Penerapan Sistem Akuntansi Pada Pengelolaan Dana Desa Di ...
Transcript of Penerapan Sistem Akuntansi Pada Pengelolaan Dana Desa Di ...
22 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
In the operationalization of the Village to realize the autonomy granted to the villages there are financing, where the
financing has a relationship with the Village Fund, so the Local Government District / City provide Village Fund to
every village residing in its territory.
This research is conducted with the purpose of knowing the application of accounting system in the
management of village funds covering activities planning, implementation, administration, reporting, and
accountability. The research method used is descriptive method with data collection technique using literature
research and interview.
This research on going in July 2017 by researching directly in Desa Onowaembo , Kecamatan
Gunungsitoli. The resource persons consisted of the Village Head, Village Secretary, Village Treasurer,
Implementation Team, and all village units. The results of this study indicate that the Government of Desa
Onowaembo Gunungsitoli District in principle has applied the accounting system in the management of village
funds in accordance with accounting standards.
Keywords; application, accounting system, village funds
Abstrak
Dalam operasionalisasi Desa untuk mewujudkan otonomi yang diberikan kepada desa terdapat
pembiayaan-pembiayaan, dimana pembiayaan tersebut memiliki hubungan dengan Dana Desa, sehingga
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memberikan Dana Desa kepada setiap Desa yang berada di
wilayahnya.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui penerapan sistem akuntansi pada
pengelolaan dana desa meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik
pengumpulan data menggunakan riset pustaka dan wawancara.
Penelitian ini belangsung pada bulan Juli 2017 dengan meneliti langsung di Desa Onowaembo
Kecamatan Gunungsitoli. Narasumber terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa, Bendahara Desa, Tim
Pelaksana Kegiatan, dan seluruh perangkat Desa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah
Desa Onowaembo Kecamatan Gunungsitoli pada prinsipnya telah menerapakan sistem akuntansi pada
pengelolaan dana desa sesuai dengan standard akuntansi.
JAM PEMBNAS JURNAL AKUNTANSI DAN MANAJEMEN PEMBNAS
http://ejournal.stiepembnas.ac.id
ISSN XXX
Penerapan Sistem Akuntansi Pada Pengelolaan Dana Desa Di Desa
Onowaembo Kecamatan Gunungsitoli
Kurniawan Saro Totonafo Zai
Email : [email protected]
Abstract
Kata kunci; penerapan, sistem akuntansi, dana desa
Jurnal Akuntansi dan Manajemen PEMBNAS, Vol. …, Nomor ..., bulan (tahun)
23 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
PENDAHULUAN
Desa merupakan kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki
kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dalam sistem
Pemerintahan Nasional dan berada di
daerah Kabupaten. Desa berfungsi sebagai
ujung tombak di dalam melaksanakan
pembangunan disegala bidang baik di
bidang Pemerintahan, pembangunan,
maupun kemasyarakatan maupun tugas-
tugas pembantuan yang merupakan
pembangunan integral yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya yang
meliputi kehidupan dan penghidupan
masyarakat.
Menurut Peraturan Pemerintah No.
72 tahun 2005, tentang Desa, disebut bahwa
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sedangkan menurut
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, ditentukan bahwa Desa
adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Adapun lembaga pemerintah yang
mengelola wilayah tingkat desa adalah
Pemerintah Desa, lembaga ini diatur
melalui Peraturan Pemerintah No. 72
Tahun 2005 tentang pemerintahan desa
yang diterbitkan untuk melaksanakan
ketentuan pasal 216 ayat (1) Undang
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah. Pemimpin
pemerintah desa, seperti tertuang dalam
paragraph 2 pasal 14 ayat (1). adalah kepala
desa yang bertugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan.
Pemberian otonomi daerah seluas
luasnya berarti pemberian kewenangan
dan keleluasaa (diskreksi) kepada daerah
untuk mengelola dan memanfaatkan
sumberdaya daerah secara optimal. Agar
tidak terjadi penyimpangan dan
penyelewengan, pemberian wewenang dan
keleluasaan yang luas tersebut harus
diikuti dengan pengawasan yang kuat.
Meskipun titik berat otonomi diletakkan
pada tingkat Kabupaten/Kota, namun
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
24 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
secara esensi sebenarnya kemandirian
tersebut harus dimulai dari level
pemerintahan di tingkat paling bawah,
yaitu desa. Selama ini, pembangunan desa
masih banyak bergantung dari pendapatan
asli desa dan swadaya masyarakat yang
jumlah maupun sifatnya tidak dapat
diprediksi.
Desa berfungsi sebagai ujung
tombak di dalam melaksanakan
pembangunan disegala bidang baik di
bidang Pemerintahan, pembangunan,
maupun kemasyarakatan maupun tugas-
tugas pembantuan yang merupakan
pembangunan integral yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya yang
meliputi kehidupan dan penghidupan
masyarakat. Pada perjalanan
ketatanegaraan Republik Indonesia, desa
telah menjadi kuat, maju, mandiri, dan
demokratis sehingga dapat menciptakan
landasan yang kuat dalam melaksanakan
Pemerintahan dan membangun masyarakat
yang adil, makmur, dan sejahtera.
Dalam Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 dijelaskan bahwa pemberian
kewenangan otonomi daerah kepada
Kabupaten/Kota didasarkan atas
desentralisasi dalam wujud otonomi yang
luas, nyata dan bertanggung jawab.
Otonomi daerah merupakan hak,
wewenang dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Diera otonomi daerah terutama
pasca reformasi, posisi desa mengalami
dinamika terutama dalam posisi dengan
Pemerintah di level atas. Pada konteks ini
relasi desa mengarah pada Pemerintah
Kabupaten, Pemerintah Provinsi, maupun
Pemerintah Pusat. Sejalan dengan era
otonomi daerah yang menitik beratkan
pada upaya pemberdayaan masyarakat,
maka peranan Pemerintah Desa sebagai
lembaga terdepan dalam sistem
Pemerintahan Republik Indonesia dan
berhadapan langsung dengan masyarakat
menjadi sangat penting. Sehingga sukses
atau tidaknya pencapaian sasaran
pelaksanaan otonomi daerah sangat
tergantung pada seberapa baik kinerja
Pemerintahan Desa di dalam
mengimplementasikan peranan, fungsi,
dan wewenang sebagai pelayan
masyarakat terdepan.
Dalam operasionalisasi Desa untuk
mewujudkan otonomi yang diberikan
kepada desa terdapat pembiayaan-
pembiayaan, dimana pembiayaan tersebut
memiliki hubungan dengan Dana Desa,
sehingga Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota memberikan Dana Desa
kepada setiap Desa yang berada di
wilayahnya. Hal ini tercantum pada
Jurnal Akuntansi dan Manajemen PEMBNAS, Vol. …, Nomor ..., bulan (tahun)
25 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa yang menyebutkan bahwa
keuangan desa adalah semua hak dan
kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan
barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban desa yang
menimbulkan pendapatan, belanja,
pembiayaan dan pengelolaan keuangan
desa. Pengelolan dana desa adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban
keuangan desa.
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan mengangkat judul :
“PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI
PADA PENGELOLAAN DANA DESA DI
DESA ONOWAEMBO KECAMATAN
GUNUNGSITOI”
Adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui penerapan sistem akuntansi
pada pengelolaan Dana Desa di Desa
Onowaembo Kecamatan Gunungsitoli,
serta untuk mengetahui dan memperoleh
data tentang pengelolaan Dana Desa di
Desa Onowaembo Kecamatan
Gunungsitoli.
Dalam melaksanakan penelitian ini,
penulis menggunakan metode dekriptif
yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan cara pengumpulan data
dan informasi dari suatu objek penelitian
yang kemudian mengklasifikasinya
sehingga memberikan suatu kesimpulan
dari kejadian atau fakta-fakta. Populasi
dalam penelitian ini adalah 19 orang yang
terdiri dari seluruh Perangkat desa,
Pendamping Desa, Pendamping Lokal
Desa dan TPK Dana Desa dengan sampel
penelitian adalah seluruh populasi
sebanyak 19 orang, bukti pembayaran kas,
bukti penerimaan kas, dokumen pencatatan
kas ,dan dokumen yang berhubungan
dengan sistem akuntansi.
