PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI TEAMS …eprints.ums.ac.id/68289/1/NASPUB fix.pdfmathematics...
Transcript of PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI TEAMS …eprints.ums.ac.id/68289/1/NASPUB fix.pdfmathematics...
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI TEAMS GAMES
TOURNAMENT DAN NUMBERED HEAD TOGETHER DITINJAU DARI
GAYA BELAJAR SISWA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
KHOIRUL ROSYID SETYO NUGROHO
A 410 140 155
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI TEAMS GAMES
TOURNAMENT DAN NUMBERED HEAD TOGETHER DITINJAU
DARI GAYA BELAJAR SISWA
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis: (1) pengaruh penggunaan
strategi pembelajaran terhadap hasil belajar matematika, (2) pengaruh gaya belajar
siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) efek interaksi antara strategi pembelajaran
dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Jenis penelitian kuantitatif
dengan kuasi-eksperimental. Populasi penelitian siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Surakarta. Sampel dalam penelitian ini yaitu VIII PK dan VIII D
yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data
menggunakan metode tes, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Uji pasca-anava
menggunakan metode Scheffe. Hasil penelitian dengan α = 5% adalah: 1) Terdapat
perbedaan hasil belajar matematika siswa antara strategi pembelajaran Teams Games
Tournament dan Numbered Head Together, hal ini didasarkan pada proses
pembelajaran berlangsung dan hasil perhitungan rerata marginal menunjukkan strategi
pembelajaran Teams Games Tournament lebih baik daripada Numbered Head
Together. 2) Terdapat pengaruh gaya belajar siswa terhadap hasil belajar matematika,
berdasarkan uji lanjut pasca anava dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang
signifikan antara kategori gaya belajar visual dengan kategori gaya belajar kinestetik.
3) Tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran Teams Games Tournament dan
Numbered Head Together dan kategori gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik
terhadap hasil belajar matematika.
Kata kunci: gaya belajar siswa, hasil belajar matematika, numbered head together,
teams games tournament.
Abstract
This study aims to examine and analyze: (1) the effect of the use of learning strategies
on mathematics learning outcomes, (2) the effect of student learning styles on
mathematics learning outcomes, (3) the interaction effects between learning strategies
and student learning styles on mathematics learning outcomes. This type of
quantitative and quasi-experimental research. The population of this research is the
eighth grade students of Muhammadiyah Middle School 1 Surakarta. The samples in
this study were VIII PK and VIII D which were selected using cluster random sampling
technique. The technique of collecting data uses test methods, questionnaires, and
documentation. The data analysis technique uses two-way variance analysis with
unequal cells. Post-anova test using the Scheffe method. The results of the study with
α = 5% are: 1) There are differences in student mathematics learning outcomes
between the Teams Games Tournament learning strategy and Numbered Head
Together, this is based on the learning process taking place and the marginal average
calculation results show Teams Games Tournament learning strategies are better than
2
Numbered Head together. 2) There is the influence of student learning styles on
mathematics learning outcomes, based on further tests after anova can be concluded
that there are significant differences between the categories of visual learning styles
with the category of kinesthetic learning styles. 3) There is no interaction between the
Teams Games Tournament and Numbered Head Together learning strategies and the
categories of visual, auditory and kinesthetic learning styles for mathematics learning
outcomes.
Keywords: learning styles of student, mathematics learning outcomes, numbered
head together, teams games tournament.
1. PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah mata pelajaran yang ada di sekolah dari jenjang pendidikan
dasar hingga Pendidikan tingkat tinggi. Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan
yang dapat digunakan dalam kemajuan segala bidang ilmu. Mengingat pentingnya
mempelajari matematika, maka diperlukan peningkatan pada pembelajaran matematika
itu sendiri.
Hasil belajar merupakan salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk
menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam memahami suatu mata pelajaran. Hasil
belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah siswa mendapati proses
pembelajaran. Menurut Purwanto (2011: 47) hasil belajar termasuk komponen
pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan, karena hasil belajar diukur
untuk menetahui tercapiannya tujuan pendidikan melalui proses belajar mengajar. Hasil
belajar matematika siswa dikatakan berhasil atau tidak, salah satunya dapat dilihat dari
nilai-nilai matematika yang diperolehnya.
