PENETRATING CHEST TRAUMA - acs.ikabdi.comacs.ikabdi.com/materi/1519454530-Penetrating Thoracic...
Transcript of PENETRATING CHEST TRAUMA - acs.ikabdi.comacs.ikabdi.com/materi/1519454530-Penetrating Thoracic...
PENETRATING CHEST TRAUMAWuryantoro - Cardiothoracic Surgeon
54 cedera toraks - tombak (63%)
- batu (7.4%)
- panah (5.5%)
- pedang (5.5%)
Journal of Cardiothoracic Surgery 2010, 5:114
Dis Chest 1966;49(6):568-77
Trauma Tembus = 4.6%
PLoS ONE 12(10): e0186712. https://doi.org/ 10.1371/journal.pone.0186712
Mortalitas tidak banyak berubah
2005 - 2014 di Swiss
TRAUMA TEMBUS TORAKS
➤ Gallen (Romawi kuno) melakukan “packing” toraks pada gladiator
➤ Penanganan trauma tembus toraks lebih berkembang dalam masa perang
➤ Ambroise Pare, John Hunter dan Jean-Dominique Larey
➤ WW II, Korean War, Vietnam War
PENJAHITAN LUKA JANTUNG
1895 1896
MEKANISME TRAUMA
➤ Luka Tusuk vs. Luka Tembak
➤ Jumlah : tusuk ↑
➤ Tingkat keparahan : tembak ↑↑
➤ Cedera Impalement
➤ Lain-lain:
➤ Trauma tumpul à fraktur sternum / kosta
➤ Iatrogenik: CVP, WSD
CEDERA IMPALEMENT
➤ Benda asing yang menembus bagian tubuh “through and through” dan tetap berada di tempatnya
➤ Oleh karena ada efek tamponade, ekstraksi benda asing harus dalam narkose dan a vue
Semin Thorac Cardiovasc Surg 20:19-25
STATUS KLINIS
➤ In Extremis, dengan henti jantung, baik no sign of life maupun
no vital sign, merupakan kandidat untuk Torakotomi Resusitasi
➤ Tanpa henti jantung, tergantung pada stabilitas
hemodinamiknya, dapat menjalani terapi konservatif,
torakotomi urgent, torakotomi delayed.
TORAKOTOMI RESUSITASI
➤ Tamponade jantung / perdarahan HEBAT di toraks
➤ Tujuan yang hendak dicapai sebelum transportasi ke OK untuk bedah
definitif
➤ hilangnya tamponade
➤ kontrol perdarahan (jantung dan organ lain)
➤ evakuasi emboli udara masif
➤ pijatan jantung terbuka
➤ oklusi aorta
Faktor penting : ketersediaan alat dan personel yang terlatih !!!
~THORACIC DAMAGE CONTROL / EMERGENCY DEPARTMENT THORACOTOMY ~
➤ Tamponade jantung
➤ Hematotoraks masif
➤ Kebocoran udara persisten
➤ Emboli udara masif
TORAKOTOMI URGENT~BEBERAPA JAM PASCA TRAUMA ~
TAMPONADE JANTUNG
➤ Trias Beck (bunyi jantung ↓, distensi vena leher, hipotensi),
Jangan menunggu sampai semua tanda muncul
➤ Agitasi, takikardia, takipneu, diaforesis, akral dingin
➤ PRINSIP : “setiap luka tusuk di area prekordial harus
dianggap menembus jantung sampai terbukti tidak!!!”