STUDI PUSTAKA
Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi, (2001:6) :
“Sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan dan laporan yang
dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan”.
Pengertian lain menurut Baridwan (2000)
menyatakan bahwa : “Sistem akuntansi
adalah formulir-formulir, catatan-catatan,
dan prosedur-prosedur yang digunakan
untuk mengolah data mengenai usaha
suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan
untuk menghasilkan umpan balik dalam
bentuk laporan-laporan yang diperlukan
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
26 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
oleh manajemen untuk mengawasi
usahanya”.
Tujuan Sistem Akuntansi
Tujuan umum pengembangan
sistem akuntansi dalam bukunya Mulyadi
(2001:20) yang berjudul Sistem Akuntansi
mempunyai tujuan sistem akuntansi
sebagai berikut :
1. Untuk menyediakan informasi bagi
pengelolaan kegiatan usaha baru.
2. Untuk meningkatkan informasi yang
dihasilkan oleh sistem yang sudah ada,
baik mengenai mutu, ketepatan
penyajian, maupun struktur
informasinya.
3. Untuk memperbaiki pengendalian
akuntansi dan pengecekkan intern,
yaitu untuk memperbaiki tingkat
keandalan (reability) informasi
akuntansi, dan untuk menyediakan
catatan lengkap mengenai
pertanggungjawaban dan perlindungan
kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam
penyelenggaraan catatan akuntansi.
Dari uraian tujuan sistem
akuntansi diatas, dapat disimpulkan bahwa
sistem akuntansi merupakan faktor utama
pendorong agar manajemen perusahaan
dapat menghasilkan informasi akuntansi
yang terstruktur dan mengandung arti.
Dalam suatu sistem akuntansi,
terdapat unsur-unsur pokok, seperti
dikemukakan oleh Mulyadi dalam
bukunya Sistem Akuntansi (2001:3),
terdapat 5 (lima) unsur sistem akuntansi.
Menurut Mulyadi tersebut unsur sistem
akuntansi pokok adalah sebagai berikut :
1. Formulir, merupakan dokumen yang
digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Dengan formulir ini, data
yang bersangkutan dengan transaksi
yang direkam pertama kali dijadikan
dasar dalam pencatatan.
2. Jurnal, merupakan catatan akuntansi
pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan, dan
meringkas data keuangan dan data
lainnya. Dalam jurnal ini pula terdapat
kegiatan peringkasan data, yang hasil
peringkasannya kemudian di-posting
ke rekening yang bersangkutan dalam
buku besar.
3. Buku Besar (general ledger), terdiri dari
rekening-rekening yang digunakan
untuk meringkas data keuangan yang
telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
Rekening buku besar ini di satu pihak
dapat dipandang sebagai wadah
untuk menggolongkan data keuangan,
di pihak lain dapat dipandang pula
sebagai sumber informasi keuangan
untuk penyajian laporan keuangan.
4. Buku Pembantu (susbsidiary ledger),
terdiri dari rekening-rekening
pembantu yang merinci data
Jurnal Akuntansi dan Manajemen PEMBNAS, Vol. …, Nomor ..., bulan (tahun)
27 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
keuangan yang tercantum dalam
rekening tertentu dalam buku besar.
Buku besar dan buku pembantu
merupakan catatan akuntansi akhir,
yang berarti tidak ada catatan
akuntansi lain lagi sesudah data
akuntansi diringkas dan digolongkan
dalam rekening buku besar dan buku
pembantu.
5. Laporan, merupakan hasil akhir
proses akuntansi yang berupa neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan
laba ditahan, laporan harga pokok
produksi, laporan biaya pemasaran,
laporan harga pokok penjualan, daftar
umur piutang, daftar utang yang akan
dibayar, dan daftar saldo persediaan
yang lambat penjualannya.
Pengelolaan Dana Desa
Menurut Permendagri No 113
Tahun 2014 Keuangan Desa adalah semua
hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa
uang dan barang yang berhubungan
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
desa. Begitu pula dengan Pengelolaan
Keuangan Desa menurut Permendagri No
113 Tahun 2014 adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
dan pertanggungjawaban keuangan desa.
Menurut Permendagri No 113
Tahun 2014 Kepala Desa (Kades)
merupakan pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan desa dan mewakili
Pemerintah Desa dalam kepemilikan
kekayaan milik Desa yang dipisahkan.
Kepala Desa sebagai pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan Desa, mempunyai
kewenangan:
a. Menetapkan kebijakan tentang
pelaksanaan APBDesa.
b. Menetapkan PTPKD (Perencanaan
Tenaga Kerja Desa).
c. Menetapkan petugas yang
melakukan pemungutan
penerimaan desa.
d. Menyetujui pengeluaran atas
kegiatan yangditetapkan dalam
APBDesa.
e. Melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran atas
beban APBDesa.
Kepala Desa dalam pengelolaan
keuangan desa, dibantu oleh PTPKD yang
berasal dari unsur perangkat desa.
Pelaksanaan Pengelolaan Dana Desa
Pengelolaan Keuangan Desa adalah
keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, dan pertanggungjawaban
keuangan Desa.
Penyelenggaraan kewenangan
Desa berdasarkan hak asal usul dan
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
28 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
kewenangan lokal berskala Desa didanai
oleh APBDesa. Penyelenggaraan
kewenangan lokal berskala Desa selain
didanai oleh APB Desa, juga dapat didanai
oleh anggaran pendapatan dan belanja
negara dan anggaran pendapatan dan
belanja daerah.
Penyelenggaraan kewenangan
Desa yang ditugaskan oleh Pemerintah
didanai oleh anggaran pendapatan dan
belanja negara. Dana anggaran pendapatan
dan belanja negara dialokasikan pada
bagian anggaran kementerian/lembaga dan
disalurkan melalui satuan kerja perangkat
daerah kabupaten/kota. Penyelenggaraan
kewenangan Desa yang ditugaskan oleh
pemerintah daerah didanai oleh anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
Seluruh pendapatan Desa diterima
dan disalurkan melalui rekening kas Desa
dan penggunaannya ditetapkan dalam APB
Desa. Pencairan dana dalam rekening kas
Desa ditandatangani oleh kepala Desa dan
Bendahara Desa. Pengelolaan keuangan
Desa meliputi:
a. perencanaan;
b. pelaksanaan;
c. penatausahaan;
d. pelaporan; dan
e. pertanggungjawaban.
Kepala Desa adalah pemegang
kekuasaan pengelolaan keuangan Desa.
Dalam melaksanakan kekuasaan
pengelolaan keuangan Desa, Kepala Desa
menguasakan sebagian kekuasaannya
kepada perangkat Desa.
METODE PENELITIAN
Dalam melaksanakan penelitian
ini, penulis menggunakan metode dekriptif
yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan cara pengumpulan data
dan informasi dari suatu objek penelitian
yang kemudian mengklasifikasinya
sehingga memberikan suatu kesimpulan
dari kejadian atau fakta-fakta. Populasi
dalam penelitian ini adalah 19 orang yang
terdiri dari seluruh Perangkat desa,
Pendamping Desa, Pendamping Lokal
Desa dan TPK Dana Desa dengan sampel
penelitian adalah seluruh populasi
sebanyak 19 orang, bukti pembayaran kas,
bukti penerimaan kas, dokumen pencatatan
kas ,dan dokumen yang berhubungan
dengan sistem akuntansi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sistem Akuntansi Pengelolaan Dana Desa
Sesuai dengan Penelitian yang
telah dilakukan oleh penulis bahwa
Pemerintah Desa Onowaembo Kecamatan
Gunungsitoli telah menerapkan sistem
akuntansi dalam pengelolaan Dana Desa.
Dana Desa Onowaembo yang
pengelolaanya pada tahun 2016 ialah
Rp.283.294.431 yang penyaluran dan
Jurnal Akuntansi dan Manajemen PEMBNAS, Vol. …, Nomor ..., bulan (tahun)
29 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
pengelolaannya tebagi dalam dua tahap,
yaitu :
a) Tahap pertama 60% senilai
Rp.169.976.658,60.
b) Tahap kedua 40% senilai
Rp.113.317.772.,40.
Unsur-unsur sistem akuntansi yang telah
diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam
pengelolaan dana desa adalah :
a. Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa untuk jangka waktu
6 (enam) tahun.
b. Rencana Pembangunan Tahunan
Desa atau yang disebut Rencana
Kerja Pemerintah Desa, merupakan
penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Desa untuk jangka waktu 1 tahun.
c. Peraturan Desa tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah
Desa dan rencana Kerja Pemerintah
Desa merupakan satu-satunya
dokumen perencanaan di Desa.
d. Rencana Anggaran Biaya.
e. Buku Pembantu Kas.
f. Surat Permintaan Pembayaran (SPP).
g. Pernyataan Tanggungjawab Belanja.
h. Bukti Transaksi.
i. Surat Setoran Pajak (SSP).
j. Format laporan
pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBD tahun anggaran
berkenaan.
k. Format laporan kekayaan milik desa
per 31 Desember tahun anggaran
berkenaan.
l. Format laporan program pemerintah
dan Pemerintah Daerah yang masuk
ke desa.
2. Unsur akuntansi dalam laporan
keuangan Desa Onowaembo
a. Aset
Merupakan sumber daya ekonomi
yang dikuasai dan/atau dimiliki
sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial dimasa
depan dapat diperoleh serta dapat
diukur dengan satuan uang. Aset
dapat dikelompokkan dalam :
1. Aset Lancar, yaitu aset yang
dalam periode waktu tertentu
(tidak lebih dari satu tahun)
dapat dicairkan menjadi uang
kas atau menjadi bentuk aset
lainnya. Misalnya Kas,
Piutang, Persediaan.
2. Aset Tidak Lancar, yaitu aset
yang mempunyai nilai
ekonomis lebih dari satu
tahun. Misalnya Investasi
Permanen, Aset Tetap, Dana
Cadangan, Aset Tidak Lancar
Lainnya.
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
30 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
3. Kewajiban. Merupakan utang
yang timbul dari peristiwa
masa lalu yang
penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar
sumber daya ekonomi yang
dimiliki. Kewajiban ini bisa
berupa Kewajiban Jangka
Pendek dan Kewajiban Jangka
Panjang. Misalnya Utang
Kepada Pihak Ketiga, Utang
Pemotongan Pajak, Utang
Cicilan Pinjaman, Pinjaman
Jangka Panjang.
4. Kekayaan Bersih. Merupakan
selisih antara aset yang
dimiliki desa dengan
kewajiban.yangharus dipenuhi
desa sampai dengan tanggal
31 Desember suatu tahun.
5. Pendapatan. Merupakan
penerimaaan yang akan
menambah Saldo Anggaran
Lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah
Desa, dan tidak perlu dibayar
kembali oleh pemerintah Desa.
6. Belanja. Merupakan semua
pengeluaran oleh Bendahara
yang mengurangi Saldo
Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang tidak akan
diperoleh pembayarannya
kembali oleh pemerintah Desa.
7. Pembiayaan. Merupakan
setiap
penerimaan/pengeluaran yang
tidak berpengaruh pada
kekayaan bersih entitas yang
perlu dibayar kembali
dan/atau akan diterima
kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan
maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya, yang
dalam penganggaran terutama
dimaksudkan untuk menutup
defisit atau memanfaatkan
surplus anggaran.
2. Pengendalian Internal
Tujuan dari adanya pengendalian
internal adalah untuk memperkecil
dan menghilangakan terjadinya
kesalahan hitung, pencatatan dan
pelaporan keuangan serta memastikan
bahwa tidak terjadinya praktek-
praktek yang tidak sehat.
Bentuk pengendalian yang
diberlakukan oleh Pemerintah Desa
Onowaembo ialah :
a. Organisasi.
