pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

19
PENGARUH PELATIHAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN Raden Rudi Alhempi* Wismar Harianto** Abstract One company has been paying attention to small business development is PT. Telkom Pekanbaru Branch through its Community Development Centre (CDC) to run the Partnership Program and Community Development (CSR) by providing financial assistance as well as nonfinancial assistance such as training and coaching for small business. However, performance of partners in making repayment of loans granted by the CDC PT. Telkom Pekanbaru Branch is still high. This study aims to determine the effect of training and coaching to small business development in the Community Development Partnership Program (CSR) by the Community Development Centre PT Telkom Pekanbaru Branch. The study population is all of which amounts to 277 people with a sample of 73 people Data from this study are primary data using questionnaires as research instruments. Data analysis techniques that used in this research is descriptive and inferential statistical analysis using SPSS. The result show that training and coaching jointly or individually have a significant influence on the development of small business. Coaching is a variable that has the highest donation or the value of job satisfaction in small business. Keywords: Training, Coaching, Small business development, Community development centre (CDC) _________________________ * dan ** STIE dan STIH Persada Bunda Pekanbaru, Jl. Diponegoro No 42 , Pekanbaru 28116. (E-mail : [email protected]). Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 13, No. 1, April 2013 pp. 20 - 38 20

Transcript of pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

Page 1: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

20 | P a g e

PENGARUH PELATIHAN DAN PEMBINAAN

TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA

PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN

Raden Rudi Alhempi*

Wismar Harianto**

Abstract

One company has been paying attention to small business development is

PT. Telkom Pekanbaru Branch through its Community Development Centre

(CDC) to run the Partnership Program and Community Development (CSR)

by providing financial assistance as well as nonfinancial assistance such as

training and coaching for small business. However, performance of partners

in making repayment of loans granted by the CDC PT. Telkom Pekanbaru

Branch is still high. This study aims to determine the effect of training and

coaching to small business development in the Community Development

Partnership Program (CSR) by the Community Development Centre PT

Telkom Pekanbaru Branch. The study population is all of which amounts to

277 people with a sample of 73 people Data from this study are primary data

using questionnaires as research instruments. Data analysis techniques that

used in this research is descriptive and inferential statistical analysis using

SPSS. The result show that training and coaching jointly or individually have

a significant influence on the development of small business. Coaching is a

variable that has the highest donation or the value of job satisfaction in small

business.

Keywords: Training, Coaching, Small business development, Community

development centre (CDC)

_________________________ * dan ** STIE dan STIH Persada Bunda Pekanbaru, Jl. Diponegoro No 42 ,

Pekanbaru 28116. (E-mail : [email protected]).

Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol. 13, No. 1, April 2013 pp. 20 - 38

20

Page 2: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

21 Media Riset Bisnis & Manajemen _________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

Latar Belakang

Belajar dari pengalaman pahit yang pernah dialami Indonesia pada

masa lalu, perekonomian Indonesia pada masa pra krisis dimana lebih

menitikberatkan pembangunan ekonomi yang mengarah pada perusahaan-

perusahaan besar, hal ini terbukti telah membawa perekonomian Indonesia

ke jurang krisis yang semakin mendalam. Demikian pula halnya pada waktu

Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1997, dimana yang

menyelamatkan perekonomian Indonesia pada waktu itu adalah kontribusi

yang terbesar berasal dari usaha kecil. Artinya usaha kecil bisa dikatakan

siap dan tahan terhadap krisis ekonomi dan bisa menjadi katub pengaman

bagi dampak krisis, sebagai contoh dampak krisis seperti pengangguran dan

pemutusan hubungan kerja.

Berdasarkan dari pengalaman yang lalu maka pemerintah pada saat

ini lebih memfokuskan pada pembangunan ekonomi yang mengarah pada

ekonomi kerakyatan, dengan lebih menggairahkan pada pelaku ekonomi

yang berasal dari usaha kecil. Dalam hal ini pemerintah telah mengeluarkan

undang-undang dan keputusan-keputusan yang mengatur tentang

pengembangan usaha kecil, salah satu diantaranya adalah Keputusan Mentri

Keuangan Indonesia Nomor: 316/KMK.016/1994, tentang Pedoman

Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui Pemanfaatan Dana dan Bagian

Laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Untuk memperjelas hal di atas, Pemerintah mengeluarkan Keputusan

Mentri Keuangan Republik Indonesia yang berikutnya No:

6OJKMK.061/1996 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi

melalui Pemanfaatan Dana dan Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), dimana perlu penyesuaian-penyesuaian terhadap besarnya bagian

pemerintah atas laba BUMN untuk pembinaan usaha kecil dan koperasi.

Selanjutnya dalam UU No.25 tahun 2000 mengenai Program

Pembangunan Nasional (Propenas) sektor usaha kecil dan menengah, usaha

mikro dan koperasi menjadi prioritas pembangunan yang diharapkan menjadi

tulang punggung perekonomian. Kemudian pada tanggal 17 Juni 2003

Pemerintah melalui Kementerian BUMN menerbitkan Keputusan Menteri

BUMN No. 236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL) yang mengatur kemitraan BUMN dengan usaha kecil

dan pelaksanaan bina lingkungan yang lebih komprehensif yang sesuai

dengan pengembangan ekonomi dan kondisi lingkungan sosial masyarakat

sekitar BUMN.

Salah satu perusahaan yang telah menaruh perhatiannya terhadap

pengembangan usaha kecil adalah PT. Telkom Cabang Pekanbaru melalui

unit Community Development Centre (CDC) untuk menjalankan Program

Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Bentuk dan perhatian perusahaan

Page 3: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

_________________________________________ Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan 22

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

ini terhadap pengembangan usaha kecil adalah dengan memberikan bantuan

finansial sekaligus bantuan non finansial berupa pelatihan dan pembinaan

bagi usaha kecil yang menerima bantuan kredit modal kerja dalam bentuk

finansial Usaha kecil yang menerima bantuan pinjaman dalam bentuk

financial disebut dengan mitra binaan PT. Telkom Cabang Pekanbaru.

