapat berupa hari, minggu ataupun bulan. Perincian yang terdapat
pada barchart adalah sebagai berikut (Widiasanti dan Lenggogeni,
2013):
a. Pada sumbu horizontal x tertulis satuan waktu, misalnya hari, minggu,
bulan, tahun. Waktu mulai dan akhir suatu kegiatan tergambar dengan
ujung kiri dan kanan balok dari kegiatan yang bersangkutan.
b. Pada sumbu vertikal y dicantumkan kegiatan atau aktivitas proyek dan
digambar seperti balok.
c. Pada urutan antara kegiatan satu dengan yang lainnya perlu
diperhatikan, meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan
antara satu dengan yang lain.
d. Format penyajian barchart yang lengkap berisi perkiraan urutan
pekerjaan, skala waktu, dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat
pelaporan.
e. Jika barchart atau bagan balok dibuat berdasarkan jaringan Activity on
Arrow, maka yang pertama kali digambarkan atau dibuat baloknya
adalah kegiatan kritis, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan
non kritis.
2. Kurva S atau Hanumm Curve
Menurut Husen (2009), kurva S adalah sebuah grafik yang
dikembangkan oleh Warren T. Hanumm atas dasar pengamatan terhadap
sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S dapat
menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot
peerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase kumulatif dari
seluruh kegiatan. Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi
mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 11
rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan
jadwal proyek.
Indikasi tersebut dapat menjadikan informasi awal guna melakukan
tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi
tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek.
Perbaikan lebih lanjut dapat menggunakan metode lain yang
dikombinasikan, misalnya metode bagan balok atau network planning
dengan memperbaharui sumber daya maupun waktu pada masing-masing
kegiatan (Husen, 2009).
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot
masing-masing kegiatan pada suatu periode diantara durasi proyek
diplotkan terhadap sumbu vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan
dengan garis, akan membentuk kurva S (Husen, 2009).
Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal
biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat dalam
jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali
mengecil. (Husen, 2009).
3. Penjadwalan Network Planning
Menurut Husen (2011) Network Planning diperkenalkan pada
tahun 50-an oleh tim perusahaan Du-Pont dan Rand Corporation untuk
mengembangkan sistem control manajemen. Sistem ini dikembangkan
untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan kritis. Dari informasi
network planning lah monitoring serta tindakan koreksi kemudian dapat
dilakukan. Yakni dengan memperbaharui jadwal. Akan tetapi, metode ini
perlu dikombinasikan dengan metode lainnya agar lebih informatif.
Tahapan penyusunan network scheduling:
a. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan dari paket WBS berdasar item
pekerjaan, lalu diberi kode kegiatan untuk memudahkan identifikasi.
b. Memperkirakan durasi setiap kegiatan dengan mempertimbangkan
jenis pekerjaan, volume pekerjaan, jumlah sumber daya, lingkungan
kerja, serta produktivitas pekerja.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 12
c. Penentuan logika ketergantungan antar kegiatan dilakukan dengan tiga
kemungkinan hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului
(predecessor), kegiatan yang didahului (successor), serta bebas.
d. Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan
setelah manfaat penerapan network scheduling:
i. Penggambaran logika hubungan antara kegiatan, membuat
perencanaan proyek menjadi lebih rinci dan detail.
ii. Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya
setiap kejadian yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa
kegiatan, kesukaran-kesukaran yang bakal timbul dapat diketahui
jauh sebelum terjadi sehingga tindakan pencegahan yang
diperlukan dapat dilakukan.
iii. Dalam network planning dapat terlihat jelas waktu penyelesaian
yang dapat ditunda atau harus disegerakan.
iv. Membantu mengkomunikasikan hasil network yang ditampilkan.
v. Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari
segi biaya langsung (direct cost) serta penggunaan sumber daya.
vi. Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh
keterlambatan dalam menentukan pembayaran kemajuan
pekerjaan, menganalisis cash flow, dan pengendalian biaya.
vii. Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah
sebagian dari proses, lalu mengamati efek terhadap proyek secara
keseluruhan.
viii. Terdiri atas metode activity on arrow dan activity on node
(precedence diagram method).
4. Activity On Arrow Diagram (AOA)/ Critical Path Method (CPM)
Pada metode CPM dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur yang
memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah
waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang
tercepat. Jadi, jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari
kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek. Makna jalur kritis
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 13
penting bagi pelaksana proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-
kegiatan yang bila pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan
keterlambatan proyek secara keseluruhan. Kadang-kadang dijumpai lebih
dari satu jalur kritis dalam jaringan kerja (Soeharto, 1999).
Berikut pada gambar 3.2 merupakan contoh dari diagram AoA:
Gambar 2.2 Diagram AoA
Sumber: Husen (2011)
Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a) Diagram network dibuat dengan menggunakan anak panah untuk
menggambarkan kegiatan dan node nya menggambarkan
peristiwanya/event. Node pada permulaan anak panah ditentukan
sebagai I-Node, sedangkan pada akhir anak panah ditentukan sebagai
I-Node, hubungan keterkaitannya adalah finish-start.
b) Menggunakan perhitungan maju (forward pass) untuk memperoleh
waktu mulai paling awal (EETi = Earliest Event Time Node i) pada I-
Node dan waktu mulai paling awal (EETj = Earliest Event Time Node
j) pada J-Node dari seluruh kegiatan, dengan mengambil nilai
maksimumnya, begitu juga dengan nilai seperti di bawah ini :
! EF (Earliest Finish) : Saat paling cepat untuk akhir kegiatan
! ES (Earliest Start) : Saat paling cepat untuk mulai kegiatan
c) Menggunakan perhitungan mundur (backward pass) untuk
memperoleh waktu mulai paling lambat (LETi = Latest Event Time
Node i) pada I-Node dan waktu selesai paling lambat (LETj = Latest
Event Time Node j) pada J-Node dari seluruh kegiatan, dengan
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 14
mengambil nilai minimumnya, begitu juga dengan nilai seperti di
bawah ini:
! LS (Latest Start) : Saat paling cepat untuk akhiri kegiatan
! LF (Latest Finish) : Saat paling lambat untuk akhiri kegiatan
Seperti telah disebutkan di atas, untuk mendapat angka-angka ES,
LS, EF, dan LF, maka dikenal dua perhitungan dalam jaringan kerja AOA,
yaitu perhitungan maju dan perhitungan mundur. Penjelasan keduanya
adalah sebagai berikut (Widiasanti dan Lenggogeni, 2013) :
1. Perhitungan Maju
Dalam mengidentifikasi jalur kritis dipakai suatu cara yang disebut
hitungan maju dengn aturan-aturan yang berlaku sebagai berikut :
a) Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai
bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.
b) Waktu paling awal suatu kegiatan adalah = 0
c) Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan
waktu mulai paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang
bersangkutan.
d) Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan
pendahulunya, makan ES-nya adalah EF terbesar dari kegiatan
tersebut.
2. Perhitungan Mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau
tanggal paling akhir masih dapat memulai dan mengakhiri kegiatan
tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara
keseluruhan, yang telah dihasilkan dari perhitungan maju. Aturan
yang berlaku dalam perhitungan mundur adalah sebagai berikut :
a) Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan, yaitu dari hari
terakhir penyelesaian proyek suatu jaringan kerja.
b) Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan
waktu selesai paling akhir, dikurangi kurun waktu/durasi
kegiatan yang bersangkutan, atau LS = LF – D.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 15
c) Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan
berikutnya, maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut
adalah sama dengan waktu mulai paling awal (LS) kegiatan
yang terkecil.
d) Diantara dua peristiwa tidak boleh ada dalam 2 kegiatan,
sehingga untuk menghindarinya digunakan kegiatan semu atau
dummy yang tidak mempunyai durasi. Menurut Callahan
(1992) dalam Widiasanti dan Lenggogeni (2013) Aktivitas
dummy sendiri adalah penggunaan aktivitas ketika ada kasus-
kasus yang menunjukkan kesulitan yang terjadi jika
menggunakan hanya satu anak panah untuk beberapa kegiatan.
Dummy membantu menjelaskan hubungan logis antar kegiatan
dan memastikan bahwa setiap aktivitas memiliki nomor node
nya. Aktivitas dummy tidak memiliki durasi atau
ketergantungan dengan kegiatan lain, dan selalu ditampilkan
dengan menggunakan anak panah dengan garis putus-putus.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah aktivitas dummy
dibutuhkan adalah dengan melihat daftar aktivitas dan
menemukan aktivitas-aktivitas yang berbagi, tetapi tidak
seluruhnya, dari kegiatan atau aktivitas sebelumnya.
e) Menggunakan CPM (Critical Path Method) atau metode
lintasan kritis, dimana pendekatan yang dilakukan hanya
menggunakan satu jenis durasi pada kegiatannya. Lintasan
kritis adalah lintasan dengan kumpulan kegiatan yang
mempunyai durasi terpanjang yang dapat diketahui bila
kegiatannya mempunyai Total Float, TF = 0.
f) Float, batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat
dimanfaatkan untuk optimasi waktu dan alokasi sumber daya.
