PENGARUHGOOD CORPORATE GOVERNANCE UKURAN PERUSAHAAN …
Transcript of PENGARUHGOOD CORPORATE GOVERNANCE UKURAN PERUSAHAAN …
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 253
PENGARUHGOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN PADA PT. BPR DI KOTA PADANG
Syilvia Dewi Yana 1), Nila Sari 2)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP
ABSTRACT
The purpose of this study is to examine the effect of good corporate governance and the
size of the company on the company performance. Good corporate governance is shown by size of
commissaries board and size of directorboard. The company performance of BPR was shown by
CFROA. The samples of this study are 4 BPR in the city of Padang selected by using purposive
sampling method. The method of data analysis used in this study is panel regression models. Based
on the hypotheses testing result, that the board of commissaries and board of director no effect on
company performance, size of company have positive significant effect on company performance of
BPR as shown by CFROA.
Keyword: board of commissaries, board of director, size of company, company
performance
DOI : 10.6084/m9.figshare.7769969
Submit : 25 Februari 2019
Accepted : 27 Februari 2019
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia terlihat sangat signifikan dan
ketatnya persaingan dalam beberapa tahun belakangan ini dimana terus
bertambahnya perusahaan yang melakukan gopublic (Gracesia et al., 2017). Hal ini
menggambarkan bahwa adanya peningkatan persaingan di dalam dunia bisnis dan
juga meningkatnya kinerja perusahaan di Indonesia, sehingga hal ini membuat para
investor tertarik untuk melakukan investasi. Berkembangnya perekonomian
mengakibatkan perusahaan memiliki tuntutan untuk lebih berinovasi, memperbaiki
kinerja dan melakukan perluasan usaha. Salah satu hal yang dapat menjaga
eksistensi suatu perusahaan yaitu kinerja perusahaan (Sulistyowati, 2017)
Menurut Kautsar et al., (2015) seluruh tindakan ataupun aktivitas dari suatu
organisasi dikenal dengan suatu istilah yaitu kinerja. Kinerja dapat dikatakan
terlaksana dengan baik jika pencapaiannya telah sesuai dengan yang telah
direncanakan. Apabila pencapaian itu lebih dari yang direncanakan, maka
kinerjanya dapat dikatakan sangat baik, dan jika yang direncanakan itu tidak
tercapai atau kurang dari yang direncanakan maka kinerjanya bisa dikatakan buruk.
Kinerja perusahaan menggambarkan bagaimana kondisi keuangan suatu
perusahaan dengan menggunakan ukuran–ukuran analisis keuangan, sehingga
gambaran dari prestasi kerja perusahaan tersebut dapat terlihat berdasarkan baik
atau buruknya keadaan keuangan pada perusahaan itu sendiri. Hal ini sangat
penting dimana penggunaan sumber daya dapat digunakan seoptimal dan seefektif
mungkin untuk menghadapi setiap perubahan lingkungan sekitar (Melawati et al.,
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 254
2016). Kinerja perusahaan diukur atau dinilai untuk mengetahui keefektifan dan
keefisienan hasil kerja yang telah dicapai oleh perusahaan yang dapat digunakan
perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijaksanaan pelaksanaan
kerja (Nurfauziah & Setiawan, 2013). Salah satu pengukuran dalam menilai kinerja
perusahaan yaitu kinerja keuangan sebuah perusahaan.
Kinerja keuangan adalah salah satu faktor yang menunjukkan efektivitas
dan efisien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Kinerja keuangan
dapat diukur dengan beberapa pendekatan rasio keuangan, baik likuiditas,
profitabilitas, solvabilitas, aktivitas maupun rasio pasar (Prasinta, 2012).
Perusahaan melakukan pengukuran kinerja keuangan bertujuan untuk mengetahui
apakah hasil yang didapat sudah sesuai dengan rencana. Menigkatnya kinerja
keuangan menunjukkan perusahaan itu bisa mencapai tujuan dari pendirian
perusahaan tersebut (Muntiah, 2012). Kemampuan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan laba operasi dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang diukur dengan
pengukuran Cash Flow Return On Assets (CFROA). CFROA lebih memfokuskan
pada pengukuran kinerja perusahaan sekarang dan CFROA tidak memiliki
keterikatan dengan harga saham (Sulistyowati, 2017).
