PENGEMBANGAN PRODUK EKOWISATA MANGROVE DI PANTAI …
Transcript of PENGEMBANGAN PRODUK EKOWISATA MANGROVE DI PANTAI …
PENGEMBANGAN PRODUK EKOWISATA
MANGROVE DI PANTAI MEKAR KABUPATEN
BEKASI
PROYEK AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Dalam menempuh studi pada
Program Diploma IV
Oleh :
RIZKI DAMAYANTI
Nomor Induk : 201520424
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN DESTINASI PARIWISATA
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA
BANDUNG
2019
MOTTO
“Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan
penyesalan datang karena kamu selangkah lagi menang” – (R.A. Kartini)
”Apa yang benar-benar diperhitungkan adalah akhir yang baik, bukan awal yang
buruk” – (Ibnu Taimiyah)
”In order to succeed, your desire for success should be greater than your fear of
failure” – (Bill Cosby)
PERSEMBAHAN
Proyek Akhir ini Penulis persembahkan kepada :
1. Orang tua Penulis (Suroso dan Sri Hartini) yang selalu mendukung, memberi
semangat serta do’a yang selalu dipanjatkan tanpa kenal lelah, serta cinta
kasih yang tiada hingga, dan selalu percaya pada apapun yang dilakukan
penulis sehingga menjadi alasan kuat penulis agar tidak menyerah dalam
penyusunan Proyek Akhir. Terima kasih atas tuntunan dan didikan selama ini
sehingga penulis bisa menyelesaikannya serta Proyek Akhir ini merupakan
sedikit bagian tanda bakti, dan pembuktian atas kepercayaan yang diberikan
kepada penulis, dan rasa terima kasih yang tidak akan pernah cukup
membalas jasa orang tua penulis selama ini.
2. Kakak penulis (Irfan Yogaputra) yang selalu memberikan semangat serta
selalu menemani penulis dalam proses penelitian Proyek Akhir. Terima kasih
atas kepercayaan yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proyek Akhir ini.
3. Para Dosen Manajemen Destinasi Pariwisata yang telah mendukung,
memberi motivasi dan sabar mendidik dalam memberikan ilmu kepada
penulis selama menempuh pendidikan di STP NHI Bandung. Terima kasih
atas ilmu dan dukungannya selama ini.
4. Teman-teman Manajemen Destinasi Pariwisata 2015 yang selalu mendukung,
membantu, dan memberi motivasi kepada penulis selama 4 tahun. Terima
kasih atas canda tawa dan tangis yang dilalui bersama, serta segala
dukungannya sehingga penulis bisa menyelesaikan Proyek Akhir ini.
PERI{YATAAN MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Rizki Damayanti
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Oktober 1997
NIM :2A]520424
Program Studi : Manajernen Destinasi pariwisata GUDP)
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Proyek Akhir yang berjudul:"Pengembangan Praduk Ekowisata Mangrove di pantai MekarKabupaten Bekasi" ini adalah merupakan hasil kalya dan hasil penelitiansaya sendiri, bukan merupakan hasil penjiplakan" pengutipar, penyusllnaooleh orang atau pihak lain atau cara-caralain yang tidak sesuai denganketentuan akademik yaxg berlaku di srP Bandung dan etika yang berlakudalam masyarakat keihnuan kecuali arahan dari Tim pembimbing.
2. Dalam Proyek Akhir ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulisatau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali secafS tertulis dengan jelasdicantumkan sebagai acuan dalarn naskah dengan disebutkan sumber, namapengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesurgguhnya, apabila dalam naskahProyek Akhir ini diternukan adanya pelanggaran atas apa yang saya nyatakandi atas, atau pelangga.ran atas etika keilmuan, danlatau ada klaim terhadapkeaslian naskah ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupapencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya hllis ini dan saxksiiainnya sesuai dengan nonna yang berlaku di Sekoiah Tinggi PariwisataBandung ini serta peraturan-perahrran terkait lainnya.
1. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benalatya untukdapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandung, November 20I9
Yang membuat pernyataan,
Rizki Damayanti
NIM: 2A1524424
i
ABSTRAK
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar merupakan salah satu daya tarik wisata yang
terletak di Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi,
Provinsi Jawa Barat. Ekowisata Mangrove Pantai Mekar adalah salah satu daya
tarik wisata yang memiliki keunggulan pada hutan mangrove dan keragaman
satwanya. Namun belum terdapat pengembangan dari pihak terkait yang sesuai
dengan ekowisata. Ekowisata Mangrove Pantai Mekar ini digagas oleh CSR PT
Pertamina EP dan bekerjasama dengan Pokdarwis Citra Alam Bahari (CAB) Desa
Pantai Mekar. Daya tarik wisata yang dimiliki Ekowisata Mangrove saat ini
adalah hutan mangrove, spot foto dan pemandangan sunset. Belum adanya daya
tarik wisata dan aktivitas serta fasilitas yang mengacu pada prinsip ekowisata.
Sedangkan menurut prinsip ekowisata oleh UNESCO harus memberikan
pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan serta memberikan keuntungan
ekonomi terutama kepada masyarakat lokal, dan dapat terus bertahan dan
berkelanjutan. Aspek pendidikan dan pengalaman dirasa kurang dengan
terbatasnya aktivitas hingga fasilitas yang dapat dilakukan di Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar. Sehingga untuk memaksimalkannya perlu adanya
pengembangan produk ekowisata di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar dengan
melihat 5 aspek pengembangan produk ekowisata seperti yang dikemukakan oleh
(Boyd & Butler, 1996) yaitu, attractions offered, access, existing infrastructure,
level skill of knowledge dan social interaction. Metode dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif dengan pendekatan Kualitatif. Teknik pengumupulan data yatu
observasi, wawancara dengan pihak terkait, studi literatur dan media elektronik
pada masing-masng aspek dengan alat kumpul data pedoman wawancara dan
checklist. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis data
model interaktif Miles dan Huberman. Penelitian ini akan menghasilkan
rekomendasi berupa arahan pengembangan produk ekowisata di Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar dengan bentuk deskriptif dan tabel yang sesuai dengan
konsep produk ekowisata.
Kata Kunci: Pengembangan, Produk ekowisata, Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar
ii
ABSTRACT
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar is one of tourism attraction located in Pantai
Mekar Village, Muaragembong Subdistrict, Bekasi Regency, West Java Province.
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar is one of the tourism attraction that has main
attractions in mangrove forest and its diversity of flora and fauna. However, there
has been no development from related parties in accordance with ecotourism.
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar is initiated by CSR PT Pertamina EP and
managed by Pokdarwis Citra Alam Bahari (CAB) of Pantai Mekar Village. The
current attraction that Ekowisata Mangrove Pantai Mekar offered is Mangrove
Forest, Photo Spot, and Sunset View. There is still no tourism attractions,
activities and facilities that referring to ecotourism principles. Meanwhile,
ecotourism principles by UNESCO is ecotourism must provide experience and
education to tourists and provide economic benefits especially to local
communities and the attractions should be sustainable. The aspect of experience
and educations were felt to be lacking with limited activites and facilities that can
be done at Ekowisata Mangrove Pantai Mekar. To maximize the need for the
development of ecotourism products in Ekowisata Mangrove Pantai Mekar by
looking at 5 aspects of ecotourism product development as what was stated by
(Boyd & Butler, 1996). The aspects are attractions offered, access, existing
infrastructure, level skill of knowledge, and social interaction. The method that
will be used in this research is descriptive method with qualitative approach.
Data collections techniques used in this research is observation, interview with
related parties, literature study and electronic media in each aspect using
interview guide and checklist tools. The data will be collected and analyze with
interactive models Miles and Huberman. This research will produce
recommendations in the form of directions on how to develop ecotourism products
in Ekowisata Mangrove Pantai Mekar whichs are presented in descriptive and
tables that accordance with ecotourism products concept.
Keywords: Development, Ecotourism Product, Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, ridho, dan karunia-NYA, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan Proyek Akhir ini dengan judul “Pengembangan Produk
Ekowisata Pantai Mekar di Kabupaten Bekasi” , Proyek Akhir ini ditulis guna
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma IV pada
Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata, Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung.
Terselesainya Proyek Akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu
dengan penuh keikhlasan penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Bapak Faisal, MM.Par., CHE. selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
Bandung.
2. Bapak Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M.Sc selaku Kabag Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan.
3. Bapak R Wisnu Rahtomo,S.Sos., MT. selaku Ketua Jurusan Kepariwisataan
4. Bapak Sugeng Hermanto, S.Sos., MM.Par. selaku Ketua Program Studi
Manajemen Destinasi Pariwisata (MDP) dan Dosen Pembimbing.
5. Ibu Eka Paramita Marsongko, A.Par., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing
6. Dosen dan para staf Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata, serta
seluruh dosen Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung atas bantuan serta ilmu
yang diberikan.
7. Seluruh teman teman Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata 2015.
iv
8. Kedua Orang Tua, dan Kakak tercinta, yang senantiasa mendampingi dalam
doa, kasih sayang, memberikan dukungan moral maupun material.
Atas motivasi dan bantuan semua pihak, baik yang penulis sebutkan
maupun yang tidak, sekali lagi penulis ucapkan terima kasih.
Diharapkan Proyek Akhir ini ini dapat dianggap memenuhi syarat-syarat
yang diperlukan, kendatipun masih dirasakan jauh dari sempurna. Demikian
Proyek Akhir ini penulis susun dengan harapan dapat bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca.
Bandung, November 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................................. 1
B. Fokus Penelitian............................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
A. Kajian Teori ................................................................................................... 7
1. Mangrove ................................................................................................ 7
2. Ekowisata ............................................................................................... 9
vi
3. Komponen Rencana Pengembangan Pariwisata .................................. 12
4. Pengembangan Produk Ekowisata........................................................ 20
B. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 29
A. Rancangan Penelitian .................................................................................. 29
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ................................................................ 30
1. Partisipan................................................................................................. 30
2. Tempat Penelitian ................................................................................... 31
C. Pengumpulan Data ....................................................................................... 31
1. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 31
2. Alat Kumpul Data ................................................................................... 33
D. Analisis Data ................................................................................................ 35
E. Pengujian Keabsahan Data .......................................................................... 37
F. Jadwal Penelitian ......................................................................................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 40
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 40
1. Komponen Internal ................................................................................. 40
2. Komponen Eksternal ............................................................................... 44
3. Kondisi Aktual Produk Ekowisata Mangrove Pantai Mekar .................. 47
B. Pembahasan ................................................................................................. 69
1. Attractions Offered.................................................................................. 69
2. Access ...................................................................................................... 71
3. Existing Infrastructure ............................................................................ 72
4. Level Skill of Knowledge ......................................................................... 74
vii
5. Social Interaction .................................................................................... 74
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................... 75
A. Simpulan ...................................................................................................... 75
B. Rekomendasi................................................................................................ 77
1. Pengembangan Attractions Offered ........................................................ 77
2. Pengembangan Access ............................................................................ 81
3. Pengembangan Existing Infrastructure................................................... 82
4. Pengembangan Level Skill of Knowledge ............................................... 87
5. Pengembangan Social Interaction .......................................................... 88
6. Peta Rencana Pengembangan Daya Tarik dan Fasilitas
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar ........................................................ 91
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 92
LAMPIRAN ......................................................................................................... 95
viii
DAFTAR TABEL
Hal
TABEL 1 JADWAL PENELITIAN ..................................................................... 38
TABEL 2 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN .......................................... 47
TABEL 3 HASIL WAWANCARA ATTRACTIONS OFFERED ........................ 48
TABEL 4 HASIL WAWANCARA ACCESS ...................................................... 53
TABEL 5 HASIL WAWANCARA EXISTING INFRASTRUCTURE ................. 57
TABEL 6 HASIL WAWANCARA LEVEL SKILL OF KNOWLEDGE .............. 64
TABEL 7 HASIL WAWANCARA SOCIAL INTERACTION ............................. 68
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal
GAMBAR 1 ROADMAP PROGRAM EKOWISATA MANGROVE
PANTAI MEKAR 2016-2021 ........................................................... 3
GAMBAR 2 KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................... 27
GAMBAR 3 DATA ANALYSIS: INTERACTIVE MODEL ................................... 36
GAMBAR 4 HUTAN MANGROVE EKOWISATA MANGROVE
PANTAI MEKAR ............................................................................ 50
GAMBAR 5 SPOT FOTO 1 ................................................................................. 51
GAMBAR 6 SPOT FOTO 2 ................................................................................. 51
GAMBAR 7 PEMANDANGAN SUNSET EKOWISATA MANGROVE
PANTAI MEKAR ............................................................................ 52
GAMBAR 8 KONDISI JALAN MENUJU DAYA TARIK WISATA MELALUI
MUARA BELACAN ....................................................................... 55
GAMBAR 9 KONDISI JALAN MENUJU DAYA TARIK WISATA MELALUI
JL. RAYA MUARAGEMBONG .................................................... 55
GAMBAR 10 JALUR BOARDWALK EKOWISATA MANGROVE PANTAI
MEKAR ......................................................................................... 56
GAMBAR 11 PINTU MASUK DAN KELUAR EKOWISATA MANGROVE
PANTAI MEKAR ......................................................................... 59
GAMBAR 12 MASJID DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE PANTAI
MEKAR ......................................................................................... 60
GAMBAR 13 DERMAGA DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE
x
PANTAI MEKAR ......................................................................... 60
GAMBAR 14 LOKET TIKET MASUK EKOWISATA MANGROVE PANTAI
MEKAR ......................................................................................... 61
GAMBAR 15 TIKET MASUK EKOWISATA MANGROVE PANTAI
MEKAR ......................................................................................... 61
GAMBAR 16 LAHAN PARKIR & WARUNG MAKAN .................................. 62
GAMBAR 17 TEMPAT DUDUK EKOWISATA MANGROVE PANTAI
MEKAR .......................................................................................... 63
GAMBAR 18 TEMPAT SAMPAH DI SETIAP SUDUT KAWASAN .............. 64
GAMBAR 19 PAPAN INTERPRETASI DO’S AND DON’TS ........................... 66
GAMBAR 20 PAPAN INTERPRETASI TENTANG PENGETAHUAN POHON
MANGROVE ................................................................................. 67
GAMBAR 21 PAPAN INTERPRETASI KERAGAMAN JENIS BURUNG ..... 67
GAMBAR 22 PETA LOKASI DAN PENEMPATAN REKOMENDASI .......... 77
GAMBAR 23 POTENSI LOKASI PENANAMAN MANGROVE .................... 79
GAMBAR 24 ILUSTRASI PENANAMAN MANGROVE OLEH
PENGUNJUNG .............................................................................. 79
GAMBAR 25 ILUSTRASI PAPAN NAMA PENGUNJUNG ............................ 80
GAMBAR 26 ILUSTRASI MENARA PANDANG ATAU BIRDWATCH
TOWER ........................................................................................... 80
GAMBAR 27 ILUSTRASI WISATA AIR DI SUNGAI CITARUM.................. 81
GAMBAR 28 ILUSTRASI DERMAGA WISATA ............................................. 83
GAMBAR 29 LOKASI RELOKASI LAHAN PARKIR ..................................... 84
GAMBAR 30 DERMAGA DEPAN LAHAN PARKIR ...................................... 85
xi
GAMBAR 31 ILUSTRASI TEMPAT SAMPAH 3 JENIS .................................. 86
GAMBAR 32 ILUSTRASI SOUVENIR DAUR ULANG SAMPAH ................ 87
GAMBAR 33 ILUSTRASI SOUVENIR OLAHAN MANGROVE ................... 87
GAMBAR 34 ILUSTRASI KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM
MENGELOLA LIMBAH MENJADI SOUVENIR ....................... 89
GAMBAR 35 PETA FASILITAS DAN ATRAKSI EKOWISATA MANGROVE
PANTAI MEKAR .......................................................................... 90
GAMBAR 36 PETA LANJUTAN FASILITAS ATRAKSI EKOWISATA
MANGROVE PANTAI MEKAR ................................................. 91
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kabupaten Bekasi merupakan salah satu daerah penyangga ibukota
dan dikenal sebagai salah satu kawasan industri terbesar di Indonesia
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi No. 3 Tahun 2016. Kawasan
Industri di Kabupaten Bekasi merupakan kawasan industri yang potensial
dengan jumlah sekitar 2.125 unit pabrik 25 negara yang berpusat di Cikarang,
Kabupaten Bekasi. Sebagai kawasan industri, Kabupaten Bekasi Jawa Barat
terbilang minim dengan daya tarik wisata. Merujuk kepada adanya ketetapan
Kabupaten Bekasi sebagai salah satu DPP Provinsi Jawa Barat yaitu meliputi
Destinasi Pariwisata Karawang-Bekasi dengan pusat DPP Daerah Kabupaten
Bekasi (RIPPARPROV Jawa Barat Tahun 2015-2025), perlu adanya
pengembangan potensi daya tarik wisata yang ada karena Kabupaten Bekasi
memiliki beberapa daya tarik wisata yang masih belum diketahui orang
banyak yang dapat dikembangkan. Beberapa diantaranya Pantai Muara
Beting, Jembatan Cinta Tarumajaya, Situ Cibereum, dan Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar.
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar terletak di Desa Pantai Mekar,
Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar ini terbentuk melalui kerjasama Pemerintah Kabupaten Bekasi dan
CSR PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field, dan dikelola oleh Pokdarwis
Citra alam Bahari. Program CSR berlangsung sejak 2016 dengan melakukan
2
penanaman, pembangunan tracking, pelatihan pengolahan mangrove,
sosialisasi cinta lingkungan dan bersih pesisir juga baru diresmikan pada 28
November 2018 bersamaan dengan peringatan hari menanam pohon
Indonesia. Ekowisata Mangrove ini dibentuk dengan harapan dapat
memberikan dampak positif, terutama dampak ekonomi bagi masyarakat
Desa Pantai Mekar karena dapat menambah pendapatan masyarakat sekitar
(csr-news; 2018; PT Pertamina EP Resmikan Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar https://pertamina.com/id/news-room/csr-news/pt-pertamina-ep-
resmikan-ekowisata-mangrove-pantai-mekar-; diakses tanggal 4 maret 2019) .
Dengan luas 3 ha dari total 11.000 ha hutan mangrove dan hutan produksi di
wilayah Muara Gembong dan daya tarik yang ditawarkan oleh Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar ini diantaranya, Pohon atau Hutan Mangrove itu
sendiri, Habitat Hewan seperti Lutung Jawa, beberapa Spesies Burung,
Panorama Sunset, Mengelilingi Hutan Mangrove menggunakan kapal dan
Spot Foto. Untuk menuju Ekowisata Mangrove ini dapat menggunakan
kendaraaan pribadi melalui darat yang ditempuh selama sekitar 3 jam dari
pusat kota Kota Bekasi dan Jakarta, dan 1 jam perjalanan menggunakan jalur
laut dengan menggunakan kapal dari Pantai Marina atau Cilincing.
Dengan jarak yang jauh dari pusat kota, Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar ini bisa menjadi salah satu tempat rekreasi sekaligus edukasi untuk
pengunjung yang sedang merasa penat dengan keramaian kota. Namun dalam
pengembangan ekowisata di Ekowisata Mangrove ini belum terlihat aktivitas
wisata berbasis ekowisata, dermaga yang masih menyatu dengan dermaga
yang biasa dipakai oleh nelayan, serta pengunjung yang datang belum
3
mendapatkan manfaat pendidikan karena disana belum tersedia interpreter
yang paham mengenai Ekowisata Mangrove Pantai Mekar, dan pengunjung
yang datang biasanya hanya memanfaatkan spot foto untuk berfoto atau
selfie, juga pengelola masih hanya memfokuskan pembangunan dengan
membangun spot-spot foto terlihat dari disediakannya 2 spot foto di track area
yang seluas ± 3 ha.
GAMBAR 1
ROADMAP PROGRAM EKOWISATA MANGROVE PANTAI
MEKAR 2016-2021
Sumber: CSR PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field
Berdasarkan dari roadmap rogram yang sudah dibuat oleh pengelola
pun belum terlihat adanya manfaat ekowisata yang akan didapat oleh
pengunjung atau masyarakat setempat, serta berdasarkan dari wawancara
yang sudah didapat masyarakat belum terlibat dalam kegiatan wisata di
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar, serta pengunjung yang berkunjung hanya
sekedar berfoto. Sedangkan berdasarkan The Ecotourism Society
4
(Eplerwood/1999) terdapat beberapa prinsip salah satunya tentang pendidikan
konservasi lingkungan dengan mendidik wisatawan dan masyarakat setempat
akan pentingnya arti konservasi dan proses pendidikannya dapat dilakukan
langsung di alam, dan hal tersebut belum terlihat di Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar ini. Padahal jika difungsikan dengan benar, mangrove memiliki
banyak manfaat seperti sebagai tanaman penahan abrasi pantai, sebagai
sumber plasma nutfah, menurunkan kandungan Karbondioksida (CO2) di
udara dan menghasilkan Oksigen (O2), melindungi pemukiman penduduk dari
terpaan badai dan angin, mempunyai potensi sebagai tempat pendidikan,
penelitian, dan konservasi, sebagai kawasan berlindung satwa, dan sebagai
penghasil bahan organik dan baku industri.
Dengan beberapa permasalahan tersebut, supaya area kawasan
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar dapat berkelanjutan, dan tidak hanya
difokuskan sebagai daya tarik wisata rekreasi foto dengan menambah jumlah
spot foto kedepannya, serta diharapkan mampu menjadi salah satu destinasi
wisata yang bisa memberikan manfaat lebih kepada pengunjung serta
masyarakat sekitar, maka judul dari proyek akhir ini “Pengembangan Produk
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar, Kabupaten Bekasi”
B. Fokus Penelitian
Dengan latar belakang yang telah dipaparkan, Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar merupakan daya tarik wisata berbasis ekowisata dengan daya
tarik utama tanaman mangrove sebagai habitat hewan seperti Lutung dan
beberapa spesies burung, panorama sunset, mengelilingi hutan mangrove
menggunakan kapal dan spot foto. Namun dalam pengembangannya belum
5
terlihat pariwisata berbasis ekowisata yang dapat memberikan manfaat lebih
dalam konservasi dan pendidikan pengunjung.
Maka penelitian ini lebih terfokus pada pengembangan produk
ekowisata mangrove di Pantai Mekar Kabupaten Bekasi.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dibagi menjadi dua, yaitu pembatasan substansi,
dan pembatasan wilayah, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembatasan Substansi
Penelitian ini dibatasi dengan konsep Pendekatan Pengembangan Produk
Ekowisata yaitu, attractions offered, access, existing infrastructure, social
interaction, level skill and knowledge, dan yang disesuaikan dengan
permasalahan lokus penelitian yaitu pengembangan produk ekowisata.
2. Pembatasan Wilayah
Wilayah penelitian akan dilaksanakan di Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar, Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten
Bekasi.
D. Tujuan Penelitian
Menurut pengertian dari produk wisata menurut Inskeep (1991) dan
arahan pengembangan Wood (2002:10), tujuan penelitian ini adalah
1. Teridentifikasinya komponen internal, eksternal di kawasan Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar
2. Teridentifikasinya produk ekowisata aktual di kawasan Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar
6
3. Arahan pengembangan produk ekowisata di Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar Kabupaten Bekasi
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah Proyek Akhir
Semester 8 Program Studi Manajemen Destinasi Pariwisata Sekolah
Tinggi Pariwisata Bandung.
2. Manfaat Praktis
Terciptanya rekomendasi tentang pengembangan produk Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar yang nantinya dapat diaplikasikan oleh
Pemerintah Kabupaten Bekasi dalam pengembangan selanjutnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Mangrove
Mangrove adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang
surut, tetapi juga dapat tumbuh pada pantai karang, pada daratan koral
mati yang di atasnya ditimbuni selapis tipis pasir atau ditimbuni lumpur
atau pantai berlumpur (Saparinto, 2007). Sedangkan Ekosistem
mangrove adalah suatu sistem di alam tempat berlangsungnya kehidupan
yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada
wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut dan didominasi oleh
spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan
asin/payau (Santoso, 2000). Dan hutan mangrove didefinisikan sebagai
komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa jenis
pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah
pasang surut pantai berlumpur (Bengen, 2004).
Secara garis besar, penjelasan bahwa mangrove mempunyai beberapa
keterkaitan dalam pemenuhan kebutuhan manusia yang dibedakan
menjadi lima, yaitu fungsi fisik, fungsi kimia, fungsi biologis, fungsi
ekonomi, dan fungsi lain (pariwisata) (Arief I. A., 2003). Fungsi tersebut
terjabarkan sebagai berikut:
8
a. Fungsi fisik kawasan mangrove sebagai menjaga garis pantai agar
tetap stabil, melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi
atau abrasi, menahan sedimen secara periodik sampai terbentuk
lahan baru, sebagai kawasan penyangga proses intrusi atau rembesan
air laut ke darat.
b. Fungsi kimia kawasan mangrove sebagai tempat terjadinya proses
daur ulang yang menghasilkan oksigen (O2), sebagai penyerap
karbondioksida (CO2), sebagai pengolah bahan-bahan limbah hasil
pencemaran industri dan kapal-kapal di lautan.
c. Fungsi biologis kawasan mangrove sebagai penghasil bahan
pelapukan yang merupakan sumber makanan penting bagi
invertebrata kecil pemakan bahan pelapukan (detritus), yang
kemudian berperan sebagai sumber makanan bagi hewan yang lebih
besar, sebagai kawasan pemijah atau asuhan (nursery ground),
sebagai kawasan berlindung, bersarang, serta berkembang biak bagi
burung dan satwa lain, sebagai sumber plasma nutfah, dan sebagai
habitat alami bagi berbagai jenis biota darat dan laut lainnya.
d. Fungsi ekonomi kawasan mangrove sebagai penghasil kayu seperti
kayu bakar, arang, serta kayu untuk bahan bangunan dan perabotan
rumah tangga, sebagai penghasil bahan baku industri seperti kertas,
tekstil, makanan, dan zat pewarna, serta sebagai penghasil bibit ikan,
udang, kerang, kepiting, telur burung dan madu.
e. Fungsi lain (pariwisata) kawasan mangrove sebagai kawasan wisata
alam pantai dengan keindahan vegetasi dan satwa serta berperahu di
9
sekitar mangrove, dan sebagai tempat wisata pendidikan, konservasi,
dan penelitian.
Dengan adanya fungsi sosial ekonomi yang salah satu nya adalah tempat
wisata alam, dan jenis wisata alam yang sekiranya lebih cocok untuk
hutan mangrove adalah ekowisata.
2. Ekowisata
Definisi ekowisata atau ekologis dipopulerkan untuk pertama kalinya
oleh sebuah organisasi yang bernama The Ecotourism Society pada tahun
1990 yang menyatakan bahwa ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan
wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan konservasi
lingkungan dan melestarikan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat
setempat (Surya, 2016). Sedangkan Deklarasi Quebec secara spesifik
menyebutkan bahwa ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang
mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan yang
membedakannya dengan bentuk wisata lain. Di dalam praktik hal itu
terlihat dalam bentuk kegiatan wisata yang: a) secara aktif menyumbang
kegiatan konservasi alam dan budaya; b) melibatkan masyarakat lokal
dalam perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan wisata serta
memberikan sumbangan positif terhadap kesejahteraan mereka; dan c)
dilakukan dalam bentuk wisata independen atau organisasi dalam bentuk
kelompok kecil (Damanik & Weber, 2006).
Berdasarkan Panduan Dasar Pelaksanaan Ekowisata, Ekowisata memiliki
banyak definisi yang seluruhnya berprinsip pada pariwisata yang
kegiatannya mengacu pada lima elemen penting (UNESCO Office
10
Jakarta and Regional Bureau for Science in Asia and the Pasific, 2009), 5
elemen penting yang dimaksud yaitu:
a. Memberikan pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan yang
dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap daerah
tujuan wista yang dikunjunginya. Pendidikan diberikan melalui
pemahaman akan pentingnya pelestarian lingkungan, sedangkan
pengalaman diberikan melalui kegiatan wisata yang kreatif disertai
dengan pelayanan yang prima.
b. Memperkecil dampak dan atau yang bisa merusak karakteristik
lingkungan dan kebudayaan pada daerah yang dikunjungi.
c. Mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan dan
pelaksanaannya.
d. Memberikan keuntungan ekonomi terutama kepada masyarakat
lokal, untuk itu, kegiatan ekowisata harus bersifat profit
(menguntungkan).
e. Dapat terus bertahan dan berkelanjutan.
Berdasarkan hasil lokakarya di tahun 1996, Indonesian Ecotourism
Network (INDECON) mengeluarkan prinsip-prinsip pengembangan
ekowisata, yaitu:
a. Prinsip konservasi (alam dan budaya), memiliki kepedulian,
tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan
(alam dan budaya) serta pembangunannya mengikuti kaidah-kaidah
ekologis.
11
b. Prinsip Ekonomi, memberikan manfaat yang optimal kepada
pengelola dan berkontribusi pada perekonomian lokal dan
pendapatan masyarakat setempat.
c. Prinsip Partisipasi Masyarakat, perencanaan dan pengembangan
harus melibatkan masyarakat secara optimal dan partisipatif.
d. Prinsip Edukasi, meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap
alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya serta memberikan
nilai tambah, dan pengetahuan bagi pengunjung, masyarakat dan
para pihak.
e. Prinsip Wisata, menciptakan rasa aman, nyaman dan memberikan
kepuasan serta pengalaman berharga bagi pengunjung.
Ada beberapa karakteristik ekowisata yang membedakannya dengan
wisata massal menurut (Damanik & Weber, 2006), diantaranya:
a. Penyedia jasa wisata tidak hanya menyiapkan sekedar atraksi untuk
menarik tamu, tetapi juga harus menawarkan peluang bagi mereka
untuk lebih menghargai lingungan, sehingga keunikan daya tarik
wisata dan lingkungannya tetap terpelihara dan masyarakat lokal
serta wisatawan berikutnya dapat menikmati keunikan tersebut.
b. Kegiatan wisata dilakukan tidak hanya bertujuan untuk menikmati
keindahan dan kekayaan alam itu sendiri, tetapi juga secara spesifik
untuk mengumpulkan dana yang akan digunakan bagi pelestarian
daya tarik wisata. Dalam hal ini terbentuk hubungan yang erat antra
masyarakat lokal, pelaku konservasi dan ilmuwan, serta
ekowisatawan melalui situasi belajar dan pengalaman bersama.
12
c. Pendapatan dari pariwisata digunakan tidak hanya untuk mendukung
kegiatan konservasi lokal tetapi juga membantu pengembangan
masyarakat setempat secara berkelanjutan, misalnya dengan
membentuk program-program pendidikan lingkungan.
d. Aktvitas wisata terutama berkaitan dengan konservasi lingkungan.
Meskipun motif berwisata bukan untuk melestarikan lingkungan,
namun dalam kegiatan-kegiatan tersebut melekat keinginan untuk
ikut serta melestarikan lingungan. Tingginya kesadaran lingkungan
memudahkan wisatawan untuk terlibat dalam berbagai upaya
pelestariannya.
Untuk menciptakan prinsip ekowisata seperti diatas yaitu berkaitan
dengan konservasi lingkungan, dan membuat pengunjung ikut serta
melestarikan lingkungan, perlu adanya pengembangan dalam produk
supaya tercapai prinsip tersebut.
3. Komponen Rencana Pengembangan Pariwisata
Dalam sebuah laporan Perencanaan Pariwisata haruslah memiliki bagian
yang menggambarkan karakteristik dari sebuah destinasi agar bisa
dipergunakan lebih lanjut oleh perencana. Pengumpulan data sekunder
dan data primer harus dilakukan dalam pembuatan laporan Perencanaan
umum Pariwisata. Diharuskan juga mengumpulkan data berbagai
komponen Pariwisata seperti kualitas serta kuantitas dari daya tarik,
fasilitas, serta infrastruktur yang ada dalam destinasi tersebut guna
memberikan perencanan yang terintegrasi (Inskeep, 1991).
13
a. Komponen Internal
1) Aspek Lingkungan
a) Lokasi
Lokasi dari sebuah destinasi Pariwisata haruslah diketahui
dengan jelas dan terpetakan. Lokasi yang jelas diketahui
berguna agar bisa dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui
sejauh mana lokasi tersebut dengan lokasi target wisatawan.
Pengetahuan mengenai lokasi berguna untuk melakukan
analisis pasar di penelitian lebih lanjut. Aspek ini
diperlukan agar pengembangan destinasi yang ada dapat
terintegrasi dengan destinasi yang berada di sekitar destinasi
tersebut agar bisa memberikan dampak yang positif dan
tidak merusak atau mengganggu pegembangan destinasi
lain di sekitarnya.
b) Lingkungan Alam Beberapa aspek dari lingkungan alam
untuk Pengembangan regional yang harus diketahui adalah
sebagai berikut:
(a) Cuaca
Keadaan cuaca termasuk curah hujan, temperatur,
kelembaban, cahaya matahari (curah awan), kabut,
kecepatan dan arah hembusan angin, serta variasi cuaca
yang terjadi di lokasi tersebut. Data mengenai cuaca
dalam Perencanaan destinasi dicari untuk mengetahui
14
atau mengindikasikan perbedaan iklim yang terjadi
dalam satu zona.
(b) Topografi
Aspek ini dicari untuk mengetahui keadaan permukaan
tanah dari sebuah destinasi. Keadaan topografi secara
umum harus diketahui, seperti 20% lahan yang ada
merupakan area berbukit, bisa dibedakan antara area
yang bisa dibangun dan area yangsulit untuk dibangun,
dan sumber air. Area yang rawan terjadi banjir, erosi,
dan longsor harus diketahui.
(c) Kehidupan Liar dan Vegetasi
Kehidupan liar harus dibedakan menjadi tipe, tingkat,
serta lokasi umum. Jarak menuju habitat juga harus
diketahui serta dipertimbangkan bukan hanya dimana
mereka di temukan. Vegetasi bisa dibedakan menjadi
hutan berpohon besar, hutan semak, padang rumput,
tandus, dan lain sebagainya, dengan data spesies biasa
dan spesies yangjarang ditemui juga harus diketahui.
Masalah konservasi yang ada, seperti spesies serta
vegetasi langka atau terancam keberadaannya harus
dijadikan bahan penelitian lebih lanjut.
(d) Geologi
Aspek geologi harus diketahui seperti lokasi,
keberadaan sumber air bawah tanah serta sumber
15
mineral, dan kenyamanan area untuk dijadikan area
pembangunan yang stabil terhadap material yang akan
digunakan. Setiap area yang beresiko gempa bumi serta
derajat kebahayaan harus diketahui.
(e) Sistem Ekologi
Sistem ekologi yang penting, biasanya terdiri dari
kombinasi iklim, topografi, vegetasi, serta kehidupan
liar dan sistem ekologi dari daratan serta perairan yang
ada harus teridentifikasi agar bisa dievaluasi dalam
nilai konservasinya.
(f) Area Sumber Daya Alam
Sebuah area sumber daya alam harus teridentifikasi,
contohnya seperti area yang juga memiliki potensi yang
lebih baik dikembangkan sebagai area bercocok tanam
karena berbagai faktor atau area yang mencakup
sumber daya mineral yang bisa dieksploitasi atau juga
kawasan yang harus dijadikan area cadangan sumber
daya alamuntuk penggunaan di masa depan.
(g) Guna Lahan, Pemukiman, dan Kepemilikan Lahan
Pola penggunaan lahan secara umum berdasarkan jenis
seperti lahan untuk bercocok tanam, industri, taman
yang terdesain, area rekreasi dan konservasi, serta pola
pemukiman dari desa, pedesaan, dan perkotaan dengan
hubungan transportasi yang menghubungi harus
16
terpetakan. Guna lahan dan pola pemukiman penting
diketahui agar bisa memilih area mana yang akan
dikembangkan dalam satu kawasan wisata. Setiap
pembagian zona penggunaan lahan regional dan
regulasi pembangunan yang terhubung juga harus
diketahui serta bisa saling mendukung dengan
pembangunan pariwisata yang akan dikembangkan.
Kepemilikan lahan juga menjadi bahan pertimbangan
dari pembangunan Kepariwisataan disuatu daerah.
Kepemilikan lahan bisa dilihat melalui lahan milik
pribadi dan pemerintah atau lahan publik, memiliki
biaya atau disewakan, kepemilikan secara kelompok
atau individu, dan lain sebagainya.
(h) Kualitas Lingkungan
Kualitas dari lingkungan merupakan hal yang sangat
menjadi bahan pertimbangan pada daerah yang akan
dikembangkan khususnya pada kawasan potensial
terhadap kegiatan Pariwisata, juga pada masyarakat
sekitar yang juga harus dilakukan sebuah survey dan
dievaluasi. Faktor-faktor yang harus dilihat sebagai
acuan pertimbangan sebuah kawasan adalah sebagai
berikut:
17
1) Kualitas udara – seperti keterbebasan dari polusi
atau kebersihan udara dan tipe dari polusi yang
ada.
2) Kualitas sumber air lokal – apakah dapat diminum,
rasa, serta tingkat, tipe, dan sumber polusi jika ada.
3) Kebersihan tempat umum – tingkat kebersihan atau
kekotoran termasuk pembuangan sampah di jalan
raya dan trotoar, halaman bangunan publik, dan di
taman serta di area rekreasi, dan di samping jalan
raya; termasuk juga kebersihan area komersial
yang juga harus dipertimbangkan.
4) Lanskap – tingkat, tipe, dan perawatan lanskap.
Khususnya di sepanjang jalan raya, dihalaman
bangunan, dan di taman serta area rekreasi.
b. Komponen Eksternal
1) Aspek Ekonomi
Pola Ekonomi ekonomi suatu daerah harus diketahui, seperti
sumber ekonomi utama, level pendapatan dan distribusi, dan
faktor ekonomi lain yang bisa diketahui agar bisa menemukan
hubungan antara kegiatan Pariwisata dengan sektor ekonomi
lainnya yang ada di daerah tersebut.
18
2) Aspek Sosial Budaya
a) Karakteristik Populasi
Pengembangan apapun yang dilakukan harus melihat
distribusi geografis dan jumlah dari sebuah populasi, bisa
diperlihatkan melalui tabel yang menunjukan populasi
darimasa ke masa dan distribusi populasi bisa diperlihatkan
melalui peta. Pola migrasi juga mungkin diperlukan seperti
pola perjalanan dari desa ke kota untuk bekerja atau dari
desa menuju area perkebunan, dan lain sebagainya. Umur,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pengangguran,
bisa dipergunakan sebagai Perencanaan sumber daya
manusia untuk diolah kedepannya seperti jumlah kelususan
tingkat SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, jumlah orang
yang bekerja dibidang Pariwisata, dan lain sebagainya.
b) Pola Budaya
Pola budaya termasuk struktur sosial, sistem nilai,
keyakinan, gaya hidup, dan sikap yang berhubungan dengan
pembangunan Pariwisata di kawasan tersebut harus
diketahui. Nilai-nilai keagamaan seperti hukum minuman
beralkohol, cara berpakaian,dan kode etis berperilaku harus
dimengerti. Cara hidup lokal, musik, tarian, drama, upacara,
pakaian, seni, dan kerajinan harus dicari agar diketahui
apakah bisa dijadikan daya tarik wisata dan menjadi bahan
19
pertimbangan terhadap dampak sosiokultural pada kegiatan
Pariwisata.
3) Aspek Teknologi
Aspek teknologi yang menekankan pada transformasi teknologi
dalam pemasaran industri pariwisata yang mengubah sistem
distribusi, promosi serta operasi produk dan jasa pariwisata
termasuk sistem distribusi global, internet, komunikasi
elektronik, pembuatan tiket dan transfer dana secara eletronik.
Pada era kemudahan perpindahan informasi pada saat ini,
kecanggihan teknologi merupakan hal yang paling krusial dalam
sistem pemasaran global. Hal tersebut dikarenakan dengan
adanya sambungan yang terjalin antara pihak satu dengan pihak
lainnya secara cepat akan mempermudah tersampaikannya
informasi terbaru yang diharapkan dapat memengaruhi psikologi
konsumen.
4) Aspek Legal
Legal berhubungan dengan aturan atau hukum lingkungan
sekitar perusahaan beroperasi. Dengan perubahan hukum ini
tentu akan merubah ‘perilaku’ perusahaan.
5) Aspek Pasar
Dalam rencana pengembangan pariwisata aspek pasar juga
dibutuhkan untuk mengetahui jenis kelompok wisatawan yang
berkunjung seperti, daerah/negara asal wisatawan yang
berkunjung, unit ini dapat berupa negara, kota, kabupaten dan
20
kecamatan. Sehingga dapat mendapatkan arahan pengembangan
yang sesuai.
4. Pengembangan Produk Ekowisata
a. Komponen Produk Pariwisata
Pengertian dari produk wisata menurut Inskeep (1991) memberikan
pengertian produk wisata lebih dalam yaitu “The tourist products to
be considered as an amalgam of three main components of
attraction, facilities at the destination and accessibility of the
destination”. Berdasarkan pengertian di atas kita dapat melihat
bahwa produk wisata secara umum terbentuk disebabkan oleh tiga
komponen utama yaitu daya tarik wisata, fasilitas di daerah tujuan
wisata dan aksesibilitas.
Inskeep (1991) mengungkapkan ada beberapa komponen utama dari
produk wisata, diuraikan sebagai berikut;
1) Daya Tarik
Elemen - elemen di dalam suatu Daya Tarik wisata yang secara
luas menentukan pilihan konsumen dan mempengaruhi motivasi
calon - calon pembeli diantaranya:
a) Daya Tarik wisata alam, meliputi pantai, bentang alam,
iklim dan bentukan geografis lain dari suatu destinasi serta
sumber daya alam lainnya.
b) Daya Tarik wisata buatan, meliputi bangunan dan
infrastruktur pariwisata termasuk arsitektur bersejarah dan
modern, monument, taman dan kebun buatan, pusat
21
konvensi, marina, ski, tempat kepurbakalaan, lapangan golf,
toko-toko khusus.
c) Daya Tarik wisata budaya, meliputi sejarah dan cerita
rakyat, agama dan seni, teater musik dan tari dan
pertunjukkan lain, serta museum. Beberapa dari hal tersebut
dapat dikembangankan menjadi event khusus, festival, dan
karnaval.
2) Fasilitas Pariwisata
Fasilitas Pariwisata diperlukan dalam suatu destinasi pariwisata
diantaranya ialah biro dan agen perjalanan (disebut juga
receptive services), restoran dan jenis tempat makan lainnya,
toko untuk kerajinan tangan dan souvenir. Terdapat unsur -
unsur di dalam suatu Daya Tarik atau berkenaan dengan suatu
Daya Tarik yang memungkinkan wisatawan untuk menginap
dan dengan kata lain untuk menikmati dan berpartisipasi di
dalam suatu Daya Tarik wisata. Akomodasi meliputi hotel, desa
wisata, apartment, villa, caravan, hotel, guest house, dan
sebagainya. Restoran, meliputi dari makanan cepat saji sampai
dengan makanan mewah.
a) Aktivitas, seperti sekolah ski, sekolah berlayar dan klub
golf.
b) Retail outlet, seperti toko, agen perjalanan, souvenir,
produsen camping.
22
3) Fasilitas Pelayanan Umum
Fasilitas pelayanan umum berfungsi untuk mendukung kegiatan
wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata diantaranya bank,
tempat penukaran uang, fasilitas dan layanan keuangan lainnya,
pusat informasi pariwisata, salon dan spa, fasilitas dan layanan
kesehatan, fasilitas dan layanan keamanan publik seperti polisi
dan pemadam kebakaran, bea cukai dan imigrasi.
4) Infrastuktur
Selain transportasi, diperlukan juga infrastruktur lainnya,
termasuk pasokan air, listrik, pengelolaan limbah, drainase,
telekomunikasi telepon, telegraf, telex, telefax, dan radio.
5) Aksesibilitas
Elemen-elemen ini adalah yang mempengaruhi, kelancaran dan
kenyamanan terhadap seorang wisatawan yang akan menempuh
suatu Daya Tarik. Eleme-elemen tersebut ialah:
a) Jalan, bandara, jalur kereta api, pelabuhan laut, marina.
b) Perlengkapan, meliputi ukuran, kecepatan, jangkauan dari
sarana transportasi umum.
c) Kemudahan pencapaian sampai ke tujuan
d) Faktor operasional seperti jalur atau rute operasi, frekuensi
pelayanan, dan harga yang dikenakan.
b. Pendekatan Pengembangan Produk Ekowisata
Dalam pengembangan produk ekowisata terdapat beberapa faktor
penting dalam ekowisata dengan 3 tipe ecotourist yang dapat
23
dipertimbangkan dalam penyesuaian pengembangan produk
ekowisata yaitu, eco-specialists, eco-generalist dan the
intermediate (Boyd & Butler, 1996), beberapa faktor tersebut
yaitu:
1) Attraction Offered
Dalam pendekatan pengembangan daya tarik wisata faktor
daya tarik yang ditawarkan dalam ekowisata merupakan hal
yang sangat penting karena merupakan pengalaman yang
ditawarkan, daya tarik wisata yang ditawarkan pada
ekowisata biasanya daya tarik wisata berbasis alam, seperti
keragaman satwa dan vegetasi, serta harus mengutamakan
aspek konservasi dan pendidikan sehingga biasanya
ekowisata tidak dikembangkan menjadi daya tarik wisata
mass tourism, dalam pendekatan ekowisata eco-specialist
dapat dianggap yang paling berorientasi pada lingkungan
alam, lebih berfokus pada mengeksplorasi, melihat dan
mengagumi vegetasi dan keragaman satwa liar, sedangkan
sebaliknya eco-generalist lebih menyukai atau menerima
jenis-jenis daya tarik yang memang sudah tersedia apa
adanya disana sudah cukup.
2) Access
Akses dalam pendekatan pengembangan ekowisata
mencakup tingkat kesulitan dalam bepergian ke suatu daya
tarik wisata, dan sistem akses di daya tarik tersebut, serta
24
jenis transportasi yang digunakan untuk bepergian ke dan
didalam daya tarik wisata. Dalam hal tingkat kesulitan terbagi
menjadi eco-specialist dimana lebih menyukai akses masih
sangat sulit atau masih sangat alami serta rute yang sangat
alami seperti melewati sungai atau jalan setapak yang terbuat
oleh satwa liar, the intermediate juga memilih jalur yang
cukup sulit serta menerima akses yang sudah memang sudah
tersedia, di sisi lain eco-generalist menyukai akses yang
cukup mudah serta yang terdiri dari kedua jalan aspal dan
kerikil, selain level kesulitan juga terdapat kealamian akses di
daya tarik wisata, serta jenis transportasi yang digunakan
untuk mengelilingi daya tarik wisata seperti kendaraan yang
tidak menggunakan kendaraan bermotor demi membatasi
dampak pada lingkungan untuk eco-specialist dan disisi lain
menggunakan kendaraan bermotor untuk eco-generalist
seperti mobil, motor, dan kereta.
3) Existing Infrastructure
Ketersediaan infrastruktur juga menjadi faktor penting dalam
pengembangan ekowisata, menurut konsep ini fasilitas pun
termasuk dalam elemen existing infrastructure, dalam
ekowisata material yang digunakan dalam pembangunan
infrastruktur dan fasilitas harus yang ramah lingkungan
seperti tidak membangun fasilitas dengan beton melainkan
menggunakan bahan dasar kayu. Eco-specialist lebih
25
menyukai pembangunan yang sederhana dibanding eco-
generalist dan the intermediate seperti dalam hal akomodasi
dan pembangunan fasilitas, eco-specialist tidak begitu
memperdulikan seperti apa pembangunan akomodasi maupun
fasilitas karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
eco-specialist lebih menyukai atau menerima hal-hal yang
sederhana, sedang the intermediate juga masih bisa
menerima akomodasi yang sederhana seperti camp cabins,
outpost huts, dan sebaliknya eco-generalist lebih menyukai
akomodasi yang lebih nyaman seperti hotel atau cottage serta
fasilitas yang modern.
4) Level of skill and knowledge
Level of skill and knowledge adalah seberapa jauh tingkat
pengetahuan pengunjung yang datang baik sebelum menuju
daya tarik wisata yang biasanya didapat dari internet maupun
pengetahuan yang didapat saat sudah berada di daya tarik
wisata tersebut, dalam hal ini eco-specialist memiliki level
skill dan knowledge yang lebih luas dibanding dua tipe
lainnya, eco-specialist biasanya memiliki waktu lebih banyak
untuk exploring daya tarik wisata tersebut dengan minim
interaksi dengan pengunjung lain, sedang the intermediate
level skill dan knowledge biasanya terdapat di level limited to
extensive, dan lamanya durasi berkunjung tergantung apakah
mereka menggunakan guide atau tidak, dan eco-generalist
26
memiliki level skill dan knowledge yang lebih minim
dibanding kedua tipe lain, eco-generalist biasanya menyukai
exploring ke daya tarik yang sudah sering dikunjungi.
5) Social Interaction
Dalam elemen ini meliputi sejauh mana interaksi antar
penduduk setempat dan pengunjung, serta interaksi antara
pengunjung dengan pengunjung lainnya. Seperti saat
pengunjung menggunakan rumah penduduk sebagai
akomodasi, atau saat pengunjung menggunakan jasa
pemandu. Serta keterlibatan penduduk sekitar dalam kegiatan
ekowisata termasuk dalam interaksi sosial dengan
pengunjung.
27
B. Kerangka Pemikiran
GAMBAR 2
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran pada penelitian Pengembangan Produk Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar adalah bagaimana mengidentifikasi serta bagaimana produk tersebut
dikembangkan di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar dengan dianalisis atau
Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar
Pendekatan
Pengembangan Produk
Ekowisata (Boyd & Butler,
1996)
Attractions
Offered
Access
Existing
Infrastructure
Level of
skill and
knowledge
Social
Interaction
Arahan Pengembangan
Produk Ekowisata di
Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar
Input
Proses
Output
28
diproses menggunakan Miles and Huberman melalui indikator attractions offered,
access, existing infrastructure, level of skill and knowledge, dan social
interaction.
Dengan identifikasi dan analisis tersebut produk ekowisata yang dapat
dikembangkan akan menghasilkan suatu arahan pengembangan produk ekowisata
yang dapat digunakan oleh pihak pengelola Ekowisata Mangrove Pantai Mekar.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum
terhadap kenyataan sosial dari prespektif partisipan. Pemahaman tersebut
tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis
terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkan
analisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum
yang sifatnya abstrak terhadap kenyataan-kenyataan. Ciri – ciri dari penelitian
kualitatif menurut Erickson dalam Stainback dalam Sugiyono (2009:14)
yaitu:
1. Dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan.
2. Mencatat secara hati-hati apa yang terjadi di lapangan.
3. Melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan
di lapangan.
4. Membuat laporan penelitian secara mendetail.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau
menginterpretasikan data sebagaimana adanya. Menurut Arikunto (2006:239)
penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
30
B. Partisipasi dan Tempat Penelitian
1. Partisipan
Partisipan dalam penelitain Pengembangan Produk Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar di Kabupaten Bekasi ini pihak yang terkait dan berperan
dalam pengembangan pariwisatat Di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar,
partisipan yang dimaksud diantaranya adalah, Dinas Pariwisata Budaya
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bekasi, Pemerintah Desa, CSR PT
Pertamina EP, Pokdarwis Citra Alam Bahari.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi
menlainkan dengna istilah “social situation” atau situasi sosial yang
terdiri atas tiga elemen, yaitu berinteraksi secara sinergis. Pada situasti
sosial, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas orang-orang
yang ada pada tempat tertentu. Sehingga untuk mendukung dalam
memperoleh data, penelitian ini menggunakan teknik Non-Probability
sampling tepatnya Purposive Sampling, yaitu sampling dimana peneliti
menggunakan penilaiannya dalam memilih responden dengan tujuan
tertentu (Ibrahim, 2005).
Sehingga sampel yang diambil dari penelitian ini adalah pihak terkait
yang mempunyai peran atau memiliki kepentingan dalam pengembangan
kepariwisataan di Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar
Kabupaten Bekasi, yaitu Kepala Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Bekasi, Kepala Desa Pantai Mekar, CSR PT
Pertamina EP, dan Pokdarwis Citra Alam Bahari.
31
2. Tempat Penelitian
Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar berlokasi di Desa Pantai
Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
17730
C. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer yaitu data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan
oleh subjek yang dapat dipercaya, yaitu subjek penelitian atau
informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data
yang diperoleh dari responden secara langsung (Arikunto, 2010).
Data primer dalam penelitian ini terdiri dari Observasi dan
Wawancara.
1) Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati peristiwa, kejadian, pose,
dan sejenisnya disertai dengan daftar yang perlu diobservasi
(Basuki, 2010). Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk
mengidentifikasi karakteristik umum wilayah perencanaan yang
meliputi aspek fisik, non fisik. Aspek fisik seperti kondisi
administratif mencakup batas-batas wilayah dan luas wilayah
daratan, kondisi geografis yang membentuk kawasan Kawasan
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar, mencakup topografi,
klimatologi (iklim dan cuaca), geologi dan fisiografi, hidrologi,
32
sumberdaya spesifik (alam pedesaan dan dataran tinggi), flora
dan fauna, pola ruang, dan kondisi lingkungan. Aspek non fisik
kawasan meliputi kondisi sosial budaya, sosial ekonomi dan
kepariwisataan Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar.
2) Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan (Moleong, 2012). Dalam penelitian ini, digunakan
teknik wawancara semi terstruktur (Semi-structured interview).
Alasan digunakan teknik wawancara semi terstruktur yaitu
untuk menemukan permasalahan terhadap responden secara
lebih terbuka, dimana pihak reponden dimintai pendapat dan
ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu
mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan
oleh informan.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber utama dalam penelitian ini
dikumpulkan dengan melakukan studi kepustakaan/studi
documenter. Data sekunder dapat diperoleh di perpustakaan dan
pusat dokumentasi. Dengan demikian studi ini untuk mencari
konsepsi-konsepsi, teori-teori, pendapat-pendapat dan penemuan-
penemuan yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Dalam
mendapatkan data sekunder dibagi menjadi 2 yaitu:
33
1) Studi Literatur
Studi Literatur adalah pencarian teori yang relevan dengan kasus
atau permasalahan yang ada. Studi Literatur dalam penelitian ini
menggunakan Produk Pariwisata, dan Pendekatan
Pengembangan Produk Ekowisata. Referensi ini dapat dicari
dari buku, jurnal, dan laporan penelitian. Output dari studi
literatur adalah terkoleksinya referensi yang relevan dengan
rumusan masalah.
2) Media elektronik
Media elektronik berupa data dan informasi dari internet
misalnya jejaring sosial, blog dan artikel mengenai objek
penelitian yang akan diteliti.
2. Alat Kumpul Data
Penggunaan instrumen pengumpulan data sangat berhubungan erat
dengan jenis metode yang digunakan. Untuk mengumpulkan data dengan
satu metode dapat digunakan satu atau lebih instrumen demikian pula
sebaliknya, satu instrumen dapat digunakan untuk satu atau lebih metode
(Kusmayadi & Sugiarto, 2000). Alat kumpul data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara menurut Basrowi dan Suwandi (2008 : 138),
digunakan untuk mengungkapkan data secara kualitatif. Dalam
melakukan wawancara, peneliti menggunakan bantuan pedoman
wawancara untuk memudahkan dan memfokuskan pertanyaan yang
34
akan diutarakan. Pedoman wawancara digunakan agar wawancara
sesuai dengan rel yang ditentukan. Peneliti juga menggunakan alat
bantu rekam untuk memudahkan proses pengelolaan data.
Wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan kepada beberapa
Instansi Pemerintahan di Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar yang meliputi :
1) Kepala Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Bekasi
2) CSR PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field
3) Ketua Pokdarwis Citra Alam Bahari
4) Camat dan atau Kepala Desa Pantai Mekar
b. Checklist / Daftar Pustaka
Checklist adalah salah satu alat observasi yang ditujukan untuk
memperoleh data, berbentuk daftar berisi faktor – faktor berikut
subjek yang ingin diamati oleh peneliti, dimana peneliti dalam
pelaksanaan observasi di lapangan tinggal memberi tanda check
(cek, atau biasanya dicentang) pada list faktor – faktor sesuai
perilaku subjek yang muncul, dilembar observasi, sehingga
memungkinkan peneliti dapat melakukan tugasnya secara tepat dan
objektif, sebab peneliti sudah “membatasi diri” pada ada-tidaknya
aspek perbuatan subjek, sebagaimana telah dicantumkan di dalam
list (Sutrisno Hadi, 1990). Checklist digunakan sebagai alat bantu
ketika peneliti melakukan observasi untuk identifikasi kondisi aktual
Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar lebih rincinya pada
35
aspek Attractions Offered, Access, Existing Infrastructure, Level and
Skill of Knowledge, dan Social Interaction
c. Alat perekam Gambar, Suara dan Video
Alat perekam juga diperlukan saat melakukan peelitian lapangan,
dipakai saat melakukan kegiata Wawancara dan Observasi lapangan
agar data yang diterima lebih lengkap.
D. Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi),
dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh (Sugiyono
2012:331).
Penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif Miles dan
Huberman yang disertai dengan teknik parafrase data. Aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Miles dan
Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas dan sampai data tersebut jenuh. Dalam model ini, aktivitas
dalam analisis data terdiri atas reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan dan verifikasi.
36
GAMBAR 3
DATA ANALYSIS: INTERACTIVE MODEL
Sumber: Miles dan Huberman (1984)
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam hal ini yang paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
Dengan menyajikan data maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutanya berdasarkan apa yang
telah dipahami tersebut.
37
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa kesimpulan
dalam kualitatif bisa menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak
awal, tetapi mungkin saja tidak, karena dijelaskan sebelumnya bahwa
kesimpulan dari penelitian kualitatif adalah sementara.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif berupa temuan-temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau
gelap sehingga setelah ditelliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan
klausal atau interaktif, hipotesis, atau teori.
E. Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility
(validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability
(reliabilitas), dan confirmability (objektivitas) (Sugiyono, Memahami
Penelitian Kualitatif, 2008).
38
Dalam penelitian ini uji validitas data dilakukan dengan pengujian kredibilitas
data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian. Terdapat 2 jenis
pengujian kredibilitas yang digunakan yakni triangulasi, dan menggunakan
bahan referensi.
1. Triangulasi sumber data
Menurut Norman K. Denkin tiruangulasi adalah sebagai gabungan atau
kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang
saling terkait dari sudut pandang atau perspektif yang berbeda.
Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu triangulasi mode,
triangulasi antar-peneliti (jika penelitian dilakukan dengan kelompok),
triangulasi sumber data dan triangulasi teori. Namun dalam pengujian
penelitian ini hanya akan menggunakan triangulasi sumber data.
Menurut Patton, 2002, triangulasi sumber data adalah menunjuk pada
upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi
guna memperoleh data berkenan dengan persoalan yang sama. Hal ini
berarti peneliti bermaksud menguji data yang diperoleh dari saatu sumber
dengan data dari sumber lain (Pawito, 2007).
2. Menggunakan bahan referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh,
data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman
wawancara. Data dengan interkasi manusia, atau gambaran sutau
keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Alat bantuan perekam data dalam
penelitian kualitatif, seperti kamera, alat rekam suara sangat diperlukan
39
untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti.
Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu
dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi
lebih dapat dipercaya (Wijaya, 2018).
F. Jadwal Penelitian
TABEL 1
JADWAL PENELITIAN
Jadwal Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept Okt
Persiapan judul
dan Proyek Akhir
Pelaksanaan bimbingan
dengan Dosen
pembimbing
Pelaksaan Seminar
UPE
Perbaikan UPE
Pengumpulan
Perbaikan
UPE
Pengumpulan Data
Analisis Data
Analisis Permasalahan
Penulisan
Pengumpulan PA
Sidang
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
1. Komponen Internal
a. Aspek Lingkungan yang terdiri dari
1) Lokasi pengembangan destinasi yang mencakup batas
administratif dan batas geografis.
a) Batas administratif dan batas geografis:
Menurut data monografi yang didapatkan dari Desa Pantai
Mekar, secara administratif Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar berada di Desa Pantai Mekar yang merupakan salah
satu dari desa di wilayah Kecamatan Muaragembong,
Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
Dengan batas wilayah:
‐ Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pantai
Sederhana
‐ Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jaya Sakti
‐ Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pantai
Harapan Jaya
‐ Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Jawa
41
2) Lingkungan Alam meliputi Klimatologi, Topografi, Geologi,
Kehidupan Liar dan Vegetasi, dan Ekologi
a) Klimatologi
Suhu udara yang terjadi di Desa Pantai Mekar berkisar
antara 28˚ - 32˚C. Iklim Desa Pantai Mekar sebagaimana
desa-desa lain di wilayah Indonesia dalam wilayah Tropis
mempunyai Iklim kemarau dan penghujan dan curah hujan
tertinggi dan terbanyak terjadi pada bulan Februari
sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober.
b) Topografi
Ketinggian daratan Desa Pantai Mekar berkisar antara 6 -
115 meter dengan kemiringan 0 - 250. Desa Pantai Mekar
juga berbatasan langsung dengan Laut Jawa sehingga
memiliki topografi berupa pantai (dataran rendah).
c) Kehidupan Liar dan Vegetasi
Potensi keanekaragaman hayati yang ada di wilayah
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar antara lain terdapat
beberapa 2 jenis mangrove yaitu:
(a) Mangrove Avicennia sp atau dengan nama lain/lokal
adalah Api-api, dengan ciri khsusus akar napas yang
muncul seperti duri-duri. Avicennia juga terbagi
beberapa jenis seperti; Avicennia alba, Avicennia
marina, Avicennia officinalis, Avicennia rumphiana
dan Avicennia lanata. Avicennia sp bermanfaat sebagai
42
tumbuhan pencegah abrasi di pesisir pantai, sebagai
tempat bersarang bagi burung bangau dan burung
lainnya, daunnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pangan alternative bagi manusia, dan getahnya dapat
digunakan sebagai penyembuh sakit gigi dan obat
pencegah kehamilan/KB.
(b) Mangrove Rhizophora spa tau dengan nama lain/lokal
adalah Bakau, dengan ciri khusus akar tunjang yang
besar dan berkayu. Rhizopora sp juga memiliki
beberapa jenis seperti Rhizaphora apiculate,
Rhizaphora mucronata, Rhizophora stylasa. Rhizophora
sp bermanfaat sebagai tanaman pelindung pesisir dari
abrasi, penyerap karbondioksida (CO2) di udara, dan
tempat berkembang biaknya berbagai jenis satwa liar,
seperti biawak, kepiting, burung bangau dan lain-lain.
Selain mangrove di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar ini
juga terdapat keanekaragaman burung seperti kuntul besar,
kowak malam kelabu, blekok sawah, kuntul karang, cangak
merah, bondol jawa, kokokan laut, dan tekukur jawa.
d) Sistem Ekologi
Bagi daerah sekitar Ekowisata Mangrove Pantai Mekar
keberadaan hutan mangrove ini menjadi sangat penting
karena Ekowisata Mangrove Pantai Mekar langsung
bersinggungan dengan pemukiman warga sehingga selain
43
untuk berwisata juga diperuntukan untuk menahan abrasi
hingga merusak pemukiman warga.
e) Pola Ruang, Guna Lahan, Pemukiman dan Kepemilikan
Lahan
Ekowisata Mangove Pantai Mekar merupakan lahan milik
Perhutani yang bukan merupakan hutan lindung sehingga
CSR PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Field
mengembangkannya menjadi daya tarik wisata dengan
Perhutani berperan dalam perizinan lahan.
f) Kualitas lingkungan
(a) Kualitas Udara
Kualitas udara atau polusi di Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar terbilang bersih karena jaraknya yang
jauh dari jalan besar yang merupakan pusat polusi,
polusi hanya didapatkan dari kendaraan wisatawan dan
kendaraan tersebut jumlahnya terbatas seperti hanya
bisa kendaraan roda dua yang masuk ke kawasan
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar, jadi polusi di
kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar terbilang
cukup bersih.
(b) Kualitas air
Ketersediaan air bersih yang berada di Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar berasal dari air sumur bor yang
digunakan untuk kegiatan mandi serta mencuci
44
pakaian, sedangkan untuk ketersediaan air bersih untuk
air minum serta memasak harus membeli air bersih
yang berasal dari daerah Cilincing, Jakarta Utara
dengan harga Rp. 5.000 untuk satu drigen atau 30L,
ketersediaan air bersih untuk minum masih agak sulit
didapat karena pada saat musim kemarau air tanah
warga berubah warna serta berbau, maka dari itu harus
membeli ketersediaan air bersih untuk dikonsumsi
melalui daerah lain.
(c) Kebersihan Daya Tarik Wisata
Kondisi kebersihan lingkungan daya tarik wisata
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar terbilang bersih,
meskipun masih terdapat beberapa sampah tetapi
sampah tersebut dihasilkan oleh alam seperti sampah
yang terbawa arus laut ke dasar, sedangkan sampah
yang dihasilkan oleh pengunjung ataupun warga lokal
terbilang sedikit karena disetiap sudut daya tarik wisata
sudah tersedia tempat sampah sehingga tidak ada alasan
bagi pengunjung untuk membuang sampah
sembarangan.
2. Komponen Eksternal
a. Aspek Ekonomi
Desa Pantai Mekar merupakan desa yang memiliki lahan pertanian
dan laut yang banyak atau luas maka dari itu, sumber penghasilan
45
sebagian penduduk desa pantai mekar adalah pertanian lebih
tepatnya petani padi dan sebagian penghasilan penduduk berasal dari
laut atau nelayan, selain itu juga untuk penduduk sekitar Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar menjadikan pariwisata menjadi mata
pencaharian sampingan seperti sebagai penjaga parkir, membuka
warung makan, penjaga loket, dan penyewa kapal untuk wisatawan.
b. Aspek sosial budaya
Keunikan potensi etnografi atau cara hidup masyarakat mencakup
Bahasa, sistem religi dan kepercayaan, organisasi sosial dan strata
masyarakat, kesenian dan lain-lain.
a) Bahasa
Mayoritas masyarakat Desa Pantai Mekar berkomunikasi
dengan Bahasa Sunda, Bahasa Betawi dengan dialek Bekasi
serta Bahasa Jawa.
b) Sistem religi dan kepercayaan
1) Sistem religi
Masyarakat sekitar Ekowisata Mangrove Pantai Mekar
mayoritas beragama muslim dengan jumlah masjid 9 serta
surau/langgar 13, serta belum terdapat gereja Kristen
maupun Katolik.
2) Kepercayaan
Kepercayaan atau tradisi yang masih dilakukan hingga
sekarang adalah syukuran laut setiap tahun dibulan maulud
atau maulid, tradisi ini dilakukan dalam rangka
46
mengungkapkan rasa syukur atas kelimpahan hasil laut
yang telah didapat mengingat salah satu mata pencaharian
warga desa Pantai Mekar adalah sebagai nelayan, rangkaian
acara syukur laut ini antara lain pelepasan kepala kerbau di
tengah laut dan pertunjukan wayang kulit. Acara ini selain
dihadiri oleh petinggi desa, dinas pariwisata, dinas
perikanan serta warga sekitar.
c. Aspek Legal
Dalam proses berjalannya Ekowisata Mangrove Pantai Mekar, lahan
yang digunakan dalam menjalankan daya tarik wisata ini adalah
milik Perhutani yang bukan merupakan hutan lindung, serta PT CSR
Pertamina EP Asset 3 Tambun Field sebagai penggagas ide utama
dalam perencanaan awal dimulai dengan mendorong pemerintah
desa untuk membuat Pokdarwis Citra Alam Bahari (CAB) serta
pembangunan tracking, pemerintah kecamatan dan desa sebagai
penguasa wilayah berperan dalam mendukung kegiatan wisata, serta
Pokdarwis Citra Alam Bahari (CAB) sebagai pengelola Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar.
d. Aspek Pasar Wisatawan
Berdasarkan wawancara yang sudah dilakukan kepada pengelola
maupun pengunjung, banyaknya pengunjung yang berkunjung ke
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar didominasi oleh pengunjung
lokal sekitar Kabupaten Bekasi seperti Cikarang, Muaragembong,
Cibitung, dan Kota Bekasi.
47
TABEL 2
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN
No. Bulan & Tahun Jumlah Kunjungan
1. Desember 2018 1.057
2. Januari 2019 1.111
3. Februari 2019 1.206
4. Maret 2019 1.129
5. April 2019 1.189
6. Mei 2019 932
7. Juni 2019 1.301
Sumber: Pokdarwis Citra Alam Bahari
Berdasarkan data diatas, rata-rata jumlah kunjungan yaitu 1.132
dalam 7 bulan, dengan banyaknya kunjungan pada bulan juni 2019
dan paling sedikit di bulan mei 2019 penurunan ini dikarenakan
sudah memasuki bulan ramadhan atau puasa.
3. Kondisi Aktual Produk Ekowisata Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar
a. Attractions Offered
1) Hasil Wawancara
Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan kepada pengelola
CSR PT Pertamina EP Asset 3 dan Pokdarwis Citra Alam
Bahari (CAB)
48
TABEL 3
HASIL WAWANCARA ATTRACTIONS OFFERED
No. Tema Kategori Partisipan
CSR PT. Pertamina Pokdarwis CAB
1.
Attractions Offered
Daya tarik
wisata
unggulan yang
membedakan
Ekowisata
Mangrove
Pantai Mekar
dengan daya
tarik wisata
lain
Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar
memiliki jembatan
tracking yang jika
dilihat dari atas
berbentuk hati
Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar memiliki
keanekaragaman satwa
serta pemandangan
sunset yang jarang
dijumpai didaerah Bekasi
kabupaten maupun kota
Rencana
jangka panjang
untuk daya
tarik wisata
Ekowisata
Mangrove
Pantai Mekar
Kedepannya
Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar akan
ditambah penanaman
mangrove di hutan
mangrove Ekowisata
Mangrove Pantai
Mekar di akses
boardwalk untuk
memperluas kawasan
Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar serta
menarik banyak
pengunjung yang
datang.
Rencana pengembangan
kedepan daya tarik
wisata Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar
akan ditambah lagi
atraksi wisata spot foto di
sepanjang boardwalk
yang tersedia, serta akan
menambah wisata air di
dermaga yang sudah
tersedia, serta pembuatan
saung untuk tempat
beristirahat sekaligus
atraksi foto.
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2019
Hasil dari wawancara yang telah dilakukan adalah daya tarik
unggulan yang ditawarkan oleh Ekowisata Mangtove Pantai
Mekar jembatan tracking yang berbentuk hati jika dilihat dari
atas, keragaman satwa yang ada di kawasan daya tarik, serta
pemandangan sunset yang jarang ditemui di keramaian Bekasi
kabupaten maupun kota. Sedangkan rencana kedepan yang akan
dilakukan adalah penambahan penanaman pohon mangrove di
hutan mangrove pada akses boardwalk.
49
2) Hasil Observasi
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar terletak di Desa Pantai
Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Daya
tarik wisata ini diminati pengunjung karena salah satu daya tarik
wisata alam yang berada di Kabupaten Bekasi, tidak banyak
daya tarik wisata alam yang terdapat di Kabupaten Bekasi,
terlebih lagi mengingat Kabupaten Bekasi terkenal dengan dunia
industri serta perkotaannya, maka dari itu daya tarik wisata ini
diminati pengunjung.
Untuk mengunjungi Ekowisata Mangrove Pantai Mekar
dikenakan biaya Rp.5.000 per orang.Terdapat beberapa daya
tarik wisata atau atraksi yang ada di Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar antara lain:
a) Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan daya tarik wisata utama dari
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar, terdapat 2 jenis pohon
mangrove yang terdapat di Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar yaitu pohon mangrove jenis Api-api dan Bakau.
Hutan mangrove itu sendiri memberi kesan sejuk serta
dapat menghilangkan rasa sehingga diminati pengunjung.
50
GAMBAR 4
HUTAN MANGROVE EKOWISATA MANGROVE PANTAI MEKAR
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
b) Spot Foto
Terdapat 2 spot foto utama yang telah disediakan oleh pengelola
yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk berfoto, spot foto
tersebut juga sangat digemari pengunjung mengingat di jaman
milenial ini hampir semua orang menggemari kegiatan berfoto,
begitupun pengunjung daya tarik wisata ini hampir setiap
pengunjung yang berkunjung ke Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar bertujuan untuk berfoto di spot foto ini. Spot foto di daya
tarik ini sengaja dihias atau dibuat semenarik mungkin agar
menarik perhatian pengunjung serta memberikan hasil yang bagus
dalam hasil foto. Untuk berfoto di spot foto ini pengunjung tidak
dikenakan biaya tambahan lagi sehingga dapat berfoto sepuasnya.
51
GAMBAR 5
SPOT FOTO 1
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
GAMBAR 6
SPOT FOTO 2
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
c) Pemandangan Sunset
Sunset pada sore hari saat mulai tiba terbenamnya matahari
juga menjadi pemandangan yang menarik sehingga menjadi
daya tarik wisata atau atraksi yang diminati pengunjung
karena sunset di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar tidak
kalah bagus dengan sunset yang ada di pantai atau daya
tarik wisata lain. Pengunjung yang ingin menikmati sunset
biasanya sengaja berkunjung ke Ekowisata Mangrove
52
Pantai Mekar ini pada sore hari supaya tidak terlalu lama
menunggu terbenamnya matahari tersebut.
Momen sunset ini juga dimanfaatkan untuk kegiatan berfoto
untuk sebagian pengunjung karena hasil foto yang
didapatkan juga memuaskan.
GAMBAR 7
PEMANDANGAN SUNSET EKOWISATA MANGROVE PANTAI
MEKAR
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
b. Access
1) Hasil Wawancara
Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan kepada pengelola
CSR PT Pertamina EP Asset 3 dan Pokdarwis Citra Alam
Bahari (CAB).
53
TABEL 4
HASIL WAWANCARA ACCESS
No. Tema Kategori Partisipan
CSR PT. Pertamina Pokdarwis CAB
1.
Access
Rencana
Jangka
Panjang Akses
pada
Ekowisata
Mangrove
Pantai Mekar
Rencana kedepannya
akan diperpanjang
jalur tracking dengan
panjang 100m setiap
tahunnya hingga total
dalam rencana jangka
panjang akan dibuat
sepanjang 900m
Saat ini tracking di
Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar baru
dibangun sepanjang
200m, kedepannya akan
terus diperpanjang
hingga 900m sehingga
kawasan Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar
akan menjadi lebih luas
dan lebih menarik
banyak pengunjung.
Akan ada perbaikan
dibeberapa jalan seperti
pintu masuk daya tarik
wisata hingga ke parkiran
Kemudahan
pencapaian
menuju daya
tarik wisata
Untuk menuju
Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar bisa
menggunakan
kendaraan pribadi dari
Kota maupun
Kabupaten Bekasi
karena belum terdapat
angkutan umum yang
bisa mengantar
sampai ke kawasan
daya tarik. Sedangkan
untuk yang berasal
dari Jakarta bisa
menyebrang
menggunakan kapal
dari pelabuhan marina
atau cilincing
Untuk menuju Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar
dari Kota atau Kabupaten
Bekasi memang hanya
bisa ditempuh
menggunakan kendaraan
pribadi karena jaraknya
yang cukup jauh dari
pusat kota yaitu sekitar
2-3 jam sehingga belum
ada angkutan umum yang
bisa masuk sampai daya
tarik wisata ini, dan jika
menggunakan kapal dari
Jakarta Utara melalui
dermaga Marina atau
Cilincing hanya menepuh
1 jam perjalanan.
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2019
Hasil dari wawancara yang telah dilakukan adalah untuk menuju
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar, pengunjung dapat
menggunakan 2 pilihan jenis kendaraan yaitu kendaraan pribadi
54
dan transportasi umum kapal jika berasal dari Kota Bekasi atau
pusat Kabupaten Bekasi karena tidak terdapat transportasi
umum yang mengantar sampai ke kawasan Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar dengan menempuh 2-3 jam perjalanan, sedangkan
jika pengunjung berasal dari daerah Jakarta Utara dan sekitarnya
dapat menggunakan transportasi umum kapal dari pelabuhan
Marina atau Cilincing dengan hanya menempuh 1 jam
perjalanan. Untuk rencana kedepannya akan ada penambahan
jalur tracking yaitu 100m setiap tahunnya hingga total 900m
dengan kondisi aktual yang sudah terbangun adalah 200m.
2) Hasil Observasi
Untuk kondisi jalan menuju dari pusat Kabupaten Bekasi saat
sudah mendekati Kecamatan Muaragembong terdapat 2 kondisi
jalan yaitu melewati jalan Muara Belacan yang berkerikil juga
berlubang serta terdapat banyak kubangan, walaupun dengan
kondisi seperti itu biasanya pengunjung banyak memilih kondisi
jalan ini karena dianggap lebih dekat hanya menempuh setengah
jam saja, sedangkan jalan satunya melalui Jl. Raya
Muaragembong memiliki kondisi jalan yang beraspal serta rata
namun jarak tempuh lebih jauh yaitu 1 hingga 1,5 jam jarak
tempuh.
55
GAMBAR 8
KONDISI JALAN MENUJU DAYA TARIK WISATA
MELALUI MUARA BELACAN
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
GAMBAR 9
KONDISI JALAN MENUJU DAYA TARIK WISATA MELALUI
JL. RAYA MUARAGEMBONG
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
56
Untuk kondisi jalan didalam kawasan Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar, pengelola sudah membangun jalur tracking atau
boardwalk untuk berkeliling kawasan yang terbuat dari batang
pohon bambu sepanjang 200m kondisinya beberapa sudah ada
yang renggang kondisi bamboo dan kayu nya.
GAMBAR 10
JALUR BOARDWALK EKOWISATA MANGROVE PANTAI MEKAR
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
c. Existing Infrastructure
1) Hasil Wawancara
Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan kepada pengelola
CSR PT Pertamina EP Asset 3 dan Pokdarwis Citra Alam
Bahari (CAB).
57
TABEL 5
HASIL WAWANCARA EXISTING INFRASTRUCTURE
No. Tema Kategori Partisipan
CSR PT. Pertamina Pokdarwis CAB
1.
Existing
Infrastructure
Ketersediaan
Akomodasi
Di Ekowisata
Mangrove Pantai
Mekar belum tersedia
akomodasi hotel
maupun homestay,
jika pengunjung ingin
bermalam dapat
bermalam di hotel
pusat kota
Belum tersedia
akomodasi karena
pengunjung yang datang
pun rata-rata hanya
berkunjung 2-4 jam saja
jadi rata-rata tidak
menginap
Ketersediaan
fasilitas khusus
seperti TIC,
dermaga
wisata, dan
sebagainya
Belum terdapat TIC,
hanya terdapat papan
interpretasi yang ada
disepanjang
boardwalk, tempat
duduk, warung
makan, dan parkiran
Belum terdapat TIC juga
dermaga wisata,
pengunjung bisa
menggunakan kapal
nelayan jika ingin
berkeliling daya tarik
wisata, serta akan
ditambah fasilitas saung
atau gazebo kedepannya
agar pengunjung lebih
nyaman
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2019
Hasil wawancara yang telah dilakukan adalah belum terdapat
akomodasi karena pengunjung biasanya hanya berkunjunjung
tidak lebih dari 4 jam, serta belum terdapat fasilitas khusus
seperti TIC, dermaga wisaa, hanya terdapat papan interpretasi,
tempat duduk, warung makan dan parkiran. Untuk rencana
kedepannya akan dibangun atau ditambah fasilitas saung atau
gazebo hal tersebut diharapkan dapat memberi pengunjung
kenyamanan dan meningkatkan lamanya kunjungan
pengunjung.
58
2) Hasil Observasi
Dalam existing infrastructure selain infrastruktur itu sendiri juga
terdapat fasilitas yang akan dijabarkan sebagai berikut:
a) Infrastruktur
Salah satu infrastruktur yang tercantum dalam konsep
adalah akomodasi, belum terdapat akomodasi di desa pantai
mekar demikian juga dengan kawasan Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar, masyarakat sekitar juga belum menyediakan
homestay untuk pengunjung karena rata-rata pengunjung
yang berkunjung ke Ekowisata Mangrove Pantai Mekar
hanya berkunjung sekitar 1-4 jam tidak lebih dari itu.
Di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar sudah terdapat pintu
masuk dan juga pintu keluar yang aksesnya menjadi satu,
terbuat dari dari bambu berbentuk gapura yang kondisinya
masih bagus serta terlihat kokoh.
59
GAMBAR 11
PINTU MASUK DAN KELUAR EKOWISATA
MANGROVE PANTAI MEKAR
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
b) Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang dimiliki oleh masyarakat sekitar serta
wisatawan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar adalah
masjid yang berada persis di depan dermaga nelayan pantai
mekar yang berjarak hanya sekitar 200m dari pintu masuk
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar.
60
GAMBAR 12
MASJID DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE PANTAI
MEKAR
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
Selain masjid juga terdapat dermaga yang digunakan oleh
nelayan masyarakat sekitar. Dermaga ini juga biasanya
dipakai untuk pengunjung yang ingin mengelilingi
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar menggunakan kapal.
GAMBAR 13
DERMAGA DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE PANTAI
MEKAR
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
61
c) Fasilitas Khusus
Fasilitas khusus di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar yang
tersedia terdapat loket tiket masuk yang terbuat dari papan
kayu beserta informasi harga tiket dan waktu operasional.
GAMBAR 14
LOKET TIKET MASUK EKOWISATA MANGROVE PANTAI MEKAR
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
GAMBAR 15
TIKET MASUK EKOWISATA MANGROVE PANTAI MEKAR
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
62
Terdapat lahan parkir untuk kendaraan roda dua yang
dikelola oleh masyarakat sekitar tepat di depan pintu masuk
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar. Parkiran ini hanya bisa
digunakan oleh kendaraan roda dua karena jalan menuju
kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar hanya dapat
dilalui oleh kendaraan roda dua. Serta terdapat warung
makan yang juga dikelola oleh masyarakat sekitar yang
menyatu dengan lahan parkir.
GAMBAR 16
LAHAN PARKIR & WARUNG MAKAN
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
Di dalam kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar juga
terdapat 4 tempat duduk berbahan dasar bambu dengan
kondisi yang masih cukup layak untuk pengunjung
beristirahat atau sekedar menikmati suasana di daya tarik
wisata.
63
GAMBAR 17
TEMPAT DUDUK EKOWISATA MANGROVE PANTAI MEKAR
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
Terdapat tempat sampah dengan jumlah 7 tempat sampah
yang terletak disetiap sudut kawasan Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar sehingga terdapat sedikit sampah yang berada
di kawasan daya tarik wisata dengan jumlah tempat sampah
yang cukup banyak. Namun tempat sampah yang berada di
kawasan ini belum terpisahkan antara sampah organic dan
non-organic.
64
GAMBAR 18
TEMPAT SAMPAH DI SETIAP SUDUT KAWASAN
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
d. Level of skill and knowledge
1) Hasil Wawancara
Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan kepada pengelola
CSR PT Pertamina EP Asset 3 dan Pokdarwis Citra Alam
Bahari (CAB).
TABEL 6
HASIL WAWANCARA LEVEL AND SKILL OF
KNOWLEDGE
No. Tema Kategori
Partisipan
Pokdarwis CAB Masyarakat Sekitar
DTW
1.
Level and Skill of
Knowledge
Ketersediaan
interpretasi
Hanya tersedia papan
interpretasi yang ada
disepanjang
boardwalk itu berisi
informasi jenis
mangrove, manfaat
mangrove
Interpretasi tersedia
papan interpretasi jenis
mangrove, jenis satwa,
dan manfaat mangrove
65
Ketersediaan
tourguide
Belum terdapat
tourguide namun
sudah ada pelatihan
tourguide yang sudah
dilaksanakan sekitar 6
bulan yang lalu
Belum terdapat tourguide
sehingga pengunjung
yang berkunjung jika
ingin menggunakan
tourguide hanya bisa
didampingi oleh salah
satu penjaga loket
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2019
Hasil dari wawancara yang dilakukan adalah interpretasi yang
sudah ada di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar hanya terdapat
papan interpretasi jenis mangrove, keragaman satwa, manfaat
mangrove disepanjang boardwalk yang bisa dibaca oleh
pengunjung, sedangkan untuk tourguide belum terdapat
tourguide tetap yang dapat memandu pengunjung, hanya dapat
didampingi oleh salah satu penjaga loket jika ada yang ingin
menggunakan jasa pemandu, namun sudah dilakukan pelatihan
pemandu kepada masyarakat sekitar yang dilakukan sejak 6
bulan yang lalu.
2) Hasil Observasi
Tingkat pengetahuan pengunjung dalam mengeksplor kawasan
Ekowisata Mangrove Pariwisata didapat dari papan interpretasi
yang berada disepanjang boardwalk kawasan daya tarik wisata
ini. Pengunjung dapat meluangkan waktu untuk membaca papan
interpretasi yang tersedia dari mulai Do’s and Don’ts selama
berada di kawasan ini hingga pengetahuan tentang manfaat dan
jenis pohon mangrove serta jenis keragaman satwa yang berada
di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar.
66
GAMBAR 19
PAPAN INTERPRETASI DO’S AND DON’TS
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
67
GAMBAR 20
PAPAN INTERPRETASI TENTANG PENGETAHUAN POHON
MANGROVE
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
GAMBAR 21
PAPAN INTERPRETASI KERAGAMAN JENIS BURUNG
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
68
e. Social Interaction
1) Hasil Wawancara
Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan kepada pengelola
CSR PT Pertamina EP Asset 3 dan Pokdarwis Citra Alam
Bahari (CAB).
TABEL 7
HASIL WAWANCARA SOCIAL INTERACTION
No. Tema Kategori
Partisipan
Pokdarwis CAB Masyarakat Sekitar
DTW
1.
Social Interaction
Keterlibatan
masyarakat
sekitar dalam
kegiatan
pariwisata
Masyarakat sekitar
dilibatkan dalam
penyewaan kapal
nelayan, penajaga
loket tiket, dan
penjaga parkir dan
penjaga warung.
Masyarakat belum terlalu
dilibatkan dalam
kegiatan pariwisata
padahal masyarakat
sangat ingin berinteraksi
dengan pengunjung
dengan tourguide dan
ingin ada program
penanaman mangrove
agar masyarakat terlibat
didalam kegiatan tersebut
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2019
Hasil wawancara yang telah dilakukan adalah masyarakat hanya
terlibat sedikit dalam kegiatan pariwisata yang dapat
meningkatkan interaksi dengan pengunjung seperti pada saat
penyewaan kapal, parkir, membeli makanan, dan membeli tiket,
sedangkan masyarakat ingin lebih dari itu seperti terlibat dalam
kegiatan ekowisata seperti memandu wisatawan dan juga
memberitahu cara menanam mangrove kepada wisatawan
namun belum ada kegiatan untuk menanam mangrove yang
dilakukan oleh masyarakat dengan wisatawan.
69
2) Hasil Observasi
Social interaction yang meliputi interaksi dengan masyarakat
sekitar hanya terjadi saat pembelian tiket, pembayaran uang
parkir serta saat membeli makanan atau minuman dari warung
yang memang semua hal tersebut masih dikelola langsung oleh
masyarakat sekitar, selebihnya pengunjung biasanya hanya
berinteraksi dengan teman atau kelompoknya. Sedangkan untuk
interaksi pengunjung satu dengan pengunjung yang lain juga
sangat jarang ditemukan karena seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya biasanya pengunjung hanya berinteraksi dengan
teman atau sekelompoknya, hal yang sesekali ditemui interaksi
antar pengunjung adalah jika pengunjung memerlukan bantuan
seperti meminta tolong untuk difotokan oleh pengunjung lain.
2. Pembahasan
Dalam pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar akan difokuskan
pada pendekatan pengembangan produk ekowisata yaitu, attractions offered,
access, existing infrastructure, level and skill of knowledge, dan social
interaction berdasarkan konsep Boyd & Butler,( 1996). Sehingga berikut
pembahasan produk ekowisata di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar:
1. Attractions Offered
Daya tarik utama yang seharusnya ditawarkan oleh daya tarik wisata ini
adalah ekowisata yang terdapat di hutan mangrove sesuai dengan nama
daya tarik wisata tersebut yaitu Ekowisata Mangrove Pantai Mekar, serta
berdasarkan Panduan Dasar Pelaksanaan Ekowisata menurut UNESCO
70
pada point (a) adalah memberikan pengalaman dan pendidikan kepada
wisatawan yang diberikan melalui pemahaman akan pentingnya
pelestarian lingungan serta diberikan melalui kegiatan wisata yang kreatif,
serta terdapat manfaat mangrove yang beberapa diantaranya dapat
menjadi potensi wisata, seperti:
a) Sebagai tanaman penahan abrasi pantai
b) Sebagai sumber plasma nutfah
c) Menurunkan kandungan Karbondioksida (CO2) di udara dan
menghasilkan
d) Tempat hidup dan berkembang biaknya berbagai satwa liar
e) Mempunyai potensi sebagai tempat pendidikan, penelitian dan
konservasi
f) Sebagai penghasil bahan organik dan bahan baku industri
Dengan segala manfaat dan kegunaan yang ada seperti diatas, dalam
pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar belum terlihat
kegiatan ekowisata yang mengandung unsur pendidikan dan konservasi
yang dapat dilakukan oleh pengunjung, berdasarkan observasi dan
wawancara pengunjung yang datang tujuan utamanya rata-rata hanya
ingin berfoto di spot-spot foto yang sudah disediakan pengelola, serta
berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan kepada ketua
Pokdarwis Citra Alam Bahari serta community development officer CSR
PT Pertamina EP selaku pengelola tentang rencana kedepan untuk daya
tarik wisata ini adalah akan menambah juga spot foto lain dalam rencana
yang dibuat.
71
Di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar terdapat juga beberapa jenis
burung seperti burung kuntul besar, kowak malam kelabu, blekok sawah,
kuntul karang, cangak merah, dan bondol jawa yang menjadikan
mangrove tempat tinggal atau hanya sekedar migrasi yang biasanya ada
sekitar sore hari, burung burung ini dapat menjadi potensi wisata yang
akan memberikan pengunjung tambahan pengalaman konservasi serta
manfaat pendidikan.
2. Access
Terdapat 2 kondisi akses menuju kawasan Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar yaitu melalui Jl. Raya Muaragembong dan Jl. Muara Belacan,
untuk Jl. Muara Belacan memang tidak terlalu bagus jalanannya masih
terdapat jalanan yang berkerikil serta berlubang yang jika turun hujan
maka akan menjadi kubangan, namun hal tersebut bukan menjadi
masalah yang cukup berarti karena hal tersebut malah bisa menjadi daya
tarik sendiri untuk ecotourist terutama eco-specialist sedangkan untuk Jl.
Raya Muaragembong dapat dilalui oleh pengunjung yang memang
menyukai jalan yang mulus. Selain kondisi jalan ada beberapa hal yang
masih kurang di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar seperti belum
terdapat petunjuk arah yang dapat memudahkan pengunjung sehingga
pengunjung yang datang ke daya tarik wisata ini biasanya mengandalkan
maps melalui smartphone atau bertanya kepada warga sekitar, serta
lampu jalan yang masih minim sehingga jika pengunjung yang
menikmati sunset pada petang dan jalan pulang dari Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar akan sangat gelap. Kondisi akses didalam kondisi
72
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar juga sudah termasuk dalam kriteria
ekowisata yaitu menggunakan jalur tracking atau boardwalk yang
terbuat dari batang pohon bambu sehingga tidak merusak lingkungan
juga tidak merusak ekosistem satwa yang ada, namun ada beberapa jalur
boardwalk yang batang pohonnya sudah berjarak serta terasa bergoyang
sehingga dapat membahayakan pengujung.
3. Existing Infrastructure
a. Infrastruktur
Salah satu infrastruktur yang tercantum dalam konsep adalah
akomodasi, namun di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar belum
tersedia akomodasi seperti hotel atau homestay karena memang
pengunjung yang berkunjung tidak lebih dari 4 jam, serta memang
pengelola belum merencanakan akan diadakan akomodasi mengingat
daya tarik yang direncanakan pun aktivitasnya tidak banyak hanya
memakan waktu tidak lebih dari sehari, jika ada pengunjung yang
datang dari kota yang jaraknya cukup jauh dapat bermalam di hotel
yang terdapat di pusat kota Kabupaten Bekasi.
b. Fasilitas Umum
Salah satu fasilitas umum yang digunakan sebagai kegiatan
ekowisata di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar adalah dermaga
yang biasa dipakai untuk para nelayan, di kawasan Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar ini belum terdapat dermaga khusus
wisatawan sehingga dalam kegiatan pariwisata dermaga nelayan ini
digunakan untuk berkeliling kawasan Ekowisata Mangrove Pantai
73
Mekar menggunakan perahu nelayan, serta karena masih
menggunakan perahu yang biasa dipakai oleh nelayan, sehingga
belum terdapat alat-alat keamanan seperti pelampung untuk
pengunjung mengingat akan berkeliling hutan mangrove di laut
dalam.
Pos keamanan juga belum terdapat di kawasan Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar ini, pos keamanan dibutuhkan dalam kegiatan
ekowisata mengingat kegiatan ekowisata daya tarik wisata ini
dilakukan di hutan mangrove serta bersandingan dengan laut
sehingga pos keamanan akan membuat pengunjung yang berkunjung
merasa aman.
c. Fasilitas Khusus
Terdapat lahan parkiran yang berada tepat didepan pintu masuk
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar yang juga persis didepan rumah-
rumah warga, hal in dapat mengganggu aktivitas masyarakat sekitar
saat sedang high season karena banyaknya jumah kendaraan yang
terparkir didepan rumah masyarkat sekitar, sehingga perlu adanya
relokasi atau meminimalkan jumlah kendaraan yang terparkir dekat
dengan kawasan rumah warga.
Serta belum terdapat tempat sampah yang dapat memisahkan antara
beberapa jenis sampah seperti organic dan inorganic sehingga perlu
adanya penambahan jenis tempat sampah sehingga sampah yang ada
tidak tercampur juga dapat dimanfaatkan atau diolah kembali.
74
4. Level and Skill of Knowledge
Tingkat pengetahuan yang didapat oleh pengunjung di Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar hanya didapat dari papan interpretasi yang
berada di sepanjang boardwalk serta berdasarkan wawancara kepada
pengunjung hanya 2 dari 5 orang yang membaca papan interpretasi
tersebut sisanya hanya sekedar berkeliling serta berfoto, hal ini menjadi
concern untuk pengelola karena pengunjung belum mendapatkan
manfaat pendidikan sesuai salah satu prinsip ekowisata, sehingga bisa
dimulai dari diadakannya tourguide dan TIC yang bisa menjelaskan serta
memberikan infromasi lebih kepada pengunjung saat berkeliling kawasan
ekowisata, dan juga memang belum terdapat tourguide yang tersedia di
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar.
5. Social Interaction
Interaksi yang terjadi di Ekowisata Mangrove dari pengunjung ke
masyarakat serta pengunjung ke pengunjung lain masih dinilai kurang
karena memang masyarakat sekitar belum terlalu banyak dilibatkan
dalam kegiatan ekowisata di daya tarik wisata ini, padahal banyak
kegiatan yang dapat melibatkan masyarakat yang dapat sarana interaksi
antara masyarakat sekitar dan pengunjung dalam mengembangkan daya
tarik wisata ini, dan juga sesuai dengan prinsip ekowisata dan juga
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan masyarakat memang ingin
terlibat dalam kegiatan wisata.
75
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Setelah melakukan identifikasi dan menganalisis data agar pertanyaan
penelitian dapat terjawab, maka berikut adalah simpulan dan rekomendasi
berdasarkan hasil kondisi produk ekowisata di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar
A. Simpulan
Berikut adalah simpulan yang didapatkan berdasarkan hasil identifikasi
yang sudah dilakukan.
1. Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan, kondisi komponen
internal yang mencakup aspek fisik, Ekowisata Mangrove Pantai Mekar
memiliki keragaman vegetasi dan kehidupan liar seperti terdapat 2 jenis
pohon mangrove serta terdapat keanekaragaman jenis burung serta satwa
lain namun belum dikembangkan dengan maksimal sehingga diharapkan
kedepannya akan ada pengembangan daya tarik wisata yang sesuai
dengan ekowisata yaitu yang mengandung unsur pendidikan serta
konservasi.
2. Sedangkan kondisi komponen eksternal yang mencakup salah satunya
adalah aspek ekonomi yaitu, masyarakat sekitar Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar mayoritas bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan,
serta beberapa diantaranya terlibat dalam kegiatan pariwisata seperti
menjaga parkir serta membuka warung disekitar kawasan wisata, dengan
kondisi ekonomi tersebut dinilai masyarakat sekitar belum mendapatkan
76
manfaat ekonomi yang maksimal karena hanya dilibatkan dalam
sebagian kecil kegiatan pariwisata, sedangkan dalam prinsip ekowisata
terdapat salah satunya yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat
sekitar dengan ekowisata, sehingga diharapkan kedepannya masyarakat
lebih dilibatkan dalam segala kegiatan wisata di Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar.
3. Dan kondisi produk ekowisata aktual yang ada dalam aspek daya tarik
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar memiliki daya tarik wisata yaitu
hutan mangrove, spot foto dan pemandangan sunset dan beberapa belum
dimanfaatkan dengan maksimal, karena masih belum terdapat manfaat
konservasi dan pendidikan dalam ekowisata, serta masih ada beberapa
potensi wisata yang belum dikembangkan lebih lanjut, aspek access
internal sudah cukup sesuai dengan ketentuan akses ekowisata yaitu
akses yang ramah lingkungan seperti boardwalk yang berbahan dasar
batang bambu namun masih ada beberapa komponen akses yang masih
dinilai kurang seperti masih belum terdapat papan penunjuk jalan serta
lampu jalan, hal tersebut dapat memudahkan pengunjung serta
masyarakat sekitar, infrastruktur dan fasilitas yang sudah ada pun
beberapa sudah termasu ramah lingkungan dengan pembangunan
berbahan dasar bambu, namun masih ada beberapa fasilitas yang dinilai
kurang dan membutuhkan inovasi baru yang diharapkan kedepannya hal
itu dapat tercapai.
77
B. Rekomendasi
Berikut merupakan rekomendasi yang didapatkan melalui identifikasi
dan analisis yang telah dilakukan. Rekomendasi akan dideskripsikan
berdasarkan pengembangan produk ekowisata yang dilakukan di Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar yaitu dengan aspek attractions offered, access,
existing infrastructure, level and skill of knowledge, dan social interaction
yang. Berikut merupakan deskripsi mengenai pengembangan yang
direkomendasikan:
GAMBAR 22
PETA LOKASI PENELITIAN DAN PENEMPATAN REKOMENDASI
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2019
1. Pengembangan Attractions Offered
Berdasarkan hasil analisi dan data aktual yang ada, daya tarik wisata
yang ditawarkan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar hanya sekedar
78
mengelilingi hutan mangrove dan spot foto, sedangkan ekowisata yang
merupakan daya tarik utama belum dikembangkan dengan maksimal,
sehingga penulis merekomendasikan daya tarik serta aktivitas baru yang
sesuai dengan konsep dan kondisi aktual
a. Penanaman mangrove
Aktivitas penanaman mangrove yang dapat dikembangkan adalah
penanaman mangrove oleh setiap wisatawan yang ingin belajar
menanam mangrove dengan kegiatan penanaman ini dapat
meningkatkan kesadaran wisatawan akan pentingnya kelestarian
mangrove. Aktivita ini dapat dilakukan dengan masyarakat sekitar
yang terlibat dengan diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai
manfaat mangrove, jenis-jenis mangrove, dan juga apa yang akan
terjadi jika ekosistem mangrove ini rusak, lalu selanjutnya menuju
ke lahan penanaman mangrove dan memberikan penjelasan kepada
pengunjung bagaimana cara yang baik menanam mangrove, setelah
semua penjelasan atau pengetahuan tersebut diberikan selanjutnya
pengunjung bisa mencoba menanam mangrove sendiri seperti apa
yang sudah dijelaskan oleh pemandu, selannjutnya sebagai
pengalaman serta kenangan dapat diberi papan nama yang diberi
nama masing-masing pengunjung yang akan ikut ditanam bersamaan
dengan pohon mangrove.
79
GAMBAR 23
POTENSI LOKASI PENANAMAN MANGROVE
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
GAMBAR 24
ILUSTRASI PENANAMAN MANGROVE OLEH
PENGUNJUNG
Sumber: Google, 2019
80
GAMBAR 25
ILUSTRASI PAPAN NAMA PENGUNJUNG
Sumber: Google, 2019
b. Menara pandang atau birdwatch tower
Menara pandang atau birdwatch tower diperlukan untuk melihat
keragaman jenis burung serta satwa lain yang berada di Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar agar tidak terlalu mengganggu aktivitas
burung-burung serta satwa lain secara langsung atau dengan jarak
yang lebih dekat karena hal itu dapat membuat satwa terganggu.
GAMBAR 26
ILUSTRASI MENARA PANDANG ATAU BIRDWATCH
TOWER
Sumber: Shutterstock, 2019
81
c. Wisata air di sungai Citarum
Terdapat juga potensi wisata air yang dapat dilakukan dari pusat
lahan parkir yang berjarak sekitar 500m jauhnya dari kawasan daya
tarik wisata menggunakan perahu menuju daya tarik wisata, hal
selain menjadi inovasi dalam elemen akses dapat juga dijadikan
potensi wisata air, dalam hal akses yaitu mengantar pengunjung dari
tempat parkir menuju kawasan daya tarik wisata, sedangkan dalam
elemen atraksi dapat menambah experience pengunjung.
GAMBAR 27
ILUSTRASI WISATA AIR DI SUNGAI CITARUM
Sumber: Google, 2019
2. Pengembangan Access
Dalam hal aksesibilitas memang ada beberapa jalan yang masih
berkerikil serta berlubang untuk menuju ke kawasan Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar seperti saat melalui jalur Jl. Muara Belacan,
namun hal itu tidak menjadi masalah yang berarti karena tidak selalu
daya tarik wisata dapat mudah dicapai, hal tersebut bisa menjadi salah
satu ketertarikan pada beberapa pengunjung, namun ada beberapa
82
komponen dalam aksesibilitas yang masih dinilai kurang seperti
penerangan jalan serta petunjuk arah yang masih minim, sehingga
diperlukan penambahan penerangan jalan karena hal itu cukup penting
mengingat Ekowisata Mangrove Pantai Mekar ini memilki daya tarik
wisata yaitu melihat sunset sehingga ketika pengunjung menuju arah
pulang dapat terbantu dengan adanya penerangan jalan tersebut, hal
tersebut juga dapat membantu masyarakat sekitar karena dengan adanya
penambahan penerangan jalan aktivitas masyarakat sekitar bisa lebih
maksimal pada saat sudah melewati petang. Serta dibutuhkan pebuatan
papan petunjuk arah menuju Ekowisata Mangrove Pantai Mekar, karena
berdasarkan observasi dan wawancara belum terdapat papan petunjuk
arah menuju daya tarik wisata ini, papan petunjuk arah awalnya sempat
ada di depan pintu masuk kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar
namun sudah rusak sehingga belum ada lagi papan petunjuk arah hingga
saat ini. Papan petunjuk arah dapat memudahkan pengunjung untuk
mencapai daya tarik wisata, karena selama ini pengunjung hanya
mengandalkan maps pada smartphone dan bertanya kepada masyarakat
sekitar.
3. Pengembangan Existing Infrastucture
Terdapat beberapa infraastruktur serta fasilitas yang direkomendasikan
untuk diperbaik maupun dibangun dengan inovasi baru dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan pengunjung, berikut beberapa rekomendasi
infrastruktur serta fasilitas:
83
a. Pembuatan dermaga untuk kegiatan wisata
Kegiatan wisata air yang telah dilakukan di Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar masih menggunakan dermaga nelayan yang masih
aktif bahkan masih digunakan untuk pelelangan ikan hal ini akan
mengganggu kedua pihak yaitu para nelayan dan juga pengunjung,
sehingga perlu adanya pembangunan dermaga wisata yang dapat
digunakan pengunjung untuk mengelilingi hutan mangrove
menggunakan perahu, dan juga dilengkapi dengan peralatan
keamanan seperti pelampung.
GAMBAR 28
ILUSTRASI DERMAGA WISATA
Sumber: Google, 2019
b. Relokasi lahan parkir
Kondisi lahan parkir yang ada di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar
masih menyatu dengan pemukiman warga sehingga tepat didepan
rumah warga terdapat banyak kendaraan pengunjung, hal tersebut
dikemudian hari akan membuat masyarakat sekitar tidak nyaman
terlebih lagi pada saat high season akan lebih banyak kendaraan
84
yang akan terparkir didepan rumah warga, sehingga penulis
merekomendasikan pengalokasian lahan parkir atau untuk sekedar
meminimalkan jumlah kendaraan dengan memusatkan serta
menggunakan lahan parkir yang berada sekitar 500m dari kawasan
ekowisata yang biasanya hanya digunakan untuk mobil dan bus, dan
pengunjung dapat menyambung perjalanannya menggunakan perahu
yang tersedia di dermaga depan pusat lahan parkir.
GAMBAR 29
LOKASI RELOKASI LAHAN PARKIR
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
85
GAMBAR 30
DERMAGA DEPAN LAHAN PARKIR
Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019
c. Tempat sampah organic non-organic
Kondisi tempat sampah yang terdapat di Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar jumlahnya sudah cukup banyak yang berada disetiap sudut
kawasan, namun belum terdapat pemisahan jenis sampah yang ada,
sehingga perlu ditambahkan jenis tempat sampah seperti organik,
anorganik, dan B3. Dengan adanya pemisahan tersebut sampah yang
ada bisa dikelola kembali menjadi sesuatu yang baru seperti
souvenir.
86
GAMBAR 31
ILUSTRASI TEMPAT SAMPAH 3 JENIS
d. Pusat pembelian souvenir
Pusat pembelian souvenir dapat dikelola oleh masyarakat sekitar
dengan membuat souvenir menggunakan bahan daur ulang yang
didapatkan dari sampah yang sudah dipisahkan serta daur ulang
limbah ranting serta daun reruntuhan pohon mangrove, pelibatan
masyarakat sekitar juga dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat.
87
GAMBAR 32
ILUSTRASI SOUVENIR DAUR ULANG SAMPAH
Sumber: Google, 2019
GAMBAR 33
ILUSTRASI SOUVENIR OLAHAN MANGROVE
Sumber: Google, 2019
4. Pengembangan Level and Skill of Knowledge
Dalam hal tingkat pengetahuan juga masih sangat minim karena
pengunjung hanya mendapat pengetahuan dari 3 papan interpretasi yang
berada sepanjang boardwalk sehingga diperlukan sarana serta inovasi lain
seperti disediakannya tourguide karena belum terdapat tourguide untuk
88
pengunjung yang ingin mempelajari ekowisata lebih dalam. Tourguide
yang tersedia dapat bekerjasama dengan masyarakat sekitar, masyarakat
bisa diberi pelatihan tourguide sehingga masyarakat sekitar juga dapat
menyadari pentingnya ekosistem mangrove dengan adanya pelatihan
tersebut, serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Selain tourguide pembangunan TIC juga dapat dijadikan sarana untuk
meningkatkan pengetahuan karena di dalam Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar belum terdapat TIC, TIC dapat digunakan untuk pengunjung yang
tidak dapat menggunakan jasa tourguide karena jasa tourguide jumlahnya
terbatas, TIC tersebut dapat berisi interpretasi manfaat mangrove, sejarah
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar, serta interpretasi jenis jenis satwa liar
yang ada.
Untuk mencapai tujuan diatas perlu diadakan pelatihan kepada masyarakat
sekitar bagaimana cara guiding, bagaimana cara mengolah sampah atau
reruntuhan pohon mangrove menjadi souvenir yang dapat dibeli oleh
pengunjung, dan juga pelatihan untuk membibitkan pohon mangrove
sehingga masyarakat tidak menunggu datangnya pohon mangrove dari
pengelola saja tetapi bisa membibitkan dengan banyak.
5. Pengembangan Social Interaction
Dalam pengembangan social ineteraction dapat dimulai dari melibatkan
masyarakat dalam pembuatan souvenir yang dapat dibuat dari olahan
limbah sampah serta limbah mangrove menjadi souvenir yang dapat dibeli
oleh pengunjung serta pengunjung dan masyarakat bisa mendapatkan
pengalaman, pengetahuan, serta dapat terjadinya interaksi antar pengunjug
89
dan masyarakat seperti pengunjung bisa mencoba membuat souvenir, serta
pengunjung dan masyarakat jadi mengetahui manfaat limbah sampah serta
limbah mangrove dapat dijadikan souvenir, dan juga dengan adanya
kegiatan menanam mangrove seperti dijelaskan di pengembangan
attractions offered juga bisa menjadi sarana agar terjadinya interaksi antar
pengunjung dengan pengunjung lain karena kegiatan penanaman
mangrove dapat dilakukan bersamaan dengan pengunjung lain, serta
masyarakat perlu diberi pelatihan bagaimana mengolah limbah menjadi
souvenir agar bisa memberi informasi lebih kepada pengunjung serta
menghadapi atau berkomunikasi dengan pengunjung.
GAMBAR 34
ILUSTRASI KEIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM
MENGELOLA LIMBAH MENJADI SOUVENIR
Sumber: Google, 2019
90
6. Peta Rencana Pengembangan Daya Tarik dan Fasilitas
GAMBAR 35
PETA FASILITAS DAN ATRAKSI EKOWISATA MANGROVE
PANTAI MEKAR
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2019
91
GAMBAR 36
PETA LANJUTAN FASILITAS DAN ATRAKSI
EKOWISATA MANGROVE PANTAI MEKAR
Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2019
Pada gambar 35 dan 36 diatas merupakan peta lokasi yang
direkomendasikan untuk pengembangan daya tarik wisata dan fasilitas
wisata. Yaitu pada kawasan yang berada di gambar 34 terdapat lokasi
rekomendasi pengembangan daya tarik wisata dan fasilitas wisata
diantaranya lokasi rekomendasi pengembangna TIC, Spot Penanaman
Mangrove, Dermaga Wisata dan Bird Watch Tower. Sedangkan pada
kawasan yang berada di gambar 35 terdapat lokasi rekomendasi
pengembangan yaitu lokasi rekomendasi pengembangan Pusat Pembelian
Souvenir, Relokasi Lahan Parkir, dan Dermaga dan Wisata Air Sungai
Citarum untuk menuju ke daya tarik wisata Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar.
92
DAFTAR PUSATAKA
Buku:
Arief, I. A. (2003). Hutan Mangrove Fungsi & Manfaatnya. Yogyakarta:
KANISIUS (Anggota IKAPI).
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
Rineka Cipta.
Asmin, F. (2014). Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan (Dimulai dari
Konsep Sederhana). Padang: ASMIN Publishing.
Basuki, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta : Penaku.
Bengen, D. (2004). Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem
Mangrove. Bogor: Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Laut IPB.
Boyd, S. W., & Butler, R. W. (1996). Managing Ecotourism: an opportunity
spectrum approach. Tourism Management.
Damanik, J., & Weber, H. (2006). Perencanaan Ekowisata: dari Teori ke
Aplikasi. Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Hasan, I. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya .
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Ibrahim. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Inskeep. (1991). Tourism Planning An Integrated and Sustainable Development
Approach. New York: Van Nostrand Reinhold.
Kurnianto, I. R. (2008). Pengembangan Ekowisata (Ecotourism) di Kawasan
Waduk Cacaban Kabupaten Tegal. Semarang: Unversitas Diponegoro.
Kusmayadi, & Sugiarto, E. (2000). Metodologi Penelitian dalam Bidang
Kepariwisataan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Moleong, L. J. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.
Santoso. (2000). Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Jakarta.
93
Saparinto. (2007). Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. Semarang: Dahara
Prize.
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kulitatif . Bandung: Alfabeta.
Surya, C. R. (2016). Pengelolaan Ekowisataa Berbasis Goa: Wisata Alam Goa
Pindul. Yogyakarta: Deepublish.
UNESCO Office Jakarta and Regional Bureau for Science in Asia and the Pasific.
(2009). Ekowisata: Panduan Dasar Pelaksanaan. Jakarta.
Wijaya, H. (2018). Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi. Makassar:
Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
94
Website:
https://pertamina.com/id/news-room/csr-news/pt-pertamina-ep-resmikan-
ekowisata-mangrove-pantai-mekar-; diakses tanggal 4 maret 2019
https://onlinebekasi.com/2018/11/28/ekowisata-mangrove-di-muara-gembong-
diresmikan/; diakses tanggal 15 maret 2019
https://news.detik.com/berita/4321221/melihat-ekowisata-mangrove-di-muara-
gembong-bekasi; diakses tanggal 15 maret 2019
LAMPIRAN
95
Pedoman Penelitian Fokus
Penelitian Tema Kategori Sumber
Produk
Wisata
Inskeep
(1991)
dan Boyd &
Butler (1996)
Daya Tarik Aktual Observasi dan
Wawancara Potensial
Fasilitas Pariwisata
Akomodasi Data Sekunder dan
Wawancara Restaurant
Agen Wisata
Petunjuk Arah /
Interpretasi
Observasi dan
Wawancara
Tourist Information
Center
Fasilitas Yang Ramah
Lingkungan
Fasilitas Pelayanan
Umum
Masjid / Musholla
Observasi
Toilet
Klinik / Rumah Sakit
Tempat Peristirahatan
Rest Area
Parking Bay
ATM
Aksesibilitas
Jalan Observasi dan Data
Sekunder dan
Wawancara Kemudahan Pencapaian
Transportasi Data Sekunder dan
Wawancara
Level Skill of
Knowledge
Papan Interpretasi Observasi
Tourguide Observasi dan
Wawancara
Social Interaction
Keterlibatan Stakeholder Wawancara
Keterlibatan Masyarakat Wawancara
96
TABEL TRIANGULASI HASIL WAWANCARA
PERTANYAAN
JAWABAN RESPONDEN
Kepala Seksi Destinasi Wisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi
CSR PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field
Pokdarwis Citra Alam Bahari (CAB) Desa Pantai Mekar
Masyarakat sekitar Ekowisata Mangrove Pantai Mekar
Apakah sudah ada perencanaan kedepannya terhadap pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar?
Dinas pariwisata belum terlalu terlibat dalam pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar, belum ikut serta dalam pengelolaan, sehingga kedepannya dinas akan lebih memperhatikan pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar serta memasukkan daya tarik wisata ini kedalam RIPPARDA
PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field sendiri sudah memiliki rencana strategis (5 tahun) dan rencana kerja (tahun berjalan) program pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar. Dan rencana terdekat akan memperpanjang tracking yang dibuat bertahap per tahun dibangun 100m hingga total 900m
Rencana yang akan datang akan memperpanjang jalur tracking yang saat ini sepanjang 200m akan diperpanjang hingga total 900m. Dan akan ditambah atraksi wisata spot foto di sepanjang jalur tracking yang nantinya akan dibangun tersebut, serta menambah wisata air di dermaga dan pembuatan saung atau gazebo untuk tempat beristirahat sekaligus atraksi wisata foto
97
Apakah sudah terdapat program pengembangan di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar?
Dinas pariwisata belum memiliki program khusus untuk Ekowisata Mangrove Pantai Mekar dalam pengelolaan daya tarik wisata ini, satu satunya program yang telah dilakukan dalam pengembangan adalah pelatihan atau pembinaan pokdarwis.
PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field sudah melaksanakan program pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar sejak 2017 dimulai dengan membentuk pokdarwis dan pembangunan tracking sepanjang 100 meter pada tahun 2018 hingga saat ini total 200m, pembuatan spot foto, sosialisasi tentang lingkungan pada masyarakat sekitar, dan membersihkan pesisir (coastal clean up)
untuk program pengembangan yang telah dilakukan pokdarwis yaitu mengajak serta sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar
98
Apakah terdapat kendala dalam pengembangan dan menjalankan program tersebut?
Tidak ada kendala besar dalam pemberian pelatihan atau pembinaan pokdarwis yang telah dilakukan.
Sejauh ini program berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan namun terdapat beberapa kendala dalam menjalankan program Ekowisata Mangrove Pantai Mekar salah satunya kesadaran masyarakat yang mmasih kurang dalam menjaga lingkungan serta persoalan sampah laut yang tak kunjung usai karena terus berdatangan terbawa arus laut.
Dinas pariwisata belum ikut serta lebih dalam pengembangan padahal pokdarwis sudah mengajukan pengajuan pembangunan tetapi belum mendapat kepastian dari dinas pariwisata, diharapkan kedepannya dinas pariwisata bisa ikut serta dalam pengembangan terutama dana karena biasanya pokdarwis hanya mengandalkan uang hasil penjualan tiket dan sumbangan dari CSR PT Pertamina untuk memperbaiki atau membangun fasilitas
99
Apakah masyarakat sudah terlibat dalam pengembangan maupun kegiatan pariwisata di Ekowisata Mangrove Pantai Mekar?
Dinas pariwisata hanya mengetahui masyarakat yang terlibat adalah anggota pokdarwis karena salah satu program yang sudah dilaksanakan adalah pelatihan atau pembinaan kepada pokdarwis Citra Alam Bahari
Yang sudah dilakukan untuk masyarakat sekitar oleh PT Pertamina adalah sosialisasi lingkungan pada masyarakat serta memberikan masyarakat kesempatan untuk membbuka warung untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar
masyarakat sekitar terlibat dalam penjaga loket, membuka usaha warung makan dirumahnya, dan menjaga parkir yang hasil nya akan disimpan oleh masyarakat langsung karena lahan parkir pun menggunakan lahan milik masyarakat
Masyarakat hanya terlibat dalam kegiatan berjualan yaitu membuka usaha warung makan, menjaga parkir dan loket, belum ada keterlibatan lebih dalam kegiatan pariwisata, sedangkan masyarakat mengharapkan diikutsertakan dalam kegiatan pariwisata seperti saat ada komunitas yang ingin menanam mangrove masyarakat ingin ikut dalam kegiatan tersebut.
100
CHECKLIST/ DAFTAR PERIKSA DAYA TARIK
Nama Kawasan Penelitian :
Klasifikasi Daya Tarik :
Peneliti :
Tanggal penelitian :
A. Daya Tarik
1. Jenis Daya Tarik
No. Jenis Aktual Potensial Lokasi Keterangan
Utama penunjuang
1.1 Hutan
1.2 Hujan
1.3 Danau
1.4 Sungai
1.5 Flora
1.6 Fauna
1.7 Panorama
1.8 Penangkaran
1.9 Pantai
1.10 Laut
1.11 Perikanan
1.12 Kehidupan
Masyarakat
101
1.13 Festival/event
1.14 Industri
kerajinan
tangan
1.15 Birdwatch
Tower
1.16
1.17
2. Daya Tarik Wisata
Kategori Keterangan
Wisata Alam
Wisata Budaya
Wisata Buatan
Wisata Sosial
B. Fasilitas
1. Fasilitas Ekowisata
No. Jenis Jumlah Lokasi Kualitas Keterangan
1.1 Akomodasi menginap
Ada Tidak
ada
1.2 Restoran
102
Ada Tidak ada
1.3 Tempat Parkir
Jumlah…………
Lokasi
……………..
Daya Tampung
……… motor,
……… mobil,
…………
Kondisi lapisan
permukaan tempat
parkir
Tanah Aspal
van block
Lainnya……….
1.4 Pintu gerbang
Ada Tidak ada
1.5 Pos Keamanan
Jumlah Pos………..
titik
Jumlah pegawai
………. Orang
Jarak setiap pos
103
……….. m
1.6 TIC
Ada Tidak ada
1.7 Kondisi TIC
Baik Buruk
1.8 Kelengkapan
informasi TIC
Lengkap
Kurang Lengkap
Tidak Lengkap
1.9 Tempat peribadatan
Ada Tidak ada
Kondisi
Baik Buruk
1.10 Toilet umum
Ada Tidak ada
Kondisi
Baik Buruk
1.11 Shelter
Ada Tidak ada
Kondisi
Baik Buruk
1.12 Pos P3K
104
Ada Tidak ada
Kondisi
Baik Buruk
1.13 Bangku Taman
Ada Tidak ada
Kondisi
Baik Buruk
1.14 Penyewaan
a. Perahu
b. Sepeda
c. Hammock
d. ………..
1.15 Interprestasi
a. Brosur
b. Papan info
c. Rambu-rambu
d. Interpreter
e. Checklist
f. Greenhouse
1.16 Toko souvenir/cindera
mata
Ada Tidak ada
Kondisi
105
Baik Buruk
2. Sarana Umum Terdekat/ Sekitar Kawasan
No. Aspek Tidak Ada Ada Jenis Keterangan
2.1 Fasilitas Kesehatan
2.2 Fasilitas Keamanan
2.3 Fasilitas Ibadah
2.4 Pom Bensin
2.5 Tambal Ban
2.6 Telepon Umum
2.7 Penerangan Jalan
2.8 Rambu Lalu Lintas
2.9 Lainnya……
3. Infrastruktur
Kategori Keterangan
Ketersediaan Air (sumber air)
Ada
Tidak ada
Kejernihan air
Baik
Buruk
106
Ketersediaan Listrik
Ada
Tidak ada
Telekomunikasi
Ketersediaan jaringan komunikasi
Ada
Tidak ada
Kondisi jaringan komunikasi
Baik
Buruk
C. Aksesibilitas
1. Jalan
No.
Aspek
Klasifikasi
Kelas
Jalan
Panjang
Jalan
Lebar
Jalan
Keterangan
1.1 Jalan
Raya
1.2 Jalan
Akses
1.3 Jalan
Setapak
107
2. Frekuensi transportasi umum dari terminal terdekat
No. Jenis Keterangan
2.1 Bus Terjadwal Tidak
terjadwal
2.2 Angkot Terjadwal Tidak
terjadwal
2.3 Angkutan
Tradisional
Ada Tidak Ada
2.4 Lainnya…………………..
3. Transportasi
Kategori Keterangan
The Way
Kemudahan pencapaian
Mudah dijangkau
Sulit dijangkau
The vehicle
Ketersediaan moda transportasi
Ada
Tidak ada
Jenis moda transportasi
…………………………
Kondisi moda transportasi
108
Baik
Tidak baik
Jumlah moda tansportasi…………buah
Terminal
Kondisi terminal
Baik
Buruk
Jumlah terminal……………….buah
Control dan sistem komunikasi
Darat
Laut
Udara
D. Level Skill of Knowledge
Kategori Keterangan
Guide Lokal
Ada
Tidak ada
Sarana Interpretasi
Ada
Tidak ada
109
PEDOMAN WAWANCARA
Lokasi pengambilan data :
Tanggal pengambilan data :
Waktu pengambilan data :
A. Kepala Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Bekasi
1. Apakah sudah ada perencanaan (rencana jangka panjang-menengah-
pendek) terhadap pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar?
2. Apakah sudah terdapat program pengembangan Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar?
3. Bagaimana pelaksanaan program yang telah dibuat?
4. Apakah sudah terdapat kebijakan dalam pengembangan Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar?
5. Apakah sudah terdapat paket daya tarik wisata yang sesuai dengan
Ekowisata?
6. Adakah kendala yang dihadapi dalam menjalankan kebijakan
tersebut?
7. Siapa saja pihak atau stakeholder yang terlibat dalam pengembangan
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar?
8. Apa saja peran stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar?
110
9. Sejauh mana koordinasi dinas pariwisata dengan stakeholder lain yang
terkait?
10. Apakah ada pembinaan kepada stakeholder terkait dalam
pengembagan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar?
11. Apakah sudah terdapat arahan dari dinas kepada stakeholder terkait?
12. Adakah kendala yang dihadapi dalam berkoordinasi dengan pihak-
pihak tersebut?
B. CSR PT Pertamina EP
1. Apakah sudah ada perencanaan (rencana jangka panjang-menengah-
pendek) terhadap Ekowisata Mangrove Pantai Mekar?
2. Apa saja keunggulan Ekowisata Mangrove yang membedakan dengan
daya tarik wisata lain?
3. Apakah sudah terdapat program pengembangan Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar?
4. Bagaimana pelaksanaan program yang telah dibuat?
5. Apakah sudah terdapat kebijakan dalam pengembangan Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar?
6. Adakah kendala yang dihadapi dalam menjalankan kebijakan
tersebut?
7. Sejauh mana keterlibatan CSR PT Pertamina EP dalam
pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar?
8. Apakah sudah terdapat paket daya tarik wisata yang sesuai dengan
Ekowisata?
111
9. Sejauh mana pengembangan yang sudah dilakukan di Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar?
10. Apakah ada pengawasan secara berkala oleh pengelola dalam
menjalankan program pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai
Mekar?
C. Ketua Pokdarwis Citra Alam Bahari
1. Apakah sudah ada perencanaan (rencana jangka panjang-menengah-
pendek) terhadap Ekowisata Mangrove Pantai Mekar?
2. Apakah sudah terdapat program pengembangan Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar?
3. Bagaimana pelaksanaan program yang telah dibuat?
4. Apakah sudah terdapat kebijakan dalam pengembangan Ekowisata
Mangrove Pantai Mekar?
5. Adakah kendala yang dihadapi dalam menjalankan kebijakan
tersebut?
6. Apakah sudah ada pembinaan kepada anggota pokdarwis oleh dinas
pariwisata?
7. Jika ada seberapa rutin pertemuan dalam pembinaan oleh dinas
pariwisata?
8. Apakah ada biaya dalam mengembangkan Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar?
9. Apakah terdapat kendala dalam pengembangan Ekowisata Mangrove
Pantai Mekar?
10. Apakah sudah terdapat guide lokal?
112
11. Jika ada apakah sudah pernah diadakan pelatihan guide?
D. Kepala Desa Pantai Mekar
1. Sejauh manakah koordinasi dinas pariwisata terhadap masyarakat
setempat?
2. Apakah masyarakat setempat mendapatkan dampak positif maupun
negative dengan adanya Ekowisata Mangrove Pantai Mekar?
3. Bentuk kerjasama apa saja yang sudah dilakukan dalam
pengembangan Ekowisata Mangrove Pantai Mekar
4. Apakah terdapat pembinaan yang dilakukan dinas pariwisata untuk
masyarakat setempat?
E. Masyarakat Sekitar Daya Tarik Wisata
1. Apakah masyarakat sudah terlibat dalam kegiatan pariwisata di
Ekowisata Mangrove Pantai Mekar?
2. Jika sudah terlibat sejauh mana keterlibatan masyarakat dan dalam
kegiatan apa saja masyarakat dilibatkan?
3. Apakah sudah ada pembinaan atau pelatihan yang diberikan kepada
masyarakat sekitar?
4. Apakah sudah ada dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat
dengan adanya Ekowisata Mangrove Pantai Mekar?
5. Apakah ada harapan kedepan untuk ekowisata mangrove pantai mekar
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
113
114
115
116
117
118
119
120
BIODATA
Nama : Rizki Damayanti
Nomor Induk : 201520424
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Oktober 1997
Agama : Islam
Alamat Rumah : Komplek Sapta Pesona Jl. Jambu, Blok E3 No. 5
RT/RW 006/008, Kelurahan Jatiasih, Kecamatan
Jatiasih, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat
DATA ORANG TUA
Nama Ayah : Suroso
Pekerjaan : PNS
Nama Ibu : Sri Hartini
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Rumah : Komplek Sapta Pesona Jl. Jambu, Blok E3 No. 5
RT/RW 006/008, Kelurahan Jatiasih, Kecamatan
Jatiasih, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat
121
PENDIDIKAN
1. SD Negeri Jatiluhur 1 Kota Bekasi
2. SMP Negeri 39 Kota Bekasi
3. SMA Negeri 8 Bekasi
4. Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung
PENGALAMAN KERJA DAN PENELITIAN
1. Anggota Divisi Bidang Non-Akademik HIMA Manajemen Destinasi
Bidang Pariwisata ( 2016 – 2017 )
2. Field Project Study Tahun 2018 sebagai anggota peneliti dengan tema:
Perencanaan Pengembangan Kawasan Wisata Kecamatan Lohia dan
Sekitarnya
3. Praktek Kerja Nyata di Arumdalu Farm (Agustus – Oktober 2018)
4. Praktek Kerja Nyata di Kementerian Pariwisata Republik Indonesia
(Oktober – Desember 2018)