PENERAPAN METODE MARKET BASKET ANALYSIS SWALAYAN MIROTA PASARAYA MELALUI ANALISIS PENAWARAN MEMBER...
-
Upload
yuliana-rachmawaty -
Category
Documents
-
view
665 -
download
3
Transcript of PENERAPAN METODE MARKET BASKET ANALYSIS SWALAYAN MIROTA PASARAYA MELALUI ANALISIS PENAWARAN MEMBER...
PENERAPAN METODE MARKET BASKET ANALYSIS
SWALAYAN MIROTA PASARAYA MELALUI ANALISIS
PENAWARAN MEMBER CARD
Yuliana Rachmawaty (10522154), Sandiningtyas Prasanthi (10522166)
Pratikum Analisa Keputusan dan Data Mining Teknik Industri FTI UII
ABSTRACT
Business competition is getting tougher in Yogyakarta area in particular is expected that the company engaged
in the one-stop shopping store business, such as Mirota Pasaraya Jakal Km 6.1 can perform a new innovation
by doing some proper marketing communication strategies in conveying information through a variety of
strategies to increase sales in the consumer interest. By using market basket analysis, research methods of data
mining, it is known how the marketing communications strategy PT. Mirota Pasaraya Jakal Km 6.1 on the
analysis of member card. With a member card, which offers many offered by the one-stop shopping store that
would be beneficial to the owner of the card member. Member card as a promotional move into one of the
factors necessary for successful marketing and communication strategies implemented a one-stop shopping
store in developing and maintaining the business with a variety of other one-stop shopping stores are very
widely spread in the Yogyakarta area. As a purpose from this research is for know consumer characteristic
building on consumer behavior on buying habits.
Keyword: Market basket Analysis, one-stop shopping store, member card
PENDAHULUAN
Keistimewaan pasar swalayan yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan belanja konsumen
dalam satu tempat (one-stop shopping store), menyebabkan keberadaan pasar swalayan
semakin dibutuhkan oleh masyarakat terutama di daerah perkotaan yang semakin lama
semakin sibuk dan menginginkan waktu berbelanja yang singkat. Seiring dengan pesatnya
perkembangan bisnis, pasar swalayan (one-stop shopping store) merupakan salah satu bentuk
usaha retail dalam bidang pengadaan produk yang dibutuhkan ataupun diinginkan konsumen.
Melihat kondisi tersebut para pengusaha retail perlu melakukan upaya agar tetap bisa
bertahan dan bersaing dengan pengusaha retail lainnya. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan mempelajari pola perilaku konsumen. Pola tersebut dapat diketahui
dengan memanfaatkan data transaksi yang kemudian diolah untuk mendapatkan pola dari
barang yang sering dibeli secara bersamaan. Pada aspek perilaku konsumen yang kini
menjadi fokus perhatian setiap pasar swayalan dapat menjadi pertimbangan penting yang
potensial. Aspek tersebut berperan sebagai langkah awal dalam menyusun strategi
perusahaan sehingga para pelaku bisnis dapat merencanakan dan melaksanakan dengan
berbagai aspek lainnya dalam bersaing dengan pasar swayalan lainnya salah satunya yaitu
dengan cara penawaran member card. Dengan memperhatikan pola perilaku konsumen yang
heterogen pihak pelaku bisnis akan mengidentifikasi peluang pasar dengan lebih baik, dengan
demikian perusahaan dapat mengembangkan produk yang tepat yang sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh konsumen, menentukan harga pada produk yang ditawarkan bagi setiap
target pasar, dll.
Sebagaimana yang kita ketahui, di Yogyakarta banyak sekali usaha retail (swalayan)
yang dengan strategi perusahaannya masing – masing untuk menarik minat konsumen.
Dikarenakan banyaknya usaha retail tersebut, muncul permasalahan ketika swalayan tersebut
letaknya berdekatan dengan swalayan lain. Salah satu contohnya yaitu Mirota Pasaraya
dengan Superindo yang letaknya bersampingan yaitu di Jalan Kaliurang KM 6,1 yang dimana
kedua swalayan tersebut merupakan swalayan besar yang masing-masing mempunyai
pelanggan yang banyak juga. Dan kami memutuskan untuk melakukan penelitian pada
swalayan Mirota Pasaraya. Permasalahan tersebut menjadi sangat penting bagi pihak Mirota
Pasaraya karena pihak swalayan akan berusaha keras melakukan berbagai macam strategi
pemasaran karena harus bersaing dengan swalayan Superindo yang perlu dipertimbangkan
keberadannya agar dapat menarik minat konsumen dan meningkat penjualan guna
mempertahankan usaha retail tersebut.
Dalam studi kasus ini, kami melakukan analisis pada isi keranjang konsumen yang
bermacam-macam. Pihak Mirota Pasaraya mempunyai fasilitas member card dengan
ketentuan-ketentuan tertentu yang diberikan agar konsumen amendapat keuntungan yang
dapat memberikan kepuasan terhadap konsumen sehingga konsumen tetap melakukan
pembelian di Mirota Pasaraya guna untuk meningkatkan penjualan. Adanya member card
tentu sangat memudahkan untuk mendata dan memantau aktifitas dan perilaku konsumen.