Kemampuan untuk tetap bisa bertahan, setiap perusahaan harus menerapkan
sebuah tata kelola perusahaan yang baik untuk tetap bisa bersaing dan bertahan
didalam persaingan bisnis dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang. Melalui
mekanisme good corporate governance yang ada akan dapat mengurangi asimetri
informasi. GCG memiliki konsep yang berlatar belakang oleh permasalahan
pemisahan antara kepemilikan dengan pengelolaan di dalam perusahaan yang
berikutnya dibentuk menjadi agency theory (Fauzi et al., 2016). Agency theory
mempunyai hubungan dengan perilaku kecurangan yang pada umumnya pelaku
merupakan internal perusahaan, mereka ingin mencari profit untuk kepentingan
pribadi dengan memanfaatkan kelebihan informasi yang dimilikinya (Rivandi &
Gea, 2018).
Mekanisme dari corporate governance meliputi banyak hal antara lain
dewan komisaris dan dewan direksi. Dewan komisaris mempunyai tugas untuk
melakukan pengawasan dan memberi pengarahan kepada dewan direksi
perusahaan. Mengawasi kecukupan dan kualitas informasi tentang laporan kinerja
dari dewan direksi merupakan fungsi utama dari dewan komisaris dan oleh karena
itu menjembatani kepentingan principal dalam sebuah perusahaan merupakan
sebuah kepentingan dari posisi dewan komisaris (Nurlaela et al., 2016).
Pada suatu perusahaan dewan direksi mempunyai posisi yang sangat
penting. Dewan direksi memiliki peran yang terpisah dengan dewan komisaris,
wewenang yang besar dalam pengelolaan segala sumber daya yang ada dalam
perusahaan dimiliki oleh dewan direksi (Bukhori et al., 2012). Tugas yang dimiliki
dewan direksi yaitu untuk menetapkan arah kebijakan dan strategi sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan, baik itu untuk jangka pendek ataupun jangka
panjang (Ardianto & Rivandi, 2018). Secara logis jumlah dewan direksi dapat
memberi pengaruh untuk cepat dalam mengambil keputusan perusahaan, dengan
adanya sejumlah dewan direksi, mesti dilakukan koordinasi baik antar anggota
dewan komisaris yang ada (Rivandi, 2018).
Selain good corporate governance, yang dapat mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan adalah ukuran perusahaan (Tisna et al., 2016). Pada dasarnya,
kategori dari ukuran perusahaan yaitu perusahaan besar (largefirm), perusahaan
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 255
menengah (medium size), dan perusahaan kecil (smallfirm). Besarnya asset yang
dimiliki perusahaan merupakan ukuran dari perusahaan. Hak dan kewajiban serta
permodalan perusahaan adalah gambaran dari aset yang dimilikinya. Aktivitas yang
lebih banyak biasanya dimiliki oleh perusahaan yang lebih besar dan unit usaha
yang dimilikinya banyak serta dalam menciptakan nilai tambah jangka panjang
merupakan potensi yang dimilikinya (Nurlaela et al., 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan Widagdo et al., (2014) ukuran dewan
komisaris berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini
mengungkapkan jumlah anggota dewan komisaris yang semakin besar akan
memberi peningkatan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh
Adestian, (2014) yang mengungkapkan bahwa ukuran dewan komisaris
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Terjadinya kondisi ini karena ukuran
dewan komisaris dapat memberikan efek yang berkebalikan dengan efek terhadap
kinerja. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati, (2017) menyatakan bahwa
ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekaningtias, (2017) dan
Noviawan et al., (2013) yang mengatakan bahwasanya tidak ada pengaruh ukuran
dewan komisaris terhadap kinerja perusahaan. Jumlah anggota dewan komisaris
yang lebih banyak kecil kemungkinan perusahaan mendapatkan kinerja yang lebih
tinggi.