TAMPONADE JANTUNG…CON’T
➤ Struktur pericardial yang non elastik menyebabkan komplians buruk, curah jantung turun, terjadi hipoksemia dan asidosis laktat
➤ Efek proteksi dengan mencegah perdarahan berlebihan, terutama ke rongga pleura
➤ Hematotoraks masif memperparah syok dan hipoksemia
ANATOMI PREKORDIAL
kranial oleh sela iga III kiri kaudal oleh arkus kosta kiri lateral oleh garis midklavikula kiri medial oleh garis parasternal kanan
PERIKARDIOSINTESIS
➤ Aspirasi jarum cairan perikardium
➤ Sederhana dan cepat, tapi TIDAK COCOK sebagai Uji
Diagnostik negatif palsu dan positif palsu tinggi
➤ Perannya dalam terapi juga terbatas
FOTO TORAKS
siluet jantung jarang melebar pada kasus akut
ULTRASONOGRAFI
Ekokardiografi 2D ➤ Sensitivitas, spesifisitas dan akurasi tinggi ➤ Interpretasi sulit jika ada hematopneumotoraks ➤ Tidak semua IGD dilengkapi dengan ekokardiografi dan minimnya
ketrampilan mengoperasikan alat
FAST � cepat, tersedia di IGD,
bersamaan dengan evaluasi abdomen dan dapat diulang
PERICARDIAL WINDOW
➤ Larrey (1800-an) ➤ Membuka perikardium
lewat insisi sub-xiphoid ➤ Standar Baku Emas
diagnosis pada setiap luka tusuk tembus prekordial
KEBOCORAN UDARA PERSISTEN
➤ Pneumotoraks : klinis dan radiologis
➤ Sucking chest wound mutlak tidak perlu radiologis
➤ Water Sealed Drainage
➤ Fungsi diagnostik, kebocoran udara besar dan menetap ,
indikasi torakotomi
➤ Fungsi terapeutik, mengembalikan tekanan intratorakal menjadi
negatif kembali
HEMATOTORAKS MASIF
➤ Fungsi Preventif WSD, menentukan jumlah darah yang harus
diganti (sesuai produksi WSD) dan indikasi operasi, yaitu :
➤ Hematotoraks masif (produksi inisial 1000 ml)
➤ on going bleeding (produksi 3-5 ml/kgBB/jam - 3 jam
berturut)
EMBOLI UDARA MASIF
➤ Tekanan endobronkial > 60 mmHg, udara akan mengalir dari luka bronkial yang berdekatan dengan vena pulmonalis
➤ Emboli udara sepanjang sirkulasi sistemik, menyabkan gagal jantung, kejang dan kematian.
➤ Prinsip terapi: oklusi hillus, posisi Trendelenburg, aspirasi udara, pijatan jantung terbuka
➤ Efek adrenergik (epinefrin) diharapkan dapat mendorong udara keluar dari sirkulasi
INSISI
➤ Eksposure Optimal !!!
➤ Pertimbangan:
➤ Empat kompartemen (dada kiri,kanan, mediastinum, abdomen)
➤ Alur luka
➤ Ketersediaan alat
➤ Kebiasaan ahli bedah
INSISI…CON’T
Jangkauan KesulitanSternotomi mediana Luka parasternal kanan, tidak dalam,
mengenai mediastinumInsisi lurus midline
Gagal belah lig. Suprasternal Terjebak pada tulang sternum
Posterolateral kiri Luka parasternal kiri -
Torakotomi kanan paru-paru kanan, trakea, bronkus utama proksimal, esofagus proksimal, atrium kanan, ventrikel kanan dan atrium kiri
-
Torakotomi kiri paru-paru kiri, hilus paru-paru kiri, aorta, arteri subklavia kiri proksimal, ventrikel kiri dan esofagus distal
-
TORAKOTOMI EKSPLORASI
➤ Perkiraan organ yang cedera pre operatif tidak jelas
➤ Posterolateral, sela iga V sisi terkena, ETT double lumen
➤ Tahapan: evakuasi darah dan bekuan darah à sisihkan paru-paru
à evaluasi mediastinum dan perikardium à perikardiotomi à
kontrol perdarahan à perbaikan struktur-struktur yang cedera
➤ VATS pada hemodinamik stabil, indikasi diperluas, sekaligus
identifikasi cedera diafragma
➤ Sulit bila ada obliterasi rongga pleura, dll
CEDERA SPESIFIK ORGAN
JANTUNG
➤ Indikasi
➤ Segera : defek miokardium, cedera a. koronaria
➤ Tunda : defek septum, cedra katup, aneurisma ventrikel
➤ Luka atrium dikendalikan dengan Satinsky, jahit monofilamen tidak diserap 2-0 secara jelujur atau interrupted
➤ Luka ventrikel dikendalikan dengan digital pressure, jahit monofilamen tidak diserap 2-0 secara interrupted atau matras horizontal. Khusus ventrikel kiri pakai buttress
➤ Luka dekat a.koronaria proksimal, matras horizontal atau bypass (dibantu CPB), luka distal ligasi