Bagaimana frekuensi belanjanya, berapa nilai rupiahnya setiap kali belanja, berapa kuantitas
dari setiap item yang dibelinya, barang jenis apa saja yang biasanya dibeli dalam jumlah
banyak, kapan biasanya belanja dalam jumlah besar terjadi.
Sebuah keranjang akan memberitahukan apa saja yang dibeli oleh seorang konsumen
dalam satu waktu. Setiap konsumen membeli barang yang heterogen, dalam jumlah yang
berbeda, dan dalam waktu yang berbeda. Dengan menggunakan metode Market Basket
Analysis yang merupakan contoh penerapan Association Rule kita akan menganalisis melalui
± 110 struk pembelian yang telah kami peroleh dari konsumen secara langsung dengan
mengidentifikasi data transaksi pembelian konsumen untuk mengetahui mengapa konsumen
melakukan pembelian tersebut. Dengan Market Basket Analysis dapat diketahui produk-
produk mana yang memungkinkan untuk dibeli secara bersamaan dan produk mana yang
lebih disetujui untuk dipromosikan karena tingkat penjualannya yang tinggi, sehingga pada
produk yang kurang mendapat perhatian konsumen dapat dibuang atau dikurangi stocknya
sehingga siklus pergantian produk lebih cepat. Dalam Market Basket Analysis tidak hanya
memahami kuantitas dari item yang dibeli dalam keranjang itu, tapi bagaimana item yang
dibeli mempunyai hubungannya dengan item yang lain.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas rumusan masalah dari
penelitian ini yaitu untuk menemukan dan menginterpretasikan sejumlah rule yang terbentuk
dari objek yang diteliti dengan metode MBA.
TINJAUAN PUSTAKA
Mirota Pasaraya adalah swalayan terkemuka di Yogyakarta, didirikan pada tanggal 14
Februari 2004. Seiring berjalannya waktu Mirota Pasaraya tumbuh dan berkembang dengan
pesat dan pada tanggal 14 Februari 2011 Mirota Pasaraya hadir dengan konsep baru. Mirota
Pasaraya terletak di Jalan Kaliurang, yang merupakan jalan yang sangat strategis di
Yogyakarta. Mirota Pasaraya saat ini hadir lebih dekat di tengah para pelanggan setianya.
Dekat dengan komplek perumahan, kampus, perkantoran dan hanya berjarak 200 meter dari
jalan ring road Yogyakarta. Dengan gedung 4 lantai plus parkir basement, semakin
menambah nilai lebih Mirota Pasaraya dari para kompetitornya.
Visi dari Mirota Pasaraya sendiri yaitu sebagai pusat belanja keluarga dengan
didukung misi-misi antara lain, kepuasan pelanggan, kepuasan perusahaan, dan kepuasan
karyawan. Komitmen Mirota Pasaraya yaitu:
a. Kemudahan dalam bertransaksi
Untuk memudahkan pelanggan dalam bertransaksi, Mirota Pasaraya memberikan
layanan transaksi dengan kartu debit maupun kredit tanpa dikenakan biaya tambahan.
Selain itu, Mirota Pasaraya juga hadir dengan gallery ATM 8 bank.
b. Kenyamanan
Kepuasan untuk pelanggan, adalah motto utama Mirota Pasaraya. Untuk itu Mirota
Pasaraya berusaha memberikan kepuasan, semaksimal mungkin dalam hal ini adalah
kenyamanan pelanggan dalam berbelanja. Koridor antar rak yang cukup luas,
sehingga pelanggan dapat leluasa berbelanja tanpa harus merasa risih bersenggolan
dengan pengunjung lainnya. Mirota Pasaraya juga dilengkapi dengan AC yang sejuk,
sehingga pelanggan akan semakin merasa nyaman dalam bertransaksi.
c. Keramahan
Senyum khas Mirota Pasaraya senantiasa kami berikan untuk para pelanggan setia,
seluruh pramuniaga dibekali dengan standar dalam memberikan pelayanan kepada
anda. Pelanggan dapat dengan mudah menemui para pramuniaga kami dan dengan
setulus hati kami akan memberikan pelayanan maksimal kepada para pelanggan setia
Mirota Pasaraya.
Dalam studi kasus kami, yaitu pada Penerapan Metode Market Basket Analysis
Swalayan Mirota Pasaraya Melalui Analisis Penawaran Member Card. Dengan
mengidentifikasi isi keranjang dari konsumen Mirota pasaraya menggunakan Market Basket
Analysis atau MBA, yang merupakan salah satu tipe analisis data yang paling sering
digunakan dalam dunia pemasaran (Megaputer, 2007). Tujuan dari Market Basket Analysis
adalah untuk menentukan produk-produk apa saja yang paling sering dibeli atau digunakan
sekaligus oleh para konsumen. Proses Market Basket Analysis ini adalah dengan menganalisis
buying habits konsumen dengan menemukan asosiasi antar produk-produk yang berbeda
yang diletakkan konsumen dalam shopping basket.
