PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP...

24
PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI ( Skripsi ) Oleh DAVID SAPUTRA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2013

Transcript of PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP...

Page 1: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI

( Skripsi )

Oleh

DAVID SAPUTRA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013

Page 2: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

ABSTRACT

INFLUENCE OF MANAGERIAL SKILLS ON EARNINGS MANAGEMENT WITH THE COMPOSITION OF THE BOARD OF

COMMISSIONERS AS A MODERATING VARIABLE

By

David Saputra

This study aims to empirically examine the effect of managerial skills on earnings management by the composition of the board of commissioners as a moderating variable. Managerial skills were measured using Data Envelopment Analysis (DEA) to measure the level of efficiency manager, Earnings management as the dependent variable is measured by discretionary accrual from the Modified Jones models, the composition of the board of commissioners was measured by dividing the total of independent commissioners to total

This study used a sample of manufacturing firms during the years 2009-2011 by using purposive sampling method. The data used were obtained from annual reports listed manufacturing companies BEI. There are 141 companies during the years 2009-2011 that meet the criteria. The method of analysis used in this study is multiple regression analysis.

board of commissioners.

This study found that managerial skills have a significant effect on earnings management, while the composition of the board of commissioners

did not have any effect on the relationship between managerial ability and earnings management.

Keywords: Earnings Management, Data Envelopment Analysis (DEA), Multiple Linear Regression Analysis, Manufacturing Firm .

Page 3: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

ABSTRAK

PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KOMPOSISI DEWAN KOMISARIS SEBAGAI

VARIABEL PEMODERASI

Oleh

David Saputra

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen laba dengan komposisi dewan komisaris sebagai variabel pemoderasi. Kecakapan manajerial diukur menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang mengukur tingkat efisiensi manajer. Manajemen laba sebagai variabel dependen diukur dengan menggunakan discretionary accrual dengan menggunakan model Modified Jones. Komposisi dewan komisaris diukur dengan cara membagi jumlah dewan komisaris independen dengan total dewan komisaris.

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur selama tahun 2009-2011 dengan menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar BEI . Terdapat 141 perusahaan selama tahun 2009-2011 yang memenuhi kriteria. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda.

Penelitian ini menemukan bahwa variabel kecakapan manajerial memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba (earnings management), sedangkan variabel komposisi dewan komisaris tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen laba (earnings management).

Kata kunci: Manajemen Laba, Data Envelopment Analysis (DEA), Analisis Regresi Linear Berganda, Perusahaan Manufaktur.

Page 4: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan, sering menjadi target

rekayasa melalui tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan

kepuasaannya, dan dalam hal ini bonus. Tindakan oportunis ini dilakukan

dengan cara memilih kebijakan akuntansi tertentu, sehingga laba perusahaan

dapat diatur, dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan keinginannya. Hal

inilah yang dikenal dengan istilah manajemen laba (earnings management).

Tindakan manajemen laba tentu saja tidak lepas dari campur tangan seorang

manajer. Seorang manajer yang cakap tentu saja memiliki kemampuan yang

memadai dari segi tingkat intelegensia yang tinggi, tingkat pendidikan yang

cukup tinggi, serta pengalaman yang cukup di bidang keuangan. Manajer

yang cakap dan mampu membuat keputusan-keputusan yang member nilai

tambah bagi perusahaan adalah salah satu kunci kesuksesan sebuah

perusahaan, tetapi mengharapkan seorang manajer yang cakap akan selalu

melaporkan laba yang berkualitas adalah hal yang naïf. Pada kenyataannya,

manajer mempunyai informasi yang lebih beragam dan lebih baik

kualitasnya dibandingkan dengan para pemegang saham. Tindakan manajer

juga tidak dapat diamati langsung secara terus-menerus oleh para pemegang

saham. Pada kondisi ini, seorang manajer mempunyai informasi

tersembunyi yang bisa dieksploitasi demi kepentingan pribadi manajer.

