ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

14
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, KEPEMILIKAN PUBLIK, DAN UMUR PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI UTAMA PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2013 Benedicta Hanif Ismail Institut Bisnis Dan Informatika Kwik Kian Gie ABSTRACT The taker is information intended for the parties concerned. Simply put, disclosure is considered to be information provided as a supporting or auxiliary document in the financial statements. Factors affecting social disclosure are firm size (UP), leverage (LEV), profitability (PROF), liquidity (LIK), public ownership, and company age (AGE). Theories underlying this research are agency theory, theory of legitimacy, stakeholder theory, and signaling theory. UP has a significance value of 0.00 is smaller than α (0.05). LEV has a significance value of 0.138 greater than α (0.05). PROF has a significance value of 0.020 is smaller than α (0.05). LIK has a significance value of 0.345 is greater than α (0.05). KPUB has a significance value of 0.001 smaller than α (0.05). AGE has a significance value of 0.107 greater than α (0.05). Based on the research results, it can be seen. Both significantly to the disclosure of corporate social responsibility. Leverage, liquidity, and age of the firm have no significant effect on the disclosure of corporate social responsibility. Keywords: firm size, leverage, profitability, liquidity, public ownership, company age, corporate social responsibility, social disclosure ABSTRAK UP memiliki nilai signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari α (0,05). LEV memiliki nilai signifikansi sebesar 0,138 lebih besar dari α (0,05). PROF memiliki nilai signifikansi sebesar 0,020 lebih kecil dari α (0,05). LIK memiliki nilai signifikansi sebesar 0,345 lebih besar dari α (0,05). KPUB memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari α (0,05). AGE memiliki nilai signifikansi sebesar 0,107 lebih besar dari α(0,05). Pengungkapan merupakan pengeluaran informasi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Secara sederhana, pengungkapan dianggap sebagai informasi yang diberikan sebagai dokumen pendukung atau pelengkap di dalam laporan keuangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial adalah ukuran perusahaan (UP), leverage (LEV), profitabilitas (PROF), likuiditas (LIK), kepemilikan publik (KPUB), dan umur perusahaan (AGE). Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori agensi, teori legitimasi, teori stakeholder, dan teori signaling. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel ukuran peruasahaan, profitabilitas, dan kepemilikan publik memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan leverage, likuiditas, dan umur perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kata kunci: ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, umur perusahaan, Corporate Social Responsibility, pengungkapan sosial 1

Transcript of ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

Page 1: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, PROFITABILITAS,

LIKUIDITAS, KEPEMILIKAN PUBLIK, DAN UMUR PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN INDUSTRI UTAMA PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI

TAHUN 2013-2013

Benedicta

Hanif Ismail

Institut Bisnis Dan Informatika Kwik Kian Gie

ABSTRACT The taker is information intended for the parties concerned. Simply put, disclosure is considered to

be information provided as a supporting or auxiliary document in the financial statements. Factors affecting social disclosure are firm size (UP), leverage (LEV), profitability (PROF), liquidity (LIK), public ownership, and company age (AGE). Theories underlying this research are agency theory, theory of legitimacy, stakeholder theory, and signaling theory.

UP has a significance value of 0.00 is smaller than α (0.05). LEV has a significance value of 0.138 greater than α (0.05). PROF has a significance value of 0.020 is smaller than α (0.05). LIK has a significance value of 0.345 is greater than α (0.05). KPUB has a significance value of 0.001 smaller than α (0.05). AGE has a significance value of 0.107 greater than α (0.05).

Based on the research results, it can be seen. Both significantly to the disclosure of corporate social responsibility. Leverage, liquidity, and age of the firm have no significant effect on the disclosure of corporate social responsibility. Keywords: firm size, leverage, profitability, liquidity, public ownership, company age, corporate social

responsibility, social disclosure

ABSTRAK

UP memiliki nilai signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari α (0,05). LEV memiliki nilai signifikansi sebesar 0,138 lebih besar dari α (0,05). PROF memiliki nilai signifikansi sebesar 0,020 lebih kecil dari α (0,05). LIK memiliki nilai signifikansi sebesar 0,345 lebih besar dari α (0,05). KPUB memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari α (0,05). AGE memiliki nilai signifikansi sebesar 0,107 lebih besar dari α(0,05). Pengungkapan merupakan pengeluaran informasi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Secara sederhana, pengungkapan dianggap sebagai informasi yang diberikan sebagai dokumen pendukung

atau pelengkap di dalam laporan keuangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial adalah ukuran perusahaan (UP), leverage (LEV), profitabilitas (PROF), likuiditas (LIK), kepemilikan publik

(KPUB), dan umur perusahaan (AGE). Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori agensi, teori legitimasi, teori stakeholder, dan teori signaling. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa variabel ukuran peruasahaan, profitabilitas, dan

kepemilikan publik memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan leverage, likuiditas, dan umur perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kata kunci: ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, umur perusahaan,

Corporate Social Responsibility, pengungkapan sosial

1

Page 2: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

PENDAHULUAN Corporate Social Responsibility atau yang

biasa dikenal dengan istilah CSR merupakan

suatu bentuk pertanggungjawaban yang diberikan perusahaan yang bukan hanya kepada para

pemegang saham. Selaras dengan konsep Triple Botton Line dimana perusahaan seharusnya bukan

hanya berfokus pada laba namun juga harus memperhatikan permasalahan sosial dan

lingkungan. Konsep ini mengisyaratkan bahwa

terjadinya konektisitas integral antara kepedulian masyarakat, menjaga keseimbangan lingkungan

dan upaya mencapai laba perusahaan (Hadi , 2011).

Di Indonesia, peraturan mengenai kesadaran akan pentingnya melakukan tanggung

jawab sosial telah diatur dalam Undang-Undang no 40 tahun 2007 khususnya pasal 74 ayat 1 yang

berisikan “Perseroan yang menjalankan kegiatan

usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung

Jawab Sosial dan Lingkungan”. Menurut Utama (2007) perkembangan

CSR terkait dengan semakin parahnya kerusakan

lingkungan yang terjadi di Indonesia maupun

dunia, mulai dari penggundulan hutan, polusi

udara dan air, hingga perubahan iklim.

Permasalahan sosial dan lingkungan sendiri tidak

terlepas dari aktivitas perusahaan. Salah satunya

adalah perusahaan pertambangan yang dimana

dalam aktivitas menjalankan perusahaannya memberikan dampak yang cukup besar bagi

lingkungan maupun sosial. PT Bangun Nusantara Jaya Makmur

(BNJM) dan PT Wings Sejati di Barito Timur,

Kalimantan Tengah merupakan salah satu contoh

kasus dari perusahaan pertambangan yang

menyebabkan pencemaran limbah tambang

batubara pada lahan pertanian warga sekitar.

Sama hal nya dengan kasus lumpur panas yang

disebabkan oleh pengeboran eksplorasi oleh PT

Lapindo Brantas di Jawa Timur yang

mengakibatkan hilangnya kawasan pemukiman

atau tempat tinggal penduduk. Seringkali perusahaan hanya berfokus

pada aspek keuntungan tanpa memperhatikan

aspek sosial maupun aspek lingkungan. Oleh

karena itu suatu perusahaan bukan hanya

diwajibkan membuat laporan keuangan tetapi

perusahaan juga seharusnya diwajibkan membuat

laporan pertangungjawaban sosial sebagai tanda

bahwa perusahaan telah benar-benar melakukan

tanggung jawab sosial. Peraturan mengenai

kewajiban perusahaan dalam memberikan

pengungkapan sendiri telah diatur dalam PSAK

no.60 paragraf 33 yang mengharuskan entitas 2

mengungkapkan informasi yang memungkinkan

para pengguna laporan keuangan untuk

mengevaluasi jenis dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan dimana entitas terekspos

pada akhir periode pelaporan. Hingga saat ini berbagai perusahaan dari berbagai sektor di

Indonesia berlomba-lomba melakukan tanggung jawab sosial dengan cara yang beraneka ragam yang dibuktikan dengan melakukan pengungkapan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan publik atas tanggung jawab yang diberikan perusahaan terhadap lingkungan.

Menurut Bhatt (2002) terdapat tiga alasan mengapa perusahaan melakukan pengungkapan sosial. Pertama, kepatuhan (compliance) yaitu perusahaan harus mematuhi peraturan, hukum, maupun standar-standar yang disepakati secara nasional maupun internasional. Kedua, meminimalkan risiko (risk minimization) selain kepatuhan dasar perusahaan harus mampu menyadari dan meminimalkan risiko yang dapat berdampak pada sosial, ekonomi, maupun lingkungan dengan mengembangkan dan

menerapkan kebijakan dan prosedur untuk

meminimalkan kerusakan yang timbul dari

operasi. Ketiga, menciptakan nilai (value creation)

yang dimana perusahaan menciptakan nilai yang

positif dengan melibatkan masyarakat didalamnya

seperti inovasi investasi sosial, konsultasi dengan

stakeholders, dialog kebijakan, dan membangun

institusi masyarakat baik secara mandiri ataupun

bersama dengan perusahaan lain

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa bagi beberapa perusahaan yang melakukan

pengungkapan tanggung jawab sosial semata-mata untuk kepentingan perusahaan saja karena melalui

ini perusahaan dapat meningkatkan citra perusahaan ataupun menarik perhatian para

investor. Beberapa faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pengungkapan Corporate Social Responsibility antara lain yaitu, ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas , leverage, kepemilikan saham publik, dan umur perusahaan.

Ukuran perusahaan dapat dikelompokan

menjadi 2 yaitu perusahaan besar dan perusahaan

kecil. Semakin besar perusahaan, akan semakin

besar pula pengungkapan tanggung jawab sosial yang diberikan perusahaan. Hal ini sejalan dengan

teori stakeholders dimana perusahaan besar akan

melakukan pengungkapan informasi tanggung

jawab sosial yang lebih luas dibandingkan dengan

perusahaan kecil karena adanya kontribusi

program-program sosial dari para pemegang

saham Cowen et al (1987) dalam Amalia (2013).

Page 3: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

Menurut Kristri (2013) ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Corporate Social Responsibility. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Oktriani & Mimba (2014)

yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap Corporate Social

Responsibility. Profitabilitas merupakan ukuran bagi

perusahaan yang digunakan untuk menilai efektivitas kinerja sebuah perusahaan dimana perusahaan diwajibkan untuk memiliki

kemampuan untuk menghasilkan keuntungan.

Untuk menciptakan profitabilitas yang baik,

perusahaan juga membutuhkan citra yang baik

dimata masyarakat sehingga salah satu cara untuk

menarik perhatian masyarakat adalah dengan

melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial

yang akan membangun rasa kepercayaan dari

masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa

perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi

cenderung akan melakukan pengungkapan sosial

yang lebih luas dibandingan dengan perusahaan

yang profitabilitasnya lebih kecil. Dalam hal ini

Nurkhin (2010) mengatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh signifikan terhadap tanggung jawab sosial sedangkan menurut Kristri (2013) profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap tanggung jawab sosial.

Likuiditas merupakan salah satu kinerja

yang sering dijadikan tolok ukur investor dalam menilai perusahaan yaitu dimana perusahaan

mampu untuk memenuhi kewajiban atau utang yang harus segera dibayarkan. Oleh karena itu

ketika likuiditas yang dihasilkan tinggi, perusahaan akan melakukan pengungkapan seluas mungkin untuk membuktikan bahwa

perusahaannya memiliki kinerja yang baik

dibanding perusahaan lain. Indriani (2013)

menyimpulkan bahwa likuiditas tidak memiliki

pengaruh terhadap tanggung sangat bergantung

pada kreditur dalam membiayai asetnya.

Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat

leverage yang rendah cenderung membiayai asset

nya dengan modal sendiri. Perusahaan dengan

tingkat leverage yang tinggi cenderung akan

memperkecil tingkat pengungkapan tanggung

jawab sosial. jawab sosial. Namun lain hal nya

dengan Putri & Christiawan (2014) yang

berpendapat bahwa likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap tanggung jawab sosial.

Leverage merupakan perbandingan untuk mengukur besarnya aktiva yang dibiayai oleh

hutang. Dapat dikatakan perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi artinya

tingkat pengungkapan yang diberikan perusahaan akan lebih rendah agar tidak menjadi sorotan para

3

debtholders. Dalam penelitiannya, Nur & Priantinah (2012) menyimpulkan bahwa adanya

pengaruh leverage terhadap tanggung jawab sosial. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat

Rindawati & Asyik (2015) yang menyimpulkan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh positif

terhadap tanggung jawab sosial. Kepemilikan saham publik adalah

sebagian saham perusahaan yang dimiliki oleh

publik. Seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI

adalah perusahaan yang menyandang status “go

public” yang artinya adalah seluruh aktivitas

perusahaan harus diungkapkan dan diketahui oleh

publik sebagai salah satu pihak pemegang saham.

Dapat diperkirakan semakin tinggi kepemilikan

saham publik, maka akan semakin luas

pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan. Dalam penelitian Nur & Priantinah (2012)

menemukan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh kepemilikan saham publik terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

Umur perusahaan dapat terhitung sejak

perusahaan tersebut listing di BEI. Pada umumnya, perusahaan yang sudah lebih lama

berdiri sudah memiliki pengalaman yang lebih banyak dari perusahaan lainnya. Pengalaman

tersebut dapat berupa pengalaman keuangan

maupun non-keuangan. Hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Susilatri, Agusti, & Indriani (2011) umur perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Sedangkan menurut Utami & Rahmawati (2010) umur perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

TEORI LEGITIMASI Menurut Hadi (2011) legitimasi

merupakan keadaan psikologis keberpihakan

orang dan kelompok yang sangat peka terhadap

gejala lingkungan sekitarnya baik fisik maupun

nonfisik. Legitimasi merupakan teori yang

mengakui dimana perusahaan bersedia untuk

menjabarkan berbagai aktivitas sosial perusahaan

semaksimal mungkin agar dapat memperoleh

penerimaan masyarakat yang secara langsung

maupun tidak langsung akan menjamin

kelangsungan hidup masyarakat. Legitimasi

masyarakat merupakan faktor strategis bagi

perusahaan dalam mengembangkan perusahaan ke

depan yang dapat dijadikan sebagai wahana untuk

menkonstruksi perusahaan (Hadi , 2011). Dengan

demikian legitimasi merupakan manfaat atau

sumberdaya potensial bagi perusahaan untuk

bertahan hidup Legitimasi dapat tercipta apabila

keberadaan atau eksistensi perusahaan sudah

Page 4: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat dan lingkungan. Apabila terjadi ketidaksesuaian atau kesenjangan antara

keberadaan perusahaan dengan nilai yang berlaku,

maka legitimasi perusahaan dapat terancam. Dalam jurnalnya, Chariri (2008) mengatakan

bahwa kegiatan perusahaan dapat menimbulkan dampak sosial dan lingkungan, sehingga praktik

pengungkapan sosial dan lingkungan merupakan alat manajerial yang digunakan perusahaan untuk

menghindari konflik sosial dan lingkungan.

TEORI AGENSI Prinsip utama dari teori ini menyatakan

adanya hubungan kerja antara pihak yang member

wewenang (prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi) yairu manajer,

dalam bentuk kontrak kerja sama (Permana & Raharja, 2012)

Jensen & Meckling (1976)

mendefinisikan keagenan sebagai berikut : “agency relationship as a contract under wich one or more persons ( the principal(s)) engage

another person (the agent) to perform some

service on their behalf which involves delegating

some decision making authority to the agent,” Jadi, menurut Jensen & Meckling (1976)

hubungan agensi dapat dikatakan sebuah

hubungan dengan kontrak dimana satu atau lebih prinsipal yang mengikat seseorang yang disebut

sebagai agen untuk melakukan sesuatu untuk kepentingan prinsipal dengan mendelegasikan

beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agensi.

Scot (1997:305) menyatakan bahwa teori agensi adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent, dimana principal adalah pihak yang mempekerjakan agent agar melakukan tugas untuk kepentingan principal, sedangkan agent adalah pihak yang menjalankan kepentingan principal.

Hubungan ini dapat menimbulkan terjadinya konflik kepentingan yang dikarenakan adanya perbedaan tujuan, dimana manajemen

tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik. Situasi ini dapat menimbulkan kecenderungan dimana agen berperilaku

menguntungkan diri sendiri. Untuk mencegah hal tersebut, prinsipal dapat melakukan pemantauan,

pemberian insentif, dan kompensasi untuk mengendalikan perilaku agen. Biaya yang

digunakan untuk hal tersebut disebut sebagai

biaya keagenan. (Purba & Yadnya, 2015)

4

TEORI STAKEHOLDERS

Menurut Rindawati & Asyik (2015) dalam jurnalnya berpendapat bahwa teori ini menyangkut

semua pihak baik internal maupun ekternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi

ataupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Perusahaan hendaknya memperhatikan kepentingan stakeholder , karena mereka adalah pihak yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan perusahaan.

Praktik pengungkapan CSR memainkan peran yang penting bagi perusahaan dan juga menjadi sarana yang tepat untuk digunakan dalam menegosiasikan hubungan dengan stakeholders nya. Perusahaan diharapkan dapat

mengungkapkan informasi yang dibutuhkan semaksimal mungkin dalam pengungkapan CSR,

dengan demikian perusahaan bisa mendapatkan dukungan dari stakeholders yang berpengaruh

terhadap kelangsungan hidup perusahaan.

TEORI SIGNALING Teori Signaling menurut Spence (2001)

adalah adanya informasi yang tidak lengkap atau asimetris dalam sebuah pasar. Adanya asimetris

informasi dalam perusahaan akan mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan

tanggung jawab sosial yang lebih luas untuk memberikan tanda kepada para investor bahwa

perusahaannya memiliki kinerja yang baik dibandingkan dengan perusahaan lainnya.

Informasi tentang pengungkapan CSR

merupakan suatu sinyal perusahan untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan dalam

jangka panjang, karena CSR terkait dengan

acceptability dan sustainability, yang artinya perusahaan diterima dan berkelanjutan untuk

dijalankan di suatu tempat dalam jangka panjang (Adisusilo, 2011).

UKURAN PERUSAHAAN Ukuran perusahaan berkaitan degan

eksistensi perusahaan dimana perusahaan yang semakin besar artinya mampu mempertahanan keberadaannya. Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan mereka. Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak untuk meningkatkan nilai perusahaan dimata publik maupun calon pemegang saham yang menciptakan kepercayaan bagi masyarakat

Ha1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan

Page 5: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

PROFITABILITAS Profitabilitas merupakan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba atau

keuntungan. Menurut Rofiqkoh & Priyadi (2016) profitabilitas adalah suatu angka yang menunjukan

kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan aset, dan modal saham

tertentu. Berkaitan dengan teori legitimasi,

perusahaan tidak akan terancam apabila

keberadaan perusahaan sesuai dengan nilai dan

norma yang berlaku, apabila tidak sesuai maka

keberadaan perusahaan akan terancam. Dampak

yang diberikan dari kegiatan perusahaan

menimbulkan dampak ekonomi, sosial, maupun

lingkungan. Sehingga pengungkapan sosial

merupakan alat manajerial yang digunakan untuk

menghindari konflik dan lingkungan (Chariri,

2008)

Ha2 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan

KEPEMILIKAN PUBLIK Kepemilikan publik adalah besarnya

saham perusahaan atau kepemilikan yang dimiliki

oleh masyarakat atau publik. Pemegang saham

publik tidak memiliki hak untuk secara langsung

terjun mengelola perusahaan, karena itu pemegang

saham publik perlu dilindungi investasinya dalam

perusahaan tersebut. Perlindungan ini dapat

berupa pengungkapan informasi keuangan dan

non-keuangan pada laporan tahunan yang

bermanfaat bagi pengambilan keputusan (Seotojo,

2017). Dengan adanya kepemilikan saham oleh

publik ini, dapat mendorong pengungkapan sosial

yang dilakukan oleh perusahaan.

Ha3 : kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan

LEVERAGE Leverage merupakan perbandingan untuk

mengukur besarnya aktiva yang dibiayai oleh hutang atau sebagai alat ukur untuk mengukur

seberapa besar ketergantungan perusahaan pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan.

Menurut Rindawati & Asyik (2015) perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi

berarti sangat bergantung pada pinjaman dari luar untuk membiayai asetnya.

Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat leverage lebih rendah lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri. Sehingga biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi ( Jensen &

5

Mackling, 1976). Untuk mengurangi biaya keagenan perusahaan melakukan pengungkapan sosial.

Ha4 : Leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan

LIKUIDITAS Likuiditas adalah kemampuan suatu

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya dan sering dijadikan tolok ukur

investor dalam menilai perusahaan tersebut. Rasio

likuiditas sering disebut dengan nama rasio modal

kerja merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.

Terdapat dua hasil penilaian terhadap pengukuran

rasio likuiditas, yaitu apabila perusahaan mampu

memenuhi kewajibannya, dikatakan perusahaan

tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila

perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban

tersebut, dikatakan perusahaan dalam keadaan

illiquid (Kasmir & Hanafi, 2014) dalam (Hantono

& Hwee, 2017).

Ha5 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan

UMUR PERUSAHAAN Umur perusahaan berkaitan

dengan sudah berapa lama perusahaan itu berdiri.

Perusahaan yang sudah lama berdiri, kemungkinan sudah banyak pengalaman yang diperoleh (Saptari,

2016). Semakin lama umur perusahaan, semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat

tentang perusahaan dan akan menimbulkan kepercayaan

Semakin panjang umur perusahaan akan memberikan pengungkapan informasi keuangan yang lebih luas dibanding perusahaan lain yang umunya lebih pendek dengan alasan perusahaan tersebut memiliki pengalaman dalam

pengungkapan laporan tahunan. Dalam kondisi normal, perusahaan yang telah lama berdiri akan

mempunyai publikasi perusahaan yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang

masih baru (Sulviar,2016).

Ha6 : Umur Perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan.

Page 6: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial perusahaan

Ukuran

Profitabilitas

Pengungkapa

Kepemilikan n Tanggung

Jawab Sosial Leverage Perusahaan

(CSR)

Likuiditas

Umur

pertambangan selama empat tahun pada tahun 2013-2016.

6. Cakupan Topik Penelitian ini dianggap sebagai studi statistik, karena penelitian ini lebih mementingkan keluasan pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan pertambangan, serta menguji pada taraf

signifikansiberapavariabel-variabel tersebut memengaruhi tingkat pengungkapan sosial.

7. Lingkungan penelitian Penelitian ini dipandang ke dalam penelitian lapangan karena perusahaan-

perusahaan yang dijadikan sampel benar-benar terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) dan data variabel sendiri juga diperoleh di Bursa Efek Indonesia (BEI).

METODE PENELITIAN

Design penelitian ini menggunakan perspektif menurut Cooper & Schindler (2017:148-152) yang diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Tingkat Penyelesaian Pertanyaan Penelitian Penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam ketagori studi formal dimana tujuannya

untuk menguji hipotesis serta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

2. Metode pengumpulan data Penelitian ini bertujuan untuk melakukan

observasi karena peneliti menggunakan data sekunder melalui pengamatan terhadap

laporan tahunan perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI dengan menggunakan

sumber data yang didapatkan di Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan

www.idx.co.id. 3. Kontrol Peneliti terhadap Variabel

Penelitian ini termasuk dalam ex post facto,

karena data yang digunakan oleh peneliti telah terjadi dan tidak dimanipulasi,

sehingga peneliti hanya melaporkan apa

yang telah terjadi pada tahun 2013-2016. 4. Tujuan penelitian

Penelitian ini termasuk dalam studi kausal,

peneliti mengamati dan menjelaskan

hubungan antar variabel-variabel yang diteliti terhadap pengungkapan tanggung

jawab sosial dalam laporan tahunan pada perusahaan pertambangan.

5. Dimensi waktu Penelitian ini menggunakan gabungan time series dan cross sectional, yaitu berdasarkan laporan tahunan perusahaan

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Populasi dari penelitian ini adalah 43

perusahaan pertambangan dengan 12 perusahaan sebagai sampel yang sesuai dengan kriteria

penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Berikut

adalah kriteria yang telah ditetapkan : 1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia 2. Perusahaan yang memiliki laporan tahunan

dan laporan keuangan lengkap dari tahun 2013 sampai 2016 pada website www.idx.co.id.

3. Perusahaan tidak menggunakan mata uang asing pada laporan keuangan.

4. Perusahaan yang tidak delisting pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2016.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan. Perusahaan ini terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory 2013 sampai dengan tahun 2016.

TEKNIK ANALISIS DATA

1. Membuat Daftar Checklist

Pengungkapan Sosial Checklist dibuat untuk

memudahkan penulis dalam melakukan

perhitungan tingkat kepatuhan laporan

tahunan suatu perusahaan dalam memenuhi

peraturan dan standar pengungkapan

tertentu. Checklist disusun dalam bentuk

daftar item pengungkapan. Daftar tema

pengungkapan sosial yang digunakan

adalah daftar tema yang terdapat pada

indeks GRI yaitu ekonomi (EN),

lingkungan (EC), tenaga kerja (LA), hak

6

Page 7: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

asasi manusia (HR), sosial (SO), dan pertanggung jawaban produk (PR).

2. Uji Kesamaan Koefisien (Pooling) Langkah awal yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah melakukan uji pooling yang berarti penggabungan data cross sectional dengan time series dengan cara membuat variabel dummy untuk tiap tahunnya. Lalu dikalikan ke tiap – tiap variabel independen. Selanjutnya membandingkan nilai signifikansi hasil perkalian dengan nilai α(0,05). Apabila sig > α(0,05) maka tidak tolak Ho, apabila sig < α(0,05) maka tolak Ho.

3. Analisis Statistik Deskriptif Pengukuran yang digunakan dalam

penelitian ini merupakan pengukuran yang menggambarkan atau mendeskripsikan ikhtisar dari data yang diolah mengenai luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu berupa indeks pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan sampel yang memberikan informasi berupa deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, dan

minimum. 4. Persamaan Regresi Ganda

Analisis regresi linear ganda merupakan analisis regresi yang melibatkan hubungan dari dua atau lebih variabel independen. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji variabel pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai variabel-variabel

independen yaitu ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, likuiditas, umur

perusahaan dan kepemilikan publik. Model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Keterangan : βo = Penduga bagi intersep (βo)

β = Penduga bagi koefisien regresi

(β)

CSRD = Indeks pengungkapan tanggung

jawab sosial UP = Ukuran Perusahaan

LEV = Leverage

PROF = Profitabilitas

LIK = Likuiditas

7

AGE = Umur Perusahaan

KPUB = Kepemilikan Publik

ε= Error

5. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Ghozali (2016:154). Model regresi yang baik

hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Penulis menggunakan metode Kolmogorov-

Smirnov Test untuk menguji normalitas

dimana apabila nilai Asymp. Sig (2 tailed) memiliki nilai diatas α (0,05)

maka data berdistribusi normal. Apabila nilai asymp sig (2 tailed) memiliki sifat

nilai dibawah α (0,05) maka data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas Uji multikolineritas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel independen. Ghozali

(2016:103). Uji ini dilihat dari output

SPSS pada kolom VIF dan tolerance

value. Dasar pengambilan keputusan

yang umumnya dipakai untuk

menunjukan tidak adanya

multikolinearitas adalah nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10.

c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedasitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas

atau tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali (2016:134) Penulis menggunakan mteode uji Rank Spearman dalam uji ini. Jika variabel

independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka

ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Jika nilai sig. 2 tailed di atas tingkat kepercayaan 5% atau α(0,05) maka tidak

terjadi heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi

Page 8: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan penggangu pada periode t-1. Ghozali (2016:17). Model korelasi yang

baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Penulis menggunakan

metode Runs untuk uji ini. Pengambilan keputusan ada tidaknya korelasi:

(1) Jika Asymp. Sig > nilai α (0,05), maka tidak terjadi autokorelasi.

(2) Jika Asymp. Sig < nilai α (0,05), maka terjadi autokorelasi.

6. Uji Statistik a. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik

F) Uji statistik F pada dasarnya

menunjukan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Hasill dari uji F komputer berisi tabel analisis varians (ANOVA) dengan uji F dari model regresi. Jika nilai p-value pada kolom Sig > nilai α (α = 5%),

maka tidak tolak H0 atau model regresi

tidak dapat digunakan untuk meprediksi variabel dependennya atau model tidak signifikan. Tetapi, jika nilai p-value pada kolom Sig < nilai α (α = 5%), maka

tolak H0 atau model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi variabel dependennya atau model signifikan

b. Uji Signifikan Parameter Individual

(Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya

menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Jika nilai angka pada kolom Sig

< nilai α (α = 5%), maka tolak H0 atau variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel independen. Sedangkan, jika nilai p-value pada kolom Sig > nilai α (α = 5%),

maka tidak tolak H0 atau atau variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel independen.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi pada

intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol

dan satu. Nilai R2 yang kecil bearti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali 2016:95). Sedangkan, nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Deskriptif

Min Max Mean Standart

Deviation

CSRD ,03 ,40 ,1845 ,10491

UP 10,84 13,48 12,2203 ,72445

LEV ,00 ,80 ,3942 ,21770

PROF -,70 ,35 ,0005 ,15358

LIK ,71 78,00 4,9054 11,72231

AGE 5,00 21,00 13,6667 4,52573

KPUB ,03 ,68 ,3054 ,14930

Hasil dari tabel diatas menunjukan bahwa UP memiliki rata-rata 12,2203 yang berarti data

UP tersebar dengan standar deviasi 0,72445. Nilai terendah ditempati oleh PT. Perdana Karya

Perkasa dengan nilai 10,84 dan nilai tertinggi ditempati oleh PT. Aneka Tambang (Persero)

sebesar 13,48. Variabel LEV memiliki nilai rata-rata

sebesar 0,3942 dengan standar deviasi sebesar

0,21770 yang artinya data DR tersebar. Nilai terendah dari variabel ini sebesar 0,00 yang

ditempati oleh PT. Cakra Mineral sedangkan nilai tertinggi ditempati oleh PT. Radiant Utama

Interinsco sebesar 0,80. Variabel PROF memiliki nilai rata-rata

sebesar 0,0005 dengan standar deviasi sebesar 0, 15358. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata tingkat keberhasilan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih sebesar 0,05%. Pada nilai terendah ditempati oleh PT. Mitra Investindo

dan pada nilai tertinggi oleh PT. Aneka Tambang (Persero).

Berdasarkan tabel diatas pada variabel LIK memiliki nilai rata-rata sebesar 4,9054 dengan standar deviasi sebesar 11,72231. Hal ini

menunjukan bahwa kemampuan perusahaan

8

Page 9: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

dalam memenuhi kewajiban jangka panjang nya masih dibawah nilai lazim. Nilai terendah dari variabel ini ditempati oleh PT. Perdana Karya Perkasa sebesar 0,71 dan nilai tertinggi ditempati oleh PT. Cakra Mineral sebesar 78,00.

Tabel diatas menujukan variabel AGE memiliki nilai rata-rata sebesar 11,72231 dan

standar deviasi sebesar 4,52573. Variabel AGE dengan nilai terendah ditempati oleh PT. Elnusa

dengan umur perusahaan 5 tahun dan PT. Timah (Persero) diposisi nilai tertinggi dengan umur

perusahaan 21 tahun. Variabel KPUB memiliki nilai rata-rata

sebesar 0,3054 dengan standar deviasi sebesar 0,14930. Nilai varibel terendah ditempati oleh PT. Cita Mineral Investino dengan nilai sebesar 0,03 dan nilai tertinggi 0,68 ditempati oleh PT. Mitra

Hasil Uji Kesamaan Koefisien (pooling)

Model Sig.

(Constant) ,159

UP ,117

LEV ,320

PROF ,863

LIK ,415

AGE ,862

KPUB ,279

dt_1 ,974

dt_2 ,366

dt_3 ,635

dt_1UP ,985

dt_1LEV ,912

dt_1PROF ,539

dt_1LIK ,535

dt_1AGE ,979

dt_1KPUB ,769

dt_2UP ,367

dt_2LEV ,153

dt_2PROF ,954

dt_2LIK ,216

dt_2AGE ,527

dt_2KPUB ,898

dt_3LEV ,624

dt_3PROF ,980

dt_3LIK ,847

dt_3AGE ,741

dt_3KPUB ,704

dt_3UP ,633

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pooling data dapat dilakukan atau tidak.

Hal ini dapat terlihat pada hasil analisis yang ada pada lampiran 2 dimana apabila nilai sig. dari

variabel-variabel di atas α (0,05) maka tidak tolak Ho. Artinya tidak ada perbedaan koefisien, maka

data tahun 2013 hingga data tahun 2016 dapat diuji secara bersamaan.

Persamaan Regresi Ganda Hasil dari analisis ini menghasilkan model

regresi yang baru dalam penelitian, yaitu : CSRD = -1,141 + 0,093 UP + 0,095 LEV + 0,183

PROF + 0,001 LIK + 0,004 AGE + 0,308 KPUB

Hasil Analisis Uji Normalitas

Unstandardized Residual

N 48

Normal Mean 0E-7

Parametersa,b Std. Deviation ,07004938

Most Extreme Absolute ,078

Positive ,063

Differences Negative -,078

Kolmogorov-Smirnov Z ,541

Asymp. Sig. (2-tailed) ,931

Analisis dengan uji normalitas menghasilkan data Asymp. Sig. (2-tailed) 0,931 > α (0,05) yang menunjukan bahwa data berdistribusi dengan normal. Hasil Analisis Uji Multikolinearitas

Hasil dari uji multikolinearitas menunjukan tidak terjadinya multikolinearitas. Hal ini ditunjukan dengan nilai tollerance dari tiap variabel independen lebih dari 0,1 dan nilai VIF tiap variabel independen kurang dari 10. Hasil uji Heterokedastisitas

Penelitian ini menggunakan Spearman. Hasil dari uji ini dapat dilihat pada lampiran

Model Collinearity Statistics

tollerance VIF

(constant)

UP ,662 1,510

LEV ,636 1,572

PROF ,881 1,135

LIK ,745 1,343

AGE ,944 1,059

KPUB ,746 1,340 dimana hasil yang didapat adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dibuktikan dengan dilihat nilai Sig. 2 tailed > α (0,05) pada kolom unstandardized residual.

9

Page 10: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

Hasil Analisis Uji Autokorelasi

Unstandardize

d Residual

Test Valuea -,00779

Cases < Test Value 24

Cases >= Test Value 24

Total Cases 48

Number of Runs 32

Z 1,897

Asymp. Sig. (2- ,058

tailed)

Berdasarkan hasil output tes menunjukan nilai Sig. 2 tailed 0,058 > α (0,05) yang berarti bahwa tidak terjadi autokorelasi. Hasil Analisis Uji Statistik F

Model Mean F Sig.

Square

Regressio ,048 8,495 ,000b

1

n

Residual ,006

Total

Uji F dapat dilihat dari nilai sig. pada tabel ANOVA. Jika sig. < 0.05 maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 4.5 terlihat nilai sig. 0.000, yang berarti bahwa variabel ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan, dan kepemilikan publik secara bersama-sama merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

Hasil Analisis Uji Statistik t

10

Standa

Unstandardized rdized

Model

Coefficients Coeffi t Sig.

cients

B

Std. Beta

Error

(Consta -1,141

0,252

-4,518 0

nt)

UP

0,093

0,019

0,64

4,994

0,00

0

LEV

0,095

0,063

0,198

1,514

0,13

8

1 PROF 0,183 0,076 0,268 2,413 0,02

LIK

0,001

0,001

0,113

0,937

0,35

4

AGE

0,004

0,002

0,177

1,647

0,10

7

KPUB

0,308

0,085

0,439

3,635

0,00

1

Analisis uji statistik t dilakukan untuk

mengetahui apakah masing-masing dari variabel

independen dapat mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen berpengaruh

terhadap variabel dependen apabila nilai Sig. < α (0,05). Berikut adalah penjelasan masing-masing

nilai sig. variabel : 1. Hasil pengujian di atas menunjukan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini ditunjukan pada nilai sig. variabel ukuran perusahaan sebesar 0,000 < 0,05. Hasil dari

penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian Utami & Rahmawati (2010)

yang menyatakan bahwa ukuran

perusahaan memiliki pengaruh terhadap

pengungkapkan tanggung jawab sosial

perusahaan. Sesuai dengan teori

legitimasi dimana perusahaan akan

melakukan pengungkapan yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan para

pemegang saham. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Nasir et al. (2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.

2. Variabel leverage tidak berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen karena nilai sig. pada leverage adalah 0,138 > 0,05. Pada variabel

Page 11: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

leverage dinyatakan tidak berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan. Hal ini ditunjukan dengan nilai sig. pada variabel leverage sebesar

0,138 > 0,05. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian Nur & Priantinah (2012) yang menyatakan bahwa

meskipun perusahaan tersebut memiliki nilai leverage yang tinggi, tidak mempengaruhi mereka dalam

melaksanakan program CSR, hal ini bertujuan agar menarik kepercayaan

masyarakat untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan

3. Variabel profitabilitas berpengaruh

signifikan positif terhadap variabel dependen karena nilai sig. pada

profitabilitas adalah 0,02 < 0,05. Nilai t sig. pada variabel profitabilitas sebesar

0,02 < 0,05 yang menunjukan bahwa

variabel profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian Rindawati & Asyik (2015) dimana mereka menyatakan bahwa semakin tinggi laba

yang dihasilkan perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut

telah berkinerja dengan baik, dan mendapatkan kepercayaan masyarakat

sehingga produk yang ditawarkan akan laku di pasaran yang membuat laba

menjadi tinggi dan dana tersebut dialokasikan pada kegiatan CSR.

4. Variabel likuiditas tidak berpengaruh signifikan positif terhadap variabel

independen karena nilai sig. pada likuiditas adalah 0,354 > 0,05. Nilai t

sig. pada variabel profitabilitas sebesar 0,02 < 0,05 yang menunjukan bahwa variabelprofitabilitasberpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian Rindawati & Asyik (2015) dimana mereka

menyatakan bahwa semakin tinggi laba yang dihasilkan perusahaan maka dapat

disimpulkan bahwa perusahaan tersebut telah berkinerja dengan baik, dan

mendapatkan kepercayaan masyarakat sehingga produk yang ditawarkan akan

laku di pasaran yang membuat laba

11

menjadi tinggi dan dana tersebut dialokasikan pada kegiatan CSR.

5. Variabel umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan positif terhadap karena nilai sig. pada umur perusahaan adalah 0,107 > 0,05. Variabel umur

perusahan terbukti tidak berpengaruh signifikan positif terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosil karena nilai t sig. sebesar 0,107 > 0,05

maka hipotesa peneliti ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian Utami & Rahmawati (2010) dimana umur perusahaan tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial. Perusahaan yang berumur lebih tua otomatis akan lebih

banyak memiliki pengalaman dibanding industri serupa yang masih baru atau

berumur lebih muda. Hal ini dikaitkan dengan kinerja keuangan dimana

perusahaan menganggap apabila kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi baik, maka perusahaan dapat mempertahankan keberadaannya. Hasil penelitian tidak sejalan dengan pendapat bahwa perusahaan yang

berumur lebih tua mampu memahami dan mengetahui kebutuhan dari para

pemegang saham yang diwujudkan melalui pengungkapan tanggung jawab

sosial. 6. Variabel kepemilikan publik berpengaruh

signifikan positif terhadap variabel

dependen karena nilai sig. pada kepemilikan publik adalah 0,001 < 0,05.

Nilai t sig. yang diperoleh variabel kepemilikan publik adalah sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa kepemilikanpublikberpengaruh signifikan positif terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan yang artinya hipotesa

peneliti diterima. Hasil ini sejalan

dengan hasil penelitian Seotojo (2017)

yang menyatakan bahwa jika proporsi

saham yang dimiliki publik lebih besar,

maka pengawasan dari publik juga lebih

besar. Semakin tinggi proporsi saham

yang dimiliki publik maka tingkat

kelengkapan pengungkapan laporan

tahunan akan semakin tinggi pula, hasil

ini juga sejalan dengan teori

stakeholders yang dimana semakin besar

saham yang dimiliki publik, semakin

Page 12: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

banyak informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan.

Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Adjusted

Std. Error

Model R R Square of the

R Square

Estimate

1 ,744a 0,554 0,489 0,075

Dari hasil analisis tabel 4.7 nilai yang diperoleh untuk Adjusted R Square adalah sebesar

0,489 atau 48,9%. Angka ini menunjukan bahwa variasi pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan yang dapat dijelaskan melalui ukuran

perusahaan, leverage, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan dan kepemilikan publik adalah

sebesar 48,9% sedangkan 51,1% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukan ke dalam

penelitian.

KESIMPULAN DAN

SARAN Kesimpulan

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui

pengaruh dari beberapa faktok yang memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan dengan menggunakan 12 sampel perusahaan pertambangan yang terdafatr

di BEI tahun 2013-2016. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel ukuran perusahaan memiliki

cukup bukti berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan.

2. Variabel leverage tidak memiliki cukup bukti berperngaruh signifikan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan.

3. Variabel profitabilitas memiliki cukup bukti berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan.

4. Variabel likuiditas tidak memiliki cukup bukti berperngaruh signifikan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan.

5. Variabel umur perusahaan tidak memiliki cukup bukti berperngaruh signifikan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan.

12

6. Variabel kepemilikan publik memiliki

cukup bukti berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan pertambangan.

Saran Peneliti sadar dan mengetahui bahwa

penelitian yang dilakukan masih jauh dari kesempurnaan serta adanya keterbatasan-keterbatasan seperti :

1. Obyek penelitian yang masih terlalu sedkitsehinga kurang dalam

mempresentasikan keadaan yang secara

umum

2. Penentuan item-item CSR yang dilakukan

cenderung subjektif sehingga adanya item-item yang terlewatkan pada saat pengamatan

Berdasarkan kesimpulan serta keterbatasan yang ada, maka disarankan untuk peneliti selanjutnya hendaknya melakukan :

1. Pemilihan sampel dapat diperluas dengan mencakup seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Lebih teliti dalam melakukan pengamatan terhadap item-item CSR sehingga tidak ada yang terlewatkan

3. Penelitiselanjutnyadiharapkan menemukan / menambahkan / menggunakan variabel lain untuk menemukan pengaruhnya terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

DAFTAR PUSTAKA Adisusilo , P. (2011). Pengaruh Pengungkapan

Informasi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam LAporan Tahunan Terhadap Earning Response Coeficients (ERC).

Anggraini, F. (2006). Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).

Chariri, A. (2008). Kritik Sosial atas Pemakaian Teori dalam Penelitian Pengungkapan Sosial dan Lingkungan. Jurnal Maksi,8,

151-169. Dewi, S. S., & Priyadi, M. P. (2013). Pengaruh

Karateristik Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI.

Page 13: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

Donovan, G., & Gibson, K. (2000).

Environtmental Disclosure in the Corporate Annual Report. A.Longitudinal Australian Study. Paper for Presentation in the 6th Interdisciplinary Environtmental Association Conference.

Evans, T. G. (2003). Accounting Theory:Contemporary Accounting Issues.

. Fakhrudin, H. M. (2008). Istilah Pasar Modal A-

Z.

Ghozali , I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS23, Edisi 8.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hadi , N. (2011). Corporate Social Responsibility.

Graha Ilmu . Indriani, E. W. (2013). Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela dan Implikasinya terhadap

Asimetri Informasi. Kristri, A. A. (2013). Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Publik di Indonesia.

Lang, M., & Lundhom, R. (1993). Corporate Disclosure Policy and Analyst Behaviour. The Accounting Review, 71.

Lindrawati, Felicia, N., & Budianto, J. (2008).

Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan

yang Terdaftar sebagai 100 Best Corporate Citizens oleh KLD Research &

Analytics. Majalah Ekonomi. Lousiana. (2010). Pengaruh Faktor-Faktor

Fundamental terhadap Kelengkapan Pengungkapan Informasi Laporan

Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2007-2009. Skripsi. Universitas Riau, Pekanbaru.

Nasir, A., Kurnia, P., & Hakri, T. D. (2013). Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Leverage, Profitabilitas, Ukuran, dan Umur Perusahaan terhadap Pengungkapan

Infomrasi Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan pada Perusahaan Food and

Beverage yang Terdaftar di BEI. Ekonomi.

Nugraha, S. A., & Andayani. (2013). Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi.

Nur, M., & Priantinah, M. D. (2012). Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi 13

Pengungkapan CSR di Indonesia (Studi

Empoiris pada Perusahaan yang

Berkategori High Profile yang Listing di

BEI). Nurkhin, A. (2010). Corporate Governance dan

Profitabilitas, Pengaruhnya terhadap Pengungkapan CSR Sosial Perusahaan.

Oktriani, N. W., & Mimba, P. S. (2014). Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Tanggung Jawab Lingkungan pada Pengungkapan.

Permana, V. A., & Raharja. (2012). Pengaruh

Kinerja Lingkungan dan Karakteristik Perusahaan terhadap Corporate Social

Responibility (CSR) Disclosure (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI). Diponegoro Journal of Accounting.

Purba, I. B., & Yadnya, P. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage terhadap Profiabilitas dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Manajemen Unud, Vol 4, No. 8, 2428-2443.

Putri, A. R., & Christiawan, Y. J. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan

Leverage Terhadap Pengungkapan corporate Sosial Responsibility (studi pada perusahaan yang mendapat

penghargaan ISRA dan Listed Go-Publik) di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2010-2012).

Riahi, A., & Belkoui. (2006). Accounting Theory : Teori Akuntansi. Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat .

Rindawati, M. W., & Asyik, N. F. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, leverage, dan Kepemilikan Publik Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).

Rofiqkoh, E., & Priyadi, M. P. (2016). Pengaruh

Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA), Surabaya. Jurnal Ekonomi

dan Riset Akuntansi. Sari, R. (2012). Pengaruh Karakteristik

Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal.

Sari, R. A. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social

Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal.

Page 14: ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE ...

Scott, W. R. (1997). Financial Accounting

Theory. First Edition. Canada : Prentice-Hall Canada Inc.

Sembiring, E. R. (2003). Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial : Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat (Go-

Public) di Bursa Efek Jakarta. Universitas Diponegoro, Semarang .

Seotojo, M. (2017). Pengaruh Struktur

Kepemilikan Publik terhadap

Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar di BEI.

Soesetio, Y. (2007). Kepemilikan Manajerial Dan Institusional, Kebijakan Dividen, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva Dan Profitabilitas Terhadap kebijakan hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi.

Spence , A. M. (2001). Signaling in Retrospect and The Informational Structure of Markets . 407.

Susilatri, Agusti, R., & Indriani, D. (2011). Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Size, Umur Perusahaan, dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan . Pekbis Jurnal , Vol.3, No.1.

Suwardjono. (2013). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan,

Edisi Ke-3. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta,ISBN: 979-503-478-2.

Utama, S. (2007). Evaluasi Infrastruktur Pendukung Pelapora Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Indonesia.

Utami, I. D., & Rahmawati. (2010). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, dan Umur Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada

perusahaan property da real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia . Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Wahidahwati. (2002). Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan : Sebuah Perspektif Theory Agency. Riset Akuntansi Indonesia .

Wijaya, M. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi .

14

Wirdayanti. (2007). Analisis Pengaruh

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan

(Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di

Bursa Efek Jakarta).

Yao, S., Wang, J., & Song, L. (2011).

Determinants of Social Responsibility Disclosure by Chinesse Firms.