Berdasarkan data studi Trends In Mathematics and Science Study (TIMSS) 2015,
dengan skor 397 menempatkan Indonesia pada nomor 45 dari 50 negara. Hal tersebut
menandakan bahwa penguasaan matematika siswa masih jauh dari hasil yang diharapkan
(Rahmawati, 2016). Sejalan dengan itu data yang diperoleh dari Kemendikbud (2017)
menyatakan perolehan nilai rerata Ujian Nasional SMP/MTs tahun pelajaran 2017
sebesar 54.25, hasil UN SMP tahun 2017 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2016
yang nilai reratanya mencapai 58.61. Sementara itu hasil observasi peneliti di SMP
Muhammadiyah 1 Surakarta menemukan kenyataan yang tidak diharapkan yaitu
3
minimnya minat belajar siswa terhadap matematika dan banyak siswa yang beranggapan
bahwa matematika suatu pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik.
Rendahnya hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang
dimaksud dengan faktor internal yaitu fisiologis dan psikologis sedangkan yang dimaksud
dengan faktor eksternal yaitu lingkungan dan instrumental (Ahmadi, 2011 :68). Faktor
internal yang mempengaruhi hasil belajar matematika siswa antara lain minimnya
pemahaman konsep yang menyebabkan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal,
akibatnya siswa sering kali bosan dan tidak termotivasi untuk belajar. Selain itu gaya
belajar siswa juga mempengaruhi hasil belajar siswa, karena gaya belajar antara siswa
satu dengan siswa lainya itu berbeda-beda. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar matematika siswa antara lain yaitu strategi pembelajaran
yang diterapkan oleh guru kurang tepat serta sarana prasarana yang menunjang proses
pembelajaran di sekolah kurang memadai. Penerapan strategi pembelajaran yang kurang
tepat menyebabkan proses belajar mengajar cenderung monoton dan kurang efektif.
Dalam matematika guru dituntut untuk bisa memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran yang paling tepat guna memperoleh hasil belajar yang optimal. Adanya
permasalahan tersebut diperlukan strategi pembelajaran yang tepat dan inovatif supaya
siswa dapat memperoleh hasil belajar matematika yang optimal.
Banyak strategi pembelajaran yang cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran
matematika, diantaranya yaitu pembelajaran diskusi kelompok atau kooperatif dengan
strategi Teams Games Tournament dan Numbered Head Together. Strategi pembelajaran
Teams Games Tournament merupakan strategi pembelajaran kooperatif yang
menempatkan siswa dalam kelompok belajar yang saling bertukar pendapat, berbagi
pengalaman, dan pemecahan masalah (Solehatin dan Raharjo, 2007). Strategi
pembelajaran ini dipilih karena diharapkan mampu meningkatkan minat belajar siswa
serta membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Sedangkan strategi pembelajaran
Numbered Head Together adalah suatu strategi pembelajaran di mana setiap siswa diberi
nomor dan kemudian dibuat suatu kelompok secara acak, lalu guru memanggil nomor
dari siswa (Kagan, 2007). Strategi NHT ini cocok diterapkan dalam pembelajaran sebab
selain siswa mendapat penjelasan dari guru juga mendapat penjelasan dari teman
4
sekelompoknya yang lebih memahami, sehingga kesulitan belajar siswa dapat teratasi
dengan penerapan strategi pembelajaran ini.