phrenic nerve
Opening the pericardium Finger pressure to stop bleeding
Suturing the woundExposing the heart
coronary artery
phrenic nerve
Opening the pericardium Finger pressure to stop bleeding
Suturing the woundExposing the heart
coronary artery
PARU-PARU
Clamp Pulmonary TractotomyStapler Pulmonary Tractotomy
➤ Suture pneumorraphy
➤ Stay absorbable sutures sisi superior, inferior, lateral luka, ligasi selektif, tepi luka diaproksimasi
➤ Reseksi non anatomis
➤ Membuang jaringan rusak (sedikit) dengan klem atau stapler dilanjutkan overhecting
“Tes Ban Bocor”
~LUNG SPARRING ~
➤ Lobektomi atau Pneumonektomi
➤ Pada perdarahan masif, jaringan non vital luas dan kebocroan udara besar
➤ Jahitan stump jangan terlalu banyak
➤ Komplikasi fisiologis: gagal jantung kanan, hipertensi pulmonal
➤ Komplikasi operasi: herniasi paru-paru, torsio paru-paru, fistula bronkopleural, empiema, dll
PARU-PARU~RESEKSI FORMAL ~
PEMBULUH DARAH BESAR
➤ A. Subklavia kiri, karotis komunis, inominata
➤ Mulai banyak iatrogenik (pasca pemasangan CVP)
➤ Proksimal ditandai oleh hematotoraks, tamponade jantung dan perdarahan eksternal
➤ Distal biasa disertai oleh pulsus defisit, cedera pleksus brakialis, stroke dan koma
➤ Torakotomi à kontrol proksimal-distal à repair
TRAKEOBRONKIAL
➤ Jarang pada trauma tembus
➤ Stridor, hemoptisis, emfisema subkutis, serak, distress napas
➤ Pneumotoraks menetap setelah WSD, dengan continous bubble (-)
➤ Airway adekuat, bronkoskopi, repair dengan interupted monofilamen simpul di luar lumen
➤ Flap jaringan viabel sebagai buttress
Fallen Lung
ESOFAGUS
➤ 1% dari seluruh trauma tembus toraks ➤ Diagnosa saat eksplorasi atau prosedur diagnostik untuk
kelainan lain ➤ Odinofagia, disfagia, hematemesis, nyeri punggung ➤ Emfisema subkutis/mediastinum dan mediastinitis ➤ Sedapat mungkin Repair Primer, pasang butress flap viabel, post
op WSD bilateral
DUKTUS TORASIKUS
➤ Bersamaan cedera esofagus, pembuluh darah besar ➤ Jarang, letak terlindung oleh vertebra ➤ Kecurigaan pada luka oblik, efusi pleura lambat/rekuren,
kilotoraks, malnutrisi akut ➤ Terapi awal hiperalimentasi, jika 5-7 gagal lakukan ligasi
duktus torasikus per torakotomi / VATS
TORAKO-ABDOMINAL➤ Kematian lebih banyak karena cedera intra abdomen
➤ Rancu jika rangsang peritoneal (+) pada pasien hemato dan/atau pneumotoraks
➤ Jika setelah WSD terpasang, rangsang peritoneal menghilang � kemungkinan besar abdomen aman
➤ Diagnostik Laparoskopi vs Torakoskopi
➤ Torakoskopi : tidak perlu prosedur abdomen, evakuasi bekuan darah/darah, repair lebih mudah
➤ Laparoskopi : tidak perlu WSD, pengkajian cedera abdomen (+)
➤ Dilakukan pada :
➤ cedera trakeobronkial yang terlewat
➤ cedera intrakardiak
➤ hematotoraks retained
➤ empiema pasca trauma
➤ Persiapan lebih baik
➤ Kesulitan tinggi, perlengketan hebat
TORAKOTOMI RESUSITASI
~ > 24JAM ~
Chinese J Traumatology 2015;18:39-40
Waktu operasi lebih cepat, tidak ada area yang lepas dari pandangan mata,
alur pebedahan jelas, perdarahan lebih sedikit
Kriteria Inklusi !!!
Chinese J Traumatology 2015;18:39-40
➤ Tanda vital stabil, tidak ada tanda perdarahan masif ➤ Tidak ada cedera jantung, pembuluh darah besar, hati, limpa,
trakea ➤ Tidak ada perlekatan pleura
Waktu operasi lebih cepat, tidak ada area yang lepas dari pandangan mata,
alur pebedahan jelas, perdarahan lebih sedikit
SIMPULAN
➤ Hasil akhir bergantung pada ekstensi cedera dan waktu dimulainya terapi.
➤ Sebagian besar trauma tembus toraks dapat ditangani secara konservatif, namun keterlambatan memutuskan terapi operatif akan berakibat fatal
➤ Tamponade jantung, hematotoraks masif dan kebocoran udara persisten merupakan tiga petanda penting dimulainya upaya operatif pada trauma tembus toraks.
HATUR NUHUN