Jenis-jenis float adalah :
1) TF (Total Float)az
Soeharto (1995) dalam Widiasanti dan Lenggogeni
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 16
(2013) menyatakan Total float atau float total adalah
jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh
ditunda, tanpa memengaruhi jadwal proyek secara
keseluruhan. Jumlah waktu tersebut sama dengan waktu
yang didapat bila semua kegiatan terdahulu dimulai seawal
mungkin, sedangkan semua kegiatan berikutnya dimulai
selambat mungkin.
Rumus dalam menghitung total float adalah sebagai
berikut:
a) Total float suatu kegiatan sama dengan waktu selesai
paling akhir, dikurangi waktu selesai paling awal, atau
waktu mulai paling akhir, dikurangi waktu mulai paling
awal kegiatan.
b) Rumus : TF = LF – EF = LS – ES
c) Salah satu syarat yang menunjukkan bahwa suatu
kegiatan kritis atau berada di jalur kritis adalah jika
kegiatan tersebut memiliki TF = 0.
2) FF (Free Float)
Soeharto (1995) dalam Widiasanti dan Lenggogeni
(2013) menyatakan disamping Total float, dikenal
juga Free float (FF) atau Float bebas. FF terjadi bila
semua kegiatan pada jalur yang bersangkutan mulai
seawal mungkin. Besarnya FF suatu kegiatan sama
dengan sejumlah waktu dimana penyelesaian kegiatan
tersebut dapat ditunda tanpa memengaruhi waktu
mulai paling awal dari kegiatan berikutnya. Dengan
kata lain, float bebas dimiliki oleh satu kegiatan
tertentu, sedangkan float total dimiliki oleh kegiatan-
kegiatan yang berada di jalur yang bersangkutan
Perhitungan float bebas dapat dilakukan sebagai
berikut:
a) Float bebas suatu kegiatan adalah sama dengan waktu
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 17
mulai paling awal (ES) dari kegiatan berikutnya
dikurangi waktu selesai paling awal (EF) kegiatan yang
dimaksud.
b) Jadi, bila rangkaian terdiri dari kegiatan A(1-2) dan
B(2-3) dengan node 1,2,3 maka kegiatan A mempunyai
float bebas.
c) Rumus: FF (1-2) = ES (2-3) – EF(1-2).
3) IF (Independent Float)
a) waktu tenggang yang diperoleh dari saat paling awal
peristiwa j dan saat paling lambat peristiwa I dengan
selesainya kegiatan tersebut.
b) IFij = EETj – LETi – Durasiij
5. Precedence Diagram Method (PDM)
Widiasanti dan Lenggogeni (2013) menyatakan Precedence
Diagramming Method (PDM) merupakan salah satu teknik penjadwalan
yang termasuk dalam teknik penjadwalan network planning atau rencana
jaringan kerja. Berbeda dengan AOA yang menitikberatkan kegiatan pada
anak panah, PDM menitikberatkan kegiatan pada node sehingga kadang
disebut juga Activity On Node. Istilah precedence diagramming pertama
kali muncul di tahun 1964 pada perusahaan IBM. PDM merupakan versi
yang lebih kompleks dari Activity On Node – AON. Ada beberapa
perbedaan antara Activity On Arrow (AOA), AON dengan PDM, yaitu
sebagai berikut :
a. Pada AOA, kegiatan yang ditampilkan dengan anak panah,
sedangkan AON dan PDM menggunakan node. Anak panah
menunjukkan hubungan logis antara kegiatan.
b. Pada AOA bentuk node adalah lingkaran, sementara pada AON
dan PDM bentuk node adalah persegi panjang.
c. Ukuran node pada AON dan PDM lebih besar dari node AOA
karena berisi lebih banyak keterangan.
d. Metode perhitungan AOA dan PDM sedikit berbeda.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 18
Berikut pada Gambar 2.3 ini merupakan contoh dari diagram
AON:
Gambar 2.3 Diagram AON/PDM
Sumber: Husen (2011)
Setelah dijelaskan beberapa perbedaan yang terdapat pada AOA, AON dan
PDM, metode ini sering digunakan pada software komputer dan mempunyai
karakteristik yang agak berbeda dengan metode Activity On Arrow Diagram, yaitu
(Husen, 2011):
a. Pembuatan diagram network dengan menggunakan simpul/node untuk
menggambarkan kegiatan.
b. Float, waktu tenggang maksimum dari suatu kegiatan.
1) Total Float adalah float pada kegiatan: LF-ES-Durasi.
2) Relation Float (RF), float pada hubungan keterkaitan:
• FS, RF = LSj-EFi-Lead, SS, RF = Lsj-ESi-Lag
• FF, RF = LFj-EFi-Lead, SF, RF = LFj-ESi-Lag
c. Lag, jumlah waktu tunggu dari suatu periode kegiatan j terhadap kegiatan I
telah dimulai, pada hubungan SS dan SF.
d. Lead, jumlah waktu yang mendahuluinya dari suatu periode kegiatan j
sesudah kegiatan i belum selesai, pada hubungan FS dan FF.
e. Dangling, keadaan dimana terdapat beberapa kegiatan yang tidak
mempunyai kegiatan pendahulu (predecessor) atau kegiatan yang
mengikuti (successor). Agar hubungan kegiatan tersebut tetap terkait oleh
satu kegiatan, dibuatkan dummy finish dan dummy start. Berikut ini
merupakan hubungan keterkaitan antar kegiatan PDM:
1) FS (Finish to Start) : Mulainya suatu kegiatan bergantung pada
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 19
selesainya kegiatan pendahulunya, dengan waktu mendahului lead.
2) SS (Start to Start) : Mulainya suatu kegiatan bergantung pada
mulainya kegiatan pendahulunya, dengan waktu tunggu lag.
3) FF (Finish to Finish) : Selesainya suatu kegiatan bergantung pada
selesai kegiatan pendahulunya, dengan waktu mendahului lead.
4) SF (Start to Finish) : Selesainya suatu kegiatan bergantung pada
mulainya kegiatan pendahulunya, dengan waktu tunggu lag.
Soeharto (1997) dalam Widiasanti dan Lenggogeni (2013) menyatakan
sama halnya dengan metode penjadwalan jaringan kerja AOA, pada
Precedence Diagramming Method dikenal juga perhitungan maju dan
mundur untuk menghitung lamanya atau waktu kerja proyek. Perhitungan
maju dan mundur pada PDM dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perhitungan Maju Pada PDM
Tujuan dari perhitungan maju pada PDM adalah untuk menentukan
waktu mulai paling awal (early start) yang terjadi. Untuk membuat
perhitungan maju dibutuhkan data kurun waktu aktivitas atau durasi.
Ketentuan dalam perhitungan maju adalah sebagai berikut :
1) Angka terkecil yang dapat terjadi pada ES adalah nol. Jadi, aktivitas
pertama yang dibuat ES-nya adalah nol.
2) Aktivitas EF adalah aktivitas ES dijumlahkan dengan durasinya EF
= ES + D
3) Nilai ES pada kegiatan berikutnya didapatkan dengan menambahkan
lag pada anak panah dengan nilai EF pada kegiatan sebelumnya
sesuai dengan hubungan logis diantara kegiatan tersebut. Berikut ini
pada Gambar 2.4 dan 2.5 merupakan contoh perhitungan maju :
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 20
Gambar 2.4 Perhitungan Maju FS
Sumber: Widiasanti dan Linggogeni (2013)
Gambar 2.5 Perhitung Maju SS
Sumber: Widiasanti dan Linggogeni (2013)
b. Perhitungan Mundur Pada PDM
Perhitungan mundur diselesaikan dengan menghitung durasi dari kanan ke kiri
diagram. Pada saat melakukan perhitungan mundur maka kotak Late Start dan
Late Finish akan terisi. Langkah perhitungan mundur adalah sebagai berikut :
1) Nilai terbesar yang mugkin terjadi untuk LS atau LF adalah nilai durasi
proyek.
2) Nilai LS adalah LF dikurangi durasi kegiatan.
3) Nilai LF pada kegiatan sebelum didapat dari nilai LS dikurangi lag pada
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 21
anak panah pada kegiatan sesudahnya. Berikut ini pada Gambar 2.6 dan
2.8 merupakan contoh perhitungan mundur:
Gambar 2.6 Perhitungan Mundur FS
Sumber: Widiasanti dan Linggogeni (2013)
Gambar 2.7 Perhitungan Mundur SS
Sumber: Widiasanti dan Linggogeni (2013)
Callahan (1992) dalam Widiasanti dan Lenggogeni (2013) menyatakan
Precedence Diagramming Method memberikan cara yang lebih mudah untuk
menjelaskan hubungan logis antar kegiatan konstruksi yang kompleks, khususnya
jika terjadi kegiatan-kegiatan yang terjadi bersamaan. PDM juga cenderung lebih
kecil dalam ukuran pembuatannya. Hal yang paling utama dalam pembuatan
PDM adalah, bahwa PDM lebih cepat dalam persiapan pembuatannya sehingga
penjadwal tidak membutuhkan banyak waktu dalam mempersiapkan jadwal PDM.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 22
Selain itu, PDM juga menghapus kebutuhan akan kegiatan dummy dan detail
tambahan untuk menunjukkan overlap antar kegiatan.