Jenis usaha yang terbanyak yang menjadi mitra binaan CDC PT.

Telkom Cabang Pekanbaru adalah jenis usaha perdagangan dan diikuti oleh

jenis usaha jasa. Tingkat kemacetan mitra binaan dalam melakukan

pengembalian pinjaman yang diberikan oleh CDC PT. Telkom Cabang

Pekanbaru masih cukup besar dengan tingkat kemacetan terbesar adalah

pada tahun 2003 yaitu sebanyak 30%, walaupun terjadi penurunan pada

tahun 2005 namun pada tahun 2007 tingkat kemacetan meningkat kembali

yaitu sebesar 22%, secara rata-rata tingkat kemacetan pengembalian

pinjaman periode 2003-2007 masih cukup besar yaitu sebesar 18%.

Pelaksanaan pelatihan usaha kecil di PT. Telkom Cabang Pekanbaru

beberapa tahun terakhir ini telah banyak dilakukan. Melalui proses pelatihan

dan pembinaan para pelaku usaha kecil tersebut yang dimaksudkan dapat

meningkatkan pengembangan usaha. Bila dilihat dari realita dilapangan

usaha kecil binaan PT. Telkom Cabang Pekanbaru boleh dikata belum

berkembang sesuai yang diharapkan.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pada Latar Belakang diatas, maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut: (1) Apakah pelatihan dan pembinaan secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap pengembangan usaha kecil

pada Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) yang di jalankan oleh

Community Development Centre PT. Telkom Cabang Pekanbaru?. (2)

Apakah pelatihan dan pembinaan secara parsial berpengaruh terhadap

pengembangan usaha kecil pada Program Kemitraan Bina Lingkungan

(PKBL) yang di jalankan oleh Community Development Centre PT. Telkom

Cabang Pekanbaru?.

Tinjauan Pustaka

Pelatihan

Menurut Bernardin & Russell (dalam Gomes, 2000: 197), pelatihan

adalah setiap usaha untuk memperbaiki performan pekerja pada pekerjaan

tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang

ada kaitannya dengan pekerjaannya. Pelatihan lebih berkaitan dengan

peningkatan keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan

Page 4: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

23 Media Riset Bisnis & Manajemen _________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

atau tugas tertentu sehingga lebih menekankan pada keterampilan (skill).

Pelatihan merupakan cara terpadu yang diorientasikan pada tuntutan kerja

aktual, dengan penekanan pada pengembangan skill, knowledge, dan ability.

Selanjutnya Soeprihanto (2001) menyatakan bahwa “Pelatihan adalah

kegiatan untuk memperbaiki kemampuan karyawan dengan cara

meningkatkan pengetahuan dari keterampilan operasional dalam

menjalankan suatu pekerjaan, dan dapat dikatakan juga bahwa pelatihan

merupakan suatu proses pembinaan pengertian dan pengetahuan terhadap

sekelompok fakta, aturan serta metode yang terorganisasikan dengan

mengutamakan pembinaan kejujuran dan keterampilan operasional”.

Pembinaan Usaha Kecil

Widjaja (2002) menjelaskan bahwa definisi dan Pembinaan adalah

suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian,

diawali dengan mendirikan, menumbuhkan, memelihara pertumbuhan

tersebut yang disertai usaha usaha perbaikan, menyempurnakan, dan

mengembangkannya.

Salah satu definisi, pembinaan adalah suatu proses atau

pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali dengan

mendirikan, menumbuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang disertai

usaha-usaha perbaikan, menyempurnakan, dan mengembangkannya (Rasyid

et al., 2002).

Sasaran dari pembinaan usaha kecil adalah untuk mengembangkan

usaha kecil menjadi usaha besar. Ada dua aspek pembinaan usaha kecil: (a)

Sumber daya manusia dapat ditingkatkan dengan usaha sendiri atau dari

dorongan pihak luar, (b) Pengelolaan dalam arti praktek bisnis yang terdiri

dari beberapa hal yang antara lain: Perencanaan, Pelaksanaan, dan

Pengawasan (Hidayat, 2001).

Kegiatan pembinaan tidak terlepas adanya faktor pendukung dan

faktor penghambat, seperti yang di katakan oleh Dewi (2008) bahwa :

“Faktor pendukung berupa ketersediaan dana, jalinan kerjasama dengan

instansi lain, ketersediaan sarana dan prasarana sedangkan faktor

penghambat berupa keterbatasan sumber daya manusia pengusaha,

ketidakmampuan pengusaha mengernbalikan pinjaman, keterbatasan jumlah

pegawai dan keterbatasan informasi”. Usaha Kecil Sampai dengan sekarang

masih terdapat beberapa perbedaan mengenai pengertian usaha kecil, baik

menurut undang-undang, perbankan, Biro Pusat Statistik, dan lembaga-

lembaga lainnya. Apa yang menjadi batasan usaha kecil masih susah untuk

dijelaskan. Penentuan batasan usaha kecil, orang cenderung melihat kepada

modal awal, asset, dan pendapatan. Berikut ini beberapa batasan usaha kecil

dilihat dari modal awal, asset, pendapatan, dan jumlah tenaga kerja. (1)

Page 5: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

_________________________________________ Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan 24

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

Suatu usaha dinyatakan sebagai usaha kecil jika (Kanisius, 2000) : (a) Usaha

perdagangan atau jasa yang mempunyai modal tidak lebih dari

Rp.800.000.000,-., (b) Usaha produksi/industri atau jasa konstruksi,

mempunyai modal tidak lebih dari Rp.200.000.000,-. (2) Menurut Bank

Indonesia, usaha kecil adalah suatu usaha yang mempunyai total asset

maksimal Rp.600.0000.000,- tidak termasuk rumah dan tanah yang

ditempati. (3) Menurut Biro Pusat Statistik : (a) Usaha rumah tangga yaitu

mempunyai 1-5 tenaga kerja, (b) Usaha kecil yaitu mempunyai 6-19 tenaga

kerja, (c) Usaha menengah yaitu yang mempunyai 20-99 tenaga kerja, (d)

Usaha besar yaitu mempunyai 100-lebih dari tenaga kerja. (4) Di dalam

Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha Kecil, telah ditentukan

bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan

memiliki kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- (dua ratus

juta rupiah) atau hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,-

(satu milyar rupiah), serta kepemilikannyapun telah ditetapkan pula dalam

Pasal 5 undang-undang tersebut yaitu usaha kecil harus dimiliki oleh Warga

Negara Indonesia.

Menurut Hafsah (2004), bahwa upaya untuk Pengembangan Usaha

Kecil dan Menengah (UKM) pada hakekatnya merupakan tanggungjawab

bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan mencermati

permasalahan yang dihadapi oleh UKM, maka kedepan perlu diupayakan

hal-hal sebagai berikut : (a) Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif;

pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain

dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta

penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.

(b) Bantuan Permodalan; pemerintah perlu memperluas skim kredit khusus

dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu

peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal,

sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal

ventura. Pembiayaan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebaiknya

menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada, maupun non

bank. Lembaga Keuangan Mikro bank antara Lain: BRI unit Desa dan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR). Sampai saat ini BRI memiliki sekitar 4.000 unit

yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari kedua LKM ini sudah tercatat

sebanyak 8.500 unit yang melayani UKM. Untuk itu perlu mendorong

pengembangan LKM. Yang harus dilakukan sekarang mi adalah bagaimana

mendorong pengembangan LKM ini berjalan dengan baik, karena selama ini

LKM non koperasi memiliki kesulitan dalam legitimasi operasionalnya. (c)

Perlindungan Usaha; jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha

tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus

mendapatkan perlindungan dan pemerintah, baik itu melalui undang-undang

niaupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan

Page 6: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

25 Media Riset Bisnis & Manajemen _________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

(win-win solution). (d) Pengembangan Kemitraan; perlu dikembangkan

kemitraan yang saling membantu antara UKM, atau antara UKM dengan

pengusaha besar di dalam negeri maupun di luar negeri, untuk

menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Disamping itu juga untuk

memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan

demikian UKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku

bisnis lainnya, baik dan dalam maupun luar negeri. (e) Pelatihan; pemerintah

perlu meningkatkan pelatihan bagi UKM baik dalam aspek kewiraswastaan,

manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam

pengembangan usahanya. Disamping itu juga perlu diberi kesempatan untuk

menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui

pengembangan kemitraan rintisan. (f) Membentuk Lembaga Khusus; perlu

dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam

mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya

menumbuhkembangkan UKM dan juga berfungsi untuk mencari solusi

dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang

dihadapi oleh UKM. (g) Memantapkan Asosiasi; asosiasi yang telah ada

perlu diperkuat, untuk meningkatkan perannya antara lain dalam

pengembangan jaringan informasi usaha yang sangat dibutuhkan untuk

pengembangan usaha bagi anggotanya. (h) Mengembangkan Promosi; guna

lebih mempercepat proses kemitraan antara UKM dengan usaha besar

diperlukan media khusus dalam upaya mempromosikan produk-produk yang

dihasilkan. Disamping itu perlu juga diadakan talk show antara asosiasi

dengan mitra usahanya. (i) Mengernbangkan Kerjasama yang Setara; perlu

adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan

dunia usaha (UKM) untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang

terkait dengan perkembangan usaha.

Tinjauan Empiris

Penelitian yang dilakukan oleh Leach et al., (2000), dampak

pelatihan pada pengembangan usaha mikro perempuan dilakukan selama

1997-1998 dan didanai oleh DFID (Divisi Pendidikan dan ESCOR).

Penelitian dilakukan dalam empat program (di Ethiopia, India, Peru dan

Sudan) didukung oleh dua LSM berbasis di Inggris, yaitu ACORD dan

Menengah Teknologi menunjukan bahwa perempuan miskin membutuhkan

pelatihan untuk mengemhangkan keterampilan dan self confidence untuk

memungkinkan mereka untuk beroperasi dan untuk bertahan hidup di sektor

informal. Akses ke kredit adalah penting tetapi tidak cukup untuk perempuan

miskin. Proyek-proyek belajar mengungkapkan banyak contoh wanita yang

akan tidak mampu untuk mengembangkan bisnis mereka dan meningkatkan

pendapatan mereka tanpa pelatihan, khususnya dalam keterampilan bisnis

Page 7: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

_________________________________________ Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan 26

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

dasar. Namun, dampak pelatihan dan peningkatan pendapatan pada aspek

lain dan mereka bisnis dan kehidupan, yaitu akses dan kontrol sumber daya,

status, dan kualitas hidup, tidak dipotong jelas. Tidak hanya dampak tersebut

sangat beragam dalam kekuatan tapi bisa negatif maupun positif. Hubungan

antara pelatihan dan pemberdayaan perempuan ekonomi dan sosial karena

itu kompleks. Penelitian ini juga menemukan bahwa di mana pelatihan ini

dirancang dengan baik dan dikirimkan itu bisa mengakibatkan pendapatan

meningkat, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan harga diri

dan dalam beberapa kasus meningkatkan status dalam rumah tangga dan

masyarakat. Hal ini khususnya kasus di mana telah memberikan pelatihan

analisis gender dan kepercayaan-komponen bangunan Keuntungan khusu

dan pelatihan di mana ia disampaikan secara efektif adalah bahwa ia

dikembangkan ditingkatkan strategi bertahan hidup pada wanita, sehingga

mereka bisa mengatasi lebih baik di saat krisis.

Penelitian yang dilakukan oleh Bahannoer (2009) mengenai

Perkembangan dan Pembinaan Usaha Kecil menunjukkan bahwa PT.

Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan merupakan salah satu

perusahaan BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL) yang menyalurkan kredit kepada usaha kecil dan

menengah dan memberikan pembinaan yang bertujuan mengembangkan

usaha kecil dan menengah. Sehingga diambil beberapa kesimpulan bahwa

mitra binaan yang telah diberikan kredit mengalami perkembangan, ini dapat

dilihat dan peningkatan laba, dan berani bersaing di pasar global melalui

promosi-promosi dan pameran yang digelar atau yang diadakan oleh pihak

PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

Amalia (2008) melakukan penelitian pada PT. Telkom Divre V

tentang Pengaruh CSR terhadap Citra Perusahaan PT. Telkom Divre V

menunjukkan bahwa adanya hubungan yang kuat dan positif antara CSR

“Pembinaan UKM dengan Citra PT.Telkom Divre V (Koefisien korelasi

sebesar +0,712). Selain itu, juga ditemukan pengaruh antara CSR Tembinaan

UKM dengan Citra PT. Telkom Divre V sebesar 0,605.

Rerangka Konseptual

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

model Rerangka konseptual yang diajukan adalah sebagai berikut:

Page 8: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

27 Media Riset Bisnis & Manajemen _________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

Gambar 1

Rerangka Konseptual

Rerangka Kerja Hipotesis

Untuk lebih memahami penelitian ini, maka dibuat Rerangka

hipotesis seperti Gambar 2 berikut ini. Adapun yang menjadi Rerangka kerja

hipotesis dalam penelitian ini adalah (Hamalik, 2000) :

Gambar 2

Rerangka Kerja Hipotesis

Page 9: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

_________________________________________ Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan 28

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

Hipotesis

Berdasarkan Perumusan Masalah dan Rerangka Kerja Hipotesis

tersebut, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Pelatihan dan pembinaan berpengaruh secara simultan terhadap

perkembangan usaha kecil pada program kemitraan bina lingkungan.

H2: Pelatihan dan pembinaan berpengaruh secara parsial terhadap

perkembangan usaha kecil pada program kemitraan bina lingkungan.

Metodologi

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Community Development Centre (CDC)

PT. Telkom Cabang Pekanbaru, perusahaan yang bergerak di bidang

telekomunikasi. PT. Telkom Cabang Pekanbaru merupakan salah satu

BUMN yang ditetapkan pemerintah untuk melaksanakan Program Kemitraan

Bina Lingkungan (PKBL).

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Agustus sampai dengan

September 2009, waktu yang digunakan untuk penelitian selama 2 (dua)

bulan namun demikian data yang diperlukan dalam penelitian itu merupakan

proses yang berlangsung selama kurun waktu sekitar 2 (dua) tahun, sesuai

dengan standar paket yang berjalan selama 2 tahun setiap periode.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha kecil di Pekanbaru

yang menjadi mitra binaan dan yang telah mengikuti Pelatihan dan

Community Development Centre PT. Telkom Cabang Pekanbaru, sebanyak

277 usaha.Dalam penelitian ini, penentuan sampel menggunakan teknik

purposive sampling artinya ditentukan dengan mempertimbangkan tujuan

penelitian berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan terlebih dahulu. Agar

sampel yang diambil dalam penelitian ini dapat mewakili populasi maka

dapat ditentukan jumlah sampel yang dihitung dengan menggunakan rumus

Slovin (Umar, 2004). Diperoleh jumlah responden penelitian sebanyak

73,475 dibulatkan menjadi 73 responden.

Page 10: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

29 Media Riset Bisnis & Manajemen _________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

Pengumpulan Data

Data dapat diperoleh melalui dua sumber, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara mentah dan

langsung dari objek penelitian (responden). Teknik pengumpulan datanya

dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner dirancang dengan mengacu pada

tujuan penelitian yang dijabarkan dalam operasionalisasi variabel penelitian.

Data sekunder diperoleh dengan pencatatan langsung dari dokumen, laporan

yang telah dibuat oleh perusahaan/instansi.

Variabel Penelitian

(1) Pelatihan (X1) : setiap usaha untuk memperbaiki performan pekerja pada

pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu

pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya (Comes, 2000). (2)

Pembinaan (X2): pengukuran dan koreksi semua kegiatan dalam rangka

memastikan bahwa tujuan-tujuan dan rencana-rencana organisasi dapat

terlaksana dengan baik (Sabardi, 1992). (3) Perkembangan usaha (Y): hasil

dicapai seseorang menurut ukuran berlaku untuk pekerjaan bersangkutan

(Bernadin & Rusel, 1993).

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Berdasarkan hasil uji validitas dalam penelitian ini menunjukkan

bahwa korelasi terendah adalah sebesar 0,333 dan tertinggi 0,814. Dengan

demikian seluruh item yang diuji adalah valid karena memiliki r > 0,3,

sehingga dapat digunakan analisis tahap selanjutnya.

Sedangkan hasil perhitungan reliabilitas intrumen dengan

menggunakan alpha Cronbach adalah 0,860, 0,882 dan 0,886. Dengan

demikian nilai alpha seluruhnya adalah reliable karena memiliki alpha diatas

0,600 sehingga seluruh variabel yang diteliti adalah reliable dan dapat

digunakan dalam tahap analisis.

Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap variabel

dependent, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan

analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis). Penggunaan

analisis regresi berganda dimaksudkan untuk memperoleh nilai prediksi yang

tidak bias. Sehingga analisis tersebut harus memenuhi asumsi-asumsi klasik

yang mendasari model regresi, meliputi: (1) Normalitas - Model yang

sempurna adalah model yang bisa menghasilkan nilai estimasi pada Y yang

sama persis dengan nilai Y asal (nilai residual = 0). Akan tetapi hal ini

Page 11: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

_________________________________________ Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan 30

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

adalah sulit, hanya bisa diharapkan bahwa nilai residual yang akan menyebar

normal dengan nilai rata-rata = 0. Artinya frekuensi nilai residual di sekitar

nol memiliki frekuensi yang cukup besar pada nilai-nilai selisih yang

ekstrem (jauh di bawah nol atau jauh di atas nol). (2) Multikolinearitas -

Untuk mengetahui apakah ada dua atau lebih item yang saling berkaitan atau

berhubungan linier erat yang sempurna di antara beberapa atau semua item

independent. Bila hal ini tidak ditemukan berarti tidak terdapat

multikolinieritas. (3) Heteroskedastisitas - Uji Heteroskedastisitas menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual

satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dan residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka discbut homoskedastisitas dan

jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Asumsi Klasik

(1) Multikolinier - Dari pengolahan data diketahui dan kedua variabel bebas

dalam penelitian ini memilki VIF < 10, sehingga dapat dikatakan tidak

terdapat gejala multikolinearitas antara variabel bebas dalam penelitian ini.

