PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR …

10
795 PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR MENUJU MADRASAH YANG BERKUALITAS Studi Kasus Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta STRENGTHENING ENTREPRENEUR-BASED EDUCATION TOWARDS QUALITY SCHOOL Case Study at Assalaam Islamic Modern Boarding School Elly Damaiwati [email protected] ABSTRACT Indonesia based on statistics on the number of poor people in 2016 amounted to 7 million while the number of unemployed was 944,666 people. Unemployment is considered a big problem in this country. The high poverty and unemployment problems are solved, one of them, by fostering the spirit of entrepreneurship in the society. Learning from developed countries, it turns out that the index or level of entrepreneurship in Indonesia is still considered low compared to countries in the Asia Pacific region. In Indonesia 1: 80, Philippines 1:66, Japan 1:25 even in Korea less than 20 based on the international ratio. The ideal business unit ratio is 1:20. Even in the United States, 1 in 12 people are directly involved in entrepreneurial activities. The entrepreneurship path needs to start from education. Madrasah (Islamic schools) must be able to graduate their students with an entrepreneurial spirit. Learning from the Modern Islamic Boarding School of Assalaam Surakarta, which has succeeded in becoming an advanced entrepreneur boarding school, one of the ways for fostering the spirit of entrepreneurship in the school society is by entering the entrepreneur curriculum into the subjects and extra activities of the students, which are always entrepreneurial because this boarding school has many successful business units. The existence of entrepreneurs in madrasah (Islamic schools) will make them more financially independent, so, it will result in the progress of the learning process, and in addition, it offers more prosperous life to the school employees.

Transcript of PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR …

Page 1: PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR …

795

PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR

MENUJU MADRASAH YANG BERKUALITAS

Studi Kasus Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta

STRENGTHENING ENTREPRENEUR-BASED EDUCATION

TOWARDS QUALITY SCHOOL

Case Study at Assalaam Islamic Modern Boarding School

Elly [email protected]

ABSTRACT

Indonesia based on statistics on the number of poor people in 2016 amounted to 7 million while the number of unemployed was 944,666 people. Unemployment is considered a big problem in this country. The high poverty and unemployment problems are solved, one of them, by fostering the spirit of entrepreneurship in the society.

Learning from developed countries, it turns out that the index or level of entrepreneurship in Indonesia is still considered low compared to countries in the Asia Pacific region. In Indonesia 1: 80, Philippines 1:66, Japan 1:25 even in Korea less than 20 based on the international ratio. The ideal business unit ratio is 1:20. Even in the United States, 1 in 12 people are directly involved in entrepreneurial activities.

The entrepreneurship path needs to start from education. Madrasah (Islamic schools) must be able to graduate their students with an entrepreneurial spirit. Learning from the Modern Islamic Boarding School of Assalaam Surakarta, which has succeeded in becoming an advanced entrepreneur boarding school, one of the ways for fostering the spirit of entrepreneurship in the school society is by entering the entrepreneur curriculum into the subjects and extra activities of the students, which are always entrepreneurial because this boarding school has many successful business units. The existence of entrepreneurs in madrasah (Islamic schools) will make them more financially independent, so, it will result in the progress of the learning process, and in addition, it offers more prosperous life to the school employees.

Page 2: PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR …

796

Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2020

ABSTRAK Indonesia berdasarkan statistik jumlah masyarakat yang miskin pada tahun 2016 sebesar 7 juta. Sementara jumlah pengangguran sebesar 944.666 orang. Pengangguran dianggap sebagai masalah besar di negeri ini. Tingginya kemiskinan dan pengangguran ini dipecahkan salah satunya dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan atau entrepreneur di kalangan masyarakat. Belajar dari negara maju, ternyata indeks atau tingkat kewirausahaan di Indonesia masih dianggap rendah bila dibandingkan dengan negara- negara di kawasan Asia Pasifik. Di Indonesia 1: 80, Filipina 1:66, Jepang 1:25 bahkan di Korea kurang dari 20 berdasarkan rasio secara International. Rasio unit usaha Ideal adalah 1:20. Bahkan di Amerika Serikat 1 dari 12 orang terlibat langsung dalam kegiatan kewirausahaan.

