DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB...

51
DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG MANGROVE CENTER DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Skripsi) Oleh Dendy Prasetyo FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVEDI LAMPUNG MANGROVE CENTER DESA MARGASARI

KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNGTIMUR

(Skripsi)

Oleh

Dendy Prasetyo

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

Dendy Prasetyo

ABSTRACT

DESIGN OF ECOTOURISM INTERPRETATION PATH OF MANGROVEFOREST IN LAMPUNG MANGROVE CENTER MARGASARI VILLAGE

OF EAST LAMPUNG REGENCY

By

Dendy Prasetyo

Lampung is one of Indonesian province which has mangrove forest. One of them

is mangrove forest in Margasari Village, Labuhan Maringgai District, East

Lampung Regency, which is known as LMC. LMC potentially become

ecotursim. One of supporting aspects is description about tourism area which is

presented in map. Based on that matter, this research is done with purpose to

know the ecotourism potency which can be seen by the tourism and make tourism

track design by observation method and literature study which is done on April

2017 in mangrove forest, LMc. The result of the research showed that LMC area

is classified in to 2 tracks, long track and short track.long track has one education

coast which be taken for 8 hours. Mean while short track has 6 tracks, education

mangrove track, economy creative track, scenery track, traditional catching tool

track, birdwatching track, and recreation to PGN island , it can be taken in 1-2,5

hours.

Page 3: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

Dendy PrasetyoKeywords : Ecotourism, Line Design, Mangrove Forest, Margasari Village.

Page 4: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

ABSTRAK

DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVEDI LAMPUNG MANGROVE CENTER DESA MARGASARI

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

Dendy Prasetyo

Lampung adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki hutan mangrove.

Salah satunya hutan mangrove di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan

Maringgai, Kabupaten Lampung Timur yang lebih terkenal dengan Lampung

Mangrove Center (LMC). LMC berpotensi untuk dijadikan ekowisata. Salah satu

aspek pendukung dalam ekowisata adalah deskripsi mengenai area wisata yang

disajikan dalam bentuk peta. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan

yang bertujuan untuk mengetahui potensi ekowisata yang dapat dilihat wisatawan

dan membuat desain jalur ekowisata dengan metode observasi dan studi literatur

yang dilaksanakan pada bulan April 2017 di hutan mangrove, LMC. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa wilayah LMC diklasifikasikan menjadi dua jalur,

yaitu jalur panjang dan jalur pendek. Pada jalur panjang terdapat satu jalur

pendidikan pesisir pantai yang dapat ditempuh selama delapan jam sedangkan

pada jalur pendek terdapat enam jalur yaitu jalur pendidikan mangrove, jalur

Page 5: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

Dendy Prasetyoekonomi kreatif, jalur pemandangan alam, jalur alat tangkap tradisional, jalur

pengamatan burung (birdwatching) dan jalur rekreasi ke Pulau PGN dengan

waktu tempuh 1 -2,5 jam.

Kata kunci : Desa Margasari, Desain jalur , Ekowisata, Hutan Mangrove.

Page 6: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE

DI LAMPUNG MANGROVE CENTER DESA MARGASARI

KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG

TIMUR

Oleh

DENDY PRASETYO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA KEHUTANAN

Pada

Jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 7: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG
Page 8: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG
Page 9: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

RIWAYAT HIDUP

Bismillahirohmannirrohiim, penulis dilahirkan di Desa Sebarus

Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat pada tanggal 10

Juli 1995. Penulis merupakan putra kedua dari Bapak Edy Suryadi

dan Ibu Alm. Syofyawanti. Jenjang Pendidikan dimulai pada tahun

2001 di SD Negeri Sebarus dan selesai pada tahun 2007, melanjutkan pendidikan

di SMPN 1 Liwa dan selesai pada tahun 2010. Melanjutkan pendidikan di SMA

Swasta YP Unila dan selesai pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis diterima

dan terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi

Negeri (SNMPTN).

Tahun 2016 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama ± 60 hari di

Desa Margajaya Kecamatan Meraksa Aji Kabupaten Tulang Bawang dan

melakukan Praktek Umum selama ± 40 hari di RPH Pejaten BKPH Purworejo

KPH Kedu Selatan Perum Perhutani Jawa Tengah.

Page 10: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

Dengan penuh rasa syukur pada Allah SWT atas terselesaikan penulisan skripsi ini,kupersembahkan karya kecilku ini pada kedua orang tua serta kakak dan adikku yang

selalu memberikan yang terbaik untukku, terima kasih atas segala do’a, ketulusan,kesabaran, semangat dan motivasi yang tiada henti agar skripsi ini terselesaikan.

Page 11: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

ii

SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat

dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Desain jalur interpretasi ekowisata hutan mangrove di

Lampung Mangrove Center Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai

Kabupaten Lampung Timur” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Kehutanan di Universitas Lampung. Penulis menyampaikan penghargaan

dan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Arief Darmawan, M.Sc., selaku pembimbing utama atas kesediaan

memberikan bimbingan dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Hj. Bainah Sari Dewi, S.Hut., M.P., selaku pembimbing kedua

atas kesediaan memberikan bimbingan dan saran dalam proses penyelesaian

skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ir. Gunardi D Winarno., M.Si., selaku penguji utama atas saran-

saran yang telah diberikan dalam proses penyelesaian skripsi.

Page 12: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

iii

6. Bapak Warsono, Ph.D. selaku ketua LPPM yang telah memberikan izin

melakukan penelitian di Lampung Mangrove Center Desa Margasari.

7. Bapak Nanang selaku sekretaris Desa Margasari yang telah memberikan izin

melakukan kegiatan penelitian.

8. Bapak Subag selaku ketua Pamswakarsa yang telah memberikan waktunya

untuk mendampingi kegiatan penelitian di Desa Margasari.

9. Seluruh Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

atas ilmu yang telah diberikan kepada saya.

10. Kepada orang tua saya Bapak Edy Suryadi, M.Pd, dan Alm. Ibu Syofyawanti,

S.Pd, yang selalu mendukung saya selama ini, memberikan kasih sayang,

semangat, motivasi, dan doa.

11. Kepada kakak saya Kiki Syafdi Gustama, S.IP, serta adik-adik saya Dandy

Prasetya, S.Pd, dan Nevky Emiraj Saputra yang telah memberi motivasi,

semangat dan doa dalam menyelesaikan skripsi.

12. Keluarga besar Kehutanan angkatan2013 (FOCUS’13) atas kebersamaan,

serta dukungan dalam proses perkulihan hingga penyelesaian skripsi.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam bidang kehutanan dan dalam bidang

yang jauh lebih luas lagi.

Bandar Lampung, November 2018

Penulis

Dendy Prasetyo

Page 13: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

iv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1A. Latar Belakang ................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4E. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6A. Lampung Mangrove Center (LMC) ................................................. 6B. Interpretasi....................................................................................... 7C. Pendidikan Lingkungan .................................................................. 8D. Ekowisata ........................................................................................ 10

1. Prinsip Konservasi ..................................................................... 122. Prinsip Partisipasi Masyarakat ................................................... 133. Prinsip Ekonomi......................................................................... 144. Prinsip Edukasi .......................................................................... 155. Prinsip Wisata ............................................................................ 16

E. Desain Ekowisata ............................................................................ 18F. Pemetaan ......................................................................................... 18G. Sistem Informasi Geografis............................................................. 19

III. METODE PENELITIAN .................................................................. 20A. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 20B. Alat dan Objek Penelitian ............................................................... 21C. Batasan Penelitian ........................................................................... 21D. Jenis Data ........................................................................................ 21E. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 22F. Penentuan Jumlah Sampel Wawancara........................................... 23G. Analisis Data ................................................................................... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 24A. Hasil Penelitian ............................................................................... 24

1. Potensi Ekowisata di Lampung Mangrove Center

Page 14: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

Halaman

v

(LMC) Desa Margsari ................................................................. 242. Persepsi Masyarakat Terhadap Ekowisata di Lampung

Mangrove Center (LMC) Desa Margasari .................................. 31a. Individu Kunci (Key Person) ................................................. 31b. Wisatawan .............................................................................. 33