Artinya antara kedua variabel bebas yang diteliti tidak saling berhubungan

sehingga tepat digunakan sebagai variabel bebas dalam model. (2)

Heteroskedastisitas - Dari pengolahan data berbentuk grafik telihat bahwa

data menyebar secara acak atau tidak membentuk sebuah pola yang dapat

memberikan arti tertentu, dengan demikian disimpulkan bahwa model yang

digunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi klasik. (3) Normalitas -

Dari pengolahan data berbentuk grafik dapat diketahui bahwa sebaran data

berada disekitar garis diagonal pada model regresi sehingga dikatakan model

regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi kenormalan. (4) Lineritas -

Dari pengolahan data berbentuk grafik dapat diketahui bahwa plot

antara nilai residual dan nilai prediksi tidak membentuk pola tertentu (acak)

pada model regresi pada Perkembangan Usaha Kecil, sehingga dapat

dikatakan model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi linearitas.

Pengujian Hipotesis

(1) Uji t, untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel

bebas terhadap variabel tergantung secara parsial, dengan membandingkan

hasil t sig < maka hipotesis ditolak. (2) Uji F, untuk mengetahui tingkat

signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung secara

simultan, dengan rnembandingkan hasil Fsig dengan . Apabila Fsig > maka

hipotesis diterima dan apabila Fsig < maka hipotesis ditolak.

Page 12: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

31 Media Riset Bisnis & Manajemen _________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan umur maka sebagian besar responden yang berumur

kurang dari 30 tahun yang ditunjukkan dengan nilai 30% dan yang paling

sedikit adalah reponden yang berumur diatas 40 tahun dengan nilai 10%.

Berdasarkan tingkat pendidikan, maka tingkat pendidikan reponden yang

terbanyak adalah responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 61

orang ditunjukkan dengan nilai 83%, kemudian disusul tingkat pendidikan

SMP sebanyak 7 orang dengan nilai sebesar 10% dan tingkat pendidikan

responden yang paling sedikit adalah S1 dimana didapatkan nilai 7% atau

sebanyak 5 orang.

Dari total 73 usaha kecil terdiri dari enam jenis usaha yaitu: 28 usaha

atau (38%) adalah jenis Perdagangan, 7 usaha atau (10%) jenis usaha jasa, 7

(10%) jenis usaha industri, 5 usaha atau 7% jenis usaha industri, dan 13

usaha atau (18%) adalah jenis usaha perkebunandan 13 jenis usaha (18%)

adalah usaha peternakan.

Lama usaha di bawah 5 tahun adalah sebanyak 2 usaha atau (3%),

antara 5-10 tahun sebanyak 41 usaha atau (56%), antara 11-15 tahun

sebanyak 22 usaha (30%), antara 16-20 tahun sebanyak 6 usaha atau (8%),

dan di atas 20 tahun sebanyak 2 atau (3%).

Jumlah tenaga kerja pada usaha kecil sebelum pelatihan di bawah 5

orang sebanyak 53 usaha atau (73%), dan antara 5-10 orang sebanyak 20

usaha atau (27%). Jumlah tenaga kerja pada usaha kecil setelah pelatihan, di

bawah 5 orang sebanyak 24 usaha atau (33%), antara 5-10 orang sebanyak

37 usaha atau (50%), dan di atas 10, orang sebanyak 12 usaha kecil atau

(17%)

Laba usaha rata-rata perbulan pada usaha kecil sebelum menerima

pelatihan, kurang dari Rp.1.000.000,- adalah sebanyak 3 usaha atau (4%),

antara Rp.1.000.001,- - Rp.2.000.000,- adalah sebanyak 41 usaha atau

(56%), antara Rp.2.000.001,- - Rp.3.000.000,- adalah sebanyak 22 usaha

atau (30%), dan antara Rp.3.000.001,- - Rp.4.000.000,- adalah sebanyak 7

usaha atau (10%).

Laba usaha rata-rata per bulan pada usaha kecil setelah menerima

pelatihan, kurang dari Rp.1.000.000,- adalah tidak ada lagi, antara

Rp.1.000.001,- - Rp.2.000.000,- adalah sebanyak 12 usaha atau (17%),

antara Rp.2.000.001,- -Rp.3.000.000,- adalah sebanyak 32 usaha atau (43%),

antara Rp.3.000.001,- - Rp.4.000.000,- adalah sebanyak 15 usaha atau

(20%), antara Rp.4.000.001,- - Rp.5.000.000,- adalah sebanyak 12 usaha

atau (17%), dan lebih dari Rp.5.000.000,- adalah sebanyak 2 usaha atau

(3%).

Jumlah penjualan barang dan jasa per bulan pada usaha kecil sebelun

menerima pelatihan, kurang dari Rp.5.000.000,- adalah sebanyak 5 usaha

Page 13: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

_________________________________________ Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan 32

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

atau (6,8%), antara Rp.5.000.001,- - Rp10.000.000,- adalah sebanyak 24

usaha atau (33,3%), antara Rp.10.000.001,- - Rp15.000,000,- adalah

sebanyak 32 usaha atau (43,3%), antara Rp.15.000.001,- - Rp20.000.000,-

adalah sebanyak 10 usaha atau (13,3%), dan di atas Rp.20.000.000,- adalah

sebanyak 2 usaha atau (3,3%).

Jumlah penjualan barang dan jasa per bulan pada usaha kecil setelah

menerima pelatihan, kurang dari Rp.5.000.000,- adalah tidak ada lagi, antara

Rp.5.000.000,- - Rp.10.000.000,- adalah sebanyak 19 usaha atau (26%),

antara Rp.10.000.001,- -Rp.15.000.000,- adalah sebanyak 29 usaha atau

(40%), antara Rp.15.000.001,- -Rp.20.000.000,- adalah sebanyak 17 usaha

atau (23%), dan di atas Rp.20.000.000 adalah sebanyak 8 usaha atau (11%).

Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa tanggapan responden atas

variabel didapatkan nilai sebesar 4,18 artinya sebagian besar atau rata-rata

jawaban responden pada kuesioner berkisar antara 4 dan 5 yaitu setuju dan

sangat setuju dengan pelatihan yang mereka dapat. Untuk responden yang

menyatakan setuju karena program pelatihan sangat dirasakan manfaatnya

terutama dalam materi pengembangan usaha dan manajemen organisasi

usaha. Dengan adanya program pelatihan sebahagian besar peserta

mendapatkan materi dari para trainer tentang pengelolaan usaha yang

berhasil dan sukses sampai dengan teknik pendiversifikasian usaha.

Sedangkan responden yang menyatakan setuju dengan alasan bahwa

program pelatihan berguna dan bermanfaat terutama dalam pengelolaan

keuangan dan manajemen organisasi usaha. Hal tersebut penting artinya bagi

pemilik usaha kecil secara berkesinambungan memperoleh keuntungan

dalam jangka panjang.

Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa tanggapan responden atas

variabel didapatkan nilai sebesar 4,16 artinya sebagian besar atau rata-rata

jawaban responden pada kuesioner berkisar antara 4 dan 5 yaitu setuju dan

sangat setuju dengan pembinaan yang mereka dapat. Selanjutnya dapat

dijabarkan alasan responden diatas, bahwa yang menyatakan sangat setuju

sebanyak disebabkan karena alasan bahwa program pembinaan yang

dilaksanakan oleh CDC PT Telkom merupakan program sangat penting

dalam upaya peningkatan informasi khususnya pengembangan usaha kecil

dengan kegiatan Sosialisasi dukungan inforrnasi penyediaan permodalan,

pemantauan pengelolaan penggunaan dana dan pemerintah bagi Usaha Kecil.

Sedangkan yang menyatakan setuju dengan alasan bahwa program

pembinaan dapat meningkatkan jaringan kerjasama antar lembaga, dan

adanya program monitoring yang berkelanjutan, program evaluasi dan

pelaporan sosialisasi serta pemberian bantuan permodalan dan pemasaran.

Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa tanggapan responden atas

variabel didapatkan nilai sebesar 4,23 artinya sebagian besar atau rata-rata

jawaban responden pada kuesioner berkisar antara 4 dan 5 yaitu setuju dan

Page 14: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

33 Media Riset Bisnis & Manajemen _________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

sangat setuju dengan perkembangan usaha mereka disebabkan oleh adanya

pelatihan dan pembinaan. Tanggapan responden diatas dapat dijabarkan

bahwa responden yang menyatakan sangat setuju dengan alasan bahwa

pengembangan usaha kecil dapat meningkatkan motivasi mitra binaan secara

keseluruhan, yang didukung dengan adanya pemantauan unit usaha yang

didukung dengan kegiatan konseling terhadap mitra binaan. Adapun yang

menjawab setuju dengan alasan bahwa pengembangan usaha kecil sangat

membantu meningkatkan motivasi mitra binaan, dan dengan kegiatan

pemantauan bagi setiap unit usaha secara maksimal dapat meningkatkan

pengembangan usaha secara langsung di lapangan.

Uji Hipotesis Pertama

Dari nilai R2 menunjukkan nilai sebesar 0,894 atau 89,4,8% artinya

bahwa variabel Y dipengaruhi sebesar 89,4% oleh Pelatihan (Xl) dan

Pembinaan (X2), sedangkan sisanya 10,6% dipengaruhi oleh variabel lain

diluar 2 variabel bebas tersebut.

Adapun model persamaan regresi linier berganda yang diperoleh

adalah sebagai berikut: Y = 0,460 + 0,534 X1 + 0,477 X2

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai Fhitung sebesar 294,612

(signifikansi F = 0,000). Jadi Fhitung> Ftabel (294,612> 2,920) atau Sig F < 5%

(0,000 < 0,05). Artinya bahwa secara bersama-sama variabel bebas yang

terdiri dan variabel Felatihan (X1) dan Pembinaan (X2) berpengaruh

signifikan terhadap variabel Perkembangan Usaha Kecil (Y). Hal ini berarti

bila Platihan dan Pembinaan ditingkatkan secara bersama-sama maka akan

berdampak pada peningkatan Perkembangan Usaha Kecil. Sebaliknya

Pelatihan dan Pembinaan menurun secara bersama-sama akan

mengakibatkan peningkatan perkembangan Usaha Kecil. Dengan demikian

hipotesis pertama yang menduga secara bersama-sama variabel Pelatihan

(Xl) dan Pembinaan (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel

Perkembangan Usaha Kecil (Y) terbukti kebenarannya. Jadi untuk hipotesis

pertama Ho ditolak dan H1 diterima.

Uji Hipotesis kedua

(a) Uji t terhadap variabel Pelatihan (X1) didapatkan thitung sebesar 5,124

dengan signifikansi t sebesar 0,000. Karena t hitung lebih besar dari t tabel(5,124

> 2,042) atau signifikansi t lebih kecil dari 5% (0,000 <0,05), maka secara

parsial variabel Pelatihan (Xl) berpengaruh sgnifikan terhadap vaniabel

Perkembangan Usaha Kecil (Y) bila variabel Pembinaan (X2) tetap nilainya.

(b) Uji t terhadap variabel Pembinaan (X2) didapatkan t hitung sebesar 5,444

dengan signifikansi t sebesar 0,000. Karena thitung lebih besar dari t tabel

Page 15: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

_________________________________________ Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan 34

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

(5,444> 2,042) atau signifikansi t lebih kecil dari 5% (0,000 < 0,05), maka

secara parsial variabel Pembinaan (X2) berpengaruh signifikan terhadap

variabel Perkembangan Usaha Kecil (Y) bila variabel Pelatihan (X1) tetap

nilainya.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa secara parsial variabel

Pelatihan (X1) dan Pembinaan (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel Perkembangan Usaha Kecil (Y). Hal ini berarti bila Pelatihan dan

Pembinaan, ditingkatkan secara parsial maka akan berdampak pada

peningkatan Perkembangan Usaha Kecil dan sebaliknya bila Pelatihan dan

Pembinaan menurun secara parsial maka mengakibatkan penurunan

Perkembangan Usaha Kecil. Dengan demikian hipotesis kedua yang

menduga secara parsial variabel Pelatihan (X1) dan Pembinaan (X2),

berpengaruh signifikan terhadap variabel Perkembangan Usaha Kecil (Y)

terbukti kebenarannya. Jadi untuk hipotesis kedua Ho ditolak dan Hi

diterima.

Dari hasil penelitian ini dinyatakan bahwa variabel Pelatihan dan

Pembinaan berpengaruh signifikan terhadap variabel Perkembangan Usaha

Kecil secara simultan. Artinya peningkatan Pelatihan dan Pembinaan, secara

bersama-sama berdampak terhadap peningkatan Perkembangan Usaha Kecil

dan sebaliknya penurunan Pelatihan dan Pembinaan berdampak pula

terhadap penurunan Perkembangan Usaha Kecil. Temuan ini sama dengan

hasil penelitian oleh Rofhanda (2008) yang meneliti Pengaruh Pelatihan dan

Pembinaan terhadap Perkembangan Usaha Kecil di Unit Kerja PT. Telkom

Div Infratel Netre Sumbagut Medan hasil penelitian ini menyatakan bahwa

variabel Pelatihan, dan Pembinaan, berpengaruh signifikan terhadap variabel

Perkembangan Usaha Kecil secara simultan.

Secara parsial, ditemukan bahwa Pelatihan berpengaruh secara

signifikan terhadap Perkembangan Usaha Kecil. Temuan ini sesuai dengan

penelitian Brahmasari & Suprayetno (2008) yang meneliti Pengaruh

Motivasi Kerja, Pelatihan dan Budaya Organisasi Terhadap Perkembangan

Usaha Kecil yang menemukan bahwa Pelatihan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Perkembangan Usaha Kecil. Artinya hasil dari

pelaksanaan Pelatihan yang dijalankan mempunyai dampak yang selalu

positif atau baik bagi perkembangan usaha kecil, sebab semakin sering

pelaksanaan aktivitas Pelatihan dilakukan, maka akan berdampak pada

meningkatnya perkembangan usaha kecil.

Selanjutnya, secara parsial, ditemukan bahwa Pembinaan

berpengaruh secara signifikan terhadap Perkembangan Usaha Kecil. Hal ini

sejalan dengan temuan Lubis (2004) yang meneliti tentang pengaruh

Pembinaan terhadap Perkembangan Usaha Kecil, Pembinaan mempunyai

pengaruh yang lebih kuat dan memberikan kontribusi yang lebih tinggi

Page 16: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

35 Media Riset Bisnis & Manajemen _________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

terhadap Perkembangan Usaha Kecil, disimpulkan bahwa bila semakin

intensif pembinaan dilakukan maka akan semakin tinggi pula kemungkinan

perkembangan usaha kecil ke arah yang lebih maju.

Simpulan, Implikasi Manajerial, Keterbatasan Penelitian dan Saran

untuk Penelitian Selanjutnya

Setelah diadakan pembahasan dan penganalisaan terhadap data hasil

penelitian pada usaha kecil mitra binaan Community Development Centre

(CDC) PT. Telkom Cabang Pekanbaru, maka dapat disimpulkan dan

pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap Perkembangan Usaha Kecil

adalah sebagai berikut: (1) Pelatihan dan pembinaan secara serentak atau

simultan maupun secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

perkembangan usaha kecil pada usaha kecil mitra binaan Community

Development Centre (CDC) PT. Telkom Cabang Pekanbaru. (2) Pembinaan

merupakan variabel yang memiliki sumbangan atau nilai yang tertinggi

terhadap perkembangan usaha kecil terutarna dalam memotivasi mitra

binaan. (3) Pemantauan terhadap unit usaha yang dijalankan dilakukan

terhadap mitra binaan dengan cara dibimbing, diarahkan dan berbagi

pengalaman untuk mengembangkan usaha yang sedang dijalankan dimana

mitra binaan bisa berbuat dan bekerja lebih teliti dan terarah serta dapat

mengoreksi kelemahan-kelemahan yang selama ini terjadi sehingga dapat

mengembangkan usaha yang sedang dijalankan.

Atas dasar kesimpulan yang ditarik dan hasil penelitian ini dapat

diajukan beberapa saran sebagai berikut: (1) Bagi Community Development

Centre (CDC) PT. Telkom Cabang Pekanbaru bisa menjadikan acuan dalam

pelaksanaan program kernitraan bina lingkungan (PKI3L) untuk

pengembangan usaha kecil pada masa yang akar datang. (2) Bagi Community

Development Cenfre (CDC) PT. Telkom Cabang Pekanbaru hendaknya

secara kontiniu mengontrol usaha mitra binaan agar tidak mengalihkan jenis

usaha yang dijalankan yaitu sesuai dengan usulan pada tahap awal pengajuan

proposal pinjaman, kecuali untuk peningkatan pengembangan unit usaha. (3)

Bagi Usaha kecil sebagai mitra binaan hendaknya menerapkan materi-materi

pelatihan dan pengarahan yang dilakukan pada saat pembinaan sehingga

tujuan pelatihan dan pembinaan tersebut, yaitu mengembangkan usaha kecil

bisa tercapai.(4) Bagi mitra binaan, Ilmu yang diperoleh dan pelatihan dan

pembinaan agar diberikan juga kepada para karyawannya karena tanpa

karyawan yang berkualitas usaha keel tidak bisa berkembang dengan baik.

(5) Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi guna

pengembangan penelitian di bidang pelatihan dan pembinaan usaha kecil.

Page 17: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

_________________________________________ Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan 36

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

Daftar Pustaka

Amalia, D. (2008). Pengaruh CSR terhadap Citra Perusahaan PT. Telkom

Divre V. Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen

Petra, Surabaya.

Bernardin, H.J., Russel, E.A. (1993). Human resource Management, An

Experiential Approach. Mc. Graw Hill International Edition,

Singapore:

Mac Graw Hill Book Co.

Burhanuddin, R. (2004). Evaluasi Program Pendidikan Dan Latihan Pada

Koperasi Pondok Pesantren. Jurnal Pengkajian Koperasi Dan UKM.

2 (1).

Dajan, A. (2000). Pengantar Metode Statistik. Jilid 2. Pustaka LP3ES,

Jakarta.

Bahannoer, Noni. (2009). Perkembangan dan Pembinaan Usaha Kecil.

http://1ibrary.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?opti

on=com_journal_review&id=14387&task=view

Dessler, G. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kesembilan.

PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Dwi, R.B.P. (2002). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan

Usaha Skala Kecil: Studi tentang faktor Demografi Wirausaha,

Perilaku Inovatif, dan Inovasi Organisasi dan Wirausaha yang

Berhasil. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Indonesia,

Jakarta.

Fiona, L., Saiwa, A., Helen, A., Judy, el-B., Nora, C., Kibre, K., Viv, L.,

Shashikala, S. (2000). The Impact of Training on Women’s Micro-

Enterprise Development. Education Research Paper. 40 : 139.

Hafsah, M. J. (2004). Upaya Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah

(UKM). Infokop. XX (25).

Hamalik, O. (2000). Manajemen Pelatihan Ketenaga Kerjaan. PT. Bumi

Aksara, Jakarta.

Heidrajchman., Saud, H. (2002). Manajemen Personalia. BPFE, Yogyakarta.

Page 18: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

37 Media Riset Bisnis & Manajemen _________________________________________

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

Hidayat, H. S. (2003). Pengaruh Lembaga Keuangan Mikro Terhadap

Prestasi Industri Kedil Rumah Tangga Di Kabupaten Merangin

(Studi Kasus di Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin). Infokop.

XXIII (2).

Hidayat, S. (2001). Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. PT. Pustaka Quantum,

Jakarta.

Husein, U. (2004). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.

Cetakan ke-6. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Macpherson ., Allison, W. (2007). Training Commitment and Performance

in Manufacturing SMEs. Journal of Small Business and Enterprise

Development. 14 (2) : 321-338.

Kamaruddin, A. (2006). Proyeksi Pengembangan Kebutuhan Wirausaha baru

dalarn Rangka Kesiapan Menuju Liberalisasi Perdagangan dan

Investasi. Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM. 1 (2).

Karistus, M. T. (2000). Membuka Usaha Kecil. Jakarta.

Komarsyah, D. (2007). Pengaruh Program Kemitraan Terhadap Efisiertsi

Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Usaha Kedil Mitra PT. Pos Indonesia

Cabang Lampung). Tesis. Universitas Lampung.

Kuncoro, M. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Penerbit

Erlangga, Jakarta.

Mathis, R. L., John H. J. (2002). Manajemen Sumber Daya. Buku Dua.

Salemba Empat, Jakarta.

Murti. (2005). Mitra Usaha Kecil Dan Menengah Mencapai Sukses.

http://www.smecda.com

Musselman., Sumanto., Meredith. (2003). Ciri-ciri kewirausahaan.

http://www.smecda.com.

Nguyen, Ng. T., Ngo, V. T., Dirk, B. (2008). The impact of training on firm

performance: Case of Vietnam. Working Paper . 7th International

Conference of the Academy of Human Resource Development (Asia

Chapter), to be held in Bangkok, Thailand, from November 3-6.

Page 19: pengaruh pelatihan dan pembinaan terhadap pengembangan ...

_________________________________________ Pengaruh Pelatihan dan Pembinaan 38

Volume 13, Nomor 1, April 2013 hal. 20 - 38

Ni, P. W. S. (2005). Dinamika Pengembangan UMKM di Indonesia.

http://www.smacda.com.

Rasyid, A. S., Rahardjo., Sjafri, S. (2002). Reinterpretasi Konsep

Pembinaan Masyarakat Terasing Menuju Konsep Pemberdayaan

Berorientasi Kearifan Lokal. Jurnal Penelitian Ilmu Sosial. 3 (2).

Ratna, T. D. (2008). Strategi dalam menumbuhkan dan mengembangkan

usaha kecil dan menengah melalui pembinaan oleh dinas industri,

perdagangan, koperasi dan penanaman modal di Kabupaten

Ponorogo. Infokop. Jakarta.

RN, A. (2005). Pengaruh Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada

Direktorat Produksi PT. Pupuk Iskandar Muda, Medan. Skripsi.

Sastrahadiwiryo, B. S. (2002). Manajemen Tenaga, Kerja Indonesia. PT.

Bumi Aksara, Jakarta.

Siagian. (2002). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Rineka Cipta, Jakarta.

Su, D. (2003). Impact of Training on Firm Performance: A Look at

manufacturing SMEs in Viet Nam. National Economics University

Hanoi Catherine Ashley Cotleur.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Bisnis. CV. Alia Betha, Bandung.

Suprihanto, J. (2001). Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan.

BPFE, Yogyakarta.

Suryana. (2003). Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju

Sukses. Salemba Empat, Jakarta.

Susanto, A.B. (2006). Saatnya Mengembangkan UMKM. Majalah Info Bank.

Tambunari, T. (1999). Perkembangan Industri Skala Kecil di Indonesia.

Mutiara Sumber Widya, Jakarta.

Widjaja, A.W. (2002). Administrasi Kepegawaian: Suatu Pengantar.

Jakarta: Rajawali Press.