Dalam perkembangannya, konsumen ditempatkan sebagai pusat perhatian. Setidaknya
ada dua alasan mengapa perilaku konsumen perlu dipelajari. Pertama, konsumen sebagai titik
pusat perhatian pemasaran. Mempelajari apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen
pada saat ini merupakan hal yang sangat penting. Untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan konsumen, maka aspek-aspek yang mempengaruhi konsumen secara individu
seperti persepsi, cara memperoleh informasi, sikap, demografi, kepribadian dan gaya hidup
konsumen perlu dianalisa. Selain itu juga perlu dianalisa aspek lingkungan seperti budaya,
kelas sosial, kelompok rujukan, proses komunikasi, keluarga, dan lain-lain yang semuanya
bisa mempengaruhi perilaku konsumen. Kedua, perkembangan perdagangan pada saat ini
menunjukkan bahwa lebih banyak produk yang ditawarkan daripada permintaan. Kelebihan
penawaran ini menyebabkan banyak produk yang tidak terjual atau tidak dikonsumsi oleh
konsumen. Kelebihan penawaran tersebut bisa disebabkan faktor seperti kualitas barang tidak
layak, tidak memenuhi keinginan atau kebutuhan konnsumen, atau mungkin juga konsumen
tidak mengetahui keberadaan produk tersebut (Rambu Kamba Ipu, 2011).
Asociation dalam data mining adalah pekerjaan untuk menentukan mana atribut yang
akan didapatkan bersamaan. Tugas dari asociation rule adalah mencari aturan yang tidak
mengcover untuk mengukur hubungan antara dua atau lebih atribut. Association Rule adalah
bentuk jika “kejadian sebelumnya” kemudian “konsekuensinya”. (IF antecedent, THEN
consequent). Bersamaan dengan perhitungan aturan support dan confidence. Pola asosiasi
menjadi salah satu fungsionalitas yang paling menarik dalam penggalian data (Kumar dan
Wahidabanu, 2007). Association Rule adalah teknik data mining untuk menemukan aturan
assosiatif antara suatu kombinasi item.
Istilah Market Basket Analysis sendiri datang dari kejadian yang sudah sangat umum
terjadi di dalam pasar swalayan, yakni ketika para konsumen memasukkan semua barang
yang mereka beli ke dalam keranjang (basket) yang umumnya telah disediakan oleh pihak
swalayan itu sendiri. Informasi mengenai produk-produk yang biasanya dibeli secara
bersama-sama oleh para konsumen dapat memberikan wawasan tersendiri bagi para pelaku
bisnis atau swalayan untuk menaikkan laba bisnisnya (Albion Research, 2007).
Dalam Market Basket Analysis tidak hanya memahami kuantitas dari item yang dibeli
dalam keranjang itu, tapi bagaimana item yang dibeli dalam hubungannya satu dengan yang
lain. Informasi ini dapat digunakan antara lain, seperti:
1. Lebih menguntungkan periklanan dan promosi.
2. Penargetan yang lebih tepat dalam mengembalikan ROI (Return of Investment).
3. Loyalitas kartu promosi dengan analisis longitudinal.
4. Menentukan tata letak toko yang baru (new store layouts)
5. Mengidentifikasi ketika persoalannya berpasangan/kupon (issue coupons).
Market Basket Data adalah data transaksi yang menjelaskan tiga perbedaan entitas
yang mendasar yaitu :
1. Customers
2. Orders/pembelian
3. Items (barang-barang)
Pada pasar swalayan terdapat data transaksi penjualan konsumen. Tiap informasi pada
transaksi memuat tanggal dan item apa saja yang dibeli. Data ini disebut sebagai basket data.
Market Basket Analysis (MBA) merupakan studi mengenai analisis basket data. Salah satu
metode yang banyak digunakan dalam MBA adalah association rule mining yang bertujuan
menemukan aturan-aturan asosiasi di antara himpunan besar data item dalam basisdata
transaksi. Apabila diimplementasikan dalam basis data transaksi, aturan-aturan asosiasi ini
akan sangat berguna dalam menentukan strategi bisnis seperti mendesain katalog, menata
layout, serta merancang kampanye pemasaran dan promosi.
Konsumen setiap saat membuat mungkin untuk dikenali secara cepat, seperti
frekuensi pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Tiga level dari market basket data yang
penting yang secara cepat dapat memahami permintaan. Ada beberapa dasar pengukuran
yaitu:
1. Berapa rata-rata pembelian barang yang dilakukan konsumen?
2. Berapa rata-rata barang yang khusus setiap pembelian?
3. Berapa rata-rata barang setiap pembelian?
4. Untuk barang tertentu, proporsi konsumen apa yang telah membeli barang tersebut?
5. Untuk barang tertentu, berapa rata-rata dari pembelian setiap konsumen yang termasuk
dalam barang tersebut?
6. Untuk barang tertentu, berapa rata-rata jumlah pembelian dalam suatu pembelian ketika
barang tersebut dibeli?