PDM sangat berguna pada saat menyajikan kegiatan-kegiatan konstruksi
yang berulang atau repetitif, seperti pada proyek pembangunan gedung bertingkat
ataupun jalan raya. Metode ini mampu membuat model dari kegiatan-kegiatan
yang saling bertumpuk tanpa harus membagi kegiatan-kegiatan tersebut.
Penambahan hubungan antar kegiatan dapat dilakukan pada PDM dan dapat
mengarahkan penjadwal untuk berasumsi bahwa hasil jadwal akan lengkap dan
akurat. Kegagalan dalam mempertimbangkan hubungan dalam membuat
penjadwalan akan membuat sebuah PDM menjadi tidak seakurat penjadwalan
dengan barchart (Widiasanti dan Lenggogeni, 2013).
PDM yang menggunakan lag menambahkan elemen ketidakpastian dan
banyaknya jenis hubungan dalam penjadwalan ini menyebabkan analisis jaringan
kerjanya menjadi lebih sulit dibandingkan dengan metode diagram AOA. Karena
hal ini, biasanya penjadwal menyarankan penggunaan hubungan hanya finish to
start (FS) untuk menghindari penumpukan (overlap) dan lag sehingga jadwal
menjadi lebih mudah dimengerti dan dianalisis. Akan lebih mudah menganalisis
sebuah jaringan kerja dengan hubungan antar kegiatan sederhana. Hubungan logis
Start to start, start to finish, atau finish to finish sebaiknya digunakan hanya jika
terjadi hubungan antar kegiatan yang tidak dapat direpresentasikan dengan
hubungan finish to start (Widiasanti dan Lenggogeni, 2013).
2.4 Microsoft Project 2010
MADCOMS (2008) menyatakan Microsoft Project adalah program
komputer yang digunakan untuk menyusun rencana kerja dalam sebuah
proyek. Project atau biasa disebut dengan proyek adalah suatu rangkaian
pekerjaan mulai dari tahap perencanaan hingga tahap akhir.
Nurhayati (2010) menyatakan perlu dicatat bahwa software tidak
mengatur proyek. Software adalah suatu alat sederhana bagi manajer
proyek untuk mengamati proyek dari perspektif dan kondisi berbeda. Oleh
karena itu dalam melakukan rescheduling dengan menggunakan Microsoft
Project ini dasar dari perhitungan menggunakan metode Precedence
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 23
Diagram Network (PDM).
Berikut ini langkah-langkah dalam melakukan penjadwalan dengan
menggunakan Microsoft Project 2010. Budi Harsanto (2011):
1. Memulai file baru
Bila telah terinstalasi, pilih program Microsoft Project 2010. Lalu
buka file baru sebagaimana membuka file baru dalam aplikasi Office
lainnya semisal Word atau Excel.
Gambar 2.8 Langkah Awal Untuk Membuka Ms. Project
2. Daftar Pekerjaan
a. Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengisi daftar
pekerjaan pada kolom Task Name.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 24
Gambar 2.9 Tahap Pengisian Task Name
b. Simpan dahulu file tersebut
c. Kembali pada file tersebut, lalu lakukan outlining dengan mengklik indent atau outdent dengan seperti pada gambar berikut:
Gambar 2.10 Tahap pembuatan indent dan outdent
3. Durasi Pekerjaan
Untuk membuat durasi pekerjaan dapat diisi pada kolom Duration.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 25
4. Relasi Pekerjaan
Relasi pekerjaan dibuat untuk mengaitkan pekerjaan-pekerjaan
yang saling berhubungan. Jenis-jenis hubungan yang mungkin terjadi
adalah:
• Finish to Finish (FS)
Suatu pekerjaan (B) tidak boleh dimulai sampai pekerjaan
lain (A) selesai.
• Start to Start (SS)
Suatu pekerjaan (B) tidak boleh dimulai sebelum pekerjaan
(A) dimulai juga.
• Finish to Finish (FF)
Suatu pekerjaan (B) tidak dapat diselesaikan sampai
pekerjaan lain (A) diselesaikan.
• Start to Finish (SF)
Suatu pekerjaan (B) tidak dapat diselesaikan sampai
pekerjaan lain (A) dimulai.
Masukkan hubungan pekerjaan tersebut kedalam kolom
predecesors.
5. Mengatur Jadwal Kerja
a. Pilih pekerjaan yang paling pertama dilakukan, lalu klik project
information.
b. Pilih kolom start, lalu klik Auto Schedule.
c. Selanjutnya adalah penyetelan waktu kerja, klik change working
time. Apabila dalam pelaksanaan di lapangan memiliki jumlah hari
kerja aktif yang berbeda dengan pengaturan default pada Microsoft
Project maka jumlah hari kerja aktif dapat diubah dalam tampilan
lembar kerja calender.
d. Kemudian untuk memasukkan hari libur, klik tanggal yang akan
disetel libur. Kemudian lihat di bagian bawah, pilih exception, lalu
masukkan keterangan hari libur untuk tanggal tersebut.
6. Lembar Sumber Daya
a. Memasuki lembar sumber daya pada opsi-opsi yang berada pada
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 26
bagian kiri atas.
b. Klik Add Resources setiap kali akan memasukkan sumber daya
yang baru. Ada tiga sumber daya sebagai berikut:
1) Work Resource
2) Material Resource
3) Cost Resource
c. Untuk kolom Accrue at: Berisi jenis pembayaran dari resource
tersebut. Ada tiga jenis yaitu:
1) Start: Pembayaran dilakukan pada saat pekerjaan dimulai
2) End: Pembayaran dilakukan setelah pekerjaan selesai.
3) Prorate: Pembayaran diberikan berdasarkan persentase
pekerjaan yang telah diselesaikan.
Gambar 2.11 Lembar Sumber Daya
7. Penugasan Sumber Daya ke Pekerja
Berikutnya adalah database sumber daya tadi akan dihubungkan
pada setiap pekerjaan. Analisa kebutuhan yang diperlukan oleh setiap
pekerjaan. Caranya adalah:
" Bisa dengan manual, yaitu mengetikkan sumber daya pada
kolom Resource Name.
" Bisa dengan menggunakan Assign Resource pada menu
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 27
Resources.
" Atau bisa juga dengan mengarahkan kursor pada sel bagian
kanan resource name.
Gambar 2.12 Penugasan Sumber Daya ke Pekerja
8. Update Pergerakan Proyek
Untuk mengupdate pergerakan proyek, silahkan klik ganda pada
pekerjaan yang akan diupdate statusnya.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 28
Gambar 2.13 Update Pergerakan Proyek
9. Pelaporan Proyek
Ms. Project 2010 menyediakan berbagai format laporan yang
atraktif. Laporan dapat ditampilkan melalui visual report atau report.
Untuk menampilkan berbagai pilihan visual report lakukan langkah
berikut:
1) Pilih tab project, lalu pilih menu visual report.
2) Pilih laporan yang kita perlukan.
Contoh tampilan laporan dalam visual report.
Gambar 2.14 Contoh Tampilan Laporan Visual Report
Ada banyak pilihan laporan yang dapat ditampilkan berdasarkan
kategori-kategori task usage, resource summary dan assignment
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 29
summary. Adapun untuk menampilkan format laporan lebih formal
dapat digunakan pilihan report. Caranya adalah sebagai berikut:
1) Pada menu tab menu project, pilih report, maka akan tampil kotak
dialog seperti berikut:
Gambar 2.15 Kotak dialog
2) Tampilan yang diinginkan dipilih, lalu klik select. Sebagai contoh,
pilih tampilan overwiew, maka akan muncul kotak dialog
overview report sebagai berikut:
Gambar 2.16 Kotak Dialog Overview Report
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 30
2.5 Estimasi Biaya
Rencana Anggaran Biaya suatu bangunan atau proyek adalah
perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta
biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau
proyek tersebut.
Anggaran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung
dengan teliti, cermat, dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada
bangunan yang sama akan berbeda-beda di masing-masing daerah,
disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.
Menurut Abdilah dan Widiasanti (2016) Estimasi biaya adalah
perkiraan atau perhitungan biaya pembangunan. Estimasi biaya disusun
sebagai pedoman bagi pemilik untuk menyediakan dana dan sebagai
pegangan pemilik dalam pelaksanaan proyek. Dalam perhitungan estimasi
biaya, perlu diperhatikan faktor risiko yang menyebabkan perubahan
biaya, seperti kemungkinan naiknya harga material dan upah buruh selama
pelaksanaan, serta untuk bangunan bertingkat memerlukan peralatan
khusus pengangkut material dan kecepatan waktu kerja yang berkurang.
Untuk keuntungan melakukan estimasi biaya sebelum pelaksanaan seperti
berikut ini :
1. Mengetahui jenis bahan yang akan digunakan dan dibeli.
2. Mengetahui volume setiap bahan yang dibutuhkan
3. Perkiraan pengaturan keuangan berdasarkan jumlah biaya yang
diperlukan.
4. Dapat mengontrol setiap pekerjaan yang sudah atau akan
dilaksanakan.
5. Membantu sang pemilik bernegosiasi dalam penawaran harga kontrak
sehingga tidak merugikan pemilik.
6. Menjadi pedoman bagi pemilik untuk menyediakan dana yang
diperlukan.
Secara umum estimasi biaya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
sebagai berikut :
1. Estimasi awal atau estimasi kasar
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 31
Penaksiran biaya kasar dilakukan dengan cara menghitung volume
bangunan, harga satuan standar dari tipe bangunan, dan kualitas
finishing bangunan. Perhitungan biaya kasar digunakan sebagai
pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara rinci.
Meski berupa pendekatan biaya kasar, tetapi hasil perhitungan
antara anggaran biaya kasar dan rinci tidak jauh berbeda.
2. Estimasi detail atau rinci
Anggaran biaya rinci adalah anggaran biaya bangunan yang
dihitung secara mendetail, yaitu menghitung volume dan harga
seluruh pekerjaan pelaksanaan. Volume dihitung berdasarkan
gambar detail yang dibuat perencana. Sementara itu harga
pekerjaan pelaksanaan ditentukan berdasarkan spesifikasi material
yang dituangkan menjadi harga satuan pekerjaan. Harga satuan
pekerjaan dihitung berdasarkan:
a. Taksiran biaya material. Biasanya, harga material yang
digunakan didapat dari harga material pasaran sekitar tempat
pelaksanaan.
b. Taksiran biaya pekerja. Biaya pekerja sangat dipengaruhi oleh
panjangnya waktu kerja, keadaan tempat pekerjaan, dan
keahlian pekerja.
c. Taksiran biaya peralatan. Biaya peralatan yang diperlukan
untuk suatu jenis konstruksi haruslah termasuk di dalam biaya
operasional mesin dan peralatan tangan.
Nurhayati (2010) menyatakan Total biaya untuk setiap
durasi waktu adalah jumlah biaya langsung dan biaya tidak
langsung. Biaya tidak langsung bersifat kontinu selama proyek,
sehingga pengurangan durasi proyek berarti pengurangan dalam
biaya tidak langsung. Biaya langsung dalam grafik itu meningkat
jika durasi proyek dikurangi dari durasi awal yang direncanakan.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai biaya langsung dan
biaya tidak langsung :
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 32
1. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung secara umum menunjukkan biaya
tenaga kerja, bahan, peralatan, dan kadang-kadang juga biaya
subkontraktor. Asumsi yang ideal untuk biaya langsung adalah
bahwa biaya langsung akan bersifat sebagai biaya normal yang
berkarakteristik secara rata-rata lebih murah, dilakukan dengan
metode yang efisien, dan dalam waktu normal proyek. Biaya
untuk durasi waktu yang dibebankan (imposed duration date)
akan lebih besar dari biaya untuk durasi waktu yang normal,
karena biaya langsung diasumsikan dikembangkan dari metode
dan waktu yang normal sehingga pengurangan waktu akan
menambah biaya dari kegiatan proyek. Total semua dari semua
paket kegiatan dalam proyek menunjukkan total biaya
langsung untuk keseluruhan proyek. Kesulitan yang dihadapi
dalam pembuatan informasi untuk kegiatan kritis yang
dipercepat waktunya dan kemudian menemukan total biaya
langsung untuk setiap durasi proyek ketika waktu proyek
ditekan. Proses ini membutuhkan pemilihan beberapa kegiatan
kritis yang mempunyai biaya percepatan terkecil.
2. Biaya tak langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung secara umum menunjukkan
biaya-biaya overhead seperti pengawasan, administrasi,
konsultan, dan bunga. Biaya tidak langsung tidak dapat
dihubungkan dengan paket kegiatan dalam proyek. Biaya tidak
langsung secara langsung bervariasi dengan waktu, oleh
karena itu pengurangan waktu akan menghasilkan
pengurangan dalam biaya tidak langsung.
2.6 Hubungan Antara Penjadwalan dengan Biaya
Apabila dalam suatu proyek Perencanaan waktu atau time scheduling
proyek didasarkan pada durasi atau waktu normal untuk kegiatan atau
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 33
pekerjaan. Durasi normal adalah durasi yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan berdasarkan pengalaman pada proyek-
proyek sebelumnya, dengan menggunakan sumber daya secara normal
seperti : sumber daya manusia pada batas kepadatan, alat umum atau biasa,
serta teknologi umum atau biasa. Dalam perencanaan waktu atau durasi
setiap kegiatan dipengaruhi oleh : alokasi dan kualifikasi sumber daya
manusia, alokasi dan spesifikasi alat, jam kerja, dan metode atau teknologi
kondisi lapangan.
Penentuan waktu atau durasi proyek berpengaruh terhadap biaya proyek,
baik biaya untuk masing-masing kegiatan maupun untuk biaya total proyek.
Sehingga apabila dalam pengerjaan suatu proyek konstruksi terjadi
keterlambatan dari rencana awal maka dapat berimbas kepada terjadinya
kenaikan dalam anggaran biaya proyek konstruksi tersebut.
Pengaruh keterlambatan (delay) yang terjadi tidak hanya menyebabkan
meningkatnya durasi kegiatan, tetapi akan berpengaruh terhadap
meningkatnya biaya konstruksi (Ervianto, 2004). Seperti yang diketahui
bahwa dalam suatu proyek terdapat biaya langsung dan biaya tidak
langsung, dimana biaya langsung merupakan biaya tetap selama proyek
berlangsung yang terdiri dari biaya tenaga kerja, material dan peralatan, dan
biaya tidak langsung merupakan biaya tidak tetap yang dibutuhkan guna
penyelesaian proyek yang terdiri dari biaya manajemen proyek, tagihan
pajak, biaya perizinan, asurasnsi, administrasi, ATK, keuntungan/profit
(Husen, 2011). Apabila dalam pelaksanaan suatu proyek terjadi
keterlambatan dan mengakibatkan meningkatnya durasi namun tanpa
adanya pertambahan volume pekerjaan maka untuk biaya langsung tidak
mengalami penambahan, tetapi pada biaya tidak langsung akan mengalami
penambahan. Hal ini dikarenakan biaya yang terkait baik pada proyek
maupun kantor pusat masih tetap berjalan selama masa keterlambatan.
Hubungan antara biaya langsung dan biaya tidak langsung bekerja secara
terbalik, apabila durasi dipercepat maka akan terjadi peningkatan biaya
langsung dan penurunan biaya tidak langsung, dan begitu pula sebaliknya.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 34
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Proyek Pembangunan Gedung
Kantor PT INALUM (Persero) tbk. Lapangan A-Camp Kuala Tanjung,
Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara.
Gambar 3.1 Peta Lokasi Proyek
3.2 Waktu Pengumpulan Data
Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2019.
3.3 Diagram Alur Penelitian
Pada metode penelitian dilakukan beberapa tahapan, berikut akan
dijelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan saat penelian pada flow chart
berikut:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 35
Mulai
StudiLiteratur
PenentuanObyekPenelitian
PengumpulanDataProyek
1. BarchartdanKurvaS2. RAB3. HargaBahandanUpah4. RekapProgressBulanApril5. LaporanHarian6. InformasidariSiteEngineer
Analisis:
Ø EvaluasiJadwalAwalØ PenyusunanJadwalbarudengan
menggunakanMicrosoftProject2010Ø Menghitungbiayatidaklangsungdan
durasidarireschedulling
PersiapanData:
1. DurasiyangakandientrykeMs.Project
2. PredecessorsyangakandientrykeMs.Project
EntryData
A
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 36
Gambar 3.2 Flowchart Penelitian
3.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data berupa data sekunder yang didapat dari pihak
kontraktor. Data yang didapat berupa variabel-variabel yang sangat
mempengaruhi waktu dan biaya pelaksanaan proyek.
1. Barchart dan Kurva S
2. Rencana Anggaran Biaya
3. Harga Satuan Bahan dan Upah
4. Schedule Tenaga Kerja
5. Laporan Harian
6. Informasi yang diperoleh dari Site Engineering Project
3.5 Persiapan Data
Dalam hal penjadwalan menggunakan metode Precedence Diagram
Method (PDM) yang akan diteliti oleh penulis, seperti yang telah dijelaskan
pada bab 1 poin 1.4 Batasan Penelitian bahwa penelitian reschedulling
dengan metode PDM dilakukan dengan menggunakan software khusus
penjadwalan yaitu Microsoft Project 2010.
Sebelum melakukan penjadwalan ulang (reschedulling) dengan
metode PDM menggunakan bantuan software Microsoft Project penulis
melakukan persiapan data yaitu menerjemhkan durasi waktu dari barchart
kurva S dan membuat hubungan keterkaitan antar pekerjaan yang nantinya
Pembahasan
Selesai
Kesimpulan
A
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 37
akan diisi pada kolom predecessor. Kolom predecessor sangat berperan
penting dalam hal pembuatan penjadwal menggunakan Microsoft Project.
Dari pengumpulan data yang telah dilakukan penulis sebelumnya,
yaitu time schedule proyek berupa Barchart dan Kurva S tidak terlihat jelas
ketergantungan antar pekerjaan. Maka dari itu sangat penting membuat
hubungan ketergantungan yang nantinya akan mempermudah langkah
berikutnya untuk melakukan rechedulling. Pembuatan hubungan
ketergantungan dilakukan dengan berdiskusi dengan pihak kontraktor.
3.6 Pengolahan Data
Setelah melakukan langkah-langkah di atas selanjutnya akan
dilakukan langkah-langkah pengerjaan penjadwalan seperti berikut:
1. Melakukan wawancara dengan Site Engineer proyek terkait dengan
hubungan ketergantungan antar pekerjaan.
2. Membuat rencana penjadwalan. Dengan melihat kemungkinan-
kemungkinan pekerjaan yang dapat dimajukan durasi waktunya.
3. Menggunakan Microsoft Project untuk membuat penjadwalan ulang.
4. Mendapatkan biaya setelah dilakukan penjadwalan ulang
(reschedulling).
5. Mengonsultasikan laporan yang telah dilaksanakan dengan dosen
pembimbing.
6. Menyusun Laporan Tugas Akhir.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 38
BAB 4
PEMBAHASAN
Sebelumnya pada bab 3 telah dijelaskan metode yang akan digunakan
pada penelitian ini. Selanjutnya pada bab 4 ini akan menguraikan data-data yang
diperoleh dan analisis dalam penelitian ini serta dengan pembahasan.
4.1. Data Umum Proyek
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada proyek pembangunan
Gedung Kantor PT INALUM (Persero) Tbk. Lapangan A-Camp Kuala
Tanjung, Kabupaten Batu Bara Sumatera Utara. Pada pelaksanaan yang
telah dilaksanakan terjadi keterlambatan diawal pada saat pelaksanaan
pemasangan tiang pancang. Terjadi beberapa faktor yang menghambat
pelaksanaan pekerjaan tersebut. Diantaranya adalah tiang pancang retak
pada saat penyimpanan sehingga harus dilakukan pemesanan ulang,
kemudian kondisi alam pada saat itu tidak mendukung karena cuaca pada
saat itu sering terjadi hujan sehingga air terus naik ke permukaan, yang
mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan pemasangan tiang pancang.
Informasi tersebut didapatkan pada saat pengambilan data pertama
kali yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 11 April 2019. Adapun data-
data yang diperoleh pertama kali adalah sebagai berikut:
1. Time Schedule
2. Rekap Progres Mingguan pada bulan April
3. Harga bahan dan upah
4. Laporan Harian
5. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Setelah mendapatkan data tersebut diatas penulis mempelajari sistem
penjadwalan yang telah diperoleh. Hal pertama yang paling diperhatikan
oleh penulis adalah time schedule yang merupakan jadwal perencanaan
proyek yang dilaksanakan pada Pembangunan Gedung Kantor PT
INALUM. Pada time schedule dapat dilihat bahwa jadwal dimulainya
proyek adalah pada tanggal 01-Agustus-2018 sd 23-Januari-2020. Dari time
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 39
schedule dapat dilihat bahwa durasi pelaksanaan proyek tersebut
berlangsung selama 78 minggu.
Kunjungan pertama kali ke lokasi proyek adalah pada saat minggu
ke 37 pelaksanaan proyek. Pekerjaan yang sedang berlangsung pada saat
kunjungan pertama ke lokasi adalah pekerjaan struktur lantai 4. Seharusnya
pelaksanaan pekerjaan struktur lantai 4 selesai pada bulan Februari 2019.
Proyek tersebut mengalami keterlambatan seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Jumlah keterlambatan yang terjadi hingga saat pertama
kunjungan penulis ke lokasi proyek adalah selama 5 minggu.
Maka dari itu penulis akan melakukan reschedulling untuk mengejar
ketertinggalan proyek dengan melihat pekerjaan yang berada pada jalur
kritis dan melihat kemungkinan-kemungkinan pekerjaan yang akan
dimajukan untuk mengejar ketertinggalan kemudian. Adapun target yang
ingin penulis peroleh dari reschedulling ini adala agar dapat mempercepat
durasi proyek agar dapat selesai tepat waktu bahkan bisa lebih cepat dari
yang telah direncanakan. Pengumpulan data dilakukan dengan meminta
langsung data yang dibutuhkan kepada pihak terkait. Berikut adalah data
yang diperoleh dari proyek Pembangunan Gedung Kantor PT INALUM
secara garis besar:
1. Nama Proyek : Pembangunan Gedung Kantor PT INALUM
2. Lokasi Proyek : Lapangan A-Camp Kuala Tanjung, Kabupaten Batu
Bara Sumatera Utara
3. Pemilik Proyek : PT INALUM (Persero) Tbk.
4. Pelaksana Proyek : PT PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero)
Tbk
4.1.1 Time Schedule
Jadwal kegiatan yang akan diteliti adalah jadwal kegiatan
dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Kantor PT
INALUM. Adapun durasi rencana berupa Barchart dan kurva S pada
proyek Pembangunan Gedung Kantor PT INALUM adalah 78
minggu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 40
4.1.2 Rekap Progres Mingguan pada bulan April
Rekap progres mingguan pada bulan April ini merupakan
acuan bagi penulis untuk melakukan penjadwalan ulang, karena
penulis melakukan kunjungan pertama kali ke lokasi proyek pada
bulan April di minggu ke 37 setelah berlangsungnya kegiatan
proyek. Selain penulis dapat melihat kondisi di lapangan, progres
mingguan ini juga salah satu data yang menguatkan kondisi riil yang
saat itu terjadi, dan dengan itu juga penulis dapat mengambil
langkah selanjutnya tentang bagaimana melakukan penjadwalan
ulang. Laporan progres mingguan pada minggu ke 39 dapat dilihat
pada Lampiran 2.
4.1.3 Harga bahan dan Upah
Dalam penelitian ini didapatkan harga bahan, upah, dan sewa
alat yang dapat dilihat pada Lampiran 3.
4.1.4 Laporan Harian
Dalam penelitian ini laporan harian juga digunakan sebagai
sebagai acuan untuk membuat penjadwalan ulang (reschedulling).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 4.
4.1.5 Rencana Anggaran Biaya
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada landasan teori,
estimasi biaya disusun sebagai pegangan pemilik proyek dan
pelaksana proyek serta banyak faktor risiko yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan estimasi biaya. Di dalam reschedulling ini
estimasi berperan sebagai acuan penulis untuk membandingkan
biaya perencanaan dengan biaya setelah dilakukan reschedulling.
Adapun total RAB pada proyek Pembangunan Gedung Kantor PT
INALUM adalah sebesar Rp. 332.704.813.053. Selanjutnya untuk
lebih lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 41
4.2 Persiapan Data
Sebelum melakukan reschedulling penulis melakukan analisis dan
persiapan terhadap data yang telah diperoleh, seperti yang telah dijelaskan
pada bagian 4.1 bahwa perbandingan penjadwalan perencanaan dan realisasi
yang telah dilakukan di lapangan terjadi perbedaan. Pada realisasi yang
dapat dilihat pada kurva S aktual pada Lampiran 1 terjadi keterlambatan.
Kunjungan penulis pertama kali pada bulan April pada progres rencana
yang dapat dilihat pada Lampiran 2 bahwa progres rencana pada minggu
ke 37 seharusnya telah mencapai 38,89%, namun pada kejadian riil
dilapangan progres hanya mencapai 30,37% dan mengalami deviasi 8,5%.
Berdasarkan hasil diskusi dengan Site Engineer, hal tersebut dikarenakan
pada saat melakukan pemancangan terjadi beberapa hal seperti yang telah
penulis jelaskan diawal bahwa tiang pancang retak pada saat penyimpanan
sehingga harus dilakukan pemesanan ulang, kemudian kondisi alam pada
saat itu tidak mendukung karena cuaca pada saat itu sering terjadi hujan
sehingga air terus naik ke permukaan, yang mengakibatkan terhambatnya
pelaksanaan pemasangan tiang pancang.
Berdasarkan data penjadwalan yang ada, penulis melakukan analisa
terhadap jadwal perencanaan yang telah dibuat, melihat pekerjaan apa saja
yang berada dalam jalur kritis, yang mana pada barchart kurva S dapat
dilihat pekerjaan yang paling kritis adalah pada pekerjaan mekanikal dan
elektrikal. Kemudian dari penjadwalan yang telah didapat, penulis
melakukan diskusi dengan pihak kontraktor terkait kemungkinan-
kemungkinan durasi waktu yang dapat dimajukan untuk melakukan
reschedulling.
Setelah melakukan analisa terhadap data yang telah diperoleh dan
melakukan diskusi dengan Site Engineer, berikut adalah persiapann data
durasi dan predecessors yang akan di entry ke dalam Ms. Project:
a. Item Pekerjaan
Pada item pekerjaan yang nantinya akan dientry ke dalam Ms. Project
merupakan item pekerjaan berdasarkan Time Schedule yang didapatkan
dari pihak kontraktor.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 42
b. Durasi Waktu
Durasi waktu yang akan dientry ke dalam Ms. Project adalah durasi
waktu berdasarkan barchart dan kurva S yang diperoleh dari pihak
kontraktor
c. Predecessors
Pada kolom predecessors yang akan di entry ke dalam Ms. Project
merupakan penentu hubungan keterkaitan antar pekerjaan. Adapun
berikut akan diambil contoh predecessors dari beberapa pekerjaan yang
akan di entry ke dalam Ms. Project adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Persiapan Struktur
Pada pekerjaan persiapan struktur yang dapat dilihat pada tabel 4.1
pada kolom predecessors dapat dilihat hubungan ketergantungannya
adalah 3SS+16. Adapun pengertian dari 3SS+16 tersebut adalah
pekerjaan persiapan struktur akan dimulai 16 minggu setelah
pekerjaan persiapan selesai. Mengapa pekerjaan persiapan? Karena
pekerjaan persiapan terletak pada nomor urut ke 3.
2. Pekerjaan Struktur Lantai 2
Pada Pekerjaan Struktur Lantai 2 yang dapat dilihat pada tabel 4.1
dengan nomor urut 9. Pada kolom predecessors dapat dilihat
hubungan ketergantungannya adalah 7FF. Adapun pengertian dari
7FF tersebut adalah pekerjaan struktur lantai 2 selesai bersamaan
dengan pekerjaan struktur bangunan kantor, mengapa bersamaan
dengan struktur bangunan kantor? karena struktur bangunan kantor
merupakan nomor urut ke 7.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 43
Tabel 4.1 Persiapan Data yang Akan di Entry ke Ms. Project
Keterangan:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 44
4.3 Reschedulling Proyek Pembangunan Gedung Kantor PT INALUM
dengan metode PDM
Dalam hal pembuatan reschedulling penulis melakukan pengambilan
data dan diskusi dengan pihak kontraktor ke lokasi proyek. Data yang
diperoleh pertama kali adalah barchart, kurva S, dan RAB. Kemudian
setelah melakukan diskusi dengan dosen pembimbing mengenai kelanjutan
pembuatan reschedulling pembimbing menyarankan pengambilan jumlah
pekerja dan jam kerja dari laporan riil di lapangan yaitu laporan harian.
Pengambilan laporan harian dilakukan setelah melakukan seminar
proposal. Pada saat pengambilan data penulis melakukan diskusi dengan
pihak kontraktor dalam hal penjadwalan ulang yang akan dilakukan oleh
penulis.
Berdasarkan analisis data yang telah dibahas pada poin 4.2 terjadi
keterlambatan diawal. Adapun pekerjaan yang mengalami keterlambatan
pada proyek adalah pada pekerjaan persiapan struktur. Pekerjaan persiapan
struktur yang mengalami keterlambatan adalah sebagai berikut:
1. Pada saat mobilisasi tiang pancang
2. Kondisi cuaca.
Untuk lebih jelasnya keterlambatan yang terjadi pada awalnya adalah
pada pekerjaan berikut:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 45
Tabel 4.2 Pekerjaan Yang Mengalami Keterlambatan
dalam hal ini pihak kontraktor membuat solusi agar proyek bisa
mengejar keterlambatan. Adapun solusi yang dilakukan oleh pihak
kontraktor adalah sebagai berikut:
1. Mengubah hubungan ketergantungan beberapa pekerjaan
2. Kerja Lembur
Kemudian dalam hal penjadwalan ulang yang penulis lakukan, selain
terkait dengan kemungkinan-kemungkinan pengubahan relasi pekerjaan,
penulis juga merubah hubungan ketergantungan antar pekerjaan berdasarkan
barchart kurva S aktual sesuai dengan lampiran 1. Kemudian pihak
kontraktor yaitu Site Manager memberikan saran agar memajukan beberapa
pekerjaan yang merupakan pekerjaan yang berada pada jalur kritis. Jalur
kritis dari suatu pekerjaan dapat diketahui dari beberapa aspek yaitu dengan
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 46
melihat barchart, membuat pdm secara manual, dan dapat juga dilihat secara
otomatis apabila data telah di entry ke dalam Ms. Project. Dalam hal ini,
setelah penulis melakukan dapat mengetahui jalur kritis dari beberapa
pekerjaan adalah dengan bantuan Ms. Project. Adapun beberapa pekerjaan
yang diubah hubungan ketergantungannya adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Struktur
a. Pekerjaan Struktur Bangunan Kantor
Tabel 4.3 Pekerjaan Struktur
Pada pekerjaan struktur ballroom lantai mezzanniene ini penulis
melakukan pengubahan predecessors., karena pada pekerjaan ini merupakan
salah satu pekerjaan yang kritis. Pada perencanaan pekerjaan struktur
ballroom lantai mezzanine ini dimulai bersamaan 8 minggu setelah
pekerjaan struktur groun floor selesai.
2. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Tabel 4.4 Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
Pada pekerjaan mekanikal dan elektrikal ini penulis juga
melakukan pengubahan predecessors. Namun dari beberapa pekerjaan
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 47
mekanikal dan elektrikal penulis hanya melakukan perubahan
predecessors pada pekerjaan tata udara, sebab pekerjaan mekanikal dan
elektrikal yang lainnya akan otomatis mengikut dengan predecessors
pekerjaan tata udara. Pada perencanaan, pekerjaan tata udara ini akan
dimulai bersamaan 1 minggu setelah pekerjaan ballroom lantai 1 selesai.
Pada pekerjaan ini dilakukan pengubahan predecessors karena
pada pekerjaan ini merupakan salah satu pekerjaan yang berada pada
jalur kritis.
Pada pelaksanaan reschedulling, seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya dalam hal solusi yang dilakukan untuk dapat mengejar
keterlambatan pada point ke-2 yaitu melakukan lembur. Yang mana
pelaksanaan lembur ini sendiri nantinya akan diatur sesuai dengan program
Ms. Project.
Jam kerja lembur yang nantinya akan diaplikasikan oleh penulis ke
dalam Ms. Project 2010 adalah jam kerja lembur adalah jam lembur selama
3 jam. Dimulai dari jam 19:00 sd 22:00.
Kemudian langkah selanjutnya adalah dengan menghitung jumlah
biaya, berikut adalah langkah-langkah perhitungan biaya:
a. Biaya dalam proyek konstruksi dibedakan menjadi 2 yaitu RAB
(Rencana Anggaran Biaya) dan RAP (Rencana Anggaran Pelaksanaan).
RAB berisi informasi yang terkait dengan item-item yang dibutuhkan
dalam menyelesaikan suatu proyek secara keseluruhan, sedangkan RAP
berisi informasi terkait biaya yang dibutuhkan resource masing-masing
pekerjaan.
b. Untuk mempermudah perhitungan diasumsikan biaya overhead 10%
dari RAB.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pengaplikasian pelaksanaan
reschedulling yang penulis lakukan dengan menggunakan aplikasi Ms.
Project 2010. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam
hal melakukan reschedulling:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 48
1. Hal pertama yang dilakukan pada saat proses pembuatan reschedulling
adalah dengan mengamati data yang diperoleh yaitu time schedul
dengan melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk mengejar
keterlambatan. Proyek yang ditinjau merupakan proyek yang sedang
berlangsung sampai dengan saat ini. Maka dari itu penjadwalan yang
dilakukan oleh penulis tidak sepenuhnya diubah. Pekerjaan yang akan
direschedul oleh penulis adalah jadwal yang belum dilaksanakan dan
berupaya untuk mengejar keterlambatan yang telah terjadi sebelumnya.
2. Melakukan wawancara dan diskusi dengan Site Engineer terkait
hubungan ketergantungan antar pekerjaan.
3. Setelah melakukan diskusi dengan site engineer, selanjutnya penulis
mengatur strategi untuk mengejar keterlambatan yang telah terjadi
sebelumnya. Namun dalam hal ini penulis tidak melakukan perubahan
durasi waktu, namun penulis melakukan perubahan hubungan
keterkaitan antar pekerja (Predecessors) yang nantinya akan dijelaskan
secara terperinci.
4. Selanjutnya adalah menggunakan Ms. Project. Dalam melakukan
reschedulling ini digunakan Ms. Project 2010. Berikut ini adalah
langkah-langkah dalam melakukan reschedulling dengan menggunakan
Ms. Project 2010:
a. Memulai Pekerjaan
Seperti pada tahapan umumnya dalam memulai suatu
project, untuk memulai pekerjaan pilih program Microsoft Project
2010. Lalu buka file baru sebagaimana membuka file baru dalam
aplikasi office lainnya. Berikut adalah gambaran untuk memulai
pekerjaan pada Ms. Project:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 49
Gambar 4.1 Tampilan Pada Saat Akan Membuka Ms. Project
b. Entry Data
Pada saat akan memulai mengaplikasikan Ms. Project,
maka hal yang harus dilakukan adalah entry data. Data-data yang
harus dimasukkan dalam entry data adalah sebagai berikut:
1. Daftar Pekerjaan
2. Durasi Pekerjaan
3. Relasi Pekerjaan
a) Daftar Pekerjaan
Daftar Pekerjaanmerupakan langkah pertama yang harus
dilakukan untuk mengisi daftar pekerjaan. Adapun daftar
pekerjaan yang dibuat pada lembar kerja dapat dilihat pada
gambar berikut.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 50
Gambar 4.2 Daftar Pekerjaan Setelah dimasukkan ke Ms. Project
b) Durasi Pekerjaan
Durasi pekerjaan yang di entry kedalam tugas Ms. Project
adalah data durasi kerja sesuai dengan data kurva S yang
diperoleh dari proyek. Kurva S tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 1. Adapun tampilan dari durasi kerja yang telah di
entry ke dalam Ms. Project adalah sebagai berikut:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 51
Gambar 4.3 Durasi Pekerjaan
c) Relasi Pekerjaan
Relasi pekerjaan dibuat untuk mengaitkan pekerjaan-
pekerjaan yang saling berhubungan. Berikut adalah relasi
pekerjaan yang di entry ke dalam Ms. Project:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 52
Gambar 4.4 Relasi Pekerjaan
Pada pengisian kolom predecessors ini penulis mengisi
berdasarkan kurva S yang diperoleh dari pihak kontraktor.
Pada tabel 4.1 sebelumnya merupakan perencanaan awal
sebelum dilakukan reschedulling. Berikut ini penulis akan
menampilakan perbedaan predecessors sebelum dan sesudah
dilakukan reschedulling:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 53
Tabel 4.5 Perbedaan Predecessors Sebelum dan Sesudah Reschedulling
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 54
Pada kolom predecessors seperti yang dilihat pada tabel merupakan
pengisian nomor id yang disesuaikan pada saat pengaplikasian ke dalam Ms.
Project. Adapun tujuan yang dilakukannya pengubahan predecessors ini adalah
untuk dapat mempercepat durasi pekerjaan pada Proyek Pembangunan Gedung
Kantor PT INALUM.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 55
c. Pengaturan Jadwal Kerja
Jadwal kerja merupakan susunan atau program yang dibuat
dan dirancang yang berlaku bagi semua karyawan yang bekerja
dan menjadi sebuah peraturan yang wajib dipatuhi.
Pada program Ms. Project ini sangat penting diatur jadwal
kerja, dalam membuat penjadwalan kita dapat mengatur jumlah
hari kerja dalam seminggu, membuat hari kerja tertentu dalam
hari libur.
Pada tugas yang telah diaplikasikan oleh penulis dalam
penggunaan Ms. Project pembuatan jadwal kerja untuk proyek
Pembangunan Gedung Kantor PT INALUM ditentukan
sebagai berikut:
1. Waktu mulai proyek pada tanggal 01 Agustus 2018
2. 6 hari kerja
3. Jam kerja: Pkl 08:00 sd 12.00, 13:00 sd 17:00 WIB, 19:00
sd 22.00 (lembur) untuk pekerjaan tertentu.
4. Hari libur yang dimasukkan penulis kedalam Ms. Project
sesuai dengan yang tertera pada kurva S yaitu libur Hari
Raya Idul Fitri.
Adapun langkah yang dilakukan untuk menyusun jadwal
kerja dengan cara sebagai berikut:
a. Pilih pekerjaan yang paling pertama dilakukan, lalu klik
project information, dapat dilihat pada gambar berikut.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 56
Gambar 4.5 Langkah Pertama Untuk Menyusun Jadwal Kerja
Tanggal awal mulai proyek seperti yang tertera pada poin 1 yaitu pada
tanggal 01 Agustus 2018.
Gambar 4.6 Mengisi Tanggal Dimulainya Pekerjaan
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 57
b. Pilih kolom Start, lalu klik auto schedule. Fungsi auto
schedule adalah untuk mengatur secara otomatis jadwal
kerja yang telah ditentukan.
Gambar 4.7 Melakukan Auto Schedule Proyek
c. Selanjutnya adalah penyelesaian waktu kerja, klik Change
Working Time. Fungsi dari pembuatan change working
time ini adalah untuk mengatur batasan hari kerja dan
penentuan hari libur.
Jam kerja default adalah Senin s/d Jum’at. Untuk
mengubah jam kerja, klik salah satu tanggal pada hari
yang ingin dimodifikasi jam kerjanya, dalam hal ini adalah
waktu yang akan dimodifikasi adalah hari Sabtu. Setelah
itu klik Details, maka akan muncul tampilan setting detail.
Masukkan jam kerja pada hari tertentu yang telah dipilih.
Dapat dilihat pada gambar berikut:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 58
Gambar 4.8 Change Working Time
Kemudian untuk memasukkan hari libur yaitu dengan cara klik tanggal
yang akan dibuat menjadi hari libur, kemudian klik exception dan isi keterangan
hari libur untuk tanggal tersebut.
Gambar 4.9 Mengisi Daftar Hari Libur
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 59
Berdasarkan hasil pengubahan predecessors waktu yang telah dilakukan
penulis, berikut adalah hasil durasi waktu yang proyek sebelum dan sesudah
dilakukan reschedulling:
Gambar 4.10 Sebelum melakukan Reschedulling
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 60
Gambar 4.11 Setelah Melakukan Reschedulling
Dari gambar 4.10 dan 4.11 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan durasi,
dapat dilihat pada gambar 4.10 sebelum melakukan reschedulling total durasi
waktu yang direncanakan oleh pihak kontraktor adalah selama 85 minggu
Kemudian pada gambar 4.11 setelah melakukan reschedulling total durasi yang
diperoleh adalah selama 80 minggu.
Setelah dilakukan usaha percepatan dengan mengubah predecessors
penulis dapat mempercepat 3 minggu dari 5 minggu keterlambatan yang terjadi.
Kemudian usaha selanjutnya yang penulis lakukan adalah dengan mengubah jam
kerja lembur. Adapun langkah yang dilakukan untuk membuat jam kerja lembur
pada Ms. Project adalah sebagai berikut:
Membuat jam kerja lembur. Berikut adalah pekerjaan yang ditambah jam
lemburnya:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 61
Gambar 4.12 Pekerjaan yang dilemburkan
Adapun langkah yang dilakukan untuk mengatur jam kerja lembur aalah
sebagai berikut:
a. Tetap di menu change working time seperti langkah sebelumnya. Pilih create
new calender.
b. Kemudian akan muncul create new base calender. Isi nama base kalender
yang akan dibuat.
c. Klik OK
Gambar 4.13 Pengaturan Jam Kerja Lembur
Selanjutnya pilih menu work weeks, pilih detail. Kemudian pilih hari yang akan
dibuat jam lemburnya, dan isikan jam lembur yang telah ditentukan
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 62
Gambar 4.13 Pengaturan Jam Kerja Lembur
Kerja lembur yang diatur pada Ms.Project adalah lembur 3 jam, yaitu dari
jam 19:00 sd 22:00. Adapun pekerjaan yang melakukan kerja lembur adalah
pekerjaan Struktur Ballroom Lantai Mezzanine. Karena pada pekerjaan ini
merupakan salah satu pekerjaan yang berada pada jalur kritis.
Setelah jam kerja lembur diaplikasikan, maka durasi waktu proyek dapat
mengejar keterlambatan selama 2 minggu. Maka dapat dikalkulasikan
keterlambatan yang terjadi selama 5 minggu dapat disusul dengan mengubah
predecessors dan membuat jam kerja lembur. Sehingga hasil durasi yang
didapatkan setelah dimasukkan jam kerja lembur adalah 78 minggu, dapat dilihat
pada gambar berikut:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 63
Gambar 4.14 Durasi Setelah Dibuat Jam Lembur
d. Lembar Sumber Daya
Lembar sumber daya berisi seluruh sumber daya yang
terlibat dalam proyek, baik itu pekerja dan juga bahan. Pada
pembuatan sumber daya pada aplikasi tugas Ms. Project penulis
menghitung kebutuhan sumber daya berdasarkan data pada Proyek
Pembangunan Gedung Kantor PT INALUM Berikut adalah
gambaran sumber daya yang dibuat oleh penulis pada lembar
sumber daya pada program Ms. Project.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 64
Gambar 4.15 Lembar Sumber Daya
e. Penugasan Sumber Daya ke Pekerja
Pada tahap pembuatan penugasan sumber daya ke
pekerjaan penulis memasukkan data RAB yang didapatkan dari
proyek.Dalam pembuatan penugasan sumber daya ke pekerja
penulis menggunakan cara assign resources pada menu resources,
yaitu dengan cara sebagai berikut:
1) Mengaktifkan lembar kerja Gantt Chart.
2) Mengklik ganda pada jenis pekerjaan yang akan diisikan
sumber dayanya.
3) Berikutnya akan tampil kotak dialog task information.
4) Mengaktifkan tabulasi resources
5) Pada bagian resources names, isikan bahan dan pekerja yang
dibutuhkan pada pekerjaan yang hendak diisi.
6) Pada bagian units masukkan jumlah sumber daya yang
digunakan.
7) Untuk bagian cost akan terkalkulasi secara otomatis setelah
memasukkan resources names beserta unit yang dibutuhkan.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 65
8) Selanjutnya untuk memasukkan sumber yang akan ditugaskan
kepada pekerja lainnya dengan menggunakan langkah yang
sama dari point 5,6, dan 7.
9) Klik OK
10) Untuk contoh dari pengisian penugasan sumber daya ke
pekerja dapat dilihat pada gambar 4.16 berikut ini:
Gambar 4.16 Pengisian Resources Name
f. Fix Cost
Langkah selanjutnya adalah mengelola data umum proyek.
Agar lebih mudah dalam mengelola biaya maka akan digunakan
tampilan table table cost pada Ms. Project. Adapun langkah untuk
untuk menampilkan table cost adalah sebagai berikut:
1) Menampilkan lembar kerja Gantt Chart, dengan cara
mengklik menu View > Gantt Chart
2) Memilih menu View > Table > Cost
Perhitungan biaya proyek dalam Microsoft Project
didasarkan pada dua jenis biaya, yaitu Resources Cost dan Fixed
Cost. Resources Cost adalah biaya yang didapat berdasarkan
perhitungan antara Standard rate (harga sumber daya standar),
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 66
Overtime Rate (harga sumber daya lembur), dan cost/use yang
ada pada Reseources sheet. Setelah itu dikalikan dengan jumkah
kerja pada kolom duration untuk masing-masing pekerjaan,
sedangkan fixed cost adalah biaya tetap yang telah dihitung diluar
Microsoft Project. Kolom ini bersifat tetap atau bila dalam
perkembangan proyek ternyata mengalami perubahan biaya tetap,
maka fixed cost ini harus diganti secara manual.
Gambar 4.17 Biaya Proyek
4.4 Pembahasan
Setelah dilakukan analisis dengan menggunakan bantuan Microsoft
Project 2010 maka didapatkan hasil-hasil sebagai berikut :
Pada rescheduling dengan menggunakan Microsoft Project 2010 ini dapat
diketahui data-data sebagai berikut :
1. Durasi rescheduling selama 78,2~78 Minggu.
2. Jumlah biaya tiap pekerjaan, seperti table 4.5 berikut ini:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 67
Tabel 4.6 Jumlah Biaya Tiap Pekerjaan dengan Menggunakan Ms.
Project 2010
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 68
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 69
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 70
3. Total RAB setelah dilakukan reschedulling adalah sebesar Rp.
366.233.329.336.
4. Pada network diagram dalam lampiran 6 terdapat pekerjaan atau kegiatan
yang kritis yang ditandai dengan kotak merah. Adapun pekerjaan yang
dilalui garis kritis ini merupakan pekerjaan yang memerlukan perhatian
lebih. Hal ini dikarenakan pekerjaan ini memiliki pengaruh yang besar
terhadap waktu dari penyelesaian project ini secara keseluruhan.
Setelah penjelasan terkait data-data yang didapat maka dapat dilihat bahwa
dalam reschedulling ini didapatkan waktu yang dapat mengejar keterlambatan
yang terjadi. Durasi setelah terjadi keterlambatan adalah 83 minggu dan setelah
dilakukan reschedulling dengan menggunakan Ms. Project menjadi 78 minggu.
Namun tidak dapat dipungkiri apabila trjadi keterlambatan dan kemudian
dilakukan percepatan maka biaya akan bertambah dari sebelumnya. Sama halnya
dengan reschedulling yang telah dilakukan berdampak terhadap biaya menjadi
lebih tinggi.
Adapun hasil perbandingan biaya yang didapatkan sebelum dan sesudah
dilakukan reschedulling adalah sebagai berikut:
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 71
Tabel 4.7 RAB Perencanaan
KETERANGAN:
a. Sub total RAB Perencanaan : IDR 332.704.813.053
b. Overhead : 10% x RAB
c. Total Pekerjaan : Sub total RAB Perencanaan + Overhead
Tabel 4.8 RAB Setelah Reschedulling
Hasil dari RAB setelah dilakukan reschedulling yang tertera pada tabel
4.17 di atas adalah sudah termasuk biaya overhead. Karena pada saat dilakukan
reschedulling dengan menggunakan aplikasi Ms. Project 2010 sudah langsung
diisi pada kolom fixed cost 10% seperti pada tabel 4.5. Sehingga langsung
didapatkan hasil seperti pada tabel 4.6. Namun hal ini belum tentu terealisasi
sesuai dengan yang diharapkan apabila telah dilakukan di lapangan, karena kita
tidak dapat menebak atau mengetahui kondisi di lapangan yang akan terjadi ke
depannya.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 72
Sehingga dengan demikian setelah penulis melakukan reschedulling
mengalami penambahan biaya sebesar 0,068% dari rencana anggaran biaya awal.
Adapun besaran selisih harga yang didapatkan setelah dilakukan reschedulling
dengan biaya perencanaan adalah sebesar Rp. 251.032.355.
Berdasarkan kesepakatan yang ada di dokumen kontrak Proyek
Pembangunan Gedung Kantor PT INALUM dijelaskan pada Pasal 13 Ganti Rugi
Keterlambatan “Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan jangka waktu yang tercantum dalam pasal 5
perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA wajib membayar kepada PIHAK
PERTAMA ganti rugi keterlambatan sebesar 1o/oo (satu permil) dari nilai
bagian pekerjaan yang terlambat dilaksananakan untuk setiap hari
keterlambatan dengan batas maksimum 5% (lima persen) dari Nilai
Kontrak”.
Berdasarkan Pasal 13 tersebut di atas, dapat dihitung denda keterlambatan
dari pekerjaan yang mengalami keterlambatan, dan kemudian biaya dari
keterlambatan tersebut tidak boleh melebihi 5% dari nilai kontrak. Berikut adalah
perhitungan dari denda keterlambatan:
1. Denda keterlambatan satu per mil dari nilai bagian pekerjaan yang terlambat
untuk setiap hari keterlambatan. Biaya pekerjaan struktur semi basement dan
ground floor EL +0,05 adalah Rp. 47.974.753.151 yang dapat dilihat pada
Lampiran 5 yang mana nilai dari pekerjaan tersebut merupakan bagian dari
pekerjaan struktur, pada pekerjaan ini terjadi keterlambatan selama 5 minggu
(30 hari) yang mana pekerjaan tersebut telah selesai dikerjakan 40% maka
sisa pekerjaan yang belum selesai adalah 60%. Maka denda keterlambatan
pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Jumlah Denda Keterlambatan 1 o/oo Dari Nilai Pekerjaan
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 73
2. Denda maksimum 5% dari nilai kontrak. Total nilai kontrak dari Proyek
Pembangunan Gedung Kantor PT INALUM yaitu Rp. 365.975.294.358.
Maka 5% dari nilai kontrak adalah Rp. 18.298.764.718.
Dapat dilihat dari Tabel 4.9 bahwa pertambahan biaya denda
keterlambatan apabila tidak dilakukan reschedulling adalah sebesar Rp.
863.545.557 berdasarkan denda keterlambatan dari 1o/oo dari nilai pekerjaan yang
terlambat. Maka dalam hal ini dapat dilihat bahwa keterlambatan yang terjadi
berpengaruh terhadap biaya (cost) pada proyek. Dengan melakukan reschedulling
akan lebih baik karena dapat meminimalisir biaya keterlambatan dibandingkan
apabila tidak melakukan reschedulling.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 74
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Setelah melakukan reschedulling, keterlambatan proyek dapat diatasi,
dimana durasi disaat terjadi keterlambatan adalah 83 minggu dapat
diperpendek menjadi 78 minggu.
2. Biaya rencana anggaran biaya awal adalah sebesar Rp. 365.975.294.358
dan biaya setelah dilakukan reschedulling adalah 0,068% lebih besar dari
rencana anggaran biaya awal yaitu Rp. 366.226.326.713. Sehingga
selisih biaya sebelum dan sesudah dilakukan reschedulling adalah Rp.
251.032.355.
5.2 Saran
Sehubungan dengan adanya keterlambatan pada proyek Pembangunan
Gedung Kantor PT INALUM Lapangan A-Camp Kuala Tanjung, Kabupaten
Batu Bara Sumatera Utara, maka disarankan kepada pihak kontraktor PT
Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk mengupayakan peningkatan
pengendalian proyek sehingga faktor-faktor yang menghambat pekerjaan dan
mengakibatkan terjadinya keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat
di evaluasi lebih awal sehinga diharapkan keterlambatan tidak terjadi, dimana
keterlambatan ini sendiri juga mengakibatkan bertambahnya total RAB
pelaksanaan proyek Pembangunan Gedung Kantor PT INALUM ini sendiri.
D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi Gedung
LaporanTugasAkhir Medan,2019 75
DAFTAR PUSTAKA
Adinda Rezky, Reschedulling Proyek Konstruksi Dengan Menggunakan Software
Penjadwalan (Reschedulling Construction Project With Software For
Schedulling).
Ahmad Syaiful, Analisis Penjadwalan Ulang Dengan Menggunakan Metode
PERT (Program Evaluation And Review Technique)
Bachtiar Ibrahim, Rencana dan Estimate Real of Cost, Penerbit Bumi Aksara.
Ervianto I Wulfan, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi.
Harsanto Budi, Manajemen Proyek Menggunakan Ms Project.
Jurnal Tugas Akhir, Perencanaan Penjadwalan Proyek Pembangunan Rumah
Susun Gorontalo.