Selain strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, faktor lain yang
mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa yaitu gaya belajar. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian Ramlan, dkk (2014) yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan gaya belajar terhadap hasil belajar matematika. Gaya belajar adalah cara-cara
yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan bepikir, memproses dan mengerti suatu
informasi (Ghufron, dkk 2012: 11). Gaya belajar merupakan langkah-langkah penting
untuk membantu siswa belajar lebih mudah dan cepat, adapun kategori gaya belajar
menurut DePorter dan Henarcki (2013) yaitu visul, auditorial, dan kinestetik. Ketiga
kategori gaya belajar tersebut mempunyai ciri yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Biasanya siswa memilih gaya belajar yang sesuai dengan kondisi yang
disukainya, sehingga antara satu siswa dengan yang lainnya mempunyai gaya belajar
yang berbeda-beda serta mempunyai keistimewaan tersendiri.
Berdasarkan uraian di atas, maka alternatif solusi yang ditawarkan yaitu peneliti
melakukan eksperimen pembelajaran matematika dengan strategi pembelajaran Teams
Games Tournament dan Numbered Head Together ditinjau dari gaya belajar siswa.
Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk menguji dan menganalisis perngaruh strategi
pembelajaran terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
Surakarta, (2) Untuk menguji dan menganalisis pengaruh gaya belajar terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta, (3) Untuk
menguji dan menganalisis interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar siswa
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP 1 Muhammadiyah Surakarta.
2. METODE
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian kuasi-
eksperimental. Menurut Sutama (2015: 57) desain kuasi-eksperimental merupakan
pengembangan dari eksperimental sejati yang praktis sulit dilakukan, desain ini
menyertakan kelompok kontrol, walaupun tidak dapat berfungsi untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang dapat mempengaruhi kelangsungan eksperimen.
5
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta yang berlokasi di
Jl. Flores No.01, Kampung Baru, Pasar Kliwon, Surakarta, dengan populasi siswa kelas
VIII SMP Muhammadiyah 1 Surakarta tahun ajaran 2017/2018. Sampel penelitian ini
yaitu siswa kelas VIII PK dan VIII B yang dipilih menggunakan cluster random
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara acak pada masing-masing kelas yang
telah ditentukan populasinya. Adapun prosesnya yaitu dengan cara menuliskan masing-
masing kelas sampel dalam populasi pada secarik kertas kecil kemudian diambil secara
acak untuk ditentukan mana yang menjadi kelas eksperimen mana yang menjadi kelas
kontrol. Untuk mengetahui kedua kelas dalam keadaan sama atau seimbang maka
dilakukan uji keseimbangan menggunakan uji-t. Data yang digunakan diasumsikan
berdistribusi normal, homogen, dan independen.
Variabel penelitian ini terdiri dari (1) variabel terikat yaitu hasil belajar
matematika, (2) Variabel bebas yaitu strategi pembelajaran dan gaya belajar siswa.
Metode pengumpulan data dari penelitian ini menggunakan tes, angket, dan dokumentasi.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik statistika dengan
uji analisis variansi dua jalur. Sebelum dilakukan analisis variansi, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat analisis variansi yaitu dengan uji normalitas menggunakan metode
Liliefors dan homogenitas variansi populasi menggunakan metode Bartlett. Uji hipotesis
menggunakan analisis variansi dua jalur tak sama. Apabila hasil analisis variansi
menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak, maka dilakukan uji komparasi ganda
menggunakan metode Scheffe’. (Budiyono, 2009: 170-216).
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian dimulai dengan uji keseimbangan untuk mengetahui apakah kedua sampel
memiliki kemampuan yang seimbang atau tidak. Uji keseimbangan diambil dari nilai
hasil tengah semester ganjil. Berdasarkan hasil uji keseimbangan dapat disimpulkan
bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan matematika yang
seimbang sebelum diberikan perlakuan. Instrumen penelitian ini meliputi tes dan angket.
Instrumen tes berbentuk soal pilihan ganda bahasan pokok bangun ruang sisi datar prisma
dan limas, yang terdiri dari 5 soal dan instrumen angket yang berbentuk kuesioner yang
terdiri dari 30 soal. Setelah diuji validitas seluruh instrumen tes dan angket valid dan
6
reliabilitas tinggi. Instrumen penelitian yang sudah valid dan reliabel selanjutnya
diberikan kepada sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dengan strategi pembelajaran
Teams Games Tournament pada kelas VIII PK dan kelas kontrol dengan strategi
pembelajaran Numbered Head Together pada kelas VIII B.
Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan tes uraian pada kedua
kelas tersebut. Tujuan dari pemberian tes tersebut yaitu untuk memperoleh data nilai hasil
belajar matematika. Data nilai hasil belajar matematika kedua kelas tersebut dapat dilihat
pada gambar 1 dan gambar 2.
Gambar 1 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen
Gambar 2 Diagram Batang Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol
Pada gambar 1 nilai hasil belajar kelas eksperimen yang tertinggi yaitu 100 dan
nilai terendah yaitu 65. Nilai rata-rata dari 27 siswa diperoleh 85,56. Sedangkan Pada
gambar 2 nilai hasil belajar kelas eksperimen yang tertinggi yaitu 100 dan skor terendah
0
2
4
6
8
10
12
40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-100
Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol
Fre
kuen
si
Nilai
0123456789
65-70 71-76 77-82 83-88 89-94 95-100
Hasil Belajar Matematika Kelas Ekseperimen
Fre
kuen
si
Nilai
7
yaitu 40. Skor rata-rata dari 32 siswa diperoleh 75,5. Berdasarkan nilai belajar siswa dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar siswa.
Penentuan kategori gaya belajar siswa diperoleh dari angket gaya belajar yang
diberikan pada siswa. Pada angket tersebut terdapat 30 item yang terdiri dari 10 item
visual, 10 item auditorial, dan 10 item kinestetik. Pengkategorian gaya belajar siswa
menunjukkan pada kelas eksperimen didominasi kategori belajar gaya siswa tipe
auditorial, sedangkan pada kelas kontrol didominasi kategori belajar gaya siswa visual.
Jadi pada kedua kelas tersebut mempunyai kategori belajar yang berbeda. Berikut tabel 1
pengkategorian gaya belajar siswa.
Tabel 1 Kategori Gaya Belajar Siswa
Strategi Pembelajaran Gaya Belajar Siswa Total
Visual Auditorial Kinestetik
Teams Games Together 10 12 5 27
Numbered Head Together 17 9 6 32
Setelah diperoleh hasil belajar matematika dan kategori gaya belajar siswa
selanjutnya dilakukan uji prasyarat analisis yakni uji normalitas dan uji homogenitas.
Hasil uji prasyarat menyimpulkan bahwa (1) sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal dengan taraf signifikansi α = 5%, (2) variansi di setiap variabel bebas
dinyatakan sama atau homogen. Selanjutnya adalah dilakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama. Adapun rangkuman hasil
perhitungan anava dua jalan dengan sel tak sama dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalur dengan Sel Tak Sama
Sumber
Variansi
JK dk RK Fobs Fα Keputusan
Uji
(A) 1502,47 1 1502,47 10,2 4,023 H0 ditolak
(B) 1482,65 2 741,33 5,033 3,172 H0 ditolak
(AB) 10,143 2 5,072 0,034 3,172 H0 diterima
(G) 7806,89 53 147,3 - - -
Total 10802,15 58 - - - -
8
Tabel 3 Rangkuman Rerata Antar Sel dan Rerata Marginal
Strategi
Pembelajaran
Gaya Belajar Siswa Rerata
Visual
(B1)
Auditorial
(B2)
Kinestetik
(B3)
Marginal
Teams Games
Tournament (A1)
90,5 85 77 84.17
Numbered Head
Together (A2)
80 72,78 66.83 73.20
Rerata Marginal 85.25 78.89 71.92
Uji komparasi ganda digunakan sebagai uji lanjut dari analisis dua jalan apabila
dari hasil keputusan uji menunjukkan bahwa H0 ditolak. Metode uji komparasi ganda
pada penelitian ini menggunakan metode Scheffe. Berdasarkan tabel 2 Rangkuman hasil
analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama diketahui bahwa H0A ditolak. Dalam hal
ini tidak diperlukan uji lanjut pasca anava H0A, dikarenakan hanya memiliki dua stratregi
pembelajaran. Berdasarkan rerata marginal menunjukkan hasil belajar kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan kelas control, dapat disimpulkan strategi pembelajaran TGT
lebih baik daripada NHT. Hipotesis H0B juga ditolak maka diperlukan uji lanjut antar
kolom, sehingga didapatkan keputusan uji sebagai berikut: 1) tidak ada perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar kategori gaya belajar visual dengan kategori gaya belajar
auditorial, 2) tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kategori gaya
belajar auditorial dengan kategori gaya belajar kinestetik, 3) terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar siswa kategori gaya belajar visual dengan kategori gaya
belajar kinestetik. Sedangkan H0AB diterima sehingga tidak memerlukan uji lanjut pasca
anava. Berikut uraian hasil penelitian yang didapat.
3.1 Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan tabel 2 analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada data hasil belajar
matematika dengan tingkat signifikansi 5%, diperoleh FA = 10,2 dan Ftabel = 4,023. Hasil
perhitungan tersebut menunjukkan bahwa FA > Ftabel sehingga keputusan uji yang
diperoleh adalah H0A ditolak. Tabel 3 menunjukkan bahwa rerata marginal strategi
9
pembelajaran TGT (A1) adalah 84,17 lebih tinggi dibandingkan strategi pembelajaran
NHT (A2) yang memiliki rerata marginal 73,2. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran TGT lebih baik daripada strategi pembelajaran
NHT. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Dwi Oktaviana (2017) bahwa hasil
pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih baik daripada pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Kadir (2015) dalam penelitiaan tindakan kelas (PTK) mengambil hasil penelitian dari 3
siklus yang dilakukan, dimana siklus I mencapai 46,88%, siklus II 68,75% dan siklus
III sebesar 87,5% dari ketiga siklus masing-masing mengalami peningkatan secara
signifikan. Hasil penelitian lain yang relevan diungkapkan oleh Komsatun,dkk (2013)
dengan simpulan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran TGT dan NHT dengan
pendekatan RME mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari siswa yang mendapat
pembelajaran langsung. Teams Games Tournament berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa, hasil belajar siswa yang diajarkan pembelajaran Teams Games
Tournament lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajarkan pembelajaran langsung
(Sholihah, 2016).
Dalam pembelajaran TGT pada pokok bahasan bangun ruang sisi datar di kelas
eksperimen. Siswa lebih kreatif dalam mengerjakan masalah yang terdapat pada lembar
kerja siswa (LKS) serta berdiskusi dan berperan aktif. Siswa juga terlihat lebih mandiri
dan dapat menemukan ide-ide baru dalam menyelesaikan masalah. Selain itu siswa juga
lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya saat kegiatan kuis atau games
dilakukan. Penggunaan strategi pembelajaran Teams Games Tournament lebih efektif
digunakan khususnya pada materi bangun ruang sisi datar karena dapat membuat siswa
menjadi aktif, kreatif, berfikir kritis, dan mudah dalam memahami konsep sehingga dapat
mengoptimalkan hasil belajar matematika. Berdasarkan pemaparan kegiatan saat
pembelajaran berlangsung dan dukungan teori dari beberapa ahli yang relevan maka hasil
penelitian sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti.
3.2 Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama pada tabel 2 data hasil belajar
matematis dengan tingkat signifikansi 5%, diperoleh FB = 5,033 dan Ftabel = 3,172. Hasil
perhitungan tersebut menunjukkan bahwa FB > Ftabel sehingga keputusan uji yang
10
diperoleh adalah H0B ditolak yang menunjukkan terdapat pengaruh gaya belajar siswa
terhadap hasil belajar matematika. Berdasarkan tabel 3 rata-rata marginal hasil belajar
matematika siswa dengan gaya belajar siswa visual sebesar 85,25, sedangkan rata-rata
marginal hasil belajar matematika siswa dengan gaya belajar siswa auditorial sebesar
78,89, serta rata-rata marginal hasil belajar matematika siswa dengan gaya belajar siswa
kinestetik sebesar 71,92. Dapat dilihat dari rerata marginal tidak ada perbedaan yang
signifikan antara gaya belajar visual dan auditorial. Begitu juga dengan gaya belajar
auditorial dan kinestetik. Tetapi terdapat perbedaan yang signifikan antara gaya belajar
visual dan kinestetik. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ramlan, dkk (2014) pada 235 siswa yang dipilih secara random sampling di SMP Negeri
di Kecamatan Klari kabupaten Karawang, dengan hasil penelitian terdapat pengaruh yang
signifikan gaya belajar terhadap prestasi belajar matematika hal ini di tunjukkan dengan
nilai sig = 0,001 < 0,05. Penelitian lain yang mendukung teori tersebut dikemukakan
Rahman, dkk (2016) bahwa gaya belajar masing-masih siswa berbeda dan berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian lain yang mendukung dilakukan Tyas (2016)
yang menyatakan terdapat pengaruh gaya belajar siswa terhadap hasil belajar siswa, hasil
belajar kategori gaya belajar visual lebih baik dibandingkan hasil belajar kategori gaya
belajar auditorial dan kinestetik. Sedangkan Gregory (2014) menyatakan bahwa gaya
belajar tidak berperan aktif dalam menentukan hasil belajar siswa.
Selama pembelajaran siswa yang dikategorikan memiliki gaya belajar visual
cenderung lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat. Siswa dengan gaya belajar
auditorial akan lebih suka berbicara, berdiskusi, dan tidak suka menulis. Kategori siswa
dengan gaya belajar kinestetik akan lebih menyukai pembelajaran yang langsung praktek
dan mereka lebih suka maju untuk mengerjakan di depan kelas. Berdasarkan penjelasan
di atas disimpulkan bahwa masing-masing siswa memiliki gaya belajar tersendiri dan
berpengaruh terhadap hasil belajar. Berdasarkan hasil belajar siswa yang dikategorikan
menurut gaya belajar dan dukungan teori dari beberapa ahli yang relevan maka hasil
penelitian sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti.
11
3.3 Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan analisis variansi dua jalur dengan sel tak sama pada data hasil belajar
matematika dengan tingkat signifikansi 5%, diperoleh FAB = 0,0361 dan Ftabel = 3,1682.
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa FAB< Ftabel sehingga keputusan uji yang
diperoleh adalah H0AB diterima, yang berarti tidak ada interaksi antara strategi
pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Secara grafis,
tidak adanya interaksi strategi pembelajaran Teams Games Tournament dan Numbered
Head Together dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar matematika dapat dilihat
pada gambar 3.
Gambar 3 Grafik Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar
Pada gambar 3 kemiringan garis diagonal antara kedua kelompok strategi
pembelajaran terlihat sejajar tetapi tidak berimpit. Berarti dapat disimpulkan bahwa tidak
ada interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar
matematika siswa. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Efendi (2016) bahwa tidak ada
interaksi strategi pembelajaran dan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar
matematika. Kuslaila, dkk (2017) melakukan penelitian yang menyimpulkan bahwa
tidak ada interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar siswa. Tidak ada
interaksi antara model pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa
(Rahman, dkk (2016). Bedasarkan pemaparan grafik interaksi dan dukungan teori para
ahli yang relevan maka hasil penelitian sejalan dengan hipotesis yang dikemukakan oleh
peneliti.
0
20
40
60
80
100
Kinestetik Auditorial Visual
Str
ateg
i P
embel
ajar
an
Gaya Belajar
Rerata Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar
Eksperimen Kontrol
12
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
dengan berpedoman pada hipotesis yang telah dirumuskan serta menggunakan taraf
signifikansi α = 5%, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) terdapat perbedaan hasil
belajar antara strategi pembelajaran Teams Games Tournament dan Numbered Head
Together. Berdasarkan rerata marginal strategi pembelajaran TGT adalah 84,17 lebih
tinggi dibandingkan strategi pembelajaran NHT yang memiliki rerata marginal 73,2.
Berdasarkan rerata marginal dan kegiatan belajar siswa di sekolah dapat disimpulkan
bahwa strategi pembelajaran TGT lebih baik daripada strategi pembelajaran NHT. 2)
terdapat pengaruh gaya belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Berdasarkan uji
lanjut pasca anava diambil keputusan uji terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar siswa kategori gaya belajar visual dengan kategori gaya belajar kinestetik, 3) tidak
ada interaksi strategi pembelajaran Teams Games Tournament dan Numbered Head
Together dan gaya belajar siswa kategori visual, auditorial, dan kinestetik terhadap hasil
belajar matematika.
Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa
saran yaitu: 1) sebagai masukan bagi guru agar memilih strategi pembelajaran yang sesuai
dengan materi. Disarankan guru menggunakan strategi pembelajaran Teams Games
Tournament, sebab berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan hasil belajar
matematika dengan strategi pembelajaran tersebut lebih baik dibandingkan dengan
strategi pembelajaran Numbered Head Together, 2) penelitian ini dapat digunakan untuk
mengembangkan penelitian selanjutnya dengan lebih memfokuskan indikator-indikator
gaya belajar siswa yang belum terdapat dalam penelitian ini. Diharapkan para peneliti
selanjutnya dapat mengembangkan variabel bebas lain yang sejenis atau strategi
pembelajaran lain sehingga dapat menambahkan wawasan dan kualitas guru yang lebih
baik dari sebelumnya. Serta dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk penelitian
yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
DePorter, Bobbi., dan Mike Hernacki. (2013). Quantum Learning. Bandung: PT Mizan
Pustaka.
13
Efendi, O., A. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran dan Gaya Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa MTs. Diakses dari http://eprints.ums-
.ac.id/44121/1/ARTIKEL%20UBLIKASI.pdf.
Gregory, S. (2016). Do Student Learning Style Impact Student Outcomes In Marketing
Classes. Academy of Education Jurnal, Vol 18.
Kadir. (2015). Statistika Terapan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada
Kagan. (2007). Kagan Cooperative Learning. San Clemente: Kagan Publising.
Komsatun, Siti, Riyadi, dan Imam Suajadi. (2013). Eksperimentasi Model Pembelajaran
Teams Games Tournament dan Numbered Head Together dengan Pendekatan
Matematika Realistik Ditinjau dari Keaktifan Belajar. Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika. 1(7): 682-689.
Kuslaila, M., Ningsih, E., F., dan Kusumaningtyas, W. (2017). Eksperimentasi Model
Pembelajaran Pair Checks pada Materi Pokok Segitiga Ditinjau dari Gaya
Belajar Peserta Didik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika 2, 2, 110-115.
Rahman, Abdul. (2016). “Pengaruh Gaya Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VII SMP Negeri 1 Peudada”. Jurnal Pendidikan
Almuslim. 4 (2). P. 1-6.
Rahmawati. (2016). IEA’s Trends In Mathematics and Science Study (2015) Math
Student Achivement Infographic Grade 4. TIMSS 2015. Diakses dari
http://puspendik.kemendikbud.go.id/seminar/upload/hasil-seminar-
puspendik/rahmawati-seminar/hasil-timss-2015.
Ramlan, Dini, F., & Hamzah, Z. (2014). Pengaruh Gaya Belajar Dan Keaktifan Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Ilmiah Solusi, 1, 68-75.
Solihah, Ali. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament Terhadap
Hasil Belajar Siswa. Jurnal SAP, 1, 1.
Sutama. (2015). Metode Penelitian Pemdidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D.
Surakarta: Fairuz Media.
Tyas, Cahyaning. (2016). Hasil Belajar Matematika Dengan Model Learning Cycle 5E
Berbantuan Komik Ditinjau Dari Gaya Belajar Siwa Smp. Surakarta.