3. Desain Ekowisata ....................................................................... 34B. Pembahasan..................................................................................... 35

1. Potensi Ekowisata di Lampung Mangrove Center(LMC) Desa Margasari ............................................................... 35a. Birdwarching ......................................................................... 35b. Penanaman mangrove ............................................................ 37c. Melihat Ikan Gelodok (Periophthalmus argentilineatus)...... 38d. Sero ........................................................................................ 40e. Bubu....................................................................................... 42f. Pulau PGN ............................................................................. 44g. Ekonomi kreatif ..................................................................... 46h. Kuliner seafood...................................................................... 47i. Rumah Baca Desa Margasari................................................. 49j. Aktivitas memancing ............................................................ 50k. Homestay (tempat menginap) ................................................ 51l. Tempat pelelangan ikan dan tambak udang........................... 53m. Sunset dan sunrise.................................................................. 57n. Mangrove walk ...................................................................... 58

2. Persepsi mengenai potensi ekowisata di Lampung MangroveCenter (LMC) Desa Margasari ................................................... 59a. Persepsi Ekowisata Menurut Individu Kunci di Desa

Margasari ............................................................................... 59b. Persepsi ekowisata di Lampung Mangrove Center (LMC)

menurut wisatawan mencangkup masyarakat umumdan mahasiswa........................................................................ 61

3. Desain ekowisata........................................................................ 63a. Jalur panjang ........................................................................... 63

a.1. Jalur pendidikan pesisir pantai......................................... 64b. Jalur Pendek............................................................................ 67

b.1. Jalur pendidikan mangrove.............................................. 67b.2. Jalur ekonomi kreatif ...................................................... 70b.3. Jalur pemandangan alam................................................. 73b.4. Jalur alat tangkap tradisional .......................................... 76b.5. Jalur pengamatan burung/birdwatching.......................... 79b.6. Jalur rekreasi ke Pulau PGN ........................................... 82

4. Hambatan pengelolaan ekowisata Desain ekowisata ................. 84

V. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 87A. Simpulan ........................................................................................ 87B. Saran............................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 89

Page 15: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

Halaman

vi

LAMPIRAN .............................................................................................. 95

Kuesioner .................................................................................................... 95

Page 16: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1. Potensi ekowisata di Lampung Mangrove Center Desa Margasari

yang diakses dengan berjalan kaki ....................................................... 25

2. Potensi ekowisata di Lampung Mangrove Center Desa Margasariyang diakses dengan menggunakan kendaraan roda dua/roda empat .. 27

3. Potensi ekowisata di Lampung Mangrove Center Desa Margasariyang diakses dengan menggunakan perahu.......................................... 29

4. Persepsi individu kunci terhadap ekowisata di Lampung MangroveCenter Desa Margasari ........................................................................ 31

5. Persepsi wisatawan terhadap ekowisata di Lampung Mangrove CenterDesa Margasari .................................................................................... 33

6. Daftar jalur ekowisata hutan mangrove di Lampung Mangrove CenterDesa Margasari .................................................................................... 34

7. Jarak dari dari suatu objek ekowisata menuju ke objek ekowisatalainnya melalui jalur pendidikan pesisir pantai ................................... 71

8. Jarak dari dari suatu objek ekowisata menuju ke objek ekowisatalainnya melalui jalur pendidikan mangrove ......................................... 74

9. Jarak dari dari suatu objek ekowisata menuju ke objek ekowisatalainnya melalui jalur ekonomi kreatif .................................................. 78

10. Jarak dari dari suatu objek ekowisata menuju ke objek ekowisatalainnya melalui jalur pengamatan burung/birdwatching .................... 80

11. Jarak dari dari suatu objek ekowisata menuju ke objek ekowisatalainnya melalui Jalur rekreasi ke Pulau PGN...................................... 83

Page 17: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

Gambar Halaman

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1. Kerangka Pemikiran pada Penelitian Desain Jalur Interpretasi

Ekowisata Hutan Mangrove di Lampung Mangrove Center DesaMargasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten LampungTimur.................................................................................................. 5

2. Lokasi Penelitian Desain Jalur Interpretasi Ekowisata Hutan Mangrove diLampung Mangrove Center Desa Margasari Kecamatan LabuhanMaringgai Kabupaten Lampung Timur. ................................................. 20

3. Lokasi Kegiatan Birdwatching Jalur Laut di Lampung Mangrove CenterDesa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten LampungTimur. ................................................................................................. 37

4. Keadaan Lokasi Penanaman Mangrove di Desa Margasari DesaMargasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.... 38

5. Ikan Gelodok (Periophthalmus Argentilineatus) di LampungMangrove Center Desa Margasari Kecamatan Labuhan MaringgaiKabupaten Lampung Timur ............................................................... 40

6. Sero Milik Masyarakat Desa Margasari Terletak di Pinggir PantaiDesa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai KabupatenLampung Timur ................................................................................... 42

7. Alat Tangkap Bubu yang telah diangkat Kepermukaan di Desa MargasariKecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur. .................. 43

8. Alat Tangkap Bubu yang Tampak dari Permukaan Laut di Desa MargasariKecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur ..................... 43

9. Keadaan Gubuk/Tempat Singgah Para Nelayan di Lampung MangroveCenter Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai KabupatenLampung Timur ..................................................................................... 44

10. Keadaan Vegetasi di Pulau PGN Lampung Mangrove Center DesaMargasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur...... 45

Page 18: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

Gambar Halaman

ix

11. Keadaan Pinggir Pantai Pulau PGN Lampung Mangrove Center DesaMargasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur...... 46

12. Salah satu Hasil Kegiatan Ekonomi Kreatif yaitu Pembuatan Terasi Udangdi Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten LampungTimur .................................................................................................... 47

13. Kuliner Seafood Buatan Rumah yang ada di Desa Margasari KecamatanLabuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur....................................... 48

14. Rumah Baca yang Berada di Desa Margasari Sebagai Penunjang AktivitasEkowisata .............................................................................................. 50

15. Aktivitas Memancing Ikan Laut yang dilakukan Warga di DekatPelelangan Ikan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan MaringgaiKabupaten Lampung Timur..................................................................... 51

16. Homestay Milik Pak Subag di Desa Margasari Kecamatan LabuhanMaringgai Kabupaten Lampung Timur .................................................... 52

17. Homestay Milik Pak Yani di Lampung Mangrove Center Desa MargasariKecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur ..................... 54

18. Pelelangan Ikan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan MaringgaiKabupaten Lampung Timur..................................................................... 55

19. Pemandangan yang disajikan ketika Wisatawan Melihat AktivitasPemanenan Udang di Tambak Udang Desa Margasari Kecamatan LabuhanMaringgai Kabupaten Lampung Timur .................................................... 56

20. Sunset di Tambak Udang Desa Margasari Kecamatan Labuhan MaringgaiKabupaten Lampung Timur..................................................................... 57

21. Aktivitas Mangrove Walk di Lampung Mangrove Center Desa MargasariKecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur ..................... 58

22. Wawancara Mendalam dengan Pak Subag Selaku Ketua KelompokNelayan dan Ketua Kelompok Margajaya Desa Margasari ....................... 61

23. Peta Jalur Interpretasi Ekowisata Jalur Pendidikan Pesisir Pantai diLampung Mangrove Center Desa Margasari Kecamatan LabuhanMaringgai Kabupaten Lampung Timur .................................................... 66

24. Peta Jalur Interpretasi Ekowisata Jalur Pendidikan Mangrove di LampungMangrove Center Desa Margasari Kecamatan Labuhan MaringgaiKabupaten Lampung Timur..................................................................... 69

Page 19: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

Gambar Halaman

x

25. Peta Jalur Interpretasi Ekowisata Jalur Ekonomi Kreatif di LampungMangrove Center Desa Margasari Kecamatan Labuhan MaringgaiKabupaten Lampung Timur..................................................................... 72

26. Peta Jalur Interpretasi Ekowisata Jalur Pemandangan Alam di LampungMangrove Center Desa Margasari Kecamatan Labuhan MaringgaiKabupaten Lampung Timur..................................................................... 75

27. Peta Jalur Interpretasi Ekowisata Jalur Alat Tangkap Tradisional diLampung Mangrove Center Desa Margasari Kecamatan LabuhanMaringgai Kabupaten Lampung Timur .................................................... 78

28. Peta Jalur Interpretasi Ekowisata Jalur Alat Tangkap Tradisional diLampung Mangrove Center Desa Margasari Kecamatan LabuhanMaringgai Kabupaten Lampung Timur .................................................... 81

29. Peta Jalur Interpretasi Ekowisata Jalur Rekreasi Ke Pulau PGN diLampung Mangrove Center Desa Margasari Kecamatan LabuhanMaringgai Kabupaten Lampung Timur .................................................... 83

Page 20: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara mega biodiversity dunia yang memiliki keanekaragaman

hayati paling tinggi setelah brasil, dengan keunikan, keaslian dan keindahan

alamnya (Indrawan dkk., 2007). Salah satu keberagaman ekosistem hutan di

Indonesia yaitu adanya hutan mangrove. Hutan mangrove banyak tersebar di

pesisir pantai Indonesia.

Lampung merupakan provinsi yang memiliki luasan hutan mangrove terkecil ke

tiga di Pulau Sumatera. Luasan hutan mangrove terbesar dimiliki oleh Provinsi

Riau kemudian disusul oleh Sumatera Selatan, sedangkan luasan hutan mangrove

terkecil dimiliki oleh Provinsi Bengkulu kemudian Sumatera Barat dan Lampung.

Hutan Mangrove di Lampung berada di sepanjang 896 km dari total panjang

pantai sepanjang 1.105 km (Watala, 2012). Salah satu ekosistem hutan mangrove

di Lampung berada di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

Lampung Timur dengan luasan area 700 ha, telah mengalami peningkatan luas

117,59 ha sejak 2010 sampai 2013 (Yuliasamaya dkk, 2014; Cesario dkk, 2015 ;

Harianto dkk, 2015; Dewi dkk, 2016).

Page 21: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

2Lampung Mangrove Center merupakan hutan mangrove yang terletak di pesisir

pantai di Kabupaten Lampung Timur. Tujuan didirikannya Lampung Mangrove

Center adalah untuk menjadi learning site sistem tata kelola wilayah pesisir secara

terpadu serta menjadi permodelan pengelolaan mangrove berskala nasional. Saat

ini, ekowisata telah menjadi alternatif pariwisata yang digemari masyarakat

karena menawarkan keindahan dan pendidikan lingkungan.

Ekowisata merupakan suatu perjalanan untuk memenuhi rasa keingintahuan

(curiousity), mengagumi (astonishing), menciptakan saling pengertian

(understanding), tentang sistem ekologi keindahan alam (natural beauty), warisan

budaya (culture heritage), adat istiadat masyarakat setempat (custom and

traditions), serta menghargai dan mengakui keberadaannya (appreciate).

Hakekatnya ada empat bidang pokok yang dipengaruhi oleh usaha pengembangan

pariwisata yaitu ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup (Soebagyo, 2012).

Salah satu dampak positif yang menguntungkan dalam bidang ekonomi adalah,

kegiatan pariwisata mendatangkan pendapatan devisa negara. Menurut Soebagyo

(2012), pada tahun 2011 perolehan devisa dari pariwisata diperkirakan mencapai

USD 8.5 miliar, naik 11.8 % dibandingkan tahun 2010.

Dampak pariwisata dari segi sosial yaitu dapat memberikan kesempatan antara

pengunjung dan masyarakat setempat untuk saling mengenal kebudayaan masing-

masing dalam batas-batas tertentu, selain itu memberikan kesempatan untuk

mengenal sikap dasar yang dimiliki dalam pergaulan. Pariwisata dilihat dari segi

budaya yaitu wisatawan pada umumnya lebih menikmati budaya yang asli, khas,

tradisional. Hal ini merangsang masyarakat setempat untuk memelihara keaslian

Page 22: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

3budaya untuk dipamerkan kepada wisatawan (Surwiyanta, 2003). Pariwisata

dilihat dari segi lingkungan yaitu kegiatan wisata khususnya ekowisata sangat pro

dan ramah lingkungan karena dilandasi atas rasa kepedulian terhadap lingkungan

(Parma, 2010).

Aspek pendukung ekowisata yang sangat penting adalah deskripsi mengenai area

wisata yang disajikan dalam bentuk peta. Keberadaan peta tracking wisata yang

terdapat disuatu wilayah akan memudahkan pengunjung untuk mengakses tempat

wisata tersebut. Peta jalur ekowisata dibuat dengan penguasaan teknik pemetaan

wisata alam dengan Sistem Informasi Geografis. Jalur ekowisata di Lampung

Mangrove Center perlu dipetakan dengan baik sehingga penelitian ini perlu untuk

dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut.

1. Apa saja potensi wisata yang dapat wisatawan lihat ketika berkunjung di

Lampung Mangrove Center ?

2. Bagaimana persepsi individu kunci dan wisatawan mengenai ekowisata di

Lampung Mangrove Center ?

3. Bagaimana desain jalur interpretasi ekowisata di Lampung Mangrove Center ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian kali ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan potensi wisata di Lampung Mangrove Center

Page 23: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

42. Menganalisis persepsi individu kunci dan wisatawan tentang ekowisata di

Lampung Mangrove Center

3. Membuat desain jalur interpretasi ekowisata di Lampung Mangrove Center

D. Manfaat Penelitian

Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber referensi Jalur

interpretasi ekowisata bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Lampung

Mangrove Center (LMC).

E. Kerangka Pemikiran

Ekosistem hutan mangrove seluas 815 hektar di Lampung Mangrove Center

(LMC) Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung

Timur adalah sumberdaya milik bersama (Common Pool Resources). Potensi

yang ada di LMC, salah satunya adalah potensi ekowisata. Suatu kawasan

ekowisata dapat berjalan dengan baik apabila didukung dengan sarana dan

prasarana yang mendukung untuk kegiatan berwisata. Salah satu pendukung

kegiatan tersebut adalah adanya desain interpretasi jalur ekowisata di Lampung

Mangrove Center yang dimaksudkan untuk memudahkan para wisatawan untuk

mengunjungi tempat-tempat menarik di Lampung Mangrove Center. Desain jalur

interpretasi ekowisata dapat diketahui dengan menggunakan Sistem Informasi

Geografis yang didukung wawancara kepada individu kunci dan wisatawan.

Penelitian ini perlu dilakukan dengan tujuan memudahkan wisatawan mengetahui

potensi wisata serta memudahkan wisatawan dalam untuk mengunjungi objek

Page 24: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

5wisata tersebut dengan adanya peta interpretasi jalur ekowisata. Bagan alir

kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran pada Penelitian Desain Jalur InterpretasiEkowisata Hutan Mangrove di Lampung Mangrove Center DesaMargasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten LampungTimur.

Lampung MangroveCenter (LMC)

Desa Margasari

Desain jalur interpretasiekowisata

Sistem InformasiGeografis (SIG)

Survei Studi literatur

Analisis data

Penentuan jalur interpretasiekowisata

Desain jalur intrepretasiekowisata LMC

Titk koordinatwaypoints jalur

interpretasi ekowisata

- Kondisi umum- Infrastruktur- Dokumentasi- kuesioner

Pemetaan jalurinterpretasi wisata

Page 25: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lampung Mangrove Center (LMC)

Hutan mangrove merupakan salah satu formasi hutan yang habitatnya berada di

perbatasan daratan dan lautan. Hutan tersebut sebagian besar berada pada

kawasan lindung (Kustanti dkk., 2014). FAO (2007), mendeskripsikan bahwa

luas mangrove di seluruh dunia hanya mencapai 15,2 juta hektar atau tidak sampai

1% dari luas keseluruhan hutan global. Luas keseluruhan mangrove tersebut,

hampir setengahnya ada di Indonesia, Australia, Brazil, Nigeria dan Meksiko.

Mangrove sangat penting artinya dalam pengelolaan sumberdaya pesisir di

sebagian wilayah di Indonesia. Potensi ekonomi mangrove diperoleh dari tiga

sumber utama yaitu hasil hutan, perikanan estuari dan pantai (perairan dangkal),

serta wisata alam (Dewi dkk., 2016).

Berdasarkan informasi dari Wetlands (2009), Lampung merupakan provinsi yang

memiliki luasan hutan mangrove ketiga terkecil di Sumatera. Hutan Mangrove di

Lampung berada di sepanjang 896 km dari total panjang pantai sepanjang 1.105

km (Watala, 2012). Keberadaan hutan mangrove yang menutupi sekitar 81%

pantai Lampung ini dapat memberikan berbagai manfaat, di antaranya sebagai

stabilitator kondisi pantai, mencegah terjadinya abrasi dan intrusi air laut, sebagai

Page 26: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

7sumber keanekaragaman biota akuatik dan non akuatik dan sebagai sumber bahan

yang dapat di konsumsi masyarakat.

Keberadaan hutan mangrove dapat memberikan banyak manfaat, baik secara fisik,

biologis, maupun ekonomi namun, pemanfaatan yang berlebihan (khususnya

pemanfaatan ekonomi) oleh masyarakat dapat menyebabkan kerusakan ekosistem

mangrove (Yuliasamaya dkk., 2014). Menurut Watala (2012), kerusakan

ekosistem mangrove disebabkan oleh adanya pembukaan kawasan untuk

dijadikan lahan tambak udang, kerusakan tersebut mencapai 48%. Atlas

Sumberdaya memuat wilayah pesisir Lampung (Wiryawan dkk., 1999), kawasan

pesisir sepanjang pantai Lampung Timur yang tidak termasuk Taman Nasional

Way Kambas (TNWK), hampir seluruh bagiannya telah diubah dari rawa-rawa

dan hutan mangrove menjadi lahan pertanian padi dan tambak udang windu.

Tambak-tambak tersebut di antaranya terdiri atas sebagian besar tambak

tradisional, dan sisanya adalah tambak semi-intensif dan intensif. Konversi lahan

tersebut diawali dari pinggir pantai, kemudian dilanjutkan dengan konversi lahan

yang menuju ke arah daratan.

B. Interpretasi

Interpretasi menurut Muntasib (2003), merupakan suatu kegiatan bina cinta alam

khusus ditujukan kepada pengunjung kawasan konservasi alam dan merupakan

kombinasi dari enam hal yaitu, pelayanan informasi, pelayanan pemanduan,

pendidikan, hiburan dan inspirasi serta promosi. Menurut Sukara dkk (2014),

menyatakan bahwa interpertasi alam adalah suatu seni dalam memberikan

Page 27: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

8penjelasan tentang suatu kawasan wisata alam kepada pengunjung sehingga dapat

memberikan inspirasi, menggugah pemikiran untuk mengetahui, menyadari,

mendidik dan bila mungkin menarik minat pengunjung untuk ikut melakukan

konservasi, karena cara paling baik bagi masyarakat umum untuk mempelajari

kawasan yang dilindungi adalah melihatnya sendiri (Mackinnon dkk., 1994).

Tujuan interpretasi adalah sebagai berikut.

1. Membimbing pengunjung dalam mengembangkan kesadaran, apresiasi dan

pemahaman yang lebih tajam mengenai area yang dikunjunginya.

2. Mencapai tujuan manajemen

a. Interpretasi dapat mendorong penggunaan sumberdaya rekreasi secara

bijaksana oleh pengunjung, membantu memperkuat gagasan bahwa

kawasan rekreasi tersebut merupakan tempat khusus yang menuntut prilaku

khusus.

b. Interpretasi dapat digunakan untuk meminimalkan dampak manusia

terhadap sumberdaya dengan beragam cara.

3. meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai tujuan dan sasaran suatu

lembaga.

C. Pendidikan lingkungan

Pendidikan lingkungan hidup merupakan usaha melestarikan lingkungan dengan

mengajarkanya pada sekolah secara formal. Pendidikan lingkungan hidup

bukanlah suatu bidang studi yang berdiri sendiri. Namun, dapat diintegrasikan

kedalam suatu bidang studi di sekolah (Afandi, 2013). Perkembangan ilmu

Page 28: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

9pengetahuan dan teknologi ternyata membawa dampak negatif terhadap prilaku

manusia.

Kerusakan lingkungan masih mengakibatkan kerugian perikehidupan masyarakat,

tidak hanya dari sisi ekonomi namun, juga hingga merenggut jiwa manusia.

Bencana alam yang terjadi di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh ulah

manusia (Maarif, 2012). Oleh karena itu, tujuan jangka panjang dari pendikan

lingkungan hidup adalah megembangkan warga negara yang memiliki

pengetahuan tentang lingkungan biofisik dan masalah yang saling berkaitan,

menumbuhkan kesadaran secara efektif dalam tindakan menuju pembangunan

masa depan yang lebih baik, dapat dihuni dan membangkitkan motivasi untuk

mengerjakannya (Stapp dkk., 1970).

Tujuan pendidikan lingkungan dapat dijabarkan menjadi enam kelompok, yaitu.

1. Kesadaran, yaitu memberi dorongan kepada setiap individu untuk

memperoleh kesadaran dan kepekaan terhadap lngkungan dan masalahnya.

2. Pengetahuan, yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh berbagai

pengalaman dan pemahaman dasar tentang lingkungan dan masalahnya.

3. Sikap, yaitu membantu setiap individu untuk meperoleh seperangkat nilai dan

kemampuan mendapatkan pilihan yang tepat, serta mengembangkan perasaan

yang peka terhadap lingkungan dan memberikan motivasi untuk berperan

serta secara aktif di dalam peningkatan dan perlindungan lingkungan.

4. Keterampilan, yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh

keterampilan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah lingkungan.

Page 29: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

105. Partisipasi, yaitu memberikan motivasi kepada setiap individu untuk berperan

serta secara aktif dalam pemecahan masalah lingkungan.

6. Evaluasi, yaitu mendorong setiap individu agar memiliki kemampuan

mengevaluasi pengetahuan ligkungan ditinjau dari segi ekologi, sosial,

ekonomi, politik dan faktor pendidikan (Adisendjaja, 1988).

D. Ekowisata

Pariwisata mulai dilirik sebagai salah satu sektor yang sangat menjanjikan bagi

perkembangan wilayah di skala global. Seiring dengan perkembangannya muncul

konsep ekowisata (Tanaya dan Rudiarto, 2014). Indonesia memiliki potensi yang

sangat besar dalam pengembangan ekowisata kawasan hutan tropika yang tersebar

di kepulauan yang sangat menjanjikan untuk ekowisata dan wisata khusus (Flamin

dan Asnaryati, 2013). Salah satu pengelolaan hutan yang diyakini oleh para

pakar pembangunan maupun konservasi mampu memberikan manfaat ekonomi,

budaya dan sosial secara berkelanjutan adalah pengembangan ekowisata.

Menurut Latupapua (2007), ekowisata merupakan konsep dan istilah yang

menghubungkan pariwisata dengan konservasi, ekowisata sering dipahami

sebagai pariwisata berwawasan lingkungan, jenis wisata ini merupakan salah satu

bentuk pariwisata alternatif yang menonjolkan tangung jawab terhadap

lingkungan. Apabila banyak wisatawan yang datang pada objek wisata daerah

tersebut secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan asli daerah

tersebut (Ferdinan dkk., 2012).

Page 30: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

11Ekowisata adalah suatu kegiatan wisata yang bertanggung jawab terhadap

lingkungan yang umumnya dilakukan pada daerah yang masih alami (Nugraha

dkk., 2015). TIES (1990), mendefinisikan ekowisata adalah perjalanan

bertanggung jawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian

lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Dowling

(1996), dalam Hill dan Gale (2009), menyatakan bahwa ekowisata dapat dilihat

berdasarkan keterkaitannya dengan 5 elemen inti, yaitu bersifat alami,

berkelanjutan secara ekologis, lingkungannya bersifat edukatif, menguntungkan

masyarakat lokal, dan menciptakan kepuasan wisatawan. Berdasarkan definisi-

definisi dari berbagai tokoh, Fennell (2015), kemudian merangkum pengertian

ekowisata sebagai sebuah bentuk berkelanjutan dari wisata berbasis sumberdaya

alam yang fokus utamanya adalah pada pengalaman dan pembelajaran mengenai

alam, yang dikelola dengan meminimalisir dampak, non-konsumtif, dan

berorientasi lokal (kontrol, keuntungan dan skala).

Butcher (2007), menyatakan bahwa ekowisata merupakan bentuk perjalanan

menuju kawasan yang masih alami yang bertujuan untuk memahami budaya dan

sejarah alami dari lingkungannya, menjaga integritas ekosistem, sambil

menciptakan kesempatan ekonomi untuk membuat sumber daya konservasi dan

alam tersebut menguntungkan bagi masyarakat lokal. Terlihat jelas bahwa perlu

adanya keuntungan yang didapatkan oleh masyarakat lokal, sehingga ekowisata

harus dapat menjadi alat yang potensial untuk memperbaiki perilaku sosial

masyarakat untuk tujuan konservasi lingkungan (Buckley, 2003).

Page 31: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

12Secara sederhana konsep ekowisata menghubungkan antara perjalanan wisata

alam yang memiliki visi dan misi konservasi dan kecintaan lingkungan (Satria,

2009). Secara konseptual ekowisata menekankan pada prinsip dasar sebagai

berikut yang terintergrasi.

1. Prinsip Konservasi

Pengembangan ekowisata harus mampu memelihara, melindungi dan atau

berkontribusi untuk memperbaiki sumber daya alam. Memiliki kepedulian,

tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan alam dan budaya,

melaksanakan kaidah-kaidah usaha yang bertanggung jawab dan ekonomi

berkelanjutan.

a. Prinsip konservasi alam

Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian alam

serta pembangunan harus mengikuti kaidah ekologis. Kriteria konservasi alam

antara lain.

1. Memperhatikan kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan, melalui

zonasi.

2. Mengelola jumlah pengunjung, sarana dan fasilitas sesuai dengan daya dukung

lingkungan daerah tujuan.

3. Meningkatkan kesadaran dan apresiasi para pelaku terhadap lingkungan alam

dan budaya.

4. Memanfaatkan sumber daya secara lestari dalam penyelenggaraan kegiatan

ekowisata.

Page 32: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

135. Meminimumkan dampak negatif yang ditimbulkan, dan bersifat ramah

lingkungan.

6. Mengelola usaha secara sehat.

b. Prinsip konservasi budaya

Peka dan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan masyarakat

Setempat. Kriteria Konservasi Budaya antara lain.

1. Menerapkan kode etik ekowisata bagi wisatawan, pengelola dan pelaku usaha

ekowisata.

2. Melibatkan masyarakat setempat dan pihak-pihak lainnya (multi stakeholders)

dalam penyusunan kode etik wisatawan, pengelola dan pelaku usaha

ekowisata.

3. Melakukan pendekatan, meminta saran-saran dan mencari masukan dari

tokoh/pemuka masyarakat setempat pada tingkat paling awal sebelum memulai

langkah-langkah dalam proses pengembangan ekowisata.

4. Melakukan penelitian dan pengenalan aspek-aspek sosial budaya masyarakat

setempat sebagai bagian terpadu dalam proses perencanaan dan pengelolaan

ekowisata.

2. Prinsip Partisipasi Masyarakat

Pengembangan partisipasi masyarakat harus didasarkan atas musyawarah dan

persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai sosial budaya

dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat setempat di sekitar kawasan

dengan kriteria sebagai berikut.

Page 33: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

14a. Melakukan penelitian dan perencanaan terpadu dalam pengembangan

ekowisata.

b. Membangun hubungan kemitraan dengan masyarakat setempat dalam proses

perencanaan dan pengelolaan ekowisata.

c. Menggugah prakarsa dan aspirasi masyarakat setempat untuk pengembangan

ekowisata.

d. Memberi kebebasan kepada masyarakat untuk bisa menerima atau menolak

pengembangan ekowisata.

e. Menginformasikan secara jelas dan benar konsep dan tujuan pengembangan

ekowisata.

f. Membuka kesempatan untuk melakukan dialog dengan seluruh pihak yang

terlibat (multi- stakeholders) dalam proses perencanaan dan pengelolaan

ekowisata.

g. Membentuk kerjasama dengan masyarakat setempat untuk melakukan

pengawasan dan pencegahan terhadap dilanggarnya peraturan yang berlaku.

3. Prinsip Ekonomi

Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan manfaat untuk masyarakat

setempat dan menjadi penggerak pembangunan ekonomi di wilayahnya untuk

memastikan bahwa daerah yang masih alami dapat mengembangkan

pembangunan yang berimbang (balance development) antara kebutuhan

pelestarian lingkungan dan kepentingan semua pihak. Pengembangan ekowisata

juga harus mampu memberikan manfaat yang optimal kepada masyarakat

setempat dan berkelanjutan dengan kriteria sebagai berikut.

Page 34: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

15a. Membuka kesempatan kepada masyarakat setempat untuk membuka usaha

ekowisata dan menjadi pelaku-pelaku ekonomi kegiatan ekowisata baik secara

aktif maupun pasif.

b. Memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan usaha ekowisata untuk

kesejahteraan penduduk setempat.

c. Meningkatkan keterampilan masyarakat setempat dalam bidang-bidang yang

berkaitan dan menunjang pengembangan ekowisata.

d. Menekan tingkat kebocoran pendapatan (leakage) serendah-rendahnya.

e. Meningkatkan pendapatan masyarakat.

4. Prinsip Edukasi

Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan untuk mengubah

sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan

komitmen terhadap pelestarian lingkungan. Pengembangan ekowisata juga harus

meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan

sejarah dan budaya, serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi

pengunjung, masyarakat dan para pihak yang terkait dengan kriteria sebagai

berikut.

a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata.

b. Memanfaatkan dan mengoptimalkan pengetahuan tradisional berbasis

pelestarian alam dan budaya serta nilai-nilai yang dikandung dalam kehidupan

masyarakat sehari-hari sebagai nilai tambah.

c. Mengoptimalkan peran masyarakat sebagai interpreter lokal dari produk

ekowisata.

Page 35: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

16d. Memberikan pengalaman yang berkualitas dan bernilai bagi pengunjung.

e. Dikemas ke dalam bentuk dan teknik penyampaian yang komunikatif dan

inovatif.

5. Prinsip Wisata

Pengembangan ekowisata harus dapat memberikan kepuasan pengalaman kepada

pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan. Selain itu,

pengembangan ekowisata juga harus mampu menciptakan rasa aman, nyaman dan

memberikan kepuasan serta menambah pengalaman bagi pengunjung dengan

kriteria sebagai berikut.

a. Mengoptimalkan keunikan dan kekhasan daerah sebagai daya tarik wisata.

b. Membuat Standar Prosedur Operasi (SPO) untuk pelaksanaan kegiatan di

lapangan.

c. Menyediakan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pengunjung,

kondisi setempat dan mengoptimalkan kandungan material lokal.

d. Memprioritaskan kebersihan dan kesehatan dalam segala bentuk pelayanan,

baik fasilitas maupun jasa.

e. Memberikan kemudahan pelayanan jasa dan informasi yang benar.

f. Memprioritaskan keramahan dalam setiap pelayanan.

Page dan Dowling (2002), meringkas konsep dasar ekowisata menjadi lima

prinsip inti. Mereka termasuk yang berbasis alam, berkelanjutan secara

ekologis,lingkungan edukatif, dan lokal wisatawan bermanfaat dan menghasilkan

kepuasan.

Page 36: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

17a) Nature based (berbasis alam)

Pengembangan ekowisata didasarkan pada lingkungan alam dengan fokus pada

lingkungan biologi, fisik dan budaya.

b) Ecologically sustainable (berkelanjutan secara ekologis)

Ekowisata dapat memberikan acuan terhadap pariwisata secara keseluruhan dan

dapat membuat ekologi yang berkesinambungan.

c) Environmentally educative (pendidikan lingkungan)

Pengembangan ekowisata harus mengandung unsur pendidikan atau perilaku

seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen

terhadap pelestarian lingkungan.

d) Locally beneficial (manfaat bagi masyarakat lokal)

Pengembangan ekowisata harus dapat menciptakan keuntungan yang nyata

bagi masyarakat sekitar. Pengembangan harus didasarkan atas musyawarah

dan persetujuan masyarakat setempat serta peka dan menghormati nilai-nilai

sosial budaya dan tradisi keagamaan yang dianut masyarakat di sekitar

kawasan.

e) Generates tourist satisfaction (menghasilkan kepuasan wisatawan)

Pengembangan ekowisata harus mampu memberikan kepuasan pengalaman

kepada pengunjung untuk memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan.

Oleh karena itu, diperlukan pengembangan dari pariwisata massal menuju

pariwisata alternatif yang merupakan cara bijak dalam pelaksanaan pariwisata

berkelanjutan (Parma, 2010).

Page 37: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

18E. Desain Ekowisata

Perencanaan sumberdaya alam secara terpadu diartikan sebagai suatu upaya

secara bertahap dan terprogram untuk mencapai tingkat pemanfaatan sumberdaya

alam secara optimal dengan memperhatikan semua dampak lintas sektoral yang

mungkin timbul (Dahuri dkk., 2001). Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan

pemanfaatan optimal adalah suatu cara pemanfaatan Mangrove yang dapat

menghasilkan keuntungan secara ekonomis bagi masyarakat sekitar.

Lampung Mangrove Center memiliki jalur wisata yang cukup menarik dimana

akses wisata bisa ditempuh melalui jalur darat dan jalur laut. Dengan potensi

yang dimiliki alternatif jalur interpretasi ekowisata jadi beragam dan menarik.

F. Pemetaan

Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang

terdapat di atas permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai tanda-

tanda dan keterangan-keterangan, sehingga mudah dibaca dan dimengerti.

Peranan peta sebagai landasan pekerjaan pengukuran adalah sangat penting.

Dalam rangka kegiatan teknik sipil, maka peta yang seksama adalah merupakan

data dasar yang harus tersedia agar dapat dilakukan perencanaan (plan) serta

pembuatan rencana teknis/rekayasa (design) (Sendow dan Jefferson, 2012).

Page 38: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

19G. Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem informasi geografis adalah salah satu sistem informasi yang dibahas

dalam ilmu komputer, yang dalam pengintegrasiannya SIG merangkul dan

mempresentasikan sistem informasi lainnya. SIG menggunakan teknologi

komputer untuk mengintegrasikan, memanipulasi dan menampilkan informasi

atau karakteristik yang ada disuatu area geografi. SIG juga dapat membantu

dalam pengambilan keputusan yang lebih baik (Sumaja , 2013). Sedangkan,

menurut Rice (2000), SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk

memasukkan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi,

menganalisis, dan menampilkan data yang berhubungan dengan posisi

dipermukaan bumi.

Sistem informasi geografis merupakan sebuah sistem yang terdiri dari software

dan hardware, data dan pengguna serta institusi untuk menyimpan data yang

berhubungan dengan semua fenomena yang ada dimuka bumi. Data yang berupa

detail fakta, kondisi dan informasi disimpan dalam suatu basis data dan akan

digunakan untuk berbagai macam keperluan analisis, manipulasi, penyajian dan

sebagainya (Hamidi, 2008).

SIG telah diperkenalkan di Indonesia sejak pertengahan dekade 1980an, dan ini

telah dimanfaatkan diberbagai instasi pemerintahan pusat maupun daerah.

Teknologi SIG ini mendukung keperluan penyebaran informasi dalam bentuk

data atribut peta-peta untuk meningkatkan penyebarluasan informasi tentang

tracking wisata di Lampung Mangrove Center (LMC).

Page 39: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

20

III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Lampung Mangrove Center (LMC), Desa Margasari,

Kecamatan Labuhan Maringgai. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2017.

Berikut ini adalah gambar lokasi penelitian yang berada di Desa Margasari yang

ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Lokasi Penelitian Desain Jalur Interpretasi Ekowisata HutanMangrove di Lampung Mangrove Center Desa Margasari KecamatanLabuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.

Page 40: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

21B. Alat dan Objek Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: alat tulis, kamera, GPS,

laptop. Objek yang digunakan pada penelitian ini adalah individu kunci dan

wisatawan yang mengerti tentang ekowisata di Lampung Mangrove Center dan

kawasan hutan mangrove di Lampung Mangrove Center, Desa Margasari.

C. Batasan Penelitian

Batasan dalam penelitian ini adalah kegiatan ekowisata yang terdapat di kawasan

hutan mangrove di Lampung Mangrove Center, Desa Margasari, Kecamatan

Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur.

D. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

sekunder.

1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung di lapangan melalui

observasi langsung. Adapun data yang diambil melalui observasi langsung

meliputi, penitikan tracking wisata serta pengamatan fisik objek panorama alam

selain itu, menggunakan quesioner untuk mengetahui pendapat individu kunci

dan wisatawan tentang ekowisata di Lampung Mangrove Center.

Page 41: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

222. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data dalam bentuk catatan tertulis yang

dihimpun melalui studi literatur maupun laporan terkait dengan ekowisata di Desa

Margasari yang meliputi gambaran umum lokasi, luas hutan mangrove,

masyarakat yang terlibat dalam upaya konservasi, motivasi masyarakat, objek

ekowisata, pengunjung ebjek ekowisata, dan pengelola objek ekowisata.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

langsung terhadap objek dalam periode tertentu dan mengadakan pencatatan

secara sistematis. Tujuanya adalah mengklarifikasi data primer yang didapat dari

wawancara dan studi pustaka. Observasi dilakukan dengan melakukan penitikan

di jalur wisata, dan survei objek ekowisata di hutan mangrove Desa Margasari.

2. Teknik wawancara

Wawancara merupakan metode tanya jawab langsung terhadap masyarakat Desa

Margasari. Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam

untuk mengetahui persepsi, pengalaman dan harapan individu kunci dan

wisatawan terhadap pengembangan ekowisata di Desa Margasari.

3. Studi pustaka

Studi pustaka merupakan kegiatan penelusuran literatur yang bersumber dari

buku, media, pakar dan juga hasil penelitian orang lain yang bertujuan untuk

meyusun dasar teori dalam melakukan penelitian. Studi pustaka yang dilakukan

Page 42: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

23yaitu untuk medapatkan data gambaran umum lokasi, pengetahuan masyarakat

tentang ekowisata, keterlibatan masyarakat dalam mengelola ekowisata dan

ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekowisata.

F. Penentuan Jumlah Sampel Wawancara

Pengambilan data persepsi, pengalaman dan harapan masyarakat dalam

pengelolaan ekowisata menggunakan metode wawancara mendalam sehingga

sampel ditentukan dengan teknik snowball sampling. Teknik ini merupakan teknik

pengambilan sampel data secara bertahap. Pertama-tama diidentifikasi orang yang

dianggap informan untuk wawancara, kemudian orang ini dijadikan informan

untuk mengidentifikasi orang lain sebagai sampel yang dapat memberi informasi

(Silalahi, 2009). Menggunakan pendekatan ini, beberapa orang yang berpotensi

mengetahui dan terlibat dalam kegiatan pengelolaan ekowisata hutan Mangrove

Desa Margasari akan dijadikan responden. Salah satu contoh masyarakat yang

memiliki kriteria tersebut yaitu ketua kelompok masyarakat yang terdapat di Desa

Margasari. Selain itu, persepsi dari wisatawan sangat dibutuhkan karena mereka

adalah objek dari kegiatan ekowisata.

G. Analisis Data

Analisis data mengenai identifikasi potensi wisata yaitu dengan menggunakan

analisis deskritif kualitatif, sedangkan analisis peta menggunakan Arcmap.

Page 43: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

87

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian desain interpretasi tracking

ekowisata di Lampung Mangrove Center Desa Margasari Kecamatan Labuhan

Maringgai Kabupaten Lampung Timur sebagai berikut.

1. Potensi ekowisata yang ada di Lampung mangrove center Desa Margasari

Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur yaitu

birdwatching, bermain ombak, ekonomi kreatif, melihat ikan gelodok, bubu,

sero, kuliner seafood, sunset, sunrise, memancing, mangrove walk,

berperahu, berkeliling tambak dan bermain ombak.

2. Persepsi individu kunci dan wisatawan banyak yang berbeda mengenai

ekowisata di Desa Margasari, Individu kunci merasa pengelolaan sudah

berjalan baik, namun wisatawan merasa pengelolaan ekowisata masih buruk.

Tetapi untuk masalah sarana dan prasarana baik individu kunci maupun

wisatawan sama-sama merasa perlunya perbaikan di segala sektor.

3. Desain interpretasi tracking ekowisata di Lampung Mangrove Center Desa

Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur

terdapat dua jalur yaitu jalur panjang dan jalur pendek.

Page 44: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

88B. Saran

Potensi ekowisata yang dimiliki Desa Margasari cukup beragam namun,

pengelolaan belum berjalan dengan baik membuat aktivitas ekowisata kurang

diminati. Pemerintahan desa bisa memanfaatkan secara optimal potensi tersebut

dengan menggerakkan masyarakat untuk ikut andil dalam aktivitas ekowisata.

Terlebih lagi pemerintah desa bisa menjalin hubungan dengan para stakeholder

untuk memajukan aktivitas ekowisata di Desa Margasari

Sarana dan prasarana juga kurang memadai mulai dari akses jalan raya yang

masih berlubang serta ketersediaan air bersih yang masih minim. Sarana

transportasi umum juga belum ada yang menjangkau hingga ke Desa Margasari.

Hal tersebut merupakan masalah yang harus dapat diatasi oleh pemerintahan Desa

Margasari agar aktivitas ekowisata di desa tersebut bisa berjalan dengan lancar.

Page 45: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

DAFTAR PUSTAKA

Page 46: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

89

DAFTAR PUSTAKA

Achmad., Maulinna. K. dan Wardhani. 2013. Kajian potensi ekowisata pesisirnepa kabupaten sampang dengan konsep mangrove park. Jurnal Kelautan.7 (2): 50-58.

Adisendjaja, Y.H. 1988. Hubungan antara Pemahaman IPA, PengetahuanLingkungan, dan Sikap terhadap Lingkungan dari Mahasiswa FPMIPAIKIP Bandung. Laporan Penelitian. IKIP Bandung. Bandung. 86 p.

Afandi, R. 2013. Integrasi pendidikan lingkungan hidup melalui pembelajaranips di sekolah dasar sebagai alternatif menciptakan sekolah hijau. JurnalPedagogia. 2(1): 98-108.

Agussalim, A.M. dan Hartoni. 2014. Potensi kesesuaian mangrove sebagaidaerah ekowisata di pesisir muara sungai musi kabupaten banyuasin. JurnalMaspari. 6(2): 148-156.

Ansofino. 2012. Potensi daya tarik obyek pariwisata dalam pembangunanekonomi sumatera barat. Jurnal Program Studi Pendidikan EkonomiSTKIP PGRI Sumatera Barat. 1(1): 150-158.

Ariftia, R.I., Qurniati, R. dan Herwanti, S. 2014. Nilai ekonomi total hutanmangrove desa margasari kecamatan labuhan maringgai kabupatenlampung timur. Jurnal Sylva Lestari 2(3): 19-28.

Asdhiana, M. 2014. Catat! Kuliner Faktor Penentu Wisatawan Memilih TempatPelesir. Diakses pada 24 agustus 2017. Http:// www. travel.kompas.com.

Bennett, D. 1995. A Little Book of Monitor Lizards. Viper Press. Aberdeen.352 p.

BTNB: Balai Taman Nasional Baluran. 2010. Pemetaan jalur interpretasi wisatapengamatan burung di resort Bama, SPTNW I Bekol. Laporan KegiatanPengendali Ekosistem Hutan. Departemen Kehutanan, Dirjen PerlindunganHutan dan Konservasi Alam. Jakarta. 110 p.

Buckley, R. 2003. Case Studies in Ecotourism. Buku. Wallingford. UK. CABInternational. London. 264p.

Page 47: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

90Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan

Lautan. Buku. Pradnya Pramita. Jakarta. 159 p.

Butcher, J. 2007. Ecotourism, NGO’s, and Development: A Critical Analysis.Buku. Routledge. New York. 208 p.

Cesario, E. A., Qurniati, R. dan Yuwono, S.B. 2015. Partisipasi masyarakatdalam pelestarian hutan mangrove di desa margasari kecamatan labuhanmaringgai kabupaten lampung timur. Jurnal Sylva Lestari. 3(3): 21-30.

Dahuri, R., Rais, Y., Putra, S.G. dan Sitepu, M.J. 2001. Pengelolaan SumberdayaPesisir dan Lautan Secara Terpadu. Buku. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.328 p.

Dewi, B.S., Hilmanto, R. dan Herison, A. 2016. Lampung Mangrove Center:Upaya Riset dan Pengabdian untuk Bangsa. Buku. Plantaxia. Yogyakarta.140 p.

FAO. 2007. The World’s Mangroves 1980-2005. Forest Resources AssesmentWorking Paper No. 153. Food and Agriculture Organization of The UnitedNations. Roma. 53 p.

Fennell, D.A. 2015. Ecotourism: An Introduction. Buku. Routledge. New York.304 p.

Ferdinan, Y., Makmur, M. dan Ribawanto, H. 2012. Pengembangan wisata alamberbasis ekowisata dalam persfektif pelayanan publik. Jurnal AdministrasiPublik. 3(12): 2123-2127.

Flamin, A. dan Asnaryati. 2013. Potensi ekowisata dan strategi pengembangantahura nipa-nipa, kota kendari, sulawesi tenggara. Jurnal PenelitianKehutanan Wallacea. 2(2): 154-168.

Hadi. 2003. Studi tentang kebiasaan membaca pada masyarakat di kota tarakan.Jurnal Pemerintahan Integratif. 4(2): 155-165.

Haikal. 2008. Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Kecamatan Nipah PanjangKabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi. Tesis. Institut Pertanian Bogor.Bogor. 93 p.

Hijriati, E. dan Mardiana, R. 2014. Pengaruh ekowisata berbasis masyarakatterhadap perubahan kondisi ekologi, sosial dan ekonomi di kampungbatusuhunan, sukabumi. Jurnal Sosiologi Pedesaan. 2(3): 146-159.

Hamidi. 2008. Aplikasi sistem informasi berbasis web penyebaran danabantuan operasional sekolah. Jurnal Masyarakat Informatika. 2(3): 2086-4930.

Page 48: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

91Harianto, P. S., Dewi, S. B. dan Wicaksono. D. M. 2015. Mangrove Pesisir

Lampung Timur Upaya Rehabilitasi dan Peran serta Masyarakat. Buku.Plantaxia. Yogyakarta. 80 p.

Hill, J., dan Gale. 2009. Ecotourism and Environmental Sustainability:Principles and Practice. Buku. Ashgate. Burlington. 259 p.

Howkins, J. 2001. Creative Economy, How People Make Money from Ideas.Buku. Penguin Book. London. 304 p.

Indrawan, M., Supriatna, J. dan Primack, R. 2007. Biologi Konservasi. Buku.Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. 625 p.

Kesuma, I.M., Dewi,S.B. dan Nurcahyani, N. 2013. Keanekaragaman jenisburung di lampung mangrove center desa margasari kecamatan labuhanmaringgai kabupaten lampung timur. Seminar Nasional Sains & TeknologiV Lembaga Penelitian Universitas Lampung. 637-644.

King, M. 1995. Fisheries Biology Assessment and Management. Buku. FishingNews Book. Oxford. London. 341 p.

Kurnia, I. 2003. Studi Keanekaragaman Jenis Burung untuk PengembanganWisata Birdwatching di Kampus IPB Darmaga. Skripsi. Institut PertanianBogor. Bogor. 73 p.

Kustanti, A., Nugroho, B., Nurrochmat, D.R. dan Okimoto, Y. 2014. Evolusihak kepemilikan dalam pengelolaan ekosistem hutan mangrove di lampungmangrove center. Jurnal Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan.1(3): 143-158.

Latupapua, Y. 2007. Studi potensi kawasan dan pengembangan ekowisata ditual kabupaten maluku tenggara. Jurnal Agroforestri. 2(1): 65-71.

Liu, A. 2006. Tourism in rural areas: kedah, malaysia. Jurnal TourismManagement. 27(5): 878-889.

Maarif, S. 2012. Pikiran dan Gagasan Penanggulangan Bencana di Indonesia.Buku. Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Jakarta. 229 p.

Mackinnon, J., Phillips, K., dan Van Ballen, B. 1994. Burung-Burung diSumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (Termasuk Sabah, Serawak, danBrunei Darussalam). Buku. Puslitbang Biologi-LIPI. Bogor. 521 p.

Manahampi, M. R., Rengkung, R. L., Rori, Y. P. I. dan Timban, J. F. J. 2015.Peranan ekowisata bagi kesejahteraan masyarakat bahoi kecamatanlikupang barat. Jurnal ASE. 11(3): 1-18.

Page 49: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

92Mulyadi, E., Hendriyanto, O., dan Fitriani, N. 2010. Konservasi hutan

mangrove sebagai ekowisata. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan. 2(1): 51-58.

Muntasib, E. K. S. H. 2003. Interpretasi Wisata Alam. Buku. LaboratoriumRekreasi Alam Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan FakultasKehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. 112 p.

Nawawi, A. 2013. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata pantaidepok di desa kretek parangtritis. Jurnal Nasional Pariwisata. 5(2): 103-109.

Nugraha, B., Banuwa, I.S. dan Widagdo, S. 2015. Perencanaan lanskapekowisata hutan mangrove di pantai sari ringgung desa sidodadokecamatan padang cermin kabupaten pesawaran. Jurnal Sylva Lestari. 3(2): 53-56.

Page, S., dan Dowling, R. K. 2002. Ecotourism. Buku. Prentice Hall, PearsonEducation. England. 379 p.

Pamungkas, G. 2013. Ekowisata belum milik bersama: kapasitas jejaringstakeholder dalam pengelolaan ekowisata (studi kasus: taman nasionalgunung gede pangrango). Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 24(1):49–64.

Parma, I. P.G. 2010. Kontribusi pariwisata alternatif dalam kaitannya dengankearifan lokal dan keberlangsungan lingkungan alam. Jurnal MediaKomunikasi FIS. 9(2): 45-57.

Rahmayani, H. 2015. Ekowisata mangrove sebagai kawasan perlindungansumberdaya alam dan nilai budaya di bandar bakau kota dumai. Jurnal JomFISIP. 2(1): 1-15.

Ravi, V. dan Rajagopal, S. 2009. Mudskippers, centre of advanced study inmarine biology. Jurnal Annamalai. 9(3): 397-401.

Rice. 2000. GIS Data Center . Di akses pada 2 Januari 2017. http : // riceinfo.rice .edu / Fondren / GDC /gislink s.shtml.

Saputra, E. S. dan Setiawan, A. 2014. Potensi ekowisata hutan mangrove didesa merak belantung kecamatan kalianda kabupaten lampung selatan.Jurnal Sylva Lestari. 2(2): 49-60.

Saragih. 2013. Strategi pengembangan ekowisata melalui kajian ekosistemmangrove di pulau pramuka, kepulauan seribu. Jurnal Saintek Perikanan.10(2): 91-97.

Page 50: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

93Sari, I. R. 2015. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan seloringgit

ecoturism di dusun mendiro desa panglungan kecamatan wonosalam.Jurnal Swara Bhumi. 2(3): 42-50.

Satria, D. 2009. Strategi pengembangan ekowisata berbasis ekonomi lokaldalam rangka program pengentasan kemiskinan di wilayah kabupatenmalang. Jurnal Of Indonesian Apllied Economics. 3(1): 37-47.

Sedarmayanti. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Buku. PR. RefikaAditama. Bandung. 392 p.

Sendow, T. K. dan Jefferson, L. 2012. Studi pemetaan peta kota (studi kasuskota manado). Jurnal Ilmiah Media Engineering. 2(1): 35-46.

Silalahi, U. 2009. Metode Penelitian Sosial. Buku. PT. Refika Aditama.Bandung. 484 p.

Soebagyo. 2012. Strategi pengembangan pariwisata di indonesia. JurnalLiquidity Universitas Pancasila. 1(2): 153-158.

Stapp, W., Bennet, D., Bryan, W., Fulton, J., Mcgregor., Nowak, D., Havlick, S.1970. The concept of environmental education. Jurnal of EnvironmentalEducation. 1(1): 30-31.

Suchaina. 2014. Pengaruh kualitas fasilitas sarana dan prasarana terhadappeningkatan jumlah pengunjung wisata danau ranu grati. Jurnal Psikologi.2(2): 89-109.

Sudirman dan Mallawa, A. 2004. Teknik Penangkapan Ikan. Buku. RinekaCipta. Jakarta. 211 p.

Sukara, N.G., Mulyani, A.Y. dan Muntasib, E.K.S.H. 2014. Potensi untukpengembangan wisata “birdwatching” di pusat konservasi tumbuhan kebunraya bogor. Jurnal Buletin Kebun Raya. 17(1): 44-56.

Sumaja, G.L. 2013. Sistem Informasi Geografis (SIG) Pencarian LetakRuangan Perkuliahan Di Universitas Widyatama. Tugas Akhir. InstitutTeknologi Bandung. Bandung. 125 p.

Surwiyanta, A. 2003. Dampak pengembangan pariwisata terhadap kehidupansosial budaya dan ekonomi. Jurnal Media Wisata. 2(1): 33-42.

Suwantoro, G. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Buku. Penerbit Andi.Yogyakarta. 108 p.

Tanaya, D. R. dan Rudiarto, I. 2014. Potensi pengembangan ekowisata berbasismasyarakat di kawasan rawa pening, kabupaten semarang. Jurnal TeknikPWK. 3(1): 71-81.

Page 51: DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN …digilib.unila.ac.id/55276/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK DESAIN JALUR INTERPRETASI EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI LAMPUNG

94TIES. 1990. What is Ecotourism?. Di akses pada 2 Januari 2017. http:// www.

Ecotourism.org /what-is-ecotourism.

Trigantiarsyah, R. dan Mulyadi, H. 2012. Pengembangan produk wisata denganmenggunakan teknik tourism opportunity spectrum terhadap keputusanberkunjung (survei pada pengunjung cukang taneuh/green canyonkabupaten ciamis). Jurnal Tourism and Hospitality Essentials (THE) . 2(1):157-177.

Triyanti, R . 2011. Peran tempat pelelangan ikan panimbang terhadappeningkatan pendapatan daerah kabupaten pandeglang. Jurnal BuletinSosek Kelautan dan Perikanan. 6(1): 23-27.

Vidya, D. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Atribut MutuPelayanan Wisata Mancing Fishing Valley Bogor. Skripsi. InstitiutPertanian Bogor. Bogor. 98 p.

Vitasurya, R.V. 2016. Adaptive homestay sebagai bentuk partisipasi masyarakatuntuk melestarikan desa wisata pentingsari – yogyakarta. Jurnal Atrium.2(1): 17-30.

Watala. 2012. 48% Hutan ‘mangrove’ di Lampung Rusak. Harian Lampung Post.Diakses pada 2 januari 2017. Http://www.watala. org/new/?p=156.

Wetlands. 2009. Luas Kawasan Mangrove per Kabupaten. Diakses pada 2januari 2017. Http://www. indonesia. wetlands.org/ portal/28/PDF /Luas%20kawasan %20mangrove% 20per% 20Kabupaten.pdf.

Wiryawan, B., Marsden. B., Susanto, H.A., Mahi, A.K., Ahmad, M. danPoespitasari, H. 1999. Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisir Lampung.Buku. Pemerintah Daerah Provinsi Lampung dengan Proyek Pesisir(Coastal Resources Center, University of Rhode Island dan Pusat KajianSumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor). BandarLampung. 98 p.

Wulandari dan Sumarti, T. 2011. Implementasi manajemen kolaboratif dalampengelolaan ekowisata berbasis masyarakat. Jurnal TransdisiplinSosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia. 5(1): 32-50.

Yuliasamaya., Darmawan, A. dan Hilmato, R. 2014. Perubahan tutupan hutanmangrove di pesisir kabupaten lampung timur. Jurnal Sylva Lestari. 2(3):111-124.