Perilaku oportunis ini biasanya dimanfaatkan seorang manajer yang cakap

untuk melakukan manajemen laba dengan motivasi untuk mendapatkan

bonus yang besar. Maka dari itu, diperlukan pihak independen yang berasal

dari luar perusahaan guna mengawasi sistem perusahaan berjalan sesuai

dengan peraturan yang sebagaimanamestinya. Disinilah peran dewan

komisaris perusahaan sebagai inti dari corporate governance yang

ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi

Page 5: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

manajemen dalam mengelola perusahaan serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas. Jadi, peran dewan komisaris ini diharapkan mampu menekan

keinginan manajer untuk melakukan manajemen laba dengan cara

mengawasi kinerja manajer dan hal-hal yang berkenaan dengan kebijakan

perusahaan perlu persetujuan dulu dari dewan komisaris. Berdasarkan uraian

tersebut maka penelitian ini akan mengambil judul: Pengaruh Kecakapan

Manajerial terhadap Manajemen Laba dengan Komposisi Dewan

Komisaris sebagai Variabel Pemoderasi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah kecakapan manajerial memiliki pengaruh terhadap manajemen

laba?

2. Apakah komposisi dewan komisaris memiliki pengaruh terhadap

hubungan kecakapan manajerial dengan manajemen laba?

1.3 Batasan Masalah

1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan termasuk kategori

perusahaan manufaktur selama periode 2009-2011 dalam mata uang

rupiah.

2. Variabel kecakapan manajerial akan diukur dengan Data Envelopment

Analysis (DEA) yaitu dengan cara membagi output perusahaan dengan

input perusahaan. Output perusahaan berupa penjualan. Sedangkan input

perusahaan berupa total asset, jumlah tenaga kerja, Days COGS in

Inventory (DCI), dan Days Sales Outstanding (DSO).

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah kecakapan manajerial memiliki pengaruh

terhadap manajemen laba.

2. Untuk mengetahui apakah komposisi dewan komisaris memiliki pengaruh

terhadap hubungan kecakapan manajerial dengan manajemen laba.

Page 6: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

1.5 Manfaat Penelitian

Dari tujuan-tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang dapat diperoleh dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat memberikan bukti empiris dan memberikan

kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian

yang berkaitan dengan peran manajer pada praktik manajemen laba,

selain itu penelitian ini memberikan informasi mengenai karakteristik

perusahaan yang melakukan manajemen laba dari sisi keuangan.

1.5.2 Manfaat Praktis

penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian

mendatang mengenai peran kecakapan manajerial terhadap manajemen

laba. Terutama faktor kecakapan manajerial yang belum banyak diteliti

di Indonesia dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan

bagi pemilik perusahaan dalam mencegah manajemen laba.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Agensi

Adanya pemisahan kepemilikan oleh principal dengan pengendalian oleh

agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan

diantara principal dan agent. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua

individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham

sebagai principal hanya tertarik kepada hasil investasi mereka bertambah

di dalam perusahaan. Sedangkan para manajer sebagai agent menerima

kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai

dalam hubungan tersebut.

Page 7: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

2.1.2 Asimetri Informasi

Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana manajer (agent)

mempunyai informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dan prospek

di masa yang akan datang dibandingkan dengan pemegang saham

(principal). Kondisi ini memberikan kesempatan kepada agent

menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan

keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya.

2.1.3 Kecakapan Manajerial

Kecakapan manajerial dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tingkat

keefisienan relatif sebuah perusahaan dalam mengelola input-input (faktor-

faktor sumber daya dan operasional) untuk meningkatkan output

(penjualan). Tingkat keefisienan relatif ini kemudian disimpulkan sebagai

hasil dari kecakapan manajer. Semakin efisien sebuah perusahaan

dibanding dengan perusahaan lainnya dalam subsektor industri

pemanufakturan yang sama, maka semakin cakap manajer yang berada di

perusahaan tersebut (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009).

2.1.4 Komposisi Dewan Komisaris

Komposisi Dewan Komisaris adalah susunan keanggotaan yang terdiri

dari komisaris dari luar perusahaan (komisaris independen) dan komisaris

dari dalam perusahaan. Dewan komisaris memiliki peran untuk memonitor

kebijakan direksi. Peran komisaris ini diharapkan dapat meminimalisir

permasalahan agensi yang muncul antara dewan direksi dan pemengang

saham, sehingga kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan sesuai dengan

tujuan yang telah direncanakan.