Dari segi organisasi adanya
pembagian tugas pada tiap seksi
Jurnal Akuntansi dan Manajemen PEMBNAS, Vol. …, Nomor ..., bulan (tahun)
31 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
dimana setiap seksi melaksanakan
beban tugas masing-masing.
b. Pegawai yang berkualitas
Untuk memperoleh pegawai yang
berkualitas dalam bidangnya maka
diperlukannya perekrutan dengan
seleksi yang ketat dan dalam
beberapa tahapan.
c. Sistem wewenang (Otorisasi dan
Prosedur Pencatatan)
Setiap transaksi yang terjadi harus
mendapatkan persetujuan dari
yang berwenang.
d. Praktek-praktek yang sehat
Dalam setiap transaksi diharapkan
untuk selalu melakukan praktek
yang sehat.
Terpenuhinya unsur-unsur sistem
akuntansi yang diterapkan Desa
Onowaembo, hal ini dapat
mendukung pengendalian internal
atas pengelolaan dana desa yang
tercermin dari tujuan-tujuan sebagai
berikut:
1. Mendukung operasi sehari-hari
Sistem akuntansi digunakan
untuk mendukung operasi sehari-
hari dalam organisasi, sehingga
memudahkan kegiatan
operasional organisasi.
2. Mendukung pengambilan
keputusan.
Sistem akuntansi sangat berguna
bagi pemerintah desa dalam
pengambilan keputusan internal
desa.
3. Memenuhi kewajiban berkenaan
dengan pengamanan.
Penggunaan sistem akuntansi
dalam memenuhi kewiban dengan
pengamanan sangat membantu
untuk menjaga keamanan
informasi dalam organisasi.
Analisa Penerapan Sistem Akuntasi Pada
Pengelolaan Dana Desa Di Desa
Onowaembo Kecamatan Gunungsitoli
Sesuai dengan deskripsi temuan
penelitian yang telah dikemukakan diatas,
penulis menganalisa bahwa penerapan
dan prosedur sistem akuntansi pada
Pengelolaan Dana Desa Di Desa
Onowaembo Kecamatan Gunungsitoli
diantaranya penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa
(RPJMDesa), Rencana Kerja Pemerintah
Desa (RKPDesa), Rencana Anggaran Biaya
(RAB), penerbitan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP), penerbitan Surat
Permintaan Membayar (SPM), penerbitan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
sudah dilaksanakan dengan baik dan
memadai serta sesuai dengan Peraturan
Menteri no 113 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa.
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
32 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
Peranan Penerapan Sistem Akuntansi
Pada Pengelolaan Dana Desa Di Desa
Nonowaembo Kecamatan Gunungsitoli
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh oleh penulis, sistem
akuntansi yang diterapkan pengelolaan
Dana Desa di Desa Onowaembo
Kecamatan Gunungsitoli berperan penting
dalam dalam menghasilkan transparansi
pengelolaan sistem keuangan desa yang
memadai. Hal ini dapat dilihat dari adanya
pengendalian internal yang telah
dilaksanakan sesuai dengan standar yang
belaku diantaranya adanya pemisahan
tugas dan fungsi yang tepat dari pihak-
pihak terkait, adanya otorisasi dari pihak
yang berwenang dan adanya pencatatan
akuntansi yang didukung oleh adanya
bukti-bukti transaksi pengeluaran kas.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan serta mengacu pada
identifikasi masalah maka penulis
menyimpulkan dan memberi saran guna
menunjang penerapan akuntansi pada
pengelolaan Dana Desa di Desa
Onowaembo Kecamatan Gunungsitoli,
sebagai berikut :
1. Penerapan akuntansi pada
Pengelolaan Dana Desa di Desa
Onowaembo Kecamatan Gunungsitoli
pada prinsipnya telah dilaksanakan
sesuai dengan standar akuntansi.
2. Dokumen yang digunakan untuk
menjadi alat perekam transaksi dan
menjadi dasar pencatatan akuntansi,
seperti Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes), Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDes),
Rencana Anggaran Biaya (RAB), buku
pembantu kas, Surat Permintaan
Pembayaran (SPP), pernyataan
tanggungjawab belanja, bukti
transaksi, Surat Setoran Pajak (SSP),
format laporan pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan APBD, dan
format laporan kekayaan milik desa
sudah baik dalam memberikan
informasi akuntansi
3. Sistem wewenang dan prosedur-
prosedur pada pengelolaan dana desa
sudah sangat baik terlihat dari setiap
transaksi yang berhubungan dengan
keuangan harus mendapat persetujuan
dari dari pihak yang berwenang.
4. Catatan-catatan yang digunakan
dalam mencatat data keuangan dalam
proses pengelolaan sudah cukup baik
dan telah disimpan dalam bentuk
softcopy dan hardcopy.
5. Sumber Daya Manusia (SDM) dan
profesionalisme perangkat desa dalam
menjalankan tugas dibidang masing-
masing sudah cukup baik.
Jurnal Akuntansi dan Manajemen PEMBNAS, Vol. …, Nomor ..., bulan (tahun)
33 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
Saran
Dari hasil penelitian penulis setelah
dibandingkan teori dengan kenyataan yang
di Desa Onowaembo, maka penulis
mencoba memberikan saran guna
meningkatkan penerapan sistem akuntansi
sebagai berikut :
1. Guna mendorong penerapan
akuntansi dalam pengelolaan Dana
Desa serta pelaksanaan yang tertib dan
disiplin anggaran maka diharapkan
Kepala Desa dapat meningkatkan
pengawasan terhadap para unsur
pelaksana pengelolaan Dana Desa
2. Dalam penerimaan dan perekrutan
aparat desa harus selektif sesuai
dengan bidang keahlian serta pelatihan
dan pembinaan lebih ditingkatkan agar
dapat meningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDM) guna mendukung
kinerja yang baik dalam penerapan
sistem Akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian.
Jakarta: Erlangga.
Asyari. 2003. Sistem Informasi Akuntansi.
Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Baridwan, Zaki, 2000. Sistem Informasi
Akuntansi Edisi Kedua.
Cetakan Kelima, Yogyakarta :
Badan Penerbit Ekonomi
Universitas Gadjah Mada
Istijanto. 2005. Akuntansi Menengah.
Jakarta: Erlangga.
Harahap, Sofyan Syafri. (2004). Akuntansi
Aktiva Tetap. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Kuncoro. 2003. Teknik Analisa Keuangan.
Jakarta:Erlangga.
La Midjan dan Azhar Susanto, 2001. Sistem
Informasi Akuntansi I,
Bandung: Lingga Jaya.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi
Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
24 Tahun 2005 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa
(c.72) Jakarta, Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113
Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Dana Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114
Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Dana Desa.
Peraturan Menteri Desa Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 22 Tahun
2016 Tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa.
Peraturan Menteri Keuangan No.
49/PMK.07/2016 tentang cara
Pengalokasian, Penyaluran,
Pemantauan, dan Evaluasi Dana
Desa
Peraturan Walikota Gunungsitoli Nomor 13
Tahun 2015 tentang Tata Cara
JAM PEMBNAS, Vol. 4 Nomor 1 Desember 2018
34 © 2018 STIE Pembangunan Nasional
Pembagian Dan Penetapan Rincian
Dana Desa.
Peraturan Walikota Gunungsitoli Nomor 37
Tahun 2014 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan
Dana Desa.
Raum Abu, Pengelolaan Alokasi Dana
Desa (ADD) dalam
Pembangunan FisikDesa
Krayan Makmur. ejournal ilmu
pemerintahan 2015 : 3 (4) 1623
1636,di akses pada 1 mei
2017.
https://id.wikipedia.org/wiki/Desa
https://www.scribd.com/doc/311784120/arti
kel-dana-desa
http://www.keuangandesa.com/2017/06/ke
kuasaan-pengelolaan-keuangan-
desa-menurut-permendagri-no-
113-tahun-2014
https://id.wikipedia.org/wiki/Desa
https://www.scribd.com/doc/311784120/arti
kel-dana-desa
http://www.keuangandesa.com/2017/
06/kekuasaan-pengelolaan-
keuangan-desa-menurut-
permendagri-no-113-tahun-
2014