H1 : Jumlah dewan komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Theacini et al., (2014)
menyatakan bahwa dewan direksi berpengaruh pada kinerja perusahaan. Dewan
direksi memikul tanggung jawab yang cukup besar, dimana bertindak sebagai
penentu strategi dan kebijakan yang akan diterapkan perusahaan. Menurut
Handayani, (2013) dalam hasil penelitiannya bahwa dewan direksi berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Hal ini terjadi karena jumlah dewan direksi yang besar
bisa memberi masukan atas kebijakan dan sumber daya serta mengambil keputusan
bagi perusahaan dengan lebih optimal dibandingkan dalam jumlah yang kecil.
Penelitian yang dilakukan oleh Laksana, (2015) memaparkan bahwa ukuran dewan
direksi memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini
mengutarakan lebih banyaknya jumlah anggota dewan direksi akan memberi
kemungkinan terjadinya peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, (2006) dan
Nopiani et al., (2015) yang menyatakan bahwa jumlah dewan direksi tidak
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini memaparkan
perusahaan di Indonesia memiliki jumlah dewan direksi dalam jumlah yang optimal
menurut ukuran masing-masing perusahaan. Jadi besar kecilnya ukuran dewan
direksi tidakmenjamin tingginya kinerja perusahaan.
H2 : Jumlah dewan direksi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aulia et al., (2016) bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hasil yang diperoleh
tersebut menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset
akan mendorong meningkatnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Theacini et al., (2014) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh pada kinerja perusahaan. Besarnya ukuran perusahaan
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 256
akan lebih memberi keuntungan kepada pihak perusahaan dalam aktivitas
pendanaan perusahaan di pasar modal. Penelitian yang dilakukan oleh Adestian,
(2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan.
Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahaputeri et al.,
(2014) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
bukanlah jaminan perusahaan memiliki kinerja yang baik. Penelitian yang
dilakukan oleh Epiet al., (2017) bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan. Semakin besar asset yang dimiliki perusahaan,
semakin kompleks pula masalah agensi yang dihadapi.
H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan
METODE PENELITIAN
Data dan sampel
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data
sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahun 2013-2017 yang telah
diterbitkan oleh pihak-pihak yang mempunyai integritas tinggi serta berkompeten
dalam bidangnya khususnya bidang ekonomi dan keuangan yaitu PT. BPR di Kota
Padang melalui data yang tercetak maupun data yang terpublikasi.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh PT. Bank Perkreditan Rakyat di
Kota Padang periode tahun 2013 – 2017. Sedangkan pengambilan sampel
perusahaan dengan menggunakan metode purposive sampling, kriteria yang dipakai
adalah :1) PT. BPR di Kota Padang yang terdaftar pada website BI dan yang
menjalankanusahanya secara konvensional. 2) PT. BPR di Kota Padang yang masih
aktif selama periode penelitian. 3) PT. BPR di Kota Padang yang berkantor pusat
di Kota padang. 4) PT. BPR yang memiliki data laporan keuangan triwulan lengkap
(Maret, Juni, September, Desember) dari tahun 2013 sampai 2017. 5) PT. BPR yang
memiliki informasi lengkap terutama data-data yang digunakan pada penelitian.
Berdasarkan kriteria purposive sampling, maka sampel perusahaan yang
memenuhi kriteria penelitian sebanyak 4 PT. BPR, dengan tahun pengamatan
selama 5 tahun dari tahun 2013-2017, data yang digunakan yaitu data keuangan
triwulan, maka jumlah data selama periode pengamatan adalah 80 data.
Definisi Operasional Variabel
Tabel 1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Pengertian Pengukuran
1
Kinerja
Perusahaan
Secara umum, kinerja keuangan
perusahaan itu memperlihatkan
bagaimana kinerja suatu
perusahaan. Terdapat beberapa
pendekatan yang digunakan
untuk menilai kinerja keuangan
CFROA = EBIT +
Depresiasi
Assets
Bukhori et al., (2012)
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 257
Teknik Analisis Data
Tahapan dalam pengolahan data dalam penelitian menggunakan bantuan
program Eviews 8. Model penelitian yang digunakan yaitu regresi data panel.
Yit = β0i+ β1X1it+ β2X2it+β3X3it +eit
Keterangan :
Yit = Variabel terikat (Kinerja Perusahaan)
β0 = Konstanta
β1β2β3 = Koefisien Variabel
X1it = Dewan Komisaris
X2it = Dewan Direksi
X3it = Ukuran Perusahaan
eit = eror
perusahaan, salah satunya
pendekatan laporan keuangan
yang menggunakan angka-
angka akuntansi.
2
Ukuran
Dewan
Komisaris
Dewan komisaris memiliki
tanggung jawab dan berwenang
mengawasi apa saja tindakan
manajemen, dan memberikan
nasehat kepada manajemen jika
dirasa perlu oleh dewan
komisaris.
Ukuran Dewan
Komisaris = Jumlah
anggota dewan
komisaris perusahaan.
Bukhori et al., (2012)
3
Ukuran
Dewan
Direksi
Dewan direksi merupakan
bagian dalam suatu entitas
perusahaan yang bertugas
melakukan pelaksanakan
aktivitas dan mengurusa
perusahaan.
Ukuran Dewan Direksi
=
Jumlah anggota dewan
direksi perusahaan.
Bukhori et al., (2012)
4
Ukuran
Perusahaan
Ukuran perusahaan
memaparkan kekayaan yang
perusahaan miliki. Secara
umum perusahaan yang punya
total aktiva yang cukup besar
dapat bekerja dengan tingkat
efisiensi yang lebih tinggi
dibanding dengan perusahaan
yang memiliki total aktiva
rendah.
Ukuran Perusahaan =
Total Asset perusahaan
Bukhori et al., (2012)
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 258
Menurut Winarno (2017) dalam mengestimasi persamaan dengan data panel
dapat digunakan, yaitu common effect model (CEM), fixed effect model (FEM) dan
random effect model (REM). Masing-masing model memiliki perbedaan didalam
analisis dan hasil yang dicapai. Dimana peneliti hanya bisa memilih satu diantara
dua model regresi panel yang akan digunakan. Setelah memilih salah satu diantara
dua model regresi panel, selanjutnya dilakukan pengujian kelayakan model untuk
menentukan dan memilih model yang tepat digunakan dalam analisis regresi data
panel yang terdiri dari uji Chow ( Likelihood Test ), dan uji hausman.
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah salah satu asumsi dalam analisis statistika dimana
data berdistribusi normal. Pengujian terhadap residual yang berdistribusi normal
atau tidak bisa memakai Jarque-Bera Test. Terdistribusi normal tidaknya
residual secara sederhana diputuskan dengan melakukan perbandingan nilai
Probability Jarque-Bera hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%). Residual akan
terdistribusi normal apabila profitabilitas JB hitung lebih besar dari 0,05 dan
sebaliknya, jika nilainya lebih kecil maka tidak cukup bukti untuk menyatakan
bahwa residual terdistribusi normal (Winarno, 2017).
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Winarno (2017), multikolinieritas merupakan keadaan dimana ada
hubungan linear antara variabel independen, karena beberapa variabel
independen yang terlibat, jadi tidak ada terjadinya multikolinieritas pada
persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel terikat dan satu
variabel bebas). Jika koefisien korelasi antara masing-masing variabel lebih
kecil dari 0,8 maka tidak terjadi multikolinieritas pada regresi tersebut.
Sebaliknya jika koefisien korelasi antara masing-maing variabel lebih besar dari
0,8 maka model ini mengandung multikolinieritas.
c. Uji Heterokedastisitas
Terjadinya heteroskedastisitas apabila saat residual dan nilai prediksi
memiliki korelasi atau pola hubungan. Pola hubungan ini tidak hanya sebatas
hubungan yang linier, tetapi dalam pola yang berbeda juga dimungkinkan.
Keputusan terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas pada model regresi linier
adalah dengan melihat Nilai Profitabilitas F-statistik (F hitung). Apabila nilai
profitabilitas F hitung ≥ dari tingkat alfa 0,05 (5 %) maka H0 diterima yang
artinya tidak terjadi heteroskedasitisitas, sedangkan apabila nilai profitabilitas F
hitung ≤ dari tingkat alfa 0,05 (5%) maka H0 ditolak yang artinya terjadi
heteroskedastisitas (Mansuri, 2016).
Uji Hipotesis
Uji T-Statistik
Menurut Mansuri, (2016)Uji t-test digunakan untuk menguji konstanta yang
diduga untuk mengestimasi persaman dapat menjelaskan pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikan yaitu sebesar 0,05
(5%). Dasar pengambilan keputusan digunakan dalam uji t yaitu jika nilai
probabilitas signifikansi ≥ 0,05 berarti keputusannya adalah H0 diterima dan Ha
ditolak, maka dapat diberi kesimpulan bahwa variabel independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara individual. Sebaliknya
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 259
jika nilai probabilitas signifikansi ≤ 0,05 berarti H0 ditolak dan Ha diterima, maka
dapat diberi kesimpulan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen secara individual.
Hasil dan Pembahasan
Pengujian Prasyarat Model Regresi Data Panel
Tabel 2
Hasil Uji Chow ( LikelihoodTestRatio )
Sumber : Output pengolahan data statistik eviews 8
Berdasarkan hasil uji chow pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai
probabilitas cross-section chi-square adalah 0,0002 ≤ dari pada nilai alpha 0,05 dan
hasil ini dapat disimpulkan bahwa model efek tetap (Fixed Effect Model) layak
digunakan dalam pembentukan model regresi panel.
Tabel 3
Hasil Uji Hausman
Sumber : Output pengolahan data statistik eviews8
Berdasarkan hasil uji hausman pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai
probabilitas Cross-section random adalah 0,0001 ≤ dari nilai alpha 0,05 dan hasil
ini dapat disimpulkan bahwa model regresi random effect dengan pengujian
hausman tidak layak digunakan dalam pembentukan regresi data panel.
Uji Regresi Data Panel
Tabel 4
Hasil Regresi Fixed Effect Model
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.962902 0.011732 82.07581 0.0000
DK 0.029792 0.017579 1.694746 0.0944
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 6.805718 (3,73) 0.0004
Cross-section Chi-square 19.729245 3 0.0002
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 20.417155 3 0.0001
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 260
DD -0.008420 0.015011 -0.560933 0.5766
UP 0.023902 0.011539 2.071518 0.0418
Sumber : Output pengolahan data statistik eviews 8
Berdasarkan hasil estimasi untuk regresi data panel model fixed effect di atas
secara statistik variabel DK, DD sebagai variabel independen tidak signifikan.
Dimana nilai probabilitas DK = 0,0944, DD = 0,5766 besar dari α = 0,05.
Sedangkan variabel UP menunjukkan hasil yang signifikan dimana nilai
probabilitasnya 0,0418 yang lebih kecil dari α = 0,05. Dari hasil pengolahan pada
tabel diatas, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,96 + 0,03X1 – 0,01X2 + 0,02X3+eit
Berdasarkan persamaan regresi diatas, dapat memberi penjelasan sebagai berikut :
a. Koefisien konstanta sebesar 0,96 dengan nilai positif, ini dapat diberi arti
bahwasanya Y (kinerja perusahaan) akan bernilai 0,96 jika dewan komisaris,
dewan direksi dan ukuran perusahaan masing-masingnya bernilai 0.
b. Variabel X1 (dewan komisaris) mempunyai nilai koefisien regresi 0,03 yang
memberi pernyataan bahwa setiap bertambahnya dewan komisaris sebesar 1
orang, maka akan memberi peningkatan kinerja perusahaan yang diukur dengan
CFROA sebesar 0,83 dengan asumsi variabel independen lain nilainya tetap.
c. Variabel X2 (dewan direksi) memiliki nilai koefisien regresi -0,01 yang
memberi pernyataan bahwasanya tiap bertambahnya dewan direksi sebesar 1
orang dengan asumsi variabel independen lain tetap, maka akan memberi
penurunan kinerja perusahaan yang diukur dengan CFROA sebesar 0,01.
d. Variabel X3 (ukuran perusahaan) memiliki nilai koefisien regresi 0,02 yang
menyatakan bahwa setiap bertambahnya ukuran perusahaan sebesar 1 satuan
dengan asumsi variabel lain tetap, maka akan memberi peningkatan kinerja
perusahaan yang diukur dengan CFROA sebesar 0,02.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Gambar 1
Hasil Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.010 -0.005 0.000 0.005 0.010 0.015 0.020
Series: Standardized Residuals
Sample 2013Q1 2017Q4
Observations 80
Mean 4.31e-20
Median -0.000730
Maximum 0.021004
Minimum -0.011557
Std. Dev. 0.007114
Skewness 0.528388
Kurtosis 2.970345
Jarque-Bera 3.725518
Probability 0.155244
Sumber : Output pengolahan data statistik eviews 8
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 261
Berdasarkan hasil yang tertera pada gambar 1 dapat dilihat nilai Prob.JB
hitung sebesar 0,155244 ≥ 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual
terdistribusi normal yang artinya asumsi klasik tentang kenormalan telah dipenuhi.
Uji Multikolinearitas
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas
DK DD UP
DK 1.000000 0.547894 0.585793
DD 0.547894 1.000000 0.577298
UP 0.585793 0.577298 1.000000
Sumber : Output pengolahan data statistik eviews 8
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 5 dapat diketahui bahwa
hubungan antara variabel DK dengan DD memiliki koefisien korelasi sebesar
0,547894 ≤ 0,80. Variabel DK dan UP memiliki koefisien korelasi sebesar
0,585793 ≤ 0,80. Variabel DD dan UP memiliki koefisien korelasi sebesar
0,577298 ≤ 0,80. Sehingga dapat diberi simpulan bahwa seluruh variabel
independen yang digunakan didalam model penelitian ini tidak mengandung
masalah multikolinearitas yang artinya pada model ini tidak terdapat hubungan
yang kuat antar variabel bebas.
Uji Heteroskedastisitas
Tabel 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output pengolahan data statistik eviews 8
Berdasarkan hasil estimasi uji glejser pada tabel diatas terlihat bahwa nilai
probability DK 0,0613 ≥ 0,05. Nilai probability DD 0,2632 ≥ 0,05 dan nilai
probability UP 0,1521 ≥ 0,05. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa
model ini tidak mengandung heteroskedastisitas.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.002615 0.005801 0.450744 0.6535
DK 0.015115 0.007957 1.899606 0.0613
DD -0.009445 0.008379 -1.127198 0.2632
UP -0.008274 0.005720 -1.446517 0.1521
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 262
Uji Hipotesis
Uji T-Statistik
Tabel 7
Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel Penelitian t-hit Sig Alpha Kesimpulan
Dewan Komisaris 1,694746 0,0944 0,05 Tidak Signifikan
Dewan Direksi -0,560933 0,5766 0,05 Tidak Signifikan
Ukuran Perusahaan 2,071518 0,0418 0,05 Signifikan
Sumber : Output pengolahan data statistik eviews 8
Berdasarkan hasil tabel diatas, maka dapat diketahui pengaruh antara variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen pada uraian berikut:
1. Hipotesis pertama adalah jumlah dewan komisaris (X1), berdasarkan hasil tabel
4.7 diatas, diketahui nilai probability sebesar 0,0944 ≥ alpha 0,05 maka
keputusannya H1 ditolak sehingga kesimpulan yang dapat ditarik yaitu jumlah
dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada
PT. BPR di Kota Padang.
2. Hipotesis kedua adalah jumlah dewan direksi (X2), berdasarkan tabel hasil
pengujian hipotesis diatas, diketahui nilai probability sebesar 0,5766 ≥ alpha
0,05 maka keputusannya H2 ditolak sehingga kesimpulannya yaitu bahwa
jumlah dewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan
pada PT. BPR di Kota Padang.
3. Hipotesis ketiga adalah ukuran perusahaan (X3), berdasarkan tabel hasil
pengujian hipotesis diatas, diketahui nilai probability sebesar 0,0418 ≤ alpha
0,05 maka keputusannya H3 diterima sehingga kesimpulan yang didapat adalah
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan
pada PT. BPR di Kota Padang.
PEMBAHASAN
Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris Terhadap Kinerja Perusahaan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan ditemukan bahwa jumlah
dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada
PT. BPR di Kota Padang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ekaningtias, (2017) dan Noviawan & Septiani, (2013) yang
menyatakan bahwa jumlah dewan komisaris itu tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Hal ini memaparkan bahwa tinggi rendahnya kinerja
sebuah perusahaan tidak dipengaruhi oleh banyak sedikitnya jumlah dewan
komisaris.
Pada PT. BPR di Kota Padang, dewan komisaris yang melaksanakan tugasnya
dan memberikan keputusan yang bijak akan mampu memberi peningkatan pada
kinerja perusahaan tanpa melihat jumlah dewan komisaris yang ada, hal ini berarti
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 263
dewan komisaris yang ada pada perbankan haruslah memiliki pengetahuan dan
pengalaman dibidang perbankan agar dapat memberikan keputusan yang bijak.
Pengaruh Jumlah Dewan Direksi Terhadap Kinerja Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa jumlah
dewan direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada PT.
BPR di Kota Padang. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Wulandari,(2006) dan Nopiani et al.,(2015) dimana jumlah dewan direksi tidak
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Tidak adanya pengaruh jumlah dewan direksi terhadap kinerja perusahaan
berkemungkinan bahwasanya adapun dewan direksi dalam perusahaan hanya
didasari pada sebatas pemenuhan regulasi semata. Pada PT. BPR di Kota Padang
jumlah anggota dewan direksi yang besar maupun kecil tidak menjamin keefektifan
dalam menjalankan seluruh tanggung jawabnya untuk mengelola perusahaan, akan
tetapi kemampuan serta norma etika yang dimiliki oleh dewan direksi juga dapat
meningkatkan kinerja perusahaan.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil dari
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Aulia et al., 2016) dan
(Theacini & Wisadha, 2014) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada PT. BPR di Kota Padang.
Ketika total assets dapat dimanfaatkan secara optimal tentu akan mendorong
peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
menghasilkan laba. Selain itu pengoptimalan aset didalam perusahaan juga
menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengurangi adanya aset yang
menganggur.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari proses analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa 1) Jumlah Dewan Komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan. 2) Jumlah Dewan Direksi tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perusahaan. 3) Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan.
Peneliti sadar bahwa hasil penelitian yang didapat dalam penelitian ini masih
punya banyak kelemahan yang penyebabnya berasal dari keterbatasan yang peneliti
temukan. Saran untuk peneliti dimasa yang akan datang untuk memperbesar jumlah
sampel, memperpanjang periode pengambilan sampel, menambah variabel lainnya.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi KBP beserta jajaran, Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing Skripsi,
Dosen Pembimbing Akademik, Bank Perkreditan Rakyat di kota Padang, dan
kepada orang tua penulis yang telah memberikan semangat dan doanya kepada
penulis.
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 264
DAFTAR PUSTAKA
Adestian, Y. (2014). Pengaruh Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Dewan
Komisaris Indenpenden, Komite Audit dan Ukuran Perusahaan Pada Kinerja
Perusahaan Perbankan, 1–13.
Ardianto, D., & Rivandi, M. (2018). Pengaruh Enterprise risk management
disclosure, intellectual capital disclosure dan struktur pengelolaan terhadap
nilai perusahaan. Profita : Komunikasi Ilmiah Akuntansi Dan Perpajakan,
11(2), 284–305.
Aulia, Y., Mulatsih, L. S., & Yuhelmi. (2016). Analisis pengaruh struktur modal
dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan pada sektor industri dasar
dan kimia di Bursa Efek Indonesia, 9(1).
Bukhori, I., & Raharja. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
kinerja perusahaan. Diponegoro Journal Of Accounting, (2011), 1–12.
Ekaningtias, D. (2017). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. JIPI, 1(1), 28–36.
Epi, Y. (2017). Pengaruh Ukuran perusahaan, Struktur Kepemilikan Manajerial dan
Manajemen Laba Terhadap Kinerja Perusahaan. Riset Dan Jurnal Akuntansi,
1.
Fauzi, A. S., Suransi, N. K., & Alamsyah. (2016). Pengaruh GCG dan CSR
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Peoderasi.
Jurnal InFestasi, 12(1), 1–19. https://doi.org/10.21107/infestasi.v12i1.1797
Gracesia, Zulvia, D., & Sari, N. (2017). Analisis Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan Kredit Pada CV. Putra Tunas Mandiri Padang. Jurnal Pundi, 1(1),
23–32.
Handayani, S. (2013). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Perusahaan BUMN. Akrual, 4(2), 183–198.
Kautsar, A., & Kusumaningrum, T. M. (2015). Analisis Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Perusahaan yang Dimediasi Struktur Modal
Pada Perusahaan Pertambangan yang Listed DI BEI 2009-2012. Journal Of
Research In Economics And MAnagement, 15, 59–75.
https://doi.org/10.17970/jrem.15.150105.ID
Laksana, J. (2015). Corporate Governance dan Kinerja Keuangan. Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 1, 269–288.
Mahaputeri, A. A., & Yadnyana. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Kebijakan Pendanaan dan Ukuran Perusahaan pada Kinerja Perusahaan.
Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1, 58–68.
Mansuri. (2016). Modul Praktikum Eviews 9. Eviews.
Melawati, Nurlaela, S., & Wahyuningsih, E. M. (2016). Pengaruh Good Corporate
Governance, CSR, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan.
Journal of Economic and Economic Education, 4(2).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22202/economica.2016.v4.i2.380
Muntiah, S. (2012). Pengaruh mekanisme corporate governance terhadap kinerja
perusahaan (studi perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
indonesia periode 2010 - 2012).
Nopiani, K. D., Sulindawati, L. G. E., & Sujana, E. (2015). Pengaruh Mekanisme
Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Perkreditan
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 265
Rakyat. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 3(1).
Noviawan, R. A., & Septiani, A. (2013). Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan.
Diponegoro Journal Of Accountinf, 2, 1–10.
Nurfauziah, & Setiawan, T. (2013). Pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance terhadap Kinerja Perusahaan. Aplikasi Bisnis, 14, 1667–1678.
https://doi.org/https://doi.org/10.20885/jabis.vol14.iss9.art1
Prasinta, D. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan. Accounting Analysis Journal, 1(2).
Rivandi, M. (2018). Pengaruh intellectual capital disclosure, kinerja keuangan, dan
kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan. Jurnal Pundi, 2(1), 41–54.
https://doi.org/10.1360/zd-2013-43-6-1064
Rivandi, M., & Gea, M. M. (2018). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan ( Studi empiris Pada
Perusahaan Perbankan Milik Pemerintah Pusat ). Jurnal Akuntansi Dan Pajak,
19(1), 1–9. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29040/jap.v19i1.167 1.
Sulistyowati. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan Pada Perusahaan perbankan. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 6,
121–137.
Theacini, D. A., & Wisadha, I. G. S. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance,
Kualitas Laba dan Ukuran Perusahaan Pada Kinerja Perusahaan. Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 3, 733–746.
Tisna, G. A., & Agustami, S. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance dan
Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan ( Pada Perusahaan
Perbankan yang. Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan, 4(2), 1035–1046.
https://doi.org/10.17509/jrak.v4i2.4038
Widagdo, D. O. K., & Chariri, A. (2014). Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting, 3(3), 307–
315. Retrieved from http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting
Winarno, W. W. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan Eviews (4th
ed.). Yogyakarta.
Winarno, W. wahyu. (2017). Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan Eviews
(5th ed.). Yogyakarta.
Wulandari, N. (2006). Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan Publik Di Indonesia ( The Influence of
Corporate Governance Mechanism Indicator to Public Company Performance
in Indonesia ). Fokus Ekonomi, 1(2), 120–136.