Jalur kewirausahaan perlu dimulai dari jalur pendidikan. Madrasah-madrasah harus mampu meluluskan santrinya berjiwa entrepreneur. Belajar dari Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta, yang sudah berhasil menjadi pondok yang maju entrepreneurnya, adalah dengan cara memasukan kurikulum entrepreneur ke mata pelajaran, kegiatan ekstra para santri, yang selalu bernuansa entrepreneur karena pondok ini mempunyai banyak unit usaha yang telah sukses. Adanya entrepreneur di madrasah akan menjadikan pondok lebih mandiri secara finansial yang berakibat majunya proses pembelajaran di pondok di samping bertambah sejahtera pegawai yang ada di pondok ini.

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan statistik, jumlah masyarakat yang miskin di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 7 juta sementara jumlah pengangguran sebesar 944.666 orang. Pengangguran dianggap sebagai masalah besar di negeri ini. Tingginya kemiskinan dan pengangguran ini berkaitan juga dengan rendahnya kualitas SDM negeri ini. Banyak orang yang menganggur dan tidak mempunyai pekerjaan disebabkan tidak mempunyai skill sebagaimana yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

B e r d a s a r k a n l a p o r a n H u m a n Develompment Report tahun 2004 menyatakan bahwa angka buta huruf dewasa (Adult Illiteracy Rate) di Indonesia mencapai 12,1% . Ini berarti setiap 100 orang Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas terdapat 12 orang yang tidak bisa membaca. Angka tersebut relative jauh

lebih tinggi dibandingkan dengan Negara lain seperti Thailand (7,4%), Breunai Darussalam (6,1%) dan Jepang (0,0%). Demikian halnya, UNDP tahun 2004 melaporkan kondisi Human Development Index (HDI) , Indonesia berada pada urutan 111 dari 175 negara. Posisi ini jauh dari negara-negara tetangga, seperti Malaysia (ke 59), Thailand (ke 76) dan Filipina (ke 83). Di kawasan Asia Tenggara Indonesia menempati satu peringkat di atas Vietnam (Rohmat :2016: 4).

World Competit iveness Yearbook melaporkan data bahwa negara yang sedang membangun seperti Indonesia mempunyai daya saing yang rendah (3, 86%) jika dibandingkan dengan daya saing di Thailand (4,66), Malaysia (5,22), Singapora (6,34) dan Taiwan (7,78) jurang daya saing akan lebih nampak jika dibandingkan dengan negara Amerika Serikat

Page 3: PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR …

797

PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR MENUJU MADRASAH YANG BERKUALITASStudi Kasus Pondok Pesantrean Modern Islam Assalaam Surakarta

Elly Damaiwati

(8,10) (Rotmat: 2016:3).

Rendahnya kualitas SDM inilah yang menyebabkan tidak mampu bersaing di dunia kerja yang akhirnya menyebabkan pengangguran dan juga kemiskinan. Sementara menurut Abas Sunaryo (2011: 14) menyatakan bahwa pengangguran dan kemiskinan terjadi karena perbandingan antara kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah tenaga kerja. Kesenjangan antara jumlah permintaan dan penawaran tenaga kerja ini perlu dipikirkan lebih-lebih untuk tenaga kerja yang tidak terdidik, tidak terampil atau tenaga kerja berpendidikan rendah. Bila tidak tertampung di lapangan kerja formal, jalan satu satunya adalah dengan membekali mereka ketrampilan berwirausaha agar mereka memperoleh penghasilan dan kesejahteraan.

Sementara menurut Rahmat (2016: 5) menyatakan baik negara maju yang sedang membangun maupun negara miskin mempunyai perancangan tersendiri untuk pembagunan negara. Dalam pembangunan negara Amerika Serika, Jepang, Australia , Taiwan, Korea dan Thailand, Hall(1998) merumuskan pentingnya kewirausahaan berukuran kecil dan sedang kepada pembangunan suatu negara.

Demikian juga sebagaimana disebutkan d a l a m Yu y u s ( 2 0 1 0 : 1 4 ) b a n y a k n y a pengangguran yang ada di negeri ini, padahal negara Indonesia sangat kaya dengan kekayaan alam, subur tetapi banyak kemiskinan bahwa salah satu penyebabnya adalah rendahnya kewirausahawan yang ada di Indonesia. Pembangunan akan lebih mantap bila ditunjang dengan kewirausahawan karena kemamapuan pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja masih terbatas. Oleh karena itu kewirausahawan menjadi solusi dan menjadi

potensi pembangunan baik dalan jumlahnya maupun mutu dari kewirasahawan .

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan dapat menjadi solusi adanya permasalahan yang sedang dialami bangsa ini yang berupa kemiskinan dan pengangguran. Kewirausahawan perlu terus ditumbuhkan, didorong, difasilitasi oleh pemerintah baik di masyarakat maupun dilembaga pendidikan formal agar masyarakat dan juga para peserta didik yang merupakan kelompok yang siap memasuki dunia kerja menjadi tahu dan sadar betapa pentingnya kewirausahaan itu.

Kewirausahan menurut Intruksi Presiden RI No 4 tahun 1995, “Kewirausahaan adalah semangat sikap, prilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja , teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dam atau memperoleh keuntungan yang lebih besar Abas Sunaryo (2011: 35).

Adapun menurut Peter F Dekker (1994) dalam Yuyus (2011: 24) menyatakan bahwa kewirausahawan lebih merujuk pada sifat, watak,dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan tangguh.

Berdasarkan data pusat statistik yang dikompilasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, rasio wirausaha per 2016 mencapai 3,1 % dari jumlah penduduk 252 jt atau meningkat hampir duakali lipat, dari tahun 2013 yang hanya 1,65 % ( Republika , 13Maret 2017). Berdasarkan data ini meskipun

Page 4: PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR …

798

Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2020

Indonesia sudah ada peningkatan yang sangat baik dua tahun terakhir ini sebenarnya rasio kewirausahaan di Indonesia masih dianggap rendah.

Sebagai contoh keberhas i lan d i pembangunan di Jepang ternyata sukses itu disponsori oleh wirausahawan yang telah berjumlah 20 %. Negara Indonesia harus menyediakan 4 juta wirausahawan besar dan 40 juta wirausahan kecil. Ini merupakan peluang besar yang menantang generasi muda untuk berkreasi, mengadu ketrampilan membina kewirausahaan dalam rangka turut berpartisipasi membangun negara. Amerika serikatpun menjadi maju karena peran kewirausahawan (Yuyus, 2011: 14).

Masih menurut Yuyus (2011:15). Tingkat kewirausahawan di Indemesia masih dianggap rendah. Bila dibandingkan dengan negara negara di kawasan Asia Pasifik. Rasio kewirausahawan dibandingkan penduduk di Indonesia. Di Indonesia 1: 80, Filipina 1:66, Jepang 1:25 bahkan di Korea kurang dari 20 berdasarkan rasio secara International , Rasio unit usaha Ideal adalah 1:20 . Bahkandi Amerika Serikat 1 dari 12 orang terlibat langsung dalam kegiatan kewirausahaan (Valentiono: 2001:35).

Inilah kunci kemajuan suatu bangsa salah satunya disebabkan oleh majunya kewirausahaan yang dilakukan oleh masyarakatnya. Karena Kewirausahawan akan membentuk karakter yang positif seperti kreatif , inovatif, produktif , berani mengambil resiko, berjiwa besar , tidak kenal menyerah, berani menerima tantangan dan juga karakter positif yang lainnya. Karakter yang positif ini akan sangat berharga dan menjadi modal bagi peningkatan kualiatas SDM bangsa ini yang digunakan sebagai upaya untuk memajukan bangsa. Bangsa yang

maju yang mampu keluar dari permasalahan baik pengangguran maupun kemiskinan bila masyarakatnya bermental positif tidak pantang menyerah, produktif dan mau terus belajar dan ini semua bisa dihasilakan dari kegiatan kewirausahaan.

Pent ingnya kewirausahaan bagi masyarakat Indonesia dan juga generasi muda maka sudah semestinya pemerintah dan juga masyarakat terus menerus menggerakkan, mendorong, menfasilitasi dan juga memberi kesempatan seluas luasnya tumbuhnya kewirausahaan-kewirausahaan muda yang terus mengasah kualitas sebagai wirausahawan maupun munculnya wirausahawan baru sehingga menambah terus kegiatan kewirausahaan.

Meningkatnya baik jumlah maupun mutu kewirausahaan di Indonesia bisa dilakukan salah satunya lewat jalur formal yakni lewat jalur pendidikan dengan memasukkan program kewirausahaan di berbagai level tingkatan sekolah baik dari jenjang pendidikan terendah yakni SD, SMP, SMA bahkan Perguruan tinggi. Agar sejak kecil masyarakat Indonesia sudah terbekali dengan baik konsep maupun praktek kegiatan kewirausahaan yang nantinya implementasinya pun akan semakin awal atau sedini mungkin sehingga masyarakat Indonesia sudah terlatih berwirausaha semenjak kecil. Tentunya ini akan menambah bergeliatnya kegiatan kewirausahaan di Indonesia. Semakin kokohlah perekonomian Indonesia dan semakin majulah bangsa Indonesia.

Sebagaimana dinyatakan oleh Rahmat (2013: 7) bahwa dalam usaha pendidikan meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM dan menjadikan jiwa wirausaha di negara membangun seperti Indonesia masih lemah atau belum ideal, maka program pembangunan

Page 5: PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR …

799

PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR MENUJU MADRASAH YANG BERKUALITASStudi Kasus Pondok Pesantrean Modern Islam Assalaam Surakarta

Elly Damaiwati

bidang pendidikan berbasis kewirausahaan yang mengesankan harus diupayakan agar dapat melahirkan sejumlah SDM berkualitas dan berjiwa wirausaha yang sukses dan mampu bersaing di peringkat global berpeluang sebagai ketahanan nasional.

Dan diantara faktor terpenting dalam proses pembangunan bidang pendidikan berbasis kewirausahaan ialah yang berkaitan dengan pembelajaran berbasis kewirausahaan yang dapat menghasilkan SDM yang sukses jangka panjang, khususnya menjadi wirausaha yang sukses dan siap. Dari pernyataan inilah penting di lembaga pendidikan di sekolah- sekolah diajarkan kewirausahaan agar SDM bangsa ini siap bersaing dan menjadi SDM yang berkualitas. Di samping itu tidak kalah pentingnya adalah setiap madarasah harus mempunyai labotarium dan juga usaha nyata yang berkaitan dengan kewirausahaan bisa digunakan sebagai labotarius dan upaya membangun kemandirian ekonomi di madrasah tersebut. Apabila sebuah madrasah kuat dan mempunyai kemandirian secara ekonomi sudah dipastikan madrasah tersebut akan kuat. Makalah ini membahas bagaimana memasukkan pendidikan kewirausahaan masuk di kurikulum secara lebih serius tidak hanya teori , namun anak mempunyai skill yang nyata kelak bisa dipraktekkan pasca lulus dari madrasah, dan madrasah juga mempunyai usaha nyata yang dapat digunakan sebagai labotarium para santrinya. Studi Kasus di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta

B. Pendidikan Kewirausahan upaya Membangun Kemandirian Madrasah

Kewirausahaan berperan penting bagi kegiatan ekonomi di negara berkembang, wirausaha

bisa menjadi mesin pendorong perekonomian dan juga menciptakan lapangan kerja. Menurut Mc.Clelland (1987) proporsi yang wajar jumlah wirausaha disuatu negara minimal 2% dari jumlah penduduk. Wirausaha di Indonesia baru mencapai angka 1,56 persen dari jumlah 237.641.326 jiwa penduduk Indonesia atau sekitar 3.707.204 jiwa (BPS, 2012). Permasalahannya, kondisi ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini belum bisa dikatakan dalam kondisi yang membaik sehingga perlu meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan. Salah satu cara dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pemberlakuan model pendidikan Life Skill Education atau pendidikan kecakapan hidup (Birgthistle, etal, 2007).

Salah satunya pendidikan kecakapan hidup dalam hal ini adalah pendidikan kewirausahaan atau entrepreneur. Pendidikan kewirausahaan harus diajarkan di lingkungan pendidikan baik dari pendidikan usia dini sampai perguruan tinggi. Hal ini penting agar siswa ataupun mahasiswa menyadari, memahami dan akhirnya bergerak menjadi pelaku wirausaha mengingat manfaat yang didapatkan dari kegiatan kewirausahawan, baik secara individu maupun dalam perrmasalahan negara menjadi salah satu cara mengurangi pengangguran yang ada di negeri ini.

Pendidikan kewirausahaan merupakan pendidikan seumur hidup yang berlangsung dimana saja dan kapan saja Pendidikan kewirausahaan dapat menjadi agen perubahan sosial, dalam World Economic Forum Switzerland, Peter F. Drucker (2009) menarik kesimpulan sebagai berikut.

M o s t o f w h a t y o u h e a r a b o u t entrepreneurship is all wrong. It’s not magic;

Page 6: PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR …

800

Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2020

it’snot mysterious; and it has nothing to do with genes. It’s a discipline and, like anydiscipline, it can be learned. Bahwa kewirausahaan itu dapat ipelajari, dapat diajarkan pada peserta didik di bangku sekolah.

Perkembangan kemampuan wirausaha dipengaruhi nilai -nilai individu, motivasi, pembelajaran, kemampuan, hubungan-hubungan, dan sasaran yang diinginkannya (Rae, 2000). Bygrave (2003) menyatakan bahwa minat usaha tidak dibawa sejak lahir tapi tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor yang mempengaruhi, seperti faktor kepribadian dan lingkungan seseorang. Pendapat serupa disampaikan oleh Alma (2011) bahwa terdapat dua hal yang mendorong minat seseorang untuk berwirausaha, yaitu Personal Attributes dan Personal Environment.

Nilai-Nilai Murni Kewirausahawan

N i l a i - n i l a i P o k o k P e n d i d i k a n Kewirausahaan sebagaimana dinyatakan dalam Rahmat (2015: 60) merupakan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan kewirausahaan adalah pengembangan nilai -nilai dan ciri-ciri wirausaha. Adapun nilai-nilai tersebut adalah :

1. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

2. Kreatif :Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan sesuatu hal yang baru atau memodifikasi produk/jasa yang telah ada.

3. Berani mengambil resiko: Kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan yang menantang, berani mengambil resiko kerja.

4. Berorientasi pada tindakan:Mengambil inisiatif untuk bertindak dan bukan menunggu sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki terjadi.

5. Kepemimpinan :Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka terhadap saran dan kritik, mudah bergaul dan kerja sama

6. Kerja keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh - sungguh da l am menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai hambatan.

Ada beberapa langkah strategis yang harus di lakukan oleh madrasah agar alumni madrasah dan juga para santri tidak hanya berjiwa intrepreneur, namun juga calon calon entrepreneur, di samping madrasah juga menjadi laboratorium dan wadah usaha secara nyata.

Pertama , Memasukan pendidikan entrepreneur atau wirausaha ke dalam kurikukulum di sekolah formal. Meskipun sudah banyak sekolah yang memasukkan entrepreneur ke kurikulumnya namun ternyata masih jauh dari harapan. Hanya sebagai teori, dan akhirnya anak tidak terbangun ruh atau semangat dan skill untuk menjadi pengusaha atau berjiwa entrepreneur. Memasukkan kewirausahawan ini tidak hanya di kurikulum formal, namun juga kegiatan ekstra, bahkan juga kegiatan –kegiatan keorganisasian, formal, nonformal dan informal. Kewirausahaan yang sudah didesain masuk dalam mata pelajaran, gurumya harus kreatif bagaimana menghidupkan mata pelajaran ini menjadi pelajaran yang asyik, santri tidak hanya paham namun jiwanya terbangun harus menjadi seorang entrepreneur. Misalnya pembelajaran didesain dengan :

Page 7: PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR …

801

PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR MENUJU MADRASAH YANG BERKUALITASStudi Kasus Pondok Pesantrean Modern Islam Assalaam Surakarta

Elly Damaiwati

1. Ketemu tokoh entrepreneur yang menginspirasi, tokoh itu didatangkan ke sekolah secara rutin bergantian. Tokohnya bercerita kiprahnya, mengapa harus menjadi entrepreneur, bagaimana menjadi sukses dan bagaimana kiat suksesnya. Tokoh-tokoh tersebut dari berbagai bidang, bisa dari dunaia literasi, bisnis konveksi, bisnis kuliner, ketrampilam handmade, farmasi, batik sehingga benar-benar para santri dapat cerita langsung dari pelaku entrepreneur.

2. B e r k u n j u n g k e l o k a s i y a n g menyelenggarakan kegiatan entrepreneur, outing kelas kedaerah bisnis dan wirausaha, Disamping kegiatan ini bersifat refresh bagi anak pondok dan juga memperoleh tempat yang digunakan sebagai sumber belajar.

3. Praktek membuat usaha mandiri secara periodik dan dilihat perkembangannyam Secara tim diberitanggungjawab dengan diberikan stimulus uang atau bingkisan.

4. Magang ke tempat-tempat unit usaha baik yang ada di pondok maupun yang ada di luar pondok. Magang juga bisa digunakan sarana yang efektif anak belajar entrepreneur. Magang yang tertata dengan rapi ke dunia usaha para santri bisa belajar bagaimana mengelola sebuah usaha baik dari managemen marketing, mengelola modal, mengela pegawai, mengelola bisnisnya

Kedua , Madrasah/Pondok harus mempunyai usaha yang nyata yang bisa digunakan sebagai tempat magang atau labotarium para santri. Madrasah harus mempunyai unit usaha. Banyak peluang usaha yang bisa dilakukan di madrasah, misalnya

dimulai dari usaha kebutuhan parasantri, dari kantin sector kuliner, seragam santri, kebutuhan fotocopy atau sector atau kelontong , sector kebutuhan sehari-hari parasantri, pegawai dan masyarakat, sector penerbitan, buku-buku karya santri dan para guru, dan lain sebagainya. Harus ada divisi sendiri yang menangani usaha ini agar berproses bekerja secara professional. Tidak boleh guru “ nyambi” mengelola unit ekonomi yang membuat mengajarnya tidak profesional. Namun wajib dipikirkan semua usaha ynag dilakukan dalam rangka membangun entrepreneur di madrasah ini harus bervisi bagaimana membuat madrasah semakin maju dan berkualitas karena ditopang dari dana hasil keuntungan unit usaha ini. Para guru dan pegawai semakin sejahtera dan makmur karena mendapat tambahan dana dari unit usaha yang di lakukan oleh madrasah.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Entrepreneur di Pondok Pesantren Assalaam Surakarta

Pondok pesantren Modern Islam Assalaam yang terletak di Surakarta bisa menjadi contoh sekolah atau madrasah yang sudah mempunyai unit usaha yang sangat maju, sehingga unit usahanya membawa pengaruh yang positif bagi pondok atau madrasahnya. Selain kewirausahaan masuk dalam mata pelajaran yang di desain dengan kegiatan lain seperti CIBI ENTREPRENEUR merupakan kegiatan yang bertujuan para santri yang berminat menjadi pengusaha diasah terus jiwa dan skill sehingga mempunyai semangat dan skill berwirausaha. Ada juga kunjungan ke Unit usaha secara periodic para santri dibawa ke unit unit usaha misalnya: usaha batik, usaha coklat, usaha aneka kuliner, usaha aneka craf yang

Page 8: PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR …

802

Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2020

terletak di berbagai daerah. Parasantri belajar secara nyata entrepreneur yang dilakukan oleh masyarakat yang sudah sukses. Mendatangkan tokoh yang sukses berbisnis atau yang telah mempunyai usaha.

Selain itu para santri juga dibiasakan dengan kegiatan-kegiatan besar, yang hanya diberikan sedikit modal dari pondok namun santri mampu mengembangkan dan mencari tambahan modal yang dilakukan antara lain dengan membuat aneka usaha di pondok. Sebagai contoh kegiatan yang paling monumental MAHAKARSA SANTRI, malam puncak santri ajang seni dan kreativitas, total anggaran yang dibutuhkan hanya satu malam sekitar 250 -300 juta, dan 80 % dana dari usaha para santri sendiri. Setingkat anak SMA sudah mampu mengelola tentunya sangat menarik untuk menjadi inspirasi bagi sekolah lain. Wajar saja kalau alumni dari pondok dan madrasah ini banyak yang tersebar di negara maju di dunia ini, seperti Malaysia, Singapora, Jepang, Jerman, Turkey, Mesir Saudi Arabia dan lain-lainnya. Banyak dari mereka yang kuliah sambil bekerja, dan bekerja ini adalah proses mereka belajar mandiri dan kelak mempunyai usaha sendiri sehingga sudah tertanam jiwa untuk mandiri sejak mereka kuliah.

Ada juga kegiatan yang menarik seperti JOS (Japan Overseas Study), TOS (Turkey Overseas Study) Merupakan sebuah kegiatan para santri untuk belajar samapai ke luar negeri bersama para gurunya misalnya ke Jepang sudah 3x, ke Turkeys, Ke Singapore dan juga ke Malysia. Mereka belajar langsung kondisi dunia Era 4.0 dengan melihat negara maju apa yang harus dipersiapakan dan budaya positif yang harus di contoh misal di Jepang mereka belajar dan mendapat hikmah yakni negara maju yang

cinta ilmu, negara bersih, aman, nyaman polusi kecil, kreativitasnya masayarakat patut ditiru. Banyak produk ekonomi masyarakat Jepang yang perlu di contoh dan menjadi inspirasi negara yang belum maju. Inilah kualitas pembelajaran karena di dukung sumber dana yang kuat di pondok salah satunya pondok kaya dengan jenis usahanya.

Adapun jenis-jenis usaha yang dimiliki oleh pondok ini antara lain :

1) ABC adalah Toko dan Koperasi yang menyediakan semua kebutuhan santri dan masyarakat, dibuka di dalam pondok dan di luar pondok untuk masyarakat umum. Di toko ini selain santri bisa belajar mengelola toko kelontong, para pegawai tiap bulan mendapat VOUCER belanja sebesar Rp 150.000 dan juga banyak kegiatan yang di dukung oleh toko ini hasil dari laba bulanan. Seragam sekolah dan semua keperluan santri tahun ajaran baru di pesan di toko ini.

2) Assalaam Travel, merupakan unit usaha yang mengelola semua perjalaan, ticketing para santri dan wali santri yang ribuan dari luar jawa dan luar kota. Biro ini juga menangani UMRAH Dan HAJI yang dibuka untuk umum. Para santri di minta untuk menabung umrah tiap bulan dan umrah bersama dengan para gurunya. Hasilnya tiap tahun ada 3-4 pegawai yang umrah gratis dan banyak pegawai yang studi dan kunjungan ke luar negeri.

3) Assalaam Klinik, merupakan mini rumah sakit yang dikelola oleh pondok yang juga melayani masyarakat umum, di Assalaam klinik ini ada dokter yang lengkap seperti doker kulit, doker gigi, dokter internis dan dokter umum, fisioterapi.

Page 9: PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR …

803

PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR MENUJU MADRASAH YANG BERKUALITASStudi Kasus Pondok Pesantrean Modern Islam Assalaam Surakarta

Elly Damaiwati

Para santri, pegawai dan masyarakat mendapat layanan yang baik, Bahkan semua pegawai mendapat layanan gratis sebelum BPJS maupun sekarang dengan BPJS dan setiap tahun pegawai mendapat layanan check up menyeluruh tentang kondisi kesehatannya.

4) Assalaam Optik, ini melayani masyarakat dengan kebutuhan kaca mata dan dokter mata.

5) Assalaam Skin Care melayani para perempuan yang selalui ingin tampil sehat dan cantik.

6) Assalaam Koperasi syariah simpan pinjam, ini melayani pegawai yang butuh dana berkaitan dengan keperluan keuangan, anggotanya adalah pegawai dan setiap tahun tentuinya ada bagi hasil untuk para anggota.

7) Assalaam Hotel dan Resto, inilah yang menangani perhotelan dan catering, juga resto baik untuk internal Assalaam maupun masyarakat luar. Santri bisa belajar langsung mengelola hotel dan juga catering Assalaam. Assalaam hotel dan catering tentunya juga menjadi sponshor ketika ada kegiatan yang dilakukan oleh santri, juga ada discount khusus bagi pegawai yang menginap di hotel ini.

8) Assalaam Penerbitan, inilah unit usaha yang menangani penerbitan karya santri dan juga para guru, kalau guru-guru berkarya royaltinya digunakan untukan untuk mereka tentunya lebih semangatberkarya. Banyak karya yang sudah di hasilkan terutama mata pelajaran ke pondokan.

Demikianlah be tapa pent ingnya entrepreneur atau wirausaha ini dilakukan di madarasah. Apabila santrinya berorientasi lulus sekolah atau kuliah terjun menjadi entrepreneur bisa kita prediksi negara ini menjadi Negara yang maju karena indeks entrepreneurnya meningkat, Negara dan orangtua tidak perlu pusing memikirkan banyaknya lulusan sekolah yang menganggur mencari pekerjaan. Kita bisa membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan dan juga masyarakat muslim akan kuat karena ekonominya juga kuat, karena ekonomi itu soko nadinya bangsa, dan itu di mulai dari madrasah-madrasah harus bangkit menyongsong era 4.0 ini dengan optimis , kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan kerja ikhlas.

D. Simpulan

Entrepreneur atau wirausaha perlu didorong, difasilitasi dan dibantu agar terus berkembang, terutama lewat jalur pendidikan formal yakni di madrasah atau di pondok. Sebab, hanya dengan entrepreneur inilah karakter bangsa akan kuat karena kegiatan entrepreneur ini akan membangun jiwa mandiri, kreatif, bertanggungjawab dan berani mengambil resiko. Pemerintah harus terus mendukung dan membuka kesempatan yang seluas luasnya agar kegiatan entrepreneur ini semakin bergeliat salah satunya adalah lewat jalur pendidikan, yaitu menumbuhkan madrasah sebagai pelaku entrepreneur.

Berdasarkan hasil kajian pada praktek pendidikan di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam dapat disimpulkan bahwa Pertama, Memasukkan pendidikan wirausaha ke dalam mata pelajaran sebagai “virus usaha“ bagi para siswa atau santri baik dalam kurikulum

Page 10: PENGUATAN PENDIDIKAN BERBASIS ENTREPRENEUR …

804

Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume 6, Nomor 2, Juli-Desember 2020

formal maupun ekstrakurikuler. Kedua, Lembaga pendidikan di samping mengajarkan wirausaha secara teori dalam pembelajaran kelas, juga mendirikan unit usaha ekonomi yang bermanfaat di samping untuk memberikan nilai tambah secara ekonomis kepada lemabga dan pegawai juga sebagai laboratorium pendidikan wirausaha bari santri atau siswa.

Kedua model pengembangan pendidikan wirausaha di PPMI Assalaam ini membuktikan para santri dalam hidup secara mandiri baik ketika berada di lingkungan pembelajaran pesantren maupun ketika menjadi lulusan di tengah-tengah masyarakat . Model pengembangan wirausaha ini juka menjadi kebijakan nasional dan dikembangkan di semua lembaga pendidikan di Indonesia akan menjadi gerakan nasional yang tidak hanya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia tetapi juga dapat mengentaskan masyarakat yang berada pada garis kemiskinan.

.

DAFTAR PUSTAKA

Connie Chairunnnissa. 2016. Managemen Pendidikan Dalam MultiPrespektif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rohmat. 2012. Pilar Peningkatan Mutu Pendidikan. Yogyakarta : Cipta Media Aksara.

R o h m a t . 2 0 1 5 . N i l a i - N I l a i M o r a l Kewirausahaan Membangun Bangsa Berkarakter. Yogyakarta : Gerbang Media Aksara.

Rohmat. 2016. Membangun Bangsa Berwawasan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gerbang Media Aksara.

Tony Bush dan Marriane Coleman . 2012. Managemen Mutu Kepemimpinan Pendidikan. Yogyakarta: IRCIS.

Yuyus Suryana dan KartiB Bayu. 2011. Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses. Jakarta; Kharisma Putra Utama.