Analisis asosiasi didefinisikan sebagai suatu proses untuk menemukan semua aturan
assosiatif yang memenuhi syarat minimum untuk support (minimum support) dan syarat
minimum untuk confidence (minimum confidence) dan lift ratio adalah parameter penting
selain support dan confidence dalam association rule.
a. Support
Suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat dominasi suatu item/itemset dari
keseluruhan transaksi. Ukuran ini menentukan apakah suatu item/ itemset layak untuk
dicari confidence-nya (misal, dari keseluruhan transaksi yang ada, seberapa besar
tingkat dominasi yang menunjukkan bahwa item A dan B dibeli bersamaan). Rumus
dari support adalah:
( )
b. Confidence
Suatu ukuran yang menunjukkan hubungan antar 2 item secara conditional (misal,
seberapa sering item B dibeli jika orang membeli item A). Rumus dari confidence
adalah:
(
)
( )
( )
c. Lift/ Improvement Ratio
Lift Ratio merupakan parameter penting selain support dan confidence dalam
association rule. Lift Ratio mengukur seberapa penting rule yang telah terbentuk
berdasarkan nilai support dan confidence. Lift Ratio merupakan nilai yang menunjukkan
kevalidan proses transaksi dan memberikan informasi apakah benar produk A dibeli
bersamaan dengan produk B. ( )
( ) ( )
Informasi tentang konsumen merupakan informasi yang sebaiknya (atau malah harus)
tersedia supaya konsumen anda bisa diidentifikasi. Dengan melakukan tracking para
konsumen terhadap apa saja yang mereka beli dari waktu ke waktu memungkinkan untuk
menentukan sesuatu yang dapat membawa ke arah perbaikan. Pertanyaannya, bagaimana cara
melakukan tracking konsumen? Salah satu cara yaitu dengan menggunakan Member Card.
Dengan memberikan iming-iming doorprize, discount atau point, para konsumen rata-rata
mau menjadi member dari sebuah produk tertentu. Sederhananya, setiap kartu memiliki
nomor unik, nomor unik ini terkait dengan identitas konsumen ketika mereka melakukan
registrasi jadi member, kemudian nomor unik ini akan tercatat pada sistem setiap kali para
konsumen melakukan transaksi.
METODOLOGI PENELITIAN
Studi kasus penelitian kali ini, yaitu berupa penugasan lapangan metode AR-MBA dimana
diharuskan memilih salah satu tempat penelitian usaha retail yang memiliki bukti struk
penjualan dan menjual produk yang jenisnya heterogen. Kami memilih swalayan Mirota
Pasaraya yang bertempat di Jalan Kaliurang Km 6,1 Sleman, Yogyakarta dengan syarat pre-
processing data dalam mengumpulkan struk belanja pengunjung retail tersebut (minimal 100
struk belanja) sebagai berikut:
a. Tidak menggunakan data transaksi yang gagal
b. Tidak menggunakan data transaksi yang hanya terdapat satu item
c. Tidak menggunakan data transaksi yang hanya terdapat departemen yang sama dalam
satu transaksi
Melalui metode Market Basket Analysis dapat dilihat bahwa terdapat assosiasi
terhadap beberapa barang yang cukup signifikan. Dan aplikasi tersebut dapat digunakan
untuk melihat assosiasi barang pada analisis buying habits konsumen dengan menemukan
asosiasi antar produk-produk yang berbeda yang diletakkan konsumen dalam shopping
basket. Aturan asosiasi yang dapat dilihat dari hasil pengolahan data penjualan terdiri dari
support, confidence, dan lift/ improvement ratio.
Objek yang kami gunakan dalam penelitian ini yaitu struk pembelian, subjeknya yaitu
pelanggan Mirota Pasaraya, dan untuk populasinya yaitu ± 110 orang yang berbelanja di
Mirota Pasaraya. Kemudian setelah mengumpulkan ± 110 struk belanja tersebut yang dimulai
dari hari Kamis 10 Mei 2012 sampai dengan Senin 14 Mei 2012, kami melakukan
pengumpulan data (menggunakan 100 struk) sebelumnya data disortir sesuai dengan syarat-
syarat yang telah ditentukan. Ada beberapa data transaksi yang gagal dikarenakan
departemennya sama dan barang yang dibeli homogen. Langkah selanjutnya yaitu
menentukan departemen dari data struk yang sudah ada dilanjutkan dengan melakukan
perubahan data ke bilangan biner yaitu bilangan 0 dan 1. Dan langkah terakhir yaitu dengan
menentukan minimum support yaitu 5 dan persentase minimum confidence sebesar 70 % yang
penghitungannya menggunakan software XlMiner guna untuk mencari rule yang terbentuk
dari nilai support dan confidence yang telah didapatkan sehingga bisa menarik kesimpulan
yang menjadi rumusan masalah dari studi kasus ini.
Comment [c1]: Aturan di metode penelitian
HASIL
1. Kondisi awal retail
Swalayan Mirota merupakan swalayan yang cukup banyak dikunjungi oleh konsumen
yang ingin berbelanja berbagai macam kebutuhan. Untuk semakin menarik konsumen,
salah satunya dilakukan dengan program penawaran member card bagi poelanggan setia
Mirota Pasaraya. Dengan adanya member card ini, maka pelanggan setia Mirota Pasaraya
akan mendapat keuntungan antara lain:
a. Diskon Spesial
Pemegang member card akan mendapatkan diskon harga untuk barang barang promo
dari pihak Mirota Pasaraya.
b. Harga Spesial
Pemegang kartu member akan mendapatkan harga spesial jika membeli barang
tertentu dengan syarat membeli suatu barang yang telah ditentukan oleh pihak Mirota
Pasaraya.
c. Point Reward
Pemegang kartu member akan mendapatkan 1 point jika berbelanja diatas Rp 20.000
(berlaku kelipatan). Point yang didapat bisa ditukar dengan hadiah yang disediakan
oleh pihak Mirota Pasaraya dalam batas masa waktu berlaku point yang ditentukan.
Jika point tidak ditukarkan, maka point akan hangus.
d. Info spesial
Pemegang member card akan mendapatkan informasi-informasi spesial mengenai
promo yang sedang berlaku di Mirota Pasaraya yang tentunya akan memberikan
keuntungan lebih bagi konsumen.
e. Program khusus member
Pemegang member card juga bisa mengikuti program khusus member yang akan
memberikan banyak keuntungan bagi member.
Di bawah ini merupakan ketentuan dan cara menjadi member:
a. Berbelanja senilai minimal Rp 100.000
b. Menunjukkan struk belanja di counter Costumer Service Mirota Pasaraya.
c. Kemudian isi formulir yang tersedia.
d. Membayar biaya pengganti kartu sebesar Rp 5.000
2. Hasil Rekapitulasi Struk Belanja
Tabel 1. Data Rekapitulasi
Tabel 2. Data Integrasi
NO. Departemen Produk
1. minuman
sosro teh celup, bendera yes, yakult, kapal api, teh kotak, minute maid , frisian flag, 2 tang, indomilk, cimory,
vegeta, clevo, teh rio, indocafe coffeemix, buavita, aguaria, vit, sprite, nestle, coca cola, nescafe, coolant, good
day, real good, asia sekoteng, teh poci celup, tong tji, nu green tea, you c 1000, wong coco, bendera, larutan
badak, teh kepala djenggot, aje big milo, milkuat, aqua, susu enaak, tropicana slim, mizone, ultra, energen, teh
sarimurni, selasih, nutrisari, ultra kacang hijau, torabika
2. susu bubuk prenagen, anlene, sustagen, SGM 3
3. makanan ringan
mayasi, kokola cookies, chiki ball, keong hung kue, kraft, koko krunch, elang kacangmerah, garuda, ubm cocoa,
biskuat, malkist, DK sukro, nissin, bim bim, tic tac, momogi, gery, roma, nabati, chupa chup, lay's, stikko, delfi,
lucky, choki choki, selamat, walls, oreo, push pop, astra, soyjoy, hatari, nyam nyam, inaco, kita marning, trenz,
fandy gadung, taro, afis kedelai, nano nano, alpenliebe, regal, piattos, twistko, egg drop, sobamie, snax, welco,
beng beng, good time, casino, cha cha, frozz, karunia lanting, jago yangko, iluva, mentos, fresh & grape, chitato,
kopiko, go potato, keripik tahu, keripik tempe, kacang atom, mac candy, happy tos, turbo jagung, cheetos, tango,
oops, sea crunch, fruittella, mintz, kino bear, go fress
4. makanan instant minamas sarden, sarimi, abc pedas, pop mie, simba oatmeal gaga, PQ sarden, sedaap, indomie, supermi, puding
santan, migelas
5. makanan beku champ, so good, vida so nice
NO. Departemen Produk
6. perlengkapan mandi lifebuoy, pepsodent, shinzui ponds, pantene, sensodyne, biore, lux, dove, listerine, formula, resik-v, dettol,
totalcare, alfa body wash, zinc, claudia, neril, clear, C&C facial wash, zwitsal, H&S refresh menhtol, topi mandi
7. perlengkapan pribadi Avail, apache ultra, lavenda, chrisrian CD
8. perlengkapan mencuci kispray, bayclin, attack, rinso soklin, rapika, sunlight, ekonomi, wipol
9. softex & diaper softex, laurier kotex, peemo diaper
10. pengharum ruangan stella, bagus serap, gajah kulkas
11. bumbu miwon, masako, kemiri, merica, refina, gulaku, bawang merah, garam, tropical, bango, hemart, blue band, ceres,
morin, safari, kunci mas, kecap sedaap, indofood sambal, saos abc, welco
12. perlengkapan rumah tangga
mangkok cellina, banteng lilin, taplak meja, rak sepatu, piring, HD HYP sedotan, sabut stenlis, sendok nasi,
garpu doll, sarung tangan dapur, sahara bantal, kintakun sprei, gelas, korek senter, cangkir, SNT spon mandi,
keranjang, avanza synthetic, alfa sabut cuci, plastik, sendok es, cobek, pisau, tas kresek, lackban, double tape,
gunting
14. kosmetik my baby powder, citra, vaseline, pucelle, spalding, viva, marina, sasha, mitu, paseo, multi, tessa, nice, gilette,
ideal, rexona, regazza, bellagio, selection, gatsby, axe
15. buah dan sayur apel fuji, semangka, buah mix
16. pembunuh serangga hit, baygon, kiriko, perangkap tikus
17. obat obatan madurasa, antangin, xonce, tolak angin, caladine, decolsin, decolgen, komix, promag, minyak kayu putih lang,
cerevita
18. bahan mentah telur ayam
19. perlengkapan bayi huki, popok safa
20. rokok Marlboro
3. Cuplikan output rule XLMiner
XLMiner : Association Rules
Data
Input Data Sheet3!$B$1:$U$101
Data Format Binary Matrix
Minimum Support 5
Minimum Confidence % 70
# Rules 21
Overall Time (secs) 1
Rule # Conf. % Antecedent (a) Consequent (c) Support(a) Support(c) Support(a U c)
Lift Ratio
1 71,43 dept1, dept14, dept8=> dept4 7 33 5 2,164502
2 83,33 dept2=> dept1, dept3 6 42 5 1,984127
3 83,33 dept1, dept4, dept8=> dept14 6 43 5 1,937984
4 71,43 dept14, dept4, dept8=> dept6 7 42 5 1,70068
5 71,43 dept4, dept6, dept8=> dept14 7 43 5 1,66113
6 83,33 dept2=> dept1 6 53 5 1,572327
7 83,33 dept14, dept3, dept8=> dept1 6 53 5 1,572327
8 83,33 dept2, dept3=> dept1 6 53 5 1,572327
9 100 dept1, dept2=> dept3 5 70 5 1,428571
11 71,43 dept14, dept4, dept8=> dept1 7 53 5 1,347709
20 71,43 dept1, dept14, dept8=> dept3 7 70 5 1,020408
10 100 dept2=> dept3 6 70 6 1,428571
14 75 dept16=> dept3 8 70 6 1,071429
16 75 dept1, dept14, dept4=> dept3 8 70 6 1,071429
13 77,78 dept1, dept11=> dept3 9 70 7 1,111111
17 72,73 dept1, dept8=> dept3 11 70 8 1,038961
21 71,43 dept14, dept4=> dept3 14 70 10 1,020408
15 75 dept1, dept4=> dept3 16 70 12 1,071429
19 72,22 dept1, dept6=> dept3 18 70 13 1,031746
18 72,73 dept4=> dept3 33 70 24 1,038961
12 79,25 dept1=> dept3 53 70 42 1,132075
Gambar 1. Hasil XLMiner
PEMBAHASAN
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari 100 buah struk belanja Swalayan Mirota
Pasaraya Jl. Kaliurang km 6,1 (seperti pada tabel 1) dilakukan penelitian untuk megetahui
hubungan asosiasi antar barang yang berhubungan dengan perilaku konsumsi masyarakat.
Barang-barang yang dibeli konsumen merupakan barang heterogen yang dikelompokkan
menjadi beberapa departemen seperti yang terlihat dalam tabel 2. Setelah melakukan
pengolahan data terdapat 20 departemen dalam penelitian kali ini antara lain departemen
minuman, susu bubuk, makanan ringan, makanan instant, makanan beku, perlengkapan
mandi, perlengkapan pribadi, perlengkapan mencuci, softex dan diaper, pengharum ruangan,
bumbu, perlengkapan rumah tangga, accessories, kosmetik, buah dan sayur, pembunuh
serangga, bahan mentah, perlengkapan bayi, dan rokok.
Berdasarkan hasil penghitungan dengan software XLMiner, maka didapatkan hasil
seperti pada gambar 1, dengan nilai support minimal 5 dan persentase confidence minimal
70%, rule yang terbentuk sebanyak 21 rules. Nilai support tertinggi ada pada rule ke-12 yaitu
sebesar 42, dimana dari seluruh transaksi pembelian produk pada departemen minuman,
79,25% nya membeli bersamaan dengan barang pada departemen makanan ringan dan
persentasenya dari total keseluruhan transaksi yang terjadi adalah 42%. Tertinggi kedua
adalah pada rule ke-18 yaitu sebesar 24, dimana dari seluruh transaksi pembelian barang pada
departemen makanan instant, 72,73% nya membeli bersamaan dengan barang pada
departemen makanan ringan, persentase dari total keseluruhan transaksi yang terjadi adalah
24%. Yang ketiga adalah pada rule ke-19 dengan nilai support 13, dimana dari keseluruhan
pembelian barang pada departemen minuman dan departemen perlengkapan mandi, 72,22%
juga membeli barang pada departemen makanan ringan. Total persentase 13% dari
keseluruhan transaksi yang terjadi. Yang keempat, pada rule ke-15 dengan nilai support 12,
dimana dari keseluruhan pembelian barang pada departemen minuman dan departemen
makanan instant, sebesar 75% juga membeli barang pada departemen makanan ringan, total
persentase 12% dari keseluruhan transaksi yang terjadi. Yang kelima, pada rule ke-21 dengan
nilai support 10, dimana dari keseluruhan pembelian barang pada departemen kosmetik dan
departemen makanan instant, sebesar 71,43% juga membeli barang pada departemen
makanan ringan, total persentase 10% dari keseluruhan transaksi yang terjadi. Yang keenam,
pada rule ke-17 dengan nilai support 8, dimana dari keseluruhan pembelian barang pada
departemen minuman dan departemen perlengkapan mencuci, sebesar 72,73% juga membeli
barang pada departemen makanan ringan, total persentase 8% dari keseluruhan transaksi yang
terjadi. Yang ketujuh, pada rule ke-13 dengan nilai support 7, dimana dari keseluruhan
pembelian barang pada departemen minuman dan departemen perlengkapan rumah tangga,
sebesar 77,78% juga membeli barang pada departemen makanan ringan, total persentase 7%
dari keseluruhan transaksi yang terjadi. Urutan kedelapan sampai kesepuluh adalah rule ke-
10, 14, dan 16, ketiganya memiliki nilai support 6, untuk urutan kedelapan dari keseluruhan
pembelian barang pada departemen susu bubuk, 100% juga membeli barang pada departemen
makanan ringan. Untuk urutan kesembilan, dari keseluruhan pembelian barang pada
departemen pembunuh serangga, 75% juga membeli barang pada departemen makanan
ringan. Untuk urutan kesepuluh, dari keseluruhan pembelian barang pada departemen
minuman, kosmetik, dan makanan instant, 75% juga membeli barang pada departemen
makanan ringan. Untuk rule kedelapan sampai kesepuluh, masing-masing memiliki
persentase 6% dari total keseluruhan transaksi. untuk urutan ke-11 sampai ke-21 memiliki
nilai support yang sama yaitu 5 yang membedakan adalah nilai lift ratio nya, dimana urutan
ke-11 adalah rule 1 dengan lift ratio tertinggi yaitu 2,164502 dan persentase 71,43%
pembelian barang pada departemen minuman, kosmetik, dan perlengkapan mencuci, disertai
dengan pemebelian barang pada departemen makanan instant. Urutan ke-12 adalah rule 2
dengan lift ratio 1,984127 dan persentase 83,33% pembelian barang pada departemen susu
bubuk, disertai dengan pemebelian barang pada departemen minuman dan makanan ringan.
Urutan ke-13 adalah rule 3 dengan lift ratio 1,937984 dan persentase 83,33% pembelian
barang pada departemen minuman, makanan instant, dan perlengkapan mencuci, disertai
dengan pemebelian barang pada departemen kosmetik. Urutan ke-14 adalah rule 4 dengan lift
ratio 1,70068 dan persentase 71,43% pembelian barang pada departemen kosmetik, makanan
instant, dan perlengkapan mencuci, disertai dengan pemebelian barang pada departemen
perlengkapan mandi. Urutan ke-15 adalah rule 5 dengan lift ratio 1,66113 dan persentase
71,43% pembelian barang pada departemen makanan instant, perlengkapan mandi, dan
perlengkapan mencuci, disertai dengan pembelian barang pada departemen kosmetik. Urutan
ke-16 adalah rule 6 dengan lift ratio 1,572327 dan persentase 83,33% pembelian barang pada
departemen susu bubuk, disertai dengan pembelian barang pada departemen minuman.
Urutan ke-17 adalah rule 7 dengan lift ratio 1,572327 dan persentase 83,33% pembelian
barang pada departemen kosmetik, makanan ringan, dan perlengkapan mencuci, disertai
dengan pemebelian barang pada departemen minuman. Urutan ke-18 adalah rule 8 dengan lift
ratio 1,572327 dan persentase 83,33% pembelian barang pada departemen susu bubuk dan
makanan ringan, disertai dengan pembelian barang pada departemen minuman. Urutan ke-19
adalah rule 9 dengan lift ratio 1,428571 dan presentasenya 100% pembelian barang pada
departemen minuman dan susu bubuk, disertai dengan pembelian barang pada departemen
makanan ringan. Urutan ke-20 adalah rule 11 kosmetik, makanan instant, dan perlengkapan
mencuci, disertai dengan pembelian barang pada departemen minuman. Urutan terakhir
adalah rule 20 dengan lift ratio 1,572327 dan persentase 71,43% pembelian barang pada
departemen minuman, kosmetik dan perlengkapan mencuci, disertai dengan pembelian
barang pada departemen makanan. Untuk urutan ke-11 terakhir ini memiliki masing-masing
memiliki persentase 5% dari total keseluruhan transaksi yang terjadi.
Implementasi perbaikan yang dapat dilakukan yang terkait dengan penawaran member
card, misalnya dengan memiliki 3 jenis member card, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Platinum Card
Jika pelanggan melakukan pembelajaan di Mirota Pasaraya seharga ≥ Rp 150.000 maka
pelanggan gratis untuk mendaftar menjadi member Mirota Pasaraya dengan mendapatkan
platinum card. Keuntungan yang didapatkan jika mempunyai platinum card setiap
melakukan pembelanjaan ≥ Rp 150.000 pelanggan akan mendapatkan 3 kupon undian
berhadiah yang diundikan selama 4 bulan sekali, diskon dari barang (produk) tertentu,
dan mendapatkan harga spesial dari promo yang diadakan setiap bulannya oleh pihak
Mirota Pasaraya dengan syarat ketentuan pembelian yang ada pada setiap promo setiap
bulannya.
b. Golden Card
Jika pelanggan melakukan pembelajaan di Mirota Pasaraya seharga ≥ Rp 100.000 maka
pelanggan gratis untuk mendaftar menjadi member Mirota Pasaraya dengan mendapatkan
golden card. Keuntungan yang didapatkan jika mempunyai golden card setiap melakukan
pembelanjaan ≥ Rp 100.000 pelanggan akan mendapatkan 2 kupon undian berhadiah
yang diundikan selama 4 bulan sekali, diskon dari barang (produk) tertentu, dan
mendapatkan harga spesial dari promo yang diadakan setiap bulannya oleh pihak Mirota
Pasaraya dengan syarat ketentuan pembelian yang ada pada promo setiap bulannya.
c. Silver Card
Jika pelanggan melakukan pembelajaan di Mirota Pasaraya seharga ≥ Rp 50.000 maka
pelanggan gratis untuk mendaftar menjadi member Mirota Pasaraya dengan mendapatkan
silver card. Keuntungan yang didapatkan jika mempunyai silver card setiap melakukan
pembelanjaan ≥ Rp 50.000 pelanggan akan mendapatkan 3 kupon undian berhadiah yang
diundikan selama 4 bulan sekali, diskon dari barang (produk) tertentu, dan mendapatkan
harga spesial dari promo yang diadakan setiap bulannya oleh pihak Mirota Pasaraya
dengan syarat ketentuan pembelian yang ada pada promo setiap bulannya.
Untuk harga spesial, pada penelitian ini salah satu contoh implementasinya adalah
memberikan harga spesial terhadap salah satu barang yang memiliki hubungan asosiasi
sangat kuat dengan barang lainnya. Misalnya pada departemen makanan dan departemen
minuman yang memiliki hubungan asosiasi paling tinggi. Bagi pemegang kartu member yang
membeli teh kotak bisa membeli chiki ball dengan harga lebih murah. Departemen makanan
ringan dan minuman memiliki hubungan asosiasi yang sangat tinggi yang artinya pelanggan
sangat sering membeli kedua barang pada departemen ini, sehingga jika dilakukan promosi
semacam ini, pelanggan akan merasa mendapatkan keuntungan sehingga tertarik untuk
belanja di Swalayan Mirota. Hal ini tentunya dapat diterapkan pada dua barang yang
memiliki hubungan asosiasi yang tinggi lainnya. Implementasi lainnya juga bisa dilakukan
dengan penawaran bagi pemegang kartu member mendapatkan harga spesial untuk barang
yang jarang dibeli pelanggan jika membeli barang yang sangat sering dibeli pelanggan,
misalnya pada departemen minuman dan peralatan rumah tangga, dimana pelanggan yang
memiliki kartu member dan membeli energen, maka pelanggan akan mendapatkan harga
spesial jika membeli gelas. Promosi semacam ini juga akan membuat pelanggan merasa
cukup tertarik untuk membeli suatu barang yag jarang dibeli tetapi memiliki harga yang lebih
murah dari harga normal, sehingga pelanggan tertarik untuk berbelanja di Swalayan Mirota
Pasaraya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian kami yang membahas mengenai “Penerapan Metode Market Basket
Analysis Swalayan Mirota Pasaraya Melalui Analisis Penawaran Member Card” setelah
mengumpulkan ± 110 struk yang kemudian dilakukan pembersihan data-data transaksi yang
tidak sesuai dengan ketentuan dari studi lapangan data mining AR-MBA, kemudian
mendapatkan 100 struk yang datanya akan diolah. Data-data transaksi tersebut kemudian
dikelompokkan menjadi 20 departemen diantaranya, minuman, susu bubuk, makanan ringan,
makanan instant, makanan beku, perlengkapan mandi, perlengkapan pribadi, perlengkapan
mencuci, softex & diaper, pengharum ruangan, bumbu, perlengkapan rumah tangga,
kosmetik, buah dan sayur, pembunuh serangga, obat obatan, bahan mentah, perlengkapan
bayi, dan rokok. Kemudian, melalui metode Market Basket Analysis dapat dilihat bahwa
terdapat assosiasi terhadap beberapa barang yang cukup signifikan. Dan aplikasi tersebut
dapat digunakan untuk melihat assosiasi barang pada analisis buying habits konsumen
dengan menemukan asosiasi antar produk-produk yang berbeda yang diletakkan konsumen
dalam shopping basket. Aturan asosiasi yang dapat dilihat dari hasil pengolahan data
penjualan terdiri dari support, confidence, dan lift/ improvement ratio. Dan kami
menggunakan nilai support minimum 5 dan persentase confidence minimun sebesar 70 %
yang setelah dilakukan penghitungan data menggunakan bilangan biner melalui software
XLMiner membentuk 21 rule dimana nilai support tertinggi ada pada rule ke-12 yaitu
sebesar 42, dimana dari seluruh transaksi pembelian produk pada departemen minuman
79,25% nya membeli bersamaan dengan barang pada departemen makanan ringan dan
persentasenya dari total keseluruhan transaksi yang terjadi adalah 42%.
Sebagai saran, bagian manajemen Mirota Pasaraya dapat meningkatkan strategi
pemasaran terutama untuk promosi penjualan dan memberikan service yang memuaskan
kepada pelanggan guna memberikan kesan baik Mirota Pasaraya di mata pelanggan setianya.
Kemudian pada event “program khusus member” bagi konsumen yang menjadi member
Mirota Pasaraya sebagai strategi pemasaran event tersebut dipertahankan tetapi lebih baik
lagi jika ditingkatkan kualitas serta kuantitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Miranti, Winda. 2010. “Analisis Perilaku Pembelian dengan Menggunakan Market Basket
Analysis Pada Usaha Ritel (Studi Kasus Karima Swalayan, Bogor)”. Program
Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.
Padmono, Yazid Yud. 2006. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen
Membeli di Hero Pasar Swalayan Surabaya”. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia (STIESIA). Surabaya.
Rambu Kamba Ipu. 2011. “Strategi Komunikasi Pemasaran PT. Mirota Nayan Babarsari
Dalam Meningkatkan Penjualan”. Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Yogyakarta.
2012. “Modul IV Association Rule-Market Basket Analysis”. Jurusan Teknik Industri,
Laboratorium Data Mining, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta.