Pengaruh Rasio Molar Zn/Al Terhadap Sifat Pertukaran Anion
Transcript of Pengaruh Rasio Molar Zn/Al Terhadap Sifat Pertukaran Anion
Nurul Inayah Retnaningsih, dkk., Pengaruh Rasio Molar Zn/Al Terhadap Sifat Pertukaran ...
274
Pengaruh Rasio Molar Zn/Al Terhadap Sifat Pertukaran Anion
[Fe(CN)6]4– Pada Hidrotalsit Zn-Al-NO3 dan Zn-Al-Cl
Effect of Zn/Al Molar Ratio on Anion Exchange Properties of Zn-Al-NO3
and Zn-Al-Cl Hydrotalcite by [Fe(CN)6]4–
Nurul Inayah Retnaningsih
1, Roto
2 dan Nurul Hidayat Aprilita
2
1Mahasiswa Program Pascasarjana, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada 2Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara Kontak Pos BLS 21 11
Abstrak
Pengaruh rasio mol kation hidrotalsit Zn/Al dan jenis anion dan sifat penukaran ion telah dipelajari. Hidrotalsit Zn-Al-NO3 dan Zn-Al-Cl disintesis dengan variasi mol Zn/Al dan
diikuti dengan penukaran ion yang berada di dalam ruang antarlapis hidrotalsit dengan ion
heksasianoferat(II). Hidrotalsit hasil sintesis dikarakterisasi dengan XRD, FTIR dan AAS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anion nitrat dan klorida di dalam ruang antarlapis hidrotalsit Zn-Al-NO3 dan Zn-Al-Cl dapat digantikan dengan heksasianoferat(II). Kapasitas
penukaran anion nitrat dalam hidrotalsit Zn-Al-NO3 oleh heksasianoferat(II) untuk rasio
molar Zn/Al 2,3, dan 4 masing-masing sebesar 289,35 meq; 233,48 meq dan 137.511 meq/100 g. Sementara kapasitas penukaran anion klorida dalam hidrotalsit Zn-Al-Cl oleh
heksasianoferat(II) dengan rasio molar Zn/Al 2,3, dan 4 masing-masing sebesar 205,55 meq;
189,08 meq dan 118,17 meq/100 g. XRD mampu membuktikan penukaran anion nitrat dan klorida di dalam hidrotalsit Zn-Al-NO3 dan Zn-Al-Cl oleh heksasianoferat(II).
Kata kunci: hidrotalsit, penukaran ion, heksasianoferat(II)
Abstract
The effect of cation molar ratios and anion types of Zn/Al hydrotalcite on its anion exchange
characteristics has been studied. Zn-Al-NO3 and Zn-Al-Cl hydrotalcites were synthesized by variation
of Zn/Al molar ratio and followed by anion exchange of Zn/Al hydrotalcite with hexacyanoferrate(II). The synthesized hydrotalcites were characterized by XRD, FTIR and AAS.
The results showed that the nitrate and chloride anions in the interlayer space of Zn/Al hydrotalcite
can be exchanged with hexacyanoferrate(II). The anion exchange capacity of Zn-Al-NO3 toward
hexacyanoferrate(II) for molar ratio of 2, 3, and 4 was 289.35 meq, 233.48 meq and 137.511 meq/100
g hydrotacite, respectively. The anion exchange capacity of Zn-Al-Cl toward hexacyanoferrate(II) with
molar ratio of 2, 3, and 4 was 205.55 meq, 189.08 meq and 118.17 meq/100 g hydrotalcite, respectively.
The XRD showed that anion exchange of Zn-Al-NO3 and Zn-Al-Cl hydrotalcite by
hexacyanoferrate(II) can be confirmed.
Keywords: hydrotalcite, anion exchange and hexacyanoferrate(II)
1. Pendahuluan
Pencemaran lingkungan merupakan masalah kompleks yang banyak kita temui dan kita
hadapi di dalam kehidupan yang serba modern ini. Pencemaran lingkungan muncul karena
akibat dari perubahan lingkungan baik yang disengaja maupun tidak disengaja yang yang
disebabkan oleh limbah industri, rumah sakit, maupun limbah rumah tangga. Lingkungan
yang tercemar tentunya mempunyai dampak yang tidak baik karena akan mengakibatkan
penurunan kualitas dan mempengaruhi hidup makhluk hidup di sekitarnya. Dengan adanya
masalah tersebut maka perlu dilakukan upaya untuk mengatasi dampak limbah dengan
mempertimbangkan bahan yang digunakan untuk mengolah limbah tersebut sehingga tidak
menimbulkan masalah baru.
Pemanfaatan material alam merupakan salah satu solusi yang banyak dikembangkan
saat ini oleh peneliti untuk mengetahui material yang mempunyai efektivitas dan efisiensi
Berkala MIPA, 23(3), September 2013
275
yang baik sebagai adsorben limbah berbahaya, penukar anion, maupun sebagai katalis.
Material yang digunakan diharapkan dapat diregenerasi setelah pemanfaatnya sehingga
tidak akan menimbulkan masalah baru bagi lingkungan. Salah satu material yang
mempunyai kemampuan untuk diregenarasi setelah digunakan adalah hidrotalsit. Hidrotalsit
merupakan salah satu material yang menarik dengan karakteristik serta sifat yang khas
sehingga memberikan banyak manfaat dalam kehidupan. Aplikasi yang sangat beragam
menyebabkan hidrotalsit menjadi salah satu subyek penelitian yang banyak dilakukan dan
dikembangkan hingga saat ini. Hidrotalsit (hydrotalcite) sebagai lempung anionik
mempunyai mempunyai formula umum [MII(1-X)MIIIx(OH)2]
x+[Am-]x/m.zH2O dimana MII
dan MIII adalah kation divalen dan trivalen sedangkan Am- merupakan anion organik atau
anorganik antar lapis yang dapat dipertukarkan. Parameter z merupakan jumlah molekul
H2O dan x+ merupakan muatan lapisan (Kloprogge et al, 2004).
Hidrotalsit adalah kelompok material anorganik berlapis dengan muatan positif pada
permukaan yang terbentuk atas hidroksi logam-logam yang mempunyai tingkat oksidasi
campuran biasanya +2 dan +3 melalui sharing oktahedral dengan kemiripan struktur seperti
brucite (Mg(OH)2). Permukaan yang positif menyebabkan hadirnya anion yang bermuatan
negatif pada antar lapisnya dan anion yang berada pada antar lapis hidrotalsit dapat
dipertukarkan dengan anion lain (Roto, 2005), misalnya CO32-, Cl-, NO3
-, SO42-, PO4
3- dan
sejumlah anion-anion organik seperti oksalat, asetat, benzoat dan lain-lain (Bejoy, 2001).
Penukar anion sangat bermanfaat untuk berbagai keperluan seperti pada proses industri,
ekstraksi anion (pemekatan), penghilangan anion berbahaya serta penyerapan limbah obat-
obatan yang bermuatan negatif (anionic drugs) yang banyak ditemukan di badan air.
Senyawa hidrotalsit di alam juga mempunyai banyak aplikasi dalam bidang kesehatan
(Bejoy, 2001).
Halcom dan Yanberry (2002) menyatakan bahwa kapasitas penukar anion juga
merupakan hal yang penting karena menunjukkan jumlah anion yang mampu diganti oleh
anion pengganti tetapi bisa juga diartikan sebagai ukuran jumlah anion yang mampu
mengganti anion awal. Nilai kapasitas pertukaran anion yang besar menunjukkan bahwa
anion tersebut mudah untuk menggantikan anion lain atau dengan kata lain, anion tersebut
merupakan penukar anion yang baik. Urutan kekuatan dalam pertukaran ion dipengaruhi
oleh muatan ion, densitas elektron, dan ikatan hidrogen. Miyata (1983) mengusulkan
selektivitas ion untuk anion monovalen yaitu OH– > F– > Cl– > NO3– > I– dan untuk anion
divalen CO32– > C10H4N2O8S
2- > SO42– serta untuk oxoanion HPO4
2– > HAsO42– > CrO4
2– >
SO42–. Kanezaki (1998) telah mempelajari pengaruh rasio mol hidrotalsit Mg/Al dengan
rasio mol yang digunakan yaitu 2:1, 3:1 dan 4:1, meskipun dalam penelitiannya besar
kapasitas pertukaran anion belum dipelajari namun dalam penelitiannya dilaporkan bahwa
stabilitas dari stuktur hidrotalsit dipengaruhi oleh temperatur. Rasio Mg/Al semakin kecil
maka strukturnya akan semakin stabil, hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya gaya
elektrostatik antara kelebihan muatan positif pada Al3+ dan negatif satu pada interlayer.
2. Experimental
2.1 Sintesis hidrotalsit Zn-Al-Cl
Sintesis hidrotalsit Zn-Al-Cl dengan variasi rasio mol Zn/Al 4:1, 3:1 dan 2:1. Untuk
masing-masing rasio 5,4901 g, 4,08 g, 2,7256 g ZnCl2 dan 2,4147 g AlCl3.6H2O masing-
masing dilarutkan dalam akuabides sampai volume 100 mL, ditambahkan HCl 0,1 M hingga
pH larutan menjadi 2 dan diaduk selama 15 menit. Larutan disaring menggunakan kertas
saring, larutan hasil penyaringan direaksikan dengan larutan NaOH 0,80 M (100 mL)
selama 30 menit. Selama reaksi pH diatur menjadi 10 dan larutan diaduk serta dialiri gas
nitrogen selama 2jam. Campuran dihidrotermal pada temperatur 100°C selama 15 jam.
Nurul Inayah Retnaningsih, dkk., Pengaruh Rasio Molar Zn/Al Terhadap Sifat Pertukaran ...
276
Campuran produk yang berbentuk suspensi tersebut disentrifuge selama 15 menit pada 3500
rpm. Padatan dicuci hingga pH netral, dan hasil yang diperoleh disaring dengan
menggunakan kertas saring Whatman dengan penyaring Buchner. Endapan yang diperoleh
kemudian dikeringkan menggunakan oven pada temperatur 75° C selama 20 jam.
2.2 Karakterisasi produk
Hidrotalsit Zn-Al-Cl kering dikarakterisasi dengan menggunakan XRD dengan kisaran
sudut 2θ 2-70°. Padatan hasil juga dikarakterisasi menggunakan FTIR. Analisis kandungan
logam Zn dan Al dilakukan dengan menggunakan AAS. Larutan standard Zn2+ 25 ppm
dibuat dan diencerkan hingga diperoleh konsentrasi 0,25 – 2 ppm. Larutan standard Al3+ 100
ppm dibuat kemudian diencerkan hingga diperoleh konsentrasi 10 - 80 ppm. Selanjutnya
absorbansi larutan standard dan sampel diukur dengan AAS.
Analisis H2O bebas dan H2O kristal, sampel hidrotalsit Zn-Al-Cl sebanyak 0,2 g
dipanaskan dalan cawan porselen selama 3 jam dengan temperatur 110°C untuk dianalisis
kandungan air nya. Hasil pemanasan ini ditimbang dengan neraca analitik. Selisih berat
sampel sebelum pemanasan dengan setelah pemanasan menunjukan kuantitas air dalam
sampel. Sampel kemudian dipanaskan kembali selama 3 jam dengan temperatur 180°C,
selisih berat sampel pada uji H2O pada pemanasan awal dengan pemanasan terakhir
menunjukkan kuantitas H2O kristal dalam produk.
2.3 Uji pertukaran anion klorida dengan hidrotalsit Zn-Al-Fe(CN)6
Sampel hidrotalsit Zn-Al-Cl dengan variasi rasio mol Zn/Al 4:1, 3:1 dan 2:1 masing-
masing sebanyak 0,100 g dicampur dengan larutan K4Fe(CN)6 yang telah dilarutkan dalam
akuabides sampai volume 25 mL. Campuran diaduk menggunakan pengaduk magnetik dan
dialiri gas nitrogen selama 4 jam. Kemudian dihidrotermal pada temperatur 100°C selama
15 jam. Larutan hasil hidrotermal disentrifuge selama 15 menit pada 3500 rpm, cairan
dianalisis dengan AAS dan padatan dicuci dengan akuabides. Hasil sentrifugasi disaring
menggunakan kertas saring dengan penyaring Buchner. Endapan yang diperoleh kemudian
dikeringkan menggunakan oven pada temperatur 70°C selama 24 jam, sehingga diperoleh
endapan hidrotalsit Zn-Al-[Fe(CN)6] kering yang kemudian dianalisis dengan menggunakan
XRD dan FT-IR.
Analisis kandungan logam Fe2+ menggunakan AAS dilakukan dengan mengencerkan
larutan Zn-Al-[Fe(CN)6] hidrotalsit. Larutan standard Fe2+ dibuat 25 ppm dan diencerkan
menjadi 2, 4, 6, 8 dan 10 ppm. Larutan standard dan larutan sampel dianalisis dengan
menggunakan AAS.
2.4 Sintesis hidrotalsit Zn-Al-NO3
Sintesis hidrotalsit Zn-Al-NO3 dengan variasi rasio mol Zn/Al 4:1, 3:1 dan 2:1. Untuk
masing-masing rasio 10,4580 g, 7,8495 g, 5,2253 g Zn(NO3)2.4H2O dan 3,7632 g
Al(NO3)3.9H2O masing-masing dilarutkan dalam akuabides sampai volume 100 mL,
ditambahkan HNO3 hingga pH larutan menjadi 2 dan diaduk selama 15 menit, larutan
disaring menggunakan kertas saring. Larutan hasil penyaringan direaksikan dengan larutan
NaOH 0,80 M (100 mL) selama 30 menit sambil diaduk. Selama reaksi pH diatur menjadi
10 dan diaduk serta dialiri gas nitrogen selama 2 jam. Campuran dihidrotermal pada
temperatur 100°C selama 15 jam. Padatan hidrotalsit yang diperoleh dipisahkan dengan
sentrifugasi selama 15 menit dengan laju 3500 rpm. Padatan kemudian dicuci hingga pH
netral, dan hasil yang diperoleh dari sentrifugase disaring dengan kertas saring Whatman
dengan penyaring Buchner. Endapan yang diperoleh kemudian dikeringkan menggunakan
oven pada temperatur 80°C selama 20 jam.
Berkala MIPA, 23(3), September 2013
277
2.5 Karakterisasi produk
Hidrotalsit Zn-Al-NO3 kering dikarakterisasi dengan menggunakan X Ray Difraction
(XRD), kisaran sudut 2θ 2-70°. Padatan kering tersebut juga dikarakterisasi menggunakan
Fourier Transform – Infra Red (FTIR). Analisis kandungan logam Zn dan Al pada hidrotalsit
Zn-Al-NO3 juga dilakukan dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Larutan
standard Al3+ dibuat 100 ppm dan diencerkan 10-80 ppm. Untuk larutan standard Zn2+ 25
ppm dibuat dan diencerkan dengan variasi 0,25 – 2 ppm. Selanjutnya absorbansi sampel dan
standart diukur dengan AAS. Sama seperti prosedur klorida sampel hidrotalsit Zn-Al-NO3
juga dianalisis untuk H2O bebas dan H2O kristalnya.
2.6 Pertukaran anion NO3– dengan [Fe(CN)6]
4– pada hidrotalsit Zn/Al hasil sintesis
Sampel hidrotalsit Zn-Al-NO3 sebanyak 0,100 g dicampur dengan larutan K4Fe(CN)6
yang telah dilarutkan dalam akuabides sampai volume 25 mL. Campuran diaduk dan dialiri
gas nitrogen selama 2 jam. Setelah itu, dihidrotermal pada temperature 100°C kemudian
disentrifuge selama 15 menit, 2500 rpm dan dicuci dengan akuabides. Hasil sentrifugasi
disaring menggunakan kertas saring dengan penyaring Buchner. Endapan yang
diperolehkemudian dikeringkan menggunakan oven pada temperatur 75° C s elam a 2 0 jam,
sehingga diperoleh endapan. Hidrotalsit Zn-Al-Fe(CN)6 kering dianalisis dengan XRD dan
IR. Analisis kandungan logam Fe2+ menggunakan AAS dilakukan terhadap larutan hasil
sentrifuge. Larutan standard Fe2+ 25 ppm dan diencerkan menjadi 2, 4, 6, 8 dan 10 ppm.
Larutan standard dan larutan sampel dianalisis dengan menggunakan AAS.
3. Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian ini dilakukan sintesis hidrotalsit secara kopresipitasi dengan mengatur
rasio mol kation dan basa pH dengan menambahkan larutan NaOH ke dalam larutan yang
mengandung ZnCl2 dan AlCl3 dengan rasio mol Zn/Al 2:1, 3:1 dan 4:1. Reaksi yang terjadi
pada sintesis Hidrotalsit Zn-Al-Cl dengan rasio mol 2:1, 3:1 dan 4:1 adalah:
Penambahan larutan NaOH pada saat sintesis berfungsi untuk mengendapkan kation-
kation dalam larutan (Zn2+ dan Al3+) dengan memberikan ion OH–. Karena Ksp Al(OH)3
lebih kecil dari Zn(OH)2, yaitu 2 × 10–33 untuk Al(OH)3 dan 4,5 × 10–17 untuk Zn(OH)2
maka Al(OH)3 akan lebih dahulu mengendap dibandingkan dengan Zn(OH)2. Untuk
selanjutnya apabila Al(OH)3 telah terbentuk sempurna, kelebihan ion OH– dalam larutan
akibat penambahan larutan NaOH akan digunakan untuk pembentukan Zn(OH)2.
Penambahan OH– yang berlebihan akan menyebabkan Al(OH)3 akan larut kembali
menjadi anion Al(OH)63–. Dengan adanya dua garam yang berbeda maka akan terjadi
substitusi ion pusat, dimana kation Zn2+ dari Zn(OH)2 akan digantikan oleh kation Al3+ dari
Al(OH)63–, sehingga terbentuklah senyawa hidrotalsit Zn/Al (Xianmei et al, 2003). Setelah
terbentuk senyawa hidrotalsit Zn/Al, selanjutnya dilakukan proses hydrothermal treatment
dimana larutan hasil sintesis dipanaskan pada temperatur tinggi dalam sebuah wadah (botol
teflon) selama ±15 jam untuk memaksimalkan pembentukan kristal dari endapan hasil
sintesis yang didapatkan. Gambar 1 menampilkan difraksi sinar X dari hidrotalsit Zn-Al-Cl
yang telah disintesis
Nurul Inayah Retnaningsih, dkk., Pengaruh Rasio Molar Zn/Al Terhadap Sifat Pertukaran ...
278
Gambar 1. Difraksi Sinar X-hidrotalsit Zn-Al-Cl, (a) rasio Zn/Al 4:1, (b) rasio Zn/Al
3:1 dan (c) rasio Zn/Al 2:1
Berdasarkan hasil analisis, nilai basal spacing ini mirip dengan nilai basal spacing dari
hasil sintesis yang dilakukan oleh Roto et al. (2007) yaitu d003= 7,80 A, serta Ernawati
(2009) dengan nilai basal spacing d003= 7,78 A. Berdasarkan hasil difraksi sinar X tersebut,
dapat diketahui bahwa hidrotalsit Zn-Al-Cl dengan rasio mol 4:1 memiliki produk hasil
sintesis lebih murni jika dibandingkan dengan rasio mol 3:1 dan 2:1 namun demikian sintesis
tersebut telah berhasil dilakukan.
Hidrotalsit hasil sintesis ini selain dikarakterisasi menggunakan XRD, juga
dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR untuk mengetahui adanya gugus-gugus
fungsional yang ada. Hasil karakterisasi menggunakan FTIR ditunjukkan oleh Gambar 2,
dan hasil karakterisasi dengan FTIR ini dirangkum pada Tabel 1. Data tersebut mirip dengan
data yang dilaporkan oleh Zie et al(2013), vibrasi OH stretching dan bending masing-
masing 3400 dan 1600 cm-1 serta munculnya serapan metal oksida Zn-O-Al pada 426 cm-1,
dan Tong et al. (2011), dengan vibrasi OH stretching pada 3446 cm-1 dan serapan Zn-O-Al
pada 429 cm-1.
Berkala MIPA, 23(3), September 2013
279
Gambar 2. Spektra FTIR hidrotalsit Zn-Al-Cl (a) rasio Zn/Al 2:1 (b) Zn/Al 3:1 dan
(c) rasio Zn/Al 4:1
Tabel 1 Karakterisasi FTIR Sampel Hidrotalsit
Serapan Karakteristik Bilangan gelombang (cm-1)
Rasio Mol Zn/Al
4 3 2
Vibrasi OH stretching 3448 3448 3425
Vibrasi OH bending 1620 1627 1627
Vibrasi metal oksida Zn-
O
354 354 354
Vibrasi metal Al-O 609 555 555
Vibrasi metal oksida Zn-
O-Al
424 424 447
Komposisi kimia hidrotalsit Zn-Al-Cl yang telah disintesis ditunjukkan pada Tabel 2.
Sedangkan Tabel 3.3 digunakan untuk menentukan rumus empirik hidrotalsit Zn-Al-Cl
sesuai rumus umum [MII(1-x)M
IIIx(OH)2]
x+[Am–]x/m.zH2O, untuk rasio mol 4:1 diperoleh
Zn0,79Al0,21(OH)2(Cl)0,210,35H2O, rasio mol Zn/Al 3:1 diperoleh
Zn0,73Al0,27(OH)2(Cl)0,27.0,26H2O dan untuk rasio mol Zn/Al 2:1 diperoleh
Zn0,65Al0,35(OH)2(Cl)0,35.0,17H2O. Rumus empirik tersebut mendekati hidrotalsit Zn-Al-Cl
rasio mol Zn/Al 4:1, 3:1 dan 2:1 yang digunakan pada saat sintesis.
Tabel 2. Hasil Analisis Kimia Hidrotalsit Zn–Al–Cl
Komposisi Hidrotalsit (% b/b)
Rasio mol Zn/Al
4 3 2
% % %
Zn 39,4 0,6 39 0,60 37,58 0,57
Al 4,36 0,16 5,96 0,22 8,4 0,31
H2O 4,82 0,268 3,85 0,21 2,68 0,15
Rasio
Zn/AL 3,76 2,70 1,86
Tabel 3.3 digunakan untuk menentukan rumus empirik hidrotalsit Zn-Al-Cl sesuai
rumus umum [MII(1-x)M
IIIx(OH)2]
x+[Am-]x/m.zH2O, untuk rasio mol 4:1 diperoleh
Zn0,79Al0,21(OH)2(Cl)0,210,35H2O, rasio mol Zn/Al 3:1 diperoleh
Zn0,73Al0,27(OH)2(Cl)0,27.0,26H2O dan untuk rasio mol Zn/Al 2:1 diperoleh
Zn0,65Al0,35(OH)2(Cl)0,35.0,17H2O. Rumus empirik tersebut mendekati hidrotalsit Zn-Al-Cl
rasio mol Zn/Al 4:1, 3:1 dan 2:1 yang digunakan pada saat sintesis.
3.1 Uji Pertukaran anion klorida dari hidrotalsit Zn-Al-Cl dengan
heksasianoferrat(II)
Uji pertukaran ion yang telah dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan cara
menambahkan larutan kalium heksasianoferrat(II) ke dalam suspensi hidrotalsit Zn-Al-Cl
dalam air. Sebelum dilakukan pertukaran anion klorida dengan heksasianoferrat(II), rasio
mol yang akan di pertukarkan dihitung terlebih dahulu. Menurut Kloprogge et al. (2004),
larutan heksasianoferrat(II) perlu diatur pH nya menjadi 10,2 atau dalam kondisi basa
dimana pada pH tersebut merupakan pH optimum untuk pertukaran anion, selain itu
hidrotalsit Zn/Al lebih stabil pada pH diatas 3. Pertukaran anion klorida oleh
heksasianoferrat(II) pada hidrotalsit Zn-Al-Cl dapat dilihat dengan mengamati difraktogram
XRD hidrotalsit Zn-Al-Cl sebelum dan setelah pertukaran anion.
Nurul Inayah Retnaningsih, dkk., Pengaruh Rasio Molar Zn/Al Terhadap Sifat Pertukaran ...
280
Berdasarkan difraktogram XRD pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa hidrotalsit Zn-
Al-Cl sebelum dan setelah pertukaran anion untuk rasio mol Zn/Al 2:1. Pertukaran anion
klorida oleh heksasianoferrat(II) pada hidrotalsit Zn-Al-Cl ditunjukkan dengan kenaikan
basal spacing d003 yang diakibatkan masuknya anion heksasianoferrat(II) ke dalam antar
lapis hidrotalsit Zn-Al-Cl untuk menggantikan anion klorida. Kenaikan basal spacing d003
dari 7,52 Å menjadi 10,59 Å yang ditunjukkan oleh pergeseran 2θ 11,76 menjadi 8,44.
Untuk rasio mol Zn/Al 3:1 kenaikan basal spacing d003 yang diakibatkan masuknya anion
heksasianoferrat(II) ke dalam antar lapis hidrotalsit Zn-Al-Cl ditunjukkan oleh kenaikan
basal spacing d003 dari 7,81 Å menjadi 10,77 Å 6 yang ditunjukkan oleh pergeseran 2θ 11,32
menjadi 8,44 dan untuk rasio mol Zn/Al 4:1 kenaikan basal spacing d003 yang diakibatkan
masuknya anion heksasianoferrat(II) ke dalam antar lapis hidrotalsit Zn-Al-Cl ditunjukkan
oleh kenaikan basal spacing d003 dari 7,81 menjadi 10,93 Å yang ditunjukkan oleh
pergeseran 2θ 11,32 menjadi 8,08.
Gambar 3 Difraksi sinar-X hidrotalsit Zn-Al-Cl sebelum dan setelah pertukaran
anion; (A) hidrotalsit Zn-Al-Cl dan Zn-Al-Fe(CN)6 rasio 2:1 (B) hidrotalsit Zn-Al-Cl dan Zn-Al-Fe(CN)6 rasio 3:1 (C) hidrotalsit Zn-Al-Cl dan Zn-Al-Fe(CN)6 rasio 4:1
Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa anion Cl– yang ukurannya lebih kecil
telah tergantikan oleh anion [Fe(CN)6]4– yang ukurannya lebih besar, meskipun pada
kenyataannya belum tertukar sempurna karena masih munculnya sejumlah kecil anion Cl-
pasca pertukaran meskipun intensitasnya telah menurun. Untuk uji pertukaran anion klorida
dengan heksasianoferrat(II) ini ternyata diperoleh hasil bahwa rasio mol 4:1 lebih murni
hasilnya jika dibandingkan dengan rasio mol 2:1 dan 3:1. Senyawa baru hasil pertukaran
anion klorida dan kalium heksasianoferrat(II) ini disebut dengan hidrotalsit Zn-Al-
[Fe(CN)6].
Selain ditinjau dari difraktogram XRD, pertukaran anion klorida dengan
heksasianoferrat(II) juga diamati dengan spektra FT-IR seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.4
dimana OH stretching dan Vibrasi OH bending yang menunjukkan H2O pada antar lapis
Berkala MIPA, 23(3), September 2013
281
hidrotalsit Zn-Al-Cl dan Zn-Al-[Fe(CN)6] ada pada bilangan gelombang tertentu, selain itu
juga terdapat serapan metal oksida untuk hidrotalsit Zn-Al-Cl maupun hidrotalsit Zn-Al-
[Fe(CN)6] yang sangat khas untuk hidrotalsit. Perbedaan utama antara spektra FTIR sebelum
dan setelah pertukaran anion klorida dengan heksasianoferrat(II) adalah munculnya serapan
baru CN nitril pada bilangan gelombang 2098 cm-1 dan hal ini memperkuat bukti bahwa
anion klorida pada antarlapis hidrotalsit Zn-Al-Cl telah tergantikan oleh anion
heksasianoferrat(II).
Berdasarkan hasil FT-IR (Gambar 3.4) dapat diketahui bahwa OH stretching dan
Vibrasi OH bending yang menunjukkan H2O pada antar lapis hidrotalsit Zn-Al-Cl untuk
rasio mol 2:1 ditunjukkan pada bilangan gelombang 3425 dan 1627 cm-1 dan untuk Zn-Al-
[Fe(CN)6] terjadi kenaikan vibrasi untuk OH stretching menjadi 3456 dan penurunan vibrasi
OH bending menjadi 1620 cm-1 serta vibrasi metal oksida Zn-O-Al pada 447 cm-1 untuk
klorida dan 493 cm-1 untuk heksasianoferrat(II).
Untuk rasio mol 3:1 OH stretching dan Vibrasi OH bending yang menunjukkan H2O
pada antar lapis hidrotalsit Zn-Al-Cl ditunjukkan pada bilangan gelombang 3448 dan 1627
cm–1 dan untuk Zn-Al-[Fe(CN)6] terjadi penurunan vibrasi untuk OH stretching yaitu pada
bilangan gelombang 3456 dan Vibrasi OH bending sama pada 1627 cm-1 serta vibrasi metal
oksida Zn-O-Al pada 424 cm-1 untuk klorida dan 432 cm-1 untuk heksasianoferrat(II)
sedangkan untuk mol 4:1 OH stretching dan Vibrasi OH bending yang menunjukkan H2O
pada antar lapis hidrotalsit Zn-Al-Cl ditunjukkan pada bilangan gelombang 3448 dan 1620
cm-1 dan untuk Zn-Al-[Fe(CN)6] juga ada pada bilangan gelombang 3448 dan Vibrasi OH
bending menjadi 1627 cm-1 serta vibrasi metal oksida Zn-O-Al pada 424 cm-1 untuk klorida
dan 408 cm-1 untuk heksasianoferrat(II) dan munculnya serapan baru pasca pertukaran yang
ditunjukkan oleh bilangan gelombang 2098 cm-1 untuk vibrasi CN nitril pada rasio mol 2:1,
3:1 dan 4:1.
3.2 Sintesis hidrotalsit Zn-Al-NO3
Proses sintesis hidrotalsit pada penelitian ini dilakukan dengan metode stoikiometri
dengan mengasumsikan jumlah muatan positif dan negatif yang ada pada hidrotalsit. Reaksi
yang terjadi pada sintesis hidrotalsit Zn-Al-NO3 sama dengan pada sintesis hidrotalsit Zn-
Al-Cl sebelumnya. Uji kristalinitas hidrotalsit dilakukan dengan menggunakan difraktogram
XRD. Hasil difraktogram pada sintesis hidrotalsit Zn-Al-NO3 dengan metode stoikiometri
pada rasio mol 2:1, 3:1 dan 4:1.
Hidrotalsit yang disintesis pada penelitian ini memiliki kemiripan dengan difraktogram
hidrotalsit Zn-Al-NO3 yang telah disintesis oleh Kloprogge et al. (2002) dengan d003 = 8,81
Å, Isyana (2007) dengan d003 = 8,83 Å dan Ernawati (2009) dengan d003 = 8,82 Å. Hidrotalsit
hasil sintesis ini selain dikarakterisasi menggunakan XRD, juga dikarakterisasi
menggunakan FTIR. Hasil karakterisasi dari hidrotalsit Zn-Al-NO3 menggunakan FTIR
ditunjukkan oleh spektra pada Gambar 6 dimana serapan pada bilangan gelombang dapat
dilihat dengan munculnya serapan kuat dan tajam pada daerah bilangan gelombang 1381
cm-1 dan serapan lemah pada bilangan gelombang 609 cm-1. Vibrasi OH stretching dari
gugus hidroksi pada permukaan hidrotalsit Zn-Al dan air pada ruang antar lapisnya yang
ditunjukkan pada daerah bilangan gelombang 3448 cm-1 untuk semua hidrotalsit Zn-Al-
NO3.
Serapan OH bending teramati pada daerah bilangan gelombang 1627 cm-1 untuk semua
hidrotalsit Zn-Al-NO3, sedangkan ikatan Zn-O-Al masing-masing ditunjukkan pada
bilangan gelombang 424 cm-1 untuk masing-masing hidrotalsit Zn-Al-NO3 2:1 dan
hidrotalsit Zn-Al-NO3 3:1 serta 432 cm-1 untuk hidrotalsit Zn-Al-NO3 4:1. Data penelitian
ini mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh Zie et al. (2003) vibrasi OH stretching dan
bending masing-masing 3400 dan 1600 cm-1 serta munculnya serapan khas untuk nitrat
Nurul Inayah Retnaningsih, dkk., Pengaruh Rasio Molar Zn/Al Terhadap Sifat Pertukaran ...
282
pada 1384 cm-1, Nindyasari (2008) dengan vibrasi OH stretching dan bending masing-
masing 3456 dan 1627 cm-1 serta munculnya serapan khas untuk nitrat pada 1381 dan 601,7
cm-1 dan vibrasi OH stretching dan bending masing-masing 3448 dan 1627 cm-1 serta
munculnya serapan khas untuk nitrat pada 1381 dan 609 cm-1. Komposisi kimia hidrotalsit
Zn-Al-NO3 yang telah disintesis ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3. digunakan untuk menentukan rumus empirik hidrotalsit Zn-Al-NO3 sesuai
rumus umum [MII(1-x)M
IIIx(OH)2]
x+[Am-]x/m.zH2O, untuk rasio mol Zn/Al 4:1 diperoleh
Zn0,79Al0,20(OH)2(NO3)0,20.0,37H2O,untuk rasio mol Zn/Al 3:1 diperoleh
Zn0,72Al0,28(OH)2(NO3)0,28.0,36H2O dan untuk rasio mol Zn/Al 2:1 diperoleh
Zn0,65Al0,35(OH)2(Cl)0,35.0,35H2O. Rumus empirik tersebut mendekati rasio rasio mol Zn/Al
yang digunakan pada saat sintesis.
Gambar 4. Spektra FT-IR hidrotalsit Zn-Al-Cl sebelum dan setelah pertukaran anion;
(A) hidrotalsit Zn-Al-Cl dan Zn-Al-Fe(CN)6 rasio 2:1 (B) hidrotalsit Zn-Al-Cl dan Zn-
Al-Fe(CN)6 rasio 3:1 (C) hidrotalsit Zn-Al-Cl dan Zn-Al-Fe(CN)6 rasio 4:1
Bilangan Gelombang (cm–1)
Berkala MIPA, 23(3), September 2013
283
Gambar 5. Difraksi sinar-X hidrotalsit Zn-Al-NO3 (a) hidrotalsit Zn-Al-NO3 rasio Zn/Al 2:1 (b) hidrotalsit Zn-Al-NO3 rasio Zn/Al 3:1 dan (c) hidrotalsit Zn-Al-NO3
rasio Zn/Al 4:1
Gambar 6. Spektra FTIR hidrotalsit Zn-Al-NO3 (a) hidrotalsit Zn-Al-NO3 rasio Zn/Al
2:1 (b) hidrotalsit Zn-Al-NO3 rasio Zn/Al 3:1 (c) hidrotalsit Zn-Al-NO3 rasio Zn/Al 4:1
Tabel 3 Hasil analisis kimia hidrotalsit Zn-Al-NO3
Komposisi Hidrotalsit (% b/b)
Rasio mol Zn/(Al-NO3)
2 3 4
% mol % mol % mol
Zn 35,20 0,54 37,60 0,48 40,00 0,612
Al 7,94 0,29 6,30 0,23 4,46 0,165
H2O 5,24 0,29 5,24 0,29 5,24 0,291
Rasio Zn/AL
1,86 2,57 3,95
Nurul Inayah Retnaningsih, dkk., Pengaruh Rasio Molar Zn/Al Terhadap Sifat Pertukaran ...
284
3.3 Pertukaran Anion Nitrat dengan heksasianoferrat(II)
Uji pertukaran anion nitrat dengan heksasianoferrat(II) dilakukan secara tidak langsung
yaitu dengan cara menambahkan larutan kalium heksasianoferrat(II) ke dalam suspensi
hidrotalsit Zn-Al-NO3 dan sebelum dilakukan pertukaran anion nitrat dengan
heksasianoferrat(II) rasio mol yang akan di pertukarkan dihitung terlebih dahulu. Pertukaran
anion nitrat oleh heksasianoferrat(II) pada hidrotalsit Zn-Al-NO3 dengan rasio mol 2:1
diamati dengan difraktogram XRD dan FTIR. Untuk pengamatan hasil yang ditinjau dari
hasil difraktogram XRD, dapat dilihat dengan mengamati adanya kenaikan basal spacing
d003 yang diakibatkan masuknya anion heksasianoferrat(II) ke dalam antar lapis hidrotalsit
Zn-Al-NO3 untuk menggantikan anion nitrat. Kenaikan basal spacing d003 dari 8,88 Å
menjadi 10,42 Å yang ditunjukkan oleh pergeseran 2θ 9,98 menjadi 8,1. Untuk rasio mol
3:1 Kenaikan basal spacing d003 dari 8,26 menjadi 10,91 Å, yang ditunjukkan oleh
pergeseran 2θ 10,7 menjadi 8,1 dan untuk rasio mol 4:1 Kenaikan basal spacing d003 dari
8,86 menjadi 10,99 Å yang ditunjukkan oleh pergeseran 2θ 9,98 menjadi 8,041. Kenaikan
basal spacing tersebut menunjukkan bahwa anion heksasianoferrat(II) yang ukurannya lebih
besar dapat mendesak dan menggantikan anion nitrat yang ukurannya lebih kecil ,seperti
telah ditunjukkan oleh Gambar 3.7. Selanjutnya untuk senyawa baru hasil pertukaran anion
nitrat dan kalium heksasianoferrat(II) ini disebut dengan hidrotalsit Zn-Al-[Fe(CN)6].
Selain ditinjau dari difraktogram Sinar-X, pertukaran anion nitrat dengan
heksasianoferrat(II) juga ditinjau dari hasil analisis dengan spektra FTIR seperti ditunjukkan
oleh Gambar 3.8 dimana terlihat bahwa OH stretching dan vibrasi OH bending yang
menunjukkan H2O pada antar lapis juga terlihat pada bilangan gelombang tertentu untuk
hidrotalsit Zn-Al-NO3 dan Zn-Al-[Fe(CN)6], selain itu juga terdapat serapan metal oksida
untuk hidrotalsit Zn-Al-NO3 maupun hidrotalsit Zn-Al-[Fe(CN)6] yang sangat khas untuk
hidrotalsit. Perbedaan yang paling utama antara spektra FTIR sebelum dan setelah
pertukaran dengan heksasianoferrat(II) adalah munculnya CN nitril pada bilangan
gelombang 2090 cm-1 dan hal ini memperkuat bukti bahwa anion nitrat pada antar lapis
hidrotalsit Zn-Al-NO3 telah tergantikan oleh anion heksasianoferrat(II).
Gambar 7. Difraksi sinar-X hidrotalsit Zn-Al-NO3 sebelum dan setelah pertukaran anion; (A) hidrotalsit Zn-Al-NO3 dan Zn-Al-Fe(CN)6 rasio 2:1 (B) hidrotalsit Zn-Al-
Berkala MIPA, 23(3), September 2013
285
NO3 dan Zn-Al-Fe(CN)6 rasio 3:1 (C) hidrotalsit Zn-Al-NO3 dan Zn-Al-Fe(CN)6 rasio
4:1
Berdasarkan hasil FT-IR (Gambar 8) dapat diketahui bahwa OH stretching dan Vibrasi
OH bending yang menunjukkan H2O pada antar lapis hidrotalsit Zn-Al-NO3 untuk rasio
mol 2:1 ditunjukkan pada bilangan gelombang 3448 dan 1627 cm-1 dan untuk Zn-Al-
[Fe(CN)6] terjadi penurunan vibrasi untuk OH stretching menjadi 3441 dan OH bending
menjadi 1620 cm-1 serta vibrasi metal oksida Zn-O-Al pada 424 cm-1 untuk nitrat dan 362
cm-1 untuk heksasianoferrat(II). Untuk rasio mol 3:1 OH stretching dan Vibrasi OH bending
yang menunjukkan H2O pada antar lapis hidrotalsit Zn-Al-Cl ditunjukkan pada bilangan
gelombang 3448 dan 1627 cm-1 dan untuk Zn-Al-[Fe(CN)6] terjadi penurunan vibrasi untuk
OH stretching yaitu pada bilangan gelombang 3441 dan Vibrasi OH bending pada 1620 cm-
1 serta vibrasi metal oksida Zn-O-Al untuk nitrat dan heksasianoferrat(II) pada 424 cm-1
sedangkan untuk mol 4:1 OH stretching dan Vibrasi OH bending yang menunjukkan H2O
pada antar lapis hidrotalsit Zn-Al-Cl ditunjukkan pada bilangan gelombang 3448 dan 1627
cm-1 dan untuk Zn-Al-[Fe(CN)6] juga ada pada bilangan gelombang 3448 dan Vibrasi OH
bending menjadi 1620 cm-1 serta vibrasi metal oksida Zn-O-Al pada 432 cm-1 untuk nitrat
dan 354 cm-1 untuk heksasianoferrat(II) dan munculnya serapan baru pasca pertukaran yang
ditunjukkan oleh bilangan gelombang 2098 cm-1 untuk vibrasi CN nitril pada rasio mol 2:1,
dan 4:1 serta 2090 untuk 3:1.
Gambar 8. Spektra FT-IR hidrotalsit Zn-Al-NO3 sebelum dan setelah pertukaran anion; (A) hidrotalsit Zn-Al-NO3 dan Zn-Al-Fe(CN)6 rasio 2:1 (B) hidrotalsit Zn-Al-
NO3 dan Zn-Al-Fe(CN)6 rasio 3:1 (C) hidrotalsit Zn-Al-NO3 dan Zn-Al-Fe(CN)6
rasio 4:1
Untuk interkalasi heksasianoferrat(II) ke dalam antar lapis hidrotalsit Zn/Al, dalam
penelitian ini dilakuakan dengan menggunakan reaksi penukar anion yaitu dengan
Nurul Inayah Retnaningsih, dkk., Pengaruh Rasio Molar Zn/Al Terhadap Sifat Pertukaran ...
286
mengganti anion klorida dan nitrat pada antar lapis hidrotalsit dengan anion
heksasianoferrat(II). Rasio mol antara anion nitrat dan klorida dengan anion
heksasianoferrat(II) adalah 1:4. Anion nitrat dan klorida yang berada pada antar lapis
hidrotalsit akan tergantikan semua oleh anion heksasianoferrat(II). Rasio ini didasarkan
pada persamaan reaksi berikut:
3.4 Kapasitas Pertukaran Anion NO3- dan Cl- terhadap Anion [Fe(CN)6]
4-
Kapasitas pertukaran anion diartikan sebagai ukuran jumlah anion yang mampu
mengganti anion awal. Nilai kapasitas pertukaran anion yang besar menunjukkan bahwa
anion tersebut merupakan penukar anion yang baik. Urutan kekuatan dalam pertukaran
anion dipengaruhi oleh muatan ion, densitas 10 elektron, dan ikatan hidrogen (Halcom-
Yanberry, 2002).
Proses pertukaran anion pada hidrotalsit dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan
cara menambahkan larutan kalium heksasianoferrat(II) ke dalam suspensi hidrotalsit Zn/Al
klorida dan nitrat. Campuran tersebut kemudian diaduk selama 2 jam untuk kemudian di
hidrothermal pada suhu tertentu. Setelah dilakukan hidrothermal, campuran tersebut
disentrifuge untuk memisahkan suspensi tersebut. Cairan hasil sentrifuge ini dianalisis
dengan AAS dan digunakan untuk menentukan kapasitas pertukaran anion Zn-Al-
hidrotalsit. Nilai kapasitas pertukaran anion Zn-Al-hidrotalsit dapat dilihat pada Tabel 3.4
berikut:
Tabel 4. Hasil kapasitas pertukaran anion klorida dan nitrat terhadap [Fe(CN)6]4-
Tabel 4. tersebut menunjukkan bahwa nilai kapasitas pertukaran anion Zn-Al-hidrotalsit
berbanding terbalik dengan rasio mol Zn/Al, semakin besar rasio mol Zn/Al maka nilai
kapasitas pertukaran anion dari hidrotalsit semakin kecil. Hal tersebut terjadi karena
semakin tinggi rasio mol Zn/Al fraksi mol anion dalam struktur hidrotalsit semakin kecil.
Artinya setiap 100 g hidrotalsit, jumlah mol anion tertukar akan semakin kecil dengan
kenaikan rasio mol Zn/Al.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang sintesis pengaruh rasio molar hidrotalsit Zn/Al
terhadap karakteristik pertukaran ion, dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Difraktogram hidrotalsit Zn/Al setelah pertukaran ion dengan heksasianoferrat(II)
menunjukkan pergeseran basal spasing menjadi lebih besar, dimana hal tersebut
menandakan bahwa ion heksasianoferrat(II) telah masuk dan menggantikan ion nitrat dan
klorida.
2. Kapasitas pertukaran NO3- terhadap Fe(CN)4
- untuk masing-masing rasio mol 2:1 sebesar
289,35 meq, rasio mol 3:1 sebesar 233,48 meq dan untuk rasio mol 4:1 sebesar 137,511
meq/100 mg hidrotalsit. Kapasitas pertukaran Cl- terhadap Fe(CN)4- masing-masing
untuk rasio mol 2:1 sebesar 205,55 meq, rasio mol 3:1 sebesar 189,08 meq dan rasio mol
4:1 sebesar 118,17 meq/100 mg hidrotalsit.
Berkala MIPA, 23(3), September 2013
287
3. Berdasarkan hasil XRD dapat diketahui bahwa pertukaran anion nitrat dengan
heksasianoferrat(II) jauh lebih baik dibandingan dengan anion klorida karena pada nitrat
kapasitas pertukarannya lebih besar serta menunjukkan keteraturan pasca pertukaran
dengan heksasianoferrat(II), dan hasil tersebut telah dibuktikan.
Daftar Pustaka
Bejoy, N., 2001, Hydrotalcite: The Clay that Cures, diakses tanggal 20 Maret 2010,
www.ias.ac.in/resonance/Feb2001p57-61.html, Ernawati, T., 2009, Studi Efek Memori (Memory Effect) Hidroksida Ganda Terlapis Zn-Al yang
Mengandung Anion Cl-,NO3- dan SO42-, Thesis, FMIPA UGM, Yogyakarta.
E.Kanezaki., 1997, Effect of Atomic Ratio Mg/Al in Layers Of Mg and Al Layered Double Hidroxide on Thermal Stability Of Hydrotalcite-Like Layered Structure By Means Of In Situ
High Temperature Powder X-Ray Difraction, Material Research Bulletin, Vol. 33 No.5, 773-778
Gaines, R. et al., 1997, Dana’s New Mineralogy. John Wiley and Sons, New York, p.1819
Holgado, MJ., V., Rives, M.S., Sanroman, P., Malet, 1996, Hexacyanoferrate-Interlayered hydrotalcite, J.Solid State Anionics, 92, 273-283
Halcom dan Yanberry, F.M., 2002, Layered Double Hidroxide: Morphology, Interlayer Anion, and
the Origins of Life, Dissertation, University of North Texas, Texas. Isyana, N.A., 2007, Kajian Adsorpsi Cr(III) dalam Limbah Sintetik dan Limbah Industri Penyamakan
Kulit Oleh Adsorben Zn/Al Hydrotalcite, Skripsi, FMIPA UGM, Yogyakarta.
Kanezaki, E., 1998, Effect of atomic ratio Mg/Al in layers of Mg and Al layered double hydroxide
on thermal stability of hydrotalcite-like layered structure by means of in situ high temperature powder X-ray diffraction. Mater. Res. Bull. 33, 773.
Kloprogge, J.T., Hickey, L., Frost, R., 2004, The Effect of Synthesis pH and Hydrothermal Treatment
on The Formation of Zinc Aluminium Hydrotalcite, J. Solid State Chem., 177, 4047 Mengliang, T., Hongyan, C., Zhanhong Y., dan Runjuan, W., 2011, The Effect Of Zn-Al-
Hydrotalcite Composited with Calcium Stearate and β-Diketone on the Thermal Stability of PVC,
Int. J. Mol. Sci., 12, 1756-1766 Miyata, S., 1983, Anion Exchange Properties of Hydrotalcite-Like Compounds, Clays Clay Miner.,
31, 4, 305-311
Roto, 2005, Electron and Ion Transport In Redox Active Transition Metals Layered Double
Hydroxides, Dissertation, The University of Brunswick. Xianmei, X., Xia, A., Xiulan, W., dan Zhizhong, W., 2003 Preparation, Caracterization and
Aplication of Zn/Al Hydrotalcite-Like Coumpound, J.Chem. Nat. Gas,12, 4, 259-263.
Zie, X., An, X., Wang, X., dan Wang, Z., 2003, Preparation, Characterization and Application of ZnAlLa-Hydrotalcite-Like Compounds, J. of Nat. Gas Chem., 12, 259-263
Zeng, H.C., dan Xu, Z.P., 2001, Anionic Interactanions in Crystallite Growth CoMgAl-hydrotalcite-
like-Compounds, J.Chem Mater., 13, 4555-4563