2.1.5 Manajemen Laba

Setiap individu mempunyai sifat yang cenderung untuk memaksimalkan

kepentingannya sendiri. Demikian juga seorang manajer yang bekerja

Page 8: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

dalam sebuah perusahaan akan berusaha mencapai utilitasnya, apalagi

pihak pemilik yang tidak dapat memonitor kinerja manajer setiap saat

untuk meyakinkan bahwa mereka bekerja sesuai keinginan pemegang

saham. Sugiri (1998) dalam Widyaningdyah (2001) mengatakan bahwa

manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan

(mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer

bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan)

profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut .

2.1.6 Data Envelopment Analysis (DEA)

Data Envelopment Analysis (DEA) biasanya digunakan untuk mengukur

efisiensi relatif organisasi atau perusahaan. Satuan ukuran ini biasanya

dinyatakan dalam Decision Making Unit atau Unit Kegiatan Ekonomi

(UKE). Efisiensi relatif suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE yang

dibandingkan dengan efisiensi UKE lainnya dalam satu kesatuan populasi

sampel. Di sini berlaku syarat bahwa UKE-UKE tersebut memiliki set data

yang terdiri dari jenis input dan output yang sama.

Menurut DEA, UKE dikatakan efisien jika rasio perbandingan

output/input sama dengan 1 atau 100%, artinya UKE tersebut sudah tidak

lagi melakukan pemborosan dalam penggunaan input-inputnya dan atau

mampu memanfaatkan secara optimal kemampuan potensial produksi

yang dimiliki sehingga mampu mencapai tingkat yang efisien.

2.2 Pengembangan Hipotesis

2.2.1 Kecakapan Manajerial

Berdasarkan teori agensi yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan

kepentingan antara pemilik (principal) dengan manajemen (agent)

perusahaan yang mengasumsikan bahwa setiap individu bertindak atas

kepentingan serta keuntungan pribadi mereka sendiri dan teori tentang

asimetri informasi yang biasa terjadi di perusahaan yang menyatakan

bahwa terdapat perbedaan keadaan, dimana manajemen (agent)

Page 9: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

mempunyai informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan

pemilik perusahaan (principal). Hal-hal seperti inilah yang dimanfaatkan

seorang manajer untuk melakukan manajemen laba. Hal ini didasari bahwa

berharap seorang manajer yang cakap akan selalu melaporkan laba yang

berkualitas adalah hal yang tidak mungkin, karena seorang manajer yang

cakap dipandang lebih mampu dalam memanfaatkan peluang-peluang

yang ada untuk melakukan manajemen laba, demi mendapatkan bonus

yang lebih besar lagi. Sugiri (2005) dalam Isnugrahadi dan Kusuma (2009)

mengatakan ada dua hal prasyarat yang harus ada agar manajemen selalu

jujur dalam melaksanakan tugasnya. Pertama, kultur organisasional harus

mendukung pengambilan keputusan yang etis. Kedua, manajemen harus

memiliki pemotivator untuk selalu bertindak jujur. Tindakan manajer juga

tidak dapat langsung diamati oleh para pemegang saham. Pada kondisi ini

manajer memiliki informasi tersembunyi yang bisa dieksploitasi demi

kepentingan pribadi manajer. Pada saat yang sama terjadi asimetri

informasi yang mendorong manajemen untuk melakukan rekayasa laba.

Seorang manajer handal yang termotivasi untuk melakukan tindakan

oportunis akan lebih mampu untuk memanfaatkan peluang-peluang yang

ada untuk melakukan manajemen laba.

H1

= kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap

manajemen laba

2.2.2 Komposisi Dewan Komisaris

Komposisi Dewan Komisaris adalah susunan keanggotaan yang terdiri

dari komisaris dari luar perusahaan (komisaris independen) dan komisaris

dari dalam perusahaan. Menurut aturan yang dikeluarkan oleh PT Bursa

Efek Jakarta (BEJ) didalam pencatatan efek nomor 1-A tentang ketentutan

umum pencatatan efek yang bersifat ekuitas di bursa dalam angka 1-a

menyebutkan tentang rasio komisaris independen yaitu komisaris

independen yang jumlahnya secara proporsional jumlah saham anggota

komisaris independen sekurang-kurangnya 30% dari jumlah seluruh

anggota dewan komisaris wajib diisi oleh anggota komisaris yang berasal

Page 10: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

dari luar perusahaan. Jadi, seperti itulah komposisi dewan komisaris yang

ideal. Berdasarkan konflik kepentingan antara pemilik perusahaan

(pricipal) dengan manajemen (agent) serta asimetri informasi akibat dari

segala tindakan manajer yang tidak dapat diawasi langsung oleh pemilik

perusahaan setiap harinya. Untuk mencegah kemungkinan seorang

manajer untuk melakukan manajemen laba, maka diperlukan komposisi

dewan komisaris yang ideal sebagai pihak penengah dan pengawas agar

pelaporan keuangan dapat sesuai dengan kegiatan perusahaan yang

sesungguhnya terjadi. Fama dan Jensen (1983) menyatakan bahwa

komisaris independen dapat bertindak sebagai penengah dalam

perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan mengawasi

kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen. Kao

dan Chen (2004) dalam Tutut (2010) mengemukakan bahwa komposisi

dewan komisaris luar perusahaan lebih independen terhadap manajemen

dibandingkan dengan dewan komisaris yang berada di dalam perusahaan,

sehingga lebih efektif dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap

manejemen. Egon (2000) dalam Bimo (2012) menyatakan bahwa dewan

komisaris merupakan inti dari corporate governance yang ditugaskan

untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi manajemen

dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas. Jadi, dengan adanya komposisi dewan komisaris yang ideal,

diharapkan mampu untuk melakukan pengawasan yang baik ke

perusahaan secara keseluruhan guna menekan keinginan manajer dalam

melakukan manajemen laba. Sehingga, semakin besar proporsi dewan

komisaris independen dalam komposisi dewan komisaris maka

manajemen laba akan semakin berkurang. Komisaris independen

merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar

terciptanya perusahaan yang memiliki Corporate Governance yang baik.

Variabel komposisi dewan komisaris ini dihitung dengan membagi jumlah

komisaris independen terhadap jumlah total anggota komisaris.

H2 = Komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap

hubungan kecakapan manajerial dengan manajemen laba

Page 11: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari

Indonesian Capital Market Directory (ICMD), OSIRIS, dan website Bursa

Efek Indonesia. Data tersebut berupa laporan keuangan yang nantinya akan

diambil elemen-elemen tertentu yang akan digunakan dalam pengukuran

variabel kecakapan manajerial dengan metoda DEA maupun variabel

manajemen laba.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini akan menggunakan metoda purposive

sampling dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan termasuk kategori

perusahaan manufaktur selama periode 2009-2011.

2. Selama periode 2009-2011 perusahaan menerbitkan laporan keuangan

secara lengkap dan dalam mata uang rupiah.

3. Perusahaan memiliki data lengkap mengenai informasi yang meliputi

total aset, pendapatan, piutang dagang, sediaan, aset tetap, harga pokok

penjualan (cost of goods sold), aliran kas bersih dari operasi, jumlah

tenaga kerja, jumlah dewan komisaris.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa laporan

laporan tahunan (annual report) periode 2009-2011. Sumber data

diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan website

Bursa Efek Indonesia.

Page 12: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mencari dan melengkapi

data-data yng dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai sumber informasi,

antara lain: Indonesian Capital Market Directory (ICMD) , IDX, Bursa

Efek Indonesia.

3.3 Operasional Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Penyajian

laba merupakan hal yang sering dimanipulasi oleh pihak manajemen

perusahaan untuk menghasilkan suatu pelaporan keuangan yang terlihat

menguntungkan. Usaha ini disebut dengan manajemen laba. Pengukuran

manajemen laba dilakukan dengan dengan cara menghitung discretionary

accrual. Pengukuran discretionary accrual sebagai proksi kualitas laba

(manajemen laba) menggunakan model Jones (1991) yang dimodifikasi

oleh Dechow, dkk. (1995). Model ini digunakan karena dinilai merupakan

model yang paling baik dalam mendeteksi manajemen laba. Untuk

mendapatkan nilai discretionary accrual dilakukan dengan langkah-

langkah berikut ini:

a. Menghitung total accrual:

Total Accrual (TAC) = laba bersih setelah pajak (net income) – arus kas

operasi (cash flow from operating).

b. Menghitung nilai accruals dengan persamaan regresi linear

sederhana atau Ordinary Least Square (OLS):

�𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 − 1 � = 𝛼𝛼1 �

1𝑇𝑇𝑇𝑇 − 1 �+ 𝛼𝛼2 �

𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 − 1 �+ 𝛼𝛼3 (

𝑃𝑃𝑃𝑃𝛥𝛥𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 − 1 ) + 𝑒𝑒

Keterangan:

TACt : total accruals perusahaan i pada periode t.

At-1 : total aset untuk sampel perusahaan i pada tahun t-1.

ΔREVt : perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t.

Page 13: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

PPEt : aktiva tetap (gross property plant and equipment) perusahaan tahun

t.

c. Menghitung nilai nondiscretionary accrual (NDA):

perhitungan nilai nondiscretionary accrual (NDA) dengan persamaan

dengan terlebih dahulu melakukan regresi linear sederhana dengan

persamaaan :

𝑁𝑁𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝛼𝛼1 �1

𝑇𝑇𝑇𝑇−1� + 𝛼𝛼2 �

∆𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝑇𝑇 − ∆𝛥𝛥𝛥𝛥𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇−1

� + 𝛼𝛼23 (𝑃𝑃𝑃𝑃𝛥𝛥𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇−1

)

Keterangan:

𝑁𝑁𝑁𝑁𝑇𝑇𝑇𝑇 : non discretionary accruals pada tahun t.

𝛼𝛼 : fitted coeffcient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan

total accruals.

∆𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝛥𝑇𝑇 : perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke tahun t.

d. Menghitung nilai discretionary accruals:

DACt = (TACt

At− 1 )− NDAt

Keterangan:

DACt : discretionary accruals perusahaan i pada periode t.

3.3.2 Variabel Independen

Kecakapan Manajerial

Kecakapan manajerial dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tingkat

keefisienan relatif sebuah perusahaan dalam mengelola input-input (faktor-

faktor sumber daya dan operasional) untuk meningkatkan output

(penjualan). Tingkat keefisienan relatif ini kemudian disimpulkan sebagai

hasil dari kecakapan manajer. Semakin efisien sebuah perusahaan

dibanding dengan perusahaan lainnya dalam subsektor industri

pemanufakturan yang sama, maka semakin cakap manajer yang berada di

perusahaan tersebut (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009).

Kecakapan manajerial diukur dengan menggunakan Data Envelopment

Analysis (DEA). DEA adalah sebuah program optimisasi yang digunakan

untuk mengevaluasi efisiensi relatif suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE)

Page 14: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

berupa perbandingan antara output atau multi output dengan input atau

multi input. Hasil perbandingan antara UKE yang satu dapat

diperbandingkan efisensi relatifnya dengan UKE yang lain dengan syarat

output dan input yang digunakan sama. Output dan input yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Output : penjualan

Input : a. Total Aset

b. Jumlah tenaga kerja

c. Days COGS in Inventory (DCI)

Rumus untuk menghitung besaran DCI adalah sebagai

berikut:

DCI = 365 / (COGS / Inventory)

Keterangan:

COGS : Cost of Goods Sold

d. Days Sales Outstanding (DSO)

Rumus untuk menghitung DSO adalah sebagai berikut:

DSO = Receivables / (Sales / 365)

Model yang dipergunakan untuk menghitung efisiensi dengan pendekatan

DEA adalah sebagai berikut:

𝑀𝑀𝑇𝑇𝑀𝑀𝑀𝑀 = ∑ 𝑈𝑈𝑖𝑖𝑌𝑌𝑖𝑖𝑖𝑖𝑆𝑆𝐼𝐼−1

∑ 𝛥𝛥𝑗𝑗𝑀𝑀𝐽𝐽−1 𝑀𝑀𝑗𝑗𝑖𝑖

Keterangan:

𝑀𝑀 : nilai efisiensi perusahaan k

Ui : bobot output i yang dihasilkan perusahaan k

Yik : jumlah output i dari perusahaan k dan dihitung dari i=1 hingga s

Vj : bobot input j yang digunakan perusahaan k

Xjk : jumlah input j dari perusahaan k dan dihitung dari j=1 hingga m

Rasio efisiensi 𝑀𝑀 kemudian didapatkan dengan persamaan:

∑ 𝑈𝑈𝑖𝑖𝑌𝑌𝑖𝑖𝑖𝑖𝑆𝑆𝐼𝐼−1

∑ 𝛥𝛥𝑗𝑗𝑀𝑀𝑗𝑗𝑖𝑖𝑆𝑆𝐽𝐽−1

≤ (𝑖𝑖 = 1, … . ,𝑛𝑛)

𝛥𝛥1 ,2,… ,𝛥𝛥𝑚𝑚≥0

Page 15: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

𝑈𝑈1,2,…,𝑈𝑈𝑠𝑠 ≥0

Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa nilai efisiensi tidak akan

melebihi 1 (100%) dan input output yang dianalisis harus positif.

3.3.3 Variabel Pemoderasi

Komposisi Dewan Komisaris

Dewan komisaris adalah sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan

pengawasan dan memberikan nasihat kepada direktur Perseroan Terbatas

(PT). Di Indonesia Dewan Komisaris ditunjuk oleh RUPS (Rapat Umum

Pemegang Saham) dan di dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas dijabarkan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab dari dewan

komisaris.

Jika dalam laporan keuangan tidak dicantumkan berapa jumlah anggota

dewan komisaris independen, maka diasumsikan perusahaan tersebut

memiliki komisaris independen sebanyak 1 orang, karena di dalam

undang-undang perseroan terbatas No. 40 tahun 2007 mewajibkan semua

perusahaan untuk memiliki dewan komisaris independen. Lai (2005)

dalam Tutut (2010) menyatakan bahwa pengukuran komposisi dewan

komisaris diukur dengan cara menjumlah semua anggota dewan komisaris

yang berasal dari luar perusahaan (dewan komisaris independen) dibagi

dengan total dewan komisaris pada perusahaan sampel.

3.4 Metode Analisis Data

3.4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan

informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji

hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan

menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas

keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang

digunakan statistik deskriptif ini meliputi jumlah sample, nilai minimum,

Page 16: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi (Ghozali,

2006). Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang

bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk

mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean digunakan

untuk mengetahui rata–rata data yang bersangkutan. Standar deviasi

digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan

bervariasi dari rata-rata.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah

data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya

estimasi yang bias mengingat tidak pada semua data dapat diterapkan

regresi. Pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas, uji

mutikolenieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji auto korelasi.

3.5 Pengujian Hipotesis

Metode analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas luas

pengungkapan risiko dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda

(multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk

menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis

regresi berganda menggunakan taraf signifikansi pada level 5% (𝛼𝛼=0,05).

Model regresi yang dikembangkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang

telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. H1

ABSDACCt = ß0 + ß1 KMt + ε

diuji dengan analisis regresi linear sederhana (simple regression

analysis).

2. H2

ABSDACCt = ß0 + ß1 KMt + ß2 KDKt + ß3 KM

diuji dengan analisis regresi linear berganda (multiple regression

analysis).

t

Keterangan:

* KDKt + ε

ABSDACCt = Nilai absolut akrual diskresioner pada tahun t

KMt = Kecakapan manajerial perusahaan pada tahun t

Page 17: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

KDKt

ε = Error

= Komposisi dewan komisaris perusahaan pada tahun t

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Sampel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Discretionary Accrual 141 -0,1917 0,4206 0,028144 0,0766437

Kecakapan Manajerial 141 0,0067 0,9693 0,471869 0,2169955

Komposisi Dewan

Komisaris

141 0,1 1 0,372503 0,1282051

Sumber : Data olahan (2013)

4.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

4.2.1 Uji Normalitas

Gambar 4.1 Uji Normalitas P-P Plot

Page 18: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas

Model Tolerance VIF Hasil

Kecakapan Manajerial 0.363 2.755 Tidak terjadi

multikolonieritas

Komposisi Dewan

Komisaris

0.482 2.073 Tidak terjadi

multikolonieritas

Sumber : Data olahan (2013)

4.2.3 Uji Hetroskedastisitas

Tabel 4.4 Uji Glejser

Variabel Independen Sig. Alpha Kondisi Simpulan

Kecakapan Manajerial 1.000 0,05 Sig>Alp Tidak terjadi

heteroskedastisistas

Komposisi Dewan

Komisaris

1.000 0,05 Sig>Alp Tidak terjadi

heteroskedatistisitas

Sumber : Data olahan (2013)

4.2.4 Uji Autokorelasi

Tabel 4.3 Uji Durbin-Watson (DW Test)

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin Watson

1 0.245 0.060 a 0.039 1.1410960 2.105

Sumber : Data olahan (2013)

4.2.5 Hasil Pengujian Hipotesis

Tabel 4.5 Uji Determinasi

Variabel Dependen Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Discretionary Accruals 0.039 1.1410960

Sumber : Data olahan (2013)

Page 19: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

4.2.6 Persamaan Regresi

H1

Tabel 4.5

diuji dengan analisis regresi linear sederhana (simple regression

analysis)

Model Beta

Kecakapan Manajerial 0.224

Sumber : Data olahan (2013)

Berdasarkan hasil pengujian regresi di atas diketahui dapat dibentuk

sebuah persamaan sebagai berikut:

ABSDACCt = 0,224 KMt

H

+ ε

2

Tabel 4.6

diuji dengan analisis regresi linear berganda (multiple regression

analysis).

Model Beta

Kecakapan Manajerial 0.309

Komposisi Dewan Komisaris 0.028

KM*KDK -0.106

Sumber : Data olahan (2013)

Berdasarkan hasil pengujian regresi di atas diketahui dapat dibentuk

sebuah persamaan sebagai berikut:

ABSDACCt = 0,309 KMt + 0,028 KDKt – 0,106 KMt

Berdasarkan persamaan di atas dapat dimaknai sebagai berikut:

* KDKt + ε

Variabel kecakapan manajerial berhubungan positif terhadap manajemen

laba. Sedangkan variabel komposisi dewan komisaris sebagai variabel

pemoderasi berpengaruh negatif terhadap manajemen laba.

Page 20: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

4.3 Pengujian Hipotesis

4.3.1 Hipotesis 1

Tabel 4.7 Coefficients

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

KM 0.422 0.188 0.309 2.248 0.026

KDK 0.105 0.028 0.028 0.232 0.817

Moderat -1.314 2.031 -0.106 -0.647 0.519

Sumber : Data olahan (2013)

Hipotesis pertama (H1) adalah kecakapan manajerial berpengaruh positif

terhadap manajemen laba. Dalam penelitian ini, kecakapan manajerial

menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,026 atau probabilitas dibawah tingkat

signifikansinya yaitu 0,05, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 1 (H1

4.3.2 Hipotesis 2

)

diterima. Artinya semakin cakap seorang manajer, maka semakin tinggi

pula intensitas manajemen laba yang dilakukannya di perusahaan.

Hipotesis kedua (H2) adalah komposisi dewan komisaris berpengaruh

negatif terhadap hubungan kecakapan manajerial dengan manajemen laba.

Dalam penelitian ini, komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif

secara tidak signifikan terhadap hubungan antara kecakapan manajerial

dengan manajemen laba dengan tingkat signifikansi sebesar 0.519 atau

probabilitas diatas tingkat signifikansinya yaitu 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa H2

ditolak.

Page 21: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Kecakapan Manajerial terhadap Manajemen Laba

Variabel kecakapan manajerial berpengaruh positif signifikan terhadap

manajemen laba. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

semakin cakap seorang manajer semakin tinggi pula intensitas manajemen

laba yang dilakukannya di perusahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya

asimetri informasi dan perbedaan kepentingan antara pemilik saham

dengan manajer (agency theory), sehingga manajer yang cakap dapat

leluasa untuk memanfaatkan peluang pada komponen akrual demi

kepentingan pribadinya.

4.4.2 Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris terhadap Hubungan

Kecakapan Manajerial dengan Manajemen Laba

Variabel KM*KDK merupakan variabel interaksi antara kecakapan

manajerial dengan komposisi dewan komisaris yang diharapkan dapat

berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Hal ini berarti semakin

besar komposisi dewan komisaris, maka akan memiliki tingkat

pengawasan yang semakin bagus sehingga akan dapat meminimalkan

kemungkinan dari keinginan seorang manajer melakukan manajemen laba.

Tetapi berdasarkan hasil pengujian, interaksi antara kecakapan manajerial

dengan komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap manajemen laba. Dari hasil ini peneliti menduga karena

pengangkatan dewan komisaris oleh perusahaan hanya dilakukan untuk

pemenuhan ketaatan terhadap regulasi saja, tetapi tidak dimaksudkan

untuk menegakkan Good Corporate Governance (GCG).

Page 22: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

BAB V SIMPULAN

5.1 Simpulan dan Implikasi

5.1.1 Simpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Secara statistis, kecakapan manajerial berpengaruh positif secara

signifikan terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil pengujian

diperoleh angka koefisien regresi (B) sebesar 0.309 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,026 (p < 0,05), maka H1

diterima. Hal ini

disebabkan oleh adanya asimetri informasi dan perbedaan kepentingan

antara pemilik saham dengan manajer (agency theory). Manajer yang

cakap dapat leluasa untuk memanfaatkan peluang pada komponen

akrual demi kepentingan pribadinya.

2. Secara statistis, komposisi dewan komisaris berpengaruh negatif

terhadap hubungan kecakapan manajerial dengan manajemen laba.

Dari hasil pengujian diperoleh angka koefisien regresi (B) sebesar -

0.106 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.519 (p > 0,05), maka H2

5.1.2 Implikasi

tidak terdukung atau ditolak. Hal ini disebabkan pengangkatan dewan

komisaris oleh perusahaan hanya dilakukan untuk pemenuhan ketaatan

terhadap regulasi saja, tetapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan

Good Corporate Governance (GCG) dan rata-rata komposisi dewan

komisaris saat ini relatif rendah, sehingga secara kolektif komisaris

independen tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi keputusan

dewan komisaris.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada para

pemegang saham tentang bagaimana kecenderungan perilaku manajer

Page 23: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

yang melakukan manajemen laba. Hasil ini diharapkan mampu

memotivasi penelitian berikutnya yang sejenis di masa yang akan datang.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan penelitian yaitu:

1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur dalam

pengambilan sampel sehingga hasil penelitian ini tidak dapat

digeneralisasikan pada jenis perusahaan lain seperti perbankan,

BUMN, telekomunikasi atau transportasi .

2. Penelitian ini hanya meneliti perusahaan manufaktur selama 3 tahun.

Diharapkan penelitian berikutnya mampu melakukan pengamatan yang

lebih panjang dengan jumlah perusahaan yang lebih banyak.

5.3 Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Di Indonesia, variabel kecakapan manajerial yang diukur dengan

menggunakan DEA ini relatif masih baru. Untuk penelitian yang akan

datang, variabel kecakapan manajerial ini dapat diuji pengaruhnya

terhadap variabel-variabel lain seperti kualitas laba, kinerja

perusahaan, harga saham dan lain-lain.

2. Terkait dengan tidak signifikannya interaksi antara komposisi dewan

komisaris dan kecakapan manajerial terhadap manajemen laba,

penelitian yang akan datang bisa mencari variabel-variabel pemoderasi

lainnya untuk melihat variabel pemoderasi manakah yang signifikan

mempengaruhi hubungan kecakapan manajerial terhadap manajemen

laba. Sesuai dengan saran Isnugrahadi dan Kusuma (2009) bahwa

variabel-variabel yang dapat diuji sebagai variabel pemoderasi

misalnya adalah porsi kepemilikan manager atas saham perusahaan,

good corporate governance, komposisi dewan komisaris, kepemilikan

institusional, perspektif etis manajemen dan lain-lain.

Page 24: PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL TERHADAP …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/04102013...pengaruh kecakapan manajerial terhadap manajemen ... oleh . david saputra

DAFTAR PUSTAKA

Bimo Bayu Aji. 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Semarang. Universitas Diponegoro.

Dechow, P., Sloan, R., Sweeny, A. 1995. Detecting Earnings Manajement.

The Accounting Review, 7(2), April. Fama, E.F. and Jensen,MC. 1983, Sepration of Ownership and Control, Journal of

law and Economics, 26, 301-325. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang. Universitas Diponegoro. Isnugrahadi, I., dan Indra, W.K. 2009. Pengaruh Kecakapan Manajerial

Terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi 12 Palembang, 4-6 November 2009.

Tutut Dwi Andayani. 2010. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Independen

Terhadap Manajemen Laba. Semarang. Universitas Diponegoro. Widyaningdyah, Agnes. 2001. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh

Terhadap Earning Manajement Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia, Jurnal Ekonomi Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra.